Ceritasilat Novel Online

Mrs Mcginty Sudah Mati 4

Mrs Mcginty Sudah Mati Mrs Mcgintys Dead Karya Agatha Christie Bagian 4


Johnnie Summerhayes mengalihkan pandangannya dari Edna ke Mrs. Sweetiman dan
kembali lagi ke Edna. "Apa yang telah kaulihat, Edna?" katanya.
Edna mulai terisak. Mrs. Sweetiman mengambil alih.
"Tentu kita telah mendengar ini dan itu. Ada yang cuma desas-desus, ada yang
benar. Tapi yang pasti ialah ada seorang wanita malam itu yang minum kopi
bersama Mrs. Upward. Begitu bukan, sir?"
"Ya, saya kira begitu."
"Saya tahu itu benar sebab kami mendengarnya dari Bert Hayling."
Albert Hayling adalah polisi setempat yang dikenal baik oleh Summerhayes.
Seorang pria yang bicaranya lambat dan merasa dirinya sangat penting.
"Begitu," kata Summerhayes.
"Tapi mereka tak tahu kan, siapa wanita itu" Well, Edna melihatnya."
Johnnie Summerhayes memandang Edna, la meruncingkan mulutnya seperti akan
bersiul. "Benar kau melihat dia, Edna" Waktu masuk atau waktu keluar?"?"Waktu masuk," kata Edna. Suatu perasaan jadi orang penting membuat lidahnya
agak lepas. "Saya di seberang jalan, di bawah pepohonan. Tepat di belokan jalan
kecil yang gelap. 265 Saya melihat dia. Dia masuk lewat gerbang dan menuju pintu dan dia berdiri di
situ sejenak, lalu lalu dia masuk ke dalam"
?Alis Johnnie Summerhayes tak lagi berkerut
"Itu bukan apa-apa," katanya. "Itu Miss Henderson. Polisi sudah tahu semua itu.
Gadis itu ke kantor polisi dan menceritakan hal itu."
Edna menggelengkan kepala.
"Bukan Miss Henderson," katanya.
"Bukan jadi siapa?"
?"Saya tidak tahu. Saya tidak melihat wajahnya. Dia membelakangi saya, berjalan
di jalan setapak dan berdiri di situ. Tapi bukan Miss Henderson."
"Tapi bagaimana kau tahu itu bukan Miss Henderson jika wajahnya tak terlihat?"
"Sebab rambutnya pirang. Miss Henderson rambutnya hitam."
Johnnie Summerhayes nampak kurang percaya.
"Malam itu sangat gelap. Sangat sulit bagimu untuk bisa melihat warna rambut
orang." 'Tapi saya bisa. Lampu yang di serambi muka menyala. Memang disengaja sebab Mr.
Robin dan wanita detektif itu pergi ke teater. Dan dia berdiri tepat di
bawahnya. Dia mengenakan mantel berwarna gelap, tak memakai topi, dan rambutnya
berkilau sangat terang. Saya melihatnya."
Johnnie bersiul perlahan. Pandangan matanya serius kini.
"Saat itu pukul berapa?" dia bertanya. Edna mendengus. "Saya tidak tahu pasti."
"Kau tahu, kira-kira saja," kata Mrs. Sweetiman.
"Belum pukul sembilan karena kalau sudah, pasti saya dengar lonceng gereja. Tapi
sudah, lewat setengah sembilan."
"Antara setengah sembilan dan sembilan. Berapa lama dia di dalam?"
"Saya tak tahu, sir. Sebab saya tidak menunggu terus. Dan saya tidak mendengar
apa-apa. Tak ada erangan atau teriakan atau apa."
Edna nampak agak menyesal.
Tapi memang tidak akan ada erangan atau teriakan, Johnnie Summerhayes tahu itu.
la berkata dengan serhjs,
"Well, hanya ada satu hal yang harus dilakukan. Polisi harus diberitahu tentang
ini." Tangis Edna meledak lagi.
"Ayah akan menguliti saya hidup-hidup," ia merengek. "Pasti."
Ia melempar pandangan memohon ke arah Mrs. Sweetiman lalu lari ke ruang
belakang. Mrs. Sweetiman mengambil alih dengan sikap tegas.
"Begini, sir," ia berkata menanggapi pandangan Summerhayes yang penuh tanda
tanya. "Edna telah bersikap sangat bodoh. Ayahnya sangat keras, mungkin agak
terlalu keras, tapi zaman sekarang sulit mengatakan mana yang paling
267 266 baik. Ada seorang pemuda dari Cullavon yang cukup baik, dan dia berkencan dengan
Edna, dan ayahnya merestui hubungan mereka. Tapi si Reg ini nampaknya kurang
aktif, dan Anda tahu bagaimana gadis zaman sekarang. Edna belakangan ini
terpikat pada Charlie Masters."
"Masters" Salah satu anak buah Cole kan?"
"Benar, sir. Buruh tani. Sudah kawin dan punya dua anak. Dia memang selalu
mengejar gadis-gadis, dan orangnya sangat brengsek. Edna memang tak punya otak
dan ayahnya melarang hubungan itu. Tindakan yang tepat. Malam itu Edna pergi ke
Cullavon nonton bioskop dengan Reg setidaknya itu yang dikatakannya pada ?ayahnya. Tapi sebenarnya dia bermaksud menjumpai si Masters. Dia menunggunya di
be- lokan jalan kecil itu, tempat mereka biasa bertemu rupanya. Well, yang
?ditunggu tidak datang. Barangkali istrinya tidak membolehkannya pergi, atau
barangkali dia sedang bersama gadis lain, tapi begitulah. Edna menunggu, tapi
akhirnya dia menyerah. Namun akan sulit baginya menjelaskan dia sedang apa di
situ, padahal seharusnya dia naik bis ke Cullavon."
Johnnie Summerhayes mengangguk. Ia heran si Edna yang tidak menawan itu ternyata
punya cukup daya tarik untuk memikat dua pria. Keheranan itu dikesampingkannya
karena ia harus ' menangani situasi praktisnya.
"Karena itu dia tak mau melapor kepada Bert Hayling," katanya segera memahami
situasi. 268 "Benar, sir." Summerhayes berpikir dengan cepat.
"Saya tetap berpendapat polisi harus tahu," katanya pelan.
"Itulah yang saya bilang padanya, sir," kata Mrs. Sweetiman. I
"Tapi barangkali mereka akan bersikap taktis dalam er kondisi seperti itu.
? ?Mungkiri dia tidak perlu memberi kesaksian. Dan apa yang diceritakan olehnya
akan dirahasiakan. Saya bisa menelepon Spence dan minta dia datang ke
sini tidak, lebih baik, saya bawa Edna ke Kilchester dengan mobil. Biarlah dia
? melapor ke-pada polisi di sana saja, sehingga tak ada orang sini yang akan tahu.
Saya akan menelepon mereka lebih dulu dan bilang bahwa kami akan datang."
Jadi begitulah, setelah polisi ditelepon, Edna yang masih terisak itu dengan ?mantel terkancing rapat dan tepukan di punggung oleh Mrs. Sweetiman naik ke
?station wagon dan dibawa dengan cepat ke arah Kilchester.
269 20 Hercule poirot berada di kantor Inspektur Spence di Kilchester. la sedang
menyandar di sebuah kursi matanya terpejam dan ujung-ujung jarinya saling
menyentuh di depan wajahnya.
Inspektur itu sedang menerima beberapa laporan, memberi instruksi kepada seorapg
sersan, dan akhirnya memandang ke arah pria satunya itu.
"Ada ide bagus, M. Poirot?" ia menuntut.
"Aku sedang berpikir," kata Poirot. "Merenungkan apa yang telah terjadi."
"Aku lupa menanyakan kepadamu. Ada yang berguna yang kauperoleh dari James
Bentley waktu jumpa dengannya?"
Poirot menggelengkan kepala. Ia mengerutkan dahi.
Memang benar ia sedang berpikir tentang James Bentley.
Sungguh amat menjengkelkan, pikir Poirot, bahwa dalam kasus seperti ini di mana
ia telah menyumbangkan tenaganya tanpa imbalan, hanya demi persahabatan dan rasa
hormat ter - 270 hadap seorang polisi yang teguh hati, si korban begitu tidak simpatik. Bukannya
seorang gadis cantik yang kebingungan dan tak bersalah, atau seorang pemuda
gagah, juga kebingungan, yang "kepalanya berdarah tapi tetap tegak," pikir
Poirot yang akhir-akhir ini banyak membaca puisi Inggris dalam sebuah antologi.
Tapi cuma James Bentley, orang yang patut dikasihani, makhluk egois yang tak
pernah memikirkan orang lain. Pria yang tak berterima kasih atas semua usaha
yang sedang dilakukan untuk menyelamatkannya bahkan boleh -dikatakan hampir?hampir ti-. dak peduli akan semua itu.
Sebenarnya, pikir Poirot, biar saja ia digantung karena ia toh nampaknya tidak
peduli.... Tidak, ia tidak akan berpikir sejauh itu. Suara Inspektur Spence
menyela lamunannya. "Wawancara kami," kata Poirot, "boleh dikatakan, sama sekali
tidak produktif. Semua yang berguna yang seharusnya diingatnya, ternyata
dilupakannya apa yang dia ingat sangat kabur dan tidak pasti sehingga tak bisa
?kita kembangkan. Tapi nampaknya cukup pasti bahwa Mrs. McGinty sangat berminat
terhadap artikel yang dimuat di Sunday Companion itu, dan menceritakannya kepada
Bentley dengan mengacu khusus kepada 'seseorang yang ada hubungannya dengan
kasus itu/ yang tinggal di Broadhinny."
"Dengan kasus yang mana?" tanya Inspektur Spence dengan tajam.
271 "Kawan kita tidak yakin," kata Poirot. "Katanya, dengan agak ragu, kasus
Craig tapi kasus Craig itu satu-satunya kasus yang pernah didengarnya, jadi
?mungkin juga satu-satunya kasus yang bisa diingatnya. Tapi 'seseorang' yang
dimaksudkannya itu adalah seorang wanita. Dia malahan mengutip kata-kata Mrs.
McGinty. Seseorang yang 'tak akan bisa berbangga lagi jika semua ini ketahuan.'"
"Berbangga"' "Begitulah," Poirot mengangguk senang. "Kata yang mengandung petunjuk, ya?"
'Tak ada petunjuk siapa wanita yang berbangga ini?"
"Bentley menyebut-nyebut Mrs. Upward- tapi sejauh yang saya lihat itu sama ?sekali tidak beralasan!"
Spence menggelengkan kepala.
"Mungkin karena wanita itu tipe orang yang angkuh dan bergaya bos. Tapi tak
mungkin Mrs. Upward, sebab dia telah mati, dan karena alasan yang sama dengan
Mrs. McGinty dia mengenali sebuah foto."
?Poirot berkata dengan sedih,
"Aku telah memperingatkannya."
Spence menggumam dengan kesal,
"Lily Gamboll! Dari segi umur, hanya ada dua kemungkinan, Mrs. Rendell dan Mrs.
Carpenter. Tak kuhitung gadis Henderson itu dia punya latar belakang yang
?jelas." "Apa yang lain-lainnya tak punya?"
272 Spence menarik napas. "Kau tahu bagaimana kondisi sekarang. Perang telah mengacaukan semua orang dan
semua hal. Sekolah Lily Gamboll dan semua arsipnya hancur kena bom. Manusia
begitu juga. Memeriksa orang adalah hal paling sulit di dunia. Broadhinny
contohnya orang satu-satunya yang kami tahu asal usulnya hanyalah Summerhayes
?yang sudah tinggal di situ selama tiga ratus tahun, dan Guy Carpenter, keturunan
keluarga Carpenter yang meraja di bidang rekayasa. Yang lain-lain apa ya
?istilahnya kabur" Dr. Rendell ada di Daftar Dokter dan kami tahu dia belajar di
?mana dan pernah praktek di mana saja, tapi kami tidak tahu asal usul
keluarganya. Istrinya berasal dari kota dekat Dublin. Eve Selkirk, itu nama Mrs.
Carpenter sebelum kawin dengan Guy Carpenter, adalah janda perang yang cantik.
Siapa saja bisa mengaku begitu. Lain lagi dengan keluarga Wetherby mereka
?rupanya telah keliling dunia, pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mengapa"
Apa ada alasan tertentu" Apa dia menggelapkan uang bank" Atau mereka pernah
bikin skandal" Aku tidak bilang kita tak bisa memperoleh data tentang mereka.
Bisa tapi makan waktu. Orang-orang itu sendiri pasti tak mau membantu."
?"Sebab ada sesuatu yang mereka sembunyikan tapi tidak selalu pembunuhan," kata
?Poirot. "Tepat. Mungkin masalah hukum, atau asal
273 usul yang sederhana, atau skandal. Apa pun halnya, mereka telah berusaha matimatian untuk menyembunyikannya dan sulit disingkapkan.
?"Tapi bukannya tidak mungkin."
"Oh, tidak. Bukan tidak mungkin. Cuma makan waktu. Seperti kataku, jika Lily
Gamboll tinggal di Broadhinny, pastilah dia itu Eve Carpenter atau Shelagh
Rendell. Aku telah menanyai mereka sekadar rutin begitu yang kubilang. Mereka
? ?berdua di rumah malam itu sendirian. Mrs. Carpenter kelihatan tak bersalah
?dengan mata bulat terheran-heran, Mrs. Rendell nampak gugup tapi memang dia
? tipe orang yang gampang gugup, jadi tak bisa diperhitungkan."
"Ya," kata Poirot sambil berpikir. "Dia peng-gugup."
Ia teringat Mrs. Rendell waktu menemuinya di kebun Long Meadows. Mrs. Rendell
pernah menerima surat kaleng, atau begitulah katanya. Ia bertanya-tanya, seperti
sebelum "ini juga, apa arti pernyataan tadi...
Spence melanjutkan, "Dan kita harus berhati-hati sebab jika salah satu ternyata bersalah, berarti ?yang lainnya tidak bersalah."
"Dan Guy Carpenter calon anggota parlemen dan tokoh lokal yang penting." "Akan
sangat merugikan kedudukannya jika
274 dia terbukti membunuh atau membantu terjadinya itu," kata Spence dengan geram.
"Aku tahu. Tapi kau mesti yakin, kan?"
"Betul. Tapi kau setuju bahwa salah satu dari mereka yang melakukannya?"
Poirot menarik napas. 'Tidak tidak aku tak akan bilang begitu. Masih ada kemungkinan lain."
? ?"Misalnya?" Poirot terdiam sejenak, lalu ia berkata dengan nada suara yang lain, yang
hampir-hampir santai. "Mengapa orang suka menyimpan foto?"
"Mengapa" Siapa yang tahu! Mengapa orang suka menyimpan
barang rongsokan sampah, benda-benda kecil dan serpihan-serpihan. Memang sudah
? ?begitu!" "Dari satu segi aku setuju denganmu. Ada Orang yang suka menyimpan. Ada orang
yang segera membuang jika sudah selesai memakainya. Tergantung temperamennya.
Tapi aku bicara khusus mengenai foto. Mengapa orang menyimpan foto?"
"Seperti kataku tadi, sebab mereka tidak suka membuang barang. Atau karena itu
mengingatkan mereka "
?Poirot menyambar kata-kata itu.
'Tepat. Itu mengingatkan mcieka. Nah kita bertanya lagi mengapa" Mengapa
?seorang wanita menyimpan fotonya sendiri waktu masih muda" Menurutku alasan
pertama adalah kebanggaan.
275 Dia tadinya cantik dan dia menyimpan fotonya sendiri untuk mengingatkan bahwa
dia dulu pernah cantik. Itu membesarkan hatinya tatkala dia melihat wajahnya di
kaca sekarang. Barangkali dia akan berkata kepada temannya, 'Itu aku waktu
berumur delapan belas...' dan dia menarik napas.... Kau setuju?"
"Ya ya, menurutku itu cukup masuk akal."
?"Jadi itu alasan pertama. Kebanggaan. Sekarang alasan kedua. Nostalgia."
"Itu kan sama?"
"Tidak, tidak, tidak sama persis. Sebab yang ini membuatmu menyimpan bukan hanya
fotomu sendiri, tapi juga foto orang lain... Foto putrimu yang sudah
menikah waktu dia masih anak-anak duduk di permadani dengan tulle di ?sekelilingnya."
"Aku pernah lihat yang begitu," Spence menyeringai.
"Ya. Kadang-kadang anaknya sendiri sangat malu, tapi para ibu suka begitu. Dan
putra-putra dan putri-putri sering kali menyimpan potret ibunya, terlebih-lebih
jika ibunya itu mati muda. 'Ini ibu saya waktu masih muda.'"
"Aku mulai mengerti arah yang kautuju, Poirot."
"Dan barangkali ada kategori ketiga. Bukan kebanggaan, bukan nostalgia, bukan
cinta barangkali malahan benci bagaimana pendapatmu?"
? ?"Benci?" 276 'Ya. Supaya keinginan membalas dendam tetap menyala. Seseorang yang pernah
melukaimu kau mungkin simpan fotonya agar tetap ingat, bukan begitu?"
?'Tapi pasti itu tidak bertalian dengan kasus ini?"
"Masa tidak?" "Apa yang kaupikirkan?"
Poirot menggumam, "Laporan koran sering tidak akurat. Sunday Companion menyatakan bahwa Eva Kane
dipekerjakan oleh keluarga Craig sebagai pengurus anak. Benarkah itu?"
"Ya. Tapi kita kan sedang menganalis berdasarkan asumsi bahwa Lily Gamboll-lah
yang kita cari." Tiba-tiba Poirot duduk sangat tegak di kursinya. Ia menggoyang-goyangkan
telunjuknya di depan Spence dengan tegas.
"Lihat. Lihat.foto Lily Gamboll. Dia tidak cantik tidak! Terus terang, dengan
?gigi seperti itu dan kacamatanya dia nampak sangat jelek. Jadi pasti tak ada
orang yang akan menyimpan foto itu untuk alasan yang pertama tadi. Tak ada
wanita yang menyimpan foto itu karena kebanggaan. Seandainya Eve Carpenter atau
Shelagh Rendell yang dua-duanya adalah wanita rupawan, terutama Eve Carpenter,
memiliki foto seperti ini, mereka akan cepat-cepat merobeknya jangan sampai ada
orang yang tahu!"

Mrs Mcginty Sudah Mati Mrs Mcgintys Dead Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Well, ada benarnya juga itu."
277 'Jadi alasan pertama tidak berlaku. Sekarang ambillah nostalgia. Adakah orang
yang menyayangi Lily Gamboll waktu dia seumur itu" Seluruh tragedi Lily Gamboll
disebabkan oleh kenyataan bahwa tak ada orang yang menyayanginya. Dia anak yang
tidak dikehendaki dan tidak dicintai. Orang yang paling menyukainya adalah
bibinya, dan bibinya mati karena golok itu. Jadi bukan nostalgia yang membuat
foto ini disimpan. Dan balas dendam" Tak ada yang membencinya juga. Bibinya yang
terbunuh itu sebatang kara, tanpa suami dan tanpa teman-teman dekat. Tak ada
orang yang benci kepada anak kampung kecil itu cuma kasihan."
?"Coba, M, Poirot, kauhilang bahwa tak ada orang yang akan mau menyimpan foto
itu."- -?"'Tepat itulah kesimpulan dari analisku."
? "Tapi ada yang menyimpan. Buktinya Mrs. Upward telah melihatnya."
"Apa benar?" "Bagaimana sih. Kaulah yang mengatakannya kepadaku. Dia sendiri bilang begitu."
"Ya, dia bilang begitu," kata Poirot. "Tapi almarhumah Mrs. Upward, dalam halhal tertentu sangat misterius. Dia suka menyelesaikan masalah dengan caranya
sendiri. Kutunjukkan foto-foto itu, dan dia mengenali salah satunya. Lalu,
karena sesuatu hal dia merahasiakan itu. Rupanya dia ingin menangani suatu ?situasi dengan cara yang dimauinya. Dan karena dia seorang wanita yang cerdik,
dia dengan sengaja menun-278
juk foto yang lain. Dengan demikian maka hanya dialah yang tahu mana yang
sebenarnya." "Tapi mengapa?"
"Karena, seperti kataku, dia ingin beroperasi sendiri."
- "Bukan pemerasan kan" Dia kaya raya, janda
. pemilik pabrik di North Country."
"Oh bukan, bukan pemerasan. Malah mung' kin kebaikan hati. Mungkin dia suka pada orang itu dan tak mau membuka
rahasianya. Tapi dia juga sangat ingin tahu. Dia bermaksud untuk berbicara
secara pribadi dengan orang itu. Dengan begitu dia akan tahu apakah orang itu
ada hubungannya dengan kematian Mrs. McGinty. Kira-kira begitu."
"Kalau begitu pilihannya di antara ketiga foto itu?"
'Tepat sekali. Mrs. Upward ingin bertemu dengan orang itu secepatnya. Kesempatan
itu datang ketika putranya dan Mrs. Oliver pergi ke Repertory Theatre di
Cullenquay." "Dan dia menelepon Deirdre Henderson. Ini membawa Deirdre Henderson kembali ke
gelanggang. Dan ibunya juga!"
Inspektur Spence menggelengkan kepala dengan sedih kepada Poirot.
"Kau senang membuat semuanya jadi sulit, ya, M. Poirot?" katanya.
21 Mrs. wetherby pulang ke rumah dari kantor pos dengan gaya berjalan yang lincah,
yang mengherankan bagi seseorang yang dikenal sebagai invalid.
Hanya setelah mencapai pintu depan ia kembali menyeret kakinya dengan loyo masuk
ru ang tamu dan menjatuhkan diri ke sofa.
Bel terletak dalam jangkauan tangannya dan tombol ditekannya.
Karena tak ada jawaban ia menekannya lagi, kali ini agak lama.
Akhirnya Maude Williams muncul, la mengenakan overall bermotif bunga dan
memegang sikat debu di tangannya.
"Anda membunyikan bel, Madam?"
"Dua kali! Kalau aku mengebel kuharap ada orang yang segera datang. Mungkin aku
sakit." "Maafkan saya, Madam. Saya ada di atas."
"Aku tahu. Kau ada di kamarku. Aku bisa mendengarnya. Dan kau menarik laci-laci
kelu-ar-masuk. Entah apa sebabnya. Mengintip barang-barangku tidak termasuk
tugasmu." 280 "Saya tidak mengintip. Saya menata kembali barang-barang yang Anda tinggalkan
berserakan." "Omong kosong. Kalian semua selalu ingin tahu. Dan aku tidak suka itu. Aku amat
pusing. Miss Deirdre ada?"
"Dia mengajak anjing berjalan-jalan."
"Bodoh sekali. Dia tahu aku mungkin memerlukannya. Buatkan aku telur dikocok
dengan susu, dan campur dengan sedikit brandy. Bran-dy-nya ada di bupet di ruang
makan." 'Telurnya tinggal tiga untuk sarapan besok."
"Paling-paling salah satu tidak akan kebagian Cepat, ya" Jangan cuma berdiri di
situ memandangiku. Dan dandananmu itu terlalu berlebihan. Tidak cocok."
Terdengar gonggong anjing di ruang utama dan Deirdre bersama Sealyham-nya muncul
pada saat Maude menuju ke luar.
"Saya mendengar suara Ibu," kata Deirdre terengah-engah. "Apa yang Ibu katakan
tadi?" Tidak apa-apa." "Dia nampak marah."
"Kuperingatkan dia. Anak tak tahu adat."
"Oh Ibu sayang, apa itu perlu" Begitu sulit mencari pembantu. Dan dia pandai
masak." "Kurasa memang tidak penting bila dia kurang ajar terhadapku! Oh well, hidupku
tak lama lagi." Matanya berputar-putar dan ia mengambil napas dengan susah
payah. "Aku berjalan terlalu jauh," ia menggumam.
281 "Ibu mestinya jangan pergi. Kenapa tidak bilang padaku kalau mau pergi?"
"Kupikir udara segar akan baik buatku. Di dalam sumpek. Tapi sudahlah. Orang
tidak ingin melanjutkan hidup jika hanya merepotkan orang lain saja."?"Ibu tidak merepotkan. Aku akan mati tanpa Ibu."
"Kau anak baik tapi aku tahu betapa aku selalu membuatmu capek dan jengkel."
?'Tidak tidak," kata Deirdre dengan penuh emosi.
?Mrs. Wetherby menarik napas dan kelopak matanya terpejam.
"Aku tak boleh banyak bicara," ia bergumam. "Aku harus berbaring dengan
?tenang." "Aku akan minta Maude membawa egg nog itu secepatnya."
Deirdre lari keluar dari ruang itu. Karena tergesa sikunya membentur meja dan
sebuah patung dewa perunggu jatuh ke lantai.
"Canggung sekali," Mrs. Wetherby menggumam sendiri sambil menggerenyit.
Pintu terbuka dan Mr. Wetherby masuk. Ia berdiri di situ sejenak. Mrs. Wetherby
membuka matanya. "Oh kau, Roger."
"Aku heran bunyi apa ifu. Tak bisa membaca dengan tenang di rumah ini."
"Cuma Deirdre, Sayang. Dia masuk dengan anjingnya."
282 Mr. Wetherby membungkuk dan memungut patung makhluk aneh dari perunggu itu.
"Deirdre kan cukup besar untuk tidak selalu menjatuhkan barang-barang."
"Dia cuma sedikit canggung."
"Well, gadis seusia dia seharusnya tidak begitu. Dan tak bisakah dia membuat
anjing itu berhenti menyalak?"
"Nanti aku bicara padanya, Roger."
"Kalau dia mau tinggal di sini, dia harus mengerti kemauan kita dan tidak
bersikap seakan rumah ini miliknya."
"Barangkali kau lebih suka jika dia pergi," gumam Mrs. Wetherby. Melalui matanya
yang setengah tertutup ia mengawasi suaminya.
'Tidak, tentu saja tidak. Tentu saja tidak. Wajar kalau dia di sini bersama
kita. Aku cuma minta sedikit pengertian dan kelakuan yang baik." Ia menambahkan,
"Kau baru saja pergi, Edith?"
"Ya. Aku dari kantor pos "
"Tak ada berita baru tentang Mrs. Upward yang naas itu?"
"Polisi masih belum tahu siapa pelakunya."
"Nampaknya mereka tak berdaya. Ada motifnya" Siapa yang akan menerima warisan?"
"Putranya, kurasa.' "Ya ya, kalau begitu nampaknya pelakunya salah satu gelandangan itu. Kau harus ?memperingatkan gadis itu agar selalu mengunci pintu depan. Dan rantainya harus
selalu terpasang 283 jika hampir senja. Bandit-bandit amat berani dan brutal zaman sekarang."
