Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery Bagian 4
mengalami kehidupan yang sulit."
Owen Ford berkunjung malam berikutnya dengan sebuah surat untuk
Anne dari Leslie; mereka menghabiskan saat-saat matahari terbenam di
taman, kemudian pergi berlayar di bawah sinar bulan di pelabuhan alam,
di sebuah kapal kecil yang Gilbert buat untuk perjalanan musim panas.
Mereka sangat menyukai Owen dan merasa sudah mengenalnya bertahuntahun, dengan tanda-tanda yang ada di antara golongan manusia yang
mengenal Yusuf. "Dia semanis telinganya, Mrs. Dr., Sayang," kata Susan,
saat Owen sudah pergi. Owen tadi berkata kepada Susan bahwa dia tidak
pernah merasakan makanan seenak cake stroberi bikinannya, dan hati
Susan yang mudah terpikat langsung menjadi milik Owen untuk
selamanya. "Dia memiliki pesona tersendiri," renung Susan, sambil membersihkan
sisa-sisa makan malam. "Sungguh aneh dia tidak menikah, karena seorang
lelaki seperti itu bisa mendapatkan perempuan mana pun, hanya perlu
melamar saja. Yah, mungkin dia seperti aku, dan belum bertemu orang
yang tepat." Perasaan Susan menjadi semakin romantis saat dia mencuci peralatan
makan malam. Dua malam kemudian, Anne mengajak Owen Ford ke Four Winds
Point untuk memperkenalkannya dengan Kapten Jim. Padang-padang
berdaun semanggi di sepanjang pantai pelabuhan alam memutih di antara
angin barat, dan Kapten Jim memamerkan salah satu pemandangan
matahari terbenamnya yang terbaik. Dia sendiri baru saja kembali dari
perjalanan menyeberangi pelabuhan.
"Aku harus pergi ke seberang dan bilang pada Henry Pollack kalau dia
sekarat. Orang lain takut beri tahu dia. Mereka duga dia akan sulit
menerimanya, karena dia bertekad sangat kuat untuk hidup, dan tanpa
henti bikin rencana-rencana untuk musim gugur. Istrinya berpikir bahwa
sebaiknya ada yang katakan itu kepadanya, dan akulah yang paling cocok
untuk ungkapkan itu, kalau dia tidak bisa pulih. Henry dan aku adalah
teman lama kami sama-sama berlayar di atas kapal Gray Gull selama
bertahun-tahun. 171 "Yah, aku pergi ke sana dan duduk di ranjang Henry, dan aku bilang
padanya, dengan benar-benar jujur dan singkat, karena kalau suatu hal
harus dikatakan, sebaiknya cepat-cepat dikatakan daripada ditunda-tunda.
Aku bilang, "Sobat, kupikir kau telah dapat perintah untuk berlayar kali
ini." Hatiku sangat terguncang, karena sungguh tak enak harus beri tahu
seseorang kalau dia sedang sekarat, sementara dia tidak tahu itu. Tapi,
dengarlah, Mistress Blythe, Henry menatapku, dengan mata hitam tuanya
yang cemerlang yang melekat di wajahnya yang keriput, dan berkata. Dia
bilang, "Katakan sesuatu yang tidak kuketahui, Jim Boyd, kalau kau ingin
kasih informasi kepadaku. Aku telah tahu Itu selama seminggu."
"Aku terlalu terpana untuk bicara, sementara Henry, dia terkekeh.
"Lihat kau datang kemari," dia bilang, "dengan wajah setenang batu nisan
dan duduk di sana dengan kedua tangan terkatup di atas perutmu, dan
ucapkan suatu berita lama yang sedih seperti itu! Itu bikin seekor kucing
tertawa, Jim Boyd," dia bilang. "Siapa yang beri tahu kau?" aku bertanya
dengan bodoh. "Tidak ada," dia jawab. "Seminggu yang lalu, Selasa
malam, aku terbaring di sini sambil terjaga dan aku tahu begitu saja. Aku
telah curiga sebelumnya, tapi saat itu aku Tahu. Aku sembunyikan itu
demi istriku. Dan aku memang Ingin membangun kandang itu, karena
Eben tidak akan pernah bisa bikin itu secara tepat. Tapi, bagaimanapun,
sekarang kau telah bikin pikiranmu ringan, Jim, jadi tersenyumlah dan
ceritakan sesuatu yang menarik."
"Nah, begitulah. Mereka semua begitu takut untuk beri tahu dia, dan
dia telah tahu selama itu. Sungguh aneh bagaimana alam menjaga kita,
bukan, dan biarkan kita tahu saat kita harus tahu ajal kita akan tiba"
Apakah aku pernah ceritakan kisah tentang kail pancing yang nyangkut di
hidung Henry, Mistress Blythe?"
"Belum." "Yah, dia dan aku tertawakan kisah itu hari ini. Itu terjadi malam hari,
sekitar tiga puluh tahun lalu. Dia dan aku dan beberapa orang lain sedang
mancing ikan makerel suatu hari. Hari itu sangat menyenangkan belum
pernah lihat sekawanan makerel seperti itu di teluk dan dalam
kegembiraan yang menyebar, Henry menjadi liar dan entah gimana kail
pancingnya nyangkut di salah satu cuping hidungnya. Di kailnya, ada
sebuah kawat berduri di salah satu ujungnya dan sekeping timah besar di
ujung yang lain; jadi tidak bisa ditarik.
"Kami ingin langsung bawa dia ke darat, tapi Henry begitu berani; dia
bilang, dia akan diolok-olok jika harus tinggalkan sekawanan ikan seperti
172 itu, bahkan kalau mengalami rahang kejang karena tetanus. Lalu, dia terus
mancing, gerakkan tangan dengan susah payah, dan mengerang sekalisekali. Akhirnya, kawanan ikan itu berlalu dan kami pulang dengan
tangkapan memuaskan; aku bawa kikir dan mulai mengikir kail itu. Aku
berusaha lakukan itu sehalus mungkin, tapi kau harus dengar Henry tidak,
sepertinya tidak boleh. Sebaiknya tidak ada perempuan di sekitarnya.
Henry bukan seorang lelaki yang suka mengumpat, tapi dia pernah dengar
beberapa sumpah serapah semacam itu di sepanjang pantai selama
hidupnya, dan dia tarik semua itu dari ingatannya, dan lontarkan kepadaku.
"Akhirnya, dia bilang kalau dia tak mampu menahan lagi, dan aku tak
punya belas kasihan sedikit pun. Jadi, kami bawa dia ke darat dan antar dia
ke seorang dokter di Charlottetown, sejauh lima puluh enam kilometer tak
ada seorang dokter pun di sekitar sini pada saat itu dengan kail yang
diberkati itu masih menggantung di hidungnya. Waktu kami tiba di sana,
Dr. Crabb tua hanya ambil sebuah kikir dan mengikir kail itu, tepat seperti
yang kucoba lakukan, hanya saja, dia sama sekali tidak melakukan itu
dengan halus!" Kunjungan Kapten Jim ke seorang teman lamanya telah mengorek
kembali banyak kenangan lama, dan saat ini kemampuan mengingatnya
sedang pada puncaknya. "Henry bertanya kepadaku hari ini apa aku ingat saat Pastor Chiniquy
tua memberkati kapal Alexander MacAllister. Suatu kisah ganjil lainnya
dan nyata bagaikan kisah dalam Alkitab. Aku sendiri ada di kapal. Kami
pergi, dia dan aku, dengan kapal Alexander MacAllister suatu pagi, saat
matahari terbit. Selain kami, ada seorang anak lelaki Prancis di kapal itu
tentu saja dia beragama Katolik. Kau tahu Pastor Chiniquy tua telah
berpindah agama menjadi Protestan, jadi orang-orang Katolik tidak
menghormatinya lagi. "Nah, kami duduk di teluk, di bawah matahari yang membakar hingga
siang, dan tidak seekor pun ikan memagut pancing kami. Saat kami
mendarat, Pastor Chiniquy tua harus pergi, jadi dia berkata dengan sopan,
"Aku sangat menyesal tidak dapat pergi bersama kalian sore ini, Mr.
MacAllister, tapi aku mendoakan kalian. Kalian akan menangkap seribu
ikan sore ini." Yah, kami memang tidak tangkap seribu ikan, tapi tepatnya
sembilan ratus sembilan puluh sembilan tangkapan paling besar yang
pernah didapatkan sebuah perahu kecil di sepanjang pantai utara musim
panas itu. Aneh, bukan" Alexander MacAllister berkata kepada Andrew
Peters, "Nah, bagaimana Pastor Chiniquy menurutmu sekarang?" "Yawgh,"
173 Andrew menggerutu. "Kupikirrr iblis tua itu masih punya sisa-sisa
berrkat." Astaga, betapa hebohnya Henry tertawa hari itu!"
"Apakah kau tahu siapa Mr. Ford ini, Kapten Jim?" tanya Anne,
melihat kenangannya yang berhamburan telah mengaburkan masa kini.
"Aku ingin kau menebak."
Kapten Jim menggelengkan kepala. "Aku tidak pernah ahli menebak,
Mistress Blythe, tapi entah kenapa, saat aku masuk, aku berpikir, "Di mana
aku pernah lihat mata itu sebelumnya?" karena aku Pernah lihat itu."
"Pikirkanlah suatu pagi di bulan September, bertahuntahun yang lalu,"
kata Anne dengan lembut. "Pikirkan sebuah kapal yang berlayar memasuki
pelabuhan alam kapal yang sudah lama dinanti-nanti dan sudah tidak
diharapkan lagi. Pikirkan hari ketika Royal William datang dan pandangan
pertamamu kepada mempelai sang kepala sekolah."
Kapten Jim melompat berdiri. "Itu adalah mata Persis Selwyn!" dia
nyaris berseru. "Kau tak mungkin anak lelakinya kau pasti "
"Cucunya; ya, aku adalah putra Alice Selwyn."
Kapten Jim menghambur ke arah Owen Ford dan menjabat tangannya
lagi. "Putra Alice Selwyn! Astaga, selamat datang! Sering sekali aku
bertanya-tanya, di mana keturunan kepala sekolah tinggal. Aku tahu, tak
ada lagi yang tinggal di Pulau. Alice Alice bayi pertama yang terlahir di
rumah kecil itu. Tak pernah ada bayi yang bawa kebahagiaan sebesar itu!
Aku menimangnya ratusan kali. Dan di lututku dia berpegangan untuk
pertama kali melangkah sendirian. Aku bisa lihat wajah ibunya yang
mengawasi dan itu sudah hampir enam puluh tahun yang lalu. Apakah dia
masih hidup?" "Tidak, dia meninggal saat aku masih kecil."
"Oh, sepertinya tidak adil karena aku masih hidup untuk dengar itu,"
desah Kapten Jim. "Tapi aku sangat senang bisa ketemu denganmu. Ini
mengembalikan masa mudaku sejenak. Kau tidak tahu betapa ITU
menghiburku. Mistress Blythe ini memang suka muslihat dia sering
lakukan itu padaku."
Kapten Jim lebih bersemangat lagi saat mengetahui bahwa Owen Ford
adalah seseorang yang dia sebut sebagai "penulis sejati". Dia menatap
Owen bagaikan menatap seseorang yang hebat. Kapten Jim tahu Anne
juga menulis, tetapi dia tidak pernah menilai fakta itu dengan sangat
serius. Kapten Jim berpikir bahwa kaum perempuan adalah makhlukmakhluk yang sangat menyenangkan, yang bisa mendapatkan hak suara,
dan segalanya yang mereka inginkan, dan semoga Tuhan memberkati hati
174 mereka; tetapi dia tidak percaya mereka bisa menulis.
"Lihat saja Cinta yang Gila," dia akan memprotes. "Seorang
perempuan tulis itu dan lihat saja ceritanya seratus tiga bab yang bisa
disimpulkan dalam sepuluh bab. Seorang perempuan penulis tak pernah
tahu kapan harus berhenti; itu masalahnya. Inti menulis yang bagus adalah
tahu kapan harus berhenti."
"Mr. Ford ingin mendengar beberapa kisahmu, Kapten Jim," kata
Anne. "Ceritakan padanya tentang seorang kapten yang menjadi gila dan
membayangkan bahwa dia adalah Flying Dutchman." Flying Dutchman
adalah sebuah kapal hantu dalam kisah-kisah rakyat, yang dikutuk harus
mengarungi tujuh samudra dan tidak akan pernah berlabuh.
Itu adalah cerita terbaik Kapten Jim. Kisah itu gabungan antara horor
dan humor, dan meskipun Anne telah mendengarnya beberapa kali, dia
tertawa begitu lepas dan bergidik ketakutan mendengarnya, seperti Mr.
Ford. Kisah-kisah lain mengikuti, karena Kapten Jim memiliki seorang
pendengar sejati. Dia menceritakan bagaimana kapalnya ditabrak oleh
sebuah kapal uap; bagaimana dia dihadang oleh bajak laut Malaya;
bagaimana kapalnya kebakaran; bagaimana dia menolong seorang tahanan
politik kabur dari Republik Afrika Selatan; bagaimana dia terdampar pada
suatu musim gugur di Kepulauan Magdalen dan terjebak di sana selama
musim dingin; bagaimana seekor harimau terlepas di kapal yang sedang
berlabuh; bagaimana krunya memberontak dan meninggalkannya di
sebuah pulau tandus cerita-cerita ini dan banyak kisah lainnya, yang tragis,
lucu, maupun mengerikan, disampaikan oleh Kapten Jim. Misteri laut,
panggilan tanah-tanah nun jauh, pesona petualangan, tawa di dunia ini para
pendengarnya bagaikan merasakan dan menyadari kisah-kisah itu sendiri.
Owen Ford mendengarkan, dengan tangan memangku kepala, dan si
Kelasi Pertama mendengkur di lutut, dengan mata cemerlang terpaku ke
wajah keriput Kapten Jim yang memancarkan beribu ekspresi.
"Maukah kau membiarkan Mr. Ford melihat bukukehidupanmu,
Kapten Jim?" tanya Anne, saat Kapten Jim akhirnya menyatakan bahwa
waktunya bercerita harus berakhir sementara waktu.
"Oh, dia pasti tak mau pedulikan buku Itu," protes Kapten Jim, yang
diam-diam setengah mati ingin menunjukkannya.
"Aku ingin melihatnya lebih dari apa pun, Kapten Boyd," kata Owen.
"Bahkan meskipun tidak sehebat cerita-cerita Anda, buku itu pasti layak
untuk dilihat." Dengan pura-pura ragu, Kapten Jim mengambil buku kehidupannya
175 dari lemari tuanya dan memberikannya kepada Owen. "Semoga kau tak
keberatan harus bergulat lama dengan tulisan tanganku yang tua. Aku tak
pernah lama bersekolah," dia berkata tanpa ragu-ragu. "Aku hanya
menulis di sana untuk bikin cucu-keponakanku Joe senang. Dia selalu
ingin dengar cerita-cerita. Dia datang kemari kemarin dan bilang padaku,
dengan tatapan menyalahkan, saat aku mengangkat dua puluh pon ikan
cod dari kapalku, "Kakek Jim, bukankah ikan cod itu adalah hewan yang
bodoh?" Aku pernah beri tahu dia, kalian tahu, bahwa dia harus benarbenar baik kepada hewan-hewan bodoh, dan tidak pernah boleh sakiti
mereka. "Aku keluar dari masalah dengan bilang kalau ikan cod cukup bodoh,
tapi mereka bukan hewan, tapi Joe tidak tampak puas, dan aku sendiri pun
tidak tampak puas. Kita harus sangat hati-hati jika berkata-kata kepada
bocah-bocah kecil itu. Mereka bisa melihat menembus dirimu."
Sambil bercerita, dengan sudut matanya Kapten Jim mengamati Owen
Ford, yang sedang membolak-balik buku kehidupan itu; dan ketika
mengetahui bahwa tamunya sedang tenggelam dalam halaman-halaman
isinya, Kapten Jim berbalik ke lemarinya sambil tersenyum, lalu membuat
sepoci teh. Owen Ford memisahkan dirinya kembali dari buku-kehidupan
itu, dengan keraguan seperti seorang tamak yang direnggut dari emasnya,
cukup lama untuk menikmati tehnya, kemudian kembali membacanya
bagaikan kelaparan. "Oh, kau bisa bawa pulang benda itu jika kau mau," kata Kapten Jim,
bagaikan "benda" itu bukan barang miliknya yang paling berharga. "Aku
harus turun dan tarik perahuku sedikit ke pantai. Ada angin yang akan
bertiup. Apakah kalian perhatikan keadaan langit malam ini"
Langit biru-hijau cantik dan ekor kuda berputar
Suruh kapal-kapal tinggi memendekkan layar."
Owen Ford menerima tawaran buku-kehidupan itu dengan senang hati.
Dalam perjalanan pulang, Anne menceritakan kisah Margaret yang hilang
kepadanya. "Kapten tua itu adalah seorang lelaki yang hebat," dia berkata. "Betapa
dahsyatnya kehidupan yang dia jalani! Wow, petualangan yang dialami
lelaki itu selama seminggu lebih hebat daripada pengalaman kebanyakan
di antara kita seumur hidup. Apakah menurut Anda semua kisahnya
nyata?" "Aku sangat yakin. Aku percaya Kapten Jim tidak akan menceritakan
kebohongan; selain itu, semua orang di sini berkata bahwa segalanya
176 terjadi seperti yang dia ceritakan. Masih ada segelintir teman lamanya
sesama pelaut yang bisa membenarkan kisahnya. Dia adalah salah seorang
kapten kapal masa lalu Pulau Prince Edward yang terakhir. Mereka nyaris
punah saat ini." 177 25 PENULISAN BUKU Owen Ford datang ke rumah kecil Anne keesokan paginya dengan sangat
bersemangat. "Mrs. Blythe, ini adalah sebuah buku yang hebat benar-benar
hebat. Jika aku bisa membawanya dan menggunakan materi di dalamnya
untuk menulis sebuah buku, aku merasa yakin bisa membuat novel paling
hebat tahun ini. Apakah Anda pikir Kapten Jim akan membolehkan aku
melakukannya?" "Membolehkan" Aku yakin dia akan merasa tersanjung!" pekik Anne.
"Aku mengaku, itulah yang ada di benakku saat aku mengantarmu ke sana
tadi malam. Kapten Jim selalu berharap dia bisa mendapatkan seseorang
untuk menuliskan buku-kehidupannya dengan baik untuknya."
"Maukah Anda pergi ke Point bersamaku malam ini,Mrs. Blythe" Aku
akan bertanya sendiri kepadanya tentang buku-kehidupan itu, tapi aku
ingin Anda memberitahunya bahwa Anda sudah menceritakan tentang
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Margaret yang hilang. Aku juga ingin bertanya apakah dia mau
mengizinkanku menggunakannya sebagai suatu benang asmara yang akan
178 menjalin kisah-kisah buku-kehidupan itu ke dalam harmoni suatu buku
yang utuh." Kapten Jim lebih bersemangat daripada sebelumnya saat Owen Ford
menceritakan rencananya. Akhirnya, impian yang selama ini dia idamidamkan akan menjadi nyata, dan "buku-kehidupan" miliknya akan
dipersembahkan bagi dunia. Dia juga senang karena kisah Margaret yang
hilang akan dimasukkan ke dalamnya. "Itu akan cegah namanya
dilupakan," katanya sendu. "Karena itulah aku ingin kisah itu
dimasukkan." "Kita akan berkolaborasi," pekik Owen dengan gembira. "Anda
memberi ruh pada buku ini, dan aku akan memberi raganya. Oh, kita
berdua akan menulis sebuah
buku yang terkenal, Kapten Jim. Dan kita akan langsung bekerja."
"Dan siapa sangka bukuku akan ditulis oleh cucu sang kepala sekolah!"
seru Kapten Jim. "Nak, kakekmu adalah sahabat terbaikku. Kupikir tak
ada orang lain yang seperti dirinya. Aku mengerti sekarang, mengapa aku
harus menunggu sekian lama. Buku itu tidak dapat ditulis hingga orang
yang tepat muncul. Tempatmu adalah di Sini kau punya ruh pantai utara
tua ini dalam dirimu kaulah satu-satunya orang yang Bisa menulisnya."
Mereka mengatur agar ruangan kecil di sebelah ruang duduk di
mercusuar itu diberikan kepada Owen sebagai kamar kerjanya. Penting
baginya agar Kapten Jim berada dekat dengannya saat dia menulis, untuk
berkonsultasi tentang banyak masalah perjalanan laut dan pengetahuan
tentang teluk yang tidak begitu dikuasai oleh Owen. Dia langsung mulai
mengerjakan buku itu keesokan paginya, dan menenggelamkan diri ke
dalam pekerjaan itu dengan sepenuh jiwa. Dan Kapten Jim sangat bahagia
pada musim panas itu. Dia menatap ruang kecil tempat Owen bekerja
bagaikan menatap sebuah kuil yang suci. Owen membicarakan segalanya
dengan Kapten Jim, tetapi dia belum mengizinkan Kapten Jim melihat
manuskripnya. "Anda harus menunggu hingga diterbitkan," dia berkata. "Saat itu,
Anda akan langsung mendapatkan bentuk terbaiknya."
Dia menggali harta karun yang ada di dalam bukukehidupan itu dan
menggunakannya dengan leluasa. Dia membayangkan dan memikirkan
Margaret yang hilang hingga Margaret menjadi suatu kenyataan yang jelas
baginya, dan hidup di halaman-halaman tulisannya. Saat penulisan buku
itu semakin maju, dia tenggelam ke dalamnya, dan bekerja dengan
semangat penuh gairah. Dia membiarkan Anne dan Leslie membaca
179 manuskrip itu dan mengkritiknya; dan pengaturan bab-bab di dalam buku
itu, yang nanti akan dipuji sempurna oleh para kritikus, disusun
berdasarkan saran dari Leslie. Anne benar-benar merasa puas terhadap
dirinya sendiri karena gembira akan kesuksesan idenya.
"Aku tahu saat melihat Owen Ford, bahwa dia adalah orang yang tepat
untuk itu," dia berkata kepada Gilbert. "Rasa humor dan hasrat tampak di
dalam wajahnya, dan keduanya, bersama dengan seni mengekspresikan
sesuatu, adalah hal-hal penting untuk menulis sebuah buku seperti itu.
Seperti yang akan dikatakan oleh Mrs. Rachel, dia memang ditakdirkan
untuk melakukannya."
Owen Ford biasanya menulis pada pagi hari. Lalu dia menghabiskan
siang hingga sorenya berjalan-jalan keluar bersama Keluarga Blythe.
Leslie sering ikut juga, karena Kapten Jim sering mengambil alih menjaga
Dick, dengan tujuan membebaskan Leslie. Mereka pergi berlayar di
pelabuhan alam dan mengarungi tiga sungai indah yang bermuara ke sana;
mereka memanggang kepiting di pasir pantai dan memanggang remis di
batu-batu karang; memetik stroberi di bukit-bukit pasir; pergi memancing
ikan cod bersama Kapten Jim; dan menembak burung plover di pesisir
pantai dan bebek liar di teluk kecil sebenarnya, para lelaki yang
melakukannya. Malam hari, mereka menjelajahi padang-padang dipantai penuh bunga
aster yang tumbuh rendah di bawah cahaya bulan keemasan, atau duduk di
ruang keluarga rumah kecil, dengan kesejukan angin laut yang
menyeimbangkan perapian dari kayu yang terbawa ombak, serta berbicara
tentang seribu satu hal yang bisa dibicarakan oleh para orang muda yang
gembira, bersemangat, dan cerdas.
Sejak hari saat dia mengaku kepada Anne, Leslie sudah berubah total.
Tidak ada sisa-sisa sikap dingin dan penolakan pada dirinya, tidak ada
bayangan kegetirannya yang lama. Masa muda yang selalu dia ingkari
selama ini tampaknya sudah kembali padanya dengan kesegaran khas
seorang perempuan muda; dia mengembang bagaikan bunga api dan
parfum; tidak ada tawa yang lebih cepat terlontar daripada tawanya, tidak
ada lelucon yang lebih cepat daripada yang dia lontarkan, dalam lingkaranlingkaran lembayung musim panas penuh pesona itu.
Saat dia tidak bisa bersama mereka, rasanya sedikit rasa gembira
berkurang dalam perbincangan mereka. Kecantikannya bertambah
cemerlang dengan jiwa yang terbangun di dalamnya, bagaikan suatu lampu
merah muda menyinari sebuah vas pualam putih tanpa cacat-cela. Ada
180 jam-jam saat mata Anne terasa sakit karena keelokan Leslie. Dan bagi
Owen Ford, "Margaret" di dalam bukunya, meskipun perempuan itu
sebenarnya memiliki rambut cokelat lembut dan wajah mirip elf khas
seorang gadis yang menghilang lama sekali, "bersemayam di tempat
Atlantis yang hilang tertidur", mewujud dalam diri Leslie Moore, seperti
yang tampak baginya dalam hari-hari bahagia di Four Winds Harbor.
Secara keseluruhan, itu adalah sebuah musim panas yang tidak
terlupakan salah satu musim panas yang jarang dialami oleh manusia
kebanyakan, tetapi meninggalkan suatu warisan kenangan indah yang kaya
dalam ingatan mereka salah satu musim panas yang dengan keberuntungan
dari kombinasi cuaca cerah, teman-teman, dan kegiatankegiatan yang
menyenangkan nyaris menjadi sempurna bagi hal apa pun yang bisa terjadi
di dunia ini. "Terlalu indah untuk berlalu," Anne berkata kepada dirinya
sendiri sambil mendesah pelan, pada suatu hari di bulan September, saat
cubitan angin yang cukup keras dan suatu nuansa biru gelap di perairan
teluk menyatakan bahwa musim gugur akan segera tiba. Malam itu, Owen
Ford memberi tahu mereka bahwa dia telah menyelesaikan bukunya dan
liburannya harus berakhir.
"Aku memiliki banyak tugas yang belum dilakukan merevisi,
menyunting, dan sebagainya," dia berkata, "tapi secara keseluruhan, buku
itu sudah selesai. Aku menulis kalimat terakhir pagi ini. Jika aku bisa
menemukan sebuah penerbit, mungkin buku itu akan terbit musim panas
atau musim gugur tahun depan."
Owen yakin benar bahwa dia akan menemukan sebuah penerbit. Dia
tahu bahwa dia telah menulis sebuah buku yang hebat sebuah buku yang
akan mendatangkan keberhasilan yang hebat sebuah buku yang akan
Hidup. Dia tahu, buku itu akan membuatnya terkenal dan menghasilkan
banyak uang; tetapi saat selesai menuliskan baris terakhir buku itu, dia
menundukkan kepala di atas manuskrip itu, dan duduk dalam waktu lama.
Dan pikirannya bukan tertuju pada karya hebat yang telah dia selesaikan.
181 26 PENGAKUAN OWEN FORD Sayang sekali Gilbert tidak ada," kata Anne. "Dia harus pergi Allan Lyons
di Glen mengalami kecelakaan serius. Gilbert sepertinya belum akan
pulang hingga larut malam. Tapi, dia berpesan padaku untuk
memberitahumu, dia akan bangun dan mampir ke sana sepagi mungkin,
untuk menemuimu sebelum kau pergi. Sayang sekali. Padahal Susan dan
aku sudah merencanakan sebuah pesta kecil yang menyenangkan untuk
malam terakhirmu di sini."
Anne duduk di dekat anak sungai yang membelah tamannya, di sebuah
kursi kecil dari batang-batang kayu, buatan Gilbert. Owen Ford berdiri di
hadapannya, bersandar di batang sebuah pohon birch kuning bernuansa
perunggu. Dia sangat pucat dan wajahnya menampakkan bahwa dia
kurang tidur semalam. Anne, menatap ke arahnya, bertanya-tanya apakah
musim panas benar-benar telah mengembalikan kesehatan Owen. Apakah
Owen bekerja terlalu keras menulis bukunya" Anne ingat bahwa selama
182 seminggu ini, Owen tampak tidak terlalu sehat.
"Aku malah senang Dokter tidak ada," kata Owen perlahan. "Aku ingin
menemuimu sendirian, Mrs. Blythe. Ada sesuatu yang harus kuungkapkan
kepada seseorang, jika tidak itu akan membuatku gila. Aku telah berusaha
untuk menghadapinya sendiri selama seminggu dan aku tidak bisa. Aku
tahu, aku bisa memercayaimu selain itu, kau akan mengerti. Seorang
perempuan dengan mata seperti matamu akan selalu mengerti. Kau adalah
salah satu dari orang-orang yang bisa mengetahui sesuatu berdasarkan
insting. Mrs. Blythe, aku mencintai Leslie. Mencintai dia! Meski ungkapan
itu terlalu lemah untuk menjelaskan kenyataan yang kurasakan!"
Suaranya tiba-tiba pecah terdorong hasrat terpendam dalam katakatanya. Owen membuang muka dan menyembunyikannya di balik
lengannya. Seluruh tubuhnya bergetar. Anne duduk sambil menatapnya,
pucat dan terkesima. Dia tidak pernah memikirkan ini! Namun bagaimana
pikiran ini tak pernah terlintas di dalam benaknya" Sekarang, hal itu
tampaknya sesuatu yang alamiah dan tidak dapat dihindari. Anne bertanyatanya betapa selama ini dia buta. Tetapi tetapi hal-hal seperti ini tidak
biasanya terjadi di Four Winds. Di tempat lain di dunia ini, hasrat
manusiawi mungkin bisa menyalahi konvensi-konvensi dan hukum-hukum
yang dianut oleh umat manusia tetapi tidak di SINI, tentu saja. Sudah
sepuluh tahun Leslie sering menerima para penyewa kamar selama musim
panas, dan hal seperti ini tak pernah terjadi. Namun, mungkin mereka tidak
seperti Owen Ford; dan Leslie yang ceria, Hidup, pada musim panas ini,
bukan gadis yang dingin dan muram pada tahun-tahun sebelumnya.
Oh, Seseorang seharusnya menduga hal ini! Mengapa Miss Cornelia
tidak memikirkan hal ini" Miss Cornelia selalu cukup siap untuk
membunyikan alarm jika ada lelaki-lelaki yang tertarik. Anne merasakan
kekesalan yang tak beralasan kepada Miss Cornelia. Kemudian, dia
mengerang pelan di dalam hati. Tidak ada orang yang bisa disalahkan
karena kekacauan ini terjadi. Dan Leslie bagaimana dengan Leslie"
Seharusnya Anne lebih memikirkan Leslie.
"Apakah Leslie mengetahui ini, Mr. Ford?" dia bertanya pelan.
"Tidak tidak kecuali jika dia menduga-duga. Kaupasti tidak akan
berpikir aku akan cukup licik dan tak bermoral untuk memberitahunya,
Mrs. Blythe. Aku tidak dapat menahan diri untuk tidak mencintainya itu
saja dan penderitaanku lebih besar daripada yang mampu kutanggung."
"Apakah Dia juga menyukaimu?" tanya Anne. Saat pertanyaan itu
terlontar dari mulutnya, dia merasa bahwa seharusnya dia tidak
183 menanyakannya. Owen Ford menjawabnya dengan protes yang terlalu
bersemangat. "Tidak-tidak, tentu saja tidak. Tapi, aku bisa membuatnya menyukaiku
jika dia bebas aku tahu aku bisa."
"Dia memang menyukainya dan Owen tahu itu," pikir Anne. Dengan
keras, dia berkata, penuh simpati tetapi tegas: "Tapi dia tidak bebas, Mr.
Ford. Dan satu-satunya hal yang bisa kau lakukan hanyalah pergi tanpa
berkata apa-apa dan meninggalkannya dalam hidupnya sendiri."
"Aku tahu-aku tahu," Owen mengerang. Dia duduk di tepi sungai yang
berumput dan menatap muram air kuning kecokelatan di bawahnya. "Aku
tahu tidak ada apaapa yang bisa kulakukan tidak ada yang bisa kukatakan
kecuali "Selamat tinggal, Mrs. Moore. Terima kasih atas segala
kebaikanmu kepadaku musim panas ini," dengan resmi, seperti yang akan
kukatakan kepada seorang ibu rumah tangga yang gemuk, sibuk, dan
bermata lincah, yang kuduga akan menjadi nyonya rumahku saat aku
datang. Lalu, aku akan membayar uang sewaku seperti layaknya para
penyewa yang jujur, lalu pergi! Oh, itu sangat sederhana. Tidak ada
keraguan tidak ada kebingungan jalan lurus menuju ujung dunia! Dan aku
akan menempuhnya kau tidak perlu takut aku tak akan melakukannya,
Mrs. Blythe. Tapi akan lebih mudah untuk berjalan di atas pisau bajak
yang merah membara."
Anne mengernyit mendengar kepedihan dalam suara Owen. Dan nyaris
tidak ada yang bisa dia katakan, yang akan sesuai dengan situasi ini. Dia
tidak boleh menyalahkan nasihat pun tidak diperlukan simpati tidak akan
layak bagi penderitaan berat seorang lelaki. Dia hanya bisa ikut bersimpati
pada penderitaan dan penyesalan bersama Owen. Hati Anne begitu pedih
karena Leslie! Tidakkah gadis malang itu sudah cukup menderita tanpa hal
ini" "Sungguh sulit untuk pergi dan meninggalkannya jika dia bahagia,"
Owen melanjutkan dengan penuh hasrat. "Tapi, memikirkan hidupnya
yang begitu hampa menyadari apa yang akan dia alami jika aku
meninggalkannya! Itu yang paling buruk dari semua ini. Aku rela
memberikan hidupku untuk membuatnya bahagia dan aku tidak bisa
melakukan apa-apa untuk menolongnya tidak ada. Dia terikat selamanya
kepada lelaki malang itu tanpa ada apa-apa untuk diharapkan, kecuali
bertambah tua dalam kungkungan tahun-tahun yang gersang, hampa, dan
tanpa arti. Memikirkannya membuatku gila. Tapi, aku harus melanjutkan
hidupku, tidak lagi menemuinya,tapi selalu mengetahui penderitaan apa
184 yang dia alami. Sungguh mengerikan mengerikan!"
"Itu sangat berat," kata Anne dengan sedih. "Kami teman-temannya di
sini semua tahu betapa beratnya itu baginya."
"Dan dia memiliki banyak kelebihan untuk hidup ini," kata Owen
penuh emosi. "Kecantikannya adalah anugerah terindah baginya dan dia
adalah perempuan tercantik yang pernah kukenal. Tawa yang dia miliki!
Aku mendamba selama musim panas untuk mengenang tawanya, puas saat
mendengarnya. Dan matanya matanya sedalam dan sebiru teluk di sana.
Aku belum pernah melihat mata sebiru itu dan warna emas! Apakah kau
pernah melihat rambutnya saat terurai, Mrs. Blythe?"
"Belum." "Aku pernah sekali. Aku pergi ke Point untuk memancing bersama
Kapten Jim, tapi ombak terlalu besar untuk berlayar, jadi aku kembali. Dia
mengambil kesempatan sendirian selama sore itu untuk mencuci
rambutnya, dan di sanalah dia, berdiri di beranda, di bawah sinar matahari,
mengeringkannya. Rambutnya jatuh hingga ke kakinya dalam uraian emas
yang bagaikan hidup. Saat melihatku, dia cepat-cepat masuk, dan angin
menerpa rambutnya, membuatnya melingkar di sekeliling tubuhnya
bagaikan Danae, seorang dewi mitologi Yunani, di dalam awannya.
"Entah bagaimana, saat itu, aku pertama kali menyadari bahwa aku
mencintainya dan aku sadar jika aku telah mencintainya sejak pertama kali
aku melihatnya berdiri di latar kegelapan, dalam kilauan cahaya. Dan dia
harus hidup di sini mengurus dan merawat Dick, menghemat dan
menabung sedikit uang, sementara aku menghabiskan hidupku dengan
menginginkannya, dan apa pun yang terjadi, sama sekali tidak dapat
memberikan pertolongan kecil yang bisa dilakukan oleh seorang teman.
"Aku berjalan-jalan di pantai tadi malam, nyaris hingga fajar, dan
memikirkan itu berulang-ulang. Tapi, di atas segalanya, aku tidak bisa
menemukan penyesalan dalam hatiku karena datang ke Four Winds.
Bagiku tampaknya, seburuk apa pun itu, lebih buruk lagi jika aku tidak
pernah mengenal Leslie. Kesedihan karena mencintainya tapi harus
meninggalkannya terasa membara dan membakar tapi tak terpikir olehku
jika tidak bisa mencintainya. Kupikir semua ini terdengar sangat gila
seluruh emosi yang kacau ini selalu terdengar konyol saat diungkapkan
dalam kata-kata kita yang terbatas. Emosi itu tidak dapat diungkapkan
hanya dirasakan dan diderita. Aku seharusnya tidak berbicara tapi itu
menolong sedikit. Setidaknya, ini telah memberiku kekuatan untuk pergi
dengan terhormat besok pagi, tanpa membuat kekacauan. Kau mau
185 menulis surat kepadaku kadang-kadang, Mrs. Blythe, dan menyampaikan
berita tentangnya?" "Ya," jawab Anne. "Oh, aku sangat sedih kau akan pergi kami juga
akan kehilangan dirimu kita semua sudah berteman akrab! Jika bukan
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
karena hal ini, kau mungkin bisa kembali musim panas depan. Mungkin,
tapi tak lama kemudian jika kau sudah lupa, mungkin "
"Aku tidak akan pernah melupakan dan aku tidak akan pernah kembali
ke Four Winds," sahut Owen singkat.
Keheningan dan lembayung senja menyelimuti taman. Di kejauhan,
laut berombak pelan dan monoton di pesisir pantai. Angin malam yang
menerpa pohon-pohon poplar terdengar bagaikan senandung rune kuno
yang sedih dan aneh suatu impian hancur dari kenangan lama. Sebatang
pohon aspen muda yang berbentuk ramping menjulang di hadapan mereka,
berlatar langit barat berwarna kuning laksana jagung manis, berbaur
dengan warna zamrud dan merah muda memucat, yang memperjelas setiap
daun dan ranting dalam keindahan yang gelap, bergetar, bagaikan di dunia
peri. "Bukankah itu indah?" tanya Owen, menunjuk dengan sikap seorang
lelaki yang sudah melupakan percakapan sebelumnya.
"Pemandangan yang sangat indah sehingga menyakiti hatiku," kata
Anne pelan. "Hal-hal sempurna seperti itu selalu menyakiti hatiku aku
ingat, aku dijuluki "si sakit yang ganjil" saat aku masih kecil. Apa alasan
rasa sakit seperti ini bagaikan tak terpisahkan dari kesempurnaan" Apakah
rasa sakit karena akhir semuanya saat kita menyadari bahwa tidak ada lagi
yang ada di depan kita kecuali kembali ke asal?"
"Mungkin," kata Owen sambil menerawang, "keabadian yang
terperangkap dalam diri kita memanggil-manggil keabadian yang
berhubungan dengannya, seperti yang diekspresikan dalam kesempurnaan
yang tampak itu." "Sepertinya kau menderita pilek. Sebaiknya gosokkan sedikit lemak ke
hidungmu sebelum tidur," kata Miss Cornelia, yang memasuki gerbang
kecil di antara pohonpohon cemara itu, tepat waktu, untuk mendengar
kata-kata terakhir Owen. Miss Cornelia menyukai Owen, tetapi sudah jadi
prinsipnya untuk mengingatkan para lelaki yang suka menggunakan
bahasa terlalu tinggi. Miss Cornelia merupakan perwujudan komedi yang mengintip di
sudut-sudut tragedi kehidupan. Anne, yang saraf-sarafnya sudah tegang,
tertawa dengan histeris, dan bahkan Owen pun tersenyum. Tentu saja,
186 sentimen dan hasrat mengerut dan bersembunyi seiring kehadiran Miss
Cornelia. Namun, bagi Anne, tidak ada yang bisa menyamai keadaan tanpa
harapan, kelam, dan menyakitkan, seperti yang terjadi beberapa saat
sebelumnya. Tak heran bila malam itu ia tak bisa memejamkan mata.
187 27 DI PANTAI BERPASIR Owen Ford meninggalkan Four Winds keesokan paginya. Malam harinya,
Anne pergi mengunjungi Leslie, tetapi tidak menemukan siapa-siapa.
Rumah itu terkunci dan tidak ada cahaya dari jendela mana pun. Rumah
itu tampak seperti ditinggalkan hingga tak berjiwa. Leslie tidak berkunjung
keesokan harinya dan Anne berpikir itu adalah sebuah pertanda buruk.
Gilbert malam itu akan pergi ke teluk kecil tempat memancing, jadi
Anne naik kereta bersamanya ke Point, bermaksud untuk tinggal sebentar
bersama Kapten Jim. Namun, lampu besar itu, yang sinarnya memotong
kabut malam musim gugur itu, sedang dijaga oleh Alec Boyd, dan Kapten
Jim sedang pergi. "Apa yang akan kau lakukan?" tanya Gilbert. "Ikut denganku?"
"Aku tak mau pergi ke teluk kecil tapi aku akan pergi menyeberangi
selat bersamamu, dan berjalan-jalan di pantai berpasir hingga kau kembali.
Pantai batu terlalu licin dan suram malam ini."
Sendirian di pantai berpasir itu, Anne menyerahkan diri ke dalam
188 pesona misterius malam. Saat itu cukup hangat untuk bulan September,
dan petang sangat berkabut, tetapi bulan purnama sedikit menerangi kabut
serta mengubah pelabuhan alam dan teluk itu, bersama pantai yang
mengelilinginya, menjadi suatu dunia halimun pucat keperakan yang aneh,
fantastis, dan tidak nyata, yang membuat segalanya mengancam bagaikan
hantu. Sekunar hitam Kapten Josiah Crawford berlayar menyusuri selat, penuh
dengan kentang-kentang untuk dikirimkan ke dermaga-dermaga Bluenose,
bagai sebuah kapal hantu, menjelajah negeri-negeri yang belum
terpetakan, yang selalu menjauh, tidak pernah bisa dicapai. Pekikan
camar-camar tak kasatmata di atas kepala terdengar bagaikan tangisan
jiwa-jiwa para pelaut yang sudah gugur. Buih-buih kecil yang bergulunggulung dan tertiup ke arah pasir bagaikan benda-benda peri yang dicuri
dari gua-gua di lautan. Bukit-bukit pasir yang besar dan berpuncak
melengkung bagaikan raksasa-raksasa tidur dalam kisah-kisah kuno
negeri-negeri utara. Cahaya yang berkilauan pucat di pelabuhan alam
bagaikan isyarat-isyarat tak nyata di suatu pantai dunia peri.
Anne menyenangkan dirinya sendiri dengan ratusan khayalan sambil
berjalan-jalan di antara kabut. Rasanya menyenangkan romantis misterius,
berjalan-jalan sendirian di sini, di pantai penuh keajaiban ini. Namun,
apakah dia sendirian" Sesuatu menjulang di dalam kabut di hadapannya
mewujud dan berbentuk tiba-tiba bergerak ke arahnya, menyeberangi pasir
yang diterpa gelombang. "Leslie!" seru Anne dengan takjub. "Apa yang kau lakukan DI SINI
malam ini?" "Sama seperti yang akan kutanyakan, apa yang KAU lakukan di sini?"
tanya Leslie, berusaha tertawa. Usahanya gagal. Dia tampak sangat pucat
dan lelah, tetapi helai-helai rambut indah di bawah topi merah tuanya
bergulung di sekitar wajahnya, dan matanya bagaikan cincin keemasan
mungil yang berkilauan. "Aku menunggu Gilbert dia pergi ke Teluk Kecil. Aku bermaksud
menunggu di mercusuar, tapi Kapten Jim sedang pergi."
"Yah, aku datang ke sini karena aku ingin berjalan dan berjalan dan
BERJALAN," kata Leslie dengan lelah. "Aku tidak bisa berjalan-jalan di
pantai berbatu pasang naik terlalu tinggi dan bebatuan mengungkungku.
Aku harus datang kemari jika tidak, aku akan gila, kurasa. Aku
mendayung sendirian menyeberangi selat dengan sampan Kapten Jim. Aku
sudah di sini selama sejam. Ayo-ayo kita berjalan. Aku tidak bisa diam
189 saja. Oh, Anne!" "Leslie, Sayang, ada masalah apa?" tanya Anne, meskipun dia sudah
tahu apa yang terjadi. "Aku tidak bisa memberitahumu jangan tanyakan padaku. Aku tidak
keberatan kau tahu kuharap kau memang tahu tapi aku tidak dapat
memberitahumu aku tidak dapat memberi tahu siapa pun. Aku ini sangat
bodoh, Anne dan oh, rasanya sungguh sakit menjadi orang bodoh. Tidak
ada yang rasanya sesakit ini di dunia."
Dia tertawa dengan pahit. Anne menyelipkan lengannya ke lengan
Leslie. "Leslie, apakah karena kau mulai menyukai Mr. Ford?"
Leslie memalingkan wajah dengan penuh semangat. "Bagaimana kau
tahu?" dia memekik. "Anne, bagaimana kau tahu" Oh, apakah itu
tergambar di wajahku sehingga semua orang bisa melihat" Apakah sejelas
itu?" "Tidak, tidak. Aku aku tidak dapat menceritakan kepadamu bagaimana
aku tahu. Entah bagaimana, hal itu tebersit begitu saja di kepalaku. Leslie,
jangan tatap aku seperti itu!"
"Apakah kau membenciku?" desak Leslie tajam. "Apakah kau pikir
aku ini tak bermoral tidak seperti perempuan sejati" Atau, apakah kau pikir
aku hanya sangat bodoh?"
"Menurutku kau bukan ketiga-tiganya. Ayolah, Sayang, kita bicarakan
masalah itu dengan akal sehat, seperti jika kita membicarakan hal-hal lain
yang menyebabkan krisis besar dalam kehidupan. Kau telah
memikirkannya dan membiarkan dirimu tenggelam dalam kepedihan. Kau
tahu, kau memiliki sedikit kecenderungan untuk bersedih terhadap segala
hal yang berjalan tidak semestinya, dan kau telah berjanji kepadaku bahwa
kau akan melawannya."
"Tapi oh, itu sangat sangat memalukan," gumam Leslie. "Mencintainya
tanpa diinginkan dan saat aku tidak bebas untuk mencintai orang lain."
"Itu sama sekali tidak memalukan. Tapi, aku sangat menyesal karena
kau juga mulai menyukai Owen, karena, sebagaimana yang terjadi, itu
akan semakin membuatmu tidak bahagia."
"Aku tidak Mulai menyukai," kata Leslie, berjalan terus dan berbicara
dengan penuh hasrat. "Jika kejadiannya seperti itu, aku pasti bisa
mencegahnya. Aku tidak pernah memimpikan hal tersebut hingga hari itu,
seminggu yang lalu, saat dia berkata padaku bahwa dia telah
menyelesaikan bukunya dan harus segera pergi. Saat itu saat itu aku tahu.
Aku merasa bagaikan seseorang telah memukulku dengan sangat keras.
190 Aku tidak mengatakan apa-apa aku tidak bisa berbicara tapi aku tidak tahu
seperti apa aku saat itu. Aku sangat khawatir wajahku mengkhianatiku.
Oh, aku akan mati karena malu jika kupikir dia tahu atau menduga-duga."
Anne membisu dengan putus asa,teringat percakapannya bersama
Owen. Leslie melanjutkan dengan gelisah, bagaikan menemukan kelegaan
karena bisa berbicara. "Aku sangat bahagia sepanjang musim panas ini, Anne lebih bahagia
daripada yang pernah kurasakan seumur hidupku. Kupikir, itu karena
segalanya di antara kau dan aku sudah diluruskan, dan persahabatan kita
yang membuat kehidupan terasa sangat indah dan berarti sekali lagi. Dan
Memang begitu, sebagian tapi tidak seluruhnya oh, sama sekali tidak. Aku
tahu sekarang, mengapa segalanya begitu berbeda. Dan sekarang semua
sudah selesai dan dia sudah pergi. Bagaimana aku bisa hidup, Anne" Saat
aku kembali ke rumah pagi ini, setelah dia pergi, kesepian menyerangku
bagaikan pukulan di wajah."
