Dewi Ular 42. Wanita Penjinak Hantu Bagian 2
- -berambut terurai panjang sekali, sedangkan yang satu lagi berupa nenek bungkuk berambut putih meriap riap dengan mata lebar, wajah terkelupas menyeramkan, kuku tangannya: panjang-panjang dan sesekali memercikkan cahaya biru listrik. Mereka sempat ingin menyerang Luxy secara serentak yang membuat seluruh bangunan sempat bergetar Tapi ketika Luxy yang menundukkan kepala sambil membakar madat itu tiba-tiba mendongak, menatap mereka dengan penuh keberanian, tibatiba mereka tersentak mundur dan menghindari tatapan mata Luxyna sambil bersuara aneh pertanda ketakutan. Entah ada apa di sepasang mata Luxy pada waktu itu, menurut Weldy dan yang lain biasa-biasa saja, tapi menurut mahluk halus itu ada sesuatu yang menakutkan mereka. Bahkan selama Luxy belum berkedip, mereka merintih kesakitan dan tak dapat melarikan diri ke mana-mana. Ada yang meratap ampun-ampun dengan kesan sangat nenderita ada yang terpuruk seperti mengalami hal yang sangat menyakitkan Semua orang yang melihat kenyataan ini mengggil ketakutan, termasuk Weldy yang tak berani mendekati Luxy dan hanya berdiri di depan kamar khusus bernomor 027 itu. Bahkan ada seorang pelayan hotel yang jatuh pingsan di lobby dan tak ada yang menolongnya. Perhatian mereka terfokus pada apa yang dilakukan Luxy ketika itu, yakni melakukan komunikasi interaktif dengan hantu hantu yang terkesan tunduk kepadanya.
Dialog yang berlangsung hanya satu menit kurang itu berkesimpulan, bahwa hantu-hantu tersebut sudah berada di tempat itu jauh sebelum hotel tersebut dibangun. Istana mereka ditempati oleh bangunan manusia, dan mereka protes dengan cara selalu mengganggu setiap orang yang ada di situ. Jika dalam 12 bulan lamanya bangunan untuk manusia itu tidak disingkirkan dari istananya, maka mereka akan membunuh setiap orang yang ada di tempat tersebut. Luxy menyuruh mereka pergi, tapi mereka tidak bersedia. Kecuali jika Luxy mencarikan tempat baru bagi mereka dan menjamin keberadaan mereka tak akan diganggu oleh manusia, barulah mereka bersedia pindah ke tempat
itu. "Kalian hanya kuizinkan menempati setiap gugusan karang yang jauh dari pantai, dan kujamin tak akan ada manusia yang mengganggu kalian! Nah, sekarang pergilah ke sana! Jangan menunggu keputusanku berubah menjadi hukuman dan siksa bagi kalian!"
Suara tegas Luxy itu segera disambut dengan suara riuh gaduh, seperti aneka macam suara ada di situ. Kemudian hantu hantu itu berkelebat pergi satu persatu dengan caranya masing-masing. Ada yang menembus dinding, ada yang melayang lenyap, ada yang raib begitu saja dan ada yang berubah menjadi gumpalan api, lalu meletup bersama hembusan asap berbau bangkai. Blubs...!
Sekitar pukul dua upacara menjinakkan hantu
telah selesai. Luxy bermandi peluh, karena rupanya selama hantu-hantu menampakkan diri dan ber dialog dengannya, ada energi besar yang dike luarkan dan dirinya Tenaganya seperti dikuras habis-habisan, sehingga ia tampak lelah sekali Setelah menuntaskan segala sesuatunya dengan Tante Luis, ia pun kembali ke kamar 027 dengan wajah lesu dan pakaian basah kuyup oleh keringat. Waktu itu, Weldy mengemasi beberapa barang sesuai dengan petunjuknya semula.
"Wel, capek sekali aku malam ini. Tenagaku hampir terkuras semuanya tadi Fuih...!" "Istirahatlah dulu, setelah tenagamu pulih kembali, barulah kita pulang," saran Weldy sambil mengambilkan handuk dan menyerahkannya kepada Luxy. Wanita itu menghapus keringatnya di sekitar wajah dengan handuk itu
"Aku belum bisa pulang malam ini juga. Tinggalkan aku kalau kau ingin pulang, besok aku bisa pulang pakai taksi saja. Aku butuh mengeringkan pakaianku dulu dan berendam di air hangat buat memulihkan tenagaku ini.
" "Jadi, aku pulang sendiri, Lux?" tanya Weldy saat Luxy mau masuk ke kamar mandi "Ya. Pulanglah duluan sana Aku butuh waktu untuk memulihkan energiku. Mungkin besok siang aku baru pulang."
"Kalau aku tak pulang, apakah aku akan mengganggu pemulihan energimu?"
Luxy tersenyum sumbang sebelum menutupi pintu kamar mandi Senyum itu jelas sekali sebagai senyum wajah penuh keletihan.
"Menggangguku sih nggak, Wel Tapi mungkin justru kamu yang akan terganggu masa istirahatmu."
"Kalau begitu, aku lebih baik menunggumu di sini. Boleh kan?" - "Terserah..., sambil kedua pundak disentakkan dan pintu kamar mandi pun ditutup tak terkunci. Weldy pun menghempaskan badan di atas ranjang empuk sambil napasnya dihembuskan panjang-panjang .la pun membuang keletihan, yaitu keletihan menahan rasa takut dan ngeri yang sejak tadi sangat menekan batinnya, menggetarkan jiwanya. namun harus ia paksakan untuk tidak terlihat nyata di depan para karyawan hotel tersebut.
"Gila! Rasa-rasanya aku sudah nggak bertulang lagi sekarang Lemas semua, dan... capek sekali jantungku berdetak-detak sekuat tadi," gumam hati Weldy.
"Memang sepertinya akan menjadi segar kalau dipakai mandi dengan air hangat." Weldy pergi menemui resepsionis, kebetulan Tante Luis masih ada di lobby, sehingga keinginannya untuk mendapatkan satu kamar mandi lagi didengar oleh Tante Luis. Perempuan itu mengizinkan Weldy menggunakan kamar mandi dan kamar yang paling dekat dengan lobby. la dapat mandi berlama-lama di situ. sampai benar-benar mendapatkan kesegaran yang dicari Ketika kembali ke
-kamar 027 fisik dan jiwanya benar-benar sudah menjadi segar. Tapi ternyata saat itu Luxy belum keluar dari kamar mandi. Rupanya perempuan itu masih belum mendapatkan kesegaran sehingga masih memerlukan waktu sampai beberapa saat lagi. Di lantai depan kamar mandi Weldy melihat span, blus dan jas milik Luxy digeletakkan begitu saja dalam keadaan basah karena keringat. Terpikir dalam benak Weldy tentang apa yang akan dipakai wanita cantik itu jika pakaiannya basah begitu" Maka, timbul gagasan untuk mencari stok pakaian di mobilnya. la sering menyiapkan beberapa potong pakaian untuk sewaktu-waktu dibutuhkan, di antaranya pakalan olah raga dan T-shirt atau kaus oblong untuk santai apabila sedang berada di lokasi shooting. Weldy juga merasa perlu ganti pakaian, karena kemejanya sempat basah oleh keringat dingin saat dicekam ketakutan tadi. Maka diperolehnya kaos gombrong dan bahan lembut dan dingin serta celana casual Kenzo yang menurutnya bisa dipakai Luxy .Ia sendiri, mengenakan celana tenis dan T-shirt sport bermerek Nike. Namun ketika ia kembali ke kamar, ternyata Luxy sudah keluar dari kamar mandi. Dengan tertawa kecil malu-malu wanita cantik berambut cepak itu nekat cuek saja menjemur pakaiannya di tempat jemuran handuk dekat wastafel .Luxy dalam keadaan hanya berlilitan handuk dari dada sampai
paha, kurang dari separuh paha. Pemandangan itu
sangat mendebarkan hati Weldy yang sudah berganti pakaian saat di mobil tadi. la berusaha untuk tidak memandangi sebagian besar punggung Luxy yang berkulit putih mulus atau bagian pahanya yang hanya tertutup handuk seperempat bagian itu. Tapi dinding kamar yang berlapis cermin separuh bagian itu membuat mata Weldy sulit untuk tidak memergoki keadaan Luxy yang menggiurkan sekali, karena pantulan cermin di setiap dinding seakan justru memperbanyak kesempatan bagi mata Weldy untuk menatapnya secara tak langsung.
"Kamu simpan pakaian juga di mobil, ya Wel?"
"Biasa, buat cadangan kalau tiba-tiba kepingin sport dan.. oh, ya ini kubawakan kaus gombrong dan celana pendek casual buat kamu, Lux. Kayaknya pas untuk ukuran tubuhmu." Weldy melemparkan pakaian itu ke ranjang, sambil memunggungi Luxy yang mendekat untuk mengambil pakaian itu. Agar tak tampak kikuk Weldy mengganti battery handphone-nya dengan battery cadangan yang diambilnya dari mobil juga
"Boleh juga idemu," gumam Luxy seraya tertawa kecil.
"Badanmu sudah agak segar?" Weldy buruburu mengalihkan kata agar Luxy tak melanjutkan sanjungannya. la masih memunggungi wanita yang tampak lebih segar dari sebelumnya.
"Energimu sudah pulih kembali, Lux?"
"Lumayan. Tinggal semangatku yang belum kembali."
"Semangat untuk apa?" Weldy berpaling menatap sebentar, Luxy sedang memandangi celana pendek casual dengan rasa geli. Kausnya pun belum dikenakan. hanya ditata rapi di tepian ranjang.
"Semangat untuk bekerja, untuk berbuat sesuatu, untuk berpikir, dan... untuk apa saja. Semangat seperti itu nggak bisa dibangkitkan hanya dengan mandi dan berendam air panas saja. Wel."
"Pasti perlu waktu untuk tidur agak lama, bukan?" "Yaaah... memang," jawabnya sambil langsung berbaring seenaknya di ranjang, telentang tanpa memikirkan handuk yang melilit di tubuhnya pada saat itu telah terlepas ujung pengikatnya. Handuk itu menjadi kendur walaupun tidak tersingkap membu ka. Tapi keadaan tersebut semakin membuat jantung Weldy jadi berdetak-detak. Pria itu sengaja tak mau m emandangnya. Ia duduk di tepian ranjang dalam posisi memunggunginya. Masih berlagak mengutak-atik hand phone. "Tolong ambilkan minumku, Wei...!" Terpaksa Weldy mengambilkan dan menyerahkan gelas minuman Luxy. Mau tak mau ia memandang wanita itu yang sedikit mengangkat kepala untuk meneguk minumannya, kemudian menyerahkan gelas itu lagi kepada Weldy. Saat menerima gelas itu tangan Weldy tampak gemetar. Luxy tersenyum kecil, lalu berbaring kembali dengan kedua tangan merentang bebas ke kanan-kiri .Sumbatan
ujung handuk yang lepas itu semakin merosot ke samping. Handuk itu bertambah kendur dan kedua gumpalan bukitnya yang menonjol seksi itu seperti tak disadari telah tersingkap lebih lebar lagi.
"Kenakan kausku itu, Lux...!" tegur Weldy setelah melirik ke depan dan menatap keadaan Luxy melalui pantulan cermin dinding.
"Nanti saja. Aku masih ingin mengendurk an urat-urat dan melancarkan peredaran darahku, mak a biarlah begini dulu." "Sekarang dong...! Jangan lama-lama dalam keadaan begitu." "Memangnya kenapa?" sambil Luxy tertawa ditahan. - "Itu menyiksa batinku, namanya," Weldy pun menjawab dalam tawa pelan dan tak berani menengok ke belakang.
"Kenapa batinmu merasa tersiksa oleh keadaanku yang begini?"
"Karena batinku harus menahan suatu keinginan besar yang berat sekali dilakukannya."
"Keinginan apa?" pancing Luxy bernada nakal. Weldy diam karena menahan gemuruh dalam dada yang kian kencang itu. "Wel, kamu punya keinginan yang mungkin sama dengan keinginanku saat ini." Weldy berpaling, nekat menatap Luxy. Tak mau dianggap pria pengecut menghadapi tantangan seperti itu
"Apa keinginanmu saat ini sih" Coba katakan!"
Luxy menatap penuh makna, Weldy hampir saja buang muka karena tak tahan mengalami guncangan batin akibat detak jantung yang semakin cepat menerima tatapan mata Luxy.
"Keinginanku...?" suara Luxy mulai sedikit parau bersama tawa sensualnya.
"Aku ingin... memberikan komisi untuk asistenku yang cukup berani beresiko pada malam ini. Kau mau mengambil komisimu, Wel?" Boleh," jawab Weldy pelan sekali karena menutupi napas derasnya.
"Ambilah sendiri. Singkirkan handuk ini, dan
ambillah sepuas hatimu..." suara Luxy makin parau, setengah berbisik. Dan getaran jiwa Weldy
yang terbakar gairahnya membuat pria itu diam
terbungkam. "Ayo, ambillah sendiri, Wel. Aku menginginkannya...." - Tangan Weldy gemetar saat dipaksakan membuka handuk yang telah mengendur itu. Ketika handuk itu disingkapkan ke kanan, terlepaslah penutup permukaan tubuh Luxy yang tenyata sudah dalam keadaan seperti bayi baru lahir. Polos, mulus menantang sekali
"Luxyyy...," Weldy mendesis dengan suara bergetar. Luxy tetap merentangkan kedua tangan ke kanan-kiri, tapi pandangan matanya semakin sayu, gerakan kepalanya mengangguk kecil. Anggukan itu sebagai perintah yang tak dapat ditawartawar lagi bagi Weldy. Maka dengan mata berbinar binar penuh kekaguman, tangan Weldy pun mulai meraba pelan-pelan kulit yang halus lembut bersama lekuk-lekuknya yang kian membuat gairah asmara me ledak ledak - Sentuhan tangan Weldy itu ternyata sem akin membakar hasrat bercumbu Luxy, karena dirasaka n betul sentuhan itu mampu menghadirkan keindahan t ersendiri dalam jiwanya, Weldy sengaja mempermaink an emosinya dengan tetap memberikan usapan penuh kelembutan asmara. Wanita Penjinak Hantu itu kian dit aburi sejuta keindahan yang belum pernah ia rasakan d alam bercinta Mulutnya semakin merekah dengan bibir kian basah. Jari-jari tangan Weldy merayap dengan sen tuhan asmara mencapai tepian bibir itu Akhirnya, Luxy menggigit jari tangan Weldy ketika merasakan ada ciuman hangat di ulu hatinya, dan ciuman itu merayap terus ke atas, mencapai puncak bukit yang menyemburkan sejuta kebahagiaan tersendiri. Luxy menggigit jari tangan Weldy sebagai tanda sedang menahan gejolak kemesraan yang ingin meledak dalam dadanya. Jari tangan itu pun akhirnya dilawan oleh tarian lidah Luxy yang menggetarkan seluruh persendian di tubuh Weld,
"Oooh, indah sekali asmaramu, Wel.." Oh, kenapa baru sekarang kutahu... ada yang seindah ini. Weldy..."! Luar biasa kau! Weldyy...!!" sentak
Luxy ketika reaksinya tak mampu terbendung lagi .Pria itu diraihnya dengan kedua tangan, dicengkeramnya kuat-kuat, lalu dilumat bibirnya dengan mesra. Amukan reaksi asmara Luxy membuat Weldy sempat terdesak nyaris kewalahan. T-shirt yang dipakai sudah terlepas dengan sentakan kasar. Luxy, demikian juga penutup tubuh Weldy yang lain tersingkirkan dalam satu amukan hebat emosi cinta seorang wanita setenang Luxy. Anehnya. Weldy mema ng merasa sakit atau nyeri ketika menerima pelampias an emosi cinta Luxy, tapi pada saat itu jiwanya seperti melayanglayang di taman Firdaus yang paling indah se panjang hidupnya. Ia rasakan kebahagiaan yang luar bi asa dari keganasan cinta Luxy, sehingga ia biarkan pere mpuan itu mengamuk sesuka hatinya dan memperlaku kan dirinya sebuas apapun, tanpa berhenti sekejap saj a. Hingga akhirnya Weldy pun sampai pada puncak kei ndahan asmaranya yang rupanya membuat Luxy sema kin histeris dan semakin hebat amukan kebahagiaannya
"Hooooohhhhrrrrr...!!" Luxy menerkam leher Weldy dengan pelukannya yang luar biasa kuat dan keras sekali. la menggigit leher pria berkumis tipis itu hingga menimbulkan rasa sakit yang memiliki getaran rasa nikmat luar biasa. Weldy akhirnya meraung panjang, karena sudah tak sanggup lagi melampiaskan rasa bahagia yang sulit dilukiskan dengan kata apapun. Hanya saja, ketika matanya yang terpejam
kuat-kuat itu terbuka karena timbulnya rasa curiga mendengar suara Luxy, seketika itu juga kebahagiaan yang luar biasa, tadi lenyap, dan berubah ketegangan yang menakutkan, sehingga Weldy tersentak kaget dalam seruan nada berat yang memanjang. "Haaaahhhhh...?"! Luuuxyyy...?"!!" Kamar itu dirancang sebagai kamar kedap suara untuk memberi jaminan privacy bagi para tamu eksekutifnya. Kondisi kedap suara itulah yang membuat suara jeritan Weldy tak bisa didengar oleh: pelayan hotel, sehingga mereka tidak tahu ada bahaya besar yang sedang terjadi di dalam kamar 027 itu. Barangkali saat itulah pesan Kumala Dewi kepada Weldy yang dianggap olok-olok dalam canda itu menjadi sebuah kenyataan yang harus dihadapi oleh Weldy sendirian. Tanpa ada seorang pun yang bisa menolongnya.
SEANDAINYA wajah lawan bicara Dewi Ular kali ini dipandang Weldy secara bertatap muka, mungkin pria itu akan pingsan selama tujuh hari tujuh malam. Karena saat ini gadis cantik jelita itu sedang berhadapan dengan wajah separuh tengk"rak separuh biasa. Pemilik wajah menyeramkan itu mengenakan jubah kerudung hitam dari kepala sampai kaki. Ia berdiri tegar menggenggam senjata garda, yaitu tongkat setinggi kepalanya yang merupakan gagang dari mata pedang berbentuk menyerupai paruh burung. Dari bentuk senjata pemancung leher dan pakaian jubah berkerudung warna hitam, roh halus mana pun akan mudah mengenalinya sebagai utusan El Maut yang bertugas menjaga gerbang neraka. Dia tak lain adalah Sang Ajal.
Setelah memberi pelajaran bermakna kepada luxy alias si Wanita Penjinak Hantu, Dewi Ular dapat menyimpulkan bahwa untuk dapat meng- hidupkan kembali kerangkanya Niko, ia harus menemui Sang Ajal di alam gaib. Bagi putri tunggal Dewa Permana, bukan hal yang sulit untuk dapat menembus alam gaib, dan bukan pekerjaan yang susah untuk dapat tiba di perbatasan Tanah Neraka. dengan mengubah diri menjadi sinar hijau berbentuk naga kecil, Kumala dapat melesat dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya, dengan kemampuan menembus alam dimensi mana pun. Ketika ia tiba di perbatasan Tanah Neraka, perubahan alam sekitarnya segera terjadi secara drastis .Udara panas yang dapat membuat keriput kulit manusia dalam sekejap itu tiba-tiba menjadi teduh. Gemuruh suara lautan lahar mendidih yang dibatasi oleh perbukitan tandus dan berbatu pualam itu menjadi bungkam. Lahar yang bergolak dalam kubangan berukuran berjuta-juta hektar luasnya itu tiba-tiba menjadi dingin .Cahaya merah bara yang menghiasi langit setempat, mendadak berubah hijau menyegarkan. Aroma bangkai bercampur belerang dan bau sangit yang amat tajam di sekitar tempat itu terhapus dalam beberapa kejap. Berganti menjadi aroma wangi cendana bercampur pandan dan rempah-rempah lainnya, sebagaimana wewangian yang dikeluarkan dari tubuh si gadis anak bidadari itu. - Tentu saja hal itu membuat mahluk penghuni lautan api yang dinamakan Tanah Neraka itu menjadi jejingkrakan, girang gemirang, bebas dari siksa derita yang sedang mereka jalani sesuai kesepakatan dalam perjanjiannya dengan setan semasa hidupnya. Dan keadaan itulah yang mengakibatkan si penjaga gerbang neraka itu keluar dari sarangnya, melayang cepat di ketinggian tanah sambil mengibas-ngibaskan senjata gardanya. Siapa pun yang berada dalam radius satu kilometer
darinya akan terpenggal leher atau terpotong bagian tubuhnya, karena ketajaman senjata garda itu dapat menyatu dengan angin, dan membuat angin menjadi setajam pisau pemancung leher yang terkenal. yaitu pisau guiletine. Tetapi ketika angin setajam pisau guilletine itu mendekati Dewi Ular, tiba-tiba dentuman besar terjadi cukup menggelegar, mengguncangkan seluruh wilayah Tanah Neraka. Dentuman besar itu terjadi karena benturan angin tajam dari kibasan senjata gardanya Sang Ajal dengan hawa sakti yang menyebar dari hembusan napas Dewi Ular ketika kakinya berpijak di Tanah Neraka. Dentuman itu membuat senjata bergagang panjang dalam genggaman Sang Ajal nyaris terpental lepas. Untung
"masih dapat dipertahankan dalam genggamannya. sehingga tubuh Sang Ajal yang terdiri dari separuh kerangka bertulang separuhnya lagi daging berserat, dan berkulit itu terpelanting memutar cepat dalam gerakan melayang, mendekati sumber hawa sakti yang ditabraknya tadi. Bruuuks...! Sang Ajal bagaikan daun kelapa kering yang jatuh dari puncaknya dihempas angin kencang la terpuruk tepat di depan seorang gadis berambut panjang diurai lepas dengan busana sutra hijau transparan, membayang bentuk keindahan tubuhnya yang luar biasa indahnya itu. Gadis itu berdiri tegak, kedua kaki sedikit merenggang bak ksatria wanita, tatapan matanya mengandung ketajaman gaib sangat tinggi. Sang Ajal terperanjat
ketika mengetahui siapa penyebar kesejukan di Tanah Neraka itu. Ia lekas bangkit dari kepurukannya tadi, memberi hormat dengan badan sedikit membungkuk, kemudian tegak lagi dalam kegagahan seorang utusan El Maut, yang tak pernah mengenal loyo sedikit pun.
"Nyai Dewi..."! Rupanya keganjilan alam ini terjadi karena kemunculan Nyai Dewi Ular di tanah penjagaanku ini?"
"Ya, aku memang datang kemari untuk menemuimu, Sang Ajal," kata Kumala bernada tegas, berwibawa, tapi juga berkesan damai. Sebab hubungannya dengan Sang Ajal dari dulu memang baik-baik saja, sering saling membantu dalam kesulitan, sehingga sampai sekarang menjadi tetap
bersahabat. - "Apa gerangan sebabnya Nyai Dewi datang kemari mencariku?" - "Sang Ajal, aku butuh bantuanmu!" "Aku siap membantumu, Nyai Dewi. Apa yang harus kulakukan untuk membantumu, Nyai?" "Seorang sahabatku menjadi korban keganasan asmaranya Ratu Nilandra yang bernama Khananti Swargapuri..." : "Pemilik kekuatan batu Mutiara Surga itukah maksudnu, Nyai?"
"Benar," Kumala manggut-manggut sambil berjalan pelan-pelan mengelilingi Sang Ajal. Mata nya menerawang duka ketika menceritakan kematian Niko Madawi dan beberapa korban lainnya yang kerangkanya sudah dimakamkan oleh pihak keluarga masing-masing. Hanya kerangka Niko yang belum dimakamkan, dan Kumala menyatakan sebagai penanggung jawab kerangka tersebut
"Kudengar dari bisikan gaib, kau memiliki rahasia-rahasia gaib, di antaranya rahasia bangkit dari kematian. Benarkah begitu, Sang Ajal"!" sambil Dewi Ular menghentikan langkahnya tepat berhadapan kembali dengan Sang Ajal. Tokoh menyeramkan itu tampak kebingungan menjawabnya. la diam beberapa saat, dan Dewi Ular yang kalah tinggi itu terpaksa tetap mendongak menatapnya dengan tegas dan tajam. Tatapan itu membuat Sang Ajal yang tingginya sekitar 3 meter lebih itu semakin salah tingkah, sehingga terpaksa menganggukkan kepala dengan suara pelan seperti Orang menggunan.
" "Benar, Nyai Dewi...!"
"Aku ingin mengetahuinya, Sang Ajal," katanya bernada lembut namun tetap berwibawa. "Aku ingin menghidupkan kembali kerangka sahabatku itu. Sang Ajal."
"Nyai Dewi. 'elinglah Nyai, suatu kematian hanya bisa dibangkitkan di alam ini, yaitu alam kedua setelah kehidupan manusia. Kumohon dengan hormat Nyai Dewi Ular jangan menentang
kodrat!" "Aku tidak menentang kodrat, justru akan meluruskan kodrat: bantah Kumala. "Niko Madawi
",belum waktunya mati. Dalam suratan takdirnya ia akan berusia lebih dari 50 tahun, tapi kenapa sekarang belum mencapai usia 30 tahun dia sudah mati" Ini kenyataan yang menentang garis kehidupan kodrat, bukan" Dan, aku akan meluruskannya, Sang Ajal!" - Tokoh angker itu semakin gundah. Sebelum ia menyangkal kata-kata Dewi Ular, gadis cantik jelita itu sudah lebih dulu melanjutkan penjelasan dan pembelaan sikapnya.
"Ada banyak kematian yang menyimpang kodrat, dan kupikir itu karena kelalaian atasanmu: El Maut. Tapi untuk kematian menyimpang kodrat kali ini, aku tidak akan tinggal diam. Sebelum aku menuntut El Maut, dan membuat kekacauan di istananya sang pencabut nyawa itu, kucoba menempuh jalan damai lebih dulu dengan menggunakan nilai persahabatan kita selama ini. Sang Ajal. Maka, kepadamu kuminta petunjuk agung tentang bagaimana rahasia bangkit dari kematian itu sebenarnya" Tolong jelaskan padaku, Sang Ajal!"
"Nyai Dewi...." Sang Ajal membungkukkan badan penuh hormat.
"Kumohon mintalah bantuan padaku apa saja, tapi jangan rahasia bangkit dari kematian itu, Nyai. Betapa pun hormatnya aku padamu. Nyai... tapi jika harus membeberkan rahasia tersebut, aku tak akan pernah sanggup melakukannya, Nyai Dewi!"
"Kau pasti sanggup melakukannya, Sang Aial Karena kepentinganku ini bukan kepentingan tanpa
dasar kebenaran!" "Mohon ampun seribu kali ampun, Nyai De.wi... jangan desak diriku untuk membeberkan rahasia itu, karena aku pasti akan bertahan sampai lebur menjadi debu raga gaibku ini, Nyai! Kau tak akan mendapatkan apa-apa dariku!" Dewi Ular tarik napas panjang-panjang
"Haruskah persahabatan kita selama ini putus hanya karena kau kurang memahami maksud dan tujuan langkahku ini, Sang Ajal?" "Apapun alasannya, aku tak bisa membeberkan rahasia yang satu itu, Nyai. Karena jika hal itu kulakukan, maka hilang sudah kepercayaan Tuanku El Maut kepada diriku, dan hilang pula harga diriku karena dianggap sebagai pengkhianat. Tanah Neraka, Nyai!"
"Jadi kamu benar-benar tidak mau menolongku, Sang Ajal"!"
"Untuk yang lain, aku bersedia. Tapi untuk yang satu itu, mohon ampun dan mohon keagungan kebijaksanaanmu, Nyai... aku terpaksa menyatakan tidak bisa! Tidak bisa menolongmu, Nyai!" Dewi Ular diam tanpa suara, melangkah tanpa putaran sedikit pun, berjalan mondar-mandir dengan wajah datar tanpa kspresi di depan Sang Ajal yang tetap berdiri tegak tak berani bergeser sedikit pun dari tempatnya. Si wajah.separuh tengkorak lu rupanya menyimpan kecemasan yang juga mampu ditutupi dengan kebekuan separuh wajahwa yang menyerupai gumpalan karet mendidih itu
"Baiklah kalau memang keputusanmu sudah begitu, Sang Ajal. Aku menghormati dan menghargai sumpah setiamu kepada El Maut. Sekarang, aku akan kembali ke alam kehidupan manusia."
"Nyai, tunggu...!" sergah Sang Ajal.
"Kembalikan dulu keadaan alam Tanah Neraka ini, Nyai Nyalakan kembali api lautan lahar, tanduskan kembali kesuburan di sini, karena memang demikianlah kenyataan yang ada di sini. Jangan kau ubah dengan keteduhan, kesuburan, kecerahan dan sebagainya ini, Nyai!"
"Maaf, aku lupa cara menyalakan lautan lahar kembali"Permisi!"
"Nyai Dewi...! Jangan pergi dulu, Nyai!" Wuusst...! Seperti bayangan hitam berkelebat Sang Ajal mengejar Dewi Ular yang sudah berkelebat pergi. Tahu-tahu tokoh berkerudung hitam sudah menghadang di depan langkah Dewi Ular. Ujung senjatanya yang bergagang panjang itu ditorehkan ke tanah di depannya. Zraaak..!! Bunyi nya seperti besi dibelah dengan gergaji mesin raksasa. Tanah itu pun terbelah menjadi celah lebar yang bergetar kuat. Ketiga getaran berhenti, celah itu sudah berupa jurang yang amat dalam dan lebar. Jurang itu adalah jurang tanpa dasar yang menyemburan gumpalan uap beracun tinggi. Dewi Ular menghentikan langkahnya. Menyeberang jurang lebar tanpa batas itu sama saja bunuh diri, karena uap beracun yang menyembu
dari kedalamannya dapat melumerkan benda apapun yang melintas di atasnya, sekalipun batu karang sebesar gunung. Kumala paham betul bahaya itu, dan ia mulai mundur menjauhi tebing tempatnya Sang Ajal berdiri mencegatnya.
"Maaf, Nyai.. aku terpaksa bersikap kasar padamu kali ini!"
"Aku juga terpaksa meladeni permainanmu, Sang Ajal," balas Kumala dengan senyum manis menggemaskan, seperti senyum gadis kecil yang sedang nakal-nakalnya. Sambil tersenyun begitu jari tangan Kumala Dewi menuding ke langit alam gaib. Tasss...! Seperti ada petir yang keluar dari ujung jari telunjuk itu yang menyambar langit alam gaib, dan gemuruh guntur terdengar menggelegar Dalam sekejap turunlah hujan yang membuat separuh wajah Sang Ajal tercengang kaget dan ketakutan. Hujan itu adalah hujan serbuk sari aneka nacam bunga-bunga yang hanya tumbuh di taman Kahyangan. Aroma wanginya amat kuat, tajam dan menyebar ke mana-mana, membekas pada benda upa pun yang terkena serbuk sari bunga-bunga Kahyangan itu. . Bagi hukum Tanah Neraka, wewangian dan kesuburan merupakan suatu keadaan yang sangat dihindari .Aroma wangi yang tersebar di tanah itu merupakan penghinaan besar yang membuat seluruh penghuni Tanah Neraka dianggap tidak punya muka unjuk diri lagi dan mereka akan menderita malu sepanjang masa, malu terhadap kehidupan lain di
luar Tanah Neraka. Sebab aroma wangi dan suasana teduh subur merupakan tanda-tanda hancurnya wibawa Tanah Neraka dan hilangnya kesan angker menyeramkan bagi wilayah tersebut .Wewangian yang membekas di setiap batu, dahan kering, tanah maupun udara gaib sekelilingnya akan membuat Tanah Neraka tidak akan ditakuti lagi oleh roh-roh halus dari mahluk mana pun. Sang Ajal menjadi gemetar, gusar dan sangat kebingungan menghadapi hujan sari bunga wangi itu. Ia tampak panik sekali, di samping berusaha menghindari agar jangan sampai dirinya tersentuh aroma wangi tersebut. Sementara senjata Sang Ajal diputar cepat seperti payung agar menimbulkan angin besar pengusir serbuk sari bunga wangi yang dapat membuat sosoknya menjadi harum, semburan asap beracun dari jurang tanpa dasar itu padam dengan sendirinya. Tertimbun jutaan butir hujan serbuk sari bunga wangi itu. Kini jurang tanpa dasar itu justru mengandung uap harum yang semerbak bagaikan kamar pengantin. - Sebagai penjaga gerbang neraka, Sang Ajal sangat bertanggung jawab atas datangnya tamu siapa pun yang membawa wawangian seujung jarum pun. Kalau bukan Dewi Ular yang membawa wewangian, pasti akan ditolak kehadirannya. Namun karena hubungan baik sudah terjalin sejak dulu, maka keharuman yang dibawa Dewi Ular selama ini masih berani ditanggung sendiri risikonya oleh Sang Ajal kalau sampai ada teguran dari El
Maut. Tapi kali ini wewangian yang dibawa dan diciptakan Dewi Ular sudah kelewat batas. Seluruh Tanah Neraka menjadi harum, dan pasti El Maut akan berang kepada Sang Ajal, menganggap si wajah separuh tengkorak itu tak becus menjadi pen jaga gerbang neraka. Itulah sebabnya Sang Ajal menjadi panik dan berseru meminta ampun berkalikali kepada Dewi Ular yang membiarkan dirinya dihujani serbuk sari bunga wangi. .
"Nyai Dewi... hentikan perlawananmu! Hentikanlah, Nyai...! Aku akan kehilangan segala-galanya jika hujan sari bunga wangi ini tidak segera kau hentikan!" - "Ada imbalannya untuk menjadi pawang hujan seperti ini lho!" ujar Kumala menggemaskan sekali dengan senyum dan lirikan mata yang mirip kenakalan gadis balita itu, Sang Ajal menggeram sambil tetap sibuk memutar tongkatnya menghindari ser buk sari bunga.
"Kalau kau mau memberiku imbalan yang kuminta tadi, akan kuhentikan hujan Kembang SeIAman ini, dan kupulihkan kembali keangkeran lanah ini, Sang Ajal!"
"Baik, baik! Aku mengaku tak berdaya lagi melawanmu, Nyai! Hentikan secepatnya sebelum tuanku El Maut menghampiriku kemari!" "Baik. Tapiawas kalau kau ingkarjanji padaku; Sang Ajal... seluruh parfum di Kahyangan akan kutuangkan ke tanah ini, entah apa jadinya!" - ancamnya dengan senyum-senyum menggemaskan
lawannya. Lalu tangan gadis berlesung pipit mengagumkan itu seperti membanting telur burung ke tanah. Yang keluar dan yang dibantingnya itu ternyata gumpalan asap hijau seperti kapas padat dan begitu menyentuh tanah menimbulkan dentuman super dahsyat .Bukan hanya membuat guncangan besar saja, tapi juga membuat tanah seluruhnya memancarkan sinar hijau menyilaukan. By"aasss...! Blab, blab, blab...! Tiga kejap kemudian cahaya menyilaukan itu padam. Deebbbs...! Pandangan mata menjadi gelap beberapa detik. lalu ketika menjadi terang kembali, ternyata keadaan Tanah Neraka sudah kembali seperti kondisi aslinya; gersang, kering, panas, berbau busuk dan bau belerang bercampur arang hangus. langit keme. rah-merahan, lautan lahar bergolak mendidih, suara gemuruh menyeramkan membahana ke mana-mana.
"Terima kasih, Nyai Dewi," ucap Sang Ajal merasa lega, sambil memandangi alam sekelilingnya yang telah pulih kewibawaannya sebagai Tanah Neraka, yang menyeramkan dan menakutkan bagi roh-roh awam. "Giliranmu menepati janji, Sang Ajal."
"Nyai, bagaimanapun juga rahasia bangkit dan kematian tak bisa kubeberkan di depanmu. Tapi
"Jangan membuatku kecewa, Sang Ajal
" "Sabar, Nyai.. kata-kataku belum selesai
" "Ya, selesaikan dulu sana...!" Dewi Ular
bersidekap kedua tangan menunggu kata-kata Sang Ajal, menyimak baik-baik maknanya. .
"Sungguh, Nyai... rahasia itu tak bisa kubongkar di depan siapa saja Tetapi aku berniat membantumu menghidupkan kembali sahabat yang telah menjadi kerangka itu dengan catatan; apabila kematiannya memang benar menyimpang dari garis kodrat" "Silakan kau periksa sendiri garis kehidupan Niko Madawi!" "Niko Madawi...," gumam Sang Ajal seraya mendongak ke langit Kemudian senjata garda ditorehkan ke udara di depannya. Wuut...! Lalu muncul cahaya putih berkilauan seperti lempengan timah yang berpijar-pijar. Dalam cahaya berbentuk persegi empat yang cukup lebar itu muncul tulisan tulisan aneh berwarna merah darah. Hanya Sang Ajal yang bisa membaca tulisan-tulisan tersebut, sehingga gadis cantik itu akhirnya memahami arti tulisan dan bahasa tersebut. Tulisan itu mencatat data-data kodrati kehidupan Niko Madawi yang jelas-jelas menyebutkan bahwa usia Niko di atas 50 tahun, masa depannya, dan bahkan jodohnya juga. Blaab..! Cahaya putih yang merupakan catatan gaib Sang Ajal atas data kodrati seseorang itu lenyap begitu tongkatnya dikibaskan dari kiri ke kanan, seakan menghapus file yang selesai dibacanya itu.
"Ya, memang benar katamu, Nyai Bocah itu masih punya jatah hidup lebih lama lagi."
"Lalu, bagaimana cara mengembalikan hak hidupnya"!"
"Nyai Dewi mungkin kau sendiri sudah mengetahui, setiap korban batu permata yang aslinya milik leluhur Ratu Peri itu selalu menjadi kerangka, karena serat-serat raganya dimakan oleh gaib rakus dalam batu permata itu. Korban selalu kehilangan sari ragawi, dari serat kulitnya, serat dagingnya, serat jantungnya dan semuanya. Tapi susunan dan jumlah tulang-tulangnya masih lengkap dan utuh: sebagaimana aslinya, bukan?"
"Ya, benar itu!"
"Untuk mengembalikan rohnya dan menghidupkannya lagi, kau harus bisa mengembalikan sari ragawinya lebih dulu, Nyai. Jika kerangka itu sudah terisi penuh oleh serat-serat raganya yang terdahulu, maka rohnya akan masuk kembali ke dalam raga itu, karena merasa sudah memiliki perang kat kehidupannya kembali." "Bagaimana cara mengembalikan raganya"!" potong Kumala tak sabar mendengar penjelasan yang dianggapnya semakin membuat hati berdebar debar semakin kuat saja itu.
"Untuk mengembalikan raganya, kau harus meneteskan darah pada pada kerangka itu, Nyai. Hanya setetes saja sudah cukup bisa menarik kembali sari ragawinya yang sempat termakan gaib permata keramat itu "
"Hanya setetes darah, cukup"!" "Cukup, Nyai Tapi tentu saja bukan darah sembarang darah." Dewi Ular berkerut dahi makin tajam. Serius sekali.
"Lalu, dalah apa yang mampu mengundang kembali sari ganya yang sudah terkubur bersama kehancuran si Ratu Nilandra itu"!" - "Darah yang kumaksud adalah darah Siluman Raja Betina." - Menyeringai aneh Dewi Ular mendengar katakata itu. Ia menggumam datar, seperti bicara pada dirinya sendin.
"Darah Siluman Raja Betina. "!" Tertegun heran Dewi Ular memahami arti kata-kata itu Sebelum ia bertanya lagi, Sang Ajal sudah lebih dulu bicara lagi padanya dengan nada bijaksana
"Nyai, jangan kau tanyakan padaku apa maksud Siluman Raja Betina itu, sebab kalau kuberitahu artinya, maka darah itu akan pudar. Artinya akan sia-sia, akan kehilangan nilai kesaktiannya, dan akan tidak berguna lagi untuk memulihkan raga ahabatmu itu. Kusarankan, Nyai... carilah makna lari Siluman Raja Betina tanpa bertanya kepada ramanda atau ibundamu di Kahyangan." , 'Tapi kalau nggak tanya sama ramandaku, aku nggak tahu!" "Itulah nilai perjuanganmu dalam meluruskan kembali kematian yang menyimpang kodrat, Nyai tanpa perjuangan sekecil apapun, maka upayamu untuk luruskan kematian menyimpang kodrat itu tidak
akan memiliki nilai kebajikan sedikit pun, Nyai Dewi." - Kumala manggut-manggut, sangat paham taksud penjelasan itu. . "Nyai Dewi, hanya sampai di sini batas kemampuanku membantu usahamu itu. Selebihnya, kaulah yang menentukan akhir dari perjuanganmu sendiri, Nyai." - Napas lega dihembuskan lepas.
"Yaaahh.. baiklah. Akan kucari sendiri nilai kebajikan itu di alam kehidupan manusia nanti. Dan, yang utama sekarang adalah... aku sangat berterima kasih atas bantuanmu ini, Sang Ajal. Juga, aku mohon maaf sebesar-besarnya atas kenakalanku mengacaukan Tanah Neraka tadi."
"Kumaafkan, Nyai. Kalau bukan kau putri tunggal Hyang Dewa Permana yang pernah berjasa banyak padaku sebelum kelahiranmu dulu, mungkin murkaku sudah terlampiaskan sejak tadi. Lain kali jangan senakal tadi, ya Nyai?" "iya, ya... sekali lagi, maafkan aku ya?" senyum Kumala berseri-seri penuh nilai persahabatan kembali. Sang Ajal hanya bisa merapatkan kedua kakinya dan menundukkan kepala sebagai balasan sikap baik Kumala, sebab si wajah separuh tengkorak itu tidak pernah bisa tersenyum sepanjang zaman. Mungkin saja Dewi Ular juga tidak akan bisa tersenyum sepanjang zaman kalau pada akhir
nya ia tak bisa memahami darah siluman yang mana yang dimaksud Siluman Raja Betina" Selama perjalanannya menembus dimensi gaib ke dimensi nyata, ia masih belum menemukan jawaban hatinya yang selalu bertanya-tanya, darah dari manakah sebenarnya yang dibutuhkan oleh kerangka Niko itu" Jika ia tak diizinkan bertanya kepada, dewadewi di Kahyangan, lalu kepada siapa ia harus bertanya tentang Siluman Raja Betina itu" Bolehkah ia menanyakannya kepada Nini Ganjarlangu, jin betina yang adalah ibu kandungnya Jin Layon alias Buron" PENDAPA di belakang rumah, menjadi ajang pertemuan. Hasil pertemuan Dewi Ular dengan Sang Ajal perlu dibicarakan sekaligus dibahas oleh orang-orangnya Kumala, khususnya yang secara lansung maupun tak langsung terlibat kebersamaan niat menghidupkan kembali kerangka Niko Madawi. Kumala sengaja mengundang mereka yang sudah mengetahui kasus kerangka Niko. Madawi untuk dimintai sumbang sarannya dalam mengartikan 'darah Siluman Raja Betina'. - Mereka yang diundang dalam pertemuan itu adalah Rayo Pasca, yang beberapa hari ini nyaris terabaikan dari perhatian Kumala. Abah Sufi, spintualis dari Desa Parunggana yang banyak membantu. Kumala dalam mengalahkan Ratu Nilandra. Juga, Weldy dan Luxyna yang dipakai sebagai mediator roh Niko untuk menyampaikan pesan kepada Kumala. Di samping itu, Sandhi dan Buron tak ketinggalan juga hadir dalam pertemuan ter sebut. Hanya saja, sampai pukul delapan malam lewat ternyata Weldy belum muncul, demikian pula Luxyna Amman belum memberi kabar keterlambatannya. Padahal sewaktu dihubungi Kumala le wat HP-nya, Luxy sudah menyatakan bersedia hadir dalam pertemuan itu.
Sekitar pukul sembilan lebih Luxy baru mernberi kabar bahwa ia tidak bisa datang karena harus melakukan prosesi menjinakkan hantu yang mengganggu di sebuah rumah seorang klien. Pertemuan malam itu tidak menghasilkan jawaban yang dicari Padahal Kumala merasa bahwa secepatnya ia harus segera dapatkan darah Siluman Raja Betina, supaya Niko bisa segera dihidupkan kembali dan dapat melakukan shooting secepatnya untuk acara Lorong Gaib yang akan ditayangkan minggu ini. Pertemuan malam itu hanya menghasilkan beberapa gagasan yang disimpulkan menjadi satu kesepakatan, bahwa Kumala Dewi tak boleh segan segan bertanya dan meminta batuan kepada paranormal lain atau 'orang pintar yang selama ini dikenalnya cukup baik. Usul itu pertama-tama datang dari Abah Sufi lalu didukung oleh Buron dan Rayo. Sandhi tidak setuju, karena merurutnya hal itu dapat menjatuhkan prestise Kumala sebagai gadis paranormal keturunan dewa dari Kahyangan.
"Seorang putri dewa sekalipun jika ingin dipandang sebagai gadis yang arif dan bijaksana, harus mau mengakui kelemahannya dan menerima kritik, saran serta pendapat pihak lain dengan lapang dada, juga dengan rendah hati," ujar Abah Sufi dengan tutur katanya yang lembut dan berkharisma
"Karena kadang kala apa, yang tidak kita ketahui bukanlah suatu kebodohan atau kekurangi, diri kita, tapi bisa jadi merupakan kealpaan dari mu yang terlupakan oleh daya ingat kita.
Keterangan atau pendapat dari pihak lain, mungkin merupakan sarana untuk memancing ingatan yang tadi sempat terlupakan oleh benak kita. Jadi, orang bertanya bukan berarti orang itu bodoh, tapi barangkali saja orang itu butuh diingatkan oleh orang lain. Itulah makna dan falsafah: hidup itu harus saling tolong-menolong, saling ingat-mengingat kan." - Atas dasar pertimbangan tersebut, akhirnya Kumala Dewi bersedia menghubungi rekan-rekan seprofesinya untuk menanyakan tentang apa dan siapa sebenarnya yang dimaksud dengan Siluman Raja Betina itu. Namun toh mereka tidak ada yang bisa ' menjawabnya .Kumala mulai merasa diuji keberadaannya sebagai gadis anak dewa yang hidup di alam manusia dan memiliki sifat-sifat manusiawi juga. Semakin banyak yang ditanya dan banyak yang menjawab tidak tahu, semakin penasaran hati Kumala Dewi dalam masalah ini. Ketika pada akhirnya Buron yang baru pulang menghadap ibunya: Jin Nini Ganjarlangu, dan membawa kabar bahwa sang ibu juga tidak mengerti siapa atau apa yang dimaksud Siluman Raja Betina, maka sadarlah Kumala, bahwa persoalan itu ternyata adalah persoalan diri pribadinya sendiri.
"Siapa pun tak akan bisa memecahkan teka teki ini selain diriku, karena akulah yang mencari teka-teki ini. Bukankah begitu, Ray?"
"Sepertinya memang begitu, La," jawab Ray, sambil manggut-manggut membenarkan pendapat
tersebut. "Sama saja artinya, kamu yang cari penyakit, kamu juga yang harus bisa sembuhkan penyakit itu, Lala. Kamu yang mencari soal, kamu juga yang harus tahu jawabannya. Siapa pun tak akan bisa menjawab teka-tekimu karena menemukan jawabannya bukan tugas mereka." Mereka sama-sama tertegun dalam renungan malam yang hadir bersama kesunyian. Di sela-sela renungan itu terlintas di benak mereka tentang absennya Weldy selama dua hari belakangan ini. Pria berkumis tipis itu sudah dua hari tak muncul. bahkan teleponnya pun tak hadir. Dalam hati Rayo dan Kumala sama-sama bertanya, ada apa dengan Weldy" Apakah sebagai pimpinan produksi 'Lorong Gaib ia sudah tidak punya semangat lagi untuk melanjutkan acara tersebut" Apakah sebagai rekan dekat Niko, ia sudah tidak membutuhkan lagi kebangkitan Niko dari kematian yang menyimpang kodrat itu" Baru saja Dewi Ular ingin mengangkat telepon untuk menghubungi HP-nya Weldy, tiba-tiba-deru mobil berhenti di depan rumah itu mencurigakan. deru mobil itu dikenalinya sebagai Opel Blazer-nya Weldy. Rayo yang ada di serambi samping sempat melongok ke halaman depan, dan buru-buru berseru kepada Kumala dari serambi itu.
"Nggak usah ditelepon, La Tuh, orangnya dah datang. Panjang umur juga tuh anak, baru. diomongin tahu-tahu muncul"
Sandhi dan Buron yang tadi asyik menyaksikan
pertandingan sepak bola di layar teve, kini ikut keluar ke serambi. Pertandingan sepak bola itu telah usai, mereka berdua tak butuh acara selanjutnya. Lebih-lebih mereka mendengar deru mobil Weldy meraung di depan rumah, mereka juga ingin tahu kabar Pimpinan Produksi yang beberapa hari ini tidak ikut membicarakan tentang nasib kerangka Niko itu.
"Ya, ampuun..."! Kenapa kamu, Wel..."!" sentak Rayo terperanjat tegang melihat keadaan Weldy yang di luar dugaan. Buron, Sandhi serta Kumala sendiri ikut terperangah tegang melihat wajah Weidy penuh dengan luka, hampir-hampir tak dikenali lagi wajah aslinya. Dari sorot matanya pun Weldy kelihatan dicekam ketegangan yang amat menyedihkan hati. Kumala segera membawanya masuk ke ruang tengah. Weldy tampak belum bisa memberi penjelasan karena gaduhnya suara mereka yang menghujani pertanyaan silih berganti, seakan tak memberi kesempatan buat Weldy untuk menjawabnya. Sandhi langsung merinding bulu kuduknya melihat banyaknya luka sayatan di wajah Weldy .Luka sayatan itu seperti mencabik-cabik tanpa ampun lagi dari wajah sampai leher. Bentuk sayatan yang memanjang menandakan bukan luka karena senjata tajam, melainkan karena kuku-kuku yang runcing dan tajam. Mereka menyimpulkan bahwa Weldy habis bertarung dengan seekor beruang ganar atau sejenisnya dan terjadi beberapa hari yang
lalu, karena luka itu ada yang sudah kering, tapi ada juga yang masih basah. Karena pada waktu itu Weldy mengenakan kemeja lengan pendek, maka mereka juga melihat luka cakar di sekitar kedua lengan Weldy. Sepertinya tubuh Weldy ingin dicabik-cabik habis oleh binatang buas yang mengerikan. Mereka semakin terperangah dan bergidik merinding setelah Weldy memperlihatkan dadanya dengan sedikit melepas kancing baju. Ternyata dada dan perut Weldy juga mengalami luka cakar yang mengerikan. Pasti perih rasanya.
"Wel, apa yang terjadi sebenarnya"!" desak Rayo tak sabar karena rasa ingin tahunya begitu besar.
"Apa yang membuatmu jadi tercabik-cabik sebegini parahnya, We!" Ceritakan pada kami!"
"Aku kena musibah," suara Weldy terdengar lemah, seperti menahan duka yang cukup dalam di hatinya.
"Tapi untunglah aku masih bisa selamat walaupun keadaanku jadi seperti ini."
"Musibah apa"!" desak Sandhi.
"Aku ditugaskan meninjau shooting sinetron: berseri yang mengambil lokasi di hutan cagar alam. Kami lima orang berjalan dari tempat pemberhentian mobil sampai di lokasi pengambilan gambar. tahu-tahu kami diserang puluhan ekor kera yang beringas dan ganas-ganas. Aku terperosok ke dalam semak belukar, tak bisa melarikan diri, sehingga si kera itu mengeroyokku dengan gila. Sulit dihentikan sebelum terdengar suara letusan pistol dari petugas keamanan setempat. Akhirnya, yaah...
begini ini." "Ya, ampun. Weldy, Weldy... apes banget sih nasibmu"!" gumam Sandhi sambil geleng-geleng kepala, begitu pula Rayo. Tapi pada saat itu Buron hanya bersungut-sungut memperhatikan detil luka di lengan Weldy, sementara itu Kumala bahkan masuk ke kamar, seakan tak begitu menghiraukan cerita dan penjelasan Weldy. Sebentar kemudian Kumala sudah keluar lagi dari kamarnya. Rupanya ia masuk ke kamar hanya mau ambil pengikat rambut berbentuk bulu binatang tiruan.
"Biarkan dia duduk sendirian!" kata Kumala yang membuat Sandhi, Rayo dan Buron segera menjauh. Weldy duduk di sofa panjang sendirian, seperti mahluk aneh yang jadi bahan tontonan teman-temannya. "Pejaman matanmu, Wel. Tegakkan badan!" "Aku cuma mau...
" - "Udah, diam aja luh!" hardik Sandhi.
"Kumala mau sembuhkan luka-lukamu, jangan banyak ngomong!"
Weldy terpaksa mengikuti perintah gadis cantik itu. Dewi Ular pun segera menjulurkan tangannya dengan telapak tangan dihadapkan ke arah Weldy, yang mengejamkan mata. Telapak tangan itu mengeluarkan cahaya hijau sangat tipis, tapi mengan dung hawa sejuk yang menyegarkan. Sekujur tubul Weldy tersirami cahaya hijau tipis itu. Weldy merasakan kesejukan di sekujur badannya juga, tapi pun merasakan gerakan-gerakan kecil seperti kesemutan seluruh tubuhnya. la tidak melihat bahwa saat itu luka-lukanya bergerak menutup dengan sendirinya. Makin lama makin rapat, makin menguap, dan akhirnya tubuh Weldy pulih seperti sediakala. - - Rayo tetap saja terperangah terbengong-bengong melihat kesaktian gadis yang sedang merapat di hatinya itu. Semakin salut dan semakin sayang ia terhadap gadis itu, karena keajaiban-keajaiban yang dimiliki Kumala cenderung sering digunakan untuk melakukan pertolongan untuk orang lain sebelum orang itu memintanya
"Kita perlu bicara empat mata, Wei ikutlah aku ke pendapa!" tegas Kumala tapi tetap dengan ada bersahabat. Sebelum ia pergi ke pendapa belakang, terlebih dulu ia bicara pelan kepada Rayo, sementara Weldy masih terbengong-bengong memperhatikan keadaan tubuhnya yang pulih seperti sediakala. Tanpa luka seujung jarum pun. Sandhi dan Buron memandanginya dengan ter enyum-senyum geli melihat raut wajah Weldy yang kebingungan itu.
"Aku ingin bicara berdua dengannya, Ray. Dia menyembunyikan sesuatu yang tak ingin didengar oleh orang banyak."
"Jadi, ceritanya tadi bohong?" Kumala menganggukkan kepala kalem. "Hanya kepadaku dia berani berterus terang Aku mendengar ratapan hatinya yang memohon bantuanku untuk membebaskan jiwanya dari musibah yang sebenarnya. Jadi, aku boleh bicara berdua dengannya, kan?"
"Silakan. Aku akan di sini bersama Sandhi dan Buron. Jangan hupa, kalau sudah itu... kasih bocorannya, ya?" "Memangnya tes UMPTN..."!" Kumala mencibir tipis. mengerlingkan matanya sekilas. Rayo. menerimanya dalam bentuk kedamaian yang amat membahagiakan hati, dan membuatnya semakin ingin mengabdikan kesetiaan serta kasih sayangnya hanya untuk gadis itu.
"Terima kasih atas pengobatan ajaibmu ini, Kumala," kata Weldy saat mereka sudah berdua di pendapa belakang. Wajah pria berkumis tipis itu sudah mulai tampak berseri-seri, tidak seburuk saat datangnya tadi. "Untuk apa kau berterima kasih padaku, kalau kau masih ingin membohongiku, weldy."
"Membohongi bagaimana" Aku kan..."
"Pengakuanmu tadi palsu, Weldy!" sahut Kumala. Kalem tapi sangat menyudutkan Weldy Pandangan mata Kumala membuat Weldy merasa tak mampu menghindar lagi dari desakan gadis itu
"Ya, memang pengakuanku tadi palsu," ujarnya pelan, bernada sesal yang tak begitu dalam
"Aku terpaksa mengarang cerita seperti tadi, karena aku tak ingin menjadi bahan ejekan teman-teman di sini.
"Aku bisa memaklumi jalan pikiranmu itu
Lalu. coba tunjukkan kejujuranmu di depanku, Wel. Aku ingin tahu sejauh mana kau memiliki nilai persahabatan denganku." "Okey, Weldy menghembuskan napas panjang. "Beberapa hari ini aku merasa punya dua kepribadian, Mala. Atau mungkin memang aku - mengalami kelainan jiwa, terutama sejak...." Weldy menunduk malu. "Sejak apa?"
"Terutama sejak aku bercinta dengan Wanita Penjinak Hantu itu."
"Oh, Wel, Wel... kenapa itu kau lakukan"! Bukankah aku sudah mengingatkan padamu sebelum kalian pulang dari sini?" Weldy mendesah lirih. "Yaah... kurasa memang itulah awal kesalahanku, Kumala. Himbauanmu waktu itu kusangka hanya sindiran canda biasa. ternyata... dia memang benar-benar macan betina.
Dalam pengakuannya itu, Weldy juga menceritakan betapa ganasnya asmara Luxy dalam cumbuan liar yang mampu membuat api gairah Weldy lalu menyala berkobar-kobar tiada pernah padam. Weldy terus terang mengakui baru kali itu ia mendapatkan keindahan bercinta yang luar biasa dahsyatnya. hingga sulit dilukiskan dengan kata. kata Namun di puncaknya puncak keindahan itu, keganasan emosi asmara Luxy menjadi semakin luas, buas dan sangat buas, sampai akhirnyawanita cantik itu berubah menjadi seekor harimau separuh badan. Dari kepala sampai dada berwujud harimau loreng, tapi dari dada ke bawah berwujud badan manusia biasa. Hanya saja, jari-jari tangannya berubah menjadi pendek seperti telapak kaki macan yang memiliki kuku runcing dan setajam pisau cukur.
"Tapi anehnya, semakin dia mengamuk melampiaskan emosi kemesraannya, semakin melambung jiwaku menembus alam keindahan yang sulit kujelaskan bentuknya. Semakin dia sering mencakarku, semakin nikmat kemesraan yang kudapatkan darinya," tambah Weldy dalam melengkapi pengakuan sejujur-jujurnya itu. "Dan aku tak merasakan sakit yang berlebihan Memang ada rasa perih, tapi tak seberapa. Justru rasa perih dari luka cakarannya itulah yang menimbulkan kenikmatan fantastik dan sulit dipercaya bagi orang lain."
"Lalu, kau ulangi lagi kencan itu?" Agak lama Weldy menjawab, akhirnya kepalanya mengangguk lebih dulu, baru suaranya terdengar pelan. "Ya, kuulangi lagi pada siang harinya, kemudian malamnya lagi, dan begitulah seterusnya Semakin sering dia mencabik-cabik dengan sesekali disertai gigitan taringnya, semakin berkobar api gairah cintaku padanya."
"Gila kau!" geram Kumala agak jengkel to hadap kebodohan Weldy yang pada akhirnya dimakluminya juga lantaran Weldy sangat awam dalam dunia mistik seperti itu. "Memang kurasa aku sudah gila. Pada saat dia berubah menjadi wanita berkepala harimau aku punya rasa takut dan ngeri, tapi di sisi lain aku punya dorongan bercinta sangat luar biasa besarnya. Kalau dia sudah terkulai lemas dalam kepuas annya, dia berubah kembali menjadi wanita cantik yang kita kenal sebagau Luxyna Ammari, si Wanita Penjinak Hantu. Prilakunya normal-normal saja, walau pada awalnya ia sempat tampak minder dan terharu padaku...." - Secara fisik memang keadaan Weidy cukup : memprihatinkan seusai pergumulan ganjilnya itu, tubuh penuh luka, darah membasah di sekujur badannya. Tapi sebenarnya rasa sakit yang dideritanya tidak separah apa yang terbayang dalam benak setiap orang yang melihatnya. Pada saat-saat seperti kesadaran Weldy pun tumbuh kembali, sehingga hatinya bertanya-tanya tentang apa sebenarnya yang telah ia lakukan bersama Luxyna tadi. Ia pun heran, mengapa ia hanya sempat terkejut sekejap, kemudian dapat larut kembali dalam pergumulan maut itu, sementara-ia sadar pasangannya sudah berubah menjadi wanita berkepala harimau. Macan belina - Luxy sendiri menyadari tindakan ganjilnya itu. hingga ia sempat menitikkan air mata melihat keadaan Weldy penuh luka sayatan. Dalam kondisi sudah berbentuk manusia utuh kembali, Luxy menunjukkan penyesalannya dengan membersih
kan darah di tubuh Weldy dan berkali-kali meminta maaf dengan nada sedih. - "Sebenarnya aku sangat bangga padamu, Weldy. Aku bahagia sekali berada dalam pelukan mesramu. Aku sangat bahagia, dan baru kali inilah kudapatkan pasangan kencan yang memiliki gaya kemesraan seperti yang kuinginkan selama ini. Rasa rasanya sulit sekali aku melupakan peristiwa bersejarah dalam sepanjang kehidupan cintaku ini." Air mata itu mengalir pelan membasahi pipi berkulit lembut, bukan lagi pipi berkulit bulu loreng hitam-kuning Air mata penyesalan itu mengalir perlahan-lahan seiring ungkapan rasa duka di dalam hatinya yang sama sekali tak mengenal kepura puraan "Aku tak menyangka kau mampu memenuhi keinginan jiwaku yang ganjil ini. Sungguh aku bangga padamu, Weldy... dan ingin selalu menikmati keindahan ini hanya bersamamu. Tapi... ke nyataan yang ada pada diriku membuat batinku justru tersiksa jika kau selalu ada di dekatku Keganjilan mistik yang kumiliki membuat aku tak tega melihatmu penuh luka begini di akhir kebahagiaan asmara kita. Sudah lama aku ingin mengakhiri kencanku dalam batas kenormalan manusia tapi itu tak pernah terlaksana. Aku selalu mengalami hal-hal mengerikan seperti tadi." Luxy mencium bibir Weldy yang masih tetegun karena jiwanya sempat mengalami shock menerima kenyataan itu. -"Ohh, Weldy... maafkan aku, ya Sayang.... Kau terpaksa menjadi korban keburukan pribadiku ini. Balaslah aku dengan siksaan apapun, tapi kumohon jangan beberkan rahasia hidupku ini kepada siapa pun, ya Sayang...," sambil kecupan lembut masih sesekali diberikan dengan penuh perasaan. Kecupan itu justru menyadarkan Weldy dari ketermanguannya. Matanya menatap lembut wajah Luxy yang cantik, tangannya meremas lembut rambut pendek yang halus bak serat-serat sutera
"Sakit, ya Sayang .." Sakit sekali, ya?" bisik Luxy - - Weldy menggeleng, membiarkan dirinya diusap dalam kemanjaan.
"Sakitnya tak seberapa," bisik Weldy.
"Tapi kenikmatannya sangat luar biasa." .
"Tapi jiwamu pasti tersiksa, bukan" Apalagi pada saat diriku berubah seperti mahluk yang sangat mengerikan, kau pasti sangat tersiksa, Weldy.". "Memang...," Weldy meraih kepala luxy, walah lembut itu kian mendekat, lalu ia mengecup keningnya dengan mesra sekali
"Memang mengerikan, tapi di dalam kengerian itu kutemukan bentangan tanah surgawi yang -gitu indah, sangat indah dan luar biasa bahagianya hatiku pada saat tadi, Luxy .Entah kenapa lu jadi seperti punya dua kepribadian; yang satu
penakut dan yang satu pemberani" Ini sebuah pengalaman cinta yang mahal bagiku. Mungkin akan kuburu dan kuburu terus sambil mendekap rasa takutku terhadap perubahanmu tadi, Luxy."
"Benarkah kau masih ingin mengulangnya kembali?"
"Hmm, entahlah... yang jelas, ada perasaan ingin memiliki dalam hatiku."
"Ingin memiliki apa, Sayang?" "Ingin memiliki dirimu," bisik Weidy seperti asal ucap saja. Benaknya kosong, tanpa pertimbangan apapun. Yang ada hanya ingin memiliki wanita yang punya selaksa keindahan cinta di balik kengerian mistiknya. Luxy menyambut pernyataan itu dengan senyum sumbang, antara bahagia dan terharu dalam kebimbangan sikapnya. - Tapi ketika mereka mulai merencanakan untuk meninggalkan kamar 027 hotel milik Tante Luis itu, gairah Weldy ternyata mampu terpancing lagi oleh keisengan matanya yang melirik ke dalam kamar mandi melalui pantulan cermin dinding. Di sana, ia rnelihat Luxy melepas kaus gombrongnya "ntuk mengawali mandi siang. Dan pintu yang tidak tertutup rapat itu memberi peluahg bagi Weldy untuk memandangi keelokan tubuh wanita berkulit putih mulus itu. Lama kelamaan Weldy tak tahan memendam hasratnya.
"Luxy... aku boleh ikut mandi sekalian, Lux
"Hmm...?" Weldy sudah muncul di ambang pintu. Men
tap dengan pancarah bola mata yang berbinarbinar. Luxy mengerti maksud tatapan mata itu, tapi dia punya kecemasan kecil di hatinya.
"Luka-lukamu apa nggak perih kalau kena air, Wei?" "Perih sedikit, tapi bikin hasrat cintaku bangkit," jawab Weldy setelah berada di dalam kamar mandi itu Senyum bahagia membias di bibir sensual Luxy ketika ia membantu melepaskan apa yang menutupi tubuh Weldy. Semakin berdesir hati Luxy mendengar bisikan Weldy saat pria itu menciumi sekitar telinganya. "Aku ingin menyusuri seluruh tubuhmu, Lux! Oouuhh...!" "Weldy...," desah Luxyna ketika tubuhnya didorong mundur sampai bersandar pada dinding.
"Weell...!" desah yang ini semakin panjang, karena luxy merasakan sentuhan indah yang amat disukainya, yaitu sentuhan lembut Weldy dalam menyusuri tubuhnya baik menggunakan jemari tangan maupun kehangatan bibirnya. Gejala keganjilan cinta semakin dirasakan Weldy ketika luka-lukanya tidak terasa sakit sedikit pun pada saat gairahnya berkobar-kobar Cengkeraman tangan Luxy yang mulai liar dirasakan sebagai kunikmatan bercinta yang paling istimewa. Bahkan kelika perubahan bentuk fisik Luxy terjadi, cabikan luku-kuku runcing di atas luka semalam justru menimbulkan rasa nikmat yang tak ada tandingnya.
Weldy membiarkan kepala harimau itu mengganas di sekitar leher dan dadanya, atau ke mana saja, tanpa rasa khawatir akan ditelan' bulat bulat oleh wanita berkepala harimau itu.
"Dulu aku tak pernah punya penyimpangan sexualitas seperti itu," tambah Weldy dalam pengakuannya di depan Dewi Ular "Tapi sejak mengalami percintaan aneh itu, aku menjadi terbiasa. Malahan kurasakan batinku menuntut percintaan yang seperti itu. Aku sendiri hampir tak mempercayai hatiku, bahwa ternyata aku mulai jatuh cinta padanya, mala."
"Kurasa kau telah terkontaminasi asmara gaib yang dimiliki oleh Wanita Penjinak Hantu itu. Jangan turuti kemauan batinmu, Wei. Salah-salah jiwamu akan tersesat lebih jauh lagi."
"Tapi aku menikmatinya, Mal. Aku suka sekali padanya." "Jiwamu harus dibersihkan dari pengaruh mistiknya!"
"Tidak!" Weldy bergeser mundur.
"Jangan lakukan pembersihan apapun, sebab aku akan merasa kehilangan kebahagiaan hidup jika kau membersihkannya, Kumala. Biarkan pengaruh mistiknya ini berkembang dalam jiwaku, sebab aku tahu, dia pun sangat menyukaiku. Selama pengaruh ini tidak mengganggu orang lain, tidak merugikan pihak lain, apa salahnya kalau aku dan dia menikmatinya?" - Dewi Ular hembuskan napasnya lepas-lepas menahan kekesalan hati atas kebodohan yang ingin dipertahanka n Weldy itu .Mau tak mau untuk masa sekarang Kumal a harus bisa memahami kemauan pribadi sahabatnya it u, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman
"Okey, jadi... maksudmu datang kemari malam ini mau apa sih?"
"Cari perlindungan!" tegas Weldy.
"Perlindungan dalam hal apa?"
"Nyawaku kerancam, Kumala" "Oleh siapa?"
"Suami gaibnya Luxy"
"Hmmm..?" Kumala tidak terkejut, justru manggut-manggut dalam gumam lirih. Sebelumnya memang Kumala sudah tahu bahwa Luxyna dibayang-bayangi oleh sesuatu yang menjerat kebebasan jiwanya. Ketika bicara menyampaikan pesan roh Niko, saat itu Kumala merasakan getaran aneh pada diri Luxy .Kumala juga tahu-separoh pikiran Luxy tertuju ke rumah, sepertinya ada sesuatu yang mencemaskan hati kecilnya, dan sesuatu yang mencemaskan itu berada di rumahnya. Maka, waktu itu Kumala sempat menyindirnya dengan kata-kata,
"Nanti yang setia menunggumu di rumah bisa ngamuk-ngamuk.... Mohon maaf kalau aku sampai mengetahui penunggu rumah yang setia itu." ,
"Terus terang, pada waktu itu aku belum tahu persis, siapa yang kukatakan sebagai penunggu rumah yang setia itu. Kecurigaanku hanya seorang
,lelaki, pacar atau kekasihnya, sebab Luxy toh mengaku belum pernah menikah, jadi kusangka kekasih gelapnya. Aku belum meneropong sebegitu jauh tentang pihak yang sering menimbulkan kecemasan bagi hati kecil Luxy. Ternyata suami gaibnya. Apa benar itu?" Kumala ingin ketegasan lagi
"Benar. Luxy akhirnya mengaku terus terang ketika aku mulai bicara tentang perkawinan. Entah pengaruh apa yang menguasai hatiku saat itu, sehingga aku jadi punya keinginan besar sekali untuk mengawininya. Dan ketika tadi siang kukatakan padanya keinginanku itu, ia sangat sedih. kemudian mengaku dirinya sudah terikat oleh kesetiaan suami gaibnya." Weldy menirukan kata-kata Luxy yang diucap kan dengan wajah cantik penuh duka itu, "Aku juga ingin sekali hidup bersamamu. Tapi... rasa rasanya itu tak mungkin, karena... karena sebenarnya aku sudah bersuami. Tapi suamiku tak bisa dilihat sembarang orang, dan jarang menampakkan diri l depan orang lain, kecuali ia sedang marah besar "Jadi, kalau begitu sebenarnya selama ini kau sudah memiliki kebahagiaan tersendiri dalam kehidupanmu, ya?" "Aku tidak bahagia seperti yang kudapatkan darimu, Weldy. Sebenarnya sudah lama aku ingin lepas darinya, tapi aku tak punya kemampuan apa-apa. Dia sangat menguasai diriku, dan membuatku menjadi seperti sekarang ini, Weldy...
" Kepada si gadis anak dewa itu Weldy ceritakan juga rasa penasarannya terhadap pengakuan Luxy itu. Ia nekat datang ke rumah Luxy dan bersikap mesra kepada wanita itu. Ternyata memang ada pihak yang cemburu melihat kemesraan tersebut. Weldy pun terancam mati oleh emosi kecemburuan yang begitu besar. la dikejar-kejar oleh suami gaibnya Luxyna.
"Aku sudah lihat jelas-jelas sosok suami gaibnya Luxy itu! Aku masih ingat betul seperti apa wujud suaminya Luxy itu!" tegas Weldy meyakinkan pengakuannya Kumala jadi ingin melihat nya juga melalui teropong mata dewanya.
DENGAN memberikan beberapa alasan yang cukup kuat, akhirnya Weldy menyetujui usul Kumaia Dewi, bahwa persoalan itu perlu dijelaskan pula kepada yang lain; Rayo, Buron dan Sandhi. Memang mereka bertiga tercengang ketika mendengar penjelasan tersebut. Tapi masing-masing dari mereka mempunyai saran dan pendapat yang bertujuan menyelamatkan Weldy dari kecemburuan suami gaibnya Luxy. "Kalau dia berani mengejarmu sampai kemari, biar aku yang menghadapinya!" tegas Buron menunjukkan rasa setia kawan yang tidak tanggung. tanggung. Dia berani pertaruhkan hidupnya demi melindungi nyawa seorang teman.
Rayo dan Sandhi tak akan berani bicara se. lantang Buron, sebab setelah Kumala sendiri ber hasil mengetahui sosok suami gaibnya Luxy meng gu nakan kekuatan mata dewanya, maka mereka yang m alam itu ada di rumah Kumala menjadi sangat percaya bahwa suami Luxy memang buku manusia biasa. Dia a dalah seekor harimau yang memiliki kepala manusia lel aki. Kumala menggambarkan dengan jelas, harimau be sar berkulit loreng hitam-kuning itu memiliki kepala se orang
laki berambut panjang meriap, hitam dan lebat. kulit wajahnya sendiri juga hitam keling ia berkumis tebal dan bermata lebar Bibirnya tebal dan agak tonggos dengan susunan gigi tidak teratur. Selain menyeramkan juga terkesan bengis
"Kata Luxy...," timpal Weldy setelah Kumala selesai memberi gambaran tentang suami gaibnya wanita Penjinak Hantu itu. "... suaminya itu tergolong bangsa siluman yang punya nama Jibral.. entah Jibral siapa nama ngkapnya. Yang kuingat hanya nama depannya ini." "jibral Singabarong," sahut Kumala
"Ya, betul. Betul itu namanya!"
"Kau sudah mengenal mahluk itu rupanya?" tanya Rayo.
"Pernah kudengar nama itu dari ceritanya Dewi cantika, kalau tidak salah dia adalah
siluman ganas yang paling ditakuti oleh roh lus, karena sering menelan roh apapun sebagai santapannya." - "O. kalau begitu pantas saja si Luxy ditakuti hantu-hantu dari mana pun." kata Sandhi. mungkin dia menggunakan kekuatannya Jibral menundukkan mereka."
"Itu benar," kata Weldy lagi
"Luxy pernah mengaku padaku bahwa selama ini dia mempunyai cara yang dapat membuat wajahnya berubah menjadi wajah jibral singabarong sehingga ia sangat ditakuti". Di sela keheningan sejurus Rayo segera berkata kepada Kumala,
"Mungkinkah yang dimaksud Siluman Raja Betina adalah Jibral itu sendiri, Lala?" "Bukan. Menurutku...," Kumala berkerut dahi agak tegang.
"Menurutku yang dimaksud Siluman Raja Betina adalah. Luxyna!"
Yang lain terperanjat, semuanya menatap Dewi Ular dalam keragu-raguan yang mendebarkan hati .Weldy sendiri jadi semakin gelisah setelah mendengar penjelasan tentang setetes darah Siluman Raja Betina yang dapat dipakai untuk menghidupkan Niko Madawi. la sempat menyangkal pendapat Kumala Dewi.
"Tapi dia bukan siluman. Luxyna bukan raja dan...." "Darah siluman sudah menular padanya," sahut Kumala. "Sebab itulah Luxyna bisa berubah menja di wanita berkepala macan. Jadi dia sudah termasuk sil uman juga."
"Siluman harimau betina, maksudmu?" sahut Sandhi. "Benar. Dan harimau itu adalah raja hutan. Maka bisa juga dikatakan bahwa siluman harimau betina adalah sama dengan Siluman Raja Betina
"Tepat sekali!" sahut Buron dengan tegas dan berapi-api.
"Pasti wanita penjinak hantu itulah yan dimaksud sebagai Siluman Raja Betina. Kita perlu coba meneteskan darahnya ke tulangnya Niko. siapa tahu memang bisa menghidupkan kerangka itu lagi."
"Aku tidak setuju!" tegas Weldy. Ia tampak mulai bersungut-sungut kesal.
"Tak kuizinkan siapa pun melukainya! Luxy bukan siluman. Dia manusia biasa, lahir dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang juga manusia biasa; mamanya dan Tunisia dan papanya dari Surakarta. Mana mungkin dia bisa dikatakan sebagai Siluman Raja Betina"!"
"Dia memang manusia biasa, tapi darahnya sudah tercemar darah siluman, maka jadilah dia manusia berdarah siluman!" sahut Buron .Tapi Weldy tetap ngotot keras, tak setuju jika salah satu dari mereka ada yang melukai Luxy untuk mendapatkan setetes darahnya .Perdebatan itu hampir menjadi sengit seandainya Kumala Dewi tidak segera menengahinya, dan menentramkan suasana kembali.
"Lupakan anggapanku tadi. Mungkin juga keliru," katanya merendah. Tapi Buron, Sandhi dan Rayo tahu, itu hanya siasat Kumala tentunya. Gadis cantik jelita itu berkata lagi dengan tenang sekali.
"Yang perlu kita pikirkan adalah sejauh mana kemarahan Jibral kepadamu, Wel" Benarkah dia memburumu dan ingin membunuhmu?"
"Dia menampakkan wujudnya sewaktu aku nenggandeng Luxy memasuki rumahnya. Tapi ketika dia ingin menyerangku, Luxy menahannya. lalu disuruh segera kabur, sementara Luxy berusaha menahan Jibral yang ingin mengejarku dan melontarkan ancaman dengan kasarnya .Kalau Luxy tak bisa menahan kemarahan Jibral, maka mahluk yang kupandang begitu menyeramkan itu pasti mencari di mana aku berada. Sebab tampaknya dia sudah tahu kami berselingkuh, karena Luxy nggak pulang beberapa hari ini." Semua diam merenungi, sebagian ada yang manggut-manggut. Tiba-tiba kesunyian malam yang
makin mencekam itu dikejutkan oleh suara mobil yang berhenti di depan rumah. Rupanya sebuah taksi yang menurunkan penumpangnya. Dan pandangan mata Sandhi yang melongck ke arah depan rumah itu menjadi sedikit tegang ketik mulutnya berseru agak keras.
"Hei, itu dia si Luxyna"!" "Hahh..."! Luxy kemari..."!" sentak Weldy.
"Padahal dia sudah bilang nggak akan mau datang kemari, karena malu padamu, Kumala. Dia mengerti bahwa kamu sudah mengetahui keadaan dirinya maka...
" - "lya tuh! Dia memang Luxyna!" seru Buron yang membuat Weldy bergegas keluar lebih dulu. Luxyna tampak berlari kecil dari pintu pagar memasuki ke teras rumah. Keadaan Luxyna tampak mencemaskan sekali. Rambutnya acak-acakan, pakaiannya pun kusut dan robek di bagian pundak. Tampaknya telah terjadi sesuatu pada diri Luxy
"Well...!" serunya meratap, lalu ia disambut dengan pelukan oleh Weldy .Menangislah perempuan itu dalam pelukan Weldy. Buron segera mendesak keduanya agar masuk ke dalam rumah. Pandangan mata Buron mulai menatap keadaan sekeliling dengan curiga. Sebentar kemudian ia pun ikut masuk, bergabung dengan yang lain di ruang tengah. Di sanalah tangis Luxyna tercurahkan, baik kepada Weldy maupun kepada Kumala. Wajah cantik Luxyna pun ternyata nyaris hancur karena luka cabikan yang cukup dalam di pipi kanan ki rinya. Pundaknya yang robek memang koyak dan berdarah akibat bekas gigitan ganas, sungguh sangat mengerikan. Sementara punggungnya ternyata juga penuh dengan luka cakar yang membuat pakaiannya hampir saja hancur tercabik-cabik Lengan kanannya biru memar, seperti habis terbakar selengah matang, begitu pula betisnya, luka berdarah akibat gigitan yang mengoyakkan sebagian daging betis yang semula tampak mulus dan indah lu. - "Kau habis melakukan pertarungan dengannya, bukan"!" geram Weldy. Luxyna mengangguk, lalu menuturkan kisahnya yang amat memprihatinkan itu. Dengan sekuat tenaga ia menahan Jibral yang ingin mengejar Weldy ketika Weldy buru-buru meninggalkan rumahnya. Ia peluk pria bertubuh harimau itu yang sempat melemparkan dirinya hingga membentur pintu kamar. Namun ketika Jibral ingin bergerak di Luxy berhasil menangkap ekor harimau itu, lalu menariknya dengan kasar sekuat tenaga.
aku berhasil menyeret Jibral masuk ke kamar, walau pun di kamar ia mendapat luka cabikan karena ditampar oleh Jibral. "Perempuan busuk kau! Sudah kubilang, jangan sekali-kali kau coba-coba mengkhianatiku dengan perzinahanmu, aku tak akan kasih ampun pada lelaki yang berani menggaulimu! Tapi kenapa masih saja kau lakukan hal itu, hah"!" Dicengkeramnya rambut Luxy dengan kasar, hingga kepalanya nyaris terpelintir patah. Tapi Luxy tetap menyangkal tuduhan itu.
Dewi Ular 42. Wanita Penjinak Hantu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku tidak berbuat apa-apa dengannya! Dia justru banyak menolongku dalam menangani beberapa klien!"
"Dusta kau!" geram si wajah hitam bengis itu.
"Aku tidak membohongimu, Jibral Aku... aku tidak bisa bergairah dengan pria lain, kecuali dengan dirimu, bukan?" - - "Ghhmmmrr...!" Jibral makin menggeran se perti singa lapar "Justru aku buru-buru pulang, tak jadi lanjut ke luar kota, karena... karena aku bergairah sekali Jibral. Aku ingin mendapat sentuhan mesramu .aku ingin kau mencumbuku sekarang juga...!" Luxy bernada merengek, akhirnya cengkeraman di rambutn ya itu mengendur. Wajah bengis itu tetap dipandangny a dengan sayu. ,
"Cumbulah aku sekarang juga... aku butuh kemesraanmu yang dahsyat itu, Jibral. lekas cumbulah aku...!" seraya tangan Luxy merayap
yap ke tubuh loreng tanpa pernah berpakaian itu. Tangan itu menemukan sesuatu yang bisa tersembunyi rapat ke dalam badan lorengnya, dan bisa keluar sendiri secara utuh manakala mendapat usapan mesra beberapa kali di sekitarnya. Pria berambut acak-acakan itu pun mengganas, menciumi tubuh Luxy yang sudah tak terbungkus selembar benang pun. Lantai berlapis karpet tebal itu menjadi sarana kemesraan mereka. Hebatnya, setiap Luxy melayani gairah Jibral yang liar dan buas itu, tak pernah kulit tubuhnya ada yang terluka seujung jarum pun Padahal ungkapan dari emosi asmara Jibral tidak kalah kasarnya dengan Luxy kepada Weldy, tapi ia bisa tidak melukai tubuh mulus wanita penjinak hantu itu. Dan Luxy sendiri dinilai sebagai wanita yang pandai memuaskan hasrat suami gaibnya itu, sehingga setiap kali Jibral -selesai bercinta, emosi kemarahan sebesar apapun menjadi padam tanpa bara lagi. - - Luka cabikan di pipi Luxy saat Jibral mengamuk itu segera lenyap dan pipi tersebut menjadi halus, mulus kembali, setelah Jibral menjilatinya bagai cara mengobati luka secara gaib. Kata-kata mesra pun sering berhamburan jika Jibral usai mencapai puncak kemesraannya, dengan ekor bergerak gerak nakal menggelitik pusat kemesraan wanita. Pria yang bisa berdiri tegak seperti manusia itu bisa merangkak kokoh sebagaimana seekor harimau biasa itu, memang sempat terhibur oleh luxy, sehingga ia tak menyinggung-nyinggung lagi masalah kecemburuannya tadi. Namun ketika sore tiba, menjelang waktu adzan maghrib tiba, Jibral Singabaron g meraung raung di kamarnya. Waktu itu Luxy sedang bersiap-siap untuk pergi, alasannya mau menemui seor ang klien dan memeriksa butiknya. Tapi sebenarnya Lux y ingin mencari Weldy dan mengatur sebuah rencana b uat mereka berdua. Hanya saja. rencana kepergian Lux y menjadi tertunda, bahkan berantakan semua, karena Jibral meraung-raung dengan tubuh lorengnya gemetar an. Rupanya selama tidur rohnya menyusuri perjalanan Luxy selama tidak pulang beberapa hari ini Roh itu men emukan bayangan istrinya yang sedang bercumbu habis-habisan dengan Weldy dalam kamar sebuah hotel, bahkan sampai pindah ke sebuah villa di tempat lain. Darah kecemburuannya mendidih, membuatnya bergetar saat sadar dari masa tidurnya. Maka mengamuklah Jibral kepada Luxy, dan Luxy tak bisa menyangkal tuduhannya karena Jibral dapat menyebutkan nama hotel itu, termasuk nomor kamar 27 yang digunakan Luxy dan Weldy dalam bercinta. Amukan Jibral pun tak bisa diredakan lagi .Memang, amukan itu masih belum seberapa, baru secara fisik, belum menggunakan mistik. Tapi Luxy, sudah merasa tak mampu mengatasinya lagi. Jibral bermaksud merusak sekujur tubuh Luxy agar tidak ada pria lain yang masih sudi bercinta dengannya dan tak ada pria lain yang tertarik terhadap kecantikan Luxy. Makin lama amukan Jibral semakin menjurus pada maut. Luxy ingin dimakannya habis, karena pria siluman itu selain doyan menyantap roh halus juga termasuk kanibal, seperti sifat aslinya seekor harimau. - Dengan segala daya upaya akhirnya Luxy berhasil lolos dari maut .Jibral tetap mengejarnya. Siluman berwajah hitam itu dapat berlari dalam posisi berdiri seperti manusia biasa, dapat juga merangkak seperti harimau. Dan larinya atau lompatannya itu punya kecepatan tinggi. Bisa menembus dimensi mana pun, keluar-masuk alam gaib maupun alam manusia dengan bebasnya. Tapi Luxy juga ingat cerita Jibral saat gagal mengejar lawannya pada masa lalu. Buronannya itu dapat lolos dari pengejarannya karena sang buronan lalu menempelkan ibujari ke pusarnya. Keadaan seperti itu membuat Jibral kehilangan getaran gaib lawan Dan ia akan kesulitan terlacak di mana lawannya berada. Maka, cerita itu pun kini digunakan oleh Luxy. Selama pelarian ia menutup pusarnya dengan ibujari, sehingga ia dapat lolos dari pengejaran Jibral. Ia tak punya tempat lain yang dipandang lebih aman selain rumah Kumala Dewi. Di sana ia berharap mendapat perlindungan, namun tak disangka bisa bertemu dengan Weldy.
"Kenapa kamu sampai mau bersuamikan siluman itu sih?" tanya Rayo Pasca benar-benar ingin tahu agar tak-merasa penasaran lagi.
Aku terjebak dendamku sendiri. Dendam kepada seorang lelaki yang telah merenggut kesucianku, namun justru dialah yang membunuh papa: ku," jawab Luxy sejujurnya.
"Lelaki itu pergi begitu saja, tak menghiraukan diriku lagi .Maka aku pergi ke sebuah makam keramat, aku ingin membalas dendam kepada lelaki itu secara gaib. Akhirnya muncul seorang pemuda tampan yang sanggup membalaskan dendamku asal aku mau menikah dengannya. Kusanggupi perjanjian itu, dan memang terbukti lelaki yang membunuh papaku itu mati di depan mataku secara mengerikan. Sejak itu aku pun menjadi istrinya seumur hidup. Tapi tak kusangka ternyata suamiku itu adalah siluman berbadan hewan .Aku tak bisa lepas darinya, karena dia menanamkan darah kutukan dalam diriku. Aku tak akan bisa bercumbu dengan pria lain, karena pada saat seperti itu wajahku akan berubah menjadi harimau. Pasti akan ditakuti dan dihindai oleh pria mana pun."
"Jadi, kamu ingin lepas darinya?" "Sudah lama aku ingin lepas darinya, namun jiwaku terancam. Mau tak mau aku hidup sebagai wanita siluman juga, yang memiliki beberapa ke kuatan gaib dari Jibral, termasuk dapat melihat roh halus yang sering jadi santapan suamiku itu."
"Luxy...," kata Kumala.
"Seandainya aku dapat menolongmu lepas dari ancaman maut Jibral apakah kau mau menolongku juga?"
"Akan kulakukan apapun yang kau inginkan jika memang aku bisa lepas dari Jibral dan tentunya aku bisa hidup normal bersama Weldy," seraya ia melirik pria di sampingnya. Pria itu memeluknya dari samping, namun Luxy menyeringai kesakitan karena luka berdarah di pundaknya tersentuh tubuh Weldy. - "Lukamu harus segera disembuhkan, supaya... Belum selesai Kumala bicara, tiba tiba terdengar suara gemuruh sangat gaduh, seakan memenuhi seluruh isi dunia. Suara gemuruh itu membuat Luxy tersentak tegang dan menjadi sangat ketakutan. Apalagi lantai mulai terasa bergetar dan |
udara mulai menyebarkan aroma amis, seperti
gumpalan daging mentah yang belum dicuci, semakin pucat pasi wajah wanita penjinak hantu itu.
"Celaka! Jibral mulai mencium keberadaanku di sinil Dia pasti akan kemari, Kumala!"
"Biar aku yang menyambutnya!" sahut Weldy penuh keberanian yang sangat nekat, tanpa pe hitungan. Luxy mencegahnya, tapi Weldy tetap pergi ke halaman depan bersiap menghadang jibral .Kumala Dewi memberi isyarat kepada buron dengan kedipan mata. Buron tanggap dengan maksud
Kumala. Perintah menyambut tamu harus
segera dilakukan oleh Buron, maka pemuda berambut kucai itu pun segera menyusul Weldy. Ia tidak melangkah biasa, melainkan lenyap secara gaib dalam satu ayunan kaki biasa. Waktu itu, jarum jam menunjukkan pukul satu lebih, hampir tengah malam. Rayo dan sandhi ikut keluar dari ruang tengah. Kumala menyuruh Luxy tetap di dalam rumah, jangan ikut keluar. Bahkan Kumala mengingatkan agar Luxy siap-siap menutup pusarnya dengan jempol tangannya. Luxy menuruti saran itu, sementara Dewi Ular buru-buru pergi ke teras karena saat itu mulai terdengar suara mengaumnya seekor harimau siluman. Suara mengaum itu sangat besar dan menggema ke mana-mana, membuat orang awam akan merinding sekujur tubuhnya. Ternyata pada saat itu di depan pintu pagar rumah Dewi Ular telah berdiri seekor harimau yang besarnya sama dengan seekor kuda jantan .Harimau loreng itu berkepala manusia, seperti yang digambarkan Kumala tentang wajah Jibral Singa barong itu. Tapi mata siluman itu memancarkan bara api merah berpijar-pijar dengan mulutnya yang mengeluarkan taring .Melihat Weldy berdiri di halaman, harimau itu menerjang pintu pagar dengan kasarnya. Braaang...! Rusak total pintu pagar itu, membuat Weldy menjadi gemetaran tak bisa mengan kat kaki lantaran dapat mengukur sebegitu besarnya kekuatan Jibral hingga dapat membuat pintu yang kokoh jebol seketika. Harimau loreng itu melompat menerkam Weldy yang menggigil ketakutan, namun sebelum kedua kaki depannya menyentuh Weldy, sekelebat bayangan bergerak menerjangnya. Bruus...!
"Gnraaaoow...!!" Jibral mengerang saat tubuhnya terbanting ke samping dan berguling-guling. Terjangan dahsyat itu ternyata berasal dari kaki besar berkulit hitam berlendir. Kaki besar itu milik mahluk tinggi 6 meter dengan kepala gundul, mata besar merah, berbau tak sedap mirip kambing dan hanya mengenakan cawat menjijikkan Mahluk tinggi besar itu tak lain adalah wujud dari Buron yang asli, yaitu Jin Layon
"Weldy, cepat pergi dari situ!" seru Sandhi ketika Jin Layon tak mempedulikannya lagi, dan segera menghampiri Jibral. Keadaan tak seimbang
itu membuat Jibral menggunakan kesaktiannya.
juga: Dalam satu lompatan menerkam tiba-tiba sosok tubuhnya berubah menjadi tiga kali lebih besar dari aslinya tadi.
"Giraaaoowww...!!" suaranya makin menggema. Buron mengangkat kedua tangannya dan menggepraknya dari dua arah. Bruusskk. Leher buron jadi sasaran mulut Jibral karena geprakannya ini meleset. Buru-buru kedua tangan Buron dalam sosok Jin Layon itu menangkap leher dan kepala jibral, maka terjadilah pergulatan sengit kedua mahluk besar itu. Jibral sendiri makin lama semakin memperbesar ukuran tubuhnya, hingga ketika ia berhasil mendorong tubuh Jin Layon terpental mundur, keadaan tubuhnya sudah menyamai tinggi
" besarnya Jin Layon - Aku ingin mengambil istriku yang pasti ada disini. geram Jibral dengan suara mengerikan.
"Akulah penjaga tempat ini! Kalahkan dulu aku kalau kau mau bikin onar seenaknya di sini, Siluman kucing!" balas Jin Layon sambil bergegas menghadapinya kembali. Tapi baru saja ia ingin melakukan serangan, tiba-tiba dari mulut Jibral tersembur lidah api yang berkobar-kobar membakar wajah Jin Layon dengan cepatnya. Woooosss...!!
"Aoohhkk..!!" Jin Layon gelagapan, sibuk memadamkan api yang mulai membungkus kepalanya. Karena api itu sulit dipadamkan dalam waktu singkat, maka Jin Layon pun akhirnya menerjang Jibral dan berhasil memeluknya dengan kuat. Kobaran api itu menyambar rambut Jibral, membuat kepala Jibral pun terbakar secepatnya. "Graaaooww...! Graaaooww...!" Jibral Jibral meronta-ronta, kebingungan memadamkan api yang berasal dari kesaktiannya sendiri. Api itu adalah api abadi, tak akan dapat padam sebelum benda yang terbungkusnya hancur kering menjadi arang. Kumala Dewi segera memahami bahaya yang dapat membuat Jin Layon menjadi arang pun segera bertindak, mengirimkan kesaktiannya berupa sentilan jari yang mengeluarkan kilatan cahaya hijau kecil
Claap...! Cahaya itu mengandung butiran Embun Dewata yang membuat api abadi dapat padam seketika. Jooossss...! Sebesar apapun kobaran api jika terkena setetes Embun Dewata akan padam dalam waktu sangat cepat Jin Layon hanya menggeram geram karena masih beremosi ingin menyerang Jibral kembali.Kepalanya yang gundul itu tak merasa panas karena Embun Dewata berfungsi pula melenyapkan luka bakar. Hanya saja, ketika Layon ingin mengeluarkan kesaktian pamungkasnya, tiba-tiba Kumala berseru melarangnya. menyuruhnya mundur untuk menyaksikan keadaan Jibral yang kewalahan tak dapat memadamkan api abadinya sendiri
"Hmmmnrhhmmm . s"njata makan tuan, rupanya!" geram Jin Layon sambil menyeringai bangga, walaupun sebenarnya ia tadi tidak bermaksud menyerang lawan dengan menggunakan kesaktian lawannya sendiri.
"Haagggrm. !!" Jibral mengerang, api abadi itu membungkus sekujur tubuhnya, makin lama tubuh nya makin menyusut dan menjadi seukuran semula .Ia berguling-guling tak bisa memadamkan api itu .Akhirnya ia hanya bisa meraung-raung tak jelas. Api itu makin lama makin membuatnya berkerut mengecil. Makin lama makin kecil, dan akhirnya menjadi seukuran bola tenis bersama kobaran apinya yang juga sebesar bola tenis
"Luxyyy...! Luxyyyy...!" terdengar suaranya yang kecil memanggil-manggil Luxyna, mirip sebuah ratapan dari alam kubur. Luxyna diam saja. menangis ketakutan dan panik sendiri. Ia tak melihat ketika kobaran api itu menjadi makin kecil kecil dan, sampai akhirnya padam. Yang tersisa hanya. gumpalan arang seperti batu hitam seukuran biji salak. Jin Layon menginjaknya hingga hancur lebur sebagai ungkapan menuntaskan pertarungannya tadi. Setelah itu, ia pun kembali berubah menjadi Buron si rambut kucal
"Terima kasih, Buron...! Terima kasih...!" Weldy memeluk Buron, juga menyalami Kumala Dewi dengan gembir" sekali. Pelukan yang paling erat diberikan kepada Luxyna yang menangis haru atas kebebasan dirinya dari ancaman maut siluman Jibral Singabarong. Pelukan rasa gembira mereka begitu berapi-api, hingga membuat luka di pundak Luxy melelehkan darah segar kembali.
"Luxy, kita telah ditolong oleh Kumala, sekarang kumohon..." kata Weldy dalam pelukan itu.
kita bantu Kumala membangkitkan kerangkanya Niko menggunakan tetesan darahmu ini."
"Dapatkah darahku dipakai membangkitkan
Niko "Ya. Pasti dapat! Pasti berhasil, Sayang!" Weldy bersemangat sekali Maka, mereka pun masuk ke kamar tempat penyimpanan kerangka
Niko Madawi Kerangka itu diletakkan di at as meja
panjang berselimut kain putih yang menutupi seluruh meja itu hingga kaki-kakinya pun tertutup rapat. Kini kain itu dibuka pelan-pelan, dan kerangka Niko masih tetap dalam keadaan utuh. "Kumala, ambillah darahku ini...!" desak Luxy yang rupanya juga menginginkan Niko hidup kembali. Dewi Ular pun mengambil sedikit darah luka pundak Luxy, kemudian darah itu dioleskan bagian tulang jari kaki kerangka itu Hanya sedikit
dan bersifat coba-coba dulu. Ternyata percobaan kecil itu membawa pengaruh besar, menimbulkan
datangnya angin kencang yang berhembus membabi buta. Badai yang datang berupa pusaran angin, menerbangkan : bunga, mematahkan dahan pohon, dan bahkan besi pintu pagar yang lepas tadi ikut terlempar terbang hingga tersangkut di atas pohon .Suasana menjadi sangat mencekam, menakut kan sekali. Selain diiringi getaran bumi dan dentuman petir membahana di langit, juga suara anjing melolong bersahutan makin membuat isi dunia menjadi gaduh. Suasananya sangat bising, karena kini setiap hewan piaraan mengeluarkan suara masing-masing; kucing, ayam, burung. semuanya menjadi gaduh. . Lalu, samar-samar jari kaki kerangka Niko mulai terjadi perubahan. Mulai terisi daging kemerah-merahan, makin lama seluruh kakinya makin terisi daging merah. sementara bagian jari kaki udah mulai terbungkus kulit. Mereka serentak mundur dengan kagum dan tegang memandangi perubahan yang sangat fantastik ilu.
"Dia telah pulih kembali! Pulih kembali!" seru sandhi kegirangan, merasa ekspermen itu berhasil. dan memang kenyataan yang ada sungguh mengembirakan Kebisingan suara suara itu seperti gelombang gaib yang mengantarkan sari ragawi Niko balik melekat pada kerangkanya. Tak kurang semenit, akhirnya kerangka itu terisi daging sepenuhnya. Niko mulai menampakkan tanda tanda kehidupannya setelah terdengar suara dentuman guntur yang sangat keras, seperti tepat di atas kepala mereka. | | Blegaaarrrr...!!! Mata pun bergerak membuka. Mereka bersorak kegirangan melihat Niko yang masih terbaring membuka matanya, dan menjadi terkejut begitu mendengar sorak yang serentak itu. Niko terbangun dari posisi berbaringnya, lalu kebingungan sendiri menyadari keadaan di sekelilingnya.
"Hei, aku... aku sudah ada di sini"!"
"Selamat datang kembali, Orang jelek!" seru Buron sambil memeluk Niko, lalu yang lainnya pun menyalaminya. Hanya Kumala Dewi yang memandang dalam senyum kebanggaannya, tanpa ikut mendekati Niko. Tapi justru Niko yang mengham pirinya, menyalami sambil mencium tangan si gadis anak bidadari itu.
"Terima kasih... terima kasih sekali atas pertolonganmu, Dewi!" "Bukan aku yang menolongmu, tapi Luxi itulah yang membangkitkan kematianmu. Berterima kasihlah padanya, Nik!" Weldy langsung menahan pundak Niko,
"boleh kau berterima kasih pada Luxy, tapi jangan
"boleh kau berterima kasih pada Luxy, tapi jangan coba coba menciumnya, ya" Dia sekarang sudah menjadi milikku!" "Kalau begitu aku menciummu saja deh,
"ih, najis...!" sentak Weldy menimbulkan ceria bagi mereka. Dewi Ular bukan saja membangkitkan kematian Niko yang menyimpang kodrat saja, tapi juga membangkitkan semangat hidup Luxyna, dengan membersihkan pengaruh gaib siluman dari diri wanita itu. wanita itupun dibersihkan jiwanya dari pencemaran gaib yang membuat gairah sexualitasnya menjadi normal kembali, demikian pula yang dialami Luxyna. . .
"Kau tidak menyesal kehilangan pengaruh gaib" siluman itu?" tanya Kumala kepada Luxyna yang luka-lukanya pun telah dinetralisir oleh kesaktian Dewi Ular itu.
"Tidak. Aku tidak menyesal kehilangan gaib siluman itu."
"Tapi kau sekarang tidak bisa lagi menjadi Wanita Penjinak Hantu, karena mantera yang kau ucapkan tidak akan bereaksi lagi dalam dirimu."
"Biarlah aku tidak lagi menjadi Wanita Penjinak Hantu, tapi... sekarang aku akan menjadi wanita penjinak Weldy, bukan?" - Weldy tertawa sambil mencubit pipi Luxyna yang menjadi berseri, karena diam-diam tangan rayo telah melingkar di pinggang Kumala Dewi itu mereka menertawakan kebahagiaan dari mantan Wanita Penjinak Hantu itu
SELESAI ebook by novo edit teks by Saiful B http://cerita-silat.mywapblog.com
Pelangi Dilangit Singosari 5 Tapak Naga Perkasa Karya Harianto A Fauzi Pendekar Panji Sakti 19
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama