Wanita Baik Untuk Pria Beruntung Karya Rama Bagian 3
"Selamat Pagi, Pak."
"Baik, saya akan segera ke kantor. Lalu apakah ada yang lain yang bapak butuhkan?"
"Baik, Pak. Selamat Pagi."
Dia segera memasukkan handphonenya ke dalam tasnya. Alisnya lagi-lagi dia jadikan satu, hehe.
"Ada apa, Mas?"
"Aku harus ngirim file ke Pak Toto. Karena file yang aku kirim sebelumnya masuk ke email dia yang satunya, dan ternyata email itu error. Waktu itu aku juga lupa ga nge-cc-in ke email dia yang satunya lagi. Ck! Kita balik sekarang gapapa kan?"
"Oh gitu... Yaudah, namanya juga lupa kan" Hehehe. Iyaa gapapa. Dinda ikut Mas Rama yaaa. Boleh?"
"Eh jangan.. Kamu kan capek, Nda... Udah, aku langsung antar kamu ke hotel ya."
"Dinda bakal terbang besok jam 10 pagi. Istirahatnya bisa nanti malam. Boleh ya ikut" Ya ya yaaaaaa.....", rengekku.
"Iyaudah boleh..Dasar kamu. . Yuk cabut!!"
Aku pun menemani Mas Rama pagi itu.
Jarak dari kantor ke pantai ini hampir memakan waktu 30 menit. Dan ternyata sekarang, Mas Rama sebagai Supervisor Manager dari Perusahaan xxx. Alhamdulillah, dia tidak pernah menceritakan ini sebelumnya.
Setiba di parkiran kantor, dia segera menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke dalam kantornya.
"Mas, apa gapapa Mas Rama pegang tangan Dinda begini" Ga enak sama yang lain.", bisikku.
Dia tetap saja berjalan dan terus memegang erat tanganku. Dan setiba kami di loby kantor, kami bertemu dengan beberapa rekan kerja Mas Rama. Ketika itulah dia baru melepas tanganku.
"Selamat Pagi, Pak. Bagaimana hari ini" Ohya perkenalkan ini calon istri saya."
Aku pun segera bersalaman dengan mereka, satu-per-satu.
"Saya Dinda.", kataku seraya tersenyum.
"Wah cantik sekali calon kau ini, Pak Ram. Pantas saja selama ini ku jodohkan dengan wanitawanita kau tak pernah mau. Ternyata calonmu lebih cantik.", aku hanya tersenyum malu mendengarnya. Bapak Yohanes ini terlalu berlebihan. Tapi dia lucu, logatnya logat batak-batak gitu.
"Hahaha.. Pak, saya ke atas dulu yaa, ada sesuatu yang harus saya kerjakan segera. Selamat bekerja kembali. Jangan lupa, hari ini hari Sabtu, kerjanya setengah hari yaa, jangan dilembur."
"Siap lah Pak Rama!"
Mas Rama kembali memegang tanganku.
"Mas, Dinda di sini aja, nunggu di ruang tunggu yaa. Ga enak."
"Di lantai dua juga ada ruang tunggunya. Kamu nunggu disana aja."
Benar saja, kami lagi-lagi bertemu dengan rekan kerja Mas Rama, dan aku kembali diperkenalkan sebagai calon istrinya.
"Sayang, kamu tunggu disini yaa, disini ruang tunggunya lebih nyaman. Hehehe. Tunggu yaa."
"Iyaa, hehe. Mas Rama yang fokus.. Jangan tergesa-gesa, harus teliti ya."
"Siap sayang." Aku menunggu Mas Rama di loby lantai 2.
Aku menunggunya kurang lebih hanya 1 jam. Dan kemudian kita makan siang di kantin kantor, dan sore harinya Mas Rama mengantarku ke hotel. Dan saat di hotel, ganti aku yang memperkenalkan dia kepada teman-temanku yang saat itu kebetulan lagi di luar kamar. Dia kembali ke rumah dinas tepat setelah kami sudah melakukan shalat maghrib.
"Dinda, terima kasih untuk hari ini. Terima kasih masih mau menerimaku. Jangan pernah pergi ya."
*5 Agustus 2012, hari pertama kami kembali bersatu.*
Tulisan Dinda:cemburu 14-08-2014 22:55
Quote: Setelah kami kembali bersama, kami membutuhkan waktu dua bulan untuk saling menyesuaikan kebiasaan kami masing-masing. Sebenarnya bukan menyesuaikan, namun lebih ke arah saling mengetahui segala aktivitas kami yang tentunya sangat berbeda dengan dulu.
Kesibukan Mas Rama biasanya disaat akhir-awal bulan, karena dia harus membuat semacam laporan yang kemudian di presentasikan. Selebihnya, dia hanya sebagai penanggung jawab dari kualitas kinerja seluruh staff di Balikpapan.
Kami jarang sekali bertemu, sekali bertemu mungkin hanya 1-2jam disaat aku landing di Balikpapan, itupun jika dia ada waktu untuk ke bandara. Namun intensitas kami dalam menelpon dan mengirim pesan sangat baik. Yaa bisa dibilang begitu. Hehe. Yaa meski terkadang Mas Rama suka sedikit ngambek kalau dia kangen tapi aku ga bisa ditelpon dan bahkan ga bisa ketemu.
28 Oktober 2012 Hari ini aku terbang dari Makassar ke Luwuk, balik Makassar lagi, lanjut Denpasar, dan terakhir Jakarta. Mas Rama selalu ngasih semangat sebelum aku memasukkan handphone ke dalam koper yang artinya sudah harus boarding. Begitu juga dengan aku. Mas Rama tidak seperti dulu, sekarang dia yang lebih memperhatikan aku, yang lebih peduli, dan yang lebih pencemburu. Hehe.
28 Oktober 2012, Minggu, 18.30, Incoming Call My Wish
"Assalamualaykum...."
"Waalaykumsalam. Dinda capek?"
"Engga kog Mas Rama. Hehe. Mas Rama lagi apa?"
"Lagi di rumah, nonton film."
"Oh.. Sudah makan?"
"Belum sih.. Paling juga makan buah. Sayang, nanti ke Jakarta siapa pilotnya?"
"Hm pokoknya jangan sampe maagnya kambuh yaaa. Pilotnya" Sebentar, Dinda baca jadwalnya dulu. Mas Rama... Nanti Dino kaptennya, co-pilnya Andre."
"Dino bukannya yang naksir kamu yaa" Terus kamu ngeround di Jakarta" Dino juga?"
"Iya kalau Dinda ngeround di Jakarta, tapi kan di mess. Kalau Dino mah ga tau dia ngeround atau engga. Semisal dia ngeround pun, dia pasti pulang ke rumahnya."
"Ooh udah tau yaa schedule dia.."
"Loh kog gitu, kan Mas Rama tanya, yaa Dinda jawab sesuai kenyataannya."
"-----" "Mas?" "----" "Maaas, kog diem" Dinda ga akan ngapa-ngapain dengan Dino. Dia sudah tau kalau Dinda udah sama Mas Rama kog."
"Kamu ga cerita masalah ini. Kapan memang kamu bilang?"
"Yaa udah lama, saat dia bbm Dinda beberapa waktu lalu."
"-----" "Maaas" Kog diem lagi?"
"Yaudahlah, aku capek, mau tidur!"
*tuttuttuttut...... Aku telpon balik Mas Rama. Tapi Mas Rama ga ngangkat telponku. Aku pun segera bersiapsiap untuk penerbangan terakhirku.
Beberapa menit kemudian, Mas Rama kembali menelponku.
"Iya Mas" Jangan marah begini. Dinda ga akan ngapa-ngapain sama Dino, sungguh."
"-----" "Jangan diem... Dinda sebentar lagi terbang.. Jangan marah, Mas Rama..."
"----" "Iya Dinda salah udah ga bilang kalau kapan hari Dino bbm Dinda, iya Dinda salah, Dinda minta maaf. Tapi beneran, Dinda hanya nyampein kalau Dinda sudah sama Mas Rama." "Yasudah, nanti Dinda telpon Mas Rama yaa setelah nyampe Jakarta. Dinda terbang dulu. Dinda sayang Mas Rama. Assalamualaykum."
Mas Rama pun memutus panggilan malam itu. Dan aku hanya bisa menghela napas panjang.
2 jam 30 menit kemudian, kami mendarat dengan mulus di Soekarno-Hatta. Namun, aku tidak bisa langsung menelpon Mas Rama, karena memang kami yang ngeround di Jakarta sudah di jemput mobil jemputan. Dan aku pikir tidak mungkin aku menelpon di tengah-tengah temantemanku. Akupun menelpon Mas Rama sekitar jam 22.30 WIB, yang artinya di Balikpapan sudah jam 23.30 WITA.
Dia baru mengangkat telponku pada nada sambung ke 9.
"Assalamualaykum, Mas Rama sudah tidur" Maaf Dinda baru ngehubungi."
"Waalaykumsalam. Belum. Nunggu kamu daritadi. Kenapa ga kirim bbm kalau udah landing" Karena ada Dino?"
"Mas Rama kog begitu... Bukan karena ada Dino. Tapi koper Dinda langsung di taruh di bagasi sama driver crewnya. Dinda belum sempat ambil handphone."
"Kenapa kog sampe ga sempet ngambil handphone" Ga biasanya kamu gini."
"Mas, Dinda ga sempet ngambil handphone karena tadi masih diajak bicara dengan penumpang Dinda. Namanya Bu Lili, dia pernah satu pesawat dengan Dinda saat ke Malaysia. Yasudah, terserah Mas Rama saja mau nilai Dinda gimana. Yang jelas Dinda ga ada sedikitpun niatan untuk ninggalin Mas Rama ataupun selingkuh dengan yang lain. Dan perlu Mas Rama ketahui, Dino ga ngeround di Jakarta, dia ada flight lanjutan ke Surabaya. Mas Rama masih marah sama Dinda" Yaudah Dinda minta maaf sudah buat Mas marah. Maaf sudah buat Mas nunggu. Selamat tidur yaa. Mimpi indah. Besok semangat kerjanya. Dinda sayang Mas Rama. Assalamualaykum."
Aku segera memutus telponnya. Aku hanya bisa menangis terisak malam itu, sendiri, di dalam kamar.
Mas Rama menelponku kembali setelah 15 menit membuat air mataku kembali keluar.
"Nda, maafin Rama."
"-----" "Dinda nangis" Maafin Rama. Rama udah marah-marah ga jelas, udah nuduh-nuduh Dinda macem-macem. Maafin Rama yaa. Rama sayang Dinda. Dinda jangan nangis lagi. Selamat tidur yaaa."
"Iyaaa, mimpi indah Mas Rama. Dinda juga sayang Mas Rama."
------- Yaa semacam itulah penyesuaian diantara aku dan Mas Rama. Mas Rama lebih sensitif, entah kenapa. Mungkin dia benar-benar takut kehilangan aku, mungkin begitu.
Belum lagi kalau aku harus terbang ke luar negeri. Dia suka ngambek karena aku bakal lebih lama di udara. Apalagi dia suka kangen. Jadi yaa awalnya susah untuk menyesuaikan Mas Rama yang sekarang. Tapi setelahnya, aku terbiasa.
Saat aku jauh, aku pun selalu berusaha untuk bisa skype-an dengan dia atau kalau tidak aku hanya mengirim foto. Pada intinya, jangan sampai mengabaikan dan membiarkan Mas Rama, hehe.
*akhir kisah dari penyesuaian kami*
### Tulisan Dinda:cemburu lagi 15-08-2014 10:27
Quote: Sejak pertengkaran kecil hari itu bukan berarti kami tidak bertengkar lagi. Pada awal November, aku dapat libur 2 hari, dan aku isi liburku dengan pulang Semarang. Mas Rama sudah aku beritahu.
Sekitar jam 19.00 aku sudah berada di rumah, aku berencana ingin makan malam bersama Papa Mama. Setelah makan malam di rumah, kami berkumpul di ruang tengah. Dan tiba-tiba Mama memberi undangan pernikahan sahabat semasa SMA-ku, Fitri. Di undangan tertera bahwa pernikahannya tanggal 3 November 2012, jam 19.00 selesai, itu artinya pernikahannya besok malam.
--- 3 November 2012, Sabtu Aku menghadiri pernikahan Fitri sendiri, karena Mas Rama tidak bisa datang untuk menemani. Tepat pukul 19.30, aku sudah berada di acara pernikahan Fitri. Aku bertemu dengan banyak teman-teman SMA dan SMPku, termasuk bertemu dengan Arya, seseorang yang pernah aku tunggu selama sekian tahun disaat aku masih di jaman sekolah. Namun penantianku tidak berakhir bahagia, karena dia telah bersama yang lain ketika itu.
Setelah berfoto dengan Fitri, aku segera mengambil salad buah yang dihidangkan, makanan favoritku, hehe. Dan ketika itulah, Arya menghampiriku. Kami bercerita banyak dan jujur saat itu perasaanku sudah sangat biasa saja dengan dia. Dia sudah aku anggap sebagai teman.
Saat itu, Arya masih menggunakan seragam akpolnya ketika menghadiri pernikahan Fitri, karena dia baru masuk pendidikan Akpol setelah dia lulus S1 beberapa tahun lalu. Lama sekali kami saling berbagi cerita. Dan akhirnya aku diajak pulang bersama dia, karena memang arah rumah kami searah. Karena aku menganggapnya biasa saja, yaa aku mau mau saja menerima tawarannya. Namun, disaat kami berdua menuju parkiran mobil, Mas Rama menelponku.
"Nda... Kamu dimana?"
"Dinda lagi diparkiran Mas, ini mau pulang, ditebengin Arya temen Dinda."
"Temen yang selama 5 tahun kamu tunggu untuk jadi pacar kamu" Pulang bareng aku!! Tunggu disitu, jangan kemana-mana!"
"Sorry, Ya.. Sepertinya aku ga jadi pulang bareng kamu."
Kemudian, Mas Rama muncul dari sebelah kanan kami.
"Mas Rama, ini Arya.. Yaa, ini Mas Rama."
"Arya, mas. Ini calon kamu yang kamu ceritain tadi, Nda" Hehe salam kenal Mas."
"Iya, salam kenal juga ya. Hm gimana, Nda, sudah mau pulang?"
"Iya mas. Ya, aku duluan."
"Duluan yaaa Arya."
Mas Rama segera mengajakku ke dalam mobil, yang ternyata mobil yang dia pake adalah mobil Papa.
"Mas Rama dari rumah Dinda" Kog ga bilang" Aaaah tapi Dinda seneng Mas Rama nemuin Dinda. Dinda kangen Mas Rama!", kataku seraya mencubit pipi Mas Rama.
"---" "Mas Rama kog diem" Marah" Marah kenapa?"
"Marah kenapa kamu bilang" Daritadi kamu ngobrol asyik berdua dengan Arya tanpa nyadarin ada aku yang merhatiin, lalu kamu masih tanya kenapa aku marah?", bentak Mas Rama.
"Jangan ngebentak, Dinda takut.", aku mulai terisak.
"Awalnya aku mau kasih surprise buat kamu, mau nemenin kamu ke pernikahan Fitri, tapi saat aku nyampe rumah kamu, kamu baru aja berangkat, akhirnya aku pinjam mobil Papa dan nyusul kamu. Tapi apa yang aku liat" Kamu malah asyik ngobrol sama Arya bahkan mau diajak pulang bareng!"
Aku hanya terdiam dalam isakanku. Mas Rama juga terdiam. Dan mobil kami berhenti di daerah yang jauh dari hingar bingar kota Semarang.
"Jujur ya, Nda... Aku sakit liat kamu ketawa-ketiwi sama Arya. Kamu cerita dia nyimak, dia cerita kamu nyimak. Kalau tau bakalan gini, aku ga bakalan nyamperin kamu!!"
Tangisanku makin menjadi. Aku melepas sabuk pengamanku, dan kemudian memeluk Mas Rama. Tapi dia mencoba menepis tanganku berkali-kali, dan aku kembali menunduk sambil menahan tangisku yang semakin menjadi liar.
"AKU CAPEK SAMA KAMU YANG SEKARANG!", Mas Rama membentak lagi.
Setelah Mas Rama berbicara seperti itu. Kami terjebak dalam diam. Dadaku sesak karena sedaritadi menahan tangisanku. Aku terus menunduk, kedua tanganku bertautan gemetaran, karena aku benar-benar takut dengan Mas Rama yang seperti ini. Dia keluar mobil, dan menutup pintu mobil dengan kencang. Aku ga nyangka dia akan semarah ini. Aku pun juga keluar dari mobil. Menghampiri Mas Rama dan memeluknya dari belakang. Aku nangis sejadijadinya. Dan aku merasakan bahwa Mas Rama juga terisak.
"Maafin Dinda, Mas Rama. Maafin Dinda."
"Dinda ga bermaksud buat Mas Rama cemburu atau marah.... Dinda hanya bercerita sekedarnya dengan Arya. Topik yang Dinda ceritakan juga ga lepas dari cerita tentang Mas Rama. Jangan marah begini, Dinda takut."
"Aku capek sama kamu. Kamu selalu buat aku cemburu dengan segala kesempurnaan kamu. Aku ga tau, sepertinya aku harus lepasin kamu. Aku harus ikhlas pergi dari kamu."
Aku melepas pelukanku. "Kenapa Mas Rama bilang seperti itu" Dinda sudah berjuang untuk bisa kembali dengan Mas Rama. Tapi kenapa Mas Rama berkata seperti itu" Apa perjuangan Dinda masih belum cukup Mas?"
Mas Rama tak menjawab. Aku segera kembali ke dalam mobil, membawa tas kecilku, pergi meninggalkan Mas Rama yang terus terjebak dalam diamnya. Aku berjalan semakin jauh dari tempat Mas Rama. Berjalan sambil terisak dan aku mulai merasa kedinginan, dress yang aku kenakan tidak mampu melindungi tubuhku dari dinginnya malam itu. Dan sialnya, jaketku tertinggal di dalam mobil Papa.
Alasan aku pergi meninggalkan Mas Rama malam ini karena aku ga mau dengar kata-kata dia yang ingin pergi melepasku. Aku ga mau dengar kata-kata itu. Hatiku sakit mendengar pernyataan itu, meski aku tau mungkin itu semua hanya emosi sesaat. Sekitar 300 m aku berjalan, aku menemukan taksi. Dan aku pulang ke rumah dalam keadaan mata sembab dan pikiran kacau. Aku hanya bisa diam disaat Papa Mama menanyakan, "Dinda kenapa Sayang?" Aku segera ke kamar. Aku menangis sejadi-jadinya!
Kurang lebih 30 menit kemudian, Mas Rama tiba di rumah. Dia mengembalikan mobil Papa. Dan entah, aku tidak mendengar percakapan mereka. Dan entah Mas Rama sudah pergi atau masih di rumah. Kemudian Mama mengetuk pintu kamarku, namun tidak aku jawab. Selang beberapa menit, ada yang mengetuk pintu kamarku lagi.
"Nda... Ini aku. Buka pintunya ya..."
Aku tak menjawab. 5 menit dia mengetuk-ngetuk pintu dan diapun tahu bahwa pintunya tidak terkunci.
"Ndaaaa... Aku masuk yaaa."
Aku hanya bisa diam, membelakanginya. Kemudian dia tiba di tepi ranjangku. Dia mengelus rambut di sekitar atas telingaku, perlahan. Aku berusaha menangis dengan keadaan mata terpejam.
"Sayang.... Maafkan aku. Maaf untuk malam ini. Maaf untuk perkataan-perkataan kasarku. Maaf."
Lagi-lagi aku diam. Dia terus mengelus rambutku, lama. Aku mulai bisa berhenti menangis. Dan aku pun tertidur.
Pagi ketika bangun, aku terkejut melihat Mas Rama tidur di kursi di tepi ranjangku. Aku melihat pintu kamarku terbuka lebar. Dan aku melihat ada waslap di keningku dan ada baskom di meja kecil samping ranjang. Aku merasa sedikit pening. Badanku serasa capek semua. Aku merintih. Dan Mas Rama terbangun.
"Kamu udah bangun, Nda" Gimana demam kamu?", dia segera memegang keningku.
"Yaampun, masih panas."
Aku hanya bisa diam. Tidak sanggup untuk mengelak.
Setelah Mas Rama keluar kamar, Papa dan Mama segera menghampiriku. Mereka panik. Dan segera memanggil Dokter Nadia untuk segera tiba dirumah dan memeriksa keadaanku. Mas Rama terus menerus memegang tanganku, sedang aku hanya bisa terbaring lemah dan pasrah disuntik dengan Dokter Nadia, katanya obat untuk penurun demam.
"Mbak Dinda kecapean yaa. Banyak pikiran juga" Ini besok ada jam terbang" Kalau saran saya, istirahat sehari dua hari yaaa. Kalau ga takutnya nanti kenapa-kenapa. Biar saya buat surat izinnya."
Aku menggeleng. "Ga perlu dok. Saya hanya butuh istirahat hari ini, besok sudah bisa terbang kog. Saya biasa seperti ini kalau saya di Jakarta. Yaa selalu demam kalau kecapean. Biasanya kalau saya pake untuk tidur, saya lebih enakan."
"Sayang, istirahat yaa seperti yang dokter bilang. Yaa?"
"Yaa sudah dok, tolong buatkan surat keterangan sakitnya yaa, Dinda diam, berarti dia mau.", kata Mas Rama.
Akupun dibuatkan surat keterangan sakit dari dokter. Papa Mama dan Mas Rama nemenin aku yang ketika itu entah kenapa menjadi lemah.
Mas Rama menyuapiku ketika sarapan dan makan siang. Dia pun rela izin meninggalkan kantornya 2 hari kedepan hanya untuk merawatku. Mungkin dia merasa bersalah dan merasa semua ini adalah tanggung jawabnya.
Sedang aku masih diam tanpa berbicara. Papa Mama sudah mengirimkan surat keterangan sakitku ke bagian service melalui email. Alhasil sebagian crew yang akan terbang bersamaku banyak yang menelponku, dan aku hanya bisa menjawab, "Iyaa lagi sakit nih. Sorry yaa ga bisa terbang bareng.", setelahnya langsung diam seperti semula. Mas Rama yang sedaritadi disampingku hanya bisa diam melihat sikapku. Mungkin dia mencoba mengerti apa yang aku rasakan.
Sehari itu aku biarkan Mas Rama dalam diamnya. Mungkin dia hanya ngomong, "Yuk Dinda makan dulu, aku suapin yaa." atau "Yuk aku bantu Dinda untuk ambil wudhu.", dan aku juga tidak berbicara padanya.
Keesokan harinya, setelah Mas Rama menyuapiku, dan ketika Papa sudah berangkat kerja dan hanya ada Mama dan si mbok di dalam rumah, Mas Rama memulai berbicara.
"Dinda... Demamnya udah turun. Gimana" Masih lemes ya?"
"Dinda gapapa."
Dia memegang tangan dan mengelus wajahku.
"Maafin aku. Aku penyebab kamu jadi begini. Maafin.", Ya Allah, dia menangis. Aku harus apa.
Aku pun menghapus air mata Mas Rama yang mulai membasahi pipinya.
"Jangan nangis, nanti Dinda ga sembuh."
Dia menarik tubuhku ke pelukannya. Dia menangis sejadi-jadinya, begitu juga denganku. Dia meminta maaf dan rasanya benar-benar merasa bersalah. Aku melepaskan pelukan Mas Rama.
Lalu menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. "Iya. Dinda maafin. Maafin Dinda juga yaa."
Dan akhirnya, pagi itu kita baikan.
--- Ketika siang dan sehabis shalat dan disuapin Mas Rama, kita sudah mulai bisa bercanda.
"Dinda, Dinda mau hadiah apa" Dinda masih suka boneka?"
"Dinda ga mau boneka."
"Lalu, Dinda mau apa?"
"Dinda mau... Mas Rama ga bentak-bentak Dinda lagi. Dinda takut Mas Rama."
"Iyaa, ga gitu lagi, maafin aku yaaaaaa."
"Hehehehe makasih yaaa... Dinda sayang Mas Rama."
"Aku juga sayang kamu."
*Pertama dan terakhir kalinya Mas Rama membentakku*
### Tulisan Dinda:aku bahagia 23-08-2014 13:07
17 November 2012, Sabtu Hari ini aku ngeround di Balikpapan. Alhamdulillah, ini sesuatu yang jarang terjadi. Tau maksudnya kan" Hehehe Yaaps aku bisa bermalam minggu dengan Mas Rama di Balikpapan.... meskipun... malam mingguannya juga dengan teman-teman Mas Rama yang ternyata ketika itu mengadakan pesta ulang tahun Pak Randy di pantai. Malam itu aku menggunakan jeans seperti biasa, kaos berkerah, rambut diikat kuda, dan tanpa make-up.
Quote: -Aku Assalamu'alaykum Mas Rama *cium tangan*
Maaf yaa... nunggunya lama yaaa" Tadi ada sedikit briefing Mas, maaf yaa..
-Mas Rama Waalaykumsalam sayang. Ga lama kog, udah kamu ga perlu minta maaf.. Hahaha
-Aku Kita mau kemana kah"
-Mas Rama Yaa liat aja nanti mobil kita ngajakin kita kemana.
-Aku Ck... selalu deh yaaa. *cubit pinggang Mas Rama*
-Mas Rama Dindaaaaa pliiiisss, cubitan kamu sakit tau. Jangan cubit-cubit aah!
-Aku Hehehehe Dinda sayang Mas Rama
-Mas Rama Oooowh gitu yaaa, setelah nyubitin aku kamunya ngerayu pake bilang sayang aku. Pinteeeer. Diajarin siapa sih"
-Aku Keknya yang ngajarin yaa yang lagi nyetir mobil..
-Mas Rama Hahaha nyindir nih ceritanyaaaa.
Beberapa menit kemudian setelah kami berbincang ringan menghilangkan sedikit kerinduan, mobil berhenti di tepi pantai. di tempat pertama kali kami kembali bersama.
Quote: -Aku Waah, kita ke pantai lagi.... Yey!!
-Mas Rama Suka kan" Hehe. Tapi kali ini kita ga berdua aja ya sayang, ada temen-temenku juga. Pak Randy ngerayain ultahnya disini. Gapapa kan"
-Aku Yaa gapapalah, malah Dinda seneng, jadi rame pasti. Tapi Dinda belum bawa kado untuk Pak Randy nih, Mas Rama juga ga kasih info kan.
-Mas Rama Ngapain ngasih kado" Udah tua juga. Dikasihnya tuh doa aja, ga usah kado. Hahaha
-Aku Mas Ramaaaa...Ga boleh bilang gitu... *cubit pinggang*
-Mas Rama Hahaha iya,, ampun, Ndaaa, sakit!!
Akhirnya malam itu kami berdua menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman Mas Rama. Seruu!! Aku jadi lebih merasa punya banyak teman dan saudara baru.
Mas Rama mengantarkanku ke hotel sekitar jam 23.00 waktu Balikpapan. Dan saat mobil sudah berada di loby hotel, disaat aku membuka sabuk pengaman, Mas Rama memegang tanganku. Quote:
-Mas Rama Ndaaaa... di ulang tahunku nanti, kamu bisa ga untuk cuti terbang"
-Aku Kenapa Mas" -Mas Rama Aku mau ngajak Bapak-Ibuku ke Papa-Mama kamu. Aku udah bilang bapak-ibu kalau aku mau ngelamar kamu, yaaa kalau emang bisa yaa disaat aku ulang tahun.
-Aku Mas Rama ga lagi bercanda kan"
-Mas Rama Kamu ngeliat aku bercanda darimananya, Nda" Ck! Aku seriusan ini ngomongnya.
-Aku ...... -Mas Rama Kamu selalu diem disaat aku bener-bener sama kamu
-Aku Bukan gitu Mas. Dinda seneng aja, bersyukur. Kalau memang Mas mau melamar Dinda di tanggal 7 Desember, Dinda usahakan untuk cuti terbang. Dinda juga bakal bilang Papa Mama yaaa.
-Mas Rama Makasih yaa. Kamu cantik banget malem ini. Padahal tanpa make-up. Aku cemburu tementemenku pada nanyain dan ngepo-in kamu.
-Aku Loh, dari ngomong serius kog jadi ngelantur sih Mas" Mas Rama liat Dinda yaaa... *pegang wajah Rama* ... Dinda sayang sama Mas Rama, Dinda ga bisa untuk jatuh cinta sama orang lain, jangankan jatuh cinta, untuk suka aja ga bisa. Lalu Mas Rama untuk apa cemburucemburu begitu"
-Mas Rama Karena kamu begitu sempurna di mata semua orang. Pinter, baik, cantik, setia, ramah, murah senyum. Ga butuh waktu lama untuk seseorang bisa suka kamu, Nda
-Aku Mas, Dinda ga sebegitu hebatnya kog. Mungkin Mas Rama yang melihatnya berlebihan. Dinda beruntung malah bisa dicintai Mas Rama, seseorang yang kuat dan mampu kembali bangkit setelah dijatuhkan.
-Mas Rama Kog malah kamu yang merasa beruntung" Aku yang sangat beruntung punya kamu, Dinda Lamasi. Kalau menurutku, kamu dapet aku itu sesuatu hal yang bodoh, bukan keberuntungan. Tapi gimanapun, aku akan selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik buat kamu, yang akan melengkapi hidup kamu.
-Aku Makasiih yaa. Dinda sayang Mas Rama. Mas Rama hati-hati ke rumahnya. Jangan ngebutngebut. Besok Dinda terbang jam 8 pagi ke Jakarta, izin yaa. Maaf ga bisa nemenin weekend Mas Rama.
-Mas Rama Iyaa sayang, gapapa. Yaudah segera tidur yaa. Kamu ga usah nunggu aku sampe rumah yaa, udah malem. Yaudah, take care sayang.
7 Desember 2012, Jum'at Diary....
Hari ini adalah ulang tahun Mas Rama ke 27. Di usianya yang ke 27, dia masih sangat tampan seperti dulu. Wajahnya lebih bersinar karena dia rajin shalat tidak seperti dulu. Hehehe. Kami merayakan ulang tahun Mas Rama di rumah orangtuaku, di Semarang. Ada sebagian keluarga besarnya juga. Kamu tau kenapa itu terjadi" Karena bersamaan dengan hari ulang tahunnya, Mas Rama melamarku. Alhamdulillah, Allah mendengar do'aku selama ini. Aku bersyukur semuanya berjalan lancar. Keluargaku dan keluarganya bisa saling mengenal dan menerima satu sama lain dengan baik.
Aku berharap, semoga Allah melindungi hubungan aku dan Mas Rama. Semoga Allah memberikan sebagian hak kebahagiaanku untuk selalu bersama Mas Rama, berada disampingnya. Aamiin.
Diary,udah dulu yaaa. Aku kembali ke ruang keluarga, masih ada keluarga Mas Rama disini. Aku bahagia.
Quote: -Mas Rama Kamu dari mana sayang"
-Aku Dari kamar, hehe.
Wanita Baik Untuk Pria Beruntung Karya Rama di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
-Mas Rama Kamu cantik. Selalu terlihat cantik.
-Aku Mas yang ganteng. Hehe. Selamat ulang tahun yaa. Semoga menjadi pribadi yang lebih baik di mata Tuhan, keluarga, dan teman-teman.
-Mas Rama Aamiin. Makasih yaaa. Btw kapan kamu berhenti bilang selamat ulang tahun dan ngedoain aku" Perasaan dari semalem kamu bilang begitu
-Aku Hahaha masa sih" -Mas Rama Ck pake pura-pura lupa lagi. Dasar kamu yaa!! Hehehe, ohya selamat ya Dinda....
-Aku iyaaa, terima kasih. -Mas Rama Loh kog makasih" Kan aku belum bilang selamat apa...
-Aku Yaa pasti mas mau bilang, "selamat yaa sudah menjadi calon istri seseorang yang selama ini kamu tunggu dan kamu cintai."
-Mas Rama Hahaha, kog tau sih" *cuuup, cium kening*
-Ibu Mas Rama Eheeeeem... Mas, jangan disini mesra-mesraannya. Sembunyi kek. Ah Mas ga keren
-Semua Hahaha. -Mas Rama Makasih yaa sudah membuatku dan keluargaku kembali tersenyum bahagia seperti ini. *berbisik*
### Tulisan Dinda:aku kamu mereka 24-08-2014 01:03
Segala Puji bagi Allah, akhirnya Mas Rama melamarku.
Acara lamaran kami hanya sehari, di hari Jum'at jam empat. Namun, keluarga Mas Rama baru kembali Surabaya di Minggu malam. Karena kebetulan, ketika itu musim liburan, jadi adik-adik sepupu Mas Rama berlibur di Semarang.
Akupun mengambil cuti 3 hari dan kebetulan bersamaan dengan libur terbang 2 hari, jadi total liburku 5 hari. Rabu pagi aku akan mulai terbang kembali. Sedangkan Mas Rama, dia juga mengambil cuti 3 hari, sehingga Senin pagi dia sudah harus di Balikpapan.
8 Desember 2012, Sabtu Sabtu pagi kami bersiap-siap untuk berlibur di Jogja. Adik-adik Mas Rama ingin sekali melihat Borobudur dan Prambanan. Jadi yang sudah gede-gede nurutin aja maunya anak-anak kecil, hehe.
Kami menggunakan 3 mobil. Aku dan Mas Rama semobil dengan Mama, Ibu, dan 5 adik sepupu Mas Rama. Sedang Papa semobil dengan Bapak beserta kakek-nenek dan om-tante Mas Rama. Dan adik Mas Rama beserta sepupu Mas Rama yang sudah remaja ada di mobil ketiga.
Ketika di mobil, adik sepupu terkecil Mas Rama duduk di pangkuanku. Usianya masih 2 tahun, namanya Sabrina. Lucu sekali, hehe.
Quote: -Mas Rama Sabrina, lagi dipangku siapa" Kaka cantik yaa" Kaka-nya siapa sih" *goda Mas Rama disaat baru 5 menit menyetir*
-Sabrina Kaka Innaaaah -Mas Rama Hahaha bisa jawab dia. -Ibu Mas Rama Jangan salah Mas, Sabrina itu udah pinter ngomong. Dinda, kalau cape biar Ibu yang pangku yaaa.
-Aku Iyaa bu.. Ga cape kog. Hehe
-Mas Rama Ini baru aja perjalanan loh sayang, tapi Sabrina keknya ga bakal bisa diem tuh. Kalo kamu cape bilang loh, jangan diem. Entar tiba-tiba mewek lagi. Aku yang kena omelan nih kalau kamu mewek-mewek gitu.
Hehehe. Sabrina mulai tertidur dipangkuanku, tidak lama setelahnya, Ibu meminta supaya Sabrina Ibu saja yang memangku.
Selama perjalanan, aku selalu memperhatikan Mas Rama menyetir, tanpa dia tau kalau aku lagi memperhatikannya.
Quote: -Aku Mas Rama, alisnya jangan disatuin gitu.
-Mas Rama Hahaha iyeeeee. -Aku Ini diminum dulu. Pasti haus kan"
Mama Ibu, ini diminum juga. Ade-ade ini camilannya. Kalau kebelet pipis bilang Mas Rama yaa, ga bole ditahan.
Setelah 2-3 jam perjalanan kami, kami pun segera menuju Borobudur. Namun sebelumnya, kita makan siang dan shalat dhuhur di resto terdekat. Kali ini rasanya beda, ini 2 keluarga menjadi satu sedang berlibur ke Borobudur. Jadi rame banget. Apalagi ada anak kecilnya, mereka ga bisa diem patuh gitu aja, mereka lari sana lari sini. Hehe. Sedang Sabrina, dia asik makan dan setelah kenyang ikutan main sama kakak-kakaknya. Lucu. Menyenangkan!
Saat kami telah memasuki kawasan Borobudur, Mas Rama menggendong Sabrina. Ibu mendorong kursi roda mbah uti, dan ade-ade remajanya yang jaga ade-ade kecilnya.
Kami sibuk berkeliling. Namun Mbah uti tidak ikut berkeliling, sehingga Mbah uti dan beberapa tante Mas Rama yang menemani Mbah uti menunggu kami di bawah candi.
Sabrina sangat aktif. Dia membuat aku dan Mas Rama lelah menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Sabrina juga sedikit membuat Mas Rama lelah, karena saat digendong, Sabrina tidak bisa tenang. Akhirnya Mas Rama menurunkan Sabrina dari gendongannya. Dan yang terjadi, Sabrina lari-lari kesana-kemari, hahaha ternyata lebih membuat kami berdua lelah.
Sabrina kembali digendongan Mas Rama, namun Sabrina tidak mau digendong Mas Rama, dia mau digendong aku.
Quote: -Sabrina Inah ga mau ama Mas, maunya ama kaka Dinda...
-Mas Rama Sabrina berat, Kak Dinda ga kuat gendongnya. Jadi sama Mas aja yaaa"
-Sabrina Gaa maaaau!!! *mulai menangis* -Aku
Yaudah Mas, sini Dinda gendong, gapapa kog.
-Mas Rama Hmm... Sabrina ga boleh bandel yaa kalau digendong kaka.
-Sabrina Inah mau ke Mama digendong kaka. Mas ga bole ikut.... *tetap nangis
-Mas Rama Loh kog Mas ga bole ikut" Gini, Sabrina duduk disini yaaa. Kita ke Mama.
Mas Rama meletakkan Sabrina di tengkuknya. Alhasil, Sabrina kegirangan dan lupa kalau dia pengen digendong aku. Hahaha anak kecil yaa" Hehehe.
Setelah dari Borobudur, kami meluncur ke Prambanan. Dan setelahnya, kami menginap di hotel dekat Pantai Parangtritis. Minggu pagi ketika matahari baru saja terbit, aku dan Mas Rama sudah duduk di pasir menghadap pantai. Kami meninggalkan keluarga yang masih sibuk untuk sarapan. Quote:
-Mas Rama Bagus yaa.. -Aku heem! -Mas Rama Kita dari kemarin bareng, tapi serasa ga bareng. Aku sibuk gendong Sabrina, kamu sibuk dengan ade-ade sepupuku yang manja banget sama kamu.
-Aku Yaa gapapa loh, Dinda seneng banget kog. Hehe. Mas Rama juga seharian kemarin kelihatan seneng. Iya kan"
-Mas Rama Iyaalah, gimana engga, aku bakal jadi calon suami wanita baik yang menurutku dan keluargaku begitu sempurna. Wanita itu juga mau menerima keluargaku dengan sangat baik. Jadi, alasan apa yang membuatku sedih karenanya"
-Aku Mas Rama.... *cup-cium pipi-tersenyum*
-Mas Rama Aku pegang tangan kamu ya" Duduk lebih deket boleh ga"
-Aku ................... -Mas Rama Oke fix kamu diem, artinya boleh!! Hahaha
Akhirnya, pagi itu tanganku kembali dipegang erat dengan Mas Rama dan kami duduk dengan jarak yang sangat dekat. Rasanya canggung jika kami duduk berdekatan disaat kami hanya berdua dan suasana sepi. Padahal disaat ada banyak orang, tak jarang kami selalu duduk dengan jarak dekat dan Mas Rama tidak pernah izin untuk melakukannya. Hehe.
Setelah mengobrol di tepi pantai, kami segera kembali ke hotel untuk sarapan. Dan kami berdua disambut dengan cie-cie begitu. Hahaha keluarga yang koplak yaa, hehe.
Mandi udah, sarapan udah, berenang di pantai" Beluum!!
Awalnya aku ingin berenang, tapi keinginanku berubah saat Sabrina memintaku untuk menemaninya bermain pasir. Sedang Mas Rama, dia menjaga ade-adenya yang memilih berenang di pantai. Hari itu kami benar-benar terlihat sangat bahagia, tidak hanya aku dan Mas Rama yang merasakan, namun keluarga kami pun juga merasakan hal yang sama.
---- 29 Desember 2012, Sabtu Hari ini aku di Manado. Dan rencana ingin ngerjain Mas Rama. Hehehe.
29 Desember 2012, 08.35, Nda, aku udah landing Juanda. Sejam lagi sampe rumah. Kalau udah landing Banjar, info yaa. Take care.
29 Desember 2012, 09.55, Dinda baru landing mas. Persiapan terbang ke Manado. Mas Rama udah sampai rumah" Salam kangen untuk keluarga yaa.
29 Desember 2012, 09.57, Iya aku sampein. Nda, malam tahun baru nanti, kamu ga terbang kan"
29 Desember 2012, 10.07, Makasiiih kesayangan. Maaf, malam tahun baru Dinda terbang ke Merauke. Mas Rama gapapa kan"
29 Desember 2012, 10.09, Apa" Ke Merauke" Yaudah lah, mau gimana lagi. Hm kita skype an aja saat malam pergantian tahun.
29 Desember 2012, 10.15, Makasih udah mau ngertiin. Skype saat pergantian tahun" Yaa Dinda masih di dalem pesawat Mas. Maaf.
29 Desember 2012, 10.16, senyaman kamu aja deh. Ga usah skype aja. 29 Desember 2012, 10.18, hehehe. Dinda sayang Mas Rama.
Hahaha sepertinya Mas Rama ngambek. Gapapa deh, berarti rencanaku akan berhasil.
--- 31 Desember 2012 Jam 22.00, aku baru saja tiba di hotel dan segera bersiap ke rumah Mas Rama. Aku tidak memberitahu Mas Rama dan juga Ibu. Aku sengaja memberikan kejutan, hehehe. Ketika jam tepat menunjukkan pukul 23.30, taksiku sudah di depan pagar rumah Mas Rama. Rambutku aku kuncir kuda, dengan jeans dan kaos yang ditemenin dengan cardigan abu-abu, dan flat shoes dengan warna senada. Sepertinya kedatanganku membuat keluarga Mas Rama begitu terkejut. Ibu yang mengetahui bahwa aku datang langsung menghampiriku dan segera memelukku. Aku melihat Mas Rama, dia memasang wajah masamnya. Aku tak mempedulikannya, sengaja, hehe. Kemudian aku menyapa dan menyalami semua keluarga Mas Rama yang ikut acara bakar-bakar ikan malam itu. Saat aku bersalaman dengan Tante Nita, aku melihat Mas Rama menjauh dan pergi ke taman belakang rumah.
Selang beberapa menit, aku menyusulnya.
"Cie cie yang lagi ngambek. Jangan ngambek. Dinda kan udah disini." Mas Rama diam dan mengabaikanku. Hahaha. Berhasil kan ngerjain dia. Hehehe. "Mas Rama, jangan ngambek. Iya Dinda salah udah boongin mas, Maaf yaa."
Akupun segera meminta maaf, karena aku takut Mas Rama marah beneran. Dan yang terjadi setelahnya adalah Mas Rama mendekatiku, menarikku, dan menyandarkanku di pohon cemara di taman belakang. Dia mulai mendekatkan kepalanya ke wajahku. Jujur aku panik!! Dan pasti wajahku sudah memerah tak karuan!!! Aaah sial!! Yaaa Allah, ini Mas Rama semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku.... Aku harus apa" Dan aku memilih memejamkan mata. Lama aku memejamkan mata, suasana malah menjadi hening, mungkin hanya degup jantungku yang terdengar begitu nyaring.
"Oke, score kita satu sama yaaaa", bisiknya.
Oh Tuhaaaan, dia ngerjain aku!! Hehehe. Dia memang selalu cepat untuk membalas keisenganku. Dan aku yang selalu kalah.
Quote: -Aku Iiiih Mas Rama nyebelin!! Awas yaaa.
-Mas Rama Hahaha aku juga liat-liat lah kalau mau cium cewek. Aku bakal cium cewek yang berani dicium aja, bukan cewek yang dideketin aja takut dan deg-degan!! Hahaha
-Aku Siapa yang takut" Ngaco!!
-Mas Rama Hahaha. Sini, duduk disebelahku. *menepuk-nepuk rumput di taman belakang* Makasih yaa udah dateng. Aku kangen kamu. *Cuuup-cium pipi*
-Aku Iyaa, Dinda juga kangen. Makanya nyempetin waktu kesini.
-Mas Rama Eh udah jam 00.00 ya" Kog udah pada tiup terompet dan bakar kembang api"
-Aku Heem. Make a wish sayang....
-Mas Rama Semoga aku bisa menjadi suami Dinda yaa. Suami yang baik dan selalu buat Dinda seneng.
-Aku Aaamiin. Semoga Dinda bisa menjadi istri Mas Rama, istri yang taat dan patuh sama suami. aamiin.
-Mas Rama aamiin. Mas Rama memeluk bahuku, dan kepalaku bersandar di pundaknya.
Quote: -Aku Dinda sayang Mas Rama, Yaa Allah.
-Mas Rama Aku lebih sayang Dinda, Yaa Allah.
### Tulisan Dinda:lia lagi 24-08-2014 13:49
1 Januari 2013, Selasa, 02.45
Diary, aku baru saja tiba di hotel, tadi dari rumah Mas Rama. Ikut acara bakar-bakar ikan sama keluarga besarnya.
Pengennya sih aku nginep, cuma kalau diliat schedule terbangku hari ini kog ya takut tergesa-gesa, aku mah ga mau ambil resiko, hehe... Yaaa meski Mas Rama manyun dibuatnya. Hehehe.
Diary, Mas Rama tadi cerita kalau dia dapet teguran dari Direkturnya di Jakarta, dia cerita kalau dia ditegur karena dirasa sedikit kehilangan konsentrasinya. Yaa padahal ga berdampak besar terhadap perusahaan, hmm entahlah.
Aku jadi merasa bersalah dalam hal ini. Mungkin karena aku Mas Rama ga bisa fokus. Karena dia selalu khawatir dan cemburu gitu saat aku terbang. Yaa meski udah aku yakinin dia kalau aku ga akan ngapai-ngapain atau bandel, toh aku selama ini yaa kerja-kerja aja. Ga sampe ngerokok atau minum minuman keras apalagi pake narkoba. Hm sepertinya, aku bakal resign aja tahun ini. Aku ga mau ganggu pikiran Mas Rama. Maafin aku ya, Mas Rama.
7 Januari 2013, Senin Hari ini aku landing di Surabaya. Ajaibnya jam 4 sore sudah ada di kamar hotel dan terbang lagi baru besok jam 6 pagi. Sore itu aku hanya mengirim pesan singkat pada Mas Rama via bbm. Dan pastinya, Mas Rama masih belum kelar kerjanya.
Akupun segera ke lantai 3 bersama Claudy, dan kami spa bareng, lumayan gratis, hahaha. 2 jam kami di spa dan setelahnya kami berdua ke ruang tengah di lantai 5, kamar 503, biasanya temen-temen suka nongkrong nonton film bareng disana. Benar saja, ada banyak pramugarapramugari disana, kami serasa reunian.
Quote: -Albert- Eh ini siapa aja yang belum jengukin Kapten Dino"
-Claudy- Dinda, lu udah jengukin Dino lu belum" *teriak Claudy karena jarak kami yang agak jauh* -AkuApa" Dino" *aku mendekati Claudy*
-Albert- Yaelah, dia keknya belum tau kalau Dino ngedrop!
-Aku- Haah" Ngedrop kenapa" Dimana sekarang"
-Albert- Di lantai 2, dia dirawat di kamarnya. Kamarnya seketika kek kamar di rumah sakit.
-Aku- Di nomor berapa" -Albert- Di nomor .... Aku segera ke lantai 2, merasa bersalah karena baru tau berita ini. Hm aku hanya berhutang budi aja selama ini dia baik banget sama aku. Setidaknya aku membalas kebaikannya, meski tidak terlalu banyak.
Quote: -Nana- Dindaaaa, Handphone lu masih di gueee!!
-Aku- Iyaaaa. *aku tidak begitu menghiraukannya*
5 menit kemudian, aku sudah tiba di depan kamar Dino. Aku mengetuk pintunya. Ternyata Mamanya yang membuka pintunya. Aku salim dan segera melihat kondisi Dino. Dia di infus, wajahnya memucat.
Quote: -Aku- Tante, gimana keadaan Dino" Sejak kapan"
-Tante- Udah jauh lebih baik. Sejak 2 hari lalu.
-Aku- Kog ga dibawa ke rumah sakit aja"
-Tante- Dino ga mau, Dinda. -Aku- Dino sakit apa tante"
-Tante- Thypus. 1/400. -Aku- Wah, udah parah banget itu.
-Dino- Dindaaaaa.. *rintihnya* -Aku- Heeey, aku disini. Kamu jangan sakit yaaa. *aku mendekatinya*
-Tante- Dia biasa manggil nama kamu begitu, Dinda. Mungkin dia kangen.
-Aku- Maafin Dinda ya tante. Sudah 1 jam aku di kamar Dino. Tapi Dino belum juga bangun. Beberapa menit yang lalu, dokter memeriksanya. *Wah ini dokter dibayar berapa coba kog mau dateng begini"* Dokter bilang, Dino harus makan dan minum obat jam setengah 9 malam. Akupun membangunkan Dino. Sedangkan Mama Dino, aku suruh untuk istirahat saja.
Quote: -Aku- Hey jagoan, udah bangun"
-Dino- *tersenyum lemah* -Aku- Kamu minum dulu yaa. -Dino- Makasih udah dateng. -Aku- Iya. Maaf ya aku baru tau kalau kamu lagi sakit. Yaudah, sekarang makan dulu yuk, aku suapin.
-Dino- *mengangguk* Aku menyuapinya malam itu. Dia makan bubur, meski gitu dia susah untuk menelan buburnya, jadi lama banget nyuapinnya.
Quote: -Aku- Buburnya udah abis. Minum air dulu. 15 menit lagi minum obat yaa. Hmmm kenapa jadi kena thypus sih No" Kamu jarang makan"
-Dino- Aku ga laper sih Din, bukan ga makan.
-Aku- Iyaa kamunya ga laper, cacing-cacing dalem perutmu" Mereka yang laper. Pokoknya kamu harus cepet sembuh yaa. Jangan sakit-sakit. Yaa"
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Aku membukanya.
Quote: -Nana- Dindaaaa, Rama daritadi nelpon. Sekali gue angkat, dia nanyain lu dimana, gue bilang lu lagi jenguk Dino. Dan setelahnya ditutup. Tapi terus-terusan nelpon lu. *bisiknya*
-Aku- Iyaa gapapa, thanks yaa, sorry udah ngerepotin lu.
Aku segera ke Dino dan membantunya meminum obat. Karena Mamanya sudah bangun dari tidurnya, aku pun pamit pergi.
10 menit kemudian, aku sudah dikamar, sendirian, karena Claudy lagi jalan sama Albert. Dan saat aku ingin menelpon Mas Rama, Mas Rama menelponku lebih dulu. Quote:
-Aku- Assalamu'alaykum, Mas. -Mas Rama- Wa'alaykumsalam. Darimana" Kog ga bawa handphone"
-Aku- Iyaa, maaf, tadi Dinda ke kamar Dino, jenguk dia, lagi sakit. Handphonennya tadi dipinjem Nana, karena Dinda tergesa, Dinda ga minta handphone Dinda,
-Mas Rama- Tergesa" khawatir banget sama Dino" *dengan nada yang kalem tapi dengan tekanan yang jelas*
-Aku- Khwatir banget sih engga, Mas Rama. Hanya aja tadi kaget aja denger kabar Dino sakit. Tadi di kamar Dino juga ada Mama dia kog.
-Mas Rama- Yaudah. Kamu istirahat yaa. Pasti capek. Aku juga mau istirahat.
-Aku- Yaa kog udah disuruh istirahat" Kan masih jam 10"
-Mas Rama- Iyaa disini kan udah jam 11.
-Aku- Tapi kan biasanya kita masih ngobrol-ngobrol"
-Mas Rama- Aku cape Dindaaaaa. -Aku- Hm iiya maaf. Yaudah selamat istirahat. Udah shalat"
-Mas Rama- Udah.
Wanita Baik Untuk Pria Beruntung Karya Rama di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
-Aku- Yaudah, mimpi indah yaa. Dinda sayang Mas Rama
-Mas Rama- Iya. Tuttuttuttuttut.... Dia memutus panggilannya tanpa membalas, "aku juga sayang kamu".
Dia kenapa ya" Apa dia marah" Tapi kalau marah dia ga bentak-bentak. Hm yaudahlah, semoga semuanya baik-baik saja.
Keesokan harinya sampai 3 hari kedepannya, Mas Rama dingin. Dia ga pernah menelponku dan saat aku menelponnya, dia ga mau angkat, sibuk katanya. Ga biasanya Mas Rama seperti ini. Apa dia ada masalah di tempat kerjanya" Perasaanku ga enak.
Karenanya, saat Jum'at, saat setelah landing di Balikpapan jam 19.00, aku segera ke rumah dinas Mas Rama diantar driver crew. Sesampai di depan rumahnya, driver crew kembali ke aktivitasnya dan meninggalkanku.
Aku panggil Mas Rama dari depan pagar.
Dan yang membukakan adalah seorang wanita. Dia mengenakan baju casual rapi. Quote:
-Cewek-Cari Rama" Dia masih mandi. Masuk aja, Din.
-Aku- Makasih. *heran, dia tau namaku*
Wanita itu siapa" Mas Rama belum pernah bercerita sebelumnya kalau dia tinggal bersama temannya, apalagi tinggal sama cewek. Aku duduk di ruang tamunya. Menunduk, menahan tangis, dan mencoba berpikir positif. Beberapa menit kemudian, Mas Rama duduk di depanku. Quote:
-Mas Rama- Kog kesini, ada apa"
-Aku- *tetap menunduk* Maaf, cewek tadi siapa"
-Mas Rama- Ngapain tanya-tanya" Kamu kan udah sama Dino. Ngapain ngurusin aku"
-Aku- *menatap mata Mas Rama. Air mataku tidak bisa aku bendung lagi*
-Mas Rama- Kamu kesini mau diem terus nangis" Cuma mau tanya dia siapa"
-Aku- ........ -Mas Rama- Dia Lia, sahabatku. -Aku- Lia" Bukannya Lia itu cewek yang dulu suka nelpon Mas Rama saat kita ngedate" Dan Dinda marah kemudian minta putus karena cemburu sama dia"
-Mas Rama- Yaaps! -Aku- Mas Rama, kenapa Mas Rama begini" Bukannya kita udah mau nikah" Tapi kenapa Mas begini"
-Mas Rama- Seharusnya aku yang tanya, kenapa kamu sama Dino"
-Aku- Dinda sama Dino ga ada hubungan apa-apa!! Dinda juga jengukin biasa. Hanya bantu nyuapin dan bantu dia minum obat.
-Mas Rama- Waah, perhatian sekali kamu yaaa. Kenapa ga Ibunya aja yang nyuapin, kenapa harus kamu"
-Aku- Dinda kasian sama Mamanya, kelihatan cape. Makanya Dinda ngelakuin itu. Mas Rama jangan salah paham.
-Mas Rama- Siapa yang salah paham" Engga kog.
-Aku- Lalu, kenapa Lia ada disini"
-Mas Rama- Bukan urusan kamu. *kemudian Mas Rama kembali masuk ke dalam*
Aku menunggunya lama. Karena dia tidak kunjung keluar, akupun memilih untuk kembali pulang. Tapi malam itu ga ada kendaraan. Taksi juga ga ada. Aku juga ga pernah liat ada taksi sih. Aku sedikit berlari menjauhi rumah dinas Mas Rama, tentunya sambil menangis. Aku mulai berhenti di jalan yang menurutku jalannya cantik, ada tamannya, dan ada tempat duduk di pinggir jalan itu. Kemudian aku beristirahat disana.
Aku merasa aku berjalan sudah cukup jauh. Dan aku mulai berkeringat. Aku mengeluarkan handphoneku, ternyata ada banyak panggilan dari Mas Rama.
Aku mengabaikannya!!! Aku lebih memilih mencari tau nomor handphone driver crew, agar aku bisa dijemput dan diantar ke hotel. Saat aku menunggu balasan sms dari rekanku, aku lagi-lagi termenung dan tiba-tiba nangis lagi, tiba-tiba ga nangis. Terus begitu. Saat jam sudah menunjukkan pukul 21.30 waktu Balikpapan, aku baru sadar kalau sepertinya saat tadi Pak Ahmad nganter aku ke rumah Mas Rama sama sekali tidak melewati jalan ini. Ah aku yakin ini bukan arah jalan pulang.
Aku segera mencari tau nomor Pak Ahmad ke rekan yang lain, saat aku memilih send, ketika itu pula aku mengangkat telpon Mas Rama. Ah, dia menelponku tepat disaat aku akan mengirim pesan! Quote:
-Mas Rama- Kamu dimana"
-Aku- ....... -Mas Rama- Dinda jawab, kamu dimana"
-Aku- *terisak* -Mas Rama- Jangan nangis!!! sekarang kasih tau aku kamu dimana" Aku jemput kamu.
Tuttuttuttut. Sial, handphoneku mati! Aku hanya bisa tetap duduk di tempat ini, karena kalau aku jalan, aku makin tersesat. Saat itu juga tidak ada orang lain, tempatnya sepi.
Sekitar 30 menit aku disini. Aku duduk dan terus menunduk. Tiba-tiba ada yang menutupi tubuhku dengan jaket. Aku menoleh.
Quote: -Mas Rama- Ngapain kamu disini" Siapa yang nyuruh kamu pergi"
Tangisanku menjadi, dan aku kembali menunduk.
Tiba-tiba Mas Rama menarikku, memegang wajahku, dan kemudian mencium bibirku, pertama kali. Ketika itu aku sadar aku masih menangis, aku sadar mataku terpejam, dan aku sadar jantungku berdegup kencang. Dan Mas Rama masih mencium bibirku. Lama setelahnya, tangisanku mereda, dan saat itulah Mas Rama baru berhenti menciumku. Aku kembali menunduk. Mas Rama memelukku. Quote:
-Mas Rama- Jangan nangis. Jangan seperti ini lagi...
-Aku- .................. *rasanya aku malas untuk berbicara*
-Mas Rama- Aku sayang kamu, Ndaa... -Cewek- Hey udah dong mesra-mesraannya!!
*Mas Rama melepas pelukannya* Cewek itu menghampiri kami berdua.
-Cewek- Hai Dinda, aku Anastasya. Biasa dipanggil Ana.
-Aku- *sedikit senyum* -Mas Rama- Ini Ana, temen kantorku, kebetulan hari ini aku butuh bantuannya untuk presentasi Senin besok. Dia tinggal di kompleks perumahan sebelah. Udah punya suami 1 dan anak 1.
-Aku- ........ -Ana- Hahaha kebiasaan kamu nih Ram, suka ngisengin orang. Hehe yaudah Dinda, aku pamit dulu yaa, maaf udah buat salah paham, ini semua ide Rama kog. Hahaha.
-Aku- Iya Mbak, maaf yaa. Salam kenal. Hati-hati ya mbak.
Kemudian Ana segera masuk ke mobilnya. Sepertinya dia tadi membantu Mas Rama mencariku.
Aku menatap Mas Rama. Dia cengar-cengir ga karuan. Aku cubit perut dia, lama, dia hanya bisa berteriak, Dinda sakiiiiiit!!, hahaha.
Quote: -Aku- Iseng banget sih jadi orang.
-Mas Rama- Haha abisnya kamu ga pernah cemburu sama aku, aku terus yang cemburu. Jadi saat tadi ada Ana, yaa aku juga ga tau kamu bakal ke tempatku, aku juga ga kepikiran saat kamu tanya siapa dia, aku langsung jawab Lia. Hahaha. Karena aku tau, dulu kamu cemburu banget sama Lia.
-Aku- Lalu udah puas dinginin Dinda dan buat Dinda cemburu dan nyaris ga bisa balik hotel"
-Mas Rama- Hahaha puas bangeeet!! Tapi untuk yang buat kamu ga bisa balik hotel, itu bukan salahku. Tapi salah kamu! Ngapain juga kamu main pergi aja dari rumahku"
-Aku- Abisnya Mas Rama lama banget di dalem, Dinda pikir kalian sibuk berduaan.
-Mas Rama- Hahaha bisa juga kamu berpikir begitu ya sayang" Hahaha. Tadi tuh aku ganti baju tau. Eh pas aku keluar, kamu udah ga ada. Aku telpon juga ga diangkat-angkat.
-Aku- Ah tau deh ah, Dinda malu.
-Mas Rama- Hahaha kamu lucu! -Aku- Ck! Nyebelin. Yaudah yuk balik.
Mas Rama masih menertawakanku. Dan dia pun mengantarku kembali ke hotel.
Saat tiba di loby, dia menahanku untuk keluar mobil. Quote:
-Mas Rama- Ndaaa, nanti kalau suatu saat aku cium bibir kamu lagi, kamu jangan diem. Hahahaha.
-Aku- Iiiiiih Mas Rama jahil yaaa!!!!! Yaudah yaa Dinda turun. Makasih udah dianter pulang.
-Mas Rama- Hahahaha. Kamu kenapa" Kog tergesa-gesa gitu" Eh liat, itu pipi kamu merah" Hahaha kamu lucu banget sih!!!
Tiba-tiba Mas Rama mencium pipiku lagi. Memegang wajahku dengan kedua tangannya, dan mengatakan, "Maafin aku ya Dinda.", dan kemudian dia mendekatkan lagi wajahnya ke wajahku, aku menatap matanya yang makin lama makin mendekat, disaat bibirnya menyentuh bibirku, aku terpejam. Yaaa ternyata saat itu kami berciuman.
Quote: -Aku- *tersenyum malu* (hehehe)
-Mas Rama- *bales senyum* Kamu punyaku, sayang. Yaudah, hati-hati yaa besok terbangnya. Aku sayang kamu.
-Aku- Iya, mas juga hati-hati yaaaa. Dinda juga sayang Mas Rama.
### Tulisan Dinda:januari 24-08-2014 20:50
11 Januari 2013, Jum'at, 23.45
Aku baru saja tiba dikamar. Malam ini aku tidur sendiri, karena yang ngeround hanya aku dan 3 pramugara. Oke!! Suasana malam di kamar kali ini benar-benar mendukung banget untuk mengingat kejadian di taman dan di loby tadi. Aku senyum-senyum malu dibuatnya. Dan tiba-tiba handphoneku berbunyi.
Quote: -Aku- Assalamu'alaykum. Mas Rama udah sampe" Kog cepet"
-Mas Rama- Wa'alaykumsalam. Aku masih di loby hotel. Masih pengen liat kamu sebenernya, masih kangen.
-Aku- Tapi Dinda udah di kamar. Maaf yaaaa.
-Mas Rama- Iya gapapa. Yaudah aku pulang yaa, kamu langsung tidur aja, ga usah nunggu aku sampe rumah. Love you.
-Aku- Iyaaa, hati-hati yaa. Love you too.
---- 15 Januari 2013, Selasa Aku dapat undangan dari Garuda Indonesia's Service. Yaa seperti tahun-tahun sebelumnya, bulan Januari adalah bulan penghargaan bagi seluruh crew. Biasanya yang hadir hanya mereka-mereka yang sudah lama terbang dan untuk crew yang baru hanya datang ketika diundang. Acaranya Sabtu, 19 Januari 2013, jam 19.00 hingga selesai. 1 undangan berlaku untuk 2 orang, dan bebas mengajak siapa pun. Aku pun berniat mengajak Mas Rama dan segera menelponnya.
Quote: -Mas Rama-Ada apa sayang" tumben telpon saat aku makan siang"
-Aku- Hm ganggu ga" -Mas Rama- Engga kog, ada apa sih"
-Aku- Hm tanggal 19 besok, Mas Rama bisa ke Jakarta" Ada acara Garuda mas, hanya acara makan malam dan serah terima penghargaan kog. Acaranya dari jam 7 malem.
-Mas Rama- Hm Sabtu kamu ga terbang dong"
-Aku- Terbang, hanya 2 kali terbang aja. Jam 2 mungkin udah landing di Soetta.
-Mas Rama- Minggunya" Kalau minggu kamu libur setidaknya kita bisa jalan. Jadi aku balik Balikpapan malem.
-Aku- Libur kog. Hehehe asiik asiik berarti Mas Rama mau yaa"
-Mas Rama- Siapa yang bilang mau" Cuma sekedar tanya dan bilang begitu aja, emang ada kata-kata "aku mau?"
-Aku- Iiiiih Mas Rama... Hm yaudah deh kalau gitu, Dinda siap-siap terbang lagi. Mas Rama jangan lupa shalatnya. Assalamu'alaykum.
Tuhkan, Mas Rama selalu begitu tuh, diajaknya serius dijawabnya bercanda. Hehehe.
Saat aku baru landing di Sorong, aku segera mencari handphoneku. Dan ternyata koperku sudah ada di bagasi mobil. Yaaaaah.
Dan 30 menit kemudian aku sudah tiba di hotel, jam menunjukkan 23.20 waktu Indonesia Timur. Aku segera membuka handphoneku.
Ada bbm dari Mas Rama. Dia mengirimku foto. Dan saat aku buka, ternyata dia ngirim tiket dia ke Jakarta Sabtu siang dan balik ke Balikpapan Minggu malem. Yeeey, dia menyenangkan. Hehehe. Quote:
-Aku- Assalamualaykum, Mas Rama, Dinda baru buka fotonya. Yey, asiik. Makasih yaaa.
-Mas Rama- Iyaa, sama-sama. Kamu baru nyampe Sorong sayang" Disana udah jam 12 ya"
-Aku- Iyaa, baru nyampe hotel. Heem disini udah jam 12. Mas Rama udah makan"
-Mas Rama- Makan buahnya udah. Kamu istirahat aja ya sayang... Pasti cape. Hari ini full terbang kan"
-Aku- Dinda masih kangen masa disuruh istirahat" *rengekku*
-Mas Rama- Loh kog malah gitu nadanya" Dengerin aku yaaa.... Dinda sayang... Dinda itu harus istirahat, pasti Dinda cape. Kalau kangen, besok masih bisa aku telpon. Nah kalau Dinda sakit" Gimana" Apalagi Dinda di Sorong. Jauh dari aku, dari Papa Mama. Dinda ngerti maksud Rama kan"
-Aku- Hmmm iyadeh, Dinda mandi dulu, terus shalat, terus tidur. Mas Rama juga yaa, jangan cape cape.
-Mas Rama- Iyaaa sayang. Yaudah, cepet mandi. Aku sayang kamu.
-Aku- Dinda juga sayang Mas Rama...
Aku merasa Mas Rama jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu. Dia lebih dewasa dan lebih bisa memperhatikan aku. Yaa meski beberapa bulan lalu dan bahkan seminggu yang lalu dia masih suka cemburu, tapi itu lebih baik, dia menunjukkan kalau dia takut kehilangan aku, dibandingkan dengan dulu, dia ga pernah cemburu sama sekali, jangankan cemburu, dia ga mau tau sama kebiasaanku, hehe.
--- 19 Januari 2013, Sabtu Aku tiba di Soekarno-Hatta jam 14.30 dan tidak langsung kembali ke hotel karena aku menunggu Mas Rama landing. Aku menunggunya di terminal 2F, kedatangan domestik Garuda. Jam 15.15 pesawatnya baru saja landing. Dan tepat pukul 16.35 dia sudah berada di depanku. Aku mencium tangannya, dia mengecup kepalaku.
Quote: -Mas Rama- Maaf, siapa ya" Maaf tante, saya salah cium kepala orang. Hahaha
-Aku- Cccckk apaan sih, ga jelas deh. *cubit perutnya*
-Mas Rama- Dinda sakit tau!! Kalau tau aku dicubitin begini, emoh aku ke Jakarta, serius!! Mbokyo calon suamimu ini dicium, kog malah dicubit. Hahaha
-Aku- Iiih Mas Rama yaaa. Yaudah yuuk. Mas Rama nginep di hotel mana"
-Mas Rama- Yaa sama dengan kamu aja. Atau aku nanti tidur di kamar kamu. Gimana" Hahaha
-Aku- Mas Rama belum pernah keselek koper yaa" Ck jangan aneh-aneh deh.
-Mas Rama- Ah kamu ngambekan ah, kan aku bercanda, sayang. Sensi amat.. Eh ya, sekarang tanggal 19 yak" Hmm kamu pramens nih!!
-Aku- Sok tau ah. -Mas Rama- Nih liat catetan di bbku, aku catet kog tanggal-tanggal kamu pramens. Hahaha.
Saat di taksi, aku coba lihat catatan Mas Rama di handphonennya, ternyata bener, dia nandain setiap tanggal 19-21 dengan note "Sayangku pramens, hati-hati", hahahaha. Bisa dia begitu, dasar!!!
Setiba di hotel, Mas Rama dapat kamar di lantai 7 sedang aku di lantai 5. Kami pun berpisah saat lift sudah berhenti di lantai 5.
Quote: -Aku- Dinda duluan yaaa. -Mas Rama- Iyaa, aku tunggu setelah shalat Maghrib yaaa. Aku tunggu di loby.
-Aku- *mengangguk* ----- Tepat pukul 18.30, aku sudah berada di dalam lift. Aku mengenakan longdress berwarna biru, jenis kain licin mengkilat, berlengan pendek, rambut di croissant, sedikit make-up, dan menggunakan heels 13 cm berwarna senada. Setiba di loby, aku melihat Mas Rama memberikan senyum lebarnya, dia mengenakan kemeja biru muda dan dasi dengan warna lebih tua bercorak garis-garis, dan sepatu fantofel hitamnya. Lagi-lagi kami mengenakan pakaian yang berwarna sama, padahal aku atau Mas Rama tidak memberitahu sebelumnya.
Quote: -Mas Rama- Yaaaah warna baju kita sama lagi. Kamu nih ikut-ikutan yaaaa.
-Aku- Hehehe iya ya" Sehati mungkin yaa. Yaudah yuk kita ke ruang pertemuan.
Kita tidak perlu keluar hotel dan mencari taksi, karena memang acaranya yaa di hotel ini, hehehe. Mas Rama terlihat sangat tampan, bayangin aja, badannya tinggi, putih bersih, kemejanya pas dengan badan dan lengannya, celana jeansnya yang juga pas dengan kakinya, kemudian rambut pendeknya dibentuk persis dengan potongan Cristiano Ronaldo, hahaha. Cakep kan"
Setiba di ruangan, kami menjadi pusat perhatian. Aku yang sedikit risih, berusaha mencairkan suasana. Yaaa, benar, aku memperkenalkan Mas Rama kepada hampir semua tamu undangan. Saat itu juga ada Dino. Juga ada Anggra. Kembali ke Mas Rama, dia sama sekali tidak membuat suasana menjadi kaku, dia mau berkenalan, kemudian berbincang, dan yaaa seakan-akan mereka sudah mengenal sejak lama ketika melihat keakraban Mas Rama dengan teman-temanku. Aku hanya bisa tersenyum.
Di ruang pertemuan itu ada banyak meja bundar, dalam 1 meja terisi 5-7 orang. Ada sebuah panggung dan di samping meja bundar tersedia hidangan makanan. Mas Rama asik berbicara dengan kapten Budi, aku sibuk berbicara dengan Cantika. Malam itu aku mendengar kabar bahagia, bahwa ternyata tahun ini dia akan mulai terbang ke rute internasional. Yaa, doa dia terkabul.
Saat Kapten Budi dipanggil ke depan sebagai Kapten terbaik selama bertahun-tahun, Mas Rama mulai sedikit berbicara padaku.
Quote: -Mas Rama- Hehehe maaf yaa sayang, daritadi keasyikan ngobrol sama Kapten Budi, jadi ga peduliin kamu.
-Aku- Gapapa. Hehehe. -Mas Rama- Eh kamu terkenal ya ternyata, terkenal banyak nolak pilot yang ngedeketin. Hahaha. Padahal mereka cakep-cakep looh!!
-Aku- Meskipun mereka tampan-tampan, tapi tidak ada yang setampan Mas Rama. *bisikku* Eh ngomong-ngomong tadi ngomongin Dinda juga yaa"
-Mas Rama- Rahasia!! Hahaha. Eh ini Cantika.. Kog kayanya aku pernah kenal sebelumnya ya"
-Cantika- Iyaa lah, gue yang pernah minta foto lu. Inget"
-Mas Rama- Hahah iyaa aku inget. Aneh banget kog ada pramugari yang sok kenal kek kamu. Hahaha
-Cantika- Hahaha asem lu!! Buat bini lu itu.
-Mas Rama- Aku ga kepikiran sih waktu itu, kan aku ga tau kalau Dinda jadi pramugari.
-Aku- Hehehe udah ah, malu nih.
Selang beberapa menit kemudian, namaku dipanggil untuk naik ke panggung. Hehehe. Aku bertahan sebagai pramugari terbaik 2012 pilihan penumpang. Aku ke atas panggung dan Mas Rama menungguku di bawah panggung, tidak duduk di meja bundar tempat kami berbincang. Saat aku memberikan sedikit ungkapan, aku melihat Mas Rama sedang berbincang dengan Dino. Berharap mereka tidak pukul-pukulan, hehe.
Dan saat aku turun dari panggung, Mas Rama segera menyambutku dengan pelukan dan mencium keningku. Saat itu aku menerima pelukannya karena memang keadaan ruangan sedang gelap, sinar malam itu hanya berasal dari panggung. Hehehe.
Wanita Baik Untuk Pria Beruntung Karya Rama di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Quote: -Mas Rama- Selamat ya sayang. ---- 20 Januari 2013, Minggu Aku dan Mas Rama jalan-jalan ke Bogor.
Dan saat perjalanan ke Bogor, Mas Rama bercerita kalau semalam Dino nyamperin dia dan ngucapin selamat karena ngedapetin aku. Hehe.
Quote: -Mas Rama- Dino baik. Cakep. Kog dulu kamu ga sama dia aja, sayang"
-Aku- Hm ga bisa. Susah untuk lupain Mas Rama.
-Mas Rama- Jadi kamu beneran ga ada sedikitpun perasaan suka gitu ke dia"
-Aku- Iyaa. Disaat dia baik, ya Dinda nganggepnya dia baik karena Dinda temen dia. Yaa Dinda lebih nganggep dia sahabat Dinda lah. Makanya saat dia sakit, Dinda jengukin dia, karena yaa setidaknya ingin membalas kebaikannya.
-Mas Rama- Ah kenapa aku sampe secemburu itu sama dia dulu ya" Maafin aku ya sayang...
-Aku- Iyaa gapapa, sekarang kan kalian udah saling kenal, jadi Mas Rama ga perlu khawatir lagi yaaa.
-Mas Rama- Iya. hehehe. Ohya, tanggal 13 Juni nanti kamu tanda tangan kontrak lagi kan" Hmm semoga kamu makin sukses yaa sayang.
-Aku- Hm iya, tapi sepertinya Dinda ga akan memperpanjang kontrak Mas.
-Mas Rama- Loh, kenapa"
-Aku- Kan tanggal pernikahan kita udah deket... Dinda sih maunya setelah nikah selalu ada buat Mas. Kalau Dinda terbang, susah ketemunya. Kasian Mas Rama kalau Dinda harus terbang.
-Mas Rama- Yaa gapapa sayang, aku udah bisa nyesuaiin kog. Aku ga masalah. Serius. Jadi gini yaa, meski kita udah nikah, aku ga akan batesin kamu untuk terus meraih cita-cita kamu. Jujur aku ga masalah sayang... Toh kamu cinta banget sama pekerjaan kamu kan"
-Aku- Dibilang cinta sama pekerjaan yaaa Dinda memang cinta banget Mas. Tapi Dinda lebih cinta Mas Rama. Yaudah, gapapa kog. Toh Dinda juga ngurusin butik Dinda di Jakarta kan" Jadi setidaknya Dinda ga sepenuhnya menganggur.
-Mas Rama- Hmm kamu tuh yaaa, memang bisa buat aku luluh. Aduh Tuhaaaan, aku bener-bener cinta sama cewek satu ini.
-Aku- Hehehe apasih. -Mas Rama- Kamu wanita baik, Nda... Aku beruntung punya kamu.
-Aku- Mas Rama juga pria baik, makanya Dinda rela nunggu selama ini.
-Mas Rama- Baik darimana coba" Aku tuh dulu nakal banget!! Tau sendiri aku gimana kan" Trus kamu liat aku baik darimananya coba"
-Aku- Dari keinginan Mas untuk menjadi orang baik. Meski Dinda tau mas begini begitu dulu, yaudah itu dulu, sedang sekarang bukan dulu, dan Mas Rama yang sekarang bukan Mas Rama yang dulu. Kita manusia ga berhak untuk menghakimi manusia yang dulunya memiliki masa lalu yang buruk. Karena yang dulunya buruk belum tentu sekarang tetap buruk. Semua ada masanya kog. Jadi Dinda mohon, jangan jadikan masa lalu mas sebagai penghalang untuk mas bersikap baik di masa sekarang dan masa depan, yaa" Juga jangan melarang Dinda untuk terus mencintai Mas Rama.
-Mas Rama- Sumpah aku ga bisa ngomong apa-apa, Nda... Aku sayang kamu.
### Tulisan Dinda:hatiku sakit 25-08-2014 22:18
Februari 2013 Hubungan aku dan Mas Rama semakin hangat. Kami sudah bisa beradaptasi satu sama lain. Aku sudah mengetahui bagaimana kesibukan dan kebiasaan Mas Rama yang tentunya berbeda dengan beberapa tahun lalu, begitu juga dia, dia sudah lebih mengerti kesibukan dan kebiasaanku. Dia juga sudah tidak cemburu pada Dino, bahkan dia selalu berharap aku selalu terbang dengan Dino, entah apa alasannya.
--- 12 Februari 2013, Selasa, 00.45 Quote:
-Mas Rama- Assalamu'alaykum, Ndaaaa... Udah tidur yaaa" Hehe
-Aku- Wa'alaykumsalam, Mas Rama. Heem nih, ada apa" Tadi kan udah nelpon" *dengan suara orang yang baru bangun tidur, parau*
-Mas Rama- Hehehe sengaja siih gangguin kamu. Aku kebangun nih, kangen kamu. Kamu cerita dong, dongengin aku. Yaaaa"
-Aku- Hmmm" Dongengin" Dongengin apa"
-Mas Rama- Terserah!! Mau yaaa"
-Aku- Yaudah iyaa, tapi janji setelah itu tidur yaaa.
-Mas Rama- Iyaaaaa... Janjiiiiiii....
-Aku- Berdoa dulu... -Mas Rama- Iyaa sayang....
-Aku- Pinter, Dinda mulai ceritanya yaa.
Di suatu sore, ada seekor kelinci betina yang masih berumur 3 tahun sedang berjalan-jalan ke sebuah taman bunga. Kelinci betina itu suka sekali melihat bunga di taman di dekat rumahnya. Dia berlari kesana-kemari mengelilingi taman bunga itu. Hingga suatu ketika dia bertemu dengan seekor kelinci jantan yang sedang terluka. Kelinci jantan itu tidak bisa berlari, kakinya terluka parah. Dan kelinci betina mendekatinya. Dia bertanya, "apakah kamu baik-baik saja dengan luka separah ini?". Kemudian kelinci jantan menjawab, "Aku tidak yakin bahwa aku baik-baik saja!". Hingga akhirnya, kelinci betina membantu menghilangkan luka yang ada di kaki kelinci jantan, dengan menjilati lukanya perlahan. Lama sekali kelinci betina melakukannya, namun benar, luka di kaki kelinci jantan mulai mengering karena darah yang keluar sudah dihisap dengan kelinci betina.
"Makasih sudah membantuku menghilangkan luka ini. Langit mulai gelap, baiknya kamu pulang saja.", kata kelinci jantan.
"Aku akan menunggumu disini. Sampai kamu sembuh."
Keesokan harinya, ketika matahari mulai kembali menerangi bumi, kelinci betina masih berada disamping kelinci jantan. Dan ketika kaki kelinci jantan sudah sembuh, kelinci jantan pun selalu menemani kelinci betina melihat bunga-bunga di taman. Mereka saling kejar-kejaran, saling berdempetan, dan mereka terlihat sangat dekat.
Namun di suatu sore yang mendung, ketika kelinci betina melihat bunga di taman, dia tampak murung, karena dia menunggu kelinci jantan tapi kelinci jantan tak kunjung datang. Setelahnya, di setiap sore, kelinci betina masih saja menunggu kelinci jantan. Namun batang hidungnya tidak pernah kelihatan. "Kamu kemana kelinci jantan?", batinnya.
Dan ternyata, setelah lama menunggu, akhirnya kelinci betina melihat kelinci jantan bersama dengan kelinci betina yang lain di taman bunga tempat pertama mereka bertemu. Kelinci betina melihat mereka kejar-kejaran dan begitu bahagia. Dan Mas Rama tau apa yang dilakukan kelinci betina"
-Mas Rama- Hm dia menunggu kelinci jantan, seperti kamu menunggu aku.
-Aku- Hehehe salah!! -Mas Rama- Lalu" -Aku- Kelinci betina itu pergi, menjauhi taman. Dan saat kelinci betina menyeberang ke taman bunga yang lain, ada motor yang melaju ke arahnya. Lalu Mas Rama tau apa yang terjadi"
-Mas Rama- Kelinci betinanya ditabrak terus mati.
-Aku- Salah! -Mas Rama- Loh kog salah lagi" Terus apa dong"
-Aku- Kelinci jantan berlari ke arah kelinci betina, dan kelinci jantan melindungi kelinci betina, dan akhirnya, kelinci jantanlah yang kelindes motor itu, dan selanjutnya kelinci betina yang kelindes, karena jarak mereka berdua begitu dekat, motor tidak bisa menghindari kedua kelinci itu.
-Mas Rama- Yaa kasian dong.. Terus kelinci betina satunya" Gimana" Dia kelindes juga"
-Aku- Ah iya yaaa, kelinci betina satunya gimana ya" Aah Dinda belum punya ide cerita nih...
-Mas Rama- Hahaha kamu nih!! Aku malah ga ngantuk nih, kamu ngelawak mulu.
-Aku- Ngelawak dari mana" Wong Dinda ceritanya daritadi tuh mellow yaa, kog dibilang ngelawak" *suaranya makin parau*
-Mas Rama- Hahaha. Yaudah, makasih yaa udah dongengin. Yaa meski dongengannya ngeri gitu, ga jelas!! hahaha. Selamat tidur sayangku.... Love you....
-Aku- ...................... -Mas Rama- Hallo" Ndaaa" Hallooooo"
-Aku- ...... -Mas Rama- Kamu udah tidur" hahaha yaelah kamu yang dongengin kog malah kamu yang tidur" Dasar. Yaudah, selamat tidur yaa. Love you so much. Jangan pernah pergi yaaaa. Aku sayang kamu banget. Hahah aku kek orang bodo ya" ngomong sama orang yang udah tidur!! Yaudah deh love you, assalamualaykum
Tuttuttut. 12 Februari 2013, 05.30 Maaf semalem Dinda tertidur. Hehehe. Yaudah semangat kerja. Dinda terbang dulu yaaa. Sayang Mas Rama
--- 17 Februari 2013, Minggu Hari ini aku di Surabaya. Landing jam 15.45, dan terbang lagi Senin besok jam 9 pagi. Hari ini Mas Rama juga ada di Surabaya, karena sahabatnya, Mas Jojo, pemilik toko penyewaan kaset CD/DVD langganan kami dulu, menikah. Mas Rama mengajakku untuk menemaninya. Untung saja, jadwal terbangku tidak begitu padat. Mas Rama menjemputku dengan mobil hitamnya di hotel Bumi Surabaya. Jam 19.00 kami sudah tiba di aula ITS, tempat acara pesta pernikahan Mas Jojo. Kami menggunakan pakaian yang lagi-lagi berwarna sama. Mas Rama berkemeja abu-abu dan aku berlongdress dengan cardigan berlengan panjang berwarna abu-abu juga. Padahal sekali lagi, kami tidak janjian, hehe.
Sesampainya di pesta Mas Jojo, Mas Rama bertemu dengan teman-teman SMA-nya. Quote:
-Cowok- Woooy Masbrooo, tetep cakep aja yaa dari dulu. Hahaha
-Mas Rama- Wooy, hahaha. Gimana kabar"
-Cowok- Baik. Udah lama kita ga ketemu ya"
-Mas Rama- Iyaa, 4 tahunan ya" Ohya, kenalin sayang ini Eka, temen SMAku dulu.
-Aku- Dinda, Mas.. *senyum-jabat tangan*
-Eka- Eka. Cantik yaa, banget!! Haha. Lebih cakep dari Lia, Masbrooooo!!!
-Mas Rama- Haha iyaalah. Yaudah kita ke jojo dulu yaaa... Nanti dilanjut lagi deh.
Hm Mas Eka bilang aku lebih cakep dari Lia" Berarti bener, Lia mungkin pacar Mas Rama semasa SMA, buktinya aku dibandinginnya sama dia. , batinku.
Kemudian Mas Rama mengajakku foto bersama Mas Jojo. Mas Jojo ketawa melihat kita kembali bersama. Hehehe.
Setelahnya, Mas Rama mengenalkanku kepada teman-temannya, namun aku masih belum berkenalan dengan yang namanya Lia. Saat Mas Rama asyik bernostalgia, aku hanya bisa ikut tertawa mendengarkan obrolannya dengan teman-temannya, sampai-sampai aku harus izin ke toilet karena ingin buang air kecil. Saat aku dari toilet, aku tidak melihat Mas Rama dan teman-temannya lagi. Aku mencari-cari namun tetap tidak terlihat batang hidungnya. Dan jika menelponnya, percuma, handphone dia ada di dalam tasku. Akupun berjalan kearah tempat yang tampak sepi, di belakang aula. Berharap Mas Rama bernostalgia disana bersama teman-temannya, karena sepertinya tempat itu lebih nyaman dan tidak penuh dengan tamu undangan. Aku berjalan perlahan, dan sedikit demi sedikit terdengar suara isakan. Dan saat aku mengintip siapa seseorang itu, ternyata dia adalah seorang wanita yang berbicara dengan Mas Rama.
Quote: -Cewek- Aku kangen kamu, Ram. Aku ga bisa lupain kamu.. Meski aku udah nikah, aku selalu ingetinget kamu. *dia menangis, dan memeluk Mas Rama*
-Mas Rama- Sudah sudah, sekarang aku disini, kamu bisa ketemu aku lagi. Iya kan" *juga memeluk wanita itu*
-Cewek- Aku benci suamiku, aku ga sayang dia, dia ga kaya kamu.
-Mas Rama- Liia, dengerin aku, kamu ga bole bilang gitu. Dia adalah pria yang kamu pilih sebagai suami kamu, yang pastinya adalah seseorang yang dulu kamu cintai.
-Cewek- Aku menikahinya karena kamu menikah dengan Tya, aku memilih dia biar aku bisa lupain kamu, Ram. Tapi nyatanya aku salah, aku makin ga bisa lupain kamu.
-Mas Rama- Lia, kita sekarang sudah punya kehidupan masing-masing. Kamu dengan pilihan kamu, dan aku dengan pilihan aku. Dan jujur, aku sangat mencintainya.
-Cewek- Siapa" Dinda" Cewe manja yang dulu pernah ganggu hubungan kita"
-Mas Rama- Hey, dia dulu bukan pengganggu, dia hadir disaat kita lagi putus, dia ga salah, jangan sebut dia pengganggu ya.
-Cewek- Bodo, emang aku peduli. Raaam, aku kangen kamu.
-Mas Rama- Iyaa iyaa, aku juga. Kamu harus kuat yaa, harus melewati pilihan yang udah kamu ambil. Aku bisa jadi sahabat kamu kog. Ya" Baik-baik sama suami kamu.
-Cewek- *mencium bibir Mas Rama* -Mas Rama- *mencoba melepas ciuman Lia* Lia, jangan gini.
-Cewek- *mencium bibir Mas Rama lagi*
-Mas Rama- *diam-kemudian membalas ciuman Lia*
Aku diam terpaku melihat mereka. Air mataku keluar dengan liar bersaing dengan detakan jantung yang berdegup sangat kencang. Aku menjauh secara perlahan, berharap yang aku lihat hanyalah khayalan. Kakiku mengajakku untuk berjalan ke arah parkiran dan aku menunggu begitu lama di samping mobil Mas Rama, berdiri, sendirian.
### Tulisan Dinda:marahnya dinda 26-08-2014 18:31
Aku diam terpaku melihat mereka. Air mataku keluar dengan liar bersaing dengan detakan jantung yang berdegup sangat kencang. Aku menjauh secara perlahan, berharap yang aku lihat hanyalah khayalan. Kakiku mengajakku untuk berjalan ke arah parkiran dan aku menunggu begitu lama di samping mobil Mas Rama, berdiri, sendirian.
Aku mencoba untuk tetap tenang. Mengalihkan semuanya dengan hanya beristighfar. Beberapa puluhan menit kemudian, Mas Rama pun datang.
Quote: -Mas Rama- Aku cari-cari kamu sayang, eh ga taunya disini. Hehehe yaudah masuk yuk!!
-Aku- *tersenyum* Kami pun masuk mobil. Aku berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja. Sepertinya Mas Rama tidak mengetahui bahwa aku baru saja menangis karena melihatnya berciuman dengan Lia, mantan kekasihnya. Aku menutupi semua ini, karena aku ingin Mas Rama yang menceritakan semuanya, aku ingin dia jujur tanpa aku yang meminta, tapi karena memang dia menyadarinya, menyadari untuk bersikap jujur.
Quote: -Aku- Mas, Dinda pengen makan bakso. Tolong anterin yaa"
-Mas Rama- Loh, tadi kan udah makan bakso" Kog makan bakso lagi"
-Aku- Tadi ga bisa nambah, padahal masih pengen. Mau ya nganterin"
-Mas Rama- Yaudah iyaaa. Kemudian kami terdiam. Tidak lama kemudian, handphoneku berbunyi, Cantika menelpon. Quote:
-Cantika- Hey Dinda sayang, lu baik-baik aja"
-Aku- Hey Cantikaaaa!! Gimana terbang ke Malay dan Singapuranya"
-Cantika- Hey Din!!! Gue tau lu lagi sama Rama kan sekarang" Dan lu nutupin semuanya dari dia" Sampe kapan lu gini terus"
-Aku- Waah seru denger cerita kamu. Aku jadi inget saat pertama kali aku terbang ke sana. Lalu ada oleh-oleh"
-Cantika- Eh udah ya!! Gue cape lu akting kek gini!!! Mana tuh si Rama brengsek?""!!!!
-Aku- Wah makasih Cantika. Kamu baik hehehe. Yaudah, aku udah sampe di tempat jual bakso nih, deket dari aula ITS ternyata, hehehe. Kamu istirahat aja ya Cantika, thanks udah nelpon. Bye....
Yaaa, aku menyuruh Cantika menelponku sebelum Mas Rama datang tadi, supaya aku bisa mengalihkan semuanya dan bersikap biasa aja..
Malam itu, aku makan Bakso Daging ukuran jumbo. Dengan sambal yang banyak tanpa saus dan kecap! Dan ketika makan di suapan pertama, mataku mulai mengeluarkan air mata. Quote:
-Mas Rama- Sayang kamu nangis" -Aku- Engga kog, ini kepedesan ajaaaa. Huuufh Huuufh Haaah *air mataku terus mengalir deras*
-Mas Rama- Cckk!! Kamu besok harus terbang, kalau perut kamu mules gimana" Sambelnya banyak banget itu. Hm sampe kek orang nangis gitu kamunya.
-Aku- Enak kog, sambelnya buat Dinda merasa lega.
-Mas Rama- Lega apanya, buat kamu sakit sih iya, Ndaaaa.....
-Aku- Yaudah, Dinda ke toilet dulu yaaaa.... Nitip Handphone dan tas yaa Mas, handphone mas di tas Dinda, ambil sendiri aja ya, Dinda kebelet pipis.
-Mas Rama- Iyaaa.. Aku segera ke toilet. Bakso jumbonya masih aku makan setengah. Tapi sesaknya dadaku tidak kuat untuk terus ditahan, makanya aku lebih memilih ke toilet, aku bisa menangis sejadi-jadinya tanpa membuat Mas Rama curiga bahwa aku habis menangis.
Saat aku dari toilet dan menuju tempat makanku, ternyata aku melihat Mas Rama membuka handphoneku. Aaasssh sial, pasti dia membaca bbmku dengan Cantika.
Quote: -Aku- Caaaan, gue ngedengerin semua percakapan Mas Rama sama Lia, dan gue ngeliat mereka ciuman. Hiks gue.... telpon gue plisss!!!
-Cantika- Gue baru di mobil jemputan nih, 20 menit lagi gue telpon!!!! Lu baik-baik, yeee.
Setelah aku berdiri disampingnya, Mas Rama menatapku. Dia terdiam, begitu juga denganku. Quote:
-Aku- Pulang yuuk, Dinda udah kenyang. Dinda bayar dulu yaa.
-Mas Rama- *berdiri dan menuju kasir*
Setelahnya, Mas Rama menggandeng tanganku sampai tiba di mobil. Saat aku baru duduk di samping tempat sopir, aku hanya bisa diam. Dan Mas Rama juga diam. Dalam diamku, aku sadar bahwa Mas Rama menyetir mobilnya bukan ke arah hotel, namun ke arah rumah orangtuanya.10 menit kemudian, kami sudah berada di dalam pagar rumahnya, namun kami tidak segera beranjak dari dalam mobil.
Quote: -Mas Rama- Bener kamu ngeliat aku sama Lia tadi, Nda"
-Aku- ........................ -Mas Rama- Maafin aku... aku... aku ga tau harus bilang apa lagi selain maaf, maafin aku. Tadi dia mengajakku untuk keluar gedung dan aku turutin aja karena aku pikir dia sudah melupakan aku. Dan ternyata dia mengajakku ke belakang gedung, dia bercerita bahwa
-Aku- Dia tidak mencintai suaminya, dia membenci suaminya, karena suaminya tidak seperti Mas Rama. Dia benar-benar merindukan Mas Rama, seseorang yang membuatnya menikah dengan pria lain karena dia merasa dengan begitu dia bisa melupakan Mas Rama sepenuhnya.
-Mas Rama- *menunduk-tarik napas berat* Kamu denger semuanya...
-Aku- Lia, sebenernya dia sahabat atau temen deket Mas Rama" Yang Dinda tau, Mas Rama selalu mengaku bahwa Lia adalah sahabat Mas, namun beberapa waktu kemudian, Mas Rama mengaku bahwa Lia adalah teman dekat Mas. Dan yang benar yang mana"
-Mas Rama- Ga ada yang bener, Ndaaa. Karena yang bener itu... Lia mantan pacarku, yang sudah 4 tahun pacaran sama aku. Saat aku pacaran sama kamu dulu, sebenernya aku lagi break sama dia, dan setelah kita putus, aku sempet balikan sama dia. Tapi akhirnya kita putus lagi dan aku menikahi Tya. Maafin aku. Maaf. Aku tau gimana sakitnya kamu, aku tau.
Mas Rama keluar mobil, ke arahku, menarikku, dan memelukku.
Aku hanya bisa diam dalam tangisan yang makin menjadi di dalam pelukan Mas Rama, seseorang yang kembali membuat hatiku meronta kesakitan.
Quote: -Mas Rama- Maafin aku, Ndaaaa... Aku sayang kamu. Aku cinta kamu. Aku ga mau kehilangan kamu.
-Aku- Kenapa Mas Rama membalas ciuman Lia"
-Mas Rama- Iya iyaa aku khilaf aku minta maaf. Tadi aku kebawa suasana, Nda,,, Aku sudah bilang..... Quote:
Flashback dari cerita Mas Rama -Mas RamaLia jangan gini..... -Lia- Cium aku sekali aja, untuk terakhir kalinyaaa. Cium aku Ram!! *bisiknya*
Setelahnya..... -Mas Rama
Wanita Baik Untuk Pria Beruntung Karya Rama di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Udah ya" Aku ga tau maksud kamu nyuruh aku cium kamu apa, aku berharap karena untuk kebaikan kamu. Yaudah, Dinda udah nunggu aku sekarang, aku ga mau buat dia nunggu lagi. Kamu harus kuat yaa, harus bisa mencintai apa yang telah menjadi pilihan kamu. Karena aku ga bisa mencintai kamu lagi, kamu hanya menjadi bagian masa laluku, sedangkan Dinda, dia adalah masa depanku yang sekarang dan entah sampai kapan akan selalu aku cintai. Yaudah, take care ya, Liiiiii..... Aku balik dulu..
Mas Rama semakin memelukku erat. Sedang aku hanya bisa diam dan terus menangis dalam pelukannya.
-Mas Rama- Maafin aku. Aku ga bermaksud nyakitin kamu Dinda, sungguh. Aku ga cerita masalah Lia karena aku pikir itu ga penting. Kamu tau kan aku ga suka ngebahas sesuatu yang ga penting" Maafin aku sekali lagi, maaf.
-Aku- .................. -Mas Rama- Aku tanya, supaya kamu bisa maafin aku, aku harus apa" Kamu maunya apa"
-Aku- ................... ..............
........... Izinkan Dinda untuk menyendiri beberapa waktu ya. Biarkan Dinda sendiri.
-Mas Rama- Iya, oke. Asal itu buat kamu bisa maafin aku, aku gapapa.
-Aku- Hm Dinda mau balik ke hotel, Mas. Makasih untuk penjelasannya, terima kasih untuk semuanya.
-Mas Rama- Maksud kamu makasih untuk semuanya" Kita ga putus kan sayang" Hmm" Kita masih
-Aku- Yaudah, Dinda pulang dulu yaaa. Dinda naik taksi aja pulangnya.
-Mas Rama- *makin memeluk erat tubuhku* *menangis*
Aku ga mau kehilangan kamu. Aku ga mau...... Kamu pukul aku! Kamu tendang aku!! atau kamu tusuk aku aja, asal kamu jangan pergi Ndaaaaa!!!!!!
-Aku- *melepas pelukan Mas Rama* *Menyentuh pipinya*
Jaga kesehatan Mas yaa. Dinda ga akan pergi, tapi untuk beberapa waktu ini, biarkan Dinda sendiri. Dan biarkan Dinda mengetahui apa yang sebenernya terbaik untuk kita berdua menurut kebaikan di mata Allah.
-Mas Rama- Kalau Allah ga ngerestuin kita, itu artinya kamu akan pergi dari aku!!!!
-Aku- Kita lihat nanti yaa. Semua yang akan terjadi kan masih misteri. Berdoa dan berpikir yang baikbaik saja. Hm yaudah, Dinda pergi dulu yaaa, Assalamualaykum.
-Mas Rama- *narik tanganku* Aku anterin kamu ke hotel!!!
-Aku- Ga usah mas, Dinda ga mau ngerepotin.
-Mas Rama- *buka pintu mobil* Cepet naik!!
Akhirnya malam itu aku diantar ke hotel dengan Mas Rama. Dalam perjalanan, kami terjebak dalam diam. Dan 20 menit kemudian, aku sudah berada di loby.
Quote: -Aku- Makasih udah nganterin. -Mas Rama- Aku sayang kamu, Ndaaa.....
-Aku- Dinda turun yaa. Hati-hati di jalan -Mas RamaJangan tinggalin aku yaaa....
-Aku- Assalamualaykum -Mas Rama- ......................... Waalaykumsalam
Tulisan Dinda:surat dinda 27-08-2014 19:31
18 Februari 2013 Aku baru sampai di kamar hotel tepat pukul 00.10. Malam itu aku di kamar sendiri karena Lucia yang seharusnya sekamar denganku lebih memilih tidur di rumah orangtuanya di daerah Margorejo. Sesampai di kamar, aku segera membersihkan make-up dan segera mandi dengan air hangat. Kemudian mengompres mataku yang sedikit bengkak karena menangis tadi. Hingga pukul 01.30, aku masih saja belum bisa tidur. Akhirnya aku mengambil buku diary dan pena di dalam tas. Aku memilih untuk menulis malam itu. Menulis surat untuk Mas Rama, bukan menulis diary.
Aku menyobek kertas di diaryku. Quote:
Surabaya, 18 Februari 2013, Senin, 01.57
Assalamu'alaykum... Mas Rama, sudah lama Dinda tidak menulis surat seperti ini ya" Ini pertama kalinya Dinda menulis surat untuk Mas Rama setelah kita kembali bersama 5 Agustus lalu.
Di bulan Februari 2009, jujur, saat itu pertama kalinya Dinda merasa cemburu. Cemburu karena Mas Rama selalu menerima telpon dari Lia disaat kita sedang berdua, bahkan disaat kita berkumpul bersama keluarga Mas Rama. Dan disaat Dinda tanya siapa Lia, awalnya mas menjawab Lia adalah sahabat Mas. Namun beberapa hari kemudian disaat Dinda tanya siapa Lia, mas menjawab Lia adalah teman dekat Mas sebelum mas bersama Dinda. Ketika itu Dinda marah, marah karena Mas Rama tidak pernah mau jujur siapa Lia itu. Dinda marah karena Dinda ga tau bagaimana menyikapi rasa cemburu, Dinda ga tau harus berbuat apa agar Mas Rama mau menjelaskan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Tapi sampai Dinda marah begitu pun Mas Rama tetap tidak ingin bercerita, dan Dinda memutuskan hubungan diantara kita, yang awalnya Dinda berpikir Mas Rama akan mempertahankan Dinda, namun kenyataannya Mas Rama membiarkan Dinda pergi meski Dinda terus-menerus mengajak kita kembali lagi.
Apakah Mas Rama tau bagaimana perasaan Dinda saat itu"
Saat itu Dinda ke rumah Mas untuk minta maaf meski sedang turun hujan, dan saat itu sudah malam dan Dinda naik motor sendirian, namun Mas Rama masih saja mengabaikan Dinda.. Padahal Mas tau jarak rumah Mas dan kos Dinda sangat jauh.
Saat itu disaat Dinda sangat merindukan Mas, Dinda rela untuk ke rumah Mas setiap malam, tapi Mas selalu tidak ada dirumah, dan Dinda hanya bisa meletakkan surat di pintu pagar Mas Rama.
Jujur, tidak ada sedikitpun rasa sakit yang Dinda rasakan meski sikap Mas begitu terhadap Dinda. Bahkan Dinda rela menunggu Mas Rama, selalu mendoakan yang terbaik buat Mas Rama.
Dan apakah Mas Rama tau apa yang Dinda rasakan disaat Mas Rama menikah dengan Tya"
Jujur, Dinda bahagia, .. tapi entah dada Dinda begitu sesak tapi bibir Dinda masih bisa tersenyum. Tersenyum dengan sangat manis di depan Mas dan Ibu dan semua orang, meski sebenernya hati dan mata Dinda menangis disaat Dinda sedang sendiri di dalam kamar.
Saat kita tak bersama, ada hal yang sangat membahagiakan bagi Dinda, yakni menunggu Mas Rama kembali datang kepada Dinda. Entah kenapa Dinda bisa merasakan hal itu, Dinda juga tidak tau.
Sekarang Dinda dan Mas Rama kembali bersama.
Dan sekarang adalah bulan Februari 2013..
Kenapa Lia selalu datang disaat bulan Februari" Inikah kebetulan"
Maaf, Dinda tidak bermaksud mengungkit sesuatu yang sudah terjadi, tapi ingatkah Mas Rama begitu marah pada Dinda disaat Dinda bertemu dengan Arya" Seseorang yang pernah Dinda tunggu selama 5 tahun di masa Dinda SMP-SMA" Dinda hanya berbicara dengan Arya, tidak berpegangan tangan, tidak berpelukan, atau bahkan berciuman. Tapi Mas Rama begitu marahnya pada Dinda dan bahkan membentak Dinda, iya kan"
Lalu sekarang, disaat Dinda melihat Mas Rama berpelukan dan bahkan berciuman dengan Lia, Dinda harus apa" Hmm" Dinda harus apa pada Mas Rama" Dinda takut jika Dinda marah dan harus mengulang kejadian 4 tahun lalu, Dinda takut. Dinda cape jika harus menunggu Mas Rama lagi.
Mas Rama tau bagaimana perasaan Dinda sekarang"
Dinda saja tidak tau bagaimana perasaan Dinda sekarang ini mas, karena sakitnya terlalu menyakitkan, Dinda tidak bisa mengutarakan.
Saat Mas baca surat ini, mungkin Dinda akan jarang membuka handphone. Mas Rama baik-baik yaaa, jaga shalat dan kesehatannya.
Biarkan Dinda sendiri dulu, membiarkan rasa sakit ini menghilang bersamaan dengan kesibukan Dinda terbang.
Assalamu'alaykum....... Setelah menulis surat itu, aku tertidur. Dan pagi harinya, aku masukkan dalam amplop dan meminta tolong driver crew untuk mengirimkannya ke Balikpapan melalui pos.
Entah surat itu kapan akan dibaca Mas Rama.
Dan sejak hari itu, aku kembali meletakkan Handphoneku disinggasananya.
Aku menyibukkan diri dengan terus terbang, dan hal itu sedikit melupakan dan menghilangkan rasa sakit yang kurasakan.
Tulisan Dinda:lia 28-08-2014 00:48
1 Maret 2013, Jum'at Aku di Jakarta, di kamar tercinta.
Aku ngeround selama tiga hari disini dan kembali mengambil handphoneku di singgasananya. Hehehe.
Kurang lebih 10 hari aku hidup tanpa gadget dan selama itu pula aku menormalkan kondisi hatiku, dan yaaaa berhasil. Yaaaa meskipun harus rela untuk tidak menghubungi Papa Mama. Tapi sebelumnya, aku sudah meminta izin untuk tidak mengabari mereka beberapa hari, dan tentunya mereka menyetujui.
Quote: -Aku- Assalamualaykum, Paa Maa, Dinda ga bawa handphone dulu yaa untuk beberapa hari ke depan.
-Papa- Waalaykumsalam..Iyaa, yang penting shalat jangan lupa, kesehatan dijaga, yaa. Tapi kenapa sebenernya" Rama udah dikasih tau"
-Aku- Iyaaa pa, insyaAllah. Hm Mas Rama ga Dinda kasih tau.
-Mama- Kalian lagi berantem"
-Aku- Iyaaa gitu deh. Dinda mau nenangin diri aja sih Ma.
-Papa- Iyaa boleh, nenangin diri sikap yang baik. Tapi jangan sampai berlarut-larut, yaa. Kalau berantem yaa segera selesaikan, jangan dihindari atau malah lari.
-Aku- Dinda ga lari kog Pa. -Mama- Yaudah... Semoga kalian cepet baikan yaa. Kalian kan udah sama-sama dewasa, masa iya berantem-berantem terus"
-Aku- Iyaa iyaaa, Yaudah, Dinda izin ya Paa Maa. Kalian jaga kesehatan yaa. Dinda sayang Papa Mama. Assalamualaykum
-Papa Mama- Waalaykumsalam Quote: pesan singkat Mas Rama 20 Februari 2013, 10.03, Maafkan aku ya, Nda. Aku terlalu banyak nyakitin kamu. Aku egois kalau aku ingin kamu tetep untuk jadi milik aku setelah aku tau kamu banyak berkorban untuk aku. Tapi aku janji aku ga akan ngulangin hal itu lagi. Kasih aku kesempatan lagi ya Ndaaa... Kasih aku kesempatan untuk buktiin kalau aku ga akan nyakitin kamu lagi. Aku sayang kamu.
20 Februari 2013, 20.30, Aku baca-baca ulang surat kamu. Dan aku terawang kertasnya ke lampu baca, ternyata ada banyak bekas air. Pasti saat nulis surat itu kamu sambil nangis. Maafin aku, Ndaaaaaa. Aku tau handphone kamu sudah ga aktif. Dan aku tau rasa khawatirku ini tidak sama dengan rasa khawatir kamu dulu saat aku abaikan. Aku hanya bisa bilang maaf, Nda....
21 Februari 2013, 19.01, Ndaaaa... Jangan karena ingin nyembuhin rasa sakit hati kamu, kamu jadi sibuk terbang ya. Kamu harus tetep jaga kesehatan, jangan sakit, dan jangan kecapean. Aku sayang kamu. Aku kangen kamu, Ndaaa..
22 Februari 2013, 06.34, Dinda, aku kangen.
22 Februari 2013, 20.52, Dinda, kapan aku bisa ngehubungin kamu"
23 Februari 2013, 11.30, aku lagi makan siang. Tiba-tiba aku kangen banget sama kamu.
Maafin aku yaaaaa. 27 Februari 2013, 16.07, Maaf Nda baru kirim sms, handphoneku jatuh ke laut pas aku lagi di gazebo tempat pertama kita ketemu. Aku service hapeku dan baru 5 menit lalu aku terima. Kamu masih ngambek kah sayang" Iyaa aku minta maaf yaa, maaf banget. Haduh aku kangen!!
28 Februari 2013, 01.39, Aku ga bisa tidur Nda. Aku gelisah. Bayangin aja, yang biasanya ada yang selalu merhatiin tiba-tiba ga ada. Biasanya ada yang selalu bikin senyum tiba-tiba ga ada. Kalau aku kangen biasanya langsung telpon tapi malah ga bisa. Udaah ya Ndaaa, jangan lama-lama yaaa, aku minta maaf. Nanti kamu boleh cubit-cubit aku sepuas kamu yaaa, asal kamu ga marah lagi.
28 Februari 2013, 17.27, Dinda, kamu sehat kan sayang"
Aku hanya tersenyum membacanya. Jujur saat itu rasa sakitku benar-benar sudah hilang sedangkan rasa rinduku makin membesar. Beberapa menit kemudian, handphoneku berbunyi. Quote:
-Mas Rama- Assalamualaykum......... -Aku- Waalaykumsalam. -Mas Rama- Alhamdulillah.. Kamu sehat, Ndaa"
-Aku- Alhamdulillah sehat. *meski aku rindu, tetap saja aku masih bersikap kaku*
-Mas Rama- Ndaaa, aku pengen ngomong sama kamu. Kamu keluar dong. Yaaa" Mau yaa"
-Aku- Keluar" Maksudnya" Dinda ga di Balikpapan sekarang.
-Mas Rama- Yaa aku tau, kamu buka pintunya ya Ndaaaa...
Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku buka. Dan ternyata Mas Rama ditemani 2 security. Dia tersenyum dan aku memasang muka datar. Padahal jujur aku seneng, tapi entah aku masih sedikit bersikap dingin saat itu.
Tidak lama kemudian, Dino datang dan menyuruh 2 security tadi untuk pergi. Quote:
-Dino- Gimana, Ram" Udah ketemu bidadari lu"
-Mas Rama- Thanks yaa udah nganterin kesini.
-Dino- Yaudah kalian pake mobil gue aja perginya, gue disini aja, bentar lagi juga bakal dijemput. Ntar kuncinya titipin security aja, Ram.
-Mas Rama- Oke!! Thanks ya No!! -Dino- Santai aja. Gue ke bawah dulu yaa. Lu ikut gue ya, soalnya ga bole ada orang luar masuk sebenernya, hahaha.
-Mas Rama- Hahaha okeeeh!! Nda, aku tunggu kamu dibawah yaaa.
Yaps, mau ga mau aku harus pergi dengan Mas Rama malam itu. Aku diajak ke sebuah restoran di dekat mess. Dan kita duduk di depan seorang cewek yang ternyata cewek itu Lia. Lia duduk di depanku. Mas Rama duduk di sebelah kananku.
Quote: -Mas Rama-Sayang, ini Lia. Liii, ini Dinda.
-Aku- *ngulurin tangan-senyum* Dinda, Mbak.
-Lia- Lia. *ketus* -Mas Rama- Gimana" Sehat Li"
-Lia- Kamu bisa lihat kan" Aku sehat, hatiku aja yang sakit.
-Mas Rama- Kalau gitu cepet obatin lah.. Jangan dibiarin aja sakitnya, ntar malah jadi kronis. Hahaha *aku mencubit paha Mas Rama*
-Lia- Haha kamu nganggep hal ini sebagai bahan ketawaan ya"
-Mas Rama- Haha sorry sorry. Hidup tuh udah susah Li, jangan makin dibuat susah. Rugi!!
-Lia- Ohya jadi kamu ngajak aku ke Jakarta buat ini, Ram" Buat ketemu cewe kamu"
-Mas Rama- Iyaa, sorry Li.. Aku ga tau lagi gimana caranya biar kalian bisa ketemu.
-Aku- ........ -Lia- Ketemu" Untuk apa aku ketemu dia"
-Mas Rama- Gini Liiii, sebenernya aku mau tanya, sebenernya maksud kamu cium bibir aku di pesta Jojo itu apa" Kamu yang nyuruh aku cium kamu kan"
-Lia- Tapi akhirnya kamu mau kan, Ram" Lalu apa yang perlu dipermasalahkan" Toh dari ciuman kamu, kamu masih sayang aku.
-Mas Rama- Li, jangan ngomong gitu. Aku cium kamu karena kamu yang nyuruh dan kamu yang narik kepalaku. Dan pastilah ini jadi masalah!! Aku memang sayang sama kamu, sayang banget, tapi itu dulu, dulu Li. Sekarang aku dan kamu punya jalan sendiri-sendiri, kamu harus sayang sama suami kamu dan aku udah sayang banget sama Dinda. Plis, kamu ngertiin posisiku, Li. Kalau semisal aku kehilangan Dinda, hal itu ga akan buat aku kembali sama kamu, karena aku udah nganggep kamu sebagai sahabatku sendiri.
-Lia- Aku kangen kamu Ram. Selama ini aku kangen kamu. Aku masih cinta sama kamu. Dan aku ga bisa mencintai suamiku. Tapi nyatanya apa, kamu malah sama Dinda yang baru aja kenal sama kamu dibandingkan aku. Aku ga suka! Aku benci Dinda. Aku pengen buat Dinda pergi dari kamu. Dan saat kita di belakang gedung, aku liat Dinda melihat kita, makanya aku langsung cium kamu, supaya Dinda cemburu dan ngerasain sakit seperti yang aku rasain.
-Mas Rama- *menyeringai* Kamu kekanak-kanakan Li! -Lia- Udah segini doang yang pengen kamu bahas" Oke aku pamit!!
Lia pun berdiri, dia terlihat sangat marah. Aku melihatnya mengambil minumannya dan akan menyiramkannya ke wajah Mas Rama, namun karena aku mengetahuinya, aku segera memeluk Mas Rama dan memunggungi Lia. Alhasil minuman Lia membasahi rambut dan punggungku. Setelahnya, Lia pergi begitu saja.
Quote: -Mas Rama- Kamu gapapa kan sayang"
*sambil ngambil tisu dan ngelap rambut dan punggungku*
-Aku- Mas Rama ga seharusnya berkata kasar begitu. Pasti itu sakit buat dia.
-Mas Rama- Tapi rasa sakit dia ga sesakit yang kamu rasain. Seharusnya yang kena siramannya itu aku, bukan kamu. Maafin aku yaa. Kita pulang aja yuk, besok ketemu lagi aja yaa. Di mess ada dapur kan" Nanti aku masakin buat kamu.
-Aku- *senyum* Kan ga boleh ada orang luar masuk mess.
-Mas Rama- Ntar aku minta 1 security nemenin aku masak deh. Kamu tenang aja.
Setelahnya kami ke hypermart untuk membeli bahan yang akan dimasak dan aku ikut menemani Mas Rama dengan hanya menggunakan jaket Mas Rama tanpa baju didalamnya, hehehe.
Yaaaa, malam itu hubungan kami membaik. Dan cukup buat aku tahu bagaimana Lia itu.
Seseorang yang tidak seharusnya dicemburui tetapi lebih pantas untuk dikasihani. Semoga Lia bisa bahagia dengan jalan hidupnya.
### Tulisan Dinda:sumpah malu
28-08-2014 09:34 Pertemuan kami dengan Lia yang sangat singkat namun membuatku mengetahui bagaimana sekilas sosoknya.
Mungkin dulu Mas Rama sangat menyayanginya dan begitu memperhatikannya, sehingga sampai sekarang semua yang dilakukan Mas Rama masih berkesan bahkan tidak bisa dia lupakan. Jangankan Lia yang sudah pernah menjadi pacar Mas Rama selama 4 tahun, aku saja yang berpacaran beberapa bulan dengannya rela menunggunya sekian tahun, hehehe. Karena memang, Mas Rama adalah orang yang baik.
Aku sedang duduk di meja makan, melihat Mas Rama sibuk memasak chapjay dan membuatkan salad buah kesukaanku. Dan ada 1 security di sebelahnya. Dia menemani dan melihat Mas Rama memasak. Mereka juga saling berbincang dan saling bercanda. Lucu melihatnya. Quote:
-Pak Agus- Wah Mas Rama pinter masak yaa. Pantes Mbak Dinda jatuh hati ke mas, lah wong wis ganteng pinter masak.
-Mas Rama- Hahaha kebalik Pak. Saya yang jatuh hati ke Dinda, tapi Dinda itu ngasih syarat kalau saya harus pinter masak, baru deh boleh jadi pacarnya
-Pak Agus- Ohh begitu. Tapi bukannya seharusnya syarat itu mas yang kasih buat Mbak Dinda"
-Mas Rama- Engga dong Pak. Bapak tau sendiri gimana cantiknya Dinda kan" Sedang saya buruk rupa begini, jadi saya mah ga berani ngasih syarat-syarat ke dia.
-Aku- Apasiiiih Mas Rama norak deh. Hahaha
-Mas Rama- Tuh kan pak, ada yang teriak-teriak saya norak kan" Bayangin aja pak, gimana bisa orang norak dapetin cewek cantik seperti Dinda"
-Pak Agus- Hahaha iyaa juga ya. *Hahaha Pak Agus kog malah di-iya-in aja sih*
Tapi Mbak Dinda tuh selain cantik wajahnya, hatinya juga cantik Mas. Saya aja sering dikasih oleh-oleh, katanya buat anak saya. Anak saya kan cewek mas, nah Mbak Dinda suka ngasih boneka, kadang juga tas, buku-buku. *berbisik-tapi aku denger*
-Aku- Ah kalian ga asyik ah ngomongnya bisik-bisik. Cemburu nih Dindanya nih...
-Mas Rama- Hehe tenang sayang, Pak Agus masih tau batas untuk bisa suka aku.
-Pak Agus- Hahahaha. -Mas Rama- Ini chapjaynya udah masak. Tinggal buat salad buah kesukaan kamu. Tunggu yaaaa.
-Aku- Dinda bantuin ngupas ya"
-Mas Ramaeh eh eh ga boleh, Dinda hanya boleh duduk disitu dan makan. Okeeeeee"
-Mas Rama- Sayang mau makan chapjaynya ga pake nasi kan" Pak Agus hm itu nanti nasinya dibawa aja ke bawah yaaa. Chapjaynya juga. Ini lauknya hanya ayam crispy, gapapa ya pak ya"
-Pak Agus- Waah ini udah lebih dari cukup Mas.
-Kapten Roy- Wah ini pada masak apa kog wangi begini"
-Aku- Hm malem 'kapten'. Iya saya izin masak ya.
-Mas Rama- Malem Pak. Apa kabar" Alhamdulillah akhirnya kita berjumpa lagi yaa. Bapak sudah makan malam" Makan bareng aja.
-Kapten Roy- Yaelah lu Ram" Hahaha jago masak lu" Ah gue udah panggil taksi nih. Sayang banget. Lain kali aja yaa. Eh ini Pak Agus nemenin Rama"
-Pak Agus- Hehe iya pak, disuruh nemenin, katanya karena Mas Rama orang luar. Padahal yaa saya ngizinin aja, soalnya yakin akan aman-aman aja. Tapi Mas Rama tetep pengen saya nemenin.
-Kapten Roy- Hahaha. Yaudah deh, saya pergi dulu yaaaa.
Tepat jam 21.00 Mas Rama selesai memasak. Dia memasak kurang lebih 45 menit. Dan setelahnya, Mas Rama dan Pak Agus membawa masakannya ke lantai bawah, di ruang tamu. Kita pun makan bersama disana.
Quote: -Pak Agus-
Wanita Baik Untuk Pria Beruntung Karya Rama di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Waah enak banget ini masakan Mas Rama.
-Mas Rama- Ah masa sih pak" Ini Dinda aja ga komentar. Huhuhu
-Aku- Hehehe enak kog Mas. Makasih yaaaa.
Hm bener-bener enak masakan Mas Rama. Apalagi salad buahnya. Seger!! Ada yogurtnya yang rasanya kecampur dengan jeruk nipis. Enak banget!!! Hehehe.
Dan akhirnya, malam itu kita habiskan bermain bersama dengan Pak Agus dan Pak Ilham di ruang tamu. Seperti biasa, kita bermain monopoli.
--- 2 Maret 2013, Sabtu Sabtu kali ini aku berjalan-jalan dengan Mas Rama mengelilingi Jakarta mengendarai mobil Dino. Dan kami mengajak keluarga Pak Agus untuk ikut bersama kami, kebetulan saat itu Pak Agus sedang libur setelah kemarin jaga mess seharian.
Kami ber-enam jalan-jalan menyusuri kota Jakarta hingga sore. Aku melihat ada keceriaan di wajah Mas Rama dan keluarga Pak Agus.
Quote: -Pak Agus- Makasih ya Mas-Mbak... Makasih banyak. Saya doakan semoga kalian akan menjadi keluarga yang berbahagia nantinya.
-Mas Rama- Sama-sama pak. Makasih untuk doanya. Yasudah kami balik dulu yaa pak. Sayang, hayuk..
-Aku- Kak Dinda pulang dulu Putri sayang. Kapan-kapan kita jalan-jalan lagi yaa,.. Pak-Bu, saya pamit pulang dulu.
Kami berdua segera menuju mess yang berjarak lumayan jauh dari rumah Pak Agus. Butuh waktu 2 jam untuk Mas Rama mengantarkanku. Karena kebetulan jalanan tidak begitu macet, yaa padahal tetep aja macet, tapi maksudnya ga separah hari-hari biasanya. Hehe.
Quote: -Mas Rama- Makasih yaa Dinda, kamu sudah kembali.
-Aku- Iya. Makasih juga udah ngebiarin Dinda sendiri beberapa hari.
-Mas Rama- Jujur, Ndaaa. Aku takut kamu pergi. Aku takut kehilangan kamu. Aku benar-benar khawatir.
-Aku- Maafin Dinda yaa Mas Rama. Maaf sudah buat mas khawatir. Tapi, semua ini ga ganggu kerja mas kan"
-Mas Rama- Kalau kerja yaa aku masih bisa optimal. Hanya aja aku dinilai sedikit murung. Banyak diem juga. Yaiyalah, lah wong kamu ga bisa dihubungi, gimana ga sedih.
-Aku- Iya iyaa, maaf yaa, -Mas Rama- Engga, kamu ga salah. Aku yang salah. Maafin aku ya Ndaaa. Maaf juga kemarin harus mempertemukan kamu dengan Lia, karena aku ga mau ada salah paham lagi.
-Aku- Iyaa Mas, gapapa. Hm jadi Lia ga tau kalau kemarin dia bakal ketemu Dinda"
-Mas Rama- Ya sama seperti kamu, kalian sama-sama ga tau. Hehe. Yaudah yang jelas, aku sayang kamu, Ndaaa. Ga mau kehilangan kamu.
-Aku- Iyaa, Dinda juga. Ohya, mungkin Senin besok Dinda ngajuin resign, Mas
-Mas Rama- Kog cepet" Kamu yakin ngelakuin itu" Hmm"
-Aku- Iyaa ga cepet lah, kalau Dinda ngajuin resignnya bulan Juni yaa di accnya tiga bulan lagi. InsyaAllah Dinda yakin
-Mas Rama- Yaa aku percaya kamu bisa melakukan yang terbaik buat kamu. Ohya, aku juga ngajuin mutasi ke Surabaya, Nda,,, Jumat kemarin aku di interview gitu. Keputusannya sih ga tau kapan, karena di Surabaya juga lagi ga butuh supervisor, haha karena yaa masih ada Pak Jones. Doakan aja aku di acc pindah Surabaya yaa. Tapi mau ga mau nantinya aku turun jabatan, gapapa kan"
-Aku- Yaa gapapa. Kerja itu ga dilihat jabatannya apa kog sama Allah. Yang diliat itu ikhlas dan kerja kerasnya saat bekerja. Dinda sama sekali ga mempermasalahkan. Yang Dinda permasalahkan itu kalau Mas Rama ga semangat. Hehehe
-Mas Rama- Ah kamu yaa, lagi-lagi buat aku bingung mau ngomong apa. Hehe. Yaa semoga aja yaa bisa di Surabaya akunya, setidaknya kamu ga perlu ikut aku di Balikpapan, disana masih sepi, ga rame, aku takut kamu ga betah.
-Aku- Mau dimanapun Mas, Dinda ikut kog. Mau sepi mau rame, asal sama Mas Rama, Dinda okeoke aja.
-Mas Rama- Dasar kamu yaaa, memang paling bisa. Hehe. Ndaaa, besok pagi aku balik Balikpapan. Kamu baik-baik yaa. Makasih untuk semuanya, Ndaaa.
-Aku- Iyaa, sama-sama. Yaudah hati-hati yaaa.
-Mas Rama- Nda sebelum kamu turun, aku boleh cium kening kamu"
-Aku- ..................... -Mas Rama- Yaaa kog diem. Ga boleh ya" Yaudah..
-Aku- *cuuuuup-cium pipi Mas Rama* Aaaaaaaak!!! Mas Rama kenapa noleh"
-Mas Rama- Hahaha asiiik dapet kecupan di bibir!! Hahahaha.
-Aku- *cubit perut Mas Rama* -Mas Rama- Yaa Allaaaaah.. Dinda sakiiiiitt. Ampun ampuun. Hm hahaha. Pipi kamu merah euy!! Hahaha. Udah ga usah malu, gapapa kog. Heheh makasih yaaa.
-Aku- Yaudah Dinda turun. Mas hati-hati yaaa. Assalamualaykum
-Mas Rama- Hahahaha iyaaa, makasih sayang. Waalaykumsalam.
Aaargh aku benar-benar malu!!!!! Hehehe
### Quote Tulisan Dinda:sudah sah Yesterday 11:14
Setelah kejadian salah paham antara aku, Mas Rama, dan Lia, alhamdulillah tidak ada lagi masalah yang datang. Sehingga kami berdua bisa fokus untuk mempersiapkan pernikahan kami.
7 hari sebelum aku benar-benar resign, aku sibuk melakukan interview dengan pihak management service. Pada awalnya pengajuanku ditolak mentah-mentah. Namun semakin mendekati habisnya masa kontrakku, akhirnya pengajuanku dipertimbangkan. Hingga pada tanggal 13 Juni 2013, aku tidak lagi terbang. Aku membawa semua peralatan dan perlengkapan yang biasanya aku letakkan di kamar mess crew ke rumah Papa Mama di Semarang. Rasanya gimana yaaa, sedih, sungguh menyesakkan dada. Apalagi saat sebagian teman-teman seperjuangan menyempatkan waktunya untuk bertemu denganku di bandara Soekarno-Hatta.
Quote: -Anggra-Dinda, pasti kita bakal ngerasa kehilangan banget. Ga ada cewek yang suka iseng yang suka ngasih lelucon yang suka spaghetty saat sebelum terbang malem dan ga ada pramugari yang seceria kamu sebaik kamu. Keep in touch yaa Din.
-Cantika- *Nangis* Engga bakal ada yang ngebawelin aku lagi saat aku ngerokok di dalem kamar. Engga bakal ada yang suka bantuin aku ngecroissant rambut bantuin make-up. Engga bakal ada yang mau masakin aku saat aku males makan.
-Errick- Gue sedih banget Din lu harus resign. Lu inspirasi gue. Lu yang ga pernah nunjukin kalo lu lagi sedih lagi bete. Gue salut sama lu yang selalu bisa maksimal kerjanya. Disukain banyak penumpang dari anak kecil sampe kakek-nenek. Mereka pasti juga bakal ngerasa kehilangan
-Aku- Heey kalian napa sih" Meski aku resign, aku bakal masih ada buat kalian. Masa pada sedih begini?" Udah jangan pada nangis.
-Anggra- Ada salam dari temen-temen yang lain. Maaf mereka pada terbang ke arah timur. Kamu baikbaik yaaa.
-Aku- Iyaaa, salam balik yaaa. Makasih yaa udah jadi bagian dari jiwaku. Bersyukur kenal dengan kalian. Kalian semangat!!! Anggra, jangan suka telat makan, roti emang bikin kenyang, tapi perut kamu juga butuh nasi. Cantika, hehehe. Kamu pendengar dan penasehat yang baik selama ini. Aku harap kamu bisa berhenti merokok dan minumnya, yaa. Rokok itu ga bantu kamu untuk ngilangin rasa cape dan nyelesein masalah. Kalau cape yaa tidur, bukan ngerokok, kalau stres yaa hadapin masalahnya dan selesein, jangan sembunyi dan malah ngerokok. Kamu berhak bahagia, paru-paru, jantung, otak dan hati kamu juga berhak untuk bahagia dengan cara mereka hidup dengan sehat. Kurangin ya ngerokok dan minumnya. Hehehe.
Errick, hehe. Anak kecil suka senyum kamu. Terus tersenyum seperti itu yaa... Jangan sampai mengikuti pergaulan yang salah ya, kamu ganteng, jangan mau disukai sama cowok ganteng. Aku doain semoga kamu balikan lagi sama artis itu yaa.
Kalian jaga kesehatan, jangan sampe sakit. Nanti datang di pernikahanku yaa.
Yaudah, aku boarding dulu yaaaa, udah dipanggil-panggil namaku daritadi. Hehehe maafin aku yaa kalau aku ada banyak salah. Aku bakal inget kalian. Kalau butuh apa-apa, kabarin yaa, siapa tau aku bisa bantu. Aku sayang kalian.
Mereka bertiga memelukku. Terdiam saat aku berbicara. Mereka tak henti-hentinya menangis. Aku hanya bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Saat namaku berkali-kali dipanggil, akhirnya mereka pun melepaskan pelukannya. Aku melangkah menjauhi mereka. Aku melambaikan tangan saat tiba di pintu pesawat, dan ternyata ada air mata di ujung kedua mataku. Saat itu rasanya dadaku sesak.
13 Juni 2013 Aku tidak lagi terbang, sudah tiba di Semarang sejak 18 jam lalu.
Banyak pesan masuk via bbm, sms, dan email hanya untuk menyampaikan "Dinda, gue bakal kangen lu", hehehe.
Sepertinya aku tercipta sebagai seseorang yang ngangenin yaa" Hehe.
Oke, per hari ini, aku lebih sibuk menyiapkan pernikahanku dan mengurus butikku di Jakarta. Kemudian setiap harinya akan ada dua orang wanita yang datang ke rumahku. Yaa mereka yang dikirimkan oleh salon xxx untuk menye-spa dan me-massage ku. Hehe. Ini ide Mamaku sih. Karena kalau aku ga mungkin melakukan itu, toh aku bisa melakukannya sendiri.
--- Juni Juli sudah terlewati. Aku mulai membiasakan hidup tanpa kesibukan yang berarti. Menghabiskan waktu dengan selalu bersama Mama Papa, memasakkan menu makanan untuk mereka yang tentunya setelah menikah tidak bisa lagi aku lakukan.
Ohya, aku sudah hampir 3 bulan tidak bertemu dengan Mas Rama. Terakhir bertemu di akhir April, itupun karena aku menemaninya interview untuk mutasinya ke Surabaya. Dan Alhamdulillah, pertengahan Juli kemarin, dia sudah mulai bekerja di Surabaya dengan jabatan masih sebagai supervisor manager.
Dia juga sibuk merenovasi rumah yang nantinya akan menjadi tempat tinggal kami berdua. Konsep pernikahan dan segala macamnya termasuk penyebaran undangan sudah terselesaikan. Tinggal menunggu hari H saja. Kami menyebarkan undangan 10 hari sebelum tanggal pernikahan. Dalam undangan tertera bahwa akad nikah akan dilakukan pada 3 Agustus 2013, Sabtu, 09.00. Pesta pernikahannya berlangsung sejak pukul 18.00-selesai.
Sedang di Surabaya, pesta pernikahan akan dilakukan pada 4 Agustus 2013 dimulai pada pukul 18.00-selesai.
Pada saat akad nikah, ketika itulah aku pertama kalinya mengenakan hijab. Yang sebelumnya sudah aku tanyakan pada Mas Rama, apakah dia berkenan aku mengenakan hijab per tanggal 3 Agustus, dia mengiyakan. Jujur saat detik-detik acara ijab kabul, jantungku berdetak makin tak karuan. Rasanya antara aku mau pingsan namun tetap kuat bertahan. Hehe. Dan alhamdulillah, Mas Rama hanya mengucapkan ijab kabul sekali, dan disahkan oleh kedua saksi.
Cantika, Anggra, dan Dino hadir sejak acara akad nikah. Aku dapat banyak kado, kado pernikahan dan kado ulang tahun. Hehe.
Ada banyak tamu yang datang, namun didominasi oleh orang-orang yang kenal dengan aku, sedang Mas Rama membagi undangan kepada teman-temannya yaa untuk acara besok di Surabaya.
Saat setelah acara akad nikah, Cantika, Anggra, dan Dino masuk ke dalam kamar pengantin. Hahaha. Mereka ngebully aku dan Mas Rama. Jadi kami berdua disuruh duduk di kasur sedang mereka bertiga duduk di kursi yang ada di depan kasur.
Quote: -Cantika- Ram, lu udah ngucapin selamat ulang tahun belum untuk istri lu"
-Mas Rama- Udah dong!! -Dino- Kapan" -Mas Rama- Semalem doong, tepat jam 00.00
-Cantika- Nah semalem kan" Berarti lu belum kasih kecupan buat Dinda kan" Yaudah, sekarang lu kecup Dinda!!
-Mas Rama- Iiiih apaan sih norak ah!!
-Anggra- Ga boleh nolak apa yang kita suruh!! Kalo lu ga mau, gue sama Dino yang bakal ngelakuin!!
-Cantika- Yuuuppps!!! Hahaha -Mas RamaIdddih kalian apaan deh. Jangan gitu dong.
-Aku- Ccckk kalian apaan sih, udah ah ga perlu beginian.
-Mas Rama- Tuuh bukan gue yang ga mau sebenernya, Dinda yang ga mau tu haha
-Cantika- Yaudah, kita ga butuh pendapat Dinda kog. Kan dia istri lu, harus nurutin lu, hhahaha.
Setelahnya Mas Rama mengecup keningku. Hehe. Aku masih malu-malu, hehe. Dan entah setelah Mas Rama mengecup keningku, mereka bertiga langsung lari keluar kamar dan mengunci pintu kamar dari luar. Hehehe. Aku dan Mas Rama tertawa melihatnya. Kemudian kami sama-sama diam, saling bertatapan, dan Mas Rama mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tampak ketakutan, lagi. Quote:
-Mas Rama- Jangan takut, aku sudah suami kamu, kamu udah jadi istri aku. Ciuman udah dihalalkan. Haha. Jangan takut gitu yaaa. Kamu merem aja deh, yaa. Dan jangan diem...
Saat itu aku langsung saja mendaratkan tanganku ke perut Mas Rama untuk mencubitnya, namun Mas Rama menepisnya dan malah mencium bibirku yang jujur saat itu aku masih belum siap. Quote:
-Mas Rama- Rileks aja, jangan kaku gitu, Ndaaa.. Hahaha
Kemudian Mas Rama kembali mencium bibirku, lembut. Disaat aku sudah bisa sedikit rileks, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Quote:
-Cantika- Cie cieeeeee akhirnya Dinda gue bisa ciuman jugaaaa.
-Mas Rama- Hahahaha lu mah iseng banget siih!! Liat tuh pipi Dinda merah banget!!!! Hahaha.
Issssh Cantikaaaaaa, sumpah aku malu. --Pesta pernikahan kami di Semarang dan di Surabaya berjalan lancar. Dan Senin sore, kami langsung terbang ke Korea yang semua biaya transport, hotel, dan makan sudah ditanggung oleh Garuda. Hehe. 5 hari kami disana. 2 harinya jalan pergi ke Korea dan kembali ke Indonesia. Hari Minggu sore, 11 Agustus 2013, kami sudah mendarat di Juanda. Dan segera ke rumah kami di daerah perumahan di Jalan WR. Supratman Surabaya.
--- Setiap harinya aku selalu membangunkan Mas Rama pada pukul 05.00 untuk shalat subuh berjamaah. Setelahnya dia sibuk dengan gadgetnya dan aku sibuk memasak. Terkadang Mas Rama membangunkanku untuk shalat tahajud bersama di jam 2 dini hari. Terkadang jika aku yang terbangun di jam tesebut, jika Mas Rama tidak menyuruhku untuk membangunkannya shalat malam, maka aku tidak membangunkannya.
Biasanya jam 06.00 aku sudah selesai memasak. Menyiapkan sarapan Mas Rama dan mengingatkan Mas Rama untuk segera mandi. Saat Mas Rama mandi, aku selalu menulis sebuah kalimat di kertas dan kemudian aku letakkan di saku kemejanya. Terkadang aku letakkan di saku celananya. Yaa sekedar menulis "Dinda sayang Mas Rama. Semangat kerjanya sayang." , hehehe. Dan saat sarapan, aku selalu menemaninya, membuatkan kopi pahit kesukaannya. Saat dia akan berangkat, aku selalu memeluknya terlebih dahulu, kemudian mengecup pipi kanan-kiri, dagu, kening, dan bibirnya. Yaa selalu seperti itu.
Saat dia makan siang, selalu aku menelponnya hanya sekedar untuk mengucapkan, "Sayang Mas Rama." Terkadang di hari-hari tertentu, aku membawakan makanan ke kantornya, menemaninya makan siang di kantin kantornya.
Dan saat Mas Rama sudah pulang, aku selalu menunggunya di teras depan. Dan jika Mas Rama sudah sampai di teras, aku membukakan sepatu dan kaos kakinya, dan kemudian mencuci kakinya. Setelahnya kembali memeluknya dan memberikan kecupan di wajahnya.
Saat malam tiba, aku biasanya tidak akan tidur sebelum Mas Rama tidur. Jika aku meihatnya sudah terpejam, kemudian aku ajak bicara kemudian dia masih menjawab, aku akan mengurungkan niatku untuk tidur, namun jika dia tidak menjawab, baru aku akan tidur.
Rasanya benar-benar menyenangkan dan menenangkan.
Aku selalu menemani Mas Rama kemanapun dia pergi.
Semisal dia ditugaskan untuk mengikuti pertemuan di luar kota, aku selalu ada untuk menamaninya. Jika dia sebagai narasumber, maka dia di panggung dan aku duduk di kursi bagian depan sebagai pendengar.
Daaaann... Aku hanya bisa memeluk Mas Rama disaat dia marah, memijat keningnya disaat dia terlihat jenuh. Selalu.
---- Seminggu sebelum Mas Rama berulang tahun, aku bersama Ibu sudah merencanakan untuk memberikannya kejutan. Jadi, pada saat tanggal 6 Desember sore, aku ke rumah Ibu, dengan alasan Ibu sangat merindukanku. Meski begitu, aku sudah menyiapkan makan malam untuk Mas Rama. Quote:
-Mas Rama- Hallo Assalamualaykum. Sayang aku udah sampe rumah. Hm kangen kamu akunya. Kamu udah bareng Ibu kan"
-Aku- Waalaykumsalam. Hehe yaaa besok kan ketemu lagi. Hehehe. Iya ini Dinda lagi sama ibu. Sayang, makan malamnya udah Dinda siapkan.
-Mas Rama- Iyaaa. Hm aku kangen kamu ini loh. Hmm yaudah deh, aku mandi aja. Kamu jangan kecapean yaa. Love you bye
Hehehe. Dia ga sadar kalau aku dan Ibu sedang mengerjainya. Dan malam itu, aku menelpon staff Mas Rama, Mbak Irma namanya.
Quote: -Irma- Assalamualaykum, iyaa Bu Dinda, bisa saya bantu"
-Aku- Waalaykumsalam. Irma sibuk" Boleh saya berbicara sebentar"
-Irma- Ah saya ga sibuk kog bu, bisa dibantu bu"
-Aku- Begini, kira-kira kalau besok saya ke kantin di saat jam istirahat membawa makanan, apa boleh"
-Irma- Wah kebetulan sekali bu. Bu Romlah yang biasa menjual menu makan siang sudah 3 hari tidak masuk, dia pulang kampung sampe seminggu bu, jadi yaa gapapa bu.
-Aku- Oh begitu. Alhamdulillah kalau gitu. Jadi begini Mbak Irma, saya minta tolong disampaikan sama seluruh staff untuk tidak membeli makan siang. Karena besok saya rencana mau kasih kejutan pada Bapak Rama. ngomong-ngomong ada sekitar 75 orang ya Mbak Irma"
-Irma- Iya bu, 75 sudah termasuk OB. Oh begitu waah baik bu. Nanti saya sampaikan pada temanteman untuk bersikap dingin kepada Bapak Rama. Boleh bu"
-Aku- Hehehe boleh boleh aja. Pokoknya saat jam makan siang, segera ke kantin yaaa. Jangan ngajak Bapak Rama ya. Hehehe.
-Irma- Baik bu. Besok saya suruh OB untuk bantu Ibu bawa makanannya ke kantin yaa.
-Aku- Wah terima kasih banyak ya Mbak. Yasudah, sampai ketemu besok ya. InsyaAllah jam 11.30 saya sudah tiba dikantor.
-Irma- Baik Bu. Keesokan harinya. Aku tidak menelpon Mas Rama untuk mengucapkan selamat ulang tahun, begitu juga dengan Ibu. Saat ke kantor Mas Rama, ibu tidak ikut bersamaku. Beliau hanya membantuku membuat pudding cake cokelat dan membantu memesankan 5 nasi tumpeng.
Sesampai di kantor Mas Rama, nasi tumpengnya sudah ada di dalam kantin. Aku hanya membawa pudding cakenya ketika itu. Kemudian aku dibantu OB, Pak Wandy dan Pak Wo untuk menata piring anyaman yang sudah ada kertas minyaknya beserta sendok-sendoknya. Tepat jam 12, para staff mulai memasuki kantin. Mereka menyalamiku dan sedikit berbicara.
Quote: -Staff- Ibu, saya melihat Bapak Rama ke mushollah. Dia terlihat bete.
-Aku- Hehehe benarkah" berarti kita berhasil ngerjainnya hehehe
Dan tepat jam 12.25, Mas Rama menuju kantin. Dan saat membuka pintu kantin, kami semua menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Mas Rama terkejut melihat kami. Dan dia langsung tersenyum nakal melihatku. Hehehe.
Setelahnya, Mas Rama mendekatiku, meniup lilinnya. Kemudian mengambil pudding yang aku pegang, meletakkannya di meja, dan kemudian mencium keningku dan memelukku. Hehehe.
"Makasih banyak ya sayang.", bisiknya.
Dan kemudian, Mas Rama memotong 5 tumpengnya, dan para staff pun segera memakan makanan yang dihidangkan.
Aku hanya tersenyum melihatnya. Quote:
-Aku- Selamat ulang tahun yaa kesayangan. Barokallah fii umrik. Sukses dunia akhirat yaa. Makin jadi pribadi yang baik.
-Mas Rama- *mengecup keningku* Aamiin. Makasih ya sayang. Aku baru kali ini sebahagia ini. Makasih banyak yaa. Aku bersyukur punya istri seperti kamu, yang selalu ada buat aku, selalu penuh dengan kejutan. Aku sayang kamu.
-Aku- Dinda juga sayang Mas Rama. Ohya, Dinda hamil Mas. Kemarin ke dokter sama Ibu. Positif hamil, usia 2 minggu. *berbisik*
-Mas Rama- Alhamdulillah. Kita jaga bareng-bareng yaa. Semoga aku bisa jadi ayah dan suami yang baik. aamiin.
Aaamiin aamiin. Dan semoga aku selalu membuat Mas Rama bahagia seperti hari ini yaaa. Semoga.
The endEpilog~ Yesterday 11:38
Quote: Hallo agan dan aganwati....
Sebelumnya saya minta ma'af yaa.
Jadi begini, saya biasa dipanggil Agnes, dan ID saya itu adalah tanggal lahir saya yang sempet ketebak oleh salah satu kaskuser waktu itu.
Saya suka nulis, tapi sejauh ini hanya saya share di facebook, dan yaa nulisnya begitu-begitu aja. Hingga pada akhirnya, saya coba share ke email abang saya yang ternyata udah lama gabung di kaskus. Dia menyarankan saya untuk menulis di kaskus. Setelah dipikir-pikir, akhirnya saya memberanikan diri untuk menulis di kaskus. Dengan tulisan pertama yang saya kasih judul Wanita Baik untuk Pria Beruntung, yang tentunya saat itu saya masih ga bisa menulis di kaskus. Akhirnya judul itu berubah jadi Lanjutan Satu hahaha. Pertama kali yang mengomentari thread saya adalah Mas Iyo, Satrioaryaguna kalau ga salah IDnya, hehe. Dia yang ngasih tau sedikit, dan akhirnya lama-lama saya bisa.
Saya pikir, menulis disini itu adalah semuanya tulisan yang hanya fiktif. Tapi setelah saya tau sedikit tentang kaskus dan mencoba membaca tulisan yang lain, eh ternyata mereka menulisnya dengan kisah nyata. Saya juga sempat terkejut disaat pembaca menyangka saya adalah Dinda. Awalnya saya takut untuk mengatakan saya bukan Dinda, tapi jujur, karena pembaca menganggap saya Dinda, ketika saya menulis Tulisan Dinda ini, saya merasa seakan-akan saya adalah Dinda. Jadi seakan-akan komentar pembaca membuat Dinda hidup dalam diri saya, dan imaji saya dalam cerita ini semakin liar.
Jadi prolog ini dibuat hanya untuk permintaan maaf saya karena sebelumnya tidak mengatakan bahwa saya adalah Agnes yang hanya menulis tentang Dinda dan Rama. Sekali lagi saya minta maaf.
Semoga kalian bisa terhibur dengan tulisan saya, dan semoga kalian bisa memaafkan saya
Terima kasih telah setia membaca Tulisan Dinda
Hikmah Pedang Hijau 18 La Tahzan For Teens Love Karya Sabil El Marufie Candi Murca 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama