Ceritasilat Novel Online

Topeng Kuning 3

Topeng Kuning Karya Bois Bagian 3


Selain itu, dia juga telah menggagalkan pencurian
emas di Tugu Monas. Marilah kita dengar penuturan
mereka yang saat itu sedang berada di lokasi
kejadian. Seseorang yang diwawancarai tampak
menceritakan kejadian itu. Beberapa orang yang
diwawancarai juga memberikan pendapat yang sama.
Mereka sangat kagum dengan si Topeng Kuning.
Seorang wanita hamil yang sempat ditolong oleh si
Topeng Kuning saat terjepit di dalam kereta ekonomi
juga diwawancarai, dia menceritakan kejadian yang
dialaminya sambil menitikkan air mata. "Dia memang
benar-benar seorang pahlawan buat saya, dia telah
menyelamatkan saya dari himpitan besi yang
menyakitkan. Saya dan bayi di dalam kandungan ini
mungkin sudah mati bila tidak cepat-cepat di
keluarkan dari gerbong itu," cerita wanita itu sambil
mengusap perutnya yang sedang hamil.
258 Beberapa polisi yang diwawancarai mengenai
kejadian di Monas tampak begitu menggebu-gebu,
menceritakan kejadian yang menurut mereka sangat
luar biasa. Saat itu mereka menceritakan pertarungan
antara Topeng Kuning dan Tangan Besi yang begitu
dasyat. Sesekali salah seorang dari mereka tampak
menggeleng-gelengkan kepala karena takjub. Berita
kemunculan Topeng Kuning terus mengisi tajuk utama
semua surat kabar dan televisi. Mereka terus
membahas kejadian yang menggemparkan itu.
Seminggu kemudian di sebuah restoran. Bobby,
Haris, dan Sinta tampak sedang menikmati hidangan
yang mereka pesan. Saat itu, sesekali Bobby tampak
memperhatikan Sinta yang sedang memotong steak,
dan terkadang mata mereka sempat beradu pandang.
"Oh, Sinta" entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu
memikirkanmu" Apakah aku mencintaimu?" gumam
Bobby dalam hati. 259 "Hey, Kak Bobby. Kenapa bengong?" tanya Sinta
sengaja menyadarkan Bobby dari lamunannya.
"Iya nih, dari tadi bengong saja. Nanti kalau
kesambet baru tahu," timpal Haris.
"Ma-maaf. Barusan aku sedang memikirkan
sesuatu yang penting," jawab Bobby.
"O ya, Kak Bobby. Ngomong-ngomong, pohon
kamboja Jepang yang kau jual lagi laku keras, ya?"
tanya Sinta lagi seraya memotong steak-nya.
"Betul, Sin. Rupa-rupanya pohon itu sangat
diminati untuk menghias perkantoran," jelas Bobby.
"Eng" Kenapa ya, Kak. Kok pohon kambojaku
tidak pernah berbunga" Sedangkan pohon kamboja
yang ada di tempatmu itu kulihat selalu berbunga,"
tanya Sinta agak heran. "Oh, itu karena kau tidak memberinya pupuk.
Kalau kau ingin pohon kambojamu berbunga, beri
saja pupuk MPK, yang berguna untuk merangsang
pertumbuhan bunga," jelas Bobby .
"Mmm" begitu ya?" Sinta mengangguk-angguk.
260 Bobby dan Sinta terus berbincang-bincang seputar
tanaman hias, sedangkan Haris hanya menjadi
pendengar setia saja. Kini ketiganya tampak sedang
menikmati hidangan penutup, dan beberapa menit
kemudian, mereka sudah menghabiskannya. Kini
mereka sedang bersiap-siap untuk meninggalkan
restoran. Hari ini mereka akan pergi ke pantai utara
Jawa untuk menguji coba sebuah pembangkit listrik
tenaga ombak. Maklumlah, kini dia sedang berusaha
mengembangkan ide lama yang hampir terlupakan.
Hal itu disebabkan karena kekhawatirannya terhadap
PLTN yang kini sudah mendominasi pasokan listrik di
Indonesia sampai mengalami kebocoran. Maklumlah,
dia memang masih belum bisa percaya dengan
sistem pengamanan yang katanya sudah berlapis.
"Sin" Apa menurutmu pembangkit listrik tenaga
ombakmu itu bisa bekerja?" tanya Bobby yang kini
sudah duduk di depan kemudi.
"Kalau menurut teori sih bisa. Makanya sekarang
akan kuuji coba agar bisa ketahuan hasilnya," jawab
Sinta seraya memasang sabuk pengaman.
261 "O ya, Sin. Apa sih bedanya pembangkit tenaga
ombak dan pembangkit tenaga arus laut?"
"Sebenarnya sih hampir sama. Bedanya cuma
soal tempat, kalau pembangkit tenaga ombak
dipasang di tepi pantai, sedangkan pembangkit arus
laut dipasang di kedalaman laut yang mempunyai arus
cukup kuat. Aku pun sedang merancang pembangkit
arus laut itu, tapi sekarang masih ada sedikit kendala."
"Memangnya apa kendalanya?" tanya Bobby.
Sinta pun segera menjelaskannya panjang lebar,
sementara itu Bobby tampak mendengarkannya
sambil terus memacu mini bus yang dikendarainya
menyusuri jalan tol. Haris yang duduk di sebelah
Bobby pun tampak ikut mendengarkannya dengan
penuh antusias. Setelah cukup lama menempuh
perjalanan, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.
Kini mereka sedang memasuki gerbang Taman
Impian Jaya Ancol, dan setibanya di pantai, mereka
langsung beristirahat sejenak di bawah pohon nyiur
yang terus melambai-lambai. Udara siang itu memang
cukup panas, namun pemandangan yang indah serta
262 angin sepoi-sepoi membuat mereka tidak
mempedulikan rasa panas yang menyengat kulit.
Bobby yang saat itu duduk di sebelah Sinta tampak
sedang memperhatikan wajah gadis itu. Tak bosanbosannya
dia memandangi wajah manis Sinta yang
sedang melepas cadarnya guna membasuh wajah.
"Sin" kau begitu manis, lembut, dan cerdas.
Sepertinya aku benar-benar mencintaimu," kata
Bobby dalam hati seraya berpaling memandang
ombak yang menerpa pantai.
Sinta melirik ke arah Bobby, dia memperhatikan
Bobby yang sedang memandang ombak. "Kak
Bobby" kamu begitu tampan, perhatian, dan kesatria.
Aku benar-benar mencintaimu semenjak kamu
selamatkan aku dari kekacauan di Batavia," kata Sinta
dalam hati, merasakan api cintanya yang kian
membara. Setelah cukup beristirahat, mereka lantas segera
menyiapkan alat yang hendak diuji coba, yaitu
pembangkit listrik tenaga ombak. Sebuah dinamo
yang dihubungkan dengan sebuah lampu tampak
263 dikemas dalam sebuah kotak yang dirancang khusus.
Dinamo itu tampak dihubungkan dengan roda gaya
yang berhubungkan langsung dengan satu set roda
gigi yang berguna meningkatkan putaran sampai 100
kali lipat. Set roda gigi itu dihubungkan pada sebuah
kincir dengan menggunakan sebuah sabuk karet.
Sedangkan Kincir itu sendiri dipasang pada sebuah
pipa segi empat dengan kedua ujung pipa yang
membesar dan dibenamkan ke dalam air. Ketika arus
ombak masuk ke dalam pipa segi empat, kincir yang
berada di dalamnya berputar dan secara otomatis
juga akan memutar dinamo, dan arus listrik dari
dinamo itu dialirkan ke baterai penyimpan. Akibatnya,
lampu yang dihubungkan dengan dinamo itu menyala
dengan terang. Kejadian itu terus berulang dan
membuat lampu terus menyala.
Sinta terus mengamati pengujian itu sambil
mencatatnya pada sebuah buku kecil. Sementara itu,
Bobby dan Haris cuma bisa terkagum-kagum melihat
hasil temuan itu. Ketika hari sudah menjelang sore,
mereka berniat pulang. Namun sebelum itu, mereka
264 mampir dulu ke sebuah rumah makan cepat saji.
Selesai makan, mereka pun langsung kembali pulang.
Kini Bobby, Haris, dan Sinta sedang dalam
perjalanan. Saat itu Sinta tampak sedang
memperhatikan wajah Bobby lewat kaca spion, kedua
matanya terus memperhatikan wajah tampan yang
sedang memandang ke arah jalan. "Kak Bobby"
andai saja kamu mengetahui perasaanku ini, apakah
engkau juga akan membalasnya dengan perasaan
yang sama" Apakah kamu akan mencintaiku dengan
sepenuh hatimu?" Sinta terus bertanya-tanya dalam
hati. "Sin, kenapa bengong?" tanya Bobby tiba-tiba.
Sinta tersentak, lalu dengan serta-merta dia
menoleh ke arah Bobby yang dilihatnya sedang
memandangnya dari kaca spion tengah. Pandangan
itu sungguh hangat dan membuat hatinya terasa
begitu berbunga-bunga. "Oh" mata itu?" kata Sinta
dalam hati, sementara itu di balik cadarnya"wajah
Sinta tampak memerah. 265 Bobby kembali memperhatikan arah jalan, namun
di benaknya dia tetap memikirkan Sinta. "Oh, Sinta"
wajah yang sempat kulihat saat di pantai tadi benarbenar
bagaikan rembulan yang menerangi jiwaku,
bahkan pandanganmu tadi sungguh membuat hatiku
bergetar. Seandainya aku mengungkapkan isi hatiku
padamu, apakah engkau akan membalasnya dengan
mencintaiku sepenuh hatimu?" kata Bobby dalam hati
sambil terus mengemudikan mobilnya.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Bobby, Haris,
dan Sinta tiba di kediaman Haris. Kini ketiganya
tampak sedang asyik berbincang-bincang sambil
menikmati jus jeruk buatan Sinta. Saat itu, sesekali
Bobby sempat juga memperhatikan wajah Sinta yang
sengaja dibuka ketika sedang meminum jus. Tak
lama kemudian, Haris tampak bangkit dari duduknya
dan berkata. "Bob! Sebaiknya sekarang aku pergi ke
pesawat. Soalnya ada beberapa pekerjaan yang mesti
aku selesaikan. O ya, jangan macam-macam pada
adikku ya! Lihatlah di sana! Itu adalah kamera CCTV
266 yang sengaja dipasang oleh orang tuaku untuk
mengawasi teman lelaki adikku."
"A-apa?"" Ja-jadi selama ini aku pun sering di
awasi?" Bobby tampak terkejut.
Haris tersenyum. "Hehehe" Kalau kau tidak ingin
orang tuaku tahu, jagalah tingkah lakumu, Bob!"
"A-apa maksudmu, Ris?" tanya Bobby tersentak.
"Hehehe"! Sejak kita pergi ke pantai tadi, aku
selalu memperhatikanmu, Bob. Bahkan setelah aku
cermati baik-baik, tampaknya kalian berdua?" Haris
tidak melanjutkan kata-katanya.
"Kami berdua kenapa, Kak?" tanya Sinta tiba-tiba.
"Sudahlah"! Kalian tak perlu menutupinya lagi.
Kalian sudah saling jatuh cinta kan" Dan hal itu terjadi
setelah kalian pergi bersama ke Batavia."
"Kakak ini apa-apaan sih" Kok bicaranya sampai
melantur begitu" Bukankah Kakak sudah tahu kalau
aku akan dijodohkan dengan Kak Randy," kata Sinta
berusaha menutupi. "O iya ya, kenapa aku bisa sampai lupa" Kau itu
kan memang akan dijodohkan dengan si Randy.
267 Baiklah" kalau begitu lupakan saja semua yang
kukatakan tadi! Sampai bertemu di pesawat, ya!
Assalam"," ucap Haris seraya melangkah pergi.
Dalam hati, pemuda itu pun sempat membatin, "Huh,
dasar anak perempuan. Dia pikir aku bisa dibohongi
apa. Kasihan si Randy, jika adikku itu betul-betul
mencintai Bobby, itu artinya akulah yang bersalah
karena sudah mengizinkan mereka pergi berduaan ke
Batavia." Sementara itu, Bobby dan Sinta sudah kembali
berbincang-bincang. "Oya, Sin" Ngomong-ngomong,
apa kakakmu itu tidak kesepian ya, berada di pesawat
sendirian melulu?" tanya Bobby.
"Tentu saja tidak, Kak. Bukankah ada Rolab yang
selalu menemaninya. Lagi pula" dia itu kan memang
biasa sendirian. Apa lagi kalau sudah di depan
komputer, dia bisa berjam-jam untuk mengakses
Internet, merentas dan mencuri data apa saja yang
menurutnya berguna untuk melengkapi ilmu
pengetahuannya. Apa lagi jika sedang mengerjakan
perangkat lunak, dia bisa seharian penuh tanpa tahu
268 waktu. Sebab, semua itu memang sudah menjadi
hobinya," jelas Sinta.
"Eng, memangnya dia tidak mau cari jodoh, apa?"
tanya Bobby lagi. "Justru karena gara-gara hal itu kini dia menjadi
demikian. Ketahuilah, Kak. Dulu kakakku itu sempat
frustasi akibat batalnya perjodohan. Sungguh kakakku
telah dibuat kecewa oleh seorang gadis yang akan
dijodohkan dengannya, sebab gadis itu lebih memilih
pria lain ketimbang dirinya. Padahal, saat itu kakakku
sudah begitu mencintainya, dan itu terjadi hanya
karena kakakku yang belum siap menikahinya
lantaran kakakku masih mau berkonsentrasi penuh
guna menyelesaikan kuliahnya. Namun, biarpun telah
dikecewakan begitu, Kakakku tetap mencintainya,
sampai-sampai dia bertekad untuk selalu


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mencintainya dan tidak akan berpindah ke lain hati.
Begitulah takdir yang telah di pilih oleh kakakku,
sehingga kini dia lebih senang sendirian dan mencari
kegiatan yang bisa mengalihkan ingatannya dari gadis
yang begitu dicintainya itu."
269 "Kalau begitu, kasihan sekali si Haris ya, Sin," kata
Bobby prihatin. "O ya, Kak" Ngomong-ngomong, kenapa Kakak
sendiri belum menikah?" tanya Sinta tiba-tiba.
"A-aku"Aku sebenarnya sudah menemukan
pujaan hatiku, Sin. Namun, aku belum siap untuk
menyatakannya," jelas Bobby seraya menundukkan
kepalanya. "Kenapa, Kak?" "Aku takut, Sin. Aku takut jika dia malah
membenciku." "Kenapa kamu berpikiran seperti itu, Kak?" tanya
Sinta penasaran. "Aku takut kejadian yang pernah kualami terulang
lagi, Sin. Waktu itu, aku pernah mencintai seorang
gadis, namun setelah aku mengungkapkan
perasaanku, eh dia malah membenciku," jelas Bobby.
"Kalau boleh kutahu, seperti apa sih tipe wanita
yang Kakak idam-idamkan?" tanya Sinta seraya
memperhatikan wajah Bobby yang masih tertunduk.
270 "Yang jelas. Dia itu gadis yang baik, pengertian,
dan juga cerdas," jawab Bobby seraya menatap Sinta.
Seketika Sinta tersentak dengan tatapan Bobby
yang begitu tiba-tiba, lantas dengan segera dia
menundukkan kepalanya. "Kalau kau sendiri, tipe pria seperti apa yang
kauidam-idamkan?" tanya Bobby.
"Mmm" kalau aku ingin pria yang baik,
pengertian, sabar, dan bisa melindungi aku," jawab
Sinta. "Kalau si Randy, pria yang akan dijodohkan
denganmu itu. Menurutmu, apa di sudah sesuai
dengan kriteriamu?" tanya Bobby ingin menyelidiki
perasaan Sinta terhadap tunangannya.
"Mmm" dia itu baik, sabar dan juga pengertian.
Tapi?" Sinta tidak melanjutkan kata-katanya.
"Tapi kenapa, Sin?" tanya Bobby penasaran.
"A-aku tidak mencintainya, Kak. Sebab, aku
merasa dia itu seperti kakakku sendiri. Ketahuilah,
Kak! Dia itu sepupu jauhku, dari dulu aku sudah akrab
dengannya. Dia itu memang sering main ke rumahku
271 dan selalu membantuku, juga kedua orang tuaku.
Ya" seperti kakakku saja," jelas Sinta.
"Eng" Ja-jadi, jika ada pria lain yang suka
padamu dan kau juga mencintainya. Apakah kau akan
meninggalkannya begitu saja, seperti dilakukan oleh
gadis yang pernah dijodohkan sama kakakmu?"
"Entahlah, Kak. Tapi kalau boleh jujur, sebetulnya
aku lebih memilih orang yang aku cintai. Lagi pula,
setelah aku belajar dari kejadian yang telah menimpa
kakakku, sebetulnya aku sempat membicarakan hal
ini pada Kak Randy, dan katanya, dia tidak keberatan
jika aku menentukan pilihanku sendiri," jelas Sinta.
"Eng" Se-seandainya aku yang mencintaimu.
Bagaimana, Sin?" tanya Bobby memancing.
Sinta terkejut. Saat itu jantungnya seketika
berdegup kencang, bahkan perasaannya pun terasa
begitu berbunga-bunga. Dalam hati, dia pun jadi
bertanya-tanya, "Duhai Allah" Benarkah apa yang
diucapkannya itu" Apakah dia sungguh-sungguh
mengatakannya, atau hanya bercanda?"
"Bagaimana, Sin?" tanya Bobby lagi.
272 Saat itu Sinta tidak menjawab, namun dia malah
balik bertanya, "Se-seandainya aku juga mencintaimu.
Bagaimana, Kak?" tanyanya kepada Bobby.
Mendengar itu, jantung Bobby langsung berdegup
kencang, lantas dalam hati dia pun jadi bertanyatanya,
"Sin... benarkah yang baru kau katakan itu"
Benarkah kau juga mencintaiku. Ja-jangan-jangan"
kau hanya bercanda?"
Lalu dengan segala keraguan atas pertanyaan
yang diajukan Sinta, akhirnya Bobby pun segera
menjawab, "Eng, mana mungkin kau mencintaiku,
Sin." "Ya" mana mungkin kamu mencintaiku, Kak,"
balas Sinta. Saat itu keduanya saling berpandangan mencoba
membaca mata masing-masing, hingga akhirnya
mereka pun segera mengalihkan pembicaraan
mengenai ilmu pengetahuan. Sementara itu di
pesawat, Haris terlihat sedang menata kostum
Topeng Kuning di penyangganya. Dua hari yang lalu,
dia telah selesai memperbaiki kostum Topeng Kuning
273 yang mengalami kerusakan sampai 45%, dan bukan
itu saja, dia malah sudah meningkatkan daya tahan
selubung pelindungnya menjadi lebih baik. Selama
perbaikan itu, Haris sering mengalami kesulitan,
namun kesulitannya itu selalu dia tanyakan kepada
Rolab yang senantiasa menemaninya ketika bekerja.
Sesekali Gita pun muncul di layar monitor guna
memberinya informasi terbaru mengenai
perkembangan kota. Setelah selesai menata kostum, Haris tampak
melangkah ke Laboratorium. Rupanya pemuda itu
mau menyelesaikan pembuatan perangkat lunak yang
akan digunakan untuk mobil rancangan Sinta.
Ternyata adiknya itu telah berhasil menemukan cara
untuk membuat mobil tanpa roda. Waktu itu, ketika
dia sedang mengakses komputer utama, dia
menemukan informasi mengenai kendala yang
dihadapinya dalam pembuatan mobil tersebut. Atas
informasi dari Gita dan Rolab akhirnya dia bisa
mewujudkan cita-citanya guna membuat mobil tanpa
roda. Pada saat yang sama, di dalam pesawat, Rolab
274 terlihat sedang mengelas sebuah mobil yang diparkir
di ruang kerja. Itulah mobil rancangan Sinta, sebuah
mobil tanpa roda yang diharapkan bisa berjalan di
mana saja, tanpa mempedulikan keadaan jalan yang
akan dilalui. Kini mobil tersebut sudah hampir selesai,
kondisi fisiknya sudah mencapai 85%.
Sementara itu di depan sebuah komputer, Haris
tampak masih sibuk menyelesaikan pembuatan
perangkat lunak untuk sistem komputer mobil
rancangan Sinta. Haris bekerja dengan serius, dia
terus merangkai kode demi kode sesuai dengan
diagram alur yang telah dibuatnya, hingga akhirnya
pemuda itu berhasil menyelesaikan pembuatan
perangkat lunak. Saat itu dia bisa cepat
menyelesaikan pekerjaan itu berkat bantuan Rolab
dan Gita. Kini dia sedang melakukan pengujian
perangkat lunak itu. Setelah mengetahui hasilnya, dia
pun tampak begitu senang lantaran hasilnya sangat
memuaskan. Setelah itu, dia tampak beristirahat
sambil memantau keadaan di seputar Jakarta. Saat
275 itu, dia terus mendengarkan setiap pesan dari radio
polisi yang disadapnya. Pada saat yang sama, Rolab tampak sedang
mencari data si Tangan Besi di komputer utama.
Setelah peristiwa waktu itu, Haris sengaja memintanya
untuk mencari data tentang si Tangan Besi yang dia
duga berasal dari zaman lain. Tak lama kemudian,
Rolab sudah berhasil menemukan data yang
dicarinya, lalu dengan segera dia memberitahukan hal
itu kepada Haris. Mengetahui itu, Haris pun segera
membacanya sendiri di layar komputer utama. Kini
pemuda itu sedang membaca mengenai jati diri si
Tangan Besi. Rupanya penjahat itu seorang buronan
dari tahun 2030. Si Tangan Besi berasal dari Jepang,
dia sering menjelajahi waktu untuk mencari bahan
baku berkualitas tinggi. Akhirnya kini Haris bisa
mengetahui siapa si Tangan Besi itu sebenarnya.
Setelah merasa cukup, pemuda itu pun kembali
beristirahat sambil memantau keadaan Ibu Kota. Pada
saat yang sama, di rumah pemuda itu, Bobby baru
276 saja pamit untuk pulang, saat itu Sinta tampak
mengantarnya hingga ke mobil.
Di perjalanan, Bobby memikirkan ucapan Sinta
ketika berbincang-bincang tadi. "Sin" benarkah kau
mencintaiku" Kalau kau memang mencintaiku,
kenapa kau malah balik bertanya" Kenapa tidak
langsung kau jawab saja pertanyaanku" Huh,
bodohnya aku, kenapa pula aku tidak memberikan
jawaban yang tepat ketika kau mengajukan
pertanyaan yang sama. Aduh, kenapa sih aku harus
takut kalau kau memang benar-benar bercanda"
Coba kalau tadi aku memberikan jawaban yang tepat
dengan mengatakan "Aku akan senang dan bahagia
sekali" dan jika kau benar-benar tidak bercanda tentu
kita bisa segera menikah. Tapi" jika kau benar-benar
cuma bercanda, lalu kau benar-benar membenciku.
Ah, sudahlah"!" Bobby membatin antara menyesal
dan tidak. Setibanya di rumah, Bobby tak henti-hentinya
memikirkan Sinta, saat itu dia benar-benar sudah
dimabuk cinta. Sementara itu di pesawat, Haris
277 sedang mengepak perangkat lunak yang dibuatnya ke
dalam sebuah chip ROM (Read Only Memory). Saat
itu dia bisa dengan mudah meng-upload data
perangkat lunak itu dan menyimpannya di dalam
sebuah chip ROM dengan menggunakan mesin
khusus. Setelah selesai, pemuda itu segera
melangkah ke meja kerja untuk memasang chip itu ke
unit perangkat keras, yaitu dengan memasangnya
pada sebuah soket yang memang telah dipersiapkan.
Setelah chip ROM itu terpasang, pemuda itu pun
segera melakukan pengujian. Dia mencoba chip ROM
itu dengan maksud untuk mengetahui apakah
perangkat lunak yang dimasukkan ke dalamnya sudah
bisa berfungsi untuk mengendalikan unit perangkat
kerasnya atau tidak. Ketika sedang sibuk-sibuknya,
tiba-tiba terdengar panggilan dari Alkom Sinta,
rupanya gadis itu minta segera dijemput.
Haris yang masih tampak sibuk segera meminta
Rolab untuk menjemput Sinta di anjungan, karena
saat itu dia memang tidak bisa meninggalkan
pekerjaannya. Tak lama kemudian, Sinta sudah tiba di
278 ruang laboratorium, tepatnya di ruang kerja. Rupanya
dia ingin melihat perkembangan mobil hasil
rancangannya. Sementara itu Rolab sudah kembali
melanjutkan pekerjaannya, yaitu membuat badan
mobil rancangan Sinta, yang kini sudah dalam tahap
pengecatan. "Bagaimana, Kak" Apa ada kendala?" tanya Sinta
seraya duduk di sebelah kakaknya.
"Untuk saat ini tidak ada, Sin," jawab Haris.
"Ngomong-ngomong, kakak sedang apa?" tanya
Sinta lagi. "Aku sedang menguji sistem komputer untuk
mobil itu," jawab Haris. "Nah... selesai sudah,
perangkat lunaknya bekerja dengan baik sekali. Untuk
selanjutnya tinggal dipasang pada mobil itu," jawab
Haris. Sinta sangat senang mengetahui hal itu, di
bibirnya tersungging senyuman manis. "O ya, Kak.
Hampir saja aku lupa, ini" aku bawakan sedikit
makanan kecil," kata Sinta seraya menyerahkan
bungkusan yang dibawanya.
279 "Wah, terima kasih, Sin! Kebetulan sekali aku lagi
lapar." "Hai, kalian!" sapa Bobby yang tiba-tiba muncul di
tempat itu. "Wah, kebetulan kau datang, Bob! Hari ini Sinta
membawakan makanan kecil untuk kita. Ayo, kita
makan bersama-sama di ruang santai sambil
membahas mobil rancangannya!" ajak Haris.
"Boleh juga tuh!" kata Bobby bersemangat.
"Kamu tuh, Bob. Kalau sama yang namanya
makanan, cepat deh!" canda Sinta.
"Iya dong, makan kan nomor satu," kata Bobby
asal. Saat itu Sinta tampak geleng-geleng kepala,
sedangkan Haris tampak senyam-senyum saja. Kini
ketiganya tampak melangkah menuju ke ruang santai,
setibanya di ruangan itu, mereka pun langsung duduk
di sofa yang melingkar. Ternyata ruangan itu memang
betul-betul dirancang untuk bersantai, ruangannya
yang sejuk serta desain interiornya yang nyaman
membuat mereka senang sekali berlama-lama di
280 tempat itu. Sambil menikmati kue yang dibawa Sinta,
ketiganya tampak membahas mengenai mobil tanpa
roda hasil rancangan Sinta.
Keesokan paginya, Bobby, Haris, dan Sinta
kembali mempersiapkan keperluan mereka untuk


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menguji pembangkit listrik tenaga ombak. Kali ini
mereka akan mengujinya di Pantai Selatan Jawa,
tepatnya di Pelabuhan Ratu. Dari dulu, Pantai Selatan
terkenal dengan ombaknya yang besar, karena itulah
Sinta mau menguji pembangkit listriknya dengan
ombak yang besar itu. Setelah semua keperluan dipersiapkan, akhirnya
ketiga muda-mudi itu berangkat. Dalam perjalanan,
mereka tampak berbincang-bincang mengenai ilmu
pengetahuan, hingga akhirnya mereka tiba di
Pelabuhan Ratu ketika hari sudah menjelang siang.
Kini mereka sedang mampir di sebuah warung kecil
281 untuk menikmati santap siang. Setelah itu mereka
langsung menuju ke pantai.
Ketiga muda-mudi itu begitu takjub melihat ombak
yang besar tampak menjulang tinggi dan bergulunggulung
menuju pantai silih berganti. Deburannya yang
dasyat tampak menerpa batu-batu karang, suaranya
pun terdengar bergemuruh memecah kesunyian.
Sementara itu, angin yang cukup besar bertiup
memainkan rambut Bobby dan Haris, juga membuat
gaun kurung bercadar yang dikenakan Sinta tampak
berkibar-kibar. Tak lama kemudian, ketiganya sudah
tiba di tepi pantai. Kini mereka mulai mempersiapkan
segala sesuatunya untuk menguji pembangkit listrik
tenaga ombak rancangan Sinta. Dalam waktu singkat,
mereka tampak sudah mulai melakukan pengujian.
Ketika mereka sedang melakukan pengujian, tibatiba
sebuah ombak yang sangat besar mendadak
muncul di hadapan mereka. Tak ayal, ombak besar itu
pun langsung menerpa dan menyeret ketiga mudamudi
itu menjauhi pantai. Pada saat itu Bobby dan
Haris tampak berusaha berenang agar tetap berada di
282 permukaan, sedangkan Sinta tampak terseret
semakin jauh dan mulai tenggelam. Mengetahui itu,
Bobby dan Haris tampak cemas dan berusaha untuk
menyelamatkannya. Betapa terkejutnya kedua pemuda itu ketika tahu
kalau Sinta sudah hilang dari pandangan, lalu dengan
serta-merta mereka menyelam dan mencarinya.
Cukup lama kedua pemuda itu mencari, namun Sinta
tak jua ditemukan. "Duhai Allah. Selamatkanlah orang
yang kucintai itu!" mohon Bobby seraya terus mencari.
Setelah berusaha keras, akhirnya Bobby berhasil
menemukan Sinta yang tampak sudah terkulai lemas.
Kemudian dengan tubuh yang agak lelah, pemuda itu
berusaha menariknya hingga ke tepian pantai.
Mengetahui itu, Haris pun segera menghampiri Bobby
yang kini sedang membaringkan Sinta di atas pasir
putih guna memeriksa keadaannya. "Oh, Sinta...
jangan kau tinggalkan aku! Bangunlah Sin...!" ucap
Bobby berharap. "Bagaimana keadaannya, Bob?" tanya Haris
cemas melihat adiknya yang terkulai tak bergerak.
283 "Gawat, Har. Sebaiknya cepat kau lakukan CPR!
Aku sendiri akan pergi untuk mencari bantuan."
"A-apa" Aku tidak bisa, Bob. Sebab, aku belum
pernah melakukannya. Eng, apa kau bisa, Bob?"
"Ya, dulu aku pernah ikut PMR."
"Kalau begitu, biar kau saja yang melakukannya,
Bob." "Baiklah" Kalau begitu, cepat kau cari bantuan,
Har! Biar aku di sini mencoba menolongnya
sebisaku." Tanpa buang waktu, Haris pun segera berlari
mencari bantuan. Sementara itu Bobby tampak
berusaha menyelamatkan Sinta dengan melakukan
CPR"memberikan pernafasan lewat mulut dan
menekan dada Sinta berulang-ulang. "Ya Allah,
selamatkanlah orang yang kucintai ini!" Bobby berdoa
penuh harap. Bobby terus melakukan CPR sambil terus berdoa
dalam hati, hingga akhirnya, "Uhuk.. uhuk..." Sinta
tampak terbatuk-batuk, dari mulutnya keluar banyak
sekali air yang terminum.
284 Melihat itu, Bobby segera memiringkan tubuh
Sinta, hingga akhirnya air yang terminum semakin
banyak keluar. Saat itu Bobby begitu lega dan segera
bersyukur kepada Sang Pencipta yang telah
menyelamatkan orang yang dicintainya. Tak lama
kemudian, Haris sudah kembali bersama beberapa
orang yang membawa tandu, kemudian dengan
segera mereka menandu Sinta menuju ke balai
kesehatan terdekat guna memberi pertolongan lebih
lanjut. Setibanya di tempat itu, seorang dokter
langsung melakukan pemeriksaan dengan lebih
seksama. Setelah mengetahui kondisi Sinta baik-baik
saja, akhirnya Bobby dan Haris dipersilakan untuk
membawanya pergi. Kini Haris sedang membaringkan Sinta di jok
belakang mobil, kemudian dengan segera dia
menyelimutinya dengan sepotong jaket. "Istirahatlah
Sin...!" katanya penuh perhatian. Setelah itu dia
segera menoleh kepada Bobby yang tampak berdiri di
dekat pintu. "Bob" tolong jaga adikku ya! Aku pergi
285 membeli makanan untuk kita bertiga," katanya kepada
pemuda itu. "Jangan, Har! Biar aku saja yang pergi," kata
Bobby menolak. "Tidak, Bob. Selain mau mencari makanan, aku
juga mau menghubungi orang tuaku. Dengan begitu,
mereka pun bisa turut mendoakan Sinta agar lekas
pulih." "Ta-tapi, Har?"
"Sudahlah"! Aku percaya padamu, kau pasti bisa
melindunginya." "Eng, kalau begitu baiklah" Aku akan menjaga
adikmu di sini." Setelah Haris pergi, Bobby tampak duduk di dekat
Sinta. "Istirahatlah, Sin"! Semoga kau bisa lekas
pulih. Biarkan aku menjagamu di sini"
"Terima kasih ya, Kak!" kata Sinta seraya
memejamkan matanya. Tak lama kemudian, dia
tampak sudah tertidur, hal itu dikarenakan pengaruh
obat penenang yang diberikan dokter.
286 Kini Bobby tampak memandang Sinta yang
sedang tertidur pulas tanpa mengenakan cadar,
"Sin" aku sangat mencintaimu," katanya seraya
membelai rambut Sinta. Bobby terus membelai
rambut Sinta penuh kasih sayang. Sesekali dia juga
mengelus pipi Sinta yang mulus itu dengan lembut.
Begitulah setan telah berhasil memperdaya pemuda
itu, yaitu dengan memanfaatkan api asmara yang kini
sedang berkobar di dadanya, sehingga dia pun
menjadi lupa kalau Sinta bukanlah muhrimnya. Bobby
terus berada di sisi Sinta sampai akhirnya dia sendiri
tertidur karena rasa kantuk yang tak tertahankan.
Begitulah Allah melindungi hambanya yang sedang
terjerat api asmara, yang mana jika Allah tak segera
menolongnya maka tak mustahil pemuda itu akan
melakukan perbuatan yang jauh lebih tidak terpuji.
Menjelang sore, Sinta terbangun dari tidurnya.
Saat itu dia tampak terkejut ketika melihat Bobby yang
sedang tertidur pulas di sisinya. "Oh, Kak Bobby"
Kamu pasti sudah begitu kelelahan sehingga sampai
tertidur di sini, " duga Sinta dalam hati, lantas dengan
287 segenap perasaan cinta, gadis itu pun memandang
wajah pemuda itu dengan mata yang berbinar-binar.
"Kak Bobby" Terima kasih atas pertolonganmu.
Kamu itu benar-benar seorang pemberani. Tidak
salah lagi" memang kaulah yang menjadi belahan
jiwaku," katanya seraya menggenggam tangan Bobby.
"Kak Bobby" Aku sangat mencintaimu," katanya lagi
sambil terus memandangi wajah pemuda itu.
Sinta terus memandangi wajah Bobby yang
tampan, sedangkan di hatinya bergejolak perasaan
cinta yang kian berbunga-bunga. Hingga akhirnya,
perasaan bahagia yang menggelora di jiwanya saat itu
telah membuatnya lupa akan kejadian mengerikan
yang baru dialaminya. Entah kenapa, saat itu tiba-tiba
saja Bobby terbangun. Bersamaan dengan itu, Sinta
langsung tersentak seraya melepaskan genggaman
tangannya. Sementara itu, Bobby yang masih belum
sadar betul tampak sedang merenggangkan
persendiannya. "Mmm" rupanya kau sudah bangun,
Sin. Maaf ya, kalau aku sampai ketiduran. O ya,
288 apakah kau sudah merasa lebih baik?" tanyanya
penuh perhatian. "Sudah, Kak. Terima kasih ya karena telah
menyelamatkan aku," kata Sinta.
"Sudahlah"! Itu semua kan berkat pertolongan
Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,"
kata Bobby yang selalu menyadari kalau semua
kejadian di jagad raya ini adalah karena kehendakNya. Saat itu Sinta tampak tersenyum, baginya Bobby
tetaplah seorang pahlawan yang telah diutus Tuhan
untuk menyelamatkan nyawanya.
"O ya, Sin" Ngomong-ngomong, kenapa
kakakmu belum juga kembali?"
"Entahlah, Kak. Aku juga tidak tahu."
"Hai, kalian!" sapa Haris yang tiba-tiba saja
muncul di jendela mobil. "Bobby" Bobby" aku minta
untuk menjaga adikku, eh kau sendiri malah
ketiduran." "Ma-maafkan aku Ris. Ta-tadi aku benar-benar
tak kuat menahan kantuk."
289 "Ya, Bob. Aku maklum kok. Kau pasti kelelahan
setelah menyelamatkan Sinta tadi. Karenanyalah tadi
aku membiarkan saja kau tidur. Hmm.... bagaimana
kalau kita makan dulu. Kalian pasti sudah lapar, iya
kan" Ini, makanlah ikan segar yang baru saja kubakar
ini!" kata Haris seraya menyerahkan ikan itu kepada
Bobby. "Kau sendiri sudah makan, Har?" tanya Bobby.
"Ya, tadi aku sudah makan lebih dulu," jawab
Haris. Tak lama kemudian, Bobby dan Sinta tampak
sudah menikmati ikan bakar yang lezat itu. Sementara
itu, Haris tampak sibuk membereskan tempat bakaran
ikan. Ketiganya segera kembali pulang ketika hari
sudah semakin sore. Dua hari kemudian, sekitar pukul sembilan pagi.
Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi tampak melaju
menyusuri jalan berlubang. Pengemudinya yang
290 mengenakan topeng berwarna kuning tampak lihai
mengemudikannya. Dialah si Topeng Kuning yang
sedang menguji kemampuan mobil tanpa roda
rancangan Sinta. Mobil yang dinamakan Motaro (Mobil Tanpa Roda)
terus melaju menyusuri jalan berlubang, melaju
semakin cepat tanpa terpengaruh oleh kondisi jalan
yang demikian. Maklumlah, mobil itu memang telah
dirancang agar bisa melayang 50 cm dari permukaan
jalan. Ketika melewati sebuah tikungan, tiba-tiba
Topeng Kuning menghentikan laju mobilnya, saat itu
dia melihat sebuah sungai yang cukup lebar tampak
terbentang di kejauhan. "Aha! Sungai itu cocok sekali
untuk melakukan pengujian selanjutnya," ujar si
Topeng Kuning seraya mengarahkan Motaro ke arah
sungai itu. Kini mobil itu tampak melayang di atas permukaan
sungai dengan begitu mulus, kedua baling-balingnya
terus berputar meninggalkan jejak gelombang di atas
permukaan air. Tak lama kemudian, Motaro sudah
tiba di seberang sungai dengan sukses. Kini mobil itu
291 sedang dipacu oleh si Topeng Kuning menuju ke
pusat kota. Setibanya di jalan kota yang penuh
kemacetan, Motaro tampak masih terus melaju,
melayang di atas mobil-mobil yang terjebak macet.
Pada saat itu, orang-orang yang melihatnya tampak
terheran-heran, ada yang tersendak ketika minum,
ada yang cuma melongo, dan ada yang berteriak
"Apaan tuuuh?"?" Bahkan beberapa polisi lalu lintas
yang melihat cuma bisa terpaku melihat Motaro yang
melintas di depannya dengan begitu cepat.
Topeng Kuning terus memacu Motaro menyusuri
jalan yang macet. Manusia super itu berniat
membawanya ke pantai Ancol untuk melakukan
pengujian di atas laut. Sementara itu di tepi laut Ancol,
sebuah speed boat tampak melaju dengan kecepatan
tinggi. Pengemudinya yang mabuk mengemudikannya
bolak-balik di sekitar tempat itu.
Si Pengemudi terus memacu speed boat-nya
semakin cepat. Ketika speed boat itu sedang
mengarah ke pantai, mendadak pengemudinya
dikejutkan oleh sebuah jet ski yang tiba-tiba saja
292 berhenti dihadapannya, rupanya jet ski itu sedang


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengalami mati mesin. Karena panik, pengemudi
speed boat itu pun segera melompat ke laut.
Untunglah, pada saat bersamaan pengemudi jet ski
berhasil menghidupkan mesinnya lagi dan langsung
menghindar dari hantaman speed boat. Sementara itu
di tepi pantai, anak-anak terlihat sedang asyik
berenang dengan riang gembira. Mereka sama sekali
tidak menyadari kalau saat itu sebuah speed boat
sedang melaju mendekat. Beberapa orang yang
kebetulan melihat speed boat itu segera berteriak
untuk memperingati anak-anak agar segera naik ke
pantai. Namun sungguh disayangkan, suara teriakan
itu sama-sekali tak terdengar"anak-anak itu masih
saja asyik berenang dan bermain air. Sementara itu,
orang tua mereka yang sempat melihat speed boat
tak terkendali segera berlari menyelamatkan anaknya
masing-masing. Kini speed boat hampir mendekati pantai, saat itu
suara teriakan semakin ramai terdengar, hingga
akhirnya kepanikan pun tak terelakkan. Saat itu, anak293
anak yang menyadari bahaya segera berlari
menyelamatkan diri masing-masing, mereka saling
berlomba menuju ke tepian pantai. Namun sungguh
disayangkan, lari mereka sama sekali tak sebanding
dengan kecepatan speed boat yang terus melaju.
Sebentar lagi, mereka pasti akan di hantam oleh
kendaraan yang lepas kendali itu. Di saat yang gawat
itu, tiba-tiba seseorang terdengar berteriak. "Lihat"
apa itu!" Seketika semua mata langsung tertuju ke
arah kendaraan berwarna kuning yang sedang melaju
begitu cepat, mendekati speed boat yang tak
terkendali itu. Sementara itu, dari atap kendaraan
berwarna kuning itu tampak keluar sesosok tubuh
tegap yang siap melompat.
"I-itu" si Topeng Kuning!" teriak salah seorang di
antara mereka. Saat itu, semua mata yang hadir tampak tak
berkedip menyaksikan aksi si Topeng Kuning yang
begitu gagah berani, melompat dan akhirnya
mendarat di atas speed boat dengan sukses. Kini si
Manusia Super itu sedang mengendalikan speed boat
294 yang saat itu hampir saja menabrak anak-anak di
pantai, kemudian segera membawanya pergi
menjauhi mereka yang saat itu masih berlarian
menyelamatkan diri. Sementara itu, Motaro yang kini
tanpa pengemudi tampak mengikuti ke mana si
Topeng kuning pergi, rupanya kendaraan itu
menggunakan kemudi otomatis yang cukup pintar, dia
bisa melacak keberadaan topeng kuning berada.
"Hiduuup" Topeng Kuning!" teriak mereka silih
berganti. Setelah berhasil mengamankan speed boat,
Topeng Kuning segera kembali masuk ke Motaro dan
bergegas meninggalkan tempat itu. Saat itu si Topeng
Kuning berniat untuk melanjutkan pengujian Motaro di
lautan lepas. Sementara itu di pesawat, Haris dan
Sinta tampak begitu senang, keduanya sangat
bersyukur karena Topeng Kuning berhasil lagi dalam
melaksanakan misi penyelamatannya. Kini mereka
sudah kembali sibuk untuk mengamati Topeng Kuning
yang sedang menguji Motaro, pada layar monitor
terpampang gambar-gambar yang di ambil dari
295 beberapa kamera yang ada di Motaro dan yang ada di
dahi si Topeng Kuning. Setelah Bobby kembali ke
pesawat, ketiganya langsung merayakan keberhasilan
Motaro yang berhasil diuji dengan baik sekaligus
merayakan keberhasilan Topeng Kuning dalam usaha
penyelamatannya. Sore harinya, televisi kembali ramai dengan berita
tentang si Topeng Kuning. Tampaknya manusia super
itu sudah menjadi idola setiap orang. Di layar kaca
tampak anak-anak yang telah diselamatkan sedang
mengucapkan terima kasih secara simbolis
kepadanya. Seorang anak tampak mengalungkan
rangkaian bunga kepada seseorang yang
mengenakan topeng seperti yang dikenakan si
Topeng Kuning. Sementara itu, di sebuah kebun yang tak terurus,
di dalam sebuah mesin waktu yang berbentuk bulat, si
Tangan Besi masih mempersiapkan rencananya, yaitu
membuat perangkap untuk membunuh si Topeng
Kuning. "Ha ha ha"! Kau akan mati Topeng Kuning
keparat!" maki si Tangan Besi. "Kau akan mati
296 dengan mengenaskan, dan orang-orang yang
mencintaimu akan kehilanganmu untuk selamalamanya,
ha ha ha"!" si Tangan Besi tertawa
terbahak-bahak membayangkan kematian si Topeng
Kuning. Di suatu pagi yang cerah, Bobby, Haris, Sinta
pergi berwisata ke Dunia Fantasi Ancol. Mereka
berlibur guna menemani Windy yang baru saja datang
dari luar kota. Windy adalah sepupu Bobby yang dulu
pernah menjadi anak susuan ibunya Bobby, usianya
sebaya dengan Sinta. Dia mempunyai paras semanis
Sinta, bahkan perawakan tubuhnya pun tak jauh
berbeda. Gadis itu sengaja datang ke Ibu Kota untuk
berlibur ke Dufan. Maklumlah, selama ini Windy
memang belum pernah ke Dufan lantaran
kesibukannya. "Lihat itu, Sin! Riam luncur "Niagara-gara". Kita
naik wahana itu yuk!" ajak Windy tiba-tiba.
297 "Memangnya kamu berani?" tanya Sinta
meragukan. "Kelihatannya menyenangkan," kata Windy.
"Oke deh, kalau kamu memang berani," kata Sinta
seraya menoleh ke Bobby dan Haris. "Kak Bobby"
Kak Haris" Ayo kita naik Riam Luncur!" ajaknya
kemudian. "Ayooo" siapa takuuut!" seru Haris bersemangat
seraya menggandeng lengan adiknya.
"Berangkaaat"!" timpal Bobby yang kemudian
mengikutinya di belakang bersama-sama Windy.
Tak lama kemudian, mereka tampak sudah
mengikuti antrian untuk menaiki Riam Luncur. Saat itu
suara teriakan dari orang-orang yang baru saja
meluncur membuat mereka tampak bersemangat.
Setelah cukup lama mengikuti antrian, akhirnya
tibalah giliran mereka. Kini mereka sedang menaiki
perahu yang berbentuk gelondong kayu. Tak lama
kemudian, perahu yang mereka tumpangi itu mulai
melaju mengikuti jalur yang berisi air. Saat itu Windy
298 sangat senang berada di atas perahu yang baru
pertama kali dinaikinya. Kini perahu itu mulai memasuki lorong yang di
dalamnya terdapat boneka-boneka yang
menggambarkan kehidupan masyarakat suku Indian.
Saat itu Windy tampak begitu senang menikmati
suasana di lorong itu, yang baginya terasa bagaikan
berpetualang di negeri asing, hingga akhirnya perahu
itu keluar dari lorong dan terus melaju menuju
peluncur yang cukup tinggi. Peluncur itu mempunyai
sudut kemiringan kira-kira 30 derajat. Kini perahu
yang mereka tumpangi tampak mulai menaiki
peluncur, "TEK TEK TEK TEK TEK?" Suara
mekaniknya terdengar cukup keras.
Saat itu Windy masih tampak ceria lantaran tidak
mengetahui apa yang bakal terjadi, namun bagi Haris
dan Sinta yang memang sudah mengetahuinya justru
merasa sebaliknya, kini keduanya tampak mulai
merasa cemas. Sementara itu, Bobby yang duduk
paling belakang tampak masih tenang-tenang saja,
bahkan dia malah bersiul merdu sambil menikmati
299 pemandangan di sekelilingnya. Hal itu disebabkan
karena dia memang sudah mengetahui bagaimana
caranya bisa menikmati "G" dengan tanpa rasa takut.
Kini perahu yang mereka tumpangi tampak sudah
berada di puncak dan siap untuk meluncur. Tak lama
kemudian, "Aaaa...!!!" Haris, Sinta, dan Windy
berteriak histeris bersamaan dengan perahu yang
menukik dan meluncur dengan cepat, saat itu Windy
benar-benar merasa ngeri bukan kepalang lantaran
menduga dirinya akan jatuh dari perahu. Pada saat
yang sama Bobby justru sedang memandang ke
angkasa merasakan nikmatnya "G. Hingga akhirnya,
perahu itu tiba di bawah dan mencipratkan air ke
sekelilingnya, sebagian cipratan air itu tampak
membasahi ke empat penumpangnya.
Saat itu Bobby, Haris, dan Sinta langsung tertawa
gembira, namun tidak demikian halnya dengan Windy,
saat itu dia justru terdiam dengan wajah pucat yang
tersembunyi di balik cadarnya. "Aduh, Sin" tidak lagilagi
deh," keluhnya merasa kapok.
300 "Hihihi"! Bukankah tadi itu menyenangkan?"
komentar Sinta ceria. "Memang sih, permulaannya cukup
menyenangkan. Tapi, ketika meluncur itu loh.
Sungguh membuatku takut lantaran merasa akan
jatuh dari tempat yang begitu tinggi," komentar Windy.
"Hihihi" emang enaaak!" canda Sinta.
"Duh, Sin. Tubuhku rasanya lemas sekali nih,"
keluh Windy lagi. "Kalau begitu, kita ke Istana Boneka yuk!" ajak
Haris tiba-tiba. "Boleh juga tuh" Di Istana Boneka, kita bisa
bersantai sambil melihat-lihat boneka dari penjuru
dunia. Dengan demikian, tentu akan membuat Windy
menjadi lebih baik," timpal Bobby yang merasa
kasihan dengan kondisi adiknya.
Tak lama kemudian, mereka tampak melangkah
bersama menuju ke Istana Boneka guna melihat
boneka-boneka yang bisa bergerak dan menari-nari.
Sementara itu di lokasi yang tak begitu jauh, tepatnya
di dalam ruang staff penghibur tampak tergeletak dua
301 mayat manusia yang dalam kondisi sangat
memprihatinkan. Tak jauh dari kedua mayat itu,
terlihat si Tangan Besi yang sedang memasukkan dua
mayat manusia ke dalam lemari yang cukup besar.
Setelah itu dia segera menghapiri kedua mayat yang
masih tergetak tadi dan segera memasukkannya ke
lemari tadi. Setelah menyembunyikan keempat mayat
yang baru dibunuhnya, penjahat super itu langsung
bergegas mengambil sebuah kostum badut yang
tergantung di sebuah lemari. Rupanya saat itu si
Tangan Besi ingin menyamar menjadi seorang badut
yang bisa bebas berkeliaran tanpa dicurigai oleh
petugas keamanan. Sementara itu, di sebuah rumah
makan, Bobby, Haris, Sinta, dan Windy baru saja
selesai menikmati santap siang. "Eng, bagaimana
kalau sekarang kita naik roller coaster "Halilintar?""
tanya Bobby mengusulkan. "Oke, Kak! Aku setuju sekali," kata Sinta
bersemangat. "Tidak deh, aku tidak mau naik itu," tolak Windy
tiba-tiba. 302 "Kenapa, Win" Bukankah naik wahana itu sangat
mengasyikkan?" tanya Sinta pura-pura tak mengerti.
"Aku takut, Sin. Tadi saja ketika naik Riam Luncur
sudah seperti itu, apalagi naik Halilintar pasti akan
lebih parah," jawab Windy terus terang.
"Kamu salah, Win. Halilintar itu tidak seseram
kelihatannya, jika sudah naik kamu pasti akan
ketagihan," jelas Sinta berusaha mempengaruhi.
"Tidak ah, pokoknya sekali tidak tetap tidak," kata
Windy kekeh pada pendiriannya.
"Sudahlah, Sin! Sebaiknya kau dan Bobby saja
yang naik Halilintar, biar aku dan Windy naik simulator
saja," saran Haris tiba-tiba.
"Aku setuju, Har. Sebaiknya memang seperti itu,"
kata Bobby sependapat. "O ya, nanti kita bertemu lagi
di depan panggung maksima," sambungnya
kemudian. "Beres, Bob!" kata Haris menyetujui.
"Kalau begitu yuk, Sin! Kita berangkat!" ajak
Bobby seraya melangkah lebih dulu. Mengetahui itu,
Sinta pun segera menyusul. Sementara itu, Haris dan
303 Windy tampak mulai melangkah menuju ke wahana
simulator. Beberapa menit kemudian, Bobby dan Sinta
tampak sudah berada di antrian wahana roller coaster.
Sementara itu, Haris dan Windy sudah berada di
ruang simulator, saat itu mereka duduk di kursi yang
sama. Setelah semua pengunjung mengenakan
sabuk pengaman, simulator "Berpetualang ke taman
Jurassic" akhirnya dimulai. Saat itu Haris dan Windy
sangat senang dengan permainan simulator itu, sebab
saat itu mereka merasa betul-betul sedang berwisata
ke suatu pulau yang dihuni oleh para dinosaurus
dengan menggunakan sebuah kendaraan wisata yang
besar. Kini kendaraan yang mereka ditumpangi itu
terasa sedang melaju melewati sebuah lapangan


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rumput yang luas, tempat para dinosaurus berukuran
besar sedang berkumpul. Saat itu Haris dan Windy
dapat melihat beberapa ekor dinosaurus yang sedang
memakan tumbuhan dengan begitu dekatnya, tak
ubahnya seperti sedang berwisata ke taman safari
saja. Ketika kendaraan yang mereka tumpangi
304 melewati sebuah jalan, tiba-tiba saja seekor T-rex
(Teranosaurus Rex) datang menghadang. Tak lama
kemudian, T-rex itu tampak sudah siap menyerang.
Mengetahui bahaya mengancam, lantas dengan
segera kendaraan yang mereka tumpangi itu bergerak
mundur"berusaha melarikan diri dari T-rex yang kini
sudah mengejar. Kendaraan yang mereka tumpangi itu terus
bergerak mundur, berusaha semampunya menghidari
kejaran T-rex hanya dengan mengandalkan gigi
mundurnya. Tak lama kemudian, T-rex itu tampak
sudah kian mendekat, bahkan dia sempat meraung
keras dan memperlihatkan giginya yang begitu runcing
mengerikan. Melihat itu, Windy pun langsung berteriak
histeris dan segera memegang tangan Haris dengan
eratnya. Hingga pada sebuah kesempatan, kendaraan
yang mereka tumpangi itu akhirnya berhasil
mengubah arah dan segera melaju dengan kekuatan
penuh. Kini kendaraan yang mereka tumpangi itu sedang
menerobos memasuki hutan yang lebat, dan ketika
305 kendaraan yang mereka tumpangi jatuh ke dalam
jurang, Windy semakin erat memegang tangan Haris.
Saat itu Haris membiarkan saja Windy meremasremas
tangannya, bahkan dia sempat merasakan
kehalusan tangan Windy yang saat itu sedang terbalut
keringat dingin. Entah kenapa saat itu Haris bisa
sampai lupa, kalau Windy itu bukanlah muhrimnya,
bahkan saat itu dia merasa begitu senang lantaran
dirinya seolah-olah sedang menjadi seorang jagoan
yang berhasil melindungi Windy dari berbagai kejadian
membahayakan. Petualangan menegangkan terus berlanjut, dan
berbagai situasi mencekam pun terus mereka alami.
Ketika gunung yang ada di pulau itu meletus, suasana
tambah kian mencekam. Saat itu, batu dan lahar dari
gunung yang meletus memaksa kendaraan yang
mereka tumpangi itu harus terus menghindar, hingga
akhirnya kendaraan itu terperangkap di bibir jurang
dan tidak bisa ke mana-mana lagi, yang ada di
hadapannya saat itu hanyalah laut yang membentang
luas. Sementara itu, batu-batu membara yang
306 terlontar dari gunung meletus tadi tampak terus
berjatuhan di sekitar kendaraan itu. Pada situasi yang
genting itu, tiba-tiba sebuah helikopter muncul dari
balik jurang dan segera mengangkat kendaraan yang
mereka tumpangi, kemudian segera membawanya
terbang meninggalkan Pulau Jurassic. Akhirnya
permainan simulator itu pun selesai, saat itu para
pengunjung tampak bergegas keluar meninggalkan
ruangan, begitu pun dengan Haris dan Windy.
Kini Haris dan Windy tampak sudah berada di luar
wahana simulator, saat itu mereka sedang melangkah
bersama menuju panggung maksima. Dalam
perjalanan, Windy tak henti-hentinya berkomentar
mengenai perasaannya saat petualangan tadi.
Baginya, petualangan yang dialaminya bersama Haris
di dunia dinosaurus tadi sungguh telah
membangkitkan kesan tersendiri, bahkan saat itu dia
merasa kalau Haris benar-benar telah melindunginya
dari segala marabahaya. Sementara itu di depan
panggung maksima, Bobby dan Sinta tampak sedang
menyaksikan sebuah pertunjukan badut. Tak lama
307 kemudian, Haris dan Windy sudah tiba di tempat itu,
kemudian dengan segera mereka ikut bergabung
guna menyaksikan pertunjukan itu bersama-sama.
Saat itu mereka menyaksikan segala atraksi yang
ditampilkan oleh para badut sambil menikmati
popcorn dan segelas cola.
"Kak Bobby" Habis ini kamu mau naik wahana
apa?" tanya Windy di sela-sela pertunjukan itu.
"Aku dan Haris mau naik komidi putar Ontanganting,"
jawab Bobby. "Wah, kalau naik komidi putar aku tidak mau ikut,
soalnya aku bisa pusing kalau naik yang seperti itu,"
kata Windy memberi alasan. "Sin" Nanti kita naik
kincir raksasa Bianglala yuk!" ajaknya pada gadis itu.
"Wah, boleh juga tuh. Tapi setelah itu kita naik
Kora-Kora ya" Tempatnya kan berdekatan dengan
kincir itu," kata Sinta.
"Naik perahu ayun itu ya" Wah, pasti asyik tuh,"
komentar Windy. Sinta tersenyum mendengar kata-kata Windy
barusan, dalam hati dia pun langsung komentar,
308 "Asyik ya... nanti kamu pasti akan merasakan,
bagaimana rasanya naik Kora Kora hihihi..."
Usai pertunjukan Badut, Sinta dan Windy segera
bangkit dari duduknya. "Kak Bobby" Nanti kita
bertemu lagi di sini ya!" kata Sinta membuat
kesepakatan. "Baik, Sin. Kita akan bertemu lagi di sini," kata
Bobby setuju. Sinta dan Windy segera berangkat menuju kincir
raksasa, sedangkan Bobby dan Haris masih di depan
panggung maksima untuk menghabiskan popcorn
yang tinggal setengah. Tak lama kemudian, "Loh! Ini
kan Alkom milik Sinta," kata Haris tiba-tiba.
"Aduuuh, ceroboh betul anak itu," keluh Bobby.
"Aku susul ya, Bob," kata Haris.
"Nanti saja deh, setelah kita naik komidi putar
Ontang Anting," kata Bobby seraya berdiri dari tempat
duduknya. "Ayo kita naik komidi putar sekarang!"
ajaknya kemudian. Lalu mereka pun segera melangkah menuju ke
wahana komidi putar itu. Pada saat yang sama, Sinta
309 dan Windy tampak sedang mengantri untuk menaiki
wahana Bianglala, saat itu mereka tampak sedang
bercakap-cakap. "Win" Kamu bisa melihat keindahan
seputar Dufan melalui kincir raksasa ini," jelas Sinta
sambil terus melangkah mengikuti antrian.
"Wah, aku bisa melihat keindahan laut dari atas
sana dong," komentar Windy.
"Selain itu, kamu juga bisa melihat gedunggedung,"
timpal Sinta. "Wah, kedengarannya cukup mengasyikkan,"
komentar Windy. Setelah cukup lama mengantri, akhirnya giliran
mereka pun tiba, keduanya segera naik dan duduk di
kursi melingkar. Roda kincir terus berputar perlahan
untuk memuat dan menurunkan para penumpangnya.
Setelah semua kabin terisi, putaran pertama pun
dimulai. Saat itu Windy tampak senang sekali, sebab
dia bisa betul-betul menikmati keindahan seputar
Dufan dari atas kincir. Ketika memasuki putaran
kedua, disaat Sinta dan Windy yang sedang berada
pada posisi puncak, tiba-tiba terdengar sebuah
310 ledakan yang begitu dasyat. Bersamaan dengan itu,
roda kincir pun mendadak berhenti berputar.
Menyadari apa yang sedang terjadi, Sinta dan Windy
pun langsung panik. Begitu juga dengan para
penumpang yang lain, mereka tampak begitu panik.
Pada saat yang sama, di antrian wahana OntangAnting. Bobby dan Haris yang juga mendengar suara
ledakan itu seketika terkejut, lantas dengan segera
mereka berlari menuju ke asal suara. Setibanya di
tempat itu, mereka melihat asap hitam yang tampak
mengepul di bangunan pengendali kincir raksasa.
Belum hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba sebuah
Ledakan kembali terdengar, kali ini ledakan terjadi di
penyangga kincir raksasa sebelah kiri. Tak ayal, saat
itu roda kincir mulai miring ke samping kiri, kemudian
dengan perlahan mulai bergerak tumbang. Menyadari
itu, semua penumpangnya langsung berteriak histeris,
kemudian dengan segera orang-orang yang berada di
bagian bawah roda kincir langsung berloncatan
berusaha menyelamatkan diri, sedangkan mereka
yang berada di bagian cukup tinggi cuma bisa
311 berteriak minta tolong. Bersamaan dengan itu, roda
kincir terus bergerak tumbang. Sinta dan Windy yang
masih berada di puncak tampak takut bukan
kepalang, saat itu mereka terus berpegangan dengan
eratnya. Untunglah, tiba-tiba saja roda kincir itu
berhenti tumbang lantaran tiang penyangga sebelah
kanan masih mampu menahannya.
"Ayo kita kembali ke pesawat, Bob!" ajak Haris
tiba-tiba. "Kalau begitu, lekas kita ke toilet yang ada di
sana!" ajak Bobby seraya berlari menuju toilet yang
dimaksud. Tak lama kemudian, keduanya tampak sudah
berada di dalam toilet, saat itu Haris langsung
mengaktifkan Alkom miliknya. "Rolab" Cepat aktifkan
Mestrans I ! Gunakan tenaga untuk kapasitas dua
orang dan segera pindahkan kami ke pesawat!"
pintanya kepada Rolab. Rolab yang sedang berada di anjungan segera
mengaktifkan Mestrans I. Setelah dia memasukkan
koordinat lokasi yang didapat dari sinyal Alkom,
312 Android itu pun segera memindahkan keduanya.
Dalam waktu singkat, kedua pemuda yang
dipindahkan itu sudah berada di pesawat. Kini mereka
tampak bergegas menuju ke ruang pemantau.
Setibanya di tempat itu, Bobby langsung mengenakan
kostum Topeng Kuning, sedangkan Haris tampak
mengaktifkan komputer pemantau.
Di Dunia Fantasi, orang-orang yang berada si roda
kincir masih berteriak-teriak ketakutan. Sedangkan
orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu tidak bisa
berbuat banyak, mereka cuma menonton dengan
perasaan yang berdebar-debar. Mendadak roda kincir
kembali bergerak tumbang, bersamaan dengan itu,
tiba-tiba saja seberkas sinar terang mendadak muncul
dan berubah menjadi sosok manusia super. Dialah si
Topeng Kuning yang kini sudah siap beraksi.
Mengetahui itu, orang-orang yang melihat langsung
bersorak gembira dan segera memberi semangat
kepada manusia super itu.
Beberapa orang yang saudaranya ikut terjebak di
roda kincir langsung berteriak berharap, "Aduh,
313 Topeng Kuning, tolong" tolong selamatkan mereka!"
teriak seorang pengunjung.
"Tolong selamatkan putri dan suami saya, Topeng
Kuning!" teriak seorang ibu yang anak dan suaminya
juga ikut terjebak. Tanpa buang waktu lagi, Topeng Kuning segera
melesat naik dan menyelamatkan dua orang
penumpang dari roda kincir yang terendah, kemudian
menurunkan mereka di tempat yang aman.
Selanjutnya Topeng Kuning kembali melesat naik
untuk menyelamatkan penumpang berikutnya.
Peluk cium seorang ibu kepada anak dan
suaminya yang berhasil diselamatkan begitu
mengharukan. Sementara itu, Roda kincir sudah
semakin miring, sedangkan porosnya yang menempel
pada tiang penyangga sebelah kanan sudah hampir
terlepas. Menyadari itu, Topeng Kuning semakin
berjuang keras menurunkan para penumpang lain, dia
terus berusaha sambil berpacu melawan waktu yang
terus berjalan. Pada saat itu, orang-orang yang belum
314 tertolong tampak berdoa kepada Tuhan"memohon
keselamatan. Kini roda kincir sudah semakin miring, suara derik
logam yang bergeser menambah kepanikan para
penumpangnya. Pada saat yang sama, Topeng
Kuning masih berusaha keras menyelamatkan orangorang
yang terjebak itu, hingga akhirnya dia tiba di
bagian puncak tempat Sinta, Windy, dan keempat
penumpang lainnya berada.
"Ayo, Sin, Win. Bersiap-siaplah!" pinta Topeng
Kuning. "Selamatkan mereka dulu, Topeng Kuning!" pinta
Sinta. "Sudahlah"! Jangan berdebat! Nanti mereka juga
akan kuselamatkan," kata Topeng Kuning.
"Tidak! Mereka dulu," Sinta tetap menolak.
"Baiklah?" kata Topeng Kuning seraya bergegas
menggendong dua orang penumpang dan
menurunkan mereka di tempat yang aman. Kini dia
sudah kembali melesat naik dan siap menurunkan
dua orang penumpang berikutnya. Ketika Topeng
315 Kuning baru saja menurunkan kedua orang itu di
tempat yang aman, tiba-tiba poros roda kincir di


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penyangga bagian kanan terlepas. Roda kincir
bergerak tumbang lebih cepat dari sebelumnya.
Mengetahui itu, Topeng Kuning segera melesat naik
untuk menyelamatkan Sinta dan Windy.
Kini roda kincir raksasa tumbang semakin cepat,
saat itu Sinta dan Windy berteriak keras sambil
mempererat pegangan mereka. Bersamaan dengan
itu, Topeng Kuning tampak melayang dengan
menggunakan sayapnya. Kini dia tampak meluncur
cepat mengikuti roda kincir raksasa yang terus
tumbang, hingga akhirnya dia mendarat di kabin
tempat Sinta dan Windy berada. "Ayo, Sin, Win! Cepat
pegang tanganku!" pinta si Topeng Kuning.
Sementara itu, roda kincir sudah semakin mendekati
permukaan tanah. Setelah Sinta dan Windy berada
dalam gendongan, manusia super itu pun segera
melompat tinggi dan melebarkan sayapnya.
Bersamaan dengan itu, roda kincir raksasa berdebum
ke tanah dan menghantam beberapa bangunan yang
316 ada di sekitarnya. Sementara itu, Topeng Kuning
tampak masih melayang-layang dan terus meluncur
turun sambil menggendong Sinta dan Windy. Namun
ketika Topeng Kuning baru saja menurunkan
keduanya, tiba-tiba saja seberkas sinar hijau tampak
menghantam sebuah bangunan yang berada di
dekatnya. Tak ayal, bangunan itu pun langsung
hancur berantakan, puing-puingnya tampak
beterbangan ke mana-mana. Menyadari itu, Topeng
kuning kembali mengembangkan sayapnya, lalu
dengan segera dia melindungi Sinta dan Windy dari
puing-puing yang mengarah ke mereka.
Kini si Topeng kuning tampak memperhatikan
keadaan sekitarnya, "Nah sekarang sudah aman.
Sebaiknya kalian cepat pergi dari sini!" serunya
kepada Sinta dan Windy. Sinta dan Windy segera berlari meninggalkan
tempat tersebut, sementara itu si Topeng Kuning
tampak waspada memperhatikan si Tangan Besi yang
sedang tertawa terbahak-bahak sambil mengarahkan
moncong senjatanya. Mendadak dari moncong
317 senjata itu memancar seberkas sinar hijau yang
melesat cepat ke arahnya. Melihat itu, si Topeng
Kuning segera menghindar. "Ups! Nyaris saja..." ucap
si Topeng Kuning lega, kemudian dengan serta-merta
dia segera membalas. Pertarungan seru pun terjadi. Orang-orang yang
mengetahui kejadian itu segera berhamburan,
menyelamatkan diri masing-masing. Sementara itu,
pertarungan dengan menggunakan senjata masih
terus berlangsung, akibatnya areal di sekitar tempat
itu jadi hancur berantakan. Beberapa wahana ikut
hancur terkena sasaran tembak. Saling tembak dan
saling menghindar terus berlanjut, sampai akhirnya si
Tangan Besi melarikan diri ke suatu tempat. Melihat
lawannya melarikan diri, si Topeng Kuning segera
mengejar. Topeng kuning terus mengejar si Tangan Besi
yang berlari memasuki sebuah bangunan. Setibanya
di dalam bangunan, Topeng Kuning tampak terkejut,
ternyata si Tangan Besi sudah menghilang. Kini dia
tampak melangkah dengan waspada, kedua matanya
318 tampak fokus"mencari-cari si Penjahat Super itu.
Saat itu, si Topeng Kuning tampak memeriksa ke
setiap sudut ruangan yang dicurigai.
Ketika melewati sebuah lorong, samar-samar dia
mendengar suara yang berasal dari sebuah ruangan
tak jauh dari tempatnya berdiri, lantas dengan segera
Topeng Kuning beranjak memeriksanya, dan ternyata
di ruangan itu tidak ada siapa-siapa. "Apa itu?" tanya
Topeng Kuning ketika melihat sebaris tulisan yang
ada di dinding, "Matilah kau, Topeng Kuning. Lihatlah
ke atas!", Topeng Kuning spontan melihat ke atas.
Dilihatnya sebuah Bom waktu tampak sedang
menghitung mundur, "5" 4" 3?"
Menyadari dirinya sedang dalam perangkap,
lantas dengan segera Topeng Kuning berlari
menghindar. Namun sangat disayangkan, ketika baru
saja melewati ambang pintu, tiba-tiba bom waktu itu
meledak dengan dasyatnya. Tak ayal, Topeng Kuning
pun terpental jauh dan menghantam tembok,
kemudian terhempas ke lantai dan tidak bergerak lagi.
Sementara itu, Haris yang sedang memantau Topeng
319 Kuning menjadi sangat khawatir. Saat itu dia melihat
kerusakan kostum sudah mencapai 85%, sedangkan
sistem pertahanannya mati total, tapi dia masih
melihat adanya tanda-tanda kehidupan. Mengetahui
itu, Haris pun segera mengganti layar monitor untuk
mengoperasikan Mestrans I.
Pada saat yang sama, si Tangan besi tampak
terbahak-bahak merayakan keberhasilan
perangkapnya. Saat itu dia benar-benar senang
melihat musuhnya yang sudah tidak bergerak lagi. Kini
si Penjahat Super itu sedang mendudukkan si Topeng
Kuning pada sebuah kursi besi, kemudian
mengeluarkan samurai lasernya dan bersiap-siap
memenggal kepala si Topeng Kuning.
"Tamat sudah riwayatmu Topeng Kuning sialan.
Nah... sekarang pergilah ke alam baka!" ucap si
Tangan Besi seraya mengayunkan samurainya.
Namun ketika samurai hampir mendekati leher si
Topeng Kuning, tiba-tiba Topeng Kuning lenyap tanpa
bekas. Akibatnya, samurai laser si Tangan Besi hanya
320 membabat sasaran kosong. "A-apa! Ke mana dia?"
tanya si Tangan Besi terkejut.
Si Tangan Besi tampak mengeraskan kepalannya,
dia begitu kesal lantaran gagal memenggal kepala
musuhnya. Sementara itu di pesawat, Haris tampak
sedang tergesa-gesa. Pemuda itu terlihat berlari
sambil mendorong sebuah tandu menuju ke anjungan.
Setibanya di tempat itu, pemuda yang berkaca mata
itu langsung mengangkat tubuh Topeng Kuning dan
membawanya ke ruang pemantau. Begitu sampai di
tempat tujuan, dia langsung menyandarkan tubuh
Topeng Kuning ke penyangga kostum. Setelah
kostum yang dikenakan Bobby terbuka secara
otomatis, Haris pun langsung memeriksa keadaan
pemuda itu. "Bobby...!" seru Haris cemas ketika
melihat dari mulut, hidung, dan telinga sahabatnya
tampak mengeluarkan darah.
Lantas tanpa buang waktu lagi, pemuda itu segera
meletakkan tubuh sahabatnya ke atas tandu,
kemudian dengan segera membawanya ke ruang
medis. Setibanya di ruangan itu, tubuh Bobby
321 langsung dibaringkan di Mesin scanning. Setelah
penutup kaca mesin itu mengunci, Haris pun segera
mengoperasikannya. Segaris sinar kuning tampak
bergerak dari atas kepala sampai ke ujung kaki.
Bersamaan dengan itu, pada layar monitor tampak
tertulis hasil pemeriksaan. Tak lama kemudian,
pemeriksaan tubuh Bobby pun selesai. Saat itu Haris
mengetahui bahwa Bobby dalam keadaan koma, dan
gegar otak ringan berhasil dideteksi. Mengetahui
kondisi yang demikian, Haris segera membawanya
menuju ke tabung pengobatan. Tabung itu berisi air
yang mengandung obat dan biasa digunakan untuk
merawat pasien yang mengalami koma. Kini Haris
sedang menyandarkan tubuh Bobby pada alat
penyangga, kemudian memasang beberapa alat
pendeteksi pada tubuhnya. Setelah semua alat itu
terpasang, Haris segera menekan sebuah tombol.
Bersamaan dengan itu, alat penyangga tadi tampak
mulai bergerak naik, kemudian dengan perlahan mulai
memasukkan tubuh Bobby ke dalam tabung.
Sementara itu di areal parkir Dunia Fantasi, Sinta dan
322 Windy tampak sedang kebingungan. "Aduh,
bagaimana kita bisa mengendarai mobil ini, Win"
Kuncinya kan ada sama Kak Bobby," kata Sinta
bingung. "Aduh, jadi gimana dong?" tanya Windy ikut
bingung. "O ya, waktu itu kan Kak Bobby pernah
kehilangan kunci sepeda motornya, lalu dia
mengambil kunci serepnya di sebuah tempat rahasia.
Mungkin juga kunci serep mobil ini disembunyikan di
sebuah tempat rahasia," sambungnya kemudian.
"Benarkah" Kalau begitu ayo kita cari samasama!"
ajak Sinta seraya mulai mencarinya di kolong
mobil. Bersamaan dengan itu, Windy pun tampak
mulai mencari. "Nah... ini dia," kata Sinta dengan nada ceria,
lantas dengan segera gadis itu bergegas membuka
pintu mobil dan duduk di belakang setir.
Mengetahui itu, Windy pun segera menyusul dan
duduk di sebelahnya. "O ya, Sin" Ngomong-ngomong,
bagaimana dengan Bobby dan Haris" Kenapa kamu
mau meninggalkan mereka?" tanya Windy heran.
323 "Tenang" mereka akan baik-baik saja," kata
Sinta seraya mulai memacu mobil yang dikendarainya
meninggalkan tempat itu. "Lho, kok kamu bisa tahu?" tanya Windy semakin
heran. "Ya, tahu dong! Sebab?" Sinta tidak melanjutkan
perkataannya. "Sebab apa, Sin?" tanya Windy penasaran.
"Sudahlah"! Nanti saja aku ceritakan," kata Sinta.
"O ya, ngomong-ngomong" Kenapa si Topeng
Kuning itu mengenal kita, Sin" Bahkan sepertinya, dia
itu sudah begitu mengenalmu?" tanya Windy lagi.
Saat itu Sinta tidak menjawab, sepertinya dia
sedang berpikir keras. "Hmm" Sebaiknya aku
beritahu atau tidak ya?" tanya Sinta dalam hati. "Ah,
sebaiknya aku beritahu saja. Bukankah dia itu
sepupunya Bobby, aku yakin kalau dia pasti bisa
menjaga rahasia ini," duganya kemudian.
"Sin" Jawab dong?" desak Windy.
324 "Sudahlah"! Nanti kamu juga akan tahu," kata
Sinta sambil terus mengemudikan mobil yang
dikendarainya menuju ke rumah Bobby.
Setibanya di tempat tujuan, Sinta langsung
membunyikan klakson sampai beberapa kali. Tak
lama kemudian, Mang Udin tampak keluar dan segera
membukakan pintu gerbang. "Lho, Den Bobby-nya
mana, Non?" tanyanya sedikit bingung.
"Kak Bobby lagi bersama Kak Haris, Mang," jawab
Sinta seraya mulai memarkir mobil yang
dikendarainya ke depan garasi.
Sementara itu, Mang Udin tampak sibuk menutup
gerbang. Setelah itu, dia segera melangkah
mendekati Sinta dan Windy yang saat itu baru saja
turun dari mobil. "Mang" Kami harus segera ke
gudang belakang. Biasa Mang," kata Sinta memberi
tahu. Mang Udin yang memang sudah mengetahui
perihal Kaptrans langsung memahami ucapan Sinta,
"O, kalau begitu, ayo silakan masuk!" kata Mang Udin
mempersilakan keduanya masuk.
325 Tak lama kemudian, Sinta dan Windy tampak
sudah melangkah bersama menuju ke gudang.
Sementara itu, Mang Udin tampak kembali
mengerjakan tugas-tugasnya. Setibanya di dalam
gudang, Sinta langsung membuka terpal penutup
Kaptrans, kemudian dengan segera dia mengajak
Windy memasuki ke benda itu.
"Apa ini Sin?" tanya Windy bingung.
"Tenang saja," jawab Sinta singkat seraya mulai
mengoperasikan Kaptrans. Seperti biasa, dalam sekejap Kaptrans sudah
mengantar penumpangnya sampai ke anjungan. Saat
itu, Windy benar-benar takjub dibuatnya.
"Selamat datang, Sinta. Aku ingin mengabarkan
sesuatu padamu," sambut Rolab yang ternyata
memang sudah menunggu kedatangannya.
Saat itu Windy langsung berteriak dan segera
bersembunyi di belakang Sinta, rupanya dia benarbenar
takut dengan kehadiran Android yang baginya
tampak begitu menyeramkan. Mengetahui itu, Sinta
pun berusaha menenangkan. "Tenanglah, Win. Dia
326 tidak akan menyakitimu. Dia itu Android yang baik,"
jelasnya kemudian. "Benarkah itu?" tanya Windy ragu.
"Benar, Win. Dia sudah diprogram untuk tidak
menyakiti orang yang tak bersalah, bahkan dia sudah
di program untuk bisa melindungi orang yang dalam
kesulitan." Setelah mengetahui itu, akhirnya Windy tak takut
lagi. Bahkan kini dia sudah berani menyentuhnya.
"O ya, Rolab. Tadi kau ingin memberi tahu kabar
apa?" tanya Sinta. "Sinta, Kakak anda Haris meminta anda untuk
segera ke ruang pengobatan," kata Rolab


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengabarkan. "Ke ruang pengobatan, baiklah aku akan segera
ke sana. O ya, ini temanku Windy, tolong ajak dia
jalan-jalan untuk mengenal pesawat ini!"
"Baiklah Sinta, aku akan segera menjalankan
perintahmu." "Sin, aku?" 327 "Sudahlah"! Kau pasti akan aman bersama dia,"
potong Sinta seraya berlari menuju ruang pengobatan.
Kini gadis itu sudah berada di ruang yang dituju, saat
itu dia tampak sedih lantaran melihat kondisi Bobby
yang sedang koma di dalam tabung pengobatan.
Sungguh gadis itu tidak menyangka kalau orang yang
dicintainya sampai mengalami hal demikian.
"Kak Bobby... sadarlah segera!" pintanya penuh
harap. "A-aku tidak ingin terjadi sesuatu pada dirimu,"
katanya lagi dengan mata yang berkaca-kaca. Kini dia
tampak memandang wajah Bobby yang pucat, saat itu
bibirnya bergetar seperti hendak mengatakan sesuatu.
"Kak Bobby... A-aku mencintaimu?" ungkapnya
seraya menitikkan air mata. "Kak Bobby" A-aku tidak
mau kau sampai meninggalkanku, sebab a-aku tidak
bisa hidup tanpamu" "
Saat itu air mata Sinta tampak semakin deras
mengalir, rupanya dia benar-benar tak kuasa
menahan kesedihan yang begitu mendalam lantaran
membayangkan takdir buruk yang akan menimpa
Bobby. Sementara itu, Haris yang kebetulan melihat
328 Sinta sedang bersedih segera menghampiri.
"Sudahlah, Sin! Kondisinya baik-baik saja kok.
Mungkin beberapa hari lagi dia sudah sadar kembali,"
katanya berusaha menenangkannya.
Tak lama kemudian, Windy pun tiba di ruangan
itu. Dia datang bersama Rolab yang telah
mengajaknya berkeliling pesawat guna menuntaskan
semua kebingungan Windy. Kini Haris, Sinta, dan
Windy tampak berdoa kepada Tuhan, agar Bobby
cepat sadar dari komanya.
Esok paginya, sebuah mobil sport tampak
melintas di atas jembatan dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Bersamaan dengan itu, sesosok
bayangan tampak melesat dan menghadang mobil itu
dari jarak kurang lebih 200 meter, ternyata sosok
bayangan itu si Tangan Besi yang akan melakukan
aksinya lagi. 329 Kini penjahat super itu sedang mengarahkan
tangannya lurus ke depan, membidik ke arah mobil
yang terus melaju ke arahnya. Mendadak seberkas
sinar merah tampak melesat dari pergelangan
tangannya dan tepat mengenai sasaran. Tak ayal,
mobil yang sedang melaju itu mendadak berhenti
dengan sendirinya, rupanya mobil itu telah terkena
tembakan sinar pengacau sistem kelistrikan
sementara. Mengetahui usahanya berhasil, si Tangan Besi
segera menghampiri. Kini dia sedang mengeluarkan
pengemudinya yang dalam keadaan tidak bernyawa.
Tentu saja setelah pengemudi itu dicekik dengan
tangannya yang terbuat dari besi. Setelah
melemparkan mayat itu ke dalam sungai, si Tangan
Besi langsung memasuki mobil dan memacunya
dengan kecepatan tinggi. Sampai akhirnya mobil itu
menghilang di ujung jembatan.
Di daerah Kemayoran, tak jauh dari arena Pekan
Raya Jakarta. Acara peresmian menara tertinggi di
dunia sedang berlangsung. Suara sirine terdengar
330 meraung panjang, hal itu menandakan bahwa menara
itu telah resmi dibuka. Orang-orang menyambutnya
dengan tepuk tangan dan sorak-sorai yang gegapgempita.
Balon-balon diterbangkan ke angkasa,
ribuan kertas halus dan pita-pita berwarna-warni
berhamburan di sekitar gedung. Suasana saat itu
benar-benar tampak meriah sekali. Menara yang
tertinggi di dunia dan menjadi salah satu kebanggaan
warga kota Jakarta kini telah resmi dibuka.
Di saat semua orang sedang bergembira
menyaksikan acara peresmian itu, tiba-tiba seberkas
sinar Hijau menghantam sebuah patung kubus yang
tak begitu jauh dari podium tempat Gubernur Jakarta
berpidato. Tak ayal, patung kubus itu pun langsung
hancur berkeping-keping. Mengetahui itu, orang-orang
yang berada di sekitar tempat itu segera berhamburan
menyelamatkan diri. Sementara itu di kejauhan, si
Tangan Besi tampak terbahak-bahak, di tangan
kanannya tergenggam senjata plasma beam yang
siap ditembakkan kapan saja.
331 Kini dia sedang melangkah menghampiri Pak
Gubernur yang tampak terpaku di atas podium. Saat
itu, para aparat berusaha untuk melindunginya,
mereka segera memberondong si Tangan Besi
dengan rentetan peluru yang keluar dari moncong
senjata otomatis. Namun semuanya itu sia-sia belaka,
si Tangan Besi tidak tergores sedikitpun. Tapi justru
sebaliknya, sinar hijau yang ditembakkan oleh si
Tangan Besi telah merenggut beberapa korban dari
pihak aparat. Si Tangan Besi terus melangkah mendekati
podium, sedangkan para aparat sudah tidak
menembak lagi, mereka pasrah dan membiarkan si
Tangan Besi menghampiri Pak Gubernur yang
tampak begitu ketakutan. Si Tangan Besi tampak
tersenyum dingin kepada Pak Gubernur, "Tenang
Pak! Saat ini saya tidak akan membunuh Bapak.
Sebaiknya Bapak berdiri saja di situ dan jangan cobacoba
melarikan diri!" katanya seraya menghampiri Pak
Gubernur dan berdiri di sampingnya.
332 Para wartawan yang berada di tempat itu segera
mengarahkan kameranya ke arah si Tangan Besi
yang saat ini mulai berbicara melalui pengeras suara.
"Hai, para warga kota! Dimana pahlawan kalian si
Topeng Kuning" Kenapa dia tidak muncul saat ini"
Apakah dia sudah menjadi seorang pengecut?"
katanya dengan lantang di hadapan kamera.
"Lihat ini"! " teriak si Tangan Besi seraya
mencengkram tengkuk Pak Gubernur dan
memperlihatkan wajahnya yang pucat ke hadapan
kamera. "Gubernur kalian ini akan kubunuh bila si
Topeng Kuning tidak muncul untuk menyerahkan diri
dalam tempo 3 X 24 jam. Selain itu, aku juga akan
menghancurkan kota terus-menerus sampai si
Topeng Kuning muncul. Nah... sekarang Gubernur
kalian ini akan kutawan di atas menara, pada
tubuhnya akan kupasang sebuah bom yang sewaktuwaktu
bisa kuledakkan. Bom itu akan kuledakkan bila
ada yang coba-coba mendekatinya, karena pada Bom
itu sudah kupasang sensor gerakan yang akan
mengaktifkan lampu indikator yang berwarna kuning
333 ini," jelas si Tangan Besi seraya menunjuk ke sebuah
lampu indikator yang ada di alat pemicu jarak jauhnya.
Setelah berbicara begitu, si Tangan Besi segera
membawa Pak Gubernur menuju ke puncak menara
dan memasangkan bom pada tubuhnya. Setelah itu,
dia segera kembali ke podium dan langsung bicara di
depan kamera, "Hai, Topeng Kuning! Di mana pun
kau berada, cepatlah selamatkan Pak Gubernur!
Ingat... bila kau tidak muncul dalam tempo 3 X 24 jam,
aku akan menekan tombol ini"," ancam si Tangan
Besi sambil memperlihatkan sebuah tombol pada alat
pemicu jarak jauhnya. Setelah berbicara begitu, si Tangan Besi segera
beranjak dari podium dan mulai menghancurkan
sarana yang ada di tempat itu. Dia mengamuk tanpa
ada yang bisa mencegah. Para aparat dan wartawan
yang ketakutan segera melarikan diri, namun
sebagian wartawan yang nekad tetap meliput kejadian
itu. Haris, Sinta, dan Windy yang menyaksikan
kejadian itu di televisi tampak begitu geram.
334 "Bagaimana cara kita menghadapi orang itu,
Har?" tanya Sinta bingung.
"Aku juga tidak tahu, Sin. Andai saja Bobby sudah
sadar dan kostum itu juga sudah diperbaiki, tentu
Topeng Kuning akan menghalanginya," jawab Haris.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kondisi kostum
itu sekarang, Har?" tanya Sinta lagi.
"Perangkat lunak Kostum itu sudah kuperbaiki,
kondisinya kini sudah 50 persen. Sekarang Rolab
sedang melakukan perbaikan fisik luarnya," jelas
Haris. Mereka terus membahas masalah itu, sesekali
Windy ikut bicara mencarikan jalan keluar dari
persoalan yang sedang mereka hadapi.
"O ya, bukankah kita punya Motaro yang
dipersenjatai dengan senjata yang canggih!
Bagaimana kalau kita menggunakan mobil itu untuk
menghentikan si Tangan Besi," saran Windy tiba-tiba.
"Lalu, siapa yang mengemudikan mobil itu?" tanya
Haris. "Aku?" kata Windy yakin.
335 "A-apa! Memangnya kau bisa?" tanya Haris
meragukan. "Tentu saja, asal kau memberitahuku cara
menggunakan fasilitasnya," jawab Windy.
"Maksudku" apa kau punya keberanian?" tanya
Haris lagi. "Ketika di Dufan saja kau begitu penakut,"
sambungnya kemudian. "Kak Haris?"" panggil Sinta tiba-tiba, kemudian
gadis itu segera melanjutkan, "Waktu itu Kak Bobby
pernah cerita, kalau Windy itu dulunya adalah seorang
pembalap, bahkan dia sudah memenangkan
beberapa kali perlombaan. Namun setelah dia
mengalami suatu kecelakaan dasyat, entah kenapa
dia menjadi trauma dan takut sekali dengan hal-hal
yang berisiko kematian. Hmm" Mungkin saja saat ini
keberaniannya sudah muncul kembali, Kak," ceritanya
panjang lebar. "Apa benar yang diceritakan Sinta, Win?" tanya
Haris hampir tak mempercayainya.
"Benar, Kak. Semenjak kecelakaan itu aku
memang menjadi penakut, namun setelah peristiwa di
336 Dufan, entah kenapa keberanianku muncul kembali.
Saat itu aku menyadari bahwa kematian adalah
kehendak Allah. Jika Allah memang menghendaki,
maka ketika di Dufan pun aku pasti sudah mati. Kini
aku benar-benar yakin, hidup dan matiku semua itu
kehendak Allah. Kalaupun aku mati, aku akan mati
sebagai pembela kebenaran," jelas Windy.
"Win" Sebenarnya Motaro belum pernah diuji
tempur, bahkan aku tidak tahu apakah mobil itu bisa
bertahan terhadap serangan musuh atau tidak," jelas
Haris meragukan . "Kalau kita tidak mencobanya, bagaimana kita
bisa tahu," kata Windy meyakinkan.
"Benar, Kak. Sebaiknya kita coba saja!" Sinta
mendukung. "Baiklah, kalau itu mau kalian. Tapi, sebelum itu
aku dan Rolab akan memaksimalkan kemampuan
mobil itu lebih dulu," kata Haris menyetujui.
Kini mereka membahas semua keperluan Windy,
yaitu kostum pelindung dan helm pengaman. Sinta
menyarankan untuk memodifikasi kostum dan helm
337 balap milik Windy. Sementara itu di pusat kota, si
Tangan Besi sedang mengamuk menghancurkan
fasilitas umum. Tentara yang dikerahkan tidak mampu
menghentikannya. Bagi mereka si Tangan Besi
bagaikan siluman, biarpun mereka menggunakan
senjata berat, mereka selalu luput mengenai sasaran
karena si Tangan Besi berhasil menghindar dengan
lincah. Akibatnya, merekalah yang justru semakin
memperparah kerusakan. Warga kota yang
menyaksikan amukan si Tangan Besi melalui layar
kaca tampak begitu geram, bahkan mereka sempat
kecewa dengan si Topeng Kuning yang tak kunjung
hadir. Seharusnya di saat demikian, dia muncul untuk
menghentikan si Tangan Besi. Saat itu mereka
menganggap Topeng Kuning seorang pengecut dan
egois, dia tidak mau menyerahkan diri kepada si
Tangan Besi guna menyelamatkan kota dan Gubernur
mereka. Padahal, dialah harapan satu-satunya yang di
utus Tuhan untuk bisa menghentikan tindak kejahatan
itu. 338 Si Tangan Besi terus mengamuk. Gedung-gedung
indah yang menjadi kebanggaan kota dihancurleburkan,
berbagai fasilitas umum tak luput dari
amukan si Tangan Besi, sedikit demi sedikit orangorang
mulai mengungsi meninggalkan kota. Mereka
merasa putus asa karena mengira Topeng Kuning
tidak akan muncul untuk menyelamatkan kota
mereka.

Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dua hari telah berlalu. Para penduduk sudah
banyak yang mengungsi ke luar kota, mereka merasa
cemas kalau-kalau si Tangan Besi mengamuk dan
melukai mereka. Sementara itu di pesawat, di depan
sebuah tabung pengobatan, Sinta yang sedang tidak
mengenakan cadar tampak menatap Bobby yang
masih dalam keadaan koma. Saat itu dia terus
berharap agar Bobby cepat sadarkan diri. Ketika
sedang memperhatikan jari-jari Bobby, dia melihat ada
sedikit gerakan. Pada saat itu, alat pendeteksi
339 kehidupan mulai bereaksi, grafik di layar monitor mulai
memperlihatkan tanda-tanda yang semakin nyata.
Mata Bobby pun mulai terbuka dengan perlahan. Kini
dia sedang memandang Sinta dengan tatapan
bingung, alisnya tampak sedikit merapat seperti
sedang memikirkan sesuatu. "Si-Sinta..." Ke-kenapa
dia memandangiku" A-apa sebenarnya yang sedang
dilakukannya" Eng" Sebenarnya apa yang telah
terjadi, dan di-di mana aku?" tanyanya dalam hati.
Saat itu Sinta tampak tersenyum padanya, "Kak
Bobby...!" Panggilnya seraya menempelkan telapak
tangannya pada tabung kaca. "Syukurlah, Kak!
Rupanya Kakak sudah sadarkan diri," sambungnya
kemudian. Tiba-tiba Sinta mendengar suara langkah kaki
yang memasuki ruangan itu, lalu dengan segera gadis
itu menoleh. "Kak Haris, lihatlah! Kak Bobby sudah
sadarkan diri," katanya dengan wajah yang begitu
gembira. "Benarkah!" kata Haris seakan tidak percaya, lalu
dengan serta-merta dia melihat ke arah tabung
340 pengobatan, saat itu dilihatnya Bobby sedang
melambai-lambaikan tangan kepadanya. "Syukurlah,
Bob! Rupanya kau sudah sadarkan diri," katanya
dalam hati seraya bergegas mendekat.
Setibanya di dekat tabung pengobatan, Haris
langsung menekan sebuah tombol yang ada di
sebelah tabung. Bersamaan dengan itu, tiba-tiba saja
alat penyangga yang menyangga tubuh Bobby mulai
bergerak naik, kemudian turun di sebelah tabung
dengan sangat perlahan. Kini Haris sedang
melepaskan alat-alat pendeteksi yang melekat di
tubuh Bobby, kemudian dengan hati-hati dia langsung
memapahnya menuju mesin scanning.
Setelah pemeriksaan dilakukan. "Syukurlah... kini
kondisinya sudah pulih kembali," kata Haris gembira
sambil terus memperhatikan hasil pemeriksaan
monitor scanning. Mengetahui itu, Sinta pun langsung gembira. Saat
itu dia ingin memeluk Bobby dan mengucapkan
selamat padanya. Namun karena dia bukan
muhrimnya, terpaksa dia hanya bisa membayangkan
341 saja. Sementara itu, Windy yang baru saja tiba di
ruangan itu juga ikut senang, lantas dengan dia
memeluk Bobby dan mengucapkan selamat padanya,
tak lupa dalam hati dia pun mengucap syukur kepada
Sang Pencipta. "Ehem...! Pelukannya jangan lama-lama dong!
Kan masih banyak yang harus kita kerjakan," kata
Haris tiba-tiba. Mendengar teguran itu, Windy pun segera
melepaskan pelukannya. "Sekarang, apa rencana
kita?" tanyanya kemudian.
"Sebaiknya kita bicarakan hal ini di ruang santai,"
saran Haris. "Aku setuju," timpal Bobby.
"Aku juga," timpal Sinta.
Mereka segera melangkah ke ruang santai.
Sementara itu di bundaran Hotel Indonesia, si Tangan
Besi terlihat sedang berjalan-jalan di antara puing
yang berserakan. Di kejauhan, para tentara dan polisi
terus mengawasi tingkah-lakunya, sedangkan para
wartawan terus meliput perkembangan kota dengan
342 penuh keberanian, mereka berupaya mencari berita
terkini tentang si Tangan Besi.
"Huh, apakah si Topeng Kuning itu sudah mati"
Kenapa sampai hari ini dia belum juga muncul?" si
Tangan Besi bertanya-tanya dalam hati. "Hmm" Aku
rasa dia memang sudah mati. Buktinya sampai hari ini
batang hidungnya tidak kelihatan," si Tangan Besi
mengambil kesimpulan. "Kalau begitu, sebaiknya aku
melaksanakan niatku semula, yaitu mengambil kristal
di tugu monas," kata si Tangan Besi bertekad dalam
hati. Kini si Tangan Besi tampak memasuki sebuah
mobil sport hasil rampasannya, kemudian segera
memacunya menuju Monas. Sementara itu, para
tentara dan polisi cuma bisa mengikuti, saat itu tidak
satu dari mereka yang berani mencegah.
Setibanya di dekat Monas, si Tangan Besi
menghentikan mobilnya, kemudian dengan segera
melangkah ke bawah Tugu dan langsung melesat
naik. Kini dia sudah berada di puncak tugu dan
sedang mengusap-usap emas yang berada di
343 hadapannya, saat itu dia tampak begitu senang
karena kali ini tidak ada lagi yang bisa
menghalanginya. "Ha ha ha"! Akhirnya aku bisa
memiliki emas ini, ha ha ha"!" si Tangan Besi tertawa
terbahak-bahak, senang bukan kepalang.
"Tidak juga Tangan Besi! Kau harus melangkahi
mayatku dulu!" seru seseorang tiba-tiba.
Seketika si Tangan Besi memalingkan wajahnya,
dan betapa terkejutnya dia ketika mengetahui siapa
yang datang. "Kurang ajar kau, Topeng Kuning!
Rupanya kau masih hidup," ujarnya geram kepada si
Topeng Kuning yang saat itu sedang berdiri di
sampingnya dengan posisi siap menyerang.
"Tentu saja, manusia dungu. Tuhan masih
menghendaki aku hidup untuk menghentikan semua
kebiadabanmu. Nah, sekarang bersiaplah," ujar si
Topeng kuning seraya menyerangnya dengan pukulan
yang mematikan. Namun sungguh sangat disayangkan, pukulan itu
dapat ditangkis oleh si Tangan Besi dan langsung
dibalas dengan pukulan yang tak kalah mematikan.
344 Baku hantam pun terjadi, keduanya saling pukul dan
saling menangkis dengan serunya. Saat itu, para
tentara dan polisi tampak bersorak-sorai memberi
dukungan untuk si Topeng Kuning, sedangkan para
wartawan tampak bersemangat meliput peristiwa itu.
Pada saat yang sama, para pemirsa yang
menyaksikan pertempuran itu melalui televisi berdoa
untuk keselamatan si Topeng Kuning, mereka sangat
senang karena ternyata Topeng Kuning bukan
seorang pengecut. Mereka terus-menerus
memberikan dukungan dan doa untuk si Topeng
Kuning. Kini si Tangan Besi mulai terdesak, dia tampak
begitu kewalahan menghadapi serangan-serangan si
Topeng Kuning yang begitu hebat. Ketika sudah
sangat terdesak, tiba-tiba saja Si Tangan Besi
melompat dari atas tugu, tubuhnya tampak meluncur
ke bawah dan akhirnya mendarat dengan
menggunakan tali yang keluar dari tangan kanannya.
Si Topeng Kuning yang juga melompat turun tampak
baru saja mendarat, dari punggungnya tampak
345 sepasang sayap yang baru saja menutup. Kini dia
sedang menyerang si Tangan Besi yang sedang
berlari menuju ke mobilnya, seberkas sinar Kuning
tampak melesat cepat menuju sasaran. Mengetahui
dirinya dalam bahaya, si Tangan Besi segera
menghindar. Akibatnya, sinar itu menghantam sebuah
motor polisi yang sedang diparkir. Tak ayal, motor itu
pun langsung hancur berkeping-keping. Kini si Tangan
Besi sedang membalas serangan tadi, seberkas sinar
hijau tampak melesat ke arah si Topeng Kuning,
namun sinar itu berhasil dihindarinya dengan lincah.
Pertarungan adu tembak terus berlangsung, sinar
hijau dan kuning tampak terpancar silih berganti.
Hingga pada suatu kesempatan, seberkas sinar hijau
berhasil mengenai lengan si Topeng Kuning.
Akibatnya, dia pun langsung terpelanting dan
terjerembab di atas aspal. Ketika baru saja berdiri,
tiba-tiba sebuah sinar hijau kembali menerjang
dadanya. Tak ayal, saat itu si Topeng Kuning
langsung terlontar ke belakang dan jatuh terlentang.
Kini dia sedang berusaha untuk bangkit kembali.
346 Sementara itu, Haris yang sedang memantaunya
tampak begitu khawatir, "Cepat bangun, Bob! Jika kau
tertembak lagi, selubung pelindungmu akan mati. Saat
ini kondisi sistem pertahanan tinggal 25%," katanya
memperingati. Pada saat yang sama, si Tangan Besi sudah siap
melancarkan serangan berikutnya. Malah saat itu dia
sudah membidik tepat ke bagian dada Topeng
Kuning, yang saat itu masih berusaha berdiri. Disaat si
Tangan Besi akan menembak, tiba-tiba sebuah mobil
berwarna kuning muncul di tempat itu dan langsung
menembakkan sinar merah ke arah si Tangan Besi.
Melihat dirinya terancam, si Tangan Besi segera
menghindar dan balik menyerang. Kini seberkas sinar
hijau tampak melesat ke arah mobil kuning itu dan
menghantamnya dengan telak. Tak ayal, mobil tanpa
roda yang dikemudikan Windy itu langsung
terguncang hebat. Si Tangan Besi terus menyerang Motaro dengan
bertubi-tubi, sinar hijau yang keluar dari senjata si
Tangan Besi tampak menghantam mobil itu berkali347
kali. Windy yang berada di dalam Motaro tampak
panik, namun begitu dia masih berusaha untuk
membalas. Kini dia sedang membidik si Tangan Besi
dengan senjata lasernya. Setelah target terkunci,
Windy pun segera menekan tombol pemicu. Sungguh
sangat disayangkan, hantaman sinar hijau tadi telah
merusak sistem persenjataanya. Mengetahui itu,
Windy tampak semakin panik, saat itu dia mencoba
menekan tombol itu berkali-kali, namun sayangnya
senjata itu masih juga tidak bisa menembak. "Gawat,
selubung pelindung Motaro sudah mati. Sekali
tembak, aku pasti terpanggang di dalam mobil ini,"
kata Sinta pasrah. Di saat yang gawat itu, tiba-tiba seberkas sinar
kuning tampak melesat cepat dan langsung
menghantam senjata si Tangan besi. Tak ayal,
senjata si Tangan Besi langsung terlontar jauh dan
jatuh di atas aspal. Menyadari apa yang terjadi, si
Tangan Besi segera berguling dan mengambilnya
kembali. Kini penjahat super itu sudah menggenggam
senjatanya lagi dan sedang bersiap-siap membalas
348 serangan tadi. Namun ketika dia hendak melancarkan
serangan, tiba-tiba "Apa!!! si Tangan Besi terkejut
bukan kepalang, saat itu senjatanya sama sekali tidak
bisa ditembakkan. Rupanya senjata itu telah rusak
akibat serangan tadi. Belum hilang rasa terkejutnya, tiba-tiba seberkas
sinar kuning sudah melesat cepat ke arahnya. Saat itu
si Tangan Besi cuma bisa terpaku, bersamaan
dengan itu sinar tersebut langsung menghantam
dadanya. Tak ayal, tubuh si Tangan Besi langsung
terlontar jauh dan terseret di atas aspal sejauh lima
meter. Kini penjahat super itu sedang berusaha
bangkit kembali. Namun belum sempat dia berdiri
tegak, tiba-tiba seberkas sinar kuning sudah kembali
menghantam dadanya. Sungguh sial si Tangan Besi,
lagi-lagi tubuhnya terlontar jauh ke belakang dan kali
ini jatuh di atas kap mesin mobil polisi. Saat itu, kap
mobil itu menjadi ringsek dibuatnya.
Kini Si tangan Besi tampak sudah tidak berdaya,
sepertinya dia begitu kesulitan untuk bangkit kembali.
Melihat hal demikian, si Topeng Kuning segera
349 menghampiri. Ketika si Topeng Kuning sudah kian
mendekat, tiba-tiba "Berhenti Topeng Kuning! Jika kau
maju, aku akan menekan tombol ini," ancam si
Tangan Besi yang kini sedang menggenggam pemicu
jarak jauhnya. Topeng Kuning menghentikan langkahnya, saat itu
dia benar-benar khawatir kalau si Tangan Besi akan
menekannya. "Menyerahlah Topeng Kuning! Atau aku akan
benar-benar menekan tombol ini," desak si Tangan
Besi. Si Topeng Kuning tidak mempunyai pilihan lain,
saat itu dia benar-benar tidak mau jika Pak Gubernur
menjadi korban. "Baiklah" aku akan menyerah,"
katanya kepada si Tangan Besi.
Si Tangan Besi yang sudah kepayahan tampak
berdiri dan segera menghampiri si Topeng kuning,
"Sekarang" lepaskan senjatamu, juga perisai yang
ada di lenganmu itu!" perintah si Tangan Besi.
Topeng Kuning pun menurut, dia segera


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melepaskan senjata yang menempel di tangan
350 kanannya, kemudian melepaskan perisai yang
menempel di tangan kirinya. Kini kedua benda itu
tampak sudah tergeletak di atas aspal.
"Nah, sekarang berbaliklah!" perintah si Tangan
Besi lagi. Lagi-lagi si Topeng Kuning menurut, dia segera
berputar membelakangi si Tangan Besi. Bersamaan
dengan itu, si Tangan Besi tampak mengambil sebutir
pil dari ikat pinggangnya, kemudian langsung
menelannya. Dalam waktu singkat, tubuhnya yang
semula lemah kini dengan perlahan mulai pulih
kembali. Setelah merasa benar-benar pulih, si Tangan
Besi segera mengambil kedua benda milik si Topeng
Kuning dan langsung merusaknya hingga tak
berbentuk. Kini penjahat super itu sedang menghampiri si
Topeng Kuning yang tampak masih berdiri
membelakanginya, kemudian dengan segera dia
mengapit lehernya dan bersiap-siap mematahkannya.
Saat itu Topeng Kuning tidak bisa berbuat banyak, dia
cuma pasrah menerima perlakuan itu. Ketika si
351 Tangan Besi hendak mematahkan leher si Topeng
kuning, tiba-tiba saja Motaro sudah berada di
belakangnya. Mobil itu tampak melaju dengan cepat
dan siap menabraknya. Saat itu si Tangan Besi
terkejut dibuatnya, sungguh tidak menyangka kalau
mobil itu masih bisa berjalan. Menyadari ada
kesempatan, si Topeng Kuning segera menyikut dada
kiri si Tangan Besi hingga alat pemicu yang ada di
genggamannya itu terlempar ke aspal.
Windy yang mengetahui hal itu segera
menghentikan Motaro, kemudian dengan segera dia
bergegas keluar dan mengambil pemicu yang
terlempar itu. Pada saat yang sama, si Tangan Besi
berusaha merampasnya kembali, namun sial
baginya"si Topeng Kuning berhasil menghalangi.
Sementara itu, Windy tampak sedang bergegas
kembali ke Motaro, pada saat itu para wartawan
tampak memfokuskan kamera mereka ke arah Windy
yang sedang berlari ke arah Motaro sambil membawa
pemicu jarak jauh. Saat itu mereka semua bertanya352
tanya, siapa pula orang yang bertopeng putih itu atau
si Topeng putih itu. Kini gadis dengan kostum hitam dan bertopeng
putih itu sudah berada di dalam Motaro. Sementara itu
di kejauhan, si Topeng Kuning tampak sedang
mengejar si Tangan Besi yang mencoba melarikan diri
ke arah mobil sport-nya. Tak lama kemudian, penjahat
super itu sudah berhasil masuk ke mobil dan segera
melaju ke menara tempat Pak Gubernur ditawan.
Pada saat itu, Topeng Kuning cuma terpaku melihat
musuhnya berhasil melarikan diri, "Sial! Fasilitas lari
cepat-ku tidak berfungsi," keluhnya dengan kedua
tangan yang mengepal. Pada saat itu, tiba-tiba saja Motaro sudah berada
di sampingnya. "Ayo Kak Bobby, lekas naik!" seru
Windy si Topeng Putih. Mengetahui itu, si Topeng Kuning segera
memasuki Motaro. Bersamaan dengan itu, si Topeng
Putih segera memacunya secepat mungkin guna
mengejar si Tangan Besi. Kejar-kejaran pun terjadi. Si
Tangan Besi terus memacu mobilnya dengan
353 kecepatan tinggi, sedangkan si Topeng putih terus
membuntutinya. Sungguh kepandaian Windy dalam
mengemudikan Motaro tak diragukan lagi, saat itu jiwa
pembalapnya sudah benar-benar kembali, sehingga
dia tampak begitu lihai di setiap tikungan dan mampu
menghindari rintangan yang menghadang.
Kejar-kejaran itu terus berlangsung, hingga
akhirnya si Tangan Besi berhasil tiba di bawah
menara dan segera berlari memasukinya. Pada saat
yang sama, si Topeng kuning tampak berusaha
mengejarnya, di belakangnya terlihat Windy yang
berlari mengikutinya. Kini si Tangan besi sudah berada di dalam gedung
dan baru saja memasuki elevator. Pada saat yang
sama, Topeng Kuning tiba di tempat itu, namun
sayangnya saat itu pintu elevator sudah tertutup rapat.
Mengetahui itu, si Topeng Kuning segera
mengejarnya lewat tangga darurat. Sementara itu, si
Topeng Putih tampak baru memasuki gedung. Kini dia
sedang berdiri depan di pintu elevator guna menunggu
elevator sebelah yang sebentar lagi tiba.
354 Di dalam elevator, si Tangan Besi tampak sedang
mempersiapkan sesuatu. Lagi-lagi penjahat super itu
mengambil pil yang ada di ikat pinggangnya,
kemudian dengan segera menelannya. Bersamaan
dengan itu, tubuhnya pun berangsur-angsur dirasakan
semakin kuat. Setelah itu dia tampak mengambil
sebuah kapsul kaca yang berisi cairan biru, kemudian
dengan segera memasukkannya ke sebuah lubang
yang ada di lengan besinya. Kini dia tampak menekan
sebuah tombol yang ada di lengan besinya itu,
bersamaan dengan itu sebuah lampu indikator hijau
tampak menyala, pertanda kalau kekuatan super pada
lengan besinya itu sudah siap digunakan.
Tak lama kemudian, elevator yang ditumpangi si
Tangan besi sudah tiba di puncak menara. Kini
penjahat super itu sedang melangkah menghampiri
Pak Gubernur. Namun belum sempat dia mendekat,
tiba-tiba si Topeng Kuning sudah berada di tempat itu.
"Berhenti Tangan Besi! Mari kita bertarung secara
jantan!" tantang si Topeng Kuning penuh keberanian.
355 Si tangan Besi langsung menghentikan
langkahnya dan segera berpaling. "Kurang ajar kau,
Topeng Kuning! Kau benar-benar telah membuatku
susah. Terus terang, sebenarnya aku malas melayani
tantanganmu. Namun sebagai seorang lelaki, tidak
sepantasnya aku menolak tantanganmu itu," kata si
Tangan besi geram. Kini keduanya tampak sudah memasang kudakuda,
lalu dengan penuh semangat mereka mulai
saling menyerang. Kehebatan jurus dan teknik yang
mereka miliki memang sangat luar biasa. Akibatnya,
beberapa sarana penunjang yang ada di tempat itu
menjadi rusak parah. Sementara itu, Windy yang baru
saja tiba di atas menara langsung terpana ketika
melihat keduanya saling baku hantam dengan
serunya, bahkan kedua matanya hampir tak berkedip
menyaksikan pertarungan itu. Tiba-tiba gadis itu
tersadar, kalau dia harus segera menyelamatkan Pak
Gubernur, lantas dengan segera dia menghampiri Pak
Gubernur yang kini tergeletak tak berdaya.
356 Kini gadis itu sedang berusaha melepaskan bom
dari tubuh Pak Gubernur dengan hati-hati sekali.
Namun sungguh sangat disayangkan, begitu bom itu
terlepas, penghitung mundurnya mendadak bekerja.
Lima belas menit lagi bom itu akan meledak.
Menyadari itu, Windy pun langsung panik. "Aduh!
Bagaimana cara menghentikannya ya?" tanyanya
dalam hati seraya berusaha berpikir keras. "O, ya
mungkin Haris tahu cara menjinakkannya," duganya
seraya menghubungi Haris untuk meminta bantuan.
Sementara itu, pertarungan tangan kosong si
Topeng Kuning melawan si Tangan Besi masih terus
berlanjut, saat itu keduanya tampak saling pukul dan
saling menendang dengan jurus-jurus yang begitu
mematikan. Hingga akhirnya, si Tangan Besi tampak
mulai terdesak, sungguh saat itu dia benar-benar
sudah kewalahan melayani jurus-jurus si Topeng
Kuning yang luar biasa hebat. Merasa kian terdesak,
si Tangan Besi segera mengeluarkan samurai
lasernya dan langsung menyerang dengan sabetan
sinar biru yang mematikan. Karena ketidakjantanan si
357 Tangan Besi yang telah menggunakan senjata,
akhirnya keadaan pun menjadi berbalik. Kini si
Topeng Kuning tampak kewalahan menghadapi
serangan-serangan itu, hingga akhirnya sekelebat
sinar biru berhasil mengenai dadanya. Tak ayal, si
Topeng Kuning langsung terlontar ke belakang dan
jatuh tak jauh dari tempat Windy berada. Windy yang
saat itu sedang berbicara dengan Haris tampak
terkejut dan segera menoleh ke arahnya. Saat itu dia
melihat si Topeng Kuning yang sedang terkapar, di
dadanya tampak bekas goresan yang berwarna hitam.
"Topeng Kuning! Kau tidak apa-apa?"?" teriaknya
penuh kekhawatiran. "Tidak, aku tidak apa-apa!" jawab si Topeng
Kuning seraya menoleh ke arah wanita itu. Pada saat
itu, matanya sempat melihat bom yang sedang
menghitung mundur, bom itu akan meledak lima menit
lagi. "Windy! Cepat bawa Pak Gubernur turun!"
teriaknya tiba-tiba sambil berusaha bangkit.
"Ta-tapi, bagaimana denganmu" Bom ini kan
akan segera meledak," tanyanya agak khawatir.
358 "Sudahlah"! Kau jangan mempedulikan aku,
yang penting selamatkan saja beliau!"
"Bobby benar, Win," timpal Haris tiba-tiba, saat itu
dia berbicara melalui Alkom Windy yang masih online.
"Cepatlah kau selamatkan Pak Gubernur! Terus
terang, aku juga tidak tahu cara menjinakkannya,"
sambungnya kemudian. "Kalau begitu, baiklah," ucap Windy seraya
berusaha memapah Pak Gubernur dan segera
mengajaknya turun menggunakan elevator.
Sementara itu, si Topeng Kuning sudah kembali
bertarung menghadapi si Tangan Besi yang saat ini
sudah siap menyerang. Pada saat yang sama, Haris
berusaha memperingatinya. "Bob, selubung
pelindungmu sudah tidak berfungsi. Berhati-hatilah!"
katanya penuh kekhawatiran.
"Terima kasih, Har. Aku akan berusaha
semaksimal mungkin," kata si Topeng Kuning seraya
memasang kuda-kudanya. Tak lama kemudian, si Tangan Besi sudah
menyerang. Saat itu dia tampak menyabetkan
359 samurai lasernya ke arah si Topeng Kuning dengan
jurus-jurus pedang yang mematikan. Lagi-lagi si
Topeng Kuning tampak kewalahan, namun dia masih
terus berusaha untuk menghindar.
Bom akan meledak dua menit lagi. Pada saat itu,
si Topeng Kuning masih berusaha keras menghindari
serangan-serangan si Tangan Besi, namun
sayangnya hal itu tak berlangsung lama. Pada suatu
kesempatan, samurai si Tangan besi berhasil
membabat lengan kiri si Topeng kuning. Tak ayal,
senjata itu pun berhasil menggores kostum dan
tembus mengenai kulit lengannya. Kini dari bekas
goresan itu tampak mengalir darah segar yang terus
mengalir. Mengetahui itu, si Tangan Besi tampak
tersenyum puas. Tak lama kemudian, dia sudah
kembali menyerang, saat itu sabetan samurai
lasernya semakin buas, mengarah ke bagian-bagian
yang vital. Pada saat yang sama, si Topeng tampak
berusaha menghindarinya dengan begitu lincah, hal
itu dikarenakan kini dia sudah lebih waspada.
360 Sementara itu, bom waktu terus menghitung
mundur, kini bom itu akan meledak satu menit lagi.
Mengetahui itu, si Tangan Besi langsung panik. "Sial,
kalau terus begini aku bisa mati karena ledakan bom
itu," katanya cemas. Kini penjahat super itu berusaha
menyerang si Topeng Kuning dengan begitu membabi
buta, sepertinya saat itu dia ingin segera menuntaskan
pertarungannya. Namun akibat dari ketergesaannya itu, si Topeng
Kuning justru berhasil melancarkan sebuah tendangan
keras dan telak mengenai dada si Tangan Besi. Tak
ayal, saat itu si Tangan Besi langsung terlontar jauh
ke belakang dan jatuh menimpa sebuah antena
parabola. Kini dia sedang meringis kesakitan sambil
berusaha bangkit kembali. Pada saat yang sama,
Topeng Kuning tampak melihat hitungan mundur"
bom akan meledak 5 detik lagi. Mengetahui itu, si
Topeng Kuning langsung panik dan segera berlari ke
tepi menara. "4" 3" 2?" saat itu juga si Topeng
Kuning langsung melompat ke bawah. Bersamaan
dengan itu, sebuah ledakan dasyat langsung
361 menghancurkan atap menara. Api ledakan yang
begitu dasyat hampir saja mengenai tubuh si Topeng
Kuning. Kini si Topeng Kuning tampak meluncur ke
bawah, dari punggungnya terlihat sepasang sayap
yang baru saja mengembang. Sementara itu di bawah
menara, Windy dan Pak Gubernur terlihat baru saja
keluar gedung. Saat itu mereka sangat terkejut
lantaran mengetahui ada banyak sekali puing-puing
yang berjatuhan dari atap menara yang runtuh.
Menyadari bahaya mengancam, Windy pun segera


Topeng Kuning Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengajak Pak Gubernur untuk bergegas memasuki
Motaro, kemudian dengan segera memacunya
menjauhi tempat itu. Pada saat yang sama, puingpuing
terus berjatuhan dengan disertai debu yang
begitu tebal, bahkan beberapa puing yang berjatuhan
itu hampir saja mengenai Motaro. Tapi untunglah, saat
itu Windy mampu menghindarinya, hingga akhirnya
dia berhasil lolos dari maut. "Alhamdulillah"
Akhirnya," ucap Windy merasa lega.
362 Kini Motaro sudah berhenti di tempat yang aman,
yaitu tak jauh dari tempat Topeng Kuning mendarat.
Sementara itu, gedung menara terus runtuh dengan
suaranya yang terdengar bergemuruh, puing-puingnya
terus berjatuhan dengan disertai kepulan debu dan
asap yang semakin membumbung tinggi. Dari
kejauhan, Topeng Kuning, Windy, dan Pak Gubernur
tampak terpaku memandang kehancuran gedung
tersebut. Para tentara dan polisi yang baru saja tiba
juga terpaku menyaksikan kejadian itu, mereka sangat
menyesalkan kehancuran gedung yang baru saja
diresmikan itu. Kini si Topeng Kuning dan si Topeng Putih sudah
pergi meninggalkan tempat itu, sedangkan Pak
Gubernur tampak sedang menceritakan peristiwa
yang dialaminya kepada para wartawan. Dia
menceritakan perihal pertarungan si Topeng Kuning
ketika di atas menara sampai akhirnya manusia super
itu berhasil melompat sebelum bom itu meledak, dan
dia juga menceritakan bahwa si Tangan Besi masih
berada di atas menara ketika bom itu meledak. Para
363 pemirsa yang menyaksikan pernyataan Pak Gubernur
itu merasa terharu. Mereka benar-benar bahagia
karena sekarang kota mereka telah aman dari si
Tangan Besi. Sementara itu di ruang kargo pesawat,
Haris tampak begitu sibuk mengoperasikan Mestrans
II. Saat ini dia sedang mempersiapkan perpindahan
Motaro ke ruangan itu. Sinta yang berdiri di
sampingnya tampak gembira, sepertinya dia sudah
tidak sabar menunggu kepulangan sang Pahlawan
yang baru saja menyelamatkan kota.
Tak lama kemudian, Motaro muncul di Mestrans
II. Kini mobil itu sedang diparkir tak jauh dari pesawat
kecil yang juga diparkir di ruangan itu. Pada saat yang
sama, Haris dan Sinta tampak bergegas
menghapirinya. Begitu Bobby dan Windy keluar dari
Motaro, keduanya langsung disambut dengan penuh
suka cita. Saat itu Sinta langsung memeluk Windy
dengan erat, kemudian disusul dengan menyalami
Topeng Kuning yang saat itu masih tampak kelelahan.
Haris tak mau ketinggalan, dia segera menyalami
364 keduanya dan mengucapkan selamat atas
kesuksesan itu. Setelah mengobati luka Bobby, mereka pun
langsung menuju ke ruang santai. Kini mereka sedang
merayakan keberhasilan itu sambil menikmati kue
buatan Sinta. Mereka berharap tidak ada lagi penjahat
seperti si Tangan Besi yang dengan semena-mena
mengacau di kota Jakarta.
365 Assalam". Mohon maaf jika pada tulisan ini terdapat
kesalahan di sana-sini, sebab saya hanyalah manusia
yang tak luput dari salah dan dosa. Saya menyadari
kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT,
dan segala kesalahan tentulah berasal dari saya.
Karenanyalah, jika saya telah melakukan kekhilafan
karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman
mau memberikan nasihat dan meluruskannya.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
banyak. Akhir kata, semoga cerita ini bisa bermanfaat buat
saya sendiri dan juga buat para pembaca. Amin"
Kritik dan saran bisa anda sampaikan melalui e-mail
bangbois@yahoo.com Wassalam" [ Cerita ini ditulis tahun 2002 ]
http://www.mardias.mywapblog.com
Kitab Pusaka 9 Wiro Sableng 123 Gondoruwo Patah Hati Api Di Bukit Menoreh 20

Cari Blog Ini