Budi Kesatria 13
Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 13 Selama ini yang sangat menguatirkan perasaan hati Siau Ling adalah berpuluh puluh macam senjata rahasia beracun dari Tong Lo thay thay yang sangat lihay itu, ia kuatir kalau Pek li Peng dan Bu Wi too-tiang sekalian terluka diujung senjata tersebut. Sekarang, setelah melihat nenek tua itu menggeletak diatas tanah dan senjata toyanya terlepas dari cekalan, rasa kuatir yang mencekam hatinya pun seketika lenyap tak berbekas dan semangat jantannya berkobar kembali. Mimpipun Ciu Cau Liong tak pernah menyangka kalau Tong Lo thay thay sebagai seorang ketua dari suatu perguruan besar yang amat tersohor dipropinsi Suchuan, ternyata kena dirobohkan oleh Siau Ling dalam satu gebrakan belaka, dalam hati ia merasa curiga bercampur takut. Tapi ingatan tersebut berkelebat dalam waktu yang amat singkat, sebab ketika itulah Siau Ling sambil putar toyanya telah menerjang maju kearah depan. Ciu Cau Liong menyadari bahwa kepandaian silat yang dimiliki masih bukan tandingan dari Siau Ling, sambil mengundurkan diri untuk menghindar, dengan cepat ia memberi tanda kepada empat orang pria baju merah yang berada dibelakang tubuhnya untuk bersama mengepung pemuda she Siau tersebut. Siau Ling tidak berani memandang enteng keempat orang pria baja merah yang kaku bagaikan Patung itu, hawa murninya segera dihimpun dan ia segera hentikan gerakan tubuhnya yang sedang menerjang kemuka, toya diangkat siap melancarkan serangan. "Ciu Cau Liong!" teriak Bu Wi tootiang dengan gusar, "apakah pihak perkampungan Pek-coa san cung kalian perduli dimana selalu mengandalkan jumlah yang banyak untuk merebut kemenangan?" "Toako" teriak Pek-li Peng pula," biar kan kubantu dirimu untuk menghadapi kurcaci kurcaci tersebut.... ." Sambil membawa pedang ia menerjang maju kedepan. Beberapa patah kata itu diucapkan dengan suara amat nyaring dan jelas menunjukan sebagai suara seorang wanita. Rupanya karena gelisah dan cemas, gadis itu telah lupa untuk mempergunakan nada prianya untuk berbicara, Siau Ling segera menengadahkan keatas dan tertawa terbahak bahak. "Haaahhh...haaahhh...haaahaaahh...Peng-ji, ayoh cepat mundur kebelakang, aku tidak membutuhkan bantuanmu!" sahutnya. Dalam pada itu Pek li Peng telah berada dihadapan keempat orang pria baju merah itu dan siap melancarkan serangan, mendengar sahutan dari Siau Ling tadi terpaksa ia tarik kembali serangannya sambil mundurkan diri kebelakang. "Toako, jadi engkau tidak membutuhkan bantuanku?" katanya. "Tak usah! " kata Siau Ling sambil mengempos tenaga bersiap sedia, " keempat orang ini kalau dikatakan sebagai manusia, sebenarnya kita menilai mereka terlalu tinggi...." "Kalau bukan manusia, lantas mereka itu" " "Bayangan darah hasil ciptaan dari Shen Bok Hong! " "Apa sih yang disebut sebagai bayangan darah itu?"" "Banyangan darah adalah...adalah...." "Adalah sejenis manusia yang dipengaruhi oleh obat2an " sambung Bu Wi tootiang dari samping, " setelah mendapatkan suatu latihan yang keras dan sadis maka terciptalah bayangan darah yang sama sekali tidak punya otak," Bu Wi Tootiang sendiripun tidak memahami apakah bayangan darah itu, akan tetapi berhubung ia lihat Siau Ling tak mampu memberikan jawabannya maka ia menyambut dengan sekenanya. Tiba2... terdengar empat buah suara pekikan aneh berkumandang memecahkan Kesunyian yang mencekam dimalam buta itu, begitu seram suara pekikan tersebut hingga kedengarannya mengerikan sekali. Pek li Peng masih ingin bertanya lebih jauh, tetapi karena takut pertanyaan yang akan membuyarkan konsentrasi Siau Ling, ia tak berani banyak bicara lagi. Dalam pada itu, setelah keempat orang pria baju merah tadi memperdengarkan pekikan yarg mengerikan itu, mereka mulai mengerahkan keempat anggota tubuhnya. Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling mengawasi gerak gerik dari keempat orang itu, sedang mulutnya berteriak keras: "Tootiang, ber-hati2lah mengawasi Ciu Cau Liong, jangan biarkan mereka meloloskan diri dari sini, sedang keempat orang ini biarlah kulayani sendiri" Bu Wi Totiang menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki Siau Ling jauh lebih ampuh dari pada kepandaian sendiri, andaikata ia tak mampu menghadapi keempat orang manusia aneh baju merah itu, itu berarti iapun sukar untuk memberi bantuannya, maka dari itu sehabis mendengar seruan tadi imam tua dari partai Bu tong pay ini mengundurkan diri sejauh dua tombak dari kalangan dan mengawasi gerak gerik dari Ciu-Cau Liong. Sementara itu gerakan tangan dan kaki dari keempat orang pria baju merah itu kian lama kian bertambah cepat, ia tahu bahwa keempat orang itu segera akan melancarkan serangan, dalam hati segera pikirnya. "Aku toh mempunyai hasrat untuk melenyapkan keempat orang itu dari muka bumi kenapa aku musti menunggu sampai mereka melancarkan serangan lebih dahulu.....?" ' Berpikir sampai disini diam diam hawa murninya disalurkan kedalam telapak, dengan ilmu jari Siu loo sin ci nya tangan kanan diayun mengirim segulung angin desiran tajam kearah seorang pria baju merah yang berdiri diarah barat-daya. Segulung desiran angin tajam dengan telak menghajar kaki kiri pria baju merah itu Terlihatlah pria aneh tadi tergetar mundur sejauh empat lima langkah kebelakang sebelum berhasil berdiri tegak. Jelas serangan yang dilancarkan oleh pemuda itu cukup berat dan dahsyat akibatnya. Yang aneh, ternyata diatas wajah pria baju merah itu sama sekali tidak memperlihatkan rasa kesakitan atau menderita akibat tersebut, seakan akan kaki kirinya sama sekali tak ada hubungan dengan tubuh bagian lainnya. Tergetar hati Siau Ling karena terperanjat, diam diam ia berpikir: "Sekalipun Shen Bok Hong sendiri yang terkena serangan jariku itu, dia pasti tak akan mampu mempertahankan diri, tapi pria tersebut sama sekali tidak menunjukkan rasa kesakitan ataupun menderita, entah ilmu silat apakah yang telah dilatih oleh mereka.," Sebelum ia sempat putar toyanya untuk melakukan penyerangan, tiba tiba terdengar ujung baju tersampok angin disusul berkelebatnya bayangan merah, dua orang pria aneh baju merah itu satu dari kiri yang lain dari kanan bersama sama menerjang maju ke depan. Siau Ling segera putar toya ditangannya, dengan jurus " Heng-san cian-kim!! atau menyapu rata selaksa prajurit ia serang pria baju merah yang menyerang datang dari arah barat laut, sedang tangan kirinya melancarkan pukulan udara kosong menghantam pria baju merah yang menyerbu datang dari tenggara. Rupanya keempat orang pria baju merah itu masing2 telah berdiri pada posisi yang berbeda sehingga tanpa disadari telah mengepung Siau Ling rapat2. Cuma ada satu hal yang aneh, yakni posisi yang ditempati keempat orang pria baju merah itu bukannya timur, barat, utara atau selatan, tetapi tempat kedudukan mereka justru adalah tenggara, Timur laut, Barat-laut, serta baratdaya, suatu posisi membujur miring. Baru saja pria aneh yang menerjang datang dari arah tenggara mencapai jarak lima depa dihadapannya, angin pukulan yang dilepaskan Siau Ling tahu2 sudah meluncur datang. Dengan cepat pria baju merah itu ayun pula tangan kanannya untuk menyambut datangnya ancaman tersebut dengan keras lawan keras. "Braaaak" , "Blaaam" kekuatan besar saling membentur satu sama lainnya hingga menimbulkan pusingan angin puyuh yang amat kencang. Termakan oleh bentrokan angin pukulan yang amat bebat itu, tubuh pria itu seketika terdorong mundur satu langkah kebelakang dengan sempoyongan,., Siau Ling sendiripun merasakan lengan kirinya jadi kaku dan linu, hal itu mempengaruhi serangan toya ditangan kanannya, akibat bentrokan tadi serangan yana dilancarkan pun jadi agak mengendor. Sementara itu pria baju merah yang maju menyerang dari posisi Barat-laut telah meloloskan senjata tajamnya, dengan gada baja nya ia menyerbu kemuka. Pada saat serangan toya Siau Ling agak mengendor itulah, pria baju merah itu memutar gada bajanya menyerbu kedepan. "Traaang..." terjadi bentrokan kekerasan yang memekikkan telinga, termakan tangkisan gada pendek tersebut, senjata toya dalam genggaman Siau Ling tersapu miring kesamping. Empat pria baju merah itu pada saat yang bersamaan, dengan gerakan tubuh yang cepat bagaikan sambaran kilat menerjang maju kedepan mengurung Siau Ling. Sianak muda itu membentak keras, ia buang senjata toya dari tangannya setelah itu tangan kirinya melancarkan dua buah serangan menghantam pergi dua orang baju merah yang sedang maju menyerang, sedang tangan kirinya merogoh kedalam saku dan mencabut keluar sebilah pedang pendek. Setelah bertempur beberapa saat lamanya melawan pria baju merah itu, secara lapat lapat ia sudah dapat meraba sedikit keistimewaan dari musuhnya, ia merasa keempat orang pria itu bukan saja memiliki ilmu silat yang sangat lihay, lagi pula tidak kenal apa artinya kesakitan atau menderita kecuali serangan yaag dilancarkan dapat mengenai pada bagian tubuhnya yang mematikan hingga membuat mereka tak bisa berkutik lain cara rasanya sudah tak ada lagi. Karena itu diambil keputusan untuk turun tangan keji menghadapi manusia manusia aneh itu, agar mereka mati atau terluka parah. Dalam kerubutan itu, dua orang pria baju merah tadi sudah meloloskan senjata tajamnya sedang dua orang lainnya menyerang dengan tangan kosong belaka. Siau Ling segera melayani serangan2 itu dengan gencar dan seksama, pedang pendek ditangan kirinya memainkan ilmu pedang Hoa san kiam hoat dari Tam In Cing, sedangkan tangan kirinya melepaskan pukulan dengan ilmu telapak kilat menyambar ajaran Lam it kong. Sepasang tangan melancarkan serangan dengan dua jenis kepandaian yang berbeda, kehebatannya benar2 luar biasa sekali. Terlihatlah angin pukulan menderu2, cahaya pedang amat menyilaukan mata, seluruh serangan yang dilancarkan keempat orang baju merah itu telah dikuasai oleh Siau Ling Ditengah berlangsungnya pertarungan amat seru itu, tiba2 terdengar Siau Ling membentakk keras : "Kena!" Cahaya darah menyembur keempat penjuru, pria baju merah yang bersenjatakan gada baja itu terlepas lengan kanannya oleh babatan lawan, senjata dalam cekatannya terpental sejauh enam tujuh depa dan darah segar bagaikan hujan gerimis mengucur keluar membasahi seluruh permukaan tanah. Walaupun lengan kanannya sudah kutung, tapi pria itu sama sekali tidak merasa kesakitan, sambil ayun tangan kirinya kembali ia lancarkan sebuah babatan maut. Siau Ling tertegun, mimpi pun ia tak mengira kalau seorang yang lengan kanannya telah dikuntungi ternyata masih memiliki kekuatan untuk melancarkan serangan. Gerakan tangan pria itu cepat bagaikan kilat....Braaaaml serangan telapak kiri tersebut dengan telak bersarang diatas bahu kiri pemuda Siau Ling. Selama beberapa hari ini Siau Ling berlatih tekun siang maupun malam, tenaga dalamnya memperoleh kemajuan yang amat pesat, hawa khi kang pelindung badanpun mendapat pula kemajuan yang amat cepat, ketika pukulan yang dilancarkan pria baju merah itu bersarang diatas bahu Siau Ling, tubuh pria itu malahan tergetar mundur sendiri sejauh dua langkah. Walaupun begitu Siau Ling sendiripun merasakan darah dalam rongga dadanya bergerak amat keras. Dalam hati kecilnya ia berpikir: "Bayangan darah hasil ciptaan dari Shen Bok Hong ini harus dilenyapkan secepatnya dari kolong langit, apabila membiarkan mereka tetap hidup didunia maka cepat atau lambat pasti ada delapan jago persilatan yang harus mengobarkan jiwanya bersama-sama kematian orang ini, sebab bukan saja ilmu silat yang dimiliki orang orang ini sangat lihay lagi pula mereka tidak terpengaruh oleh rasa sakit ditubuhnya, kejadian ini belum pernah terjadi dikolong langit siapapun juga tak akan menyangka setelah berhasil meluka parahi mereka, orang orang ini masih memiliki sisa kekuatan untuk melancarkan serangan balasan setelah mereka menderita luka tentu jauh lebih hebat lagi. Kalau orang orang persilatan itu tidak memiliki hawa khie kang pelindung badan seperti yang kumiliki bukankah serangan berikutnya yang dilepaskan secara mendadak dapat melukai dirinya hingga mampus?" aku harus lenyapkan mereka untuk menolong jiwa sesama rekan persilatan......" Otaknya berputar kencang sementara serangan telapak dan pedangnya sama sekali tidak berhenti, ia masih tetap melakukan pertarungan sengit melawan beberapa orang pria baju merah itu, dan kini setelah mengambil keputusan maka napsu membunuhpun dengan cepat menyelimuti seluruh wajahnya, serangan mematikan dilancarkan secara ber- tubi2. Situasi pertarungan antara Siau Ling dengan keempat orang pria baju merah itu meski berlangsung tegang, tetapi Bu Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Wi Tootiang dan Ciu Cau Liong yang menonton jalannya pertarungan dari sisi kalangan merasa jauh lebih tegang daripada Siau Ling sendiri. Ketika Bu Wi tootiang menyaksikan pria baju merah itu setelah kehilangan sebuah lengannya ternyata masih punya kemampuan untuk melancarkan serangan balasan, se-akan2 lengan yang kutung itu sama sekali tak ada sangkut paut dengan dirinya, dalam hati merasa amat terperanjat, pikirnya dihati: "Luar biasa mengerikannya orang2 ini, entah ilmu silat apakah yang mereka miliki?"" Ciu Cau Liong sendiri telah menyaksikan jalannya pertarungan antara Siau Ling melawan keempat orang pria baju merah itu, perasaan batinya mulai tak tenang, ia berpikir: "Rupanya silat yang dimiliki Siau Ling telah memperoleh kemajuan yang amat pesat, begitu pesat dan cepatnya hingga hampir boleh dibilang melampaui keadaan pada umumnya..." "Bluuum...!" seorang pria baju merah terhantam dadanya oleh sebuah pukulan Siau Ling hingga menimbulkan benturan keras. Dalam serangannya itu Siau Ling telah mempergunakan tenaga dalam sebesar delapan bagian hingga mengetarkan jantung orang itu, terlihatlah pria baju merah itu mundur kebelakang dengan sempoyongan, setelah muntah darah segar badannya roboh terjungkal keatas tanah. Siau Ling berkelebat berulang kali kekiri maupun kekanan untuk menghindarkan diri dari sergapan dua orang pria baju merah lainnya, sambil putar badan pedangnya berkelebat melancarkan satu serangan dengan jurus "Tiat su-kay-hoa " atau pohon besi mulai berbunga, pedangnya langsung menusuk tenggorokan pria tersebut. Ia tahu bahwa pria baju merah ini tidak takut akan rasa sakit, hanya serangan yang mengena pada tempat kematian saja yang bisa melenyapkan daya tahan mereka. Berhubung darah yang mengalir dari kutungan lengan pria baju merah tadi terlalu banyak, gerakan tubuhnya sudah tidak selincah semula lagi, sekarang termakan pula oleh tusukan pedang Siau Ling yang ditujukan kearah tenggorokannya, ia semakin tak tahan lagi, tubuhnya roboh terkapar keatas dengan darah mengalir keluar dari mulut lukanya sesudah berkelit sebentar putuslah jiwarya. Setelah berhasil melukai dua orang baju merah, semangat Siau Ling semakin berkobar pedang pendeknya berputar kencang melukai kembali seorang pria baju merah pada saat yang bersamaan tangan kirinya melepaskan ilmu sentilan sian ci sinkang, segulung desiran angin tajam meluncur kemuka menghajar mata kanan pria baju merah yang lain. Pemuda itu sadar walaupun dua orang pria baju merah itu sudah terkena serangannya namun daya tempur mereka sama sekali belum lenyap, karena itu setelah melepaskan serangan yang pertama, menggunakan kesempatan itu ia menerjang kedepan dan melancarkan pula empat buah serangan berantai lainnya. Keempat buah serangan tersebut semuanya merupakan jurus2 ampuh didalam rangkaian ilmu pedang dari Tan Ing Cing, tak bisa dihindari lagi kedua orang pria tersebut termakan tusukan pedang pada bagian mematikannya dan roboh binasa semua. Ciu Cau Liong jadi terkejut bercampur ketakutan setelah menyaksikan empat orang bayangan darah hasil ciptaan dari Shen Bok Hong yang paling diandalkan itu sudah roboh binasa semua ditangan Siau Ling, tiba2 ia putar badan dan melarikan diri. Terdengar Bu Wi Tootiang tertawa dingin, serunya : "Ji cungcu, apakah engkau hendak melarikan diri?"" Sambil putar pedang ia hadang jalan pergi dari Ciu Cau Liong. ...Sreeet...! Tan Hiong Ciang mencabut keluar pedangnya, sambil keraskan hati ia berseru; "Ayoh minggir dan beri jalan!" Pek li Peng segera berkelebat maju kedepan, ujarnya : "Bangsat, engkau tidak pantas untuk bertempur melawan Bu Wi tootiang. ..!" ...Sreeet...! sebuah tusukan kilat segera dilepaskan kedepan. Tan Hiong Ciang dengan cepat putar pedang menangkis datangnya ancaman dari Pek li Peng, setelah itu sambil putar pedang ia balas mengirim satu serangan. Dengan cepat kedua orang itu terlibat dalam suatu pertempuran yang amat seru, serang menyerang berlangsung makin ramai... Ciu Cau Liong yang menyaksikan gelagat tidak menguntungkan bagi pihaknya, dalam hati segera berpikir : "Situasi pada saat ini sangat tidak menguntungkan diriku, lebih baik aku kabur saja dari sini." Buru2 ia putar badan siap merat dari situ. Tapi ketika berpaling kebelakang, tampaklah Siau Ling dengan pedang pendek terhunus tahu2 sudah menghadang jalan perginya. Ciu Cau Liong merasa terkesiap ia merogoh kedalam sakunya, cabut keluar sebuah senjata penggaris kumala sambil putar badan ia terjang Bu Wi tootiang dengan ganasnya. Senjata penggaris kumala berputar dia langsung membacok kebawah. Bu Wi tootiang putar pedangnya untuk menangkis....... Traaaang! senjata penggaris kumala ditangan Ciu Cau Liong terpental ke belakang. Setelah berhasil menyampok Senjata penggaris kumala dari Ciu Cau Liong itu, Bu Wi tootiang segera putar pedang melancarkan dua buah serangan berantai. Tu Kiu dengan senjata pit bajanya terhunus berdiri disamping kalangan sambil mengawasi gerak gerik disekitar itu. Siau Ling pun menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki Pek li Peng maupun Bu Wi tootiang tidak berada dibawah kepandaian Ciu Ciu Liong serta Tan Hiong Ciang maka sambil berdiri disamping kalangan diam diam ia mengatur napas untuk mengembalikan kembali tenaga murninya. Ternyata, setelah berhasil membinasakan keempat pria baju merah itu, pemuda tersebut merasa lelah sekali. Bu Wi Tootiang yang terlibat dalam pertempuran sengit melawan Ciu Cau Liong melayani serangan serangan musuhnya dengan ilmu Tay kek-hu kiam, cahaya pedang berkilauan memenuhi angkasa, ditengah kekerasan terselip kelembutan membuat tubuh Ji cungcu ketua dari perkampungan Pek hoa san cung ini terkepung didalam lingkaran cahaya pedang. Pertarungan yang berlangsung antara Pek li peng melawan Tan Hiong Ciang berlangsung lebih sengit lagi kedua belah pihak sama sama mengerahkan tenaganya untuk saling berebut menyerang. Kiranya dalam hati kecilnya, Tan Hiong Ciang secara diam diam telah mengambil keputusan untuk munembusi pertahanan lawan dan melarikan diri dikala Siau Ling sedang terlibat dalam pertempuran melawan keempat orang pria baju merah itu makanya begitu turun tangan ia berusaha merebut posisi dengan serangan berantainya. Pek li Peng yang diteter terus dengan serangkaian serangan gencar hingga tak mampu melancarkan serangan balasan dalam hati merasa terkejut bercampur gusar, pikirnya: "Malam ini kalau aku sampai dikalahkan oleh orang ini bukan saja toako akan jadi marah, bahkan orang lain akan memandang rendah akan diriku, bagaimanapun juga aku harus menangkan pertarungan ini." Sejak pertama kali bertempur, gadis ini sudah kehilangan kesempatan baik dan dipaksa untuk berada dalam posisi bertahan, tetapi sebagai seorang gadis yang besar keinginannya untuk merebut kemenangan, ia tak mau mengalah terus menerus, sekuat tenaga ia balas melancarkan Serangan. Disatu pihak berusaha keras untuk melarikan diri, dipihak lain menyerang dengan sepenuh tenaga untuk menjaga gengsinya, pertarungan berlangsung makin gesit. Ditengah berlangsungnya pertempuran yang amat seru itu, tiba tiba terdengar jeritan ngeri yang menyayat hati berkumandang memecah kesunyian, sebuah tusukan kilat yang dilancarkan Pek-li Peng dengan tepat berhasil menembusi dada Tan Hiong Ciang, membuat anak murid dari Shen Bok Hong itu menemui ajalnya seketika itu juga. Ilmu silat yang dimiliki Pek li Peng sebenarnya sudah termasuk dalam deretan jago kelas satu dikolong langit, tetapi berhubung pengalamannya belum banyak maka setelah diserang Tan Hiong Ciang secara ber tubi2, ia jadi kalang kabut dan tak mampu mengembangkan kelihayannya. Menanti gadis itu melancarkan serangan balasan dan secara beruntun melepaskan jurus2 aneh, Tan Hong Ciang berbalik jadi kelabakan dan terdesak hebat, suatu ketika pedang Pek li Peng berhasil menghujam kedalam dadanya membuat jago lihay tersebut menemui ajalnya detik itu juga.... Dalam pada itu Bu Wi tootiang telah berhasil mendesak pula diri Ciu Cau Liong sehingga terdesak hebat dan sama sekali tak berkutik. Keringat dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuh Ciu Cau Liong ia berusaha keras untuk mengempos tenaga dan putar senjata penggaris kumalanya untuk mempertahankan diri. Pek-li Peng telah berhasil membinasakan Tan Hiong Ciang, ia segera membersihkan pedangnya diatas mayat tersebut, kemudian sambil berpaling kearah Siau Ling tanyanya : "Jahatkah orang ini" setelah dibinasakan dirinya, apakah engkau marah?" Siau Ling tersenyum" "Orang ini adalah muridnya Shen Bok Hong, ilmu silatnya sangat lihay, engkau dapat membereskan jiwanya, hal ini benar2 bukan suatu pekerjaan yang gampang." "Toakolah yang telah memberi pelajaran ilmu silat kepadaku" kata Pek-li Peng sambil tertawa. "Ilmu silat aliran keluargamu merupakan serangkaian ilmu silat yang berdiri sendiri, aku tidak berani menerima jasanya..." Setelah berhenti sebentar, sambil mempertinggi suaranya ia melanjutkan lebih jauh : "Ciu Cau Liong, keempat orang bayangan darah itu sudah mampus semua, sedang Tong Lo thay thay pun sudah kutotok jalan darahnya sedang Tan Hiong Ciang menemui ajalnya dengan dada tertembus pedang, dengan andalkan kekuatanmu seorang masih ada kemampuan apa lagi yang kau miliki untuk meloloskan diri dari sini" ayoh cepat buang senjata dan menyerah kalah, kalau berani melawan lebih jauh, Tan Hiong Ciang adalah contoh yang paling baik bagimu" Sekuat tenaga Ciu Cau Liong ayunkan senjata penggaris kumalanya untuk menangkis serangan pedang dari Bu wi tootiang, kemudian sambil putar badan ia menerjang kearah Siau Ling. Pek li peng berebut maju kedepan pedangnya diputar dan secara beruntun ia lancar kan tiga buah serangan berantai. Ciu Cau Liong Putar senjata penggarisnya menangkis ketiga buah serangan berantai itu meski berhasil mempertahankan diri tak urung tubuhnya telah berhasil didesak mundur sejauh dua langkah dari tempat semula. "Peng ji !!" bisik Siau Ling dengan suara rendah, "Hentikan seranganmu, rupanya dia ada perkataan yang hendak disampaikan kepadaku ! " Pek li peng tarik kembali serangannya dan mengundurkan diri kesisi tubuh Siau Ling. Ciu Cau Liong pun menarik kembali senjatanya, sambil menyeka keringat yang membasahi tubuhnya, perlahan lahan ia berkata: "Siau Ling, apa yang kau lakukan untuk menghadapi diriku ... . " " Siau Ling tertawa ewa. "Seandainya aku lepaskan dirimu, mungkinkah Shen Bok Hong akan menaruh curiga kepadamu?" tanyanya. "Aku sudah bergaul selama belasan tahun lamanya dengan toa cungcu, sekalipun ia menaruh curiga kepadaku, belum tentu bisa mencelakai selembar jiwaku' Perasaan hati Siau Ling tenang sekali, kembali tanyanya : "Apakah engkau ingin sekali melanjutkan hidupmu dikolong langit?" "Semut binatang yang paling kecilpun menginginkan kehidupan, apalagi aku sebagai manusia ?" " Kita pernah hidup berdampingan dalam jangka waktu yang cukup lama, dan selama itu sikapmu terhadap diriku cukup baik..." "Engkau masih dapat mengingat kebaikan ku dimasa lampau, kejadian ini jauh berbeda diluar dugaanku " sambung Ciu Cau Liong dengan cepat. "Tetapi...walaupun sikapmu terhadap diri ku sangat baik, hal itu dikarenakan engkau mempunyai maksud tertentu, kalau dibicarakan sesungguhnya kebaikan hatimu itu bukan muncul karena hati yaug tulus dan ikhlas, sekarang mati hidup tergantung pada keputusanmu sendiri aku harap kau dapat memilih yang tepat:" Ciu Cau Liong tertawa dingin. "Heehhh...heehhh....heehhh...engkau suruh aku menerjang keluar dari kepungan?" ejeknya. Siau Ling segera menggeleng. "Aku rasa dalam hati kecilmu sendiri juga menyadari dalam keadaan seperti ini engkau tidak memiliki kemampuan untuk melarikan diri" "Justru disitulah letak ketidakmengertianku!" "Dalam dunia persilatan dewasa ini, orang yang paling banyak mengetahui rahasia tentang perkampungan Pek-hoasan cung dan mempunyai hubungan paling erat dengan Shen Bok Hong hanyalah engkau Ciu ji-cung cu seorang.....!" "Engkau hendak suruh aku menghianati perkampungan Pek-hoa san cung dan membongkar rahasia dari Shen Bok untuk ditukar dengan keselamatan jiwaku?" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Sedikitpun tidak salah!" Tiba tiba Ciu Cau Liong menengadah keatas dan tertawa terbahak bahak. "Haahh....haaahhh . .haaahh.... engkau terlalu pandang enteng, dan jalan pikiranmu terlalu sederhana.....'* Sambil cabut keluar senjata penggarisnya, ia bersiap sedia kembali untuk melakukan pertarungan. "Toako, engkau tak usah turun tangan sendiri" seru Pek-li Peng dengan cepat," bagimana kalau aku saja yang menghadapi dirinya.......?"'' Sambil berkata ia maju dua langkah kedepan dan siap melancarkan serangan dengan pedangnya. "Peng-ji cepat mundur! "bentak Siau Ling dengan suara lirih. Dalam dua tiga patah kata tersebut, Pek li Peng telah melancarkan tiga buah serangan gencar. Ciu Cau Liong putar senjata membendung ketiga jurus serangan tersebut dalam hati pikirnya: "Ilmu pedang yang dimiliki budak ini jauh lebih ganas dan keji dari pada ilmu pedang dari Bu Wi tootiang aku harus baik baik2 menjaga diri...."' Berpikir sampai disitu ia lantas berseru: "Siau Ling, apa sebabnya engkau tak berani membinasakan diriku?" "Aku harus menerangkan dahulu duduknya perkara hingga jelas, sehingga kalau engkau ingin mati maka engkau bisa mati dengan mata merem" kata Siau Ling ketus. "Apa yang hendak kau katakan" cepat utarakan keluar aku akan mencuci telinga untuk mendengarkannya!" "Seandainya engkau bersedia untuk membongkar semua rahasia dari perkampungan Pek hoa san-cung, maka akupun bersedia untuk mengusahakan suatu cara untuk menyelamatkan jiwamu dari ancaman Shen Bok Hong..." Ciu Cau Liong termenung dan berpikir sebentar, lalu jawabnya : "Apakah caramu itu?" Engkau akan kurubah wajahnya sehingga tak kenal orang lagi kemudian berdiam disuatu tempat yang aman, menanti kami telah berhasil membinasakan Shen Bok Hong, maka engkau bisa munculkan diri kembali dalam dunia persilatan" "Kalian tidak akan mempunyai kesempatan untuk berbuat begitu" kata Ciu Cau Liong sambil menggeleng. "Sejak dahulu sampat sekarang, belum pernah ada orang jahat yang sering melakukan kejahatan berhasil meloloskan diri dari pembalasan yang setimpal, sekarang semua orang gagah dikolong langit dan semua perguruan besar telah mendusin dari impian, sekalipun ilmu silat Shen Bok Hong lebih lihay dan kecerdikan otaknya lebih dalampun, tak mungkin ia mampu untuk beradu kekuatan dengan para orang gagah dikolong langit" "Aku tak suka bicara kosong tanpa bukti, yang kuutamakan adalah kenyataan, bicara menurut keadaan pada saat ini, terus terang kukatakan saja bahwa kesempatan kalian untuk menangkan kekuatan kami sebenarnya kecil sekali" "Kenapa?"" Ciu Ciu Liong termenung dan berpikir sebentar, lalu menjawab : "Baiklah, akan kubocorkan sedikit rahasia dari pihak kami, terus terang saja kekuatan sesungguhnya dari perkumpulan Pek hoa-san cung kami pada saat ini, kian lama kian bertambah kuat, lagipula didalam setengah bulan kemudian dalam dunia persilatan terjadi perubahan yang sangat besar, partai2 besar dengan sendirinya akan....." berbicara sampai disitu, mendadak ia membungkam dan tidak meneruskan kembali kata katanya. "Lanjutkan perkataanmu !"seru Siau Ling dengan suara dingin. Ciu Cau Liong segera gelengkan kepalanya. "Aku sebagai cungcu kedua dari Perkampungan Pek-hoa san cung sudah terlalu banyak mengikat tali permusuhan dengan orang kangouw. Jika aku melepaskan diri dari ikatan dengan pihak perkampungan Pek-hoa-san-cung maka orang persilatan yang mengejar diriku serta berusaha membinasakan diriku pasti banyak sekali, dari pada mati secara konyol ditangan orang lain, lebih baik sekarang juga aku mati secara gagah dan patriot.........!" "Baiklah, kalau engkau memang begitu percaya pada kesuksesan yang bakal diperoleh Shen Bok Hong. akupun tidak akan menganjurkan dirimu lebih jauh mengingat pada hubungan dimasa lampau, akan kuberi suatu kematian yang utuh kepadamu. Nah, sekarang engkau boleh bunuh diri untuk menyelesaikan hidupmu sendiri" Tiba tiba terdengar suara merdu berkumandang datang memecahkan kesunyian : "Ciu ji cungcu tak boleh mati" Ketika semua orang berpaling kearah mana berasalnya suara itu, tampaklah Kim Hoa hujin perlahan2 sedang maju kedepan" "Kenapa?"'' tanya Siau Ling. "Karena ia paling banyak mengetahui rahasia tentang perkampungan Pek-hoa san cung, membiarkan dia hidup jauh lebih berharga daripada membinasakan dirinya" "Meskipun ia mengetahui banyak rahasia dari Shen Bok Hong, tetapi tidak bersedia nntuk mengatakannya keluar, apa gunanya biarkan tetap hidup" " Kim Hoa hujin tertawa. "Kalau engkau mengajukan pertanyaan dengan cara begini, tentu saja ia tidak bersedia untuk mengatakannya..." Sambil membereskan rambutnya yang terurai, sambungnya lebih jauh : "Aku sudah pernah menyaksikan Ciu ji-cungcu menyiksa musuh2nya, cara yang ia pergunakan sangat tepat dan luar biasa sekali, aku rasa kalau kita gunakan cara yang sama pula untuk mengorek keterangan dari mulutnya cara itu paling tepat sekali" ''Apakah ia mengorek keterangan dengan cara menyiksa lawannya secara keji?" "Sedikitpun tidak salah, demikian keji dan telengas cara yang dipergunakan sehingga membuat orang yang menyaksikan jadi bergidik dan bulu romanya pada bangun berdiri" Secara tiba2 ia melancarkan serangan menotok dua buah jalan darah ditubuh Ciu Cau Liong, kemudian melanjutkan : "Kita tak boleh membiarkan dia mati!" "Apa yang harus kita lakukan pada saat ini?"" "Kalau kita ajukan pertanyaan ditempat ini, sekalipun engkau menggunakan cara penyiksaan yang bagaimana kejipun tak mungkin ia bersedia untuk mengucapkan sepatah kata pun." Se-akan2 telah menyadari akan sesuatu. Siau Ling segera mengangguk. "Oooh, ! aku mengerti sudah" "Kalau sudah mengerti, itu lebih bagus lagi..." Sorot matanya dialihkan keatas wajah Tong Lo-thay thay yang menggeletak diatas tanah, kemudian menambahkan : "Keadaan dari Tong Lo thay thay tidak jauh berbeda dengan keadaanku, karena terdesak oleh keadaan mau tak mau ia harus berbuat demikian, bebaskanlah jalan darahnya" Rupanya Siau Ling sangat menuruti perkataan dari Kim Hoa hujin, ia segera maju ke depan dan menepuk bebas jalan darah Tong Lo thay thay yang tertotok. Setelah jalan darahnya dibebaskan, nenek tua dari perguruan Tong dipropinsi Suchuan itu segera loncat bangun serunya : "Siau tayhiap, terima kasih atas bantuanmu!" ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 23 SIAU LING tersenyum. ''Sejak locianpwee bertempur melawan diriku barusan aku sudah merasakan bahwa locianpwee ada maksud untuk mengalah terhadap diriku" "Aaai...! dalam kenyataan, kendatipun aku memberi perlawanan sekuat tenagapun, paling banter aku cuma mampu menahan sepuluh gebrakan dari Siau tayhiap" "Kalian tak usah saling merendah lagi " potong Kim Hoa hujin dari samping, kita harus cepat2 tinggalkan tempat ini!" "Kita harus pergi kemana?" "Dirimana kalian datang, kesitulah kita akan pergi!" Dengan suara lirih Siau Ling segera berpaling kearah Bu Wi Tootiang dan bertanya: "Apakah kita turun kembali kedalam gedung tersebut?"" Bu Wi Tootiang gelengkan kepalanya. "Untuk menghadapi musuh tangguh yang keji dan telengas semacam Shen Bok Hong, pinto telah mempelajari pula pelbagai macam cara yang keji untuk menghadapinya, " katanya sambil tertawa, "kecuali gedung tersebut, pinto telah menyediakan pula dua rumah tempat persembunyian lain yang jauh lebih rapat dan tersembunyi" "Bagus sekali, kalau begitu mari kita ber siap2 untuk berangkat.,.,!'' "Jejak pertempuran ditempat ini apakah perlu dibereskan lebih dahulu ..?"" "Beberapa buah rumah gubuk ini keseluruhannya telah diduduki oleh pihak perkumpulan Pek hoa san cung " kata Kim Hoa hujin, "kecuali orang2 dari perkumpulan Pek hoa san cung, tak ada orang lain yang bisa berkunjung kemari, apabila kalian ingin mengatur sesuatu yang untuk menipu Shen Bok Hong hingga dia mempunyai jalan pikiran yang salah, maka itu berarti kalian sudah terlalu memandang rendah kemampuan Shen Bok Hong, satu2nya jalan yang paling tepat pada saat ini adalah tidak meninggalkan bekas barang sedikitpun juga, agar ia tidak berhasil menemukan sesuatu pertanda apa pun" "Maksud hujin..." seru Bu Wi tootiang tidak mengerti. "Kita lepaskan saja api dan membakar habis rumah gubug disekitar tempat ini" "Bagaimana dengan orang2 disini" masa kita harus membunuh habis mereka semua" tindakan semacam ini aku rasa keterlaluan kejam mengerikan. ." seru Siau Ling dengan dahi berkerut. Kim Hoa hujin tersenyum: "Tentang soal ini sudah kupikirkan masak2 sekarang ini nama pendekarmu sudah memenuhi kolong langit tentu saja engkau amat sayang dengan nama besarmu tidak bersedia membunuh orang secara sembarangan biarlah cici yang mewakili dirimu untuk melakukannnya" "Dan engkau sudah turun tangan?"" Kim Hoa hujin tertawa. "Tiga puluh delapan orang pelayan yang berada ditempat ini kecuali mereka yang telah kalian bunuh, sebagian besar telah mati ditanganku sekarang tinggal beberapa orang yang masih berada dikalangan sambil membawa obor saja yang belum mati, namun jalan darah mereka telah kutotok semua. "Setiap anggota perkampungan Pek hoa san cung pantas untuk menerima kematian, aku setuju sekali dengan tindakan yang cici laksanakan." "Bagus sekali dengan beberapa patah katamu itu, akupun dapat berlega hati." Tangan kanannya segera berkelebat menotok beberapa orang pria yang membawa obor itu dalam waktu singkat semua orang telah dimatikan dari muka bumi . Tiba2 Siau Ling seperti telah teringat akan suatu persoalan, bisiknya kepada Bu wi Tootiang. "Tootiang, aku telah teringat akan sesuatu, dalam kuil Pek in koan masih terdapat sebagian jago lihay dari perkampungan Pek hoa san cung, setelah kita melakukan gerakan ini, bagaimana kalau kita gunakan kesempatan yang sangat baik ini untuk menghabiskan semua sarang mereka disekitar kota Tiang sah." Sebelum Bu wi tootiang sempat menjawab, Kim Hoa hujin telah berseru lebih dahulu: "Tidak usah!" "Kenapa"'' "Mau membidik, bidiklah burung, mau menangkap bajingan tangkap saja pentolannya, menurut pengamatanku perkampungan Pek hoa san cung tidak mempunyai organisasi yang terlalu ketat, semua pergerakan dan aktifitas berada dalam cengkeraman Shen Bok Hong, asal engkau dapat menyelesaikan Shen Bok Hong maka seluruh kekuatan perkampungan Pek hoa san cung akan menjadi buyar dengan sendirinya. Hal ini disebabkan pertama Shen Bok Hong terlalu banyak curiga dan tak bersedia mempercayai orang lain, maka ia tak berani mempercayai anak buahnya, kedua kecerdikannya terlalu hebat hingga tak ada seorangpun mampu melampaui dirinya, selama banyak tahun ia telah mempergunakan pelbagai macam akal dan kekuatan untuk menguasai semua anak buahnya, asal ia dibunuh maka semua anggota perkampungan Pek hoa san cung akan menjadi buyar dengan sendirinya.." Setelah memandang sekejap kearah Ciu Cau Liong sambungnya lebih jauh: "Dewasa ini Shen Bok Hong sedang mempersiapkan suatu gerakan besar, satu2nya orang yang mengetahui semua rahasia tersebut kemungkinan besar hanya Ciu Cau Liong, persoalan paling penting yang harus kita lakukan sekarang adalah mengorek keterangan dari mulut Ciu Cau Liong, setelah itu baru mencari akal serta menyusun rencana untuk menghadapi mereka, sedang mengenai Seng Sam koay beberapa orang itu tidak seberapa besar kegunaannya, kita tak usah terlalu memusingkan kekuatan mereka. Siau Ling termenung dan berpikir sebentar kemudian jawabnya. "Perkataan cici sangat masuk diakal mari kita berangkat!" "Pinto akan membawa jalan "seru Bu wi tootiang dengan cepat, ia segera berangkat lebih dahulu meninggalkan tempat itu. Siau Ling berpaling dan memandang sekejap kepada Tu Kiu, kemudian serunya : "Saudaraku,lepaskan api dan bakar saja semua bangunan disini." Tu Kiu mengiakan, api segera membakar bangunan rumah disekitar sana. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Bangunan rumah itu semuanya terdiri dari rumput kering yang gampang terbakar, begitu terkena api dalam sekejap mata terjadilah kebakaran yang amat besar. Siau Ling yang menyaksikan bangunan di situ sudah mulai terbakar, ia berpaling kearah Pek li Peng sambil berseru; "Peng ji mari kita berangkat!" Pek-li Peng tersenyum, dengan mengikuti dibelakang Siau Ling berangkatlah beberapa orang itu meninggalkan perkampungan tersebut. Tu Kiu sambil membopong Ciu Cau Liong berjalan dibelakang tubuh Pek-li Peng. Kim Hoa hujin mengikuti d belakang Ciu Ciau Liong. Bu Wi tootiang dengan kelima orang anak murid partai Bu tong nya telah menanti di luar. Maka selelah semua orang telah berkumpul, dibawah pimpinan Bu-wi tootiang berangkatlah mereka menuju kearah utara. Dalam waktu singkat belasan li sudah lewat, akhirnya sampailah mereka ditepi sungai. Bu wi tootiang menghentikan langkahnya, lalu bertepuk tangan lima kali. Beberapa saat kemudian dari balik semak yang lebat perlahan2 meluncur keluar sebuah sampan kecil. Diatas sampan kecil itu berdirilah seorang pria memakai topi lebar dengan jas hujan yang lebar pula. Terdengar pria itu berseru dengan suara lantang " "Langit gelap karena seisi bumi kering karena tanah . '' "Seorang kakek tua berambut putih sibuk menangkap ikan" sambung Bu Wi tootang dengan cepat. Pria bertopi lebar itu segera menutulkan galanya keatas air dan bergeraklah sampan kecil itu mendekati tepi pantai. "Apakah sampan ini cukup untuk memuat orang sebegini banyaknya?"" tanya imam tua itu. Pria tersebut mengangguk. "Tidak mengapa silahkan saudara sekalian naik keatas sampan!" Bu Wi tootiang tidak banyak bicara ia segera naik kesampan itu terlebih dahulu. Para jago bersama sama loncat naik keatas sampan dan berdesakan menjadi satu. Sampan tersebut panjangnya hanya dua tombak dengan lebar lima depa sebelah para jago berdesakan menjadi satu sampan kecil itu agaknya hendak tenggelam. Tu Kiu segera berseru lantang: "Aaai! tidak boleh jadi lebih baik kita dibagi menjadi dua rombongan saja! " "Tidak jadi soal " jawab pria itu sambil tersenyum ia segera terjun kedalam air dan mendorong sampan itu dari belakang Didorong pria tersebut, sampan kecil itu meluncur kedepan dengan tenaga yang mantap dalam sekejap mata saja sampan tersebut telah masuk kedalam semak belukar. Terdengar pria mendorong sampan mendengus sepasang tangannya mendorong dengan tenaganya, sampan kecil itu segera menerjang masuk kedalam semak yang lebat. Rupanya didalam semak tersebut merupakan sebuah daratan yang jauh lebih tinggi empat penjuru diliputi semak dan rerumputan yang lebat tempat itu benar2 merupakan suatu tempat persembunyian yang amat rahasia. Diatas daratan yarg berpasir berdirilah beberapa rumah gubuk. Bu Wi tootiang loncat lebih dahulu dari atas sampan sedangkan para jago lainnya mengikuti dari belakang. Ditengah kegelapan terlihatlah sederet bayangan manusia menghadang jalan pergi mereka diatas sorot cahaya bintang sinar pantulan sepintas berkilauan. Bu-wi tootiang segera maju kedepan dan memberi hormat, serunya : "Pinto adalah Bu wi, kalian tak usah terkejut!" Seorang pria berlengan tunggal dan menggoyangkan kipas ditangan kanannya maju ke depan dengan langkah lebar, serunya: "Benarkah engkau adalah Bu-wi tootiang" " Dengan ketajaman mata Siau Ling, kendatipun berada ditengah lapangan ia masih dapat mengenali orang itu sebagai Be Bun Hui, dergan perasaan terharu ia memburu kedepan, serunya : "Be-heng, masih kenal dengan siau te..." Kewaspadaan Be Bun Hui amat tinggi, ia loncat mundur kebelakang dan membentak: "Siapa engkau?"" Sesudah dibentak Siau Ling baru teringat bahwa penyamarannya belum dibersihkan, dengan cepat ia membersihkan wajahnya kemudian berseru : "Siau te adalah Sau Ling!" Dengan seksama Be Bun Hui mengamat orang yang berada dihadapannya, setelah mengetahui bahwa orang itu adalah Siau Ling ia baru tertawa ter-bahak2. "Haahhh..haahh.,haaahh.. mimpipun aku tak menyangka kalau akan ketemu dengan Siau heng disini!" "Lengan kiri Be-heng " bisik Siau Ling sedih. Be Bun Hui mengibaskan kipas tangannya dan mencekal lengan Siau Ling sahutnya: "Bagi seorang pria sejati kehilangan sebuah lengan masih terhitung tidak seberapa'" Sambil berpaling kearah para jago yang berada dibelakangnya ia melanjutkan: "Sahabat2 yang begitu banyak dari dunia persilatan bukan saja tidak memandang rendah aku orang she be karena hanya memiliki sebuah lengan mereka malah lebih sayang kepadaku!" "Benar Be heng adalah pria sejati akupun merasa sangat kagum terhadap dirimu" "Haahh... haaahhh...haahh.. " Be Bun Hui tertawa ter bahak2, "sudah cukup dengan memandang ucapan dari Siau tayhiap ini, kendatipun aku orang she be harus kehilangan lengan yang lainpun tak akan menyesal" "Be-heng sebut aku sebagai saudara saja' "Haahhh. . haahh...haahhh ... baik! saudara Siau, dewasa ini sejumlah perguruan besar dan orang gagah dikolong langit telah menyadari bahwa satu hari Shen Bok Hong belum terbunuh, satu hari lagi seluruh umat persilatan tidak bisa hidup dengan tenteram mencari hidup, selama ini bukan saja tak bisa menghindari bencana tersebut bahkan akan semakin memperbesar wibawa Shen Bok Hong, karena perjuangan saudara Siau beberapa kali dalam perlawananmu menghadapi Shen Bok Hong, sekarang bukan saja mereka telah sadar bahkan merekapun telah bangkit kembali untuk melakukan perlawanan, kesemuanya ini adalah berkat jasa dari saudara Siau......" "Be heng terlalu memuji" tukas Siau Ling dengan cepat," Shen Bok Hong memang kejam dan lalim sudah sewajarnya kalau umat persilatan pada menyadari akan kekejamannya apa sih jasaku?" Be Bun Hui tersenyum. "Sekarang semua orang dilima telaga empat sungai telah menganggap saudara Siau sebagai bintang penolong bagi umat persilatan, selama ratusan tahun kedepan hanya saudara Siau seorang yang patut dikagumi dan dihormati......" Sinar matanya segera dialihkan keatas wajah Tu Kiu sekalian, lanjutnya lebih jauh: "Siapakah orang2 ini?"" "Mari...aku akan perkenalkan mereka kepada Be heng..." Sambil membersihkan wajahnya dari obat penyamar Bu-wi Tootiang berkata : "Pinto adalah Bu wi!" "Aku adalah Tu Kiu ! sambung Pit baja berwajah dingin. Kim Hoa hujin, Tong Lo thay thay maupun Pek-li Peng hanya berdiri disamping dengan mulut membungkam. Siau Ling menuding kearah Pek-li Peng lebih dahulu, lalu berkata : "Dia adalah Nona Pek-li, putri kesayangan dari Pak-thian Cuncu!" "Aaah! putri istana salju" dari rombongan para jago kedengaran seruan tertahan. Pek-li Peng tersenyum, ia mengangguk sebagai tanda penghormatan. Dan yang ini adalah Tong Lo thay thay ketua perguruan Tong dari propinsi Suchuan" sambung Siau Ling, sedang yang ini adalah Kim Hoa hujin..." Be Bun Hui segera mengerutkan dahinya, dengan cepat ia menukas: "Kedua Orang ini adalah jago lihay dari perkampungan Pek hoa san cung, pembantu setia dari Shen Bok Hong !" Seruan yang ramai dan suasana yang gaduh berkumandang dari belakang tubuh Bu Ben Hui. Jelas para jago jadi marah dan diliputi emosi ketika mendengar nama kedua orang itu. Siau Ling segera mendehem dan berseru lantang. "Aku harap saudara sekalian jangan ribut dahulu, dengarkanlah perkataan aku orang she Siau." Pada saat ini kedudukan Siau Ling dalam dunia persilatan sangat tinggi dan dihormati setiap orang, setiap patah katanya dijunjung tinggi oleh setiap jago, karena itu mendengar seruan tersebut suasana berubah kembali jadi tenang. Siau Ling kembali mendehem, kemudian serunya dengan suara keras: "Tong Loo thay thay adalah seorang ketua suatu perguruan besar yang sangat terhormat dalam dunia persilatan, tentu saja ia tidak akan rela takluk kepada orang lain dengan begitu saja, akan tetapi ia mempunyai kesulitan yang tak bisa tidak terpaksa harus tunduk dibawah perintah orang2 dari perkampungan Pek hoa san cung." Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh: "Shen Bok Hong kejam dan telengas, aku rasa kalian semua pasti telah mengetahui sendiri bukan" bukan saja Shen Bok Hong telah melepaskan racun keji dalam tubuh Tong Lo thay thay, bahkan anak menantu serta cucu perempuannya telah dijadikan sandera semua, hal ini memaksa Tong Lo cianpwee terpaksa harus menuruti perintahnya. Tetapi Tong Lo thay thay adalah seorang pendekar perempuan yang berjiwa besar, ia tidak rela tunduk dengan begitu saja, berulangkali ia berhasil menolong jiwaku dari ancaman bahaya, bahkan bersedia pula bentrok muka dengan Shen Bok Hong, jasanya amat besar dan patut dihormati." Mendengar penjelasan itu Be Bun Hui segera menjura kearah Tong Lo thay thay sambil berseru: "Barusan kami telah menaruh pandangan yang salah terhadap diri locianpwee, harap locianpwee bersedia untuk memberi maaf." Tong Lo thay thay menghela napas panjang, katanya : "Meskipun aku berhasrat untuk menegakkan keadilan dan kebenaran bagi dunia persilatan tetapi setelah terjatuh ketangan pihak perkumpulan Pek hoa san cung, nama baik keluarga Tong kami dari propinsi Suchuan boleh dibilang benar2 ternoda, hal ini membuat aku merasa amat malu dan menyesal sekali." Siau Ling menarik napas panjag2, kembali ujarnya; "Sedangkan mengenai Kim Hoa hujin mungkin pengertian kalian terhadap dirinya jauh lebih sedikit." "Seringkali siau te mendengar tentang nama busuk dari Kim hoa hujin. ia sering kali membantu Shen Bok Hong melakukan kejahatan, masa diapun seorang manusia baik?"" "Aaai..! bukankah aku sengaja hendak mencuci bersih semua dosanya, bicara terus terang meskipun ia membantu Shen Bok Hong, tetapi justru Kim hoa hujin pula jago yang paling banyak membantu umat persilatan dikolong langit secara diam2." Meskipun para jago tak ada yang membantah, akan tetapi tak ada pula yang menanggapi, jelas mereka sama sekali tidak ingat memberi komentar terhadap ucapan dari Siau Ling tersebut. Sianak muda itu segera tersenyum, ujarnya kembali : "Mungkin saudara sekalian masih tidak percaya dengan perkataanku ini tapi aku segera akan menggunakan beberapa contoh yang jelas dimana Kim Hoa hujin telah amat berjasa bagi kita semua..." Maka diapun lantas bercerita bagaimana Kim Hoa hujin bertempur melawan Shen Bok Hong ketika berada dibawah puncak lo-wan hong tempo hari. Setelah mendengar penuturan tersebut, dengan perasaan minta maaf Be Bun Hui berkata : "Andaikata Siau tayhiap tidak menerangkan duduknya perkara, Hujin pasti akan selalu merasa penasaran, bilamana kami semua telah berlaku kurang hormat terhadap diri Hujin, harap engkau jangan pikirkan didalam hati" Kim Hoa hujin tertawa ter kekeh2 mendengar ucapan tersebut. "Heeehh ..heeeehh...heeehh... tidak menjadi soal, bagamanapun juga akupun bukan seorang manusia baik, seorang yang melakukan satu kali kesalahan akan dianggap sebagai orang jahat, melakukan seribu kali kejahatan juga orang jahat, kalau memang aku adalah orang jahat, kendatipun semua orang telah melimpahkan seluruh kejahatan diatas pundakku juga tak jadi soal." "Nona boleh saja berpikiran demikian, tetapi kami tak dapat berbuat begitu, seorang lelaki sejati harus dapat membedakan mana budi dan mana dendam, dengan begitu barulah hidup kita cukup bijaksana." Kim hoa hujin merasakan bahwa Be Bun Hui adalah seorang gagah dengan wajah yang berwibawa, bicara terhadap seorang macam ini tak enak kalau disertai dengan gurau, maka iapun tundukkan kepala dan tidak banyak berbicara lagi. Sorot mata Be Bun Hui segera dialihkan keatas tubuhTu Kiu, tegurnya, "Saudara Tu, siapakan orang yang berada dalam boponganmu, itu?"" "Ketua kampurg kedua dari perkampungan Pek hoa san cung! "jawab Siau Ling dengan cepat. "Apa?" Ciu Cau Liong, " seru Be Bun Hui tercengang. "Sedikitpun tidak salah, orang itu memang Ciu Cau Liong" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Orang ini membantu Shen Bok Hong melakukan kejahatan dalan dunia persilatan, banyak sekali orang yang telah dicelakai olehnya, disinipun ada beberapa orarg yang pernah dicelakai oleh dirinya. Saudara Siau dapat menawan dirinya dalam keadaan hidup, hal ini jauh lebih bagus! sekalipun kita tak dapat membinasakan Shen Bok Hong, dapat mencincang tubuh orang ini lebih dulupun, rasanya separuh sakit hati kita sudah terbalas..." Siau Ling tersenyum. "Rahasia yang menyangkut pergerakan perkampungan Pek hoa-san cung, kecuali Shen Bok Hong, orang inilah yang mengetahui rahasia tersebut paling banyak, kita harus memberi kehidupan baginya agar bisa mengorek keterangan dari mulutnya" "Hmm! tindakan tersebut memang mempunyai sangkut paut yang sangat besar dengan keadaan dunia persilatan, bukan saja aku merasa setuju sekalipun beberapa orang yarg pernah dicelakai pun juga akan memuji akan usul serta pendapat dari saudara Siau heng .." Setelah berhenti sebentar, sambungnya kembali : "Gubuk didaratan selat pasir masih dapat digunakan untuk menghindari tiupan angin dan curahan hujan, saudara Siau dan Tootiang silahkan masuk dulu kedalam gubug! " Siau Ling tersenyum. "Tempat letaknya sangat rapat dan rahasia membuat aku jadi teringat kembali kejadian dikota Kui-ci tempo hari di mana para jago telah mengadakan pertemuan diatas daratan terapung.." ''Kita bisa mencapai selat pasir yang dikitari air mungkin didasarkan pula oleh ilham kejadian dimasa lampau" sahut Be Bun Hui. Sementara pembicaraan masih berlangsung semua orang telah masuk kedalam rumah gubug tersebut. "Pasang lampu!" bisik Be Bun Hui dengan suara lirih. Cahaya api berkelebat lewat, dalam gubug itu sudah dipasang dua buah lentera. Perlahan lahan Siau Ling memutar biji matanya kesekeliling tempat itu ia lihat para jago yang mengikuti dibelakang Be Bun Hui sebagian besar pernah berjumpa muka, hanya saja untuk beberapa saat lamanya ia tak ingat lagi dengan sama mereka. Be Bun Hui menunding empat buah kursi yang berada dihadapannya dan berkata: "Saudara Siau, engkau tak perlu sungkan sungkan lagi, sekarang engkau adalah cahaya lampu ditengah kegelapan yang menerangi dunia persilatan, silahkan duduki!" "Tentang soal ini.... aku tak berani!" "Siau taihiap tak usah sungkan" seru para jago. Siau Ling segera menjura dan berkata: "Kalau memang begitu aku akan menurut saja perkataan kalian!" Perlahan lahan ia ambil tempat duduk: Be Bun Hui segera alihkan sorot matanya keatas wajah Bu wi Tootiang, lalu ujarnya pula: " Tootiang adalah seorang yang telah berbudi luhur, orang2 persilatan mengagumi dirimu dan diantara sembilan partai besar Tootiang lah pertama tama yang bangkit berdiri menentang kekuasaan Shen Bok Hong, kursi kedua sudah sepantasnya ditempati oleh Tootiang!" "Pinto tak banyak bicara lagi, biarlah kuterima tawaran ini" kata Bu-wi Tootiang sambil duduk disamping Siau Ling. "Nona Pek li, silahkan duduk !" seru Be Bun Hui kembali. Pek li Peng tersenyum dan menggeleng. "Biarlah aku duduk dibelakang toako saja!" katanya. "Tong ciangbunjin, Kim Hoa hujin..." "Be cong piau pacu silahkan duduk" seru Tong Lo thay thay dengan cepat. "Kami adalah manusia2 berdosa, tidak pantas manusia semacam kami ikut duduk" "Benar " sambung Kim Hoa hujin. "kami harus memeriksa Ciu Cau Liong, jadi tak perlu duduk" "Be-heng silahkan duduk, tak usah sungkan2 lagi'' seru Siau Ling segera. Be Bun Hui tersenyum. "Baiklah, aku akan turut perintah " ia segera maju kedepan dan mengambil tempat duduk. Diantara empat buah kursi yang tersedia, sekarang sudah terisi tiga orang dan hingga sebuah kursi saja yang masih kosong. Ketika para jago menyaksikan ketiga orang itu sudah mengambil tempat duduk, merekapun duduk diatas lantai. Be Bun Hui menyapu sekejap para jago kemudian katanya: "Siau tayhap apakah engkau kenal mereka semua?"" "Sebagian besar telah kukenal hanya tak kuingat lagi nama2 mereka!" "Kalau begitu siaute akan memperkenalkan kembali mereka satu persatu kepada saudara Siau" Sambil menuding kepada kakek pincang dalam ruangan itu ia memperkenalkan: "Orang ini adalah pendekar pincing Siang Toa Hay!" "Siang heng kita pernah bersua dua kali" seru Siau Ling sambil memberi hormat. "Sedikitpun tidak salah sungguh tajam pandangan mata Siau tayhiap !" Secara teratur Be Bun Hui memperkenalkan para jagonya: "Yang ini adalah Sincian ceng kan kun panah sakti yang menggetarkan jagad Tong Coan Kie, Sam yan sin tan peluru sakti sam yang Liok Kui Ciang, Ciangbunjin dari perguruan Gi hen bun,Tan kong Sen ketua perguruan Tay kek aliran persilatan Sak Hong Siang " Siau Ling menjura keempat penjuru. "Sahabat2 terimalah hormat dari aku orang she-siau, ..!" "Siau tayhiap terlalu merendah" para jago bersama2 balas memberi hormat. Sisa lainnya kebanyakan adalah para pembantu dan anak buah jago silat itu dan Be Bun Hui memperkenalkan pula mereka kepada Siau Ling sambil memberi hormat lagi. "Terima kasih atas perhatian Siau tay-hiap" jawab para jago. "Sudah selesaikah upacara tetek bengek diantara kalian?"" tiba2 Kim Hoa hujin menegur sambil tersenyum. "Hujin, apa yang hendak kau lakukan?"?" tanya Be Cun Hui. "Persoalan apa?"" "Menurut pengetahuanku, kepergian Shen Bok Hong pada saat ini adalah untuk menjumpai seorang sahabat karibnya ilmu silat yang dimiliki sahabatnya jauh diatas kepandaian silat dari Shen Bok Hong, disamping itu rupanya Shen Bok Hong telah merasakan bahwa situasi dalam dunia persilatan bila dibiarkan kian lama kian tidak menguntungkan pihaknya karena itu ia telah bersiap sedia melakukan sesuatu secara besar2an beberapa hari kemudian. ." Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh: "Apa yang kuketahui hanya merupakan garis besar saja bagaimanakah yang sesungguhnya kecuali Shen Bok Hong hanya Ciu Ji cungcu lah yang mengetahuinya" "Lalu bagaimana caranya kita harus menanyakan persoalan ini kepada Ciu Ji cungcu." "Saudara sekalian adalah pendekar2 sejati dari golongan lurus tentu saja kalian tidak bersedia unutuk menggunakan cara luar biasa untuk menyiksa Ciu Cau Liang serta mengorek keterangan dari mulutnya karena itu bagaimana kalau aku saja yang melakukan penyiksaan?" ---ooo0dw0ooo--- KESEDIAAN perempuan dari wilayah Biau ini untuk menyiksa Ciu Cau Liong dengan cepat membuat para jago merasa tertegun. Be Bun Hui segera berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling, kemudian ujarnya : "Saudara Siau, mengenai persoalan ini..." "Untuk mengorek keterangan dari mulut Ciu Cau Liong, rasanya Kim Hoa hujin merupakan orang yang paling tepat" "Kalau begitu bagus sekali..." sorot matanya segera dialihkan kembali keatas wajah Kim Hoa hujin, lanjutnya : "Kalau memang begitu, aku terpaksa harus merepotkan diri hujin! " Kim Hoa hujin tersenyum, sorot matanya dialihkan keatas wajah Tu Kiu dan ujarnya: "Bagaimana kalau jalan darahnya dibebaskan?"" Tu Kiu tidak banyak komentar, ia turunkan Ciu Cau Liong dari bopongannya dan membebaskan jalan darahnya yang tertotok. Sikap dan tingkah lalu Kim hoa hujin masih tetap santai dan senyuman penuh menghiasi bibirnya, sambil tertawa terkekeh2 serunya. "Hiih hiihh hiih .. Ciu Cau Liong, coba tebaklah keadaan disekitarmu dengan seksama coba lihat siapakah yang berada disampingmu setelah itu ambillah keputusan apakah engkau sanggup untuk melarikan diri atau tidak!" Ciu Cau Liong putar biji matanya memandang sekejap kesekeliling tempat itu, setelah mengetahui bahwa disekitar situ yang hadir hanyalah para musuh besarnya, cungcu kedua dari perkampungan Pek hoa san cung ini baru nampak tertegun. Kim hoa hujin tertawa dingin, sambungnya lebih jauh: "Ciu Cau Liong, sudah melihat jelas keadaanmu?" " Ciu Cau Liong mengangguk, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa. "Aku rasa engkau pasti sudah memahami bukan, bahwa engkau sama sekali tak ada kesempatan lagi untuk melarikan diri?"kembali Kim hoa hujin berseru. "Manusia hidup ditolong langit akibatnya toh tetap akan mati, apalagi aku sudah hidup puluhan tahun dikolong langit, sekali pun harus mati rasanya bukanlah suatu peristiwa yang patut disayangkan." "Ji cungcu, aku rasa perhitungan sipoamu tidakkah terlalu berlebihan?" " "Mungkin kalian akan memberi kematian yang agak menyedihkan bagi diriku, namun kecuali kematian aku rasa tak akan ada peristiwa lain yang jauh lebih menakutkan dari pada itu." ''Ciu ji cungcu aku sudah dua kali menyaksikan cara mu untuk mengorek keterangan dari mulut lawan, dan caramu itu benar2 lihay sekali, aku percaya bila ku terapkan sistim penyiksaan yang dipergunakan Ji cungcu untuk menyiksa orang keatas tubuh ji-cungcu sendiri, maka aku yakin engkau tidak akan kuat menahan diri." Ciu Cau Liong memutar sepasang biji matanya memandang empat penjuru, kemudian katanya : "Cara penyiksaan apakah yang akan kalian lakukan terhadap diriku, silahkan lakukan saja kepadaku, aku akan menerimanya dengaa senang hati! " Terlihatlah sorot mata para jago sama2 ditujukan keatas wajah Ciu Cau Liong, namun tak seorangpun yang buka suara. Kim Hoa hujin tersenyum. "Mereka semua tak sudi untuk berbicara dengan engkau, nampaknya terpaksa akulah yang menghadapi dirimu!" Ciu Cau Liong menghela napas panjang. "Aaaai..." katakanlah, apa yang hendak kalian lakukan terhadap diriku..."." "Kalau memang Ji cungcu sudah berkata begitu, rasanya akupun tak usah putar kayuh lagi!" Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh . "Asal Ciu ji-cungcu bersedia untuk membeberkan rencana busuk yang telah dipersiapkan Shen Bok Hong, aku berani tanggung engkau dapat dilepaskan meninggalkan tempat ini dalam keadaan selamat." Ciu Cau Liong melirik sekejap kearah Kim Hoa hujin, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa. Rupanya Kim Hoa hujin dapat menebak suara hatinya, ia tertawa ewa dan berkata: "Apakah engkau merasa bahwa ucapan tadi tak ada landasan yang kuat dan tidak bisa dipertanggung jawabkan..?" Ciu Cau Liong tetap membungkam dalam seribu bahasa. Kim hoa hujin segera alihkan sorot matanya keatas wajah Siau Ling, ujarnya dengan bersungguh sungguh. "Saudara Siau apakah engkau mempercayai penuh terhadap enci mu ini " " Tentu saja percaya penuh! " "Baik! kalau begitu engkau harus memberi kekuasaan kepada encimu ini!" "Bagaimana caranya memberi kekuasan kepadamu?"" "Gampang sekali," kata Kim hoa hujin, "beritahulah kepada Ciu Cau Liong bahwa setiap janji yang kuucapkan kepadanya, berarti pula janji yang kau ucapkan dengan mewakili segenap orang gagah yang hadir, dalam kalangan pada saat ini." Siau Ling mengangguk. "Ciu Cau Liong," ia segera berseru :"perduli janji macam apapun yang dikatakan Kim hoa hujin kepadamu, itu berarti janji yang diucapkan mewakili kami sekalian!" Kim Hoa hujin tertawa manis, ia bereskan rambutnya yang terurai kalut dan berkata: "Ciu ji cungcu, sekarang engkau sudah percaya bukan dengan perkataanku..," "Baik Sekarang katakanlah apa yang hendak kau ucapkan " jawab Ciu Cau Liong kemudian sesudah berpikir sebentar perlahan2 Kim Hoa hujin merogoh sakunya dan ambil keluar seekor ular aneh yang panjangnya tujuh cun dengan jengger merah darah tumbuh diatas kepalanya, sambil tertawa ia berkata: "Ji cungcu, racun Pek-sian ji ini terlalu lihay, jika terpagut olehnya maka selembar jiwamu akan segera melayang meninggalkan raga, bagaimana kalau Ji cungcu coba2 dipatuk satu kali oleh ular berjengger merah ini?" "Apa yang hendak kau tanyakan, lebih baik tanyakanlah secepat mungkin...aku segan untuk menunggu lebih lama lagi'' kata Ciu Cau Liong dengan hati mendongkol. ..Bagus sekali, rupanya ji cungcu adalah seorang budiman yang tahu gelagat dan pandai sekali menyesuaikan diri dengan keadaan ..." Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh : Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku dengar Shen toa cungcu sedang pergi menjumpai seorang sahabat karibnya, siapakah orang itu ?" "Kendatipun kuucapkan keluar, belum tentu engkau bersedia untuk mempercayainya" "Kalau begitu coba katakan lebih dahulu!" "Aku sendiripun tak tahu siapakah sahabat karibnya itu, tapi aku tahu bahwa dia adalah seorang padri!" "Seorang hwessio?" "Tidak salah!!" "Bagaimanakah ciri2nya?" "Aku sendiri belum pernah berjumpa dengan hweesio itu, tapi menurut keterangan dari Shen toa-cungcu, dia mempunyai ciri khas berjari tangan sembilan buah" Satu ingatan segera berkelebat dalam benak Siau Ling, pemuda itu teringat kembali akan peristiwa lampau yang berlangsung dilembah Sam-seng kok. Ia masih ingat gurunya, Cung San Pek dengan ilmu pedang terbang berhasil menguntungi sebuah jari tangan dari seorang padri, mungkinkah dia itu yang dimaksudkan... Meskipun ingatan tersebut berkecamuk dalam benaknya, namun ia tetap membungkam dalam seribu bahasa. Dalam pada itu Be Bun Hui telah alihkan sorot matanya keatas wajah Siang Toa Hay, lalu bertanya: "Siau heng, engkau adalah seorang jago kawakan yang berpengalaman sangat luas, dapatkah engkau pikirkan hwesio macam apakah yang sedang bekerja sama dengan Shen Bok Hong?" Agak lama Siang Toa Hay termenung lalu jawabnya: "Maaf,., aku tak dapat mengingat atau menemukan padri manakah yang telah kehilangan sebuah jarinya." "Menurut apa yang kuketahui "kembali Ciu Cau Liong berkata, "taysu ini sudah puluhan tahun lamanya tak pernah melakukan perjalanan dalam duma persilatan, aku rasa kalian semua tak akan mampu untuk menebak siapakah gerangan orang itu. "Manusia berjari sembilan merupakan suatu ciri yang jelas sekali, aku rasa hal ini tidak sulit untuk diselidiki....." sela Kim Hoa hujin. Sorot matanya dialihkan kembali kewajah Ciu Cau liong setelah itu sambungnya lebih jauh: "Shen Bok Hong sudah mulai merasa bahwa keadaan situasi dalam dunia persilatan tidak menguntungkan dirinya ia siap mengerahkan segerap kekuatan yang dimilikinya untuk mengadu dombakan sesama umat persilatan agar partai persilatan dan perguruan besar saling bentrok dan selisih paham sendiri ." "Benarkah dia mempunyai rencana untuk berbuat begitu?" "Recana semacam itu sih ada, tapi hingga detik ini masih belum dilakukan keputusan terakhir!" "Kenapa?" "Sebab keputusan itu baru bisa diambil setelah Shen toa cungcu berjumpa muka lebih dahulu dengan taysu berjari sembilan itu." "Sekarang aku hendak mengajukan pertanyaan yang terakhir dan pertanyaan ini merupakan suatu pertanyaan yang maha penting" Kata Kim hoa hujin dengan paras muka serius, "selesai kau jawab pertanyaan ini, maka aku akan melepaskan engkau pergi tinggalkan tempat ini" "Aku rasa pertanyaan yang hendak kau ajukan ini pastilah suatu pertanyaan yang sulit untuk dijawab." Ciu Cau Liong berhenti sebentar, kemudian sambungnya lebih jauh: "Sebelum kau ajukan pertanyaan itu, terlebih dahulu aku hendak merenungkan satu persoalan lebih dahulu kepadamu." "Katakanlah!" "Persoalan yang menyangkut tentang perkampungan Pek hoa san cung tidak kuketahui keseluruhannya masih terdapat beberapa rahasia maha penting yang tidak kuketahui sama sekali." "Kendatipun engkau tidak mengetahui keseluruhnya, tapi pokoknya sebagian besar engkau mengetahui bukan?"" "Hal itu harus tergantung pada persoalan apa yang hendak kau tanyakan kepadaku." "Shen Bok Hong telah menyusupkan mata matanya kedalam setiap tubuh partai dan perguruan besar untuk menjadi musuh dalam selimut bagi para jago, lagi pula semua mata mata itu mempunyai jabatan dan kedudukan yang sangat tinggi, dapatkah engkau memberi tahukan nama nama mereka yang sebenarnya?" Ciu Cau Liong menggeleng. "Aku memang tahu kalau dalam tubuh setiap partai dan perguruan telah disusupi mata2 kami, tetapi siapakah nama mereka dan apakah jabatan mereka kecuali Shen Bok Hong toa-cungcu, aku rasa tiada orang kedua yang mengetahuinya!" "Aku tidak percaya kalau engkau tidak mengetahui barang sedikitpun diantaranya ! " Seru Kim Hoa hujin dengan suara dingin, "Walaupun dalam hati kecilku, aku mempunyai suatu gambaran, tetapi aku tak berani meyakini seratus persen" "Kalau begitu coba katakan dahulu?" "Seteah aku berjanji untuk menjawab, tentu saja aku akan berusaha memberi jawaban sesuai dengan apa yang kuketahui, cuma setelah kuucapkan keluar, aku harap bujin bisa segera melepaskan diriku." "Tentu saja engkau akan dilepaskan." "Mata2 perkampungan Pek hoa san cung yang berhasil menyusup dalam gereja Siau lim si menggunakan gelar yang dimulai dengan kata (Hoat) sedang mata2 yang berada dalam tubuh partai Kun lun menggunakan nama marga Kim, sisanya aku sama sekali tidak tahu" "Pernahkah engkau berjumpa dengan mereka?""tanya Be Bun Hui tiba2 dengan suara nyaring. "Bertemu sih pernah, tetapi setiap kali mereka mengenakan kain cadar berwarna hitam hingga sulit bagi orang lain untuk mengetahui bagaimanakah paras muka mereka yang sebenarnya: Mendengar jawaban tersebut, Be Bun Hui segera tertawa dingin : "Heeeh-heeh-heeh... kalau jawabanmu hanya begitu saja, apa bedanya dengan tidak kau katakan sama sekali" paderi tinggi yang menggunakan huruf (Hoat) dalam gereja Siau lim si banyaknya tak terhitung, bagaimana caranya untuk menyelidiki orang2 ini..." "Aku rasa jawaban ini harus diberikan oleh ketua gereja siau lim si sendiri" jawab Ciu Cau Liong, "Asal ia dapat bersikap lebih hati2 dan waspada aku rasa tidak terlalu sulit untuk menemukan suatu tanda yang mencurigakan dari tingkah laku mereka dalam kehidupan se hari2, aku telah memberitahukan bahwa orang itu dari kalangan huruf (Hoat), hal ini sama artinya telah memperkecil lingkaran yang perlu dicurigai, asal ketua gereja Siau lim si mau memperhatikan para padrinya dari angkatan Hoat, toh urusan ini mudah diselesaikan." Bu wi Tootiang yang mendengarkan perkataan itu segera mengangguk. "Ehmm! perkataan ini memang cengli dan masuk diakal." sahutnya. Ciu Cau Liong melirik sekejap kearah Bu Wi Tootiang dengan sorot mata penuh rasa terima kasih, sementara mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa. "Tootiang, apa yang dia ucapkan benarkah kata2 yang jujur dan sebenarnya?" tanya Siau Ling kemudian. "Menurut dugaan dan penilaian pinto, semestinya apa yang dia ucapkan merupakan kata2 yang jujur dan sebenarnya!" "Be heng, bagaimana dengan pendapatmu?" tanya Siau Ling sambil berpaling kearah Be Bun Hui "Bagaimana dengan pendapat saudara Siau sendiri" " Setelah sering kali mengalami kejadian besar dan mara bahaya, pengalaman yang dimiliki Siau Ling telah mencapai kemajuan yang sangat pesat, ia tahu bahwa Be Bun Hui mendapat penghormatan yang sangat besar dari para jago sejak lengannya kutung, maka ketika mendapat pertanyaan tersebut ia segera menjawab : "Bagiku, selamanya siaute amat kagum dan menuruti perkataan dari Bu Wi too tiang" "Kalau memang begitu, saudara Siau boleh segera memutuskan persoalan ini" Kim Hoa hujin tertawa ter kekeh2. "Heeehh...heeehhh.....heeehh.... Ciu Cau Liong, sudah kau dengar semua pembicaraan itu" tegurnya. "Sudah!" "Kalau sudah dengar lebih bagus lagi, Siau Ling serta Bu Wi tootiang sama2 mintakan pengampunan bagimu bila engkau merasa berterima kasih dan ingin membalas budi paling sedikit engkau harus sebutkan siapakah nama dari mata2 perkampungan Pek hoa san cung yang disusupkan kedalam tubuh partai Bu Tong" Ciu Cau Liong alihkan sorot matanya ke atas wajah Bu Wi tootiang setelah berdiam diri beberapa saat ia berkata: "Tootiang yang dapat kuberitahukan pada mu hanyalah dalam perguruan tootiang benar2 terdapat seorang mata2 dari perkampungan Pek hoa san cung mengenai siapakah orang itu aku sama sekali tidak tahu'' "Pinto percaya akan perkataanmu itu tetapi bagiku kendatipun siapapun diantara anggota perguruan kami yang telah dipergunakan tenaganya oleh pihak perkampungan Pek hoa san cung kalian urusan ini sudah bukan merupakan suatu urusan penting lagi." "Kenapa?" "Karena seluruh anggota perguruan Bu tong pay sudah dipaksakan oleh pihak perkampungan Pek hoa san cung kalian untuk berkelana dan mengembara dalam dunia persilatan, beberapa orang anggota perguruan yang memiliki ilmu silat paling tinggi telah mengikuti pinto kemanapun aku pergi, mengenai sisa anggota perguruan yang masih ketinggalan dalam kuil Sam goan koan, adaikata ada yang mati ditangan kalian, dikemudian hari toh kami masih punya kemampuan untuk menuntut balas hutang berdarah itu!'' "Mengenai persoalan ini tootiang tak perlu kuatir berangkatnya tenaga inti partai Bu-tong meninggalkan kuil Sam goan koan untuk berkelana didunia persilatan telah diketahui oleh pihak perkampungan Pek hoa san cung, Shen toa cungcu tidak nanti akan mengambil tindakan yang tidak cerdas untuk mengusik manusia2 yang tak ada manfaat bagi dirinya itu, oleh sebab itu selama ini tak mungkin ada kekuatan kami yang bakal berkunjung kekuil Sam goan koan untuk mengganggu mereka" "Sekarang kau harus menjawab sebuah pertanyaanku lagi sebelum engkau boleh pergi tinggalkan tempat ini " ujar Kim Hoa hujin kemudian. "Tanyalah ! " "Kapankah Shen Bok Hong bersiap sedia melakukan pergerakan " bagaimanakah pergerakan itu hendak dilakukan ?" ....Sebelum Shen toa cungcu berangkat untuk menjumpai hweesio tersebut, ia telah bersiap sedia untuk melakukan pergerakan dalam tiga bulan mendatang, mula pertama aku hendak memberi perintah kepada mata2 yang menyusup dalam tubuh partai dan perguruan besar untuk melepaskan racun keji lebih dahulu." "Racun apa yang hendak mereka gunakan sudah ditetapkan menurut keadaan situasi yang kemungkinan mereka untuk bertindak, mungkin saja meracuni air minum, mungkin juga meracuni bahan makanan yang bakal disantap anggota perguruan." Beberapa patah kata itu diucapkan amat jelas dan bagaikan guntur yang membelah bumi disiang hari bolong, membuat para jago yang hadir dalam kalangan jadi amat terperanjat. Ciu Cau Liong mendehem , sambungnya lebih jauh: "Cuma saja., setelah Shen Bok Hong bertemu dengan hweesio itu, apakah rencana semula akan mengalami perubahan atau tidak, aku kurang begitu tahu..." "Engkau benar2 tidak tahu" "Kim hoa Hujin menengadah. "Sedikitpun tidak salah, apa yang kuketahui telah kuutarakan keluar semua!!" Kim Hoa hujin tersenyum. "Masih ada satu syarat terakhir yang hendak kuutarakan" katanya," jika engkau bersedia untuk mengabulkan, aku akan segera melepaskan engkau pergi" "Apa syaratmu itu?"" "Bawa sekalian diriku!" "Membawa sekalian dirimu?"" "Benar! setelah engkau bocorkan rahasia penting dari Shen Bok Hong, jika gembong iblis dari perkampungan Pek hoa-san cung itu mengetahui akan kejadian ini, dia pasti tak akan melepaskan dirimu dengan begitu saja, kalau seorang diri bukankah kekuatanmu jadi minim sekali" lain halnya kalau aku berada bersama dirimu, paling sedikit engkau bisa mendapatkan seorang kawan berbicara, andaikata rahasia ini sampai ketahuan oleh Shen Bok Hong, kitapun bisa hadapi bersama." "Heeehh. .heeehh...heeehh..apakah engkau tidak merasa bahwa tindakanmu ini kelewat berani?"" kata Ciu Cau ji cungcu dari perkampungan Pek hoa san cung ini sambil tertawa dingin. "Sekalipun Ciu ji cungcu menghianati aku belum tentu Shen Bok Hong berani segera membinasakan aku, asal ia bertanya beberapa patah kata kepadaku maka kita bisa mati bersama" "Hujin, bukankah engkau bakal lebih aman jika tetap berdiam ditempat ini" Kenapa engkau musti bersikeras untuk melakukan perjalanan bersama sama aku?" "Aku dan Tong lo-thay thay masih terancam oleh racun keji, kalau dihitung menurut jari paling banter sepuluh hari lagi racun itu akan mulai kambuh, aku tak ingin mampus karena keracunan hebat, oleh sebab itu terpaksa aku harus pulang untuk mendapatkan obat pemunah tersebut" "Aku harap hujin dapat bekerja sama dengan aku" kata Ciu Cau Liong kemudian. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Asal engkau bersedia mendengarkan perkataanku, aku tanggung kita bisa membohongi Shen Bok Hong dengan mudah" "Bagaimana kalau berangkat sekarang juga?" . "Tentu boleh saja.." dengan tangan kiri perempuan itu menggandeng tangan Ciu Cau Liong tangan kanan ulapkan tangannya berulang kali, serunya kembali : "Harap saudara2 sekalian baik2 jaga diri sampai jumpa kembali dilain waktu!" "Be heng segera turunkan perintah agar jangan menyusahkan mereka berdua..." seru Siau Ling dengan cepat. Be Bun Hui mengangguk dengan suara dalam ia lantas berseru: "Sampaikan perintahku lepaskan perahu dan hantar mereka untuk menyeberangi sungai ini!" Seorang pria baju hitam mengiakan dan buru2 berlalu dari ruangan tersebut. Be Bun Hui berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling lalu berkata. "Apakah kita perlu pindah dari sini?" "Kenapa?" "Karena tempat ini sudah diketahui oleh Ciu Cau Liong aku kuatir kalau dia menceritakan hal ini kepada Shen Bok Hong" "Tak usah kuatir kendatipun ia beritahukan kita kepada gembong iblis tersebut tak mungkin dia akan segera datang kemari" "Mengapa?" "Karena Shen Bok Hong tak akan bertindak secara gegabah tanpa perhitungan, ditempat ini kita punya kekuatan yang cukup besar sebelum ia mampu untuk mengumpulkan kekuatan besar yang mampu menandingi kekuatan kita, tak nanti ia berani bertindak secara sembarangan, lagipula Ciu Cau Liong sendiri demi keselamatan jiwanya tidak nanti akan buka suara apalagi memberitahukan alamat kita kepada iblis tersebut" "Kalau memang saudara siau telah mengatakan begitu, akupun bisa berlega hati..." Setelah berhenti sebentar, Be Bun Hui menyambung lebih jauh: "Entah apa sebabnya, tiba2 dalam dunia persilatan telah tersiar berita tentang kematian dan saudara Siau, berita ini merupakan pukulan yang sangat besar bagi kekuatan yang anti perkampungan Pek hoa san cung yang sedang berjuang untuk menumpas kekuatan jahat itu dari muka bumi. Aaai... sungguh tak kusangka cara kerja Shen Bok Hong ternyata begitu rendah dan hina." Siau Ling tersenyum. "Kabar berita itu bukan berita isapan jempol belaka, aku memang betul 2 sudah mengalami suatu peristiwa yang membahayakan jiwaku." "Oooh. . "pikirnya begitu, "dapatkah saudara Siau menceritakan kisah pengalaman itu?" "Tentu saja boleh! maka pemuda she Siau inipun segera menceritakan pengalamannya ketika berjumpa dengan Wu popo hingga akhirnya bertemu dengan para jago. Selesai mendengar kisah tersebut, para jago berseru hampir berbareng. "Itu artinya nasib yang mujur bagi dunia persilatan, dari bahaya Siau tayhiap bisa menemui keberuntungan." Siau Ling menghela napas panjang. "Aaai, ! semoga saja Chang beng dan Teng ji-hiap dapat kembali dengan cepat dalam keadaan selamat." Karena takut menggemparkan dunia persilatan, sianak muda itu lelah merahasiakan kisah tentang dititipkannya dua jilid kitab pusaka ilmu silat pada Teng It Lui dan Chang Yap Cing. Tiba2 terdenger Siang Toa Hay mendehem berat dan berkata: "Siau tayhiap, aku ada beberapa patah kata yang rasanya tak pantas untuk diutarakan keluar, bolehkah aku mengucapkannya keluar?"" "Siapa bilang tidak pantas" Siang heng ada urusan apa, harap diutarakan keluar." "Tidak berani aku hanya merasa tidak habis mengerti, apa sebabnya Siau tahyiap melepaskan Ciu Cau Liong dari sini dalam keadaan hidup?"" Siau Ling menyapu sekejap kesekeliling ruangan itu dengan sorot mata tajam, kemudian katanya : "Dibawah perlindungan dan dukungan Shen Bok Hong, Ciu Cau Liong memang sudah terlalu banyak melakukan kejahatan dan perbuatan terkutuk, bahkan aku percaya diantara saudara sekalian yang hadir disini banyak diantaranya yang pernah merasakan pahit getir ditangannya, aku percaya saudara sekali tentu merasa tak puas ketika menyaksikan aku lepaskan Ciu Cau Liong dengan begitu saja... tapi kalian harus menyadari bahwa Ciu Cau Liong tidak lebih hanya seorang badut kecil yang sama sekali tidak memegang pesaran penting, dan ilmu silat maupun kecerdasannya hanya biasa saja, ia bisa melakukan keonaran dan kejahatan dalam dunia persilatan tidak lain karena ia mendapat perlindungan dan dukungan kekuatan dari Shen Bok Hong untuk membinasakan manusia semacam ini bisa kita lakukan setiap saat bilamana kita memerlukan, tapi aku rasa melepaskan dia pergi dalam keadaan hidup justru malahan lebih menguntungkan bagi kita daripada membinasakan dirinya" "Perkataan saudara Siau sedikipun tidak salah" Be Bun Hui mengangguk tanda membenarkan." "Semoga saudara sekalian dapat menyelami perasaan hati aku orang she-Siau, dan aku harap jangan sampai terjadi kesalahan pahaman diantara kita hanya disebabkan persoalan ini" "Kami semua tak akan menaruh salah paham terhadap Siau tayhiap " jawab para jago hampir berbareng. Be Bun Hui tertawa ter bahak2, serunya : "Haahhh...haaahh ..haahh... saudara Siau, perkataanmu terlalu serius semua umat persilatan dikolong langit kecuali orang2 dari perkampungan Pek hoa san cung sama2 menyanjungkan dan menghormati dirimu, mana mungkin mereka bisa menaruh rasa salah paham terhadap dirimu?" Sesudah berhenti sebentar, katanya lagi: "Saudara, Sudah lama kita tak pernah bertemu baik engkau maupun aku sama sama baru saja lolos dari bahaya, bagaimana kalau kita meneguk dua cangkir arak untuk merayakan sisa hidup kita ini?" "Aku tidak biasa minum arak, Be heng toh sejak dulu sudah mengetahui....." ''Kita minum menurut kemampuan dan takaran masing2 siapapun tak akan memaksa." Dengan suara keras ia berseru: "Hindangkan arak!" Meski pun tempat itu letaknya terpencil dan jauh dari dusun atau kota namun persediaan makanan dan minuman banyak sekali selang beberapa saat arak telah dihidangkan. Be Bun Hui, Siau Ling, BuWi tootiang Pek li peng, Tu Kiu, panah sakti yang menyapu jagat Tong Goan Ki, peluru sakti Liok Kui Gang, Lan Mong Sen dari perguruan Gi heng bun, Sak Hong Sian dari perguruan Tay kek bagian selatan ditambah pula dengan pendekar pincang Siang Toa pay, Tong Lo thay thay sebelas orang bersama2 duduk diatas lantai membentuk satu lingkaran meja arak terletak diatas tanah. Be Bun Hui angkat cawan araknya, setelah menghormati para jago dengan secawan arak ia berkata : "Apakah saudara sekalian telah mendengar apa yang dikatakan Ciu Cau Liong barusan" Beberapa perguruan dalam dunia persilatan berhasil dihancurkan oleh Shen Bok Hong" kata Tang Kong Seng dari perguruan Gi heng bun," aku dan Sak loo-te adalah salah satu diantara korban yang menderita akibat perbuatanya yarg terkutuk itu, karenanya aku berpendapat lebih baik kita cepat2 berusaha untuk menyampaikan kabar berita ini kepada partai2 besar yang ada dikolong langit, entah bagaimanakah menurut pendapat saudara sekalian!?" "Waktu itu selama tiga bulan merupakan waktu yang terlalu pendek, aku takut sebelum berita yang hendak kita sampaikan tiba di tangan partai besar, mereka sudah ketimpa musibah" "Urusan toh sudah jadi begini" sambung Sak Hong sian, terpaksa kita harus berusaha sedapat mungkin untuk melaksanakan peker jaan yang maha penting ini" Bu Wi Tooiiang menghela napas panjang "Yang paling menguatirkan diri pinto adalah masih tetap banyaknya perguruan dari partai besar dalam dunia persilatan yang menaruh perasaan jeri terhadap Shen Bok Hong, sebelum api membakar alis mata mereka belum tentu mereka bersedia terlibat dalam perjuangan ini, kendatipun mereka mendengar cerita ini toh belum tentu mereka bersedia untuk mempercayainya..." Be Bun Hui segera menghela napas pula : "Dunia persilatan bisa mengalami peristiwa tragis semacam sekarang ini tidak lain disebabkan lapuknya persatuan diantara umat persilatan, seperti ibarat yang mengatakan sesuatu benda yang membusuk akan timbul ulatnya sendiri, jika pelbagai partai dan perguruan bisa bersatu padu dan kerja sama sejak dahulu, Shen Bok Hong tidak nanti akan berhasil memiliki kekuasaan seperti hari ini" "Perkataan dari Be cong piau pacu sedikit pun tidak salah " sambung Bu Wi Tootiang kembali : "tapi urusan telah berkembang jadi begini satu satunya jalan yang bisa kita lakukan sekarang adalah berusaha menggunakan kemampuan yang kita miliki untuk menutupi kekurangan tersebut, untung dewasa ini sebagian besar umat persilatan dikolong langit telah sadar dari mimpinya, perjuangan Siau tayhiap menentang kelaliman dan kekejaman Shen Bok Hong telah tersebar luas di mana2 menurut pendapat pinto alangkah baiknya kalau kita membuat surat atas nama Siau tayhiap dan menerangkan duduknya perkara serta akibat yang bakal ditimbulkan oleh peristiwa itu meskipun surat ini belum tentu akan membangkitkan semangat berontak dan berjuang para partai dan perguruan lain untuk menentang kelaliman Shen Bok Hong, paling sedikit kita telah membangkitkan rasa was2 dihati mereka disamping itu dengan adanya surat pribadi dari Siau tayhiap maka si pembawa surat ini bisa langsung mohon bertemu dengan para ketua partai besar, dengan tindakan ini kita pun dapat menghindari pula seandainya mata2 yang menyusup dalam tubuh partai2 itu melakukan pengacauan dari tengah." "Hhmm ! suatu pendapat yang sangat bagus ..." puji Be Bun Hui, sorot matanya segera dialihkan keatas wajah Siau Ling dan menambahkan, "bagaimana dengan pendapat saudara Siau"'" "Aku takut namaku kurang memadahi sehingga menghancurkan rencana bagus dari kita ini'' Bu wi Tootiang segera tersenyum, Tentang soal ini Siau tayhiap tak usah kuatir" katanya, "menurut apa yang pinto ketahui, nama besar dan kedudukan Siau-tayhiap dalam dunia persilatan pada saat ini bagaikan sang surya yang berada ditengah angkasa, setiap orang persilatan tak ada yang tak kenal, tak ada yang tidak tahu" "Kalau Tootiang merasa cara ini bisa dilaksanakan, akupun tak akan banyak bicara lagi". "Jikalau saudara saudara sekalian tidak merasa bahwa gaya tulisan pinto kurang bagus bagaimana kalau surat ini pinto yang tulis dengan atas nama Siau tayhiap?" " "Kalau memang begitu, kita musti merepotkan diri Too tiang " kata Be Bun Hui. "Kita laksanakan saja pekerjaan ini seperti apa yang tootiang kehendaki... "ujar Siau Ling pula. Setelah berhenti sebentar, ia berkata kembali: "Aku mempunyai satu persoalan yang ingin dirundingkan dengan saudara2 sekalian, apakah bersedia untuk membicarakan masalah ini?" "Silahkan diutarakan, kami akan cuci telinga dan mendengarkan dengan seksama." "Shen Bok Hong dapat kita akui sebagai seorang pemimpin persilatan yang luar biasa, baik kecerdasan maupun ambisinya mengagumkan sekali, ada satu hal yang aku merasa paling gemas dan mendongkol yakni tersebar begitu banyaknya mata2 disegenap wilayah maupun pelosok dikolong langit, ditambah pula dalam setiap partai dan perguruan terdapat pula mata2nya, ini berarti hampir seluruh gerak gerik dunia persilatan telah diketahui olehnya, ia bisa makmur sebagian besar disebabkan oleh karena suksesnya aksi mata2 tersebut..." "Tidak salah," sambung Be Bun Hui, "sering kali sebelum pergerakan kita mulai, mereka sudah berhasil mendapat kabar hingga pihak kita harus menderita kerugian yang tak sedikit." "Kalau kita berhasil mendapatkan daftar nama dan tempat dimana ia tempatkan mata2nya dikolong langit, tentu saja hal ini jauh lebih bagus, kita dapat kerahkan segenap kekuatan yang kita miliki dan sekaligus menghancurkan mata telinga pihak perkampungan Pek hoa san cung, tapi...aku percaya untuk mendapatkan daftar nama dan tempat itu bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, kecuali Shen Bok Hong pribadi aku rasa tiada orang kedua yang bakal mengetahui rahasia tersebut, Oleh sebab itulah timbullah suatu cara yang bodoh dalam benakku, entah caraku ini dapat dipergunakan atau tidak." "Apakah caramu itu " " tanya Be Bun Hui sambil tertawa. "Berusaha sedapat mungkin untuk membasmi setiap anggota perkumpulan Pek hoa san cung, asal kita mengetahui jangan dilepaskan barang seorangpun kalau tidak bisa dinasehati untuk bertobat dan kembali kejalan yang benar kita bunuh saja dirinya hingga tidak meninggalkan bibit bencana dikemudian hari atau paling sedikit kita harus punahkan ilmu silat yang dimilikinya ." "Bagus sekali usul ini, sebelumnya aku tak pernah berpikir sampai kesitu......" "Jikalau kita melakukan penggeledahan secara serempak kendatipun belum tentu bisa menghancurkan semua organisasi gerakan She Bok Hong paling sedikit kita bisa memaksa mereka untuk bergerak lebih tidak leluasa." Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Dikemudian hari baiklah kita akan perhatikan persoalan ini" "Andai kata Shen Bok Hong selesai pertemuannya dengan hweesio lantas mempercepat rencana untuk menyerang kita bagaimana caranya kita menghadapi serangan mereka?" terdengar Siang Toa Hay bertanya. "Baik! Kalau begitu harap lootiang segera memuat surat dan sebelum fajar menyingsing nanti kita segera utus orang untuk menyampaikan surat itu itu keseluruh partai dan perguruan besar" Bu Wi tootiang mengangguk dibawah lampu lentera toosu dari partai Bu-tong itu segera menulis surat. Dalam pada itu Siau Ling memandang sekejap sekeliling ruangan itu lalu berkata : "Ketua partai Bu-tong adalah seorang jago yang menguasahi baik dalam kesusastraan maupun ilmu silat aku percaya isi surat tersebut pasti mengandung peringatan yang tajam sehingga mempertinggi kewaspadaan para partai besar untuk bersiap sedia, tapi kita juga harus memikirkan jauhnya perjalanan yang harus ditempuh, jika sampai saatnya surat itu belum tiba sementara partai2 besar telah jatuh dalam kekuasaan lawan, sekalipun sepuluh tokoh sakti yang terperangkap dalam istana terlarang hidup kembalipun belum tentu bisa menggantikan kekuatan delapan partai besar, coba pikirlah siapa yang mampu menggantikan segenap kekuatan dari delapan partai besar?" "Tidak salah, apakah pendapat Siau heng mengenai persoalan ini?" kata Be Bun Hui. "Menurut pendapat siaute, lebih baik kita pilih sebagian kecil jago yang berada di sini untuk mengejar dan mendesak Shen Bok Hong serta orang2 dari perkampungan Pek hoa San cung lebih jauh. Seandainya kita bisa menghancurkan semangat tempur pihak lawan satu kali lagi, tentu saja hal itu lebih bagus, tapi paling sedikit kita harus membuat Shen Bok Hong merasa serba susah hingga utusan2 yang kita kirim kepelbagai partai bisa mendapat kesempatan yang lebih banyak lagi untuk menyampaikan surat itu kepada masing2 ketua partainya." "Semangat jantan Saudara Siau benar2 sangat mengagumkan hati kami semua, tetapi saat ini masanya belum masak, seandainya harus terjadi pertempuran secara kekerasan aku takut kekuatan yang kita miliki masih belum mampu menandingi kehebatan pihak perkampungan Pek hoa san cung...karenanya..." "Orang2 perkampungan Pek hoa san cung yang ditugaskan dikota Tiang sah hanya seperpuluh nya saja jika kita hadapi mereka dengan sepenuh tenaga, aku percaya mereka akan berhasil kita tumpas hingga ke-akar2 nya" kata Siau Ling sambil tertawa. "Tapi...bukankah Shen Bok Hong juga berada dikota Tiangsah ?"" sambung Sak Hong Siang mendadak. Dari nada ucapan tersebut, bisa dilihat betapa jeri dan takutnya jago ini atas kehebatan dari Shen Bok Hong. Siau Ling termenung sebentar, lalu berkata : Menurut hasil penyelidikanku, Shen Bok Hong berhasil menciptakan keberhasilan dan pengaruh yang besar seperti hari ini kesemuanya dikarenakan ia memiliki kecerdasan dan kelihayan yang melebihi orang lain tapi yang paling penting adalah kehebatan mata2nya yang tersebar luas diseluruh kolong langit serta gerak geriknya yang serba misterius, ditambah pula beberapa racun kejinya serta tindakan yang kejam baik dalam mengendalikan anak buahnya maupun dalam menghadapi musuh, membuat umat persilatan dikolong langit sama2 menaruh rasa segan dan seram terhadap dirinya, dengan begitu terciptalah pengaruh yang luar biasa bagi perkampungan Pek hoa san cung.." Ia putar biji matanya menyapu, sekejap para jago, kemudian sambungnya lebih jauh: "Sebab lainnya adalah tidak mau berkutiknya umat persilatan untuk bangun menentang kelalimannya, mereka sama2 membiarkan Shen Bok Hong melakukan persiapan yang matang kemudian menjegal mereka satu persatu, padahal didalam kenyataan kita secara resmi sudah bentrok dengan mereka, daripada mati konyol tanpa berkutik bukankah jauh lebih baik berjuang dengan semangat tinggi dan gugur dalam medan pertarungan?" Beberapa patah kata itu seketika menambah semangat jantan dalam hati para jago, serentak mereka berseru: "Siau tayhiap bersiap sedia akan membuat apa, kami semua rela mengikuti dirimu." Siau Ling tersenyum. "Bagus sekali kalau memang saudara2 semangat juang yang tinggi maka aku pun tak akan menunda2 rencanaku lagi sekarang juga mari kita berangkat!" katanya. "Saudara Siau engkau siap sedia melakukan pergerakan apa?" tanya Be Bun Hui kembali. "Menurut apa yang kuketahui dalam kuil Pek in koan masih terdapat sekelompok jago2 dari Shen Bok Hong sekarang kita harus menghancurkan lebih dahulu mata2 yang tersebar didalam dunia persilatan, markas besar mata2nya yang terdapat dikota Tiang sah telah berhasil siau-te dan Bu witootiang sekalian hancurkan seluruh anggota perkampungan Pek-hoa san-cung yang ada disana telah binasa, menurut apa yang kuketahui dikota Tiang sah pihak perkampungan Pek hoa san cung masih mempunyai dua buah tempat bercokol yang satu ada dikuil Pek in koan sedangkan yang lain ada diwarung Jit ci-teh wan sekarang kita harus lenyapkan dua buah sarang dari Shen Bok Hong ini kemudian baru mengeluarkan segenap kekuatan yang dimiliki untuk mengerjai Shen Bok Hong jikalau kita mampu mengepung dan membinasakan dirinya sudah tentu Lebih bagus lagi tapi paling sedikit kita harus membikin dia kalang kabut dan harus menjaga keselamatan sendiri dalam keadaan begitu maka dia tak akan memiliki kesempatan lagi untuk merencanakan siasat busuk guna mencelakai orang lain " "Baik! menurut pendapat Siau heng kapan kita akan berangkat...?" tanya Be Bun Hui. "Tentu saja lebih cepat lebih baik!" "Kita harus mengerahkan segenap kekuatan yang kita miliki?" "Tak usah aku hanya ingin memilih beberapa orang diantaranya saja..... ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 24 SETELAH berhenti sebentar, lanjutnya : "Harapan Be heng suka tetap tinggal di markas besar, siau-te hanya akan membawa enam orang saja!" Be Bun Hui tersenyum. "Engkau akan memilih sendiri" ataukah aku yang pilihkan untukmu?" Nona Pek-li, saudara Tu akan kubawa serta, dan tolong Be-beng suka pilihkan dua orang lagi" "Aku bersedia membuat pahala untuk me nebus dosa, apakah Siau taybiap bersedia mempercayai diriku" sela Tong Lo-thay thay secara mendadak. Siau Ling tertawa. "Tak usah, meskipun gerak gerik kita kali ini tidak terlalu rahasia namun kamipun tak akan bekerja secara blak2an, jika dapat merahasiakan indentitas kita jauh lebih baik. Untuk sementara waktu harap Tong lo thay thay tetap tinggal disini, aku percaya delapan bagian Kim Hoa hujin akan berhasil mendapatkan obat pemunah dari Shen Bok Hong. menanti racun keji yang bersarang ditubuh Lo hujin benar2 sudah punah, saatnya belum terlambat bagimu untuk munculkan diri dan memusuhi pi hak perkampungan Pek boa san cung secara terang2an" "Saudara siau, termasuk engkau cuma lima orang, masa cukup, untuk menghadapi mereka"' "Serangan kita kali ini adalah dengan racun menyerang racun, yang diutamakan adalah suatu penyerangan secara mendadak." "Panah sakti yang menggetarkan jagid Tong Goan Ki serta peluru sakti Liok Kui Ciang masing2 memiliki keahlian khusus, aku rasa jika mereka yang mengikuti dirimu pastilah akan memberi bantuan yang sangat besar" Siau Ling tersenyum. "Entah saudara Liok dan saudara Tong bersedia atau tidak melakukan perjalanan bersama aku orang she Siau?"" tanyanya. Tong Goan Ki dao Liok Kui Ciaag serentak bangun berdiri, jawabnya. "Siau tayhiap bersedia membawa serta kami berdua hal ini merupakan suatu kehormatan bagi kami." "Kalian memang kalian berdua bersedia membantu aku orang she Siau didalam per gerakan ini, bagaimana kalau sekarang juga kita berangkat." "Aku akan suruh mereka siapkan perahu," kata Tong Goan Ki dengan cepat . ia segera keluar lebih dahulu dari ruangan. "Kalau begitu, akupun mohon diri terlebih dahulu kepada saudara sekalian," kata Siau Ling. Dengan membawa Pek li Peng. Tu Kiu dan Liok Kui Ciang berangkatlah mereka tinggal kan markas tersebut. Buru2 Be Bun Hai mengejar keluar ruangan, katanya. "Saudara Siau.baik2lah jaga diri! " "Eigkau tak usah kuatir, Be Bun Hui tak perlu mengantar lebih jauh! " jawab Siau Ling sambil berpaling. Sesudah tiba ditepi sungai terlihatlah Tong Goan Ki telah siap di depan perahunya Para jago segera naik perahu dan bergerak menuju ketepi seberang Sementara sarapan bergerak ketengah sungai Siau Ling menengadah memandang cuaca lalu berkata. ''Sekarang waktu sudah menunjukan kentungan keempat lebih jika dihitung dengan perjalanan yang harus ditempuh sewaktu kita tiba di kuil Pek in koan mungkin fajar telah menyingsing - " "Jika kurang leluasa bertempur disiang hari bagai mana kalau kita mencari tempat untuk beristirahat lebih dahulu dan sergapan itu kita lakukan besok malam saja'" Liok Kui Ciang mengusulkan. "Tak usah!" jawab Siau Liog sambil menggeleng kita harus melakukan suatu sergapan yang sama sekali diluar dugaan mereka fajar merupakan saat yang paling baik untuK operasi tersebut" "Diudara terang tenderang bukankah asal usul kita bakal diketahui lawan" "kata Tong Goan Ki. "Asal kita tutup wajah kita dengan kain kerudung siapa yang bisa menebak asal usul kita?" Sementara pembicaraan masih berlangsung perahu kecil itu sudah merapat ketepian. Siau Ling segera membawa para jago langsung menuju ke kuil Pek in koang. Sepanjang perjalanan para jago mengerahkan ilmu meringankan tubuh secepat mungkin sebelum fajar menyingsing mereka telah didepan kuil Pek in koang. Dengan sorot mata tajam Siau Ling mengawasi keadaan disekeliling tempat itu lalu dengan suara rendah bisiknya. "Ruangan sudut timur laut kuil tersebut merupakan tempat tinggal para jago dari perkumpulan Pek hoa-san-cung tapi masih ada orangkah pada saat ini aku tak berani memastikan...." Ia memandang sekejap kearah Tong Goan Ki serta Liok Kui Ciang lalu perintahnya: "Aku harap kalian menjaga diatas atap rumah dan membantuku kami dengan senjata2 rahasia kalian" Tong Coan Ki serta Liok Kui Ciang mengi akan mereka segera melayang naik keatas wu wungan rumah dan memilih tempat yang srategis untuk bersiap sedia. "Saudara To Peng ji bungkus wajah kalian dengan kain dan serbu kedalam sebisanya jangan banyak bicara dengan mereka " bisik siau Ling kembali dengan suara lirih, Pek-li Perg tersenyum, dia ambil keluar secarik sapu tangan dan membungkus sebagian wajabnya, kemudian berkata: "Toako, kami harus mengikuti dibelakang tubuhmu.." ataukah masing2 mencari lawan tandingannya sendiri?" "Kita ber-sama2 membasmi musuh tangguh!" "Kalau begitu, toako jadi pemimpin dan kami akan membantu dari samping..!" Siau Ling tersenyum. "Peng-ji, kali ini engkaulah yang memimpin serangan, aku akan membantu kalian secara diam2 " katanya. Pek-li Peng segera cabut keluar pedangnya dan berbisik kepada Tu Kiu dengan suara lirih: "Mari kita serbu kedalam'" Tu Kiu cabut keluar pedang pit baja dan gelang perak pelindung tangannya sambil tertawa ia berkata : "Dua macam senjata dari aku Tu lo sam telah menjadi perak yang terkenal sekali kendatipun aku menyaru sebagai apapun asal orang dapat melihat kedua macam senjata ini mereka akan segera mengetahui siapakah diriku ini!" "Engkau cakut kalau mereka mengenali dirimu" " "Siapa yang takut"' seru Tu Kiu gusar ia segera loncat kedepan dan melaijcarkan serbuan lebih dahulu. Kedua orang itu dengan cepat menerjang masuk kedalam ruang kuil, Siau Ling membuntuti dengan kencang di-belakang Tu Kiu serta Pek Li Peng mereka langsung menyerbu keruang samping. Dalam pada itu fajar baru mulai menyingsing dari ufuk sebelah timur pemandangan disekeliling tempat itu dapat terlihat jelas sekati. Baru saja Siau Ling sekalian tiga sosok bayangan manusia melayang turun dalam halaman samping seketika itu juga muncullah dua sosok bayangan manusia menghadang jalan pergi ketiga orang itu. Desingan angin tajam menyambar lewat sebatang anak panah dengan tajamnya meluncur memenuhi angkasa. '"Aduuh.!" jeritan kesakitan bergama memecahkan kesunyian, seorang pria baju hitam menyerang dan roboh terkapar keatas tanah. Tapi pada detik yang bersamaan itu pintu gerbang ruang tengah terbentang lebar, seorang kakek yang gemuk pendek murcul-kan diri dengan langkah lebar. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Peng ji" bisik Siau Ling dengan suara lirih, orang itulah yang bernama Seng Sam Kong. ilmu silatnya sangat lihay dia tak boleh dipandang enteng. Cahaya berkilauan menyambar lewat, kembali sebatang anak parah meluncur menembusi angkasa langsung mengancam tenggorokan Seng Sam Koay. Kskek gemuk pendek itu dengan tangkas menggape tangan kanannya, dengan suatu gerakan yang manis tahu2 ia berhasil menangkap anak panah tersebut. Tu Kiu mengetahui bahwa anak pinah itu dilepaskan oleh panah sakti yang menggetarkan jagad Tong Goan Li, dengan daya kekuatan yang luar biasa dari orang itu ternyata anak parah yang dilepaskan berhasil ditangkap Seng Sam Koay dengan begitu gampang hal ini menunjukkan betapa sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki orang itu. Seng Sam Kay sangat tenang setelah anak panah itu berhasil ditangkap ia tetap berdiri tak berkutik ditempat semula sorot rnatanya per-lahan2 menyapu sekejap wajah Pek li Peng serta Siau Ling kemudian tegurnya '"Saudara sekalian. kalau toh kalian berani datang kemari mengapa tidak berani menghadapi kami dengan paras muka aslimu?" Sementara ucapan tersebut diutarakan keluar bayangan manusia berkelebat lewat dari samping kiri kanan ruangan itu dalam sekejap mata ditengah kalangan telah bertambah dengan delapan orang pria kekar yang bersenjata lengkap. Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling mengawasi beberapa orang itu dia lihat Khong Siang terdapat diantara orang2 itu dalam hatinya pemuda itu segera berpikir: "Baik Seng Sam Koay maupun Khong Siang masih berada disini mungkin mereka belum tahu kalau Ciu Cau Liong sekalian sudah tertimpa musibah." Sementara itu Tu Kiu sedang berseru sambil tertawa dingin: "Baik saudara sekalian hanya ada sebuah jalan kehidupan saja yakni membuang senjata dan tidak bersedia diperbudak oleh pihak perkumpulan Pek-hoa san cung lagi, kalau kalian tak mau mendengarkan nasehatku ini, sekejap mata kamu semua akan tekapar diatas tanah dengan darah bercucuran..' Seng Sam Koay tertawa dingin, tiba2 ia memotong ucapan Tu Kiu yang belum selesai : "Hahh...heehh.. heehh... kalau dugaanku tidak keliru, bukankah engkau adalah Tu loo ji dari sepasang pardangan dari kota Tiong ciu...?".' "Tebakanmu keliru " sahut Pek li Peng. "sekarang ia sudah menjadi Tu loo-sanl" Suaranya lengking dan merdu, siapapun dapat mengetahui kalau suara tersebut adalah suara kaum wanita. Seng Sam Koay segera mengerutkan dahi nya rapat2. "Sebenarnya siapakah engkau?" ia menegur. "Aku adalah pencabut nyawa?" Mendadak diaayun tangannya, dua batang jarum Hanpeng ciam laksana kilat menyambar kedepan. Seng Sam Koay membebaskan ujung yang lebar, segulung hembusan angin pukulan merontokkan ancaman jarum beracun tersebut. Kembali Siau Ling menyapu sekejap kesekeliling tempat itu. tatkala dilihatnya pihak lawan sudah membentuk barisan pengepungan yang rapat, dalam hati segera pikirnya: "Aku harus melukai dua orang diantaranya lebih dahulu, sehingga barisan tersebut kacau balau tidak karuan." Berpikir sampai disiiu, diam2 ia mengerahkan tenaga dalamnya dan secara beruntun tangan kanannya melancarkan sentilan maut. Dua gulung desiran angin tajam segera meluncur kedepan dengan dahsyatnya. Kekuatan daya serang ilmu jari Sian ci-sinkang dari gereja Siau lim si ini benar2 luar biasa dahsyatnya, apalagi serangan tersebut dilancarkan Siau Ling secara diam2, bisa dibayangkan bagaimanakah akibatnya. Dua kali jeritan lengking berkumandang memecahkan kesunyian, masing2 seorang pria yang berdiri disisi kiri dan kanan roboh terjengkang keatas tanah dan tak berkutik lagi. Rupanya Siau Ling ada maksud mengacau kan lebih dahulu barisan musuh, oleh sebab itu Serangan tersebut dilancarkan dengan sekuat tenapa dan arah yang ditujupun merupakan jalan darah kematian. Seng Sam Koay sendiri walaupun dapat melihat Siau Ling menyentilkan tangan kanannya, namun ia sama sekali tak menyangka kalau sentilan jarinya itu dapat melukai orang hatinya tercekat dan bulu kuduknya pada bangun berdiri. Dalam hati segera berpikir : "Nampaknya diantara tiga orang yang munculkan diri ini, orang itulah merupakan musuh yang paling tangguh, aku harus ber hati2 dengan manusia tersebut..." Berpikir sampai disitu, dengan suara dalam ia segera berkata. "Khong heng. mari kita ber-sama2 menghadapi orang yang ada di belakang itu!" Sambil berkata tangan kanannya dilapkan berulang kali. Bayangan manusia saling berkelebat, cahaya senjata menyilaukan mata, enam tujuh orang pria yang berdiri dikedua belah samping ber-sama2 menyerbu kedepan dan menyerang Tu Kiu serta Pek-li Peog habis2an. Pek li Peng dan Tu Kiu dengan cepat menggetarkan senjata masing masing menghadapi datangnya serangan maut itu dengan gagah. Khong Siang menggetarkan senjata tombak berantainya, dengan suatu sentakan tajam ia totok dada lawan. Tombak berantai adalah sejenis senjata yang luar biasa dibelakang tombak dipasang rartai yang panjang, serangan bisa dilakukan dari jarak jauh maupun dekat sesuai dengan kehendak hatinya. Siau Ling tetap melayani musuh2nya dengan tangan kosong, ia berdiri tegak ditempat semula, terhadap datangnya sergapan dari tombak berantai itu pemuda tersebut sama sekaii tidak memikirkannya didalamhati. Khong Siang mendengus dingin, teriaknya: ''Keparat, bagus sekali perbuatanmu. Hawa murninya diam2 ditingkatkan, dengan kekuatannya y ng berlipat ganda tombak berantai itu meluncur semakin cepat kedepan. Siau Ling masih tetap bersikap tenang, menunggu ujung tombak sudah hampir mengenai tubuhnya, ia baru miring kesamping, tangan kirinya laksana kilat menyambar ujung tombak yang tajam itu. Dengan mengenakan sarung tangan kulit menjangan, bukan saja pemuda itu tidak takut tajamnya senjata, diapun tak usah takut keracunan hebat. Khong Siang termasuk salah seorang jago kawakan yang sudah puluhan tahun lamanya berkelana dalam dunia persilatan, banyak pertempuran sengit telah dia alami namun belum pernah ia jumpai musuh yang begini berani menyambar ujung senjatanya dengan tangan kosong, untuk beberapa saat lamanya ia dibikin tertegun. Gerakan tangan Siau Ling amat cepat dan cekatan, ketika tangan kirinya menyambar kedepan, tahu2 ujung tombak tersebut berhasil dicekerarn olehnya. Khong Siang merasa terkejut bercampur gusar, sekuat tenaga dia membetot kebelakang, sementara dalam hati kecilnya berpikir : "Sekalipun engkau memiliki telapak baja, atau ilmu weduk yang kebal senjata, jangan harap bisa menahan ketajaman ujung tombakku yagg berduri naga itu... akan kusuruh engkau merasakan pahit getir ditanganku..." Siapa tabu kendatipun betotannya sudah dilakukan dengan segenap tenaga, akan tetapi sikap Siau Ling masih tetap tenang dan se akan2 tak pernah terjadi suatu apapun diam2 pemuda itu mengerahkan tangan nya dan balas membetot kebelakang Setelah adu betot yang amat seru Kbong Siang tak kuasa menahan diri tanpa terasa badannya terjengkang maju kedepan Semua peristiwa itu berlangsung sekejap mata pada saat yang bersamaan ketika Siau Ling mencengkeram ujung tombak berantai tersebut Seng Sam Koay bagaikan elang menangkap anak ayam telah menerjang datang dari tengah udara dengan jurus Thay-san-ya-teng atau dihimpit oleh bukit Thay-san ia hajar batok kepala Siau Ting. Sianak muda itu menyambut serangan yang datang dari tombak berantai itu dengan tangan kirinya tiada lain adalah bermaksud hendak menghadapi Seng Sam Koay dengan tangan kanannya . Melihat datangnya ancaman dari lawan yang menerjang datang ia segera putar telapak kanan dan menyambut datangnya serangan tesebut deagan keras lawan keras. "Blaaarrr!!. sepasang telapak saling membentur satu sama lainnya menimbulkan ledakan yang keras. Seng Sam Koay berjumpalitan ditengah udara sesudah bersalto satu lingkaran ia melayarg turun kurang lebih lima depa jauhnya dari tempat semula,... Siau Ling sendiri mundur satu langkah ke-belakang oleh getaran angin pukulan dari Seng Sam Koay. Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu Khong Siang sekuat tenaga membetot kembali senjata tombak berantainya. Tiba2 Siau Ling lepas tangan Khong Siang yang sama sekali tidak menduga akan hal itu secara beruntun mundur tiga empat langkah kebelakang sebelum akhirnya berhasil berdiri Lima Laknat Malam Kliwon 1 Pendekar Gila 12 Pembalasan Dewa Pedang Muslihat Para Iblis 3