"Lama-kelamaan, itu tidak terasa sangat berat, Sayang," hibur Anne,
yang selalu merasakan kesedihan teman-temannya dengan sangat
mendalam, sehingga dia tidak mudah dan lancar mengungkapkan kata-kata
yang menghibur. Selain itu, dia ingat bagaimana kata-kata hiburan yang
bermaksud baik pernah melukainya saat dia sendiri merasa sedih dan
ketakutan. "Oh, bagiku rasanya akan terasa semakin berat seiring waktu," bantah
Leslie putus asa. "Tidak ada apa pun yang bisa kupikirkan. Pagi demi pagi
akan datang dan dia tidak akan kembali dia tidak akan pernah kembali. Oh,
saat kupikir aku tidak akan pernah melihatnya lagi, aku merasa bagaikan
sebuah tangan raksasa yang brutal telah menembus perasaanku, dan
mencengkeramnya erat. Sekali waktu, sudah lama sekali, aku pernah
memimpikan cinta dan kupikir itu pasti indah dan Sekarang ternyata
seperti Ini. Saat dia pergi kemarin pagi, dia begitu dingin dan acuh tak
acuh. Dia berkata, "Selamat tinggal, Mrs. Moore" dengan nada yang paling
dingin di dunia ini bahkan bagaikan kami tidak pernah berteman bagaikan
aku benar-benar tak berarti apa-apa baginya. Aku tahu memang begitu aku
tidak ingin dia tahu tapi, dia BISA bersikap sedikit lebih baik."
"Oh, kuharap Gilbert segera datang," pikir Anne. Dia menderita karena
bimbang, antara perasaan simpatinya kepada Leslie dan kewajiban untuk
menghindari tindakan apa pun yang akan mengkhianati kepercayaan
Owen. Dia tahu mengapa ucapan selamat tinggal Owen begitu dingin
mengapa tidak menampakkan keakraban yang selayaknya dari
191 persahabatan mereka tetapi dia tidak dapat memberi tahu Leslie.
"Aku tidak dapat menahannya, Anne aku tidak dapat," kata Leslie yang
malang. "Aku tahu itu."
"Apakah kau menyalahkan diriku?"
"Aku sama sekali tidak menyalahkanmu."
"Dan kau tidak akan kau tidak akan memberi tahu Gilbert?"
"Leslie! Apakah kau pikir aku tega melakukan sesuatu seperti itu?"
"Oh, aku tak tahu kau dan Gilbert begitu Akrab. Aku tidak tahu
bagaimana kau bisa menahan diri untuk tidak mengungkapkan segalanya
kepada Gilbert." "Semua yang terjadi pada diriku ya. Tapi bukan rahasia temantemanku." "Aku tidak mau Dia tahu. Tapi, aku senang Kau tahu. Aku akan merasa
bersalah jika ada sesuatu yang membuatku malu menceritakannya
kepadamu. Kuharap Miss Cornelia tidak akan mengetahuinya. Kadangkadang, aku merasa jika mata cokelatnya yang ramah sekaligus tajam itu
bisa membaca jiwaku yang terdalam. Oh, kuharap kabut ini tidak akan
pernah memudar kuharap aku bisa tinggal di dalamnya untuk selamanya,
bersembunyi dari semua makhluk hidup.
"Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melanjutkan hidup. Musim panas
ini begitu sibuk. Aku tidak pernah kesepian sedetik pun. Sebelum Owen
datang, biasanya aku mengalami saat-saat menyebalkan ketika aku
bersamamu dan Gilbert kemudian harus meninggalkan kalian. Kau berdua
akan berjalan bersama-sama, dan aku akan berjalan SENDIRIAN. Setelah
Owen datang, dia selalu ada untuk berjalan pulang bersamaku kami akan
tertawa dan berbicara seperti yang kau dan Gilbert lakukan tidak ada lagi
saat-saat yang membuatku kesepian dan iri. Dan SEKARANG! Oh, ya,
aku ini tolol. Kita sudahi saja pembicaraan tentang kebodohanku ini. Aku
tidak akan pernah lagi membebanimu dengan hal ini."
"Itu Gilbert datang, dan kau akan kembali bersama kami," kata Anne,
yang tidak berniat untuk meninggalkan Leslie berjalan-jalan sendirian di
pantai berpasir pada malam berkabut dan dengan perasaan seperti itu.
"Ada cukup ruang di perahu kami untuk kita bertiga, dan kita akan
mengikatkan sampan itu di belakang."
"Oh, kupikir aku harus menerima diriku sendiri untuk menjadi si orang
ketiga kembali," kata Leslie yang malang dengan tawa pahit. "Maafkan
aku, Anne itu sangat menyebalkan. Seharusnya aku bersyukur dan aku
192 MEMANG begitu karena aku memiliki dua teman baik yang senang
melibatkan aku sebagai orang ketiga. Jangan pedulikan kata-kataku yang
penuh kebencian. Sepertinya aku hanyalah seorang manusia yang sangat
menyebalkan selama ini, dan segalanya menyakitiku."
"Leslie sepertinya sangat diam malam ini, bukan?" tanya Gilbert, saat
dia dan Anne tiba di rumah. "Ada masalah apa hingga dia ada di pantai
berpasir itu sendirian?"
"Oh, dia lelah dan kau tahu dia senang pergi ke pantai setelah satu hari
buruk bersama Dick."
"Sayang sekali dia tidak bertemu dan menikah dengan seorang lelaki
seperti Ford sebelumnya," Gilbert mengungkapkan pikirannya. "Mereka
bisa menjadi pasangan yang ideal, bukan?"
"Astaga, Gilbert, jangan berubah menjadi mak comblang. Itu adalah
suatu profesi yang menjijikkan bagi seorang lelaki," pekik Anne tajam,
khawatir jika Gilbert mengetahui kebenaran jika dia terus memikirkan
masalah ini. "Bersyukurlah, Anne-Gadisku, aku bukan mak comblang," protes
Gilbert, sedikit terkejut karena nada suara Anne. "Aku hanya memikirkan
suatu kemungkinan yang dapat terjadi."
"Yah, jangan. Itu hanya buang-buang waktu saja," kata Anne.
Kemudian, tiba-tiba dia menambahkan, "Oh, Gilbert, kuharap semua orang
bisa sebahagia kita."
193 28 HAL-HAL GANJIL DAN BAGAIMANA SEMUA BERAKHIR Aku baru membaca berita kematian," kata Miss Cornelia, meletakkan Daily
Enterprise dan mengambil jahitannya.
Pelabuhan kembali hitam dan suram di bawah langit November yang
mendung; daun-daun mati tergantung basah dan lembap di ambangambang jendela; tetapi rumah kecil itu hangat dengan cahaya dari perapian
dan mirip keadaan pada musim semi dengan tanaman-tanaman pakis dan
geranium Anne. "Di sini selalu terasa seperti musim panas, Anne," Leslie
pernah berkata suatu hari, dan semua orang yang menjadi tamu di rumah
impian itu merasakan hal yang sama.
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Enterprise sepertinya banyak memuat berita kematian akhir-akhir ini,"
ujar Miss Cornelia. "Biasanya berita itu selalu ada dua kolom, dan aku
194 membaca setiap barisnya. Itu adalah salah satu bentuk rekreasiku, terutama
jika ada suatu puisi yang orisinal tercantum di dalamnya. Ini sebuah
contoh untukmu: Dia pergi untuk berjumpa Sang Pencipta,
Tidak pernah lagi berjalan.
Dia biasa bermain dan bernyanyi dengan gembira
Lagu Home, Sweet Home. Siapa yang bilang kita tidak memiliki bakat puitis di Pulau! Pernahkah
kau menyadari bahwa banyak orang baik yang meninggal, Anne, Sayang"
Itu patut disayangkan. Ada sepuluh berita kematian di sini, dan semua
orang yang meninggal sebaik santa dan merupakan teladan, bahkan para
lelakinya. "Ada Peter Stimson tua, yang telah "meninggalkan lingkaran besar
teman-teman yang meratapi kepergiannya yang terlalu cepat". Ya Tuhan,
Anne, Sayang, lelaki itu sudah berusia delapan puluh tahun, dan semua
orang yang mengenalnya telah berharap agar dia meninggal selama tiga
puluh tahun ini. Bacalah berita kematian jika kau sedang sedih, Anne,
Sayang terutama tentang orang-orang yang kau kenal.
"Jika kau memiliki sedikit rasa humor, berita-berita itu akan
menceriakanmu, percayalah padaku. Aku hanya berharap aku pernah
menulis obituari untuk beberapa orang. Bukankah "obituari" adalah sebuah
kata yang sangat jelek" Peter yang kubicarakan ini memiliki seraut wajah
yang benar-benar jelek. Aku tidak pernah melihatnya, tapi saat itu, aku
memikirkan kata Obituari dan itu terlintas di benakku. Ada satu kata yang
lebih jelek yang kuketahui daripada itu, dan kata itu adalah JANDA. Ya
Tuhan, Anne, Sayang, aku mungkin seorang perawan tua, tapi aku
menemukan kepuasan dalam hal itu aku tidak akan pernah menjadi janda
lelaki mana pun." "Itu MEMANG sebuah kata yang jelek," sahut Anne sambil tertawa.
"Pemakaman Avonlea penuh dengan nisan-nisan tua berbunyi "atas
kenangan si Ini atau si Itu, Janda dari mendiang si Ini atau si Itu." Tulisan
itu selalu membuatku berpikir tentang sesuatu yang memudar dan dimakan
rayap. Mengapa begitu banyak kata-kata yang berhubungan dengan
kematian terasa sangat menyebalkan" Aku benarbenar berharap bahwa
kebiasaan untuk menyebut sesosok tubuh mati dengan sebutan "mayat"
bisa dihapuskan. Aku benar-benar bergidik jika mendengar petugas di
sebuah pemakaman berkata, "Semua yang ingin melihat mayatnya, silakan
195 datang kemari." Itu selalu memberikan suatu kesan mengerikan bahwa aku
akan melihat suatu pemandangan hidangan pesta kanibal."
"Yah, satu-satunya yang kuharapkan," kata Miss Cornelia dengan
tenang, "adalah jika aku mati, tidak ada orang yang akan menyebutku
"mendiang saudari kita". Aku sudah muak dengan urusan saudara-saudari
itu lima tahun lalu, saat ada seorang misionaris pengembara mengadakan
pertemuan-pertemuan di Glen. Sejak awal, aku tidak pernah terbiasa
dengannya. Aku merasa di dalam tulang-tulangku, ada yang salah dengan
dirinya. Dan memang ada. Kau tahu, dia berpura-pura menjadi seorang
Presbyterian Presby tarian, Dia menyebutnya begitu dan ternyata seumur
hidupnya, dia adalah seorang Methodis.
"Dia menyebut semua orang saudara dan saudari. Dia memiliki
lingkaran kekerabatan yang luas, lelaki itu. Dia menggenggam tanganku
dengan sungguh-sungguh suatu malam, dan bertanya dengan penasaran,
"Saudari Bryantku Tersayang, apakah Anda seorang Kristen?" Aku hanya
meliriknya sekilas, kemudian berkata dengan tenang, "Satu-satunya
saudara lelaki yang pernah kumiliki, Mr. Fiske, sudah dikubur lima belas
tahun yang lalu, dan sejak saat itu aku tidak pernah mengadopsi seorang
penggantinya. Dan tentang masalah agama, aku adalah seorang Kristen,
kuharap dan kuyakini, sejak saat kau merangkak di atas lantai dengan
jubah baptismu." Itu mengguncangnya, percayalah padaku.
"Kau tahu, Anne Sayang, aku tidak membenci semua misionaris
pengembara. Kami pernah didatangi beberapa lelaki yang baik dan jujur,
yang melakukan banyak hal dan membuat para pendosa tua mengerut
takut. Tapi, si Fiske ini bukan salah seorang di antara mereka. Aku pernah
tertawa terbahak-bahak sendirian suatu malam. Fiske meminta semua
orang yang beragama Kristen untuk berdiri. Aku tidak, percayalah padaku!
Aku tidak pernah termakan oleh hal seperti itu. Tapi, kebanyakan di antara
mereka bisa termakan, jadi Fiske memulai sebuah himne dengan suaranya
yang paling tinggi. Tepat di depanku, Ikey Baker cilik yang malang sedang
duduk di bangku yang biasa diduduki Keluarga Millison. Dia adalah
seorang anak sederhana, berusia sepuluh tahun, dan Millison memeras
tenaganya setengah mati. Makhluk kecil yang malang itu selalu sangat
kelelahan sehingga dia selalu tertidur saat dia berada di gereja atau di
tempat lain, di mana dia bisa duduk diam selama beberapa menit. Dia
tertidur sepanjang pertemuan, dan aku bersyukur karena bisa melihat
bocah malang itu beristirahat, percayalah padaku.
"Nah, saat suara Fiske menjulang ke langit dan yang lain bergabung
196 dengannya, Ikey yang malang terbangun dengan kaget. Dia berpikir bahwa
itu hanyalah suatu nyanyian biasa dan semua orang harus berdiri, jadi dia
langsung berdiri dengan sangat cepat, karena tahu dia akan mendapatkan
pukulan dari Maria Millison karena tertidur dalam pertemuan. Fiske
melihatnya, berhenti dan berteriak, "Satu jiwa lagi terselamatkan! Gloria
Haleluya!" Dan di sanalah Ikey malang yang ketakutan, hanya setengah
terbangun dan sedang menguap, yang sama sekali tidak pernah
memikirkan jiwanya. Bocah malang, dia tidak pernah memiliki waktu
untuk memikirkan segala sesuatu kecuali tubuh kecilnya yang lelah dan
terlalu keras bekerja. "Leslie hadir suatu malam dan si Fiske itu langsung mendekatinya
oh,Fiske selalu gelisah tentang jiwa para gadis yang berpenampilan
menarik, percayalah padaku! dan dia melukai perasaan Leslie, sehingga
Leslie tidak pernah datang lagi. Kemudian, dia berdoa setiap malam
setelah itu, di hadapan publik, agar Tuhan mau melembutkan hati Leslie
yang keras. Akhirnya, aku menemui Mr. Leavitt, pendeta kami saat itu,
dan berkata kepadanya, jika dia tidak menghentikan Fiske, aku akan
berdiri malam berikutnya dan melemparkan buku himneku kepada Fiske,
jika dia menyebut-nyebut "perempuan muda yang cantik tapi tidak punya
rasa malu" lagi. Aku akan melakukannya juga, percayalah padaku.
"Mr. Leavitt memang bisa menghentikannya, tapi Fiske melanjutkan
pertemuannya hingga Charley Douglas mengakhiri kariernya di Glen. Mrs.
Charley pergi ke California sepanjang musim dingin. Mrs. Charley sangat
melankolis pada musim gugur melankolis yang religius itu mengalir dalam
keluarganya. Ayahnya sangat taat, khawatir setengah mati akan melakukan
dosa tak terampuni sehingga dia meninggal di rumah sakit jiwa. Jadi, saat
Rose Douglas mengalami hal itu juga, Charley mengantarnya untuk
mengunjungi kakak perempuannya di Los Angeles. Rose menjalani musim
dingin itu dengan baik dan pulang tepat saat penampilan Fiske sedang
heboh-hebohnya "Rose melangkah turun dari kereta di Glen, tersenyum gembira dan
berceloteh riang, dan hal pertama yang dia lihat di depan matanya, di
ujung loteng hitam gubuk penyimpanan barang angkutan, adalah sebuah
pertanyaan, dengan huruf-huruf besar berwarna putih, setinggi enam puluh
sentimeter, berbunyi, "Ke mana kau akan pergi ke surga atau neraka?" Itu
adalah salah satu ide Fiske, dan dia menyuruh Henry Hammond
mengecatnya. Rose hanya memekik dan pingsan, dan saat mereka
mengantarnya pulang, dia lebih buruk daripada sebelumnya.
197 "Charley Douglas menemui Mr. Leavitt dan memberitahunya bahwa
setiap anggota Keluarga Douglas akan meninggalkan gereja jika Fiske
tetap berada di sana. Mr. Leavitt harus menyerah, karena Keluarga
Douglas yang membayar gajinya, jadi Fiske pergi, dan kami harus
bergantung kembali kepada Alkitab kami untuk mendapatkan instruksiinstruksi bagaimana bisa masuk surga. Setelah dia pergi, Mr. Leavitt
menemukan bahwa dia hanyalah seorang Methodis yang menyamar, dan
dia merasa sangat muak, percayalah padaku. Mr. Leavitt memang
memiliki beberapa kekurangan, tapi dia adalah seorang Presbyterian yang
baik dan tulen." "Omong-omong, aku mendapatkan sepucuk surat dari Mr. Ford
kemarin," kata Anne. "Dia memintaku untuk menyampaikan salamnya
kepada Anda." "Aku tidak ingin salamnya," tukas Miss Cornelia dengan pedas.
"Mengapa?" tanya Anne dengan terkejut. "Kupikir kau menyukainya."
"Yah, dulu aku memang menyukainya, dengan suatu cara. Tapi, aku
tidak akan pernah memaafkan apa yang dia lakukan kepada Leslie. Anak
malang itu menyiksa diri dengan memikirkannya bagaikan masalahnya
belum cukup dan lelaki itu pergi berkeliaran di Toronto, tidak diragukan
lagi, bersenangsenang seperti sebelumnya. Seperti lelaki pada umumnya."
"Oh, Miss Cornelia, bagaimana Anda bisa tahu?"
"Ya Tuhan, Anne, Sayang, aku punya mata, bukan" Dan aku telah
mengenal Leslie sejak dia bayi. Ada semacam ekspresi patah hati yang
baru terlihat di matanya pada musim gugur, dan aku tahu lelaki penulis itu
yang bertanggung jawab, entah bagaimana. Aku tidak akan pernah
memaafkan diriku sendiri karena telah membawanya kemari. Tapi, aku
tidak pernah menduga dia akan seperti itu. Kupikir dia hanya akan seperti
para lelaki lain yang Leslie tampung pemuda-pemuda yang angkuh,
semuanya, yang tidak pernah menarik simpati Leslie. Salah seorang dari
mereka pernah mencoba merayu Leslie, dan Leslie membuatnya terdiam
dengan telak, aku yakin dia tidak pernah lagi bisa akrab dengan Leslie.
Jadi, aku tidak pernah menduga ada bahaya seperti itu."
"Jangan biarkan Leslie menduga jika Anda mengetahui rahasianya,"
kata Anne buruburu. "Kupikir itu akan melukainya."
"Percayalah padaku, Anne, Sayang. Aku bukan anak kemarin sore. Oh,
wabah penyakit yang diderita oleh seluruh lelaki itu! Salah seorang dari
mereka telah merusak kehidupan Leslie sebagai awalnya, dan sekarang
seluruh anggota suku datang dan membuatnya lebih kacau lagi. Anne,
198 dunia ini adalah sebuah tempat yang mengerikan, percayalah padaku."
"Ada sesuatu yang salah di dunia ini
Yang tak pernah henti diperbaiki," Anne mengutip sambil
menerawang. "Jika memang benar, itu akan menjadi dunia yang tidak ditinggali
lelaki mana pun," kata Miss Cornelia dengan muram.
"Apa lagi yang dilakukan oleh para lelaki sekarang?" tanya Gilbert
sambil memasuki ruangan. "Bencana bencana! Apa lagi yang pernah mereka lakukan?"
"Yang memakan buah terlarang itu Hawa, Miss Cornelia."
"Karena ular jantan yang menggodanya," tukas Miss Cornelia penuh
kemenangan. Leslie, setelah kepedihan awalnya usai, merasa mampu melanjutkan
kehidupannya, seperti yang bisa dilakukan oleh kebanyakan manusia, tak
peduli betapa parahnya bentuk siksaan tertentu yang didapatkan. Bahkan,
mungkin dia menikmati saat-saat itu, ketika dia menjadi salah seorang
anggota lingkaran ceria di rumah impian mungil itu. Namun, jika Anne
pernah berharap Leslie akan melupakan Owen Ford, dia pasti tidak akan
percaya karena hasrat terpendam di pancaran mata Leslie, kapan pun nama
Owen disebutsebut. Karena iba terhadap hasrat itu, Anne selalu sengaja
menceritakan sedikit kabar dari surat Owen kepada Kapten Jim atau
Gilbert jika Leslie sedang bersama mereka. Pipinya yang merona dan
memucat pada saat-saat perbincangan itu terlalu samar untuk
mengekspresikan emosi yang memenuhi jiwanya. Namun, dia tidak pernah
membicarakan Owen kepada Anne, atau menyinggung-nyinggung malam
pertemuan mereka di pantai berpasir.
Suatu hari, anjing tuanya mati dan dia meratapinya dengan pedih. "Ia
telah menjadi temanku selama ini," dia berkata dengan penuh kesedihan
kepada Anne. "Ia adalah anjing tua milik Dick, kau tahu Dick telah
memilikinya sejak sekitar setahun sebelum kami menikah. Dia
meninggalkan anjing itu bersamaku saat dia berlayar dengan Four Sisters.
Carlo sangat dekat denganku dan cinta seekor anjing yang ia berikan telah
membantuku melewati tahun pertama yang menyedihkan setelah Ibu
meninggal, saat aku sendirian.
"Saat aku mendengar bahwa Dick akan kembali, aku takut jika Carlo
jadi menjauh dariku. Tapi, ia tampaknya tidak pernah menyayangi Dick,
meskipun ia pernah sangat dekat dengan majikannya itu. Carlo akan
menggonggong dan menggeram kepadanya seakanakan dia orang asing.
199 Aku gembira. Senang rasanya memiliki sesuatu yang mencintaiku
denganutuh.Anjing tuaitu merupakanhiburanbagiku,Anne. Ia sangat lemah
saat musim gugur sehingga aku takut ia tidak dapat hidup lama tapi
kuharap aku bisa merawatnya selama musim dingin. Tampaknyaia cukup
sehat pagi ini. Ia berbaring di permadani di depan perapian; kemudian,
tiba-tiba, ia bangkit dan berjalan pelan ke arahku; meletakkan kepalanya di
pangkuanku, dan memberikan tatapan penuh cinta dengan mata anjingnya
yang besar dan lembut kemudian gemetar dan mati. Aku akan sangat
merindukannya." "Biarkan aku memberimu seekor anjing lain, Leslie," kata Anne. "Aku
akan memberikan seekor anjing setter Gordon sebagai hadiah Natal untuk
Gilbert. Biarkan aku memberimu seekor juga."
Leslie menggelengkan kepala.
"Tidak sekarang-sekarang, terima kasih, Anne. Kurasa, aku belum siap
memiliki seekor anjing lagi. Sepertinya aku tidak memiliki kasih sayang
yang tersisa untuk anjing lain. Mungkin suatu saat aku akan
mengizinkanmu memberiku seekor. Aku benar-benar membutuhkan anjing
sebagai suatu perlindungan. Tapi, ada sesuatu yang nyaris manusiawi pada
diri Carlo sungguh tindakan yang TIDAK HORMAT untuk menggantikan
tempat sahabat tuaku tersayang itu terlalu cepat."
Anne pergi ke Avonlea seminggu sebelum Natal dan tinggal di sana
hingga liburan habis. Gilbert menjemputnya, dan ada perayaan tahun baru
yang meriah di Green Gables, dengan Keluarga Barry, Keluarga Blythe,
dan Keluarga Wright bergabung untuk menghabiskan makan siang yang
membutuhkan pikiran dan persiapan saksama Mrs. Rachel dan Marilla.
Saat mereka kembali ke Four Winds, rumah kecil itu nyaris tenggelam,
karena badai ketiga pada musim dingin itu terbukti sangat fenomenal,
bergulunggulung dari pelabuhan alam, dan menyelubungi segala hal yang
ia lewati dengan gununggunung salju besar. Namun, Kapten Jim telah
menyekop salju di depan pintu dan jalan setapak, sementara Miss Cornelia
telah mampir dan menyalakan perapian.
"Sungguh menyenangkan melihatmu kembali, Anne, Sayang! Tapi,
apakah kau pernah melihat salju seperti ini" Kau tidak bisa melihat rumah
Keluarga Moore sama sekali, kecuali jika kau naik ke lantai atas. Leslie
akan sangat senang karena kau telah kembali. Dia nyaris terkubur
hiduphidup di sana. Untungnya, sekarang Dick bisa menyekop salju, dan
berpikir bahwa itu adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Susan
mengirimkan pesan padaku untuk memberitahumu bahwa dia akan
200 membantu besok. Akan ke mana kau sekarang, Kapten?"
"Kupikir aku akan menyekop hingga ke Glen dan duduk sebentar
dengan Martin Strong tua. Ajalnya sebentar lagi tiba dan dia kesepian. Dia
tak punya banyak teman terlalu sibuk untuk bergaul sepanjang hidupnya.
Tapi, dia menghasilkan banyak sekali uang."
"Yah, dia pikir, karena dia tidak dapat melayani Tuhan dan
Keserakahan sekaligus, sebaiknya dia tetap setia kepada Keserakahan,"
kata Miss Cornelia dengan yakin. "Jadi, dia seharusnya tidak memprotes
jika sekarang menemukan bahwa Keserakahan bukan teman yang baik."
Kapten Jim pergi, tetapi di halaman, dia teringat sesuatu dan berbalik
sejenak. "Aku dapat surat dari Mr. Ford, Mistress Blythe, dan dia bilang
buku-kehidupan itu diterima penerbit dan akan diterbitkan musim gugur
mendatang. Aku merasa sangat gembira saat dengar berita itu karena
memikirkan bahwa akhirnya aku akan lihat buku itu dicetak."
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Lelaki itu benarbenar gila dalam urusan buku-kehidupannya," kata
Miss Cornelia dengan penuh semangat. "Menurut pendapatku, sudah
terlalu banyak buku yang ada di dunia ini sekarang."
201 29 GILBERT & ANNE BERSELISIH PAHAM Gilbert meletakkan buku kedokteran tebal yang sedang dia baca ketika
kegelapan malam pada bulan Maret yang semakin pekat membuatnya
kesulitan melihat. Dia bersandar di kursinya dan menatap menerawang ke luar jendela.
Saat itu awal musim semi mungkin saat yang paling buruk dalam tahun
itu. Bahkan tidak ada matahari terbenam yang bisa menceriakan lanskap
yang mati dan basah serta es hitam kotor di pelabuhan alam, yang sedang
dia pandangi. Tidak ada tanda-tanda kehidupan yang terlihat, kecuali
seekor gagak hitam besar yang terbang sendirian melintasi lapangan
kelabu. Iseng, Gilbert berspekulasi tentang gagak itu. Apakah gagak itu
memiliki keluarga, dengan seekor istri gagak yang hitam namun menarik
sedang menunggunya di hutan-hutan di luar Glen" Atau ia adalah seekor
gagak muda mengilap, yang sedang disibukkan oleh pikiran-pikiran
202 mencari pasangan hidup" Atau, apakah ia adalah seekor gagak bujangan
sinis, yang memercayai bahwa terbang sendirian adalah cara yang paling
cepat untuk bepergian" Apa pun itu, ia segera menghilang dalam
kegelapan yang sama dengan bulunya, dan Gilbert kembali menoleh ke
pemandangan yang lebih ceria di dalam ruangan.
Cahaya perapian berkelip-kelip dari ujung ke ujung, menyinari mantelmantel Gog dan Magog yang berwarna putih dan hijau; menerangi kepala
cokelat mulus si anjing setter cantik yang sedang bermalas-malasan di
permadani, lukisan yang menempel di dinding-dinding, juga sebuah vas
penuh bunga daffodil di jendela. Cahaya itu juga menerangi Anne, yang
duduk di depan meja kecilnya, dengan jahitan di sampingnya, dan kedua
tangan terkatup di atas lutut, melamun menatap perapian membayangkan
kastel-kastel di Spanyol dengan menara-menara menjulang, menusuk
awan yang diterangi sinar bulan dan kapal-kapal bertiang laksana matahari
terbenam yang berlayar dari Persinggahan Harapan langsung menuju Four
Winds Harbor dengan muatan berharga. Karena, Anne tetaplah seorang
pemimpi, meskipun sebentuk ketakutan suram datang siang dan malam,
membayanginya. Gilbert sudah terbiasa untuk menyebut dirinya sebagai "lelaki yang
sudah lama menikah". Namun, dia masih menatap Anne dengan mata
seorang kekasih yang tidak mampu memercayai kenyataan. Dia tidak
dapat sepenuhnya percaya bahwa Anne sudah menjadi miliknya. Jiwanya
masih mengendap-endap di belakang Anne, cemas bila pesona Anne
hancur berantakan dan impian-impian itu menguap begitu saja. "Anne,"
dia berkata pelan, "tolong dengarkan aku. Aku ingin berbicara denganmu
tentang sesuatu." Anne menatap langsung ke arahnya menembus keremangan ruangan
yang diterangi cahaya perapian. "Ada apa?" dia bertanya ceria. "Kau
tampak sangat muram, Gilbert. Aku benar-benar tidak melakukan
kenakalan apa pun hari ini. Tanya saja Susan."
"Bukan tentang dirimu atau diri kita yang ingin kubicarakan. Ini
tentang Dick Moore."
"Dick Moore?" Anne mengulangi, langsung duduk tegak dengan
waspada. "Wah, apa yang ingin kau bicarakan tentang Dick Moore?"
"Aku sudah banyak memikirkannya akhir-akhir ini. Apakah kau ingat
saat musim panas lalu aku mengobatinya karena borok-borok di
lehernya?" "Ya ya." 203 "Aku mengambil kesempatan itu untuk memeriksa luka-luka di
kepalanya dengan saksama. Aku selalu berpikir bahwa Dick adalah suatu
kasus yang sangat menarik dari sudut pandang medis. Akhir-akhir ini, aku
mempelajari sejarah tentang pengeboran tengkorak dan kasus-kasus di
mana hal itu terjadi. Anne, aku mendapatkan kesimpulan bahwa jika Dick
Moore dibawa ke sebuah rumah sakit yang bagus dan operasi pengeboran
dilakukan di beberapa lokasi tengkoraknya, ingatan dan kewarasannya
mungkin bisa pulih."
"Gilbert!" suara Anne penuh dengan nada protes. "Tentu saja kau tidak
serius!" "Aku serius, sebenarnya. Dan aku telah memutuskan bahwa aku wajib
mengungkapkan masalah itu kepada Leslie."
"Gilbert Blythe, kau Tidak akan melakukan hal semacam itu," pekik
Anne kesal. "Oh, Gilbert, kau tidak boleh tidak boleh. Kau tidak boleh
sekejam itu. Berjanjilah padaku kau tidak akan melakukannya."
"Kenapa, Anne, kupikir kau tidak akan bereaksi seperti ini. Berpikirlah
dengan logis " "Aku tidak akan berpikir logis aku tidak bisa berpikir logis aku
MEMANG berpikir logis. Kaulah yang tidak berpikir logis. Gilbert,
apakah kau pernah berpikir, jika Dick Moore kembali pulih dan memiliki
kewarasannya kembali, apa artinya itu bagi Leslie" Diamlah sebentar dan
pikirkan! Dia sekarang sudah tidak bahagia; tapi kehidupan sebagai
perawat dan pengasuh Dick seribu kali lebih mudah baginya daripada
kehidupan sebagai istri Dick. Aku tahu aku TAHU! Itu tidak bisa
dibayangkan. Jangan ikut campur dengan masalah itu. Biarkanlah seperti
apa adanya." "Aku TELAH memikirkan aspek kasus itu secara menyeluruh, Anne.
Tapi, aku yakin bahwa seorang dokter wajib untuk mementingkan
kesembuhan baik jiwa maupun raga seorang pasien di atas segala
pertimbangan lain, tak peduli seperti apa pun konsekuensinya. Aku yakin,
tugas seorang dokter adalah mengusahakan peningkatan kesehatan dan
kewarasan, jika ada harapan sekecil apa pun."
"Tapi, Dick bukan pasienmu yang seperti itu," pekik Anne, mencari
siasat lain. "Jika Leslie memintamu mencoba melakukan suatu hal
kepadanya, Maka itu adalah tugasmu, untuk memberi tahu Leslie tentang
apa yang kau pikirkan. Tapi, kau tidak punya hak untuk ikut campur."
"Aku tidak menyebutnya ikut campur. Paman Dave memberi tahu
Leslie dua belas tahun yang lalu jika tidak ada yang bisa dilakukan pada
204 Dick. Dia memercayainya, tentu saja."
"Dan mengapa Paman Dave mengatakan itu kepada Leslie, jika itu
tidak benar?" pekik Anne dengan penuh kemenangan. "Bukankah dia
mengetahui hal ini sebanyak yang kau ketahui?"
"Kupikir tidak meskipun kedengarannya mungkin sombong dan
meremehkan untuk menyatakan begitu. Dan kau juga tahu seperti aku
bahwa Paman Dave cenderung berprasangka buruk terhadap sesuatu yang
dia sebut sebagai "tindakan pemotongan dan pemahatan sebagai penemuan
baru". Dia bahkan menentang operasi usus buntu."
"Dia benar," seru Anne, benarbenar merasa pandangannya berubah.
"Aku sendiri percaya bahwa kalian, dokter-dokter modern, terlalu senang
bereksperimen dengan daging dan darah manusia."
"Rhoda Allonby tidak akan hidup hari ini jika aku takut melakukan
eksperimen," Gilbert berargumen. "Aku mengambil risiko dan
menyelamatkan hidupnya."
"Aku muak dan bosan mendengar tentang Rhoda Allonby," pekik Anne
yang sebenarnya tidak adil, karena Gilbert tidak pernah menyebut-nyebut
nama Mrs. Allonby sejak hari saat dia memberi tahu kesuksesannya
mengobati perempuan itu. Dan Gilbert tidak bisa disalahkan karena orang
lain sering mendiskusikan hal itu.
Gilbert merasa sedikit tersinggung. "Aku tidak berharap kau menilai
masalah ini seperti itu, Anne," dia berkata sedikit kaku, berdiri, dan
berjalan ke arah pintu ruang kerjanya. Itu adalah pertengkaran pertama
mereka. Namun, Anne berlari mengejarnya dan menyeretnya kembali, "Tidak,
Gilbert, kau tidak boleh "pergi dengan marah". Duduklah di sini, dan aku
akan meminta maaf dengan elegan, seharusnya aku tidak mengatakan
halhal semacam itu. Tapi oh, jika kau tahu " Anne menahan diri tepat pada
waktunya. Dia nyaris saja membuka rahasia Leslie. "Kau tahu bagaimana
perasaan seorang perempuan tentang hal itu," dia berkata lemah.
"Kupikir aku tahu. Aku memikirkan masalah itu dari setiap sudut
pandang dan aku mendapatkan kesimpulan bahwa sudah menjadi
kewajibanku untuk memberi tahu Leslie, bahwa aku percaya ada
kemungkinan Dick bisa pulih seperti dulu; setelah itu kewajibanku selesai.
Terserah kepadanya untuk memutuskan apa yang akan dia lakukan."
"Kupikir kau tidak berhak memberikan tanggung jawab seperti itu
kepadanya. Dia sudah cukup banyak memiliki tanggungan pikiran. Dia
miskin bagaimana dia bisa membiayai operasi seperti itu?"
205 "Dia yang harus memutuskan hal itu," Gilbert bersikeras.
"Kau berkata, kau pikir Dick bisa diobati. Tapi, apakah kau YAKIN
akan hal itu?" "Tentu saja tidak. Tidak ada yang bisa yakin akan hal seperti itu.
Mungkin saja ada kerusakan dari otaknya sendiri, efek yang tidak pernah
bisa disembuhkan. Tapi, seperti yang kupercayai, jika ingatan dan
kewarasannya yang hilang disebabkan oleh tekanan di pusat-pusat otak
karena beberapa area tengkorak yang menekan, dia bisa disembuhkan."
"Tapi, itu hanya suatu kemungkinan!" Anne bersikeras. "Sekarang,
misalkan kau memberi tahu Leslie dan dia memutuskan untuk melakukan
operasi. Itu akan memakan banyak biaya. Dia harus meminjam uang, atau
menjual propertinya. Dan bayangkan jika operasi itu gagal, dan Dick tetap
seperti sekarang. Bagaimana dia bisa membayar kembali uang yang dia
pinjam, atau menghidupi dirinya sendiri dan makhluk besar tak berdaya
itu, jika dia menjual pertanian?"
"Oh, aku tahu aku tahu. Tapi, sudah menjadi kewajibanku untuk
memberitahunya. Aku tidak bisa menolak dari tanggung jawab itu."
"Oh, aku tahu kekeras-kepalaan seorang Blythe," erang Anne. "Tapi,
jangan lakukan ini hanya dengan perasaan tanggung jawabmu sendiri.
Berkonsultasilah dengan Dokter Dave."
"Aku TELAH melakukannya," kata Gilbert dengan ragu.
"Dan apa yang dia katakan?"
"Secara singkatnya seperti yang kau katakan biarkan saja masalah itu.
Selain prasangkanya terhadap pembedahan dengan metode penemuan
baru, aku khawatir dia melihat kasus itu dari sudut pandangmu jangan
lakukan itu, demi Leslie."
"Nah, itulah," pekik Anne penuh kemenangan. "Aku berpikir, Gilbert,
bahwa kau harus menerima penilaian dari seorang lelaki yang hampir
berusia delapan puluh tahun, yang telah melihat banyak sekali kasus dan
menyelamatkan banyak jiwa tentu saja pendapatnya bisa lebih masuk akal
daripada pendapat seorang pemuda tak berpengalaman."
"Terima kasih."
"Jangan tertawa. Ini terlalu serius."
"Itulah maksudku. Ini MEMANG serius. Dick adalah seorang lelaki
yang menjadi beban dan tak berdaya. Dia mungkin saja bisa sembuh,
kembali berakal sehat dan berguna "
"Dia memang sangat berguna sebelumnya," sela Anne sebal.
"Dia mungkin bisa mendapatkan kesempatan untuk berbuat baik dan
206 menembus masa lalu. Istrinya tidak mengetahui hal ini. Aku tahu. Karena
itu, sudah menjadi tugasku untuk memberitahunya, bahwa ada
kemungkinan. Itu, setelah dipertimbangkan masak-masak, adalah
keputusanku." "Jangan dulu menyatakan itu sebagai suatu "keputusan", Gilbert.
Berkonsultasilah dengan orang lain. Tanyakan kepada Kapten Jim apa
pendapatnya tentang hal ini."
"Baiklah.Tapi, akutidakakanberjanjiakanterpengaruh oleh pendapatnya,
Anne. Ini adalah sesuatu yang harus diputuskan oleh seorang lelaki
sendirian. Nuraniku tidak akan pernah tenang jika aku tetap diam akan
masalah itu." "Oh, nuranimu!" erang Anne. "Paman Dave pasti juga memiliki nurani,
bukan?" "Ya. Tapi, aku bukan pengikut nuraninya. Ayolah Anne; jika masalah
ini tidak melibatkan Leslie jika ini murni suatu kasus abstrak, kau pasti
akan setuju denganku kau tahu itu."
"Aku tidak akan," Anne berjanji, berusaha meyakini sendiri hal itu.
"Oh, kau bisa berdebat sepanjang malam, Gilbert, tapi kau tidak akan bisa
meyakinkanku. Coba tanyakan saja kepada Miss Cornelia, apa
pendapatnya akan hal itu."
"Kau mengeluarkan strategi terakhir, Anne, jika kau membawabawa
Miss Cornelia sebagai seorang pendukung. Dia akan berkata, "Khas lelaki
umumnya," dan akan murka. Tak masalah. Ini bukan urusan yang bisa
diputuskan oleh Miss Cornelia. Leslie sendiri yang harus
memutuskannya." "Kau sangat tahu bahwa dia akan menyetujuinya," kata Anne, nyaris
berurai air mata. "Dia memiliki idealisme akan tanggung jawab juga. Aku
tak tahu bagaimana kalian bisa mengemban tanggung jawab seperti itu di
bahu kalian. Aku tidak bisa."
"Karena kebenaran adalah langkah benar untuk diikuti apa pun
konsekuensinya," Gilbert mengutip.
"Oh, kau pikir dua baris puisi bisa menjadi suatu argumen yang
meyakinkan!" dengus Anne. "Benarbenar seperti seorang lelaki sejati."
Kemudian, dia menertawakan dirinya sendiri. Kata-kata itu sangat mirip
dengan tiruan kata-kata Miss Cornelia.
"Yah, jika kau tidak bisa menerima Tennyson sebagai suatu kekuatan,
mungkin kau akan memercayai kata-kata sesuatu yang lebih Tinggi
daripada dirinya," kata Gilbert dengan serius. ?"Kau akan mengetahui
207 kebenaran dan kebenaran akan membebaskanmu." Aku memercayainya,
Anne, dengan sepenuh hati. Itu adalah ayat paling besar dan hebat dalam
Alkitab atau dalam literatur mana pun dan yang paling BENAR, jika ada
derajat perbandingan kebenaran. Dan tugas seorang manusia yang pertama
adalah untuk menyampaikan kebenaran, saat dia melihat dan
memercayainya." "Dalam kasus ini, kebenaran tidak akan membuat Leslie yang malang
terbebas," desah Anne. "Mungkin itu akan berakhir dengan belenggu yang
lebih ketat baginya. Oh, Gilbert, aku TIDAK DAPAT berpikir kau benar."
208 30 LESLIE MEMUTUSKAN Wabah influenza yang tiba-tiba menyerang Glen dan di desa nelayan
menyibukkan Gilbert selama dua minggu, sehingga dia tidak sempat
memenuhi janjinya mengunjungi Kapten Jim. Anne berharap meskipun
pesimis semoga Gilbert telah melupakan ide tentang Dick Moore, dan,
bertekad tidak membangunkan macan yang sedang tidur, dia tidak
mengungkit-ungkit masalah ini lagi. Namun, dia memikirkannya tanpa
henti. "Aku bertanya-tanya, apakah tindakanku tepat jika aku memberi tahu
Gilbert bahwa Leslie menyukai Owen," dia berpikir. "Gilbert tidak akan
pernah membiarkan Leslie menduga bahwa dia tahu, jadi harga diri Leslie
tidak akan ternoda, dan itu Mungkin meyakinkan Gilbert agar dia tidak
mengganggu Dick Moore. Haruskah aku haruskah" Tidak, meskipun
begitu, aku tidak boleh. Janji itu suci, dan aku tidak memiliki hak untuk
membocorkan rahasia Leslie. Tapi oh, aku tidak pernah merasa sangat
takut tentang apa pun dalam kehidupanku seperti sekarang. Semua ini
209 merusak musim semi merusak segalanya."
Suatu malam, tiba-tiba Gilbert mengusulkan agar mereka pergi untuk
menemui Kapten Jim. Dengan hati kecut Anne setuju, dan mereka
berangkat. Matahari yang bersinar lembut selama dua minggu telah
menebarkan keajaiban di lanskap kosong tempat gagak Gilbert telah
terbang. Bukit-bukit dan padang-padang rumput tampak kering, cokelat,
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan hangat, siap untuk merekah menjadi pucuk-pucuk tanaman dan bungabunga mekar; pelabuhan alam kembali bergoyang bagaikan digetarkan
oleh tawa; jalan pelabuhan alam yang panjang bagaikan sehelai pita merah
berkilauan; di bukit-bukit pasir sana. Sekelompok anak lelaki, yang sedang
keluar memancing, membakar rumput bukit pasir yang kering dan tebal
yang tumbuh musim panas sebelumnya. Api menyebar di atas bukit-bukit
pasir itu dengan nuansa merah muda, melambaikan panji-panji terang
mereka di latar belakang teluk yang gelap, dan menerangi selat serta desa
nelayan. Semua itu adalah suatu pemandangan indah yang pada saat-saat lain
akan memuaskan mata Anne; tetapi saat ini dia tidak menikmati
perjalanannya, begitu juga dengan Gilbert. Persahabatan mereka yang
biasa serta kesamaan perasaan dan pandangan mereka sebagai golongan
manusia yang mengenal Yusuf menguap dengan menyedihkan.
Ketidaksetujuan Anne terhadap seluruh proyek itu tampak jelas pada
kepalanya yang mendongak angkuh dan kesopanan kata-katanya yang
direncanakan dengan hati-hati. Mulut Gilbert memancarkan ekspresi
kekeraskepalaan khas Keluarga Blythe, tetapi matanya tampak gelisah. Dia
bermaksud melakukan sesuatu yang dia percayai sebagai tanggung
jawabnya, tetapi pertengkaran dengan Anne adalah harga mahal yang
harus dia bayar. Karena itu, mereka berdua sama-sama senang saat
mencapai mercusuar dan sekaligus menyesal merasa senang.
Kapten Jim menyimpan jaring penangkap ikan yang sedang dia
kerjakan, dan menyambut mereka dengan ceria. Dalam keremangan
cahaya malam musim semi itu, dia tampak lebih tua daripada yang Anne
pernah lihat sebelumnya. Rambutnya menjadi semakin kelabu, dan tangan
kuat itu sedikit bergetar. Namun, mata birunya begitu jernih dan tajam,
jiwa luhur di dalam dirinya memancar keluar dengan berani dan tegas.
Kapten Jim mendengarkan sambil membisu penuh ketakjuban,
sementara Gilbert mengatakan apa maksudnya. Anne, yang mengetahui
bagaimana lelaki tua itu memuja Leslie, merasa cukup yakin jika Kapten
Jim akan berpihak kepadanya, meskipun dia tidak berharap terlalu tinggi
210 bahwa ini akan memengaruhi Gilbert. Dan dia terkejut bukan kepalang
saat Kapten Jim, dengan perlahan dan muram, tetapi tanpa keraguan,
memberikan pendapatnya bahwa Leslie harus diberi tahu.
"Oh, Kapten Jim, kupikir kau tidak akan mengatakan itu," Anne
berseru kesal. "Kupikir kau tidak akan mendatangkan lebih banyak
masalah bagi Leslie."
Kapten Jim menggelengkan kepala. "Aku tak ingin. Aku tahu
bagaimana perasaanmu tentang hal ini, Mistress Blythe seperti yang
kurasakan sendiri. Tapi, bukan perasaan kita yang patut kendalikan suatu
kehidupan tidak, tidak, kita akan sering membuat kapal karam jika kita
lakukan itu. Hanya ada satu kompas yang aman dan kita harus arahkan
tujuan kita berdasarkan hal itu sesuatu yang tepat untuk dilakukan. Aku
setuju dengan Dokter. Jika ada kesempatan bagi Dick, Leslie seharusnya
diberi tahu. Tidak ada dua sudut pandang untuk melihatnya, menurut
pendapatku." "Baiklah," kata Anne, menyerah dengan putus asa, "tunggu saja hingga
Miss Cornelia memarahi kalian berdua, kaum lelaki."
"Cornelia akan marahi kami habis-habisan, tak diragukan lagi," Kapten
Jim setuju. "Kalian kaum perempuan adalah makhluk-makhluk hidup yang
cantik, Mistress Blyte, tapi kalian agak tidak logis. Kau adalah seorang
perempuan berpendidikan tinggi, sementara Cornelia bukan, tapi kalian
berdua bagaikan pinang dibelah dua dalam hal ini. Aku tak tahu apakah
kau bisa lebih buruk daripada itu. Logika adalah suatu hal yang keras dan
tanpa ampun, kupikir. Sekarang, aku akan seduh sepoci teh dan kita akan minum teh sambil
bicarakan hal-hal yang menyenangkan, hanya untuk sedikit buat pikiran
kita tenang." Setidaknya, teh buatan Kapten Jim dan percakapan mereka
menenangkan pikiran Anne sehingga dia tidak membuat Gilbert terlalu
menderita dalam perjalanan pulang, seperti yang tadinya hendak dia
lakukan. Dia tidak menyinggung-nyinggung pertanyaan itu sama sekali,
tetapi dia berceloteh dengan ceria tentang halhal lain, dan Gilbert mengerti
bahwa dia telah dimaafkan meskipun Anne masih memprotes.
"Kapten Jim tampak sangat rapuh dan bungkuk musim semi ini. Musim
dingin telah membuatnya menua," kata Anne sedih. "Aku khawatir jika dia
akan segera pergi menemui Margaretnya yang hilang. Aku tidak tahan
memikirkannya." "Four Winds tidak akan lagi menjadi tempat yang sama saat Kapten
211 Jim "berlayar ke samudra"," Gilbert sepakat.
Malam berikutnya, Gilbert pergi ke rumah di atas anak sungai. Anne
berjalan mondar-mandir dengan gugup hingga Gilbert kembali.
"Nah, apa yang Leslie katakan?" dia mendesak saat Gilbert masuk.
"Sangat sedikit. Kupikir dia merasa kebingungan."
"Dan dia akan menyetujui operasi itu?"
"Dia akan memikirkannya dan memutuskannya sesegera mungkin."
Gilbert mengempaskan dirinya dengan lelah ke kursi malas di depan
perapian. Dia tampak lelah. Baginya, memberi tahu Leslie bukan hal yang
mudah. Dan kengerian yang telah tampak di mata Leslie saat dia
memahami konsekuensi kata-kata Gilbert bukan hal yang menyenangkan
untuk diingat. Sekarang, saat peluru sudah diluncurkan, Gilbert diserang
oleh keraguan akan kebijaksanaannya sendiri. Anne menatapnya dengan
prihatin; kemudian dia duduk di atas permadani di sebelahnya, dan
menyandarkan kepalanya yang berambut merah mengilap ke lengan
Gilbert. "Gilbert, aku tahu sikapku mengesalkan. Aku tidak akan bersikap
begitu lagi. Tolong, panggil saja aku si kepalamerah dan maafkan aku."
Dengan tindakan itu, Gilbert mengerti, bahwa apa pun yang akan
terjadi, tidak ada kata-kata "Sudah kubilang" yang akan terlontar dari
Anne. Namun, dia tidak sepenuhnya terhibur. Tugas yang masih bersifat
abstrak memang mudah dihadapi; tetapi tugas yang bersifat nyata sangat
berbeda, terutama jika sang pelaku disambut oleh mata seorang perempuan
yang terluka. Insting membuat Anne menghindar dari Leslie selama tiga hari
berikutnya. Pada malam ketiga, Leslie berkunjung ke rumah kecil itu dan
memberi tahu Gilbert bahwa dia telah menetapkan pikiran; dia akan
membawa Dick ke Montreal dan melakukan operasi. Dia sangat pucat dan
tampaknya menyelubungi dirinya dalam mantel lamanya, sifat dingin
terhadap orang lain. Namun, matanya tidak lagi menyorotkan kengerian
yang menghantui Gilbert; matanya dingin dan cemerlang; dan dia terus
mendiskusikan hal itu secara mendetail dengan Gilbert dengan kaku dan
resmi. Ada beberapa rencana yang akan disusun dan banyak hal yang
harus dipikirkan. Setelah Leslie mendapatkan semua informasi yang dia
inginkan, dia pulang. Anne berniat berjalan menemaninya setengah
perjalanan. "Sebaiknya tidak," kata Leslie dengan dingin. "Hujan hari ini telah
membuat tanah basah. Selamat malam."
212 "Apakah aku kehilangan temanku?" tanya Anne sambil mendesah.
"Jika operasi itu berhasil dan Dick Moore kembali menjadi dirinya sendiri,
Leslie akan kembali ke dalam persembunyiannya yang terpencil dalam
jiwanya, dan tidak ada di antara kita yang akan pernah menemukannya."
"Mungkin dia akan meninggalkan Dick," kata Gilbert.
"Leslie tidak akan pernah melakukannya, Gilbert. Rasa tanggung
jawabnya sangat kuat. Dia pernah memberitahuku bahwa Nenek Westnya
selalu terkesan kepadanya karena setiap dia mengemban suatu tanggung
jawab, dia tidak pernah menghindar, tak peduli apa pun konsekuensinya.
Itu adalah salah satu aturan utama yang dia anut. Kupikir, itu sangat
kuno." "Jangan bersikap pahit begitu, Anne-Gadisku. Kau tahu, kau tidak
berpikir bahwa itu kuno kau tahu kau sendiri memiliki ide yang persis
sama tentang kesakralan suatu tanggung jawab. Dan kalian memang benar.
Menghindari tanggung jawab adalah kutukan dari kehidupan modern kita
rahasia seluruh kekacauan dan ketidakpuasan masyarakat yang sedang
meluas di dunia ini."
"Kau berbicara bagaikan pendeta," Anne mengolok-olok. Namun, di
balik olok-olok itu, dia merasa bahwa Gilbert benar; dan dia merasa sangat
prihatin akan Leslie. Seminggu kemudian, Miss Cornelia menghambur bagaikan longsor
salju ke rumah kecil itu. Gilbert sedang pergi dan Anne terpaksa
menghadapi kejutan besar itu sendirian. Miss Cornelia nyaris tidak
menunggu hingga selesai membuka topi sebelum dia mulai berbicara.
"Anne, apakah kau bisa mengatakan, benarkah berita yang kudengar
bahwa Dr. Blythe telah memberi tahu Leslie jika Dick bisa disembuhkan,
dan Leslie akan membawanya ke Montreal agar dia bisa dioperasi?"
"Ya, itu memang benar, Miss Cornelia," jawab Anne dengan berani.
"Yah, itu adalah kekejaman yang tidak manusiawi, sungguh," kata
Miss Cornelia sangat marah. "Dulu kupikir Dr. Blythe adalah seorang
lelaki yang terhormat. Aku tidak berpikir dia bisa bersalah sebesar ini."
"Dr.Blythe berpikir bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk
memberi tahu Leslie bahwa ada kesempatan bagi Dick," kata Anne
bersemangat, "dan," dia menambahkan, dengan kesetiaan kepada Gilbert,
"aku setuju dengannya."
"Oh, tidak, kau tidak begitu, Sayang," kata Miss Cornelia. "Tidak ada
orang yang penuh kasih sayang yang bisa melakukannya."
"Kapten Jim juga."
213 "Jangan sebut-sebut si cerewet tua itu di hadapanku," pekik Miss
Cornelia. "Dan aku tak peduli siapa pun yang setuju dengan pendapatnya.
Pikirkan PIKIRAN apa artinya ini bagi gadis malang yang ketakutan itu."
"Kami MEMANG memikirkannya. Tapi, Gilbert percaya bahwa
seorang dokter harus mementingkan kesehatan pikiran dan tubuh seorang
pasien di atas segala pertimbangan lainnya."
"Benar-benar khas lelaki umumnya. Tapi, aku mengharapkan yang
lebih baik dari dirimu, Anne," kata Miss Cornelia, lebih sedih daripada
marah; kemudian dia terus membombardir Anne dengan argumenargumen yang persis sama dengan yang Anne gunakan untuk menyerang
Gilbert; dan Anne dengan tabah membela suaminya dengan senjata-senjata
yang Gilbert gunakan untuk melindungi dirinya sendiri. Perdebatan
berlangsung lama, tetapi Miss Cornelia yang akhirnya mengakhiri. "Ini
adalah tindakan memalukan yang terkutuk," dia berkata, nyaris menangis.
"Seperti itulah semua ini"tindakan memalukan yang terkutuk. Leslie
yang malang, sungguh malang!"
"Tidakkah Anda berpikir bahwa Dick harus sedikit dipertimbangkan
juga?" Anne memohon.
"Dick! Dick Moore! Dia sudah cukup bahagia. Dia bersikap lebih baik
dan menjadi anggota masyarakat yang lebih terhormat saat ini, daripada
yang pernah dia lakukan sebelumnya. Dulu, dia adalah seorang pemabuk
dan mungkin lebih buruk lagi. Apakah kalian akan membebaskannya lagi
untuk meraung dan menerkam?"
"Dia bisa berubah," kata Anne yang malang, diserang oleh musuh dari
luar dan merasa bersalah jika harus mengkhianati sang suami.
"Berubah nenekmu!" tukas Miss Cornelia. "Dick Moore mengalami
luka saat dia sedang dalam keadaan mabuk. Dia LAYAK menerima
takdirnya. Itu sudah dikirim kepadanya sebagai suatu hukuman. Aku tidak
percaya jika Dokter bisa ikut campur untuk mengubah kehendak Tuhan."
"Tidak ada yang tahu bagaimana Dick terluka, Miss Cornelia. Mungkin
dia tidak sedang mabuk sama sekali waktu itu. Mungkin saja dia dulu
diserang dan dirampok."
"Babi-babi BISA bersiul, tapi mereka memiliki mulut yang tidak sesuai
untuk itu," kata Miss Cornelia. "Yah, dari semua yang kau sampaikan
padaku, sudah jelas jika keputusannya sudah ditetapkan dan tidak ada
gunanya dibicarakan lagi. Jika memang begitu, aku akan menahan lidahku.
Aku tidak bermaksud menggunakan gigiku untuk mengunyah informasi
itu. Tapi, sebelumnya aku ingin memastikan bahwa itu HARUS dilakukan.
214 Sekarang, aku akan memanfaatkan tenagaku untuk menghibur dan
merawat Leslie. Dan lagi pula," Miss Cornelia menambahkan, sedikit lebih
cerah dan penuh harap, "mungkin tidak ada yang bisa dilakukan untuk
Dick." 215 31 KEBENARAN YANG MEMBEBASKAN Leslie, yang telah menetapkan pikiran untuk bertindak, ternyata
melakukannya dengan suatu tekad yang kuat dan cepat. Awalnya,
pembersihan rumah harus diselesaikan, tak peduli apa pun isu kehidupan
dan kematian yang akan menunggu di depan sana. Rumah kelabu di atas
anak sungai itu sudah dibersihkan sehingga tanpa noda dan rapi, dengan
bantuan Miss Cornelia yang selalu siap. Miss Cornelia, yang telah
mengungkapkan pendapatnya kepada Anne, kemudian kepada Gilbert dan
Kapten Jim mendebat mereka berdua, sudah bisa dipastikan tidak pernah
mengungkit-ungkit masalah itu kepada Leslie. Dia menerima fakta tentang
operasi Dick, menyebut-nyebutnya jika diperlukan dengan cara yang
resmi, dan mengabaikannya jika tidak diperlukan. Leslie tidak pernah
berusaha mendiskusikannya. Dia sangat dingin dan diam selama hari-hari
musim semi yang indah itu. Dia jarang mengunjungi Anne, dan meskipun
216 dia selalu sopan dan ramah, kesopanan itu adalah suatu penghalang
sedingin es di antara dirinya dan para penghuni rumah kecil itu.
Lelucon-lelucon lama, tawa, dan keakraban karena kesamaan pikiran
tidak dapat meraihnya kembali. Anne menolak untuk merasa terluka. Dia
tahu bahwa Leslie sedang dicengkeram kengerian yang dahsyat suatu
kengerian yang menyelubunginya dari seluruh kebahagiaan dan jam-jam
penuh kegembiraan yang singkat. Selama hidupnya, Leslie Moore tidak
pernah menghadapi masa depan dengan kengerian yang lebih besar. Dia
hanya terus maju tak tergoyahkan di jalan yang sudah dia tentukan,
bagaikan martir masa lalu yang memilih jalan mereka sendiri, mengetahui
akhirnya akan menjadi suatu penderitaan berat yang harus ditanggung.
Pertanyaan tentang finansial dibicarakan lebih ringan daripada yang Anne
takuti. Leslie meminjam uang yang diperlukan dari Kapten Jim, dan,
Leslie bersikeras agar Kapten Jim mengambil rumah pertanian kecilnya
sebagai jaminan. "Jadi, satu hal sudah tidak memberati pikiran gadis malang itu," Miss
Cornelia memberi tahu Anne, "dan pikiranku juga. Sekarang, jika Dick
sudah cukup pulih hingga bisa kembali bekerja, dia akan bisa mencari
uang cukup banyak untuk membayar utangnya, dan jika tidak, aku tahu,
Kapten Jim akan mengatur dengan suatu cara agar Leslie tidak perlu
membayarnya. Dia sudah banyak berbicara denganku. "Aku sudah
semakin tua, Cornelia," dia berkata, "dan aku tidak punya istri atau anak
sendiri. Leslie tak akan mau terima pemberian dari seorang lelaki yang
masih hidup, tapi mungkin dia mau kalau pemberian itu dari seorang lelaki
yang sudah mati." Kuharap segala hal lainnya juga akan berjalan dengan
memuaskan. "Dan Dick yang jahat itu, kondisinya sangat buruk beberapa hari
terakhir ini. Iblis sudah merasukinya, percayalah padaku! Leslie dan aku
tidak bisa bekerja dengan lancar karena siasat-siasat yang dia mainkan.
Suatu hari, dia mengejar semua bebek Leslie mengelilingi halaman hingga
nyaris semuanya mati. Dan tak ada apa pun yang dia lakukan untuk
membantu kami. Kadang-kadang, kau tahu, dia akan membuat dirinya
lumayan berguna, membawakan berember-ember air dan kayu bakar. Tapi,
minggu ini, jika kami menyuruhnya ke sumur, dia akan berusaha
menuruninya. Sempat terpikir olehku, "Jika kau terjatuh ke sana dengan
kepala duluan, segalanya akan berakhir dengan bahagia.?"
"Oh,Miss Cornelia!"
"Nah, kau tidak perlu menegurku "Miss Cornelia!" seperti itu, Anne,
217
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sayang. Semua ORANG pasti akan memikirkan hal yang sama. Jika para
dokter di Montreal bisa mengubah Dick Moore menjadi seorang makhluk
rasional lagi, mereka akan bertanya-tanya juga."
Leslie membawa Dick ke Montreal pada awal Mei. Gilbert pergi
bersamanya, untuk membantunya, dan melakukan pengaturan-pengaturan
yang diperlukan untuknya. Gilbert pulang dengan laporan bahwa dokter
bedah Montreal yang berkonsultasi dengan mereka telah setuju dengannya,
bahwa ada peluang besar Dick bisa pulih lagi.
"Sangat menghibur," itu adalah komentar sarkastis Miss Cornelia.
Anne hanya mendesah. Leslie terasa sangat jauh setelah kepergiannya.
Namun, dia telah berjanji untuk menulis surat. Sepuluh hari setelah Gilbert
kembali, sepucuk surat datang. Leslie menulis bahwa operasinya telah
berhasil dilaksanakan dan Dick semakin lama semakin pulih.
"Apa yang dia maksud dengan "berhasil?"" tanya Anne. "Apakah dia
bermaksud mengatakan bahwa ingatan Dick benar-benar kembali?"
"Sepertinya tidak karena dia tidak menyinggung-nyinggung masalah
itu," kata Gilbert. "Dia menggunakan kata "berhasil" dari sudut pandang
sang dokter bedah. Operasinya sudah dilakukan dan diikuti oleh hasil-hasil
yang normal. Tapi, terlalu awal untuk mengetahui apakah kewarasan Dick
akhirnya akan pulih, secara keseluruhan atau sebagian. Ingatannya
sepertinya tidak akan kembali padanya sekaligus. Prosesnya akan
berlangsung sedikit demi sedikit, jika memang terjadi. Apakah hanya itu
yang Leslie katakan?"
"Ya ini adalah suratnya. Isinya sangat singkat. Gadis malang, dia pasti
di bawah tekanan yang dahsyat. Gilbert Blythe, banyak sekali hal yang
ingin kukatakan kepadamu, hanya saja semuanya akan terdengar kejam."
"Miss Cornelia sudah mengungkapkannya mewakilimu," kata Gilbert
dengan senyuman pahit. "Dia menyerangku setiap kali aku bertemu
dengannya. Dia menyatakan dengan jelas kepadaku bahwa dia
menganggapku hanya sedikit lebih baik daripada seorang pembunuh, dan
dia berpikir sungguh musibah besar Dokter Dave mengizinkan aku
menggantikannya. Dia bahkan berkata kepadaku bahwa dokter Methodis
di seberang pelabuhan lebih pantas menggantikan Dokter Dave daripada
aku. Dengan Miss Cornelia, tidak ada ketidaksetujuan yang lebih keras
yang bisa diungkapkan."
"Jika Cornelia Bryant sakit, bukan Dokter Dave atau dokter Methodis
itu yang akan dia panggil," dengus Susan. "Dia akan memanggilmu dari
tempat tidurmu yang hangat pada tengah malam, Dokter, Sayang, pasti dia
218 akan begitu. Dan kemudian, dia akan mengatakan bahwa biaya
pemeriksaanmu terlalu mahal. Tapi, tak usah memedulikan dia, Dokter,
Sayang. Memang ada macam-macam orang mengisi dunia ini."
Selama beberapa saat, tidak ada kabar lagi dari Leslie. Hari-hari bulan
Mei merayap dengan manis dan pantai-pantai Four Winds Harbor
menghijau, penuh bunga bermekaran, dan berubah menjadi ungu. Suatu
hari pada akhir bulan Mei, Gilbert pulang dan bertemu dengan Susan di
pekarangan dekat kandang.
"Aku khawatir sesuatu telah membuat Mrs.Dr. terganggu, Dokter,
Sayang," dia berkata misterius. "Dia mendapatkan sepucuk surat sore ini,
dan sejak saat itu dia hanya mondar-mandir mengelilingi taman dan
berbicara sendirian. Kau tahu, tidak bagus baginya untuk berjalan kaki
begitu lama, Dokter, Sayang. Dia tampaknya tidak mau memberi tahu apa
beritanya kepadaku, dan aku bukan orang yang suka mematamatai, Dokter,
Sayang, dan tidak akan pernah begitu, tapi jelas sesuatu telah
mengganggunya. Dan tidak baik baginya untuk gelisah seperti itu."
Gilbert terburu-buru ke taman dengan sama gelisahnya. Apakah ada
sesuatu yang terjadi di Green Gables" Namun, Anne yang sedang duduk di
kursi batang kayu di dekat anak sungai, tidak tampak murung, meskipun
dia jelas tampak sangat bersemangat. Matanya tampak sangat kelabu, dan
rona merah membara di kedua pipinya.
"Apa yang terjadi, Anne?"
Anne tertawa kecil dengan aneh. "Kupikir kau akan sulit
memercayainya jika aku memberitahumu, Gilbert. Aku sendiri juga tidak
bisa memercayainya. Seperti yang Susan katakan kemarin, "Aku merasa
bagaikan seekor lalat yang akan tinggal di matahari begitu terkesima."
Semua ini sangat menakjubkan. Aku telah membaca surat ini beberapa
kali, dan setiap kali, isinya sama aku tak dapat memercayai penglihatanku
sendiri. Oh, Gilbert, kau benar sangat benar. Aku bisa melihatnya dengan
cukup jelas sekarang dan aku sangat malu akan diriku sendiri dan apakah
kau akan pernah memaafkanku?"
"Anne, aku akan mengguncangmu jika kau tidak bisa mengendalikan
diri. Redmond akan malu memiliki seorang alumnus sepertimu. Apa yang
terjadi?" "Kau tidak akan memercayainya kau tidak akan memercayainya."
"Aku akan menelepon Paman Dave," kata Gilbert, berpura-pura akan
beranjak ke rumah. "Duduklah, Gilbert. Aku akan berusaha menceritakannya kepadamu.
219 Aku mendapatkan sepucuk surat, dan oh, Gilbert, semua ini sangat
menakjubkan benar-benar sangat menakjubkan kita tidak pernah berpikir
tidak ada di antara kita yang pernah bermimpi "
"Kupikir," kata Gilbert, duduk dengan pasrah, "satu-satunya cara yang
bisa dilakukan dalam kasus ini adalah bersabar dan menguraikan masalah
ini dengan perlahan. Dari siapa surat itu?"
"Leslie dan, oh, Gilbert "
"Leslie! Wow! Apa yang dia katakan" Ada berita apa tentang Dick?"
Anne mengangkat surat itu dan mengulurkannya, dengan sikap tenang
namun dramatik selama sesaat.
"Tidak Ada Dick! Lelaki yang kita pikir adalah Dick Moore yang
semua orang di Four Winds ini yakini selama dua belas tahun adalah Dick
Moore adalah sepupunya, George Moore, dari Nova Scotia, yang
sepertinya, sangat mirip dengan Dick. Dick Moore sudah meninggal
karena demam kuning tiga belas tahun yang lalu di Kuba."
220 32 MISS CORNELIA MENDISKUSIKAN SESUATU Dan kau bermaksud mengatakan kepadaku, Anne, Sayang, bahwa Dick
Moore ternyata bukan Dick Moore sama sekali, tapi orang lain" Apakah
Itu yang menjadi alasanmu meneleponku agar datang hari ini?"
"Ya, Miss Cornelia. Sungguh menakjubkan, bukan?"
"Itu itu khas lelaki sekali," kata Miss Cornelia tanpa daya. Dia
membuka topinya dengan jari-jari bergetar. Untuk pertama kali dalam
hidupnya, tidak diragukan lagi, Miss Cornelia terguncang. "Aku sepertinya
tidak dapat memahaminya, Anne," dia berkata. "Aku telah mendengarmu
mengatakan itu dan aku memercayaimu tapi aku tidak dapat
memahaminya. Dick Moore sudah meninggal sudah meninggal selama
bertahun-tahun dan Leslie bebas?"
"Ya. Kebenaran telah membuatnya terbebas. Gilbert benar saat dia
mengatakan bahwa ayat itu adalah ayat paling hebat dalam Alkitab."
221 "Ceritakan semuanya kepadaku, Anne, Sayang. Sejak aku menerima
telepon darimu, aku benar-benar bingung, percayalah padaku. Pikiran
Cornelia Bryant tidak pernah sekacau ini sebelumnya."
"Tidak terlalu banyak yang bisa diceritakan. Surat Leslie singkat. Dia
tidak menuliskan penjelasannya. Lelaki ini George Moore telah
mendapatkan kembali ingatannya dan mengetahui siapa dia sebenarnya.
Dia berkata Dick terjangkit demam kuning di Kuba, dan Four Sisters harus
berlayar tanpanya. George tinggal untuk merawatnya. Tapi, Dick
meninggal tak lama kemudian. George tidak menulis surat kepada Leslie
karena dia berniat untuk langsung pulang dan memberi tahu Leslie
sendiri." "Dan mengapa dia tidak melakukannya?"
"Kupikir kecelakaannya yang menghalangi. Gilbert berkata, sepertinya
George Moore tidak mengingat apa-apa tentang kecelakaannya, atau apa
yang menyebabkan itu, dan mungkin tidak akan pernah mengingatnya.
Mungkin itu terjadi tak lama setelah kematian Dick. Kita mungkin bisa
mengetahui lebih jelas jika Leslie menulis surat lagi."
"Apakah Leslie mengatakan apa yang akan dia lakukan" Kapan dia
akan pulang?" "Dia bilang, dia akan tetap menemani George Moore hingga George
bisa meninggalkan rumah sakit. Dia sudah menulis surat ke keluarganya di
Nova Scotia. Sepertinya, satu-satunya kerabat dekat George adalah
seorang kakak perempuannya yang sudah menikah, yang jauh lebih tua
daripada dirinya. Dia masih hidup saat George berlayar dengan Four
Sisters, tapi tentu saja kita tidak tahu apa yang mungkin terjadi setelah itu.
Apakah Anda pernah melihat George Moore, Miss Cornelia?"
"Pernah. Semuanya kembali terlintas dalam pikiranku. Dia kemari
untuk mengunjungi Paman Abner-nya delapan belas tahun lalu, saat dia
dan Dick baru berusia sekitar tujuh belas tahun. Mereka adalah sepupu
ganda, kau tahu. Ayah mereka kakak beradik dan ibu mereka adalah
saudara kembar, dan mereka tampak sangat mirip. Tentu saja," Miss
Cornelia menambahkan dengan pedas, "bukan kebetulan ganjil yang biasa
kita baca di novel-novel, ketika ada dua orang yang sangat mirip sehingga
mereka bisa saling berganti peran, dan orang-orang yang paling dekat serta
paling mereka sayangi tidak dapat mengetahui perbedaan mereka.
"Pada saat itu, kau pasti bisa membedakan dengan mudah yang mana
George dan yang mana Dick, jika kau melihat mereka bersama-sama dan
berdekatan. Jika mereka berpisah, dan dari jarak yang cukup jauh, itu tidak
222 terlalu mudah. Mereka sering menjahili orang-orang dan berpikir bahwa
itu sangat menyenangkan, dasar dua bocah nakal. George Moore sedikit
lebih tinggi dan lebih gemuk daripada Dick meskipun kau tidak akan
mengatakan keduanya gemuk mereka berdua kurus. Dick berkulit lebih
pucat daripada George, dan rambutnya sedikit lebih terang. Tapi,
penampilan mereka memang mirip, dan mereka berdua memiliki mata
yang sama-sama ganjil sebelah biru dan sebelah lagi cokelat.
"Tapi, mereka berdua tidak terlalu mirip dalam hal lain. George adalah
seorang pemuda yang benar-benar menyenangkan, meskipun dia sering
menjadi pembuat onar, dan beberapa orang berkata, saat itu pun dia sudah
suka minum-minum. Tapi, semua orang lebih menyukai George daripada
Dick. Dia menghabiskan waktu sekitar sebulan di sini. Leslie tidak pernah
melihatnya; dia mungkin baru berusia sekitar delapan atau sembilan tahun
saat itu, dan aku ingat sekarang, dia menghabiskan musim dingin itu di
seberang pelabuhan, bersama Nenek West-nya. Kapten Jim juga sedang
pergi saat itu adalah musim dingin ketika dia terdampar di Kepulauan
Magdalen. Kupikir dia maupun Leslie tidak pernah mendengar tentang
seorang sepupu dari Nova Scotia yang sangat mirip dengan Dick.
"Tidak ada yang menduga hal itu saat Kapten Jim membawa Dick
George, seharusnya aku mengatakan itu pulang. Tentu saja, kami semua
berpikir bahwa Dick sudah banyak berubah dia jadi begitu canggung dan
gemuk. Tapi, kami mengabaikan perubahan yang terjadi pada dirinya, dan
tidak diragukan lagi itulah alasannya, karena, seperti yang telah kukatakan,
George juga awalnya tidak gemuk.
Dan kami tidak pernah bisa menduga kemungkinan lain terjadi, karena
kewarasan lelaki itu sudah menghilang. Aku tidak mengetahui sama sekali
jika kami semua tertipu. Tapi, itu adalah suatu hal yang mengejutkan. Dan
Leslie telah mengorbankan tahun-tahun terbaik dalam kehidupannya untuk
merawat seorang lelaki yang tidak memiliki hak terhadap dirinya! Oh,
dasar para lelaki! Tak peduli apa pun yang mereka lakukan, sepertinya
semua salah. Dan tak peduli siapa pun mereka, seharusnya mereka tidak
seperti itu. Mereka benar-benar membuatku kewalahan."
"Gilbert dan Kapten Jim juga lelaki, dan lewat merekalah kebenaran
akhirnya terungkap," kata Anne.
"Yah, aku mengakuinya," ujar Miss Cornelia dengan ragu. "Aku
menyesal telah menyerang Dokter dengan begitu sengit. Untuk pertama
kalinya dalam hidupku, aku merasa malu akan sesuatu yang kukatakan
kepada seorang lelaki. Tapi, aku tak tahu saat aku mengatakan itu
223 kepadanya. Dia hanya akan memercayainya begitu saja. Yah, Anne,
Sayang, sungguh suatu anugerah karena Tuhan tidak menjawab semua doa
kita. Aku berdoa sangat khusyuk selama ini agar operasi itu tidak akan
menyembuhkan Dick. Tentu saja, aku tidak mengungkapkannya sejelas
itu. Tapi, pikiran itu ada di belakang benakku, dan aku tidak memiliki
keraguan jika Tuhan mengetahuinya."
"Yah, Dia telah menjawab inti doa Anda. Anda benar-benar berharap
bahwa segalanya tidak akan menjadi lebih sulit bagi Leslie. Aku khawatir,
di lubuk hatiku yang terdalam, aku pun berharap agar operasi itu tidak
akan berhasil, dan aku benar-benar malu karenanya."
"Bagaimana Leslie menerima hal itu?"
"Dia menulis surat bagaikan seseorang yang kebingungan. Kupikir,
seperti kita sendiri, dia belum memahami itu semua. Dia berkata, "Semua
itu terasa bagaikan suatu impian ganjil bagiku, Anne." Dan hanya itulah
satu-satunya keterangan yang dia tulis tentang keadaannya."
"Bocah malang! Kupikir, saat rantai dilepaskan dari seorang tahanan, ia
akan merasa aneh dan tersesat tanpa rantai itu untuk sementara waktu.
Anne, Sayang, ada suatu pikiran yang terus mengganggu benakku.
Bagaimana dengan Owen Ford" Kita berdua tahu jika Leslie menyukainya.
Apakah pernah terlintas olehmu jika Owen juga menyukainya?"
"Memang pernah sekali waktu," Anne mengakui, merasa jika dia bisa
tergoda mengungkapkan lebih banyak.
"Yah, aku tidak memiliki alasan apa pun untuk berpikir bahwa Owen
pun menyukainya, tapi terpikir olehku bahwa dia SEHARUSNYA
menyukai Leslie. Nah, Anne, Sayang, Tuhan tahu aku bukan seorang mak
comblang, dan aku membenci semua hal yang berhubungan dengan hal itu.
Tapi, jika aku menjadi dirimu, aku akan menulis surat kepada lelaki Ford
yang kusebut-sebut tadi, dengan cara yang biasa-biasa saja, tentang
segalanya yang telah terjadi. Itulah yang akan kulakukan."
"Tentu saja aku akan menyebutkannya jika aku menulis surat
kepadanya," kata Anne, agak melamun. Entah bagaimana, ini adalah suatu
masalah yang tidak akan dia diskusikan bersama Miss Cornelia. Namun,
dia harus mengakui bahwa pikiran yang sama mengintai di dalam
benaknya sejak dia mendengar berita tentang kebebasan Leslie. Namun,
dia tidak akan merusak situasi dengan mengatakannya secara terbuka.
"Tentu saja tidak perlu terburu-buru, Sayang. Tapi, Dick Moore sudah
meninggal selama tiga belas tahun dan Leslie sudah cukup menyianyiakan hidupnya untuk lelaki itu. Kita hanya akan menunggu apa yang
224 akan terjadi setelah itu. Dan tentang George Moore, yang akan pergi dan
kembali ke kehidupannya yang lama saat semua orang berpikir bahwa dia
sudah tewas dan menghilang, seperti lelaki pada umumnya aku benarbenar merasa iba kepadanya. Dia tampaknya tidak akan cocok berada di
mana pun." "Dia masih muda, dan jika dia pulih sepenuhnya, dan sepertinya begitu,
dia akan mampu mencari tempatnya sendiri lagi. Pasti semua ini akan
terasa ganjil baginya, sungguh malang. Kupikir, tahun-tahun setelah
kecelakaannya tidak akan bisa dia ingat lagi."
225 33 LESLIE KEMBALI Dua minggu kemudian, Leslie Moore pulang sendirian ke rumah tua
tempat dia menghabiskan begitu lama tahun-tahun penuh penderitaan.
Pada suatu senja bulan Juni, dia menyeberangi padang-padang rumput
menuju rumah Anne, dan muncul tiba-tiba bagaikan hantu di taman yang
beraroma harum. "Leslie!" pekik Anne dengan kaget. "Dari mana kau muncul" Kami
tidak pernah mengetahui kau sudah datang. Mengapa kau tidak menulis
surat" Kami pasti akan mengunjungimu."
"Entah bagaimana, aku tidak bisa menulis surat, Anne. Sepertinya siasia belaka untuk mengungkapkan apa pun dengan pena dan tinta. Dan aku
Annes House Of Dreams Buku 5 Karya Lucy Maud Montgomery di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ingin pulang diam-diam dan tanpa diperhatikan."
Anne melingkarkan lengannya memeluk Leslie dan mengecupnya.
Leslie membalas kecupan Anne dengan hangat. Dia tampak pucat dan
lelah, dan dia mendesah pelan saat menjatuhkan diri ke atas rumput di
226 samping sebuah petak bunga daffodil berukuran luas, yang berkilauan di
antara lembayung pucat keperakan, bagaikan bintangbintang keemasan.
"Dan kau pulang sendirian, Leslie?"
"Ya. Kakak perempuan George Moore datang ke Montreal dan
membawanya pulang. Lelaki malang, dia sedih harus berpisah denganku
meskipun aku ini asing baginya ketika ingatannya yang terdahulu kembali.
Dia tidak mau berpisah denganku pada hari-hari pertama yang terasa berat,
saat berusaha menyadari bahwa kematian Dick tidak terjadi kemarin,
seperti yang dia rasakan. Semua ini sangat berat baginya. Aku
membantunya sebisa mungkin. Saat kakaknya datang, keadaan lebih
mudah baginya, karena sepertinya, dia baru saja bertemu dengan kakaknya
itu kemarin. Untungnya, kakaknya tidak banyak berubah, dan itu juga
membantunya." "Semua itu sangat aneh dan mengagumkan, Leslie. Kupikir, tidak ada
di antara kita yang bisa memahami semua itu."
Dracula 3 Pedang Inti Es Peng Pok Han Kong Kiam Karya Okt Mushasi 18
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama