Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong Bagian 24
melompat mundur untuk menjauhi diri.
Tapi justeru mereka melompat dengan tubuh yang terhuyung, kemudian mereka
terjungkel rubuh. Sedangkan Kim Siucai yang tidak keburu melompat mundur, seketika tubuhnya
terhantam telak pada dadanya, dia terpental dengan mengeluarkan suara jeritan
yang mengenaskan sekali. Sedangkan Kwang Tan telah melompat kepada Mi Liang Tojin, dia menghantam kepada
Thong Hok. Thong Hok yang tengah menyerang pada Mi Liang Tojin merasakan
berkesiuran angin serangan dari belakangnya, dia mengelakkan diri.
Tapi gerakannya itu terlambat, pundaknya kena dihantam kuat sekali. Tubuhnya
terhuyung. Belum lagi dia mengetahui apa yang harus dilakukannya, disaat itu
justeru dia telah membaui harum semerbak dan tenaganya seperti lenyap dari
tubuhnya. Tidak ampun lagi dia terjungkel tubuh kena dihantam oleh Mi Liang Tojin.
Kwang Tan segera melompat kesamping Lian Kie Lin. "Mari kita pergi....,.!"
ajaknya Mi Liang Tojin telah mengikuti si pemuda meninggalkan lembah itu. Mereka
berlari-lari terus dengan
mempergunakan ginkangnya. Ketika tiba dimulut lembah, barulah mereka berhenti
berlari buat beristirahat. "Mereka akan terpengaruh oleh obat bius ku selama
satu harian, setelah itu mereka akan segera kembali dan pasti akan melakukan
pengejaran kepada kita !" Menjelaskan Kwang Tan,
Mi Liang Tojin mengangguk. "Jika demikian kita lebih baik menyingkirkan diri
saja, mereka semuanya merupakan manusia2 luar biasa yang memiliki kepandaian
tinggi, jika memang melawan satu
dengan satu, mungkin kau,
Laote, masih dapat untuk menghadapi mereka, tetapi mereka menyerang tidak kenal
malu dan mengeroyok..!"
Kwang Tan membenarkan pendapat Mi Liang Tojin, demikianlah setelah mereka
beristirahat tidak lama, mereka melanjutkan lagi perjalanan mereka buat kembali
kekota raja. Sedangkan diwaktu itu terlihat keadaan Ya Ya le, si kakek Kim Siucai dengan
Thong Hok, masih menggeletak lemah ditanah dalam lembah.
Mereka berusaha mengerahkan tenaga dalam mereka, agar bisa memulihkan semangat
dan tenaga mereka, sayangnya obat bius yang dipergunakan Kwang Tan merupakan
obat bius yang benar-benar sangat ampuh sekali, dengan begitu mereka jadi tidak
berdaya untuk dapat mempergunakan tenaga dalam mereka guna mengusir hawa bius yang mengendap didalam
tubuh mereka. Kwang Tan bertiga telah jauh meninggalkan lembah itu, dan akhirnya mereka tiba
dikota raja dan segera kembali kerumah penginapan.
Besok paginya, mereka pun telah melanjutkan perjalanan. Mereka telah
merundingkan bahwa mereka akan meninggalkan kotaraja, karena Kwang Tan bermaksud
untuk kembali kebarisan Bengkauw, guna memberikan laporan kepada Thio Bu Kie,
kauwcunya. Mi Liang Tojin menyatakan bahwa ia ingin ikut serta, untuk menggabungkan diri
dengan pihak Bengkauw, Lian Kie Lin pun menyatakan keinginannya buat bergabung
dengan Bengkauw. Maka segera pagi itu mereka meninggalkan kota raja, karena mereka bermaksud
untuk segera tiba dibarisan Bengkauw, untuk bergabung dengan mereka, sedangkan
Kwang Tan ingin cepat-cepat dapat memberikan laporan kepada Thio Bu Kie,
kauwcunya, agar kauwcu itu segera mempersiapkan sesuatu untuk menghadapi lawan,
dimana Kwang Tan telah mengetahui suatu urusan yang sangat penting sekali...
Perjalanan menuju kearah timur, mereka melakukan dengan sangat cepat, sepanjang
perjalanan mereka seringkali bertemu dengan barisan tentara kerajaan. Namun
Kwang Tan bertiga selalu mengelakkan diri dari bentrokan dengan para pasukan
kerajaan, Dengan demikian selama dua minggu mereka melakukan perjalanan, telah cukup jauh
juga mereka lampaui perjalanan itu, telah lima kota dan dua belas kampung yang
mereka lewati, Dengan demikian, mungkin
dalam satu minggu lagi, Kwang Tan bertiga sudah akan tiba ditengah-tengah
barisan Bengkauw, yang memang tengah bergerak maju terus.
Kwang Tan bertiga pun memang bersemangat sekali untuk cepat2 tiba ditengah2
barisan Bengkauw, karena itu mereka hampir sama sekali tidak beristirahat jika
sudah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlalu lelah, barulah mereka menginap dirumah penginapan, baru besoknya
melanjutkan perjalanan dengan cepat.
Tidak jarang mereka pun melakukan perjalanan satu hari satu malam tanpa kenal
lelah. Ini disebabkan mereka memang ingin segera berada ditengah-tengah barisan Beng
kauw. Justeru yang membuat Kwang Tan ingin segera cepat2 memberikan laporannya
kepada Bu Kie, ia telah mengetahui suatu persoalan, yaitu para Lhama dan juga
para anggota Bengkauw Persia, baik yang ada di kota raja mau pun di tempat2 di
sekitarnya, semuanya yang berusaha untuk bekerja sama dengan pihak kerajaan,
karena pihak Lhama dari Tibet mendukung Cu Goan Ciang, begitu juga Bengkauw dari
Persia itu telah dipengaruhi oleh laporan palsu Cu Goan Ciang dan mengirimkan
anggota Bengkauw Persia dalam jumlah yang sangat banyak sekali.
Jika saja urusan ini tidak segera dilaporkan kepada Bu Kie, maka urusan akan
berkembang menjadi lain. Anggota Bengkauw Persia tidak boleh di pandang
rendah, karena mereka umumnya memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Mereka
telah mendukung Cu Goan Ciang, maka dengan sendirinya mereka itu merupakan lawan
yang sangat berat sekali buat Beng kauw daratan Tionggoan.
Sedangkan Lhama dari Tibet itu pun bukan orang yang dapat diremehkan, mereka
umumnya merupakan Lhamalhama sakti yang tangguh sekali dan sulit untuk dilawan.
Menurut apa yang didengar Kwang Tan selama ia berada di kota raja, jumlah Lhama
dari Tibet itu, yang telah berkumpul dikota raja, mungkin meliputi sampai 1000
orang. Dan mereka tentu saja merupakan "pasukan istimewa" dari Cu Goan Ciang dan
Bengkauw akan memperoleh kesulitan tidak kecil karenanya.
Kwang Tan mengharapkan, jika dia berhasil memberikan laporan dengan cepat kepada
Kauwcunya, yaitu Thio Bu Kie, tentu Bu Kie bisa mengatur segala sesuatunya
dengan segera dan sebaik2nya sehingga pada
Bengkauw bisa diatur terpukul hancur oleh penyerbuan berikutnya, pasukan
lebih baik lagi, agar nanti tidak Lhama-lhama sakti dari Tibet dan pasukan
Bengkauw Persia. MEMANG ancaman yang akan dihadapi oleh Bengkauw daratan Tionggoan merupakan
ancaman yang tidak kecil, karena setiap anggota Bengkauw asal Persia, yang
merupakan Bengkauw pusat, tentunya merupakan jago2nya yang memiliki kepandaian
tinggi. Apa lagi memang telah diketahui, ilmu silat dari tokoh2 anggota Bengkauw Persia
umumnya lihay2 dan aneh disamping sangat tangguh.
Demikian juga dengan para Lhama dari Tibet, mereka semuanya memiliki kepandaian
dan ilmu yang luar biasa tingginya, mereka merupakan pendeta2 yang umumnya sejak
kecil telah mengkhususkan diri selain berlatih ilmu silat dengan belajar tentang
agama. Sedangkan dua kekuatan itu, yaitu Lhama2 dari Tibet dan anggota Bengkauw dari
Persia itu memang mendukung Cu Goan Ciang, dimana mereka memiliki kerja sama
yang baik tentunya, dalam gabungan yang besar dan Cu Goan
Ciang pasti selalu akan menghasut dengan memberikan laporan yang palsu kepada
Bengkauw Persia, memang ia memberikan laporan kepada Thio Bu Bengkauw daratan
Tionggoan terlambat pun tidak segan2 untuk mengeluarkan anggaran ekstra untuk
biaya peperangan dalam memerangi Bengkauw.
Karena dari itu menurut Kwang Tan, jika ia terlambat Kie, sehingga buat menyusun
kekuatan, guna menghadapi kekuatan yang sangat besar
dan tidak boleh diremehkan itu, niscaya akan menimbulkan kesulitan dan
Tionggoan. Perjalanan kerugian yang tidak kecil buat Bengkauw
yang dilakukan oleh dengan Mi Liang Tojin dan Lian berhasil melibat mereka, yang
waktu mereka percuma dan Kwang Tan bersama Kie Lin berlangsung
sangat cepat, karena memang mereka pun tidak mau jika sampai Ya Ya Ie bersama
kawan2nya mengejar mereka dan hanya akan membuang akan membuat mereka terlambat
menghubungi Bengkauw, untuk memberikan
laporan tersebut. Siang dan malam mereka melakukan perjalanan tanpa mengenal lelah, dan jika sudah
terlalu letih, barulah mereka singgah di sebuah kampung untuk beristirahat
beberapa saat. Atau jika tidak bertemu dengan kota atau kampung,
tidur di alam terbuka pun tidak menjadi persoalan buat mereka.
Begitulah, mereka dalam waktu singkat akhirnya telah tiba di Mo-Ho, sebuah kota
yang terpisah tidak jauh lagi dengan tapal batas garis depan pasukan Bengkauw.
Kwang Tan girang mengetahui bahwa Bengkauw sudah maju sedemikian jauhnya dengan
kemenangan yang gemilang, karenanya ia segera menganjurkan kepada kedua
kawannya, agar mempercepat perjalanan mereka.
Begitulah, setelah melakukan perjalanan satu hari lagi, Kwang Tan bertiga telah
berhasil berada di garis depan dari pertahanan Beng kauw.
Banyak anggota Bengkauw yang kenal dengan tabib Dewa itu. Tabib Bengkauw.
Mereka menyambut dengan meriah sekali dan gembira, Namun Kwang Tan tidak bisa
terlalu lama berada bersama dengan mereka ia harus melanjutkan perjalanan pula
untuk pergi ketempat Thio Bu Kie masih berada digaris belakang. Mungkin empat
atau lima hari perjalanan barulah mereka akan dapat tiba disana.
Atas usul yang diberikan Kwang Tan, maka Mi Liang Tojin bersama Lian Kie Lin
berdiam di garis depan, untuk membantu anggota Bengkauw lainnya, Kwang Tan
sendiri telah meneruskan perjalanannya kegaris belakang.
Dengan melakukan perjalanan seorang diri. Kwang Tan dapat melakukannya lebih
cepat, karena memang ia bisa mempergunakan seekor kuda dengan dilarikannya cepat
sekali. Dalam waktu empat hari, tibalah Kwang Tan di kota Yukwang, dikota mana Bu Kie
dan para tokoh Bengkauw lainnya memang tengah berkumpul.
Kembalinya Kwang Tan disambut dengan gembira oleh Bu Kie. iapun segera bersama2
dengan tokoh Bengkauw lainnya, telah menyambut Kwang Tan dengan
menyelenggarakan sebuah perjamuan.
Bu Kie telah memberitahukan kepada Kwang Tan, cukup banyak orang2 gagah rimba
persilatan yang datang menggabungkan diri dengan Bengkauw, karena mereka
bermaksud untuk berjuang bersama2 dengan Bengkauw,
guna menghancurkan raja lalim Cu Goan Ciang yang tidak mereka sukai.
Dan Thio Bu Kiepua memuji akan tindakan yang dilakukan Kwang Tan selama ia
berada dalam perjalanan, untuk menolongi orang2 yang tengah dalam kesulitan dan
juga tindakannya memang terpuji sekali.
Ia menurunkan tangan bengis dan keras kepada orang2 yang berhati busuk dan
membelanya mati2an dan bersungguh2 terhadap orang rimba persilatan yang memiliki
jiwa yang bersih. Setelah basa-basi itu lewat, maka Kwang Tan pun mulai melaporkan hasil
penyelidikannya di Kotaraja, tentang Lhama2 Tibet dan juga orang-orang Bengkauw
dari Persia, yang telah banyak berkumpul di kotaraja atas undangan Cu Goan
Ciang, sehingga antara pihak kerajaan dan para
anggota Beng kauw Persia dan Lhama dari Tibet itu terdapat kerja sama yang
sangat baik sekali, dan mengancam keselamatan Bengkauw Tionggoan.
Bukan main gusarnya semua anggota Beng kauw yang mendengar laporan tersebut,
demikian juga halnya dengan Bu Kie, yang mendongkol sekali akan kelicikan Cu
Goan Ciang yang sekarang hendak meminjam tangan Beng kauw Persia, yang merupakan
pusat dan sumbernya Bengkauw Tionggoan.
Juga meminjam Lhama-lhama dari Tibet yang umumnya memiliki kepandaian tinggi
itu. Akan tetapi dasarnya Bu Kie seorang yang cerdas dan juga telah memiliki
pengalaman yang membuatnya kian matang dalam mengambil suatu keputusan, ia
segera bisa mengekang diri dan perasaannya, ia telah meminta agar
Kwang Tan beristirahat dulu, karena Kwang Tan tentu sangat lelah sekali
melakukan perjalanan yang jauh itu.
Keputusan tentang Tionggoan menghadapi dibicarakan lagi besoknya. bagaimana
sikap Bengkauw semua persoalan itu akan oooooOdwOooooo PAGI itu Thio Bu Kie yang memimpin rapat besar Bengkauw, untuk membicarakan
tindakan apa yang akan ditempuh oleh Bengkauw dalam menghadapi Cu Goan Ciang
yang telah mempersiapkan segalanya dengan meminjam tangan para Lhama dari Tibet
disamping juga telah memberikan laporan palsu kepada Bengkauw Persia, dengan memutar balikkan
takta yang ada. Perundingan itu berlangsung dengan lancar dan akhirnya telah melahirkan dua
keputusan. Pertama, mengadakan perlawanan yang lebih gigih dan juga penuh
perhitungan. Tentu saja pengaturan pasukan Bengkauw harus disesuaikan dengan keadaan lawan,
yaitu di barisan depan terdiri dari anggota Bengkauw yang terdiri akhli-akhli
silat kelas satu, karena tentu pertama kali yang akan menyambut
mereka sekarang ini bukanlah tentara kerajaan biasa, melainkan para lhama itu atau juga anggota
Bengkauw dari Persia. Karenanya, Bu Kie telah membagi-bagi kelompok dari pasukan
Bengkauw, yang pembagian kelompok tersebut harus selesai dalam waktu empat hari
dan sudah harus selesai dengan sebaik-baiknya, tanpa menimbulkan suatu kebimbangan di hati para
anggota Bengkauw sendiri.
Semua panglima dari Bengkauw pun telah dikerahkan sebagian besar pada garis
depan, karena sekarang Bu Kie memperoleh pandangan justeru garis depan
penyerbuannya inilah yang terpenting, garis belakang akan menyusul kelak sebagai tenaga inti.
Keputusan Bengkauw yang kedua, yaitu mengutus beberapa orang Bengkauw untuk
pergi ke Persia, guna menemui Kauwcu Bengkauw di sana, dan berunding, memberikan
suatu gambaran yang sebenarnya kepada Kauw cu Bengkauw Persia.
Hanya saja yang belum lagi di putuskannya, siapakah yang akan diutus untuk pergi
ke Persia sebagai utusan dari Bengkauw Tionggoan.
Perundingan harinya, Dan itu di lanjutkan pula pada keesokan kemudian diputuskkan, Bu Kie akan berangkat
sendiri ke Persia guna menemui Kauwcu Bengkauw Persia, karena jika tokoh
Bengkauw lain yang diutus, kurang layak dan bisa menyinggung Bengkauw Persia,
juga mereka beranggapan bahwa Bengkauw
Tionggoan memang hendak mengadakan pemberontakan di daratan tionggoan dan
kemudian akan menyerbu ke Persia, guna merebut kekuasaan Bengkauw Persia. Dengan
Bu Kie yang memimpin rombongannya, maka persoalan akan menjadi lain.
Sebagai anggota rombongan itu yang akan ikut berangkat ke Persia terdiri dari
Tio Beng, Kwang Tan, Jie Lian Cu, dan Bian Lu, seorang pendekar rimba persilatan
yang memiliki kepandaian tinggi dan juga pandangan yang jauh sekali sehingga ia
pantas mendampingi Bu Kie dalam perjalanan ke Persia.
Bian Lu bukan hanya memiliki kepandaian yang tinggi, setiap keputusannya pun
sangat bijaksana, iapun seorang yang sangat cerdik sekali, maka jika diadakan
perundingan kelak dengan Bengkauw Persia, perjanjian dan syarat
perjanjian itu bisa dirundingkan Bu Kie dengan Bian Lu.
Demikianlah telah diputuskan, yang akan berangkat ke Persia adalah mereka
berlima. Cuma saja, berhubung keberangkatan Bu Kie ke Persia, maka untuk
mencegah hal-hal yang tidak mereka inginkan, Bu Kie telah mengeluarkan
pengumuman agar pasukan Bengkauw tetap berada di pos mereka dan hanya boleh
bergerak untuk mencegah penyerbuan balasan dari lawan.
Mereka tidak boleh menyerbu maju lagi, dan tidak boleh meneruskan penyerangan,
harus menanti sampai Thio Bu Kie kembali dari Persia dan memimpin mereka pula.
Thio Bu Kie pun telah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukannya. Rombongan
yang resmi sebagai utusan Beng kauw dari daratan Tionggoan, yang di pimpin
langsung oleh Kauwcunya, yang akan membicarakan masalah Bengkauw
Tionggoan dengan Bengkauw persia, agar diantara kedua perkumpulan tersebut, yang
sebelumnya bersumber dari satu aliran itu dari akan bentrok oleh penafsiran yang
salah, dengan ikut campur tangan orang ketiga, yaitu Cu Goan Ciang.
Tio Beng pun telah bertekad, walaupun bagaimana rombongan mereka harus berhasil.
Telah di pertimbangkan juga waktu dalam rapat Bengkauw yang baru lalu, jika
memang Bengkauw Persia tidak juga mau mendengar pendapat Bengkauw Tionggoan,
malah mereka mempergunakan kekerasan, bermaksud untuk menahan atau sejenis
lainnya terhadap rombongan utusan Bengkauw Tionggoan tersebut, maka tidak perlu
dikuatirkan kelima orang tokoh Bengkauw Tionggoan ini, Thio Bu Kie, kauwcu
Bengkauw memiliki kepandaian yang tinggi
tingkat yang boleh disebut sempurna.
Tionggoan memang dan telah mencapai Sedangkan Tio Beng seorang yang sangat
cerdik sekali otaknya sangat cerdas dan banyak tipu dayanya, karena dari itu
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tentu tidak mudah orang2 Bengkauw Persia memasang perangkap buat mereka,
sedangkan Kwang Tan pun memiliki kepandaian sangat tinggi.
Lalu Jie Lian Cu, ciangbunjin Bu Tong Pay tersebutpun memang memiliki terakhir
Bian Lu, kepandaian yang lihay yang sangat tinggi, Dan ilmu silatnya dan sangat
cerdik, Dia memang tidak memiliki kepandaian tidak setinggi Thio Bu Kie, akan
tetapi tidak sembarangan jago yang bisa menghadapinya.
Terlebih lagi memang iapun sangat cerdas, dengan demikian dapat saja ia
melakukan segalanya dengan disertai tipu daya yang membuat dirinya tidak akan
mudah dicelakai orang lain.
Karena itu, rombongan orang2 Bengkauw yang melepas keberangkatan utusan yang
terdiri lima orang ini berangkat ke Persia, dapat melepaskan dengan hati yang
tenang mereka percaya misi ini akan berhasil dengan baik, terlebih lagi dipimpin
oleh Bu Kie langsung yang pergi kesana resmi sebagai Kauwcu dari Bengkauw
daratan Tionggoan. Untuk sementara pimpinan Bengkauw diserahkan kepada pemimpin2 Bengkauw, yang
semuanya terdiri dari orang2 yang telah berpengalaman, tapi mereka hanya
terbatas untuk memimpin Bengkauw sampai Sang Kauwcu kembali dari Persia.
ooooOdwOoooo MARILAH KITA ikuti perjalanan rombongan Thio Bu Kie. Mereka telah pergi ke
Sucouw, dari sana mereka telah menyewa sebuah kapal yang besar, dan belayar
untuk menuju ke arah barat.
Dan mereka memastikan dalam waktu sebulan mereka sudah bisa tiba di tempat
tujuan mereka, karena sebelumnya dengan anak buah kapal telah diadakan suatu
perjanjian mereka sanggup untuk melakukan pelayaran
dengan cepat dengan pembayaran yang tinggi dua kali lipat.
Tapi jika memang terjadi sesuatu di tengah laut, atau juga rintangan lainnya
seperti terjadinya angin topan dan lainnya, waktu yang telah di tetapkan itu
bisa diundurkan menurut keadaan.
Cuma saja, walaupun bagaimana, Bu Kie menghendaki mereka berusaha agar kapal
dapat berangkat dengan cepat dan berlayar selama satu bulan sudah harus tiba di
tempat tujuan mereka. Memang pertama kali berangkat mereka tidak menemukan sesuatu rintangan. Tiga
hari telah lewat tanpa adanya suatu rintangan. Akan tetapi selewatnya empat
hari, pada hari keempat itulah terlihat adanya suatu gejala yang mencurigakan.
Karena menjelang siang hari, waktu itu matahari bersinar tidak begitu terik,
dari arah depan kapal yang dipergunakan Bu Kie dan rombongannya, tampak meluncur
sebuah perahu kecil, namun pesat sekali meluncur di permukaan laut, seperti juga
perahu itu terbang tidak menyentuh air.
Bu Kie dan Tio Beng yang kebetulan pada waktu itu berada di geladak kapal,
memandang dengan mata terpentang lebar, karena mereka menyadarinya, bahwa orang
yang tengah mendayung perahu kecil itu adalah
seorang yang memiliki sinkang yang tinggi, tenaga dalamnya telah dikerahkannya pada dayungnya,
sehingga begitu setiap kali ia mendayung, perahu tersebut segera meluncur dengan
pesat sekali, seperti juga terbang saja.
Dalam keadaan demikian, segera juga Bu Kie menyentuh lengan Tio Beng, itulah
isyarat agar Tio Beng berhati-hati.
Tapi orang yang duduk di perahu kecil itu, seorang laki2 berusia enam puluh
tahun, seorang tua yang berpakaian orang2 Tionggoan, tidak mengacuhkan kapal Bu
Kie, ia terus juga mendayung dan telah meluncur berpapasan dengan kapal itu.
Bu Kie mengawasi lebih jelas lagi orang itu, ternyata seorang asing, bukan
seorang Han. Juga perahu itu, seperti tidak terpengaruh oleh ombak gelombang
yang besar ditimbulkan oleh terjangan kapal besar itu, karena perahu tersebut
telah meluncur dengan cepat sekali melewatkan kapal besar tersebut seperti juga terbang saja.
Di waktu itu Bu Kie dan Tio Beng cuma mengawasi Orang tua di perahu kecil itu
juga melirik waktu ia melewati kapal besar itu.
Sama sekali sinar matanya tidak memperlihatkan sesuatu yang mencurigakan. Hanya
saja ia mendengus dingin.
Bu Kie dan Tio Beng segera dapat menduganya, tentunya orang ini tidak bermaksud
baik kepada mereka, Tentunya orang ini mengandung suatu maksud.
Tapi karena memang perahu orang itu tidak berhenti dan meluncur terus, membuat
Bu mengambil tindakan apa-apa, geladak dan setelah perahu orang itu dengan cepat
lenyap dari pandangan mata di kejauhan, mereka pun baru membicarakannya.
Kie dan Tio-Beng tidak mereka tetap berdiri di "Tampaknya kepandaian orang itu
memang sangat tinggi," kata Tio Beng kemudian sambil menghela napas. "Apakah ada seseorang
yang hendak merintangi kita dan orang tua itu adalah utusan mereka, untuk
mengamat-amati kita "!"
Bu Kie tersenyum. "Kita lihat saja, nanti juga kita mengetahui !" menyahuti Bu Kie.
"Tapi, jika memang ada segolongan orang hendak merintangi
perjalanan kita perjalanan kita, perjalanan dan kita melayaninya, niscaya
akan tertunda. Dengan tertundanya berarti waktu kita akan terbuang sia2,
menyebabkan pasukan kita di Tionggoan akan lebih lama lagi menantikan kembalinya
kita...!" "Jika memang tidak terlalu terpaksa, kita tidak perlu melayani......!" menyahuti
Bu Kie. "Kita berusaha mengelakan saja dari bentrokan dengan siapapun juga, tapi
jika memang terpaksa, kita akan menghadapi juga."
Tio Beng mengangguk "Ya, menurut yang kulihat..." berkata sampai disitu Tio Beng
berhenti sejenak. "Apa yang kau lihat "!" tanya Bu Kie karena ia memang
mengetahui bahwa Tio Beng seorang yang sangat cerdas sekali, mungkin juga Tio
Beng telah melihat sesuatu.
"Menurut yang kulihat, tentunya orang itu merupakan salah seorang anggota dari
sebuah perkumpulan yang cukup besar!" menyahuti Tio Beng.
"Hemmm...,. kita lihat saja, nanti kita akan mengetahuinya !" kata Bu Kie, "Dan
orang itu, jika Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang ia mengandung maksud tertentu kepada kita, orang itu akan datang
kembali !" Baru saja Bu Kie berkata sampai disitu, Tio Beng telah melihat sesuatu.
"Lihatlah, dia telah kembali !" kata Tio Beng kemudian
dengan suara yang cukup nyaring dan menunjuk kearah belakang mereka.
Bu Kie memutar tubuhnya benar saja, perahu kecil yang di kendalikan orang tua
tadi, tengah meluncur lagi mendatangi dengan pesat luar biasa seperti juga
perahu itu terbang saja diatas permukaan air laut.
Bu Kie mengerutkan sepasang alisnya, "Hemmm, benar saja, orang itu mengandung
sesuatu maksud pada kita !" menggumam Bu Kie.
Bu Kie dan Tio Beng segera bersiap sedia.
Perahu orang tua itu dalam sekejap mata telah datang dekat sekali berada
disamping kapal Bu Kie. Orang tua itu yang berada di dalam perahu, telah melirik
kepada Bu Kie dan Tio Beng, kembali terdengar suara dengusnya.
Tapi, perahunya tidak juga jadi perlahan malah semakin cepat, melewati kapal Bu
Kie, dalam waktu yang singkat telah lenyap dari pandangan mata Bu Kie dan Tio
Beng. Dikala itu Bu Kie telah memandang lebih jelas, bahwa orang tua itu benar2
memiliki kepandaian yang tinggi, sebab setiap kali ia menggerakan dayungnya,
maka perahunya seketika meluncur sejauh delapan tombak !
Itulah cara mendayung yang luar biasa, karena setiap dayung digerakan, perahunya
melesat sampai delapan tombak, merupakan tenaga yang benar2 sangat kuat sekali.
"Orang itu memiliki tenaga yang sangat kuat." berkata Bu Kie pada Tio Beng.
Tio Beng mengangguk. "Ya pasti dia tidak bermaksud baik !" bisik Tio Beng kemudian.
Perahu orang tua itu menjauh dan akhirnya lenyap. "Kita harus waspada, karena
tidak lama lagi pasti akan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan !" kata Bu
Kie kemudian. Tio Beng mengangguk. Dengan segera ia pergi masuk kedalam kapal, memberitahukan kawan2 mereka perihal
perahu dengan si orang tua yang memiliki tenaga begitu kuat.
Sedangkan kawannya berwaspada, Kwang Tan pun telah keluar ke geladak.
-ooo0dw0ooo Jilid 39 IA berdiri disamping Thio Bu Kie, dan mendengar penjelasan Bu Kie mengenai
perahu itu, yang dinaiki oleh orang tua yang memiliki tenaga yang sangat kuat
sekali, karena dia sekali mendayung bisa menyebabkan perahunya itu meluncur
sejauh delapan tombak lebih.
Dengan demikian telah membuat Kwang Tan berkata: "Dilihat demikian, tentunya
kalau memang kapal kita dihadang bajak laut atau sejenis lainnya, kita
menghadapi orang-orang yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Karena itu
Kauwcu, pergilah Kauwcu beristirahat, biarlah aku yang mengadakan penjagaan."
Bu Kie mengangguk saja, ia pun telah turun keruang dalam kapal untuk menemui Tio
Beng dan beristirahat. Kwang Tan berdiri seorang diri digeladak kapal mengawasi
jauh kedepan, ke lautan bebas, yang sejauh
mata memandang cuma air laut dan garis batas langit dengan permukaan laut yang
saling bertemu. Apapun tidak ada yang di lihatnya.
Cuma gelombang laut yang keras dan sering mengombang-ambingkan kapal itu jadi
miring kekanan dan miring kekiri. Dengan begitu pula, Kwang Tan harus sering2
mengimbangi dirinya, agar ia tidak terguling oleh goncangan itu.
Kapal itu meluncur dengan cepat, karena semua anak kapal telah mendayung dengan
sekuat tenaga mereka dan bersemangat sekali Mereka tahu, begitu mereka tiba di tempat tujuan, dengan
waktu yang tidak lebih dari sebulan, mereka akan menerima pembayaran dua kali
lipat dari biasanya. Kwang Tan masih terus berdiri di geladak kapal sampai menjelang sore hari. Udara
di situ mulai dingin, tapi Kwang Tan tetap mengadakan penjagaan di situ.
Sedangkan pada waktu itu dikejauhan, tampak lagi sebuah perahu kecil yang pesat
seperti juga tengah terbang, meluncur mendatangi.
Kwang Tan membuka matanya lebar2 untuk mengawasi perahu itu. Dilihatnya, orang
yang tengah mendayung adalah seorang wanita cantik berusia antara empat puluh
tahun. Wanita itu mengenakan baju merah, dengan sebatang pedang tersoren di
punggungnya, rambutnya di sanggul
dua. walaupun ia telah berusia empat puluh tahun, namun ia dapat mendayung
dengan kuat sekali, perahunya seperti juga terbang, tidak menyentuh air laut.
Dengan begitu menandakan bahwa wanita ini memang memiliki kekuatan tenaga dalam
yang dahsyat sekali, biarpun ia seorang wanita, malah usianya pun telah mulai
meningkat tua, tokh ia memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.
Perahunya segera telah tiba semakin dekat dengan kapal, Malah perahu yang di
terjang gelombang air laut akibat bergeraknya Kapal besar itu, seakan tidak
berpengaruh apaapa, dan telah membuat perahu itu menerjang gelombang
dan meluncur terus dengan pesat sekali. Waktu melewati kapal besar itu, wanita
cantik itu mendengus nyaring, sehingga terdengar oleh Kwang Tan.
Tapi perahu itu terus juga meluncur pergi dan sebentar kemudian telah lenyap
dari pandangan mata Kwang Tan. Kwang Tan bermaksud hendak masuk ke-dalam ruangan
bawah kapal, untuk melaporkan kepada Bu Kie apa yang dilihatnya, Akan tetapi
diwaktu itu ia melihat perahu wanita tua itu telah meluncur mendatangi lagi
dengan sama cepatnya seperti tadi.
Waktu melewati kapal rombongan Bu Kie, wanita itu telah menoleh memandang dengan
di sertai oleh tertawa dinginnya
Tapi sama sekali wanita setengah baya itu tidak memperlambat mendayung
perahunya, karena terus juga ia mendayung dengan cepat sekali, perahunya itu
telah melesat sangat ringan dan kemudian lenyap dari pandangan mata Kwang Tan.
Segera juga Kwang Tan melompat berlari masuk keruang dalam, ia telah
memberitahukan kepada Bu Kie apa yang terjadi.
Bu Kie terdiam sejenak, sampai akhirnya ia mengangguk.
"Kita harus siap sedia, karena pasti hari ini akan terjadi sesuatu." katanya.
Kwang Tan telah kembali kegeladak, karena ia bermaksud untuk mengawasi ke
sekitar tempat yang dilalui kapal mereka, untuk melihat adakah rombongan kapal
lain yang akan menghadang kapal mereka.
Dengan adanya dua perahu dari orang tua dan si wanita setengah melewati baya itu
yang silih bergantian datang untuk
kapal mereka, dapat diduga tentunya ada serombongan orang yang tengah mengincar
mereka. Kwang Tan memiliki kepandaian tinggi, tapi jika untuk bertempur diatas permukaan
laut, ia jeri juga, karena ia kurang begitu pandai berenang. Walaupun bagaimana
tingginya kepandaiannya, namun jika sampai ia tercebur kedalam laut, berarti ia
akan menghadapi bahaya yang tidak kecil.
Karena itu Kwang Tan diam-diam telah berpikir keras, untuk mencari jalan
pemecahannya, agar kelak jika memang ada serombongan musuh yang menghadang
mereka, ia bisa untuk mempertahankan kedudukannya diatas kapal ini, tanpa perlu
harus tercebur kedalam laut.
Sedang Kwang Tan berdiam diri begitu, mendadak sekali, dari arah depan telah
mendatangi setitik hitam, yang semakin lama jadi semakin dekat dan membesar. Dan
akhirnya terlihat, itulah sebuah kapal yang berukuran besar.
Dipuncak tiang kapal itu, tampak berkibar sehelai bendera yang bergerak-gerak
tertiup angin. Setelah kapal itu datang lebih dekat, Kwang Tan akhirnya bisa
melihat lebih jelas lagi, gambar di bendera itu melambangkan seekor harimau yang
besar tengah menerkam. Semakin lama kapal itu semakin mendekati dan tampak beberapa orang bertubuh
tinggi besar berdiri di ujung geladak kapal dengan tangan masing-2 membawa
senjata tajam. Kwang Tan telah memberitahukan kepada Bu Kie dan yang lainnya perihal munculnya
kapal besar Segera juga Bu Kie dan yang lainnya naik ke merekapun heran,
menduga-duga, entah rombongan perkumpulan mana dengan bendera harimau seperti
itu di kapalnya. Tentunya rombongan bajak laut yang menguasai sekitar perairan
tersebut. tersebut. geladak, Setelah kapal besar itu datang semakin dekat, tampak salah seorang diantara
mereka yang memiliki tubuh tinggi besar, telah berkata dengan nyaring: "Kami
dari Hauw Thian (Harimau Langit) ingin bicara !"
Kapal rombongan Bu Kie pun telah berhenti dan kedua kapal besar itu saling
berhadapan. "Silahkan!" kata Bu Kie sambil merangkapkan sepasang tangannya
memberi hormat, "Apa yang hendak dikatakan
oleh Hengtay, aku Thio Bu Kie dari Bengkauw akan menerimanya dengan baik !" Mendengar bahwa yang
ada dihadapannya adalah Thio Bu Kie, muka orang itu tidak memperlihatkan
perasaan terkejut atau heran, malah ia memperdengarkan suara
tertawa dingin seperti juga ia memandang ringan kepada Bu Kie dan yang lainnya.
"Ya, kami telah tahu bahwa kalian dari Bengkauw! Dan kamipun telah mengetahui
rombongan diatas kapal itu adalah orang-orang Bengkauw yang dipimpin langsung
oleh Thio Bu Kie! Karenanya, kami merasa perlu untuk
menemuinya dan menyampaikan sesuatu pesan."
"Silahkan!" menyahuti Bu Kie, sedangkan hatinya jadi heran dan bertanya2, dari
mana mereka mengetahui bahwa mereka dari Bengkauw dan rupanya memang mereka ini
mengandung maksud yang tidak baik terhadap
rombongannya. "Katakanlah apa yang ingin kalian sampaikan !"
Orang bertubuh tinggi besar itu telah berkata: "Kami dari Hauw Thian Pang dengan
ini meminta agar Thio Bu Kie dari Bengkauw dapat mengerti dan segera
meninggalkan daerah perairan ini, janganlah berlayar terus dan harap meninggalkan perairan
ini secepatnya !" Thio Bu Kie memandang tajam kepada orang itu, barulah ia berkata: "Lautan ini
adalah laut bukan milik seseorang, dan siapa saja boleh memakai jalan air ini
dengan bebas. Mengapa kuncu dilarang melalui jalan air didaerah ini "!"
Mendengar perkataan tersebut, orang bertubuh tinggi besar tersebut segera juga
berkata: "Hemmm, jika memang demikian halnya kau ingin bersikeras melawan
perintah kami dan bersikeras hendak meneruskan pelayaran ini?"
Bu Kie mengangguk. "Ya," menyahuti Bu Kie, "Memang kami ingin meneruskan pelayaran ini !"
Muka orang bertubuh tinggi besar itu berobah tampak menyeramkan. "Thio Bu Kie!
Didaratan Tionggoan kau boleh mengagulkan dirimu! Tapi disini, kau jangan
membawa sikap seperti itu, karena engkau akan menyesal !"
Mendengar perkataan orang tersebut, Bu Kie membawa sikap tenang, katanya sabar:
"Kami hendak menuju ke sebuah tempat, dan kami memang harus melewati laut ini,
karena itu maafkan, tidak dapat kami memenuhi permintaan kalian!"
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setelah berkata begitu Bu Kie menoleh kepada Kwang Tan, perintahnya:
"Beritahukan awak kapal untuk segera melanjutkan perjalanan."
Muka orang yang tubuhnya tinggi besar tersebut segera
berobah katanya: "Hemmmm, jika memang demikian halnya baiklah! Kalau memang
kalian tidak mau mematuhi perintah kami, baiklah!" setelah berkata begitu, orang
bertubuh tinggi besar itu memberikan isyarat.
Segera juga seorang laki2 tua, yang usianya enam puluh tahun, dialah
yang tadi mempergunakan perahu kecil pertama kali melewatkan kapal Bu Kie, telah
menjejakkan kakinya, tubuhnya melesat ketengah udara. Waktu tubuhnya tengah
melayang di tengah udara, tangannya bergerak, ia melempar sepotong kayu, dan
telah menyebabkan kayu itu melayang ditengah udara. Tubuhnya
meluncur turun dan kakinya menjejak kayu tersebut maka tubuhnya seketika
melambung lagi ketengah udara, cepat sekali melayang tiba di kapal Bu Kie.
Jarak antara kapal orang2 Hauw Thian Pang dengan kapal rombongan Bu Kie terpisah
delapan atau sembilan tombak, Memang jarak perahu itu tidak bisa dicapai dengan sekali lompat. Namun
dengan caranya yang sangat cerdik itu, dengan mempergunakan sepotong kayu dan
sebagai "jembatan" ia telah melompat untuk kedua kalinya, ia hinggap di kapal Bu
Kie tanpa kurang suatu apapun juga.
"Aku Ham Tiong Lian ingin sekali mencoba kehebatan Thio Kauwcu yang sangat
terkenal menggegerkan rimba persilatan!" kata orang tua itu sambil
memperlihatkan sikap mengejek.
Bu Kie mengawasi orang tua itu, yang mengaku bernama Ham Tiong Lian, ia segera
bilang dengan suara yang tawar: "Antara Beng kauw dengan pihak Hauw Thian Pang
tidak tertanam sedikitpun permusuhan dan pihak kami belum pernah bentrok dengan pihak
kalian! Mengapa kalian bermaksud untuk mencari urusan dengan kami?"
Sambil bertanya seperti itu, tampak Bu Kie mengawasi dengan sorot mata yang
sangat tajam sekali. Ham Tiong Lian tertawa dingin. "Kami hendak mencari urusan dengan Thio Kauwcu.
Kan tetapi sudah menjadi peraturan kami, bahwa siapa saja yang hendak memakai
jalan laut ini, ia harus dapat
memperoleh ijin dari kami! Maka karena kalian tidak berusaha menghubungi kami,
kami telah datang untuk memberitahukan kepada kalian, agar tidak memakai jalan
laut ini dan segera kembali, namun kalian bersikeras hendak meneruskan
perjalanan ini. Dengan demikian, terpaksa kami harus melaksanakan peraturan
kami, yaitu ingin melihat berapa tinggi kepandaian Thio Kauwcu !"
Dan membarengi dengan perkataannya itu, segera juga Ham Tiong Lian
memperlihatkan sikap bersiap-siap. Jie Lian Cu jadi tidak sabar.
"Baiklah, aku Jie Lian Cu yang ingin main-main dengan kau, Ham Toako !" katanya
dengan suara yang sabar, Malah Jie Lian Cu telah melompat kehadapan Ham Tiong
Lian. Bu Kie tidak berusaha mencegah, sedangkan yang lainnya telah melompat ke
pinggir. Segera juga Ham Tiong Lian memperhatikan Jie Lian Cu tajam sekali, ia pun
bilang: "Hemm, baiklah, jika memang demikian halnya, rupanya memang benar apa
yang tersiar didalam rimba persilatan, Bu Tong Pay memang bermaksud mengadakan
pemberontakan kepada kerajaan yang sah, karena dari itu sekarang beruntung sekali aku bisa bertemu
dengan seorang tokoh sakti Bu Tong pay, maka inilah kesempatan yang kuharapkan
sejak dulu belum pernah terkabul. Kini memiliki kesempatan adanya Jie Tayhiap,
berarti aku untuk berurusan dengan salah seorang tokoh Bu Tong Pay! Silahkan !"
Sambil berkata begitu ia telah memperlihatkan sikap menantang agar Jie Lian Cu
membuka serangan. Jie Lian Cu memperhatikan Ham Tiong Lian beberapa saat, dilihatnya bahwa terang
she Ham tersebut tentunya merupakan seorang yang memiliki kepandaian tidak
rendah. Segera juga Jie Lian Cu mengerahkan tenaga sinkangnya.
Setelah ia dipersilahkan oleh lawannya membuka serangan, tanpa sungkan2 lagi ia
pun segera menjejakkan kedua kakinya, tubuhnya dengan ringan menerjang kepada
lawannya, diapun telah menghantam dengan tangan kirinya, disusul dengan tangan
kanannya. Apa yang dilakukannya merupakan serangan yang kuat sekali dan bisa mematikan
kalau saja mengenai sasarannya dengan telak dan tepat seperti yang diinginkan
Jie Lian Cu. Hal ini dilakukan Jie Lian Cu sebab dilihatnya bahwa Ham Tiong Lian pertama2
memang bukan seorang yang memiliki kepandaian rendah, kampaknya memang lihay,
juga jiwanya tampak kurang begitu baik.
Karena dari itu, Jie Lian Cu begitu turun tangan, ia telah menyerangnya tidak
tanggung-tanggung, selain mempergunakan tenaga yang hebat, ia pun telah
menghantam dengan jurus yang lihay sekali dari pintu perguruannya.
Terlebih lagi Jie Lian Cu sebagai ciangbunjin Bu Tong Pay yang menggantikan Thio
Sam Hong, kepandaiannya pun tidak perlu di ragukan lagi.
Bu Kie melihat Jie Lian Cu menyerang sehebat itu, segera bersiap2 juga mengawasi
kawan2 Ham Tiong Lian, karena justru Bu Kie menduga, kalau sampai Ham Tiong Lian
terdesak oleh Jie Lian Cu, tentu kawan2nya itu akan
menyerbu ke kapalnya buat membantui dan menolongi Ham Tiong Lian.
Dikala itu terlihat, bahwa orang bertubuh tinggi besar, dikepala kapal itu
tengah mengawasi dengan mata yang terbuka lebar. Menurut pengamatan Bu Kie,
bahwa orang itulah yang memiliki kepandaian tertinggi.
Kwang Tan pun pertempuran terbuka bersiap2, karena ia mengetahui, tentunya tidak
bisa untuk menghindarkan karena tampaknya pihak dari Hauw Thian Pang memang
sengaja mencari urusan dengan mereka.
Ini dapat dibuktikannya karena pihak Hauw Thian Pang sebelumnya merupakan
mengetahui langsung adalah Thio Bu Kie.
pun telah mengetahui bahwa mereka
rombongan dari Bengkauw, bahkan telah bahwa yang memimpin rombongan itu Tentunya
orang2 Hauw Thian Pang ini bekerja sama dengan segolongan manusia yang hendak
menggagalkan misi yang dipimpin Bu Kie.
Malah Dasar dugaan Bu Kie, bahwa yang menjadi penyebab dan semua ini pasti Cu
Goan Ciang. Bukankah tadi pun orang bertubuh tinggi besar itu, yang rupanya
menjadi pimpinan dari orang2 Hauw Thian Pang yang ada disitu mengatakan bahwa
Jie Lian Cu adalah orang Bu Tong Pay yang hendak memberontak terhadap kerajaan"
Dengan berkata begitu saja telah bisa ditarik kesimpulan justeru orang-orang
Hauw Thian Pang seperti juga bekerja buat kerajaan, buat Cu Goan Ciang.
Pertempuran antara Jie Lian Cu dan Ham Tiong Lian berlangsung dengan cepat dan
sangat seru. Mereka telah mengeluarkan kepandaian masing2.
Ham Tiong Lian juga tidak menerima saja setiap serangan Jie Lian Cu. Setiap kali
ia mengelakkan diri, tentu dia membarenginya dengan cepat sekali membalas
menyerang. Setiap Lianpun serangan bukannya
hebatnya dibandingkan dengan jurus2 yang dipergunakan Jie Lian Cu.
Melihat cara menyerang yang dilakukan oleh lawannya, Jie Lian Cu bersikap
semakin hati-hati. Sedangkan waktu itu Bu Kie dan yang lainnya juga telah memperoleh kenyataan,
bahwa Ham Tiong Lian bukanlah orang yang bisa dipandang remeh, karena
kepandaiannya memang sangat tinggi.
yang dilakukan oleh Ham Tiong serangan sembarangan, tidak kalah
Dikala itu, Jie Lian Cu mengeluarkan beberapa macam kepandaian andalannya karena
ia hendak merubuhkan Ham Tiong Lian lebih cepat.
Menurut pendapatnya, semakin cepat ia menurunkan tangan merubuhkan Ham Tiong
Lian, tentu semakin baik, karena ia akan segera dapat untuk menyimpan tenaga,
menghadapi musuh berikutnya.
Tapi Ham Tiong Lian memang seorang laki-laki tua yang berkepandaian tinggi, ia
pun tidak mau memberikan kesempatan kepada Jie Liao Cu untuk mendesaknya.
Beberapa kali malah ia yang membalas menyerang kepada Jie Lian Cu.
Jie Lian Cu berpikir didalam hatinya. "Hemm, kulihat dari ilmu silat yang
dipergunakannya, tampaknya ia seorang yang memiliki kepandaian yang tidak bisa
diremehkan, dan harus segera kutundukkan !"
Sambil berkata begitu, segera juga Jie Lian Cu mengempos semangatnya, ia telah
menyerang semakin hebat. Untuk sementara itu Ham Tiong Lian terdesak juga. empat
kali beruntun dia harus mengelakkan diri dari serangan yang dilakukan oleh
lawannya. Diantara berkesiuran angin serangan yang kuat dari Jie Lian Cu, tampak Ham Tiong
Lian telah menggerakkan tangan kanannya, ia telah mencabut keluar pedangnya.
Pedangnya itu memancarkan sinar yang berkilauan, dan juga tampaknya bukan
sebatang pedang biasa, melainkan sebatang pedang mustika yang sangat tajam
sekali. Karena itu segera juga Jie Lian Cu pun mencabut keluar pedangnya.
Sekarang mereka bertempur bukan hanya mempergunakan tangan kosong, melainkan
telah mempergunakan pedang masing2. yang berkelebat-kelebat dengan santar
sekali. Sinar pedang itu bergulung2 dengan dahsyat, sehingga jika memang mengenai
sasarannya, tentu tidak ada ampunnya lagi, kematianlah menjadi bagiannya.
Dalam keadaan seperti itu terlihat betapa Jie Lian Cu mempergunakan ilmu silat
Bu Tong Kiam Hoat yang sangat liehay, yang memiliki penyerangan dan jurus2
membela diri yang sangat kuat sekali, membuat Ham Tiong Lian mulai terdesak.
Ham Tiong Lian sendiri diam2 berpikir di dalam hatinya, ia berpikir: "Hemmm,
dilihat demikian memang tampaknya orang Bu Tong Pay tidak boleh di pandang
remeh...!" walaupun dia penasaran, juga diam-diam dia merasa kagum.
Dikala itu terlihat Bu Kie dan jago yang lainnya telah bersiap-siap, karena
memang mereka bermaksud untuk segera turun tangan jika saja kawan2 dari Ham
Tiong Lian menyerbu kekapal mereka.
Orang bertubuh tinggi besar, yang tampaknya menjadi pemimpin Ham Tiong Lian,
memang telah memandang dengan sinar mata yang sangat tajam.
Beberapa orang Hauw Thian Pang telah ber siap2 untuk menerjang juga, tapi
dilarang dan di cegah oleh orang bertubuh tinggi besar itu, karena memang dia
belum lagi yakin bahwa Ham Tiong Lian akan rubuh ditangan Jie Lian-Cu.
Pertempuran yang tengah berlangsung antara Jie Lian Cu dengan Ham Tiong Lian.
terlihat bertambah seru juga, pedang mereka telah menyambar2 dengan cepat
bergulung2 sehingga tidak bisa dilihat dengan jelas.
Sedangkan Bu Kie diam2 memuji akan kepandaian Ham Tiong Lian, karena biarpun Jie
Lian Cu telah mengeluarkan kepandaian sangat tinggi, tapi ia masih bisa
memberikan perlawanan dengan gigih.
Segera Bu Kie berbisik kepada Tio Beng.
"Lihatlah, tampaknya orang2 Hauw Thian Pang bukan orang-orang yang lemah
..mereka umumnya terdiri dari orang-orang yang memiliki kepandaian yang tinggi.
Orang bertubuh tinggi besar, yang menjadi pemimpin dari Ham Tiong Lian,
tampaknya memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi." Tio Beng mengangguk.
"Ya, tampaknya kita menghadapi lawan yang tidak ringan !" katanya "Kita harus
waspada !" Kwang Tan sendiri telah berbisik kepada Bian Lu: "Locianpwe, tampaknya mereka
merupakan orang2nya Cu Goan Ciang yang hendak menggagalkan perjalanan kita !"
Bian Lu cuma mengiakan, tapi ia tengah memperhatikan dengan sikap yang sangat
serius sekali, ia memperhatikan jalan pertempuran antara Jie Lian Cu dengan Ham
Tiong Lian. Pertempuran itu berlangsung sangat cepat sekali, telah lewat lima puluh jurus.
Orang bertubuh tinggi besar dipihak lawan ketika melihat telah sekian lama Ham
Tiong Lian tidak berhasil mendesak Jie Lian Cu, malah semakin lama tampaknya ia
yang terdesak oleh setiap serangan Jie Lian Cu. segera juga berseru nyaring.
"Ham Tiong Lian, kau mundurlah !"
Ham Tiong Lian disaat itu memang tengah terdesak karenanya tanpa berpikir
panjang lagi segera mengiakan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia memutar pedangnya, sehingga sinar pedangnya itu bergulung-gulung sangat
cepat sekali, dan mempergunakan kesempatan itu ia menjejakkan kedua kakinya,
tubuhnya melesat kebelakang.
Jie Lian Cu tidak mau melepaskannya, sambil melompat menyusul segera ia
menikamkan pedangnya pada dada
lawannya. Tikaman yang di lakukannya begitu cepat, walaupun Ham Tiong Lian memutar
pedangnya, tidak urung dia kena tergores oleh mata pedang Jie Lian Cu, sehingga
bajunya didekat pundak telah robek dan darah pun segera mengucur cukup deras.
Malah Ham Tiong Lian telah melompat kebelakang dengan wajah yang berobah.
Disaat itu orang bertubuh tinggi besar tanpa membuang waktu lagi telah
menjejakkan kakinya, tubuhnya melompat kekapal Bu Kie, di ikuti oleh kawankawannya. "Hemmmm, bagus! Rupanya memang Beng kauw pun masih hendak mengembangkan sayap
didalam daerah kekuasaan Hauw Thian Pang!" kata orang bertubuh tinggi besar itu
dengan suara yang bengis.
Bu Kie merangkapkan sepasang tangannya, katanya: "Bengkauw sama sekali tidak
bermaksud mencari urusan dengan perkumpulan kalian, tapi kamipun tidak ingin
menarik diri dari perjalanan kami! Jika memang kalian
bermaksud untuk kami harapkan, mengadakan perdamaian, itulah yang
karena selanjutnya antara Bengkauw dengan Hauw Thian Pang akan terjalin hubungan
yang erat...! Kami memiliki urusan penting, kami ingin pergi ke Persia karena
itu, tidak dapat kami melayani kalian...!"
Tapi orang bertubuh tinggi besar itu tertawa dingin, katanya: "Memang tidak
salah apa yang di katakan orangorang dalam rimba persilatan selama ini, bahwa
Bengkauw memang terlalu angkuh dan terlalu angkat dada, justeru hari ini kami
dari Hauw Tian Pang, telah melihatnya betapapun, juga Bengkauw harus di buka
matanya, tidak sembarangan orang dapat memandang remeh terhadap Hauw Thian Pang, Aku Kwa Tin Cu ingin sekali
mencobacoba kepandaian Thio Kauwcu yang terkenal sangat hebat...!"
Bu Kie mengawasi Kwa Tin Cu, orang bertubuh tinggi besar itu, Pikirnya: "Jika
memang mereka tidak digertak dan diperlihatkan sesuatu yang mengejutkan, tentu
mereka tidak akan mau sudah.... biarlah, aku akan memperlihatkan sesuatu !"
Setelah berkata begitu, dengan suara yang tawar Bu Kie bilang: "Baiklah! Jika
memang demikian, aku bersedia melayanimu! Nah Kwa Sieheng, silahkan kau maju,
dalam tiga jurus aku akan dapat merubuhkan dirimu."
Muka Kwa Tin Cu berobah merah padam, ia merasakan betapa Bu Kie memandang
terlalu rendah padanya lewat
kata2nya itu. Dalam tiga jurus ia akan dirubuhkan" Bukankah itu merupakan suatu hal yang benar2 sangat
memurkakannya" Karenanya, segera juga ia berkata:
"Baik, jika memang dalam tiga jurus kau bisa merubuhkan diriku, aku tidak akan
rewel2 dan membiarkan kalian melanjutkan perjalanan kalian !"
Bengis sekali waktu Kwa Tin Cu berkata begitu, bahkan ia pun telah berkata lebih
jauh: "Jika memang tidak berhasil dalam tiga jurus kau merubuhkan diriku, hem
hmm, hemmmm, diwaktu itu kalian harus menyerahkan diri
untuk kami membawa kalian menghadap pada pangcu kami !"
Girang Bu Kie mendengar perkataan orang she Kwa tersebut, itulah yang memang
diharapkannya. ia mengangguk.
"Bagus! itulah perjanjian yang kita buat! Dan kami kira, tentunya orang-orang
Hauw Thian Pang tidak akan bersikap pengecut dengan menarik kata-katanya kembali
kelak!" Kwa Tin Cu mengangguk sengit.
"Aku mengatakan hitam tetap hitam! Tidak mungkin aku menarik pulang katakataku!" katanya dengan berang.
Bu Kie bersiap-siap, ia pun bilang: "Mari kita mulai!" Kwa Tin Cu tidak
membuang-buang waktu lagi, segera juga sepasang tangannya telah bergerak
menghantam. Kepandaian yang dimiliki Kwa Tin Cu memang jauh lebih hebat dan
lebih tinggi dibandingkan dengan kepandaian Ham Tiong Lian, maka diwaktu ia
membuka serangan, tenaga serangannya itu hebat bukan main.
Ham Tiong Lian yang pundaknya telah terluka, bermaksud hendak menyerbu, tapi
telah dilarang oleh Kwa Tin Cu, yang memberikan isyarat agar ia tidak melakukan
sesuatu sehingga ia jadi berdiam diri saja.
Bu Kie juga melihat bahwa kepandaian Kwa Tin Cu bukan kepandaian sembarangan dia
tidak bisa memandang remeh. Dia telah mengawasi sekian lamanya, barulah ketika
tenaga pukulan lawannya sudah mendekati, dia menangkisnya.
"Bukkk !" tangan mereka saling bentur, dan tenaga yang dipergunakan oleh Bu Kie
adalah tenaga yang lunak, sehingga pukulan dari Kwa Tin Cu yang sangat kuat itu,
seperti melesak kehilangan tenaga menyanggahnya, membuat Kwa Tin Cu kaget tidak
terkira. Cara yang dilakukan oleh Bu Kie adalah penyaluran tenaga dalam dari orang yang
telah memiliki sinkang sangat sempurna, sinkang
karena jika memang Bu Kie tidak memiliki
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang sempurna, tidak nantinya ia bisa mempergunakan tenaga lunak untuk
memunahkan tenaga serangan Kwa Tin Cu yang demikian hebat.
Di waktu itu, cepat sekali pertempuran yang tengah berlangsung telah menjadi
berobah pula, karena Kwa Tin Cu tidak membuang waktu lagi, segera juga ia
membarengi dengan serangannya yang tidak kalah hebatnya, disertai dengan
seruannya: "Jurus kedua !"
Bu Kie tersenyum. Memang ini jurus kedua dan jika jurus ini tidak bisa
dihadapinya dan merubuhkan Kwa Tin Cu, sehingga orang itu menyerang satu kali
lagi, berarti telah sampai pada jurus ketiga, dengan begitu akan membuatnya jadi
berada di pihak yang kalah.Tapi ia yakin, dalam tiga jurus ia akan dapat
merubuhkan Kwa Tin Cu, Demikianlah, segera terlihat tubuh Kwa Tin Cu yang meluncur datang kepadanya,
telah menyambar begitu hebat, Dan Bu Kie sama sekali tidak mempergunakan tenaga
lunak, melainkan dia telah mempergunakan kekerasan.
"Bukkk !" tenaga dalam mereka telah saling bentur. Demikian kuatnya, sehingga
tenaga itu telah menimbulkan getaran yang hebat, membuat kapal di mana mereka
berada seperti juga tergoncang.
Sedangkan Kwa Tin Cu sendiri kaget tidak terkira,
Semula ia menyangka Bu Kie akan
mempergunakan tenaga lunaknya
menangkis dengan seperti tadi buat menghadapi serangannya. Siapa tahu kini
justeru Bu Kie menangkis dengan pukulan yang kuat juga, sehingga keras di tawan
dengan keras. Kwa Tin Cu tidak membuang waktu, mem barengi kaki kanannya menendang kuat sekali
kearah lambung Bu Kie, diiringi oleh bentakannya: "Serangan ketiga !"
Bu Kie girang, inilah yang diharapkannya. Dengan sebat tangan kanannya bergerak,
Kecepatan bergerak tangannya secepat angin, sehingga sulit diikuti
oleh pandangan mata biasa.
Dan hebat kesudahannya, tubuh Kwa Tin Cu tiba2 rubuh terpental di lantai geladak
kapal itu, lemah dan tidak bertenaga lagi, dengan mengeluh dia pun tidak bisa
segera bangun Kwa Tin Cu telah tertotok dan tidak sanggup bergerak, ia rubuh di saat jurus
ketiga tengah berlangsung, Bu Kie yang telah memperoleh kemenangan.
Bu Kie cepat-cepat memberi hormat kepada Kwa Tin Cu: "Maaf, maaf !" katanya.
Kawan-kawan Kwa Tin Cu bermaksud untuk menyerbu guna melakukan penyerangan,
namun mereka tidak jadi, karena Kwa Tin Cu segera berseru dengan suara nyaring: "Hentikan !"
Semua kawan Kwa Tin Cu berhenti untuk menyerbu, dan Kwa Tin Cu telah berkata:
"Kalian gotong aku !"
Dua orang anak buahnya segera menggotong Kwa Tin Cu untuk kembali ke kapal
mereka, Waktu itu Kwa Tin Cu telah bilang: "Terima kasih atas petunjuk Thio
Kauwcu !" Dan waktu berkata begitu, matanya memancarkan sinar yang sangat tajam,
seakan juga ia menaruh dendam dan penasaran.
Yang membuat Kwa Tin Cu jadi penasaran dan dendam, karena ia heran dan tidak
mengerti, mengapa dalam tiga jurus ia telah bisa dirubuhkan oleh Bu Kie.
Padahal kepandaian Kwa Tin Cu bukan sembarangan, cukup tinggi, Dengan begitu,
telah membuatnya sungguh tidak habis mengerti akan kehebatan Bu Kie. Di hatinya
juga dia berpikir: "Hemmm, cerita2 mengenai kelihayannya memang tidak dusta ....
tidak kosong, dia memang sangat hebat !"
Dan Kwa Tin Cu tadi mencegah anak buahnya
menyerbu kepada Bu Kie, karena ia menyadari, jika memang anak buahnya mengeroyok
Bu Kie, mereka hanya mencari penyakit saja. Bu Kie akan mereka. Karenanya ia
mencegah. dapat merubuhkan
jadi sebenarnya ia mencegah bukan di sebabkan dia memegang janjinya.
Begitulah, dia telah kembali ke kapalnya. Dan kapal dari Hauw Thian Pang telah
berlayar menjauh. Bu Kie menghela napas. "Tampaknya urusan tidak sampai disini saja." katanya, "Dan tentu akan ada ekor"
Jie Lian Cu dan yang lainnya mengangguk. "Mulai sekarang kita harus lebih hatihati !" begitu kata Bu Kie, Rupanya Cu Goan Ciang memang telah memperalat banyak
sekali perkumpulan2 di kalangan jalan hitam, untuk membendung kepergian kita ke
Persia !" Semua orang mengiyakan, Kwang Tan telah berkata: "Jika memang kita berhasil tiba
di Persia, tentu semua urusan akan menjadi terang karenanya, walaupun bagaimana
kita, harus berusaha untuk mencapai Persia.!"
Yang lainnya mengangguk sedangkan Bu Kie menghela napas. "Untuk mencapai Persia
sesungguhnya tidak begitu sukar, tapi yang pasti kita akan menghadapi rintangan
yang tidak sedikit.... berarti kita akan menghadapi rintangan2 dari orang2 yang
telah dipengaruhi oleh Cu Goan Ciang."
Begitulah, kapal Bu Kie telah berlayar terus. Tapi mereka pun selalu berwaspada.
-O00d0w00O SEBUAH KAPAL laut berukuran sangat besar tampak mengarungi lautan yang luas dan
ganas dengan ombaknya yang bergulung besar2.
Waktu itu, kapal yang berukuran besar itu tampak melaju dengan cepat,
karena seperti tengah mengejar waktu. Kapal itu di cat warna merah, dengan tiang
layarnya yang terdiri dari tiga bagian, berwarna coklat tua dan hitam. Layar
kapal itu berwarna hijau, dengan di tengah2 layar utama terdapat sebuah gambar
yang besar, gambar seekor
harimau yang tengah menerkam, sangat indah sekali lukisan harimau itu. Dipinggir geledak tampak
berdiri tiga orang. Seorang laki2 tua berusia enam puluh tahun lebih, tubuhnya
masih tegap dan hebat, juga tampak seorang wanita berusia empat
puluh tahun lebih, di samping kanannya berdiri laki2 berusia empat puluh lima
tahun. Mereka bertiga sejak tadi berdiam diri saja, mengawasi air laut yang di landa
oleh melajunya kapal tersebut.
Waktu itu, orang tua itu menghela napas. Baru kemudian dia melirik kepada laki2
berusia empat puluh tahun lebih, tanyanya dengan suara yang tidak begitu keras,
dan suaranya juga terbawa oleh siliran angin laut:
"Kwa Tocu, sesungguhnya, kepandaian apakah yang di andalkan Thio Bu Kie "!"
"Menyesal sekali aku tidak mengetahuinya, Pangcu !" menyahuti orang berusia
empat puluh tahun lebih itu, yang tidak lain dari Kwa Tin Cu.
"Hemm" berseru kepandaian yang wanita itu: "Walau-pun ia memiliki bagaimana
tinggi sekalipun, tidak nantinya ia bisa menghadapi kepandaian Pangcu !"
Terlihat orang tua itu, yang ternyata adalah Pangcu dari Hauw Thian Pang telah
tersenyum tawar. "Ya, walaupun ia memiliki sepasang sayap jangan harap ia bisa
melewati lautan ini untuk meneruskan perjalanannya, ia harus di tawan dan akan
kita persembahkan kepada Cu Goan Ciang."
Setelah berkata begitu, orang tua itu, Pangcu dari Hauw Thian Pang, menghela
napas lagi. Dia adalah pangcu yang ke sembilan sejak didirikan Hauw Thian Pang.
Tapi justeru pada pangcu tingkat kesembilan ini, yang bernama Thang
Bu Ciu, merupakan sukses yang luar biasa ia mengangkat Hauw Thian Pang ke
tingkat yang disegani orang rimba persilatan.
Pangcu generasi ke kepandaian yang sangat
cerdik dan licin sekali, karenanya ia telah berhasil untuk mengangkat Hauw Thian
Pang ketingkat yang di segani orang2 rimba persilatan.
Walaupun secara resmi memang Hauw Thian Pang bukanlah pasukan bajak laut, tapi
perkumpulan itu mirip2 dengan bajak laut, karena mereka biasanya selalu sembilan
ini selain memiliki tinggi, juga memang ia sangat menghadang kapal dagang, yang
dirampok mereka dengan mudah, dan isi kapal itu mereka kuras, orang2nya mereka
tawan atau binasakan Dengan demikian, memang Hauw Thian Pang merupakan perkumpulan yang ditakuti oleh
orang2 yang biasa menempuh perjalanan laut.
Banyak jago-jago rimba persilatan yang bermaksud untuk menumpas Hauw Thian Pang,
tapi mereka umumnya merupakan orang2 yang mengantarkan jiwa secara sia2, karena
mereka bisa pergi untuk mencari perkumpulan Hauw Thian Pang, akan tetapi mereka
selalu tidak memiliki kesempatan dapat kembali lagi dan mereka pun umumnya tidak dibiarkan buat hidup
terus. Demikianlah, telah membuat orang2 Kangouw, banyak yang menduga2, sejauh itu
perkumpulan apakah Hauw Thian Pang, dan yang menjadi pangcunya sesungguhnya
manusia macam apa. Banyak orang2 dari aliran putih bermaksud untuk mengadakan pencarian, dan
menumpas Hauw Thian Pang yang menimbulkan banyak sekali kesusahan buat para
pedagang yang mengambil jalan laut.
Tapi tidak kurang banyaknya juga orang2 dari aliran hitam mencari Hauw Thian
Pang, untuk menggabungkan diri dan menjadi anggota Hauw Thian Pang.
Dengan demikian, telah membuat Hauw Thian Pang menjadi perkumpulan yang semakin
kuat dan anggotanya semakin banyak, di samping cukup banyak orang rimba
persilatan dari aliran putih yang memusuhinya.
Sekarang justeru Hauw Thian Pang telah dihubungi oleh pihak kerajaan, malah Cu
Goan Ciang sendiri yang telah
mengirim firman kepada Hauw Thian Pang, agar menangkap atau membunuh Thio Bu Kie dan kawan2nya, jika
memang Hauw Thian Pang sanggup melaksanakan tugas itu, Cu Goan Ciang akan
memberikan sejumlah hadiah yang sangat banyak.
Juga berjanji pasukan kerajaan selanjutnya tidak akan memusuhi Hauw Thian Pang,
tidak akan berusaha menumpasnya, Karena itu, Hauw Thian Pang mati-matian
berusaha untuk melaksanakan perintah yang diberikan Cu Goan Ciang, karena semua
itu membawa kebaikan buat Hauw Thian Pang.
Jika saja perintah dari Kaisar Cu Goan Ciang berhasil dilaksanakan, niscaya
selanjutnya Hauw Thian Pang akan memiliki pengaruh yang sangat besar di perairan
laut itu. Terlebih lagi memang ada janji dari Cu Goan Ciang, bahwa Kaisar itu tidak akan
memusuhi pihak Hauw Thian Pang kalau saja pihak Hauw Thian Pang berhasil untuk
menangkap Bu Kie dan kawan kawannya ini.
Demikianlah, Hauw Thian Pang telah mengirim orangorangnya, di bawah pimpinan Kwa
Tin Cu, tapi siapa tahu Kwa Tin Cu yang memiliki kepandaian tinggi, dalam tiga
jurus telah dirubuhkan Bu Kie, membuat Pangcu Hauw
Thian Pang tersebut jadi berpikir dua kali, karena segera juga ia menyadari
bahwa tentunya Bu Kie benar2 memiliki kepandaian yang sangat tinggi.
Thang Bu Kie Cu sesungguhnya merupakan seorang berkepandaian tinggi dan jarang
sekali ia langsung turun tangan sendiri terhadap urusan-urusan Hauw Thian Pang,
karena memang didalam Hauw Thian banyak sekali orang2nya yang tangguh kepandaian
tinggi. Namun menghadapi musuh yang tangguh seperti Bu Kie, telah membuat dia terpaksa
harus melaksanakan Pang terdapat dan memiliki tugasnya itu sendiri, karena ia
memang harus dapat menunaikan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya, agar Cu Goan
Ciang pun dapat menunaikan janjinya, di mana sebagai hadiahnya buat Hauw Thian
Pang. Maka dia telah memutuskan, walaupun bagaimana dia memang harus mengerahkan
seluruh kemampuan orang2 Hauw Thian Pang untuk menangkap atau membinasakan Bu
Kie dan kawan-kawannya itu.
Dia yang telah memimpin pasukan Hauw Thian Pang. Di sebelah depan dari kapal
besar yang dipakai oleh Pangcu Hauw Thian Pang tersebut berlayar puluhan kapal
layar lainnya, yang semuanya berisi ratusan orang2 Hauw Thian Pang yang rata2 memiliki
kepandaian tinggi. Hauw Thian Pang kali ini benar2 telah mengeluarkan sebagian terbesar dari
orang2nya yang tangguh. Kwa Tin Cu waktu itu juga telah melaporkan bahwa Bu Kie benar2 memiliki
kepandaian yang tinggi, dia sendiri tidak mengerti mengapa dalam tiga jurus Bu
Kie berhasil merubuhkannya. kepandaiannya menghadapi Bu Kie paling sedikitnya
puluhan jurus. Siapa sangka justeru dalam tiga jurus dia telah dirubuhkan, malah tubuhnya telah
terkulai rebah dengan tidak berdaya untuk membendung kekuatan Bu Kie, malah ia
pun sudah tidak bisa memungkiri lagi janjinya, karena ia kuatir kalau2 kawannya
nanti terluka di tangan Bu Kie dan yang lainnya.
sedangkan dia merasakan bahwa
tidaklah rendah dan ia akan dapat
"Mereka berjumlah tidak banyak, hanya beberapa orang saja, Pangcu!" melapor Kwa
Tin Cu lagi, "Jika memang mereka di kepung rapat, biarpun mereka memiliki
kepandaian tinggi, tentu mereka dapat kita rubuhkan.... sedangkan anak buah
kapal layar itu hanya terdiri dari gentong nasi yang tidak punya guna, mereka
hanya memiliki tenaga yang kuat, tapi tidak mengerti ilmu silat !"
Pangcu Hauw Thian Pang tersebut, Thang Bu Ciu, telah mengangguk perlahan.
Katanya: "Ya, kita akan melaksanakan rencana kita itu!"
Kapal itu berlayar cepat sekali.
Cukup jauh terpisah dari kapal pangcu Hauw Thian Pang tersebut, tampak belasan
kapal yang berlayar dengan pesat.
Yang melihat kapal tersebut pertama kali adalah Kwang Tan, yang segera
melaporkannya kepada Bu Kie.
Mereka melihat betapa banyaknya kapal2 Hauw Thian Pang yang tengah mendatangi.
Bu Kie mengeluh juga. "Tampaknya kita menghadapi ancaman yang tidak kecil !" katanya. Yang lainnya
tidak mengatakan apa2, mereka hanya mengawasi saja kapal-kapal yang tengah
berlayar dengan cepatnya.
Tiba-tiba mereka merasakan kapal mereka tergoncang, di susul oleh beberapa orang
anak kapal yang berseru-seru: Celaka kapal kita telah dilobangi orang, air sudah
masuk deras sekali..!"
Tampak anak buah kapal yang dipakai Bu Kie telah berlari lari keatas geladak
dengan muka yang pucat. Bu Kie dan yang lainnya segera berlari keruang bawah untuk melihat apa yang
terjadi. Benar saja, air yang menerobos masuk ke dalam ruangan kapal itu sudah setinggi
semata kaki. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rupanya ada beberapa orang anak Hauw Thian Pang, yang menyelam didalam laut dan
telah membor kapal Bu Kie, sehingga berlobang dan air masuk deras sekali.
Karena itu, bahaya yang dihadapi oleh pihak Bu Kie tidak kecil, kalau sampai
kapal itu karam, berarti mereka akan memperoleh bahaya yang tidak ringan.
Terlebih lagi Kwang Tan yang memang tidak pandai berenang, membuatnya jadi
bingung juga. "Siapkan perahu penolong . . ." perintah Bu Kie. Segera juga dua buah perahu
penolong telah diturunkan, untuk siap di pergunakan jika memang keadaan sudah
mendesak sekali. Beberapa orang anak buah kapal di perintahkan untuk mencari lobang yang
menyebabkan air memancur masuk. Tapi mereka tidak berdaya untuk menutupi lobang
itu, karena terlalu besar dan air pun mengalir deras sekali. Sedangkan anak buah
Hauw Thian Pang yang rupanya tengah membor bagian2 lainnya dari kapal itu, terus
juga bekerja. Air telah meluap naik sampai seperot kaki, Bu Kie dan Tio Beng saling
pandang,akhirnya mereka saling mengangguk.
Keduanya segera berlari ke buritan dan merekapun telah melompat terjun kedalam
laut. Semua orang hanya mengawasi, mereka dapat menduga, apa yang akan dilakukan Bu
Kie dan isterinya. Benar saja, tidak lama kemudian tampak warna merah mewarnai air laut itu.
Rupanya Bu Kie dan Tio Beng berhasil buat membunuh beberapa orang anak buah Hauw
Thian Pang di bawah kapal mereka, dan mereka segera turun tangan membunuh mereka
waktu anak buah Hauw Thian Pang tengah asyik membor kapal mereka.
Selesai membereskan enam orang anak buah Hauw Thian Pang, Bu Kie dan Tio Beng
naik kekapal mereka lagi dengan seutas tambang.
"Bagaimana Thio Kauwcu "!" tanya Bian Lu dengan memperlihatkan sikap berkuatir.
"Air masih saja masuk deras. karena lobang yang mereka buat cukup besar, dan
anak kapal tidak sanggup untuk membendung bocor itu.!"
Bu Kie segera keruang bawah, diikuti oleh Tio Beng. mereka melihat air sudah,
naik sampai sebatas perut kaki, malah sudah mendekat lutut kaki mereka masing2.
"Siapkan perahu penolong, kita pindah ke sana !" perintah Bu Kie kemudian
mengambil keputusan. Begitulah, semua anak buah kapal itu bersama-sama dengan Bu Kie
dan rombongannya telah melompat kedalam perahu kecil itu. Yang satunya terisi
penuh oleh anak buah kapal itu sedangkan perahu yang satunya lagi buat Bu Kie
dan rombongannya serta beberapa orang anak buah kapal itu
Begitulah, mereka segera juga berangkat menjauhi kapal besar itu, yang semakin
tenggelam dalam. Disaat itu belasan kapal yang besar dari Hauw Thian Pang telah mendatangi dekat
sekali, inilah belasan kapal yang menerjang maju terus menimbulkan gelombang
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang sangat besar. Bu Kie dan yang lainnya jadi bingung juga, karena mereka menyadari, jika kapal2
itu menerjang, niscaya mereka akan kena diterjang badai.
Maka segera juga Bu Kie perintahkan agar menjauhi mereka itu.
Tapi kapal2 itu mendatangi cepat sekali, perahu yang dan seluruh anak buah kapal
itu berusaha berenang, karena mereka
Kie telah berusaha mengimbangi satu telah terbalik menjerit2 sambil ketakutan
sekali. Sedangkan Bu perahunya yang diombang-ambingkan gelombang yang jadi begitu besar,
Demikian juga halnya Tio Beng, Kwang Tan, Jie Lian Cu dan Bian Lu, mereka
masing2 mengerahkan lwekang mereka pada kaki masing2, berusaha mengimbangi
perahu itu, agar tidak terbalik.
Dalam keadaan seperti inilah, segera juga terlihat, perahu mereka dapat
dipertahankan tidak tenggelam. Namun anak anak buah kapal mereka, yang telah
terguling dari perahunya, berenang menghampiri mereka. ditolong naik perahu
mereka yang tinggal satu ini sehingga perahu itu, yang demikian berat diisi
penumpang demikian banyak,
jadi sering miring dan agak tenggelam kedalam.
Dengan keadaan perahu seperti itu, jika sampai terkena gelombang yang besar,
niscaya perahu yang keberatan penumpangnya itu akan tenggelam.
Namun buat tidak menolong anak buah kapalnya, Bu Kie tidak sampai hati. "Kita
harus berusaha merebut kapal itu, salah satu kapal mereka harus kita rampas !"
Demikianlah keputusan Bu Kie.
Karenanya, segera juga dia mengeluarkan belasan biji Siongkie yang bentuknya
bulat2 pipih, dia telah melemparkannya satu dari biji Siongkie itu, dan
membarengi dengan mana tubuhnya segera juga melesat ketengah udara dengan ringan
sekali. Kakinya menotol biji Siongkie itu, dan tubuhnya melesat lagi dengan meminjam
tenaga menjejak itu, kemudian dia melemparkan lagi satu biji Siongkie.
Begitu seterusnya, Bu Kie juga melakukannya dengan gesit dan sebat sekali,
sehingga tampaknya dia seperti tengah melayang ditengah2 lautan, ber jalan
diatas permukaan air laut.
Dalam waktu yang sangat singkat, Bu Kie hampir sampai didekat salah sebuah kapal
Hauw Thian Pang yang terdekat, tidak membuang waktu lagi, ia pun melompat naik
keatas kapal lainnya itu.
Anak buah Hauw Thian Pang yang berada di kapal tersebut kagum dan kaget melihat
lihaynya Bu Kie. Merekapun segera bersiap2, ketika melihat Bu Kie melompat
keatas kapal, mereka membarengi dengan
menyerang mempergunakan senjata tajam masing-masing.
Bu Kie tertawa dingin, dia lihay sekali, dimana dia pandang sebelah mata
terhadap sambaran senjata tajam itu. Sepasang tangan Bu Kie bergerak cepat,
tubuhnya berkelebat2, tahu-tahu belasan senjata tajam telah kena
dirampasnya. Lalu Bu-Kie membuangnya kelaut.
MenyusuI mana juga terdengar beruntun suara jeritan dari anak buah kapal itu.
Mereka seorang demi seorang telah dilemparkan Bu Kie kelaut Dengan begitu,
mereka mati2an berenang untuk pergi kekapal mereka yang lainnya dan ditolongi.
Bu Kie bekerja sangat cepat sekali, sehingga dia berhasil untuk melemparkan
puluhan anak buah Hauw Thian Pang dikapal itu. Dan sisanya, yang tidak mau
sampai dilemparkan Bu Kie, juga memang mereka jeri melihat lihaynya Bu Kie, segera
melompat terjun sendiri kelaut, mereka berenang buat pindah ke kapal yang
lainnya. Bu Kie pun segera menurunkan tambang, ia telah melemparkannya kepada kawan2nya
yang dengan ringan mempergunakan ginkang mereka yang telah mahir, naik keatas
kapal itu. Selama itu Bu Kie juga telah berseru kepada Tio Beng, agar isterinya terjun
kedalam laut, untuk mencegah usaha dari orang2 Hauw Thian Pang yang bermaksud
hendak melobangi kapalnya
Begitulah, akhirnya semua kawannya telah berhasil ditolong. Cuma yang benar2
memakan tenaga ketika menolongi anak buah kapalnya, yang umumnya tidak
memiliki tenaga dalam dan tidak
sehingga mereka telah naik dengan
mengerti ilmu silat, bersusah payah dan harus ditarik oleh Bu Kie dan Kwang Tan.
Tapi biarpun begitu, mereka semuanya bisa diselamatkan oleh Bu Kie.
Walaupun kapal mereka telah tenggelam separuhnya, sekarang mereka telah
memperoleh gantinya. Kapal dari Hauw Thian Pang ternyata sebuah kapal yang
sangat besar sekali, peralatannyapun komplit.
Dengan demikian anak buah kapal itu jadi girang sekali, mereka pun segera
bekerja, untuk melayarkan kapal mereka dengan segera menjauhi tempat itu.
Kebetulan angin pun berhembus dengan keras sekali, sehingga kapal itu meluncur
semakin cepat. Kapal2 dari Hauw Thian Pang sama sekali tidak mau melepaskan, mereka melakukan
pengejaran secara cepat. Karena mereka merupakan orang2 yang terlatih, mereka
bisa mendayung kapal dengan cepat, dan kapal mereka melakukan pengejaran ketat
sekali, semakin lama semakin dekat.
Di waktu itu Bu Kie berulang kali perintahkan orang2nya untuk mendayung semakin
lebih cepat. Lewat beberapa waktu lagi, justeru kapal Bu Kie telah kena di
kepung lagi oleh enam kapal Hauw Thian Pang, sehingga kapal Bu-Kie tidak bisa
berlayar lebih jauh. Dengan menimbulkan benturan yang kuat pada tubrukan dengan kapal Hauw Thian Pang
lainnya, Bu Kie tidak bisa melarikan kapalnya lebih jauh.
Demikianlah Bu Kie telah berusaha untuk menenangkan anak buahnya, iapun berpesan
kepada Kwang Tan, untuk mengadakan perlawanan, demikian pula kepada Jie Lian Cu
dan Bian Lu ia bilang. "Kita harus membuka jalan darah untuk dapat melepaskan
diri dari kepungan mereka !"
Yang lainnya cuma mengangguk.
Tio Beng yang memang pandai berenang, dia memperoleh tugas untuk menjaga didalam
laut, guna mencegah anak buah dari Hauw Thian Pang melubangi lagi kapal mereka.
Di waktu itu, Tio Beng sendiri bukan sekedar untuk menjaga kapalnya dari tangan
"jail" orang2 Hauw Thian Pang, melainkan diapun segera timbul isengnya, dia
berenang menghampiri kapal2 Hauw Thian Pang yang terdekat.
Isteri Bu Kie juga memusatkan tenaga dalamnya pada kedua telapak tangannya,
berulang kali dan beruntun dia menggempuri bawah kapal itu.
Papan kapal-kapal itu segera juga pecah dan hancur, membuat air memasuki kapal
itu. Anak buah Hauw Thian Pang yang mengetahui sekarang ini giliran berusaha mereka
yang dilubangi kapalnya, segera juga
untuk mencegah air menerobos masuk lebih banyak.
Namun usaha mereka gagal....air meluap dengan deras, karena Tio Beng
menghancurkan papan kapal disebelah bawah itu dengan tenaga lwekang yang hebat,
sehingga lobang di kapal itu pun sangat besar.
Pangcu Hauw Thian Pang yang diberitahukan hal itu, segera juga mempercepatkan
kapalnya menghampiri kapal Bu Kie.
Setelah dekat, segera juga pangcu dari Hauw Thian Pang perintahkan kapal2 yang
mengepung kapal Bu Kie agar segera membuka kepungan mereka.
Dan pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut segera juga melompat kekapal Bu Kie
dengan muka yang muram dan memperlihatkan sikap tidak menggembirakan. Thang Bu
Ciu malah segera merangkapkan kedua tangannya katanya:
"Hemmm, tidak kami sangka akan memiliki jodoh demikian baik bertemu dengan
Kauwcu Thio Bu Kie dari Beng-kauw! inilah sungguh aku orang she Thang tidak
pernah membayangkan sebelumnya."
Setelah berkata begitu, ia memberi hormat, namun dengan sikap yang ber sungguh2
ia berkata: "Aku Thang Bu Ciu memang ingin sekali meminta petunjuk dari Thio
Kauwcu!" Bu Kie memang pernah mendengar perihal Thang Bu Ciu, karena dari itu, ia
tersenyum membalas pemberian hormat dari orang she Thang tersebut:
"Tidak berani aku menerima penghormatan Pangcu! Tapi sesungguhnya antara Hauw
Thian Pang dengan Bengkauw tidak tersangkut hubungan apapun juga. Hanya saja,
kami belum lagi sempat untuk menemui Pangcu memberikan penghormatan tapi
sayangnya justeru telah timbul salah paham diantara kita. . . !"
Thang Bu Ciu berkata dengan suara yang dingin: "Thio Kauwcu, sesungguhnya
seperti apa yang telah di beritahukan oleh Kwa Tocu wakilku, maka kami tidak
akan mengijinkan rombongan Thio Kauwcu melakukan perjalanan didaerah perairan
kami! Jika memang Kauwcu masih mau memberi muka kepada kami dan mengindahkan
Hauw Thian Pang, kami minta agar Thio Kauwcu mematuhi permintaan kami itu dan
meninggalkan perairan ini.!
Namun jika saja Kauwcu tidak mau menuruti sesuatu yang kami inginkan, berarti
Kauwcu memang tidak ingin memberi muka kepada kami, dan kami terpaksa, dengan
sangat menyesal harus mengambil tindakan yang cukup tegas.
Karena kami kira, walaupun Hauw Thian Pang merupakan perkumpulan kecil yang
tidak bisa menandingi kehebatan Bengkauw, tokh kamipun tidak ingin meminta belas
kasihan para Bengkauw, juga belum berarti bahwa kami ini berada dibawah pengaruh
Bengkauw." Jelas dengan berkata begitu Thang Bu Ciu seakan juga ingin menyatakan bahwa ia
ingin memaksa Bu Kie untuk bertempur dengannya, karena ia mendesak Thio Bu Kie
dengan caranya yang mencari urusan dan juga sengaja
untuk mencari bentrokan saja, dimana apa yang dikatakannya itu jauh dari
kepantasan. Bu Kie pun mengerti akan hal itu. Karena sebagai seorang pangcu, tidak
seharusnya Thang Bu Ciu bersikap seperti itu, terlebih lagi memang yang telah di
hadapinya adalah Thio Bu Kie, kauwcu dari Bengkauw, sebuah perkumpulan yang sangat besar,
sedangkan menghadapi ketua dari sebuah perkumpulan yang kecil sekalipun tidak
selayaknya kalau sampai Thang Bu Cu memperlihatkan sikap seperti itu.
Namun Bu Kie bisa menahan diri, dengan tersenyum sinis ia bilang: "Baiklah Thang
Pangcu, sesungguhnya apa yang diinginkan oleh Thang pangcu "!"
"Kami menginginkan agar Kauwcu mengajak orang2mu segera meninggalkan daerah
perairan kami !" "Tapi kami perlu melakukan perjalanan ke Persia !" menyahuti Bu Kie.
"Ke Persia ?" Tanya Thang Bu Ciu sambil memperlihatkan sikap mengejek.
Bu Kie mengangguk. "Ya, dan juga sayangnya kapal kami telah dilobangi oleh orang
Pangcu, sehingga kami terpaksa sekali meminta ganti rugi dengan mengambil kapal
dari anak buah Pangcu sebagai gantinya, kami memang hendak pergi ke Persia, ada
urusan yang sangat penting sekali, yang menyangkut
dengan urusan yang menentukan penduduk didaratan Tionggoan.
Thang Bu Cu tertawa dingin. justeru aku tidaK mau mengetahui apakah urusan
penting atau memang bukan Yang pasti justeru keselamatan jiwa dari
katanya: "Sayangnya yang tengah diurus oleh Kauwcu, kami tidak mengijinkan Kauwcu meneruskan
perjalanan kalian." Bu Kie memandang tajam pada Thang Bu Cu, baru kemudian
katanya dengan sikap ber sungguh2: "Baiklah Pangcu, mari kita bicara secara
terbuka! Bukankah kini Hauw Thian Pang bertindak bukan atas kehendak sendiri ?"
"Apa maksud Kauwcu "!" tanya Thang Bu Ciu dengan wajah yang berobah memandang
kepada Bu Kie tajam sekali, ia pun tampaknya agak jengah.
"Terus terang saja Pangcu, melihat apa yang dilakukan oleh Pangcu, tampaknya
Pang cu bertindak untuk kepentingan Cu Goan Ciang, Bukankah begitu "!" Bu Kie
telah berkata dengan sikap dan suara yang dingin, dia tidak sungkan2 membuka
kartu akan orang itu, yang memang diduganya adalah orang2nya Cu Goan Ciang.
Thang Bu Ciu terdiam sejenak, namun akhirnya ia bertanya mendongkol: "Jika
memang aku benar bekerja buat Cu Goan Ciang, apa yang ingin dilakukan Kauwcu "
Jika memang bukan, apa yang hendak Kauwcu lakukan terhadap kami "!"
Bi Kie tersenyum tawar. "Tentu saja ada perbedaannya antara bekerja buat Cu Goan
Ciang atau bukan: "Jika memang pangcu bekerja buat Cu Goan Ciang, kami tentu
akan bertindak lebih keras dan tegas. Namun jika memang Pangcu bertindak atas
nama kalian, dari perkumpulan Hauw Thian Pang, kamipun masih ingin memandang dan
melakukan tindakan menurut persahabatan didalam rimba persilatan !"
"Maksud Kauwcu "!" tanya Thang Bu Ciu dengan sikap yang dingin juga. "Jika
memang Pangcu bekerja buat Cu Goan Ciang,
karena demi kepentingan rakyat di daratan Tionggoan, tidak dapat kami berdiam
diri, kami akan mengesampingkan segala perasaan sungkan kami dan bertindak
tegas, Namun jika memang Pangcu tidak memiliki hubungan dengan Cu Goan Ciang,
maka kami akan berpikir dua kali buat bentrok dengan Hauw Thian Pang..!"
Memang, pada waktu itu cuma berlima belaka Bu Kie berada dihadapannya, namun
Thang Bu Ciu mengerti bahwa Bengkauw bukanlah sebangsa perkumpulan yang bisa
diremehkan. Di dalam Bengkauw terdapat banyak sekali tokoh-tokoh sakti yang memiliki
kepandaian sangat tinggi, Jika memang mereka meluruk menyateroni Hauw Thian
Pang, niscaya akan menyebabkan Hauw Thian Pang menghadapi kesulitan yang tidak
kecil. Karena itu, pangcu Hauw Thian Pang jadi memandang sejenak lamanya, dia
bersangsi. "Bagaimana Pangcu, kami harap Pangcu bicara dari hal yang sebenarnya." kata Bu
Kie dingin. Thang Bu Ciu tiba-tiba tertawa bergelak-gelak, nyaring sekali dan tubuhnya
bergetar. "Benar! Memang kami bekerja boat Cu Goan Ciang !" katanya kemudian
"Kami telah menerima perintah dari
Kaisar Cu Goan Ciang untuk memusnahkan kalian! Namun kami masih mau bekerja
dengan memandang persahabatan rimba persilatan, karena itu, kami tidak bermaksud
untuk memusnahkan kalian, hanya meminta kalian agar membatalkan maksud kepergian
kalian ke Persia, dan kembali kedaratan Tionggoan, karena kami masih memandang
persahabatan rimba persilatan !"
Setelah berkata begitu, Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut mengibarkan
tangannya, dia seperti juga sudah tidak mau terlalu banyak bicara.
Sedangkan Bu Kie tertawa juga mendengar pengakuan dari Thang Bu Ciu.
"Bagus! jika memang demikian berarti pangcu sudah demikian rendah dan hina
menjual diri buat seorang Kaisar! Baguslah! Aku Thio Bu Kie tidak bisa berkata
apa2 lagi, juga aku tidak dapat untuk menyebutkan sesuatu apalagi tentang
persahabatan rimba persilatan! Silahkan, apa yang ingin Pangcu lakukan, kami
akan menyambutnya dengan sepasang tangan terbuka !"
Jie Lian Cu waktu itu juga sudah tidak dapat menahan diri lagi, ia melangkah
maju dan katanya dengan suara yang mengandung kemendongkolan:
"Aku Jie Lian Cu ingin melihat, sesungguhnya andalan apa yang dipakai Hauw Thian
Pang yang membuatnya jadi bertingkah dan besar kepala seperti itu "!"
Sambil berkata begitu, tampak Jie Lian Cu mengibaskan tangan tidak sabar, karena
ia ingin sekali melihat berapa
tinggikah kepandaian dari ketua Hauw Thian Pang tersebut.
Memang kepandaian dari Jie Lian Cu sudah tinggi, dan mengibaskan tangannya
begitu saja, ia telah berhasil untuk membuat angin berkesiuran kuat sekali
menerjang kepada pangcu Hauw Thian Pang tersebut.
Thang Bu Ciu tertawa dingin.
"Hemm, Jie Ciangbun, kau tampaknya memang begitu setia pada Bengkauw! Sejak dari
Thio Sam Hong, memang telah menyumbangkan seluruh jiwa dan raganya buat
Bengkauw, perkumpulan siluman itu! Baiklah! karena kalian tidak mau mendengarkan
kata2 baik diri ku, maka akupun tidak bisa mengatakan apapun juga."
Untuk mengunjuk gigi, tampak Thang Bu Ciu telah mengibaskan tangannya juga.
Jie Lian Cu sudah tidak sabar.
"Pangcu, aku Jie Lian Cu ingin sekali meminta beberapa petunjuk darimu....!" Dan
sambil berkata begitu, tubuh Jie Lian Cu sudah berkelebat lincah, sepasang
tangannya bergerak. Jie Lian Cu memang tengah mendongkol, mengingat betapa kapal rombongannya telah
dikaramkan, dan semua ini atas perintah dari Pangcu Hauw Thian Pang yang berada
dihadapannya sekarang. Diapun melihat Pangcu Hauw Thia Pang tersebut bicara angkuh, dengan sendirinya
habislah kesabarannya. Terlebih
lagi memang Thang Bu Ciu menyinggung-nyinggung perihal Thio Sam Hong, cakal bakal Bu Tong Pay yaitu
gurunya, dengan sendirinya membuat darah Jie Lian Cu jadi meluap2 maka ia telah
menyerang dengan dahsyat.
Sepasang tangannya bergerak cepat sekali di mana tampak ia mempergunakan
sekaligus dua macam kekuatan, yaitu tangan kirinya menyerang dengan tenaga yang
lunak, sedangkan tangannya yang satunya telah menghantam dengan kekuatan yang
mengandung kekerasan. Sedangkan Thang Bu Ciu juga tidak berayal, sebab ia pun menyadari Jie Lian Cu
bukanlah lawan yang lemah, ia segera melayaninya, tubuhnya berkelebat dengan
gesit. Namun belum lagi Jie Lian serangan berikutnya, Kwang Tan sambil katanya: "Jie
Locianpwe, menghadapinya!"
Cu menyusuli dengan te!ah berseru nyaring,
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
biarlah boanpwe yang Jie Lian Cu merandek. Bu Kie waktu itu telah berkata: "Jie Supek, biarlah Kwang Tan yang mencobanya
dulu..!" Jie Lian Cu segera mengerti maksud Bu Kie. tentunya Bu Kie tidak mau
kalau dia yang merubuhkan Pangcu dari Hauw Thian Pang. Untuk membuat pangcu itu
menderita malu dan juga atas kekalahannya kelak Hauw Thian Pang tidak bisa mendesak dan
mencari urusan dengan Bengkauw, bila yang merubuhkannya adalah dari golongan
muda Bengkauw. Segera juga Jie Lian Cu melompat mundur dia membiarkan Kwang Tan yang maju.
Bukan kepalang marahnya Pangcu dari Hauw Thian Pang melihat lawannya adalah
seorang pemuda remaja seperti Kwang Tan, dengan demikian suatu penghinaan buat
dirinya, Dia berani itu adalah sampai menggigil
menahan amarahnya. "Baiklah ! Aku ingin melihat berapa tinggi kepandaianmu sehingga engkau berani
memajukan dirimu !" kata Thang Bu Ciu dengan suara yang menyeramkan. Sambil
berkata begitu dia bersiap-siap untuk menerima
serangan dari Kwang Tan. "Silahkan !" Kwang Tan tidak segera menyerangnya, malah telah mempersilahkan
Thang Bu Ciu buat membuka serangan.
Bertambah murka saja Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut, tanpa berayal lagi ia
membentak bengis. Tubuhnya juga berkelebat sangat sebat, tangannya menghantam
dengan hebat sekali. Namun, Kwang Tan menghadapinya dengan tenang, itulah yang membuat Pangcu dari
Hauw Thian Pang tersebut kaget, karena setiap kali Kwang Tan membalas
menyerangnya. maka ia merasakan sekujur tubuhnya seperti juga diselubungi oleh
hawa yang sangat panas sekali.
Diam-diam Thang Bu Ciu mengerahkan seluruh kekuatan tenaga Iwekangnya, hatinya
juga berpikir. "Aneh sekali tenaga serangan bocah ini, mengapa demikian panas
sehingga seperti membendung setiap kali aku hendak menerjang kedekatnya?"
Karena penasaran suatu kali tampak pangcu dari Hauw Thian Pang ini menyerbu
dengan kalap, dia menyerang dengan tidak memperdulikan hawa yang panas itu.
Justeru inilah yang diinginkan oleh Kwang Tan, karena segera juga ia telah
menghantam dengan serentak mempergunakan sepasang tangannya, saling susul dengan
mempergunakan ilmu pukulan Gunturnya.
Tenaga yang berkesiuran keluar dari kedua tangan Kwang Tan benar-benar dahsyat
sekali, Kwa Tin Cu yang berdiri di dekat tempat itu jadi melompat mundur karena
ia tidak tahan buat menerima hawa yang begitu panas.
Sedangkan wanita setengah baya itupun tidak kuat menahan hawa panas
tersebut, ia pun telah melompat menjauhkan diri, Sesungguhnya Kwa Tin Cu dan
wanita itu bermaksud hendak maju menggantikan pangcu mereka, karena mereka
beranggapan pangcu mereka tidak cocok jika harus bertempur dengan seorang pemuda
remaja seperti Kwang Tan, berarti memalukan saja, melayani golongan muda.
Namun yang membuat mereka ragu adalah justeru tenaga serangan Kwang Tan di
samping sangat kuat, juga angin serangannya mengandung hawa yang panas luar
biasa. Dengan demikian mereka jadi ragu-ragu buat menerjang maju, mereka berdua jadi
berdiri diam saja ditempat mengawasi betapa Pangcu mereka tengah menyerang
dengan dahsyat. Dikala itu Kwang Tan pun berulang kali memperdengarkan suara tertawa dinginnya
buat memancing kemarahan Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut.
"Sebagai seorang Pangcu dari sebuah perkumpulan, terlebih lagi tadi engkau
menepuk dada dan bicara besar, apakah kepandaianmu cuma sebegini saja,
kepandaian yang tidak ada artinya!" Hemm! Tidak memiliki otak! Tanpa
memiliki kepandaian yang berarti berani mengangkat diri sebagai Pangcu dari
sebuah perkumpulan!"
Muka Thang Bu Ciu merah padam, tubuhnya menggigil keras menahan murka, menerjang
menghantam Kwang Tan. diiringi oleh bentakannya ia
dengan dahsyat sekali kepada Kwang Tan menghadapi terjangan yang dilakukan oleh
lawannya dengan tenang, bahkan ia telah menghadapinya dengan sepasang tangannya
yang bergerak sangat cepat mempergunakan ilmu pukulan Guntur nya.
Malah ia pun telah menggabungkan dengan tenaga dalam yang diperoleh atas
bimbingan dari Thio Sam Hong, dapat dibayangkan betapa dahsyatnya tenaga
serangan dari Kwang Tan, benar2 berada diluar dugaan dari pemimpin Hauw Thian
Pang tersebut. Dikala itu tampak Thang Bu Ciu telah membentak dengan sepasang tangan
mengeluarkan hawa panas seperti juga menyambarnya api, ia menyerang begitu cepat
dan kuat, benar-benar membuatnya jadi seperti juga hendak menumpahkan seluruh
amarahnya itu dengan menghantam sehebat-hebatnya kepada Kwang Tan.
"Bukk!" hebat sekali tenaga itu saling bentur, tubuh kapal ini seperti
bergoyang, itulah disebabkan serangan dari kedua orang yang tengah kuatnya
tenaga saling mengadu ilmu tersebut. Sebagai seorang yang memiliki kepandaian tinggi, sebetulnya Thang Bu Ciu
merupakan seorang yang paling angkuh dan yakin bahwa dirinya merupakan satusatunya orang tertinggi dan terlihay kepandaiannya dalam rimba persilatan.
Tapi siapa sangka, justeru sekarang menghadapi seorang pemuda seperti Kwang Tan
saja, ia tampaknya tidak berdaya untuk segera merubuhkan atau juga mendesak
Kwang Tan. Dan sekarang, di waktu tenaga mereka saling bentur seperti itu, justeru telah
memperlihatkan sinkang Kwang Tan pun tidak berada di sebelah bawah dari kekuatan
tenaga dalam Pangcu tersebut.
Sekarang bukan cuma Thang Bu Ciu belaka yang kaget, Kwang Tan pun heran buat
lihaynya Pangcu dari Hauw Thian Pang tersebut, diam2 dia berpikir didalam
hatinya: "Aneh, kepandaiannya memang tidak rendah, pantas ia bisa memimpin orang2 lihay
yang menjadi anak buahnya dan nama besar Hauw Thian Pang ternyata memang bukan
nama kosong belaka."
Pangcu Hauw Thian Pang waktu itu telah berkata dengan suara yang dingin: "Hemmm,
mari kita coba lagi, siapa yang sesungguhnya bicara besar." Rupanya Thang Bu Ciu
telah berhasil mengendalikan perasaan dan goncangan pada hatinya, maka ia
bermaksud hendak menyerang lagi. Malah sambil menutup perkataannya itu, segera
juga ia melompat dengan melontarkan dua kali pukulan.
"Bukk! Bukkk!" Dua kali Kwang Tan menangkisnya, dengan cara keras dilawan keras.
Di waktu itu Kwang Tan setelah berhasil memunahkan pukulan Thang Bu Ciu dengan
dua kali tangkisannya, ia pun tidak mandah diam saja, bahkan ia mempergunakan
kesempatan itu buat melompat maju dan melontarkan
Pukulan Gunturnya dengan jurus ketiga.
Angin yang sangat panas telah berkesiuran, Walaupun bagaimana tingginya
kepandaian dari Thang Bu Ciu, tidak urung ia harus melompat kesamping
menghindarkan diri, karena di saat itu ia merasakan tubuhnya seperti juga di
panggang oleh lawannya itu.
Dalam keadaan seperti itulah, tampak Kwang Tan empat kali beruntun berhasil
mendesak pangcu dari Hauw Thian Pang sehingga Thang Bu Ciu hanya sempat
mengelakkan diri. Namun setelah itu, cepat sekali keadaan berobah, karena Thang Bu Ciu segera
dapat mengendalikan diri dan menguasai keadaan, dia tidak membiarkan begitu saja
dirinya diserang bertubi-tubi terus menerus. Ia telah berusaha untuk membalas
menyerang, ia berhasil. Dua kali
serangannya dapat mendesak Kwang Tan.
Sedangkan Kwang Tan sendiri telah merasa heran.
Biasanya ilmu Pukulan Gunturnya memiliki kekuatan yang ampuh sekali, namun
sekarang mengapa ia sama sekali tidak berhasil buat menindih lawannya"
Bahkan tampaknya Thang Bu Ciu tidak terpengaruh oleh hawa panas yang terpancar
dari kedua telapak tangannya, sehingga tidak terlihat ia gentar menghadapi hawa
Pukulan Guntur Kwang Tan yang seperti mengandung api itu.
-ooo0dw0ooo Jilid 40 Tamat KARENA itu, segera juga Kwang Tan mengempos semangatnya, ia telah
menyerang semakin lama jadi semakin hebat, tenaga dalam yang dipergunakannya
juga jadi semakin kuat berkesiuran seperti mengandung api dan bisa menghanguskan
sesuatu yang diserangnya Thang Bu Ciu diam2 berpikir. "Pemuda ini mempergunakan ilmu pukulannya secara
aneh. jika memang tidak salah, tentunya ia mempergunakan ilmu pukulan yang biasanya disebut
sebagai Pukulan Guntur! Tapi, mengapa dalam usia semuda ini ia bisa memiliki
kepandaian demikian tinggi "!"
Ia pun mengerahkan tenaga dan kepandaiannya, berusaha mengadakan perlawanan yang
gigih, Namun selalu gagal dan perlahan2 ia kena terdesak oleh setiap terjangan yang dilakukan
oleh Kwang Tan. Maka ia mati-matian berusaha memberikan perlawanan, jika memang ia sampai
dirubuhkan Kwang Tan didepan mata hidung anak buahnya, tentu ia akan kehilangan
muka. Karena itu, dia telah mengerahkan seluruh kekuatan dan tenaganya, berusaha untuk
dapat menindih setiap serangan yang dilakukan oleh Kwang Tan.
Usaha yang dilakukannya tetap saja tidak berhasil.
Bu Kie menyaksikan pertandingan itu, segera juga yakin, bahwa kepandaian Kwang
Tan dengan Pangcu dari Hauw Thian Pang memang tampaknya berimbang sekali.
Karena itu, Bu Kie diam2 telah mengerutkan alisnya, ia mengawasi dengan penuh
kewaspadaan karena jika saja keadaan Kwang Tan terancam, ia segera akan turun
tangan buat menolongi Kwang Tan.
Sedangkan kedua orang itu masih terus bertempur dengan seru sekali.
Dan juga tampak Hauw Thian Pang merupakan perkumpulan yang patuh, biar pun anak
buah dari Thang Bu Cu melihat Pangcu mereka seperti tidak berdaya buat
menghadapi Kwang Tan, tokh kenyataannya tidak seorang pun diantara mereka yang
berani menyerbu, karena mereka cuma berdiri diam saja mengawasi.
Tengah pertempuran itu berlangsung, dari kejauhan tampak berlayar mendatangi
sebuah kapal besar, yang layarnya sangat besar sekali tengah meluncuri lautan
dengan pesat. Melihat tanda gambar dilayar kapal itu, yang melambangkan sebuah obor yang
menyalakan apinya yang besar, seketika hati Bu Kie dan yang lainnya jadi
tercekat, karena mereka segera mengenali itulah tanda gambar kebesaran
Bengkauw ! Tidak mungkin kapal besar itu tengah dilayari oleh anggota Bengkauw daratan
Tionggoan. Tentunya orang2 yang berada dikapal adalah Bengkauw Persia. Sedangkan
kapal Beng kauw itu terus juga meluncur semakin dekat.
Benar juga dugaan Bu Kie, karena diujung buritan kapal itu berdiri puluhan orang
Bengkauw yang memiliki wajah
dan cara berpakaiannya sangat asing, yaitu orang2 Persia, yang memiliki hidung
mancung, mata yang ke-biru2 an dengan dibaju dekat dada mereka, terdapat gambar
lukisan sebuah obor yang menyala dengan apinya yang cukup besar.
Itulah anggota Bengkauw Persia, Tentunya mereka memang tengah melakukan
pelayaran untuk menuju kedaratan Tionggoan.
Bu Kie cepat2 berseru kepada Kwang Tan.
"Hentikan ! Hentikan !"
Kwang Tan biarpun tengah bertempur menghadapi pangcu Hauw Thian Pang, namun ia
pun sempat melihat kapal besar yang tengah berlayar mendatangi itu, dan juga
melihat orang-orang yang berpakaian sebagai anggota Bengkauw dari Persia.
Mendengar perintah Bu Kie, tidak berayal lagi ia pun segera melompat mundur,
untuk menyudahi pertempuran mereka.
Waktu itu Bu Kie berpikir. "Tentunya orang-orang Bengkauw Persia ini diutus oleh
Kauwcu di Persia, agar membantui Cu Coan Ciang. Melihat kapal mereka yang begitu
besar, tentunya jumlah mereka sangat banyak, sedikitnya ratusan orang Bengkauw
Persia yang terdapat didalam kapal itu...!"
Karena berpikir seperti itu, maka Bu Kie bersikap lebih hati2, karena memang ia
mengetahui, umumnya orang2 Bengkauw Persia memiliki kepandaian yang sangat
tinggi. Jika memang benar mereka merupakan utusan yang akan datang kedaratan
Tionggoan untuk membantui Cu Goan Ciang, inilah hal yang sungguh-sungguh sangat
membahayakan sekali. Maka Bu Kie segera berdiri menghadapi kearah tepian geladak kapal itu.
Dilihatnya kapal mendekati, semakin berdiri seorang Persia, yang memakai
dibagian dadanya terlihat gambar obor
gambar kebesaran Bengkauw.
Bengkauw tersebut dekat. Dari kepala telah berlayar
kapal itu telah jubah dengan
yang menyala, Orang itu berseru dengan suara yang nyaring: "Thang Bu Ciu, kami dari Bengkauw
pusat di Persia dengan ini menghunjuk hormat karena kami mempergunakan perairan
yang menjadi kekuasaanmu untuk lewat dan menuju
Tionggoan, terimalah hormat kami."
Rupanya orang Bengkauw dari Persia tersebut memang hendak menghormati Thang Bu
Ciu, yang diketahuinya bahwa diperairan laut tersebut dikuasai oleh Thang Bu
Ciu. Waktu itu napas Thang Bu Ciu memburu keras, melihat orang2 yang ada di kapal
yang baru datang adalah Bengkauw Persia, ia semula terkejut, ia menyangka
Bengkauw Persia tentu akan membantui Bu Kie, Kauwcu Bengkauw dari Tionggoan.
Namun dugaannya ternyata meleset, karena Bengkauw Persia sama sekali tidak
memiliki hubungan dengan Bu Kie, sedangkan Bu Kie tidak segera menyambut
kedatangan Bengkauw Persia tersebut, seakan juga memang Bu Kiepun tengah
diliputi ketegangan dengan munculnya orang-orang Bengkauw dan Persia tersebut.
Segera Thang Bu Ciu dapat menduganya, tentunya antara Bu Kie dengan Bengkauw
Persia terdapat satu ganjalan atau memang tidak memiliki hubungan yang baik.
Thang Bu Ciu segera menghampiri keujung geladak, ia menjura membalas hormat,
katanya: "Silahkan! Aku Thang Bu Ciu dengan ini menyatakan tidak berani menerima
penghormatan besar yang diberikan oleh Bengkauw Persia....silahkan ..silahkan
melanjutkan perjalanan."
Orang Bengkauw diatas geladak kapal tersenyum, ia memberikan isyarat kepada anak
buahnya, agar kapal mereka itu berlayar terus. Cuma saja, matanya dengan tajam telah melirik kepada
Bu Kie. Bu Kie melihat kapal itu hendak meneruskan perlayarannya, segera berseru
nyaring. "Tahan !"
Kapal Bengkauw segera berhenti, mereka semua memandang kepada Bu Kie.
Bu Kie telah mengambil keputusan dengan cepat, ia merangkapkan kedua tangannya.
"Saudara Bengkauw, kami adalah Bengkauw daratan Tionggoan yang ingin melakukan
pelayaran ke Persia, guna memberikan hormat kepada Kauwcu di Persia, dan
merundingkan sesuatu... siapa tahu kami justeru telah tertahan oleh mereka ini
orang2nya Thang Bu Ciu dari Hauw Thian Pang, karenanya juga kami jadi terlambat!
jika memang kalian tidak keberatan, ada sesuatu yang ingin Siauwte sampaikan !"
Orang2 Bengkauw dikenal Bengkauw Persia telah memandang dengan sorot mata yang
tajam, malah kemudian katanya dengan suara yang dingin: "Hemmm.... kau...
tentunya Thio Bu Kie, bukan "!"
Bu Kie mengangguk. "Benar, sedikitpun tidak salah, Siauwte memang Thio Bu Kie,
dan memang tengah bermaksud melakukan perjalanan untuk Pergi ke Persia, guna
merundingkan sesuatu dengan Kauwcu disana... kami bermaksud hendak bertamu
kepada Bengkauw Persia!"
Mendengar perkataan Bu Kie itu, orang Bengkauw Persia itu memperdengarkan suara
tertawa dingin. "Hemmmm, jadi benar berita-berita yang tersiar selama ini, bahwa
Bengkauw daratan Tionggoan bermaksud hendak merampas dan merebut kekuasaan
Bengkauw di Persia. Jadi memang tidak salah pula apa yang disampaikan
oleh Cu Goan Ciang, Thio Bu Kie tengah mempersiapkan untuk mengadakan penyerbuan
guna merebut kekuasaan pada Bengkauw Persia.. karena sekarang ini ternyata kau
telah memimpin orang2mu untuk pergi ke Persia.!"
Bu Kie cepat2 memberi hormat sambil merangkapkan kedua tangannya, katanya:
"Maafkan, hanya berlima saja. Denganku, hanya kami berangkat berjumlah lima
orang, tidak lebih dari itu, karena memang kami bermaksud untuk mengunjungi dan
menghunjuk hormat kepada Kauwcu Bengkauw di Persia, dimana ada sesuatu yang
sangat penting untuk keselamatan Bengkauw Tionggoan, dan kami ingin juga
membicarakan urusan yang sangat penting sekali."
Tapi orang Bengkauw Persia yang tampaknya berusia lima puluh tahun lebih itu
telah berkata dengan suara yang
dingin. "Hemmm, tidak mungkin kami mengajak macan pulang kandang...! Dan justeru
kebetulan, dengan pertemuan ini tentunya kalau benar kalian tidak bermaksud
buruk, kalian tentunya bersedia untuk tangkap dan kami periksa !"
Untuk ditangkap dan ditawan, tentu saja Bu Kie dan yang lainnya tidak bersedia,
Jika memang mereka bersedia untuk ditawan, berarti itulah menerima penghinaan
yang sangat besar.
Pendekar Guntur Lanjutan Seruling Naga Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Karenanya, Bu Kie berdiam diri ragu2. "Jika memang kalian hendak mewakili Kauwcu
kalian berbicara dengan baik bersama kami. itulah yang Siauwte harapkan." kata
Bu Kie kemudian "Kami bersedia untuk mengadakan perundingan tingkatan pertama !"
Mendengar perkataan Bu Kie seperti itu tampak orang2 Bengkauw Persia berobah
mukanya, malah yang berusia lima puluh tahun lebih telah menoleh kepada
kawan2nya, katanya: "pergilah kalian membekuknya..!"
Beberapa orang tampak berkelebat dengan sangat cepat dan gesit sekali, dengan
mudah mereka telah melompat kekapal Bu Kie.
Bu Kie mengerutkan alisnya. Tampaknya orang2 Bengkauw yang ada di kapal itu
sulit sekali diajak bicara. Dan Bu Kie akhirnya mengambil keputusan untuk
memperlihatkan gigi dan kegagahannya sehingga nyali orang Bengkauw Persia itu
jadi ciut. Namun jumlah anggota Bengkauw Persia demikian banyak, tentu saja dengan berlima
saja mereka tidak mungkin berhasil menghadapi mereka, terlebih lagi memang
mereka mengetahui, Kepandaian orang-orang Bengkauw Persia umumnya sangat tinggi
dan tangguh. Di samping itu juga disitu ada rombongan Thang Bu Ciu, orang2 dari Hauw Thian
Pang, karenanya Bu Kie berlima bukanlah tengah menghadapi keadaan yang
menguntungkan. "Baiklah!" kata Bu Kie dengan suara yang nyaring. "Untuk mengadakan pembicaraan,
kita atur saja demikian! Kita berdua akan bertempur sebanyak sepuluh jurus, jika
dalam sepuluh jurus aku tidak bisa merubuhkan lawan ku, berarti kami bersedia
untuk kalian tawan. Tapi dalam sepuluh jurus aku berhasil merubuhkan lawanku, berarti kalian harus
bicara secara baik2 mengadakan perundingan dengan kami, setidaknya kalian harus
mendengar keterangan kami! Tentang lawanku, siapa saja diantara kalian, boleh
kau yang menentukannya"
Mendengar tantangan Bu Kie seperti itu, orang2 Bengkauw tersebut terdiam
sejenak. "Bagaimana "!" tanya Bu Kie
Orang2 Bengkauw itu mengangguk
"Baiklah!" katanya kemudian. "Jika memang begitu, kami menyanggupi syarat
tersebut." Setelah berkata begitu, orang Persia yang berusia lima puluh tahun
lebih, yang rupanya memang menjadi pemimpin orang2 Bengkauw Persia yang beradu
dikapal itu, telah melirik ke belakangnya, katanya: "Ceng, Huang dan Pek,
majulah kalian !" Ketiga orang Persia, yang dipanggil dengan sebutan Ceng. Pek dan Huang itu,
telah melompat kekapal Bu Kie. Mereka adalah tiga orang Persia, yang mengenakan
jubah sama seperti nama yang diberikan kepada mereka, yaitu Hijau, Kuning dan
Putih. Melihat cara melompat ketiga orang Persia itu si Hijau, si Kuning dan si Putih,
Bu Kie segera mengetahui bahwa mereka memiliki kepandaian yang sangat tinggi,
dan juga disamping itu memang tampaknya merekapun bukan anggota Bengkauw
sembarangan. Karenanya, segera juga Bu Kie telah mengawasi dengan tajam, dia tengah menduga2
berapa tinggi kepandaian ketiga orang Persia itu.
"Boleh mulai ?" tanya salah seorang dari ketiga orang Persia itu, yang
mengenakan jubah warna Putih, dengan suara dan logat Han yang kaku.
Bu Kie bersiap2, ia mengangguk. "Ya, mari kita mulai...!" katanya. Begitulah.
Ceng, Huang dan Pek telah mengurung Bu Kie ditengah-tengah.
Bu Kie telah mengerahkan tenaga dalamnya pada kedua kakinya, memperkuat kuda2
kedua kakinya, Barulah kemudian dia telah mengempos semangatnya. Dia akan
menghadapi ketiga orang Persia itu sebaik mungkin.
Kepandaian Bu Kie telah mencapai tingkat yang boleh disebut sempurna, karena
itu, sesungguhnya jarang sekali ada orang yang akan bisa menandinginya.
Cuma saja Bu Kie menyadari bahwa ketiga orang Persia itu memang memiliki
kepandaian yang tinggi. Setiap anggota Bengkauw Persia memang umumnya memiliki
kepandaian yang lihay dan juga ilmu silat mereka umumnya terdiri dari ilmu silat
yang aneh-aneh. Maka Bu Kie tidak berani memandang remeh pada mereka, walaupun bagaimana ia
bermaksud untuk dapat sekaligus merubuhkan mereka bertiga dalam beberapa jurus
saja. Begitulah, ketiga orang Persia itu, tanpa mengatakan suatu apapun juga, telah
melompat maju, serentak mereka membuka serangan.
Setiap serangan mereka memiliki kerja yang erat sekali satu dengan yang lainnya,
karena begitu yang seorang membuka serangan, kedua orang kawannya segera
menerjang juga. Diantara berkesiuran angin yang sangat kuat sekali dan bisa mematikan, tampak Bu
Kie pun tidak berdiam diri saja. Pada jurus pertama, Bu Kie mengelak. Begitu
juga dengan jurus kedua. Pada jurus ketiga barulah Bu Kie balas
menyerang, ia bergerak dengan mempergunakan ginkangnya yang tinggi dilakukannya
merupakan dahsyat sekali, dengan sekali, setiap serangan yang serangan yang
benar2 sangat begitu telah membuat ketiga lawannya sangat kaget, tahu2 mereka merasakan
masingmasing seperti juga diterjang oleh gumpalan tenaga yang sangat kuat,
sehingga tubuh mereka seperti juga terhuyung akan terpental.
Belum lagi mereka mengetahui apa yang terjadi, di waktu itulah terlihat Bu Kie
bergerak sangat sebat, tubuhnya berkelebat dan sepasang tangannya telah bergerak
kesana kemari, sehingga dengan cepat sekali diapun berhasil menotok beberapa jalan darah dari
ketiga orang lawannya. Pek, Ceng dan Huang terkejut memperoleh kelihayan Bu Kie
yang demikian tangguh, mereka telah merasakan sebagian dari tubuh mereka
kesemutan. Tapi, beruntung sekali, justeru mereka memiliki ilmu mengalihkan otot dan mereka
tidak dapat di totok rubuh. Bu Kie memang mengetahui, jika ia menotok secara
biasa, niscaya ketiga orang lawannya tidak dapat di totok rubuh begitu saja,
maka dia telah membarengi dengan
totokan berikutnya, sebelum lawan-lawannya itu sempat untuk menguasai dirinya.
Totokan Bu Kie kali ini mempergunakan sinkang yang bersifat im, "lunak" dan juga
tenaga totoknya itu diperhitungkan benar. Begitu dia menotok, maka di rasakan
otot dari lawannya tergeser, maka segera ia menggeser arah tokokannya sedikit
kesamping, tenaganya juga berobah menjadi tenaga Yang, "keras", dengan begitu,
tidak ampun lagi lawannya tertotok rubuh terkulai tidak bisa bergerak lagi.
Lalu yang dua lawannya lagi, pun tertotok sama seperti cara menotoknya tadi.
Sambil mengebaskan bajunya yang tidak kotor, Bu Kie berkata kepada orang Persia
yang berusia lima puluh tahun lebih itu.
"Dalam tujuh jurus aku telah berhasil merubuhkan mereka, Siauwte harap kalian
tidak memungkiri akan perjanjian kita !" Dingin sekali suara Bu Kie.
Orang Persia lima puluh tahun lebih yang rupanya jadi pemimpin dari orang2
Bengkauw Persia itu, jadi tertegun
kaget, Tidak disangkanya bahwa Bu Kie demikian lihay. Tapi ia pun seorang yang
memegang tinggi kepercayaan, maka dari itu ia mengangguk.
"Baik, dimana kita akan mengadakan pembicaraan "!" tanyanya tawar.
Bu Kie tersenyum. "Dikapal kalian !" menyahut Bu Kie.
Kembali orang Persia itu tercengang, semula ia
menyangka Bu Kie tentu menghendaki pembicaraan di lakukan di kapal Bu Kie,
karena dengan begitu Bu Kie tidak perlu merasa kuatir akan di "kerjakan" oleh
anak buah Bengkauw Persia.
Tapi siapa tahu justeru Bu Kie minta agar pembicaraan diadakan di kapal orang
Persia tersebut. Dengan demikian benar-benar membuat dia tidak mengerti.
"Baik !" katanya kemudian. Dengan cepat Bu Kie memberikan isyarat kepada Kwang
Tan, Jie Lian Cu, Tio Beng dan Bian Lu, agar melompat kekapal orang2 Bengkauw
Persia tersebut. "Kalian... kalian cuma berlima "!" tanya orang Bengkauw Persia yang berusia lima
puluh tahun lebih itu. Bu Kie mengangguk. "Seperti yang Siauwte katakan tadi, bahwa kami memang cuma berlima, dan tengah
diganggu oleh orang2 Hauw Thian Pang itu ! kami tengah melakukan pelayaran untuk
pergi ke Persia, selain menghunjuk hormat kepada Kauwcu di Persia, juga untuk
membicarakan beberapa hal yang sangat penting, namun orang-orang Hauw Thian Pang
berusaha merintangi keberangkatan kami atas permintaan Cu Goan Ciang, agar
urusan besar yang tengah kami
lakukan ini terbengkalai dan menjadi gagal karenanya!"
Orang Persia yang berusia lima puluh tahun lebih itu tampak bimbang, namun
akhirnya ia mengangguk dan mempersilahkan Bu Kie untuk memasuki kamar bawah dari
ruang bawah kapal itu yang memiliki ukuran sangat besar.
Bu Kie mengajak kawan2nya untuk turun keruang bawah, dan di sana mereka
dipersilahkan duduk menghadapi meja yang berbentuk bulat dan sangat besar
sekali. Orang2 Persia yang ikut duduk mengambil bagian terdiri belasan orang, semuanya
cuma mengawasi Bu Kie berlima dengan berdiam diri saja, sedangkan orang Persia
yang berusia lima puluh tahun lebih telah berkata:
"Thio memang Kauwcu, sesungguhnya, secara pribadi kami harus menghormati dirimu, tapi kami
tengah melaksanakan tugas, dan juga kami tengah di bawah perintah untuk membasmi Thio
Kauwcu, yang dikabarkan hendak mengadakan pemberontakan terhadap Bengkauw, yaitu
kelak akan memimpin orang2 Bengkauw di daratan Tionggoan guna pergi ke Persia
dan merebut kedudukan. Maafkan, sikap kami tidak bisa terbuka terhadapmu !"
Bu Kie mengangguk. "Siauwte mengerti....!" katanya kemudian, "Dan jika memang kau pun tidak
mempersulit untuk perundingan ini, urusan akan menjadi terang karenanya !"
"Sesungguhnya, apakah yang ingin dijelaskan oleh Thio Kauwcu "!" tanya orang
Persia tersebut, "Aku, Cholok Binar, dengan ini bersedia untuk mendengarkan
baik-baik!" "Saudara Cholok Binar, sesungguhnya urusan ini menyangkut urusan Bengkauw
Tionggoan, yaitu yang ingin dihancurkan oleh Cu Goan Ciang, bahkan tidak segan2
Cu Goan Ciang telah memfitnah kami, kepada Bengkauw Persia dikatakannya bahwa kami
Walet Emas Perak 13 Jaka Sembung 4 Raja Rampok Dari Lereng Ciremai Pengelana Rimba Persilatan 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama