Ceritasilat Novel Online

Brisingr 11

Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini Bagian 11


martilnya, Roran pelan-pelan turun dari tumpukan mayat dan, bersama Harald dan tiga
pria lain di sisinya, menyeberangi lapangan di tengah-tengah desa, membunuh setiap
prajurit yang mereka temui masih dalam keadaan hidup. Ketika mereka tiba di tepi
lapangan, tempat jumlah anggota Varden yang terbunuh melebihi prajurit Kekaisaran,
Harald memukulkan pedang ke perisainya dan berteriak, "Apakah ada yang masih
hidup?" Setelah beberapa saat, sebuah suara menyahuti mereka dari antara
rumah-rumah: "Siapa kalian?" . "Harald dan Roran Stronghammer dan yang lain-lain
dari Varden. Jika kau mengabdi pada Kekaisaran, maka menyerahlah, karena
rekan-rekan kalian sudah mati dan kalian tidak bisa mengalahkan kami!" Dari sela-sela
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
rumah terdengar suara besi berkelontang, kemudian, sendiri-sendiri atau berdua-dua,
para pejuang Varden muncul dari tempat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
persembunyian mereka dan terpincang-pincang menuju lapangan, banyak di antara
mereka memapah rekan mereka yang terluka. Mereka tampak kebingungan, dan
beberapa berlumuran darah begitu banyak, sehingga mulamula Roran salah mengira
mereka adalah prajurit yang tertangkap. Ia menghitung 24 pejuang Varden. Di antara
kelompok terakhir yang selamat terdapat Edric, membantu seorang pria yang telah
kehilangan lengan kanannya di pertempuran. Roran memberi tanda, dan dua anak
buahnya bergegas mengambil pria yang terluka dari Edric. Sang kapten meluruskan
tubuh setelah terbebas dari bebannya. Dengan langkah-langkah pelan, ia menghampiri
Roran dan menatapnya lekat-lekat, ekspresinya tak terbaca. Ia maupun Roran tidak
bergerak, dan Roran sadar lapangan menjadi sangat sepi. Edric-lah yang pertama
bicara. "Berapa orang di kelompokmu yang selamat?" "Sebagian besar. Tidak semua,
tapi sebagian besarnya selamat." Eric mengangguk. "Dan Carn?" "Ia hidup... Bagaimana
dengan Sand?" "Seorang prajurit menembaknya dengan panah saat penyerangan. Ia
tewas sekitar dua puluh menit yang lalu." Edric melihat melalui tubuh Roran, kemudian
ke arah tumpukan besar mayat. "Kau melanggar perintahku, Stronghammer." "Benar."
Edric mengulurkan tangan dengan telapak menghadap atas. "Kapten, jangan!" seru
Harald, melangkah maju. "Jika bukan karena Roran, tidak ada di antara kami yang
masih berdiri di sini sekarang. Dan kau seharusnya melihat apa yang diperbuatnya; ia
membunuh hampir dua ratus prajurit sendirian!" Permohonan Harald sama sekali tidak
digubris Edric, yang tetap mengulurkan tangannya. Roran juga tetap bergeming. Maka
Harald memutar tubuh menghadap Roran, berkata, "Roran, kau tahu para pejuang akan
setia kepadamu. Kau tinggal mengucap saja, maka kami akan-" Roran menghentikan
ucapan Harald dengan memelototinya. "Jangan bodoh." Melalui bibir tipisnya, Edric
berkata, "Setidaknya kau masih punya sedikit akal sehat. Harald, tutup mulutmu jika kau
tidak ingin memimpin barisan kuda pembawa beban sepanjang perjalanan pulang."
Mengangkat martilnya, Roran menyerahkan benda itu. kepada Edric. Kemudian ia
membuka sabuknya, tempat pedang dan belatinya tergantung, dan menyerahkan
semua kepada Edric. "Aku tidak punya senjata lain lagi," kata Roran. Edric
mengangguk, wajah geram, dan menyampirkan sabuk Roran pada bahunya. "Roran
Stronghammer, aku menyatakan kau dibebaskan dari tugas. Apakah aku bisa
memercayaimu untuk tidak melarikan diri?" "Ya."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
"Maka kau bisa membuat dirimu berguna pada pekerjaan yang bisa kaulakukan, tapi
selebihnya, kau akan bersikap sebagai tahanan." Edric menatap sekitar dan menunjuk
seorang pejuang lain. "Fuller, kau akan menggantikan posisi Roran sampai kita
kembali ke markas Varden dan Nasuada bisa memutuskan apa yang harus dilakukan
dalam masalah ini." "Ya, Sir," kata Fuller. Selama beberapa jam, Roran bekerja
bersama-sama pejuang yang lain saat mereka mengumpulkan rekan-rekan mereka
yang gugur dan mengubur mereka di luar perbatasan desa. Selama proses itu, Roran
mendapati hanya Sembilan dari 81 pejuang di bawah pimpinannya yang gugur,
sementara Edric dan Sand kehilangan hampir 150 orang, dan Edric akan kehilangan
lebih banyak andai saja beberapa pejuangnya tidak tinggal bersama Roran setelah ia
berkuda untuk menyelamatkan mereka. Ketika mereka selesai mengebumikan para
pejuang yang gugur, pasukan Varden memunguti anak-anak panah mereka, kemudian
menumpuk kayu bakar di tengah-tengah desa, melucuti persenjataan prajurit
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Kekaisaran yang tewas, menyeret mereka ke tumpukan kayu bakar, kemudian
membakar mereka. Tubuh-tubuh yang terbakar memenuhi udara dengan
gulungan-gulungan besar asap hitam berminyak yang kelihatannya membubung ke atas
sampai bermil-mil. Di balik asap, matahari tampak seperti piringan datar berwarna
merah. Wanita muda dan anak laki-laki yang ditangkap para prajurit tidak kelihatan
batang hidungnya. Karena tubuh mereka tidak berada di antara yang tewas, Roran
menduga keduanya telah melarikan diri dari desa ketika pertempuran dimulai, yang,
pikirnya, adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Ia berharap keduanya selamat di
mana pun mereka berada. Dengan terkejut dan senang Roran mendapati Snowfire
melenggang kembali memasuki desa beberapa menit sebelum pasukan Varden siap
berangkat. Mula-mula kuda jantan itu tampak gugup dan tidak mau mendekat, tak
mengizinkan siapa pun menyentuhnya, tapi dengan bicara dalam nada rendah, Roran
berhasil menenangkan kuda jantan itu cukup lama untuk membersihkan luka-luka di
bahunya. Karena Snowfire takkan bisa ditunggangi sampai luka-lukanya sembuh benar,
Roran mengikatnya di depan barisan kuda-kuda pembawa beban, yang segera tidak
disukai Snowfire. Telinga kuda itu rata di kepalanya, ekornya berkibas ke sana kemari,
dan mengerutkan bibir menunjukkan. gigi-geliginya. "Jangan berulah," kata Roran,
mengelus-elus leher Snowfire. Snowfire memutar bola matanya kepada Roran dan
meringkik, kemudian telinganya tidak lagi kaku. Kemudian Roran memanjat punggung
seekor kuda kasim bekas milik salah satu. pejuang Varden yang gugur dan
menempatkan diri di belakang barisan pria yang berkumpul di antara rumah-rumah.
Roran tidak memedulikan lirikan para pejuang yang diarahkan kepadanya, meski
hatinya hangat tiap kali ia mendengar ada pejuang yang bergumam kepadanya,
"Pekerjaan hebat."
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Ketika duduk menunggu perintah dari Edric untuk bergerak, Roran memikirkan
Nasuada, Katrina, dan Eragon, dan awan hitam membayangi pikirannya ketika ia
bertanya-tanya apa reaksi mereka jika mendengar tentang pemberontakannya terhadap
perintah. Roran menyingkirkan kecemasannya sedetik kemudian. Aku melakukan hal
yang benar dan diperlukan, ia meyakinkan diri sendiri. Aku tidak akan menyesalinya,
tidak peduli apa akibatnya. "Bergerak!" teriak Edric dari kepala iring-iringan. Roran
menyuruh kudanya melangkah cepat, dan serentak, ia dan pria-pria lain bergerak ke
arah barat, menjauh dari desa, meninggalkan tumpukan prajurit terbakar menjadi abu.
PESAN DALAM CERMIN matahari pagi menerpa Saphira, menyelimutinya dengan
kehangatan yang nyaman. Ia berbaring mandi cahaya matahari di beting batu
bepermukaan halus beberapa kaki di atas tenda kain Eragon. Aktivitas pada malam hari,
terbang berkeliling memeriksa daerah-daerah yang dikuasai Kekaisaran-seperti yang
dilakukannya setiap malam sejak Nasuada mengirim Eragon ke gunung besar bolong
Farthen-Dur-membuatnya mengantuk. Kegiatan malam itu perlu dilakukan untuk
menyembunyikan kepergian Eragon, tapi rutinitas ini menjadikannya bosan, karena
meski kegelapan tidak membuatnya takut, ia bukan makhluk malam, dan ia tidak suka
melakukan hal-hal rutin seperti itu. Juga, karena kaum Varden butuh waktu lama
sekali untuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain, ia menghabiskan sebagian besar
waktu melayang-layang di tempat yang sama setiap malam. Satu-satunya ketegangan
belakangan ini adalah ia melihat Thorn si otak udang bersisik merah yang terbang
rendah di cakrawala timur laut pagi sebelumnya. Thorn tidak mengubah arah untuk
menghadapinya, tapi terus melakukan perjalanannya menuju jantung Kekaisaran. Ketika
Saphira melaporkan apa yang dilihatnya, Nasuada, Arya, dan para Elf yang menjaga
Saphira bereaksi seperti segerombolan burung jay yang ketakutan, menjerit-jerit dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
bertabrakan satu sama lain saat melesat ke sana kemari. Mereka bahkan sempat
memaksanya mengizinkan Blodhgarm si bulu serigala biru hitam terbang bersamanya,
menyamar sebagai Eragon, yang tentu saja ditolaknya. Ia memang mengizinkan Elf itu
menempatkan hantu bayangan air bersosok Eragon di punggungnya setiap kali ia
mengudara atau mendarat di antara kaum Varden, tapi ia tidak mau mengizinkan orang
selain. Eragon menungganginya kecuali pertempuran tidak terelakkan lagi. Bahkan
mungkin saat itu pun ia tidak akan mengizinkan. Saphira menguap dan mengulurkan
kaki depan kanan, melebarkan jari-jari bercakarnya. Setelah kembali mengendurkan
tubuh, ia melingkarkan ekor ke sekeliling tubuh dan membetulkan posisi kepala yang
dibaringkannya di kaki-kakinya, bayangan rusa dan mangsa lain menari-nari dalam
benaknya. Tidak lama kemudian, ia mendengar suara seseorang berlari melintasi
perkemahan, menuju tenda kepompong kupu-kupu merah sayap terlipat milik
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Nasuada. Saphira tidak terlalu menghiraukan suara itu; para pembawa pesan memang
selalu berlari ke sana kemari. Persis ketika hendak terlelap, Saphira mendengar pelari
lain melesat lewat, kemudian, setelah jeda sebentar, terdengar dua pelari lagi. tanpa
membuka mata, ia menjulurkan ujung lidah untuk merasakan udara. Ia tidak mendeteksi
bau-bauan yang luar biasa. Setelah memutuskan gangguan ini tidak layak diselidiki, ia
tenggelam dalam mimpi tentang menyelam mencari ikan di danau hijau yang sejuk.
Teriakan-teriakan marah membangunkan Saphira. Ia tidak bergerak saat mendengarkan
banyak sekali makhluk dua kaki bertelinga bundar berdebat. Mereka terlalu jauh
sehingga ia tidak bisa mendengar kata-kata yang diucapkan, tapi dari salah satu suara,
ia bisa mengetahui mereka cukup marah sehingga bisa membunuh. Kadang-kadang
terjadi perselisihan di antara kaum Varden, seperti kumpulan besar makhluk lain, tapi ia
belum pernah mendengar makhluk dua kaki berselisih begitu lama dan berapi-api.
Denyut samar terasa di bagian belakang kepala Saphira ketika teriakan-teriakan
makhluk dua kaki itu semakin keras. Ia mencengkeram batu di bawah cakarnya, dan
dengan suara berderak keras, serpihan tipis batu berlapis kuarsa hancur di dekat
ujung-ujung cakarnya. Aku akan menghitung sampai tiga puluh tiga, pikirnya, dan jika
mereka tidak berhenti, mereka sebaiknya berharap apa pun yang mereka ributkan
memang layak untuk membangunkan sang putri angin dari istirahatnya. Ketika Saphira
mencapai hitungan 27, makhluk-makhluk dua kaki berhenti berdebat. Akhirnya! Ia
beringsut mencari posisi yang lebih nyaman, berniat melanjutkan tidur yang sangat
dibutuhkannya. Suara besi berkelontang, kulit kain dari tumbuhan bergesek, pelapis
cakar dari kulit berdentum di tanah, dan aroma khas pejuang kulit gelap Nasuada
menguar ke hidung Saphira. Apa lagi sekarang" Saphira bertanya-tanya, dan sejenak
menimbang-nimbang apakah harus mengaum keras agar semua orang membiarkannya
beristirahat dengan tenang. Saphira membuka sebelah mata dan melihat Nasuada
Serta-enam pengawalnya melangkah cepat-cepat ke tempatnya berbaring. Di ujung
lebih rendah bongkahan batu, Nasuada memerintahkan para pengawalnya tinggal
bersama Blodhgarm dan Elf-Elf lain-yang sedang berlatih bela diri di lapangan rumput
kecil dan Nasuada memanjat beting batu sendirian. warnanya tampak sangat
mencolok dibandingkan kehijauan dedaunan pohon apel di latar belakangnya. Percikan
cahaya dari sisik-sisik Saphira menerpa wajahnya. Saphira mengerjap sekali, tidak
merasa perlu menjawab dengan katakata. Setelah melihat sekeliling, Nasuada
mendekat ke kepala Saphira dan berbisik, benakku, tapi aku tidak bisa meraih benakmu.
Bisakah kau berada di dalam benakku terus, sehingga aku hanya tinggal memikirkan
apa yang perlu kuucapkan dan kau bisa mendengarku"
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Sambil meraih ke benak tegang dan letih wanita itu, Saphira membiarkan rasa kesalnya
karena tidur yang terganggu menyambar Nasuada, kemudian ia berkata, Bisa saja jika
aku mau, tapi aku tidak akan melakukan itu tanpa izinmu. Tentu saja, jawab Nasuada.
Aku mengerti. Mula-mula Saphira tidak mendapatkan apa-apa dari benak Nasuada
selain citra dan emosi campur aduk: tiang gantungan dengan tali yang tidak
berpenghuni, darah di tanah, wajah-wajah menyeringai marah, ketakutan, keletihan, dan
arus tekad kuat yang terpendam. Maafkan aku, kata Nasuada. Pagi ini sangat
melelahkan untukku. Jika pikiranku Sering melantur, tolong dimaklumi. Saphira
mengerjap lagi. Apa yang menyebabkan kaum Varden ricuh" Sekelompok pria
membangunkanku dari tidur dengan percekcokan berisik mereka, dan sebelum itu, aku
mendengar para pengirim pesan dalam jumlah luar biasa berlarian di sepanjang
perkemahan. Nasuada merapatkan bibir, memalingkan wajah dari Saphira, dan
bersedekap, menumpukan lengannya yang mulai sembuh di tangan yang terkatup.
Warna benaknya menjadi sehitam awan tengah malam, penuh isyarat kematian dan
kekerasan. Setelah lama terdiam yang bukan kebiasaannya, Nasuada berkata, Salah
satu anggota Varden, pria bernama Othmund, mengendap-endap ke perkemahan kaum
Urgal tadi malam dan membunuh tiga di antara mereka sementara mereka tidur
mengelilingi api unggun. Kaum Urgal gagal menangkap Othmund saat itu juga, tapi pagi
ini, ia mengakui perbuatannya dan membanggakannya ke seluruh pasukan. Mengapa ia
melakukannya" tanya Saphira. Apakah kaum Urgal membunuh keluarganya" Nasuada
menggeleng. Aku hampir berharap kaum Urgal memang membunuh keluarganya,
karena dengan begitu kaum Urgal tidak akan terlalu marah; setidaknya mereka bisa
mengerti tindakan balas dendam. Tidak, inilah keanehan dalam masalah ini; Othmund
membenci Urgal karena mereka Urgal, tidak ada alasan lain. Mereka tidak pernah
berbuat salah padanya, atau pada keluarganya, tapi ia membenci Urgal sampai ke
tulang-tulangnya. Atau begitulah kesimpulanku setelah aku bicara dengannya.
Bagaimana kau akan menanganinya" Nasuada menatap Saphira lagi, kesedihan yang
amat dalam tampak dalam pancaran matanya. Ia akan digantung karena kejahatannya.
Ketika menerima kaum Urgal ke dalam Varden, aku membuat ketetapan bahwa siapa
saja yang menyerang Urgal akan mendapatkan hukuman sama seperti jika ia
menyerang manusia. Aku tidak bisa menjilat kembali ludahku sekarang. Apakah kau
menyesali janjimu" Tidak. Para pria itu harus mengetahui aku tidak akan memaklumi
tindakan seperti itu. Jika tidak, mereka sudah menyerang kaum Urgal sejak hari aku dan
Nar Garzhvog menyatakan kesepakatan kami. Namun sekarang aku harus
menunjukkan pada mereka bahwa aku memang bersungguh-sungguh dengan
ucapanku. Jika tidak, akan terjadi lebih banyak pembunuhan, kemudian kaum Urgal
akan menangani ini dengan cara mereka sendiri, dan sekali lagi, ras kami akan saling
menggorok Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
leher. Othmund memang layak dihukum mati karena membunuh para Urgal dan
melanggar perintahku, tapi oh, Saphira, kaum Varden tidak akan menyukai ini. Aku telah
mengorbankan darahku sendiri demi mendapatkan loyalitas mereka, tapi sekarang
mereka akan membenciku karena menghukum gantung Othmund... Mereka akan
membenciku karena memandang nyawa manusia sama derajatnya dengan nyawa
Urgal. Nasuada menurunkan lengan, menarik-narik pergelangan bajunya. Dan aku juga
tidak akan menyukai tindakanku. Meski aku berusaha memperlakukan kaum Urgal
secara adil dan terbuka serta menganggap mereka sederajat dengan kami, seperti yang
pasti akan 612 dilakukan ayahku, aku takkan bisa melupakan bahwa mereka telah
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
membunuhnya. Aku tidak bisa melupakan bagaimana semua Urgal itu membantai kaum
Varden di Pertempuran Farthen Dur. Aku takkan bisa melupakan berbagai kisah yang
kudengar semasa kecilku, cerita-cerita tentang Urgal yang merambah pegunungan dan
membunuh orang-orang tak berdosa di tempat tidur mereka. Urgal selalu menjadi
sosok-sosok monster yang ditakuti, dan di sini aku telah menyatukan nasib kami
bersama mereka. Aku tidak mampu melupakan itu semua, Saphira, dan aku ragu
apakah telah melakukan tindakan yang benar. Kau tidak mampu menyangkal bahwa
dirimu manusia, kata Saphira, berniat menenangkan Nasuada. Tapi kau tidak perlu
mengikat dirimu dengan apa yang dipercaya orang-orang di sekelilingmu. Kau bisa
mencapai keberhasilan di luar batas rasmu jika kau memiliki keinginan. Kalau ada
pelajaran yang bisa kita petik dari kejadian-kejadian masa lalu, itu adalah raja dan ratu
serta para pemimpin yang menyatukan berbagai ras-lah yang mencapai hal-hal terbaik
di Alagasia. Yang harus kita waspadai adalah perselisihan dan kemarahan, bukan
mempererat hubungan kita dengan mereka yang tadinya musuh. Ingatlah
ketidakpercayaanmu terhadap kaum Urgal, karena mereka memang layak
mendapatkanya, tapi juga ingatlah bahwa suatu masa dulu, kaum kurcaci dan naga
tidak saling menyayangi, sama seperti kaum Urgal dan manusia. Dan kaum naga
pernah berperang melawan Elf dan akan menyebabkan kedua ras punah jika kami
biarkan. Pada suatu masa dulu, hal-hal itu terjadi, tapi tidak lagi, karena orang-orang
seperti kau memiliki keberanian untuk menyingkirkan kebencian-kebencian masa lalu
dan membentuk ikatan persahabatan yang pada masa lalu tidak pernah terjadi.
Nasuada menyandarkan dahi pada sisi rahang Saphira, kemudian berkata, Kau sangat
bijaksana, Saphira. Dengan perasaan senang Saphira mengangkat kepala dari kedua
kaki depannya dan menyentuh dahi Nasuada dengan ujung moncongnya. Aku hanya
mengucapkan kebenaran menurut pendapatku, tidak lebih. Jika itu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
adalah kebijaksanaan, kupersilakan kau menganggapnya seperti itu; meski demikian,
aku yakin kau sudah memiliki kebijaksanaan yang kaubutuhkan. Menghukum mati
Othmund mungkin takkan membuat kaum Varden senang, tapi butuh lebih dari tindakan
ini untuk meretakkan rasa pengabdian mereka terhadapmu. Lagi pula, aku yakin kau
bisa menemukan cara untuk menenangkan mereka. Aye, kata Nasuada, mengusap
sudut-sudut matanya. Rasanya aku akan harus melakukan itu. Kemudian ia tersenyum
dan raut wajahnya berubah. Tapi Othmund bukan satu-satunya alasan aku ke sini.
Eragon baru saja menghubungiku dan memintamu bergabung dengannya di Farthen
Dur. Kaum kurcaci- Saphira memanjangkan leher, menengadah ke langit, dan api dari
perutnya menyembur bergelombang melalui mulutnya dalam lembaran-lembaran
membara. Nasuada terhuyung mundur sementara orang-orang lain yang berada dalam
jarak cukup dekat berdiri membeku dan menatap Saphira. Sambil berdiri pada keempat
kakinya, Saphira mengguncangkan tubuh dari kepala sampai ekor, keletihannya
terlupakan, dan ia mengembangkan kedua sayapnya, bersiap-siap terbang. Para
pengawal Nasuada mulai menghampirinya, tapi ia melambaikan tangan mengusir


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka kembali. Segumpal asap tersapu ke wajahnya, dan ia menutup mulut dengan
bagian dalam lengan gaunnya, terbatuk-batuk. Antusiasmemu memang patut dipuji,
Saphira, tapi Apakah Eragon terluka" Saphira bertanya. Kecemasan menyergapnya
ketika Nasuada tampak bimbang. Ia sesehat biasanya, jawab Nasuada. Tetapi, telah
terjadi... insiden... kemarin. Insiden apa" Ia dan para pengawalnya diserang. Saphira
tidak bergerak ketika Nasuada menceritakan apa yang diucapkan Eragon saat mereka
berbincang-bincang. Setelah itu, Saphira menyeringai menunjukkan gigi-geliginya.
Durgrimst Az Sweldn rak Anhuin seharusnya berterima kasih aku tidak sedang bersama
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon; aku takkan membiarkan mereka lolos dengan mudah karena telah berusaha
membunuhnya. Sambil tersenyum simpul, Nasuada berkata, Karena alasan itu, mungkin
lebih baik kau tidak ada di sana. Mungkin, Saphira mengakui, kemudian mengepulkan
asap dan mengibaskan ekor. Tapi aku tidak terkejut. Selalu saja terjadi, setiap aku dan
Eragon terpisah, ada yang menyerangnya. Aku jadi gatal-gatal kalau tidak melihatnya
lebih dari satu jam. Ia lebih dari mampu untuk melindungi diri sendiri. Benar, tapi
musuh-musuh kami juga bukan amatiran. Merasa tidak sabar, Saphira, beringsut,
menaikkan sayap-sayapnya lebih tinggi. Nasuada, aku ingin sekali pergi. Apakah ada
hal lain yang harus kuketahui" Tidak, jawab Nasuada. Terbanglah cepat dan selamat,
Saphira, tapi jangan berlama-lama jika kau sudah berada di Farthen Dur. Begitu kau
meninggalkan perkemahan, kami hanya punya beberapa hari tenang sebelum
Kekaisaran menyadari aku bukan mengirimmu dan Eragon untuk tugas
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berpatroli yang singkat. Galbatorix mungkin tidak akan menyerang saat kalian tak
berada di sini, tapi setiap jam yang berlalu tanpa kalian akan meningkatkan
kemungkinan serangan. Juga, aku merasa kalian lebih baik berada di sini bersama kami
saat kita harus menyerang Feinster. Kami bisa mengambil alih kota itu tanpa kalian,
tapi kami akan membayarnya dengan banyak nyawa. Pendeknya, nasib kaum Varden
bergantung pada kecepatan kalian. Kami akan menjadi secepat angin badai, Saphira
menenangkannya. Nasuada lalu mengucapkan selamat jalan dan turunn dari beting
batu, kemudian Blodhgarm dan Elf-Elf lain segera berlari menghampiri Saphira serta
memasangkan pelana kulit Eragon yang tidak nyaman di punggungnya dan memenuhi
kantong pelana dengan makanan dan persediaan yang biasanya dibawa Saphira jika
akan bepergian bersama Eragon. Saphira tidak akan membutuhkan perbekalan itu ia
bahkan tidak bisa mengambilnya sendiri- tapi supaya terkesan ia pergi bersama Eragon,
ia harus membawanya. Begitu Saphira siap, Blodhgarm menekuk lengan di dadanya,
isyarat kaum Elf untuk memberi hormat, dan berkata dalam bahasa kuno, Brightscales.
Semoga kau dan Eragon kembali tanpa kekurangan suatu apa.Sampai jumpa,
Blodhgarm. Saphira menunggu sampai Elf bulu serigala biru hitam itu menciptakan
hantu bayangan air Eragon dan penampakan itu keluar dari tenda Eragon lalu memanjat
punggungnya. Saphira tidak merasakan beban apa-apa ketika hantu itu menjejakkan
kaki pada kaki kiri depannya kemudian bagian atas kakinya, lalu bahunya. Ketika
Blodhgarm mengangguk untuk memberitahu si bukan-Eragon telah berada di
tempatnya, Saphira mengangkat kedua sayapnya sampai bersentuhan di atas tubuhnya,
kemudian melompat ke depan, terjun dari sisi bongkahan batu. Saat menukik ke arah
hamparan tenda kelabu di daratan, Saphira mengepakkan sayap ke bawah,
mengangkat tubuhnya menjauh dari tanah peremuk tulang. Ia berbelok ke arah Farthen
Dur dan mulai mendaki menuju lapisan udara dingin tipis jauh di atas. Ia berharap
menemukan angin kencang untuk membantunya dalam perjalanan. Ia berputar-putar di
atas tepi sungai berhutan tempat yang dipilih kaum Varden untuk berhenti malam itu dan
ia menggeliat gembira. Ia tidak perlu menunggu lebih lama sementara Eragon pergi
berpetualang tanpa dirinya! Ia tidak lagi perlu menghabiskan sepanjang malam
terbang berputar-putar di tempat yang sama! Dan mereka yang ingin mencelakai rekan
benak dan hatinya itu tidak lagi bisa menghindari kemurkaannya! Saphira membuka
rahang, meraung penuh kegembiraan dan kepercayaan diri kepada dunia, menantang
dewa mana saja yang berani menghalangi dirinya, ia yang putri Iormungr dan Vervada,
dua naga terhebat pada masa mereka. Ketika sudah berada lebih dari satu mil di atas
perkemahan Varden dan angin barat daya yang berembus kencang menekannya,
Saphira membuat tubuhnya sejajar dengan arus udara dan membiarkannya terdorong
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
maju, melesat di atas tanah terpanggang matahari di bawah. Sambil melontarkan pikiran
ke depan, ia berkata, Aku dalam perjalanan,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
makhluk kecil! EMPAT DENTUMAN GENDERANG Eragon mencondongkan tubuh ke
depan, setiap otot dalam tubuhnya menegang, saat wanita kurcaci Hadfala, ketua klan
grimst Ebardac, berdiri dari meja tempat pertemuan antar klan dan mengucapkan
kalimat singkat dalam bahasa ibunya. Dengan bergumam di telinga kiri Eragon,
Hundfast menerjemahkan, Eragon mengembuskan Napas yang dari tadi ditahannya.
Satu. Untuk menjadi pemimpin kurcaci, ketua klan harus mendapat mayoritas suara dari
ketua-ketua klan lain. Jika tidak ada yang mendapatkan suara mayoritas, menurut
undang-undang Dwarvish, ketua klan yang mendapatkan suara paling sedikit akan
dieliminasi dari kompetisi dan pertemuan bisa ditunda sampai tiga hari hingga pemilihan
dilakukan lagi. Proses tersebut akan berlangsung terus selama diperlukan sampai
seorang ketua klan mendapatkan suara mayoritas, yang jika terjadi, pertemuan antar
klan akan bersumpah setia padanya sebagai raja atau ratu mereka. Menimbang betapa
waktu sangat mendesak bagi kaum Varden, Eragon sangat berharap pemilihan suara
tidak akan memerlukan lebih dari sekali putaran, dan jika lebih, para kurcaci takkan
menuntut istirahat lebih dari beberapa jam saja. Kalau itu terjadi, Eragon yakin ia akan
menggebrak meja mariner di tengah ruangan sampai terbelah dua saking frustrasinya.
Pertanda bagus bahwa Hadfala, ketua klan pertama yang menyatakan pilihannya,
mendukung Orik. Hadfala, seperti yang Eragon ketahui, selama ini mendukung Gannel
dari Durgrimst Quan sebelum terjadinya percobaan pembunuhan terhadap Eragon. Jika
kesetiaan Hadfala berubah, ada kemungkinan anggota lain dalam tim pendukung
Gannel-yaitu Grimstborith Undin-juga memilih Orik. Berikutnya, Gladheim dari Dirgrimst
Feldunost berdiri dari kursi. Meski begitu pendek, ia tampak lebih tinggi jika duduk
daripada berdiri. klanku,kita.Orik menoleh, melihat ke belakang pada Eragon dan
berkata lirih, kita sudah menduganya.Eragon mengangguk dan melirik Nado. Kurcaci
berwajah bundar tersebut mengelus-elus ujung janggut kuningnya, tampak puas diri.
Kemudian ManndrAth dari Durgrimst Ledwonnu berkata, klanku, aku memilih
Grimstborith Orik sebagai raja baru kita.menganggukkan terima kasih kepadanya, dan
Manndrath menjawab dengan anggukan pula, ujung hidungnya yang panjang
terangguk-angguk. Ketika Manndrath duduk kembali, Eragon dan semua orang menatap
Gannel, dan ruangan menjadi begitu hening, Eragon bahkan tidak bisa mendengar
suara napas para kurcaci. Sebagai ketua klan religius, klan Quan, dan pendeta tinggi
Guntera, raja dewa kurcaci, Gannel membawa pengaruh besar di antara rasnya; siapa
pun yang dipilihnya bakal memiliki kemungkinan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
terbesar mendapatkan takhta. sebagai raja baru kita.Gelombang seruan pelan terdengar
dari para kurcaci yang menyaksikan dari sisi ruangan bundar itu, dan ekspresi senang di
wajah Nado semakin kentara. Eragon mengepalkan kedua tangannya yang Saling
mengait, memaki lirih. menang. Grimstborith Quan pernah kalah dalam pemilihan.Orik
beringsut dan mengalihkan pandangan. tahun yang lalu, ketika Ratu-la terdiam ketika
Ondin dari Durgrimst Ragni Hefthyn menyatakan, Orik melipat kedua lengannya di
dada. Eragon hanya bisa melihat sisi wajahnya, tapi jelas sekali Orik merengut. Sambil
menggigit bagian dalam pipinya, Eragon menatap lantai yang bercorak, menghitung
suara yang telah diberikan, begitu pula suara yang tersisa, berusaha menentukan
apakah Orik masih bisa memenangkan pemilihan ini. Bahkan dalam sekaliasi terbaik
pun, kemenangannya akan tipis sekali. Eragon mencengkeram lebih keras,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kuku-kukunya menancap pada punggung tangannya. Thordris dari Dargrimst Nagra
berdiri dan menyampirkan rambutnya yang panjang dan tebal pada lengannya.
Grimstborith Orik sebagai raja baru kita.mengangguk. Kemudian tiba saat Nado
berbicara. Sambil meratakan janggut nya dengan telapak tangan, ketua Durgrimst
Knurlcarathn tersenyum pada semua yang hadir, matanya bersinar seperti pemangsa.
memilih diriku sendiri sebagai raja berikutnya. Jika kalian memilihku, aku berjanji akan
membersihkan negeri kita dari orang-orang asing yang mengotorinya, dan aku berjanji
akan mengabdikan emas dan para pejuang kita untuk melindungi kaum kita sendiri,
bukan demi leher Elf, manusia, dan Urgal. Aku bersumpah demi kehormatan
keluargaku.selain dirinya sendiri.Setelah meletakkan pisau dan kayu ukirnya, Freowin
dari Durgrimst Gedthrall mendorong tubuhnya yang besar setengah berdiri dari kursi
dan, tetap menatap ke bawah, berkata dalam bisikan bariton, memilih Grimstborith Nado
sebagai raja baru kita.duduk dan meneruskan mengukir gagak kayunya, mengabaikan
gumaman Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
terkejut yang timbul di seputar ruangan. Ekspresi Nado berubah dari senang menjadi
pongah. menumpukan tangan pada lengan kursi, urat pada tangannya menonjol karena
tekanan. Perut Eragon terasa jungkir balik. takkan menentang Gannel. Bah! Gannel
mempermainkanku selama ini. Aku-Pada saat itu perhatian pertemuan antar klan beralih
ke Orik. Orik menyembunyikan kekesalannya, berdiri dan menatap sekeliling meja
kepada setiap ketua klan yang lain, dan dalam bahasanya sendiri ia berkata, klanku, aku
memilih diri sendiri sebagai raja baru. Jika kalian memilihku, aku berjanji akan
membawa emas dan kejayaan kepada kaum kita, dan kemerdekaan untuk hidup di
permukaan tanah tanpa takut Galbatorix akan menghancurkan rumah kita. Aku
bersumpah demi kehormatan keluargaku.Orik menggerutu. Eragon menumpukan siku
pada lutut, matanya beralih dari satu kurcaci ke kurcaci lain. Keinginan bertindak
membuatnya gatal. Ia tidak tahu bagaimana melakukannya, tapi dengan begitu banyak
yang dipertaruhkan, ia merasa harus mencari cara demi memastikan Orik akan menjadi
raja dan, karenanya, para kurcaci akan teruss memberi dukungan pada Varden dalam
perjuangan mereka melawan Kekaisaran. Tapi meski mencoba, Eragon tidak mampu
menemukan jalan selain duduk dan menunggu. Kurcaci berikutnya yang berdiri adalah
Havard dari Durgrimst Fanghur. Dengan dagu menempel pada tulang dada, Havard
memonyongkan bibir dan mengetuk meja dengan dua jari yang tersisa di tangan
kanannya, tampak berpikir keras. Eragon beringsut maju di kursi, jantungnya berdebar
keras. Apakah ia akan menghormati perjanjiannya dengan Orik" Eragon bertanya
tanya. Havard mengetuk meja sekali lagi, kemudian menampar permukaan batunya
dengan telapak tangan. Mengangkat dagunya, ia berkata, baru kita.Eragon merasa luar
biasa puas melihat mata Nado melebar, kemudian kurcaci itu mengertakkan gigi, otot
pada pipinya berkedut. Dua ketua klan yang belum menyatakan suara mereka adalah
Hreidamar dan Lorunn. Hreidamar, grimstborith klan Urzhad yang bertubuh kokoh dan
kekar, tampak gelisah menilik sekaliasi ini, sementara Lorunn-ketua Durgrimst
Vrenshrrgn, Serigala Perang-mengelus-elus tanda seperti bulan sabit perak pada
pipinya dengan ujung kuku jari sambil tersenyum seperti kucing yang puas diri. Eragon
menahan napas saat menunggu apa yang akan diucapkan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
keduanya. Jika lorunn memilih diri sendiri, dan jika Hreidamar masih setia pada wanita
kurcaci itu, akan ada putaran kedua dalam pemilihan ini. Tapi tidak ada alasan bagi
lorunn untuk melakukan itu, kecuali hanya untuk menunda-nunda, dan sejauh yang
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kuketahui, ia takkan mendapatkan keuntungan apa-apa dari penundaan itu. Ia tidak lagi
bisa berharap menjadi ratu pada titik ini; namanya akan dieliminasi dari calon sebelum
putaran kedua dimulai, dan aku ragu ia cukup bodoh untuk berusaha merebut
kekuasaan dengan sia-sia hanya demi bisa membual kepada cucu-cucunya kelak
bahwa ia pernah menjadi kandidat untuk bertakhta. Tapi jika Hreidamar tidak
memilihnya, suara akan tetap seimbang dan kami akan harus melakukan putaran kedua
juga... Argh! Kalau saja aku bisa melihat masa depan! Bagaimana jika Orik kalah"
Apakah aku harus merebut kendali pertemuan antar klan ini" Bisakah aku mengunci
ruangan sehingga tidak ada orang yang bisa masuk atau keluar, kemudian... Tapi tidak,
itu akan lorunn memotong pikiran Eragon dengan mengangguk ke arah Hreidamar,
kemudian menatap langsung Eragon dengan matanya yang setengah terpejam,
membuat Eragon merasa seperti kerbau hadiah yang diamati kurcaci wanita itu. Diiringi
suara gemerincing cincin-cincin pada baju besinya, Hreidamar berdiri tegak dan berkata,
Grimstborith Orik sebagai raja baru kita.Tenggorokan Eragon tercekat. Bibir merahnya
tersenyum senang, lorunn berdiri dari kursi dengan gerakan lambat dan dengan suara
rendah serta serak, ia berkata, akulah yang harus menentukan hasil akhir pertemuan
hari ini. Aku telah mendengarkan argumenmu dengan sangat saksama, Nado, dan
argumenmu, Orik. Biarpun aku menyetujui banyak hal yang kalian utarakan mengenai
berbagai topik, masalah terpenting yang harus kita putuskan adalah apakah kita akan
mengikat diri pada kegiatan kaum Varden melawan Kekaisaran. Jika peperangan
mereka hanyalah perseteruan antar klan, aku tidak peduli siapa yang menang, dan pasti
aku tidak akan mengorbankan para pejuang kita untuk keuntungan orang asing. Meski
demikian, kasusnya bukan seperti itu. Jauh dari itu. Jika Galbatorix memenangi
peperangan ini, Pegunungan Beor pun takkan mampu melindungi kita dari
keganasannya. Jika menginginkan negeri kita selamat, kita harus memastikan
Galbatorix digulingkan. Terlebih lagi, menurutku bersembunyi di gua dan terowongan
sementara ras-ras lain menentukan nasib Alagaesia bukanlah tindakan yang pantas
dilakukan kaum sekuat dan seberkuasa kita. Ketika riwayat zaman ini dicatat, apakah
akan dikatakan kita bertarung di sisi manusia dan Elf, seperti pahlawan-pahlawan
dahulu kala, atau apakah akan dikatakan kita duduk mengerut di aula kita seperti
orang-orang kampung yang ketakutan sementara perang berkecamuk di luar pintu kita"
Setidaknya aku tahu apa jawabanku sendiri.lorunn mengibaskan rambut dan berkata,
Grimstborith Orik sebagai raja baru kita!Kurcaci tertua dari kelima penegak hukum yang
berdiri di dekat dinding Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
melingkar melangkah maju dan mengetukkan ujung tongkatnya yang dipoles mengilap
pada lantai batu lalu memproklamirkan, Tronjheim, Farthen Dur, dan semua knurla di
atas dan bawah permukaan Pegunungan Beor!gesekan pakaian dan baju besi. Dengan
kepala terasa pening, Eragon juga berdiri, tersadar bahwa sekarang ia berada dalam
satu ruangan dengan raja. Ia melirik Nado, tapi wajah kurcaci itu berupa topeng tanpa
ekspresi. Penegak hukum berjanggut putih mengetukkan tongkat kelantai sekali lagi.
biarkan kabar tersiar ke seluruh negeri. Para pembawa pesan! Beri kabar para mage
melalui cermin-cermin sihir mereka tentang apa yang telah diputuskan di sini hari ini,
dan carilah para pengawas pegunungan dan katakan kepada mereka, kalian seperti
yang belum pernah kalian lakukan dalam hidup kalian, karena kita telah memiliki raja
baru. Empat dentuman kuat, maka Farthen Dur sendiri akan bergetar dengan pesan
itu.memerintahkan kalian. Pergilah!Setelah para pembawa pesan pergi, Orik mendorong
tubuh dari kursi dan berdiri menatap para kurcaci di sekelilingnya. Ekspresinya, menurut
Eragon, tampak agak kebingungan, seolah tidak menyangka akan berhasil memperoleh
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
takhta. kalian.sekarang adalah memperbaiki sekaliasi negeri kita, dan aku akan
mengejar tujuan itu tanpa ragu sampai aku kembali dikubur di bebatuan.Kemudian para
ketua klan maju, satu per satu, dan berlutut di hadapan Orik untuk menyatakan
kesetiaan mereka sebagai hamba sahaya. Ketika tiba saat Nado menyatakan
kesetiaannya, kurcaci itu tidak menunjukkan keengganan, hanya mengucapkan
sumpahnya dengan mantap, kata-kata mengalir keluar dari mulutnya seperti
lempengan-lempengan timah. Kelegaan jelas terasa pada suasana pertemuan antar
klan ketika ia selesai. Setelah upacara pernyataan sumpah setia selesai, Orik
menyatakan penobatannya akan dilakukan esok pagi, dan ia serta para pengikutnya
pergi ke ruangan sebelah yang menempel pada aula bundar. di sana Eragon menatap,
Orik, dan Orik menatap Eragon, keduanya tidak bersuara sampai senyum lebar
merekah pada wajah Orik dan ia terbahak-bahak, pipinya memerah. Eragon tertawa
bersamanya, mencengkeram lengan kurcaci itu dan memeluknya. Para pengawal serta
penasihat Orik berkumpul mengelilingi mereka, menepuk bahu Orik dan mengucapkan
selamat padanya dengan seruan-seruan gembira. Eragon melepaskan Orik, berkata,
menyangka lorunn akan memihak kita.Orik mengernyit.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menjadikannya salah satu anggota penasihatku.terdengar di antara sorakan riuh
rendah. diri sesuai dengan nama yang mereka sandang, kita akan sangat memerlukan
mereka saat kita tiba di gerbang UruOrik membuka mulut untuk menjawab, tapi
kemudian nada panjang, rendah, dan luar biasa keras menggetarkan lantai dan
langit-langit, juga udara dalam ruangan, kekuatannya menyebabkan tulang-tulang
Eragon bergemeretak. mereka terdiam. Suara rendah itu berkumandang empat kali,
mengguncang ruangan pada tiap dentumannya, seakan ada raksasa yang mengetuk
sisi Tronjheim. Setelahnya, Orik berkata, menyangka akan mendengar Genderang
Derva mengumumkan penobatanku sebagai raja. Saat itu Eragon tersadar, meski
kaum kurcaci ras bertubuh paling kecil, mereka membangun struktur-struktur paling
besar di Alagaesia, yang dianggapnya aneh. Mungkin, pikirnya, dengan membangun
benda-benda yang berukuran sangat besar, mereka tidak akan merasa terlalu kecil. Ia
hampir saja mengucapkan teori ini pada Orik, tapi pada detik terakhir memutuskan
mungkin itu akan menyinggung perasaan temannya, maka ia mengurungkan niat. Para
pengawal Orik membentuk barisan rapat di sekelilingnya, mulai berbicara dengannya
dalam bahasa Dwarvish, sering kali bicara mengalahkan yang lainnya dalam suara
keras dan serabutan, dan Eragon, yang barusan ingin mengutarakan pertanyaan lain
kepada Orik, mendapati diri mundur ke pojok. Ia berusaha menunggu dengan sabar
sampai ada jeda dalam percakapan, tapi setelah beberapa menit, jelas sekali para
kurcaci itu tidak akan berhenti memberondong Orik dengan pertanyaan dan himbauan,
karena, Eragon menyimpulkan, memang begitulah sifat mereka. Maka, Eragon berkata,
kata raja dalam bahasa kuno, sehingga akan menarik perhatian siapa saja yang ada di
sana. Ruangan menjadi hening, dan Orik menatap Eragon dengan alis terangkat.
khusus yang ingin kutangani, jika belum terlambat.Pengertian mencerahkan mata
cokelat Orik. Tapi kau tidak perlu menyebutku mulia, Eragon, juga tidak paduka, atau
gelar-gelar semacam itu. Kita teman dan saudara angkat.aku percaya sudah selayaknya


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku memperlakukanmu sama hormatnya seperti yang dilakukan orang lain. Kau raja
rasmu sekarang, juga rajaku, karena aku anggota Durgrimst Ingeitum, dan aku tidak
bisa mengabaikan itu. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Orik mengamatinya sejenak, seakan dari jauh, kemudian mengangguk dan berkata,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon membungkuk dan meninggalkan ruangan. Ditemani keempat pengawalnya, ia
berlari melintasi terowongan-terowongan dan mendaki tangga menuju lantai dasar
Tronjheim. Begitu mereka tiba di cabang selatan keempat lorong utama yang membelah
kota-gunung tersebut, Eragon berpaling pada Thrand, kapten pengawalnya, dan
berkata, sepanjang perjalanan. Karena kalian tidak akan bisa menyamai langkahku, aku
ingin kalian berhenti saat kita tiba di gerbang selatan Tronjheim dan menungguku
kembali di sana.Thrand berkata, bisakah aku meyakinkanmu untuk memelankan
langkah agar kami bisa menyertaimu" Kami mungkin tidak secepat kaum Elf, tapi kami
bisa berlari sejak fajar hingga matahari terbenam, dan mengenakan perlengkapan
perang lengkap.bisa menunggu lebih lama, bahkan jika aku tahu ada pembunuh
bersembunyi di balik setiap pilar. Selamat tinggal!Dan selesai berkata begitu, ia melesat
melintasi lorong yang lebar, menghindari setiap kurcaci yang menghalangi jalannya. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Bidadari Pendekar Naga Sakti REUNI
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Sudah hampir satu mil jarak yang ditempuh Eragon dari tempat dirinya memulai
perjalanan di gerbang selatan Tronjheim. Ia mengarungi jarak itu hanya dalam waktu
beberapa menit, langkah-langkah kakinya nyaring pada lantai batu. Sambil berlari, ia
melihat kelebatan-kelebatan permadani dinding mewah yang tergantung di atas
pintu-pintu lengkung yang menuju koridor-koridor di kedua sisi lorong dan patung-patung
menakutkan makhluk dan monster yang mengintip dari antara pilar-pilar yang terbuat
dari batu badar berwarna merah darah yang memagari lorong lebar berlangit-langit
lengkung. Jalan lebar bertingkat empat itu sangat besar, sehingga Eragon tidak sulit
menghindari para kurcaci yang memenuhinya, meski pada satu titik, sebaris
Knurlcarathn melangkah di hadapannya, dan ia tidak punya pilihan selain melompati
kurcaci-kurcaci tersebut, yang merunduk, berseru kaget. Eragon menikmati ekspresi
terperangah mereka ketika terbang di atas mereka. Dengan langkah panjang
melonjak-lonjak yang ringan, Eragon berlari melintasi bagian bawah gerbang kayu
raksasa yang melindungi jalan masuk selatan ke kota-gunung, mendengar para penjaga
berseru, saat ia melesat. Sekitar delapan betas meter di depan, karena gerbangnya
ditanam ke dasar Tronjheim, ia berlari di antara dua patung griffin emas yang menatap
dengan mata mereka yang tidak melihat ke arah cakrawala dan kemudian ia muncul di
udara terbuka. Udara terasa sejuk dan lembap Serta berbau seperti hujan yang baru
turun. Meski hari masih pagi, suasana temaram kelabu menyelimuti dataran rata yang
mengelilingi Tronjheim, daratan tempat tanaman tidak tumbuh, hanya terdapat lumut
dan beberapa jamur berbau tajam. Di atasnya, Farthen Dur menjulang lebih dari sepuluh
mil menuju bukaan sempit, pantulan cahaya pucat merembes memasuki kawah yang
luar biasa besar. Eragon tidak mampu mengukur ketinggian gunung itu saat
menengadah ke atas. Sambil berlari, ia mendengar suara monoton napasnya dan
langkah kakinya yang ringan dan cepat. Ia sendirian, hanya ada beberapa kelelawar
ingin tahu yang menyambar di atas kepalanya, memekik dengan suara tinggi. Suasana
damai yang menyesap ke dalam gunung berlubang itu membuatnya merasa nyaman,
membebaskannya dari kecemasan-kecemasannya selama ini. Ia menelusuri jalan
berbatu yang terentang dari gerbang selatan Tronjheim menuju pintu ganda hitam
setinggi tiga puluh kaki yang terpasang pada dasar selatan Farthen Dur. Ketika ia
berhenti, sepasang kurcaci muncul dari pos jaga tersembunyi dan bergegas membuka
pintu-pintu, menampakkan terowongan yang seolah membentang tanpa akhir. Eragon
meneruskan perjalanan. Pilar-pilar marmer bertatahkan mirah delima dan amethyst
berbaris memanjang sejauh lima puluh kaki pertama terowongan. Setelah itu
terowongan tidak lagi dihias dan tampak lengang, dinding-dindingnya yang mulus hanya
dihinggapi lentera-lentera setiap dua puluh meter dan pintu atau gerbang tertutup setiap
beberapa jarak yang tidak tentu. Aku ingin tahu ke mana pintu-pintu itu menuju, pikir
Eragon. Kemudian ia membayangkan bermil-mil batu menekannya di atas, dan sesaat,
terowongan itu terasa sangat menyesakkan. Buru-buru ia mengusir bayangan di
benaknya itu. Setengah jalan menelusuri terowongan, Eragon merasakannya. naga itu
memantul pada dinding-dinding batu menjadi puluhan gema
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
memekakkan telinga. Eragon! Sedetik kemudian, gemuruh raungan dari jarak jauh
terdengar oleh telinganya dari ujung lain terowongan. Eragon mempercepat langkah,
membuka benaknya kepada Saphira, menyingkirkan semua benteng di sekeliling
dirinya, sehingga mereka bisa menyatu tanpa penghalang. Seperti aliran air hangat,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
benak Saphira menerpanya, bersamaan dengan benaknya menerpa Saphira. Eragon
tersentak dan tersandung, nyaris tersungkur. Mereka melebur dalam benak
masing-masing, berpelukan dengan keintiman yang takkan tergantikan sentuhan fisik,
membiarkan identitas mereka menyatu kembali. Kegembiraan mereka yang paling besar
adalah hal sederhana: mereka tidak lagi sendirian. Mengetahui kita bersama orang yang
menyayangi kita, dan yang mengerti diri kita sampai ke tulang-tulang, dan tidak akan
menelantarkan kita bahkan dalam sekaliasi yang paling sulit, itu hubungan paling
berharga yang dimiliki seseorang, dan baik Eragon maupun Saphira sangat
menghargainya. Tidak lama kemudian Eragon melihat Saphira bergegas
menghampirinya secepat yang bisa dilakukannya tanpa kepala naga itu terantuk di
langit-langit atau sayap-sayapnya tergesek dinding. Cakar-cakarnya berdecit di lantai
saat ia menghentikan larinya di depan Eragon, gagah, berkilauan, megah. Eragon
berteriak senang, melompat ke depan dan, mengabaikan sisiksisik Saphira yang tajam,
melingkarkan kedua lengan di leher naga itu dan memeluknya kuat-kuat, kedua kakinya
tergantung beberapa inci di udara. Makhluk kecil, kata Saphira, nada suaranya hangat.
Ia menurunkan Eragon ke lantai, kemudian mendengus dan berkata, Makhluk kecil,
kalau kau tidak berniat mencekikku, sebaiknya kaurenggangkan pelukanmu. Maaf.
Sambil nyengir lebar, Eragon mundur, kemudian tertawa dan menekankan dahi ke
moncong Saphira lalu mulai menggaruk bagian belakang kedua sisi rahang naga itu.
Suara dengkuran rendah Saphira memenuhi udara di dalam lorong. Kau letih, kata
Eragon. Aku belum pernah terbang begitu jauh dengan begitu cepat. Aku hanya berhenti
satu kali sejak meninggalkan kaum Varden, dan aku takkan berhenti sama sekali jika
tidak kehausan. Maksudmu, kau tidak tidur dan makan selama tiga hari" Saphira
mengerjap, menutup mata safirnya yang cemerlang selama sedetik. Kau pasti
kelaparan! Eragon berseru, cemas. Ia memeriksa apakah Saphira terluka. Dengan lega
didapatinya Saphira tidak menderita luka apaapa. Aku memang letih, Saphira mengaku,
tapi tidak lapar. Belum. Begitu sudah mendapatkan istirahat, aku akan perlu makan.
Sekarang, kurasa aku bahkan tidak bisa menelan kelinci... Bumi terasa bergoyang di
bawah kakiku; aku seakan masih terbang. Jika mereka tidak berpisah begitu lama,
Eragon akan memarahinya karena ceroboh, tapi pada saat ini ia terharu dan bersyukur
karena Saphira memaksa diri. Terima kasih, kata Eragon. Aku akan benci sekali jika
harus menunggu sehari lagi untuk bersatu. Aku juga begitu. Saphira memejamkan mata
dan menekankan kepalanya ke tangan Eragon saat pemuda itu terus menggaruk bagian
belakang Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
rahangnya. Lagi pula, aku tidak boleh terlambat untuk upacara penobatan besok, kan"
Siapa yang dipilih pertemuan antar klan - Sebelum ia menyelesaikan pertanyaannya,
Eragon mengiriminya citra Orik. Ah, Saphira mendesah, kepuasannya mengaliri Eragon.
Ia akan jadi raja yang hebat. Kuharap begitu. Apakah bintang safir sudah siap
kuperbaiki" Jika para kurcaci belum selesai memasang serpihannya kembali, aku yakin
mereka akan menyelesaikannya besok. Bagus. Ia membuka kelopak sebelah matanya,
menatap Eragon tajam. Nasuada memberitahuku apa yang berusaha dilakukan Az
Sweldn rak Anhuin. Selalu terlibat masalah jika aku tidak berada di sisimu. Senyum
Eragon melebar. Memangnya masalah tidak hadir jika kau bersamaku" Aku akan
mengunyah masalah itu sebelum masalah itu mengunyahmu. Itu kan katamu.
Bagaimana saat para Urgal menyergap kita di dekat GilSegumpal asap lolos dari antara
taring Saphira. Itu tidak dihitung. Waktu itu aku masih kecil, dan belum
seberpengalaman sekarang. Itu takkan terjadi sekarang. Dan waktu itu kau juga masih
tidak berdaya. Aku tidak pernah tak berdaya, protes Eragon. Aku hanya punya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
musuh-musuh yang hebat. Entah mengapa, Saphira menganggap pernyataan Eragon
yang terakhir itu lucu; ia mulai mengeluarkan tawa dari dadanya, dan tidak lama
kemudian Eragon pun tertawa. Keduanya tidak mampu berhenti sampai Eragon
telentang di lantai, tersengal-sengal, dan Saphira berjuang menahan semburan api yang
terus keluar dari cuping hidungnya. Kemudian Saphira mengeluarkan suara yang tidak
pernah didengar Eragon sebelumnya, geraman tersendat-sendat, dan Eragon
merasakan sesuatu yang aneh dalam hubungan benak mereka. Saphira
mengeluarkan suara itu lagi, kemudian menggeleng-geleng, seakan berusaha mengusir
segerombolan lalat. Oh, astaga, katanya. Rasanya aku cegukan. Eragon ternganga
lebar. Ia tetap dalam posisi itu selama beberapa saat, kemudian membungkuk sampai
tubuhnya terlipat dua, tertawa begitu keras sehingga air mata mengalir di pipinya. Setiap
kali tawanya hendak mereda, Saphira cegukan lagi, kepalanya sampai terjulur ke depan
seperti burung bangau, dan Eragon kembali terpingkal-pingkal hebat. Akhirnya ia
menutup kedua telinganya dengan jari dan menatap langit-langit sambil mengucapkan
nama setiap jenis logam dan batu yang bisa diingatnya. Ketika selesai, ia menarik napas
dalam-dalam dan berdiri. Sudah baikan" tanya Saphira. Bahunya bergetar saat ia
cegukan lagi. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Eragon menggigit lidah. Mendingan... Ayo, kita segera ke Tronjheim. Kau harus minum.
Itu mungkin membantu. Lalu kau harus tidur. Tidak bisakah kau menyembuhkan
cegukan dengan sihir" Mungkin. Barangkali. Tapi Brom atau Oromis tidak pernah
mengajariku mantranya. Saphira mendengus mengerti, lalu cegukan lagi sedetik
kemudian. Sambil menggigit lidah lebih keras, Eragon menatap ujung sepatu botnya.
Kita berangkat" Saphira mengulurkan kaki depan kanannya. Eragon segera memanjat
ke punggung Saphira dan duduk pada pelana di tengkuknya. Bersama-sama, mereka
melanjutkan perjalanan melintasi lorong menuju Tronjheim, keduanya gembira, dan
keduanya berbagi kebahagiaan masing-masing. PENOBATAN Genderang Derva
berkumandang, memanggil kurcaci-kurcaci Tronjheim untuk menyaksikan penobatan
raja baru mereka. pertemuan antar klan memilih raja atau ratu, si knurla segera
menjalankan pemerintahan, tapi kami tidak melaksanakan upacara penobatan
setidaknya selama tiga bulan kemudian, sehingga semua orang yang ingin menghadiri
upacara memiliki waktu untuk membenahi urusan mereka dulu sebelum berangkat ke
Farthen Dur dari tempat-tempat yang paling jauh di negeri kami. Kami tidak sering
memahkotai pemimpin, maka jika kami melakukannya, adat istiadat kami menuntut
diadakannya upacara besar-besaran, berminggu-minggu santapan pesta dan bernyanyi,
diselenggarakannya pertandingan adu keberanian dan kekuatan Serta kontes
menempa, mengukir, dan jenis seni lain... Tetapi kali ini sekaliasi tidak seperti keadaan
normal. Eragon berdiri di sebelah Saphira persis di luar aula tengah Tronjheim,
mendengarkan dentuman genderang-genderang raksasa. Di kedua sisi aula yang
panjangnya satu mil, ratusan kurcaci memenuhi pintu lengkung di setiap tingkat,
melongok untuk menatap Eragon dan Saphira dengan mata mereka yang gelap dan
mengilat. Lidah Saphira yang berduri menggesek sisiknya saat ia menjilati dagunya,
yang dilakukannya sejak selesai menyantap lima domba dewasa pagi tadi. Kemudian ia
mengangkat kaki depan kiri dan menggaruk moncong. Bau wol terbakar menguar dari
mulutnya. Berhenti bergerak-gerak, kata Eragon. Mereka menatap kita. Geraman lembut
terdengar dari Saphira. Aku tidak tahan. Ada wol menyelip di antara gigi-gigiku.
Sekarang aku ingot kenapa tidak suka makan domba. Makhluk berbulu keriting yang
menyebalkan itu selalu membuatku tersedak gumpalan wol dan aku jadi sakit perut. Aku
akan membantumu membersihkan gigi jika kita sudah selesai di sini. Berusahalah diam
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sampai nanti. Hmph. Apakah Blodhgarm memasukkan fireweed di kantong pelana" Itu
akan menyembuhkan sakit perutmu. Aku tidak tahu.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Mmm. Eragon berpikir sejenak. Jika tidak, aku akan bertanya pada Orik apakah para
kurcaci memilikinya di Tronjheim. Kita seharusnya - Kata-katanya terpotong ketika nada
terakhir genderang semakin Samar dan berhenti. Kerumunan beringsut, dan ia
mendengar desiran lembut kain dan kalimat-kalimat dalam Dwarvish yang digumamkan
sekali-sekali. Pekikan serangkaian trompet berkumandang, memenuhi kota gunung itu
dengan panggilan keras, dan di salah satu sudut paduan suara kurcaci mulai bernyanyi.
Musik itu membuat rambut di kepala. Eragon berdiri dan kulitnya meremang serta
darahnya berdesir lebih cepat, seakan ia hendak berangkat berburu. Saphira
mengibaskan ekor, dan Eragon tahu naga itu merasakan hal yang sama. Ini dia,
pikirnya. Bersama-sama, ia dan Saphira masuk ke aula tengah kota gunung itu dan
mengambil posisi di antara lingkaran ketua klan, kepala serikat pekerja, dan
orang-orang penting lain yang mengelilingi ruangan luas dan tinggi tersebut. Di tengah
ruangan terdapat bintang safir yang telah disusun kembali, ditopang rangka kayu. Satu
jam sebelum upacara penobatan, Skeg mengirimkan pesan kepada Eragon dan
Saphira, memberitahu mereka bahwa ia dan tim senimannya telah selesai menyusun
serpihan terakhir permata itu. dan Isidar Mithrim siap untuk diutuhkan kembali oleh
Saphira. Singgasana granet hitam kaum kurcaci dibawa dari tempatnya disimpan di
bawah Tronjheim dan diletakkan pada mimbar tinggi di sebelah bintang safir,
menghadap cabang timur keempat lorong utama yang membelah Tronjheim, timur
karena itu arah matahari terbit dan merupakan simbol munculnya zaman baru. Ribuan
prajurit kurcaci yang mengenakan baju besi mengilap, berdiri dalam sikap siaga dalam
dua barisan besar di hadapan singgasana, begitu pula dalam dua deret di setiap sisi
lorong, memanjang sampai gerbang timur Tronjheim, satu mil jauhnya dari sana.
Banyak di antara kurcaci membawa tombak yang diberi umbul-umbul bergambar aneh.
Hvedra, istri Orik, berdiri di depan barisan; setelah pertemuan antar klan mengusir
Grimstborith Vermund, Orik menyuruh Hvedra dijemput demi mengantisipasi kalau-kalau
Orik menjadi raja. Hvedra baru saja tiba pagi tadi. Selama setengah jam, trompet
bermain dan paduan suara yang tidak terlihat bersenandung ketika, langkah demi
langkah, Orik berjalan dari gerbang timur menuju pertengahan Tronjheim. Janggutnya
disikat dan dikeriting, dan ia mengenakan sepatu bot resmi terbuat dari kulit mengilap
yang paling halus dengan taji perak pada tumit, celana ketat kelabu dari Wol, kemeja
dari sutra ungu yang tampak gemerlap tertimpa cahaya lentera, dan, di atas kemejanya,
rompi rantai besi, setiap cincin yang terjalin terbuat dari emas putih murni. Jubah
panjang bertepi bulu cerpelai dengan hiasan bordir lambang Durgrimst Ingeitum berkibar
pada bahu Orik dan menjuntai ke lantai di belakangnya. Volund, martil perang yang
ditempa raja pertama kaum kurcaci, Korgan, tersemat di pinggang Orik pada sabuk
lebar bertatahkan mirah delima. Karena pakaiannya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang mewah dan baju besinya yang berkilauan, Orik tampak memancarkan cahaya dari
dalam tubuhnya; mata Eragon berkunang-kunang saat melihatnya. Dua belas anak
kurcaci mengikuti Orik, enam laki-laki dan enam perempuan, atau begitulah yang diduga
Eragon dari potongan rambut mereka. Anak-anak itu mengenakan tunik merah
cokelat-emas, dan masing-masing membawa semacam bola berdiameter enam inci di
tangan mereka yang terkatup, setiap bola adalah permata dari jenis berbeda. Saat Orik
memasuki pertengahan kota-gunung, ruangan meredup dan titik-titik bayangan muncul
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
di mana-mana. Dengan bingung Eragon menengadah dan tercengang melihat
kelopak-kelopak mawar merah jambu melayang turun dari puncak Tronjheim. Seperti
butiran tebal salju yang lembut, kelopak-kelopak sehalus beledru itu mendarat di kepala
dan bahu mereka yang menghadiri upacara, juga pada lantai, memenuhi udara dengan
aroma manis. Trompet dan paduan suara berhenti ketika Orik berlutut pada satu kaki di
hadapan singgasana hitam dan menundukkan kepala. Di belakangnya, kedua belas
anak berhenti dan berdiri tak bergerak. Eragon meletakkan tangan pada sisi tubuh
Saphira yang hangat, berbagi kegelisahan dan perasaan bersemangat. Ia tidak tahu apa
yang akan terjadi kemudian, karena. Orik menolak menjelaskan jalannya upacara sejak
titik ini. Kemudian Gannel, ketua Durgrimst Quan, melangkah maju, membelah barisan
kurcaci di sekeliling ruangan, dan berjalan untuk berdiri di sebelah kanan singgasana.
Kurcaci berbahu lebar itu mengenakan jubah merah yang mewah, tepinya dibordir
dengan huruf-huruf rune mengilat yang dibatasi benang logam. Dengan satu tangan
Gannel memegang tongkat yang pada ujungnya terdapat kristal bening berbentuk
kerucut. Setelah mengangkat tongkat dengan kedua tangan di atas kepala, Gannel
menghantamkannya ke lantai diiringi suara berderak keras. gerdumn!beberapa menit,
dan Eragon mendengarkan tanpa bisa mengerti apa yang diucapkan, karena
penerjemahnya tidak bersamanya. Tapi kemudian suara tenor Gannel berubah
nadanya, dan Eragon mengenali kata-katanya berasal dari bahasa kuno, dan ia sadar
Gannel merapal mantra, meski mantra itu tidak dikenali Eragon. Alih-alih mengarahkan
rapalan mantra pada objek atau elemen dunia di sekeliling mereka, si pendeta berkata,
dalam bahasa misteri dan kekuatan, dengarlah seruan hamba sahayamu yang setia!
Kami bersyukur atas kemurahan hatimu. Ras kami kaya. Tahun ini dan setiap tahun
kami mempersembahkan padamu domba-domba jantan terbaik dari ternak kami, juga
berkendi-kendi arak berempah, dan sebagian panen kami berupa buah-buahan dan
sayuran serta biji-bijian. Kuil-kuilmu adalah yang terkaya di seluruh negeri, dan tidak ada
yang bisa menandingi kehebatanmu. Oh, Guntera yang agung, raja para dewa,
dengarkanlah sekarang permohonanku dan kabulkanlah: telah tiba waktunya bagi kami
mengangkat pemimpin fana untuk menangani masalah duniawi kami. Sudikah kau
memberkati Orik, putra Thrifk, dan menobatkannya sesuai
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tradisi yang dilaksanakan pada para pendahulunya"Mula-mula Eragon mengira
permohonan Gannel takkan terjawab, karena ia tidak merasakan aliran sihir dari kurcaci


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu ketika ia selesai mengucapkannya. Tapi kemudian Saphira menyenggolnya dan
berkata, Lihat. Eragon mengikuti arah tatapan Saphira dan, tiga puluh kaki di atas
mereka, ia melihat sesuatu mengganggu gerakan jatuhnya kelopak-kelopak bunga:
celah, kehampaan, tempat tidak terdapat kelopak-kelopak bunga yang jatuh, seolah ada
sesuatu yang tidak kasatmata di sana. Celah itu melebar, terus turun menuju lantai, dan
kehampaan yang dibatasi kelopak-kelopak bunga tersebut bergerak menjadi bentuk
makhluk dengan lengan dan kaki seperti kurcaci, manusia, atau Urgal, tapi proporsinya
lain daripada ras mana pun yang diketahui Eragon; kepalanya hampir selebar bahu,
kedua lengan raksasanya panjang sampai mencapai lutut, dan sementara bagian
tubuhnya tampak besar, kakinya pendek dan bengkok. Garis-garis cahaya setipis jarum
yang tampak basah memancar keluar dari sosok itu, dan di sana tampak bentuk samar
sosok pria raksasa dengan rambut liar pada celah yang berada di tengah
kelopak-kelopak bunga yang berjatuhan. Dewa itu, jika memang dewa, tidak
mengenakan apa-apa selain caveat. Wajahnya gelap dan murung serta tampak memiliki
sifat kekejaman dan kebaikan dalam porsi yang sama, seolah ia bisa condong ke salah
satunya tanpa pemberitahuan lebih dulu. Saat mengamati detail-detail itu, Eragon juga
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menyadari kehadiran benak yang meraih ke seluruh ruangan, kehadiran dengan
pikiran-pikiran yang tidak teraih serta kedalaman tidak terjangkau, kehadiran yang
memancar dan menggeram serta bergelombang ke arah-arah tak terduga, seperti badai
musim panas. Eragon segera membentengi benaknya dari sentuhan benak lain.
Kulitnya meremang, dan ia merasa bagaikan disiram air dingin. Ia tidak tahu apa yang
dirasakannya, tapi rasa takut menyergapnya, dan ia menatap Saphira demi mencari
ketenangan. Saphira memandangi sosok tadi, matanya yang biru seperti mata kucing
tampak lebih cemerlang daripada biasanya. Dengan gerakan serentak, para kurcaci
berlutut. Kemudian sang dewa bicara, dan suaranya terdengar bagaikan bebatuan
menggelinding dan angin mengempas pada puncak-puncak gunung yang gundul serta
tamparan ombak pada pantai berbatu. Sang dewa bicara dalam bahasa Dwarvish, dan
meski Eragon tidak mengerti apa yang diucapkannya, ia mengerut mendengar kekuatan
kata-kata sang dewa. Tiga kali sang dewa bertanya pada Orik, dan tiga kali Orik
menjawab, suara kurcaci itu terdengar lirih dibandingkan gelegar sang dewa. Tampak
senang mendengar jawaban Orik, penampakan itu mengulurkan lengannya yang
berpendar dan menyentuhkan telunjuk pada kedua sisi kepala Orik. Udara di sekeliling
jari sang dewa bergelombang, dan di dahi Orik muncul helm emas bertatahkan permata
yang pernah dikenakan Hrothgar. Sang dewa menepuk perutnya dan tertawa
bergemuruh kemudian lenyap
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dalam kehampaan. Kelopak-kelopak bunga kembali berjatuhan tanpa penghalang.
trompet-trompet berkumandang. Orik berdiri dari posisi berlutut, menaiki mimbar,
membalikkan tubuh menghadap kerumunan orang, kemudian duduk pada singgasana
hitam yang keras. perisai-perisai mereka dengan kapak dan tombak serta menjejakkan
kaki keras-keras pada lantai. mengaumkan penghormatannya dan menyemburkan lidah
api di atas kepala para kurcaci, menghanguskan kelopakkelopak bunga. Mata Eragon
berair tersapu udara panas. Kemudian Gannel berlutut di hadapan Orik dan bicara lagi
dalam bahasa Dwarvish. Ketika selesai, Orik menyentuh bagian atas kepala Gannel,
kemudian Gannel kembali ke tempatnya di tepi ruangan. Nado menghampiri singgasana
kemudian mengucapkan kata-kata yang hampir sama dengan Gannel, dan setelah
selesai, diikuti Manndrath dan Hadfala serta ketua-ketua klan lainnya, kecuali
Grimstborith Vermund, yang diasingkan dan dilarang hadir dalam upacara penobatan.
Mereka pasti menyatakan sumpah setia pada Orik, Eragon berkata pada Saphira.
Bukankah mereka sudah melakukannya" Aye, tapi tidak di depan umum. Eragon
menyaksikan saat Thordris melangkah ke hadapan singgasana sebelum berkata,
Saphira, menurutmu apa yang barusan kita saksikan" Apakah itu sungguh-sungguh
Guntera, atau hanya ilusi" Benaknya terasa cukup nyata, dan aku tidak tahu bagaimana
orang bisa memalsukan hal seperti itu, tapi... Mungkin itu cuma ilusi, jawab Saphira.
Dewa-dewa kaum kurcaci tidak pernah membantu mereka dalam medan pertempuran,
juga dalam kejadian-kejadian lain yang kuketahui. Aku juga tidak percaya ada dewa
yang akan segera menghampiri begitu Gannel memanggilnya, seperti anjing terlatih
saja. Aku sendiri tidak akan mau, dan bukankah seharusnya dewa lebih mulia daripada
naga"... Tapi banyak hal yang tidak bisa dijelaskan di Alagaesia. Mungkin saja kita tadi
melihat bayangan dari masa lalu yang terlupakan, sisasisa pucat penampakan yang
menghantui negeri ini, mencari cara untuk kembali berkuasa. Siapa yang bisa tahu
pasti" Begitu ketua klan terakhir telah mempersembahkan diri di hadapan Orik, para
ketua serikat pekerja melakukan hal yang sama, kemudian Orik memberi tanda pada
Eragon. Dengan langkah lambat dan teratur, Eragon melangkah maju di sela-sela
barisan prajurit kurcaci sampai tiba di bagian bawah mimbar, tempat ia berlutut dan,
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
sebagai anggota Durgrimst Ingeitum, menyatakan Orik sebagai rajanya dan bersumpah
akan mengabdi dan melindunginya. Kemudian, bertindak sebagai wakil resmi Nasuada,
Eragon menyampaikan ucapan selamat atas nama Nasuada dan kaum Varden serta
menjanjikannya hubungan persahabatan dari kaum Varden. Kurcaci-kurcaci lain
menghadap Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
untuk bicara pada Orik setelah Eragon mundur kembali, barisan panjang kurcaci yang
tampak tak berujung terlihat bersemangat untuk menunjukkan kesetiaan pada raja baru
mereka. Prosesi itu berlangsung berjam-jam, kemudian dilanjutkan dengan pemberian
hadiah. Setiap kurcaci membawa persembahan untuk Orik dari klan atau serikat pekerja
mereka: piala emas penuh batu mirah delima dan berlian sampai nyaris tumpah, rompi
rantai besi yang diberi mantra sehingga tidak ada pedang yang mampu menembusnya,
permadani dinding selebar dua puluh kaki ditenun dari wol terhalus yang disisir
kurcaci-kurcaci yang mempersembahkannya dari janggut kambing-kambing
Feldunost, lempengan batu akik penuh pahatan nama setiap leluhur Orik, belati bengkok
yang diukir dari gigi naga, dan banyak harta lain. Sebagai balasannya, Orik
mempersembahkan cincin dan benda kenang-kenangan sebagai ucapan terima kasih.
Eragon dan Saphira yang terakhir menghadap Orik. Sekali lagi berlutut di depan
mimbar, Eragon meraih ke balik tuniknya dan mengeluarkan gelang emas yang
dimintanya dari para kurcaci malam sebelumnya. Ia mengangkatnya ke hadapan Orik,
dan berkata, persembahanku, Raja Orik. Aku tidak membuat gelang ini sendiri, tapi aku
telah memasukkan mantra di dalamnya untuk melindungimu. Selama kau
mengenakannya, kau akan kebal terhadap, racun. Jika ada pembunuh yang berusaha
menghantam atau menusukmu, atau melemparkan benda jenis apa pun kepadamu,
senjata itu akan meleset. Gelang ini bahkan akan melindungimu dari sihir yang paling
kejam. Dan gelang ini juga memiliki fungsi lain, yang bisa kaugunakan jika hidupmu
dalam bahaya.Orik menundukkan kepala, menerima gelang dari tangan Eragon, dan
berkata, semua yang Hadir, ia memakai gelang itu di lengan kiri. Kemudian giliran
Saphira berbicara, memancarkan pikirannya kepada semua orang yang menyaksikan:
Persembahanku adalah ini, Orik. Ia melangkah melewati singgasana, cakar-cakarnya
berdetak di lantai, dan berdiri dengan dua kaki belakang Serta meletakkan dua kaki
depannya pada rangka yang mengelilingi bintang safir. Batang-batang kayu rangka yang
kekar berderak akibat tekanan berat tubuhnya, tapi bertahan. Beberapa menit berlalu
dan tidak terjadi apa-apa, tapi Saphira tetap berada dalam posisinya, menatap permata
raksasa itu. Para kurcaci menyaksikannya, tidak berkedip, hamper tak bernapas. Kau
yakin mampu melakukan ini" tanya Eragon, ragu untuk mengganggu konsentrasinya.
Aku tidak tahu. Dalam beberapa kesempatan menggunakan sihir, aku tidak
merenungkan apakah aku merapalkan mantra atau tidak. Aku hanya mendesak dunia
untuk berubah, itu saja. Itu bukan proses yang disengaja... kurasa aku harus menunggu
sampai saatnya tepat bagiku untuk memperbaiki
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Isidar Mithrim. Biarkan aku membantu. Biarkan aku mengalirkan mantra melaluimu.
Tidak, makhluk kecil. Ini tugasku, bukan tugasmu. Suara rendah dan jernih mengalir
menyeberangi ruangan, menyanyikan melodi lambat dan sedih. Satu demi satu, anggota
lain paduan suara kurcaci yang tidak terlihat bergabung dalam nyanyian tersebut,
memenuhi Tronjheim dengan keindahan lagu sedih mereka. Eragon akan meminta
mereka diam, tapi Saphira berkata, Tidak apa-apa. Biarkan mereka. Meski tidak
memahami apa yang dinyanyikan paduan suara, Eragon bisa mengerti dari nadanya
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
bahwa itu lagu ratapan tentang hal-hal yang telah tiada, seperti bintang safir. Ketika lagu
itu mencapai puncaknya, ia mendapati dirinya memikirkan kehidupannya yang lenyap di
Lembah Palancar, dan ia merasakan air matanya merebak. Dengan terkesima, ia
merasakan renungan melankolis yang sama dari Saphira. Kesedihan dan penyesalan
bukanlah sifat alami naga, sehingga Eragon jadi terheran-heran dan akan bertanya pada
Saphira, kalau saja ia tidak juga merasakan sesuatu bergerak jauh di dalam Saphira,
seakan bagian dirinya yang kuno terbangun. Nyanyian diakhiri nada panjang bergetar,
dan saat nada itu melemah lalu lenyap, gelombang energi memancar dari
Saphira-begitu kuat energi tersebut sehingga. napas Eragon tersentak-dan Saphira
membungkuk lalu menyentuh bintang safir dengan ujung moncongnya. Retakan-retakan
di bagian dalam batu permata raksasa itu memancarkan cahaya terang seperti kilat,
kemudian rangka kayunya jatuh berantakan ke lantai, menampakkan. Isidar Mithrim
yang kembali utuh seperti sedia kala. Tapi tidak sama persis. Warna permata itu tampak
lebih merah dan gelap daripada sebelumnya, dan kelopak paling dalam bentuk
mawarnya dihiasi guratan-guratan emas tua. Para kurcaci terperangah menatap Isidar
Mithrim. Kemudian mereka melompat, bersorak sorai dan bertepuk tangan menyelamati
Saphira dengan begitu bersemangat sehingga kedengaran seperti air terjun
bergemuruh. Saphira menundukkan kepala ke arah kerumunan kurcaci dan kembali
melangkah ke sisi Eragon, meremukkan kelopak-kelopak bunga mawar di bawah
kakinya. Terima kasih, ia berkata pada Eragon. Untuk apa" Karena membantuku.
Emosimulah yang menunjukkan jalan padaku. Tanpanya, aku mungkin akan berdiri di
sini selama berminggu-minggu sebelum berhasil mendapatkan inspirasi untuk
memperbaiki Isidar Mithrim. Orik mengangkat kedua tangannya, menenangkan
kerumunan kurcaci, kemudian berkata, hadiahmu, Saphira. Hari ini kau mengembalikan
kebanggaan kaum kami, dan kami tidak akan melupakan tindakanmu. Jangan biarkan
orang berkata knurlan adalah ras yang tidak tahu terima kasih; sejak saat ini sampai
akhir zaman, namamu akan selalu diucapkan dalam pesta-pesta musim dingin,
bersama serangkaian nama Master Seniman, dan saat Isidar Mithrhim kembali berada
di tempatnya di puncak Tronjheim, namamu akan diukir pada bingkai
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
yang mengelilingi Bintang Mawar, bersama nama Darok OrnThornd, ia yang pertama
kali memben-tuk permata ini.Kepada Eragon dan Saphira, Orik berkata, menunjukkan
persahabatan kalian kepada kaumku. Aku sangat senang karena dengan tindakan
kalian berdua, kalian membuktikan betapa tepatnya keputusan ayah angkatku
mengangkat kalian menjadi anggota Durgrimst Ingeitum.Setelah berbagai ritual yang
mengikuti upacara penobatan selesai dilaksanakan, dan setelah Eragon membantu
mengeluarkan wol dari sela-sela gigi Saphira-tugas yang licin, berlendir, dan penuh bau
yang mengakibatkan. Eragon harus mandi-keduanya menghadiri perjamuan makan
yang diadakan untuk menghormati Orik. Pesta itu riuh dan berisik serta berlangsung
sampai jauh malam. Pemain sulap dan akrobat menghibur para tamu, begitu pula
sekelompok aktor yang mempersembahkan pertunjukan berjudul Az Sartosvrenht rak
Balmung, Grimstnzborith rak Kvisagu^r, yang diterjemahkan Hundfast untuk Eragon
sebagai Hikayat Raja Balmung dari KvisaguKetika keriuhan perayaan agak mereda dan
sebagian besar kurcaci minum-minum dengan tenang, Eragon mencondongkan tubuh
ke arah Orik, yang duduk di kepala meja batu, dan berkata, Orik mengibaskan tangan.
Mulia, Eragon. Tidak boleh. Kecuali sekaliasi memaksamu, gunakanlah namaku seperti
biasanya. Itu perintah.meleset dan. nyaris menggulingkannya sampai tumpah. Ia
tertawa. Eragon tersenyum, lalu berkata, benar-benar Guntera yang
memahkotaimu"Dagu Orik menempel pada dadanya, dan ia menelusuri mulut piala
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
minumnya dengan jari, ekspresinya berubah serius. yang maksimal yang bisa kami
dapatkan dari Guntera di dunia ini. Apakah itu menjawab pertanyaanmu, Eragon"pernah
menolak memahkotai salah satu pemimpin kalian"Celah di antara alis Orik merapat.
tentang Raja Murtad dan Ratu Murtad"Eragon menggeleng. sebagai pemimpin berikut
kami tapi tetap saja berkeras menempati singgasana.pendek dan tidak bahagia.Dada
Eragon tiba-tiba terasa sesak. memilihmu menjadi pemimpin, tapi jika Guntera menolak
memahkotaimu, kau tidak akan jadi raja sekarang" Orik mengangkat bahu. Karena
kaum Varden berada di tengah usaha mereka melawan kekaisaran, hanya orang gila
yang ingin mengambil risiko menghancurkan negeri kami
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
hanya demi tidak ingin mengakuiku sebagai raja, dan meski Guntera memiliki banyak
sifat, ia tidak gila.Orik menggeleng. KATA-KATA BIJAK Nasuada mengerutkan kening,
wajahnya mengerut dan memanjang saat riak-riak muncul pada permukaan air di
baskom. apa"menuntaskan semua tugas yang kuberikan kepadamu dan lebih dari
itu.melihat riak-riak yang mengganggu permukaan air. Mantra itu diciptakan agar
Nasuada bisa melihat citra Eragon dan Saphira yang tanpa cacat melalui cerminnya,
bukan benda yang sedang mereka lihat. baskom air dengan tanganku.resmi, Eragon.
Dengan memastikan Orik menjadi raja- Nasuada tersenyum. menjaga hubungan baik
kita dengan kaum kurcaci, dan itu bisa menjadi perbedaan besar antara kemenangan
dan kekalahan. Pertanyaannya sekarang adalah, berapa lama baru pasukan kurcaci
bisa bergabung dengan kita"Eragon. tapi begitu masalah ini ditangani, mereka akan
segera berangkat.Yang membuatku teringat, kapan kau bisa kembali" Tiga hari" Empat
hari"Saphira menggerakkan sayap, napasnya terasa panas di tengkuk Eragon. Eragon
melirik Saphira, kemudian, memilih kata-katanya dengan hati-hati, ia berkata,
berangkat"Nasuada mengerutkan bibir. menoleh ke samping dan mendengarkan ketika
seorang pria bicara dengannya, suara pria itu berupa gumaman tidak jelas di telinga
Eragon dan Saphira. Nasuada mengalihkan perhatian kembali kepada mereka dan
berkata, pihak mereka, tapi penjaga kami berkata Roran selamat.takkan terlalu
khawatir. Roran memiliki keberuntungan seperti-suara seseorang yang tidak terlihat
menyita perhatian Nasuada, dan gadis itu
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
melangkah keluar dari jarak pandang. Eragon berdiri gelisah sementara menunggu.
prajurit yang dikirimkan Lady Lorana dari kota untuk menyerang kami... Eragon, Saphira,
kami membutuhkan kalian dalam peperangan ini. Jika orang-orang Feinster hanya
melihat manusia, kurcaci, dan Urgal berkumpul di luar tembok mereka, mereka mungkin
akan percaya bisa mempertahankan kota, dan akan bertarung lebih keras karenanya.
Mereka tidak bisa mempertahankan Feinster, tentu saja, tapi mereka belum
menyadarinya. Jika mereka melihat naga dan Penunggangnya memimpin pasukan
melawan mereka, mereka akan kehilangan nyali untuk berperang."Tapi Tapi- Nasuada
mengangkat tangan, memotong Eragon. mengapa kalian harus segera kembali. Karena
luka yang kuderita akibat Pengadilan Pedang Panjang, maka aku tidak bisa ikut
berperang bersama kaum Varden, seperti sebelumnya. Aku butuh kau untuk
menggantikanku, Eragon, agar bisa memastikan perintahku dijalankan seperti yang
kuinginkan, juga untuk menyemangati para prajurit kita. Terlebih lagi, kabar tentang
ketidakberadaan kalian telah menyebar di seluruh perkemahan, meski kami berusaha
menutupinya. Jika Murtagh dan Thorn menyerang kami karena mendengar kabar ini,
atau jika Galbatorix mengirim mereka untuk memberi dukungan kepada pasukan di
Feinster... yah, bahkan dengan adanya para Elf di sisi kita, aku tidak yakin bisa
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
mengalahkan mereka. Maafkan aku, Eragon, tapi aku tidak bisa membiarkanmu kembali
ke Ellesmera sekarang. Keadaan terlalu berbahaya.Sambil menekankan kedua
tangannya pada tepi meja batu dingin tempat baskom berada, Eragon berkata, kapan
lagi"kuat. Nasuada mengerutkan kening. jawabannya. Mula-mula kita harus mengambil
alih Feinster, kemudian kita harus membersihkan daerah pedesaan sekelilingnya,
lalu-menuju Urubaen,tidak membiarkannya mendapatkan kesempatan. pada Galbatorix,
semakin besar kemungkinan Murtagh dan Thorn menyerangmu, atau bahkan Raja
sendiri, dan kau akan lebih enggan melepaskan kami pergi... Nasuada, Saphira dan aku
tidak memiliki keahlian, pengetahuan, atau kekuatan untuk melawan Galbatorix. Kau
tahu itu! Galbatorix bisa menghentikan peperangan ini kapan saja ia memutuskan untuk
keluar dari istananya dan menghadapi Varden secara langsung. Kami harus
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
bicara dengan guru-guru kami lagi. Mereka bisa memberitahu kami dari mana Galbatorix
menerima kekuatannya, dan mereka mungkin bisa menunjukkan pada kami taktik untuk
mengalahkannya.Nasuada menatap ke bawah, memerhatikan tangannya sendiri. kalian
pergi.kita tiba di Uruimenyerang Feinster" dengan nyawa.telapak tangannya.
Eragon.sudah pasti jika kami tidak mencoba.menggelisahkan, Nasuada terdiam,
menatap, melewati sisi citra. Kemudian ia mengangguk sekali, seakan memastikan
sesuatu pada dirinya sendiri, lalu berkata, hari. Ada beberapa kota kecil di sekitar sana
yang bisa kami tangani lebih dulu. Begitu kami tiba di kota, aku bisa menunda dua atau
tiga hari lagi, memberi waktu kepada Varden untuk membangun mesin pengepungan
dan mempersiapkan benteng. Tidak akan ada yang mempertanyakan itu. Tapi setelah
itu, aku akan harus menyerang Feinster, meski tidak punya alasan selain untuk merebut
persediaan mereka. Pasukan tentara yang duduk diam di dalam daerah kekuasaan
musuh adalah pasukan tentara yang kelaparan. Aku bisa memberi kalian waktu
maksimal enam hari, dan mungkin hanya empat.Saat Nasuada bicara, Eragon
melakukan beberapa hitungan cepat. tidak cukup. Saphira butuh tiga hari untuk terbang
ke Farthen Dur, dan itu tanpa berhenti untuk tidur serta tanpa harus membawaku
sebagai beban. Jika peta yang kulihat memang akurat, jarak menuju Ellesmera kira-kira
sama jauhnya, mungkin malah lebih jauh, dan jarak antara Ellesmera dan Feinster juga
sama jauhnya. Dengan aku di punggungnya, Saphira tidak akan bisa melampaui jarak
itu secepat perjalanannya kemari.Ya, aku tidak bisa, Saphira berkata pada Eragon.
Eragon melanjutkan, seminggu untuk mencapai kalian di Feinster, dan itu pun jika kami
tidak tinggal lebih dari satu menit di Ellesmera.Ekspresi letih teramat sangat menyapu
wajah Nasuada. terbang langsung menuju Ellesmera" Tidakkah cukup untuk men-scry


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

guru kalian begitu kalian melewati betas perlindungan sihir di tepi Du Weldenvarden"
Penghematan waktu yang kalian lakukan bisa jadi sangat
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
berguna.Nasuada memejamkan mata sejenak. Dengan suara serak, ia berkata, Pergilah
ke Ellesmera, atau tidak; aku menyerahkan keputusan itu kepadamu. Jika kalian pergi
ke sana, tinggallah selama yang kalian butuhkan. Kau benar; kecuali kau menemukan
cara untuk mengalahkan Galbatorix, kita tidak punya harapan menang. Meski demikian,
pikirkanlah selalu risiko besar yang kita tanggung di sini, nyawa kaum. Varden yang
akan kukorbankan demi memberimu waktu, dan berapa banyak lagi kaum Varden yang
harus gugur jika kami menyerang Feinster tanpa kalian.Dengan muram Eragon
mengangguk. Terbang! Terbanglah lebih cepat daripada elang menukik, Saphira, dan
jangan biarkan apa pun menghalangimu.bibir dan menekannya pada permukaan cermin
yang tidak tampak, tempat Eragon tahu gadis itu melihat citra dirinya dan Saphira.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dalam perjalanan kalian, Eragon, Saphira. Jika kita berjumpa lagi, aku khawatir kita akan
bertemu di medan pertempuran.Kemudian ia menyingkir dari pandangan, lalu Eragon
melepaskan mantranya, dan air di baskom kembali jernih. TONGGAK CAMBUK Roran
duduk tegak dan menatap ke belakang Nasuada, matanya terpaku pada kerutan kain di
sisi paviliun merah. Ia bisa merasakan Nasuada mengamatinya, tapi ia tidak mau
menatap mata gadis itu. Sepanjang keheningan lama dan membosankan yang
menyelimuti mereka, Roran merenungkan banyak kemungkinan menakutkan, dan
pelipisnya berdenyut-denyut keras. Ia berharap bisa meninggalkan paviliun yang
menyesakkan ini dan menghirup udara segar di luar. Akhirnya Nasuada berkata, Apa
yang akan kulakukan terhadap dirimu, Roran"Roran semakin menegakkan punggung.
my Lady.kesulitanku ini.melanggar perintah Kapten Edric, tapi jika kau tidak
melanggarnya, baik dirinya dan dirimu Sertaseluruh pasukan kalian tidak akan selamat
untuk menceritakan kisah kalian. Meski demikian, itu tidak melenyapkan kenyataan
bahwa kau melanggar perintah. Dari penuturanmu sendiri, dengan sadar kau melakukan
pelanggaran perintah, dan aku harus menghukummu jika ingin mempertahankan disiplin
di antara kaum Varden.Dahi Nasuada berkerut. Eragon, dan jika taktikmu sedikit saja
memiliki kekurangan, aku akan menyuruhmu digantung karena ketidakpatuhanmu.Roran menelan ludah ketika membayangkan tali gantungan diikat erat pada
lehernya. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Dengan jari tengah tangan kanannya, Nasuada mengetuk-ngetuk lengan kursi
bersandaran tingginya dengan irama yang semakin cepat sampai kemudian, berhenti, ia
berkata, kaum Varden, Roran"Roran tidak membiarkan dirinya menimbang-nimbang
pertanyaan Nasuada. Ketegangan di wajah Nasuada agak mereda. Nasuada
mengangguk, kelihatan puas. yang ditetapkan meninggalkanku tiga pilihan. Satu, aku
bisa menghukum gantung dirimu, tapi aku takkan melakukannya... karena banyak
alasan. Dua, aku bisa memberimu tiga puluh cambukan dan mengusirmu dari Varden.
Atau tiga, aku bisa mencambukmu lima puluh kali dan kau akan tetap berada di bawah
komandoku.Lima puluh cambukan tidak jauh lebih banyak daripada tiga puluh, pikir
Roran, berusaha mengumpulkan keberanian. Ia menjilat bibir. Alis Nasuada naik
sepersekian inci. hubungannya dengan ini, Stronghammer. Hukuman harus berat
sehingga yang lain tidak tergoda mengikuti jejakmu, dan harus diadakan di depan umum
sehingga seluruh anggota Varden bisa belajar. Jika kau memiliki setengah saja
kecerdasan yang tampaknya ada pada dirimu, kau sudah tahu saat kau melanggar
perintah Edric bahwa keputusanmu akan menimbulkan konsekuensi dan kemungkinan
besar konsekuensi itu tidak menyenangkan. Pilihan yang harus kaubuat sekarang
sederhana saja: apakah kau ingin tetap berjuang bersama Varden, atau apakah kau
akan menelantarkan teman-teman dan keluargamu untuk menjalani hidup sendiri"Roran
mengangkat dagu, marah karena. Nasuada berani meragukan kata-katanya. banyak
cambukan yang Anda berikan kepadaku, semua tidak akan semenyakitkan kehilangan
rumah dan ayahku. Salah satu penyihir Du Vrangr Gata akan menemanimu saat
pencambukan dan merawatmu setelahnya, untuk memastikan cambukan tidak
menyebabkan kerusakan permanen pada tubuhmu. Meski demikian mereka tidak akan
menyembuhkan luka-lukamu secara total, kau juga dilarang mencari penyihir sendiri
untuk menyembuhkan luka pada punggungmu. menyusun pasukan. Sementara itu, kau
akan tinggal di tenda berpenjaga dekat tonggak cambuk.Roran lega karena tidak perlu
menunggu lebih lama; ia tidak ingin
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
menanti berhari-hari sampai tiba saatnya menghadapi bayangan gelap di masa
depannya. lambaian jari. Roran membalikkan tubuh, melangkah keluar dari paviliun.
Dua pengawal memosisikan diri di setiap sisinya ketika ia muncul. tanpa menatap atau
bicara padanya, mereka membawa Roran melintasi perkemahan sampai tiba di tenda
sempit dan kosong tidak jauh dari tonggak cambuk yang menghitam, terpasang pada
panggung rendah persis di perbatasan luar perkemahan. Tiang itu setinggi enam
setengah kaki dan memiliki palang tebal yang melintang di bagian atas, tempat
pergelangan tangan tawanan akan diikat. Guratan-guratan kuku para pria yang dihukum
cambuk memenuhi palang melintang tersebut. Roran memaksa diri memalingkan wajah
kemudian merunduk ke dalam tenda. Satu-satunya perabot di sana adalah bangku kayu
tanpa sandaran yang sudah lusuh. Ia duduk dan berkonsentrasi dengan napas,
bertekad tetap merasa tenang. Ketika menit-menit berlalu, Roran mulai mendengar
dentuman sepatu bot dan gemerincing baju besi saat kaum Varden berkumpul di sekitar
tonggak cambuk. Roran membayangkan ribuan pria dan wanita menatapnya, termasuk
penduduk desa dari Carvahall. Denyut nadinya menjadi semakin cepat, dan keringat
muncul di dahinya. Setelah sekitar setengah jam, Trianna masuk ke tenda dan
menyuruh Roran membuka baju, juga celana panjangnya, yang membuat Roran malu,
meski wanita itu tampak tidak memperhatikan. Trianna memeriksa sekujur tubuhnya,
bahkan merapalkan mantra penyembuh pada bahu kirinya, tempat prajurit menusuknya
dengan ujung anak panah. Kemudian wanita itu menyatakan dirinya sehat untuk
melanjutkan hukuman dan memberikannya baju terbuat dari karung goni untuk
dikenakan sebagai pengganti kemejanya sendiri. Roran baru saja memasukkan baju itu
melalui kepala ketika Katrina menyibakkan pintu tenda dan masuk. Saat Roran
menatapnya, perasaan bahagia dan ngeri yang sama besarnya memenuhi diri Roran.
Katrina menatapnya kemudian melirik Trianna, lalu membungkuk memberi hormat
kepada wanita penyihir itu. dengan suamiku"Begitu Trianna keluar, Katrina bergegas
menghampiri Roran dan menghambur ke dalam pelukannya. Roran memeluk Katrina
sama erat seperti Katrina memeluknya, karena mereka berdua belum berjumpa sejak ia
kembali ke Varden. Roran. Mereka mundur cukup jauh untuk menatap mata
masing-masing, kemudian Katrina menggerutu marah.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
dan memohon padanya untuk mengampunimu, atau setidaknya mengurangi jumlah
cambukan yang akan diberikan, tapi ia menolak mengabulkan permintaanku. Sambil
mengelus-elus punggung Katrina, Roran berkata, tidak melakukannya.dan aku tidak
akan menarik kata-kataku kembali.berkeras, mencengkeram bahu Roran. telah
kaulakukan, Roran: kau membantai hampir dua ratus prajurit sendirian, dan jika bukan
karena kepahlawananmu, para pria yang pergi bersamamu takkan ada yang hidup
sekarang. Nasuada seharusnya memberimu pujian dan hadiah, bukan mencambukmu
seperti kriminal biasa!perintah yang sama seperti yang dilakukannya.Katrina gemetar.
itu" Banyak orang mati karena dicambuk sebanyak itu. butuh lebih daripada itu untuk
membunuhku.Senyum palsu merekah di bibir Katrina, kemudian isakan lolos dari
mulutnya dan ia membenamkan wajah di dada Roran. Roran merengkuhnya dalam
pelukan, mengelus rambutnya dan menenangkannya sebisa mungkin, meski ia sendiri
tidak merasa lebih baik daripada Katrina. Setelah beberapa menit, Roran mendengar
trompet dikumandangkan di luar tenda, dan ia tahu waktu mereka bersama-sama sudah
berakhir. Setelah melepaskan diri dari pelukan Katrina, ia berkata,
pencambukanku.Katrina tampak shock mendengar permintaannya. akan
meninggalkanmu... terutama sekarang. menanggungnya jika kau tidak ada di sini untuk
melihatku... Akulah yang menyebabkan ini terjadi pada diriku sendiri, Katrina, dan aku
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
tidak ingin kau ikut menderita karenanya.Ekspresi Katrina menjadi tertekan. dirimu akan
membuatku sakit di mana pun aku berada. Tetapi... aku akan melakukan apa yang
kauminta, tapi hanya karena dengan begitu kau akan lebih bisa menanggungnya... Kau
tahu aku merasa lebih baik jika aku yang dicambuk, jika bisa.
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
akan menolak kau menggantikan posisiku.Air mata Katrina menggenang lagi, dan ia
menarik Roran lebih dekat, memeluknya begitu erat sampai Roran sesak napas. Mereka
masih berpelukan ketika pintu tenda disibakkan dan Jormundur masuk, bersama dua
anggota Nighthawk. Katrina melepaskan diri dari pelukan Roran, membungkuk memberi
hormat pada Jormundur , kemudian, tanpa mengucapkan apa-apa, keluar dari tenda.
Jormundur mengulurkan tangan kepada Roran. Roran mengangguk, berdiri, dan
membiarkan Jormundur serta para pengawal mengiringinya ke tonggak cambuk di luar.
Baris demi baris kaum Varden mengelilingi area di sekitar tonggak, setiap pria, wanita,
kurcaci, dan Urgal berdiri kaku dengan bahu ditegakkan. Setelah sejenak melirik
pasukan yang berkumpul di sana, Roran mengarahkan pandangan ke cakrawala di
kejauhan dan berusaha sebisa mungkin mengabaikan orang-orang yang menonton.
Kedua pengawal mengangkat tangan Roran ke atas kepalanya dan mengikat kedua
pergelangan tangannya pada kayu palang di tonggak cambuk. Sementara mereka
melakukannya, Jormundur melangkah ke bagian depan tonggak dan mengulurkan
sepotong kayu berlapis kulit. dengan suara rendah. terima. kasih, Roran membuka
mulut dan membiarkan Jormundur menyelipkan potongan kayu itu di antara giginya.
Kulit yang disamak terasa pahit, seperti buah pinus yang masih hijau. Kemudian trompet
dan tabuhan genderang terdengar, dan Jormundur membacakan kesalahan Roran. Para
pengawal memotong baju karung Roran. ia gemetar ketika udara dingin menerpa
tubuhnya yang telanjang. Sedetik sebelum hantaman terjadi, Roran mendengar
desingan cambuk di udara. Rasanya seperti dihantam batangan besi panas. Roran
melengkungkan punggung dan mengigit potongan kayu. Erangan yang tidak diinginkan
keluar dari mulutnya, meski potongan kayu itu meredam suaranya sehingga ia merasa
tidak ada yang mendengar. Hantaman kedua menyebabkan Roran mengerang lagi, tapi
setelah itu ia terdiam, bertekad tidak akan menunjukkan kelemahannya di depan seluruh
kaum Varden. cambukan itu terasa sama sakitnya seperti setiap, luka yang diderita
Roran sepanjang beberapa bulan terakhir, tapi setelah kira-kira dua belas cambukan, ia
menyerah memerangi rasa sakit dan, berpasrah diri, memasuki keadaan setengah tidak
sadar. Pandangannya mengabur sampai satu-satunya yang bisa ia lihat hanya tonggak
kayu usang di depannya; sesekali pandangannya meredup kemudian jadi gelap ketika ia
tak sadarkan diri sejenak. Setelah rasanya waktu takkan berakhir, ia mendengar suara
bagaikan di kejauhan, Bagaimana mungkin aku bisa bertahan dua puluh cambukan
lagi" Kemudian Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
ia memikirkan Katrina dan anak mereka yang belum lagi lahir, dan pikiran itu
memberinya kekuatan. Roran terbangun dan mendapati dirinya tengkurap di ranjang di
dalam tenda yang ditempatinya bersama Katrina. Katrina berlutut di sebelahnya,
mengelus-elus rambutnya dan bergumam di telinganya, sementara seseorang
mengoleskan sesuatu yang dingin dan lengket pada luka-luka di punggungnya. Roran
mengernyit dan mengejang ketika orang yang tak dikenal itu menyentuh bagian yang
sangat sensitif. berkata dengan nada angkuh. seorang wanita lain menyahut, beberapa
saat, Roran mengenali suara kedua sebagai suara si ahli tanaman obat aneh bermata
cerah, Angela. rendahan yang harus berjuang keras hanya untuk merapalkan mantra
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
paling sederhana.duduk, aku akan teruss menghinamu sampai kau mau mengakui
bahwa otot punggungnya terpasang di sini dan bukan di sana.menyentuhnya di dua
tempat berbeda yang hanya berjarak setengah inci. Katrina tersenyum pada Roran, dan
untuk pertama kalinya, Roran menyadari air mata mengalir di pipi Katrina. ia bertanya.
karena menggigit potongan kayu keras-keras dalam waktu lama. Ia terbatuk, kemudian
mengernyit ketika kelima puluh luka cambuk di punggungnya berdenyut bersamaan. ini,
telentang. Dan berhati-hatilah jika ia ingin memutar tubuh ke samping, lukanya bakal
bisa menganga lagi.Di belakangnya, Angela tertawa. pikirkan saja, tapi jangan
menganggapnya terlalu penting. Lagi pula, aku geli juga karena telah menangani luka di
punggungmu dan di punggung Eragon. Baiklah, aku harus pergi. Hati-hati!Ketika si ahli
tanaman obat sudah pergi, Roran memejamkan mata lagi. Jemari Katrina yang harus
mengusap-usap dahinya. Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
katanya. tidak pernah berteriak atau memohon agar cambukan dihentikan.enggan
menyuruh Katrina menjabarkan kerusakan pada punggungnya. Katrina tampaknya
merasakan keinginan Roran, karena ia berkata, parah. Lagi Pula, jika lukamu sudah
sembuh benar, Eragon atau penyihir lain bisa melenyapkan bekas luka dari
punggungmu dan akan tampak seakan kau tidak pernah menerima
cambukan.yarrow.Saat Katrina bangkit, Roran mendengar orang lain masuk ke tenda. Ia
membuka sebelah mata dan terkejut melihat Nasuada berdiri di sebelah tonggak bagian
depan tendanya. Meski punggungnya pedih sekali, Roran memaksa diri setengah
bangkit, dan dengan bantuan Katrina ia berhasil duduk. Sambil bersandar pada
Katrina, ia mulai berdiri, tapi Nasuada mengangkat sebelah tangan. usah berdiri. Aku
tidak ingin menyebabkanmu lebih sakit daripada yang sudah kulakukan.butuh istirahat
dan pemulihan, tidak menghabiskan waktunya bicara ketika ia tidak harus
melakukannya.Roran meletakkan tangannya di bahu kiri Katrina. harus,Saat masuk
semakin jauh ke tenda, Nasuada mengangkat tepi gaun hijaunya dan duduk di peti kecil
tempat benda-benda yang dibawa Katrina dari Carvahall. Setelah mengatur lipatan
roknya, Nasuada berkata, punya misi lagi untukmu, Roran: misi kecil dibandingkan
dengan yang pernah kaujalani sebelumnya.mendatanginya demi tugas ringan. Mata
Katrina melebar. mengibaskan tangannya dan berkata, terakhir kali nyaris merenggut
nyawanya, dan Anda baru saja menyuruhnya dicambuk sampai ia hampir mati! Anda
tidak bisa memerintahkannya kembali ke pertempuran secepat ini; ia takkan bertahan
lebih dari semenit melawan prajurit-prajurit Galbatorix!sehingga Katrina terdiam dan
menunggu untuk mendengarkan penjelasan Nasuada, meski Roran tahu kemarahan
Katrina belum reda. Sambil menatap
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Roran lekat-lekat, Nasuada berkata, kausadari, aliansi kita dengan kaum Urgal berada
di ambang keruntuhan. Salah satu dari kita telah membunuh tiga Urgal sementara kau
pergi bersama pasukan Kapten Edric, yang, kau mungkin senang mendengarnya, sudah
bukan kapten lagi. Nah, aku telah menghukum gantung pria sial yang membunuh Para
Urgal itu, tapi sejak saat itu, hubungan kita dengan pasukan Garzhvog menjadi semakin
genting.Nasuada merapatkan bibir, kemudian berkata, kaum Varden untuk menerima
kaum Urgal tanpa ada pertumpahan darah selanjutnya, dan jalan terbaik yang bisa
kulakukan adalah dengan menunjukkan pada kaum Varden bahwa kedua ras ini bisa
bekerja sama dalam damai demi mencapai tujuan yang sama. Untuk itulah kelompok
yang bepergian bersamamu akan terdiri atas manusia dan Urgal.kepemimpinanmu,
Stronghammer.miring, Nasuada berkata, kaulakukan demi melindungi teman-teman dan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
keluargamu. Dalam hal ini, kau mirip denganku, meski keluargaku lebih besar daripada
keluargamu, karena aku menganggap, seluruh kaum Varden adalah sanak saudaraku.
Juga, karena kau sepupu Eragon, aku. tidak bisa membiarkanmu melanggar perintah
lagi, karena jika begitu aku tidak akan punya pilihan selain menghukum mati atau
mengusirmu dari Varden. Aku tidak ingin melakukan keduanya. lain di atasmu yang
perintahnya bisa kaulanggar, kecuali diriku sendiri. Jika kau melanggar perintahku,
sebaiknya sikapmu itu bisa membunuh Galbatorix; tidak ada alasan lain yang bisa
menyelamatkanmu dari hukuman yang lebih berat daripada cambukan yang kauterima
hari ini. Dan aku memberimu kuasa ini, karena kau terbukti mampu membuat orang lain
mengikutimu, bahkan dalam sekaliasi yang paling buruk sekalipun. Kau memiliki
keahlian untuk membawahi sekelompok Urgal dan manusia. Aku akan mengirim Eragon
jika aku bisa, tapi karena ia tidak ada di sini, tanggung jawab itu sekarang berada di
tanganmu. Ketika kaum Varden mendengar bahwa sepupu Eragon sendiri, Roran
Stronghammer-ia yang telah membantai dua ratus tentara sendirian-pergi dalam misi
bersama Urgal dan misi itu menpulang sukses, kita akan bisa mempertahankan kerja
sama kita dengan kaum Urgal sepanjang peperangan ini. Itulah sebabnya aku
menyuruh Angela dan Trianna menyembuhkanmu lebih daripada yang biasanya
diperlukan: bukan untuk meringankan hukumanmu, tapi karena aku butuh kau dalam
keadaan siap untuk memimpin pasukan. Sekarang, bagaimana, Stronghammer"
Bisakah aku mengandalkanmu"
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Roran menatap Katrina. Ia tahu Katrina sangat ingin ia berkata pada, Nasuada bahwa ia
tidak sanggup memimpin pasukan. Sambil menurunkan tatapan sehingga ia tidak bisa
melihat kepedihan Katrina, Roran memikirkan betapa besarnya pasukan yang melawan
kaum Varden, kemudian, dengan suara serak, ia berbisik: DIANTARA AWAN-AWAN
Dari Tronjheim, Saphira terbang sejauh lima mil menuju tembok bagian dalam Farthen
Dur, kemudian ia dan Eragon masuk ke terowongan yang menuju timur, bermil-mil
menembus dasar Farthen Dur Eragon bisa saja berlari dan tiba di ujung terowongan
dalam sepuluh menit, tapi karena tinggi terowongan tidak memungkinkan Saphira
terbang atau melompat, ia takkan bisa mengikuti langkah Eragon, maka Eragon hanya
berjalan cepat. Satu jam kemudian, mereka muncul di Lembah Odred, yang terbentang
dari utara ke selatan. Di antara kaki bukit dan di kepala lembah yang tertutup
pakis-pakisan terdapat Fernoth-merna, danau berukuran sedang yang tampak seperti
tumpahan tinta hitam di antara gunung-gunung menjulang tinggi yang membentuk
rangkaian Beor. Dari ujung utara Fernoth-merna mengalir Ragni Darmn, yang
meliuk-liuk di sepanjang lembah sampai akhirnya menyatu dengan Az Ragni dekat
panggul Moldan si Congkak, gunung paling utara rangkaian Beor. Mereka berangkat
dari Tronjheim jauh sebelum fajar, dan meski terowongan memperlambat gerak mereka,
saat itu masih pagi sekali. Guratan langit di atas tampak bergaris-garis akibat cahaya


Brisingr Serial The Inheritance Cycle 3 Karya Christopher Paolini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuning pucat di tempat sinar matahari memancar melalui puncak-puncak gunung yang
menjulang. Pada lembah di bawah, gumpalan-gumpalan awan tebal menempel di
sisi-sisi gunung seperti ular kelabu raksasa. Kabut putih berputar dan membubung dari
permukaan danau yang seperti kaca. Eragon dan Saphira berhenti di tepi
Fernoth-merna untuk minum dan mengisi lagi botol kulit mereka untuk rentang
perjalanan berikutnya. Airnya berasal dari salju dan es yang mencair jauh di atas
pegunungan. Begitu dingin sehingga gigi Eragon terasa ngilu. Ia memejamkan mata
erat-erat dan mengentakkan kaki di tanah, mengerang ketika rasa dingin menusuknya
sampai ke batok kepala. Ketika kepalanya sudah tidak berdenyut-denyut lagi, ia
menatap ke seberang danau. Di antara tirai kabut yang bergerak, ia melihat reruntuhan
Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
kastil yang dibangun pada tepi batu telanjang di salah satu gunung. Jalinan ivy
menempel pada dinding yang rontok, tapi selain itu, bangunan tersebut tampak tidak
bernyawa. Eragon merinding. Bangunan terbengkalat itu tampak muram, menakutkan,
seperti tengkorak hewan mengerikan. Siap" Saphira bertanya. Siap, jawab Eragon, dan
memanjat ke pelana. Dari Fernoth-merna, Saphira terbang ke arah utara, mengikuti
Lembah Brisingr (The Inheritance Cycle 3) karya Christopher Paolini
Odred keluar dari Pegunungan Beor. Lembah itu tidak langsung menuju Ellesmera,
yang terletak lebih jauh ke timur, tapi mereka tidak punya pilihan selain tetap berada di
lembah, karena celah di antara pegunungan berada lima mil di atas. Saphira terbang
setinggi yang bisa ditanggung Eragon, karena lebih mudah baginya untuk terbang jarak
jauh menembus atmosfer yang lebih tipis di atas daripada udara tebal dan lembap dekat
daratan. Eragon melindungi diri dari temperatur dingin dengan mengenakan
berlapis-lapis pakaian dan membentengi diri dari terpaan angin dengan mantra yang
Kisah Pedang Di Sungai Es 2 Pendekar Slebor 19 Perompak Perompak Laut Cina Sumpah Iblis Kubur 2

Cari Blog Ini