Ceritasilat Novel Online

Plakk Plakk Plakk 7

Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing Bagian 7


" Serah lo aja deh fan, lagian kalo dia beneran suka mau lo nembak pake surat kaleng, lewat pos, titip merpati atau pake kertas contekan juga pasti diterima kok."
" yaudah deh makasih kalo gitu raa, muaah.." ucap gua seraya menutup telepon, takut kalo jatah gratisan gua udah abis.
Gua mulai menyusun kata kata yang pas untuk diucapin ke Elsa nanti, supaya hasilnya maksimal, nggak asal asalan dan gua bisa diterima.
By:Sales Kambing "Elsaa, engkau bagaikan rembulan yang selalu sinari tiap malamku yang temaram...
Nggak nggak, kata katanya terlalu puitis. Bukannya diterima yang ada gua dikira pujangga gagal.
"Mbak Elsa, saya jamin jika anda mau jadi pacar saya maka nilai investasi hubungan kita akan meningkat pesat, jauh dari besaran investasi awal. Ingat, nilai investasi kita naik tiap hari senin."
Ini apalagi, bukannya mau nembak ntar gua malah dikira sales properti atau agen MLM.
"Cukk, kita kan udah lama kenal. Gimana kalo sekarang kita pacaran aja " lo jadi pacar gua, gua jadi pacar lo."
To the point sih, simple pula, paling gampang dipraktekin. Tapi gua gak yakin doi bakalan nerima cinta pemuda blangsak yang cara nembaknya kayak gitu.
Ah bodoamatlah sama gimana kata kata yang nantinya bakal diucapin, yang penting sekarang berdoa aja dulu supaya kemungkinan gua diterima jadi lebih besar. Coba aja ini semacem rekrutan pegawai perusahaan, pasti gua udah nyari kenalan orang dalem supaya gampang diterima.
Waktu yang gua tunggu tunggu pun akhirnya tiba. Sekarang semua yang gua rasain bercampur jadi satu. Antara deg degan, penasaran, sama takut ditolak memenuhi seluruh kepala gua. Tapi gua harus tetap maju, gua nggak mau jadi seorang tentara yang terus terusan menembak kepalanya sendiri saat melihat musuh. Hei keparat, sekarang giliran gua yang menembak.
Perlahan gua mengambil handphone nokiyem yang ada di saku celana. Lalu mencari nama kontaknya dan bergegas menekan tombol berwarna hijau.
Quote: Calling : Elsa Sambil menunggu panggilan dijawab, gua kembali memikirkan bagaimana kata kata yang pas untuk diucapkan. Meskipun pernah nyatain perasaan pada Dhara dan Alisha secara langsung, tapi entah kenapa By:Sales Kambing
sekarang yang gua rasain justru berbeda.
" Halo, assalamualaikum fan" ucapnya. "ada apa nih tumben nelpon aku malem begini."
" Wa.. wa.. waalaikumsalam sa." jawab gua setengah gugup, bukan setengah lagi sih. "enggak, aku cuma mau tanya sama kamu."
" Mau nanya apa emang fan ?"
" Emm, kamu setelah putus sama gio udah punya pacar lagi belum ?" tanya gua ragu ragu.
" Belum kok fan, emang ada apa sih " kok tumben kamu nanyain soal itu."
" Eh nggak papa kok.." gua menghentikan ucapan gua sejenak. "yaudah kalo belum punya pacar lagi, berarti aku masih ada kesempatan dong ?"
" Kesempatan buat apa fan ?"
" Ya kesempatan untuk jadi pacar kamu lah, masa dari dulu cuma temenan doang sih.."
" Maksudnya ?" Mendadak gua kembali gugup, semua kata kata yang tadi sudah gua persiapkan mendadak hilang dari kepala. Gua mencoba meminum segelas air terlebih dahulu, sekedar menenangkan dan menurunkan rasa gugup yang sedang menyerang.
" ***** Elsa Putri, aku suka sama kamu..."
By:Sales Kambing " ...." " kamu mau nggak jadi pacarku ?"
By:Sales Kambing Part 107 " kamu mau nggak jadi pacarku ?"
Setelah melalui perjuangan yang cukup berat, akhirnya kata kata itu berhasil juga gua ucapkan. Walaupun sebenarnya masih terlihat sangat pengecut karena hanya bisa mengutarakan semuanya lewat telepon, tapi gua lega karena seenggaknya semua perasaan ini sudah gua sampaikan padanya. Dan sekarang semua beban yang sempat menyesaki seluruh kepala gua seolah hilang, terbang bersama kata kata yang baru saja gua ucapkan.
Gua nggak peduli sama jawaban yang sebentar lagi akan keluar dari bibir manisnya. Karena gua tau cinta itu nggak harus terbalaskan, tapi tersampaikan. Dan gua juga tau kalau cinta itu nggak bisa dipaksakan. Jadi yaudahlah gua pasrah aja, serahin semuanya sama yang diatas, toh seenggaknya gua udah berusaha. Dan gua juga percaya kalau hasil nggak akan menghianati usaha. Jadi yaudahlah. Diterima sukur, kalo enggak ya gua tinggal ngirim sms kalo gua mau naruh bom molotov dirumahnya.
" kamu serius fan ?" tanyanya dengan nada penuh keraguan setelah mendengar semua yang gua ucapkan.
" aku nggak pernah seserius ini sebelumnya sa."
Setelah itu tak ada satupun dari kita yang bersuara. Mungkin diseberang sana Elsa sedang berfikir keras untuk memutuskan menolak atau menerima seseorang yang sedang menjadi lawan bicaranya ini. Sementara diseberangnya lagi, gua sedang menunggu jawaban yang akan ia ucapkan dengan dada berdebar layaknya seorang terdakwa yang sedang menunggu vonis dari sang hakim.
" Jadi gimana sa ?" tanya gua sekali lagi "kamu mau nggak jadi pacar aku ?"
Gua terus berharap kalau ia tak terlalu lama berfikir dan segera memberikan jawaban, atau hal yang gua takutkan akan segera terjadi. Bukan, bukan penolakan darinya yang gua takutkan. Gua lebih memilih sakit karena ditolak daripada harus mati menelan kentang gara gara jatah gratisan gua abis sebelum dia sempat memberikan jawaban.
By:Sales Kambing " emm.. gimana ya.." ucapnya masih berfikir. "kayaknya aku belum bisa jawab sekarang deh. Kasih aku waktu buat berfikir dulu ya fan ?" pintanya.
" oh gitu, yaudah deh. Tapi mikirnya jangan lama lama ya sa.."
Antara seneng sekaligus sedih, akhirnya gua pun mengiyakan permintaannya. Seneng karena seenggaknya jawaban yang gua dengar bukan "Kamu terlalu baik buat aku fan" atau "Kamu udah aku anggep kakak sendiri fan." Dan sedihnya adalah akhirnya gua bakalan ngerasain juga gimana rasanya digantung. Ngerasain gimana rasanya hidup terombang ambing tanpa arah dan tanpa kepastian.
***** Orang bilang, menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan, dan itu emang bener. Apalagi kalau harus menunggu sesuatu yang nggak pasti kayak gini. Nungguin dia ngasih jawaban itu sama aja kayak nungguin City juara liga champions, sama sama berasa lama dan nggak tau kapan datangnya, tapi anehnya masih ditungguin aja. Semua ini membuat hidup gua jadi serba nggak enak. Tidur nggak nyenyak, makan nggak enak, main ps kalah mulu, semua berasa nggak enak. Sekarang pikiran gua seolah melayang layang menantikan jawaban apa yang akan ia beri.
Now waking up is hard to do, sleeping is impossible too. Everything reminds me of you.. what can I do "
"woi panjul, lapo umak ngelamun ning kono ?" (woi panjul, ngapain lo ngelamun disitu ")
Suara yang baru saja gua dengar itu langsung menyadarkan gua dari semua lamunan ini. Gua menoleh, lalu melihat seorang laki laki yang usianya sebaya dengan gua mulai berjalan menghampiri gua yang sedang duduk diteras rumah.
"ono opo to bro ?" tanyanya.
"ora popo njut.." gua berkilah. "lo ngapain kesini, mau ngajak gua mabok lagi " kan gua udah bilang kalo nggak mau ikutan kobam. Sampe dikutub utara ada gurun pasir juga ogah gua njut." By:Sales Kambing
"weits, woles men. Ayas kesini bukan mau ngajakin umak kobam lagi kok."
Kemudian dia duduk disebelah gua, lalu menyalakan sebatang rokok dengan bungkus warna merah buatan kota tetangga. Ohiya, bocah gemblung ini nama aslinya Yudi. Tapi anak anak kampung sini suka manggil dia Benjut. Gua nggak tau kenapa dia bisa dipanggil begitu, mungkin karena bentuk kepalanya yang nggak simetris makanya dia bisa dipanggil benjut.
Gua kembali melanjutkan lamunan gua yang tadi sempat terganggu oleh kehadiran benjut. Sementara dia masih asik dengan kepulan asap dari sebatang nikotin yang ada ditangannya. Sesekali gua mengecek hape untuk melihat apakah ada sms atau telepon dari Elsa perihal jawaban atas semua perasaan gua padanya. Namun tak ada satupun telepon atau sms darinya, yang ada hanya sms dari operator dan beberapa sms yang ngasih tau kalau gua dapet hadiah cek ratusan juta.
"udah gausah sedih men" tiba tiba dia menepuk bahu gua. "daripada suntuk mending lo ikut gua main futsal aja fan." ucapnya sembari menghembuskan asap putih dari mulutnya. "rame nih, lawan anak kampung sebelah yang mukanya tengil tengil."
"ogah ah njut, lagi mager gua."
"ayolah fan, nayamul lah bisa nyari keringet sekalian mejeng. Pasti banyak kodew disana cukk."
Setelah berfikir sejenak, akhirnya gua pun mutusin buat ikut Benjut main futsal. Lumayanlah daripada gua ngegabut dan galau dirumah sendirian, sekalian nyari keringet. Udah lama juga gua nggak main bola bareng mereka, apalagi lawan anak kampung sebelah yang mukanya pada tempelengable. Kalau udah kalah pasti jurus taekwondo asal asalannya pada keluar semua.
Niat gua supaya ngilangin galau dengan cara main futsal ternyata salah besar. Sampai disana bukannya have fun gua malah masih kepikiran dan nggak bisa fokus. Apa apa jadi serba blunder. Jadi kiper gampang dibobol, jadi bek kena terjang bola mulu, jadi gelandang nggak bisa ngoper, eh jadi forward malah nggak pernah dapet bola.
"woy cukk, lapo koen ?" tanya eko, salah seorang temen gua. "durung mangan ta ?" (woi cukk, lo kenapa " belom makan ")
By:Sales Kambing "Rapopo ko.." balas gua. "siniin bolanya cukk."
Umpan eko pun gua terima dengan sempurna, dengan sedikit gocekan ala Kevin Aprilio, eh maksud gua Kevin de Bruyne akhirnya gua sampai juga didepan gawang. Tanpa ragu gua pun menendang bola dengan sangat keras.
Goooll ! Tapi ada yang aneh, yang nyetak goal kan gua. Tapi kenapa malah anak anak kampung blangsak yang pada teriak kegirangan "
"woi panjul goblok, di Kalimantan kalo main futsal ngegolinnya kegawang sendiri ya ?"
Fak..!! Gua baru sadar kalo yang gua bobol tadi gawang sendiri. Ah bego amat sih, pantesan tadi kayak gampang banget gua dribble nya. Tau tau udah ada didepan gawang aja. Ternyata yang gua sosor malah gawangnya Budi, temen gua sendiri.
"hehe, enarupes lur.." ucap gua sembari tertawa nggak jelas. "tadi lupa kadit ngipok, makanya rada nggak fokus."
"untung kita masih menang fan, kalo tadi skornya masih kosong kosong udah gua cincang lo kayak daging celeng." sahut temen gua yang lain, sebut saja namanya Joni.
"hehehe, sori sori. Yaudah ayo kita bantai mereka lagi."
Pertandingan kembali berlanjut, kali ini anak anak kampung blangsak udah mulai nunjukin sifat aslinya. Mereka sebenernya nggak nyari musuh futsal, tapi nyari musuh buat diajak ribut. Ada aja tingkah absurdnya yang bikin gua pengen mukulin kepala mereka pake batako.
"woi kampret, kalo nggak bisa main futsal mending main mobil mobilan aja lo nyet." ucap gua kesal setelah salah seorang pemain kampung blangsak menjegal kaki gua.
By:Sales Kambing "kalo nggak mau ditackling nggak usah main bola nyet." balasnya dengan tengil.
"eh kadal gurun, nackling itu ngambil bola dari penguasaan musuh. Bukan ngambil nyawa musuh." kata gua sembari mencoba berdiri. "bolanya kemana nackling nya kemana. Mending belajar main bola dulu sono nyet, daripada lo dibui gara gara matahin kaki orang.." ucap gua seraya kembali berlari.
Ternyata kebringasan mereka nggak berhenti sampai disitu, bahkan beberapa kali mereka terlihat makin barbar. Nggak hanya menackling, tapi juga langsung nendang kaki. Kayaknya bentar lagi bakalan olahraga tangan nih.
"maksud lo apaan nyet " mainnya biasa aja dong."
"kenapa " nggak terima lo ?"
"wah nyolot nih bocah.."
BRUKKK !!! BRAAKKK !! BLETAKK !!! Seperti yang sudah gua duga sebelumnya, pertandingan ini nggak akan berakhir saat waktu sewa lapangan udah abis. Tapi pluit panjang yang sebenernya adalah saat diantara kita sudah adu pukul. Diusir karena ribut didalam lapangan, ya lanjut diluar lagi. Bocah bocah kampret ini makin songong kalo dibiarin.
Gua pulang dengan muka yang terlihat makin macho, pipi lebam, pelipis bengkak, gusi berdarah, gigi kuning ,bibir pecah pecah, sampai sariawan, oke lupain. Gua cuma bonyok dikit kok, bukan kena panas dalam atau radang tenggorokan . Untung hari ini emak sedang nginep dirumah sodara, jadi gua nggak perlu kena semprot selama dua hari dua malam seperti yang biasa gua dengar kalau gua pulang dengan By:Sales Kambing
wajah makin tampan seperti ini.
Aku hamil duluan, sudah tiga bulan. Gara gara pacaran tidurnya berduaan..
Gua sedang mengompres luka luka yang ada diwajah dengan sebongkah es batu saat sebuah ringtone tanda ada panggilan masuk berdering dari hape gua. Dengan malas gua pun mengambil handphone yang letaknya diatas meja, tak jauh dari tempat gua duduk. Namun kemudian rasa malas gua berubah menjadi antusias begitu melihat siapa yang menelepon.
Quote: Incoming call : Elsa
" Halo saa, assalamualaikum." ucap gua membuka obrolan. "ada apa nih ?"
" waalaikumsalam faan.." balasnya lembut. "emm anu fan, aku mau bahas soal kemarin fan. Soal perasaan aku ke kamu.."
" Jadi gimana sa ?"
Jantung gua mendadak berdegup kencang menantikan jawabannya. Sakit yang gua rasakan diwajah seolah hilang berganti dengan rasa penasaran yang menyesaki seluruh dada gua.
" Setelah aku pikir pikir, ternyata akuu..."
" Yaa... ternyata kamuu..?" tanya gua semakin penasaran. .
. . . . . By:Sales Kambing " Ternyata aku juga suka sama kamu fan..." By:Sales Kambing
Part 108 " aku juga suka sama kamu fan..."
Diseberangnya, gua sedang tersenyum penuh kemenangan setelah mendengar semua kata katanya. Antara seneng, kaget, dan bangga semua bercampur menjadi satu setelah tau kalau ternyata dia juga punya perasaan yang sama. Meskipun belum tau apakah hubungan kita bisa berlanjut ke jenjang yang lebih serius, tapi gua sudah cukup bahagia. Karena seenggaknya gua tau kalau dia juga suka sama gua.
" Kamu serius sa ?" tanya gua, masih sedikit tak percaya.
" Iya faan.. aku serius."
" Jadi, kamu mau kan jadi pacar aku ?" tanya gua sekali lagi.
" Iya faan, aku mau." jawabnya.
"tapi kan kita harus LDR-an fan, nggak bisa tiap hari ketemu. Ntar kamu kayak gio lagi." tambahnya penuh keraguan.
Gua kembali berfikir, mencoba kembali menimbang dan memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini atau enggak. Bayang bayang beratnya LDR langsung muncul dibenak gua. Meskipun belum pernah ngejalanin hubungan jarak jauh kayak gini, tapi dari kasus kasus yang biasa terjadi gua bisa bilang kalo LDR itu keras, sangat jauh berbeda dengan pacaran biasa. Pasangan LDR lebih sering cekcok dan hubungannya lebih gampang kandas dibanding hubungan konvensional dimana tiap hari kita bisa ketemu pasangan. Gua kembali dilanda keraguan. Yang tiap hari ketemu aja kadang cepet putus, apalagi yang nggak pernah ketemu kayak gini.
Tapi meskipun logika gua selalu berkata nggak mungkin, hati gua justru yakin kalau gua bisa ngelewatin ini semua. Hati gua tetap teguh supaya gua terus perjuangin Elsa, hati gua tetap nggak rela kalau harus ngelepas Elsa gitu aja setelah semua penantian ini. Gua nggak bisa ngelepasin orang yang gua sayang begitu saja hanya karena masalah jarak yang membentang diantara kita.
By:Sales Kambing Bayang bayang saat gua menjadi orang yang begitu bodoh didepannya kembali muncul, ingatan saat gua harus menahan cemburu ketika melihatnya tertawa bersama laki laki lain kembali melintas, memori saat gua hanya bisa melihat senyumnya dari kejauhan kembali memenuhi kepala gua, dan saat saat gua hanya bisa menjadi seorang pengecut dihadapannya mendadak berkelebat dikepala gua. Membuat gua merasa sangat bodoh jika harus melepasnya begitu saja.
"Dulu lo selalu berharap bisa menjadi orang terpenting dalam hidupnya, dulu lo selalu berharap dia bisa tersenyum saat kalian sedang ngobrol, dan dulu lo selalu ingin jadi seseorang yang selalu ada untuknya. Dan sekarang saat dia udah bisa nerima kehadiran lo, saat dia udah bisa ngebuka hatinya untuk seorang pengecut kayak elo, terus lo bakalan ngelepas dia gitu aja " dasar bego."
Oke, kali ini hati gua yang menang. Gua nggak boleh ngelepasin dia gitu aja, lagipula gua nggak akan tau gimana rasanya kalau belum dicoba. Dan jika memang pada akhirnya hubungan ini harus gagal, gua masih tetap bisa berbangga karena seenggaknya gua sudah mencobanya.
" Aku udah bersukur banget punya kamu sa..." ucap gua berusaha untuk meredakan keraguannya. "aku emang nggak tau apa yang akan terjadi kedepannya, tapi yang jelas, sekarang aku bahagia karena sudah ada kamu disampingku."
" Beneran ya faan.. kamu nggak akan kayak gio juga kan ?"
" Iyaa saa, kamu bisa percaya sama aku. aku bukan orang kayak gitu kok, lagian gio kan ganteng. Makanya gampang nyari pacar lagi saat jauh dari kamu. Nah kalo aku, denger kamu mau sama aku aja udah bersukur banget sa.. hahaha." ucap gua sambil tertawa.
" ahahaha, dasar kamu fan.."
" ah, udah jadi pacar kok manggilnya masih fan fan aja sih.."
" haha iyadeh, Irfan sayaang.."
By:Sales Kambing Malam itu benar benar jadi malam yang tak terlupakan, malam dimana untuk pertama kalinya gua melepas status sebagai seorang tuna asmara alias jomblo. Status yang sudah enam belas tahun melekat pada diri gua. Meskipun akan ada banyak halangan yang akan merusak hubungan kita, tapi gua seneng karena seenggaknya gua udah nggak jadi pihak yang disalahin saat malem minggu turun hujan badai. Justru sekarang gua bisa ikut ikutan nyalahin mereka meski ada ujan atau enggak juga nggak akan ngaruh buat gua. Toh tiap malem minggu juga gua nggak ngapel, yakali gua mau nyebrang pulau dulu cuma buat ngapel.
Gua baru tau, ternyata jatuh cinta itu memang berjuta rasanya. Sekarang semua yang gua lakuin jadi berasa enak dan bawaannya pengen senyum terus. Sekarang dunia jadi serasa milik kita berdua, yang lain " cuma warga planet namek yang kebetulan lagi studi banding ke bumi.
"fan kamu kok akhir akhir ini jadi aneh sih " suka senyum senyum sendiri pula. Kamu nggak papa kan ?"
Dan meskipun gua sudah berusaha untuk tetap bersikap biasa aja, tapi akhirnya emak tau juga kalo ada yang berubah dalam diri gua. Feeling wanita emang kuat.
"ah nggak papa kok mak, tadi emak masaknya enak banget sih. Makanya mood Irfan jadi bagus gini." balas gua.
"eh " masak enak fan ?" tanya emak dengan ekspresi bingung. "hari ini kan emak cuma goreng tempe fan. Kenapa jadi enak banget " biasanya aja kamu mendadak puasa kalo emak cuma masak tempe goreng doang."
"ah emak kayak nggak pernah muda aja." kata gua. "ohiya, emak kan mudanya pas apel sama blackberry masih jadi buah, hahaha." ucap gua sembari berlari keluar rumah.
"eeh, bocah gemblung.."
Hari hari gua berjalan sangat menyenangkan, pagi ada yang ngucapin selamat pagi, siang ada yang ngingetin makan, malam ada yang ngucapin selamat tidur. Gua nggak pernah nyangka kalau jatuh cinta dan punya pacar itu rasanya seindah ini. Sekarang gua jadi nyesel, kenapa baru sekarang sih gua punya pacar " kenapa nggak daridulu aja "
By:Sales Kambing *karena daridulu nggak ada yang mau sama elo.
"kamu jaga diri disana ya fan, jangan godain cewek lain. Ingat, udah ada aku disini." kata Elsa saat gua hendak kembali ke kalimantan.
"tenang aja sayaang." ucap gua padanya. "disana nggak ada cewek yang cantiknya kayak kamu kok. Kamu juga jaga diri disini ya. Meskipun gio ganteng, tapi jangan mau ya kalau dia ngajak balikan."
"iyaa fan, tenang aja. Kan aku udah punya kamu.."
Meski terasa berat, tapi gua harus tetap meninggalkannya untuk mengejar mimpi kita masing masing. Sembari berharap kalau kita bisa bertahan menghadapi semuanya, bertahan untuk menghadapi rasa rindu yang setiap saat bisa melanda, bertahan untuk menahan godaan yang setiap saat bisa menghancurkan hubungan kita. Gua percaya, kita bisa melewati semuanya, dan gua percaya, saat gua kembali dia masih ada disana untuk menyambut kedatangan gua. Semua hanya masalah jarak, tak ada yang tak mungkin selama kita yakin kalau kita bisa.
Gua kembali menginjakkan kaki di pulau borneo, kembali merasakan udara panas khas daerah khatulistiwa untuk setidaknya satu tahun kedepan.
Sesampainya dikosan hari sudah mulai malam karena tadi gua masih mampir dirumah sodara yang ada di Balikpapan. Malam ini suasana kosan terlihat sepi, mungkin para penghuninya sudah terlelap dalam mimpinya masing masing. Supaya besok saat hari pertama sekolah bisa bangun dengan semangat.
Gua merebahkan tubuh dikasur busa yang ada dikamar, mencoba melemaskan otot otot yang kaku setelah melewati perjalanan jauh. Sembari saling berbalas sms dengan sang pujaan hati, yang entah kenapa justru membuat lelah yang sedari tadi gua rasakan mendadak lenyap. Berganti dengan sebuah senyuman saat membaca semua kalimat yang ia kirimkan.
Quote: From : Elsa Yaudah ya faan, udah malem nih. Aku mau tidur dulu, kamu juga tidur yaa. Biar besok sekolahnya nggak
By:Sales Kambing kesiangan. Goodniight sayaang, have a nice dream..(titik dua bintang)
Quote: To :Elsa yaudah deh, goodnight my dear, semoga besok masih nggak bosen jadi bidadari..
Gua meletakkan handphone di meja belajar, kemudian menarik selimut untuk segera beranjak menuju alam mimpi. Memejamkan mata untuk segera bersiap menghadapi hari esok, sebagai seorang pejuang LDR
By:Sales Kambing Part 109 Ku hamil duluan, sudah tiga bulan. Gara gara pacaran tidurnya berduaan..
Arrrgghh.. kampret !! Rasanya seperti belum lama gua terlelap, mimpi indah yang baru saja gua alami pun juga belum usai. Namun suara ringtone sialan ini seolah memaksa gua untuk segera bangun dan mengecek siapa orang kampret yang bisa bisanya gangguin acara tidur gua. Mau ngapain sih nyariin gua jam segini " nggak tau sekarang masih pagi buta apa " Nggak tau orang masih dilanda Jet Lag apa " Walau gua termasuk cowok yang kangenable, tapi kan nggak gini juga caranya.
Gua mengucek mata, mencoba mengumpulkan nyawa terlebih dahulu sebelum mengambil hape yang ada di meja belajar. Gua melihat jam dinding, dan mendapati kalau jarum jam masih berada di angka 4:15 pagi. Wadefak, ini sih masih pagi banget. Bencong bencong yang biasa mangkal di pelabuhan juga belum pada balik. Jangankan subuh, ini misalnya bulan puasa juga baru masuk waktu imsak. Membuat gua semakin geram pada seseorang yang sedang menunggu panggilannya dijawab ini.
Quote: Incoming Call : Meyriska.
Ternyata yang ngancurin acara dalam buaian ibu pertiwi gua adalah Meyriska, Andrea Dian kawe. Ngapain doi nelpon gua jam segini sih " nggak biasanya. Kalo udah kangen kan entar disekolah bisa ketemu. Nggak perlu jadi alarm eror yang bunyinya kepagian gini. Duh mey, gua cipok juga lo kalo ketemu.
*Elsa sayaang, itu tadi cuma bercanda kok.
Masih terkantuk kantuk, akhirnya gua pun mencoba menjawab panggilan teleponnya.
" whoaa.. ada apaan sih Mey nelpon gua pagi pagi gini ?" ucap gua sembari menguap. "nggak tau orang lagi khusyu' tidur apa.."
By:Sales Kambing " aaa Irfaaann..kok lo baru bangun sih ?" teriakannya terdengar sangat kencang, sampai membuat telinga gua berdengung.
" dih, biasa aja ngomongnya mbak.." gerutu gua. "emang ada apaan sih " kalo udah kangen kan entar bisa ketemu mey.."
" bukan gitu Irfaan, hari ini kan hari pertama mos. Lo lupa kalau semua panitia harus ada disekolah jam 5 pagi ?"
" eh, gitu ya ?" tanya gua setengah terkejut. "ah, gua minta dispen aja deh. Masih ngantuk gua mey." tawar gua.
" Dispen gundulmu itu fan, ada ada aja lo pake minta dispen segala." cibirnya. "udah sekarang lo buruan kesini, sekalian temenin gua. Gua nggak begitu kenal sama anak kelas dua soalnya."
" Denger ya Meyriska, adek tirinya Taylor Swift.." gua kembali mencoba memejamkan mata. "gua masih ngantuk, masih pengen bobok."
TUUTT !! Telepon gua putus secara sepihak, bodo amatlah kalo disana dia ngamuk ngamuk. Paling ntar kalo ketemu juga manis lagi, gua masih mau merem dulu. Orang ngantuk itu obatnya cuma satu, tidur.
Quote: From : Meyriska Lo kesini sekarang apa gua bilang ke Rama supaya nyoret nama lo dari daftar panitia Mos, sekalian dari anggota osis juga. Dan kalo sampe itu terjadi, gua jamin lo nggak akan bisa ngecengin adek kelas lagi..
Quote: To : Meyriska By:Sales Kambing Tungguin mey, gua berangkat sekarang.
Dengan perasaan dongkol, akhirnya gua pun berjalan menuju kamar mandi dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah. Gua heran sama nih anak, baru ditinggal pulang kampung bentar aja kenapa tiba tiba sekarang jadi otoriter gini sih. Sebenernya sih gua masih pengen tidur lagi, masih pengen ngelanjutin mimpi yang belum kelar tadi. Tapi bayang bayang lucu dan imutnya para siswa baru langsung membuat gua bergegas bangun dan berangkat ke sekolah.
Quote: To : Elsa Selamat pagi sayaangg.. udah siap jadi orang cantik lagi " ohiya, kalau keberatan mending sayapnya ditaruh aja yaa..
Sebelum berangkat, gua menyempatkan diri untuk mengirim sebuah ucapan selamat pagi pada Elsa. Meskipun gua tau kalo pesan ini takkan dibalas karena dia sudah kembali lagi ke asrama, tapi seenggaknya gua sudah ngucapin selamat pagi untuknya.
"wah rajin amat fan jam segini udah mau berangkat aja.." ucap Marcella saat gua sedang berjalan menuju garasi. "mau nyari bangku paling depan ya ?"
Eh, Marcella " Sejak kapan ada Marcella disini "
"loh cell, kok kamu ada disini sih ?" tanya gua heran saat melihatnya sedang duduk diruang tengah sambil menonton TV.
"kan sekarang aku juga ngekos disini fan." jawabnya. "soalnya kosan aku yang lama masih direnovasi, dan kata Dhara disini ada dua kamar yang kosong. Jadi aku pindah ngekos disini deh." jelasnya.
Gua cuma manggut manggut mendengar penjelasannya. Dikosan ini emang masih ada dua kamar kosong setelah Dinda sama Amira pindah kosan. Dan sekarang yang ngisi malah Marcella, ini sih bagai makan buah simalakama buat gua. Nggak digodain mubazir, tapi kalo digodain artinya gua sama aja dong kayak gio kampret.
By:Sales Kambing "ooh gitu cell, yaudah deh aku duluan ya. Mau ngurus persiapan acara mos soalnya, semoga betah ya ngekos disini.." ucap gua sambil berlalu kearah garasi.
Sesampainya disekolah hari masih gelap, jam yang melingkar ditangan kiri gua masih menunjukkan pukul 5 kurang lima belas menit. Udara pagi ini juga masih terasa sangat dingin. Hingga bibir gua mengeluarkan uap air untuk sekedar mencoba menghangatkan diri dari terpaan hawa yang begitu dingin.
Baru beberapa langkah berjalan, gua sudah melihat Meyriska datang menghampiri gua. Saat itu dia mengenakan sebuah sweater berwarna merah yang terlihat cukup pas ditubuhnya, semakin pas dengan sebuah kupluk yang warnanya senada dengan sweater yang ia kenakan.
"Irfaaann.." sapanya "akhirnya lo dateng juga."
"kalo nggak lo ancem kayak tadi juga ogah gua mey, mending molor dulu."
"ahaha, dasar lo." katanya sambil tertawa. "yaudah cari makan yuk fan, laper gua. Dari kemarin belum makan."
"hahaha dasar jomblo, kenapa nggak makan mey " nggak ada yang ngingetin ya " hahaha."
"dih, kayak elo nggak jomblo aja fan" cibirnya.
"yaudah gua juga laper nih mey, kita ke angkringan depan situ aja deh. Nasi uduk nya enak. Cocok buat pagi pagi yang dingin gini."
Gua kembali mengambil richard yang belum lama terparkir untuk membawa Meyriska nyari sarapan. Kali ini gua bawa dia ke angkringan yang letaknya nggak jauh dari sekolah, bukan ke warung sam inot kayak waktu itu. Gua nggak bisa kesana karena selama masih punya utang, gua akan di blacklist sementara dari daftar pelanggannya. Nggak akan dibolehin makan, apalagi ngebon lagi.
Setelah makan kita balik lagi kesekolah karena ada rapat koordinasi dulu sebelum acara mos dimulai.
By:Sales Kambing Sekaligus menentukan tugas kita di acara mos tahun ini. Dan kampretnya lagi gua dapet tugas yang mungkin bakalan jauh dari dedek dedek gemes ini. Oleh si Rama kampret gua malah ditaruh di bagian kedisiplinan dan keamanan. Yang artinya gua bakalan lebih sering ngadepin bocah bocah tengil dan bermasalah daripada bersinggungan langsung dengan anak anak ceweknya. Dan makin kampretnya lagi partner gua selain Meyriska adalah Dimas, anak kelas tiga yang gayanya doang selangit. Tapi kalo ribut ngumpet diketek temen temennya.
"wah kampret lo ram, masa gua malah lo taruh dibagian keamanan sih." kata gua setelah rapat selesai. "pake dipasangin sama Dimas pula, gua nggak yakin dia berani ngadepin anak anak kelas satu yang songong."
"hahaha sengaja fan gua taruh lo sama Dimas disana." balasnya sambil terkekeh. "biar tuh anak ada nyalinya dikit. Gua tau kok lo mintanya ditaruh jadi pendamping kan " biar bisa modusin yang cewek " hahaha"
"hahaha, anjing lo ram." gua menggeplak kepalanya. "lo kan tau tujuan gua ikut ginian buat apaan hahaha."
Acara mos akhirnya dimulai, sebagai seorang seksi keamanan tugas gua cuma keliling doang sambil ngawasin anak anak ini. Siapa tau ada curut yang nekat bolos atau cabut saat acara masih berlangsung. Tapi rada jiper juga sih setelah ngeliat tampang anak anak kelas satu yang lebih mirip pemain MMA daripada anak sekolahan.
Tapi walau anak cowoknya pada blangsak. Cewek ceweknya nayamul semua, wajah wajahnya nggak malu maluin lah kalau diajak jalan. Jumlahnya juga lebih banyak pula daripada tahun lalu. Anjirr menang banyak tuh si Anal yang kebagian tugas jadi pendamping.
Hari pertama ini masih diisi dengan acara pengenalan kondisi sekolah. Perkenalan dengan guru guru, letak ruangan ruangan kelas, sampai rute mana saja yang aman buat cabut. Enggak, yang terakhir nggak ada di agenda acara kok.
Gua sedang duduk dibawah pohon, meneguk sebotol air mineral sembari bercanda bersama anak anak osis yang lain saat sebuah kelompok sedang mengadakan permainan truth or dare. Gua memperhatikan mereka, ada yang memilih truth, dan mengetahui kalo salah seorang dari mereka pernah kencing dicelana saat smp, pernah ditolak 3 kali oleh orang yang sama, pernah pingsan saat nembak cewek, dan aib aib lain lain yang membuat gua menahan tawa mendengarnya.
By:Sales Kambing Kemudian tiba giliran seorang cewek, namun alih alih memilih truth dan mengumbar aibnya kepada banyak orang, ia justru memilih dare. Tapi untung saja, dare yang diminta oleh pendamping mereka nggak terlalu nyeleneh.
"Ajak kenalan salah satu kakak panitia cowok yang ada disini."
Dia mengiyakan, lalu celingukan mencari seseorang yang akan ia ajak berkenalan. Pandangannya menyapu seisi halaman sekolah dimana banyak kakak panitia disana.
Gua meneguk air mineral yang masih tersisa setengahnya, saat ia tiba tiba berjalan kearah gua dan langsung menjulurkan tangannya sembari tersenyum.
"hai kaak.. kenalin, namaku Nabila.."
By:Sales Kambing Part 110
"hai kaak.. kenalin, namaku Nabila.."
Gua memandang cewek yang sedang menghampiri gua dan menjulurkan tangannya ini. Memandangnya dengan tatapan sedikit heran karena dari sekian banyak panitia yang ada disini kenapa dia malah berjalan kearah gua. Kenapa nggak nyamperin Rama yang duduk tak jauh dari tempatnya bermain tadi, atau datengin Indra yang seenggaknya lebih 'worthed' buat diajak kenalan daripada gua. Cowok dengan tampang biasa aja dan tak punya sisi menarik untuk memikat seorang cewek. Bahkan jika seandainya gua ada di posisi dia, gua nggak akan milih kenalan sama diri gua sendiri.
Gua memperhatikan wajahnya, ia masih nampak tersenyum sembari menunggu gua menyambut uluran tangannya. Satu kalimat yang bisa gua ucapkan setelah memandangnya sejenak adalah, gila ! nih cewek imut banget cukk...
Saat itu ia mengenakan kaos putih bergambar donald duck, karena semua peserta memang diwajibkan memakai kaos putih bergambar tokoh kartun. Penampilannya juga terlihat masih seperti anak anak, rambut dikuncir kuda, poni yang dibiarkan menutupi sebagian keningnya, serta sebuah sepatu berwarna merah muda semakin membuat siapapun takkan pernah menyangka kalau gadis manis ini sudah mulai duduk dikelas satu sekolah menengah atas.
Gua masih memandangi wajahnya, tanpa sadar kalau gua belum bereaksi apapun setelah ia memperkenalkan diri. Sebagai seorang kakak kelas yang baik, akhirnya gua pun mencoba menyambut uluran tangan dan membalas senyumannya.
"Hai Nabilaa.." gua menyambut uluran tangannya. "kenalin, nama kakak Irfan."
Ia kembali tersenyum setelah kita bersalaman "hai kak Irfaan.. salam kenal yaa.." katanya dengan sangat manis, membuat gua sedikit enggan untuk melepas tangannya.
By:Sales Kambing "yaudah ya kak, makasih.. aku mau kesana lagi yaa."
Masih dengan sebuah senyuman manis yang sedari tadi ia tunjukkan, akhirnya ia pun kembali berjalan menuju kelompoknya untuk melanjutkan permainan.
Sementara gua yang sudah kembali merasa lapar lebih memilih berjalan ke kantin dan menikmati beberapa gorengan disana. Lagian kalau kelamaan disini ntar malah makin banyak adek kelas yang ngajakin gua kenalan. Kan kasian yang lain, nggak kebagian jatah gara gara gua embat semua.
"hai kaakk.. kenalin, namaku Nabila."
Gua sedang mencomot sepotong pisang goreng saat tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak gua dari belakang sambil menirukan kata kata yang diucapkan Nabila dihalaman tadi. Gua menoleh, dan melihat Robet sedang tersenyum menjijikkan kearah gua.
"hahaha setan lo.." ucap gua sembari menjabat tangannya. "kalo yang ini sih bukan Nabila, tapi naujubilah. hahaha"
"hahaha, sialan lo fan." katanya sembari duduk disebelah gua, lalu ikut mencomot potongan gorengan yang ada didepannnya.
"agung sama aldo mana bet ?" tanya gu. "biasanya kalo nggak ada gua bertiga mulu lo, udah kayak ban becak aja."
"masih disana mereka fan, masih mau ngeliatin adek kelas yang mukanya pada gemesin." jawabnya sembari menyeruput es teh ditangannya. "gua kesini karena laper sih. Ntar juga kesana lagi, haha."
Kita kembali larut dalam obrolan yang sebenarnya nggak jelas apa topiknya. Tapi apapun
By:Sales Kambing topiknya yang jelas nggak jauh jauh dari masalah cewek. Gua ngomong apa aja pasti ujungnya dia bahas cewek. Ngomongin film yang dibahas aktrisnya cantik apa enggak, ngomongin bola yang dibahas istri atau pacar pemain ini cantik apa enggak. Bahkan waktu gua iseng ngomongin politik sama pemilu, dia masih aja nyenggol masalah cewek.
"Prabowo punya anak cewek nggak fan ?"
"Nggak tau gua bet, nggak punya kayaknya. Emang kenapa sih ?"
"nggak papa sih, tapi gua mau milih presiden yang punya anak cewek aja fan."
Gua sedikit bingung sama jalan pikiran ni bocah, emang ngaruh ya buat negara kalau presidennya punya anak cewek atau enggak " emang kalau presidennya punya anak cewek negara kita bakalan langsung jadi negara adidaya gitu " Dan kalaupun dia bakal milih presiden yang punya anak cewek karena ngarep diambil mantu, gua yakin masih ada jutaan cowok yang lebih pantes dijadiin menantu presiden dibanding bocah sableng yang kerjaannya ngoleksi JAV sama majalah playboy ini.
Tak lama kemudian gua melihat Ilham sedang berjalan kearah gua sembari senyum senyum nggak jelas, yang sayangnya nggak lebih bagus dari senyuman Robet tadi.
"hahaha gokil banget lo fan.." ucapnya sembari ikut duduk. "hari pertama udah bisa ngegebet adek kelas aja."
"haha apaan sih.." gua meneguk kopi gua yang kini tinggal seperempatnya. "kalo lo mau sikat aja ham. gua ogah sama yang begituan, takut dikira pedofil."
"wah padahal doi lumayan fan, kayak bintang jav. Mukanya polos pula, pasti gampang tuh dipolosin, hahaha."
By:Sales Kambing "hahaha anjirr, kebanyakan ngevokep lo ham." kata gua sembari kembali berdiri. "udah ah gua mau kesana lagi. Kelamaan disini moral gua bisa makin terkikis cukk."
"lagu laguan lo fan, kayak masih punya moral aja." balasnya, dan tak gua gubris sama sekali. Lagian kalo dipikir pikir yang dia omongin ada benernya juga kok, haha.
Gua kembali melaksanakan tugas sebagai seorang panitia, mos hari ini masih berlangsung cukup lancar meskipun gangguan gangguan kecil masih ada aja. Sampai acara hari ini berakhir belum ada curut yang bertingkah aneh aneh, hari ini kerjaan gua cuma negurin anak anak yang nggak konsen sama nggak merhatiin apa yang disampein didepan aja. Mungkin karena masih hari pertama jadi mereka masih anteng anteng aja. Tapi gua tetep berharap semoga besok dan hari lainnya tetap aman dan nggak ada yang berulah, supaya kerjaan gua cuma ngegabut doang sambil ngecengin adek kelas yang modusable.
Gua sedang bersiap untuk mengajak richard pulang, saat dari kejauhan gua melihat Nabila kembali berjalan kearah gua.
"kak Irfaan.." teriaknya sebelum gua sempat melaju meninggalkan sekolah.
Mendengar teriakannya, kontan gua langsung mematikan motor supaya suaranya tak mengganggu. "ya, ada apa lagi bil ?"
"emm, kakak tau kos kosan sekitar sini yang masih ada kamar kosongnya nggak ?" katanya. "daritadi aku nanyain kakak kakak disini udah pada penuh kamarnya, katanya tahun ajaran baru gini emang susah nyari kos kosan."
"ooh mau nyari kos kosan.." gua manggut manggut mendengar jawabannya. "emang rumah kamu dimana bil ?"
"di Loa ***** kak.." ucapnya menyebutkan daerah yang letaknya lumayan jauh dari sekolah.
By:Sales Kambing "wih jauh juga ya, pasti capek kalo tiap hari pulang pergi." kata gua. "yaudah kalo kamu mau, kayaknya dikosan kakak masih ada kamar yang kosong. Kamu bisa liat liat dulu kamarnya."
"yaudah deh kak, aku mau liat tempatnya." jawabnya antusias. "tapi bentar ya, aku mau sms orang tua aku dulu. Biar nanti langsung jemput kesana aja."
Setelah itu meluncurlah kita berdua menuju kosan, sepanjang perjalanan dia banyak bercerita sendiri. Mulai dari tadi pagi yang harus berangkat jam 5, kostum mos yang aneh aneh, banyaknya kakak panitia yang nyebelin, sampai alasan kenapa dia lebih milih ngajak gua kenalan juga diucapin semua. Membuat gua semakin yakin kalo nih anak bakalan bawel nantinya.
"emang kenapa bil kok kamu malah ngajakin kakak buat kenalan " kenapa nggak yang lain aja ?"
"soalnya cuma kakak sih panitia yang keliatan masih jomblo, jadi aku kenalan sama kakak aja deh." ucapnya dengan polos. "kan kalau kenalan sama yang lain aku takut ada masalah sama ceweknya kak. Kalo sama kakak kan aman, hehe.."


Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"wah dasar kamu bil, gini gini aku juga punya pacar tau.."
Sesampainya dikosan gua melihat para cewek sedang asik ngerumpi, ada Dhara, Carissa, Renata dan Marcella yang nampak begitu asik dengan obrolan yang sedang mereka bicarakan. Sampai tak sadar kalau gua dan Nabila sudah berada ditengah tengah mereka.
"wih lagi pada ngumpul aja nih para idol groupnya kosan. Lagi arisan ya jeng ?" ucap gua, yang langsung membuat mereka menoleh kearah gua.
"eh ada Irfan.." ucap Dhara begitu menyadari kehadiran gua. "cie udah punya pacar kok masih ngegebet adik kelas aja sih.." tambahnya saat melihat ada Nabila yang mengekor dibelakang gua, yang justru disambut tawa oleh anak anak yang lain.
By:Sales Kambing "kok mau dek diajakin sama dia.." saut Cella ikut ikutan.
"dih pada sembarangan aja sih.." ucap gua sewot. "dia ini mau nyari kosan ra, disini masih ada kamar kosong kan ?"
"oh mau ngekos ya dek ?" tanyanya, dan langsung disambut anggukan kepala oleh Nabila. "kebetulan disini masih ada kamar yang kosong, ayo deh aku anter ngeliat kamarnya dulu." ucapnya sembari menggandeng tangan Nabila.
"tapi kalo mau ngekos disini harus siap dan hati hati sama bandit satu itu ya, ahahaha" timpal Carissa sambil melirik gua, membuat harga diri gua semakin jatuh saja.
Tak memperdulikan kata katanya, gua pun langsung bergegas masuk dan merebahkan badan di sofa panjang yang ada diruang tengah. Ngeladenin omongan mereka jelas nggak akan ada abisnya, pasti ada aja kata kata mereka yang bisa membuat harga diri gua sebagai seorang cowok makin terinjak injak. Jadi yaudahlah terserah mereka mau bilang gua kayak gimana, toh gua juga tau kok kalau mereka cuma bercanda. Sekarang mungkin mereka jelek jelekin gua, tapi dua menit kemudian sifatnya bisa langsung berubah jadi manis banget kayak kucing betina yang kurang belaian.
Gua bersantai diruang tengah sembari membuka facebook dari handphone, membuka profil bidadari tak bersayap gua dan mengiriminya sebuah pesan. Mungkin sekarang dia nggak tau apa yang sedang gua rasain, tapi nanti ketika dia membuka facebooknya pasti ia akan mengetahui semua yang gua rasain.
Quote: Sayaang, yang kamu bilang emang bener. Akan ada banyak cobaan untuk hubungan kita, dan disini pun aku merasakannya. Bahkan sebelum 24 jam kita berpisah. Tapi kamu bisa percaya sama aku, aku nggak akan kayak gio kok.
By:Sales Kambing Part 111 Whooaahh.. !! Gua menguap lebar sambil tersenyum lega, tubuh yang kemarin serasa remuk semua sekarang jadi enteng dan enak banget karena bisa tidur pulas kayak tadi malem.
Tapi sejurus kemudian gua langsung terperanjat ketika melihat jam weker yang ada di meja belajar. Kampret, keasikan molor dan mimpi indah membuat gua nggak sadar kalau sekarang udah jam setengah enam pagi. Padahal panitia mos harus udah stenbai di sekolah jam 6 pagi. Mendadak badan gua yang tadi sudah kerasa enteng balik sakit lagi. Anjrit ! ini sih nggak bakal sempat ngapa ngapain, manjain Darren aja butuh waktu setengah jam.
Quote: : To : Elsa Selamat pagi sayaang..tadi malem aku mimpiin kamu loh !
Tak ingin menjadi contoh yang nggak baik untuk adek adek gemesnya, gua pun segera mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi. Untungnya sih sekarang masih belum jam enam, jadi gua nggak perlu main smackdown dulu sama penghuni kosan yang lain supaya bisa make kamar mandi duluan.
"pagi faan..." sapa Cella saat gua melewati dapur. Membuat gua yang tadinya berjalan dengan buru buru akhirnya berhenti sejenak, sekedar untuk membalas sapaannya.
"Pagi juga cell.." balas gua. "duh nikahable banget sih, jam segini udah mau masak aja."
"eh, enggak kok fan, ini aku cuma mau manasin air aja." katanya sambil menyalakan kompor. "kayaknya enak nih pagi pagi minum cappucino hangat."
"wah kalo gitu sekalian aja cell, nitip bikinin kopi ya. Aku mau mandi dulu, udah telat nih." ucap gua sembari berjalan menuju rak tempat gua menaruh bubuk kopi.
By:Sales Kambing "yaudah deh fan, sini aku bikinin sekalian."
Gua pun langsung menyerahkan bubuk kopi buatan emak padanya. "nih cell, tapi kalau bikin gulanya seujung sendok aja ya.." ucap gua seraya berlalu menuju kamar mandi.
"loh loh fan, kok cuma seujung sendok sih ?" tanyanya. "kopi kan rasanya pait, ntar kalo nggak manis gimana ?"
"udah, tenang aja. Udah biasa kok cell." jawab gua. "ntar kalo kurang manis aku minumnya sambil ngeliat muka kamu deh.."
Gua mandi sekedarnya saja, soalnya hari udah makin siang. Apalagi tadi waktu gua banyak kebuang gara gara masih sempet modusin Cella. Jadilah sekarang gua hanya mengguyurkan beberapa gayung air ke badan, asal basah aja supaya keliatan abis mandi. Lagian mau mandi model gimanapun juga nggak ngaruh, muka gua tetep gini gini aja. Nggak akan berubah jadi mirip Robert Pattinson, apalagi Leonardo Di'Caprio
Beres mandi dan siap siap, gua langsung balik ke dapur untuk nikmatin kopi yang tadi dibuatin Marcella. Bagi gua ngopi itu penting, hari gua jadi berasa enteng kalau diawali dengan ngopi, tugas belum pada kelar juga gua masih kalem aja asal sebelum berangkat ngopi dulu, bahkan gua lebih milih nggak sarapan dibanding harus ngelewatin pagi tanpa aroma dan rasa khas dari segelas kafein ini.
"tuh fan kopinya, sama seperti yang kamu minta. Gulanya cuma seujung sendok." Cella menunjuk segelas kopi yang ada di meja makan. Sementara doi nampak masih sibuk mengolesi roti tawarnya dengan selai coklat.
"wah makasih ya cell.." kata gua. "pagi pagi gini emang pas banget kalo ditemenin yang anget anget." aroma kopi yang khas langsung menyeruak begitu gua mulai menyeruput secangkir kopi yang ada dihadapan gua ini.
"mau sekalian sarapan nggak fan ?" ia menawarkan rotinya pada gua. "masih ada nih rotinya, aku makan selembar aja udah kenyang kok."
By:Sales Kambing Gua yang mulai tergiur pun akhirnya menerima tawarannya, lagian gua juga laper karena dari kemarin sore belum makan.
"wah boleh deh.." ucap gua seraya mengambil selembar roti yang sudah terolesi selai coklat. "makasih ya cell."
Gua menikmati secangkir kopi dan selembar roti ini sambil tersenyum, kayaknya selama ada Cella disini hidup gua bakalan makmur deh, nggak akan luntang lantung lagi pas tanggal tua. Gimana enggak, pagi pagi gua udah dibuatin kopi sama sarapan aja sama dia. Biasanya sih boro boro, gua berangkat sekolah saat cacing masih pada orasi aja nggak ada yang peduli. Ya gua seneng lah karena sekarang dikosan udah ada seksi konsumsinya.
"pelan pelan kali makannya fan.. ahaha liat deh sampe belepotan gitu." dia tertawa saat ada remah remah roti dan selai yang sedikit menghiasi wajah gua.
"hehe, buru buru cell.. udah telat nih."
Gua menginjakkan kaki disekolah tepat lima menit sebelum jarum jam menunjukkan pukul enam pagi. Setelah memarkirkan motor, gua langsung berjalan menuju ruang osis untuk mengikuti rapat koordinasi terlebih dahulu.
"ini hari terakhir mos, dan nanti malam akan ada acara jurit malam. Jadi saya harap kalian tetap jaga kondisi tubuh sampai besok pagi. Tetap pantau supaya tak ada siswa baru yang nggak ikut acara ini. Para pendamping, tolong koordinasi dengan keamanan supaya nanti malam nggak ada yang bolos. Hari ini acara cukup sampai makan siang saja, tapi nanti semua siswa wajib kembali kesini sebelum jam 7 malam."
Rama ngomong panjang lebar didepan, gua nggak terlalu merhatiin omongannya karena masih asik ngeliatin adek kelas yang baru datang (ceweknya doang). Gua lupa waktu itu dia ngomong apa aja, lagian nggak penting juga buat gua. Tapi intinya sih sama kayak yang gua tulis tadi.
Kampretnya hari ini gua harus ngedekem dihutan dan nggak bisa ngecengin adek adek kelas karena kebagian tugas bikin rute buat acara jurit malam entar. Sialan emang si Rama, kayak nggak rela banget adek kelasnya gua modusin sampai harus naruh gua ditempat terisolasi kayak gini. Jangankan cewek, sinyal hape aja nggak ada. Kalo udah gini mau modusin siapa " Nyamuk " mbak kunti " Apa mbak kunti By:Sales Kambing
yang lagi digigit nyamuk "
Untungnya sih gua masih ditemenin sama satu orang cewek, jadi rencana gua buat naburin bubuk sianida diminumannya masih gua urungin.
"buruan ah ket, udah siang ini. Yang itu dipasang entar aja."
"nanggung fan, bentar lagi kelar nih."
"ah kelamaan lo ket, gua tinggal juga nih biar lo digodain genderuwo penunggu pohon gede itu."
"ah, daritadi gua juga udah digodain genderuwo kok fan."
Beres bikin jalur buat anak anak nanti malam, gua pun bergegas pulang untuk tidur siang dulu. Sesuai kata Rama tadi, acara hari ini selesai setelah makan siang dan baru dimulai lagi setelah maghrib. Jadi gua masih ada waktu free untuk pulang dan istirahat dulu, supaya nanti nggak ngantuk. Kan kalau ngantuk mata gua nggak bisa fokus, ntar bukannya godain dedek gemes yang ada gua malah godain dedek yang punggungnya bolong. Kan nggak lucu.
"loh bil, kamu mau kemana kok jalan kaki gini ?" kata gua setelah melihat Nabila jalan sendirian. "kan baru nanti malem jalannya."
"eh, itu kak.. aku mau jalan ke kosan."
Melihat dia berhenti, gua pun langsung mematikan mesin motor. "emang kamu jadi ngekos ditempat kakak ?"
"jadi kak, ini aku mau jalan kesana. Siang ini barang barangku dianter kesana sama orang tua aku."
"duh bil makanya kalo punya sayap itu jangan ditinggal dirumah, jadi capek kan kalau harus jalan kaki." kata gua sambil tersenyum, sementara Nabila nampak bingung dengan apa yang baru saja gua ucapkan. Ternyata polos sama oon itu beda tipis. "Yaudah ayo bareng aku aja, jangan jalan sendirian gini. Ntar By:Sales Kambing
diculik alien nggak bisa pulang kamu."
Sesampainya dikosan gua langsung merebahkan badan dikasur, mencoba untuk segera memejamkan mata supaya nanti malem bisa seger lagi. Untungnya rasa lelah setelah menebang hutan tadi cukup membantu gua untuk segera tertidur. Entah sudah berapa lama gua tertidur, namun akhirnya gua terbangun ketika mendengar suara ketukan dipintu kamar.
TOK ! TOK ! TOKK !! Dengan malas gua pun mulai membuka pintu kamar, lalu melihat Nabila sedang berdiri didepan pintu.
"whoaah.. ada apa bil ?" tanya gua, masih dalam keadaan mengantuk.
"loh, kok belum siap siap sih kak ?" tanyanya saat melihat gua masih mengenakan kaos oblong dan celana boxer.
"whoaa.. masih ngantuk aku bil." gua kembali berbalik, mencoba untuk tidur lagi.
Dia menahan tangan gua. "eh, mau kemana lagi kak ?" Kemudian dia menunjukkan jam tangan bergambar mickey mouse nya. "liat nih, udah jam berapa ?"
Mata gua langsung terbelalak tatkala melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Anjirr keasikan molor membuat gua telat bangun lagi, sehari ini bisa pas banget pula. Udah pagi telat, eh malem ini masih telat lagi. Udah pagi nggak mandi, eh sekarang alamat nggak mandi lagi.
"ah, kamu kenapa nggak bangunin aku daritadi sih bil.." ucap gua sedikit sewot. "yaudah, kamu tunggu depan aja. Aku mau siap siap dulu."
Untungnya saat kita sampai disekolah acara masih belum dimulai. Jadi gua nggak perlu ngerasa bersalah karena ngeliat Nabila dihukum gara gara kecerobohan gua sendiri. Nabila langsung bergabung dengan kelompoknya sementara gua lebih milih ngopi dulu karena tugas gua harus jaga pos, jadi harus tetep konsen dan nggak boleh ngantuk. Meleng dikit aja terus ada peserta yang diculik dedemit kan ribet, pasti dibawa ke alam astral. Mending gua aja yang nyulik, paling cuma gua bawa ke kamar. *lah By:Sales Kambing
Berbekal Sebuah senter, sebuah syal dan kupluk berwarna biru muda milik klub asal kota manchester, serta sebuah tongkat kayu ditangan membuat gua merasa lebih mirip satpam komplek dibanding kakak panitia. Kampret bener si Rama, lagi lagi gua ditugasin ditepi hutan gini. Mana banyak nyamuknya pula, untungnya sih gua masih ditemenin panitia yang cewek. Kalo enggak pasti udah gua santet lo ram.
PLAAKK !! "aduh, sakit ket. Lo apa apaan sih ?"
"eh maaf fan, barusan ada nyamuk yang nempel di pipi lo."
"terus, mana nyamuknya " kena nggak ?"
"hehe, enggak.. abis lo keburu gerak duluan sih."
Oiya, cewek yang sama sama ditugasin ditengah hutan bareng gua ini namanya Ketrin. Sebenernya dari segi muka doi lumayan modusable sih, tapi gua nggak pernah modusin dia karena emang kita jarang ketemu. Paling ketemunya pas ada rapat osis doang.
Sekitar jam sebelas para peserta mos mulai memasuki wilayah gua. Terlihat beragam ekspresi yang mereka tunjukkan karena sebentar lagi harus ngelewatin hutan sendirian. Ada yang mukanya pucat karena ketakutan, ada yang mukanya tetep jelek walau ekspresinya biasa aja, ada juga yang mukanya sepet banget kayak nahan boker.
"Selamat malam adik adik, ini adalah acara terakhir dari rangkaian mos kalian. Tugas kalian cukup mudah, kalian hanya tinggal berjalan sambil memegang tali rafia yang sudah ada disepanjang jalur. Sebelum berangkat saya akan memberi kalian pin sebagai tanda kalau kalian sudah mengikuti seluruh acara mos tahun ini. Jadi yang tidak ikut acara ini saya pastikan dia ikut mos lagi tahun depan.
Pesan saya cuma satu, selama didalam tetap jaga sopan santun. Jangan berbicara atau bertingkah aneh aneh, usahakan juga agar pikiran kalian tidak kosong, ingat kita tidak hidup sendirian. Kita hidup berdampingan dengan makhluk tuhan yang lain. Jadi sudah sewajarnya kalau kita saling menjaga diri By:Sales Kambing
supaya tidak mengusik keberadaan mereka. Oke itu saja yang bisa saya sampaikan, sekarang silahkan baris yang rapi."
Setelah mendengarkan pidato singkat yang gua berikan, para peserta mulai berjalan memasuki hutan yang cukup gelap. Ada perasaan nggak tega saat gua harus ngelepas siswa cewek untuk ngelakuin hal konyol ini, takut kalau didalam hutan mereka diculik genderuwo atau ngeliat penampakan aneh aneh kayak yang gua alamin tahun lalu. Tapi mau gimana lagi, peraturannya udah gitu. Coba gua ketua panitianya, paling pesertanya gua ajak karaokean sambil makan makan. Bukan jalan lewat hutan yang gelapnya minta ampun gini.
"kaak, aku takut.." rengek Nabila saat gilirannya tiba. "ntar kalau disana aku diculik hantu kayak di film film gimana ?"
"udah, kamu tenang aja bil.." ucap gua. "hantu itu cuma nangkep cewek jelek sama cewek nakal aja. Mereka nggak doyan sama gadis manis kayak kamu, takut kena diabetes. Lagian aku tadi udah mondar mandir lewat situ juga nggak ada apa apa kok. Yang penting selama jalan kamu baca doa yang kamu bisa aja."
"Tapi kaak.." dia masih nampak ragu
"udah, pokoknya kalau ketemu sesuatu yang menurut kamu serem langsung bacain doa sebelum makan aja bil biar setannya lari."
"gitu ya kak ?"
"iya bil, udah sekarang kamu jalan ya. Nggak akan ada apa apa kok." kata gua, dan ia pun mulai berjalan. Namun kemudian gua menahan tangannya lagi. "Oh iya, nanti kalau dipohon gede itu ada yang melambai lambai kayak guling digantung cuekin aja ya. Itu cuma mainan yang dipasang kakak panitia buat nakut nakutin kalian."
Acara akhirnya berjalan lancar, nggak ada kejadian kejadian aneh yang terjadi selama acara berlangsung. Nabila yang tadinya takut setengah mati pun sekarang malah senyum senyum nggak jelas. Memperlihatkan lesung pipitnya yang cubitable.
By:Sales Kambing "duh yang tadi ketakutan sekarang keliatan seneng amat." kata gua setelah acara selesai.
"hehe abis acaranya seru kak, kayak petualangan di film film. Aku jadi pengen jalan lagi nih." ucapnya masih tersenyum.
"haha yaudah tahun depan ikut lagi aja bil."
"tapi acaranya emang seru banget kak, aku sampe deg degan gitu. Eh ternyata yang aku takutin malah nggak kejadian. Bonekanya juga bagus banget, hampir mirip kayak di film film horor. Pertama ngeliat sempet kaget juga, tapi untung aja kakak udah bilang kalau itu mainan. haha.."
Lega rasanya setelah mendengar semua kata katanya. Untung aja gua masih sempet bilang kalau itu cuma boongan, jadi Nabila masi bisa ketawa ketawa sekarang. Gua nggak tau gimana jadinya kalau dia beneran ngeliat 'guling' itu tanpa gua boongin dulu.
"wah seru amat kayaknya, lagi ngomongin apa sih dek ?" tiba tiba ketrin ikut bergabung dalam obrolan kita.
"haha enggak kok kak. Aku cuma bilang kalau acaranya seru. Boneka yang kakak taruh diatas pohon juga bagus banget. Itu bikin sendiri ya ?"
"hah " boneka " boneka apaan sih dek ?"
"itu kak, boneka mirip pocong diatas pohon gede yang ada disana. Kata kak Irfan kalian sengaja bikin boneka itu buat nakut nakutin kita."
Belum sempat gua mencegahnya untuk bicara jujur, ketrin udah keburu nyerocos perihal 'boneka' yang tadi sempat dilihat Nabila. Otomatis senyum yang tadi begitu mengembang diwajah Nabila kini berubah menjadi ekspresi pucat penuh ketakutan.
"ja.. ja.. jadi yang aku lihat tadi..."
By:Sales Kambing BRUKK !! Dan seperti yang sudah gua duga, Nabila langsung pingsan. Bahkan sebelum ia sempat menyelesaikan kata katanya.
By:Sales Kambing Part 112 "Bet bet..nomer 27 sampai 30 bet.."
Hari ini adalah hari senin, hari yang pada dasarnya udah kampret jadi makin kampret karena harus gua lewatin dengan mengerjakan selembar kertas ulangan yang susahnya minta mampus ini. Semakin kampret lagi karena semalem gua belum sempat belajar gara gara nemenin Nabila pergi belanja. Belajar mati matian aja nggak ngejamin nilai gua bakalan bagus, apalagi nggak belajar " Andai ini acara huwontubi milyuner, pasti jatah bantuan gua udah abis pada soal pertama.
Dulu saat masih sekelas sama Alisha gua nggak akan se desperete ini ketika ada ujian mendadak. Saat masih ada Alisha semua jadi berasa mudah, bahkan gua masih bisa cengar cengir sambil makan kuaci didalem kelas. Saat pikiran udah mulai mentok gua hanya tinggal berdehem atau pura pura batuk beberapa kali, maka secara otomatis Alisha udah ngirim jawabannya lewat sms. Nah kalau sekarang, gua udah pura pura batuk sampai tenggorokan kering boro boro ada yang peduli atau ngasih jawaban. Yang ada gua malah dilempar spidol sama pak Agus yang sedang jaga didepan. Ah andai Alisha masih disini, pasti gua nggak akan celingak celinguk kayak orang ilang gini.
(now playing lagu kesukaan lo al, wish you were here Avril Lavigne)
Sekarang yang bisa gua andelin cuma Robet, cuma Robet satu satunya harapan yang bisa menolong gua dari soal soal njelimet bin kampret ini. Walau gua juga nggak yakin kalau jawabannya bener, tapi seenggaknya itu lebih baik daripada gua harus ngumpulin kertas kosong ke guru yang ganasnya lapan turunan kayak pak agus. Dikasih nilai nol atau harus remedi sih masih mending, lah kalau muka imut gua ditonjok pake akik yang kerasnya udah kayak hidup ngejomblo itu gimana "
"woi kampret, malah bengong. 27 sampai 30 bet." gua mengulangi kata kata gua karena dia masih nampak sibuk dengan soal ujiannya.
Dia menggelengkan kepalanya. "belum fan kalo yang itu, ahelah lo nanyanya soal yang susah susah pula."
"yaudah, 30 sampai 35 deh." pinta gua lagi.
By:Sales Kambing "belom juga fan, anjir ini susah semua cukk.."
Gua yang sudah nggak sabaran karena masih belum dapet jawaban pun mulai sedikit emosi "eh bunglon, yang ini belom, yang itu juga belom. Lo daritadi ngapain aja sih ?" suara gua mulai agak nyaring dibanding tadi. "kirain daritadi lo diem karena masih fokus ngerjain, eh taunya sama aja. Ngeblank juga."
"ya sabar dulu kampret. Lo kira nih soal nggak sulit apa.." balasnya tak kalah tengil. "kalo udah kelar mau lo salin semua juga bebas, tapi biarin gua mikir dulu."
"Kalian yang duduk didekat jendela, kalau nggak mau ikut ujian saya mending keluar saja."
Terlalu asik berdebat membuat kita nggak sadar kalau didepan masih ada singa yang tertidur. Dan bodohnya lagi perdebatan yang nggak ngasilin apa apa tadi justru membuat sang singa bangun dari tidurnya, lengkap dengan taring dan tatapan membunuhnya.
Bagai petir disiang bolong, suara menggelegar yang baru saja terdengar dari depan kelas sontak membuat perdebatan kita bubar dengan sendirinya. Berganti dengan tatapan memelas dan penuh harap agar pak Agus menarik kata kata yang baru saja beliau ucapkan.
"ma.. maaf pak.."
Sembari menunjukkan mimik muka paling mengiba yang kita miliki, hanya itu kata kata yang bisa kita ucapkan. Sebuah kata mainstream yang sepertinya takkan banyak membantu dalam situasi seperti ini. Ini terlihat dari ekspresi yang beliau tunjukkan setelah kita meminta maaf. Bukannya tersenyum dan memaafkan kesalahan kita berdua, sekarang wajahnya justru terlihat semakin penuh dengan amarah. Seolah memandang kita sebagai target yang harus segera dimusnahkan secepat mungkin.
"Saya bilang KELUARR !"
Tak ingin memperpanjang masalah dan membuat pak agus mengeluarkan mode akiknya, akhirnya kita berdua pun mengalah dan segera berjalan keluar kelas. Bodoamat lah bakalan remedi pelajaran beliau, toh walau gua ikut ujian pasti juga remedi karena daritadi gua juga belum ngerjain apa apa. Mending gua ke kantin terus ngopi aja dulu biar nggak stress.
By:Sales Kambing "anjrit lo fan, gara gara elo nih kita jadi dikeluarin gini." Robet masih nampak tak terima karena dikeluarin dari kelas.
"loh, kok ayas sih bet ?" tanya gua sambil menyeruput segelas kopi yang baru saja datang. "kalo elo nggak ikut ikutan ngegas juga nggak mungkin kita dikeluarin bet. Enak aja lo mau nyalahin gua doang."
"ya tapi kan elo yang mancing duluan fan.."
"walau gua yang mancing tapi kalo elo nggak nyamber umpan gua pasti nggak akan kayak gini endingnya bet."
Enak banget nih bucket excavator nyalahin gua doang. Bener sih gua duluan yang mulai bikin ribut, tapi kalau dia kalem terus nanggepinnya santai aja kan pasti ujungnya nggak begini. Pasti sekarang kita masih bergulat dengan soal ujian yang menyiksa batin itu, bukan terdampar di surga tersembunyi bernama kantin kayak gini.
"Loh kalian berdua ngapain malah disini " nggak pada belajar ?"
Ternyata cobaan kita masih belum selesai. Tak lama setelah nongkrong dikantin kita kembali dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang tak kalah menakutkannya dibanding pak Agus. Kali ini yang membuat kita khawatir adalah guru bidang kesiswaan yang baru, sebut saja namanya bu Dewi.
Menurut testimoni anak anak kelas tiga yang pernah jadi korbannya, bu Dewi ini termasuk guru yang nggak recomended buat diajak bercanda. Dibalik wajahnya yang terkesan friendly, beliau tergolong guru yang ganas dan nggak segan segan ngasih hukuman anti mainstream dibanding guru guru lain. Gua pernah denger ada anak kelas tiga yang dihukum nguras kolam taman sekolah pake gayung kecil gara gara doi buang bungkus makanan kesana. Dan sekarang, jujur gua nggak akan sanggup kalau beliau nyuruh kita berdua ngabisin seluruh makanan dikantin gara gara kita nongkrong disini pas jam belajar.
"eh, i.. i.. itu bu. Kita berdua dikeluarkan dari kelasnya pak Agus bu." jawab gua dengan gugup.
"Dasar anak jaman sekarang.." beliau menggeleng gelengkan kepalanya. "dikeluarin dari kelas kok malah nongkrong disini. Ayo kalian berdua ikut saya keruang tatib dulu." Ucap beliau, menyeret gua dan Robet By:Sales Kambing
menuju pengadilan sekolah.
Skip ! Dan disinilah gua sekarang, sedang sibuk membersihkan toilet sekolah. Berbekal sebuah alat pel dan cairan pembersih lantai, gua mulai membersihkan toilet yang kotornya kebangetan ini. Tapi meski begitu seenggaknya gua harus bersukur karena masih ditempatin di toilet cewek, bukan di toilet cowok kayak Robet. Disini paling cuma bekas 'roti jepang' aja yang berkeliaran. Nah kalo ditoilet cowok, semua jenis sampah lengkap tersedia. Mulai dari puntung rokok, bungkus dextro, sampe tisu mejik juga ada. Jadi sukurlah gua 'cuma' kebagian tugas bersihin toilet cewek.
"aaaa... kak Irfan mau ngapain ada di toilet cewek ?" suara Nabila yang tiba tiba masuk areal toilet cewek sontak membuat gua kaget. "toloong ! ada yang mau ngintip.."
Mendengar teriakannya, reflek gua langsung mendekap mulutnya. Kalau kedengeran sampai luar bisa ribet urusannya, ntar gua dikira mau ngapa ngapain Nabila lagi.
"emmphh.. kak Irfan mau ngapain akuu " lepasin nggak ?" rontanya sambil mencoba mengigit tangan gua. "atau aku teriak lebih kenceng nih !"
Melihat perlawanannya yang semakin ganas, akhirnya gua pun melepaskan tangan dari mulutnya.
"sstt.. jangan kenceng kenceng bil." bisik gua. "aku disini bukan mau ngintipin kamu, tapi bersihin toilet ini. Nih daritadi aku udah ngepel disini, tuh toilet cewek jadi bersih kan ?" gua menunjukkan peralatan pel untuk meyakinkannya. "nggak malu apa toiletnya kotor begini terus yang bersihin malah cowok."
Mendengar semua penjelasan gua, perlahan Nabila mulai sedikit tenang dan nggak sehisteris tadi. "oohh mau bersihin toilet ya kak ?" tanyanya. "bilang dong kak kalau lagi bersihin toilet, jadi kan aku nggak teriak teriak kayak tadi."
Gua yang mulai gemas pun akhirnya nggak tahan untuk mencubit pipinya. "Aduh Nabila yang mukanya mirip Maudy Ayunda, gimana aku bisa ngasih tau kalau kamu tiba tiba teriak kayak tadi ?" By:Sales Kambing
Sementara Nabila dengan polosnya cuma bilang.
"hehe tadi aku reflek kak, kirain orang jahat."
Anjirr, tau gitu aku jahatin beneran aja kamu bil.
Hari ini bener bener hari senin yang full of kampret banget. Gimana enggak, udah ngerjain ujian ngeblank, terus diusir dari kelas, sampai dihukum suruh bersihin wese udah nimpa gua hari ini. Eh sekarang masih dikira mau jahatin anak orang. Emang muka gua se kriminal itu apa " perasaan muka gua nggak mirip deh sama celurit, kampak, atau pisau lipat. Gua juga yakin kalau muka gua nggak ada mirip miripnya sama pistol aer.
Tapi akhirnya bunyi bel yang menandakan berakhirnya semua kekampretan ini berkumandang juga. Tak perlu menunggu lama, gua segera membawa Nabila membelah teriknya panas matahari kota Tenggarong agar bisa sampai dikosan dan segera merebahkan tubuh dikasur tercinta.
"turun bil, udah nyampe nih." ucap gua setelah kita sampai dikosan, tapi setelah beberapa saat dia tetap tak bergeming dari posisinya. "yaelah malah tidur, bangun bil. Udah sampe dikosan nih." ucap gua sambil menoel pipinya yang kenyal.
"whoah, udah nyampe ya kak. Maaf ya aku ketiduran."
"yee dasar kebo, untung aja nggak jatuh tadi."
"ih apaan sih.." dia menyenggol gua dengan sikunya. "kan aku ngantuk kak, kemarin nggak bisa tidur gara gara abis nonton film horor."
"yaudah, lain kali kalo abis nonton film horor tidurnya dikamar aku aja."
"dih ngarep, udah ah aku mau masuk dulu. Mau lanjut tidur, oh iya makasih ya kak.." ucapnya sambil berlalu.
By:Sales Kambing Gua pun langsung meletakkan richard dikandangnya untuk segera menyusul Nabila tidur. Enggak, maksudnya gua tidur siang dikamar gua sendiri. Tapi kamarnya nggak gua kunci, siapa tau Nabila masih parno terus tiba tiba nyamperin gua dikamar.
Saat hendak berjalan masuk kekosan gua melihat seorang cewek sedang turun dari sebuah kendaraan beroda empat. Dia nampak tersenyum sambil melambaikan tangannya pada sang pengemudi yang masih ada didalam. Setelah mobil itu menjauh, ia pun segera berjalan menuju kosan. Sementara gua masih tetap tak beranjak dari posisi gua tadi.
"siang faan.." sapanya. "baru pulang juga ya ?"
"siang juga cell.." balas gua. "iya nih, baru aja masukin richard ke garasi.
"oh gitu.." jawabnya sambil berlalu menuju kosan, meninggalkan gua yang masih berdiri menatapnya.
"eh cell.." Dia menghentikan langkahnya, lalu berbalik kearah gua. "iya fan, kenapa ?"
"emm, yang tadi nganterin ituu.." gua menghentikan kata kata gua sejenak karena bibir gua seperti tercekat. "pacar kamu ya ?"
Dia tersenyum, lalu kembali berbalik dan berjalan menuju kosan. Sementara dari kejauhan, gua masih sempat mendengar suaranya yang nampak begitu riang.
"yaa, gitu deh.."
By:Sales Kambing Part 113 Semenjak Marcella punya pacar, gua mulai menjaga jarak darinya. Walau kita satu kosan dan tiap hari ketemu tapi gua selalu berusaha menghindar agar kita tak saling berduaan atau berada disituasi yang mengharuskan kita berbicara secara empat mata. Bukannya apa, sebenernya gua juga gemes pengen modusin dia tiap hari, yakali sekosan sama cewek secakep Marcella dianggurin doang. Tapi disisi lain sebagai laki laki gua juga harus menjaga perasaan cowoknya. Walau bagaimanapun kita ini sama sama cowok, sedikit banyak gua tau gimana rasanya jadi dia. Gua juga bakalan mencak mencak kok kalau di seberang sana Elsa sedang digodain atau dideketin cowok lain, apalagi kalau cowoknya lebih ganteng dari gua. Jadi meskipun gua doyan modus, tapi seenggaknya gua masih punya tata krama. Gua nggak akan modusin cewek yang udah punya pacar, kecuali ceweknya sendiri yang mau.
Marcella nampaknya juga sadar kalau gua sedang menjaga jarak darinya, dan untungnya dia juga mengerti walau gua nggak bicara secara terang terangan didepannya. Hubungan kita " masih seperti sebelumnya, masih saling bertegur sapa, masih sering bercanda bersama (dalam artian bercanda bareng anak kos lain, bukan berduaan), gua dengan senang hati bantuin dia, dan dia juga tak keberatan saat gua meminta bantuannya. Semuanya masih sama, hanya saja sekarang konteksnya sudah sedikit berbeda dari sebelumnya. Kini kita harus tahu batas dan paham akan kondisi masing masing. Gua sudah ada Elsa yang menunggu diseberang sana, sementara Marcella juga harus menjaga kepercayaan yang diberikan pacarnya.
"Ciee.. yang nungguin telepon dari pacarnya."
Lamunan gua terhenti tatkala melihat Dhara yang sedang berjalan kearah gua. Berganti dengan tatapan tak percaya sekaligus kagum ketika melihat sosoknya. Saat itu dia mengenakan sebuah dress tanpa lengan berwarna hitam yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Dengan rambut bergelombang yang dibiarkan tergerai dan sepasang high heels yang melindungi kaki jenjangnya membuat gua nyaris meneteskan air liur saat melihatnya. Tak pernah menyangka kalau cewek yang dulu sering gua ajak main layangan sekarang bisa jadi secantik ini.
"anjirr, ternyata lo bisa jadi cewek juga ya ra." kata gua spontan setelah melihatnya dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"yee daridulu kali gua cewek." jawabnya sewot. "Emang lo kira apaan ?"
"iyasih dari dulu lo emang cewek, tapi casingnya doang. Kelakuan mah sama aja kek preman hahaha."
By:Sales Kambing PLAAKK !! Oke, sepertinya gua harus narik lagi kata kata gua soal dia yang udah berubah jadi cewek seutuhnya. Gua baru sadar kalau singa betina selamanya akan tetap jadi singa betina, nggak akan berubah jadi kelinci yang lucu meskipun penampilannya udah jadi feminim gini.
"oh iya fan, lo liat Cella gak ?"
"udah dijemput cowoknya ra, udah dari tadi sore malah." jawab gua, masih sambil mengusap pipi.
"lah gimana sih nih anak, katanya mau ngajakin double date. Kenapa malah ngilang duluan." gerutunya sembari mengutak atik hape.
"yaudah deh fan, gua mau jalan dulu. Udah dijemput tuh sama Firman, lo jaga kosan aja ya. ahaha." Ucapnya sambil berjalan menuju mobil Firman yang sudah terparkir didepan rumahnya.
"iya lo juga ati ati yaa.." balas gua sedikit berteriak. "semoga disana kalian berantem, terus pas nyampe sini putus deh." tambah gua, dan hanya dibalas dengan acungan jari tengah oleh Firman yang sedang menunggu didalam mobil.
Dan semenjak Marcella punya pacar, tiap malem minggu kosan jadi sepi. Sebelum matahari terbenam dia sudah dijemput oleh pacarnya, dan baru akan kembali menginjakkan kaki dikosan menjelang tengah malam. Sementara gua, hanya kebagian tugas jadi juru kunci kosan sambil menunggu telepon dari Elsa.
Sama seperti malam ini, gua sedang duduk manis diteras kosan ditemani segelas kopi sambil menunggu telepon dari Elsa. Malam minggu ini kosan sudah sepi dari sebelum maghrib tadi. Marcella, Carissa, dan Renata udah ngabisin malam minggu bareng pasangannya masing masing. Sementara Nabila dari tadi siang sudah dijemput orang tuanya untuk pulang, dan baru akan kembali esok sorenya. Otomatis sekarang hanya segelas kopi dan suara jangkrik lah yang menemani gua menikmati malam minggu yang cerah ini.
By:Sales Kambing Quote: Incoming Call : Elsa
Tapi akhirnya rasa suntuk yang sedari tadi gua rasain mendadak musnah, berubah menjadi perasaan gembira karena sesuatu yang gua tunggu tunggu akhirnya datang juga. Tanpa ragu, gua pun segera menjawab panggilannya.
" Haloo Elsa sayaang.." ucap gua dengan riang.
" Irfaaan.. biasain ucapin salam duluu.."
" eh iya.." gua menggaruk garuk kepala, menyadari kekhilafan yang baru saja gua lakukan. "assalamualaikum Elsa cantiik.."
" Nah gitu dong.." jawabnya. "Waalaikumsalam Irfan ganteengkuu.." (enggak, ini boong. Dia nggak bilang gitu.)
" Gimana kabarnya sayaang " masih kuat kan jadi orang yang cantiknya unlimited ?"
" ahaha apaan sih kamu.. aku baik kok. Kamu sendiri gimana " disana nggak nakal kan ?"
" ya enggaklah, kan disana aku udah punya kamu.. lagian disini ceweknya juga jelek jelek, jarang mandi pula. Masak aku mau ninggalin kamu demi mereka sih."
" ahaha masa sih fan " oh iya kemarin aku mimpiin kamu loh.."
" wah sama dong, kemarin aku juga mimpiin kamu tauu.."
Entah waktu itu kita ngomongin apa, tapi yang jelas saat saat seperti itulah yang selalu gua nantikan.
By:Sales Kambing Saat saat dimana gua selalu berharap agar waktu berhenti berputar, supaya gua bisa lebih lama menghabiskan waktu dengannya.
Malam semakin larut, udara malam yang menerjang tubuh gua pun terasa semakin menusuk tulang. Namun gua masih enggan beranjak dari tempat ini, gua masih terus terbuai dengan obrolan yang begitu menyenangkan. Meskipun hanya bisa mendengar suaranya dari telepon, tapi gua merasa kalau dia sedang berada tepat didepan gua, gua merasa kalau kita sedang berada ditempat yang sama, bercanda bersama dan melupakan jarak ratusan hingga ribuan kilometer yang membentang diantara kita. Tawanya terdengar begitu lepas, dan meskipun sekarang gua tak bisa memandang wajahnya, tapi gua yakin kalau sekarang ia sedang tersenyum bahagia. Senyum yang akan membuat wajahnya terlihat semakin sempurna.
" Yaudah ya faan... udah malem nih, aku mau tidur dulu yaa.."
" Oh iyadeh, goodninght ya sayaang.."
" Goodnight dear, I love you.."
" Love you too, my dear. Tunggu aku pulang yaa.."
Gua menutup telepon dengan perasaan bahagia. Walaupun hanya bisa mendengar suaranya lewat telepon tapi seenggaknya itu sudah cukup untuk mengobati rasa rindu padanya. Sembari berharap agar waktu semakin cepat berputar, agar gua bisa lebih cepat bertemu dia lagi.
Bersama dengan itu, gua melihat Marcella baru saja turun dari mobil. Setelah mobil yang baru saja membawanya menjauh, ia langsung berjalan kearah gua yang masih belum beranjak dari teras kosan.
"Malam faan.. wah baru telponan sama ceweknya yaa." sapanya sembari ikut duduk didepan gua.
"haha iya cell, kok pacarnya nggak disuruh mampir dulu sih."
By:Sales Kambing "nggak mau dia fan, nggak enak. Udah malem katanya."
"ooh.." gua membulatkan bibir.
"gimana sih fan rasanya LDR an gitu ?" tanyanya.
"rasanya sih ya sama aja cell kayak orang pacaran biasa. Cuma kan kita nggak bisa sering ketemu sama pasangan."
Dia yang nampak mulai antusias dengan obrolan ini kembali bertanya. "kan kata orang orang LDR itu berat ya fan, terus kenapa kamu malah milih buat LDR an " kan disini kamu juga deket sama banyak cewek, adek kelas yang baru ngekos disini aja udah mulai nempel sama kamu."
"berat enggaknya itu kan tergantung gimana ngejalaninnya cell. Menurut aku sih nggak berat karena aku udah komitmen buat jalanin ini, walau kadang juga terasa berat, tapi berat kan bukan berarti nggak bisa dihadepin cell.." kata gua. "dan aku juga nggak tau kenapa aku tetap yakin buat LDR an dibanding nyari pacar yang bisa tiap hari ketemu."
"loh kok bisa gitu sih fan ?"
"gini cell, aku juga bingung sebenarnya ngejelasinnya gimana. Tapi menurut aku, jatuh cinta itu kayak kita mau loncat dari gedung yang tinggi." gua menghentikan kata kata gua, mencoba meminum kopi yang hanya tersisa ampasnya saja.
"loncat dari gedung tinggi ?"
"iya cell, jatuh cinta itu kayak loncat dari gedung yang sangat tinggi. Dimana otak dan logika kita jelas bilang kalau itu bukan ide bagus. Tapi hati kita justru bilang kalau kita bisa terbang. Sama seperti yang aku rasain, otak dan logika aku selalu bilang kalau aku nggak mungkin bisa lewatin semua ini. Tapi hati aku tetep yakin kalau aku harus tetap berjuang."
"oh gitu ya fan ?"
By:Sales Kambing "iya cell, falling in love is like jumping off a really tall building. Your brain tells you it's not a good idea, but your heart tells you, you can fly.."
"haha.. boleh juga pemikiran kamu fan." katanya sambil tersenyum. "yaudah aku mau masuk dulu. Goodluck ya buat hubungannya, aku yakin kok kalau kamu bisa terbang."
Ia tersenyum manis, lalu kemudian berjalan menuju kamarnya. Meninggalkan gua yang masih ingin menikmati dinginnya angin malam ditemani alunan musik yang baru saja gua putar dari handphone.
By:Sales Kambing Part 114 TOK ! TOK ! TOKK !! Di pagi yang lumayan dingin dan sedikit berkabut ini, gua terbangun berkat suara ketukan yang samar samar terdengar dari balik pintu kamar. Masih setengah mengantuk, gua mencoba melongok kearah jam dinding. Dan mendapati waktu masih menunjukkan pukul lima lewat lima belas menit, jam segini masih cukup pagi menurut gua, yang sudah terbiasa bangun jam enam atau lebih.
Perlahan gua mulai menyibakkan selimut berwarna biru muda yang sudah mulai kumal karena lama tak bersentuhan dengan deterjen, lalu kemudian berjalan menuju pintu kamar untuk sekedar mengetahui siapa orang yang dengan senang hati menjadi alarm pagi ini.
