High School Paradise Karya Orizuka Bagian 3
Cokelat sempurna, gerutu Julia kesal. Bilang aja item. Biasanya cewek takut item, kata Rama sambil menatap kulit Julia yang kemerahan.
Masa iya ke pantai pake jaket sama celana panjang" balas Julia. Itu sih salah kostum!
Rama terkekeh mendengar jawaban Julia. Setelah beres memakai sunblock, Julia segera menggantikan Sid dan melawan Cokie.
145 Ketika jam menunjukkan pukul satu siang, mereka memutuskan pulang kembali ke Jakarta. Mereka sudah berjanji pada orangtua Aida untuk mengembalikannya sebelum malam. Lando mengemudi sepanjang perjalanan karena semua orang tertidur dan tak ada satu pun yang bangun sampai mereka memasuki Jakarta.
Cokie mengantar Aida, lalu Julia, kemudian Rama, Lando, dan terakhir Sid. Sid menutup pintu mobil Cokie dengan mata separuh tertutup, lalu berjalan gontai menuju apartemennya. Sebuah motor melewatinya dan Sid berhenti berjalan. Sid merasa mengenali motor itu di suatu tempat, tapi akhirnya menggeleng dan meneruskan perjalanannya menuju lift.
Sid sangat membutuhkan tidur agar bisa mengambil rapornya besok pagi.
e e e 146 Hot Date Selamat ya!!! sahut Julia sambil mengangkat gelas tinggitinggi. Bersulang buat lima anak jenius!
Enam anak jenius, kata Rama sambil mendentangkan gelasnya. Selamat juga buat Julia yang untuk pertama kalinya dapat ranking di kelas.
Julia menunduk dan menggaruk kepalanya malu-malu. Sid memukulnya sambil pasang tampang jijik.
Apaan sih lo! amuk Julia. Sirik aja!
Sirik sama ranking sepuluh di kelas" Gue, yang ranking empat paralel" Lo bercanda kan" sahut Sid membuat Julia menatapnya sebal.
Gimanapun, Julia udah jadi breakthrough of the year, kata Rama sambil tersenyum pada Julia yang dibalas dengan ikhlas.
Jadi, tugas kita soal si bego ini udah selesai, kata Sid. Sekarang kita sudahi gencatan senjatanya ya" Kita mulai perang lagi melawan Godzilla!
Kita harus cari cara yang lebih jitu, Sid, kata Lando. Kita udah telat tiap hari. Sampe sekarang nggak ada pengaruhnya. Kita harus ngelakuin sesuatu yang lebih dahsyat.
147 Ngomong-ngomong, kalian kan udah kelas dua belas. Walaupun dibolehin bikin ekskul, kalian tetap nggak bisa ikut kan" tanya Aida.
Nggak masalah kita nggak bisa ikut kegiatannya. Yang penting, Godzilla kita taklukkan dan ekskul itu akhirnya dibuat. Masalah kegiatannya, kita serahin aja ke anak kelas sepuluh dan sebelas, kata Cokie.
Aida mengangguk-angguk mengerti.
Kita pikirin selama liburan ini, kata Rama. Kita lakuin pas kita masuk nanti.
Sid mengangguk-angguk. Jadi, selama tiga pekan ini kita nggak bakal ketemu dulu ya" katanya sambil menatap temantemannya yang mengangguk-angguk pelan. Sid menghela napas.
Sedih amat sih. Tiga pekan doang. Atau, jangan-jangan lo bakal kangen sama gue ya" tanya Julia, lalu tertawa terbahakbahak melihat ekspresi Sid yang kecut.
e e e Lima hari sudah berlalu semenjak pembagian rapor. Julia sedang menikmati malam Minggu di rumah setelah sibuk seharian bekerja di Hilarious. Selama liburan ini, Julia berganti shift dengan Hana, pegawai yang biasanya bekerja pagi. Julia sedang membaca majalah ketika Tasha duduk di sebelahnya dan tak henti-hentinya menatap jam. Julia melirik adiknya yang tampak gelisah dan juga sangat cantik dengan semua hiasan rambutnya itu.
148 Ta" Ketinggalan ya" tanya Julia bingung karena Mama dan Papa sedang ada acara di rumah Pamannya. Julia berpikir mereka lupa tidak membawa Tasha.
Kak, Kak Juju udah selesai ujian kan" Udah bagi rapor kan" tanya Tasha membuat Julia mengangguk. Tasha menatapnya senang. Berarti, Kak Sid juga udah selesai kan" Dia pasti datang ngapel malam ini, kan"
Julia seperti terkena serangan jantung mendadak. Majalah yang sedang dipegangnya terjatuh. Tasha belum lupa pada janjinya dulu. Ini gawat karena Sid tak akan datang malam ini.
Ng& mungkin dia ada acara, kata Julia. Wajah Tasha mendadak jadi murung. Julia menatapnya tidak tega. Tapi, tak ada kemungkinan dia akan menelepon Sid dan menyuruhnya datang ke sini.
Kak Sid bohong sama aku" kata Tasha dengan mata berkaca-kaca dan membuat Julia panik. Kenapa dia nggak telepon aku" Kakak bisa telepon dia" Kok dia tega sama aku"
Julia bersumpah akan membuang saja TV yang ada di rumah ini. Bisa-bisanya anak berumur tujuh tahun mengatakan semua hal tak masuk akal itu! Julia menahan keinginannya untuk melempar TV di depannya dengan vas bunga, lalu tersenyum pada adiknya yang sudah menangis.
Ta, mungkin dia lagi nggak ada di rumah.& Tasha menangis lebih keras lagi. Ini membuat Julia hampir gila. Besok, kalo ketemu Kakak... oke, oke! Kakak telepon sekarang!
Julia bergerak kesal ke arah telepon dan menekan nomor telepon Sid sambil berdoa supaya Sid ada di rumah. e e e
149 Sid, telepon, kata Mama sambil melempar telepon yang kemudian ditangkap Sid. Sebelum Sid sempat berkata apaapa, dia menangkap pandangan menggoda yang diberikan Mama. Sid mengernyit, lalu menempelkan gagang telepon di telinganya.
Halo" Sid" Aduh, untung deh lo ada di rumah. Gini, gue bisa minta tolong nggak" sahut Julia dari seberang.
Julia" sahut Sid heran dan berusaha mengabaikan gerakan mulut O, Julia dari Mamanya. Lo kenapa"
Gue nggak kenapa-napa. Tapi.& Mm& lo masih inget Tasha kan" Adek gue" Dia mau.& Mm& gimana ya, ketemu sama lo, kata Julia susah payah.
Ketemu" Emangnya kenapa" tanya Sid. Mama sekarang sudah memandang Sid penuh arti.
Ng& lo inget waktu dia, mm& nembak lo" Nah, dia& nganggep serius omongan lo. Dia sekarang nangis karena lo nggak ngapelin dia, kata Julia lagi, sukses membuat Sid bengong. Sid" Lo masih di sana kan"
Hah" Iya, kata Sid setelah sadar dari bengongnya. Terus, lo mau gue gimana"
Mm& kalo mau, lo ke sini ya" Apelin Adek gue. Abis itu, lo bilang aja ada cewek yang lo suka apa gimana lah. Biar dia nggak nyuruh lo ngapel lagi, kata Julia dengan nada berbisik. Ya, Sid" Kasihan Adek gue. Dia udah dandan-dandan segala.
Sid menelan ludah sebentar, menatap Mama yang masih ada di depannya dan berusaha menebak-nebak pembicaraan apa yang dilakukannya. Sid tidak mengira Tasha akan menganggap
150 serius perkataannya tempo hari dan malah menunggunya lengkap dengan dandan segala.
Oke. Gue nyampe sana lima belas menit lagi, kata Sid akhirnya.
Wah, thanks ya, Sid! Anggep gue utang nyawa deh! sahut Julia terdengar benar-benar lega, lalu telepon terputus. Sid beranjak dari sofa ke kamarnya dengan hampa.
Mau ke mana, Sid" tanya Mama menggoda. Ngapel, sahut Sid singkat, membuat Mama girang. Sama siapa" tanya Mama. Julia"
Bukan, Adeknya, kata Sid setelah selesai memakai jaket. Dia segera mengambil kunci motornya dan bergerak ke pintu tanpa memedulikan wajah Mamanya yang heran. Pergi dulu ya.
Sid, kata Mama sebelum Sid menutup pintu. Mama juga mau diapelin nih. Pulangnya jangan cepet-cepet ya.
Sid menatap tak percaya dan segera menutup pintu. Tahu begini, Sid pasti akan dengan senang hati meninggalkan rumah dari tadi.
e e e Hai, kata Julia begitu Sid muncul dari balik pintu. Tampang Sid pucat, hampir tak berwarna. Sid" Lo gugup soal Tasha ya"
Bukan, dari tadi gue mau muntah, kata Sid sambil menahan mualnya. Sepanjang jalan gue mikirin Nyokap gue. Dia mau diapelin cowoknya di rumah.
151 Oh, kata Julia ikut prihatin. O ya, Sid, inget, nanti lo bilang ada cewek yang lo su....
KAK SID!!! seru Tasha tiba-tiba muncul dari belakang Julia. Julia harus berpegangan pada pintu agar tidak terjatuh karena Tasha menabraknya. Tasha kemudian langsung memeluk Sid. Julia bengong menatap kelakuan Tasha. Kak Sid ke mana aja sih"
Sid terkekeh dan membalas pelukan Tasha. Padahal, perjanjian awal adalah memutuskannya. Tasha bergelayut manja pada Sid yang sekarang malah menggendongnya. Abis ujian, Ta, katanya lembut, membuat Julia mual. Ayo, kita masuk, kata Tasha. Sid membawanya ke dalam rumah dan menurunkannya di depan TV. Julia mengikuti mereka dan mencoba untuk tidak muntah di tempat.
Kak Sid mau minum apa" tanya Tasha, sementara Sid melepas jaketnya.
Apa aja deh, kata Sid sambil memerhatikan rumah Julia. Dia tidak pernah masuk sampai sejauh ini. Dia melihat-lihat foto-foto keluarga yang terletak di meja sebelahnya. Julia duduk di sebelah Sid dan menyodok rusuknya. Gue bilang jangan kasih dia harapan& , desis Julia sambil menatap Sid tajam.
Tapi dia manis, Jules, gimana dong" Sid balas mendesis. Julia menatapnya tak percaya. Sid terkekeh melihat tampang bodoh Julia.
Eh, Kak Juju jangan deket-deket pacarku dong! sahut Tasha yang sudah kembali dari dapur dan menyeruak di
152 antara Julia dan Sid. Julia dengan senang hati pindah ke sofa sebelahnya. Kak Sid, aku bikinin sirop.
Sid mengangguk, lalu meneguk sirop yang dibuat Tasha. Rasanya sangat manis, tapi Sid tak berkomentar karena takut dicakar Tasha.
Jules, Bonyok lo ke mana" tanya Sid kemudian. Tahutahu Tasha memegang pipi Sid dan mengarahkan wajahnya padanya.
Kak Sid jangan ngobrol sama Kak Juju dong. Kak Sid kan lagi ngapelin aku, kata Tasha membuat Sid bengong, lalu mengangguk-angguk. Mama-Papa lagi ada acara di rumah Om Yadi.
Oh, kata Sid sambil melirik Julia yang sudah tak mau tahu dan memilih untuk meneruskan membaca majalah.
Kak Sid tahu nggak" Tadi pagi aku dapet nilai sepuluh di ulangan matematika, kata Tasha membuka percakapan. Terus, teman-temanku nggak ada yang dapet nilai sepuluh. Guru-guruku aja muji-muji aku.&
Sepanjang malam, Julia harus sering-sering menyembunyikan wajahnya di balik majalah untuk tertawa. Sid hanya bengong dan tak bisa berkata-kata ketika Tasha terus saja menceritakan pengalamannya. Julia tidak tahan untuk tertawa heboh saat melihat wajah bodoh Sid ketika Tasha mengatakan bahwa sebentar lagi Mimi Barbie-nya akan berulang tahun. Saat itu, Sid harus datang dan membawa kado.
Ketika sudah pukul setengah sepuluh malam, Tasha menguap lebar. Sid menurunkan dari pangkuannya dan mengatakan bahwa dia harus pulang. Tasha menurut saja.
153 Kak Sid, ada yang mau kukasih sama Kakak, kata Tasha saat Sid sudah di depan pintu. Tasha melepaskan sirkam dari rambutnya. Kan Kak Sid selalu pake jepit rambut. Jadi, aku kasih sirkam ini. Biar ada variasi.
Sid menerima sirkam berwarna hitam dan memiliki manikmanik warna-warni itu dari tangan Tasha. Julia terkikik membayangkan Sid memakainya ke sekolah.
Dipake ya, Kak, kata Tasha lagi. Janji lho.
Iya, kata Sid dengan tampang tak meyakinkan. Sekarang, Tasha tidur, oke"
Tasha mengangguk, melambai sebentar pada Sid, lalu masuk ke dalam rumah. Sid menatap Julia dengan pandangan penuh penderitaan. Julia tahu Sid sudah menahan kantuk selama sekitar tiga jam. Menurutnya, Sid melakukannya dengan sangat baik.
Sid melambaikan sirkam itu, yang langsung berkerlapkerlip ditimpa sinar lampu.
Lucu juga, katanya sambil mengamati sirkam itu. Hei, thanks ya, kata Julia geli. Gue heran. Bisabisanya dia yang ngantuk, dan bukannya lo. Padahal, lo yang didongengin.
Lo nggak tahu betapa sekaratnya gue tadi, kata Sid sambil berjalan ke motornya diikuti Julia. Ternyata, pacaran sama anak umur tujuh tahun susah juga ya"
Julia terkekeh. Sid naik ke motor dan memakai helm. Oke. Gue balik dulu ya. Salam buat Bonyok lo, kata Sid. Yakin" tanya Julia, membuat Sid dengan segera teringat saat bertemu orangtua Julia.
154 Ng& nggak jadi deh, kata Sid. Julia pun nyengir. Sid menyalakan mesin motornya. Yuk, Jules.
Yo. Hati-hati ya! sahut Julia. Sid segera melesat ke kegelapan malam. Julia menghela napas. Sekarang, dia hanya perlu menghancurkan TV.
e e e Sid melangkah gontai menuju apartemennya. Dia memijiti lehernya yang terasa sangat pegal setelah mendengarkan segala legenda Tasha tadi. Baru ketika Sid akan masuk, pintu terbuka. Sid merasakan tubuhnya kaku begitu melihat sosok di depannya yang akan keluar dari apartemennya. Sosok yang sama-sama bengong menatapnya.
GODZILLA?"" seru Sid syok setengah mati. SID?"" seru Gozali, syok berat juga.
Lho, kalian saling kenal" tanya Mama yang muncul dari balik Gozali. Oh, Gozali kan guru Athens, ya" Mama lupa kamu juga sekolah di Athens!
Sid merasakan darah di tubuhnya menggelegak. Seluruh kekuatan dalam tubuhnya menolak kenyataan ini. Kenyataan bahwa Gozali lah orang yang akhir-akhir ini membuat Mamanya mabuk cinta. Kenyataan bahwa Gozali ada di rumahnya. Kenyataan bahwa Gozali lah yang akan menjadi ayah barunya.
TIDAAAAK!!! sahut Sid histeris begitu memikirkan kemungkinan terakhir. Dia mundur beberapa langkah sampai membentur dinding di koridor apartemen.
Sid" tanya Mama, membuat Sid muak.
155 Ma! Bisa-bisanya! Bisa-bisanya dia! Ma, siapa aja asal bukan dia! sahut Sid kalap. Dia guru Sid, Ma, guru! Memangnya kenapa, Sid" tanya Mama lagi. AARRGGHHHH!!! seru Sid kacau.
Kenapa kamu tidak bilang punya anak di Athens, Ren" tanya Gozali, membuat tubuh Sid merinding. Gozali memanggil Mamanya dengan namanya.
Aku lupa, kata Mama. Memangnya kenapa sih" Ada masalah apa" Kalian nggak punya masalah apa-apa kan"
Pulang, kata Sid dingin pada Gozali. Saya mau Bapak pulang sekarang juga.
Sid! sahut Mama bingung. Ada apa" Gogo" GOGO?"" sahut Sid tak percaya, tapi kemudian sibuk menahan muntah.
Ng& aku sebaiknya pulang aja, Ren. Kita bicarakan ini setelah semuanya tenang, kata Gozali serbasalah.
Ya udah. Hati-hati, kata Mama. Gozali pun berjalan pulang dengan gontai. Mama menatap Sid yang matanya sudah berair karena mual.
Sid segera bergerak masuk kamar dan membanting pintu tanpa berkata apa-apa lagi. Sid terduduk di samping tempat tidur dan memikirkan kesialannya. Di antara sekian banyak laki-laki di dunia, mengapa Mamanya harus memilih Gozali" Perempuan itu bisa mendapatkan laki-laki mana pun yang dia mau! Dan Gogo" Nama panggilan macam apa itu"
Sid segera berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya.
e e e 156 Gogo Investigation Menurut lo, apa yang bikin Godzilla sebel banget liat bola" tanya Cokie di Hilarious. Sekarang mereka sedang berkumpul untuk membicarakan rencana selanjutnya. Cokie tidak jadi pergi ke Perth, Rama baru akan pergi lusa, sedang Aida malah pekan depan.
Sid mengeluarkan suara seperti mau muntah. Anak-anak memandangnya, dan sekarang sudah terlihat pucat pasi.
Sid" Lo sakit ya" tanya Rama sambil menyodorkan air putih. Sid tak berkomentar. Dia mual mendengar nama Gozali. Sid belum bercerita pada siapa pun soal ini. Sid takut ditertawai. Lagi pula, Sid tak tahu apa dirinya sanggup bercerita tanpa mengotori teman-temannya.
Gue bawa notebook dan berencana nyari info tentang Pak Gozali di inter.... Sid"
Sid berlari ke wastafel di dekat meja bar dan mencoba menahan isi perutnya yang sudah mau keluar. Julia, yang sedang membuat milkshake di belakang meja bar, terbengongbengong melihatnya.
Sid, beli testpack deh, komentarnya sambil membubuhkan taburan cokelat ke atas milkshake. Sid diam saja. Dia tak
157 mampu berkata-kata dan hanya memandang sebal pada Julia. Setelah membasuh wajahnya dengan air, Sid memutuskan duduk di meja bar dan tidak bergabung bersama yang lain.
Aida menghela napas. Dia lalu mengeluarkan notebook dan menyambungkan pada ponselnya. Dia melakukan koneksi. Setelah itu, nama Gozali ditik pada mesin pencari. Lando, Rama, dan Cokie mengamati hasil pencarian. Hasilnya ribuan. Mereka segera saja merasa malas mengeceknya.
Nama lengkap Pak Gozali siapa ya" tanya Aida. Ketiga anak laki-laki itu mengangkat bahu. Hm& coba yang ini.
Aida kemudian mengetik Gozali, sepakbola, dan Athens. Ternyata, keluar beberapa artikel mengenainya. Cokie, Lando, dan Rama yang sudah sibuk membicarakan hal lain tidak memerhatikan. Aida menekan salah satu link. Keluar sebuah artikel dari koran lokal setempat. Aida membacanya pelanpelan, berharap itu Gozali yang dicarinya.
Gozali Ahmad, 25 tahun, mengalami cedera parah ketika timnya, Persijak melawan PSMKS di Senayan, 27 April 1995. Gozali dinyatakan mengalami putus urat achilles pada kaki kirinya setelah pada pertandingan itu dijegal oleh Sadikin, pemain PSMBS. Gozali sempat menyatakan bahwa suatu saat dia akan kembali bermain sepakbola setelah cederanya sembuh. Namun, kenyataannya sampai sekarang Gozali tidak juga kembali ke lapangan.
Ditemui di SMA swasta terkenal Athens pada tanggal 30 Januari 2000, Gozali menyatakan dirinya sekarang sudah tak bermain bola lagi dan menjadi guru olahraga
158 di sekolah tersebut tepat setelah cederanya pulih. Sangat disayangkan. Persijak telah kehilangan salah satu dari pemain berbakatnya.
Aida merasa tubuhnya merinding setelah membaca artikel itu. Ia tambah terkejut ketika melihat foto Gozali muda yang terpampang di sebelah artikel itu.
Guys, kayaknya kalian perlu lihat ini, kata Aida sambil memutar notebook menghadap Lando, Rama, dan Cokie. Mereka membaca artikel itu dengan saksama. Mereka kaget melihat foto Gozali dengan seragam bolanya.
Ya ampun, gumam Cokie. Dia mantan pemain Persijak. Putus urat achilles, komentar Lando.
Jadi, dia trauma sama bola, kata Rama pelan. Siapa" tanya Sid dari meja bar. Aida, Lando, Rama, dan Cokie menatap Sid hampa tanpa menjawab. Sid mengangkat alisnya heran. Begitu pula Julia yang sedang mengelap gelas.
Godzilla, Sid, kata Rama akhirnya. Wajah Sid kembali pucat. Julia hampir saja menjatuhkan gelas.
No way, kata Julia tak percaya.
Way, kata Cokie sambil melirik ke notebook Aida. Julia segera berlari untuk membaca artikel tersebut, sementara Sid sama sekali tak bernafsu. Itu dia sepuluh tahun yang lalu.
Ya ampun, berarti dia trauma sama sepakbola. Sekarang kita tahu kenapa dia ngamuk begitu lihat orang main bola. Itu karena dia udah nggak bisa main bola lagi, kata Julia.
Nggak tahu dengan kalian. Tapi gue ngerasa nggak enak, kata Cokie sambil menghela napas.
159 Bukan salah kalian. Kalian kan nggak tahu apa-apa, kata Aida.
Terjadi keheningan selama beberapa saat.
Tapi, apa kita harus ngorbanin usaha kita selama ini" tanya Lando memecah keheningan.
Salah satu pihak harus ada yang ngalah, kata Julia. Oh, ayolah, kalian udah kelas dua belas. Setahun lagi tanpa bola kenapa sih" Kalian kan masih bisa main sebelum sekolah.
Lando, Rama, dan Cokie terdiam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
Ini berarti nggak akan ada ekskul bola di Athens selama Godzilla ngajar, kata Lando.
Kalo kita ngomong baik-baik ke dia, mungkin dia mau ngerti, kata Rama. Bisa aja kita bilang kita mau dia yang jadi pelatih atau penanggung jawab ekskul.
Semua orang sekarang menatap Rama tak percaya. Lo gila, Ram" Dia jadi pelatih ekskul" sahut Cokie. Cok, dia mantan pemain bola. Kita bisa meyakinkan dia, kalo melatih sepakbola, pasti itu bisa mengobati luka lamanya, kata Rama sabar. Gue yakin kita pasti maju ditangani sama mantan pemain bola kayak dia.
Ram, masalahnya di sini. Dia nggak mau. Dia benci sama yang namanya bola! Gimana dia mau ngelatih kita" sahut Cokie lagi.
Cok, justru itulah tugas kita sekarang. Kita harus membujuk dia supaya kembali ke dunia persepakbolaan. Kita harus menghilangkan traumanya, kata Rama.
160 Ngapain kita harus menghilangkan traumanya" sahut Sid sinis dari meja bar.
Supaya usaha kita ngediriin ekskul bola bisa disetujui" balas Rama sebal. Lo kenapa sih, Sid"
Sid membuang mukanya cepat-cepat. Rama menghela napas, lalu menatap keempat temannya yang lain.
Jadi, tugas kita sekarang ganti lagi, menghilangkan trauma Godzilla, gitu" tanya Cokie.
Hanya kalo kalian setuju, kata Rama.
Gue sih setuju aja. Lagian, gue rasa ini satu-satunya cara, kata Cokie. Selain kita, siapa lagi"
Lando mengangguk-angguk. Rama menganggap itu sebagai persetujuan. Dia lantas menoleh pada Sid yang menatap dinding bar dan membelakangi mereka.
Lo Sid" Gimana" tanya Rama. Sid bergeming sebentar. Gimana lo aja deh, katanya singkat, lalu bergerak ke arah kamar kecil. Anak-anak berpandangan heran.
Lagi PMS kali, kata Julia sambil kembali ke meja barnya untuk membuat pesanan.
e e e Sid sebenarnya sangat tidak bernafsu untuk kembali ke apartemen. Tadi pagi-pagi sekali, dia sudah keluar untuk lari pagi di Senayan dan langsung ke Hilarious. Dia tidak ingin bertemu Mamanya dan ingin menghindari obrolan pagi tentang Gozali.
161 Sid merasakan perutnya kembali bergolak saat nama itu terlintas di benaknya. Sid benar-benar mual membayangkan apa yang dilakukan Mama dan Gozali malam itu di rumahnya. Sid tidak ingin pulang dan membicarakan soal rencana pernikahan Mama dan Gozali. Singkatnya, Sid tidak mau melakukan apa pun yang ada hubungannya dengan gurunya itu dan Mamanya.
Sid berdoa terlebih dahulu sebelum masuk apartemen. Dia berharap Gozali tidak sedang berada di dalam untuk mengajaknya bicara empat mata soal Mama. Ternyata doa Sid terkabul. Tidak ada siapa-siapa di dalam rumahnya. Sid menghela napas lega, lalu bergerak ke kamarnya.
SID!!! seru Mama. Sid pun kaget. Mama ternyata sedang rebahan di sofa sehingga Sid menyangka tak ada orang di sana. Mama langsung menghambur ke arah Sid dan memeluknya erat-erat. Sid berusaha melepasnya. Sid, kamu dari mana aja"
Lari pagi, kata Sid singkat. Sid, denger, Mama....
Nggak ada obrolan tentang dia, potong Sid keras, membuat Mama terdiam. Aku nggak mau denger sedikit pun bagian dari nama dia disebut di rumah ini.
Sid.& Nggak ada! sentak Sid. Wajahnya sudah merah menahan marah. Kalo Mama mau restu, Mama nggak dapet. Kalo Mama maksa, aku pergi. Itu aja pilihannya.
Sid masuk ke kamar dengan membanting pintunya keraskeras. Sid melempar ranselnya ke sembarang tempat. Ia lalu
162 menjatuhkan diri di tempat tidur dan menjambak rambutnya. Kepalanya sekarang sudah terasa berputar. Sid bisa mendengar isakan Mama di luar. Wanita itu tak pernah menangis untuk pria mana pun. Lalu, kenapa sekarang dia menangis untuk pria ini"
Kenapa harus dia"!! seru Sid sambil membanting bantal ke arah pintu. KENAPA HARUS DIA"!!
Mama tak menjawab. Dia menangis lebih keras. Sid tak tahu harus berbuat apa. Yang jelas, Sid tak mau Gozali jadi bagian dalam hidupnya. Untuk jadi guru, oke. Tapi, untuk jadi ayah" Rasanya, Sid lebih memilih tukang ledeng yang dulu saja. e e e
163 Kelas Khusus Hari ini Julia berangkat ke sekolah dengan penuh rasa percaya diri. Setelah yakin dirinya masuk kelas khusus, Julia sudah mempersiapkan diri untuk berangkat pagi-pagi dengan persiapan penuh. Ransel yang dulu selalu kempis, sekarang sudah terisi penuh oleh buku-buku yang dulu tak pernah sekali pun dibawanya ke sekolah.
Julia sampai di sekolah yang dilihatnya berbeda. Untuk pertama kalinya Julia bahagia bersekolah di sekolah itu. Julia berjalan mantap melewati gerbang dan menyapa Ben yang langsung bengong. Ia lalu merangsek ke arah Aida yang dilihatnya.
Julia! seru Aida kaget, lalu nyengir melihat wajah Julia yang berseri-seri. Cie& yang seneng masuk kelas khusus& .
Julia tidak menjawab. Dia terus-terusan nyengir. Kegiatan itu tak dapat dihentikannya, walaupun sudah berlangsung dari semenjak dia bangun tidur sampai berdiri di depan kelasnya. Cengirannya malah tambah gila-gilaan saat melihat kelas baru yang diakuinya berbeda dengan kelasnya yang dulu. Kelas itu lebih rapi dan bersih.
164 Oh, kelasku yang indah, gumam Julia sambil mengeluselus pintu kelas barunya tanpa memedulikan ekspresi anakanak lain yang sudah ada di dalam kelas. Aida menatapnya cemas dari bangku tengah.
Lo lagi ngapain sih" Dasar bego, kata Sid sambil menepuk kepala Julia, membuat cewek itu mencibir padanya. Sid tak peduli, lalu langsung berjalan ke dalam kelas.
Pagi, Jules, kata Cokie sambil melalui Julia sebelum menepuk bahunya. Julia nyengir lebar.
Pagi, Jules, kata Rama sambil mengikuti Cokie. Pagi, kata Lando dingin juga sambil berjalan melalui Julia.
Pagi semua! balas Julia ceria. Tapi, dia selanjutnya seperti teringat sesuatu. HEH?"" Kalian kok hari gini udah pada dateng"
Seluruh kelas sekarang sudah menatap Julia yang baru saja berteriak heboh. Julia tak peduli, lalu berlari menghampiri keempat anak laki-laki itu dan menatap mereka heran.
Jules, kita punya tradisi untuk datang tepat waktu di awal tahun ajaran, kata Rama menjelaskan. Sid membuka mulut dan menggerakkannya seperti mengatakan bego .
Oh, jadi gue bego karena nggak tahu kebiasaan kalian, gerutu Julia sebal. Harinya yang ceria rusak sudah. Emangnya kalian siapa sampe semua orang harus tahu kebiasaan kalian"
Orang-orang yang membantu lo masuk ke kelas lo yang indah" kata Sid sinis, membuat mata Julia memicing, siap tempur.
165 Hoi, masih pagi. Duduk dulu sana, kata Cokie sambil membanting tasnya di bangku kedua dari depan. Rama melakukan di sebelahnya.
Julia menurut, lalu duduk bersama Aida di dua bangku di belakang Cokie dan Rama. Baru ketika Julia akan duduk, Sid melempar tasnya ke sebelah Lando yang duduk di depan Aida dan Julia.
Heh, kok lo duduk di situ" sahut Julia kembali, membuat seluruh kelas menatapnya.
Emangnya kenapa" tanya Sid. Firasatnya sudah tak enak. Gue nggak mau lo duduk di situ! Pindah sana! Ngerusak pemandangan! seru Julia lagi. Sid mengangkat alisnya. Oh, gitu ya sikap lo sama malaikat penolong lo! Udah ngebelabelain ngajarin lo sampe gila, ngapelin Adek lo tiap malem Minggu sampe insomnia, sekarang lo bilang gue ngerusak pemandangan! Kenapa bukan lo aja yang pindah" sahut Sid membuat orang-orang mulai berbisik-bisik.
Wajah Julia merah menahan marah. Emang siapa yang minta lo bantuin gue" sahut Julia lagi.
Oh, jadi siapa yang telepon gue, ya" balas Sid membuat Julia merasa kalah telak. Sekarang, kalo lo nggak mau pindah, lo diam. Tonton aja kepala gue yang indah ini sampe puas.
Beberapa anak terkikik. Julia hanya cemberut dan menelan mentah-mentah kekesalannya. Julia memandang hampa kepala Sid yang masih setia dipasangi jepit. Otaknya selama setahun ini akan dipenuhi oleh kepala pirang milik Sid. Benarbenar awal tahun ajaran yang buruk buat Julia.
166 Baru ketika Julia tersadar dari lamunannya, bel berbunyi dan sudah waktunya untuk mereka mulai belajar. Dada Julia berdesir dan tangannya mulai dingin. Dia sudah tak sabar lagi untuk mulai belajar.
Kelas yang tadinya ribut mendadak sunyi-senyap begitu ujung sepatu kets muncul dari pintu kelas. Gozali memasuki kelas itu dengan wajah ceria, sementara seluruh kelas menatapnya sambil terperangah.
Selamat pagi semua! sahutnya sambil meletakkan sebuah buku di atas meja. Untuk beberapa menit, tak ada yang menjawab sapaannya. Gozali mengernyit heran. Anak-anak, selamat pagi.
Baru semuanya sadar kalau itu memang benar Gozali yang sedang berada di kelas mereka. Sekarang kelas mendadak bising. Sebagian besar bertanya-tanya kenapa guru olahraga itu ada di sini.
Ngapain ke sini" sahut Sid, cukup keras untuk didengar oleh seluruh kelas yang langsung senyap lagi.
Gozali menatap Sid yang menatapnya marah, lalu mencoba tersenyum. Tapi, anak itu tak membalasnya. Begini, anakanak. Mulai hari ini sampai setahun ke depan, saya, Gozali Ahmad, adalah wali kelas kalian, kata Gozali, membuat anakanak kembali terperangah.
APAAA?"" jerit Cokie, Lando, Rama, dan Julia bersamaan.
GODZILLA JADI WALI KELAS KHUSUS" sahut Julia ngeri.
167 Gozali masih tersenyum, tapi sambil menahan diri untuk tidak membalikkan meja yang ada di depannya. Yah, begitulah. Suka atau tidak, saya adalah orang yang dipercayai oleh Kepala Sekol....
BERCANDA, KAN?"" jerit Julia lagi.
Gozali merasakan urat di dahinya berdenyut. Saya tidak bercanda, Julia....
Bapak yang minta kan, kata Sid dingin. Gozali berhenti berbicara dan menatap Sid penuh arti. Bapak minta supaya diangkat jadi wali kelas khusus kan" Supaya bisa mengawasi kami"
Gozali menatap Sid sebentar, lalu tersenyum. Yah, bisa dibilang seperti itu. Karena, sepertinya guru yang tahan terhadap kalian cuma saya saja, katanya ringan.
Kelas hening. Sid, Cokie, Lando, dan Rama menatap Gozali sengit. Gozali mencoba untuk tidak memedulikan mereka. Dia malah menepuk tangannya.
Yak, sekarang saya membebaskan kalian untuk memilih ketua kelas beserta perangkatnya. Setelah itu, saya akan kembali lagi untuk membagikan daftar pelajaran. Terima kasih, kata Gozali sambil bergerak keluar kelas.
Gila, komentar Julia pada Aida setelah Gozali pergi. Bisa perang dingin nih.
Aida menatap keempat anak laki-laki yang belum bicara semenjak kepergian Gozali, lalu mengangguk pelan. e e e
168 Jadi, siapa yang mau dicalonin jadi ketua kelas" tanya Adi, yang maju ke depan kelas untuk mengadakan pemilihan pengurus. Tapi, tak ada satu pun yang menyanggupi permintaannya. Lando"
Pass, kata Lando segera.
Selama beberapa menit tak ada satu pun yang mau dicalonkan. Julia menghela napas sebal. Ia berniat mengajukan diri saja kalau semua makhluk tempe ini tak ada yang mau mengalah. Namun, niatnya tertunda saat melihat Sid yang terkulai lemas di meja.
Eh, Sid, bisik Julia keras sambil menggoyang-goyang tubuh Sid.
Sid mengerang, lalu menoleh dengan mata merah mengantuk. Awwa" tanya Sid.
Lo diabsen tuh, kata Julia sambil mengedikkan kepalanya ke arah Adi.
Sid lantas mengangkat tangannya malas. Kelas yang tadinya ramai mendadak sepi saat melihat tangan Sid.
Oke, kalo begitu! kata Adi antusias sambil menepuk tangannya, yang langsung diikuti oleh seluruh kelas. Sid celingukan heran. Sid jadi ketua kelas kita!
Sid bengong sesaat, sementara teman-temannya bersorak riuh. Sid lalu menoleh garang ke arah Julia yang nyengir nakal.
Puas lo" sahut Sid sebal, sementara Lando menepuknepuk pundaknya.
Jadi Sid, sekarang kamu pilih wakil ketua kelasnya! sahut Adi membuat Sid bangkit, lalu berjalan ke arah Julia yang sudah kebat-kebit.
169 Dia wakil gue, kata Sid sambil merangkul bahu Julia akrab. Sid lalu mengedip ke arahnya. Jadi, ibu wakil ketua, bantu gue ya"
Julia menatap Sid sengit, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena mata dibayar mata kalau sudah soal Sid. Setelah itu, pemilihan terus berlangsung. Aida terpilih menjadi sekretaris. Hebatnya, Rama, Cokie, dan Lando bisa tidak terpilih menjadi apa pun. Sid sampai iri berat pada mereka.
Beberapa saat kemudian, Gozali kembali memasuki kelas, membuat Sid kembali merasa mual. Dia baru sadar. Menjadi ketua kelas berarti akan memperintens pertemuan dengan guru yang tidak disukainya itu.
Baik, sudah dipilih ketua kelasnya" Kalau boleh saya tahu, siapa ya" tanya Gozali.
Sid, Pak! sahut Adi dari belakang. Gozali pun memandang Sid kaget, tapi segera mengendalikan dirinya.
Oh, baiklah. Sudah ditentukan, Sid menjadi ketua kelas khusus. Wakilnya"
Julia, Pak! sahut Adi lagi, membuat Gozali kaget untuk kedua kalinya. Dia memandang Julia yang nyengir bersalah padanya. Gozali menggeleng pelan. Dia segera saja merasa masa depan kelas khusus pasti hancur di tangannya dan angkatan ini.
Yah, baiklah kalau begitu, mau bagaimana lagi. Sekarang saya akan membagikan daftar pelajaran, sekalian mengabsen. Adi Firmansyah, kata Gozali. Adi segera maju untuk mengambil daftarnya.
170 Selama beberapa saat, hampir semua anak sudah dipanggil. Ehem. Sidharta, kata Gozali, membuat Julia menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari anak dengan nama aneh itu. Tahutahu Sid bangkit dengan malas dan maju menghampiri Gozali. Julia bengong hebat.
Nama lo Sidharta" sahut Julia setengah menjerit. Sid menatap Julia, seakan mempertanyakan apa masalahnya.
Sid menoleh sebal pada Julia yang memasang wajah polos, tapi tidak menjawabnya. Dia sibuk dengan pikiran hari-harinya ke depan yang akan dipenuhi wajah Gozali.
e e e Satu hari setelah keterkejutan tiga puluh siswa kelas khusus akan wali kelasnya, pelajaran di kelas itu sudah dimulai. Hari pertama mereka akan diisi oleh matematika, isika, bahasa Indonesia, dan biologi. Julia sudah mau muntah ketika membaca daftar pelajaran yang mencantumkan empat hari pelajaran isika dalam sepekan.
Bisa mabok gue, kata Julia saat baru duduk. Aida tekekeh melihat wajah pucat Julia.
Tumben nggak telat, Jules, katanya.
Gue mau menciptakan citra yang bagus selama ada di kelas khusus, kata Julia sambil menatap keempat bangku kosong di depannya. Oh iya. Ini udah hari kedua, ya" Mereka pasti telat lagi.
Aida mengangguk. Jules, masalah antara mereka sama Pak Gozali nggak akan selesai.
171 pertama mereka akan diisi oleh matematika, isika, bahasa
pelajaran isika dalam sepekan.
Yah, mau digimanain lagi, Ai" Kalo nggak ada yang mau ngalah, ya nggak akan ada yang diselesain, kata Julia sambil mengeluarkan buku cetak matematika.
Aida mengangguk lagi, lalu menatap bangku-bangku di depannya yang tetap kosong sampai bel berbunyi.
e e e Gimana Godzilla" Dapet hukuman apa kalian" tanya Julia begitu Cokie, Lando, Sid, dan Rama memasuki kelas di jam pelajaran kedua. Keempat anak itu menjatuhkan diri mereka ke bangku. Mereka tampak kelelahan. Aida menyodorkan air mineralnya pada Cokie.
Biasa, lari, kata Cokie sambil menyambut botol minum Aida dan menenggaknya, lalu mengopernya ke Sid. Thanks, Ai.
Kalian tahu, harus ada pengorbanan dari salah satu pihak, kata Julia serius sambil menatap wajah keempat anak laki-laki itu. Kalo kayak gini, yang ada cuma dendam. Padahal, kalian tahu itu bukan salah siapa-siapa.
Tapi, apa kita yang harus ngalah" Kenapa bukan dia" tanya Lando.
High School Paradise Karya Orizuka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lan, kalo begitu, mau sampe kapan nunggu dia ngalah" Lagian, dia nggak tahu kondisinya! Dia nggak tahu kalian udah tahu masa lalunya! kata Julia lagi. Kalian udah coba ngebujuk dia supaya jadi pelatih ekskul"
Rama menggeleng. Nggak ada kemungkinan dia mau. Kita tadi udah ngebahas soal itu sebentar sama dia, tapi dia ngelak.
172 Air mukanya udah nggak enak. Dia malah nambahin lari kita tiga keliling, katanya.
Oke. Cara kalian satu-satunya nggak berhasil. Jadi, apa yang mau kalian lakuin sekarang" tanya Julia.
Yang jelas, kita belum mau nyerah, kata Cokie. Kita belum akan nyerah sebelum ada kepastian soal masa depan ekskul bola di Athens.
Bukannya udah ada" kata Julia, membuat perhatian anakanak tertuju padanya. Masa depan ekskul bola sama sekali nol selama masih ada Godzilla.
Keempat anak laki-laki itu terdiam, sibuk dengan pikirannya masing-masing. Julia menghela napas melihatnya.
Hei guys, kalian nggak usah lemes begitu, kata Julia. Masih ada waktu kok. Kalian pikirin lagi aja caranya. Tapi, nggak jarang berkorban bisa jadi cara paling ampuh, lho.
Sid terdiam memikirkan kata-kata Julia. Dia jadi teringat pada Mamanya. Sid masih mendiamkannya. Sekarang dia hampir tidak pernah keluar rumah. Dia selalu mendekam di kamarnya semenjak Sid mengusir Gozali.
Tapi, Sid tak tahu harus berbuat apa. Tadi saja, Sid hampir muntah waktu melihat wajah Gozali di lapangan upacara. Sid tahu beberapa kali Gozali meliriknya penuh arti, tapi dia berusaha mengalihkan pandangan.
Mendadak Sid mendapat pencerahan dari kata-kata Julia. Sekarang, Sid tahu apa yang harus dilakukan. Hanya saja, dia tak tahu apa punya cukup keberanian untuk melakukannya. e e e
173 A Big Sacrifice Suruh dia ke sini, kata Sid tiba-tiba pada ibunya yang sedang membuat kopi. Mama menatap Sid tak percaya dengan mulut menganga lebar. Sid berdecak sebal. Suruh Gozali ke sini.
OH, SID, ANAKKU! seru Mama sambil melompat ke arah Sid dan memeluknya erat-erat.
Sid berjuang keras melepasnya. Sekarang, air mata Mama sudah berlinang-linang. Sid menatapnya heran.
Ma, Mama yakin nggak kena pelet" tanyanya. Tapi, tampaknya susah untuk mendapatkan jawaban karena sekarang dia sudah melompat-lompat girang dan berlari menuju telepon. Sid menggeleng-gelengkan kepala dan masuk ke dalam kamar. Ia membanting tubuhnya ke ranjang.
Kepala Sid terasa berputar dan mempertanyakan sesuatu, benarkah jalan yang diambilnya ini" Tapi, saat Sid melihat fotonya dan ketiga temannya terselip di cermin, dia tahu bahwa pengorbanan ini hanya kecil saja dibandingkan persahabatannya. Sudah waktunya Sid melakukan sesuatu untuk mereka.
174 Sid bangkit dan berjalan menuju cermin. Ia lalu mengambil foto yang sudah lumayan kusam itu. Sid nyengir sendiri saat melihatnya. Foto itu diambil saat mereka sedang ikut study tour ke Bali. Sid jadi teringat peristiwa pelarian diri Lando dari rumah dan ikut terbang bersama yang lain ke Bali dengan bantuannya, Rama, dan Cokie. Di foto itu, mereka sedang berpose di pantai dengan tubuh kurus ceking. Maklum, semuanya masih SMP saat itu.
Selama ini, Sid merasa dirinya yang paling tidak berguna di antara mereka. Sid yang paling tidak bisa berkelahi. Sid juga tidak begitu pintar dan paling susah mengejar ketertinggalan saat semua orang sedang membantu Lando. Sekarang, Sid ingin mengubah sejarah itu. Sid ingin ikut membantu mereka semua mencapai impiannya, mendirikan ekskul bola dan memperlihatkan kebolehan mereka bermain bola dengan mengikuti berbagai turnamen antarsekolah.
Sid meraih remote control, lalu menyalakan player. Seketika lagu Time of Your Life milik Green Day mengalun. Lagu yang penuh kenangan buat dirinya dan teman-temannya. Lagu yang menyuruh mereka menjalani hidupnya dengan seindah mungkin.
Mendadak Mama memanggil dari luar. Sid tahu, inilah waktunya. Sid menghela napas mantap. Ia keluar dari kamar dan menyusuri gang. Sid merasa sampai dengan cepat sekali ke ruang keluarga. Gozali sudah ada di sana. Mama menatap mereka sebentar, lalu memutuskan tidak mendengar pembicaraan antarlelaki ini. Dia segera beranjak ke kamarnya.
175 Yo, kata Sid saat Gozali menatapnya.
Halo, Sid, kata Gozali mencoba ramah. Tampaknya Sid tidak begitu peduli. Dia duduk di depan Gozali, lalu terdiam selama beberapa menit.
Apa serius" tanya Sid akhirnya. Gozali menatap Sid tak mengerti. Apa Bapak serius sama Mama"
Ya, Sid, saya serius, kata Gozali tenang. Tapi, sebelumnya saya minta maaf. Saya tidak tahu kalau dia Mamamu.
Seserius apa" tanya Sid lagi. Dia tidak memedulikan katakata Gozali barusan. Apa& mm.& Bapak berniat untuk.&
Menikah" Tentu saja. Itu kalau kamu mengizinkan, kata Gozali, membuat Sid sebisa mungkin tidak terlihat syok berat.
Bapak tahu saya tidak akan mengizinkan, kata Sid dingin. Jadi, apa yang mau Bapak lakukan"
Saya tidak akan menyerah begitu saja, kata Gozali. Saya akan membuat kamu bisa menerima saya.
Sid tak bisa menahan kekehannya. Bagaimana caranya, Pak, kalo saya boleh tahu" Bapak bahkan nggak pernah memunculkan citra baik di depan saya.
Sid, saya tidak mencampurkan masalah sekolah dan keluarga, kata Gozali lagi.
Keluarga" Keluarga siapa yang Bapak maksud" kata Sid geram. Sekarang niat semulanya hancur sudah. Bapak nggak akan pernah jadi bagian keluarga saya. Saya nggak akan membiarkan Mama menikah dengan orang seperti Bapak. Orang seperti apa maksud kamu"
Yang mencampurkan masalah pribadi dengan sekolah, kata Sid, membuat Gozali terkejut. Ya, saya tahu betul kenapa
176 Bapak nggak memperbolehkan kami untuk membuat ekskul bola. Sekarang Bapak mau ngomong apa soal masalah sekolah sama keluarga"
Gozali terdiam sesaat sambil menatap Sid yang sudah lebih dulu menatapnya tajam. Sid lantas bangkit.
Kalau Bapak memang serius dengan Mama, saya akan tantang Bapak, katanya. Kalau Bapak mengizinkan kami untuk mendirikan ekskul bola, saya akan mempertimbangkan Bapak untuk menjadi bagian dari keluarga ini.
Kamu menjadikan Mamamu sebagai taruhan, Sid" kata Gozali sebelum Sid sempat kembali ke kamarnya. Kamu mempertaruhkan kebahagiaannya"
Saya rasa itu bakal terbukti nanti. Kebahagiaannya. Memang, Bapak pikir dia bakal masih bahagia kalau tahu Bapak lebih memilih ego Bapak daripada restu saya" balas Sid, lalu terus berjalan ke kamarnya, meninggalkan Gozali sendiri.
Sid terduduk di ranjang. Tugasnya sudah selesai. Berhasil atau tidak, itu tergantung Gozali. Sid tahu, dia juga melakukan ini untuk dirinya sendiri. Sid harus tahu apa Gozali benar-benar mencintai Mamanya dan bersedia mengorbankan egonya.
Kalau benar Gozali mengizinkan mereka mendirikan ekskul bola, Sid harus merelakan Mama dan membiarkan Gozali menjadi bagian dari keluarganya. Sid tahu itu tak akan mudah. Tapi, bagaimanapun Sid harus membuktikan sesuatu.
Sid membenamkan wajahnya ke bantal. Cowok itu benarbenar pusing. Dia tak tahu apa yang baru saja dilakukannya. e e e
177 Confession Hari ini menjadi luar biasa bagi Sid, Rama, Lando, dan Cokie. Gozali tidak datang. Jadi, walaupun datang terlambat, keempat anak itu tidak dihukum apa pun dan melenggang bebas ke dalam kelas. Kelas memang sudah dimulai. Pak Ono, guru matematika, memperbolehkan mereka masuk. Julia dan Aida bengong melihat anak-anak itu masuk sebelum waktunya.
Woi, kalian nggak kena setrap" kata Julia begitu mereka duduk.
Nggak, Godzilla nggak tahu ke mana, kata Cokie. Sid tahu, Gozali pasti menghindarinya setelah kejadian kemarin. Mungkin dia masih butuh waktu. Tapi, bagi Sid ini sudah merupakan pertanda buruk.
HI! JIJIK! sahut Julia mendadak, membuat seluruh kelas menatapnya.
Apa sih" sahut Sid yang kaget karena Julia menunjuknya. Teriakan Julia berarti alarm bahaya bagi Sid.
ITU! JIJIK BANGET! SOK JENIUS! sahut Julia menunjuk kacamata yang dipakai Sid. Sid menghela napas kesal.
Mata gue emang minus, cewek bego, kata Sid, sementara Julia masih memandang Sid tak percaya. Softlens gue udah
178 kedaluwarsa. Makanya, gue pake kacamata lagi. Nggak usah segitu heboh kenapa sih! sahut Sid lagi begitu Julia bergidik ngeri.
Ehem, coba Julia, kamu kerjakan soal nomor satu ini di depan, kata Pak Ono tiba-tiba.
HE" sahut Julia tak terima. TAPI KENAPA, PAK" Masih tanya kenapa" Pak Ono balas menyahut. Anakanak sudah tergelak melihat tampang Julia.
Dasar bego, kata Sid yang menggeleng-gelengkan kepala, sementara Julia sudah bangkit dan maju sambil mengumpat. e e e
Sudah selama tiga hari ini, Gozali tidak menampakkan diri saat pagi. Murid yang diajarnya dibawa ke aula tempat lapangan basket indoor. Jadi, Sid, Lando, Cokie, dan Rama bisa masuk kelas dengan mudah tanpa terlihat olehnya walaupun terlambat.
Tumben amat ya" kata Cokie setelah hari ketiga Gozali tak tampak. Lagi kenapa ya itu orang"
Sid diam saja. Dia tahu Gozali masih menghindarinya. Tapi, dia tak bisa lari selamanya. Sid sudah tak tahan lagi menunggu. Dia harus tahu jawabannya sekarang juga. Sid segera berlari ke aula secepat yang dia bisa.
Woi, Sid! Mau ke mana lo?" sahut Cokie, lalu memandang kedua temannya yang sama bingungnya. Mereka lantas memutuskan mengejar Sid. Ternyata, Sid sudah masuk aula.
179 Sid mengepalkan tangannya melihat Gozali yang sedang mengajarkan lay-up. Ia menghampirinya dengan langkah besar-besar. Gozali tidak menyadari kedatangan Sid, sampai akhirnya menoleh karena muridnya tidak lagi memerhatikan.
Mau sampe kapan lari" sahut Sid setelah jaraknya hanya terpaut dua meter dari sang guru.
Sid, saya tidak lari, lata Gozali tenang, sementara semua orang memerhatikan mereka.
Kalo gitu, sekarang apa jawaban tantangan saya" sahut Sid lagi. Lando, Cokie, dan Rama saling pandang heran. Apa ekskul bola boleh didirikan"
Gozali terdiam sejenak memandang wajah di depannya. Wajah skeptis khas anak muda yang dulu pernah dia miliki.
Maaf, saya ada kelas, kata Gozali akhirnya, membuat Sid melongo tak percaya. Gozali lantas menggiring anak-anak kembali berlatih basket.
Ternyata, saya udah berbuat benar, kata Sid geram. Saya berhasil membuktikan kalau Bapak emang tidak pantas. Bapak terlalu pengecut. Saya senang Bapak menolak tantangan saya. Setidaknya, saya terhindar dari bencana besar.
Sid berbalik dan meninggalkan aula sambil menendang apa pun yang dilihatnya. Lando, Cokie, dan Rama menyusulnya, walaupun masih tidak tahu apa yang terjadi.
Gozali menatap punggung Sid sampai menghilang di balik pintu, sementara anak-anak sibuk berbisik-bisik dan berspekulasi soal omongan Sid.
e e e 180 Sid, tunggu! sahut Lando. Sid terus saja berlari ke tempat parkir, mengambil motor, lalu menjalankannya dengan kecepatan penuh keluar dari sekolah tanpa memedulikan tampang Ben yang bengong.
Damn it! umpat Cokie. Kenapa sih itu anak" Ngomong apa sih dia di aula tadi" kata Lando. Dia selalu ngelakuin sesuatu tanpa dipikir, kata Rama tenang. Sekarang kita udah nggak bisa kejar dia. Mending pulang sekolah nanti kita tunggu dia di Hilarious. Dia pasti ke sana.
Lando dan Cokie mengangguk, tapi masih kesal karena tidak tahu apa pun.
e e e Sudah dua jam lebih Rama, Lando, dan Cokie menunggu Sid di Hilarious, tapi Sid belum juga menampakkan diri. Sekarang sudah pukul lima. Tiga cowok itu sudah lelah menunggu sambil menerka-nerka.
Beneran Sid ngomong begitu" kata Julia tak percaya sambil mengelap gelas. Rama mengangguk pelan. Julia menghela napas. Gila juga ya itu anak.
Beberapa lama kemudian, Sid masuk dengan wajah lesu. Lando, Rama, Cokie, dan Julia menatapnya cemas. Sid balas menatap mereka, lalu duduk di depan Lando dan Rama. Untuk beberapa saat, tak ada yang bicara.
Gue bakal ngaku sama kalian, kata Sid akhirnya, membuat yang lain merasa lega karena tidak harus bertanya. Julia
181 menatap mereka dari meja bar. Julia tidak mau mengganggu mereka. Tapi, gue nggak tahu dari mana harus mulai.
Mulai aja pelan-pelan dari pertama, kata Rama. Apa masalah lo sama Gozali yang nggak kita tahu.
Sid menatap Rama ragu, menundukkan kepala, kemudian menghela napas. Dia tahu pasti ada reaksi aneh kalau berterus terang.
Godzilla dan nyokap gue kencan, kata Sid membuat semua orang membeku.
APAAA?"" sahut semua orang, termasuk Julia yang saat itu langsung menjatuhkan gelas yang sedang dilapnya. Se-se-serius lo" tanya Cokie syok.
Sid mengangguk. Bukan kencan biasa. Dia serius, kata Sid, membuat Cokie hampir terkena serangan epilepsi yang bahkan tidak dideritanya.
Beberapa hari yang lalu, gue tantang dia, kata Sid lagi. Kalo dia emang cinta Nyokap, dia bakal ngebolehin kita bikin ekskul itu. Tapi, kalian tahu kan gimana jawabannya tadi. Semuanya terdiam mengingat kejadian di aula tadi siang. Dia ngehindar terus selama tiga hari. Makanya, gue kejar dia. Walaupun jawabannya udah diperkirakan, gue tetep nggak bisa terima, kata Sid.
Sid, lo ngerestuin hubungan Nyokap lo dan dia asal dia ngebolehin kita bikin ekskul" Apa itu sepadan" tanya Rama bingung.
Gue harus melakukan sesuatu, Ram. Menurut gue, ini udah bentuk pengorbanan. Tapi, bahkan pengorbanan yang udah gue buat sia-sia aja, kata Sid miris.
182 Keempat anak laki-laki itu terdiam sejenak.
Sid, harusnya lo nggak usah berbuat sejauh ini, kata Lando memecah keheningan. Persahabatan kita nggak ada artinya kalo salah satu dari kita menderita.
Sid menatap Lando sebentar, lalu mengangguk. Hei, paling nggak ada hikmahnya, kata Cokie sambil menepuk bahu Sid. Nada suaranya terdengar lega. Nyokap lo terhindar dari laki-laki pengecut kayak Godzilla.
Sid terdiam. Ia lalu menatap mereka satu per satu. Denger, bukannya gue nggak setia sama persahabatan kita. Tapi, gue memutuskan nyerah soal ekskul ini. Maaf, kalo gue ngecewain kalian. Gue udah sampe taraf muak banget lihat mukanya, kata Sid.
Sid, usaha lo ini justru nyadarin gue juga. Kita udah seharusnya nggak ngemis-ngemis lagi sama Godzilla pengecut itu. Kayaknya kita harus menyudahi perlawanan kita, kata Rama, disambut anggukan Cokie dan Lando.
Lagian, gue nggak segitu cintanya sama Athens, kata Lando. Dan setahun lagi, kita pasti udah bisa gabung ke klub kampus. Gue bisa nunggu setahun lagi.
Wah, thanks semua, kata Sid sambil nyengir. Gue pikir bakal didepak gara-gara nyerah.
Seharusnya kita yang berterima kasih sama lo, kata Rama. Lo udah ngorbanin kepentingan lo buat kita. Lo emang teman yang baik.
It s worth trying for, kata Sid sambil mengangkat bahu. Cuma lain kali, tolong kasih tahu kita dulu sebelum kejadiannya udah gawat begini, kata Cokie.
183 Yah, maaf deh. Abis gue malu banget ngomongnya. Takut diketawain, kata Sid jujur, membuat anak-anak tertawa.
Diketawain sih pasti, tapi lebih lagi, dikasihanin! sahut Cokie sambil tertawa. Untung lo nggak jadi punya Bokap kayak dia. Kalo jadi, gue ogah maen ke rumah lo lagi!
Sid tertawa. Dia sangat beruntung memiliki teman-teman seperti mereka bertiga. Sid seperti merasa berada di rumah saat bersama mereka.
Mendadak Sid merasa mual. Rumah. Mama pasti sangat sedih kalau tahu Sid tidak jadi merestui hubungan mereka.
e e e Sid memasuki rumahnya perlahan, berusaha tidak membuat suara. Dia berdoa setengah mati agar Mama sedang syuting atau apa. Tapi, doanya tidak terkabul. Mama sedang ada di ruang keluarga dengan mata sembap. Sid merasa darahnya bergolak dan naik ke kepala.
Ma" Ada apa" Gozali ngapain Mama" sahut Sid. Nggak ada apa-apa, Sid, kata Mama yang segera menyeka air matanya, lalu menatap Sid lembut dan membelai kepalanya.
Dia datang ya" tanya Sid lagi. Mama mengangguk. Apa katanya"
Itu antara Mama dengan dia, Sid, kata Mama sambil mencoba tersenyum.
Dia pasti bilang soal tantangan itu, kata Sid geram, tapi selanjutnya merasa bersalah pada Mama. Ma, aku nggak bermaksud menjadikan Mama sebagai taruhan.&
184 Mama tahu, Sid. Nggak apa-apa kok, kata Mama lagi. Dia bilang apa, Ma" Apa persisnya yang dia bilang. Dia pasti ngomong kalo aku nggak merestui hanya gara-gara dia nggak ngebolehin aku bikin ekskul bola kan" tanya Sid.
Dia bilang semuanya, Sid. Dia bilang dirinya memang cukup pengecut untuk menghadapi kamu. Dia juga minta Mama mencari orang yang lebih baik dari dia, kata Mama mencoba tenang.
Ma, Mama pasti bisa dapat orang yang lebih baik daripada dia. Percaya deh sama aku, kata Sid sambil menggenggam tangan Mama.
Sid, Mama udah bahagia sama kamu. Mama nggak perlu siapa pun lagi, kata Mama membuat Sid syok. Mama senang kamu udah mengkhawatirkan Mama. Tapi, Mama bakal baikbaik aja.
Ma.& Kalau kamu nggak senang, gimana Mama bisa senang" Mama nggak bakal menikah sama siapa pun yang nggak kamu setujui. Mama menikah bukan cuma buat Mama sendiri, oke" Kamu harus tahu bahwa kamu adalah prioritas utama Mama. Mama lebih nggak bisa hidup tanpa kamu daripada tanpa lakilaki, kata Mama sambil nyengir lebar. Sekarang nggak usah terlalu cemas soal Mama. Mama cuma lagi PMS kok.
Sid balas nyengir, walaupun tahu Mamanya berbohong. Setelah mencium kening Mama, Sid masuk ke dalam kamar dan membanting tubuhnya ke atas ranjang.
Sid tahu Mama pasti sedang menangis lagi. Sid tak tahu bagaimana Mamanya bisa bertemu Gozali, apa yang
185 membuatnya sebegitu menarik, dan ada lebih banyak pertanyaan berkutat di dalam otak Sid.
Masalah ini bukannya sudah selesai. Tapi, Sid akan menganggapnya selesai. Mama pasti akan bertemu orang yang lebih baik, dan selanjutnya akan melupakan Gozali. Mama pasti akan memulai lagi hidupnya dengan berkencan dengan orang-orang lagi seperti dulu. Sid yakin itu akan terjadi.
Tapi, sekarang tidak begitu yakin lagi karena Sid baru ingat bahwa Mamanya tidak pernah menangis sebegitu lama hanya karena satu orang laki-laki.
Sid menghela napas. Dia tak tahu apa yang harus dilakukannya. Mama sudah begitu baik dengan mengatakan semuanya tadi, tentang betapa penting arti Sid baginya dan betapa pendapat Sid akan sangat memengaruhi keputusannya. Tapi, Sid tidak bisa berbuat apa pun untuk membalasnya. Meski demikian, Sid berjanji akan membalasnya jika suatu saat Mama menemukan pria baik-baik. Sid pasti akan mengizinkannya untuk menikah lagi tanpa mempersulit pria itu.
Hanya saja, pria itu pasti bukan Gozali. e e e
186 The War is not Over Yet Oh, jadi begitu, kata Aida sambil mengangguk-angguk mengerti.
Saat ini mereka semua sedang berada di Hilarious. Rama baru saja selesai menceritakan kejadian kemarin.
Hebat juga kan si cowok imut ini" kata Julia sambil mengacak-acak rambut Sid.
Apaan sih, kata Sid sambil menepis tangan Julia dan membetulkan letak jepitnya.
Emang Sid hebat, kata Aida dengan segera membuat wajah Sid memerah.
Ah, biasa aja, kata Sid berlagak malu-malu, membuat Julia segera menjitaknya.
Cokie menghela napas. Akhirnya, usaha kita selama ini sia-sia, katanya sambil meregangkan tubuhnya.
Nggak ada yang salah sama usaha kalian, kata Aida. Kalian udah hebat kok.
Sepakbola kampus pasti lebih nyenengin, kata Julia menghibur keempat anak laki-laki itu.
Eh, itu Andri kan, anak 501" tanya Rama tiba-tiba,
Andri mengangguk. Menang 3-1 lawan 409. Ngomong187 Tapi, kita kehilangan tiga musim pertandingan bola antar- SMA, kata Sid sedih.
Yah, udahlah, mau gimana lagi" kata Lando. Kita boleh nyesel kalo belum usaha. Tapi, kita udah berusaha sebisa kita kan" Dan emang nggak ada lagi yang bisa kita lakuin.
Yap, bener kata Lando. Sekarang, jalanin aja sisa SMA kita dengan ceria. Setahun cepet kok, kata Julia.
Mereka mengangguk-angguk pelan. Masih tampak kecewa, tapi sudah bisa menerima keadaannya.
Eh, itu Andri kan, anak 501" tanya Rama tiba-tiba, membuat semua anak menoleh ke tempat yang ditunjuknya.
Eh, iya. Yo! seru Sid. Andri pun menoleh. Dia segera melambai dan menghampiri meja anak-anak.
Kalian kok ada di sini" tanya Andri setelah bergabung. Ini kafenya Rama, kata Sid, membuat Andri ber-oh ria. Eh, gimana kabar lo" Katanya, pertandingan kemarin menang ya"
Andri mengangguk. Menang 3-1 lawan 409. Ngomongngomong, gimana kemajuan usaha kalian bikin ekskul" Masih belum dibolehin"
Hm... itu... kayaknya udah nggak mungkin, kata Lando. Nggak akan ada ekskul bola di Athens.
Wah, sayang banget ya. Padahal, kalian semua asyik buat diajak main, kata Andri ikut kecewa. Guru kalian emang aneh.
We have no idea, kata Cokie disambut anggukan setuju anak-anak.
188 Bakal asyik kalo Athens bisa ikut liga tahun ini, kata Andri lagi. Soalnya, kita nggak punya lawan setangguh kalian.
Anak-anak terdiam, memikirkan kemungkinan itu, melawan SMA 501 di pertandingan bola betulan. Julia menatap keempat anak laki-laki yang mulai lesu lagi.
Eh, gimana kalo kalian adain pertandingan persahabatan, antara Athens sama 501" tanya Julia.
Jules, Godzilla.& Guys, ini bisa jadi perlawanan terakhir kalian! Sudah pasti nggak akan ada ekskul bola di Athens. Jadi, kenapa kalian nggak bikin pertandingan terakhir--sekaligus pertama--yang memakai nama Athens! sahut Julia bersemangat.
Anak-anak berpandangan sesaat, mencerna ide Julia yang sepintas tampak ekstrem itu.
Suruh semua anak Athens nonton pulang sekolah. Biarin Godzilla lihat sendiri gimana kuatnya tim bola Athens! Mau dia marah atau apa, cuek aja. Yang penting, kalian bisa ngerasain pertandingan betulan yang pake nama Athens, walaupun cuma sekali! Lo juga, Ndri. Ajak supporter dari 501 biar seru! sahut Julia lagi. Andri hanya mengangguk-angguk, walaupun dalam hatinya masih bertanya-tanya siapa cewek yang mengajaknya bicara itu.
Gimana, Ram" tanya Cokie.
Gimana apanya" Ayo semangat! sahut Julia. Ide bagus itu, Jules, kata Rama sambil nyengir. Ide bagus untuk menutup rangkaian perlawanan kita.
HORE!!! sahut Julia sambil melompat-lompat, tak peduli pada pandangan penghuni kafe yang mengejek.
antara Athens sama 501, kata Rama pada Andri. Di lapangan
501. Awas kalah jumlah lho, kata Andri sambil mengedip pada
189 lawan SMA 501 di pertandingan bola betulan. Julia menatap
antara Athens sama 501" tanya Julia.
dari 501 biar seru! sahut
Lo kadang bisa jenius juga, Jules! sahut Sid sambil ikut melompat bersama Julia.
So pasti dong! sahut Julia masih terbawa suasana. Oke, kalo gitu, kita akan adain pertandingan persahabatan antara Athens sama 501, kata Rama pada Andri. Di lapangan depan Athens. Lusa pulang sekolah. Setuju"
Setuju, kata Andri menjawab tantangan Athens. Dan untuk pertandingan ini, gue pastiin tim gue dalam keadaan it. Untuk menghargai pertandingan pertama sekaligus terakhir tim Athens.
Andri menjabat tangan Rama dan semua orang bersorak gembira. Kafe mendadak ramai dan seisi pengunjung melongokkan kepalanya untuk melihat apa yang terjadi di pojokan sana.
Gue hargain banget, Ndri. Kita juga bakal turun dengan kekuatan penuh ngelawan juara liga tahun lalu, kata Rama sambil nyengir.
Oke, sampe jumpa lusa ya. Gue juga bakal bawa supporter 501. Awas kalah jumlah lho, kata Andri sambil mengedip pada Julia, lalu bergerak keluar kafe.
Thanks, Jules, kata Rama sambil mengacak rambut Julia, lalu mengambil jaketnya dan terburu-buru keluar. Cokie, Lando, dan Sid segera mengikutinya.
Woi, kalian mau ke mana" sahut Julia bingung. LATIHAN! jawab mereka serempak.
Julia dan Aida saling pandang sebentar, lalu tertawa. Mereka melihat keempat anak laki-laki itu berlomba-lomba untuk sampai duluan di lapangan. Sid segera menaiki motornya,
190 Lando melompat ke mobil Rama, sementara Rama cepat-cepat men-starter-nya. Cokie sendiri sudah duluan ngebut dan menghilang di belokan. Julia menghela napas.
Semoga si Sid bego itu nggak lupa nganter gue nanti malem, katanya.
Udah pasti lupa, kata Aida sambil terkekeh. Ntar pulangnya sama gue aja deh.
Baru ketika Julia akan mengangguk, Sid masuk kembali ke kafe.
Eh, Jules, kalo gue ntar malem belum dateng, lo tungguin sebentar ya! sahutnya, lalu kembali menaiki motornya dan melesat pergi. Julia hanya bengong tanpa sempat berkatakata.
Cowok emang aneh, kata Julia, sementara Aida sudah cekikikan.
Julia berjalan kembali ke meja bar, bermaksud meneruskan pekerjaannya, sampai dia sadar sesuatu.
AI! sahutnya sambil tiba-tiba berbalik, membuat Aida kaget setengah mati.
Ya" tanya Aida syok.
Lo harus bantu gue ya" kata Julia sambil menepuk pundak Aida dan menatapnya dengan sungguh-sungguh.
Oh, itu. Iya. Gue kirain ada apaan, kata Aida sambil mengambil lap.
Bukan itu! kata Julia membuat Aida bingung. Kita harus menggabungkan kekuatan Athens!
Hah" tanya Aida bingung.
Kita nggak boleh kalah sama 501! Kita kan tuan rumah" kata
191 Kita harus ngumpulin massa Athens sebanyak mungkin! Kita nggak boleh kalah sama 501! Kita kan tuan rumah" kata Julia berapi-api. Jadi, kita akan melakukan apa pun untuk mengumpulkan massa!
Apa pun itu apa" tanya Aida lagi.
Ya apa pun! Selebaran, poster, mulut ke mulut. Pokoknya, apa pun! Ai, kita udah nggak punya waktu lagi. Ayo kita mulai! sahut Julia sambil menarik tangan Aida yang masih bingung.
e e e Masalahnya, sekarang anak-anak kelas tiga yang biasa kita ajak latihan udah pada lulus, kata Cokie setelah lelah berlatih.
Mereka sekarang sudah berbaring di rumput, memandangi langit yang mulai kemerahan.
Anak-anak kelas sebelas sama sepuluh nyalinya tempe semua, kata Sid. Mereka pasti nolak dengan alasan takut sama Godzilla.
Rasanya aneh bagi Sid mengucapkan kembali nama itu. Dia adalah orang yang hampir memecah-belah keluarganya. Tapi, Sid harus kembali membiasakan diri. Toh, Gozali bukan siapasiapanya.
Kita coba dulu, kata Lando. Bukannya ada anak dua belas"
Anak dua belas apa" kata Sid. Gue nggak tahu ada dari mereka yang pernah ikut latihan bareng kita. Satu-satunya sekutu kita cuma anak kelas dua belas yang dulu.
192 Berarti kita harus cari sekutu baru, kata Rama sambil berpikir keras, lalu mendadak terbangun. OH! Gank-nya Zai! Anak-anak ikut terduduk juga, lalu memandang Rama. Bener juga. Si Zai kan mantan ketua OSIS. Dia lumayan populer juga karena dia ketua OSIS terburuk dalam sejarah Athens. Dia kan yang kedapetan bolos rame-rame" tanya Cokie, sementara Rama mengangguk.
Iya, setahu gue dia punya banyak massa yang pada hobi bola juga. Gue inget banget ruang OSIS dipasangin poster klub-klub bola. Boleh juga usul lo, Ram. Biar gue telepon deh. Gue punya nomornya, kata Sid, lalu menelepon Zai sebentar. Setelah itu, dia mengacungkan jempolnya.
Sip! sahutnya lagi. Dia bilang punya teman tujuh orang yang pasti bisa gabung sama kita besok buat latihan.
Bagus kalo gitu, kata Rama senang. Berarti, cuma besok waktu yang kita punya. Semoga Zai sama teman-temannya bisa diajak kerja sama.
Kita sama mereka setipe. Jadi, jelas aja bisa bekerja sama, kata Sid sambil nyengir.
Pertandingan pertama sekaligus terakhir Athens, gumam Lando sambil menatap langit. Tadi hampir aja gue cium si Julia.
Sid, Rama, dan Cokie menoleh bersamaan ke arah Lando yang nyengir nakal.
Nanti Aida cemburu lho, kata Cokie, membuat cengiran Lando menghilang.
SMA 501. Bagus kan buat 193 Kita harus siap-siap nih, kata Sid. Soalnya, ini bakal jadi pertandingan bersejarah di Athens karena nggak akan pernah terjadi lagi.
Athens memenangi pertandingan persahabatan melawan SMA 501. Bagus kan buat headline mading, kata Cokie sambil nyengir.
Hari semakin gelap. Matahari hampir tak terlihat. Angin bertiup semilir di sela-sela rambut anak-anak.
Guys, it s glad to be a part of you, kata Sid tiba-tiba, membuat semua orang menoleh padanya.
Don t be such sentimental, kata Cokie, tapi kemudian merangkul Sid dan Lando. Sid juga merangkul Rama. Mereka terdiam sambil mendengarkan suara burung gagak.
Sid, lo nggak nangis kan" tanya Lando memecah keheningan.
APA MAKSUD LO, HEH" sahut Sid sambil berlari mengejar Lando yang sudah kabur duluan.
e e e Ini apa ya" tanya Sid begitu mereka sampai di depan kelas paginya.
Sid, Lando, Cokie, dan Rama melongo menatap pintu kelas mereka yang sudah ditempeli poster-poster heboh soal pertandingan persahabatan mereka besok. Di atas pintu itu juga dipasangi rumbai-rumbai berwarna merah, membuat mereka berempat merasa seperti sedang merayakan Imlek.
194 Keempat anak laki-laki itu memasuki kelasnya dengan hatihati. Mereka mendapatkan Julia sedang berdiri di atas meja di depan kelas dengan mikrofon di tangan, sementara anak-anak memerhatikannya sambil memegang sesuatu yang seperti selebaran. Keempat anak itu bengong mendapati keadaan kelasnya seperti ini.
JANGAN LUPA! BESOK PUKUL 3 SORE DI LAPANGAN DEPAN ATHENS! DIJAMIN SERU! TIDAK SERU, UANG KEMBALI!!! seru Julia, membuat Sid syok setengah mati. Dia segera berlari ke arah Julia dan merebut mikrofon.
Lo narikin duit dari mereka, Jules" sahut Sid tak percaya.
Yah, soalnya gue beliin mereka makanan, Sid, kata Julia enteng.
Nggak bisa! Kembaliin duit mereka! sahut Sid garang, membuat Julia mengangkat bahu.
Lando, Cokie, dan Rama hanya menggeleng-geleng pasrah, lalu berjalan ke tempat duduk mereka.
Semua ini Julia yang bikin, Ai" tanya Rama sambil melihat selebaran yang ternyata sebuah undangan untuk menonton pertandingan bola, lengkap dengan foto Lando, Cokie, Sid, dan Rama.
Ini dari mana" sahut Cokie kaget saat melihat fotonya yang setengah bugil dengan celana pantainya.
Foto waktu yang di Anyer, kata Aida. Sori ya, habis si Julia pikir, kalo foto kalian yang ini, cewek-cewek pasti pada mau dateng.
195 Dan guru-guru pasti mau bunuh kita, kata Lando. Di otak lo cuma ada duit aja sih! sahut Sid yang baru saja menyeret Julia turun dari meja dan membawanya kembali ke tempat duduk. Kan kasihan kalo.... INI APAAN!"
Itu selebaran Sid, jangan konyol, kata Julia santai sambil mengambil selebaran itu dan menggunakannya sebagai kipas. Sid menatap selebaran itu tak percaya.
Bisa-bisanya lo taruh foto ini di selebaran beginian& , kata Sid geram.
Emangnya kenapa" Lihat esensinya dong, Sid. Pesannya. Kalo undangannya begini, pasti pada dateng deh anak se- Athens, kata Julia lagi.
& ini sih disangka mereka mau menghadiri acara rave party. Lo tuh goblok apa gimana sih" Nggak bisa nyari foto yang lebih lengkap sedikit" Gue cuma pake celana kolor nih! sahut Sid membuat anak-anak tertawa.
Ya sori deh. Gue kan nggak punya album foto kalian. Gue cuma ngambil dari yang ada di kameranya Aida, kata Julia kesal. Udah bagus gue bikinin.
Yah, oke, maaf. Sekarang, coba lo kumpulin semua selebaran ini dan....
Nggak bisa, kata Julia santai, membuat Sid melotot. Kenapa nggak bisa" tanya Sid geram.
Karena selebarannya udah gue sebarin ke seluruh sekolah, kata Julia lagi.
LO APA?"" sahut Lando, Sid, Cokie, dan Rama bersamaan. Julia hanya mengangkat bahu. Ia lalu mengambil selebaran dan memberikannya pada anak yang baru saja datang.
196 Oke, udah dipastikan besok adalah hari terakhir kita di sekolah, kata Lando kesal sambil membanting tubuhnya ke bangku.
Ai, guru-guru tahu soal selebaran ini" tanya Cokie, membuat Aida memandangnya takut-takut.
Bu Dona juga udah tahu, kata Aida, membuat keempat anak laki-laki itu melotot.
High School Paradise Karya Orizuka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Terus gimana reaksinya" Apa katanya" sahut Rama ngeri.
Ng& nggak ada masalah sih& . Dia cuma komentar dikit aja. Katanya emang udah besar-besar& . Gitu katanya, kata Aida.
Apanya yang udah besar-besar" tanya Gozali ingin tahu. Hehe& apanya ya" kata Cokie sambil menerawang, tapi kemudian tersentak kaget dan menoleh ke belakang. Anakanak mengikuti perbuatannya dan melongo melihat guru olahraga mereka ada di belakang Cokie.
Gozali menatap selebaran yang ada di meja dan mengambilnya untuk melihatnya lebih teliti.
Wah, wah& acara apa ini" tanyanya. Tapi, ketika membaca lebih lanjut, dia meletakkan selebaran itu dan berjalan ke depan kelas.
Julia segera berlari ke bangkunya dan memandang temantemannya dengan perasaan bersalah. Sebenarnya, tadi dia tahu kedatangan Gozali. Tapi, karena ada yang menantangnya bertaruh, dia takkan melewatkannya.
197 Jadi, ada yang mau memberontak, kata Gozali membuat kelas hening. Jangan lupa kalau kalian adalah anak-anak kelas khusus. Kelas yang jadi panutan kelas lain.
Jangan lupa juga kalau yang punya tanggung jawab itu bukan cuma kami sendiri, kata Sid sambil berdiri dan menatap Gozali garang, lalu berjalan keluar kelas begitu saja.
Gozali menatapnya kosong. Detik berikutnya, dia sudah kembali menatap kelasnya yang masih bengong melihat kepergian Sid.
Yah, terserah kalian mau apa. Hanya saja, saya tidak tanggung akibatnya, kata Gozali, masih kesal.
Tenang aja. Bapak tidak perlu menanggung apa pun, kata Lando dingin, lalu bangkit dan menyusul Sid tanpa menatap Gozali sedikit pun. Rama dan Cokie melakukan hal yang sama.
Gozali menahan gerahamnya geram saat mereka berlalu begitu saja. Anak-anak ini tidak pernah belajar apa pun. e e e
198 Awal, Bukan Akhir Akhirnya, hari pertandingan datang juga. Setelah berlatih sampai malam dengan Zai dan teman-temannya, Sid, Lando, Cokie dan Rama merasa sudah siap untuk bertanding dengan SMA 501, walaupun tidak yakin latihan semalam bisa menang melawan pemenang liga SMA.
Gugup" tanya Aida saat melihat tampang pucat Lando. Lando tersentak dari kegiatannya menatap lapangan yang mulai dipenuhi orang. Ia kemudian menoleh pada Aida yang tersenyum. Lando segera mengalihkan pandangannya. Lumayan, kata Lando singkat.
Heh, mana boleh gugup begitu! sahut Julia sambil memukul kepala Lando dengan mikrofon yang dibawanya. Lando melotot pada Julia, tapi tak jadi berkata apa pun karena melihat penampilan Julia.
Julia sekarang sudah menggunakan ikat kepala bertuliskan Go Athens . Di belakang kepalanya terselip bendera bergambar sebuah tugu, lambang Athens, yang sudah banyak dipegang anak-anak. Julia sedang berniat membagikan bendera lagi ketika dilihatnya beberapa junior melewati lapangan.
199 SMA 501, walaupun tidak yakin latihan semalam bisa menang
HOI! ANAK-ANAK ATHENS! JANGAN PULANG DULU! SINI!!! sahut Julia sambil mengejar junior-junior itu dan menyeretnya ke lapangan.
Tipikal Julia, kata Aida sambil terkekeh. Lando mengangguk-angguk sambil berpikir keras. Setelah mengumpulkan keberanian, dia berdeham kecil. Nanti....
Woi! Ngapain lo, Lan! Pemanasan! sahut Sid memutus perkataan Lando. Lando menatap sebal Sid yang sudah meregangkan kakinya bersama anak-anak lain, lalu berdiri dengan ogah-ogahan.
Eh, anu, Lan, tadi mau ngomong apa" tanya Aida sebelum Lando bergabung bersama timnya. Lando menoleh, lalu menatap Aida salah tingkah.
Hm& nggak ada, cuma.& Lando berhenti bicara, lalu mengalihkan pandangannya dari wajah Aida yang ingin tahu. Tonton sampe selesai ya.
Aida tersenyum memandang Lando yang sedang berjalan ke arah timnya.
Lando! sahut Aida sehingga Lando berbalik. Semangat ya!
Lando bengong sebentar, mengangguk kaku, dan meneruskan perjalanannya. Setelah bergabung, dia langsung disoraki teman-temannya. Aida mengawasi kejadian lucu itu sambil nyengir bahagia.
Woi! Pemanasan yang bener! seru Julia dari jauh, membuat anak-anak laki-laki bingung.
200 Siapa sih tuh" tanya Zai, yang baru pertama kali melihat Julia. Dia heran melihat cewek itu dari tadi heboh. Dia Julia, anak kelas kita, kata Rama sambil nyengir. Anak kelas lo" Begitu" kata Zai tak percaya sambil melirik Julia yang sekarang sibuk melatih penonton membuat Mexican wave. Harusnya dia masuk kelas gue.
One of a kind, dia, kata Sid sambil meregangkan otot lengannya. Mendadak dia melihat rombongan besar datang. Oh, anak 501.
Semua anak sekarang menatap rombongan itu ingin tahu. Julia melotot menatap anak-anak SMA 501, bertanya-tanya apa mereka tadi sengaja datang dengan tronton ke sini.
Para pendukung SMA 501 mengambil tempat di seberang anak-anak Athens, sementara timnya yang dipimpin Andri menghampiri tim Athens.
Hei, gimana, banyak juga kan" tanya Andri pada Julia yang tampak keki.
Ini sih lo terlalu niat! gerutu Julia sebal. Gue nggak heran kalo ada banyak tronton di depan sana.
Bus pariwisata, sebenernya, kata Andri, membuat Julia melongo. Andri terkekeh, lalu menatap Rama dan temantemannya. Julia kini lebih heboh mengajari pendukung Athens. Jadi, ini tim Athens"
Yup. Ini Zai, Bagas, Anto, Danang, Togar, Koko, sama Randu, kata Sid sambil menunjuk teman-temannya satu per satu. Andri mengangguk, dibalas lambaian singkat anak-anak. Kita tim Athens.
pemanasan, tapi tim 501 mengganti baju seragam bola mereka.
201 Oh, anak 501. Julia melotot menatap anak-anak SMA 501, bertanya-tanya
Para pendukung SMA 501 mengambil tempat di seberang
Wah, kayaknya semua udah siap tempur, nih, kata Andri sambil nyengir melihat semangat yang terpancar di wajah anak-anak Athens. Kami jadi tambah semangat. Kami janji bakal ngelawan tim Athens dengan seluruh kemampuan untuk menghormati tim Athens yang nggak bakal kami lawan lagi.
Thanks, Man, we appreciate it, kata Cokie sambil menepuk bahu Andri.
Oke, kita mulai aja nih" kata Rama sambil memanggil seseorang yang tampak sangar. Wasitnya pelatih tim bola 409, Pak Edo.
Cukup adil, kata Andri setelah nyengir pada Edo. Baik. Ayo kita mulai. Saya beri kalian waktu lima menit untuk bersiap-siap. Setelah itu, semuanya berkumpul di lapangan, kata Edo. Semua menurut.
Tim Athens memakai waktu itu untuk kembali melakukan pemanasan, tapi tim 501 mengganti baju seragam bola mereka. Tim Athens tidak memiliki seragam bola. Mereka hanya menggunakan seragam sekolah. Tapi, tentu saja hal itu tidak menyurutkan semangat tim Athens.
DUA MENIT! sahut Edo dari tengah lapangan, membuat siapa pun jadi tegang.
Sid menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya mantap. Dia menoleh ke sekeliling. Dia heran karena tak pernah melihat lapangan seramai ini. Sepertinya, seluruh penghuni Athens sudah berada di sini untuk menonton pertandingan. Sid bahkan bersumpah bisa melihat kumpulan guru-guru di sudut. Hanya saja, dia tak melihat Gozali di mana pun.
202 Sid menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Buat apa dia memikirkan Gozali" Tidak masalah bagi Sid. Tapi, entah kenapa Sid malah menginginkan Gozali melihat pertandingan ini.
YAK, SILAKAN KEDUA TIM MEMASUKI LAPANGAN! seru Edo, mengalahkan suara Julia yang memakai mikrofon.
Kedua tim bersiap-siap memasuki lapangan. Baru ketika Sid akan melangkahkan kaki, Julia menghalanginya.
Sid, lo harus menang. Lo bener-bener harus menang, kata Julia sungguh-sungguh sambil menepuk kedua bahu Sid. Kenapa emang" tanya Sid curiga.
Karena& mm& . Lo nggak boleh ngecewain Athens! sahut Julia sambil menunjuk para pendukung Athens. Sid menatapnya sebentar, lalu tersenyum.
Nggak usah lo bilang juga gue pasti menang, kata Sid sambil menepuk pelan kepala Julia, lalu berlari-lari kecil ke arah gawang.
Julia menatap Sid yang sedang memakai sarung tangan dengan perasaan bersalah. Julia tidak bisa bilang kalau dia sebenarnya sedang bertaruh atas kemenangan Athens. e e e
Pertandingan akhirnya dimulai. Lando dan Zai yang bermain sebagai penyerang segera melakukan serangan dan mengincar pertahanan 501. Sid bersiap-siap di bawah gawangnya, sementara Rama dan Cokie ada di posisi bertahan.
menit, tim 501 yang dipimpin Andri sudah beberapa kali
tim 501 yang sudah solid dan biasa menghadapi lawan yang
bebas para pemain 501. SMA 501 juga melakukan hal yang sama.
yang bagus bagi Lando. Sayangnya, kiper 501 terlalu tangguh
203 pertahanan 501. Sid bersiap-siap di bawah gawangnya,
Pertandingan berlangsung seru. Belum beberapa menit, tim 501 yang dipimpin Andri sudah beberapa kali melakukan serangan ke gawang Sid. Tapi, Sid dengan sigap menyelamatkannya. Pada percobaan ketiga, Sid mengumpat. Timnya belum panas dan belum begitu kompak. Tidak seperti tim 501 yang sudah solid dan biasa menghadapi lawan yang lebih tangguh.
Menit kelima belas, kedudukan masih 0-0. Beberapa pelanggaran sudah dilakukan oleh kedua tim. Kebanyakan karena tim Athens tidak sabaran, terutama anak buah Zai. Sid lagi-lagi harus menahan semua bola hasil dari tendangan bebas para pemain 501.
Suasana sekarang bertambah panas. Julia memimpin pendukung Athens untuk menyemangati timnya. Pendukung SMA 501 juga melakukan hal yang sama.
GO ATHENS! GO ATHENS! sahut para pendukung Athens kompak.
Pertandingan sudah berjalan tiga puluh menit dan tim Athens sudah terlihat kompak. Lando dan Zai sudah lebih bisa bekerja sama. Tak jarang pula Danang memberikan umpan yang bagus bagi Lando. Sayangnya, kiper 501 terlalu tangguh untuk bisa dijebol begitu saja.
Mendadak Andri mendapatkan bola. Dia sedang tidak dijaga siapa pun. Rama dan Cokie yang masih berada jauh di depan segera menyusulnya, tapi sudah tak terkejar. Sekarang, hanya ada Andri dan Sid. Andri bersiap menendang. Suasana seketika sepi menyaksikan momen itu.
204 Sid merasa bola itu bergerak lurus. Dia yakin bisa menanganinya. Tapi, kata hatinya mengatakan bahwa bola itu akan berbelok. Sid menangkap pergerakan bola itu dan membanting tubuh ke kiri sambil menjulurkan tangan. Bola itu membentur tangan Sid, lalu menggelinding keluar lapangan.
YEAH!!! sorak pendukung Athens setelah Sid melakukan aksi penyelamatan yang gemilang itu.
Bagus, Sid! seru Rama sambil menepuk kepala Sid yang bersusah-payah bangun.
Bagus pala lo! sahut Sid kesal. Jaga yang bener dong! Ketika tendangan sudut diambil Andri, Sid bisa menangkap, lalu melemparkannya sekuat tenaga pada Zai yang tidak terjaga di depan. Bola itu sampai tepat di kaki Zai dan Zai membawanya dengan mulus sampai ke depan gawang 501. Suasana sekarang heboh melihat Zai yang hanya berjarak beberapa meter dari gawang. Zai menendang bola itu sekuat tenaga, tapi bola itu mengenai tiang gawang. Baru ketika pendukung Athens akan berteriak kecewa, Lando muncul dan menyundul bola liar itu sehingga masuk ke gawang.
HOREEE!!!!!!!!!!!!!! sahut pendukung Athens, dan sekarang mereka sudah berteriak gila-gilaan.
Lando belum sempat bangun ketika teman-teman setimnya sudah menyerbu dan menindihnya. Pendukung 501 mendesah kecewa, sementara pendukung Athens membuat Mexican wave dengan komando Julia.
Skor 1-0 untuk Athens! sahut Adi yang sudah merebut mikrofon dari tangan Julia yang tampak tidak keberatan. Diciptakan oleh Orlando!
Tim 501 sudah menguasai bola sejak awal pertandingan.
yang dilakukan 501. karena kiper 501 menangkapnya dengan sempurna.
205 dengan mulus sampai ke depan gawang 501. Suasana sekarang
sudah menyerbu dan menindihnya. Pendukung 501 mendesah
Skor 1-0 untuk Athens! sahut Adi yang sudah merebut
Kehebohan sudah mereda dan pertandingan diteruskan. Sampai akhir babak pertama, Athens bisa mempertahankan keunggulannya berkat usaha penyelamatan dari Sid yang bertubi-tubi.
Setelah istirahat lima belas menit, pertandingan diteruskan kembali. Sid mengetuk-ngetukkan kaki pada gawang barunya seraya berdoa supaya timnya bisa bertahan lebih lama. Sid menghela napas, lalu tanpa sengaja melihat seseorang di belakang pohon.
Gozali. Ia sedang berdiri mengawasi mereka dengan air muka yang keruh. Sid menatapnya, tapi Gozali seperti sibuk melamun. Sid memukul-mukul kepalanya, lalu berusaha berkonsentrasi pada pertandingan.
Tim 501 sudah menguasai bola sejak awal pertandingan. Mereka seperti hendak membalas gol pertama. Cokie dan Rama sampai harus mati-matian menahan serangan-serangan yang dilakukan 501.
Menit ke lima puluh tujuh, gawang Athens sudah kebobolan. Kedudukan sekarang satu sama. Lando sedang membawa bola dan berusaha melesakkan bola itu ke gawang. Tidak berhasil karena kiper 501 menangkapnya dengan sempurna.
Suasana sudah kembali heboh. Pendukung Athens yang tadinya layu ketika Andri menjebol gawangnya sekarang sudah kembali bangkit untuk menyemangati tim Athens. Malah, sekarang terjadi koor mars Athens. Julia menatap Aida heran, merasa tak mengenali lagu itu, tapi selanjutnya mengangkat bahu dan ikut berteriak pada bagian Athens jaya saja.
206 Sampai delapan puluh menit yang terasa sangat lama bagi anak-anak Athens, kedudukan antara Athens dan 501 masih seri, 1-1. Kedua tim tampak sudah lelah, tapi tim Athens masih sangat bersemangat. Mereka tahu, ini adalah pertandingan terakhir membawa nama Athens. Mereka pun tak boleh menyia-nyiakannya. Sid menatap anak-anak yang tampak sudah lelah.
GUYS, AYO SEMANGAT BUAT ATHENS!!! seru Sid dari belakang.
Semua orang, termasuk tim 501, menoleh dan menatap Sid. Rama, Lando, dan Cokie nyengir, lalu mengacungkan jempol mereka. Para pendukung Athens tak mau kalah. Mereka sekarang malah menyoraki nama Sid. Sid nyengir ke arah mereka, lalu melirik Gozali yang masih ada di tempatnya, menatap kosong kedua tim yang sedang bertanding.
Waktu pertandingan hanya tinggal lima menit lagi dan sekarang kedua tim sudah semakin panas. Sudah banyak pelanggaran yang terjadi karenanya.
PENALTI! sahut Edo membuat bulu kuduk Sid meremang. Cokie tadi sudah men-tackle Andri yang sedang berusaha menembak.
APAA" sahut Cokie tak terima, tapi Edo sudah menunjuk titik tempat penalti. Andri sudah berhasil berdiri. Rupanya Cokie tadi cukup keras mengganjalnya.
Udah, udah, kata Rama sambil melirik Sid yang tampak pucat. Andri sekarang sudah meletakkan bolanya, sementara Sid bersiap-siap.
Seketika teriakan pendukung 501 memenuhi udara.
depan gawang, dan menembaknya. Tapi lagi-lagi kiper 501
207 anak-anak Athens, kedudukan antara Athens dan 501 masih seri, 1-1. Kedua tim tampak sudah lelah, tapi tim Athens masih Semua orang, termasuk tim 501, menoleh dan menatap
Suasana yang tadinya penuh dengungan marah berganti menjadi hening. Sid menarik napas, lalu mengembuskannya. Dia harus tenang.
SID, LO UDAH JANJI!!! teriak Julia dari pinggir lapangan.
Berisik! sahut Sid sambil melirik sebal, lalu memulai kembali konsentrasinya.
Andri bersiap-siap menendang, sementara semua orang menahan napas. Saat terdengar bunyi peluit, Andri menendang bola itu dengan sekuat tenaga. Sid merasa bola itu bergerak sangat cepat sehingga tidak terlihat sama sekali. Sid menangkap gerakan bola itu saat sudah dekat sekali sehingga terlambat melompat. Bola itu melesak ke dalam gawang. Seketika teriakan pendukung 501 memenuhi udara.
Andri sudah berlari ke pinggir lapangan untuk merayakan keberhasilan golnya, sementara Sid menendang tiang gawang dengan emosi. Rama segera menenangkannya dan pertandingan dimulai lagi.
Sisa lima menit ini digunakan Lando dengan sebaik mungkin. Dia merebut bola dari kaki lawan, membawa ke depan gawang, dan menembaknya. Tapi lagi-lagi kiper 501 membaca arah bola sehingga dia bisa menangkapnya.
Para pendukung Athens tidak berdiam diri. Mereka terus saja memberi semangat. Guru-guru sudah ikutan berteriakteriak menyemangati, termasuk Kepala Sekolah yang sudah duduk di sebelah Aida tanpa disadarinya.
208 Waktu hanya tinggal satu menit lagi dan semua orang sekarang sedang berjuang keras. Sid berhasil memblok beberapa bola lagi. Begitu pula kiper 501.
Dan tiba juga saat itu. Edo membunyikan tiga tiupan panjang, menandakan pertandingan sudah selesai. Pendukung 501 segera bersorak gembira, sementara pendukung Athens terduduk lesu menatap timnya yang tertunduk kecewa. Aida, dan juga banyak anak cewek lainnya, malah sudah menangis.
Sid menatap timnya yang tampak sangat kecewa, menghela napas, lalu tersenyum. Dia segera berlari ke tengah lapangan, lalu menggandeng semua timnya menuju para pendukung mereka. Mereka lantas menunduk bersama-sama, memberi hormat pada semua pendukung Athens yang langsung bertepuk tangan meriah. Tim 501 juga melakukan hal yang sama.
Sid menghampiri Andri yang sudah nyengir lebar. Dia menjulurkan tangan yang segera dijabat Andri.
Great game, kata Andri tulus. Kalian bener-bener lawan yang tangguh.
Kalian juga, kata Sid. Sori kalo kami nggak bisa ngebiarin kalian menang, kata Andri lagi sambil terkekeh.
Justru kami yang berterima kasih karena kalian nggak nganggep kami main-main, kata Sid. Terima kasih karena udah membuat akhir yang menyenangkan bagi tim Athens.
Awal, bukan akhir, kata Gozali yang tiba-tiba sudah berada di antara mereka semua. Sid menatapnya tak percaya.
209 beberapa bola lagi. Begitu pula kiper 501.
501 segera bersorak gembira, sementara pendukung Athens
tangan meriah. Tim 501 juga melakukan hal yang sama.
Gozali berjalan mendekati Sid, menatapnya sebentar, lalu menghela napas. Tak ada satu orang pun yang berbicara. Semuanya melongo menatap Gozali.
Ini adalah awal perjuangan tim Athens. Kita mungkin akan bertemu lagi di liga SMA, kata Gozali pada Andri.
Sesaat semua orang terdiam, berusaha mencerna kata-kata Gozali. Detik berikutnya, suasana menjadi gegap-gempita. Tim Athens bersorak gembira. Sid hanya menatap Gozali ingin tahu. Gozali menangkap gelagat itu.
Laki-laki memegang janjinya, kata Gozali, sambil menepuk pundak Sid, lalu melangkah pergi.
Sid menatap Gozali yang berjalan timpang, lalu tersenyum dan ikut larut dalam lautan kegembiraan bersama temantemannya.
e e e Gozali menatap pemandangan itu dari balik pohon. Semua ini terasa seperti dej" vu baginya. Gozali pernah merasakan rumput hijau itu, sorak-sorai itu, kegembiraan itu. Gozali pernah merasakannya. Dan sekarang, setelah melihat anak muridnya bertanding dengan sungguh-sungguh demi sekolahnya, itu membuat Gozali tersadar.
Selama ini ego telah membutakannya. Bahwa trauma yang berkepanjangan itu sudah menggerogoti hatinya. Sekarang, setelah luka itu terobati, Gozali merasa lebih baik.
Gozali mengambil sebuah bola yang tergeletak, lalu memegangnya tanpa rasa takut lagi. Gozali telah berhasil
210 mengalahkan ketakutan terbesarnya, walaupun tangan dan sekujur tubuhnya sudah berkeringat dingin.
Bola itu menggelinding dari tangan Gozali. Ternyata, dia belum sepenuhnya sembuh. Tapi, tak mengapa. Gozali akan berusaha lebih baik lagi.
Demi wanita yang dicintainya. Dan anak bengal dari wanita yang dicintainya.
e e e Setelah semua orang menyelamati tim Athens, lapangan mulai sepi. Semua orang sudah pulang dan hanya menyisakan Lando, Sid, Rama, Cokie, Julia, Aida, dan sampah yang menyelimuti lapangan itu. Kepala Sekolah menyuruh mereka bertanggung jawab membersihkannya.
Keempat anak laki-laki itu sudah berbaring kelelahan sambil menatap awan dengan semburat kemerahan. Pada wajah mereka terpasang senyum bahagia.
Julia menatap mereka, lalu menghela napas. Walaupun kalah, kalian lumayan, katanya.
Emangnya gara-gara siapa kita kalah" sahut Sid yang jadi teringat pada kejadian tadi.
Hah" Ya gara-gara lo, kan" sahut Julia bingung. Lo tadi ngerusak konsentrasi gue! Pake teriak-teriak segala. Emangnya gue janji apaan sama lo" sahut Sid sebal.
Emangnya siapa tadi yang bilang bakalan menang" Makanya, nggak usah sok keren! Julia balas menyahut. Sid
211 mencibir ke arahnya. Tapi, ada untungnya juga, walaupun gue jatuh miskin.
Kenapa lo jatuh miskin" tanya Sid curiga. Julia berpurapura sibuk memandangi langit. HEH! Lo bikin taruhan kan" Kalo iya, emang kenapa" Kalah ini, elak Julia. Walaupun kalah, tetep aja lo taruhan! seru Sid marah. Heh, emangnya siapa yang ngusulin pertandingan ini" Kalo gue nggak ngusulin, nggak mungkin tim Athens kebentuk! Harusnya kalian yang bayar gue! sahut Julia lagi.
Iya deh. Julia emang kunci kemenangan usaha kita, kata Rama. Kalo nggak ketemu lo, mungkin kita bakalan masih perang dingin sama Godzilla. Lo emang keren, Jules.
Gimana, ya" kata Julia sambil bergaya sombong. Heh, lo harusnya kayak Rama. Ini sih, ucapan thanks aja nggak kedengeran.
Iya, iya, thanks, kata Sid sambil cemberut. Tapi, rasain lo kalah taruhan.
APA" Harusnya lo yang rasain! Lo juga kalah! Apaan tuh tadi, telat lompat. Gerakan lo bodoh banget. Pake acara slow motion! Makanya bisa gol! Lo aja yang bego, tahu! seru Julia, membuat Sid panas.
Pertengkaran terus terjadi, sementara keempat anak lain memilih untuk tidak peduli.
Gimana ya, nasib tim Athens nanti" tanya Cokie sambil menatap burung yang baru saja melintas.
Nggak usah bertanya-tanya. Entar juga kita ngejalanin, kata Lando, disambut anggukan Cokie dan Rama.
212 Yang gue yakin, tim Athens pasti bakal hebat. Pendirinya kan Fantastic Four, kata Aida, disambut kekehan ketiga anak laki-laki itu.
Setelah itu, yang terdengar hanya suara gagak dan jeritanjeritan Julia dan Sid karena anak-anak lain sibuk berpikir. Aida menatap mereka bertiga sambil tersenyum, lalu memandang lapangan bola yang sekarang sedang dipakai Julia dan Sid untuk kejar-kejaran. Aida mendadak bangkit, membuat Rama, Lando, dan Cokie kaget. Aida menatap mereka nakal. Ia membuka botol air mineral yang dipegangnya, lalu disemprotkan pada mereka bertiga.
SELAMAT YA!!! seru Aida sambil berlari menghindar ketika ketiga anak itu berniat membalasnya.
Julia dan Sid, yang tadi sibuk kejar-kejaran, sekarang menatap ngeri rombongan yang sedang berlari ke arah mereka dengan membawa berbotol-botol air mineral.
Sore itu akhirnya dihabiskan anak-anak dengan acara siram-menyiram. Hari itu menjadi hari bersejarah buat tim sepakbola Athens yang debutnya akan segera dimulai. Tunggu saja!
e e e Orizuka telah menulis 16 karya dan yang diterbitkan oleh (diangkat ke layar lebar tahun 2008),
e-mail: chazrel21@yahoo.com Facebook Fanpage: Orizuka Twitter: @authorizuka
Oficial website: http://orizuka.com
213 Tentang Penulis Bernama lengkap Okke Rizka Septania, gadis kelahiran Palembang penyuka pantai ini sangat enjoy dalam menulis cerita-cerita remaja.
Orizuka telah menulis 16 karya dan yang diterbitkan oleh Puspa Populer adalah Me & My Prince Charming, Summer Breeze (diangkat ke layar lebar tahun 2008), Fight for Love, High School Paradise, Love United, dan 17 Years of Love Song.
Saat ini, Orizuka sedang menulis novel ketujuh belasnya.
Contact Orizuka! e-mail: chazrel21@yahoo.com Facebook Fanpage: Orizuka Twitter: @authorizuka
Oficial website: http://orizuka.com
Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 8 Boma Gendeng 4 Muridku Macho Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 11
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama