Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 5
karena desakan dan perintah ibunya."
"Aaaa....." Tian Hung totiang menganggukkan
kepala. Kini jelas sudah, ternyata sang murid adalah
seorang anak yang berbakti, sangat taat kepada
perintah ibunya, ia hanya memiliki seorang ibu
yang sudah tua, mengingat keadaan itu, tentu saja
Cin Su Can harus taat kepada perintah ibunya,
ternyata ibu Cin Su Can sudah berada dibawah
kekuasaan Lengcu Panji Hijau.
"Kau sudah menculik ibunya ?" Tian Hung
totiang bertanya. "Jangan berkata seperti itu." berkata Lengcu
Panji Hijau. "Kami memperlakukan ibunya dengan
baik. Kami beri kecukupan yang serba mewah,
tentu saja lebih enak seribu kali dari pada hidup
melarat didaerah pegunungan."
Tian Hung totiang melirik kearah sang murid,
menganggukkan kepala berkata :
361 "Hanya karena ibumu, kau telah menelantarkan
urusan besar ?" "Dia tidak pernah menelantarkan urusanmu."
berkata Lengcu Panji Hijau.
Tian Hung totiang tidak mau berdebat dengan
Lengcu Panji Hijau, memandang kearah sang
murid, berkata dengan sabar :
"Baiklah. Mengingat kebaktianmu kepada
seorang ibu, aku tidak menarik panjang urusan ini.
Mulai saat ini, kau ! Cin Su Can ! Kau sudah
kuusir dari pintu perguruan. Kau bukan anak
murid dari kelenteng Pek-yun-kuan. Pergilah !
Jangan sekali2 menemuiku lagi."
"Suhu," berteriak Cin Su Can sedih, "Atas
desakan ibu, kalau bukan mengingat umur ibuku
yang sudah tua, aku bersedia mati didepanmu."
Tian Hung totiang berkata :
"Kau sudah bukan anak murid Pek yun-kuan,
jangan panggil aku suhu lagi. Lekas pergi !"
Memberi hormat dan menyoja tiga kali, Cin Su
Can mengundurkan diri. Lengcu Panji Hijau mendongakkan kepala, ia
berkata : "Tian Hung totiang, sudah kukatakan kalau
muridmu itu tidak menelantarkan urusanmu. Apa
kau masih belum percaya?"
"Aku tidak mengerti." jawab Tian Hung totiang
singkat. Lengcu Panji Hijau berkata :
362 "Kau memberi tugas kepada Cin Su Can untuk
mengambil obat Toh-la didaerah Tien-nam, dapat
atau tidaknya obat Toh-la itu sudah tidak penting."
Tian Hung totiang berkata :
"Pengambilan obat Toh-la yang begitu jauh
memakan waktu yang lama, dan kalau betul obat
Toh-la didatangkan ke tempat ini, ludeslah semua
obat2anku, hancur tiada guna, sekarang kau
sudah datang, kukira......"
Lengcu Panji Hijau menganggukkan kepala dan
berkata: "Tepat ! Kukira Lie tayhiap
membutuhkan obat Toh-la lagi."
sudah tidak Tian Hung totiang berkata :
"Maksudku, sesudah kau berada dikelenteng
Pek-yun-kuan, obat Toh-la itu sudah tidak
kubutuhkan, mengapa men-cari2 yang jauh,
meninggalkan yang dekat?"
"Kedatanganku adalah persoalan urusan ini." berkata Lengcu Panji Hijau.
tentang Tian Hung totiang berkata :
"Maksudku adalah menawan dirimu, maka
sama juga untuk pengganti obat Toh-la, bukan?"
Lengcu Baju Hijau menganggukkan kepala dan
berkata : "Untuk mengobati Lie tayhiap, jiwaku memang
lebih penting seribu kali dari obat Toh-la."
363 Tian Hung totiang mengedipkan mata kearah
Ho-leng-koan-hoang Can Hoa Tosu, mereka siap
menyergap lengcu berbaju hijau itu, kalau saja
mereka berhasil meringkus Lengcu Panji Hijau,
mungkinkah takut tidak bisa mengobati Lie Kong
Tie " *** Bab10 LENGCU Panji Hijau tidak menjadi tegang, kini
dia memandang kearah Lie Wie Neng dan bertanya:
"Apakah Kongcu sudah mengerti?"
"Tidak mengerti." berkata Lie Wie Neng singkat.
Lengcu Panji Hijau tertawa dan berkata :
"Obat Toh-la sudah tidak dibutuhkan lagi,
karena....." Bicara sampai disini, tiba2 ia menghentikan
suara kata2nya. Dalam hal ini bukan berarti Lengcu Panji Hijau
berhenti bicara, hanya pembicaraannya itu tidak
diumumkan, ia menggunakan gelombang tekanan
suara tinggi, langsung bicara dengan Lie Wie Neng.
Mulut Lengcu Panji Hijau berkemak-kemik,
mengucapkan kata2 yang hanya bisa ditangkap
oleh Lie Wie Neng seorang.
Sebentar2 terjadi perubahan pada wajah Lie Wie
Neng, ragu2, khawatir dan akhirnya dia bertanya :
364 "Apa betul ?" Lengcu Panji Hijau berkata lagi :
"Inilah maksud tujuanku yang utama. Kalau
saja Lie kongcu tidak percaya boleh periksa
dahulu. Disini kunantikan jawabanmu."
Secepat itu pula, Lie Wie Neng membalikkan
badan, memberi hormat kepada Tian Hung totiang
dan berkata : "Harap totiang bisa menjaga sebentar boanpwe
hendak melihat ke dalam."
Secepat itu pula tubuh Lie Wie Neng melejit
masuk kedalam kelenteng Pek-yun-kuan, Tian
Hung totiang tidak mengerti apa yang dipercakapkan Lengcu Panji Hijau kepada Lie Wie
Neng" Mengapa terjadi perubahan yang seperti itu"
Bahaya masih belum dilenyapkan, Tian Hung
totiang tidak berani lengah, membiarkan saja Lie
Wie Neng meninggalkan posisi pertempuran.
Kuo Se Fen masih menonton diatas pohon,
tentu saja terkejut, hatinya berdesis :
"Betul2 Lengcu Panji Hijau ini mempunyai
rencana busuk!" Tidak lama kemudian, Lie Wie Neng lari balik
kembali, tangannya memegang sesuatu, itulah
kedok kulit, kedok kulit tipis yang berupa kulit
manusia, kedok yang berwajah Datuk Persilatan
Lie Kong Tie. Dibelakang Lie Wie Neng, turut dua orang
pengiringnya, mereka menggotong seseorang yang
365 sedang berbaring, seseorang yang terbaring tiada
sadarkan diri. Orang yang digotong dan terbaring tiada
sadarkan diri itu adalah Datuk Persilatan Lie Kong
Tie. Tian Hung totiang terkejut, dengan alasan apa
Lie Wie Neng menyerahkan ayahnya yang
menderita luka" Karena itu cepat2 ia bertanya :
"Bagaimana keadaan Lie siecu ?"
Dengan uring2an Lie Wie Neng berkata : "Dia
bukan ayahku !" "Siapa ?" berteriak Tian Hung totiang terkejut.
Lie Wie Neng mempaparkan ditangannya, dia berkata :
wajah kulit "Dia salah satu dari komplotan orang jahat,
mukanya mengenakan kedok kulit manusia,
sangat mirip dengan wajah ayah maka kita
dikelabui . . . ." Dengan heran Tian Hung totiang berkata :
"Apa betul terjadi kejadian yang seperti ini"
Mengapa aku tidak tahu?"
Hati Kuo Se Fen juga bertanya :
"Ya ! Kang Han Cing juga mengubah wajahnya,
tapi hanya sepintas lalu, Tia Hung totiang yang
lihay bisa membedakan kalau wajah itu adalah
wajah palsu kalau betul Lie Kong Tie dipalsukan
orang mengenakan kedok kulit, bagaimana Tiat
Hung totiang tidak tahu ?"
366 Disaat ini, Lie Wie Neng sudah berhadapan
dengan Lengcu Panji Hijau, dia membentak dengan
suara yang sangat marah :
"Hei, dikemanakan ayahku itu ?"
Lengcu Panji Hijau berdiri tenang tersenyum
sedikit dan berkata : "Aku tidak bohong, bukan ?"
Sepasang mata Lie Wie Neng seperti hendak
memancarkan cahaya api, ia membentak lebih
keras: "Dimana" Dikemanakan ayahku itu ?"
"Bersediakah perundingan?" Lie kongcu membikin sedikit Disaat ini, dari dalam berlari pula dua orang,
seorang wanita berpakaian hijau dan seorang gadis
pelayan. Itulah istri muda Datuk Persilatan Lie
Kong Tie dan budak pelayannya.
Langsung menghadapi Lie Wie Neng, istri muda
Lie Kong Tie menangis dan berkata :
"Kongcu, apa belum berhasil
musuh" Dikemanakan loya kita?"
membekuk Sesudah itu, ia menangis dengan ter-isak2,
nyonya itu berkata kepada Tian Hung totiang :
"Totiang kau adalah kawan lama dari loya kami,
musuh telah melarikan loya kita diganti dengan
yang palsu, tolonglah..........tolong cari kembali loya
yang telah lenyap itu."
367 Ternyata Datuk Persilatan Lie Kong Tie sudah
lenyap" Diganti dengan Lie Kong Tie palsu "
Tian Hung totiang cepat2 berkata :
"Harap Hujin bersabar, Lie Wie Neng sedang
membikin perundingan."
Nyonya Lie Kong Tie berkata :
"Berapa banyak uang yang hendak diminta oleh
mereka, kalau saja loya kita bisa dikembalikan,
serahkan sajalah." Lie Wi Neng menghadapi Lengcu Panji Hijau, ia
bertanya dingin. "Hei, apa yang kau kehendaki ?"
Lengcu Panji Hijau berkata:
"Sebetulnya Datuk Persilatan Lie Kong Tie telah
menjuarai kedua tepian sungai Hoang-ho, tigapuluh tahun tidak pernah menemukan
tandingan. Kini sudah tua, sudah waktunya
istirahat, sudah waktunya meninggalkan berkecimpungan didalam rimba persilatan........"
"Maksudmu," berkata Lie Wie Neng, "Ayah
mengundurkan diri dari rimba persilatan ?"
"Hanya berupa anjuran." berkata Lengcu Panji
Hijau, "Mau tidak mau, bukan urusanku.
Seseorang ternama, tidak mudah untuk dipertahankan, kalau sudah mendekati akhir tua
lebih baik mengundurkan diri saja, hidup tenang2
dirumah, bukankah lebih enak dari pada main
golok dan pedang ?" 368
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kuo Se Fen yang mengikuti pembicaraan itu
berkata dalam hati : "Apa yang dikatakan memang masuk diakal,
seseorang yang sudah lanjut usianya ada lebih
baik menghindarkan diri dari kericuhan rimba
persilatan." Berpikir sampai disini, tekad Kuo Se Fen
semakin bulat, ia sudah hendak membubarkan
partai Hai yang-pay. Terdengar suara Lie Wie Neng berkata:
"Ada syarat lainnya ?"
Lengcu Panji Hijau berkata :
"Masih ada satu persoalan lagi, janganlah
dikatakan sebagai syarat. Golongan kami pernah
mendengar dan memuji kecerdasan ilmu silat Lie
kongcu. Golongan kami menghendaki kongcu
menjadi wakil ketua. Bagaimana pendapat Lie
kongcu?" "Wakil ketua?" bertanya Lie Wie Neng.
"Ya," berkata Lengcu Panji Hijau, "Bersediakah
Lie kongcu menerima jabatan wakil ketua Perintah
Maut?" Ternyata Lengcu Panji Hijau hanyalah salah
satu anak buah dari golongan Perintah Maut.
Golongan Perintah Maut adalah golongan yang
baru muncul didalam rimba persilatan. Memiliki
banyak jago2 sakti. Diantaranya terdapat juga
Lengcu Panji Hijau, dan Lengcu Panji Hitam, yang
369 disebut belakangan pernah menyerang Hai yangpay.
Lie Wie Neng ditawarkan kedudukan wakil ketua
golongan Perintah Maut. Inilah rencana tipu muslihat, kalau saja Lie Wie
Neng bersedia menerima tawaran itu, hancurlah
nama Datuk2 persilatan. Lie Wie Neng harus berpikir
menyangkut jiwa ayahnya. lama, disitu Terdengar lagi suara Lengcu Panji Hijau :
"Bagaimana keputusan kongcu ?"
Sebelum Lie Wie Neng memberi jawaban,
terdengar suara nyonya muda Lie Kong Tie
berteriak : "Kongcu, penuhilah permintaannya."
Sikap Lie Wie Neng semakin serius, memandang
ke arah Lengcu Panji Hijau, berkata dengan
sepatah demi sepatah : "Bebaskan ayahku. Sesudah itu, akan kuusahakan agar ayah bisa melepaskan diri dari
kancah kencana kerusuhan rimba persilatan."
"Bagaimana dengan kedudukan wakil ketua
kami?" Lie Wie Neng berkata : "Tentang soal ini, lebih baik kita rundingkan
dikemudian hari." Dengan dingin Lengcu Panji Hijau berkata :
370 "Kongcu, ingat baik2, bukan waktunya tawar
menawar." Sepasang sinar mata Lie Wie Neng bercahaya
terang, ia membentak : "Maksudmu, kalau aku tidak menyetujui kau
tidak membebaskan ayahku ?"
"Mana berani." berkata Lengcu Panji Hijau.
"Nama besar Lie kongcu sudah disegani oleh ketua
kami, kami dilarang berlaku kurang ajar kepada
Lie kongcu." Nyonya Lie Kong Tie segera menubruk Lie Wie
Neng, bertekuk lutut dihadapan sang anak tiri itu,
dengan masih menangis sedih ia berkata :
"Kongcu, tolonglah ayahmu.......tolonglah......lulusi
saja permintaannya.....umur loya sudah terlalu tua, kalau
sampai terjadi sesuatu apa..."
"Bangun !" berkata Lie Wie Neng penuh wibawa.
"Aku mempunyai pendirian sendiri."
Dengan masih menangis, nyonya itu meninggalkan Lie Wie Neng dan mem-bujuk2 Tian
Hung totiang. Terdengar Lengcu Panji Hijau berkata :
"Kalau saja Lie kongcu bersedia menerima
anjuran2 tadi, kujamin ayahmu segera kembali
dalam keadaan segar bugar."
Masih terjadi tarik urat, Lie Wie Neng tidak mau
melulusi secara cepat. 371 Disaat ini, lagi2 terdengar suara bentakanbentakan ditempat jauh.
Wajah Tian Hung totiang berubah, memandang
kearah Lengcu Panji Hijau dan membentak :
"Hei, berapakah rombongan kalian
menyergap kelenteng Pek yun-kuan ?"
yang Lengcu Panji Hijau berkata tenang :
"Legakan hatimu, kujamin tidak ada orang lain
yang menyerang kelenteng Pek-yun-kuan."
Betul saja, suara bentakan2 itu lenyap dan
mereda segera. Kuo Se Fen berada diatas pohon, daya
pendengarannya lebih hebat, ia sudah bisa
menduga dari mana datangnya suara2 bentakan
itu, ia lebih jelas. Itulah tempat kamar2 yang
tersedia untuknya. Teringatnya kepada Kang Han Cing yang masih
berada didalam bahaya, segera ia merosot
perlahan, dan balik kembali ke kamarnya.
Tiba didalam kamarnya, hati Kuo Se Fen
semakin terkejut, ia tidak mendapatkan jejak Jen
Pek Coan. "Kemana pula kepergian jiete itu?" ia bertanya
didalam hati. Keadaan Kuo Se Fen menjadi sangat tegang,
beruntung dia lekas2 meninggalkan medan
pertempuran didepan dan memeriksa kamarnya.
Tokh ia sudah terlambat, ia tidak bisa melihat
jejak Jen Pek Coan. 372 Tentu ada sesuatu yang terjadi, hatinya berpikir
: "Sesudah jiete mengetahui kembalinya aku,
mengapa tiada suara?"
Kuo Se Fen melintangkan golok didepan dada
untuk menjaga sesuatu yang tidak diinginkan. Berindap2 ia memeriksa ruangan itu.
Memeriksa lagi ruangan sebelah, hati Kuo Se
Fen tergetar, disana menggeletak dua orang, dua
orang itu mengenakan seragam berbaju hitam,
mengenakan kerudung berwarna hitam. Itulah
anak buah dari Lengcu Panji hitam.
Seperti apa yang dia sudah ketahui, dibawah
ketua golongan Perintah Maut terdapat dua
kekuatan yang hebat, Lengcu Panji Hijau dan
Lengcu Panji Hitam. *** Bab 11 LENGCU Panji hijau sedang bersitegang dengan
Lie Wie Neng. Ternyata Lengcu Panji Hitam menyatroni
kamarnya. Tentu bertujuan menculik Kang Han
Cing. Tapi...... Bagaimana dua anak buah Lengcu Panji Hitam
itu bisa menggeletak ditanah "
373 Kuo Se Fen memeriksa dengan lebih teliti, tiga
orang berseragam hitam pula menggeletak dikamar
sebelah, mereka sudah berada didalam keadaan
tidak berdaya. Ditotok orang.
Kecuali lima orang berseragam hitam itu, Kuo
Se Fen juga menemukan Jen Pek Coan, tapi Jen
Pek Coan duduk melenggut, tiada bersemangat.
Juga sudah ditotok orang.
Cepat2 Kuo Se Fen mendatangi jitenya, mengurut2 jalan darah Jen Pek Coan.
Tidak berhasil ! Jalan darah Jen Pek Coan yang
tertotok masih membeku, totokan itu adalah
totokan istimewa dia tidak berhasil menghidupkannya. "Heran !" bergumam Kuo Se Fen. "Siapa yang
datang " mengapa menotok Jen jietee" mengapa
menotok orang2 berbaju hitam itu ?"
Sesudah tidak berhasil menolong Jen Pek Coan,
Kuo Se Fen menghampiri ke kamar Kang Han Cing
dan Goan Tian Hoat. Sama dengan keadaan Jen Pek Coan, Goan Tian
Hoat juga tertotok orang ! Berada didalam keadaan
tidak berdaya. Yang lebih mengejutkan Kuo Se Fen lagi adalah
diatas pembaringan Kang Han Cing duduk seorang
berbaju putih, tangan orang berbaju putih itu
diletakan di-ubun2 Kang Han Cing, dia duduk
bersila. 374 Kuo Se Fen menduga kepada musuh, goloknya
diselorongkan kedepan, menusuk kearah orang
berbaju putih yang berada didepan Kang Han Cing.
Gerakan Kuo Se Fen boleh dikata sangat cepat,
tapi gerakan orang berbaju putih lebih hebat lagi,
tanpa menoleh kebelakang tanpa melepas sebelah
tangannya yang menempel di ubun2 Kang Han
Cing, dengan lain tangannya, orang itu menyentil
golok Kuo Se Fen. Traaangg............ Tangan Kuo Se Fen dirasakan kesemutan. Ia
terpukul mundur. Hebat ! Hanya menggunakan jarinya saja dia
berhasil memukul pergi ketajaman golok. Inilah
ilmu istimewa. Kuo Se Fen tidak mau mengalah, sebagai ketua
Hai-yang-pay yang ternama, ia tidak mau
menyerah mentah2. Memegang kuat goloknya lebih
erat, maju dan menyerang lagi.
Sekarang dengan menggunakan ilmu Sembilan
golok maut. Golok ditangan Kuo Se Fen berubah bercahaya,
dan berubah menjadi sembilan buah bayangan,
itulah ilmu golok tercepat menyerang ke arah si
orang berbaju putih. Orang berbaju putih itu tahu sampai dimana
ilmu permainan golok Kuo Se Fen. Dia mengelak
kekanan dan kekiri, menghindari sembilan
serangan golok Kuo Se Fen, tapi lain tangannya
375 yang masih menempel pada ubun2 Kang Han Cing
tetap tidak terlepas. Lebih dari pada itu, tampak kekuatan yang
tidak terlihat menyerang kearah Kuo Se Fen.
Sang ketua Hai-yang-pay terkejut, inilah tenaga
dalam yang hebat. Lagi2 ia terdesak mundur.
Siapakah orang berbaju putih "
Kuo Se Fen berdiri dipintu dengan golok masih
ditangan, ia bingung menghadapi situasi yang
seperti itu. Bagaimana harus menolong Kang Han
Cing " Disaat ini, dikala Kuo Se Fen masih berada
dalam kebingungan, muncul pula seorang gadis
kecil, dengan kepang dua yang panjang,
menghampiri Kuo Se Fen dia berteriak :
"Cong piauwtouw kerjakan ?" apa yang hendak kau Gadis berkepang dua itu adalah gadis yang
pernah membongkar rahasia penyamarannya Than
Hoa Toh palsu. Itulah gadis berkepandaian tinggi
yang bernama Ce Mei. Kuo Se Fen masih berada didalam keadaan
bingung, kedatangan Ce Mei sangat mengejutkan
dirinya. Lagi2 terdengar suara Ce Mei yang garing merdu
: "Cong piauwtouw, lakukan ?" apa yang hendak kau 376 Dari munculnya Ce Mei ditempat ini Kuo Se Fen
bisa menduga, orang berbaju putih adalah kawan,
bukan lawan. Dengan ilmu silat yang begitu tinggi,
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang berbaju putih itu bisa saja menjatuhkannya
dengan mudah, tapi kenyataan tidak.
Orang berbaju putih sedang menolong Kang Han
Cing. "Congpiauwtouw..............." lagi2 suara Ce Mei
memanggil. Kuo Se Fen menghela napas, dia berkata :
"Kedatangan nona maksudku..............."
tepat pada waktunya, Betapa luaspun pengalaman Kuo Se Fen,
didalam keadaan yang seperti itu, berat juga untuk
mencurahkan isi hatinya. Mudah dibayangkan, sebagai seorang ketua Haiyang-pay yang ternama, bagaimana Kuo Se Fen
tidak merasa malu kalau harus bertanya kepada
seorang gadis kecil yang seperti Ce Mei, meminta
penjelasan tentang situasi ditempat itu"
Bagaimana ia mempunyai muka untuk mengemukakan ke-ragu2annya.
Tapi keadaan sudah memaksa Kuo Se Fen, dia
bertanya kepada Ce Mei : "Orang berbaju putih itu..."
Tidak menunggu sampai ucapan Kuo Se Fen
selesai dikatakan, Ce Mei tertawa cekikikan, dia
berkata : 377 "Congpiauwtouw salah paham, ia adalah kongcu
kami." Lagi2 Kuo Se Fen terkejut, ternyata orang
berbaju putih yang berada diatas tempat tidur
Kang Han Cing adalah kongcu Ce Mei" Dengan
heran ia berteriak : "Kongcumu ?" Ce Mei menutup mulutnya yang kecil, tidak
tahan ia mengeluarkan tertawa gelinya, ia berkata :
"Ya......kongcu kami sedang berusaha mengusir
racun jahat yang bersarang didalam tubuh Kang
jikongcu, jauh2 ia pergi kedaerah Tong-hay
mengambil obat penawar racun, akhirnya berhasil...." Si baju putih yang masih meletakan sebelah
tangannya pada pundak Kang Han Cing
membalikkan kepala, dengan sepasang matanya
yang tajam memandang Ce Mei sebentar, itulah
suatu isyarat bahwa Ce Mei sudah waktunya
untuk menutup mulut. Betul2 Ce Mei dimengkerutkan,
meneruskan keterangannya.
ia tidak Si baju putih meneruskan usahanya untuk
menyembuhkan Kang Han Cing.
"Nona Ce Mei . . . ." panggil Kuo Se Fen
perlahan. Ce Mei juga perlahan sekali : berkata dengan suara yang 378 "Majikanku sudah memberi obat kepada Kang
jie-kongcu, kini sedang membenarkan peredaran
jalan darah yang tersesat, lebih baik jangan
diganggu. Mari kita istirahat didepan saja."
Kuo Se Fen malu kepada diri sendiri, tidak
seharusnya ia curiga pada si baju putih, dengan
ilmu kepandaian si baju putih yang begitu tinggi,
mana mungkin mencelakakan Kang HanCing
dengan cara yang seperti itu"
Tangan si baju putih yang diletakan di-jalan
darah Pek-hie-hiat adalah cara penyembuhan yang
terbaik. Dia harus merasa lega dan bersyukur.
Dan seperti apa yang Ce Mei sudah katakan,
cara2 pengobatan yang seperti itu pantangan besar
kalau terganggu, bisa saja mengalami peredaran
jalan darah Masuk Api. Kuo Se Fen pun menyadari akan hal itu, dan ia
juga bisa maklum mengapa si baju putih tiada
mengucapkan suara. Ber-sama2 dengan ninggalkan tempat itu. Ce Mei, mereka me- Diluar, baru ia teringat kepada Jen pek Coan
dan Goan Tian Hoat. Jalan darah Jen Pek Coan dan Goan Tian Hoat
telah dibekukan orang, tidak tahu siapa yang
membekukan jalan darah mereka.
Karena itu Kou Se Fen bertanya :
"Ada sesuatu keteranganmu." yang harus meminta 379 "Katakanlah." berkata Ce Mei ramah. Kuo Se
Fen berkata : "Jie-suteku dan muridku telah ditotok orang,
cara2nya agak mirip dengan cara2 yang kongcu
baju putih itu lakukan, mungkin......"
Ce Mei memotong pembicaraan itu : "Cong
piauw touw hendak melihat mereka ?"
"Inilah harapanku."
Ce Mei meng-goyang2kan siolo putih di tangan
kemudian berkata : "Tunggu sebentar. Biar kuserahkan obat Swatci-tan ini kepada kongcuku, dan setelah itu kita
pergi ber-sama2." setelah berkata begitu ia pergi
meninggalkan Kuo Se Fen. Didalam hati Kuo Se Fen mengeluh, obat Swatci-tan adalah obat kesayangan Tian Hung totiang,
dari mana Ce Mei bisa mendapatkan obat itu "
Menyolong " Tidak baik terlalu banyak mengajukan pertanyaan, teka-teki itu disimpan didalam hati.
Ce Mei bisa bekerja gesit, cekatan, dia telah
balik kembali, dengan lincah merendengi Kuo Se
Fen berjalan bersama-sama.
"Cong piauw touw," katanya, "Mungkin kau
tidak tahu, kalau kami selalu membayangi
dibelakangmu." Hati Kuo Se Fen bergerak, ia bisa mengerti,
pantas saja sering terjadi keanehan-keanehan,
seperti ketika Jen Pek Coan bertempur melawan
380 empat jendral keluarga Lie, didalam keadaan
terjepit mendadak bisa berbalik menang, tentunya
mendapat bantuan gelap dari Ce Mei. Ia
menganggukkan kepala dan berkata :
"Betul2 aku tidak tahu kalau kongcumu juga
turut membayangi kita."
"Tidak." Ce Mei menyelak, "Kongcu kami tidak
mengikutimu, selama ini berpergian ke Tong-hay
meminta obat, dia memberi perintah kepada aku
dan cici Ce Tong berdua membayangimu untuk
menjaga sesuatu kemungkinan."
"Apakah kongcumu itu baru kembali tadi ?"
bertanya Kuo Se Fen. "Ya." jawab Ce Mei. "Begitu kongcu tiba, cici Ce
Tong segera berangkat pergi, mendapat tugas
baru." "Hanya kau sendiri yang mendampinginya ?"
"Begitulah. Racun2 yang bersarang didalam
tubuh Kang Han Cing kongcu bukan racun biasa,
jumlahnya tidak sedikit, karena itu membutuhkan
aneka macam obat yang banyak juga, diantaranya
terdapat obat Swat-ci-tan, di tempat ini aku berhasil
mendapatkannya, sedangkan kongcu menghadapi keroyokan2 banyak orang, masingmasing telah ditotok mati."
"Ditotok mati ?" hati Kuo Se Fen tercekat.
Ce Mei tertawa dan berkata :
"Yang diartikan ditotok mati adalah para kurcaci
itu, bukan Jen Pek Coan tayhiap dan Goan
tayhiap." 381 Mereka berjalan sambil ber-cakap2.
Sebentar kemudian, mereka sudah berada
disamping Jen Pek Coan, jago Hai-yang-pay itu
menggeletak di tanah. Per-lahan2 Ce Mei menepuknya, menghidupkan
jalan darah Jen Pek Coan yang tertutup.
Jen Pek Coan menggeliat, matanya dibukakan,
tampak sang toasuheng berdiri di depannya,
cepat2 ia berkata : "Toa suheng, apakah musuh sudah terusir pergi
?" Kuo Se Fen tertawa dan berkata : "Kukira
sudah." Ya ! Itu waktu sudah tidak terdengar suara
pertempuran. Sesudah menolong Jen Pek Coan, Ce Mei lari
kebelakang, menghidupkan totokan Goan Tian
Hoat. Jen Pek Coan memandang ke arah gadis yang
sedang berlari ke arah Goan Tian Hoat, ia berkata
heran : "Itulah gadis yang menolong diriku di luar kota
Yang-ciu." "Namanya Ce Mei." sang toako memberi
keterangan. "Hari itu, dialah yang membuka
rahasia penyamaran Than Hoa Toh palsu. Dialah
yang sering membantu usaha kita."
Jen Pek Coan memandang orang2 berbaju hitam
yang menggeletak, ia bertanya:
"Apakah mereka jatuh didalam tangan Ce Mie?"
382 Kuo Se Fen berkata: "Mereka rubuh dibawah tangan majikannya
yang juga sudah datang. Kini sedang mengobati
Kang Han Cing." Jen Pek Coan semakin heran, dia bertanya:
"Siapa majikan Ce Mie?"
Sebelum Kuo Se fen menjawab, Ce Mie sudah
mengajak Goan Tian Hoat mendatangi ke arah
mereka. Jen Pek Coan memberi hormat dan berkata:
"Nona Ce Mie, dengan ini aku mengucapkan
banyak terima kasih."
Ce Mie membalas hormat itu dan berkata :
"Sama2, sudah menjadi kuwajiban kita untuk
saling tolong menolong."
Kuo Se Fen berkata : "Ada sesuatu yang hendak
siapakah nama majikanmu ?"
kutanyakan, Ce Mei tertawa kecil dan berkata : "Cong
piauwtouw langsung saja bertanya kepada orang
yang bersangkutan. Urusan ini aku tidak berani
banyak mulut." Tidak menunggu pembicaraan Kuo Se Fen lagi,
Ce Mei berkata : "Mungkin majikanku masih membutuhkan
bantuanku, aku harus kembali kesana melayaninya." 383 Sesudah itu, Ce Mei meninggalkan mereka.
Goan Tian Hoat menundukkan kepala, dia
merasa malu atas kejadian yang baru saja
berlangsung, berkata dengan suara rendah.
"Teecu tiada guna, sehingga dibokong oleh
musuh. Betul2 memalukan nama suhu saja."
Jen Pek Coan berkata : "Kau tidak perlu merasa rendah diri, aku
sebagai pamanmu pun ditotok orang tanpa bisa
melihat orang yang menotokku itu."
Kuo Se Fen mengurut jenggotnya dan berkata :
"Orang yang menotok jalan darah kalian adalah
majikan gadis Ce Mei tadi, kini dia sedang
menyembuhkan luka2 Kang Han Cing."
Jen Pek Coan memandang Goan Tian Hoat dan
berkata : "Coba kau lihat, bagaimana keadaan orang itu
?" Ia menujuk kearah lima orang berbaju hitam
yang menggeletak di tanah.
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Satu persatu Goan Tian Hoat memeriksa
mereka, orang2 itu sudah dingin dan beku, mereka
sudah kehabisan napas, mati disana.
"Mereka sudah mati semua." Goan Tian Hoat
memberi laporan. Kuo Se Fen menganggukkan kepala dan berkata
: "Betul2 sudah ditotok jalan darah kematiannya."
384 Kini dia memandang kearah Jen Pek Coan dan
bertanya : "Apakah jiete melihat wajah kongcu itu ?"
"Tidak." jawab Jen Pek Coan, "sesudah
toasuheng berangkat, siaote menunggu ditempat
ini, sehingga tadi ada bayangan musuh mendatangi, siaote takut mereka menerjang
masuk. Musuh2 yang datang pada hari ini
berjumlah besar, ilmu kepandaian mereka sangat
tinggi. Disaat siaote hendak memapaki kedatangan
mereka, entah bagaimana tiba2 satu persatu jatuh
menggeletak, dan disaat itu pula, siaote merasa
kesemutan kemudian hilang ingatan, apapun tidak
ingat lagi." Kuo Se Fen menganggukkan kepala, ia memuji
kehebatan ilmu kepandaian si baju putih itu.
"Majikan Ce Mei menotok dari jarak jauh, ilmu
kepandaiannya memang betul2 hebat! Dia adalah
tokoh silat super sakti."
Jen Pek Coan berkata : "Tentunya lengcu menderita kekalahan."
Panji Hitam itu telah Kuo Se Fen menggoyangkan kepala dan berkata
: "Yang datang pada malam ini adalah lengcu
Panji Hijau, kukira keluarga besar Lie sudah
bertekuk lutut dibawah kekuasaan mereka."
Jen Pek Coan terkejut, ia memandang kearah
sang toako dan bertanya :
385 "Lengcu Panji Hijau" Begitu hebatkah ilmu
kepandaian mereka" Hingga bisa mengalahkan
keluarga besar Lie?"
Kuo Se Fen berkata : "Lie Kong Tie yang istirahat dikelenteng Pekyun-kuan adalah Lie Kong Tie palsu, dia adalah
penyamaran musuh, Lie Kong Tie yang asli sudah
jatuh kedalam tangan orang2 itu, bagaimana
keluarga Lie tidak mau menyerah ?"
Secara singkat, diceritakan pula kejadian2 yang
belum lama terjadi. Hati Jen Pek Coan semakin terkejut, dua
keluarga besar dari empat datuk persilatan disaat
itu, yaitu keluarga Kang dari daerah Kanglam,
keluarga Lie dari daerah utara telah mengalami
kehancuran. Kang Sang Fun sudah mati ! Lie Kong Tie
menjadi tawanan musuh. Maka dua datuk dari dua keluarga besar tokoh
rimba persilatan yang ternama mulai kucar kacir.
Begitu hebatkah ilmu kepandaian Lengcu
berbaju Hijau" Begitu hebat pulakah ilmu
kepandaian lengcu berbaju hitam "
Dengan munculnya lengcu berbaju hitam dan
lengcu berbaju hijau membuktikan mereka hanya
pion2 terdepan, dibelakang mereka masih ada yang
memegang peranan, siapakah dalang dibelakang
layar itu" Ketua Perintah Maut ! 386 Siapa yang mengepalai rombongan baru ini "
Goan Tian Hoat sedang mengasah otak,
memikirkan ilmu kepandaian Lie Kong Tie yang
hebat. Lie Kong Tie adalah pemimpin dari keluarga
besar Lie didaerah utara, sebagai salah satu dari
empat datuk rimba persilatan disaat itu, ilmu
kepandaiannya belum pernah mendapat tandingan, sulit untuk mengalahkannya, pengalamannya juga luas, tidak mudah diracuni.
Karena itu, siapa yang bisa menawan Lie Kong
Tie" Kalau didalam kehancuran keluarga Kang
terdapat musuh dalam selimut, Kang Puh Cing
yang berkhianat kepada keluarga sendiri, mungkinkah didalam keluarga Lie tidak ada
pengkhianat pula" Jen Pek Coan dan Goan Tian Hoat sedang
memikir2 kemisteriusan itu.
Pintu kamar yang berada dibagian sebelah kiri
terbuka, disana tampil seorang sastrawan berbaju
putih, dibelakang sastrawan itu mengintil pelayannya Ce Mei, Ce Mei masih membawa buli2
putih. Mengetahui kepada tuan penolongnya, cepatcepat Kuo Se Fen menyongsong menyambut
memberi hormat dan berkata:
"Terima kasih kepada bantuan kongcu. Terima
kasih kepada bantuan kongcu yang sudah
387 menyembuhkan Kang Han Cing hiantit. Tadi, aku
banyak kesilafan, maafkan kesalahanku."
Sastrawan berbaju putih itu tersenyum kecil,
membalas hormat dan berkata.
"Sama2." Disaat Kuo Se Fen menempur sastrawan
berbaju putih ini, orang hanya menggunakan
sebelah tangannya melawan, hanya tampak dari
samping, tidak bisa melihat tegas wajahnya.
Kini mereka berhadap2an, Kuo Se Fen
memperhatikan bentuk raut dan wajah si baju
putih itu. *** Bab 12 UMURNYA belum cukup dua puluh tahun,
mukanya putih, bibirnya merah, sangat cantik dan
menarik, apalagi dia mengenakan pakaian putih,
semakin membawa suatu perasaan yang tidak
mudah dihilangkan. Disaat itu, Kuo Se Fen hampir lupa kepada diri
sendiri. Hampir ia tidak percaya sastrawan yang
begini muda, memiliki ilmu yang luar biasa hebat !
Tentunya murid keturunan jago silat super sakti
tanpa tandingan. "Bisakah kami mengetahui gelar nama dan
sebutan kongcu yang mulia ?" bertanya Kuo Se
Fen. 388 Tiba2 selembar wajah kongcu berbaju putih itu
menjadi merah, ia berkata :
"Namaku Tong Jie Peng."
Sikap si-sastrawan berbaju putih sangat angkuh
dan agung, tapi wajahnya bisa bersemu dadu,
manakala ia membicarakan sesuatu.
Jen Pek Coan dan Goan Tian Hoat juga
menghaturkan rasa terima kasih mereka.
Sastrawan berbaju putih Tong Jie Peng
membalas hormat itu, tersenyum sebentar baru ia
berkata: "Maafkan atas kelancanganku tadi yang sudah
menotok jiwie berdua."
Goan Thian Hoat bertanya :
"Bagaimana keadaan saudara Kang Han Cing?"
Sastrawan berbaju putih itu menjawab :
"Kang jie-kongcu menderita racun yang dalam,
beruntung racun2 itu sudah terusir pergi. Hanya
kondisi badannya masih lemah, terlalu lama dia
menderita, kini sudah kupercepat peredaran jalan
darahnya, tapi harus membutuhkan waktu
istirahat yang cukup..........."
Berkata sampai disini, ia mengambil buli2 arak
dan diserahkan kepada Kuo Se Fen dan berkata :
"Inilah obat Suat-ci-tan Tian Hung totiang,
betul2 obat mujijat, obat ini sangat dibutuhkan
oleh Kang jie-kongcu, dengan bantuan obat2,
kukira Kang-jie-kongcu bisa sembuh. Didalamnya
berisi seratus duapuluh butir, tiap kali makan
389 sepuluh butir, satu hari tiga kali. Mungkin didalam
empat hari ia bisa sembuh seperti sedia kala."
Kuo Se Fen menerima buli2 arak putih itu,
berkata : "Obat Swat-ci-tan adalah
totiang, bagaimana..........."
milik Tian Hung Tong Jie Peng berkata : "Aku sudah menyuruh Ce Mei memberikan
pesan kata2 kepadanya, katakan saja aku yang
mengambil, ia tidak berani banyak cingcong."
Suara ini menandakan betapa tinggi hatinya si
sastrawan berbaju putih. Kuo Se Fen tidak mengetahui asal-usul Tong Jie
Peng, hanya kesannya kepada orang ini terlalu
agung. Apa yang diucapkan tidak boleh dibantah.
"Baiklah." berkata Kuo Se Fen. "Akan kujaga
baik2 Kang Han Cing."
Tong Jie Peng berkata lagi :
"Tadi, jalan darah tidur Kang-jie kongcu sudah
kutotok, ia akan siuman besok pagi sebelum
matahari terbit, tolong saja sampaikan salamku."
Sesudah itu ia memberi hormat dan meninggalkan tempat itu. Diikuti oleh Ce Mei.
Kuo Se Fen, Jen Pek Coan dan Goan Tian Hoat
mengantar sampai kedepan.
Sehingga sampai dipintu depan Tong Jie Peng
membalikan kepala, memandang ke-arah ketiga
orang itu dan berkata: 390 "Keadaan rimba persilatan sudah jauh berubah,
adanya penyergapan2 yang teratur itu membuktikan betapa bagusnya rencana mereka,
kuharap saja Cong piauw-touw bisa ber-hati2."
Sepintas lalu, Tong Jie Peng seperti tidak
berpengalaman kang-ouw yang luas. Disaat Kuo Se
Fen bertanya nama dan gelar pemuda itu, ia tidak
menjawab, wajahnya berubah merah kemalumaluan. Disaat dikala ia memberi petuah, sifatnya
sangat gagah, suatu bukti kalau ia mempunyai
pengalaman luas. Cepat2 Kuo Se Fen memberi hormat dan
berkata : "Nasehatmu akan kami ingat baik2."
Mengajak Ce Mei, Tong Jie Peng meninggalkan
tempat itu. Mengantarkan kepergian Tong Jie Peng dan Ce
Mei, Kuo Se Fen menambah pengalaman baru,
pemuda berbaju putih yang misterius, ilmu
kepandaiannya yang tidak bisa diukur, asal
usulnya yang penuh rahasia.
Hanya didalam beberapa waktu saja, dia telah
menemukan dua jago muda yang tiada tara.
Orang pertama adalah putra Lie Kong Tie yang
bernama Lie Wi Neng, ilmu kepandaian jago muda
itu begitu hebat, sulit dijejaki.
Sebagai seorang ketua partai, Kuo Se Fen masih
belum bisa menandingi Lie Wi Neng.
Tokoh kedua adalah Kang Han Cing, walau ia
sudah lama berkenalan dengan keluarga Kang, tapi
391 belum diketahui kalau Kang Han Cing itu memiliki
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ilmu kepandaian silat tinggi. Hanya memberi
beberapa petunjuk kepada Goan Tian Hoat, dia
berhasil memecahkan ilmu kipas Lie Wi Neng.
Orang berikutnya adalah Tong Jie Peng, umur
Tong Jie Peng tidak lebih tua dari Lie Wi Neng dan
Kang Han Cing, tapi ilmu kepandaiannya berada
diatas dua tokoh yang kita sebut lebih dahulu.
Ketiga anak muda ini adalah tokoh2 silat kelas
satu yang pernah dijumpai olehnya.
Betul2 generasi muda jaya !
Berpikir sampai disini, bila dibayangkan dan
dibandingkan dengan keadaan dirinya yang sudah
tua, Kuo Se Fen menghela napas.
Jen Pek Coan selalu mendamping Kang
toasuheng, dia juga merasakan betapa lunturnya
jago2 tua sebangsa mereka, sudah waktunya
menyerahkan kekuasaan kepada generasi yang
lebih muda. Ter-batuk2 sebentar, Jen Pek Coan berkata :
"Tong Jie Peng tadi seperti menganjurkan agar
kita mengundurkan diri dari kancah kekalutan
didalam rimba persilatan."
Kuo Se Fen menoleh kearah sang sute dan
berkata : "Ya. Petuahnya itu cukup beralasan. Sudah
kubayangkan selama kita membuka perusahaan
Hai-yang-piauw-kiok, selama sepuluh tahun,
belum pernah menemukan kegagalan, bukan
karena kita memiliki ilmu kepandaian silat tinggi,
392 hanya karena kita mengandalkan bantuan2 dari
para sahabat rimba persilatan. Maka bisa
dipertahankan keadaan sampai disaat ini. Kalau
melihat ilmu kepandaian orang2 yang bermunculan, betul2 mengerikan. Ilmu silat kita
tidak ada artinya." Jen Pek Coan bisa memaklumi apa yang
dimaksud oleh sang toasuheng, maka ia bertanya :
"Menurut pandangan suheng, bagaimanakah
kita harus menghadapi soal ini?"
Kuo Se Fen berkata : "Kekalutan rimba persilatan samar2 mulai
pecah, empat datuk persilatan, dua diantaranya
sudah mulai rontok. Keluarga Kang hancur,
keluarga Lie ditangkap orang. Sesudah selesai
urusan pengobatan Kang jikongcu, aku ada niatan
untuk membubarkan perusahaan piauwki kita.
Agar kita tidak terpecah belah, kita tidak
menimbulkan iri hati yang bukan2. Apa lagi
mengingat kekuatan lengcu Panji Hitam, tidak
mungkin mereka mau menyudahi perkara ini, lebih
baik kita menyatukan kekuatan, membikin
persiapan untuk menghadapi mereka !"
Jen Pek Coan berkata : "Apa yang toasuheng kemukakan memang
masuk diakal, sayang urusan sudah berkembang
seperti ini, lengcu berbaju hitam telah menyatroni
kita, mungkinkah Hai-yang-pay menyerah begitu
saja ?" Kuo Se Fen berkata : 393 "Hai yang-pay belum pernah takut kepada
orang. Selama sepuluh tahun, pernahkah kita
takut, atau gentar" Yang jelas, musuh2 berada di
tempat gelap, kita berada ditempat terang. Musuh
bisa mencari kita, kita tidak bisa menemukan
jejaknya. Karena itu, kita harus membubarkan
perusahaan piauwki kita, dan menggelapkan diri,
sesudah itu kita berkutet melawan Perintah Maut.
Apalagi mengingat keadaan keluarga Kang yang
sudah terjatuh ke tangan musuh walaupun Kang
Han Cing sudah bebas dari keracunan. Hanya
kekuatan seorang, kukira belum cukup, dengan
ditutupnya perusahan kita, kita bisa menggabungkan diri, memberi bantuan yang sebesar2nya. Membikin bersih musuh, yang lebih
penting masih ada dua urusan lagi......."
"Dua urusan penting apa?" bertanya Jen Pek
Coan. Kuo Se Fen menengadahkan kepalanya ke
langit, perlahan ia berkata :
"Urusan penting yang pertama adalah mencari
jejak orang yang mendalangi lengcu berbaju hitam,
siapakah orang yang menjadi pemimpin komplotan
jahat itu " Kita harus bisa membeberkan
rahasianya, memberitahu kepada rimba persilatan." "Urusan penting yang kedua?" bertanya lagi Jen
Pek Coan. Wajah Kuo Se Fen semakin tegang, kedua
tangannya di-kepal2kan, dengan suara geram ia
berkata perlahan : 394 "Kita harus bisa mencari tahu siapa yang
menyebabkan kematian Kang Sang Fung."
"Aaaa".." Jen Pek Coan berteriak. "Maksud toa
suheng, Kang Sang Fung mati dianiaya orang?"
"Tidak salah," Kuo Se Fen menganggukkan
kepala. "Sedari aku pergi ke Kim-lin dahulu, aku
sudah menaruh banyak curiga kematian Kang
Sang Fung sangat misterius. Sesudah itu,
kedatangan Kang Hang Cing ke tempat kita sudah
menambah kecurigaanku. Dan membuat aku
menjadi pasti, disusul dengan kejadian yang
menimpa keluarga Lie. Keluarga besar Kang
hancur, kini kemalangan menyusul pada keluarga
Lie, tidak bisa disangkal lagi, tentu ada satu
kekuatan yang hendak menghancurkan empat
datuk persilatan." "Oh........." "Ingat," berkata Kuo Se Fen. "Urusan ini hanya
diketahui oleh kita berdua, jangan sampai
diketahui oleh Kang Han Cing."
"Aku tahu." Mereka balik keruang dalam, disana mayat
kelima orang berbaju hitam itu sudah meleleh
mencair. Goan Tian Hoat berdiri tangan diturunkan kebawah.
disamping dengan Kuo Se Fen memandang kearah Goan Tian Hoat,
mengkerutkan alis dan menegur :
"Hei, bilakah kau mempelajari ilmu hitam "
Menghancurkan mayat2 seperti ini ?"
395 Goan Tian Hoat tertegun sebentar, dengan
hormat ia menjawab: "Bukan teecu. Disaat teecu hendak mengebumikan jenazah2 ini, tiba2 saja merasa bau
busuk, daging2 itu sudah mencair, per-lahan2
menyusut." Jen Pek Coan berkata : "Kukira gadis yang bernama Ce Mei itu yang
mengerjakannya. Sukur sajalah, ia tidak membikin
susah orang." Kuo Se Fen mengurut jenggot dan berkata :
"Ce Mei hanya seorang pelayan, tapi ilmu
kepandaiannya sudah jauh diatas kita, betul2
majikan yang misterius."
Jen Pek Coan menyalakan pipa bakonya
disedotnya beberapa kali, memandang ke-arah
Goan Tian Hoat dan bertanya :
"Bagaimana keadaan Kang Han Cing ?"
Goan Tian Hoat berkata : "Ia masih tidur nyenyak."
"Apa betul racunnya sudah dipunahkan ?"
"Tentu saja sudah dipunahkan." jawab Kuo Se
Fen tanpa ragu2. Dia bisa menduga hasilnya.
Dengan heran Jen Pek Coan bertanya :
"Dengan ilmu ketabiban Tian Hung totiang yang
luar biasa, juga tidak mempunyai pegangan kuat
untuk menyembuhkan racun Kang Han Cing.
Dengan cara bagaimana kongcu berbaju putih yang
396 bernama Tong Jie Peng itu bisa menyembuhkannya
secara cepat?" Kuo Se Fen berkata : "Lupakah kepada ceritera si Ce Mei, bahwa obat
yang dibawa oleh majikannya berasal dari daerah
Tong-hay ?" "Aku tahu. Di daerah Tong-hay, kecuali
sepasang manusia ajaib, mana ada orang lain lagi
yang memiliki obat itu ?"
Kuo Se Fen mengurut jenggot dan berkata :
"Kecuali obat Ban-ing-hui-tian-tan, mana ada
obat lain yang bisa menyembuhkan racun Kang
Han Cing?" "Obat Ban-ing-hui-tian-tan ?" berseru Jen Pek
Coan. "Tidak mungkin! Sepasang manusia ajaib
dari daerah Tong-hay hanyalah merupakan desasdesus orang saja, sesudah berselang empat puluh
tahun siapa yang bisa menemuinya, apalagi obat
mujarab yang seperti obat Ban-ing-hui tian-tan,
dimana dia bisa mendapatkannya ?"
Kuo Se Fen ter-senyum2, dia berkata :
"Orang berbaju putih yang bernama Tong Jie
Peng tadi, memiliki ilmu kepandaian silat tinggi,
tiada satu yang melekat pada tubuhnya yang
istimewa. Kalau saja dugaanku tidak salah, dia
mempunyai hubungan erat dengan sepasang
manusia ajaib dari daerah Tong-hay."
Baru sekarang Jen Pek Coan menganggukkan
kepala, menyetujui pendapat sang toa suheng, dia
berkata : 397 "Aku tahu, asal-usulnya Tong Jie Peng tadi
bukan asal-usul biasa........"
Kuo Se Fen sudah menoleh kearah Goan Tian
Hoat, berkata kepada sang murid :
"Waktu sudah cukup malam. Pergilah istirahat."
"Baik." berkata Goan Tian Hoat mengiyakan
perintah itu. Kemudian seperti terpikir sesuatu, ia
berkata : "Teecu beritahu?" terpikir sesuatu, bisakah teecu Kuo Se Fen menoleh kearah murid itu, ia
bertanya : "Apa yang kau pikirkan ?"
"Menurut cerita suhu tadi, terjadi pertukaran
Datuk persilatan Lie Kong Tie yang asli dan yang
palsu, teecu mempunyai pandangan yang lain,
bolehkah teecu mengutarakan pendapat itu ?"
"Katakanlah," berkata Kuo Se Fen, "Bagaimana
kesanmu kepada kejadian itu ?"
Goan Tian Hoat berkata : "Seharusnya, Datuk persilatan Lie Kong Tie
yang sedang istirahat ditempat ini adalah Datuk
persilatan yang asli, tapi lengcu berbaju hijau
sengaja mengatakan bahwa orang itu adalah Lie
Kong Tie palsu kukira adalah suatu tipu muslihat
yang luar biasa............"
Kuo Se Fen bisa memaklumi betapa cerdiknya
murid ini, ia lebih percaya kepada keterangan
398 Goan Tian Hoat, mendapat keterangan itu, ia
tertegun sebentar dan bertanya :
"Maksudmu ?" Goan Tian Hoat berkata lagi :
"Sebagai salah satu dari empat Datuk
persilatan, kedudukan Lie Kong Tie sangat tinggi,
kedudukan Datuk persilatan Lie Kong Tie bukan
kedudukan biasa, tokh masih bisa masuk kedalam
perangkap jebakan golongan Panji Hitam dan Panji
Hijau itu, terbukti musuh mempunyai dasar-dasar
kekuatan yang hebat, tentunya sudah menyembunyikan mata2 didalam keluarga Lie itu,
kalau tidak, tidak mungkin Lie Kong Tie bisa
terjerumus masuk."
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pasti salah satu orang kepercayaan Lie Kong Tie
yang berkhianat ! Kuo Se Fen menganggukkan kepala berkata :
"Penilaianmu benar."
Goan Tian Hoat berkata lagi:
"Datuk persilatan Lie Kong Tie jarang keluar
rumah, sesudah menderita keracunan, dia
mendapat penjagaan yang ketat, datang ke
kelenteng Pek-yun-koan ini untuk meminta
pengobatan, disampingnya masih ada sang putra
yang lihai Lie Wi Neng. Juga ada empat jendralnya
yang lihai, betapa kuatpun musuh, tidak mungkin
bisa menyelundup masuk, tidak mudah untuk
menyolongnya, dan menggantikan dengan seorang
manusia palsu. Hal ini betul2 tidak mungkin
terjadi." 399 Kuo Se Fen mengurut2 jenggot dan berkata :
"Tepat! Tapi Lie kongcu tadi sudah mencopot
wajah sang Datuk persilatan Lie Kong Tie, betul
terdapat selembar kedok tipis, dan itulah Lie Kong
Tie palsu, bentuk dedak perawakan Lie Kong Tie
palsu dan Lie Kong Tie asli memang sama, tapi
orang itu bukan Lie Kong Tie."
"Menurut dugaan teecu," berkata Goan Tian
Hoat. "Orang itu adalah Lie Kong Tie yang asli."
"Alasanmu ?" Goan Tian Hoat mengemukakan alasannya :
"Lie Kong Tie terjaga ketat oleh jago2 kelas satu,
siapakah yang bisa menukarnya " Dimisalkan
betul ada seseorang musuh dalam selimut yang
berani berlaku seperti itu, bagaimana menyeret
tubuh Lie Kong Tie yang cukup besar ?"
"Aku tidak mengerti." berkata Jen Pek Coan.
Kuo Se Fen berkata lagi :
"Rimba persilatan telah muncul satu kekuatan
baru, satu kekuatan baru yang mau menghapuskan kekuatan2 empat Datuk rimba
persilatan, karena itu rencana mereka yang
pertama adalah membunuh mati Datuk Kang Sang
Fung, rencana kedua membunuh Datuk Lie Kong
Tie, Lie Kong Tie sudah menderita luka parah,
keracunan, karena itu ia istirahat dikelenteng ini
tapi mereka belum puas, mereka telah menyiapkan
satu rencana tipu muslihat yang lihai, mereka
mencari seseorang yang mempunyai dedak
perawakan yang seperti Lie Kong Tie, diubahnya
400 wajah itu seperti betul2 Lie Kong disembunyikannya lebih dahulu........"
Tie, "Kemudian....."
"Karena mereka mempunyai banyak kaki tangan
didalam keluarga besar Datuk Li Kong Tie, karena
itu pada wajah Datuk persilatan Lie Kong Tie yang
asli diubah menjadi wajah lain, kemudian
ditutupnya dengan selembar kedok tipis Lie Kong
Tie, jadi Datuk persilatan Lie Kong Ti yang sudah
sakit itu menjadi bulan2an orang, diatas wajahnya
terdapat wajah lain, diatas wajah itu terdapat
wajah Lie Kong Tie pula, mereka hendak menyomot
Lie Kong Tie, tapi tidak berdaya, sengaja
mengatakan bahwa Lie Kong Tie itu palsu. Lie Wi
Neng masuk perangkap, dia mencopot kedok kulit
tipis itu, maka terpetalah satu wajah, satu wajah
yang bukan wajah asli Lie Kong Tie, tapi wajah itu
adalah wajah buatan, kalau saja Lie Wi Neng bisa
memperhatikannya betul-betul, wajah itu masih
bisa disingkap pula, dibalik wajah itu masih
terdapat wajah asli Lie Kong Tie, tapi Lie Wi Neng
dalam keadaan bingung, bingung karena menghadapi situasi yang seperti ini, bingung
menghadapi penyakit ayahnya yang tidak bisa
disembuhkan, akhirnya ia tertipu menyerahkan
sang ayah kepada musuh begitu saja.........."
"Tipu muslihat lihay !"
"Ya! Tipu muslihat lihay ! Maka Lie Kong Tie
yang asli dikatakan palsu, diserahkan kepada
musuh. Jatuhlah ke tangan komplotan orang
jahat." 401 "Yang benar dikatakan yang palsu ! Yang palsu
itu adalah manusia aslinya !"
Goan Tian Hoat masih nyerocos terus :
"Lie Wi Neng yang masih berada didalam
kesibukan tentu saja mudah terjerembab, cepat2 ia
balik kembali, menyingkap kedok kulit tipis, betul2
bukan wajah ayahnya getaran jiwanya bergelora,
tanpa periksa kembali dibiarkan saja musuh
menggotong ayah sendiri. Dia menyerahkan
ayahnya ke dalam komplotan jahat. Oh .... Maka
menyusul tragedi keluarga Datuk Kang Sang Fung,
maka Datuk Lie Kong Ti juga jatuh kedalam tangan
musuh." *** Bab 13 "SESUDAH kematian Datuk Kang Sang Fung
sesudah tertangkapnya Datuk Lie Kong Tie,
sebagian besar dari dunia persilatan sudah berada
dibawah kekuasaan musuh."
Jen Pek Coan berkata : "Toa suheng, sesudah
kita mengetahui rencana busuk ini, mungkinkah
bisa berpeluk tangan ?"
Kuo Se Fen berkata : "Sudah terlambat ! Ini waktu, sudah tidak ada
gerakan musuh. Komplotan jahat itu sudah pergi
jauh." Jen Pek Coan berkata : 402 "Lie Wi Neng kongcu telah menerima syaratsyarat yang ditetapkan, bagaimana kita harus
memberitahu kepadanya agar ia bisa ber-siap2 ?"
Kuo Se berkata : Fen meng-geleng2kan kepala dan "Kecuali kita bisa membentangkan fakta-fakta
didepannya, hanya dugaan2 seperti ini, kita tidak
mempunyai bukti kuat. Siapa yang harus kita
beritahu, siapa musuh yang bersembunyi di balik
selimut datuk keluarga Lie " Lebih baik kita diam2
agar musuh tidak mengetahui rencana kita dan
tidak lebih bersiap siaga."
"Langkah apa yang bisa kita ambil?"
"Mari kita temukan Tian Hung totiang beri
sedikit kisikan kepadanya, dengan hubungan baik
Tian Hung totiang dan datuk Lie Kong Tie, kita
serahkan pada Tian Hung totiang yang memberi
tahu saja, sedang keluarga Datuk Lie Kong Tie
tidak mempunyai hubungan baik dengan Hai-yang
pay." Demikian persepakatan itu diputuskan.
Suasana kelenteng Pek-yun-kuan sudah tenang
kembali. Pada hari keduanya ......
Kuo Se Fen sudah bangun dari tempat tidurnya,
sesudah ber-kemas2, dan memasuki kamar Kang
Han Cing, Kang Han Cing masih mengatupkan
kedua mata, duduk bersila mengatur jalan
pernapasan. 403 Goan Tian Hoat menyongsong kedatangan sang
guru dan memberi hormat :
"Teecu Goan Tian Hoat mengucapkan selamat
pagi kepada suhu." "Bagaimana keadaan Kang Han Cing?" bertanya
Kuo Se Fen. Goan Tian Hoat menjawab pertanyaan sang
guru : "Pagi-pagi sudah bangun, sudah diberi makan
obat, kini sedang mengatur peredaran jalan
darahnya." Kuo Se Fen meng-angguk2an kepala, dan ia
berjalan meninggalkan ruangan itu.
Racun jahat yang mengeram didalam tubuh
Kang Han Cing per-lahan2 mereda, selama empat
hari beruntun, dia telah memakan obat Swat-citan, harus disertai dengan penyempurnaan tenaga
dalam, mengusir sisa2 racun yang ada.
Kuo Se Fen dan Jen Pek Coan bermakan pagi,
membiarkan Goan Tian Hoat menjaga Kang Han
Cing dikamarnya. Mereka masih menunggu kedatangan Tian Hung
totiang. Siang harinya, dua tosu kecil membawakan
nampan, berkata kepada Kuo Se Fen dan Jen Pek
Coan : "Para siecu silahkan minum."
Kuo Se Fen bertanya : 404 "Dimana kuancu kalian " Apa masih repot ?"
Seorang tosu kecil menjawab :
"Kuancu kami ada urusan penting, sudah turun
gunung." Kuo Se Fen tertegun. "Kapan kepergiannya ?" ia
bertanya. Tosu kecil itu menjawab :
"Kuancu pergi pada malam hari, karena terburu2, maka tidak bisa memberitahukan lagi,
dikatakan agar para siecu tidak kuwatir, anggaplah
seperti rumah sendiri. Tinggal disini tenang2."
Hati Kuo Se Fen tergetar, ia berpikir sebentar,
lalu bertanya : "Orang2nya Datuk persilatan dari daerah utara
Lie Kong Tie apa sudah berangkat semua ?"
Tosu kecil itu menganggukkan kepala menjawab
: "Betul. Mereka sudah berangkat pergi semua.
Pagi2 sekali mereka meminta diri dan turun
gunung." Sesudah itu, tosu pelayan
kepala meninggalkan mereka.
menganggukkan Empat hari berikutnya sedari kejadian tadi,
kelenteng Pek-yun-kuan sudah sepi dan sunyi.
Tiada gangguan lain. Dan selama empat hari itu, Tian Hung totiang
yang turun gunung juga tidak balik kembali.
405 Kang Han Cing mendapat pengobatan dari
sastrawan berbaju putih Tong Jie Peng, juga
mendapat makan seratus duapuluh butir obat
Swat-ci-tan, obat Swat-ci-tan adalah obat buatan
Tian Hung totiang yang sangat mujarab, selama
empat hari itu keadaan ber-angsur2 menjadi baik.
Tentu saja, obat Swat-ci-tan dihasilkan oleh
Tian Hung totiang yang memakan jerih payahnya
belasan tahun, tokh hanya mentelorkan duaratus
empatpuluh butir, separuh jumlah ini telah
dimakan oleh Kang Han Cing. Bagaimana ia tidak
menjadi segar cepat"
Menurut cerita tokoh2 rimba persilatan, sebutir
obat Swat-ci-tan saja cukup untuk menjaga
kesehatan seumur hidup, penyakit tidak bisa
dikambuhkan. Memakan dua butir obat Swat-ci-tan, berarti
memelihara kesehatan lebih kuat, rambut tetap
hitam, tidak berubah. Selama tiga tahun, orang itu
bertahan tetap seperti sediakala.
Orang yang melatih ilmu silat, kalau bisa
mendapatkan hadiah dua butir obat Swat-ci-tan
dari Tian Hung totiang, maka tenaga latihannya
bertambah tiga tahun. Obat Swat-ci-tan adalah obat pusaka Tian Hung
totiang, lebih disayangi dari apapun juga.
Dimisalkan dia hendak memberi obat Swat-citan kepada orang, orang itu pasti orang penting,
atau orang yang terdekat.
406 Tapi Kang Han Cing telah menelan habis
setengah dari apa yang dihasilkan olehnya.
Tentu saja mendapat menyembuhan yang lebih
cepat. Tenaga Kang Han Cing yang sudah disusutkan
oleh racun lunak itu pulih kembali.
Pada hari kelima.............
Disaat mereka melihat matahari terbit diufuk
timur, disaat bunga2 Lam-hoa memancarkan bau
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
semerbak yang menyedapkan, disaat angin berselir
bertiup membawa bau harum daerah pegunungan
itu, pemandangan daerah kelenteng Pek-yun-kuan
semakin indah. Kuo Se Fen menenggak secangkir teh hangat
dipenepian. Jen Pek Coan menyedot pipa rokoknya berulang
kali, menyaksikan keindahan panorama kelenteng
Pek-yun kuan. Mereka sedang ber-cakap2.
Disaat itu Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat
menghampiri mereka. "Selamat pagi." berkata Kang Han Cing.
Kuo Se Fen dan Jen Pek Coan menolehkan
kepala, wajah Kang Han Cing yang tadinya pucat
pasi sudah merah kembali, sinar matanya
mencorong bercahaya. Telah terjadi perobahan
yang luar biasa. 407 "Ha, ha....." Jen Pek Coan tertawa. "Hanya
dalam waktu yang singkat, kau telah berhasil
sembuh dari penyakit yang terberat."
Kang Han Cing berkata : "Boanpwee mendapat menyembuhkan yang
hebat berkat obat yang mujarab, juga atas hasil
bantuan2 dari para cianpwee, dengan ini boanpwe
menghaturkan banyak terima kasih."
Dengan heran Kuo Se Fen bertanya :
"Apa kau belum tahu, kalau obat yang
terpenting adalah obat pemberian dari sastrawan
berbaju putih yang bernama Tong Jie Peng itu "
Dari daerah Tong-hay dia meminta obat, diberi
makannya kepadamu baru dibantu dengan obat
Tian Hung totiang............"
Kang Han Cing menyipitkan matanya panjang2,
dia berkata : "Sastrawan berbaju putih yang bernama Tong
Jie Peng " Dari daerah Tong-hay meminta obat ?"
Kang Han Cing tidak kenal kepada Tong Jie
Peng, tentu saja dia heran.
Kuo Se Fen mengelus jenggot dan berkata :
"Ya. Tong Jie Peng itu adalah sastrawan berbaju
putih yang pernah kau temui di telaga Koa-cao,
dialah si sastrawan berbaju putih diperahu."
Kang Han Cing semakin heran, dia bertanya :
"Dia " Boanpwee tidak kenal mengenal,
bagaimana begitu menyusahkan diri jauh2
memberi pertolongan ?"
408 Jen Pek Coan menyedot asap pipanya dan
melepus panjang2, baru dia berkata :
"Menurut perkiraanku,
kalian cukup rapat."
hubungan keluarga Kang Han Cing menganggukkan kepala, suatu
tanda ia bisa mengerti akan penjelasan itu. Sebagai
salah satu dari Datuk persilatan Kang Sang Fun,
ayah Kang Han Cing adalah tokoh silat yang
disegani, pengalamannya banyak, pergaulannya
luas, mungkin juga salah satu dari sahabat2nya
dikala itu menghasilkan jago muda yang seperti
Tong Jie Peng. Jen Pek Coan berkata : "Tian Hung totiang kini sedang turun gunung,
entah urusan apa yang sedang dikerjakan,
mengapa lama sekali ?"
Kuo Se Fen berkata : "Racun yang mengeram dalam tubuh Kang Han
Cing sutit sudah dapat diusir keluar, kukira kita
sudah boleh turun gunung, tidak perlu menunggu
Tian Hung totiang lagi."
Menoleh kearah Kang Han Cing, ia berkata lagi :
"Racun2 yang mengganggu tenaga dalammu
sudah sembuh, tapi masih membutuhkan waktu
untuk istirahat. Maksudku lebih baik kita balik ke
perusahaan piauwki, disana tinggal untuk
beberapa waktu, tunggu aku menyiapkan semua
kekuatan2 Hai-yang-pai membantu hiante"."
Tidak menunggu sampai orang selesai bicara,
Kang Han Cing menyelak, katanya :
409 "Atas bantuan dan jasa2 para paman, sebelum
dan sesudahnya disini Kang Han Cing mengucapkan banyak terima kasih. Bantuan itu
sangat berharga. Yang diluar dugaan, saudaraku
sendiri yang seperti Kang Puh Cing yang meracuni
aku, dan dari berapa tanda2, lengcu panji hitam
itu juga jelmaan Kang Puh Cing. Perbuatan ini
adalah suatu perbuatan terkutuk. Mungkin pula
didalam keadaan terpaksa. Inilah betul2 yang
sangat memilukan hati. Kini racun yang mengeram
di tubuhku sudah tiada, tenagaku juga sudah
pulih kembali, ingin sekali segera pulang ke
rumah. Atas kesetiaan para saudara dan paman2,
sekali lagi Kang Han Cing mengucapkan terima
kasih." Kang Han Cing menolak untuk tinggal dan
bersembunyi didalam perusahaan Hai yangpiauwki,
ia hendak membongkar rahasia keluarganya, siapa yang membunuh sang ayah"
Mengapa Kang Puh Cing bisa berbuat seperti itu "
Kuo Se Fen ragu-ragu, tapi akhirnya ia berkata :
"Baiklah. Semua orang kangen kepada rumah,
semua orang akan terkenang kepada kampung
halaman. Kau hendak kembali ke Kang-lam, baik
kita kawani kesana."
(Bersambung 7) *** 410 Jilid 7 DUA BUTIR air mata bening jatuh dari sepasang
mata Kang Han Cing, ia sangat terharu, kini ia
berkata : "Sekali lagi Kang Han Cing mengucapkan
banyak terima kasih, banyak bersyukur atas
bantuan morel dan materiel dari para paman.
Adapun musuh itu terlalu berani, terlalu banyak,
dan bila dipikir secara masak2. Keadaan keluarga
Kang saat ini sangat berbelit-belit. Untuk
membikin penyelidikan yang sempurna, lebih baik
tidak perlu dikerjakan oleh banyak orang, itu akan
mengakibatkan bocornya rahasia kita. Yang
penting kesehatanku sudah sembuh, keadaankupun pulih seperti sedia kala, dimisalkan
bertemu dengan musuh tangguh aku sanggup
menghadapinya." Datuk selatan Kang Sang Fung memiliki ilmu
kepandaian silat tinggi, walau dia sudah dibunuh
orang, tokh ilmu silatnya itu sudah diturunkan
kepada putra2nya, terlebih2 Kang Han Cing, bukan
saja sudah mewarisi ilmu kepandaian sang ayah,
dia telah mendapat didikan langsung dari
neneknya juga memiliki ilmu aneh dari lain aliran,
entah aliran dari mana yang didapat.
Dengan ilmu kepandaian Kuo Se Fen dan Jen
Pek Coan, tidak bisa banyak membantu usaha
Kang Han Cing. Karena itu, turut sertanya kedua jago Hai-yang
pay tiada ada artinya. 411 Mereka tidak ngotot dan tidak memaksa untuk
turut serta pada perjalanan Kang Han Cing.
"Baiklah." akhirnya Kuo Se Fen mengalah.
"Kalau takut kesepian ditengah jalan ada lebih baik
juga kau mengajak Goan Tian Hoat. Ilmu
kepandaiannya tidak bisa dibandingkan dengan
ilmu kepandaian silatmu, tapi pengalaman Kangouwnya cukup luas, kecerdikan otaknya berada
atasmu, kukira dia mempunyai banyak macam
aneka cara, ia memiliki ilmu mengubah muka,
kukira dia bisa membantu usahamu."
Kang Han Cing berkata : "Kalau paman bersedia dan rela membiarkan
saudara Goan Tian Hoat turut serta, boanpwee
mengucapkan banyak terima kasih."
Kuo Se Fen mengurut jenggot dan berkata :
"Nah ! Ajaklah Goan Tian Hoat. Seluruh anggota
Hai-yang-pay berdiri dibelakangmu."
Sekali lagi Kang Han Cing mengucapkan terima
kasihnya. Demikian putusan mereka. Ditinggalkannya surat untuk Tian Hung totiang,
dikatakan bahwa luka Kang Han Cing sudah
disembuhkan, mereka pamit dan meminta diri.
Meminta maaf atas kelancangannya yang tidak
bertemu dengan ketua kuancu Pak-yun-kuan itu
lagi. Surat ini disampaikan kepada tosu kecil untuk
disampaikan kepada pemimpin mereka.
412 Ber-gegas2 rombongan Hai-yang-pay ninggalkan kelenteng Pak-yun-kuan.
me- *** Kabut pagi mulai menipis...........
Dikota Kim-leng, orang mulai bangun dari
tempat tidur mereka melakukan fungsinya sebagai
manusia. Didepan gedung datuk selatan Kang San Fung
almarhum yang megah, berdiri dua penjaga.
Mereka mendapat tugas untuk menjaga keselamatan keluarga itu.
Dua orang lainnya sedang membersihkan lantai
batu, disikatnya keras2 sehingga mengkilap.
Datuk persilatan Kang Sang Fung memang luar
biasa, walaupun orangnya sudah tiada, nama itu
tetap harum. Gedungnya masih terjaga bersih.
Ahli waris Kang Sang Fung adalah putra
pertama dari sang datuk yaitu toako Kang Han
Cing yang bernama Kang Puh Cing.
Pagi itu, dijalan raya dari jauh mendatangi
seorang kakek tua dengan nampan ditangan,
langsung menuju kearah gedung keluarga Kang.
Sebagai salah satu dari empat datuk persilatan,
gedung keluarga Kang itu terjaga ketat. Dua orang
segera menyongsong kedatangannya si kakek tua.
"Ada apa?" salah seorang segera membentak.
Seorang lagi yang ternyata kenal kepada kakek
tua itu berseru : 413 "Ong Lo Sit, kau ?"
"Ya !" jawab si kakek tua. "Aku."
"Mengapa mengantar sendiri ?" bertanya
penjaga keluarga Kang. "Dimana pegawaimu itu?"
Ong Lo Sit adalah pemilik perusahaan bakmi,
dia langganan tetap dari keluarga Kang, setiap pagi
mendapat tugas untuk mengantar bakmi pangsit,
biasanya Siao Ti Cu yang mengantar, hari itu Siao
Ti Cu sakit, maka Ong Lo Sit harus mengantar
sendiri. Ong Lo Sit membungkukkan badan dan berkata:
"Selamat pagi, ibu Siao Ti Cu sakit, kemarin
malam dia minta permisi pulang, Kang toakongcu
sudah biasa makan bakmi pangsit kami, kalau
tidak diantarkan, tentu dia marah, apa boleh buat,
terpaksa aku harus mengantar sendiri."
Seorang penjaga berkata :
"Jerih payahmu itu percuma saja."
"Eh......" Ong Lo Sit terbelalak.
"Hari ini toakongcu sedang berpergian, kau
tidak perlu mengantar bakmi pangsit lagi."
"Heran." berkata Ong Lo Sit. "Kemarin hari
toakongcu tidak memberi pesan. Kemanakah
kepergiannya toakongcu ?"
Yang dimaksudkan toakongcu adalah putra
Kang Sang Fung yang bernama Kang Puh Cing.
Sesudah memperhatikan kedua
sebentar, Ong Lo Sit berkata lagi :
orang itu 414 "Jiwie berdua adalah orang kepercayaan Kang
toakongcu, kenapa tidak turut menyertainya?"
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kedua penjaga itu adalah Kang Seng dan Kang
Piao. Kang Seng berkata : "Kang toakongcu disertai oleh Kang Lip."
Ong Lo Sit bertanya : "Berapa lamakah kepergian Kang toa kongcu "
Bilakah ia kembali?"
Sebelum Kang Seng dan Kang Piao menjawab,
tiba2 dipintu muncul seseorang disertai dengan
bentakannya : "Kang Seng, kau bicara sama siapa?"
Hati Kang Seng tercekat, cepat2 membalikkan
badan, memberi hormat kepada orang itu dan
berkata : "Congkoan, selamat pagi !"
Disana berjalan mendatangi seseorang berkopiah kecil, mengenakan pakaian berwarna
hijau, badannya jangkung dan kurus, matanya
sipit, hidungnya bengkung kupingnya lebar,
wajahnya kaku dan dingin, tidak ubahnya seperti
mayat hidup, sepintas lalu orang ini mempunyai
sifat2 yang licik jahat, tidak mudah dihadapi.
Inilah orang yang menjadi pengurus besar
keluarga datuk selatan Kang Sang Fung almarhum,
namanya Cu Ju Hung. Cu Ju Hung memandang
Kang Piao dan Ong Lo Sit bergantian, dia membentak : "Siapa orang itu !"
415 Kang Piao menjawab : "Lapor kepada congkoan,
dia adalah pemilik perusahaan bakmi pangsit Ong
Lo Sit. Biasanya setiap pagi mengantar makanan
kepada Kang toakongcu. Biasanya menyuruh
orangnya yang bernama Siao Ti Cu, hari ini Siao Ti
Cu berhalangan, maka dia yang mengantar sendiri
!" Ong Lo Sit juga mengunjuk hormatnya dan
berkata : "Betul. Hamba bernama Ong Lo Sit. Siap untuk
mengantarkan bakmi pangsit kepada Kang
toakongcu. Pegawai kami yang bernama Siao Ti Cu
sedang ada urusan, dia pulang, terpaksa
mengantar sendiri." Cu Ju Hung menatap Ong Lo Sit tajam2, dari
ujung kepala sehingga ujung kaki, memperlihatkan
sikapnya yang tidak sabaran, dengan dingin ia
berkata : "Kang toakongcu tidak dirumah."
Ternyata Kang Puh Cing sedang ada urusan, keluar
meninggalkan rumahnya. Karena itu semua
urusan berada ditangan Cu Ju Hung.
"Ya.....ya....hamba mengerti." Ong Lo
membungkukkan badan, dia meminta diri.
Sit Cu Ju Hung berdiri dengan sikapnya yang
angkuh. Ter-bongkok2 Ong Lo Sit menyembah kearah Cu
Ju Hung, ia berkata : "Congkoan, kami khusus menyediakan bakmi
pangsit untuk toakongcu, kalau toa kongcu tidak
ada biarlah bakmi ini tinggalkan saja disini....."
416 Cu Ju Hung mengeluarkan suara dari hidung
dan berkata : "Kau bawa kembali sajalah."
Mendapat pengusiran secara halus itu, Ong Lo
Sit meminta diri, meninggalkan gedung keluarga
Kang. *** Bab 14 PADA MALAM HARINYA.........
Gedung Datuk Selatan almarhum diliputi kegelapan.
Kang Sang Fung Penerangan2 diseluruh gedung dipadamkan,
kesiap siagaan telah terjadi.
Tiba2..... dari jauh meluncur dua bayangan,
arah tujuannya adalah gedung keluarga Kang itu.
Cepat sekali mereka sudah berada di-depan pintu.
Tiba2 muncul dua orang penjaga dari keluarga
Kang yang segera tampil kedepan dan membentak
mereka : "Siapa !" Salah satu dari kedua bayangan yang meluncur
datang menjawab : "Aku !" Orang yang menjaga gedung keluarga Kang bisa
mengenali orang itu, ter-gopoh2 ia memberi hormat
dan berkata : 417 "Kang toakongcu sudah kembali ?"
Dua orang yang baru datang mengenakan
kerudung hitam, salah satu diantaranya ternyata
adalah anak dorhaka Kang toakongcu Kang Puh
Cing. Kang Puh Cing segera mengenali orang yang
membentaknya tadi, ia balas membentak :
"Kang Piao, lekas panggil
menghadap dikamarku."
Cu Ju Hung Dan sesudah itu, Kang Puh Cing menoleh
kebelakangnya, memandang orang berkerudung
yang menyertainya dan berkata :
"Kang Lip, ikut aku."
Mereka memasuki dengan bebas. gedung keluarga Kang Kang Piao menjalankan perintah, memanggil Cu
Ju Hung harus menghadap segera kepada Kang
Puh Cing. Kang Puh Cing mengajak Kang Lip kembali ke
kamarnya. Kamar Kang Puh Cing sudah gelap, kembalinya
Kang toakongcu segera merubah keadaan, api
penerangan disulut. Maka terjadilah penerangan
ditempat itu. Kang Puh Cing mengenakan pakaian
serba hitam, berkerudung hitam, ia menutup
wajahnya. Demikian juga pengiringnya yang
dipanggil Kang-Lip itu, mengenakan pakaian serba
hitam, berkerudung hitam.
418 Mereka duduk dan menunggu kedatangannya
pengurus besar keluarga Kang, Cu Ju Hung.
Sesudah mereka datang, segera gadis pelayan
membawakan air minum, disuguhkannya kepada
Kang Puh Cing dan berkata:
"Kang toakongcu, silahkan minum."
Kang Puh Cing mengulapkan
berkata kepada gadis pelayan itu.
tangan dan "Disini sudah tidak ada urusan, kau boleh pergi
mengerjakan tugas lain."
"Baik." Si pelayan meletakan minumannya, ia mengundurkan diri.
cawan Baru saja tiba dipintu, tiba2 Kang Puh Cing
berteriak : "Tunggu dulu !"
Pelayan yang berumur muda itu tertegun, ia
menghentikan langkahnya, menoleh ke arah sang
majikan, membungkukkan setengah badan memberi hormat dan bertanya :
"Kang toakongcu masih ada perintah lain ?"
Kang Puh Cing seperti sadar akan kesalahannya, ia ter-batuk2 sebentar dan berkata
dengan suara ditelan, ia memberi perintah :
"Coba lihat, dimana Cu Ju Hung dan Hu Cun
Cay berada " Beritahu kepada mereka, kalau aku
ada urusan penting yang mau dirundingkan."
Suara ini bukanlah suara aseli. Suara buatan
untuk mengelabui orang. 419 Gadis pelayan itu menerima perintah, meminta
diri meninggalkan kamar Kang Puh Cing.
Kang Puh Cing seperti menghadapi persoalan
yang sangat rumit, dengan sebelah tangan
bertopang dagu, menunggu kehadirannya kedua
orang yang dipanggil. Tidak lama kemudian, terdengar derap langkah
kaki orang yang ter-gesa2, mendatangi kearah
kamarnya. Kang Lip yang selalu berdiri dipintu, menoleh
kedalam dan ter-batuk2. Itulah suara isyarat,
orang yang ditunggu segera hadir tiba.
Kang Puh Cing bisa mengerti akan adanya
kode2 tertentu, dia menganggukkan kepala, cepat2
ber-siap2. Tidak lama kemudian, didepan Kang Puh Cing
berdiri seorang yang kurus, orang ini berkopiah
kecil, mengenakan pakaian berwarna hijau,
badannya jangkung dan kurus, matanya sipit,
hidungnya bengkung, kupingnya lebar, wajahnya
kaku dan dingin. Inilah pengurus keluarga Kang
yang bernama Cu Ju Hung. Mendapat panggilan Kang toakongcu, tentu
dengan ter-buru2 Cu Ju Hung berlari datang,
segera ia memberi hormat :
"Silahkan duduk." Kang Puh Cing menganggukkan kepala dan menitah pengurus itu.
Wajah Cu Ju Hung memperlihatkan kemisteriusan, ke-ragu2an, dengan penuh rasa
bingung, dia bertanya : 420 "Kang toakongcu balik ter-buru2, mungkinkah
sudah terjadi sesuatu?"
"Duduklah dahulu," Kang Puh Cing mengulang
perintahnya. Cu Ju Hung memandang majikan muda itu,
bibirnya terentang sedikit, hendak mengucapkan
sesuatu, tapi dibatalkan. Mengikuti petunjuk dan
perintah Kang Puh Cing, menyeret bangku dan
duduk disana. Kang Puh Cing membuka suara dengan nada
dingin : "Apa kau tahu, maksud tujuanku yang utama
dari kepergian ini?"
Hati Cu Ju Hung tergetar, dengan membawakan
sikapnya yang cengar-cengir ia berkata :
"Sebelum keberangkatan toakongcu, kau tidak
memberi tahu sesuatu, bagaimana hamba bisa
tahu ?" "Huh !" Kang Puh Cing berdesis.
Dikala dia hendak mengungkapkan sesuatu
rahasia besar, pintu terbuka lagi, terdengar suara
batuk Kang Lip didepan pintu.
Itulah suatu tanda akan kedatangan orang lagi.
Betul saja, seseorang berlari datang kesana,
sebelum hadirnya orang itu, sudah terdengar
suaranya yang melengking lebih dahulu :
"Hu Cun toakongcu." Cay memberi hormat kepada 421 "Silahkan duduk." berkata Kang Puh Cing
kepada orang yang baru datang.
Disana bertambah hadir seorang kakek
berjenggot seperti kambing, tubuhnya kecil pendek,
badannya kurus, dengan suaranya
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang melengking ia bertanya : "Toakongcu memanggil, tentunya ada urusan
penting. Urusan apakah itu?"
"Kau juga duduk !" Kang Puh Cing menyilahkan
orang itu. Orang yang baru datang adalah kasir keluarga
Kang bernama Hu Cun Cay, kedudukannya
merendengi kedudukan Cu Ju Hung yang
menjabat pengurus keluarga Kang.
"Kepergian toakongcu kali ini cepat sekali."
Berkata Hu Cun Cay. Kang Puh Cing mengepalkan tangannya keras2,
dia berkata : "Kalian telah melakukan sesuatu kesalahan
terbesar." Cu Ju Hung terkejut, dia bertanya :
"Kesalahan apakah yang telah hamba lakukan?"
Kang Puh Cing menatap Cu Ju Hung dan Hu
Cun Cay, sepatah demi sepatah dia berkata:
"Tentang urusan Kang Han Cing......"
Ucapannya sengaja dihentikan sampai disitu,
tidak memberi keterangan yang lebih jelas.
422 Wajah Cu Ju Hung berubah, dia bertanya terburu2 :
"Maksud toakongcu, dia belum mati ?"
"Emm....." Kang Puh Cing mengeluarkan suara
desisan. Berulang kali Hu Cun Cay bergoyang kepala.
"Tidak mungkin....tidak mungkin......" dia berkata.
"Didalam ruangan itu telah kita sediakan jarum2
rahasia Hui-hong-to beng-ciam. Betapa hebatnya
ilmu kepandaiannya, tidak mungkin bisa meloloskan diri, apa lagi mengingat keadaan Kang
Han Cing yang begitu lemah, dia membutuhkan
pertolongan, membutuhkan bantuan orang. Harus
dipepayang baru bisa melarikan diri. Bagaimana
dia bisa lolos dari tangan maut kita?"
Hati Kang Puh Cing tercekat, matanya
bercahaya terang, tapi dia tidak mengobral hawa
napsu. Cu Ju Hung berkata : "Itu malam juga, kita telah kehilangan dua anak
buah, dan bersamaan dengan lenyapnya dua anak
buah itu, anak murid Hai yang-pay yang bernama
Goan Tian Hoat juga sudah melarikan diri.
Dimisalkan betul kalau Kang Han Cing itu tidak
mati, tentu ditolong oleh Goan Tian Hoat. Pasti !"
"Dia sudah berada dikota Kim-lin." kata Kang
Puh Cing. "Aaaa........."
423 "Tidak soal." berkata Hu Cun Cay. "Dia sudah
tiada berkepandaian silat, mati hidupnya tidak
mengganggu usaha kita."
"Bagaimana kau tahu, kalau tidak mengganggu
usaha?" bentak Kang Puh Cing.
Hu Cun Cay berkata : "Minuman yang setiap hari disediakan untuk
Kang Han Cing telah dicampuri obat istimewa,
ramuan dari tabib penyabut nyawa Tui Cang Lim.
Kerjanya ramuan obat itu lambat dan perlahan,
betapa hebatpun tenaga dalam orang itu, sesudah
menelan jamu ramuan obat Tui Cang Lim, mana
mungkin bisa hidup kembali" Apalagi mengingat
keadaan Kang Han Cing yang seperti berpenyakit
T.B.C. ini...." Tiba2 saja Kang Puh Cing membentak, "Hu Cun
Cay......!" Hu Cun Cay menggigil dingin, ia mendongakkan
kepala, melihat sikap perobahan Kang Puh Cing.
Hati Cu Ju Hung juga tergerak, ia sudah
merasakan pirasat tidak baik, sinar matanyapun
berubah. Dengan sikapnya yang luar biasa, Kang Puh
Cing berkata : "Jangan kau lupa, si tabib pencabut nyawa Tui
Cang Lim sudah lenyap tanpa bekas, ia bisa
meracuni orang, mungkinkah tidak bisa menyembuhkannya ?" Hu Cun Cay mengeluarkan elahan napas lega,
batuk2 kering beberapa waktu, ia berkata :
424 "Toakongcu, legakan hatimu. Tui Cang Lim
pernah bercerita, ramuan racun ini hanya bisa
meracuni orang, tidak bisa disembuhkan, tidak
mungkin ada obat yang bisa menyembuhkan
begitu banyak macam ramuan2 beracun."
"Hua, hua, ha, ha............." tiba2 Kang Puh Cing
tertawa. Suaranya bergema dan berkumandang
lama. Mendengungkan ditelinga semua orang.
Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay saling pandang,
mereka semakin menaruh curiga, wajahnya
memperhatikan rasa yang takut.
Secara serentak mereka bangkit dari tempat
duduk, Hu Cun Cay segera membentak :
"Kau........kau bukan toakongcu."
Cu Ju Hung juga bukan manusia tolol, dia
melempar bangku, dan membentak :
"Jie kongcu !" Orang berkerudung yang mengaku dirinya Kang
Puh Cing yang duduk didepan Cu Ju Hung dan Hu
Cun Cay adalah samaran Kang Han Cing.
Mengelakan datangnya lemparan bangku, gesit
laksana kera, cepat dan cekatan, dia tertawa
berkakakan : "Diluar dugaan kalian, bukan ?"
Betul2 orang berkerudung ini bukan Kang Puh
Cing ! Sampai disini, kartu boleh dibuka, tentu saja
orang berkerudung didepan pintu yang dipanggil
Kang Lip itu adalah samaran Goan Tian Hoat.
425 Lagi2 Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay saling
pandang, mereka tak pernah menduga Kang Han
Cing berhasil lolos dari bahaya kebakaran. Kini
sudah berada didepan mereka.
Dengan sinar mata seperti mau menyemburkan
api, selangkah demi selangkah, Kang Han Cing
mendekati kedua pengurus rumah tangganya yang
berkhianat itu. Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay mundur beberapa
langkah. Tiba2........... Daun jendela terjeblak, dari sana melayang
masuk dua orang, satu diantaranya langsung
menyelak di-tengah2 ketegangan, orang ini
mengenakan pakaian hitam dan kerudung hitam,
dedak perawakannya mirip dengan Kang Han Cing.
Lengcu Panji Hitam ! Orang yang datang adalah Lengcu Panji Hitam,
dia telah menyelak diantara Kang Han Cing dan
kedua mangsanya. Cu Ju Hung dan Hu Cun Cay mengeluarkan
napas lega, mereka mendapat bala bantuan kuat.
Lengcu Panji Hitam menatap dan memperhatikan Kang Han Cing beberapa waktu,
dengan dingin dia berkata :
"Ilmu penyamaranmu hebat ! Sangat mirip !"
Kang Han Cing bertekad untuk membongkar
rahasia kemisteriusan yang menimpa kemalangan
426 keluarganya. Didepan orang berkerudung ini ia
berkata dingin : "Betul2 dalam keluarga Kang telah bercokol
para kurcaci, kukira kau inilah yang bernama
Lengcu Panji Hitam."
Lengcu Panji Hitam yang baru
menganggukkan kepala, membenarkan
Kang Han Cing dan berkata :
datang dugaan "Tidak salah. Bagaimana dengan keadaanmu "
Kau bukan Lengcu Panji Hitam mengapa
menggunakan tutup kerudung seperti itu ?"
"Aku adalah ahliwaris kedua dari keluarga Kang
almarhum." berkata Kang Han Cing.
"Kang Han Cing ?" bertanya dan menegasi
lengcu Panji Hitam. "Tidak salah," menganggukkan kepala Kang Han
Cing, "Sebutkan namamu."
"Mengapa?" bertanya Lengcu Panji Hitam.
"Aku hendak melihat wajah aslimu." berkata
Kang Han Cing, dia sudah mencopot kerudung
mukanya sendiri. "Kau curiga kepada Lengcu Panji Hitam. seseorang?" bercemooh "Lebih dari pada curiga . . ." berkata Kang Han
Cing. Tiba2 tangan Kang Han Cing diraihkan, cepat
laksana kilat menyerobot kearah tutup kerudung
muka si Lengcu Panji Hitam.
427 Lengcu Panji Hitam sudah bersiap sedia, dia
mengegoskan kepala, menghindari dan mengelakan
serangan itu, mulutnya berkata :
"Menurut perkiraanmu . . ."
Gerakan Kang Han Cing adalah gerakan
tercepat, bagaimana cepatpun si Lengcu Panji
Hitam mengelakan kepalanya dari samberan tokh
tutup kerudung itu tersampok copot.
Maka, setelah dicopot tutup kerudungnya
dihadapan Kang Han Cing berdiri seorang laki2
tiada kumis, putih bersih. Itulah wajah Lengcu
Panji Hitam. Kang Han Cing tidak puas, dia membentak :
"Buka kedok kulit mukamu itu."
Hati Lengcu Panji Hitam masih kebat-kebit,
kecepatan gerakan Kang Han Cing tadi betul2
diluar dugaan, tapi dia juga memiliki ilmu
kepandaian silat tinggi, tidak gentar sama sekali.
Mendapat tegoran itu, dia berkata :
"Menurut perkiraanmu, menggunakan tutup kedok kulit?"
aku masih "Jangan kira orang tahu." bentak Kang Han
Cing. "Buka cepat kedokmu !"
"Kukira kau salah dugaan." berkata Lengcu
Panji Hitam. Kang Han Cing menatap wajah si Lengcu Panji
Hitam dengan teliti, ia berkata :
"Mungkinkah ........ mungkinkah ........." badan
Kang Han Cing menjadi gemetar.
428 "Kau kira siapa dan bagaimana asal usulku ?"
bertanya Lengcu Panji Hitam.
Wajah Kang Puh Cing semakin gemetar, dua
butir air mata jatuh menetes, dia berkata :
"Kau......kau......toako.....?"
Suaranya itu harus dikerahkan dengan
kekuatan yang penuh, baru bisa dicetuskan
keluar. Disaat ini, Goan Tian Hoat sudah berlari masuk,
dia merendengi Kang Han Cing, tetap masih
menggunakan tutup kerudung berwarna hitam.
Seorang lainnya, yaitu seorang pengawal lengcu
baju hitam juga turut masuk, dia merendengi
pemimpinnya. Kedua rombongan berhadapan
bersitegang. Sudah waktunya Goan Tian Hoat
turut campur, ia berkata :
"Nah ! Sudah waktunya kau berterus terang.
Buka kedok kulit itu."
Lengcu Panji Hitam menoleh kearah Goan Tian
Hoat, dia berkata: "Seseorang yang bisa merendengi Kang-jiekongcu, tentunya bukan tokoh silat biasa,
siapakah sAudara ini?"
Goan Tian Hoat membuka tutup kerudung
kepalanya, dengan dingin ia berkata :
"Aku hanya seorang biasa yang tiada ternama.
Belum tentu Kang-toakongcu bisa kenal."
429 Lengcu Panji Hitam
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkerutkan alis, memperhatikan Goan Tian Hoat beberapa waktu,
dengan dingin dia berkata :
"Sayang. Sayang sekali, aku bukan Kang
toakongcu. Mungkin kalau Kang toakongcu itu
kenal kepadamu." Hati Kang Han Cing yang berkebat-kebit setelah
mendengar pengakuan Lengcu Baju Hitam besar
kembali, dia membentak : "Siapa kau?" Lengcu Panji Hitam berkata:
"Seperti apa yang sudah kau ketahui aku adalah
Lengcu Panji Hitam."
"Namamu ?" "Sementara tidak perlu disebut."
"Kau yang menyamar menjadi toako ?" bertanya
Kang Han Cing. Dengan tawar lengcu Panji Hitam berkata :
"Baru tahu ?" "Bagaimana keadaan toako ?" bentak Kang Han
Cing. "Kau apakan dia ?"
Lengcu Panji Hitam tertawa lebar, dia berkata :
"Legakan hatimu Kang toakongcu
didalam keadaan segar bugar."
berada "Dimana kau sembunyikan toako?" bentak Kang
Han Cing, sebelah tangannya mulai memegang
pedang. 430 "Kau hendak bertemu muka ?" bertanya Lengcu
Panji Hitam. "Ya." Kang Han Cing menganggukkan kepala.
"Kalau kau hendak menemuinya, kami bersedia
mengajak kesana." "Sebutkan syaratmu." bentak Kang Han Cing.
"Syarat" Syarat gampang dibicarakan. Tunggu
saja sesudah kalian bertemu muka, baru kita
membikin perundingan selanjutnya."
"Baik." Tekad Kang Han Cing semakin bulat.
"Lekas ajak kita kesana."
"Mari." berkata Lengcu Panji Hitam menyilahkan
kedua orang itu. Kang Han Cing menoleh kearah Cu Ju Hung
dan Hu Cun Cay, kepada kedua pengurus durjana
itu dia membentak : "Tunggu, sekembalinya kubereskan kalian." aku, baru akan Dengan mengikuti Lengcu Panji Hitam dan
pembantunya, Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat
meninggalkan gedung keluarga Kang.
Keempat orang itu, dua di depan dan dua
dibelakang, berjalan beberapa waktu, mereka
menuju kearah selatan. Tidak lama kemudian, mereka tiba ditempat
yang bernama Ie-hoa-tay. 431 Ie-hoa-tay adalah tempat pemandangan di
daerah selatan, tempatnya strategis, sering terjadi
peperangan untuk memperebutkan tempat ini.
Yang menjadi panorama indah ditempat ini dan
bisa mengikat hati para turis adalah adanya batu2
berwarna indah mungil dan kecil.
Menurut cerita di jaman kuno, pada salah satu
generasi kerajaan, disini pernah terjadi keanehan,
disaat seorang berilmu tinggi memberi ceramah,
tiba2 terjadi hujan batu, batu-batu itu berwarna
merah, hijau, ungu dan biru serta aneka macam
lagi, ada yang ber-bintik2, ada yang belang,
bertebaran disekitar Ie-hoa tay.
Maka tempat itu dinamakan tempat Ie hoa-tay.
Ie-hoa-tay berarti tempat hujan batu.
Tentu saja kalau batu itu besar dan keras,
tempat itu tiada artinya, yang aneh batu itu sangat
bagus, kecil dan mungil, bertebaran disekitar
mereka, membuat pemandangan panorama yang
indah dan menarik. Lengcu Panji Hitam membawa Kang Han Cing
dan Goan Tian Hoat sehingga tiba di Ie-hoa tay.
Disini Lengcu Panji Hitam menghentikan langkahnya, menunggu kehadiran Kang Han Cing
memperlihatkan tempat daerah itu.
Kang Han Cing mengajukan pertanyaan :
"Apa sudah sampai ?"
Lengcu Panji Hitam memperdengarkan suaranya
yang misterius, ia berkata :
432 "Tiba2 aku teringat sesuatu...."
"Teringat apa ?" bentak Kang Han Cing.
Lengcu Panji Hitam berkata:
"Aku bersedia mengajak kalian untuk menemui
Kang Puh Cing. Tapi sebagai jago rimba persilatan,
kalau tanpa sarat kuajak kalian kesana, orang bisa
mengatakan aku ini manusia goblok."
"Maksudmu ?" Kang Han Cing mulai menaruh
curiga. "Kalau aku sudah dikalahkan oleh seseorang,
mudah saja mengajak kalian ke tempat itu,
bisakah Kang jiekongcu memberi sedikit pelajaran
?" "Kau hendak menantang perang ?" bentaknya
Kang Han Cing. "Tidak berani," berkata Lengcu Panji Hitam.
"Hanya meminta sedikit pelajaran saja."
"Baiklah." jawab Kang Han Cing, "Aku tidak
pernah mengecewakan seseorang. Katakan, apa
yang kau kehendaki ?"
Hati Goan Tian Hoat berpikir, memandang
ketempat lain, ia mulai men-duga2, adanya Lengcu
Panji Hitam ini membawa mereka ke tempat ini,
tentu dengan maksud tujuan tertentu, atau
mungkin hendak disergap dengan rombongan yang
berjumlah besar, segera memperhatikan daerah
itu, mendahului Kang Han Cing, dia berkata dingin
: 433 "Tunggu dulu ! Apakah hanya kau yang hendak
minta pelajaran Kang jie kongcu ?"
Lengcu berkata : Panji Hitam tertawa menyengir, ia "Tentu saja bukan aku seorang."
Goan Tian Hoat berkata : "Maksudmu, anak buah golongan Perintah Maut
telah berkumpul ditempat ini. Bagus. Kau sudah
minta bala bantuan, mengapa membiarkan mereka
bersembunyi, keluarkan saja sekaligus."
"He, he....." Lengcu Panji Hitam tertawa, "Hanya
empat huhuat dari golongan kami."
"Lekas suruh mereka keluar." bentak Kang Han
Cing. Lengcu Panji Hitam memandang
semak2 belukar, ia berteriak :
ke arah "Dipersilakan keempat huhuat menampilkan
diri." Maka, hut, hut, hut, hut ...... dari semak2 itu
bertampilan empat bayangan gesit, mereka adalah
keempat huhuat dari golongan Perintah Maut,
langsung mengurung Kang Han Cing dan Goan
Tian Hoat di tengah-tengah.
Goan Tian Hoat memperhatikan keempat orang
tersebut, mereka tidak mempunyai dedak perawakan yang sama, hanya seragam berbaju
hitamlah yang memberi tanda bahwa mereka itu
terdiri dari satu golongan, juga menggunakan
434 tutup kerudung Hitam. Inilah termasuk anggota
yang berlindung dibawah Lengcu Panji Hitam.
"Apa sudah boleh dimulai ?" bertanya Lengcu
Panji Hitam. Goan Tian Hoat tampil kedepan menganggukkan
kepala kearah Kang Han Cing. Artinya, mereka
berdua hendak menempur keenam orang itu. Tapi
Kang Han Cing segera berkata kepada sang kawan
: "Tunggu dulu !"
Mengeluarkan pedangnya, tampil kedepan, ia berkata :
Kang Han Cing "Biar aku seorang yang menghadapi kalian."
Lengcu Panji Hitam ber-bisik2 kepada pengawalnya, tampak si kerudung hitam ini
menganggukkan kepala, dia mengundurkan diri.
Dari keempat huhuat yang tampil disana,
seorang bersenjata gembreng emas, seorang lagi
menggunakan pentungan, dua diantaranya bersenjata pedang, semua sudah ber-siap2
menempur Kang Han Cing. Lengcu Panji Hitam juga sudah mengeluarkan
senjatanya, inilah pedang bercahaya terang.
Goan Tian Hoat bisa memaklumi langkah
kebijaksanaan Kang Han Cing, tidak turut
campurnya melibatkan diri didalam pertempuran
kalut itu adalah sesuatu keuntungan, dia bisa
men-jaga2 kalau dari pihak lawan datang musuh
tambahan. 435 Kang Han Cing menghadapi lima orang dengan
pedang ditangan dia berkata:
"Boleh mulai !"
Suatu tantangan yang terkebur, sebagai
Jiekongcu dari seorang Datuk Persilatan Kang Han
Cing telah bisa membawa diri, ternyata diapun
memiliki ilmu kepandaian hebat.
Lengcu Panji Hitam memandang keempat
kawannya dan sesudah itu dia memberi hormat
kepada Kang Han Cing, katanya :
"Kami terpaksa harus menerima perintah, awas
serangan !" Pedangnya diluruskan kedepan, terarah ke dada
Kang Han Cing. Serangan Lengcu Panji Hitam adalah serangan
biasa, tapi mengandung perubahan yang hebat,
kemana saja Kang Han Cin menangkis atau
mengelit, tidak mudah mengelakkan diri dari
perubahan serangan tadi. Kang Han Cing masih berdiri tenang membiarkan pedang Lengcu Panji Hitam sehingga
dekat sekali, baru ia mengetrukan senjata, trang".
menangkis senjata lengcu Panji Hitam.
Disaat yang sama, empat huhuat dari golongan
Perintah Maut menyerang Kang Han Cing.
Disaat ini, pergelangan tangan Lengcu panji
Hitam dirasakan kesemutan, dia menyedot napas
dalam2 mengundurkan diri.
436 Gembreng kuningan dan toya datang menyerang
dari kanan dan kiri. Menyerang Kang Han Cing.
Seperti keadaan pertama, Kang Han Cing
membiarkan senjata itu menyerang dekat, dengan
cara ini ia lebih mudah menangkisnya, tentu saja
harus disertai dengan cara kecepatan yang tiada
tara, baru bisa menangkis dengan tepat.
Trang . . . trang..... Kang Han Cing menangkis pergi kedua senjata
itu. Lengcu Panji Hitam mundur kebelakang
sesudah itu mundur balik kembali, kini dia
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyerang di bagian depan dan membiarkan
kedua huhuat yang bersenjata pedang menyerang
dari belakang Kang Han Cing.
Trang...trang..... Terdengar lagi suara benturan senjata. Tanpa
bisa diikuti dengan mata, Kang Han Cing
menangkis pergi ketiga pedang itu. Gerakannya
sungguh menakjubkan, mendapat serangan satu
didepan dan dua di belakang, tokh dapat ditangkis
dalam waktu yang hampir bersamaan.
Keempat huhuat golongan Perintah Maut dan
Lengcu Panji Hitam sudah biasa bekerja sama,
dengan mundurnya ketiga pedang, disusul
serangan dari kanan dan kiri, itulah serangan toya
dan gembreng kuningan. Kang Han Cing memperhatikan beberapa waktu,
tiba2 ia membentak kearah orang yang 437 berkerudung kurus kecil yang memegang gembreng
kuningan itu : "Hu Cun Cay !" Orang itu terkejut, hampir saja melepaskan
senjatanya. Dengan sepasang sinar mata yang bercahaya,
Kang Han Cing membentak :
"Mengapa tidak berani menjawab " Selama
bekerja dalam keluargaku belum pernah kami
memperlakukan kau secara tidak layak. Ternyata
kau adalah mata2 musuh, senjata gelap yang
diselundupkan kedalam keluarga Kang. Sudah
menjadi huhuat dalam golongan Perintah maut ?"
Trang .... trang .... Terdengar lagi dua tangkisan, Kang Han Cing
menyerang Hu Cun Cay yang bersenjata gembreng
kuningan, dan menangkis toya yang menyerang
dari belakang. Saking kerasnya kekuatan tenaga dalam Kang
Han Cing, gembreng kuningan Hu Cun Cay
diterbangkan. Mungkin juga ada sebab lain, atau Hu Cun Cay
kehilangan pegangan, mungkin juga merasa malu
diri. Tapi yang sudah jelas, senjata itu terbang
jauh. Lagi2 pedang Kang Han Cing berkelebat,
dibarengi jeritan suara Hu Cun Cay, dia mendekap
telinganya, daun kuping itu sudah terbang jauh,
darah menetes berceceran.
438 "Siapa lagi yang masih berani ?" Kang Han Cing
melintangkan pedang didepan dada, memandang
kepada lawan2 itu. Hu Cun Cay sudah lari ngiprit mengundurkan
diri. Lawan lainnya tidak ada satu yang berani tampil
kedepan. Lengcu Panji Hitam sudah menjajal
sampai dimana kekuatan Kang Han Cing. Ini masih
belum termasuk Goan Tian Hoat, kalau saja
pembantu Kang Han Cing itu datang menyerang,
tidak mungkin mereka bisa menghindari kericuhan. Sebagai seorang yang banyak akal, mengetahui
tidak ungkulan melawan musuh, Lengcu Panji
Hitam berganti siasat, menyimpan pedangnya dan
berkata : "Ilmu kepandaian Kang jiekongcu memang
betul-betul hebat. Dipersilahkan keempat huhuat
mundur." Keempat huhuat golongan perintah Maut
mengundurkan diri, lenyap dibalik semak2,
kecepatan mereka memang lumayan, datangnya
mendadak, perginyapun mendadak.
*** Bab 15 "Nah !" berkata Kang Han Cing. "Apa lagi yang
kau mau ?" 439 "Akan segera kupertemukan kepada Kang
Toakongcu !" berkata Lengcu Panji Hitam singkat.
Kang Han Cing berkata : "Kami belum tahu dimana dia berada, silahkan
kau membuka jalan." "Mari !" Lengcu Panji Hitam membalikkan
badan, mengajak Kang Han Cing dan Goan Tian
Hoat. Arah tujuan Lengcu Panji Hitam adalah semak2
belukar itu. Kang Han Cing tiada gentar, mengintil di
belakangnya. Cepat2 Goan Tian Hoat merendengi Kang Han
Cing, membisiki kepada si pemuda :
"Lengcu Panji Hitam ini banyak akalnya. Kita
harus ber-hati2 !" Kang Han Cing menganggukkan kepala, mereka
mengikuti dibelakang Lengcu Panji Hitam dengan
jarak2 tertentu. Sesudah menembus semak2 belukar itu,
mereka telah berada didepan sebuah kuburan
besar, dan kongcu berbaju hitam sudah berdiri
menantikan ditempat itu. Goan Tian Hoat dan Kang Han Cing
memperhatikan gerak-gerik Lengcu Panji Hitam.
Tiada banyak bicara lagi, Lengcu Panji Hitam
mendorong kedua tangan, menggeser batu nisan
dari kuburan tersebut. 440 Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat
memperhatikan gerak-gerik Lengcu berbaju Hitam,
keadaan batu nisan itu begitu berat, tenaga si
Lengcu Panji Hitam masih cukup besar, tokh
masih dirasakan berat, dia menggeser batu nisan
yang besar. Per-lahan2 batu nisan itu tergeser, di sana
terdapat sebuah lubang. Lubang di dalam kuburan
! Lengcu Panji Hitam menyilahkan, membuat satu
silahan tangan, ia berkata : "Silahkan Kang
jiekongcu masuk." Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat saling
pandang. "Baiklah." berkata Lengcu Panji Hitam itu. "Mari
kita ber-sama2." Mendahului Kang Han Cing dan Goan Tian
Hoat, tubuh Lengcu Panji Hitam itu lompat masuk
kedalam lubang kuburan. "Tunggu dulu !" berteriak Kang Han Cing.
"Ada apa lagi ?" suara Lengcu Panji Hitam
terdengar dari dalam lubang kuburan.
"Apa saudaraku ditawan didalam kuburan ini ?"
bertanya Kang Han Cing. "Kujamin dengan kepercayaan penuh." berkata
Lengcu Panji Hitam. "Kalau kau berani memasuki
kuburan ini, segera kalian bisa bertemu."
Kang Han Cing memandang Goan Tian Hoat,
ber-sama2 memasuki lubang kuburan itu.
441 Keadaan didalam lubang kuburan sangat gelap,
ternyata pelatarannya luas, Goan Tian Hoat dan
Kang Han Cing berjalan didalam lorong lubang
kuburan yang ber-liku2. Mereka kehilangan jejaknya Lengcu Panji Hitam,
karena itu Goan Tian Hoat berkata :
"Jie kongcu membawa batu api penerangan ?"
Kang Han Cing menganggukkan kepala,
membuat obor, mereka melanjutkan perjalanan itu
didalam kuburan. Didepan mereka terdapat tangga batu menurun
kebawah. Sebagai orang2 yang pemberani, Kang Han Cing
dan Goan Tian Hoat menuruni tangga batu itu.
Empat puluhan undak kemudian, tangga batu
telah dilewati. Disana terdapat goa yang luas,
ternyata kuburan itu merupakan sebuah goa
rahasia. Diruangan goa yang luas itu adalah ruangan
besar, terdapat beberapa meja batu dan ada juga
meja abu tempat sembahyang.
Goan Tian Hoat memegang goloknya, ia berkata
perlahan : "Kemana kepergiannya Lengcu Panji Hitam itu "
Lebih baik kita jangan maju lagi."
Tiba2 terdengar suara Lengcu Panji Hitam :
"Huh ! Aku disini."
442 "Ha, ha......" tertawa Goan Tian Hoat. "Ternyata
kuburan ini adalah goa rahasia golongan Perintah
Maut. Banyak sekali perubahan2nya, eh ?"
"He, he....." Lengcu Panji Hitam tertawa.
Kang Han Cing juga membentak. "Katakan,
dimana saudaraku itu ?"
"Kemari !" berkata si Lengcu Panji Hitam.
Tiba2 dinding batu disana terbuka, terdapat lain
ruangan. Goan Tian Hoat selalu memperhatikan baik2
gerak-gerik Lengcu Panji Hitam itu, ternyata ada
beberapa tombol2 pada lantai batu.
"Silahkan !" Lengcu Panji Hitam memasuki
ruangan rahasia dibawah kuburan.
Kang Han Cing melangkah disusul oleh Goan Tian Hoat.
mengikutinya, Disini terdapat lorong panjang, Lengcu Panji
Hitam berjalan dengan cepat, dan tiba2 bayangannyapun lenyap lagi.
Kang Han Cing menyusul cepat, menikung dua
tikungan, matanya bercahaya terang, disana
terdapat sebuah ruangan lain.
Didalam ruangan terdapat meja dan bangku,
terdapat pula rak penyimpan buku2, diatas
dinding ruangan terdapat lampu pelita. Cahaya
yang remang2 menerangi keadaan tempat itu.
Disebuah bangku batu bercokol duduk seseorang, orang itu mengenakan pakaian
berwarna hijau, kedatangan Lengcu Panji hitam,
443 Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat mengejutkannya, tanpa menoleh ia membentak :
"Mau apa lagi ?" bentak orang berbaju hijau itu.
Dengan ber-dehem2 Lengcu Panji Hitam berkata
: "Lihat ! Siapa yang kubawa !"
Orang berbaju hijau menolehkan kepala.
Kang Han Cing segera mengenali wajah itu,
itulah wajah sang toako. Ya.... itulah putra pertama dari keluarga
almarhum Kang Sang Fung, namanya Kang Puh
Cing. Kang Han Cing mengalami getaran jiwa hebat,
dia maju menubruk dan berteriak :
"Toako..... " Kedatangan Kang Han Cing berada di luar
dugaan Kang Puh Cing, dia tertegun sebentar,
segera mengenali adik itu, dia bangkit dan
berteriak girang : "Jietee......."
Kedua saudara itu saling rangkul, inilah rasa
rindu persaudaraan. Disaat itu, Goan Tian Hoat telah memasuki
ruangan tersebut, terdengar jelas memasuki
telinganya panggilan suara jietee, hatinya tercekat.
Kalau saja ingatan Goan Tian Hoat tidak salah,
suara panggilan jietee tadi adalah panggilan suara
444 bernada dingin yang pernah didengar didalam
gedung keluarga Kang, itulah suara dari seseorang.
Kang Puh Cing memiliki kecerdikan dan
ketabahan yang tidak kalah cerdiknya, didalam
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengalami goncangan besar, ia masih bisa
memelihara ketabahan jiwa, memandang adik itu
dan bertanya : "Jietee, bagaimana kau bisa tiba ditempat ini ?"
Kang Han Cing menudingkan jari ke arah lengcu
Panji Hitam yang berdiri di pojok ruangan batu,
lalu berkata : "Kawan inilah yang membawaku datang."
Sesudah itu, Kang Han Cing memperkenalkan
Goan Tian Hoat kepada saudaranya, dan
memperkenalkan saudara tua itu kepada Goan
Tian Hoat. Kang Puh Cing dan Goan Tian Hoat bersalaman.
Lengcu Panji Hitam tidak turut campur
pembicaraan mereka, dari jauh ia berkata :
"Kalian dua saudara sudah lama tidak bertemu,
baik2lah ber-cakap2, aku meminta diri."
Secepat itu pula, tubuh lengcu Panji Hitam
bergerak, mengundurkan diri dari ruangan batu.
Mendadak wajah Kang Puh Cing berubah, ia
membentak geram : "Jangan biarkan dia pergi !"
445 Tubuhnya melejit, tangannya dijulurkan dengan
lima jari yang kurus kering menjambret kearah
punggung lengcu Panji Hitam.
Gerakan Kang Puh Cing masih cukup cekatan,
tidak kalah hebatnya dari masa jayanya,
betapapun cepatnya gerakan lengcu Panji Hitam,
gerak cakar setannya lebih cepat lagi, terdengar
suara kain memberebet, punggung baju lengcu
Panji Hitam itu sudah tersobek sebagian.
Hanya itulah yang bisa dicapai oleh Kan Puh
Cing, secepat itu pula bayangan lengcu Panji Hitam
sudah lenyap, dan menutup pintu ruangan batu.
Kang puh Cing tidak berhasil menahan gerakan
Lengcu Panji Hitam, didalam kemarahan yang meluap2, ia memukul pintu ruangan batu itu.
Terdengar suara beleduk yang keras, pintu batu itu
menimbulkan lelatu api, tapi pintu batu itu tidak
bergeser. Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat saling
pandang menyaksikan tindakan Kang Puh Cing.
Kang Puh Cing mem-banting2 kaki, kini mereka
bertiga terkurung didalam kuburan dibawah tanah.
Kang Han bertanya : Cing memandang "Toako, bagaimana berbaju hitam itu?" asal usul toakonya, ia rombongan Tertawa nyengir, Kang Puh Cing berkata :
"Aku tertawan didalam tempat ini selama tiga
bulan, kecuali lengcu berbaju hitam ini, tidak
sedikitpun aku mengetahui tentang golongan ini."
446 Kang Han sesuatu. Cing tidak mendapatkan berita Kang Puh Cing memandang adiknya,
memperlihatkan sikap terkejut, katanya heran :
ia "Jiete, selama tiga bulan perpisahan kita,
ternyata kau telah berubah cepat. Wajahmu juga
tidak sepucat dahulu, agaknya lebih segar."
Kang Han Cing berkata : "Aku menderita keracunan. Hasil buah karya
dari komplotan jahat. Sampai suatu ketika,
saudara Goan Tian Hoat menyelamatkanku dari
bahaya maut !" "Saudara Goan Tian Hoat," berkata Kang Puh
Cing kearah Goan Tian Hoat. "Terima kasih atas
bantuanmu, saudara dari golongan mana?"
Kang Han keterangan : Cing menyelak memberikan "Saudara Goan Tian Hoat adalah murid dari
ketua Hai-yang-pay."
"Aaaa......." Kang Puh Cing terkejut. "Ternyata
anak murid dari jago Hai-yan pay."
Setelah saling berkenalan, Goan Tian Hoat
menyelidiki ruangan batu, ketok sana ketok sini,
hendak mencari jalan keluar dari kurungan
dibawah tanah. Kang Puh Cing yang menyaksikan sikap Goan
Tian Hoat menggeleng kepala, ia berkata :
"Saudara Goan, tidak perlu menyusahkan diri,
selama tiga bulan aku tertawan disini, sudah
447 berusaha sekeras mungkin, seperti keadaanmu
juga, berusaha membebaskan diri. Tapi goa rahasia
mereka kokoh dan kekar, tidak mudah dipecahkan.
Aku tidak berdaya. Jalan keluar tidak mudah
ditemukan. Akhirnya aku hanya mendekam disini
!" Goan Tian Hoat berkata : "Segala rahasia pasti ada cara2 pemecahan,
tidak mungkin hanya bisa diketahui dari luar, dan
tidak bisa dipecahkan dari dalam."
Kang Puh Cing tidak melarang Goan Tian Hoat
melakukan sesuatu, dibiarkan jago muda itu
meneruskan penyelidikannya. Ia memandang
kepada sang adik dan bertanya :
"Jie-tee, kau telah diracuni oleh komplotan
jahat, bagaimanakah terjadinya?"
Kang Han Cing duduk didepan sang toako,
menceritakan pengalaman2 yang dialami. Sesudah
selesai mendengar cerita Kang Han Cing, Kang Puh
Cing bertanya : "Siapa yang bernama Cu Ju Hung itu?"
Kang Han Cing menjawab : "Sesudah lengcu Panji Hitam menyamar dirimu
dan meracuniku, ia menggunakan Cu Ju Hung
sebagai kuasa gedung keluarga Kang."
Tidak lupa diceritakan juga pengalaman Goan
Tian Hoat, bagaimana telah melihat kalau si lengcu
Panji Hitam telah mengorek peti mati ayah mereka,
dan segala kejadian2 yang lebih terperinci.
448 Wajah Kang Puh Cing berubah, hatinya deg2an,
dengan heran ia bertanya :
"Permusuhan apa yang telah terjadi antara
keluarga kita" Untuk apa mereka mencuri
jenazah?" Kang Han Cing menceritakan pengalamanpengalaman yang diketahuinya, pengalaman2 yang
penuh dengan segala kemisteriusan. Sehingga
bagaimana dengan susah payah Kuo Se Fen
mengajaknya ke kelenteng Pek-yun-kuan untuk
berobat terakhir ia disembuhkan.
Disaat ini terdengar suara teriakan Goan Tian
Hoat : "Nah ! Ini dia !"
Kang Han Cing dan Kang Puh Cing menoleh
kearah Goan Tian Hoat, kini mereka saksikan
Goan Tian Hoat sudah menggeser almari,
memeriksa dinding batu dibalik tempat itu. Ia
sedang tertawa berkakakan, terlihat sikapnya yang
sangat puas. Kang Han Cing sangat percaya kepada
kecerdikan Goan Tian Hoat, tentu telah berhasil
menemukan sesuatu, dihampirinya lemari itu dan
bertanya : "Saudara Goan sudah berhasil menemukan
jalan keluar?" Goan Tian Hoat menjawab :
"Menurut hematku, ruangan batu ini berada ditengah2 kuburan. Sedianya bukan untuk kamar
tahanan. Maka tidak mungkin kalau tidak ada
449 jalan keluar. Ha, ha, dugaanku tidak salah,
ternyata disini terdapat dua pintu. Masuk dari
pintu kiri, dan pintu kanan terdapat dibelakang,
sengaja dialingi oleh almari buku, sehingga tidak
mudah ditemukan........."
Kang Puh Cing terjengkit bangun dari tempat
duduknya, dengan girang ia berkata :
"Itu waktu, aku juga sudah membuka dan
menyingkiri almari buku ini. Memeriksa dengan
teliti, mengapa tidak menemukan pintu ?"
Goan Tian Hoat menudingkan jari kepada batu
hijau dilantai dinding itu, ia berkata :
"Kukira letak kemisteriusan berada pada batu
ini." "Alasannya?" bertanya Kang Puh Cing.
Dengan tertawa Goan Tian Hoat berkata :
"Sudah kuperhatikan gerak-gerik Lengcu Panji
Hitam itu, disaat ia hendak meninggalkan ruangan,
ujung kaki kirinya seperti menotol sesuatu."
"Oh...... " Kang Han Cing turut bicara, "Akupun
pernah menyaksikan ia membuat gerakan2, tapi
aku tidak mengerti maksudnya, dengan cara
bagaimana ia membuka dan menutup jalan2
rahasia." Kang Puh Cing juga berkata :
"Kalau betul sudah berhasil menemukan pintu
rahasia, mengapa tidak segera dicoba ?"
Kalau sebagai orang tawanan yang tersekap
didalam ruangan bawah tanah selama tiga bulan,
450 tentu saja Kang Puh Cing tidak mengenal sinar
matahari, harus cepat2 gembira karena bisa
menyaksikan cahaya sinar matahari pula.
Goan Tian Hoat berkata : "Lebih baik sebelumnya kalian menjauhi tempat
ini, kukira terdapat senjata rahasia yang beracun."
Kang Puh Cing menganggukkan kepala berkata :
"Apa yang saudara Goan kawatirkan memang
masuk diakal. Jiete, mari kita mundur ke
belakang." Setelah berkata begitu ia menarik tangan Kang
Han Cing, mereka mengundurkan diri dan
menjauhkan Goan Tian Hoat.
Goan Tian Hoat mengangkat kaki, dijejakkan
kearah batu hijau dipojok.
Betul saja ! Sesudah batu hijau itu tertekan,
terdengar suara krakak krekek dari pesawat
rahasia. Cepat bagaikan kilat, Goan Tian Hoat juga
mundur kebelakang. Memperhatikan kontradisi2.
Tidak lama kemudian, dinding ruangan batu itu
terbelah, disana terdapat jalan keluar.
Rasa girangnya Kang Puh Cing tidak kepalang,
dengan tertawa girang berkata :
"Hebat ! Saudara Goan betul2 hebat !"
Sesudah itu ia berjalan maju, keluar dari pintu
rahasia. 451 Cepat2 Goan Tian Hoat menarik tangan Kang
Puh Cing dan berkata : "Tunggu dulu, toa kongcu, kau harus bersabar,
biar aku yang membuka jalan."
Goan Tian Hoat memperbesar api penerangan
kemudian api itu diacungkann tinggi2, tangan
kanannya mengeluarkan golok, dipasang ditengah2 dada, dengan sikap yang sangat hati2,
per-lahan2 berjalan keluar.
*** Bab 16 SESUDAH meninggalkan pintu rahasia itu,
mereka bertemu dengan undakan2 batu, undakan
batu itu tidak jauh berbeda dari undakan batu
yang digunakan mereka untuk memasuki ruangan,
bedanya kalau yang tadi berada disebelah kanan,
yang sekarang berada disebelah kiri.
Sesudah melewati lorong undakan batu, tiga
jago itu tersekap pula, mereka menemukan jalan
buntu, didepan mereka terdapat batu besar.
Goan Tian Hoat memperhatikan batu besar itu,
pada pojok kirinya terdapat batu hijau pula, tidak
ragu2 lagi, ia menginjak batu hijau itu.
Betul saja ! Pintu terbuka !
Kang Han Cing, Kang Puh Cing dan Goan Tian
Hoat lompat keluar, mereka menaiki undakan batu
lagi, mulai menuju keatas.
452 Tanpa gangguan, Goan Tian Hoat berhasil
mengajak Kang Han Cing dan Kang Puh Cing
melewati tempat2 yang gelap dan lembab.
Kang Han Cing membawakan sikap yang tetap
gagah, memperhatikan daerah itu dan berkata :
"Heran, musuh?"
Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengapa tidak ada penyergapan "Siapa yang berani ?" berkata Kang Puh Cing.
Kini mereka sudah berada pada pintu kuburan
besar ! Goan Tian Hoat mengacungkan penerangan, memeriksa beberapa waktu
berhasil menemukan sesuatu.
obor tidak "Celaka !" berkata Kang Puh Cing, "Sesudah
sampai disini, tokh tetap terkurung juga."
Kang Han Cing berkata : "Giliranku. Mari kucoba. Aku kujebol batu itu."
Kang Puh Cing berkata. "Mana mungkin, kukira pesawat rahasianya
terdapat di luar." "Kukira tidak," berkata Goan Tian Hoat. "Disaat
kita mendatangi tempat ini, Lengcu Panji Hitam
hanya mendorong kedua tangannya, kalau
menggunakan kedua tangan mendorong dengan
keras, berarti menggunakan tenaga, kalau tidak
ada alat2 rahasia dari dalam, tidak mungkin dia
bercapai lelah begitu."
Kang Han Cing berkata : 453 "Kalau dia bisa menggunakan tenaga, kita juga
boleh mencobanya." Goan Tian Hoat menggelengkan kepala berkata :
"Kedudukannya tidak sama, Lengcu Panji Hitam
dari luar, kedua tangannya mendorong batu nisan,
dari kiri digeser ke kanan. Dari bukti itu sudah
jelas, pasti ada sesuatu rantai yang menghubungkan batu nisan dengan benda berat.
Dibanduli oleh sesuatu, kita berada didalam
kuburan tidak ada pegangan sama sekali,
bandulan berat itu pasti lebih dari ribuan kati,
maka se-olah2 berakar keras, bagaimana bisa didorong ?"
Kang Han Cing berkata : "Hanya selembar batu nisan apa
masakan bisa mengurung kita bertiga ?"
artinya Setelah berkata begitu ia menyingkirkan Goan
Tian Hoat dan Kang Puh Cing, menggulungkan
lengan baju. Kedua tangan ditempelkan pada batu
itu, mendorongnya keatas.
Menyaksikan kemarahan dan kemendongkolan
Kang Han Cing, Kang Puh Cing segera berteriak :
"Jietee, batu itu beratnya sangat luar biasa,
jangan sampai terjadi sesuatu."
Kang Han Cing menoleh kebelakang tertawa dan
berkata : "Tidak apa2. Aku hanya bersifat
Bisakah mendorong pecah batu ini."
menjajal. 454 Goan Tian Hoat memegangi obor, menyaksikan
keadaan Kang Han Cing yang mulai mendorong
batu nisan, wajah pemuda itu berubah merah,
diam tidak bergerak, hanya seketika waktu,
wajahnya itu menjadi ungu.
Menyaksikan tindakan Kang Han Cing yang
seperti itu, hati Goan Tian Hoat bertanya sendiri :
"Ilmu kepandaian olehnya pula ?" apakah yang diyakinkan Disaat itu, tiba2 terdengar suara bentakan Kang
Han Cing, gerengannya keras, tangannya didorong
cepat kedepan. Berbareng terdengar suara meledak.
Batu bertaburan, pasir beterbangan, nisan yang
besar dan berbobot berat itu sudah terdorong
kedepan. Membarengi jatuhnya batu nisan, sepasang kaki
Kang Han Cing sudah melejit, lompat keluar dari
dalam kubur. Rasa girangnya Goan Tian Hoat tidak kepalang,
meleletkan lidah dan berkata seorang diri.
"Kang jiekongcu betul2 hebat ! Datuk persilatan
Kang Sang Fung tidak percuma menjelmakan
keturunan yang seperti ini."
Wajah Kang Puh Cing memperlihatkan sikap
yang tidak mengerti, matanya berkilat-kilat,
pundaknya bergerak, dia juga terbang keluar dari
dalam kuburan. Berdiri disamping sang saudara,
memegang keras pundaknya, dengan penuh
getaran jiwa, dia berkata :
455 "Jietee, berapa lama kau melatih ilmu
kepandaian hebat yang seperti ini " Aku baru
pertama kali melihat kau menggunakannya."
Kang Han Cing tidak bangga atas prestasi yang
sudah dicapai, mendapat teguran itu, dengan sikap
yang ke-malu2an berkata :
"Toako terlalu memuji, hanya pengerahan
tenaga untuk mendorong batu nisan tadi, mana
boleh dikatakan sebagai ilmu kepandaian hebat ?"
Goan Tian Hoat juga sudah keluar dari kuburan
itu, berkata kepada Kang Han Cing :
"Kang Jie Kongcu, hari ini aku betul-betul bisa
menyaksikan suatu keajaiban, batu nisan tadi
mempunyai bobot berat yang tidak berada dibawah
seribu kati, apa lagi ditambah rantai yang
mengekang dari bawah, pesawat rahasia beratnya
luar biasa. Didalam rimba persilatan, berapa
orangkah yang sanggup mendorongnya ?"
Kang Han Cing berkata : "Saudara Goan jangan berkata seperti itu. Setinggi2nya langit, masih ada yang lebih tinggi lagi.
Ilmu yang seperti itu adalah ilmu biasa, tidak
sedikit orang yang bisa meyakinkannya."
Goan Tian Hoat melompongkan mulut.
Kang Han Cing menarik Kang Puh Cing dan
berkata : "Toako, mari kita pulang."
456 Kang Puh Cing, Kang Han Cing dan Goan Tian
Hoat meninggalkan daerah kuburan itu menuju ke
gedung keluarga Kang. Didalam sekejap waktu, mereka sudah tiba di
gedung Datuk Persilatan itu.
Waktu kentongan baru dipukul empat kali, saat
yang paling gelap diantara penggantian suasana
malam dan pagi. Kang Puh Cing telah diculik selama tiga bulan,
selama itu ada orang yang memalsukan dirinya,
membuat se-wenang2 dalam gedung keluarga
Kang, kini ia sudah bebas kembali, getaran jiwa itu
tak bisa dilukiskan, matanya ber-kaca2, tubuhnya
melejit menaiki tembok bangunan gedung.
Sesudah itu, dengan satu kali loncatan ia turun
kebawah. Mulutnya berteriak keras :
"Hei, seluruh isi rumah dari gedung keluarga
Kang, semua kumpul ke tempat ini. Kang Puh Cing
dan Kang Han Cing sudah kembali !"
Kang Han Cing takut kalau sang toako
mendapat serangan gelap, bersamaan dengan
gerakan Kang Puh Cing ia juga sudah merendengi
saudara tersebut ! Suara Kang Puh Cing dikerahkan dengan tenaga
dalam, bergema dan mendengung di seluruh
gedung. Beberapa saat kemudian, beberapa sosok
bayangan bergerak ke tempat itu, mereka segera
berdiri dihadapan toa kongcu dan jie kongcu.
457 Diantara orang2 yang hadir tidak kelihatan Cu
Ju Hung dan Hu Cun Cay. Menampak kehadiran toa kongcu, mereka tidak
menjadi heran, yang membuat mereka heran
adalah kehadiran Kang Han Cing yang berdiri
disebelah Kang Puh Cing. Karena anggapan mereka
Kang Han Cing sudah mati terbakar didalam
kamarnya. Kepada orang2nya Kang Puh Cing memberi
perintah : "Lekas buat api penerangan."
Perintah ini membawa akibat yang spontan,
masing2 mereka membikin penerangan.
Seluruh anak buah gedung keluarga Kang
dikumpulkan. Mereka dikumpulkan diruangan
depan. Menoleh kepada Kang Han Cing, Kan Puh Cing
berkata : "Jiete, kau awasilah orang2 ini, aku akan
mengajak Goan Tian Hoat memeriksa jejak Cu Ju
Hung dan Hu Cun Cay."
Sesudah itu, dengan suara keras dan lantang ia
berkata kepada semua orang2nya :
"Pengurus gedung Cu Ju Hung dan kasir
gedung Hu Cun Cay telah berkomplot dengan
penjahat2, mereka salah menggunakan wewenangnya, kini harus ditangkap dengan segera.
Kang Sing dan Kang Yung, lekas ! Lekas jaga
semua jalan2, jangan biarkan orang meninggalkan
gedung dari pintu belakang, kalau ada yang berani
458 kurang ajar bunuh saja. Bila bertemu musuh kuat,
cepat kalian memberi tanda dengan melepas
kembang api tanda bahaya, kami akan segera
datang membantu." Kang Sing dan Kang Yung setelah mendengar
Darah Perempuan Iblis 2 Taiko Karya Eiji Yoshikawa Makam Bunga Mawar 31
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama