PENDEKAR SERIBU DIRI Cuaca panas, angin bertiup
menyejukan raga................
Gunung Gede, bagaikan seorang gadis yang diselimuti
mantel tipis berwarna hijau ke
abu abuan, seolah sedang tidur
nyenyak. Semilir angin sepoi-sepoi
berhembus mengibarkan rambut
seorang pemuda yang berdiri
diatas puncak Gunung Gede,
pemuda itu berwajah tampan,
bermata bening ke merah merahan sungguh sebuah mata yang
tak lazim bagi seorang manusia karena mata seorang manusia
biasa tak ada yang berwarna merah, pemuda itu beraliskan
sayap elang, berhidung kan paruh gagak di pertegas dengan
rahang yang kokoh, bertubuh kekar berotot pemuda itu baru
berusia 14 tahun. Baju pemuda itu berwarna coklat namun penuh tambalan
layaknya seorang pengemis di padukan dengan celananya yang
aneh yakni yang sebelah kanan panjang semata kaki dan yang
Kiri sebatas lutut " oh.. Tuhan cobaan apalagi yang kau berikan kepadaku?"
terdengar gumaman dari bibirnya yang sedang tersenyum getir,
sebenarnya siapakah pemuda itu" Dan mengapa ia bergumam
1 seperti itu" Nama pemuda itu adalah 'Aram' lengkapnya 'Aram
widiawan' ia adalah seorang anak dari 'pendekar pedang
pelintang jagat pembelah sagara' 'Ki Gunawan Widiawan'
seorang pendekar sakti dari tanah jawa dwipa, dengan sebatang
pedang ia mampu memporak porandakan perguruan pujangga
nirwana sebuah perguruan sesat di lembah naraka yang
dipimpin oleh seorang datuk sesat pada masa itu 'tangan neraka
pembakar raga' 'deka sagara ' dan ibunya adalah 'si pengumpul
ilmu tunggal jagat' 'Nyi widia seta' seorang pendekar wanita yang
gemar mengumpulkan berbagai macam ilmu kepandaian baik itu
ilmu Silat, ilmu sastra, ilmu perbintangan, ilmu barisan, ilmu
racun maupun ilmu pengobatan.
Kepandaiannya sangat tinggi lebih dari suaminya 'pendekar
pedang pelintang jagat pembelah sagara' 'Ki Gunawan
Widiawan' karena ia adalah murid tunggal dari 'Dewi Pemanah
Asmara' Nyi Permata Dewi', datuk dari Golongan putih.
"fyuhh......!!! ayah, ibu ananda bersumpah pasti akan membalas
dendam, pasti ananda akan membunuh si Iblis langit selatan,
tenangkan hati kalian mah, pah!" desisnya lirih setetes air mata
jatuh ke pipinya "itu dia" tiba- tiba terdengar suara bentakan dari belakang si
pemuda "hah...hah....hahh mau lari kemana lagi kau bocah kampret....!
cepat serahkan peta itu!"
2 pemuda itu terkejut setengah mati melihat pengejarnya dapat
menemukannya seketika ia langsung berbalik dilihatnya lima
orang lelaki berbaju loreng dengan ikat pinggang dari kulit ular
welang, lelaki pertama berwajah tirus mirip tikus julukannya
adalah sitikus penakluk ular, yang ke dua berwajah bulat sama
halnya dengan tubuhnya julukannya adalah si bulat pemakan
ular, yang ke tiga berwajah segitiga julukannya adalah si kobra
beracun, yang ke empat dan ke lima berwajah persis bak pinang
di belah dua, orang persilatan menjuluKinya sepasang ular
beracun, dalam rimba persilatan mereka dikenal dengan lima
manusia ular pencabut nyawa.
"hei bocah cepat serahkan peta itu sebelum kami lumatkan
nyawamu" bentak sitikus penakluk ular dengan garang," merah
wajah sibocah karena mereka tak memandang sebelah matapun
kepadanya "hahaha......tidak mungKin tikus bau...!!! seorang lelaki sejati
lebih baik berkalang tanah daripada menjadi seorang pengecut,
huh lebih baik aku mampus daripada mengecewakan orang
tuaku, kalian orang orang dewasa cuman beraninya sama anak
kecil saja huh.... kalian itu cuman sampah sampah dunia
persilatan cisss" merah padam wajah si tikus penakluk ular dan konco konconya
dihina oleh seorang bocah yang masih kecil.
"sudahlah kang hajar saja bocah tak tau adat itu jangan banyak
basa basi sebaiknya Kita bunuh saja lalu ambil petanya" ujar si
kobra beracun.baru saja si kobra beracun selesai bicara tiba tiba
3 " Bagus bocah mampuslah" bentak si bulat pemakan ular yang
tak sanggup menahan amarahnya! Wushhhhh............. dengan
mengerahkan enam bagian tenaganya ia memukul si pemuda
dengan jurus ular mematuk mangsa seKilas cahaya berwarna
biru meluncur keluar dari balik ujung bajunya dan menyambar ke
dada Aram. Cepat-cepat Aram memutar pergelangan tangannya
menggunakan jurus sijago membalikan tangan untuk menangKis
ancaman tersebut. "duk , . ." diiringi suara nyaring beradunya kedua tangan, Aram
terpental sejauh dua tombak dan muntah darah, nyata sekali
tenaga dalam Aram berbeda beberapa tingkat di bawah sibulat
pemakan ular, Sementara sibulat tidaklah bergeming,
mengetahui si pemuda kepandaiannya masih cetek ia tertawa
terbahak-bahak, dia menghimpun kembali tenaganya, lalu
menerjang kemuka sambil menggetarkan pergelangan
tangannya, kali ini dia menotok bagian penting di lehernya.
Aram benar benar terkejut cepat cepat ia mengelak kesamping
dengan jurus monyet liar mencari buah, Tapi berhubung
serangan yang digunakan oleh sibulat pemakan ular terlampau
cepat, mesKi dapat terhindar dari totokan namun ia masih
terkena sambaran telapak tangan sibulat pemakan ular yang
beracun 'duuuukkkk!!'" akhrggg.... hoek.....hoek" Aram kembali terlempar
dan muntah darah. Sungguh kasian si pemuda.. dengan
menahan saKit di pundak dan nyeri di dada Aram kembali
bangKit mesKi dengan sempoyongan,
4 "aku tidak boleh mati disini, aku harus membalaskan dendam
ayah dan ibu, jika ku mati disini masih adakah rasa baktiku
kepada mereka.. oh tuhan !" si bocah membatin dalam hatinya
" haha... kuat juga kau bocah, ketahuilah racun ularku tidak ada
penawarnya jadi bersiap siaplah untuk menghadap raja neraka
hahaha....." kelima nya tertawa dengan terbahak bahak....
" kang, ayi ayo Kita bereskan bocah itu sbelum ada orang yang
ikut campur urusan Kita untuk merebut peta itu" ujar si sepasang
ular beracun pertama. " mari" sahut mereka serempak
" aku akan adu jiwa dengan
kalian...hhiiiiiiiaaaaaaaaaaatttttttt.............!!!" teriak Aram
melengKing mengalun di lereng pegunungan Gede itu. Dengan
mengerahkan tenaga sakti mata darah tingkat tiga, tingkat
terakhir yang dikuasai Aram ia meloncat menerjang kelima
musuhnya. (Ilmu tenaga mata darah terdiri dari sepuluh
tingkatan, dimana apabila sudah mencapai tingkat pamungkas
atau tingkat sepuluh mata pemilik ilmu tersebut mata yang
berwarna hitam atau coklat tersebut akan berubah menjadi
berwarna merah darah itu sebabnya mata si pemuda atau Aram
berwarna merah mesKi belum sempurna) Kelima manusia ular
itu tertegun mereka tak menyangka bocah itu akan senekat itu,
serempak mereka menangKis serangan Aram dengan
mengeluarkan jurus andalan masing masing mesKi dengan
terburu buru... 5 'Duuuaaaarrrrrrrrr' "akkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhh"
"ukkhhg" "hoek" suara ledakan bergema memekakan telinga
debu debu berterbangan... pohon pohon tumbang terhempas
angin aKibat ledakan tenaga sakti tersebut... lalu suara jeritan itu
suara apakah" Apa yang terjadi"
Beginilah ceritanya ketika jalur tenaga sakti yang di keluarkan
oleh Aram yang berbenturan dengan kelima manusia ular,
ternyata tenaga sakti yang dikeluarkan Aram sanagatlah luar
biasa walaupun tenaga dalamnya masih cetek, tapi tenaga sakti
tersebut sebagian mampu menerobos tenaga gabungan kelima
manusia ular dan dukk tenaga tersebut melukai mereka, mereka
sangat terkejut karena tak menyangka tenaga sakti tersebut
mampu menerobos tenaga gabungan mereka hingga mereka
berteriak kesaKitan "uukkkhhgg" sedangkan Aram tidaklah meraih keuntungan dari
bentrokan tersebut ia terlempar seperti layang layang putus
benang dan muntah darah lagi dan sialnya lagi ia kebetulan
jatuh di mulut jurang. Aaaaaaaakkkhhhhh...!!!!! Suara jeritan menyayat hati mengalun santar yang lambat laun
mulai menghilang Bagaimanakah nasib Aram widiawan sibocah yang malang"
Peta apakah sebenarnya yang mereka perebutkan"
"Kang gimana ini?"ucap si sepasang ular beracun ke dua.
Sudahlah paling anak itu mati, petanya juga gak bakalan jatuh
6 keorang lain, ayo Kita pergi Kita sembuhkan dulu luka Kita," kata
si tikus penakluk ular "Cih anak sialan"gerutu si kobra beracun
Lalu bagamana dengan Aram si bocah cilik itu"
Bagaimanapun kata pepatah orang baik selalu dilindungi tuhan
begitupun yang terjadi pada Aram si bocah cilik itu Mati hidup
nya ada "di tangan Tuhan dan sipengarang tentunya hehe
Aram yang terjatuh dari atas puncak gunung itu merasakan
tubuhnya bagaikan Kilat cepatnya meluncur turun ke bawah,
semaKin lama dia semaKin terjatuh ke bawah terus.... terus....
Dikarenakan kecepatan meluncurnya amat pesat sekali
ditambah tubuhnya yang keracunan hebat dan luka dalamnya
yang parah saKing goncangnya dia jatuh tak sadarkan diri.
Mendadak.... tubuhnya terikat sesuatu hingga membuat daya luncurnya
menjadi sediKit berkurang MungKin karena daya luncur yang
begitu keras dari badannya membuat ia kembali membal keatas
kemudian jatuh kembali dan begitu terus berulang ulang
mungKin karena kebetulan ataukah takdirnya untuk tetap hidup
goncangan tersebut mengenai beberapa jalan darah penting di
tubuhnya hingga membuat ia tersadar dari pingsannya
Suatu keinginan untuk hidup meliputi seluruh hatinya, dengan
cepat dia menarik hawa murninya dari pusar disalurkan ke
seluruh tubuhnya dengan paksakan diri dia berusaha untuk
7 melepaskan dari jeratan akar akar pohon besar yang melilit
tubuhnya "aku gak boleh mati" piKirnya mantap.setelah
berusaha seKian lama sambil menahan saKit tubuhnya akhirnya
ia bisa melepaskan diri dan meluncur turun.
Byurrrr....... tubuhnya terhempas kedalam air.
Sekalipun secara kebetulan tubuhnya tadi terbelit akar sehingga
daya luncur badannya pun menjadi jauh berkurang ditambah
pula permukaan tanah dimana dia melayang turun merupakan
kubangan air tapi dikarenakan goncangan yang begitu besar dan
perasaan tegang yang amat sangat menerjang piKirannya
membuat dirinya begitu terjatuh kemudian jatuh tidak sadarkan
diri Entah lewat beberapa saat kemudian dengan perlahan dia baru
sadar kembali dari pingsannya, dia merasakan seluruh tulangtulang, badannya amat saKit serasa sudah pada copot,
sedangkan pundaknya yang terkena hajaran pukulan telapak
tangan sibulat pemakan ular yang beracun tadi Kini sudah
membengkak besar. Dengan sekuat tenaga dia paksakan diri meronta bangun, dari
air menuju tempat kering akhirnya tak kuasa lagi tubuhnya sekali
lagi rubuh ke atas tanah dengan amat kerasnya.
Cuaca pada saat ini walaupun berangsur angsur menjadi terang
kembali tetapi keadaan di dalam jurang tersebut amat gelap
sekali sehingga sukar untuk melihat lima jarinya sendiri
8 Suasana yang amat sunyi dan menyeramkan meliputi sekeliling
tempat itu, diam-diam Aram mengeluh sendiri,
"Ooh, Aram, Aram, tidak disangka hidupmu akan seperti ini,
jikalau aku tau akan seperti ini jauh jauh hari aku akan berlatih
silat pada ayah dan ibu., hik hik oh ibu oh ayah tragis sekali
kehidupan keluarga Kita!?" sebenarnya apakah yang terjadi
dalam keluarganya" Kita akan terangkan dilain bagian! Mohon
pembaca yang budiman untuk bersabar. Aram menangis tersedu
sedu bagaimanapun ia masih seorang anak kecil mesKi jalan
hidupnya tidaklah seperti anak biasanya Lewat beberapa saat
kemudian dia membakar sendiri hatinya,
"Aku tidak boleh mati, aku harus menemukan tempat itu aku
harus membalas dendam saKit hatiku dan kematian orang
tuaku, bila aku mati bukankah semuanya akan hancur
berantakan" Siapakah yang akan membalas saKit hati ini"Iblis
langit selatan tunggulah pembalasanku....!"
Pada saat hatinya merasa amat gelisah dilanda perasaan
dendam itulah mendadak di dalam benaknya berkelebat suatu
bayangan piKirnya, "Menurut ibu jikalau seseorang memiliKi tenaga dalam dia bisa
menggunakan tenaga dalam yang dimiliKinya untuk
menyembuhkan penyaKitnya sendiri, kenapa aku tidak mau
coba-coba?" DemiKianlah secara diam-diam dia segera bersemadi, dengan
bersila ia letakan tangan Kiri di depan kedua kaki jarinya
membentuk hurup v terbalik di tanah seolah menyedot hawa
9 bumi dan tangan kanan di letakan di depan matanya yang
tertutup dengan jari yang sama seperti tangan Kiri seolah
hendak menutuk matanya sendiri itulah semadi berlatih
mempelajari tenaga sakti mata darah Aram mencoba untuk
mengeluarkan tenaga dalamnya mengelilingi seluruh tubuh,
untung saja hawa murninya belum buyar sehingga sesudah
mengalami perjuangan yang keras dia berhasil juga
menyalurkan hawa murninya keseluruh tubuh.
Dengan meapal ilmu Tenaga sakti mata darah dia terus berlatih,
dengan perlahan mengulurkan hawa murninya mengerlilingi ke
seluruh tubuh. DemiKianlah sesudah ada tiga jam lamanya perasaan saKit
yang menyerang seluruh tubuhnya sudah jauh berkurang,
dengan cepat dia meloncat bangun dan memandang keadaan di
sekelilingnya.
