Ceritasilat Novel Online

Pesta Halloween 1

Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie Bagian 1


http://inzomnia.wapka.mobi
Agatha Christie Pesta Hallowe'en Edit & Convert: inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
Susunan tokoh-tokoh NY. ARIADNE OLIVER - Novelis cerita detektif yang kaya dengan gagasan tetapi
jalan pikirannya kurang teratur. Kegemarannya akan apel lenyap karena pembunuhan
seorang anak. JUDITH BUTLER - Meski tenangnya bagai peri laut, teman Ny. Oliver ini pun
mengkhawatirkan anak perempuannya.
NY. ROWENA DRAKE - Kegiatan-kegiatan amal di Woodleigh Common
diselenggarakannya sama mudahnya seperti ia menyelenggarakan pesta Hallowe'en
itu - sampai seseorang merasa perlu membunuh.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
NONA ELISABETH WHITTAKER - Dia melihat sesuatu yang ganjil - dan
Hercule Poirot harus mencari maknanya.
JOYCE REYNOLDS - Tak peduli apakah ia cuma berbohong atau membual, si pembunuh
tak mau ambil risiko. Joyce jadi korban terakhirnya. Namun siapa korbannya yang
pertama" NY. HARGREAVES -NONA LEE -NONA JOHNSON Mereka memban-tu-bantu di pesta itu. Tampaknya mustahil mereka jadi pembunuh
maupun korban pembunuhan.
NY. GOODBODY - Dukun desa itu. Sihirnya sama sekali tak berbahaya.
HERCULE POIROT - Ia harus menemukan pembunuh Joyce dan
membongkar sebuah pembunuhan lain - benar-benar suatu pekerjaan
untuk sel-sel kelabunya yang kecil.
GEORGE - Pelayan Poirot yang senantiasa tenang.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
INSPEKTUR SPENCE - Rekan kerja Poirot di Kepolisian dulu yang kini menghabiskan
masa pensiunnya di Woodleigh Common. Ia turun tangan
untuk memecahkan misteri pembunuhan anak yang biadab ini.
NY. REYNOLDS- Ibu Joyce yang lebih banyak mengeluh daripada
mengawasi anak-anaknya. Padahal anak-anaknya justru memerlukan
pengawasan ketat. ANN REYNOLDS - Lebih pandai daripada adiknya Joyce, tapi sulit untuk mengetahui
apakah ia juga lebih jujur.
LEOPOLD REYNOLDS - Ketamakannya menyebabkan ia jadi mangsa nasib
yang sama dengan yang telah merenggut kakak perempuannya.
ELSPETH MCKAY - Seorang janda, adik perempuan Inspektur Spence. Dari dia Poirot
memperoleh informasi berharga.
DR. FERGUSON -Dokter keluarga Joyce. Tapi untuk Joyce yang bisa
dikerjakannya hanyalah mendiagnosa pembunuhan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
NONA EMLYN - Kepala sekolah khusus untuk gadis di desa itu. Sama
seperti Hercule Poirot, ia sama sekali tak suka pada pembunuhan.
MICHAEL GARFIELD - Ahli pertamanan. Ia mungkin terlalu
mengagungkan keindahan sampai tak dapat memahami bahwa masih ada
hal-hal lain yang penting.
MIRANDA BUTLER - Kalau ibunya tenang bagai peri laut, Miranda dapat disamakan
dengan peri hutan yang anggun dan lincah. Ia cantik, polos, dan tidak duniawi.
JEREMY FULLERTON - Mulanya pantas dihormati dan selalu patuh pada
hukum, pengacara tua ini ternyata bisa juga jatuh iba - benarkah ia sepenuhnya
tak sadar bahwa perusahaannya ada di pusat suatu rencana pembunuhan"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
OLGA SEMINOFF - Ia jelas orang asing, mungkin juga ia pembohong dan pencuri. Ia
menghilang secara misterius sehingga membangkitkan rasa ingin tahu Poirot.
NICHOLAS RANSOM - DESMOND HOLLAND Pemuda-pemuda riang yang penuh
gaya, tetapi pada dasarnya mereka punya pikiran sehat.
NY. HARRIET LEAMAN - Seperti kebiasaan pelayan-pelayan yang selalu usil ingin
tahu, ia mengumpulkan informasi yang menolong Hercule Poirot.
1 Nyonya Ariadne Oliver sedang menginap di rumah kawannya, Judith
Butler. Bersama kawannya itu ia pergi untuk membantu-bantu persiapan sebuah
pesta anak-anak yang akan diadakan malam itu juga.
Waktu itu yang terlihat hanyalah kegiatan kacau-balau. Wanita-wanita yang
energik keluar-masuk memindah-mindahkan kursi, meja-meja kecil, jambanganjambangan bunga, sambil menjinjing banyak sekali labu
kuning yang mereka letakkan di tempat-tempat strategis.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pesta yang akan diadakan itu pesta Hallowe'en* dan yang diundang adalah anakanak berusia sepuluh sampai tujuh belas tahun.
Terpisah dari kumpulan orang-orang lain, Ny. Oliver bersandar ke tembok yang
kosong. Di tangannya ada sebuah labu kuning yang besar dan ia sedang mengamatamati labu itu. "Terakhir kali kulihat labu seperti ini,"
katanya sambil menyibakkan rambut kelabu di dahinya yang
*)Hallowe'en: Kebiasaan orang-orang Eropa untuk mengenakan topeng dan kostum
yang aneh-aneh lalu melakukan permainan-permainan untuk
mengusir roh-roh jahat pada tanggal 31 Oktober malam.
menonjol, "di Amerika Serikat tahun lalu. Beratus-ratus labu kuning memenuhi
seluruh rumah. Tak pernah kulihat labu kuning sedemikian
banyaknya. Malah sebetulnya," tambahnya sambil berpikir-pikir, "aku tak pernah
tahu betul yang mana labu kuning dan yang mana sayur marrow.
Yang ini apa ya?" "Oh, maaf," kata Ny. Butler ketika ia tersandung kaki kawannya.
Ny. Oliver lebih merapat ke tembok.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Salahku," katanya. "Berdiri begini aku memang menghalangi jalan. Tapi agak luar
biasa juga waktu dulu kulihat labu kuning atau sayur marrow atau apa pun
namanya, yang begitu banyak. Di mana-mana ada. Di toko-toko, di rumah-rumah
orang, dengan lilin atau lampu malam di dalamnya ataupun digantung. Sangat
menarik! Tapi waktu itu bukan untuk pesta Hallowe'en, melainkan untuk
Thanksgiving. Padahal aku selalu
menghubungkan labu dengan Hallowe'en dan itu berarti akhir Oktober.
Sedangkan hari Thanksgiving jauh setelah itu, kan" November kalau tak salah.
Kira-kira minggu ketiga bulan November" Bagaimanapun juga,
Hallowe'en selalu jatuh pada tanggal tiga puluh satu Oktober kan" Pertama
Hallowe'en, lalu apa" Hari untuk Para Arwah" Yah, itu kalau kau di Paris.
Orang-orang pergi ke makam dan meletakkan karangan bunga. Bukan
suatu perayaan yang sedih. Maksudku, anak-anak juga turut pergi dan bersenangsenang. Kita mesti ke pasar bunga dulu untuk membeli banyak sekali
bunga yang indah-indah. Tak ada bunga yang begitu indah seperti yang ada di
pasar-pasar di Paris."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Banyak juga wanita sibuk yang kadang-kadang tersandung Ny. Oliver, tapi tak ada
yang mendengarkannya. Mereka terlalu repot dengan urusan
masing-masing. Wanita-wanita sibuk itu sebagian besar terdiri dari para ibu dan satu dua
perawan tua yang cakap bekerja. Ada juga remaja yang membantu. Anak-anak laki
berusia enam belas-tujuh belas tahun memanjat tangga atau berdiri di atas kursi
untuk memasang dekorasi, labu kuning atau sayur marrow, atau lampu-lampu
berwarna-warni pada ketinggian yang sesuai.
Sedangkan gadis-gadis sebelas sampai lima belas tahunan berkelompok-kelompok
sambil cekikikan. "Dan setelah Hari untuk Para Arwah dan kunjungan ke makam-makam,"
sambung Ny. Oliver sambil menurunkan labu besar itu ke lengan sofa, "kita sampai
ke Hari untuk Para Orang Suci. Benar begitu?"
Tak ada yang menyahut. Ny. Drake mengumumkan sesuatu. Wanita
setengah baya yang berpenampilan gagah inilah yang menyelenggarakan pesta.
"Pesta ini tidak kusebut pesta Hallowe'en, walaupun sebenarnya memang pesta
Hallowe'en. Kusebut saja pesta Sebelas Plus. Ya, pesta untuk kelompok umur itu.
Kebanyakan mereka yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
lulus dari The Elms dan akan pindah ke sekolah lain."
"Tapi itu toh kurang tepat, Rowena?" kata Nona Whittaker sambil membetulkan
letak kaca matanya di hidung, dengan nada mencela.
Nona Whittaker ini seorang guru sekolah setempat dan ia selalu menuntut
ketepatan. "Soalnya kelompok sebelas-plus sudah dihapus beberapa waktu vang lalu."
Ny. Oliver bangkit dari sofa dengan sikap menyesal. "Aku ini tak berguna.
Duduk di sini saja ngoceh soal labu kuning dan sayur marrow -' Dan
mengistirahatkan kaki, pikirnya. Nuraninya berbicara sedikit, tetapi rasa
bersalahnya tak cukup besar untuk mengucapkan pengakuan itu keras-keras.
"Nah, sekarang apa yang bisa kukerjakan?" ia bertanya, lalu sambungnya,
"Bagus benar apel-apel ini!"
Seseorang baru saja masuk membawa satu mangkuk besar apel. Ny. Oliver ini memang
penggemar apel. "Ah, tak begitu enak sebenarnya," kata Rowena Drake. "Tapi apel-apel ini
kelihatan bagus dan menggiurkan. Untuk acara mengapungkan apel. Agak lunak, jadi
orang bisa menggigitnya dengan mudah. Coba tolong bawa ke Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
perpustakaan saja, Beatrice. Mengapungkan apel selalu membuat ruangan jadi
berantakan karena air muncrat ke sana-sini. Tapi tak apa-apa kalau di atas
karpet perpustakaan. Soalnya karpet itu sudah begitu tua.
Oh! Terima kasih, Joyce."
Joyce, gadis tiga belas tahun yang kekar, mengambil alih mangkuk apel itu.
Dua apel menggelinding jatuh dan seperti dimantrai, berhenti di kaki Ny.
Oliver. "Anda suka apel, kan?" kata Joyce sambil memungutnya. "Saya membacanva, atau
mungkin mendengarnya di televisi. Anda menulis kisah-kisah pembunuhan, kan?"
"Ya," kata Nv. Ariadne Oliver.
"Seharusnya kami minta Anda melakukan sesuatu vang ada hubungannya dengan
pembunuhan. Buatlah pembunuhan di pesta malam ini dan suruh orang-orang itu
memecahkannya." "Tidak, terima kasih," kata Nv. Oliver. "Tidak lagi."
"Apa maksudnya, tidak lagi?"
"Yah, aku pernah melakukannya, tapi ternyata tak begitu berhasil," kata Ny.
Oliver. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi Anda sudah menulis banvak buku," kata Joyce, "mestinya menghasilkan banyak
uang ya?" "Begitulah," kata Ny. Oliver. Pikirannya melayang ke Dinas Pajak Dalam Negeri.
"Dan Anda punya detektif yang namanya Finn."
Ny. Oliver mengakui hal itu. Seorang anak laki-laki, yang menurut
perkiraan Ny. Oliver belum termasuk senior di kelompok sebelas-plus, bertanya
tegas, "Kenapa Finn?"
"Aku sendiri sering ingin tahu juga," kata Ny. Oliver jujur.
Ny. Hargreaves, si istri organis, masuk dengan terengah-engah. Ia
menggotong ember plastik besar berwarna hijau.
"Bagaimana," katanya, "kalau ini untuk mengapungkan apel" Kelihatan menarik
juga, kurasa." Nona Lee, pembantu dokter, berkata, "Ember seng lebih bagus. Tidak mudah
terjungkir. Di mana Anda akan mengadakan acara itu, Ny. Drake?"
"Kukira acara mengapungkan apel lebih baik di perpustakaan saja. Di sana
karpetnya sudah tua dan pasti akan banyak air yang tumpah."
"Oke. Akan kita bawa ke sana. Rowena, ini sekeranjang apel lagi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Biar saya tolong," kata Ny. Oliver.
Dipungutnya kedua apel yang ada di kakinya. Hampir tanpa sadar,
digigitnya salah satu apel lalu ia mulai mengunyah-ngunyah. Ny. Drake dengan
tegas mengambil apel yang satu lagi dan mengembalikannya ke keranjang. Suatu
gumam percakapan tiba-tiba terdengar.
"Ya, tapi di mana kita akan bermain snap-dragon*?"
"Mestinya di perpustakaan, di sana yang paling gelap."
"Tidak, snapdragon akan diadakan di ruang makan."
"Mejanya harus kita alasi dulu."
*Snapdragon: suatu permainan di mana pemain-pemain harus mengambil kismis atau
penganan kecil lainnva vang dibakar brandy
"Ada kain tebal berwarna hijau untuk meng-alasinya, lalu di atasnya kita tutup
lagi dengan lempengan karet.?"
"Bagaimana dengan cerminnya" Benarkah kita akan bisa melihat suami kita dalam
cermin?" Diam-diam Ny. Oliver mencopot sepatunya dan sambil terus mengunyah apel, sekali
lagi ia duduk di sofa. Dengan kritis pandangannya menjelajahi Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kamar yang penuh orang itu. Dengan jiwa pengarangnya ia berpikir: "Nah,
seandainva aku akan menulis sebuah buku tentang orang-orang ini,
bagaimana seharusnya ya" Kukira mereka umumnya orang baik-baik, tapi siapa
tahu?" Dalam hal ini, ia merasa, menarik juga tak mengetahui apa pun tentang orangorang itu. Semuanya tinggal di Woodleigh Common. Ada yang
samar-samar ia ingat karena Judith pernah bercerita tentang mereka. Nona Johnson
- ada hubungan dengan gereja, tetapi bukan saudara pendeta. Oh, tentu saja, ia
itu saudara si organis. Rowena Drake, tampaknya mengelola banyak hal di
Woodleigh Common. Dan wanita yang tadi terengah-engah membawa masuk ember
plastik yang sungguh mencolok mata. Ny. Oliver tak pernah suka pada barangbarang plastik. Lalu anak-anak, para remaja putri, dan remaja putra.
Sampai saat itu mereka semua cuma nama saja bagi Ny. Oliver. Ada Nan, ada
Beatrice, Cathie, Diana, dan Joyce yang suka membual dan bertanya macam-macam.
"Aku tak begitu suka Joyce,"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pikir Ny. Oliver. Ada lagi seorang gadis bernama Ann, kelihatan tinggi dan
superior. Kemudian ada dua remaja putra yang tampaknya baru mencoba-coba
berbagai model rambut, dengan hasil agak mengecewakan.
Seorang anak laki-laki kecil masuk dengan malu-malu.
"Mama mengirim cermin-cermin ini, kalau-kalau ada gunanya," katanya.
Suaranya agak terengah-engah.
Ny. Drake menerima cermin-cermin itu.
"Terima kasih banyak, Eddy," katanya.
"Cuma cermin tangan biasa," kata gadis yang bernama Ann. "Masa kita akan benarbenar melihat wajah calon suami kita di dalamnya?"
"Ada yang melihat dan ada yang tidak," kata Judith Butler.
"Anda pernah melihat wajah suami Anda waktu dulu pergi ke suatu pesta maksud saya pesta macam ini?"
"Tentu saja tidak," kata Joyce.
"Mungkin saja," kata Beatrice yang superior. "Namanya ESP. Extrasensory
perception,"* tambahnya dengan nada kenal betul pada istilah-istilah baru yang
sedang populer. "Saya sudah membaca salah satu buku Anda," kata Ann kepada Ny. Oliver.
"The Dying Goldfish. Bagus sekali," katanya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
*)Indra penglihatan khusus
"Aku tak suka itu," kata Joyce. "Darahnya terlalu sedikit. Aku suka pembunuhan
yang berdarah banyak."
"Agak kotor," kata Ny. Oliver, "bukan begitu?"


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi menegangkan," kata Joyce. "Tak selalu," kata Ny. Oliver. "Saya pernah
melihat pembunuhan," kata Joyce.
"Jangan konyol, Joyce," kata Nona Whittaker, si guru sekolah.
"Betul," kata Joyce.
"Apa iya?" tanya Cathie, matanya lebar menatap Joyce. "Betul-betul kau melihat
pembunuhan?" "Tentu saja tidak," kata Ny. Drake. "Jangan omong yang tidak-tidak, Joyce."
"Aku memang pernah melihat pembunuhan," kata Joyce. "Betul, aku betul-betul
melihatnya." Seorang anak laki-laki tujuh belas tahun yang sedang bertengger di tangga,
menjenguk ke bawah dengan penuh perhatian.
"Pembunuhan macam apa?" ia bertanya.
"Aku tak percaya," kata Beatrice.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu saja tidak," kata ibu Cathie. "Dia cuma mengarang-ngarang saja."
"Tidak. Aku betul-betul melihatnya."
"Kenapa dulu kau tak lapor ke polisi?" tanya Cathie.
"Karena aku tak tahu kalau itu pembunuhan waktu aku melihatnya. Baru setelah
lama sekali aku sadar bahwa itu pembunuhan. Aku mendengar seseorang mengatakan sesuatu, satu
atau dua bulan yang lalu dan tiba-tiba saja aku jadi berpikir,
'Kalau begitu, yang kulihat itu suatu pembunuhan'."
"Nah, kalian lihat," kata Ann, "dia cuma ngarang-ngarang saja. Omong kosong."
"Kapan terjadinya?" tanya Beatrice.
"Bertahun-tahun yang lalu," kata Joyce. "Aku masih kecil sekali waktu itu,"
sambungnya. "Siapa membunuh siapa?" kata Beatrice.
"Aku tak mau bilang kepada siapa pun juga," kata Joyce. "Kalian semua begitu
meremeh-kanku." Nona Lee masuk dengan ember jenis lain lagi. Percakapan beralih,
membandingkan ember mana yang paling cocok untuk kegiatan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengapungkan apel, ember seng ataukah ember plastik. Sebagian besar dari mereka
yang membantu di pesta itu berbondong-bondong menuju ke perpustakaan untuk
melakukan penilaian di tempat. Beberapa anak kecil dengan bersemangat mengadakan
demonstrasi sekaligus menjajagi
kesulitan-kesulitan dan kemampuan mereka dalam olahraga itu. Rambut-rambut pun
jadi basah, air tumpah dan harus dilap. Akhirnya
diputuskanlah bahwa ember besi berlapis seng itu lebih baik daripada ember
plastik yang cuma kelihatannya saja menarik namun mudah sekali terjungkir.
Ny. Oliver yang baru saja masuk membawa semangkuk apel untuk
persediaan besok, meletakkan mangkuk itu dan sekali lagi mencomot apel untuk dirinya sendiri.
"Saya baca di koran Anda suka sekali makan apel," terdengar suara bernada
menuduh dari Ann atau Susan - ia tak yakin yang mana berbicara kepadanya. "Yah, dosa yang terus saja kulakukan," ujar Ny. Oliver.
"Lebih menyenangkan lagi kalau semangka," bantah salah seorang anak laki-laki.
"Semangka banyak sekali airnya. Bayangkan bagaimana kotornya Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kalau kita gunakan semangka," katanya. Matanya menjelajahi karpet dengan senang.
Ny. Oliver merasa agak bersalah juga setelah terang-terangan dituduh rakus akan
apel. Ia tinggalkan ruangan untuk mencari ruang pribadi di rumah itu, yang
biasanya mudah sekali dikenali. Ia naik tangga. Sampai di atas, ia tertumbuk
sepasang anak laki-laki dan perempuan. Mereka
berpelukan erat sambil menyandar ke pintu yang Ny. Oliver yakin benar menuju
ruangan yang sedang dicarinya. Pasangan itu tak peduli. Mereka mendesah dan
terus berpelukan. Ny. Oliver menduga-duga berapa usia mereka. Yang laki-laki
lima belas tahun mungkin, sedangkan yang
perempuan dua belas tahun lebih sedikit, walaupun perkembangan
dadanya jelas sudah matang.
Apple Trees rumah yang cukup besar. Di rumah ini, pikirnya, pasti ada sudutsudut yang lebih cocok untuk mereka. "Orang-orang itu selalu egois,"
pikir Ny. Oliver. "Tak peduli orang lain."
Kata-kata terkenal itu mencuat lagi dari masa lalunya. Dia ingat kata-kata itu
dulu berturut-turut diucapkan kepadanya oleh seorang perawat,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
seorang pengasuh anak, guru pengasuh, neneknya, dua nenek-bibi, ibunya sendiri,
dan lainnya lagi. "Permisi," kata Ny. Oliver dengan keras dan jelas.
Anak laki-laki dan perempuan itu malah saling peluk lebih erat lagi. Bibir
mereka bertautan kencang.
"Permisi," kata Ny. Oliver lagi, "bisa saya lewat" Saya ingin masuk lewat pintu
ini." Ogah-ogahan pasangan itu saling memisahkan diri. Mereka menatapnya dengan kesal.
Ny. Oliver masuk, membanting pintu dan menguncinya.
Tetapi pintu itu bukan pintu yang bisa rapat benar. Dari luar terdengar samarsamar suara mereka. "Orang memang begitu ya?" satu suara berkata dalam nada tenor.
"Padahal mereka toh melihat bahwa kita tak mau diganggu."
"Orang memang egois," terdengar lengking suara kekanak-kanakan si gadis. "Mereka
selalu memikirkan diri sendiri."
"Tak peduli orang lain," kata si anak laki-laki.
2 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Mempersiapkan pesta untuk anak-anak biasanya jauh lebih repot daripada pesta
untuk orang dewasa. Bagi orang dewasa cukuplah disediakan
makanan yang bermutu baik dan minuman keras yang sesuai - disertai limun juga.
Bagi orang-orang biasa, hidangan itu cukuplah untuk
terselenggaranya sebuah pesta. Biayanya mungkin lebih tinggi, namun yang jelas
kerepotannya berkurang. Begitulah yang disetujui bersama oleh Ariadne Oliver dan
temannya, Judith Butler. "Bagaimana dengan pesta untuk remaja?" kata Judith.
"Aku tak tahu banyak tentang hal itu," kata Ny. Oliver
"Dalam hal ini," kata Judith, "kukira merekalah yang paling tidak merepotkan.
Maksudku, mereka usir saja orang dewasa seperti kita ini sambil berkata mereka
akan membereskan semuanya sendiri."
"Dan mereka bisa?"
"Yah, tidak dalam pengertian kita," kata Judith. "Ada yang lupa mereka pesan dan
yang dipesan banyak sekali justru yang orang-orang tak suka.
Setelah mengusir kita keluar, mereka lalu bilang
seharusnya ada hal-hal yang kita sediakan dulu untuk mereka. Gelas juga banyak
yang pecah. Demikian pula barang-barang lain. Selain itu selalu Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
saja ada orang yang tak menyenangkan atau orang yang membawa kawan yang tak
menyenangkan. Kau tahu soal itu. Obat-obatan aneh-aneh - yang mereka sebut apa
ya" - Flower Pot atau Purple Hemp atau L.S.D, yang selama ini kukira artinya
uang, tapi ternyata tidak."
"Mungkin rasanya sesuai dengan harganya," usul Ariadne Oliver.
"Oh, sangat tak enak. Dan Hemp tak enak sekali baunya."
"Semua itu kedengarannya amat melemahkan semangat," kata Ny. Oliver.
"Bagaimanapun, pesta ini pasti akan beres. Percaya saja kepada Rowena Drake. Dia
pengelola yang hebat. Kau akan menyaksikannya nanti."
"Aku bahkan ingin tidak pergi ke pesta," desah Ny. Oliver.
"Naiklah kau ke atas dan baringkan tubuh selama satu jam atau lebih. Kau akan
senang begitu tiba di sana. Andai saja Miranda tidak sakit panas - dia begitu
kecewa tak bisa pergi, kasihan."
Pesta dimulai pukul setengah delapan. Ariadne Oliver terpaksa mengakui bahwa
kawannya ternyata benar. Orang-orang semua datang tepat pada waktunya. Semua
berjalan dengan lancar. Pesta itu dirancang dengan baik, diselenggarakan dengan
baik, dan lancarnya seperti putaran jarum jam. Di tangga ada lampu-lampu merah
dan biru Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dan begitu banyak labu kuning. Anak-anak berdatangan dengan
membawa sapu yang tangkainya sudah dihias untuk dilombakan. Setelah mengucapkan
selamat datang, Rowena Drake mengumumkan acara-acara
malam itu. "Pertama-tama, penentuan pemenang lomba tangkai sapu,"
katanya, "ada tiga hadiah; pertama, kedua, dan ketiga. Lalu memotong tepung
terigu di atas baki. Kemudian mengapungkan apel - di tembok sudah ditempelkan
daftar pasangan-pasangan untuk acara ini - lalu acara dansa. Tiap kali lampu
padam, kalian harus ganti pasangan. Kemudian gadis-gadis pergi ke ruang belajar
untuk melihat dalam cermin. Setelah itu, makan malam, snapdragon, dan pembagian
hadiah." Seperti semua pesta, mula-mula jalannya agak tersendat. Sapu-sapu
dikagumi, semuanya sapu mini yang amat kecil. Hiasan sapu-sapu itu umumnya tidak
mencapai standar pujian yang tinggi. "Malah membuat persoalan jadi mudah," kata
Ny. Drake perlahan kepada salah seorang temannya. "Dan lomba ini sangat berguna,
karena selalu saja ada satu dua anak yang kita yakin tak bakal menang dalam
lomba-lomba lain. Jadi kita bisa sedikit menipu di sini."
"Kau seenaknya, Rowena."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebetulnya tidak, aku cuma mengatur agar semua adil dan terbagi rata.
Soalnya setiap orang pasti ingin memenangkan sesuatu."
"Permainan tepung terigu itu apa?" tanya Ariadne Oliver.
"Oh ya, kau tak di sini waktu kami mempersiapkannya. Yah, kita cuma mengisi
sebuah gelas dengan tepung terigu, lalu ditekan-tekan sampai padat, lalu
dibalikkan di atas baki dan letakkan sebuah uang logam enam pence di atasnya.
Kemudian setiap orang memotongnya sedikit dengan hati-hati, supaya enam pence
itu tidak jatuh. Begitu ada yang
menjatuhkannya, maka ia tersingkir. Yah, semacam penyingkiran pemain.
Orang yang tertinggal sampai akhir, tentu yang mendapatkan enam pence itu.
Sekarang, mari kita pergi."
Dan pergilah mereka. Jeritan-jeritan senang terdengar dari perpustakaan.
Di sana sedang berlangsung permainan mengapungkan apel. Peserta
lomba yang baru kembali dari sana rambut dan sekujur tubuhnya basah.
Salah satu acara yang paling populer, terutama di kalangan gadis-gadis, adalah
munculnya si tukang sihir Hallowe'en yang diperankan oleh Ny.
Good-body.Ia biasanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Hidungnya yang melengkung hampir bertemu dengan dagunya. Tidak itu Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
saja, ia pun pandai mengeluarkan suara rendah yang perlahan dan
menakutkan, dan membuat syair-syair konyol yang magis.
"Nah, sekarang. Ayolah. Beatrice, bukan" Ah, Beatrice. Nama yang menarik sekali.
Sekarang kau ingin tahu seperti apakah calon suamimu nanti. Nah, Sayang, mari
duduk di sini. Ya, ya, di bawah lampu di sini. Duduklah dan pegang cermin ini di
tangan. Tak lama setelah lampu padam, kau akan lihat dia muncul. Kau akan lihat
dia menjenguk lewat bahumu. Nah, sekarang pegang cermin itu kuat-kuat.
Simsalabim, siapa mau tahu" Wajah laki-laki yang akan
mengawinimu. Beatrice, Beatrice, kau akan memandang, wajah laki-laki yang akan
membuatmu senang." Seberkas sinar tiba-tiba menyorot menyeberangi ruangan dari arah tangga, yang
ditempatkan di balik layar. Sinar itu mengenai titik yang tepat di ruang itu dan
dipantulkan dalam cermin yang dicengkeram oleh tangan Beatrice yang tegang.
"Oh!" teriak Beatrice. "Kulihat dia. Aku sudah melihatnya! Aku bisa melihatnya
di dalam cerminku!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Berkas sinar itu dimatikan. Lampu kembali menyala dan sebuah foto
berwarna yang ditempelkan pada kartu mengapung turun dari langitlangit. Beatrice menari-nari kegirangan.
"Itu dia! Itu dia! Aku melihatnya," teriaknya. "Oh, dia punya janggut kuning
kecokelatan yang bagus."
Ia bergegas menuju Ny. Oliver, yang saat itu ada di dekatnya.
"Lihat, lihat. Tidakkah Anda pikir dia tampan" Seperti Eddie Presweight,
penyanyi itu. Iya, kan?"
Ny. Oliver memang berpikir wajah itu mirip dengan salah satu wajah yang setiap
hari - dengan menyesal - mesti dilihatnya di koran. J anggut itu, pikirnya,
suatu gagasan yang pandai sekali.
"Dari mana semua ini berasal?" tanyanya.
"Oh, Rowena menyuruh Nicky membuatnya. Dan dia dibantu Desmond, temannya. Dia
biasa bereksperimen dalam fotografi. Bersama dua orang temannya, ia merias wajah
dengan rambut, cambang, dan janggut palsu.
Kemudian dengan sinar dan macam-macam cara itu, tentu saja mereka
membuat para gadis itu kegirangan."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tak bisa tidak aku jadi berpikir," kata Ariadne Oliver, "gadis-gadis sekarang
amat tolol." "Tidakkah kaupikir gadis-gadis memang selalu tolol?" tanya Rowena Drake.
"Kukira kau betul," dia mengakui.
"Sekarang," teriak Ny. Drake - "makan malam."
Makan malam berjalan lancar. Tart es krim yang enak dan dingin, kue-kue asin,
udang-udangan, keju, dan kue-kue dari kacang. Anak-anak usia sebelas-plus itu
makan sekenyang-kenyangnya.
"Dan sekarang," kata Rowena, "acara yang terakhir. Snapdragon. Di seberang sana,
melewati ruang penyimpanan peralatan makan. Ya betul.
Sekarang, pembagian hadiah dulu."
Hadiah-hadiah dibagikan, kemudian terdengar jeritan melolong yang
mendirikan bulu kuduk. Anak-anak berserabutan menyeberangi lorong
rumah menuju kembali ke ruang makan.
Makanan telah disingkirkan. Meja dialasi dengan taplak tebal berwarna hijau dan
di atasnya terlihat banyak sekali kismis dalam kobaran api.
Semua orang memekik, bergegas maju, dan menyambar kismis-kismis yang terbakar
itu sambil Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berteriak, "Oh, aku tersengat api! Betapa bagusnya." Sedikit demi sedikit
kobaran snapdragon semakin kecil dan akhirnya mati. Lampu dinyalakan.
Pesta pun berakhir. "Pesta kita sukses," kata Rowena. "Harusnya begitu, setelah
segala susah payahmu."
"Bagus," kata Judith pelan. "Bagus sekali."
"Dan sekarang," sambungnya dengan nada menyesal, "kita harus beres-beres juga
sedikit. Tak dapat kita serahkan semuanya kepada wanita-wanita pembantu rumah
tangga yang malang itu besok pagi."
3 Di sebuah flat di London, telepon berdering. Pemilik flat itu, Hercule Poirot,
mengubah posisi duduknya. Ia merasa kecewa. Sebelum menerima telepon itu pun dia
sudah tahu artinya. Temannya Solly pasti akan mengatakan dia tak dapat datang.
Akhir-akhir ini dia biasa melewatkan malam hari
bersama Solly, berdebat tak ada habisnya tentang siapa pembunuh
sebenarnya dalam pembunuhan di Pemandian Kota Canning Road. Poirot yang telah
mengumpulkan bukti-bukti tertentu untuk mendukung
teorinya yang agak terlalu jauh jangkauannya, benar-benar kecewa. Dia memang
tidak berpikir temannya Solly ini akan menerima pemikirannya, Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tetapi dia pun tak ragu bahwa bila tiba giliran Solly mengetengahkan
pemikirannya yang hebat itu, dia sendiri, Hercule Poirot, akan dengan mudah
meruntuhkannya demi akal sehat, logika, urutan, dan metode.
Sungguh menjengkelkan jika Solly tak datang malam ini. Namun memang ketika
mereka bertemu pagi itu juga, Solly sedang terserang batuk berat dan dalam


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kondisi sakit radang tenggorokan yang amat menular.
"Dia masuk angin hebat," kata Hercule Poirot, "dan tentulah, meskipun aku punya
persediaan obat-obatan di sini, aku bisa ketularan. Lebih baik dia tak datang. Namun
demikian," sambungnya dengan mendesah, "sekarang harus kulewatkan suatu malam
yang membosankan." Banyak malam-malam yang kini membosankan, pikir Hercule Poirot.
Pikirannya, yang tetap tangguh seperti dulu (karena ia tak pernah
meragukan kenyataan ini), membutuhkan rangsangan dari sumbersumber di luar. Pikirannya memang tak pernah filosofis. Ada kalanya dia hampir
menyesal mengapa di masa mudanya dulu dia masuk kesatuan
polisi, dan bukan belajar ilmu teologi. Jumlah malaikat yang bisa menari di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ujung satu jarum; tentunya menarik merasa hal itu penting dan
mendiskusikannya dengan penuh semangat bersama rekannya.
George, pelayannya masuk.
"Itu tadi dari Tuan Solomon Levy, Tuan."
"Ah, ya," kata Hercule Poirot.
"Beliau menyesal sekali tak dapat menemani Anda malam ini. Ia harus berbaring di
tempat tidur karena flu berat."
"Dia bukan sakit flu," kata Hercule Poirot. "Dia cuma masuk angin biasa.
Semua orang selalu berpikir mereka terserang flu. Kedengarannya lebih penting,
sehingga mendapat lebih banyak simpati. Masalah orang yang masuk angin dengan
disertai radang tenggorokan ialah sukar memperoleh simpati dalam porsi yang
cukup dari kawan-kawan."
"Tapi memang sebaiknya beliau tak datang kemari, Tuan," kata George.
"Masuk angin di kepala itu amat menular. Tak baik buat Anda kalau sampai sakit
juga." "Yah, akan lama sekali sembuhnya dan menjengkelkan," Poirot menyetujui.
Telepon berdering kembali.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan sekarang siapa lagi yang masuk angin?" dia bertanya. "Aku belum bertanya
kepada orang lain." George beranjak ke telepon.
"Akan kuterima di sini," kata Poirot. "Aku yakin tak akan ada yang menarik. Tapi
bagaimanapun juga -" Ia mengangkat bahu - "hitung-hitung mengisi waktu. Siapa
tahu?" George berkata, "Baik, Tuan," dan keluar.
Poirot mengulurkan tangan, mengangkat gagang telepon sehingga
deringnya berhenti. "Hercule Poirot di sini," katanya dengan sikap gagah agar siapa pun yang ada di
ujung sana terkesan. "Bagus sekali," ujar suatu suara bersemangat - suara wanita yang agak terengah.
"Tadinya kupikir kau pasti sedang keluar, kau pasti tidak ada."
"Kenapa Anda mesti berpikir demikian?" tanya Poirot.
"Karena tak bisa tidak aku punya perasaan bahwa zaman sekarang ini banyak hal
terjadi untuk membuat kita frustrasi*. Ketika kita sedang terburu-buru ingin
menemui seseorang dan rasanya tak bisa menunggu lagi kita malah harus
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menunggu. Aku ingin menemui kau segera - amat gawat."
"Dan siapa Anda?"
Suara itu, suara seorang wanita, kedengaran heran.
"Kau tak tahu?" katanya tak percaya.
"Ya, aku tahu," kata Hercule Poirot. "Kau kawanku Ariadne."
"Dan aku dalam keadaan yang buruk sekali," kata Ariadne.
"Ya, ya, bisa kudengar itu. Apa kau juga baru saja berlari" Kau amat terengahengah, bukan?" "Bukan baru lari. Emosi. Bisa aku datang dan bertemu denganmu sekarang juga?"
Beberapa saat berlalu sebelum Poirot menjawab. Kawannya, Ny. Oliver,
kedengarannya berada dalam kondisi yang amat tegang. Apa pun yang
terjadi padanva, tak ragu lagi ia pasti akan membutuhkan waktu yang lama sekali
untuk mencurahkan pengaduannya, penderitaannya,
kefrustrasiannva, atau apa pun juga yang sedang dideritanya. Begitu ia berada di
ruang pribadi Poirot, akan sulit untuk membujuknya pulang tanpa sedikit pun
bersikap kasar. Begitu banyak hal yang bisa membuat Nv. Oliver tegang, juga
begitu seringnya, sehingga kita harus berhati-hati dalam mendiskusikannya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada yang membuat kau bingung?"
"Ya. Tentu saja aku bingung. Aku tak tahu harus berbuat apa. Aku tak tahu
- oh, aku tak tahu apa pun. Aku cuma merasa harus datang
kepadamu dan menceritakannya - menceritakan apa yang terjadi. Kaulah satusatunya yang mungkin tahu apa yang mesti dilakukan, yang mungkin bisa memberi
tahu aku, apa yang mesti kulakukan. Jadi boleh aku datang?"
"Tentu, tentu. Senang sekali kau mau datang."
Di ujung sana gagang telepon dijatuhkan dengan berat. Poirot memanggil George,
berpikir sebentar, lalu menyuruh George menyediakan lemon
barley water, lemon pahit, dan segelas brandy untuk dirinya sendiri.
"Nyonya Oliver akan datang kira-kira sepuluh menit lagi," katanya.
George pergi. Ia kembali dengan brandy untuk Poirot, yang menerimanya dengan
anggukan puas. George lalu menyediakan suguhan tanpa alkohol yang agaknya
merupakan satu-satunya minuman yang menarik bagi Ny.
Oliver. Pelan-pelan Poirot meneguk brandynya. Ia sedang menguatkan diri untuk
menghadapi cobaan yang sebentar lagi datang.
"Sayang," gumamnya sendiri, "cara berpikirnya ceroboh. Padahal gagasangagasannya asli. Mungkin saja aku dapat menikmati apa yang akan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
diceritakannya. Tapi bisa juga -" Ia berpikir sebentar - "setelah menghabiskan
banyak waktu malam ini, ternyata semuanya cuma
kekonyolan saja. Eh bien, orang memang mesti mengambil risiko dalam hidup ini."
Bel berbunyi. Bel pintu luar. Bunyinya bukan dering pendek satu kali, melainkan
panjang sekali, sangat efektif untuk membuat keributan.
"Benar-benar dia tegang," kata Poirot.
Didengarnya George beranjak ke pintu, membukanya dan sebelum ada
pemberitahuan apa pun, pintu ruang duduknya terbuka dan Ariadne
Oliver menerobos masuk. Dia mengenakan sesuatu yang tampaknya seperti topi dan
jas hujan milik nelayan. Di belakangnya tampak George
membuntuti. "Apa pula yang kaupakai itu?" kata Hercule Poirot. "Biar George mengambilnya.
Basah sekali." "Tentu saja basah," kata Ny. Oliver. "Di luar hujan deras. Sebelumnya tak pernah
aku berpikir soal air. Soal yang tak menyenangkan sama sekali untuk dipikirkan."
Poirot memandangnya dengan penuh perhatian.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau mau minum lemon barley water," katanya, "atau mungkin dapat kubujuk kau
untuk minum segelas kecil brandy?"
"Aku benci air," kata Ny. Oliver.
Poirot tampak heran. "Aku benci air. Tak pernah sebelumnya aku berpikir tentang hal itu. Apa yang
bisa diakibatkannya dan sebagainya."
"Kawanku yang baik," kata Hercule Poirot, sementara George menolong Ny.
Oliver bergulat keluar dari jas hujan nelayan yang berlipat-lipat banyak itu.
"Mari duduk di sini. Biarlah George
membebaskan kau dari - apa itu yang kau-kenakan?"
"Aku membelinya di Cornwall," kata Ny. Oliver. "Jas hujan nelayan, benar-benar
jas hujan untuk nelayan."
"Tentu sangat berguna buat mereka," kata Poirot, "tapi menurutku, kurang cocok
untukmu. Terlalu berat dipakainya. Tapi marilah - duduk dan
ceritakan padaku." "Aku tak tahu bagaimana," kata Ny. Oliver sambil mengempaskan diri di kursi.
"Kadang-kadang, kau tahu, aku tak bisa merasa hal itu benar-benar ada. Tapi itu
terjadi. Benar-benar telah terjadi!"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ceritakanlah," kata Poirot.
"Untuk itulah aku datang. Tapi setelah tiba di sini, rasanya sulit sekali karena
aku tak tahu harus mulai dari mana."
"Bagaimana permulaannya?" usul Poirot. "Atau itu cara bertindak yang sudah
terlampau biasa?" "Aku tak tahu kapan permulaannya. Tak begitu tahu. Bisa saja itu terjadi dulu
sekali." "Tenangkan dirimu," kata Poirot. "Kumpulkan segala macam benang dari perkara ini
dalam pikiranmu dan ceritakan kepadaku. Apakah yang telah membuat kau begitu
kesal?" "Kau pun pasti bisa kesal dibuatnya," kata Ny. Oliver. "Paling tidak, ada
kemungkinan." Kelihatannya ia agak ragu. "Tapi orang memang tak tahu, apa yang
bisa membuat kau kesal. Kau menghadapi semuanya dengan begitu tenang."
"Sering kali itu cara yang terbaik," kata Poirot.
"Oke," kata Ny. Oliver. "Mulanya ada sebuah pesta."
"Ah, ya," kata Poirot, lega karena yang disodorkan kepadanya ternyata cuma
sebuah pesta. "Pesta. Kau hadir di sebuah pesta dan sesuatu terjadi."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kau tahu pesta Hallowe'en itu apa?" kata Ny. Oliver.
"Aku tahu Hallowe'en itu apa," kata Poirot. "Tiga puluh satu Oktober."
Sedikit cerah ia berkata, "Ketika tukang-tukang sihir menunggang tangkai sapu."
"Memang ada sapu waktu itu," kata Ny. Oliver. "Mereka memberi hadiah untuk sapusapu itu." "Hadiah?" "Ya, untuk mereka yang sapu-sapunya terhias paling bagus."
Poirot memandangnya dengan agak ragu. Tadinya dia sudah lega ketika disebutkan
tentang pesta. Tetapi kini dia agak ragu. Karena Ny. Oliver bukan peminum
minuman keras, dia pun tak dapat membuat dugaan
yang mungkin sudah dibuatnya terhadap orang lain.
"Pesta untuk anak-anak," kata Ny. Oliver. "Atau tepatnya, pesta untuk kelompok
usia sebelas-plus." "Sebelas-plus?"
"Yah, istilah itulah yang dulu biasa dipakai, kau
tahu, di sekolah-sekolah. Maksudku mereka melihat apakah kita cukup pandai. Bila
kita cukup pandai untuk lulus dari ujian sebelas-plus, kita melanjutkan ke
grammar school atau lainnya. Tapi jika kita tak cukup Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
pandai, kita masuk ke Secondary Modern. Nama yang tolol. Seperti tak ada
artinya." "Harus kuakui, aku tak begitu mengerti apa yang sedang kaubicarakan,"
kata Poirot. Agaknya mereka telah menjauhi soal pesta dan mulai
memasuki masalah pendidikan.
Ny. Oliver menarik napas dalam-dalam, lalu mulai lagi.
"Pesta itu di mulai sore hari," katanya, "dengan apel."
"Ah, ya," kata Poirot, "tentu begitu. Kau sendiri selalu begitu juga, kan?"
Poirot sedang membayangkan sebuah mobil kecil di atas bukit. Seorang wanita
gemuk keluar dari mobil itu. Tasnya, yang penuh apel, jatuh, dan apel-apelnya
bergelindingan menuruni bukit.
"Ya," katanya memberi semangat, "apel."
"Mengapungkan apel," kata Ny. Oliver. "Itu salah satu acara dalam pesta
Hallowe'en." "Ah, ya, kukira aku sudah pernah mendengar tentang hal itu, ya."
"Yah, banyak sekali acaranya. Ada mengapungkan apel, menjatuhkan uang logam enam
pence dengan mengiris tepung terigu dan menjenguk ke
dalam cermin -" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Untuk melihat wajah kekasih yang sejati?" usul Poirot dengan nada sok tahu.
"Ah," kata Ny. Oliver, "akhirnya kau mulai paham juga."
"Jadi banyak acara-acara tradisional," kata Poirot, "dan semua itu terjadi di
pestamu itu." "Ya, pesta itu sukses besar. Akhirnya ditutup dengan acara snapdragon.
Yah, membakar kismis di sebuah piring besar. Kukira -" suaranya jadi tak menentu
-"kukira saat itulah terjadinya." "Saat terjadinya apa?"
"Pembunuhan. Setelah snapdragon, semua orang mulai pulang," kata Ny.
Oliver. "Waktu itulah mereka tak dapat menemukan dia."
"Menemukan siapa?"
"Seorang gadis. Namanya Joyce. Semua orang memanggil-manggil
namanya, mencari-carinya, dan bertanya-tanya kalau-kalau ia sudah
pulang dengan orang lain. Ibunya jadi agak jengkel dan berkata mungkin Joyce
lelah atau sakit atau apa dan sudah pulang sendiri dan dengan tak meninggalkan
pesan sama sekali itu, berarti ia tak memikirkan orang lain.
Yah, pokoknya ucapan yang biasa dikatakan seorang ibu kalau terjadi hal-hal
macam demikian. Tapi bagaimanapun juga, kami tak dapat
menemukan Joyce." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa dia sudah pulang sendiri?"
"Tidak," kata Ny. Oliver, "dia tidak pulang..." Suaranya tak menentu.
"Akhirnya kami menemukan dia - di perpustakaan. Di sanalah seseorang telah
melakukannya. Mengapungkan apel. Embernya masih di sana. Ember besar berlapis
seng. Mereka tak mau menggunakan ember plastik. Mungkin kalau saja yang mereka gunakan
ember plastik, hal itu tak akan terjadi. Ember plastik takkan cukup berat dan
akan terjungkir -" "Apa yang terjadi?" kata Poirot. Suaranya tajam.
"Di sanalah ia ditemukan," kata Ny. Oliver. "Ada yang telah menyurukkan kepala
anak itu ke dalam air, bersama apel-apel itu. Menyurukkan
kepalanya dan menahannya di dalam air sampai anak itu mati, tentunya.
Tenggelam. Tenggelam. Cuma di sebuah ember besi berlapis seng yang airnya hampir
penuh. Ia berlutut di situ dengan kepala dijulurkan untuk mengambil sebuah apel.
Aku benci apel," kata Ny. Oliver. "Aku tak ingin melihat apel lagi...."
Poirot memandangnya. Ia mengulurkan tangan dan diisinya sebuah gelas kecil
dengan cognac. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Minumlah," katanya. "Akan menolongmu."
4 Nyonya Oliver meletakkan gelas dan mengusap bibirnya.
"Kau benar," katanya. "Minuman itu - menolong. Tadi aku hampir histeris."
"Kau baru saja mendapat shock, aku paham sekarang. Kapan ini terjadi?"
"Tadi malam. Baru tadi malamkah" Ya, ya, tentu saja."
"Dan kau datang kepadaku."
Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan yang menunjukkan
keinginan Poirot akan informasi selanjutnya.
"Kau datang kepadaku - kenapa?"
"Kupikir kau bisa membantu," kata Ny. Oliver. "Kau tahu, persoalannya tak
sederhana." "Bisa sederhana, bisa tidak," kata Poirot. "Tergantung banyak hal. Kau harus
ceritakan lebih banyak lagi. Tentunya polisi sudah menangani peristiwa ini.
Dokter juga tentunya dipanggil. Apa katanya?"
"Akan ada pemeriksaan pendahuluan," kata Ny. Oliver. "Dengan sendirinya." "Besok
atau lusa." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Gadis ini, Joyce ini, berapa umurnya?" "Aku tak tahu tepatnya. Mungkin dua
belas atau tiga belas."
"Apa dia kecil untuk umurnya?" "Tidak, tidak. Malah rasanya kelihatan dewasa.
Padat," kata Ny. Oliver.
"Tubuhnya berkembang bagus" Kau maksud sex?"
"Ya, itulah yang kumaksud. Tapi kukira ini bukan kejahatan macam itu

Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maksudku kalau seperti itu pelaksanaannya kan bisa lebih sederhana?"
"Jenis kejahatan itu," kata Poirot, "memang bisa dibaca tiap hari di korankoran. Ada gadis yang diserang, ada anak sekolah yang dianiaya - ya, tiap hari.
Yang ini terjadi di sebuah rumah pribadi, sehingga lain. Tapi mungkin tidak
terlalu lain juga. Walaupun begitu, aku tak yakin kau telah
menceritakan semuanya."
"Tidak, kukira belum," kata Ny. Oliver. "Aku belum mengatakan alasannya,
maksudku, mengapa aku datang kepadamu."
"Kau kenal dengan Joyce ini, kenal baik?"
"Aku tak kenal sama sekali. Mungkin lebih baik kuterangkan dulu bagaimana aku
bisa sampai di sana."
"Di sana di mana?"
"Oh, tempat yang namanya Woodleigh Common."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Woodleigh Common," kata Poirot sambil berpikir-pikir. "Nah, di mana akhir-akhir
ini -" Ia terdiam. "Tidak terlalu jauh dari London. Kira-kira - oh, tiga puluh atau empat puluh mil
kukira. Dekat Medchester. Tempat itu cuma punya beberapa gelintir rumah bagus,
tapi memiliki cukup banyak bangunan baru. Sifatnya pemukiman. Ada sekolah yang
baik di dekat situ dan orang bisa mondar-mandir dari sana ke London atau ke
Medchester. Pokoknya tempat biasa yang ditinggali oleh orang-orang yang dapat
dikatakan berpenghasilan cukup."
"Woodleigh Common," kata Poirot lagi sambil berpikir-pikir.
"Aku sedang menginap di rumah teman di sana. Judith Butler. Dia Janda.
Tahun ini juga, aku pergi melancong dengan kapal laut ke Yunani. Judith ikut
pelayaran itu juga dan kami lalu berteman. Dia punya anak
perempuan, namanya Miranda, berumur dua belas atau tiga belas. Ia
mengundangku untuk datang menginap dan berkata teman-temannya
sedang mempersiapkan pesta untuk anak-anak. Pesta itu pesta Hallowe'en.
Katanya, mungkin saja aku mempunyai gagasan-gagasan yang menarik."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ah," kata Poirot, "dia tidak mengusulkan agar kau menyiapkan suatu perburuan
pembunuh atau sesuatu macam itu?" "Syukurlah tidak," kata Ny. Oliver. "Apa
kaupikir aku akan mau melakukan hal seperti itu lagi?"
"Kupikir tidak."
"Tapi memang terjadi dan itulah yang menyedihkan," kata Ny. Oliver.
"Maksudku, tentunya hal itu tak terjadi hanya karena aku ada di sana, kan?"
"Kupikir tidak. Setidak-tidaknya - Apa ada orang di pesta itu yang tahu siapa
kau?" "Ya," kata Ny. Oliver. "Salah seorang anak berkata, sesuatu tentang halku
menulis buku dan bahwa mereka suka pembunuhan. Itulah - yah - itulah yang
membawa kita ke persoalannya - Maksudku ke soal yang membuatku datang kepadamu."
"Yang belum juga kaukatakan kepadaku."
"Yah, pada mulanya aku tak teringat ke situ. Tidak segera. Maksudku, anak-anak
memang kadang-kadang bertingkah aneh. Maksudku di sekitar kita memang ada anakanak yang aneh, anak-anak yang - yah, kukira
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mungkin dulu pernah masuk rumah sakit jiwa atau semacam itu, tapi
kemudian dikirim pulang dan dinyatakan boleh menjalani kehidupan
secara normal, kemudian mereka pulang dan melakukan hal seperti ini."
"Ada juga remaja di sana?"
"Ada dua anak laki-laki, atau pemuda demikianlah agaknya mereka biasa disebut di
dalam laporan-laporan polisi. Kira-kira enam belas sampai delapan belas."
"Kukira salah seorang dari merekalah yang mungkin melakukannya.
Begitukah pendapat polisi?"
"Mereka tidak mengutarakan pendapat," kata Ny. Oliver, "tapi kelihatannya
begitulah pendapat mereka."
"Apa Joyce gadis yang menarik?"
"Kukira tidak," kata Ny. Oliver. "Maksudmu menarik bagi pemuda, kan?"
"Bukan," kata Poirot, "kukira yang kumaksud - yah, cuma arti sebenarnya dari
kata-kata itu." "Kukira ia bukan gadis yang menyenangkan," kata Ny. Oliver, "bukan anak yang
membuat kita ingin banyak bercakap-cakap dengan dia. Ia tergolong gadis yang
suka pamer dan membual. Ia memang masih dalam umur yang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
mengesalkan, kukira. Kedengarannya jahat betul apa yang kukatakan ini, tapi -"
"Bukan soal jahat atau tidak kalau dalam hal pembunuhan kau
menceritakan gambaran tentang si korban," kata Poirot. "Gambaran itu sangat,
sangat penting. Kepribadian korban menjadi sebab dari banyak pembunuhan. Berapa
jumlah orang yang ada di rumah itu waktu itu?"
"Maksudmu waktu pesta itu dan seterusnya" Yah, kukira ada lima atau enam wanita,
beberapa ibu, seorang guru, seorang istri dokter, atau mungkin saudaranya
kukira, sepasang suami-istri setengah baya, kedua anak laki-laki enam belas
sampai delapan belas tahun tadi, seorang gadis lima belas tahun, dua atau tiga
gadis sebelas atau dua belas tahun - yah, semacam itulah. Mungkin semuanya kira-kira dua puluh lima
sampai tiga puluh orang."
"Ada orang asing?"
"Mereka semua saling kenal, kukira. Ada yang lebih dikenal, ada yang kurang.
Kurasa kebanyakan gadis-gadis itu berasal dari sekolah yang sama.
Ada beberapa wanita yang datang membantu mempersiapkan makanan,
makan malam, dan sebagainya. Waktu pesta selesai, umumnya ibu-ibu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pulang bersama anak-anaknya. Aku tetap tinggal dengan Judith dan
beberapa yang lain untuk membantu Rowena Drake, wanita yang
menyelenggarakan pesta itu, beres-beres sedikit agar wanita pembantu rumah
tangga yang datang besoknya tidak perlu bekerja terlalu keras. Kau tahu, banyak
tepung terigu yang tercecer, piring-piring kertas bekas kue kering, dan macammacam lagi. Jadi kami menyapu sedikit dan akhirnya kami ke perpustakaan. Dan
waktu itulah kami - kami temukan dia. Lalu aku jadi ingat apa yang
dikatakannya." "Siapa yang mengatakan?"
"Joyce." "Apa katanya" Sekarang kita sampai, kan" Kita sampai pada alasan kenapa kau ada
di sini?" "Ya. Kupikir tidak akan ada artinya kalau kukatakan kepada - oh, kepada dokter
atau polisi atau siapa pun, tapi bagimu mungkin ada artinya."
"Eh bien" kata Poirot, "katakan. Apa ini dikatakannya dalam pesta itu?"
"Tidak - lebih awal. Sore hari waktu kami sedang mempersiapkan segala
sesuatunya. Setelah mereka membicarakan halku menulis buku-buku
pembunuhan, Joyce berkata, 'Aku pernah melihat pembunuhan,' dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
ibunya atau orang lain berkata, 'Jangan konyol, Joyce, ngoceh seperti itu'.
Salah seorang gadis yang lebih tua berkata, 'Kau cuma ngarang-ngarang saja,' dan
kata Joyce, 'Aku lihat, betul. Aku melihatnya. Aku melihat seseorang melakukan
pembunuhan.' Tapi tak ada yang percaya. Mereka cuma ketawa dan ia jadi marah
sekali." "Kau percaya?" "Tidak, tentu saja tidak."
"Aku mengerti," kata Poirot, "ya, aku mengerti." Beberapa saat ia diam sambil
mengetuk-ngetukkan jari di meja. Lalu katanya: "Aku ingin tahu dia tak memberi perincian - nama?"
"Tidak. Ia terus membual dan berteriak dengan marah karena kebanyakan gadisgadis yang lain menertawakannya. Kupikir, para ibu, dan orang-orang yang lebih
dewasa agak jengkel kepadanya. Tapi anak-anak
perempuan dan laki-laki cuma menertawakannya saja! Mereka berkata
'Ayolah, Joyce, kapan terjadinya" Kenapa kau tak pernah cerita kepada kami"' Dan
kata Joyce, 'Aku sudah lupa semua itu, sudah begitu lama'."
"Aha! Apa dia bilang berapa lama?" "Bertahun-tahun yang lalu," katanya.
"Yah, dengan lagak orang dewasa."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
" 'Kenapa kau tidak lapor ke polisi waktu itu"' salah seorang gadis bertanya.
Ann, kurasa, atau Beatrice. Gadis yang agak pongah, superior."
"Aha, dan apa jawabnya?"
"Katanya: 'Karena waktu itu aku tak tahu bahwa itu suatu pembunuhan'."
"Pernyataan yang amat menarik," kata Poirot. Duduknya jadi agak lebih tegak.
"Anak itu jadi sedikit kacau, kurasa," kata Nv. Oliver. "Yah, dia mencoba
menjelaskan dan marah-marah karena mereka semua menggoda dia."
"Mereka terus saja bertanya kenapa dia tidak ke polisi dan ia terus saja
menjawab, 'Karena waktu itu aku tak tahu kalau itu pembunuhan. Baru setelah itu
tiba-tiba aku sadar bahwa yang kulihat itu pembunuhan'."
"Tapi tak seorang pun menunjukkan tanda-tanda percaya - dan kau sendiri tak
percaya - tapi waktu kaulihat dia mati, tiba-tiba saja kau merasa mungkin dia
benar?" "Ya, itu saja. Aku tak tahu mesti berbuat apa, atau apa yang dapat kubuat.
Tapi kemudian, aku ingat padamu."
Poirot mengangguk serius, paham. Beberapa saat dia diam, lalu katanya: Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ada satu pertanyaan serius, renungkan sebelum menjawabnya. Kau pikir apa gadis
ini benar-benar telah melihat pembunuhan" Atau dia cuma
percaya bahwa dia telah melihat pembunuhan?"
"Yang pertama, kukira," kata Ny. Oliver. "Waktu itu aku tidak berpendapat
begitu. Kupikir waktu itu dia cuma samar-samar ingat pernah melihat sesuatu yang
kemudian dikarang-karang-nya supaya kedengaran lebih
hebat dan menegangkan. Dia jadi ngotot dengan terus berkata, 'Aku
memang melihat, aku bilang. Aku betul-betul melihat hal itu terjadi.' "
"Maka?" "Maka aku datang kepadamu," kata Ny. Oliver, "karena satu-satunya hal yang
membuat kematian-nya masuk akal ialah memang dulu pernah ada
pembunuhan dan dia menyaksikannya."
"Itu akan menyangkut beberapa hal. Berarti salah seorang yang hadir dalam pesta
itulah yang melakukan pembunuhan dan orang yang sama
juga hadir di sana sebelumnya dan mendengar apa yang dikatakan Joyce."
"Tentunya kau tak berpendapat aku cuma berkhayal saja, kan?" kata Ny.
Oliver. "Apa kaupikir ini semua cuma imajinasiku yang kelewat jauh saja?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Seorang gadis dibunuh," kata Poirot. "Dibunuh oleh seseorang yang cukup kuat
untuk menahan kepalanya di dalam seember air. Pembunuhan yang keji, pembunuhan
yang dilaksanakan secepat kilat. Ada orang yang merasa terancam dan siapa pun
orang itu, ia sudah bertindak segera begitu ada kesempatan."
"Joyce tentu tak tahu siapa yang melakukan pembunuhan yang dia saksikan itu,"
kata Ny. Oliver. "Maksudku, dia tidak akan mengatakan apa yang dikatakannya itu,
kalau di dalam ruangan hadir orang yang benar-benar bersangkutan."
"Ya," kata Poirot, "kukira kau benar. Dia melihat pembunuhan, tapi dia tak
melihat wajah pembunuhnya. Kita harus melangkah lebih jauh lagi."
"Tak mengerti aku maksudmu."
"Bisa saja seseorang yang hadir di sana sebelum pesta itu, tahu tentang
pembunuhan itu, tahu siapa pembunuhnya, dan mungkin punya
hubungan dekat dengan pembunuh itu. Mungkin saja orang itu semula
berpikir cuma dia sendiri saja yang tahu apa yang telah diperbuat istrinya, atau
ibunya, atau anak perempuannya, atau anak laki-lakinya. Atau
mungkin ia seorang wanita yang mengetahui apa yang telah diperbuat Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
suami, ibu, anak perempuan, atau anak laki-lakinya. Seseorang yang tadinya
berpikir tak ada orang lain yang tahu. Lalu Joyce mulai ngoceh -"
"Maka -" "Joyce harus mati?"
"Ya. Apa yang akan kaukerjakan?"
"Baru saja aku ingat," kata Hercule Poirot, "kenapa nama Woodleigh Common tak
asing bagiku." 5 Hercule Poirot menjenguk lewat pintu gerbang kecil yang menuju Pine Crest. Pine
Crest sebuah rumah kecil yang modern, berkesan ceria, dan bangunannya baik.
Hercule Poirot sedikit terengah-engah. Rumah kecil rapi yang ada di depannya itu
mempunyai nama yang amat cocok.
Letaknya di puncak bukit dan puncak bukit itu di sana-sini ditanami beberapa
pohon pinus. Kebunnya kecil dan rapi, dan seorang pria tua bertubuh tegap sedang
mendorong suatu kaleng besar penyiram tanaman di sepanjang jalan setapak.
Seluruh rambut Inspektur Spence sudah kelabu sekarang, tidak lagi hanya sedikitsedikit kelabu rapi di kedua pelipisnya. Ia sedikit lebih kurus Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dibandingkan dulu. Ia berhenti mendorong kalengnya dan memandang
tamu di gerbangnya itu. Hercule Poirot berdiri saja di sana tanpa bergerak.
"Astaga," kata Inspektur Spence. "Pasti dia. Tak mungkin, tapi memang dia.
Ya, memang dia. Hercule Poirot."
"Aha," kata Hercule Poirot, "Kau mengenaliku. Terima kasih."
"Mudah-mudahan kumismu selalu selebat itu," kata Spence.
Ditinggalkannya kaleng penyiram tanaman dan turun menuju gerbang.
"Ilalang sialan," katanya. "Dan apa yang membawamu kemari?"
"Yang sudah membawaku ke banyak tempat selama hidupku," kata Hercule Poirot,
"dan bertahun-tahun yang lalu pernah membawamu kepadaku.
Pembunuhan." "Aku sudah tak ada urusan lagi dengan pembunuhan," kata Spence,
"kecuali dalam kasus ilalang. Itulah yang sekarang sedang kukerjakan.
Menggunakan pembunuh ilalang. Ternyata tak semudah perkiraan kita, selalu saja
ada yang salah, biasanya cuaca. Tak boleh terlalu basah, tak boleh terlalu
kering, dan lain-lainnya lagi. Dari mana kau tahu alamatku?"
tanyanya sambil membuka pintu gerbang dan Poirot masuk.
"Kau kan mengirimi aku kartu Natal. Di situ tertera alamat barumu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh ya, jadi aku mengirimimu ya. Aku ini orang kuno. Aku suka mengirim kartukartu waktu Natal ke kawan-kawan lama."
"Kuhargai itu," kata Poirot.
Spence berkata, "Sekarang aku sudah tua."
"Kita sudah sama-sama tua."
"Rambutmu masih sedikit yang kelabu," kata Spence.
"Aku mengatasinya dengan sebuah botol," kata Hercule Poirot. "Tak perlu tampil
di depan umum dengan rambut kelabu kecuali jika memang kaukehendaki."
"Yah, hitam legam rasanya tak pantas buatku," kata Spence.
"Aku setuju," kata Poirot. "Kau kelihatan istimewa dengan rambut kelabu."
"Aku tak pernah berpikir aku ini orang yang istimewa."
"Tapi aku berpikir demikian. Bagaimana kau bisa tinggal di Woodleigh Common?"
"Terus terang, aku kemari untuk bergabung dengan adik perempuanku.
Suaminya sudah meninggal, anak-anaknya sudah menikah dan tinggal di luar negeri,
satu di Australia dan satu di Afrika Selatan. Jadi aku pindah Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kemari. Uang pensiun sekarang tak begitu banyak, tapi hidup bersama begini kami
jadi bisa hidup enak. Marilah dan silakan duduk."
Ia mendului menuju ke beranda kecil berdinding kaca yang ada kursi-kursinya
dengan satu dua meja. Matahari musim gugur menyorot hangat ke dalam ruangan yang
tenang ini. "Kau mau minum apa?" kata Spence. "Aku khawatir tak ada yang aneh-aneh di sini.
Tidak ada sirup kismis hitam atau sirup mawar atau
kesukaanmu yang lain. Bir" Atau akan kusuruh Elspeth membuatkan
secangkir teh" Atau aku bisa juga menyiapkan shandy, Coca-cola, atau coklat
kalau kau mau. Elspeth, adikku itu, suka minum coklat."


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau baik sekali. Untukku, kukira shandy saja. Limun jahe dicampur bir"
Betul, kan?" "Betul sekali."
Ia masuk ke rumah dan tak lama keluar lagi dengan membawa-dua gelas besar.
"Kutemani kau minum," katanya.
Ditariknya sebuah kursi mendekat ke meja, lalu duduk sambil meletakkan dua gelas
di depan dirinya dan Poirot.
"Apa yang baru saja kaukatakan tadi?" katanya sambil mengangkat gelas.
"Kita tak mau mengatakan, 'Untuk kejahatan.' Aku sudah tak berurusan Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
lagi dengan kejahatan dan kalau yang kaumaksudkan kejahatan yang
kukira sedang kautuju, mestinya memang begitu, karena aku tak ingat ada
kejahatan lain yang terjadi akhir-akhir ini, aku tak suka dengan bentuk
pembunuhan yang baru saja terjadi di sini."
"Ya, kukira kita tidak akan minum untuk itu."
"Yang kita bicarakan ini seorang anak yang kepalanya disurukkan ke dalam ember?"
"Ya," kata Poirot, "itulah yang sedang kubicarakan."
"Aku tak tahu kenapa kau datang kepadaku," kata Spence. "Sekarang aku sudah tak
berhubungan dengan polisi lagi. Itu semua sudah lewat
bertahun-tahun yang lalu."
"Sekali polisi," kata Hercule Poirot, "tetap polisi. Selalu ada gagasan seorang
polisi di balik gagasannya sebagai orang biasa. Aku tahu, aku yang membicarakan
hal ini denganmu. Dulu aku
juga mulai dengan menjadi polisi di negaraku sendiri."
"Ya, memang kau dulu polisi. Aku jadi ingat setelah kaubilang itu. Yah, kukira
pandangan orang itu biasanya dibuat sedikit lebih menyenangkan, tapi sudah
begitu lama aku tak punya hubungan yang aktif."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi kau mendengar gosip-gosipnya," kata Poirot. "Kau punya kawan-kawan yang
benar-benar kaukenal. Kau bisa dengar apa yang mereka
pikirkan, apa yang mereka curigai, atau yang mereka tahu."
Spence menghela napas. "Kita tahu terlalu banyak," katanya; "itulah salah satu masalah zaman sekarang.
Ada kejahatan, kejahatan dengan pola yang sudah dikenal, dan kita tahu, artinya
para petugas polisi yang aktif itu tahu sekali, siapa yang kira-kira melakukan
kejahatan itu. Mereka tidak memberi tahu surat-surat kabar tapi mereka
mengadakan penyelidikan-penyelidikan dan mereka
tahu. Tapi apakah mereka akan mengambil tindakan selanjutnya - yah, setiap hal
ada kesulitannya." "Maksudmu para istri, pacar, dan semuanya itu?"
"Sebagian, ya. Pada akhirnya mungkin kita dapatkan juga orang yang kita cari
itu. Kadang-kadang setelah setahun atau dua tahun. Kau tahu,
menurutku, Poirot, umumnya gadis-gadis sekarang lebih banyak yang
menikah dengan pria yang kurang baik daripada di masaku dulu."
Hercule Poirot menimbang-nimbang, sambil memilin-milin kumis.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya," katanya, "aku bisa lihat mungkin itu benar. Aku curiga gadis-gadis memang
selalu amat suka pada pemuda-pemuda yang kurang baik, seperti katamu, tapi kalau
dulu masih ada pengamannya."
"Betul. Dulu banyak orang menjaga mereka. Ibunya, bibi-bibinya, dan kakak-kakak
perempuannya. Adik-adiknya juga tahu apa yang terjadi.
Ayah mereka juga tak ragu-ragu mengusir pemuda yang kurang baik dari rumah
mereka. Kadang-kadang, tentu saja, ada gadis yang melarikan diri dengan salah
seorang pemuda berandal itu. Sekarang, mereka bahkan tak perlu lagi bertindak
begitu. Ibu tak tahu dengan siapa anak gadisnya pergi, ayah tak diberi tahu
dengan siapa gadis itu pergi, saudara laki-lakinya tahu tapi cuma berpikir
'dasar tolol'. Pasangan itu pergi ke catatan sipil dan berhasil menikah.
Kemudian waktu pemuda yang semua orang tahu bahwa ia berandal membuktikan diri
bahwa dia memang berandal, pecahlah
perang! Tapi cinta adalah cinta; si gadis tak mau berpikir bahwa arjunanya punya
kebiasaan memberontak, kecenderungan kriminal, dan lain-lain itu.
Dia akan berbohong, bersumpah palsu, dan seterusnya demi pemuda itu.
Ya, sulit. Sulit bagi kita, maksudku. Yah, tak ada gunanya terus-terusan
mengatakan zaman dulu semuanya lebih baik. Mungkin cuma kita saja
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang berpikir begitu. Oya, Poirot, bagaimana kau bisa terlibat dalam urusan
ini" Ini kan bukan daerah operasimu" Aku selalu berpikir kau tinggal di London.
Biasanya kau dulu tinggal di sana setahuku."
"Aku masih tinggal di London. Aku melibatkan diri kemari karena diminta seorang
teman, Nyonya Oliver. Kauingat Nyonya Oliver?"
Spence mengangkat kepala, menutup mata dan kelihatan mengingat-ingat.
"Nyonya Oliver" Tak ingat aku."
"Dia penulis buku. Cerita detektif. Kau pernah ketemu dia, coba ingat-ingat,
ketika kau membujukku untuk menyelidiki pembunuhan Nyonya
McGinty. Tentunya kau belum lupa pada Nvonya McGinty?"
"Jelas tidak. Tapi itu kan sudah lama sekali. Kerjamu waktu itu hebat, Poirot;
benar-benar hebat. Aku minta tolong dan kau tidak mengece-wakanku."
"Aku merasa dapat kehormatan - sanjungan - bahwa kau mesti datang minta
petunjukku," kata Poirot. "Harus kuakui satu dua kali aku putus asa juga waktu
itu. Orang yang mesti kita selamatkan - kita selamatkan jiwanya waktu itu
kurasa, karena sudah cukup lama berlalu - tergolong orang yang Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sulit ditolong. Benar-benar contoh orang yang tak dapat mengerjakan apa pun yang
berguna bagi dirinya sendiri."
"Menikah dengan gadis itu kan dia" Dengan yang murung. Bukan dengan yang cerah
berambut pirang kuning itu. Aku ingin tahu apa mereka bisa cocok. Pernah
kaudengar tentang mereka?"
"Tidak," kata Poirot. "Kukira mereka baik-baik saja."
"Tak ngerti aku, apa yang dilihat gadis itu padanya."
"Sulit," kata Poirot, "tapi merupakan salah satu penghiburan besar di dalam
alam, bahwa bagaimanapun tak menariknya seorang laki-laki,
masih ada juga wanita yang tertarik - bahkan tampaknya sangat tertarik.
Orang cuma bisa berkata dan berharap mereka menikah dan hidup
bahagia sesudahnya." "Kurasa mereka tak bisa hidup bahagia kalau
harus hidup dengan ibu."
"Tidak, memang," kata Poirot. "Atau ayah tiri," sambungnya.
"Yah," kata Spence, "kita terbawa masa lalu lagi. Semua itu sudah berlalu.
Aku selalu berpikir orang itu, lupa namanya, seharusnya menjadi pengelola
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
penguburan. Wajah dan sikapnya memang cocok. Mungkin saja dia
mengerjakannya ya. Si gadis punya cukup uang, kan" Ya, sebagai pengelola pasti
dia baik sekali. Bisa kubayangkan dia dalam pakaian hitam,
menelepon ke sana kemari memesan segala macam barang untuk
penguburan. Mungkin bahkan dia bersemangat sekali bisa memilih jenis kayu elm
atau jati atau apa yang cocok untuk peti-peti mati. Tapi jelas dia tidak akan
berhasil dalam usaha penjualan asuransi maupun real estate.
Yah, tak usahlah kita mengungkit masa lalu." Kemudian ia berkata tiba-tiba,
"Nyonya Oliver. Ariadne Oliver. Apel.
Begitukah dia terlibat dalam soal ini" Anak malang itu disurukkan
kepalanya ke dalam ember berisi air dan apel yang mengapung, di pesta itu kan"
Apa itu yang menarik perhatian Nyonya Oliver?"
"Kukira bukan apelnya itu yang membuat dia tertarik," kata Poirot, "tapi dia
hadir dalam pesta itu."
"Maksudmu, dia tinggal di sini?"
"Tidak, dia tidak tinggal di sini. Dia cuma sedang menginap di rumah kawannya,
Nyonya Butler." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Butler" Ya, aku tahu dia. Rumahnya tak jauh dari gereja. Janda. Suaminya dulu
pilot pesawat komersial. Anaknya satu, perempuan. Gadis yang agak cantik juga.
Budi pekertinya baik. Nyonya Butler itu wanita yang cukup menarik juga, bukan
begitu?" "Aku belum pernah bertemu dengan dia, tapi, ya, kukira dia sangat menarik."
"Dan bagaimana sangkut pautnya denganmu, Poirot" Kau tidak hadir waktu hal itu
terjadi?" "Tidak. Nyonya Oliver mendatangiku di London. Dia bingung; bingung sekali. Dia
ingin aku berbuat sesuatu."
Samar-samar tampak senyum di wajah Inspektur Spence.
"Begitu. Cerita yang sama juga. Dulu aku pun datang kepadamu, karena ingin kau
melakukan sesuatu." "Dan aku sudah melangkah satu langkah lebih jauh," kata Poirot. "Aku datang
menjumpaimu." "Karena kau ingin aku melakukan sesuatu" Kuberitahu ya, tak ada yang bisa
kulakukan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Oh, ada. Kau bisa ceritakan kepadaku tentang orang-orangnya. Orang-orang yang
tinggal di sini. Orang-orang yang pergi ke pesta itu. Para ayah dan ibu dari
anak-anak yang hadir di pesta itu. Sekolah, guru-gurunya, pengacara, dan dokter.
Seseorang dalam pesta itu telah membujuk seorang anak untuk berlutut dan mungkin
sambil tertawa berkata: 'Akan
kutunjukkan cara terbaik mengambil apel dengan gigimu. Aku tahu
caranya.' Lalu orang itu - siapa pun dia - memegang kepalanya. Tidak akan banyak
pergulatan atau keributan macam apa pun."
"Keji," kata Spence. "Aku juga berpikir demikian waktu mendengar tentang hal
itu. Kau ingin tahu apa" Aku sudah tinggal di sini setahun. Adikku lebih lama
lagi - dua atau tiga tahun. Komunitas di sini tidak besar. Juga tidak tetap.
Orang-orang terus berdatangan dan pergi. Suami-suami
bekerja di Medchester atau Great Canning, atau salah satu tempat di sekitar
sini. Anak-anak bersekolah di sini. Kemudian kalau suami pindah kerja, mereka
pergi lagi ke tempat lain. Jadi bukan komunitas yang tetap.
Beberapa orang memang sudah lama sekali tinggal di sini. Misalnya Nona Emlyn,
guru sekolah itu. Dokter Ferguson juga. Tapi secara keseluruhan, orang-orangnya
hanya berganti sedikit."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dengan sendirinya," kata Hercule Poirot, "setelah kita setuju ini persoalan
keji, aku boleh berharap kau tahu siapa-siapa orang yang keji di sini."
"Ya," kata Spence. "Itu yang selalu pertama kita cari kan" Dan yang berikutnya
kita cari adalah remaja berandalan atau semacamnya. Siapa yang kira-kira ingin
mencekik atau menenggelamkan atau menyingkirkan gadis tiga belas tahun" Tapi tak
ada bukti-bukti penganiayaan seksual atau semacamnya. Hal demikian banyak
terjadi sekarang di kota-kota kecil atau desa. Ini lagi, kukira lebih banyak
terjadi hal begini zaman sekarang daripada di masa mudaku dulu. Dulu ada juga
orang-orang yang mentalnya terganggu atau apa pun sebutannya, tapi tidak sebanyak
sekarang. Jangan-jangan jumlahnya lebih banyak di luar daripada di rumah-rumah
perawatan. Rumah-rumah sakit jiwa kita terlalu penuh,
terlalu sesak, maka dokter-dokter bilang, 'Biarlah dia hidup normal. Pulang dan
tinggal bersama keluarganya,' dan seterusnya. Lalu barang jelek ini, atau kawan
malang yang terganggu jiwanya ini, tergantung dari mana kau melihatnya, kumat
lagi dan satu wanita lagi yang sedang keluar berjalan-jalan ditemukan di dalam
sumur batu. Atau wanita yang cukup bodoh mau Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
ikut menumpang dalam mobil asing. Anak-anak tidak pulang ke rumah
dari sekolah, karena mereka ikut menumpang kendaraan orang asing,
meskipun meeka sudah dipe-ringkatkan jangan. Ya, banyak hal-hal macam itu
sekarang." "Apa itu benar-benar cocok dengan pola kita di sini?"
"Yah, itulah yang pertama kita ingat," kata Spence. "Ada orang di dalam pesta
itu yang mempunyai kecenderungan begitu. Mungkin ia sudah
pernah melakukannya, mungkin ia cuma ingin saja. Kurasa mungkin dulu pernah
terjadi penganiayaan anak, entah di mana. Sejauh yang kuketahui, tak ada orang
di sini yang punya sejarah macam itu. Maksudku tak tercatat resmi. Di pesta itu
ada dua anak yang masuk golongan usia itu. Nicholas Ransom, anak yang cakap,
tujuh belas atau delapan belas. Umurnva cocok.
Asalnya dari Pantai Timur atau daerah sana, kukira. Kelihatannya dia baik.
Cukup normal, tapi siapa tahu" Dan Desmond, pernah satu kali dikirim ke
psikiater, tapi kurasa soal itu tak banyak artinya. Mestinya seseorang yang ada
di pesta itu, meskipun tentu saja bisa ada orang yang masuk dari luar.
Rumah biasanya tidak tertutup seluruhnya selama pesta. Ada pintu atau jendela
samping yang terbuka. Salah seorang setengah waras ini bisa saja Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
datang untuk melihat ada apa, lalu menyelinap masuk. Tapi risikonya besar
sekali. Apa seorang anak yang sedang ada di pesta, mau bermain apel dengan orang
yang belum dia kenal" Yah, tapi kau belum terangkan
kepadaku, Poirot, apa yang membuatmu terjun dalam soal ini. Katamu karena Nyonya
Oliver. Dia punya ide yang hebat?"
"Tak terlalu hebat juga," kata Poirot. "Memang betul pengarang cenderung punya
ide yang hebat-hebat. Ide yang jauh dari kemungkinan untuk terjadi. Tapi ini cuma sesuatu
yang dia dengar dikatakan oleh gadis itu."
"Apa, gadis Joyce itu?"
"Ya." Spence mencondongkan tubuh ke depan dan memandang Poirot dengan
mata bertanya. "Akan kuceritakan," kata Poirot.
Dengan tenang, ringkas, dan jelas dia mengulang cerita yang telah
dikisahkan oleh Ny. Oliver kepadanya.
"Begitu," kata Spence. Dia mengusap kumisnya. "Jadi dia bilang begitu" Dia
bilang telah melihat pembunuhan. Apa dia mengatakan kapan dan
bagaimana?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tidak," kata Poirot.
"Apa yang membuat dia bicara soal itu?"
"Beberapa pernyataan, kukira, tentang pembunuhan di dalam buku-buku Nyonya
Oliver. Ada yang mengatakan sesuatu tentang itu kepada Nyonya Oliver. Kukira
salah seorang anak mengatakan, bahwa di dalam buku-bukunya tidak cukup banyak
darah atau mayat. Lalu Joyce angkat bicara dan mengatakan dia pernah menyaksikan
pembunuhan." "Membual" Itu kesan yang kauberikan kepadaku."
"Itu kesan Nyonya Oliver. Ya, anak itu membualkannya."
"Mungkin saja tak betul."
"Ya, mungkin saja sama sekali tak betul," kata Poirot.
"Anak-anak sering bicara dibesar-besarkan jika ingin menarik perhatian atau
mengesankan orang lain. Di lain pihak, mungkin yang dikatakannya itu betul.
Begitukah pikiranmu?"
"Tak tahu," kata Poirot. "Ada anak yang membual bahwa dia pernah menyaksikan
pembunuhan. Hanya beberapa jam kemudian, anak itu mati.
Kau harus akui bahwa ada dasar untuk percaya bahwa kedua hal itu - ini mungkin
gagasan yang terlalu jauh- bisa merupakan sebab akibat. J ika Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
demikian halnya, maka ada orang yang benar-benar tidak membuang
waktu." "Tepatnya," kata Spence, "berapa orang yang hadir waktu gadis itu berkata soal
pembunuhan itu" Kau tahu tepatnya?"
"Nyonya Oliver cuma mengatakan menurut dia yang hadir kira-kira empat belas atau
lima belas orang, mungkin lebih. Lima atau enam anak, lima atau enam orang
dewasa yang menyelenggarakan acara. Tapi informasi tepatnya aku mengandalkan
dirimu."

Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yah, cukup mudah," kata Spence. "Aku tak bilang sekarang aku sudah punya semua
data di tangan, tapi akan mudah memperolehnya dari orang-orang sini. Sedang
tentang pestanya sendiri, aku sudah amat tahu. Secara keseluruhan, kebanyakan
wanita. Para ayah tak banyak muncul di pesta-pesta untuk anak-anak. Tapi kadangkadang mereka datang juga, atau menjemput
anaknya pulang. Dokter Ferguson waktu itu ada, pendeta juga datang.
Selain itu, para ibu, bibi, pekerja sosial, dan dua orang guru. Oh, aku bisa
memberimu daftar- dan sekitar empat belas anak. Yang terkecil tak lebih dari
sepuluh tahun - selebihnya belasan tahun."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dan kau bisa tahu juga orang-orang yang mungkin di antara mereka?"
kata Poirot. "Yah, sekarang jadi tak mudah kalau apa yang kaukatakan itu benar."
"Maksudmu kau tak lagi mencari orang yang memiliki gangguan seksual.
Yang kaucari sekarang adalah orang yang pernah melakukan pembunuhan dan belum
ketahuan, seseorang yang tak pernah menyangka perbuatannya bisa diketahui orang
dan tiba-tiba saja mendapat kejutan tak enak."
"Sama saja sulitnya untuk memikirkan kemungkinannya," kata Spence.
"Seharusnya aku tak bilang bahwa di sini ada orang-orang yang pantas menjadi
pembunuh. Dan para pembunuh tentu saja tidak ada yang suka memamerkan diri."
"Orang yang mungkin jadi pembunuh itu ada di mana-mana," kata Poirot,
"atau bisa kukatakan orang-orang yang tak pantas jadi pembunuh, tapi toh
pembunuh. Karena para pembunuh yang tak punya tampang pembunuh
ini lebih sukar untuk dicurigai. Mungkin bukti-bukti terhadapnya tidak banyak,
dan pembunuh macam ini tentu kaget sekali mengetahui bahwa sebenarnya ada saksi
yang melihat pembunuhan yang dilakukannya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kenapa waktu itu Joyce tidak bicara apa-apa" Itu yang aku ingin tahu.
Apakah dia disogok supaya diam oleh seseorang, bagaimana pendapatmu" Terlalu riskan memang."
"Tidak," kata Poirot. "Menurut apa yang dikatakan Nyonya Oliver, dia tidak tahu
bahwa yang dilihatnya waktu itu adalah pembunuhan."
"Oh, tak mungkin itu," kata Spence.
"Mungkin saja," kata Poirot. "Yang bicara ini seorang anak berumur tiga belas
tahun. Ia sedang mengingat sesuatu yang terjadi di masa lalu. Kita tak tahu
persisnya kapan. Mungkin saja tiga atau empat tahun yang lalu. Dia melihat
sesuatu tapi tak mengerti maknanya. Itu bisa saja berlaku untuk banyak hal, mon
cher. Kecelakaan mobil yang agak aneh. Mobil yang
kelihatannya dikemudikan langsung menuju ke seseorang yang waktu itu terluka
atau mungkin mati. Seorang anak mungkin saja tak sadar bahwa itu disengaja. Tapi
karena ucapan seseorang, atau sesuatu yang dilihat atau didengarnya satu dua
tahun kemudian, bisa membuatnya teringat kembali dan mungkin dia jadi berpikir:
'A atau B atau X melakukannya dengan sengaja. Mungkin itu sebenarnya pembunuhan,
bukan sekadar kecelakaan.'
Dan masih banyak lagi kemungkinan lain. Beberapa di antaranya kuakui berasal
dari kawanku, Nyonya Oliver, yang dengan mudahnya bisa
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyebutkan kira-kira dua belas pemecahan, kebanyakan kurang
mungkin terjadi tapi bisa juga terjadi. Tablet yang dimasukkan ke dalam
secangkir teh untuk seseorang. Kira-kira semacam itulah. Mendorong seseorang di suatu tempat
yang berbahaya. Di sini tak ada jurang-jurang curam, sehingga kurang
menguntungkan dipandang dari sudut teori yang mungkin.
Mungkin suatu cerita pembunuhanlah yang mengingatkan gadis itu pada suatu
kejadian. Mungkin kejadian itu dulu tidak dia mengerti dan waktu membaca cerita
itu, dia berkata: 'Kalau begitu, hal itu mungkin begini-begini. Aku jadi
menduga-duga apakah dia melakukannya dengan
sengaja.' Ya, ada banyak kemungkinan."
"Dan kau datang kemari untuk menyelidiki semua itu?"
"Kukira ini merupakan kepentingan umum, kan?" kata Poirot.
"Ah, jadi kita sekarang bekerja demi kepentingan umum, kau dan aku?"
"Kau setidak-tidaknya bisa memberiku informasi," kata Poirot. "Kau kenal orangorang di sini." "Akan kukerjakan apa vang aku bisa," kata Spence. "Elspeth akan kugaet juga.
Sedikit yang dia tidak tahu tentang orang-orang."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
6 Puas dengan apa yang telah dicapainya, Poirot pergi meninggalkan
kawannya. Informasi yang diinginkannya tak lama lagi akan didapatkannya - tentang itu dia
tak ragu lagi. Spence sudah dibuatnya tertarik. Dan Spence, begitu mulai melacak
sesuatu, tidak akan menyerah. Reputasinya sebagai
pensiunan perwira tinggi di Departemen Penyelidikan Kriminal tentu akan
memudahkannya mendapat teman-teman di kepolisian setempat.
Dan sekarang - Poirot melihat ke arlojinya - dia punya janji bertemu dengan Ny.
Oliver sepuluh menit lagi di depan rumah yang namanya Apple Trees. Misterius
juga, nama itu kedengaran cocok.
"Benar-benar," pikir Poirot, "kita tak bisa menghindarkan diri dari apel."
Tak ada yang lebih menyegarkan daripada apel Inggris yang banyak airnya itu.
Namun demikian, di sini apel dihubungkan dengan sapu, tukang sihir, kebiasaan
kuno yang sudah ketinggalan zaman, dan seorang anak kecil yang dibunuh.
Dengan mengikuti rute yang sudah ditunjukkan kepadanya, Poirot tiba tepat pada
waktunya di luar Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sebuah rumah tipe Georgian. Rumah itu dikelilingi pagar hidup dari pohon beech
yang rapi. Di balik pagar hidup itu tampak kebun yang
menyenangkan. Tangannya meraih selot, lalu membukanya. Lewat pintu pagar besi itu, dia pun
masuk. Di gerbang terpampang papan bertuliskan "Apple Trees." Dari situ ada
jalan kecil yang menuju ke pintu depan rumah. Seperti lonceng Swiss saja, lonceng yang secara otomatis menjulurkan sesuatu keluar dari pintu yang ada di
bagian atas jamnya, - pintu muka rumah itu terbuka dan Ny. Oliver muncul di
tangganya. "Kau benar-benar tepat pada waktunya," katanya sambil terengah-engah.
"Aku sudah menunggu-nunggumu di jendela."
Poirot berpaling, dan menutup pintu pagar dengan hati-hati. Praktis pada setiap
kesempatan dia bertemu dengan Ny. Oliver, baik itu dengan
perjanjian atau kebetulan saja, sesuatu yang ada hubungannya dengan apel hampir
selalu muncul. Jika tidak sedang makan apel atau baru saja makan apel - ada biji apel di meja tulisnya
yang besar - Ny. Oliver tentulah sedang menjinjing tas penuh apel. Namun hari
ini tak tampak apel secuil pun.
Betul sekali, pikir Poirot setuju. Rasanya tentu amat tidak enak, jika kita
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengunyah-ngunyah apel di sini, di tempat terjadinya bukan saja tindak kejahatan
tetapi tragedi. Memang, apa lagi kalau bukan itu" pikir Poirot.
Kematian mendadak seorang anak yang baru tiga belas tahun. Tak suka dia berpikir
tentang hal itu dan karena tak suka, dia menjadi lebih mantap lagi untuk terus
memikirkannya sampai, entah dengan cara apa, ada titik terang dalam kegelapan
itu dan dia dapat melihat apa yang ingin
dilihatnya di sana. "Aku tak mengerti kenapa kau tak mau menginap di rumah Judith Butler,"
kata Ny. Oliver. "Daripada kau tinggal di hotel kelas lima."
"Karena lebih baik kalau aku melakukan peninjauan dengan mengambil jarak," kata
Poirot. "Kita tak boleh terlibat, mengertikah kau."
"Bagaimana mungkin tidak melibatkan diri," kata Ny. Oliver. "Kau kan harus
bertemu dengan orang-orang dan bicara dengan mereka?"
"Itu pasti," kata Poirot.
"Kau sudah bertemu siapa?"
"Kawanku, Inspektur Spence."
"Seperti apa dia sekarang?" kata Ny. Oliver.
"Jauh lebih tua daripada dulu," kata Poirot.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu saja," kata Ny. Oliver, "apa lagi yang kau harapkan" Apa dia sudah lebih
tuli, lamur, gemuk, atau kurus?"
Poirot menimbang-nimbang.
"Dia sedikit lebih kurus. Dia memakai kaca mata waktu membaca surat kabar.
Kukira dia tidak tuli, setidak-tidaknya tak kentara."
"Dan apa pendapatnya tentang semua ini?"
"Kau terlalu tergesa-gesa," kata Poirot.
"Dan apa persisnya yang akan kau dan dia kerjakan?"
"Aku sudah menyusun rencana," kata Poirot. "Pertama aku sudah bertemu dan
berbincang-bincang dengan kawan lamaku. Aku minta dia mencari-cari informasi
yang mungkin dengan cara lain tidak akan mudah didapat."
"Maksudmu polisi-polisi di sini akan jadi kawannya dan dia akan memperoleh
banyak informasi dari dalam?"
"Yah, tak persis seperti itu, tapi ya, jalur itulah yang kupikirkan."
"Dan setelah itu?"
"Aku kemari menemuimu, madame. Aku harus melihat lokasi terjadinya peristiwa
itu." Ny. Oliver berpaling dan mendongakkan kepala ke arah rumah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kelihatannya tidak seperti rumah yang di dalamnya terjadi pembunuhan, ya?"
Poirot berpikir lagi: "Betapa tepat nalurinya."
"Tidak," katanya, "tidak kelihatan seperti rumah macam itu. Setelah kulihat
tempatnya, lalu kita pergi ke rumah ibu anak yang tewas itu. Akan
kudengarkan apa yang bisa dia ceritakan. Sore ini Spence akan
membuatkan janji untukku dengan inspektur setempat pada waktu yang sesuai. Aku
juga ingin bicara dengan dokter di sini. Dan mungkin juga dengan ibu kepala
sekolah. Pukul enam aku akan minum teh dan makan sosis bersama Spence dan adik
perempuannya di rumah mereka dan kami pun akan berdiskusi."
"Apa lagi yang kau kira akan bisa dia ceritakan ?"
"Aku ingin bertemu adik perempuannya. Dia
sudah lebih lama tinggal di sini daripada Spence. Spence datang kemari untuk
bergabung dengan dia waktu suaminya meninggal. Mungkin dia
tahu betul orang-orang di sini."
"Kau tahu kau kedengaran seperti apa?" kata Ny. Oliver. "Komputer. Kau sedang
memprogram diri sendiri. Begitu kan istilahnya" Maksudku,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sepanjang hari ini kaumasukkan. semua itu ke dalam dirimu sendiri, lalu kaulihat
apa hasilnya." "Menarik juga gagasanmu itu," kata Poirot tertarik. "Ya, ya, kumainkan peranan
komputer. Orang memasukkan informasinya -"
"Dan seandainya semua hasil yang keluar salah?" kata Ny. Oliver.
"Itu tak mungkin," kata Hercule Poirot. "Komputer tidak seperti itu."
"Memang seharusnya tidak," kata Ny. Oliver, "tapi kau bisa heran melihat apa
yang kadang-kadang terjadi. Misalnya saja rekening listrikku yang terakhir. Aku
tahu ada peribahasa yang bilang 'Kekeliruan itu manusiawi'
tapi kekeliruan manusia itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan kesalahan
komputer. Ayolah masuk dan perkenalkan ini Nyonya Drake."
Ny. Drake benar-benar istimewa, pikir Poirot. Dia tinggi dan gagah.
Usianya empat puluh lebih. Rambutnya yang keemasan sedikit bercampur kelabu.
Matanya biru cemerlang. Dia tampak kompeten. Pesta apa pun yang dikelolanya
pasti akan sukses. Di ruang tamu telah menanti kopi dan biskuit di atas baki.
Poirot melihat Apple Trees ini rumah yang terpelihara amat baik.
Perabotnya bagus, permadaninya berkualitas baik, semuanya dipelitur dan Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dibersihkan dengan teliti. Kenyataan bahwa rumah itu tidak mempunyai sesuatu
yang istimewa dan menarik perhatian tidak segera nampak. Orang memang tidak
berharap demikian. Warna tirai dan taplak-taplaknya
menyenangkan tetapi biasa-biasa saja. Kapan saja rumah ini siap untuk disewakan
dengan harga tinggi kepada penyewa yang baik, tanpa harus menyingkir-nyingkirkan
benda berharga atau mengubah-ubah letak
perabotannya lagi. Ny. Drake menyalami Ny. Oliver dan Poirot. Dia hampir berhasil
menyembunyikan seluruh, apa yang - tak bisa tidak - menurut dugaan Poirot,
perasaan jengkelnya yang ditekan dengan hebat. Jengkel pada posisinya sebagai
nyonya rumah suatu pertemuan ramah-tamah di mana di dalamnya telah terjadi
sesuatu yang tidak ramah seperti pembunuhan itu. Sebagai anggota masyarakat
Woodleigh Common yang menonjol,
Poirot menduga tentulah dia merasa tidak bahagia karena menyadari
dirinya terbukti tak becus. Apa yang telah terjadi seharusnya tidak terjadi.
Pada orang lain di rumah orang lain - bisa saja terjadi. Tetapi di suatu pesta
untuk anak-anak yang dia kelola, dia yang mengadakan, dan dia pula yang
mengatur, hal semacam ini seharusnya tidak boleh terjadi. Entah dengan cara apa,
seharusnya dia telah mengatur agar hal itu tidak terjadi. Dan Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Poirot juga menduga bahwa dia dengan kesal sedang mencari-cari suatu alasan.
Bukan alasan untuk terjadinya suatu pembunuhan, tetapi untuk mencari dan
menunjuk suatu ketidakbecusan seseorang yang telah
membantunya, yang karena salah urus atau kurang tanggap tak berhasil menyadari
bahwa sesuatu seperti ini dapat terjadi.
"Tuan Poirot," kata Ny. Drake, nada bicaranya bagus, dan menurut pikiran Poirot
pantas terdengar di suatu ruang ceramah kecil atau di balai desa,
"alangkah senangnya saya Anda dapat datang kemari. Nyonya Oliver telah
mengatakan kepada saya betapa berharganya bantuan Anda bagi kami
dalam keadaan gawat yang mengerikan ini."
"Tenanglah, madame, akan saya lakukan apa saja yang saya dapat. Tapi seperti
yang pasti Anda sadari berdasarkan pengalaman hidup Anda, soal ini akan jadi
urusan yang sulit." "Sulit?" kata Ny. Drake. "Tentu saja akan sulit. Rasanya sukar dipercaya, benarbenar sukar dipercaya, bahwa hal sengeri itu bisa terjadi. Saya kira,"
sambungnya, "polisi mungkin sudah tahu sesuatu" Di daerah ini Inspektur Raglan
punya reputasi yang amat baik. Apakah seharusnya mereka
memanggil Scotland Yard atau tidak, saya tak tahu. Agaknya kematian Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
anak malang ini pasti ada hubungannya dengan situasi setempat. Tak perlu Anda
saya beri tahu, Tuan Poirot - bukankah Anda sama seringnya membaca surat kabar
seperti saya - bahwa akhir-akhir ini terjadi begitu banyak kecelakaan yang
menyedihkan pada anak-anak di daerah-daerah pedesaan. Tampaknya kecelakaan itu semakin sering
saja. Orang-orang yang mentalnya tidak stabil tampaknya semakin banyak, meskipun
para ibu dan keluarga sekarang umumnya tidak
menjaga anak-anaknya sebaik dulu. Anak-anak pulang sendiri dari sekolah ketika
hari sudah gelap, dan berangkat sendiri ketika hari masih pagi. Dan anak-anak,
betapa pun Anda melarang mereka, malangnya jadi amat tolol kalau mereka mendapat
tawaran menumpang di mobil yang bagus. Mereka percaya saja kepada apa yang
dikatakan orang kepada mereka. Saya kira hal itu tak bisa dihindari."
"Tapi yang terjadi di sini, madame, sifatnya lain sekali."
"Oh, saya tahu - saya tahu. Itu sebabnya saya katakan sukar dipercaya.
Sekarang pun saya masih sulit mempercayainya," kata Ny. Drake. "Waktu itu
semuanya dikontrol. Semua diatur. Semua berjalan dengan sempurna, semua menurut
rencana. Benar-benar - sukar dipercaya. Secara pribadi Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
saya pikir-pikir, pasti ada apa yang saya sebut pengaruh dari luar. Ada orang
masuk dari luar - bukan hal sulit untuk dikerjakan dalam keadaan seperti waktu
itu - seseorang yang mentalnya sangat terganggu, seseorang yang saya kira,
dikeluarkan dari rumah sakit jiwa hanya karena sudah tak ada tempat lagi di
sana. Sekarang ini pasien-pasien baru harus dibuatkan kamar yang baru pula.


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siapa saja yang mengintip lewat jendela bisa melihat bahwa di dalam masih
berlangsung sebuah pesta untuk anak-anak. Dan si orang malang ini - kalau kita bisa merasa
kasihan kepada orang-orang ini, saya sendiri kadang-kadang sukar sekali kasihan
kepada mereka - berhasil membujuk anak ini dan
membunuhnya. Sulit kita percaya bahwa hal macam itu bisa terjadi, tapi nyatanya
benar-benar telah terjadi."
"Mungkin Anda tak keberatan menunjukkan kepada saya tempat -"
"Tentu saja. Kopi lagi?"
"Tidak, terima kasih."
Ny. Drake bangun. "Polisi agaknya berpendapat pembunuhan itu terjadi waktu
snapdragon sedang berlangsung. Snapdragon dilaksanakan di
ruang makan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Dia berjalan menyeberangi lorong rumah, membuka sebuah pintu, lalu dengan gaya
anggun seorang tuan rumah kepada tamu-tamunya yang
terhormat, ia menunjuk ke meja makan besar dan tirai-tirai tebal dari beludru.
"Waktu itu tentu saja gelap di sini, kecuali hidangan yang sedang terbakar.
Dan ini -" Dia mendului menyeberangi lorong rumah dan membuka pintu sebuah
ruangan kecil. Di dalamnya ada kursi-kursi, poster-poster olahraga, dan rak-rak
buku. "Perpustakaan," kata Ny. Drake. Dia sedikit bergidik. "Embernya ada di sini.
Dialasi plastik, tentunya -"
Ny. Oliver tidak ikut masuk ke dalam. Dia tetap berdiri di luar, di lorong "Aku tak bisa masuk," katanya kepada Poirot. "Nanti aku jadi terus-terusan
berpikir tentang itu."
"Tak ada yang bisa dilihat sekarang," kata Ny. Drake. "Maksud saya, saya hanya
menunjukkan tempatnya, seperti yang Anda minta."
"Saya rasa," kata Poirot, "mestinya waktu itu banyak air di sini - banyak
sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tentu saja ada air di dalam ember," kata Ny. Drake.
Dipandangnya Poirot seolah-olah Poirot tidak sepenuhnya ada di situ.
"Dan ada air pula di alasnya. Maksud saya, jika kepala anak itu didorong ke
dalam air, tentunya banyak air yang muncrat ke mana-mana."
"Oh, ya. Bahkan ketika acara mengapungkan apel berlangsung, embernya kadangkadang sudah harus diisi lagi.
"Jadi orang yang melakukannya - orang itu harusnya juga basah, kan?"
"Ya, ya, saya kira demikian."
"Apa hal itu tidak khusus diperhatikan?"
"Ya, ya, Inspektur bertanya juga tentang hal itu kepada saya. Ketika pesta
berakhir hampir setiap orang sedikit acak-acakan, basah atau kena taburan tepung
terigu. Jadi tampaknya tak ada petunjuk yang berguna sedikit pun.
Maksud saya, polisi berpendapat begitu."
"Begitu," kata Poirot. "Saya kira petunjuk satu-satunya adalah anak itu sendiri.
Saya harap Anda ceritakan kepada saya semua yang Anda ketahui tentang anak itu."
"Tentang Joyce?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ny. Drake kelihatan sedikit bingung. Seolah-olah Joyce selama ini telah
mengendap jauh di dalam pikirannya, sehingga dia jadi terkejut ketika diingatkan
kembali tentang anak itu.
"Si korban selalu penting," kata Poirot. "Korbanlah, Anda tahu, yang sering
merupakan sebab dari suatu kejahatan."
"Yah, saya rasa, ya, saya mengerti apa yang Anda maksud," kata Ny. Drake,
padahal nyata sekali dia tak mengerti. "Bagaimana kalau kita kembali saja ke
ruang tamu?" "Dan kemudian Anda ceritakan semuanya tentang Jovce," kata Poirot.
Mereka pun kembali duduk di ruang tamu.
Ny. Drake kelihatan salah tingkah.
"Saya tak begitu mengerti apa yang Anda harap harus sava katakan, Tuan Poirot,"
katanya. "Tentunva semua informasi dapat dengan mudah diperoleh dari polisi atau
dari ibu Joyce. Kasihan wanita itu, tentu akan menyakitkan bagi dia, tapi -"
"Tapi vang sava inginkan," kata Poirot, "bukan pendapat seorang ibu tentang anak
perempuannya yang sudah meninggal. Saya ingin pendapat yang jelas, objektif,
dari seseorang vang punya pengetahuan luas tentang Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
sifat manusia. Anda, madame, pekerja yang aktif dalam banyak kegiatan sosial dan
kesejahteraan umum di sini. Saya yakin,
tak ada orang yang lebih tepat selain Anda dalam menyimpulkan karakter dan watak
seseorang yang Anda kenal."
"Yah - agak sulit juga. Maksud saya, anak-anak seusia itu - dia tiga belas, saya
kira, dua atau tiga belas tahun - pada usia tertentu amat mirip satu sama lain."
"Ah, tidak, tentu saja tidak," kata Poirot. "Ada perbedaan-perbedaan mencolok
dalam karakternya, dalam wataknya. Anda menyukai dia?"
Ny. Drake tampaknya merasa pertanyaan itu membuat dia jengah.
"Yah, tentu saja saya - saya suka dia. Maksud saya, yah, saya suka semua anakanak. Kebanyakan orang begitu."
"Ah, saya tak setuju dengan Anda," kata Poirot. "Ada anak-anak yang menurut saya
amat tidak menarik."
"Yah, saya setuju, anak-anak sekarang kurang dididik dengan baik. Semua
tampaknya diserahkan saja kepada sekolah, jadi tentu saja cara hidup mereka
bebas. Mereka memilih teman-teman sendiri dan - ng - itu benar, Tuan Poirot."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa dia anak yang menyenangkan atau tidak menyenangkan?" Poirot terus mendesak.
Ny. Drake menatapnya dan tampak ekspresi tak suka di wajahnya.
"Anda mesti ingat, Tuan Poirot, anak itu sudah meninggal."
"Meninggal atau hidup, itu tetap penting. Mungkin kalau saja dia anak yang
menyenangkan, tidak ada orang yang ingin membunuhnya. Tetapi bila dia anak yang tidak
menyenangkan, mungkin ada orang yang ingin membunuhnya dan
melaksanakan hal itu -"
"Yah, saya rasa - Ini kan bukan soal menyenangkan atau tidak?"
"Bisa saja. Saya juga tahu bahwa dia menyatakan telah melihat suatu pembunuhan?"
"Oh itu," kata Ny. Drake dengan nada meremehkan.
"Anda tidak menganggap pernyataan itu serius?"
"Yah, tentu saja tidak. Omongan yang tolol sekali."
"Bagaimana dia bisa berkata begitu?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah, saya kira mereka semua begitu bersemangat dengan adanya Nyonya Oliver. Kau
memang amat terkenal, kau mesti ingat itu, Sayang," kata Ny.
Drake kepada Ny. Oliver. Kata "sayang" diucapkannya tanpa semangat.
"Kalau tidak, anak-anak tak akan membicarakan masalah seperti itu, tetapi waktu
itu mereka begitu senang bertemu dengan seorang penulis
kenamaan -" "Sehingga Joyce berkata dia pernah melihat suatu pembunuhan," kata Poirot
serius. "Ya, dia mengatakan begitu kira-kira. Saya tak terlalu mendengarkan waktu itu."
"Tapi Anda ingat dia mengatakannya?"
"Oh ya, dia mengatakannya. Tapi saya tak
percaya," kata Ny. Drake. "Kakaknya langsung menyuruhnya diam.
Memang begitu seharusnya."
"Dan dia jadi jengkel, kan?"
"Ya, dia terus berkata bahwa apa yang dikatakannya itu betul."
"Bahkan dia membangga-banggakan diri karena hal itu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Kalau Anda menganggapnya begitu, ya."
"Bisa saja itu betul, saya rasa," kata Poirot.
"Omong kosong! Sedikit pun saya tidak percaya," kata Ny. Drake. "Itu jenis halhal tolol yang biasa dikatakan Joyce."
"Apa dia tolol?"
"Yah, saya kira dia jenis anak yang suka pamer," kata Ny. Drake. "Anda tahu, dia
selalu ingin melihat atau mengerjakan sesuatu yang lebih daripada anak lain."
"Bukan karakter yang amat bagus," kata Poirot.
"Memang bukan," kata Ny. Drake. "Benar-benar jenis anak yang terus menerus harus
disuruh diam." "Apa kata anak-anak lain yang hadir di sini tentang pernyataan itu"
Mereka terkesan?" "Mereka menertawakan dia," kata Ny. Drake. "Maka, tentu saja dia makin menjadijadi." "Yah," kata Poirot sambil berdiri, "saya senang mendapat kepastian dari Anda
tentang hal itu." Poirot dengan sopan membungkuk sambil menjabat tangan Ny.
Drake. "Saya permisi, madame; terima kasih banyak Anda sudah mengizinkan saya
melihat tempat terjadinya peristiwa yang amat Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
tidak menyenangkan itu. Saya harap saya tidak membuat Anda terlalu teringat akan
kenangan-kenangan yang kurang menyenangkan."
"Tentu saja," kata Ny. Drake, "menyakitkan sekali mengingat-ingat hal macam ini.
Waktu itu saya begitu berharap pesta kecil kami akan berjalan baik. Memang pesta
itu berjalan baik dan semua orang tampaknya begitu menikmatinya sampai hal yang
mengerikan terjadi. Bagaimanapun, satu-satunya yang bisa kita perbuat adalah
mencoba melupakan semuanya.
Tentu saja sangat tak kebetulan Joyce mengeluarkan pernyataan tolol tentang
melihat pembunuhan itu."
"Apa pernah terjadi pembunuhan di Woodleigh Common?"
"Seingat saya tidak," kata Ny. Drake tegas.
"Di zaman kejahatan semakin merajalela," kata Poirot, "hal itu kedengarannya
agak tidak biasa, ya?"
"Yah, saya rasa ada juga seorang sopir truk yang membunuh rekannya seperti itulah - dan seorang gadis kecil yang ditemukan di sumur batu kira-kira
dua puluh lima kilometer dari sini, tapi sudah bertahun-tahun yang lalu.
Keduanya kejahatan yang agak menjijikkan dan tidak menarik.
Terutama akibat mabuk, saya kira."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jenis pembunuhan yang rasanya tak mungkin disaksikan oleh seorang gadis dua
belas atau tiga belas tahun."
"Sangat tak mungkin, menurut saya. Dan percayalah Tuan Poirot, pernyataan yang
dibuat gadis ini hanyalah untuk mengesankan kawan-kawannya dan mungkin
untuk menarik perhatian seorang tokoh terkenal." Dia memandang agak dingin
kepada Ny. Oliver. "Bahkan," kata Ny. Oliver, "kukira akulah yang salah kenapa mesti hadir di pesta
itu." "Oh, tentu saja tidak, Sayang, tentu saja yang kumaksud bukan itu."
Poirot menghela napas, sementara dia pergi meninggalkan rumah itu
dengan Ny. Oliver di sampingnya.
"Tempat yang sangat tak sesuai untuk pembunuhan," katanya ketika mereka sedang
melewati jalan kecil yang menuju ke pintu pagar.
"Suasananya tak ada, kengerian tragedi tak ada, tokoh yang pantas dibunuh juga
tak ada, meskipun tak bisa tidak aku berpikir mungkin saja kadang-kadang ada
orang yang merasa ingin membunuh Ny. Drake."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Aku tahu maksudmu. Dia kadang-kadang bisa menjengkelkan sekali. Dia begitu
senang, begitu puas terhadap diri sendiri."
"Seperti apa suaminya?"
"Oh, dia janda. Suaminya meninggal satu atau dua tahun yang lalu. Dia kena polio
dan bertahun-tahun jadi lumpuh. Aslinya seorang bankir, kukira. Senang sekali
pada permainan-permainan dan olahraga, dan dia benci sekali harus lepas dari
semua itu ketika dia sakit-sakitan."
"Ya, memang." Dia kembali ke soal Joyce. "Katakan padaku. Apa ada orang yang
waktu itu turut mendengar, menganggap pernyataan Joyce itu serius?"
"Tak tahu. Kurasa tak ada."
"Anak-anak lain, misalnya?"
"Yah, aku memang berpikir ke situ. Tidak, kukira mereka tak percaya kepada apa
yang dikatakan Joyce. Mereka pikir dia mengarang-ngarang saja?"
"Kau berpikir begitu juga?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah, begitulah," kata Ny. Oliver. "Tentu saja," sambungnya, "Nyonya Drake pasti
Ingin sekali percaya bahwa pembunuhan itu tidak benar-benar
terjadi, tapi dia pasti tak bisa kan?"
"Aku mengerti ini mungkin menyakitkan buat dia.
"Kurasa memang begitu dalam satu hal," kata Ny. Oliver, "tapi kukira, sekarang
ini dia malah sebenarnya jadi amat suka bicara tentang
pembunuhan itu. Kurasa dia tak akan suka terus-terusan berdiam diri dalam hal
ini." "Kau suka dia?" tanya Poirot. "Apa kaupikir dia wanita yang menyenangkan?"
"Pertanyaan-pertanyaanmu memang amat sulit. Membuat orang jengah,"
kata Ny. Oliver. "Kelihatannya satu-satunya hal yang kauperhati-kan hanyalah
apakah orang itu menyenangkan atau tidak. Rowena Drake itu tipe wanita bos suka mengatur, barang maupun orang. Bahkan kukira, seluruh daerah ini kira-kira
dialah yang mengatur. Tapi dia mengelolanya dengan efisien sekali.
Tergantung apa kita suka wanita yang bertipe bos atau tidak. Aku tak begitu suka
-" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Bagaimana dengan ibu Joyce yang sedang kita datangi ini?"
"Dia wanita yang menyenangkan sekali. Agak tolol, kukira. Aku kasihan kepadanya.
Tak enak sekali mempunyai anak yang dibunuh orang, kan"
Dan semua orang di sini berpendapat itu kejahatan seks, sehingga
membuat masalahnya jadi lebih tak enak lagi."
"Tapi setahuku tidak ada bukti penganiayaan seksual atau yang seperti itu, kan?"
"Tidak, tapi orang senang berpikir bahwa begitulah kejadiannya. Lebih
menegangkan. Kau tahu orang itu bagaimana."
"Kita merasa kita tahu - tapi kadang-kadang - yah, kita benar-benar sama sekali
tak tahu." "Apa tidak lebih baik jika kawanku Judith Butler saja yang mengantarmu ke Nyonya
Reynolds" Dia kenal baik dengan Nyonya Reynolds, sedangkan aku tak kenal."
"Kita tetap bertindak sesuai dengan rencana."
"Program komputer harus tetap berjalan." gumam Ny. Oliver mengomel.
7 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Nyonya Reynolds sama sekali berlawanan dari Ny. Drake. Padanya tak nampak
pancaran rasa percaya diri orang yang kompeten, dan agaknya hal-hal itu tidak
akan pernah ada pada dirinya.
Dia mengenakan pakaian hitam yang konvensional. Sapu tangannya yang lembab
tercengkeram di tangan dan jelas terlihat setiap saat tangisnya bisa pecah.
"Anda sangat baik," katanya kepada Ny. Oliver, "membawa seorang kawan kemari
untuk menolong kami." Tangannya yang basah menjabat tangan Poirot dan
dipandangnya Poirot dengan ragu. "Dan kalau dia bisa menolong dengan cara apa
pun, saya yakin saya akan sangat berterima kasih, meskipun saya tak tahu apa
yang masih bisa kita kerjakan. Tak ada yang bisa membawanya kembali, Anak
malang. Menyedihkan sekali bila dipikir. Bagaimana mungkin orang dapat membunuh
anak seumur dia. Kalau saja waktu itu dia berteriak - meskipun kurasa orang itu langsung
merenggut kepalanya ke dalam air dan menahannya di sana. Oh, tak tahan aku
memikirkannya. Tak tahan."
"Memang, madame, saya tak ingin membuat Anda sedih. Tolong jangan pikirkan hal


Pesta Halloween Hallowe'en Party Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu. Saya cuma ingin sedikit bertanya yang mungkin bisa Koleksi ebook inzomnia
http://inzomnia.wapka.mobi
menolong - menolong menemukan pembunuh putri Anda. Anda tak punya
gagasan, saya kira, siapa kira-kira pembunuhnya?"
"Bagaimana mungkin saya punya gagasan" Saya bahkan tak berpikir ada orang
seperti itu - orang yang tinggal di sini, maksud saya. Daerah ini tempat yang
baik. Dan orang-orang yang tinggal di sini begitu baik-baik.
Saya kira dia cuma seseorang - seorang pria jahat yang masuk lewat jendela.
Mungkin dia baru minum obat bius atau sejenisnya. Dia melihat di sana terang dan
ada pesta, maka dia nimbrung saja."
"Anda yakin sekali penyerangnya pria?"
"Oh, seharusnya ya." Ny. Reynolds kedengaran kaget. "Saya yakin. Tak mungkin
wanita, kan?" "Wanita mungkin juga cukup kuat."
"Yah, saya rasa saya mengerti maksud Anda. Zaman sekarang wanita lebih atletis
dan sebagainya itu. Tapi mereka tak akan melakukan hal macam ini, saya yakin.
Joyce cuma seorang anak - tiga belas tahun."
"Saya tak ingin menyusahkan Anda dengan tinggal di sini terlalu lama, madame,
atau dengan menanyakan hal yang sulit-sulit. Itu sudah
dikerjakan oleh polisi, saya yakin. Saya juga tidak ingin melihat Anda kesal
dengan bicara tentang fakta-fakta yang menyakitkan. Cuma soal sesuatu Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang dikatakan anak Anda di pesta itu. Anda sendiri tidak di sana, saya kira?"
"Yah, tidak. Akhir-akhir ini saya kurang enak badan, sedang pesta anak-anak bisa
jadi amat melelahkan. Saya antar mereka dengan mobil, lalu saya jemput lagi.
Ketiga anak itu berangkat bersama-sama. Ann, yang lebih tua, enam belas tahun,
dan Leopold hampir sebelas. Apa yang dikatakan Joyce dan ingin Anda ketahui
itu?" "Nyonya Oliver, yang waktu itu hadir di sana, akan menceritakan kepada Anda
kata-kata anak itu persisnya. Anak itu mengatakan dia pernah
menyaksikan suatu pembunuhan."
"Joyce" Oh, tak mungkin dia berkata begitu. Pembunuhan apa yang mungkin
disaksikannya?" "Yah, tiap orang agaknya berpikir hal itu tak mungkin," kata Poirot. "Saya hanya
ingin tahu apakah menurut Anda itu mungkin. Apa dia pernah
bercakap-cakap dengan Anda tentang hal seperti itu?"
"Melihat pembunuhan" Joice?"
"Anda mesti ingat," kata Poirot, "bahwa istilah pembunuhan mungkin saja
digunakan oleh anak seusia Joyce dengan agak seenaknya. Mungkin yang Koleksi
ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dimaksudkannya cuma seseorang yang ditabrak mobil atau anak-anak
yang berkelahi dan salah satu mendorong yang lain ke sungai, atau dari atas
jembatan. Sesuatu yang maksudnya tidak bersungguh-sungguh, tapi ternyata
mengakibatkan kecelakaan."
"Yah, saya tak bisa ingat sesuatu yang terjadi di sini yang mungkin dilihat oleh
Joyce. Dan dia tak pernah mengatakan apa-apa tentang hal seperti itu kepada
saya. Pasti dia cuma bercanda."
"Dia yakin sekali, "kata Ny. Oliver. "Berulang-ulang dia mengatakan bahwa dia
benar dan dia pernah melihatnya."
"Ada yang percaya?" tanya Ny. Reynolds.
"Saya tak tahu," kata Poirot.
"Saya kira tak ada," kata Ny. Oliver, "atau mungkin mereka tak ingin - eh yah, menyemangati anak itu dengan mengatakan mereka percaya."
"Mereka cenderung menertawakan dia dan mengatakan dia cuma
ngarang-ngarang saja," kata Poirot, lebih kejam daripada Ny. Oliver.
"Keterlaluan mereka itu," kata Ny. Reynolds. "Seolah-olah Joyce banyak berbohong
mengenai soal-soal seperti itu." Wajahnya merah dan dia kelihatan gemas.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Saya tahu. Tampaknya tak mungkin," kata Poirot. "Lebih mungkin, kalau dia
keliru. Dia melihat sesuatu yang dipikirnya dapat dilukiskan sebagai suatu
pembunuhan. Kecelakaan, mungkin."
"Kalau begitu, seharusnya dia mengatakannya kepada saya, kan?" kata Ny.
Reynolds, masih gemas. "Mestinya begitu," kata Poirot. "Dia tak pernah mengatakan apa-apa" Anda bisa
saja lupa. Terutama kalau bukan soal yang benar-benar penting."
"Maksud Anda kapan?"
"Kita tak tahu," kata Poirot. "Itulah salah satu kesulitannya. Mungkin tiga
minggu yang lalu - atau tiga tahun. Katanya waktu itu dia 'masih kecil sekali'.
Bagaimanakah yang dianggap kecil oleh seorang anak tiga belas tahun" Tak adakah
hal-hal mengejutkan yang pernah terjadi di sekitar sini seingat Anda?"
"Oh, saya kira tidak. Maksud saya, kita mendengar juga soal-soal seperti itu.
Atau membacanya di surat kabar. Anda tahu, maksud saya, ada wanita yang
diserang, atau seorang gadis dengan pacarnya, atau hal-hal lain Koleksi ebook
inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
semacam itu. Tapi tak ada yang penting seingat saya, tak ada yang menarik
perhatian Joyce." "Tapi kalau Joyce berkata dengan yakin dia melihat pembunuhan, apa Anda pikir
dia memang berpendapat demikian?"
"Dia tidak akan berkata seperti itu jika dia tidak benar-benar berpendapat
begitu, kan?" kata Ny. Reynolds. "Saya kira dia pasti keliru tentang sesuatu."
"Ya, mungkin juga. Saya ingin tahu," tanya Poirot, "mungkin saya boleh berbicara
dengan kedua anak Anda yang juga hadir di pesta itu?"
"Yah, tentu saja, meskipun saya tak tahu apa yang dapat Anda harapkan dari
mereka. Ann sedang belajar, mempersiapkan diri untuk ujian
SMA -nya. Leopold sedang memasang model kapal terbang di kebun."
Leopold bertubuh kekar. Wajahnya bundar montok dan perhatiannya
tampak tertumpah penuh pada konstruksi mekanik. Baru setelah beberapa saat dia
bisa memperhatikan pertanyaan yang diajukan kepadanya.
"Kau ada di sana kan, Leopold" Kaudengar apa yang dikatakan kakakmu.
Apa katanya?" "Oh, maksudmu tentang pembunuhan itu?" Kedengaran bosan dia.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, itu maksudku," kata Poirot. "Katanya dia pernah melihat pembunuhan.
Apa dia benar-benar melihat pembunuhan?"
"Tidak, tentu saja tidak," kata Leopold. "Memangnya siapa yang dilihatnya
dibunuh" Joyce memang begitu."
"Apa maksudmu, Joyce memang begitu?"
"Pamer," kata Leopold, sambil menggulung kabel. Ia mengembuskan napas keraskeras lewat hidung. "Dia itu jenis gadis yang tolol," sambungnya. "Dia mau
bicara apa saja, asal orang bisa dibuatnya mendengarkan dan
memperhatikan." "Jadi kau benar-benar berpikir dia cuma ngarang-ngarang?"
Leopold menggeser pandangannya kepada Ny. Oliver.
"Kukira dia ingin sedikit mengesankan Anda," katanya. "Anda menulis cerita
detektif, kan" Kukira dia mengatakannya cuma supaya kau lebih memperhatikan dia
daripada anak-anak lain." "Itu juga khas dia, kan?" kata Poirot. "Oh, dia bisa
bilang apa saja," kata Leopold. "Tapi aku berani bertaruh tak ada yang percaya."
"Apa waktu itu kau mendengarkan" Kau pikir ada yang percaya?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Yah, aku dengar dia bilang begitu tapi aku tidak benar-benar mendengarkan.
Beatrice menertawakan dia, Cathie juga. Mereka bilang
'Ceritanya hebat,' kira-kira begitu."
Kelihatannya cuma sedikit yang bisa didapat dari Leopold. Mereka naik ke atas
menjumpai Ann. Tampak sedikit lebih dewasa dari usia yang enam belas tahun, dia
sedang membungkuk di meja dengan berbagai buku
pelajaran berserakan di sekitarnya.
"Ya, aku hadir di pesta itu," katanya. "Kaudengar adikmu mengatakan bahwa dia
pernah melihat pembunuhan?"
"Oh ya, aku mendengar. Tapi aku tidak memperhatikan."
"Waktu itu kaupikir hal itu tak betul?" "Tentu saja tidak. Sudah lama sekali tak
pernah ada pembunuhan. Kupikir sudah bertahun-tahun tak ada
pembunuhan yang sebenarnya."
"Lalu kaupikir kenapa dia berkata demikian?" "Oh, dia suka pamer.
Maksudku dulu dia biasa pamer. Pernah dia bercerita hebat sekali tentang
perjalanannya ke India. Pamanku pernah berlayar ke sana dan dia
membayangkan dirinya ikut
paman. Banyak gadis-gadis di sekolah yang betul-betul percaya."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Jadi kau tak ingat apa pun yang bisa kausebut pembunuhan dalam tiga-empat tahun
belakangan ini?" "Tidak, cuma yang biasa saja," kata Ann. "Maksudku, yang biasa ada di suratsurat kabar setiap hari. Dan pembunuhan-pembunuhan itu tidak terjadi di sini, di
Woodleigh Common. Kebanyakan di Medchester, kukira."
"Kaupikir siapa yang membunuh adikmu, Ann" Tentunya kau tahu siapa temantemannya, jadi mestinya kau tahu kalau ada yang tak suka
kepadanya." "Aku tak bisa membayangkan siapa yang ingin membunuhnya. Kukira cuma orang edan
saja. Siapa lagi?" "Tak ada yang - baru bertengkar dengan dia atau tak cocok dengan dia?"
"Maksudmu, apa dia punya musuh" Kupikir itu tolol. Kita sebetulnya tak pernah
punya musuh. Yang ada cuma orang yang tidak kita sukai."
Waktu mereka mulai beranjak dari kamar itu, Ann berkata:
"Aku tak ingin bersikap kasar terhadap Joyce. Dia sudah meninggal, betapa
menyedihkan, tapi dia memang pembohong yang gawat sekali. Maksudku, aku tak
senang mengatakan yang jelek-jelek tentang adikku, tapi apa yang kukatakan
memang betul sekali."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Apa kita sudah mendapat kemajuan?" kata Ny. Oliver ketika mereka meninggalkan
rumah "Belum sedikit pun," kata Hercule Poirot. "Itu menarik," katanya sambil
berpikir-pikir. Ny. Oliver tampak seolah-olah tidak setuju.
8 Pukul enam di Pine Crest. Hercule Poirot memasukkan sepotong sosis ke dalam
mulutnya, lalu menghirup teh. Tehnya kental sekali dan bagi Poirot benar-benar
kurang nikmat. Sebaliknya, sosisnya enak. Dimasak dengan sempurna. Dia memandang
Lentera Maut 12 Pendekar Hina Kelana 34 Utusan Dari Negeri Leluhur Badik Buntung 10

Cari Blog Ini