Ceritasilat Novel Online

Kadal Bunting 6

Kadal Bunting Karya Glitch Bagian 6


"Emangnya... Ada apa sih antara kamu sama Luna ?" gw mulai kepo "Males bahas"
"Pernah musuhan ?"
"Ck... Ngeyel dibilangin, ntar aja aku ceritainnya, aku gak mood makan lagi nanti nih..." mukanya langsung cemberut
"........." gw kembali menyendok nasgor dan menuruti keinginannya.
Kami masih berada di foodcourt setelah menghabiskan makanan. Duduk santai sambil menunggu cacing-cacing diperut mencerna asupan tadi.
Kemudian Sherlin mengira gw dikerjain lagi disekolah dengan cara yang sama dengan tadi malam oleh Rekti cs dirumah Nenek, karena dia melihat gw enggak memakai seragam sekolah. Lalu gw menjelaskan kejadian kampret disekolah pada saat istirahat tadi pagi. And guess what " dia tertawa " Enggak. Dia malah khawatir dengan keadaan gw.
Jujur gw baru tau dia sekhawatir ini sama gw, dibalik sikapnya yang cuek, dia adalah gadis yang sangat menyayangi pacarnya. Ekspresi wajah sedih dan khawatir yang dia tunjukkan setelah mendengar kejadian tadi pagi itu bukanlah ekspresi yang dibuat-buat.
Setelah mengobrol cukup lama di foodcourt ini, kami berdua beranjak pergi menuju rumahnya.
by : Glitch.7 Gw masih ingat, dalam perjalanan kerumah Sherlin dimotor, gw melewati taman kota dan mengarah ke jalan protokol, setelah masuk kejalan protokol ada lampu lalu-lintas dan kebetulan lampu warna merah sedang menyala, dan sebagai pengendara yang taat lalu-lintas, gwpun menghentikan si Kiddo tepat dibelakang mobil Jeep.
Sisi kanan jalan masih kosong, gw berniat masuk kesitu agar sejajar dengan mobil Jeep didepan gw, tapi baru saja gw mau membelokkan si Kiddo ke kanan, satu mobil model SUV berwarna biru sudah lebih dulu masuk yang membuat gw tidak jadi mengambil sisi kanan.
Tiba-tiba Sherlin mencolek pundak kanan gw lalu gw menengokkan kepala dan membuka kaca helm fullface yang gw kenakan.
Quote: "Kamu tau itu mobil siapa ?" tanyanya "Yang mana " Jeep didepan ?"
"Bukan, itu yang depan kanan kita, yang biru..." "Enggak... emang punya siapa ?"
Jujur aja gw sempat sedikit memperhatikan mobil suv biru itu, rasanya pernah lihat tapi gw lupa dimana.
"Itu mobil Luna..." "........."
"Kok diem ?" "Ya aku mau ngomong apa " Aku gak tau itu mobil Luna, ini baru tau dari kamu, oh ya... mobil gitukan cukup banyak, belum tentu punya Luna"
"Enggak, aku apal banget... itu sticker klub sepak bola favorit dia yang ditempel dibelakang kaca mobil"
by : Glitch.7 Sticker itu, sticker logo dan lambang kebesaran salah satu klub sepak bola tersohor dari kota mode di dunia... klub yang menjadi favorit gw juga. I Rossoneri.
"Ooh... ya udahlah, gak ada urusan juga sama kita kan ?" tanya gw "Bakal jadi urusan kita kalo kamu sampe deket sama dia" nada suaranya dingin (lagi).
Lampu lalu-lintas sudah berwarna hijau, Jeep didepan gw sudah melaju, lalu gw menarik gas si Kiddo dan membelokkannya kekiri ke jalan arah rumah Sherlin, sedangkan mobil suv biru itu berbelok kekanan... Ke jalan raya arah rumah gw.
5 menit cukup waktu yang gw tempuh dari lampu lalu-lintas tadi sampai kerumah Sherlin.
Gw duduk dilantai terasnya, rasanya matahari siang ini panas sekali. Gw duduk santai dan bermalas-malasan karena hari ini cukup melelahkan, selangkangan yang diadu dengan tiang ring basket, dilemparkan ke kolam ikan, ditambah sebelumnya tadi malam kurang tidur karena ulah Sherlin dan Rekti cs cukup membuat gw kekurangan stamina walaupun tadi sudah makan siang bersama si pacar sekseh.
Sherlin menghampiri gw diteras, dia berdiri disamping gw dan meminta gw duduk didalam ruang tamunya. Tapi gw menolak karena sedang menikmati angin sepoi-sepoi di siang yang panas ini. Kemudian dia memberikan gw air mineral dingin digelas yang langsung gw teguk sampai habis. Beneran ni siang sampe bikin tenggorokan gw kering kerontang.
Spoiler for Terbaik untukmu:
Akhirnya Sherlin ikut duduk dilantai disebelah gw. Kami berdua memandang kearah taman rumahnya. Tidak ada suara dari mulut kami berdua, kemudian kepalanya disenderkan kepundak kanan gw. Kami menikmati desiran angin sepo-sepoi diteras ini.
Suasana ini sungguh terasa teduh didalam hati walaupun panas matahari menyengat diluar sana. Dan dengan adanya seorang gadis yang berada disamping gw sekarang, semakin membuat diri ini sangat nyaman.
by : Glitch.7 Quote: "Za..." "Ya ?"
"Aku sayang kamu" "Aku juga sayang kamu" "Maafin aku ya..."
"Untuk ?" "Maaf untuk yang dulu... udah hampir membuat kamu nyakitin Wulan, malah mungkin dia udah sakit"
"Udah Sher, jangan bahas itu lagi, toh sekarang kita udah sama-sama. Dan putusnya aku dari Wulan sama sekali gak ada sangkut pautnya sama kamu"
"I Love You" ucapnya kali ini sambil tersenyum memandang kearah gw "Love You too" balas gw sambil mengecup keningnya.
Kemudian Sherlin bangkit dan masuk kembali kedalam rumah, hanya sebentar dia sudah kembali dengan gitar akustik ditangannya.
Kembali kami duduk berdua dilantai teras rumahnya, dan senyumannya itu mengeringi permintaannya kepada gw untuk memainkan sebuah lagu.
Gw berpikir sejenak lagu apa yang akan gw nyanyikan dan mainkan. Ketika terlintas nama sebuah band ditahun 2001 lalu, gw langsung membiarkan jemari gw menari disenar gitar berbahan nylon ini dan lagu inilah yang gw nyanyikan bersamanya.
Quote: Duhai engkau sang dewi ciptaan raja Dari langit kau turun ke dunia
tuk' jadi milikku Jadi pendampingku selamanya
by : Glitch.7 Dengarkanlah setiap kata yang terucap Mengertilah karena hidup takkan Semudah kau kira
Kau harus berlari mengejarnya
Ku takkan berhenti Beri cinta dan rinduku
Sampai kau mengerti dan pahami Semua yang kuberikan
Jangan kau pergi dariku Bila waktuku sedikit untukmu Setiap hembusan nafasku Ku lakukan yang terbaik untukmu
Kami berdua bernyanyi bersama hingga lagu selesai, lalu Sherlin memeluk gw dan mengecup pipi ini.
Quote: "Aku akan selalu ada untuk kamu" ucapnya
by : Glitch.7 STOP SEMBORO 2 weeks later September 2016 "Hassshh... fuuuuhhh..."
"Ayah kok ingkar janji terus ?" "Eh " Janji " Janji apa ?"
"Heum... katanya mau berhenti ngerokok kalau Orenz udah lahir, sekarang anaknya udah berapa tahun tuh... masih aja ngerokok..."
"Eh.. hehehe... susah Bun berhenti ngerokok itu, kamukan udah tau aku udah pernah coba tapi cuma kuat satu bulan..."
"Iya harus nunggu sakit dulu baru berhenti lagi, terus kalau enggak sakit, gak berhenti-berhenti ngerokoknya ?"
"Yang penting cintaku sama kamu gak berhenti Bun..." cuuuppp....
"Yah..." "Ya Bun ?" "Udah enggak mempan gombalan kayak gitu, cari yang lain bisa ?" "Bentar, aku ambil kitab dari si cu pat kai dulu..."
"Mau kemana " Sini duduk, aku belum selesai ngomong sayaang..." "Oke duduk lagi nih..."
"Yah, kalo mencintai keluarga itu seperti shalat, sudah kewajiban... enggak perlu dipakai untuk menggombal. Topik utama kitakan kesehatan kamu..."
by : Glitch.7 "Iya Bun... terus sekarang aku berhenti nih.. tuh aku matiin rokoknya... udah ya aku berhenti nih" "Bener " Berhenti beneran apa enggak ?"
"Benerlah... berhenti ngerokok semboro... ganti ke mild hehehe.... waaadddaaawwwwww.... ampun ampun ampuun... sakit sakit beneran Bun..."
"........." "Duh sakit nih beneran, eh jangan ngambeuk dong, sini mukanya ngadep aku lagi Bun... sayaang..." "........."
"........." "Mau ngapain ?"
"Laah.. udah deket ini, mau nyium yu punya lips lah..." "Enggak! Cuci mulut dulu, gosok gigi 3x baru boleh..." "Boleh nyium ?"
"Boleh tidur disofa ruang tamu bawah"
".... Astagfirulloh hal adzim... sungguh tega dikau menganiaya diriku wahai istriku... hiks... apa salahkuu... kau buat beginii... kau tarik ulur hatiku hinggaa..."
"Hingga kamu berhenti ngerokok!"
"........." Bun " Beneran nih aku tidur diruang tamu bawah " tak pernah terucap dan tersimpan sebuah tanya dalam hati.
by : Glitch.7 by : Glitch.7 97. BERLEBIH Gw sudah berada dikamarnya sekarang, duduk disisi kasur empuk miliknya. Sherlin sedang membuka lemari, dan dari tempat gw duduk ini, membuat pandangan gw terhalang untuk melihatnya karena pintu lemari yang dibuka.
Ngambil apa ya ini pacar gw, kayaknya kado nih yang mau diambil dari lemarinya. Tapi kado apaan yak, kok lama amat ngubek-ngubek lemari kalo cuma ambil kado doang.
Karena gw penasaran, akhirnya gw tanyakan saja tanpa beranjak dari kasurnya ini. Quote: "Sher... Kamu ngapain sih " Kok lama banget ngubek-ngubek lemari..." "Ini bentar lagi udah kok, bentar bentar..."
"........." "Taaraaa.... Ini kado buat kamu sayaang..." "..!!!!!!!..." mimisan gw.
Spoiler for BIG NO: Quote: Sherlin sudah menutup pintu lemari dan berjalan kearah gw. Gw masih terkejut, mata gw terbelalak dan asli gw akui, mulut gw cukup terbuka karena melihatnya...
Seumur-umur, dari gw lahir sampai kelas 1 sma ini, belum pernah gw melihat gadis belia memakai dress setipis itu, dan... Aiishhh madafaka! Itukah yang dinamakan G-Minor " (g-string)!!!
Jelas pakaian yang dikenakan Sherlin berbeda dengan bikini yang dikenakan Wulan dulu waktu di pulau seribu.
Ini... Ini... Aahh suee bener gw!!! JoTha berontak sudah diberi sajen yang memanjakan mata ini.
"Iih.. Kok malu-malu gitu " Jangan bengong dong Za... Hihiihihi..." ucapnya menggoda gw dan duduk diatas pangkuan gw
by : Glitch.7 "Eeh... Euu.. Eu... Duh... Kacau ini ma Sher..." gw memalingkan muka ke arah lain
"Kacau kenapa siiih... Santai aja kalii..." jemari lentiknya memegang dagu gw dan mengarahkan wajah ini agar kembali menatap dirinya
Capcipcupcepcop... Capcipcupcepcop... Cqpcipcupcepcop...
Okey gw terbawa... Tangan gw melingkar dipinggangnya... Tangan kanan Sherlin sudah merangkul belakang leher gw dan...
Dan... Dan tangan kirinya sudah berhasil mengeluarkan JoTha dari kandangnya... Naik turun Cantik rupanya yang dilakukan tangan kirinya itu. Lama-lama dia turun kebawah, and it's youre turn Jo... Jotha Menelusup kedalam rongga mulutnya.... Oke stop ini terlalu bugar (vulgar).
*** Gw masih duduk diatas kasurnya tapi kini gw memeluknya, wajahnya terbenam didada ini, dan gw rasakan tubuhnya bergetar karena tangisnya.
Gw membelai lembut rambutnya yang panjang, lalu gw pegang wajahnya agar bisa melihat
by : Glitch.7 wajahnya yang sedang menangis itu. Quote: "Maafin aku Sher..."
"Kenapa " Kenapa kamu nolak " Kenapa Za ?" ucapnya sambil tetap menangis "Aku gak mau buat kamu kecewa nantinya..."
"Kenapa kamu mau sama Wulan " Apa aku kurang dimata kamu ?"
Gile lu ndroo. Jujur aja Sher, kamu terlalu berlebih malah, itu duo dribble ampe tumpeh-tumpeh gitu Sher... Wadaw dah pokoknya.
"Bukan soal itu Sher, aku sayang kamu, aku gak mau sampai harus ngelakuin "itu" sama kamu" "........."
"Jangan selalu dibandingin sama Wulan, jujur waktu itu godaannya terlalu besar buat bocah ingusan yang masih smp..."
"Emang godaan aku kecil apa ?"
"Wiiss... Gede... Gede banget malah..." jawab gw sambil melotot kearah duo dribblenya dengan alis yang naik turun
"Iiihh... Nyebelin malah ngeliatan ini lagi..." ucapnya sambil mencubit hidung gw pelan "Hehehe.... Kenyataannya emang gede itu kamu heheh..." gw terkekeh.
Dari awal Sherlin memakai dress yang wow, gw tidak melepaskan seragam dan jaket yang gw kenakan, hanya resleting celana sma yang terbuka, hehehe.
Lumayan, kemajuan buat gw bisa menahan godaan seperti ini, apalagi godaannya dari seorang Sherlin.
Gw meminta dia berganti pakaian yang lebih tertutup lalu gw menunggu diruang tamunya. Selang beberapa menit Sherlin keluar kamar dan memberikan gw sebuah kado yang terbungkus rapih. Jujur aja, sebenarnya gw bingung ini mau gw taro mana nanti kado dari Sherlin, tas gw udah gak muat
by : Glitch.7 untuk menyimpan kado lagi.
Kemudian Sherlin meminta gw membuka kado darinya, gw robek kertas kado lalu gw keluarkan isinya. Gw terkejut dengan barang yang diberikan oleh Sherlin ini, ini terlalu berlebihan buat gw. Quote: "Sher... Ini "... Kan aku udah ada..."
"Enggak apa-apa, ini khusus buat sama aku nanti hehe... Lagian ada kameranya loch... Jadi bisa foto-foto berdua..."
"Tapi... Ya ampun ini berlebihan, bukan aku nolak, kayaknya aku belum pantes kamu hadiahin barang mahal kayak gini Sher..."
Cuuppp... Sherlin mengecup bibir gw
"Aku sayang kamu Za, bukan berarti aku kasih lewat barang mahal kayak gini, aku cuma pingin kamu punya hp khusus buat komunikasi kita berdua aja..." ucapnya sambil tersenyum "Ii.. Iya sih, tapi... Duuh... Gimana ya..."
"Udah ah, aku gak mau debat, kalo kamu gak mau, sini biar aku banting aja..." "Eeeh... Eh... Jangan-jangan... Jangan maen rusakkin aja, beli mahal-mahal kok dirusak..." "Makanya, mau pake apa gak " Itu udah aku beliin jug nomor barunya" "Iya iya dipake... Makasih banyak ya, aku ganti nan... Eeh... Eh eh.. Iya iya..."
"Gak usah ngomong ganti-ganti, aku gak suka. Ini aku beliin buat kamu, hadiah dari aku, bukan kamu pinjem!"
Gak enak " Kasih kucing aja " Emang kucing demen ama nukie 7650 ". Hmm..... Gw beneran ngerasa Sherlin berlebihan, anak sma kelas 1 dijaman dimana hp adalah barang mewah banget udah memiliki 2 buah hp.
Gimana ini. Ribeut pasti nih bawa-bawa hp dua biji kemana-mana, aaah Sher Sher, kamu kok jadi berlebihan gini. Entahlah, tapi gw udah niat buat gantiin, gak tau sih mau pake uang, barang atau
by : Glitch.7 hal lainnya. Yang jelas gw gak bisa nerima kado dari Sherlin dengan biasa aja. Terlalu berlebihan titik.
Gw bilang sama Sherlin, box hp biar ditaruh olehnya, gw gak mau kalo sampai nanti (amit-amit) jual barang pemberian dia ini. Jaman dulu mana gw kepikiran kayak jaman sekarang bisa jual beli hp ke counter dengan hp batangan. Beda cerita mungkin sekarang betebaran di fjb kaskus yang deskripsinya (kelengkapan : hp + charger. Yang gak ada jangan ditanyain.) heheheh.
Sebenernya sih gak terlintas kalo gw suatu saat jual barang pemberian siapapun, cuma entah kenapa gara-gara kejadian Bandot kadang gw mikir suatu barang bisa menjadi solusi untuk keuangan. Tapi ini sesat, gak baik jual-jual barang pribadi, bisa jadi kebiasaan buruk kedepannya. Beda cerita kalo bener-bener urgent atau mau ganti baru.
Gw lihat jam dinding rumahnya sudah menunjukkan pukul 15.00 wib. Gw pingin pulang sebenarnya, cuma kalo dilihat dari gerak-gerik Sherlin, dia masih betah bersama gw.
Alasan gw ingin pulang cuma satu, gw pingin tidur, cape dan ngantuk banget hari ini. Karena gw udah gak tahan, gw pun meminta izin ke Sherlin untuk rebahan disofa ruang tamunya ini sebentar. Tapi Sherlin melarang gw tidur disofa, gw diminta tidur dikamarnya, sementara dia mau keluar sebentar, lah gw ditinggal sendiri ini ma.
Gak lama Sherlin memang keluar memakai mobilnya. Gw pun rebahan dikasurnya lalu memejamkan mata dan terlelap.
by : Glitch.7 98. RISALAH HATI Pernah gak kalian lupa akan seseorang yang ternyata selama ini berada disisi kalian atau minimal ada disekitar kalian tapi kalian enggak sadar kalo sosoknya sangat menawan dan mempesona " Kalo pernah, berapa waktu yang kalian habiskan hingga akhirnya menyadari bahwa sosoknya seperti oase dipadang pasir yang membuat kita mengharapkannya tapi terkadang hanya ilusi yang kita lihat sebagai fatamorgana, dan akhirnya oase itu muncul menjadi nyata diantara fatamorgana lainnya.
*** Gw terbangun sekitar 2 jam setelah terlelap dikamar Sherlin. Gw mengerjapkan mata lalu terduduk dikasurnya. Menunggu kesadaran gw pulih 100% dengan mata yang menyapu isi kamarnya ini.
Gw bangkit dari kasur dan menuju pintu kamar, tapi ketika gw baru memegang daun pintu ini, gw mendengar ada suara seseorang yang mengobrol. Gw urungkan niat untuk keluar kamar, karena merasa takut, malu dan gak enak kalau-kalau suara bapak-bapak yang gw dengar itu adalah Papahnya Sherlin.
Suara lainnya dari seorang ibu-ibu, sepertinya itulah lawan bicara dari suara sebelumnya yang terdengar seperti bapak-bapak tadi. Gw kembali duduk diatas kasur, memikirkan gimana caranya keluar kamar ini, gw gak mendengar suara Sherlin diluar sana, jangan-jangan dia belum kembali dari luar rumah.
Efek bangun tidur dan berada dikamar seorang gadis yang belum gw nikahi (iyalah) membuat gw melupakan kalo ada alat komunikasi berupa hp. Setelah otak gw mendapatkan ide untuk menghubungi Sherlin lewat sms, gw pun langsung merogoh saku celana gw.
Ah " Kok ada dua hp " Gw lupa kalo hp baru digenggaman tangan kanan gw ini adalah hadiah dari Sherlin tadi. Gw sms Sherlin pakai hp dan nomor baru pemberiannya ini. Notif delivered sudah muncul dilayar, tanda sms gw sudah terkirim ke no.hp Sherlin.
Gw menunggu balasannya, 1 menit, 2 menit, 3 menit sampai 10 menit belum juga dibalas. Gw mulai panik lagi, karena belum mendapatkan sms balasan dari Sherlin ditambah suara bapak-bapak dan ibu-ibu dari ruang tamu diluar kamar ini masih terdengar.
by : Glitch.7 Mungkin sekitar 20 menit menunggu, tiba-tiba daun pintu kamar ini berbunyi, terbuka karena dorongan dari luar kamar.
Quote: "Eh " Udah bangun kesayangan aku..." ucap pacar sekseh gw itu "Eh iya Sher, da dari tadi, kamu dari mana ?"
"Ooh... Aku tadi jemput mamah sama papah ke stasiun pas kamu mau tidur... Terus aku pulang lagi, ngecek ke kamar ternyata kamu masih tidur, mau aku bangunin tapi gak tega, keliatannya cape banget, ya udah aku ngobrol sama papah dan mamah dari tadi, terus sekarang baru beres mandi" jelasnya sambil masuk kedalam menutup pintunya lagi dan duduk disebelah gw "Ooh... Pantes aku sms daritadi gak dibales..." ucap gw
"Sms " Emang kenapa harus sms ?"
"Ya gimana gak sms, aku bangun denger suara bapak-bapak sama ibu-ibu lagi ngobrol diluar, mana berani aku keluar kamar..."
"Ooh hahaha... Maaf ya, aku lagi mandi tadi, hp aku taruh diatas tv luar tadi, belum aku cek hihihi... Ngomong-ngomong gak apa-apa kok keluar aja, Papah sama Mamah tau ada kamu dikamar daritadi..."
"Hah " Yang bener " Duuh... Makin gak enak aku mau keluar kamar nih, gimana Sher ?" "Iiih gak usah panik gitu, biasa aja kok hahaha... Udah santai aja, yuk keluar...".
Sherlin membuka pintu kamar dan keluar diikuti oleh gw dibelakangnya, memang gak langsung keruang tamu, karena kamar Sherlin berada didepan ruang Tv/ruang keluarga. Gw berjalan mengikutinya keruang tamu didepan.
Disini gw melihat Papah dan Mamahnya Sherlin sedang duduk bersebalahan disalah satu sofa panjang. Mereka berdua tersenyum melihat gw dan Sherlin yang sudah berada didepan mereka, lalu gw menghampiri mereka dan mencium kedua tangan mereka secara bergantian.
by : Glitch.7 Quote: "Gimana mas Eza sudah seger sekarang ?" tanya Papahnya Sherlin ketika gw sudah duduk disofa untuk satu orang dekat pintu, sedangkan Sherlin duduk disofa sebrang gw
"Eeh, iiya Om, udah seger.. Mmm... Maaf ya om saya tadi numpang tidur dikamar Sherlin..." jawab gw rada kikuk karena merasa malu
"Oalah hahaha... Ndak apa-apa Mas, Mba Yu nya Desi ini sudah cerita kalo kamu lagi istirahat tadi... Oh ya, Kamu sekolah di sma negeri xxx ya ?"
"Ehh iya Om makasih hehe... Iya om saya sekolah disitu, baru kelas 1..."
"Hoo.. Baru kelas 1 toh, piye Nduk " kamu ndak cerita sama Mamah mas mu ini lebih muda dari kamu Nduk... Hihihi..." kali ini Mamahnya Sherlin yang bertanya kepada anak sulungnya itu sambil tertawa
"Hehe iya Mah, aku lupa cerita tadi dimobil kalo Eza masih brondong hihihi..." jawab Sherlin cuek memakai kata "brondong" kepada Mamahnya
"Tapi tinggi ya kamu baru kelas 1 sma... Tampangmu juga tampan, pantes Mba Yu suka sama kamu..." ucap Mamahnya Sherlin sambil tersenyum kearah gw
"Eh.. Euu.. Itu... Ah makasih Tante, saya jadi malu hehe..." sueer gw salting diomongin gitu sama Mamahnya Sherlin.
Kemudian kamipun larut dalam obrolan soal pannggilan Sherlin dirumah yang sering dipanggil Mba Yu oleh keluarganya. Jujur ini gw baru tau, karena memang sebelum-sebelumnya gw gak pernah ngobrol dengan kedua orangtuanya. Ya apalagi setiap gw kerumahnya, kedua ortunya itu sedang keluar jadi menyebabkan kami jarang bertemu.
Dari obrolan ini juga gw mengetahui kalo kedua ortu Sherlin sudah tau hubungan gw dan Sherlin ini berpacaran, dan dari apa yang gw lihat, kedua ortunya sudah pasti menyetujui hubungan Mba Yu nya Desi itu berpacaran dengan gw.
Cukup lega hati gw ketika mengetahui kalo mereka menyetujui hubungan gw dan Sherlin
by : Glitch.7 berpacaran. Sekarang gw seperti merasa berpacaran dengan Wulan dulu, bukan soal gaya pacaran atau sifat Sherlin, tapi keluarga. Ya keluarga Wulan dulu menyetujui hubungan gw dan anaknya, sekarang keluarga Sherlin yang menerima gw.
Ada persamaan lain yang gw lihat antara keluarga Sherlin dan Wulan, mungkin ini yang disebut serupa tapi tak sama. Soal panggilan, yap... Dulu gw dipanggil Aa oleh kedua ortu Wulan, sekarang gw dipanggil Mas oleh kedua ortunya Sherlin. Pahamkan " Memiliki arti yang sama tapi beda bahasa dan budaya saja.
Gw pamit pulang kepada Mba Yu dan kedua orangtuanya ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Oh ya, Gara-gara kedua orangtuanya Sherlinlah gw sering memanggil Sherlin Mba Yu, entahlah, mungkin karena enak didengar aja menurut gw, dan sering membuat wajah Sherlin merona ketika gw yang mengucapkannya.
*** Masih dihari yang sama, gw sudah berada disofa teras depan kamar gw saat malam hari. Sekarang sudah jam 7 malam, gw sudah mandi dan bersih-bersih setelah pulang dari rumah Sherlin tadi sore.
Gw duduk sambil menikmati kopi hitam dengan sebatang nikotin terselip diantara jemari gw. Entah gw melamun apa ketika itu.
Masih melamun gak jelas, datanglah sebuah mobil dan berhenti dilahan parkir depan teras rumah. Gw tertegun ketika dia turun dari pintu kemudi dan berjalan masuk kearah teras.
Senyumannya menghiasi wajah cantik dan putihnya itu, lamunan gw yang gak jelas berganti dengan lamunan baru. Ya, wajahnya mengalihkan dunia gw sesaat.
Entah gw yang memang gak pernah sadar atau karena jarang dekat dengan dia semenjak sma ini, ternyata dia benar-benar anggun mempesona. Gw terpukau, gw benar-benar terpukau ketika dia sudah berdiri tepat 1 langkah dari tempat gw duduk.
Quote: "Aww!!" gw terkejut karena merasa panas juga perih disela jemari gw, ternyata rokok yang sudah habis itu masih menyisakan bara api dan membakar sela kulit jemari gw
by : Glitch.7 "Eh kenapa Za ?" ucapnya bingung
"Eng.. Enggak, enggak apa-apa, ini cuma kena bara rokok yang udah abis aja..." "Ngerokok lagi ?"
"Hehe.. Sekali-kali aja, gak sering kok..."
"Hmmm... Ngomong-ngomong kok salam aku gak dijawab daritadi " Malah bengong sampe aku samperin depan kamu nih..."
"Eh i..iya maaf... Walaikumsalam..."
Gilaaa... Kenapa gw bisa jadi kikuk dan salah tingkah didepan dia gini sih, lamunan gw karena pesonanya bener-bener membuat gw seperti cowok cupu yang baru liat cewek cantik. Gak biasanya gw seperti ini, apalagi karena dia, cuma gara-gara dirinya, aneh. Asli aneh.
Kami duduk bersebrangan, gw hendak mengambilkan minum untuknya ke dapur tapi dia melarang. And guess what " dia mau ngajak gw dinner. Wah wah wah... Gw kaget, jelas gw kaget, dia gak bilang apa-apa sebelumnya, tiba-tiba ngajakin makan malam berdua. Iya sih gw akui dia cuma bilang makan malam diluar berdua, gak make kata dinner, tapi artinya sama aja dong.
Gw sempat protes kepadanya karena gak memberitahu gw sebelumnya. Tapi dia bilang sengaja biar surprise, lagian dia percaya kalo gw gak mungkin memakan waktu lama layaknya perempuan yang suka bersolek.
