Kubur Berkubah 1
Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie Bagian 1 Kubur Berkubah by Agatha Christie Djvu: syauqy_arr http://hanaoki.wordpress.com Edit & Conver to Txt, Pdf, Jar: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi TOKOH-TOKOH CERITA "Hercule Poirot-detektif Belgia berkumis besar, datang ke Devon karena ditelepon oleh seorang wanita yang panik. Nona Lemon - sekretaris M. Poirot, hanya membaca buku-buku tentang perkembangan pengetahuan dan memandang rendah ceritacerita kriminal. Ariadne Oliver - pengarang novel detektif yang terkenal, senang mengubah-ubah tata rambutnya, perencana permainan Pelacakan Pembunuhan, lengkap dengan petunjukpetunjuk dan seorang korban. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Michael Weyman - seorang arsitek muda, tampan secara artistik, jengkel karena kliennya tidak berselera seni. Nyonya Folliat - pada waktu mudanya pemilik rumah, sekarang pun masih berperan sebagai nyonya rumah. Sir George Stubbs - pemilik rumah yang sekarang, berwajah ceria dan sikapnya ramah, tetapi matanya licik. Lady Hattie Stubbs - istri Sir George, cantik tetapi bodoh, dan senang akan kemewahan. Nyonya Masterton - seorang wanita berperawakan besar dan berwajah mirip anjing pelacak, cakap mengorganisir segala sesuatu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kapten Jim Warburton - anak buah Tuan Masterton, tetapi dalam kenyataannya menjadi orang suruh-suruhan Nyonya Masterton. Alec Legge - seorang ahli atom yang sedang berlibur di Devon, tidak puas dengan keadaan dunia. Peggy Legge - istrinya yang cantik dan berambut merah, terpilih sebagai peramal dalam keramaian yang diadakan. Nona Brewis - sekretaris Sir George yang sangat cekatan, berumur empat puluhan. Pak Tua Merdell - penjaga perahu yang banyak ingat tentang skandal-skandal setempat. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Marlene Tucker - gadis yang terpilih menjadi 'mayat' dalam permainan Nyonya Oliver. Etienne De Sousa - saudara sepupu Lady Stubbs dari luar negeri, pesolek dan kaya raya, kedatangannya tidak diharapkan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nona Lemon, sekretaris Poirot yang trampil, menerima telepon itu. Sambil menyingkirkan buku catatan stenonya, diangkatnya alat penerima telepon, dan berkata dengan suara datar, "Trafalgar 8137." Hercule Poirot duduk bersandar di kursinya yang tegak dan memejamkan matanya. Sambil merenung jari-jarinya mengetuk-ngetukkan semacam lagu ketentaraan di tepi mejanya. Dalam kepalanya dia terus mengarang kalimatkalimat sopan untuk sepucuk surat yang sedang didiktekannya. Sambil menutupi alat penerima dengan tangannya, Nona Lemon bertanya dengan berbisik, "Maukah Anda berbicara sendiri" Ini dari Nassecombe, Devon." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot mengerutkan dahinya. Tempat itu tak berarti apa-apa baginya. "Dari siapa?" tanyanya hati-hati. Nona Lemon berbicara di alat penerima. "Siapa yang ingin berbicara?" tanyanya ragu-ragu "Oh, ya - nama lengkapnya?" Dia berpaling lagi pada Poirot. "Nyonya Ariadne Oliver." Alis mata Poirot terangkat. Dalam ingatannya timbul suatu gambaran: rambut beruban yang tertiup angin... potongan muka seperti burung rajawali... Dia berdiri lalu mengambil alih telepon dari Nona Lemon. "Di sini Hercule Poirot," katanya dengan sopan sekali. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tuan Hercule Poirot sendirikah yang berbicara itu?" tanya petugas telepon dengan nada curiga. Poirot membenarkan hal itu. "Anda bisa berbicara dengan Tuan Poirot," kata suara itu. Suara yang hambar melengking tadi berganti dengan suara besar dan rendah, yang menyebabkan Poirot terburu-buru menjauhkan alat penerima beberapa inci dari telinganya. "Tuan Poirot, benarkah Anda sendiri yang berbicara itu?" tanya Nyonya Oliver. "Saya sendiri, Nyonya." "Saya Nyonya Oliver. Saya tak yakin apakah Anda masih ingat pada saya -." "Tentu saya ingat pada Anda, Nyonya. Siapa yang bisa melupakan Anda?" "Yah, orang kadang-kadang lupa," kata Nyonya Oliver. "Bahkan sering lupa. Saya rasa saya tak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi punya kepribadian yang menonjol. Atau mungkin juga karena seringnya saya mengubah tata rambut saya. Tetapi di mana-mana sama saja. Saya harap saya tidak mengganggu Anda, karena Anda tentu sibuk sekali." "Tidak, tidak, Anda sama sekali tidak mengganggu saya." "Astaga - saya sama sekali tak mau mengacaukan pikiran Anda. Tetapi sebenarnya, saya membutuh kan Anda." "Membutuhkan saya?" "Ya, secepatnya. Bisakah Anda datang naik pesawat?" "Saya tak pernah naik pesawat terbang. Saya suka mabuk udara." "Saya pun demikian. Lagi pula saya rasa, naik pesawat terbang tidak akan lebih cepat daripada naik kereta api, karena satu-satunya lapangan udara yang terdekat adalah Exeter, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi yang terletak bermil-mil jauhnya. Jadi naik kereta api sajalah Anda. Jam dua belas dari Paddington ke Nassecombe. Masih ada cukup waktu. Anda masih punya waktu tiga perempat jam, kalau jam saya tepat - biasanya tidak." "Tetapi, Nyonya, di mana Anda berada" Ada apa sebenarnya?" "Di Nasse House, Nassecombe. Sebuah mobil atau taksi akan menjemput Anda di Stasiun Nassecombe." "Tetapi mengapa Anda membutuhkan saya" Apa yang terjadi?" tanya Poirot lagi penasaran. "Telepon-telepon ditaruh orang di tempattempat yang tidak menguntungkan," kata Nyonya Oliver. "Yang sedang saya pakai ini terletak di lorong rumah.... Orang lalu-lalang sambil bercakap-cakap... Saya tak bisa mendengar dengan baik. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Pokoknya saya mengharapkan Anda. Semua orang juga sangat mengharapkan. Sampai bertemu." Terdengar bunyi 'klik' tajam waktu alat penerima telepon diletakkan kembali, lalu terdengar dengung halus. Poirot meletakkan kembali alat penerima dengan rasa keheranan, lalu menggumamkan sesuatu. Nona Lemon duduk dengan pinsil siap di tangan, dengan sikap masa bodoh. Diulanginya lagi kata-kata terakhir yang didiktekan Poirot sebelum gangguan tadi, "- Tuan, izinkanlah saya meyakinkan Anda bahwa hipotesa yang Anda kemukakan -" Poirot tak mau melanjutkan surat mengenai hipotesa itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Itu tadi Nyonya Oliver," katanya. "Ariadne Oliver, pengarang novel detektif itu. Mungkin Anda pernah membaca-" Dia tak meneruskan kalimatnya karena ingat bahwa Nona Lemon hanya membaca buku-buku tentang perkembangan pengetahuan dan memandang rendah buku-buku cerita kriminal. "Dia minta agar aku pergi ke Devonshire segera, hari ini juga, tiga puluh lima menit lagi -," katanya sambil melihat jam. Nona Lemon mengangkat alis matanya dengan air muka tak senang. "Itu berarti Anda harus terburu-buru sekali," katanya. "Untuk apa?" "Anda boleh saja bertanya! Tetapi dia tidak mengatakannya." "Aneh. Mengapa tak dikatakannya?" "Karena dia takut didengar orang lain," kata Poirot sambil merenung. "Ya, hal itu dinyatakannya dengan jelas." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Benar-benar..." kata Nona Lemon. Naik darahnya terhadap orang yang memperlakukan majikannya begitu. "Seenaknya saja orangorang menyuruh! Bayangkan, Anda harus bergegas pergi ke suatu tempat tanpa tahu untuk apa! Orang sepenting Anda! Menurut saya, para seniman dan pengarang itu memang tak sehat pikirannya - tak tahu melakukan hal-hal pada tempatnya. Apakah tak sebaiknya kalau saya kirim saja telegram kilat yang berbunyi, 'Menyesal, tak bisa meninggalkan London.'" Tangannya sudah menjangkau telepon akan meminta telegram itu dikirimkan, tetapi suara Poirot membuatnya mengurungkan niatnya itu. "Du tout!" katanya. "Jangan. Tolong panggilkan taksi segera." Lalu dia berseru nyaring, "Georges! Tolong masukkan beberapa potong pakaian yang perlu-perlu saja ke dalam kopor Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kecilku. Cepat, cepat. Aku harus mengejar kereta api." Kereta api yang telah menjalani seratus delapan puluh mil dari perjalanan sepanjang dua ratus dua belas mil yang harus ditempuhnya dengan kecepatan tertinggi, menjalani jarak terakhir yang tinggal tiga puluh mil lagi dengan mendesah lembut, lalu masuk ke Stasiun Nassecombe. Hanya seorang yang turun, Hercule Poirot. Diperhitungkannya dengan cermat jarak antara tangga kereta api dan lantai stasiun, lalu dia melihat ke sekelilingnya. Di ujung kereta api. seorang kuli stasiun sibuk dalam gerbong barang-barang. Poirot mengangkat kopornya, lalu berjalan ke arah pintu keluar. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ditunjukkannya karcisnya, lalu ia keluar melalui tempat menjual karcis. Sebuah mobil sedan Humber terparkir di luar dan seorang sopir berseragam mendekatinya. "Apakah Anda Tuan Hercule Poirot?" tanyanya dengan hormat. Diambilnya kopor dari tangan Poirot, lalu ia membukakan pintu mobil Mereka meninggalkan stasiun, melalui jembatan kereta api, lalu membelok ke arah jalan di pinggir kota yang berkelok-kelok dan diapit pagar-pagar tanaman yang tinggi-tinggi. Sebentar kemudian tanaman di sebelah kanan jalan menjarang dan tampaklah suatu pemandangan sungai yang indah dengan bukit-bukit biru di kejauhan. Sopir memasuki pintu pagar lalu berhenti. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ini Sungai Helm, Tuan," katanya. "Yang jauh di sana itu Dartmoor." Poirot menyadari bahwa dia harus menyatakan kekagumannya. Maka dia pun lalu berdecak dan bergumam, "Sungguh indah!" beberapa kali Sebenarnya alam tidak begitu menarik perhatiannya. Sebuah kebun yang ditanami bumbu-bumbu keperluan dapur lebih mampu menimbulkan rasa kagum Poirot. Dua orang gadis melewati mobil itu, lalu Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mendaki bukit dengan susah payah. Mereka memikul ransel di punggung dan memakai celana pendek dan kerudung aneka warna terikat di kepala mereka. "Di sebelah rumah kami ada Wisma Remaja, Tuan," sopir itu menjelaskan; jelas bahwa dia telah mengangkat dirinya menjadi pemandu jalan bagi Poirot ke Devon. "Tempat itu semula Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi adalah Hoodown Park milik Tuan Fletcher. Lalu Yayasan Wisma Remaja membelinya. Tempat itu penuh sesak dalam musim panas. Sampai seratus orang setiap malam mereka tampung. Anak-anak itu tak boleh menginap lebih dari beberapa malam - lalu mereka harus melanjutkan perjalanan mereka. Mereka itu, laki-laki maupun perempuan, kebanyakan dari luar negeri." Poirot mengangguk tanpa menaruh perhatian. Dia sedang merenungkan bahwa sedikit sekali perempuan yang pantas memakai celana pendek bila dilihat dari belakang. Dipejamkannya matanya dengan kesal. Mengapa, mengapa anak-anak gadis itu berpakaian begitu" Celana pendek merah itu sama sekali tak menarik! "Nampaknya beban mereka berat sekali," gumamnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Memang, Tuan, padahal perjalanan dari stasiun atau perhentian bus jauh sekali. Sekurang-kurangnya dua mil ke Hoodown Park itu." Sopir itu kelihatan bimbang sebelum melanjutkan, "Apakah Anda berkeberatan bila kita memberi tumpangan kepada mereka, Tuan?" "Tentu tidak," kata Poirot dengan murah hati. Dia merasa dirinya dalam keadaan nyaman yang berlebihan. Dia berada dalam sebuah mobil yang boleh dikatakan kosong, sedang kedua gadis itu terengah-engah dan berpeluh-peluh dibebani ransel yang berat-berat dan tidak pula mempunyai kesadaran cara berpakaian supaya kelihatan menarik bagi laki-laki. Sopir menghidupkan mesin mobil dan berhenti di sisi kedua gadis itu. Wajah mereka yang merah dan berpeluh terangkat dengan penuh harapan. Poirot membukakan pintu dan kedua gadis itu masuk. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda sangat baik hati," kata salah seorang di antaranya, seorang gadis berambut pirang dengan aksen asing. "Rupanya lebih jauh daripada yang saya sangka." Gadis yang seorang lagi, yang wajahnya sangat merah tersengat matahari, dan rambutnya keriting berwarna coklat kemerahan mengintip dari bawah kerudung kepalanya, hanya mengangguk-angguk beberapa kali, tersenyum memamerkan giginya, dan bergumam, "Grazie." Gadis yang berambut pirang tadi berceloteh terus dengan bersemangat. "Saya datang ke Inggris ini untuk berlibur. Saya dari negeri Belanda. Saya suka sekali negeri ini. Saya sudah ke Straford Avon, Teater Shakespeare, dan Puri Warwick. Lalu saya ke Clovelly, sekarang saya sudah melihat Katedral Exeter dan Torquay - bagus sekali -. Kini saya mendatangi tempat indah yang kesohor ini dan besok saya menyeberangi sungai, pergi ke Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Plymouth, dari Plymouth Hoe pelayaran ke Dunia Baru diawali." "Dan Anda, Signorina?" Poirot menoleh kepada gadis yang seorang lagi. Tetapi dia hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya yang berambut keriting itu. "Dia kurang bisa berbahasa Inggris," kata gadis Belanda itu dengan manis. "Kami berdua pandai berbahasa Prancis sedikit-sedikit - jadi kami bisa bercakap-cakap di kereta api. Dia berasal dari dekat Milan dan punya keluarga di Inggris ini, yang kawin dengan seorang pemilik toko barang-barang keperluan dapur. Kemarin dia datang ke Exeter dengan temannya, tetapi temannya itu makan pastel yang dagingnya sudah busuk yang dibelinya di sebuah warung di Exeter, jadi harus tinggal di sana karena sakit perut. Tak baik makan pastel daging dalam musim panas begini." Pada saat itu sopir memperlambat jalan mobilnya di persimpangan jalan. Gadis-gadis itu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi turun, mengucapkan terima kasih dalam dua bahasa, lalu meneruskan perjalanan mereka ke jalan yang menyimpang ke kiri. Sopir itu melupakan sebentar sikap hormatnya yang tak bercacat dan berkata dengan sikap menggurui kepada Poirot, "Bukan hanya pastel daging saja - kita juga harus berhati-hati terhadap pastel dari Cornwall. Dalam-" masa libur begini, pastel mereka isi sembarangan saja!" Mesin mobil dihidupkan kembali lalu membelok ke kanan dan sebentar kemudian melalui hutan lebat. Sopir memberikan penjelasan terakhir mengenai para penghuni Wisma Remaja di Hoodown Park. "Ada juga beberapa gadis manis di antara mereka di wisma itu," katanya. "Tetapi sulit sekali memberikan pengertian pada mereka tentang pelanggaran daerah milik pribadi. Menjengkelkan sekali cara mereka melakukan pelanggaran tanah milik pribadi. Agaknya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mereka tak mengerti bahwa di sini tanah milik seseorang tak boleh dimasuki. Mereka selalu masuk ke hutan-hutan kami, dan mereka purapura tak mengerti apa yang kita katakan pada mereka." Dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan murung. Mereka masih terus, mendaki sebuah bukit terjal melalui sebuah hutan, lalu melalui pintu gerbang besi besar, melewati lorong jalan mobil, dan akhirnya tiba di depan sebuah rumah putih besar model Georgia, yang menghadap ke sungai. Sopir membuka pintu mobil bersamaan dengan munculnya seorang pelayan rumah tangga yang jangkung dan berambut hitam di tangga rumah. "Tuan Hercule Poirot?" gumamnya. "Ya." "Nyonya Oliver menunggu Anda, Tuan. Anda bisa menemui beliau di ruang Battery. Mari saya antar." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot mengikutinya ke jalan setapak yang berliku-liku, yang menuju hutan di mana tampak sekilas-sekilas sungai di bawahnya. Sedikit demi sedikit jalan setapak itu menurun, sampai akhirnya tiba di suatu tempat yang lapang, yang berbentuk bulat dan dikelilingi oleh sebuah tembok batu rendah. Nyonya Oliver sedang duduk di tembok itu. Wanita itu berdiri akan menyambut Poirot, lalu beberapa buah apel jatuh berserakan dari pangkuannya. Agaknya buah apel tak bisa dipisahkan dari pribadi Nyonya Oliver. "Saya tak mengerti mengapa saya begitu sering menjatuhkan sesuatu," kata Nyonya Oliver agak kurang jelas karena mulutnya sedang penuh berisi apel. "Apa kabar, M. Poirot?" "Tres bien, chere Madame,"[Baik, Nyonya.] sahut Poirot dengan sopan. "Bagaimana keadaan Anda?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nyonya Oliver kelihatan agak lain daripada waktu Poirot bertemu terakhir dengannya, dan sebabnya adalah, seperti yang sudah disinggungnya melalui telepon tadi, karena dia lagi-lagi mencobakan gaya rambut yang terbaru. Waktu terakhir Poirot melihatnya, dia memakai tata rambut yang seolah-olah bekas tertiup angin. Hari ini, rambutnya yang diwarnai biru, disusun ke atas dengan keriting tiruan kecil-kecil yang bergaya Markies. Rambutnya memanjang sampai ke tengkuknya; sedang penampilannya selebihnya boleh disebut 'kampungan'. Dia mengenakan stelan jas berwarna kuning telur menyala dan sebuah jumper yang berwarna empedu. "Saya tahu Anda pasti mau datang," kata Nyonya Oliver dengan gembira. "Mana mungkin Anda tahu," kata Poirot dengan tegas. "Ya, saya tahu betul." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya sendiri masih tak mengerti mengapa saya kemari." "Saya rasa saya tahu jawabnya. Rasa ingin tahu Anda." Poirot memandangnya dan matanya berkedip. "Firasat wanita yang terkenal itu, agaknya kali ini tak terlalu jauh meleset," kata Poirot. "Ayo, jangan tertawakan firasat saya. Bukankah saya selalu bisa menebak pembunuhnya yang mana?" Poirot berdiam diri, sekedar menyenangkan hati lawan bicaranya. Kalau tidak, dia tentu menjawab, "Pada kesempatan kelima, mungkin. Itu pun tak selalu benar!" Tetapi dia hanya melihat ke sekelilingnya dan berkata, "Sungguh indah tanah milik Nyonya ini." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ini" Ini bukan milik saya, M. Poirot. Anda sangka ini milik saya" Bukan, ini milik suatu keluarga yang bernama Stubbs." "Siapa mereka itu?" "Ah, orang-orang tak penting," kata Nyonya Oliver mengelak. "Mereka hanya kaya. Saya berada di sini hanya dalam hubungan pekerjaan. Saya ada tugas." "Oh, Anda sedang mencari suatu daerah yang tepat untuk bahan karangan Anda rupanya?" "Ah, tidak. Seperti sudah saya katakan, saya ada tugas. Saya diminta untuk mengatur suatu pembunuhan." Poirot memandangnya dengan terbelalak. "Bukan pembunuhan sungguhan," kata Nyonya Oliver menegaskan. "Besok akan diadakan suatu keramaian, dan untuk memberikan warna baru, akan diadakan suatu permainan Pelacakan Pembunuhan. Saya yang harus mengatur Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi semuanya itu. Sebangsa Pencarian Harta Karun, begitulah. Karena permainan Pencarian Harta Karun sudah sering dilakukan, mereka merasa bahwa permainan Pelacakan Pembunuhan ini akan sangat besar daya tariknya. Mereka menawarkan pembayaran yang sangat tinggi kepada saya, supaya saya mau kemari dan mengaturnya. Memang lucu - suatu perubahan dari kebiasaan yang itu ke itu juga." "Bagaimana caranya?" "Begini, pertama-tama tentulah akan ada seorang 'korban'. Ada petunjuk-petunjuk. Ada pula orang-orang yang dicurigai. Yah, semuanya seperti biasanya. Ada si 'pemikat hati', si 'pemeras', sepasang muda mudi yang bercintaan, seorang pelayan rumah tangga yang penuh rahasia, dan sebagainya. Akan dipungut uang masuk sebanyak setengah crown, dan akan diperlihatkan petunjuk yang pertama, lalu si peserta harus mencari korbannya, senjata yang digunakan, alasan pembunuhannya, serta Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tetek-bengek lain yang berhubungan dengan pembunuhan itu. Kemudian akan dibagikan hadiah-hadiah." "Sungguh hebat." "Sebenarnya mengaturnya lebih sulit daripada yang disangka orang," kata Nyonya Oliver kesal. "Karena kita harus berhubungan dengan orang-orang hidup yang mungkin cerdas, padahal dalam buku-buku saya mereka tak perlu cerdas." "Lalu apakah Anda menyuruh saya kemari untuk membantu Anda mengatur itu semua?" Poirot tidak berusaha untuk menyembunyikan rasa tak senangnya dalam suaranya. "Bukan, bukan," kata Nyonya Oliver. "Tentu saja tidak! Semuanya sudah saya kerjakan. Segala-galanya sudah siap untuk besok. Saya menginginkan Anda kemari dengan suatu alasan yang lain sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Alasan apa itu?" Nyonya Oliver mengangkat tangannya ke kepalanya. Hampir saja dia mengusap rambutnya menuruti kebiasaannya, tetapi dia ingat akan tata rambutnya. Dia membatalkan geraknya itu, lalu menarik-narik daun telinganya. "Aduh, saya rasa saya ini tolol sekali," katanya. "Tetapi saya yakin ada sesuatu yang tak beres." Keadaan hening sejenak sementara Poirot menatap wanita itu. Kemudian dia bertanya dengan tajam, "Ada yang tak beres" Ada apa?" "Entahlah.... Itulah yang saya ingin tahu, saya ingin Anda bisa menemukannya. Tetapi saya merasa - makin lama makin kuat perasaan itu bahwa saya - aduh - telah diperalat... dijadikan kuda tunggangan.... Anda boleh menyebut saya tolol, tetapi saya hanya bisa berkata bahwa bila besok terjadi suatu pembunuhan sungguhan, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi padahal seharusnya hanya merupakan suatu permainan saja, maka saya tidak akan heran." Poirot menatapnya dan Nyonya Oliver membalas pandangan itu. "Menarik sekali," kata Poirot. "Saya rasa Anda menganggap saya benar-benar goblok," kata Nyonya Oliver lagi. "Saya tak pernah menganggap Anda goblok," kata Poirot. "Saya tahu apa yang selalu Anda katakan - atau anggapan Anda - mengenai firasat." "Orang menamai beberapa hal dengan penamaan "yang berbeda-beda," kata Poirot. "Saya percaya bahwa Anda telah melihat atau mendengar sesuatu yang benar-benar telah menimbulkan rasa kuatir Anda. Saya rasa mungkin saja Anda sendiri tak tahu apa sebenarnya yang tampak atau terdengar oleh Anda. Anda hanya menyadari akibatnya. Kalau Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi boleh saya katakan, Anda tak tahu apa yang Anda ketahui. Anda boleh menamakan itu firasat kalau Anda mau." "Kita merasa diri betul-betul goblok," kata Nyonya Oliver kesal, "kalau kita tak bisa merasa yakin akan sesuatu." "Kita bisa menarik kesimpulan," kata Poirot membesarkan hati. "Anda berkata bahwa Anda - menurut istilah Anda sendiri - dijadikan kuda tunggangan. Bisakah Anda menjelaskan sedikit lagi apa maksud Anda?" "Yah, agak sulit juga.... Begini, boleh dikatakan ini adalah perkara pembunuhan saya. Saya yang telah memikirkannya dan merencanakannya dan semuanya sudah cocok - sampai ke soal yang sekecil-kecilnya. Yah, bila Anda mengerti tentang pengarang, Anda akan tahu bahwa pengarang itu tidak menyukai usul. Biasanya orang berkata, 'Itu bagus, tetapi tidakkah akan lebih baik bila si Anu berbuat begitu"' Atau 'Tidakkah akan lebih baik kalau yang menjadi Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi korban adalah si A dan bukan si B"' Atau Pembunuhnya ternyata si D dan bukan si E"' Maksud saya, kita lalu ingin berkata, 'Baiklah, tulislah sendiri kalau memang demikian yang Anda ingini!'" Poirot mengangguk. "Dan begitukah yang sedang terjadi?" "Tidak juga.... Orang telah mengajukan usul usul bodoh seperti itu, lalu saya marah sekali dan mereka lalu mengalah, tetapi mereka masih juga memberikan beberapa usul yang tak berarti dan karena saya telah bersikeras menolak usul yang sebelumnya, saya pun menerima usul-usul kecil itu tanpa banyak memperhatikannya." "Saya mengerti," kata Poirot. "Ya - itu memang suatu metode.... Orang telah mengajukan usul yang besar dan tak masuk akal, yang sebenarnya hanya pancingan saja. Sedang perubahan-perubahan kecil yang kelihatannya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tak berarti itulah yang benar-benar merupakan tujuannya. Itukah maksud Anda?" "Begitulah maksud saya," kata Nyonya Oliver. "Yah, tentu mungkin saja saya hanya berkhayal, tetapi saya rasa sih, tidak lagi pula tak ada di antara hal-hal yang diubah itu yang memerlukan perhatian. Tetapi saya tetap saja kuatir - lalu ada lagi sesuatu - yah, suasananya." "Siapa yang telah mengajukan usul-usul perubahan itu?" "Ada beberapa orang," kata Nyonya Oliver. "Bila yang mengajukan usul itu hanya seorang, saya akan lebih percaya pada diri sendiri. Tetapi ini bukan hanya seorang - meski menurut saya sebenarnya memang hanya berasal dari seorang. Maksud saya satu orang yang bekerja di belakang orang-orang yang tak menyadarinya." "Apakah Anda punya dugaan siapa yang seorang itu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nyonya Oliver menggeleng. "Dia tentu orang yang sangat pintar dan sangat cermat," katanya. "Siapa saja mungkin." "Siapa-siapa saja orangnya?" tanya Poirot. "Tokoh-tokohnya tentu sangat terbatas, bukan?" "Yah," Nyonya Oliver memulai kata-katanya, "pertama-tama tentu Sir George Stubbs, pemilik tempat ini. Dia kaya dan merakyat, dan bodoh sekali dalam bidang-bidang di luar urusan dagang, tetapi jempolan dalam bidang perdagangan. Kemudian Lady Stubbs - Hattie kira-kira dua puluh tahun lebih muda dari suaminya, cantik tetapi bodoh seperti keledai. Saya rasa, dia bahkan agak kurang ingatan. Dia kawin dengan suaminya karena memandang uangnya tentu, dan dia tak pernah memikirkan yang lain kecuali tentang pakaian dan perhiasan intan berliannya saja. Lalu ada yang bernama Michael Weyman - dia seorang arsitek. Cukup muda dan tampan seperti biasanya seorang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi seniman. Dia membuat perencanaan gedung lapang-an tenis untuk Sir George, lalu juga memperbaiki suatu bangunan lain." "Apa itu?" "Suatu bangunan. Semacam kuil kecil, putih bertiang besar-besar, dan beratap lengkung. Kita sebut saja bangunan berkubah atau kubah saja. Kemudian ada Nona Brewis - dia seorang sekretaris yang merangkap pengurus rumah tangga. Dialah yang mengurus segala-galanya di rumah itu dan dia pula yang menulis semua surat. Orangnya keras dan trampil sekali. Selain itu ada pula orang-orang di sekitar sini yang datang membantu. Sepasang pengantin muda yang tinggal di sebuah pondok di dekat sungai - Alec Legge dan istrinya Peggy - dan Kapten Warburton, yaitu pendamping keluarga Masterton. Dan tentu saja ada Masterton suami-istri, dan Nyonya Folliat - seorang wanita tua yang tinggal di sebuah pondok bekas Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tempat menyimpan alat-alat perburuan. Orang tua suaminyalah yang semula memiliki tanah Nasse itu. Tapi keluarga itu sudah habis mati ada yang tewas dalam peperangan-maka ahli waris yang terakhir terpaksa menjual rumah dan tanah itu seluruhnya." Poirot mempelajari daftar tokoh-tokoh itu, tetapi pada saat itu mereka itu tak lebih dari sekedar nama baginya. Dia kembali pada persoalan utama. "Gagasan siapakah permainan Pelacakan Pembunuhan itu?" "Saya rasa gagasan Nyonya Masterton. Dia istri anggota Dewan Perwakilan setempat dan sangat pandai mengatur. Dialah yang membujuk Sir George untuk mengadakan keramaian di sini. Tempat ini tak berpenghuni selama bertahuntahun dan dia beranggapan bahwa sekarang orang-orang tentu ingin sekali datang untuk melihat-lihat." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Semuanya kelihatannya cukup masuk akal," kata Poirot. "Kelihatannya memang demikian," kata Nyonya Oliver, "tetapi sebenarnya tidak. Sungguh, M. Poirot, ada sesuatu yang tak beres." Poirot memandang Nyonya Oliver dan wanita itu membalas pandangannya. "Bagaimana Anda mempertanggungjawabkan kehadiran saya di sini" Panggilan Anda atas diri saya?" tanya Poirot. "Itu mudah," sahut Nyonya Oliver. "Anda diminta untuk menyampaikan hadiah-hadiah dalam permainan Pelacakan Pembunuhan itu. Semuanya bersemangat. Saya katakan bahwa saya kenal pada Anda dan bahwa mungkin saya bisa membujuk Anda untuk datang. Saya katakan juga bahwa saya yakin nama Anda akan merupakan daya tarik yang besar - yang pasti memang benar akan demikian keadaannya," sambung Nyonya Oliver dengan bijak. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Lalu usul itu diterima - tanpa ada keberatan?" "Sudah saya katakan, semua orang bersemangat." Nyonya Oliver menganggap tidak penting untuk mengatakan bahwa di antara orang-orang yang muda ada seorang dua yang bertanya, "Siapa itu Hercule Poirot?" "Semuanya" Tak seorang pun membantah gagasan itu?" Nyonya Oliver menggeleng. "Sayang sekali," kata Hercule Poirot. "Maksud Anda, bila ada yang tak setuju, kita akan mendapatkan suatu petunjuk?" "Seorang calon penjahat tak bisa diharapkan mau menyambut baik kehadiran saya di sini." "Apakah Anda pikir saya hanya mengkhayalkan semuanya ini?" tanya Nyonya Oliver kesal. "Harus saya akui bahwa sebelum saya berbicara Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dengan Anda, saya tidak menyadari betapa sedikitnya kemajuan pekerjaan saya." "Tenanglah," kata Poirot membujuk. "Saya bingung sekaligus tertarik. Dari mana kita mulai?" Nyonya Oliver melihat ke arlojinya. "Sekarang tepat waktu minum teh. Sebaiknya kita kembali ke rumah supaya Anda bisa bertemu dengan semua orang." Nyonya Oliver mengambil jalan setapak lain dari yang tadi dilalui Poirot waktu dia datang. Kelihatannya jalan itu menuju ke arah yang berlainan. "Dengan jalan ini kita akan melewati gudang kapal," Nyonya Oliver menjelaskan. Sementara itu gudang kapal itu pun mulai tampak. Gudang itu bagus sekali, beratap jerami dan menjorok ke sungai. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Di situlah 'mayat' itu akan berada," kata Nyonya Oliver. "Mayat sehubungan dengan permainan Pelacakan Pembunuhan itu maksud saya." "Dan siapa yang akan terbunuh?" "Seorang gadis yang suka berjalan-jalan, yang dalam permainan ini menjadi istri pertama seorang ahli atom muda berkebangsaan Yugoslavia," kata Nyonya Oliver dengan lancar. Poirot mengedipkan matanya. "Tentu kelihatannya seolah-olah ahli atom itulah yang telah membunuhnya - tetapi tentu tidaklah sesederhana itu perkaranya." "Tentu tidak - karena Anda yang mengatur permainannya -." Nyonya Oliver menolak kata-kata yang dianggapnya pujian itu dengan lambaian tangannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sebenarnya," sambungnya lagi, "dia dibunuh oleh tuan tanah - dan alasan Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sebenarnya sudah jelas. Petunjuk yang kelima sudah akan memberikan bayangan yang jelas sekali - namun saya rasa tidak akan banyak orang yang menyadarinya." Poirot kurang memperhatikan penjelasan rumit Nyonya Oliver mengenai Pelacakan Pembunuhan itu, dia malah bertanya, "Tetapi bagaimana Anda bisa menemukan mayat yang cocok?" "Dia seorang gadis pramuka," kata Nyonya Oliver. "Sebenarnya Peggy Legge yang direncanakan menjadi mayat - tetapi orangorang menghendaki agar dia menjadi seorang peramal dengan mengenakan kerudung kepala segala. Jadi ditunjuklah seorang gadis pramuka bernama Marlene Tucker. Anaknya agak bodoh." Kemudian ditambahkannya lagi, "Mudah saja caranya - dia berpakaian petani miskin, berkerudung, serta membawa ransel. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Yang harus dilakukannya tak lain ialah, bila didengarnya seseorang mendekat, dia harus segera menjatuhkan dirinya ke lantai dan memasang tali di lehernya. Memang agak membosankan bagi gadis malang itu - dia harus tetap berada di dalam gudang kapal itu sampai dia ditemukan orang. Tetapi sudah saya atur supaya dia mendapatkan setumpuk buku komik. Sebenarnya dalam salah satu buku komik itu diselipkan sebuah petunjuk - yah, begitulah caranya." "Saya benar-benar kagum akan susunan rencana Anda! Semuanya Anda pikirkan!" "Memikirkan sesuatu itu tidaklah sulit," kata Nyonya Oliver. "Sulitnya, kita lalu berpikir terlalu jauh, dan semuanya lalu jadi rumit, maka kita lalu harus menghapuskan beberapa hal dan itu mengecewakan sekali. Mari kita lewat sini sekarang." Mereka mulai mendaki jalan setapak yang curam berliku-liku yang menuju ke tebing Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sungai yang tinggi. Setelah melewati suatu tikungan di antara pohon-pohon, mereka keluar di suatu tempat yang lapang; di situ, di tempat yang agak tinggi, terdapat sebuah kuil kecil yang berpilar persegi empat. Seorang pria muda yang mengenakan celana dari bahan flanel yang lusuh dan berkemeja hijau agak menyolok, sedang berdiri memandangi bangunan itu sambil mengerutkan alis matanya. Mendengar langkah mereka, dia berbalik. "Tuan Michael Weyman, kenalkan Tuan Hercule Poirot," kata Nyonya Oliver. Pria muda itu menanggapi perkenalan tersebut dengan anggukan tak acuh. "Luar biasa," katanya dengan nada pahit, "seenaknya saja orang mendirikan bangunan! Bangunan ini, umpamanya. Baru setahun yang lalu didirikan - modelnya cukup bagus dan disesuaikan benar dengan zaman model rumahnya. Tetapi mengapa di sini" Bangunan seperti ini seharusnya dilihat orang banyak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi istilahnya, terletak di tempat yang anggun dengan suatu jalan yang berumput bagus yang menuju ke tempat itu, dan diapit oleh tanaman bunga-bungaan dan sebagainya. Tetapi kasihan bangunan kecil ini, tersembunyi di tengahtengah pepohonan - tak kelihatan dari mana pun juga. Kira-kira dua puluh batang pohon yang harus ditebang supaya bangunan ini bisa kelihatan dari sungai." "Mungkin tak ada tempat yang lain," kata Nyonya Oliver. Michael Weyman mendengus. "Di atas tebing berumput di dekat rumah - akan merupakan letak yang sempurna. Tetapi ah, orang-orang kaya ini semuanya sama saja mereka tak punya rasa seni. Dia ingin mempunyai sebuah 'tugu', maka suruh sajalah orang membangunnya. Dicarinya suatu tempat untuk membangunnya. Lalu saya dengar ada sebatang pohon ek yang besar tumbang karena badai. Pohon itu meninggalkan bekas yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi jelek. 'Nah, baik kita benahi tempat ini dengan mendirikan tugu itu di sini,' kata si Tolol. Hanya berbenah itulah yang dipikirkan oleh orang-orang kaya dari kota itu! Saya heran mengapa tidak ditanamnya bunga-bungaan yang bagus di sekeliling rumahnya. Manusia seperti itu tak pantas memiliki tempat seperti ini!" Kata-kata itu diucapkannya dengan berapi-api. "Anak muda ini jelas tak suka pada Sir George Stubbs," pikir Poirot. "Bangunan ini seluruhnya dari beton," kata Weyman lagi. "Padahal tanah di bawahnya tak padat jadi bangunannya terendap. Retak di sana-sini sebentar lagi akan berbahaya-. Sebaiknya dirobohkan saja, lalu membangun yang baru lagi di atas tebing di dekat rumah itu. Itu anjuran saya, tetapi si Bodoh yang keras kepala itu mana mau mendengar." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Bagaimana dengan bangunan lapangan tenis?" tanya Nyonya Oliver. Anak muda itu makin cemberut. "Dia menginginkan semacam pagoda Cina," katanya geram. "Lengkap dengan naganya. Coba bayangkan! Hanya karena Lady Stubbs tergila-gila memakai topi bermodel kuli Cina! Apalah artinya arsitek" Tak lebih dari seseorang yang mengingini sesuatu yang pantas dibangun tetapi tak punya uangnya, sedangkan orangorang yang punya uang Menginginkan sesuatu yang luar biasa jeleknya!" "Kasihan sekali Anda," kata Poirot sepenuh hati. "George Stubbs," kata arsitek itu mencemooh. "Siapa sih dia itu pikirnya" Dicarinya jabatan yang empuk dalam Angkatan Laut, jauh di daerah Wales yang aman itu selama perang lalu dipeliharanya janggutnya untuk memberikan kesan seolah-olah dia pernah ikut aktif dalam pertempuran di laut - begitulah kata Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi orang. Sekarang dia bermandikan uang. benarbenar berenang dalam uang!" "Alaa, kalian para arsitek memerlukan adanya seseorang yang punya duit untuk membayar kalian. Kalau tidak, kalian tentu menganggur," kata Nyonya Oliver menyadarkannya. Wanita itu berjalan lagi ke arah rumah, dan Poirot serta arsitek yang kehilangan semangat itu menyusulnya. "Orang-orang kaya ini tak bisa memahami azas-azas utama," kata arsitek itu dengan nada pahit. Masih disempatkannya menendang tugu yang miring itu. "Bila fondasinya tak beres segalanya brengsek." "Kata-kata Anda itu benar sekali," kata Poirot, "dan dalam sekali artinya." Jalan setapak yang mereka lalui itu menuju ke luar hutan dan tampaklah rumah putih dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi indah di hadapan mereka, dengan berlatar belakang pohon-pohon yang gelap. "Benar-benar bagus," gumam Poirot. "Dia ingin membangun ruang biliard," kata Weyman ketus. Di tebing di bawah mereka, tampak seorang wanita tua yang sedang sibuk memangkas semak-semak dengan gunting besar. Wanita itu terengah-engah mendaki mendatangi, lalu menyapa mereka. "Tanaman ini terlantar selama bertahun-tahun," katanya. "Padahal sekarang sulit sekali mencari tukang kebun yang mengerti soal tanam-tanaman. Lereng bukit ini seharusnya dipenuhi bunga-bunga aneka warna dalam bulan-bulan Maret dan April ini, tetapi tahun ini mengecewakan sekali. Sebenarnya semua kayukayu mati ini sudah harus dibuang dalam musim gugur yang lalu -." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ini Tuan Hercule Poirot, Nyonya Folliat," kata Nyonya Oliver. Wajah wanita tua itu berseri-seri. "Oh, ini rupanya M. Poirot yang terkenal itu! Anda baik sekali mau datang untuk membantu kami besok. Wanita cerdas ini telah merencanakan suatu permainan pemecahan perkara yang hebat. Pasti akan luar biasa." Poirot agak heran melihat keanggunan wanita kecil itu. Sepantasnya wanita inilah yang menjadi nyonya rumah. "Nyonya Oliver kenalan lama saya," kata Poirot dengan sopan. "Saya senang bisa memenuhi permintaannya. Tempat ini betul-betul indah, bangunannya anggun dan sempurna sekali." Nyonya Folliat mengangguk membenarkan. "Ya. Rumah ini didirikan oleh kakek buyut suami saya dalam tahun 1790. Sebelumnya rumah ini bergaya Elizabet. Tetapi rumah itu rusak dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kemudian bahkan terbakar dalam tahun 1700. Keluarga kami sudah tinggal di sini sejak tahun 1598." Suaranya tenang dan tegas. Poirot memandangnya dengan perhatian yang lebih besar. Yang dilihatnya adalah seorang wanita yang bertubuh kecil sekali, tetapi padat dan berpakaian dari bahan tricot yang sudah lusuh. Bagian yang paling menarik pada dirinya adalah matanya yang berwarna biru cerah. Rambutnya yang sudah beruban diselubungi oleh jala rambut. Meskipun tampaknya dia tak peduli akan penampilannya, dia punya pembawaan yang sulit dijelaskan. Sambil berjalan ke arah rumah, Poirot berkata dengan ragu, "Tentu Anda merasa sulit karena begitu banyak orang asing tinggal di sini." Nyonya Folliat tak segera menyahut. Dan suaranya jelas, tegas, serta tak beremosi waktu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berkata, "Banyak hal yang sulit dalam hidup ini, M. Poirot." Nyonya Folliat mendului mereka berjalan masuk ke rumah dan Poirot menyusulnya. Rumah itu anggun dan pembagian ruangan-ruangannya pun bagus pula. Nyonya Folliat masuk melalui sebuah pintu di sisi kiri ke dalam sebuah ruang duduk kecil yang berperabotan rapi, kemudian terus menuju ke sebuah ruang pertemuan besar yang penuh orang. Pada saat-itu agaknya semua sedang berbicara. "George," kata Nyonya Folliat. "Ini M. Poirot yang telah berbaik hati untuk datang dan membantu kita. Ini Sir George Stubbs." Sir George yang sedang bercakap-cakap dengan suara nyaring berpaling. Orangnya besar, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mukanya merah ceria dan berjanggut yang kelihatannya tak pantas. Kelihatannya jadi seperti seorang aktor yang kurang yakin, apakah dia harus memainkan peran seorang tuan tanah ataukah seseorang dari daerah Dominion yang terpelajar. Sama sekali tak ada kesan bahwa dia dari Angkatan Laut, seperti yang dikatakan Michael Weyman. Sikap dan suaranya ramahtamah, tetapi matanya kecil dan tajam, berwarna biru pucat. Dia menyapa Poirot dengan sangat ramah. "Kami semua senang bahwa sahabat Anda, Nyonya Oliver, telah berhasil membujuk Anda untuk datang," katanya. "Dia benar-benar cerdik. Orang-orang pasti amat tertarik pada Anda." Dia memandang ke sekelilingnya dengan sikap ragu. "Hattie?" Diulanginya nama itu dengan nada yang agak lebih tajam. "Hattie!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Lady Stubbs sedang bersandar dengan santai di sebuah kursi, agak jauh dari orang-orang lain. Tampaknya dia tidak menaruh perhatian pada apa yang sedang terjadi di sekitarnya. Dia bahkan tampak sedang tersenyum-senyum sendiri memandangi tangannya yang terentang di lengan kursi. Tangannya itu dibalikbalikkannya ke kiri dan ke kanan, sehingga sebutir zamrud besar yang melingkari jari Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo manisnya kena cahaya dan lebih memancarkan warna hijaunya. Dia mengangkat mukanya agak terkejut seperti anak kecil, dan berkata, "Apa kabar?" Poirot membungkuk sambil menyalaminya. Sir George memperkenalkan Poirot pada yang lain-lain lagi. "Nyonya Masterton." Nyonya Masterton adalah seorang wanita berper awakan besar, yang mengingatkan Poirot pada seekor anjing pelacak. Rahangnya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi besar dan menonjol ke depan, sedang matanya murung dan merah. Dia mengangguk lalu melanjutkan pembicaraannya lagi dengan suaranya yang parau, yang mengingatkan Poirot lagi akan suara anjing pelacak, "Pertengkaran tentang tenda tempat minum teh itu harus diselesaikan, Jim," katanya nyaring. "Mereka harus memakai akal. Jangan sampai pertunjukan ini menjadi kacau gara-gara pertengkaran perempuanperempuan kampungan yang bodoh itu." "Ya, benar," kata pria yang diajak bicara. "Kapten Warburton," kata Sir George. Kapten Warburton yang mengenakan jas kotakkotak dan bertampang seperti kuda itu memperlihatkan gigi yang putih waktu tersenyum - yang menyerupai senyum serigala kemudian dia melanjutkan percakapannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Jangan kuatir, akan saya selesaikan," katanya. "Saya akan mendatangi mereka dan berbicara seperti seorang paman yang baik terhadap keponakan-keponakannya. Bagaimana dengan tenda untuk peramal" Apakah akan didirikan di tanah kosong dekat kebun bunga magnolia itu" Ataukah di ujung halaman berumput dekat rumpun-rumpun rhododendron?" Sir George masih terus memperkenalkan. "Tuan dan Nyonya Legge." Seorang pria muda jangkung yang kulit mukanya banyak terkelupas karena sengatan matahari tersenyum dengan ramah. Istrinya seorang wanita menarik yang berambut merah dan mukanya banyak berbintik-bintik hitam mengangguk dengan ramah, lalu langsung membantah Nyonya Master-ton. Suaranya yang tinggi dan enak didengar merupakan semacam duet dengan suara parau Nyonya Masterton. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "- Jangan di dekat bunga magnolia - terlalu sempit -." "- Sebaiknya semuanya terpisah-pisah - tapi kalau ada antrian - " "- Jauh lebih sejuk. Maksud saya matahari langsung menyinari rumah -." "- Dan permainan dengan kelapa tak bisa terlalu dekat dengan rumah - anak-anak sembarangan saja kalau melempar -." "Dan ini," kata Sir George, "adalah Nona Brewis - yang mengatur kita semua." Nona Brewis sedang duduk di balik sebuah nampan perak besar untuk teh. Dia seorang wanita sederhana berumur empat puluhan, yang kelihatannya pandai mengatur pekerjaan serta mempunyai pembawaan yang menyenangkan dan segar. "Apa kabar, M. Poirot," katanya. "Mudah-mudahan Anda tadi tidak terlalu berdesak- Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi desak di kereta api. Dalam musim libur seperti sekarang, kereta api kadangkadang penuh sesak. Mari minum teh. Tuan suka susu" Atau gula?" "Susu sedikit sekali, Nona, dan empat potong gula." Ketika Nona Brewis sedang melayani permintaannya, Poirot menambahkan, "Kelihatannya Anda semua sibuk sekali." "Ya, begitulah. Selalu ada saja hal-hal yang harus dikerjakan pada saat-saat terakhir. Dan sekarang ini, orang-orang mengecewakan orang lain seenaknya saja. Tentang tenda-tenda besar dan kecil, kursi-kursi dan peralatan makan. Kita harus mengingatkannya terus. Saya harus menjaga telepon terus sepanjang pagi ini." "Bagaimana dengan cantelan-cantelan itu, Amanda?" tanya Sir George. "Dan alat-alat pemukul tambahan untuk main golf?" "Semua sudah diurus, Sir George. Tuan Benson dari Klub Golf itu baik sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nona Brewis memberikan cangkir teh kepada Poirot. "Suka sandwich, M. Poirot" Yang di sana itu memakai tomat, yang ini memakai pasta. Tetapi mungkin," kata Nona Brewis yang teringat akan banyaknya gula yang diminta Poirot untuk tehnya tadi, "Anda lebih suka kue krim?" Poirot memilih kue krim dan mengambil sendiri sepotong kue yang sangat manis dan berlemak. Kemudian sambil membawanya dengan hatihati di piring kuenya, dia pergi lalu duduk di dekat nyonya rumah. Wanita itu masih tetap mempermainkan cahaya pada permata di tangannya, dan dia memandang Poirot dengan senyum kekanakan. Coba lihat," katanya, "cantik, bukan?" Poirot mengamati wanita itu dengan cermat. Dia memakai topi besar model kuli yang terbuat dari pandan berwarna merah menyolok. Di bawah topi itu tampak kulit mukanya yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi putih, yang dibiasi oleh warna merah topinya. Make-up-nya tebal dan menyolok, tidak seperti orang Inggris. Kulitnya putih pucat, bibirnya dicat merah menyolok, sedang matanya diberi maskara tebal. Di bawah topi tampak rambutnya, hitam dan licin, menempel di kulit kepalanya seperti kap dari beludru. Wajahnya cantik tetapi lesu dan bukan wajah wanita Inggris. Dia adalah makhluk dari matahari tropis, yang seolah-olah kebetulan berada dalam ruang pesta orang Inggris. Tetapi Poirot terkejut melihat matanya. Mata itu menatap hampa seperti pandangan anak kecil. Dia tadi bertanya dengan gaya anak kecil, Poirot menjawab dengan cara anak kecil pula. "Memang cantik sekali cincin itu," katanya. Wanita itu kelihatan senang sekali. "Kemarin George memberikannya pada saya," katanya berbisik, seolah-olah menceritakan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi suatu rahasia. "Saya diberinya banyak barang. Dia baik sekali." Poirot melihat cincin itu lagi dan tangan wanita itu tetap terentang di lengan kursi. Kukunya panjang-panjang dan dicat warna sawo matang. Otak Poirot lalu mencatat, "Jari-jari itu tak pernah digunakan untuk bekerja...." Dia sama sekali tak dapat membayangkan Lady Stubbs bekerja, apalagi bekerja keras. Namun wanita itu tak dapat pula disamakan dengan bunga lembut di dalam taman. Dia benar-benar merupakan barang tiruan. "Ruangan Anda ini benar-benar bagus, Nyonya," kata Poirot sambil memandang ke sekelilingnya. "Yah, begitulah," kata Lady Stubbs tak acuh. Perhatiannya masih tetap tercurah pada cincinnya. Kepalanya dimiringkannya dan sambil menggerak-gerakkan tangannya, ditatapnya nyala hijau permata itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Coba lihat, permata ini seperti main mata dengar saya," katanya berbisik. Tiba-tiba dia tertawa terbahak dan Poirot terkejut. Tawa itu nyaring melengking. "Hattie," kata Sir George yang berada di seberang lain dari ruang itu. Suaranya cukup lembut, tetapi mengandung teguran. Lady Stubbs berhenti tertawa. "Devonshire memang daerah yang cantik sekali, Ya kan, Nyonya?" kata Poirot berbasa-basi. "Siang hari memang bagus," kata Lady Stubbs "Itu pun kalau tak hujan." Kemudian ditambahkan nya dengan murung, "Tetapi di sini tak ada night club." "Oh - Anda suka night club rupanya?" "Suka," kata Lady Stubbs bersemangat. "Mengapa begitu suka?" "Karena ada musik dan kita bisa dansa. Saya bisa memakai baju-baju saya yang bagus, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi gelang-gelang, dan cincin. Wanita-wanita lain juga punya pakaian dan perhiasan yang bagusbagus, tapi tidak sebagus kepunyaan saya." Dia tersenyum sangat puas. Poirot merasa kasihan padanya. "Dan semuanya itu menghibur hati Anda?" "Ya. Saya juga suka kasino. Mengapa di Inggris tak ada kasino, ya?" "Saya juga sering merasa heran," kata Poirot dengan mendesah. "Padahal saya rasa bukannya tak sesuai dengan kepribadian orang Inggris." Lady Stubbs memandangnya tanpa mengerti. Lalu dia memiringkan tubuhnya ke arah Poirot. "Saya pernah menang enam puluh ribu franc di Monte Carlo. Saya memasang nomor dua puluh tujuh, tahu-tahu nomor itu yang keluar." "Tentu menyenangkan sekali, ya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Memang. George memberi saya uang untuk main - tetapi biasanya saya kalah." Dia kelihatan murung. "Menyedihkan sekali." "Ah, tak apa-apa. George kaya sekali. Senang sekali menjadi orang kaya, kan?" "Sangat menyenangkan," kata Poirot lembut. "Kalau saya tak kaya, mungkin saya akan seperti Amanda." Dia melayangkan pandangannya ke arah Nona Brewis yang berada di dekat meja teh, dan memperhatikannya dengan tak acuh. "Jelek sekali dia, ya?" Pada saat itu Nona Brewis mengangkat mukanya dan melihat ke seberang ruangan ke tempat mereka berada. Lady Stubbs tak nyaring bicaranya tadi, tetapi mungkin Amanda mendengarnya, pikir Poirot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Waktu dia mengalihkan pandangannya, dia bertemu pandang dengan Kapten Warburton. Pandangan kapten itu sinis. Poirot berusaha mengalihkan bahan pembicaraan. "Sibuk sekalikah Anda dalam mempersiapkan pesta keramaian ini?" tanyanya. Hattie Stubbs menggeleng. "Ah, tidak. Saya rasa itu membosankan sekali dan bodoh sekali. Bukankah ada para pelayan dan tukang-tukang kebun" Mengapa bukan mereka saja yang disuruh menyiapkannya?" "Ah, Sayangku," kata Nyonya Folliat. Dia baru saja duduk di sofa yang ada di dekat mereka. "Itu kan cara hidup orang di perkebunan di pulau tempat kau dibesarkan. Di Inggris ini sekarang tidak seperti itu lagi. Sebenarnya memang menyenangkan cara hidup begitu." Dia mendesah. "Zaman sekarang, hampir semua harus kita kerjakan sendiri." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Lady Stubbs mengangkat bahunya. "Saya rasa itu bodoh sekali. Apa gunanya kaya kalau kita harus mengerjakan sendiri semuanya?" "Ada orang yang senang," kata Nyonya Follial sambil tersenyum padanya." Aku sendiri juga suka, Bukan mengerjakan segala-galanya, tetapi beberapa hal. Aku suka berkebun dan aku juga suka menyiapkan pesta keramaian seperti yang akan diadakan besok ini." "Apakah akan sama keadaannya dengan pesta biasa?" tanya Lady Stubbs penuh harapan. "Ya, seperti pesta biasa - dengan banyak orang." "Apakah akan sama dengan pacuan kuda di Ascot" Di mana semua orang memakai topi lebar-lebar dan baju bagus-bagus?" "Yah - tidak sama benar dengan di Ascot," kata Nyonya Folliat. Kemudian ditambahkannya dengan halus, "Tetapi kau harus mau mencoba Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dan menyenangi hal-hal di luar kota ini, Hattie. Tadi pagi seharusnya kau mau membantu kami, Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bukannya malah tidur terus dan setelah hampir waktu minum teh baru bangun." "Saya sakit kepala," sahut Hattie cemberut. Kemudian hatinya berubah dan dia tersenyum manis pada Nyonya Folliat. "Tetapi besok saya akan baik. Akan saya lakukan semua yang Anda suruh." "Nah, begitu manis sekali." "Saya punya baju baru yang akan saya pakai besok. Baru tadi pagi datangnya. Mari naik ke lantai atas, akan saya perlihatkan." Nyonya Folliat bimbang. Lady Stubbs berdiri dan mendesak, "Marilah naik. Baju itu bagus sekali. Ayolah!" "Yah, baiklah." Nyonya Folliat tertawa kecil dan berdiri. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ketika dia berjalan ke luar kamar menyusul Hattie yang jangkung itu, Poirot sempat melihat wajahnya. Dia terkejut melihat wajah yang tadi tersenyum cerah kini berubah menjadi lesu. Seolah-olah dalam keadaan bebas dia merasa tak perlu lagi berpura-pura dan memasang topeng pergaulan. Namun kelihatannya lebih dari itu. Mungkin dia sedang menderita semacam penyakit yang tak pernah mau dia bicarakan. Dia bukan wanita yang merasa perlu dikasihani atau diberi rasa simpati. Kapten Warburton menduduki kursi yang baru saja ditinggalkan Hattie. Dia juga memandang ke arah pintu yang baru saja dilalui kedua wanita itu, tetapi bukan wanita yang tua yang menjadi bahan bicaranya. Dengan tertawa kecil dia berkata, "Cantik sekali dia, bukan?" Dia mengerling ke arah Sir George yang sedang berjalan ke luar melalui sebuah pintu kaca lain, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi diikuti oleh Nyonya Masterton dan Nyonya Oliver. "Dia benar-benar tunduk di bawah si Tua George Stubbs itu. Semuanya hebat baginya! Perhiasan intan berlian, bulu binatang, dan sebagainya itu. Apakah suaminya tidak menyadari bahwa dia agak kurang waras, ya" Mungkin pikirnya hal itu tak apa-apa. Orangorang berduit ini memang tidak membutuhkan teman hidup yang cerdas." "Berkebangsaan apa dia?" tanya Poirot ingin tahu. "Kelihatannya orang Amerika Selatan. Itu dugaan saya. Tetapi saya rasa dia dari Hindia Barat. Dari salah satu pulau yang kaya akan tebu dan sebagainya itu. Salah satu keluarga tua di sana - mungkin su-Creole - maksud saya bukan yang berdarah campuran. Di kepulauan itu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi banyak terjadi perka-winan antar keluarga. Itu sebabnya banyak yang cacat mental." Nyonya Legge yang muda itu datang menyertai mereka. "Coba, Jim," katanya. "Kau harus memihak padaku. Tenda itu harus didirikan di tempat yang sudah kita tentukan semula - di ujung halaman berumput itu, di dekat rumpun rhododendron. Itulah satu-satunya tempat yang tepat." "Nyonya Masterton tak setuju " "Nah, kau harus berbicara dengannya untuk mengubah pendapatnya." Kapten Warburton tersenyum. "Nyonya Masterton itu atasanku." "Wilfrid Masterton yang atasanmu. Dialah yang anggota Dewan Perwakilan." "Aku berani sumpah, sebenarnya istrinyalah yang pintas menjadi anggota Dewan Perwakilan. Dialah yang berkuasa - aku tahu benar itu." Sir George masuk ke ruangan itu lagi. "Oh, di sini kau rupanya, Peggy," katanya. "Kami memerlukanmu. Aku pusing, semua orang kebi-Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ngungan dengan pembagian tugas dan pembagian tempat-tempat. Mana Amy Folliat" Dialah yang bisa mengatasi orang-orang itu hanya dia yang bisa." "Dia naik ke lantai atas dengan Hattie." "Oh..." Sir George memandang ke sekelilingnya seperti mencari bantuan, dan Nona Brewis cepat berdiri dari tempatnya duduk menulis karciskarcis, lalu berkata, "Akan saya panggil dia, Sir George." "Baiklah, terima kasih, Amanda." Nona Brewis keluar dari ruangan itu. "Kita perlu kawat berduri lebih banyak untuk pagar," gumam Sir George. "Untuk keramaian besok?" "Bukan, untuk memperbaharui perbatasan kita dengan Hoodown, Park di hutan. Yang lama sudah rusak dan mereka melanggarnya." "Siapa yang melanggarnya?" "Pelanggar-pelanggar daerah orang itu!" kata Sir George dengan geram. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda seperti Betsy Trotwood yang berkampanye melawan keledai," kata Peggy sambil menanan gelaknya. "Betsy Trotwood" Siapa itu?" tanya Sir George jujur. "Tokoh dari buku karangan Dickens." "Oh, Dickens. Aku pernah membaca karangannya yang berjudul Pickwick Paper. Lumayan bagus-nya.... Tetapi kembali pada pokok semula, pelang-gar-pelanggar benarbenar makin mengancam sejak orang mendirikan Wisma Remaja yang gila-gilaan itu. Mereka datang dari mana-mana dengan memakai kemeja yang aneh-aneh. Tadi pagi saja ada seorang anak laki-laki yang memakai kemeja yang penuh bergambar kepiting yang sedang merayap dan entah apa lagi - mabuk aku rasanya melihatnya. Setengahnya tak pula pandai berbahasa Inggris-hanya dengan isyarat saja bicaranya." Lalu ia menirukan bahasa Inggris para remaja itu, yang patahpatah. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kubentak mereka bahwa ini bukan jalan umum, tetapi mereka memandangiku saja tanpa mengerti. Sedang yang perempuan cekikikan, Aku yakin ada di antara mereka yang komunis." "Ah, sudahlah, George, jangan mulai lagi soal komunis itu," kata Nyonya Legge. "Mari kubantu kau dengan perempuan-perempuan yang me-nyusahkanmu itu." Nyonya Legge mendului Sir George keluar melalui pintu kaca, sambil menoleh ke belakang dan berkata, "Mari, Jim, kita sama-sama memecahkan otak kita." "Baiklah, tapi aku akan menjelaskan dulu pada M. Poirot soal permainan Pelacakan Pembunuhan itu karena dialah yang akan membagikan hadiah-hadiahnya." "Itu kan bisa nanti saja?" "Saya akan menunggu Anda di sini," kata Poirot menurut. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Keadaan kemudian menjadi sepi. Alec. Legge merentangkan tubuhnya di kursinya, lalu mendesah. "Perempuan!" katanya. "Seperti lebah di sarangnya saja." Dia melihat ke luar jendela. "Dan apa saja ini semua" Suatu pesta kebun yang sama sekali tak ada artinya bagi siapa pun juga." "Tapi kelihatannya ada juga yang berkepentingan," kata Poirot. "Mengapa orang-orang tak mau menggunakan akal" Mengapa mereka tak mau berpikir" Lihatlah, betapa kacau-balaunya dunia ini. Tidakkah mereka menyadari bahwa penduduk bumi ini semua sedang membunuh diri?" Poirot mempertimbangkan, sebaiknya dia tidak memberikan jawaban atas pernyataan itu. Dia hanya menggeleng. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sebenarnya kita harus berbuat sesuatu sebelum terlambat -" Alec Legge tiba-tiba menghentikan kata-katanya. Wajahnya membayangkan kemarah-an. "Ya, ya," katanya, "saya tahu apa pikiran Anda. Anda pikir saya ini berotak miring atau sakit syaraf- atau apa saja. Seperti kata para dokter jahanam itu. Mereka menasihatkan agar saya beristirahat dan bahwa saya memerlukan perubahan atau harus menghirup udara laut. Baiklah, saya dan Peggy lalu datang kemari dan menyewa Mill Cottage untuk tiga bulan, dan saya turuti petunjukpetunjuk mereka. Saya memancing, berenang, berjalan jauh, serta berjemur -." "Ya, memang kelihatan bahwa Anda telah berjemur," kata Poirot dengan sopan. "Oh, ini?" Alec menunjuk ke wajahnya yang mengelupas kulitnya. "Inilah hasil musim panas di Inggris. Tetapi apa gunanya semuanya itu" Kita tak bisa menghindari kenyataan dengan melarikan diri dari hal itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Memang tak pernah ada baiknya melarikan diri." "Lalu karena berada dalam suasana pedesaan seperti ini, kita makin jelas menyadari sesuatu - ditambah lagi dengan sikap tak acuh dari orang-orang di tempat ini. Bahkan Peggy yang cukup cerdas itu pun sama saja. Peduli apa" Katanya selalu. Gila saya rasanya. Peduli apa!" "Kalau saya boleh tahu, mengapa Anda memikirkan soal-soal itu?" "Tuhanku, Anda begitu juga?" "Bukan, saya bukan akan memberikan nasihat. Saya hanya ingin tahu jawabnya." "Tidakkah Anda menyadari bahwa seseorang harus berbuat sesuatu?" "Dan orang itu adalah Anda. Begitukah?" "Bukan, bukan saya pribadi. Dalam keadaan seperti ini kita tak bisa bicara soal pribadi." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mengapa tidak" Dalam 'keadaan seperti ini', seperti kata Anda itu pun, orang adalah tetap seseorang." "Tidak bisa! Dalam keadaan mendesak, dalam keadaan hidup atau mati, orang tak bisa hanya memikirkan ketidaksenangan sendiri atau pikiran-pikiran sendiri saja." "Boleh saya pastikan bahwa Anda benar-benar alah. Dalam peperangan yang baru lalu - ketika sedang terjadi suatu serangan yang hebat pikiran saya malah terpusat pada rasa sakit yang disebabkan oleh lecet pada kelingking kaki saya. Waktu itu saya sendiri heran mengapa begitu. 'Coba pikir,' kata saya sendiri, 'setiap saat ajalmu akan tiba.' Namun saya masih saja diganggu oleh rasa sakit lecet itu. Saya benar-benar merasa kesal, mengapa saya masih harus merasakan sakit itu di samping rasa takut akan kematian. Justru karena saya mungkin akan matilah maka semua bagian yang kecil dari hidup saya menuntut perhatian yang lebih Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi besar. Saya melihat seorang wanita yang jatuh dalam kecelakaan Lalu-lintas sampai kakinya patah, tetapi dia justru menangis karena melihat kaus kakinya robek." "Hal itu membuktikan betapa tololnya kaum wanita itu!" "Hal itu menunjukkan apa dan bagaimana manusia. Mungkin perhatian yang besar terhadap diri pribadi seseoranglah yang menyebabkan orang itu bisa bertahan hidup." Alec Legge tertawa mencemooh. "Kadang-kadang saya merasa sayang mengapa demikian halnya," katanya. "Ketahuilah," kata Poirot mempertahankan pendapat, "bahwa itu adalah suatu bentuk kerendahan hati. Dan kerendahan hati itu besar nilainya. Saya ingat dalam masa perang, ada sebuah semboyan yang tertulis pada kereta api di bawah tanah di negeri Anda ini, yang berbunyi, 'Segalanya tergantung pada Anda.' Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Saya rasa semboyan itu diciptakan oleh seorang ahli pikir terkemuka - tetapi menurut pendapat saya doktrin itu berbahaya dan tak disukai. Karena hal itu tak benar. Tak mungkin segalanya bisa tergantung pada Nyonya Blank, umpamanya. Dan bila dia disuruh beranggapan demikian, maka hal itu akan merusak wataknya. Sementara dia memikirkan peran apa yang bisa dimainkannya dalam urusan dunia, anak bayinya mungkin tersiram air panas." "Saya rasa pandangan-pandangan Anda agak kolot. Saya ingin mendengar bagaimana kirakira bunyi semboyan Anda." "Tak perlu saya mengemukakan semboyan saya sendiri. Di negeri ini ada sebuah semboyan yang lebih tua, yang sangat berkenan di hati saya." "Bagaimana bunyinya?" "Percayalah sepenuhnya pada Tuhan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Wah, wah -" Alec Legge kelihatan geli. "Sama sekali tak saya sangka Anda akan berpandangan demikian. Tahukah Anda, apa yang saya ingini Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo terjadi di negeri ini?" "Pasti sesuatu yang keras dan tidak menyenangkan," kata Poirot sambil tersenyum. Alec Legge tetap bersungguh-sungguh. "Saya ingin semua orang yang berotak lemah disingkirkan - benar-benar dikucilkan! Jangan biarkan mereka sampai berketurunan. Seandainya dalam satu generasi saja, hanya orang-orang yang cerdas yang diperbolehkan punya keturunan, bayangkan, bagaimana hasilnya nanti!" "Mungkin pasien yang jauh makin banyak jumlahnya di bangsal-bangsal rumah sakit jiwa," kata Poirot datar. "Tumbuh-tumbuhan tidak hanya memerlukan bunga tetapi juga akar, Tuan Legge. Betapapun besar dan indahnya bunga, bila akar-akar dalam tanah rusak, tak akan ada Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi lagi bunga-bunga." Kemudian dengan nada bicara biasa ditambahkannya, "Apakah menurut Anda Lady Stubbs merupakan calon untuk kurungan maut Anda itu?" "Memang. Apa gunanya perempuan seperti itu" Bantuan apa yang pernah diberikannya pada masyarakat" Pernahkah ada gagasan lain dalam kepalanya itu kecuali tentang pakaian, kulit binatang, atau perhiasan intan berlian" Saya tetap bertanya, apa gunanya dia?" "Anda dan saya," kata Poirot dengan ramah, "memang lebih cerdas daripada Lady Stubbs. Tetapi " Dia menggeleng dengan sedih "bagaimanapun juga kita tidak pula terlalu terpuji." "Terpuji -" Alec mendengus nyaring, tetapi dia tak dapat meneruskan kata-katanya karena Nyonya Oliver dan Kapten Warburton masuk kembali. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda harus ikut untuk melihat petunjukpetunjuk dan hal-hal lain sehubungan dengan permainan Pelacakan Pembunuhan itu, M. Poirot," kata Nyonya Oliver terengah. Poirot berdiri lalu mengikuti mereka dengan patuh. Mereka bertiga menyeberangi lorong rumah lalu masuk ke sebuah kamar kecil yang perabotnya sederhana, yang merupakan kantor. "Di sebelah kiri dapat Anda lihat senjata-senjata pembawa kematian," Kapten Warburton menjelaskan, sambil menunjuk ke sebuah meja untuk main kartu yang beralas kain hijau. Di atasnya terletak sebuah pistol kecil, sebuah pipa timah yang berkarat, sebuah botol biru bertulisan 'Racun', seutas tali jemuran, dan sebuah alat suntik. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Itulah alat-alatnya," Nyonya Oliver menjelaskan, "sedang ini adalah orang-orang yang dicurigai." Diberikannya sebuah kartu bercetak dan M. Poirot membacanya dengan penuh perhatian. Yang dicurigai: Estelle Glynne - seorang wanita muda cantik yang misterius, dia adalah tamu. Kolonel Blunt - tuan tanah setempat, yang putrinya Joan - menikah dengan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Peter Gaye - seorang ahli atom muda. Nona Willing - seorang pembantu rumah tangga. Quiett - seorang kepala urusan rumah tangga. Maya Stavisky - seorang gadis pelancong Esteban Loyola - seorang tamu yang tak diundang. Poirot mengedip-ngedipkan matanya lalu melihat ke arah Nyonya Oliver tanpa berkata Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi apa-apa, dan menunjukkan air muka tak mengerti. "Suatu susunan tokoh-tokoh yang hebat," katanya dengan sopan. "Tetapi izinkanLah saya bertanya, Nyonya, apa yang harus dikerjakan oleh para peserta permainan ini?" "Lihatlah di balik kartu itu," kata Kapten Warburton. Poirot membalik. Di balik kartu itu tercetak: Nama dan alamat Penyelesaian: Nama Pembunuh: .... Alatnya: .... Alasannya: .... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Waktu dan tempat: .... Alasan Anda mengambil kesimpulan itu: "Setiap orang yang masuk mendapatkan kartu ini," Kapten Warburton menjelaskan dengan lancar. "Juga sebuah buku catatan dan pinsil untuk menulis petunjukpetunjuk. Disediakan enam buah petunjuk. Orang harus pergi mencari keenam petunjuk itu seperti dalam mencari harta karun, sedang senjata-senjatanya tersembunyi di tempat-tempat yang mencurigakan. Ini petunjuk yang pertama. Sebuah foto. Setiap orang mulai dengan ini." Poirot menerima foto kecil itu dan memperhatikannya dengan kerut di dahinya. Lalu diputarnya. Dia tetap kelihatan tak mengerti. Warburton tertawa. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Suatu trik pengambilan foto yang istimewa, bukan?" katanya puas. "Sebenarnya sederhana sekali kalau saja Anda tahu." Poirot makin merasa jengkel karena tetap tak tahu. "Apakah ini semacam jendela berterali?" tanyanya. "Saya akui, kelihatannya memang seperti itu. Tetapi bukan. Itu suatu bagian dari net tenis." "Oh." Poirot melihat foto itu lagi. "Ya - benar kata Anda-jelas sekali bila kita diberi tahu apa itu!" "Banyak tergantung pada cara kita melihat sesuatu." Warburton tertawa. "Benar sekali." "Petunjuk yang kedua akan ditemukan dalam sebuah kotak di tengah-tengah di bawah net tenis itu. dalam kotak itu ada botol racun yang kosong ini - dan sebuah gabus tutup botol." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Padahal Anda bisa melihat," sela Nyonya Oliver cepat, "bahwa botol itu seharusnya bertutup putar, karena bagian atas lehernya bergerigi. Jadi tutup botol gabus itulah yang merupakan petunjuk yang sebenarnya." "Nyonya, saya tahu bahwa Anda selalu penuh akal cerdik, tapi saya benar-benar tak mengerti - ." Nyonya Oliver memotong kata-katanya itu. "Oh, tentu ada ceritanya!" katanya. "Seperti sebuah cerita bersambung dalam majalah - ada singkatan ceritanya." Dia berpaling pada Warbur-ton. "Adakah padamu kertas-kertas itu?" "Belum datang dari percetakan." "Padahal mereka sudah berjanji!" "Aku tahu. Semua orang suka berjanji. Katanya jam enam petang ini akan selesai. Aku akan pergi mengambilnya." "Bagus." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nyonya Oliver menarik napas panjang lalu berpaling pada Poirot. "Yah, kalau begitu saya harus menceritakannya pada Anda. Tapi saya tak begitu pandai bercerita. Maksud saya, bila menulis, saya bisa menceritakannya dengan jelas sekali, tapi kalau berbicara, rasanya semuanya jadi kacau-balau. Itulah sebabnya saya tak pernah menceritakan plot karangan saya dengan siapa pun juga. Saya sudah terbiasa untuk tidak melaku-kannya. Karena bila saya bicarakan, mereka hanya memandang saya dengan pandangan kosong dan hanya berkata - 'Anu - ya, tetapi - saya tak mengerti apa yang terjadi' 'Dan ah, mana mungkin hal itu bisa menjadi buku.' Benarbenar melemahkan semangat. Dan tak benar, karena bila kejadian yang sama saya tulis, akan menjadi buku!" Nyonya Oliver berhenti sebentar untuk bernapas, lalu berkata lagi, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Nah, begini ceritanya. .Ada seseorang bernama Peter Gaye, seorang ahli atom muda yang dicurigai bekerja untuk kaum komunis. 1 trinya adalah Joan Blunt, sedang istrinya yang pertama meninggal. Tetapi dia sebenarnya tidak mati. Lalu dia muncul sebagai seorang agen rahasia, atau mungkin juga tidak, mungkin dia hanya seorang pelancong biasa. Dan istri tadi punya persoalan. Lalu muncullah laki-laki bernama Loyola itu, entah untuk menemui Maya, atau untuk memata-matainya. Kemudian ada surat kaleng yang bersifat memeras. Surat itu mungkin dari pelayan rumah, mungkin pula dari kepala pengurus rumah tangga, dan pistolnya hilang, Dan karena tidak diketahui surat kaleng itu ditujukan pada siapa, serta alat suntik jatuh pada waktu makan malam, lalu hilang -" Nyonya Oliver tiba-tiba berhenti, dia melihat reaksi Poirot. "Saya tahu," katanya penuh pengertian. "Kedengarannya kacau-balau, tetapi sesungguhnya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tidak-di kepala saya ini tidak kacau. Nanti kalau Anda melihat ringkasan ceritanya yang tertulis, Anda akan mengerti." "Dan sebenarnya," katanya akhirnya, "ceritanya sendiri tak ada artinya, bukan" Maksud saya bagi Anda. Yang harus Anda lakukan hanyalah membe-rikan hadiah-hadiahnya. Hadiahnya bagus-bagus, yang pertama kotak rokok yang berbentuk pistol. Dan bayangkan, betapa pandainya orang yang kelak akan berhasil melacak pembunuhan itu!" Si pelacak tentu memang orang yang pandai, pikir Poirot. Sebenarnya dia sangat meragukan, apakah akan ada orang yang berhasil melacaknya. Seluruh peristiwa dan kegiatankegiatan dalam permainan itu baginya seolaholah terbungkus dalam kabut tebal yang tak tertembusi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Yah," kata Kapten Warburton riang sambil melihat ke arlojinya, "sebaiknya aku pergi ke percetakan untuk mengambilnya." Nyonya Oliver mengerang. "Kalau belum selesai -" "Sudah, pasti sudah. Sudah kutelepon. Sampai jumpa." Dia meninggalkan ruangan. Nyonya Oliver langsung mencengkeram lengan Poirot dan bertanya berbisik dengan suara parau, "Bagaimana?" "Bagaimana - apanya?" "Sudahkah Anda menemukan sesuatu" Atau menemukan seseorang?" Dengan nada teguran halus Poirot menyahut, "Bagi saya semua orang dan segala sesuatunya normal saja." "Normal?" "Yah, mungkin kata-kata saya kurang tepat. Lady Stubbs, seperti kata Anda, kurang waras Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dan Tuan Legge pun rupanya agak kurang normal." "Ah, Legge itu tak apa-apa," kata Nyonya Oliver, tak sabaran. "Dia baru saja mengalami gangguan syaraf." Poirot mendengar adanya kejanggalan dalami pernyataan itu, tetapi dia diam saja. "Tampaknya semua orang berada dalam keadaan gugup, kacau, letih, dan mudah tersinggung - hal mana semuanya memang pantas sehubungan dengan persiapan keramaian seperti ini. Kalau saja Anda bisa menceritakan secara terperinci -" "Sshh! -" Nyonya Oliver mencengkeram lengannya lagi. "Ada orang datang." Keadaan benar-benar menjadi seperti sandiwara sedih, pikir Poirot yang merasa jengkelnya mulai timbul. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Wajah Nona Brewis yang menyenangkan muncul di pintu. "Oh, Anda di sini rupanya, M. Poirot. Saya mencari Anda untuk menunjukkan kamar Anda." Dia berjalan mendului Poirot menaiki tangga Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo melewati sepanjang lorong rumah ke sebuah kamar besar dan lapang yang menghadap ke sungai. "Kamar mandinya ada di seberang kamar ini. Sir George berkata ingin menambahkan beberapa kamar mandi, terapi hal itu akan merusak susunan kamar-kamar. Saya harap Anda akan merasa senang." "Ya, saya rasa begitu." Poirot melayangkan pandangnya dan memuji dalam hati waktu melihat adanya rak buku kecil, lampu baca, dan sebuah kotak yang bertulisan biskuit di sisi tempat tidurnya "Agaknya di rumah ini segala-galanya diatur dengan sempurna. Apakah Anda Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi yang harus saya puji dalam hal ini, ataukah nyonya rumah yang cantik itu?" "Waktu Lady Stubbs hanya dihabiskannya untuk mempercantik dirinya," kata Nona Brewis. Ada nada pahit dalam suaranya. "Seorang wanita muda yang amat pesolek," kata Poirot merenung. "Benar kata Anda." "Tetapi dalam hal-hal lainnya apakah dia tidak -" Poirot memutuskan kata-katanya. "Maaf. Saya-, lancang. Saya mengatakan sesuatu yang mungkin tak boleh saya singgung." Nona Brewis memandang lekat padanya. Lalu berkata dengan nada datar, "Lady Stubbs tahu betul apa yang harus dilakukannya. Disamping seperti yang Anda katakan, wanita muda yang amat pesolek, otaknya juga bisa tajam." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia berbalik dan meninggalkan kamar itu, meninggalkan Poirot dengan alis terangkat keheranan. Jadi begitulah rupanya pandangan Nona Brewis ang trampil itu. Ataukah dia berkata begitu dengan alasan tertentu" Lalu mengapa dia berkata begitu padanya - seorang pendatang baru" Ataukah justru karena dia seorang pendatang baru" Dan karena dia bukan orang Inggris" Karena berdasarkan pengalaman Hercule Poirot, banyak orang Inggris yang beranggapan bahwa apa yang diucapkan terhadap orang asing tak ada artinya! Dia mengerutkan dahinya kebingungan, dan menatap kosong ke pintu yang baru saja dilalui Nona Brewis. Kemudian dia berjalan ke jendela dan memandang ke luar. Waktu itu dilihatnya Lady Stubbs keluar dari rumah bersama Nyonya Folliat dan mereka bercakap-cakap sebentar di dekat pohon magnolia yang besar. Lalu tampak Nyonya Folliat minta diri. Diambilnya keranjang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kebun dan sarung tangannya, lalu berjalan menjauhi rumah. Lady Stubbs berdiri memandanginya sebentar, kemudian sambil merenung memetik setangkai bunga magnolia, menciumnya, lalu berjalan ke arah jalan setapak yang diapit pohon-pohon, menuju ke sungai. Dia menoleh ke belakang lalu menghilang dari penglihatan. Dari balik pohon magnolia tampak Michael Weyman keluar diam-diam. Dia berhenti sebentar seperti ragu-ragu, lalu menyusul sosok tubuh langsing yang jangkung itu ke celah pepohonan. Pria muda tampan yang dinamis, pikir Poirot. Dan jelas berkepribadian lebih menarik daripada Sir George... Tetapi kalaupun demikian, apa pengaruhnya" Keadaan seperti itu sudah amat lumrah dalam hidup ini. Suami kaya setengah baya yang tak menarik, istri muda yang cantik, dengan atau tanpa perkembangan mental yang cukup, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dengan pria muda tampan yang mudah tergoda. Lalu apa yang membuat Nyonya Oliver memanggilnya dengan begitu mendadak melalui telepon" Pasti Nyonya Oliver punya bayangan yang jelas, tetapi "Bagaimanapun juga," gumam Poirot sendiri, "aku bukan seorang penasihat dalam perkara perzinahan - atau dalam perkara perzinahan yang bakal terjadi." Mungkinkah memang benar-benar ada sesuatu yang tak beres dalam khayalan istimewa Nyonya Oliver itu" Nyonya Oliver memang seseorang yang berpikiran kacau, karena itu Hercule Poirot tak mengerti bagaimana dia sampai berhasil menciptakan cerita-cerita detektif yang masuk akal - dan dia sering pula heran, bagaimana orang yang sering berpikiran kacau seperti dia itu, bisa tiba-tiba melihat suatu kebenaran. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Waktunya singkat - singkat sekali," gumamnya sendiri. "Adakah sesuatu yang tak beres di sini seperti dugaan Nyonya Oliver" Aku jadi berpikir begitu pula. Tapi apa" Siapa yang bisa memberi penerangan padaku" Aku harus tahu lebih banyak-, jauh lebih banyak, tentang orangorang di rumah ini. Siapa yang bisa menjelaskan padaku?" Setelah berpikir sebentar disambarnya topinya (Poirot tak pernah berani keluar dalam udara malam tanpa bertopi), dia lalu bergegas ke luar kamarnya dan menuruni tangga. Dari jauh didengarnya perintah-perintah tegas dari Nyonya Masterton dengan suara besarnya yang parau. Dari jarak yang lebih dekat, terdengar suara Sir George yang lembut penuh birahi. "Pantas benar kau memakai cadar itu. Maunya kau berada dalam haremku, Peggy. Aku akan datang dan banyak-banyak minta nasibku diramalkan besok. Apa yang akan kauramalkan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Terdengar bunyi kaki yang bergeser dan suara Peggy Legge terengah berkata,"George, jangan." Poirot mengangkat alisnya, lalu menyelinap keluar dari pintu samping. Cepat-cepat dia pergi menuju ke jalan kecil di belakang yang menurut perhitungannya sendiri pasti ada pertemuannya dengan jalan di depan. Perjalanannya itu berhasil dan (meskipun dengan agak terengah) dia berhasil pula mendekati Nyonya Folliat. Dengan sikap jantan yang halus dia mengambil alih keranjang kebun wanita tua itu. "Izinkan saya, Nyonya." "Oh, terima kasih, M. Poirot, Anda baik sekali. Tetapi sebenarnya tak berat." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Izinkanlah saya membawakannya sampai ke rumah Anda. Rumah Anda dekat dari sini?" "Saya sebenarnya tinggal di pondok dekat pintu gerbang di depan itu. Sir George telah berbaik hati mau menyewakannya pada saya." Pondok kecil di dekat pintu gerbang bekas rumahnya sendiri... Bagaimanakah perasaannya, pikir Poirot. Sikap dan air mukanya begitu mantap hingga tak ada petunjuk-petunjuk bagaimana perasaannya sebenarnya. Poirot lalu mencari bahan pembicaraan lain dengan berkata, "Lady Stubbs itu jauh lebih muda daripada suaminya, ya?" "Dua puluh tiga tahun lebih muda." "Dia juga begitu cantik menarik." "Hattie anak baik yang-menyenangkan," kata Nyonya Folliat dengan tenang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot tidak menyangka akan mendapatkan jawaban seperti itu. Kemudian Nyonya Folliat melanjutkan, "Saya kenal baik dengannya. Dia pernah berada di bawah asuhan saya sebentar." "Saya tak pernah mendengar hal itu." "Memang tak mungkin Anda mendengarnya. Ceritanya agak sedih. Orang tuanya mempunyai perkebunan, perkebunan tebu, di Hindia Barat. Akibat suatu gempa bumi di sana, rumah mereka habis terbakar dan orang tuanya serta semua saudaranya tewas. Pada saat itu Hattie sendiri ada dalam sebuah biara di Paris dan dengan demikian dia tiba-tiba menjadi sebatang kara. Para pelaksana warisan menganggap perlu agar Hattie diasuh dan diperkenalkan ke dalam masyarakat setelah beberapa lama dia berada di luar negeri. Saya menerima baik permintaan untuk mengasuhnya." Dengan senyum hambar Nyonya Folliat melanjutkan, "Dengan demikian saya bisa ikut bergaya sekalisekali dan saya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi punya hubungan-hubungan baik yang diperlukan. Almarhum Gubernur bahkan bekas teman baik kami." "Tentu, Nyonya, saya mengerti semua." "Peristiwa itu sesuai benar dengan keadaan saya waktu itu - saya sedang dalam keadaan sulit. Suami saya meninggal tak lama sebelum perang pecah. Putra ulung saya yang bertugas di Angkatan Laut ikut tenggelam dengan kapalnya; putra kedua yang berada di Kenya, kembali. Dia menggabungkan diri dengan pasukan Komando lalu terbunuh di Italia. Itu berarti bahwa saya dikenakan tiga pajak kematian dan rumah ini lalu harus dijual. Saya sendiri dalam keadaan yang buruk sekali, karenanya saya senang sekali terlepas dari kesedihan itu dengan adanya seseorang yang begitu muda yang harus saya awasi dan saya ajak bepergian ke mana-mana. Saya jadi sayang sekali pada Hattie, lebih-lebih mungkin karena saya segera melihat bahwa dia - yah, katakanlah, tak bisa sepenuhnya menjaga Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dirinya sendiri. Harap Anda mengerti M. Poirot, Hattie itu tidak cacat mental, tetapi dia 'kurang akal', kata orang di sini. Dia mudah sekali disesatkan, terlalu penurut, dan benar-benar mudah dipengaruhi. Saya sendiri berpikir, keadaannya yang tanpa uang itu malah suatu rahmat -. Bila dia seorang ahli waris kaya, kedudukannya akan jauh lebih sulit. Dia menarik bagi kaum pria dan karena mempunyai pembawaan penyayang, dia mudah pula tertarik dan terpengaruh - dia memang benarbenar harus diawasi. Setelah keadaan kekayaan orang tuanya diteliti, ternyata bahwa perkebunannya telah hancur sama sekali dan meninggalkan lebih banyak hutang daripada keuntungan. Saya bersyukur sekali bahwa seseorang seperti Sir George Stubbs jatuh cinta padanya dan ingin mengawininya." "Ya - itu memang mungkin merupakan suatu penyelesaian." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sir George itu," kata Nyonya Folliat, "meskipun dia orang yang telah menempa dirinya sendiri dan - terus terang saja - berpembawaan kasar, dia benar-benar tahu sopan santun. Apalagi dia kaya sekali. Saya rasa dia tak pernah ingin didampingi oleh seorang istri yang cerdas. Hal itu pun sangat menguntungkan. Dia hanya menginginkan Hattie. Anak itu suka sekali memamerkan pakaian dan perhiasan, pandai bercinta dan penurut. Dia merasa sangat berbahagia dengan suaminya. Saya akui bahwa saya amat bersyukur demikian kejadiannya, karena saya akui pula bahwa saya terangterangan mem-pengaruhinya untuk mau menerima lamarannya. Bila ternyata berakibat buruk -" Suara wanita tua itu agak bergetar. "maka sayalah yang bersalah karena telah mendesaknya kawin dengan laki-laki yang jauh lebih tua darinya. Seperti kata saya tadi, Hattie itu mudah sekali dipengaruhi. Dengan siapa pun dia kawin, dia akan mudah ditundukkan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Menurut saya," kata Poirot membenarkan. "Anda telah mengambil keputusan yang sangat bijaksana bagi Hattie. Saya tidak romantis seperti orang Inggris. Dalam mengatur suatu perkawinan bukan hanya percintaannya saja yang harus menjadi pertimbangan kita." Kemudian ditambahkannya, "Dan mengenai rumah ini, Nasse House, memang benar-benar cantik. Benar-benar sebagaimana kata orang, seperti di surga saja." "Karena Nasse harus dijual," kata Nyonya Folliat lagi dengan suara gemetar, Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "saya senang sekali bahwa Sir George yang membelinya. Dalam masa perang rumah ini diambil alih oleh Angkatan Darat karena diperlukannya. Setelah perang, mungkin saja dibeli oleh pemerintah untuk dijadikan tempat penginapan atau sekolah, dan ruangan-ruangannya tentu akan dibedah dan dibagi-bagi menjadi kamar-kamar kecil hinga rusaklah keindahan alaminya. Tetangga kami, keluarga Fletcher di Hoodown, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi harus menjual rumah mereka dan sekarang dijadikan Wisma Remaja itu. orang-orang senang bila bisa menghibur para remaja. Untunglah model rumah Hoodown itu model Victoria baru dan tidak terlalu menonjol keindahan arsitekturnya, jadi perubahanperubahan ini tidak terlalu berpengaruh. Saya hanya kuatir kalau-kalau ada anak-anak muda itu yang melanggar wilayah kami. Sir George tentu marah sekali. Mereka kadang-kadang merusak tanaman yang bagus-bagus dengan menebasinya. Mereka lewat di sini karena ingin mendapatkan jalan pintas yang dekat ke ferry untuk menyeberangi sungai." mereka kini sudah tiba di dekat pintu gerbang depan. Pondok Nyonya Folliat adalah sebuah bangunan putih yang kecil, yang agak jauh masuk ke dalam dari jalan, dikelilingi sebuah kebun yang dipagari pula. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Nyonya Folliat mengambil kembali keranjangnya dari Poirot sambil mengucapkan terima kasih. "Memang sejak dulu saya senang pada pondok ini" katanya sambil memandangi rumahnya dengan kasih sayang. "Dulu Merdell, yang selama tiga puluh tahun menjadi mandor pengurus kebun kami, yang tinggal di sini. Saya jauh lebih suka pondok ini daripada pondok yang di atas itu, meskipun itu sudah diperbesar dan dijadikan lebih modern oleh Sir George. Yah, memang harus demikian. Sekarang yang menjadi mandor pengurus kebun adalah orang muda dengan istri yang muda pula - dan kaum wanita zaman sekarang maunya serba listrik, alat masak modern, TV, dan sebagainya. Orang memang harus mengikuti zaman." Dia mendesah. "Sekarang di tempat ini hampir tak ada lagi orang lama - semua wajahwajah baru." "Saya senang bahwa Anda sekurang-kurangnya masih punya tempat berteduh," kata Poirot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Anda tentu tahu kata-kata Spencer" 'Tidur setelah kerja keras, tempat berlabuh setelah badai di laut, ketenangan setelah peperangan, kematian setelah hidup, semuanya itu amatlah menyenangkan...."' Nyonya Folliat berhenti sebentar, lalu berkata lagi tanpa perubahan nada, "Dunia ini memang jahat, Mr Poirot. Dan banyak pula orang yang jahat sekali di dunia ini. Mungkin Anda pun tahu itu. Saya tak mau berkata begitu di hadapan orang-orang muda. ini mungkin akan menghilangkan semangat mereka tetapi itu memang benar... Ya, dunia ini memang jahat...." Nyonya Folliat mengangguk pada Poirot lalu berbalik dan masuk ke pondoknya. Poirot berdiri terdiam sambil menatap pintu yang tertutup itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dengan hasrat untuk menjelajahi daerah itu, Poirot keluar dari pintu gerbang menuju jalan bercabang yang curam, yang kemudian berakhir di sebuah dermaga kecil. Di situ ada sebuah lonceng besar yang dirantai dan di situ tertulis, 'Bunyikan lonceng ini bila Anda membutuhkan ferry.' Beberapa buah perahu tertambat di dermaga itu. Seorang pria tua yang matanya sudah tak awas lagi, dan sedang bersandar pada salah sebuah tonggak tempat perahu-perahu bertambat, mendatangi Poirot de-ngan langkah terseret-seret. "Apakah Anda perlu ferry, Tuan?" "tidak, terima kasih. Saya baru saja dari Nasse combe dan ingin berjalan-jalan." "Oh, Anda menginap di Nasse rupanya" Saya bekerja di sana sejak saya masih kanak-kanak, juga anak saya - dia sekarang yang menjadi mandor mengurus kebun di sana. Tapi saya juga biasa mengurus kapal-kapal layar. Tuan tanah tua Folliat gila- gila benar pada kapal layar. Dia suka berlayar dalam segala cuaca. Putranya yang berpangkat mayor suka berlayar. Dia hanya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi suka pada kuda, juga suka minum-minum istrinya menderita olehnya. Barangkali Anda sudah bertemu dengannya yang tinggal di pondok itu." "Ya, saya baru saja dari sana." "Dia sendiri juga bermarga Folliat, dia sepupu dan berasal dari daerah Tiverton. Dia pandai sekali berkebun, semua bunga-bunga itu tanamannya nya. Bahkan waktu rumah itu diambil alih dalam masa perang dan kedua putranya pergi berperang, dia tetap mengurus tanaman-tanaman itu dan menjaga nya supaya tidak diinjak-injak." "Beliau menderita sekali. Kedua putranya tewas dalam peperangan." "Memang, dia memang banyak menderita macam-macam. Kesulitan dengan suaminya, lalu kesulitan dengan putranya pula. Bukan Tuan Henry. pemuda yang baik sekali, menurun kakeknya - suka berlayar dan tentu saja Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kemudian masuk Angkatan Laut. Tapi Tuan James banyak menyusahkan ibunya. Dia banyak hutang, suka main perempuan apalagi tabiatnya kasar dan liar. Sejak lahir memang tak beres. Tapi perang telah memberinya jalan keluar Memang banyak orang yang dalam waktu dalam hidupnya tak beres, kemudian mati dan dia sebagai pahlawan." "Jadi sekarang tak ada lagi Folliat di Nasse," kata Poirot. Laki-laki yang tadi berceloteh dengan lancar itu tiba-tiba terdiam. "Yah, begitulah, Tuan, kalau mau dikatakan begitu." Poirot memandang orang tua itu dengan rasa ingin tahu. "Sekarang yang ada di situ adalah Sir George Stubbs. Bagaimana pendapat orang di daerah ini mengenai dia?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kami hanya tahu bahwa dia kaya raya," kata orang tua itu. Nada bicaranya hambar dan agak mengejek. "Dan istrinya?" "Dia seorang wanita baik-baik dari London. Tak punya perhatian pada kebun. Orang juga berkata bahwa 'ininya' kurang." Dia menunjuk pelipisnya. "Dia kurang ramah dan bicaranya kurang halus. baru setahun lebih mereka di sini. Mereka beli rumah itu dan mengubahnya seperti baru lagi. Saya masih ingat kedatangan mereka, rasanya baru kemarin. Mereka tiba malam hari, sehari setelah topan yang terbesar seingat saya. Pohon-pohon bertumbangan di mana-manasatu malah melintang di jalan masuk ke rumah. Kami harus menggergajinya buru-buru dan melapangkan jalan untuk mobil mereka. Lalu pohon ek yang besar di atas itu, waktu tumbang menyebabkan banyak pohon-pohon lain ikut Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tumbang. Semuanya benar-benar jadi berantakan." "Oh ya, di tempat di mana sekarang bangunan berkubah itu berdiri, kan?" Laki-laki tua itu berpaling lalu meludah dengan jijik. "Yah, mereka menamakannya kubah - padahal hanya bangunan model baru yang gilagilaan. Dalam masa keluarga Folliat dulu, tak pernah ada kubah-kubahan. Barang itu adalah gagasan Lady Stubbs. Belum ada tiga minggu mereka tinggal di sini sudah mendirikan benda itu. Ya, saya yakin perempuan itulah yang membujuk Sir George untuk mendirikannya. Janggal sekali kelihatannya bertengger di tengah-tengah pepohonan itu, seperti kuil orang kafir saja. Bila itu merupakan sebuah tempat peristirahatan musim panas, dibuat dengan model pedesaan dengan kaca-kaca kabur - saya sih tidak berkeberatan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot tersenyum samar. "Wanita-wanita dari London memang banyak tingkahnya," katanya. "Menyedihkan sekali karena sekarang sudah tak ada lagi salah seorang Folliat di sini." "Jangan percaya itu, Tuan." Lelaki tua itu tertawa mengejek. "Selalu ada seorang dari keluarga Folliat di Nasse." "Tetapi rumah itu milik Sir George Stubbs bukan?" "Itu mungkin saja - tapi tetap ada seorang anggota keluarga Folliat di sana. Huh, keluarga Folliat itu cerdik sekali!" "Apa maksud Anda?" Lelaki tua itu mengerlingnya dengan pandangan licik. "Bukankah Nyonya Folliat yang tinggal di pondok itu?" katanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya," kata Poirot ragu-ragu. "Nyonya Folliat memang tinggal di pondok itu dan dunia ini jahat sekali dan semua orang di dunia ini juga jahat." Lelaki tua itu menatapnya. "Nah," katanya, "mungkin Anda telah menemu kan sesuatu di sana." Dia pergi lagi meninggalkan Poirot dengan langkahnya yang terseret-seret. "Tapi apa yang telah kutemukan?" tanya Poirot sendiri dengan jengkel sambil berjalan menaiki bukit kembali ke rumah. Hercule Poirot berdandan dengan cermat kumisnya diberinya minyak rambut, lalu dipilin-pilinnya sampai ujung-ujungnya meliuk ke atas. Dia mundur menjauhi cermin, lalu memandangi dirinya dengan puas. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Didengarnya bunyi gong yang bergema di seluruh rumah dan dia pun menuruni tangga. Kepala pengurus rumah tangga yang baru saja membunyikan gong itu dengan irama teratur yang bagus, menggantungkan alat pemukulnya pada kaitannya. Wajahnya yang sendu tampak gembira. Poirot berpikir, "Sepucuk surat kaleng yang memeras dari kepala pengurus rumah tangga atau - pelayan...." Kepala pengurus rumah tangga yang ini kelihatannya memang mungkin berbuat begitu. Mungkinkah Nyonya Oliver mengambil tokoh-tokohnya dari kehidupan yang sebenarnya" Nona Brewis menyeberangi lorong rumah dengan mengenakan baju sifon berbunga-bunga yang tak pantas baginya. Poirot menyusulnya, lalu bertanya, "Apakah di sini ada pelayan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tak ada, M. Poirot. Saya rasa zaman sekarang orang tidak lagi bermewah-mewah seperti itu, kecuali tentu dalam puri-puri yang benar-benar besar. Sayalah pelayan di sini saya ini Kadang-kadang lebih tepat disebut pelayan daripada sekretaris di rumah ini." Dia tertawa pahit. "Anda" Pelayan?" Poirot mengamatinya dengan penuh perhatian. Tak dapat dia membayangkan Nona Brewis menulis surat kaleng untuk memeras. Kalau sekedar surat kaleng biasa - mungkin. Dia biasa mendengar tentang surat-surat kaleng yang ditulis oleh wanita-wanita yang tak berbeda dari Nona Brewis - yang berkepribadian kokoh dan dapat diandalkan, yang sama sekali tak dicurigai oleh orang-orang di sekitarnya. "Siapa nama kepala pengurus rumah tangga itu?" tanyanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kubur Berkubah Dead Mans Folly Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Hendon." Nona Brewis tampak agak terkejut. Poirot berpikir lagi lalu cepat-cepat menjelaskan, "Saya tanyakan itu karena kalau tak salah saya pernah melihatnya entah di mana." "Mungkin saja," kata Nona Brewis. "Orang-orang seperti dia tak pernah tinggal di suatu tempat lebih dari empat bulan. Mereka pasti telah berkeliling ke mana-mana di Inggris ini. Apalagi tak banyak lagi orang yang mampu memperkerjakan kepala urusan rumah tangga dan tukang masak -." Mereka memasuki ruang tamu resmi, di mana Sir George yang tampak agak canggung berpakaian malam resmi sedang menawarkan minuman sherry pada para tamunya. Nyonya Oliver yang memakai baju satin berwarna abuabu kelihatan seperti kapal perang kuno, sedang Lady Stubbs sedang menundukkan kepalanya yang berambut licin hitam, mengamat-amati model-model baju dalam majalah Vogue. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Alec dan Peggy Legge sedang makan malam demikian pula Jim Warburton. "Kita harus bekerja keras malam ini," diper ingatkannya pada semua orang "Malam ini kita tidak main bridge. Semua harus menyingsingkan lengan baju. Banyak sekali pemberitahuan yang harus dicetak, lalu kartu besar untuk Peramalan Nasib. Akan kita namakan siapa si peramal itu, ya" Madame Zuleika" Esmeralda" Atau Romany Leigh, si ratu petualang?" "Sebaiknya yang berbau ketimuran," kata Peggy. "Semua orang di daerah pertanian benci pada para pengembara. Zuleika lebih baik. Saya membawa alat-alat lukis saya. Saya rasa Michael bisa membantu kita menggambarkan seekor ular yang sedang melingkar untuk menghiasi pengumumannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apakah tidak lebih baik Cleopatra daripada Zuleika?" Hendon muncul di ambang pintu. "Makanan sudah tersedia, Nyonya." Mereka masuk ke ruang makan. Di meja yang panjang terdapat lilin-lilin. Ruangan itu jadi tampak penuh bayang-bayang. Warburton dan Alec Legge mengapit nyonya rumah. Poirot duduk di antara Nyonya Oliver dan Nona Brewis. Yang disebut belakangan ini sedang berbicara dengan penuh semangat tentang soal-soal yang lebih kecil dari persiapan untuk esoknya. Nyonya Oliver hanya merenung saja dan hampir tak berkata apa-apa. Ketika akhirnya dia memecah kediamannya, dia menjelaskan, "Jangan perhatikan saya, M. Poirot. Saya sedang mengingat-ingat kalau kalau ada yang terlupa." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sir George tertawa terbahak. "Takut ada kesalahan, ya?" katanya. "Benar," kata Nyonya Oliver. "Biasanya selalu ada saja. Kadang kita tidak menyadarinya sampai pada saat 'buku sudah siap untuk dicetak' istilahnya. Kita lalu jadi tersiksa karenanya!" Perasaan itu terbayang di wajahnya. Dia mendesah. "Anehnya kebanyakan orang tidak melihat kesalahan itu. Saya selalu berkata sendiri, 'Si tukang masak seharusnya melihat bahwa ada dua iris daging yang tak termakan'. Tetapi yang lain tak seorang pun menyadarinya." "Saya jadi tertarik sekali," kata Michael Weyman sambil bertelekan pada meja. "Misteri daging yang tak termakan. Jangan, jangan jelaskan. Saya akan merenungkannya sambil mandi." Nyonya Oliver tersenyum kecil padanya lalu merenung lagi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Lady Stubbs juga diam saja. Sekali-sekali dia menguap. Warburton, Alec Legge, dan Nona Brewis asyik bercakap-cakap. Waktu keluar dari ruang makan, Lady Stubbs berhenti di dekat tangga. "Saya akan pergi tidur," katanya. "Saya mengantuk sekali." "Aduh, Lady Stubbs," seru Nona Brewis, "banyak sekali yang harus kita kerjakan. Kami mengharapkan bantuan Anda." "Aku tahu," sahut Lady Stubbs. "Tapi aku tetap akan tidur." Dia berbicara dengan sikap kekanak-kanakan. Waktu Sir George keluar dari ruang makan, istrinya menoleh padanya, "Aku letih, George. Aku ingin segera tidur. Kau tidak keberatan, kan?" Suaminya mendekatinya lalu menepuk bahunya dengan penuh kasih sayang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Pergilah tidur demi kecantikanmu, Hattie. Supaya kau segar besok." Sir George memberinya ciuman ringan dan wanita itu lalu menaiki tangga sambil melambaikan tangannya dan berseru, "Selamat malam, semuanya." Sir George menengadah memandanginya sambil tersenyum. Nona Brewis mendesah keras, lalu berbalik dengan kasar. "Mari ikut saya, semuanya," katanya dengan keceriaan yang dibuat-buat. "Kita harus bekerja." Kemudian semua mendapatkan bagian tugasnya. Karena Nona Brewis tak bisa mengawasi segala-galanya sekaligus, maka dalam waktu singkat mulailah ada beberapa orang yang menghilang. Michael Weyman melukiskan seekor ular besar yang mengerikan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi pada sebuah plakat, disertai kata-kata, "MADAME ZULEIKA akan meramalkan nasib anda", lalu dia menyelinap tanpa ketahuan. Alec Legge mengerjakan tetek-bengek yang tak berarti, lalu keluar dengan alasan akan mengukur tempat permainan lempar gelang, tetapi tak muncul kembali. Tamu-tamu wanita seperti biasanya bekerja keras dan penuh kesadaran. Hercule Poirot berbuat seperti nyonya rumahnya, dia cepat pergi tidur. Pukul setengah sepuluh esok paginya Poirot turun untuk sarapan. Sarapan disajikan dengan cara seperti sebelum perang: ada sederetan makanan panas pada alat pemanas listrik. Sir George sedang makan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sebagaimana layaknya orang Inggris, yaitu terdiri dari telur dadar, ham, dan ginjal. Nyonya Oliver dan Nona Brewis makan makanan yang sama pula, hanya dengan takaran yang lebih kecil. Michael Weyman makan daging babi dingin sepiring penuh. Hanya Lady Stubbs yang tak menyentuh panci-panci daging - dia hanya makan roti panggang yang tipis dan menghirup kopi tanpa susu. Dia memakai topi besar yang berwarna merah jambu pucat, yang kelihatan janggal di meja sarapan itu. Surat-surat baru saja diantar. Nona Brewis menghadapi setumpuk tinggi surat-surat, yang disortirnya menjadi beberapa tumpuk dengan cepat. Setiap surat Sir George yang bertulisan Pribadi diserahkannya kepadanya. Yang lain dibukanya sendiri, lalu dibagi-baginya menjadi beberapa bagian. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Lady Stubbs menerima tiga pucuk surat. Suratsurat yang merupakan tagihan dilemparkannya ke samping. Kemudian dibukanya surat yang ketiga, lalu dia berseru nyaring, "Oh!" Seruan itu begitu mengejutkan hingga semua kepala menoleh ke arahnya. "Dari Etienne," katanya. "Sepupu saya Etienne. Dia akan kemari dengan kapal pesiarnya." "Coba kulihat, Hattie." Sir George mengulurkan tangannya. Istrinya memberikan surat itu. Sir George melicinkan kertasnya lalu membaca. "Siapa Etienne De Sousa itu" Sepupumu katamu?" "Kurasa begitulah. Sepupu dua kali. Aku tak begitu ingat padanya - bahkan hampir-hampir tak kenal. Dia -" "Mengapa, Sayang?" Lady Stubbs mengangkat bahunya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tak apa-apa. Sudah lama sekali. Aku masih kecil." "Kurasa kau tak ingat lagi padanya. Namun demikian kita harus menyambutnya dengan baik-baik," kata Sir George dengan tulus. "Sayang hari ini ada keramaian kita ini, tetapi kita akan mengundang-nya makan malam. Barangkali kita bisa menahan dan mengajaknya menginap semalam dua malam. Akan kita ajak dia melihat-lihat desa." Sir George menunjukkan dirinya sebagai seorang tuan tanah pedesaan yang baik hati. Lady Stubbs tidak berkata apa-apa. Dia menunduk merenungi cangkir kopinya. Percakapan mengenai soal keramaian menjadi percakapan umum. Hanya Poirot yang lain daripada yang lain - dia memperhatikan tokoh Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi istimewa langsing yang duduk di ujung meja itu. Ingin benar dia tahu, apa yang terdapat dalam pikiran wanita itu. tepat pada saat itu Lady Stubbs mengangkat matanya, melontarkan pandangannya ke sepanjang meja sampai ke tempat duduk Poirot. Pandangan itu begitu tajam dan penuh penilaian hingga Poirot terkejut. Waktu pandangan mereka bertemu, pan-dangan yang tajam itu lenyap - berganti dengan pandangan kosong. Tetapi tadi pandangan itu dingin, penuh penilaian, waspada... Ataukah dia hanya berkhayal" Tetapi tidakkah benar bahwa orang yang menderita cacat mental ringan sering kali punya kecerdikan yang licik, yang kadang-kadang bahkan sampai membuat orang yang terdekat padanya sekalipun tercengang" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Lady Stubbs benar-benar suatu teka-teki, pikir Poirot sendiri. Kelihatannya orang-orang punya penilaian yang benar-benar berlawanan mengenai dirinya. Nona Brewis pernah berkata bahwa Lady Stubbs melakukan segala sesuatu dengan penuh kesadaran. Tetapi Nyonya Oliver yakin benar bahwa dia kurang waras, sedang Nyonya Folliat yang telah lama mengenalnya dan dekat dengannya telah mengatakan pula bahwa dia tak begitu normal, yang; memerlukan perawatan dan pengawasan. Mungkin pendapat Nona Brewis itu mengandung prasangka. Dia tak suka pada Lady Stubbs karena dia. pemalas dan suka memencil. Poirot jadi ingin tahu, apakah Nona Brewis memang sudah menjadi sekretaris Sir George sebelum pria itu menikah. Jika demikian halnya, mungkin dia membenci datangnya penguasa baru itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Poirot sendiri akan membenarkan Nyonya Folliat dan Nyonya Oliver dengan sepenuh hati sampai pagi ini. Apalagi, dapatkah dia benarbenar percaya pada apa yang merupakan kesan sepintas saja" Lady Stubbs tiba-tiba berdiri dari meja makan. "Kepalaku pusing," katanya. "Aku akan pergi berbaring di kamarku." Sir George melompat dan tampak kuatir. Pedang Ular Merah 8 Pendekar Naga Putih 82 Tujuh Satria Perkasa Iblis Berwajah Seribu 2