Ceritasilat Novel Online

Geger Di Pangandaran 1

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran Bagian 1


GEGER DI PANGANDARAN e-Book : Begawan Alfarizi (abdulmadjid kaskuser)
Coper : Kalapalima
Scan By : syauqy_arr
089 Geger di Pangandaran
2 BASTIAN TITO 1 GEGER DI PANGANDARAN
SEPASANG mata Pendekar 212 sesaat membesar tak berkesip. Dadanya
berdebar ker as. " Dewi Payung Tuj uh! Akhi r nya kut emui kau! " kat a Wi r o menggeram dalam hati Kalau dituruti amarahnya, rasanya mau dia menyerbu si gadis
saat itu juga. Sambil mengepalkan tinju murid Sinto Gendeng berusaha menekan
gejolak dendam yang bersarang dalam dirinya sejak beberapa waktu.
Orang tua pemilik rumah makan menyambut kedatangan Wiro lalu dengan ramah
mempersilahkan tamunya ini memilih tempat duduk. Namun sang tamu sama sekali
tidak mengacuhkan. Terus saja memandang melotot ke arah gadis berpakaian biru
berkembang-kembang kuning yang duduk di sudut rumah makan, asyik menyantap
makanan. " Kalau kuhajar sekarang rasanya kurang pantas. Biarkan dia meneruskan makan dulu.
Mungkin ini makan yang terakhir baginya. Akan kutunggu dia di l
uar ! " Wi r o kel uar dar i r umah makan itu. Dengan cepat dia menyelinap ke balik
sebuah bangunan kayu, mendekam di bawah sebatang pohon. Dari sini dia dapat
melihat pintu rumah makan hingga orang yang ditunggu tak bakal luput dari
pengawasannya. " Her an. . . Masuk ke r umah makan l al u keluar lagi. Jangan-jangan tak punya
uang. Pemuda geblek Orang tua pemilik rumah makan mengumpat lalu
berpaling pada gadis baju biru berbunga-bunga. Dia ingat bagaimana tadi pemuda
tak dikenal itu memandang menyorot seolah marah besar.
" Ti dak must ahi l pemudatadi punya niat jahat terhadap gadis cantik itu...
Lebih baik aku beritahu padanya agar berlaku hati-hat
i . . . " Lal u or ang i ni mendatangi gadis yang tengah bersantap. Setelah membungkuk dia memberitahu kejadian barusan.
" Mungki n cuma seor ang pemuda mat a keranjang!"kata si gadis dan terus
saja menyantap makanannya.
" Bapak sudah t ua. Cukup ber pengal aman mengartikan pandangan seorang
lelaki terhadap perempuan. Pemuda yang Bapak katakan tadi bukan
memandang kagum akan kecantikanmu, Nak. Dan kelihatannya bukan seorang pemuda
mata keranjang. Dia memandang anak seolah melihat seorang yang dibencinya.
Cuping hidungnya mengembang, pelipisnya bergerak-gerak.
Rahangnya menggembung dan dua matanya tidak berkesip. Urat besar di lehernya
kelihatan bergerak-gerak Dia seolah menahan satu dendam besar t
er hadapmu. " " Hemm..."Gadis cantik beralis tebal dan berbulu mata lentik itu bergumam lalu
tenang saja meneguk minumannya. Tanpa memandang pada pemilik
r umah makan di a ber kat a. " Bapak, ket er anganmu cukup l
engkap. Bi sakah Bapak menceritakan ciri-c
i r i or ang i t u?" " Masi h muda. Rambut panj ang sebegi ni . . . " Si or ang t ua mel et akkan t angan ki r i nya di bahu. Lal u mener uskan. " Di a mengenakan pakai an ser ba hi t am. I kat kepal a put i h. . . " 089 Geger di Pangandaran
3 " Kul i t nya hi t am at au put i h. . . ?" t anya si gadis sambil mengunyah makanannya
pelan-pelan. " Ti dak put i h. Kuni ng l angsat seper t i kul i t perempuan. Tapi tubuhnya kekar.
Tampangnya seper

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

t i or ang t ol ol t api ber bahaya. . . ! " " Tol ol t api ber bahaya! Aneh j uga! " kat a si gadi s. Lal u dal am hat i di a membatin. "
Setahuku dia tidak pernah mengenakan pakaian hitam. Sulit
kuduga si apa di a adanya. " Gadi s i t u menyel esai kan makannya dengan cepat . Tak lama kemudian dia tampak muncul di ambang pintu rumah makan. Sesaat dia
memperhatikan seputar halaman lalu melangkah ke tempat di mana dia menambatkan
kudanya. Begitu berada di atas punggung tunggangannya, sebelum bergerak pergi
terlebih dulu diperiksanya bungkusan besar yang tergantung di leher kuda.
Parasnya berubah tanda terkejut. Sekali lihat saja dia sudah maklum sesuatu
telah terjadi dengan bungkusannya.
Di dalam bungkusan itu dia menyimpan tujuh buah payung tujuh warna.
Setelah diperiksa ternyata hanya ada enam payung.
" Seharusnya bungkusan ini kubawa masuk ke dalam. Heran, mengapa aku terlalu
tolol! Kini payung merahku lenyap!
"kata si gadis dalam hati menyesali
di r i . Di a ber pi ki r ker as. " Seor ang pencur i t i dak akan mengambi
l cuma sat u payung! Manusia jahat macam mana yang berani main-mai
n t er hadapku! " Gadis ini memandang berkeliling. Ada beberapa orang lalu-lalang di sekitar situ
namun tidak terlihat hal-hal
yang mencur i gakan. " Aku t i dak akan meni nggal kan tempat ini sebelum menemukan payung merahku kembali!"Si gadis segera hendak
turun dari kudanya.
Saat itulah dari atas sebatang pohon melayang turun satu sosok tubuh berpakaian
hitam. " Dewi Payung Tujuh! Apakah kau mencari ini?"Orang yang melompat dari atas pohon
menegur dengan pertanyaan. Terdengar suara clep! Lalu
serangkum angin bergulung-gulung menerpa ke arah gadis di atas kuda.
Gerakan gadis berbaju biru tertahan. Sambil mendorongkan tangan kirinya untuk
menangkis serangan angin dia berpaling. Matanya membentur sosok seorang pemuda
berpakaian hitam. Di tangan kanannya dia memegang sebuah payung berwarna merah.
" Dugaanku t i dak sal ah. Memang di a r upanya. " kat a si gadi s yang memang adalah Dewi Payung Tujuh alias Puti Andini. Gadis berkepandaian tinggi dari
Pulau Andalas yang muncul di tanah Jawa untuk mencari Kitab Putih Wasiat Dewa.
" Pendekar 212! " ser u Andi ni l al u mel ompat t ur un dar i at as kuda. Waj ahnya membentuk perubahan yang sulit diartikan. Dia melangkah maju. Begitu sampai di
hadapan Pendekar 212 di a ber kat a. Jadi kau r upanya si pencur i payung i t u! " Sekuntum senyum menyeruak hingga wajahnya yang cantik tanpa dihias itu tampak
tambah jelita. Sesaat murid Sinto Gendeng jadi salah tingkah.
Kebenciannya terhadap gadis itu selangit tembus. Tapi wajah yang begitu cantik
mau tak mau membuat rasa terpesona terselip juga di hatinya.
" Kau mau mengembalikan payung itu atau benar-benar hendak mencur i nya?" t anya Put i Andi nisetengah bergurau.
Wiro masih diam. Sesaat kemudian perlahan-lahan dia ulurkan tangannya
menyerahkan payung setelah lebih dulu menguncupkannya.
089 Geger di Pangandaran
4 " Ter i ma kasi h. " kat a Dewi Payung Tuj uh begi t u mener i ma kembal i payung mer ahnya. " Lama ki t a t i dak ber t emu, apa kabar mu?"

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seharusnya kau bertanya apakah aku sudah mendapatkan Kitab Putih
Wasi at Dewa. Bukankah i t u t uj uanmu sej ak ber angkat dar i pul au Andal as?" Sesaat si gadis menatap tajam. Dari cara orang bertanya serta nada suaranya
gadis ini segera maklum ada sesuatu. Masih sambil tersenyum, sambil
mempermainkan ujung payung merah dia berkata. Kau sudah tahu hal itu sejak lama.
Kalaupun aku bertanya kau pasti tak akan memberitahu. Biar aku
menyel i di k t er us. . . " " Dewi Payung Tujuh, aku datang untuk menghukummu!
" Dua bola mata Andini membesar, alisnya yang hitam naik sesaat lalu dari mulutnya
yang berbibir merah keluar suara tawa berderai.
" Menghukumku" Ini adalah aneh! Apa dosa dan kesalahanku" Coba kau
beritahu. Kalau aku sudah mendengar lalu hukuman apa yang hendak kau jatuhkan
atas diriku"!
" " Hukuman mat i ! " j awab Pendekar 212 t andas. 089 Geger di Pangandaran
5 BASTIAN TITO 2 GEGER DI PANGANDARAN
SEPASANG mata Andini terbelalak. Senyum di wajahnya yang cantik serta merta
pupus. " Tak percaya aku akan pendengaranku! Pendekar 212 Wiro
Sableng muncul hendak menjatuhkan hukuman mati terhadapku! Hemm..."Si gadi
s mel i nt angkan payung mer ahnya di depan dada l al u menyambung. " Aku tidak mengungkit cerita lama. Tapi setelah aku menyelamatkan nyawamu dan kemat
i an di t angan Ti ga Bayangan Set an, apakah i ni bal as budi mu?" " Dosamu jauh lebih besar dari hutang nyawa dan budi yang kau tanam
terhadapku!"
" Oh begi t u" Coba kau sebut
kan apa dosaku!
" j awab si gadi s. Suar anya keras meradang. Parasnya yang jelita tampak mengeras tapi di mata Pendekar 212
justru membuatnya tambah cantik.
" Gi l a! Gadis ini benar-benar
cant i k! " Mau tak mau dalam hatinya murid Sinto Gandeng ini jadi kembali bimbang.
Namun kalau ingat kematian mengenaskan yang dialami Raja Obat Delapan Penjuru
Angin, orang tua yang telah berjasa besar dalam mendapatkan Kitab Putih Wasiat
Dewa serta Bidadari Angin Timur yang hampir menemui ajal mati digantung kaki ke
atas kepala ke bawah maka darah Pendekar 212 kembali menggelegak.
" Gadis cantik, jauh-jauh datang dari Andalas kau bukan cuma memburu kitab sakti
tapi juga menebar maut secara keji. Sekarang di hadapanku malah berpura-pura!
Jangan mengira aku tidak tahu apa yang telah kau lakukan!
Beberapa waktu lalu kau membunuh orang tua bergelar Raja Obat Delapan penjuru
Angin dalam sebuah rumah kayu di satu bukit tak jauh dari Kutogede!
Lalu kau juga berusaha membunuh seorang gadis berjuluk Bidadari Angin timur
dengan cara menggantungnya kaki ke atas kepala ke bawah... !"
Wajah cantik Dewi Payung Tujuh berubah sebentar putih memucat sebentar memerah
saga. Mulutnya ternganga.
" Ini cerita paling hebat yang pernah aku dengar dalam hidupku! Guruku pernah
berpesan agar jangan ragu-ragu membunuh setiap orang jahat yang tak bisa dibuat
sadar. Mengenai dua orang yang kau sebutkan itu aku pernah mendengar siapa
mereka tapi bertemupun belum! Kau mengarang dusta
agaknya Pendekar 212"!
" " I ni bukan cer i t a kosong at au dust a! Tapi kenyataan! Jangan kau berani
berdalih dan pengecut mengakui kejahatanmu!"bentak Pendekar 212.
" Eh, melihat tampangmu bicara dan nada suaramu agaknya kau tidak main main!
"tukas Andini.
" Sialan! Siapa bilang aku main-mai
n! " " Hemmm. . . begi t u?" sang dar a t ampak t enang saj a membuat mur i d Si nt o Gendeng menjadi tambah naik darah. "
Kalau aku boleh bertanya apa
hubunganmu dengan orang tua berjuluk Raja Obat Delapan Penjuru Angi n
i t u?" " Di a sudah kuanggap kakek sendi r i ! " 089 Geger di Pangandaran
6 " Lal u gadi s yang punya j ul ukan hebat si Bi dadar iAngin Timur itu punya
sangkut paut apa kau dengan dirinya" Kekasihmu"!"
" Apa hubunganku dengan di a bukan ur usanmu! " Dewi Payung Tujuh menghela nafas dalam. Payung merah dimasukkannya ke dal
am bungkusan besar
di l eher koda. " Aku masi h ada ur usan l ai n yang lebih penting! Kau salah alamat menuduhku! Kau harus memutar otak dan bekerja
keras untuk mencari siapa pembunuh Raja Obat Delapan Penjuru Angin dan
bidadarimu itu... ! Aku harus pergi sekarang... !
"Enak saja si gadis
lantas putar tubuhnya, siap melompat ke atas punggung kuda.
" Per empuan j ahat ! Kau ki r a bi sa mel

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ar i kan di r i begi t u saj a"! " bent ak Pendekar 212. Mendengar bentakan itu si gadis urungkan niat naik ke atas kuda. Dia membalik
dan balas membentak. "
Siapa mau melarikan diri! Aku cuma tidak
mau berurusan dengan orang gila yang tidak tahu juntrungan menuduhku membunuh
orang! " Dari balik pakaian hitamnya Wiro mengeluarkan secarik robekan kain merah.
Benda itu dilemparkannya ke hadapan Dewi Payung Tujuh.
" Apa i ni "! " t anya si gadi s sambi l memper hat i kan r obekan kai n i t u dengan pandangan setengah acuh.
" I t u r obekan pakai anmu yang ber hasi l di gi gi t hi ngga r obek sewakt u hendak membunuh Bi dadar i Angi n Ti mur ! " " Hebat ! Menuduh l engkap dengan bukt
i ! Tapi bukt i pal su! " t er i ak Dewi Payung Tujuh. Dari dalam bungkusan yang tergantung di leher kuda
dikeluarkannya sehelai pakaian berwarna merah. Pakaian itu dicampakkannya ke
depan kaki Wiro seraya berkata setengah berteriak.
" Itu pakaian merahku yang kau sebut-sebut. Silahkan buka matamu lebar-l
ebar . Li hat apa ada bagi an yang r obek"! " Per l u apa aku mel i hat pakai an but ut i t u! " j awab Wi r o " Kau bi sa saj a punya sel usi n pakai an seper t i I ni ! " " Pendekar 212! Aku kira kau memang sengaja membuat-buat alasan! Apa maumu
sebenarnya aku tidak tahu! Tapi kalau kau terus menuduh mungkin aku akan
l ebi h dul u membunuhmu dar i pada kau memi nt a nyawaku! " Wi r o menyer i ngai . " Si apa yang bakal an mat i duluan di antara kita hanya
malaikat maut yang tahu! Tapi aku harus menegakkan kebenaran! Menghukum manusia
jahat, keji dan penuh dosa sepertimu!
Habis berkata begitu Pendekar 212 segera melompat kirimkan serangan.
Tinju kanannya melesat ke arah pelipis kiri Dewi Payung Tujuh!
" Hemmm... Pemuda gila
ini benar-benar hendak membunuhku! Dia
mengar ah sal ah sat u t i t i k kemat i an di kepal aku! " membat i n Dewi Payung Tuj uh. Didahului satu teriakan keras Andini berkelebat ke samping. Dengan satu gerakan
kilat dia menyambar pakaian merahnya yang tercampak di tanah lalu wut!
Pendekar 212 Wiro Sambleng terkejut ketika tiba-tiba di hadapannya menyambar
sinar merah disertai dorongan angin yang keras sekali. Kalau dia tidak cepat
menarik pulang tangannya dan melompat ke belakang niscaya sekujur tubuhnya akan
terjebak dalam pakaian merah yang dipergunakan sebagai senjata oleh Andini.
Selagi Wiro terhuyung-huyung mengimbangi diri si gadis cepat melompat ke atas
punggung kudanya. Namun sebelum dia sempat 089 Geger di Pangandaran
7 menarik tali kekang menggebrak tunggangannya dari samping menderu selarik angin,
menggemuruh laksana batu raksasa menggelinding. Ternyata Pendekar 212 telah
lepaskan pukulan sakti bernama "
Kunyuk mel empar buah. " Andini yang tahu bahaya cepat menyambar kantong perbekalannya berisi tujuh
payung. Sebelum melompat setinggi satu setengah tombak ke udara gadis ini
tendangkan tumit kaki kirinya ke pinggul. Binatang ini melompat ke depan. Meski
bagian belakangnya sempat tersambar angin pukulan yang menyebabkan kuda itu
terbanting dan roboh ke kiri namun dia selamat dari hantaman telak yang bisa
membuat hancur setengah dari tubuhnya. Setelah meringkik keras kuda ini
menghambur ke balik sebuah bangunan dan meringkik lagi beberapa kali.
Pendekar 212 cepat berpaling ketika tiba-tiba terdengar suara clep... clep
beberapa kali. Delapan langkah di hadapannya Dewi Payung Tujuh tegak dengan kaki
terkembang. Di atas kepalanya dua buah payung yakni payung warna biru dan kuning
terkembang melayang dan berputar mengeluarkan suara bersiuran. Di sebelah
kirinya payung hijau dan putih mengambang di udara, berputar kencang. Lalu di
sisi kanan dua payung lagi yaitu hitam dan ungu berputar naik turun ke atas.
Andini sendiri memegang payung merah dalam keadaan terkembang dengan ujungnya
yang runcing menghadap ke arah Wiro.
Sepasang matanya yang berbulu lentik memandang tak berkesip ke arah lawan.
Rupanya gadis ini sudah siap untuk menghadapi Pendekar 212 dalam satu
perkelahian hidup mati.
" Bagus! Kau sudah siap menerima hukuman! Kau akan mati bertabur
kembang tujuh payungmu!"
Andini keluarkan suara mendengus. "
Kesombongan dan otak tolol membawa
manusia ke liang kubur! Majulah kalau kau ingin segera mencari mati!


Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Dewi Payung Tujuh goyangkan kepalanya. Set... set... Enam buah payung yang
melayang di udara menukik ke depan. Bagian runcingnya kini menghadap ke arah
Wiro dan putarannya bertambah kencang hingga enam payung itu mengeluarkan suara
seperti angin prahara yang bertiup membabat dari enam titik kematian!
" Cuma payung ker t as si apa t akut ! " Baru saja Wiro mengejek enam buah payung melayang di udara, menebar membentuk
lingkaran mengurungnya. Di sebelah tengah mengapung di udara tampak Puti Andini
bergantung pada payung merah. Tiba-tiba gadis ini jentikkan jari-jari tangannya.
Enam buah payung mendadak sontak melesat ke arah Pendekar 212. Tiga membuat
gerakan menusuk dengan bagian runcing.
Tiga lainnya membabat seperti gergaji berputar yang siap untuk membuat tubuh
Wiro terkutung-kutung!
089 Geger di Pangandaran
8 BASTIAN TITO 3 GEGER DI PANGANDARAN
PENDEKAR 212 terbelalak melihat datangnya hujan serangan itu. Sesaat tubuhnya
masih terhuyung ke depan. Di lain kejap dia jatuhkan diri di tanah.
Dua kaki membagi serangan berupa tendangan. Tangan kiri kanan serentak mel
epas dua pukul an sakt i . Yai t u " Bent eng Topan Mel anda Samuder a"dengan t angan ki r i dan " Si nar Mat ahar i "dengan tangan kanan.
" Wus ss! Wusss! " Dua angin sakti menerpa dahsyat. Satu mengeluarkan sinar panas
berkilauan. Satunya tidak terlihat oleh mata!
Puti Andini berteriak nyaring. Tangan kanannya diputar dengan cepat.
Terdengar suara clep-clep berulang kali. Enam payung yang terkembang secara aneh
serta merta menguncup. Walau payung-payung itu berpelantingan ki
an kemar i namun l ol os dar i hant aman dahsyat pukul an " Bent eng Topan Melanda Samudera"
. Ki ni t i nggal pukul an " Si nar Mat ahar i "yang oleh Wiro
sengaja diarahkan pada Puti Andini.
Untuk kedua kalinya gadis berjuluk Dewi Payung Tujuh itu keluarkan teriakan
keras. Sepasang kakinya ditendangkan ke belakang. Tubuhnya menukik ke bawah.
Serentak dengan itu gadis ini putar payung merahnya. Sinar merah berkiblat
laksana lingkaran setan langsung menggulung sinar putih pukulan sakt
i " Si nar Mat ahar i " " Dess. . . dess. . . dess Bum!" Tempat itu laksana dihantam gelegar petir dihunjam gempa. Di dalam rumah makan
orang berteriak dan berlarian keluar!
Payung merah hancur berantakan. Setiap hancuran berubah menjadi
kepingan-kepingan api yang bertaburan di udara. Dewi Payung Tujuh menjerit
keras. Sosoknya mencelat sampai enam tombak. Lengan bajunya tampak terbakar.
Mukanya sepucat kain kafan. Hebatnya dalam keadaan seperti itu gadis ini tidak
kehilangan akal. Setelah membuat jungkiran dua kali berturut-turut, dengan sigap
dia menyambar payung hitam yang mental ke arah. Dia menekan tombol pembuka
payung. Begitu payung mengembang gadis ini
perlahan-lahan melayang turun ke tanah. Lima payung lainnya, dengan jentikanjentikan jari tangan segera mengembang lalu bersusun di sebelah bawah,
melindunginya jika ada serangan dari bawah.
Paras Puti Andini tampak pucat pasi. Di sela bibirnya ada genangan darah tanda
dia menderita luka dalam yang cukup parah. Lima payung menancap di tanah lalu
clep-clep ke enamnya menguncup.
Di tengah-tengah lingkaran payung itu Puti Andini mendarat. Begitu sepasang
kakinya menginjak tanah, Dewi Payung Tujuh alias Puti Andini segera mengatur
jalan darah dan tenaga dalam Dadanya mendenyut sakit. Dia melirik pada tangan
kanannya. Lengan pakaiannya hangus tersambar pukulan
" Si nar Mat ahar i " . Masi h unt ung t angannya hanya mender i t a l uka bakar r i ngan. Untuk beberapa saat lamanya gadis ini tegak dengan tubuh tergontai-gontai,
memandang ke arah Wiro dengan bola mata laksana menyala!.
089 Geger di Pangandaran
9 Sepuluh langkah di hadapan Puti Andini, Pendekar 212 terkapar di tanah.
Muka dan sebagian pakaian hitamnya tampak kemerahan. Ini akibat hantaman hawa
yang keluar dari payung merah yang dipergunakan Puti Andini untuk menyerangnya.
Muka dan lehernya terasa panas dan seolah ada puluhan jarum menusuk-nusuk.
Walaupun sakit Wiro tidak perduli. Tekadnya sudah bulat untuk membunuh gadis di
depannya itu saat itu juga. Sekali bergerak dia sudah melompat.
" Pukul an Bent eng Topan Mel anda Samudera tidak menghancurkannya.
Pukulan Sinar Matahari tidak membunuhnya! Ini saatnya aku menjajal pukulan
Harimau Dewa!"Wiro dekatkan tangan kanannya ke mulut lalu meniup.
Pada saat itulah berkelebat satu bayangan biru disertai suara perempuan keras
menegur. " Lawanmu seor ang per empuan! Ber ada dal am keadaan ci der a Apakah sudah pant as mengel uar kan i l mu kepandai an unt uk mel akukan pembunuhan"!
" Murid Sinto Gendeng berpaling ke kiri.
" Bi dadar i Angi n Ti mur ! " ser unya ket i ka mel i hat si apa yang t egak hanya beber apa l angkah dar i hadapannya. " Kau t ahu mengapa aku membunuhnya! Semua demi kau! " Di tempat

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu kini berdiri
seorang gadis berambut pirang panjang
sepunggung, mengenakan pakaian biru tipis. Bagaimanapun cantiknya Dewi Payung
Tujuh Puti Andini namun yang satu ini benar-benar memiliki kecantikan luar
biasa. Sepasang mata si gadis naik ke atas, keningnya mengernyit. Dari mulutnya yang
bagus keluar ucapan heran.
" Kau membunuhnya demi aku" Ah! Inilah satu keanehan yang tidak pernah kuduga!
"kata gadis berbaju biru yang bukan lain memang Bidadari Angin Timur adanya.
" Bidadari! Kau ini bagaimana"!"Kini Pendekar 212 yang jadi heran.
Ketika kedua orang itu bicara, Dewi Payung Tujuh pergunakan kesempatan.
Tangannya kiri kanan digerakkan. Lima payung yang menancap di tanah tiba-tiba
melesat ke atas lalu melesat ke arah Pendekar 212 Wiro Sableng! Lima ujung
payung yang runcing menusuk ke arah lima bagian tubuh sang pendekar, dua di
kepala, dua di bagian dada dan satu lagi di perut!
" Pembokong l i ci k! " t er i ak Wi r o mar ahsekali. Dia cepat menyingkir sambil
si ap menghant am dengan pukul an " Si nar Mat ahar i " . Pada saat itulah Bidadari Angin Timur berkelebat. Tubuh kasarnya lenyap, berubah
menjadi bayang-bayang. Tangannya bergerak sulit untuk dilihat. Ketika dia
berhenti berkelebat dan tegak dua langkah di hadapan Dewi Payung Tujuh, lima
buah payung yang tadi dipakai menyerang kini tersusun melintang di atas ke dua
lengannya yang saat itu tampak diangsurkan pada si gadis berbaju biru berkembang
kuning. Selagi Puti Andini melongo heran. Bidadari Angin Timur berkata.
" Ambi l payungmu dan per gi l ah dar i si ni ! " Untuk beberapa saat lamanya Puti Andini tegak dengan memandang
t er cengang pada Bi
dadar i Angi n Ti mur . " Bagai mana i ni . . . "dia membatin.
" Kat anya aku yang menggant ung di a. . . " " Kau mendengar apa yang aku ucapkan! Mau menunggu apa lagi"!
" Bi dadar i Angin Timur menegur.
089 Geger di Pangandaran
10 Dewi Payung Tujuh ulurkan tangannya untuk mengambil payung. Namun
matanya diarahkan pada Pendekar 212.
" Hemmm Kau bi mbang. Agaknya kau menci nt ai pemuda i t u?" Paras Dewi Payung Tujuh menjadi sangat merah. Dia menggumamkan
sesuatu yang tidak jelas. Lalu secepat dia mengambil ke lima payung itu, secepat
itu pula dia meninggalkan tempat itu.
" Pembunuh kej i ! Kau mau l ar i ke mana"! " t er i ak Wi r o mengej ar . Namun gerakannya dihalangi Bidadari Angin Timur. Kalau saja bukan gadis yang
dicintainya ini yang menghalangi pasti Wiro sudah menerjang bahkan menggebuk.
" Aku t i dak menger t i ! Betul-betul tidak mengerti!" kata
Wiro sambil menggeleng-geleng dan garuk-garuk kepala.
" Apa yang t i dak kau menger t i "! " t anya Bi dadar i Angi n Ti mur . Wiro memandang berkeliling. Saat itu tempat tersebut telah penuh dengan
kerumunan orang yang menyaksikan apa yang terjadi di situ.
" Dengar, kita tak bisa bicara di sini. Kita perlu bicara di tempat lain... Ikuti
aku!" Wiro segera tinggalkan tempat itu. Sesaat Bidadari Angin Timur hanya memandangi
. " Her an. . . Ada apa dengan di r i nya?" Set el ah ber pi ki r -pikir sejenak akhirnya dia berkelebat mengejar Wiro.
Di satu tempat sepi Wiro hentikan larinya. Begitu Bidadari Angin Timur sampai si
gadis langsung bertanya.
" Nah sekarang coba katakan apa yang tidak kau menger
t i "! " " Pertama!"jawab Wiro. "
Waktu di air terjun tempo hari mengapa kau pergi
meninggalkan aku begitu saja" Seolah-olah setelah mendapatkan kitab itu diriku
tak ada har ganya l agi di mat amu! " Gadis di depan Wiro tampak tercengang pertanda heran mendengar ucapan si
pemuda. " Ki ni aku yang t i dak menger t i . Kau bi car a t ent ang ai r t er j

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

un. Ai r t er j un di mana" Kau menyebut t ent ang ki t ab. Ki t ab apa?" " Jangan ber gur au Bi dadar i Angi n Ti mur . . . " " Kur asa kaul ah yang t engah ber gur au Pendekar 212 Wi r o Sabl eng. . . " Air muka murid Sinto Gendeng jadi kelam membesi. Dia hendak marah tapi yang
keluar justru tawa bergelak.
" Duni a ini sudah gi l a r upanya! " kat a Wi r o kemudi an set engah ber t eriak. " Waktu itu kau bahkan memberitahu bahwa kau hendak dibunuh oleh gadis itu.
Aku menemukan dirimu digantung kaki ke atas kepala ke bawah. Di sebatang pohon
di dalam hutan! Tadi malah kau yang melarang aku membunuhnya!
Padahal demi dirimu dan pembunuhan yang dilakukannya terhadap Raja Obat aku
ber sumpah unt uk membunuhnya! Apa duni a t i dak gi l a menur ut mu"! " Bi dadar i Angi n Ti mur menggel eng. " Duni a t i dak gi l a. Mungki n ot akmu sendi r i yang t i dak war as! " " Apa kat amu"! ' t er i ak Wi r o dengan mat a mel ot ot . " Wi r o, kau t i dak dal am keadaan saki t i ngat an bukan"! " " Gi l a! Mengapa kau sampai ber kat a begi t u"! " " Kar ena semua ucapanmu sangat aneh bagi ku! " " Apa yang aneh"! Aku menyesal menyer ahkan ki t ab i t u padamu! Tapi aku tidak malu untuk memintanya kembali! Harap kau kembalikan kitab yang aku ser
ahkan t empo har i ! " Pendekar 212 ul ur kan t angannya. 089 Geger di Pangandaran
11 Sepasang mata gadis jelita itu memandangi Wiro mulai dari ujung rambut sampai
ke kaki . " Ada yang t i dak waj ar dengan di r i mu! Kapan aku dan kau
berada di air terjun! Kitab apa yang pernah kau berikan padaku"! Lalu siapa
bilang aku pernah mengatakan bahwa gadis tadi pernah menggantungku di atas
pohon! Padahal set el ah seki an l ama

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bar u kal i i ni ki t a ber t emu l agi ! " Wiro garuk kepalanya habis-habisan hingga rambutnya yang gondrong acak-acakan
tak karuan. " Bi dadar i Angi n Ti mur , mar i ki t a bi car a sebagai or ang war as. Bukan bi car a seper t i or ang gi l a! " Si gadi s t er t awa ceki ki kan. " Si apa yang war as dan si apa yang gi l a Wi r o" Aku bilang baru sekarang bertemu denganmu. Dan kau bicara yang aku tidak menger
t i . . . ! " " Taruh kata kau lupa semua itu. Lalu apakah kau juga lupa bagaimana kita mandi
berdua di telaga dulu" Bagaimana kita berulang kali bercumbu mesra!
Bahwa aku mengat akan ci nt a padamu dan kau. . . ! " " Kau memang sudah gila!"
t er i ak Bi dadar i Angi n Ti mur. " Kau yang gila!"
bal as ber t er i ak Wi r o. " Kau mungki n l upa t api apa kau l upa apa yang kau katakan setelah aku memberikan kitab itu padamu"! Dengar! Aku masih
ingat dan akan aku ulang di depanmu saat ini juga. Kau bilang bahwa kau ingin
menyerahkan tubuh dan kehormatanmu padaku! Lalu kau merobek pakai
anmu hi ngga ber ada dal am keadaan set engah t el anj ang dan. . . " Plaaakk! Tamparan keras yang dilayangkan Bidadari Angin Timur mendarat di pipi kiri
Pendekar 212 membuat sang pendekar tergagau menahan sakit disertai rasa tidak
percaya. Berulang kali diusapnya pipinya yang kena tampar sementara matanya
membeliak tidak berkedip memandangi gadis di depannya.
" Kalau kau tidak mau mengembalikan kitab itu tak
j adi apa. . . " kat a Wi r o dengan suara perlahan. "
Tapi aku sangat sedih dan tidak pernah mengira
di r i mu secul as i ni . Kau mengat akan ci nt a padaku. . . " " Demi Tuhan! Aku t i dak per nah mengat akan hal i t u padamu!Tidak ada orang
yang menggantungku. Aku belum pernah melihat gadis tadi. Aku tidak mau tahu ada
urusan atau silang sengketa apa di antara kalian. Tapi aku menyuruh gadis
berbaju kembang-kembang itu pergi karena kasihan! Karena dia terluka di dalam!
Aku juga tidak tahu kitab apa yang kau maksudkan! Dan ini yang penting! Sejak
peristiwa Guci Setan dan terbukanya kedok Ki Ageng Lentut alias Sangkolo Bumi
yang bukan lain adalah Pangeran Matahari, aku tak per
nah l agi ber t emu denganmu. Bar u har i i ni . . . ! " ( Baca ser i al Wi r o Sabl eng ber j udul "

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Guci Set an" ) " Kau berdusta!"hardik Wiro memotong.
" Apa untungnya aku berdusta"!"
" Mana aku tahu" j awab Wi r o. Tubuhnya ber get ar menahan amar ah. " Kal au saja aku tidak mencintaimu, saat ini juga sudah kuhajar kau habis-habi san.
. . " Wiro termangu sejenak sementara Bidadari Angin Timur memandanginya dengan wajah
merah. Dia seolah tak percaya mendengar ucapan Wiro yang terakhir. "
Di a menci nt ai ku. . . ?" kat a si gadi s dal am hat i . " Sudahl ah. . . " t er dengar Wi r o ber ucap per l ahan. Nadanya penuh keputusasaan. Anggap saja aku yang salah. Aku yang memang sudah gila!
089 Geger di Pangandaran
12 Kalau saja aku saat ini bisa mampus alangkah enaknya mati sebagai orang gi
l a! " Habis berkata begitu Wiro putar tubuhnya siap untuk melangkah pergi.
" Wi r o t unggu! " ser u Bi dadar i Angi n Ti mur . Wiro melangkah terus malah kini mulai berlari.
Si gadis cepat berkelebat. Sekejapan saja dia sudah menghadang di depan Wiro.
" Apa maumu...?"tanya Pendekar 212.
" Persoalan di antara kita harus diselesaikan dulu sampai jernih!"
Wiro menggeleng. "
Aku orang gila! Otakku tidak waras! Aku tidak pernah
menyerahkan kitab sakti itu padamu! Kita tidak pernah berkasih sayang. Aku or
ang gi l a! Gi l aaaa. . . ! " " Wiro! Dengar dan jangan pergi dulu! Ada sesuatu yang tidak beres dibalik semua
apa yang kau ucapkan dan kau sangkakan! " " Betul! Memang ada yang tidak beres! Aku orang gila inilah yang tidak beres!
Nah, kuharap kau puas! Jangan
menghal angi l angkahku! At au. . . " Wi r o kepal kan tinjunya, siap untuk dipukulkan ke muka Bidadari Angin Timur.
Si gadis diam tak bergerak. Caranya memandang terasa aneh di mata Wiro.
" Wiro, pertama sekali aku ingin kau menceritakan ciri-ciri gadis itu!
Rambut nya, pakai annya, kul i t nya. . . Apa saj a yang kau i ngat ! " Mendengar kata-k
at a Bi dadar i Angi n Ti mur Wi r o membuka mul ut . " Rasanya aku ingin berteriak sampai ke langit! Perlu apa aku memberikan keterangan
panjang lebar! Orang yang ingin kau tanyakan itu ia di hadapanku saat ini! Kau
sendi r i ! " " Apakah dia mempunyai lesung pipit di kedua pipinya" Seperti yang aku mi
l i ki ?" ber t anya Bi dadar i Angi n Ti mur t anpa menghi r aukan kemar ahan Wi r o. " Aku sudah lupa karena otakku kurang waras. Mungkin dia punya sepuluh lesung pi
pi t di set i ap pi pi nya! " Si gadis sesaat terdiam. Tampaknya dia tengah berpikir keras. Lalu terdengar
suaranya berucap perlahan. "
Jangan-jangan dia. Tapi bagaimana dia
bi sa t er l epas. . . ?" Wiro yang hendak melangkah pergi, sesaat tertahan gerakannya. Namun kemudian dia
cepat-cepat membalikkan tubuh.
" Wi r o. . . ! " Bi dadar

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

i Angi n Ti mur ber ser u. " Aku yaki n gadi s yang kau t emui dan kau anggap di r i ku i t u adal ah saudar a kembar ku! " Sepasang kaki Pendekar 212 seperti dipantek ke tanah. Langkahnya
tertahan. Tubuhnya diputar kembali ke arah si gadis. Matanya membesar penuh
selidik namun mulutnya terkancing. Satu senyum aneh kemudian menyer
uak di bi bi r nya. " Kal au saj a, aku juga punya saudara kembar tentu akan
lebih hebat segala kejadian di dunia ini!"Habis berkata begitu Wiro segera
berkelebat. Tapi bagaimanapun cepat gerakannya, dia tak bisa menandingi
kecepatan gerakan si gadis yang sampai membuat dia memberi nama Bidadari Angin
Timur itu. " Kalau kau mau pergi silakan! Tapi aku ingin kau mendengar dulu
ket er anganku! " kat a si gadi s pul a. " Aku di l ahi r kan ke duni a ber sama adi k kembarku. Sejak kecil kami dititipkan pada seorang perempuan yang tinggal
bersama seorang pandai di kaki gunung Bromo. Dari orang tua inilah kami mendapat
segala ilmu kepandaian. Walau kami kembar namun sejak kecil 089 Geger di
Pangandaran 13 adikku memiliki sifat sangat berlainan. Setelah dewasa kelainan ini berubah
menjadi satu hal yang menakutkan. Karena dia memiliki kesaktian dan ilmu silat
yang sangat tinggi dan telah beberapa kali mempergunakannya secara sesat maka
guru menghukumnya. Sampai waktu yang tidak ditentukan dia tidak diperkenankan
meninggalkan tempat kediaman guru. Dia setengah dipenjara dalam sebuah lembah
batu. Kalau kau mengatakan telah bertemu dengan seorang yang sangat sama dengan
diriku, pasti dia adalah adik kembarku.
Kur asa di a t el ah mel ar i kan di r i dar i l embah bat u i t u. . . " Wiro tetap tegak tak bergerak.
" Aku tidak menyalahkanmu kalau kau tidak mempercayai. Hanya saja aku khawatir
seseorang telah memperalatnya. Kau mengatakan telah menyerahkan sebuah kitab
padanya. Kalau aku boleh bertanya kitab apakah?"
Wiro tetap tidak menjawab.
" Kal au kau t i dak mau mener angkan t i dak j adi apa! Namun aku sudah bisa
mengira-ngira. Aku menyirap kabar bahwa sebuah kitab sakti bernama Kitab Putih
Wasiat Dewa telah muncul dalam dunia persilatan. Sangat santar terdengar bahwa
kitab itu berada di tanganmu. Karena kau cuma punya satu nyawa rasanya tidak
perlu mengingatkan bahwa tiap kejapan mata nyawamu terancam oleh orang yang
mengi ngi nkan ki t ab sakt i i t u. . . " " Mereka boleh membunuhku sampai seribu kali. Mereka tidak bakal
mendapatkan apa-apa. Seperti kuterangkan kitab itu kuberikan pada Bidadari Angin
Timur. Entah engkau orangnya entah benar ada yang lain! Aku merasa benar-benar
t er t i pu. . . ! " Bi dadar i Angi n Ti mur t er senyum si ni s. " Bukanorang yang menipu tapi kau
sendiri yang telah berlaku bodoh. Cinta bisa saja buta, tapi otak jernih tidak
per l u di gadai kan pada or ang l ai n! " Wi r o t er di am namun si gadi s t ahu bahwa pemuda ini memaki panjang pendek dalam hatinya. Maka diapun segera menyambung uc
apannya. " Maaf kan, aku t i dak bi sa bi car a l ebi h l ama. Aku harus mencari adikku. Aku yakin dia berada dalam satu bahaya besar...
Bagaimanapun jahatnya dirinya, dia adalah saudaraku sedarah sedaging. Aku wajib
menolong menyelamatkannya... Sebelum pergi ada satu hal yang ingin aku tanyakan.
Kau boleh menjawab boleh tidak. Di luaran tersiar kabar ada satu pertemuan besar
para tokoh persilatan pada hari sepuluh bulan sepuluh di Pangandaran. Berarti
kurang satu bulan dari sekarang. Kau tahu pertemuan macam apa adanya?"
" Aku tak bisa mengatakan. Jika kau merasa sebagai orang persilatan
mengapa t i dak mencar i t ahu dan dat ang sendi r i ke sana?" " Hemm Begitu" Kalau umurmu masih panjang mudah-mudahan aku bisa
mel i hat mu l agi di Pangandar an! " "

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ur usan umur manusi a di t angan Tuhan. Bukan di tangan manusia ataupun
set an! " j awab Wi r o saki ng kesal nya dan mer asa t er hi na ol eh ucapan Bi dadar i Angin Timur itu.
Tanpa berkata apa-apa lagi si gadis putar tubuhnya.
" Tunggu! " uj ar Wi r o. " Kau t ak bi sa membukt i kan ucapanmu. Aku t i dak bisa memastikan bahwa kau memang punya adik kembar. Tapi satu hal harus kau ketahui.
Jika memang ada dua Bidadari Angin Timur di dunia ini, maka Bidadari Angin Timur
yang kucintai itu adalah dirimu. Karena kaulah yang pertama sekali kukenal
. . . " 089 Geger di Pangandaran
14 Ucapan itu membuat gadis di hadapan Wiro diselimuti berbagai perasaan.
Sebetulnya dia ingin pertemuan itu berlangsung lebih lama. Tanpa berkata apa-apa
Bidadari Angin Timur tinggalkan tempat itu.
Begitu si gadis pergi Wiro kelihatan mengangkat kepala dan mengendus-endus
beber apa kal i . " Bagai mana aku bi sa per caya ucapannya.
Bagai mana aku yakin dia punya saudara kembar. Bau harum tubuh dan pakaiannya tidak ber
beda dengan Bi dadar i Angi n Ti mur yang kut emui beber apa wakt u l al u. . . " *** 089 Geger di Pangandaran
15 BASTIAN TITO 4 GEGER DI PANGANDARAN
PANGERAN Matahari menjambak rambut pirang gadis itu. Dia menggeram beber
apa kal i bar u ber kat a. " Aku masi h mau member i pengampunan padamu! Yang pertama dan yang terakhir! Lain kali nyawamu tak akan tertolong! Tapi agar
kau tahu pengampunan ini bukan
t anpa syar at ! Kau dengar ucapanku"!
" " Aku mendengar Panger an. Har ap kau kat akan apa syar at pengampunanmu, " kat a gadi s ber pakai an bi r u yang ber ada dal am keadaan tidak berdaya dan tampaknya ketakutan sekali.
" Pertama kau harus dapat mencari Pendekar 212 dan membunuhnya
sebelum hari sepuluh bulan sepuluh! Membunuh bangsat itu bukan cuma sekedar
membunuh, tapi juga mendapatkan Kitab Putih Wasiat Dewa yang asli!
Dia pasti menyembunyikan kitab sakti itu di satu tempat dan memberikan yang pal
su padamu! " " Apa syarat yang ke dua?"
" Gadis sialan! Kau tak perlu bertanya! Aku yang akan mengatakan. Untuk berjagajaga, jika kau tidak mampu melakukan syarat pertama tadi. Kau harus dapat
menemui Delapan Tokoh Kembar yang kabarnya barusan saja kembali setelah tujuh
tahun gentayangan di lautan sebelah timur. Bujuk mereka agar mau bergabung
dengan kita dan hadir di Pangandaran pada hari sepuluh bulan sepul
uh! " " Setahuku walau mereka tidak terlalu bersih tapi mereka bukan orang-orang
golongan hitam. Tidak mudah membujuk merek
a. . . " " Bi dadar i Angi n Ti mur ! Kau punya wajah cantik dan tubuh bagus
menggiurkan! Aku dengar Delapan Tokoh Kembar bukanlah manusia-manusia yang punya
pantangan bermain-mai
n dengan per empuan! " Berubahlah paras cantik gadis berambut pirang itu.
Pangeran Matahari maklum apa yang ada di benak Bidadari Angin Timur.
Sambi l menyer i ngai di a ber kat a. " Kau gadi s cer di k. Ter ser ah padamu bagaimana melayani mereka. Mau satu-satu atau delapan sekaligus! Ha... ha...
ha...! " Dalam hatinya gadis berpakaian biru itu menyumpah habis-habi
san. " Ti dak kusangka dirinya sekeji ini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sudah terlanjur
j at uh ke dal am t angannya. . . " " Pangeran, kata si gadis pula sementara rambutnya masih terus dijambak.
Apa perintahmu akan kulaksanakan. Kau sudah mengatakan syarat untuk pengampunan
diriku. Sekarang giliranku untuk meminta
sat u syar at . .

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

. " Panger an Mat ahar i t er t awa l ebar . " Kau ber ada di bawah kekuasaanku! Aku yang mengat ur di r i mu! " " Aku mengerti. Aku hanya ingin menyampaikan dan minta kau mau
mendengar. Apakah kau mau memenuhi atau tidak aku tak bisa berbuat apa.
Ter ser ah padamu. . . " Sang Panger an mengger am. " Bi l ang apa yang kau mau kat
akan. . ! " bentaknya. 089 Geger di Pangandaran
16 " Bi l a semua ur usan sudah sel esai aku i ngi n kau meni kahi ku sesuai dengan j anj i mu. . . " " Itu bisa kita bicar
akan nant i ! " " Ket ahui l ah Panger an, aki bat hubungan ki t a selama ini, saat ini aku telah
ber badan dua. Ada j abang bayi seusi a t i ga pul uh har i dal am r ahi mku. . . " Pangeran Matahari seperti mendengar sambaran halilintar di depannya mendengar
ucapan gadis itu. Jambakannya terlepas. Kakinya tersurut mundur dan sepasang
matanya memandang mendelik.
" Jahanam! Bagai mana i ni bi sa t er j adi ?" t er i ak sang Panger an. " Apakah hal i t u per l u kau t anyakan?"ujar Bidadari Angin Timur.
" Aku tidak ingin punya anak! Kandunganmu harus kau gugurkan. Aku tahu or
ang pandai yang bi sa mel akukannya. Kal au t i dak. . . " " Kau akan membunuhku! Bukan begitu terusan ucapanmu Pangeran" Aku
sudah mengat akan syar at per mi nt aanku. Ter ser ah padamu unt uk memi ki r kan! " Pangeran Matahari tersenyum. Dengan mesra dibelainya pipi si gadis lalu ber
kat a. " Kau sal ah menduga kekasi
hku. Bukan i t u t er usan ucapanku. Yang betul adalah kalau tidak bisa aku tidak akan lari dari tanggung jawab untuk
menikahimu. Kita akan hidup sebagai suami istri, punya anak. Rasanya dalam
usiaku yang sekarang ini sudah saatnya aku harus mempunyai pendamping setia
dalam hidupku. " Sepasang mata Bidadari Angin Timur membesar dan berkaca-kaca.
" Panger an, aku benar -benar bangga mendengar ucapanmu itu! Langsung saja
gadis ini merangkul Pangeran Matahari. Keduanya saling berpelukan lama sekali.
Dua insan bersatu raga seolah berusaha bersatu hati. Namun dalam benak masingmasing saat itu telah muncul benih kebusukan dan kekejian.
Dal am hat i nya si gadi s membat i n. " Aku kenal betul diri dan sifatmu
Pangeran. Aku meragukan apa kau benar-benar akan melaksanakan apa yang kau
katakan. Aku menaruh firasat kau akan menghabisi diriku begitu urusan besar di
Pangandaran selesai. Aku tidak bodoh Pangeran! Aku akan
membunuhmu lebih dulu dan merampas Kitab Wasiat dari tanganmu! Kau boleh tertawa
saat ini tapi lihat dan tunggu saja saatnya!
" Firasat yang didapat si gadis saat itu memang benar karena sambil
merangkul sang Pangeran dalam hatinya berkata. "
Gadis tolol! Apa kau kira
aku benar-benar ingin menikahimu"! Ha... ha... ha! Pangeran Matahari mana mau
barang rongsokan sepertimu! Umurmu hanya sampai hari sepuluh bulan sepuluh!
Begitu urusan di Pangandaran selesai dan aku telah menjadi raja di raja dunia
persilatan, saat itu pula riwayatmu akan selesai! Aku Pangeran segala cerdik,
segala akal, segala congkak tidak sebodoh yang kau sangkakan!


Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ha... ha... ha...!
Pangeran Matahari mencium kening gadis dalam pelukannya lalu berbisik.
" Aku i ngi n membel ai perut yang menyimpan jabang bayi calon anakku
bol ehkah. . . ?" Si gadis angkat kepalanya sedikit lalu mengangguk. Tangannya bergerak membuka
ikat pinggang pakaian birunya. Sesaat kemudian pakaian itu jatuh lepas ke
lantai. Dalam pelukan sang Pangeran si gadis tidak lagi mengenakan apa-apa.
089 Geger di Pangandaran
17 *** SEKALI ini agak lama Pangeran Matahari berendam dalam air telaga sejuk dan
jernih itu. Kerindangan pohon-pohon besar di sekitar telaga menahan sinar sang
surya. Pangeran Matahari menyelam dua kali berturut-turut. Tubuhnya terasa
segar. Ketika dia hendak menyelam untuk kali terakhir tiba-tiba sudut matanya
menangkap satu bayangan di tepi kiri telaga. Di situ, di atas sebuah batu dia
telah meninggalkan pakaian hitam dan mantelnya. Tergulung dalam mantel hitam dia
menyembunyikan Kitab Wasiat Iblis.
Pangeran Matahari cepat berbalik. Dia hanya sempat melihat satu bayangan putih
berkelebat. Sebelum bayangan itu lenyap Pangeran Matahari telah menghant
am dengan pukul
an ' Tel apak Matahari' . Suar a angi n panas menggemuruh keluar dari telapak tangan kanan sang Pangeran.
Batu besar di tebing telaga hancur berkeping-keping hangus menghitam dan
mengepulkan asap. Semak belukar rambas berentakan, musnah terbakar.
Sebatang pohon besar langsung tumbang begitu batangnya yang sebesar pemelukan
tangan patah dilabrak pukulan sakti.
Tanpa perduli akan keadaan dirinya yang tidak mengenakan apa-apa
Pangeran Matahari melompat keluar dari dalam telaga. Dia berkelebat ke balik
tumbangan pohon di arah mana tadi dilihatnya bayangan putih itu berkelebat.
" Bangsat pencur i ! Jangan ki r a kau bi sa l ol os dar i Kemat i an! " t er i ak Pangeran Matahari. Begitu sampai di balik reruntuhan pohon besar dia lepaskan pukulan
" Ger hana Mat ahar i " . Siapapun yang bersembunyi di situ dalam keliling lima
tombak tak bakal luput dari pukulan maut itu. Udara mendadak redup. Cahaya
kuning bercampur merah dan hitam pekat berkiblat menggidikkan. Suara menggemuruh
terdengar laksana ada air bah mengamuk. Hawa panas
mendadak sontak menyelubung. Kembali pohon-pohon bertumbangan, semak belukar
terbakar berhamburan. Pasir dan debu serta pecahan batu membubung ke udara!
Pada saat itulah terdengar suara tawa bergelak. Di balik saputan pasir dan debu
tampak satu bayangan putih melayang turun dari sebatang pohon besar yang barusan
tumbang. " Pangeran Matahari! Pukulan saktimu hebat tanpa cacat! Tapi kewaspadaanmu berkurang dan gerakanmu kulihat lamban!"Suara keras
menggetarkan seantero tempat. Pangeran Matahari tersentak kaget. Kepalanya
mendongak dan sepasang matanya memandang tajam tak berkesip ke depan.
Begitu pasir, debu dan kerikil surut jatuh ke tanah dan udara kembali terang
maka tampaklah jelas sosok tubuh yang tadi melayang dari atas pohon.
Dia ternyata adalah seorang kakek berpakaian putih kotor dan rombeng.
Sepasang matanya yang besar menjorok ke dalam cekungan rongga mata yang
mengerikan. Mukanya sangat pucat. Mayat sekalipun tidak akan sepucat itu!
Mulutnya yang perot kelihatan berkomat-kamit. Orang ini memiliki rambut putih
menjela sampai ke punggung dan dia berdiri terbungkuk-bungkuk pertanda
keadaannya sudah dimakan usia lanjut. Di kempitan tangan kirinya kelihatan
pakaian hitam dan mantel milik Pangeran Matahari.
" Gur u! " ser u Panger an Mat ahar i ket i ka di a mengenali siapa adanya kakek di
hadapannya. Si kakek tertawa panjang dan mendongak lalu goyang-goyangkan
kepalanya beberapa kali.
089 Geger di Pangandaran
18 Saat itu Pangeran Matahari sudah melompat ke hadapan si orang tua dan membungkuk
sat u kal i . " Gur u! Ti dak sangka kau sekonyong-konyong muncul
membuat kej ut an! " Si kakek yang memang adalah guru Pangeran Matahari tertawa panjang.
Dalam dunia persilatan manusia ini dikenal dengan julukan angker Si Muka Bangkai
alias Si Muka Mayat!
" Mur i dku! Jel as kul i hat kewaspadaanmu berkurang dan gerakanmu lamban!
Itu satu pertanda bahwa ada bisikan hati yang mempengaruhi jalan pikiranmu!
Apa yang t er j adi dengan di r i mu Panger an Anom?" Sang gur u menyebut nama asli Pangeran Matahari yang memang terlahir sebagai seorang Pangeran bernama
Anom, putera Raja dari istri ke tiga bernama R. A. Siti Hinggil.
" Terima kasih atas teguranmu Guru. Aku memang tengah menghadapi
urusan besar. Tapi aku bisa menghadapi sendiri! Kau tak usah menyusahkan diri
ikut campur segala."Jawaban Pangeran Matahari jelas menunjukkan sikap segala
pandai dan segala congkak.
Si Muka Bangkai kembali tertawa bergelak. "
Aku senang mendengar
jawabanmu. Kau masih seperti dulu! Segala cerdik, segala pandai, segala congkak!
Bagus, itu bagus kalau kau memang bisa mengurus diri sendiri! Tapi yang aku
saksikan tadi membuat aku ragu apakah kau benar-benar bisa menj
aga di r i dan menj aga bar ang ber har ga i ni ! " Habi s ber kat a begi t u Si Muka Bangkai lemparkan gulungan pakaian dan mantel hitam Pangeran Matahari yang tadi
disambarnya dari atas batu di tepi telaga.
Pangeran Matahari cepat menyambuti pakaian uu, mengenakan baju dan celana
hitamnya. Terus mengikatkan mantel hitam ke leher dan mengikatkan Kitab Wasiat
Iblis ke dadanya.
" Kau harus mengatakan terus terang apa yang terjadi dengan dirimu. Kau tengah
menghadapi urusan besar Muridku. Bukan cuma menyelamatkan
nyawamu sendiri tapi juga harus memikirkan cara yang mulus untuk menguasai dunia
persilatan!"
" Aku sudah memiliki Kitab Wasiat Iblis! Siapa yang sanggup melawanku"
Si apa yang ber ani menghal angi di r i ku menj adi r aj a di r aj a duni a per si l at

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

an"! " jawab Pangeran Matahari dengan congkaknya sambil mendongakkan kepala seolah saat
itu dia bukan berhadapan dengan guru yang harus dihormatinya.
" Kau betul! Tidak salah! Kitab Wasiat Iblis ada di tanganmu! Siapa yang sanggup
melawanmu" Kau hanya tegak berdiam diri, tidak bergerak bahkan tidak bernafas.
Dan musuh-musuhmu akan mampus berkaparan. Tapi apakah kau sudah mendengar kabar
tentang sebuah kitab sakti lain bernama Kitab Putih Wasiat Dewa" Kitab itu
kabarnya sudah jatuh ke tangan musuh besarmu.
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 2121" " Aku sudah mendengar. Mungkin lebih dulu tahu dari padamu. Guru. Bahkan aku sudah
mel akukan sesuat u wal au saat i ni maksudku bel um kesampai an. . . " " Hemmm....Harap kau memberitahu padaku apa yang kau lakukan"
" Aku t el ah menugaskan Ti
ga Bayangan Set
an dan El ang Set an unt uk mencari dan membunuh Pendekar 212. Aku juga telah memerintah Bidadari Angin
Timur untuk melakukan hal yang sama. Kalaupun mereka gagal aku tetap tidak
merasa takut! Kitab Wasiat Iblis segala-gal
anya di at as duni a i ni ! " Si Muka Mayat al i as Si Muka Bangkai menar i k naf as dal am. " Mur i dku, bagaimanapun hebatnya dirimu aku tetap merasa khawatir. Pertama sekali kau 089
Geger di Pangandaran
19 harus menceritakan apa yang kau alami saat ini hingga gerakanmu begitu lamban,
kewaspadaanmu jauh di bawah ukuran seorang berkepandaian tinggi seper
t i mu! " Pangeran Matahari terdiam beberapa lamanya. Akhirnya dia berkata juga.
" Aku t el ah menghami l i seor ang gadi s. Di a menunt ut mi nt a di ni kahi ! " " Hemmm Ah... ha... ha... ha... !"
Si Muka Bangkai mula-mula terbatuk-batuk
beberapa kali lalu ter tertawa bergelak. "
Hanya urusan sepele begitu sampai
otak dan hatimu menjadi mumet" Tak sanggup! Merasa tak sanggup berpikir"
Alangkah bodohnya! Aku yakini gadis yang kau katakan itu adalah si cantik yang
suka ber pakai an bi r u t i pi s mer angsang i t u! " Pangeran Matahari mengangguk perlahan.
Sang guru kembali tertawa gelak-gelak.
" Guru, tak usah mencemooh mentertawai diriku! Aku sudah menemukan
j al an unt uk menyel esai kan ur usan yang sat u i t u! " " Hemmm... Pasti kau memuslihatinya dan mengakhiri muslihatmu dengan
kematian baginya! Ah! Terlalu sayang gadis secantik itu cepat-cepat dikirim ke
liang kubur. Serahkan semua urusan padaku asalkan kau mau menghadiahkan dirinya
untukku! Atau kita miliki dia bersama-sama sampai akhirnya kita bosan sendi
r i ! " " Sekali ini aku tidak bisa memenuhi permintaanmu
Gur u, " kat a Panger an Mat ahar i . " Gadi s i t u bi sa mengundang bahaya yang tidak terduga. Ular kepala
dua. Mungkin lebih! Aku tetap memutuskan. Akan membunuhnya setelah hari sepuluh
bulan sepuluh! " " Ah aku si tua bangka ini jadi kecewa mendengar penolakanmu itu muridku.
Kuharap dalam waktu dekat kau bisa berubah pikiran... Aku sudah lama tidak
menggauli perempuan. Kalau aku dapat gadis itu walau cuma untuk beberapa har
i hemmm. Apal agi di a sedang hami l muda. Kat a or ang. . . " Si Muka Bangkai
tidak meneruskan ucapannya melainkan tertawa mengekeh.
" Gur u. saat i ni aku t engah memusatkan segala daya dan pikiran pada hari
sepuluh bulan sepuluh!
Apakah kau t el ah mel akukan sesuat u unt ukku?" uj ar Pangeran Matahari.
" Hah! Nyat anya kau t i dak mel upakan har i i t u. Kau t ak

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

per l u khawat i r . Sesuai permintaanmu dulu aku akan pergi ke Pangandaran untuk membuat segala per
si apan agar j al anmu menj adi penguasa r i mba per si l at an bi sa l ebi h mul us! ' " Apa saj a yang akan kau l akukan Gur u?" t anya Panger an Mat ahar i . " Kau t ahu ber es saj al ah. Mengi kut i kemauan dan segal
a akal l i ci kmu, t i ga minggu lalu seorang sakti berjuluk Makhluk Pembawa Bala menemuiku di satu
tempat. Keadaan manusia satu ini mengerikan, hanya menunggu hari
kematiannya saja. Ada sebatang kayu menancap di ubun-ubun kepalanya! Dia punya
dendam kesumat besar terhadap Pendekar 212. Ternyata dia punya niat juga untuk
memiliki Kitab Putih Wasiat Dewa. Kutipu dirinya dengan mengatakan akan
membantunya mendapatkan kitab itu. Karenanya dia mau melakukan apa saja yang aku
perintahkan. Dibantu oleh seorang ahli dari Kotaraja dia akan memasang bahan
peledak serta berbagai senjata rahasia di sal
ah sat u buki t yang akan menj adi t empat ber kumpul nya musuh ki t a. " Panger an Mat ahar i menyer i ngai . " Aku t ahu manusia berjuluk Makhluk
Pembawa Bala itu. Jika dia orangnya memang kita tidak perlu kawatir. Musuh-musuh
kita akan menemui ajal sebelum sempat melakukan sesuatu. Terima 089 Geger di
Pangandaran 20 kasi h Gur u, kau t el ah ber susah payah mel akukan sesuat u unt ukku. " Ber basa- basi Pangeran Matahari lalu membungkuk dalam-dalam.
Si Muka Bangkai alias Si Muka Mayat tertawa kempot-k
empot " Sekar ang apakah kau sudah berubah pikiran dan mau menghadiahkan gadis berbaju biru itu
padaku?" " Guru, aku tidak mau mengecewakanmu. Ada satu hadiah memang sudah
kusediakan untukmu Masuklah ke ruang dalam. Langsung ke kamar tidur di sebel
ah ki r i . . . " Sepasang mata cekung Si Muka Bangkai tampak berkilat. Mulutnya yang perot
berkomat-kamit. Tanpa menunggu lebih lama dia masuk ke ruangan dalam. Pintu
kamar dibukanya lebar-lebar.
Si Muka Bangkai sesaat merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak.
Nafasnya seolah putus!
Betapakan tidak. Di atas ranjang putih terbaring sesosok tubuh gadis jelita.
Selain rambutnya yang panjang hitam sepinggang gadis ini tidak mengenakan apaapa lagi. Kakek bungkuk ini tertawa mengekeh. Dengan tumit kaki kirinya
ditendangnya pintu kayu di belakangnya!
089 Geger di Pangandaran
21 BASTIAN TITO 5 GEGER DI PANGANDARAN
HARI sepuluh bulan sepuluh hanya tinggal dua minggu. Hari itu pantai selatan
tampak tenang. Udara di Teluk Penanjung di mana terletak pantai Pangandaran
tampak terang dan cerah. Dua bukit batu karang menjorok sejajar ke arah laut,
mengapit sebuah pedataran pasir berbatu-batu selebar lima tombak.
Satu sosok tubuh bungkuk berkelebat cepat dari arah utara. Setelah melewati
beberapa gundukan batu karang akhirnya dia sampai di satu tempat ketinggian di
mana terpancang sebuah tiang besi. Di ujung tiang besi berkibar sehelai bendera
besar berwarna hitam, melambai-lambai ditiup angin.
Tepat di bawah bendera itu duduk bersila satu sosok luar biasa mengerikan.
Melihat pada keadaannya yang tidak bergerak dan tidak bersuara, jika tidak
diperhatikan benar sulit diduga apakah sosok ini sudah jadi mayat atau masih
hidup! Sosok ini hanya mengenakan sehelai cawat rombeng. Sekujur tubuhnya penuh dengan
koreng cacar air menebar bau busuk. Beberapa bagian
tubuhnya tampak hangus hitam seperti pernah terbakar. Perutnya robek besar.
Dari robekan ini membusai usus yang bergerak-gerak setiap dia menarik nafas!
Sepasang kakinya hanya merupakan tulang-tulang menghitam dan hancur di beberapa
bagian. Dia duduk termiring-miring karena bagian dadanya tampak aneh
seperti pernah putus lalu disambung tetapi tidak pas betul sambungannya. Makhluk ini tidak memiliki tangan sama sekali alias buntung!
Kedua daun telinganya sumplung. Hidung gerumpung. Pipi hancur dan pada lehernya
ada guratan luka tertutup darah yang telah mengering. Mulutnya yang hancur
membuat bibirnya bergontai-gontai. Salah satu matanya melesak ke dalam. Mata
yang lain hanya merupakan lobang besar mengerikan.
Yang paling angker ialah menancapnya sebatang kayu di batok kepala orang ini,
tepat di ubun-ubun! Seperti dituturkan sebelumnya dalam Episode berjudul
" Musl i hat Ci nt a I bl i s" bat angan kayu itu ditancapkan oleh Iblis Putih Ratu
Pesolek sewaktu terjadi pertempuran antara Wiro dengan orang di dalam lobang ini
yang bukan lain ialah Makhluk Pembawa Bala.
" Muka Bangkai ! Apakah i t u kau yang dat ang"! " t i ba-tiba makhluk mengerikan
yang duduk di atas batu karang tetapi manusia juga adanya! Suaranya keras tapi
sember karena lehernya yang robek.
Tubuh bungkuk yang berkelebat dari arah utara melesat dan jejakkan ke dua
kakinya di depan manusia angker yang duduk bersila di atas batu karang. Lalu
terdengar suara tawanya keras dan panjang.
" Makhluk Pembawa Bala sobatku bertubuh baja berhati besi! Aku gembira melihat kau
tetap berada di sini! Itu satu pertanda kesetiaan yang hebat luar bi
asa! " Or ang t ua bungkuk yang bar
usan dat ang t er nyat a adal ah Si Muka

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bangkai alias Si Muka Mayat, guru Pangeran Matahari!
Makhluk Pembawa Bala mendongak ke langit hingga luka besar pada
lehernya terkuak dan darah busuk mengalir keluar. Sobatku Si Muka Bangkai!
089 Geger di Pangandaran
22 Bukankah ada ujar-ujar mengatakan ada ubi ada talas. Ada budi ada balas!
Apa yang aku l akukan t i dak l epas dar i j anj i yang kau ucapkan t empo har i ! " " Sobatku kau tak perlu kawatir Bagiku Si Muka Bangkai, janji yang diucapkan
adalah titipan nyawaku padamu. Kitab Putih Wasiat Dewa akan menjadi milikmu
begitu muridku menamatkan riwayat Pendekar
212! " Aku percaya pada janjimu! Aku percaya kata Makhluk Pembawa Bala pula.
Sekarang aku ingin kau melakukan sesuat
u! " " Hemmm....katakanlah!"
" Aku i ngi n kau mencabut bat angan kayu yang menancap di bat ok kepal aku! " Kakek bungkuk Si Muka Bangkai tercekat sesaat. Mulutnya yang perot dipencongkan
ke kiri. Dia mendongak ke atas menyembunyikan seringai penuh arti. Dalam hati
dia membatin "
Makhluk Pembawa Bala, aku tahu kalau kayu
yang menancap di ubun-ubunmu itu tidak dicabut, nyawamu hanya tinggal dua
puluhan hari saja! Hik... hik! Siapa yang ingin melihat kau hidup lebih lama!
Pada hari sepuluh bulan sepuluh begitu urusan di tempat ini selesai, aku tidak
butuh dirimu lagi! Kau hanya tinggal menunggu mampus!
! " " Muka Bangkai kau tuli atau bisu hingga tidak melakukan permintaanku tadi!"
" Sobatku Makhluk Pembawa Bala. Sebelum ke sini aku telah menemui
seorang dukun besar di Nusa Kambangan Aku mendapat keterangan dan dia bahwa saat
sekarang hampir tidak mungkin untuk mencabut kayu itu dan batok kepal
amu. . . " " Tidak mungkin" Tidak mungkin kenapa" Kalau aku punya tangan sudah
dari dulu-dulu aku melakukannya! Perempuan sundal berjuluk Iblis Putih Ratu
Pesolek itu membuat buntung tanganku yang tinggal satu hingga aku tidak bisa
berbuat apa-apa! Tunggu saja! Aku akan membunuhnya dengan cara sangat
mengerikan! Aku akan sate tubuhnya dari selangkangan sampai ke ubunubun!"Makhluk Pembawa bala keluarkan suara menggerendeng panjang
endek. " Menur ut dukun besar i t u j i ka kayu di cabut sekar ang maka ot akmu akan i kut tertarik. Akibatnya mengerikan sekali. Hanya satu di antara dua. Kau tetap hidup
tapi kehilangan kewarasan atau kau tetap hidup tapi sekujur badanmu lumpuh!"
Sosok tubuh Makhluk Pembawa Bala nampak bergetar begitu mendengar
keterangan Si Muka Bangkai. Lama mulutnya yang hancur tak sanggup
mengeluarkan suara. Setelah selang beberapa lama akhirnya dia ajukan pertanyaan.
" Lantas apakah kelak aku akan mampus mengenaskan begitu
saja"! Lebih baik kau bunuh aku saat ini juga Muka Bangk
ai ! " Si Muka Bangkai maju selangkah dan pegang bahu Makhluk Pembawa Bala walau diamdiam dia merasa jijik. Lalu dia berkata. "
Sobatku tunjukkan hati
besimu! Tunjukkan kesabaranmu yang seatos batu karang! Kau masih punya harapan
untuk hidup. Satu hari sebelum batas waktu kematian dukun besar itu akan kubawa
padamu. Karena menurutnya hanya pada saat itulah kayu bisa di
cabut dan nyawamu di sel amat kan! " Makhluk Pembawa Bala menarik nafas panjang.
" Sobat ku Makhl uk Pembawa Bal a, sel ama kau mendekam di si ni apakah kau per nah mel i hat I bl i s Pemabuk muncul di t empat i ni ?" t anya Si Muka Bangkai . Yang di t anya menggel eng. " Ada apa kau tanyakan setan alas satu itu" Kau
jerih padanya heh..."!"
089 Geger di Pangandaran
23 Si Muka Bangkai tertawa panjang lalu menjawab. "
Puluhan tahun hidup aku
tidak pernah merasa takut pada makhluk apapun! Hanya seorang pemabuk seperti dia
siapa takutkan! Aku bertanya karena dialah yang jadi biang kerok punya pekerjaan
menyebar undangan untuk pesta darah di teluk Penanjung Pangandaran ini!
Di a t i dak sadar dar ahnya j uga akan t er t umpah di si ni ! " " Muka Bangkai , kau t ahu i bl i s Pemabuk itu sebenarnya berada di pihak kita
at au pi hak musuh?" " Tent u saj a di pi hak ki t a. Aku akan mendatangkan beberapa gentong besar
berisi minuman keras kesukaannya. Kita akan jamu dia, lalu memperalatnya untuk
menghadapi lawan. Dia boleh menenggak minuman keras sampai
per

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ut nya ambr ol al i as mampus! Ha. . . ha. . . ha! " Dua orang di puncak bukit karang itu tertawa gelak-gelak.
Makhl uk Pembawa Bal a hent i kan t awanya l al u ber kat a. " Muka Bangkai , sudah dua hari dua malam aku tidak tidur. Aku ingin beristirahat memicingkan
mata barang sejenak. Harap kau jangan mengganggu!
" Habis berkata begitu sosok tubuh Makhluk Pembawa Bala merosot turun ke bawah.
Ternyata dia masuk ke dalam sebuah lobang batu. Jadi sejak tadi sebenarnya orang
ini duduk di atas lobang! Gerakannya turun berhenti pada saat tinggal kepalanya
saja yang kelihatan. Makhluk Pembawa Bala senderkan bagian belakang kepalanya ke
pinggiran lobang batu karang. Si Muka Bangkai tidak tahu apakah manusia ini
telah memejamkan mata dan tidur karena ke dua matanya hanya merupakan ronggarongga mengerikan.
089 Geger di Pangandaran
24 BASTIAN TITO 6 GEGER DI PANGANDARAN
SETELAH cukup lama menunggu akhirnya abdi dalem berusia lanjut yang dinantikan
muncul juga di pendopo yang teduh itu.
" Anak muda harap maafkan kalau kau menunggu cukup lama. Kelihatannya kau dat
ang dar i j auh. Apa yang bi sa aku l akukan unt ukmu?" Si abdi dal em menyapa ramah dan duduk bersila di hadapan Wiro.
" Saya but uh beber apa ket er angan. . . " " Menyangkut ker aj aan at au apa. . . ?" " Sedi ki t menyangkut ker aj aan, " j awab Wi r o. Or ang t ua i t u mengangguk. " Aku akan menj awab sepanj ang kemampuanku dan selama tidak menyangkut rahasia kerajaan serta keluarga kerajaan."
" Orang tua, apakah kau pernah mengenal seorang Tumenggung bernama
Si ndu Wi not o?" " Tumenggung Si ndu Wi not o" Hemm... Si ndu Wi not o. . . Si ndu Wi not o. . . " Abdi dalem itu menyebut nama tersebut berulang-ulang. Akhirnya dia gelengkan kepala
dan ber kat a. " Ada banyak sekal i Tumenggung bai k di Ker at on maupun yang ditugaskan di berbagai Kadipaten. Tapi seingatku tidak ada yang bernama Si
ndu Wi not o. Ada sat u ber nama Jar ot Wi noyo. . . " Yang saya car i Si ndu Wi not o. Bukan Jar ot Wi noyo, " kat a Wi r o pul a. " Ti dak ada Tumenggung dengan nama seper t ii t u. " " Kau past i , or ang t ua"' " Past i sekal i . Mengapa kau t anyakan or ang yang tidak pernah ada itu"
Masi h punya hubungan ker abat at au sanak saudar a dengan di a?" Wi

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

r o t i dak menj awab. " Tumenggung i t u mempunyai seorang putera bernama
Handoko..."
" Ada seorang bernama Handoko di Keraton. Bukan putera seorang
Tumenggung. Tapi pel ayan kepal a membawahi semua ur usan di Kaput er an. . . " Wiro terdiam. " Kal au t i dak ada l agi yang kau t anya, aku terpaksa harus kembali ke tempat
peker j aanku. . . " kat a abdi dal em t ua i t u. " Tunggu. Ada sat u per t anyaan l agi . Put er a sang Tumenggung di
kabar kan ditemukan telah jadi mayat di hutan Watuireng. Lehernya digorok hampir putus.
Ini tentu merupakan satu peristiwa besar. Apakah kau tahu atau pernah mendengar
hal itu" Kejadiannya
bel um l ama ber sel ang. . . " " Ti dak. . . t i dak per nah ada kudengar kej adi an seper t i i t u, " kat a si abdi dal em pul a. " Kal au memang ada t ent u t el ah t er j adi kegeger an di Kot ar aj a i ni . " " Hanya i t u yang i ngi n saya t anyakan. Ter i ma kasi h at as waktumu, orang
t ua. . . " Abdi dalem itu mengangguk lalu berdiri dan meninggalkan pendopo dengan cepat.
Di tempat sepi di bawah pohon Pendekar 212 duduk memikirkan dan
menghubung-hubungkan semua keterangan dengan kejadian-kejadian yang dialaminya
akhir-akhir ini.
089 Geger di Pangandaran
25 " Sebel um mat i Raj a Obat Del apan Penj ur u Angi n member i t ahu bahwa pembunuhnya adalah gadis berpakaian merah, bernama Andini alias Dewi Payung
Tujuh! Gadis itu katanya menceritakan tentang nasib perjodohannya dengan pemuda
bernama Handoko yang ditemui mayatnya di hutan Watuireng mati digorok! Handoko
katanya putera seorang Tumenggung bernama Sindu Winoto. Tapi setelah aku
selidiki tidak ada Tumenggung bernama Sindu Winoto. Tidak ada pemuda bernama
Handoko dan juga tidak ada orang yang ditemui mati di hutan Watuireng! Gila! Apa
artinya semua ini?"Murid Sinto Gendeng garuk-gar
uk kepal a l al u mel anj ut kan ber pi ki r . " Put i Andi ni bel um l ama datang di tanah Jawa ini. Mana mungkin dia menjalin hubungan cinta dengan
seorang pemuda bernama Handoko yang ternyata tidak pernah ada" Hemm Siapa pun
adanya orang yang mengaku bernama Andini itu pasti telah memal
su di r i nya. . . " Lama mur i d Si nt o Gendeng mer enung. " Mungki nkah saat i t u dal am keadaan mer egang nyawa Raj

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

a Obat bi car a t ak karuan hingga memberikan keterangan aneh yang sebenarnya tidak ada" Atau memang
benar gadis bernama Andini itu yang telah mencelakainya" Buktinya sebelum aku
sempat menghukumnya dia melarikan diri begitu saja! Hemmm...
Atau mungkin ada gadis lain punya nama sama dengan Dewi Payung Tujuh"
Tidak bisa jadi! Andini yang aku kenal itu datang dari Pulau Andalas memang
membawa maksud tertentu. Dia menginginkan Kitab Putih Wasiat Dewa! Itu sebabnya
dia membunuh Raja Obat setelah mendapatkan keterangan
menyangkut diriku! Urusan gila ini benar-benar berbeli
t ! " Wi r o kembal i gar uk- gar uk kepal a Di a ki ni t er i ngat pada gadi s i t u. " Bi dadar i Angi n Ti mur , t eka-teki apa yang kau berikan padaku" Kita bercinta... Kuberikan Kitab Putih Wasiat Dewa
padamu. Lalu kau menghilang begitu saja seolah ingin melarikan kitab sakti itu
untuk selama-lamanya. Lalu ketika kau tiba-tiba muncul sikapmu aneh.
Kau seolah tidak ingat lagi apa-apa yang telah kita lakukan. Dia bahkan menampar
mukaku! Bagaimana aku bisa mendapatkan petunjuk bahwa
memang gadis itu mempunyai saudara kembar" Lalu bagaimana aku bisa memastikan
yang mana Bidadari Angin Timur asli yang membawa kitab itu!
Gila... oh gila sekali! Hari sepuluh bulan sepuluh hanya tinggal sepuluh hari
lagi! Pangeran Matahari tentu sudah menyiapkan segala sesuatunya. Aku masih saja sibuk
dengan persoalan gila ini! Ah... aku benar-benar ingin menemui seseorang yang
bisa diajak bicara dan memberi petunjuk! Tapi siapa" Guruku entah berada di
mana. Kakek Segala Tahu terlalu sulit untuk dicari. Kalau saj
a. . . " Tiba-tiba terdengar derap suara kaki kuda mendatangi dari arah kiri. Dalam waktu
bersamaan dari arah kanan terdengar suara orang menyanyi tak karuan diseling
tertawa ha-ha hi-hi.
" Aku punya f i r asat or ang ber kuda di sebel ah ki r i dan or ang yang menyanyi dari arah kanan akan bertemu di tempat
i ni . Sesuat u akan t er j adi di si ni ! " Memikir sampai di situ Wiro segera menyelinap di balik serumpunan semak belukar
tinggi dan lebat.
Penunggang kuda muncul duluan. Malah hentikan kudanya tak jauh dari semak
belukar tempat Pendekar 212 bersembunyi. Sepasang mata murid Sinto Gendeng ini
terbeliak besar ketika melihat siapa adanya penunggang kuda itu.
Seorang gadis berpakaian merah berparas jelita tanpa riasan dan bukan lain
adalah Dewi Payung Tujuh alias Puti Andini!
089 Geger di Pangandaran
26 Begitu melihat gadis ini Wiro segera saja hendak melompat keluar dari balik
semak bel ukar . " Pembunuh Raja Obat penggantung Bidadari Angin Timur! Kali
i ni j angan har ap bi sa l ol os dar i t anganku! " ker t aknya sambi l kepal kan t angan. Baru saja Wiro hendak bergerak tiba-tiba Dewi Payung Tujuh melompat turun dari
kudanya. Setelah menurunkan bungkusan binatang itu dihalaunya ke satu tempat.
Lalu dengan cepat dia menyelinap ke balik semak belukar di tempat mana murid
Sinto Gendeng mendekam!
Sadar kalau di sampingnya ada seorang lain Dewi Payung Tujuh perlahan-lahan
palingkan kepala. Gadis ini jatuh terduduk dan beringsut mundur di tanah saking
kagetnya ketika melihat siapa yang ada di dekatnya.
Pendekar 212 menyeringai.
" Sekalipun kau lari ke ujung dunia, ternyata akhirnya kau datang juga menyerahkan
diri unt uk mener i ma hukuman! " " Pemuda sinting! Siapa bilang aku mau menyerahkan
di r i ! " Wuttt.... ! Kaki kanan Dewi Payung Tujuh melesat ke arah kepala Pendekar 212. Kalau saja
Wiro berlaku ayal dan terlambat menyingkir pasti hidungnya akan remuk dan
bibirnya akan pecah dihantam tendangan keras itu. Begitu serangannya meleset
Dewi Payung Tujuh cepat bergulingan di tanah dan menyambar bungkusan yang tadi
diturunkannya dari atas kuda. Sesaat kemudian gadis ini telah tegak sambil
memegang payung hitam sementara dua payung lainnya hijau dan putih
dilemparkannya ke udara langsung mengembang mengapit dirinya satu di kiri satu di kanan.
Ketika Wiro bergerak mendekatinya gadis ini membentak.
" Tetap di tempatmu! Tunggu sampai aku menyelesaikan urusan dengan
orang gila satunya itu!
" " Eh or ang gi l a sat unya si apa yang di maksudkan gadi s i ni "! " ber t anya Wi r o dalam hati. Saat itu suara orang menyanyi diseling tawa datang semakin dekat. Hanya tinggal
beberapa langkah lagi dari depan semak belukar, suara orang bernyanyi dan
tertawa mendadak lenyap. Lalu terdengar suara seruan.
" Tidak ada hujan tidak ada panas terik! Mengapa ada dua payung
mengapung di udara" Eh setankah yang memegangi payung-payung itu hingga tidak
terlihat ujudnya" Hik... hik... hik! Lucu juga! Coba kuambil yang warna put
i h! " Wuttt! Terdengar suara orang berkelebat. Satu sosok tubuh muncul di atas rumpun semak
belukar sambil mengulurkan tangan untuk menyambar gagang payung putih. Pada saat
itu juga Dewi Payung Tujuh jentikkan tangannya dua kali berturut-turut.
Payung putih menukik lalu melesat ke depan. Ujung runcingnya menyambar ke arah
kepala orang yang barusan hendak mengambilnya. Payung ke dua yang berwarna hijau
datang dari samping laksana gerinda besar menyambar ke arah pinggang!
" Oo l a l a! Hi k... hik! Siapa yang berani mengajak bersenda gurau siang
bolong begini"! Siapa yang hendak menjebol batok kepalaku, memutus tubuhku"!
089 Geger di Pangandaran
27 Orang yang mendapat serangan dua payung keluarkan seruan Di udara
tubuhnya bergerak aneh tak karuan seolah jungkir balik ditiup badai. Sesaat
kemudian sosok yang jungkir balik itu laksana batu jatuh dan masuk menyangsrang
ke dalam semak belukar!
Payung hijau membabat ujung semak belukar hingga putus mental laksana ditebas
golok tajam. Payung putih membalik dan melesat ke udara. Dewi Payung Tujuh
begitu melihat serangannya gagal segera menyergap dan tusukkan payung hitamnya
yang telah lebih dulu dikuncupkan.


Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" O la la! Apa lagi ini!"seru orang yang menyangsrang di dalam semak belukar.
Tangan kirinya diangkat melindungi kepalanya yang hendak ditusuk, dengan satu
gerakan aneh sementara dua kakinya mencak-mencak tak karuan sedang dari mulutnya
keluar suara tawa ha-ha hi-hi!
Dewi Payung Tujuh merasakan gerakannya menusuk tertahan. Dia kerahkan tenaga
dalam. Tapi sia-sia. Payungnya tak bisa bergerak sedikit pun! Malah tiba-tiba
dia melihat satu tangan kurus kering menyelinap di bawah payung.
Sebelum dia sempat berbuat sesuatu tahu-tahu tangan kanannya yang
memegang payung telah dicengkeram orang!
Puti Andini terpekik kaget!
Tiba-tiba tubuhnya terangkat melayang ke atas. Sesaat kemudian melayang turun ke
bawah sampai ke dua kakinya menjejak tanah.
" Ha... ha! Sungguh sedap berpayung-payung dengan gadis cantik jelita!
Cucuku manis ayo kita menari payung bersama-sama! Aku akan menyanyi sambil kita
menari! Ha... ha.
. . ha! " Lalu terdengar suara orang menyanyi membawakan lagu tak karuan. Puti Andini
berusaha melepaskan diri tapi dirinya laksana dibungkus satu kekuatan yang tak
bisa dilawannya. Tangan kanannya terpentang ke atas memegang gagang payung
hitam. Lengan kanannya sendiri dipegang orang. Lalu ada satu tangan merangkul
pinggangnya. Sesaat kemudian tubuhnya terdorong kian kemari. Dia seperti tidak
menginjak tanah dan mengikut saja ke mana tubuhnya didorong dan ditarik! Secara
sadar dia mengikut saja melakukan tarian aneh!
Dewi Payung Tujuh untuk pertama kali palingkan kepala melihat siapa yang
mengajaknya menari gerabak-gerubuk secara aneh seperti itu. Begitu melihat paras
orang maka terpekiklah gadis ini!
Paras itu paras seorang kakek yang bukan seperti paras manusia, lebih menyerupai
tengkorak karena kulit yang menutupi sekujur mukanya sangat tipis! Di atas pipi
dan rongga mata yang sangat cekung bersarang dua buah mata mendelik besar. Di
atas muka tak berdaging itu tumbuh rambut putih jarang. Orang ini memelihara
kumis dan janggut putih dan mengenakan pakaian serba putih.
Melihat si gadis menjerit ketakutan orang itu lepaskan rangkulannya dan batukbat uk beber apa kal i . " Ah! Kal au mengi kut i kemauan r asanya i ngi n aku menari bersamamu sampai pagi cucuku! Tapi umurku sudah sangat lanjut.
Badan rongsokan ini sudah tidak mau lagi diajak berleha-leha! Ha... ha... ha...!
Anak muda! Apakah kau mau meneruskan tarian tadi bersama cucuku ini"!
Menyesal kalau kau sampai menolak menggandeng gadis secantik ini! Orang tua
bermuka jerangkong itu melambaikan tangannya ke arah Pendekar 212
Wiro Sableng! 089 Geger di Pangandaran
28 BASTIAN TITO 7 GEGER DI PANGANDARAN
PENDEKAR 212 yang sejak tadi menyaksikan apa yang terjadi di depannya dengan
mata melotot tiba-tiba berteriak keras.
" Gur u! " Lal u di a mel ompat ke hadapan si orang tua berpakaian putih dan
membungkuk dalam.
" Anak tolol! Kusuruh kau menari dengan gadis cantik cucuku itu kau malah berbasabas i ! Hi l ang sudah kesempat anmu! " " Tua bangka edan!
Aku bukan cucumu!
" Put i Andi ni t i ba-tiba berteriak tak
kalah kerasnya.
" Oo l a l a! Bagai mana bi sa j adi t i dak kar uan begi ni "! " si or ang t ua ber kat a sambil tertawa dan usap-usap janggut putihnya. Tubuhnya menghuyung kian kemari
seperti ilalang ditiup angin.
" Aku Puti Andini, murid Sabai Nan Rancak dari Gunung Singgalang! Guruku member
i t ugas unt uk mencar i dan membunuhmu! " " Gadi s kej i pembunuh Raj a Obat ! Jangan kau berani kurang ajar di hadapan
gur uku! " bent ak Wi r o. " Oh! Jadi tua bangka gila ini gurumu! Bagus! Biar kalian mampus satu kubur ber
dua! " t er i ak Dewi Payung Tujuh lalu menyergap dengan tusukan payung
hitam. Si kakek palangkan tangan kirinya yang kurus kering. Payung hitam
melenceng ke kiri.
" Anak gadis! Mari kita bicara dulu!"
" Si apa sudi bi car a dengan or ang t ua gi l a seper t i mu! Bi car a saj a nant i dengan malaikat maut!"
" Gadi s ber mul ut kot or ! Bi ar kur obek mul ut mu! ' t er i ak Wi r o. Ger akannya tertahan karena bahunya cepat dipegang oleh orang tua di sebelahnya.
" Tak usah marah! Gadis ini betul! Aku memang orang tua bangka gila! Itu sebabnya
aku dipanggil orang Tua Gila!
Bukan begi t u" Ha. . . ha. . . ha! " " Sudah jangan banyak bicara ngacok! Hadapi kematian dalam kegilaanmu!"
kata Dewi Payung Tujuh pula. Dia gerakan tangannya ke arah bungkusan miliknya
yang ada di dekat semak belukar. Sekali dia menggerakkan tangan, empat buah
payung melesat keluar dari dalam bungkusan itu. Enam buah payung kini mengembang
di udara. Satu berada dalam genggamannya.
Wiro memperhatikan. Ternyata kini Puti Andini telah memiliki lagi sebuah payung
merah yang dulu pernah dihancurkannya.
" Payung

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagus! Oo la la! Payung bagus! Ada enam di udara. Satu di tangan!
Si apa yang akan menyanyi kal au aku menar i "! " Or ang t ua yang kel i hat annya berotak miring itu tertawa gelak-gelak. Dia bukan lain adalah Tua Gila dari
pulau Andalas yang dikenal dengan dua julukan yaitu Pendekar Gila Patah Hati dan
Iblis Gila Pencabut Jiwa!
Puti Andini membuat gerakan berputar dengan tangan kirinya. Enam payung yang
mengambang di udara melayang berputar ke arah Tua Gila, mengeluarkan suara menderu deru. Payung-payung ini bergerak bersusun 089 Geger
di Pangandaran 29 turun tangga. Berarti ada enam bagian tubuh Tua Gila yang akan menjadi
sasarannya. " Gur u Tua Gi l a! Awas! " t er i ak Wi r o member i i ngat . Tangan kanannya ser t a mer t a ber ubah put i h menyi l aukan t anda di a si ap mel epas pukul an " Si nar Matahari"Namun apa yang kemudian terjadi sangat cepat.
Orang tua berpakaian putih itu kelihatan terhuyung-huyung lalu jatuh berdebam ke
tanah. Kakinya melejang-lejang. Dua buah gagang payung kena sambaran kakinya,
mencelat ke udara. Seperti membal tubuh si orang tua kemudian mencelat ke atas.
Tangannya bergerak laksana kilat.
Settt... sett... sett... sett!
Empat buah payung dilemparkannya tinggi-tinggi ke udara. Melayang
bergabung dengan dua payung lain yang ditendangnya sebelumnya.
Apa yang diperbuat Tua Gila tidak cuma sampai di sana. Sambil tertawa ha-ha hihi dia jejakkan ke dua kakinya ke tanah. Tubuhnya melesat laksana terbang
melewati enam buah payung. Sambil bernyanyi-nyanyi Tua Gila melayang turun.
Dengan lincah sepasang kakinya menjejak dari kepala payung satu ke kepala payung
lainnya, terus menerus berganti-ganti. Gerakan tubuhnya walau seperti menari
tapi tak karuan. Gerabak gerubuk terhuyung malah
kadang-kadang seperti mau terjerembab jatuh atau terperosok tertelentang! " Hai! Astaga! Hari sudah siang! Aku enak-enak saja menari! Urusanku masih banyak.
Cukup bersenang-senang sampai di sini. Aku kawatir ada payung yang r
usak. Cucuku past i akan mar ah! Ha ha. . . ha! " Tua Gila melayang turun Tapi tidak turun begitu saja. Sambil turun tangannya
kiri kanan bergerak masing-masing tiga kali. Tahu-tahu enam payung sudah berada
dalam pegangannya. Begitu sampai di tanah enam payung itu dikuncupkannya. Lalu
dia melangkah ke hadapan Dewi Payung Tujuh.
" Ter i ma kasi h kau t el ah memi nj amkan payung-payung bagus ini! Silahkan
ambil payungmu k
embal i ! " Si kakek ul ur kan enam buah payung kepada si
gadis. Puti Andini tegak dengan muka merah padam. Dia tidak bergerak, apalagi
mengulurkan tangan mengambil payung-payung yang disodorkan.
Hanya sepasang matanya yang bagus memandang menyorot pada Tua Gila.
" Oo la l a! Cucuku mar ah ber at padaku! ' ser u si or ang t ua. Lal u di a mel angkah ke ar ah Wi r o. " Kau saj a yang menyer ahkan payung-payung ini
padanya! " Habi s ber kat a begi t u enak saj a Tua Gi l a l empar kan enam buah payung pada Wiro. Mau tak mau Pendekar 212 terpaksa menyambuti. Setelah enam
payung berada dalam pegangannya dia jadi bingung sendiri. Bagaimana dia akan
menyerahkan payung-payung itu pada Puti Andini yang sudah dianggapnya sebagai
musuh besar dan ingin sekali dihajarnya sampai mati"!
" Hai ! Ada apa di antara kalian sebenarnya"! Yang perempuan berdiam diri,
muka asam cemberut merah padam. Yang lelaki seolah-olah berubah jadi patung
tolol!" " Gur u! Gadi s i t u t el ah membunuh seor
ang t okoh r i mba per si l at an sahabat dan penolongku. Dia juga hendak membunuh seorang gadis sahabatku! Aku bermaksud
menghukumnya sampai mati!"
" Sampai mati"! Oo la la! Sungguh hebat kejadian di rimba persilatan akhir-akhir
ini! Semakin tua usia dunia semakin banyak terjadi keanehan! Dan hanya 089 Geger
di Pangandaran 30 manusia-manusia tolol saja yang mau terseret ke dalam keanehan lalu mati dal
am keanehan i t u! " kat a Tua Gi l a. Or ang t ua i ni l ant as menudi ng ke ar ah Put i Andi ni .

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Gadi s i t u t adi bi l ang di a di t ugaskan gur unya unt uk mencar i dan membunuhku! Rupanya gurunya berteman dengan malaikat maut. Kau sendiri barusan
berkata hendak menghukumnya sampai mati! Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan
malaikat maut. Tapi membunuh karena alasan sepele sungguh
per buat an t i dak t er puj i ! " Puti Andini keluarkan suara mendengus keras hingga si orang tua berpaling ke ar
ahnya. " Aku tahu riwayat hidupmu orang tua! Kau pernah menghabisi
nyawa manusia sampai tiga ratus orang! Apa kau punya alasan tepat untuk
membunuhi mer eka"! " Par as Tua Gi l a sesaat t ampak t er cekat . " Tunggu! " kat anya ser aya mendongak sementara tubuhnya kembali menghuyung tak karuan. Dia
memijat-mi j at keni ngnya seol ah t engah ber pi ki r ker as. " Cucuku. . . " " Aku bukan cucumu!
Kau bukan kakekku!
" bent ak Put i Andi ni . " Bagai manapun j uga aku t et ap akan membunuhmu! Jangan mengi r a aku t akut padamu setelah melihat kehebatanmu memamerkan ilmu kepandaian menari di udara di
atas payung-pay
ungku! " Tua Gila tertawa pendek lalu geleng-gelengkan kepala.
" Gadi s cant i k kau dengar bai k-baik. Mengenai riwayatku kau tentu
mendengar dar i seseor ang. . . " " Gur uku yang mencer i t akan! " " Tidak salah dugaanku!"kata Tua Gila pula. "
Ketika peristiwa itu terjadi
puluhan tahun silam, kau belum lahir. Kau masih jadi angin! Hik... hik! Kau
kemudian mendengar cerita dari gurumu. Apakah dia mengatakan semuanya dengan
j uj ur padamu?" " Gur uku t ak mungki n ber dust a! " ' " Aku tidak mengatakan gurumu si Saban Nan Rancak dari Gunung
Singgalang itu berdusta. Tapi aku yakin ada kepentingan pribadi yang membuat dia
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 9 Dewa Arak 52 Manusia Kelelawar Tapis Ledok Membara 2

Cari Blog Ini