Gw memang cuek soal penampilan, seperti sekarang saat dia ngajak dinner malam ini, gw hanya mengenakan kaos hitam dibalut sweater hitam juga, celana long-jeans biru gelap, dan sepatu converse hitam. Pokoknya serba gelap kecuali kulit tubuh gw yang bisa dikategorikan teranglah.
Gw keluar kamar mengunci pintunya dan menghampirinya disofa teras. Entahlah mungkin, ya mungkin... cuma rasa ge'er dan kepedean gw aja kali karena sekarang, gw ngerasa dia yang sedang terpesona oleh penampilan gw. Padahal gak ada yang menarik dari pakaian yang gw kenakan.
by : Glitch.7 Quote: "Ehm... Kok malah bengong ?"
"Eeh.. Ee.. Eeuu. Enggak kok, enggak apa-apa.. Udah selesaikan " Berangkat sekarang yu, nanti kemalaman..." jawabnya sambil merapikan rambut yang masih rapih dan bangkit dari duduknya "Ooh oke... Ngomong-ngomong pakai mobil kamu atau motor aku ?"
"Mmm... Kayaknya mobil ya, aku agak sulit kalo duduk dimotor dengan dress kayak gini..." "Aah iya juga, maaf... Hehehe.."
....... "Za, sebentar...." ucapnya ketika gw berjalan keluar teras "Eh " Kenapa ?" tanya gw ketika dia berada didepan gw
"Rambut kamu udah mulai panjang depannya, sebentar... Nah... Lebih ganteng kalo diacak-acakin depannya" dia sedikit mengacak rambut bagian depan gw
Gw memang menyisir rambut kesamping sebelumnya, karena biar terlihat rapih, tapi dimatanya, dia lebih suka rambut depan gw sedikit menutupi mata dan dibuat "berantakan".
"Mm.. Serius kayak gini ?"
"Iya... Lebih keliatan dewasa dan... Laki banget..." ucapnya tersenyum "Laki banget ?"
"Aku suka gaya rambut kamu yang gak rapih, mmm... Apa ya, kesannya sedikit bandel dan badboy, makanya aku bilang laki banget... Hihihi...".
Gak salah denger gw " Serius " Kok " Sama dengan pacar gw seleranya " Mmm.. Beda tipis sih, kalo dia gaya penampilan rambut badboy gw yang disuka, bukan sifat cowok badboy yang bisa
by : Glitch.7 membuat hati Sherlin meleleh. Tapi tunggu, bukannya cowoknya kaleum, baik dan gaya penampilannya rapih banget. Ah sebodo dah, pusing amat gw mikirin cowoknya.
Dia berjalan kearah mobilnya lalu memberikan kunci mobil kepada gw sebelum masuk kepintu samping kemudi. Gw terima kuncinya lalu masuk kepintu kemudi.
Inilah pertama kalinya gw mengendarai mobil bersama seorang gadis. Lebih tepatnya gw yang mengemudikan mobil bersama seorang gadis yang duduk dibangku sebelah kemudi. Yap, biasanya gw yang duduk disebelah kemudi, tapi lain cerita kali ini. Gw sudah bisa mengendarai mobil dengan cukup lancar.
Sedikit info, gw belajar mobil dengan Robi walaupun gak intens, tapi cukup membuat gw paham dan mengerti soal cara mengendarai kendaraan roda empat ini, waktu itu gw dan Robi menggunakan mobil bokapnya setiap malam hari untuk belajar mobil. Ditambah dengan kebaikan Dewa dan nyokapnya yang memberikan gw izin untuk belajar mobil menggunakan mobil keluarga Dewa dan setiap sore sehabis pulang sekolah mengelilingi komplek perumahan militer kami. Hasilnya alhamdulilah cukup untuk lulus tes mendapatkan sim A jika mengikuti ujian dikepolisian. Oh ya kalo ditanya kenapa pada saat pagi bersama Vera gw belum mau mengendarai mobil, itu semua karena gw takut dengan mobil Vera, mobil Vera baru, baru banget kebeli, lebih waswas rasanya memakai barang milik orang lain yang masih baru. Tambahan terakhir, mobil yang gw kendarai malam ini sama tipe dan modelnya dengan mobil Dewa, hanya tahunnya lebih muda dan warna mobil malam ini berbeda dari mobil Dewa, jadi gw ngerasa pede mengemudikannya.
Gw sudah menyalakan mesin hunda civic silver miliknya, gw pindahkan tuas persneling ke R untuk memundurkan mobil. Masih dengan tetap mengendarai mundur mobilnya sambil melihat kaca spion, dia mulai bertanya lagi.
Quote: "Udah bisa bawa mobil niiih..." ucapnya sambil tersenyum jahil "Eh " Maksudnya ?"
"Kan aku tadi cuma ngetes aja pas ngasih kunci mobil ke kamu, ternyata kamu terima dan beneran kamu yang ngemudiin mobil... Hihihi.."
"Aah... Iya ya... Aku gak kepikiran kamu tau darimana aku udah bisa ngemudiin mobil... Dasar
by : Glitch.7 hahaa.."
"Ya baguslah, jadi sekarang lebih pantes lagi disebut laki-laki, hihihi..."
"Waah emang kalo gak bisa bawa mobil bukan laki gitu ?" tanya gw lagi ketika mobil sudah keluar gerbang komplek perumahan
"Ya enggak gitu juga Za, cuma kan nilai tambah kalo seseorang apalagi laki-laki bisa ngemudiin kendaraan roda empat ini..." jawabnya sambil tetap tersenyum.
Gw mengikuti arahannya ketika menanyakan hendak makan malam dimana, Setelah tau tempat atau bisa dibilang restoran yang cukup terkenal dikota ini, gw mengarahkan mobil kesana. Sekitar 30 menit kami sudah sampai ditempat tujuan, kami turun setelah gw memarkirkan mobil.
Dengan dihiasi lampu taman diparkiran mobil ini, gw kembali terbius oleh pesonanya, ampun, hati gw meleleh ini hanya dengan memandanginya yang sedang berdiri dibelakang mobil menunggu gw menutup pintu kemudi.
Gw tutup pintu kemudi dan menekan tombol lock dari remote-key yang gw pegang. Setelah memastikan mobil sudah terkunci, gw berjalan menghampirinya.
Senyumannya sekali lagi membuat gw terpesona, selalu begitu, entah malam ini rasanya dia berbeda, sangat berbeda, walaupun penerangan di area parkir ini agak redup tapi tidak membuat kecantikan alami yang dia miliki tersamarkan. Mungkin inilah yang disebut inner-beauty, jangan tanya soal kecantikan dalam hatinya, jelas dia unggul dari.... Ah sudahlah. Pokoknya malam ini gw merasa sedang bersama Bidadari dunia.
Gw cukup terkejut ketika sudah berjalan masuk kedalam restoran ini, kami memang berjalan berdampingan dari area parkir tadi, tapi setelah kami sampai ditempat resepsionis restoran, dia melingkarkan tangan kirinya ketangan kanan gw.
Setelah sedikit berbincang dengan mba resepsionis, kami berdua diantar ke meja yang ternyata sudah di reservasi olehnya dari kemarin. Gw kembali dibuatnya kaget. Yap, gw gak menyangka kalau dia sudah mempersiapkan malam ini dari satu hari sebelumnya.
by : Glitch.7 Ini mungkin yang dinamakan romantis, gw gak pernah beromantis-romantis ria sebelumnya. Apalagi sampai mempersiapkan candle-light dinner semacam ini.
Seromantisnya gw paling nyanyiin lagu buat seorang gadis. Eh sekarang malah gw yang sebagai cowok diberikan suasana dan perlakuan romantis malam ini oleh dia.
Kami duduk bersebrangan dimeja resto yang memang dikhususkan untuk sepasang pengunjung. suasananya cozy dan lagi-lagi, romantis. Karena ada satu band sedang bermain akustik disamping kanan kami yang berjarak 4 meja dari sini.
Entah sudah berapa kali dibuat terpesona diri ini oleh keanggunan dan kecantikannya, bak bidadari dunia, dia terasa sempurna dimata ini. Begitu butakah mata ini menyadari sosoknya yang sangat menawan, atau diri ini yang berpura-pura menutup mata dari pesonya selama ini ". I'm so blind.
Kami menikmati makan malam ini dengan menu western food, tenderloin steak menjadi menu utama. Sayang gw gak bisa memesan wine karena yakin dia gak bakal mengizinkan. (Padahal duit gw juga bakal langsung ludes mesen satu botol wine di resto ini.)
Seperti kebiasaannya, tak ada sepatah katapun yang terucap dari mulutnya ketika kami sedang menyantap makanan. Selesai menyantap makanan, barulah dia kembali memulai obrolan. Quote: "Za, makannya gak pelan-pelan ya ?"
"Hm " Kenapa emang ?"
......... Tiba-tiba dia menyeka sisi bibir kiri gw dengan menggunakan napkin yang memang sudah tersedia diatas meja makan ini
"Hihi... Saus barbequenya belepotan..." ucapnya setelah selesai menyeka sisi bibir gw.
Sumpah, gw belum pernah semalu ini didepan cewek, gw akui gw belum pernah makan makanan mahal ini, kampungan " Iya gw kampungan, lagian mana ada duit gw beli makanan ginian. Tapi yang buat gw malu bukan soal belepotan saus dibibir gw, tapi cara dia... Cara dia memperlakukan gw dengan menyeka bibir ini membuat gw seperti seorang cewek yang dirayu cowok. Mungkin aja
by : Glitch.7 wajah gw yang merona sekarang gara-gara perlakuannya itu. Spoiler for Kinaryosih:
Tidak lama kemudian dia memanggil seorang waiter, entah apa yang dibisikannya kepada si waiter, tapi selang beberapa menit terdengar namanya dipanggil oleh salah satu anak band resto. Dia tersenyum kearah gw lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke mini-stage resto ini. Menghampiri band resto, lalu duduk dikursi belakang piano.
Quote: "Selamat malam, mohon maaf mengganggu acara makan malam kalian yang ada disini. Sekarang saya ingin menyanyikan sebuah lagu... Lagu ini saya persembahkan untuk laki-laki luar biasa yang duduk dimeja itu..." ucapnya dengan tersenyum, tanpa ragu, tanpa gerogi, lalu menunjuk kearah gw yang terpana melihat tingkahnya yang seberani itu
Kemudian tepuk tangan pengunjung lain terdengar memenuhi isi resto ini sambil memandang kearah gw. Walaupun gak banyak pengunjung, tapi cukuplah membuat gw agak tersipu.
"Semoga kalian suka dengan lagu dan suara saya... Dan...... Aku harap kamu mengerti lagu ini Za..." senyuman diakhir ucapannya itu memulai jemari lentiknya menari diatas tuts piano.
Quote: Hidupku tanpa cintamu Bagai malam tanpa bintang Cintaku tanpa sambutmu Bagai panas tanpa hujan Jiwaku berbisik lirih Kuharus memilikimu
Aku bisa membuatmu Jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karena telah terbiasa
by : Glitch.7 BEFORE MyPI II Oktober 2016
"Biii... tolong bikinin jus tomat ya kayak biasa tanpa gula" "Baiik Buu..."
...... "Eh udah pulang Bun ?" "Heum... cape aku..." "Cape kemana dulu ?"
"Enggak kemana-kemana, abis ketemu dia.." "Lah terus kok cape " Kan rumahnya gak jauh..." "Iya siih... tapi kan cape hati nahan emosi kalo ketemu dia" "........."
"Bikin kesel walaupun dikasih izin buat cerita kamu" "........."
"Kok diem ?" "Aku gak jadi share cerita kalo gitu"
"Loch " Kenapa " Kan sudah dapat izin dari semuanya, dari dia juga tadi setelah aku yang nemuin sendiri..."
"Enggak... aku gak mau kita jadi berantem kalo nanti udah ceritain dirinya"
by : Glitch.7

Kadal Bunting Karya Glitch di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Enggak... enggak apa-apa kok... lagian aku sudah dengar duluan cerita dia sama kamu yang belum aku tau selama ini... kesel sih tapi ya sudahlah, mau gimana lagi"
"Maksudnya " Cerita aku sama dia " Yang mana ?"
"Perlu aku jelasin " Coba kira-kira bagian mana dari kisah kamu selama ini sama dia yang belum aku tau dan kamu simpan..."
"Mmm... yang mana ya... mmm..." "Ehm!!"
"Eh.."! Mmmm... bentar-bentar..."
"Ck, kelamaan ah... yang kamu sama dia ***********!!!!"
"HAH"!! Yang bener kamu "! Dia cerita soal kejadian itu ke kamu "! Ah gila kali..." "Ooohhh.. jadi bener dugaan aku yaa..."
"Hah " Eh " Be.. bener " Duu.. dugaan kamu ?"
"Hm... aku cuma mancing kamu aja, dia gak cerita soal apa-apa sama aku, tapi dugaan aku malah benerkan..."
"Eeh itu.. itu..." "........."
......... ......... Braaakkk "Pak, ini jus tomat Ibu..."
by : Glitch.7 "Makasih Bi..." "Buun..."
"Bun, buka dong pintunya... aku bawain jus tomat kamu nih" "Minum aja sama kamu!"
"Aku kan gak suka jus tomat"
"Sama! Aku juga gak suka sama kamu yang gak tobat!" "Lah Bun, itukan dulu, emangnya sekarang masih apaa...?" "Bodo ah... males aku"
"Buun, buka dulu pintunya..." "........."
"Buun, aku dapet bbm dari Verlis nih..." "Ngapain dia bbm kamu ?"
"Katanya ada diskon di ******" "Ada Hermes gak "!"
"Adaaa...." "Oke abis maghrib kita berangkat ya Yah..." "Gak tobat juga kamu bun... hiks" ucap gw pelan "Aku dengeerrr yaaa..."
"Enggak kok Bun, maksud aku gak mau jus tomatnya kamu bun ?"
by : Glitch.7 Ceklek... "Mau!" Ngambil jus ditangan gw Braakk... pintu kamar tertutup kembali "........."
by : Glitch.7 99. BERBEDA Pernah merasa takut untuk memiliki seseorang " Atau mungkin merasa gak pantas karena kalian gak percaya diri dengan apa yang ada dalam diri kalian " Entah itu merubah gaya penampilan atau mungkin memiliki tubuh ideal agar dia mau melihat bahwa kita ada untuknya dan menjadi baik untuknya. Pada akhirnya, perlukah itu semua kita lakukan untuk orang yang belum tentu bisa membalas rasa sayang kita "
*** Gw masih terpukau dengan apa yang dilakukan Echa di mini-stage resto ini. Kemudian setelah selesai menyanyikan lagu risalah hati dan mengucapkan terimakasih atas tepuk tangan pengunjung lain, dia berdiri dan kembali duduk dihadapan gw.
