Ceritasilat Novel Online

Plakk Plakk Plakk 9

Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing Bagian 9


By:Sales Kambing Part 126 "now waking up is hard to do, sleeping is impossible too. Everything is reminding me off you, what can I do "
Kenangan pahit dan luka yang digoreskan Elsa benar benar sulit untuk dihilangkan. Semua seolah tertanam dalam pikiran gua, hingga gua benar benar tak bisa keluar dari situasi ini. Bahkan sekeras apapun gua berusaha untuk melupakan semua dan mencoba lanjutkan hidup tanpanya, ujung ujungnya gua akan kembali teringat akan semua kenangan indah dan rasa sakit yang telah ia beri.
Gua memang masih bisa melanjutkan hidup layaknya manusia normal, sekolah, nongkrong, bahkan gua juga masih ikut ngumpul seperti biasa. Tapi meski begitu gua merasa kalau nyawa gua sudah tak ada diantara mereka lagi, gua merasa kalau kini hanya tinggal raga gua yang tersisa. Sementara nyawa gua melayang entah kemana. Gua benar benar merasa seperti seorang mayat hidup semenjak Elsa mutusin buat mengakhiri hubungan kita. Terdengar konyol memang, tapi memang seperti itulah yang gua rasain. Tanda bahwa kehadiran Elsa memang benar benar penting dihidup gua.
Orang orang disekitar gua bukannya tak peduli dengan kondisi gua yang makin lama makin hancur ini. Justru sebenarnya mereka memberikan dukungan dan semangat yang menurut gua udah lebih dari cukup. Cuma semuanya tetap balik lagi ke kondisi gua nya juga, percuma mereka ngasih makanan yang beraneka ragam, kalau nafsu makan gua udah ilang duluan. Percuma mereka ngasih gua dukungan, percuma mereka ngasih gua semangat, sementara orang yang selama ini jadi semangat hidup gua telah pergi.
Hari ini adalah hari kesekian dimana gua hanya menghabiskan waktu sendirian, benar benar seorang diri. Tanpa kehadiran siapapun kecuali segelas kopi yang perlahan sudah mulai dingin ini.
"emm.. aku duduk disini ya fan ?"
Tanpa menunggu persetujuan gua, Cella langsung duduk disebelah gua. Sementara tangannya nampak sedang membawa cangkir yang berisi coklat panas.
Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya. Ia masih nampak menikmati senja ditemani coklat panas ditangannya. Sementara gua juga lebih memilih diam sambil menyeruput kopi yang kini hanya tinggal seperempatnya saja.
By:Sales Kambing "sore yang cerah ya faan.."
Dia akhirnya bersuara, namun kalimat yang baru saja keluar dari mulutnya itu sama sekali tak membuat gua merasa tertarik untuk mengobrol lebih jauh dengannya. Gua hanya menatap sejenak wajahnya yang nampak bahagia, sebelum kemudian kembali fokus pada gelas berisi kopi hitam yang kini isinya sudah semakin sedikit ini.
Merasa tak ada yang bisa gua lakuin lagi disini, gua pun segera menyeruput habis kopi ini hingga menyisakan ampasnya saja. Untuk kemudian kembali kekamar dan menghabiskan waktu seorang diri disana. Namun sebelum gua beranjak dari teras kosan, Marcella sudah terlebih dahulu menahan tangan gua.
"kamu mau kemana fan ?" tanyanya, sementara tangannya masih menahan lengan gua.
"bukan urusan kamu cell.." balas gua seraya melepas pegangan tangannya.
Setelah melepas pegangan tangannya, gua langsung berjalan menjauh. Namun lagi lagi, sebelum gua sempat membuka pintu kamar Marcella sudah terlebih dahulu menahan gua.
"mau sampai kapan kamu kayak gini terus fan " mau sampai kapan kamu nyiksa diri kamu sendiri kayak gini " mau sampai kapan " sementara mungkin sekarang dia sudah bahagia tanpa kamu disampingnya."
"kamu nggak tau apa yang aku rasain ceell.."
"aku tau fan, aku tau persis apa yang kamu rasain." dia makin mempererat pegangan tangannya. Bahkan kemudian ia menarik gua kembali menuju ruang tengah kosan.
"yang kamu rasain ini udah aku rasain semua fan." dia mempersilahkan gua duduk diruang tengah. "cuma bedanya aku bisa bangkit, sementara kamu enggak."
Sedikit terpaksa, gua pun akhirnya ikut duduk dan mendengarkan semua kata kata yang sebentar lagi ia ucapkan.
By:Sales Kambing "aku bisa bangkit fan, karena aku tau Dicky bukan orang yang baik buat aku. Kamu pun seharusnya juga gitu, seharusnya kamu tau dengan gini mungkin Elsa memang bukan orang terbaik buat kamu.Justru harusnya momen kayak gini kamu manfaatin buat memperbaiki diri fan, kamu harus bisa jadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Supaya kamu juga bisa dapetin wanita yang lebih baik dari dia, atau paling nggak dengan kamu berubah jadi lebih baik dia akan menyesal juga udah mutusin kamu. Bukan dengan nyiksa diri kayak gini, emang dengan ngurung diri kayak gini bisa bikin Elsa balik lagi " emang dengan gini kamu ngerasa diri kamu jadi lebih baik " enggak kan, justru aku malah yakin kalau dia seneng karena udah mutusin orang yang lemah kayak kamu gini fan."
"..." "kamu boleh fan ngerasa sedih atau ngerasa kehilangan, itu manusiawi kok. Tapi yang harus kamu tau, kamu nggak bisa terus terusan nangisin sesuatu yang udah pergi. Kamu harus sadar fan, hidup kamu masih terus berjalan walau sekarang udah nggak ada dia disamping kamu, life's goes on, with or without her.."
Mendengar semua kata katanya perlahan hati gua mulai terbuka. Yang dikatain Marcella emang ada benernya juga, gua nggak bisa terus terusan kayak gini. Hidup gua nggak bakalan berhenti hanya karena Elsa mutusin gua. Masih banyak hal yang bisa gua lakuin selain ngegalau. Masih banyak pula orang yang peduli sama gua. Jadi sudah seharusnya gua ngerelain semua yang udah terjadi dan balik hidup normal lagi.
"satu lagi fan, disini kamu nggak hidup sendiri kok. Masih ada aku, masih ada Dhara, masih ada anak anak lain yang siap bantuin kamu saat kamu jatuh gini. Jadi berhenti nyiksa diri kamu ya, Irfan yang aku kenal itu orangnya nggak kayak gitu."
Gua pun tersenyum, ternyata dibalik kepolosannya Marcella bisa bijak dan dewasa juga. "makasih ya cell.." kata gua akhirnya.
"makasih buat ?"
"buat semuanya cell, aku nggak tau gimana jadinya kalo kamu tadi nggak nasehatin aku. Mungkin aja aku masih kayak mayat hidup cell, sekali lagi makasih ya.."
By:Sales Kambing "ahaha santai aja kali fan.." jawabnya santai, sementara tangannya masih asik mengganti channel tv. "aku cuma kasian aja ngeliat kamu kayak nggak ada semangat hidup gitu. Padahal kan biasanya kamu yang bikin aku ketawa. Aku tadi cuma berusaha supaya tawa kamu balik kok fan, sukur deh kalo ternyata itu ada hasilnya."
"yang kamu lakuin nggak pernah sia sia kok cell.. kamu senyum aja rasanya udah adem banget, eh ternyata kamu bisa dewasa juga ya."
"ahaha apaan sih fan, mulai deh. Udah ah aku mau nonton dulu." ucapnya setelah menemukan channel yang menayangkan acara drama korea.
Gua memperhatikan wajahnya yang kini nampak serius menatap layar tv. Mengagumi setiap inchi wajah yang mampu membuat setiap lelaki terpana melihatnya, sambil sesekali menggodanya. Hingga membuat dia mengeluarkan ekspresi yang benar benar lucu menurut gua.
"oh iya cell.." ucap gua tiba tiba.
"hmm.." "berarti kamu sekarang jomblo dong ?"
"yaa gitudeeh.." jawabnya, sementara pandangannya masih fokus menatap layar tv.
"wah kalo gitu aku masih ada kesempatan nih cell.." sahut gua antusias.
"ahaha maaf deh fan, kamu udah aku anggep kakak sendiri soalnya." jawabnya sambil berlari kearah kamarnya.
"eh cell tungguin.." jawab gua setengah berteriak. "nggak papa deh jadi kakak kamu juga, kan kakak adek bisa tidur bareng."
By:Sales Kambing Part 127 Semenjak mendengar kata kata yang diucapkan Marcella hari itu, secara perlahan kehidupan gua mulai kembali berangsur normal. Kini gua sudah mulai bisa menerima keadaan sebagai seorang tuna asmara alias forever alone a.k.a ngejomblo lagi. Lagian kalo dipikir pikir kondisi gua nggak jauh beda kok antara punya pacar atau enggak, cuma beda di status doang, sisanya tetep aja mupeng pas ngeliat orang lain pacaran.
Hidup ngejomblo ternyata juga nggak semengerikan yang gua bayangin, justru dengan ngejomblo gua jadi lebih bebas membuka diri dengan siapa aja tanpa takut ngelukain perasaan siapapun. Yah walau dibeberapa momen kadang jomblo kayak gua ini masih suka ditindas, tapi seenggaknya dengan ngejomblo gua bisa bebas deket dengan siapa aja tanpa khawatir nyakitin perasaan Elsa lagi. Toh disekitar gua juga masih banyak kok cewek jomblo yang bisa dimodusin, jadi bener yang dibilang Cella. Putus dari Elsa nggak bikin dunia berhenti berputar kok. Justru putus dari Elsa harus gua jadiin pelajaran supaya hal serupa nggak terulang di kemudian hari.
"nice turn and beautufull dribble by Lionel Messi, but his shot didn't find the net."
Malam ini adalah malam minggu, malam yang biasanya gua lewatin dengan menunggu telepon dari Elsa kini harus gua lewatin dengan nongkrong didepan tv sambil nonton bola. Ada rasa kangen juga sih saat mengingat momen momen itu, saat saat dimana gua nggak mengalihkan pandangan sedetikpun dari layar hape guna menunggu teleponnya. Ada rasa pengen ngulang lagi saat saat seperti itu, tapi akhirnya gua sadar kalau semua sudah ada masanya sendiri. Kalau kemarin gua masih bisa bermesraan dengannya lewat telepon, sekarang gua harus bisa nerima kenyataan bahwa hubungan kita tak lebih dari sekedar 'teman' biasa. Tak ada lagi panggilan sayang seperti beberapa waktu lalu.
Ditemani sebungkus kacang kulit dan secangkir kopi hitam yang asapnya masih mengepul, gua kembali larut menikmati suguhan pertandingan yang menampilkan rivalitas antara Ronaldo dan Messi ini.
Saat sedang asik menonton, dari lantai atas gua melihat Marcella berjalan keruang tengah tempat dimana gua menonton tv. Lengkap dengan raut wajahnya yang terlihat sedikit ketakutan.
"belum tidur cell ?" tanya gua setelah ia duduk disebelah gua.
"aku takut faan.." balasnya. "tadi dilantai atas aku denger suara barang jatuh gitu, mana aku masih parno
By:Sales Kambing pula gara gara kemarin abis nonton the conjuring."
"haha tenang aja cell, paling juga kucing." jawab gua santai, sementara pandangan gua masih fokus menatap layar tv.
"ihh tapi suaranya ngagetin tau faan, makanya aku langsung lari kesini. Ntar kalo yang muncul makhluk serem serem kayak di the conjuring gimana ?"
"yaudah deh kalo takut mending kamu disini aja nemenin aku nonton bola."
Dia pun mengangguk, lalu kemudian ikut menonton tv yang saat itu sedang menayangkan el clasico. Meskipun terlihat nggak suka bola, tapi dia tetep maksain buat fokus menatap layar tv. Mungkin dipikirannya lebih baik gini deh daripada bengong terus ketemu makhluk aneh aneh kayak di film.
"nggak suka bola ya cell ?"
"suka kok fan, suka ngeliat pemain yang ganteng sih hehe."
"haha dasar, cewek dimana mana sama aja ya."
"nomer tujuh tuh fan ganteng.." tunjuknya saat melihat Cristiano Ronaldo.
"iya cell, sebelas dua belas lah sama aku."
"ih jauh faan.." sergahnya. "kamu kayak nomer dua belas tuh, haha."
"yee kamu cantik cantik kok ngeselin sih cell.." gerutu gua ketika dia ngatain gua mirip Marcelo.
"tapi kasian juga ya fan pemain yang make kostum kuning itu, udah nggak ada temennya, eh lari kesana kemari tetep aja nggak dapet bola."
By:Sales Kambing Mendengar kata katanya, sontak gua langsung menepuk jidat. "aduh ceell.. yang itu namanya wasiit, dia emang nggak ikutan main. Tugasnya cuma ngawasin pertandingan, biar nggak ada yang main kasar atau curang." ucap gua gemas, ternyata polos sama oon itu beda tipis.
"ooh, gitu ya fan ?"
Gua cuma mengangguk, lalu kembali fokus menatap layar tv. Sementara Marcella juga nampak antusias menikmati pertandingan ini. Sesekali ia juga berteriak histeris saat Ronaldo atau Messi membawa bola, bahkan kini kacang kulit gua juga cuma tersisa kulitnya doang karena sambil nonton Cella juga ikutan ngemil.
"serius amat mbak nontonnya."
"ahaha lama lama seru juga fan nonton bola, bikin geregetan. Masa Ronaldo yang tinggal nendang doang aja masih nggak gol sih."
"hahaha, dalam sepakbola selain skill keberuntungan juga perlu cell. Ronaldo lagi nggak hoki aja tuh."
Cukup lama kita berdua larut nenikmati pertandingan yang katanya paling banyak ditonton oleh penduduk bumi ini. Disisi lain gua juga bersukur, malam minggu sebagai seorang jomblo ternyata juga nggak sesuram yang gua bayangin. Buktinya gua masih bisa ketawa ketawa bareng Marcella disini.
"oh iya fan, liburan ini anak anak kos pada mau ke pantai lho. Kamu ikutan juga nggak ?" tanya dia disela sela keseruan kita menonton bola.
"males ah cell.." jawab gua. "paling mereka pada bawa pacarnya masing masing, ntar bukannya seneng seneng yang ada malah mupeng cell ngeliat orang pacaran."
"yaah, ikut aja deh faan. Kan masih ada aku.."
"haah " jadi kamu mau jadi pacar aku cell ?" tanya gua bego sekaligus ngarep.
By:Sales Kambing "yee bukan itu maksudnya, dasar ngarep kamu fan." ucapnya sewot. "maksud aku tuh gini, kan masih ada aku yang sama sama nggak bawa pacar. Lagipula anak anak udah bilang kok kalo nanti itu acara perpisahan buat penghuni yang udah kelas tiga. Jadi yang berangkat murni anak anak kos sama Dhara aja kok."
"ooh, kalo gitu aku mau deh ikutan cell. Udah lama juga aku nggak ke pantai, butuh vitamin sea juga nih biar nggak galau hahaha."
"haha, yaudah deh jadi kamu ikutan yaa."
"sipp.." Pertandingan akhirnya selesai untuk kemenangan kubu merah biru catalan. Gua yang udah mulai ngantuk pun langsung mematikan tv untuk segera berjalan menuju kamar.
Saat hendak berjalan kekamar gua cukup kaget saat mendapati Marcella yang sedang terlelap sambil memeluk bantal yang ada disofa ruang tengah. Pantesan nih cewek daritadi udah nggak ada suaranya, rupanya udah molor duluan. Udah ngiler pula, untung kamu cantik cell jadi nggak ngaruh walau lagi ileran gini.
Tak tega melihatnya tidur sendirian dikursi, membuat gua segera berjalan kekamar dan mengambil selimut biru muda bergambar logo man city. Lalu secara perlahan menyelimutinya agar dia tak merasa kedinginan atau digigit nyamuk.
Dibawah sofa tempat cella terlelap, gua menggelar sebuah kasur lipat sebagai alas tidur. Sebelum merebahkan diri, gua memperhatikan wajahnya yang sedang hanyut menyusuri alam mimpi. Wajahnya nampak damai dan tenang, yang justru semakin menambah daya tariknya dimata gua. Hingga secara perlahan membuat gua mendekatkan wajah padanya.
CUUPP !! Gua memberanikan diri mencium keningnya, lalu membisikkan sesuatu ditelinganya secara perlahan.
By:Sales Kambing "goodnight cell, have a nice dream !"
By:Sales Kambing Part 128
"faan, bangun faan.." ucap seseorang sembari menggoyang goyangkan tubuh gua yang masih terkulai diatas kasur.
Gua mencoba membuka mata secara perlahan, lalu kemudian melihat Marcella sedang mencoba membangunkan gua dari tidur yang lumayan pulas ini.
Hari ini adalah hari libur, hari yang sebenarnya paling pas kalau dihabisin dengan molor seharian. Tapi berbeda dari hari libur biasanya dimana gua bisa bebas berhibernasi sepanjang hari, pagi ini sudah ada monster cantik bernama Marcella yang sedari tadi kekeuh bangunin gua.
"whoaah apaan sih ceell.." balas gua sembari menguap. "aku masih ngantuk tauu."
Marcella nampak tak puas dengan jawaban yang baru saja gua berikan. Terbukti sekarang dia mengguncang tubuh gua lebih keras lagi.
"ish, makanya jangan nonton bola mulu faan.." dia mencoba menarik selimut biru muda yang menjadi tempat gua berlindung dari gangguannya. "udah ayo sekarang buruan bangun, anak anak udah pada nungguin tuh."
Tak mau kalah, gua pun ikut menarik selimut ini supaya tak terlepas dari genggaman dan direbut Cella. "denger yaa Marcella, yang cantiknya mirip Abigaile Johnson..."
"hah, siapa itu fan Abigaile Johnson " Artis hollywood ya " Kok aku gak pernah denger namanya sih.."
"Eh sori cell." gua buru buru meralat ucapan gua. "Maksud aku gini, denger ya Marcellaa, yang cantiknya mirip Scarlett Johansson. Aku masih ngantuk, masih pengen tidur lagi. Daah.." dengan sekali hentakan, gua kembali menarik selimut dan bersembunyi didalamnya.
By:Sales Kambing "ih, kamu nyebelin amat sih fan. Yaudah deh terserah kamu aja." ucapnya sebal. Sementara dari dalam selimut, gua hanya tersenyum lalu kembali mencoba memejamkan mata.
"Kayaknya emang harus aku panggilin pawangnya nih."
Marcella pun keluar, meninggalkan gua yang kembali meringkuk dibalik selimut biru muda berlogo elang dengan tiga bintang yang sudah mulai kusam gara gara jarang dicuci ini. Sebenarnya selain ngantuk ada satu hal lagi sih yang bikin gua jadi rada takut buat ikut ke pantai bareng anak anak kosan yang lain. Selain mata yang masih susah buat diajak melek, hari ini juga udah masuk kategori tanggal tua. Yang artinya gua juga udah mulai menderita old date syndrom alias kere bulanan. Jangankan buat jalan jalan ke pantai, shampo abis aja masih gua tambahin air. Jadi yaudah deh mending gua dokem dibalik selimut terus pura pura molor aja daripada sisa bulan ini harus gua lewatin dengan makan nasi kecap sama kerupuk doang.
"waah dasar kebo lo fan, nih rasain !"
Tapi ternyata cobaan gua nggak berhenti sampai disitu. Tak lama setelah Cella keluar, ada seseorang yang tiba tiba masuk dan melakukan perbuatan yang barbarnya nggak kira kira.
BYUUUURRRR !!!! Diguyur dengan air yang rasanya begitu dingin sontak membuat gua kaget dan langsung bangun untuk sekedar melampiaskan amarah pada seseorang yang sepertinya nggak pernah ikut pelajaran ppkn atau akidah akhlak ini.
"woi ra, apaan sih " udah gila lo ya ?" kata gua emosi begitu mengetahui ternyata Dhara yang mengguyur gua dengan air dungin sialan ini. "liat nih, kamar gua udah kayak pasar terapung aja gara gara kelakuan lo."
By:Sales Kambing Bukannya takut atau seenggaknya bersikap lebih baik, Dhara malah masang wajah makin ganas. Matanya melotot tajam, seringainya mirip tokoh tokoh antagonis yang ada di sinetron jaman dulu macem tersandung. Justru sekarang malah gua yang jiper ngeliat mukanya.
"eh, yang gila itu elo. Anak anak udah pada siap lo malah enak enakan molor disini. Udah sekarang lo buruan bangun terus mandi..." katanya tegas, lengkap dengan raut muka yang lebih mirip pembunuh bayaran daripada remaja belasan tahun.
"Atau gua yang akan mandiin lo disini." pungkasnya, yang membuat gua makin bergidik ngeri sekaligus mupeng dengan pilihan kedua yang ia tawarkan.
"iya iya.. ah, bercanda lo nggak asik tau ra." ucap gua seraya bangkit, lalu berjalan menuju kamar mandi. Meninggalkan Dhara yang masih keliatan mirip psikopat di film film slasher dan Marcella yang sedang menjulurkan lidahnya sambil tersenyum penuh kemenangan.
Sebenarnya gua pengen banget sih milih pilihan kedua, kapan lagi bisa dimandiin Dhara. Tapi ngeliat raut mukanya yang lebih mirip pembunuh berantai membuat gua mau nggak mau tetep milih pilihan pertama. Daripada milih opsi kedua, bukannya dimandiin atau disabunin sama dia, yang ada gua malah dimutilasi terus potongan tubuh gua dibuang ke sungai Mahakam. Kan nggak lucu kalo epilog cerita ini berisi kutipan berita dari harian koran kaltim, dimana ada seorang remaja tanggung dimutilasi oleh seorang cewek labil setengah saiko gara gara bangun kesiangan dan minta dimandiin.
Setelah segala urusan kamar mandi yang nggak bisa gua sebutin udah kelar, gua segera berjalan menuju depan kosan tempat anak anak berkumpul. Sesampainya disana yang dibilang Dhara sama Cella ternyata emang bener, anak anak udah pada ngumpul semua. Menyadari kehadiran gua, wajah mereka yang semula ceria dan ramah mendadak berubah jadi nggak enak banget. Seolah gua adalah maling jemuran yang ketangkep basah dan sebentar lagi bakal dibakar hidup hidup.
"hehe, sori ya guys gua kesiangan. Maklum, semalem abis nonton bola." ucap gua sembari memasang tampang termanis yang gua punya.
By:Sales Kambing "bangke gak usah belagak inosen lo kampret, gara gara nungguin lo doang nih kita jadi kesiangan gini."
"ahelah bukannya siap siap malah pada berantem lo berdua." sahut Adrian menengahi. "udah, yang penting semuanya udah lengkap. Jadi kita bisa langsung berangkat sekarang daripada makin siang."
"oh iya fan, lo ikut mobilnya ikbal aja ya. Soalnya mobil gua udah penuh tuh. Tapi tenang aja, disana ada first crush sama gebetan baru lo kok." tutupnya sambil menepuk bahu gua.
"nah pas banget tuh, kebetulan akhir akhir ini mobil gua rada rewel. Jadi ntar kalo dijalan mogok kan lo bisa bantu dorongin."
"kim*knyaa ikam bal." kata gua sambil berjalan menuju mobilnya.
Begitu masuk mobil, aroma parfum yang segar dan girly sudah memenuhi indra penciuman gua. Yang dibilang Adrian ternyata bener, di backseat gua melihat dua makhluk setengah bidadari bernama Dhara dan Cella sedang fokus dengan telepon genggamnya masing masing. Tapi kayaknya yang 'pure' bidadari cuma cella deh. Sementara Dhara, mungkin dia adalah hasil persilangan antara bidadari yang kimpoi sama preman pasar.
"eh ada cella.." ucap gua memulai obrolan. "kok ikutan naik mobil sih cell, emang sayapnya kemana " ditinggal didalam kamar yaa ?"
"haha apaan sih fan, kamu ada ada aja deh." jawabnya sambil tertawa, hingga pipinya yang kecupable itu terlihat memerah.
"preett.." dari sebelah, Dhara ikut bersuara. "jangan kebawa sama gombalannya cell."
By:Sales Kambing "dih, kenapa lo ra " cemburu karena ga ada yang gombalin " yaudah sini deh gua gombalin juga..."
"kamu kok ikut naik mobil juga sih ra, emang kereta kencana sama para pengawalnya pada kemana ?"
"wah, lo ngira gua cinderella ya fan ?"
"bukan." "terus." "Ratu pantai selatan.."
BLETAKK !! Mobil terus melaju meninggalkan kota kecil bernama Tenggarong. Tapi sampai saat ini gua belum tahu kemana tujuan kita sebenernya. Daritadi mereka ngomongin pantai tapi nggak ngasih tau gua mau ke pantai mana. Semoga aja nggak bener bener ke pantai selatan deh, gua belum siap kalo harus ketemu emaknya Dhara sekarang.
"eh, emang kita mau ke pantai mana sih " daritadi kalian bilang mau ke pantai tapi gua nggak dikasih tau mau kepantai mana."
"kita ke pantai yang nggak jauh jauh dari sini kok fan, ke Bontang aja, pantai Beras basah." jelas ikbal. "Lo udah pernah kesana belum ?"
"belum bal, selama disini gua baru ke pantai Tanah Merah doang di Samboja."
By:Sales Kambing Jarak Tenggarong-Bontang emang nggak terlalu jauh dibanding jarak Tenggarong Balikpapan. Bisa ditempuh sekitar 2 sampai 3 jam dengan kendaraan pribadi seperti yang kita lakukan.
Sesampainya ditempat yang dituju, anak anak terutama yang cewek langsung berlari menuju bibir pantai dan bermain air disana. Sementara gua lebih memilih berteduh dibawah pohon sambil menikmati pemandangan yang ternyata nggak kalah dari pantai pantai ditempat lain.
Air dipantai ini cukup bersih, hingga gua bisa melihat beberapa ikan yang sedang asik berenang. Pantai ini letaknya ada disebuah pulau kecil yang letaknya tak jauh dari daratan Borneo. Sementara dibagian belakang pulau ini ada sebuah mercusuar yang menjulang, semakin menambah kesan eksotis dari pantai yang baru pertama kali gua kunjungi ini. Spoiler for Beras Basahhh..:
Ditemani dengan segarnya es kelapa muda, gua mulai menikmati semilir angin yang perlahan menerpa wajah sembari melihat kerumunan anak kos yang sedang asik bermain voli pantai. Tapi sayang nggak ada yang make bikini kayak di tv tv, coba ada. Es kelapa muda ini pasti udah kalah seger dibanding pemandangan yang ada dibibir pantai.
"lo nggak ikutan main fan ?" tanya Carissa yang tiba tiba udah ada dibelakang gua.
"gua nggak bisa main voli cha." jawab gua. "eh, lo kenapa udahan ?"
"udah capek fan, haha lo nggak bisa main voli apa takut makin item ?"
"yee sialan lo." gua melemparnya dengan sedotan.
"nggak kerasa ya fan, bentar lagi gua harus pindah kosan, ninggalin semua keseruan yang ada disana."
By:Sales Kambing "iya cha, nggak kerasa banget ya. Padahal kayaknya baru kemarin tuh gua gendong lo kerumah sakit karena kolaps gara gara kebanyakan mikirin mantan, hahaha."
"yee sialan, waktu itu gua kecapean tauu, bukan karena mikirin mantan." dia menyenggol bahu gua. "dan rasanya juga baru kemarin lo nyuri nyuri kesempatan buat nyium gua saat nggak ada orang. Untung aja gua nggak teriak fan, hahaha."
"hahaha, sialan. Bilang aja lo juga keenakan cha."
Kemudian kita tertawa bersama, menertawakan sesuatu yang mungkin sebentar lagi takkan pernah terulang kembali. Sebenarnya gua benci banget saat saat seperti ini, tapi disisi lain gua juga nggak mau momen momen seperti ini cepat berlalu.
"makasih banyak ya fan.."
"makasih buat ?"
"buat semuanya fan, kan lo sering banget nolongin gua." katanya, sementara tangannya kini membuat coretan dipasir pantai.
"haha, gua nggak ngelakuin apa apa kok cha." kata gua mencoba tersenyum. "Gua cuma ngelakuin apa yang bisa gua lakuin, dan gua bersukur banget kalo itu bisa berguna buat orang lain, termasuk elo. Jadi lo tenang aja, udah sepatutnya juga kok kita saling tolong menolong."
"lo kan juga sering tuh cha bantuin gua, lo sering banget malah ngasih gua makanan. Yah walau pada akhirnya gua juga tau kalo makanan itu dari Jojo, yang nggak abis lo makan hahaha."
"hahaha, gua jahat banget ya faan.."
By:Sales Kambing "haha enggak kok cha, daripada dibuang kan mending lo kasih ke gua."
"sekali lagi makasih ya faan, makasih banget."
"iya iya, duh lo kenapa mendadak jadi lebay gini sih " kan lo cuma pindah kosan, kita juga masih bisa ketemu lagi. Makanya ntar pas lo udah keluar jangan lupa main main kekosan lama."
"ih jauh Irfaan, kan gua mau pindah ke Samarinda. Ada juga elo yang harusnya main kekosan gua."
"haah, main kekosan elo cha ?" sahut gua antusias sekaligus mupeng.
"ih dasar mesum lo, udah ah gua mau kesana lagi." ucapnya sembari berlari menuju anak anak lain yang kini sedang beristirahat. Namun belum terlalu jauh berlari, dia membalikkan badan dan kembali berjalan kearah gua.
"ohiya fan, kayaknya adek sepupu gua udah mulai suka sama lo tuh. Dan lo juga kelihatan mulai ada rasa sama dia. Awas aja kalo gua sampe tau dia sedih atau nangis gara gara elo." katanya sambil mengepalkan tangan, lalu kembali berlari.
(ohiya kayaknya gua lupa ngasih tau kalo Cella sama Carissa itu sepupuan.)
"dih sotoy lo chaa.." balas gua setengah berteriak. "gua kan masih ngarep lo putus sama Jojo hahaha."
"ngimpi lo fan !"
Hari sudah mulai senja, matahari yang sedari tadi membakar tubuh kita pun perlahan mulai mendekati ufuk barat. Tanda bahwa hari yang cerah ini akan segera berganti menjadi malam
By:Sales Kambing yang dingin. Kita semua masih ada dipantai, menunggu matahari terbenam sembari bercerita tentang semua yang telah kita lewati. Dengan tangan saling bergandengan, kita sama sama duduk hingga membentuk lingkaran dipinggir pantai.
"guys, nggak kerasa ya sebentar lagi kita harus ninggalin kosan yang udah beberapa tahun ini jadi tempat tinggal kita selama jauh dari rumah." Sebagai senior, Adrian membuka obrolan. "pertama, secara pribadi gua mau ngucapin terima kasih karena selama beberapa tahun ini kalian sering banget bantuin gua. Gua juga mau minta maaf kalau selama ini gua juga sering berbuat salah sama kalian."
"kedua, gua harap kita semua tetap berhubungan baik meskipun udah keluar kos dan disibukkan dengan kehidupan masing masing. Ingatlah kalau kita pernah berada ditempat yang sama, pernah bercanda tawa bersama, pernah menikmati mati listrik dan air bersama, pernah rebutan kamar mandi, gua harap kalian tetep mengingat masa masa itu. Supaya hubungan kita juga tetap terjaga meskipun mungkin setelah keluar dari sini kalian akan bertemu keluarga baru. Ingatlah kalau kita semua juga keluarga."
"dan ketiga, gua harap anak anak yang masih bertahan dikosan tetep jaga peraturan dan jaga ketertiban. Jaga nama baik kosan, jangan ngelakuin hal hal aneh apalagi sampai berurusan dengan hukum."
"terakhir, gua berharap semoga jalan yang kalian ambil akan membawa kesuksesan. Yang mau jadi dokter semoga kesampaian, yang mau jadi polisi, guru, atau apapun semoga apa yang kalian impikan dapat menjadi kenyataan. Hingga suatu hari saat kita semua bertemu lagi, kita bukan lagi jadi anak kos yang hanya mengandalkan uang kiriman dari orang tua kita. Tapi kita semua sudah jadi sekumpulan orang sukses yang sedang berkumpul untuk mengenang masa masa penuh perjuangan itu."
"see u on top guys !!"
"see u on top !" jawab kita serempak.
By:Sales Kambing Setelah itu kita semua bergegas kembali kekosan, selain hari udah mulai malam anak anak juga udah pada kecapean. Dhara yang tadi keliatan semangat banget sekarang juga udah lemes. Cella apalagi, yang tadinya heboh sekarang malah udah ketiduran didalam mobil.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam saat kita sampai dikosan. Melihat Cella yang sedang tertidur pulas, naluri penolong gua pun muncul. Segera gua keluar dan membuka pintu belakang tempat dimana dia sedang tertidur.
"eh, mau ngapain lo fan ?" tanya Dhara saat pintu belakang sudah terbuka.
"ya mau gendong Cella kedalem lah, kan dia ketiduran. Yakali mau gendongin elo."
"nggak nggak, gua nggak mau kalo elo yang gendong."
"terus siapa lagi " ikbal " emang lo yakin kalo sama tuh curut cella nggak bakalan diapa apain " atau lo mau biarin cella disini terus sampe pagi ?"
"ya enggak gitu jugaa."
"udah ah kelamaan lo ra, emang selama ini lo pernah gua apain meskipun udah beberapa kali gua punya kesempatan buat 'ngapa ngapain' elo ?"
"yaudah deh terserah elo aja. Tapi awas kalo lo sampe berbuat yang aneh aneh sama dia."
"nggak bakalan ra, kecuali Cella nya sendiri yang mau 'diapa apain'." kata gua dalam hati.
Gua akhirnya menggendong cella menuju kamarnya. Saat itu dipikiran gua emang cuma mau bawa dia kekamarnya doang. Nggak terbersit sedikitpun pikiran aneh yang membuat gua berniat untuk berbuat aneh aneh padanya. Tapi seandainya dia sendiri yang ngajakin 'aneh aneh'
By:Sales Kambing bareng, ya masak gua tolak "
Saat hanya tinggal beberapa langkah dari kamarnya, mendadak ia terbangun dan langsung menampar muka gua.
PLAKK ! PLAKK ! PLAAKK ! Melihat ia terbangun, gua langsung menurnkan tubuhnya dari gendongan.
"eh, kamu mau ngapain aku fan ?" ucapnya begitu terbangun, sementara gua cuma mengggeleng sambil mengelus pipi. Walau nggak kenceng, ternyata tamparannya lumayan panas juga.
"aku nggak ngapa ngapain kamu kok cell, sumpah." gua menunjukkan isyarat huruf V dengan tangan kanan. "tadi aku cuma bantuin kamu kekamar aja kok."
"beneraan kamu nggak mau ngapa ngapain aku ?"
"beneran ceell, suer deh."
"oh yaudah deh kalo gitu, makasih ya faan udah gendong aku sampe sini."
"iya iya, sama sama cell." balas gua sambil tersenyum.
Dia juga ikut tersenyum, memperlihatkan senyuman yang begitu manis meskipun wajahnya nampak sudah sangat lelah. Sedikit membungkukkan badan, gua menyandarkan satu tangan pada pintu kamanya. Entah karena terbawa suasana atau memang saat itu sedang banyak setan yang berseliweran, tiba tiba wajah kita semakin mendekat. Gua menatap matanya lekat lekat, kita saling berpandangan dalam jarak yang sangat dekat. Aroma tubuhnya yang begitu girly serta hembusan nafas yang perlahan mulai tak beraturan semakin membuat gua melayang.
By:Sales Kambing Menembus semua batas serta segala perbedaan yang begitu kontras diantara kita berdua.
CUUUPP !! Bibir kita saling bertemu, gua menikmati setiap detik momen yang membuat aliran darah gua seolah berdesir dengan cepat dari ujung kaki ke ujung kepala. Gua sadar kalau ini adalah perbuatan yang seharusnya nggak gua lakukan. Tapi disisi lain, gua juga tak bisa menolak segala perasaan yang bisa membuat gua terbang melayang seperti ini.
Cukup lama kita berciuman, hingga akhirnya Marcella melepas ciumannya dan kembali tersenyum manis kearah gua.
"Makasih banget ya faan..." ucapnya sambil berjalan masuk dan menutup pintu kamarnya, meninggalkan gua yang masih tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
By:Sales Kambing Part 129
Tahun terakhir gua dibangku SMA berjalan sangat menyenangkan. Selain udah jadi senior yang bisa bebas petentang petenteng disekolahan, sekarang juga udah nggak ada hal yang bisa bikin gua galau meskipun gua masih ngejomblo.
Semenjak acara dipantai waktu itu, hubungan gua dan Marcella berjalan semakin baik meskipun gua masih belum berani ngasih komitmen apa apa. Bukannya apa, walau udah ngerasa cukup nyaman tapi gua nggak mau buru buru buat ngambil tindakan lebih, takut kalau ini hanya perasaan sesaat yang ujung ujungnya hanya akan membuat salah satu dari kita terluka. Lagian kalau dipikir pikir enak juga ngejalanin hubungan kayak gini, jomblo tapi berasa punya pacar. Daripada kayak kemarin, punya pacar tapi berasa jomblo.
"woi bet, lo mau langsung pulang ?"
"yaiyalah kampret, emang mau kemana lagi."
"kekantin aja dulu kuy, gua laper nih. Mana diluar juga panasnya nggak kira kira lagi."
Hari ini cuaca di Tenggarong sedang nggak bersahabat buat kulit gua. Panas matahari yang seolah berada diatas kepala ini membuat gua lebih memilih untuk singgah dikantin sejenak daripada langsung balik menuju kosan.
"wah sori cuy, hari ini ayas lagi puasa." robet menolak ajakan gua.
"eh karet nasi bungkus, sejak kapan lo rajin puasa sunnah ?" tanya gua yang masih sedikit nggak percaya. " puasa wajib aja kadang masih nyempetin minum cendol."
"yee lo ada temennya berubah jadi lebih baik bukannya bersukur malah dicibir gini." ucapnya tak mau kalah. "udah ah ana mau vulang dulu, biar masih sempet sholat dhuhur dirumah.
By:Sales Kambing Assalamu'alaikum !"
"waalaikum salam.."
Gua yang pada dasarnya udah laper dan haus akhirnya tetep berjalan menuju kantin sendirian. Sesampainya dikantin gua ngeliat ada Meyriska disana, langsung lah gua samperin kesana. Lumayan buat temen ngobrol daripada diem doang kek lagi manekin cheleng.
"haloo mbak mahasiswii.. tumben nih main main ke SMA. Mau nyari berondong kayak saya ya." sapa gua sembari duduk didepannya.
"hahaha udah kelas tiga tapi penyakit kepedean lo masih nggak ilang ilang juga ya fan." balasnya sambil tertawa.
Gua mengambil sepotong bakwan yang ada didepan gua, lalu menyeruput susu kocok alias milkshake yang baru saja gua pesan. "hahaha gimana rasanya jadi anak kuliahan Mey ?"
"yaa gitu deh fan, isinya tugas mulu. Haha enakan pas SMA deh."
"hahaha ya namanya juga naik jenjang mey, pasti lebih susah lah. Ibarat game nih lo udah level atas, ngelawannya raja. Sementara gua lawannya masih kroco kroconya mey, makanya masih banyakan bercandanya. hahaha."
"eh lo kan udah kelas tiga nih. Udah punya pacar belum " masa masih jomblo aja sih ?"
"hahaha pertanyaan lo retoris banget sih, ya belum lah kan gua masih mau nungguin lo."
"idih apaan, lo aja nggak pernah nembak gua fan.."
By:Sales Kambing "yaudah, kalo gitu gua nembaknya sekarang deh." jawab gua. "mey, lo mau nggak jadi pacar gua ?"
"hahaha enggak." jawabnya sambil tertawa. "udah ah gua mau balik dulu, dadah Irfaan.." ucapnya sambil mencolek pipi gua, lalu kemudian berjalan menjauh.
Setelah puas mengisi perut, gua langsung menggeber richard supaya bisa segera sampe dikosan sebelum matahari yang panasnya minta ampun ini semakin membakar tubuh gua. Dan untungnya dijalan nggak ada gangguan berarti, kecuali kelakuan penguasa jalanan a.k.a emak emak yang sein kekiri tapi beloknya kekanan. Sehingga nggak butuh waktu lama gua udah sampai di dikosan dan bisa segera merebahkan diri dikamar tercinta.
Gua nggak menaruh perasaan apa apa saat melihat pintu kamar yang sedikit terbuka. Palingan juga Dhara yang emang udah sering banget main kekamar gua tanpa ijin gini. Ohiya, gua emang nggak pernah bawa kunci kamar saat pergi kemana mana, pasti gua taruh dibawah keset. Selain nggak ada barang mewah didalamnya, ini gua lakuin karena gua juga mengidap penyakit sering lupa naruh. Jadi daripada kuncinya ilang dan bikin gua makin repot mending taruh dibawah keset aja lah.
Namun gua sedikit kaget saat melihat ternyata yang didalam kamar adalah Marcella, bukan Dhara. Saat itu dia terlihat sedang duduk sambil membaca tabloid bola yang kemarin baru gua beli. Meski masih diliputi rasa kaget tapi dalam hati gua bersyukur, seenggaknya yang kemarin gua beli adalah tabloid bola. Bukan majalah playboy atau popular.
"baru pulang fan ?" tanyanya singkat saat menyadari kedatangan gua. Sementara perhatiannya masih tertuju pada lembaran kertas itu.
"i..i..i ya cell.." jawab gua mendadak gagap.
Gua memperhatikan penampilannya. Kaos putih bergambar tweety yang terlihat sangat pas ditubuhnya, hotpants berwarna hitam yang bentuknya makin bikin gemes, serta rambut diikat diatas kepala yang otomatis memperlihatkan sebagian leher jenjangnya semakin membuat gua
By:Sales Kambing salah tingkah sekaligus menelan ludah. Buseet, gini gini gua juga masih normal kali, nih cewek nggak takut gua 'apa apain' apa "
"kamu kok bisa ada dikamar aku sih cell ?" tanya gua saat sudah bisa menguasai diri. "atau jangan jangan kamu emang sengaja nungguin aku pulang yaa ?" sembari tersenyum, gua mencoba menggodanya.
Mendengar kata kata gua, spontan ia mengalihkan pandangan dan langsung menatap gua dengan sinis. Yang entah kenapa menurut gua justru semakin menambah daya tariknya.
"idiihh apaan, ngaco kamu fan." elaknya. "aku tadi kesini itu cuma mau ngambil charger aku yang tadi malem kamu pake. Kata Dhara kuncinya ada dibawah keset, jadi aku masuk aja. Soalnya nungguin kamu kelamaan."
"oohh gitu.." gua cuma ngangguk ngangguk mirip hiasan mobil.
"terus pas nyampe sini aku liat kamar kamu berantakan banget fan. Sampah berserakan dimana mana. Buku, sisa makanan, baju kotor, sampai tissue semua ngumpul jadi satu. Jadi ya aku bantu bersihin aja dulu. Nih coba liat, sekarang kamar kamu udah bersih kan ?"


Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gua memperhatikan sekeliling ruangan, ternyata bener kamar gua udah bersih, udah wangi dan nggak bau kaos kaki busuk lagi. Nggak ada lagi bungkus makanan, baju kotor sampe tissue yang kemarin gua pake buat nemenin nonton film 'sedih'. Untung aja dia nggak sampe nanyain nih tisu dipake buat ngapain. Kalo gini sih sering sering aja kamu main kekamar ini cell, siapa tau pas udah bersih kamu mau nemenin buat 'berantakin' kamar ini lagi.
"wah iya, makasih banget ya cell udah bikin kamar aku yang kayak kandang kebo jadi layak ditinggali lagi. Kamu calon istri idaman banget deh."
"hehe, iya dong.."
By:Sales Kambing "yaudah sebagai ucapan terima kasih karena kamu udah beresin kamar aku, nanti aku traktir makan deh.."
"wah, beneran faan ?" tanyanya dengan antusias.
Gua hanya mengganggukkan kepala sembari tersenyum. "iya Marcellaa.."
"yaudah, pas banget kalo gitu. Kebetulan aku juga mau belanja yang lumayan banyak nih."
"eh, maksudnya cell ?" tanya gua dengan perasaan yang mulai nggak enak.
"ya kan kamu barusan bilang mau nraktir aku makan, jadi ya sebelum makan sekalian aku mau belanja dulu. Yaudah deh aku mau siap siap dulu fan, biar nggak kemaleman pulangnya." ucapnya sambil ngeloyor gitu aja. Meninggalkan gua yang masih melongo melihat sosoknya dari belakang.
Anjrit, kenapa gua tadi malah diem aja kayak kebo dicucuk idungnya sih. Marcella juga gitu pula, malah ngira gua mau nraktir dia di resto yang ada di mall. Padahal kan sebenernya gua mau nraktir dia makan nasi kucing di pinggiran Mahakam. Kalo gini sih dompet gua yang baru keisi sama merah merah bakalan langsung madesu lagi, jadi sarang begal alias isinya golok semua.
Tapi setelah gua pikir pikir sejenak nggak papa lah sekali kali deketin cewek pake modal duit, nggak modal dusta mulu. Siapa tau bisa dapet yang lebih dari sekedar 'kecup' kayak kemarin. Oke ini gua ngaco, efek dari keberadaan Cella dikamar gua ternyata gede juga. Kamar gua emang jadi bersih, tapi sekarang pikiran gua yang jadi kotor.
*** Begitu sampai di salah satu mall yang cukup terkenal di Samarinda, Cella langsung mencari segala sesuatu yang dia butuhin. Sementara gua kebagian jadi tukang bantuin barang belanjaan sambil ditanya tanyain sesuatu yang sebenarnya dia sendiri udah punya jawabannya.
By:Sales Kambing "bagusan yang warna merah atau biru fan ?"
"kamu make baju dari daun pisang juga masih kelihatan cantik kok cell." kata gua dalam hati. "yang biru bagus cell, kamu tadi cantik banget pake itu."
"tapi yang merah ini juga bagus banget fan, aku beli yang ini aja deh."
Udah nggak kehitung berapa kali gua ditanyain soal bagusan yang mana sama dia. Dan udah nggak kehitung juga berapa kali pendapat gua nggak dipake. Kesel sih sebenernya, tapi mendadak semua kesel itu hilang saat dia memandang gua dengan tatapan mata dan senyum yang begitu manis.
"capek ya fan " kamu istirahat aja deh, biar aku aja yang jalan."
"eh, enggak kok. Jangan jalan sendiri cell, ntar kamu ilang lagi, diculik om om."
Tapi lama kelamaan kaki gua nyerah juga buat ngikutin langkah kakinya. Udah nyaris seluruh mall kita kelilingin, udah seluruh outlet kita datengin, dan udah ratusan jones yang ngeliat dengan tatapan keplakable, tapi Cella masih belum kelihatan lelah. Raut wajahnya masih terlihat berseri seri, apalagi saat ketemu item yang didiskon. Buset, ini sih atlet marathon juga bakalan keder saat ngelawan cewek belanja.
"kamu masuk sendiri aja ya cell, hah.. aku tunggu disini aja." kata gua dengan nafas terengah engah.
"yaudah fan, aku kesana dulu ya.."
Gua duduk disebuah bangku yang letaknya tak begitu jauh dari tempat Cella berbelanja.
By:Sales Kambing Meregangkan otot otot sambil menyegarkan mata karena disini banyak cewek tjakep yang lalu lalang, lumayan lah walau nggak ada yang se-seger Marcella. Yang lebih gede, banyaakk.
Saat sedang asik memandangi kumpulan makhluk tuhan paling moody ini, gua melihat pasangan kampret alias Firman dan Dhara sedang jalan di mall yang sama. Mengenakan kaos couple yang sama sama berwarna merah, mereka nampak menikmati suasana sore itu. Seolah dunia hanya milik berdua, sementara yang lain termasuk gua dianggap makhluk ghoib.
"woi kampret, lo ngapain disini sendirian cukk." sapa Firman setelah berjalan kearah gua. "jangan bilang mau nyopet lo ya."
"mau nyopet biji lo kendor man." jawab gua kesal. "Gua lagi jalan sama bidadari yang nyasar ke bumi noh." kebetulan setelah itu Cella keluar dari tempatnya berbelanja. Sementara Dhara yang tadinya kelihatan heboh sekarang malah mendadak diem aja. Gua sempet khawatir jangan jangan nih cewek kesambet penunggu mall lagi. Tapi untungnya setelah itu Cella datang, yang akhirnya juga membuat Dhara buka suara.
"hei raa.. wah kebetulan banget bisa ketemu disini."
"iya cell, kebetulan aja tadi gua ngeliat Irfan lagi bengong sambil ngeliatin cewek cewek yang lewat. Jadi kita samperin deh." jawab Dhara.
"ooh gitu,.." cella ngangguk ngangguk.
"yaudah deh kita duluan ya cell, takut film yang mau kita tonton keburu mulai nih." ucapnya sembari menggandeng tangan Firman, lalu kemudian berjalan menjauh menuju sebuah bioskop yang juga tersedia di mall ini.
"Dhara kok keliatan aneh gitu ya fan.."
By:Sales Kambing Gua mengangkat kedua bahu gua. "tau cell, lagi PMS kali."
"ohiya fan, kita karaokean aja yuk."
"eh apa cell, karaokean ?" tanya gua setengah terkejut. "enggak ah, aku gak bisa nyanyi. Jangankan nyanyi, bersin sama batuk aja aku fals."
"ah ayo dong faan, suara aku juga nggak bagus kok. Kita seru seruan aja disana, ya ya.." ucapnya memelas, yang membuat gua makin tak tega untuk menolak ajakannya.
"yaudah deh.." Gua akhirnya menggandeng tangannya menuju sebuah studio karaoke yang letaknya juga ada di mall ini. Dan ternyata dia juga nggak keberatan saat tangannya gua gandeng. Yang keberatan mungkin cuma jones jones yang ngeliatin gua dengan tatapan aneh, seolah gua adalah pelaku kejahatan hipnotis yang sedang ngerjain korbannya.
"kamu mau kita nyanyi lagu apa fan ?"
"alun alun nganjuk ada nggak cell ?"
"hah " lagu apa itu fan, jangan aneh aneh deh." katanya sewot. "nah lagu ini kayaknya bagus fan, kamu tau nggak ?"
"tau kok, yaudah deh nyanyiin lagu itu aja."
"I remember what you wore on our first date, you came into my life and I thought hey, you know this could be something"
By:Sales Kambing Meskipun sadar kalau suara gua masih jauh dari kata bagus, gua tetap mencoba menyanyikan lagu ini sebagus mungkin. Yah minimal nggak ngerusak kuping lah.
"'Cause everything you do and words you say, you know that it all takes my breath away. And now I'm left with nothing..
Dengan santai Cella mulai menyanyikan bait demi bait demi bait lagu ini. Entah kenapa meskipun karakter suaranya jauh bila dibanding Taylor Swift, tapi suaranya tetep terdengar begitu enak ditelinga gua.
"So maybe it's true, that I can't live without you. Well maybe two is better than one. There's so much time, to figure out the rest of my life. And you've already got me coming undone. And I'm thinking two, is better than one
Secara perlahan gua mulai menikmati lagu ini, yah walau suara gua masih nggak menunjukkan progress berarti. Tapi seenggaknya sekarang gua sudah mulai bisa ngikutin irama lagu. Apalagi sekarang tangan kita mulai saling menggenggam, lebih tepatnya sih gua yang megang tangan dia. Sementara dia nggak nunjukkin reaksi penolakan karena mungkin udah kebawa suasana.
Quote: I remember what you wore on our first date You came into my life
And I thought hey You know this could be something
'Cause everything you do and words you say You know that it all takes my breath away And now I'm left with nothing
So maybe it's true, that I can't live without you Well maybe two is better than one
There's so much time, to figure out the rest of my life And you've already got me coming undone And I'm thinking two, is better than one
By:Sales Kambing Dan setelah lagu ini selesai, gua baru sadar. Kayaknya two emang better than one deh.
By:Sales Kambing Part 130 Dulu bokap gua pernah bilang, bahwa kebahagiaan dan kesedihan kadang bisa saling bersinggungan. Namun seringkali kita tak menyadari hal itu. Ada orang yang terlalu larut dalam kesedihan, hingga dia lupa bahwa dibalik kesedihannya pasti ada satu hal yang masih bisa membuatnya tersenyum. Sebaliknya ada juga orang yang terlalu larut dalam kebahagian semu, hingga dia juga tak menyadari bahwa satu hal kecil bisa saja membuat semuanya hilang tak berbekas. Dan andai gua bisa memilih, gua lebih memilih berada di posisi pertama. Tapi sayang, kadang hidup tak memberi kesempatan pelakunya untuk memilih.
Perbedaan. Satu kata yang mungkin takkan berarti apa apa jika gua tulis pada selembar kertas putih atau coretan di dinding kamar. Namun satu kata itu punya arti sangat besar jika disebelah kanan dan kirinya gua tulis nama Irfan dan Marcella.
Dilihat dari segi apapun, kita bagaikan dua sisi yang benar benar jauh berbeda. Gua juga sadar bahwa kita memang diciptakan untuk tak saling bersama. Dan bahkan jika gua tetap memilih untuk melanjutkan hubungan ini, gua juga nggak yakin bahwa kita mampu meruntuhkan tembok besar bernama 'perbedaan' itu.
"Sluuurrp...!" Gua menyeruput secangkir kopi hitam yang asapnya masih mengepul, sembari berharap bahwa kafein kafein ini mampu menjernihkan otak gua yang mulai tumpul dikikis oleh semua masalah yang kini mulai datang silih berganti. Namun entah kenapa semua seolah buntu, pikiran gua masih kalut meskipun sudah beberapa cangkir kopi ini membasahi tenggorokan gua.
"mau berapa cangkir lagi fan " mau berapa cangkir lagi sampai lo sadar akan kebodohan lo sendiri ?"
Gua tak terlalu memperdulikan kata kata yang baru saja diucapkan Dhara. Dan hanya membalasnya dengan gelengan lemah.
"gua juga nggak tau ra..."
Dia mendekatkan posisi duduknya hingga tepat berada di sebelah gua. Lalu kemudian menepuk pundak gua secara perlahan.
By:Sales Kambing "denger ya fan, masalah ini sebenernya nggak serumit yang lo bayangin kok..." dia menghentikan ucapannya, lalu menyeruput segelas coklat panas yang menjadi favoritnya.
"lo hanya tinggal ungkapin semua perasaan lo, lo cuma harus jujur sama cella. Dan kalau lo masih ragu karena dia 'beda', gua nggak akan maksa lo buat pacaran sama dia, tapi seenggaknya lo bilang jujur didepannya, kalau lo juga punya perasaan sama dia. Masalah lo nggak sulit, dia suka sama lo dan lo juga suka sama dia. Yang bikin semua ini kerasa susah ya lo sendiri fan."
Kata kata yang baru saja diucapkan Dhara emang ada benernya. Yang perlu gua lakuin sekarang hanya bicara jujur pada Marcella tentang semua perasaan ini, tanpa memikirkan bagaimana kelanjutan hubungan yang akan kita jalani nantinya. Tapi kemudian gua juga sadar, bahwa masalah ini nggak akan selesai gitu aja.
Gua kembali menyeruput kopi yang kini sudah mulai mendingin, sembari membalas kata katanya dengan nada skeptis.
"tapi masalah gua juga nggak semudah itu ra." ucap gua. "Gua nggak yakin semua bakalan selesai gitu aja."
"..." "gua nggak mau maksain hal yang emang bukan pada tempatnya ra. Gua juga nggak mau maksain sesuatu yang emang ditakdirin bukan untuk gua. Gua tau Cella, dia cewek yang baik, cantik, dan gua juga berani bertaruh bahwa setiap cowok diluar sana pasti pengen punya pasangan kayak Cella..."
"..." "begitupun juga gua ra, sebagai lelaki normal bohong banget kalau gua nggak suka sama cewek kayak Cella. Tapi balik lagi, keadaan yang bikin semuanya berubah. Dan sebelum semuanya berjalan semakin sulit, gua nggak akan menambah bebannya dengan hal hal konyol yang hanya akan bikin dia makin sedih ra. Biarlah ini semua jadi rahasia termanis yang pernah kita sembunyikan ra."
"udah " udah ngomonngnya fan ?"Dhara terlihat nggak sependapat dengan apa yang baru saja gua
By:Sales Kambing katakan. "dasar cowok bodoh !!"
"lo kira dengan nyembunyiin semua perasaan lo itu akan membuat dia nggak makin sedih " lo kira dengan ngebiarin dia nggak tau semua isi hati lo akan membuat dia lebih baik " lo kira dengan semua ketololan lo itu nggak semakin nambah bebannya " enggak fan !" ucapnya dengan penuh emosi, gua belum pernah melihat raut mukanya semarah ini. Membuat gua sedikit sadar bahwa yang gua katakan tadi ternyata salah besar di matanya.
"sumpah ya fan.. kadang gua juga bingung kenapa gua masih naruh perasaan sama cowok bodoh bin tolol kayak elo.."
"ma.. maksud lo gimana ra ?"
Belum habis kekacauan yang melanda pikiran gua akibat semua masalah ini, kata kata yang baru saja diucapkan Dhara seolah makin menambah masalah itu.
"iya fan, jujur gua masih suka sama lo. Gua masih nyaman berada dideket lo, dan gua masih berharap bahwa suatu saat kita bisa bersama.."
"..." "kadang gua masih suka nyesel fan, kenapa waktu itu gua nggak bisa nunggu lo lebih lama lagi " kenapa waktu itu gua lebih cepat membuka hati buat orang lain sementara orang yang selalu gua harepin cuma elo."
"gua juga sering ngerasa cemburu saat ngeliat lo bercanda dan ketawa bareng Marcella, karena rasa ini juga muncul dari sana fan.."
Pikiran gua semakin kacau, rasa bingung, kaget, dan nggak percaya kalau dia juga masih suka sama gua seolah berkumpul jadi satu di kepala gua. Membuat gua semakin lelah akan semua ini. Please, somebody wake me up from this fkin nightmare !
Perlahan gua mulai memegang tangannya, mencoba untuk sekedar mengurangi lelehan air mata yang
By:Sales Kambing terus membasahi wajahnya.
"maafin gua ya ra, gua bener bener nggak tau kalo lo masih suka sama gua."
Masih terisak, kini tangannya mulai menggenggam tangan gua dengan erat. "enggak fan, gua yang minta maaf. Gua egois banget, udah ada Firman tapi masih ngarep sama lo."
"ra.." gua mulai memandang wajahnya, membersihkan air matanya dengan selembar tissue yang ada di meja. "lo tau nggak satu hal yang masih membuat gua berpikir untuk nyatain semuanya pada Cella ?"
"enggak, hikss.. emang apa fan ?"
"gua juga masih suka sama lo ra !"
By:Sales Kambing Final Part "gua juga masih suka sama lo ra !"
Kata kata itu akhirnya terlontar dari bibir gua, kata kata yang mungkin akan terdengar sangat manis jika gua ucapkan sebelum Firman mengucapkannya lebih dulu. Tapi sekarang, gua nggak yakin kata kata itu bisa membuat gua keluar dari semua situasi sulit ini.
Meskipun gua mengucapkannya dengan sadar, tapi gua masih bingung kenapa justru kata kata itu yang akhirnya gua ucapkan. Bukannya menjadi jalan keluar atas semua masalah masalah ini, yang ada justru menambah masalah baru karena ternyata Dhara juga masih punya perasaan yang sama.
Tak bisa gua pungkiri, bahwa gua juga masih menaruh perasaan pada Dhara. Anggapan bahwa gua rela melepasnya bersama orang lain juga nggak sepenuhnya bener. Karena jauh dilubuk hati terdalam, gua masih berharap kalau gua adalah lelaki yang bisa senantiasa menggenggam tangannya dengan erat, memeluknya seolah ia hanya tercipta sebagai pendamping hidup gua, dan berharap bahwa gua adalah seseorang yang selalu ada disetiap detik lembaran hidupnya, bukan Firman.
Tapi disisi lain, kehadiran Marcella juga tak kalah istimewanya. Dimata gua, dia adalah wanita yang hebat. Senyum serta tawanya selalu bisa membuat lupa bahwa dia masih manusia biasa, bukan seorang bidadari. Dan dia juga lah yang membuat gua keluar dari masa masa sulit setelah hubungan gua dan Elsa berakhir. Dua hal inilah yang semakin membuat kepala gua penuh, dijejali dengan semua masalah yang datang silih berganti.
Selama beberapa saat, Dhara tak bereaksi apa apa. Ia hanya memandang gua dengan tatapan kosong, gua masih belum bisa menerka apa yang tengah ia pikirkan sekarang. Tapi yang jelas dari sorot matanya gua bisa menangkap bahwa ia juga sama sama tak menginginkan berada di situasi seperti ini.
"andai kata kata itu lo ucapin sebelum Firman, gua pasti seneng banget fan.." masih sedikit terisak, Dhara akhirnya kembali membuka suara.
"tapi sekarang semua udah berubah fan, gua tau kok yang lo ucapin barusan cuma reaksi spontan setelah lo tau kalo gua masih ada rasa sama lo."
By:Sales Kambing Gua masih terus memperhatikan setiap kata yang ia ucapkan. Sembari berharap bahwa semua kekacauan ini bisa segera berakhir tanpa melukai perasaan siapapun.
"meskipun lo bilang kalo lo masih suka sama gua, tapi gua yakin kok fan kalau hati lo udah bukan buat gua lagi." ia melanjutkan.
"tapi raa.." "gua tau kok fan, lo tadi nggak bilang dari hati. Itu cuma sekedar pelarian dari semua rasa bingung yang lo rasain, logika lo berubah setelah tau kalau gua masih punya rasa sama lo. Tapi gua yakin, walau logika lo berubah, hati lo akan tetep milih Marcella."
Gua mengusap wajah dengan kedua telapak tangan, sebagai bentuk rasa frustasi akan semua ini. Jujur, untuk saat ini gua benar benar nggak bisa memilih. Dhara emang sosok yang penting dalam hidup gua. Tapi Marcella, dia adalah wanita yang istimewa.
"sekarang gua tanya sama lo fan, lo beneran suka sama gua ?"
Tak tau harus menjawab apa lagi, gua pun hanya membalasnya dengan anggukan lemah.
"iya ra.." "yaudah deh fan, sekarang gini aja.."
Kemudian dia memegang tangan gua, sempat terlihat seberkas senyum di wajahnya. Yang justru membuat gua semakin bingung dengan apa yang sebentar lagi akan dia lakukan.
"kalau lo masih ada perasaan sama gua, tembak gua fan. Ungkapin semua perasaan lo, tatap mata gua, bilang kalau lo bener bener suka sama gua fan." dia semakin mempererat genggaman tangannya.
Gua memandang wajahnya dengan tatapan heran. "lo serius ra ?"
By:Sales Kambing "gua belum pernah seserius ini fan.."
Meskipun masih sedikit ragu, namun gua tetap berusaha untuk menuruti semua permintaannya, sekedar berharap agar semua ini segera usai.
"raa.. gua.." Perlahan gua mulai membalas genggaman tangannya, mencoba menatap kedua bola matanya lekat lekat lalu mengutarakan semua perasaan yang selama ini gua pendam. Namun entah kenapa, saat gua menatap matanya justru yang berkelebat dikepala gua adalah bayangan saat Marcella sedang tersenyum kearah gua. Yang membuat suara ini seperti enggan keluar, seolah ada beban berat yang tertahan sebelum gua bisa mengutarakan semuanya.
Gua menghela nafas sejenak, mencoba menenangkan diri terlebih dahulu. Hingga akhirnya gua sadar, bahwa gua telah jatuh cinta pada seorang gadis bernama Marcella.
Dhara memang sosok yang penting dimata gua, tapi gua sadar bahwa sudah ada lelaki bernama Firman yang selalu ada untuknya. Sebagai seorang lelaki, gua tau kalau perjuangannya untuk mendapatkan Dhara juga tak mudah.
"maaf ra, gua nggak bisa.."
"bagus.." ucapnya sambil menepuk bahu gua. "jadi sekarang lo udah tau kan apa yang harus lo lakuin ?"
*** Jumat, 15 Mei 2015 "Bukan Irfan Bachdim !"
"saya pak !" By:Sales Kambing Gua menerima amplop yang berisi hasil belajar selama tiga tahun kebelakang ini dengan perasaan was was, khawatir kalau hasil yang akan gua terima tak sesuai harapan. Karena sedikit banyak gua sadar, bahwa tiga tahun gua berada disini lebih banyak dihabisin dengan bermain dan bersenang senang daripada belajar.
"lo kenapa fan ?" tanya Robet yang duduk disebelah gua. "takut nggak lulus ya ?"
"bukan gitu bet." jawab gua mencoba tenang. "gua cuma khawatir aja nggak bisa nemenin lo ngulang setahun lagi, hahaha.."
"hahaha anjing lo panjul.."
Setelah aba aba untuk membuka amplop ini diberikan, gua pun mulai menyobek amplop kecil ini secara perlahan. Dan langsung terlonjak bahagia begitu mengetahui kalau gua lulus.
"hahaha anjingg gua lulus bet !!"
Suasana sekolah yang tadinya sunyi mendadak menjadi riuh sesaat setelah semua siswa melihat amplop masing masing. Tak terkecuali gua, gua yang tadinya was was pun mendadak begitu emosional setelah melihat amplop itu. Hingga gua lupa bersyukur bahwa sebenarnya kemampuan gua nggak ada apa apanya, dibanding Ridho-Nya.
"gung, bet, buruan ambil pilox nya.."
Seperti remaja remaja tanggung lainnya, moment kelulusan ini nggak akan berkesan tanpa adanya aksi corat coret seragam. Begitupun dengan yang kita lakukan. Setelah melakukan sujud syukur atas kelulusan ini, seluruh siswa langsung tumpah ruah dihalaman sekolah untuk meluapkan segala kegembiraan yang tengah mereka rasakan.
SROOTT !! SROOTT !! By:Sales Kambing "lo mau disemprot di bagian mana dulu fan ?"
"terserah elo pada aja cuy mau nyemprot atau tanda tangan dimana aja, asal jangan di bagian tulang rusuk gua nih. Udah dibooking someone soalnya, hahaha.."
"hahaha gaya lo cukk, udah serangg.."
SROOOTTT !! SROOOTT !! PSSTTTT !!
Bagian depan, belakang, hingga rambut gua sekarang udah penuh dengan lumuran cat semprot dan puluhan tandatangan dari manusia manusia yang selama tiga tahun ini mewarnai lembaran kisah sekolah gua. Gua begitu menikmati saat saat seperti ini, saat saat yang tentu takkan bisa terulang lagi di kemudian hari.
Saat sedang asik semprot menyemprot pilox, hape disaku celana gua tiba tiba bergetar, menandakan bahwa hal yang gua tunggu tunggu akhirnya segera tiba.
Quote: Incoming Call : Dhara
" Halo ra, gimana " udah siap belum ?"
" udah fan, lo tinggal kesini aja pokoknya. Ohiya, lo lulus nggak nih ?"
" ya lulus lah, orang pelajarannya masih standar orang normal. Kalo ada ujian bikin lo jadi cewek tulen, baru deh gua nggak lulus, hahaha. Yaudah ra abis ini gua kesana kok."
" sialan lo fan, yaudah deh gua tungguin. Jangan kelamaan, ntar Cella gua kenalin sama anak SMK sebelah loh."
" yaudah, tungguin gua ya." ucap gua seraya menutup teleponnya.
By:Sales Kambing "cuy, kita konvoi ke taman bawah jembatan aja kuy. Kata Dhara disana anak anak sekolah lain udah pada kumpul."
"yaudah deh ayuk.."
Sesampainya disana gua langsung disambut dengan kerumunan abg abg labil yang tumpah ruah memenuhi taman yang ada dibawah jembatan kutai kartanegara. Setelah beberapa saat mencari, akhirnya gua bertemu dengan dua gadis cantik yang beberapa tahun ini selalu menghiasi hari hari gua.
"halo faan.." sapa Cella dan Dhara kompak, seraya menyemprotkan cat berwarna merah dan biru kearah gua
SROOOTTT !! "ahahaha.." "wah wah curang nih mainnya.."
"haha salah sendiri lo nggak bawa pilox juga.." Dhara mendekat kearah gua. "ohiya, sini fan gua tandatanganin dulu seragam lo." Dia membubuhkan tandatangannya di lengan sebelah kanan seragam gua. Sementara gua memberikan tandatangan dibagian pinggangnya.
"sini fan, aku juga mau tandatangan di seragam kamu." Ucap Cella tak mau kalah.
"kamu tanda tangan disini aja Cell, ini khusus buat kamu." gua membimbing tangannya menuju tulang rusuk sebelah kanan gua. Sementara gua memberikan tanda tangan dibagian punggungnya.
"yaudah deh fan, cell, gua kesana dulu ya." Ucap Dhara sembari berkedip kearah gua, seolah berkata. "your turn boy !"
"kita kesana aja yuk cell, biar nggak terlalu rame."
By:Sales Kambing Gua menggandeng tangan Marcella, mengajaknya berjalan ketempat yang tak terlalu ramai. Sambil sesekali memikirkan kata kata apa yang akan gua ucapkan nantinya.
Kita akhirnya duduk disebuah bangku yang letaknya tepat menghadap ke sungai Mahakam. Gua membeli dua cone eskrim coklat yang menjadi kesukaan Marcella, sembari mengurangi rasa gugup yang kini mulai mengikis rasa percaya diri gua.
"cuacanya cerah ya cell, apalagi ada kamu disebelah aku." ucap gua berbasa basi.
"iya fan, apalagi momennya juga pas banget gini." balasnya sambil mengigit eskrim ditangannya. "ohiya, kamu tadi kenapa nyuruh aku tanda tangan disitu sih " sementara kamu malah tandatangan dibelakang."
"nggak papa sih cell, cuma aku berharap.." gua menghentikan kata kata gua, lalu menggigit eskrim yang kini sudah mulai mencair.
Gua memandang kejauhan, memandang kawanan burung yang kini mulai berbondong bondong kembali ke sarangnya. "aku berharap, bahwa kamu bisa menjadi tulang rusukku. Sementara aku bisa jadi tulang punggungmu, Marcella."
Mendengar kata kata gua, Cella spontan tertawa. "ahaha, kamu ada ada aja deh fan, gombal mulu.."
"aku serius cell.."
"eh, maksudnya ?" dia nampak terkejut.
Gua mulai menggenggam kedua tangannya, sementara mata gua menatap kedua bola matanya dalam dalam. Jantung gua berdegup kencang, sementara darah gua seolah berdesir dengan cepat dari ujung kaki keujung kepala. Namun itu semua tak mengurangi keyakinan gua untuk segera mengungkapkan semua perasaan ini.
Gua menarik nafas panjang, menghembuskannya secara perlahan lalu mengucapkan kata kata itu
By:Sales Kambing padanya. "aku cinta sama kamu, Marcella.."
By:Sales Kambing Final Part 2 "aku cinta sama kamu, Marcella.."
PLAAKKK !!! Gua memang sudah berhasil mengungkapkan semua perasaan ini, namun apa artinya itu semua jika yang gua terima hanyalah sebuah tamparan keras " yang bahkan ini adalah kali pertama tangan halusnya menghajar wajah gua.
"kamu barusan bilang apa fan ?"
Meskipun masih sedikit terkejut dengan reaksi yang baru saja ia tunjukkan, namun gua tetap berusaha tenang dan kembali mengulangi kata kata yang tadi sempat membuat tangannya bergerak menghampiri pipi kiri gua.
"aku cinta sama kamu, Marcella.."
PLAAKKK !!! Oke, sekarang gua sadar. Dua tamparan keras yang gua terima sepertinya sudah cukup untuk menggambarkan semua perasaannya.
Masih tetap berusaha agar tetap terlihat tenang, gua akhirnya bangkit dan berjalan menuju pembatas yang memisahkan antara daratan dan sungai mahakam yang kini membentang dihadapan gua.
"maafin aku cell, aku emang lancang banget. Udah ngerusak acara yang seharusnya jadi momen bahagia kamu." gua memandang jauh keseberang, mengambil sebutir kerikil lalu melemparnya sejauh mungkin.
"aku juga sadar kok cell, kalau cowok kayak aku nggak pantes banget berharap sama cewek secantik dan semanis kamu. Tapi bukankah setiap orang berhak mengutarakan semua isi hati pada seseorang yang ia sayangi ?"
By:Sales Kambing "..." Marcella masih tetap diam mendengarkan semua ucapan gua, kini mulai terlihat buliran air mata yang perlahan membasahi wajah cantiknya, yang bahkan beberapa saat lalu masih berhiaskan sebuah senyum manis.
"aku juga tau cell, jika diantara kita terlalu banyak perbedaan. Jadi kamu nggak perlu kok nampar aku sampai dua kali hanya untuk bikin aku sadar kalau kamu nggak mungkin punya perasaan yang sama." gua mulai beranjak dari tempat gua berdiri.
"sekali lagi maafin aku ya cell, untuk semua kekacauan ini.." ucap gua sembari berjalan menjauh, meninggalkan sosoknya yang masih nampak diam mematung.
Gua berjalan dengan perasaan yang tak karuan, disatu sisi gua merasa lega karena gua sudah bisa mengungkapkan semua perasaan yang selama ini terpendam. Tapi disisi lain gua juga kecewa setelah tahu kalau ternyata Marcella tak punya perasaan apa apa pada gua.
"Irfaaaann, tungguu !"
Namun belum terlalu jauh berjalan, gua mendengar Marcella meneriakkan nama gua. Gua menghentikan langkah kaki, lalu kemudian menoleh kearahnya.
"apa lagi cell ?"
"kamu kan belum denger jawaban aku fan.."
"jawaban " aku udah gak butuh jawaban cell, dua kali tamparan ini udah cukup kok buat dijadiin jawaban." ucap gua sembari berusaha kembali berjalan, namun tangannya kembali berhasil menahan langkah gua.
"kalau gitu, kasih kesempatan aku buat ungkapin semua perasaan ini fan. Seperti yang kamu bilang tadi, bukankah setiap orang berhak mengungkapkan semua perasaannya ?"
By:Sales Kambing "yaudah.." Dia berjalan mendekati gua, lalu kemudian mengatakan sesuatu yang sedari tadi gua tunggu.
"setelah semua hal yang kita lewati, bohong banget kalau aku nggak jatuh hati sama kamu fan.."
Mendengar kata kata yang baru saja ia ucapkan, membuag rasa kecewa yang tadi sempat menguasai pikiran gua mendadak lenyap. Berganti dengan rasa senang dan bahagia walau gua juga masih tak percaya dengan apa yang baru saja gua dengar.
"aku juga cinta sama kamu, Irfaann.."
Dia langsung membenamkan wajahnya di dada gua, menumpahkan segala airmata bahagianya yang kini mulai ikut membasahi seragam gua. Sementara gua hanya berusaha menahannya lebih lama lagi, tak ingin momen momen seperti ini berlalu begitu saja.
"aku juga cinta sama kamu cell." gua mendekapnya dengan erat, hingga kini wangi tubuhnya seolah bercampur dengan bau keringat gua.
"eh tapi tadi kok kamu nampar aku sih " sampe dua kali pula. Dikira nggak sakit apa.."
Dia menarik wajahnya yang masih terbenam di dada gua, seraya tersenyum manis. "hehehe nggak papa sih, cuma iseng aja fan. Yang pertama itu karena aku sebel sama kamu, kenapa nembaknya baru sekarang sih ?"
"haha, tau gitu aku nembak pas kamu masih sama Dicky aja cell." jawab gua sambil ikut tersenyum. "terus yang kedua ?"
"yang kedua sih supaya aku yakin kalau ini bukan mimpi aja fan, ahaha.."
"yee dasar.." balas gua sambil mencubit hidungnya, lalu kembali menariknya dalam dekapan.
By:Sales Kambing Cukup lama kita berpelukan, hingga tak sadar bahwa sebentar lagi matahari akan segera tenggelam. Mengakhiri satu hari bahagia yang takkan pernah bisa gua lupakan seumur hidup.
"Ehemm !!" Gua mendongakkan kepala, dan melihat Dhara, Robet, Firman, Dan Pertiwi sedang memandang gua dengan senyum yang mengembang.
"Ciyeee... Peje mana peje " ahahahaha.."
*** Rabu, 20 Mei 2015 "gimana mah " papah udah keliatan ganteng belum ?"
"ahaha.. kamu apaan sih fan, emang siapa yang mau jadi istri kamu " ngarep banget ahaha."
Marcella dengan teliti mencoba merapikan setelan jas dan dasi yang gua kenakan. Di pagi yang lumayan cerah ini, gua sedang sibuk berdandan didepan kaca yang ada dikamar gua. Hari ini adalah hari pelepasan untuk para siswa kelas tiga. Hari yang secara resmi akan menutup kiprah gua sebagai bocah SMA.
"haha, yakin niih gak mau jadi istri akuu ?" sembari tersenyum, gua mencubit pelan hidungnya.
"haha udah ah faan, kamu jangan gerak gerak terus. Jadi susah ngerapiinnya.." Dia masih terus mencoba merapikan dasi yang gua kenakan.
Gua memperhatikan sosok yang tingginya hanya sebahu gua ini, sembari terus bersyukur bahwa gua dipertemukan dengan seorang wanita yang tak hanya cantik, tapi juga baik dan sangat spesial dimata gua. Meskipun gua sendiri juga nggak tau apakah hubungan kita masih bisa terus berlanjut, tapi pernah mendekapnya adalah sebuah cerita yang takkan bisa dilupakan begitu saja.
By:Sales Kambing Begitu sampai di gedung tempat acara berlangsung, gua langsung menggandeng tangan Marcella untuk segera masuk. Tak terlalu lama mencari, akhirnya gua bertemu dengan ebes alias bokap yang sengaja datang untuk melihat anak dableknya ini di wisuda.
"selamat ya naak.." ucap beliau setelah kita bertemu, sementara gua spontan langsung menyalami dan mencium tangannya. "semoga ilmu yang kamu dapat bisa bermanfaat bagi semua orang, dan semoga kedepannya kamu bisa melewati ujian yang jauh lebih berat dari ujian sekolah, yaitu ujian hidup."
"amiin, semoga aja pak. Bertahun tahun dadi anake sampean ae kuat pak, haha."
"wuoo dasar bocah gemblung." balasnya sambil tertawa. "eh iya, ini apais fan ?" tanya beliau sambil menoleh kearah Marcella.
"ohiyo, sampe lali aku.." balas gua. "kenalin pak, iki Marcella.." lanjut gua seraya berkedip dan tersenyum genit.
"Marcella om.."
Setelah berkenalan, beliau langsung berbisik bisik ditelinga gua. "wah pinter juga kamu fan kalo nyari cewek. Nggak kaya bapakmu ini, apes banget dapat emakmu hahaha."
"hahaha.." Buset nih om om, giliran jauh aja emak gua dijelek jelekin. Padahal kalo dirumah sukanya muji muji, katanya emak mirip Tia Ivanka lah, Ayu Azhari lah, Sophia Latjuba lah, Asia Carrera lah. Oke, yang terakhir gua ngaco.


Plakk ! Plakk ! Plakk ! Karya Sales Kambing di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"yawis pak, kita mau kesana dulu ya. Ketempat anak anak, bapak duduk manis aja disini, jangan kemana mana."
"yawis, ati ati. Dijaga itu Marcella nya fan, disana banyak kucing liar tuh."
By:Sales Kambing Gua bergabung dengan peserta wisuda yang lain. Menatap wajah mereka satu persatu agar gua masih bisa terus mengingat kebersamaan kita meski setelah ini kita akan menempuh jalan masing masing. Gua menikmati momen momen terakhir sebagai anak SMA, sambil sesekali bercanda dan mengingat semua kelakuan bodoh yang pernah gua lakukan selama tiga tahun kebelakang.
"setelah ini lo mau kemana fan ?" tanya Robet.
"gua sih pengennya kerja dulu aja sambil nambah pengalaman, tapi bokap kayaknya nyuruh gua kuliah dulu bet." jawab gua. "nah lo sendiri abis ini mau ngapain " jangan bilang mau kimpoi lo ya, hahaha."
"haha ya enggaklah fan, gua mau kerja dulu ditempat sodara gua. Nikah sih belakangan aja."
"lo gimana do " lolos nggak jadi silup ?"
"masih tes tes lagi fan, yah doain aja lolos."
"ya jelaslah, tenang aja do. Pokoknya semua temen temen gua, gua doain sukses semua. Lancar rejekinya, panjang umurnya, sama selalu inget sama teman lama."
"kita semua pernah berada ditempat yang sama men, pernah ngutang dikantin yang sama, pernah dihukum gara gara kesalahan yang sama, dan mungkin pernah berebut cewek yang sama. Jadi gua harap meski setelah ini kita nggak akan bisa sering ketemu, tapi paling nggak kita semua harus tetep inget satu sama lain. Hingga nanti saat ada satu teman kita yang kesusahan, teman yang lain kompak bantuin. Kita masuk kesekolah ini bareng bareng, keluar bareng bareng, maka udah seharusnya kalau kita juga bisa sukses bareng bareng. Dan jika suatu hari nanti lo mulai merasa lelah dengan apa yang lo kejar, lo harus inget hari ini. Lo harus inget bahwa hari ini kita udah bikin satu janji, janji bahwa kita semua akan ketemu lagi sebagai orang orang sukses, bukan bocah SMA yang tiap hari bikin masalah." gua mengakhiri kata kata gua. Lalu menjabat tangan tangan yang selama tiga tahun ini senantiasa terulur saat gua sedang jatuh tersungkur.
Cerita masa SMA gua mungkin nggak se menarik cerita orang lain. Pengalaman gua mungkin juga belum layak untuk dibagi kepada orang lain. Tapi setiap orang adalah tokoh utama dalam kehidupannya masing By:Sales Kambing
masing. Dan gua sangat bersyukur karena bisa menjadi tokoh utama dalam kisah yang menurut gua sangat (luar) biasa ini.
By:Sales Kambing Last Part Malam ini cuaca begitu cerah, tak ada setitik awan pun yang menghalangi sinar rembulan dan ribuan bintang di langit untuk menerangi gelapnya bumi. Angin juga bertiup tak terlalu kencang, membuat siapapun takkan betah berdiam diri didalam rumah, termasuk gua.
Gua membelah lengangnya jalanan malam dikota kecil bernama Tenggarong. Tak terlalu lama berjalan, gua akhirnya menghentikan motor tua pabrikan italia ini tepat didepan sebuah resto yang letaknya berada dipinggiran sungai Mahakam.
Perempuan yang sedang duduk di jok belakang motor gua langsung turun begitu motor ini berhenti. "loh, kok kesini sih fan " nggak ke angkringan yang biasa aja ya ?"
"haha, udah tenang aja cell, sekali kali makan disini kan nggak papa." jawab gua sambil tersenyum. "yaudah masuk yuk, nggak bosen apa tiap aku ajak makan pasti nasi kucing terus, hahaha."
Gua menggandeng tangannya menuju meja yang telah gua pesan sebelumnya. Sebuah meja yang letaknya tepat menghadap kearah sungai Mahakam. Semakin romantis dengan sebuah lilin ditengahnya.
Setelah duduk beberapa saat, seorang waitress pun menghampiri kami untuk sekedar menanyakan apa makanan yang hendak dipesan.
"kok cuma dibolak balik aja mbak " nyari nasi kucing ya " haha." tanya gua iseng saat ia nampak kebingungan melihat daftar menu.
"haha kamu apaan sih fan, ini juga gara gara kamu nih, tumben amat ngajak kesini.." jawabnya, sementara matanya masih fokus melihat selembar kertas yang ada didepannya.
"saya pesan ini aja deh mbak, sama minumnya cappucino aja. Ohiya, kamu mau pesen apa fan ?"
"samain sama kamu aja deh cell.."
By:Sales Kambing Tak berapa lama kemudian, pesanan kita pun datang. Gua jadi sedikit menyesal udah minta pesenan yang sama dengan Cella setelah tau bahwa yang dia pesan ternyata malah semacam seafood mentah. Rada jijik sih sebenernya karena gua belum biasa makan ginian, tapi berhubung gua makannya bareng Cella yaudah deh gua hajar aja. Demi kamu jangankan ikan mentah cell, minyak mentah juga aku abisin.
Tak ada suara yang timbul saat itu, selain suara garpu, sendok, dan alat makan lain yang kita gunakan. Marcella nampak menikmati makan malamnya. Sementara gua, kini mulai bingung dengan apa yang sebentar lagi akan gua ucapkan padanya.
Dan bahkan setelah acara makan selesai pun gua masih belum bisa mengatakan apapun padanya, takut bahwa yang akan gua katakan ini akan merubah rona senyum yang sedari tadi menghiasi wajah manisnya. Tapi walau bagaimanapun gua sadar, bahwa kejujuran tetap harus diutarakan, meski itu akan terdengar begitu sakit.
"cell.." "hmm.. ?" "aku mau ngomong sama kamu."
"mau ngomong apa fan ?"
"tapi jangan disini deh, banyak orang. Kita ke turap (pinggiran mahakam) aja yuk."
Gua akhirnya mengajak Marcella menuju sebuah taman kecil yang letaknya tepat di pinggiran sungai mahakam. Tempat yang tak terlalu ramai, tapi juga tak terlalu sunyi. Tempat yang sepertinya cocok untuk membicarakan tentang kelanjutan hubungan gua dengan Marcella.
"kamu mau ngomong apa fan ?" tanya Cella to the point, kemudian menggigit eskrim coklat ditangannya.
Gua kembali menatap kejauhan, memandang gemerlap lampu dan bintang bintang yang semakin menghiasi malam cerah dikota ini. "kamu tau kan cell, kalau aku nggak bisa terus disini sama kamu ?" By:Sales Kambing
"hmm.. terus ?" tanyanya dengan santai, sementara dia masih fokus dengan cone eskrim ditangannya. Yang secara tak langsung membuat gua menyesal kenapa malah beliin dia eskrim padahal gua mau ngomong serius.
"kamu nggak khawatir sama kelanjutan hubungan kita ?"
"khawatir " apa yang perlu di khawatirin fan ?"
"setelah ini kita hidup berjauhan cell, nggak bisa tiap hari ketemu. Aku nggak bisa selalu ada buat kamu, dan kamu kan juga tau, kalau aku pernah gagal dalam berhubungan jarak jauh.."
Dia menggigit potongan terakhir eskrimnya, kemudian sedikit tersenyum kearah gua. "jadi karena itu kamu nggak yakin kalau hubungan kita bisa lanjut fan ?"
"..." gua tak bisa berkata apa apa, dan hanya membalas dengan anggukan pelan.
"gini ya Irfan sayaang, selama kita masih punya komitmen yang sama, aku yakin kok sekuat apapun godaannya tetap nggak mungkin bisa ganggu hubungan kita. Jangankan yang jauh, yang dekat aja bisa gampang putus kok kalau jalannya udah beda. Jadi kamu jangan pesimis dulu, kamu beneran masih cinta kan sama aku ?"
Lagi lagi gua hanya mengangguk.
"bagus, aku yakin kok selama perasaan kamu masih untuk aku, kamu nggak akan berpaling pada wanita lain meski dia tiap hari godain kamu. Tapi jika seandainya suatu saat kamu ketemu sama seseorang yang bisa membuat kamu lebih bahagia daripada sesuatu yang bisa aku kasih, aku rela kok ngelepasin sesuatu yang memang seharusnya bukan milik aku, asal kita saling bicara baik baik dulu. Aku nggak takut walau kamu pernah gagal, kegagalan itu bukan tanda supaya kita berhenti berusaha, tapi sebuah peringatan bahwa kita harus terus mencoba jadi lebih baik lagi."
"tapi kan ngejalaninnya nggak semudah itu ceell.." balas gua pesimis. "ntar baru beberapa hari aku pergi kamu udah kecantol sama cowok yang lebih ganteng dan lebih tajir dari aku lagi." By:Sales Kambing
Dia kembali membalas ucapan gua dengan sebuah senyuman manis. "ya itulah tugas kita faan, membuat semuanya jadi terasa mudah. Aku juga udah ketemu banyak cowok yang lebih ganteng dari kamu, tapi apa " aku sukanya cuma sama kamu. Kadang aku suka heran kok fan kenapa aku bisa suka sama kamu. Jangan jangan kamu melet aku yaa " ahaha.."
"iya, aku melet kamu nih. Wleeek..! hahaha.." gua mencubit hidungnya pelan, lalu memeluknya dengan erat.
Malam ini gua semakin yakin, bahwa kebahagiaan memang harus diperjuangkan. Dan gua akan memulai itu semua dengan memperjuangkan seorang wanita bernama Marcella, berjuang untuk membuatnya selalu tersenyun dan tak ingin ada airmata yang turun membasahi wajah cantiknya.
Meskipun sudah beberapa tahun mengenalnya, tapi malam ini gua merasa seperti baru kali pertama melihat sosoknya. Tak pernah menyangka bahwa sosok yang biasanya terlihat begitu manis dan kekanak kanakan tiba tiba menjadi seorang wanita yang sangat dewasa.
By:Sales Kambing End.. Setiap awal pasti akan selalu ada akhir, begitupun sebaliknya. Kita takkan bisa mengakhiri sesuatu tanpa mengawalinya terlebih dahulu. Awal dan akhir adalah dua hal yang saling terikat, saling bersinggungan dan tak bisa dipisahkan meskipun keduanya adalah dua hal yang berbeda.
Awal yang baik belum tentu berakhir baik pula, begitupun sebaliknya. Awal yang buruk kadang bisa menjadi jalan bagaimana kita bisa merubah awal yang buruk tersebut menjadi sebuah akhir yang indah. Dan gua bersyukur, setidaknya gua terlibat dalam akhir yang indah ini.
Dulu, gua tak pernah berfikir akan berada ditempat yang begitu jauh dari kampung halaman. Tak pernah membayangkan bahwa masa remaja gua akan dihabiskan di pulau terbesar ketiga didunia ini. Dan tak pernah terbayang bahwa gua akan jatuh hati pada seorang wanita dari suku yang gua kira masih sangat primitif. Namun waktu terus berganti, dan bumi terus berputar untuk mematahkan semua anggapan anggapan bodoh itu.
Dulu, gua juga sangat menolak jika harus dipindahkan ke pulau ini. Bahkan gua pernah mengancam akan minggat dari rumah jika bapak dan emak gua tetep ngotot pindahin gua kesini. Dan andai saat itu gua benar benar mutusin buat minggat dari rumah, maka itu adalah keputusan terbodoh yang pernah gua lakukan.
"yee, malah bengong lo kunyuk.. udah siap semua belum ?"
"eh, iya bet. bentar bentar.."
Hari ini adalah hari terakhir gua menghuni kamar kos yang selama tiga tahun ini gua tempati. Begitu banyak cerita yang terjadi diruangan kecil ini, hingga untuk sekedar mengembalikan kuncinya pun gua masih ragu.
Gua menatap langit langit kamar, mencoba meyakinkan diri untuk terus berjalan meski semua yang ada disini seolah menahan gua untuk pergi.
"udah bet, yok berangkat.."
By:Sales Kambing "udah siap nih " barang barang udah siap semua ?"
"udah.." "baju " celana " uang saku " atm ?"
"udah bet.." "mandi junub ?"
Gua sedikit terkejut mendengar pertanyaan terakhir yang dia lontarkan. "eh toples rengginang, ngapain lo tanya mandi junub segala ?"
"lo itu mau naik pesawat fan, lewat diatas laut. Gak takut emang kalo badan lo masih kotor ?"
"anjrit lo, jangan nakut nakutin gua cukk.." jawab gua mulai sedikit ketar ketir. "mana akhir akhir ini banyak pesawat jatuh pula."
"ya elo udah mandi wajib belum ?"
"ah anjing lo, yaudah gua mandi dulu."
Setelah menyerahkan kunci kamar dan kunci Richard ke om Wisnu, gua dan robet mulai berjalan menuju bandara Sepinggan yang letaknya di Balikpapan. Selama perjalanan gua membuka kaca jendela, memandang kejauhan dan membiarkan hembusan angin menerpa wajah gua.
Namun baru beberapa saat berjalan gua seperti melihat Dhara dan Cella sedang mengendarai sebuah motor matic untuk mengejar mobil yang sedang gua tumpangi ini.
"lo udah pamitan sama cewek lo fan ?"
By:Sales Kambing "belum sih bet, kan dia tadi masih di gereja.."
"wah dasar goblok, turun lo fan.." Robet spontan mengurangi kecepatan mobilnya. "tega teganya ngebiarin dua cewek cakep naik motor cuma buat ngejar orang kayak elo."
Gua pun turun dari mobil dan menghampiri dua wanita yang nampak kesal dengan apa yang baru saja gua lakukan. Gua bukannya bermaksud menghindar, tapi gua takut makin sedih dan nggak rela buat ninggalin tempat ini setelah melihat mereka.
"wah jahat lo fan, masa mau pergi nggak pamit dulu sama gua. Untung aja Cella bangunin gua." Dhara langsung nyerocos begitu kita ketemu.
"gua tadi kerumah lo, tapi lo nya masih molor ra."
"ih kan lo udah biasa tuh bangunin gua pake bau ketek lo, haha.."
"haha, ketek gua udah wangi nih coba lo cium.." balas gua sambil tertawa. "yaudah maaf ya ra kalo gua tadi nggak sempet pamitan sama lo."
"yaudah, nggak papa. lo ati ati ya fan. Jangan lupain kita kita disini, sering sering main kesini, biar cewek lo gak diambil orang.."
"haha, siap bos..." gua menghormat padanya. "yaudah gua mau nyamperin Marcella dulu ra."
Gua memandang Cella yang masih terdiam sambil cemberut, lalu perlahan mencoba menghampirinya.
"awas ra, abis ini ada adegan sinetron. Kita bikin adegan sendiri aja yuk.."
"najis bet !" By:Sales Kambing Marcella masih tetap diam saat gua menghampirinya. Gua tau, ini sebenarnya cuma pancingan agar gua mencoba meluluhkan hatinya.
"sendirian aja mbak, pacarnya mana ?" tanya gua mencoba menggodanya.
"nggak ada, udah pergi jauh tapi nggak bilang bilang." dia menjawab dengan jutek.
Kemudian dia memalingkan wajahnya, menunjukkan sebuah ekspresi marah yang dibuat buat. Dan entah kenapa, melihat dia yang sedang cemberut gini membuat gua semakin gemas ingin mencubit pipinya.
"ceell.. maafin aku ya ?" ucap gua sembari mencoba meraih tangannya.
Dia memutar tubuhnya, lalu kemudian memukul dada gua beberapa kali. "kamu nyebelin banget sih faan.. masa mau pergi nggak pamitan dulu sama aku.."
Perlahan air matanya mulai turun, membuat gua semakin tak tega untuk meminggalkannya dalam kondisi seperti ini. "maafin aku cell.."
Dia kembali membenamkan wajahnya didada gua, menumpahkan semua airmata yang keluar. Gua mencoba memeluknya dengan erat, berharap bahwa gua masih bisa terus bersamanya. Berharap bahwa waktu bisa berhenti berputar agar gua masih bisa merasakan hangat peluknya lebih lama.
"kamu hati hati ya faan.." ucapnya lirih.
"iya cell, kamu juga ya.."
Dia mengangguk, lalu kemudian tersenyum manis meski airmata masih menghiasi wajahnya.
"jika suatu saat nanti kamu ketemu sama seorang laki laki yang bisa bikin kamu lebih bahagia daripada yang bisa aku lakukan, kamu bilang sama aku ya cell. Sama seperti yang kamu bilang kemarin, aku juga By:Sales Kambing
rela kok ngelepasin sesuatu yang bukan milik aku."
Dia kembali mengangguk, lalu kemudian melingkarkan tangannya dileher gua. Sementara gua membalas dengan meraih pinggang dan mendekatkan wajah padanya.
CUPP !! Bibir kita saling bersentuhan, aroma tubuh serta hangatnya kesan yang dia berikan seolah menahan gua untuk tetap disini. Tetapi perlahan gua sadar, bahwa gua harus segera mengakhiri semua ini.
Gua melepas ciumannya, lalu memegang wajahnya yang masih berhiaskan air mata. "aku pergi dulu ya cell.. kamu jaga diri baik baik disini.."
"hati hati ya fan, kabarin aku terus.."
"pasti.." Gua yakin setelah ini akan banyak hal yang akan mengganggu hubungan kita, gua yakin bahwa kedepannya akan ada pertengkaran pertengkaran kecil yang timbul akibat kesalahpahaman diantara kita. Namun gua juga yakin, bahwa kita bisa melewati itu semua.
Setelah kembali kemobil gua langsung mengajak robet untuk segera berangkat. "ayo buruan bet, ketinggalan pesawat bisa pulang naik ketinting gua.."
"itu bekas lipstik dibibir enggak lo apus dulu bro ?"
"biarin aja lah bet, buat kenang kenangan hahaha.."
Dan lambaian tangannya mengiringi kepergian gua dari tempat ini. Tempat yang dulunya tak pernah ingin gua datangi, namun kini menjadi tempat yang tak pernah ingin gua tinggalkan.
By:Sales Kambing Epilog Mei 2016 Quote: Calling : Marcella.
Seperti malam malam sebelumnya, malam yang panjang ini takkan lengkap jika tak gua lewati dengan melihat senyum manis serta mendengar suara tawa renyahnya. Tak bisa gua pungkiri, suaranya adalah candu buat gua. Dan mendengarkan segala cerita dan keluh kesahnya adalah alunan pengantar tidur terbaik yang pernah gua dengarkan.
Setelah beberapa saat menunggu, sosok yang gua tunggu tunggu pun akhirnya terlihat di layar ponsel gua. Lengkap dengan sebuah senyum manis yang selalu bisa membuat gua melayang.
" haloo everythings nya Irfaan.." ucap gua sambil tersenyum.
" halo juga everythings nya Marcella.." jawabnya tak kalah manis.
Meski hanya bisa memanfaatkan layanan video call dari sebuah aplikasi chatting, namun bisa melihat wajah dan senyum manisnya adalah obat yang paling ampuh untuk menghilangkan rasa lelah setelah seharian beraktifitas.
" gimana hari ini fan ?" lanjutnya.
" masih seperti hari hari sebelumnya sih cell, masih nggak ada wanita yang bisa gantiin posisi kamu di hati aku, hahaha.." jawab gua sambil tertawa.
By:Sales Kambing " kamu sendiri gimana cell ?"
" hehe, masih seperti hari hari sebelumnya juga sih fan.." jawabnya sambil tersenyum. "pelet kamu kayaknya masih belum luntur nih, makanya sampai sekarang aku masih nunggu kamu.. ahahaha."
" yee dasar, yaudah deh sini aku tambahin peletnya. Biar kamu mau nunggu aku terus.." jawab gua gemas, lalu kemudian menjulurkan lidah padanya.
Saat saat seperti ini adalah saat saat yang selalu gua tunggu setiap harinya. Tak peduli seberapa berat hari yang telah gua lewati, namun malam akan tetap terasa spesial ketika ia hadir dengan sejuta pesonanya.
" ohiya fan, tadi dikampus aku rame banget loh.."
" ohiya " ada apa cell " orang orang disana baru sadar ya kalau mereka sekampus sama bidadari ?"
" ish, bukan Irfan sayaang.. kamu gombal mulu ah."
" hehe, terus apa cell " cerita dong.."
" jadi gini.." " eh bentar cell, aku ngambil cemilan dulu.."
Gua menaruh ponsel di meja, lalu berjalan kedapur untuk mengambil beberapa cemilan sisa
By:Sales Kambing nonton bola semalam. " hehe maaf ya cella sayaang.." kata gua sambil tertawa. "yaudah dilanjut ceritanya, sampe mana tadi ?"
" jadi gini fan, tadi temen aku ditembak sama cowok.."
" temen kamu cewek bukan cell ?"
" yaiyalah fan, udah kamu dengerin aja dulu, jangan ikutan komen."
"..." gua hanya mengangguk, lalu kemudian mencoba mendengarkan lagi semua ucapannya.
" tadi kan aku ada rapat tuh fan sama anak anak HMJ, nah terus pas abis rapat temen aku ini diajak ke selasar kampus sama salah satu kakak tingkat yang juga pengurus HMJ. Otomatis aku sama anak anak lain langsung ikut keluar dong, takut dia diapa apain. Eh ternyata pas aku nyampe di selasar dia udah megang bunga mawar gitu. Dia berlutut, terus nembak calon pacarnya deh. Aah.. so sweet banget tau faan..."
Dia bercerita dengan semangat. Sementara gua malah lebih fokus memandang wajahnya yang semakin lama semakin terlihat dewasa dan tentu saja semakin cantik.
" fan.." " sayaang.." By:Sales Kambing " haloo Irfaan.. kamu dengerin aku nggak sih ?"
" eh iya sayang, sampe mana tadi ?"
" tuhkaan kamu ga dengerin akuu.." dia mulai menunjukkan ekspresi cemberutnya. "tau ah, mending aku tutup aja teleponnya."
" eh jangan dong, daritadi aku dengerin kamu kok cell.." gua membela diri. "terus gimana, cowok itu diterima nggak sama temen kamu ?"
" ya diterima lah fan, cewek mana coba yang nggak melting ditembak pakai cara romantis gitu ?"
" dih, gitu doang apa hebatnya sih " malah norak tau."
" ih, kamu itu emang nggak ada romantis romantisnya ya fan.." cibirnya. "dia itu berani nyatain perasaannya didepan orang banyak, artinya dia bangga merjuangin seseorang yang dia suka. Cewek mana yang nggak suka diperlakuin kayak gitu fan " emangnya kamu, udah nembaknya telat, eh masih sembunyi sembunyi lagi, ahaha.."
" yee kenapa ujung ujungnya malah nyindir aku sih ?" tanya gua sedikit sewot. "lagian kalo aku mau nembak kamu didepan orang banyak yang ada malah makin malu cell, orang kamu abis ditembak malah main gampar aja. Mereka bukannya teriak "terima ! terima ! terima !" tapi malah teriak gini "bakar ! bakar ! bakar !" emangnya aku maling apa ?"
" ahahaha.. tapi kan kesannya lebih dapet fan kalo kamu nembaknya didepan orang banyak."
By:Sales Kambing " yaudah deh, kalau gitu kamu mau ditembak didepan berapa orang " satu " sepuluh " seratus " apa didepan ribuan orang cell ?"
" haha apaan sih fan " aku nggak minta itu semua kok. Selama kamu masih mau dan tetap berjuang untuk kita, menurut aku kamu udah ngelakuin hal yang lebih dari sekedar 'nembak' didepan orang banyak kok."
*** Sebelum percakapan kita malam itu, gua memang sudah ada niat untuk menulis kembali kisah kisah masa sekolah gua. Gua nggak bermaksud apa apa, karena gua juga tau bahwa tulisan dan cerita gua nggak akan memberi banyak manfaat bagi siapapun yang baca. Tapi gua menulis kembali cerita gua karena gua sadar, bahwa memori otak gua takkan mampu mengingat semua kenangan absurd yang pernah gua alami semasa sekolah. Jadi gua mutusin menulis cerita ini, supaya suatu saat nanti ketika gua teringat akan masa sekolah, gua bisa langsung mengecek thread ini dan kembali bernostalgia dengan semua yang ada didalamnya.
Marcella mungkin akan sedikit ngambek saat gua menunjukkan thread ini padanya, setelah tau bahwa gua menulis cerita yang cukup banyak mengenai Dhara atau wanita lain didalamnya. Tapi gua yakin, bahwa perlahan dia akan mengerti bahwa yang terindah tetap ada dibagian akhir. Bagian dimana gua bertemu dengan sosoknya, bagian dimana kita pernah bercanda bersama, bagian dimana gua membubuhkan tanda tangan di seragam putih abu abunya, dan bagian dimana dia menulis namanya dengan indah, bukan hanya di seragam putih abu abu gua, tapi juga didalam hati gua. Dan jika bagian awal cerita gua bisa disebut pencarian jati diri, maka bagian akhir saat gua bisa memeluk seseorang bernama Marcella adalah bagian dimana gua menemukan jati diri.
Dhara, Alisha, Elsa, mereka semua adalah wanita yang baik. Dengan segala pesonanya, mereka bisa membuat gua berharap pada status yang lebih dari sekedar teman. Tapi Marcella adalah sosok yang sangat spesial. Dengan segala kekurangan dan kelebihanya, ia bisa membuat gua berharap bahwa suatu saat dia menganggap gua lebih dari sekedar pacar. Meski gua juga tau itu takkan mudah.
By:Sales Kambing *** Untuk kalian yang kemarin sempet nanyain gua masih sama Cella apa enggak, alhamdulillah sampai sekarang hubungan kita masih berjalan dengan baik meski nggak jarang kita juga berselisih paham. Tapi itu wajar, setiap hubungan pasti ada pasang surutnya. Tergantung kemauan kitanya aja supaya hubungan itu nggak sampai benar benar kering. Dan gua kembali harus bersyukur soal itu, karena Marcella juga masih memegang komitmen yang sama.
Hubungan gua dengan Dhara juga masih berjalan dengan baik meski sekarang kita udah saling berjauhan dan punya hidup masing masing. Kita masih sering bertukar pikiran mengenai pasangan masing masing. Sempet ada pikiran supaya kita saling bertukar pasangan, tapi setelah gua pikir pikir kayaknya Firman bukan tipe gua deh. Gua nggak begitu suka sama cowok yang dakinya lebat. *lah
Terakhir, sebelum gua menutup cerita ini gua mau ngucapin terima kasih buat siapa aja yang udah nyempetin dan ngikutin cerita gua. Buat yang udah kasih cendol, buat yang udah gelar lapak, buat yang udah sempetin komen, jelek jelekin gua, maki maki gua. Makasih banget untuk semua atensinya pada cerita ini.
Gua sadar kok kalau gua nggak ganteng, tapi gua juga yakin kalau yang suka jelek jelekin sama ngebully gua itu mukanya nggak lebih ganteng dari gua, hahaha..
Terakhir lagi deh, abis ini udah nggak ada terakhir lagi kok. Gua mau minta maaf jika selama menulis cerita ini gua banyak ngelakuin kesalahan. Udah ngentangin, udah ngasih part part (yang menurut kalian) pencitraan, atau kesalahan lain yang sifatnya gua sengaja maupun yang nggak gua sengaja. Sekali lagi gua minta maaf banget.
Oke, sekarang gua udah bisa bilang bahwa ini semua telah selesai. Untuk yang masih nanyain lanjutan dari cerita ini, tahun ini usia gua masuk di angka kepala dua dan masih menempuh studi di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Malang. Mungkin beberapa tahun kedepan gua bisa pertimbangin buat bikin cerita lagi. Tentu dengan part pencitraan yang skalanya jauh lebih besar dari cerita ini, hahahaha..
By:Sales Kambing -End- Bencana Goa Iblis 2 Fear Street - Malam Mencekam Silent Night Kisah Si Bangau Putih 2

Cari Blog Ini