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tampaklah di sekeliling tempat itu hanya ada tebing tinggi nyata
sekali kalau ingin keluar dari sana ia harus memanjat tebing
yang seolah mendaKi langit tersebut di sekelilingnya merupakan
batu aneh yang tersebar tidak merata juga kubangan air tempat
ia terjatuh tadi. Rasa lapar tiba tiba menyerag perutnya "duh
celaka kenapa disaat seperti ini perutku miskol gini sialan..."
gerutunya Akhirnya ia berkeliling di tempat itu tiba tiba ekor matanya
melihat sebuah tumbuhan yang unik lalu didekatinya tumbuhan
tersebut, tumbuhan itu berwarna merah darah daunnya bergerigi
yang lebih aneh lagi daunnya itu cuman satu
10 "wah apa ini kok warnanya merah gini" Ikh daunnya juga
satu"beracun gak ya" Umh harum juga, Ah peduli amat yang
penting ada buat ganjal lapar hehe!" mulut bicara tanganpun
bekerja di cabutnya tumbuhan itu
"akh ternyata ubi hehe hore" krauk ..... kraukk dimakannya ubi itu
dengan rakusnya saKing laparnya ia tak peduli cara makannya
sampai habis tanpa sisi, daun batang sampai tanahnya ia makan
"akh enak juga hehe"ujarnya santai sambil cengar cengir namun
tiba tiba ia rasakan perutnya bergolak hawa panas dari perutnya
seakan memanggang tubuhnya
" akh kenapa ini" Panas panas.....!!!" ia berteriak teriak sambil
berlari, peluh sebesar kacang kedelai membasahi jidat dan
tubuhnya yang kecil bajunya yang sudah basah kuyup Kini
bertambah basah jduk...! gusrak...gusrak bup
"akhh" keluhan kecil keluar dari mulutnya yang mungil.
(sebenarnya yang dimakan Aram adalah salah satu ubi yang
langka yang tumbuh seribu tahun sekali nama ubi itu adalah ubi
darah api, ubi itu sangatlah beracun siapapun yang
memakannya akan langsung mati dengan tubuh terkelupas
hingga tinggal tulang belulang, namun dasar jodoh atau kah
beruntung ia memakan batang daun dan ubinya secara
bersamaan sehingga penawar dalaam batangnyapun ia makan,
selain beracun ubi itu juga dapat meningkatkan tenaga dalam
orang yang memakannya apabila ia seorang pesilat sebanyak
20 tahun latihan). 11 Rasa laparnya bukan saja berkurang rasa dahaga pun Kini
menyerangnya antara sadar dan tidak sadar ia melihat buah
berbentuk seperti kelapa yang menggeletak di tanah tanpa
memiKirkan aKibatnya ia tusuk dengan telunjuknya hingga
berlobang aneh sungguh aneh, kelapa biasa biasanya kulitnya
sangat keras namun kelapa ini sangatlah lembek seperti dodol,
dalam keadaan biasa mungKin Aram akan merasa aneh tapi
dalam situasi seperti ini mana baisa dia memiKirkan demiKian
tanpa piKir ia minum airnya ajaib rasa panas nya berangsur
hilang Aram sangat girang dengan keadaannya itu ia tertawa
terbahak bahak dasar anak aneh
"hahahahahaha.... akh dahaga ku hilang, pansnya juga hilang,
apa buah itu beracun ya" Akh peduli amat yang penting aku
masih hidup" gumamnya.
"hmmm ...kayanya daging kelapa ini enak juga ..aneh kok
lembekya" Ujarnya aneh ah persetan grupz grupzz di makannya
kelapa itu tanpa tedeng aling sampai habis......
"brrrrr kok tubuhku jadi dingin yah" Celaka kelapa ini
beracun....!!!! bruk pingsanlah Aram tak sadarkan
diri.".......................
(sebenarnya kelapa yang dimakan Aram adalah salah satu buah
yang langka yang tumbuh seratus tahun sekali nama kelapa itu
adalah kelapa uap salju, kelapa itu mengandung tenaga muzizat
inti uap salju apabila ada orang yang memakannya apabila ia
seorang pesilat tenaga dalmnya akan bertambah sebanyak 10
tahun latihan). 12 Sang mentari Kini telah pergi keperaduannya digantikan sang
putri malam yang bersinar lembut menerangi jagat raya
Di dalam jurang puncak gunung Gede terlihatlah seorang
pemuda berusia 14 tahun tergolek pingsan. Ada yang aneh
disana...... terlihatlah dari tubuh si bocah bersinar berwarna
merah anehnya lagi tubuhnya tampak mengeluarkan kabut/asap
dalam radius lima tombak dari sibocah tanah dan rumput rumput
diselimuti salju namun begitu kau masuk kedalam lingkaran
tersebut kau akan merasakan dirimu terbakar seperti kau
dipanggang api. Seperminum teh telah berlalu tiba tiba tangan sibocah terlihat
bergerak gerak disusul tubuh tubuh yang lainpun bergerak
"ukkhhhh" terdengar keluhan pendek dari mulutnya namun tiba
tiba ia meloncat melambung tinggi seKitar tiga tombak
gubrakkkk ia terjatuh "wadau sialan pantatku saKit banget!! Ringisnya
"kenapa ini" Kenapa tubuhku terbakar"kok berasap" kok
bersinar loh kok gak saKit"Loh kok......dan seribu pertanyaan
yang ia ungkapkan pada dirinya sendiri, ia mencak mencak
seperti orang gila. setelah agak tenang ia lihat dirinya dalam bayangan air kemudin
ia terlonggong longgong melihat tubuhnya yang bertambah tinggi
dan besar "hmm.. aneh kenapa tubuhku jadi besar gini" Akh tadi juga aku
bisa loncat setinggi itu " padahal biasanya aku hanya bisa loncat
13 setinggi satu tombak?" sudahlah maKin dipiKir maKin gak ngerti
lagipula tubuhku maKin segar" ungkapnya masih terheran heran;
sebenarnya setelah ia makan ubi darah api dan kelapa uap salju
terjadi pertentangan dua tenaga yang bertentangan sehingga
pingsanlah ia, Aram masih belum sadar bahwa dalam tubuhnya
memiliKi tenaga latihan sebanyak 35 tahun latihan,30 dari buah
mukjizat dan 5 tahun hasil latihannya sendiri.
"Sudah malam rupanya,bagaimana aku bisa keluar dari sini ya"
Keluhnya . "Ekh kok ada lubang kayaknya gua deh matanya yang jeli
melihat sebuah lobang Yang cukup tersembunyi dan apabila
tidak diperhatikan tidak akan terlihat karena tersamarkan rumput
rumput yang tinggi. "sebaiknya aku beristirahat disana saja" ujarnya dalam hati,
Kemudian dengan berlenggak lenggok ia masuk kedalam gua.
Setelah berbelok belok selama seperminum teh lamanya
akhirnya dia sampai di ruangan yang cukup besar dengan aliran
sungai membentang yang airnya mengalir dengan tenang.
Bersamaan pula dia merasa terperanjat sekali, Kiranya di dalam
aliran sungai tersebut terdapat serangkaian tulang-tulang ular
raksasa sebesar mangkok yang berserakan didasar sungai.
diam-diam piKirannya berputar;
"Huuu.... sangat hebat sekali ular ular ini jika masih hidup tentu
tubuhnya sebesar gentong air.... tapi kenapa ia sudah binasa di
14 situ?" mendadak pandangannya terbentur dengan sesuatu yang
amat mengejutkan hatinya tak tertahan lagi dia menjerit kaget.
Terlihatlah dari sudut gua yang cukup luas itu memancarlah
keluar sebuah sinar berKilauan yang amat terang sekali, bahkan
terasa segulung demi segulung hawa dingin yang menusuk
tulang dan rasa panas yang membakar silih bergantian.
Di tengah gua itu terdapatlah tiagabuah benda yang
memancarkan sinar kemerah merahan, kekuning kuningan dan
keperakperakan yang meNyilaukan mata diatas tiga butir benda
tersebut tergantunglah dua buah mutiara yang memancarkan
sinar berkedip kedip setelah dipandangnya lebih teliti dia baru
bisa melihat keadaan di dalam gua itu sejelas jelasnya.
Bagaimanapun Aram widiawan masihlah seorang bocah Kini
melihat tiga buah benda yang memancarkan sinar amat terang
timbullah niatnya untuk mengambil dan memakannya lalu
dihampirinya tiga buah benda tersebut sekedar untuk melihat
lihat, namun tiba tiba "jduk..... gusrakk....?"batu sialan tuanmu kau jegal dasar
brengsek pada saat memaKi mak itu, "Sreet...." tiga buah benda
tersebut menjadi asap dan terhisap masuk ke dalam
tenggorokannya. Perasaan terkejutnya bukan kepalang cepatcepat dia pentangkan mulutnya lebar-lebar berusaha untuk
mengeluarkan kembali, siapa sangka keadaan sudah terlambat.
Diam diam ia berkeringat dingin
"celaka empat belas kali ini aku benar benar akan mati" setelah
menunggu seKitar satu kentungan namun tidak ada reaksi
apapun hatinya bergirang, Diedarkanlah pandangan matanya
15 melihat kondisi dalam gua tersebut. Di dalam gua itu terdapatlah
meja kursi dan barang-barang lain dari batu yang masih
sempurna, dia atas sebuah pembaringan batu duduk bersila
seorang kakek tua yang wajahnya sudah berkeriput dengan
rambut keperakan, ia duduk bersila dengan tenangnya seolah
tak menghiraukan keadaan di seKitarnya. Aram heran
bagaimana didalam jurang yang dalam itu terdapat seorang
kakek kakek. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya siapa kakek tersebut,
daripada )pelan pelan ia mendekati"ia kesepian disana (bilang
aja takut pembaringan si kakek tua.
"kek, kek, kakek ini siapa?" hening tiada jawaban. Diulang
ulangnya beberapa kali namun sikakek tetap diam,
digoyangkanlah tubuh sikakek "kaku" perasaan gak enak mulai
merayapi tubuhnya kemudian ia memeriksa pernapasan sikakek,
Aram terkejut "hah . . . gak bernapas" "hiy mayat" ujarnya pelan, bulu kuduknya
merinding.... dengan mengerahkan segala keberaniannya ia
memeriksa kembali mayat si kakek. Saat ia menengok
kepangkuannya terlihatlah sebuah Daun lontar yang biasa
digunakan untuk tulis menulis. Karena penasaran diambilnya
daun lontar itu dan iapun mulai membacanya.
" Aku adalah Pandu Permana Orang rimba persilatan memberiku
gelar Sirubah seribu Wajah pada masa ku, aku memiliKi
serangkaian ilmu siasat, ilmu silat, ilmu meringankan tubuh dan
ilmu menyamar yang tiada tandingannya di dunia. Namun
16 semaKin tinggi pohon angin akan bertiup semaKin kencang.
Akhirnya golongan hitam dan golongan putih berusaha untuk
membunuhku, karena beranggapan jikalau aku berbahaya bagi
keselamatan rimba persilatan.
Dalam keadaan kecewa aku lantas mengasingkan diri disini dan
bersumpah tidak akan terjun kembali ke dalam Bulim. Sekalipun
aku berhasil melatih ilmu ilmuku mencapai pada taraf yang
paling tinggi tapi manusia tidak seperti malaikat yang tak akan
mati, pada beberapa hari ini hatiku mendadak terasa amat kacau
dan sadar saat ajalku sudah hampir tiba. Meninggal dunia
bukanlah suatu peristiwa yang patut disayangkan, tapi tidak
memperoleh seorang penerus ilmuku membuat hatiku merasa
amat susah.... sedih apakah Tuhan tidak menghendaKi ilmu
ilmuku muncul kembali di dalam dunia persilatan"
Bilamana pada kemudian hari ada orang yang beruntung masuk
ke dalam gua ini harap mau menguburkan tubuh tuaku ke dalam
tanah disamping pembaringanku ini, atas jasa itu Kitab yang ada
di atas meja boleh diterima sebagai balas jasa. "
tertanda. Sirubah seribu wajah Selesai membaca surat itu dalam hati Aram Widiawan segera
merasa geli piKirnya, "Untung saja kau kakek tua sudah bertemu
dengan aku, jikalau berganti dengan orang lain sesudah mereka
mengambil Kitabmu kemudian tidak mau perduli untuk
menguburkan kerangkamu bukankah kau tidak bisa berbuat apa
apa" Hahahaha "
BerpiKir sampai disitu segera dia angkat kepalanya
memandang, terlihatlah disamping Kiri memang terdapat tanah
17 yang cukup gembur luas tempat tersebut tidak lebih cuma lima
depa saja. Sambil celingukan mencari alat menggali ia berfikir
"hari sudah larut malam lebih baik aku tidur ajah akh, besok baru
aku kuburkan" tanpa piKir lagi ia langsung mencari tempat yang
kering dannyaman tak lama kemudian terdengarlah helaan nafas
yang teratur. (dasar bocah).
~*******0
Semilir angin dingin membasahi kulit
Ilalang menari terbuai sahdunya semilir angin
Sang raja siang mengintip malu di ufuk timur
Bumi masih menguap temaram
Didalam goa di dasar jurang terlihat seorang pemuda sedang
bersusah payah menggali tanah dengan sebilah pedang yang
cukup panjang, pedang itu ia temukan di sebelah kanan
pembaringan, dalam sarung pedang itu tertulis pedang ekor
rubah. Seperanakan nasi kemudian terbentuklah sebuah lubang
yang cukup dalam. "akhirnya selesai juga" keluhnya, dengan hati hati ia mengangkat
tubuh sikakek, sreet.....trak trak tiba tiba suatu benda jatuh dari
saku si kakek, Aram widiawan yang membopong tubuh si kakek
tak mempedulikan benda itu ia terus saja memasukan tubuh
sikakek dan menguburnya., setelah semua beres ia
menghampiri benda yang jatuh itu dan mengambilnya, ternyata
itu adalah sebuah botol kecil, dengan langkah kecil ia
menghampiri kembali pembaringan dimana tadi sikakek duduk
bersemadi. 18 Terlihatlah disamping Kiri dari pembaringan batu itu terdapat
sebuah meja batu yang di atasnya bertumpuk Kitab Kitab tebal.
Selain berisikan Kitab siasat, sejarah, syair dan buku lainnnya
masih ada pula Kitab Kitab ilmu silat dari setiap partai yang ada
di dalam dunia persilatan bahkan beberapa Kitab terdiri dari
bahasa asing. Dengan hati yang mantap dia membuka salah satu dari Kitab itu,
dalam sampulnya Kitab itu bertuliskan Kitab silat rubah mencuri
Kitab dalam hatinya Aram widiawan merasa geli dengan nama
Kitab tersebut, ternyata kitab itu berisi jurus ilmu ilmu dari rimba
persilatan tanah jawa terlihatlah dalam Kitab itu penuh
bertuliskan jurus jurus mana yang paling lihay dan jurus apa
untuk memecahkannya, jurus mana yang ada kelemahannya
dan bagaimana cara menutupnya kembali semuanya tertuliskan
dengan jelas sekali. Tak terasa lagi dengan perasaan amat kagum pujinya,
"Orang tua ini sungguh seorang aneh, cukup dalam hal ini saja
sudah jarang ada orang yang menandingi dirinya."
Perlahan-lahan dia meletakkan kembali Kitab itu dan melihat
Kitab Kitab yang lain, dibolak baliknya Kitab itu dan membaca
nama nama sebagian Kitabnya Kitab tersebut adalah Kitab
rubah bersiasat, Kitab silat rubah, Kitab langkah rubah Kitab
selaksa rubah menjadi bayangan,Kitab rubah mengkamuflase
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diri dan sebagainya. Tiba tiba ia terbelalak melihat sebuah Kitab "Kitab sakti
penguasa ilmu hitam" desisnya dengan setengah bergetar ia
19 membuka halaman pertama disana ada tulisan tangan yang tak
asing bagi Aram widiawan "Kitab ini aku temukan di gunung
himalaya semasa aku muda dulu, dengan mempelajari Kitab ini
aku bisa mempelajari berbgai ilmu hitam tanpa melakukan suatu
ritual ataupun tumbal,Kitab ini menerangkan bagaimana cara
mempelajari ilmu hitam dengan cara jalan lurus"
Tertanda sirubah seribu wajah
karena seluruh perhatiannya sudah tercurahkan pada ilmu ilmu
rahasia yang aneh dan sakti yang termuat Kitab tersebut tak
terasa lagi dia segera menggerak gerakan tangannya mulai
belajar. Saat ini dalam tubuhnya mengalir tenaga dalam dari ubi
darah api, kelapa uap salju dan tiga buah inti alam yaitu initi
matahari, inti air dan inti petir membuat piKirannya semaKin
tajam. DemiKianlah setiap hari Aram widiawan berlatih dengan
amat gesitnya mempelajari seluruhan isi dari Kitab pusaka itu
Dalam rimba persilatan terdapat delapan datuk ilmu silat yang
biasa dipanggil datuk delapan penjuru tiga orang dari golongan
putih yaitu datuk dari barat kyai jalak atau pendekar burung
jalak, datuk dari barat daya 'Dewi Pemanah Asmara' Nyi
Permata Dewi,datuk dari barat laut nyai dewi renjani atau biasa
dipanggil bidadari penakluk naga, dua orang dari golongan
merdeka yaitu datuk dari timur Kiai asmaradanu atau sisinting
dari timur dan datuk dari selatan sipemabuk dari selatan. dan
tiga orang dari golongan hitam datuk dari utara Ki sapta si Iblis
pembunuh raga, datuk dari tenggara Ki seta atau Iblis pemakan
jantung dan datuk dari timur laut Ki Renjana Iblis Tengkorak
Mas. Selain para datuk dari kaum kelana. juga terdapat jagoan dari
20 lima perguruan besar di tanah jawadwipa antara lain Nyi Sawitri
dari perguruan teratai putih, Ki jalu dari perguruan rajawali emas,
Ki ngarai dari perguruan bintang kemukus, Ki Aram dari
perguruan pedang bumi dan Ki bedu dari perguruan golok
harimau. Siang itu di sebuah kedai trdengar ramai beberapa orang
sedang berbincang bincang di sudut ruangan terlihatlah dua
orang yang sedang berbicara dengan serius dan sediKit keras
"kang deno kabarnya Ki jalu ketua perguruan rajawali emas dan
Ki ngarai ketua perguruan bintang kemukus telah tewas! Benar
gak kang?" "Set............!!! ayi edo jangan terlalu keras, nanti kau bisa celaka"
bisik lelaki yang di panggil kang deno. Namun beberapa tamu
tak urung mendengar juga apa yang dikatakan oleh edo.
Ributlah tamu tamu yang mendengar itu, beberapa argumen dan
pendapat mereka keluarkan.
Brrakkkkk..........!!! tiba tiba seorang lelaki kekar berwajah sangar
penuh brewok dengan pedang di punggung menggebrak meja,
kemudian mendekati kedua orang yang saling bisik bisik tadi
"hey kaum keroco cepat katakan siapa yang berani membunuh
Ki jalu ketua perguruan rajawali emas dan Ki ngarai ketua
perguruan bintang kemukus" Jangan membual kau...!!! "
bentaknya sangar. "ampun ...! ampun...! tuan saya tid......tidak membual... saya tau
kabar itu dari si pengabar langit, kabarnya mereka ditemukan
21 sudah tewas tanpa kepala dan ditempat mereka tewas terdapat
panji kecil bergambar telapak tangan dengan disulam benang
perak" "apa?" Lelaki itu terlonggong longgong
"oh... kakang" Gerrrmmmm siapakah yang membunuhmu" Pasti
akan kucari siapa pembunuh mu itu .... panji kecil ya hanya itu
yang bisa dijadikan petunjuk." Ujarnya berapi api hawa
membunuh tampak diwajahnya. Sebenarnya si lelaki kekar itu
adalah adik seperguruan Ki jalu ketua perguruan rajawali emas,
pendekar rajawali peKikan harimau dan siapakah sipengabar
langit itu" Kita akan ceritakan dibagian lain cerita ini.
Sementara pengunjung kedai bertambah gempar bahkan
beberapa orang malah menghubungkannya dengan
pembunuhan keluarga dari 'pendekar pedang pelintang jagat
pembelah sagara' 'Ki Gunawan Widiawan dan istrinya 'si
pengumpul ilmu tunggal jagat' 'Nyi widia seta'. Selang beberapa
hari saja kematian para ketua perguruan terkenal kesegala
penjuru, tak lupa panji kecil bergambar telapak tangan dengan
disulam benang perak juga menjadi bahan pembicaraan para
kaum persilatan dan menjadi momok yang paling ditakuti pada
zaman ini ~*******0
Malam yang dingin dan gelap karena sang putri malam tidak
muncul di peraduannya "wuuusshhhhh..........." tiga sosok bayangan berwarna hitam
melesat seperti bayangan hitam ke sebuah rumah yang cukup
besar di daerah kotaraja padjampangan.
22 "ayah...! ayah ada apakah" Kenapa aku harus sembuNyi
disini"seorang gadis cilik berusia Kira Kira tiga belas tahun
bertanya terheran heran apalagi ia melihat ibunya menangis
sedih dengan terisak isak
"ketahuilah wahai anakku keluarga Kita sedang berada diujung
tanduk, sudahlah anakku engkau belum saatnya untuk
mengetahui,usiamu masih dini untuk mengetahuinya. Anakku
Kita tidak punya banyak waktu ini ambilah, ingat jangan sampai
engkau berikan kepada orang lain engkau boleh membukanya
apabila engkau sedang dilanda kesedihan yang dalam, engkau
paham anakku?" ayahnya menyerahkan sebuah bungkusan
yang cukup besar kepada anaknya
"ya ayah, ananda paham."
"Masuklah lekas anakku ibumu mencintaimu" timpal ibunya
dengan penuh kasih sayang seraya mencium keningnya.
Kemudian kedua suami istri paruh baya itupun pergi keruang
tengah dan mulai bercakap cakap
" tak kusangka aku Ki nanjar si rasul cambuk bumi harus pasrah
menunggu kematian, wahai istriku maafkanlah daku sehingga
melibatkan engkau sungguh aku merasa malu" dengan getir Ki
nanjar berusaha untuk tersenyum kepada istri tercintanya mesKi
hanya sebentuk garis yang sediKit melengkung keatas.
"tidak apa apa kang mesKi aku tidak bisa ilmu silat, namun aku
ingin selalu bersama denganmu, pahit manis Kita telan bersamasama"
23 "hahahah.... bersiaplah menghadapi kematianmu nanjar.... aku
datang untuk mencabut nyawamu" tiba tiba saja sebuah suara
yang tajam menusuk memotong ucapan Nyi elas.
Brakkkkkkk...... genting rumah Ki nanjar ambrol set.... tiba-tiba
muncullah tiga sosok manusia berpakaian hitam dengan gambar
telapak perak di dada mereka, wajah mereka tidaklah jelas
karena mereka memakai topeng berwarna perak.
"huh....tak semudah itu pengecut-pengecut bertopeng tunjukan
wajahmu jika engkau memang seorang ksatria!!" damprat Ki
nanjar yang merasa geram dengan kehadiran mereka,
" nanjar sudah siapkah engkau menuju neraka?" sahut si lelaki
bertopeng yang berada ditengah, adalah mungkin ialah
pemimpin rombongannya "kalian jumawa sekali jahanam justru kalian lah yang akan
menghadap raja neraka"balasnya sengit dengan nafsu
membunuh menghiasi wajahnya "kalian berdua Kita lakukan
sesuai rencana, dan kau nanjar kau hanya calon penghuni
neraka jadi jangan banyak bacot tak berguna sreeng.
hiaaaaaaaaaattttttt" pemimpin dari rombongan manusia
bertopeng mencabut pedangnya dan meloncat dengan gaya
burung pipit kembali ke sarang, mendapat serangan mendadak,
Ki nanjar sebagai jago yang sudah malang melintang di dunia
persilatan tak membuatnya gugup dengan cepat menyambar
cambuk saktinya dengan merapal jurus sabetan halilintar
24 'wwuuuukkkkkkk' 'traannnnggggg' lelatu api bertebaran aKibat
bentrokan dari cambuk dan pedang. Cepat cepat si lelaki
bertopeng mundur dengan bersalto tigakali di udara diam diam
lelaki bertopeng itu berpiKir dalam hatinya
"ternyata cambuk si bangkotan tua terbuat dari besi lemas, aku
harus berhati-hati apalagi tenaga dalamnya juga lumayan tinggi".
Kinanjar yang mendapatkan angin segera mengalirkan tenaga
dalamnya kedalam cambuk dan merapal jurus perisai naga petir
menyambar jurus itu merupakan jurus pertahanan sekaligus
menyerang yang hebat jika ada airpun jangan harap masuk
kedalam lingkaran yang diciptakan Ki nanjar, suara cambuk
yang mengaung juga memberikan efek bagi lawan karena
mengandung daya magis. Lelaki bertopeng terkejut mendapat
serangan yang luar biasa itu dengan cepat menangKis dengan
jurus pedang Iblis telapak perak
"trang.....duarrrrr......." jurus demi jurus telah mereka keluarkan
tak terasa mereka sudah bertarung sebanyak seratus duapuluh
lima jurus,peluh membasahi jidat Ki nanjar tiba tiba buukkkk ia
terkejut ternyata ia dibokong oleh lelaki bertopeng yng lainnya
karena gugup srraaaaaattttt bluk kepala Kinanjar jatuh kebumi
disusul oleh tubuhnya., "kakaaaaannnggggggggg"jerit Nyi elas sret jraasssshh sebuah
pedang telah menusuk punggungnya tembus kedada srattt tiba
tiba lelaki bertopeng itu mencabut pedangnya sekaligus
memenggal kepala istri Kinanjar sungguh sadis.. jerit kematian
bergema dimalam yang sunyi, api berkobar membakar rumah
Kinanjarrr.................................................
25 Keesokan paginya warga gempar, tak ada satupun keluarga dan
bujang Ki nanjar yang selamat........... yang tertinggal Kini hanya
puing puing rumah dan mayat yang terbakar....juga sehelai panji
kecil bersulam telapak tangan berwarna perak ........ Kini dalam
rimba persilatan telah muncul organisasi rahasia yang menjadi
momok yang menakutkan bagi para pendekar., siapapun
pendekar yang mendpatkan panji kecil bersulam telapak tangan
berwarna perak setangguh apapun maka keesokan harinya ia
akan menjadi mayat tanpa kepala.
Orang menyebut panji itu PANJI TELAPAK PERAK PEMBURU
NYAWA... Lalu bagaimana nasib si gadis cilik" Selamatkah ia"
Detik terus mengalir menghanyutkan menit dan menggulirkan
jam Hari berganti hari Purnama berganti Purnama
Entah berapa purnama telah berlalu
Menjadikan seorang anak saksi bisu
Dua tahun telah berlalu Kini Aram widiawan sudah berusia enam
belas tahun tubuhnya bertambah besar dan tinggi, karena ia tak
pernah keluar dari goa dan hanya memakan buah buahan dan
rumput-rumputan kulit tubuhnya menjadi putih dan halus mirip
kulit seorang perempuan,dengan rambut sepundak riap riapan
terbawab angin matanya Kini berwarna merah menunjukan
tenaga sakti mata darahnya telah mencapai tinkat sepuluh.
26 Kitab Kitab yang berada didalam guapun telah dilalap dan
dihapalkannya diluar kepala tinggal mematangkan dan
pengalamannya saja. "duapuluh empat purnama telah lewat aku harus keluar dari
sini." PiKirnya dalam hati. Kemudian ia mengambil pedangnya
pedang yang ia temukan dulu sewaktu mengubur kakek tua
penghuni gua sebelumnya, hanya pedang itu harta yang
dimiliKinya bajunyapun Kini hanya mampu menutupi auratnya
saja. Dengan secepat Kilat ia keluar dari gua menuju tempat
dulu ia jatuh. . . cahaya matahari remang remang menyinari
permukaan jurang "aih aku rindu keramaian" dilihatnya sebuah batu dibawah pohon
teureup yang menjulang tinggi didasar jurang
"lebih baik aku istirahat dulu disana" pikirnya sambil melangkah
tak lama kemudian ia telah duduk di atas batu tersebut., plukk....
sebuah benda dan selembar Kulit hewan jatuh dari celananya
yang sudah ancur. Aram widiawan terkejut karena selama ini ia
melupakan keberadaan benda itu kemudian diambilnya, benda
tersebut adalah sebuah botol kecil berisi pil yang dulu ia
temukan dari saku si kakek sedangkan Kulit hewan itu adalah
sebuah peta, ya peta yang dulu hampir merengut nyawanya.
Sambil menatap peta tersebut piKirannya menerawang......
~*******0
Desa Kijing Disebuah desa kecil yang subur itulah Ki Gunawan Widiawan
27 dan Nyi Widia Seta mengasingkan diri dengan seorang anak
tunggalnya Aram widiawan menjelang senja Aram widiawan
pulang dari mainnya ia tengah keheranan melihat ayah dan
ibunya murung "pah mah, ananda pulang,... pah, mah kenapa kalian terlihat
sedih seperti itu " apakah karena ananda tidak mau belajar ilmu
silat dan hanya mau mempelajari sastra dan tenaga sakti mata
darah?" Aram widiawan bertanya dengan keheranan
"duduklah anakku, betul apa yang kamu katakan anakku ayah
dan ibumu sangat mengkhawatirkan dirimu yang tak bisa silat,
kami takut engkau menderita" ujar ayahnya dengan memelas.,
Aram widiawan yang masih bocah berusia tigabelas tahun
kebingungan bagaimanapun ia masih belum mengerti ucapan
ayahnya karena faktor usianya yang masih kecil.
" sudahlah kang biarkan saja ia membersihkan diri dulu supaya
ia lebih segar'' ibunya menyela pembicaraan di senja hari itu.
Malam harinya terlihatlah tiga orang manusia berbeda jenis dan
usia sedang asik mengobrol mesKi wajah mereka terlihat muram
"Anakku tahukah kamu mengapa kami memanggil mu?"tanya Ki
Gunawan Widiawan memecahkan kesunyian diantara mereka.
"tidak ayah" tahukah kau tentang si Iblis langit selatan?"
"tidak ayah,apakah dia orang jahat ayah?"
28 "ya anaku dia adalah seorang Iblis maha keji, kekejiannya lebih
dari tiga datuk golongan hitam?"lalu apa hubungannya dengan
Kita ayah?" "sangat erat anaku,bu ambilkan barang itu!"
"baik kakang" sahut Nyi widia seta sambil melangkah
kekamarnya diiringi tatapan bingung Aram widiawan, tak lama
munculah ibunya dengan membawa sebuah Kitab tipis yang
tampak kuno. "Aram anakku ini adalah peta tempat penyimpanan Kitab ilmu
milik ibu, ayah nenek dan eyang gurumu. . . ambilah, dan
hapalkan Kitab ini kelak akan berguna bila sudah kau hapal
bakarlah. Jangan kau serahkan peta ini kepada siapapun ...
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ingat Aram ... apakah kau mengerti?"
"ya ayah, tapi................."
"tapi apa Aram anakku?"ananda belum mengerti mengapa ayah
memberikannya pada ananda"
"fyuuuuhhhhhh"Ki Gunawan Widiawan menghela nafas dalam
dalam, Nyi widia seta tertunduk air matanya mengalir bak sungai
ciawi. "Aram anaku ayah dan ibumu tidak bakalan lama lagi hidup di
dunia fana ini. " Ki Gunawan Widiawan berhenti sejenak untuk
melegakan dadanya yang sesak
29 " ayah ibumu terkena racun langit yang tidak ada penawarnya,
ayah dan ibumu masih hidup berkat tenaga dalam kami yang
cukup tinggi itupun hanya mampu bertahan paling delapan hari."
Aram widiawan sangat terkejut mendengar perkataan ayahnya ia
benar-benar sock mendengar berita itu, ia langsung menangis
tersedu sedu. "anakku kau sayang kami?"Aram widiawan tertegun mendengar
pertanyaan ayahnya yang tiba tiba dan tegas tidak seperti
biasanya itu "an.....annanda sayang ayah juga ibu hik...hikkkk" jawabnya
disela sela isak tangis. "jikalau kau sayang kami berhentilah menangis, dan sanggupkah
kau melaksanakan keinginan kami?" Ki Gunawan Widiawan
melanjutkan ucapannya tanpa menunggu jawaban anak semata
wayangnya itu "kami minta kau malam ini menghapalkan dan memahami Kitab
itu besok ayah akan mengujimu! pergilah kekamarmu dan
hapalkan juga pahamilah!?"ia ayah" sahutnya seraya bangKit
dan pergi kekamarnya. Malam ini ia tak bisa tidur, perlahan lahan ia buka Kitab tipis itu
Kitab itu hanya terdiri dari lima halaman, sampulnya tertulis Kitab
penyat......lam hanya itu yang mampu ia baca karena sebagian
Kitab itu sobek. 30 Halaman pertama tertulis " Satu adalah seribu Seribu Adalah
satu" Halaman kedua tertulis "Semua berawal dari Satu maka
kembalilah menjadi satu"
Halaman ketiga tertulis "panas dan dingin akan menjadi
mengerikan apabila telah menjadi satu"
Halaman keempat tertulis "satu adalah sumber sumber adalah
kekuatan" Halaman terakhir tertulis "kekuatan adalah kosong kosong
adalah diam" Ia benar benar bingung mesKi ia mempelajari sastra tapi
barukali ini dia melihat Kitab seaneh ini. Karena lelah akhirnya ia
memutuskan untuk tidur. Malam semaKin larut..........
Membuai makhluk makhluk yang terlelap
Diiringi nyaNyian malam...........................
Drap drap drap plok plok terdengar suatu derapan langkah kaki
kuda mendekati desa dan terus melaju namun tiba tiba berhenti
di depan gubuk Ki Gunawan Widiawan widiawan. Ki Gunawan
Widiawan dan Nyi widia seta yang tengah bersemadi langsung
membuka mata keringat dingin mulai mengucur, jika dihari biasa
mungKin mereka tak akan segelisah ini tapi saat ini, ketika
mereka tengah keracunan hebat tenaga dalam pun hanya
mampu digunakan setengah bagian mereka benar benar
31 khawatir terutama mengingat nasib anak semata wayang
mereka "Nyi lekaslah engkau sembunyikan anak Kita...! lekas lah !... "
duarrrrrrrrrr...,brakkkk terdengar hancurnya pintu rumah Ki
Gunawan Widiawan terkena sebuah pukulan tenaga dalam
"set set tiga bayangan melesat kedalam rumah
"hey siapa kalian datang datang menghancurkan pintu rumah
orang"dan ada keperluan apa?"ki gunawan membentak, yang
dibentak hanya tertawa dingin seraya menjawab
"Ketahuilah aku Iblis langit selatan menginginkan nyawamu dan
hendak meminta suatu barang hahaha.... cepat serahkan peta
itu!" ternyata yang datang adalah lelaki setengah baya wajahnya
sangar dihiasi kumis yang melintang rambutnya berwarna merah
aKibat ilmu yang di pelajarinya tenaga sakti selasa racun langit,
dialah si Iblis langit selatan dan dua bayangannya lagi ternyata
adalah seorang pemuda berusia sekitar duapuluh lima tahunan
memakai baju biru, seorangnya lagi adalah wanita berusia dua
puluh tiga tahunan, mereka adalah murid si Iblis langit selatan
"peta"peta apa" Jawab Ki Gunawan Widiawan berlagak
pilon."gerrr disaat seperti ini kau masih berlagak bloon,
sepertinya kau perlu diajar adat keparat..!"
serrrr tanpa peringatan apa apa Iblis langit selatan menyerang
dengan merapal jurus pukulan racun selatan tingkat tiga, bau
amis menyebar Kira Kira tiga tombak dari arena pertarungan. Ki
32 Gunawan Widiawan yang melihat si Iblis langit menyerangnya
dengan tanpa peringatan membuatnya gusar cepat ia salurkan
tenaga dalamnya keseluruh tubuh dan mencabut pedangnya
dengan menyalurkan tenaga dalamnya kedalam pedang,
kemudian merapal jurus menggulung ombak samudra dari
rangkaian ilmu pedang pelintang jagat pembelah sagaranya. .
set Iblis langit membatalkan serangannya karena ia harus
menyelamatkan diri dari tebasan pedang yang menuju lehernya.
.Iblis langit merasa kagum juga kepada lawannya dalam
keadaan keracunan ia masih mampu bertarung hampir
seimbang dengannya. Ratusan jurus telah mereka keluarkan, ruangan tamu Ki
Gunawan Widiawan telah porak poranda terhempas angin
aKibat pertarungan mereka tiba tiba hoek Ki Gunawan Widiawan
muntah darah ternyata ia terlalu memforsir tenaganya ia lupa
bahwa ia sedang keracunan hebat.
"krek aaakkkkhhhh " Ki Gunawan Widiawan menjerit karena tiba
tiba murid lelaki Iblis langit selatan menyergap dan mematahkan
tulang kaki nya. "keparat kau, membokong orang dengan pengecut" teriak Ki
Gunawan Widiawan , sipemuda berbaju biru tertawa dingin dan
''krek........ aaakkkhhhhrrgg''
"berani sekali lagi kau memaKiku ku patahkan seluruh
tulangmu...........! dengan bengis ia tendang Ki Gunawan
Widiawan sampai mencelat "bruk" tubuhnya menimpa meja
33 sampai hancur berkeping keping saKing kerasnya tertimpa tubuh
Ki Gunawan Widiawan. Bukannya jerih Ki Gunawan Widiawan malah memaKi lebih
pedas, wajahnya merah menatap Iblis langit selatan dengan
kebencian yang memuncak "Iblis langit pengecut, beraninya cuman keroyokan dan
membokong..... ayahnya pengecut tukang pemerkosa, penjilat ,
anaknya apalagi....." merah padam Iblis langit dikatain ayahnya
seorang pengecut,tukang pemerkosa dan penjilat sret ia
mencabut gada emasnya wukkkk dipukulkannya gada emasnya
kearah kepala Ki Gunawan Widiawan , gada emas Iblis langit
selatan tampaknya akan menghancurkan kepala Ki Gunawan
Widiawan tinggal sejengkal lagi mengenai ubun ubun Ki
Gunawan Widiawan tiba tiba
trang..... sebuah pisau terbang menyambar gada emasnya. Iblis
langit selatan terperanjat melihat sebuah pisau mampu menahan
gada emasnya diam diam dia berfikir
" hebat juga tenaga dalamnya tampaknya rencana malam ini
akan banyak halangan"
"kakaaaanggggg" suara merdu melengKing dikesunyian malam
yang gelap ini, tanpa menghiraukan keadaan seKitarnya Nyi
widia seta meloncat memeluk suaminya tiba tiba ia merasakan
ada desiran halus dibelakangnya
34 "celaka senjata rahasia" Nyi widia seta menghindar tapi jrubb
beberapa jarum menembus kulitnya yang mulus. Bruk Nyi widia
seta terjerembab jatuh kemudian merangkak meendekati
suaminya, sambil menangis Nyi widia seta berkata
"kangmas mesKi Kita tak dilahirkan dalam waktu yang sama tak
Kita sangka Kita akan mati didalam waktu yang sama" Ki
Gunawan Widiawan tersenyum mendengar ucapan istri
tercintanya itu. Ia tak berbicara hanya tatapan mata dan gerak
tubuh menyatakan kebahagiaannya , nafas mereka semaKin
lemah dan lemah putuslah nyawa mereka.
"Geledah rumah ini cari peta itu juga anak mereka Kita harus
membasmi sampai keakar akarnya jangan sampai Kita
memelihara anak harimau" tegas ucapan Iblis langit selatan,
bukan omong kosong jika ia dimalui oleh orang orang persilatan.
Akhirnya mereka menggeledah rumah Ki Gunawan Widiawan
tapi naas peta maupun anak Ki Gunawan Widiawan tak mereka
temukan SaKing marahnya merekapun membakar rumah Ki
Gunawan Widiawan . Fajar telah meNyingsing suara telapak
kuda berlari semaKin jauh tak terdengar......... akhirnya para
warga pun keluar dan berbondong bondong menuju rumah ki
gunawan untuk melihat musibah yang menimpa keluarga Ki
Gunawan Widiawan, sebenarnya para wargapun mengetahui
musibah keluarga Ki gunawan widiawan itu terjadi semalam
hanya saja mereka tahu jika ingin menolongpun hanya akan
menjadi korban sia sia. Lalu bagaimana dengan Aram widiawan
putra Ki Gunawan widiawan
35 Saat Ki Gunawan Widiawan menyuruh Nyi widia seta
menyelamatkan anak semata wayangnya cepat cepat nyi widia
seta masuk kekamar anaknya, diciumnya kening Aram dengan
penuh kasih sayang, set tuk.... tiba tiba nyi widia seta menotok
jalan darah tidurnya. Tanpa babibu lagi nyi widia seta memanggul anaknya kemudian
berlari kebelakang rumahnya dengan mengerahkan ilmu
peringankan tubuhnya sekejap saja ia telah berada di bukit
belakang rumahnya. Diletakannya tubuh Aram widiawan di salah satu rumput yang
agak tebal dibelainya rambut panjang anaknya itu
''nak, jadilah anak yang berguna, ibu menyayangimu" pluk
airmata ibunya jatuh di pipi Aram.
Tiba tiba pendengarannya yang tajam mendengar suara
pertarungan didalam rumahnya cepat cepat ia berlari dengan
mengerahkan ilmu peringan tubuhnya, sesampai disana betapa
terperanjatnya ia melihat suaminya terancam bahaya
disambarnya pisau dapur yang kebetulan menggantung di
dinding sebelah kirinya, dengan mengerahkan tenaga dua belas
bagian ia melemparkan pisau dapur yang diambilnya barusan
dengan merapal jurus bidadari memberi berkah. Dan
kelanjutannya seperti apa yang diketahui oleh pembaca.
Suara kokok ayam menjadi tanda pagi telah menjemput, dengan
malu malu sang mentaripun terangi jagat raya semilir angin
membelai lembut pepohonan dan rumput. dilereng bukit cikijing
36 tampak seorang anak usia tiga belas tahunan terbaring lemah,
pelan pelan ia membuka matanya ia kebingungan karena saat
ini ia berada dilereng bukit bukan berada dikamarnya.
Dengan berlari lari kecil kecil ia pulang kerumahnya, sesampai si
halaman rumahnya ia malah diam berdiri matanya terbelalak
kaget mengetahui jikalau rumahnya tinggal puing puing. Tiba
tiba pluk ada tangan yang memegang pundaknya
"nak Aram sabar yah" dengan cepat cepat ia berbalik
"paman Ardi...!!! apa yang terjadi" Dimana ayah dan ibuku?"
"sabar anakku marilah engkau ikut kerumah paman, nanti
paman akan menceritakan semuanya" akhirnya bayupun
mengikuti Ki Ardi ke rumahnya sesampainya disana Aram
serasa terbang arwahnya melihat ayah ibunya terbujur kaku
bersimbah darah, gubrakkk saking tergoncang perasaannya
Aram widiawan pun pingsan. Ki Ardi hanya bisa menghela napas
berat melihat Aram pingsan, tak begitu berselang lama Ki Ardi
beserta para warga pun segera menolong Aram dan
membaringkannya di kamar.
Dua kentongan telah berselang akhirnya Aram siuman
"mah....pahhh.... kenapa kenapa kalian meninggalkan ananda
sendiri.... Hik..hikkk...! akhirnya ia berusaha bangun untuk
melihat saat saat terakhir wajah orang tuanya. Setelah masuk
keruang tengah ia pandangannya tampak olehnya, keadaan
dalam rumah pamannya, warga warga sedang mempersiapkan
37 pemakaman orang tuanya, mayat orang tuanya sekarang
terbaring dalam keadaan bersih meski ada setitik dua titik noda
darah, tampaknya baru di bersihkan, bukan main sedih dan
terharu hatinya. Aram jatuhkan diri di samping jenazah orang
tuanya. otaknya berputar, memikirkan hidupnya yang seterusnya
tanpa orang melindungi dirinya.
Air matanya mengembang, sakit hatinya, tangannya dikepalkan.
"Aku akan membalas dendam akan kematiannya kedua orang
tuaku! Akan kucari tempat yang di katakan ayah, tunggulah
pembalasanku" ia berjanji dalam hatinya , matanya beringas dan
tangannya dikepal-kepalkan.
Namun tiba tiba ia ingat akan nasehat ayahnya bahwa ia harus
berlaku tenang jika menghadapi sesuatu urusan biar bagaimana
besar pun, maka amarahnya menjadi reda. Sebagai gantinya,
kembali ia menangis, menangis terisak isak.
Lembayung menggurat langit matahari pun telah terlihat
kelelahan, awan berbondong bondong berlarian seakan takut
ketinggalan, capung capung berterbangan diatas kepala seorang
anak kecil berbaju coklat, dengan wajah terlihat muram, tangan
terkepal, didepan anak itu terlihatlah sebuah gundukan tanah
merah "paman Ardi bilang pelakunya adalah Iblis langit selatan dan
muridnya..........., bagaimana cara aku membalas sakit hati
ini?"terdengar lirih gumaman dari bibir kecilnya.
38 Mendadak ia berteriak dengan lantang
"Iblis langit tunggulah pembalasanku aku bersumpah akan
membalas sakit hati ini, wahai tuhanku dengan disaksikan
kuburan ayah ibuku, bumi tepatku berpijak dan langit yang
memayungiku aku akan menjadi orang yang akan membalas
semua ketidak adilan dimuka bumi ini meski harus melalui jalan
darah..." tiba tiba langit mendadak mendung terdengarlah petir menyalak
tiga kali, bumi bergoncang, angin berhembus dengan
dahsyatnya seakan menjadi tanda bahwa sumpahnya telah
didengar oleh yang maha kuasa jelegarrrrrrrrr.....
jelegarrrrrrr......... jeleggarrrrrr..... wussstttttttttt ......... ditempat
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lain warga gempar melihat alam mengamuk dengan dahsyatnya
pohon pohon tumbang bertebaran rumah rumah ambruk mereka
yakin bahwa tuhan sedang marah karena mereka mungkin
kurang besyukur........ sementara orang orang persilatan yakin bahwa itu tanda bakal
ada kejadian mengerikan yang bakal melanda sementara orang
orang kosen menyangka telah ada seseorang yang menguasai
ilmu yang dahsyat dan telah mencapai kesempurnaan. Datuk
golongan putih merasa was was mending jika yang menguasai
ilmu itu adalah orang yang baik maka keselamatanlah bagi
golongan mereka, jika sebaliknya maka hancurlah masa depan
mereka. Lain halnya dengan datuk golongan hitam mereka cemas
apabila orang kosen tersebut dari golongan putih mereka yakin
39 pasti kehancuran bagi mereka, jika sebaliknya mereka juga was
was berarti ada yang menyaingi mereka itulah beberapa
argumen orang orang persilatan, apa yang bakal terjadi hanya
tuhan yang tahu. ~*******0
Aram widiawan pun masih ingat ketika ia terlunta lunta di
kotaraja padjampangan mengarungi hidup ditengah kerasnya
dunia persilatan. Pada hari itu matahari bersinar dengan teriknya, seorang
pemuda berbaju coklat compang camping tengah meminta minta
dengan menadahkan mangkuk dari batok (tempurung kelapa) di
pekarangan sebuah rumah yang cukup bagus di tempat itu.
Pemuda itu wajahnya penuh dengan debu tapi tetap saja tak
bisa menutupi wajahnya yang tampan, matanya semu kemerah
merahan, ya tak salah lagi ia adalah Aram widiawan, tujuh
purnama ia berjalan mengembara mengikuti petunjuk peta dari
ayah ibunya dan sudah dua hari ini ia tiba di kota raja.
"Tolooooooonnggggggg..........." tiba tiba terdengar suara anak
perempuan meminta pertolongan membuyarkan lamunannya
dengan sebat segera ia berlari kearah suara jeritan tadi
dilihatnya seorang pemuda yang cukup tampan sedang
membopong seorang gadis kecil menuju kearah rimba sebelah
utara. Aram yang sekarang bukanlah Aram yang dulu yang
lemah tak bisa melakukan apa-apa, sekarang ia sudah memiliki
tenaga dalam yang lumayan karena sejak kejadian tragis itu ia
ekstra berlatih dengan tekun. meski ia tak mengerti satupun
40 gerakan ilmu silat. Sekejap saja ia telah menyandak pemuda
yang menculik gadis itu. "Berhenti...." Aram membentak dengan mengerahkan tenaga
dalamnya, sipemudapun terkejut ia tak menyangka ada orang
yang berani mengejarnya, tetapi ketika ia berpaling dan melihat
bahwa yang mengejarnya hanya seorang bocah kecil ia
menghembuskan nafas lega seraya membentak
"hey bocah bau kencur mau apa kau mengganggu ku tak
tahukah kau berhadapan dengan siapa" Dengarlah dengan
telingamu yang congean itu ! Aku adalah SiKumbang pemetik
bunga" Sikumbang pemetik bunga memperkenalkan dirinya dia
berharap sibocah segera lari sipat kuping mendengar
julukannya, tapi dia kecele bukannya takut Aram malah
mengejek dirinya "mau kunyuk pemetik bunga atau babi pemetik bunga kek
tuanmuda mu ini gak takut n gak peduli cepat serahkan gadis itu
sebelum kukirim nyawamu ke akhirat" ejek Aram dengan lagak
jumawa di buat buat. Sigadis dalam pondongan sikumbang pemetik bunga geli
melihat gaya Aram, makin panaslah sikumbang pemetik bunga
melihat lagak jumawa Aram apalagi dia mendengar sigadis
dalam pondongannya tertawa, ia menyangka sigadis
menertawakan dirinya. Cepat ia turunkan sigadis
41 "Bangsat, serahkan jiwamu !" tiba-tiba Si kumbang pemetik
bunga loncat menyerang Aram. Karena Aram tak mengerti
gerakan ilmu silat cepat ia loncat menghindar. Beberapa jurus
telah berlangsung, tiba-tiba Sikumbang pemetik bunga
gencarkan serangannya. Ia benar-benar penasaran kalau tak
dapat merubuhkan lawan. Bahkan dalam suatu kesempatan, ia
menyapu kaki si Aram dan rubuhlah pemuda itu terbanting
ketanah. mangkuk yang berada ditangan kanannya terbentur
pohon dan mencelat. Saat itu Si kumbang pemetik bunga terus
mengangkat tangan hendak menyusuli menghantam kepala si
Aram "mati kau" pikirnya dalam hati. Sigadis yang tadi berada di
pondongan Si kumbang pemetik bunga menutup matanya tak
tega melihat kematian bocah penolongnya. Crek.. tiba-tiba
mangkuk yang mencelat itu mengenai jalan darah yang berada
di siku lengan Si kumbang pemetik bunga. Seketika tinju Si
kumbang pemetik bunga yang tengah mengacung diatas itu
berhenti. Dan terjadilah suatu pemandangan yang lucu.
Si kumbang pemetik bunga berdiri tegak seperti patung tangan
kanannya diangkat keatas kepala seperti hendak menghantam.
Tetapi sikumbang pemetik bunga tak dapat bergerak lagi Seperti
sebuah patung. Aram meringis kesakitan. Pantatnya
menghantam tanah yang cukup keras. Sejenak kemudian ia
berbangkit dan menghampiri Si kumbang pemetik b
unga Plakkk ia menampar wajah Si kumbang pemetik bunga
"Hm, rasakan ya engkau ini ! hahahaha ......" Cepat ia
memandangnya : 42 "Lho, mengapa engkau diam saja" Ah ya rasanya kok wajahnya
sedikit bengkak kekiri" Apa karena tamparanku tadiya?"plakkkk
Aram kembali menampar wajah sebelahnya,
"nah kalau begitu kan pas" ujarnya dalam hati, Bukan kepalang
geram Si kumbang pemetik bunga. Wajahnya merah padam
"Bedebah, jangan keliwat menghina Si kumbang pemetik bunga
Kalau mau bunuh, bunuhlah aku !"
"daripada aku membunuhmu lebih baik aku dandanin kamu aja
yah, hahaha" Aram tertawa jenaka. Karena jalan darah
lengannya tertutuk mangkuk, Si kumbang pemetik bunga tak
dapat berkutik. Sekalipun karena jatuh, manguk itu mencelat dan
secara tak sengaja kebetulan mengenai jalan darah Si kumbang
pemetik bunga, namun Si kumbang pemetik bunga mengira
kalau gerakan itu adalah murni dilakukan si bocah. Ia anggap
bocah itu memang memiliki ilmu yang tinggi dengan mangkuk
saja ia bisa mengalahkannya apalagi dengan senjata. Aram
cepat ambil mangkuknya dan menghampiri si gadis
"kau tidak apa-apa nona?" mulut bicara tangan bekerja Aram
yang masih kekanakan tidak mengetahui batasan laki laki dan
perempuan segera memegang pinggang sinona yang sedang
duduk lalu membantunya berdiri. Tentu saja kelakuannya itu
membuat sinona merah padam karena malu
"tidd...ak tidak apa apa....." "nona ayo kita dandanin Si kumbang
pemetik bunga itu hehe"ajak Aram, tanpa menghiraukan sinona
Aram segera dekatin Si kumbang pemetik bunga. Dasar jahil
43 segera saja ia mencukur klimis rambut Si kumbang pemetik
bunga, memotong baju panjangnya sebelah, tak lupa juga
celananya ia papas sebelah. Jadi pemirsa bisa bayangin seperti
apa paras Si kumbang pemetik bunga.
"hihihi kau memang hebat" puji sinona kepada si Aram sambil
cekikikan karena geli. Betapa marahnya Si kumbang pemetik
bunga parasnya yang cukup tampan dipermak sibocah ia
berteriak teriak sambil memaki.
"Hm, jangan gila-giiaan. Bunuh saja aku daripada engkau bikin
malu begini bocah edan!"
"Bikin malu " Mengapa aku membikin malu kepadamu ?" Aram
berlagak blo'on. "Jahanam, engkau menghancurkan wajahku yang tampan ini,
menampar pipiku dan merebut mangsaku, mengapa masih
berlagak pilon ?" damprat si Si kumbang pemetik bunga.
"Heh, heh, heh,hihihi...." tiba-tiba si nona dan siAram tertawa
sampai terpingkal pingkal,pada saat tertawa itulah sikumbang
pemetik bunga melihat sebuah gambar gunung dan tulisan
pet....di saku si bocah, Aram tak sadar karena kejadian itu lah
suatu hari ia akan dikejar tokoh tokoh persilatan
"nona ayo kita pulang!" Aram mengajak sinona pergi, makin
geram lah Si kumbang pemetik bunga, mungkin karena geram,
marah, jengkel, dan putus asa bercampur adukdalam hati, Si
44 kumbang pemetik bunga akhirnya pingsan dalam posisi hendak
memukul . . . Di pekarangan rumah dimana tadi Aram widiawan mengemis,
tampaklah beberapa penjaga sedang menundukan muka,
mereka tampaknya sedang dimarahi seorang lelaki paruh baya,
lelaki paruh baya itu kira kira berusia 35 tahun wajahnya cukup
tampan dengan kumis tipis menghiasi bibirnya, dipinggangnya
melingkar sebuah cambuk yang terbuat dari baja ia adalah ki
nanjar atau lebih dikenal Si rasul cambuk bumi, disampingnya
ada perempuan paruh baya yag sedang menangis terisak isak
dia adalah nyi elas istri ki nanjar
"Kalian ini bagaimana sih" Percuma aku membayar kalian,
menjaga anak kecil pun kalian tak sanggup! Cepat kalian cari
anakku jika kalian tak menemukannya, gaji kalian aku potong
setengah tahun" bentak lelaki paruh baya itu
"baik tuan" "tunggu apalagi lekas enyah dari hadapanku" para penjagapun
tak membuang waktu lagi segera mereka lari serabutan
berpencaran. "kang nanjar, bagaimana ini?"istrinya bertanya dengan gelisah
"jangan khawatir istriku aku yakin anak kita baik baik saja.
Mendadak ia melihat tiga penjaga rumahnya tergopoh gopoh
mendekati dirinya 45 "tuan ...tuann kami melihat tuan putri berada di dekat rimba
sebelah utara, ia sedang di gendong oleh seorang anak jembel"
lapor ki ujang salah satu penjaga rumah ki nanjar si rasul
cambuk bumi. Secepat anak panah ki Nanjar melesat kearah
rimba, benar saja terlihat anak gadisnya sedang di gendong oleh
seorang anak jembel betapa geramnya hati ki nanjar, tiba tiba
dilihatnya lagi anaknya turun dengan tertatih tatih dan berlari
kearahnya dan langsung memeluk ki nanjar. Bret kinanjar
menyambar golok dari tangan ki ari.
"Anak kurang adat beraninya kau menculik anakku"kinanjar
mengangkat goloknya hendak menyerang Aram si bocah jembel,
tapi tidak jadi karena anaknya merengek rengek
"Ayah jangan jangan... ia tidak bersalah"
"tidak bersalah apanya" Ia berani menculikmu"
"tidak ayah bukan dia, justru dia yang menolong melati, jika tidak
ada mungkin.......mungkin...."
"mungkin apa anakku?"
"kesucian anak akan dinodai sikumbang pemetik bunga" melati
kemudian menceritakan apa yang menimpanya sampai ia
digendong oleh Aram, ternyata ia terpeleset sehingga kaki nya
keseleo jadi terpaksa harus digendong
"apa berani sekali sikumbang pemetik bunga mengganggu
anakku, gerrr............ jadi anak jembel tadi yang menolongmu?"
46 "benar ayahanda"
"kalau begitu aku harus berterimakasih padanya" Kinanjar
berbalik menuju tadi dimana Aram berada namun ternyata ia
melihat anak itu berlari terbirit birit
"hei anak muda tunggu..................! kinanjar berteriak kemudian
ikut berlari mengejar. Sebenarnya Aram berlari karena ketakutan ketika kinanjar
mengacungkan golok kearahnya, ketika sudah jauh dari tempat
tadi tiba tiba ia mendengar suara yang menyuruhnya berhenti
ketika ia berpaling makin kencanglah ia berlari kenapa" karena
ia melihat orang yang menyuruhnya berhenti itu mengacung
acung golok kearahnya "celaka ia mengejar" batinnya menggerutu, sementara kinanjar
juga kebingungan melihat pemuda yang disuruhnya berhenti
makin berlari kencang ia tak sadar bahwa ia berlari dan berteriak
teriak itu sambil mengacung acungkan golok yang ia pinjam dari
ki ari "kenapa ia malah lari" Munkin ia tidak butuh ucapan terimakasih,
Baik kau tidak mau maka aku akan memaksanya", maka
terjadilah kejar kejaran yang lucu. Setelah sekian lama berlari,
napas Aram sudah ngosngosan apalagi tenaga dalamnya tidak
lah begitu tinggi, akhirnya ki nanjar dapat menyandak Aram brett
gusrakkk bruuukk,,,,,,,,, terjadilah sebuah peristiwa yang lucu
dimana seorang lelaki paruh baya memeluk seorang bocah di
kubangan lumpur pesawahan
47 "ampun pakk......ampun.... jangan bunuh saya, saya gak
bersalah" Aram berteriak teriak sambil menutupi kepalanya
dengan tangan. tubuhnya basah kuyup keringat dingin mengucur
tiada hentinya, bagaimana tidak sebilah golok melintang
dilehernya. "siapa yang mau membunuhmu nak?" ki nanjar bertanya
keheranan padahal di sekelilingnya tidak ada orang selain
mereka, kinanjar masih belum sadar juga golok yang ia pinjam
dari ki ari melintang dileher Aram.
"inniii pak, . . . . .gol..gollooookkk " kinanjar pun berpaling ia juga
terkejut melihat golok yang ia bawa melintang di leher pemuda
yang ia kejar. Kinanjar pun menyatakan bahwa ia tak sadar
membawa golok karena ia panik
"hahahahahahah.......pantas saja kau lari begitu terbirit birit nak,
hahaha" "hahaha....."akhirnya keduanyapun tertawa terbahak
bahak..............semenjak hari itu Aram tinggal di rumah kinanjar,
disana ia belajar jurus jurus ilmu silat meski hanya dasarnya
saja,malah ia hanya mempelaja ri dua jurus ilmu kepandaian
yaitu sijago membalikan tangan dan monyet liar mencari buah.
Setelah tiga Purnama Aram memutuskan untuk melanjutkan
perjalanannya tentu saja keputusannya itu membuat sedih
keluarga ki nanjar terutama melati. "kang rama ..... apakah kau
akan kembali kesini" (rama adalah panggilan melati kepada
Aram, katanya susah manggilnya)
48 "tentu, aku janji secepatnya aku akan kesini lagi" Aram
meyakinkan. Dengan diiringi air mata Aram berangkat melanjutkan
perjalanan, melati terisak isak ia merasakan ada sesuatu yang
hilang dari hidupnya, perasaan apakah itu".. hanya dia yang
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tahu. Setiap Pesta pasti akan bubar itulah yang dikatakan
pepatah,....... Itulah yang terjadi antara Aram dengan melati putri ki nanjar
Sekeras apapun hati seseorang pasti memiliki hati nurani
Meski Aram terlihat tegar hatinya pun merasakan sedih seperti
melati, hanya karena dendamnya ia memutuskan tuk
membusungkan dada, piihan seorang ksatria sejati.
~*******0
Langit tetap tak berubah masih berwarna biru
Begitupun dengan matahari
Berjalan terseok seok jatuh bangun meraih asa
Setiap perjalanan pasti ada tepian
Di depan sebuah kedai terlihatlah seorang pemuda berbaju
coklat berwajah penuh debu ia memegangi perutnya yang
lumayan berotot, sekali kali ia mengecap mulutnya sendiri
melihat orang sedang menyantap makanan. Perutnya terus
berbicara meminta jatah 49 "duh.. laparnya" terdengar gumaman seperti suara lebah dari
bibirnya. Ia adalah Aram widiawan yang baru saja tiba didesa itu
setelah dua purnama berjalan dari kotaraja padjampangan.
Sungguh perjalanan yang melelahkan baju pemberian melati kini
telah kumal, disana sini ada yang sobek, pembekalan pemberian
ki nanjarpun telah habis.
sedang asiknya memperhatikan orang yang makan Tiba-tiba
pundaknya ada yang tepuk, Ketika ia menoleh, tampak seorang
laki-laki berparas cakap menatap kepadanya. Di atas alis
kanannya ada tanda codet menggaris sampai atas alis kiri
seperti bekas barang tajam. Senyumannya yang menawan telah
menarik sekali hatinya. Itulah orang yang belakangan ia kenal
sebagai Si pengabar Langit, yang telah angkat ia dari
gelandangan tak berguna menjadi seorang anak yang cerdas
tangkas dalam dunia telik sandi, yang melindungi dan
mencintainya sebagai kakak pengganti orang tuanya, ia beserta
kawanan gelandangan lainnya memanggilnya kakang sobar.
Masih berbayang saat itu, mula-mula ia ketika ia bertemu
sipengabar langit. "ayi, apa kau mau makan ?" tanyanya sipengabar langit diwaktu
itu. Aram menganggukan kepala.
"Mari ikut aku !" kata sipengabar langit berbareng tangannya
Aram dipegang, diajak berlalu dari situ untuk kemudian mereka
memasuki kedai didepannya. Aram menurut disuruh duduk
diatas bangku yang dikitari meja makan. Setelah pesan
makanan, sipengabar langit berkata lagi pada Aram,
50 "ayi namamu siapa" Darimana?" Aram menundukan kepala,
mengawasi bajunya yang kumel dan robek disana sini ia tetap
diam. "Ayah dan ibumu ada dimana ?" tanya sipengabar langit sekali
lagi bertanya memancing si bocah bicara..
"Ayah dan ibu mati dibunuh orang," sahutnya kemudian tanpa
menyebutkan namanya. Sementara itu, pelayan sudah siapkan
hidangan di atas meja. Aram awasi makanan di depannya. Ia
menelan ludah, mengilar dia rupanya. sipengabar langit
memperhatikan si Aram Pakaiannya compang camping, hatinya
merasa sangat kasihan. "Mari kita makan !" mengajak sipengabar langit seraya mulai
bersantap. Aram tidak perlu diundang dua kali, sebab sudah dari
kemarin ia gak makan, segera ia mulai cobai makanan yang
barusan membuat ia menelan ludah saking kepingin cicipi. Ia
makan banyak, malah dua kai ia minta tambah nasi.
sipengabar langit ketawa menampak perbuatan Aram yang
lucu,apalagi ia sudah melupakan sendoknya, dan langsung
makan dengan tangan. "Eh, namamu siapa ?" tanya sipengabar langit mengingatkan
sibocah pertanyaannya tadi yang tidak dijawab.
"Namaku Aram, Aram Widiawan" jawabnya, mulutnya penuh
nasi. Geli hatinya sipengabar langit melihat Aram yang gembul
makannya. 51 "Bagus," kata sipengabar langit.
"Kau mau brgabung denganku ?"
"gabung menjadi apa ?" Aram malah balik menanya.
" pasukan Telik sandi." sahut sipengabar langit
"telik sandi itu apa?"Aram nmenghentikan kegiatan makannya
sebentar "organisasi mata mata," jawab sipengabar langit enteng. Aram
mengawasi sebentar pada orang didepannya.
"Mau, aku mau tapi, aku tidak paham dengan cara kerjanya!"
katanya. "jangan khawatir aku dan teman teman barumu akan
menajarimu. Demikian, sejak itu Aram Widiawan menjadi anggota telik sandi
di kota ciburial., Melebihi dari dugaannya sendiri, sipengabar
langit melihat kecerdikan dan ketajaman otaknya Aram begitu
luar biasa. Tiap pelajaran memata matai keadaan dunia
persilatan ia pahami dengan sekali mengajarkan, Paling banyak
dua kali sudah cukup, ini juga kalausangat berbahaya. Pada
suatu ketika ia sedang mematai seorang lelaki berkerudung
hitam tiba tiba ia kehilangan orang yang diincarnya' iapun
memutuskan untuk berhenti mematainya dan kembali ke
jalanan. 52 Tiba tiba Jleg lima sosok tubuh menghadangnya,
"Itu dia orang yang saya katakan" tiba tiba dari samping Aram
melihat seorang pemuda berkerudung hitam yang ia intai tadi.
"hahahahaaa............ kau tak akan menyangka bukan bocah"
Kau telah kami jebak hahah"..."ternyata kau si kumbang pemetik
bunga, bagaimana dengan rmbutmu?" ejek Aram enteng. merah
padam wajah si kumbang pemetik bunga mengingat kejadian
sebelas purnama lalu. "cepat serahkan peta itu bocah bau kencur" terdengar bentakan
menggelegar dari salah satu penghadangnya...sungguh kejut
alang kepalang Aram mendengar lima orang penghadangnya
mengetahui ia membawa peta penyimpanan kitab pusaka
keluarganya. Diam diam ia berfikir "jika aku melawan mereka jelas aku akan
kalah, lebih baik aku ambil langkah seribu saja" wussssttt ia
berlari kembali kerimba sebelah belakang, brettt terdengar
sobekan kain .... ternyata celananya robek tersangkut akar... ia
terus berlari dan berlari....hingg ia Sampai Di puncak Gede, dan
tentu pembaca mengetahui kelanjutannya.
Serrr.......Semilir angin sepoi sepoi menerbangkan daun daunan
yang berserakan di dasar jurang puncak gunung Gede, tepp....
salah satu daun daunan itu mendarat di pipi seorang pemuda
tampan dengan rambut panjang riap riapan..bagi seseorang
yang pernah berlatih ilmu silat tentunya naluri dan perasaannya
akan lebih peka dengan keadaan disekitarnya, pemuda itu
53 tersentak kaget dari lamunannya, slep wusssttt...ia loncat
keudara kemudian bersalto dua kali seraya berteriakk
melepaskan kepenatan pikirannya
"heaaaaaaaaaahhhhhhhhhh........
" cesss......ia mendarat di bumi dengan suara desisan nyaring,
hawa panas melanda daerah disekitar dasar jurang tersebut
menandakan tenaga dalamnnya telah mencapai kesempurnaan.
Siapakah pemuda itu" Ya dialah jagoan kita Aram widiawan,
gara gara memikirkan masa lalunya ia kehilangan waktunya
selama 6 kentungan, "wah, hari sudah terang aku harus cepat cepat keluar dari jurang
ini" pikirnya. Tetapi suatu persoalan yang amat menyulitkan
hatinya memenuhi otaknya kembali, jurang itu dikitari oleh tebing
tebing curam yang puncaknya menembus sampai diawan, dia
harus melalui tempat mana untuk naik ke atas" matanya dengan
tajam memperhatikan keadaan di sekeliling tempat Itu, akhirnya
ditemui juga pada suatu tebing yang amat terjal terdapatlah
sesuatu tonjolan tonjolan batu yang menghubungkan dasar
jurang dengan puncak tebing jurang.
Tonjolan itu ada kurang lebih dua kaki di atas permukaan tanah
bilamana bukannya pandangan mata yang sangat tajam dan
teliti tidak mungkin orang lain bisa menemukannya, segera
pikirnya di dalam hati. "batu batu itu lumayan tinggi juga, kuat gak ya menahan
tubuhku?" 54 Sampai saat ini dia sama sekali tidak tahu ilmu silat yang
berhasil dipelajari ini sudah mencapai seberapa tingginya,
bahkan tidak mengetahui juga seberapa tinggi tenaga dalamnya
" Karena kepingin cepat-cepat meninggalkan jurang itu terpaksa
dengan menempuh bahaya dia pergi mencoba, hawa murninya
ditarik dari pusar kemudian disalurkan ke seluruh tubuh sesudah
bersuit nyaring tubuhnya mendadak dengan amat cepatnya
meloncat naik ke atas dengan menggunakan ilmu meringankan
tubuh yang bernama selaksa rubah menjadi bayangan, warisan
sirubah seribu wajah. menurut perkiraannya, loncatannya kali ini akan mencapai
setinggi tiga empat kaki lalu dengan cepat tubuhnya akan
menempel pada tonjolan batu pertama, siapa tahu loncatannya
kali ini bukan cuma mencapai tiga empat kaki saja, bahkan
bagaikan anak panah yang terlepas tubuh Aram widiawan
dengan cepatnya meluncur setinggi puluhan kaki , hal ini benarbenar berada diluar dugaannya semula di dalam keadaan yang
terperanjat mendadak matanya tertumbuk pada tonjolan batu
yang kesepuluh yang berada kurang lebih satu kaki jauhnya dari
tempat dia berada. Sepasang tangannya segera dipentangkan ke samping sedang
kaki nya menjejak tengah udara, dengan hebatnya tubuhnya
meluncur ke arah tonjolan tersebut.ternyata tonjolan kesepuluh
yang ia pijak benar benar kuat setelah beberapa kali panjatan
dan akhirnya Aram widiawan berhasil juga keluar dari dasar
jurang itu. 55 Sesudah berdiam beberapa Purnama di dalam sebuah gua di
dasar jurang yang gelap dan amat lembab dan kini muncul
kembali di atas alam yang berhawa segar membuat kemurungan
di dalam dadanya seketika itu juga tersapu bersih, mendadak dia
angkat kepalanya bersuit panjang, suara suitan itu persis seperti
pekikan naga yang baru saja keluar dari sarangnya.
Saat ini tenaga dalam yang berhasil dimiliki dirinya sudah
mencapai pada taraf kesempurnaan, suara suitan itu sudah
tentu amat nyaring sekali sehingga menggetarkan seluruh
permukaan bumi membuat binatang kecil pada melarikan diri
serabutan saking kagetnya. Dengan merapal ilmu selaksa rubah
menjadi bayangan ia melesat seperti anak panah yang
dilepaskan busurnya menuruni gunung benar benar suatu
pameran ilmu peringan tubuh yang dahsyat, tidak salah bila
pada zaman si rubah seribu wajah menjadi ilmu peringan tubuh
no satu ........ Aram terus saja berlari, setelah satu dua mil berlari sampailah ia
di sebuah hutan pinus, akhirnya ia menurunkan kecepatan
larinya, dan berjalan biasa dengan langkah lenggang-kangkung.
jdukk.... gubrak tiba tiba Aram tersandung sesuatu
"sialan,ekh kok rasanya bau busuk, bau apa ini?" ditatapnya
"sesuatu" yang membuat ia tersandung tadi
"akh, mayat" Aram berteriak kaget.
56 Mendadak terdengar seseorang berseru: "kang jaka rasanya kok
seperti ada bau mayat?"
"Kalau begitu pasti ada sesuatu yang tak beres, mari kita periksa
tempat ini." Mendengar tanya jawab itu Aram jadi kaget, pikirnya: "Jika
mereka sampai masuk kemari dan menemukan mayat ini, aku
pasti akan dituduh sebagai pembunuhnya...."
Dari kejauhan ia saksikan ada dua sosok bayangan manusia
sedang bergerak mendekati dirinya. Walaupun masih jauh
namun Aram dapat melihat dengan jelas, kedua orang itu adalah
kakek berusia lima puluh tahunan yang berwajah bengis. Orang
pertama bermata segitiga dengan wajah bulat, sedang orang
kedua berwajah pucat pias bagai mayat yang sudah mati berapa
hari, jenggot putih terurai dari janggutnya. Mereka berdua
mengenakan baju terbuat dari kain belacu putih, sepatunya
terbuat dari tali jerami. Kedua orang itu memang merupakan
jagoan paling tangguh dari kalangan hitam, Rubah bermata tiga
Ki Jaka lono serta jenggot mayat Ki romal, Dalam pada itu Aram
yang tertegun tak ingin membuat urusan yang akan menyulitkan
dirinya cepat ia salurkan tenaga dalamnya untuk bersiap sedia.
Tidak menunggu lawan mendekatinya, dengan jurus Rubah sakti
cakar mangsa dia lepaskan sebuah dorongan ke depan. Waktu
itu Jaka Lono sedang bercakap cakap dengan adiknya Ki Romal,
merasakan datangnya serangan, ia segera menghardik:
"kakang, hati-hati, ada yang membokong!" Sambil membentak
dia lancarkan juga sebuah pukulan. Ki Romal kuatir adiknya
57 ketimba musibah, buru-buru dia lompat menghampiri sambil
bersiap sedia. "Aduuuh...!" Dua kali jeritan ngeri bergema memecahkan
keheningan, tahu-tahu tubuh Ki Joko lono dan ki Romal sudah
mencelat sejauh dua tombak dengan dada bolong., tubuh
mereka terhajar telak pukulan Silat Rubah dengan tenaga sakti
mata darah yang dikerahkan hingga mencapai sepuluh bagian.
Mimpi pun Aram tidak menyangka kalau tenaga dalamnya begitu
sempurnanya, ia terlonggong longgong, bagaimanapun ini
pertama kalinya ia membunuh.
Sementara ia tertegun, dari kejauhan terdengar derap kaki kuda.
Dalam posisi begini Aram tak bisa membuang waktu lagi, cepatcepat dia
membuka pakaian ki Jaka lono, memakainya dan memindahkan
barang miliknya ia tak peduli meskipun pakain nya bolong
dengan bercak bercak darah di bagian dada dan punggungnya
daripada bugil hehehe karena tak ingin memperbanyak urusan cepat ia berlari
mengerahkan ilmu peringan tubuhnya, lebih kurang satu
kentongan kemudian ia sudah tiba di dekat air terjun.
"lebih baik aku membersihkan diri dulu dan mencuci pakaian ini,
sudah dua tahun aku tidak mandi", (kebayang baunya hihi
dengan perlahan Aram melepaskan pakain dan menyimpan
buntalan pedangnya dibalik semak semak, dengan tubuh bugil
Aram lari lari kecil menuju Air terjun, sekali jejak tubuhnya
58 melambung keatas dan bersalto lima enam kali diudara, itulah
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jurus Rubah Sakti bergulingan
"byurrrrr.....dengan didahului kepala tubuh Aram mendarat di air
....... "Fuahhh....... hahaha segarnya....sebaiknya aku mencuci
bajunya dulu biar nanti setelah aku mandi, bajunyapun kering
hehe" Aram benar benar gembira menikmati mandinya, ia
berenang renang sepuas hati diselingi dengan menyelam
kedasar sungai ....... Kcipak kcipak.....tiba tiba terdengar suara ikan
meloncat......mengiringi suara siulan merdu yang tak beraturan
nadanya tampaklah seorang pemuda tampan berkulit seputih
salju dengan rambut riap riapan tak terikat sedang asyik mandi
sambil main main air.......
tiba tiba pemuda itu menghentikan siulannya, ia memekik
terkejut "Akh ikan apa itu?" cepat cepat ia menyelam mengikuti ikan
yang tadi ia lihat sepintas, ia terkejut melihat ikan itu berwarna
hijau ke emasan. Tapi ternyata ikan itu telah hilang di balik batu
hitam yang cukup besar. Disebabkan penasaran akhirnya ia
mengangkat batu hitam itu, tapi naas ikan tersebut telah raib
entah kemana. Tapi, ia tak sia sia melakukan itu, dilihatnya ada
sebuah peti dengan lebar 5 cm dan panjang 10 cm, pikirnya
59 "peti apa ini" Sebaiknya aku lihat diatas saja" dengan gesit ia
ambil peti itu kemudian ia kembali kepermukaan dan berenang
ketepian, segera ia berpakaian setelah selesai ia segera
membuat api ungun "malam telah tiba, sebainya aku menginap saja disini "ucapnya
kepada diri sendiri, segera ia beranjak kebawah pohon pinus
dan mengambil ranting tak lupa juga ikannya yang tadi ia
tangkap setelah mencuci pakaian. Lalu membakarnya diatas api
ungun yang ia buat. "waw mantapppp..... sudah lama aku tidak makan ikan, oh aku
lupa peti tadi isinya apa ya?"segera saja ia mengambil peti tadi
dan membukanya, ternyata isinya dua buah senjata yang unik
dan dua utas tali berwarna biru, senjata yang pertama adalah
sebilah keris berkeluk enam sepanjang 8 cm disarungnya ia
membaca sebuah tulisan "perasaan", yang kedua sebuah kujang kecil sepanjang 9 cm.
Gagang dan sarungnyanya berukiran harimau. sama halnya
dengan keris tadi disarungnya juga terdapat tulisan bedanya
dalam kujang tersebut terdapat tulisan"Kekuatan Sejati".
"senjata yang bagus......punya siapa ya" karena tak ada
penjelasan mengenai dua senjata ini lebih baik buatku saja dan
aku akan memberi nama...hemmmmm...... kujang kecil keris
keluk sembilan....akh kurang pas, hemm....kujang harimau keris
mungil.....hihi norak...akh lebih baik aku ambil dari tulisan ini saja
hehehe ... Kujang Kekuatan Sejati dan Keris Perasaan... kurasa
60 ini lebih baik meski terlalu muluk haha...emch tali ini tali apa
sih?" Aram pun mengambil dua utas tali berwarna biru dari peti,
namun tiba tiba ia terkejut, mengapa" Ternyata ketika ia
mengangkat tali dari peti, tiba tiba petinya hancur menjadi abu.
"Ada apalagi ini" Kenapa petinya jadi abu" Akh peduli
amat...lebih baik tali ini aku jadikan ikat rambut saja, lumayan
daripada riap riapan kaya gini. " Arampun menyisirkan
rambutnya dengan menyisakan poni depannya dan sedikit
rambut di samping telinganya, sementara rambut belakangnya ia
kuncir seperti ekor kuda.
"huaaaahhhhhhh ngantuk tidur akhhh"....
Langit telah menjadi gelap,
sepertinya sang maharaja telah tidur dan menyelimuti
tubuhnya............. Sang Putri malam pun malu malu untuk menamakan wujudnya
bintang bintangpun tampaknya enggan tuk menampakan diri
jeritan malam menjadikan malam ini begitu mengerikan
mengntar lelap seorang pemuda yang tergeletak di bawah
pohon pinus (aone) ~*******0
Disebuah desa yang cukup ramai terlihatlah seorang pemuda
berbaju kain belacu dengan rambut di kuncir kuda dengan
sebuah kain berwarna biru, diatas ikatannya menyembul sebuah
gagang berukiran harimau dan ular membentuk hurup X,
61 ternyata ia menyimpan keris dan kujangnya di sanggulan dimana
ia mengikat rambutnya. Ia berjalan sambil tengak kanan tengok kiri melihat deretan
deretan rumah, kemudian ia mendekati seorang pak tua yang
sedang asyik menghisap tembakau,
"Pak, maaf boleh saya bertanya kedainya dimana ya?" ujar
pemuda itu yang ternyata adalah Aram Widiawan yang baru saja
sampai di desa pagi tadi.
Mata pak tua itu menyipit memperhatikan Aram yang ia pikir
berdandan cukup aneh" Aden siapa" Apakah aden baru kali
pertama datang ke desa ini"
Jawabnya. "Ia Pak, baru tadi pagi saya tiba didaerah ini, oh ya
ini daerah apa pak?" Aram mencoba berbasa basi karena Pak
tua itu belum juga menjawab pertanyaan yang ia ajukan tadi.
"ini desa bernama Padanghaur den,oh ia maaf den saya lupa,
maklum sudah tua, kedainya berada kira kira seratus meter
dimuka didekat pasar sana,"
"terimakasih pak, kapan kapan saya akan kembali kesini lagi
untuk sekedar bercakap cakap dengan bapak... saya pamit
pak..mari" Aram melanjutkan perjalanannya dengan santai,
karena di desa tersebut cukup ramai mana mungkin ia
menggunakan ilmu peringan tubuh, bisa bisa ia "dianggap hantu
disiang bolong hehe 62 Kedai itu cukup besar dan terbilang ramai didatangi pengunjung.
beberapa kelompok telah duduk tersebar di dalam kedai..
beberapa orang-orang yang terlihat kasar"tampaknya mereka a
dalah orang-orang dari rimba hijau" Aram tidak mengindahkan
keberadaan mereka. Ia menarik tempat duduk tanpa sandaran
karena ia sudah lapar. Bisik-bisik terdengar dari orang-orang
itu" Aram tahu mereka sedang membicarakan dirinya karena ia
memiliki pendengaran tajam, tapi ia berlagak acuh saja pura
pura tak mendengar, bagaimana mereka tidak
membicarakannya ia memiliki wajah yang dapat menaklukan
setiap gadis, bermata merah bagai darah, berkain belacu
dengan bolong di dada dan punggung, rambut dikuncir seperti
kuda diikat oleh seutas tali ber warna biru warna biru,
"Mau pesan apa den?" sapa pelayan kepada dirinya,
"ayam hutan rebus, sayur bayam, sebakul nasi dan teh
hangat?" tak lama kemudian pelayan datang membawa
pesanan makanannya, Aram menyantap hidangan dengan
gembira" hanya sesaat sajian itu telah ludes, tidak bersisa"
"Ceuceu, Apakah perguruan kita akan datang dan menyatakan
diri takluk kepada panji telapak perak pada limm purnama
depan." Empat orang memasuki kedai. Semuanya ternyata gadis
gadis jelita yang masih muda berusia antara sembilan belas
sampai dua puluh tahunan, penampilan mereka memiliki ciri
yang sama yaitu memakai baju berwarna hijau dengan ikat
kepala berwarna sama dengan pakaiannya, mereka berasal dari
63 perguruan Teratai putih, satu dari Lima perguruan utama.
Mereka mengambil tempat duduk tidak jauh dari pemuda berkain
belacu itu. "Sejak kematian ketua perguruan bintang kemukus dan rajawali
emas, Lima perguruan tanah jawadwipa mengalami guncangan
yang cukup hebat, apalagi jago jago dari kaum kelana juga
banyak yang ditemukan tewas tebantai dengan seluruh
keluarganya?" Kata seorang di antara empat orang muda, yang
tadi dipanggil ceuceu oleh seorang gadis yang memiliki lesung
pipit dipipinya. "Kekuatan Panji telapak perak melebihi kekuatan perguruan
utama di tanah jawadwipa,apalagi menurut kabar terbaru banyak
jago jago kosen yang telah lama mengasingkan diri turut
bergabung dengan mereka ditambah dengan jago jago dari negri
sebrang, sekalipun lima perguruan itu bersatu. Menurut
penilaianku, tidak ada pilihan bagi lima perguruan untuk tidak
menghadiri pertemuan itu, mengenai bergabung atau tidaknya
tergantung situasi nanti, Demi mengulur kehancuran lima
perguruan utama" Ia menambahkan penilaian dengan dua mata dipenuhi
kekecewaan dan keputusasaan. Sekalipun, kata-kata itu
diucapkan pelan dan dikedai itu sangat bising namun cukup
terdengar jelas oleh Aram yang memiliki ilmu pendengaran yang
awas apalagi dulunya ia menjadi anggota telik sandi di kotapraja
padjampangan. 64 "hem...tampaknya selama aku berada didalam dasar jurang
telah banyak perubahan di dalam rimba hijau.....tampaknya aku
harus menemui..." belum selesai Aram membatin
"suiitttt suuiiittttt suuuiiitttttt" terdengar suara suitan tiga kali
mengejutkan seluruh penghuni kedai, tiba tiba terlihatlah pemilik
kedai tergopoh gopoh memasuki ruang kedai dan berteriak
"tuan tuan maafkan hamba, sudikah kiranya tuan tuan
meninggalkan kedai ini!"
"heh cecunguk...berani sekali kau menyuruh kami meninggalkan
kedai ini, kami sepasang harimau rimba tak sudi kau
perintah!"bentak seorang lelaki sangar dengan garang disudut
selatan kedai.dengan ketakutan pemilik kedai itu menjawab
"maafkan saya tuan.. tapi tapi....... "
"ada kejadian apakah kisanak" Sehingga kisanak menyuruh
kami meninggalkan kedai ini" sela sigadis berlesung pipit dari
perguruan teratai putih, "anu anu nisanak.... Ki Renjana datang berkunjung."mendengar
itu pucatlah orang orang penghuni kedai, bahkan si Harimau
rimba yang tadi bersikap garangpun kini pucat pasi mirip mayat,
tak menunggu lama seluruh penghuni kedai membayar
makanannya dan berbondong bondong lari serabutan, Mengapa
demikian" Dalam rimba persilatan ada pameo yang mengatakan
"lebih baik berada dekat singa daripada dekat Si Iblis Tengkorak
Mas" atau "berurusan dengan Iblis Tengkorak Mas lebih
65 menakutkan daripada jatuh kejurang tanpa dasar"
Dalam sekejap kedai pun sepi kecuali si pemuda berbaju kain
belacu yang tak lain adalah Aram Widiawan dan dua orang
pemuda dengan penampilan yang sama berbaju warna biru,
berkuncir seperti rambutnya Aram dengan ikat kepala biru laut
dan kuning bermata sipit, wajahnya tampan hidungnya
mancung, menilik wajahnya sepertinya ia bukan penduduk
pribumi. "Tuan... tolong tinggalkan tempat ini segera... Iblis Tengkorak
Mas benar-benar tidak punya perasaan, saya takut tuan sekalian
jadi sasaran mereka..." kata pemilik kedai itu memohon.
"Jangan kawatir pak, kami kan tidak memiliki sengketa apa-apa
dengan orang yang bapak tadi katakan " Kata salah seorang
pemuda berpakaian biru bernada kalem.
"Aduh, bagimana ya, sa-saya benar-benar takut tuan, kalau
mereka melihat kedai belum kosong, saya juga yang kena
hajar." Kata pemilik kedai itu menghibakan hati.
"Jangan takut paman, kami bisa menjaga diri mengenai diri
bapak saya nanti akan memberikan penjelasan dan akan
melindungi paman" sahut seorang pemuda yang satunya lagi,
memakai bahasa jawa dengan logat daerah asing.
Aram yang mendengar kalimat dan logat aneh dari pemuda itu
tersenyum kecil. Sementara pemilik kedai sedikit tenang mendengar ucapan itu,
dia percaya pada pemuda pemuda itu karena ia melihat pedang
66 di punggungnya meski masih mergukan kemampuan mereka.
Tapi, kecemasannya tak kunjung sirna menyadari masih ada
seorang tamu lagi yang belum beranjak.
Si pemilik kedai berjalan ke arah Aram, diiringi tatapan aneh dari
kedua pemuda tadi, "Tuan bagaimana denganmu" Apakah kau sanggup melawan
mereka?" tanya pemilik kedai langsung saja, sebab dia mengira
tentunya Aram adalah pendekar juga, sebab pemuda ini tidak
tinggalkan kedai. Aram tidak menjawab ia malah tersenyum
misterius, ia tidak keluar kedai dengan tiga alasan, pertama ia
tidak tahu siapa Si Iblis Tengkorak Mas, kedua Ia masih lapar
dan yang ketiga ia ingin mengenal orang orang persilatan.
Pemilik kedai uring uringan melihat Aram malah tersenyum
tanpa menjawab pertanyaannya.
"Orang persilatan memang aneh-aneh...lebih suka bunuh
membunuh daripada mencari selamat...." gerutunya sambil
tinggalkan tempat. Aram tersenyum mendengar gerutuan pemilik
kedai itu. Dengan santainya, Aram duduk bersandar tanpa
perlihatkan perasaan tegang ia malah mengulum senyum yang
membuat orang bertanya senyuman apakah itu.
Brakkk........ salah satu meja mencelat terkena tendangan. Lalu
munculah sesosok bayangan berwarna emas "Silahkan masuk
tuan... silahkan..." kata si pemilik kedai dengan gemetar.
67 "Hm, minggir kau!" bentak orang yang baru saja datang.
Tangannya menggeser pemilik kedai sampai ia mencelat
menindih meja, brakkk hoek sipemilik kedai muntah darah."
"Bagus! Kali ini tampaknya bakal ada pesta darah!!" katanya
dengan wajah seram. Ternyata penampilan Si Iblis Tengkorak
Mas membuat siapapun mengkirik, bagaimana tidak" Wajahnya
kering kerontang tinggal tulang mirip tengkorak, rambutnya
menjuntai sebahu berwarna putih, giginya bertaring, baju
dalamnya berwarna hitam dengan jubah emas, dipunggungnya
ia memanggul kepala tengkorak berwarna emas di kedua
tangannya membelit rantai sebesar tangan bayi.
Melihat itu Aram belum mau cari urusan, dia asik bersandar
sambil menengak minumannya, sementara kedua Pemuda yang
ada dipojok ruangan sudah gusar melihat pemilik kedai yang
muntah darah dihajar orang didepan mata mereka. Pemuda
yang memakai ikat kuning berdiri saking marahnya.
"Kau manusia busuk ! menghajar orang seenak perutmu sendiri
apa kau kau......!" pemuda ini tidak melanjutkan perkataannya
sebab ditelan kemarahan yang tampaknya sudah sampai ke
ubun ubun, suaranya keras mengelegar, jarinya menudingnuding dengan pedang pada orang yang baru saja datang.
Bukannya marah mendengar tantangan pemuda itu, Iblis
Tengkorak Mas malah tertawa terbahak bahak
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"bwahahahaha.......... eh bocah bau kencur lebih baik kau belajar
berbicara lagi pada ibumu jhahahaha" Kata orang berikat kepala
68 biru sambil memainkan janggutnya.
Pemuda baju biru berikat kuning itu marah sekali. Dengan sekali
lompat, dia sudah berada di atas meja makan didepannya.
"Baik, kalau begitu aku ingin tahu apa kau memiliki tulang baja
daging besi, berani pentang bacot didepanku!" usai berkata
begitu, sipemuda meloncat dan mengangkat kaki kiri melakukan
suatu angkatan berputar, mengikuti perputaran kaki kanannya
yang berputar terlebih dahulu kekanan menurut arah jarum jam .
tangan kiri ditekuk rapat dan tangan lainnya mengibas
"ciaaaattt.....Naga membalikan tubuh" teriaknya lantang.
"toako hati hati ..... pemuda satunya lagi mengingatkan.
sementara Iblis Tengkorak Mas melihat serangan mendadak
sipemuda tertawa dingin,"baik kau akan mendapatkan yang kau
inginkan" kaki kanannyanya berjinjit, tangan kiri yang
terpampang menekuk didepan serta kepalan tangan kanannya
terkepal di pinggang dengan mengalirkan lima bagian tenaga
sakti tengkorak emasnya ia memapak serangan sipemuda keras
lawan keras"menggerayangi malam dengan gerakan imyang"desisnya lirih
duk...blarrrr.....dua buah tenaga sakti beradu, meja dan kursi
berterbangan terhempas angin .....pemilik kedai siang siang
sudah ngacir ketakutan entah pergi kemana... sementara Aram
terdorong dengan meja dan kursinya kedekat jendela, namun
anehnya perabot makanan bekasnya makan tetap di tempatnya
seolah tidak terjadi apa-apa.
69 Si pemuda terkejut melihat jurus dan tenaga dalam yang dimiliki
Iblis Tengkorak Mas diam diam ia berpikir" hebat juga tenaga
dalamnya nyatanya tanah jawadwipa berisi dengan jago jago
tangguh". Jurus demi jurus telah mereka keluarkan menginjak
jurus ke lima belas sipemuda meloncat mundur, ia heran jurusjurusnya dapat di patahkan dengan mudah.,srettt Iblis Tengkorak
Mas kembali menerjang dengan jurus tengkorak emas
menggoyangkan tubuh, si pemuda sungguh tak menduga Iblis
Tengkorak Mas melancarkan serangan ketika ia mundur,
dengan gerakan lincah ia berkelit kebelakang, maksudnya untuk
menghindari kepalan Iblis Tengkorak Mas yang beracun. Tapi
jurus Tengkorak Mas menggoyangkan tubuh memang benarbenar hebat, saat sipemuda bergerak kebelakang Iblis
Tengkorak Mas memiringkan tubuh dan melejitlah tendangan
kaki kiri desssss, pundak sipemuda terserempet tendangan..Iblis
Tengkorak Mas tidak berhenti sampai disitu ia susuli
tendangannya dengan totokan yang mengarah jalan darah
kematian di leher, wussshhhh
"awas serangan"tiba tiba dari belakang Iblis Tengkorak Mas
terdengar bentakan, Iblis Tengkorak Mas segera membatalkan
serangannya dan menggunakan jurus burung pipit kembali
kesarang ia bersalto kebelakang.
"Bersyukurlah kau bisa lolos dari kematian bocah!" Iblis
Tengkorak Mas dengan tertawa mengejek, wajahnya tetap teang
seolah tidak terjadi apa-apa.
"kau tak apa apa, sute" !" tanya pemuda satunya lagi,
70 " aku tak apa-apa toako,." Jawab sipemuda berikat kuning
sambil meringis menahan luka dipundaknya
"mari kita serang bersama-sama sute, Iblis ini benar benar
hebat." Tak menunggu jawaban sutenya Pemuda yang dipanggil
toako meloncat sambil mencabut pedangnya srett....tubuhnya
meliuk deras menyerang Iblis Tengkorak Mas, orang yang
diserang sunggingkan senyum remeh. Dengan gerakan sebat,
dia tangkis pedang itu dengan jurus belitan benang Iblis
menjerat sukma. Trang!.............. Dentangan pedang akibat benturan pedang dengan tangan Iblis
Tengkorak Mas. Sipemuda dengan sebat menyabetkan
pedangnya dengan jurus ayunan naga api melihat itu Iblis
Tengkorak Mas merunduk sambil melancarkan serangan ia
menekuk kaki kirinya kebawah dan membentuk posisi
mengambang,kaki lainnya di dudukan sedemikian rendahnya
dengan gerak tusukan pada jari jari tangan serta gerak menadah
keatas pada tangan kiri disisi belakang dan memantapkan diri
dengan geseran pada kaki kanan menyamping diikuti kaki
lainnya sambil menggerakan telapak kanan untuk menampar.....
plakkkkk.....tangan sipemuda terpukul, pedangnya mencelat
keatas bukkk dengan mudahnya telapak lainnya mendarat di
dada sipemuda...melihat nyawa toakonya terancam bahaya
sang sute meloncat dan bersalto diudara kemudian menendang
pedang toakonya yang terpental. Wusssssssssshhhh
mendengar suara desingan tajam mengarah Iblis Tengkorak
Mas, mendengar suara desingan itu si Iblis Tengkorak Mas
71 segera bergulingan kesamping. Treepppp pedang yang tadi
terpental menancap di lantai menyisakan gagang pedang
berukiran naga. Brukkkkk..... pemuda berikat kuning terjatuh berdebuman
dilantai. "suteeee" pemuda berikat biru mendekati sutenya dan
memapahnya ternyata saat si sute loncat dan menendang
pedang, bahunya mendadak terasa sakit, karena kaget ia
kehilangan keseimbangan dan jatuh terlentang.
Melihat itu Aram tak tega, segera ia putar otak... tiba tiba ia
mendengar iringan langkah kaki yang cukup banyak. Mendengar
itu Aram teringat dengan salah satu ilmu rubah bersiasat didasar
jurang yang bernama "meminjam pisau menyembelih kuda"
"akhhhhh........penjaga keamanan" desisnya pelan, meski pelan
tapi Iblis Tengkorak Mas dan dua pemuda asing itu juga
mendengar. "cisss....bisa urusan bertambah panjang bila aku kepergok
pasukan keamanan bisa bisa rencanaku gagal" Iblis Tengkorak
Mas membatin, sebenarnya rencana apakah yang sedang di
jalankan si Iblis Tengkorak Mas"entahlah...... Hatinya berpikir
begitu sementara mulutnya berkata
"hahahahaha......bocah bocah bau kencur, tiba tiba aku ingat
suatu urusan, mengenai urusan kita aku sudahi sampai disini,
kita lanjutkan kapan kapan hahaha"suaranya masih terdengar di
72 kedai sementara orangnya entah telah pergi kemana. Benar
benar pameran tenaga dalam yang tinggi.
"Kisanak sebaiknya kitapun pergi sebelum kita kepergok
pasukan keamanan yang akan merepotkan kita" pemuda berikat
biru mengajak pemuda yang asik bersandar di dekat jendela
yang tak lain adalah Aram.
"hahahahahaha........" Aram malah tertawa terpingkal pingkal
mendengar ajakan si pemuda. Melihat itu sipemuda berikat biru
mengerutkan keningnya. Jalanan desa padanghaur begitu ramai tampaklah tiga pemuda
tampan berjalan berdampingan, sekali kali terdengarlah tawa
mereka. "kau memang cerdik kisanak sampai sampai Iblis Tengkorak
Mas pun kena kau kibuli hahaa"
"hahaha....seandainya tidak ada iring-iringan pengantin itu,
tampaknya aku juga bakal kesulitan mengibulinya" jawab Aram
merendah "haha..kisanak terlalu merendah, oh ya kita belum saling kenal,
pepatah mengatakan tidak kenal maka tak sayang. nama saya
Thian liong dan ini adik saya Thian Hong li" Thian Liong
memperkenalkan diri. "Aram, Aram Widiawan" Aram menjawab sambil tersenyum.
Begitulah mereka bercakap cakap dengan riang, dari situlah
Aram mengetahui kalau mereka adalah pendekar dari negri yang
73 bernama Tionggoan, mereka pergi ketanah jawadwipa karena
mengejar penghianat dari perguruannya perguruan yang
bernama THIAN LIONG PAY. "oh ya, malam ini kau menginap dimana engkoh Ram?".....Thian
Hong li memecahkan kesunyian.
"entahlah mungkin dihutan......haha, maklumlah orang kere, eh
engkoh itu apa sih"!" Aram bertanya jenaka. Thian Hong li
tersipu sipu wajahnya merah bibirnya cemberut, sementara
Thian Liong tertawa.... melihat itu Aram benar benar bingung, ia
coba perhatikan wajah Thian Hong li wajahnya putih bersih,
hidungnya mancung, matanya sipit, bulu matanya lentik, alisnya
hitam kecil, bibirnya kemerah-merahan, pipinya semu merah.
Aram benar benar terpesona melihat wajah Thian Hong li,
wajahnya lebih dekat ke wajah perempuan daripada ke lelakian.
Diperhatikan seperti itu, Thian Hong li makin Salah tingkah.
"Thian Liong bolehkah aku belajar bahasa kalian?" Aram
mencoba mengalihkan topik karena ia melihat wajah Thian Hong
li semakin menggenaskan. "tentu, jika kau ingin belajar. Kau menginap bersama kami saja
mau" Thian Hong li menawarkan.
"Gratis?" "gratis" thian Liong tertawa.
"kau sekamar saja denganku lagipula ruangannya juga cukup
luas!"Thian liong menambahkan
74 "ia deh, tadinya aku mau sekamar dengan Thian Hong li saja"
Aram nyengir. Mendengar itu Thian Hong li makin merah saja,
mirip kepiting direbus. Dengan berjalan kaki , ketiganya menuju ke sebuah bangunan
cukup besar. Baru sampai di depan pintu gerbangnya, tampak
dua orang yang berdandan seperti pelayan penginapan berdiri
menyambut mereka. "Selamat sore Tuan bertiga, Tuan bagaimana jalan-jalannya?".
Sapa salah satu pelayan kepada Thian Liong
"sangat Baik paman, bahkan kami telah berkenalan dengan
pemuda dari tanah jawadwipa ini!".Thian liong menunjuk Aram.
Sipelayan tersenyum "Mari Masuk tuan" sipelayan mempersilahkan.
Setelah melalui ruangan depan, mereka sampai di sebuah teras
terbuka. Si pelayan berjalan bersama mereka menuju kamar di
sebelah utara. Kedua kamar itu saling berhubungan, jadi ada
pintu yang menembus di dalamnya. Pelayan itu membukakan
pintunya sambil berkata, "Silakan masuk, kalau ada keperluan apa-apa, panggil saja.
Semuanya akan kami persiapkan."Thian Liong tersenyum, ia
memang bahasa jawanya lebih lancar daripada adiknya Thian
Hong li."Tidak ada apa-apa lagi paman, terimakasih !" ucapnya
lembut. Sambil berbicara, mereka melangkah masuk ke kamar.
Dekorasi kamar itu indah sekali. Di sebelah timur terdapat
75 sebuah tempat tidur yang besar. Di tengah-tengah ruangan ada
meja dan bangku yang alasnya terbuat dari bambu. Sedangkan
kaki meja dan sandaran bangkunya terbuat dari kayu jati yang
diukir dengan halus. Begitu merapatkan pintu kamar, Thian
Liong segera Mengganti bajunya.
Sedangkan Aram segera terbang ke ranjang, huppppzz bruk tak
lama kemudian terdengar desahan nafas yang teratur.dasar
kelor. Thian Hong li tersenyum melihat ulahnya segera ia masuk
kedalam kamarnya sendiri.
Tiga kentongan telah berlalu, Aram menggeliat bangun
dilihatnya Thian Hong li dan Thian Liong sedang bercakap
cakap, Keduanya duduk di sisi meja. Segera ia mencuci
wajahnya di wajan yang tersedia di sisi ranjang lalu beranjak
mendekati mereka "sudah bangun Ram" Bagaimana tidurnya?" Thian liong
menyapa, "lumayan nyenyak juga....."ujarnya sambil mengambil tempat
duduk. Baru saja ia duduk, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu,
"Tuan, hidangan sudah datang!" Terdengar pula suara pelayan
tadi. Aram berbinar matanya mendengar itu.
"Masuk!" sahut Thian liong. Tampak si pelayan rumah
penginapan melangkah masuk bersama dua orang pelayan
lainnya. Hidangan yang disuguhkan berupa masakan yang
76 mewah. Setelah sipelayan meninggalkan ruangan dan menutup
pintu rapat rapat Thian Liong berkata:
"Silahkan dimakan Aram"
tak menunggu perintah ke empat kalinya segera Aram
menyantap makanannya, begitulah mereka bersantap sambil
Hati Budha Tangan Berbisa 8 Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Pedang Medali Naga 20