Wajahnya memancarkan kebahagiaan, senyumannya mengembang menatap gw, tapi... Ada yang salah disini. Gw merasakan ada harapan, harapan akan rasa yang ingin terbalas dari dalam hatinya yang ia lantunkan lewat lagu tadi.
Gw tersadar, bahwa sekarang sudah terlambat baginya untuk menerima apa yang harus gw berikan. Gak pernah gw menyangka malam ini dia akan seberani itu mengungkapkan isi hatinya kepada gw.
Ini berlebihan, semuanya terasa berlebihan, dan pada akhirnya, apakah dia sanggup menerima kenyataan bahwa hati ini sudah ada yang memiliki ".
Sekarang gw pun menyadari hal lainnya. Apakah ini sebuah ujian " Cobaan " Karma " Bukan, bukan karma. Apa salah gw ketika karma menduakan Wulan sudah terbayar dengan Indra "kembali" kepada Olla dengan cara yang "menakjubkan".
Lebih spesifik pikiran diotak gw mengatakan, kenapa sekarang selalu ada gadis lain yang selalu "terlambat" untuk menjalin hubungan dengan gw " Mundur jauh kebelakang ada Wulan setelah Dini. Olla setelah Wulan. Sherlin setelah Wulan. Vera setelah Sherlin. Dan sekarang " Echa ". *(khusus untuk Sherlin, dia hanya tau, menunggu gw lepas dari Wulan tanpa tau ada nama Olla).
Kenapa pola yang Tuhan berikan selalu seperti itu " Memberikan ketika sudah mendapatkan, kenapa sudah dapat lalu diberikan lagi " Ini bukan karma, ini cobaan atau mungkin ujian. Ya gw
by : Glitch.7 rasa begitu. Dan bukan kepada gw saja, tentu saja kepada wanita-wanita itu juga.
Anugerah " Hahaha... Bukan, bukan anugerah, gak ada yang namanya anugerah dengan membuat hati wanita terluka. Mencintai tanpa memiliki itu sakit. Seperti halnya wanita-wanita itu berharap cintanya terbalas oleh gw. Coba saja rasakan, karena gw pernah mengalaminya (nanti). Quote: "Za... Hei.. Kok bengong sih ?" ucap Echa membuyarkan lamunan gw "Eh.. Iya Teh sorry-sorry ha ha..." tawa terpaksa gw malah membuat gw semakin kikuk "Mmm.. Mau pulang sekarang Za ?"
"Eh, mm... Ya udah yuk Teh, udah agak malem juga nih...".
Kami berjalan berdampingan setelah Echa membayar semua pesanan kami malam ini, lalu ketika kami berjalan menuju mobil dari resto, kembali tangannya melingkar ke lengan kiri gw.
Rasanya jarak antara pintu masuk resto ke area parkir dimana mobil Echa terparkir menjadi jauh. Apa mungkin perasaan gw aja. Ah mungkin karena kami berjalan perlahan, gw yang mengikuti langkah kakinya yang berjalan pelan.
Gw melihat wajahnya tertunduk sambil kami tetap berjalan pelan. Entah apa yang Echa pikirkan, gw mencoba menerka apa mungkin dia menunggu gw mengatakan soal perasaan kami atau...
Kami berdua akhirnya sudah berada didalam mobilnya, gw mulai menyalakan mesin mobil ini dan menjejakkan kaki perlahan dipedal gas setelah memindahkan persneling.
Dijalanan luar yang penerangannya redup karena hanya dihiasi lampu kota membuat suasana kami berdua yang melaju didalam mobil ini semakin sendu. Setidaknya itu yang gw rasakan karena keheningan diantara kami berdua terlalu lama.
Quote: "Za..." akhirnya dia memecahkan keheningan diantara kami
"Ya ?" jawab gw yang menengok sekilas kearahnya dan kembali fokus kepada jalan didepan
by : Glitch.7 "Kita langsung pulang ?"
"Eh " Mmm.. Apa ada yang mau Teteh tuju lagi " Kalo iya, gak apa-apa, ayo aku temenin..." "Iya, aku mau ke taman kota... Kita kesana dulu ya..."
"Oke". Gw arahkan mobil kejalan protokol dan mengambil jalur kanan lalu berbelok kearah kanan saat berada dipersimpangan jalan raya ini.
Mobil menelusuri jalan yang menurun lalu sampailah kami ditaman kota ini. Gw parkirkan mobil disisi jalan dekat warung kaki lima dan beberapa motor yang terparkir disisi taman.
Kami berdua turun dari mobil, dan gw mengikuti dirinya berjalan kearah bangku taman didekat area permainan anak-anak yang memang disediakan oleh pemkot untuk umum.
Kami berdua duduk bersebelahan dibangku besi, menghadap kearah taman luas didepan sana. Terlihat beberapa pasang muda-mudi yang duduk diatas rerumputan sambil menikmati minuman hangat yang dijual pedagang warung tenda. Jarak kami dengan mereka cukup jauh. Quote: "Teh, mau aku pesenin bansus ?"
"Enggak Za, aku masih kenyang kok... Kalo kamu mau, kamu aja pesen dulu kesana, aku tunggu sini.."
"Enggak, aku juga masih kenyang kok..." .........
Suasana kembali hening diantara kami, hanya suara kendaraan yang melintas dan samarnya suara obrolan orang-orang di sebrang sana yang terdengar oleh kami
......... by : Glitch.7 "Teh... Soal tadi di resto.."
"Eh " Mmm.. Gak usah dipikirin Za, aku juga gak tau kenapa bisa senekat itu, hahaha... Konyol ya..."
"........." gw kembali terdiam "Za... Aku boleh nanya ?" "Ya ?"
"Kamu... Perasaan kamu ke Kinan sebenernya gimana ?" "Ah " Kinan ?"
"Iya... Kinan, apa yang kamu rasain selama deket sama dia ?"
"Aku ngerasa dia cewek yang ramah dan baik hati Teh, Aku tau dia selalu perhatian, apalagi dengan roti yang dia kasih hampir setiap hari, aku rasa dia memang orang yang baik kesetiap orang" "Kamu salah Za..."
"Maksudnya... Salah gimana Teh ?"
"Kinan gak pernah memberikan roti buatan keluarganya ke teman sekolahnya, sekalipun itu teman dekatnya... Seenggaknya itu yang aku tau dari mulai kelas 1 dulu sampai sekarang masih sekelas sama dia..."
"........." gw cukup kaget mendengarnya
"Apa kamu gak merasa dia suka sama kamu Za " dari mulai kamu masih di orientasi dulu ?" kali ini wajahnya memandang gw
"........." by : Glitch.7 "Za, kamu suka sama dia juga ?" "........."
Kenapa gw gak bisa jawab " Kelu rasanya bibir ini ingin menjelaskan perasaan gw yang sebenarnya! I'm so fakin stupid!
"Huuuff... Yu Za pulang, maaf ya aku udah ikut campur urusan pribadi kamu, hihihi.. Jangan terlalu dipikirin, Yuu ah..."
Ucapnya sambil bangkit dari duduk dan menarik pelan lengan gw untuk pergi dari sini.
Butiran air hujan turun dengan derasnya, membasahi mobil civic silvernya dan membuat gw menyalakan wiper. Kami berdua masih terdiam didalam mobil yang melaju melewati jalan raya kota ini dan menuju kerumahnya.
Cukup deras hujan yang turun dimalam ini, suasana didalam mobil ini semakin membuat gw merasa dirinya berbeda, bukan beda seperti diawal saat kami makan malam tadi, yang membuat gw terpesona, tapi wajah sendu yang dia perlihatkan terasa menusuk hati gw.
Sejujurnya gw gak suka dengan suasana ini, bukan seperti ini yang gw harapakan, bukan juga keberanian dia di mini-stage resto tadi yang gw harapkan... Gw berharap masa dimana kami saling melapas canda-tawa bersama saat kecil dulu, atau saat dia menjadi "kakak" bagi gw.
30 menit waktu yang kami tempuh untuk sampai didepan rumahnya. Gw hentikan mobil 5 meter sebelum gerbang rumahnya. Gw gak mau seperti ini, gw harus mengatakan yang sebenarnya. Ya, gw harus jujur kepada bidadari dunia disamping gw ini.
Tapi sebelum itu, gw punya satu pertanyaan untuknya, pertanyaan yang mengusik hati dan pikiran gw ketika dia meminta gw "mengerti" lagu risalah hati itu.
Namun, dia kemudian membuka satu buah cd album dan memasukkan discnya ke player audio mobil, entah track lagu keberapa yang dia pilih, tapi begitu speaker audio didalam mobil ini melantunkan lagunya, gw langsung tau nama band yang menanyikan lagu keramat ini.
by : Glitch.7 Spoiler for Creep: Lagu mulai mengalun bersama dinginnya udara didalam sini, cukup terasa menusuk tulang, apalagi gw yakin dia lebih kedinginan karena hanya berbalut dress yang agak tipis itu. Gw membuka sweater dan memberikan kepadanya, dia terlihat bingung...
Quote: "Ada yang mau aku omongin sebelum aku masukkin mobil ini kerumah kamu... Tolong pakai dulu sweater ini Teh, karena aku tau dingin banget ac mobilnya"
"Eh " Mm.. Iya..." dia menerima sweater gw lalu menutup bagian depan tubuhnya dengan sweater gw tanpa dikenakan
"Teh, aku mau nanya... Kamu sama Heri masih ?" "........."
"........." Beberapa menit kami terdiam, gw masih menunggu jawabannya, dia tertunduk, dan masih dengan masih tertunduk itu dia menjawab pertanyaan gw
"Aku gak pernah sayang dan cinta sama dia Za..."
Degh! Gw kaget mendengar jawabannya, apa yang selama ini dia berikan untuk Heri adalah sebuah kepalsuan " Gila... Bisa dia sejahat itu "
"Teh, kamu serius dengan ucapan kamu tadi " Aku gak salah denger " Kamu sama Heri udah lama kan pacaran... Bisa kamu setega itu nutupin perasaan kamu yang sebenernya ?" "Aku tau kamu berpikir aku jahat kan " Aku udah jahat sama Heri kan ?"
"Jelas! Aku tau dia sayang sama kamu tulus, seenggaknya itu yang aku liat selama ini... Tapi... Kamu.. " Aah... Aku gak habis pikir Teh sama kamu, berapa tahun yang udah kalian lalui, bisa ya hati kam.."
by : Glitch.7 "TAU APA KAMU SOAL HATI AKU!!!" Bentaknya dengan nada yang tinggi "........." Gw terkejut, sangat terkejut, gw gak pernah melihatnya seperti tadi.
"Kamu gak tau apa-apa... Kamu gak tau perasaan aku kayak gimana, kamu gak tau isi hati aku gimana, kamu... Kamu... Kamu itu gak pernah tau dan gak pernah mau tau Za!!!"
Derai air matanya mengiringi ucapan dan emosinya yang keluar dan tertumpah layaknya hujan yang semakin deras diluar sana.
"Isi hati aku... Ada di lagu ini..." ucapnya lirih.
Gw hanya bisa terdiam sambil mencerna tiap lirik dari lagu yang mengalun dan kemudian memandangi wajahnya yang sudah terhalang oleh kedua tangannya yang berbalut sweater milik gw dan menutupi tangisnya, bahunya naik turun beriringan dengan isakan airmata yang belum berhenti.
Semuanya semakin berbeda, sangat berbeda dengan dulu waktu kita lebih dekat dan kini kamu gak perlu takut lagi, jangan pernah merasa kamu tidak pantas disini, tiba saatnya menunjukkan isi hatimu kepada dunia, sekuat dan sesabar apa seorang Elsa Ferossa.
Quote: When you were here before, Couldn't look you in the eye, You're just like an angel, Your skin makes me cry, You float like a feather, In a beautiful world, I wish I was special,
You're so fucking special.
But I'm a creep, I'm a weirdo, What the hell am I doing here" I don't belong here.
I don't care if it hurts, I want to have control, I want a perfect body,
by : Glitch.7 I want a perfect soul, I want you to notice, When I'm not around, You're so fucking special
Memang terkadang berubah dan berbeda dari biasanya tidaklah salah...
Selama itu semua menjadi baik... Baik untuk kamu dan orang disekitar kita... Tapi...
Kenapa kamu biarkan dirinya bermain terlalu lama didalam hatimu "
by : Glitch.7 100. BATAS Sepertinya Tuhan masih ingin mengguyur kota ini dengan butiran air yang jatuhnya semakin cepat dari sebelumnya. Suara air yang beradu dengan jalanan dan bodi mobil semakin nyaring terdengar ditelinga gw.
Echa masih menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan yang terbalut sweater milik gw. Irama bahunya yang naik turun kian melambat, hanya sesekali terdengar isakan tangisnya itu, tidak sekeras sebelumnya.
Gw lepaskan genggaman erat kedua tangan gw dari setir kemudi mobil ini, emosi gw perlahan menguap. Bukan emosi kepadanya, tapi kepada diri sendiri. Gw sudah memikirkan hal ini disaat kami terdiam. Ya, gw lah yang membuat Echa memberi perasaan palsu kepada Heri. Sakit yang entah kapan akan dirasakan oleh Heri penyebabnya adalah gw.
Gw tengok Echa yang masih dalam posisi yang sama, gw raih kepalanya perlahan dengan tangan kiri, kemudian gw majukan tubuh ini agar kepalanya bersandar didada gw.
Quote: "Hiks... Hiks..." perlahan masih terdengar isakannya di dada gw
"Aku minta maaf, aku minta maaf atas semua yang harus kamu rasain selama ini... Aku memang gak tau perasaan kamu ke Heri dari awal, aku gak akan bahas itu lagi" ucap gw sambil mengelus rambut kepala atasnya
"Hiks... Hiks..."
"Teh... Sejak kapan, sejak kapan perasaan itu tumbuh untuk aku ?" "Hiks..."
"........." "Hiks... Waktu pertama kalinya kamu belain aku dari hinaan teman sd kita... Hiks..." "........." Gw tertegun mendengarnya, gw lupa masa dimana dia menjadi bahan bullying disekolah
by : Glitch.7 dasar dulu "Huuuuftt..." Echa menghembuskan nafas perlahan sambil memundurkan wajahnya dan posisinya kembali duduk melepas pelukkan gw
"......." Gw hanya bisa menatapnya
"Za, masa itu terasa indah buat aku, disaat yang lain menghina dan mengejek aku karena gemuk, kamu... Cowok yang kurus, putih dengan wajah yang selalu terlihat sendu, tiba-tiba datang dan ngebelain aku yang udah biasa dihina..."
"... Tapi pada akhirnya aku juga suka ledekkin kamu sampe nangis kan.. Hehe..." "Beda..." ucapnya tersenyum dengan wajah yang sedikit tertunduk "Hm ?"
"Aku tau yang kamu ucapin bukan sebuah hinaan... Gak seperti yang lainnya" "Maksudnya ?"
"Kamu menyematkan aku dengan nama si bapau, itu terasa lucu bukan ejekkan bagi aku. Dan kamu tau apa yang Mamah ku bilang waktu tau aku dipanggil si bapau ?"
"Jangan temenan ama si Eza lagi... Gitu ya ?" gw cairkan suasana dan... berhasil "Eh, ha ha ha... Enggak gitu Za.. ha ha ha..." Alhamdulilah tawanya kembali ya Tuhan.
Kemudian setelah tawanya kembali menghiasi wajahnya, dia melanjutkan cerita perihal tanggapan sang Ibunda tadi. Beliau bilang "Cha, kamu tau rasanya bapau itu enak, ada manis dan gurih, kalau kita mendapatkan bapau yang original, tekstur luarnya itu lembut, dan isinya juga kayak akan vitamin. Jadi kamu gak perlu minder sayang...".
Echa bilang, ucapan Ibundanya itu hanya sebagai kiasan ketika dia sudah mengerti arti ucapan beliau yang sebenarnya. Dia mengartikan bahwa dirinya harus bisa menjadi pribadi yang lembut,
by : Glitch.7 santun dan memiliki ilmu yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.
Gw hanya bisa tersenyum mendengar ceritanya itu, dan gw merasa gak berpengaruh apapun bagi dirinya, karena ungkapan dan candaan soal si bapau, murni terlontar dari mulut bocah kelas 3 SD waktu itu. Sudah jelas, Ibunya yang luar biasa itulah yang menanamkan kebaikkan dan filosofi yang positif untuk pribadinya sekarang.
Dan momen yang gw hindari kembali lagi menyelimuti kami berdua.
Quote: "Za... Sejak saat itu perasaan ini tumbuh dan makin kuat setelah aku tau kamu masuk smp yang sama dengan aku..."
"........." arrggghhh gw kembali terdiam
"Sayang waktu itu aku belum bisa seperti Dini dan Wulan yang lebih berani ngungkapin perasaannya ke kamu, dan lebih bodohnya lagi aku malah menerima Heri disaat aku masih mengharapkan kamu..."
"Tapi Teh... Aku..."
"Za..." tangan kanannya menggenggam lembut tangan kiri gw
"........." syiiiittt gw hanya bisa menatap tangan kanannya bertumpuk diatas tangan kiri gw "Aku... Aku gak mau kehilangan kesempatan lagi untuk melabuhkan hati ini..." ucapnya lirih "........." For God's sake, please dooon't!!!
"Aku..." don't you say that Big Sis! "Aku cinta kamu"
fak off!!! ".........". by : Glitch.7 Genggaman tangan lembutnya sudah berpindah dari tangan kiri ke wajah gw. Senyuman bahagianya karena telah mengungkapkan perasaan yang selama ini dia pendam terlepas sudah.
Gw hanya bisa mengutuk diri ini yang selalu diam membisu ketika ada seorang wanita mengungkapkan perasaannya kepada gw yang sudah memiliki kekasih. How lucky i'am " No! How stupid i'am!.
Dan haruskah kami melewati batas " gw rasa akan terjadi. So for all of you, Echa Lovers in this thread, prepare yourself.
Spoiler for only for 18+:
Quote: I can see her face, it's close enough... That lips are warm...
She knows about kissing, then me... I can feel her tongue in my mouth... Her hands are gripping my back... Enough... Now it's My turn... I lick her neck softly...
I can hear she's sighing slowly .........
Now we need more space for "our time"
...it's just a beginning..
by : Glitch.7 101. DIANTARA PILIHAN Gw hentikan aktifitas dilehernya yang putih mulus itu, tersadar ada hal yang salah disini. Gw mundurkan wajah kemudian kembali duduk pada posisi semula, lalu gw lihat wajahnya tersipu malu diiringi deru nafasnya yang lambat laun kembali normal.
Baru saja dia akan mengucapkan sesuatu dari mulutnya yang hangat tadi gw rasakan, tiba-tiba suara dering ponselnya cumiakkan telinga. Kemudian dia mengangkat telponnya, dan dari percakapan yang gw tangkap, sepertinya Papahnya yang menelpon, menanyakan keberadaannya.
Kamipun langsung masuk kedalam rumahnya setelah gw menjalankan mobil civicnya ini masuk ke garasinya.
Hujan masih mengguyur kota ini dengan derasnya, belum tampak akan reda sehingga membuat gw bertamu malam-malam dirumahnya yang besar dan mewah ini.
Gw sudah duduk bersebelahan bersama Echa disalah satu sofa panjang ruang tamunya, kemudian meja ruang tamu didepan menjadi pembatas antara sofa yang kami duduki dengan sofa dimana Papah dan Mamahnya Echa duduk.
Kami berempat mengobrol santai dimalam yang dingin ini, lebih banyak kedua orangtua Echa yang menanyakan kabar gw dan Nenek dirumah, karena memang gw sudah sangat jarang mengunjungi keluarga Echa semenjak kelas 3 smp dulu.
Mungkin karena melihat hujan yang masih belum terdengar reda diluar sana, Papahnya Echa menawarkan gw untuk ikut menginap disini, tapi gw menolak halus, gw gak enak kalo harus menginap, gw beralasan akan pulang dengan naik angkot saja dan meminjam payung ke Echa.
Jelas mereka tidak mengizinkan gw pulang sendiri karena cukup jauh antara rumah Echa dan rumah Nenek. Setelah gw tetap bersikeras menolak tawaran menginap kedua orangtuanya, akhirnya mereka menyarankan agar gw pulang diantar sopir keluarga mereka.
Sekitar jam setengah 10 malam gw pamit dan sudah berada diteras rumahnya setelah sebelumnya mencium tangan kedua orangtuanya diruang tamu tadi. Sopir keluarga Teh Echa sedang memanaskan mobil bertipe mini-bus digarasi.
by : Glitch.7 Sambil menunggu, gw yang masih berdiri dengan Echa diteras rumahnya, terlibat sedikit percakapan lagi sebelum pulang.
Quote: "Teh, soal yang tadi dimobil aku min.."
"Ssstt... Udah jangan dibahas, aku malu..." potongnya sambil tertunduk malu
"Tapi Teh, ada satu hal yang harus kamu tau..." ucap gw memegang pundak kirinya sehingga membuat nya kembali menengadahkan kepala untuk menatap gw
"........." Echa menatap gw, menunggu apa yang akan gw ucapkan kepadanya "Ve..."
"Mas Reza, ayo kita berangkat sekarang, mobilnya sudah siap Mas..." ucapan Pak Yos (salah satu sopir keluarga Echa) memotong omongan gw
"Oh iya Pak, sebentar..." jawab gw menengok kearahnya, lalu dia kembali berjalan kearah mobil
"Mmm.. Teh nanti dilanjut lagi deh ya, aku pulang dulu..." ucap gw kali ini yang sudah menatap Echa lagi
"Za, tunggu..." tangannya menahan lengan gw yang hendak melangkah kegarasi Cuuppp...
"Eh ?" "Mmm... Hati-hati ya dijalan, besok pagi jemput aku ya Za..." ucapnya sambil tersipu dan tersenyum manis.
Gw sudah duduk dibangku depan sebelah Pak Yos yang mengemudikan mobil. Sempat gw berbincang dengan menanyakan asal kota Pak Yos yang asli Klaten, kemudian beliau baru 1 tahun bekerja sebagai sopir dikeluarga Echa.
by : Glitch.7 Masih mengobrol santai diperjalanan ini, hp nukie 8210 gw berbunyi tanda ada panggilan masuk, gw lihat layar hp ternyata Vera yang menelpon. Gw sempat menimang-nimang angkat atau enggak telpon darinya ini. Ragu, ya gw ragu... Tapi entah kenapa ibu jari gw malah menekan simbol answer call.
Quote: Percakapan via line :
Gw : "Ha.. Hallow..."
Vera : "Kemana aja sih "! Sms gak ada yang dibales dari siang! Ditelpon daritadi baru diangkat! Aku sampe nelpon kerumah kamu, tapi katanya kamu gak ada dirumah dari jam 7 malem! Kamu dimana sekarang "!!"
Gw : "Ah.. Mmm..."
Vera : "Jangan am em am em aja kamu! Jawab Eza!"
Gw : "Lagi dijalan mau pulang Ve..."
Vera : "Darimana aja sih "!! Kamu tuh gak mau ngabarin aku kan "! Baru tadi pagi kita resmi jadian kamu malah gak ada kabar! Kamu tuh bla bla bla..."
Entah apa yang diucapkan Vera, gw menjauhi hp nukie 8210 dari telinga kiri dan menatap lemas kelayar hp nukie 7650 ditangan kanan, disitu terlihat panggilan masuk dari Sherlin.
Gw : Ve... Besok kita omongin lagi ya, maaf. Nanti sampai rumah aku sms
Vera : "Eh " Tunggu! aku belum selesai ngomong Eza! kamu..."
by : Glitch.7 Tuutt... tuut... Gw matikan telpon sepihak membiarkan ocehannya terputus.
Sekarang gw hanya bisa menatap layar hp nukie 7650 dengan layar yang masih menyala menunjukkan panggilan dari Sherlin yang sengaja gw biarkan sampai layar hp tersebut kembali terkunci otomatis dan akhirnya layar hp kembali redup dan gelap.
Dug... Gw jedugkan kening kekaca mobil samping kiri menatap kebutiran hujan yang masih menerpa diluar sana. Mata gw terpejam dengan kening masih menempel dikaca mobil, memikirkan kesalahan ini. Quote: "Mas... Mas Reza..." panggil Pak Yos membuyarkan lamunan gw
"Eh.. Kenapa Pak Yos ?" Gw menoleh kearahnya yang masih mengemudikan mobil "Em... Maaf mas, saya cuma mau kasih saran, kalo belum bisa dan mampu jangan dipaksakan..." "Hm " Maksudnya ?" tanya gw bingung
"Ya maksudnya, cukup satu saja dulu kalo belum mampu dan bisa adil punya dua "istri"... hehehe..."
"... ?"?" WTF Pak Yos " Gw hanya bisa memutar bola mata keatas dan kembali menengok kearah kaca samping kiri.
====== Spoiler for My Only One: Gw sudah berada dikamar sekarang, sudah berganti pakaian dan rebahan dikasur, gw nyalakan tv dan gw hiraukan acara tv yang tidak membuat gw tertarik untuk menontonnya.
by : Glitch.7 Gw tekuk tangan kanan kebelakang kepala sebagai penyangga diatas bantal, kemudian menatap gerakan kipas dilangit kamar yang berputar perlahan. Lalu pikiran gw menerawang jauh soal hubungan gw dengan wanita-wanita yang dekat dengan gw selama ini.
Gw berbicara dengan hati dan pikiran gw, mencerna setiap kejadian yang diluar ekspetasi gw sebagai siswa kelas 1 sma. Baru saja mau menginjak bulan ke 7 di masa sma kelas 1 ini, tapi sudah begitu banyak wanita yang hadir dalam kehidupan gw.
Pikiran gw lalu terhenti dikejadian satu minggu terakhir ini, awal semester dua. Memang gw akui di ulang tahun kali ini sangat berbeda, begitu banyak wanita yang memberikan kado dan... Harapan, harapan mereka yang gak mungkin bisa gw penuhi semuanya.
Sherlin, dia sudah memberikan segenap kasih sayangnya walaupun baru beberapa hari ini kami berdua menjalani hubungan yang resmi. Perasaan dan perlakuan yang dia berikan terasa berbeda ketika dulu kami masih berstatus teman tapi mesra. Setelah sekian lama menunggu perasaannya terbalas, dan kini sudah berhasil mendapatkan apa yang dia tunggu, dirinya berubah, berubah kearah yang baik pada hubungan kami.
Vera, gw bingung dengan dirinya, memang bukan baru kali ini saja dia cemburu dan menunjukkan sifat keras kepalanya kepada gw. Tapi yang membuat gw bingung adalah pada saat awal-awal dia menunjukkan sifat dewasanya seperti Wulan, dan sekarang tiba-tiba hilang, gw rasakan semakin kesini dirinya semakin terasa sedikit mengekang pergaulan gw. Entah kemana sikap dan pikiran dewasanya yang dulu kini telah menguap.
Echa... Entah apa yang harus gw jelaskan. Hampir 7 tahun dia memendam perasaan cintanya untuk gw, sahabat masa kecilnya. Sulit rasanya harus jujur kepada kakak perempuan gw ini. Soal pernyataannya tadi saja, dia mengakui kalo dia terlambat ketika Dini dan Wulan lebih dulu mengisi hati ini. Dan sekarang kenyataannya dia terlambat (lagi) dari Sherlin.
Ucapan Pak Yos tadi kembali memenuhi pikiran gw, benar juga maksudnya, gw gak bisa seperti ini, gw gak bisa membuat semuanya menjadi sesuai dengan apa yang gw harapkan.
Gw harus bisa menetapkan satu pilihan diantara banyak pilihan, bukan untuk memilih yang terbaik, tapi membuat satu yang terbaik. Kesalahan ada pada diri ini, semua "pilihan" yang ada adalah yang terbaik.
Tinggal diri ini yang harus bisa menjadi yang terbaik untuk satu pilihan itu, agar kami bisa berjalan
by : Glitch.7 beriringan berdua tanpa ada lagi pilihan terbaik lainnya yang masuk.
Mungkin ini saatnya gw harus benar-benar "tega" kepada mereka semua, atau dua diantara tiga wanita itu.
*** Pagi ini gw sudah bersiap berangkat ke sekolah, gw pakai helm dan mengunci tali pengamannya. Laju si Kiddo membawa gw menelusuri jalanan kota membawa harapan baru, berharap hati ini bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
Here I go so dishonestly Leave a note for you my only one And I know you can see right through me So let me go and you will find someone
by : Glitch.7 102. POPULER RASA "MIN (-)"
Menjadi orang terkenal atau bahasa kerennya populer, di sekolah itu ada enaknya ada enggaknya. Misal populer karena pintar, rajin, juara kelas dan hal positif lainnya itu patut dibanggakan dan jelas tidak memalukan. Tapi bagaimana jika kalian dikenal kepopulerannya karena sebagai seorang playboy atau playgirl " Ada saja mungkin yang cuek dan bangga, mungkin. Tapi bagi gw pribadi, itu cukup memalukan dan menjadikan diri kita sedikit atau banyak " Dijauhi oleh wanita dan dimusuhi oleh pria.
Masih ada waktu 30 menit sampai bel masuk sekolah berbunyi, gw sudah sampai diparkiran lapangan basket gedung 2. Sebelumnya gw sms Echa jam 6 pagi, kalo gw minta maaf gak bisa jemput dia seperti yang dia minta tadi malam. Dan sms gw hanya dibalas dengan senyuman.
Baru saja gw membuka helm full-face Sh*ei ini dan belum turun dari si Kiddo, tangan kanan gw sudah ada yang mencolek dengan kasar. Gw tengok untuk melihat siapa yang cukup kurang ajar dipagi ini.
Hati gw langsung menclos ketika melihat tatapannya yang tajam dengan raut wajah yang sudah menahan emosi.
Quote: "Kemana kamu semalam ?" tanyanya dingin
"Bisa gak Ve kasih aku waktu untuk turun dan markirin motor dulu ?"
"...hmm.. Yaudah cepetan.."
......... Gw turun dari si Kiddo dan menenteng helm ditangan kiri, berjalan ke sisi lapangan basket bersama Vera dan duduk didekat kelas Kinan.
"Ve, aku minta maaf kemarin siang gak bales sms kamu dan semalam gak ngabarin kamu..."
"Terus kamu kemana ?"
by : Glitch.7 "Aku tadi malem diajak makan..."
"Sama siapa ?" "...... Echa.."
"Echa ", Echa yang... Mmm... Sebentar... Oh, ketua Osis "!"
"........." gw hanya mengangguk
"Za, Kamu punya hubungan apa sih sama dia ?"
"Huufft..." gw menghela napas.
Gw ceritakan hubungan persahabatan gw dan Echa dari SD hingga sekarang kepada Vera. Tentunya gw belum menceritakan kejadian malam bersamanya ketika di mobil.
Vera mendengarkan dengan ekspresi heran, tertawa dan akhirnya terlihat ekspresi cemburu walaupun sedikit. Kemudian Vera tersenyum dan akhirnya memulai percakapan lagi dengan gw.
Quote: "Kamu harusnya tau kenapa aku sampai ngomel ditelpon tadi malem Za..."
"Iya aku tau, aku salah gak ngabarin kamu, karena itu aku mau minta maaf... Dan Ve... Ada hal penting yang harus aku omongin sama kamu"
"Hm " Kok jadi serius gini, ada apa Za ?"
"Nanti pulang sekolah aja ya, biar lebih santai, kalo sekarang kan mau masuk bentar lagi..."
by : Glitch.7 "Hmm.. Ya udah iya deh... Yuk masuk ke kelas sayang..." ajaknya sambil menggandeng tangan gw.
Gw dan Vera berjalan dikoridor kelas 2, ketika melewati kelas Kinan, Echa baru datang dari arah yang berlawanan. Jelas gw gak mungkin menghindar.
Echa menghentikan langkahnya 10 meter didepan gw dan Vera, tapi gw dan Vera tetap berjalan kearahnya untuk menuju tangga dibelakang Echa, tangan Vera makin erat merangkul lengan gw, bahkan ketika kami berdua sudah 3 langkah didepan Echa, Vera langsung menyenderkan kepalanya ke lengan gw.


Kadal Bunting Karya Glitch di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gw ingin menyapa Echa, memberikan senyuman tapi itu malah akan membuat gw seperti bajing*n yang menertawainya. Pada akhirnya gw hanya bisa tertunduk ketika lewat disampingnya. Gw sempat melirik kewajahnya, mata itu... Jelas berkilau, kilauan airmata yang mencoba keluar. "Maaf" hanya bisa terucap dalam hati ketika sudah melewatinya.
Ketika gw dan Vera berbalik untuk naik tangga ke kelas kami, gw lihat Echa berlari kearah kami, tapi bukan menaiki tangga, melainkan berlari lurus dengan kepala yang tertunduk... Dia berlari kearah gerbang sekolah.
Gw reflek melepas tangan Vera yang masih melingkar ke lengan gw dan kemudian berlari menuruni tangga dan mengejar Echa. Gw hiraukan teriakan Vera yang memanggil nama gw.
Gw masih bisa melihatnya berlari didepan sana, berbelok kekiri dimana parkiran mobil sekolah berada.
Gw makin kencang mengayunkan kaki menapaki lantai koridor sekolah ini dan akhirnya gw sudah berada diparkiran mobil. Gw sapu pandangan gw untuk mencari mobil civic silver, dan terlihat berada diujung. Gw kembali berlari kearah mobil itu.
Baru saja gw sampai di satu mobil sebelum civic silver itu, mobilnya sudah maju berjalan kedepan. Lalu gw halangi dengan berdiri didepannya agar dia tidak bisa keluar meninggalkan parkiran mobil sekolah ini.
by : Glitch.7 Klakson mobil yang cumiakkan telinga itu tidak henti-hentinya dibunyikan tanpa jeda, sampai membuat beberapa guru dan satpam sekolah datang menghampiri.
=== Bel tanda masuk sekolah sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Tapi Echa dan gw sekarang berada diruangan guru BP (kalo sekarang BK ya " Belalang Kupu " Eh salah , Bimbingan Konseling).
Pak Rofiq duduk dikursi belakang mejanya, sedangkan gw dan Echa berdiri dihadapannya.
Quote: "kalian pacaran " Terus tadi berantem ?" tanya Pak Rofiq dengan nada dingin
"Engga..." "Iya Pak" jawab Echa memotong omongan gw
"Hm... Kamu Reza, bukannya dulu pacaran sama Ketua Osis tahun lalu kan " Keponakannya Kepsek..."
"Eh " Ii... Iiya Pak... Tapi sekarang udah enggak..." jawab gw kikuk dengan wajah tertunduk
"Dan kamu... Elsa Ferossa, ketua osis tahun ini kan ?"
"Betul Pak..." jawab Echa
"Gini, kelakuan kalian ini sudah mengganggu ketertiban sekolah, dilingkungan sekolah tidak boleh pacaran, kalian ini masih muda, generasi penerus bangsa, seharusnya kalian datang kesini untuk belajar dan menimba ilmu..."
by : Glitch.7 "Iya Pak, Maaf...." jawab gw dan Echa bebarengan
"Kamu Elsa, kamu ini ketua osis, bagaimana mau jadi contoh yang baik bagi teman yang lain kalau sosok yang dijadikan panutan mereka seperti ini "!"
"Maafkan saya Pak... Saya siap menerima hukuman" jawab Echa
"Pak, Maaf... Jika memang Kak Elsa akan diberi hukuman, biarkan saya yang menanggungnya Pak, ditambahkan dengan hukuman saya sendiri, karena semua ini murni kesalahan saya dan saya yang akan bertanggungjawab" ucap gw mencoba bernegosiasi kepada Pak Rofiq agar Echa dilepaskan dari hukuman
"Kamu atau saya yang memutuskan disini ?" tanyanya dingin dan menatap gw tajam
"Maaf Pak... Bapak yang memutuskan"
"Hmm... Saya tidak akan memberi hukuman kepada kalian, tapi saya ingatkan, jangan sampai kalian membuat ulah yang menganggu ketertiban sekolah lagi lain waktu... Paham "!"
"Eh " Iya Pak paham, terimakasih Pak" jawab Echa
"Kamu kenapa diam Reza ?"
"Oh maaf Pak, maaf... Saya mengerti Pak, terimakasih atas kebijaksanaan Bapak" jawab gw sambil tersenyum menatap Pak Rofiq
by : Glitch.7 "Ya sudah, sana kembali ke kelas kalian masing-masing..."
"Terimakasih Pak..." jawab kami berdua serentak lalu membalikkan badan dan hendak melangkah kearah pintu
"Kamu Reza... Sukanya macarin ketua osis ya " Nanti tahun depan siapa lagi " Ha ha ha ha..."
"........." Kami berdua sudah berada diluar ruangan BP, gw menutup pintunya dari luar kemudian sedikit berlari mengejar Echa yang sudah berjalan kearah kelasnya meninggalkan gw.
Gw genggam pergelangan tangan kanannya dari belakang dan membuat dia berhenti berjalan. Dia tidak menepis genggaman tangan gw tapi dia juga tidak membalikkan badan kearah gw yang berada dibelakangnya.
Dengan posisi tubuhnya yang membelakangi gw dan pergelangan tangannya masih pada genggaman tangan gw, gw meminta maaf kepadanya.
Quote: "Teh, aku minta maaf... Semua ini ada penjelasannya, kamu boleh kesal dan marah, tapi setelah kamu dengar semua penjelasan aku..."
"........." "Aku minta waktu kamu sore ini, dirumah aku atau rumah kamu, terserah Teh..."
"........." by : Glitch.7 "MA'AFIIN... MA'AFIIN... MA'AFIIN!!!" teriakkan siswa/i kelas 2-3 disebelah kami cumiakkan telinga.
Gw gak sadar ternyata koridor tempat kami berdiri tepat berada didepan kelas 2-3, sontak ucapan gw tadi kepada Echa didengar oleh anak-anak kelas 2-3 itu, dan mereka sekarang sedang melihat kami dari jendela kelas, ditambah guru yang sedang mengajar didalamnya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kearah gw.
Echa langsung bergegas berjalan lagi menuju kelasnya dan meninggalkan gw dikoridor ini.
"YAAA PUTUUSS... YAAA KASIIIAAAN..." Jelas terdengar ditelinga gw teriakkan mereka berganti ledekkan dan "kata duka" yang membuat gw langsung berlari kecil menuju tangga kearah kelas. Skip diwaktu istirahat pagi.
Gw sedang berada diwarung nasi uduk bersama ketiga sahabat kelasan gw, perut sudah terisi dan sekarang waktunya udud. Sambil santai duduk menghisap nikotin, kami berempat cukup serius membicarakan satu topik terhangat di sekolah ini.
Quote: "Jadi bener Za, lo udah macarin ketua osis yang baru ?" tanya Topan
"Ckckck... Gile beneerrr... sobat kita satu ini, ketua osis terus meeennn seleranyaaa, ha ha ha ha..." timpal Gusmen
"Terus Vera mau dikemanain sob ?" tambah lagi satu pertanyaan dari Sandhi
"Heeuh! Satu-satu kalo nanya dong!" jawab gw sedikit kesal
"Udeh jawab langsung ah, kelamaan kaya ngerjain ulangan aja lo..." ucap Gusmen
"Sompret... Oke gw jawab nih. Denger ya baik-baik sob, gw sama ketua osis yang namanya Elsa,
by : Glitch.7 gak ada hubungan apa-apa selain sahabat dari kecil. Kita juga sempet satu smp. Dan soal Vera... Gw akuin iya gw pacaran sama dia..." jawab gw memelankan nada suara ketika kalimat terakhir terucap
"Sob, lu gak ada rasa ama Vera ya ?" tanya Sandhi
"......huuufftt... Gw gak tau San... Gw belum tau..." jawab gw lesu
"Naaah... Maassalaahnyaaa Zaa... Eloo itu udah populer disekolah ini sebagai PEU LEY BOY... Ha ha ha ha..." ucap Gusmen dengan nada yang dibuat-buat diawal kalimat dan diakhiri dengan tawa lepasnya
"Gosip darimana sih itu "!" tanya gw keki
"Beredar kabar nih sob, ada suatu peristiwa, antara anak kelas satu yang sudah memiliki pacar, dan pacarnya itu teman satu kelasannya juga nih, nah kemuudiiaann... Ada fakta baru dipagi yang mendung tadii... Fakta itu otentik keasliannyaa, karena disinyalir dari Guru BP langsung sumbernya niih... Si cowok nih, yang pacaran dengan temen sekelasnya tadi, malah menjalin hubungan gelap dengan Sang Ketua Osssff...Mmmpphh... FFUUAAH!!! KAMPREEETT LOE ZAA!!!"
"HU HA HA HA HA HA..." tawa lepas Gw, Sandhi dan Gusmen memenuhi warung ini karena melihat mulut Topan yang gw sumpal dengan lap meja warung yang warnanya sudah kotor.
Keterlaluan, masa iya sih Pak Rofiq yang menyebarkan gosip " Dia kan tau nya status bohong gw
by : Glitch.7 dengan Echa yang pacaran, dia gak tau kalo gw pacaran dengan Vera. Arrghh pusing gw. Lagian nih, cepet banget itu kabar gak jelas bisa kesebar, belum sampai 3 jam udah jadi topik pembicaraan satu angkatan kelas 1 dan 2.
Gw berusaha tidak memusingkan gosip itu, gw mau menemui Kinan awalnya, ingin meminta pendapatnya, tapi baru saja gw masuk gerbang sekolah, gw teringat kalo Echa satu kelas dengan Kinan, bisa makin runyam urusannya nanti, atau gosipnya makin mendekati kebenaran dimata para siswa/i sekolah ini.
Akhirnya gw menuju ke gedung 2, gw mau menemui si Gorilla dan si Cupu. Gw lewati koridor kelas 2 dulu, ada beberapa cowok anak kelas 2 yang sedang duduk dibangku kayu panjang didepan kelas mereka.
Ketika gw melewati kakak kelas gw itu, jelas terdengar oleh gw ejekkan dan cap pleiboi yang terlontar dari mulut-mulut mereka. Kemudian gw melintasi lapangan basket gedung 2, sesampainya didepan kelas 3 lantai dasar, dekat tangga dimana gw mau menaikinya, gw mendengar lagi ejekkan dan lontaran kata pleiboi, kali ini terasa pedas ditelinga, karena kakak-kakak kelas 3 yang mengejek gw adalah para wanita.
Semakin panas telinga dan hati gw ketika gw meilirik kesegerombolan wanita itu, dimana disitu satu orang wanita yang mengejek gw sedang tersenyum sinis kearah gw. Gladis!.
Gw tahan emosi didalam hati dengan menaiki dua anak tangga sekaligus agar cepat berlalu suarasuara sialan itu.
Akhirnya sampai juga dikelas si Gorilla dan si Cupu, tapi memang apes, gw menengok kedalam kelas mereka tapi tidak tampak dua batang hidung mereka. Gw pun menghela napas dan ingin segera kembali ke kelas, baru saja gw membalikkan badan dan berjalan dua langkah, gw mendengar suara wanita yang lembut memanggil nama gw.
Gw tengok kebelakang, kearah suara yang memanggil nama gw.
Quote: "Zaa... Mau cari siapa ?"
Suaranya yang lembut, senyumannya yang manis sekali, kemudian wajahnya itu memancarkan
by : Glitch.7 aura keteduhan, sehingga membuat rasa kesal, emosi, letih dan lelah didalam hati ini menguap hilang tak berbekas...
Nin ,Disinilah pertama kalinya kita saling bertukar pikiran dan pendapat... Do you remember that's "hun" "
by : Glitch.7 103. PUPUS Beranda aula disekolah lantai 3 itu memang tempat terbaik untuk menenangkan pikiran, saling bertukar pendapat ataupun mencari inspirasi untuk anak band membuat lagu, yang terakhir biasanya dilakukan oleh Sandhi dibeberapa waktu kedepan.
Enggak pernah terbayangkan gw akan curhat sama kakak kelas yang satu ini. Entah rasanya kok bisa ya percaya sama dia walaupun belum kenal dekat, sebelumnya kami hanya kenalan selewat. Quote: "Rumitkan Kak ?" ucap gw dengan mata sayu
"... Kamu tuh lucu ya..." jawabnya sambil tersenyum "Kok lucu ?" tanya gw heran
"Hmm.. Gini Za, kamu bilang Sherlin, Echa dan Vera semuanya nunggu kamu selama inikan ?" ".. Iya.."
"Nah sebenarnya gak sulit nentuin pilihannya, hati kamu lebih nerima siapa saat ini " Aku gak akan nanya kamu suka sama siapa, karena kalau kita ngomongin suka, bisa semuanya kita sukai Za. Jadi tanya hati kamu, siapa yang diterima sama hati kamu diantara mereka bertiga..." senyumnya itu selalu menghiasa wajahnya
"........." gw mencerna ucapannya dan tersadar kalo dia ini benar-benar sosok wanita yang luar biasa.
"Bukan maksud aku mengesampingkan perasaan Echa yang kamu bilang dia sudah memendamnya selama kurang lebih 7 tahun ini. Tapi apa kamu tega membalas perasaanya yang tulus dengan kebohongan hati kamu " Aku bicara begini karena kamu sudah ceritain isi hati kamu tadi ke aku, dan aku liat rasa sayang kamu ke dia gak lebih dari sekedar rasa sayang adik untuk kakaknya" selalu tersenyum diakhir ucapannya, and i like that's
"Tapi seenggaknya aku bisa mencoba buat dia bahagia Kak..." ucapan ini, adalah ucapan yang dulu gw lontarkan untuk Sherlin soal Feri
by : Glitch.7 "Seenggaknya " Mencoba " Ha ha ha..." "Kok malah ketawa Kak ?" tanya gw heran
"Ezaaa... Ezaa.. Ckckck... Maaf ya Za, kamu itu bakal jadi laki-laki penipu hati wanita selamanya, kalau sampai berani ngasih kebahagian yang bertahan hanya untuk sementara waktu... Za, inget. Echa
tulus selama ini, dan kamu berani-beraninya baru mau mencoba ngasih kebahagian " How dare you are, kid ?".
Menclos hati gw. sungguh luar biasa, dia buka mata ini agar bisa melihat siapa sosok wanita yang sekarang benar-benar berada disudut hati gw.
Dan disaat orang lain disekolah ini memandang gw sebagai seorang pleiboi, dia malah melihat gw sebagai seorang teman lama, atau mungkin adik, ya gw rasa seperti itu. Nasihatnya selalu bisa membuat gw keluar dari sulitnya setiap pilihan.
Dia, enggak sekalipun mengejek, menghina ataupun memandang gw sebagai pleiboi, padahal gw menceritakan tiga wanita yang sedang dekat sama gw saat ini. Dia bisa menempatkan diri sebagai penengah diantara positif dan negatif, penyeimbang diantara pandangan yang berbeda.
Makasih Kak atas waktu yang kamu kasih didepan Aula ini. Suatu saat nanti, jika telah tiba waktunya, aku akan balas semua kebaikan kamu. Walaupun kamu selalu menganggap diri kamu itu hanya serpihan yang tidak berarti di dunia ini.
*** Skip setelah pulang sekolah...
Gw dan Vera sudah berada dirumah Nenek. Gw turuti kemauannya yang bersikeras ingin main kerumah dan membicarakan apa yang gw ingin sampaikan kepadanya dirumah Nenek. Kami berada disofa teras depan kamar duduk bersebalahan. Gw sudah berganti pakaian dengan
by : Glitch.7 menggunakan kaos polos putih, lalu dibalut sweater hitam agar bisa sedikit menahan hawa dingin dan celana long-jeans biru gelap.
Dia meminum teh manis hangat yang gw buat didapur tadi, rasanya pas menikmati teh manis hangat disaat siang yang dingin ini karena guyuran hujan diluar sana.
Quote: "hm... Enak, anget banget loch dan manisnya pas, makasih Za, hihi..." ucapnya tersenyum setelah meminum teh manis itu
"Syukur deh kalo kamu suka Ve..." gw balas senyumannya itu "Terus, apa yang mau kamu omongin sama aku sih " Penting banget ya ?" "........."
"Kok malah diem ?" tanyanya lagi heran "Aku bingung mau dimulai darimana Ve..."
"Bingung "..... Kalo gitu awali dengan poin apa yang mau kamu omongin ke aku Za..." ucapnga dengan tetap tersenyum
"Poinnya soal hubungan kita..." gw membuang muka kearah lain "......... Za, kamu... Kamu gak akan bilang kalo..."
"........." gw kembali menatap wajahnya dengan ekspresi menyesal "........."
"Maafin aku Ve..." "... Hiks... Hiks..."
"Aku gak maksud buat kamu kayak gini..."
by : Glitch.7 "Hiks... Aku... Hiks... Aku tau kamu belum sayang dan cinta sama aku hiks... Tapi... Hiks... Tapi kenapa kamu gak mau kasih kesempatan hati kamu buat nerima aku Za... Hiks... Hiks...". Gw gak kaget kalau Vera mengerti maksud ucapan maaf yang gw sampaikan diawal obrolan kami.
Dia tau, dia tau gw hanya suka sama dia, dan gak lebih. Belum ada perasaan sayang yang begitu dalam untuknya, apalagi cinta. Tapi dia memaksakan diri untuk mencoba masuk kedalam hati ini, mencari dan menunggu perasaan sayang dan cinta dihati ini agar tumbuh untuknya, dan pada akhirnya berharap perasaannya terbalas, walaupun entah sampai kapan dia baru bisa merasakannya.
Gw lihat matanya sembab dan airmatanya sudah diusap menggunakan ujung sweater yang dia kenakan pada bagian lengannya.
Gw gak bisa memeluknya, gw gak bisa sekedar mengusap rambutnya dan menyandarkan kepalanya kedada ini lagi. Itu semua akan membuat tangisnya kembali pecah lagi. Quote: "Maafin aku Ve, maaf udah buat hubungan kita jadi seperti ini..."
"Aku gak tau kenapa kamu hanya bisa memandang aku dengan perasaan kasihan selama ini... Aku gak tau kamu bisa nerima aku cuma karena suka dan kasihan... Jujur aku gak mau seperti ini. Tapi dengan begitu aja aku udah cukup bahagia, bisa milikin kamu walaupun sebenarnya sakit..." "Aku minta maaf Ve.. Maafin aku..."
"Za... Sekarang perasaan sayang dan cinta kamu itu untuk siapa ?" "........." gw terdiam
"Apa untuk Echa, Za ?" ".........".
by : Glitch.7 Rasa teh manis hangat yang diminumnya tadi sekarang berubah pahit, tak hanya dilidahnya, tapi menelusup kedalam hatinya...
Gw sudah berada diatas si Kiddo bersama Vera yang sedang memeluk gw dari belakang, menyandarkan kepalanya ke pundak kiri belakang gw. Gw bisa merasakan tubuhnya bergetar karena tangisnya sepanjang perjalanan ini.
Ini seperti dejavu bagi gw, ketika Wulan menangis sambil memeluk gw dari belakang diatas si Bandot dulu.
Gw tidak ikut turun ketika sudah sampai didepan rumahnya Vera. Dia berdiri disamping gw. Meminta gw melepaskan dulu helm full-face yang gw kenakan.
Spoiler for Pupus: Quote: "Za.. Makasih atas kejujuran kamu, walaupun aku belum bisa terima... Tapi aku sadar, ini pilihan kamu, aku tau kamu gak mau mengulang kesalahan yang sama saat dengan Wulan dan Olla..." ucapnya dingin
"Maafin aku ya Ve, aku bener-bener udah salah dari awal ngebiarin kamu masuk kedalam hati ini... Maafin aku..." ucap gw sambil tertunduk memandangi helm yang gw taruh diatas tangki si Kiddo
"Hei... Kamu udah memilih dia, dan mungkin belum saatnya kita bersama sekarang Za..." kali ini ucapannya diiringi senyuman
"Ya, Mungkin Ve..." ucap gw mencoba tersenyum kepadanya juga
"Za, jaga baik-baik hatinya ya... Jangan lukai dia sebisa mungkin. Walaupun aku gak tau setulus apa dia ke kamu, tapi aku yakin, karena kamu yang memilih dia, berarti dia benar-benar spesial dihati kamu..." kali ini kedua tangannya memegang wajah gw
Cuupp... kecupannya sekilas menempel dibibir ini.
"Sampaiin salam aku untuk kekasih kamu itu ya... Byee.." ucapnya, dan gw sempat melihat kedua bola matanya kembali berkilau sebelum tubuhnya membelakangi gw dan berlari kecil kedalam
by : Glitch.7 rumahnya itu. Gw menghela napas, memandang langit yang masih mendung walaupun hujan sudah turun tadi, gw pakai kembali pengaman kepala ini dan menyalakan mesin si Kiddo. Gw pejamkan mata sesaat, berdo'a agar maksud dan tujuan gw menemuinya sore ini bisa terselesaikan. Gw tarik gas si Kiddo hingga mencapai kecepatan 80 km/jam ketika sudah berada dijalan raya....
Sekitar 10 menit perjalanan dari rumah Vera, sekarang gw sudah berada didepan gerbang rumah yang mewah. Gw buka helm dan mengambil hp dari saku celana jeans, memilih namanya dari kontak hp dan menekan tombol call.
Sekarang gw sudah berada didalam ruang tamunya yang luas, duduk ditempat yg sama tadi malam ketika mengantarnya pulang.
Quote: "Pada kemana Teh " Sepi gini..."
"Papah kan belum pulang kerja, kalo Mamah lagi belanja sama Bibi ke supermarket, baru berangkat 10 menit sebelum kamu datang Za..."
"Ooh... Eh iya, makasih buat makan malam kemarin ya, maaf sampai lupa kemaren gara-gara..." "Udahlah gak apa-apa... Kamu mau jelasin soal Vera sekarang ke aku kan ?" "Iya..."
"Aku dengerin kok...".
Gw pun menjelaskan hubungan gw ke Vera kepada Echa, dimulai dari pertama kali Vera menyukai gw ketika masih dengan Wulan dan Olla, lalu berlanjut hingga Olla pindah sekolah dan Vera menyatakan perasaannya lagi ke gw dipagi hari dirumahnya. Dan itu pernyataan Vera yang ketiga kalinya kepada gw.
Echa menunjukkan wajah yang biasa saja, atau mungkin gw yang tertipu dengan topeng yang dia pasang. Entahlah.
Setelah gw ceritakan soal Vera, gw langsung melanjutkan cerita soal Sherlin, ya ini adalah pilihan
by : Glitch.7 gw. Dia harus tau kalo ada Sherlin sekarang. Malah Sherlin menjalin hubungan resmi dengan gw dari malam tahun baru, sebelum gw menerima Vera.
Kali ini dia gak bisa menutupi ekspresi terkejut dalam dirinya, Echa gak percaya kalo ternyata Sherlin kembali datang dalam kehidupan gw. Dan ketika dia tau gw sudah berpacaran dengan Sherlin dari tahun baru 2004 ini, Echa terlihat menahan amarahnya.
Quote: "Bisa ya kamu mainin Vera dan Sherlin "!" ucapannya itu jelas terasa diiringi dengan emosi "........."
"Dimana hati kamu Za "! Berani-beraninya nyakitin hati wanita yang udah sayang dengan tulus sama kamu!" nadanya semakin meninggi
"........." gw masih terdiam
"Kamu itu maunya apa sih Za "! Aku gak ngerti bisa segitu teganya kamu, dari dulu awal sama Wulan, Olla! sekarang Sherlin, Vera dan.... Aku..." tangisnyapun pecah seketika.
Gw menghela nafas, gw memang menyangka dia akan menangis tapi gw cukup terkejut dengan emosinya. Tapi gw sadar, emosi yang dia keluarkan untuk gw ini, gak sebanding dengan sakit yang dia terima.
Gw mencoba menenangkan Echa dengan berupaya memeluknya, tapi dia menepis tangan gw dan berlari kearah tangga lantai atas rumahnya. Mungkin itu kearah kamarnya.
Gw bangkit dari duduk dan berjalan perlahan mengikuti arah larinya. Gw naiki tangga hingga sampai didepan pintu kamar yang dia masuki tadi. Gw ketuk 3x tapi hanya suara isak tangis yang terdengar.
Gw raih daun pintu dan membukanya, tidak dikunci. Gw masuk kedalam kamar tidur yang luas ini. Gw berjalan kearah kasur dimana dia sedang telengkup menangis diatasnya.
Gw hentikan langkah kaki ketika sudah berada 2 meter darinya. Gw tertegun memandang bagian dinding kamar diatas kepala kasur. Disana ada beberapa frame foto, tiga frame foto diantaranya yang membuat gw mengusap wajah dan memegang kening.
Tiga frame foto itu menampilkan sebuah kenangan memori dimana gw masih berbaju sekolah dasar.
by : Glitch.7 Satu frame menunjukkan foto wajah gw yang sedang tersenyum dengan mata yang menyipit, full face. kemudian frame foto kedua menunjukkan foto gw dan dirinya yang dulu masih gemuk, kami berdua berpose bersebelahan dibawah pohon jambu depan rumahnya yang dahulu.
Satu foto terakhir, dengan ukuran yang paling besar diantara foto lainnya. Itu foto diri gw dimasa ini. Difoto itu terlihat diri ini memakai jaket hitam, memegang helm fullface sh*ei dan celana abu-abu SMA, sedang berjalan ditengah lapangan basket gedung 2 sekolah.
Pikiran gw tidak memusingkan kapan dan bagaimana foto terakhir bisa didapatkan olehnya. Karena gw ingat, diri gw yang berada difoto terakhir itu adalah hari dimana gw pertama kalinya membawa Kiddo ke sekolah, kemudian gw berjalan dilapangan sekolah itu ketika akan menuju gedung 2, saat dulu Bernat memanggil gw.
Gw kembali melangkah mendekatinya yang masih telengkup dan menangis. Duduk disebelahnya, didekat wajahnya.
Gw pegang dan mengelus rambutnya yang panjang dari kepala hingga punggung. Kemudian gw turun dari kasur, berjongkok didepannya dan mengecup kepala belakangnya.
Quote: "Aku minta maaf sama kamu, aku sadar udah buat kesalahan. Tapi sekarang, aku mau jelasin soal hubungan kita..."
"... Hiks... Hiks..." wajahnya berpaling kearah gw, tangisnya mulai reda.
"Maafin aku Teh... Maafin aku..." ucap gw sambil menatap matanya dan mengelus rambutnya
"... Hiks... Apa Za " Maaf apa ?" tanyanya dengan ibu jari tangan kirinya yang berada dibibirnya dan kemudian dia gigit
"........." gw usap helaian rambut yang menutupi sebagian wajah dan keningnya Cuuuppp... gw kecup keningnya
Gw lihat matanya terpejam dan ibu jarinya masih digigit.
"Teh... Aku sayang sama kamu... Dan sayang aku ke kamu itu gak lebih dari rasa sayang seorang adik kepada kakaknya. Aku Cinta Sherlin."
by : Glitch.7 Kali ini matanya yang terpejam itu berkerut semakin dalam, terlihat jelas gigitan pada ibu jarinya itu menguat dan tangisnya pun kembali pecah diiringi tubuhnya yang bergetar.
"Maafin aku, aku gak bisa jadi seseorang yang kamu mau..." ucap gw sambil berdiri dan berbalik melangkah kearah pintu kamarnya.
Gw menutup pintu kamar dari luar, berjalan menuruni tangga, dan bertemu Ibundanya diteras rumahnya.
Gw mencium tangan beliau dan langsung memeluknya. Quote: "Loch " Ada apa Za ?"
"Maafin Eza... Udah buat Kakak menangis..." "........."
"Eza belum bisa membalas apa yang Kakak harapin..."
"Sudah sayang... Biar Mamah nanti yang bilang ke Echa, sudah ya... Mamah maafin kamu, mamah ngerti Za.." suara beliau tidak terdengar biasa dan normal
*** Bahkan Sang Ibunda pun ikut menangis mendengar pengakuan Anak Bungsunya ini.
I can't tell you what it really is I can only tell you what it feels like
And right now there's a steel knife in my windpipe I can't breathe but I still fight while I can fight As long as the wrong feels right it's like I'm in flight High off her love, drunk from her hate,
It's like I'm huffing paint and I love her the more I suffer, I suffocate And right before I'm about to drown, she resuscitates me She fucking hates me and I love it.
by : Glitch.7 Rite, I Love The Way "I" Lie
by : Glitch.7 104. SHERLIN II Pukul 16.30 wib
Butiran air hujan turun perlahan, tidak sederas sebelumnya hingga membuat tubuh ini cukup basah ketika melewati jalan raya bersama si Kiddo.
Gw sedang duduk disofa ruang tamunya, mengelap leher dan lengan yang basah dengan handuk lembut yang dia berikan.
Quote: "Ini yank tehnya, tapi masih panas sih. Oh ya, kamu mau mandi sekalian " Biar gak masuk angin..." ucapnya sambil menaruh secangkir teh tawar panas dimeja, kemudian duduk disamping gw
"Mm.. Bentaran deh... Aku mau ngomong dulu sama kamu" jawab gw masih mengeringkan bagian tubuh
"Kamu darimana hujan-hujanan gini Yank ?" tanyanya lagi sambil merapikan rambut gw yang acakacakan
"Dari rumah Echa..." "Eh " Echa ?".
Kemudian baru gw menjelaskan dengan rinci, dimulai dari pulang sekolah bersama Vera dan dilanjutkan dengan malam dimana gw dinner dengan Echa, lanjut lagi ketika sudah mengantar Vera pulang, lalu kerumah Echa tadi dan akhirnya sekarang berada dirumahnya.
Sherlin cukup terkejut mendengar cerita gw soal perasaan Vera. Dan lebih kaget lagi dirinya mendengar bagian cerita Echa, kakak kelas gw selama ini yang juga adik kelas Sherlin di smp dulu.
Dia masih tidak percaya mendengar perasaan terpendam Echa untuk gw selama bertahunbertahun. Gw lihat wajahnya yang bingung.
Quote: "Za, aku... Aku gak tau harus marah atau sedih ngedenger ini semua. Jujur, ada perasaan sakit ketika kamu cerita hubungan kamu dengan Vera tadi. Dan soal Echa, aku bingung... Aku ngerasa
by : Glitch.7 hancur dan sedih ngedenger perasaannya yang gak bisa kamu balas, seoalah-olah aku bisa ngerasain sakitnya jadi Echa..."
"Aku terima semua rasa marah kamu ke aku, aku minta maaf untuk ini semua Sher, tapi apa yang aku omongin tadi adalah hal yang jujur, aku memilih kamu karena aku sayang dan cinta sama kamu..." ucap gw menatap matanya lekat-lekat
"....... Makasih ya Za... Aku juga sayang dan cinta sama kamu... Hiks... Hiks..." tubuhnya langsung mendekap gw, kepalanya disandarkan ke pundak kiri ini
"Maafin aku Sher... Maafin aku..." ucap gw sambil mengelus punggungnya.
Gw peluk tubuhnya cukup erat, gw rasakan rasa sayang yang begitu dalam kepadanya, sebelumnya gw gak pernah merasakan takut kehilangan seperti ini. Bukan gw mengesampingkan perasaan terhadap wanita-wanita yang pernah singgah dihati ini. Tapi perasaan yang gw rasakan saat ini sangat besar untuk Sherlin.
Berharap perasaan ini bertahan lama untuknya.
Sekarang gw sedang mandi dirumahnya, setelah sebelumnya mendapatkan omelan yang cukup membuat telinga gw panas. Selesai bersih-bersih gw pakai celana jeans yang agak basah, mau gak mau daripada gw memakai pakaian punya Papahnya. Kecuali sweater yang gak gw pakai, karena sudah masuk mesin cuci rumahnya.
Gw keluar kamar mandi sambil memegang kaos yang agak deumeuk, berjalan sampai depan ruang tamunya, Sherlin pun keluar kamarnya, mendekati gw yang baru saja hendak memakai kaos. Quote: "Eh " Kenapa ?" tanya gw bingung karena kaos yang akan gw kenakan ditahan oleh tangannya "Kangeen tauu..." ucapnya manja
Cuuppp... dia kecup bibir ini
"Lah " Kangen ?" gw masih bingung
"Iishh... Nyebelin, suka gak ngerti..." bibirnya manyun didepan wajah gw
by : Glitch.7 "Mauu apa siih " Duuh manyuun gitu..." ucap gw sambil mencubit hidungnya pelan.
Spoiler for Only for 21++:
Quote: kedua tangannya kini memegang wajah gw, bibirnya yang manyun berganti dengan senyuman manisnya.
"Makasih ya sayang, aku seneng sekarang kamu bisa ngambil sikap yang cukup dewasa... jujur awalnya sakit, tapi dengan begini, kamu udah keluar dari zona nyaman kamu..." Cuuuppp...
"I Love You Za..."
"Love You Too Sher..." .........
Capcipcupcepcop... Capcipcupcepcop... Capcipcupcepcop...
Lama kami saling memagut bibir...
Tangannya merangkul bagian belakang leher gw... Gw pegang kedua sisi pinggangnya...
Semakin lama pagutan bibir kami semakin intens, dan sudah nafsu kini yang berbicara...
Cuaca dingin yang mendukung karena derai hujan diluar sana membuat kami berdua butuh kehangatan....
by : Glitch.7 "Ssshh... Yaank.. pindah kekamar ajaa..." ucapnya ketika gw sedang bermain dengan duo dribblenya...
......... ......... ......... (In the bedroom) "Za... pelan-pelan..."
"Hm " Aku emang mau ngapain ?" ucap gw yang berada "dibawahnya" "Eh " Eeh... ee.. eh.. Ezaa, aku maluu... aah... ahaha... geliii Za..." Ssluurrppss...
"Aah... ahaha... ezaa... udah udah udaah... gak kuat... aku..." .........
......... ......... .........
"Ssshhh.... Zaaa.... uuwwwfffuuhh... aasshh stooppss.... bentaarr, lepas dulu lidah kamuu..." She's cumming for the first time...
And this is my first time to gave a girl "wet" with my tongue....
by : Glitch.7 I take her "first" " Nope... i just make her wet.... with this
Kami berdua masih tiduran diatas kasurnya, bersebelahan. Gw masih memakai celana jeans tanpa atasan, sedangkan dirinya... Masih memakai kaos yang panjang sepaha bergambar kucing, tanpa bawahan. Entah cd dan bra-nya gw lempar kemana tadi, I don't fakin' care about that.
Sekarang dirinya memeluk tubuh gw, dia sandarkan kepalanya ke dada ini. Gw kecup kepala atasnya dan membelai helaian rambut panjangnya.
Quote: "Sayang..."
"Ya ?" "Kenapa kamu masih gak mau sih ?"
"Enggak apa-apa, itung-itung nahan nafsu aja..." "Kok ama Wulan mau ?"
"Ck..! Balik lagi kesitu pertanyaannya, aku bosen... Aku pulang ya..." "Iihh ngambeuk... Ya abisnya kalo sama aku kok nahan-nahan ?" "Pertanyaannya aku balik deh, kenapa jadi kamu yang geregetan pingin ngelakuin ?" "Yaa... Mmm... Pingin nyobain aja..."
"Buat anak kok coba-coba!" ucap gw seolah-seolah jutek
"Ah " Ha ha ha... Kok kayak iklan ya... Hihihi... Dasar kamu tuuh.." ucapnya sambil mencubit pipi kiri gw
... by : Glitch.7 "Mau makan gak Sher ?"
"Eh iya, kamu belum makan ya " Kalo gitu, mau aku masakkin apa Yank ?" "Nasi goreng enak kayaknya ujan-ujan gini, yang pedeess..."
"Oke, tunggu disini aja ya, nonton tv atau main gitar tuuh, hihihi..." ucapnya seraya bangkit dari kasur dan memungut pakaian dalamnya yang ternyata gw lempar kelantai kamar
Gw bete juga lama-lama dikamar, nonton tv gak ada acara yang bagus. Gw buka lemari tv dibawah, ahaa... ada video player dan beberapa film horor, gw pilih salah satu film dan menyetelnya. Gw masih ingat waktu itu gw menonton film bergenre american slasher, yang berjudul Texas Chainsaw Massacre (2003 version). Lumayan bikin tegang film yang dibintangi oleh Jessica Biel ini.
Masih serius menonton dan menunggu para pemeran dibantai oleh si "Leather-Face", gw dikagetkan dengan pintu kamar dibelakang gw yang terbuka dengan suara nyaring. Sontak saja Sherlin tertawa puas melihat gw yang sedang duduk, tiba-tiba terlonjak kaget diatas kasur kamarnya.
Kemudian dia mengajak gw makan diruang tv/ruang keluarga didepan kamarnya. Kami berdua menikmati nasi goreng buatannya yang benar-benar dibuat pedas. Seger sih tapi rasanya bibir gw kayak jontor saking panasnya rasa pedas dibibir.
Setelah perut kami terisi dengan makanan pedas tadi, kami berdua sekarang berada diteras rumahnya, gw mainkan gitar miliknya dan dia yang bernyanyi, mungkin sekitar 2 lagu yang kami mainkan, mobil Papahnya datang dan masuk kehalaman garasi rumah. Seperti biasa gw menyambut kedua orangtuanya dengan mencium tangan mereka.
Setelah mengobrol berempat diruang tamu, Desi baru pulang dari sekolah (Desi ini masuk siang sekolahnya). Gak lama gw pamit karena waktu sudah menununjukkan pukul 18.30 wib.
Sebelum pulang, gw sempat menceritakan kejadian di sekolah tadi pagi kepada Sherlin, dimana dari kesalahan gw ini, gw harus dicap sebagai pleiboi dan melihat tatapan-tatapan sinis orang lain. Sherlin menanggapinya dengan tersenyum lalu memeluk gw.


Kadal Bunting Karya Glitch di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Quote: "Sayang, biarkan orang melihat kita sebelah mata, bermain-main dengan pikiran picik mereka, menghina dan mencaci. Dan pada akhirnya hanya kita berdua yang menjalani. Karena
by : Glitch.7 kebahagiannya hanya kita yang rasa, bukan milik mereka yang selalu menjadi hakim orang lain". ucapnya yang masih memeluk gw.
ucapannya itu langsung membuat gw melupakan semua pandangan buruk orang-orang disekolah tadi pagi.
*** Hari ini, setidaknya gw telah menyelesaikan masalah hubungan gw dengan 3 wanita yang cukup rumit. Dari 3 wanita itu, 1 wanita yang gw pertahankan, dan dia menerima semua kesalahan juga kekurangan gw.
Sekarang saatnya gw yang bisa menerima dia apa adanya. Segala kekurangannya adalah hal yang harus bisa gw tutupi dan terima.
Love you G... To Be Contunied .. Bab 3 Perawan Lembah Wilis 7 Bara Dendam Menuntut Balas Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Api Di Bukit Menoreh 5

Cari Blog Ini