The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea Bagian 4
"Panji bukan pacar saya,dia tunangan saya." Dara tidak tahu kenapa dia merasa harus mengklarifikasikan
hal tersebut kepada jo. Mungkin karena dia berfikir jo akan mundur kalau tahu betapa seriusnya
hubungannya dengan panji. Lalu dara menambahkan," Tentu aja dia tahu,dia sudah menjemput setiap
hari setelah...." Dara terdiam,tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Semestara kejadian beberapa minggu yang lalu,kini
panji selalu memastikan untuk menjemputnya setiap hari. Panji bilang dia tidak mau mengambil risiko...
Dan dara mengulang kata kata panji di kepalanya...."Tunangan ku diembat oleh laki laki kadal seperti jo
beberapa bulan sebelum pernikahan."
"Setekah apa, Dara?"Tanya jo tentang kentika sadar dara tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"I have to go," ucap dara langsung melangkah keluar rumah menuju pintu gerbang.
Untung saja panji sudah sampai dan dara baru saja akan berjalan menuju kursi penumpang ketika dia
melihat panji memubuka pintu mobil dan turu.
"Ji,kenapa kamu turun?"Tanya dara bingung.
Tapi panji kelihatan tidak mendengarnya. Tatapannya lurus kedepan,tubuhnya kaku dengan kedua tangan
dikepalkan, dara memutar tubuhnya untuk mengikuti arah tatapan panji dan mata nya melebar ketika
melihat jo. Dia bahkan tidak tahu jo sudah mengikutinya.
"Selamat malam,"ucap jo tenang.
Tapi bukannya menawarkan tangannya untuk bersalaman.panji membiarkan kedua tangannya
tersembunyi pada kantong depan cela jinsnya.
"Malam," balas panji,yang juga tidak kelihatan berniat untul menyalami jo.
Tatapan dara terpaku kepada dua laki laki ini. Jo dengan rambut cepak,badan bertato,tubuh tinggi tegaP
yang ditutupi pakaian santai; dan panji dengan rambut potongan militer,badan yang kalah tinggi tapi tidak
kalah tegapnya dan pakaian kantorannya. Satu anak band dan satu lagi eksekutif muda. Satu spesimen
laki laki yang supercuek dan stu lagi yang penuh dengan tanggung jawab. Tapi sampai disitu saja
perbedaan mereka,karena sekarang keduanya mengenakan ekspresi wajah yang sama,yaitu
ekspresi"what the hell are you doing here,punk?"
Dara tahu panji berhak memiliki ekspresi ini karena dia sendiri juga mempertanyakan hal yang sama,tapi
dia bingung melihat ekspresi ini pada jo.
Seperti sadar bahwa mereka hanya akan berdiri lihat lihatan sepanjang malam,dara akhirnya
memperkenalkan mereka. "Ji,ini Jo, kakak nya blu,bos aku. Jo,ini panji tunangan saya."
Kedua laki laki itu hanya mengangguk,tapi masih tidak bersalaman. Dara melihat jo sedang menatap
tajam padanya dan panji yang jelas jelas tidak suka dengan tatapan yang fiberika jo itu langsung bergerak
mendekati dara. "Kamu sudah siapa,sayang"tanyanya.
Dara yang terkejut karena panji memanggilnya "Sayang" didepan umum,sesuatu yang terjadinya hampir
sejarang gerhana matahari,hanya bisa mengangguk. Panji buru buru menggiringnya kekursi penumpang
dan setelah menutup pintu dia mgintari mobilnya untuk masuk ke kursi pengemudi. Dara hanya sempat
melihat ekspresi wajah merengut jo dibawah sinar lampu mobil sebelum mereka berlalu.
Cemburu. Itulah satu kata dan perasaan yang tidak pernah dialamai jo sebelumnya,karena itu butuh waktu
beberapa hari baginya untuk memahaminya. Itu semua juga karena Revel uang mengatakannya.
"Sumpah,man,lo harusnya liat tunangannya si dara. Kaku,preppy,dan kutu buku abis. Gue nggak nyangka
dara suka laki laki model begitu,"ucap jo suatu sore ketika mereka sedang duduk di control room studio
revel. "Ehm,"adalah satu satunya respon yang didapatkan jo dari sobatnya ini,yang kelihatan lebih tertarik
dengan laptopnya. "Dan cara dia nge-handle si dara itu lho. Kesannya mereka sudah menikah."
"Well,mereka memang akan menikah sebentar lagi,kan" Pantas aja kalau dia bertingkah laku seperti
itu,"balas Revel tenang.
Jo membolongi kepala revel dengan tatapannya." Gue tahu mereka akan menikah,tapi bukan berarti dia
bisa memperlakukan dara kesannya dara itu propertinya."
Mendengar ini revel menoleh." Apa dara kelihatan keberatan diperlakukan seperti itu?"
"That's not the point."
"So,what is the point?"
"Bahwa perempuan nggak seharusnya didominasi oleh laki laki seperti itu,"geram jo.
"Dominasi hanya akan jadi masalah kalau perempuannya merasa tertindas oleh aksi tersebut. Banyak
wanita yang justru melihat dominasi laki laki sebagai tanda bahwa mereka peduli."
"Gue yakin dara nggak masuk ke dalam katagori itu. Dia terlalu keras kepala untuk mengikuti kemauan
laki laki." "Apa pernah lo pikir bahwa dia hanya bertingkah laku seperti itu sama elo" Karena delama ini dia nggak
pernah sekali pin membantah gue."
Jo mengertakkan giginya kesal."Tapi..."
"Jo,bisa nggak sih ngaku aja bahwa lo cemburu seupaya kita bisa menyelesaikan pembicaraan yang
sudah berlalut larut selama beberapa hari ini?"
"Siapa bilang gue cemburu?"Teriak jo dengan mata terbelak.
"Gue,ina,sita,oom danung,oom siahan,mama gue,blu,dan siapa aja yang mendengar elo merungutkan
soal pertemuan lo dengan tunangannya dara bisa ngeliat kalau lo sudah semburu nggak jelas."
"WHAT"!" Jo mencoba berfikir apakah dia memang cemburu selama beberapa hari ini dan mendapati bahwa revel
benar,dan itu membuat wajahnya langsung memerah. Sudah tidak bisa diperdebatkan lagi,dia memang
cemburu. Selama ini kalai dia menginginkan seorang wnaita,dia selalu mendapatkannya,tanpa ada
halangan. Namun kini bukan saja ada panji di hadapannya(yang jo yakini akan menojoknya kalau panji
sampai tahu apa yang jo pikirkan tentang tunangannya), tapi juga kekerasan kepala dara yang menolak
mengakui chemistry yang merka miliki.
Beberapa kali jo memergoki dara menatapnya dengan intesn seakan sedang mempertimbangkan sesuatu
tentang jo. Perlahan lahan jo menganalisi situasinya. Ada dua cara baginya untuk mendapatkan
dara,pertama dengan menyingkirkan panji,kedua,mencoba mengubah pendapat dara tentang jo. Jelas
jelas jo tidak bisa melakukan yang pertama karena meskipun dia atletis,dia tidak sedanding dengan
panji,yang meskipun sedikit lebih pendek,bertubuh gempal bak petinju. Jo yakin panji bisa membuatnya
babak belur hanya dalam waktu dua menit. Sepertinya dia tidak punya pilihan selain mengubah pendapat
dara tentang hubungan mereka.
Oke,fine, kalau itu yang dara inginkan,dia akan melakukannya. Ketertarikannya pada dara sudah
melanggar semua peraturan yang dia miliki tantang perempuan. Dia tidak pernah main main dengan
wanita yang sudah menikah,bertunangan atau punya pacar, dia tidak pernah mendekati wanita yang
bekerja dengannya, dia juga tidak pernah mengejar wanita yang blakblakan menghindarinya. Tapi satu hal
yang harus dia selesaikan terlebih dahulu sebelum melancarkan aksinya mengejar dara,yaitu dia harus
memutuskan hubungannya dengan kayla.
Bulan aparil pun tiba dan dara mebereskan semua rencana pernikahannya yang dipenuhi oleh
argumentasi dengan panji. Semua keputusan yang di buat beberapa bulan yang lalu tentang
tema,pakaian,katering,lokasi,jumlah tamu,dan desain undangan kini dikritik habis habisan oleh panji.
"Kenapa kamu memilih warna undangan. Itu" Kamu kan tahu aku nggak suka warna hijau?"Protes panji.
"Ji,kan aku suka coba bicarakan ini dengan kamu beberapa bulan yang lalu,tapi kamu terlalu sibuk
dengan pekerjaan kamu dan bilang terserah aku. Jadi kenapa kamu baru protes sekarang?" Balas dara
kesal. "Pokoknya aku mau undangan ini diganti".
"Ji..." Perdebatan mereka,sepertinya juga perdebatan lainnya yang mereka miliki akhir akhir ini,terputus oleh
bunyi HP panji. "Kita perlu membicarakan masalah ini lagi nanti,"ucap panji dan pergi meninggalkan dara untuk menjawab
panggilan itu. Dara sudah menoleransi sikap panji sebagai akibat stres dari pekerjaan,tapi dia mulai kehabisan
kesabarannya. Dan dengan menipisnya kesabarannya, sesuatu yang mirip kepanikan dan keraguan
menyerangnya. Kenapa merka mengalami begini banyak masalah untuk merencanakan pernikahan
mereka" Dara bukanlah tipe orang yang percaya takhayul,tapi dia mulai bertanya tanya apakah semua
masalah ini adalah suatu tanda dari Tuhan untuk menunda pernikahan mereka sampai mereka lbih pasti"
Belum cukup dia pusing dengan kehidupan pribadinya,dia mendapati kehidupan propesionalnya juga
semakin aneh. Semuanya diawali dengan keluarnya iklan body wash yang shootingnya dilakukan jo
sebulan yang lalu di Bandung. Iklan itu dibuat dengan begitu seksinya sampai dara merasa berdosa hanya
dengan menontonya. Melihat tubuh jo yang berotot dibawah semburan air yang lebih kelihatan dari dlang
pemadam kebakaran daripada shower membuat dara hanya bisa melongo didepan TV selama semenit
iklan itu ditayangkan. Dara bahkan mendengar Krisna yang tidak pernah menunjukkan kerertarikan sama
sekali pada laki laki lain kecuali pacarnya berkata," Oh... My...God." Arman,pacar Krisna langsung
kelihatan tersinggung setengah mati mendengar kata kata Krisna. Dan selama sepuluh menit Krisna
mencoba memastikan kepada Arman bahwa dia jauh lebih keren daripada jo Brawijaya. Jelas jelas suatu
kebohongan karena Arman adalah tipe laki laki yang tidak pernah berolahraga sepanjang hidupnya,karena
itu diusianya yang baru tuga puluh tahun dia sudah kelihatan seperti oom oom berumur empat puluhan
dengan badan penuh lemak,perut buncit,dan kepala botak.
Dara memerlukan waktu dua minggu sebelum akhirnya bisa bertatap muka dengan jo tanpa memikirkan
iklan itu dan pada saat itulah apa yang terjadi, tapi dia mendapati jo jadi well,sweet. Satu kata yang tidak
akan pernah digunakan untuk menggambarkan jo sebelumnya. Dimulai dari jo mencoba sebisa mungkin
menghabiskan hampir setiap waktunya bersama blu,otomatis dengannya untuk main scrabble,ticket to
ride,monopoli,atau hanyasekedar nonton TV sama sama. Dara bahkan mendapati jo mencoba membantu
blu mengerjakan PR fisikanya dan menemani blu pergi belanja di MNG. Dara ingat betul kejadian hari tiu
yang dia yakini akan terukir dikepalanya untuk selama lamanya.
Bab 19 UNDERSTANDING SELAMA ini kalau dara kaeluar bersama blu,pasti ada banyak fans yang mendekati mereka untuk minta
tanda tangan atau foto,tapi hampir semuanya bertingkah laku sopan dan beradab. Sama sekali berbeda
dengan fans jo yang cenderung ganas. Semua orang tau jo cukup populer dan sering diserang fans,tapi
delama ini dara tidak pernah keluar dengannya ditempat umum dan melihatnya dengan mata kepalanya
sendiri. Awalnya semuanya masih kelihatan adem ayem saja ketika mereka memasuki mal karena orang orang
masih belum sadar siapa mereka.Jo sengaja menyembunyikan wajahnya dibawah topi basball,tapi
sepertinya itu tidak berfungsi karena lambat laun orang orang mulai berhenti berjalan,menengok,berbisik,
"Itu bukanya jo brawijaya?" Dan akhirnya berteriak histeris,
"Agghhh... Mas jooo....! Dan "I love you,jo!". Tak lama kemudian beberapa pengunjung mal mulai
mengikuti mereka. Kalau saja blu atau jo berjalan sendirian,mungkin khalayak ramai masih bisa berfikir bahwa mereka sudah
salah orang ,tapi tidak ketika kakak beradik ini muncul bersama sama. Buntutnya mereka harus lari ke
MNG dengan jo menarik blu ke dalam pelukannya,melindungi blu dengan tubuhnya sambil berlari
meskipun dara agak terkejut dengan aksi jo yang lebih memilih melindungi blu daripada dirinya
sendiri,karena jelas jelas orang orang ini mengejar jo,tapi dara menghargainya karena dia yakin tubuhnya
tidak akan bisa melindungi blu sebaik tubuh jo.
Ketika mereka sedang menaiki eskalator,salah satu fans yang terlalu antusias menarik lengan kemeja jo
dan hampir membuatnya kehilangan keseimbangan.
"Wait,wait,jangan narik narik saya,"ucap jo sambil mencoba menarik lengannya kembali,tapi pegangan
fans itu cukup kuat. Mencoba mengatasi keadaan,dara menggenggam bahu fans itu dan berkata dengan soapan tapi
tegas,"Mbak,tolong lepasin Mas jl.
Penggemar jo itu menatap dara dengan bingung,tapi melihat tampang dara yang siap memanggil security
kalau dia tidak melepaskannya,dia akhirnya terpaksa melepasjan jo. Mereka hanya tinggal beberapa
meter dari MNG,tapi kini dara menyadari ada sekitar sepuluh orang yang mengejar mereka. This is crazy!
Hari ini bahkan bukan hari libur dan sekarang sudah jam 19.00.
Bukankah cewek cewek ini perlu pulang untuk mengerjakan PR atau mengurus makan malam suami
mereka" Dara baru bisa bernafas ketika memasuki MNG,dan sales assistant yang tisak mau menoleransi kegilaan
ini langsung menelepon security mal. Satpam tersebut sekarang berdiri di luar MNG untuk menahan para
fans yang berniat menyerbu masuk .
Hanya ada lima pelanggan lain di toko itu. Dua orang dari mereka untungnya adalah orang asing yang
hanya menatap. Jo dan blu dengan sedikit ingin tahu,tapi tidak kelihatan mengenali keduanya. Tiga orang
lainnya adalah seorang ibi dengan dua anaknya yang meskipun kelihatan mengenali jo dan blu tapi cukup
menghargai privasi mereka untuk tidak mendekati. Dara berterima kasih akan ini.
Setelah keadaan lebih tenang dan dara memastikan blu memilih beberapa pakaian yang disukainya
sebelum menghilang ke ruang ganti untuk mencobanya,dara melihat lucpka cakar dilengan kiri jo.
"Let me see that,"ucap dara dan menarik lengan jo. Luka cakaran itu tidak dalam,tapi titik titik dara mulai
muncul ke permukaan. "It's fine. It's a scratch,"ucap jo pasrah dan mencoba menarik lengannya.
+h,dara rasanya ingin mencakar balik fans cewek yang tadi menarik lengan jo. Dara yakin luka cakaran itu
disebabkan oleh nya. "LukA ini perlu dibersihkan,. Kalau nggak,nanti berbekas atau lebih parah lagi infeksi. Bisa kamu tunggu
beberapa menit" Saya perlu ke farmasi sebentar." Dara segera melambaikan tangannya pada seorang
sales assistaint bernama Ane.
"Tolong jagain mad jo dan blu sebentar,saya perlu ke farmasi,"ucap dara.
"Oh,bisa,Mbak,"jawab ane ramah.
Dara lega ane kelihatan sangat profesional dan tidak menganga ketika melihat jo.
"Saya nggak perlu dijagain,saya bisa menjaga diri sendiri.
Dan sudah saya bilang saya nggak perlu diobati,tangan saya nggak apa apa,"geram jo.
Dara melirik ke luar toko. Meskipun keramaina diluar sudah jauh berkurang,dia masih bisa melihat
beberapa fans berkeliaran. Memikirkan bahwa dia harus berhadapan dengan mereka lagi membuatnya
bergidik. Oh,come on,dara,ini bukan pertama kalinya kamu harus berhadapan dengan fans artis,omel dara dalam
hati. Tapi tidak ada dari mereka yang degila ini,ucap suara kecil.
"Kalau mbak perlu P3K,kita punya persediaan disini."Kata kata ane menarik perhatian dara kembali.
"Oh. Kalau gitu,boleh saya pinjem?"Tanya dara.
"Sebentar saya ambilkan."Ane pun menghilang selama beberapa menit ke ruangan di bagian belakang
kasir. Pada saat itu blu muncul kembali dari ruang ganti dengan hampir dua puluh potong pakaian,mulai dari
gaun,beberapa atasan,celana pendek,hingga rok terlampir pada lengannya.
"Oke,aku mau ambil ini semua,"ucap blu.
"Coba mas lihat. Blu memindahkan semua pakaian dari lengannya satu per satu ke jo. Dengan penuh perhatian jo
memberikan komentar. "Yep,yang ini boleh."
"Nggak,yang itu bikin kamu kelihatan seperti lampu lalu lintas."Yang disambut oleh gelak tawa blu.
"Itu kayaknya sedikit kedodoran,lebih bagus kalau satu ukuran lebih kecil."
"Warna hitam lebih bagus daripada coklat,lebih gampang dicari pasangannya."
Dara memperhatikan interaksi ini sambil tersenyum. Sekali lagi dia sadar betapa banyaknya jo berubah.
Seakan laki laki yang kerjanya ngomel melulu padanya selama berbulan bulan adalah orang yang lain
sama sekali dibandingkan laki laki yang sekarang sedang mencoba mendandani adiknya.
Setelah mengikuti saran jo untuk melakukan beberapa perubahan pada pilihan pakaiannya,blu
menghilang ke kasir sambil menggemnggam kartu kredit jo.
Ane kembali dengan kotak P3K dan dara langsung $engeluarkan alkohol swap.
"Give me your band,"ucap dara sambil mengeulurkan tangannya.
Jo kelihatan ragu sesaat,tapi kemudian mendesah pasrah dan mengulurkan tangannya. Jo sedikit
tersentak ketika kapas beralkohol itu menyentuh kulitnya.
"Sori," ucap dara dan mengangkat tangan jo mendekati bibirnya untuk meniup kulitnya.
Dia lalu mengoleskan salpe antibiotik pada luka itu dengan cotton bud sebelum mengembalikan kotak P3k
kepada ane yang kemudian meninggalkan mereka sendiri.
"Oke,sudah beres. Nanti sebelum tidur perlu diobatin lagi," ucap dara dan mendongak untuk tersenyum
kepada jo. Jo menatap luka ditangannya dan menatap dara sebelum kemudian berkata," Kamau perempuan perta
ayang mengobati luka saya selain mama."
Dara mencoba mengingat apakah dia pernah melihat mama jo sebelumnya. Dara tahu beliau sudah nggak
ada,tapi dia nggak tahu kapan atau kenapa beliau meninggal. Sebelum menyadari apa yang
dilakukannya,dara sudah berkata," Kamu pasti kangen sama mama kamu."
Jo kelihatan terkejut mendengar kata kata dara dan dara memarahi dirinya sendiri yang terdengar sok
tahu. Tapi kemudian dia mendengar jo berkata," Setiap hari. Terutama waktu ketemu ibu kamu. Beliau
banyak ngingetin saya pada mama saya. Cara ibu kamu ngasih makan saya,seperti saya orang
kelaparan,sudah seperti mama saya." Jo tersenyum sambil menggelengkan kepalanya,seakan
menawarkan diri sendiri. "Saya selalu iri sama orang orang yang masih punya orang tua."
Dara mengangkat alisnya tidak mengerti.
"Ada yang datang ambil rapot,nelepon untuk tanya apa kita lulus ujian atau apa kita rencana pulang
liburan,masakin makanan favorit kita,memeluk kita sewaktu kita sedih,atau menepuk punggung kita akalau
mereka bangga dengan sesuatu yang kita sudah lakukan,"jelas jo.
Wajah jo kelihatan sangat sedih ketika mengatakan semua itu,membuat dara ingin memeluknya,tapi dia
menahan diri dan justru bertanya," Apa mama dan papa kamu nggak pernah melakukan itu semua?"
"Dulu memang ada mama,tapi setelah beliau nggak ada..."Jo mengangkat bahunya sebagai penjelasan.
"Kapan mama kamu meninggal?"
"Waktu saya umur sepuluh tahun. Kanker paru paru,kata dokter karena second hand smoke dari papa."
"Dan papa kamu nggak pernah..." Dara tidak tahu bagaimana menanyakan hal selanjutnya.
Jo terkekh."Let's just say....papa saya lebih tertarik menjadi seorang drummer yang dipuji satu indonesia
daripada menjadi seorang ayah."
Dara tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia tahu kejadian barusan adalah langka. Entah
bagaimana,tapi. Menurutnya jo bukanlah tipe orang yang akan menceritakan apa saja kepada siapa pun.
Selama hampir enam bulan bekerja untuk blu,otomatis mengetahui kehidupan jo juga,dara mendapati
bahwa aktivitas jo terbatas pada bekerja dan mengurus blu .
Sekali kali dia akan keluar dengan kayla,atau teman teman bandnya,tapi lebih seringnya dia hanya
hangout dengan revel. Dara kini menyadari jo adalah orang yang sangat tertutup karena itu dara
superbingung kenapa jo baru saja menumpahkan semua itu kepadanya. Dan jo sepertinya menyadari hal
itu karena dia kelihatan seperti ingin menarik kata kata nya kembali kalau bisa.
"Well,thanks karena sudah ngobatin saya,"ucap jo sedikit gelisah.
Mengerti bahwa percakapan mereka barusan sudah ditutup,dara membalas dengan nada
bercanda,"you're welcome. Mudah mudaha ini juga yang terakhir kali saya harus melakukannya. Saya
nggak tahu kalau fans kamu sebegini gilanya. Apa selalu seperti ini?"
"Biasanya memeang begini,tapi semenjak iklan body wash saya keluar,mereka jadi lebih....antusias."
Dara mencoba menahan tawa."Saya nggak tahu bagaimana kamu bisa keluar rumah dengan segala
kegilaan yang mengikuti kamu ini."
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Memang susah kadang kadang. Itu sebabnya saya hanya pergi ketempat tempat yang lebih sering
dikunjungi oleh laki laki atau orang orang yang nggak kenal saya."
"Sebelum ada saya,gimana kamu bisa belanja bulanan"
Supermarket kan penuh dengan wanita?"
Jo terkekh sebelum menjawab dengan sedikit sedih," lebih seringnya saya nebeng sama revel. Kalau staf
dia sedang belanja bulanan,saya nitip."
"Kapan terakhir kali kamu menginjak kaki di supermarket?"
Jo berfikir sejenak." Mungkin sekitar empat tahun yang lalu.+ jo mendesah panjang." I really miss it
sometimes. Untuk memiliki kebebasan peri ke mana aja yang saya mau tanpa perlu khawatir apakah ada
orang yang mengengikuti saya."
Dara agak terkejut dengan reaksi jo ini. Selama ini dia menyangka jo mengikuti segala perhatian yang
yang diterimanya. Dia sudah salah sangka.
"Mungkin kalau kamu nggak terlalu ramah dengan fans kamu,mereka nggak akan segini ganasnya. Apa
kamu nggak risi dengan cara mereka memperlakukan kamu?"
"Terkadang memang risi,tapi saya juga nggak bisa marah pada mereka karena tanpa mereka saya nggak
akan bisa mendapatkan segala sesuatu yang saya punya sekarang."
"What do you mean" Kamu drummer berbakat,dan bukan mereka yang mengajari kamu cara main drum."
Otomatis dara membela bakat jo. Dia tidak tahu kenapa dia melakukannya karena sejujurnya,hingga
sekarang,pendapatnya tentang drum masih belum berubah. Dan dia menyesali komentarnya ini ketika
mendengar pertanyaan jo. "Dari mana kamu tahu saya drummer berbakat?"
Dara mencoba berpikir cepat dan berbakat," Well Revelino Derby telah mempekerjakan kamu sebagai
drummer nya selama beberapa tahun belakangan ini. Meskipun saya nggak tahu apa apa tentang
drum,saya tahu standar musik revel. Kamu nggak akan dipekerjakan kalau nggak berbakat."
Jo terkekeh. "I guess kalau kamu mengatakannya seperti itu saya harus setuju dengan kamu."
"So,kamu nggak harus merasa beruntang apa apa pada orang orang diluar sana," tegas dara merangkum
pembicaraan mereka. Jo tertawa sebelum membalas," I do actually."
Dara mengangkat alisnya meminta penjelesan.
"Saya memang dapat uang yang cukup dari main drum,tapi mayoritas pemasukan saya datang dari hal
hal lainnya,seperti perusahan itu mau saya jadi duta mereka kalau mereka tahu saya nggak punya daya
tarik fans yang besar" Anyway,saya main drum karena saya suka,tapi mereka..." Jo melirikkan matanya
pada beberapa fans yang berdiri diluar toko." Mereka sumber pemasukan saya. Dan selama mereka
masih mau melihat saya,saya akan berusaha sebaik mungkin melayani mereka."
Dara hanya menganga mendengar kata akata jo. Dia tidak tahu kenapa dia membutuhkan waktu sebegini
lama untuk menyadari ini. Laki laki yang ada di hadapannya penuh kontradiksi.
Dia laki laki yang penuh kasih sayang,yang mencintai adiknya,pekerjaannya,tahu cara menghargai segala
sesuatu yang dimilikinya,tanpa mengharapkan apa apa dari orang lain. Jo spesimen laki laki langka yang
sulit ditemui pada zaman sekarang,karena itu patutu dihargai.
Setelah hari itu,dara mendapati dirinya mencoba membangun persahabatan dengan jo yang begitu
charming,penuh perhatuan,dan lucu dengan humor yang senang merendahkan diri sendiri. Intinya. Jo
sangat menyenangkan untuk diajak bicara karena dia bisa membuat lawan bicaranya merasa nyaman.
Berbeda dengan kebanyakan laki laki yang mementingkan diri sendiri,jo justru lebih suka membicarakan
segala sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Yang jelas kini dara mulai bisa melihat jo yang sebenar benarnya,diluar semua personalita platboy dan
drummer paling. Ganteng se-indonesia yang dia sudah kenakan selama bertahun tahun. Jo selalu penuh
perhatian dengan menatapnya kalu dia sedang berbicara,mendengarkan kata katanya,betul betul
mendengarkan dan mempertimbangkan pendapatnya,bukannya halnya pura pura,dan tidak perndah
bernada merendahkan kalu sedang menjelaskan sesuatu.
Sering dengan rasa nyaman yang dara rasakan ketika bersama jo,tanpa dia sadari dia mulai lebih terbuka
menjawab pertanyaan jo tentang dirinya. Mulai dari berapa bersaudra,nama kakak dan adiknya,nama
keponakannya,makanan kesukaan,hobi,bahkan tentang rencana hidupnya.
"Apa kamu memang bercita cita jadi asisten artis?"Tanya jo suatu malam ketika mereka sedang duduk
didepan TV di rumah jo sementara menunggu hujan dan macet reda sebelum dara pulang.
Blu sedang bergosip di telepon dengan Kat di kamarnya. Mbok uti sudah beristirahat. TV sedang
menayangkan salah satu episode CSI: New York, tapi volumenya cukup rendah sehingga dara bisa
mendengar pertanyaan jo dengan jels.
"Nggak sama sekali. Saya rasa nggaka akan ada orang yang cita citanya jadi asisten dalam jenis apa pun.
Biasanya orang maunya jadi bos,bukan asisten bos. Jadi artis daripada asisten artisnya."
"Jadi kenapa kamu jadi asisten artis?" Jo memutar tubuhnya dan menyandarkan punggungnya pada
pegangan tangan sofa untuk bisa menghadap dara.
"Awalnya karena bayarannya,tapi kemudia ko ternyata saya cukup suka dengan pekerjaannya. Jadi
asisten sebelumnya nggak ada bedanya dengan jadi akutan atau pengacara. Yang kita tawarkan adalah
jasa yang sifatnya abstrak. Tujuannya adalah mempermudah kehidupan klieN kita. Bedanya, jasa yang
ditawarkan oleh PA biasanya biasanya bersifat lebih personal,karena itu bisa lebih mengenal kline. Itu
yang saya suka dengan pekerjaan ini. Personal connection dengan klien yang dalam,sampai sampai kita
dianggap sebagai dari keluarga."
"Wow,kamu betul betul serius dengan pekerjaan kamu ini ya." Ucap jo kagum.
"Karena ini satu satunya hal yang saya tahu saya bisa lakukan dengan baik."
"Apa kamu pernah berambisai untuk jadi manajer artis,dari pada asisten artis?"
"Ambisi sih ada,cuma kesempatan yang belum ada."
"Kalau ada yang memeberi kamu kesempatan untuk jadi manajer artis,apa kamu mau?"
"Kalau sekarang mungkin sudah terlambat."
"Karena panji?"
Dara mengangguk."Saya rasa pendapat panji sama saja dengan saya jadi asisten atau manajer artis. Dia
tetap nggaka akan suka."
Dara tahu dia sudah salah bicara ketika melihat tubuh jo jadi kaku dan dia sadar ini sesuatu yang
konsisten dilakukan jo setiap kali nama panji muncul didalam pembicaraan mereka.
"Well,that's too bad. Padahal menurut saya kamu punya potensi yang cukup kuat untuk jadi manajer artis."
Dara hanya bisa tersenyum kaku,menghargai dukungan yang diberikan jo kepadanya.
Dengan banyaknya waktu yang dihabiskan jo bersama blu,otomatis hubungan jo dengan kayla semakin
merenggang. Dulu setiap kali dara bertemu jo,kayla akan ada bersamanya. Bahkan beberapa kali dara
mendapati kayla sudah ada dirumah jo ketika dia datang untuk mengantar blu ke sekolah. Dalam hari dara
bertanya tanya apakah kayla menginap dirumah jo" Dan kalau menginap,dimanakah fia tidur" Dara
mencoba mengingatkan dirinya sendri bahwa apa pun yang dilakukan jo bukan urusannya, tapi hal itu
tidak mendengar berita tentang putusnya jo dan kayla melalui infotaiment.
Jo kelihatan cukup santai menanggapi putusnya hubungannya dengan kayla,tapi kayla betul betul
mengamuk dengan mengatakan bahwa jo adalah seorang pembohong dan senang mempermainkan hati
perempuan kepada media mana saja yang mau mendengarkannya. Sebagai sesama
perempuan,deharusnya dara bersimpati kepada kayla,tapi dia justru tertawa. Bukanya menertawakan
kayla,tapi menertawakan dirinya yang menyangka jo sudah berubah. Dia seharusnya tahu laki laki seperti
jo tidak akan pernah berubah karena merka tidak mau berubah. Mereka terlalu mencintai kebebasan,jadi
jangan harap mereka mau settle down. Komitmen adalah hal terakhir yang terlintas dikepala merek.
Dara sadar betapa beruntungnya dia memiliki panji yang serius,bertanggung jawab,dan tidak takut akan
komitmen,panji memiliki kapasitas mental laki laki dewasa yang stabil. Dan dara memerlukan kestabilan
itu di dsalam hidupnya. Dara meringis mengingat betapa ketiga sobatnya mengamuk ketika
mendengarnya baikan lagi dengan panji.
Bab 20 HARDBALL "You are shitting me?"Teriak adri.
Tangan kananya yang sedang memegangi kuas lipgloss berwarna merah bata berhenti diudra ketika dia
menoleh dari bangku depan.
Mereka sedang menghabiskan girls nite bersama jana dan Nadia dengan pergi makan malam dan nonton
film. Ritual yang sudah mereka lakukan semenjak mereka masih single dan berlanjut hingga sekarang.
Meskipun kini sibuk dengan keluarga dan pekerjaan,mereka harus puas dengan kumpul kumpul kapan
saja mereka ada waktu,yang biasanya berarti enam bulan sekali.
"Ya,persis seperti yang adri bilang," sahut jana yang tidak bisa menoleh karena sedang myetir.
"Kayaknya gue udah bilang ke elo deh untuk putus sama dia,bukannya malah balikan lagi."Ucap adri lagi
sambil memasukan tube lipgloss ke dalam tasnya.
Melihat wajah meringis dara,Nadia yang duduk di sebelahnya dibangku belakang berkata,"OH my God,ra.
Jangan bilang ke gue kalau lo yang minta balik."
Dengan anggukan dari dara,ketiga soibatnya langsung menggeram keras. Beberapa kata sumpah keluar
dari mulut adri yang keahlian menyumpahnya bahkan bisa membuat nenek moyang para pelaut bangga.
"I hate that gut,"geram adri.
"Me too."Sambung jana.
Naria tidak mengatakan apa apa,lebih memilih diam. Tapi dari kerutan dikeningnya dara tahu nadia
sedang menahan diri untuk tidak menyumpah.
"Sudah mana sombong."
"Gue nggak tahu cara dia ngomong. Kesannya merendahkan."
"Sok tahu,lagi."
"Guys!! Bisa nggak sih lo pada nggak ngejek ngejek calon suami gue?"
"Kami nggak sedang menjelek jelekan panji,karena sudah cukup jelek tanpa itu," bantah adri.
"Sumpah deh,ra,lo tuh bisa ngedapetin siapa aja,kanapa juga sih elo harus sama dia" Apa nggak ada
yang lain?"Tanya jana.
"He's nice okay." Dara mencoba membela panji dan dirinya yang telah memilih panji.
"That's the lamest exuse I've ever heard,"ucapa dri.
"No it's not," bantah dara keras.
"Yes it is," adri balik membantah tidak kalah kerasnya.
Dara melirik kepada nadia yang masih juga tidak mengatakan apa apa,meminta pertolongannya.
"What do you think,nad?"Tanya dara pada sobat yang paling frkat dengannya ini.
Sewaktu adri dan jana terlalu sibuk dengan kehidupan mereka di Amerika,nadia satu satunya yang masih
berhubungan dengan dara secara konstan.
"Sori,ra,tapi gue harus setuju dengan jana dan adri,"ucap nadia pelan.
"Told ya,"dengan penuh kemenangan adri menambahkan .
"Oke,nggak penting apa alasan gue untuk menikahi panji.
"Dan membuat hidup lo merana?"Sindir jana.
"Dude,panji mencoba mengubah elo jadi..." Adri kelihatan berfikir sejenak memikirkan kata kata yang
tepat," Virgin mary.
"Dan kita semua juga tahu lo sudah lama kehilangan hak untuk mengaku virgin,"tandas jan.
Dan meledaklah tawa empat sobat itu. Tidak ada yang bisa berbicara selama beberapa menit karena
setiap kali mereka mencoba berhenti ,mereka akan melefak tertawa lagi.
"Look,our point is apakah lo akan happy menikahi panji?"
Tanya nadia yang akhirnya bisa berkata kata.
"I think so,"jawab dara.
"That means you will not be happy,"ucap adri.
"I said I will be happy,"teriak dara.
"Nope. Lo bilang I'think so, yang berarti bahwa lo bahkan nggak yakin."
"I WILL BE HAPPY!!!!" Teriak dara lebih keras.
"Meskipun dia nggak pernah dan gue yakin nggak akan pernah memperbolehkan elo jadi diri lo yang
sebenarnya?" Tanya jana.
"Itu nggak penting. Panji jenis laki laki yang gue butuhkan dikehidupan gue."
"But is he the one you want?"Tanya nadia pelan.
"Apa bedanya?" Well,coba pikirkan seperti ini. Semua orang perlu pakaian kan" Dan lo bisa mendapatkan pakaian yang
pada dasarnya hanya sehelai kain,dimana aja. Dan mungki lo nggak peduli dengan style nya atau
bahannya karena yang ada dipikiran lo adalah bahwa lo hanya perlu munutupi tubuh lo. I mean itu fungsi
utama pakaian. Sekarang gue tanya ke elo...lo beli jins yang sekarang lo pakai di mana?"
"Di MNG,"jawab dara,masih bingung dengan arah pembicaraan ini.
"Kenapa lo beli di MNG" Kenapa nggak di pasar blok M.misalnya. Toh itu sama sama jins."
"Karena gue suka potongan jins di MNG,bikin gue kelihatan lebih seksi dan bahannya lebih halus."
"Meskipun harga di MNG mungkin 10 kali lipat harga jins di pasar blok M,lo tetep beli di MNG,kan?"
Dara mengangguk. Semakin bingung.
"Dan gue yakin lo lebih menghargai jins MNG lo itu daripada jins yang lo beli di blok M. Karena lo lebih
cocok dengan jins MNG,karena lo mau jins MNG," sambung nadia yang sengaja menekanna kata" mau"
pada penjelasannya itu. "Gue nggak ngerti,"ucap dara.
"Ra,panji itu sudah seperti jins di blok M, sedangkan laki laki yang elo mau adalah jins dari MNG."
"Tunggu sebentar...."
Protes dara dipotong oleh jana."Ra,kami nggak bermaksud mempertanyakan keputusan lo..."
"Tapi itu yang kalian sedang kerjakan,"omel dara.
"Atau bikin elo bingung,"sambung nadia,tidak menghiraukan omelan dara." Tapi lebih dari apa pun,yang
kami mau adalah ngeliat elo bahagia,karena pernikahan bukan main main lho. Kalian akan teriakat untuk
jangka panjang. Jangan sampai elo menikah karena alesan yang salah,apalagi laki laki yang salah.
Gue yakin pernikahan nggak akan bertahan kalau itu sampai terjadi."
Kata kata nadia membuat keadaan didalam mobil langsung sunyi.
"Apa lo cinta sama panji?"Tanya adri pelan.
"Of course!" Jawab dara dengan terlalu bersemangat yang membuatnya tersengar seperti sedang
mencoba menyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
"Apa dia bikin jantung lo berdebar debar setiap kali lo ngeliat dia?"Tanya jana.
"Heh?" "Passion itu penting lho dalam suatu hubungan,"jana mencoba membela diri.
"Saran ini datang dari orang yang nikah sama laki laki paling kaku yang gue pernah temui diseluruh dunia
ini?" "Tapi sampai sekarang dia tetap bikin jantung dan beberapa bagian diri gue yang lain berdebar debar
setiap kali gue ngeliat dia."
"Ewwww!!!" "To much information."
"Kayaknya telinga gue baru berdarah mendengar itu."
Dara,Adri,dan Nadia berteriak pada saat yang bersamaan dan jana hanya cekikikan.
"Apa yang hati lo bilang tentang pernikahan ini?" Tanya Nadia.
"Gue sudah berhenti mendengarkan hati gue kalau sudah urusan laki laki,karena bagian itu cenderung
hormonal dan emosional. Setiap kali gue memutuskan untuk mengandalkannya,segala sesuatu berakhir
dengan bencana,"gerutu dara.
"Jadi lo mengambil keputusan berdasarkan apa?"Tanya Adri.
"Akal sehat." Adri tersedak,jana mulai cekikikan,hanya Nadia yang bisa berkata kata."And ho is that working so far?"
"Great sampai kalian membuat gue merasa bersalah karena sudah mengambil keputusan sendiri,"tandas
dara. Nadia menyipitkan matanya,mempelajari profil dara yang memeperlihatkan kekeraskepalaannya. Dia tahu
sobatnya ini sedang melakukan kesalahan tapi tapi menolak mengakuinya. Sebagai seorang teman,yang
bisa dia lakukan adalah mengingatkannya. Selain itu tidak ada yang bisa dia lakukan karena keputusan
ada ditangan dara. "Well,sepertinya keputusan lo untuk menikahi panji sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa kami lakukan
untuk mengubahnya. I...well,we just hope that you know what you're doing."
Adri dan jana sudah siap protes dengan kata kata nadia ini tapi mereka menutup mulut ketika dipelototi
oleh nadia.ya,tepat sekali. Dara juga berharap dia tahu apa yang dia sedang lakukan.
Kata kata nadia membuat keadaan didalam mobil langsung sunyi.
"Apa lo cinta sama panji?"Tanya adri pelan.
"Of course!" Jawab dara dengan terlalu bersemangat yang membuatnya tersengar seperti sedang
mencoba menyakinkan dirinya sendiri daripada orang lain.
"Apa dia bikin jantung lo berdebar debar setiap kali lo ngeliat dia?"Tanya jana.
"Heh?" "Passion itu penting lho dalam suatu hubungan,"jana mencoba membela diri.
"Saran ini datang dari orang yang nikah sama laki laki paling kaku yang gue pernah temui diseluruh dunia
ini?" "Tapi sampai sekarang dia tetap bikin jantung dan beberapa bagian diri gue yang lain berdebar debar
setiap kali gue ngeliat dia."
"Ewwww!!!" "To much information."
"Kayaknya telinga gue baru berdarah mendengar itu."
Dara,Adri,dan Nadia berteriak pada saat yang bersamaan dan jana hanya cekikikan.
"Apa yang hati lo bilang tentang pernikahan ini?" Tanya Nadia.
"Gue sudah berhenti mendengarkan hati gue kalau sudah urusan laki laki,karena bagian itu cenderung
hormonal dan emosional. Setiap kali gue memutuskan untuk mengandalkannya,segala sesuatu berakhir
dengan bencana,"gerutu dara.
"Jadi lo mengambil keputusan berdasarkan apa?"Tanya Adri.
"Akal sehat." Adri tersedak,jana mulai cekikikan,hanya Nadia yang bisa berkata kata."And ho is that working so far?"
"Great sampai kalian membuat gue merasa bersalah karena sudah mengambil keputusan sendiri,"tandas
dara. Nadia menyipitkan matanya,mempelajari profil dara yang memeperlihatkan kekeraskepalaannya. Dia tahu
sobatnya ini sedang melakukan kesalahan tapi tapi menolak mengakuinya. Sebagai seorang teman,yang
bisa dia lakukan adalah mengingatkannya. Selain itu tidak ada yang bisa dia lakukan karena keputusan
ada ditangan dara. "Well,sepertinya keputusan lo untuk menikahi panji sudah bulat. Nggak ada lagi yang bisa kami lakukan
untuk mengubahnya. I...well,we just hope that you know what you're doing."
Adri dan jana sudah siap protes dengan kata kata nadia ini tapi mereka menutup mulut ketika dipelototi
oleh nadia.ya,tepat sekali. Dara juga berharap dia tahu apa yang dia sedang lakukan.
Jo mematikan TV,bosan mendengarkan berita yang itu itu saja tentang putusnya hubungannya dengan
kayla. Di luar saran PR MRAM yang memintanya menyangkal tuduhan kayla itu,jo memutuskan diam.
Selain karena dia tahu bahwa masalah akan jadi lebih besar lagi kalau sampai dia memberikan respon
atas amukan kayla,juga karena dia memberikan respon atas amukan kayla,juga karena dia dalam lubuk
hatinya yang paling dalam,dia merasa bersalah. Dia sudah menyalahgunakan kayla dari awal untuk
melupakan dara. What a mess!
Dia memutuskan hubungannya dengan kayla untuk memfokuskan perhatiannya kepada dara,tapi setelah
dia putus dengan kayla,dara sepertinya menjaga jarak lagi dengannya. Dan hal ini membuatnya bingung.
Apa dia sudah salah membaca semua sinyal yang diberikan dara padanya" Hal ini membuatnya semakin
kalang kabut. Dia sudah kehabisan waktu.
Sekarang sudah akhir april dan dara akan berhenti bekerja bulan juni,itu berarti jo hanya memiliki waktu
kurang dari dua bulan untuk melaksanakan misinya. Dia sudah mencoba jadi seorang gentelman dan
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghormati dara dengan tidak maksanya,tapi sepertinya tiba waktunya untuk main hardball dengan
dara. Pada saat itu jo mendengar suara tawa vlu dan dara yang baru pulang dari MRAM dan dia langsung
mengambil keputusan. It's now or never. Jo menunggu hingga blu meninggalkan ruang tamu dan masuk
ke kamarnya,sebelum mengalihkan perhatiannya kepada dara.
"Dara,bisa saya bicara sebentar"
"Sure. What up?"
"Blu gimana kabarnya?"
Dara mentapa jo dengan bingung dan menjawab."Kayaknya kamu bisa menanyakan itu sendiri ke dia deh.
Kenapa tanya ke saya?"
"Karna saya merasa dia cerita lebih banyak ke kamu daripada ke saya."
Dara mendengus." Apa yang kamu mau tahu tentang blu?"
"Apa dia masih tergila gila pada William?" Jo mempersilahkan dara duduk dikursi makan.
Dara menerima undangan itu."Yep,tapi sudah banyak berkurang. William sedang sibuk UN."
"Kamu mau teh" Ini baru diseduj,jadi masih panas," jo menawarkan.
Dara mengangguk dan jo menuangkan satu cangkir teh untuk dara sebelum berkata kata lagi.
"Gimana nilai akademis blu untuk semester ini?"
"Thanks,"ucap dara menerima cangkir yang disodorkan pada nya. Dia menghirup teh itu sebelum
melanjutkan," Bagus. Stabil. Sekarang fia sudah tidak perlu lagi membagi waktu dengan persiapan
konser,jadi bisa lebih konsentrasi pada pelajaran."
"Apa dia excited dengan kepulangan poppy bulan juni?"
"Yeah. I think she misses her mom. Meskipun mereka sering ngobrol lewat Skype,itu nggak sebanding
dengan memiliki mamanya kembali di jakarta."
Jo menyadari bahwa dalam waktu enam minggu,rumahnya akan kosong melongpong lagi. Mencoba
mencari topik yang tidak membuatnya depresi,di bertanya,"apa dia sudah ngomong tentang apa yang dia
mau untuk ulang tahunnya?"
"NoT really. Kenapa" Apa kamu sudah membelikan dia sesuatu?"
Tanpa pikir panjang jo langsung mengarang. Dia belum betul betul memikirkan rencananya ini dengan
matang. Yang dia tahu adalah dia ingin membawa dara ke suatu tempat yang bisa membuat perhatian
dara hanya akan terfokus padanya,bukan pada kerjaannya,tunangannya,dan rencana pernikahannya.
"Saya berencana mau ngajak blu berlibur ke Singapur untuk lihat Universal Studios. Dia selalu mau pergi
ke sana,tapi nggak sempat sempat."
"Shit!!!that's a lie. Blu bahkan sama sekali tidak pernah mengatakan apa apa tentang Universal Studios
atau keinginanya untuk pergi ke Singapura. Sekarang jo harus berbicara dengan blu tentang ini sebelum
dara mengonfirmasikannya.
"Oke,kapan mau berangkat?" Dara sudah mengeluarkan agendanya.
"Coba tolong carikan tiket pesawat dan hotel. Kita berangkat jumat depan setelah blu pulang dari
sekolah,dan kembali minggu sore. Saya mau dia sudah ada di Singapura pada hari ulang tahunnya."
Dara segera mencatat informasi ini. Dia baru akan bertanya jumlah orang yang akan pergi ketika jo
bertanya," Kamu punya paspor kan?"
"Punya,"jawab dara dengan sedikit bingung.
"Oke,kalau gitu kamu pesan tiga tiket atas nama saya,blu,dan kamu. Ini kartu kredit saya,jadi kamu bisa
pesan lewat internet."
Jo mengulurkan kartu kredit AMEX yang dikeluarkan dari dompet kepada dara. Dara tidak menyambut
uluran tangan jo dan memilih untuk mendelik.
"Kenapa saya harus ikut?"Tanya curiga.
"Karena saya bilang kamu harus ikut,"tegas jo.
Dara menahan diri agar tidak mengertakkan giginya dan berkata,"saya rasa acara ulang tahun blu akan
lebih tepat untuk dirayakan bersama keluarga. Dan saya bukan keluarga."
"Nggak peduli bahwa kamu nggak menganggap diri kamu sebagai dari keluarga kami,tapi blu
menganggap diri kamu keluarga. So,you're going."
Ketika dara masih juga tidak mengambil AMEX yang disodorkannya,jo meraih tangan kanan dara dan
meletakan kartu kredit itu ditelapak tangan dara sebelum melipat jarinya pada kartu itu. Dara tidak percaya
jo sudah mempercayakan kartu kreditnya padanya. Meskipun ini bukan sesuatu yang baru karena tante
Email juga melakukannya,apakah jo sadar bahwa dara baru bekerja selama lima bulan" Tante Email baru
mempercayai dara memegang kartu kreditnya setelah dara bekerja selama dua tahun untuknya. Dara
tidak tahu apakah dia seharusnya terharu dengan kepercayaan yang diberikan padanya atau khawatir.
"Pesan dua kamar,kalau bisa sebelahan. Untuk saya tempat tidurnya queen. Kamu bisa pilih sendiri yang
untuk kamu dan blu. Saya rasa blu lebih memilih tidur sama kamu daripada sendirian atau sama
saya,"ucap jo. "Saya nggak....."
"Saya yakin blu mau kamu ikut. Jadi jangan berdebat dengan saya. Kamu bisa kembalikan kartu itu ke
saya when you're done," jo memotong protes dara.
"Jo,saya nggak bisa ikut. Saya ada rencana dengan panji weekend itu,"ucap dara cepat.
Meskipun ini tidak benara, dara tahu inilah satu satunya cara untuk melarikan diri dari rencana jo. Jelas
jelas panji akan mengamuk kalau sampai tahu bahwa jo sudah meminta dara menginap di hotel
dengannya di Singapura,tidak peduli bahwa blu turut serta dalam perjalanan itu dan mereka tidur dikamar
yang terpisah. Dan sepertinya jo sadar bahwa dara sudah berbohong karena dia menyipitkan matanya dan berkata,"
Telepon panji dan bilang bahwa kamu harus kerja weekend itu."
"Hah?" "Telepon dia sekarang,biar saya yang bicara."
"I don't think so."
"Kenapa" Apa kamu takut panji bilang bahwa kalian nggak ada acara weekend itu dan bahwa baru aja
membohongi saya?" Tantang jo.
Mereka saling tatap selama beberapa detik. Jo yang berkedip duluan dan berkata," Look, saya akan
hargai kalau kamu bisa ikut dengan saya dan blu ke Singapura. Betapapun saya mencintai adik
saya,sejujurnya saya nggak tahu apa yang harus saya lakukan dengan blu kalau nggak ada kamu yang
membantu saya. Kamu penerjemah bahasa blu,yang sampai sekarang masih suka membuat saya bingung."
Awwww shit! Bagaimana dara bisa menolaknya sekarang" Dia mendesah karena tahu ini keputusan
terburuk yang dia pernah ambil sepanjang hidupnya,tapi dia tetap akan melakukannya.
"Saya akan bicara pada panji,"ucapnya akhirnya.
Mereka terpaksa mengambil penerbangan malam ke Singapura untuk menghindari keramaian di bandara
dan dengan begitu mencegah diserang oleh fans,namun beberapa ground crew bandara tetap
berkesmpatan meminta tanda tangan jo pada saat mereka chek in dan ketika diruang tunggu. Jo
menanganinya dengan ramah dan penuh senyum. Atas permintaan jo mereka terbang first class untuk
kenyamanaan dan privasi. Jo menolak mendengar protes dara yang mengatakan bahwa lain dengan jo
dan blu, dara bukanlah seorang selebriti dan dengan begitu tidak memerlukan privasi.
Ini bukanlah penerbangan pertama dara keluar negri. Dia pernah pergi ke Bangkok,Kuala Lumpur,dan
Singapura sebelumnya, tapi selama ini dia hanya mampu terbang dikelas ekonomi. Buntutnya dara harus
duduk dengan tidak nyaman di kursi first class pertamanya untuk penerbangan yang memakan waktu 90
menit itu. Blu duduk disebelahnya,di window seat,sedangkan dia duduk di aisle seat. Jo yang duduk
disebrang gang kabin kelihatan sibuk dengan iPad nya. Keningnya berkerut penuh konsentrasi dan jari
telunjuknya beberapa kali meluncur di atas layar iPad.
Blu menjulurkan tubuhnya dihadapan dara agar bisa berbicara dengan jo tanpa harus berteriak
mengalahkan mesin jet. "Sudah sampai level berapa,Mas?"
"Ssssttt,Mas lagi konsentrasi,"balas jo tanpa mengangkat tatapannya dari layar iPad.
"Pffttt,cuma main Angry Birds aja segitu seriusnya. Sudah aku bilang jangan mulai main,lihat kan
sekarang,sudah ketagihan,"ucap blu tersinggung karena dicuekin dan menyandarkan tubuhnya pada
sandaran kursi. Dan dara mengigit bibirnya mencoba menahan tawa.
Bab 21 JETLAG Begitu mendarat, dara langsung membeli makan malam untuk mereka bertiga sebelum menuju hotel.
Dara harus puas dengan fast food untuk malam ini. Besok dia akan pastikan blu mendaptakan makan
yang lebih sehat. Setelah makan malam dan mandi blu langsung terkapar di tempat tidurnya,
meninggalkan dara sendirian memindahkan semua isi kopernya ke lemari.
Dara baru saja menutup kopernya yang sudah kosong dan mendorongnya ke dalam lemari ketika
terdengar ketukan pada connecting door yang menghubungkan kamarnya dan blu dengan kamar jo. Yep,
jo bersikeras bahwa kamar mereka harus punya pintu penghubung. Katanya untuk jaga jaga kalau ada
orang asing yang mencoba masuk ke kamar mereka. Berbagai macam argumen yang dikemukankan dara
hanya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Akhirnya dara harus mengalah ketika melihat blu sudah siap
menarik kopernya kembali ke bandara melihat mereka berdebat didepan konter sheck in hotel.
Sekilas dara memperhatiak pakaian yang dikenakannya Celan piama dan kaus kedodoran yang sudah
lusuh tapi sangat nyaman dipakai tidur. Kata kata pangi yang akhirnya membolehkannya pergi ke
Singapura setelah bujuk habis habisan oleh dara,terngiang dikepalnay ketika tunangannya itu
mengantarkannya ke bandara.
"Pastikan dia nggak macem macem dengan kamu. Oke" Jangan sampai berduaan sam dia juga. Kamu
akan ada di negri orang,dan kita nggak tahu hukum di negara itu. Jangan minum alkohol atau segala
sesuatu yang kamu nggak tahu campurannya.
Stick with softdrinks atau air dari botol atau kaleng,jadi nggak akan ada yang bisa memasukkan obat
obatan terlarang ke dalam minuman kamu. Langsung hubungi saya kalau ada apa apa,saya akan
langsung ke singapura kamau kamu membutuhkan saya."
SO SWEET BANGET SIH PANJI......
Dara tertawa." Kamu nih paro deh. Jo itu artis,bukannya serial killer. Lagi pula blu akan di sana. Aku yakin
jo nggak akan mencoba macem macem didepan adiknya.+
Panji mendengus dan berkata." Kita ini sedang membicarakan jo Brawijaya. Nggaka da satu hal yang dia
nggak akan lakukan kan kalau ada kesempatan. Kalau dia bukana artis,aku yankin dia bisa jadi serial killer
yang senang membuat korbannya mbuk dulu sebelum dia melakukan aksinya."
Puas karena sudah mengikuti kata kata panji dengan memakia pakaian yang jelas jelas tidak akan
membuat laki laki mana pun tertarik padanya, dara membuka pintu dan menemukan jo sedang berdiri di
ambang pintu mengenakan celama piama dan....nothing else. Dara bisa melihat dengan mata kepala nya
sendiri semua otot di tubuh jo dengan segala tatonya. Pikiran bahwa iklan body wash jo menggunakan
tubuh orang lain atau mungkin teknik kamrea,penuh.
HOLY HELL!!! Ini tidak seseksi yang di iklan,tapi cukup dekat. Tunggu sebentar,kalau nggak salah tadi
dara melihat dua botol Evian dikamarnya. Mungkin dia bisa menyemprotkannya ke tubuh jo untuk
mendapatkan efek basah sedang mandi itu.
Atau lebih baik lagi,menggeret jo kekamar mandi,memaksanya berdiri dibahaw showe dengan semprotan
air sekencang kencangnya,dan memaksa laki laki itu menyentuh diri nya sendiri( no no no.. Maksudnya
adalah menggunkana sabun untuk menyabuni dirinya..) Sementara dara merekamnya.
Lain dengan rencana Adri yang kemungkinan besar ingin menual video itu,yang dara inginkana dalah
menyimpannya untuk lain waktu kalau dia sedang kesepian sendirian dirumah.
SHIT SHIT SHIT.STOP IT STOP IT STOP IT.
Dara memaksa dirinya untuk berhenti memikirkan yang tidak tidak dan berhenti memperhatikan dada jo
yang super bidang,perut jo yang six packs,dan menarik matanya ke atas untuk menatap mata jo.
"Blu sudah tidur?" Tanya jo pelan.
Selama beberapa detik dara tidak bisa menjawab. Dia memang mendengar jo berbicara,tapi tidak bisa
menyernanya. Yang ada dipikirannya adalah:jangan lihat dadanya,jangan lihat perutnya. Fokus ke
matanya,matanya,MATANYAAA....
"Dara?" "Ya?" "Are you okay?"
No,I'm not okay. Betul betul tidak adil. Setidak tidaknya yang bisa dia lakukan dengan wajah ganteng
seperti itu adalah memiliki perut buncit.
Sekali lagi dia mendengar jo memanggil namanya dan dia mengucapkan hal pertama yang terlintas
dikepalanya,"jetlag."
"Jetlag?" "He-eh." Perhatiannya sudah kembali pada dada jo.
"Perbedaan waktu antara jakarta dan Singapura hanya satu jam,kamu nggak mungkin jetlag."
Dara mendengar dirinya berkata,"Right."
"Dara?" "Ehm?" Wow,simbol yin yang didadanya ternyata lebih besar dari pada yang dia kira. Dara ingin menunduk untuk
membaca ayat Alkitab ditulang rusuknya,dia juga ingin memutar tubuh jo untuk memastikan bahwa laki
laki itu memiliki angka"2" di tulang bahunya.
"Berhenti ngeliatin saya seperti itu kalau kamu nggak mau mendapati diri kamu telanjang diatas tempat
tidur saya dalam waktu lima detik,"geram jo.
Dara menarik napas,shock mendengar kata kata jo. Perhatiannya sudah kembali pada wajah jo yang
kelihatan sedang bersusah payah mengontrol dirinya. Mata jo kelihatan tidak fokus. Napasnya memburu.
Kedua tangannya sudah mencengkram lengan dara bagian atas. When did that happen" Dara bahkan
tidak sadar jo sudah menyentuhnya.
"Go to sleep, dara. Putar tubuh kamu,tutup pintu,kunci,dan pergi tidur. NOW!!!!" geram jo.
Sadar akan apa yang akan terjadi selanjutnya kalau dia tidak segera bertindak,buru buru dara melepaskan
diri dari cengraman tangan jo,memutar tubuhnya,menutup pintu penghubung ke kamarnya,dan
menguncinya. Jo terbangun dengan kepala sedikit pusing. Dia mengangkat tubuhnya untuk menarik jam tangan yang
tadi malam diletakannya di atas nakas. Pukul 6.00 waktu Jakarta,berarti pukul 7.00 di Singapura. Masih
terlalu pagi baginya untuk bangun.
Melalui jendela yang tirainya dibiarkan terbuka tadi malam, langit sudah mulai terang. Universal Studio
tidak akan dibuka hingga pukul 10.00. Dia masih punya waktu tida puluh menit lagi untuk tidur.
Kejadian tadi malam kembali memenuhi memorinya. Jo mendesah dan mengangkat kedua tangannya
menutupi matanya,mencoba menenangkan pikirannya. Dia memang berencana untuk menggoda dara
dalam perjalanan ini. Tapi kenyataannya adalah bahwa ketika dia mencoba melakukannya tadi malam,dia
tidak bisa. Dia tidak mau dan tidak bisa memaksa dara untuk menginginkannya. Yang dia mau
adalah,kalau dara sampai menerimanya,itu karena dara rela dan mau melakukannya. Ketakutan pada
wajah dara menghantuinya. Mudah mudahan dara tidak berfikir bahwa dia laki laki buaya atas tingkah
lakunya tadi malam. What the heck am I talking about" Gue memang laki laki buaya yang nggak pantas dipercaya oleh wanita
mana pun,omel jo dalam hati.
Ketika sedang tenggelam dalam pikirannya sediri jo mendengar pintu kamarnya diketuk. Bukan connecting
door,tapi pintu depan. Dia tidak menghiraukan ketuka itu dan menutup matanya. Tapi ketukan itu berbunyi
lagi dan dengan kesal dia pun bangun dari tempat tidur. Kalau itu adalah housekeeping,dia akan
mengajukan keluhannya kepada manajer hotel. Ketika sampai didepan pintu kamar dia melihat selembar
koran di atas karpet di depan pintu. Dia mengangkat koran itu dari lantai dan mengintip pada pee hole.
Dia harus mengedipkan matanya berkali kali untuk menyakinkan bahwa dia tidak salah lihat. Nggak salah
lagi,di balik pintu kamarnya adalah dara. Meskipun kelihatan agak lelah dan sedikit nervous,tapi itu adalah
dara. What the hell.. Apa yang dia mau pagi pagi begini" Jangan bilang di mau... no no no nggak
mungkin. Mungkin dia mau mengundurkan diri dari pekerjaannya karena kejadian tadi malam" Oh please
God,jangan samapai itu terjadi. Apa jangan jangan telah terjadi sesuatu pada blu" Memikirkan itu jo
langsung membuka pintu kamarnya.
Akibatnya,tangan dara yang sudah siap mengetuk pintu jadi mengetuk dada jo yang sekali lagi tanpa
kaus. Menyadari hal ini jo menyumpah dan langsung bergegas le lemari untuk menarik kaus pertama yang
ditemukannya. Buru buru dia memakainya ketika dia menoleh,dara masih berdiri di ambang pintu.
"Apa sesuatu sudah terjadi pada blu?" Tanya jo sambil menghampiri dara.
"No,semuanya baik baik aja. Blu masih tidur,"jelas dara.
Bukanya menjawab pertanyaan jo, dara berkata," hari ini ulang tahun blu."
"I know that." "Saya nggak tahu tradisi di keluarga blu,tapi tradisi di keluarga saya adalah menyanyikan lagu panjang
umurnya untuk membangunkan yang ulang tahun. Saya cuma mau tanya apa kamu mau melakukan itu
dengan saya." Sesuatu pemahaman muncul pada diri jo dan dia berkata,"Oh...o-oke. Apa dia juga buka kadonya
sekarang atau nanti?"
"Sekarang." "Kalau gitu tunggu sebentar." Jo baru saja akan masuk kembali ke dalam kamarnya untuk mengambil
kado blu, CD terbarunya Justin Bieber,satu set seri novel remaja terbaru yang menurut jo akan disukai blu,
dan gift card MNG,ketika sadar bahwa dara masih tidak beranjak dari posisinya di ambang pintu.
"Kamu masuk aja,Dara. Nggak usah berdiri di depan pintu begitu,"undang jo.
Dara langsung menggeleng."Saya tunggu di sini aja."
Dalam hati jo menyumpah,rasa serbasalahlah menyelimutinya.
Satu satunya hal yang dia syukuri adalah bahwa dara setidak tidaknya tidak kelihatan marah padanya.
Buru buru dia menarik kadonya dari dalam tas, mengantongi kartu kunci,dan keluar mengikuti dara
sebelum memasuki kamar wanita itu. Jo merasa seperti seorang idiot ketika keluar melalui pintu depan
padahal mereka memiliki pintu yang menghubungkan kedua kamar, tapi dia tetap mengikuti dara.
Blu masih tewas ditempat tidurnya. Mulutnya agak sedikit menganga. Jo terkekh pose tidur adiknya.
Mungkin dia bisa mengambil foto dan menggunakannya sebagai senjata pada saat saat blu tidak mau
menuruti keinginanya. Jo sadar kembali ketika merasa tangan dara mendorongnya menuju sis tempat
tidur. Dan dengan anggukan dari dara mereka memulai menyanyikan lagu panjang umurnya sekencang
kencangnya. "Panjang umurnya,panjang umurnya,panjang umurnya serta mulia...!"
Blu yang jelas jelas terkejut langsung bangun dari tidurnya dengan rambut acak acakan,mata
terbelalak,dan bekas bantal pada pipinya. Jo terkekeh melihat reaksi adiknya,tapi dia tetap menyanyi.
"Aduhhhhh,ngagetin orang aja deh pagi pagi begini!!!"Omel blu ketika akhirnya sadar dari tidurnya.
Omelan blu itu disambut dengan dara dan jo mengulangi lagi lagu panjang umurnya dengan tempo lebih
cepat dan lebih keras,membuat blu akhirnya tertawa cekikikan.
"Selamat ulang tahun ya,blu,"ucap dara dan mencium pipi blu setelah mereka selesai menyanyi.
Jo pun mengikuti jejak dara dan melakukan hal yang sama. Dia kemudian menyerahkan kado kadonya
pada blu. "Ini semua untuk aku?"Tanya blu dengan mata melebar melihat bungkusan bungkusan kado yang
sekarang ada dipangkuannya.
Dan dengan anggukan dari jo,blu langsung merobek bungkus kadi tanpa balas kasihan.
"Aghhhhh.....Justin Bieber!!!" Teriaknya ketika melihat cover CD. Dia juga berteriak gembira kekita melihat
gift card dari MNG. Dia kelihatan sedikit bingung ketika melihat satu set novel fiksi ilmiah remaja yang
dibelikan jo,tapi kemudian tersenyum.
"Thanks you,Mas," ucap blu dan beranjak dari tempat tidur untuk memeluk jo yang duduk dikaki tempat
tidur. "Kamu suka kadonya?"Tanya jo sambil membalas pelukan blu.
"Of course." "You're welcome then."
Blu kemudian melepaskan jo dan kembali duduk dekat bantal sambil memeluk dengan posesif kado
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kadonya. Jo tersenyum melihat tingkah laku adiknya.
"Ini dari mbak dan mama kamu," ucap dara sambil menyodorkan bungkusan kadonya.
"Oh,Mbak nggak perlu kasih kado ke aku,"ucap blu,tapi dia tetap meraih kado itu dan merobek
bungkusannya. Jo mendekat agar bisa melihat apayang telah dibelikan dara untuk adiknya. Tersnyata dara membelikan
blu sebuah album foto berwarna biru langit. Bari ketika blu membukanya jo sadar bahwa itu bukan sekedar
album foto,tapi scrapbook yang di penuhi foto foto blu. Jo beranjak dan berdiri di samping blu agar bisa
melihat scrapbook itu lebih jelas. Foto ketika blu masih bayi,TK,dan SD, terkadang sednirian atau bersama
dengan papa dan Poppy,mengisi beberapa lembar pertama scrapbook itu.
"Oh,my God. Aku nggak nyangka foto foto ini masih ada.
Dari mama Mbak dapet foto foto ini?" Tanya blu sedikit terkesima.
"Dari mama kamu. Beberapa minggu yang lalu Mbak pergi kerumah kamu untuk mencari foto foto ini.
Habis itu Mbak bawa ketukang foto untuk di scan supaya kamu punya versi digitalnya."
Dara menunjukan sebuah CD yang ters
emat dibelakang cover belakang album tersebut.
Blu terkejut melihat beberapa foto yang lebih baru. Ketika dia sedang latihan vokal dengan Joyce kelihatan
super garang, main dengan Goldie dihalaman depan rumah,membaca novel dengan serius sambil
mendengarkan iPod di sofa ruang tamu,tertawa dengan teman temannya di sebuah foodcourt,belajar
masak dengan bi uti,geladi resik konser fan sesi meet tamu,tertawa dengan teman temannya dikelilingi tim
make up sebelum konser dan sesudah konser dikelilingi semua kru konser,serta foto blu pada malam
pesta tahun baru berdiri di sebelah remaja cowok yang ditebak jo adalah William. Kebanyakan dari foto
foto yang diambil kelihatan candid,karena blu kelihatan tidak berpose sama sekali.
Dua hal terakhir album tersebut diisi dengan foto foto blu bersama jo. Salah satu foto itu menunjukkan blu
kelihatan supercemberut. Jo ingat kapan dara mengambil foto itu,yaitu ketika mereka main scrabble
beberapa minggu yang lalu. Pada foto itu blu dan jo sedang berdebat tentang kata "git". Apakah kata
tersebut bisa digunakan ketika main scrabble" Blu berkata bahwa slang tidak diperbolehkan,tapi jo
berkeras bahwa "git" bukan slang,akhirnya mereka harus memburu sebuah kamus untuk membuktikan
siapa yang benar. Beberapa foto lainnya termasuk foto ketika jo masih SMA dan menggendong blu yang masih balita,serta
foto dia memeluk blu setelah konser. Kalau foto itu diletakkan bersebelahan. Jo tidak tahu apakah dia
harus senang karena dara sudah menghabiskan banyak waktu mempersiapkan kado ini,atau khawatir
karena tanpa seizinnya. Satu lirikan kepada blu mengatakan bahwa dia jelas jelas tidak peduli akan itu.
Blu mengucapkan terima kasih dengan memeluk dara dan menelepon poppy untuk mengucapkan terima
kasihnya. Ketika b lu sedang berbicara ditelepon,dara membuka lemari pakaian dan mulai menarik sebuah
kaus dan jins dari dalamnya. Jelas jelas dia sedang mempersiapkan diri untuk aktivitas hari itu.
Menyadari bahwa sesuatu yang sangat simple seperti dara mempersiapkan diri,membuat jo merasa
seperti seorang pengintip,dan jo merasa tidak nyaman.
"Saya sebaiknya juga bersiap siap. Kita ketemu lagi jam setengah sembilan untuk sarapan,"ucap jo
setelah melambaikan tangan pada blu dan berjalan kembali kekamarnya.
Bab 22 ROLLERCOASTER Jo mendapati separo tubuhnya basah kuyup setelah jurassic park rapids. Jas hujan yang dikenakannya
basah menyelamatkan kausnya,tapi itu tidak membantu celana pendek,sandal dan rambutnya sama
sekali. Rambut blu dan dara juga basah,tapi karena keduanya mengenakan celana pendek yang jauh
lebih pendek dari celana pendek jo,hanya sendal dan kaki mereka yang basah. Jo berterima kasih bahwa
dara mengusulkan untuk membawa pakaian ganti. Setelah memastikan tidak ada lagi permainan yang
akan membuat mereka basah,jo bergegas ke kamar mandi untuk mengganti celana pendeknya dan
mengeringkan rambutnya yang agak agak berbau klorin. Great,dia harus mencuci rambut dua kali malam
ini untuk menyingkirkan segala kuman yang kemungkinan menepel pada rambutnya sekarang.
Dia tidak percaya bahwa dia sudah menghabiskan hampir 500 dolar Singapura dan waktu paginya
menyiksa dirinya menaiki satu permainan ke permainan yang lain. Semuanya dimulai dari Battlestar
Galactica,dan Blu memaksa untuk naik dua kali. Satu kali dengan versi "Human",satu kali lagi dengan
versi"Cyclon". Jo cukup menykai rollercoaster waktu dia berumur belasan tahun,tapi tidak ketika dia
berumur 30 tahunan seperti sekarang. Banyak orang mengatakan bahwa naik rollercoaster sudah seperti
seks,dengan segala stimulasi fisik dan mentalnya. Karena jo lebih senang seks jenis vanila dengan hanya
satu wacoaster jenis apa pun lagi sepanjang hidupnya.
Setelah rollercoaster mereka mencoba permainan Transformers yang menurut jo cukup cool karena
Optimus Prime. Lalu mereka bergerak ke area Ancient Egypt,di sana mereka menaiki permainan Revenge
of the Mummy yang membuatnya kehilangan pendengaran pada telinga kananya selama beberapa detik
karena blu berteriak sekencang kencangnya ditelinga tersebut. Jo mulai menyesali usulnya mengajak blu
ke Universal Studios. Adiknya itu begitu antusias dengan pengalama ini, sementara dia sudah mau
menembak dirinya dengan pistol.
Setelah keluar dari kamar mandi dengan celana pendek baru dan rambut lebih kering minus jas
hujan,mereka langsung ke foodcoutr untuk makan siang dan harus agak sedikit berlari setelah itu agar
tidak ketinggalan pertunjukan Waterworld. Untung saja dara mengusulkan agar mereka duduk di
belakang,jadi tidak kena semprotan air ketika salah satu aktor yang menaiki jetski sengaja membanting
jetskinya sedekat mungkin dengan penonton,otomatis menyemprot penonton yang duduk di bagian
depan. Perlahan lahan mereka beranjak menuju Far Far Away untuk meet and greet dengan Fiona,Shrek,Donkey
dan Puss in Boots. Begitu melihat karakter karakter animasi ini blu langsung berteriak minta difoto. Jo
ingat akan candaannya dengan dara beberapa waktu yang lalu dan dia melirik dara yang sedang
mencoba menyembunykan aenyumnya. Jelas jelas dara juga ingat akan candaan itu dan apa yang terjadi
setelahnya. Dengan sabar mereka mengantre,meninggu giliran berfoto.
"Blu sana berdiri sama Mas jo,biar mbak ambil fotonya,"
Ucap dara ketika giliran mereka tiba.
"Mbak dara ikutan dong foto bareng sama kami," teriak blu sambil melambaikan tangannya semangat$
Dara baru saja akan menolak,tapi jo langsung mengambil kamera dari tangannya dan meminta orang
yang mengantre di belakang mereka untuk mengambil foto. Jo lalu menarik dara menuju Shrek dan kawan
kawan yang menunggu dengan sabar,dan blu yang kurang sabar. Jo memilih berdiri disamping Shrek
yang memeluk pinggang fiona. Dia merasa agak jengkel ketika dara melepaskan diri dari pegangannya
dan justru lari ke samping blu yang berdiri disebelah Puss in Boots dan Donkey.
Jelas jelas perempuan satu ini tidak mau tertangkap difoto berdiri disebelahnya. Mungkin untuk mencegah
gosip yang tidak tidak tentang mereka atau karena dia tidak mau foto itu sampai jatuh ke tangan
tunangannya. Blu yang puas dengan foto ini menggeret jo dan dara ke Shrek 4d Adventure. Jo masih bisa menoleransi
permainan ini, tapi tidak Enchanted Airways yang dia yakini dibuat untuk anak anak berumur sepuluh
tahun ke bawah. "Nggak mau. Memangnya Mas umur sembilan tahun apa naik begituan?"Gerutu jo.
"C'mon,Mas. Sudah sampai disini kan tanggung. Mendingan naik sekalian," pinta blu sambil menarik
tangan kanan jo. "Sudaj sana kamu naik sama mbak dara, Mas tunggu di sini,"
"C'mon,be it touch with your kiddy side and come with us,"bujuk dara.
"No way,"bantah jo.
"Apa yang kami harus lakukan agar Mas jo mau ikut sama kami?" Tanya blu masih tidak melepaskan
tangan jo. Jo berfikir sejenak. Tatapannya jatuh pada blu yang menatapnya penus antisipasi dan dara yang
menaikkan alisnya menunggu. Kemudian satu ide muncul dikepalanya. Dengan satu desahan,seakan dia
tidak rela melakukannya,dia berkata," Cium dulu," sambil mengetuk pipinya dengan jari telunjuknya.
Blu terkekeh dan langsung mencium pipi jo yang sudah membungkuk untuk mengakomodasi ketinggian
blu. "Muaaahhhh. Oke, let's go," ucap blu,melepaskan tangan jo dan siap bergegas menuju Enchanted
Airways. "Tunggu dulu. Itu baru dari kamu. Yang dari mbak dara mana?" Pertanyaan jo ini membuat blu menoleh.
Mata dara melebar mendengarnya." Kenapa saya harus cium kamu juga?" Tanyanya penuh kecurigaan.
Jo betul betul ingin tertawa melihat ekspresi itu. Perempuan ini memang tahu segala trik kotor laki laki
rupanya. "Karena kan kalian berdua yang minta saya menaiki permainan ini,jadi adil kan kalau saya minta dua
ciuman?" Jawab jo tenang.
Dara menyipitkan matanya dan berkata penuh kemenangan,
"Blu,sana kamu cium Mas jo sekali lagi."
"Oh no no no no ..... Satu orang,satu ciuman,itu peraturannya,"
Protes jo. "Mana peraturannya" Coba saya mau liat,"balas dara.
"Hak saya untuk mengatakan iya atau tidak. Peraturan saya yang harus diikuti,"tandas jo.
Jo tersenyum melihat dara yang sedang bertolak pinggang di hadapannya. Dia yakin dara tidak akan
melakukannya,meskipun itu tidak menghentikannya dari berharap.
"Oh God,buruan deh,Mbak,cium Mas jo. Keburu sore nih,nanti nggak cukup waktu untuk naik yang
lainnya,"omel blu dengan tidak sabar.
"Gimana kalu kita naik permainan ini berdua aja, biar mas jo nunggu disini,"ucap dara dan mencoba
menarik blu. "Nggak mau. Hari ini hari ulang tahunku dan aku mau naik semua permainan dengan Mas jo dan mbak
dara." Blu bergeming dari posisinya.
Jo terkikik ketika melihat dara menatap blu seakan ingin membolongi kepalanya dan dia tidak bisa
menahan diri untuk menambahkan," It is her brithday,dan nggak baik nolak kemauan yang ulang tahun
pada hari ulang tahunnya."
Dara menatap jo dengan mata berapi api sebelum akhirnya mengaku kalah dan melangkah mendekati jo.
Jo langsung memasang pipinya dan dengan ragu ragu dara mendekakan wajahnya pada wajah jo. Pada
saat itulah dia mendengar bisikan dara.
"Asal kamu tahu aja,ini yang terakhir kali saya akan melakukan ini. Paham?"
Jo mengangguk tanda mengerti. Kalau ini memang terakhir kali dara menciumnya,dia akan pastikan
bahwa ciuman tersebut akan meninggalkan bekas dimemorinya. Akan lebih baik lagi kalau ada orang
yang mengenalinya dan mengambil foto tersebut kemudian menjualnya ke tabl oid. Foto itu jelas jelas
akan membuat tunangan dara berpikir dua kali sebelum menikahinya,dan memberikan jalan pada jo untuk
mendapatkan dara tanpa perlu ada paksaan darinya.
Ketika bibirr dara hanya sekitar beberapa milimeter lagi dari pipinya, jo memalingkan wajah agar bibirr
dara mendarat pada bibirnya. Dara menarik napas terkejut ketika menyadari lokasi pendaratan ciumannya
dan mencoba menarik diri,tapi jo lebih cepat. Dia langsung mengangkat tangan kananya untuk meremas
leher dara dan tangan kirinya melingkari pingang dara,menahannya agak tidak menjauh. Jo merasa kedua
tangan dara naik ke dadanya mencoba mendorongnya,tapi dia tidak memperbolehkannya. Dan di depan
semua orang di kerajaan Far Far Away, Jo Brawijaya,drummer paling ganteng se indonesia ditemukan
sedang mencium Dara Wulandaru,asisten adik nya.
Dari sudut matanya jo melihat beberapa orang mengambil foto merek. Puas bahwa dia sudah
mendapatkan apa yang dia inginkan,jo melepaskan dara yang menatapnya penuh kemarahan. Kalau
mereka sedang tidak di depan umum atau di depan blu,jo yakin dara akan menamparnya bolak balik. Dan
dia tidak akan bisa melakukan apa apa kalau dara melakukannya,karena dia memang berhak
mendapatkan tamparan itu.
Sedetik kemudian dara kemudian mengalihkan perhatiannya kepada blu yang sedang menatap dara dan
jo dengan mulut ternganga dan berkata," Oke let's go."
Dan dara menggeret blu untuk menaiki Enchanted Airways, meninggalkan jo tersenyum simpul. Dia
mengalihkan perhatiannya kepada para fotografer yang sedang menatapnya dengan mulut ternganga dan
melambaikan tangan kepada mereka sebelum mengikuti blu dan dara.
Jo tahu dara marah besar padanya karena perempuan itu tidak berbicara padanya sama sekali selama
sisa tur di Universal Studio atau dalam perjalanan kembali ke jakarta. Hal ini tentunya membuat blu marah
pada jo karena secara tidak langsung dia sudah membuat hari ulang tahunnya berantakan.
"Mas jo sih pake cium mbak dara tanpa seizinnya segala,"omel blu ketika mereka baru saja memasuki
rumah sambil menggeret kper koper merek.
Mereka berpisah dengan dara,yang dijemput oleh panji di bandara.
Melihat dara memeluk panji seakan laki laki itu dewa penyelamatnya dan panji memeluk dara dengan
sangat posesif membuat jo ingin menggebuki laki laki itu. Jo harus menahan diri untuk tidak meneriakkan,"
I kissed your girl. TWICE. What do you have say about that,dumbass?"
"Kan mas sudah minta izin. Mas bilang satu ciuman,"bantah jo memfokuskan diri kembali pada omelan
blu. "Di PIPI,bukan di bibirr!!!"Teriak blu.
Bi uti yang datang menyambut mereka kelihatan terkejut mendengar omelan blu,tapi jo hanya
melambaikan tangannya,mengisyaratkan agar bi uti tidak menghiraukan blu yang sedang ngambek ini.
"Well,karena itu nggak dispesifikasikan pada awalnya,jadi pada dasarnya di mana aja boleh kan?"
"Aggrrggghhh,you are really annoying," geram blu putus asa.
"Aku nggak akan memaafkan mas kalau sampai mbak dara mengundurkan diri gara gara ini,"ancamnya
dan berjalan ke arah kamarnya sambil mengentakkan kakinya ke lantai.
Bi uti menatap jo dengan mata melebar sebelum mengikuti blu sambil menggeret kopernya,meninggalkan
jo dan goldie yang sedang menamparkan buntutnya pada lantai dan menatapnya dengan penuh harap.
"I guess,kamu satu satunya perempuan yang nggak marah sama aku ya,"ucap jo sambil membelai kepala
goldie. Goldie mencoba menjilat wajah jo,tapi jo sedang tidak mau menerima jilatan itu dan berdiri. Perlahan
lahan dia menarik kopernya ke kamarnya. Dia ingin menelepon dara untuk minta maaf atas
kelakuannya,tapi dia tahu dara tidak akan menjawab telepon itu begitu melihat namanya pada layar HP.
Jo sudah mencoba mencari kesempatan untuk minta maaf berkali kali selama 24 jam terakhir ini,tapi
usahanya gagal. Dara sepertinya menolak tertangkap kamera sedang berduaan dengannya,dan entah
kenapa jo tidak memiliki cukup keneranian untuk minta maaf dihadapan blu.
Are you okay" Kamu kelihatan distracted." Suara panji membangunkan dara dari lamunanya.
Dara sedang mempertimbangkan pro dan kontrak kalau dia menceritakan apa yang terjadi di Universal
Studio kepadsa panji. Tadi malam ketika dia berbaring di atas tempat tidurnya di hotel,tidak bisa tidur
karena hatinya terasa berat dan merasa berdosa,dia sudah yakin bahwa dia harus menceritakan kejadian
itu kepada panji. Tapi sekarang, ketika pikirannya sudah lebih fresh,dia tidak terlalu yakin lagi dengan
rencananya itu. Perlahan lahan dia mulai membuat daftar pro dan kontra di dalam kepalanya.
Pro: * panji akan tahu bahwa ciuman itu bukan di mulai olehnya
*panji tidak akan terkejut kalau sampai berita itu keluar di media karena dara sudah menceritakan lebih
dahulu padanya(damage control).
Kontra: *panji akan memintanya berhenti bekerja sekarang juga
*panji akan membunuh jo(bukan sesuatu yang buruk karena pada saat ini itulah. Yang ingin dia lakukan
kepada jo). *panji tidak akan bisa mempercayainya lagi,dia akan membatalkan pernikahan mereka.
Menyadari bahwa lebih banyak kontra daripada pro,akhirnya dara berkata,"Nothing. Cuma capek aja.
Panji kelihatan sedikit curiga mendengar kata kata dara, tapi dia tidak menanyakan lebih lanjut,dan dara
bersyukur akan itu. Dara betul betul bingung menghadapi tingkah laku jo. Apa dia sudah memberikan sinyal yang
membingungkan kepada jo sehingga laki laki itu berfikir bisa melakukan apa yang dia sudah lakuka pada
dara tanpa ada penolakan darinya" Oh,kenap jo melakukannya" Untuk apa dia melakukannya"
Ketika dara memutar kembali ciuman itu,dia sadar bahwa ada satu detik ketika dia membalas ciuman jo
dan hal itu membuatnya marah. Bukan hanya kepada jo karena sudah mengodanya malam sebelumnya
dengan tidak mengenakan kaus, kemudian keesokan harinya melancarkan ciuman yang tidak bisa dia
tolak,tapi pada dirinya yang membalas ciuman itu. Dara bahkan tidak bisa bersalah bahwa dia beralasan
bahwa itu hanya reflek karena shock seperti ciuman yang lalu. Dia telah secara sadar mencium balik lelaki
itu. "Kemarin aku sudah bayar uang muka katering. Mahal banget. Kenapa kita pakai mereka sih?"
Pertanyaan panji menarik pikiran dara dari jo." Karena mama kamu bilang makanannya enak dan kamu
setuju. Aku sudah bilang mereka mahal,tapi kamu nggak mendengarkan aku,"tandas dara.
"Aku nggan ingat pembicaraan itu."
Dara mendesah,mencoba menahan sakit kepala yang mulai menyerangnya. Dia betul betul tidak ada
waktu untuk berhadapan dengan tingkah laku panji yang tidak mau mengakui kesalahannya ketika
keputusan yang dia sudah ambil sebelumnya ternyata salah,dan malah berpura pura lupa.
Seminggu setelah kepulangan mereka dari Singapura,jo menunggu dengan tidak sabar hingga foto dirinya
mencium dara keluar di media. Ketika seminggu foto itu tidak muncul juga,jo harus mengakui bahwa
sepertinya permainan kotornya tidak membuahkan hasil. Setidak tidaknya dara tidak mengundurkan
diri,dan jo bersnyukur untuk itu,meskipun kini dara juga semakin menjaga jarak dengannya,dan itu
membuatnya tidak nyaman sama sekali. Dia betul betul merindukan persahabatan,perhatian,dan
kepedulian dara padanya. "Did something happened in Singapore that I should know about?"tanya revel ketika sedang main
PlayStation dirumah revel setelah semua pegawai MRAM pulang.
"Nothing happened. Kenapa lo tanya tanya?" Jo mencoba melewati revel diarea balap.
Revel mencoba menghalangi jo untuk menyusul dengan membanting mobil balapnya ke kiri. Mobil balap
mereka begesekan selama beberapa detik$
"Get off me,man. Let me through,"omel jo.
"Not no your life,"balas revel.
Jo mengurangi kecepatan mobilnya dan membiarkan revel berlalu.
"Kalau nggak terjadi apa apa di antar lo dan dara,kenapa kalian berdua seperti jalan di atas kulit telur
setiap kali ketemu?" Tanya revel lagi.
Jo menghembuskan napas. Mempertimbangkan apakah dia akan tetap menyangkal atau berkata jujur
pada revel. Dia tahu revel tidak akan berhenti mengganggunya samapi dia mendapatkan jawaban.
"I kissed her,"ucap jo pelan.
"Ciuman yang seperti apa yang kita bicarakan disini?" Tanya revel sedikit berhati hati.
"Bukan yang bersahabat, I can tell you that much,"jawab jo.
Revel mendesah. Semua orang di MRAM tahu bahwa sesuatu seperti ini cepat atau lambat akan terjadi di
antar jo dan dara. Ketertarika mereka satu sama lain terlalu nyata. Revel cukup terkejut bahwa jo bahkan
menunggu hingga tujuh bulan sebelum mendekati dara.
"Jo,lo tahu kan kalau dia sudah punya tunangan," rebel mencoba memepringatkan.
"I know. I just can't help it,though."
Revel terkekh mendengar jawaban jo. Dasar si jo. Mencium cewek bukan kejadian yang langka bagi
jo,tapi ini pertama kalinya jo kelihatan sedikit tidak nyaman membicarakannya. Sejujurnya,kalau saja jo
bukan sobatnya,revel mungkin sudah mengatagorikan jo sebagai bajingan,tapi revel tahu bahwa dia balik
semua itu,ada seorang teman yang setia dan rela melakukan apa saja untuk orang yang dicintainya. Oleh
karena itu dia masih bersahabat dengan bajingan satu ini.
"Apa lo merasa bersalah karena sudah menciumnya?"Tanya revel.
Jo memeprcepat mobil balapannya untuk menyalip revel di tikungan. Setelah puas karena sekarang
berada di depan,baru dia menjawab," Tentu aja gue merasa bersalah."
"Really?" Revel terdengar tidak yakin.
Ah,sobatnya ini sudah cukup mengenalnya dan tahu bahwa dia suha berbohong. "No,not really,"aku jo.
Bab 23
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
LETTING GO Revel menekan tombol pause,otomatis membekukan layar TV. Dia menolehkan kepalanya kepada jo yang
sedang menunduk dan berkata dengan nada lebih tajam daripada yang direncanakan," Kalau lo
berencana mempermainkan dara,gue saranin lo berhenti sekarang juga,karena selama dara masih jadi
asisten blu,secara tidak langsung dia bekerja untuk MRAM. Karena itu gue berkewajiban melindungi dia
sebagai pegawai dari segala sesuatu yang mungkin bersifat sexual harassment."
Selama beberapa detik jo hanya bisa mentapa revel dengan mata terbelak. Dia tidak percaya sobatnya ini
sudah mengancamnya. Revel tidak pernah mengancamnya.
"No,gue nggak main main sama dara. I really like her,man.
I mean reallu really like her. Dan gue rasa dia juga ada rasa sama gue,"jelas jo.
"Jadi kenapa elo kelihatab seperti orang kalah perang begini?"
Jo menghembuskan napas keras sebelum berkata," Karena dara nggak akan pernah mau mengakui
bahwa dia ada rasa sama gue."
"That sucks for you."
Jo melirik kepala revel sambil tertawa garing."Yeah,tell me about it. Oh!!!! Kenapa juga gue nggak bisa
suka sama cewek yang masih single,coba" Dari berjuta juta perempuan di indonesia yang ngejar ngejar
gue,gue harus suka sama cewek yang bekerja untuk adik gue,sudah punya tunangan,dan sekarang
berusaha sebisa mungkin menghindari gue."
Revel terkekeh melihat reaksi jo yang dramatis ini. Mereka kenudian terdiam sejenak. Masing masing
sudah tidak tertarik lagi dengan balapan mobil mereka dan tenggelam di dalam pikiran masing masing.
"Ina kapan due datnya?"Tanya jo.
"Dua minggu lagi."
"Lo nervous?" "Yeah. Extremely."
Jo menoleh menfengar nada khawatir revel ini. "Why?"Tanyanya.
Revel kelihatan berfikir sejenak sebelum berkata," karena gue takut akan terjadi komplikasi pada saat ina
melahirkan,gue takut anak gue terlahir tidak sempurna,gue takut nggak bisa menjadi orang tua yang
baik....the list goes on and on."
"Wow,thanks karena sudah bikin gue ngerasa hidup gue nggak separah kehidupan lo saat ini." Canda jo.
Revel terkekeh sambil mematikan PlayStation dan beranjak membereskan aksesorisnya sebelum
memasukkannya ke lemari. "So,apa rencana lo berkaitan dengan dara?" Tanya revel.
"I don't know. I'II figure something out. Rencana yang gue punya sekarang sepertinya nggak bekerja."
Revel menatap jo ingin tahu,tapi dia tidak mendesak,malah justru berkata," Kasih tahu gue kalau lo perlu
bantuan." Jo hanya nyengir."Yeah,thans man."
Dara menghabiskan sisa bulan mei dengan menghindari jo,tapi semakin dia mengelak,jo justru sepertinya
semakin bertekad mendekatinya. Jo selalu ada di mana pun dara berada,seakan menguntitnya. Dia ada
diruang makaN waktu dara menjemput blu,di MRAM pada hari hari dia mengantar blu latihan vokal,dan
dirumahnya waktu dara mengantar blu pulang. Jo juga menjadikannya suatu kebiasaan untuk berbicara
dengannya seakan kejadian dia menciumnya didepan orang ramai tidak pernah terjadi. Seakan itu semua
belum cukup,jo sekarang senang sekali berdiri terlalu dekat dengannya sampai dara bisa mencium
aromanya dan menyentuhnya.meskipun hanya di bahu,punggung,atau di lengan dan tidak pernah lebih
dari beberapa detik. Pertama kali jo menyentuh dara ingin mengomel,tapi melihat ekspresi wajah jo yang kelihatan innocent,
dara berfikir itu hanyalah ketidaksengajaan. Kemudian ketika jo terus melakukannya setelah itu,masih
dengan wajah inncent,dara bertanya tanya apakah jo bahkan sadar akan apa yang dia sedang lakukan.
Tapi bagaimanapun,lebih dari pada aksi penguntitannya tau amnesianya,sentuhan sentuhannya ini
membuat dara serasa gila.
Suatu hari,ketika dara sedang menunduk untuk mengambil tasnya,siap untuk pulang,jo menyentuh kulit
punggungnya,tepat segaris kulit kelihatan karena kaus yang dikenakan tertarik ke atas ketika dia
menunduk. "Would you stop doing that,"desis dara ketika dia sudah berdiri tegak lagi sambil menarik kausnya ke
bawah dan pada saat yang bersamaan mengambil beberapa langkah mundur menjauhi jo.
"Doing what?"Tanya jo dengan tampang tidak bersalah.
"Menyentuh saya,"desis dara lagi.
Jo mengangkat bahu,mencoba kelihatan tidak peduli." Saya hanya mau memastikan kamu nggak jatuh
tersungkur. Kamu nunduk terlalu jauh untuk mengambil tas kami."
Dara menyipitkan mata nya dan berkata," Just....berhenti menyentuh saya,oke?"
Dara memutar tubuhnya,bergegas menuju pintu depan. Dia perlu melarikan diri dari jo. Untung saja besok
dia cuti,jadi dia tidak perlu bertemu dengan laki laki itu,tapi kata kata jo menghentikannya.
"Or what" Apa yang akan kamu lakukan kalau saya nggak berhenti menyentuh kamu?"
Dara tidak percaya jo baru saja menanyakan hal ini kepadanya dan secara tidak langsung mengonfirmasi
bahwa selam ini dia sadar akan apa yang dia lakukan dan sengaja melakukannya.
"Apa kamu akan ngelaporin hal tersebut ke tunangan kamu itu?"Ejek jo.
Mata dara melebar mendengar pertanyaan yang diucapkan dengan nada mengejek itu. Ini pertama
kalinya jo menyebut nyebut soal panji. Dan dia kelihatan tidak rela mengucapkannya.
Seakan kata"tunangan"adalah kata yang kotor.
Merasa tersinggung karena jo sudah memperlakukan panji.laki laki yang tidak pernah melakukan apa apa
kepadanya,seperti ini,dara berkata," Kalau itu yang memang diperlukan untuk membuat kamu
berhenti,saya akan melakukannya."
Jo mendengus,"Yeah,right,"ucapnya. "Apa kamu nggak takut dia mulai bertanya tanya kenapa saya
dengan bebasnya bisa menyentuh kamu?"
Dara mengerutkan keningnya,dan jo melanjutkan."Apa dia tahu bahwa kita sudah melakukan lebih
daripada hanya bersentuhan?"
"Jo stop!"Ucap dara.
Tapi jo sepertinya tidak peduli dan menambahkan,"bahwa kita sudah pernah ciuman?"
"Jo..."Dara mencoba menghentikan apa pun yang akan dikatakan pria itu selanjutnya.
"Dua kali. Dan kamu mencium saya balik,kalau mau lebih spesifik lagi." Pupil jo melebar hingga matanya
kelihatan hitam daripada kecoklatan.
"Apa panji bahkan terlintas di kepala kamu waktu vivir saya bersentuhan dengan vivir kamu?"
Suara jo terdengar serak dan lebih dekat. Tanpa dara sadari,jo sudah berdiri di belakangnya. Bagaimana
lelaki itu melakukannya" Dara bahkan tidak melihatnya bergerak. Dara mendongak untuk menatap mata
jo,dan apa yang dia lihat di sana membuatnya tertegun. Mata itu berapi api. Ada
kemarahan,kesedihan,kekecewaan,kepanikan,keinginan,dan....kerinduan akan sesuatu. Dan dara curiga
sesutau itu adalah dirinya.
"What do you want from me?" Tanya dara pelan.
Jo menutup matanya seakan pertanyaan dara barusan telah menimbulkan rasa sakit yang tidak terkira.
Entah kenapa,tapi melihatnya seperti ini membuat dara mengangkat tangannya untuk menyentuh pipi jo
yang ditutupi oleh jenggot tipis. Jo meringis tanpa membuka matanya dan dara buru buru menarik
tangannya,tidak mau menyakitinya. Tapi tangan jo sudah meraihnya,menahannya. Dara melihat tubuh jo
yang tadinya sudah kaku mulai rileks dan dia mengistirahatkan pipinya pada telapak tangan dara.
Dara sedikit bingng melihat tingkah laku ko,tapi tidak berani mengatakan apa apa atau menarik
tangannya. Jo kelihatan lemah,bingung,dan takut. Dara terkejut sendiri dengan keinginannya untuk
memeluk jo,untuk mengusir semua hal yang membuat jo kelihatan seperti ini,itu akan mengundang hal
yang membuat jo seperti ini,tapi dia tidak berani. Dia takut kalau dia melakukannya,itu akan mengundang
hal hal lainnya yang tidak dia inginkan. Akhirnya dia hanya menunggu.
Entah berapa lama mereka berdiri seperti itu. Dara berterima kasih bahwa blu memutuskan mengurung
diri di kamarnay untuk belajar setelah mandi dan bi uti tidak kelihatan batang hidungnya sama
sekali,meninggalkan mereka berdua saja. Kemudian dara melihat jo perlahan lahan membuka
matanya,dan dara tidak bisa menghentikan dirinya dari tersenyum ketika melihat mata jo yang sudah
kembali coklat. "Jangan menghindari saya lagi,"pinta jo.
Empat kata. Empat kata dengan beribu ribu makna di dalamnya. Lebih daripada agar dia tidak
menghindarinya lagi,dara tahu jo menginginkan lebih dari itu. Dia menginginkan sesuatu yang tidak bisa
dara berikan. Dan itu membuat dara panik.
"Jo..."Dara mencoba menarik tangannya,tapi jo mengeratkan genggamannya dan membawanya ke
dadanya. "Please,dara." "Saya nggak bisa,jon"ucap dara dengan lebih tegas dan sekali lagi mencoba menarik tangannya.
"Kenapa nggak bisa?" Suara jo terdengar tajam." Apa karena saya mencium kamu di Singapura" Kalau itu
alasannya,saya minta maaf,oke" Saya nggak akan melakukannya lagi."
"Bukan itu alasannya,"teriak dara mulai panik.
"Jadi kenapa kamu terus menghindari saya?"
Dara menggeleng. Bagaimana dia bisa menjelaskan bahwa "ini" lah alasan kenapa dia harus menghindari
jo. Karena setiap kali dia dekat dengan jo,pikirannya berantakan.
"Jo,tolong lepasin tangan saya,"pinta dara.
"Nggak. Saya akan tetap memegang kamu sampai kamu menjelaskan kepada saya kenapa kamu terus
menghindari saya." "Jo,please,"mohon dara.
Oh,tolong lepasin tanganku,please. Aku nggak bisa ada di sini sekarang. Aku nggak bisa ngeliat kamu
sekarang,teriak dara dalam hati.
"No!"Tegas jo. Dan dengan satu kata ini,dara berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri.
"Jo...lepasin saya,lepasin,lepasin....lepas...please...please...."
Setiap kali dara mengatakan kata"lepas",jo membalasnya dengan kata"no" yang semakin tegas. Pada
detik itu dara sadar bahwa dia tidak berdaya dibawah genggaman erat tangan jo dan dia sudah capek
melawan apa yang dia rasakan terhadap jo.
Beberapa minggu ini adalah minggu minggu tersulit dalam hidup dara. Dia mendapati dirinya memikirkan
jo ketika dia sedang bersama panji. Keinginan untuk bersama jo pada saat dia mencoba menghindari
lelaki itu terasa sangat kuat. Dia tidak pernah merasa sebingung ini tentang peerasaannya sendiri
sepanjang hidupnya. Pakaian pengantin sudah tergantung di lemari pakainanya,menunggu hari akan akan
dikeluarkan untuk dikenakan. Tapi dia mendapati dirinya tidak merasakan kegembiraan dan kebahagiann
yang seharusnya dirasakan oleh calon pengantin.
Setiap hari dia mendapati dirinya mencoba menyakinkan dirinya sendiri bahwa panji adalah laki laki yang
akan dinikahinya,dan semakin dia melakukannya,semakin dia memahami apa yang dikatakan Nadia
padanya tentang perbedaan kata"perlu" dan"mau". Dia mungkin memang memerlukan panji,akal sehat
nya mengatakan itu,tapi hatinya...hatinya menginginkan orang lain. Dia menginginkan jo.
Jo yang kadang kadang menyebalkan dan koyol,tapi membuat kangen kalau mereka bertemu. Jo dengan
tawanya yang lepas dan tatapannya yang hangat. Jo yang telah membuat merasa nyaman menjadi dirinya
sendiri,yang menyukai dan menerima apa adanya. Menyadari hal ini membuat dara ingin menangis.
Semua laki laki yang dia kenal akan melakukan itu. Mereka awalnya memang berkata bahwa mereka
menyukai kepribadiannya yang berani mengemukankan pendapat,tegas dengan pendirian dan
mandiri,tapi buntutnya mereka meninggalkannya karena merasa terancam dengan kepribadian kuat
seperti itu. Jo mungkin menyukai nya sekarang bak minuman bar,namun nanti efeknya"buru"nya
pudar,dara yakin jo pun akan meninggalkannya untuk wanita lain yang lebih mudah diatur dan penurut.
Dia merasa bodoh karena sekali lagi tersadar oleh batu yang sama. Begitu lemahnyAkah dia hingga sekali
lagi dia memberikan hidupnya diDikte oleh keinginanya,bukan kebutuhannya" Tapi dia sadari pipinya
sudah basah oleh air mata dan sia tersedak mencoba melawan tangisannya. No...no....no..... dia lebih
kuat dari ini. Dia akan melawan ketertarikannya pada jo,dan dengan kekuatan baru dia melawan jo lagi.
Detik selanjutnya dia merasa dirinya ditarik ke dalam pelukan jo.
Jo memaksa kedua lengannya agar memeluk tubuh dara dengan selembut mungkin,meskipun yang dia
inginkan adalah memeluknya dengan seerat eratnya,melingkupi seluruh tubuh dara dengan seluruh tubuh
dan jiwanya. Untuk memberikan segala galanya yang dia miliki. Dia bisa merasakan isak tangis dara pada
pergerakan tubuhnya itu dan dia ingin menendang dirinya sendiri karena sudah menyebabkan dara dalam
kondisi sekarang. Tangisan itu penuh kesedihan dan keputusan. Jo betul betul tidak bermaksud membuat
dara menangis. Dia hanya ingin dara memberikan penjelasan dan membuatnya mengerti kenapa wanita
itu tidak menginginkannya,maka dengan demikian dia bisa mengaku kalah dan mundur teratur.
Oke,tha's a lie. Dia tidak akan mengaku kalah dan tidak akan begitu saja mundur setelah mendengarnya.
Dia akan intopeksi diri dan berusaha sepuluh kali lipat untuk memenuhi semua kriteria yang di inginkan
dara dan seorang laki laki. Kini dia sadar bahwa dia bukan hanya merindukan persahabatan dan
kepedulian dara seperti yang dia pikirkan sebelumnya. Jo merindukan dara,titik. Dara membuatnya
memikirkan bagaimana rasanya bangun setiap pagi di sebelahnya.
Membuatnya menjadi orang pertama melihatnya setiap pagi,dan orang terakhir melihatnya setiap malam.
Jo ingin berbagi meja makan,tempat tidur,lemari,dan kamar mandi dengannya. Jo ingin di beri
kesempatan untuk berbagi kehidupan nya bersama dara.
"Please,let me in," bisik jo ketika merasakan dara masih mencoba melawannya,tapi hal itu justru membuat
dara semakin melawan dan jo harus mengambil alternatif lain.
Dengan selembut mungkin jo mencium kening dara dan merawakan perlawanan dara melemah dan dia
mendengar dara mendesah. Jantungnya hampir meloncat keluar ketika dia merasakan detik. Saat dara
tidak mencoba menolaknya lagi.
"Apa pun yang kamu lakukan. Tolong berhenti, saya mohon,"pinta dara.
Kata kata dara membuat hati jo sakit. Dengan susah payah dia kerkata,"I can't."
"Why?" Because I'm mandly in love with you. Jo tertegun sendiri ketika menyadari pengankuan itu. Dan dia
bukannya lari pontang panting,takut akan perasaannya sendiri,tapi justru merasakan kebebasan.
Namun,jo tahu dara akan menghilang dalam sekejap mata dari hadapannya kalau dia mengucapkan ini
sekarang. Tapi betul betul mengucapkan kata tersebut.
jo mendekatkan keningnya pada kening dara sebelum mendesah," Because I want you. Lebih dari apa
pun juga sepanjang hidup saya."
Dara menggeleng." You don't want me."
"I do. Dan kalau saja kamu berhenti menghindari saya untuk satu detik saja,saya tahu kamu juga mau
saya." Jo tidak memberi dara kesempatan untuk menyangkalnya,dia mengeratkan pelukannya dan menciuminya
dengan semua energi dan perasaan yang dia miliki. Wajah jo sudah ikut basah oleh air mata dara dan jo
merasa seakan seseorang sedang meremas hatinya. Kalau saja dia bisa menyerap semua kesedihan
dara ke dalam dirinya,dia akan melakukannya.
"I'm sorry,"bisik jo.
Dia tidak tahu kenapa dia mengatakan itu. Mungkin untuk mengatakan maaf karena sudah menguntit dara
selama beberapa minggu ini,membuatnya menangis,menciuminya dengan paksa,atau karena semua itu.
"Stop fighting us. Plase just give us a chance,"pinta jo di antara ciumannya.
Jo menunggu balasan dari dara dengan jantung berdebar debar. Kalau dara menolaknya
sekarang,setelah dia memaparkan seluruh perasaannya seperti ini,sesuatu yang tidak pernah di lakukan
sebelumnya,dia yakin jantungnya akan berhenti berdetak. Detik demi detik dan dara masih juga tidak
bereaksi,jo merasakan hatinya perlahan lahan mulai retak. Dia sudah mulai putus asa ketika dia melihat
dara mengangguk. "Thank you,God,"ucap jo sambil mencium dara,dan kali ini dara membalas ciuman itu.
Dia ingin menunjukan kepada dara betapa dalam perasaannya dan dia hanya tahu satu cara untuk
melakukannya,yaitu dengan menyatukan segala sesuatu yang mereka miliki. Menyadari bahwa mereka
berada diruang tamu,dimana blu atau bi uti bisa memergoki mereka kapan saja,dengan susah payah jo
melepaskan ciumanya dan berkata,"Kamar saya."
Dia bahkan tidak mengenal suara itu sama sekali. Suaranya terdengar serak. Tubuhnya bergetar
mencoba mengontrol perasaannya yang meluap luap.
"Kamar kamu?"Tanya dara.
Jo mengangguk dan rasa panik muncul ketika melihat keraguan di wajah dara.
"Saya nggak akan memaksa kamu melakukan sesuatu yang nggak mau kamu lakukan."
Jo hampir saja mau menarik kembali kata katanya yang terdengar memaksa ketika dia mendengar dara
berkata,"Oke"dengan pelan.
Jo menggandeng tangan dara menuju kamarnya,sambil berusaha berjalan sepelan mungkin,memberikan
dara kesempatan untuk mundur. Tapi dara hanya mengikuti tanpa mengatakan apa apa.
Bab 24 INSECURITIES Dara terbangun di tempat tidurnya,di kamarnya di rumah,oleh deringan HP,dan memutuskan untuk tidak
menghiraukannya. Ini hari cutinya,makan dia tidak perlu ada di mana mana. Masih diselimuti rasa
kantuk,dara membalikan tubuhnya dan meringis ketika merasakan kekakuan ototnya. Menyadari hal
itu,matanya langsung terbuka lebar.
Flashblack tentang kejadian tadi malam perlahan lahan mengalir kembali. Mengingat apa saja yang dia
lakukan tadi malam dengan jo membuat wajahnya memerah.
Tadi malam,ketika dara beranjak turun dari tempat tidur untuk mencari pakaiannya,jo menariknya kembali
ke dalam pelukannya,tidak rela membiarkannya pulang. Dara buntutunya mereka duduk di tempat tidur,jo
bersandarkan bantal bantal dan dara bersandarkan pada dada jo,ngobrol sampai lewat malam. Jo
menghiburnya dengan cerita cerita masa kecilnya. Betapa dia harus belajar mandiri setelah mamanya
meninggal karena papa nya tidak pernah ada waktu untuk mengurusnya.
"Itu sebabnya kenapa kamu bilang begitu waktu kamu nyuci piring dirumah saya,"gumam dara.
Jo menyentuh dagu dara,memintanya mendongak. Jo kelihatan bingung dengan kata katanya ini.
"Kamu kelihata.... Sedih waktu saya bilang kamu bisa cucui piring seperti kamu bisa ganti oli mesin
mobil,'jelas dara. Jo melepaskan dagu dara dan mendengus," saya bilang begitu?"
Dara mengangguk,kini mengistirahatkan kepalanya di bahu jo agar bisa melihat wajah jo dari samping.
"Saya juga bisa masak sendiri. Bukan gourment food or anything,tapi saya bisa bikin telur mata sapi
dengan kuning telur persis di tengah."
"Really?" Jo mengangguk dan tersenyum malu malu mendengar nada antusias dara. Oh,andaikan aku bisa
memasukkan senyuman jo ke dalam botol,ucap dara dalam hati.
"Kalau kamu mau,saya bisa bikinin kapan kapan,"ucap jo.
"Sounds great. Thank you."
Bayangan jo berada di dapur dengan menggunakan celemk sambil menggoreng telur untuknya membuat
dara sedikit terharu. Tidak pernah ada laki laki yang pernah memasakan apa apa untuknya. Dan tanpa
bisa menahan diri lagi,dengan tangan kirinya dia memkasa jo menolehkan kepadanya dan memberikan
ciuman di bibirnya. Ciuman itu bertahan selama beberapa menit,tapi dara menghentikannya sebelum
menjadi terlalu intense. "Bagaimana kamu bisa berakhir berkarir menjadi drummer?"Tanya dara sambil menjalinkan jemari
tangannya dengan jemari jo.
Dia merasa dada jo naik ketika lelaki itu menarik napas dan turun ketika dia menghembuskannya sebelum
menjawab,"No by choice. Setelah melihat apa efek drum pada papa,saya nggak mau dekat dekta dengan
alat musik itu. Setelah mama meninggal,emosi saya suka tidak terkendali. Saya jadi anak yang pemarah
dan senang berbuat onar di sekolah. Bude Mel,kakaknya papa,yang khawatir dengan tingkah laku
saya,membawa saya ke psikologi yang mengatakan bahwa saya memendam banyak kemarahan di dalam
diri saya. Kayak saya perlu psikologi saja hanya untuk memberitahu saya soal itu."
Dara terkekeh mendengar komentar jo ini."Terus?" Pancing dara.
The Devil In Black Jeans Karya Aliazalea di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Waktu saya umur dua belas tahun dan sudah menjalani terapi selama setahun lebih tanpa hasil yang
jelas,psikologi itu mengatakan bahwa mungkin saya memerlukan suatu saran untuk melepaskan semua
kemarahan saya. Pilihannya adalah belajar tinju atau drum,meungkin karena dua hal itu memperbolehkan
saya ngengebukin sesuatu."
Kali ini dara tergelak dan mendongakkan kepalanya untuk menatap jo. Dia mencoba membayangkan jo
pada umur dia belas tahun dan membandingkannya dengan jo sebagai laki laki dewasa. Apa dia sudah
tahu cara menggoda wanita semenjak umur itu" Namun jo sepertinya tidak sadar bahwa dia sedang
diperhatikan dan melanjutkan ceritanya.
"Bude Mel nggak memperbolehkan saya mencoba tinju,karena menurutnya itu terlalu ganas untuk anak
umur dua belas tahun,jadi saya nggak punya pilihan lain selain drum. Saya nggak pernah nyangka itulah
terapi yang saya butuhkan,atau bahwa saya tersnyata cukup berbakat dengan alat musik itu. I guess it
runs in the family."
Jo nyengir ketika mengatakan itu,membuat dara ingin menciumnya lagi. Gosh,laki laki ini memang
ngegemisin. Dia ingin memasukkan jo ke boks dan membawanya ke mana pun dia pergi.
"Anyway,the rest in history," sambung jo.
"Saya pernah dengar berita bahwa kalau aja kamu nggak kembali ke indonesia,karier kamu mungkin
sudah mendunia. Apa kamu pernah menyesali keputusan kamu itu?"
Jo mengangkat bahu." Waktu saya kembali ke indonesia tujuh tahun yang lalu,band saya di jerman baru
akan tanda tangan kontrak dengan salah satu label musik ternama di Eropa. Tapi karena saya
mundur,mereka akhirnya harus mencari drummer baru. Album perdana mereka cukup sukses di Eropa
waktu keluar,tapi nggak lama setelah itu mereka bubar. Apakah mereka bisa mendunia kalau aja saya
nggak mundur" Kemungkinan itu selalu ada,tapi saya menolak menghabiskan waktu memikirkan sesuatu
yang hanya mungkin terjadi. So,untuk menjawab pertanyaan kamu....nggak,saya nggak pernah menyesali
pilihan saya untuk kembali ke indonesia."
Mereka lalu duduk hanya berpelukan tanpa mengataka apa apa lagi. Setelah beberap lama dara sadar
bahwa napas jo sudah semakin dalam dan tangannya sudah tidak lagi memeluk pinggangnya. Dia sudah
tertidur. Perlahan lahan dara mencoba bagun dari posisinya dan tangan jo langsung melingkari
pinggangnya lagi. "Where are you going?" Tanyanya dengan suara serak penuh kantuk.
"Kamu perlu tidur dan saya harus pulang,"jelas dara sambil memutar tubuhnya agar menghadap jo. Dia
harus meraik seprai yang melapisi selimut untuk menutupi dadanya.
Sekilas,jo yang masih mengantuk kelihatan terhibur dengan aksi dara ini,dan itu membuat wajah dara
memerah. "Please,stay the night with me,"pinta jo.
Segala sisa kantuk di wajahnya sudah hilang,yang ada adalah tatapan yang menghangatkan hati dara.
Dan selama beberapa detik dara hanya bisa menatap jo dengan mata terbelak.
Is the kidding me" Dia meminta ku menginap"teriak dara dalam hati.
"Please,"pinta jo lagi."Kita nggak perlu melakukan apa apa,hanya tidur sama sama di sini,"sambung jo.
Melihat cara jo memohon dan tatapan pada matanya,seakan hatinya akan hancur berkeping keping kalau
dia menolaknya,dara mendapati dirinya ingin mengatakan "iya". Tapi kemudian dia sadar bahwa kalau dia
menginap,blu dan bi uti akan tahu apa yang sudah mereka lakukan.
"Saya nggak mau kepergok blu dan bi uti,'ucap dara.
"Saya yakin mereka nggak akan keberatan. They love you,you know?"Balas jo tenang.
Dan dara mencoba kelihatan serius ketika mengatakan," meskipun begitu,saya akan merasa lebih
nyaman kalau mereka nggak tahu...."
Jo mengangkat alisnya,siap mengatakan ketidak setujuannya.tapi kemudian mengangguk dan berkata,"I'll
take you home." Melihat bahwa dara akan protes,jo menambahkan dengan nada sedikit tajam," kalau kamu nggak mau
tinggal di sini sama saya malam ini,setidak tidaknya biarkan saya mengantar kamu pulang."
Akhirnya dara menyerah dan membiarkan jo melakukannya. Jo menggenggam tangannya selama
perjalanan menuju rumahnya,tapi mereka tidak berkata kata. Ada banyak pertanyaan yang melayang
layang di dalam kepala dara. Apakah arti semua ini" Apakah ini hanya one night stand atau jo berencana
melanjutkan hubungan mereka" Apa pun definisi"hubungan" itu sekarang.
Oh! Dara tidak pernah sebingung ini. Apakah jo mengharapkannya memutuskan pertunangannya dengan
panji" Rasa waswas bahwa dia pada dasarnya sudah melakukan kesalahan paling fatal dalam hidupnya
dengan tidur bersama laki laki lain ketika dia sudah bertunangan menyelimuti hatinya. Oh! Dia tidak bisa
memikirkan panji sekarang.
Jo masih tidak mengatakan apa apa kepadanya hingga mereka sampai depan rumah. Jo menarik
perseling ke "P" dan menoleh kepada dara.
"Thanks for the ride,"ucap dara dan membuka pintu.
Seperti terakhir kali jo mengantarnya pulang,dia meraih lengan dara." I'll call you later?" Tanya jo dengan
wajah penuh harap. Melihat ketidakpastian di wajah jo membuat dara tersenyum dan mengangguk. Jo lalu mengatakan
tangannya untuk membelai rambut dara yang dibiarkan tergerai karena dara tidak bisa menemukan karet
rambutnya yang melayang entah ke mana. Jo bilang dia akan mencarinya nanti sebelum bi uti tidak
sengaja menemukannya di kamarnya dan mulai bertanya tanya.
Dara meraih tangan jo dan menciumnya."I'll talk to you later,"ucap dara. Dan sebelum jo bisa berkata kata
lagi,dara sudah masuk ke dalam rumah.
Menyadari akan janji jo untuk menelponnya,dara langsung meraih HP nya. Jam sudah menunjukkan pukul
11.00 dan dia agak kerkejut ibu tidak membangunkannya. Dia melihat ada enam missed call,semuanya
dari jo. Dia ternyata lebih lelah dari pada yang dia bayangkan karena dia tidak mendengar HP nya
berdering sama sekali sepanjang pagi. Sia juga melihat ada beberapa SMS baru untuknya,semuanya jiga
dari jo Good morning. How was your sleep" Sy gak bisa tidur sama sekali. Badan sy terlalu kaku. Thanks to you.
6.05 AM Are you still sleeping"coba tlp kamu,tapi nggak diangkat. Call me when you make up.
7.10 AM Still missing you,call me.
8,25 AM Dara,apa kamu baik2 aja"knp kamu masih gak angkat tlp"
9.45 AM Apa kamu marah sama sy" Did I do something wrong"apa sy menyakiti kamu tadi malam" Please please
Dewi Maut 2 Hardy Boys Naga Berkepala Empat Anak Pendekar 23
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama