Rahasia Mantera Kuno Bagian 1
Rahasia Mantera Kuno Karya Tara Zagita Sumber djvu : Kolektor E-Book
Sumber Image : Awie Dermawan
Edit teks : Saiful Bahri **** Tara-Zagita RAHASIA MANTERA KUNO . ' RAHASIA MANTERA KUNO , . oleh Tara Zagita ' Cetakan pertama 1999
Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari. Jakarta
Hak cipta dilindungi oleh _ undang-undang ' ' All right reserved
*** DALAM keremangan langit senja, tampak seekor burung gagak terbang mengitari rumah kusam berpagar besi. Pagar itu sudah berkarat karena dimakan usia tua. Jika pintu pagar dibuka. terdengar suara berderit yang mengiris hati dan membuat bulu roma berdiri. Adakalanya hembusan angin menggoyangkan pintu. pagar itu hingga menimbulkan suara aneh secara terus-menerus, mirip kereta berkuda yang _ digunakan untuk membawa peti mati ke pekuburan.
Agaknya rumah berdinding kusam _itu sedang meniadi incaran burung gagak hitam. Suaranya yang memekik-mekik besar seakan menggema di sekitar rumah tua itu, memberi tanda kepada siapa pun tentang kedatangan roh lain yang sedang menjemput roh penghuni rumah tersebut.
"Keaaakkk..! Keaaakkk...l"
Burung gagak hitam itu justru hinggap di atap paling tinggi. Kehadiran burung itu men-' jadi perhatian Hemai yang sedang menyapu halaman belakang. Sambil menggulung rambutnya yang panjang. pelayan wanita berusia
28 tahun itu memandangi burung gagak dengan perasaan heran. .
"Tumben ada burung gagak di sekitar sini. Biasanya nggak pernah ada suara burung di sekitar sini meskipun pagi hari. Selama dua tahun aku bekerja di sini, baru sekarang kulihat dan kudengar seekor burung menjerit-jerit begitu. Tapi" suara jeritan burung itu rasa-rasanya agak aneh. Bulu kudukku kenapa jadi merinding, ya?"
Hemai segera ingat cerita orang tua tentang tanda-tanda mistik yang dibawa oleh seekor burung gagak. Konon burung gagak yang tahu-tahu muncul di suatu tempat dan memekik mekik di udara adalah suatu tanda akan datangnya sebuah kematian di sekitar tempat tersebut. Burung gagak mempunyai kepekaan gaib, sehingga ia dapat melihat sesosok roh yang sedang berkemas-kemas untuk meninggalkan raganya. Bahkan dari mendiang neneknya, Hemai pernahmendengar_cerita bahwa roh orang yang. akan mati sering dijemput oleh burung gagak, karena burung itu senang sekali jika bisa memadi kendaraan yang akan ditunggangi oleh roh yang baru saja meninggalkan raganya. .
"Gawat! Jangan-jangan Tuan Besar semakin kritis?" pikir Hemai lalu ia bergegas meninggalkan. halaman belakang, menuju keruang tengah langsung masuk ke sebuah kamar milik majikannya.
Seorang lelaki tua yang usianya sudah mencapai 86 tahun sedang terbaring di atas ranjangnya, berselimut sekujur tubuhnya. Lelaki tua yang rambutnya sudah beruban semua itu bertubuh kurus kering, tulang-tulangnya bertonjolan, terutama tulang pipi dan tulang di bawah lehernya yang tampak jelas sekali seperti ingin keluar dari balik kulit kusamnya. Matanya yang cekung dalam sekali itu masih bisa berkedip kedip, namun cahaya kehidupannya telah pudar, tinggal menunggu kapan saatnya untuk padam.
Mantan rektor sebuah perguruan tinggi itu dikenal dengan nama: Profesor Dr Somaladirja. Akrab dipanggil: Profesor Soma. Sekitar lima belas tahun yang lalu ia pernah menjabat sebagai Pimpinan Ekspedisi 'Hantu Sahara', yang bertujuan mencari makam Mumi Agrezor di sekitar Gurun Sahara. Sebab dalam ramalan beberapa ahli. purbakala dan paranormal dari berbagai negara mengatakan, bahwa Mumi Agrezor akan bangkit lagi setelah berada dalam makam piramidnya selama 2000 tahun. Ekspedisi yang dipimpin Profesor Soma itu bertujuan membuktikan kebenaran ramalan tersebut, sekaligus menggagalkan kebangkitan Mumi Agrezor yang akan menjadi mesin pembunuh umat manusia di seluruh permukaan bumi.
Sayang sekali ekspedisi gila-gilaan yang dipimpin arkheolog kawakan itu gagal akibat serangan badai beracun di padang pasir yang menewaskan separoh dari jumlah rombongan. Sisanya menderita penyakit aneh yang membuat mereka mengalami gangguan pandangan ' mata, yaitu selalu melihat dirinya sendiri menjadi kembar empat dan selalu berada di sekelilingnya sambil melakukan tindakan-tindakan mengerikan, seperti memotong lidah sendiri, 'mencungkil mata dan sebagainya.. Dari sisa rombongan yang mengalami gangguan aneh itu, dua orang akhirnya mati bunuh diri, tiga orang menjadi gila, dan sisanya hanya sering mengalami mimpi buruk, termasuk Profesor Soma sendiri.
Kini sang arkheolog yang mempunyai jabatan terakhir sebagai Dewan Pengawas Harian sebuah museum itu kondisi kesehatannya semakin menurun. ia menderita sakit kelumpuhan fungsi syaraf selama 8 bulan lebih. Yang bisa ia lakukan hanya berbaring di peraduannya sambil sesekali bercerita tentang petualangan masa lalunya ketika menjadi pemburu benda-benda purbakala. Cerita itu sering dituturkan kepada pelayannya, yaitu Hemai. Dan memang hanya Hemai yang selama ini merawat sakitnya dengan penuh kesetiaan. .
Semasa hidupnya. Profesor Soma menikah tiga kali. Dari tiga istrinya itu ia tidak mempunyai keturunan. Namun ia mempunyai tiga anak angkat yang diambil dari keponakan-keponakan istri terakhirnya. Hanya saja, Sejak kematian istri ketiganya itu, anak angkat sang profesor saling merenggangkan jarak. Apalagi ketiganya sekarang sudah menikah, semakin jarang mereka menjenguk keadaan ayah angkat mereka..
Profesor sangat memaklumi keadaan ketiga anak angkatnya, karena dua di antaranya berada' di luar negeri: Sofi. ikut suaminya yang bertugas di Praha,'sedangkan Hardy di New Zealand' bersama istrinya yang memang asli orang New Zealand. Kini yang tinggal di Jakarta hanya Ellyna, menempati rumahnya sendiri yang cukup jauh dari rumah sang profesor. Ellyna sibuk membantu perusahaan suaminya sehingga mereka Jarang punya waktu untuk menengok si ayah angkat itu. .
"Saya juga heran. Tuan" mengapa setelah mereka sukses dalam hidup, mereka seolah olah tidak mau menengok Tuan lagi. Padahal sebenarnya mereka bisa saja meluangkan sedikit waktu untuk datang kemari menengok keadaan Tuan."
"Jangan mengecam anak-anakku. Hemai.
Kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam otak manusia lain. Kita hanya mengetahui apa yang kita ketahui aja."_
"Yaa, maksud saya. seperti Nyonya Ellyna dan suaminya... kan bisa saya meluangkan waktu tiga-empat jam untuk datang menengok Tuan Besar paling tidak seminggu dua kali," kata Hemai sambil memandikan tuan besarnya memakai kain basah. '
"Ellyna sedang berkarir. tak perlu disalahkan," kata sang profesor dengan pandangan mata menerawang. sepertinya menyembunyikan duka yang amat dalam.
"'MaSa' sih... Nyonya Ellyna cuma bisa mencarikan pelayan seperti saya untuk merawat Tuan Besar saja, setelah itu nongolnya hampir sebulan sekali" Memang sih, saya digaji dari beliau. tapi sebagai pelayan saya tidak hidup dari gaji saja, Tuan Besar. Saya juga hidup dengan perasaan dan otak. Maka saya sangat sedih setelah tahu keadaan Tuan Besar semasa dulu dan sekarang. Seolah-olah mereka itu tidak kenal balas budi kepada orang tua yang telah membiayai sekolah mereka sampai pada jadi sarjana begitu. "
"Budi baik tidak perlu dibalas. karena Tuhan sudah menyediakan balasannya jauh lebih besar daripada balasan orang yang berhutang budi pada kita. Camkan kata-kataku ini. Hemai. Banyak sekali falsalah hidup yang didapatkan Hemai selama menjadi pelayan di rumah tua itu. Rasa-rasanya selama 8 bulan menjadi perawat sang profesor. pandangan hidup Hemai semakin terbuka lebar lagi, sehingga menampung banyak pengalaman dan pemahaman tentang arti sebuah kehidupan.
Bagi Profesor Soma sendiri, ia sangat beruntung mendapatkan pelayan seperti Hemai. Memang, gadis yang mengaku pernah dibuat bulan-bulanan oleh dua, orang lelaki itu mempunyai wajah tidak cantik. Hidungnya terkesan rata dengan pipi, giginya agak maju sedikit, bibirnya tebal bak karet timba sumur, tubuhnya kurus kerempeng dengan dada datar mirip papan tulis. Tapi sang profesor menemukan emas yang kemilau di. lubuk hati Hemai yang paling dalam. _
Hemai dinilai sebagai gadis yang rajin, tekun dan punya kadar kesetiaan yang tinggi.Rasa pengabdiannya cukup besar. Hanya kadang-kadang gadis berkulit hitam itu sering menjadi emosional jika sedang jengkel oleh persoalan apa saja. Sang profesor pernah mendengar Hemai ngomel-ngomel dan berteriak keras-keras karena jengkel kepada tukang loper susu yang menggodanya dengan sikap merendahkan dirinya sebagai gadis tanpa rupa.
Pedagang sayur yang sering mangkal di depan rumah juga pernah kena damprat Hemat akibat candanya menyinggung fisik Hemai yang menurutnya seperti ikan asin belum kering. Pemuda yang bertugas mencatat rekening listrik juga pernah dimaki-maki Hemai karena menganggap Hemai tidak bisa baca-tulis. Dan biasanya jika Professor Soma mendengar emosi Hemat. ia segera memanggil untuk meredakan temperamen gadis itu.
"Jangan membalas hinaan dengan cacian. karena cacianmu itu hanya akan semakin memperburuk anggapan orang terhadap pribadimu."
"Habis. saya nggak kuat kalau dihina terus-terusan Tuan" .," keluh Hemai sambil menangis. "Saya kan manusia punya perasaan .Biar jelek begini. saya juga punya harga diri. Cuma... mereka jarang yang mau menghargai diri saya. Mereka hanya bisa menghina saya dan merendahkan saya. Saya perlu tunjukkan pada mereka kalau saya bisa sakit hati. seperti mereka jika dihina orang lain...!"
Elusan lembut tangan professor di kepala Hemai terasa memberi kesejukan tersendiri bagi gadis itu. Dengan suara yang lamban dan pelan. sang profesor yang hanya bisa menggerakkan bagian kepala dan tangan itu mencoba menenangkan, hati Hemai dengan kata-kata bersifat menghibur.
"Mereka berbuat begitu karena mereka tidak tahu bahwa diri mereka lebih hina daripada dirimu, Hemai. Orang yang menghina orang lain. sama saja ia menghina dirinya sendiri seandainya ia menjadi orang lain itu .Sudah, jangan menangis untuk sebuah hinaan. Karena hinaan adalah sebuah sanjungan yang sedang tertunda penyampaiannya. Percayalah, suatu saat nanti kamu akan disanjung dan dikagumi setiap orang, terutama lawan jenismu dan orang-orang yang pernah menghinamu. "
Kata-kata itu sempat membuat hati Hemai tenang dan merasa lega. Tapi ketika ia memahami dalam sebuah renungan malam, ia tidak menemukan makna apa-apa dari kata-kata majikannya itu. Pikirnya, bagaimana orang akan menyanjungnya jika keadaan dirinya secara fisik memang kurang menarik, bahkan sangat tidak menarik" Hemai menganggap katakata terakhir majikannya itu hanya sekadar untuk menghibur hatinya. Dan' ia mengakui bahwa hatinya memang menjadi terhibur oleh kata-kata tersebut. Akhirnya yang ia dapatkan ' pada saat itu hanya sebuah sanjungan dan rasa kagumnya terhadap majikannya yang pandai sekali membuat hati orang menjadi tenang dan terhibur. .Hal itu membuat Hemai semakin setia merawat tuan besarnya. Kesetiaan Hemai itu melebihi kesetiaan anak angkat.kepada ayah angkatnya sendiri. Hemai merasa sedang merawat orang tuanya sendiri, sehingga sedikit saja Tuan Besar itu mengalami perubahan kesehatan, ia buru-buru menelepon dokter pribadinya Ellyna, yang selama ini menangani sakitnya sang profesor.
Wajar jika Hemai sampai menitikkan air mata ketika sore itu burung gagak hinggap di atap rumah dan wajah sang profesor semakin pucat, sorot pandangan matanya bagaikan ingin padam.Suaranya semakin' lemah, sehingga Hemai terpaksa harus lebih dekat lagi dalam mendengarkan kata-kata Professor Soma. , "Teleponlah... Elly... katakan... aku mau... berangkat"
"Mau berangkat ke mana, Tuan"! Oh. Tuan jangan bicara seperti itu, saya takut, Tuan..." sambil Hemai menangis sedih, sebab firasatnya mengatakan bahwa tuan besarnya akan pergi selamanya.
"Buka semua pintu.. dan jendela.. Hubungi Sofi di Praha. ... Panggil Hardy dan anak. istrinya" Aku sudah" dijemput" "
"Dijemput oleh siapa. Tuan Jangan bicara mengigau begitu. Sadar Tuan... Tuan Besar masih sehat. masih panjang umur. .. Tdak ada yang menjemput Tuan saat ini ."
"Papa...." ucapnya parau sekali 'Papa . aku disini...."
Hemai merinding dan cemas sekali Profesor Soma merasa sudah di jemput oleh papanya Hemai buru-buru lari ke meja telepon dan menghubungi Ellyna serta Dokter Murdi. Selesai menghubungi kedua orang itu. Hemai lari lagi ke kamar. menghibur majikannya yang sedang menunggu ajal tiba.
"Hemai .. terima kasih... atas kebaikanmu yang mau... merawatku...," kepala sang prolesor berpaling pelan-pelan ke kanan menatap Hemas dengan tatapan kosong Hemai semakin sedih. tangisnya kian mengguncang tubuh Terisak-isak tanpa bisa bersuara. Lebih-lebih setelah tangan profesor pelan-pelan bergerak dan mengusap kepala Hemat, gadis itu semakin tersendat-sendat menyakitkan dadanya.
"Anak cantik... anak manis .." sambung sang profesor lirih sekali. Sangat mengharukan hati siapa pun yang mendengar penuturan dan Hemai di kemudian hari.
"Sebelum saatku tiba .. tolong ambilkan kopor kecil... yang kusimpan.. di almari buku... bagian bawah...."
Sambil menangis dengan suara merintih.
. Hemai mengambilkan koper kecil tersebut. Koper itu sudah sangat tua, tanpa kunci kombinasi, warnanya sudah lusuh, bahkan tepian koper telah lapuk.
"Tuan, ini kopernya. Mau Tuan bawa ke mana?" sambil Hemai mengisak.
. "Buka, dan... ambillah buku catatanku... yang ada di dalamnya....
Buku yang dimaksud adalah buku tulis kecil, seperti diary. Buku itu diikat jadi satu dengan sebuah buku kuno berwama coklat kusam. Agaknya bukan terbuat dari kertas, tapi dari semacam kulit pohon atau kulit hewan yang mempunyai tulisan huruf-huruf aneh, dengan tinta seperti dari getah pohon.
"Buku inikah yang Tuan Besar maksudkan.. .?" sambil Hemai menunjukkannya. Proiessor Soma mengangguk lemah.
"Itu" kuhadiahkan untukmu. .. sebagai... tanda terima kasihku... padamu. Jangan... jangan kau berikan. kepada siapa pun" karena buku itu" adalah catatan terjemahanku yang... paling berharga dan... seluruh hidupku sebagai... seorang pecinta... dunia kepurbakalaan. Baca catatan itu, Hemai... pelajari maknanya... pergunakan hasilnya sebaik... baiknya...."
Mata sang profesor semakin redup. Hemai semakin dibanjiri air 'mata. la mengguncang
guncang tubuh sang profesor sambil berseru makin keras.
"Tuan... Tuan Besar.... Sadarlah, Tuan Jangan tidur dulu Tuan Besar... bangunlah... bangun, Tuan"l"
"Keeaaaaakkk...l" burung gagak menjerit di udara senja. Sang profesor pun menutup mata pelan-pelan, lalu menghembuskan napas yang terakhir.
'Tuaaaaaannnn...!" jerit Hemai dengan histeris, buku dan koper itu dilemparkan begitu saja, masuk ke kolong bufet. Beberapa tetangga yang mendengar jeritan histeris dan tangis Hemai yang meraung-mung itu segera berdatangan. dan mereka tertegun melihat Hemat berlutut di samping ranjang sang profesor yang sudah tidak bergerak lagi itu. Mereka hanya bisa berbisik dalam hati masing-masing dengan rasa haru begitu dalam.
"Innalillahiwainna ilaihi roji'un...."
*** Sebuah meja terhampar di salah satu sisi ruangan panjang .Meja itu dilapisi kain hijau dari jenis beludru, mempunyai enam lubang di bagian tepi dan sudut-sudutnya. Sembilan bola warna-warni ditata tepat di tengah meja.
Sepasang tangan lembut yang menatanya. Lalu seorang lelaki menyodokkan bola putih dari salah satu ujung.
Taak...! Praaaakk..! _ , Maka berhamburanlah sembilan bola warnawarni itu dua diantaranya masuk ke lubang sudut, dan beberapa mulut memuji secara bersamaan. '
"'Waaaahh...! Hebaaat, hebaaat...!"
_ Mereka adalah orang-orang yang punya kegemaran berjudi di atas meja billyar. Bisa diingat wajah-wajah yang sering datang ke rumah billyar itu, di antaranya si mata tajam Roggi, si kumis tipis Dalyon, si wajah Arab yang sering dipanggiL Sadam dan beberapa wajah langganan yang dikenali para pelayan rumah billyar itu.
Mereka pun mengenali wajah-Wajah pelayan dan pegawai yang bekerja di Tiara Billyard Centre itu. Sebagian para langganan justru mengenali nama para pelayan wanita yang bertugas menghitung nilai dalam permainan satu meja. Di antara para gadis billyar itu ada yang bernama Yesmi. Wajahnya tidak terlalu cantik, sedang-sedang saja. Tubuhnya juga tidak begitu sexy. Lumayanlah. Tapi keberaniannya untuk tampil genit mengalahkan gadis brllyar lainnya. Matanya sering mencuri pandang dengan nakal kepada cowok cowok yang Sedang bermain di sekeliling meja billyar itu.
"Ngapain lihat-lihat" Naksir, ya?" tegur salah seorang pemuda dengan canda menggoda
"Kalau saya naksir situ juga belum tentu mau, kan?" balas Yesmi dengan berani.
"Mau aja. asal gratis!"
"Uh, ngapain gratis" Kalau ada bonusnya sih boleh juga," sambil Yesmi memamerkan senyum genitnya. Biasanya kalau sudah begitu Yesmi tidak pulang ke rumah kontrakannya yang hanya sepetak itu. Yesmi pasti ikut pemuda tersebut, dibawa ke mana saja untuk dijadikan pemuas nafsu.
Begitulah keseharian waitres billyar yang punya kulitsawo matang itu. Tak segan-segan ' melayani hasrat lelaki'demi sejumlah uang. Sayangnya, tak banyak lelaki yang berselera padanya. kalau toh ada, belum pernah ada lelaki yang memberinya bonus mahal. Paling tinggi hanya 50 ribu rupiah. itu pun "hanya dua-tiga kali Yesmi menerima bonus_dari para lelaki iseng yang ingin melepaskan rasa jenuhnya setelah bermain billyar berjam-jam.
"Kalau nggak gitu, gajiku nggak cukup buat makan sendiri. Apalagi buat dikirimkan kepada orangtuaku di kampung, sangat tidak cukup lagi. Makanya hidup di Jakarta itu harus berani nekat dan berani cuek, kayak aku ini!" .
Yesmi mulai mengenakan bedak di wajahnya yang bundar bak martabak mentah di atas penggorengan.
"Bayar uang bulanan rumah ini aja kalau mengandalkan uang gajiku jadi pelayan billyar, nggak nutup! Jadi, mesti cari tambahan di luar jam kerja .Makanya aku memilih tugas sore hari, soalnya pulang kerja bisa langsung ikut mereka yang butuh hiburan."
Rambut yang pendek selewat tengkuk itu disisirnya pelan-pelan.
"Siapa tahu lama-lama ada langganan yang benar-benar naksir aku. kaya, bisa mencukupi hidupku, naah... kawin deh kalau udah gitu. Daripada jadi pelayan rumah tangga. belum tentu ditaksir Cowok. Apalagi muka kita nggak menarik. uuh" payah deh. Buatku pekerjaan kayak gitu sama dengan kartu mati'"
la melepaskan dasternya untuk diganti dengan blus dan span ketat, biar kelihatan sexy
"Kerja sambilan kayak gitu. Itu bukan melacur namanya. Cari tambahan! Profesi kita sih tetap pegawai Tiara Billyard Centre. Toh kita tetap dapat uang makan dan gaji mingguan. Buatku sih. nggak perlu merasa minder dan malu. Keadaan zaman menghendaki cari makan model begitu,'mau apa!
Yesmi melirik jam dinding. Pukul lima sore kurang sedikit. Ia mulai bekerja pukul 6 petang Sampai tempat billyar itu tutup.
"Makanya. kalau kamu mau ikut kerja sama aku, bisa juga sih" aku bisa ngomong sama boss-ku Tante Ria. Tapi kalau kerjamu cuma melulu jadi pelayan, yaah... nggak bakal bisa ikut patungan bayar rumah ini. Malah bisa-bisa tiap bulan kamu ngutang aku terus. Kalau kamu memang udah Siap, sekarang juga kuantar menghadap boss-ku deh. Dijamin bakalan diterima. Pokoknya kalau sama Yesmi, segalanya bisa beres. Percaya aja deh." ."
Orang yang diajak bicara sejak tadi itu adalah teman sekampungnya. Rumah orangtua mereka memang agak berjauhan, tapi masih dalam satu kelurahan dan satu RW. Hanya Yesmi itulah teman sekampung yang dulunya sama-sama satu tempat penampungan tenaga kerja rumah tangga dengan Hemai. Memang kehidupan Yesmi jauh lebih maju dari pada kehidupan Hemai. Terbukti Hemai belum punya rumah kontrakan, tapt Yesmi sudah punya. Walaupun sangat kecil dan sederhana. tapi kemandirian Yesmi membuat Hemai merasa iri dalam hati.
Ketika majikannya meninggal, Hemai tidak dipakai lagi oleh Nyonya Ellyna, karena di rumah sang anak angkat Profesbt Soma ini sudah ada dua pembantu. Hemai pun tak mungkin menempati rumah tua tersebut yang terkesan angker sejak meninggalnya profesor Soma dua minggu yang lalu .
Satu satunya tempat yang diharapkan bisa ditumpangi untuk hidup sementara adalah rumah Yesmi. Hemai sengaja tidak mau kembali ke rumah penampungan tenaga kerja karena merasa tenaganya hanya di butuhkan untuk kepentingan calo-calo di tempat tersebut. Bahkan Hemai pun merasa muak karena sering menjadi korban pelecehan sexual oleh calo-calo tersebut. Di rumah Yasmi, suasananya lebih tenang dan lebih aman. Hanya saja. sekarang Yesmi sudah kelewat maju dan kelewat berani sehingga membujuk teman sekampungnya untuk menjadi pelacur transparan.
Untuk kerja tambahan macam itu, aku harus pikir-pikir dulu, Soalnya. . aku belum pernah melakukan hal itu " '
"Ah. dulu kamu kan pernah dipakai' sama Tono dan Gusman?"
"Itu aku di jebak. dipermainkan, hanyut dalam rayuan mereka Aku menyesal dan benci sekali dengan mereka. Sekarang aku nggak mau begitu lagi Kalau mau begitu. akulah yang mempermainkan lelaki. bila perlu habis itu kubuang seperti mereka membuangku.
Yesmi tertawa cekikikan. "Aduh, aduh, Hemaiii... ngaca dong kamu ini. Kamu mau mempermainkan lelaki"! Uuh, mana mungkin, Mai" Sebelum lelaki itu kamu permainkan, dia udah kabur duluan!"
Sebenarnya Hemai tersinggung dengan penghinaan tak langsung itu. Hemai ingin marah. Tapi mengingat dirinya butuh tumpangan tempat tinggal. terpaksa nafsu marahnya dipendam dan ditekan kuat-kuat" ia mencoba menetralisir anggapannya sendiri bahwa kata-kata Yesmi itu bukan bermaksud menghinanya, melainkan bermaksud bercanda sambil mengingatkan dirinya agar jangan melakukan balas dendam kepada kaum lelaki.
Padahal kalau dipikir-pikir, Hemai mempunyai latar belakang pendidikan lebih tinggi dari Yesmi. Hemai tahu persis. Yesmi hanya tamat SMP, sedangkan Hemai sempat sekolah sampai SMK, tapi memang tidak sampai tamat. Orangtuanya tidak punya biaya yang cukup untuk melanjutkan masa pendidikan Hemai di tingkat menengah atas jurusan ekonomi'itu. Sebagai pihak yang merasa punya latar belakang pendidikan lebih tinggi dari Yesmi, Hemai merasa tidak seharusnya digurui oleh Yesmi, dan tidak harus menurut dengan saran-saran Yesmi. Ia harus punya sikap dan menentukan langkah hidupnya dengan bekal ilmu pengetahuan yang ia dapatkan. baik dari pendidikan formalnya maupun dari pendidikan nonformal, seperti misalnya: petuah dan nasehat yang diperolehnya dari mendiang Profesor Soma itu.
Satu-satunya pemberian dari mendiang Profesor Soma yang paling nyata dan bisa dilihat adalah sebuah buku catatan yang ditulis oleh sang profesor arkheologi itu. Setelah dua malam berada di rumah Yesmi, Hemai baru teringat tentang buku tersebut. Di rumah tuanya sang profesor, Hemai memang pernah membuka-buka buku tersebut. Ia simpulkan
bahwa buku itu adalah catatan dari sejumlah manuscript kuno dengan bahasa dan tulisan yang sulit dimengerti 'orang, tapi sudah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh Profesor Soma. Buku catatan yang mirip diary itu adalah hasil terjemahan dari manuscript kuno itu.
Tentang apa isi terjemahan naskah kuno itu, Hemai belum mengerti, karena memang baru sekarang dia akan mempelajari dan membacanya satu persatu, helai demi helai. la bebas membaca buku tersebut karena Yesmi pasti akan pulang larut malam. Praktis. kesibukannya itu tidak akan ada yang mengganggu atau melihatnya.
"Apa sebenarnya maksud Tuan Besar
memberiku buku terjemahan ini sih"!" sambil
Hemal mengawali membaca bagian depan.
Ternyata bagian itu berisi konsep kata pengan-tar untuk sebuah buku yang akan dicetak. Ba-rangkali terjemahan itulah yang sebenarnya
akan dicetak dan dibukukan oleh sang pro-fesor.
..Manuscript kuno itu saya temukan sekitar 15 tahun yang lalu, dan baru berhasil sa-ya pelajari serta saya terjemahkan pada tahun
1997, yaitu ketika "masa tua semakin meren-takan tulang-tulang yang sudah waktunya ber-istirahat dari segala aktivitasnya
. Dapat diartikan bahwa manuscript kuna
ini adalah sebuah naskah yang usianya ber-lipat-lipat kali usia saya sendiri, yang menurut
stempel serta tulisan di akhir naskah, menandakan sebagai barang milik istana yang dira-hasi"kan sepanjang masanya. Kata Zafirthia yang tertera di lembaran pertama naskah kuno
itu tenyata adalah nama seorang ratu yang
berkuasa di kerajaan bagian Mesir Kuno, berlokasi di sekitar muara Sungai Nil. Dalam catatan peradaban sejarah Mesir Kuno, Ratu Za-firthia adalah ratu yang cantik, cerdas, dan me-miliki kekuatan supranatural tinggi. la memerintah pada sekitar tahun 977 SM."
Sampai di situ Hemai termenung sebentar
membayangkan tahun yang tertera di situ
Hmmm" "Wah. sudah lama sekali kalau begitu naskah ini. ya?" Kemudian ia mulai membacanya lagi.
"'." Manuscript kuno yang saya temukan di lorong goa cadas, tempat kami berlindung dari serangan badai beracun dalam Expedisi 'Hantu Sahara' itu, ternyata berisi rahasia kesuksesan karir kekuasaan Ratu Zafirthia, di mana ia menjadi ratu termasyhur pada zamannya. Kecantikan, kecerdasan, dan kekuatan gaib supranaturalnya itu diperolehnya' dari beberapa bagian mantera-mantera yang tertulis dalam manuscript ini. Dengan demikian, naskah kuno ini berisi 13 mantera sakti yang masing-masing mempunyai kekuatan gaib sendiri dan sangat menakjubkan apabila dibaca oleh siapa pun sesuai aturan dan tata cara yang tertulis juga secara rinci. Sebagai penulis, sekaligus penemu dan penerjemah manuscript kuno ini, saya pribadi merasa ragu-ragu untuk menerbitkannya dalam bentuk buku. baik untuk dijual di pasaran bebas maupun sebagai bacaan khusus untuk di kampus-kampus. Selama dari ke 13 mantera kuno itu tidak membahayakan keselamatan jiwa manusia, mungkin terjemahan ini layak dijual di pasaran bebas. Tetapi jika salah satu mantera ada yang membahayakan keselamatan manasia, maka manuscript ini sebaiknya dijadikan sebagai
bacaan khusus bagi para calon sarjana arkheologi yang mempelajari Egyptologis, yaitu ilmu yang mempelajari tentang peradaban Mesir Kuno. ..
Sampai di situ Hemai berhenti membaca dan bertanya dalam hati. perlukah ia membaca dan mengetahui ke 13 mantera tersebut"
*** BAB 2 SEBUAH hotel berbintang empat yang mempunyai 17 lantai sebentar lagi akan diresmikan. Selain dilengkapi dengan fasilitas olah raga dan fitness hall, hotel itu juga menyediakan sarana hiburan. dari diskotik, cafe, karaoke. sauna. massage dan sebagainya. Hotel itu membutuhkan beberapa karyawan dan karyawati untuk bagian-bagian tertentu.
Maka berdatanganlah para pelamar kerja dari berbagal lulusan. SD sampai sarjana S1. Tentu saja mereka membawa lamaran kerja yang dilengkapi dengan ijazah terakhir plus' berkas berkas lainnya. Tidak peduli untuk bagi resepsionis. roomboy, waitress cafe, security' massage girl bargirl guide dan yang lainnya. Semua harus melengkapi berkas lamar-an yang sudah ditentukan.
Tapi pada kenyataannya. ada seorang pelamar yang menyerahkan berkas lamarannya tanpa disertai ijazah terakhir dan berkas lainnya. Pelamar itu hanya menyerahkan dua lembar pasfoto, surat lamaran untuk 'bagian massage girl, dan fotocopy ijazah. .Semuanya berada dalam map berharga murah, dan diserahkan sendiri pada saat lowongan kerja itu dinyatakan telah ditutup .
' Ada seorang pelamar lagi yang mendesak agar permohonannya dipertimbangkan " kata Rusman. staf personalia kepada atasannya
"Lho. kan sudah ditutup sejak 5 hari yang lalu?"
"Tapi dia mendesak. Pak. Dan .. sepertinya memang perlu dipertimbangkan. Yang ini lain daripada yang lain, Pak"
"Ah, bisa aja kamu, Rus, " kepala personalia itu tertawa kecil. '
"Coba Bapak perhatikan dulu fotonya."
Kepala personalia itu memperhatikan pasfoto yang diselipkan dalam surat lamaran orang tersebut.
"Hmmm. .," ia pun manggut-manggut sesaat ",Oh dia kan mau .melamar sebagai massage girl?"
"Memang, Pak." '
"Kalau begitu, kau serahkan saya pada Rudy. karena dia nanti yang akan menjadi manager Untuk bagian massage."
Berkas lamaran yang sangat sederhana an berkesan nekat itu akhirnya sampai di tangan pria muda berpenampilan perlente. Rudy
Aksana. namanya. Setelah mendengar penuturan Rusman dan melihat foto si pelamar. cepat dengan pandangan mata tak mau berpindah ke arah lain. Senyum Rudy pun terasa kaku dan agak salah tingkah sewaktu menyuruh pelamar itu duduk di bangku depannya.
Dia adalah seorang gadis yang cantik jelita. Hidungnya mancung tapi tidak terlalu panjang. Wajahnya yang semi oval mempunyai bibir sedikit tebal. tapi sangat sensual. Ranum menyegarkan. Matanya bening, agak lebar, tapi punya daya pesona yang memukau dan memaksa lawan jenisnya berdecak mengaguminya. Gadis berambut lurus selewat bahu itu memiliki senyum yang begitu indah menawan hati, bahkan sanggup membuat Rudy menahan napas selama 10 detik hanya untuk menikmati senyuman tersebut
Gadis berkulit kuning langsat tanpa cacat itu mempunyai bentuk tubuh yang sexy. Tinggi badannya dalam ukuran sedang, tidak terlalu tinggi. tapi sesuai dengan kepadatan tubuhnya yang berkesan seksi, berisi, namun juga tergolong ramping. Dalam keadaan mengenakan span ketat dan blus ketat berbelahan dada lebar itu, tampak sekali bentuk lekuk-lekuk tubuhnya yang sangat menantang. Dadanya pun terlihat montok. seksi dan padat. Ukurannya
tidak begitu besar, tapi menonjol ke depan dengan bentuk yang sangat indah. Menantang gairah. "Baru sekarang kulihat seorang gadis yang begini cantiknya dan punya daya tarik luar biasa besarnya. Dia seperti menyimpan magnit pemikat yang membuat setiap lelaki selalu herhasrat untuk dapat kencan dengannya. Ah, gila! Napasku jadi sesak meredam emosi keindahanku sendiri," pikir Rudy sambil berusaha menenangkan diri dan tetap menjaga sikap baiknya. Menurut Rudy. gadis itu mirip Brooke Shields. Tapi menurut Rusman, gadis itu punya kemiripan dengan Sharon Stone. Barangkali yang lebih tepat adalah perpaduan dari kedua artis Hollywood itu ada pada diri gadis tersebut. , _ "Ketenangannya dalam menatapku menandakan bahwa ia punya mental cukup kuat. Cahaya matanya yang bening tapi tajam itu menunjukkan bahwa ia adalah gadis yang genius. setidaknya cerdas. ia punya kharisma tersendiri. Tapi kenapa dalam daftar riwayat hidupnya ia mengaku hanya tamat SMP saja" Apa nggak salah nih" Melihat sikap duduknya saja udah seperti seorang sekretaris atau seorang PR yang jago nge-lobby. Masa' iya cuma tamatan SMP sih?"
Pertanyaan batin Rudy itu akhirnya dinyatakan dalam kata-kata.
"Nona tidak salah tulis" Di sini Nona menyebutkan pendidikan terakhir adalah SMP. Apa benar begitu?"
"Benar. Memang ijazah yang saya miliki cuma ijazah SMP. Masa' harus bilang tamat SMU, kannggak lucu itu?" sambil ia tertawa kecil dalam bentuk senyum tipis. Senyum indah yang sangat mahal nilainya. Dan sekali lagi Rudy tertegun mengagumi senyum itu sambil manggut-manggut. Diam-diam napasnya ditarik dalam-dalam untuk menenangkan gemuruh dalam dada yang ditimbulkan akibat rasa gemas ingin menggigit bibir itu. '
"Anda juga tidak salah melamar" Benar benar mau menjadi massage girl di sini?"
"Ya, karena memang hanya memijat kebiasaan saya. Itu pun nggak'terlalu pandai. Hanya sekadar bisa aja," jawabnya lagi dengan nada tenang, ringan dan santai. Bahkan cenderung berkesan cuek.
"Padahal menurut saya sih... Anda pantas menjadi seorang resepsionis. atau di bagian publik relation, atau kasir. atau...."
"Apakah masih ada kesempatan di bidang itu?" potongnya dengan tatapan mata masih tertuju lurus "ke wajah Rudy. Yang dipandang
menjadi serba salah lagi dalam senyuman kakunya.
"Kalau... kalau memang Nona berminat di bagian lain, saya akan usahakan. Sebab menurut saya, alangkah sayangnya Nona bekerja sebagai massage girl sementara Nona mempunyai wajah dan body yang, yaaah... sangat lumayan-lah Saya yakin Nona pasti bukan hanya tamatan SMP. Sikap Anda sangat berbeda jauh dengan sikap gadis lulusan SMP yang sering saya jumpai "
"ltu sih terserah aja... mau dibilang lulusan SMU atau SMK yah... terserah Bapak deh*. Yang jelas saya sudah mengaku apa adanya. itu pun nggak bisa saya buktikan karena ijazah saya ada di kampung. Kalau memang dibutuhkan akan saya ambil. Tapi itu berarti saya harus pulang kampung dulu."
"Coba saya mau cocokkan data yang ada di sini dengan jawaban Nona secara lisan. Saya ingin tahu, berapa usia Anda?"
"Dua puluh delapan tahun." '
Rudy mencocokkan dengan data yang ditulis dalam berkas lamaran tersebut. Ternyata memang benar._
"Tanggal dan bulan lahir?"
'"Dua puluh delapan Februari."
"Tinggi badan?"
"Seratus tujuh puluh centimeter "
"Hmm. ya... benar juga. Lalu. nama lengkap Anda, tolong sebutkan Sama nggak dengan yang Anda tulis di sini' '
"Hemai Aryani Sarasmita"
Sampai di situ Rudy diam tertegun kagum nama itu sangat indah, menurutnya Seakanakan punya pengaruh sendiri dalam hati orang yang mendengarnya. Padahal menurut pengakuan pemilik nama. Sarasmita adalah nama belakang ayah kandungnya. yaitu Hana Saroso mita. Adapun nama Aryani, sebenarnya adalah nama depan ibunya. Kedua orangtua itu telah tiada. pulang ke pangkuan Yang Esa..tinggal hanya tiga orang adik dan seorang kakak bersama paman mereka yang sudah menduda selama 4 tahun.
namun nama itu sendiri apabila diucapkan ternyata punya getaran indah dalam hati pendengarnya. Sama indahnya dengan getaran yang ditimbulkan oleh penampilan Hemai yang telah berubah. nyaris berbeda 180 derajat dengan penampilannya tiga hari yang lalu.
Yesmi sendiri hampir-hampir tidak mengenal lagi teman sekampungnya itu. Ia justru minder dan sempat merasa rendah diri saat pertama kali melihat keadaan Hemai yang sekarang. Waktu itu Yesmi terpaku di tempat
' dengan mata terbelalak dan mulut ternganga tanpa suara. Napasnya tertahan karena rasa kagetnya melihat seorang gadis cantik membukakan pintu, menyambut kedatangannya yang pulang' ngobyek' sampai menjelang waktu subuh tiba.
"Sssi... si... siapa... siapa kamu"!" Yesmi gugup sekali hingga bicaranya tersendat-sendat Hemai tersenyum kalem, .penuh rasa bangga dalam hatinya melihat teman sekampungnya terkagum-kagum sampai menjadi segugup itu.
"Tenang. aku bukan orang lain. Aku Hemai temanmu." _
"Heee. .. Hemai ."!!" sepasang mata merahnya Yesmi melotot lagi tanda tak mempercayai pengakuan si wajah cantik itu.
"Ada yang ingin kuceritakan padamu, kenapa aku bisa berubah secantik ini. Tapi... sebaiknya bersihkan dulu dirimu ke kamar mandi sana. Cuci kakimu dan jangan lupa... cuci itumu juga. Kamu pasti habis 'dicarter' orang, ya kan?" .
Suara memang diakui Yesmi masih' seperti suara Hemai. Daster yang dikenakan memang, milik Hemai. Tinggi 'badan gadis cantik. itu masih sama dengan ukuran tubuh Hemat. Tapi mengapa wajahnya bisa berubah secantik itu
' dan badannya yang kurus bisa menjadi seksi.
montok, serta berkulit sebersih itu" pikir Yesmi di kamar mandi. .
"Jangan-jangan 'dia adalah jelmaan dari kuntilanak atau peri penjaga tanah sekitar 'sini"!' '
Sekujur tubuh Yesmi pun merinding serentak Detak jantungnya menjadi cepat sekali Gayung yang digenggamnya itu jatuh ke lantai akibat tangannya gemetar dicekam rasa takut. Tapi untunglah Hemai menunjukkan sikap yang tetap bersahabat dan mampu meyakinkan dengan kata-kata lembut tentang dirinya, sehingga rasa takut Yesmi berangsur-angsur' kurang. Tapi keheranannya yang masih tetap tinggi itu. masih saja membuatnya terbengong bengong dengan hati berdebar-debar.
"Aku sendiri tidak menyangka kalau akan mengalami perubahan seperti ini. Yes. Mulanya aku cuma coba-coba mempelajari mantera kuno pemberian almarhum majikanku, Tuan Besar Profesor Soma itu. Eeh... ternyata mantera kuno itu benar-benar punya khasiat yang sungguh menakjubkan. Aku tadi sempat menangis saking gembiranya melihat wajahku berubah secantik ini. "
"Mantera kuno.. .?"! gumam Yesmi dengan suara mendesah lirih sekali. Ia masih terpaku memandang Hemai yang sama-sama duduk di atas pembaringannya. Hemai pun menceritakan proses terjadinya perubahan gaib itu. tanpa menyebutkan bunyi mantera dan detil aturannya secara jelas.
*** Profesor Soma menerjemahkan ketiga belas mantera Itu secara berurutan. lengkap dengan tata caranya. Ternyata segenap mantera mempunyai cara dan aturan mainnya sendiri sendiri. Secara cepat dan singkat ketiga belas mantera itu sudah dibaca oleh Hemai. Kini tinggal membuktikan kebenaran khasiat dari mantra tersebut.
"Penasaran sekali aku kalau nggak mencobanya." pikir Hemal sambil memilih milih mantera yang kata-katanya singkat dan " punya petunjuk penggunaannya paling mudah
"Nah. ini saja. Mantera nomor" tujuh, Hmmm...." Hemai membaca dalam hati dengan ucapan lambat.
"Mantera Penabur Wangi Asmara. Hmm. namanya bagus sekali?"
Kebetulan malam itu tetangga sebelah rumah sedang cekcok. Rupanya suami istri." itu saling curiga mencurigai dan sama-sama beremosi karena mendengar gosip dari beberapa
tetangga lain. Cekcok mereka memang tidak sampai berbahaya, sebatas saling bentak dan saling debat saja. Suasana malam menjadi semakin berisik, apalagi rumah sebelahnya lagi memutar kaset dengan volume agak keras, sudah jelas semakin bising suasana setempat
Karena sudah lebih dari dua hari Hemai tinggal di rumah sepetak itu, maka kebisingan tersebut merupakan hal yang biasa. Apalagi ia hanya sekadar numpang di rumah Yesmi: maka ia pun sadar bahwa dirinya harus mau menerima kenyataan bising seperti itu.
Hemat berusaha memfokuskan pikiran dan konsentrasinya kepada catatan terjemahannya Profesor Soma. la berhasil untuk tidak terpengaruh' oleh suara cekcok tetangga sebelah itu. Petunjuk penggunaan mantera dibaca dan dipahami kata demi kata.
"Letakkan tangan kanan di dada kiri. Rasakan detak jantung sendiri. Tarik napas dan tahan di dada. Ucapkan mantera seirama dengan detak jantung."
Mantera itu tidak mudah dihapalkan dalam waktu lima menit. Persoalannya bukan panjang-pendeknya kata-kata mantera. tapi bahasa mantera itu sangat asing dan aneh. Sulit diingat-ingat. Profesor Soma tidak menerjemahkan bahasa mantera ke dalam bahasa indonesia, mungkin tidak tahu artinya, atau memang tidak boleh dirubah dalam bahasa lain. Profesor Soma hanya menyalinnya menggunakan alfabet atau huruf-huruf internasional yang dipakai secara umum.
Hemai terpaksa menyalin dulu bacaan mantera itu dengan tulisan lebih besar dan lebih jelas. Dengan begitu ia mudah membacanya. Kertas salinannya diletakkan di atas meja kecil, dekat lampu kamar yang hanya 15 watt_ itu. Ia berdiri dengan tangan kanan memegang dada kiri, merasakan tiap denyut jantungnya baik-baik Lalu ditariknya napasnya panjang-panjang dan ditahannya di dada. Bahasa mantera ini diucapkan dalam hati kata demi kata seiring dengan hentakan lembut di detak jantungnya.
"LAZIBA... DARHAMUF... Yokhaz" CIAHTAR... OMPALLA... BAKZORUM... DZAIMUTHUA. MASYAGRIS_...." '
Napas dihembuskan kembali, nyaris tak kuat Hemai menahan lebih lama lagi. Tapi pada saat ia" menghembuskan napas, ia merasa ada hawa sejuk yang meluncur deras dari mulut dan hidungnya. Ternyata napasnya mengandung hawa sejuk. seperti habis makan permen yang mengandung rasa menthol. Sekujur tubuh Hemai juga merasa seperti semutan dalam sesaat" Maka seluruh ruangan pun terasa sejuk, seperti disembur memakai bunga es
Anehnya lagi, tetangga yang memutar kaset dengan suara agak keras itu segera mengurangi volume suara. menjadi samar-samar. Sementara itu. dua orang suami-istri yang tadi cekcok dan saling membentak, kini memadu diam. Hening dan tenang
"Benarkah mereka berhenti cekcok gara gara mantera yang kuucapkan tadi?" pikir Hemai dalam renungannya. Lama sekali ia diam merenung keheningan sunyi yang tiba-tiba saja seperti menguasai alam sekitarnya. Sampai akhirnya ia mendengar suara tawa cekikikan dari rumah sebelah. Rupanya suami-istri yang tadi cekcok itu sekarang sedang bermesraan. canda asmara mereka sesekali terlepas dalam kata maupun tawa manja.
"Kayaknya... memang ada pengaruh'gaib dari mantera yang kubaca tadi! Mereka pasti sedang bercengkerama dengan mesra. dan... ooh. baru sadar aku. Udara di sini menyebarkan bau wangi Hmm.. harum sekali. Aduh. aku tadi kepingin bermesraan juga nih. Gawat' "
Hemai tertawa geli sendiri, tapi tanpa suara. ia berhasil mengendalikan keinginannya untuk bermesraan dengan cara mengalihkan konsentrasinya ke buku terjemahan mantera kuno itu. Hatinya merasa senang. gembira
sekali, karena ia yakin mantera yang tadi dipraktekkan berhasil menaburkan aroma wangi yang berpengaruh pada otak manusia Untuk bermesraan.
"Coba lagi, ah!" kata hatinya penuh semangat. "Mantera pertama akan kucoba dulu, kalau berhasil lagi baru mantera kedua dan seterusnya. "
Jika menurut keterangan yang ditulis almarhum Profesor Soma menyebutkan. bahwa mantera ketujuh tadi adalah mantera yang sering digunakan Ratu Zafirthia untuk merayakan pesta kehormatan, di mana para undangan berpasangan dan gairah cinta mereka saling terbakar, sehingga mereka Saling bermesraan dengan pasangan masing-masing, maka mantera pertama agaknya berbeda dengan mantera ketujuh itu. Mantera pertama adalah mantera kecantikan rupa dan mempunyai daya pikat cukup tinggi.
Dalam penjelasan yang tertulis di manuscript kuno itu dikatakan, bahwa Ratu Zafirthia menggunakan mantera pertama dalam setahun satu kali. Gunanya untuk membuat sang ratu tetap cantik dan tetap dikagumi rakyatnya. disanjung kecantikannya, serta digandrungi lawan jenisnya. Mantera yang bernama: 'Cahaya Dewi Pesona" itu selain mempercantik si pemakainya, juga akan membuat setiap orang menaruh simpati kepadanya karena kharisma yang terpancar meninggalkan bekas indah di hati orang lain. Bekas indah itu akan membuat setiap orang selalu terbayang kecantikan tersebut. '
Karena tulisan tangan sang profesor tidak bisa dibaca dengan cepat, kecil dan buram maka Hemai terpaksa menulis ulang di kertas lain dengan tulisan besar-besar. Maka jelaslah susunan kata demi kata dari kalimat mantera "Cahaya Dewi Pesona' itu. Tapi Hemai tidak mencatat ulang keterangan cara menggunakan mantera tersebut, sebab tulisan sang profesor tentang hal itu sudah bisa dipahami dan mudah diingat oleh Hemai.
"Menghadap cermin. Menatap bayangan sendiri tanpa berkedip selama mengucapkan mantera dalam hati. Tahan napas di dada. Satukan telapak tangan di atas kepala. Buang napas melalui mulut ke arah cermin setelah selesai mengucapkan mantera."
'Karena perintahnya harus bukamata menatap bayangan sendiri dalam cermin, maka Hemai terpaksa harus menghafalkan kalimat mantera itu terlebih dahulu. la sedikit kewalahan, karena kata-kata dalam mantera itu nyaris tidak ada artinya. sehingga sulit diingat. ingat konsonan katanya. Hemat berusaha keras menghapalkannya sampai keluar keringat
dinginnya Setelah lebih kurang satu jam setengah barulah Hemai merasa sudah hafal dengan kalimat mantera tersebut. Ia pun mulai mencobanya. mengambil posisi berdiri dl depan cermin. seperti yang disebutkan dalam petunjuk tadi. Satu kali ia gagal. Napasnya tak kuat di tahan sampai selesai mengucapkan bahasa mantera. Kedua kalinya. gagal lagi. Ada kata yang lupa dalam pengucapannya. Ketiga kalinya, barulah ia berhasil mengucapkan seluruh kata-kata mantera itu sambil menahan napas dalam dada.
"ZEANUH FUROKH ZEANUH SYUMAX LEUTHAC BIKHOURYZ ARRZOLUM BITAJ. OZUA REAMUF OZUA KHORRIZAB. BIK YUK BIK BIK YUK. FUAAZ... FUAAZ... FUAAZ...."
Napas tersembur kuat dari mulut Hemai karena tak mampu bertahan lebih lama lagi Fuuiih...! Permukaan cermin menjadi keruh karena berembun. Bayangan Hemat di cermin tertutup uap embun dari napasnya yang mengandung hawa sejuk seperti tadi. Hemat terengah-engah sambil menurunkan kedua tangannya yang tadi merapatkan telapak tangan di atas kepala ia masih berdiri limbung, Menenangkan napasnya kembali.
Tapi ternyata sikap berdirinya yang limbung bukan karena kedua kaki lemas. tapi
karena lantai tempatnya berpijak juga bergetar dalam guncangan meliuk-liuk seperti berdiri di atas ombak lautan. Hemai terkejut melihat ' semua benda di sekelilingnya bergetar bagaikan diguncang gempa.
"Aduh. ada apa ini"! Kok tanahnya goyang sih"!" .
Hemai semakin tegang ketika mendengar suara deru dari kejauhan. Suara deru mirip hu-jan deras itu bergerak mendekati rumah sepetak itu. Makin lama semakin jelas, suara deru itu adalah hembusan angin kencang yang datang dan arah barat. Wuuuusss...!
' Blaak, duaarr...! Pintu-pintu rumah yang sudah tertutup dan terkunci itu terhempas membuka sendiri karena terjangan angin kuat. Hampir saja dinding kamar dari triplek bekas itu jebol kalau tidak terhalang almari kayu. yang cerminnya masih buram itu. Para tetangga juga terdengar saling ribut, ketakutan dan panik. Barang-barang mereka berhamburan, termasuk panci, vas bunga dan benda-benda lainnya yang menimbulkan suara' gaduh menakutkan.
Anehnya, hembusan angin kencang itu hanya terjadi sangat sebentar. Kurang dari lima detik. Setelah itu tenang kembali. Yang terdengar adalah celoteh para tetangga tentang terjangan badai baru saja lewat dan melintasi
rumah kontrakan mereka. Hemai tak sempat merenungkan anggapan para tetangga yang kini keluar dari rumah masing-masing. Hemai terpaku di depan cermin yang sekarang memancarkan cahaya warna warni ke arahnya. Hemai sempat mundur satu langkah dengan tangan melintang di depan mata karena merasa silau. Cahaya warna-warni dari dalam cermin itu menghujaninya selama hampir 10 detik, setelah itu padam seketika Sangat mengejutkan. Zuuurb...!
"Gelap..."! Ooh, gelap sekali"!" Hemai bertambah ketakutan. Tangannya meraba-raba karena ia bermaksud untuk bergerak ke dipan. Rasa takutnya begitu kuat. Sehingga napasnya terasa berat Rasa takut itu kian membuatnya panik, sebab kedua matanya yang terbuka lebar-lebar hanya bisa melihat bentangan hitam tanpa warna lain.
"Oh, celaka.. ."! Aku telah buta"! Aah aku buta.. ."!"
Hampir saja Hemai menangis karena tak mau mengalami kebutaan sepanjang masa. Tapi ternyata kebutaan itu hanya terjadi beberapa saat. Setelah ia mengucai-ngucai matanya ber kali-kali, bayangan benda di depannya mulai tampak remang-remang. Makin lama penglihatannya semakin terang, dan akhirnya kembali seperti semula. Dapat melihat dengan jelas.
Waktu itu ia duduk di tepi dipan berkasur, menghadap ke arah cermin almari. Dan mendadak Hemai terlonjak kaget melihat bayangan gadis cantik jelita di dalam cermin almari. Tapi bayangan itu ikut terlonjak kaget pula dengan gerakan dan ekspresi yang sama. Maka Hemai pun segera sadar bahwa bayangan gadis cantik jelita berdada montok dan berkulit kuning langsat itu adalah bayangan dirinya sendiri.
"Astaga" "! Ak... aku... aku telah berubah menjadi cantik seperti ini"! Ooh benarkah ini wajahku sendiri"!"
Hemai mendekati cermin dan meraba-raba wajahnya penuh keheranan. Sekujur tubuhnya bukan saja merinding, namun juga gemetar dan berkeringat dingin. Rasa bangga, gembira dan bahagia, menjadi satu dengan perasaan heran dan kagum. Maka timbullah keharuan yang begitu memukul jiwanya. Tak sadar lagi, Hemai pun menangis bahagia menyambut perubahan dirinya yang cantik dan sexy itu.
Rasa penasaran dan belum puas terhadap bayangan cermin membuat Hemai memeriksa sendiri tubuhnya. Pakaiannya dibuka semua dan diperhatikan .baik-baik bagian tubuhnya yang berkulit bersih dan seksi berisi itu. Bahkan pemeriksaan itu dilakukan di bagian tertentu yang selama ini selalu tertutupi rapat-rapat. Ternyata memang miliknya, namun lebih
berisi lagi daripada sebelumnya. Betis pun tak luput dari perhatiannya. Hemai terkagum-kagum melihat betisnya begitu indah dan patut dibanggakan. Buah dadanya pun tampak menarik sekali. Bentuknya indah, kencang dan membusung serasi. Ujungnya tampak merah ranum bak payudara anak ABG.
"Ya, ampuun... begitu indahnya tubuhku ini"! Ooh, syukurlah... aku bisa punya tubuh seindah' ini.'Rupaku juga cantik sekali. Pasti akan memikat hati lawan jenisku._Ooh... mungkin inilah maksud Tuan Besar memberiku buku tiga belas mantera Ratu Zafirthia. Mungkin sekaranglah saatnya terbukti apa yang pernah dikatakan Tuan Besar sebelum wafat, bahwa
suatu saat aku akan dikagumi oleh kaum lelaki.
Ya, ampuuun. .. nggak sangka kalau mantera itu sangat sakti. dan mampu mengubahku menjadi secantik ini"!"
Hemai masih ingin memuaskan diri memandangi tubuhnya di depan cermin. Ia sangat bangga melihat "sosoknya yang baru, seolah. olah ingin memeluknya erat erat Dan manakala rasa kagumnya itu mulai reda, Hemai pun bergegas menutup pintu rumah yang tadi terhempas karena hembusan angin kencang. Setelah itu ia kembali mempelajari isi buku terjemahan almarhum Tuan Besar itu.
Mantera kedua bernama: 'Sang Penakluk Bumi'. Dalam penjelasannya sang profesor menerjemahkan bahwa mantera itu dipakai oleh Ratu Zafirthia untuk menaklukkan lawan bicaranya melalui pandangan mata. Siapa pun yang bicara dengan sang ratu selain akan terkesima dan terpesona, juga akan tunduk dengan perintah sang ratu. Orang tersebut akan menuruti apa yang diinginkan sang ratu. Hemai pun mencoba mantera tersebut dengan tata cara yang sudah ditentukan. Namun mantera itu belum dicobanya, sehingga malam itu ia belum tahu apakah ia bisa membuat seseorang takluk dengan perintahnya atau tidak sama Sekali.
Mantera yang ketiga adalah mantera untuk membakar gairah lawan jenisnya, supaya orang tersebut berhasrat sekali padanya untuk menjadi pelayan cinta. Karena sang Ratu Zafirthia sering menggunakan mantera itu untuk membuat lelaki mana pun bernafsu kepadanya. Mungkin karena reaksi itulah maka mantera ketiga itu dinamakan: mantera 'Cambuk Pemuja Cinta'.
Mantera ini hanya dihafalkan oleh Hemai, tapi tidak dipraktekkan penggunaannya. Sebab ia yakin sewaktu-waktu membutuhkan mantera itu, ia akan dapat melakukannya. Tata cara yang harus digunakan untuk mantera itu sangat mudah diingat. yaitu mengucapkan mantera dalam hati sambil menarik napas tanpa putus sampai mantera terbaca habis. Harus diiringi senyum dan tatapan mata yang diarahkan pada _pria tersebut. Sekalipun berjarak jauh, asalkan masih bisa diyangkau oleh pandangan mata, mantera itu tetap akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Akhir dari semua cerita yang dituturkan Hemai di depan Yesmi membuat teman sekampung itu merasa penasaran dan ingin mencobanya" Tapi Hemai menolak secara halus.
"Pesan dari Tuan Besar, buku itu nggak boleh diberikan kepada siapa pun. Bahkan anak angkat Tuan Besar pun nggak pernah dia beritahu adanya buku mantera kuno itu."
Rasa iri pun timbul di hati Yesmi. Maka hatinya pun berkata. "Di mana ia menyimpannya" Aku akan mencurinya dan menyembunyikan di tempat lain. Hanya aku yang mengetahui. Sebab, kalau, aku bisa berubah secantik dia, pasti aku dapat menguras isi dompet para
boss keren yang selama ini tak pernah mau melirikku."
*** BAB 3 _ SUDAH waktunya gadis yang dulu terhina dan sering dilecehkan kaum lelaki itu kini menikmati masa-masa bahagia. ia menjadi sorotan dan pujaan setiap lelaki yang berpapasan dengannya. Ia menjadi sumber inspirasi para eksekutif yang membutuhkan kehangatan bercinta selama menikmati hari-hari senggangnya.
Apalagi Rudy berhasil menempatkan Hemai bukan sebagai pramusada alias massage girl, melainkan sebagai resepsionis yang selalu berada di lobby menyambut kedatangan tamu tamu hotel. maka peluang itu adalah jembatan emas bagi Hemai untuk mendapatkan pria yang tampan dan kaya. Rasa rindunya akan sanjungan dan kemesraan seorang lelaki, kini dilampiaskan oleh Hemat kepada pria mana pun yang'ia inginkan. Dendam kebahagiaan telah membuat Hemat hanyut di puncak sanjungan lawan jenisnya. ,
"Terserah apa kata orang, yang jelas hinaan dan sakit hatiku selama menjadi gadis buruk. kini harus kutebus dengan mantera 'Cambuk Pemuja Cinta'.
Tamu hotel seganteng apa pun, sekaya apa pun. jika terkena mantera Cambuk Pemuja Cinta dan mantera Sang Penakluk Bumi, pasti akan mengharap kedatangan Hemai di kamarnya. Kehebatan kedua mantera itu tidak bisa dihindari oleh siapa pun. Bahkan seorang eksekutif muda bernama Eksan, yang ganteng, macho dan kaya itu. sudah dua malam ini mengundang Hemai untuk makan malam bersama di sebuah restauran mewah.
Selama dua minggu bekerja di Romansa Hotel, hanya tiga kali Hemai pulang ke rumah Yesmi. Kadang ia menikmati kebahagiaan cinta semusim dengan seorang pria di hotel itu juga, kadang kala dibawa ke hotel lain. Pesta cinta dan hujan sanjungan benar-benar dinikmati Hemai sepuas-puasnya.
"Aku sendiri heran, " katanya dalam hati. ... padahal sudah tiap malam aku dicumbu dan dimanjakan oleh lelaki dengan materi maupun dengan kenikmatan bercinta, tapi kenapa nggak ada bosan-bosannya, ya" Kenapa aku masih ingin menikmati kemesraan lelaki setiap malam" Apakah belum puas sekian hari berturut-turut dicumbu oleh pria-pria tampan" Jangan-jangan... salah satu mantera yang kupakai mempunyai pengaruh lain, yaitu membuatku selalu bergairah dan selalu ingin menikmati puncak kemesraan dengan lawan jenisku"
Wah gawat deh kalau begitu. Cara menghilangkannya bagaimana, ya" Lama-lama malu juga pada diri sendiri kalau begituan terus menerus setiap malam."
Maka pada awal pagi, ketika Hemai mendapat tugas dari sore sampai malam, ia menyempatkan pulang ke rumah Yesmi. la merasa perlu mempelajari seluruh catatan mantera kuno untuk mencari cara mengurangi gairahnya yang seperti tak pernah kenal lelah itu. Hemai pulang dengan menggunakan taksi menenteng handphone pemberian Elsan. mengenakan pakaian mahal, dan tentu saja menyelipkan sejumlah uang yang tidak sedikit dalam dompetnya.
"Hari ini juga aku akan mencarikan apartemen untukmu, " kata Elsan sebelum Hemai meninggalkan hotel tersebut. .
"Kenapa kamu maksa banget sih agar aku tinggal di apartemen"'_'
"Supaya kau punya kebebasan bergerak. Aku nggak ingin kamu masih numpang di rumah teman, seperti ceritamu kemarin."
"Terus. kalau aku sudah tinggal di apartemen, bagaimana?"
"Yaah, terserah kamu. Mau bagaimana?"
"Kamu masih akan menemuiku, bukan?"
"Kalau kau izinkan, tentunya aku justru akan lebih sering tidur di apartemenmu."
"Pasti diizinkan dong, asal kamu nggak Cari gadis lain," seraya .Hemai memeluk Elsan dengan kemanjaannya. Elsan tertawa, lalu mencium keningnya dengan lembut dan mesra sekali.
"Yang kucari hanya satu gadis, yaitu yang bernama Hemai. Aku suka dengan Hemai, karena itu aku nggak mau cari gadis lain. "
Hemai merasa tersanjung dan bahagia _ sekali mendengar bisikan mesra si anak konglomerat itu. Hatinya mulai menerima kehadiran cinta yang diharapkan bukan sekadar memburu birahi. Hemai pun mulai sadar bahwa dirinya sedang ditaburi bunga-bunga cinta. Agaknya bunga-bunga cinta itu datang dari kemesraan lembut si tampan Elsan. Semakin hari semakin mekar bunga cinta itu 'sehingga Hemai mulai berpikir dan berkhayal untuk satu lelaki; Elsan.
Ia juga ingin mengemasi barang-barangnya. Elsan pasti senang jika hari itu juga Hemai langsung menempati apartemen pilihan pemuda macho itu. Hal yang utama untuk dipindahkan dari rumah petak Yesmi adalah catatan mantera kuno itu. Hemai telah menulis semua kalimat-kalimat ketiga belas mantera itu kedalam buku catatan khusus dengan tulisan yang rapi dan mudah dibaca. Tapi hanya kata-kata manteranya saja yang dipindahkan
Rahasia Mantera Kuno di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
buku khusus itu, sebab jika ditulis bersama keterangan dan penjelasan penggunaan masing masing mantera, maka ia harus menggunakan dua buku yang sama. Untuk itulah yang dicatat hanya kalimat-kalimat mantera saja. Dan buku itu disimpannya rapi di tempat tersembunyi.
'"Elsan nggak boleh tahu tentang buku-buku itu. Kalau sampai dia tahu, dia akan curiga padaku, dan pasti akan kecewa jika mengetahui kecantikanku berasal dari mantera kuno itu. Entah apa yang akan terjadi kalau sampai Elsan tahu wajah asliku sebenarnya. Bukubuku itu harus kusimpan di suatu tempat yang tidak akan terpikirkan oleh siapa pun, termasuk oleh Elsan sendiri._"
Namun alangkah kagetnya Hemai setelah sampai di rumah petak itu, ternyata keadaannya telah kosong. Hemai pun bertanya kepada Mbak Darmi, tetangga sebelah rumah.
"Ooo... Yesmi udah pindah," jawab Mbak Darmi. "Memangnya kamu nggak dikasih tahu sama Yesmi?"
"Nggak tuh, Mbak. Pindahnya kapan sih?"
"Baru tadi malam rumah ini dikosongkan. Tuh, kuncinya masih ada pada saya, belum saya serahkan kepada Bu Haji Samin."
"Apakah barang-barang saya jnga dibawa, Mbak?" tanya Hemai dengan nada sedih bercampur jengkel, _ "
'Wah nggak tahu tuh Coba tanya Sendiri ke dalam sana. Mumpung kuncinya belum saya kasihkan Bu Haji "
Hemai pun masuk ke dalam rumah dan Mbak Darmi menemaninya Ternyata rumah itu benar benar telah kosong. Tak secuil pakaian Hemai yang tersisa. Tak ada barang barang milik Hemai yang ditinggalkan. Semua barang diangkut habis oleh Yesmi. termasuk buku catatan mantera kuno yang ditulis dengan tangan sendiri ttu
"Gila' Benar-benar sinting si Yesmi itu geramnya dengan kemarahan yang hanya bisa terpendam dalam hati.
"Pindahnya ke mana, ya Mbak?"
"Nggak tahu tuh. ke mana dia bilang semalam itu. ya" Ke Tanah Abang apa ke Tanah Merah. waah .. lupa lagi deh saya."
Mbak Darmi bergegas keluar. menanyakan kepada tetangga yang lain. Ia merasa kasihan kepada Hemai yang kehilangan semua barang barangnya. Buku catatan mantera kuno agaknya telah diketemukan Yesmi dari bawah papan tempat tidurnya. Hemai berani memastikan. Yesmi pindah karena menemukan buku itu dan sengaja tidak memberitahu kepada sia pa pun ke mana pindahnya. supaya tidak di susul oleh Hemai.
"sudah kuduga, dia pasti akan mencari sampai dapat buku itu!" geram Hemai sendirian. "Kusangka dia nggak akan tahu kalau buku itu kusimpan di selipan papan bawah kasur. Ternyata tahu juga dia! Hmmm... untung hanya buku itu yang kusimpan di bawah papan kasur. Untung tak kulengkapi tentang tata cara menggunakan mantera-mantera tersebut. Biar tahu rasa dia, dapat manteranya kalau nggak tahu cara menggunakannya, buat apa"! Hemmh!" .
Hemat mencibir sinis sendiri. Ia bergegas ke kamar mandi. Dengan memanjat bak mandi. ia berhasil membuka triplek plavon kamar mandi itu. Tangannya merogoh ke dalam dan 'menemukan buku catatan asli milik Profesor Soma yang diikat jadi satu manuscript aslinya. dimasukkan dalam kantong plastik hitam yang tertutup rapat.
"Untung dia nggak temukan aslinya! Coba kalau yang ini ikut dibawa kabur. uuuhh... mampus deh gue!" .
Hati pun merasa lega. Manuscript yang asli dan terjemahan aslinya tetap dimiliki Hemai. Bagaimanapun juga. Yesmi tidak akan. bisa menggunakan mantera-mantera itu. Pengalaman pahit pagi itu merupakan suatu pelajaran buat Hemai yang tak boleh terulang lagi. Terlebih dalam menghadapi Elsan nanti. Hemai harus lebih rapi lagi dalam menyembunyikan manuscript ketiga belas mantera itu.
"Hmhh...Yesmi pasti akan mencariku dan menanyakan bagaimana cara menggunakan mantera tersebut!" kata Hemai dalam hatinya, seakan sangat yakin akan hal itu.
Tapi bagaimana jika Yesmi ternyata merasa tidak membutuhkan Hemat lagi" Atau haruskah Hemai tetap mencari Yesmi untuk mendapatkan kembali catatan mantera yang disalin dengan tulisan tangan sendiri itu"
*** Tante Tia, pemilik Tiara Billyard Centre itu, termangu-mangu ketika mendengarkan cerita Yesmi tentang perubahan yang dialami Hemai.
' Perempuan bertubuh agak gemuk dan berhidung besar itu sedikit terpengaruh oleh keseriusan Yesmi dalam menuturkan ceritanya. Tapi lebih dari separoh bagian hatinya tidak langsung'bisa mempercayai cerita tersebut._
"ini kan zaman nuklir, Yesmi. Mana ada sih cerita fantasi seperti Cinderella begitu" Apa kamu nggak sadar, kamu sedang bicara dengan siapa" Apa kamu kira aku ini anak TK yang senang mendengarkan dongeng seperti itu" Umurku sudah 45 tahun, lho Yes. Jangan
kamu anggap anak kemarin sore."
"Sumpah, Tante. Saya berani sumpah disambar geledek seribu biji. apa yang saya ceritakan ini benar-benar tejadi! Saya sendiri tadinya sempat nggak percaya kok .Tapi setelah saya kenali ciri-ciri dan kebiasaan Hemai sehari-hari. saya jadi yakin bahwa gadis cantik itu memang teman sekampung saya yang sudah berubah penampilan secara gaib, Tante. Swear deh!" '
Dengan senyum sinis tanda tak percaya, Tante Tia bermaksud menguji kesungguhan cerita Yesmi. _
"Begini aja deh, daripada kamu banyak membual di depanku, bawa kemari catatan manteranya itu, lalu kita coba!" .
'Bagaimana kalau anaknya aja yang saya bawa kemari, Tante?" _
"Kalau anaknya yang kamu bawa kemari, bisa saja kamu ambil temanmu yang memang udah cantik dari dulunya. Aku mana tahu kalau temanmu itu dulunya lebih buruk dari wajahmu" Makanya yang kuminta adalah catatan manteranya. Nanti di rumahku, di'mess, kita coba bareng-bareng. Benar nggak mantera itu, . atau cuma bualanmu aja !"
Yesmi termenung. "Wah, kalau manteranya yang harus dibawa kemari, saya nggak janji deh. Belum tentu bisa. Habis. mantera itu
pasti dirahasiakan oleh Hemai. Catatannya pasti disimpan di tempat yang nggak saya ketahui dan Sulit saya temukan." .
"Jangan bodoh kamu!" hasut Tante Tia. "Temanmu itu tidur di mana dan tinggalnya di mana?"
"Ya di rumah saya. Tante," jawab Yesmi polos. . "Berarti barang-barangnya ada di rumahmu kan?"
"Benar, Tante."
"Nah... masa' kamu nggak bisa mencari buku catatan manteranya itu di dalam rumahmu sendiri. Kalau memang dia punya catatan mantera tahi kucing itu, pasti disimpannya di dalam rumah. Kamu berhak menggeledah seluruh isi rumahmu. Kamu juga mestinya tahu tempat-tempat yang layak dipakai untuk menyembunyikan buku di dalam rumah itu. Masa' sama rumahnya sendiri nggak hapal tempat tersembunyi sih" Bego kamu, Yes."
Bujukan itulah yang membuat Yesmi berambisi untuk mendapatkan buku mantera tersebut. Dia tak menyadari bahwa sikap Tante Tia yang meremehkan ceritanya dan menganggapnya membual telah mempengaruhi emosinya untuk berusaha membuktikan kebenaran kata-katanya. Diam-diam Tante Tia sendiri punya harapan kecil, semoga apa yang dikatakan Yesmi bukan sekadar omong kosongnya orang gila, tapi sebuah kenyataan yang sulit dipercaya.
Dalam usianya yang ke 45 tahun lebih itu, Tante Tia sudah menjanda tiga kali. Setahun yang lalu dia menjanda lagi, dan kali ini yang keempat kalinya. Umumnya pria yang menikah' dengan Tante Tia hanya menggerogoti hartanya. sebab Tante Tia punya kekayaan yang lumayan,. hasil peninggalan warisan orangtuanya. Dulu ia bahkan punya pabrik seng dan beberapa toko, termasuk perusahaan garmen yang sekarang sudah dijual karena bujukan suami keduanya.
Kini Tante Tia tinggal di sebuah rumah yang masih lumayan mewahnya bersama tiga orang putrinya. Di samping rumah 'itu ia membangun mess untuk para karyawannya. Sebab selain tempat billyar, Tante Tia masih punya sebuah salon kecantikan di dalam plaza, juga sebuah pabrik plastik yang omzetnya nyaris turun drastis akibat perkawinannya yang keempat.
' Memang cukup menyedihkan nasib Tante Tua yang tergolong wanita doyan kencan itu. Hampir seluruh kekayaannya nyaris dihabiskan dalam pelukan lelaki. Tante Tia yang bergengsi tinggi itu tak pernah memperhitungkan untung-ruginya dalam bermain cinta dengan pria yang ia sukai. Kalau perlu ia membeli sepuluh pria untuk memuaskan gairahnya yang selalu menyala berkobar-kobar itu. Baginya, pria mana pun yang mampu menuruti keinginan cintanya, mampu memuaskan gairahnya, apa yang dikehendaki lelaki itu akan selalu dituruti. Maka ia tak segan-segan mengikat pria yang mampu memuaskan gairahnya dan bisa melayani apa maunya di atas ranjang. Ikatan itu berupa tali perkawinan.
Sayangnya. keempat pria yang pernah menikahinya tiga di antaranya adalah pejudi berat. Mereka menghabiskan uang Tante Tia di atas meja judi. Seorang lagi, suami keempatnya, adalah seorang pemabuk 'dan pecandu obat obatAn terlarang. Bahkan sempat menjadi bandar pil setan, yang semua modal dikeruk dari dompet Tante Tia. Suami keempat itu akhirnya terlihat kasus pidana dan masuk penjara. Sebulan kemarin Tante" Tia mendapat kabar suaminya'yang keempat tewas dibunuh oleh sesama penghuni penjara.
Memang sulit mendapatkan pria 'yang benar-benar mencintai Tante Tia. Perempuan itu sejak dulu nyaris tidak memiliki daya tarik bagi kaum lelaki. Badannya yang tinggi gemuk itu mempunyai wajah lebar, bibir tebal dan hidung megar. Matanya membelalak besar sehingga
tampak angker untuk ukuran kecantikan seorang wanita. Apalagi ia gemar tampil tomboy. jarang mengenakan rok kalau tidak sedang di rumah dan mau tidur. Praktis penampilannya yang selalu berdada besar tapi kendor mirip handuk basah itu sulit sekali membangkitkan gairah kaum lelaki. Hanya lelaki yang punya kelicikan tersembunyi yang bersedia menjadi pelayan cintanya Tante Tia. '
Ketika ia mendengar cerita'Yesmi itu, diam-diam dalam benaknya tersusun angan_ angan khayalan. la ingin menjadi cantik dan sangat menarik kaum lelaki. Jika benar Yesmi bisa membawakan buku" mantera itu. rasa rasanya Tante Tia tak segan-segan memberi hadiah besar kepada Yesmi setelah terbukti dirinya bisa berubah menjadi cantik dan sexy. Memang sebagian hatinya tidak mempercayai kata-kata Yesmi, tapi sebagian hati yang percaya mendorong emosinya untuk membicarakan hal itu kepada teman atau para karyawatinya yang tinggal dalam mess di samping rumahnya itu.
"Ah, jangan percaya sama omongan si genit ganjen itu, Tante!" ujar Nurmita. pelayan di rumah billyar juga. "Si ganjen itu kan senangnya" mengkhayal. Makanya kalau ngomong suka melantur ke mana-mana. Kayak ember bocor!"
"Lagi pula Tante kok mau-maunya diajak ngomong sama gadis sinting seperti Yesmi" timpal Merta, kasir di tempat billyar itu "Omongan Yesmi itu buat saya nggak ada yang bermutu, Tante."
"iya, memang anak itu agak miring otak nya_!"Riska ikut menguatkan pendapat kedua temannya: "Yesmi itu.gadis muka tembok, malah mungkin muka papan Artinya nggak tahu malu dan nggak pernah merasa jijik denga tingkahnya yang centil itu. Masa" setiap tamu yang lagi asyik main taruhan di meja billyard selalu dibujuk atau digoda-goda dengan lirikan _nakalnya, Tante. Setiap hari dia selalu mena warkan diri kepada lelaki agar mau membawanya kencan ke tempat lain, asal dapat uang seribu-dua ribu. Kan malu-maluin tuh!"
"Merusak pasaran itu namanya, Tante!' sahut Permi, gadis mungil yang sering dapat tip besar dari tamu karena sikap mesranya terbungkus rapi dan terkesan mahal.
"Makanya" .," kata Tante Tia. "Kita buktikan saja omongannya itu. Kalau cuma omong kosong, sumpal saja mulutnya pakai bola atau rokok pakai stick!" '
Mereka tertawa geli melihat cara Tante Tia memperagakan kata-katanya. Mess yang di huni oleh para pegawai wanita itu menjadi riuh riang, saling melontarkan kecaman lucu kepada Yesmi. Memang tidak semua karyawati tinggal di mess itu. Sebagian ada yang memilih hidup di tempat kost sendiri. karena menurutnya hal itu lebih bebas. Tidak terikat oleh kerja, jika terlambat datang ke tempat kerja bisa beralasan macet dan sebagainya.
Mess yang menyerupai asrama putri berbentuk hurup L itu ditempati sekitar 20 wanita, rata-rata berusia muda. .Paling tinggi usia 32 tahun. itu pun hanya dimiliki oleh Mbak Pin dan Mbak Ranni yang sama-sama janda beranak dua di kampung asalnya. Pukul 10 malam pada umumnya mereka sudah berada di mess. Karena lewat dari pukul 10 malam, pintu gerbang ditutup dan tak menerima tamu, kecuali tamu untuk Tante Tia. ltulah ketidakbebasan mereka yang kadang merasa membebani jiwa.
Malam itu, sekitar pukul 22.30 mereka yang'sudah bersiap-siap untuk tidur, bahkan ada yang sudah tidur, dikejutkan oleh suara pagar besi dipukul-pukul pakai batu. Teeeng. teee'ng, teeeng...Traang, traang, .treeng.. Trang. trang, trang, treng. bang...! Dan kebetulan Tante Tia sedang berada di rumah, tidak mencari mangsa pemuas cinta. juga tidak sedang sibuk dicumbui pria mana pun. ia sedang bicara dengan orang kepercayaannya yang menangani bisnis salonnya, yaitu Zus Fallin.
Tante Tia langsung keluar ke teras setelah
Mbak Ipah berlari-lari menuju ke pintu pagar atas perintah Tante Tia. Ternyata tamu yang dianggap konyol oleh para penghuni mess itu tak lain adalah Yesmi. Tante Tia bertolak pinggang dengan garang. Biasanya kalau perempuan gemuk itu sudah tolak pinggang mirip bodyguard, tidak ada satu pun pegawainya yang berani mendekat Tapi malam itu justru Yesmi berani mendekatinya dengan tawa keceriaan. Beberapa penghuni mess memandang dari serambi dengan kesal.
"Uuh, si gila itu datang kemari! Mau apa dia"!" ketus Merra yang berdiri di samping Fenni. . .
"Mungkin kepingin digampar sama algojo kita. Biar mampus dia!" _
"Ssst... Jangan ngatain Tante Tia 'algojo'. Ntar dipancung kepalamu. baru tahu rasa, Pen!" hardik Nurmita. Lalu mereka sama-sama diam untuk menangkap pembicaraan di teras rumah induk itu.
"Kabar gembira, Tante. Kabar gembira...!".
"Gembira apaan luh! ini sudah jam berapa. hah"!" bentak Tante Tia. Tapi Yesmi tidak menampakkan rasa takut. hanya cengar-cengir malu. la nekat berkata dengan berapi-api.
"Saya nggak ingat jam lagi, Tante. Hmm, eeh... yang penting saya sudah selamatkan dulu barang-barang saya di rumahnya Tutin. Habis jaraknya lebih dekat ke sana sih daripada kemari."
"Eh, sini luh...!" Tante Tia mencengkeram baju Yesmi dan menariknya ke kursi teras. Sorot lampu di atasnya memperjelas ekspresi wajah keduanya. Tante Tia tampak jengkel sekali. matanya melotot bagaikan ingin copot dari rongganya. Zus Fellin ada di pintu masuk memperhatikan dengan cemas. Tapi ia tidak berani berbuat apa-apa karena takut jadi sasaran kemarahan Tante Tia. .
Panji Tengkorak Darah 8 Naga Pembunuh Lanjutan Golok Maut Karya Batara Kuda Binal Kasmaran 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama