Ceritasilat Novel Online

Hidup Abadi 3

Hidup Abadi Eternally Karya Maureen Child Bagian 3


Sejak hubungannya dengan Evan berakhir, Julie berjanji untuk menjaga hati. Untuk tidak membiarkan siapa pun mendekat. Tapi sekarang, meski ini semua terjadi... bahaya, ketakutan, kekhawatiran, kebenaran ganjil mengenai keberadaan Kieran, Julie telah membiarkan pria itu mendekat.
Terlalu banyak peristiwa terjadi dalam waktu singkat.
Ia perlu bernapas. Untuk membiarkan pikirannya berkelana tanpa takut Kieran akan membaca semua pikirannya. Julie menyelipkan tangan ke kantong celana jinsnya, menendang pasir basah dan menyebab kan segumpal pasir terlempar ke air surut itu.
Ia dapat merasakan kemarahan Kieran saat meninggalkan kastil. Ia merasakan pikiran Kieran memasuki benaknya saat mengemudikan mobil di jalan raya menuju pantai dan ia belum mampu menghentikan itu. Julie menduga, pria itu tahu persis di mana ia berada. Namun setelah itu, ia tidak merasakan apa pun. Jadi mungkin ia aman di sini. Mungkin Kieran telah kehilangan jejak Julie atau semacam itu.
Namun saat ia sedang memikirkan kemungkinan itu, sesuatu berubah. Ia begitu merasakan perubahan itu sejelas merasakan seseorang menyenggol bahunya. Kieran" Ia memandang sekeliling, tatapannya menyapu pantai yang nyaris kosong tapi ia tidak melihat sesuatu berubah di tempat ini.
Tidak ada pria tinggi yang tampak marah dengan mantel hitam panjang berjalan mendekatinya.
Namun Julie menegakkan bahu, seolah bersiap melawan siapa pun atau apa pun yang sedang mengawasinya. Woman, kau menguji kesabaranku.
Julie terlonjak dan berbalik, menatap lurus ke mata biru pucat Kieran yang memandangnya dengan marah.
Rasa lega berperang dengan ketakutan dan akhirnya kalah. Jelas bahwa kehadiran sesuatu yang dirasakan Julie ternyata Kieran. Julie mengulurkan lengan mendorong dada Kieran, tapi tindakan itu tidak menggeser tubuh pria ini sesenti pun.
Kau membuatku kaget setengah mati. Kenapa kau menyelinap seperti itu"
Bukan itu pertanyaannya. Pertanyaannya adalah, Ia mengalihkan pertanyaan Julie, kenapa kau meninggalkan rumahku padahal aku memintamu untuk tinggal"
Karena aku tidak suka diperintah" jawab Julie. Kau bodoh, jawab Kieran tegas dan bibirnya terkatup rapat menunjukkan kekecewaan.
Dan kau pembohong, balas Julie, melangkah mundur, menapak pasir basah. Ia mengacungkan jari, dan melanjutkan, Kau tidak membawaku ke rumahmu untuk melindungiku. Kau ingin memanfaatkanku. Kau tidak lebih baik dari mantan suamiku. Kau hanya menginginkanku tinggal agar dirimu lebih kuat.
Kau memercayaiku. Kau percaya semua yang kukatakan padamu.
Oh, pastinya, kata Julie, menyelipkan tangan ke kantong celana dan mengepalkan tangannya tanpa daya. Aku percaya kau adalah seperti yang kaukatakan. Aku percaya bahwa Nathan juga sudah mati sepertimu dan aku percaya bahwa membiarkanmu mendekatiku sejak awal mungkin merupakan kesalah an terbesar dalam hidupku. Namun syukurlah, Julie menambahkan sambil berjalan melewati Kieran, mendadak ingin meninggalkannya, itu kesalahan yang bisa kuperbaiki.
Kieran menarik lengan Julie, memutar badannya, dan merenggutnya lebih dekat. Kau tidak akan pergi.
Kau tidak bisa menghentikanku.
Sosok Kieran tampak tegang, matanya menyipit dan rahangnya sekeras besi. Jangan pernah mengujiku.
Aku akan lari lagi begitu kesempatan pertama kudapatkan.
Tidak, kau tidak akan pergi.
Brengsek, Kieran, Aku tidak akan menjadi seperti yang kau mau! teriak Julie, namun suaranya tertelan gelombang laut. Aku ingin hidupku kembali sepertis emula. Aku ingin melupakan bahwa ini semua pernah terjadi. Aku menginginkan
Aku, Kieran menyelesaikan kalimat itu dan mencium bibir Julie dengan ciuman yang membakar setiap saraf tubuh Julie seperti satu kilatan api.
Ya Tuhan, pria itu benar. Aku memang menginginkannya. Aku telah menginginkannya sejak saat pertama Kieran mengagetkanku di dapur, batin Julie. Peristiwa itu seolah sudah terjadi berminggu-minggu lalu, begitu banyak yang terjadi sejak malam itu, tapi, meski demikian, Kieran selalu di dekatnya. Selalu. Dalam benaknya. Dalam jiwanya. Julie lebih dapat merasakan kehadiran Kieran daripada hal lain.
Mungkin ia terlalu berusaha menentang Kieran Seperti ia berusaha menentang reaksinya sendiri terhadap Kieran. Kalau memang demikian, sekarang ia telah melewati pertarungan itu.
Lidah mereka bersatu, perlawanannya terlupakan oleh kehangatan dan sensasi yang membanjirinya. Tangan Kieran menyusup ke balik baju Julie, merangkum payudaranya yang telanjang, memanjakan puncak payudaranya hingga Julie merasakan sesuatu yang menyenangkan.
Ia mengerang bersandar pada Kieran, menarik tangannya dari kantong celana dan melingkarkannya di leher Kienan.
Menyerahlah padaku. Dan kau menyerahlah padaku, kata Julie, berbisik pada benak Kieran seperti yang pria itu lakukan terhadapnya.
Takdir, gumam Kieran, kata itu bergema dalam pikiran Julie, menyelimuti pikirannya, mengacaukan akal sehat, menutupi segalanya kecuali kebutuhan.
Gelombang energi semakin meningkat dan berputar di sekeliling mereka seperti busur elektrik. Bibir Julie menyambut bibir Kieran dan menatap sekeliling mereka saat udara bersenandung dan dunia di luar mereka mengabur. Apa itu"
Kita terlindungi, bisik Kieran, menarik tubuh Julie mendekat sehingga ia bisa menjelajahi leher Julie. Tidak ada yang bisa melihat kita. Bibir, gigi, dan lidahnya menelusuri leher Julie sehingga wanita itu menggigil karena keinginan yang semakin memuncak dalam dirinya.
Kulitnya meremang dan tubuhnya memanas. Tangan Kieran melucuti sweter Julie dan melem par benda itu ke pasir. Dengan gelembung udara di sekeliling mereka, Julie tidak kedinginan. Tidak merasakan dinginnya malam. Yang ia rasakan hanyalah Kieran.
Aku harus memilikimu, bisik Kieran. Aku sudah berusaha menahan diri darimu, tapi kebutuhan ini begitu besar, keinginan ini terlalu kuat.
Aku juga menginginkanmu. Julie memegang wajah Kieran dan menatap matanya lekat-lekat. Aku tidak menginginkannya. Kau harus tahu itu.
Kieran mencondongkan badan dan menggigit bibir bawah Julie.
Julie menghirup udara dengan rakus dan lahap. Tapi kau telah menyentuh sesuatu dalam diriku, Kieran. Sesuatu yang bahkan aku sendiri tidak pernah tahu bahwa aku memilikinya. Dan meski ini mungkin bisa menjadi kesalahan besar, yang kuinginkan adalah kau. Sekarang, bisik Julie, menyelipkan tangan ke balik mantel Kieran, mendorong mantel itu hingga lepas. Kemudian jemarinya bergeser ke kancing-kan cing kemeja sutra hitam Kieran dan dengan tidak sabar, ia menarik kemeja itu, menyebabkan kancingkancing hitam berkilau itu berjatuhan di pasir.
Segala yang ia rasakan, segala yang telah ia kata kan pada diri sendiri tuk menjauh dari Kieran, menjaga jarak dari Kieran, runtuh. Saat ini, yang bisa ia pikirkan hanyalah Kieran. Sentuhannya. Rasanya. Sentuhan tangan dan bibir Kieran di kulitnya.
Ia tidak peduli meski itu semua telah ditakdirkan. Ia tidak peduli jika kebersamaan itu hanya akan menyeretnya lebih jauh ke dalam kegelapan yang tidak ia pahami sama sekali. Ia tahu bila tidak memiliki Kieran dalam beberapa menit ke depan, tidak merasakan tubuh Kieran melingkupi tubuhnya, ia akan layu dan mati karena tidak memilikinya.
Cahaya bulan bermain-main di kulit Kieran, membuatnya berkilau bagai tembaga. Mata Kieran berkilat dan warna matanya makin tajam, dan biru pucat yang sangat Julie kenal menjadi perak gelap mengilat yang seakan bisa mengoyak Julie.
Kieran berlutut pada satu kaki, mengulum puncak payudara Julie. Perlakuan itu membuat Julie mencondongkan badan, semakin menyerahkan diri pada Kieran. Kieran terus memanjakan payudara Julie hingga pria ini seolah menyesap jiwa Julie, menarik jiwa itu keluar dari tubuh Julie, lalu mendekam dalam tubuh Kieran.
Dan Julie menginginkan lebih.
Orang-orang berjalan melewati mereka, melang kah di jembatan kayu, berjalan menuju dermaga, menyusun tepi pantai, tapi Julie dan Kieran seakan berada di planet lain. Mereka tersembunyi dari pandangan orang-orang dan karena membayangkan bercinta di tempat umum sangatlah erotis, Julie mengerang dan menarik kepala Kieran agar lebih mendekat.
Tangan Kieran sibuk, melepas kancing celana jins Julie, menariknya hingga lepas, melempar sepatu Julie ke samping, lalu berdiri dengan tangan membelai tubuh Julie. Semua saraf dalam tubuh Julie seolah menyala. Segala dalam tubuh Julie melonjak bersemangat, menantikan sentuhan berikutnya. Dan saat Kieran bergerak untuk merasakan kehangatannya, Julie menyambut gembira.
Bibir Kieran menyentuh pusat hasrat Julie dan memanjakannya. Dia mengusap, menggoda, menuntut Julie.
Derak jembatan kayu terdengar dari kejauhan, suara musik yang tidak serasi, tawa, gemerincing bel.
Namun di sini, di bawah dermaga, hanya ada Kieran. Julie mendongak dan meneriakkan nama Kieran saat kepuasan pertama menerjangnya seperti gelombang laut, mengguncang dataran yang ia pijak dan hal-hal paling mendasar dan semua yang pernah ia yakini.
Dan sebelum guncangan pertama itu berakhir, Kieran membungkuk untuk membentangkan mantelnya di atas pasir dan membaringkan Julie di atasnya. Kieran melepas pakaiannya sendiri, lalu menempatkan tubuhnya di atas Julie. Ia memandang Julie seakan menunggu Julie memberinya izin untuk menyatukan tubuh mereka.
Julie membuka diri bagi Kieran, melingkarkan tangannya di leher Kieran, lalu menarik kepala Kieran mendekat untuk memberikan ciuman yang lebih ia inginkan daripada helaan napas lain.
Kieran menggeram dan menerima tawaran itu. Lidahnya bergulat dengan lidah Julie, napas Kieran memenuhi paru-paru Julie saat Kieran menyatukan tubuh mereka.
Julie semakin membuka diri, memberi lebih banyak pada Kieran dengan kebutuhan dan gairah. Mereka bercinta dalam siraman cahaya bulan dan diiringi suara musik.
Senandung penerimaan. Takdir.
Jiwa Julie merana dan tubuhnya memanas di bawah tubuh Kieran. Julie menegang, harapan memuncak dalam dirinya seiring aksi Kieran, tiap belaian kasih sayang, belaian janji akan sesuatu yang lebih.
Tubuh Kieran panas dan tegang. Otot di punggungnya menegang dan mengencang saat beraksi. Ia mengangkat kepala dan mata keperakan itu memandang Julie saat gelombang pertama kepuasan mendekat. Julie tidak dapat berpaling. Ia tidak dapat melepas kan tatapannya dari Kieran, apalagi untuk bangun dan berlari dari semua yang sedang ia alami.
Lalu ia merasakan Kieran hadir dalam benaknya, menggumamkan rayuan, kata-kata liar dan kelam yang membuai Julie.
Mari, Julie. Pasrahlah dan biarkanlah terjadi. Bawa aku ke dalam kehangatanmu, peluk aku di sana, dan biarkan aku merasakan getaranmu.
Ketegangan semakin memuncak dalam diri Julie, ia tidak mampu bernapas dan tidak peduli. Ia tidak dapat bergerak dan tidak perlu bergerak. Yang ia perlukan, yang ia inginkan, adalah Kieran dan perlakuan Kieran terhadapnya.
Kieran membawa Julie naik lebih tinggi. Saat penantian itu sudah terlalu lama, saat kebutuhan Julie lebih besar dibanding keinginannya, Kieran membawanya ke tepi jurang kesadaran.
Saat Julie meneriakkan nama Kieran untuk menikmati pelepasan gairahnya, Kieran akhirnya membiarkan dirinya mengikuti Julie.
?"Sebelas KEPALA Kieran terkulai di dada Julie saat ia berusaha mengambil napas. Tenaganya terkuras, ia puas, tapi tubuhnya sudah kembali berhasrat dalam kehangatan lembut Julie. Selama hidup berabad-abad, ia tidak pernah merasa seperti ini. Ia bertumpu pada sikunya, memandang Julie seolah belum pernah memandang wanita itu.
Dan bisa dikatakan begitu.
Kieran hanya mengenal Julie sebagai wanita yang selalu menentangnya. Wanita yang mungkin saja Pasangan Takdirnya atau bukan Pasangan Takdirnya.
Tapi sekarang ia tahu. Tidak ada lagi keraguan. Menyatu dengan Julie membukakan dunia baru baginya. Kieran terguncang oleh tenaga dan kekuatan segar yang menjalar dalam darahnya. Tubuhnya seakan hidup dengan cara yang tidak pernah diketahuinya selama ratusan tahun.
Pikiran mereka masih bertaut dan Kieran terperangah saat perasaan baru dan asing berkelebat dalam pikirannya. Ia merasakan kebahagiaan Julie dan berbagi kebahagiaannya. Ia melihat semburat warna mata Julie dan tenggelam di dalamnya. Ia merasakan reaksi tubuh Julie pada tubuhnya dan merasakan gairah baru Julie.
Ikatan hubungan berputar di sekitar mereka, siap mengencang dan Kieran tidak mampu melawannya. Ia tidak ingin melawannya.
Tubuhnya nyaris gemetar karena pengalaman baru ini. Tidak ada yang memberitahunya bahwa menemukan Pasangan Takdir akan seperti ini rasanya.
Namun meski mereka memberitahunya, ia tidak akan percaya. Ia tidak akan menginginkannya.
Saat ini, ia tidak dapat membayangkan bila harus melalui ratusan tahun ke depan tanpa Pasangan Takdir.
Julie berusaha mengatur napas dan senyum lem but tersungging di bibirnya saat tangannya terulur, menyisir rambut Kieran dengan jemari dan berbisik, Tadi itu sangat luar biasa.
Benar, sahut Kieran sambil menunduk untuk mengecup Julie beberapa kali.
Aku merasakan perasaanmu, kata Julie, menjilat bibirnya dan dengan gemetar menarik napas. Aku melihat diriku sendiri melalui matamu. Merasakan tubuhmu memasuki tubuhku. Aku merasakan kepuasan ku dan juga kepuasanmu. Bagaimana bisa"
Kita bersatu, gumam Kieran sambil mengayun kan pinggulnya pada pinggul Julie.
Bersatu, ulang Julie sambil menelan ludah. Kie ran merasakan kegelisahan Julie dan tahu kapan Julie tidak menghiraukan kegelisahan itu yang nanti akan mengganggunya itu. Ia tahu Julie sudah menyerah pada pengharapan yang mulai berkembang dalam dirinya.
Julie menengadah, lehernya melengkung ke belakang, bibirnya terbuka dan desahan lembut keluar dari mulutnya. Ini luar biasa, Kieran. Aku mendengar suaramu di kepalaku. Aku merasakan perasaanmu. Matanya terbuka dan menatap Kieran ketika senyum nakal berkelebat di wajahnya. Oh Tuhan.
Kieran menunduk dan menjilat leher jenjang Julie, merasakan kulitnya, memainkan kulitnya saat tu buh Kieran kembali memasuki tubuh Julie. Gairahmu memuaskanku, bisik Kieran, napasnya menari-nari di kulit Julie bagaikan sentuhan lembut. Tubuhmu berbaur dengan tubuhku dan kita menjadi satu.
Tubuh Julie menyambut Kieran, pikirannya terbuka bagi Kieran, menunjukkan semua hal yang Kieran lewatkan selama berabad-abad. Kieran menikmati gelombang perasaan itu, gembira saat ingatan dan peristiwa yang dialami dan dirasakan Julie sepanjang hidupnya membanjiri pikiran Kieran. Dan saat ia mengira tak akan sanggup lagi mengalami lebih dari itu, lapisan kesendirian terkelupas untuk diisi oleh kehadiran Julie.
Kieran menerima semuanya dan mencari lebih banyak lagi, seperti seseorang yang sangat kehausan karena tidak mendapatkan cukup air. Namun ia tidak akan pernah terpuaskan. Tidak akan mampu memasuki bagian terdalam Julie. Tidak pernah begitu mengenal Julie. Dengan segenap kekuatan dan tubuhnya, dengan segenap tenaga dan pengetahuannya, Kieran tahu dirinya akan selalu menginginkan Julie lebih dari pada yang mampu ia peroleh.
Kieran, bisik Julie sambil melingkarkan kaki di pinggul Kieran dan menariknya lebih dekat, lebih dalam. Aku bisa melihatmu. Segala tentangmu. Sekian tahun. Rasa sakit itu. Penderitaan itu.
Kieran memegang tangan Julie yang membelai pipinya dan untuk sesaat ia menangkupkan tangan Julie pada wajahnya, rasa malu menerpanya. Ia tidak ingin Julie mengetahui perbuatannya atas nama tugas. Semua yang ia bunuh dalam pertarungan, semua yang ia lukai atas nama perburuan yang kini menjadi satusatunya hal yang ia ketahui dalam hidup. Namun ia tidak bisa mencegah Julie memasuki pikirannya seperti ia tidak bisa menahan diri untuk memasuki pikiran Julie.
Ibu jari Julie membelai pipinya dan sentuhan sederhana itu membuatnya tersentuh begitu dalam, lebih dalam dibanding sentuhan lain yang ia kenal. Sudut kelam dan bercela dalam jiwanya ditenangkan dan disembuhkan, luka-luka lama memudar dan Kieran harus berjuang agar tidak kehilangan kendali diri.
Aku sangat menginginkanmu, bisik Julie, tangannya membelai punggung telanjang Kieran, kuku jemarinya menggores kulit Kieran seraya melengkung kan tubuhnya berulang kali, menuntut Kieran memberikan segala yang harus ia berikan. Julie begitu kecil, dekat, dan hangat. Tulang-tulang tubuh Julie terasa rapuh di bawah tubuh Kieran dan ia khawatir pria sebesar dirinya akan melukai Julie tanpa sengaja.
Ia merasakan kebutuhan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tiap sel tubuhnya, tiap saraf, tiap otot menegang menuju titik puncak saat tubuhnya bergerak perlahan di dalam tubuh Julie, menahan diri dan keinginan untuk bergerak cepat, untuk merasakan denyut jantung dan tubuh Julie merapat ke tubuhnya.
Kieran mengertakkan gigi, menghirup udara selagi bergerak dalam tubuh Julie. Kieran begitu dekat dengan puncak ia perlu menghimpun kekuatan yang ia miliki untuk menahan diri.
Namun Julie mengangkat kepalanya dan meman dang Kieran, gairah terpancar dari mata hijaunya yang tajam. Kieran, aku tidak serapuh itu. Kau tidak akan melukaiku. Julie menekankan tubuhnya pada tubuh Kieran. Tidak perlu berhati-hati. Buatlah aku berteriak, Kieran. Buatlah aku menjerit.
Kieran mengerang, mengangkat tubuh Julie, duduk bertumpu pada tumitnya dan menempatkan Julie di pangkuannya. Jemari Kieran menekan kulit Julie saat tubuhnya menekan Julie. Tubuh Julie berpilin dalam cengkeraman Kieran, berpegang erat padanya, mencengkeram bahunya, rambutnya, mengulum bibir Kieran dan memainkan lidahnya.
Di luar gelembung persembunyian mereka, angin berembus kencang, awan bergerak cepat di langit malam dan bulan menyinari lautan yang mulai bergelombang karena terpaan angin.
Kieran membungkam napas dan teriakan Julie dengan bibirnya saat ia membawa mereka semakin tinggi. Pikiran Kieran terbuka lebih lebar saat tubuhnya seolah meledak dalam tubuh Julie. Ia merasakan perasaan Julie. Tahu bahwa yang perlu dilakukan adalah untuk mengenalnya. Dan ia tahu Julie juga mengalami hal yang sama. Ia tak bisa menghalangi Julie, tidak memiliki pilihan selain berbagi segala sesuatu secara utuh seperti yang Julie lakukan padanya.
Tubuh Julie terguncang dan Kieran berhenti mencium bibir Julie. Ia menunduk dan mengulum puncak payudara Julie. Kieran memanjakan payudara Julie. Julie bergerak liar, menuntut, mengambil, memberi, dan dalam hati Kieran berterima kasih pada nasib yang telah mengirimkan Julie padanya.
Dan segera setelah tubuh mereka seolah meledak bersama-sama, Kieran merasakan benang-benang Takdir berpusar di sekeliling mereka, mengikat mereka sampai akhir waktu.
*** Sesuatu yang baru. lblis itu mencecap angin dan merasakan keseim bangan berubah.
Dia tersenyum, menggapai melalui pikirannya, menemukan sumber itu, dan menanggapinya.
*** Saat mereka berpakaian dalam diam, Kieran merasakan kegelisahan Julie. Sekarang saat hasrat mereka telah terpenuhi, muncul berbagai pertanyaan dalam benak Julie. Pertanyaan yang tidak yakin bisa dijawab Kieran.
Ini memang klise, kata Julie pelan saat menatap Kieran, tapi kita perlu berbicara.
Kieran mengernyit, mengambil mantel dan mengibaskannya agar pasir berjatuhan, lalu mengenakan nya. Kenapa kau harus menanyakan semuanya padaku" Kau telah melihat jawaban-jawabannya dalam pikiranku.
Melihat pikiran-pikiran itu merupakan satu hal, kata Julie sambil menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya, memahami pikiran-pikiran itu merupakan hal berbeda.
Julie Kieran tidak menyelesaikan kalimatnya. Ia menyipitkan mata dan mengangkat satu tangan untuk meminta Julie diam.
Apa" Kieran mengerutkan dahi. Diam. Ada sesuatu di sini. Sesuatu...
Iblisnya. Julie berbalik perlahan, menyisir pantai yang nyaris kosong itu. Makhluk itu di sini" Ya. Kieran mengambil pedang yang tadi ia lem parkan ke pasir, menggenggamnya dengan tangan kanan, lalu menatap Julie dengan tajam dan tegas. Diam di sini. Jangan bergerak. Jangan bersuara.
Mata Julie membelalak dan mulutnya menganga. Kau akan meninggalkanku di sini" Sendirian"
Kau akan aman. Kieran mengulurkan tangan, meletakkan satu tangan di bahu Julie dan meski Julie merasakan bahaya, ia merasakan jantungnya berdetak lebih cepat karena sentuhan Kieran. Kita sudah bercinta. Kau mendapatkan energiku sehingga selubung rahasia yang kutempa akan tetap menjagamu. Selama kau tetap di tempat ini.
Julie mengangguk, tidak yakin untuk berbicara saat ini. Kerongkongannya tercekat dan rasa takut ber gumpal di perutnya.
Seolah ikatan di antara mereka tiba-tiba semakin erat, Kieran menatap mata Julie, membaca kegelisahan itu dan mengulurkan tangan untuk menyentuh pipinya. Aku akan menjagamu. Aku berjanji.
Julie menarik napas dengan gemetar dan berhasil membuka mulut, Dan siapa yang akan menjagamu, Kieran"
Mata Kieran terpejam, mata biru pucat itu seketika tertutup bayangan. Tetap di sini.
Kieran lalu meninggalkannya dan Julie menatap pria itu meninggalkannya dalam selubung rahasia. Meski mengikuti gerakannya, Julie sulit melacak jejak Kieran. Pria itu seolah menjadi bagian dari malam.
Menjadi satu lagi bayangan di lautan. Dia bergerak dengan keanggunan dan kekuatan mematikan yang membuat Julie menggigil akibat ketakutan dan kebang gaan yang janggal.
Cahaya bulan menyinari pantai dengan pijar keperakan yang hanya menegaskan bayangan gelap yang memanjang dari bawah dermaga. Deburan halus ombak yang menerpa pantai serupa detak jantung, berdenyut bersama gemuruh suara dari jembatan kayu di atas.
Julie memeluk perutnya erat-erat, berusaha menangkap bayangan Kieran. Dan selagi menunggu, Julie sadar betapa dalam lubang yang ia gali untuk dirinya sendiri.
Ia terikat kepada pria yang tidak sungguh-sung guh menginginkannya untuk dirinya sendiri hanya untuk mendapatkan kekuatan yang bisa ia berikan padanya. Iblis kemungkinan mengincarnya karena ia memiliki hubungan dengan Kieran. Dan yang lebih buruk lagi, Julie jatuh cinta pada kesatria berpedang itu.
Dan wanita mana yang tidak akan jatuh cinta padanya" Luka lama di mata Kieran menuntut Julie untuk disembuhkan. Kesepian menyakitkan yang diderita Kieran selama berabad-abad masih terngiang di benaknya. Tak terhitung sumbangan amal yang diberi kan Kieran, tapi dia tidak pernah menerima penghargaan yang diinginkan kebanyakan orang. Selama berta hun-tahun dia bertempur melawan berbagai kejahatan demi melindungi dunia manusia yang sama sekali tidak mengenal Kieran.
Kieran tidak seperti orang lain yang pernah dikenal Julie dan
Orang baru, Julie mendengar suara, namun bukan suara Kieran, berbisik di pikirannya. Kejutan untukku. Kekasih sang Penjaga. Menarik.
Julie terkejut, hawa dingin merayapi tubuhnya saat ia berbalik, mencoba memusatkan pikiran, menco ba mencari asal suara itu. Siapa yang berusaha menjangkau pikirannya"
Kau akan segera bertemu denganku, janji suara
itu. Kieran! Julie berteriak memanggil Kieran, suaranya serak, menggores kerongkongannya saat ia berulang kali meneriakkan nama Kieran, menyerah pada rasa takut yang membekukan pembuluh darahnya dan membuat jantungnya berdebar kencang.
Dalam sekejap Kieran muncul dan Julie berlari ke pelukannya, menenggelamkan diri dalam kekuatan, kehangatan, dan dekapan satu lengan Kieran pada tubuhnya seperti penjepit. Satu tangannya menggenggam pedang, siap menghadapi apa pun yang datang.
Ada apa" tanya Kieran sambil memeluk Julie erat-erat dan matanya menelusuri sekeliling mereka.
Iblis itu. Julie menggeleng dan sambil membenamkan wajahnya di leher Kieran. Suaranya berbisik, tapi Julie tidak bisa menahan diri. Suara itu berbisik di kepalaku. Semula kukira itu suaramu, tapi aku salah. Semacam kekuatan jahat mendekatiku. Dingin, Kieran. Aku kedinginan.
Kieran menyarungkan pedangnya, tapi pikirannya tetap memeriksa tempat itu. Iblis itu tidak di sini. Jika memang tadi dia di sini, dia sudah pergi sekarang. Namun kenyataan bahwa iblis itu dapat menjangkau pikiran Julie membuatnya terguncang. Kieran tidak menduga iblis itu bisa merasuki pikiran Julie dan kenyataan itu akan membuat perburuan ini lebih mematikan.
Kieran harus melindungi Julie. Dan ia harus menemukan iblis itu sebelum makhluk itu menemukan Julie.
*** Dan Nathan masih hidup" suara Santos yang tampak kaget terdengar jelas melalui telepon satelit seolah dia dan Kieran berada di satu ruangan.
Aku tidak perlu mengatakan apa pun padanya, Kieran mengaku dengan perasaan jijik. Kesalahannya sendiri memberinya hukuman yang lebih berat dari hukumanku.
Saat ini, anggota Navy SEAL itu sedang gusar karena wanita dalam hal ini manusia biasa berhasil mengelabuinya, mengecohnya hingga dia bisa melarikan diri dan sekarang Nathan mengunci diri di ruang olahraga dan berusaha sebaik mungkin menghancurkan alat-alat olahraga di ruangan itu.
Harga dirinya terguncang. Namun dia akan baik-baik saja.
Tapi entah harga diriku, gumam Kieran dan menceritakan kenyataan yang membuatnya sangat khawatir. Iblis itu terhubung dengan pikiran Julie.
Mereka berdua terdiam cukup lama, lalu suara Santos memecahkan keheningan, suaranya terdengar cemas. Kenapa itu bisa terjadi"
Aku tidak tahu. Kieran berjalan dari satu sudut ke sudut lain di ruangan favoritnya di kastil, perpustakaan. Namun ia tidak memperhatikan lemari buku yang menjulang hingga ke langit-langit, kursi dan sofa kulit merah anggur atau cahaya lembut yang terpantul pada botol-botol minuman kristalnya.
Ia menyisir rambutnya dengan satu tangan dan terus berbicara, menyuarakan pikiran yang menggang gunya selama berjam-jam. Iblis itu bisa melakukan telepati, kata Kieran geram, jadi mungkin saat aku dan Julie Kieran berhenti bicara.
Kalian terikat" Santos terdengar kaget mendengar hal itu. Seandainya ia mendengar Kieran memiliki sayap dan bisa terbang, ia takkan sekaget itu.
Ya. Dan Kieran pun masih berusaha memahami dampak perbuatan itu. Kenyataan bahwa ikatan mereka akan lebih menjerumuskan Julie dalam bahaya mengganggu pikirannya.
Santos terkekeh dan Kieran menatap pesawat telepon itu dengan dahi berkerut.
Ah, kawanku, aku tidak pernah menyangka kau akan menjadi yang pertama di antara kita semua yang terjerat tali kekang dan rantai ini.
Tidak ada pengekangan. Tidak ada rantai. Kieran tidak akan membiarkannya. Aku melakukan yang harus kulakukan untuk menangkap iblis itu.
Aku paham, jawab Santos dan tak mungkin Kieran tidak menangkap humor dalam suaranya, kau berkorban demi tugas. Kau sangat berani, kawanku. Orang Spanyol, kau selalu berhati-hati. Selalu, Kieran. Itulah yang menjadikan hidup abadi ini menarik.
Di tempat ini semua menjadi lebih menarik daripada seharusnya.
Kieran berhenti di depan jendela kaca dan memandangi kegelapan malam. Julie di lantai atas, dikamarnya, dan Kieran tahu, karena ia dapat merasakannya, bahwa Julie masih ketakutan akibat iblis yang memasuki pikirannya.
Apakah Pasangan Takdir barumu bersedia membantumu menangkap iblis itu"
Kieran menegang karena ide untuk membiarkan Julie berada di dekat iblis itu. Dia tidak akan terlibat dalam perburuan ini.
Jadi kau peduli padanya. Karena jijik terhadap pernyataan itu, Kieran membentak, Kenapa aku meneleponmu kalau hanya akan jengkel seperti ini"
Karena, temanku, kau membutuhkanku untuk memberitahumu kebenaran yang tidak ingin kauakui.
Kieran memukul kaca jendela yang dingin dan memandangi kegelapan di luar sana. Aku tidak menginginkan kehadirannya dalam hidupku, Santos.
Sayang sekali, sahut Santos pelan, untuk kalian berdua.
Ya. Memang, jawab Kieran, lalu memutuskan sambungan telepon, dan memandang kegelapan, tapi yang ia lihat hanyalah mata Julie saat mereka bercinta.
Rasa lapar menyerangnya lagi dan ia merasakan kebutuhan yang begitu kuat seolah belum pernah menyentuh Julie. Seolah mereka tidak bercinta beberapa jam lalu. Kieran lepas kendali dan tidak peduli apakah nanti ia akan menyesalinya atau tidak.
*** Julie tidak bisa tidur. Ia bahkan tidak bisa duduk tenang cukup lama untuk beristirahat. Ia tidak dapat berhenti bertanya-tanya apakah Kieran akan mendengar pikiran-pikirannya, merasakan yang ia rasakan, merasakan kecemasannya.
Malam merayap di balik pintu Prancis itu dan Julie bertanya-tanya mungkinkah iblis itu ada di luar sana, menunggu kesempatan untuk kembali menyerangnya. Rasa takut menggumpal di perutnya dan ia benci pada dirinya sendiri karena begitu ketakutan seperti ini. Membenci perasaan bahwa ia harus bersembunyi. Membenci kenyataan bahwa iblis tanpa nama sedang memburunya.
Seakan berusaha membuktikan ia tidak takut, Julie berjalan menuju pintu teras dan membukanya de ngan perlahan. Angin dingin menerobos masuk seolah angin itu sudah meringkuk di balkon dan menunggu kesempatan untuk melompat masuk.
Tubuh Julie menggigil meski telah mengenakan jubah tebal dan ia sadar bahwa rasa takut sekaligus ha wa dinginlah yang membuat tubuhnya menggigil. Julie menghirup napas panjang dan dalam, melangkah maju menuju teras, memaksa diri untuk bergerak ketika yang ia inginkan hanyalah bersembunyi di bawah ranjang.
Lantai batu di bawah kakinya terasa dingin dan kasar, dan langkahnya terhuyung tiap kali ia melangkah, bergerak pasti menuju pagar batu keabuan. Jemarinya menggenggam erat pagar itu dan seakan sedang mempertahankan kehidupannya.
Atau paling tidak, akal sehatnya.
Kieran. Ia memikirkan nama itu dan keinginan yang ia rasakan mewarnai panggilan itu.
Ia memejamkan mata, membuka pikirannya untuk Kieran walaupun sebagian dirinya masih khawatir iblis itu akan muncul lagi, menyusup pikirannya bagai kan sutra hitam, menelusuri celah pikirannya hingga
Jangan. Julie menoleh saat Kieran mendekat di belakang nya. Kau mendengarku.
Ya. Satu kata, sarat keyakinan dan janji. Aku membutuhkanmu, Julie mengaku sambil berbalik menghadapi kegelapan dan kerlip lampu di kejauhan. Embusan angin dingin menerpanya dan Julie merapatkan jubah mewahnya.
Aku juga membutuhkanmu, kata Kieran sambil berjalan mendekat ke balkon untuk meraih tangan Julie dan membimbingnya kembali ke kehangatan kamarnya. Tapi jangan mengambil risiko untuk memasuki pikiranku, Julie. Jangan memberi kesempatan pada iblis itu.
Aku harus tahu apakah iblis itu akan melakukannya lagi.
Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Kau dapat menghentikannya" tanya Julie, menatap Kieran yang berjalan melewatinya untuk menutup kembali pintu Prancis itu.
Aku akan menemukan caranya, Kieran meyakinkan Julie, berbalik untuk menatapnya lagi. Iblis itu tidak bisa memasuki kastil. Dia tidak bisa menguasai mereka yang tidak bersedia.
Julie menghirup napas dalam-dalam dan perlahan. Tapi dia bisa membunuhku.
Tidak. Kieran mendekat untuk menyentuh Julie dan mendekapnya. Dia tidak akan membunuhmu. Kau aman, aku mempertaruhkan nyawaku demi janjiku.
Jantung Julie berdegup kencang. Perutnya terasa mual dan melilit, darahnya terasa mengental seperti madu manis hangat yang mengalir di pembuluh darahnya. Begitu banyak pertanyaan untuk Kieran. Begitu banyak yang perlu ia ketahui. Namun saat ini, yang bisa ia pikirkan hanyalah kebersamaan mereka. Membuat Kieran menenggelamkan dirinya pada tubuh Julie.
Julie melepaskan diri dari pelukan Kieran, meng urai ikatan pada jubahnya dan melepaskan mantel itu dari tubuhnya. Julie melihat kilatan mata Kieran yang kembali berkilat keperakan, dan ia merasakan gairah melonjak dalam tubuh Kieran.
Kau adalah godaan yang tak mampu kutolak. Aku senang mendengarnya, kata Julie, melangkah mendekati Kieran lagi, berjinjit agar bisa melingkarkan lengannya di leher Kieran. Jangan menolak, Kieran. Aku memerlukanmu. Aku membutuhkan keha ngatanmu. Kekuatanmu. Jangan menahan itu semua dariku.
Kieran menggeram dan melangkah maju, hingga kaki Julie menyentuh pinggir tempat tidur. Kemudian ia membaringkan Julie dan melepaskan pelukannya. Julie berusaha memeluknya lagi, tapi Kieran menggeleng dan melepas kemejanya. Matanya tak berhenti menatap Julie sembari dengan cepat menanggalkan pakaiannya, lalu kembali memusatkan perhatian pada Julie.
Kieran mengangkat Julie ke tempat tidur, membiarkan kaki Julie tergantung tanpa pijakan.
Kieran. . . Julie terengah-engah, kakinya berayun sementara Kieran menahannya, dan membalas mata lapar Kieran dengan gairahnya sendiri.
Berikan dirimu padaku, Julie, bisik Kieran saat ia membungkuk dan melakukan hal yang tak pernah dibayangkan Julie.
Julie menarik napas, gemetar dan terengahengah, lalu mencengkeram selimut lembut di bawah tubuh telanjangnya. Bibir Kieran memainkan bagian tubuh Julie yang paling sensitif. Bibir dan lidahnya menggoda dan memanjakan Julie.
Menakjubkan, sensasi luar biasa membanjirinya dalam gelombang demi gelombang penantian. Sensasi itu tak tertahankan, tapi belum cukup. Waktu seakan berhenti, sekaligus berpacu, membawa Julie bersamanya. Harapan berputar dalam dirinya, semakin kuat dan kuat, hingga ia mengira akan kehilangan kesadaran. Akhirnya, Julie mencapai kepuasan, tubuhnya lunglai dan gemetar, sekaligus lega hingga air mata menggenang di sudut matanya.
Kemudian Kieran membaringkannya, menutupi tubuh Julie dengan tubuhnya sendiri. Mata biru pucatnya berkilat seperti sebelumnya dan Julie mengenali gairah yang bergejolak dalam diri Kieran.
Julie tersenyum kepadanya. Ia merangkul Kieran meski mata yang begitu ia kenal tiba-tiba berubah kelam, berganti menjadi mata yang asing baginya. Ketakutan mulai berkembang dalam dirinya saat mata keperakan, bersinar, dan cemerlang itu berubah menjadi sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang menakutkan.
Mata itu sekarang terlihat kosong dan gelap dengan kedalaman tak berbatas yang menelan bayangan Julie.
Julie berusaha menggeser tubuhnya, tapi kekuat an pria ini memakunya di tempat tidur saat sosoknya berganti, ekspresinya berubah menjadi seseorang yang tidak ia kenali. Tubuhnya yang kuat dan liat menekan tubuh Julie. Dia tersenyum pada Julie dan pikirannya menyentuh pikiran Julie dengan kegelapan yang belum pernah Julie rasakan sebelumnya. Iblis itu kembali.
Di dalam tubuh Kieran. ?"Dua Belas AKU memilikimu... Suara kelam dan penuh tipu muslihat itu memasuki pikiran Julie, menyusupi pikirannya bersama niat jahat, bersama janji akan rasa sakit, dan bahkan jiwa Julie pun menciut.
Tidak! Julie berteriak sambil berusaha menyingkirkan tubuh yang lebih berat dari tubuhnya itu. Namun tindakan itu sia-sia belaka, seperti berusaha mengangkat mobil dengan satu tangan. Julie tidak akan memenangkan kompetisi kekuatan ini. Satu-satu nya peluang yang ia miliki hanyalah mencoba mengga pai hati pria yang ia kenal. Kieran!
Julie menampar bahu Kieran, mencengkeram rambut hitam Kieran yang tebal dan menariknya. Ia menatap tajam mata hitam yang tampak kosong itu dan melawan rasa takut yang menyergapnya. Ia harus menggapai Kieran. Ia harus membawanya kembali dan memusnahkan iblis itu.
Kieran, lawan dia! Kembalilah padaku. Kembali sekarang juga!
Sosok Kieran berubah di bawah tatapan Julie, mata Kieran berkilat, bersinar, dan dia menggelenggeleng seolah berusaha bangun dari tidur nyenyak. Tubuhnya masih menahan tubuh Julie di tempat tidur; bukan untuk bercinta, tapi untuk menunjukkan kekuatannya.
Kekuatan brutal. Dominasi.
Cahaya bulan berkilau di ruangan dalam semburat warna pucat yang bahkan tidak bisa menyinari kegelapan yang mendekat.
Tumit Julie memukul-mukul tubuh Kieran sambil memaksakan diri untuk menatap mata Kieran. Pikirannya berusaha menjangkau pikiran Kieran. Ia masih pemula dalam hal semacam ini. Ia belum terbiasa menjangkau pikiran siapa pun melalui telepati dan ia sangat khawatir hanya akan menjangkau pikiran iblis yang merasuki pikiran Kieran.
Namun ia harus mencobanya.
Dengarkan aku, Kieran. Pikirannya fokus, ia menatap tepat ke mata Kieran, melupakan rasa takut dan memusatkan perhatian hanya untuk membawa Kieran kembali. Kau bersamaku. Bersama Julie. Kembalilah, Kieran. Kembali sekarang juga.
Mata Kieran terpejam, rahangnya terkatup rapat dan tangannya mencengkeram lengan Julie begitu erat hingga Julie merasa Kieran ingin mematahkan tulang-tulang lengannya. Namun ia tetap berusaha.
Kieran, kau harus mendengarkanku. Kau harus kembali padaku.
Detik demi detik yang memilukan berlalu dan Julie sadar bahwa nyawanya dan nyawa Kieran sedang dipertaruhkan. Tolong kembalilah, Kieran.
Lawan makhluk ini. Tetap bersamaku. Lindungi aku.
Kalimat terakhir ia sampaikan dengan sengaja. Ia tahu jiwa pejuang dalam diri Kieran akan menangga pi permohonan itu. Untuk melindunginya. Kemudian Julie manahan napas dan berdoa, yang sekian lama tak pernah dilakukannya.
Julie" Oh, syukurlah bisik Julie, melihat kegelapan surut dari mata Kieran, menyisakan mata biru pucat dingin yang sangat Julie kenal.
Kieran segera melepaskan cengkeramannya dan bergegas melompat dari tempat tidur seolah tak percaya pada dirinya sendiri untuk berada di dekat Julie.
Hawa dingin menerpa Julie dan ia menarik selimut di bawah tubuhnya, lalu menariknya hingga menutupi pundaknya yang telanjang. Julie bangkit dari tempat tidur tapi tetap menjaga jarak aman di antara mereka untuk berjaga-jaga siapa tahu makhluk tersebut masih hadir di tempat itu.
Apa ini kau... Kieran mendongak dan menatap tajam ke arah Julie. Ya, ini aku.
Julie mengenali Kieran hanya dengan melihatnya. Jiwa Kieran terpancar dari matanya dan pusaran hitam itu seolah tak pernah ada. Namun itu tidak men jelaskan kenapa peristiwa ini terjadi... atau bagaimana peristiwa ini terjadi.
Apa yang terjadi" tanya Julie, jemarinya menggenggam selimut sambil berjalan ke seberang kamar dan menyalakan lampu Tiffany di nakas. Kap lampu kaca warna-warni itu memancarkan semburat warna hijau, merah, dan biru lembut ke tempat tidur dan lantai kamar.
Napas Kieran terengah saat berdiri telanjang di hadapan Julie. Julie dapat merasakan rasa malu dan amarah bergemuruh dalam diri Kieran bagai petir yang menyambar di tengah badai musim panas.
Apakah aku melukaimu" tanya Kieran dan Julie tahu seperti apa perasaan Kieran saat melontarkan pertanyaan itu.
Tidak, jawab Julie, dengan segera meyakinkan Kieran walaupun peristiwa ini membuatnya terguncang. Kau tidak melukaiku. Kalaupun kau melukaiku, itu bukan dirimu.
Mata Kieran menyipit, tapi Julie tidak takut. Kemarahan Kieran ditujukan terhadap dirinya sendiri. Makhluk yang merasukinya juga membuat Kieran terguncang dan Julie tahu Kieran tidak akan berterima kasih padanya karena ia mengetahui hal itu. Ini salahku, bisik Kieran, tetap menatap Julie. Kenapa itu salahmu" tanya Julie lantang. Rasa takut dalam dirinya memudar saat amarah Kieran muncul.
Karena makhluk itu tidak seharusnya bisa merasuki pikiranku. Aku tidak seharusnya membiarkan kesempatan itu datang.
Lalu kenapa itu bisa terjadi"
Aku... mengendurkan penghalang batin yang biasanya selalu kusiagakan, Kieran mengaku sambil melipat lengan di depan dadanya yang bidang dan ber otot. Aku tenggelam dalam dirimu, dan membiarkan pertahananku melemah. Kieran mengangkat dagu, menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya dan menambahkan, dan karena tindakan itu, aku nyaris membahayakan hidupmu.
Tapi itu tidak terjadi. Aku selamat dan iblis itu telah pergi. Rasa takut masih bercokol dalam diri Julie saat memikirkan ikatan yang ia bagi dengan Kieran. Ketika ikatan itu tumbuh, apakah kekuatan iblis untuk menjangkaunya juga meningkat" Itu pertanyaan yang perlu ia pikirkan dengan sungguh-sung guh. Nanti. Saat ia sendirian dan yakin Kieran tidak mendengarkan pikirannya dengan mudah.
Kau tidak perlu takut padaku, kata Kieran tegas, dan Julie tahu betapa menyakitkan bagi Kieran untuk mengatakannya.
Jelas kau masih menyusup ke pikiranku sesuka mu. Kuharap kau berhenti melakukannya. Itu menakutkan.
Seulas senyum tipis tersungging di wajah Kieran. Aku akan mencoba mengingatnya.
Terima kasih. Dalam keheningan, Julie berta nya-tanya apakah setelah ia dan Kieran bercinta, iblis itu akan lebih mudah menemukannya saat ia bersama Kieran" Mungkin ia harus mencobanya lagi. Ia pernah berhasil melarikan diri dari kastil. Mungkin jika ia menjaga jarak dari Kieran, iblis itu tidak dapat menemukannya. Dan tentunya iblis itu tidak akan memanfaatkannya untuk menemukan Kieran.
Tidak, kata Kieran. Jangan terpikir untuk melarikan diri lagi. Kau tidak akan berhasil untuk kedua kalinya.
Kau menyusup ke pikiranku lagi.
Aku harus melakukannya, jawab Kieran. Kau wanita keras kepala. Untuk mengetahui rencana-ren canamu, aku harus mengetahui pikiranmu.
Baiklah! bentak Julie. Kau tahu apa yang sedang kupikirkan. Kalau begitu, katakan jika aku keliru. Kita sekarang begitu dekat, Kieran, iblis itu akan lebih mudah menemukanku saat aku bersamamu. Jika aku pergi
Aku akan menghabiskan waktu untuk mencarimu daripada memburu iblis itu. Akan lebih banyak orang tak berdosa yang mati
Udara seolah meninggalkan paru-paru Julie. Begitulah yang ia rasakan. Hampa.
Jika kita bersama, kita mudah ditemukan. Apa alasan makhluk itu mencariku jika aku tidak bersamamu"
Untuk membawaku kepadamu, woman! kata Kieran, kembali membentak. Iblis itu tidak akan memasuki pikiranku lagi, aku dapat memblokirnya dari pikiranku. Namun jika kau sendirian di luar sana, Julie, kau tidak akan aman. Kau harus percaya padaku. Walaupun saat ini kau takut padaku kau hanya aman bersamaku.
Aku tidak takut padamu Kieran. Saat alis Kieran terangkat tanda ragu, Julie melanjutkan, Ya baiklah, aku masih sedikit terkejut, tapi apa yang terjadi beberapa saat lalu" Itu bukan dirimu. Kau tidak akan melukaiku. Aku tahu itu.
Kieran menggeleng perlahan. Kau membelaku" Setelah. . . kata Kieran sambil melambaikan tangan ke arah tempat tidur.
Julie berusaha tersenyum dan sadar bahwa senyum itu tidak terlalu dipaksakan. Aku membelamu. Dan jika aku bisa, maka tidak ada alasan bagimu untuk menghukum dirimu sendiri.
Kieran menghela napas perlahan dan dengan hati-hati mendekati Julie. Tangannya memegang bahu Julie sambil menatapnya lekat-lekat untuk menemukan rasa takut yang sudah Julie kubur dalam-dalam.
Aku tidak mengira iblis itu dapat terhubung padaku, Kieran mengaku. Aku sadar sekarang. Itu tidak akan terjadi lagi.
Julie mengangguk menerima pernyataan itu begitu saja. Untuk saat ini.
Peristiwa semacam ini belum pernah terjadi padamu"
Tidak pernah, jawab Kieran tegas, rasa jijik tergambar jelas di wajahnya. Kieran menuntun Julie kembali ke tempat tidur, mendudukkannya, lalu Kieran duduk di sampingnya. Seperti yang sudah kukata kan padamu, masing-masing iblis berbeda. Begitu juga setiap Penjaga.
Jelaskan lagi, kata Julie saat warna-warni caha ya bermain-main di wajah Kieran seiring perubahan raut muka pria itu.
Kieran menghela napas, mendongak, dan memandang kegelapan malam melalui kaca pintu Prancis itu. Saat Kieran kembali berbicara, suaranya lembut, nyaris menghipnotis.
Dimensi para iblis dipenuhi makhluk-makhluk yang begitu bersemangat untuk menyeberang ke dimensi ini, tempat mangsa mudah didapatkan.
Mangsa. Julie menelan ludah. Itu berarti kami. Manusia.
Ya. Tiap iblis berbeda seperti juga setiap manusia berbeda satu sama lain. Beberapa memiliki kemam puan yang tidak dimiliki iblis lain. Beberapa sangat jahat, beberapa yang lain... tidak.
Iblis yang tidak jahat. Menarik. Julie mengangguk. Lanjutkan.
Seperti iblis yang selalu ada, Penjaga juga terus ada, lanjut Kieran. Kami abadi kecuali bila kami memilih untuk berhenti bertarung.
Apakah itu sering terjadi" Tidak, kata Kieran sambil menggeleng pelan. Namun setelah ribuan tahun, bahkan mereka yang Abadi akan kelelahan menghadapi pertarungan yang tak pernah berakhir.
Julie khawatir Kieran akan menghalangi gambar an-gambaran peristiwa itu dalam benak Julie bila pria itu mulai memasuki pikiran Julie lagi.
Yang tertua di antara kami adalah mantan pejuang Romawi kuno.
Wow. Membayangkan prajurit Roma di tengah zaman modern ini cukup mampu mengguncang imajinasi Julie.
Sekelebat senyum menghiasi wajah Kieran. Ada ribuan yang seperti kami, masing-masing dengan kemampuan berbeda. Kami diberi tugas untuk melindungi suatu wilayah dan jarang meninggalkan wilayah itu.
Siapa yang memberi tugas"


Hidup Abadi Eternally Karya Maureen Child di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kieran tertawa pendek dan bertanya, Kau ini wartawan, ya"
Tenang, Kieran. Ini bukan untuk koran. Ini hanya untukku.
Aku tahu itu. Sungguh. Kieran menyentuh tangan Julie, namun buru-buru menarik tangannya lagi karena khawatir Julie akan menarik tangannya sendiri sebelum Kieran sempat melakukannya. Namanya Michael.
Mike" kata Julie sambil menatap Kieran. Ketua para Penjaga bernama Mike" Nama itu... membosankan.
Akan kupastikan sebutan itu sampai padanya. Siapa dia"
Aku tidak yakin ada yang mengetahui identitas nya, jawab Kieran menerawang. Dia hadir saat kema tian datang dan menawarkan pilihan yang pernah kuceritakan padamu. Kieran melihat sekeliling ruangan, lalu kembali menatap Julie. Begitu kau memilih, kau akan dilatih, dan diberi kekayaan tak terbatas
Sangat berguna, kata Julie, mulai memahami asal mula kastil megah ini.
dan kau diberi tugas. Caranya" Surat" Telegram" Telepon" Kadang-kadang, jawab Kieran sambil tersenyum karena menangkap nada ragu dalam pertanyaan Julie. Dan kadang-kadang, tidak lebih daripada pesan melalui telepati, memperingatkan kami bahwa iblis telah memasuki wilayah kami.
Apakah kau pernah berharap memilih sebaliknya" tanya Julie sambil mengusap punggung tangan Kieran dengan jemarinya.
Kieran menghela napas dan menarik tangannya. Tidak.
Kenapa, Kieran" Saat tiba giliranmu untuk memilih, kenapa kau tidak memilih untuk pergi ke Surga atau tempat apa pun itu" Kenapa kau memilih untuk bertarung selamanya"
Karena itulah yang kuketahui. Kieran mengangkat bahu. Yang kulakukan.
Kenapa kesatria Inggris itu membunuhmu" tanya Julie perlahan. Ia pikir ini saat yang tepat untuk mengajukan pertanyaan mengenai peristiwa yang terus mengganggunya sejak pertama kali melihat masa lalu Kieran.. Kieran telah memintanya untuk tidak bertanya lagi mengenai hal itu. Namun Julie tahu, rasa bersalah yang dirasakan Kieran saat ini mungkin akan mendorongnya untuk bercerita. Saat aku melihat kenanganmu, aku tahu makhluk itu ada di sana khusus untuk membunuhmu" Kenapa"
Bibir Kieran terkatup rapat dan menyiratkan kesedihan, lalu menghirup napas dalam-dalam. Dia kekasih istriku, jawab Kieran, seakan kata-kata itu menimbulkan rasa pahit di mulutnya. Istriku menginginkan kematianku agar dia bisa menikahi kekasihnya. Menguntungkan posisinya di persidangan.
Itulah rahasia di balik luka lama yang tergambar di mata Kieran. Pengkhianatan. Dan Julie tahu benar rasanya. Namun bagi Kieran, pria pada masanya, luka itu pasti lebih menyakitkan.
Jalang. Kieran tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Ya, dia perempuan jalang. Dan sungguh memalukan karena aku baru mengetahui kenyataan itu setelah mati. Dan kau selalu menyendiri sejak peristiwa itu. Kieran memalingkan wajah untuk menatap Julie Sampai aku bertemu denganmu.
Bagaimana mungkin seorang pria terlihat sangat kuat sekaligus ketakutan pada saat bersamaan" Dan kenapa kombinasi ini sangat memengaruhi Julie" Julie merasakan kekuatan Kieran dan satu lagi sifat yang cukup mencengangkan bagi Julie, kerendahan hati Kieran. Kekuatan dan kepercayaan diri, serta keangkuhan telah membentuk sosok Kieran, sehingga cukup mencengangkan bagi Julie melihat pria ini begitu rendah hati.
Dan kau yakin akulah Pasangan Takdir-mu. Aku mengetahuinya, jawab Kieran pelan. Seperti kau juga mengetahuinya.
Selimut yang menutupi tubuh Julie meluncur turun dari bahunya dan lengan Kieran menyentuh bahu Julie. Mereka seperti tersengat listrik, hangat dan kuat, dan meski Julie ingin menyangkal kebenaran itu, ia tidak sanggup.
Mereka baru saling mengenal beberapa hari, tapi pria itu sudah menjadi bagian dari dirinya melebihi orang lain yang ia kenal sebelumnya. Apa maksud semua ini" Untuk masa depannya" Untuk hidupnya" Jika Julie memang Pasangan Takdir-nya, apakah ia harus meninggalkan segala hal penting dalam hidupnya" Pekerjaannya" Rumahnya" Kegembiraan sederhana saat berjalan-jalan di pusat perbelanjaan tanpa diburu iblis gila"
Namun tatapan Kieran terpaku pada Julie, menuntut Julie untuk mengakui ikatan di antara mereka dan ia tidak bisa diam saja.
Ya, kata Julie pada akhirnya. Aku tahu itu. Yang belum kuketahui hanyalah arti semua ini. Untukku. Untukmu.
Kieran mengangguk, gembira karena paling tidak Julie menerima kenyataan itu. Sekarang karena kita telah terhubung, aku akan mendapatkan kekuatan untuk menangkap iblis itu.
Itulah kenapa kau membawaku ke tempat ini, kan" kata Julie. Bukan untuk melindungiku, tapi untuk memanfaatkanku demi memperoleh kekuatan yang kaubutuhkan.
Ya, jawab Kieran, kejujuran tersirat pada mata nya, tapi segera tertutup oleh kejujuran lain yang tidak dia sampaikan. Pada awal pertemuan kita, aku sudah tahu siapa dirimu dan aku menginginkan kekuatan yang bisa kauberikan padaku.
Dan keinginanku tidak penting.
Memang, jawab Kieran, itu tidak penting. Kie ran beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu Prancis sambil telanjang seolah dia tidak mampu duduk di samping Julie seraya mengaku bahwa dia telah memanfaatkannya. Setelah sampai dekat pintu, dia berbalik untuk menghadap Julie lagi. Yang paling penting melacak keberadaan iblis itu. Untuk memenuhi tugasku. Julie, aku sudah hidup ratusan tahun hanya dengan melakukan pekerjaan itu. Yang kupikirkan hanyalah melindungi mereka yang harus kulindungi.
Julie mengerti. Ia merasakan emosi Kieran melingkupi dirinya seperti jaring kusut rasa frustrasi dan harga diri serta... bukan cinta, tapi kebutuhan. Dan Julie harus tetap bertanya, Jadi di mana tempatku dalam tugasmu itu, Kieran" Bukankah aku salah satu yang seharusnya kaulindungi" Yang perlu kaubela" Memang, dan sudah kulakukan.
Tapi kau memanfaatkanku, tukas Julie, tensing
gung. Memang. Kieran mengangkat dagunya dan ya Tuhan, Kieran tampak mengagumkan. Cahaya bulan menyinari tubuhnya, menyiraminya dengan kilau keperakan yang tampak seperti aura. Kulitnya berkilau dalam warna tembaga di bawah pucatnya sinar bulan dan meski Julie masih takut, ia begitu menginginkan Kieran hingga seolah dapat merasakan kulit Kieran pada bibirnya.
Dan akan kulakukan lagi, tambah Kieran, bila tugasku menuntut demikian. Aku akan melakukan yang perlu kulakukan untuk menangkap iblis itu.
Menangkapnya" Kenapa tidak membunuhnya" Julie terkejut merasakan dorongan haus darahnya tiba-tiba muncul, lalu menutup mulutnya dan menunggu jawaban Kieran.
Iblis tidak mudah dibunuh. Mereka hampir mirip seperti kami yang Abadi. Satu-satunya cara untuk membunuh iblis hanyalah dengan menggunakan darah manusia yang tak berdosa . Dan karena membunuh manusia, meski demi membunuh iblis, tidak dibenarkan kami menangkap mereka. Kieran tampak tidak menyukai fakta itu, tapi itulah kebenaran. Penja ga mengejar mereka, melacak mereka, lalu mengemba likan makhluk-makhluk tersebut ke dimensi neraka mereka. Dan semakin lama iblis satu ini berkeliaran di kotamu untuk membantai manusia, dia semakin kuat.
Tapi sekarang kau juga lebih kuat. Ya. Dan aku akan menemukan iblis itu. Karena kita telah bercinta.
Kehampaan dalam cara Julie mengucapkan kalimat itu menyentuh hati Kieran sehingga pria itu segera mendekati Julie dan menariknya untuk berdiri. Selimut Julie meluncur ke lantai, tapi tak dihiraukan saat Kieran menatap tajam mata Julie.
Kieran merasakan pikiran Julie sangat kalut, pikiran-pikirannya campur aduk saat wanita itu berusaha memahami segala yang Kieran katakan. Kieran mengagumi Julie. Wanita ini benar-benar luar biasa, pikir Kieran. Kekuatan alami dan kelenturan pikiran Julie membuatnya memahami kebenaran kisah yang akan sulit dipahami orang lain.
Rasa bersalah masih membuat Kieran tercekat. Gumpalan penderitaan menyumbat kerongkongannya. Kieran telah mengendurkan penghalang batin agar bisa menikmati sentuhan pikiran Julie pada pikirannya. Untuk mengecap sensasi karena sungguhsungguh terhubung pada jiwa yang hidup.
Dan nyawa Julie nyaris melayang akibat keegois an Kieran.
Kieran tidak bisa membiarkan sisi kejam dirinya menodai hidup Julie. Keputusan sudah diambil, Kieran berhenti sejenak untuk berkonsentrasi pada kehalusan kulit Julie di bawah telapak tangannya. Kelembutan, kehalusan kulit wanita itu. Kieran menatap ke bawah, ke dada Julie, ke pinggang Julie yang ramping dan pinggulnya yang indah, lalu kembali ke mata hijau tajam yang berseru padanya, selalu.
Kita adalah Pasangan Takdir, itu kebenaran. Kieran memegang pipi Julie dan sentuhan itu begitu hangat, lembut, seolah ingin membayar peristiwa yang terjadi sebelumnya. Karena Kieran tahu ia telah membuat Julie takut, karena ia menyentuhnya dengan kasar dan itu tidak dapat ia tanggung. Perlakuan kasar itu membuat Kieran ingin mengulangi perkataannya dengan cara lebih baik.
Tapi ketahuilah. Saat perburuan ini berakhir, saat iblis itu kembali ke neraka, aku akan melepaskanmu.
Melepaskanku" ulang Julie. Maksudmu, kau akan membiarkanku pergi"
Seulas senyum sedih tersungging di bibir Kieran. Kau bukan wanita yang memerlukan izin orang lain. Maksudku, aku tidak akan memintamu tetap tinggal di sini. Kau bisa kembali pada kehidupanmu sebelum kita bertemu.
Julie berkedip, terkejut dan tidak tahu apa yang harus ia katakan. Lalu bagaimana mengenai Pasangan Takdir itu" Dapatkah kita berpisah"
Itu belum pernah terjadi, Kieran mengakui, tangannya memegang bahu telanjang Julie, sentuhan itu semakin lembut, semakin halus. Jemari Kieran membelai kulit Julie seraya memikirkan perkataannya Hanya beberapa Penjaga yang menemukan Pasangan Takdir mereka setelah bertahun-tahun, dan sepengeta huanku belum ada dari mereka yang berpisah. Lalu
Kita bisa hidup sendiri-sendiri, bisik Kieran, meski di dalam hati dan pikirannya ia tahu tak satu pun di antara mereka akan merasa utuh tanpa yang lain. Namun Kieran tidak akan mengikat Julie atas nama tradisi kuno yang tidak sesuai lagi pada zaman modern ini. Ini bukan kehidupan yang kaupilih, Julie Carpenter. Dan aku tidak akan memintamu melepaskan segala hal penting dalam hidupmu demi tugasku. Jadi, setelah ini berakhir, kita akan berpisah. Aku akan meninggalkan Los Angeles. Kau tidak akan berjumpa denganku lagi.
Julie goyah dan Kieran dapat membaca kebingungan di mata Julie. Kieran cukup senang karena tidak menemukan kegembiraan pada diri Julie mengetahui bahwa mereka tidak akan bertemu lagi.
Tinggallah bersamaku sampai semua ini berakhir. Biarkan aku melindungimu dan menggunakan energiku saat dibutuhkan, kata Kieran, dan saat semua itu berakhir, kau boleh pergi.
Aku akan tinggal, aku tidak akan melarikan diri lagi. Julie menatap mata Kieran, mengangkat dagunya untuk menunjukkan sedikit perlawanan. Namun jangan biarkan aku tidak tahu apa-apa, Kieran. Jangan sembunyikan apa pun dariku.
Sepakat, kata Kieran, lalu melepaskan Julie, secara simbolis dan fisik, menjauh darinya, sebelum ia tidak dapat mengendalikan gairah untuk kembali men cumbu wanita ini.
Bagus, kata Julie, berjalan mendekati Kieran, kedua lengannya terulur, dan matanya menyiratkan rasa lapar. Dan sekarang, Pasangan Takdir, aku meng inginkanmu.
Kau yakin" tanya Kieran, berperang melawan jerit kebutuhan dalam dirinya. Setelah. . .
Terutama setelah itu, kata Julie dan menekan tubuh Kieran dengan tubuhnya. Jemarinya menelusuri lekuk tubuh Kieran.
Kieran mendesah saat jemari Julie menari-nari di sepanjang lekuk tubuhnya, memanjakan, mengusap, mengarahkan Kieran untuk menyatukan tubuh mereka.
Woman, kata Kieran dengan giginya yang gemeletuk, kau membuatku tak berdaya.
Julie tersenyum lebar. Astaga, kuharap tidak. ?"Tiga Belas
HARI-HARI berikutnya berlalu cepat.
Ketegangan menyelimuti kastil dan udara terasa berat sehingga bernapas pun terasa menyakitkan. Kieran dan Nathan menghabiskan sebagian besar wak tu mereka di ruang olahraga, berlatih sangat keras Sehingga Julie dapat mendengar bunyi benturan pedang menggema di segenap penjuru kastil.
Julie berusaha tidak mengganggu latihan mereka dengan menghabiskan waktu di perpustakaan kastil. Karena tidak bisa menghubungi surat kabar tempatnya bekerja Kieran tidak mengizinkannya memberitahu siapa pun mengenai keberadaannya Julie mulai menulis untuk menyusun buku impiannya.
Namun tidak mudah bagi Julie untuk berkonsen trasi. Ia terus-menerus memikirkan pertempuran tak terhindarkan yang akan segera mereka hadapi. Iblis itu masih berkeliaran di luar sana.
Julie tidak dapat merasakannya, tapi ia tahu makhluk itu ada di luar sana. Saat Kieran sedang tidak berlatih, dia akan pergi untuk melacak jejak iblis. Setiap kali Kieran kembali dari perburuan yang gagal itu, Julie merasakan kekecewaan pria itu memenuhi ruangan. Kekecewaan itu begitu kentara di kastil ini.
Ikatan di antara mereka tumbuh dan menguat beberapa hari belakangan. Saat tengah malam ketika Kieran mendatangi kamar Julie, percintaan mereka begitu agresif, tapi lembut. Kieran seolah ingin memusnahkan ingatan Julie pada malam ketika iblis itu merasuki pikirannya.
Julie bisa saja memberitahu Kieran bahwa tindakan itu tidak perlu. Namun pria itu tidak akan memercayainya.
Julie duduk dengan kaki terlipat di kursi berlapis kulit merah anggur. Ia meletakkan buku yang belum ia baca di pangkuan dan menatap ke luar jendela untuk memandang taman yang terawat rapi. Bahkan pada buIan Januari, beberapa semak berbunga, rumput terawat dan terpotong rapi seperti lapangan golf papan atas.
Segala tentang tempat ini sangat ajaib seperti dongeng.
Bahkan pangeran kegelapan yang menyebut tempat ini sebagai rumah juga ajaib.
Apa yang sedang kaupikirkan"
Julie menoleh, menyunggingkan senyum yang di paksakan saat Kieran memasuki ruangan. Maksudmu kau tidak mengintip pikiranku"
Kieran mengangguk, lalu berjalan menuju meja bar di sisi lain ruangan dan mengambil botol kristal berisi cairan kecokelatan. Kieran menuangkan brendi itu ke dalam gelas, meletakkan botol kristal, dan menyesap minuman tersebut. Kuakui, aku membaca pikiranmu. Pangeran kegelapan"
Julie tertawa pendek. Pria ini sulit berubah. Julie sudah lupa seperti apa rasanya memiliki pikiran hanya untuk dirinya sendiri.
Aku bisa mengajarimu membangun penghalang untuk menjaga privasimu. tawar Kieran sambil berjalan ke seberang ruangan dan duduk di samping meja koktail di depan Julie.
Julie menatap Kieran dan menangkap kesedihan sekilas terpancar di mata pria itu sebelum sempat disembunyikannya. Tidak perlu, jawab Julie pelan. Tidak ada gunanya, kan" Saat iblis itu sudah ditangkap, kau akan pergi.
Kieran akan pergi. Julie akan mengendarai mobilnya ke puncak bukit, memandang kastil dan tahu bahwa Kieran tidak akan kembali. Bagaimana ia bisa menjalani hidup dengan kesadaran ia tidak akan bertemu Kieran lagi" Bagaimana ia bisa bertahan hidup tanpa sentuhan pikiran pria itu pada pikirannya" Tanpa sentuhan tangan Kieran pada tubuhhya" Tanpa kehadiran Kieran di sisinya"
Gagasan tentang kembali pada kehidupannya dan menyendiri jadi tidak menarik dibanding ketika semua peristiwa ini bermula. Hanya dalam hitungan hari, Kieran bukan hanya menjadi bagian dari hidupnya, tapi dia menjadi inti kehidupan Julie. Tanpa Kieran, tahun-tahun yang ia jelang tampak suram.
Seharusnya saat ini aku sudah menangkapnya. Tangan Kieran menggenggam gelas kristalnya kuatkuat dan Julie heran gelas itu tidak hancur dalam genggaman Kieran. Kieran menelan minumannya perlahan. Iblis itu membunuh seorang wanita lagi tadi malam.
Aku tahu. Julie mencoba tidak menyaksikan tayangan berita, tapi dengan Kieran di dekatnya, ia memang tidak perlu melakukannya. Julie dapat merasakan gelombang amarah meluap dari diri pria itu hingga membuat Julie menderita seperti Kieran.
Aku menemukan jejak iblis itu, lanjut Kieran sambil bangkit berdiri dan melangkah cepat ke sisi lain ruangan. Aku mengikutinya ke perbukitan, lalu kembali ke kota. Dari lorong ke lorong, aku hanya tertinggal satu-dua langkah di belakang makhluk itu. Jejak energi iblis itu sangat jelas, tapi kekuatannya ber kembang cukup pesat sehingga ia dapat berbaur dalam keramaian kota. Seperti di Whitechapel, dia berha sil mengelabuiku dan terus melakukan pembunuhan. Kau akan menemukannya.
Kieran berhenti mendadak dan menatap tajam pada Julie. Tapi tidak cukup cepat.
Julie meluruskan kakinya, berdiri dan berjalan ke arah Kieran. Aku belum merasakannya lagi.
Memang. Dia tidak akan melakukan kebodohan itu lagi. Dia tidak akan mengambil risiko dengan terhu bung padamu karena tahu aku akan menyadari hal itu, dan menggunakan sulur-sulur ikatan kita untuk mene mukannya.
Well, kata Julie sambil melingkarkan lengannya di pinggang Kieran dan membenamkan wajah di dada pria itu, itu membuatku merasa lebih baik sekaligus lebih buruk.
Kieran melingkarkan satu lengannya ke bahu Julie dan menumpukan dagunya di kepala Julie. Julie menghela napas, menikmati sentuhan itu. Entah bagai mana Kieran telah menjadi pegangan hidupnya. Satusatunya yang tak berubah di dunia yang terus-mene rus berubah dengan bahaya mengintai di setiap sudut dan segala sesuatunya ternyata tidak seperti yang Julie bayangkan.
Setelah beberapa saat, Kieran berkata pelan, Aku punya janji yang harus kutepati sore ini. Dan aku ingin kau ikut bersamaku agar aku yakin kau aman.
Julie mendongak. Meninggalkan kastil" Benarbenar keluar dari gerbang dan pergi ke kota" Tentu aku mau.
Kieran tersenyum sedih. Tinggal di kastil ini membebanimu.
Penjara megah tetaplah penjara, Kieran. Kau bukan tahanan.
Julie menarik napas dalam-dalam. Aku tahu. Ha nya saja... Aku tidak terbiasa memberi jawaban pada orang lain. Aku terbiasa dengan kemandirianku dan bila hal itu terlucut dariku, itu sesuatu yang... menyebalkan.
Satu sudut bibir Kieran terangkat. Kau menang gungnya dengan sangat baik.
Tidak. Namun Julie terkekeh dan berpikir beta pa aneh ia bisa menemukan kenyamanan pada diri pria yang beberapa waktu lalu mengacaukan hidupnya.
Aku peringatkan, kata Kieran sambil mengang kat dagu Julie agar wanita itu bisa menatapnya, dengan kita berada bersama di luar sana, iblis itu akan tergoda untuk mengakhirinya.
Maksudmu untuk membunuhku.
Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Kieran semakin erat mendekap Julie seolah ia dapat melindungi Julie hanya karena ia menginginkannya. Kau aman bersamaku, Julie.
Aku mengandalkanmu, kata Julie dengan suara yang terdengar lebih berani daripada yang ia rasakan.
Apa kau tetap akan pergi" suara Nathan menyeruak dari pintu yang terbuka dan Julie melangkah mundur untuk menatap pria yang sedang memandang mereka berdua.
Aku sudah berjanji, jawab Kieran singkat. Aku bisa menggantikanmu.
Tidak perlu. Kieran meletakkan gelas brendinya di meja terdekat dan berkata, Aku akan pergi. Dan Julie pergi bersamaku.
Auggota Navy SEAL itu jelas tampak tersinggung ketika bertanya, Kau tidak percaya padaku lagi untuk mengawasinya"
Aku sudah meminta maaf, kata Julie untuk kesekian kalinya dalam beberapa hari terakhir. Namun seperti yang sudah-sudah, Nathan tidak mau mendengarkan permintaan maafnya. Pria itu justru berusaha melupakan fakta bahwa Julie berhasil melarikan diri dari pengawasannya.
Itu tidak perlu ditanyakan, kata Kieran. Baiklah. Nathan menggeleng lalu berkacak pinggang dan menyipitkan matanya. Namun dengarkan aku, wanita ini Iihai.
Aku akan mengingatnya. *** Pertemuan yang tidak ingin Kieran batalkan karena dia sudah berjanji.
Julie benar-benar tidak tahu apa yang ia nantikan. Pertemuan dengan pengacaranya"
Pertarungan menggunakan pedang"
Pertemuan dengan manusia abadi lainnya untuk membicarakan rencana pertempuran"
Julie tidak pernah menyangka akan melihat hal ini. Tatapannya terpaku pada Kieran yang duduk di hadapan sejumlah penonton berusia sekitar tiga tahun yang tampak antusias. Semua mendengarkan dengan mata menyorotkan kekaguman saat Kieran menceritakan kisah Kesatria dan Putri Raja. Sesaat setelah mereka tiba di taman bermain Camelot, sekolah khusus untuk anak pengidap penyakit kronis, Kieran direbut dari Julie dan dihibur oleh anak-anak itu. Anak-anak tersebut terlihat sangat mengagumi Kieran dan dengan menatap mata pucat dan air muka Kieran yang ceria, Julie tahu bahwa kekaguman serupa juga dirasakan Kieran.
Di tempat ini, Kieran seorang pahlawan. Dia menyumbangkan fasilitas ini agar anak-anak sakit memiliki tempat yang aman untuk belajar dan bermain. Agar mereka tidak diolok-olok oleh anak-anak yang sehat karena harus memakai kruk, atau kursi roda, atau tabung oksigen.
Air mata membuat mata Julie pedih melihat bocah laki-laki berambut pirang di barisan belakang dengan hati-hati menyentuh pedang Kieran saat pria itu menjulurkan pedang padanya. Kekaguman memesona di mata bocah itu bahkan cukup untuk membuat hati sekeras batu menitikkan air mata. Jelas di tempat ini Kieran bukan orang asing. Anak-anak mengenalnya, para orangtua tidak berhenti berterima kasih, dan para staf berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi permintaannya.
Aku akan berada di sini selama beberapa saat, kata Kieran, suaranya berbisik di pikiran Julie. Aku sudah meminta seseorang untuk mengantarmu berkeliling sebelum acara peresmian.
Julie tersenyum. Ia akan merindukan percakapan rahasia semacam ini. Di tengah percakapan dan kegaduhan di sekitarnya, Julie menjawab Kieran dalam hening. Jangan mengkhawatirkanku. Nikmati saja kegiatanmu.
Kieran menyunggingkan senyum yang nyaris membuat Julie terjungkal oleh kekuatan di balik senyum itu, lalu Kieran menambahkan, Kau aman di sini.
Aku tahu. Julie merasakan ketegangan dalam dirinya luruh. Di tempat ini tidak ada bahaya. Di tempat ini hanya ada anak-anak untuk dihibur dan orang-orang penting untuk dilayani.
Hari ini di Camelot nama yang Julie yakin diusulkan oleh Kieran orang-orang berkumpul untuk menghadiri peresmian salah satu bagian bangunan rumah sakit itu. Paling tidak seratus orang lebih berkerumun di sini, mencicipi hidangan mewah dan menenggak sampanye mahal.
Orangtua anak-anak yang sakit berbaur dengan para dokter dan sejumlah konglomerat serta tokoh berpengaruh di LA. Satu-satunya yang tidak hadir ada lah wartawan dan Julie harus tersenyum. Itu perminta an khusus dari Kieran, dan mereka yang berwenang di tempat itu dengan senang hati mengabulkannya Tak seorang pun ingin berdebat dengan pria yang secara pribadi memberikan jaminan bahwa fasilitas ini tak akan menghadapi masalah dana.
Dia melakukan hal yang luar biasa di sini, Grace Johnson, wanita pengelola Camelot berkata sem bari membimbing Julie untuk menjauhi kerumunan dan berjalan menuju lorong bangunan baru di rumah sakit itu dan memberikan tur khusus bagi Julie. Anakanak bahagia dan orangtua mereka tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Itu luar biasa, kata Julie, bangga pada perbuatan Kieran. Kesatria kegelapan penyendiri terasing dari dunia, menjalani hidup dengan kesendirian ekstrem yang bisa membuat kebanyakan orang menjadi gila, ternyata cukup peduli untuk meringankan penderitaan anak-anak sakit.
Bukankah tidak mengherankan jika ia jatuh cinta pada pria itu"
Julie terkejut dan tercengang. Tentu saja ia mencintai pria itu. Ia telah berusaha meyakinkan diri bahwa perasaannya pada Kieran hanya sekadar nafsu belaka. Bahwa mereka hanya terlibat hubungan mene gangkan, berbahaya... dengan situasi penuh gairah sejak awal perjumpaan mereka.
Namun ternyata lebih dari itu.
Lihatlah apa yang telah dilakukan Kieran. Bangu nan ini, lengkap dengan menara-menara kerucut dan panji-panji berkibar di ujung menara, terletak di puncak tebing menghadap lautan tidak jauh dari dermaga Santa Monica tempat ia dan Kieran bercinta pertama kali.
Pemandangan matahari terbenam di cakrawala sungguh menakjubkan. Warna lembayung dan oranye gelap berbaur di langit senja, mewarnai air laut di bawahnya dengan warna berkilau yang nyaris membuta kan karena terlalu intens. Pemandangan ini begitu menakjubkan dan Julie paham mengapa anak-anak itu begitu gembira berada di sini. Tempat ini adalah dunia yang terpisah dari kenyataan hidup mereka. Di tempat ini, tersedia ruang untuk berimajinasi dan berkhayal.
Bangunan ini dibangun dengan sangat indah dan bahkan suasana di bagian sayap baru rumah sakit itu sangat bersahabat dan ramah. Dindingnya bercat biru lembut dan didekor dengan lukisan karya anakanak. Tempat tidur anak lelaki berbentuk mobil balap dan berbentuk sepatu kaca untuk anak perempuan. Mainan dan kursi bertebaran, bahkan tiang infus dicat sedemikian rupa hingga menyerupai permen berbentuk tongkat bergaris-garis. Setiap detail kecil begitu sempurna, dirancang untuk menghapus kengerian karena mengidap penyakit.
Fasilitas ini dirancang agar anak-anak bisa mem pertahankan sikap menghargai diri sendiri di tengah keterbatasan mereka.
Saya tidak dapat menggambarkan betapa gembiranya anak-anak bila Mr. MacIntyre berkunjung, kata Grace sambil berjalan dengan sikap bangga di lorong rumah sakit yang panjang dan terang itu. Apakah dia sering datang"
Sebulan sekali, selalu. Setiap kali pria itu berjan ji, dia tidak pernah mengingkarinya. Dan dia menghipnotis anak-anak dengan cerita mengenai kesatria berbaju besi. Grace berhenti bicara, menatap Julie dan menggeleng kagum. Aku bersumpah, pria itu bercerita dengan sangat detail, seolah dia benar-benar mengalaminya.
Julie tersenyum sendiri. Dia memang pria yang tidak biasa.
Itu sebutan yang sangat sesuai untuknya. Grace melihat arlojinya dan berkata, Saya minta diri dulu, saya perlu kembali ke dalam dan memastikan Mr. MacIntyre mendapatkan semua yang dia butuhkan. Upacara peresmian baru akan mulai satu jam lagi, jadi tidak perlu terburu-buru. Silakan buat diri Anda nyaman, silakan berkeliling sesuka Anda. Teman Mr. Mac selalu diterima di sini.
Terima kasih, Julie berkeliling ke beberapa ruangan terakhir tanpa terburu-buru kembali ke ruang utama.
Seorang diri Julie menyusuri lorong, mengintip ruangan-ruangan tertutup dan menemukan pintu menuju halaman belakang berpagar yang dilengkapi taman bermain, bak pasir, sepeda roda tiga dan... miniatur kastil dengan detail sempurna yang memiliki lintasan kursi roda dan bahkan jembatan gantungnya yang khas.
Julie tertawa lepas melihat keajaiban tersebut dan berjalan ke kastil mainan itu untuk mengintip ke dalam. Hatinya terasa hangat dan ia mengingat-ingat informasi baru mengenai pria yang ia kasihi dan mencoba membayangkan bagaimana ia bisa hidup tanpa Kieran.
Kieran telah berjanji untuk melepaskan Julie dan seperti kata Grace, Kieran selalu memegang katakatanya. Jadi entah Julie mencintainya atau tidak, Kieran tetap akan pergi dari kehidupan Julie begitu saja, sama seperti saat pria itu memasuki kehidupannya. lblis itu di sini
Sebuah suara berbisik dalam benak Julie. Kieran"
Lari. Ambil jalan belakang. Turuni tangga menuju pantai. Aku akan menemuimu di sana. Pergi sekarang juga.
Oh Tuhan. Rasa takut menusuk tubuh Julie, meluap ke kerongkongannya, dan hampir melumpuhkannya. Anak-anak itu. Orangtua mereka. Tidak. Jangan pikirkan mereka, Julie memberi perintah pada diri sendiri sambil berlari menuju gerbang terkunci yang mengarah ke tangga menuju pantai. Kieran akan melindungi mereka yang tak bersalah. Seperti dia akan melindungi Julie.
Julie membuka pengait gerbang, bergegas melewatinya dan membanting gerbang di belakangnya. Angin menerpa, mengembuskan rambutnya hingga menutupi mata dan Julie menyibakkannya agar bisa melihat jelas. Gelombang air laut terpecah di pantai dalam bunyi detak jantung dengan ritme tertentu dan Julie mengikuti bunyi deburan ombak itu sembari menuruni tangga curam dan sempit.
Sepatu bot kulit hitamnya menginjak anak tangga dengan dentuman yang bergetar sampai ke punggungnya. Jemarinya mencengkeram pagar besi yang dingin itu erat-erat. Kalaupun berhasil melarikan diri dan iblis itu, tapi bila lehernya patah gara-gara berlari tanpa kendali, itu tidak akan memberinya manfaat apa pun.
Julie mendongak ke tangga atas saat mencapai belokan tajam dan kekhawatiran menyergap saat ia tak melihat Kieran di belakangnya. Apakah dia sedang bertarung dengan iblis" Apakah pertarungan itu berlangsung di hadapan anak-anak" Apakah Kieran dalam bahaya"
Cepat, Julie! Lega karena mendengar perintah singkat itu dalam pikirannya, Julie mempercepat langkah, mencapai dasar tangga dan memijak pasir, merasakan pasir itu bergerak di bawah kakinya. Matahari telah terbenam dan senja berbaur dengan kegelapan. Bintang pertama bersinar di langit hitam bersih disertai angin dan ombak yang menerpa Julie, seakan memperingatkannya untuk kembali ke dalam.
Untuk kembali. Kau sudah tiba. Julie berbalik untuk menatap pria yang berbicara padanya.
Bukan Kieran. Jenggot pria ini tercukur rapi dan dia memiliki mata sehitam langit malam. Saat dia tersenyum, Julie bergidik.
Selagi pria itu memandanginya, Julie mendengar lagi, Lari, Julie. Sekarang.
Itu kau. Oh ya, kata iblis itu santai sambil mengusapusap dagunya. Dan izinkan kukatakan bahwa kau lebih mudah digapai daripada yang kuperkirakan.
Bagus, kata Julie, memandang ke sekelilingnya, mencari sesuatu. Namun tidak ada orang lain di pantai itu. Di sekitar pantai itu kosong seakan semua orang telah merasakan kehadiran kekuatan jahat itu dan memilih menghindar.
Semua orang, kecuali Julie, tentu saja. Apa maumu" tanya Julie seraya melangkah mundur dengan perlahan di atas pasir yang terasa menjebak seperti lumpur.
Menurutku yang ingin kulakukan padamu sudah jelas. Iblis dalam tubuh manusia itu mendekat, menyunggingkan senyum yang memperingatkan Julie bahwa penderitaan akan segera datang. Aku menginginkanmu, lalu Penjaga itu.
Julie mengirimkan pesan batin kepada Kieran, berharap dia akan mendengarnya. Di pantai, Kieran. Iblis itu.
Terima kasih, kata iblis itu. Kau baik sekali. Aku tidak melakukan telepati itu untukmu! bentak Julie dan ingin tahu apa yang dipikirkan manusia yang memberikan hidup dan tubuhnya kepada iblis. Kieran akan mengirimmu kembali ke neraka asalmu.
Senyum iblis itu lenyap, mata gelapnya menyipit, dan mendadak dia melangkah maju dengan cepat. Dia tidak akan mampu. Semakin lama aku bebas, aku semakin kuat.
Aku datang. Kelegaan luar biasa membanjiri Julie dan berakhir saat ia merasakan kegembiraan iblis di hadapan nya.
Mungkin ia bisa mengalihkan pikiran iblis itu. Membuat makhluk itu lengah sampai Kieran datang. Jika kau memang sangat kuat, kenapa kau bersembunyi darinya"
Bukan bersembunyi, iblis itu berusaha meyakinkan Julie dengan helaan napas senang, tapi berse nang-senang.
Oh Tuhan. Begitu banyak wanita cantik di sini, iblis itu menerawang dan menarik napas dalam dan tajam. Menyenangkan bisa kembali berada di antara kalian. Kalian telah mencapai banyak kemajuan dalam beberapa ratus tahun terakhir, tapi untungnya masih ada di antara kalian yang rela menyerahkan tubuh padaku.
Bagaimana kau bisa mendapatkan pria ini" tanya Julie, menyapukan pandangan dari atas ke bawah pada tubuh pria berpenampilan wajar yang sekarang didiami iblis kejam.
Yang ini" Iblis itu tersenyum. Yang satu ini sangat antusias menerimaku. Bob Robinson memiliki potensi untuk berbuat jahat. Dia hanya belum terarah. Sampai aku Iblis itu membungkuk mengisyaratkan penghinaan pada Julie datang. Sejak saat itu, hubungan kami berdua berjalan baik.
Iblis bernama Bob. Julie tidak tahu mengapa kenyataan itu membuatnya geli. Mungkin ini hanya histeria. Dan siapa yang bisa menyalahkannya"
Kenapa" tanya Julie, terus mengejar, membuat iblis itu terus berbicara hingga Kieran tiba. Kenapa kau membunuh wanita-wanita itu" Alicia" Kenapa kau melukai Kate"
Ah teman-teman kecilmu itu, kata iblis itu, sudut bibirnya terangkat seolah sedang mengenang peristiwa itu. Aku tidak keberatan bercakap-cakap denganmu. Selalu menyenangkan berbagi perbuatan membanggakan pada pendengar yang sangat tertarik
Bagus. Julie menelan ludah dan berusaha mela wan gelombang rasa mual di perutnya.
Lagi pula, kita tidak perlu terburu-buru. Aku bersedia menunggu sampai sang Penjaga tiba sebelum membunuhmu.
Terima kasih, gumam Julie seraya mengirimkan pesan batin Kieran!
Temanmu itu nikmat sekali, iblis itu menggeram, menjilat bibirnya seolah sedang mengenang kelezatan makanan. Dia merintih dan memohon agar tetap hidup. Musik.
Amarah berperang dengan rasa takut dalam tubuh Julie dan ia mendelik pada iblis itu.
Ah! Iblis itu tersenyum senang melihat reaksi Julie. Andai dia memiliki sikap mudah marah sepertimu. Itu pasti akan lebih menyenangkan. Dan untuk temanmu yang satu lagi... Iblis itu terdiam dan menge rutkan kening, berpikir. Sebenarnya aku memerlukan lebih banyak waktu bersamanya. Namun begitu aku memusnahkan Penjaga-mu dan juga kau, sayang ku mungkin aku akan mengunjunginya dan memberinya perhatian penuh.
Menjauhlah dari Kate, kata Julie mengancam. Makhluk itu tertawa. Kau benar-benar menyenangkan. Begitu berani dan bersemangat. Tidak mengherankan Penjaga itu terpikat padamu.
Julie mundur dengan langkah goyah karena tumit sepatu botnya menginjak batu. Brengsek kau, Kieran akan mencabik-cabikmu.
Brilian teriak makhluk itu tertawa melengking hingga memekakkan telinga. Kau sangat menghiburku.
Julie! teriakan Kieran begitu lantang hingga
mengalahkan bunyi debur ombak dan gemuruh angin.
Julie berbalik, menatap ke atas dan melihat Kieran berdiri di atas tebing sedang memandang ke bawah. Julie tidak perlu melihat mata Kieran untuk mengetahui kemarahan yang meluap dari dirinya seperti gelombang-gelombang tebal di udara.
Julie melirik iblis itu, dan berkata, Kau akan dibibur dengan cara yang sama sekali berbeda, makhluk sialan.
Iblis itu tidak memedulikan Julie karena orang yang dinantinya telah tiba, dia tiba-tiba bergerak, melingkarkan satu lengannya di leher Julie dan menyentak Julie ke belakang.
Penjaga! teriak iblis itu. Kemarilah dan bermain denganku, dan mungkin kekasihmu ini akan tetap hidup untuk malam ini!
Julie mencakar lengan iblis itu, menancapkan kuku-kukunya pada kulit makhluk itu, menarik dan menyentaknya sekuat tenaga, tapi ia seperti sedang berjuang memindahkan gunung. Kekuatan iblis itu sangat hebat dan untuk kali pertama, Julie mulai mencemaskan keselamatan Kieran.
Ya, Kieran memang kuat. Sigap. Dan terlatih. Serta abadi.
Namun dia bisa terluka. Dia bisa terluka parah. Kieran pernah bercerita pada Julie mengenai para Pen jaga yang terluka parah karena melindungi manusia tak berdosa.
Saat cengkeraman iblis pada leher Julie semakin erat bagai lilitan piton kelaparan, kepanikan menyerang Julie. Iblis itu akan membunuhnya, tapi ia belum sempat mengatakan pada Kieran betapa ia mencintainya.
Dalam tiap detik yang berlalu, Julie merasakan kesedihan karena mengetahui bahwa apa pun yang terjadi saat ini, kebersamaan mereka akan segera berakhir. Bila ia mati, Kieran tidak akan pernah tahu betapa ia mencintainya. Dan bila Julie hidup, ia tetap akan kehilangan Kieran karena harga diri pria itu.
Kieran, jangan! Julie berteriak memperingatkan, tahu bahwa tindakan itu sia-sia. Ia tahu Kieran tidak akan memedulikan peringatan itu.
Tahu bahwa Kieran tidak akan meninggalkannya. Pria itu tidak akan berpaling dari pertarungan, tujuan dia dilatih. Dia tidak akan berpaling dari tugasnya. Atau dari Julie.
Dan dalam sekejap mata, Julie membuktikan pemikirannya benar.
Kieran terjun dari pinggir terbing. Ujung mantel nya berkibar di kanan-kiri tubuhnya hingga tampak seperti sayap saat pria itu terbang di udara, pedang terhunus tinggi dan mata pucatnya berkilat karena nafsu membunuh.
?"Empat Belas KIERAN mendarat dengan ringan pada kedua kakinya, lalu segera mengambil posisi siaga, pedang teracung dan Julie sempat terkagum-kagum meski ketakutan.
Hentikan! perintah Kieran tanpa memandang ke arah Julie, tapi menatap tajam mata iblis itu. Lepas kan wanita itu dan kita bereskan persoalan ini.
Julie merasakan adrenalin pada tubuh iblis itu terpompa karena makhluk itu semakin erat mencengkeram lehernya. Julie sulit bernapas dan penglihatannya kabur karena paru-parunya kekurangan udara. Ia memandang Kieran, dan meski tahu mungkin saat ini akan menjadi saat-saat terakhirnya, Julie tidak dapat mengingkari perasaan bangga dan kagum pada pria itu.
Kieran tampak menjulang tinggi dan begitu berani. Rambut hitamnya berkibar tertiup angin. Mata dingin pucatnya menyipit karena amarah yang tertahan dan dari tubuhnya menguar getaran energi yang siap disalurkan ke iblis itu. Di bawah sinar temaram bintang-bintang, Kieran bersiap membalaskan dendam lamanya dan Julie bertanya-tanya kenapa iblis itu tidak gemetar melihat Kieran.
Wanita ini penting untukmu, kan" cemooh iblis itu.
Julie mengerang, masih berusaha melepaskan diri dari cengkeraman di lehernya meski sia-sia.
Wanita itu sangat penting bagiku, sehingga bila kau membunuhnya, aku tidak hanya akan mengirimmu kembali ke neraka, tapi aku juga akan mengikutimu ke sana, janji Kieran dengan suara pelan namun mematikan. Dan aku akan menjalani hidup abadiku dengan membuatmu membayar perbuatanmu.
Menarik, kata iblis itu seraya melangkah ke samping sambil menyeret Julie. Tatapannya tetap mengarah pada Kieran dan berkata, Wanita ini tidak tampak istimewa.
Lepaskan dia, kata Kieran sambil mengikuti langkah iblis itu. Ia mengangkat pedangnya dan cahaya bintang terpantul pada mata pedang yang tajam dan mematikan itu. Ini pertarungan kita. Selalu begitu.
Kau pernah menghentikanku satu kali, sahut iblis itu dan dia mengendurkan cengkeraman pada leher Julie sehingga Julie dapat menarik napas. Aku tidak akan bisa dihentikan lagi.
Waktumu sudah habis, kata Kieran sambil mengayunkan pedang hingga membuat udara bersiul menyuarakan janji dan tujuan.
Julie tersandung dan iblis itu mengangkat tubuh Julie tanpa mengendurkan cengkeraman.
Aku abadi! teriak iblis itu sambil menengadah, mata hitamnya menantang langit sebelum kembali memandang Kieran. Aku memimpin pasukan neraka dan aku tidak akan tunduk pada Penjaga mana pun.
Kieran merendahkan badan dan mengayunkan pedang ke depan dan belakang dengan gerakan tarian yang menghipnotis dengan mata tetap terpaku pada lawan. Pasukanmu tak berarti apa pun, iblis. Di sini, hanya ada kau. Dan aku. Wanita itu tidak terlibat dalam persoalan ini.
Makhluk itu tertawa dengan lantang dan panjang, dan kejahatan yang menguar dari tubuh iblis itu terasa kental di udara, menimbulkan suasana tegang dan mencekam. Akan ada cukup waktu untuknya nanti. Iblis itu mengguncang tubuh Julie. Aku akan membunuhnya di waktu luang dan kau tahu, Penjaga, wanita ini akan membayar keangkuhanmu.
Apa kau akan terus berbicara, iblis" tanya Kieran dengan jijik. Atau kau akan bertarung" Kalau begitu mari kita akhiri.
Iblis itu melemparkan Julie dan tubuh Julie menghantam pasir, terguling beberapa meter dari dua pria yang berhadapan itu.
Seakan dipanggil oleh kumpulan energi di pantai, awan berarak mendekat dari cakrawala, bergerak cepat di langit, menutupi bulan dan bintang. Awanawan itu bertubrukan hingga menghasilkan petir yang menggetarkan tulang-tulang tubuh Julie. Kilat menyambar dan menghantam pasir pada jarak sekitar enam meter dari tempat Julie dan menimbulkan hawa panas mematikan pada tulang-tulang Julie.
Baik sang Penjaga maupun sang iblis tetap bergeming.
Angin bergemuruh, berembus menerpa mereka bertiga, mengibarkan pakaian, menyibakkan rambut, menyebabkan butiran-butiran pasir membubung ke udara dan menerbangkan pasir itu seperti peluru mungil yang menyakiti mata dan kulit. Ombak bergulung, membentuk gelombang dan memukul pantai, menyemburkan air laut ke udara yang beraliran listrik.
Tatapan Julie terpaku pada kedua petarung itu. Iblis itu mengangkat satu tangan dan menarik sebilah pedang dari udara. Guntur bergemuruh, kilat menyam bar, dan kedua pedang berbenturan menghasilkan denting yang memekakkan telinga.
Kieran meluncur di atas pasir, angin mengibarkan mantelnya, rambutnya membentuk lingkaran halo hitam di atas kepalanya. Rahangnya terkatup rapat dan kedua tangannya menggenggam gagang pedang begitu erat hingga Julie dapat melihat buku-buku jari Kieran memutih.
Julie bertumpu pada pasir yang hangat dan menyaksikan pertarungan itu sambil menahan napas, terperangkap dalam jaring energi yang meluap dari dua petarung masa lalu tersebut.
Iblis itu tertawa dengan suara liar dan mencekam yang mengambang di udara dan menyusup ke pembuluh darah Julie. Julie menyipitkan mata untuk menghindari butiran pasir yang beterbangan, mengha langi mata dari pasir dengan mengangkat satu tangannya sebisa mungkin dan menahan napas saat iblis itu menyerang, mengayunkan pedangnya lebar-lebar hingga Kieran melompat mundur untuk menghindar.
Ini waktuku, Penjaga, lolong iblis itu, dia berputar di tempat, mengacungkan pedangnya seolah sedang menyambut setiap halilintar dari langit. Waktuku untuk menguasai dunia ini. Manusia-manusia ini milikku dan saudara-saudaraku. Era para Penjaga telah berakhir!
Kieran menerjang, menusuk sisi tubuh iblis itu dengan ujung pedangnya dan jerit kesakitan makhluk itu terdengar memuaskan, tapi hanya sesaat. Tibatiba, iblis itu menerjang balik, meloncat ke udara, melompati Kieran dan mendarat di belakangnya, lalu menyayat bahu sang Penjaga dengan pedangnya.
Julie menjerit saat Kieran terhuyung-huyung dan kilat kembali menyambar dari langit dan membakar udara. Julie terlonjak, ia mencoba berdiri, jemarinya mencengkeram pasir seakan berusaha bertumpu pada bumi.
Kieran merasakan ketakutan Julie. Namun ia tidak bisa mengambil risiko dengan menoleh padanya. Ia tidak bisa mengacaukan konsentrasinya dengan mencemaskan wanita itu. Saat mendengar teriakan Julie yang memanggilnya dari pantai, Kieran terserang panik hebat yang belum pernah ia rasakan selama ratusan tahun. Tahu bahwa iblis itu berhasil menangkap Julie, bisa membunuh Julie, mengakhiri hidupnya kapan saja membuat Kieran nyaris lumpuh.
Kieran menjauh dari keramaian di sekolah dengan mengalihkan perhatian mereka. Ia membuat diri nya tak kasatmata, berlari menuju tebing dan melihat pemandangan yang bagaikan mimpi buruk baginya. Julie berada dalam cengkeraman iblis yang dijanjikannya akan ia musnahkan.
Tahu bahwa Julie masih hidup memberinya kelegaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Namun agar Julie tetap hidup, Kieran harus berkonsen trasi pada tugasnya. Pada satu hal yang bisa ia lakukan dengan lebih baik daripada siapa pun di muka bumi ini.
Pikiran Julie berkelebat dalam benaknya seperti petir berkilatan di sekeliling mereka. Ketakutan Julie. Kekhawatirannya.
Untuk Kieran. Dan kekuatan Julie mengaliri darahnya. Kekuatan iblis itu jauh berkembang sejak mereka bertemu di Whitechapel bertahun-tahun lalu. Kekuatan makhluk itu sekarang mungkin telah menyamai kekuatan Kieran dan ia tahu pertarungan ini akan menjadi pertarungan terberat dan terpenting dalam hidupnya yang panjang dan sunyi. Kieran harus menang.
Untuk menyelamatkan Julie.
Pedang iblis itu terayun dan Kieran menangkisnya, bergerak cepat ke samping, menarik iblis itu agar menjauh dari wanita yang sedang berjuang untuk berdiri dengan matanya yang terbelalak dan pikiran berkecamuk.
Aku akan melumpuhkanmu, cibir iblis itu. Dia kembali menyerbu, merunduk di bawah pedang Kieran untuk menyerang dengan tebasan mematikan, tapi meleset. Dan saat kau berbaring tak berdaya di pasir, kau akan mendengar aku mengambil wanita itu. Menggunakannya. Dan saat wanita itu sekarat, jeritannya akan bergaung di telingamu selama berabadabad, Penjaga. Jeritan itu, dan kesadaran bahwa kau gagal menyelamatkannya.
Pedang Kieran teracung, ia kembali mencoba menusuk tubuh iblis itu, tapi meleset dan dalam hitungan detik, iblis itu melesat ke arah Julie sambil mengangkat pedangnya tinggi-tinggi.
Amarah Kieran nyaris membutakannya. Untuk menangkap iblis, ia harus melumpuhkannya terlebih dulu. Itu berarti melukai tubuh manusia yang didiami oleh iblis. Setelah itu barulah Kieran dapat menggunakan jaring Penjaga yang ia simpan di kantong mantelnya. Begitu tertangkap, iblis itu akan tidak berdaya dan dengan mudah bisa dikirim kembali ke neraka.
Namun Kieran tidak dapat bertarung melawan iblis sekaligus menyelamatkan nyawa manusia. Apalagi manusia yang ia cintai.
Kieran melompat ke arah iblis itu dengan pedang teracung untuk menusuk tubuh iblis tapi makh luk itu bisa menghindar. Makhluk itu merunduk dan mengayunkan pedangnya, menghindar dari pedang Kieran, lalu membalas serangan itu.
Kieran! Teriakan Julie mengalahkan gemuruh badai dan menyayat Kieran lebih dalam daripada tebasan pedang.
Kieran terjatuh di pasir dan berjuang mengumpulkan tenaganya untuk kembali menyerang. Ia membuka mata lebar-lebar saat melihat Julie menyerang iblis itu seperti orang gila, tangannya menggenggam batu. Tidak, Julie! Mundur! Pikiran Kieran menjangkau pikiran Julie, namun wanita itu tidak mendengarkan.
Mata Julie berkilat, tubuhnya tegang karena takut dan marah. Ketika Julie sudah cukup dekat dengan iblis itu, makhluk itu mengangkat pedang... dan menusuk Julie.
Julie! suara Kieran membubung di udara, teriakan liar penuh kesedihan yang menyayat hati.
Julie kaget dan tercengang hingga tak merasa kesakitan. Ia merasakan pedang itu menembus tubuhnya dan ia tahu seharusnya ia kesakitan, namun entah kenapa, Julie tidak merasakan apa pun. Ia lebih bisa merasakan kepedihan Kieran daripada penderitaannya sendiri. Julie menatap mata gelap iblis yang sedang menertawakannya dan sadar semua ini telah berakhir.
Julie telah kehilangan. Segalanya.
Ia tidak mampu bergerak. Ia hanya bergelantungan, tertancap pada pedang iblis itu, meluncur ke arah pangkal pedang yang berhiaskan batu mulia. Makhluk itu menertawakannya, menikmati kesedihan Julie, terhibur oleh berakhirnya mimpi, cinita, dan hidup Julie.
Julie mendengar sayup-sayup suara Kieran dan ia ingin mengatakan banyak hal padanya. Ia ingin mengatakan betapa ia mencintai pria itu. Bahwa ia tidak peduli pada hidup abadi Kieran. Tidak peduli pada dunia berbeda yang memisahkan mereka. Ia menginginkan... begitu banyak.
Julie masih tercenung, lalu tersungkur dan terjatuh di dada iblis itu bagaikan parodi mengerikan tentang sebuah pelukan. Tangan Julie lunglai di dada makhluk itu, tawa iblis itu mengguncang tubuhnya dan Julie meringis saat iblis itu meneriakkan kemenangan.
Penjaga, aku telah mengambil wanitamu. Dan mulai sekarang kau akan menjalani ratusan tahun hidupmu dengan kesadaran bahwa akulah yang mengalahkanmu!
Dunia seolah berputar dan mulai kabur. Julie me lihat darah dari tubuhnya mengalir membasahi dada iblis itu dan mengalir membentuk pola-pola aneh di atas pasir.
Setiap helaan napas menjadi begitu berharga.
Setiap degup jantung adalah kemenangan. Lalu teriak kemenangan iblis itu menjadi sesuatu yang lain. Julie merasakan perubahan, saat iblis itu berteriak melengking dan mengerikan hingga ditelan kegelapan malam.
Iblis itu mendorong Julie, berusaha untuk kembali berdiri tegak dan Julie tergeletak tak berdaya di atas pasir. Julie tidak tahu iblis itu menatap tajam padanya, makhluk itu bingung dan nyaris putus asa karena berusaha memahami apa yang sedang terjadi selagi tangannya mencakar-cakar aliran darah Julie yang masih membasahi tubuh makhluk itu.


Hidup Abadi Eternally Karya Maureen Child di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Noda gelap timbul pada tubuh iblis itu, mengalir, menyebar, bergerak seakan cairan itu hidup. Iblis itu menjerit lagi, jerit kesakitan karena kulitnya mulai melepuh dan terbakar. Amarah, frustrasi, tidak percaya, emosi-emosi itu menyergapnya saat terjatuh ke pasir dan menggeliat, tubuhnya mengejang di atas pasir.
Kieran memegang luka di lengannya dan berlari mendekati Julie. Tatapannya terpaku pada makhluk itu, terpana pada sesuatu yang belum pernah ia lihat selama empat ratus tahun kehidupannya.
Iblis itu sekarat. Kieran memanggul Julie, merapatkan tubuh Julie ke dadanya erat seolah ia dapat menghentikan aliran darah dari tubuh Julie hanya dengan memeluknya erat-erat. Dan saat Kieran memeluk Julie, iblis itu menjerit marah, lalu terbakar dan lenyap.
Badai di sekeliling mereka mendadak berhenti, laut kembali tenang. ombak menerpa pantai dengan santai, angin sepoi-sepoi, dan kilat menghilang dengan sendirinya di balik awan.
Julie, bisik Kieran seraya menyingkirkan rambut Julie dari wajahnya. Wajah Julie sangat pucat. Kulitnya berkilau bagai porselen mahal di bawah temaram cahaya.
Jangan pergi, kata Kieran, menangkup pipi Julie dengan telapak tangannya dan mengangkat wajah Julie. Hatinya tersayat dan jiwanya menangis. Tolong, jangan pergi.
Kieran. Ya. Oh Tuhan. Julie. Tetap bersamaku. Dengan panik, Kieran menutup luka di dada Julie dengan tangannya dan ia merasakan darah Julie mengalir pelan.
Untuk pertama kali dalam hidupnya yang tak berujung, Kieran merasa sangat tidak berdaya. Kekuat annya, energinya, keterampilannya menggunakan pedang tak berarti sama sekali ketika ia bersimpuh di pasir dan melihat wanita yang dicintainya sekarat.
Aku harus mengatakan ini padamu, bisik Julie, suaranya serupa bisikan yang menyelinap masuk ke dalam jiwa Kieran dan menetap di sana. Aku mencintaimu, Kieran. Selamanya.
Hati Kieran terkoyak dan kesedihan yang tidak pernah dirasakannya merebak dalam dirinya. Ia dicintai dan akan kehilangan wanita yang mencintainya, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun untuk mencegah nya.
Aku mencintaimu, kata Kieran sambil menunduk untuk mengecup Julie. Untuk sekali lagi merasakan bibir Julie. Untuk merasakan embusan napas Julie pada kulitnya.
Kieran menatap mata Julie dan gelombang ingatan tentang kata-kata kuno menerjang benaknya. Kieran meraih tangan Julie, merasakan kekuatan katakata itu menerpanya dan ia tak dapat membendung keinginan untuk mengucapkan kata-kata itu.
Suara Kieran terdengar seperti bisikan, lebih halus daripada angin, tapi lebih kuat daripada lautan. Pasangan Takdir, melewati waktu, melewati keabadian. Terikat oleh ikatan yang tak dapat dipatahkan oleh siapa pun. Dua tubuh, satu jiwa. Aku memilikimu dan memberikan seluruh diriku padamu.
Julie tersenyum dan mengembuskan napas terakhir. Kieran mendekap erat tubuh Julie, membenamkan wajahnya di leher Julie dan terhanyut dalam sisa kehangatan tubuh Julie, aroma lembut bunga dan parfum Julie, dan rambut halusnya.
Jiwa Kieran terasa hampa, hati dan jiwanya tercerabut, meninggalkan Kieran seperti manusia tanpa jiwa. Dan ia memikirkan ratusan tahun yang terbentang di hadapannya yang akan menjadi siksaan tanpa akhir. Kieran semakin erat mendekap Julie, mendongak menatap langit dan berteriak.
Brengsek kau, kembalikan dia padaku! Saat amarah Kieran memuncak, badai kembali bergemuruh untuk menanggapi kekuatan mengguncangkan yang menguar dari tubuh Kieran. Namun Kieran sudah tidak peduli. Iblis itu sudah mati begitu pula Julie dan seseorang harus membayar semua ini. Kieran bangkit berdiri dengan goyah dengan tubuh Julie di pundaknya dan berteriak marah kepada sang Takdir yang telah memberinya Pasangan Takdir lalu mengambilnya kembali.
Michael, dengarkan aku! teriak Kieran, suaranya diwarnai kesedihan yang menusuk jiwanya. Kem balikan dia. Dia tidak terlibat!
Halilintar menggelegar dan kilat menyambar menghunjam pasir hingga membentuk lingkaran yang mengelilingi Kieran. Namun Kieran bergeming, layaknya prajurit siap bertarung dengan siapa pun. Yang ia pedulikan... yang sangat ia cintai selama empat ratus tahun hidupnya, telah mati dalam pelukannya.
Kieran jatuh bersimpuh, menyerah pada rasa sa kit yang menyerang jiwanya, ia menundukkan kepala dan air mata mengalir dari matanya karena gelombang emosi yang sudah ia tahan terlalu lama.
Ketika kilat menyambar di dekatnya, Kieran bahkan tidak menengadah. Dia sudah mati, brengsek kau, gumamnya pada pria yang berdiri sangat dekat dari Kieran.
Aku tahu, kata Michael dan bersimpuh di samping sahabatnya. Ia melirik ke titik hitam tempat iblis itu musnah. Iblis itu mati. Wanita ini membunuhnya. Darah manusia yang tak berdosa . Sifat mendahulukan kepentingan orang lain yang dimiliki wanita ini telah membunuh makhluk itu. Kali ini untuk selamanya.
Kieran mendongak dan memandang pria tinggi berambut hitam yang sangat dikenalnya. Kaupikir aku peduli pada iblis itu" Kieran mengalihkan pandang kepada wanita tak bernyawa yang terbaring di lengannya dan mengusap-usap dagunya. Aku hanya peduli padanya. Kembalikan dia, Michael. Ini bukan pertarungannya. Aku tidak akan membiarkannya mati.
Dan jika sudah takdirnya untuk mati" tanya Michael.
Aku tidak peduli dengan sang Takdir, balas Kieran, menatap Michael tajam. Kau mengembalikanku dari kematian. Lakukan hal yang sama padanya.
Michael mengamati Kieran cukup lama, berpikir, lalu mengulurkan satu tangan dan menyentuh pipi Julie. Dalam sekejap, mata Julie berkedip, terbuka, dan wanita itu tersenyum. Kieran"
Kieran meringis dan merasakan jantungnya yang dingin dan membeku hidup lagi. Julie. Syukurlah. Bagaimana perasaanmu"
Aneh, Julie mengaku dan mendorong lengan Kieran lalu mengamati sekitarnya, berusaha memahami di mana dia berada dan kenapa dia bisa sampai di tempat ini.
Lengan Kieran terasa hampa tanpa tubuh Julie, tapi ia mengepalkan tangannya agar tidak tergerak untuk mendekap Julie lagi. Apa pun yang akan terjadi berikutnya, ia tidak akan turut campur. Ia tidak akan memengaruhi Julie agar tetap tinggal bersamanya. Ia akan merelakannya pergi jika memang itu bayaran atas kembalinya kehidupan wanita itu. Paling tidak Kieran tahu Julie tetap hidup.
Dalam diam Kieran berdiri, lalu mengulurkan tangan untuk membantu Julie bangkit.
Julie melirik pria di samping Kieran dan bertanya, Siapa kau"
Aku Michael. Julie menatap Kieran. Michael"
Ya, kata Kieran, tak dapat melepaskan pandang dari Julie. Darah menodai sweter biru tua Julie dan memantulkan cahaya emas pucat yang sepertinya selalu melingkupi Michael.
Aku tidak paham, kata Julie, matanya memancarkan kekhawatiran. Apa yang terjadi" Kieran iblis itu"
Mati. Mati" Bagaimana" Julie menyibakkan rambut yang menutupi matanya dan memandang bergantian dari pria yang satu ke pria lainnya, air mukanya kebingungan.
Apa yang kauingat" tanya Michael.
Pertarungan itu, kata Julie cepat, menggigit bibir bawahnya dan mengernyit saat berusaha memaha mi segalanya dalam sekejap. Iblis itu menusuk Kieran dan membuatku sangat marah. Aku memungut batu dan Julie berhenti, memandang Kieran lalu melanjutkan, iblis itu menusukku. Aku jatuh dan kau ada di sana, lalu kau menciumku dan aku... mati. Julie mun dur satu dua langkah, tangannya melingkari perutnya dan berbisik, Oh Tuhan, aku ingat, aku sekarat. Aku ingat cahaya terang itu dan semua hal itu. Tatapannya semakin tajam. Apa yang sesungguhnya terjadi"
Sebelum Kieran mampu berbicara, Michael memberinya isyarat untuk diam. Kau membunuh iblis dengan pengorbanan yang tidak egois, kata Michael dengan suara seperti lagu, sempurna, lembut, dan indah. Dan sekarang, ada beberapa pilihan yang harus kauambil.
Pilihan" suara serak Kieran menginterupsi dan ia berjalan mendekati Michael seolah siap kembali bertarung. Pilihan sudah dibuat. Dia hidup. Dan akan melanjutkan hidup.
Michael mengangkat satu tangannya dan menatap Kieran dan Julie bergantian. Tidak ada yang tahu bahwa saat ini akan tiba, Michael mengakui sambil mengangkat bahunya. Kami tidak tahu bahwa kalian Pasangan Takdir atau bahwa Julie akan mengorbankan hidupnya demi kau, Kieran.
Kami" tanya Julie tajam.
Michael tidak memedulikan Julie. Tapi sebagai Pasangan Takdir, kalian harus dibiarkan tetap ber-- sama. Pertanyaannya adalah... bagaimana" Sambil menghela napas dalam-dalam, pria bertubuh besar itu melanjutkan. Kieran dapat memilih untuk meninggalkan keabadian dan pertarungan tanpa akhir, kemudian menjadi manusia. Untuk hidup dalam kehidupan yang tidak kekal bersamamu, Julie. Michael berhenti sejenak untuk membiarkan kalimat itu dipahami sebe lum menambahkan, Atau... kau dapat memilih untuk menjadi Penjaga. Sosok Abadi.
Keheningan tercipta sampai akhirnya Michael berbicara lagi. Pilihannya ada pada kalian, tapi kalian harus memutuskan dengan segera.
Kieran mengabaikan sahabat lamanya, berjalan ke arah Julie, meraih lengannya dan membawanya ber jalan menjauh. Kieran memegang pipi Julie, menatap mata Julie dan tersenyum, senyum kesungguhan yang seakan baru pertama kali ia berikan.
Aku yang akan memilih, Julie, bisik Kieran. Aku akan menjadi manusia biasa. Aku tidak memerlu kan kehidupan seperti ini. Yang kubutuhIan hanyalah kau. Jika kau pun menginginkanku.
Julie mengangkat tangannya dan menangkup tangan Kieran dengan tangannya. Ia menarik napas perlahan seakan memeriksa apakah ia benar-benar hidup kembali. Dan ia memang hidup lagi. Kieran tera sa hangat, kuat, dan luar biasa. Julie mengingat katakata yang diucapkan Kieran saat ia terbaring sekarat dan kata-kata itu bergema dalam dirinya dengan kekuatan yang tidak dapat disangkalnya, bahkan bila ia mencobanya. Namun itu tidak dilakukannya. Kieran, aku tahu kau mencintai tugasmu Kieran membuka mulut untuk berbicara, tapi Julie menyentuh bibir Kieran dengan jemarinya untuk melarangnya berbicara. Dan tugasmu sangat penting hingga kau tak bisa meninggalkannya.
Tidak, bantah Kieran, lalu mencium ujung jemari Julie. Tidak ada yang lebih penting melebihi dirimu.
Terima kasih. Julie tersenyum dan bertanya perlahan, Namun, jika aku menjadi Abadi, bisakah kita menikah" Pernikahan sebenarnya, dihadiri tamu dan keluargaku serta semuanya"
Tentu saja. Dapatkah kita memiliki anak"
Senyum manis Julie menghilang saat Kieran menggeleng. Tidak, manusia abadi tidak bisa memiliki anak. Kau harus menyerahkan hak-hakmu bila ingin membentuk sebuah keluarga.
Julie menggenggam tangan Kieran erat-erat saat ia memahami sesuatu. Itulah kenapa kau menyumbang begitu banyak demi kepentingan anak-anak, kan" Alasan kau sangat menikmati kebersamaanmu dengan mereka.
Kieran mengangguk dan mencium kening Julie. Kita dapat memiliki itu, Julie. Berbagi dengan anakanak di dunia ini. Bahkan mengadopsi anak jika kita mau. Manusia abadi lain melakukannya.
Julie menelan ludah, sedih karena harus membuang impian untuk memiliki anak kandung tapi ia membuka diri untuk menghadapi kemungkinan lain. Lalu Julie bertanya, Apakah aku bisa tetap berkomuni kasi dengan keluargaku"
Tentu saja, kata Kieran, jarinya mengelus pelipis Julie. Tapi hanya untuk beberapa saat. Pada akhirnya kau akan berhenti menggunakan telepon dan email, karena kau tidak akan menua dan mereka akan menua.
Tidak akan menjadi tua. Betapa aneh kedengarannya. Dan aku akan memilikimu"
Selamanya, kata Kieran, suaranya menyiratkan hasrat, kebutuhan, dan cinta. Untuk kali pertama dalam hidupku yang terlalu panjang, aku memahami makna cinta. Itulah kau, Julie Carpenter. Kaulah cintaku. Jiwaku. Hidupku. Dan aku akan mencintaimu, selamanya.
Dan aku akan mencintaimu selama itu juga, Kie ran MacIntyre. Sambil menghela napas, Julie mengulang kalimat yang diucapkan Kieran saat ia sekarat beberapa waktu lalu. Pasangan Takdir. Dua tubuh, satu jiwa.
Keputusan diambil dengan mudah. Untuk hidup selamanya bersama Kieran" Bagaimana mungkin Julie menolaknya"
Mereka berbalik menghadap Michael dan senyum lebar Michael mengatakan bahwa ia sangat gembira dengan pilihan mereka. Michael melangkah maju, lalu meletakkan tangannya pada kening Julie dan wanita itu bergeming saat kehangatan dan kekuat an, serta energi membanjiri tubuhnya, menggelitik ujung-ujung sarafnya, memenuhi setiap pembuluh darahnya.
Angin berembus lebih kencang, debur air laut terdengar lebih jelas dan cahaya yang melingkupi Michael terlihat sangat indah hingga membuat mata Julie perih. Setiap indra tubuhnya semakin tajam saat Julie menarik napas pertamanya sebagai manusia abadi.
Selamat datang di dunia para Penjaga, Julie Carpenter, kata Michael seraya mundur menjauh dari mereka. Kita lihat apakah Pasangan Takdir-mu dapat melatihmu dengan baik.
Dan dalam kilatan cahaya putih yang membutakan, Michael menghilang.
Perlahan badai menghilang dari lautan, awan menyingkir agar cahaya bulan dapat menyorot pantai, menyinari Kieran dan Julie dalam cahaya pucat bagaikan cahaya berkah.
Julie bersandar pada tubuh pria yang dicintainya, melingkarkan lengannya di pinggang Kieran dan menoleh ke arah tebing untuk melihat sekolah yang rasanya telah mereka tinggalkan berabad-abad. Kura sa sebaiknya kau kembali ke sana dan menyelesaikan tugas menghibur anak-anak.
Kieran mendekap Julie erat, lalu memegang wajah Julie dan Kieran menciumnya dengan ciuman yang mengikat jiwa mereka. Kurasa anak-anak sudah cukup mendengarkan banyak cerita malam ini.
Tapi kita tidak dapat menghilang begitu saja. Apa yang akan orang-orang pikirkan"
Mereka akan berpikir Kieran MacIntyre yang eksentrik dan penyendiri ingin melewatkan waktu untuk berduaan saja dengan wanita yang telah mencuri hatinya.
Oh, desah Julie dan tersenyum pada Kieran. Kalau begitu. . . Julie melihat pantai kosong di sekeliling mereka dan memandang hamparan pasir yang terbentang. Karena sekarang aku juga Penjaga, apakah itu berarti aku bisa membuat diriku tak kasatmata"
Ya, kau bisa, kata Kieran dan matanya berbinar saat memahami gagasan Julie.
Lalu kenapa kita tidak memanfaatkan kesempatan itu sekarang"
Woman, kau akan membuatku mati, kata Kieran seraya tersenyum saat membuntuti Julie berjalan menuju kegelapan malam.
Jangan khawatir, Sayang, kata Julie sambil berjalan ke pelukan Kieran dan mengangkat wajahnya untuk menyambut ciuman Kieran. Kita Abadi.
Hijaunya Lembah Hijaunya 5 Joko Sableng 22 Liang Maut Di Bukit Kalingga Penghuni Kuil Neraka 1

Cari Blog Ini