Gua mengintip dari lubang ventilasi yang ada disebelah pintu. Agak terkejut juga setelah mengetahui kalau ternyata yang sedari tadi mengetuk pintu kamar gua adalah Marcella. Masih mengenakan baby doll berwarna merah muda, dengan wajah yang masih sedikit berminyak, serta rambut yang belum tertata rapi khas cewek bangun tidur, penampilannya sukses membuat gua yang masih mengantuk jadi seger lagi. Entah kenapa menurut gua cewek yang baru bangun tidur gitu punya pesona dan daya tarik tersendiri. Walaupun sama sama cantik, tapi saat bangun tidur gini cantiknya benar benar natural, masih belum terkontaminasi make up, lipstick, eyeshadow, camera360 atau B612.
"eh cella.." kata gua setelah membuka pintu. "ada ap..."
Namun belum sempat gua menyelesaikan kata kata gua, dia sudah histeris dan berteriak terlebih dahulu.
"Aaaa Irfaaann..." sambil berteriak, dia reflek menutup kedua matanya dengan telapak tangan. "Pake dulu celananyaa !"
Mendengar teriakannya, spontan gua langsung menengok kebawah. Dan begitu kaget setelah tau kalau dari kemarin gua tidur cuma make CD doang. Semakin miris lagi karena yang mergokin gua cuma make CD doang malah Marcella. Untungnya badan gua masih bersih, nggak ada tato alami kayak panu, kadas, kurap, apalagi kutu air. Jadi walau turun pamor, tapi seenggaknya pasaran gua nggak jatuh jatuh amat.
"eh.. be.. bentar cell, aku make celana dulu." ucap gua seraya kembali masuk dan mengambil celana atau
By:Sales Kambing apapun untuk menutupi tubuh bagian bawah yang hanya terbalut CD.
Sebenernya gua bukan termasuk cowok yang biasa tidur cuma make sempak doang. Yah walaupun topless, tapi biasanya gua masih make celana boxer atau celana training saat tidur. Ini pertama kali gua tidur cuma make CD doang gara gara celana kolor gua belum pada kering, dan kampretnya malah langsung kepergok Cella. Tapi untungnya waktu itu Darren juga masih setengah sadar, belum bangun dengan sempurna. Jadi nggak ada kejadian 'apa apa' setelah itu.
"udah cell, aman." kata gua setelah memakai celana kolor. "maaf ya, aku lupa kalo tidur cuma make celana dalam doang."
Perlahan ia mulai melepas dekapan tangannya dan membuka matanya. "iya, nggak papa fan. Asal jangan diulangi lagi aja." balasnya.
"Tapi kamu lucu juga ya, masa udah gede CD nya gambar Astro Boy sih, ahaha." ucapnya dengan senyum tertahan.
"wuu dasar, kirain nutup mata tadi nggak ngeliat apa apa, taunya masih ngintip juga. Pake ngatain gambar CD nya segala lagi." ucap gua sedikit kesal. "ohiya, kamu ada apa tumben pagi pagi ke kamar aku ?"
"hehe kan nggak sengaja liat fan.." dia masih mencoba menahan tawanya. "ohiya fan, aku kesini mau minjem setrika kamu. Punya aku rusak, terus aku mau pinjem sama cewek cewek diatas pada dipakai semua. Aku boleh minjem setrika kamu nggak ?"
"oh mau minjem setrika.." gua mengangguk. "sebenernya sih aku juga mau make cell. Tapi nggak papa deh kamu bawa aja, asal nitip seragam aku sekalian ya ?"
"emm, yaudah deh sini aku setrikain sekalian." ucapnya setuju.
"sip, yaudah kalo gitu aku mau mandi dulu. Makasih ya cell.." kata gua sembari menyodorkan seragam putih abu abu padanya, yang hanya dibalas dengan senyuman manisnya.
By:Sales Kambing Beres mandi dan sambil menunggu seragam yang masih disetrika cella, gua menyempatkan diri untuk menikmati segelas kopi hitam sembari menonton berita olahraga diruang tengah. Pagi ini gua semangat banget nonton berita olahraga, soalnya kemarin malem city menang gede dan gua nggak sempet nonton gara gara bantuin Meyriska bikin proposal kegiatan osis. Lain cerita kalau city kalah, gua bakalan puasa nonton berita atau baca majalah olahraga selama seminggu. Apalagi kalau kalahnya lawan tim papan tengah kayak Stoke, West Ham, Everton atau Man. United. (oke, yang terakhir bukan tim papan tengah kok. Cuma lagi nggak diatas aja.)
"wuih, tumben udah pada siap lo cukk. Ada angin apaan nih ?" tanya gua saat melihat Ikbal, Andi, Iman dan Adrian udah kompak pakai helm dan siap berangkat.


Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"hari ini kita jadi petugas upacara fan, makanya harus berangkat pagi gini." jawab Ikbal yang masih sibuk mengikat tali sepatunya.
"yaudah kita berangkat dulu fan.. udah kesiangan nih. Ohiya tar siang kalo lo gak ada kerjaan ikut kita main futsal aja, ditempat biasa." tambah Adrian sembari berjalan menuju garasi, kemudian diikuti oleh ketiga curut yang mengekor dibelakangnya.
"lah dia mana pernah ada kerjaan yan, paling pulang sekolah juga ngedekem dikamar ngabisin tisu.." sambil jalan Ikbal masih sempet ngata ngatain gua. Sedikit kesal, gua mencoba melemparnya dengan sendal jepit, sayang masih off target.
Gua duduk disofa panjang didepan tv sambil menyeduh segelas kopi yang asapnya masih sedikit mengepul. Lalu mengambil remote yang sedari tadi masih memutar channel fashion tv untuk mencari program berita olahraga. Tak terlalu lama mencari, akhirnya gua bisa nemuin channel lokal yang nayangin berita olahraga pagi ini.
Quote: "Mitra olahraga, kota Manchester kini berwarna biru. Ini terjadi setelah kemarin Manchester City berhasil mengalahkan Manchester United dengan skor 4 1 dalam lanjutan Liga Primer Inggris yang digelar di Etihad Stadium. Sergio Aguero menjadi bintang dalam pertandingan ini berkat torehan dua gol yang ia lesakkan ke gawang David De Gea..."
Gua menyeruput kopi ini sambil tersenyum, ternyata bahagia itu sederhana. Bangun nggak kesiangan kayak biasanya, seragam udah ada yang nyetrikain, plus pagi pagi udah ngopi sambil nonton tv, ternyata By:Sales Kambing
hari senin nggak selamanya nakutin. Terlepas dari insiden 'CD' tadi, pagi ini udah banyak aja berkah yang gua rasain.
"Pagii kak Irfaann..!!"
Tapi kebahagiaan yang gua rasain itu nggak berlangsung lama. Semua kesenangan yang baru saja hinggap pada diri gua seolah lenyap saat ada monster imut bernama Nabila yang tiba tiba datang, lalu dengan innocentnya langsung mengambil remote tv dan mengganti channel berita olahraga yang sedang gua tonton.
KLIKK !! Quote: "Who lives in pineapple under the sea " Spongebob Squarepants !
Absorbant and yellow and purous is he" Spongebob Squarepants !
If nautical nonsence be something you wish.... Spongebob Squarepants !
Then drop on the deck and flap like a fish! Spongebob Squarepants !
"wah bil apa apaan nih main ganti ganti saluran aja." kata gua saat ia tiba tiba mengganti channel tv.
Tanpa merasa bersalah, ia langsung duduk disebelah gua. Sementara matanya fokus menatap layar tv yang kini sedang menampilkan kelakuan absurd para penghuni bikini bottom. Membuat gua semakin gemas ingin menarik pipinya yang cubitable itu.
"biarin, daripada kakak. Nontonnya orang rebutan bola mulu." jawabnya ketus.
By:Sales Kambing "ya bagusan nonton bola dari mana mana lah. Daripada nonton spons kuning itu, ntar kamu nggak berkembang loh !"
Gua meminum kopi terlebih dahulu, sebelum kemudian meneruskan ocehan gua. "Liat deh, daridulu spongebob nggak pernah naik pangkat kan, jadi koki mulu di krusty krab. Daridulu juga nggak pernah bisa nyetir dan nggak pernah dapat sim kan " terus kamu pernah liat patrick starr ganti celana " pernah liat patrick jadi pinter " squidward daridulu juga gitu, main klarinetnya nggak bagus bagus, tetep ancur kayak suara giant. Kalo kamu suka nonton spongebob kamu juga akan terus jadi anak anak bil, nggak akan bisa dewasa." gua berkilah panjang lebar, padahal gua juga suka sih nonton spongebob. Misalnya tadi malem city kalah pasti seharian gua juga nonton kartun biar nggak makin galau.
"biarin, bagusan juga spongebob." saut Nabila tak mau kalah. "Daripada para cowok, sukanya nonton bola. Bolanya direbutin sampai jatuh bangun, di bela belain sampai berantem segala. Eh begitu bolanya udah didapat malah ditendang. Gara gara bola nih cowok cowok pada suka php in cewek. Pertamanya dideketin, rebutan sama temen temennya, sampai saling tikung biar ceweknya luluh. Eh begitu ceweknya udah kebawa perasaan malah ditinggal gitu aja. Kayak gitu tuh kerjaan cowok. Makanya kurang kurangin deh kak nonton bolanya, biar nggak nyakitin cewek cewek." cerocosnya panjang lebar.
"dih, anak kecil tau apa soal perasaan." balas gua. "udah mending kamu mandi sana, udah hampir jam enam nih."
"yee aku udah mandi tau kak.." sanggahnya. "masa udah cantik gini dibilang belum mandi sih."
"yaudah kalo gitu buruan siap siap sana, kamu kan dandannya lama banget, nungguin kamu dandan itu sama aja kayak nunggu salju turun di gurun pasir."
"ah kakak berangkat duluan aja deh, aku masih nungguin papa nih. Soalnya kemarin masih ada barang yang ketinggalan dirumah."
"oh yaudah kalo gitu, aku berangkat duluan ya."
Lima belas menit kemudian gua sudah siap berangkat. Muka udah nggak jauh beda sama John Stones, seragam udah rapi, rambut udah klimis, saatnya jemput Richard di kandangnya. Tapi sebelum gua By:Sales Kambing
sampai di garasi, gua melihat sebuah motor sport berwarna hijau buatan negara jav sedang berhenti didepan kosan. Setelah beberapa langkah berjalan, gua akhirnya tau kalau ternyata dia cowoknya Marcella. Kita sempat beradu pandang selama beberapa saat. Lumayan juga nih bocah, mungkin kalau gua terlahir sebagai cewek pasti juga bakalan naksir sama cowok kayak dia. Gua mencoba tersenyum, bukan karena kesengsem atau langsung naksir sama dia, gua masih bisa bedain mana batang mana lubang kok. Gua hanya mencoba bersikap ramah aja, biar nggak keliatan songong.
Tapi reaksi yang gua dapet justru jauh dari yang gua harepin, ternyata nih bocah gayanya tengil banget. Bukannya nyapa atau seenggaknya bales senyum, eh dia malah ngeliatin gua sambil melotot, seolah nantangin gitu. Sebenernya yang kayak gini udah kategori tonjokable sih. Tapi berhubung gua lagi buru buru ke sekolah, jadi gua diemin aja tampang yang sengaknya minta ampun itu.
"faan.." gua mendengar Dhara berteriak dari dalam rumahnya. "gua berangkat bareng elo yaa.."
"yaudah, buruan lo kesini."
Tak berapa lama kemudian, dia sudah berjalan kearah gua sambil tersenyum. Nih cewek sebenarnya kalo lagi senyum gini cantik banget loh, adem bener kalo ngeliat senyum yang manisnya langsung bisa bikin diabetes itu. Tapi sayang, kalo lagi kumat kelakuannya jadi ganas banget kayak macan kelaparan.
"Pagi faan.." "Pagi raa.." balas gua. "yaudah, langsung berangkat aja yuk."
Gua membawa Richard secara perlahan, tak ingin momen momen langka seperti ini cepat berlalu. Walau sebenernya gua juga bingung kenapa Dhara tiba tiba jadi manis gini, tapi akhirnya gua buang jauh jauh pikiran itu. Justru bagus lah kalau tiap hari dia bisa jadi kayak gini. Gua nggak harus sering sering ngusap pipi gara gara tamparannya atau ngelus dada dan geleng geleng kepala karena ngeliat kelakuan absurdnya. Gua masih percaya kok kalau dia cewek, dan masih berharap kalau dia bisa jadi cewek seutuhnya. Yang anggun, yang cantik, yang lembut. Bukan casing doang yang cewek, tapi kelakuan tetep preman.
Sekitar sepuluh menit kemudian, akhirnya kita sampai didepan gerbang sekolahnya Dhara. Semakin pas lagi karena bersamaan dengan itu gua juga ngeliat Marcella datang bersama cowoknya. Aneh, perasaan nih curut berangkatnya udah duluan deh. Tapi kenapa baru nyampe sih " Gua curiga, jangan jangan tadi By:Sales Kambing
Cella sempet diberhentiin ditengah jalan, terus tangannya ditarik tarik, dibawa kesemak semak, terus... ah anjrit, kenapa vokep mode udah on aja sih pagi pagi gini. Astaghfirullah..
"makasih ya faan.." ucap Dhara sembari turun dari motor. Yang hanya gua balas dengan senyuman termanis yang gua punya.
Sementara disebelah, gua melihat Cella juga turun dari motor. "sayang, kamu masuk duluan aja ya. Aku mau nyari parkiran dulu." kata cowoknya, mempersilahkan agar cella masuk duluan.
"oh yaudah deh, aku masuk duluan ya." balas Cella. "ayo ra, kita masuk. Udah mau upacara tuh." Lanjutnya sembari menggandeng tangan Dhara.
"yaudah deh cell, fan gua masuk dulu ya... Makasih udah nganterin gua, Dadah Irfaann.." sambil tersenyum manis, dia melambaikan tangannya pada gua yang menunggu ia masuk terlebih dahulu.
Gua membalas lambaian tangannya, lalu mencoba memutar motor untuk segera menuju sekolah karena matahari juga sudah terlihat semakin tinggi.
"bro, bentar dulu bro !"
Namun sebelum gua bisa memutar motor, tangan bocah tengil ini sudah berhasil menahan stang motor gua.
"nama lo Irfan kan ?" tanyanya.
"iya, ada apaan ya ?" tanya gua balik.
"oh iya, kenalin dulu. Nama gua Dicky, pacarnya Marcella." ucapnya sembari mengulurkan tangan, dan menekankan pada kata 'pacar'.
"iya, gua tau kok." jawab gua santai. "terus ada apaan nih ?"
By:Sales Kambing Masih dengan mimik muka yang tengil, dia mulai menjelaskan maksudnya. "gini bro, Marcella sering cerita soal elo ke gua. Katanya lo itu orangnya seru, suka cairin suasana, lucu, suka ngerayu juga. Pokoknya Cella cerita yang bagus bagus soal elo deh." jelasnya. "emang lo sedeket apa sih sama Marcella ?"
Gua mulai tau nih kemana arah pembicaraannya, pasti dia ngira gua gangguin ceweknya, terus bakal ngancem gua kalau masih nekat gangguin ceweknya. Oke, gua emang sering modusin dia, tapi itu dulu sebelum gua tau kalau dia udah punya pacar. Lagian kan gua juga udah punya Elsa, jadi walaupun dia cantik tapi masak iya gua mau nyelingkuhin Elsa cuma buat deketin cewek orang " nggak sebanding amat sama resikonya.
"gua " sama cella " cuma sebatas teman doang kok bro, lo tenang aja."
"tapi cella sering nyeritain elo men, oke gua tau lo pinter cairin suasana, lo bisa ngerayu, lo bisa gombalin semua cewek men, tapi jangan cewek gua." kali ini nadanya udah mulai nyolot.
"udah gua bilang bro, gua nggak ada hubungan apa apa sama cewek lo. Gua juga punya cewek, masak gua tega ngeduain cewek gua cuma buat deketin cewek lo " Udah ah, gua mau ke sekolah gua dulu. Lo tenang aja, gua nggak akan deketin cewek lo kok." gua mencoba kembali memutar Richard untuk segera berangkat.
"gua nggak bisa percaya sama semua omongan lo gitu aja, gua tetep akan awasin elo. Dan kalo sampe gua tau lo deketin cewek gua, lo berurusan sama gua men."
"Terserah elo mau percaya apa enggak, yang jelas gua udah bilang sama lo apa adanya. Dan jika pada akhirnya gua harus berurusan sama lo, yang pertama harus lo tau adalah, gua nggak takut men !"
Setelah menyalakan richard, gua pun mulai berjalan meninggalkannya yang masih nampak tak puas dengan jawaban yang baru saja gua berikan. Dari balik spion, gua melihat dia sedang mengacungkan jari tengah kearah gua. Yang hanya gua balas dengan senyuman kecil sambil terus melajukan motor menuju sekolah.
By:Sales Kambing Part 115 Hari ini adalah hari senin yang masuk dalam kategori best day ever di sekolah. Gimana enggak, pagi yang seharusnya jadi milik pak Agus mendadak jadi milik para murid sableng karena beliau masih ada tugas di dinas pendidikan. Begitupun dengan jadwal pelajaran yang seharusnya jadi jamnya bu Dewi, beliau juga nggak bisa ngajar karena masih ada tugas keluar kukar. Otomatis sepanjang hari ini menjadi hari kemerdekaan bagi seluruh anak kelas, hari senin yang biasanya layak buat dijadiin hari bolos sedunia tiba tiba jadi hari yang paling ditunggu oleh segenap pelajar yang otaknya nggak terisi full kayak gua. Dan hari ini pun hanya gua isi dengan main kartu, main PES didalam kelas, konser mendadak dengan peralatan seadanya, dan kegiatan kegiatan lain yang sifatnya nggak nambah ilmu sama sekali.
Tapi entah kenapa, saat kita sedang ngerasa senang waktu justru berputar seolah jauh lebih cepat dari biasanya. Biasanya hari senin gini nungguin pak agus keluar kelas aja rasanya kayak nungguin City juara liga champions, atau kayak nungguin Dhara putus sama Firman kampret. Tapi sekarang, saat kelas hanya berisikan jam kosong dan hal hal menyenangkan kenapa bel pulang tiba tiba bunyi aja " sama kayak waktu gua telponan sama Elsa, rasanya baru aja gua bilang selamat malam dan salam kangen padanya. Tapi waktu seolah berputar lebih cepat, tau tau pulsa gua udah abis aja.
"fan, mpai ke wadah nyawa yoh (besok lo kerumah gua yak). Dirumah ada acara aqiqah nih." kata Robet sambil membereskan buku buku yang hari ini nggak kepakai sama sekali.
"tenang aja bet, tapi ada makanannya nggak ?" tanya gua polos.
"ya ada lah bego, lo pernah di aqiqahin nggak sih ?"
"gua juga kadit tau bet, jangankan di aqiqahin. Pas lahir aja gua nggak yakin udah di adzanin apa belum." jawab gua. "yaudah deh besok gua kesana, tapi gua bawa ekstra plastik ya. Nayamul nih buat persediaan pas tanggal tua gini."
"serah lo aja fan.."
Setelah berpisah dengan Robet, gua langsung berjalan menuju parkiran untuk mengambil Richard dan segera membawanya pulang. Begitu tiba di parkiran, gua melihat gadis manis bernama Nabila sudah stand by disebelah Richard sambil memainkan beri hitamnya.
By:Sales Kambing Sebenernya gua heran sama nih anak, padahal namanya udah mulai populer di sekolah, udah banyak juga kakak kelas atau temen seangkatan yang mulai nanya nanya soal dia ke gua. Mulai dari nanya alamat pesbuk, alamat rumah, nomor telepon, nomor sepatu, sampai nomor beha semua ditanyain ke gua saking terobsesinya mereka sama Nabila. Dan gua juga yakin, untuk sekedar mencari cowok yang mau dijadiin tukang ojek zone atau tukang antar jemput zone aja pasti gampang buat dia. Tapi kenapa dia masih betah aja numpang di vespa gua " Kenapa nggak nyari tebengan lain aja sih "
Tapi sedikit banyak gua juga maklum sama dia, mungkin dia emang belum ngerti apa itu cinta atau pacaran. Gimana mau ngerti cinta cintaan, lha wong tiap pagi aja tontonannya spongebob sama upin ipin.
"lama amat sih kak, aku udah ngantuk nih." omelnya begitu gua sampai di parkiran.
"yee namanya juga masih ada pelajaran bil, lagian kalo kelamaan nunggu kenapa nggak bareng fans fans kamu aja sih." ucap gua sambil memakai helm.
"dih boong amat, aku tadi lewat kelas kakak lho nggak ada gurunya." balasnya sewot.
"ah udah deh nggak usah sok tau.." gua mengacak acak poninya. "ayo buruan pulang, katanya udah ngantuk." Ajak gua, yang langsung membuatnya naik di jok belakang.
Gua membawa Nabila pulang diiringi tatapan aneh dari anak anak yang ada di sekolah ini, terutama anak anak cowok yang keliatan nggak suka banget saat gua boncengin Nabila. Mereka pada ngeliatin dengan tatapan sinis, seolah gua nggak pantes banget boncengin cewek. Walaupun sebenarnya gemes pengen nampolin mukanya satu persatu, tapi setelah dipikir pikir nggak ada gunanya juga ngeladenin mereka, jadi yaudah lah serah mereka aja mau pada gimana. Makanya cukk gak usah sok sokan masang tampang kecakepan segala. Pasang tampang jomblo aja biar banyak cewek yang deketin.
Sesampainya dikosan gua melihat para curut udah kompak make jersey kebesaran kosan, pertanda kalau mereka udah pada siap buat main futsal. Ohiya, jersey kebesaran yang gua maksud bukan jersey kebanggaan atau jersey yang mencirikan sebuah tim, seperti City yang identik dengan kostum biru langit atau United yang udah akrab dengan warna merah. Tapi kebesaran disini emang pure kebesaran, alias gombrang gitu. Seragam kita jadi fail gini gara gara Ikbal mesennya di konveksi amateur bin kacrut, yang mesen ukuran M jadinya L, yang mesen ukuran L jadi XL, yang mesen ukuran XL jadinya malah XXL. Jadilah kita semua kompak make baju yang ukurannya nggak normal gini. Kalau kalian pernah liat jersey By:Sales Kambing
pemain tahun 80 atau 90 an yang gombrang gombrang, nah kira kira kayak gitu tuh model jersey anak kosan kita. Tapi herannya udah tau produk gagal bukannya mesen lagi eh malah dipake terus, sayang duit katanya. Tapi setelah dipake keliatannya unik juga sih, gua jadi berasa Andriy Shevchenko aja make seragam kebesaran gitu.
"woi fan, buruan ganti baju gih." ujar Ikbal begitu melihat gua pulang. "kita kekurangan orang nih."
"ya sabar nyet, lo nggak liat apa gua baru aja nyampe sini." kata gua kesal.
"ya tapi buruan, liat tuh udah hampir jam satu nih."
"yaudah lo main duluan aja. Ntar gua nyusul." kata gua santai.
"nggak ada orang lagi fan, cuma lo doang nih yang bisa bantuin kita." timpal Andi. "anak anak yang biasa ikutan mendadak ngilang semua.."
"emang kita bakal ngelawan siapa sih ?" tanya gua penasaran. "gua males kalo lawan yang kemaren, mainnya suek bener asal tendang aja. Mana badannya kayak pemain smekdon semua pula, kan bikin jiper kalo mau diributin."
"bukan fan, hari ini kita lawan kelas yang seangkatan sama gua, yang kemaren itu anak kuliahan." jelas Adrian. "lawan kelasnya Firman, lo tau Firman kan " pacarnya si Dhara."
Mendengar kalau yang jadi lawan kita hari ini adalah kelasnya Firman kampret membuat gua merasa sedikit lebih tenang. Tenang karena seenggaknya gua udah kenal cukup baik sama dia, jadi peluang untuk terjadinya baku hantam di lapangan masih bisa diminimalisir. Dan kalau emang nantinya harus ada adegan tonjok tonjokan, seenggaknya lawan Firman cs masih lebih mending lah daripada ngelawan anak kuliahan yang udah belajar ratusan semester tapi nggak lulus lulus kayak kemarin.
"oh lawan temen temennya si Firman kampret.." gua mengangguk. "yaudah deh, mun lawan sida nyawa umpat." (yaudah, kalo lawan mereka gua ngikut.) kata gua sembari berjalan menuju kamar untuk segera bersiap siap.
By:Sales Kambing Setelah semua beres, kita berlima langsung menuju lapangan futsal yang letaknya tak jauh dari pinggiran sungai Mahakam. Khusus untuk hari ini, gua nggak perlu pusing nyari cewek buat dijadiin wag's karena hari ini kita udah sepakat nggak akan bawa cewek ke lapangan. Sebenarnya sih bukan karena kesepakatan bersama, tapi karena anak anak curut emang lagi pada jomblo aja, jadi nggak ada cewek yang bisa mereka ajak. Sukurlah, jadi gua juga nggak perlu susah susah minta Elsa kesini cuma buat nemenin gua main futsal.
Sesampainya disana suasana udah lumayan rame, calon lawan kita juga udah pada ngumpul. Sambil pemanasan dan pelemasan otot, gua mencoba mengamati bocah bocah yang nantinya akan jadi lawan gua selama sejam kedepan. Dari segi postur lumayan seimbang lah walau ada satu orang dipihak mereka yang badannya lumayan bikin ketar ketir. Skill mereka juga lehuga, dribbling sama shootingnya juga lumayan. Dan yang bikin gua tambah surprising adalah saat ngelihat cowoknya Marcella alias si Dicky ikut bergabung di timnya Firman kampret, lengkap dengan wajah tengil bin tempelengable nya.
"yan, itu si Dicky emang sekelas ya sama Firman ?" tanya gua pada Adrian saat kita sedang bersiap siap.
"iya fan, dari kelas satu mereka sekelas terus malah. Dulu pas kelas satu gua juga sekelas sama mereka."
"doi jago nggak mainnya ?" tanya gua lagi.
"liat entar aja lah fan.." jawab Adrian sambil mengencangkan tali sepatunya. "kalo gua bilang dia jago ntar lo jiper duluan, trus kalo gua bilang dia nggak bisa main bola ntar lo malah ngeremehin. Jadi fokus sama kemampuan lo sendiri aja bro, gua tau lo bisa kok." dia mengakhiri ucapannya sembari menepuk pundak gua dengan mantap.
Pertandingan akhirnya dimulai, suasana lapangan langsung pecah setelah kick off dilakukan. Suara pemain dilapangan yang berpadu dengan teriakan dari para penonton semakin menambah ramai pertandingan ini. Tapi kita seolah sedang bermain dikandang lawan karena sama sekali nggak bawa suporter kesini. Sangat berbeda dengan timnya Firman yang bawa banyak cewek ke lapangan. Gua nggak tau mereka beneran suporter apa cuma penonton bayaran yang hanya bisa teriak 'lalala yeyeye' doang, tapi keberadaan suporter jelas bisa meningkatkan semangat bermain. Walau suaranya pada cempreng dan nggak jelas gitu, tapi sedikit banyak teriakan mereka sukses ganggu konsentrasi gua. Apalagi setelah tau kalau Dhara sama Marcella ada dipihak musuh.
"bal, lo maju aja dulu. Biar gua yang jadi bek. Ntar kalo udah mentok, baru kita tuker posisi lagi."
By:Sales Kambing Sadar kalau gua masih belum nemuin momentum gara gara gangguan suporter lawan, akhirnya gua milih jaga area pertahanan aja. Walau sebenernya nggak kalah beratnya dibanding nyerang, tapi dengan bertahan seenggaknya gua cuma tinggal pasang badan sama buang sejauh mungkin bola yang masuk ke area pertahanan.
BRAAKK !! BUUKK !! BLETAKK !!
"anjingg.. mampus lo !"
Tapi akhirnya gua sadar, ternyata jaga pertahanan juga berat banget cukk. Nggak kehitung berapa kali wajah imut gua kena sambaran sikulit bundar, nggak keitung berapa kali kaki dan dengkul gua beradu dengan pemain lawan. Dan nggak keitung juga berapa kali umpatan yang gua dengar dari bacot mereka saat kita berebut bola. Tapi dengan segala kemampuan yang gua miliki, akhirnya gua bisa jaga gawangnya Iman agar tetap 'perawan', seenggaknya sampai mereka minta time out. Dan gua akhirnya sadar, ternyata menjaga agar 'gawang' kita nggak bobol lebih susah daripada ngebobol 'gawang' lawan. Makanya sis, carilah pasangan yang bisa sama sama jaga gawang, bukan yang kerjaannya bobol gawang lawan, apalagi bobol gawang sendiri. (halah, apasih..)
Dewi Maut 6 Maling Budiman Berpedang Perak Karya Kho Ping Hoo Api Di Bukit Menoreh 10

Cari Blog Ini