Ceritasilat Novel Online

Misteri Gadis Tengah Malam 1

Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karya : Tara Zagita
Ebook ini Kiriman dari "jeffry karissoh"
dalam bentuk JPG
Djvu, convert word dan Ebook oleh : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ atau http://
http://dewikz.byethost22.com/
Bab 1 SEJAK tadi suara itu mengganggunya. Suara seorang
perempuan yang penuh desah kemanjaan itu, seakan
memanggil Norman beberapa kali. Dahi Norman berkerut,
hatinya bimbang dengan pendengarannya. Menurutnya, tak
Dewi KZ 1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin ada perempuan yang memanggilnya di tengah
malam. Norman sengaja melupakan suara itu. Ia mendengar
langkah kaki di depan kamarnya, tapi ia tahu itu langkah kaki Susilo, teman satu
pondokan. Ia bergegas membuka pintu
kamarnya dan memanggil Susilo yang hendak masuk ke
kamar sebelah. "Sus... jam berapa ini?" tanya Norman.
"Setengah satu kurang," jawab Susilo sambil membetulkan celananya. Agaknya ia
habis dari kamar mandi untuk buang
air. Susilo justru berkata, "Kau sendiri kan punya arloji, masa'
masih tanya aku?"
"Arlojiku mati! Eh, sebentar, Sus!" Norman keluar dari kamarnya, tidak sekadar
melongokkan kepala. Ia mendekati
Susilo yang berdiri di ambang pintu kamarnya sendiri. Dengan nada herbisik
Norman bertanya,
"Sus, kau tadi waktu ke kamar mandi melihat ada
perempuan di sekitar sini?"
"Maksudmu?" Susilo berkerut dahi.
"Aku mendengar suara perempuan di samping kamar, la
seakan memangil-manggil aku."
"Perek. mungkin!" jawab Susilo seenaknya. Norman hanya mendesah.
"Aku serius, Sus. Dari tadi aku tidak bisa tidur karena mendengar suaranya."
Susilo berpikir sejenak, tubuhnya bersandar pada kusen
pintu. Seingatnya, waktu ia ke kamar mandi, ia tidak melihat sekelebat manusia.
Pondokan itu sepi. Maklum sudah lewat
tengah malam. Beberapa mahasiswa yang kost di situ
kebanyakan sudah tidur. Kalau toh ada, mereka pasti di dalam kamar menekuni
bukunya. "Menurutku, kau hanya terngiang-ngiang cewekmu saja,"
kata Susilo. "Maksudmu, Arni" Ah, suara Arni tidak seperti itu."
Dewi KZ 2 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, kau hanya mendengar suara hatimu saja.
Halusinasi! Ah, ngapain repot-repot memikirkan suara, kau kan bukan penata
rekaman!" Susilo masuk, menutup kamarnya. Norman mengeluh
dalam desah napas tipis. Ia berhenti sejenak ketika mau
masuk ke kamarnya. Matanya memandang sekeliling. Oh,
pondokan itu amat sepi. Lengang. Denni yang biasanya masih memutar kaset sampai
jauh malam, kali ini agaknya sudah
tidur. Lampu di kamarnya telah padam. Lampu-lampu di
kamar lain pun padam. Hanya ada dua kamar yang lampunya
masih menyala, kamar Mahmud dan kamar Tigor. Mungkin
mereka sedang menekuni materi ujiannya untuk besok.
Tengkuk kepala meremang lagi, Norman bergidik.
Badannya bergerak dalam sentakan halus. Karena, ketika ia masuk ke kainar dan
hendak menutup pintu, ia mendengar
suara perempuan dalam desah kemanjaan yang
memanggilnya. "Normaaan...! Normaaan...."
Lampu kamar Norman sengaja diredupkan. Ia menyalakan
lampu biru 10 watt sejak tadi. Menurut kebiasaannya, tidur dengan nyala lampu
biru yang remang-remang membuat
kesejukan tersendiri dalam hatinya. Namun, kali ini, kesejukan itu tidak ada.
Yang ada hanya kegelisahan dari kecamuk hati yang terheran-heran atas
terdengarnya suara panggilan itu.
Angin malam lewat. Desaunya terasa menerobos dari
lubang angin yang ada di atas jendela kamar. Suara itu
terdengar lagi setelah dua menit kemudian.
"Normaaan...! Datanglah...!"
Dengan berkerut-kerut dahi, Norman bangkit dari
rebahannya. "Suara itu seperti berada di luar jendela," pikir Norman. Kemudian,
ia mendekati pintu jendela. Ingin
membuka jendela, tetapi ragu. Hatinya berkata, "Tidak mungkin ada perempuan di
luar jendela. Dari mana ia masuk"
Pintu pagar dikunci. Tidak mungkin ia memanjat pagar. Kalau memang ada perempuan
yang memanjat pagar, itu nekat
namanya." Dewi KZ 3 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemudian, telinga Norman agak ditempelkan pada daun
jendela. Tapi yang didengar hanya suara desau angin,
gemerisik dedaunan. Kamar Norman memang kamar paling
ujung dari sederetan kamar kost-kostan itu. Di samping
kamar, di seberang jendela itu, adalah sebidang tanah yang biasa dipakai olah
raga. Ada lapangan bulu tangkis, dan meja ping-pong yang jika malam begitu dalam
posisi miring, menempel dinding kamar Norman. Tanah yang merupakan
fasilitas olah raga itu dikelilingi oleh pagar tembok. Pada bagian atas pagar
diberi kawat berduri sebagai penolak tamu tak diundang. Di seberang pagar tembok
itu ada pohon rambutan milik tetangga belakang pondokan. Sebagian daun
dan dahan pohon itu menjorok ke halaman pondokan, dan
meneduhkan bagi mereka yang bermain pingpong jika siang
hari. Norman sudah tiga menit lebih berdiri di depan jendela,
tetapi suara perempuan yang menggairahkan itu tidak
terdengar lagi. Maka, ia kembali ke pembaringan dan
merebahkan badan.. Ia kelihatan resah. Batinnya bertanyatanya, "Mengapa aku mendengar suara itu" Dan, sepertinya memang aku pernah
mendengar suara itu. Suara siapa, ya?"
Ada gonggongan anjing dari rumah belakang pondokan.
Gonggongan anjing itu mulanya hanya sesekali. Ditilik dari nada gonggongannya,
anjing itu seakan sedang menggoda
orang lewat. Tetapi, gonggongan anjing itu lama-lama jadi memanjang.
Mangalun mendayu-dayu mirip irama orang merintih
kesakitan. Suara anjing itu menyatu dengan suara perempuan yang kian jelas di
pendengaran Norman.
"Normaaan...! Norrr...! Lupakah kauuu..." Lupakah kau padaku, Norman...!"
Norman segera melompat dari pembaringannya, dan
membuka jendela. Jantungnya berdetak-detak ketika
wajahnya diterpa angin yang berhembus membawa udara
dingin. Sekujur tubuhnya merinding. Matanya melebar, karena ia tidak menemukan
siapa-siapa di luar jendela kamarnya.
Dewi KZ 4 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Padahal suara tadi jelas terdengar di depan jendela, seakan mulut perempuan itu
ditempelkan pada celah jendela supaya suaranya didengar Norman. Tetapi, nyatanya
keadaan di luar kamar sepi-sepi saja.
"Brengsek!" geram Norman. Ia menunggu beberapa saat, sengaja membuka jendelanya,
sengaja membiarkan angin
dingin menerpa masuk ke kamar. Suara perempuan yang
penuh desah menggairahkan itu tidak terdengar lagi.
Norman mengeluh kesal sambil duduk di kursi belajarnya.
Ia menyalakan lampu belajar yang ada di meja kamar. Kamar menjadi terang. Cermin
di depan meja belajar menampakkan
wajahnya yang sayu.
Pintu kamarnya tiba-tiba ada yang mengetuknya dengan
lembut. Pelan sekali, seakan pe-ngetuknya sengaja hati-hati supaya suara ketukan
tidak didengar penghuni pondokan yang lainnya. Norman melirik ke arah pintu.
Membiarkan ketukan itu terulang beberapa kali. Lalu, ia mendengar suara
perempuan di seberang pintunya. "Nor..." Normaaan...!"
"Siapa..."!" tanya Norman dengan nada kesal, karena ia tahu, bahwa suara
perempuan yang mengetuk pintu
kamarnya itu sama persis dengan suara yang mengganggunya
sejak tadi. Tapi, karena tidak ada jawaban dari pengetuk
pintu, Norman berseru lagi, "Siapa sih"! Jawab dong!"
"Aku...!"
"Aku siapa"! Sebutkan!" Norman sudah berdiri walau belum mendekat ke pintu.
"Kismi...."
Mata Norman jadi membelalak. Kaget. "Kismi..."!"
desahnya dengan nada heran sekali. Ia mengenal pemilik
nama itu, tapi ia sama sekali tidak menyangka kalau Kismi akan datang, apalagi
lewat tengah malam begini. Norman pun akhirnya bergegas membukakan pintu setelah
ia sadar, bahwa suara yang sejak tadi memanggilnya itu memang suara Kismi.
"Sebentar, Kis...!" kata Norman, yang kemudian segera membukakan pintu.
"Hah..."!" Ia terperanjat dengan jantung berdetak-detak.
Dewi KZ 5 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di luar kamarnya, tidak ada siapa-siapa. Sepi. Hanya
hembusan angin yang dirasakannya begitu dingin dan
membuat tubuhnya merinding lagi. Dalam keadaan bingung
dan berdebar-debar itu, Norman masih menyempatkan diri
berpaling ke kanan-kiri, mencari Kismi yang menurutnya
bersembunyi. Tapi, tak terlihat bayangan atau sosok
seseorang yang bersembunyi. Di kamar mandi" Tak mungkin.
Kamar mandi terlalu jauh dari kamar Norman jika akan
digunakan seseorang untuk berlari dan bersembunyi. Sebelum orang itu sempat
bersembunyi, pasti Norman sudah
melihatnya lebih dahulu.
"Kismi..."!"
Norman mencoba memanggil perempuan yang dikenalnya
kemarin malam itu, tetapi tidak ada jawaban. Makin merinding tubuh Norman. dan
semakin resah hatinya di sela debaran-debaran mencekam.
Karena ditunggu beberapa menit Kismi tidak muncul lagi,
bayangannya pun tak terlihat, maka Norman pun segera
menutup pintu kamarnya dengan hati bertanya-tanya: "Ke mana dia?"
Mendadak gerakan penutup pintu itu terhenti. Mata
Norman sempat menemukan sesuatu yang mencurigakan di
lantai depan pintu. Aneh, namun membuatnya penasaran.
"Kapas..."!"
Hati semakin resah, kecurigaan kian mengacaukan
benaknya. Segumpal kapas jatuh di lantai depan pintu. Sedikit bergerak-gerak
karena hembusan angin. Ada rasa ingin tahu yang menggoda hati Norman. Maka.
dipungutnya kapas itu.
Ketika tubuh Norman membungkuk untuk mengambil
kapas, tiba-tiba angin bertiup sedikit kencang. Kapas itu bergerak, terbang.
Masuk ke kamar. Gerakan kapas sempat
membuat Norman yang tegang terperanjat sekejap.
Pintu ditutup, dan kapas itu dipungutnya. Ia segera
melangkah ke meja belajarnya, mencari tempat yang terang.
Ia memperhatikan kapas itu di bawah penerangan lampu
belajarnya. Dewi KZ 6 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kapas ini milik Kismi?" pikirnya sambil mengamat-amati segumpal kapas
yang kurang dari satu genggaman.
Ada aroma bau harum yang keluar dari kapas itu. Bau
harum itu mengingatkan Norman pada jenis parfum yang baru sekali itu ia temukan.
Parfum yang dikenakan pada tubuh
Kismi. "Aneh"! Mengapa Kismi tidak muncul lagi?" pikirnya setelah setengah jam lewat
tak terdengar suara Kismi maupun
ketukan pintu. "Mengapa ia hanya meninggalkan kapas ini"
Lalu, kapas untuk apa ini" Apakah Kismi sakit" Apakah ia
hanya bermaksud mengingatkan kenangan semalam?"
Norman tertawa sendiri. Pelan. Ia kembali berbaring
dengan jantung yang berdebar takut menjadi berdebar indah.
Kapas itu diletakkan di samping bantalnya, sehingga bau
harum yang lembut masih tercium olehnya. Pikiran Norman
pun mulai menerawang pada satu kenangan manis yang ia
peroleh kemarin malam. Kisah itu, sempat pula ia ceritakan kepada Hamsad, teman
baiknya satu kampus, dan Hamsad
sempat tergiur oleh cerita tentang Kismi.
*** "Siapa yang mengajakmu ke sana?" tanya Hamsad waktu itu. "Pak Hasan! Mungkin dia
ingin men-service aku, supaya buku pesanannya cepat kukerjakan. Wah, tapi memang
luar biasa, Ham," ujar Norman berseri-seri. "Perempuan itu cantiknya mirip seorang
ratu!" "Kau yang memilih sendiri?" Hamsad tampak bersemangat.
"Bukan. Dia datang sendiri ke motel-ku. Kurasa, Pak Hasan yang memesankan cewek
itu untukku. Atau, barangkali
memang service dari motel itu sendiri, entahlah. Yang jelas, dia datang di luar
dugaanku. Tak lama kemudian, setelah kami berbasa-basi sebentar, datang juga
perempuan lain. Tapi,
kutolak. Aku lebih memilih perempuan pertama. Mulus dan
sexy sekali dia. Namanya, Kismi. Antik, kan"!"
"Terus..." Terus bagaimana?" desah Hamsad tergiur.
Dewi KZ 7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Macan, Mack! Luar biasa romantisnya. Hebat. Baru kali ini aku menemukan
perempuan cantik yang punya daya rangsang
yang luar biasa! Tujuh malam bersama dia tanpa keluar dari kamar, aku akan
betah! Kurasa kau sendiri tidak akan sempat mengenakan pakaianmu lagi kalau
sudah bersamanya, Ham!"
Hamsad tertawa ngakak ketika itu. Ia benar-benar
terperangah cerita Norman. Khayalannya melambung tinggi
ketika Norman menceritakan detail kehebatan Kismi.
"Berapa anggaran untuknya?" tanya Hamsad dengan gaya kelakar.
"Aku tidak tahu. Mungkin Pak Hasan-lah yang mengurus soal itu. Antara pukul 4
atau 5 pagi, dia pamit. Dia tidak minta bayaran padaku. Ketika kutanya tentang
uang taksi, dia hanya tersenyum, lalu pergi."
"Kurasa dia perempuan panggilan kelas atas, Nor!"
"Menurut dugaanku juga begitu! Tapi, itu kan urusan Pak Hasan. Aku mau tanya


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tentang tarif argo untuk perempuan
semacam Kismi, ah... nggak enak. Riskan."
"Beruntung sekali kau mendapat service seperti itu!"
"Makanya konsekuensinya aku harus segera menyelesaikan naskah pesanan Pak Hasan
itu! Siapa tahu selesai itu aku
dibawanya ke motel tersebut. Kalau ke sana lagi, aku tidak ingin mencari
perempuan lain. Hanya Kismi yang kubutuhkan, dan aku juga menghendaki Motel
Seruni, tidak mau Motel
Mawar, Kenanga, atau yang lainnya. Karena, kenanganku
bersama Kismi yang pertama kali ada di Motel Seruni itu!"
*** Malam semakin mengalunkan kesunyian, dan kesunyian itu
sendiri menaburkan perasaan cemas. Sedangkan perasaan
cemas itu membawa desiran indah bagi sebaris kenangan
bersama Kismi. Bau harum dari parfum pada kapas semakin
menggoda khayalan Norman. Khayalan itulah yang
menumbuhkan rasa rindu, rasa ingin bertemu dan rasa ingin bercumbu. Maka, Norman
pun menggeliat dengan gelisah.
Darahnya dibakai' oleh khayalannya sendiri. Nafsunya
menghentak-hentak jantung, menuntut suatu perbuatan nyata Dewi KZ
8 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari birahi yang ada. Norman menjadi bernafsu sekali untuk bertemu dengan Kismi.
"Kismiii...!" erangnya dari sebuah rintih dari kerinduan.
Dan, kerinduan itu akhirnya menjadi racun pada jiwa Norman.
Emosinya meluap, meletup-letup, bahkan tak bertakaran lagi.
Emosi itu bukan hanya sekadar luapan gairah bercinta saja, melainkan kebencian,
kemarahan, kesedihan, semuanya
bercampur aduk dan menyiksa jiwa Norman. Ia sempat
meremat bantalnya kuat-kuat dengan tubuh gemetar, lalu
ditariknya re-matan itu dan robeklah kain bantal. Isinya
berhamburan, diremas pula dalam suara yang menggeram.
Tubuh berkeringat, urat-urat menegang, gemetar dan ia
menggemeletukkan gigi kuat-kuat dengan mata mendelik.
Perubahan itu aneh sekali, namun tidak disadari oleh
Norman. Napasnya terengah-engah seperti orang habis lari
jauh. Matanya menjadi liar, ia menggeram beberapa kali,
bahkan mengerang seperti seekor monyet buas yang hendak
mengamuk. Sementara itu, sisa kesadarannya sesekali tumbuh, dan
membuat Norman mampu meredam gejala anehnya itu. Ia
sempat bertanya dalam hati, "Mengapa aku jadi begini"
Mengapa aku benci pada diri sendiri?"
Masa kesadarannya hilang lagi, kembali ia dalam amukan
jiwa yang tak terkontrol. Ia mengamuk, berguling-guling di ranjangnya. Tangannya
mencakar-cakar kasur, membuat
seprei menjadi tercabik-cabik. Bahkan guling pun diremas, digigitnya kuat-kuat
bagai beruang lapar. Sampai beberapa saat hal itu dilakukan di luar
kesadarannya, kemudian ia
terkulai lemas sambil terengah-engah.
"Apa sebenarnya yang kualami ini..."! Oh, badanku sakit sekali...!" keluhnya
lirih, nyaris tanpa suara.
Plakkk...! Norman terkejut. Tiba-tiba ia memukul kepalanya sendiri
dengan keras. Ia merasa heran, mengapa tangan kanannya
bergerak sendiri menampar wajahnya. Bahkan kini tangan
Dewi KZ 9 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kanan itu mengejang-ngejang, jarinya membentuk cakar yang kokoh.
"Oh, kenapa tanganku ini"!" Norman menjadi tegang dengan mata melotot,
memandangi tangan kanannya. Hanya
tangan kanannya.
Tangan itu sukar dikendalikan. Norman ingin melemaskan
otot-ototnya, namun tidak berhasil Bahkan sekarang tangan kanannya yang
membentuk cakar itu bergerak ke atas.
Mendekati wajahnya. Norman melawannya, berusaha
mengendalikan gerakan itu, tetapi tidak berhasil. Tiba-tiba gerakan tangan itu
begitu cepat menghampiri wajahnya dan
mencakar wajah itu sendiri.
"Aaaow...!" Norman berteriak, namun tidak begitu keras, karena hanya luapan rasa
kagetnya saja. Ia masih
memandang tangan kanannya dengan mendelik. Tangan itu
terasa ingin bergerak lagi mencakarnya, dan Norman berusaha melawan kekuatan
yang ada pada tangan tersebut.
"Gilaaa...!"
Norman berteriak keras dan semakin ketakutan oleh
tangannya sendiri. Ia benar-benar panik dan tak mengerti, mengapa tangannya
bergerak di luar kemauannya"
*** Bab 2 Dari kamar Susilo, teriakan Norman itu terdengar tidak
terlalu keras, tapi jelas. Susilo yang belum tertidur nyenyak itu menjadi
curiga. Ia menelengkan telinganya, menyimak suara dari kamar Norman. Dahinya
berkerut menandakan perasaan
anehnya. "Sinting dia. Hampir pukul dua pagi masih teriak-teriak juga. Ada apa sih?"
gerutu Susilo sendirian. Suara gaduh dari kamar Norman itu benar-benar
mengganggunya, sampai-sampai ia terpaksa bangkit dan turun dari ranjang.
Untuk melangkah keluar dari kamar. Susilo ragu-ragu. Ia
masih menyimak suara gaduh yang mirip seseorang sedang
Dewi KZ 10 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergelut mengalahkan sesuatu. Mulanya Susilo menyangka
Norman sedang membawa perempuan masuk ke kamarnya,
namun setelah makin disimak, ternyata suara erangan Norman itu tidak mirip
seseorang sedang mencumbu kekasihnya. Tapi lebih mirip seseorang yang sedang
bertengkar. Prang...! Suara di kamar Norman semakin jelas. Berisik dan gaduh.
Entah apa yang telah jatuh dan pecah sehingga suaranya
sempat membuat Susilo tergerak kaget.
"Aneh. Kenapa aku jadi merinding?" gumam Susilo sambil melangkah mendekati
pintu. Ia bermaksud mengingatkan
Norman agar tidak menimbulkan suara gaduh yang
mengganggu, tapi hatinya menjadi bimbang, dan ia berdesir merinding saat hendak
membuka pintu. Brak...! Prang...!
Sekali lagi kamar Norman bagai mengalami gempa.
Agaknya sesuatu telah membuat kamar itu menjadi porakporanda. Susilo pun akhirnya keluar dari kamar. ,
"Astaga...!" Susilo terpekik tertahan. Jantungnya berdesir ketika ia melihat
sosok manusia berdiri di depan pintu
kamarnya. Untung saja ia tidak menjerit, karena ia buru-buru menyadari bahwa
sosok manusia itu adalah Denny.
Sambil membungkus badannya dengan selimut, Denny
memandang pintu kamar Norman dan melangkah mendekati
Susilo. Ia bertanya pelan,
"Ada apa dia" Ngamuk sama siapa sih?"
"Mana aku tahu?" Susilo menjawab dengan bisikan.
Yoppi keluar juga dari kamarnya yang berjarak dua kamar
dari kamar Norman. Ia bergabung dengan Denny dan Susilo,
di depan kamar Susilo.
"Berkelahi dengan siapa si Norman?" tanya Yoppi. Ia mengerjap-ngerjapkan mata
karena terbangun dari tidurnya.
"Tadi ia menanyakan tentang perempuan," kata Susilo. "Ia mengaku mendengar suara
perempuan memanggilnya."
Dewi KZ 11 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Perempuan"!" Alis Yoppi yang tebal hampir menyatu karena heran. Tangan Yoppi
menggaruk-garuk pinggang
sambil masih mengerjap-ngerjap pertanda masih mengantuk.
"Wah, gawat. Jangan-jangan dia membawa masuk perek,"
kata Denny. "Kalau ketahuan ibu kost, nggak enak kita!"
"Atau, siapa tahu ia berkelahi dengan pencuri?" kata Yoppi.
Kemudian, Susilo memberanikan diri mengetuk pintu kamar
Norman. "Nor..."! Nor, ada apa sih" Sudah lewat malam ini, Nor!"
Jawaban yang ada hanya suara Norman yang menggeramgeram seakan sedang mengalahkan sesuatu. Ketiga teman
kost itu menjadi cemas dan makin curiga. Yang menambah
mereka cemas ialah suara Norman dalam satu teriakan rasa
sakit. "Aaaow...! Uh, uh... uh... hiaaah...!" suara itu sangat jelas.
"Dobrak saja pintunya," kata Denny kepada Susilo dan Yoppi yang berusaha
menggedor pintu kamar Norman.
"Sialan! Aku jadi merinding sendiri. Aku mencium bau wangi," kata Denny.
"Aku juga mencium bau parfum enak," sambung Yoppi.
"Kurasa benar. Norman memasukkan perek ke dalam
kamarnya."
Itulah yang membuat mereka ragu-ragu. Mereka tidak
tahu, bahwa di dalam kamar Norman sedang berusaha
mengalahkan gerakan tangan kanannya yang sepertinya
bernyawa sendiri itu. Tangan kanan itu sudah ditekan matimatian menggunakan
tangan kiri, namun gerakannya masih
belum bisa dikendalikan. Tangan itu seolah-olah sosok
makhluk tersendiri yang bergerak memukuli wajah Norman
sendiri. Bahkan, ketika tangan kanan itu bergerak sendiri mengambil gunting,
Norman berusaha menariknya. Tapi,
tenaga Norman yang telah digerakkan kekuatan penuh itu
tidak mampu menarik tangan kanan yang hendak memegang
gunting. Tangan tersebut seakan mempunyai kekuatan yang
lebih besar dari seluruh kekuatan tenaga Norman sebenarnya.
Dewi KZ 12 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lalu, ketika gunting itu telah digenggam oleh tangan kanan secara kokoh, tibatiba gerakan tangan kanannya itu melesat ke arah dada. Norman menjerit
kesakitan, karena ujung
gunting itu menancap di bawah pangkal pundaknya. Darah
mulai mengucur keluar dan Norman masih terengah-engah
melawan kekuatan tangan kanannya. Tangan yang
menggenggam gunting itu seakan ingin menusuk-nusuk tubuh
Norman sendiri dengan tanpa mengenal ampun lagi. Norman
berusaha menahan dengan seluruh kekuatan dan tenaga yang
dikerahkan. Ternyata hal itu tidak mampu. Gunting itu
bergerak sendiri ke arah dada Norman. Pada waktu itu
Norman tak ingin ditusuk oleh dirinya sendiri. Ia berusaha memegangi tangan
kanannya dengan tangan kiri, sampai-sampai ia berguling-guling di lantai.
Tetapi, pada satu detik tertentu, gunting itu berhasil mengenai perutnya.
Jubbb...! "Aaaow...!" teriaknya. Rasa sakit membuat ia makin mendelik. Tapi beruntung
sekali gunting itu tidak masuk
terlalu dalam, hanya beberapa mili dari ujung gunting.
Brakkk...! Pintu berhasil didobrak oleh Denny dan Susilo.
Ketigji orang itu terbelalak tegang melihat Norman berusaha menikam tubuhnya
dengan gunting. Mereka menyangka
Norman hendak melakukan bunuh diri, sehingga Denny pun
berteriak, "Jangan gila kau, Norman!"
"Cegah dia! Dia mau bunuh diri!" seraya berkata begitu Yoppi mendorong kedua
temannya, dan Susilo serta Denny
segera berusaha menyergap Norman. Saat itu Norman
menyadari kehadiran ketiga temannya, tetapi ia tidak bisa mengendalikan gerakan
tangan kanannya.
"Pergi! Jangan dekati aku, nanti kalian celaka...!" teriak Norman.
Gunting itu sedang ditahan kuat-kuat, karena hendak
menusuk ulu hatinya. Norman mengerahkan kekuatannya,
otot lengannya tampak bertonjolan. Namun, bagi mereka yang tidak tahu, Norman
disangka sedang ragu-ragu untuk
menusukkan gunting ke dalam tubuhnya.
Dewi KZ 13 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lepaskan gunting itu! Lepaskan!" teriak Denny. "Jangan picik kau, Norman...!"
Denny berusaha merebut gunting di tangan kanan Norman,
tetapi baru saja mendekat, tiba-tiba tangan kanan itu bergerak di luar kontrol
kesadaran Norman. Gunting itu mengibas cepat dan mengenai lengan Denny.
"Aaaow...!" pekik Denny kesakitan.
"Menjauh! Kalian menjauh dari aku. Ohw... aku tidak bisa mengendalikan tangan
ini!" teriak Norman sambil berusaha mengekang gerakan tangan kanannya.
"Sergap dari belakang!" teriak Yoppi dalam kepanikan.
Maka, Susilo pun berusaha menyergap Norman dari
belakang. Tetapi, sebelum Susilo berhasil mendekap tubuh
Norman, tubuh itu berputar terbawa gerakan tangan
kanannya. Gunting terarah lurus ke depan, sementara tangan kiri Norman masih
memegangi tangan kanannya untuk
menahan gerakan misterius itu.
"Aaaow...! Kau melukaiku, Nor...!" teriak Susilo yang berhasil tergores dadanya
oleh kibasan gunting tajam itu.
"Aku tidak bisa menahan gerakan tanganku! Oh.... Tolong!
Lekas tolong akuuu...!"
Norman mendelik-delik dengan mengerang mengerahkan
tenaga untuk menahan diri. Ia jatuh berlutut karena berusaha semaksimal mungkin
menahan gerakan tangan kanannya yang
kini kembali mengacungkan gunting ke arah dadanya.
"Pukul dia biar pingsan!" teriak Yoppi, namun ia sendiri tak berani maju setelah
melihat Susilo dan Denny berdarah karena terkena gunting tersebut.
"Dia kemasukan setan!" pekik Denny yang berlari ke arah pintu.
"Tolong...! Aaaoh... tolong aku... hiaaah...!" Norman berusaha habis-habisan
menahan gerakan tangan kanannya.
Dan, tiba-tiba ia menjerit tertahan, "Aaahg...!"
"Normaaan...!" teriak Susilo di puncak kepanikan.
Norman membelalakkan mata dalam keadaan berdiri
dengan lutut menghadap ke arah ketiga temannya. Tubuhnya
Dewi KZ 14 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi kejang sesaat, karena waktu itu gunting telah berhasil menghunjam dada,
menembus sampai ke bagian pangkalnya,
tepat mengenai jantungnya. Darah pun menyembur ke manamana. Wajahnya yang mendelik dan kaku itu terkena percikan darah sendiri hingga
tampak mengerikan.
Denny diam tak bergerak. Shock. Susilo berteriak-teriak tak karuan dengan mata
berkaca-kaca, tak tega menyaksikan
keadaan Norman. Sementara itu, Yoppi berlari dengan panik menggedor setiap pintu
kamar sambil berteriak-teriak
mengagetkan mereka yang sedang tertidur nyenyak.
"Norman bunuh diri...! Norman mati bunuh diri...!" seru Yoppi dengan suara tak


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanggung-tanggung lagi kerasnya.
Perlahan-lahan tubuh Norman limbung. Tangan kanannya
masih memegangi gunting yang menikam jantungnya sampai
ke bagian pangkal. Kemudian, tangan kanan itu mulai
melemas bersama gerakan limbung tubuh Norman. Lalu, ia
pun tergeletak di lantai yang banjir karena darah. Matanya masih mendelik ketika
ia menghembuskan napas terakhir di
depan Denny. Semakin shock Denny menyaksikan kengerian
itu, semakin pucat sekujur tubuhnya. Ketika teman-teman satu pondokan menghambur
ke kamar Norman, Denny jatuh
terkulai tak sadarkan diri.
Lalu, menyebarkan berita tentang kematian Norman.
Semua mulut mengatakan, Norman mati bunuh diri. Hamsad,
sebagai teman dekat Norman yang pernah tinggal sekamar
dengan Norman, merasa tak yakin jika Norman sampai bunuh
diri. Dalam rona kesedihan yang dalam, Hamsad menjelaskan kepada mereka,
"Tiga bulan aku pernah tinggal sekamar dengannya, dan aku tahu kekerasan hatinya
Norman bukan pemuda cengeng.
Norman cukup tangguh dalam menghadapi kesulitan apa pun.
Tak mungkin rasanya jika ia mati bunuh diri."
"Tapi, aku melihat sendiri saat ia menikamkan gunting itu ke arah dadanya," kata
Yoppi meyakinkan.
Dewi KZ 15 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hamsad menghempaskan napas dukanya. Kemudian, ia
berkata dengan pelan, "Pasti ada sesuatu yang tak beres pada dirinya."
Tiga hari setelah jenazah Norman dimakamkan di kota
asalnya, para penghuni pondokan itu masih ramai
membicarakan tentang kematian Norman. Salah satu di
antaranya ada yang berpendapat, Norman melakukan hal itu
karena ada masalah dengan Arni.
"Mungkin ia takut menghadapi Arni. Mungkin Arni hamil dengannya," tutur Bahtiar
kepada teman-temannya yang meriung di depan kamar Yoppi. Saat itu, Hamsad juga
ada di situ dan menyimak beberapa kemungkinan dari mereka.
"Aku juga punya praduga begitu," kata Denny. "Tetapi, aku telah menghubungi Arni
secara pribadi, dan menanyakan hal itu."
"Lalu, apa kata Arni?" tanya Yoppi.
"Dia mengaku belum pernah dijamah Norman. Dan,
memang kenyataannya mereka baru taraf saling menaksir
saja. Belum berpacaran mutlak, kan?"
Yang lainnya manggut-manggut. Mereka memang tahu,
bahwa Norman sedang naksir Arni, mahasiswi seni tari itu.
Mereka juga tahu, bahwa Arni sedang mempertimbangkan
untuk menerima kehadiran Norman. Maka, mereka pun
sepakat, bahwa praduga tentang kehamilan Arni adalah tidak benar.
Susilo yang sejak kematian Norman menjadi orang bego.
banyak melamun, sering terbengong-bengong di depan
kamarnya, kali ini ia mulai ikut bicara.
"Beberapa menit sebelum almarhum meninggal," kata Susilo. "Ia sempat keluar dari
kamar. Waktu itu, aku habis dari kamar mandi. Almarhum menanyakan tentang suara
perempuan."
Semua mata tertuju pada Susilo. Bahtiar bertanya pelan
ketika Susilo mengatur pernapasannya. "Suara perempuan bagaimana?"
Dewi KZ 16 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Almarhum Norman mendengar suara perempuan
memanggil-manggilnya. Dan, mencari keluar kamar, lalu
berpapasan denganku."
"Kau sendiri mendengar suara perempuan itu?" tanya Ade, yang kamarnya dekat
kamar mandi. "Tidak," jawab Susilo sambil menggeleng. "Aku tidak mendengar suara apa-apa.
Tetapi, sebelum kudengar suara
gaduh dari kamar Norman, aku sempat mendengar Norman
seperti bicara dengan seorang perempuan. Aku mendengar ia menyebut namanya."
"Kau masih ingat nama yang disebutkan Norman?" tanya Yoppi.
Susilo mengangguk dalam tatapan mata menerawang. Lalu,
ia berkata pelan, "Kismi...!"
Hanya Hamsad yang terperanjat ketika itu. Yang lain masih tertegun tak mengerti
maksudnya. Tetapi, Hamsad yang sejak tadi menyimak pembicaraan dan pendapat dari
mereka, kali ini bagai ada sesuatu yang menusuk punggungnya, hingga ia
menegakkan badan.
"Kismi..."!" tanyanya kepada Susilo yang tertegun dibungkus duka.
"Ya, Kismi...! Kupikir..., Norman menyuruh perempuan menciumnya. Tetapi, setelah
kupikir-pikir, ternyata dia tidak menyuruh perempuan menciumnya, melainkan
menyebutkan nama perempuan itu. Kismi."
"Kau yakin begitu?" desak Denny.
Susilo mengangguk. "Ada rangkaian kata lain ketika ia mengatakan Kismi.
"Sebentar, Kis..." Itu katanya. Setelah itu, ia membuka pintu, dan memanggil
nama Kismi, sepertinya
mencari-cari perempuan itu."
"Ah, mungkin kau memang salah anggapan," ujar Bahtiar menyangsikan.
Hamsad buru-buru menyahut, "Tidak! Sus benar. Norman memang pernah bercerita
padaku tentang Kismi, perempuan
yang dikenalnya di sebuah motel."
Dewi KZ 17 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ooo... jadi, Norman punya cewek baru yang namanya
Kismi" Begitu?" ujar Denny.
Kemudian, Hamsad menceritakan apa yang pernah
diceritakan Norman kepadanya. Ketika itu, mencuatlah
praduga baru dari mulut Bahtiar,
"Kalau begitu, dia punya problem dengan Kismi, sehingga ia nekat bunuh diri!"
Sejenak suasana menjadi hening, karena masing-masing
menekuni analisa dalam benaknya. Beberapa saat setelah
keheningan itu mencekam, Denny berkata dengan nada
sedikit menggeram,
"Aku akan menemui Kismi! Aku merasa ditantang untuk
mengejar misteri kematian Norman, karena teman kita yang
malang itu sempat melukaiku dan menikam dirinya sendiri di depanku, di depan
kau, dan kau juga Yoppi," seraya Denny menuding Susilo dan Yoppi.
"Kalau ingin mencari dia, datanglah ke motel itu. Kurasa bagian front-office
pasti mengenal nama Kismi!" ujar Hamsad.
"Hostes itu menurut Norman termasuk hostes eksklusif, yang mungkin biaya
pemakaian semalam sama besarnya dengan
uang semestermu!"
Denny merasa berhutang budi kepada Norman, karena dulu
ketika ia sakit, membutuhkan sumbangan darah, Norman-lah
yang mendonorkan darahnya secara sukarela. Dan, kali ini, Denny ingin melacak
penyebab kematian Norman yang
menurutnya punya keganjilan semu. Denny yakin, pasti ada
tabir misteri di balik kematian Norman. Barangkali juga ada hubungannya dengan
perempuan malam yang bernama Kismi.
Atau setidaknya Denny bisa memperoleh informasi dari Kismi tentang benar dan
tidaknya pada malam itu Kismi datang ke pondokan mereka.
Uang bukan masalah bagi Denny, karena ia memang
berlimpah uang. Ayahnya direktur sebuah bank ternama di
ibukota, dan Denny sendiri punya simpanan di beberapa bank.
Sebenarnya, ia bisa hidup dari uang simpanannya itu. Tak
perlu kuliah, ia sudah bisa memperoleh pekerjaan. Tetapi, Dewi KZ
18 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayahnya punya gengsi tinggi, sehingga anaknya dipaksa harus memperoleh gelar
sarjana penuh yang kelak akan dikirim ke Amerika untuk memperdalam study
bidangnya. Kalau saja
Denny mau, tahun-tahun kemarin ia sudah kuliah di Amerika.
Tapi, Denny belum punya niat untuk ke sana, karena ia
merasa malu jika ke Amerika hanya modal ijazah SMA saja. Ia harus punya modal
khusus sebelum ia meraih gelar doktoral di Amerika.
Denny datang ke motel itu bersama Hamsad, sebab
Hamsad punya dendam tersendiri atas ke-matian Norman,
sebagai teman dekatnya yang sudah dianggap saudara
sendiri. Mereka berdua berlagak menjadi tamu yang ingin
menyewa dua tempat di motel itu.
"Hanya tinggal satu kamar, Bung," kata bagian front-office kepada Denny.
"Maklum, malam minggu begini, biasanya harus bocking dulu sehari atau dua hari
sebelumnya."
Denny memandang Hamsad, seakan meminta
pertimbangan. Lalu, Hamsad berkata kepada petugas
tersebut, "Tinggal satu, tapi yang sebelah mana, Bung?"
"Agak jauh dari pantai. Hm... ini, di kamar Melati." Petugas itu menunjuk pada
denah dalam brosur.
"Bagaimana dengan kamar sampingnya" Motel Seruni ini?"
Sejenak tak ada jawaban dari petugas tersebut. Denny
menimpali pembicaraan itu,
"Apakah Motel Seruni juga sudah di-bocking orang?"
"Belum. Tapi...," petugas front-office sedikit ragu. Tapi, karena Denny
memandangnya dengan kerutan dahi pertanda
merasa aneh, maka petugas itu pun melanjutkan katakatanya, "Kamar itu jarang ada yang mau memakainya."
"Kenapa?" desak Hamsad.
"Tempatnya kurang nyaman. AC-nya sering macet, dan
saluran airnya kadang tersumbat. Hm... belakangan ini
memang tidak kami tawarkan kepada tamu, sebab kami belum
sempat membetulkan beberapa kerusakannya. Tapi, kalau
Dewi KZ 19 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bung mau, bisa saja. Di sana juga ada kipas angin, kalaukalau AC tidak berfungsi."
"Oke!" jawab Hamsad tanpa meminta persetujuan Denny.
Tapi, kami perlu teman. Kalau ada... tolong panggilkan yang bernama Kismi."
"Kismi..."!" petugas itu bingung. "Di sini tidak ada yang bernama Kismi. Mungkin
Bung salah nama."
*** Bab 3 Jawaban petugas dianggap hal yang wajar. Pada umumnya
mereka saling berlagak tidak mengenal perempuan panggilan, tidak menyediakan
hostes, tidak menyediakan wanita
penghibur, dan semua itu hanya kamuflase saja. Den-ny dan Hamsad sudah tidak
heran lagi. Mereka tetap menempati
kamar-kamar yang telah dipesan. Kamar-kamar itu merupakan sebuah bangunan
tersendiri, berbentuk semacam rumah-rumah penduduk yang satu dengan yang lainnya
terpisah. Bangunan-bangunan tersebut tidak memakai nomor,
melainkan memakai nama bunga. Dalam setiap rumah motel,
terisi beberapa perabot rumah tangga, terdiri dari satu ruang tamu, satu ruang
tidur berukuran besar, dapur, dan kamar
mandi. "Kau di kamair mana" Melati atau Seruni?" tanya Hamsad kepada Denny.
"Aku di Seruni saja. Tapi, bagaimana dengan Kismi" Kalau mereka tidak bisa
menyediakan perempuan itu, kita sia-sia bermalam di sini!"
"Bisa kita atur lewat telepon, nanti. Biar aku yang bicara."
"Kau sendiri mau pakai dia?" tanya Denny.
"Pakai dan tidak itu urusan nanti. Tapi, kalau Kismi sudah datang, segera kau
telepon aku melalui kamarmu. Kita akan bicara bertiga, siapa tahu bisa
menyimpulkan sesuatu yang berguna. Aku sendiri tidak perlu perempuan lain. Aku
hanya Dewi KZ 20 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin bertemu dengan Kismi, ingin melihat seperti apa
perempuan itu."
Mereka masuk ke motel itu memang sudah malam. Pukul 8
mereka memesan kamar tersebut. Letaknya berseberangan.
Masing-masing mempunyai bangku taman di bawah payung
berwarna-warni.
Telepon di kamar Denny berbunyi. Hamsad yang
menghubunginya. Kata Hamsad kepada Denny,
"Aku sudah paksa petugas itu untuk mengirimkan
penghibur hangat yang bernama Kismi. Kukirimkan ke
kamarmu. Den."
"Apa katanya, Ham?"
"Yah... mereka mau usahakan. Tapi, mulanya mereka
ngotot dan tetap tidak mengaku mempunyai 'anak buah' yang bernama Kismi. Lalu.
kubujuk mereka, kucoba untuk
mencarinya, dan akhirnya mereka suruh kita menunggu, ha ha ha...," Hamsad
tertawa. "Agaknya Kismi perempuan yang cukup eksklusif," kata Denny dalam tersenyum.
"Mungkin tidak semua orang bisa menemui Kismi, Ham. Kurasa tarifnya jauh di atas
yang lain."
'Itu kan bisa diatur," kata Hamsad dalam nada kelakar.
Suara debur ombak terdengar, karena memang motel itu
dibangun di kawasan pantai. Adakalanya hembusan angin kian bergemuruh, seakan
menyatu dengan deru ombak memecah
karang. Di dalam kamarnya, Denny mulai gelisah. Sudah pukul 11
malam, tak ada perempuan yang datang. Hamsad sempat
mendatangi kamar Denny, karena berulangkah ia menelepon
Denny dan menanyakan perempuan pesanannya, Denny
selalu menjawab, "Belum datang." Mungkin karena rasa penasaran yang menggelitik,
maka Hamsad pun datang ke
kamar Denny itu. Dan, ia membuktikan sendiri bahwa di
kamar itu Denny sendirian, tanpa teman wanita yang
diharapkan. "Aku sudah menghubungi resepsionis, dan menurutnya
Kismi sedang dijemput," kata Hamsad. "Bersabarlah."
Dewi KZ 21 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang harus bersabar aku atau kamu" Kulihat kau yang kelihatan nggak sabar lagi,
Ham," kata Denny seraya tertawa pelan.
Hamsad kembali ke kamarnya: kamar Melati. Rupanya ada
satu keisengan yang ia lakukan di kamarnya itu. Tak jauh dari kamarnya, terdapat
kamar motel lain. Kamar Mawar. Di kamar itu, agaknya penghuninya tidak menyadari
kalau lampu terang di dalamnya menampakkan sebentuk bayangan dari luar
kamar yang gelap. Dari jendela dapur, Hamsad
memperhatikan ruang tidur yang terang di kamar Mawar itu.
Karena di sana tampak gerakan-gerakan dua orang yang
bercumbu dalam bentuk bayangan. Dari kamar Denny,
bayangan itu tak akan terlihat. Tapi, dari kamar Hamsad
bayangan dua makhluk bercumbu di atas ranjang itu terlihat jelas.
Denny sendiri asyik menikmati acara TV Malaysia yang
menyajikan film kesukaannya. Ia tidak begitu menghiraukan apakah wanita pesanan
itu akan hadir atau tidak. Ia juga tidak bertanya-tanya dalam hati: mengapa
sampai larut malam


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perempuan itu belum muncul" Yang ada dalam pikiran Denny
saat itu adalah rangkaian cerita film detektif yang menjadi kegemarannya.
Pukul 12 malam lewat dua menit, tiba-tiba TV menjadi
buram. Seolah-olah salurannya terputus. Layar TV
menampakkan bintik-bintik seperti semut sedang kenduri.
Saat itu, barulah Denny menyadari tujuan semula. Ia
melirik arlojinya dan mendesah. TV dimatikan, ia berbaring sambil mulai
menerawang pada masa-masa kematian Nomian.
Bayangan tubuh Norman yang bermandikan darah
terpampang kembali dalam benaknya. Bergidik badan Denny
mengingat kengerian itu. Meletup emosinya, ingin mengetahui penyebab kematian
Norman. Debur ombak terdengar samar-samar di sela siulan angin
pantai. Kali ini, hembusan angin itu terasa cukup aneh. Denny sesekali berkerut
dahi, karena suara angin yang berhembus itu menyerupai lolong serigala menelan
malam. Hati Denny
Dewi KZ 22 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi gelisah, ada debaran-debaran aneh yang ia rasakan ganjil. Tanpa ada
sesuatu ia bisa mengalami debaran, dan ini adalah hal yang aneh baginya. "Ada
apa?" batinnya pun bertanya demikian.
Gagang telepon diangkat. Denny bermaksud menghubungi
Hamsad, karena makin lama ia merasa semakin merinding dan berperasaan resah.
Namun, baru saja ia hendak menekan
nomor telepon kamar Melati, tahu-tahu terdengar suara
ketukan pintu yang lembut.
Denny berhenti spontan dari segala geraknya, ia ingin
menyimak suara ketukan pintu itu. Ternyata, untuk kedua
kalinya pintu itu terdengar lagi diketuk. Lembut. Sopan. Pasti bukan Hamsad,
pikir Denny. Ia bergegas turun dari ranjang berkasur empuk dan
berseprei halus lembut. Ia merapikan rambutnya sesaat,
kemudian segera membukakan pintu.
"Selamat malam," sapa seorang perempuan yang memiliki sepasang mata indah dan
bibir yang sensual.
"Malam...," jawab Denny sambil merasakan debar-debar di dadanya. Ia sedikit
gugup, karena baru kali ini ia melihat perempuan cantik yang memiliki nilai
kecantikan luar biasa.
Sungguh mengagumkan dan menggairahkan.
"Anda yang bernama Kismi?"
"Benar. Anda yang membutuhkan saya, bukan?" kata Kismi dengan suara serak-serak
manja. Lalu, ia melontarkan tawa yang pelan namun memanjang.
"Kupikir kau tak akan datang. Kupikir malam ini kau ada kencan dengan boss
lain," kata Denny memancing diplomasi.
"Tidak semua orang bisa kencan denganku. O, ya... siapa namamu?"
"Denny."
Kismi tertawa lagi. Pelan dan pendek. Denny berkerut dahi sedikit dan bertanya,
"Kenapa tertawa?"
"Namamu seperti nama bekas cowokku yang dulu. Tapi,
wajahnya jauh lebih tampan wajahmu dan aku yakin hatinya
Dewi KZ 23 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih lembut darimu," kata Kismi seraya meletakkan tas kecil yang tadi
tergantung di pundaknya.
"Kau mau minum apa" Bir?" tanya Denny seraya membuka kulkas yang telah penuh
dengan-minuman dan buah-buahan.
"Aku biasa air putih, yang lainnya tidak," kata Kismi.
Kemudian, Denny mengambilkan air putih untuk Kismi.
Malam melantarkan keheningan yang romantis. Tetapi, bagi
Denny, malam itu bagai malam yang penuh teka-teki indah.
Malam itu terasa menghadirkan sesuatu yang meresahkan dan membuatnya merinding,
tetapi penuh dengan buaian mesra
dari sang sepi. Tak henti-hentinya Denny menatap Kismi yang memang mempunyai
nilai kecantikan dan lekuk tubuh
sintalnya yang eksklusif. Ia mirip seorang ratu. Hadir dengan mengenakan gaun
longdres putih berenda-renda pada bagian
perut dan lehernya. Bau parfumnya sangat halus dan lembut.
Enak dihirup beberapa saat lamanya. Rambutnya yang
disanggul, sehingga tampak lehernya yang jenjang itu berkulit kuning langsat,
bagai menantang untuk dikecup. Bibirnya yang sensual itu pun sesekali membuat
hati Denny deg-degan
karena menahan gejolak nalurinya yang masih ingin
dikendalikan. Longdres putih itu terbuat dari bahan semacam sutra tipis, sehingga begitu
membayang jelas lekuk tubuhnya yang sexy
di balik gaun itu. Berulangkah Denny menelan air liurnya
sendiri. Ia lebih suka bungkam sambil menikmati kecantikan yang luar biasa itu
ketimbang harus bicara panjang lebar.
"Mengapa diam saja?" tegur Kismi yang sudah duduk di pembaringan, sementara
Denny duduk di meubel dekat
ranjang, menatap Kismi tak berkedip. "Untuk apa kau kemari kalau hanya
memandangiku" Kau rugi waktu lho."
"Jadi.... Jadi apa yang harus kuperbuat, menurutmu?"
Denny masih sedikit kikuk dan menggeragap karena ia bagai dibuai oleh keindahan
yang tiada duanya.
"Apa perlumu kemari?" tanya Kismi. Denny jadi bingung menjawabnya. Sepertinya
ada suatu kekuatan magis yang
membuat Denny lupa segala-galanya dan hanya memikirkan
Dewi KZ 24 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keagungan seraut wajah cantik yang siap menyerahkan diri
padanya. "Kau baru pertamakan kemari, bukan?" Kismi mendekat sambil menyentil hidung
Denny. Pemuda berwajah halus dan
bersih itu hanya mengangguk. Kismi menyambung lagi,
"Kau bisa penasaran dan ketagihan lho kalau bermalam di sini bersamaku."
"Apakah banyak yang... yang seperti itu" 'Hem...
maksudku, apakah banyak yang ketagihan padamu?"
Kismi mengangguk, lalu berkata, "Tapi tidak semua
kulayani. Aku pilih-pilih jika harus mengulang kemesraan
dengan mereka. Memang ada yang kulayani lagi, tetapi hanya satu-dua."
"Termasuk aku?"
"Mana aku tahu. Kita belum saling menukar kenikmatan, bukan?"
"Kau ingin tahu kehebatanku?" tantang Denny sok berani, walau sesekali ini
mengusap lengannya karena merinding.
"Apa kau lelaki yang hebat?" Kismi tak kalah
menantangnya. "Kau ingin buktikan?"
"Tentu. Hanya pada lelaki yang hebat bercinta aku akan tunduk kepadanya. Kalau
kau berhasil menundukkan aku,
maka kau akan hidup berlimpah kemegahan dan
kebahagiaan."
"Kenapa kau berkata begitu" Apakah kau sedang memburu pasangan yang sesuai
dengan idamanmu?"
"Tidak terlalu memburu, tapi kalau memang ada yang bisa berkenan di hatiku,
barangkali dialah yang kupilih untuk
selamanya...," kata Kismi sambil merayapkan jari telunjuknya ke dagu Denny,
kemudian merayap ke bibir Denny, dan Denny menyambutnya dengan ujung lidahnya.
"Oh...," Kismi mendesah dengan mata mulai membeliak sayu. Denny tergugah, dan
semakin terbakar naluri
kejantanannya. Ia mulai memberanikan diri meraba pipi Kismi Dewi KZ
25 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara bibir dan lidahnya sibuk menghisap-hisap jarijemari Kismi yang sengaja bermain di mulut DennyTangan Kismi yang kiri berusaha melepas tali gaun yang
terikat di pundak kanan-kirinya. Simpul tali itu hanya
ditariknya satu kali, lalu gaun terlepas sebelah. Yang satu ditariknya kembali
simpul talinya, dan kini gaun lembut itu terlepas dari tubuh Kismi. Ia ternyata
tidak mengenakan bra di balik gaun. Hanya sebentang kepolosan yang halus mulus
yang ada di balik gaun. Dan kepolosan itu sangat
menghentak-hentakkan jantung Denny karena kepadatan
dadanya yang menonjol dalam keindahan yang ideal. Padat,
besar dan menantang.
Denny merayapkan tangannya ke leher, terus ke bawah.
Kepala Kismi terdongak ke atas sambil mendesiskan erangan serak-serak manja.
Matanya membeliak sayu. Ia masih
berlutut di hadapan Denny yang duduk di kursi empuk itu.
Tangan kiri Kismi segera melepas sanggulnya dengan gerakan tangan gemulai, maka
tergerailah rambut hitam yang punya
kelembutan bagai benang-benang sutra. Rambut itu ternyata sepanjang punggung dan
berbentuk lurus tanpa I gelombang.
Gerakan kepalanya yang mendongak makin ke belakang
seakan memberi kesempatan Denny untuk mengecup
lehernya. Denny tak sabar, kemudian ia melepaskan tangan
kanan Kismi yang masih bermain di mulutnya. Kini bibir dan mulut Denny mulai
merapat ke leher Kismi, membuat suatu
kecupan kecil yang membuat Kismi semakin mengerang
panjang. "Ouuuh...! Dennyyy...!"
Ucapan kata dalam bentuk desah serak memanja itu begitu
mempengaruhi jiwa Denny. Ia makin dibuai oleh suara yang
memancing api birahi itu. Denny pun akhirnya memburu tanpa bisa menahan diri.
Tak ada niat untuk menunda sedikit pun.
Tak ada hasrat untuk berucap kata apa pun. Denny telah
mabuk dan lupa segala-galanya.
Sementara itu, tangan Kismi pun tak mau tinggal diam. Ia
pandai menyusupkan jemarinya ke lekuk-lekuk tubuh yang
Dewi KZ 26 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peka dari seorang lelaki. Ia memang jago. Hebat. Ia memang berpengalaman, jauh
di atas segala pengalaman Denny.
"Ooouh... kau terbakar, Sayang...," bisik Kismi sambil menggeliat, bergerak maju
bagai menerkam Denny. Pada
waktu itu, tangan Kismi sudah berhasil melepas kancing baju Denny. Bahkan bagian
atas tubuh Denny itu sudah tidak
dibalut selembar benang pun. Denny tidak menyadari keadaan dirinya yang sudah
demikian. Bahkan ia tidak tahu kalau
celananya telah terlempar di lantai tak jauh dari kursi empuk itu. Satu hal yang
disadari Denny adalah keadaan Kismi yang polos itu. Keadaan yang terbuka tanpa
penghalang seujung
rambut pun itu kini berada di sandaran kursi. Entah
bagaimana caranya, Denny tak sadar, tahu-tahu Kismi duduk pada bagian atas dari
sandaran punggung kursi. Ia duduk
bagai seorang ratu yang siap memerintah dari singgasananya.
Kismi mengerang tiada putus-putusnya sambil meremasremas kepala Denny yang ada di bawah tempat duduknya. Ia
biarkan kedua pahanya tersentuh lengan dan ujung pundak
Denny, karena pada saat itu ia merasakan satu sentuhan
mesra yang nikmat dan sesekali membuat ia makin kuat
meremas rambut-rambut di kepala Denny.
Pekikan-pekikannya menandakan ia telah dikuasai oleh
gairah birahi yang sesekali mengejutkan dirinya. Dan, tiap kejutan, ia memekik
keras sambil mengejangkan otot. Denny bagai dipaksa tetap mencumbu di sela
kepekaannya yang
utama, dan agaknya itu sangat memabukkan dirinya. Pekikan dan erangannya kini
makin berubah seperti tangis. Bukan
tangis kesakitan, melainkan tangis kebahagiaan yang sering membuatnya gemas dan
geregetan. Tak sabar Denny menghadapi kegemasan Kismi, karena ia
sendiri ingin memperoleh masa-masa kegemasan yang
melambung jiwanya. Maka, segera Denny mengangkat tubuh
mulus berkeringat harum itu sambil mulutnya tetap merapat di bibir Kismi. Tubuh
mulus yang mendebarkan hati itu
diletakkan di atas ranjang, sehingga terlihat perempuan itu Dewi KZ
27 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih leluasa bergerak menggeliat, dan Denny sendiri lebih bebas menikmatinya.
Deburan ombak di pantai terdengar bergemuruh bercampur
deru angin. Gemuruhnya ombak itu, masih belum sebanding
dengan gemuruhnya darah Denny yang dibuai kehangatan
cinta Kismi. Perempuan itu lebih galak dari singa, dan lebih buas dari beruang.
Tak segan-segan ia menjadi juru mudi
dalam 'pelayaran' itu. Tak ada lelahnya ia menghantar Denny ke puncak
kebahagiaan yang diharapkan setiap lelaki. Bahkan, Denny sempat memekik keras
dalam suara tertahan ketika
Kismi sengaja memancing Denny untuk berlayar lagi. dan
berlayar terus. Puncak-puncak kebahagiaan Denny telah
dicapai beberapa kali, tetapi Kismi masih ingin memacu diri untuk makin
menggila, meremat-re-mat tubuh Denny, mencari puncaknya sendiri.
"Aku lelah, Kismi... oh... berhentilah...!" Denny terengah-engah dengan
bermandikan keringat. Tetapi, Kismi tak mau
berhenti. Masih saja ia mengerang, mengeluh, mendesah dan mendesis di sela
setiap gerakannya yang luar biasa hebatnya.
"Kismi... oh... kita istirahat dulu. Sayang! Aku capek...!"
Kismi bahkan mengerang berkepanjangan sambil terus
bergerak seirama dengan kemauan hatinya. Denny hanya
terengah-engah dan sudah mengalami kesulitan menuju
ketinggian puncak asmaranya. Akhirnya ia biarkan Kismi
berlaga seorang diri. Ia biarkan Kismi berbuat apa maunya, dan Kismi pun merasa
diberi kesempatan. Ia jadi lebih
menggebu lagi. Denny mulai merasa pusing. Matanya berkunang-kunang.
Napasnya sesak, dan perutnya terasa mual. Namun demikian, Kismi masih tetap
mendayung sampannya menuju samudera
kebahagiaan, sehingga mau tak mau Denny pun memekik lagi
karena tiba di puncak khayalan mesranya. Dalam hati, Denny hanya bertanya-tanya
dengan lemas, kapan 'pelayaran' itu
akan usai" Haruskah ia menolak dengan kasar, atau
membiarkan ia jatuh pingsan ditimpa sejuta kenikmatan"
*** Dewi KZ 28 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bab 4 Hamsad menggeragap ketika menyadari dirinya tertidur di
kursi dapur. Ternyata saat itu matahari telah memancarkan sinar paginya yang
menghangat di ruang dapur.
"Astaga..."! Sudah pagi"!" Hamsad segera bergegas ke meja di kamar tidur, ia
mengambil arlojinya di sana.
"Busyet! Pukul 7 kurang 10 menit" Apa-apa-an ini"
Bagaimana dengan Denny"!'
Tanpa cuci muka. tanpa menyisir rambutnya, Hamsad
langsung keluar dari kamarnya, menyeberang jalan kecil, dan segera mengetuk
pintu kamar Denny,
Beberapa kali pintu kamar itu diketuknya, tapi tidak ada


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jawaban. "Ada apa Denny" Kenapa tidak segera membukakan pintu" Apakah ia
tertidur seperti aku" Ah.seharusnya tadi kutelepon saja dari kamar. Pasti ia
terbangun, karena meja telepon dekat sekali dengan ranjang."
Baru saja Hamsad ingin kembali ke kamarnya untuk
menelepon Denny. Tiba-tiba pintu kamar itu terdengar dibuka seseorang dari
dalam. Denny muncul dengan mata menyipit
dan ta-ngan melintang ke atas, ia menahan sorot matahari
yang mengenai matanya.
"Brengsek lu" gerutu Denny sambil bersugut-sungut. Ia masuk, membiarkan Hamsad
terbengong. Kemudian Hamsad
juga turut masuk dan mengikuti Denny. Denny
menelentangkan tubuhnya di ranjang empuk dengan satu
hempasan yang lemas.
"Ya, Tuhan...! Mengapa kamu menjadi seperti mayat
begini. Denny?" Hamsad memandang Denny tak berkedip,
sedikit tegang. Denny meraih guling dan mendesah.
"Kamar ini menjadi bau sperma! Brengsek' Apa yang telah kau lakukan semalam.
Denny" hei, " apakah Kismi datang
kemari"!"
"Hem..." Denny hanya menggumam, membenarkan dugaan
Hamsad Dewi KZ29 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh, dia benar-benar datang" Dan .. dan... kau bercinta dengannya?"
'Semalam suntuk!" kata Denny seenaknya dengan mata
menyipit sayu bagai masih mengantuk.
"Kenapa kau tak menghubungi aku"!" protes Hamsad merasa dongkol.
"Tak sempat!"
"Ah, kau konyol! Aku nggak suka dengan kekonyolan model begitu. Den! Kita kemari
bukan mencari kenikmatan sepihak!
Kita kemari untuk...!"
'Tidak sempat!" bentak Denny yang merasa dongkol juga Hamsad tidak melanjutkan
omelannya, takut terjadi
perselisihan tak sehat, la diam. Memandang keadilan
sekeliling. Ia menggeleng-gelengkan kepala, merasa heran
melihat ranjang berserakan, sprei dan selimut tebal seperti habis dipakai
bertanding adu banteng. Kaos Denny masih
tergeletak di lantai, dekat kursi empuk itu bersama celananya.
Hanya celana dalam Denny yang kala itu dikenakan
Sementara kasur yang acak-acakan itu terlihat banyak noda kelembapan yang
mengeluarkan bau jorok. Hamsad terpaksa
menyingkir, tak tahan menghadapi suasana seperti itu.
Sebelum ia kembali ke kamarnya, ia mengingatkan Denny,
'Kita check out pukul 12 siang ini lho! Jangan lebih'
Denny hanya menggumam sambil tetap memejamkan
mata, dan Hamsad pun segera meninggalkan kamar lembap
ini. Dalam hatinya ia menggerutu dan menyesal setengah
mati, karena ia tidak berhasil bertemu dengan perempuan
yang bernama Kismi. Untuk menghalau kedongkolannya itu.
Hamsad menetralisir diri dengan berkata dalam hati, "Ah. tapi Denny kan sudah
bertemu dengan Kismi ini. Pasti Denny
sudah bisa mengorek beberapa rahasia dari Kismi tentang
Almarhum Norman Tak apalah! Yang penting Denny bisa
menyimpulkan semua keterangan dari Kismi tentang Norman,"
Pukul 10. menjelang pagi berakhir, Denny masih tertidur.
Hamsad menyempatkan diri berjalan ke pantai. Sambil
Dewi KZ 30 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melangkah menikmati pemandangan indah dan cuaca cerah.
Hamsad bertanya-tanya dalam hati.
"Tapi, mengapa wajah Denny begitu pucat. Persis dengan wajah sesosok mayat, la
kelihatan lemas dan layu sekali.
Apakah benar ia telah bercinta dengan Kismi semalaman
suntuk" Separah itukah ia?"
Pasir pantai yang putih dan lembut disusurinya. Banyak
sepasang sejoli yang melangkah sambil bergandengan tangan banyak pasangan yang
beda usia sangat menyolok. dan sudah tentu mereka bukan suami-istri Oom-oom
sedang monikmati
masa santainya bersama daun muda. Ataupun 'daun muda'
yang berhasil menggaet oom-oom untuk diperas dompetnya"
Terkadang Hamsad merasa iri melihat mereka. Yang tua. bisa mendapatkan pasangan
muda belia dan cantik. Yang beruban
dan berwajah peot saja bisa memeluk gadis cantik
menggiurkan, mengapa ia tidak bisa seperti mereka"
Mungkinkah karena faktor ekonomi yang tidak sepadan
dengan opa-opa pecandu daun muda itu"
Dalam masa-masa merenungi kenyataan itu.
Hamsad teringat kata-kata Almarhum Norman saat ia
menceritakan tentang kehebatan Kismi.
"Ia tidak pantas dipajang sebagai wanita penghibur. Kismi sungguh anggun. Mirip
seorang ratu di zaman Romawi Kuno.
Hidungnya mancung dan matanya bening, mempunyai
ketajaman yang berwibawa, tapi enak dipandang. Kalau kau
berjalan dengan Kismi menyusuri pantai, maka orang-orang
yang saling mendekap pasangannya itu akan melepaskan
pelukan mereka, dan mata oom-oom yang ada di sana pasti
terarah kepada Kismi tanpa berkedip. Kismi mempunyai daya magnitisme yang
membuat lelaki bisa lupa daratan maupun
lautan...!"
Hamsad tertawa sendiri teringat kata-kata Norman.
Barangkali di pantai inilah yang dimaksud Norman. Di pantai itulah seharusnyu
Hamsad menggandeng Kismi. agar semua
mata lelaki akan membelalak ke arah Kismi, dan semua
pelukan lelaki akan terlepas dari pasangannya. Jika benar Dewi KZ
31 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
begitu, oh... alangkah istimewanya wanita yang bernama
Kismi itu" Pantas rupanya jika petugas motel merahasiakan tentang Kismi, dan
tidak sembaningau memberikan Kismi
kepada tamunya. Rupanya Kismi adalah maskot bagi motel
itu. Kismi adalah sang Primadona yang tidak sembarang lelaki boleh menyentuhnya.
Mengenai harga keringatnya, sudah
tentu jauh di atas harga wanita-wanita penghibur yang lain.
Hamsad digelitik oleh rasa penasaran tentang Kismi. Ia
bergegas kembali ke kamarnya dan membangunkan Denny
lewat telepon, karena jam sudah menunjuk pukul 11 siang.
Tetapi, sebelumnya ia sempat berpapasan dengan seorang
lelaki separuh baya yang berkumis dan berbadan gemuk, tapi bukan gendut.
"Pak Hasan!" sapa Hamsad. Lelaki itu berpaling ke arah Hamsad, lalu tersenyum
kaget. Pak Hasan segera melepaskan tangannya yang sejak tadi menggandeng wanita
bertubuh langsing yang berusia sebaya dengan Hamsad.
"Hei. kau di sini juga. Ham"!" Pak Hasan segera berjabat tangan dengan Hamsad.
"Biasa, Pak. Refresing...!" Hamsad tertawa seirama dengan tawa Pak Hasan.
"Bersama siapa kau di sini. Ham" Maksudku, bukan teman cewek, tapi teman
lelakimu, Hem... o. ya kau tentu bersama Norman, bukan?"
Hamsad sedikit kikuk untuk menjawab, namun akhirnya ia
berkata. "Apakah Pak Hasan belum mendengar kabar tentang Norman?"
Lelaki separuh baya yang masih digelayuti perempuan
muda itu berkerut dahi. mulai curiga.
"Ada apa dengan Norman" Aku baru saja kemarin sore
pulang dari Bandung."
"Astaga,..! Kalau begitu, mungkin Pak Hasan belum
mendengar kabar terakhir tentang Norman"
"Maksudmu?"
"Norman... hm... dia telah meninggal. Pak."
Dewi KZ 32 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hah..."!" Pak Hasan nyaris terpekik keras. matanya mendelik. Mulutnya ternganga
kaku sejenak. "Dia... dia melakukan kebodohan. Pak." tambah Hamsad dengan nada sendu.
"Kebodohan?" '
Ya. Dia... bunuh diri!'
"Astaga...?" makin mendelik lagi Pak Hasan mendengar kata-kata itu. Wajahnya
tampak tegang dan menjadi pias.
"Apa masalahnya" Ada apa sih"! Mengapa dia sampai
melakukan hal itu"r
Secara singkat Hamsad menceritakan saat-saat Norman
menikam dirinya dengan gunting dan tepat mengenai
jantungnya. Keceriaan Pak Hasan kala itu benar-benar
terganggu dan boleh dikatakan hilang seluruhnya, la menjadi murung, duduk di
bangku plesteran dari batu berlapis traso. Ia kelihatan sedih .sekali.
"Norman...." gumamnya. "Ah. gila! Padahal dia satu-satunya penulis andalanku
yang baru saja kemarin malam
kuusulkan oleh perusahaan yang baru untuk mengontrak
Norman dalam penerbitan tahun ini. Tapi... ah. gila! N'orman itu gila apa waras
sih" Mengapa ia sampai berani berbuat
nekat begitu?"
"Teman-teman satu pondokan tak ada yang mengetahui
alasan Normali secara pasti, Pak." kata Hamsad. "Tapi, ada tiga orang yang
melihat persis saat Norman melakukan
tindakan nekatnya itu. Dua temannya terluka ketika hendak menghalangi tindakan
picik itu."
Wanita cantik yang duduk di samping Pak Hasan itu ikut
menampakkan wajah sendu, seakan turut berdukacita atas
kematian Norman, walau sebenarnya ia sendiri tidak tahu.
siapa Norman. Dan, setelah menghela napas beberapa kali
dalam kebungkamannya. Pak Hasan berkata kepada Hamsad.
"Ham, aku tahu kau teman dekat Nornian. Aku ingin bicara denganmu, tapi tidak di
sini! Datanglah ke rumahku, atau...
jangan. Jangan ke rumah, nanti terganggu urusan lain. Hem...
besok sore, teleponlah aku. Atau kapan saja setempatmu.
Dewi KZ 33 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Telepon aku, dan kita tentukan di mana kita harus bertemu untuk membicarakan
tentang Norman."
"Baik. Saya setuju. Pak."
"Ah. sial! Mengapa aku harus kehilangan dia"!" gumam Pak Hasan yang tampak
menyesal sekali atas kematian Norman
itu. Tak enak jika terlalu lama mengganggu Pak Hasan.
Hamsad pun segera memisahkan diri. Pukul 11 lebih 20 menit, ia segera ke kamar
Denny. takut Denny berlarut-larut dalam tidurnya.
"Hei, minggat ke mana kau"!" sapa Denny yang rupanya justru sedang menengok
keadaan di kamar Hamsad.
"Aku baru saja memesan makanan," kata Hamsad sambil duduk di kursi teras yang
terbuat dari rotan.
Hamsad tidak bicara untuk beberapa saat, karena ia masih
terheran-heran melihat kepucatan wajah Denny.
"Kenapa memandangku begitu" Apa aku mirip setan"!"
"Persis sekali." jawab Hamsad. "Kau bukan mirip, tapi persis setan! Pucat pasi.
seperti kertas HVS ukuran kuarto!'
Hamsad geleng-geleng kepala. Denny hanya nyengir berkesan tersipu.
"Kita tidak buru-buru pulang, kan?" tanya Denny mengalihkan perhatian.
"Tinggal satu setengah jam lagi kita punya ketempatan di sini."
"Ah, pulang besok saja,' kala Denny. dan ia bergegas masuk ke kamar Hamsad.
Begitu keluar sudah membawa dua
kaleng Green Sands.
'Kau mau pulang besok?" Hamsad sangsi.
Denny hanya tersenyum-senyum. "Aku ada janji dengan
Kismi untuk bertemu nanti malam."
"Ah, kau gila!" ketus Hamsad sambil membuka kaleng Green Sands.
"Untung bukan kau yang bertemu dengan Kismi. Kalau kau bertemu dengan Kismi.
maka kau yang akan menjadi gila!"
Dewi KZ 34 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Denny tertawa. Wajahnya yang tampak sayu seperti
dipaksakan untuk ceria.
"Almarhum Norman pernah bilang begitu padaku." kata Hamsad. "Katanya, aku akan
tergila-gila jika bertemu dengan Kismi, apalagi sampai bergumul dengan wanita
itu, pasti kesan itu menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan seumur
hidupku." "Benar! Kata-kata Norman itu memang benar! Kismi wanita istimewa yang mempunyai
kehebatan luar biasa. Daya
tariknya mampu melumpuhkan lututmu, Ham! Wah, aku
hampir pingsan menikmati kebahagiaan dengannya. Dia
pandai. Pandai dalam segala hal! Dia akan membuatmu lemas lunglai dan tak bisa
bergerak lagi oleh cumbuan dan gairah birahinya yang berkobar-kobar Gairahnya
itu seakan lak bisa dipadamkan dalam waktu sekejap. Perlu proses yang cukup
panjang untuk menurunkan temperatur nafsunya. Sungguh
melebihi kuda betina yang kokoh dan tangguh."
Terbayang dalam khayalan Hamsad. seperti apa
sebenarnya keadaan Kismi itu. Ia meraba dalam bayangan
dan akhirnya menciptakan debar-debar penasaran yang
mengganggu ketenangannya. Denny terus bercerita tentang
kehebatan Kismi. tentang kecantikan Kismi, dan tentang kesan indah yang ia
peroleh dari Kismi. Lalu, meluncurlah
pertanyaan dari mulut Hamsad yang bersifat usil.
"Berapa banyak ia memeras uangmu untuk semalam
suntuk Itu?"
"Tidak sepeser pun!"
"Ah...!" Hamsad mendesah, pertanda tak percaya.
"Sungguh, Ham! Dia tidak minta sepeser pun uang duriku!"
"Betul" Atau. barangkali menyuruhmu membayar di kasir?"
"Kamu pikir dia dagangan di supermarket?" Denny tertawa lepas.
Hamsad termenung heran.
"Kok aneh"! Dia tidak minta bayaran" Lalu..." lalu untuk apa dia datang"!"
Dewi KZ 35 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yah... mungkin dia seorang perempuan yang butuh
hiburan juga,' kata Denny. "Yang jelas, ketika pukul 4 pagi lewat sedikit, ia
segera berbenah diri. kemudian mencium
keningku dan berbisik agar aku kembali lagi pada malam
berikutnya. Ia akan datang dan tak perlu memikirkan tarif apa pun. Dia
tersinggung kalau aku bertanya tentang tarif
cintanya. Dia merasa tidak menjual cinta kepada siapa pun. Ia hanya akan datang
jika aku pun datang di tempat yang
sama." Terlintas kejanggalan yang menggelisahkan hati Hamsad
saat itu. Rasa penasarannya semakin menggebu, dan hasrat
untuk membuktikan Semua kata-kata Denny itu ditekan kuat.
disambunyikan rapat-rapat.
"Jadi kau ingin bermalam lagi?" tanya Hamsad dalam kebimbangan.
"Ya. Kau... kau bisa datang ke kamarku. Kali ini. akan kusempatkan untuk
meneleponmu jika dia datang. Tapi.
ingat... aku tidak mau kau mengganggu kemesraan kami'


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Awas lu kalau konyol!"
'Tidak. Aku tidak akan bermalam lagi di sini."
"Alaaah... begitu saja sewot!" ledek Denny.
"Bukan sewot. Kau ingat, nanti malam adalah hari
perkawinan dosen Biologi kita. Bu Anis."
"Astaga! Benar! Aku hampir lupa!"
'Aku harus datang dalam pesta perkawinan itu. Semua
teman kurasa juga datang, karena Bu Anis adalah satusatunya dosen yang paling akrab di hati para mahasiswanya."
Denny mauggul-manggut. lalu kelihatan bingung, la
berkata, "Ya.ya..., Bu Anis nanti malam melangsungkan pernikahan. Dan, wah...
repot kalau begini, Ham. Kalau aku tidak datang, itu sangat keterlaluan. Sebab,
Bu Anis itu anak dari kakaknya ibuku- Kepada Bu Anis dulu ibuku menitipkan aku
agar kuliah di kota ini. Dan. kurasa keluargaku pasti datang semua. Malulah aku
kalau tidak nongol dalam
perkawinan Bu Anis."
'Jadi, bagaimana dengan janjimu dengan Kismi?"
Dewi KZ 36 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Denny diam sampai beberapa saat lamanya, la dalam
kebimbangan yang benar-benar menjengkelkan. Setelah
beberapa saat kemudian akhirnya ia memutuskan agar segera pulang saja. Urusan
Kismi akan ditunda sampai malam
berikutnya. Denny menitipkan pesan tulisan kepada bagian
resepsionis. Pesan itu untuk Kismi yang berisi penundaan
waktu berkencannya. Maka. siang itu juga mereka check-out dari motel tersebut.
Denny langsung ke rumah Bu Anis untuk membantu persiapan malam perkawinan nanti,
sedangkan Hamsad kembali ke rumahnya dengan sejumlah pertanyaan
batin yang menggelisahkan hatinya.
"Ada sesuatu yang ganjil dari cerita Norman dengan cerita Denny. Tapi, di mana
letak keganjilan itu. aku belum
menemukan." pikir Hamsad ketika sore itu bergegas ke pondokan Denny dalam
keadaan siap berangkat ke pesta
perkawinan Bu Anis.
Di pondokan. Hamsad yakin, banyak mahasiswa yang akan
datang ke perkawinan Bu Anis, karena di situ banyak teman satu kampus dengannya,
di antaranya Bahtiar, Ade. dan
Yoppi. Mulanya Hamsad ingin menghampiri Sonita, cewek
kampus yang pernah pergi ke pesta ulang tahun salah seorang teman bersama
Hamsad. Tetapi, Hamsad ragu. sebab Sonita
belakangan ini kelihatan mengakrabkan diri dengan Bob, dan kehadiran Hamsad bisa
jadi menimbulkan perkara di antara
mereka. Karena itu Hamsad lebih setuju untuk pergi bersama-sama anak-anak
pondokan saja. Mungkin lebih seru ketimbang harus membawa cewek yang penuh
resiko itu. "Denny baru saja pergi lagi, Ham.' kata Ade.
"Ke mana dia"!"
"Menjemput Kismi."
"Hah..."!" Hamsad terbalalak kaget memandang Yoppi yang menjawab pertanyaan
tadi. "Dengan siapa ia menjemput Kismi?"
"Tigor. Dia paling bernafsu mendengar cerita Denny
tentang Kismi. Luar biasa menurutku juga"
Dewi KZ 37 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ada rona ketegangan yang tahu-tahu muncul di wajah
Hamsad. la memandang Yoppi. Ade dan Bahtiar. Satu persatu wajah itu
dipandanginya. Kemudian, ia bertanya dengan suara pelan, sepertinya tidak
ditujukan pada mereka.
"Jadi... kalian sudah tahu cerita tentang Kismi?"
Ade tertawa sinis dalam gaya kelakar, *Kau pikir cuma kau saja yang boleh
mendengar cerita menggairahkan itu" Kami
juga berhak mendengarnya dong!"
Bahtiar menimpali, "Kami juga berhak inengkhayalkannya dong. Betul, nggak"!"
Dan, Ade serta Yoppi menjawab
serempak. "Betuuul...!"
Setelah diam sesaat. Hamsad berkala, "Tiba-tiba aku
mencemaskan Denny?" Hamsad tampak resah.
"Cemas" Kenapa harus cemas?"
'Entahlah. Perasaan cemas itu juga timbul sebelum malam
Kematian Norman. Ah, mau ada apa, ya?" gumam Hamsad.
*** Bab 5 Dengan mengendarai mobil Jeep milik Tigor, Denny
bernafsu sekali utiluk membawa Kismi pada pesta perkawinan Bu Anis. Ia ingin
memamerkan Kismi.kepada keluarganya yang malam itu berkumpul di gedung, tempat
pesta perkawinan itu berlangsung. Sedangkan Tigor, adalah salah satu pemuda
korban khayalan cerita Denny. Tigor penasaran sekali dan
ingin melihat sendiri seperti apa Kismi itu. Benarkah cerita Denny bukan sekadar
bualan belaka"
Pukul 7 malam kurang beberapa menit, mereka tiba di
bagian resepsionis. Seorang pemuda berdasi kupu-kupu duduk di balik meja
resepsionis dan menyambut kedatangan Denny
serta Tigor dengan senyum ramah.
"Ada yang bisa saya bantu. Bung?" kata resepsionis itu.
seperti sebuah hafalan.
"Saya tadi siang titip pesan dengan petugas yang badannya sedikit gemuk."
Dewi KZ 38 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, maksudnya.... Mas Gagan"'
'Entah siapa dia punya nama, tapi dia bagian resepsionis
tadi siang. Mungkin sekarang tugasnya telah Anda gantikan, ya"'
"Benar. Saya tugas malam. Ada pesan apa maksudnya"'
Denny sedikit bingung menjelaskannya. Lalu, dengan hatihati ia ceritakan pertemuannya kemarin malam dengan Kismi.
Tetapi, petugas itu tampak kebingungan juga.
"Maaf, kami memang mempunyai wanita-wanita yang...
yah, sering dipesan oleh para tamu. Tetapi, tidak ada yang bernama Kismi. Mmm...
mungkin Anda memesannya dari
motel lain?"
"Tidak. Saya memesannya dari sini. Dan, perempuan itu datang juga ke kamar saya.
Maka, saya titip pesan untuknya, karena seharusnya hari ini saya masih di sini
menunggu dia. Tapi, karena ada resepsi perkawinan keluarga, jadi saya
tinggalkan. Nah, malam ini saya ingin ajak dia untuk
menghadiri resepsi tersebut," tutur Denny menjelaskan.
Sejenak kemudian petugas itu mencari sesuatu dan
menemukan surat Denny untuk Kismi
'Mungkin ini surat Anda."
"Ya. benar! Rupanya belum disampaikan, ya"'
"Mungkin tak seorang pun dari kami yang mengetahui
perempuan bernama Kismi, Bung. Dan. kalau begitu, biasanya kami tunggu saja di
sini Apabila perempuan itu datang, baru kami serahkan surat ini."
"Dari tadi dia belum datang?" Tigor yang tak sabar mulai angkat bicara.
"Belum. Dalam buku tamu ini juga tidak ada yang
mencantumkan namanya sebagai Kismi,' jawab petugas
resepsionis dengan ramah. Sesaat kemudian, ketika Denny
dan Tigor berbicara bisik-bisik, petugas itu bertanya lagi,
"Maaf. di mana Anda semalam menginap" Maksud saya. di kamar Kenanga atau
Flamboyan?"
"Di kamar Seruni," jawab Denny.
Dewi KZ 39 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Petugas resepsionis itu kelihatan terperanjat sesaat, dan buru-buru
menyembunyikan perasaan kagetnya itu. Tigor
sempat mengetahui hal itu, kemudian sedikit berkerut dahi karena merasa curiga.
"Apakah kamar itu sampai sekarang masih kosong?"
"Saya rasa begitu. Bung"'" resepsionis itu telah berhasil menguasai rasa
kagetnya, sehingga memberi jawaban ramah
kepada Denny. Tetapi. Tigor diam-diam memperhatikan wajah pemuda tersebut yang
tampaknya mulai dihinggapi keresahan.
"Dia janji jam berapa akan datang?" tanya Tigor kepada Denny.
"Dia tidan menentukan jamnya tapi yang jelas dia pasti datang untuk menemuiku
kembali." 'Mmm... barangkali...." petugas itu sedikit, gugup.
"Barangkali Anda bisa menunggunya jika membooking kamar itu lagi. Bung."
"Ah, kurang efisien itu!" Denny mendesah. "Atau barangkali Bung mau
menunggunya?" petugas itu tetap ramah.
Denny meminta pendapat Tigor. lalu Tigor berkata, "Repot pulalah aku! Kau yang
punya urusan, kenapa aku yang ikut
susah. Kau sendirilah yang tunggu dia kalau kau mau!'
"Kita bicara sebentar di lobby itu yuk..."ajak Denny.
Kemudian, mereka berdua duduk di sofa yang ada pada lobby tersebut.
Agaknya Denny merengek kepada Tigor agar Tigor mau
menemani dia menunggu Kismi. Tigor sendiri makin tertarik setelah Denny
menceritakan kehebatan Kismi di ranjang. Tigor makin terbuai oleh cerita Denny
tentang kecantikan Kismi
yang mirip seorang Ratu Mesir Kuno. Maka. Tigor pun
akhirnya berkata.
"Kalau kau bohong, aku tak mau berteman lagi dengan
kaulah! Tapi kalau kau benar, kau boleh anggap aku
abangmu." "Bah! Abang macam apa kau kalau diam-diam punya minta juga dengan kekasih
adiknya." kata Denny menirukan gaya Tapanuli.
Dewi KZ 40 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh. siapa bilang aku mau sama cewekmu?"
"Eh. siapa bilang begitu, Denny"! Aku cuma ingin tahu,
seperti apa cewek yang kau agung-agungkan itu. Denny!
Jangan punya pikiran yang macam-macamlah!" Tigor
bersungut-sungut, berlagak sewot. Denny tertawa terkekeh
melihat gaya Tiyor berlagak tersinggung. Buktinya, Tigor
sendiri segera berkata,
"Kalau masalah kau mau kasih kesempatan sama aku, itu lain persoalan, kan?"
"Kesempatan apa?"
"Yang, kesempatan merasakan khayalanmu itulah.,.!" Tigor sendiri akhirnya
tertawa bersama Denny.
Sampai pukul 9 malam, Kismi belum datang juga. Tigor
mulai menggerutu dan merasa ditipu. Denny tidak bisa
tenang. Gelisah sakali, karena seharusnya saat itu ia sudah berada di pesta
perkawinan Bu Anis. Ia penasaran kalau tidak membawa Kismi ke pesta itu. Ia
malu. Dan, ia yakin, bahwa Kismi pasti datang sesuai janjinya.
"Bagaimana ini, Denny" Sudah pukul 10 malam kurang
sedikit. Apa kita harus tunggu dia sampai pagi, atau
tinggalkan saja dongengmu itu! Kita ke resepsi sekaranglah!
Biar aku tak kena marah keluargamu!"
Kesal sekali hati Denny. la dicekam oleh kebimbangan yang menyebalkan. Menunggu
Kismi seperti menanti kematian yang memuakkan.
Dan akhirnya Denny pun setuju dengan usul Tigor untuk
meninggalkan motel itu. Mereka segera melejit ke arah
gedung pertemuan yang dipakai mengadakan pesta
perkawinan Bu Anis. Denny yang mengemudikan mobil itu.
karena Denny yang tahu persis mencari jalan pintas menuju gedung pertemuan untuk
mempersingkat waktu.
Tapi. tiha-tiba mobil itu mogok di perjalanan. Berulangkali Denny menstarternya,
tapi mesin tak mau hidup lagi. Tigor mengambil alih kemudi, dan ternyata sama
saja. "Bah ! Mobil macam apa ini"! Bensin masih ada, oli masih ada, air masih ada,
kenapa macet!. Ah. macam-macam pula
Dewi KZ 41 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mobil ini! Ala. Maaak...! Apa yang rusak ini"!" Tigor menggerutu dan ngomelngomel sendiri, sedangkan Denny
diliputi rasa gelisah yang membuatnya menggeram-geram dan mendesah-desah tak
karuan. Tigor mendorong mobil, sementara Denny memegang
kemudi, tapi hasilnya nol. Dua orang tukang becak dimintai bantuan untuk
mendorong mobil , tetap saja tak menghasilkan apa-apa., Akhirnya tukang becak
itu bahkan menyatakan diri tidak sanggup dan terlalu jauh meninggalkan becaknyaTigor memberi mereka uang seribu, lalu tinggallah Denny bersama Tigor di jalanan
yang sepi itu. Malam melengangkan udara dingin. Sepertinya mau hujan,
karena langit mendung, tak berbintang satu pun. Jalanan itu adalah jalanan yang
jarang dilalui kendaraan karena di
samping banyak lubang juga karena tak ada penerangan.
"Denyyy...!'
Tiba-tiba Denny mendengar seseorang memanggilnya. Ia
tersentak kaget dan matanya membelalak mencari-cari suara tersebut. Tigor sedang
mencoba mengutak-atik mesin mobil, sehingga ia tidak melihat Denny kelabakan
mencari sesuatu.
Beberapa saat selelah mencoba mengutak-atik mesin, Tigor
mencoba menstarternya, tapi masih belum bisa hidup mesin
mobil itu. "Kurang ajar!" umpatnya sendiri. "Sudah jam berapa ini, Denny" Aku rasa kita
sudah terlambat. Mereka sudah pulang dari pesta perkawinan Bu Anis."
"Bakar saja mobil ini. Gor!" seraya Denny melirik arlojinya yang menunjuk pukul
12 tengah malam lewat lima menit.
"Ah. jangan begitu kau! Kalau mobil itu bagus, kau tidak pernah suruh aku bakar,
kan" Ini kan namanya insiden kecil!"
"Mobil rungsokan kau bawa ke mana-mana!" gerutu Denny.
"Dennyyy...!" suara itu terdengar lugi.
Tigor ingin mengatakan sesuatu, tapi Denny melarang
Tigor bicara. "Ssst...! Jangan bicara," bisik Denny. "Aku mendengar suara
perempuan memanggilku. Sudah dua kali
ini, Gor."
Dewi KZ 42 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, kau macam-macam pula!"
"Ssst... benar! Diamlah dulu. Dengarkan suara itu, siapa tahu ia memanggilku
lagi." Tigor hanya menghela napas dan menghempaskannya
dengan kesal. Ia kesal terhadap mobilnya sendiri, juga kesal terhadap tingkah
Denny yang menurutnya mengada-ada.
Tetapi, ketika ia hendak berdiam diri beberapa saat. ia merasa tengkuk kepalanya
merinding. Bulu-bulunya meremang
sendiri, dan ia pun bergidik sambil mendesis pelan.
"Aku jagi merinding, Denny!"
"Aku juga," bisik Denny.
"Celaka! Matilah aku kalau tempat ini ternyata angker...!"
kata Tigor dengan sedikit tegang, suaranya tak berani keras.
Deru angin malam pembawa hujan mulai teram
menyibakkan rambut-rambut mereka. Tigor semakin cemas,
takut kalau-kalau hujan turun, sementara mereka berhenti di jalanan sepi. Kanan

Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kiri adalah rawa-rawa yang ditanami
semacam tanaman kangkung atau sejenisnya. Tak jelas
karenn malam. Yang jelas, mereka jauh dari rumah atau
bangunan berpenghuni.
'Eh, Denny... kita dorong saja mobil ini. Cari tempat yang tidak seram
beginilah!"
Denny setuju. .Mereka mendorong mobil mencari tempat
yang tidak menyeramkan. Tigor mendorong bagian samping
sambil mengendalikan stiran mobil. Napas mereka ngosngosan, keringat pun mulai beranjuran. Tetapi, keringat
mereka itu bercampur dengan keringat dingin akibat rasa
takut yang mencekam.
Beberapa saat setelah mereka mendorong mobil, Denny
yang mendorong dari bagian belakang mobil, tiba-tiba
berhenti melangkah. Ia mendengar suara perempuan
memanggilnya. "Tigor. aku mendengar suara Kismi memanggilku!"
"Ah, tak ada suara apa-apa.' Kau jangan macammacamlah! Bikin orang sport jantung saja.'" gerutu Tigor Dewi KZ
43 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambil tetap mendorong mobil. 'Eh, dorong lagi mobil ini!
Jangan diam sajalah!"
Denny mencoba melupakan suara itu. ia mendorong mobil
lagi. Sampai akhirnya, mereka menemukan sebuah warung di
pangkalan ojek Ada dua tukang ojek yang ada di situ. dan hati Tigor serta Denny
sedikit lega. Setidaknya mereka berada di antara beberapa orang. Syukur ada yang
bisa memperbaiki
mobil, atau memberi saran yang terbaik bagi Tigor dan Denny.
Warung itu. terletak pada satu tikungan jalan raya yang
mempunyai cahaya lampu mercury di salah satu sisi. Sinar
lampu itu jatuh ke warung dalam keadaan remang-remang,
tetapi nyala lampu petromaks di warung itu cukup membuat
penerangan tersendiri di sekitar situ.
Ternyata dari dua tukang ejek itu, tak ada yang bisa
diharapkan untuk membetulkan mesin mebil Tigor. Bahkan
mereka bersikap acuh lak acuh. tak mau memberi saran apa
pun. Sementara itu, pemilik warung jalanan itu juga tidak tahu soal mesin mobil
dan tidak punya pandangan yang lebih baik.
Pemilik warung itu seorang lelaki lanjut usia dengan anak lelakinya yang masih
belasan tahun. Tigor dan Denny akhirnya ngopi di warung itu sambil mencari ide
untuk kembali ke
pondokan mereka.
'Apakah mobil harus dititipkan pada pemilik warung ini"
Kita pulang naik taksi saja?" usul Tigor. Denny menjawab dengan ketus karena
dongkol pada nasibnya.
"Kalau mobilmu mau hilang, silakan saja kau titipkan ke warung ini. Esok pagi
warung ini sudah tidak ada. Mereka
jualan pada waktu malam saja.'
Denny ingin bicara lagi. tetapi kali ini ia mendengar suara seseorang berseni di
kejauhan memanggilnya.
"Denny...! Denny. tolong akuuu...!"
Arah suara itu dari tempat Denny dan Tigor tadi mendoiong mobilnya. Denny
terperanjat karena ia yakin bahwa Kismi
sejak tadi sebenarnya menyusul mereka. Kismi tertinggal di belakang mereka, dan
sekarang agaknya wanita itu mendapat kesulitan. Maka. Denny segera melompat
keluar dari warung.
Dewi KZ 44 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hei, mau ke mana kau. Denny"!" seru Tigor.
"Kismi menyusul kita. Gor! la tertinggal di belakang kila sejak tadi!"
"Ah, mana mungkin dia berani lewat jalan sepi itu
sendirian!' bantah Tigor.
"Tapi. aku mendengar suaranya memanggilku, la minta
tolong!" Denny segera pergi, kembali ke arah semula. Tigor sangsi
untuk mengikutinya. Ketika ia memandung jalanan yang gelap itu. ia melihat sosok
bayangan Denny yang melangkah cepat bagai mengejar suara yang memanggilnya.
Tetapi. Tigor sendiri sejak tadi tidak mendengar suara perempuan.
Sekalipun tidak pernah. Maka. ia jadi merinding sendiri, dan masuk ke warung
lagi. "Apakah Bapak mendengar suara perempuan berseru dari sana. Pak?" tanya Tigor
pada pemilik warung.
"Tidak. Tidak ada suara orang memanggil kok." jawab pemilik warung. "Kamu
mendengar. naK?" Ia bertanya kepada anak lelakinya.
"Nggak dengar apa-apa kok. Pak! Nggak ada orang
perempuan berteriak'" jawab anak lelaki pemilik warung.
"Nah, temanku itu jangan-jangan sudah gila dia! Nekat memburu suara hatinya
sendiri! Sinting, dia" Tigor
menggerutu seenaknya sambil mencomot makanan dan
melahapnya, la tidak begitu menghiraukan keadaan Denny. Ia sendiri merasa
merinding dan diganggu oleh perasaan gelisah sejak Denny pertama kali mengaku
mendengar suara
perempuan memanggilnya.
Denny sendiri tidak peduli dengan Tigor. Menurutnya, Tigor berlagak tidak
mendengar suara Kismi karena ia takut jika harus kembali melalui jalan gelap dan
sepi itu. Tetapi, Denny hanya punya satu konsentrasi, yaitu Kismi. Ia yakin
Kismi memanggilnya dan ia harus datang dengan segera.
Tetapi, setelah beberapa langkah ia meninggalkan warung
itu, langkah kakinya menjadi terhenti Ia mendengar suara
Kismi memanggilnya di tengah rawa yang penuh tanaman
Dewi KZ 45 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sejenis kangkung. Sedangkan, di tengah rawa itu tak terlihat bayangan seseorang
bergerak mendekat atau menjauh.
"Dennyyy..! Deimv. lupakah kau padakuuu.."!"
"Kismii...!" teriak Denny keras ke arah rawa gelap itu.
Beberapa saat ia menunggu, ternyata tak ada jawaban.
Jantungnya semakin berdebar-debar, tubuhnya merindng dan
hatinya gelisah tak menentu.
"Kismiii...! Di mana kaauu...!" teriak Denny lagi. tapi tetap tak ada jawaban.
Angin bertiup mulai kentang. Denny masih berdiri di tepi
rawa untuk menunggu kemungkinan terlihatnya Kismi. Ia ingin masuk ke tengah
rawa-rawa ii u, tetapi ada keraguan sebab ia tak melihat bayangan manusia di
sana. Tubuhnya dibiarkan
semakin merinding, ia menganggap itu hal yang wajar karena angin bertiup cukup
kencang dan membawa udara dingin.
Tetapi, rasa takutnya itu masih menjadi bahan pemikiran
Denny. Mengapa jantungnya jadi berdebar-debar dan
sepertinya dicekam perasaan takut" Apa yang akan terjadi
sebenarnya"
Ada sesuatu yang terbang karena terbawa angin. Sesuatu
itu menempel di telinga Denny. Dengan tersentak kaget Denny menangkap benda yang
menempel di telinganya. Ia mulai
terhenyak kaget setelah diketahui benda itu adalah kapas
putih "Kapas dari mana ini?" pikirnya heran. Sekali Lagi tengkuk kepalanya merinding.
Gumpalan kapas kecil itu sepertinya
bekas penyumbat hidung atau mulut mayat Karena ia
mempunyai dugaan begitu, maka jantungnya semakin
berdebar keras.
Hanya saja. sewaktu ia mencium bau harum dari kapas
tersebut, rasa takutnya sedikit berkurang. Bau harum itu
serupa betul dengan bau parfum di tubuh Kismi. Makin yakin Denny jadinya, bahwa
Kismi memang ada di sekitarnya. Tapi di mana" Ia melangkah semakin menuju tempat
asalnya ia datang bersama Tigor tadi.
Dewi KZ 46 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kismiii..."! Kismi, di mana kau"!' seru Denny sambil matanya mencari-cari.
Lalu, mulailah ia terbayang masa-masa bercumbu bersama Kismi. karena tempat itu
sepi dan ia mulai berkhayal, seandainya Kismi ada di situ, maka ia tak segansegan untuk menggeluti di rerumputan.
Ingatan bercumbu habis-habisan dengan Kismi membuat.
Denny mengerang menahan gejolak birahinya. Napasnya
semakin terengah-engah, dan hasratnya untuk memburu
kemesraan bersama Kismi menyesakkan pernapasannya.
"Kismiii..!" Kali ini, Denny mendesah tanpa suara, dan meremas-remas sesuatu
yang mendatangkan nikmat baginya.
Di kejauhan, masih terdengar suara Kismi memanggilnya
dengan suara serak-serak manja, seakan suatu ajakan untuk bercumbu di alam bebas
itu. Denny semakin terangsang,
menegang semua otot tubuhnya, mendesis-desis lak
berkesudahan, Kapas itu sesekali diciumnya sebagai ingatan keringat Kismi yang
berbau wangi lembut itu. Setiap ia
mencium wangi kapas itu. birahinya pun semakin bergolak
menghentak-hentak. Mulutnya mengucap kata "Kismi"
beberapa kali. Namun, pada detik tertentu, Denny mengalami satu
kejutan yang membuatnya tegang. Tangan kanannya tak
dapat digerakkan. Kaku. la ingin memegang kepalanya, tapi tak bisa. Gerakan kaku
tangan kanannya itu membuat Denny
menarik ke atas untuk menggunakan tangan kiri. Tangan
kanan itu tiba-tiba terlepas dari pegangan tangan kiri dan menampar matanya
sendiri. Bahkan kali ini tangan tersebut di luar kemauan Denny telah meremat
wajahnya sendiri,
mencakar-cakar hingga wajah Denny pun mulai berdarah.
'Oh ..! Aaaow...! Kenapa tanganku ini" Oh...!" Dan, ia pun segera berlari ke
arah warung dalam cekaman rasa takut
sambil menjerit -jerit dicakar tangannya sendiri.
*** Bab 6 Dewi KZ 47 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Malam yang hening dan angin yang bertiup ke arah Utara,
membuat. Tigor berkerut dahi saat meneguk kopi panas.
Suara Denny terdengar sayup-sayup, sejenak meragukan hati Tigor.
"Ah, tak mungkin itu suara Denny," pikirnya sendiri, dan ia melanjutkan
menghirup kopi panasnya.
Tetapi, beberapa saat kemudian anak pemilik warung itu
berkata kepada Tigor, "Bang, sepertinya itu suara teman Abang."
Sekali lagi Tigor berkerut dahi sambil menelengkan kepala, menyimak suara yang
ada di kejauhan. Pemilik warung yang
sudah lanjut usia itu juga berkata kepada anaknya,
"Iya, ya"! Sepertinya itu suara orang yang tadi ke sana, ya, Man" Jangan-jangan
dia dalam bahaya," kalimat terakhir ditujukan kepada Tigor.
"Alaaah, Mak! Dia itu suka bercanda. Pak! Ja ngan mau percaya dengan lagaknya!
Pasti dia main-main saja itu!" Tigor tetap tenang, sedangkan pemilik warung dan
anaknya kelihatan menyimpan kecemasan.
Denny berusaha mempercepat larinya sambil tangan kirinya
memegangi tangan kanan supaya tak bergerak. Tapi,
bagaimanapun juga kekuatan tangan kiri itu tidak sebanding dengan tangan
kanannya. Sekali lagi tangan kanannya
bergerak cepat menampar wajah sendiri, kemudian
mencakarnya dengan ganas dan kuat sehingga sebagian kulit wajah Denny mengelupas
perih. "Aaauw...!" teriak Denny begitu kuat menahan penderitaan itu. "Tigooor...!
Tigooor...! Aaaow...!"
Anak pemilik warung segera memandang ke arah jalanan
yang sepi dan gelap itu. Ia melihat sesosok bayangan manusia yang berlari
terhuyung-huyung dengan teriakan-teriakan kian jelas. Angin yang berhembus kali
ini berubah arah,
bertentangan dengan pelarian Denny, sehingga suara
teriakannya nyaris terbawa angin seluruhnya. Hanya anak
pemilik warung itu yang mendengar lebih jelas, sebab ia
Dewi KZ 48 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melangkah beberapa meter dari depan warungnya. Ia segera
meng-huhungi Tigor dan herkata dengan tegang,
"Bang! Bang, itu teman Abang dalam bahaya! Ia berlari-lari menuju kemari!"
Tigor tertawa dalam gumam. "Dia pasti ketakutan,
disangkanya ada setan yang mengejarnya! Mampuslah kau!
Sok berani dia!" Tigor tetap meremehkan temannya itu, sehingga anak pemilik
warung menjadi jengkel sendiri. Ia
tinggalkan saja Tigor yang menyepelekan pemberitahuannya.
Ia kembali melangkah di tempatnya semula dan memandang
dengan mata menyipit langkah-langkah Denny yang mulai tak mampu secepat semula.
Denny tersungkur jatuh dengan menggeram-geram,
mengerahkan tenaganya untuk melawan gerakan tangan
kanannya itu. Tetapi, kekuatannya itu tak mampu menguasai tangan kanannya yang
hergerak sendiri di luar keinginannya.
Bahkan kali ini tangan kanan itu menjambak rambutnya
sendiri, kemudian mengangkat kepala dan membenturkan
kepalanya sendiri ke tanah. Berkali-kali tangan kanan itu membentur-benturkan
kepalanya ke tanah hingga kotor dan
berlumur darah. Sesekali Denny mencoba menahan hentakan
kepalanya, namun selalu gagal dan akhirnya batu runcing pun mengenai keningnya
beberapa kali, hingga makin deras darah yang mengalir dari wajahnya.
"Aaaow! Aaaow! Aaaow...!" Denny berteriak kesakitan.
Kemudian ia berusaha sekuat tenaga untuk bisa herdiri. Dan, ia berhasil. Tangan
kanannya bergerak kaku melepaskan
rambutnya. Gerakan kaku itu akibat kekuatan Denny memaksa agar tangan tersebut
tidak bergerak. Tangan kirinya segera menarik turun tangan kanannya dengan
kekuatan yang terpaksa menguras tenaga.
Dalam keadaan melawan kekuatan gaib yang lelah merasuk
dalam tangan kanannya itu, Denny tetap melangkah cepat,
berlari ke arah warung. Erang dan tangisnya meraung di sela kesunyian malam, dan
hanya anak pemilik warung yang
mendengarnya. Dewi KZ 49 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Man, ngapain kamu di situ?" tegur pemilik warung kepada anaknya.
"Orang itu kesakitan, Pak!" jawab Man dengan perasaan ngeri.
"Astaga...! Kenapa orang itu, Man"!" pemilik warung terbengong memandangi Denny
dengan mata menyipit. Makin
lama Denny semakin terlihat jelas dalam hembusan angin,
seakan ia menyongsong derasnya angin yang menderu.
"Aaaow...! Tigor...! Tolooong...!"
Kali ini, Tigor keluar dari warung bertenda plastik itu.
Denny berlari terhuyung-huyung dan tak tentu arah. Tigor
masih saja menganggap itu suatu sandiwara atau permainan


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Denny. Ia bahkan berseru di sela tawanya,
"Hei, mabuk di mana kau"! Macam mana bisa mabuk kalau cuma minum kopi, he he
he...!" "Bang, dia hersungguh-sungguh!" kata anak pemilik warung.
Tigor tiba-tiba menghentikan tawanya. Wajahnya menjadi
tegang setelah Denny berjarak 7 meter darinya.
"Denny..."! Kenapa kau, hah"!" Buru-huru Tigor
menyambut Denny, namun tiba-tiba sewaktu ia hendak
meraih tuhuh Denny yang berwajah merah karena darah itu,
tangan kanan Denny menghantam dagu Tigor dengan keras.
Tigor memekik kesakitan dan terjengkang ke belakang hingga jatuh terduduk di
tanah. Sedangkan Denny masih mengerang, ngotot hingga uratnya keluar semua. Ia
menahan gerakan
tangan kanannya yang ingin menghantam kepalanya sendiri.
Dan, sekali lagi Denny menjerit kesakitan karena tangan
kanannya berhasil menghantam kepalanya dengan keras.
Dua tukang ojek itu segera mendekati Denny, karena
mereka curiga darah membasah di wajah Denny.
"Ada apa, Wak..."!" tanya salah seorang tukang ojek kepada pemilik warung.
"Nggak tahu, tuh! Dia tahu-tahu menghajar temannya dan memukuli dirinya
sendiri!" "Gila barangkali, dia!" kata tukang ojek yanj; lain.
Dewi KZ 50 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Denny masuk ke warung dengan gerakan kaku dan
meraung-raung. Tangan kanannya yang masih mengejang
kaku, seakan-akan bergerak sendiri.
"Kasihan dia...!" tukang ojek yang jangkung hendak menolong Denny dengan cara
memegang kedua pundaknya.
Sayang sekali, sebelum tangan tukang ojek itu menyentuh
tubuh Denny, tangan kanan itu sudah lebih dahulu mengibas dan menampar lelaki
jangkung itu dengan keras. Tentu saja lelaki jangkung itu terpekik kesakitan dan
terhuyung-huyung ke belakang.
"Oh... hooow... hhh! Aaaowh...!" Denny bersuara tak karuan, membuat semua orang
tak berani mendekati Denny.
Apalagi dalam keadaan wajah berlumur darah itu Denny
mendelik-delik dengan liar, oh... menyeramkan sekali. Pemilik warung dan anaknya
gemetaran, memandang dari luar
warungnya. "Denny..."! Denny, apa yang terjadi, Denny"!" teriak Tigor sambil mendekati
Denny. Mata Denny yang membelalak liar itu memandang sebuah
sendok garpu di atas piring kotor yang ada di sudut meja.
Agaknya piring itu bekas orang makan yang belum dicuci.
Seketika itu, samhil menggeram Denny menahan tangan
kanannya yang ingin bergerak mengambil garpu makan itu.
"Denny, apa-apaan kau sebenarnya, Bangsat!" bentak Tigor. Ia dalam keadaan panik
melihat Denny berlumur darah wajahnya Lebih panik lagi setelah Denny terlihat
menggenggam sebuah garpu makan dengan tangan
kanannya. Garpu makan diacungkan ke arah diri sendiri.
Suara Denny menggeram, sementara tangan kirinya
menahan kuat-kuat gerakan tangan kanannya yang ingin
menikam diri sendiri.
"Oh, Tig..., Tigor... tolong aku...! Tangan kananku! Oh, tangan ini sukar
kukendalikan, dan.... Aaaow...!" Denny menjerit lagi karena tangan kanannya
berhasil menghunjamkan garpu makan itu ke arah pundak kirinya,
dekat dengan leher.
Dewi KZ 51 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tigor hendak menyergap Denny, namun ia terpaksa
berpaling dan menghindar seketika, karena dengan cepat
tangan kanan itu bergerak mengibas dan mengenai pipi Tigor hingga berdarah.
Jubb...! "Hughhh...! Krrr... krrr...!"
"Edan kau! Edaaan...!" teriak Tigor dengan mata makin membelalak ketika ia
melihat Denny menusukkan garpu
bermata tiga itu ke arah tenggorokannya. Ia mendelik,
matanya terbeliak-beliak. Batang garpu masuk terbenam ke
bagian tengah leher, dan membuat Denny tak mampu bicara
lagi. Ia seperti kambing yang disembelih seketika.
Tigor mau menyergap bersama kedua tukang ojek, namun
masing-masing merasa ciut nyalinya dan takut terkena
sabetan garpu itu lagi. Tigor hanya bisa berseru.
"Jangan nekat, Denny! Jangan berpikiran picik! Kismi masih bisa kau temani kalau
kau hidup, tapi... tapi...."
"Aaahg...!"
Tepat pada saat itu Denny mendelik, membungkuk dan
akhirnya jatuh dengan darah tersembur dari jantungnya yang terkena tusukan garpu
yang kedua kalinya.
Anak pemilik warung memeluk ayahnya, tak tega melihat
peristiwa mengerikan itu. Dan, anak tersebut tak sempat
melihat, bagaimana susah payahnya Denny mencabut garpu
yang telah terbenam di jantungnya, kemudian berusaha
menikam dirinya lagi, dan berhasil mengenai ulu hati. Darah semakin menyembur ke
makanan atau toples tempat peyek
kacang. Darah menjadi berceceran di mana-mana.
Pada saat itu, Denny menjadi melemas. Sepertinya sudah
tak ada setan yang masuk dalam raganya. Lalu, jatuhlah ia.
Terkapar dekat bangku warung dengan berlumuran darah tak
bisa diharapkan lagi. Tigor bermaksud mencari mobil
ambulans atau mobil darurat untuk membawa Denny ke
rumah sakit. Tetapi, usaha itu rupanya tak pernah berhasil, sebab beberapa saat
kemudian, tubuh Denny itu tak mampu
bergerak lagi. Ia menghembuskan napasnya yang terakhir
Dewi KZ 52 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan masih sempat menyebut kata: "Kismi" dalam desah napas penghabisannya.
Maka. meninggallah Denny dengan
keadaan dan suasana yang amat mengerikan.
Tigor tidak bisa berbicara sepatah kata pun melihat
kenyataan itu. Mulutnya seperti dibekukan, kerongkongannya kering dan sukar
untuk mengeluarkan suara. Lidahnya pun
seperti terbuat dari besi, kaku sekali untuk digerakkan.
Seorang tukang ojek mengambil inisiatif, menghubungi pos
polisi terdekat. Mereka mempunyai kesimpulan yang sama,
bahwa kematian Denny adalah satu tindakan bunuh diri, tanpa campur tangan pihak
lain. Berita itu sempat membuat Hamsad nyaris jatuh pingsan di
rumahnya. Ade menghubungi Hamsad pada pagi hari, empat
jam setelah jenazah Almarhum Denny tiba di pondokan
mahasiswa. Hamsad merasa dibantai jiwanya dengan berita
kematian Denny. Bahkan, ketika ia bergabung dengan anakanak pondokan, Hamsad sempat berlinang air mata melihat
wajah-wajah mereka dicekam duka, seakan menunggu giliran
untuk melakukan bunuh diri yang keji.
Hamsad terdengar berkata parau kepada Ade, "Setelah
Norman, Denny. Setelah Denny, siapa lagi?"
Seperti jenazah Norman dulu. Almarhum Denny pun
dimakamkan di kota asalnya: Madiun. Hampir semua teman
kost-nya turut memakamkan Denny ke Madiun. Hanya Tigor
dan Lukman yang tinggal di pondokan. Tigor merasa tidak
mampu menghadapi kenyataan tersebut. Tigor lebih merasa
dibantai jiwanya, karena ia sempat menyepelekan teriakan
Denny yang meminta tolong pada waktu itu. Rasa sesalnya
begitu besar, dan membuat Tigor lebih sering mengunci
mulutnya ketimhang harus bercerita kepada siapa pun yang
bertanya kepadanya. Sedangkan Lukman, waktu itu dalam
keadaan sakit. Ia tak bisa ikut menghadiri upacara
pemakaman jenazah Denny di Madiun. Tetapi, dialah orang
pertama yang menangis tersengguk-sengguk ketika melihat
keadaan Denny sudah menjadi mayat. Beruntung waktu itu
keluarga Denny berkumpul di rumah Bu Anis, sehingga
Dewi KZ 53 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lukman masih bisa mengantarkan jenazah Denny ke rumah
Bu Anis, namun tidak mampu lagi ikut ke Madiun.
Tentu saja setiap orang bertanya-tanya: Mengapa kematian
Denny mempunyai kesamaan dengan kematian Norman"
Masing-masing mati oleh tangannya sendiri. Bunuh diri. Tapi, faktor apa yang
membuat mereka bunuh diri, masih belum
mendapat suatu kesimpulan yang pasti. Ada yang
mengatakan, pondokan mereka angker dan meminta korban
entah berapa jumlahnya. Ada lagi yang beranggapan, Denny
dihampiri roh Norman dan diajaknya pergi dengan cara seperti yang dilakukan
Norman semasa hidupnya. Sementara yang
lain mengatakan, itu hanya satu hal yang kebetulan saja.
Kebetulan Denny punya masalah yang mengerdilkan jiwanya,
sehingga ia berani melakukan bunuh diri.
Hanya satu orang yang mempunyai dugaan aneh di dalam
pertemuan tak resmi yang mereka adakan di kamar Bahtiar,
dua hari setelah jenazah Denny dimakamkan. Orang yang
mempunyai dugaan aneh itu adalah Hamsad. Karena dialah
yang mempunyai firasat buruk pada saat-saat menjelang
kematian Norman dan Denny.
"Keduanya sama-sama jatuh cinta pada Kismi," kata Hamsad. Kemudian, mereka
memberikan reaksi serupa.
Bungkam. Benak mereka sama-sama menerawang pada cerita
Denny tentang Kismi.
Bahtiar bertanya pada diri sendiri, dengan ucapan yang
sempat didengar oleh teman-temannya, "Mungkinkah
keduanya menjadi picik hanya karena jatuh cinta?"
"Tiap-tiap orang mempunyai ketahanan jiwa yang
berbeda," ujar Ade. "Pada saat mencapai klimaks persoalan, jiwa manusia mudah
menjadi rapuh. Yang terlintas dalam
logiknya hanya jalan pintas menyelesaikan persoalan tersebut.
Dan, mungkin bagi kedua korban itu sama-sama sependapat,
bahwa jalan pintas yang terbaik adalah bunuh diri."
Tigor mulai tertarik dengan pembicaraan tersebut. Ia
berkata dengan suara pelan, masih bernada duka,
"Wanita itu sebenarnya tidak ada!"
Dewi KZ 54 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kini, semua mata memandang ke arah Tigor. Hanya
Hamsad yang masih memandang ujung kakinya yang
melonjor, namun telinganya menyimak kata-kata Tigor. Ia
mendengar Tigor berkata lagi,
"Petugas motel itu, aku rasa tidak ada yang kenal dengan Kismi. Jadi, kubilang
Kismi itu hanya ada dalam khayalan
mereka." "Dan mereka mati karena khayalannya sendiri, begitu
maksudmu?" tanya Yoppi.
"Begitulah! Buktinya petugas motel berkeras untuk
mengatakan, bahwa di situ tidak ada perempuan yang
bernama Kismi! Dari pukul 7 malam sampai pukul 10 malam
aku dan Denny menunggu perempuan itu, nyatanya tidak
ada!" "Denny mengatakan, perempuan itu adalah perempuan
eksklusif, yang keberadaannya sendiri dirahasiakan oleh
petugas motel. Barangkali hal itu dimaksud agar reputasi Kismi yang sebenarnya
tidak jatuh di mata mereka. Mungkin Kismi seseorang yang punya reputasi tinggi,
punya jabatan fungsional, punya karir yang gemilang, sehingga kalau setiap orang mengenal dia
sebagai perempuan kehausan, alangkah
memalukan sekali" Karena itu, Denny juga berkata, bukan"
Bahwa, Kismi bukan perempuan sembarangan yang mudah
disentuh oleh lelaki. Dia tidak seperti wanita-wanita penghibur lainnya, yang
sekali panggil pasti akan datang!" celoteh Susilo sambil memainkan korek api.
Siapa sebenarnya Kismi" Di mana tempat tinggalnya"
Menurut Hamsad, hanya Pak Hasan yang mengetahui hal itu.
Karena, Norman mengenal Kismi lewat pesanan dari Pak
Hasan. Hamsad masih ingat cerita Almarhum Norman, bahwa
ia datang ke motel itu dibawa oleh Pak Hasan sebagai service pemancing spirit
untuk tulisan yang akan disusun oleh
Norman. Pak Hasan-lah yang memesankan seorang
perempuan untuk Norman, karena waktu itu, tahu-tahu
Norman dihampiri seorang perempuan sedangkan Pak Hasan
mungkin mengambil perempuan lain untuk dirinya sendiri.
Dewi KZ 55 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jadi, Pak Hasan-lah sebenarnya yang memegang rahasia
tentang siapa Kismi dan di mana Kismi.
Tanpa memberitahukan kepada yang lain masalah Pak
Hasan itu, Hamsad segera menghubungi Pak Hasan melalui
telepon. Kebetulan, ketika Hamsad jalan-jalan di pantai, ia sempat bertemu
dengan Pak Hasan dan disuruh
menghubunginya sewaktu-waktu. Maka, kali ini ia ingin
membuat janji untuk bertemu di sebuah restoran fast food.
Pak Hasan sebenarnya punya bahan pembicaraan sendiri.
Ia ingin berbicara tentang kematian Norman dan tawaran buat Hamsad mengenai
penulisan tentang buku-buku. Tetapi,
Hamsad lebih dahulu bertanya,
"Siapa Kismi itu sebenarnya, Pak?"
Pak Hasan kelihatan bingung, tak mengerti maksud
Hamsad. Ia menggumam, "Kismi..."! Maksudmu, Kismi apa ini" Kismi makanan
atau...?" "Norman bunuh diri sejak ia dibawa oleh Bapak ke Motel Seruni, dan di sana ia
bercinta dengan Kismi."
"Ya. Memang aku yang mengajaknya ke motel, tapi dia
menolak perempuan yang kukirimkan untuknya. Malahan
perempuan itu bilang, bahwa Norman telah mempunyai
pasangan sendiri. Mungkin, perempuan itu yang bernama
Kismi. Tapi, aku tak tahu, Norman dapat dari mana
perempuan itu." tutur Pak Hasan kelihatan serius sekali.
Hamsad masih curiga. "Jadi, Pak Hasan benar-benar tidak mengenal perempuan yang
bernama Kismi?"
"Tidak. Mendengar nama itu pun aku baru sekarang." Pak Hasan tertawa pendek.
"Kusangka tadinya Kismi itu nama makanan. Jadi, tadi aku sedikit bingung."
Hamsad tersenyum tawar, kemudian menghempaskan
napas. Rona duka terlihat samar-samar di wajah itu, membuat Pak Hasan berbalik
curiga kepada Hamsad.
"Ada apa sehenarnya, Ham" Apa benar kematian Norman
karena mengenal perempuan bernama Kismi?"
'Ya. Benar. Tempo hari, ketika saya bertemu Pak Hasan di


Dewi Ular Misteri Gadis Tengah Malam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pantai, saya dengan teman saya mencari perempuan yang
Dewi KZ 56 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bernama Kismi. Teman saya, Denny, berhasil bertemu dengan Kismi, tapi ia tidak
sempat berbicara panjang lebar mengenai Norman. Ia terbuai dan bergumul dengan
Kismi sampai pagi.
Badannya lemas, wajahnya jadi pucat seperti mayat hidup.
Beberapa hari yang lalu, Denny pun mati karena bunuh diri."
"Hah..."!" Pak Hasan mendelik.
"Denny menikam leher, jantung dan ulu hatinya dengan garpu makan di sebuah
warung. Menurut saksi mata, ia
menghempaskan napas terakhir sambil menyebutkan nama
Kismi." Hamsad menelan ludahnya sendiri, seperti memendam suatu kepedihan. Pak
Hasan melihat kesungguhan di wajah
Hamsad, dan hal itu membuatnya berdebar-debar.
Setelah Hamsad menceritakan secara detail tentang
kematian Norman, juga proses kematian Denny, Pak Hasan
pun akhirnya berkata, "Misterius sekali. Aku jadi tertarik untuk menemui
perempuan itu."
"Apakah Bapak bisa membujuk petugas motel?"
"Kenapa tidak!" Pemilik motel itu temanku satu kampung."
*** Bab 7 Memang benar. Pemilik motel itu adalah teman sekampung
dengan Pak Hasan. Tetapi, sayangnya Pak Hasan merasa
keberatan jika Ham-sad ikut menghadap pemilik motel itu.
Hamsad hanya diizinkan menunggu di lobby, sementara Pak
Hasan terlibat pembicaraan dengan pemilik motel di dalam
kantornya. Sore itu, Hamsad merasa seperti kambing congek, terbengong sendirian
di lobby. Hatinya dongkol, karena tak diizinkan ikut dalam pembicaraan tersebut.
Alasan Pak Hasan, karena temannya yang menjadi pemilik motel itu dalam
keadaan cacat, dan ia tak mau orang lain melihat kecacatan fisiknya. Mau tak mau
Hamsad menerima alasan tersebut.
Matahari hampir terbenam seluruhnya. Hamsad masih
berharap, mudah-mudahan ia bisa bertemu dengan
perempuan yang bernama Kismi di lobby itu. Paling tidak
Dewi KZ 57 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melihat perempuan dengan ciri-ciri seperti yang disebutkan Norman dan Denny, dan Hamsad akan berusaha mengenal
perempuan itu. Sayangnya, tamu-tamu yang memasuki lobby
tidak satu pun ada yang punya paras cantik dan punya pesona mirip ratu Mesir
Kuno. Rata-rata perempuan yang masuk ke
lobby mempunyai paras standar, biasa-biasa saja. Tak ada
yang istimewa. Kalau tidak istimewa, berarti dia bukan Kismi.
Sambil merenungkan misteri kematian Norman dan Denny,
Hamsad berhasil menemukan satu kejanggalan. Kejanggalan
itu, tempo hari dikatakan rusak AC-nya, dan sering tersumbat saluran airnya.
Tetapi, nyatanya ketika Hamsad masuk
menemui Denny, kamar itu ber-AC. Lancar. Timbul rasa curiga dalam hati Hamsad,
mengapa bagian resepsionis waktu itu
setengah tidak mengizinkan mereka membocking kamar,
Seruni" Kamar masih ada dua yang kosong, tapi dikatakan:
"Tinggal satu kamar yang belum di-bocking." Ini aneh dan janggal bagi Hamsad.
Kecurigaan kedua, mengapa Norman dan Denny bisa
bertemu dengan Kismi di kamar itu" Bagaimana dengan kamar lain" Apakah Kismi mau
datang ke kamar lain juga" Mengapa pula Kismi tidak meminta uang lelah kepada
Norman dan Denny" Bukankah Kismi bekerja sebagai wanita penghibur"
Bukankah yang dibutuhkan dalam hal itu adalah uang"
Iseng-iseng, Hamsad mendekati bagian resepsionis. Kali ini yang bertugas bukan
orang yang dulu, tetapi orang yang
sebenarnya pernah ditemui Denny dan Tigor. Hanya saja,
Hamsad tidak tahu tentang pemuda tersebut.
"Masih ada kamar kosong, Mas?" sapa Hamsad dengan ramah.
"Masih," jawab bagian resepsionis dengan ramah pula.
"Mau bocking kamar?" tawarnya. Hamsad hanya tersenyum dalam ketenangan sikapnya.
"Saya tunggu keputusan dari teman saya yang sedang
menemui pemilik motel ini. Kalau dia mengajak bermalam di sini, yah... mau tak
mau kami bocking dua kamar." Padahal Dewi KZ
58 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rencana itu tidak ada dalam pembicaraan Hamsad dengan Pak Hasan.
"Hari ini, agak sepi," kata petugas resepsionis. "Lain halnya jika malam Minggu.
Kalau malam-malam seperti ini, apalagi ini malam Jumat, biasanya kamar kami
banyak yang kosong.
Kalau Bung jadi bermalam di sini, Bung bisa bebas memilih kamar sesuai selera."
"O, begitu, ya"! Jadi, bisa saja saya memilih kamar Seruni, ya?"
Pemuda petugas resepsionis itu sedikit menggeragap.
"Hm... kalau kamar itu, wah... kebetulan tadi siang sudah ada yang bocking.
Kamar itu sudah diisi, Bung."
"Ooo..."!" Hamsad manggut-manggut. "Kalau boleh saya tahu, lelaki atau perempuan
yang memakai kamar Seruni itu?"
"Lelaki. Mungkin dia orang seberang."
"Sendirian?"
"Ya. Sendirian. Barangkali sebentar lagi partnernya
datang." "Apa dia langganan di sini" Maksud saya, sering datang dan bermalam di sini
dengan seorang perempuan?" makin lama pertanyaan Hamsad makin bersifat pribadi.
Petugas itu agak sulit menjawab. Ia hanya tersenyum-senyum yang a-khirnya
berkata, "Sebenarnya, kami tidak boleh bicara soal itu, Bung. Tapi, karena kebetulan tadi
saya juga yang menerima tamu itu, jadi kalau boleh saya katakan, bahwa saya baru
sekali ini bertemu dengan orang tersebut. Saya rasa, dia juga baru kali ini
datang kemari, Bung."
Hamsad manggut-manggut sambil menggumam. Petugas
itu berkata lagi,
"Kalau Bung mau, bisa memilih kamar yang lain. Kamar Seroja juga bagus. Bung.
Strategis dan romantis letaknya. Dia ada di tepi pantai. Bung bisa melihat ombak
dari terasnya."
"Kalau saya mau, saya akan memilih kamar Seruni," kata Hamsad pelan, sepertinya
sekadar basa-basi saja.
Dewi KZ 59 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamar itu jarang dipakai, Bung," bisik petugas resepsionis, nada bicaranya
mencurigakan. "Kenapa" AC-nya rusak" Saluran airnya tersumbat?"
Petugas itu tertawa pendek. "Itu hanya alasan kami.
Sebenarnya, kami menghindari kamar itu dari para tamu.
Kalau tidak memaksa sama sekali, kami tidak izinkan para
tamu menggunakan kamar tersebut."
"Alasannya?" desak Hamsad semakin penasaran.
"Kamar itu angker, Bung." Kali ini suaranya yang berbisik namun ditekankan
kalimatnya itu, membuat Hamsad menjadi
merinding seketika. Ia memandang ke arah luar, ternyata
malam mulai datang. Suasana tak secerah waktu ia tiba di
motel ini. Dan, suasana malam itu makin membuat Hamsad
berdebar-debar setelah mendengar jawaban petugas tersebut.
Sebenarnya Hamsad ingin bertanya lebih lanjut mengenai
kamar Seruni, sayangnya petugas itu harus menemui tamu
yang hendak mem-bocking kamar. Hamsad ditinggalkan, dan
kini ia kembali ke meubel lobby, duduk di sana merenung diri.
Hatinya menjadi galau. Resah. Batinnya bertanya-tanya,
"Benarkah kamar itu angker" Jika benar begitu, mengapa begitu mudah petugas
resepsionis itu mengatakannya
kepadaku" Seharusnya dirahasiakan. Ini menyangkut prestise motel ini sendiri,
kan" Ah, kurasa ia mengada-ada. Dengan cara begitu, diharapkan aku tidak kecewa
dan mau memilih
kamar lain. Brengsek!
Itu hanya teknik propagandanya saja!"
Hamsad mendesah kesal. Pak Hasan terlalu lama ngobrol di
dalam dengan pemilik motel yang juga sebagai manager.
Untuk menghilangkan kejenuhannya, Hamsad melangkah
keluar dari lobby, menikmati udara malam di luar lobby. Dalam pikirannya sempat
terlintas satu harapan. "Mudah-mudahan cewek yang akan datang ke kamar Seruni
ituadalah Kismi.
Kalau benar yang akan melayani tamu di kamar Seruni itu
Kismi, maka ada baiknya kalau aku menghadangnya di sini.
Kismi pasti akan berjalan lewat arah sini untuk menuju kamar Serani. Mungkin aku
bisa menyapanya, setidaknya melihat
Dewi KZ 60 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan mata kepala sendiri kecantikan yang konon istimewa itu."
Harapan itu adalah harapan yang sia-sia. Karena, sebelum
Kismi muncul, Pak Hasan telah keluar dari lobby dan
melambaikan tangan kepada Hamsad, memanggil. Mereka
kembali duduk di lobby. Pak Hasan berkata kepada Hamsad,
"Aku sudah mendesaknya beberapa kali, tapi dia tetap mengatakan, tidak ada 'anak
buahnya' yang bernama Kismi.
Bahkan ia mengingatkan padaku, agar jangan sekali-kali
menggunakan kamar Seruni."
"Kenapa, katanya?"
"Kamar itu angker!" bisik Pak Hasan dalam ketegangan.
Hamsad sedikit terperanjat dan merasa heran, karena
pernyataan itu sama dengan pernyataan petugas resepsionis tadi.
"Saya tidak yakin, Pak!" kata Hamsad. "Saya rasa itu satu cara untuk
mempromosikan kamar-kamar lainnya."
"Kalau tidak percaya, malam ini juga aku disuruh
membuktikannya, Ham!"
"Percuma. Pak. Kamar itu sudah dibocking orang."
"Hah..."!" Pak Hasan terperanjat.
"Jadi, apa rencana kita selanjutnya?" tanya Hamsad dengan perasaan masih kesal
akibat kegagalan menyelidik tentang
Kismi. "Ham, kita disuruh cek ke beberapa tempat yang
menampung wanita-wanita penghibur. Terutama di Panti Pijat Mahaiani. Karena,
wanita-wanita di sana sering diambil kemari untuk melayani tamu yang
membutuhkannya. Bagaimana
kalau kita ke sana untuk mencari Kismi?"
Setelah dipertimbangkan sejenak, Hamsad menjawab, "Kita coba saja!"
Sebenarnya Hamsad tidak begitu bersemangat.' Dalam
hatinya ia berkata, "Pasti tidak ada yang bernama Kismi. Kalau toh ada, pasti
Kismi sedang keluar, sebab kamar Seruni itu ada yang menempati. Tapi, coba
sajalah. Barangkali ada hal-hal baru yang bisa dijadikan pertimbangan."
Dewi KZ 61 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dugaan Hamsad menjadi kenyataan. Ia tidak memperoleh
apa-apa di Panti Pijat Maharani itu. Tidak ada yang bernama Kismi, tidak ada
yang mengenal Kismi, kendati mereka
mengaku sering diambil ke Motel Angel Flowers. Kemudian,
Pak Hasan dan Hamsad menuju ke Panti Pijat Ibu Endang,
konon terkenal banyak pengunjungnya. Tetapi, di sana juga tidak ada yang bernama
Kismi. Gagal sudah. Malam itu, Hamsad pulang tanpa membawa
hasil. Hanya sedikit data tentang kamar Seruni yang katanya angker itu. Tapi,
Hamsad tidak menghiraukan kata-kata
petugas resepsionis tadi. Kemudian, dalam ketermenungannya itu ia mendapatkan
Jodoh Rajawali 17 Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Cinta Bernoda Darah 4

Cari Blog Ini