Ceritasilat Novel Online

Pencarian Ahli Waris 2

Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene Bagian 2


langkah-langkah kuda mereka yang bagaikan menari-nari. Bahkan di
sana pun ada konser musik tiup.
"Nah, inilah yang kutunggu-tunggu," kata Ned, ketika empat
buah kereta dapur yang pertama-tama muncul dari kegelapan,
berderak-derak berjalan di jalur perlombaan yang mengitari arena.
??Kukira orang tak banyak kesempatan untuk memaksa di
dalam kereta demikian," kata Nancy, ketika kereta-kereta kecil itu
berbaris melewati panggung besar.
??Kukira mereka telah banyak mengurangi berat beban dari asal
mereka sebagai kereta penjelajah menjadi kereta perlombaan," Ned
membenarkan. ??Lihat saja kuda-kuda itu!"
??Nampaknya seperti kuda balap saja," kata Jennifer.
??Memang," Nancy memastikan. "Lalu bagaimana cara
perlombaannya?" ??Menurut apa yang kudengar, peti hitam di bagian belakang
kereta itu dianggap sebagai tungku. Bila perlombaan dimulai, kedua
penunggang pendamping harus berada di tanah di samping tungku.
Mereka harus mengangkat tungku itu ke dalam kereta, lalu
menunggang kuda masing-masing. Kemudian mereka harus berlomba
mengitari jalur perlombaan."
??Nampaknya kok sederhana sekali," kata Nancy.
??Tetapi kudengar cukup berat juga," Ned mengingatkan. "Ini
suatu usaha sebuah regu. Bukan saja kereta itu harus paling dulu
sampai, tetapi mereka dapat memperoleh angka-angka hukuman kalau
para penunggang pendamping tidak menyertainya, atau kalau mereka
sampai menjatuhkan tong, atau kalau tungku itu sampai jatuh atau
ketinggalan. Tentu saja tak perlu disebutkan, bagaimana sulitnya
menguasai empat ekor kuda balap yang disuruh menarik kereta!"
Nancy menggigil. ??Jangan ingatkan aku akan kuda kereta yang terlepas," katanya.
Pembawa acara mengumumkan aturan-aturan perlombaan,
kemudian keempat kereta itu mengambil tempat di jalur perlombaan.
Tempat start ditandai dengan tong-tong yang dicat menyolok. Kedua
penunggang pendamping berdiri di tanah, di belakang kereta. Mereka
telah siap untuk melemparkan ??tungku" mereka ke bagian belakang
kereta yang bentuknya mirip sebuah bakul.
Pestol tanda start menyulap suasana yang hening menjadi hirukpikuk. Kuda-kuda melonjak berdiri pada kaki belakang, lalu melompat
maju. Para penunggang pendamping bergulat dengan tungku mereka,
belum berhasil menaikkan tungku tersebut ketika kereta sudah melesat
mengitari tong-tong tanda jalur, lalu berderak-derak cepat ke arah
jalur lintasan. ??Lihat itu! Salah seorang pendamping kehilangan kudanya!"
seru Jennifer. Ia menunjuk pada pemuda yang berlari-lari di sepanjang
jalur lintasan, hampir tak nampak karena kepulan debu dari kuda-kuda
kempat kereta. "Itu tentu temannya," kata Nancy. Ia melihat seorang pemuda
lain yang menangkap tali kekang kuda yang terlepas tanpa
penunggang, lalu menariknya ke arah temannya yang berlari-lari di
belakang. Para penonton di sekitar mereka berteriak-teriak memberi
semangat; kemudian tertawa-tawa ketika pemuda itu melompat naik
ke pelana dan segera mengejar keretanya yang telah membelok di
lintasan. Sulit untuk melihat apa yang terjadi di lintasan ketika keretakereta itu telah tiba di ujung lintasan sebelah sana. Tetapi demikian
mereka membelok kembali dan menuju ke arah awal di depan
panggung, Nancy telah ikut-ikutan berteriak-teriak bersama para
penonton. ??Pemuda yang kehilangan kuda tadi tentu mempunyai kuda
yang sangat cepat," kata Ned. Kereta-kereta yang berayun-ayun
berderak-derak dihentikan, kemudian diputar dan dengan perlahanlahan ditempatkan di tempat start, menunggu pengumuman juri atas
hasil perlombaan babak pertama tersebut. "Regu pemuda itu tiba yang
terakhir, tetapi tak terlalu jauh dari yang lain- lain."
Nancy tertawa. "Wah, sungguh lebih menyeramkan dari kereta yang kunaiki
tadi pagi," katanya. "Aku tak habis mengerti, bagaimana para kusir itu
dapat mempertahankan diri duduk di kereta mereka!"
"Aku ingin menjadi penunggang pendamping," kata Jennifer.
??Kukira aku lebih senang ikut dalam lomba menunggang kuda
latih," kata Nancy. ??Para pemuda yang menunggang kuda menari-nari
di arena, nampaknya bergembira menikmatinya."
??Tentunya memang menyenangkan," Jennifer membenarkan,
lalu berkata: "Ibuku juga senang tarian lapangan."
Senyuman Jennifer memudar, dan Nancy merasa lagi keadaan
dirinya yang mengecewakan. Mengapa ia juga tak dapat menemukan
petunjuk apa-apa tentang di mana Lorna Buckman berada? Dan juga
tentang Clarinda Winthrop? Pikiran-pikiran tersebut mengurangi
semangatnya menonton, meskipun tak banyak nampak di mata
Jennifer atau Ned. "Sudah siap untuk ikut karnaval?" tanya Ned setelah
pertunjukan malam itu selesai.
"Aku tak begitu capai," jawab Nancy. "Engkau, Jennifer?"
"Tentu saja tidak," jawabnya cepat. "Aku hampir tak sabar
lagi." Karnaval itu seperti dari dunia lain. Kakilima-kakilima telah
diperciki dengan minyak dan baunya masih tercium. Demikian juga
tanah yang seperti tak mau cukup disiram minyak. Namun demikian,
ketika mereka berjalan, hidung mereka selalu tergoda oleh bau sedap
hamburger dan hot-dogs yang sedang dimasak, kembang gula dan
manisan apel yang manis, brondong jagung dan kacang goreng.
Orang-orang berjalan hilir-mudik di tengah jalan, tertawa-tawa
dan berseru-seru, mengatasi teriakan penjual mainan dan pertunjukanpertunjukan tambahan. Antrian panjang terdapat pada setiap komidi
putar, menunggu giliran untuk naik di komidi putar yang berderikderik berdentang-dentang menekan perut.
??Yang mana dulu?" tanya Jennifer.
"Apa yang kauingin lebih dulu?" Ned balik bertanya.
"Aku ingin mencoba jentera Ferris dulu."
??Nancy?" tanya Ned.
??Kukira aku akan beristirahat dulu," kata Nancy. ??Kalian
berdua sajalah lebih dulu."
??Yang benar?" "Satu kali naik kereta terlepas sudah cukup untuk hari ini," kata
Nancy menggoda. "Yah, kalau engkau memang tak ingin naik ..." Ned dan
Jennifer meninggalkan gadis detektif itu dan ikut antri untuk naik
jentera Ferris. Nancy berjalan di sepanjang jalan jalur tengah, mengamati
orang-orang yang berduyun- duyun berkeliling. Ia tersenyum kepada
anak-anak yang sedang antri untuk naik kuda kerdil. Setelah mereka
dinaikkan ke punggung hewan yang sabar itu, Nancy melihat sinar
mata mereka bercahaya-cahaya penuh khayalan. Nancy tahu, bahwa
anak-anak itu mengkhayalkan diri sebagai koboi-koboi seperti yang
mereka lihat sebelum dalam arak-arakan atau rodeo.
Ketika Nancy tiba di ujung jalur tengah yang terang benderang,
ia membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali. Ia sadar bahwa
Jennifer dan Ned tentu segera akan selesai gilirannya naik komidi
putar. Mereka tentu akan mencari dia.
Ketika ia mendekati jentera tinggi itu, serombongan orang
banyak sedang turun dari komidi-komidi putar lainnya, menghalangi
jalannya yang memang sempit.
"Ah, seharusnya mereka membuat jalur-jalur lorong yang lebih
lebar," ia menggumam. Ia turun dari kaki lima menuju ke lindungan
antara dua buah tenda permainan. Ia menunggu di sana sampai
rombongan itu lewat. Pada saat itu, suatu gerakan di antara orang-orang di dekat
jentera Ferris memikat pandangannya. Nancy segera tergagap ketika
mengenali salah seorang musuhnya, orang muda berkumis yang
jangkung. Jantungnya berdetak keras ketika dilihatnya orang itu
mengawasi jentera Ferris, yang kini sedang melambat untuk
menurunkan para penunggangnya!
12 Bahaya Nancy hanya terpaku sesaat, kemudian segera mengambil
keputusan. Ia menyeruak di antara orang banyak, mendesak-desak
mencari jalan hingga tiba dekat si orang berkumis berambut hitam. Ia
berhenti, berharap bahwa kali ini ia bersama Ned dapat menangkap
orang itu, dan akhirnya dapat memperoleh beberapa jawaban.
Nancy segera melihat Ned dan Jennifer. Ketika Ned berpaling
kepadanya, ia segera memberi isyarat kepadanya. Mulutnya
menirukan orang berkata: "Ini orangnya."
Jawaban berupa anggukan kecil Ned sudah cukup. Nancy
menunggu, mempersiapkan diri, yakin bahwa orang itu segera akan
bertindak begitu Jennifer dan Ned turun dari jentera.
Namun Nancy heran, ketika Ned dan Jennifer berjalan menjauhi
jentera, tak terjadi apa-apa! Nancy melihat Ned sangsi sebentar,
kemudian berjalan perlahan-lahan di sepanjang jalur tengah,
tangannya menggandeng erat-erat tangan Jennifer. Si Kumis
menyelinap masuk ke kerumunan orang di belakang mereka. Setelah
sangsi sejenak, Nancy mengikutinya.
Baru saja ia bertindak beberapa langkah, suara yang memanggil
namanya memaksa mengalihkan perhatiannya dari orang yang
diburunya. ??Nancy Drew, kemari!" Suara wanita itu lirih, dan
kedengarannya berasal dari dua tenda di mana Nancy berada
sebelumnya. Nancy berpikir sejenak, kemudian bergerak ke arah
tersebut. ??Kemarilah, di belakang tenda ini," suara itu minta agar Nancy
menurutinya. Nancy mengikutinya, perasaan ingin tahunya tergugah.
Siapa orang yang memanggil dirinya itu?
Tiba-tiba, tangan-tangan yang kuat menangkap dirinya dari
belakang. Mulutnya dibekap agar jangan berteriak. Nancy berontak
dengan mati-matian, tetapi dua pasang tangan lainnya memegangi
kedua lengannya, hingga ia tak mampu berbuat apa-apa.
??Pergi dari Cheyenne, mata-mata," bisik suara laki-laki di
telinganya. ??Kalau engkau tak pergi, engkau akan tahu sendiri!"
Nancy berusaha menggigit tangan yang membekap mulutnya.
Namun sebelum ia sempat berbuat sesuatu, sesuatu yang keras
menimpa keningnya. Kegelapan segera meliputi dirinya. Ia tak ingat
segala sesuatu sampai suara Ned memanggilnya, terdengar dari tempat
yang sangat jauh. Nancy membuka mata dan berusaha melihat ke sekeliling,
tetapi hanya kegelapan yang ada. Kepalanya sakit berdenyut-denyut,
dan rasanya ia seperti tergeletak pada sesuatu yang keras dan dingin.
??Nancy! Nancy! Di mana engkau?" Suara Ned lebih keras lagi.
"Ned?" Suaranya sendiri terdengar aneh dan serak, tidak seperti
yang seharusnya. Ia memalingkan kepalanya dan melihat cahaya di
jalur tengah di seberang sesuatu bangunan entah apa jenisnya.
Ingatannya segera pulih kembali dan ia berusaha untuk berdiri.
Pada waktu Ned sampai kepadanya, ia sedang bersandar pada tiang di
sudut tenda, kepalanya berdenyut memukul-mukul.
??Nancy? Ada apa?" tanya Ned. ??Kami sampai bingung
sekali!" ??Jennifer?" Nancy melihat ke sekelilingnya, lega setelah
melihat gadis cilik itu berdiri di samping Ned. ??Kukira mereka
hendak menculik engkau lagi."
"Rupa-rupanya mereka lebih mementingkan engkau," kata Ned.
??Sebenarnya apa yang kaulakukan di sini? Kukira engkau mengikuti
teman kita si kumis!"
Nancy segera menceritakan peristiwa itu, diakhiri dengan: "Aku
sungguh tolol menjauh dari kerumunan orang banyak. Tetapi aku tak
pernah menyangka ada seorang wanita yang terlibat. Dia dan si pirang
tentu sudah menunggu di belakang sana."
"Nah, kukira lebih baik kita pulang saja. Kemudian kita telepon
sersan Hill." Ned memegang tangannya, dengan lembut menariknya
merapat ke tubuhnya, hingga ia dapat memapah Nancy berjalan
kembali ke mobil mereka. Benarlah, sersan Hill terkejut mendengar laporan Nancy. Sekali
lagi ia memberi nasehat agar Nancy lebih waspada. Setelah sersan itu
pergi, Nancy menuruti saran Grace dan segera pergi ke kamar
tidurnya. Dua kali serangan yang berat membuat perasaannya hancur
dan lelah. Pagi berikutnya, Grace datang ke kamar Nancy pagi-pagi sekali.
Karena Jennifer masih tidur, Grace memberi isyarat kepadanya untuk
ikut turun ke salah satu kamar cadangan.
??Nancy, aku benar-benar khawatir," kata Grace, wajahnya yang
ramah nampak berkerut. "Apa yang telah terjadi dengan Brewster
mungkin tidak merupakan ancaman yang serius. Tetapi apa yang telah
mereka lakukan pada arak-arakan dan tadi malam Engkau tidak dapat
tetap mempertaruhkan jiwamu semacam itu. Aku benar-benar ingin
bisa menghubungi ayahmu. Aku yakin, dia pun tak akan menyetujui
tindakanmu." "Apa lagi yang dapat kulakukan?" tanya Nancy. "Aku tidak
bisa meninggalkan Jennifer begitu saja, bukan?"
Grace menggeleng. ??Tentu tidak. Tetapi polisi"
"Tak akan tahu sedikitpun untuk mencari di mana ibunya,"
Nancy menyambung. ??Engkau sendiri?" Nancy menghela napas. ??Sebenarnya juga tidak," ia mengakui. ??Tetapi aku mendapat
perasaan bahwa aku sudah semakin dekat."
??Mengapa engkau berpikir demikian?"
??Dari cara orang-orang itu bertindak. Mereka tentu
menganggap aku sebagai ancaman besar, sampai mereka harus
bertindak seperti tadi malam itu. Maksudku, sebenarnya lebih mudah
bagi mereka untuk menculik Jennifer. Tetapi dalam kerumunan orang
banyak itu, mungkin mereka juga takut kalau-kalau tak dapat
menguasai Jennifer, hingga akan menjadi tontonan orang banyak."
"Lalu apa yang akan kau rencanakan?" tanya Grace. Suaranya
menandakan bahwa ia agak meragukan perkataan kedua detektif muda
tersebut. ??Kukira lebih baik kalau kuminta Jennifer pergi ke rumah
tempat ia pernah tinggal bersama ibunya. Aku tahu ia tak membawa
kunci, tetapi bagaimanapun itu rumahnya. Jadi kukira tak akan ada
yang berkeberatan kalau kita masuk ke dalam dan melihat-lihat."
Grace menggeleng-gelengkan kepala.
??Kalau begitu aku menjadi ingin tahu, apakah engkau
mengetahui apa yang telah terjadi dengan barang-barang yang
ditinggalkan oleh Clarinda dan Leroy Catlin? Engkau pernah berkata
bahwa mereka pergi dengan mendadak, jadi kukira mereka tentu tak
dapat membawa banyak barang-barang."
??Memang. Tetapi mengingat bahwa hal itu telah berlalu
bertahun-tahun yang lalu, siapa dapat mengatakan bahwa tempat itu
tidak diambil lagi oleh pemerintah atau mungkin bahkan telah dirusak
orang?" "Aku akan berusaha untuk mengetahuinya," kata Grace.
??Beberapa temanku mungkin tahu."
??Mungkin justru terdapat petunjuk-petunjuk pada apa yang
tertinggal," Nancy menggumam. ??Selain itu, toh tidak banyak yang
dapat kulakukan, bukan?"
Grace tersenyum kepadanya, matanya bersinar.


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

??Menurut perasaanku, rupanya engkau sedang benar-benar
memikirkan misteri-misteri, dan engkau akan menghadapi waktu yang
sibuk hari ini." Nancy mengangguk. ??Kukira sudah waktunya kita mulai bertindak daripada hanya
menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya."
"Aku akan menelepon beberapa alamat sementara engkau
berganti pakaian," Grace berjanji, lalu bangkit berdiri. "Kita dapat
mengatur rencana-rencana sambil sarapan nanti."
13 Beberapa Pengungkapan Grace penuh berita di benaknya ketika Nancy turun.
??Kukira kita sedang beruntung, Nancy," katanya ketika mereka
duduk menghadapi sosis dan wafel sebagai sarapan. "Rupa-rupanya
kebanyakan harta milik Catlin masih ada di peternakannya."
??Bagaimana mungkin?" tanya Ned. "Itu sudah tiga puluh tahun
yang lampau?" ??Leroy memiliki peternakan itu sepenuhnya dan ia mempunyai
banyak teman di daerah itu. Mereka percaya akan ketidaksalahannya
pada saat terjadi perampokan. Mereka bersikeras agar Leroy tidak
kehilangan sesuatu. Mereka melelang semua ternaknya dan
mendirikan semacam badan perwalian. Mereka menyewakan tanahnya
untuk penggembalaan dan pertanian, dan hasilnya untuk membayar
pajak. Mereka berencana, apabila keluarga Leroy kembali lagi
semuanya masih utuh."
??Wahhh," Nancy mendesah. ??Mereka tentu benar-benar
percaya kepadanya." ??Cukup percaya, hingga mereka menjaga agar segala-galanya
tetap seperti ketika Leroy dan Lindy menyelinap pergi," Grace
berhenti sejenak lalu melanjutkan: "Aku sudah berbicara dengan Bob
Westmorlin dan ia sangat ingin membantu engkau dalam
pencarianmu. Ia setuju untuk menemui kita di peternakan itu nanti
siang. Ia yang membawa kunci rumah itu."
??Grace, ini hebat sekali!" Nancy memberinya selamat dan
merasa lega. ??Ayah memang benar ketika mengatakan bahwa engkau
tentu sangat berarti pada penyelidikan kami ini."
??Suatu ketidakadilan yang besar telah terjadi tiga puluh tahun
yang lalu," jawab Grace. "Aku sangat ingin hal ini diperbaiki, dan
rupanya inilah jalan satu-satunya yang dapat dilaksanakan."
"Aku hanya berharap bahwa kita dapat menemukan sesuatu
yang dapat mengarahkan pencarian kita selanjutnya," kata Nancy.
??Kalau memang ada petunjuk-petunjuk di sana, engkau tentu
akan menemukannya," kata Ned membesarkan hatinya.
"Yah, paling tidak hal ini merupakan saat untuk memulai."
Hanya itu yang dikatakan Nancy.
"Apa yang telah kau rencanakan pagi ini?" tanya Ned.
??Kupikir, kita perlu mengunjungi rumah di Costiller Street,"
jawab Nancy. ??Engkau tentu akan memperkirakan bahwa ibu Jennifer telah
pulang kembali, bukan?" tanya Ned. ??Engkau kan belum mendengar
apa-apa?" Nancy menggeleng. "Aku menjadi ingat bahwa Jennifer berhak sepenuhnya untuk
memasuki rumahnya, baik ada ibunya atau tidak. Iapun boleh
mengundang teman-temannya, bukan?"
Jennifer tersenyum, cahaya harapan bersinar di matanya.
??Maukah kalian datang kerumahku?" ia mengundang.
??Apakah kaukira barangkali di sana ada petunjuk-petunjuk?"
tanya Ned. Nancy mengangkat bahu. ??Sersan Hill mengatakan bahwa Lorna tinggal di sana sebelum
ia menghilang. Sejauh yang kita ketahui, mungkin ia menerima
telegram atau semacam itu, yang menyebabkan ia harus meninggalkan
kota. Hal semacam itu dapat memberitahu kita ke mana perginya."
??Tetapi kalau ia tahu bahwa anaknya akan pulang ..." Grace
membantah. ??Mungkin ia memang tidak tahu," Nancy mengingatkan.
??Setelah kita tahu bahwa ada wanita yang bekerja bagi mereka,
barangkali boleh kita perkirakan, dialah yang telah menelpon
DeCateur Academy dan meminta Jennifer dipulangkan."
"Aku belum pernah berpikir sampai sejauh itu," Grace
mengaku. "Nah, kalau itulah perkaranya, perginya Lorna Buckman
mungkin sangat wajar, tanpa memberitahu para tetangganya ke mana
perginya." ??Maksudmu, mungkin ibu sebenarnya tidak hilang?" tanya
Jennifer, kedua matanya bercahaya dengan penuh harapan.
??Itulah yang kita coba ketahui, segera setelah kita selesai
membereskan alat-alat makan ini," kata Nancy kepadanya. Ia
berharap, demi Jennifer, bahwa teorinya adalah benar.
*********** Rumah itu nampak lebih tak terawat daripada ketika mereka
melewatinya untuk pertama kali. Tetapi Nancy tak membiarkan hal itu
mengecewakan dirinya. Ia datang dengan penuh keyakinan untuk
membuka pintu dengan kunci. Tetapi ketika mereka menghentikan
mobil di depan rumah, Jennifer berkata:
??Apakah kaukira kunci itu masih disembunyikan di tempat
biasanya?" ??Kunci apa?" tanya Nancy dan Ned bersama-sama.
Jennifer tertawa cekikikan.
"Aku lupa sampai sekarang. Ibu dan aku pernah terkunci di luar
dulu, dan aku terpaksa masuk lewat jendela. Setelah itu ibu selalu
menyembunyikan kunci itu di bawah batu-batu undakan di belakang.
Apakah engkau ingin agar aku melihatnya apakah masih ada di sana?"
??Tentu saja," kata Nancy. Ia tertawa ketika gadis cilik itu
berlari melompat-lompat mengitari rumah.
??Apakah kaukira ia akan menemukannya?" tanya Ned ketika
mereka sedang menunggu Jennifer kembali.
??Kuharap saja begitu," jawab Nancy. "Aku mengerti bahwa
apa yang kita lakukan ini tidak salah, tetapi aku merasa seperti pencuri
saja, mengambil kunci rumah."
??Memang demikianlah engkau," Ned menggoda.
Nancy baru saja hendak menjawab, namun suara langkahlangkah kaki menghentikannya.
??Ketemu!" seru Jennifer. Ia muncul di sudut rumah, anak kunci
yang hitam berlumpur berayun-ayun pada rantai di tangannya.
??Bagus sekali," kata Nancy. ??Mari kita masuk."
Udara yang tersekap di dalam pengap dan apak, berbau
panasnya hari-hari yang telah lewat. Nancy mengernyitkan hidungnya.
??Mari kita buka jendela-jendela agar udara segar dapat masuk,"
ia mengusulkan. Gorden-gorden dan jendela yang terbuka agak meringankan
suasana di dalam rumah, tetapi cahaya matahari yang bersinar masuk
tak mengungkapkan apa-apa untuk membantu mereka. Kamar tamu
masih tetap rapih dan menarik.
Nancy melintasi ruangan itu dan memungut koran yang terlipat
pada sebuah bangku kecil di depan kursi yang paling nyaman. Ia
membukanya, melihat bahwa koran itu bertanggal dua hari sebelum
kedatangan mereka di Cheyenne.
??Apakah engkau dapat mengetahui kalau-kalau ada pakaian
ibumu yang tidak ada di tempatnya?" tanya Nancy kepada Jennifer.
"Maksudku, apakah engkau bisa mengatakan ia telah membawa
kompor dengan pakaian yang diambil dari tempatnya?"
Anak yang berambut pirang itu berpikir-pikir sejenak, lalu
menggeleng. "Aku tak bertemu ibu sejak Natal yang lalu. Aku tak tahu
pakaian macam apa saja yang dimilikinya sekarang."
"Yah, biarlah kulihat saja," kata Nancy. "Barangkali aku akan
mengetahuinya." Kamar tidur yang lebih besar, yang dikatakan Jennifer sebagai
kamar ibunya, nampak tidak serapih kamar tamu. Namun di sana tak
nampak tanda-tanda kepergian yang tergesa-gesa. Nancy membuka
tempat pakaian dan dengan segan mengintip ke dalam. Dua buah
kopor ditumpuk pada sebuah rak dan gantungan baju nampak penuh.
Hanya saja, ketika ia melintas ke sebuah meja kecil di sudut ia
menemukan petunjuk. Sehelai kertas surat terletak di atas meja
bersama sebuah amplop yang ditujukan kepada Jennifer di
sekolahnya. Sambil melawan hati yang tak senang membaca surat orang
lain, Nancy membaca beberapa garis yang tertulis di bawah tanggal
yang sama dengan tanggal surat kabar.
Jenny tersayang, Aku sudah merasa jauh lebih kuat, dan yakin bahwa engkau
sudah bisa pulang pada bulan depan. Engkau dapat bersekolah di sini
bersama teman-temanmu dari Pony Club, dan ....
Surat itu berakhir di sana seperti penulisnya dengan mendadak
dipanggil orang. Nancy menatapnya, hatinya kecewa.
??Menemukan sesuatu?" seru Ned dari depan rumah.
"Suatu bukti bahwa Lorna tak pernah menelepon sekolah
Jennifer," jawab Nancy sambil membawa surat yang tak selesai itu
kepada Ned dan Jennifer. "Lalu, ke mana ibuku?" tanya Jennifer. Matanya menatap
bagaikan mendung. ??Kukira engkau mengatakan bahwa ia sedang
melakukan perjalanan atau semacam itu."
"Aku memang berharap begitu," Nancy mengaku. ??Sekarang
aku tak tahu lagi, Jennifer." Ia berpaling kepada Ned. ??Apakah
engkau menemukan sesuatu di dapur?"
??Sedikit susu yang masam dan buah-buahan serta sayuran yang
membusuk di almari es. Piring-piring kotor di tempat cuci. Hanya itu.
Rupa-rupanya Lorna hanya keluar sebentar, tetapi lalu tak kembali
lagi." Ia berhenti sejenak. "Ada yang kau temukan lagi lainnya?"
"Ada dua buah kopor di tempat pakaian," jawab Nancy.
"Nah, lalu ke mana lagi setelah dari sini?" tanya Ned. "Ada
pikiran lain lagi?" Nancy berkeliling lagi, kembali ke ruang tamu dan duduk.
"Aku jadi tidak pasti," ia mengaku.
??Bukankah engkau mengatakan hendak mengambil beberapa
pakaianmu dari sini untuk dibawa ke rumah Grace, Jennifer?" tanya
Ned. Ia mengalihkan perhatiannya kepada gadis cilik yang sedang
bersedih itu. Jennifer mengangguk. "Aku harus mencobanya dulu," ia mengingatkan. "Kebanyakan
yang kutinggalkan tentu sudah menjadi terlalu kecil."
"Tak perlu tergesa-gesa," kata Nancy. Ia sadar apa yang telah
dilakukan oleh Ned. ??Kami tunggu engkau di sini."
Setelah Jennifer tak dapat mendengar lagi, Ned
menyondongkan tubuhnya ke depan.
??Engkau tentu tak menduga bahwa ibunya pergi atas
kemauannya sendiri, ya?" tanyanya.
Nancy menggeleng. ??Tanpa membawa pakaian? Meninggalkan piring kotor di
tempat cuci? Sepucuk surat yang belum selesai? Dan mobilnya masih
ada di garasi, ingat?"
"Si Kumis dan Kongsinya?" Ned menduga.
??Nampaknya merekalah yang paling dapat dicurigai," Nancy
membenarkan. ??Mereka juga berkeliaran di lapangan terbang ketika
kita datang. Mungkin mereka menunggu Jennifer."
??Menunggu seorang anak kecil yang bepergian seorang diri,"
kata Ned. ??Karena bersama kita, tentu telah mengacaukan rencana
mereka." Nancy mengangguk. "Lalu apa yang harus kita kerjakan sekarang?"
"Aku mulai berpikir, satu-satunya jalan ialah menjebak
mereka," Nancy menggumam, ia berkata sambil berpikir. ??Mungkin
kita dapat menangkap salah seorang dari mereka, dan memaksanya
mengatakan di mana Lorna berada."
"Itu mungkin berbahaya," Ned memperingatkan.
??Kalau mereka menahan Lorna, ia sudah berada dalam
bahaya," balas Nancy. "Di samping itu, aku tak tahu jalan lain lagi
untuk mencarinya, engkau?"
Ned terpaksa menggeleng. ??Tetapi aku tetap tak menyukainya," ia berkata. Kemudian ia
mengalihkan pembicaraan ke rencana-rencana mereka untuk siang
nanti, sementara Jennifer datang mendekati mereka.
"Siap untuk pergi, Jennifer?" tanya Nancy. Ia mengangkat alis
matanya ketika dilihatnya Jennifer hanya meletakkan sehelai baju
rajutan ke atas kursi. ??Kukira sudah," jawab Jennifer sambil mendesah. "Tak ada
yang cukup lagi." ??Sayang sekali," Nancy ikut merasakan kesedihannya,
kemudian bangkit sendiri. "Eh, sebelum kita berangkat, tahukah
engkau apakah ibumu mempunyai buku alamat?" ia bertanya. "Aku
lupa memeriksa laci."
"Ia memang mempunyainya, tetapi selalu dibawa di dalam
tasnya," jawab Jennifer.
"Aku tak melihat sebuah tas di mana pun," kata Ned.
??Engkau?" Nancy dan Jennifer menggelengkan kepala mereka.
??Barangkali lebih baik kalau kita periksa lagi, untuk
meyakinkannya," Ned mengusulkan.
"Aku akan melongok ke dalam laci," Jennifer mengajukan diri.
??Kalau kaulihat surat-surat lama, ambillah sekalian," seru
Nancy. ??Mungkin kita dapat memperoleh beberapa alamat orangorang yang dapat kita hubungi."
Tas Lorna Buckman tak nampak di kamar yang diperiksa
Nancy. Hal ini agak melegakan hatinya. Seorang wanita yang pergi
atas kemauannya sendiri, tentu akan membawa tasnya.
??Wanita yang diculik mungkin tak diperkenankan
membawanya," pikirnya.
"Tak ada buku alamat," kata Jennifer ketika ia muncul dari
kamar tidur. "Juga tak ada tas di mana pun. Tetapi aku menemukan
ini. Ini dari nenekku." Ia mengulurkan sebuah amplop kepada Nancy.
Nancy membukanya, kemudian memandangi Jennifer.
"Tak ada suratnya?" ia bertanya.
Jennifer menggeleng. "Ibu selalu membuang surat bila sudah dibalasnya. Amplop ini
tercepit di sudut laci, itulah sebabnya ia juga tak ikut dibuang."
??Alamat si pengirim pun tidak ada," kata Nancy sambil
menghela napas, ketika ia membalikkan sampul surat itu. ??Hanya ada
cap kantor pos Los Angeles."
"Maaf, aku juga tak tahu alamatnya," Jennifer menggumam.
??Karena kakek-nenek telah pindah pada musim dingin yang lalu, dan
aku tak ingat alamatnya."
Nancy segera mendekati anak kecil itu dan memeluk pundaknya
untuk menghibur. ??Kita akan menemukan ibumu, jangan khawatir," ia berjanji. Ia
berharap bahwa kata-katanya akan menjadi kenyataan.
"Nah, mari kita pergi," Ned menyela. ??Kita harus
mengantarkan Jennifer ke keluarga Carleton pada jam sebelas."
??Benar," kata Nancy sambil menyimpan amplop itu. Ia
memandangi isi kamar duduk itu untuk yang terakhir, lalu beranjak
untuk menutup jendela-jendela beserta gordennya, agar nampak


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seperti semula. Ketika ia berbuat demikian, hatinya menjadi tetap. Tentu ada
jalan untuk membawa Lorna Buckman pulang, dan ia harus
menemukannya. Waktu mungkin akan sangat berharga bagi Jennifer
dan ibunya! 14 Clarinda Peternakan Catlin berjarak tiga puluh menit bermobil dari
rumah Grace, karena lalu-lintas sedang padat. Nancy hampir tak
mengatakan sesuatu selama perjalanan, pikirannya penuh dengan
rencana. Namun apa yang dipikirkannya nampaknya tak ada yang
memuaskan baginya. Dan setelah menyingkirkannya satu demi satu, ia
semakin murung. Setelah sampai di peternakan, hanya sedikit yang dilihatnya
dapat mengangkat semangatnya. Sebab peternakan itu kelihatannya
lebih rusak dan tak terawat daripada rumah kecil yang ada di kota.
Grace mendesah ketika turun dari mobil dan melambaikan tangannya
ke seorang yang gemuk dan mulai membotak, kira-kira berumur
enam-puluhan. "Rupa-rupanya mereka tak akan pulang kembali, ya?" katanya.
??Dalam tiga puluh tahun yang terakhir ini, kukira mereka telah
membangun penghidupan baru, entah di mana," kata Nancy.
Mereka saling memperkenalkan diri, dan pak Westmorlin
menuntun mereka ke serambi kayu yang sudah mulai lapuk.
"Aku khawatir tempat ini tidak terlalu rapih, nona Drew,"
katanya. "Dulu pernah kami mengurus rumah peternakan ini dan
berharap benar agar Leroy dan Lindy pulang kembali. Tetapi setelah
sekian lama ..." ??Kami mengerti, pak Westmorlin," kata Nancy menghibur.
??Sebetulnya, aku sungguh heran ada orang yang masih mau
memperhatikan keluarga Catlin, hingga meminta engkau untuk
mencarinya," katanya. Rasa ingin tahunya bersinar terang di matanya.
Nancy sangsi sejenak, lalu berpendapat bahwa tak ada sesuatu
yang harus dirahasiakan. "Aku sebenarnya bukan mencari keluarga Catlin," ia mengaku.
"Aku mencari Clarinda Winthrop. Ayahnya sudah tua dan sakit, dan
ingin bertemu dengannya sebelum meninggal."
??Tetapi ..." Pak Westmorlin mengernyitkan dahinya. "Apa
hubungannya dengan Leroy dan Lindy dan untuk apa mencari
mereka?" ??Menurut Joshua Webber, Lindy Catlin sebenarnya adalah
Clarinda Winthrop yang hilang," Grace memberitahu.
??Maksudmu Lindy itu bukan namanya yang asli" Pak
Westmorlin nampak kurang percaya. "Itu sungguh aneh, nona Drew."
??Kukira ia merubah namanya ketika ia mula-mula tiba di
Cheyenne," kata Nancy kepadanya. ??Barangkali ia takut bahwa
ayahnya hendak mencoba mencarinya dan memaksa dia pulang."
"Ayahnya. Tetapi kukira mereka justru pergi ke orang tua
mereka ketika meninggalkan tempat ini setelah terjadi perampokan,"
pak Westmorlin menolak. "Apa yang membuat anda berpikir demikian?" tanya Nancy. Ia
seketika itu pula waspada akan adanya petunjuk.
"Ah, aku sudah berjanji untuk tidak mengatakan sesuatu tentang
kepergian mereka dengan menyelinap, tetapi kini .... Ah, nona Drew,
aku membantu mereka memuati mobil stasion mereka. Leroy sendiri
yang mengatakan kepadaku bahwa mereka hendak pergi ke orang tua
Lindy untuk minta bantuan."
??Mereka tak mungkin melakukan hal itu," kata Nancy.
??Menurut pak Winthrop, ia telah mencoret anaknya dari buku wasiat
karena hubungannya dengan Catlin. Aku yakin, pak Winthrop akan
merupakan orang terakhir kepada. siapa ia hendak berpaling ketika
suaminya mengalami kesulitan."
??Apakah pak Winthrop ini tinggal di California?" tanya pak
Westmorlin. Nancy menggelengkan kepalanya.
"Ia tinggal di kebunnya yang luas dekat River Heights. Untuk
apa anda menanyakan hal itu?"
Pak Westmorlin nampak merasa bersalah.
"Inilah salah satu yang lain lagi yang tak pernah kuungkapkan
kepada siapa pun pada waktu itu ... atau sejak itu, sebenarnya. Leroy
membawa seperangkat peta di mobilnya ... peta California."
??Karena itulah anda mengira ia pergi ke sana?" tanya Ned.
Westmorlin mengangguk. ??Apakah anda mengetahui apa-apa lainnya lagi?" tanya Nancy.
"Apa saja?" Orang itu berpikir beberapa saat, lalu menggeleng.
"Aku ingin membantu engkau, nona Drew. Tetapi kalau aku
tahu di mana mereka, aku tentu telah mencarinya sendiri demikian
namanya telah dibersihkan dari sangkaan terlibat dalam perampokan.
Ia menyukai tempat ini. Benar-benar mencintainya." Ia menghela
napas. ??Sudah tentu, ia tentu tak akan terlalu nekad sedemikian kalau
ia dapat mengetahui keadaannya sekarang. Tetapi pada saat itu"
Westmorlin membuka kunci pintu dan mendorongnya terbuka,
tak mengindahkan keriut-keriut protes engsel-engselnya. Terdengarlah
suara langkah-langkah kecil yang membuat Nancy ragu-ragu untuk
masuk. Tetapi ia menguatkan diri dan masuk ke dalam ruangan gelap
yang penuh debu. "Aku khawatir sudah tak ada listrik lagi, tetapi tentu ada
beberapa lentera di sekitar sini. Kita juga dapat membuka jendelajendela." Pak Westmorlin bergerak dengan gesit untuk memasukkan
cahaya maupun udara segar, kemudian menyalakan lentera-lentera.
Nancy menyampaikan terima kasihnya.
Bagian dalam rumah peternakan itu dulu menarik dan nyaman.
Tetapi perjalanan waktu dan pemilik kaki-kaki mini telah merubahnya
hampir menjadi puing-puing. Kasur kursi telah hancur untuk sarang,
kertas-kertas berhamburan dan debu serta tanah bagaikan selimut
kotor. Nancy memandanginya dengan semangat yang runtuh. Harapan
menemukan petunjuk-petunjuk telah melumer di sekitarnya.
??Dari mana engkau hendak mulai?" tanya Grace. ??Sebenarnya,
apa yang hendak kita cari?"
Nancy menguasai rasa kecewanya dan menegakkan bahunya.
??Kalau engkau dan pak Westmorlin dapat memeriksa kamar
ini, Ned dapat melihat dapur dan aku akan mulai di kamar-kamar
tidur," ia memberikan instruksi. "Aku sebenarnya tak tahu apa yang
akan kita cari. Apa saja yang mengandung nama atau alamat, sesuatu
yang makin dapat memberikan titik pangkal pencarian selanjutnya."
"Aku tak merasa pasti masih ada yang tertinggal untuk
diketahui," kata Grace. Ia menyentuh sebuah majalah lama dengan
ujung sandalnya, dan mengawasi kertas-kertasnya hancur.
??Kita harus mencobanya," kata Nancy. Ia memungut sebuah
lentera dan menuju ke bagian belakang kamar. ??Apakah ini menuju
ke kamar-kamar tidur?" ia bertanya.
"Di ujung lorong itu," pak Westmorlin berkata membenarkan.
??Mereka biasanya hanya menggunakan dua kamar yang ada di depan.
Satu untuk mereka berdua dan satu lagi untuk bayi mereka."
"Bayi?" Nancy berhenti. ??Maksud anda, mereka mempunyai
anak bayi?" ??Memang. Bayi wanita," jawab Westmorlin.
??Manis sekali. Lena, Lana, semacam itulah namanya."
Nancy tersenyum. "Ha, pak Winthrop mempunyai cucu, entah di mana," katanya.
??Kukira kita akan senang kalau mengetahuinya. Aku akan menelepon
Hannah nanti malam, dan minta kepadanya untuk memberitahu pak
Winthrop. Barangkali saja akan meringankan sakitnya, karena aku
belum mempunyai berita yang baik baginya."
??Mungkin ia sudah mendengar juga tentang ayahmu," kata
Grace. "Aku tahu bagaimana ingin engkau mengetahui di mana
ayahmu." "Itu memang," Nancy mengakui. Rasa gembiranya memudar
sedikit teringat ayahnya yang tak ada beritanya secara misterius.
Nancy melintasi lorong dalam yang gelap dan membuka pintu
yang pertama-tama dijumpainya. Cat dinding kamar di baliknya sudah
mulai mengelupas. Tetapi ia masih dapat mengenali gambar gajah,
jerapah, dan kanguru-kanguru di dinding setinggi ayunan bayi. Kamar
itu rupanya digunakan untuk kamar anak-anak, dan hampir tak berisi
apa-apa. Karena itu ia hanya sebentar memeriksanya.
Kamar berikutnya memberikan lebih banyak tantangan. Pakaian
yang sudah compang-camping bergantungan di tempat pakaian, dan
ketika ia membuka sebuah laci ia menahan diri untuk tidak berteriak.
Seekor tikus melompat keluar dari setumpuk kain-kainan,
meninggalkan sarang berisi anak-anaknya.
"Maaf ya, anak-anak kecil," ia berbisik sambil menjauh cepatcepat, hingga induk tikus dapat kembali lagi.
Dengan seksama Nancy memeriksa laci-laci pakaian yang lain.
Kebanyakan hanya berisi beberapa potong pakaian, tak ada apaapanya lagi. Alat-alat tidur yang sudah lapuk dimakan waktu masih
terhampar di ranjang besar, dan sepatu yang modelnya sudah
ketinggalan zaman terletak di lantai tempat pakaian. Tetapi kecuali itu
tak ada apa-apa lagi yang dapat menarik perhatiannya.
Nancy melongok ke kolong ranjang. Namun yang didapatinya
hanya sebuah buku tua yang digerogoti tikus serta sisa-sisa kaos kaki.
Sambil menyeka tangan pada celana panjangnya, Nancy berdiri dan
melangkah mundur dari tempat tidur yang berbau lapuk. Kakinya
terserimpat pada apa yang semula merupakan permadani yang indah,
dan ia terhuyung-huyung, berusaha menjaga keseimbangan.
"Yaah!" ia menggumam ketika ia jatuh terbanting ke sudut
kamar. Lantai dan dinding seperti terkuak karena berat tubuhnya.
Ketika ia telah pulih dari terkejutnya, ia melihat ke bawah. Papan
lantai tertarik terbuka, dan di baliknya ia dapat melihat sesuatu yang
mengkilat pudar dalam cahaya bergoyang dari lenteranya.
"Wa, wah! Apa ini?" tanya Nancy pada diri sendiri. Ia meraih
dengan hati-hati ke dalam lubang yang setengah gelap dan
melepaskan sebuah kotak logam kecil, dikeluarkannya ke kamar.
Kotak itu berlapis debu tebal, tetapi tutupnya sangat erat.
Sebuah gembok kecil menguncinya dengan kuat. Nancy menariknariknya tanpa hasil.
Ia berdiri, dan membawanya ke meja hias. Ia mencari-cari di
antara sisa-sisa barang yang acak-acakan, sampai ia menemukan
sebuah jepit rambut yang sudah berkarat. Hanya dalam beberapa
menit ia telah berhasil membuka gembok kecil tersebut.
Tutup kotak masih saja tidak mau terbuka sampai-sampai kuku
Nancy terkoyak. Akhirnya tutup itu terbuka juga dengan suara
berkeriut. Di dalam terletak sebuah buku bersampul kulit, jelas
bertuliskan BUKU HARIAN. ??Engkau menemukan sesuatu?" tanya Ned dari ambang pintu,
mengejutkan Nancy hingga hampir saja lenteranya terguling.
"Aku kurang yakin," jawab Nancy. ??Tetapi mungkin ini dapat
memberikan bukti petunjuk."
15 Jebakan Kandang Terbuka Meskipun Nancy sangat ingin membaca buku harian tersebut,
namun ia membantu yang lain-lain terlebih dulu dalam mencari-cari di
rumah peternakan. Tak merasa heran bahwa tak terungkap apa-apa
lagi, ia merasa senang ketika meninggalkan puing-puing yang
menyedihkan itu. Nancy sangat ingin untuk memeriksa buku harian
itu di cahaya matahari menjelang senja.
??Tanggal berapa saja yang ada?" tanya pak Westmorlin sambil
mengintip dari atas pundak Nancy.
??Yang terakhir adalah 15 Agustus, 1950," jawab Nancy.
"Jadi satu-dua hari sebelum mereka pergi," kata pak
Westmorlin dengan gembira.
??Barangkali buku itu dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang tak dapat kuberikan kepadamu."
??Tentu saja aku berharap demikian," kata Nancy. "Aku pun
benar-benar berterimakasih kepada anda, mau menemani kami dalam
pencarian di sini." ??Kalau engkau dapat menemukan Leroy dan Lindy, itulah
ungkapan terimakasih yang terbaik yang dapat kausampaikan
kepadaku," jawab Westmorlin.
"Aku akan mencobanya," Nancy berjanji.
"Nah, aku harus pergi. Aku bertanggung jawab atas tarian
lapangan di kota bawah malam ini dan besok malam. Masih ada
beberapa hal yang perlu dibereskan." Ia menjabat tangan Grace,
Nancy dan Ned. ??Kalau engkau dapat meluangkan waktu beberapa
menit nanti malam atau besok malam, Nancy, datanglah ke kota
bawah. Beritahulah aku apa yang kau dapat dari buku harian ini.
Maukah engkau?" "Aku akan datang," Nancy menyetujui. "Ned dan aku mungkin
malah akan ikut menari, kalau anda memperkenankan kami yang
amatir ini ikut." ??Menari di jalanan terbuka untuk umum," jawabnya. ??Engkau
tentu diterima dengan tangan terbuka."
Perjalanan pulang ke Cheyenne berlalu dengan cepat, sementara
hari sudah menjelang senja. Ned mampir ke keluarga Carleton untuk
menjemput Jennifer sebelum pulang ke rumah Grace.
Gadis cilik itu muncul mendekati mobil sambil tersenyum
gembira dan hampir saja menari-nari penuh gairah.
"Coba terka!" ia berseru, ketika ia duduk di mobil.
??Engkau telah bersenang-senang dengan teman-temanmu,"
Nancy menggoda. ??Lebih hebat dari itu!" Jennifer tertawa cekikikan. "Aku akan
ikut rodeo besok." "Apa?" Nancy, Ned dan Grace tergagap bersama-sama.
??Pony Club akan melakukan tarian baris kuda sebelum rodeo
dimulai," Jennifer menjelaskan. Senyumnya bertambah lebar. ??Kami
telah berlatih sesiang ini. Salah seorang anak ada yang terpaksa tak
dapat ikut hingga harus membatalkan pertunjukan. Tetapi mereka
berkata, aku dapat menggantikannya dan ...." Ia berhenti, kehabisan
napas. Kemudian wajahnya berubah. ??Kalian datang untuk menonton,
bukan?" Nancy dan Ned memandangi Grace.
"Ya, ampun," kata Grace. "Aku khawatir sudah terlambat untuk
mendapatkan karcis. Tetapi aku akan menelepon begitu kita sampai di
rumah. Tentu masih ada tempat, biar di bagian mana pun."
??Dapatkah kita menonton pertunjukan sebelum rodeo di dekat
pintu lorong tempat kuda dikeluarkan?" tanya Nancy, teringat akan
apa yang telah dilihatnya ketika mereka melintasi arena di panggung
utama. ??Kita akan lebih dekat dari sana. Setelah menonton Jennifer,
tak ada masalah lagi di mana kita duduk menonton."
??Pikiran yang baik," Grace menyetujui. ??Kita juga dapat
menunggu Jennifer di gerbang arena, jadi ia dapat ikut kita menonton
rodeo. Aku akan mengaturnya."
Demikian mereka sampai di rumah, Nancy mengundurkan diri
ke serambi dengan membawa segelas limun dan buku harian. Sadar
akan sempitnya waktu, ia mulai membaca buku harian tersebut dari
masukan yang terakhir. Tulisannya sudah mulai kabur dan kadangkadang sulit dibaca. Isinya memang memikat namun juga
mengecewakan. ??Dapat mengungkapkan sesuatu?" tanya Ned yang keluar
untuk menemaninya hampir sejam kemudian.
??Banyak tentang Clarinda dan Leroy, serta saat-saat yang
mencemaskan setelah perampokan bank. Tetapi tak banyak
mengungkap tentang ke mana mereka pergi," jawab Nancy. "Sulit
untuk membacanya, karena Clarinda menggunakan huruf-huruf


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertama untuk nama-nama, dan banyak menyingkat kata-kata."
"Jadi tak menolong sama sekali?" Ned seperti kecewa.
"Ah, tetapi aku belum membaca seluruhnya," Nancy mengaku.
"Lagi pula ada kaitannya dengan seorang P dan D di daerah Los
Angeles. Aku berharap dari pak Westmorlin dapat menanyakan, siapa
itu P dan D." "Jadi kaukira mereka itu dapat menjadi petunjuk kita
berikutnya?" "Rupa-rupanya inilah satu-satunya yang dapat kutemukan
sejauh ini," jawab Nancy sambil menghela napas. "Kuharap saja ayah
berhasil lebih baik dalam perkara ini... entah di mana dia."
??Engkau masih hendak menelepon Hannah nanti malam?"
tanya Ned. Nancy mengangguk. ??Kuingin ia memberitahu pak Winthrop tentang anaknya, dan
aku ingin bertanya kepadanya apakah sudah mendapat berita dari
ayah." Ia mendongak memandangi mata Ned yang coklat hangat.
"Aku benar-benar khawatir dengan ayah, Ned," ia mengaku. "Bukan
sifat ayah yang menghilang tanpa paling sedikit memberitahu
kepadaku apa yang sedang terjadi."
Ned memandanginya penuh pengertian.
??Apakah isi buku harian yang masih tersisa itu dapat ditunda
sampai sesudah makan malam?" ia bertanya. Grace menyuruh aku
memberitahu engkau bahwa makanan sudah siap untuk dihidangkan.
Engkau dapat menelepon ke rumah setelah makan."
"Ya, ampuuun," kata Nancy tergagap. ??Sudah begini malam?
Maksudku ... untuk membantu Grace menyediakan makanan.
Rupanya aku terlalu sibuk dengan buku harian ini
??Untunglah, bahwa aku dan Jennifer cukup terampil bekerja di
dapur," Ned menggoda. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu
Nancy berdiri dari kursi dipan yang rendah. ??Kalau tidak, engkau tak
akan makan sama sekali!"
Mereka masuk sambil tertawa-tawa ceria.
Setelah makan dan piring-cangkir dicuci, Nancy minta izin
mengundurkan diri, lalu meminta sambungan telepon ke Hannah.
Akibat harapannya yang besar, jari-jarinya gemetar ketika memutar
nomor. Percakapan tidak panjang dan ketika ia meletakkan kembali
gagang telepon, disertai dengan desahan kecewa.
Memang menyenangkan dapat berbicara dengan Hannah.
Namun pengurus rumah tangga yang ramah itu tak dapat
menenteramkan hatinya. Surat pendek dari pak Drew yang dibacakan
oleh Hannah tak memberikan petunjuk lebih banyak daripada apa
yang telah dibicarakan secara singkat dengan ayahnya. Baik surat itu
maupun Hannah tak memberikan bayangan kepadanya tentang di
mana ayahnya berada setelah meninggalkan Penginapan Chain Creek.
Tanpa membuang-buang waktu lagi, ia meminta sambungan
kepada Kepala Polisi Wilayah McGinnis. Setelah menjelaskan
keinginannya untuk menghubungi yang berwenang di Kanada, ia
berkata: ??Menurut pendapatku, permohonan anda akan lebih
diperhatikan dari pada atas namaku sendiri."
??Jangan khawatir, Nancy. Akan kuusahakan agar polisi di sana
memeriksa penginapan itu."
??Terima kasih, pak ... dan maukah anda memberitahu kepadaku
kalau-kalau ada sesuatu yang anda ketahui?"
??Tentu engkau yang pertama-tama kuberitahu. Jangan
khawatir." Rangsangan rasa gelisah tetap saja mengikuti dia sepanjang
malam, dan masih menghantuinya ketika esok paginya ia menolong
Jennifer mempersiapkan pemunculannya di pertunjukan sebelum
rodeo. Namun bagaimanapun ia berusaha sebaik-baiknya
menyembunyikan perasaannya kepada gadis cilik yang penuh gairah
itu. Ia malah membesarkan hatinya dari pinggiran ketika kelompok
Pony Club memasuki arena. Pertunjukan itu sederhana saja, tetapi
keenambelas penunggangnya sangat mengesankan ketika mereka
berbaris dalam saf-saf berdua atau berempat. Mereka membentuk
lingkaran-lingkaran ke kanan dan ke kiri. Kemudian bertemu di
tengah dan dengan waktu yang tepat, lalu diakhiri dengan barisan
seperti ular yang cepat menuju ke pintu keluar.
??Nona Drew?" Suara seorang anak menarik perhatian Nancy
dari arena, di mana regu penunggang kuda sedang terpukau menerima
tepuk tangan dan sorak-sorai. Nancy berpaling dan melihat seorang
anak laki-laki berdiri di belakangnya.
"Ya?" jawabnya.
??Engkau Nancy Drew, bukan?" tanya anak itu.
??Ada orang menyuruh aku memberikan ini kepadamu." Ia
memberikan sehelai kertas kecil, kemudian membalikkan tubuhnya
dan menghilang di antara orang banyak di belakang Nancy.
Nancy hendak memanggilnya, tetapi perhatiannya segera
ditujukan pada kertas tersebut. Jantungnya berdebar gemetar ketika
mengenali kertas itu sebagai salah satu kartu pengenal usaha ayahnya.
Tangannya gemetar ketika melihat pesan yang ditulis tanpa
ditandatangani di baliknya.
DATANGLAH SEGERA KE KANDANG SAPI JANTAN.
SENDIRI SAJA! Nancy sangsi, menengok kepada Ned yang sedang berjalan di
sepanjang pagar menuju ke pintu pagar. Pertunjukan sebelum rodeo
telah selesai dan Jennifer akan segera datang menggabungkan diri
lagi. Ia dapat melihat Grace sudah naik ke tribune untuk
menyediakan tempat duduk bagi mereka, dan Ned masih harus
menunggu Jennifer. Tinggallah Nancy seorang diri untuk menanggapi
isi surat tersebut. Gadis detektif itu membaurkan diri ke orang banyak.
Ia sadar benar bahwa mungkin ia sedang dipancing ke semacam
perangkap. Namun, menurut penalarannya, daerah kandang terbuka
itu tentu penuh dan sibuk selama pertunjukan rodeo, maka ia tak akan
menghadapi bahaya besar. Selain itu, mungkin pula kartu tersebut
memang dikirimkan oleh ayahnya. Kalau ayahnya berada dalam
bahaya dan membutuhkan ....
"Aku harus datang," katanya pada diri sendiri dengan tegas.
"Aku harus mengetahui siapa yang mengirimkan kartu ini."
Setelah sampai di tempat, nampaknya kandang-kandang itu
berliku-liku membingungkan, dan Nancy ragu-ragu untuk segera
masuk. Kemudian, ia melihatnya! Si pemuda berambut hitam
berkumis sedang duduk pada pagar di sisi jauh sebuah kandang
terbuka yang kosong. Melupakan segala-galanya, Nancy masuk melalui pintu pagar
menuju ke arah pemuda itu. Ia yakin, bahwa pemuda itulah yang
mengirimkan kartu itu. Kali ini ia merasa yakin pemuda itu tak akan
dapat melepaskan diri daripadanya!
"Awas!" Seruan itu terdengar dari belakangnya, ketika ia
sedang berada di tengah-tengah kandang terbuka. Ketika Nancy
menoleh, jantungnya bagaikan berhenti berdetak! Seekor banteng
Brahman sedang menggebu-gebu ke arahnya, tanduknya ditundukkan
dalam sikap menyerang! TEENLITLAWAS.BLOGSPOT.COM
16 Penculik ??Lari, Nancy Drew! Lari!" seru pemuda berkumis itu
mengejek. Untuk sesaat hampir saja ia hendak memenuhi saran itu, tetapi
banteng itu sudah terlalu dekat, sedangkan pagar masih terlalu jauh di
depan sana! Ia tahu tak mungkin berlari lebih kencang dari pada
banteng itu, sebab ia telah melihat sendiri bagaimana cepatnya sapisapi itu dapat berlari di dalam arena.
Nancy melangkah, kemudian ingat apa yang dilakukan para
badut di rodeo. Memang hanya untung-untungan, namun ketika
banteng itu menggetarkan tanah, ia sadar bahwa itulah harapan satusatunya.
Sambil menarik napas dalam-dalam, Nancy berlari dua langkah,
kemudian menjatuhkan diri dan berguling ke arah pagar samping
secepat-cepatnya. Heran sekali! Telapak-telapak kaki itu bergemuruh
lewat, memenuhi hidungnya dengan debu. Sepasang tanduk menyapu
udara bekas ia berdiri sebelumnya. Sambil menekan rasa takut dan
debu, Nancy menggelinding ke bawah pagar menuju ke tempat yang
menyelamatkan. Suara telapak-telapak kaki yang lain terdengar ketika ia sedang
merayap bangun. Ketika ia menoleh, ia melihat dua penunggang kuda.
Yang seorang mengejar banteng, yang seorang lagi melompat turun di
balik pagar, agak jauh darinya.
??Engkau tak apa-apa, nona?" tanya koboi itu. Ia mengulurkan
tangannya, menolong Nancy berdiri.
Nancy menghela napas dan dengan hati-hati menggoyanggoyangkan tubuhnya. Semuanya seperti tak ada yang sakit.
??Kukira baik-baik saja," jawabnya. Ia menyeka debu dan tanah
dari celana Levis dan kemejanya.
??Engkau seharusnya tidak boleh masuk ke kandang terbuka
itu," koboi itu memarahinya.
Nancy membuka mulut hendak menjawab tentang surat yang
diterimanya, kemudian memandang ke tempat pemuda berkumis tadi
menunggu. Seperti yang diduganya, pemuda itu telah lenyap!
Sebelum ia sempat berkata sesuatu, koboi yang seorang lagi
datang menunggang kudanya cepat sekali dan berteriak-teriak kepada
temannya yang sedang berbicara dengan Nancy.
??Bagaimana sapi itu bisa lepas, Slim?" ia bertanya. ??Untuk apa
ia ada di belakang sini?"
"Sejauh yang kuketahui, ia telah digiring ke lorong arena
bersama yang lain-lain, Les," jawab Slim, ketika koboi yang lebih tua
itu berhenti untuk mengambil napas. "Aku malah tak tahu bahwa ia
lepas, sampai ada orang yang berteriak-teriak."
"Bagaimana dengan banteng-banteng yang lain?"
Koboi yang lebih muda itu mengangkat bahu.
"Pintu lorong ke arena masih tertutup, dan sapi-sapi yang lain
ada di sisi yang jauh dari pintu."
??Maksudmu, mereka hanya tercecer banteng yang satu ini
untuk mengurungnya?" Les sendiri seperti tak percaya akan hal itu.
"Ia tidak ada di luar pintu lorong ketika kami menerimanya,"
Slim membela diri. "Ia terlalu besar untuk dapat tercecer tak terlihat."
Hening cukup lama, sementara kedua orang itu saling
berpandangan. Kemudian Slim berpaling kepada Nancy.
??Untung pikiranmu cepat bekerja, nona," ia berkata. ??Kalau
engkau mencoba lari menghindar dari si tua, ia tentu akan
menandukmu. Aku pernah melihat dia menanduk seorang koboi dari
atas pagar. Lebih dari sekali malah."
Nancy menggigil, kemudian memaksakan sebuah senyuman
lemah. "Aku ingat apa yang diperbuat badut rodeo, " katanya.
??Engkau nona yang beruntung," Slim menyatakan. "Nah,
apakah engkau mau menunggang kuda, ke mana tujuanmu?" Ia turun
dari pelana, menarik kakinya dari sanggurdi dan mengulurkan
tangannya untuk membantu.
??Kukira lebih baik aku kembali ke tribune saja," kata Nancy
sambil melompat naik ke pelana di belakang koboi. ??Orang yang
hendak kutemui di sini rupa-rupanya sudah pergi."
??Engkau hendak menemui orang di sini?" Terdengar
pertanyaan Slim itu mengandung ketidakpercayaan.
Nancy mengeluarkan kartu nama dari sakunya dan
memberikannya kepada Slim. Ia membacanya, lalu
mengembalikannya. Di belakang tribune ia menghentikan kudanya.
??Apakah kaukira ada orang yang sengaja melepaskan banteng
itu?" ia bertanya sambil turun dari kudanya.
Nancy teringat akan kereta yang terlepas, lalu mengangguk.
??Tahukah engkau siapa orangnya?" tanya koboi itu.
??Namanya tidak," Nancy terpaksa menjawab. Kemudian rasa
marahnya timbul. ??Tetapi aku pasti akan mendapatkannya." Ia
tersenyum pasti. ??Terima kasih boleh membonceng di kudamu."
??Jangan cari-cari kesulitan," seru koboi itu, sementara Nancy
berjalan menuju ke tribune, dan memperkirakan bahwa tiga wajah
tentu menunggu dia dengan gelisah.
************** Pada waktu rodeo selesai, semangat Nancy telah pulih sama
sekali, kemauannya yang bulat telah menggumpal menjadi suatu
tekad. ??Besok kita akan mencoba menjebak salah seorang dari
mereka," katanya setelah menceritakan pengalamannya yang hampir
menyebabkan musibah. ??Bagaimana itu hendak kaulakukan?" tanya Ned.
??Dengan memperlihatkan diri kita terang-terangan setiap hari.
Aku sebenarnya menduga, bahwa mereka selalu membuntuti kita
setiap saat. Karena itu mungkin kita dapat memasang perangkap
bersama sersan Hill. Bagaimana pendapatmu, Grace? Apakah sersan
mau membantu kita?" "Aku akan menelepon dia besok pagi, ingin tahu apa katanya,"
Grace berkata. ??Tetapi sesungguhnya aku tak suka engkau dan
Jennifer sebagai umpan pada perangkap itu, Nancy." Nancy
mendesah. "Aku pun tak begitu tertarik, pada gagasan ini. Tetapi masih
lebih baik daripada apa yang terjadi padaku tadi siang."
??Bagaimana untuk nanti malam?" tanya Ned. ??Apakah engkau
mempunyai rencana-rencana?"
"Nanti malam aku ingin ke kota bawah, menanyakan P dan D
dari buku harian itu kepada pak Westmorlin. Engkau suka menari,
Ned?" Ned tersenyum menyeringai.
"Aku senang kalau engkau juga senang!"
??Apakah kami dapat ikut menonton?" tanya Jennifer. Ia
memandangi Nancy, lalu berpaling ke Grace.
??Mengapa tidak," jawab Grace. "Aku senang menonton orang
menari, dan bagian kota bawah Cheyenne selalu menarik selama Harihari Peringatan Zaman Perbatasan."
Sore itu daerah kota bawah penuh dengan orang, hingga
melambatkan lalu-lintas. Namun Grace dengan mudah dapat menuju
ke tempat parkir untuk menitipkan mobil mereka. Nancy melihat ke
sekeliling ketika mereka berjalan meninggalkan tempat parkir
tersebut. Ia berusaha keras untuk memergoki sebuah mobil yang
mungkin telah membuntuti mereka, namun lalu-lintas terlalu padat
dan orang-orang di kakilima banyak menghalangi pandangannya.
"Apa yang harus kita lakukan hanyalah mengikuti suara
musik," kata Ned, dan Nancy mengiakan. Musik yang terkenal serta
suara pembawa acara yang berwibawa terdengar jelas di malam
dingin. Daerah yang dibatasi dengan tambang sudah penuh dengan para
penari yang berputar-putar meliuk-liuk. Cukup lama mereka
menunggu sebelum sebuah pasangan memberi isyarat untuk
meninggalkan kelompok mereka menari, Ned dan Nancy dapat
mengambil alih tempatnya. Selama mereka menunggu, Nancy
berkesempatan beberapa menit bersama pak Westmorlin.Ia dengan
singkat memberitahu apa yang telah dibacanya dari buku harian.
"P dan D, ya?" Westmorlin mengernyitkan dahinya. "Wah, itu
sulit. Sudah bertahun-tahun yang lalu, engkau tahu."
"Aku tahu," kata Nancy. "Aku hanya tak tahu kepada siapa
harus menanyakannya."
??Apakah disebutkan pula sesuatu tentang mereka? Sesuatu
yang dapat menjadi petunjuk bagiku?"


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

??Hanya disebut-sebut mereka tinggal pada pertanian jeruk,
kukira." "Haa, Pete dan Diane," kata pak Westmorlin sambil
membunyikan jari-jarinya. ??Mereka tinggal setahun di peternakan
Catlin. Ada sebuah pondok kecil di sebuah ngarai sebelah sana, empat
atau lima kilometer dari rumah peternakan. Aku tak membawa engkau
ke sana karena keluarga Catlin sendiri tak pernah tinggal di sana."
??Apakah anda mempunyai nama lengkap dan alamatnya?"
tanya Nancy. "Aku tidak mempunyainya. Tetapi aku yakin tentu ada di dalam
buku catatan natal. Mungkin bukan alamatnya yang terakhir, tetapi
kukira tidak lebih tua dari setahun dua tahun." Ia tersenyum. "Aku
yakin mereka tinggal di daerah California."
"Aku akan sangat senang kalau memperoleh alamatnya," kata
Nancy. ??Kalau benar dugaanku, mereka tentulah orang-orang yang
dimintai tolong oleh Lindy dan Leroy ketika mereka pergi dari
Cheyenne. Mungkin hanya merekalah yang dapat memberitahu
bagaimana caranya dapat menghubungi keluarga Catlin sekarang ini."
"Aku sangat berharap bahwa engkau benar," kata pak
Westmorlin. "Aku akan menelepon engkau besok pagi."
Kabar yang bagus itu membuat kaki Nancy menjadi ringan, dan
ia tertawa-tawa ketika ia bersama Ned berdansa berputar-putar
membentuk pola-pola yang disebutkan oleh pembawa acara. Mereka
sudah tersengal-sengal memasuki putaran terakhir ketika suatu jeritan
membuat mereka berhenti. ??Nancy!" Itu suara Grace, tetapi ketika Nancy melihat ke
sekeliling, ia tak melihatnya berdiri bersama Jennifer seperti ketika
mereka tinggalkan. ??Ada sesuatu yang tak beres!" seru Nancy kepada Ned. Ia
berlari ke tambang pembatas lalu merangkak ke bawah tali. Hampir
saja ia tersandung kaki Grace ketika orang banyak menyingkir,
memberikan jalan. ??Grace!" ia tersengal-sengal.
"Aku tak apa-apa," jawabnya. "Dua orang telah memukul aku
... kukira orang-orang yang hendak mencelakai engkau. Nancy,
mereka membawa Jennifer! Engkau harus mengejar mereka. Kukira
mereka menuju ke tempat parkir."
??Tetapi ..." Nancy hendak berkata. Ia tak senang harus
meninggalkan wanita tua itu, namun ia sadar Jennifer berada dalam
bahaya besar. ??Biarlah aku yang membawa Grace pulang," kata pak
Westmorlin sambil mendatangi dan berlutut di depan Grace.
??Kaukejar saja anak itu."
??Terima kasih," seru Nancy dan Ned sambil menyeruak ke
dalam kerumunan orang. Mereka saling berpegangan tangan agar
jangan sampai terpisah. ??Kemana kira-kira mereka membawa dia?" tanya Ned.
"Kalau mereka memang telah membuntuti kita sebelumnya,
mungkin mereka menuju ke tempat parkir kita," Nancy menduga.
"Itu masuk akal," Ned membenarkan.
??Tetapi kalau mereka memarkir mobil mereka di luar tempat
parkir, kita tak mungkin tahu ke mana mereka pergi," kata Nancy.
Pikirannya berputar keras.
??Hanya ada satu pintu keluar di tempat parkir," kata Ned
sambil melambatkan jalannya sedikit. ??Engkau tunggu saja di sana
sementara aku mengambil mobil kita. Kalau engkau dapat melihat
mereka, kita dapat mengetahui mobil jenis apa yang mereka gunakan
dan ke mana mereka pergi."
"Akal yang bagus," Nancy menekan jari-jari tangan Ned
sejenak, lalu berlari untuk mengambil tempat di dekat pintu keluar.
Sementara itu Ned berlari masuk ke tempat parkir, tubuhnya yang
berotot menghilang ke kegelapan bayangan mobil-mobil yang
diparkir. Setelah Nancy tinggal sendiri, ia sadar bahwa ia menyolok
berdiri di sana, lalu beralih ke dekat truk besar yang diparkir dekat
pintu. Bayangan cukup gelap di sana, tetapi setiap mobil yang pergi
tentu akan lewat di dekat truk tersebut dan beberapa detik berada di
bawah lampu jalan ... cukup lama bagi Nancy untuk mengetahui siapa
yang ada di dalamnya. Dua buah mobil keluar ketika Nancy mengamati. Kemudian
mobil ketiga mulai berjalan. Mobil itu sudah agak tua berwarna agak
cerah, dan Nancy harus membekap mulutnya sendiri ketika mengenali
pengemudinya adalah si pirang.
Tak ada tanda-tanda Jennifer di tempat duduk depan, tetapi ia
dapat melihat bentuk-bentuk membayang di tempat duduk belakang.
Untuk sesaat ia hendak melompat masuk ke mobil itu, tetapi sebelum
ia sempat mengambil ancang-ancang mobil itu telah lenyap.
Nancy mengingat-ingat nomornya dan mengamati mobil
tersebut dengan perlahan-lahan lebur ke dalam lalu-lintas. Ia menoleh
dan merasa lega melihat mobil Grace. Ia melompat masuk, hampir
saja tak memberi kesempatan kepada Ned untuk melambatkan
mobilnya. ??Mereka ke sana," katanya sambil menunjuk. ??Mobilnya lain,
lebih tua dan berwarna lebih cerah," Ia lalu menyebutkan nomornya.
??Kuharap saja dapat menangkap mereka," kata Ned sambil
berliku-liku di lalu-lintas dengan mudah seperti seorang ahli.
??Kuharap juga cukup waktu untuk memberitahu polisi. Aku tak ingin
mereka mencelakai engkau atau Jennifer."
"Aku bukan hendak mencoba menangkap mereka," kata Nancy.
Pikirannya bekerja keras membuat rencana. ??Kukira kita buntuti saja
mereka, untuk mengetahui ke mana mereka membawa Jennifer."
??Kalau sudah tahu lalu bagaimana?"
Nancy mengangkat bahu. ??Kukira kita belum akan tahu sebelum kita lihat ke mana
mereka pergi," ia mengakui. "Aku hanya berharap, mereka
membawanya ke tempat mereka menahan ibunya."
??Engkau yakin bahwa merekalah yang menyandera Lorna
Buckman, ya?" ??Itulah satu-satunya yang masuk akal," jawab Nancy, berharap
bahwa dugaannya benar. "Atau setidaknya seperti keadaannya ketika
kita tiba di Cheyenne ini."
??Mungkin kita akan mendapatkan beberapa jawaban kali ini,"
kata Ned, lalu tersenyum menyeringai kepada Nancy.
??Bagaimanapun ini adalah rencanamu, bukan?" Untuk besok,
maksudku." Nancy menghela napas. "Aku tak memperhitungkan bahwa mereka akan mencelakai
Grace. Menurut rencanaku, akulah satu-satunya yang berlaku sebagai
umpan untuk perangkap itu. Aku tak mau mengambil risiko dengan
Jennifer." "Aku tahu," kata Ned meyakinkannya. "Tetapi kita akan
menangkap mereka." "Memang harus begitu," Nancy menggumam geram sambil
mengintai ke depan, ke deretan mobil yang tak ada habis-habisnya.
"Demi Jennifer, kita harus berbuat begitu!"
17 Lolos dari Pondok Setelah melewati dua buah mobil yang ternyata tidak sama
nomornya, Nancy mulai kehilangan harapan. Kemudian mereka
melihat mobil yang mereka kejar itu ketika mobil tersebut menikung
memasuki jalan raya antar negara bagian dan menuju ke luar kota.
Ned menginjak pedal gas lebih dalam.
??Menurut engkau ke mana mereka membawa Jennifer?" ia
bertanya. Nancy menggeleng. "Aku tak tahu," ia mengaku. ??Tetapi bukankah itu jalan yang
kita gunakan kemarin?"
??Memang," Ned membenarkan. ??Apakah itu berarti banyak
bagimu?" "Kita segera akan mengetahuinya."
Malam tiba sementara lalu-lintas mulai berkurang, dan Ned
agak menjauhi buronan mereka agar tak diketahui oleh mobil di depan
mereka. Nancy selalu memandangi lampu belakangnya, pikirannya
sibuk bekerja. Ketika mobil melambat ia meletakkan tangannya pada
lengan Ned. ??Lewati mereka," katanya.
??Tetapi mereka hendak membelok," Ned membantah. "Kita
dapat kehilangan jejak mereka!"
"Itu jalan menuju ke peternakan Catlin," Nancy mengingatkan.
??Apakah kaukira mereka membawa dia ke rumah pertanian?"
tanya Ned. ??Ada jalan simpangan di sana," kata Nancy. Ia menunjuk.
"Kita dapat berhenti di sana dan mengamati. Aku mempunyai firasat
ke mana mereka membawa Jennifer."
"Apa maksudmu?"
??Seperti yang dikatakan pak Westmorlin, ketika ia
menceritakan perihal Pete dan Diane." Nancy lalu bercerita kepadanya
tentang apa yang dikatakan orang tua tersebut tentang pondok yang
kosong. ??Apakah engkau bersungguh-sungguh menduga mereka
menggunakan pondok itu untuk menawan nyonya Lorna Buckman?"
tanya Ned. ??Yang kita ketahui, mereka tak menggunakan rumah
peternakan. Kita tentu akan melihat bekas-bekasnya kalau mereka
pernah ada di sana bukan?"
Ned mengangguk. "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"
??Kita dapat masuk ke peternakan Catlin sampai di rumah itu,"
kata Nancy. ??Mobil itu telah melewatinya ... aku melihat dari lampu
belakangnya." "Lalu bagaimana?"
"Aku khawatir untuk mencoba mengikuti mereka. Maksudku,
mereka mungkin akan melihat lampu-lampu kita lalu menjebak kita
atau semacam itu." Nancy mengernyit dan mengintai ke kegelapan
malam. ??Bagaimana kalau kita sembunyikan saja mobil ini di gudang
dan menunggu? Bila kita melihat mereka kembali lagi, kita dapat
pergi melihat pondok itu."
??Apakah kaukira mereka tak akan tinggal di pondok?"
"Aku sangsikan itu," jawab Nancy. ??Mereka berlaku seperti
hanya tertarik tentang apa yang kuperbuat seperti juga pada Jennifer.
Jadi kukira mereka akan kembali ke kota untuk melihat apa yang kita
lakukan." ??Apakah mereka tak akan menjadi heran kalau tak melihat
kita?" Ned menggumam sambil tertawa, sementara ia mengemudikan
mobilnya di jalan sempit, di mana gedung-gedung peternakan
menunggu dalam kegelapan dan kesepian.
Tidak lama untuk menyembunyikan mobil itu di gudang.
Setelah mereka menutup pintunya, Nancy melihat ke sekeliling.
??Bagaimana kalau ke sana," ia menyarankan. Ia menunjuk ke
suatu tempat yang sangat terlindung bayangan dan mempunyai
pandangan yang baik ke jalan besar.
??Kuharap saja kita tak perlu menunggu terlalu lama. Jennifer
ketakutan setengah mati."
??Kuharap juga tak ada jalan lain dari sana," kata Ned setelah
beberapa menit. Nancy menghela napas. "Aku tak terpikir akan itu," ia mengaku. "Aku jadi ingin tahu,
bagaimana mereka sampai dapat menemukan tempat ini. Maksudku,
tempat ini memang bagus sekali untuk menyembunyikan seseorang,
tetapi bagaimana mereka bisa tahu?"
??Kukira kita harus menanyakannya kepada mereka, kalau kita
sud" Ned tak meneruskan kata-katanya dan Nancy mendongak,
telinganya menangkap suara mobil mendekat.
Cahaya lampu menusuk kegelapan, mengenai pagar kandang
terbuka dan sudut jauh gudang. Mereka menahan napas, tetapi tak ada
bahaya bagi mereka, sebab cahaya lampu mobil itu tidak mendekat.
"Nah, kukira sudah waktunya," kata Nancy sambil beranjak
berdiri. Sementara itu mobil musuh melonjak-lonjak menuju ke jalan
besar. ??Sekarang apa yang harus kita lakukan hanyalah tinggal
mengikuti jejak mereka ke pondok, atau entah ke mana mereka telah
pergi." ??Mudah-mudahan saja jalannya baik," kata Ned.
??Mobil Grace ini bukan untuk jalan yang kasar."
Ternyata jalan itu meskipun ditumbuhi rumput dan banyak
bekas roda yang dalam sangat mudah diikuti. Tanahnya kasar namun
indah di malam berbintang. Dalam keadaan lain, Nancy akan
menikmati perjalanan tersebut. Namun malam itu ia gembira ketika
lampu mobil mereka menampakkan sebuah pondok kayu yang
hinggap di bawah lindungan dinding batu.
"Lalu, apa sekarang?" tanya Ned sambil menghentikan
mobilnya sekaligus memadamkan lampu. ??Apakah kaukira mereka
tak meninggalkan penjaga? ... kalau benar mereka ada di sini, tentu
saja." Nancy mengambil napas dalam-dalam, kemudian membuka
pintu mobil dan keluar ke udara malam yang sejuk.
??Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya," katanya. Ketika
berbicara demikian, ia sendiri sebenarnya ingin tidak berpakaian yang
menyolok dengan warna kotak-kotak merah-putih seperti yang
dipakainya sekarang. Dengan berhati-hati mendekati pondok. Mereka tak melihat
cahaya apa pun dari kedua jendela kecil, dan Nancy menjadi takut
kalau-kalau ia telah salah duga. Bagaimana kalau Lorna dan Jennifer
bersama-sama berada di dalam mobil yang telah pergi? Bagaimana
kalau mereka kemari hanya untuk mengambil kurbannya yang
pertama? Ketika mereka sampai di pintu, suara yang lain mengusik
malam yang selalu gelisah. Terdengar suara isak-tangis lirih yang
hampir menghancurkan hati Nancy.
??Sudah, jangan menangis, Jenny," terdengar suara wanita
setengah berbisik. "Tak ada yang perlu ditakuti. Mereka sudah pergi
sekarang." Nancy memandangi Ned, membaca isi hati pada wajahnya yang
nampak jelas di sinar bintang.
??Jennifer!" ia memanggil. ??Jennifer, engkau tak apa-apa?"
??Nancy!" Suara yang gembira tak mungkin salah lagi.
Nancy mencoba membuka pintu, tetapi tidak dapat. Ia
mengguncang-guncangnya. ??Dikunci rapat," suara wanita itu terdengar. ??Mereka telah
menguncinya sebelum pergi, dan membawa kuncinya."
??Bagaimana jendela-jendela itu?" tanya Ned sambil mencoba
mendorong pintu dengan pundaknya. Namun tak bergerak juga.
"Aku sudah mencobanya. Tetapi dipaku kuat-kuat," terdengar
jawaban dari dalam. ??Hendak mencoba mengorek kuncinya, Nancy?" tanya Ned.
??Kukira bisa dicoba," jawab Nancy. ??Tetapi memakan waktu
cukup lama. Kunci ini seperti baru dipasang dan nampaknya kuat
benar." ??Barangkali lebih baik mendobrak salah satu jendela ini," pikir
Ned sambil bersuara. "Kita tak ingin berkeliaran di sekitar sini lebih
lama dari seperlunya. Kita tak tahu kapan mereka akan kembali."


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nancy mengangguk membenarkan.
Nancy berseru ke dalam, memperingatkan agar menjauh dari
jendela. Mereka juga disuruh melindungi diri dengan selimut hingga
tak terkena pecahan kaca. Ketika mereka mengatakan telah siap, Ned
mengambil sepotong kayu lalu memukul jendela yang terdekat
dengannya. Mula-mula memecahkan kacanya, kemudian mematahkan
kayu yang membagi jendela itu menjadi dua kaca.
"Tak ada lampu di dalam sana?" ia berseru melalui jendela yang
telah terbuka. ??Mereka tak mau meninggalkan korek api," jawab wanita itu.
??Kukira mereka takut kalau ada orang yang melihat asap kalau-kalau
aku membakar pondok ini."
??Barangkali ada senter di mobil," kata Nancy. ??Grace adalah
orang yang selalu membawa perlengkapan. Aku yakin hal itu."
"Biar kuambilnya," kata Ned. "Aku tak ingin masuk tanpa
mengetahui apa yang hendak kuperbuat. Kaca itu tentu sudah
bertebaran ketika kupecahkan." Sementara ia lari ke mobil, Nancy
memperkenalkan diri. Ia merasa lega ketika mengetahui bahwa wanita
yang ada di dalam itu ternyata memang Lorna Buckman. Ned kembali
dengan membawa senter kecil. Senter itu lalu dipegang Nancy,
sementara Ned membantu Jennifer, kemudian ibunya keluar memanjat
dari jendela. Baru setelah mereka duduk di mobil dengan selamat Nancy
bertanya: ??Bagaimana engkau dapat sampai di pondok itu, Lorna?
Siapakah orang-orang itu? Dan mengapa mereka sampai menculik
engkau dan Jennifer?"
Lorna mendesah. Ia adalah wanita yang cantik, wajahnya mirip
sekali dengan anaknya. Tetapi ia kelihatan lemah. Bahkan di cahaya
remang-remang Nancy dapat melihat lingkaran-lingkaran hitam di
sekeliling matanya serta garis-garis kerut di wajahnya. Kelihatannya
ia sudah kehabisan tenaga.
"Nama mereka Barry dan Fred Mathews. Yang perempuan
bernama Elinor. Kukira isteri Barry."
??Mathews?" Nancy menggumam sambil mengernyit.
??Tetapi.... " "Pertama-tama aku bertemu dengan wanita itu. Ia datang ke
rumah pada Rabu sore, menanyakan tentang keluargaku. Kukira ia
seorang dari asuransi lagi. Semenjak kecelakaan, aku telah berbicara
dengan selusin dari mereka, jadi"
"Lalu bagaimana?" Nancy memotong bertanya.
"Ya, kukira aku mengatakan apa yang hendak dia ketahui,
sebab dengan mendadak ia pergi ke pintu dan membukanya. Kedua
orang itu masuk. Mereka membawa aku ke pondok."
??Mengapa?" tanya Nancy.
"Aku tak mengerti," jawab Lorna. Ketika pandangannya
bertemu dengan pandangan Nancy, gadis detektif itu tahu bahwa ia
telah berkata yang sebenarnya. ??Kuminta mereka mau
mengatakannya kepadaku. Kukatakan kepada mereka, bahwa aku tak
mempunyai uang. Tetapi mereka hanya menertawakan aku. Mereka
selalu saja berkata bahwa ibuku berkata lain kepada mereka."
"Apa maksud mereka dengan itu?" tanya Nancy. ??Tentunya
menakutkan sekali bagimu."
??Memang mengerikan. Mereka meninggalkan aku di sana
untuk beberapa hari seorang diri. Kukira mereka tak akan kembali
lagi, dan aku hampir tak dapat bernapas. Hanya sedikit saja udara
yang masuk." ??Apakah mereka memberi engkau makanan, Bu?" tanya
Jennifer yang duduk menggelendot di sisinya.
??Mereka memberikan bahan makanan kalau hendak pergi.
Katanya, mereka dapat menahan aku untuk selamanya tanpa ada orang
yang mengetahuinya. Mereka malah tak perlu mengunci pintu.
Semenjak kecelakaan mobil itu aku tak dapat berjalan lebih dari
beberapa meter tanpa harus berbaring mengaso. Tak mungkin aku
melarikan diri." Ia berhenti, dan baru beberapa menit kemudian ia
bertanya. ??Bagaimana kalian dapat mencari aku?"
Nancy segera menjelaskan pertemuannya dengan Jennifer di
lapangan terbang, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi semenjak itu.
Ia mengakhiri dengan bertanya:
??Berapa lama lagi menurutmu, mereka akan memeriksa pondok
itu lagi?" ??Mereka mengatakan akan mengunjungi kami setelah beberapa
hari lagi," jawab Jennifer. Untuk pertama kali sejak dibebaskan ia
berbicara seperti biasanya.
??Tahukah engkau di mana engkau berada, Lorna?" tanya
Nancy. ??Maksudku, di mana letak pondok itu sebenarnya?"
"Ya. Aku dapat menerkanya. Aku memang belum pernah
melihat pondok itu sebelumnya, tetapi aku telah sering mendengar
dari paman Pete dan bibi Diane. Beberapa tahun sejak perkawinan
mereka, mereka tinggal di sana."
Nancy tergagap dan suaranya sedikit goyah ketika ia bertanya:
??Paman Pete dan bibi Diane tinggal di pondok itu?"
18 Jawaban yang Mengejutkan Pada saat mereka tiba di pinggiran kota Cheyenne, seluruh
cerita telah terungkap. Nancy hampir tak dapat menahan diri, terlalu
gempar baginya. ??Engkau tentu anak Clarinda Winthrop," ia menggumam
berulang-ulang. "Aku hampir tak mempercayainya. Sudah selama ini
aku bersama cucu-buyut Arlo Winthrop, dan aku tak pernah
menyangkanya." "Nama ibuku Lindy Greenfield," Lorna membantah. "Dulu
bernama Lindy Thorpe sebelum menikah dengan ayah."
??Mereka tentu telah merubah nama mereka dari Catlin menjadi
Greenfield setelah pergi dari Cheyenne," kata Nancy. ??Tetapi kalau
kita nanti sampai di rumah, akan kutunjukkan padamu beberapa potret
Clarinda Winthrop. Kukira engkau akan melihatnya bahwa dialah
ibumu." "Aku tak mengerti sama sekali tentang hal ini," Lorna
membantah. ??Siapa itu Catlin?"
Dengan hati-hati Nancy menjelaskan apa yang diketahuinya
tentang kehidupan Clarinda di Cheyenne. Kemudian ia mendengarkan
ketika Lorna menceritakan masa kanak-kanaknya dan menjadi besar
di California dengan nama keluarga Greenfield. Kenang-kenangannya
cukup menggembirakan, namun ia merasa lega Nancy dapat mengisi
kesenjangan pada kehidupan keluarganya.
"Aku selalu heran mengapa aku tak mempunyai keluarga selain
ibu dan ayah," Lorna mengaku. ??Maksudku, paman Pete dan bibi
Diane Spencer hanya merupakan saudara angkat saja, teman lama dari
orangtuaku." "Nah, sebenarnya engkau mempunyai keluarga," Nancy
meyakinkannya. ??Seorang kakek yang sangat ingin bertemu
denganmu dan ibumu."
*********** ??Hendak ke mana kita sekarang?" tanya Ned ketika mereka
memasuki Cheyenne. Ia melambatkan sedikit jalan mobilnya ketika
mereka memasuki lalu-lintas yang masih ramai. ??Maksudku, di mana
mereka dapat tinggal dengan aman?"
"Di rumah Grace," jawab Nancy tanpa ragu- ragu. "Kita dapat
langsung masuk ke garasi. Jadi tak ada seorang pun yang melihat
mereka di dalam mobil ... kalau-kalau rumah Grace diawasi."
"Diawasi?" Lorna menoleh ke belakang. ??Mengapa engkau
harus diawasi? Maksudku, mereka telah menyekap aku dan Jennifer di
pondok, maka untuk apa" Ia berhenti, lalu bertanya: ??Apakah
engkau mengetahui sesuatu tentang orang-orang itu, Nancy?"
Nancy mengangguk. ??Kecuali kalau aku salah duga, Barry dan Fred Mathews adalah
anak-anak Tom Mathews, orang yang bekerja pada kakekmu. Jadi
barangkali masih saudara sepupumu, Lorna."
??Saudara sepupuku?" Ketidakpercayaan itu terdengar berat
pada suaranya. ??Tetapi mengapa?"
??Kakekmu sudah tua dan sakit-sakitan. Tom Mathews dan
isterinya yang sudah bertahun-tahun merawatnya, dan aku yakin
bahwa pak Mathews selalu mengird bahwa ia akan menjadi ahliwarisnya. Sekarang pak Mathews sedang mencari anak perempuan
kakek Winthrop, Clarinda, yang sudah lama hilang. Kalau ia
menemukannya" Nancy tak melanjutkan kata-katanya.
??Tetapi mengapa mereka menculik aku dan Jennifer?" tanya
Lorna. ??Maksudku, aku masih belum yakin bahwa ibuku adalah
Clarinda Winthrop yang kaukatakan itu."
"Aku memang belum merasa pasti," Nancy mengakui. ??Tetapi
kukira kita akan segera mengetahuinya bila kita menelepon ibumu.
Sekarang kalian berdua lebih baik meringkuk bersembunyi, kalaukalau"
Nancy kembali melihat ke depan, berpura-pura tak
menghiraukan tempat duduk belakang sementara mobil menuju ke
garasi rumah Grace. ??Biarlah aku yang membuka pintunya," katanya kepada Ned. Ia
sudah keluar dari mobil sebelum Ned sempat membantah. Ketika ia
membuka pintu tersebut, ia melihat sebuah mobil yang tak dikenal
diparkir di depan rumah. Setelah mereka berada di dalam garasi dan Nancy telah
menutup pintunya, Nancy meminta Lorna dan Jennifer untuk
menunggu dulu. Tetapi sebelum ia selesai mengatakannya, Grace
membuka pintu yang menuju ke dapur.
??Nancy, Ned! Kaliankah itu?" ia bertanya sambil menyalakan
lampu garasi. ??Jennifer!" ia berseru ketika melihat gadis kecil itu
keluar dari mobil. Sesaat kemudian mereka telah berada di ruang dapur yang besar
menyenangkan. Mereka minum coklat hangat sambil berbicara dengan
pak Westmorlin yang tetap menemani Grace setelah mengantarkannya
pulang. Ia banyak bertanya tentang Leroy dan Lindy, dan dengan
gembira menceritakan anekdot-anekdot tentang kedua suami-isteri itu
sebelum pergi dari Cheyenne.
Nancy menyandarkan diri di kursi sambil menghela napas,
untuk pertama kali dapat bersantai sedikit semenjak ia mendengar
jeritan Grace pada waktu menari.
??Sayang sekali sudah begini malam," katanya. ??Sebenarnya
aku ingin sekali menelepon ibumu, Lorna."
"Di California waktu satu jam lebih cepat," Ned
mengingatkannya. ??Apakah setengah sebelas terlalu malam untuk
menelepon ibumu, Lorna?"
Lorna memandangi potret-potret yang diberikan oleh Nancy,
lalu menggelengkan kepalanya.
??Kukira belum," jawabannya. "Ia jarang tidur sore-sore, dan
kukira ia sedikitnya merasa khawatir dengan keadaanku. Biasanya aku
menulis atau menelepon dia seminggu sekali, tetapi akhir-akhir ini ..."
Ia tak melanjutkan kata-katanya.
Percakapan telepon itu menjadi percakapan yang lama,
menggembirakan. Namun juga mengungkapkan kejutan-kejutan, baik
bagi Lorna mau pun Nancy. Peristiwa-peristiwa masa silam memang
banyak sesuai dengan dugaan Nancy, tetapi Clarinda memberitahukan
sesuatu yang membuat dahi Nancy berkerut.
"Aku sudah pernah menghubungi ayah dua tahun yang lalu,
nona Drew," katanya. "Aku melihat namanya di sebuah surat kabar.
Kukira ia telah menjadi lunak setelah bertahun-tahun itu, maka
kukirimkan sebuah surat yang panjang. Kuceritakan segala-galanya
tentang kehidupanku dan tentang cucunya beserta buyutnya."
??Anda telah menghubunginya?" Nancy tertegun. ??Tetapi
beliau tak pernah mengatakannya. Apakah anda benar-benar telah
berbicara dengannya?"
"Aku mendapat surat balasan, mengatakan bahwa ia tak mau
tahu tentang aku atau keluargaku. Jelaslah bahwa ia sama sekali tak
memberi ampun kepadaku." Suara Clarinda mengungkapkan rasa
sakit hatinya. ??Nyonya Greenfield, ayah anda telah menyebar detektifdetektif untuk mencari anda belum sampai enam bulan yang lalu.
Bahkan beliau telah meminta ayahku minggu yang lalu untuk mencari
anda pula. Untuk apa beliau berbuat ini kalau beliau telah mengetahui
anda di sini?" tanya Nancy. ??Apakah anda yakin bahwa surat itu
memang dari beliau? Apakah memang tulisan tangannya?"
??Surat itu diketik," jawab Clarinda, suaranya berubah. "Aku
memang sudah merasa heran pada waktu itu, tetapi tandatangannya
persis seperti tulisan tangannya. Jadi ..."
Nancy menghela napas. "Aku sangat meragukan bahwa ayah anda telah melihat surat
anda, nyonya Greenfield. Aku mendapat perasaan bahwa orang-orang
yang telah menawan anak anda itu telah pula menahan surat anda.
Tom Mathews melakukan segala tugas-tugas urusan pak Winthrop.
Jadi barangkali ia juga membuka segala surat-surat yang tertuju
kepada beliau." ??Menurut engkau, apa yang harus kulakukan, nona Drew?"
tanya Clarinda. "Dan bagaimana tentang Lorna dan Jennifer? Apakah
mereka masih menghadapi bahaya?"
??Untuk malam ini mereka cukup aman di sini," kata Nancy,
namun pikirannya berputar mencari rencana-rencana. ??Tetapi kukira
justru ayah anda yang menghadapi bahaya, terutama setelah Barry dan
Fred mengetahui bahwa Lorna dan Jennifer telah melarikan diri dari
pondok." ??Tentunya engkau tak memperkirakan bahwa mereka akan
mencelakai ayah, bukan?"
??Ayah anda sangat kaya, nyonya Greenfield," Nancy
mengingatkan. ??Banyak orang yang benar-benar serakah."
??Bagaimana caranya aku dapat melindungi dia?"
"Aku sedang merencanakan untuk menelepon polisi River
Heights untuk melindungi beliau. Tetapi kukira tak ada jeleknya kalau
anda juga sekaligus terbang ke timur. Kukira sangatlah penting bagi
anda untuk dapat segera bertemu dengan ayah anda. Anda dapat
bertemu dengan Lorna dan Jennifer di Denver besok pagi, sebelum
siapa pun di sini tahu apa yang telah terjadi. Apakah anda dapat
melakukan hal itu?" ??Tentu." Tak ada kesangsian lagi kini pada suara Clarinda
Winthrop. ??Leroy dan aku segera akan menelepon. Aku juga akan
memberitahu kepadamu bila kami telah mendapat tempat duduk.
Tetapi apakah cukup aman bagi Lorna dan Jennifer jika terlihat pergi
meninggalkan Cheyenne?"
"Itu merupakan bagian dari rencanaku," Nancy melanjutkan.
"Ned, temanku, akan mengantarkan dia ke Denver, sementara aku
tinggal di sini dan berpura-pura melindungi Jennifer. Kalau kita
beruntung, aku dapat membuat mereka sibuk membayangi aku hingga
mereka tak sempat menengok ke pondok. Jika anda beserta ayah anda
telah aman, polisi dapat mulai memburu Barry dan Fred."
Waktu telah lewat tengah malam ketika segala rencana itu
terselesaikan, dan semua pergi ke kamar tidur. Tetapi bagi Nancy
rasanya sangat lebih melegakan daripada beberapa hari yang terakhir.
Semuanya nampak seperti berjalan dengan mulus.
??Nancy," panggil Grace di tengah tangga.
??Ada yang tak beres?" tanya Nancy, melihat Grace mengernyit.
"Aku lupa mengatakan kepadamu. Ada telepon tadi, dari
pengurus rumah tanggamu." Grace mendesah. "Ia menelepon begitu
aku tiba di rumah dan aku mencatatnya. Tetapi ketika aku bersama
Jennifer dan ibunya masuk tadi, aku menjadi lupa sama sekali untuk
mengatakannya kepadamu."


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apa kata Hannah?" tanya Nancy. ??Apakah ia sudah
mendengar berita dari ayah?"
"Yah, kata-katanya kurang terperinci, tetapi justru itulah ia
menelepon. Katanya ia telah menerima sepucuk surat lagi dari
ayahmu, dan ia ingin agar engkau juga mengetahuinya. Kukatakan
kepadamu bahwa engkau tentu akan menelepon begitu engkau
pulang." Nancy melirik ke arlojinya dan menahan diri untuk
mendesah. ??Sekarang sudah terlalu malam untuk menelepon dia," katanya.
??Kukira baik kutunggu dulu, dan besok pagi segera akan kutelepon."
"Aku pasti hal itu tentu baik," kata Grace. ??Maksudku, aku
mengatakan kepadanya, bahwa engkau sedang melacak, dan mungkin
akan terlambat pulang."
??Selama ia masih dapat mendengar berita dari ayah, semuanya
masih kita kuasai," Nancy membenarkan. ??Terima kasih."
"Aku hanya menyesal telah melupakannya."
"Aku gembira bahwa engkau tak mendapat celaka ketika
mereka menculik Jennifer. Kami sangat khawatir mengenai engkau,"
kata Nancy. ??Mereka memukul aku secara mendadak," kata Grace. "Baru
semenit aku menonton engkau menari, menit berikutnya aku telah
terkapar di tanah dan mereka lari membawa Jennifer."
"Yah, rupanya itulah yang terbaik, karena mereka telah
menuntun kita ke Lorna," kata Nancy.
"Kini mereka telah selamat dan misteri telah terungkap. Engkau
dapat tidur dengan tenang, Nancy." Grace tersenyum kepadanya.
??Nampaknya itulah yang terbaik," Nancy membenarkan.
??Selamat malam, dan terima kasih atas semuanya. Engkau benarbenar telah membantu mengungkapkan misteri ini."
"Aku justru gembira karena semuanya berakhir dengan baik,"
seru Grace sementara Nancy melangkah ke kamar tamu yang lebih
kecil. Ia memindahkan barang-barangnya, agar Lorna dapat tidur
bersama Jennifer. "Aku juga," Nancy mengiakan. Namun langkah-langkahnya tak
seringan semula, sebab ia yakin bahwa Hannah bukan menelepon
hanya karena surat biasa saja. Ia sangat khawatir ayahnya mengalami
sesuatu! 19 Surat Palsu Karena resah, Nancy bangun pagi-pagi sekali, lalu turun untuk
menggunakan telepon yang ada di dapur, hendak menelepon ke River
Heights. Hannah menjawab setelah berdering dua kali. Jelaslah,
Nancy bukannya telah membangunkan dia seperti yang dikhawatirkan
semalam. ??Senang sekali mendengar suaramu," kata Hannah. "Aku sudah
gelisah ketika engkau tak membalas menelepon tadi malam. Engkau
tidak menghadapi bahaya yang besar, bukan, Nancy?"
Nancy terpikir sejenak akan kereta yang terlepas dan tanduk
sapi yang mengancam. Namun segera ia mengusir segala ingatan
demikian. Itu sudah lampau sekarang.
??Semuanya telah kukuasai di sini," ia menghibur pengurus
rumah tangga itu. "Aku hanya pulang agak terlambat dan aku tak
ingin membangunkan engkau."
??Engkau boleh saja menelepon setiap waktu, setelah pak
McGinnis menelepon kemari dan setelah surat itu datang," kata
Hannah. "Apa maksudmu?" tanya Nancy, rasa takutnya meningkat.
??Ada sesuatu yang menimpa ayah?"
Daripada menjawab, Hannah hanya mendesah.
"Aku tak tahu," akhirnya ia mengaku. "Polisi itu mengatakan
bahwa ia berusaha menelepon engkau, tetapi ketika tak berhasil ia lalu
menelepon aku. Rupa-rupanya Polisi Kanada mengatakan kepadanya
bahwa Chain Creek Lodge telah ditutup selama beberapa tahun ini."
"Apa?" Nancy tergagap.
??Tidak hanya itu. Biarkanlah aku membaca suratnya, dan
cobalah katakan nanti apa yang harus kuperbuat." Terdengar suara
kertas, kemu-dian Hannah mulai membaca:
Hannah tersayang, Aku menulis ini untuk minta bantuanmu.
Jejak yang kuikuti di Chain Creek Lodge di Kanada ini berakhir
dengan menyedihkan. Clarinda Winthrop telah meninggal, tak
meninggalkan ahli waris. Aku masih akan tinggal beberapa hari lagi untuk menyelesaikan
segala sesuatu, tetapi aku ingin engkau menghubungi pak Winthrop,
dan tolong sampaikan berita ini.
Daerah di sini sangat menyenangkan
"Apa?" Nancy menyela. "Apa katamu tentang Clarinda
Winthrop?" ??Katanya ia telah meninggal," jawab Hannah. ??Karena itulah
aku menelepon engkau. Kurasa tidak sepantasnyalah kalau aku yang
menyampaikannya kepada pak Winthrop."
"Ah, Hannah. Aku jadi tak mengerti," Nancy menggumam,
pikirannya bekerja keras.
??Justru karena pak Winthrop sedang tidak sehat," Hannah
melanjutkan. Ia tak mengerti mengapa Nancy bingung. ??Berita
seburuk itu mungkin akan menyebabkannya lebih parah. Aku sudah
hendak menelepon Mathews, tetapi "
Ia berhenti sebentar. ??Apakah menurutmu berita ini dapat
ditunda sampai ayahmu dan engkau pulang?"
??Lebih lama dari pada itu," sahut Nancy. ??Syukurlah engkau
tak jadi menelepon."
"Apa maksudmu?" tanya Hannah.
??Hannah, aku sudah berbicara dengan Clarinda melalui telepon
tadi malam. Anak dan cucunya ada di rumah ini pada saat ini. Teman
cilikku Jennifer adalah buyut Arlo Winthrop."
??Tetapi ayahmu bilang ..." Hannah membantah. Suaranya
terdengar sama bingungnya seperti Nancy.
"Apa lagi isi surat itu?" tanya Nancy. "Apakah mengatakan
sesuatu lagi tentang di mana ayah berada atau apa yang sedang
dilakukan?" ??Ada hampir satu halaman tentang gunung-gunung, bungabunga dan danau yang tak jauh dari penginapan. Tetapi rupanya
seperti dicontoh dari sebuah brosur biro perjalanan." Ia berhenti
sebentar, lalu melanjutkan: ??Nancy, ia tak pernah menyebutkan
namamu. Apakah ia telah menelepon engkau dan mengatakan
kepadamu agar menghentikan pencarianmu?"
"Aku tak pernah berbicara dengannya semenjak yang sudah
kukatakan kepadamu itu," jawab Nancy, lalu bertanya: ??Apakah itu
tulisan tangannya?" "Aku merasa pasti," jawab Hannah. ??Itulah yang mula-mula
kupikirkan ketika aku membacanya. Maksudku, isinya seperti apa
yang biasanya ia tulis. Maka aku lalu mengeluarkan beberapa helai
surat-surat lama dan membundingkan tulisannya. Ternyata mirip
sekali." Nancy menggigit bibirnya, rasa takut merasuki dirinya.
??Sudah berapa lama surat itu diposkan?"
"Tiga, bukan, empat hari yang lalu."
"Dan ia mengatakan akan tinggal beberapa hari lagi?"
??Betul," Hannah membenarkan, lalu bertanya: "Apa yang
engkau ingin lakukan, Nancy?" Nancy berpikir sejenak, lalu membuat
keputusan. "Sama sekali diam saja," jawabnya tegas. ??Berpura-puralah
engkau tak pernah menerima surat itu."
??Engkau pasti?" Hannah berhenti sebentar, kemudian ingat apa
yang pernah dikatakan Nancy terlebih dulu. ??Engkau sudah
membongkar misteri itu? Engkau benar-benar sudah menemukan
Clarinda Winthrop?" Nancy dengan singkat menjelaskan penahanan Lorna dan
penyelamatannya tadi malam, lalu mengakhiri:
??Karena itulah aku tak ingin engkau menghubungi pak
Mathews sama sekali. Aku ingin kedatangan Clarinda akan
mengejutkannya!" ??Kedatangan Clarinda?"
Nancy membentangkan rencana-rencana yang telah mereka
susun, namun pikirannya masih saja tertuju kepada ayahnya.
Kenyataannya bahwa orang yang ada di penginapan itu telah
mengatakan bahwa ayahnya telah pergi, sedangkan surat itu
menyebutkan bahwa ia masih hendak tinggal beberapa hari lagi,
membuat dia menggigil ketakutan.
"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Hannah.
??Begitu Ned pergi mengantarkan Lorna dan Jennifer ke
Denver, aku akan mengambil pesawat ke Kanada. Aku akan pergi ke
Chain Creek Lodge untuk mengetahui apa yang terjadi pada ayah."
"Ah, Nancy! Kukira"
"Aku akan menelepon engkau dari Kanada nanti malam," kata
Nancy kepadanya. "Atau paling tidak besok malam."
Dalam waktu satu jam Nancy telah mengajukan rencananya
meskipun mendapat sanggahan Ned dan Grace. Mereka tak setuju
Nancy melakukan tugas itu seorang diri. Namun ketika ia menyatakan
pentingnya serta perlunya kerahasiaan, mereka membenarkan, bahwa
dalam beberapa hal akan jauh lebih aman dari pada kalau ia
menunggu. ??Grace mempunyai banyak rambut palsu di loteng," kata
Nancy ketika menjelaskan rencananya. "Aku sudah melihatnya ketika
mencari topi untuk kupakai di arak-arakan. Ada sebuah yang dapat
dipakai oleh Lorna hingga sedikit mirip dengan aku, paling tidak dari
kejauhan." Lorna mengernyit. ??Bagaimana itu dapat menolong?" ia bertanya.
??Kakak beradik Mathews tak akan heran melihat engkau
bersama Ned keluar bermobil," kata Nancy. "Atau, mereka tak akan
mengiranya, menyangka bahwa Ned dan aku yang sedang pergi.
Jennifer dapat berbaring di lantai mobil belakang sampai di luar kota."
??Engkau yakin bahwa mereka selalu mengamati kita?" tanya
Ned. Nancy mengangguk. ??Mereka rupanya selalu ada di mana kita berada," ia
mengingatkan. ??Bagaimana pun mereka tak akan bersusah-susah
mengikuti engkau sampai jauh ke luar kota. Mereka yakin bahwa
engkau akan kembali lagi kemari."
Ned dan Grace dengan segan-segan mengangguk.
"Lalu apa yang hendak kau kerjakan?" tanya Grace.
"Aku akan memakai wig hitam yang panjang, lalu pergi ke
tetangga sebelah dan memanggil taksi untuk pergi ke lapangan
terbang. Dengan cara itu kakak beradik Mathews tak akan curiga
sampai sudah terlambat bagi mereka untuk dapat menimbulkan
kesulitan lagi." ??Tetapi bagaimana dengan engkau?" tanya Ned. "Aku tahu,
ayahmu tak akan setuju engkau terbang seorang diri ke Calgary."
??Demikian engkau mendengar dari nyonya Greenfield bahwa
ia telah selamat bersama ayahnya, engkau dapat mengambil pesawat
berikutnya ke Kanada," kata Nancy. ??Yang terpenting sekarang ini
adalah jangan sampai ada orang yang mencelakai pak Winthrop. Dan
satu-satunya jalan yang paling meyakinkan untuk melindungi beliau
adalah menjaga jangan sampai Mathews mengetahui bahwa kita telah
mengungkap komplotan mereka. Aku akan menelepon polisi River
Heights sebelum berangkat, memberitahu mereka apa yang
sebenarnya telah terjadi. Mereka harus mengawasi Mathews tanpa ia
menyadarinya." ??Dapatkah aku ikut engkau ke Calgary?" Grace mengajukan
diri. Nancy memeluknya. "Aku akan sangat senang kau temani, tetapi engkau harus tetap
tinggal di sini, dan berpura-pura bahwa engkau masih mempunyai dua
orang tamu. Terimakasih atas tawaranmu."
Rencana itu berlangsung dengan cukup berhasil. Nancy yang
mengamati dari loteng, melihat mobil musuh keluar dari jalan
samping dan bergerak mengikuti mobil Grace.
Setelah mereka tak nampak lagi, Nancy mengambil napas
dalam-dalam dan turun ke bawah. Sambil berharap bahwa yang telah
dilakukan itu benar, ia memakai wig, mengenakan pakaian yang
sengaja terlalu besar, dan sambil menenteng kopor kecil ia turun ke
lantai bawah. Grace telah menelepon taksi, dan telah mengatur agar Nancy
dapat berangkat dari rumah tetangga. Ia hanya harus melintasi
halaman belakang, masuk ke halaman tetangga. Nyonya yang
memperkenankan dia ke rumahnya melihatnya dengan heran, tetapi
mengucapkan selamat jalan dengan riang.
??Selamat menikmati hari yang baik!" Rupanya Grace telah
meminta kepada nyonya itu agar jangan mengajukan pertanyaan apa
pun. Nancy selalu mengawasi ke belakang sepanjang perjalanan ke
lapangan terbang. Ia selalu ketakutan diketahui, sampai ia naik ke
pesawat. Setelah pesawat meluncur barulah hatinya tenteram, merasa
aman dari pengawasan dan mulailah melakukan sebuah perjalanan.
Tetapi untuk apa? Apakah yang akan ditemukan bila akhirnya
ia sampai di penginapan? Apakah ayahnya masih ada di sana? Lalu
apa yang dapat dilakukannya kalau ayahnya ternyata tidak ada?
Pertanyaan-pertanyaan itu menyiksa batinnya selama perjalanan
yang jauh ke utara, namun tak satu pun jawaban yang diperolehnya.
Ketika pesawat mendarat di Calgary, ia hanya dapat berharap bahwa
ia telah berlaku benar. Ia langsung menuju ke tempat mobil sewaan, memilih sebuah
mobil dan mendapatkan informasi pertama. Ayahnya juga telah
menyewa sebuah mobil dari perusahaan itu, dan ia belum
mengembalikannya? Pegawai perusahaan itu menuliskan nomor mobil yang disewa
pak Drew, dan memberikan pula peta dari daerah tersebut serta
menunjukkan jalan-jalan ke Chain Creek untuknya.
"Aku tak mengerti mengapa engkau hendak ke sana," kata
pegawai itu sambil memberikan peta. ??Tempat itu sedang ditutup."
"Aku tahu," kata Nancy tanpa memberikan penjelasan.
??Terima kasih atas bantuanmu." Ia mengambil kopor, tas dan kuncikunci. Setelah duduk di mobil yang kecil, ia membentangkan peta
pada tempat duduk di sebelahnya dan berangkat pada cuaca siang
yang hangat. Ia berketetapan hati untuk mengetahui apa yang telah
terjadi atas ayahnya sebelum matahari silam.
Daerah itu memang indah seperti yang ditulis oleh ayahnya.
Tetapi Nancy tidak sedang menikmatinya. Sementara itu ia mengikuti
jalan yang semakin lama menjadi semakin sempit. Hari sudah hampir
menjelang senja ketika ia melihat papan nama yang menyebutkan
bahwa Chain Creek Lodge tinggal tiga kilometer lagi di ujung jalan
yang berbatu-batu. "Nah, inilah dia," Nancy berkata pada diri sendiri. Mobilnya
melonjak-lonjak di jalan, namun ia tak mau melambatkan jalannya
sampai ia melihat atap rumah di antara pohon-pohonan.
Ia segera meninggalkan jalan, lalu memarkir mobilnya di
kegelapan bayangan pohon-pohon cemara. Masih duduk di dalam
mobil, ia berganti pakaian, memakai celana jeans dan kemeja yang
berwarna gelap. Kemudian ia turun dan berjalan kaki menuju ke
penginapan, mengendap-endap di balik pohon dan semak agar orang
yang ada di dalam penginapan jangan sampai melihatnya.
Cukup lama juga mengitari seluruh bangunan itu, namun Nancy


Nancy Drew Pencarian Ahli Waris Karya Carolyn Keene di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendapat imbalannya: ia melihat dua buah mobil diparkir di belakang.
Sebuah berupa kendaraan untuk segala macam jalan yang sebuah lagi
kembaran dari mobil yang disewanya sendiri dan bernomor yang
disewa ayahnya. Nancy mundur ke balik serumpun pohon-pohonan kecil.
"Haa, jadi ia masih ada di sini," ia berbisik pada diri sendiri.
??Tetapi di mana?" Seperti suatu jawaban, pintu terbuka di bagian belakang dan
seorang laki-laki keluar.
"Siap untuk makan, pak Drew?" ia bertanya. Suara itu terdengar
jelas di udara pegunungan yang hening.
Nancy menjadi gugup dan mengintip tempat yang terbuka.
Untuk pertama kalinya dilihatnya seseorang terbaring di kursi malas
di teras. Ia menjadi cemas ketika mendengar suara ayahnya seperti
orang mimpi saja. TEENLITLAWAS.BLOGSPOT.COM
"Kukira begitu. Apa hidangannya?"
"Aku telah memasak ikan yang kutangkap pagi ini," orang itu
melanjutkan. "Anda hendak makan di luar sini?"
"Baik." Jawaban itu terdengar tanpa gairah ? hampir seperti
menggumam, dan ayahnya tak mau menggerakkan tubuhnya.
"Aku akan mengambil nampan. Kalau sudah anda harus minum
pil tidur lalu masuk."
??Jangan lagi diberi pil," ayahnya merengek. "Aku sudah
mengantuk sekali sekarang. Jangan diberi pil lagi aku."
Nancy membekap mulutnya sendiri agar jangan menjerit.
Ayahnya dibius, dan tak berdaya! Entah bagaimana, ia harus
membebaskan dia! 20 Gembira Berkumpul Kembali
Nancy menyelinap mengitari rumah dengan hati-hati, mengintip
lewat jendela-jendela, ingin tahu apakah di dalam masih ada orang
lain lagi. Nampaknya tidak, karena perabotan rumah nampak masih
ditutup dengan kain penahan debu. Satu-satunya cahaya hanya datang
dari dapur. Setelah menimbang-nimbang gerakan selanjutnya, Nancy
kembali ke tempat parkir dan menyelidiki kedua kendaraan. Masih
belum yakin akan apa yang harus dilakukannya, namun sadar bahwa
mereka harus membebaskan diri secepat mungkin. Nancy menuju ke
mobil yang satu, kemudian ke mobil yang lain. Ia mengempeskan ban
belakang kedua kendaraan tersebut!
Itu akan melambatkan musuh untuk mengejar aku, pikirnya.
Dari arah kanan ia mendengar orang itu memanggil ayahnya ke meja
kayu merah di tengah teras. Nancy menunggu sambil bersembunyi,
sampai ayahnya terdengar menggumamkan sesuatu seperti
mengatakan haus. Orang itu masuk untuk mengambil es teh. Sambil
menyilangkan kedua jari telunjuknya, Nancy berlari maju, berhenti
sebentar di pinggir teras, jelas dilihat oleh ayahnya.
Ayahnya mendongak perlahan-lahan. Untuk sejenak Nancy
cemas bahwa ia tak mengenali dirinya. Kemudian nampak senyuman
di wajah ayahnya dan ia hendak membuka mulut. Nancy cepat-cepat
memberinya isyarat agar diam saja. Ayahnya nampak sedih dan
bingung ketika Nancy melompat mundur, kembali ke balik dinding
kayu penginapan, tepat pada saat orang itu keluar dari pintu.
"Nah, ayo jalan, pak Drew," katanya sambil meletakkan
secangkir teh di meja. ??Beberapa lama lagi aku harus tinggal di sini?" tanya ayahnya.
??Beberapa hari lagi cukup baik," jawab orang itu. ??Jangan
khawatir. Anda telah mau bekerja sama, bila saatnya tiba anda akan
dibebaskan." ??Untuk apa kau lakukan ini?"
??Janganlah bertanya," tukas orang itu. ??Tinggallah tenangtenang saja dan anda tak akan mengalami kecelakaan."
Nancy menggigit bibir bawahnya, lega bahwa ayahnya masih
jernih pikirannya hingga tak menyebutkan kehadirannya pada
penjaganya. Namun ia cemas akan penderitaan ayahnya bila terus
dibius. Tetapi bagaimana ia dapat membebaskannya? Ia melihat ke
sekeliling. Pandangannya tertarik pada sebuah gudang kecil, tidak jauh
dari rumah penginapan. Nancy merogohkan tangannya ke saku
mencari korek api. Ia menggerak-gerakkan sepatunya di rumputan dan
melihat bahwa rumput telah mulai basah akibat embun sore. Daerah di
sekitar juga terbuka. Tak ada pohon-pohonan dan rumputnya pendekpendek, sedangkan sungai yang memberikan namanya pada
penginapan ini juga dekat. Jadi sedikit kemungkinannya terjadi
kebakaran yang meluas. Nancy hanya berharap bahwa permainan
apinya cukup memberikan waktu untuk melarikan ayahnya cukup
jauh. Nancy bergegas ke tempat yang terbuka tersebut dan memeriksa
isi gudang. Dilihatnya tak banyak yang berharga. Beberapa potong
kayu ditumpuk pada satu sisi, beberapa peti kosong di sisi lain. Di
antaranya terdapat beberapa cangkul dan slang air, serta sejumlah
karung goni dan debu serta kotoran lain.
Sambil menggertak gigi, Nancy menyalakan sebatang korek api
dan diletakkannya di atas karung. Karung segera menyala dan cepat
meluas ke peti-peti dan kayu. Nancy mundur keluar dan lari ke
penginapan. Sambil menggedor-gedor pintu ia berteriak-teriak:
??Kebakaran! Kebakaran! Tolong! Tolong!"
Orang yang dilihatnya bersama ayahnya datang berlari-lari,
wajahnya merah karena marah.
??Untuk apa engkau ada di sini?" Ia bertanya sambil membuka
pintu. "Aku sedang bermobil lewat, lalu melihat asap," kata Nancy.
??Gudangmu terbakar." Ia menunjuk ke arah api yang kini dengan
lahapnya menjalar ke seluruh bangunan.
Orang itu menggerutu kasar dan mendorong Nancy ke samping,
lalu lari ke arah gudang. Nancy tak ragu-ragu barang sedetik pun. Ia
lari ke dalam, melintasi kamar-kamar yang apik, lalu keluar ke
belakang ke tempat ayahnya sedang duduk di dekat meja.
"Ayo, ayah," ia memanggil. "Kita harus lari sekarang!"
??Nancy?" Ia berkedip-kedip seperti burung hantu. ??Dari mana
saja engkau ini?" ??Nanti kuceritakan," Nancy berjanji. Tangannya menangkap
lengan ayahnya dan menariknya berdiri. "Ayo, kita harus cepat pergi."
"Aku tak tahu bahwa engkau ada di sini." Suaranya terdengar
mengantuk, tetapi ia patuh mengikuti. Hanya sekali ia berhenti,
menengok ke belakang ke orang yang sedang sibuk memadamkan api
dengan alat pemadam dan slang air. ??Apakah kita akan
membantunya?" ??Kali ini, jangan," jawab Nancy dengan geram, menarik
ayahnya ke mobil yang disembunyikan. Setelah sampai ia baru merasa
aman. Namun ia tak membuang-buang waktu lagi, memasukkan
ayahnya ke dalam mobil dan mengendarainya meninggalkan tempat
penginapan. Ayahnya jatuh tertidur sebelum mereka meninggalkan tanah
wilayah penginapan, bahkan sampai di pinggiran kota Calgary. Ketika
ia bangun, ia bangkit duduk perlahan-lahan, melihat ke sekeliling,
kemudian tersenyum. "Ha, jadi bukan mimpi," katanya. Suaranya terdengar jauh lebih
jelas sekarang. "Aku hampir saja takut membuka mataku."
"Apa yang telah terjadi, ayah?" tanya Nancy.
"Aku terperangkap. Begitu sederhana! Orang itu menemui aku
di penginapan sambil membawa pestol. Ia mengurung aku selama
beberapa hari. Ya, sampai ketika aku menelepon itu sebenarnya. Ia
ikut mendengarkan percakapan kita."
??Pantas sangat aneh kedengarannya," Nancy mengakui.
??Kemudian ia menyuruh aku menulis surat yang sinting itu
kepada Hannah. Hanya itu yang dapat kuingat. Setelah itu ia mulai
memberi aku pil-pil tidur dan" Ia mengangkat bahu. ??Kemudian
aku mendongak dan engkau ada di sana. Tahukah engkau apa saja
yang telah terjadi!"
??Tentu saja," kata Nancy. Hatinya merasa ringan sekarang,
mengetahui bahwa ayahnya tak menderita apa-apa. "Aku akan
menceritakannya kepada ayah bila sudah mendapatkan tempat
menginap dan memesan pesawat untuk besok. Aku juga masih harus
banyak menelepon. Banyak orang yang mengkhawatirkan keadaan
ayah, Iho." *********** Makan dan istirahat agak kurang dipikirkan selama dua belas
jam berikutnya, sementara Nancy menelepon Ned dan Grace, lalu
Hannah untuk menenangkannya serta mengatur penerbangan mereka
kembali ke River Heights. Ia juga mengatakan kepada ayahnya
seluruh peristiwa, kemudian mendengarkan ketika ayahnya
menelepon yang berwajib untuk mengatur penangkapan orang yang
ada di Chain Creek Lodge serta penangkapan Barry dan Fred
Mathews di Cheyenne. Telepon yang terakhir pada esok harinya dilu jukan ke River
Heights, dan setelah meletakkan gagang telepon, ia berpaling ke
Nancy sambil tersenyum. "Nah, Super Detektif," katanya. ??Engkau benar-benar telah
menyelesaikan suatu keajaiban kali ini."
"Apa maksud ayah?"
"Kita baru saja diundang ke rumah besar keluarga Winthrop
untuk pesta pertemuan keluarga, suatu pertemuan kembali berkat
jasamu." "Jadi pak Winthrop sudah sembuh?" tanya Nancy. ??Hannah
mengatakan bahwa beliau sedang sakit keras."
"Rupa-rupanya dengan kembalinya anak serta perawatan dari
keluarganya sendiri telah membuat perubahan besar. Atau barangkali
akibat dari kenyataan bahwa Tom dan Madge Mathews sudah tak
menguasai lagi rumah tangganya." Pak Drew nampak geram.
??Nampaknya Tom-lah yang menjadi otak di belakang semua ini,
bersama dengan kakaknya tentu saja, yang memimpikan usaha
menahan diriku di penginapan. Tom telah mengaku pada saat
berhadapan muka dengan Clarinda dan Lorna."
??Semua ini karena ia tak ingin Clarinda mendapatkan
warisannya?" tanya Nancy.
??Sudah jelas bahwa ia menghendaki seluruh kekayaan itu untuk
dirinya sendiri," jawab ayahnya. "Ia telah beberapa tahun mengurus
semua urusan pak Winthrop. Kuduga ia telah menyelewengkan sedikit
keuangan orang tua itu. Pak Winthrop tak mengetahuinya, tetapi
setelah bertahun-tahun barangkali telah menjadi jumlah yang besar.
Aku yakin bahwa Mathews takut kalau-kalau pembukuannya
diperiksa. Nah, apa pun alasannya, ia tentu harus menjawab banyak
pertanyaan selama beberapa bulan berikut ini, dan aku tak sangsi lagi,
semuanya tentu menyenangkan!"
??Pesta itu yang menyenangkan," kata Nancy. "Aku memang
benar-benar mengharap bertemu Clarinda Winthrop sendiri."
"Aku justru sangat berharap dapat pulang bersama anakku yang
berani dan cerdik," kata ayahnya. Ia merangkul pundak anaknya.
"Aku sangat bangga atas dirimu, Nancy, dan sungguh gembira telah
meminta bantuanmu untuk perkara ini."
Ketika ia berbicara itu, ia tak sadar bahwa suatu perkara lain
lagi telah mulai berkecamuk bagi Nancy!
"Aku pun gembira ayah telah meminta bantuanku," kata Nancy
sambil tersenyum menyeringai. "Rodeo itu penuh dengan
kesenangan!"END Brisingr 7 Pendekar Rajawali Sakti 165 Wanita Iblis Wasiat Di Puri Elang 1

Cari Blog Ini