Gerbang Nasib 4
Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie Bagian 4 "Oh, saya rasa teman-teman akan kecewa kalau mereka sama sekali tidak mendengar cerita itu," kata Janet. "Hm, aku rasa tak banyak lagi orang yang bisa bercerita di sini. Tapi barangkali itu baik untuk Nyonya Beresford - maksud saya tak terlalu banyak orang. Janet, tolong ke dapur dan katakan pada Mollie bahwa kita siap minum teh sekarang." Sebenarnya tujuan Tuppence bukanlah datang untuk minum teh. Tapi dia tak bisa berkata begitu. Teh itu muncul dengan mendadak. Tehnya sangat encer, dihidangkan dengan Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ biskuit, dan sandwich, yang diolesi pasta yang penampilannya menjijikkan dan berasa ikan. Mereka kemudian duduk melingkar, dan kelihatan bingung. Seorang laki-laki tua berjenggot yang kelihatannya berumur seratus tahun masuk dan duduk di dekat Tuppence. "Sebaiknya saya dulu yang bicara, Nyonya," katanya, menganggap Tuppence seperti wanita sebayanya. "Karena saya yang paling tua di sini dan mendengar lebih banyak cerita pada zaman dulu daripada yang lainnya. Banyak sejarah terjadi di tempat ini. Dan banyak cerita terjadi di sini. Tapi kita semua pernah mendengar ah, semua pernah mendengar sesuatu yang pernah terjadi di sini." "Saya rasa," kata Tuppence, cepat memotong sebelum orang itu bicara hal-hal yang tidak ingin dia dengar, "saya dengar banyak hal terjadi di sini. Mungkin tidak pada waktu perang terakhir, tapi pada waktu perang pertama, bahkan sebelumnya barangkali. Mungkin juga Anda tidak tahu semua yang pernah terjadi pada saat itu, tapi barangkali ada yang pernah Anda dengar dari orang-orang lain yang lebih tua." "Ah, ya, betul," kata si Tua. "Betul. Banyak dengar dari Paman Len. Ya, ah, dia memang hebat. Paman Len. Dia tahu banyak hal. Dia tahu apa yang terjadi. Seperti hal-hal yang pernah terjadi di sebuah rumah dekat pantai sebelum perang terakhir. Ah, pertunjukan yang buruk. Apa namanya - fakis - " "Fasis," kata salah seorang wanita tua yang agak gemuk, berambut abu-abu dan kerah bajunya berenda. "Ya, fasislah Apa bedanya" Ya, dia salah seorang di antaranya. Ya. Sama dengan orang Itali itu. Mussolini ya, namanya" Pokoknya kedengarannya seperti nama ikan. Mussel atau yang seperti itu. Ya, dia membuat banyak kekacauan di sini. Rapatrapat, pertemuan-pertemuan. Pokoknya, yang semacam itulah. Seseorang bernama Mosley yang mulai." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Tapi di Perang Dunia Pertama ada seorang gadis bernama Mary Jordan, kan?" kata Tuppence, sambil berpikir-pikir apakah kata-katanya itu bijaksana. "Ah, ya. Kata orang cantik. Ya. Punya rahasia-rahasia tentang perwira-perwira Angkatan Laut dan prajurit-prajurit." Seorang wanita tua menyambung dengan suara tipis. "Dia bukan Angkatan Laut dan bukan Angkatan Darat, Tapi dia lelaki untukku. Bukan Angkatan Laut, bukan Angkatan Darat, dia dari pasukan artileri!" Lelaki tua itu bernyanyi sendiri ketika wanita itu berhenti: "Perjalanan panjang ini ke Tipperary, Perjalanan yang amat lama, Perjalanan panjang ini ke Tipperary Yang tak kutahu ujungnya." "Cukup, Benny, cukup," kata seorang wanita berwajah tegas. Mungkin istri, mungkin juga anaknya. Seorang wanita tua lainnya bernyanyi dengan suara gemetar, 'Semua gadis manis suka pelaut, Semua gadis manis suka tembakau, Semua gadis manis suka pelaut, Dan kau tahu, seperti apa pelaut itu." "Oh, diam, Maudie. Kami bosan dengar nyanyian itu. Beri kesempatan Nyonya ini untuk, mendengar yang lain," kata Paman Ben. "Beri kesempatan pada dia untuk mendengar sesuatu yang lain. Dia kemari untuk mendengar sesuatu. Dia Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ ingin mendengar cerita yang diributkan dan tentang sesuatu yang disembunyikan itu. Dan semua cerita tentang hal itu." "Kedengarannya sangat menarik," kata Tuppence gembira. "Ada sesuatu yang disembunyikan!" "Ya. Tapi lamaaa sebelum zaman saya. Ya - sebelum sembilan belas empat belas. Dan orang-orang bercerita. Tak seorang pun tahu apa yang tersembunyi. Karena- itulah cerita itu menarik dan mendebarkan." "Ada hubungannya dengan lomba dayung," kata seorang wanita tua. "Itu - Oxford dan Cambridge. Aku pernah nonton sekali. Aku pernah diajak nonton lomba dayung itu di London, di bawah jembatan. Oh, hari itu amat indah. Akhirnya Oxford menang." "Kau omong kosong saja," kata seorang wanita berambut abu-abu dan berwajah murung. "Kau tak tahu apa-apa tentang hal itu. Aku tahu lebih banyak lagi, walaupun kejadian itu ada sebelum aku lahir. Nenekku Matilda yang cerita, dan dia mendengarnya dari bibinya - Bibi Lou Dan itu empat puluh tahun sebelumnya. Cukup heboh. Dan orang-orang pun mencarinya. Ada yang mengira tambang emas. Batangan-batangan emas yang dibawa dari Australia. Begitu." "Cerita tolol," kata seorang lelaki tua yang mengisap pipa dengan wajah tidak senang pada kawan-kawannya. "Mereka campur adukkan cerita ini dengan ikan emas. Bodoh amat." "Pasti berharga tinggi apa pun bendanya. Kalau tidak, pasti tidak akan disembunyikan," kata seseorang. "Ya, banyak orang datang. Dari pemerintah, dan kepolisian juga. Mereka mencari-cari, tapi tak menemukan apa-apa." "Karena mereka tak punya petunjuk yang benar. Sebenarnya ada petunjuk yang benar kalau tahu di mana mencarinya." Seorang wanita tua lainnya menganggukkan kepala dengan bijaksana. "Selalu ada petunjukpetunjuk." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Menarik sekali," kata Tuppence. "Di mana" Mana petunjuk atau tanda-tanda itu" Di desa ini atau di luar - ?" Pertanyaan itu kelihatannya tidak membantu. Bahkan membingungkan, karena telah menimbulkan enam jawaban yang berbeda yang diucapkan bersama-sama. "Di tambatan perahu, di belakang Tower West," kata seseorang. "Oh, tidak. Lewat Little Kenny. Ya, dekat Little Kenny." "Bukan, di gua. Gua yang menghadap ke laut. Dekat Bald/s Head. Dekat batu karang merah itu. Di situ ada terowongan tua yang biasa dipakai penyelundup. Pasti bagus. Ada yang mengatakan begitu." "Aku pernah membaca cerita tentang saluran Spanyol tua. Zamannya Armada. Sebuah perahu Spanyol melewatinya. Penuh dengan emas Spanyol." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 24. Tuppence Diserang "Ya, ampun!" seru Tommy ketika dia pulang malam itu. "Kau kelihatan loyo sekali, Tuppence. Apa saja yang kaulakukan" Kau pasti capek." "Aku memang capek," kata Tuppence. "Aku tak tahu apa bisa segar lagi." "Apa yang kaukerjakan tadi" Naik tangga dan ngaduk-ngaduk buku lagi?" "Tidak - tidak," kata Tuppence. "Aku tak mau melihat buku lagi. Bosan." "Jadi, apa yang kaulakukan?" "Kau tahu PPC?" "Tidak," kata Tommy. "Oh, ya. Ini - " dia berhenti. "Ya, Albert tahu," kata Tuppence. "Tapi bukan itu yang kumaksud. Nanti aku centa. Sekarang kau minum dulu. Koktil atau wiski atau apa. Aku juga mau minum." Tuppence kemudian menceritakan pada Tommy apa yang dilakukannya sore tadi. Tommy bilang, "Ya, ampun," lagi dan berkata, "Apa ada hal yang menarik dari penyelidikanmu. Tuppence?" "Aku tak tahu," kata Tuppence. "Kalau enam orang bicara bersama-sama dan mengatakan hal yang berbeda dengan cara yang kurang meyakinkan - kita jadi tak mengerti apa yang mereka katakan. Tapi aku punya ide." "Apa maksudmu?" "Banyak dongeng tentang benda yang disembunyikan, yang ada hubungannya dengan rahasia perang tahun 1914 atau sebelumnya." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Kita pernah dengar tentang hal itu, kan?" kata Tommy. "Maksudku, ada yang menceritakan hal itu pada kita." "Ya. Ada beberapa dongeng yang masih terdengar di desa ini. Dan setiap orang berkata mereka dengar dari Bibi Maria atau Paman Ben. Dan cerita itu didapat dari Paman Stephen-nya Bibi Maria atau Bibi Ruth-nya, atau neneknya bertahuntahun yang lalu. Salah satu dari dongeng itu barangkali benar." "Jadi - tenggelam di antara dongeng lainnya?" "Ya," kata Tuppence. "Seperti jarum di tumpukan jerami." "Dan bagaimana kau bisa menemukan jarum itu?" "Aku akan memilih yang punya kemungkinan besar. Orang yang mungkin menceritakan sesuatu yang memang dia dengar. Aku akan menyisihkan mereka dari yang lain, setidaknya untuk waktu yang singkat, dan minta mereka menceritakan apa yang mereka dengar dari Bibi Agatha, atau Bibi Betty, atau Paman James tua. Lalu aku akan mencari petunjuk selanjutnya. Pasti ada sesuatu di suatu tempat." "Ya," kata Tommy. "Aku rasa ada sesuatu. Tapi kita tak tahu apa itu." "Itu yang kita cari, kan?" "Ya. Tapi setidaknya kita kan harus punya gambaran, itu apa sebelum kita mencarinya?" "Aku rasa bukan uang emas dalam kapal Spanyol," kata Tuppence. "Dan aku rasa bukan benda yang disembunyikan para penyelundup." "Barangkali brandy yang amat enak dari Prancis," kata Tommy berharap. "Mungkin saja," kata Tuppence. "Tapi itu bukan benda yang kita cari, kan?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Aku tak tahu," kata Tommy. "Barangkali saja barang yang aku cari. Pokoknya aku akan senang mencarinya. Bisa jadi benda itu sepucuk surat atau apa. Surat yang bisa dipakai untuk memeras orang lain enam puluh tahun yang lalu. Tapi aku rasa tak akan punya arti apa-apa untuk zaman sekarang ini." "Ya, benar. Tapi kita harus punya bayangan. Apa kita akan bisa maju dengan soal ini, Tom?" "Aku tak tahu," kata Tommy. "Aku dapat bantuan hari ini." "Oh, tentang apa?" "Sensus." "Apa?" "Sensus. Rupanya ada sebuah sensus pada suatu tahun tertentu - ada catatan tahunnya - dan banyak orang menginap di rumah keluarga Parkinson saat itu." "Bagaimana kau mendapat data itu?" "Oh, dengan cara-cara penyelidikan yang dilakukan Nona Collodon-ku." "Aku cemburu pada Nona Collodon." "Tak perlu. Dia galak dan membuatku takut, dan dia tidak cantik." "Oke, oke," kata Tuppence. "Tapi apa hubungannya dengan sensus?" "Waktu Alexander bilang Dia salah satu dari kami, itu bisa berarti bahwa dia seseorang yang ada di rumah ini pada waktu itu, dan karena itu pasti namanya terdaftar dalam sensus. Siapa pun yang bermalam di suatu tempat. Aku rasa ada file datanya. Dan kalau kita tahu siapa-siapa - aku belum tahu siapa mereka, tapi aku bisa cari tahu dari orang-orang yang tahu - barangkali kita bisa mendapat daftarnya." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Hm - " kata Tuppence. "Bagus juga idemu. Kita makan dulu, ah. Barangkali aku bisa segar lagi setelah kecapekan mendengar suara enam orang bicara berbarengan." Albert menyuguhkan makanan yang lumayan, tetapi aneh. Misalnya saja, malam itu dia menghidangkan makanan yang disebutnya puding keju. Tommy dan Tuppence menyebutnya souffle keju, tapi Albert tidak bisa menerima. "Souffle keju lain," katanya. "Lebih banyak putih telurnya daripada puding ini." "Tak apa," kata Tuppence. "Nama tak jadi soal. Yang penting rasanya enak." Tommy dan Tuppence asyik melahap makanan itu dan tidak lagi bicara tentang penemuan mereka. Setelah mereka minum dua cangkir kopi kental, Tuppence menyandarkan punggungnya di kursi dan menarik napas panjang. "Rasanya aku jadi segar lagi. Kau belum mandi, ya Tom?" 'Ah, peduli amat," kata Tommy. "Aku tidak sempat. Dan lagi, aku tak selalu tahu rencanamu. Siapa tahu, tiba-tiba saja kauminta aku menemani ke atas, lalu memanjat tangga berdebu mencari buku." 'Aku kan tidak sejahat itu," kata Tuppence. "Kita tadi bicara apa, ya" Posisi kita di mana?" "Posisi kita atau posisimu?" "Ya - di mana aku sebenarnya," kata Tuppence. "Sebenarnya itu satu-satunya hal yang kuketahui, kan" Kau tahu di mana kau berada dan aku tahu di mana aku berada. Barangkali itu." "Barangkali," kata Tommy. "Tolong ambilkan tasku. Oh apa kutinggal di ruang makan?" "Biasanya begitu. Tapi sekarang tidak. Tas itu ada di kaki kursimu. Bukan - yang sebelah sana." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Tuppence mengambil tasnya. "Ini hadiah yang bagus" katanya. "Kulit buaya asli. Kadang-kadang sulit memasukkan barang ke dalamnya." "Dan juga sulit mengambilnya, kelihatannya" kata Tommy. Tuppence berjuang mati-matian. "Tas mahal memang begitu. Sulit mengeluarkan barang darinya," katanya kehabisan napas. "Yang seperti keranjang malah gampang. Bisa menggembung semaunya dan kita bisa mengaduk-aduk isinya seperti puding. Ah, kena juga akhirnya." "Apa itu" Kok seperti bon cucian?" "Oh, ini catatan kecilku. Aku memang biasa menulis daftar cucian di sini, dan kerugian-kerugian kita seperti sarung bantal yang sobek. Tapi buku ini baru terisi tiga atau empat lembar. Jadi aku bisa memakainya untuk mencatat apa-apa yang kita dengar. Banyak hal yang kelihatannya tak berarti, padahal sebetulnya ada gunanya. Misalnya, aku Sudah mencatat tentang sensus waktu kau menyebutnya pertama kali. Waktu itu aku belum mengerti. Tapi aku mencatatnya." "Bagus" kata Tommy. "Dan aku mencatat Nyonya Henderson dan seseorang bernama Dodo." "Siapa Nyonya Henderson?" "Aku rasa kau sudah lupa dan aku tak perlu mengulanginya lagi. Tapi dua nama itu adalah nama yang kucatat karena pernah disebut-sebut - siapa - Nyonya tua itu yang disebut-sebut Nyonya Griffin. Lalu ada sebuah pesan atau pemberitahuan. Tentang Oxford dan Cambridge. Dan aku menemukan sesuatu pada salah satu bukubuku tua itu." "Apa yang kaumaksud dengan Oxford dan Cambridge" Mahasiswa?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Aku tak tahu apa ada hubungannya dengan mahasiswa atau tidak. Aku rasa taruhan dalam lomba dayung." "Hm" kata Tommy. "Rasanya tak terlalu berkaitan dengan urusan kita." "Ah, siapa tahu. Jadi ada Nyonya Henderson, dan ada seseorang yang tinggal di Apple Tree Lodge, dan ada sesuatu yang kutemukan, diselipkan di salah satu bukubuku tua itu di ruang atas. Aku lupa apa judul buku itu, Catriona atau buku Shadow of the Throne." "Itu tentang revolusi Prancis. Aku membacanya waktu kecil," kata Tommy. "Aku tak tahu apa hubungannya. Tapi aku mencatatnya." "Apa itu?" "Tiga kata, ditulis dengan pensil. Grin, g-r-i-n, lalu hen, h-e-n, dan Lo, L besar-o." "Tunggu. Aku tebak," kata Tommy. "Kucing Cheshire - itu grin-Henny-Penny, itu cerita peri - untuk kata 'hen', dan Lo - " "Ah" kata Tuppence. "Buntu, ya?" "Lo" kata Tommy. "Rasanya nggak ada artinya." Tuppence berkata dengan cepat. "Nyonya Henley, Apple Tree Lodge - belum kukerjai dia. Dia di Meadowside." Tuppence berkata dengan cepat, "Sampai di mana kita" Nyonya Griffin, Oxford, dan Cambridge, bertaruh pada lomba dayung. Sensus, kucing Cheshire, Henny-Penny, cerita tentang ayam betina yang pergi ke Dovrefell - Hans Andersen, barangkali - dan Lo. Aku rasa Lo berarti ketika mereka sampai di sana. Di Dovrefell. Itu saja," kata Tuppence. "Ada lomba dayung Oxford dan Cambridge - atau taruhan." "Aku rasa yang aneh justru kita. Tapi kalau kita terus bersikap tolol seperti Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ini, mengaduk-aduk sampah, barangkali suatu saat nanti kita akan menemukan permata berharga - Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ tersembunyi di antara sampah-sampah. Persis seperti kita menemukan buku itu - yang memulai semua ini - terselip di rak-rak buku di atas." "Oxford dan Cambridge," kata Tuppence sambil berpikir. "Aku ingat sesuatu, sesuatu. Apa, ya?" "Mathilde?" "Bukan, bukan Mathilde, tapi - " "Truelove," kata Tommy sambil meringis lebar. "Di mana aku bisa menemukan kekasihku - my true love?" "Nggak usah meringis, monyet," kata Tuppence. "Kau menyembunyikannya, kan" Grinhen-Lo. Nggak ada artinya. Tapi aku merasa - Oh" "Apa arti Oh itu?" "Oh! Tommy, tentu saja aku dapat ide." "Kenapa tentu saja?" "Lo," kata Tuppence. "Lo. Grin yang membuatku berpikir. Kau meringis seperti kucing Cheshire. Grin. Lalu Hen. Lalu Lo. Tentu saja. Pasti. Pasti itu." "Kau ini omong apa sih?" "Lomba dayung Oxford dan Cambridge." "Kenapa grin-hen-Lo membuatmu berpikir tentang tentang lomba dayung Oxford dan Cambridge?" "Aku beri'kau tiga tebakan," kata Tuppence. "Aku menyerah saja karena pasti tak masuk akal." "Ah, bisa - bisa." "Lomba dayung itu?" "Nggak. Nggak ada hubungannya dengan lomba dayung. Warna. Maksudku warna-warna." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Apa maksudmu, Tuppence?" "Grin-hen-Lo. Kita sudah baca, tapi keliru. Harusnya dibaca dari belakang." "Bagaimana" 0l, lalu n-e-h - ah nggak lucu. Apalagi kata n-i-r-g. Nggak ada artinya." "Tidak, bukan begitu. Perhatikan tiga kata itu. Seperti yang dilakukan Alexander di buku itu. Kita baca kata itu menjadi Lohen-grin." Tommy mengumpat. "Belum ngerti juga?" kata Tuppence. "Itu lho, Lohengrin. Si angsa. Opera. Lohengrin, Wagner." "Hm, kan nggak ada hubungannya dengan angsa." "Ada, dong. Dua keramik yang kita temukan itu. Kursi taman. Ingat" Yang satu biru tua dan yang satu biru muda. Dan si Isaac tua itu pernah bilang - ya, Isaac - nama kursi-kursi itu Oxford dan Cambridge." "Dan kita sudah memecahkan si Oxford, kan?" "Ya, tapi si Cambridge masih ada. Yang biru muda. Kau ngerti" Lohengrin. Ada sesuatu yang disembunyikan dalam salah satu angsa itu. Yang harus kita lakukan ialah mencari benda itu di Cambridge. Yang biru muda. Masih ada di KK. Kita ke sana sekarang?" "Apa"! Ini sudah jam sebelas - tidak." "Kalau begitu besok Kau tidak ke London, kan?" "Nggak" "Bagus. Kita ke sana besok" "Saya tak tahu apa yang Nyonya lakukan dengan kebun itu," kata Albert. "Saya pernah mengerjakan kebun sekali, tapi Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ bukan kebun sayur. Ada seorang anak yang ingin ketemu Nyonya." "Anak laki-laki?" tanya Tuppence. "Si rambut merah?" "Bukan. Yang satunya. Rambut kuning tebal dan panjang. Yang namanya agak aneh. Seperti nama hotel. Royal Clarence. Ya. Clarence." "Clarence. Bukan Royal Clarence." "Ya - memang tak cocok nama itu,' kata Albert. "Dia duduk di depan pintu. Katanya dia bisa membantu Nyonya." "Hm. Mungkin dia biasa membantu Pak Isaac tua." Dia melihat Clarence duduk di kursi rotan bobrok di teras. Kelihatannya dia baru makan keripik kentang. Tangan kirinya menggenggam sebatang coklat. "Pagi, Nyonya," katanya. "Barangkali ada yang bisa saya bantu?" "Mm, ya," kata Tuppence. 'Kami perlu tenaga bantuan untuk di kebun. Kau pernah membantu bantu Pak Isaac?" "Ah, kadang-kadang saja. Saya tidak terlalu tahu tentang tanaman. Tapi rasanya Pak Isaac juga tak terlalu tahu. Dia banyak bicara. Banyak omong masa lalu yang menyenangkan. Orang-orang yang mempekerjakan dia. Ya, dia bilang dulu dia jadi tukang kebun kepala Tuan Bolingo. Itu, rumah yang dekat sungai. Rumah besar itu. Sekarang untuk sekolah. Dia bilang pernah jadi tukang kebun kepala di sana. Tapi nenek bilang itu tidak betul." "Ah, nggak apa-apa," kata Tuppence. "Sebetulnya aku hanya ingin mengeluarkan beberapa barang dari rumah kaca kecil itu." "Oh, bekas rumah kaca itu" KK?" "Ya. Kok kau tahu namanya?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ah, dari dulu namanya juga itu. Setiap orang menyebutnya begitu. Kata mereka itu bahasa Jepang. Saya tak tahu apa itu benar." "Ayo, kita ke sana," kata Tuppence. Sebuah rombongan terdiri dari Tommy, Tuppence, Hannibal si anjing, dan Albert, yang meninggalkan pekerjaannya - mencuci bekas sarapan pagi - berangkat ke belakang. Hannibal menunjukkan rasa senang setelah mengendus ke sana-sini. Dia bergabung dengan rombongan di pintu KK dan mencium-cium dengan sikap tertarik. "Halo, Hannibal," kata Tuppence. "Apa kau mau membantu kami" Coba kau cerita." "Anjing apa dia?" tanya Clarence. "Ada yang bilang dia jenis anjing untuk penjaga tikus. Apa betul?" "Ya, betul," kata Tommy. "Dia seekor terrier Manchester. Seekor Black and Ton Inggris yang tua." Hannibal, yang merasa bangga dan tahu bahwa dia sedang dibicarakan, lalu mengangkat kepalanya, menggoyangkan badannya dan mengibas-ngibaskan ekornya dengan penuh gaya. Lalu dia duduk dengan sikap angkuh. "Suka menggigit, ya?" kata Clarence. "Orang-orang bilang begitu." "Dia anjing penjaga yang baik," kata Tuppence. "Dia menjagaku." "Ya, betul. Kalau aku pergi, dia menjagamu." "Tukang pos bercerita, dia hampir digigit empat hari yang lalu." "Anjing memang suka begitu kalau melihat tukang pos," kata Tuppence. "Mana kunci KK?" "Saya tahu," kata Clarence. "Tergantung di situ. Dekat pot-pot kembang." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Dia pergi dan kembali dengan kunci yang sudah berkarat tapi sudah diminyaki. "Isaac pasti sudah meminyakinya," katanya. "Ya, kalau tidak, nggak mau berputar dia," kata Tuppence. Pintu terbuka. Cambridge, kursi keramik berhias angsa itu kelihatan bagus. Kelihatannya Isaac sudah membersihkan dan mencucinya karena dia pikir benda itu akan diletakkan di teras kalau udara cerah kapan-kapan. "Harusnya ada yang biru tua juga," kata Clarence. "Isaac suka menyebutnya Oxford dan Cambridge." "Begitu, ya?" "Ya. Oxford biru tua dan Cambridge biru muda. Oh, dan si Oxford sudah pecah, ya?" "Ya. Seperti lomba dayung, ya?" "O, ya. Eh, ada apa dengan kuda-kudaan goyang itu" Banyak sekali sampah di KK." "Ya." "Namanya lucu, ya, Matilda." "Ya. Dia baru dioperasi," kata Tuppence. Clarence menganggapnya lucu. Dia tertawa terbahak-bahak "Nenek saya, Nenek Edith, juga dioperasi. Ada bagian dalam yang diambil. Tapi dia sudah baik." Suaranya terdengar agak kecewa. "Aku rasa tak ada cara untuk melihat bagian dalam benda ini," kata Tuppence. "Saya rasa harus dipecah seperti yang biru tua itu." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ya. Tak ada jalan lain, ya" Lucu juga bentuk S yang melenggok di atas itu. Dan kita bisa memasukkan sesuatu di situ, seperti kotak pos saja." "Ya," kata Tommy. "Ide yang menarik, Clarence," katanya. Clarence kelihatan senang. "Kita bisa melepas bautnya," katanya. "Membuka baut" Bisa?" kata Tuppence. "Siapa bilang?" "Isaac Saya sering melihatnya Kita hanya menjungkirkannya, lalu memutar bagian atasnya. Kadang-kadang seret. Tapi kalau bagian yang berlubang itu diminyaki, mudah." "Oh." "Yang paling gampang, membalikkannya dulu." "Sepertinya kok semua barang harus dijungkirbalikkan dulu," kata Tuppence. "Kita harus menjungkirkan Mathilde sebelum mengoperasi dia." Sesaat Cambridge kelihatan seret. Tiba-tiba keramik itu mulai berputar. Tak lama kemudian mereka bisa membuka bautnya dan mengangkat bagian-bagiannya. "Banyak sampah kelihatannya," kata Clarence. Hannibal membantu. Dia memang anjing yang suka membantu. Dia pikir semuanya jadi beres kalau salah satu kakinya ikut-ikutan masuk. Kalau tidak, hidungnya yang bekerja. Kali ini dia menjulurkan kepala ke bawah dan mengendus-endus. Setelah menggeram lirih, dia mundur dan duduk. "Tidak suka, ya?" kata Tuppence sambil melihat sampah di dalam keramik itu. "Ow!" seru Clarence. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ada apa?" "Luka tergaruk paku yang ada di dalam barangkali. Paku atau apa ya. Ow!" "Wuf, wuf!" seru Hannibal ikut-ikutan. "Ada yang tergantung di paku di dalam. Nah, kena. Oh, lepas lagi. Nah, ini dia." Clarence mengangkat bungkusan kanvas anti air. Hannibal mendekat dan duduk di kaki Tuppence. Dia menggeram. "Ada apa, Hannibal?" kata Tuppence. Hannibal menggeram lagi. Tuppence membungkuk dan mengelus kepala dan kupingnya. "Ada apa, Hannibal?" kata Tuppence. "Kau ingin Oxford menang" Tapi Cambridge yang menang sekarang. Kau ingat," kata Tuppence pada Tommy, "kita pernah membiarkan dia melihat lomba dayung di TV?" "Ya," kata Tommy, "dia sangat marah terhadap hasilnya dan mulai menyalak hingga kita nggak dapat mendengar sama sekali." 'Hm - tapi kita masih bisa melihat gambarnya," kata Tuppence. "Ingat, nggak" Dia nggak suka Cambridge menang." "Kelihatannya dia pernah belajar di Universitas Anjing Oxford," kata Tommy. Hannibal meninggalkan Tuppence dan mendekati Tommy sambil menggoyangkan ekornya dengan senang. "Dia senang dengan apa yang kaukatakan," kata Tuppence. "Barangkali betul, ya. Kalau menurutku, dia pasti pernah sekolah di Universitas Terbuka Anjing." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Jurusan apa?" tanya Tommy sambil tertawa. "Pembuangan tulang." "Kau kan tahu dia." "Ya," kata Tuppence. "Sangat tidak bijaksana. Albert pernah memberinya tulang kaki biri-biri. Pertama-tama aku menemukannya di ruang duduk. Dia simpan di bawah bantalan kursi. Lalu aku menyuruhnya keluar dan menguncinya. Aku lihat dari jendela dia pergi ke kebun bunga gladiol dan mengubur tulang itu di situ. Dia memang rapi dengan tulang-tulangnya. Dia tak pernah memakannya. Dia simpan untuk musim paceklik." "Apa dia pernah menggalinya lagi?" tanya Clarence. "Aku rasa begitu," kata Tuppence. "Kadang-kadang pada waktu tulang-tulang itu sudah amat tua dan sebaiknya dibiarkan tetap terkubur." "Anjing kami' tidak suka biskuit anjing," kata Clarence. "Biasanya anjing akan makan dagingnya dulu," kata Tuppence, "dan menyisakan biskuitnya di piring." "Tapi dia suka kue spons," kata Clarence. Hannibal mengendus benda yang baru saja dikeluarkan dari dalam Cambridge. Tibatiba dia berputar dan menyalak. "Ada orang di luar barangkali," kata Tuppence. "Barangkali tukang kebun. Nyonya Herring pernah bilang ada seorang tukang kebun yang baik." Tommy membuka pintu dan keluar. Hannibal menemaninya. "Tak ada siapa-siapa," kata Tommy. Hannibal menggonggong. Mula-mula dia menggeram, lalu menggonggong dan gonggongnya makin keras. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Dia pikir ada seseorang atau sesuatu di sela-sela rumput pampas itu," kata Tommy. "Barangkali ada yang menggali tulangnya di situ. Atau ada kelinci di situ. Hannibal memang aneh kalau berhadapan dengan kelinci. Sebetulnya dia sendiri agak segan mengejar kelinci. Kalau tidak dipaksa-paksa dia takkan mau. Barangkali dia suka pada kelinci. Dia suka mengejar-ngejar burung merpati dan burung-burung besar lainnya. Untung tak ada yang tertangkap." Hannibal sekarang mengendus-endus rumput pampas itu. Setelah itu dia menyalak keras. Kadang-kadang dia menolehkan kepalanya pada Tommy. "Barangkali ada kucing di sana," kata Tommy. "Dia kan paling benci pada kucing. Ada seekor kucing hitam besar dan seekor kucing kecil yang suka kemari. Kita biasa panggil si Kitty." "Oh, itu yang selalu masuk rumah," kata Tuppence. "Dia lewat lubang kecil. Oh, diam, Hannibal. Ayo, ke sini." Hannibal mendengar dan menoleh. Mukanya kelihatan sangat marah. Dia memandang Tuppence, mundur sedikit, lalu memandang semak rumput pampas itu dan menyalak keras-keras. "Ada yang mencemaskan dia," kata Tommy. "Ayo, Hannibal." Hannibal menggoyangkan badannya, menggoyangkan kepalanya, memandang Tommy, memandang Tuppence, meloncat dan menyerang semak pampas itu sambil menyalak keras. Terdengar suara keras. Dua tembakan. "Ya, ampun, pasti ada orang berburu kelinci," seru Tuppence. "Kembali. Masuk KK," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Ada sesuatu mendesing dekat kupingnya. Hannibal yang sudah siap, berlari mengitari semak pampas. Tommy berlari mendekatinya. "Dia mengejar orang," katanya. "Mengejar orang turun bukit. Dia berlari seperti gila." "Siapa - apa?" kata Tuppence. "Kau tidak apa-apa, Tuppence?" "Ya - aku apa-apa," kata Tuppence. "Ada sesuatu - sesuatu yang menyerempetku di sini. Di bahuku ini." "Ada orang menembak kita. Orang yang sembunyi di semak pampas." "Orang itu melihat apa yang kita lakukan," kata Tuppence. "Itukah sebabnya?" "Aku rasa mereka orang Irlandia," kata Clarence berharap. "Kelompok IRA. Mereka berusaha menyerang tempat ini." "Aku rasa tak ada hubungan politik," kata Tuppence. "Kita masuk rumah saja," kata Tommy. "Ayo, cepat. Ayo, Clarence. Kau juga ikut." "Anjing itu tidak akan menggigitku?" katanya ragu-ragu. "Tidak," kata Tommy. "Dia pasti sibuk sekarang." Ketika mereka berbelok ke pintu kebun, tiba-tiba Hannibal muncul. Dia berlari naik bukit dengan napas terengah. Dia mengajak Tommy bicara - dengan bahasa anjing. Dia menggoyang-goyangkan badannya, meletakkan sebuah kakinya di lutut Tommy, menggigit ujung celananya dan menariknya ke arah dia datang tadi. "Dia ingin agar aku pergi dengannya," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Tidak" kata Tuppence. "Aku tak ingin melihatmu ditembak orang di luar sana. Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ingat umurmu. Siapa yang akan mengurusi aku kalau terjadi sesuatu denganmu" Ayo, kita masuk." Mereka cepat masuk ke dalam rumah. Tommy ke ruang besar dan menelepon. "Apa yang kaulakukan?" kata Tuppence. "Menelpon polisi" kata Tommy. "Aku tak bisa membiarkan kejadian ini. Mungkin mereka bisa menangkapnya kalau kita cukup cepat." "Rasanya aku perlu bantuan," kata Tuppence. "Darahku mengalir dan mengotori baju hangatku yang terbaik." "Jangan pikirkan baju hangatmu," kata Tommy. Pada saat itu Albert muncul dengan peralatan PPPK yang lengkap. "Hm, aneh" katanya. "Rupanya ada orang gila menembak Nyonya. Apa yang sedang terjadi dengan negara kita ini?" "Apa kau perlu ke rumah sakit?" "Tidak," kata Tuppence. "Aku tak apa-apa. Tapi aku perlu plester besar di sini. Aku mau kasih balsem dulu lukanya." "Ada iodine." "Aku nggak suka iodine. Bau. Dan lagi, di rumah sakit orang sudah tidak memakainya lagi. Bukan obat yang cocok." "Apa balsem bukan untuk melegakan pernapasan bila kita sesak napas?" tanya Albert. "Itu salah satu gunanya," jawab Tuppence. "Tapi balsem juga baik untuk luka-luka. Apa kau menyimpan barang itu?" "Barang apa, Tuppence?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Barang yang kita keluarkan dari Cambridge Lohengrin. Yang tersangkut di paku. Barangkali benda itu penting. Mereka melihat kita. Jadi kalau mereka mencoba membunuh kita - dan mencoba mengambil apa yang kita punya - benda itu pasti penting!" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 25. Hannibal Beraksi Tommy duduk dengan inspektur polisi di kantornya. Inspektur Norris menganggukkan kepalanya perlahan. "Mudah-mudahan ada hasilnya, Tuan Beresford," katanya. "Dr. Crossfield sedang memeriksa istri Anda." "Ya," kata Tommy. "Saya kira tidak serius. Bahunya hanya terserempet peluru dan berdarah banyak. Saya rasa tak apa-apa. Dokter Crossfield bilang tak berbahaya." "Tapi dia tak muda lagi," kata Inspektur Norris. "Tujuh puluh lebih," kata Tommy. "Kami berdua memang sudah tua, tapi masih kuat dan sehat." "Ya, ya," kata Inspektur Norris. "Saya mendengar ceritanya dari orang-orang sejak Anda berdua pindah kemari. Orang-orang sangat menghormatinya. Kami mendengar tentang kegiatan yang pernah dilakukannya. Juga Anda." "Ah, ah," kata Tommy. "Begitulah, tak bisa ditutup-tutupi, baik atau buruk," kata Inspektur Norris dengan suara ramah. "Kita tak bisa menutupi apakah kita seorang pahlawan atau seorang kriminal. Tapi satu hal pasti kami lakukan. Kami akan berusaha sebaikbaiknya untuk menyelesaikan soal ini. Anda tak bisa memberi keterangan - siapa orang itu?" "Tidak," kata Tommy. "Ketika saya melihatnya, dia lari dikejar anjing kami. Rasanya dia masih muda, maksud saya, larinya cepat dan mudah." "Umur yang sulit sekitar empat lima belas ke atas." "Oh, lebih tua dari itu," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Tidak ada telepon gelap atau surat kaleng yang minta uang atau sesuatu?" tanya Inspektur. "Barangkali minta agar Anda pindah dari rumah itu?" "Tidak. Tak ada," kata Tommy. "Dan Anda sudah di tempat ini - berapa lama?" Tommy memberitahu. "Hm - -baru. Anda biasa pergi ke London hampir tiap hari?" "Ya," kata Tommy. "Anda perlu detilnya?" "Tidak," kata Inspektur Norris. "Tidak, saya tak perlu detilnya. Saya ingin menyarankan - jangan terlalu sering pergi. Kalau bisa, tinggal di rumah dan menjaga Nyonya Beresford..." "Ya, saya juga berpikir begitu," kata Tommy. "Saya rasa ini alasan bagus untuk tidak muncul memenuhi janji-janji yang sudah saya buat di London." "Kami akan coba juga untuk mengamat-amati. Bahkan menangkap pelakunya kalau bisa..." "Anda pikir - maaf dengan pertanyaan ini - Anda pikir Anda tahu orangnya" Nama atau alasannya?" "Ya- - kami tahu tentang beberapa orang di sekitar sini. Kami sering tahu. Kadang-kadang kami berpura-pura tak terlalu tahu, karena dengan begitu lebih mudah menangkapnya. Pada akhirnya, kami tahu dengan siapa mereka berkawan, siapa yang membayar untuk hal-hal yang mereka lakukan, atau bisa juga rencana mereka sendiri. Tapi saya kira - ya, saya kira yang ini tidak dilakukan oleh orang sini." "Kenapa?" tanya Tommy. "Ah. Orang kan mendengar macam-macam. Juga informasi dari kantor-kantor lain." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Tommy dan inspektur itu saling berpandangan. Selama kurang lebih lima menit tak seorang pun bicara. Mereka hanya saling berpandangan. "Hm," kata Tommy, "saya mengerti. Ya. Barangkali saya mengerti." "Kalau boleh, saya ingin mengerti satu hal," kata Inspektur Norris. "Ya?" kata Tommy dengan agak ragu-ragu. "Kebun Anda itu. Anda perlu bantuan, saya dengar." "Tukang kebun kami terbunuh. Barangkali Anda sudah tahu." "Ya, kami tahu. Pak tua Isaac Bodlicott, kan" Orang baik dia. Suka cerita macammacam tentang masa lalu. Tapi dia dikenal baik oleh orang-orang, dan bisa dipercaya." "Saya tak bisa membayangkan kenapa dia dibunuh. Dan saya tak bisa membayangkan pembunuhnya," kata Tommy. "Tak seorang pun punya pikiran siapa pelakunya, dan tak ada yang menemukannya." "Maksud Anda kami belum menemukannya. Yah - kasus-kasus seperti itu memerlukan waktu juga. Tidak bisa langsung ditemukan dan diungkapkan pada waktu pemeriksaan. Lalu pemeriksa akan mengumumkan, 'Dibunuh oleh seseorang yang tak diketahui. Kadang-kadang bahkan pada saat pemeriksaan itu kita baru mulai menemukan sesuatu. Saya hanya ingin mengatakan bahwa kemungkinan besar seseorang datang pada Anda untuk menanyakan apa dia bisa membantu di kebun. Dia akan datang dan berkata bahwa dia bersedia bekerja dua atau tiga hari seminggu. Atau lebih. Dia akan memberikan referensi bahwa dia pernah bekerja beberapa tahun pada Tuan Solomon. Anda bisa mengingat nama itu, kan?" "Tuan Solomon," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Mata Inspektur Norris seolah-olah bersinar sekejap. "Ya, tentu saja dia sudah meninggal. Maksud saya Tuan Solomon. Tapi dulu dia memang tinggal di sini dan memang mempekerjakan beberapa tukang kebun. Saya tidak tahu nama apa yang akan dipakai orang itu. Saya tak ingat lagi. Tapi bisa jadi Crispin. Umurnya antara tiga - lima puluhan. Dan dia bekerja pada Tuan Solomon. Kalau ada seseorang datang minta pekerjaan berkebun dan dia tidak menyebut nama Solomon, saya tak akan menerimanya. Ini suatu peringatan." "Hm, saya mengerti," kata Tommy. "Mudah-mudahan saya mengerti maksud Anda." "Itulah maksud saya," kata Inspektur Norris. "Anda cepat menangkap maksud saya, Tuan Beresford. Mungkin karena Anda sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu dalam kegiatan-kegiatan Anda. Tak ada lagi yang ingin Anda tanyakan?" "Saya rasa tidak," jawab Tommy. "Saya tak tahu harus bertanya apa." "Kami akan mengadakan penyelidikan. Dan tak terbatas pada daerah ini. Saya mungkin akan ke London atau ke tempat lain untuk mencari-cari. Anda mengerti, kan?" "Saya akan mencoba agar Tuppence - istri saya - tidak melibatkan diri terlalu jauh karena - tapi itu sulit." "Perempuan memang sulit," kata Inspektur Norris Tommy mengulangi kalimat itu ketika dia duduk di pinggir tempat tidur Tuppence dan memandang istrinya yang sedang makan anggur. "Apa kau memang makan semua biji anggur itu?" "Biasanya begitu," kata Tuppence. "Kalau dikeluarkan lagi kan jadi lama makannya. Aku rasa juga nggak berbahaya kalau ditelan." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Hm. Kalau sekarang tidak apa-apa dan kau telah melakukan hal itu sepanjang hidupmu, aku rasa juga tak ada bahayanya," kata Tommy. "Apa yang dikatakan polisi?" "Seperti apa yang sudah kita perkirakan." "Apa mereka tahu siapa kira-kira pelakunya?" "Mereka memperkirakan bukan orang sini." "Siapa yang kautemui" Inspektur Watson, ya?" "Bukan. Inspektur Norris." "Oh, aku nggak kenal dia. Apa lagi yang dia katakan?" "Dia bilang perempuan sulit dicegah." "Apa benar?" kata Tuppence. "Apa dia tahu kalau kau pulang kau akan mengatakan itu pada saya?" "Barangkali tidak," kata Tommy. Dia berdiri. "Aku harus menelepon ke London. Aku tak bisa ke sana satu atau dua hari ini." "Kau bisa ke sana - tak apa-apa. Aku aman di sini! Ada Albert yang akan menjagaku. Dan lain-lainnya juga. Dr. Crossfield sangat baik padaku. Dia menjagaku seperti induk ayam yang cerewet." "Aku harus keluar membeli kebutuhan Albert. Kau mau titip?" "Ya," kata Tuppence. "Tolong belikan melon. Rasanya aku ingin makan buahbuahan." "Oke," kata Tommy. Tommy memutar sebuah nomor telepon London. "Kolonel Pikeaway?" "Ya. Halo. Oh, Thomas Beresford, ya?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Anda kenal suara saya rupanya. Saya ingin memberitahu bahwa - " "Tentang Tuppence. Saya sudah dengar," kata Kolonel Pikeaway. "Tak perlu bicara. Diam saja di situ satu atau dua hari ini, atau satu minggu. Jangan ke London. Laporkan apa saja yang terjadi." "Ada sesuatu yang mungkin perlu kami bawa untuk Anda." "Baik. Simpan dulu kalau begitu. Bilang pada Tuppence untuk mencari tempat yang baik untuk menyimpannya." "Dia pintar untuk hal-hal begitu. Seperti anjing kami yang suka menyimpan tulang di kebun." "Aku dengar dia mengejar orang yang menembak kalian dan mengusirnya ke luar kebun - " "Kelihatannya Anda tahu semuanya." "Kami selalu tahu apa yang terjadi," kata Kolonel Pikeaway. "Anjing kami berhasil menggigit celananya dan membawanya untuk contoh." 26. Oxford, Cambridge, dan Lohengrin "Bagus," kata Kolonel Pikeaway sambil mengepulkan asap rokok. "Maaf, terpaksa memanggilmu mendadak. Aku pikir penting." "Saya rasa Anda tahu bahwa ada hal yang tidak kami perkirakan belakangan," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ah! Kenapa kau berpikir begitu?" "Karena Anda selalu tahu segalanya sekarang." Kolonel Pikeaway tertawa. "Hah! Kau mengulangi kalimatku, ya" Memang itu yang pernah kukatakan. Kami tahu segalanya. Itu gunanya kami ada di sini. Apa Tuppence hampir celaka berat?" "Tidak. Tapi mungkin ada sesuatu yang serius. Saya rasa Anda tahu detilnya. Atau apa perlu saya cerita lagi?" "Kau bisa ceritakan garis besarnya secara singkat. Ada yang tak kudengar," kata Kolonel Pikeaway. "Tentang Lohengrin. Grin-hen-Lo. Dia memang cerdas. Istrimu. Dia tau apa maksudnya. Kelihatannya tolol, tapi memang begitu." "Saya membawa hasilnya," kata Tommy. "Kami menyembunyikannya di guci tempat menyimpan tepung sampai saya punya kesempatan menemui Anda. Saya tak ingin mengirimnya dengan pos." "Ya - itu benar." "Di dalam sebuah kaleng kecil - bukan kaleng sebenarnya, tapi terbuat dari logam yang lebih baik - kotak itu menggantung di dalam Lohengrin. Lohengrin biru muda. Cambridge. Kursi kebun keramik dari Zaman Victoria.' "Ya, ya. Saya pernah melihat benda semacam itu zaman dulu. Ada bibi di desa yang punya sepasang kursi seperti itu." "Benda itu tersimpan baik, terbungkus kain terpal. Di dalamnya terdapat suratsurat yang sudah rusak. Tapi dengan bantuan ahli - " "Ya, kami bisa melakukan itu." "Ini surat-suratnya," kata Tommy. "Dan ada satu daftar sesuatu yang telah kami catat. Tuppence dan saya. Hal-hal yang pernah kami dengar." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Nama-nama?" "Ya. Tiga atau empat. Petunjuk Oxford dan Cambridge. Dan lulusan Oxford dan Cambridge yang pernah disebut-sebut - saya rasa tak ada kaitannya, karena sebenarnya yang dimaksud adalah kursi porselen Lohengrin." "Ya - ya - ya. ada dua atau hal lain yang cukup menarik di sini." "Setelah penembakan, saya melapor pada polisi." "Itu betul." "Lalu saya diminta datang ke kantor polisi esok paginya, bertemu dengan Inspektur Norris. Saya belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya. Saya rasa dia baru." . "Ya, mungkin dengan tugas khusus," kata Kolonel Pikeaway. Dia mengepulkan asap rokoknya lagi. Tommy batuk. "Saya rasa Anda tahu tentang dia" "Saya tahu tentang dia," kata Kolonel Pikeaway. "Kami tahu semuanya di sini. Dia tidak apa-apa. Dia memang ditugaskan untuk penyelidikan ini. Orang di sana mungkin bisa tahu siapa yang telah membuntutimu, dan mencari tahu tentang dirimu. Bagaimana kalau kau dan istrimu pergi sebentar dari tempat itu?" "Saya rasa kami tak bisa melakukan itu," kata Tommy. "Maksudmu dia tak mau pergi?" "Sekali lagi," kata Tommy. "Kalau saya mengatakannya, Anda pasti sudah tahu. Saya rasa Anda tidak bisa menarik Tuppence ke luar. Dia tidak terluka, tidak sakit, tidak apa-apa. Dan dia merasa bahwa kami akan menemukan sesuatu sekarang ini. Kami tidak tahu apa yang akan kami temukan." "Mengendus sesuatu," kata Kolonel Pikeaway. "Itu yang bisa kaulakukan dalam kasus seperti ini." Dia memukul sebuah Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ paku di kotak besi itu. "Kotak kecil ini akan cerita, dan dia akan cerita tentang sesuatu yang telah lama ingin kami ketahui. Siapa yang terlibat merencanakan dan menentukan sesuatu bertahun-tahun lalu, dan siapa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan kotor di balik dinding." "Tapi tentunya - " "Saya tahu apa yang ingin kaukatakan. Kau ingin mengatakan bahwa siapa pun dia, pasti sudah mati sekarang. Itu benar. Tapi bagaimanapun, dia akan menceritakan apa yang telah terjadi. Bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang membantu, siapa yang mendalangi, dan siapa yang mewarisi atau melakukan kegiatan yang sama sejak itu. Orang yang kelihatannya tidak apa-apa tetapi ternyata memegang peranan penting. Dan orangorang yang berhubungan dengan komplotan yang sama. Yang anggotanya sudah ganti, tapi punya tujuan dan idealisme sama - yang suka menimbulkan keributan dan melakukan kejahatan - yang berkomunikasi dengan komplotan-komplotan lain. Beberapa komplotan tak apa-apa. Tapi beberapa lainnya lebih buruk lagi. Ini semacam cara. Dan kami sudah mengajarkan hal itu selama lima puluh - seratus tahun terakhir. Kami mengajarkan bahwa kalau orang bersatu dan membentuk gerombolan-gerombolan kecil yang kompak, hasil yang dicapai sungguh |uar biasa." "Boleh saya menanyakan sesuatu?" "Boleh saja," kata Kolonel Pikeaway. "Kami tahu segalanya, tapi kami tidak selalu cerita. Ini hanya peringatan." "Apa nama Solomon punya arti tertentu?" "Ah," kata Kolonel Pikeaway. "Tuan Solomon. Dari mana kau dapat nama itu?" "Disebut-sebut oleh Inspektur Norris." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Hm. Kalau kau mengikuti apa yang dikatakan Norris, kau benar. Aku jamin itu. Kau tak akan bertemu dengan Solomon. Dia sudah mati" Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Oh," kata Tommy. "Saya mengerti." "Sebenarnya kau tak terlalu mengerti," kata Kolonel Pikeaway. "Kami kadangkadang memakai namanya. Ini berguna - punya nama yang bisa dipakai. Nama orang yang memang ada. Nama seseorang yang walaupun sudah meninggal masih dihormati lingkungannya. Dan suatu kebetulan engkau tinggal di The Laurels. Kami sebenarnya berharap bahwa keberadaan mu di tempat itu akan membawa berkat untuk kami. Tapi aku tak ingin hal itu menjadi suatu kesulitan bagimu dan bagi istrimu. Curigai setiap orang dan segala sesuatu. Itu yang paling baik untuk dilakukan." "Saya hanya mempercayai dua orang di sana," kata Tommy. "Yang pertama adalah Albert, yang sudah bekerja bertahun-tahun pada kami - " "Ya, saya ingat Albert. Pemuda berambut merah itu, kan?" "Bukan pemuda lagi." "Siapa yang satu lagi?" "Anjing saya, Hannibal." "Hm. Ya - barangkali benar. Siapa namanya - Dr. Watts yang menulis nyanyian dengan kata-kata, 'Anjing suka menggonggong dan menggigit, itu memang sifatnya - Jenis apa dia" Al-satia?" "Bukan. Terrier Manchester." "Ah. Black and Tan Inggris yang tua Tidak sebesar Doberman. Tapi jenis anjing yang pandai." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 27. Kunjungan Nona Mullins Tuppence yang sedang berjalan-jalan di kebun disusul oleh Albert yang berjalan cepat dari dalam rumah. "Ada seorang tamu wanita," katanya. "Tamu wanita" Siapa?" "Nona Mullins, katanya. Diminta oleh salah seorang wanita di desa untuk berkunjung kemari." "Oh, ya," kata Tuppence. "Tentang kebun, ya?" "Ya, dia bilang tentang kebun." "Aku rasa sebaiknya kauantar dia kemari," kata Tuppence. "Ya, Nyonya," kata Albert, yang kemudian berganti peran sebagai kepala pelayan yang berpengalaman. Dia kembali ke rumah dan kembali bersama seorang wanita jangkung berpenampilan maskulin, bercelana wol dan mengenakan pullover Fair Isle. "Anginnya dingin pagi ini," katanya. Suaranya dalam dan agak serak. "Saya Iris Mullins. Nyonya Griffin mengatakan agar saya datang kemari. Katanya Anda perlu bantuan di kebun. Apa benar?" "Selamat pagi," kata Tuppence sambil menyalami. "Senang bertemu dengan Anda. Kami memang perlu bantuan di kebun." "Baru pindah, ya?" "Rasanya sudah bertahun-tahun," kata Tuppence, "karena tukang-tukang baru saja pergi." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ah, ya," kata Nona Mullins agak geli, "saya tahu apa yang Anda maksud. Tapi Anda melakukan hal yang benar dengan mengawasi pekerjaan mereka dan tidak menyerahkan semuanya pada tukang-tukang itu. Mereka tidak akan selesai bekerja kalau pemilik rumah tidak segera pindah. Sesudah itu pun kita masih harus memanggil mereka untuk menyelesaikan sesuatu yang ketinggalan atau kelupaan. Kebun Anda bagus. Tapi sudah agak kurang terpelihara, ya?" "Ya. Saya rasa pemilik terakhirnya tak begitu punya perhatian pada kebun ini." "Keluarga Jones, ya, kalau tidak salah. Saya sendiri tak terlalu tahu. Saya tinggal di bagian sana, dekat laut. Saya biasa bekerja di dua rumah di sana. Yang satu dua kali seminggu, dan yang satu sekali seminggu. Sebenarnya sekali seminggu tidak cukup. Anda biasanya dibantu Pak Isaac tua itu, kan" Orang baik dia. Sedih juga dia dikerjai orang yang suka gerilya di sekitar sini. Pemeriksaannya seminggu yang lalu, ya" Saya dengar mereka belum menemukan pelakunya. Biasanya mereka berkelompok kecil. Komplotan jahat. Sering kali tambah muda tambah kejam. Oh, magnolia itu bagus. Soulangeana, ya" Itu jenis yang paling bagus. Orang biasanya ingin jenis yang lebih eksotis, tapi saya kira untuk jenis magnolia, sebaiknya ditanam yang seperti ini." "Sebenarnya kami ingin mengolah kebun sayur." "Ya. Anda ingin membuat kebun dapur, bukan" Kelihatannya belum banyak perhatian pada kebun itu. Orang lebih suka membeli sayur daripada menanam sendiri." "Saya selalu ingin menanam kentang ,dan kacang-kacangan," kata Tuppence. "Dan kacang prancis karena dengan begitu kita selalu bisa mendapat yang muda dan segar." "Betul, betul. Anda juga bisa menanam kacang panjang. Banyak tukang kebun yang bangga dengan kacang panjang Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ mereka, dan berusaha mendapatkan yang panjangnya hampir setengah meter. Mereka pikir itu kacang bagus. Biasanya memenangkan hadiah di pameran lokal sesudah panen. Tapi Anda memang benar. Sayuran yang muda memang yang paling enak dimakan." Tiba-tiba Albert muncul. "Nyonya Redcliffe menelepon, Nyonya," katanya. "Ingin tahu, apakah Nyonya bisa makan siang bersama besok." "Bilang maaf padanya," kata Tuppence. "Rasanya kami akan ke London besok. Oh tunggu sebentar, Albert. Tunggu. Aku mau menulis sedikit." Dia mengeluarkan buku catatan dari tasnya, menulis beberapa kata, dan diberikannya pada Albert. "Beritahu Tuan Beresford bahwa Nona Mullins ada di sini, di kebun. Aku lupa apa yang dia minta untuk kulakukan. Berikan nama dan alamat orang yang sedang disuratinya. Aku telah menuliskannya di sini - " "Ya, Nyonya," kata Albert, lalu menghilang. Tuppence kembali ke percakapan tentang sayuran. "Saya rasa Anda pasti sibuk, karena sudah bekerja tiga hari seminggu." "Ya. Dan lagi, saya tinggal di bagian lain dari tempat ini. Saya punya sebuah pondok kecil di sana." Pada saat itu Tommy keluar dari rumah. Hannibal ada bersamanya dan berlari-lari berputar-putar. Hannibal mendekati Tuppence dulu. Dia berhenti sejenak, melebarkan jari kakinya, dan berlari cepat ke Nona Mullins dengan gonggongan keras dan penuh benci. Wanita itu mundur satu dua langkah ketakutan. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ini anjing kami yang amat galak," kata Tuppence. "Dia tidak menggigit. Atau jarang. Biasanya hanya tukang pos yang dia gigit." "Semua anjing menggigit tukang pos, atau mencoba menggigit mereka," kata Nona Mullins. "Dia anjing jaga yang baik," kata Tuppence. "Seekor terrier Manchester. Anjing jaga yang baik. Dia melindungi rumah dan tak membiarkan orang lain masuk atau mendekatinya. Dan dia juga menjaga saya. Kelihatannya saya barang paling berharga untuk dijaga." "Oh, ya, tentu saja. Itu memang baik." "Ya. Banyak perampokan sekarang ini," kata Tuppence. "Rumah-rumah teman kami banyak yang kemasukan maling. Bahkan ada yang datang siang bolong. Mereka memakai tangga dan membuka jendela. Ada juga yang pura-pura membersihkan jendela - macam-macam caranya. Jadi ada baiknya kalau di rumah ada anjing galak." "Saya rasa Anda benar." "Ini suami saya," kata Tuppence. "Ini Nona Mullins, Tom. Nyonya Griffin memberitahu dia bahwa kita perlu bantuan di kebun." "Apa pekerjaan ini tidak terlalu berat bagi Anda, Nona Mullins?" "Tentu saja tidak,' kata Nona Mullins dengan suara dalam. "Oh, saya bisa menggali dengan cara yang benar, bukan sekadar membuat parit untuk kacang manis. Tanah harus disiapkan dengan baik. Itu sangat penting." Hannibal masih terus menyalak. "Tom, aku rasa Hannibal sebaiknya dibawa masuk," kata Tuppence. "Dia sedang galak pagi ini." "Baik," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Bagaimana kalau kita masuk rumah saja?" kata Tuppence pada Nona Mullins. "Kita minum dulu. Pagi ini udara panas rasanya. Nanti kita bisa membicarakan rencana tentang kebun itu." Hannibal dikunci di dalam dapur dan Nona Mullins menerima segelas sherry. Mereka berbicara sebentar, lalu Nona Mullins melihat jamnya. Dia bilang terpaksa harus cepat pergi. "Saya ada janji," katanya. "Dan saya tak boleh terlambat." Dia mengucapkan selamat berpisah dengan agak tergesa. "Kelihatannya dia tidak apa-apa," kata Tuppence. "Ya," kata Tommy. "Tapi kita kan tak tahu - ' "Kita bisa tanya, kan?" kata Tuppence ragu. "Kau pasti capek jalan-jalan di kebun Kita ganti saja acara siang ini. Kau harus istirahat." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 28. Kampanye tentang Berkebun "Kau mengerti, Albert," kata Tommy. Dia dan Albert berada di dapur. Albert sedang mencuci nampan teh yang baru diambilnya dari kamar Tuppence. "Ya, Tuan. Saya mengerti," kata Albert. "Aku rasa kau akan dapat peringatan sedikit - dari Hannibal." "Anjing itu baik," kata Albert. "Tidak selalu mau dengan orang lain." "Ya," kata Tommy. "Memang begitu. Tak ada anjing yang pernah mengejar pencuri lalu menyambutnya dengan ramah ketika bertemu lagi. Hannibal tahu beberapa hal. Tapi kau sudah mengerti maksudku, kan?" "Ya. Saya tak tahu apa yang harus saya lakukan kalau Nyonya - ya - kalau Nyonya mengatakannya atau memberitahu Nyonya apa yang Tuan katakan atau - " "Aku rasa kau harus bisa sedikit berdiplomasi," kata Tommy. "Aku memintanya tinggal di tempat tidur hari ini. Kau harus menjaga dia." Albert baru saja membukakan pintu untuk seorang pemuda bercelana wol. Dia memandang ragu-ragu pada Tommy. Tamu itu melangkah maju dan tersenyum ramah. "Tuan Beresford" Saya dengar Anda perlu bantuan di kebun - baru pindah, ya" Saya lihat halaman depan masih tinggi rumput dan semaknya. Saya biasa juga bekerja di kebun. Beberapa tahun lalu - untuk Tuan Solomon. Barangkali Anda sudah pernah dengar." 'Tuan Solomon - ya. Ada yang pernah cerita." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Nama saya Crispin, Angus Crispin. Barangkali kita bisa melihat-lihat apa yang perlu dikerjakan." "Sudah waktunya kebun ini diperhatikan lagi," kata Tuan Crispin ketika Tommy membawanya ke kebun bunga dan kemudian ke kebun sayur. "Di sini mereka dulu biasa menanam bayam. Sepanjang alur ini. Di belakangnya ada beberapa rangka. Mereka dulu juga menanam melon." "Anda kelihatannya kenal betul dengan semuanya." "Ah, orang kan banyak mendengar tentang hal-hal yang pernah terjadi. Ibu-ibu tua berbicara tentang kebun bunga. Dan Alexander Parkinson berbicara pada teman-temannya tentang daun foxglove." "Dia pasti seorang anak yang cerdas." "Hm. Dia punya ide dan dia memang menaruh perhatian pada kriminalitas," kata Tommy. "Dia membuat semacam pesan dengan kode" dalam buku Stevenson yang berjudul The Black Arrow." "Bagus ya, buku itu" Saya membacanya lima tahun yang lalu. Sebelumnya saya tak pernah membaca lebih dari Kidnapped. Ketika saya bekerja untuk - " dia ragu-ragu. "Tuan Solomon?" kata Tommy membantu. "Ya, ya, betul. Saya mendengar cerita. Dari Pak Isaac tua, kalau tak salah. Saya rasa - kalau saya tak keliru - saya rasa Pak Isaac itu sudah seratus tahun lebih, dan dia pernah membantu Anda." "Ya," kata Tommy. "Dia memang luar biasa, mengingat umurnya sudah setua itu. Dia tahu banyak hal dan sering cerita pada kami juga. Cerita hal-hal yang tak bisa diingatnya." "Ya. Dan dia suka gosip masa lalu. Semua begitu. Dia masih punya saudara di sini - yang pernah dengar-dengar Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ ceritanya dan mengecek cerita itu. Saya rasa Anda pun mendengar banyak cerita itu." "Sejauh ini," kata Tommy, "rasanya semua terdiri dari daftar nama. Nama-nama dari masa lalu, tapi yang tak ada artinya bagi saya." "Semua dari cerita?" "Sebagian besar. Istri saya mendengar banyak, dan membuat daftar. Saya tak tahu apakah nama-nama itu ada artinya. Saya sendiri punya sebuah daftar. Saya baru mendapatnya kemarin." "Oh. Daftar apa itu?" "Sensus," kata Tommy. "Dulu pernah ada sebuah sensus. Saya punya tanggalnya - jadi akan saya berikan pada Anda. Juga orang-orang yang didaftar hari itu. Pesta besar." "Jadi Anda tahu - bahwa pada suatu tanggal - barangkali tanggal yang menarik - siapasiapa yang ada di sini?" "Ya," kata Tommy. "Itu bisa jadi penting. Bisa menunjukkan sesuatu. Anda baru saja pindah kemari, kan?" "Ya," kata "fommy. "Tapi barangkali juga kami ingin pindah dari sini." "Anda tidak suka" Rumah ini bagus. Dan kebunnya bisa cantik nantinya. Ada semaksemak, beberapa pohon dan semak bisa ditebang supaya cerah, semak-semak berbunga yang mungkin tak akan berbunga lagi. Saya tak mengerti kenapa Anda ingin pindah." "Kaitan dengan masa lampau tidak terlalu menyenangkan di sini," kata Tommy. "Masa lampau," kata Tuan Crispin. "Bagaimana masa lampau itu berkaitan dengan masa kini?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ada yang menganggap tak apa-apa. Itu sudah lewat. Tapi selalu ada seseorang yang tinggal. Bukannya hantu yang berjalan mondar-mandir, tapi seseorang yang benar-benar hidup dan tiba-tiba muncul bila mendengar orang lain cerita tentang dia. Apakah Anda benar-benar siap untuk - " "Untuk berkebun" Ya. Saya siap. Itu hal yang menarik bagi saya. Berkebun adalah ya suatu hobi." "Ada seorang nona, Nona Mullins, yang datang kemarin." "Mullins" Mullins" Apa dia tukang kebun?" "Sepertinya begitu. Ada seorang Nyonya-Nyonya Griffin, kalau tak salah, yang memberitahu istri saya tentang dia dan menyuruhnya kemari." "Anda sudah terikat dengan dia atau belum?" . "Belum," kata Tommy. "Kami punya seekor anjing penjaga yang baik. Seekor terrier Manchester." "Ya. Jenis itu memang anjing penjaga yang baik. Saya rasa istri Anda adalah seorang wanita istimewa yang harus dia jaga baik-baik. Dan. dia tak akan membiarkannya pergi ke mana-mana sendirian. Anjing itu akan selalu siap." "Betul," kata Tommy. "Dan dia siap merobek-robek siapa pun yang berani menyentuh istri saya." "Anjing baik. Sangat setia. Sangat cinta pada tuannya. Punya kemauan. Giginya tajam. Kalau begitu, saya harus hati-hati." "Dia tak apa-apa saat ini. Ada di dalam rumah." "Nona Mullins," kata Crispin sambil berpikir-pikir. "Ya, menarik sekali." "Kenapa?" "Oh, karena saya tidak akan mengenalinya dengan nama itu. Umurnya antara lima puluh - enam puluh, kan?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ya. Suka memakai celana wol dan seperti orang desa." "Ya. Dan punya koneksi di desa juga. Si Isaac pasti kenal dia. Saya dengar dia akan kembali tinggal di sini. Itu beberapa waktu yang lalu. Ada kaitan kaitannya" "Saya rasa Anda banyak tahu tentang tempat ini," kata Tommy. "Ah, tidak juga. Isaac juga bisa cerita banyak tentang tempat ini. Dia tahu banyak. Cerita-cerita lama. Dan dia punya daya ingat yang kuat. Lalu mereka bicara. Ya, dalam kumpulan yang terdiri dari orang-orang tua, mereka biasanya bicara. Ceritanya muluk-muluk. Sebagian tidak benar, sebagian berdasarkan fakta. Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Ya, memang menarik juga. Dan saya rasa - dia tahu terlalu banyak" "Kasihan Isaac," kata Tommy. "Saya ingin membalas dendam pada siapa pun orangnya yang mengerjai dia. Dia orang tua yang baik. Selalu baik pada kami, dan membantu kami sebisa-bisanya. Ayo, kita berkeliling." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 29. Hannibal Membantu Tuan Crispin Albert mengetuk pintu kamar tidur, dan Tuppence menjawab, "Masuk." Dia melongokkan kepala ke kamar "Tamu itu, Nona Mullins, sudah datang," katanya. "Dia ingin bicara sebentar dengan Nyonya. Tentang kebun itu, barangkali. Saya sudah bilang Nyonya sedang tidur, dan saya tidak tahu apa Nyonya mau menerima dia." "Boleh, boleh. Aku akan menerimanya," kata Tuppence. "Saya tadi baru akan membawa kopi pagi untuk Nyonya." "Bawa saja kopi itu. Tambah satu cangkir lagi, bisa?" "Ya, Nyonya." "Baik. Bawa kopi itu dan letakkan di meja sana. Lalu suruh Nona Mullins masuk." "Bagaimana dengan Hannibal" Perlu dikurung di dapur?" "Dia tak suka dikurung di dapur. Jangan. Bawa saja dia ke kamar mandi, dan tutup pintunya." Dengan rasa terhina dan tersiksa Hannibal melawan Albert yang mendorongnya ke kamar mandi. Dia menggonggong dengan galak. "Diam!" bentak Tuppence. "Diam!" Hannibal menurut dengan terpaksa. Dia duduk dengan kedua kaki depan terjulur, dan. hidung melekat di celah pintu bagian bawah. Geraman dari mulutnya menunjukkan rasa jengkelnya. "Oh, Nyonya Beresford" seru Nona Mullins. "Maaf, saya mengganggu. Saya pikir Anda akan senang melihat buku saya tentang berkebun ini. Ada saran-saran apa yang perlu ditanam tahun ini. Ada beberapa tanaman yang langka dan menarik Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ yang bisa ditanam di jenis tanah tertentu, walaupun ada juga yang tak sependapat. Wah, wah, merepotkan saja. Terima kasih kopinya. Biar saya tuangkan untuk Anda. Sulit menuang kopi kalau Anda harus berbaring di tempat tidur. Barangkali - " Nona Mullins memandang Albert yang sedang menarik sebuah kursi. "Begini, Nona?" katanya. "Oh, ya. Eh, kok ada bunyi bel lagi." "Pasti tukang susu," kata Albert. "Atau tukang sayur. Pagi ini dia giliran lewat sini. Maaf." Dia keluar kamar dan menutup pintunya. Hannibal menggeram galak. "Itu anjing saya. Dia marah karena tidak boleh ikut duduk di sini," kata Tuppence. "Pakai gula, Nyonya Beresford?" "Satu saja," jawab Tuppence. Nona Mullins menuang kopi, dan Tuppence berkata, 'Tidak pahit." Nona Mullins meletakkan kopi di dekat tempat tidur Tuppence dan kemudian menuang secangkir untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba dia terpeleset dan mencengkeram meja yang ada di dekatnya. Dia jatuh dan menjerit. "Anda luka?" tanya Tuppence. "Tidak, tidak. Tapi saya memecahkan vas bunga Anda. Kaki saya terjerat sesuatu - tolol benar - dan vas Anda yang cantik pecah. Nyonya Beresford, apa anggapan Anda tentang saya" Tapi saya benar-benar tak sengaja." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Tentu saja tidak," kata Tuppence penuh pengertian. "Coba saya lihat. Kelihatannya tak apa-apa. Hanya pecah jadi dua. Itu bisa dilem. Pasti tak kelihatan." "Bagaimanapun saya merasa tak enak," kata Nona Mullins. "Anda juga pasti kecewa. Saya seharusnya memang tak usah datang hari ini. Tapi saya ingin memberitahu Anda - " Hannibal mulai menyalak lagi. "Oh, kasihan anjing itu," kata Nona Mullins, "apa perlu saya keluarkan?" "Tidak usah," katanya. "Kadang-kadang sikapnya tak bisa ditebak," "Ah - apa ada yang membunyikan bel lagi?" "Tidak," kata Tuppence. "Saya kira itu bunyi telepon." "Oh. Apa perlu dijawab?" "Tidak," jawab Tuppence. "Albert akan menjawabnya. Dan dia akan menyampaikan pesannya, kalau perlu." Tapi ternyata Tommy yang mengangkat telepon. "Halo," katanya, "ya" Oh, begitu. Siapa" Ya - -ya. Oh. Lawan. Jelas lawan. Ya, betul. Kami telah siap-siap. Ya. Terima kasih." Dia meletakkan-gagang telepon dan memandang Tuan Crispin. "Peringatan?" kata Tuan Crispin. "Ya," kata Tommy. Dia terus memandang Tuan Crispin. "Sulit ya, mengenalinya" Maksud saya, siapa lawan siapa kawan." "Kadang-kadang kalau tahu, sudah terlambat. Gerbang Nasib, Lubang Bencana," kata Tommy. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Tuan Crispin memandangnya dengan agak heran. "Maaf," kata Tommy. "Kami di rumah ini terbiasa membaca puisi." "Karangan Hecker, kan" Gerbang Baghdad atau Gerbang Damaskus?" "Ayo, naik," kata Tommy. "Tuppence hanya istirahat. Dia tidak menderita apa-apa. Bersin pun tidak." "Saya baru membawa kopi," Albert tiba-tiba muncul. "Dan satu cangkir untuk Nona Mullins yang sedang bicara tentang kebun atau apa." "Hm" kata Tommy. "Bagus, bagus. Di mana Hannibal?" "Di kamar mandi." "Kau menutup pintunya rapat-rapat" Dia pasti tidak senang." "Tidak. Saya melakukan apa yang Tuan perintahkan." Tommy naik ke atas. Tuan Crispin berjalan di belakangnya. Tommy mengetuk pintu kamar lalu masuk. Dari balik pintu kamar mandi Hannibal menggonggong galak, lalu dia meloncat ke arah pintu. Pintu itu terbuka dan dia meloncat ke luar. Dia memandang cepat pada Tuan Crispin, lalu meloncat maju dan menggeram marah pada Nona Mullins. "Ya, Tuhan," kata Tuppence. "Ya, Tuhan." "Bagus, Hannibal, bagus/"kata Tommy. Dia memandang Tuan Crispin. "Dia tahu siapa lawannya - dan lawan Anda." "Ya, Tuhan," kata Tuppence. "Hannibal menggigit Anda?" "Gigitan yang kejam" kata Nona Mullins sambil berdiri dan memandang marah pada Hannibal. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Yang kedua, kan?" kata Tommy. "Pernah mengejar Anda dan mengusir Anda keluar dari rumput pampas, kan?" "Dia tahu yang sebenarnya," kata Tuan Crispin. "Bukan begitu, Dodo" Sudah lama kita nggak ketemu, Do." Nona Mullins berdiri sambil memandang Tuppence, Tommy, dan Tuan Crispin. "Mullins," kata Tuan Crispin. "Maaf, saya ketinggalan zaman. Itu nama suami atau kau sekarang dikenal dengan nama Nona Mullins?" "Aku Iris Mullins. Dari dulu." "Ah, aku kira kau Dodo. Aku kenal kau sebagai Dodo. Senang bertemu kembali denganmu. Tapi aku rasa sebaiknya kita segera keluar dari sini. Minum kopimu. Pasti tidak apa-apa. Nyonya Beresford" Senang bertemu dengan Anda. Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya Anda tidak minum kopi itu" "Oh, baik, saya akan singkirkan saja cangkir ini." Nona Mullins bergerak maju. Tiba-tiba Crispin sudah berada di antara dia dan Tuppence. "Tidak, Dodo, kau tak perlu melakukannya,"-katanya. "Aku yang akan mengurus. Cangkir itu cangkir dari rumah ini. Dan isinya akan dianalisa. Mudah bagimu untuk memasukkan sejumput obat di dalamnya, dan memberikannya pada si invalid atau yang dianggap invalid." "Aku tak melakukannya. Oh, panggillah anjing ini." Hannibal kelihatan bernafsu untuk mengikutinya ke bawah. "Dia ingin mengantarmu keluar dari halaman," kata Tommy. "Anjing ini memang aneh. Dia suka menggigit orang yang masuk dari pintu depan. Ah, itu dia Albert. Kau pasti ada di balik pintu tadi. Kaulihat apa yang terjadi?" Albert menoleh. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Saya melihatnya. Lewat celah engsel. Ya. Dia memang meletakkan sesuatu di cangkir Nyonya. Sangat rapi. Bagus sekali." "Aku nggak ngerti apa yang kau omongkan," kata Nona Mullins. "Ya, ampun. Saya harus segera pergi. Ada janji sangat penting." Dia keluar dari kamar dengan cepat dan turun ke bawah. Hannibal memandang sejenak lalu menyusulnya. Tuan Crispin tidak menunjukkan rasa benci, tapi dia pun pergi mengejar. "Mudah-mudahan dia dapat lari cepat," kata Tuppence. "Kalau tidak, Hannibal pasti bisa menyusul, oh, dia anjing jaga yang baik, kan?" "Tuppence, itu tadi Tuan Crispin, dikirim ke sini oleh Tuan Solomon. Dia datang pada waktu yang tepat, ya" Aku rasa dia sudah memperkirakan semua ini bakal terjadi. Jangan dipecahkan cangkir itu dan jangan dibuang kopinya. Kita akan memasukkannya dalam botol untuk dianalisa. Pakailah baju tidurmu yang terbaik, Tuppence, dan kita turun ke ruang duduk. Kita minum dulu sebelum makan." "Dan kita tak akan tahu apa sebenarnya yang terjadi," kata Tuppence. Dia menggelengkan kepalanya dengan sedih. Dia berdiri dan berjalan ke perapian. "Kau mau menambahkan kayu?" kata Tommy. "Biar aku saja yang mengambil. Kau kan tak boleh banyak gerak." "Lenganku sudah tak apa-apa," kata Tuppence. "Orang pasti mengira lenganku retak atau apa. Padahal cuma luka terserempet peluru saja." "Kau memang bisa menyombong karena pernah luka kena peluru perang,", kata Tommy. "Rasanya perang itu tak apa-apa. Betul," kata Tuppence. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Sudahlah," kata Tommy. "Kita sudah menghadapi Mullins dengan baik." "Hannibal memang benar-benar anjing bagus, ya?" "Ya," kata Tommy. "Dia memberitahu kita. Memberitahu dengan tepat. Dia meloncat di rumput pampas itu. Aku rasa hidungnya yang mengatakan. Hidungnya luar biasa." "Tapi hidungku tidak," kata Tuppence. "Hanya - Nona Mullins memang jawaban dari sebuah doa. Dia muncul lagi. Dan aku lupa bahwa seharusnya kita menerima tukang kebun yang pernah bekerja pada Tuan Solomon. Apa Tuan Crispin memberitahu hal-hal lainnya" Aku rasa nama yang sebenarnya bukan Crispin." "Barangkali bukan," kata Tommy. "Apa dia juga mau memata-matai" Terlalu banyak, rasanya." "Tidak," jawab Tommy. "Dia dikirim untuk tujuan keamanan. Menjaga kau." "Menjaga aku" Dan kau juga, kurasa. Di mana dia sekarang?" "Sedang mengurus Nona Mullins barangkali." "Ya, wah, luar biasa juga ya kejadiannya. Itu membuatku lapar. Dan aku sudah membayangkan kepiting panas yang enak dengan saus krim pakai bumbu kari." "Kau sudah sembuh rupanya," kata Tommy. "Aku senang melihat semangatmu begitu tinggi untuk makan." "Aku kan tidak sakit," kata Tuppence. "Cuma luka. Itu beda." "Hm," kata Tommy. "Pokoknya, kau pasti sudah merasa waktu Hannibal marah-marah dan memberitahu kita bahwa kawan kita begitu dekat, di rumput pampas - kau pasti merasa Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ bahwa Nona Mullins orangnya. Walaupun dia berpakaian laki-laki, bersembunyi, dan menembakmu - " "Tapi," kata Tuppence, "kita lalu berpikir sebaiknya dia diberi kesempatan lagi. Aku terbaring dengan luka di lengan dan kita mengatur rencana. Betul begitu, kan Tom?" "Ya, betul," kata Tommy. "Betul sekali. Dia pasti mengira bahwa salah satu pelurunya kena sasaran lalu kau pasti terbaring di tempat tidur." "Jadi dia datang dengan sopan santun yang amat luwes," kata Tuppence. "Aku rasa rencana kita cukup bagus," kata Tommy. "Albert selalu siap, mengawasi setiap langkah yang dia lakukan - " "Dan membawa masuk secangkir kopi untukku, juga untuk tamu." "Apa kau melihat si Mullins - atau Dodo - memasukkan sesuatu di cangkir kopimu?" "Tidak," kata Tuppence. "Terus terang aku tak melihat itu. Kakinya kan tersangkut sesuatu. Lalu dia jatuh ke meja kecil yang ada vas kembang bagus itu. Dia minta maaf. Tapi tentu saja mataku tertuju pada vas pecah dan pikiranku pada kemungkinan untuk menempelkan kembali pecahannya. Jadi aku tak memperhatikan dia." "Tapi Albert melihatnya," kata Tommy. "Lewat engsel pintu yang sudah diperlebar lubangnya." "Dan bagus juga menyimpan Hannibal di kamar mandi, tapi membiarkan pintunya tidak tertutup rapat karena kita tahu dia pintar membuka pintu. Tentu saja dia tak bisa keluar kalau pintunya ditutup rapat. Tapi kalau hanya setengah, dia bisa keluar dan meloncat seperti - oh, seperti macan Bengali." "Ya," kata Tommy. "Perumpamaan itu bagus." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Aku rasa Tuan Crispin sudah selesai meng-interview walaupun tak mengerti bagaimana si Mullins bisa dihubungkan dengan Mary Jordan atau seorang yang berbahaya seperti Jonathan Kane yang hidup di zaman baheula - " "Aku rasa dia tidak hanya ada di zaman baheula. Pasti ada edisi barunya, suatu kelahiran kembali, begitu. Banyak anggota-anggota muda - yang suka kekerasan, sadisme, super-fasis yang menyesali hari-hari penuh kejayaan di masa Hitler dan pengikutnya." "Aku baru saja membaca Count Hannibal," kata Tuppence. "Karangan Stanley Weyman. Salah satu buku terbaiknya. Ada di antara buku-buku Alexander di atas." "Jadi?" "Hm, aku cuma berpikir. Sekarang masih seperti itu keadaannya. Barangkali juga dulu pun begitu. Anak-anak miskin yang ikut Perang Salib Anak-anak dengan gembira tapi sia-sia. Mengira bahwa mereka telah dipilih Tuhan untuk merebut Yerusalem. Membayangkan lautan akan terbelah di depan mereka sehingga mereka bisa berjalan melewatinya seperti kisah Nabi Musa di Alkitab. Dan sekarang, gadis-gadis cantik dan pemuda-pemuda yang muncul di pengadilan karena mereka merampok uang seorang tua yang baru mengambil gaji di bank. Lalu ada yang disebut Pembunuhan St. Bartholomeus. Jadi, bisa dikatakan hal-hal yang sama berulang kembali. Bahkan gerakan fasis baru disebut-sebut dalam hubungan dengan sebuah universitas terkemuka. Hm - barangkali tak seorang pun akan mengatakan sesuatu pada kita. Kaupikir Tuan Crispin akan menemukan tempat persembunyian yang belum pernah ditemukan orang" Gorong-gorong air" Perampokan bank" Mereka sering menyembunyikan sesuatu di saluran air. Pasti Iembap tempatnya. Dan kalau dia sudah selesai dengan penyelidikannya, apa akan kembali ke sini mencari kau dan aku, Tom?" Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Aku tak memerlukan dia untuk menjaga diriku," kata Tommy. "Wah, sombong amat," kata Tuppence. "Aku rasa dia akan datang untuk mengucapkan selamat berpisah," kata Tommy. "Oh ya, karena dia kan amat sopan." "Dan dia akan mengecek apa kau benar-benar tidak apa-apa." "Aku kan cuma terluka. Dan dokter sudah merawatnya." "Dia benar-benar suka berkebun," kata Tommy. "Aku tahu itu. Dan dia pernah bekerja untuk Tuan Solomon yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Aku rasa itu cocok untuk perannya yang baru, dan itu menguatkan posisinya. Jadi dia akan kelihatan bonafide." "Ya, aku rasa hal-hal seperti itu memang perlu dipertimbangkan," kata Tuppence. Bel pintu depan berbunyi dan Hannibal menerobos keluar dari kamar dengan sikap seekor macan, siap menerkam musuh yang akan mengganggu tuannya. Tommy kembali dengan sebuah amplop. "Untuk kita," katanya. "Kubuka, ya?" "Ya," kata Tuppence. Dia membukanya. "Hm - ini memberi kemungkinan-kemungkinan untuk masa depan." "Apa itu?" "Undangan dari Tuan Robinson. Buat kau dan aku Makan malam dua minggu lagi setelah kau benar-benar sehat. Di rumahnya. Aku rasa di Sussex." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Apa dia akan memberitahu kita tentang sesuatu, nanti?" Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mungkin," kata Tommy. "Apa perlu aku bawa daftarku" Rasanya aku sudah hafal," kata Tuppence. Dia membaca dengan cepat. "Black Arrow, Alexander Parkinson, kursi porselen Oxford dan Cambridge, grinhen-Lo, KK, perut Mathilde, Cain dan Abel, Truelove..." "Cukup... cukup," kata Tommy. "Kayak orang gila." "Memang gila semuanya. Apa ada yang lain lagi di tempat Tuan Robinson nanti?" "Barangkali Kolonel Pikeaway." "Kalau begitu aku akan bawa permen batuk. Aku ingin melihat Tuan Robinson. Dan melihat segemuk dan sekuning apa dia - . Oh, Tom - si Deborah kan akan datang dengan anak-anaknya minggu setelah minggu depan ini?" "Tidak," kata Tommy. "Minggu depan ini dia datang. Seperti biasa." "Syukurlah kalau begitu," kata Tuppence. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 30. Burung-burung Terbang ke Selatan "Itu suara mobilnya?" Tuppence keluar dari pintu depan dan memandang jalanan di halaman dengan penuh harap. Dia menunggu kedatangan Deborah dan ketiga anaknya. Albert muncul dari pintu samping. "Mereka belum sampai. Itu tukang sayur, Nyonya. Harga telur sekarang sudah naik lagi. Huh. Saya tak akan memilih pemerintah yang sekarang ini lagi. Saya akan memilih Partai Liberal." "Apa aku perlu ke dapur membuat setup strawberry malam nanti?" "Tidak perlu, Nyonya. Saya sudah sering melihat Nyonya membuat. Saya bisa mengerjakannya." "Kau akan menjadi cordon bleu chef begitu selesai nanti. Si Janet sangat suka manisan itu." "Ya. Dan saya juga membuat treacle tart. Tuan Andrew menyukainya." "Kamar-kamar sudah siap?" "Ya. Untung Nyonya Shacklebury datang tadi pagi. Saya sediakan sabun Guerlain dengan wangi cendana di kamar mandi Nona Deborah. Itu kesukaannya." Tuppence menarik napas lega setelah mendengar persiapan untuk kedatangan anakcucunya beres. Dia mendengar klakson mobil. Beberapa menit kemudian mobil yang disetir Tommy muncul dan tak lama kemudian tamu-tamu pun menyesaki pintu depan. Deborah kelihatan manis dalam usia mendekati empat puluh. Andrew berumur lima belas; Janet, sebelas; dan Rosalie, tujuh. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Halo, Nek," teriak Andrew. "Mana Hannibal?" tanya Janet. "Aku mau makan kue," kata Rosalie dengan muka setengah menangis. Mereka saling menyapa. Albert membereskan tas-tas dan bawaan mereka, termasuk seekor parkit, ikan mas dalam stoples, dan seekor tupai. "Jadi ini rumah yang baru," kata Deborah sambil merangkul ibunya. 'Aku suka - suka sekali." "Boleh kami melihat-lihat kebun?" tanya Janet. "Setelah minum teh," jawab Tommy. "Aku mau makan kue," ulang Rosalie dengan wajah serius. Mereka masuk ke ruang makan. Teh dan kue-kue sudah disiapkan dan mereka puas. "Ada apa sih, Bu, sebenarnya?" kata Deborah setelah menghabiskan teh dan sedang berjalan-jalan di luar. Anak-anak berlari-lari di kebun bersama dengan Tommy dan Hannibal. Deborah, yang selalu mencemaskan keadaan ibunya, yang menurutnya harus dijaga baik-baik, bertanya dengan nada mendesak, "Apa saja yang dikerjakan Ibu barubaru ini?" "Oh, semuanya sudah beres sekarang," kata Tuppence. Deborah memandang dengan ragu-ragu. "Ibu telah melakukan sesuatu. Betul, kan, Yah?" Tommy sedang menggendong Rosalie, Janet melihat lihat "kebun rumah Nenek - kebun yang belum pernah dilihatnya dan Andrew memandang sekeliling dengan sikap seperti orang dewasa. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Ibu pasti melakukan sesuatu," kata Deborah mengulang serangannya. "Ibu jadi Nyonya Blenkensop lagi, ya" Ibu memang tak bisa berhenti, kelihatannya Selalu saja N atau M terulang lagi. Derek mendengar sesuatu, lalu dia menulis padaku." Dia menganggukkan kepalanya ketika menyebut nama kakaknya "Derek - apa sih yang dia ketahui?" tanya Tuppence. "Derek selalu ingin tahu." "Ayah juga begitu," kata Deborah berbalik pada ayahnya. "Ayah juga ikut-ikutan terlibat. kan" Aku pikir Ayah dan Ibu pindah ke sini untuk istirahat, menikmati masa pensiun." "Memang itu maksudnya," kata Tommy. "Tapi Nasib menentukan lain." "Gerbang Nasib," kata Tuppence. "Lubang Bencana, Benteng Kengerian..." "Flecker," kata Andrew dengan fasih. Dia memang suka puisi dan ingin menjadi seorang penyair. Dia melanjutkan bait-bait berikutnya: "Damaskus dengan empat gerbang besar... Gerbang Nasib, Gerbang Gurun... Jangan lalui, O Karavan, Jangan lalui sambil bernyanyi. Kaudengar Kesenyapan yang datang ketika burung-burung mati. Namun, terdengar sesuatu mencicil bagaikan suara burung" " Seolah-olah melengkapi suasana saat itu, burung-burung tiba-tiba saja terbang dari atap melewati kepala mereka. "Burung-burung apa itu, Nek?" tanya Janet. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Burung layang-layang yang terbang ke selatan," jawab Tuppence. "Apa mereka takkan kembali lagi?" "Ya, musim panas nanti." "Dan terbang melewati Gerbang Nasib!" kata Andrew dengan nada puas. " "Dulu rumah ini dinamai Swallow's Nest - Sarang Burung Layang-layang," kata Tuppence. "Tapi Ibu tak akan tinggal di sini terus, kan?" kata Deborah. 'Ayah menulis bahwa Ibu mencari rumah yang lain." "Kenapa?" kata Janet - si Rosa Dartle keluarga itu. "Aku suka rumah ini." "Dengar alasan-alasannya," kata Tommy sambil mencabut sehelai kertas dari sakunya dan berkata dengan keras: "Panah Hitam Oxford dan Cambridge Alexander Parkinson Kursi taman porselen Zaman Victoria Grin-hen-Lo KK Perut Mathilde Cain dan Abel Truelove." "Diam, Tom - itu daftarku. Tak ada urusannya denganmu," kata Tuppence. "Apa sih artinya?" tanya Janet bingung. "Kelihatannya seperti daftar petunjuk dari buku detektif," kata Andrew yang juga menyukai jenis bacaan seperti itu. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Memang betul. Dan itu sebabnya kenapa kami ingin mencari rumah yang lain," kata Tommy. "Tapi aku suka rumah ini," kata Janet. "Rumah ini bagus." "Rumah ini bagus," kata Rosalie. "Biskuit co-klat," katanya menambahkan - ingat akan kue-kue saat minum teh tadi. "Aku menyukainya," kata Andrew, tegas dan penuh gaya, seperti seorang tsar dari Rusia. "Kenapa Nenek tidak suka?" tanya Janet. "Aku suka" kata Tuppence penuh semangat. "Aku ingin tinggal di sini - tetap tinggal di sini." "Gerbang Nasib," kata Andrew. "Nama yang bagus." "Dulu namanya Swallow's Nest," kata Tuppence. "Kita bisa menamainya seperti itu lagi." "Dan petunjuk-petunjuk itu," kata Andrew "Bisa jadi bahan cerita - untuk buku - " "Terlalu banyak nama, memusingkan," kata Deborah. "Siapa yang akan membaca buku seperti itu?" Tommy dan Tuppence saling berpandangan. "Boleh saya minta cat besok?" kata Andrew. "Barangkali Albert bisa membantu beli cat dan membantuku. Kami akan mengecat nama yang baru di pintu pagar." "Supaya burung layang-layang itu tahu kalau mereka kembali musim panas nanti," kata Janet. Dia memandang ibunya. "Bagus," kata Deborah. "La Reine le Veut," kata Tommy sambil membungkuk kepada anaknya, yang menganggap bahwa dia berhak memberikan persetujuan pada masalah keluarga. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ 31. Kata-kata Terakhir : Makan Malam dengan Tuan Robinson "Hidangannya enak sekali," kata Tuppence. Dia memandang berkeliling pada orangorang di situ. Mereka telah selesai makan dan berjalan masuk ke ruang perpustakaan, mengelilingi meja kopi. Tuan Robinson, yang kuning dan lebih besar dari perkiraan Tuppence, tersenyum di belakang poci kopi besar yang cantik dari Zaman George II. Di sebelahnya duduk Tuan Crispin yang sebenarnya bernama Horsham. Kolonel Pikeaway duduk dekat Tommy, yang dengan agak ragu-ragu menawarkan rokoknya. Dengan agak terkejut Kolonel Pikeaway berkata, "Saya tak pernah merokok setelah makan malam." Nona Collodon, yang kelihatan agak mengerikan di mata Tuppence, berkata, "Oh, begitu, Kolonel Pikeaway" Menarik sekali." Dia menolehkan kepalanya pada Tuppence. "Anjing Anda manis sekali, Nyonya Beresford." Hannibal, yang tidur di bawah meja dengan kepala berbantal kaki Tuppence, memandang dengan wajah manis sambil menggoyang-goyangkan ekornya. "Saya dengar dia galak sekali," kata Tuan Robinson sambil melirik Tuppence dengan jenaka. "Wah, Anda harus melihat dia kalau sedang beraksi," kata Tuan Crispin alias Horsham, "Dia tahu sopan-santun kalau dibawa ke pesta," jelas Tuppence. "Dia menyukainya. Merasa bahwa dirinya bukan sembarang anjing, dan bisa masuk ke kalangan atas." Tuppence berbalik ke Tuan Robinson. "Terima kasih atas undangan Anda dan hadiah sepiring hati untuknya. Dia memang suka hati." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Semua anjing suka hati. Saya dengar," kata Tuan Robinson sambil memandang Crispin - alias Horsham, "seandainya saya bertamu ke rumah Tuan dan Nyonya Beresford, saya bisa dikoyakkoyak olehnya." "Hannibal memang selalu menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh," kata Tuan Crispin. "Dia anjing jaga yang baik, dan tak pernah lupa hal ini." "Tentu saja sebagai petugas keamanan Anda sangat mengerti perasaannya," kata Tuan Robinson. Matanya berkedip. "Anda dan suami Anda telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, Nyonya Beresford," kata Tuan Robinson. "Kami sangat berutang budi pada Anda. Kolonel Pikeaway memberitahu bahwa Andalah yang memulai melakukan penyelidikan itu." "Ah, itu kebetulan saja," kata Tuppence malu. "Saya cuma - ingin tahu. Ingin cari tahu - tentang hal-hal tertentu - " "Ya, saya rasa begitu. Dan Anda tentunya juga ingin tahu tentang hubungan semua itu, kan?" Tuppence merasa bertambah malu. Jawabannya menjadi melenceng. "Oh, oh, tentu - tentu. Maksud saya - saya mengerti bahwa hal itu bersifat rahasia dan bahwa kita tak bisa bertanya-tanya - karena Anda tak boleh memberitahukan apaapa. Saya maklum dan mengerti." "Sebaliknya, sayalah yang ingin bertanya kepada Anda. Kalau Anda bersedia menjawab, saya akan sangat gembira." Tuppence memandangnya dengan mata lebar. "Ah - saya tak bisa membayangkan - " Dia berhenti, Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Anda punya sebuah daftar. Begitu kata suami Anda. Dia tidak mengatakan daftar apa itu. Tapi dia benar, karena daftar itu adalah milik Anda, rahasia anda. Dan saya pun bisa merasakan bagaimana rasanya orang yang ingin tahu itu." Sekali lagi matanya berkedip. Tuppence tiba-tiba saja sadar bahwa dia menyukai Tuan Robinson. Dia diam sesaat, lalu batuk-batuk dan membuka tas tangannya. "Ini benar-benar tolol. Ah, lebih dari tolol. Ini gila," katanya. Tuan Robinson menjawab, "Gila - ya, dunia ini memang gila. Begitu kata Hans Sachs sambil duduk di bawah pohon dalam pertunjukan The Meistersingers - opera favorit saya. Dia memang benar!" Dia menerima kertas yang diulurkan kepadanya. "Baca saja keras-keras kalau perlu. Saya tak keberatan," kata Tuppence. Tuan Robinson melihatnya sekilas dan memberikan kertas itu pada Tuan Crispin. "Angus, suaramu lebih bagus daripada suaraku." Tuan Crispin menerima kertas itu dan membacanya dengan suara tenor yang enak didengar: "Panah Hitam Alexander Parkinson Mary Jordan mati tidak wajar Kursi porselen Oxford dan Cambridge Grin-hen-Lo KK Perut Mathilde Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Cain dan Abel Truelove." Dia berhenti dan memandang ke tuan rumah yang sedang menolehkan kepalanya ke Tuppence. "Nyonya Beresford," katanya, "terimalah ucapan selamat saya. Pemikiran Anda benar-benar luar biasa. Menarik suatu kesimpulan dari daftar seperti itu benarbenar hebat." "Tommy juga punya andil besar," kata Tuppence. "Karena ketularan kau," kata Tommy. "Dia melakukan penyelidikan yang bagus," kata Kolonel Pikeaway memuji. "Tanggal sensus itu memberi petunjuk." "Anda berdua adalah pasangan yang amat berbakat," kata Tuan Robinson. Dia memandang pada Tuppence lagi dan tersenyum. "Saya masih berpikir bahwa walaupun Anda tidak menunjukkan rasa ingin tahu, tapi sebenarnya masih ingin tahu tentang semua ini?" "Oh," seru Tuppence. "Apa Anda akan menceritakannya pada kami" Luar biasa." "Sebagian dimulai, seperti dugaan Anda, dengan keluarga Parkinson," kata Tuan Robinson. "Itu pada zaman dulu. Nenek buyut saya adalah seorang Parkinson. Ada sesuatu yang saya tahu dari dia - " "Gadis yang bernama Mary Jordan memang bekerja untuk kita. Dia punya hubungan dengan Angkatan Laut - ibunya orang Austria. Jadi dia bisa berbahasa Jerman dengan lancar. "Barangkali telah Anda ketahui - suami Anda pasti sudah tahu bahwa ada suatu publikasi yang akan terbit tak lama lagi." Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Sudah menjadi mode pemikiran politik sekarang ini bahwa rahasia yang penting pada suatu waktu sebaiknya disimpan terus. Padahal ada hal-hal yang perlu diketahui orang banyak sebagai bagian dari sejarah negara kita." "Tiga atau empat jilid akan diterbitkan dalam dua tahun ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen otentik sebagai tanda bukti. "Apa yang terjadi di sekitar Swallow's Nest (nama rumah Anda pada saat itu) pasti akan disebut di situ." "Ada kebocoran-kebocoran - seperti biasa terjadi pada masa perang atau sebelum Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pecah perang." "Pada saat itu ada tokoh-tokoh politik yang punya prestise dan sangat dihormati. Ada satu atau dua orang wartawan terkenal dan berpengaruh yang menggunakan hal itu dengan tidak bijaksana. Memang - bahkan sebelum Perang Dunia Pertama pun ada orang-orang yang tidak menyukai negaranya sendiri. Setelah perang itu banyak orang-orang muda, lulusan universitas, yang merupakan anggota-anggota aktif Partai Komunis. Tapi tak banyak yang tahu tentang hal itu. Dan yang lebih berbahaya adalah masuknya paham fasisme, yang kemudian bergabung dengan Hitler, dan menyatakan sebagai pecinta kedamaian yang ingin mengakhiri perang dengan segera. "Begitulah selanjurnya. Sebuah gambaran di balik semua kejadian. Hal itu pernah terjadi dalam sejarah. Dan akan terjadi lagi tiang kelima yang aktif dan berbahaya, dikemudikan oleh orang-orang yang percaya dan yakin akan paham itu juga orang-orang yang punya kepentingan-kepentingan finansial. Mereka yang bertujuan mendapat kekuasaan. Hal-hal seperti itu cukup menarik sebagai bahan bacaan. Betapa seringnya kita mendengar nada tidak percaya dalam pertanyaan: 'Si B" Pengkhianat" Tak mungkin. Tak masuk akal! Jangan sembarangan bicara!' Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Memang hasil suatu tipuan yang meyakinkan. Cerita lama. Selalu sama. "Dalam dunia perdagangan, pelayanan, maupun kehidupan politik. Selalu orang yang berwajah jujur - orang yang banyak disukai orang lain - dan dipercaya. Tidak dicurigai. Yang tak masuk akal. Dan seterusnya. Dan seterusnya. Orang yang cocok dengan pekerjaannya, seperti orang yang bisa menjual emas batangan di luar Ritz." "Dan desa Anda, Nyonya Beresford, merupakan markas sebuah grup tertentu sebelum Perang Dunia Pertama. Tempat itu merupakan desa yang menyenangkan - dengan sekumpulan orang baik-baik tinggal di situ - semuanya patriotik, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan patriotik yang berbeda. Pelabuhan laut yang baik - komandan Angkatan Laut yang baik - dari keluarga baik-baik, dengan ayah seorang admiral. Seorang dokter yang baik berpraktek di sana - disukai oleh pasien-pasiennya - dan mereka, senang mengutarakan kesulitan-kesulitan padanya. Semua seperti biasabiasa saja - hampir tak seorang pun tahu bahwa dia punya spesialisasi khusus dalam perang kimia - dalam gas beracun." "Dan kemudian, sebelum Perang Dunia Kedua, Tuan Kane - ditulis dengan huruf K tinggal di sebuah pondok yang menyenangkan di dekat pantai. Dia punya kepercayaan politik yang tebal - tapi bukan fasis - Cuma Damai untuk menyelamatkan dunia - Kepercayaan ini dengan cepat menyebar ke mana-mana dan mendapat banyak pengikut, baik di Eropa maupun di berbagai negara lainnya." "Memang bukan hal itu yang ingin Anda ketahui, Nyonya Beresford, tapi Anda harus mengerti latar belakangnya dulu. Dalam situasi itulah Mary Jordan dikirim untuk menyelidiki tentang apa yang terjadi." "Dia memang dilahirkan jauh sebelum zaman saya. Saya kagumi apa yang telah dia lakukan untuk kita waktu Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ mendengar bahwa dia adalah seorang gadis yang punya prinsip dan karakter kuat." "Mary adalah nama Kristen-nya walaupun dia biasa dipanggil Molly. Pekerjaannya bagus. Sayang dia mati muda." Tuppence memandang gambar di dinding yang rasanya pernah dia kenal. Gambar itu adalah sketsa kepala seorang anak laki-laki. "Apa itu - gambar - " "Ya " kata Tuan Robinson. "Itu adalah Alexander Parkinson. Waktu itu umur sebelas. Dia adalah cucu nenek buyut saya. Dialah yang menjadi alasan Molly bekerja pada keluarga Parkinson - sebagai guru privat. Kelihatannya merupakan pekerjaan yang cocok. Tak ada yang menyangka " Dia berhenti sebentar. "Apa yang kemudian terjadi." "Bukan salah seorang Parkinson?" tanya Tuppence. "Oh, bukan. Keluarga Parkinson sama sekali tidak terlibat. Tapi ada yang lain-lainnya - tamu-tamu dan teman-teman yang menginap di rumah itu malam itu. Dan suami Andalah yang menemukan tanggal sensus itu. Nama orang-orang yang menginap di situ semuanya terdaftar. Anak perempuan dokter di desa itu rupanya sedang mengunjungi orangtuanya seperti biasanya, dan minta keluarga Parkinson menampungnya malam itu karena dia membawa dua orang kawan. Kawan-kawannya sih tidak apa-apa - tapi belakangan kami temukan bahwa ayah gadis itu terlibat erat dengan gerakan di bawah tanah itu. Gadis itu sendiri rupanya pernah membantu keluarga Parkinson berkebun beberapa minggu sebelumnya, dan dialah yang bertanggung jawab menanam bayam dan foxglove berdekatan. Dan dialah yang membawa daun foxglove ke dapur pada hari nahas itu. Sakitnya orang-orang yang makan daun beracun itu dianggap sebagai kekeliruan yang kadang-kadang memang terjadi. Dokter menjelaskan bahwa dia tahu, hal semacam itu pernah terjadi sebelumnya. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Kesaksiannya di pengadilan membuat kejadian itu sebagai suatu "kecelakaan". Kenyataan tentang adanya sebuah gelas koktil yang disingkirkan dari atas meja dan kemudian pecah pada malam yang sama tak menimbulkan kecurigaan. "Barangkali Anda tertarik untuk mengetahui bahwa sejarah selalu berulang kembali. Anda ditembak orang dari gundukan rumput pampas, dan kemudian seorajig wanita bernama Nona Mullins mencoba menambahkan racun ke dalam kopi Anda. Dia ternyata cucu dokter kriminal tersebut. Sebelum Perang Dunia Kedua dia adalah murid Jonathan Kane. Karena itulah Crispin kenal dia. Dan anjing Anda pun rupanya tak menyukainya dan langsung beraksi. Kami sekarang tahu bahwa dialah yang menyingkirkan Pak Isaac tua itu. "Kita sekarang harus lebih berhati-hati menghadapi pribadi-pribadi yang berbahaya. Dokter yang lembut dan ramah itu memang disukai dan dipuja-puja setiap orang di situ. Tapi kalau ada bukti, kemungkinan besar dialah yang paling bertanggung jawab atas kematian Mary Jordan, walaupun pada saat itu tak ada orang yang percaya. Dokter itu punya minat luas terhadap ilmu pengetahuan, seorang ahli racun dan boleh dikatakan seorang pionir di bidang bakteriologi. Dan itu membutuhkan waktu enam puluh tahun sebelum kenyataan yang sebenarnya kita ketahui. Hanya Alexander Parkinson, seorang anak sekolah, yang punya gagasan pada waktu itu." "Mary Jordan mati tidak wajar," kata Tuppence lembut. "Dia salah satu dari kami." Dia bertanya, "Apa dokter itu yang menemukan apa yang dilakukan Mary?" "Tidak. Dokter itu tidak mencurigainya. Tapi ada seseorang yang lain. Sampai saat itu Mary berhasil. Komandan Angkatan Laut itu bekerja sama dengan dia seperti direncanakan. Informasi yang diberikan Mary pada komandan itu memang benar. Tapi dia tidak tahu bahwa itu merupakan informasi yang tak berharga - walaupun dibuat seolah-olah penting. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ Rencana dan rahasia Angkatan Laut yang diberikan pada Mary, disampaikannya pada kita pada hari-hari liburnya. Dia ke London dan mengikuti instruksi di mana dan kapan. Queen Mary's Garden di Regent's Park adalah salah satu tempatnya. Juga patung Peter Pan di Kensington Garden. Cukup banyak yang kami pelajari dari pertemuan-pertemuan itu. Juga tentang pejabat-pejabat tertentu dari beberapa kedutaan. "Tapi itu semua dulu, Nyonya Beresford. Sudah lama." Kolonel Pikeaway batuk-batuk dan tiba-tiba saja menyambung, "Tapi sejarah selalu berulang, Nyonya Beresford. Setiap orang tahu itu, cepat atau lambat. Sebuah kelompok terbentuk beberapa waktu yang lalu di Hollowquay. Orang-orang yang tahu rupanya akan mulai lagi. Barangkali karena itulah Nona Mullins kembali. Beberapa tempat persembunyian dipakai lagi. Rapat-rapat rahasia dilakukan. Sekali lagi, uang mempunyai arti - dari mana dia datang, dan ke mana dia pergi. Tuan Robinson kami panggil. Kemudian kawan lama kami, Beresford, datang dan mulai memberikan informasi yang menarik. Itu cocok dengan apa yang kami curigai. Sebuah latar belakang sedang dipersiapkan. Dan suatu masa depan sedang direncanakan untuk dikuasai dan dipimpin oleh seorang tokoh politik di negara ini. Seseorang yang punya reputasi dan bisa mengumpulkan pengikut yang bertambah banyak setiap hari. Rasa percaya mulai lagi menjadi alat permainan. Seorang yang berintegritas besar - Pecinta Kedamaian. Bukan fasisme - bukan! Hanya sesuatu yang seperti fasisme. Damai untuk semua - dan hadiah uang untuk mereka yang mau bekerja sama." "Maksud Anda hal itu sekarang ada?" tanya Tuppence dengan mata lebar. "Ya - kita tahu setidaknya apa yang ingin dan perlu kita ketahui. Dan sebagian dari itu adalah sumbangan Anda berdua - operasi atas perut sebuah kuda-kudaan, itu cukup informatif - " Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Mathilde!" seru Tuppence. "Saya senang! Sulit dipercaya. Perut Mathilde!" "Kuda memang istimewa," kata Kolonel Pikeaway. "Tak seorang pun tahu apa yang akan mereka lakukan atau tak akan mereka lakukan Bahkan sejak zaman kuda kayu Troya." "Saya harap Truelove juga membantu," kata Tuppence. "Tapi, seandainya itu masih berlanjut - dengan anak-anak di sekitarnya - " "Tidak lagi," kata Tuan Crispin. "Anda tak perlu kuatir. Daerah itu sudah dibersihkan. Sarang lebah beracun sudah dibersihkan. Sekarang sudah aman untuk tempat tinggal lagi. Kami punya alasan-alasan yang menunjukkan bahwa operasi mereka telah berpindah ke Bury St. Edmunds. Dan kami akan selalu mengawasi Anda. Jadi tak usah kuatir." Tuppence mengembuskan napas lega. 'Terima kasih untuk pemberitahuan ini. Karena anak saya Deborah sering berkunjung dengan ketiga anaknya - " "Jangan kuatir," kata Tuan Robinson. "O ya, setelah urusan N atau M dulu itu, Anda mengadopsi anak kecil yang terlibat itu, kan" Yang punya buku anak-anak Angsa-angsa-angsi?" "Betty?" kata Tuppence. "Ya. Kuliahnya telah selesai dan sekarang ada di Afrika melakukan penelitian tentang kehidupan orang-orang. Hal-hal seperti itu. Banyak anak muda yang suka melakukan hal seperti itu. Dia anak yang baik - dan bahagia." Tuan Robinson berdehem dan berdiri. "Saya ingin membuat toast. Untuk Tuan dan Nyonya Beresford, yang telah menunjukkan darma baktinya pada negaranya." Semua menyambut dengan antusias. "Dan saya juga ingin membuat toast untuk Hannibal," kata Tuan Robinson. Kang Zusi Website http://cerita-silat.co.cc/ "Nah, Hannibal," kata Tuppence sambil mengusap kepala anjingnya, "kami telah mendoakan kesehatanmu. Itu sama dengan mendapat medali. Aku membaca buku Stanley Weyman yang berjudul Count Hannibal - Pangeran Hannibal kemarin." "Pernah membacanya waktu kecil," kata Tuan Robinson. "'Siapa menyentuh adikku menyentuh Tavanne'. Betul, ya, Pikeaway" Hannibal, boleh aku menepuk bahumu?" Hannibal melangkah mendekatinya, dan menggoyangkan ekornya setelah ditepuk bahunya. "Dengan ini aku mengangkatmu sebagai pangeran di kerajaan ini." "Pangeran Hannibal. Bagus, kan?" kata Tuppence "Kau harus bangga dengan sebutan itu!" ===The End=== Dendam Pendekar Cacat 1 Rajawali Emas 20 Ratu Dari Kegelapan Naga Jawa Negeri Di Atap Langit 9