"Nampaknya tak ada yang diambil dari rumah Mrs. Upward."
"Aneh." 'Tidak seperti Mrs. McGinty," kata Mrs. Wetherby.
"Mrs. McGinty" Oh! Wanita pembersih rumah itu. Apa hubungan Mrs. McGinty dan
Mrs. Upward?" "Dia pernah bekerja padanya, Roger."
"Jangan berpikir yang bukan-bukan, Edith."
Mrs. Wetherby memejamkan mata lagi. Ketika Mr. Wetherby keluar dari kamar ia
tersenyum sendiri. Ia membuka matanya dengan terperanjat ketika melihat Maude berdiri di depannya
sambil memegang gelas. "Egg nog yang Anda pesan. Madam," kata Maude.
Suaranya keras dan jelas. Suara itu menggema terlalu keras di rumah yang hening
itu. Mrs. Wetherby mendongak dengan sedikit perasaan gentar.
Betapa jangkung dan tegap gadis ini. Ia berdiri di hadapan Mrs. Wetherby
bagaikan "bagaikan malaikat elmaut," begitu pikir Mrs. Wetherby dan kemudian ? ?heran sendiri bagaimana gagasan aneh itu bisa terbersit di benaknya.
Ia bangkit menopang tubuhnya dengan sikunya dan menerima gelas itu.
284 'Terima kasih, Maude," katanya.
Maude berbalik dan keluar dari ruang itu.
Mrs. Wetherby masih saja merasa gelisah.
22 Hercule poirot kembali ke Broadhinny dengan mobil sewaan.
Ia lelah karena baru saja banyak berpikir. Berpikir selalu melelahkan. Dan
pemikirannya kurang memuaskan hati. Seakan ada pola yang amat nyata dirajutkan
dalam sepotong kain, tapi walau ia sedang memegang kain itu, tak bisa dilihatnya
pola tadi; Tapi semuanya ada di situ. Itu masalahnya. Semuanya ada. Cuma pola itu begitu
samar, tak mudah ditangkap.
Baru saja keluar dari Kilchester mobilnya berpapasan dengan station wagon
Summerhayes dari arah berlawanan. Johnnie yang menyetir dan ia membawa
penumpang. Poirot hampir-hampir tidak melihat mereka. Ia masih tenggelam dalam
pikirannya. Ketika telah kembali ke Long Meadows, ia masuk ke ruang tamu. Ia memindahkan
mangkuk saringan yang penuh berisi bayam dari kursi yang paling nyaman di ruang
itu, lalu duduk. Dari atas terdengar samar-samar bunyi
286 ketukan mesin tik. Robin Upward sedang berjuang dengan lakonnya. Sudah tiga
versi dirobeknya, begitu dikatakannya kepada Poirot. Ia sulit berkonsentrasi.
Robin mungkin benar-benar terpukul oleh kematian ibunya, tapi ia tetap saja
Robin Upward, lebih mementingkan dirinya sendiri.
"Madre," katanya dengan khidmat, "pasti menginginkan saya melanjutkan kerja
saya." Hercule Poirot telah banyak mendengar orang mengucapkan hal yang sama. Nampaknya
mudah sekali mengetahui harapan orang yang sudah mati. Mereka yang ditinggalkan
tak pernah ragu akan keinginan almarhum, dan keinginan itu biasanya cocok dengan
kemauan mereka. Dalam kasus ini mungkin hal itu benar. Mrs. Upward punya keyakinan besar akan
apa yang dikerjakan Robin dan sangat bangga akan dia.
Poirot menyandar dan memejamkan mata.
Ia memikirkan Mrs. Upward seperti apa sebetulnya wanita itu. la ingat ucapan ?seorang perwira polisi yang pernah didengarnya.
"Kita urai dia dan akan kita temukan apa yang membuatnya melakukan itu."
Apa yang telah membuat Mrs. Upward melakukan itu"
Terdengar bunyi benturan, dan Maureen Summerhayes masuk. Rambutnya berkibar
dengan kencang. "Saya tak mengerti ada apa dengan Johnnie," katanya. "Dia cuma" mengantar paketpaket itu 287 ke kantor pos. Mestinya dia sudah lama pulang. Saya ingin dia memperbaiki pintu
kandang ayam." Poirot berpikir, seorang gentleman akan dengan simpatik menawarkan diri untuk
memperbaiki pintu kandang ayam itu. Tapi Poirot tidak melakukannya. Ia ingin
melanjutkan renungannya tentang kedua pembunuhan itu dan tentang pribadi Mrs.
Upward. "Dan saya tak bisa menemukan formulir dari Departemen Pertanian itu," Maureen
melanjutkan. "Sudah saya cari ke mana-mana."
"Bayamnya ada di sofa," Poirot mencoba membantu.
Maureen tidak menguatirkan bayam itu.
"Formulir itu saya terima minggu lalu." ia tercenung. "Dan pasti saya taruh di
suatu tempat. Barangkali saat saya menisik pullover Johnnie.
Ia lalu menuju meja tulis dan mulai menarik semua lacinya. Sebagian besar isinya
dibiarkannya berserakan di lantai. Poirot sangat menderita menyaksikan ini.
Tiba-tiba ia menyerukan pekik kemenangan.
"Ini dia!" Dengan gembira ia lari keluar dari ruang itu.
Hercule Poirot menarik napas dan melanjutkan berpikir.
Mengatur, dengan tertib dan tepat.
Ia mengerutkan dahi. Benda-benda yang tercecer di lantai di dekat meja tulis itu
mengacaukan pikirannya. Begitu caranya mencari barang!
Ketertiban dan sistem. Itulah masalahnya. Ketertiban dan sistem...
Walaupun ia sudah duduk dalam posisi miring di "kursinya, masih saja nampak
kekacauan di lantai itu. Alat-alat jahit, setumpuk kaus kaki, surat-surat,
benang rajut wol, majalah, lilin perekat, foto-foto, sebuah pullover
?Benar-benar tak tertahankan!
Poirot bangkit, melangkah menuju meja tulis itu dan dengan cepat dan tangkas
mulai mengembalikan barang-barang itu ke le"ci-laci yang terbuka.
Pullover, kaus kaki, benang rajut wol. Lalu, di laci sebelahnya, lilin perekat,
foto-foto, surat-surat?Telepon berdering.
Tajam deringnya membuatnya terloncat.
Ia melangkah menuju telepon itu dan mengangkat gagangnya.
'"Alo, 'alo, 'alo," katanya.
Suara yang berbicara padanya adalah suara Inspektur Spence.
"Ah, kau, M. Poirot. Kaulah yang kuinginkan."
Suara Spence hampir-hampir tak bisa dikenali. Orang yang tadinya amat cemas itu
sekarang terdengar penuh pecaya diri.
"Omong kosong teorimu tentang foto yang keliru itu," katanya dengan nada
mencela. "Ka - 289 288 mi baru saja mendapat bukti baru. Gadis yang di kantor pos Broadhinny itu. Mayor
Summerhayes membawanya kemari. Rupanya dia malam itu berdiri hampir-hampir tepat
berhadapan dengan rumah itu, dan dia melihat seorang wanita masuk ke dalam.
Sekitar setengah sembilan lebih, tapi kurang dari pukul sembilan. Ternyata bukan
Deirdre Henderson. Wanita itu berambut pirang. Ini membawa kita kembali ke teori
semula sudah pasti salah satu di antara mereka Eve Carpenter dan Shelagh
? ?Rendell. Tinggal pertanyaannya yang mana?"
?Poirot membuka mulutnya, tapi tak jadi bicara. Dengan hati-hati ia sengaja
meletakkan gagang telepon itu di tempatnya.
Ia berdiri di situ memandang kosong ke depan.
Telepon berdering lagi. '"Alo! 'Alo! 'Alo!"
"Boleh saya bicara dengan M. Poirot?" "Ini Hercule Poirot."
"Sudah saya duga. Maude Williams di sini. Kantor pos seperempat jam lagi?"
"Saya akan datang."
Ia meletakkan gagang telepon.
la melihat ke bawah ke kakinya. Apa sebaiknya ia ganti sepatu saja" Kakinya
sedikit sakit. Ah well tak apa.
?Dengan mantap Poirot menepuk topinya dan meninggalkan rumah.
Ketika sedang menuruni bukit ia diberi hor 290 mat oleh salah satu anak buah Inspektur Spence yang baru saja muncul dari
Laburnums. "Pagi, M. Poirot."
Poirot menanggapi dengan sopan. Ia bisa melihat bahwa Sersan Fletcher sedang
bergairah. "Inspektur menyuruh saya ke sini untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh," ia
menjelaskan. "Anu hal kecil yang mungkin kelewatan. Mungkin saja, kan" Kami ?sudah memeriksa meja tulis, tapi Inspektur mengira ada laci rahasia barangkali
?beliau banyak membaca cerita detektif. Well, tidak ada laci rahasia. Tapi
setelah itu saya memeriksa buku-buktT Kadang-kadang orang menyelipkan surat ke
buku yang sedang dibacanya. Tahukah Anda?"
Poirot mengiyakan. "Dan Anda menemukan sesuatu?" ia bertanya dengan sopan.


Mrs Mcginty Sudah Mati Mrs Mcgintys Dead Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bukan surat atau sejenisnya, bukan. Tapi saya menemukan sesuatu yang
menarik setidaknya saya pikir itu menarik. Coba lihat."
?Dari bungkusan kertas koran dikeluarkannya sebuah buku tua.
"Ada di salah satu rak buku. Buku kuno, diterbitkan bertahun-tahun silam. Tapi
coba lihat." Ia membukanya dan memperlihatkan halaman kosong pembuka. Di situ
tertulis dengan pensil Evelyn Hope.
"Menarik, kan" Nama itu, sekiranya Anda tidak ingat "
?"Nama yang dipakai Eva Kane ketika me
ninggalkan London. Saya masih ingat," kata Poirot.
"Nampaknya yang dikenali Mrs. McGinty adalah Mrs. Upward. Membuat semuanya
tambah rumit, ya?" "Benar," kata Poirot dengan penuh perasaan. "Saya yakin jika Anda balik ke
Inspektur Spence dengan informasi ini, dia akan menarik rambutnya sampai ke
akarnya ya, pasti ke akarnya."
?"Saya harap tidak separah itu," kata Sersan Fletcher.
Poirot tidak menjawab. Ia menuruni bukit. Ia sudah tak bisa berpikir lagi.
Semuanya begitu tak masuk akal.
Ia masuk ke kantor pos. Maude Williams sudah ada di situ melihat-lihat pola-pola
rajut. Poirot tidak berbicara kepadanya. Ia menuju ke bagian prangko. Setelah
Maude selesai dilayani, Mrs. Sweetiman menghampirinya dan ia membeli perangko.
Maude keluar dari tempat itu.
Mrs. Sweetiman nampak sedang memikirkan sesuatu dan tidak banyak bicara. Poirot
cukup cepat bisa mengikuti Maude keluar. Tak jauh dari situ ia berhasil menyusul
Maude di jalan dan berjalan di sisinya.
Mrs. Sweetiman, yang melongok keluar dari jendela kantor pos itu, berseru
sendiri dengan jengkel, "Orang-orang asing itu! Semua sama. Padahal dia pantas
jadi kakeknya!" 292 2 "Eh bien," kata Poirot, "ada yang mau Anda katakan pada saya?"
"Saya tak tahu apa ini penting. Ada orang yang mencoba masuk lewat jendela kamar
Mrs! Wetherby." "Kapan?" "Pagi ini. Dia sedang keluar, dan gadis itu juga keluar dengan anjingnya. Si
ikan beku tua itu mengunci diri di ruang baca secerti biasa. Biasanya jam begitu
saya ada di dapur yang menghadap ke arah lain seperti ruang baca itu tapi ? ?saat itu merupakan kesempatan bagus untuk Anda mengerti?"
?Poirot mengangguk. "Jadi saya naik ke atas pelan-pelan ke kamar Sri Ratu. Ada tangga tersandar di
jendela dan seorang laki-laki sedang meraba-raba pegangan jendela. Sejak
terjadinya pembunuhan semuanya dikunci dan dipalang. Tak pernah ada udara segar.
Ketika orang itu melihat saya, dia bergegas turun dan lari. Tangga itu kepunyaan
tukang kebun dia baru saja memangkas tanaman merambat dan sedang minum kopi."
?"Siapa laki-laki itu" Bisa Anda gambarkan dia?"
"Saya cuma melihat sekilas. Pada saat saya tiba di jendela dia telah menuruni
tangga dan menghilang, dan ketika pertama kali saya me 293 lihat dia, dia menghadap malahan, jadi tak jelas wajahnya."
"Anda yakin dia laki-laki."
Maude terdiam sejenak. "Berpakaian laki-laki topi felt tua. Mungkin saja dia wanita, tentu saja...."
?"Sangat menarik," kata Poirot. "Sangat menarik... Ada lagi?"
"Belum. Barang rombengan yang disimpan nyonya tua itu! Dia pasti eksentrik! Dia
masuk ke rumah tanpa setahu saya pagi ini dan saya disemprotnya karena
mengintip-intip. Lain kali akan saiia bunuh dia. Jika ada yang pantas dibunuh
maka orangnya adalah dia. Benar-benar keji."
Poirot menggumam perlahan,
"Evelyn Hope..."
"Apa itu?" la membalik menghadap Poirot.
"Jadi Anda tahu nama itu?"
"Hm ya... Nama yang dipakai Eva apa begitu ketika pindah ke Australia. Itu itu
? ? ? ?disebut di surat kabar Sunday Companion."
?"Sunday Companion menulis banyak hal, tapi tidak menyebutkan itu. Polisi
menemukan nama itu ditulis di sebuah buku di rumah Mrs. Upward."
Maude berseru, * "Kalau begitu benar dia dan dia tidak mati di sana ... Michael benar "
? ?"Michael?" Maude berkata dengan sekonyong-konyong
294 "Saya tak bisa lebih lama. Saya akan terlambat menyiapkan makan siang. Semuanya
sudah ada di dalam oven, tapi saya kuatir gosong."
Ia berlari pergi. Poirot berdiri memandanginya.
Di jendela kantor pos, Mrs. Sweetiman dengan hidung menempel di kaca, bertanyatanya apa kiranya orang asing itu telah menawarkan sesuatu yang tak pantas
kepada perempuan muda itu....
3 Di Long Meadows, Poirot membuka sepatunya, dan mengenakan sepasang sandal tidur.
Sandal itu memang tidak chic, tidak comme U faul tapi lumayanlah.?Ia duduk di kursi malas itu lagi dan sekali lagi mulai berpikir. Sekarang banyak
data yang bisa dipikirkan.
Ada hal-hal yang luput hal-hal kecil
? ?Polanya sudah ada. Cuma perlu dipertautkan.
Maureen, dengan gelas di tangan, berbicara setengah melamun mengajukan
?pertanyaan... "keterangan Mrs. Oliver tentang malam di Rep. Cecil" Michael" Ia
?hampir yakin bahwa wanita itu menyebut nama Michael Eva Kane, pengurus anak
?keluarga Craig ?Evelyn Hope... Tentu saja! Evelyn Hope! 295 23 Eve carpenter masuk ke rumah Summerhayes dengan cara yang dilakukan kebanyakan
orang, yaitu dari pintu atau jendela mana saja.
Ia mencari Hercule Poirot dan ketika ditemukannya ia tidak berbasa-basi lagi.
"Begini," katanya. "Anda seorang detektif dan reputasi Anda cukup baik. Saya
akan menyewa Anda." "Bagaimana kalau saya tak mau disewa" Mon Dieu, saya bukan taksi!"
"Anda detektif partikelir, dan detektif partikelir memang dibayar, kan?"
"Begitu biasanya."
"Well, itu yang saya bilang tadi. Saya akan bayar Anda. Saya akan bayar Anda
dengan cukup." "Buat apa" Apa yang Anda inginkan dari saya?"
Eve Carpenter berkata dengan tajam, "Lindungi saya dari polisi. Mereka gila.
Rupanya mereka mengira saya yang membunuh Mrs. Upward. Dan mereka terus saja
meng - 296 ganggu, mengajukan berbagai pertanyaan mengungkit-ungkit. Saya tidak suka itu.
?Membuat saya tegang."
Poirot memandangnya. Ucapannya mengandung kebenaran. Ia nampak jauh lebih tua
daripada ketika pertama kali dijumpainya beberapa minggu yang lalu. Lingkaranlingkaran di bawah mata menunjukkan ia kurang tidur. Ada kerut-kerut dari mulut
ke dagunya, dan ketika menyalakan rokok tangannya nampak gemetar.
"Anda harus menghentikan semua ini," katanya. "Anda harus."
"Madame, saya bisa apa?"
"Halangi mereka dengan cara apa saja. Sialan! Jika Guy laki-laki, dia akan
menghentikan ini. Tak akan dibiarkannya saya disiksa begini."
"Dan dia tidak berbuat apa-apa?"?Ia berkata dengan cemberut,
"Saya belum bilang padanya. Dia membual akan membantu polisi sekuat tenaga.
Baginya memang tak apa-apa. Dia menghadiri pertemuan politik malam itu."
"Dan Anda?" "Saya cuma duduk-duduk saja di rumah. Mendengarkan radio tepatnya."
'Tapi, jika Anda bisa membuktikannya " "Bagaimana bisa saya buktikan" Suami?istri Croft itu sudah saya tawari banyak uang untuk mengatakan bahwa mereka
keluar-masuk dan melihat saya ada di sana babi sialan itu menolak."
?297 'Tindakan yang kurang bijaksana."
"Mengapa" Itu akan membuat semua beres."
"Anda justru membuat pembantu-pembantu Anda yakin bahwa Anda-lah yang melakukan
pembunuhan itu." "Well akhirnya Croft saya bayar juga untuk "
? ?"Untuk apa?"
"Tidak untuk apa-apa."
"Ingat Anda ingin bantuan saya."
?"Oh, bukan hal penting. Tapi Croft menerima pesan dari dia."
"Mrs. Upward?" "Ya. Minta saya pergi ke rumahnya menemuinya malam itu."
"Dan kata Anda, Anda tidak pergi?"
"Kenapa saya mesti pergi" Wanita tua yang payah itu. Mengapa saya mesti pergi
dan memegangi tangannya" Sedikit pun tak ada niat saya untuk itu."
"Kapan pesan itu sampai?"
"Ketika saya keluar. Saya tak ingat lagi tepatnya di antara pukul lima dan
?enam, saya kira. Croft yang menerimanya."
"Dan Anda beri dia uang untuk tidak mengakui pernah menerima pesan itu.
Mengapa?" "Jangan konyol. Saya tak ingin terlibat."
"Lalu Anda tawari dia uang untuk memberi Anda alibi" Menurut Anda apa yang
dipikirkan Croft dan istrinya?"
"Siapa yang peduli apa yang mereka pikir!"
298 "Juri mungkin peduli," kata Poirot dengan sungguh-sungguh.
Ia terbelalak menatap Poirot.
"Anda tidak serius, kan?"'
"Saya sungguh-sungguh."
"Mereka lebih percaya pada pembantu bukan pada saya?"?Poirot memandangnya.
Begitu kasar dan tolol! Bersikap negatif terhadap orang-orang yang mungkin bisa
membantunya. Suatu sikap yang bodoh dan sempit. Sempit
?Mata yang begitu lebar dan cantik.
Ia berkata pelan, "Mengapa Anda tidak berkacamata, Madame" Anda memerlukan itu."
"Apa" Oh kadang-kadang saya pakai. Waktu kecil saya pakai terus."
"Dan waktu itu Anda pakai plat gigi?"
Ia menatap tajam. "Benar. Apa artinya semua ini?"
"Anak itik yang jelek menjelma menjadi angsa?"
"Saya memang jelek dulu."
"Ibu Anda juga berpendapat begitu?"
Ia berkata dengan tajam, 'Saya tidak ingat ibu saya. Lagi pula kita sedang ngomong apa" Anda menerima
pekerjaan itu atau tidak?"
"Maaf saya tidak bisa."
"Mengapa?" 299 "Karena dalam kasus ini saya bertindak untuk kepentingan James Bentley."
"James Bentley" Oh maksud Anda si sinting yang membunuh wanita pembersih rumah
itu. Apa hubungannya dengan keluarga Upward?"
"Barangkali tidak ada."
?"Nah! Apa soal uang" Berapa?"
"Itulah kesalahan utama Anda, Madame. Anda selalu berpikir dari segi uang. Anda
punya uang dan Anda pikir hanya uanglah yang menentukan segalanya."
'Tidak selamanya saya punya uang," kata Eve Carpenter.
"Ya," kata Poirot, "Saya rasa begitu." Ia mengangguk pelan. "Itu menjelaskan
banyak hal dan membuat beberapa hal bisa dimaafkan..."
2 Eve Carpenter keluar dari tempat masuk tadi, sedikit terhuyung diterpa cahaya
seperti yang pernah dilihat Poirot sebelumnya.
Poirot berkata pelan pada dirinya,
"Evelyn Hope..."
Jadi Mrs. Upward telah menelepon Deirdre Henderson dan Eve Carpenter. Barangkali
ia telah menelepon yang lain lagi. Barangkali?Maureen masuk dengan riuh rendah.
"Sekarang gunting saya. Maaf makan siang terlambat. Saya punya tiga gunting dan
yang satu hilang." 300 Ia lari menghampiri meja tulis dan mengulangi proses yang sudah tak asing lagi
bagi Poirot. Kali ini, yang dicari ditemukannya lebih cepat. Dengan seruan
kegirangan, Maureen pergi Hampir secara otomatis, Poirot menghampiri tempat itu dan mulai mengembalikan
barang-barang ke dalam laci. Lilin perekat, kertas catatan, keranjang jahitan,
foto-foto ?Foto-foto... Ia berdiri memandangi foto yang ada di tangannya.
Bunyi langkah terdengar di lorong.
Poirot bisa bergerak cepat walaupun sudah berumur. Foto itu dijatuhkannya di
sofa, lalu bantal kursi ditaruh di atasnya, dan ia duduk di atas bantal itu, pas
saat Maureen masuk lagi. "Di mana sih saya taruh mangkuk saringan berisi bayam tadi "
?"Di sana, Madame."
Ia menun.uk mangkuk, yang terletak di sebelahnya.
"Jadi di situlah saya tinggalkan tadi." Ia mengambilnya. "Semuanya kacau hari
ini...." Ia menatap Hercule Poirot yang duduk tegak dan kaku.
"Gila, mengapa Anda duduk di situ" Walaupun di atas bantal, tetap saja tempat
duduk yang paling tidak nyaman di ruang ini. Semua pernya sudah patah."
301 "Saya tahu/Madame. Tapi saya saya sedang mengagumi gambar di dinding itu."
?Maureen memandang sekilas lukisan cat mi* nyak seorang perwira Angkatan Laut
lengkap dengan teleskopnya.
"Ya itu bagus. Satu-satunya barang bagus di rumah ini. Kami tidak pasti, tapi
?itu barangkali lukisan Gainsborough," Ia menarik napas. "Johnnie tak mau
menjualnya. Itu gambar nenek moyangnya, entah berapa generasi sebelum dia, yang
tenggelam bersama kapalnya atau melakukan sesuatu yang heroik. Johnnie amat
bangga padanya." "Ya," kata Poirot lembut. "Ya, dia memang patut merasa bangga, suami Anda itu."
3 Sudah pukul tiga ketika Poirot tiba di rumah Dr. Rendell.
Ia baru saja makan kelinci rebus, bayam, kentang yang keras, dan puding yang
agak ganjil rasanya walaupun tidak gosong. Cuma, "Sedikit tercampur air,"
demikian dijelaskan Maureen. Ia juga telah minum setengah cangkir kopi
berlumpur. Ia merasa kurang enak badan.
Pintu dibukakan oleh Mrs. Scott, wanita setengah baya pengurus rumah, dan ia
minta bertemu dengan Mrs. Rendell.
Nyonya itu sedang mendengarkan radio di
302 ruang tamu dan nampak terkejut ketika ia masuk.
Ia memperoleh kesan yang sama dengan yang diperolehnya saat bertemu pertama kali
dulu. Waspada, siaga, nampak takut, entah kepadanya atau pada apa yang
diwakilinya. Ia nampak lebih pucat dan lebih tertutup daripada sebelumnya. Poirot hampir
yakin bahwa ia sekarang lebih kyrus.
"Saya ingin mengajukan pertanyaan, Madame."
"Pertanyaan" Oh" Oh ya?"
"Adakah Mrs. Upward menelepon Anda pada hari kematiannya?"
Ia menatap Poirot. Ia mengangguk.
"Pukul berapa?"
"Mrs. Scott yang menerima pesannya. Kira-kira pukul enam, saya rasa."
"Apa pesannya" Minta Anda datang ke tempatnya malam itu?"
"Ya. Dia bilang Mrs. Oliver dan Robin akan pergi ke Kilchester dan dia sendirian
sebab Janet juga keluar. Apa saya bisa datang dan menemaninya?"
"Dia menyebutkan waktunya?"
"Pukul sembilan atau lebih."
"Dan pergikah Anda?"
"Rencananya begitu. Saya betul-betul bermaksud menemaninya. Tapi entah bagaimana
saya ketiduran setelah makan malam. Ketika terba 303 ngun sudah pukul sepuluh lebih. Saya pikir sudah terlalu terlambat."


Mrs Mcginty Sudah Mati Mrs Mcgintys Dead Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Anda tidak lapor pada polisi tentang telepon Mrs. Upward?"
Matanya melebar. Pancaran matanya polos bagai kanak-kanak.
"Apa itu mesti saya lakukan" Karena saya tak jadi pergi, saya pikir tak ada
masalah. Saya malahan merasa agak bersalah. Seandainya saya pergi, mungkin saja
dia masih hidup sekarang." Tiba-tiba ia mengambil napas. "Oh, saya harap bukan
begitu kejadiannya."
"Memang tidak tepat begitu," kata Poirot.
Ia diam sejenak lalu berkata,
"Apa yang Anda takuti, Madame?"
Ia menarik napas dengan tajam.
'Takut" Saya tidak takut."
'Tapi saya lihat begitu."
"Omong kosong. Apa apa yang harus saya takuti?"?Poirot diam sejenak sebelum berkata lagi, "Saya pikir barangkali Anda takut
kepada sa-ya..." Ia tidak menjawab. Tapi matanya melebar. Perlahan-lahan, dengan sikap agak
menantang, ia menggelengkan kepala.
304 0 24 "Kita sedang berjalan menuju kegagalan," kata Spence.
'Tidak seburuk itu," kata Poirot menghibur.
"Itu menurut kau. Setiap informasi yang masuk membuat masalahnya makin rumit.
Tadi kau bilang Mrs. Upward menelepon liga wanita. Minta mereka datang malam
itu. Kenapa tiga" Apa dia sendiri tidak tahu yang mana Lily Gamboll" Atau apakah
ini sama sekali bukan kasus Lily Gamboll" Bagaimana dengan buku yang ditulisi
nama Evelyn Hope" Bukankah itu menunjukkan bahwa Mrs. Upward dan Eva Kane adalah
orang yang sama?" "Dan itu cocok dengan kesan yang ditangkap James Bentley saat Mrs. McGinty
berbicara kepadanya."
"Kupikir dia tidak pasti."
"Memang. Tidak mungkin James Bentley bisa merasa pasti tentang apa pun. Dia
tidak menyimak dengan baik ketika Mrs. McGinty berbicara. Walaupun begitu, jika
James Bentley mendapat kesan bahwa Mrs. McGinty berbicara
305 tentang Mrs. Upward maka mungkiri saja itu benar. Kesan sering kali benar."
"Informasi yang terakhir dari Australia (ternyata dia pergi ke Australia, bukan
Amerika) cenderung menunjukkan bahwa 'Mrs. Hope' yang dipersoalkan itu meninggal
di sana dua puluh tahun yang lampau."
"Aku telah diberitahu tentang itu," kata Poirot.
"Kau selalu tahu semua, ya, Poirot?" Poirot tidak menghiraukan cemoohan ini.
Katanya, "Di satu pihak .ada 'Mrs. Hope' yang meninggal di Australia dan di pihak lain?"
?"Mrs. Upward, janda pemilik pabrik di North Country yang kaya raya. Mereka
tinggal dekat Leeds, dan punya seorang putra. Tak lama setelah putranya lahir,
suaminya meninggal. Putranya itu menunjukkan gejala TBC dan sejak kematian
suaminya dia lebih banyak tinggal di luar negeri."
"Kapan kisah ini dimulai?"
"Empat tahun setelah Eva Kane meninggalkan Inggris. Upward menjumpai istrinya
itu di sua-tu tempat di luar negeri dan membawanya pulang setelah menikahinya."
"Jadi benar, Mrs. Upward itu bisa jadi Eva Kane. Siapa nama gadisnya?"
"Hargraves. Tapi apalah arti sebuah nama?"
'Tak ada artinya. Eva Kane, atau Evelyn Hope mungkin telah meninggal di
Australia?306 tapi bisa saja dia pura-pura mati lalu menghidupkan dirinya lagi sebagai
Hargraves dan mendapatkan seorang suami kaya."
"Semua itu sudah lama lewat," kata Spence. "Tapi seandainya itu benar. Anggaplah
dia menyimpan fotonya dan katakan saja itu dilihat oleh Mrs. McGinty maka bisa
?disimpulkan bahwa dia yang membunuh Mrs. McGinty."
"Itu bisa saja, kan" Robin Upward sedang siaran malam itu. Mrs. Rendell berkata
bahwa dia pergi ke cottage itu, ingat, tapi tak ada yang mendengar dia datang.
Menurut Mrs. Sweetiman, Janet Groom mengatakan padanya bahwa Mrs. Upward
sebenarnya tidak selumpuh yang diperlihatkannya."
"Itu semua benar, Poirot, tapi kenyataannya tetap saja bahwa dia sendiri
terbunuh-setelah mengenali sebuah foto. Kini kau mau bilang bahwa kedua
pembunuhan itu tak ada hubungannya."
'Tidak, tidak. Aku tidak bilang begitu. Keduanya memang berhubungan." "Aku
menyerah." "Evelyn Hope. Kuncinya terletak padanya."
"Eve Carpenter" Itu gagasanmu" Bukan Lily Gamboll tapi putri Eva Kane! Tapi
?pasti dia tidak akan membunuh ibunya sendiri."
'Tidak, tidak. Ini bukan kasus pembunuhan terhadap ibu kandung."
"Benar-benar setan alas kau, Poirot. Sebentar lagi kau akan bilang bahwa Eva
Kane dan Lily 307 Gamboll, dan Janice Courtland dan Vera Blake semuanya tinggal di Broadhinny.
Keempat-empatnya menjadi tersangka."
"Kita punya lebih dari empat. Ingat bahwa Eva Kane adalah pengurus anak keluarga
Craig." "Apa hubungannya dengan kasus ini?"
"Di mana ada pengurus anak, pasti ada anak-anak paling sedikit satu Apa yang
? ?terjadi dengan anak-anak Craig?"
"Ada satu perempuan dan satu laki-laki kurasa. Mereka diasuh familinya."
"Jadi ada dua orang lagi yang harus diperhitungkan. Dua orang yang mungkin
menyimpan foto untuk alasan ketiga yang pernah kusebut balas dendam."
?"Aku tidak percaya," kata Spence.
Poirot menarik napas "Mau tak mau harus dipertimbangkan. Kurasa aku sudah tahu jawabnya walau masih ?ada satu hal yang membingungkanku."
"Aku senang ada yang bisa membuatmu bingung," kata Spence.
'Tolong konfirmasikan satu hal buatku, mon cher Spence. Eva Kane meninggalkan
negeri ini sebelum Craig dieksekusi, benar begitu?"
"Benar sekali."
"Dan dia, saat itu, sedang mengandung?" "Benar sekali."
"Bon Dieu, betapa bodohnya aku," kata Hercule Poirot. "Seluruhnya sederhana
saja, kan?" 308 Setelah pernyataan itulah hampir terjadi pembunuhan ketiga pembunuhan Hercule
?Poirot oleh Inspektur Spence di Markas Polisi Kilchester.
2 "Saya minta," kata Hercule Poirot, "disambungkan langsung dengan Mrs. Ariadne
Oliver." Sambungan langsung itu ternyata tidak diperoleh dengan mudah. Mrs. Oliver sedang
bekerja dan tak mau diganggu. Tapr Poirot tidak peduli dengan semua penolakan
itu. Akhirnya ia mendengar suara penulis wanita itu.
Suaranya terdengar marah dan agak terengah-engah.
"Well, ada apa?" kata Mrs. Oliver. "Haruskah Anda menelepon saya sekarang juga"
Baru saja saya mendapat gagasan bagus tentang pembunuhan di toko sandang. Itu,
toko kuno yang menjual kombinasi, dan vest lucu berlengan panjang."
"Saya tak tahu itu," kata Poirot. "Lagi pula apa yang akan saya katakan jauh
lebih penting." 'Tak mungkin," kata Mrs. Oliver. "Tidak bagi saya, maksud saya. Jika tidak
segera saya tuliskan garis besarnya, gagasan itu akan hilangi"
Hercule Poirot tak peduli akan penderitaan akibat kreativitas yang terhambat
ini. Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tajam dan
309 mendesak, yang dijawab Mrs. Oliver dengan agak mengambang.
"Ya ya Repertory Theatre kecil saya tak tahu namanya.... Well, salah satu
? ? ?adalah Cecil apa gitu, dan yang berbicara dengan saya namanya Michael."
"Hebat. Cuma itu yang ingin saya ketahui."
'Tapi kenapa Cecil dan Michael?"
"Kembalilah ke soal kombinasi dan vest lengan panjang, Madame."
"Saya tidak mengerti kenapa Anda tidak menangkap Dr. Rendell," kata Mrs. Oliver.
"Itu akan saya lakukan, seandainya saya kepala Scotland Yard."
"Itu mungkin sekali. Semoga Anda sukses dengan-pembunuhan di toko sandang
itu." ._ "Seluruh gagasan itu lenyap sekarang," kata Mrs. Oliver. "Anda telah
merusakkannya." Poirot meminta maaf sebesar-besarnya.
Diletakkannya gagang telepon dan ia tersenyum kepada Spence. "Kita berangkat
sekarang atau setidaknya aku berangkat untuk mewawancarai seorang aktor muda ? ?yang nama depannya Michael dan yang memainkan peran yang kurang penting di
Cullenquay Repertory Theatre. Aku cuma bisa berdoa semoga itu Michael yahg
dimaksud." "Gila kau " ?Poirot dengan tangkas mengalihkan perhatian Inspektur Spence yang sedang di
ambang kemarahan. 310 Tahukah kau, cher amL apa itu secret de Polichinelle?"
"Ini pelajaran bahasa Prancis?" kata Inspektur itu dengan marah.
"Secret de Polichinelle artinya rahasia yang boleh diketahui siapa saja. Karena
itu orang yang tidak tahu berarti tidak pernah mendengarnya sebab jika semua
orang mengira kau sudah tahu, maka tak ada orang yang akan memberitahu kau."
"Heran aku bisa tahan untuk tidak memukulmu," kata Inspektur Spence.
311 25 Pemeriksaan baru saja usai keputusannya adalah bahwa pembunuhan dilakukan oleh
?seseorang atau orang-orang yang belum diketahui.
Selesai pemeriksaan, atas undangan Hercule Poirot, mereka yang hadir tadi datang
ke Long Meadows. Setelah bekerja keras, Poirot berhasil memuat ruang tamu yang panjang itu nampak
sedikit teratur. Kursi-kursi diatur rapi dalam setengah lingkaran, anjing-anjing
Maureen telah disingkirkan dengan susah payah, dan Hercule Poirot, sang
penceramah yang menunjuk diri sendiri, mengambil tempat di ujung ruangan dan
memulai pembicaraan dengan berdehem untuk menarik perhatian. "Messieurs et
Mesdames " Ia diam sejenak. Kata-kata yang diucapkannya setelah ini tak
?disangka-sangka dan hampir menyerupai olok-olok.
"Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya" Berlutut seperti aku ini.
312 Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya" Mengulurkan tangannya seperti aku
inL Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya" Seperti ini...."
Melihat air muka mereka, ia melanjutkan,
'Tidak, saya tidak gila. Kalau saya mengucapkan sajak yang dipakai dalam
permainan anak-anak, tidak berarti bahwa saya kembali menjadi anak-anak. Ada di
antara kalian yang mungkin pernah memainkan itu semasa kecil. Mrs. Upward pasti
pernah. Bahkan dia mengulanginya kepada saya dengan sedikit berbeda. Katanya,
?'Mrs. McGinty sudah mati. Bagaimana matinya" Menjulurkan lehernya seperti aku.'
Itulah yang dikatakannya dan itulah yang dilakukannya. Dia menjulurkan
?lehernya dan dia, seperti Mrs. McGinty, mati...
?"Supaya jelas kita harus mulai dari awal mulai dengan Mrs. McGinty berlutut
? ?membersihkan rumah orang lain. Mrs. McGinty dibunuh dan seorang pria, James
Bentley, ditangkap, diadili, dan dijatuhi hukuman. Karena alasan tertentu.
Inspektur Spence, perwira yang menangani kasus itu, tidak yakin bahwa Bentley
bersalah, walau bukti-bukti sangat memberatkannya. Saya setuju dengan dia. Saya
datang ke sini untuk menjawab pertanyaan. 'Bagaimana matinya Mrs. McGinty"
Mengapa dia mati"' "Tak akan saya uraikan liku-liku yang panjang dan rumit. Saya hanya perlu
mengungkap - 313 kan bahwa sesuatu yang amat sederhana, yaitu sebotol tinta, telah memberi saya
petunjuk. Di harian Sunday Companion yang dibaca Mrs. McGinty, terpampang empat
buah foto. Anda semua sudah tahu tentang foto-foto itu, jadi saya cuma akan
mengatakan bahwa Mrs. McGinty mengenali salah satu dari foto-foto itu sebagai
foto yang pernah dilihatnya di salah satu rumah di mana dia bekerja.
"Dia mengungkapkan ini kepada James Bentley walaupun lelaki itu tidak menganggap
hal tersebut penting, baik saat itu maupun sesudahnya. Boleh dikata dia hampirhampir tidak menyimak sama sekali. Tapi dia memperoleh kesan bahwa Mrs. McGinty
telah melihat foto itu di rumah Mrs. Upward dan ketika dia menyebut-nyebut
tentang seorang wanita yang tak akan bisa berbangga lagi jika semuanya ketahuan,
yang dimaksud adalah Mrs. Upward. Kita memang tak bisa bertumpu sepenuhnya pada
pernyataan Bentley itu, tapi Mrs. McGinty dengan jelas menggunakan kata
'berbangga' dan tak ada keraguan bahwa Mrs. Upward memang angkuh dan suka
memerintah. "Seperti yang Anda semua tahu (saat itu sebagian hadir dan lainnya pasti sudah ?mendengar) saya mengeluarkan keempat foto itu di rumah Mrs. Upward. Saya
?menangkap sekilas ekspresi terkejut di wajah Mrs. Upward dan saya langsung
menyerangnya. Dia terpaksa mengaku. Dia mengatakan bahwa dia 'pernah me-314
lihat salah satu foto itu tapi tidak ingat di mana/ Ketika ditanya foto yang
mana, dia menunjuk foto si anak Lily GambolL Tapi itu, baiklah saya jelaskan,
bukan hal yang sebenarnya. Karena alasan tertentu, Mrs. Upward ingin
merahasiakannya. Dia menunjuk foto yang lain untuk mengecoh saya.
'Tapi satu orang tidak terkecoh yaitu si pembunuh. Orang itu tahu foto mana
?sebenarnya yang dikenali Mrs. Upward. Saya tak akan berbelit-belit foto yang
?dimaksud adalah foto Eva Kane wanita yang menjadi kaki tangan, korban, atau
?tokoh di belakang layar dalam kasus pembunuhan Craig yang masyhur itu.
"Besok malamnya Mrs. Upward dibunuh. Dia dibunuh karena alasan yang sama dengan
dibunuhnya Mrs. McGinty. Mrs. McGinty mengulurkan tangannya, Mrs. Upward
menjulurkan lehernya tapi hasilnya sama.
?"Nah, sebelum Mrs. Upward meninggal, ada tiga wanita yang menerima telepon. Mrs.
Carpenter, Mrs. Rendell, dan Miss Henderson. Ketiga telepon itu berupa pesan
dari Mrs. Upward agar orang yang dituju datang dan menjumpainya malam itu. Malam
itu pembantunya libur dan putranya bersama Mrs. Oliver akan pergi ke Cullenquay.
Jadi rupanya dia ingin berbicara secara pribadi dengan masing-masing dari ketiga
wanita ini. "Nah, mengapa tiga wanita" Apakah Mrs. Upward tahu di mana dia telah melihat
foto Eva 315 Kane itu" Atau dia tahu dia pernah melihatnya, tapi tak ingat di mana" Adakah
kesamaan di antara ketiga wanita ini" Tak ada rupanya, kecuali umur mereka.
Mereka semua, kira-kira berumur tiga puluhan.
"Barangkali Anda telah membaca artikel di Sunday Companion. Ada gambaran yang
benar-benar menyentuh perasaan tentang putri Eva Kane beberapa tahun sesudahnya.
Wanita-wanita yang diminta oleh Mrs. Upward untuk datang menjumpainya berumur
kira-kira sama dengan putri Eva Kane itu.
"Jadi nampaknya di Broadhinny tinggal seorang wanita muda yang ternyata putri
pembunuh terkenal Craig dari wanita simpanannya, Eva Kane, dan nampak juga bahwa
wanita muda itu akan melakukan apa saja untuk mencegah fakta itu diketahui umum.
Apa saja, bahkan melakukan dua kali pembunuhan. Sebab ketika Mrs. Upward
ditemukan mati, ada dua cangkir kopi di meja, keduanya habis dipakai, dan pada
cangkir tamunya samar-samar terdapat bekas lipstik.
"Kini kita kembali dulu kepada ketiga wanita yang menerima pesan telepon itu.
Mrs. Carpenter menerima pesan tadi, tapi katanya dia tidak pergi ke Laburnums
malam itu. Mrs. Rendell bermaksud untuk pergi, tapi ketiduran di kursinya. Miss
Henderson pergi ke Laburnums, tapi rumah gelap dan dia tak berhasil membuat
orang mendengarnya, lalu dia pulang.
316 "Itu cerita ketiga wanita itu tapi bukti-buktinya tidak cocok. Ada cangkir kopi?kedua dengan bpstik, dan seorang saksi, gadis Edna, menyatakan dengan pasti
bahwa dia melihat wanita berambut pirang masuk ke dalam rumah. Ada lagi bukti
bau parfum parfum eksotik dan mahal yang hanya dipakai oleh Mrs. Carpenter di
?antara ketiganya." Ada interupsi. Eve Carpenter berteriak,
"Bohong. Bohong besar. Kejam. Bukan saya! Saya tak pernah ada di sana! Saya tak
pernah mendekati tempat itu. Guy, tak bisakah kaulakukan sesuatu atas kebohongan
ini?" Guy Carpenter pucat menahan amarah.
"Saya beritahu Anda, M. Poirot, bahwa ada hukum tentang fitnah, dan semua yang
hadir di sini bisa jadi saksi."
"Apakah fitnah jika saya katakan bahwa istri Anda memakai parfum tertentu dan
?juga, lipstik tertentu?"
"Konyol!" teriak Eve. "Sangat konyol! Siapa saja bisa memercikkan parfum itu di
situ." Tak diduga Poirot menunjukkan wajah cerah kepadanya.
"Mais oui, tepat! Siapa saja bisa. Sesuatu yang terlalu jelas, kurang canggih.
Kasar dan kaku. Begitu kentara sehingga menurut saya itu malahan menggagalkan
tujuannya. Dan lebih dari itu. Itu memberikan kepada saya gagasan-gagasan baru.


Mrs Mcginty Sudah Mati Mrs Mcgintys Dead Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ya, itu memberikan gagasan bagus.
"Parfum dan bekas-bekas lipstik pada cang ?317 kir. Begitu mudah sebenarnya menghapus noda lipstik dari cangkir saya yakin
?setiap noda bisa dihapus dengan mudah. Atau kalau perlu cangkirnya bisa juga
diambil dan dicuci. Mengapa tidak" Tak ada orang lain di rumah itu. Tapi itu
tidak dilakukan. Saya bertanya mengapa" Dan jawabannya ialah penekanan pada
aspek kewanitaan, penggarisbawahan fakta bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh
seorang wanita. Saya lalu berpikir tentang telepon untuk ketiga wanita
tadi semuanya hanyalah pesan. Tak ada di antara ketiganya yang berbicara
?langsung dengan Mrs. Upward, jadi bisa saja bukan Mrs. Upward yang menelepon.
Tapi seseorang yang ingin melibatkan wanita wanita yang mana saya dalam
? ?kejahatan itu. Lagi-lagi saya bertanya mengapa" Untuk ini hanya ada satu
jawaban bukan wanita yang telah membunuh Mrs. Upward tapi seorang pria."
? ?Ia menatap pendengarnya satu per satu. Semuanya terpaku. Hanya dua orang yang
bereaksi. Eve Carpenter berkata sambil menarik napas, "Sekarang omongan Anda masuk akal!"
Mrs. Oliver mengangguk dengan mantap dan berkata, "Tentu saja."
"Jadi saya sampai ke titik ini seorang pria telah membunuhvMrs. Upward dan ?seorang pria membunuh Mrs. McGinty! Pria yang mana" Alasan membunuh masih
sama semua terjadi karena sebuah foto. Milik siapa foto itu" Itu
?318 I pertanyaan pertama. Dan mengapa foto itu disimpan"
"Well, barangkali ini tidak terlalu sulit. Katakan saja tadinya itu disimpan
karena alasan sentimentil. Asal Mrs. McGinty disingkirkan, foto itu tak perlu
dibuang. Tapi setelah pembunuhan yang kedua, masalahnya lain. Kali ini foto
tersebut jelas berhubungan dengan pembunuhan itu. Kini foto itu jadi berbahaya
untuk disimpan. Karena itu. Anda semua akan setuju, pasti foto itu dimusnahkan."
Ia melihat berkeliling ke orang-orang yang mengangguk setuju.
"Anehnya, foto itu ternyata Tidak dimusnahkan! Tidak, tidak dimusnahkan! Saya
tahu itu sebab saya menemukannya. Saya menemukannya heberapa hari yang lalu.
?Saya menemukannya di rumah ini. Di laci meja tulis yang Anda lihat di dekat
dinding itu. Ini saya bawa sekarang."
Ia mengacungkan sebuah foto kabur dari seorang gadis yang tersenyum simpul di
tengah mawar-mawar. "Ya," kata Poirot. "Eva Kane. Dan di belakangnya tertulis dengan pensil mau
?saya beritahu apa" ibuku...."
?Matanya, serius dan menuduh, menatap Maureen Summerhayes. Wanita itu menyibakkan
rambut yang menutupi wajahnya dan menatap Poirot dengan mata. heran terbelalak.
"Saya tidak mengerti. Saya tidak Pernah
'Tidak, Mrs. Summerhayes, Anda tidak mengerti. Hanya ada dua alasan untuk
menyimpan foto ini setelah pembunuhan yang kedua. Yang pertama yaitu nostalgia
murni. Anda merasa tak punya salah, jadi Anda menyimpan foto itu. Di rumah Mrs.
Carpenter Anda pernah bilang bahwa Anda anak pungut. Saya ragu apakah Anda tahu
nama ibu kandung Anda. Tapi ada orang yang tahu. Seseorang yang teramat bangga
akan keluarganya kebanggaan yang membuatnya tetap mendiami rumah leluhurnya,
?kebanggaan akan nenek moyang dan garis keturunannya. Orang itu lebih baik mati
daripada dunia dan anak-anaknya tahu bahwa Maureen Summerhayes adalah putri si
? ?pembunuh Craig dan Eva Kane. Orang itu, saya bilang tadi, merasa lebih baik
mati. Tapi itu tak akan mengubah keadaan, kan" Jadi daripada mati lebih baik
?dia membunuh." Johnnie Summerhayes bangkit dari kursinya. Suaranya, ketika berbicara, terdengar
tenang, hampir-hampir ramah.
"Cukup gombal yang Anda katakan itu, ya" Anda senang bisa menyemburkan leoriteori itu" Teori, cuma teori! Menuduh istri saya "
?Tiba-tiba kemarahannya meledak menjadi semburan yang tak terkendali.
"Babi busuk terkutuk "
?Gerakannya yang secepat kilat menuju Poirot membuat hadirin terperangah. Dengan
gesit Poirot melompat ke belakang dan seketika itu juga
320 Inspektur Spence sudah berada di antara Poirot dan Summerhayes.
"Wah, wah, Mayor Summerhayes, sabar sabar "? ?Summerhayes sadar, mengangkat bahu, berkata,
"Maaf. Konyol memang! Toh siapa saja bisa menyelipkan foto itu ke dalam laci."
?'Tepat sekali," kata Poirot. "Dan yang menarik adalah foto ini tak bersidik
jari." Ia diam sejenak, lalu mengangguk dengan lembut.
"Padahal seharusnya ada," katanya. "Jika Mrs Summerhayes menyimpannya, pastilah
dengan polos dan sidik jarinya pasti ada."
Maureen berseru, "Saya rasa Anda gila. Saya belum pernah melihat foto itu seumur hidup kecuali
?waktu di rumah Mrs. Upward."
"Anda beruntung," kata Poirot, "karena saya tahu Anda berkata benar. Foto itu
diletakkan di dalam laci hanya beberapa menit sebelum saya menemukannya Pagi itu
dua kali isi laci dituang ke lantai, dua kali pula saya kembalikan; kali yang
pertama foto itu belum ada di laci, yang kedua ada. Diletakkan di situ selama
selang waktu itu dan saya tahu oleh siapa."
?Nada suaranya berubah. Ia bukan lagi seorang pria .kecil lucu dengan kumis aneh
dan rambut dicat, ia sekarang seorang pemburu yang sudah amat dekat dengan
mangsanya. 321 "Kejahatan-kejahatan itu dilakukan oleh seorang pria dilakukan untuk .alasan
?yang amat sederhana uang. Di rumah Mrs. Upward ditemukan sebuah buku dan di
?lembar kosongnya tertulis Evelyn Hope. Hope adalah nama yang dipakai Eva Kane
waktu meninggalkan Inggris. Jika nama aslinya Evelyn maka sangat mungkin jika
dia lalu menamai anaknya Evelyn juga ketika lahir. Tapi nama Evelyn bisa dipakai
untuk pria maupun wanita. Mengapa kita menyimpulkan bahwa anak Eva Kane
perempuan" Gara-gara Sunday Companion mengarah ke situ! Tapi sebenarnya Sunday
Companion tidak mengatakannya dengan jelas, itu hanya kesimpulan berdasarkan
wawancara romantis dengan Eva Kane. Tapi Eva Kane meninggalkan Inggris sebelum
anaknya lahir jadi tak seorang pun tahu jenis kelamin anaknya.
?"Di situlah saya juga terkecoh! Karena ketidaktelitian pers.
"Evelyn Hope, putra Eva Kane, datang ke Inggris. Dia berbakat dan menarik
perhatian seorang wanita yang amat kaya yang sama sekali tak tahu asal
usulnya kecuali cerita romantis yang dikarangnya. (Kisah yang sangat indah
? ?tentang seorang balerina muda malang yang meninggal karena TBC di Paris!)
"Dia wanita kesepian yang baru .saja kehilangan putranya. Pengarang sandiwara
muda berbakat itu lalu memakai namanya melalui akte ganti nama
322 "Tapi nama Anda yang sebenarnya adalah Evehjn Hope, bukan, Mr. Upward?"
Robin Upward berteriak dengan suara nyaring,
'Tentu saja bukan! Saya tak tahu apa yang Anda katakan."
"Anda tak mungkin bisa menyangkalnya. Ada orang yang tahu Anda pernah bernama
itu. Nama Evelyn Hope yang tertulis di buku itu, adalah tulisan tangan
Anda tulisan tangan yang sama dengan kata 'ibuku' di balik foto ini. Mrs. ?McGinty melihat foto ini dan tulisannya ketika dia sedang membenahi barangbarang Anda. EJia berbicara dengan Anda tentang itu setelah dia membaca Sunday
Companion. Mrs. McGinty menyimpulkan bahwa itu foto Mrs. Upward ketika muda,
sebab dia tak tahu Mrs. Upward bukan ibu kandung Anda. Tapi Anda tahu, jika dia
kelak menyebutkan hal itu sehingga didengar oleh Mrs. Upward, itu akan fatal.
Mrs. Upward sangat ketat mengenai masalah keturunan. Dia tak akan pernah bisa
mentolerir seorang anak pungut yang ternyata adalah anak pembunuh terkenal. Dia
juga tak akan memaafkan Anda karena telah berbohong kepadanya.
"Jadi Mrs. McGinty harus, dengan cara apa pun, dibungkam. Mungkin Anda
menjanjikan padanya sedikit hadiah, jika mau tutup mulut. Anda mampir ke
rumahnya besok malamnya dalam perjalanan Anda untuk siaran dan Anda
?membunuhnya! Seperti ini...."
323 Dengan gerak sekonyong-konyong, Poirot menyambar palu gula dari atas rak dan
memutar-mutarnya seolah-olah akan menghunjamkannya ke kepala Robin.
Begitu mengerikan ulahnya itu sehingga beberapa orang berteriak.
Robin Upward menjerit. Jeritan yang melengking ketakutan.
Teriaknya, "Jangan... Jangan... Itu kecelakaan. Saya bersumpah itu kecelakaan. Saya
tidak bermaksud membunuhnya. Saya tak sadar. Saya bersumpah."
"Anda cuci darah yang menempel lalu mengembalikan palu gula ke ruang ini di mana
Anda menemukannya sebelumnya. Tapi kini telah ditemukan metode ilmiah baru untuk
mendeteksi noda darah dan untuk mengungkap sidik jari yang terpendam."
?"Sungguh saya tak bermaksud membunuhnya... Itu cuma kekeliruan... Dan itu bukan
salah saya... Saya tidak bertanggung jawab. Itu ada dalam darah saya. Saya tak
bisa apa-apa. Anda tak bisa menggantung saya untuk sesuatu yang bukan salah
saya;..." Spence menggumam dengan geram, "Tak bisa" Lihat saja nanti!"
Lalu dengan keras ia berkata secara resmi dan serius,
"Saya harus memperingatkan Anda, Mr. Upward, bahwa apa pun yang Anda katakan..."
324 26 "Saya benar-benar tidak mengerti, M. Poirot, bagaimana Anda bisa mencurigai
Robin Upward." Poirot nampak puas ketika melihat wajah-wajah yang memandangnya.
la selalu senang kalau diminta memberi penjelasan.
"Mestinya saya mencurigainya lebih dini. Petunjuknya, petunjuk yang begitu
sederhana, adalah kalimat yang diucapkan Mrs. Summer - hayes di pesta cocktail
itu. Dia berkata kepada Robin Upward, 'Saya tak suka diadopsi, bagaimana
denganmu"' Dua kata itu yang membuka tabir. Bagaimana denganmu" Itu artinya tak?bisa tidak bahwa Mrs. Upward bukan ibu kandung Robin.
?"Mrs. Upward sendiri amat takut jika ada yang tahu bahwa Robin bukan anak
kandungnya. Barangkah' dia mendengar terlalu banyak komentar kotor tentang
pemuda-pemuda brilian yang tinggal bersama dan bergantung pada wanita setengah
baya. Dan memang cuma segelintir orang yang tahu yaitu kelompok orang tea-325
?ter di mana dia pertama bertemu dengan Robin. Dia cuma punya sedikit teman di
negeri ini karena terlalu lama tinggal di luar negeri, dan dia memilih untuk
menetap di sini yang jauh dari daerah asalnya, Yorkshire. Bahkan jika dia
bertemu dengan teman-teman lama, dia tidak mencoba menjelaskan jika mereka
mengira Robin adalah Robin yang mereka kenal ketika masih kanak-kanak.
'Tapi sejak semula saya merasa ada sesuatu yang kurang wajar dalam hubungan
keluarga di Laburnums itu. Sikap Robin terhadap Mrs. Upward bukan sikap anak
manja maupun anak yang berbakti. Itu adalah sikap seorang 'piaraan' terhadap
pengayomnya. Panggilan 'Madre' yang agak gaya itu kedengaran berunsur teater.
Dan Mrs. Upward, walaupun jelas amat menyayangi Robin, tetap saja kelihatan
?secara tak-sadar memperlakukan dia sebagai milik berharga yang telah dibelinya
dan dibayarnya dengan mahal.
"Jadi begitulah Robin Upward, hidup dengan nyaman, dengan dukungan keuangan dari
Madre bagi kegiatan-kegiatannya, lalu datanglah Mrs. McGinty ke dalam dunianya
yang aman itu. Wanita itu mengenali foto yang disimpannya di lacinya foto yang
?di baliknya tertulis kata-kata 'ibuku'. Ibunya, yang diceritakannya kepada Mrs.
Upward sebagai penari balet muda yang meninggal karena TBC! Mrs. McGinty, tentu
saja, mengira itu foto Mrs. Upward waktu
326 muda, sebab dia menganggap Mrs. Upward ibu kandung Robin. Saya kira Mrs. McGinty
tak pernah bermaksud untuk memeras, tapi dia berharap, barangkali, memperoleh
'sedikit hadiah/ sebagai imbalan untuk tidak bicara tentang skandal masa lalu
yang tak akan enak bagi wanita yang 'tinggi hati' seperti Mrs. Upward.
'Tapi Robin Upward tak mau mengambil risiko. Dia mencuri palu gula itu, yang
oleh Mrs. Summerhayes secara bercanda disebut sebagai alat pembunuh yang
sempurna, dan besok malamnya, dia berhenti di pondok Mrs. McGinty dalam
perjalanannya untuk siaran. Wanita itu membawanya ke ruang tamu, tanpa curiga,
dan dia membunuhnya. Dia tahu di mana nyonya itu menyimpan uangnya semua orang
?di Broadhinny rupanya tahu dan dia membuatnya nampak seperti perampokan, lalu
?menyembunyikan uangnya di luar rumah. Bentley dicurigai dan ditangkap. Kini
semuanya aman bagi Robin Upward yang pintar itu.
"Lalu, tiba-tiba, saya menunjukkan empat foto, dan Mrs. Upward mengenali Eva
Kane sebagai ibu Robin yang katanya penari balet itu! Dia perlu-waktu untuk
merenungkan semua itu. Telah terjadi pembunuhan. Mungkinkah Robin " Tidak, dia
?menolak untuk percaya itu.
"Langkah apa yang akan diambilnya pada ' akhirnya kita tidak tahu. Tapi Robin
tak mau mengambil risiko. Dia merencanakan seluruh adegan itu. Kunjungan ke Rep
pada malam li - 327 bur Janet, telepon-telepon kepada para wanita itu, cangkir kopi yang sudah
dibubuhi lipstik yang diambil dari tas Eve Carpenter, bahkan dibelinya sebotol
parfum mahal kesukaan Eve Seluruhnya merupakan latar sandiwara dengan
perlengkapan yang disiapkan dengan rapi. Sementara Mrs. Oliver menunggu di
mobil, Robin lari bolak-balik dua kali ke dalam rumah. Pembunuhan itu hanya
makan waktu beberapa detik. Setelah itu maka tinggal melaksanakan pembagian
'perlengkapan'-nya saja. Dan dengan kematian Mrs. Upward, dia mewarisi harta
yang berlimpah berdasarkan surat wasiatnya, dan tak ada kecurigaan terhadap
dirinya sebab nampak cukup pasti bahwa seorang wanita yang telah melakukan
kejahatan itu. Dengan adanya tiga. wanita yang mengunjungi cottage malam itu,
pastilah salah satu akan dicurigai. Dan memang itulah yang terjadi.
"Tapi Robin, seperti semua penjahat, kurang hati-hati dan terlalu percaya diri.
Bukan saja ada buku di cottage itu dengan nama aslinya tertulis di dalamnya,
tapi dia juga menyimpan, dengan alasan tertentu, foto celaka itu. Akan jauh
lebih aman baginya seandainya dia memusnahkannya, tapi dia punya keyakinan bahwa
ada saatnya nanti di mana dia bisa menggunakannya untuk menjebloskan orang lain.
"Mungkin dia lalu berpikir tentang Mrs. Summerhayes. Barangkali itu sebabnya dia
lalu pindah ke Long Meadows. Bukankah palu gula itu
328 memang milik nyonya itu, dan dia tahu Mrs. Summerhayes anak pungut dan akan
sulit membuktikan bahwa dia bukan putri Eva Kane.
"Tapi, ketika Deirdre Henderson mengaku berada di tempat kejadian, dia punya
gagasan untuk menyelipkan foto itu di antara barang-barang gadis itu. Dicobanya
itu, memakai tangga tukang kebun yang tersandar di jendela. Tapi Mrs. Wetherby
yang ketakutan, sebelumnya telah menyuruh semua jendela dipalang, jadi Robin
gagal. Dia lalu langsung ke sini dan meletakkan foto itu di dalam laci yang,
sial baginya, baru saja saya periksa.
"Karena itu saya tahu bahwa foto itu diselipkan, dan saya tahu oleh siapa tentu?saja oleh satu-satunya orang lain di rumah ini orang yang mengetik dengan
?gencar di atas kamar saya.
"Karena nama Evelyn Hope dituliskan di lembar kosong sebuah buku di cottage itu,
maka Evelyn Hope pastilah Mrs. Upward atau Robin Upward....
?"Nama Evelyn tadinya menyesatkan saya saya menghubungkannya dengan Mrs.
?Carpenter sebab namanya juga Eve. Tapi nama Evelyn bisa dipakai oleh pria maupun
wanita. "Saya ingat percakapan yang diceritakan Mrs. Oliver kepada saya tentang
kunjungannya ke Little Rep di Cullenquay. Aktor muda yang berbicara dengannya
itu adalah orang yang ingin saya temui untuk mengkonfirmasikan teori sa-329
ya teori bahwa Robin bukan anak kandung Mrs. Upward. Sebab dari caranya
?berbicara, nampak jelas bahwa dia tahu fakta yang sebenarnya. Dan ceritanya
tentang hukuman yang dijatuhkan oleh Mrs. Upward pada seorang pemuda yang
membohonginya mengenai asal usulnya sangat memberikan petunjuk.
'Terus terang saja sebenarnya saya seharusnya sudah bisa melihat duduk
perkaranya jauh lebih dini. Saya dikaburkan oleh satu kekeliruan besar. Saya
tadinya percaya bahwa saya telah didorong dengan sengaja ke rel kereta dan
?bahwa orang yang melakukan itu adalah pembunuh Mrs. McGinty. Padahal Robin
Upward boleh dikata satu-satunya orang di Broadhinny yang tak mungkin berada di
stasiun Kilchester saat itu."
Tiba-tiba terdengar Johnnie Summerhayes tertawa kecil.
"Mungkin wanita yang baru berjualan di pasar. Mereka suka mendorong." Poirot
berkata, "Sebenarnya, Robin Upward terlalu angkuh sehingga dia sama sekali tak takut pada
saya. Memang itu ciri para pembunuh. Lebih baik begitu, mungkin. Sebab dalam
kasus ini bukti-bukti sangat sedikit."
Mrs. Oliver bereaksi. "Maksud Anda," ia berkata dengan nada tidak percaya, "Robin membunuh ibunya
sementara saya duduk dalam mobil di luar rumah.
330 dan sama sekali saya tak menyangka" Apa waktunya cukup!"
"Oh ya, cukup. Gambaran orang tentang waktu memang biasanya salah. Coba lain
kali perhatikan bagaimana cepatnya mengganti latar di panggung. Dalam kasus ini
masalahnya cuma mengatur perlengkapannya saja." *
"Kerja teater yang rapi," Mrs. Oliver menggumam menanggapi.
"Ya, yang terjadi tak lain adalah pembunuhan yang teatrikal. Semuanya telah
direncanakan dengan rapi."
"Dan saya duduk di dalam mobil tak menyangka sama sekali!"?"Saya kuaur," gumam Poirot, "intuisi wanita Anda hari itu sedang tidak


Mrs Mcginty Sudah Mati Mrs Mcgintys Dead Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?bekerja...." 331 27 "Saya tidak ingin kembali ke Breather & Scuttle," kata Maude Williams.
"Perusahaan itu agak payah."
"Dan mereka telah selesai memenuhi perannya."
"Apa maksud Anda berkata begitu. M. Poirot?"
"Sebenarnya apa alasan Anda datang ke sini?"
"Saya kira karena Anda adalah Tuan mahatahu, Anda mestinya sudah tahu?"
"Saya punya ide."
"Dan apa ide yang hebat itu?"
Poirot memandangi rambut Maude dengan serius.
"Saya tidak mau gegabah," katanya. "Telah disimpulkan bahwa wanita yang masuk ke
rumah Mrs. Upward, si rambut pirang yang dilihat Edna, adalah Mrs. Carpenter,
dan bahwa dia menyangkalnya hanya karena takut. Sebab Robin Upward terbukti
membunuh Mrs. Upward, maka kehadirannya itu tidak penting lagi, seperti juga
kehadiran Miss Henderson. Walau-332
pun begitu saya tidak percaya bahwa dia ada di sana. Saya kira, Miss Williams,
wanita yang dilihat Edna adalah Anda."
"Mengapa saya?"
Nada suaranya jadi keras.
Poirot mengajukan pertanyaan lain.
"Mengapa Anda begitu tertarik pada Broadhinny" Mengapa, ketika Anda pergi ke
sana, Anda minta tanda tangan Robin Upward Anda bukan tipe pemburu tanda
?tangan. Apa yang Anda ketahui tentang keluarga Upward" Mengapa Anda.datang ke
sini" Bagaimana Anda tahu Eva Kane meninggal di Australia dan nama yang
dipakainya waktu dia meninggalkan Inggris?"
"Anda pintar menebak, ya" Well, tak ada yang perlu saya sembunyikan sebenarnya."
Dibukanya tas tangannya. Dari sebuah dompet tua dicabutnya sepotong kecil
guntingan koran yang lusuh. Terdapat gambar yang sekarang Poirot sudah hafal
benar, wajah Eva Kane yang tersenyum simpul.
Di atasnya tertulis kata-kata, Dia membunuh ibuku....
Poirot mengembalikannya kepadanya. "Sudah saya duga. Nama asli Anda adalah
Craig?" Maude mengangguk. "Saya dibesarkan oleh kerabat saya orang-orang terhormat. Tapi saya sudah cukup?besar waktu semua itu terjadi, sehingga tidak bisa
333 saya lupakan. Saya selalu berpikir tentang kejadian itu. Tentang perempuan itu.
Dia memang perempuan jahat anak-anak tahu itu! Ayah saya cuma lemah. Dia
? ?dibuat terlena. Tapi dia yang kena getahnya. Entah mengapa, saya selalu yakin
perempuan itulah yang melakukannya. Oh saya tahu Ayah membantu mengatur
segalanya setelah itu, tapi itu tak sama dengan membunuhnya kan" Saya bermaksud
mencari tahu apa yang terjadi denganm/a. Ketika saya dewasa, saya menyewa
detektif untuk melacaknya. Dia dilacak sampai ke Australia dan akhirnya
dilapotkan sudah mati. Dia meninggalkan seorang putra Evelyn Hope, begitu dia
?menyebut dirinya. "Well, rupanya hanya sampai di situ saja. Tapi saya lalu berkawan dengan seorang
aktor muda. Dia menyebut seorang bernama Evelyn Hope yang datang dari Australia,
tapi yang sekarang memakai nama Robin Upward dan suka menulis drama. Saya jadi
tertarik. Suatu malam saya melihat dia dan dia bersama ibunya. Jadi saya pikir,
?ternyata Eva Kane belum meninggal. Malahan dia nampak begitu angkuh dan banyak
uang. "Saya mencari pekerjaan di .sekitar sini. Saya ingin tahu dan lebih dari itu.
?Baiklah, saya akui, saya pikir saya ingin membalas dendam dengan suatu cara....
Ketika Anda menceritakan tentang James Bentley, saya segera menyimpulkan bahwa
Mrs. Upward-lah yang membunuh
334 Mrs. McGinty. Eva Kane beraksi lagi. Kebetulan saya mendengar dari Michael West
bahwa Robin Upward dan Mrs. Oliver akan menonton pementasan di Cullenquay Rep.
Saya putuskan untuk pergi ke Broadhinny dan menghadapi perempuan itu. Maksud
saya saya tak tahu benar apa yang saya maui. Terus terang saya ceritakan pada
?Anda saya membawa pistol yang saya dapat waktu perang. Untuk menakut-nakuti
?dia" Atau lebih dari itu" Sejujurnya, saya tidak tahu....
"Well, saya tiba di sana. Tak ada suara dari dalam rumah itu. Pintu tidak
dikunci. Saya masuk. Anda tahu bagaimana saya menemukannya. Duduk di situ mati,
wajahnya semua biru dan bengkak. Semua yang saya pikirkan sebelumnya jadi terasa
konyol dan cengeng. Saya tahu bahwa saya tak akan pernah bisa membunuh siapa pun
jika tiba saatnya.... Tapi saya sadar akan sulit menjelaskan apa yang sedang saya
lakukan di jrumah itu. Malam itu dingin dan saya memakai sarung tangan, jadi
saya tahu tak akan ada sidik jari, dan sedikit pun saya tak mengira ada yang
melihat saya. Begitulah cerita lengkapnya." Ia diam sejenak dan menambahkan
dengan sekonyong-konyong, "Akan Anda apakan saya?"
'Tak akan saya apa-apakan," kata Hercule Poirot. "Saya mendoakan Anda sukses
dalam hidup, cuma itu."
335 PENUTUP Hercule poirot dan Inspektur Spence sedang merayakan keberhasilan mereka di
VieiJle Grand'mere. Saat kopi dihidangkan Spence menyandar ke kursinya dan menarik napas dalamdalam, kekenyangan. "Masakannya enak di sini," katanya memuji. "Mungkin terlalu berbau Prancis, tapi
di mana kau bisa memperoleh steak dan kentang goreng yang pantas sekarang ini?"
"Aku baru saja makan di sini malam itu waktu pertama kali kau datang kepadaku,"
kata Poirot mengenang. "Ah, banyak yang telah terjadi setelah itu. Aku harus memujimu, M. Poirot. Kau
benar-benar hebat." Sekilas senyum melunakkan air mukanya yang keras. "Untung
anak muda itu tidak sadar betapa sedikit bukti-bukti yang kita punyai. Pembela
yang pintar bisa mengobrak-abrik itu! Tapi dia benar-benar hilang kendali dan
menyerah bulat-bulat. Membuka rahasia dan langsung mengaku. Untung benar kita!"
337 "Bukan seratus persen keberuntungan," Poirot mencela. "Kukecoh dia, seperti
mengecoh seekor ikan besar! Dia pikir aku serius tentang bukti-bukti yang
memberatkan Mrs. Summerhayes ketika ternyata tidak begitu, dia terperangah dan?hancur berantakan. Selam itu, dia pengecut. Kuayunkan palu gula itu dan
disangkanya aku benar-benar akan menyerangnya. Ketakutan yang mencekam selalu
menghasilkan kebenaran."
"Untung kau selamat dari kemarahan Mayor Summerhayes itu," kata Spence dengan
menyeringai. "Pemarah dia, dan ringan kaki. Aku menengahi kalian tepat pada
waktunya. Apa dia telah memaafkanmu?"
"Oh ya, kami sahabat kental sekarang. Dan aku telah memberi Mrs. Summerhayes
buku masak dan juga secara pribadi mengajarnya membuat telur dadar. Bon Dieu,
betapa aku menderita di rumah itu!"
Matanya dipejamkannya. "Benar-benar rumit, seluruh masalah itu," kenang Spence, tidak berminat dengan
penderitaan Poirot dulu. "Menunjukkan betapa benarnya pepatah kuno yang
mengatakan bahwa setiap orang punya sesuatu yang disembunyikan. Mrs. Carpenter
misalnya, nyaris ditangkap karena pembunuhan. Sikapnya mencurigakan, dan untuk
apa?" "Eh bien, apa?" tanya Poirot penuh rasa ingin tahu.
338 "Cuma masalah biasa yaitu masa silam yang kurang bersih. Dia penari kelab dan
?gadis pintar dengan banyak teman pria! Dia bukan janda perang ketika datang dan
menetap di Broadhinny. Dia cuma apa yang disebut 'istri tak resmi.' Well, tentu
saja yang begitu tak akan diterima oleh orang terhormat seperti Guy Carpenter,
jadi dikarangnya cerita yang sama sekali lain. Dan dia panik kalau-kalau
kedoknya akan terbuka jika kita mulai mengusut asal usul orang." Dihirupnya
kopinya, lalu tertawa kecil. "Lalu keluarga Wetherby. Rumah yang seram.
Kebencian dan bencana. Gadis kaku yang frustrasi. Dan ada apa di balik semua
itu" Tak ada yang seram. Cuma uang! Cuma masalah pound, shilling, dan penny."
"Cuma begitukah!"
"Gadis itu yang punya uang banyak sekali. Diwarisi dari bibinya. Karena itu
? ibunya menjaganya dengan ketat kuarir kalau dia kawin. Dan ayah tarinya benci
kepadanya karena dia yang punya uang dan membiayai rumah tangga. Dia sendiri
orang yang tak berhasil, semua usahanya gagal lelaki tua yang menjengkelkan dan?jahat. Sedangkan Mrs. W, dia itu racun murni yang dilarutkan dalam gula."
"Aku setuju denganmu," Poirot menganggukkan kepala dengan wajah puas. "Untung
benar gadis itu punya uang. Itu membuat perkawinannya dengan James Bentley
menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan."
339 Inspektur Spence kelihatan terkejut.
"Akan kawin dengan James Bentley" Deirdre Henderson" Siapa yang bilang begitu?"
"Aku!" kata Poirot. "Aku ikut terlibat dalam masalah ini. Sekarang, setelah
kasus ini beres, aku punya banyak waktu luang. Aku akan mengusahakan supaya
perkawinan ini terlaksana. Sampai saat ini, mereka berdua tak punya gagasan ke
situ. Tapi mereka saling tertarik. Jika dibiarkan saja maka tak akan terjadi
apa-apa tapi mereka berurusan dengan Hercule Poirot. Lihat saja! Hal ini akan
?beres." Spencejnenyeringai. "Kau senang mencampuri urusan orang rupanya, ya?"
"Mon cher, kau juga begitu kan?" kata Poirot mencela.
"Ah, kau bisa saja. Tapi percuma, James Bentley itu kartu mati."
"Memang! Saat ini dia pasti sedih karena tidak jadi digantung."
"Mestinya dia berlutut di hadapanmu penuh rasa terima kasih," kata Spence.
"Tepatnya, kepadamu. Tapi nampaknya dia tidak berpikir begitu."
"Manusia aneh."
"Benar, tapi nyatanya sedikitnya ada dua wanita yang menaruh perhatian
terhadapnya. Alam memang sulit diduga."
"Tadinya kukira Maude Williams-lah yang akan kau jodohkan dengannya."
340 "Dia yang harus memutuskan," kata Poirot. "Dia yang harus apa istilahnya"
? ?memetik bunga. Tapi kurasa dia akan memilih Deirdre Henderson. Maude Williams
terlalu enerjik dan penuh vitalitas. Hidup bersamanya, Bentley akan masuk lebih
dalam lagi ke dalam kepompongnya."
?"Aku tak habis mengerti kenapa wanita-wanita itu mau dengannya!"
"Liku-liku kehidupan memang sulit dimengerti."
"Percuma, usahamu itu akan gagal. Pertama kau harus mencoba menaikkan citra
Bentley yang payah itu dan setelah itu mencoba membebaskan gadis itu dari
?cengkeraman ibunya yang jahat dia akan berkelahi mati-matian melawanmu!"
?"Sukses ada di pihak batalion yang lebih besar."
"Di pihak orang yang berkumis besar, kukira itu maksudmu."
Spence tertawa menggelegar. Poirot mengusap kumisnya dengan rasa puas dan
mengusulkan minum brandy.
"Boleh juga, M. Poirot;"
Poirot memesan. "Ah," kata Spence, "Masih ada satu hal yang harus kuceritakan padamu. Kau ingat
keluarga Rendell?" 'Tentu." "Well, saat kami memeriksanya, sesuatu yang
341 agak aneh kami temukan. Ketika istri pertamanya meninggal di Leeds di mana dia
buka praktek waktu itu, polisi di sana menerima surat-surat kaleng yang
menjelekkan dia. Isinya yaitu bahwa dia meracuni istrinya. Orang memang suka
mengatakan hal-hal seperti itu. Istrinya dirawat oleh dokter lain, cukup
terhormat, dan dokter itu cenderung berpendapat bahwa kematiannya itu wajar. Tak
ada yang bisa ditelusuri lagi kecuali bahwa mereka berdua saling mengasuransikan
untuk mendapat manfaat timbal balik, dan itu biasa dilakukan orang.... Tak
ada~lagi yang bisa kami lakukan, seperti kataku tadi, tapi toh aku jadi ? ?curiga sekarang" Apa pendapatmw?"
Poirot ingat wajah Mrs. Rendell yang ketakutan dan ucapannya tentang surat-surat
kaleng. Dengan keras kepala ia menyatakan ketidakpercayaannya pada isi suratsurat itu Poirot juga ingat akan keyakinan wanita itu bahwa penyelidikannya
tentang Mrs. McGinty hanyalah kedok belaka.
Katanya, "Kurasa yang mendapat surat kaleng bukan hanya polisi."
"Dia mendapat juga?" "Kukira begitu. Ketika aku muncul di Broadhinny, disangkanya aku sedang melacak
suaminya, dan bahwa soal McGinty cuma sebagai kedok. Ya dan dokter itu juga
?berpendapat be-*gitu.... Ini menjelaskan semuanya! Dr. Rendell-342
lah yang mencoba mendorongku ke bawah kereta api malam itu!"
"Bisa saja dia nanti berbuat hal yang sama terhadap istrinya yang sekarang, ya?"
"Kurasa lebih baik istrinya itu jangan mengasuransikan diri untuk
kepentingannya," kata Poirot tanpa emosi. 'Tapi jika dokter itu tahu kita
mengawasinya, barangkali dia tidak macam-macam."
' Akan kita lakukan semampu kita. Kita awasi dokter yang ramah itu dengan
terang-terangan." Poirot mengangkat gelas brandy-nya.
"Untuk Mrs. Oliver-," katan>" "Kenapa tiba-tiba kau ingat dia?"
"Intuisi wanita," kata Poirot.
Diam sejenak, lalu Spence berkata perlahan-lahan, "Robin Upward akan diadili
minggu depan. Tahukah kau, Poirot, aku jadi ragu
?Poirot menyelanya dengan sangat cemas.
"Mon Dieu! Kau tidak ragu bahwa Robin bersalah, kan" Jangan bilang kau ingin
memulai-semuanya lagi."
Inspektur Spence menyeringai meyakinkan.
"Astaga, tidak! Dia benar pembunuh!" Ditam-1 batikannya, "Dia cukup sok!"
343 Dendam Iblis Seribu Wajah 8 Pertemuan Di Kotaraja Seri 4 Opas Karya Wen Rui An Kitab Lorong Zaman 2

Cari Blog Ini