Ceritasilat Novel Online

Kabut Di Telaga See Ouw 11

Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara Bagian 11

bebaskan aku, Peng Houw, jangan bawa aku ke

sana."

"Hmn, bagaimana ini," Peng Houw

menjawab, menggelengkan kepala."Kemarin

aku dituduh yang tidak-tidak, Hong Cu, aku

ingin membersihkan diri. Kalau kau mau baik
baik ke sana tentu saja aku senang. Bebas

boleh bebas, tapi kau harus kuserahkan

sucimu!"

Mata itu berkilat, tiba-tiba berapi. Dan

ketika Peng Houw melihat ini mendadak gadis

itupun membentak dan menyerangnya.

"Kalau begitu kau robohkan aku

kembali!"

Peng Houw berkelit dan menarik napas

panjang. Sekali gadis ini menyerang maka tak

akan sudah kalau belum roboh. Apa boleh

buat, iapun melayani. Dan karena1118

kepandaiannya jauh lebih tinggi dan iapun tak

mau berlama-lama akhirnya sebuah totokan

melumpuhkan gadis itu.

"Tuk..!"

Hong Cu terguling dan mengeluh. Peng

Houw menyambarnya dan pemuda ini

meminta maaf. Lalu merasa bahwa tak ada

gunanye berlama di situ iapun berkelebat dan

memulai perjalanannya, kini langkahnya jelas

dan pasti, Sin-hong-pang.

"Aku menyesal tak dapat memenuhi

permintaanmu. Kalau nanti sucimu sudah

menerima dirimu boleh kau pergi lagi, Hong

Cu, sesukamu. Tapi sekarang harus pergi dulu

dan turut kata-kataku."

Gadis itu menangis. Ia tehu pemuda ini

tak akan menarik, niatnya,betapapun ia tetap

akan dibawa ke Sin-hong-pang. Dan ketika pagi

itu kembali gadis ini memaki-maki namun Peng

Houw mendiamkannya saja tiba-tiba tak lama

kemudian, gadis itu muntah-muntah.

"Huekk. huekk!"

Peng Houw terkejut. Lagi-lagi ia merasa

heran kenapa gadis itu muntah-muntah.1119

Seingatnya mereka belum mengisi perut,

belum sarapan. Dan ketika ia berhenti dan

meletakkan gadis itu di tanah, Hong Cu

menangis maka Peng Houw mengerutkan

kening melihat sesuatu gejala.

"Kau. . kau hamil?"

Pertanyaan ini diluncurkan begitu saja

tanpa sadar. Peng Houw tiba-tiba teringat

isterinya ketika tanpa sebab juga muntah
muntah, yakni ketika dulu isterinya hamil

muda. Maka ketika ia terlepas begitu saja dan

bertanya tanpa sadar, terkejut dan kaget

sendiri maka Hong Cu membelalakkan

matanya dan seketika merah padam.

"Kau. .. kau bicara apa?"

"Maaf," pemuda ini merobah sikap.

"Aku tak bertanya apa-apa, Hong Cu, hanya

heran oleh kejadian ini. Bukankah perutmu

kosong."

Gadis itu mengguguk. Sesungguhnya ia

tertampar oleh pertanyaan Peng Houw tadi,

diam-diam merasa bahwa sesuatu telah terjadi

di tubuhnya. Ada perobahan yang tidak

diketahuinya, asing akan tetapi cukup1120

mengganggu namun belum begi-tu besar. la

merasa mual-mual dan ingin muntah melulu.

Mukanya tiba-tiba pucat teringat kejadian di

gedung Sui-ta Ho-kian itu.. Dan karena iapun

bukan anak kecil dan tahu apa artinya itu,

resiko permainan semalam dengan Chi Koan

maka ia gelisah dan gugup, juga malu.

Untunglah Peng Houw tidak bertanya lagi

karena pemuda itupun rikuh. Apa urusannya

tentang ini. Maka ketika ia melanjutkan

perjalanan namun Hong Cu berkeruyuk, lapar

maka. ia berhenti lagi membuka buntalannya

itu.

"Kau muntah lagi, perutmu kosong.

Biarlah sarapan dulu dan berhenti sejenak."

Hong Cu diam saja, menggeleng. Gadis

ini pucat dan Peng Houw merasa kasihan.

Berdebarlah pemuda itu teringat Lui-thian-to
jit dan Ang-see-ciang yang dimiliki gadis ini.

Jangan-jangan Ohi Koan...ah, Peng Houw tak

melanjutkan dugaannya dan menyimpan

makanannya lagi, Gadis itu tak mau mengisi

perut, ia juga tak mau menyuapi. Dan karena

mereka sama-sama keras kepala dan Peng1121

Houw tak bermaksud memanja-manjakan lagi

maka pemuda itu menerusken perjalanan tapi

beberapa saat kemudian gadis itu kembali

muntah-muntah.

"Ah, ini tak wajar. Apa yang terjadi

denganmu, Hong Cu. Masa sakit!"

"Tak usah perdulikan aku. Buang atau

bunuh saja aku, Peng Houw, jangan banyak

cakap!"

Peng Houw mengerutkan kening. gadis

itu menangis lagi dan kekhawatiran Hong Cu

menjadi-jadi. la semakin cemas dengan apa

yang dialaminya itu, tubuhnya l?mas. Dan

ketika Peng Houw tertegun dan berhenti lagi

maka pemuda ini duduk termenung

memandangi gadis Sin-hong-pang itu.

Dugaaannya semakin kuat bahwa Hong Cu

hamil.

"Aku harus membawamu secepatnya

dan biar sucimu tahu. Kita tak boleh berlama
lama lagi, Hong Cu, secepatiya kita ke Sin
hong-pang!"

Gadis itu menjerit. Peng Houw

menyambarnya dan tiba-tiba tidak perduli lagi1122

keadaan gadis ini. Hong Cu terus muntah
muntah dan Peng Houw marah. kiranya gadis

ini telah menjalin hubungan gelap dengan Chi

Koan. Dan ketika pemuda itu berkelebat dan

kebetulan melewati Swi-yang, sebuah kota

cukup besar tiba-tiba ia mempunyai pikiran

lain dan mengambil atau menculik seorang

tabib. Peng Houw hanya ingin memastikan diri

bahwa Hong Cu memang hamil!

"Coba kau periksa keadaannya apa

yang terjadi. Aku tak mau berlama-lama dan

jangan takut, ini untukmu!"

Peng Houw melemparkan sekeping

emas dan tabib yang semula ketakutan itu

sedikit berseri. Ia dibawa dari rumahnya ikut

"siluman", begitu sangkanya karena ia dibawa

terbang dan pohon serta rumah di kiri kanan

meluncur dengan cepatnya.

Dan ketika ia berhenti di situ dan

pembawanya itu ternyata seorang pemuda, di

dekat mereka berbaring seorang gadis cantik

maka tabib ini lega namun sebelumnya tentu

saja ia mengamati dan terheran-heran

memandang pemuda ini.1123

"Maaf, siapakah kongcu ini. Dan...dan

siapa nona itu."

"la sakit, muntah-muntah. Aku bingung

tak tahu obatnya, Lo-sinshe. Coba kau periksa

dan jangan banyak tanya. Itu uangmu!'

"Hm, kalian... , pengantin baru?"

Wajah Peng Houw semburat. la

membentak agar tabib itu cepat bekerja, Hong

Cu menangis dan kali ini Peng Houw menotok

urat gagunya. Hal itu dilakukan agar gadis ini

tak banyak bicara, apalagi berteriak-teriak.

Dan ketika tabib itu berlutut dan jarinya

menekan serts memijat urat nadi mendadak ia

terkekeh dan bangkit tertawa-tawa.

"Heh-heh, penyakit alam. Sebelum aku

menjawab tolong kongcu sebutkan dulu

bahwa kalian adalah suami isteri."

"Hm, aku.. dia. . baiklah," Peng Houw

mengangguk, tak mau membuat Hong Cu malu

di depan orang lain. "Dia isteriku, sinshe.

Sekarang katakan apa penyakitnya."

"Hamil, heh-heh! Dia hamil, kongcu,.

kiong-hi (selamat)... kiong-hi...!"1124

Akan tetapi Peng Houw tahu-tahu

berkelebat lenyap. Ia sudah memastikan

dugaannya dan Hong Cu ternyata hamil,, gadis

ini akan menjadi ibu. Dan ketika tabib itu

berseru keras, terkejut karena pemuda dan

gadis itu lenyap maka kakek ini berteriak-teriak

dan lintang-pukang lucunya tak lupa

menyambar sekeping emas itu.

"Haiya, hantu...hantu..."

Peng Houw sendiri sudah tak

memperdulikan tabib itu. la telah meyakini

dugaannya bahwa Hong Cu hamil. Dan ketika

ia jauh dan sudah meninggalkan kakek itu

maka di tempat sunyi ia menurunkan gadis ini,

pandangannya berkilat dan berapi-api,

mencorong.

"Kau, hmm. Tak kusangka sebejat dan

sejauh itu watakmu, Hong Cu. Kau yang semula

masih kuhargai dan kuanggap gadis baik-baik

ternyata telah hamil di luar nikah. Apa

jawabmu setelah ini. Tidakkah hubunganmu
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan Chi Koan membuahkan hasil!"

Gadis itu tersedu-sedu. Hong Cu tak

dapat mengelak lagi dan Peng Houw cerdik1125

memanggil tabib. Dengan begitu memang ia

tak mungkin nengelak. Akan tetapi karena

kejadian itu bukan atas kehendaknya dan

iapun juga tak menyangka akan hamil maka ia

tak menjawab atau membantah pernyataan

itu. la sendiri sudah begitu bingung dan panik

dinyatakan hamil. Sungguh tak ia sangka

bahwa hubungan di kamar Sui-taijin itu

berbuah janin . Chi Koan benar-benar terkutuk.

Akan tetapi ketika teringat Peng Houw

mengakuinya sebagai isteri, sebuah pikiran

tiba-tiba memercik mendadak ia menjatuhkan

diri berlutut dan merangkul kaki pemuda itu ,

tersedu-sedu, seluruh hati dan perasaannya

hanyut.

"Maafkan aku.. . ampunkan aku. Tak

dapat kusangkal bahwa semua ini perbuatan

Chi Koan, Peng Houw, akan tetapi ketahuilah

bahwa semua itu bukan atas kehendakku.

Jahanam itu mempergunakan ilmu hitam, aku

diguna-guna. Aku ditipu dan dipermainkannya

sampai akhirnya aku sadar dan melarikan diri.

Dan.. dan janin ini akan lahir tanpa ayah. Ah,

tolonglah , Peng Houw... . akuilah dia sebagai1126

anakmu sebagaimana kau tadi mengakuiku

sebagai isteri".

Peng Houw terkejut, berubah. Ia tiba
tiba ingat dan semburat merah. Tabib itu saksi

! Dan ketika ia pucat dan tergetar oleh sesuatu,

tanpa disadari tiba-tiba ia terjebak dalam

persoalan kotor maka pemuda ini tak dapat

menjawab dan sejenak ia menggigil.

"Kasihanilah aku... . ampunilah

aku...Chi Koan memang jahanam terkutuk,

Peng Houw. Aku telah masuk ke mulut srigala

berbulu domba. Aku mengikutinya karena ia

berjanji akan membantuku, memusuhimu. Dia

lihai dan aku percaya. Namun karena aku tak

tahu bahwa ia adalah Chi Koan, baru kutahu

setelah Kwi-bo datang maka aku tergelincir

dan menyesal meninggalkannya. Sungguh

bukan kehendakku kecuali kehendak iblis

jahanam itu!"

Pemuda ini termangu-mangu. Hong Cu

cepat menceritakan asal mulanya dan

mengertilah Peng Houw. Chi Koan merobah

namanya mempermainkan orang. Dan karena

Hong Cu memang belum pernah bertemu1127

muka dan si buta itupun amat licik dan keji

maka pemuda ini mau mengerti, akan tetapi

mengaku ayah dari anak di perut Hong Cu

tentu saja berat. Bagaimana kalau didengar

isterinya, juga orang-orang lain. Tentu ia akan

dianggap menyeleweng dan besar resikonya

menerima itu. Tidak gampang untuk memberi

tahu orang lain bahwa pengakuan itu hanya

pura-pura saja, masa pendekar seperti dia

harus berbohong!

"Hmn, maaf, aku dapat mengerti.

Sekarang hormatku pulih lagi, Hong Cu, Chi

Koan memang iblis yang amat keji. Kau

menjadi korban. Akan tetapi rasanya tak

mungkin menerima usulmu dan mengaku ayah

dari anakmu".

"Tapi. . tapi kau mau mengaku suami

isteri di depan Lo-sinshe itu!"

"Aku hanya ingin menolongmu. Aku tak

ingin membuatmu malu di depan orang lain,

Hong Cu. Harap kau mengerti ini".

"Tapi, ahh.. " gadis itu tiba-tiba

meloncat dan menumbukkan dahinya di

batang pohon. "Kalau begitu lebih baik aku1128

mati, Peng Houw. Hidup tiada guna lagi kalau

sudah seperti ini!"

Peng Houw menyambar dan selalu

waspada sejak tadi. Sebelum gadis itu

menyentuhkan kepalanya iapun sudah

menotok dan menarik gadis ini. Hong Cu

terpekik. Dan ketika gadis itu roboh dan jatuh

di pelukannya maka Peng Houw berkerut
kerut merasa ngeri.

"Hong Cu, bunuh diri bukan jalan

terbaik. Enak benar jahanam itu menyusahkan

dirimu. Jangan takut dan aku membantumu

dan di mana ia sekarang. Beritahulah dan kita

cari dia sama-sama!"

Akan tetapi gadis ini menjerit dan

berteriak-teriak. la melolong dan meraung
raung dan Peng Houw menutup mulutnya.

Gadis ini histeris. Namun ketika ia

menghentikan tangis itu mendadak berkelebat

bayangan dan munculah Siang-mau Sian-li dan

kawan-kawannya dulu, bahkan sekarang

bertambah dengan orang-orang See-ouw
pang karena Cheng-liong-pian Ning Po, ketua

See-ouw-pang itu berdiri dengan mata1129

.terbelalak melihal pemuda ini seakan

menyiksa Hong Cu!

"Keparat, begini kiranya. Tak pantas

kau sebagai Naga Gurun Gobi menyiksa gadis,

Peng Houw. Mana kegagahanmu dan nama

besarmu. Kau menculik dan membawa Hong

Cu!"

"Apa kataku, heh-heh!" Golok Pengerik

Tulang, kakek tinggi kurus itu terkekeh. "Sudah

kubilang bahwa saksi-saksi cukup banyak,

pangcu. Siang-mauw Sian-li inipun kuberi tahu

dan sekarang melihatnya sendiri. Lihat,

pemuda itu seperti pemerkosa!"

"Dan ia membuat gadis itu pingsan. Ah,

serang dan selamatkan sumoimu itu, Siang
mauw Sian-li, jumlah kita banyak dan tak perlu

takut lagi. Ketua See-ouw-pang sudah di sini!"

Siang-mauw Sian-li mendelik dengan

wajah terbakar. Adegan terakhir ketika Peng

Houw menotok pingsan sumoinya tak dapat

ditutup-tutupi lagi. Mau apa pemuda itu kalau

bukan mau bertindak jelek. Maka ketika ia

menerjang dan membentak menjeletarkan

rambut, yang lain mengikuti dan berteriak1130

ramai-ramai maka Peng Houw melemparkan

tubuh Hong Cu agar selamat dari hujan

serangan. Golok Pengerik Tulang

menghamburkan hui-tonya belasan batang.

"Sing-singg-plakkk!"

Demikian keget dan marah Peng Houw

hingga ia mengelak dan menangkis amat keras.

Sekali memutar lengannya semua orang

terbanting, Siang-mauw Sian-li menjerit dan

bergulingan melempar tubuh. Akan tetapi

ketika wanita itu meloncat bangun dan

menerjang lagi, pemuda ini terjepit nasib

buruk maka Peng Houw membentak mencoba

menjelaskan.

"Mundur, jangan main serang. Aku

bertemu gadis itu dan sengaja hendak

menyerahkannya kepada Siang-mauw Sian-li.

He, mundur dan tanya dulu sumoimu itu, Sian
li, jangan membabi-buta!"

"Apanya lagi yang ditanya. Kau sudah

membawa dan mempermainkan sumoiku,

Peng Houw, kami Sin-hong-pang tak dapat

memberi ampun. Kau atau kami yang

mampus!"1131

"Dan kami kecewa kepadamu. Orang

sehebat dirimu ternyata keji dan curang, Peng

Houw. Tega benar kau berbohong dan

mempermainkan HOng Cu. Kami See-ouw
pang juga tak dapat menerima!"

Ruyung atau Cambuk Naga Hijau

menyambar dari tangan ketua See-ouw-pang

ini. Semua tampak marah dan Peng Houw

bingung, tak mungkin menjelaskan lagi

semuanya itu dengan hati jernih. Dan ketika ia

menangkis dan menghalau semua itu, lawan

terpental nemun maju lagi maka Peng Houw

tiba-tiba berpikir untuk lari dulu. Biarlah Hong

Cu memberi penjelasan dan orang-orang itu

akan tahu duduk persoalan sebenarnya.

"Plak-plak-plak!" tamparan pemuda ini

agak terkendali. Berpikir bahwa Hong Cu akan

memberi keterangan jujur Peng Houw

menyamakan gadis itu dengan dirinya sendiri.

la tak tahu bahwa sebaik apapun manusia bisa

berobah, sewaktu-waktu keuntungan diri

pribadi tetap saja lebih dipentingkan. Maka

ketika ia membuat lawan terpental dan

beberapa di antaranya terpelanting maka Peng1132

Houw berseru dan iapun membalik serta

meloncat pergi. Hati hanya akan panas melulu

kalau di situ.

"Siang-mauw Sian-li, sekali lagi aku tak

mempermainkan atau menyakiti Hong Cu. Kau

tanyalah dan biar kalian tenang dulu!"

"He, lari ke mana!" wanita itu

membentak dan mengejar.

"Pertanggungjawabkan dulu perbuaatanmu,

Peng Houw. Jangan lari!"
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Akan tetapi saat itu Hong Cu sadar.

Gadis ini telah dilempar Peng Houw dan murid
murid Sin-hong-pang menolong. Mereka tetap

bersama ketua mereka ini dan girang bahwa

Hong Cu selamat. Tadinya mereka khawatir

gadis itu celaka dan ketua merekapun cemas.

Tapi ketika Hong Cu batuk-batuk dan muntah

maka Siang-mauw Sian-li tertegun dan

berhenti.

"Sumoi, ada apa kau!".

Hong Cu terhuyung. T?ba-tiba

kebencian membangkitkan kemarahan. Ia

tertawa dan terkekeh. Dan ketika sang suci1133

terbelalak dan heran, juga ngeri maka gadis itu

berkelebat dan berseru,

"Tangkap dan kejar pemuda itu, tahan

jangan sampai lolos. Aku akan memberinya

pelajaran dan harap suci cegah mati-matian!'

Siang-mauw Sian-li berteriak. la

memanggil sumoinya itu akan tetapi Hong Cu

menghilang, gerakannya cepat bukan main

dan semua terkejut. Hong Cu mempergunakan

Lui-thian-to-jitnya itu, tentu saja semua orang

terbelalak. Tapi ketika sucinya mengejar hanya

untuk melihat bayangan gadis itu, Hong Cu

berseru agar Peng Houw ditahan dan jangan

dibiarkan lari maka gadis ini menuju Swi-yang.

Peng Houw tentu saja tak bakal

menyangka apa yang akan dilakukan gadis Sin
hong-pang ini. Ia bergerak dan dikejar lawan
lawannya lagi. Tapi karena ia mendengar Hong

Cu sadar dan memperlambat larinya, biarlah

orang-orang ini tahu maka ia mendengus

ketika ketua See-ouw-pang dan lain-lain

berkelebatan menyusul. la membiarkan

dirinya dikejar.1134

"Bagus, gadis itu sadar. Tanya dulu

kepadanya dan jangan terburu menyerang!"

"Pengecut, jangan menghindar. Kalau

kau tidak bersalah jangan melarikan diri, Peng

Houw. Hadapi kami dan jangan kemana
mana!"

Cheng-liong-pian Ning Po Sudah

menggerakkan ruyungnya dan senjata itu

kembali menyambar. Peng Houw mengelak

dan menangkis dan ruyung membalik

menyambar tuannya sendiri. Laki-laki itu harus

melempar tubuhnya bergulingan kalau tak

ingin kepalanya di kemplang. Ruyung itu

mendesing dan menghajar tanah. Lalu ketika ia

melompat bangun dan teman-temannya

sudah menyusul, menyerang dan mengeroyok

lagi maka Naga Gurun Gobi ini menjadi gemas

dan nendongkol, mengharap sebentar lagi

Hong Cu memberi keterangan dan ia bebas.

"Kalian benar-benar tak tahu diri. Kalau

aku mau kalian dapat kubunuh, tikus-tikus

busuk. Pergilah dan tunggu gadis itu datang!"

Semua terlempar dan menjerit. Leng

Nio, wanita berpedang merah terpelanting1135

memaki-maki. Dari semua itu hanya Hek-coa

Lo-kai dan Lai Pak saja yang tak ada, si

Pemabok ini patah jarinya dan belum dapat

bertanding. Hek-coa Lo kai tewas namun dua

suhengnya ada di situ, yakni Hek-tung dan Hek
sai kai. Dan ketika dua tokoh ini membentak

dan menyembar-nyambar maka Kwa-kut-to

Hong Ta kakek Pengerik Tulang itu melepas

huito-huitonya. Terhadap kakek ini Peng Houw

merasa sebal.

"Sing-wut-plakk!" dua hui to tertampar

dan kakek itu menjerit. Peng Houw menambah

tenaganya hingga golok-golok kecil itu

membalik, menancap mengenai lengan dan

bahu kakek itu. Dan ketika kakek ini menjerit

dan bergulingan menjauhkan diri maka Siang
mauw Sian-li muncul dan teringat seruan

sumoinya tadi.

"Kepung dan jangan biarkan lolos.

Sumoiku sebentar lagi datang dan kuras

tenaganya dahulu!"

"Ke mana sumoimu,,?" ketua See-ouw
pang bertanya. "Apakah la baik-baik saja, Sian
li. Kenapa tak datang ke sini."1136

"Ia ke Swi-yang, katanya tak lama. Naga

Gurun Gobi ini jangan sampai lepas dan

kepung rapat!"

Peng Houw mengerutkan alis. Ia heran

kenapa Hong Cu malah menuju Swi-yang dan

tidak segera menerangkan semua kejadian ini.

Justeru ia menunggu agar persoalan selesai,

tak mau berlama-lama dan lebih cepat lebih

baik. Tapi ketika ia menghadapi lagi serangan

lawan dan menghalau serta mementalkan

rambut ketua Sin-hong-pang itu maka Peng

Houw tak dapat meloloskan diri kalau tidak

membuka jalan darah.

"Hmn, kalian orang-orang keras kepala.

Kalau Hong Cu sudah menerangkan dan kalian

tetap memusuhiku maka jangan tanya dosa,

Sian-li. Untuk apa ia ke Swi-yang?".

"Untuk ini!" tiba-tiba terdengar

lengking dan kekeh aneh, Hong Cu berkelebat

membawa tabib Lo-sinshe. "Kalau kau tidak

mengakui: semua perbuatanmu, maka kakek

ini saksinya, Peng Houw. Berhenti dan

dengarkan atau aku menjadi mata gelap!"'1137

Peng Houw terkejut dan pertandingan

otomatis berhenti. Hong Cu, gadis cantik itu

terkekeh menerkam kakek ini. Tabib itu

ketakutan dan gemetar, ia bingung dan tak

mengerti namun girang melihat Peng Houw.

Itulah anak muda yang memberinya sekeping

emas. Maka ketika ia dilepas dan lari

menghampiri Peng Houw, berlutut dan

menangis maka ia segera berkata bahwa Hong

Cu mengancam membunuhnya.

"Isterimu aneh, jabang bayinya

bertemperanen luar biasa, ia datang dan

mencekik aku, kongcu, katanya akan

membunuhku kalau tidak mau menemuimu.

Sekarang kau di sini, lindungi dan jangan aku

dibunuh!"

Kakek itu ketakutan dan menangis

memeluk kaki Peng Houw dan tentu saja

semua orang heran. Bersamaan itu Hong Cu

terkekeh, tawanya aneh dan mendadak gadis

itu limbung. Dan ketika sucinya menyambar

dan menahan gadis ini maka Hong Cu kembali

muntah-muntah.1138

"Ia hamil, hamil muda. Jangan diperas

perutnya. Hei, awas!"

Kakek itu melompat den Siang-mauw

Sian-li terbelalak. la bermaksud menekan
nekan perut sumoinya tapi Lo-sinshe berlari

mencegah. Buru-buru kakek itu mengurut-urut

tengkuk gadis ini. Dan ketika Hong Cu mereda

dan si tabib bingung maka ia merengek minta

pulang. Tadi Hong Cu memintanya agar

menemui sang 'suami', itu saja.

"Aku orang tua jangan ditakut-takuti

lagi. Tanpa senjata dan apapun umurku sudah

pendek. Ampun, cucu dan anakku menunggu

di rumah, hujin. Jangan kalian bertengkar dan

hidup rukun-rukun sejalah. Jabang bayi di

perutmu itu aneh, tapi ia anak luar biasa. Bawa

kembali aku pulang dan ngeri aku melihat

teman-temanmu yang seram-seram ini!"

( Bersambung jilid XIX.)

First in share Kolektor Ebook1139

"KABUT DI TELAGA SEE - OUW"

( Lanjutan Kisah Prahara Di Gurun Gobi )

Karya Batara

Jilid XIX

*

* *

PENG HOUW terbelalak dengan muka

semakin pucat. Semakin kakek bicara semakin

tahulah dia apa yang dikehendaki Hong Cu.

Tabib itu mengatakan ia suaminya, di depan

banyak orang. Dan ketika ia terkejut dan tentu

saja gusar, Hong Cu bangkit dan tertawa aneh

maka kakek itu ganti menubruk dan memeluk

pemuda ini.

"Kongcu, isterimu tak boleh banyak

pikiran. la harus banyak istirahat. Sekarang kau

ada di sini dan pulangkanlah aku. Cucu dan

anakku menunggu!"

Hampir saja Peng Houw menendang

dan menampar kepala kakek ini. Kata-kata itu1140

seakan pedang berkarat saja dan semakin

dibiarkan semakin ia tak kuat.

Semua orang terbelalak kepadanya dan

tentu saja termakan omongan ini. Pemuda itu

telah menghamili gadis ini. Dan ketika Peng

Houw mengeluarkan pekik dahsyat dan kakek

itu roboh, berkelebat dan menyambar Hong Cu

maka tangannya yang menuju kepala gadis itu

disangka pukulan maut oleh Siang-mauw Sian
li dan lain-lain.

"Awas, pemuda ini kalap!"
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hei, minggir, Hong Cu. Ia akan

membunuhmu!"

Hong Cu sendiri terkejut dan melempar

tubuh ke belakang. la puas memperdayai Naga

Gurun Gobi ini namun serangan itu

mengejutkannya juga. Sorot mata Peng Houw

mengerikannya. Tapi untunglah ketika sucinya

dan ketua See-ouw pang bergerak

menghadang, disusul yang lain-lain maka Peng

Houw disabet pukulan rambut dan sambaran

ruyung dua orang ini, juga Hek-sai Lo-kai dan

Ban-tok Wi. Lo.

"wiirrrr-wutttt-plakkkkkk!"1141

Orang-orang itu terbanting. Biarpun

mereka menyambar dan serentak

menghadang Naga Gurun Gobi ini namun

pemuda itu terlalu kuat bagi mereka, apalagi

Peng Houw dalam keadaan marah. Ia

menerjang semua itu dan lawanpu terbanting,

ruyung patah menjadi dua sementara tongkat

di tangan Ban-tok Wi Lo bengkok. Dan ketika

Peng Houw terus meluncur dan menerkam

Hong Cu, gadis ini baru saja bergulingan

bangun maka tengkuknya disambar dan Peng

Houw geram mencengkeram gadis itu.

"Kau gadis siluman hina. Kau menjebak

dan menghancurkan aku, Hong Cu,katakan

bahwa semua itu bohong!"

"Aduh, lepaskan tanganmu. Kalau kau

ingin membunuhku bunuhlah, Peng Houw,

betapapun aku tak bilang apa-apa dan kakek

itu yang bicara sendiri. Lepnskan, aduh!"

Peng Houw tertegun. Memang harus

diakui bahwa Hong Cu tak bicara apa-apa,

kakek itulah yang "merusak" suasana dan

menyebutnya suami isteri. tapi karena semua

itu disengaja gadis ini, Hong Cu menjebak dan1142

memperdayainya maka Peng Houw menjadi

marah namun saat itu Siang-mauw Sian-li dan

ketua See-ouw pang menerjang lagi. Mereka

telah meloncat bangun dan ketua See-ouw
pang itu tak perduli ruyungnya tinggal separoh.

"Lepaskan gadis itu tak usah

menyangkal bukti. Hong Cu telah hamil akibat

perbuatanmu, Peng Houw, sekarang

pertanggungjawabkan atau kami

membunuhmu!"

"Benar, dan kau atau aku mampus. Sin
hong-pang tak boleh dihina sembarangan ,

Peng Houw. Pertanggungjawabkan

perbuatanmu atau kami mengadu jiwa!"

Peng Houw mengelak dan menangkis.

Tentu saja ia marah namun terhadap orang
orang ini ia tak memiliki permusuhan khusus.

Ketua See-ouw-pang maupun sin-hong-pang

itu hanya sekedar membela Hong Cu, gadis

itulah sumber utamanya. Namun karena Hong

Cu melakukan itu terdesak kepentingan

pribadi, betapapun ia harus maklum maka

Peng Houw mendorongkan kedua tangannya

dan menghalau mundur semua lawan.1143

"Kalian tak tahu kejadian sebenarnya.

Hong Cu bohong, ia dusta. Saksi itu, kakek itu

tak tahu pula apa yang sebenarnya terjadi.

Minggir dan biarkan aku berhadapan dengan

Hong Cu!"

"Bagus, dan kau hendak

membunuhnya. Keparat, ia hamil dan tak usah

ikut-ikut di sini Peng Houw. Daripada

mengganggunya lebih baik hadapi kami dan

kau atau kami roboh!"

Siang-mauw Sian-li meledakkan

rambutnya dan wanita ini yang paling ganas

sendiri, tak aneh karena ia malu di samping

kecewa terhadap Naga Gurun Gobi ini. Kalau

Peng Houw mau baik-baik menerima sumoinya

justeru ia bangga, siapa tak senang beripar

dengan pemuda itu. Akan tetapi karena Peng

Houw menolak dan justeru mempermainkan

sumoinya, kakek itu telah bicara lengkap maka

ia lebih percaya bukti ini daripada

mendengarkan omongan pemuda itu.

Kemarahan membuat wanita ini ganas dan

nekat, Sin-hong-pang telah dicoreng. Maka

ketika ia maju dan meledakkan rambutnya lagi,1144

menyambar dan menotok serta melilit

pemuda itu maka Peng Houw dibuat repot

karena tak ingin melukai apalagi membunuh

wanita ini. Ia mengendalikan semua gerak dan

tenaganya. Tapi ketika orang-orang macam

Ban tok Wi Lo dan Hek-sai Lo-k itu menyerang

secara licik, juga Hong Ta kakek tinggi kurus itu

maka Peng Houw menumpahkan

kemarahannya di sini, membalik dan tiba-tiba

menangkap serta mencengkeram senjata tiga

orang itu. Hong Ta mempergunakan goloknya

yang tipis panjang bergerigi.

"Kalian paling jahat menggosok Siang
mauw Sian-li. Sekarang terimalah hukumannya

dan ini untuk kalian... krek-pletak!"

Peng Houw meremas hancur dua

batang tongkat sementara tangannya yang lain

mencengkeram golok si Pengerik Tulang. Tiga

orang itu kaget dan berteriak keras dan Wi Lo

paling dulu melempar tubuh bergulingan. Hek
sai Lo-kai yang tinggi besar itu lamban, ia

terbelalak dan Peng Houw men?odokkan

tongkat di tangan ke dada ketua Hek-i Kai-pang

itu. Dan ketika kakek tui menjerit dan1145

terbanting roboh, patahan tongkat menancap

di dudanya maka golok yang patah melesat ke

leher kakek tinggi kurus itu, Peng Houw

menyambitkannya.

"Crep!"

Dua orang ini mengeluh dan tidak

dapat bangun lagi. Golok Pengerik Tulang Hong

Tak tersayat lehernya hingga nyaris putus,

Hek-sai Lo-kai roboh dengan mata mendelik

dan tewas. Kutungan tongkat menancap di

dadanya , Dan ketika semua terkejut dan

gentar melihat kemarahan itu, Naga Gurun

Gobi memperlihatkan taringnya maka Hong Cu

tiba-tiba melengking dan menerjang.

"Suci jangan takut. Maju dan serang

lagi!"

Siang-mauw Sian-li terbelalak.

Bayangan sumoinya berkelebat begitu cepat,

lewat di sisinya dan tahu-tahu menampar

dengan telapak tangan kemerah-merahan.

Itulah Ang-see-ciang. Dan ketika Peng Houw

menangkis dan.gadis itu terpelanting, bangun

dan menyerang lagi maka Siang-mauw Sian-li

tak dapat membiarkan sumoinya dan1146

menerjang pula, disusul oleh ketua See-ouw
pang dan kawan-kawannya lagi. Mereka malu

oleh keberanian Hong Cu dan nekat

mengeroyok.

Akan tetapi karena mereka bukan

lawan Naga Gurun Gobi itu dan pemuda ini

meliuk dan mendorong mereka maka orang
orang ini mencelat dan terlempar lagi,

terbanting bergulingan.

"Aku tak berurusan dengan kalian, aku

berurusan dengan Hong Cu. Minggir dan

pergilah!"

Orang-orang itu menjerit. Siang-mauw

Sian-Li dan teman-temannya terlempar,

dorongan Hok-te Sin-kang memang dahsyat.

Tapi ketika wanita itu meloncat bangun dan

nekat menyerang maka Peng Houw sudah

menyambar dan menangkap Hong Cu.

"Berhenti, atau kalian membunuh

gadis ini!'"

Hong Cu terkejut dan menjerit kecil, la

sedang bergulingan ketika Peng Houw

menyambarnya, mengelak akan tetapi

pemuda itu memang bukan tandingannya. Dan1147

ketika ia diangkat menerima pukulan kawan
kawannya, Siang-mauw Sian-li terpekik

menarik serangan maka Hong Cu telah menjadi

tameng yang memaksa orang-orang itu

mundur. Peng Houw lega, meskipun wajahnya

merah kehitaman.

"Hong Cu!" hardikan itu disusul

cengkeraman gemas. "Katakan kepada orang
orang ini bahwa semua itu bohong. Aku tak

pernah mengganggumu!"

"Hi-hiik. .. aduh, bunuhlah aku, Peng

Houw. Aku tak akan berkata apa-apa karena

kakek itu telah bicara. Kau bunuhlah aku tapi

suciku dan semua orang telah mendengar!"

"Keparat, kau tak tahu malu. Kau...kau,

brukkk!"

Peng Houw membanting dan hampir

saja membuat gadis itu pecah kepalanya.

Untunglah Hong Cu menggerakkan kepala

hingga bahunya yang terbanting, gadis ini

terhuyung mengeluh bangun. Lalu ketika ia

tertawa dan terisak maka dengan pandangan

berapi ia menuding lawannya itu.1148

"Kau. . kaulah yang berhati kejam. Kau
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sama sekali tak mau menolong wanita yang

malang, Peng Houw. Hatimu beku dan kaku

sedingin es. Aku tak akan berkata apa-apa

kecuali kau menyakiti dan telah membiarkan

aku. Tunggu pembalasanku dan lihat

perbuatanku kelak!"

lalu ketika gadis itu tertawa dan

menangis mengerikan, berkelebet dan

memutar tubuhnya maka Hong Cu

meninggalkan tempat itu dan sucinya

berteriak terkejut

"Hong Cu..!"

Akan tetapi gadis itu telah lenyap

meninggalkan tempat itu. Untuk kesekian

kalinya lagi Siang-mauw Sian-li melihat sesuatu

yang mengherankan. Gerakan sumoinya itu

begitu cepat. Tapi ketika ia membalik dan

menghadapi Peng Houw maka wanita ini

melengking dan menerjang lagi, kini para

murid disuruh maju membantu.

"Kau pemuda biadab. Kau tak

bertangung jawab dan menghina sumoiku,1149

Peng Houw. Biarlah kami Sin-hong-pang

mengadu jiwa denganmu!"

"Dan kami See-ouw-pang juga tak

dapat menerima ini. Hancur kegagahan dan

nama baikmu, Naga Gurun Gobi. Kami

membela gadis itu dan biar kami atau kau

mampus!"

Ning Po ketua See-ouw pang ni

melindungi dan bergerak membela

kekasihnya. Siang-mauw Sian-li adalah wanita

yang dicintainya dan tentu saja ia tak

membiarkan Peng Houw mencelakai wanita

itu. Dan ketika iapun mengerahkan anak-anak

muridnya dan kini ramailah teriakan dan

bentakan maka Peng Houw bingung

membelalakkan mata, akhirnya berseru.

"Siang-mauw Sian-li , baiklah

kukatakan di sini. Hong Cu hamil akibat

perbuatan Chi Koan dan pemuda itulah yang

menanamkan benihnya, bukan aku. Berhenti

dan jangan menyerang!"

"Keparat, mencari kambing hitam.

Kami telah tahu permusuhanmu dengan

pemuda itu, Peng Houw, akan tetapi tak jantan1150

melemparkan kesalahan kepada orang lain.

Mampuslah, atau kami roboh...wirr-plakk!"

rambut ditangkis dan membuat wanita itu

terpelanting akan tetapi anak murid dan

orang-orang lain menyambar dan membentak

pemuda ini. Peng Houw boleh bicara akan

tetapi kesaksian lebih beirat. Kakek itu masih

di situ dan tabib terlongong-longong, merintih

dan duduk menonton setelah ia mencelat oleh

pekik dasyat tadi. la memang kakek lemah.

Tapi ketika ia merasu ngeri oleh bentakan dan

suara senjata beradu, juga bayangan yang

menyambar-nyambar membuat mata tuanya

pusing maka kakek ini beringsut dan.....

akhirnya lari pergi terhuyung-huyung.

"Celaka, sungguh celaka. Aku bertemu

hantu-huntu muda yang saling serang dan

melempar tuduhan. Ah, biarlah aku kembali ke

Swi-yang dan tutup saja kedai obatku. Aku

akan pindah!"

Tak ada yang memperhatikan dan

memperdulikan kakek ini. Peng Houw di
kepung dan menghadapi hujan serangan,

lawan benar-benar nekat. Dan ketika ia1151

mengeluh tak mampu membela diri lagi, juga

orang-orang itu selalu menyerangnya karena ia

mengendalikan tenaganya akhirnya pemuda

ini terpaksa menurunkan tangan keras setelah

untuk terakhir kalinya membentak orang
orang itu, terutama Siang-mauw Sian-li

"Kalian tak mau mendengarkan kata
kataku, baiklah. Sekarang aku terpaksa

merobohkan kalian dan jangan salahkan aku!"

pemuda ini memutar kedua lengannya dan

mendorong dan pukulan atau senjata para

murid dibiarkan mengenai tubuhnya. Dengan

Hok-te Sin-kangnya pemuda itu menolak

terpental semua pukulan murid-murid See
ouw-pang maupun Sin hong-pang, mereka

menjerit dan saat itulah dorongan kedua

lengannya menyambut Siang-mauw Sian-li dan

kawan-kawan. Disini Peng Houw menambah

tenaganya. Dan ketika terdengar suara

berkeratak di susul jerit dan pekik kaget, juga

keluhan tertahan maka ketua Sin-hong-pang

dan See-ouw-pang itu terbanting, roboh dan

pingsan sementara ruyung di tangan ketua

See-ouw-pang hancur. Rambut Siang-mauw1152

Sian-li berantakan dan melecut mengenai

tuannya sendiri, pipi wanita itu tergurat

berdarah. Lalu ketika si Pedang Merah Leng

Nio terlempar dan terbanting dengan senjata

patah-patah, puteranya juga begitu maka

berhentilah pertandingan itu dan para murid

gentar memandang Naga Gurun Gobi . Peng

Houw menarik napas dalam membersihkan

bajunya.

"Siapa yang masih ingin main-main lagi.

Kalau aku berniat buruk tentu ketua-ketua

kalian ini sudah kubunuh."

Murid-murid itu gentar. Yang wanita

tiba-tiba menghambur menolong Siang-mauw

Sian-Li, yang laki-laki mengeluh dan menubruk

ketua See-ouw-pang. Lalu ketika Leng Nio

menyambar dan berkelebat membawa

puteranya yang pingsan, Semua orang gentar.

Akhirnya Peng Houw memutar tubuh dan

meninggalkan tempat itu. kembali ke Gobi. Tak

tahunya di sinipun ia mendapat masalah baru

dengan muridnya Beng San.

"Demikianlah," pendekar itu akhirnya

menutup dan menghentikan ceritanya yang1153

didengar kedua muridnya dengan muka

tegang. "Hong Cu telah menanamkan

persoalan yang sulit, Po Kwan. Ia memang

tidak memfitnahku secara langsung akan

tetapi tabib she Lo itu telah menjadi corong

suara dan bukti semu. Aku tak dapat berbuat

apa-apa dengan tabib ini karena ketika itu

memang aku mengaku suami isteri".

"Tak tahu malu, busuk!" Siao Yen

melengking mengepal tinju. Wanita itu tak

tahu terima kasih dan rendah sekali, suhu.

Betapapun kita tak perlu takut dan bicara apa

adanya!"

"Aku tidak takut, hanya gelisah kalau

fitnah ini menyebar ke mana-mana. Ketahuilah

bahwa terhadap dua susiok kupun aku belum

bercerita"

"Hm, kalau begitu sebaiknya suhu

ceritakan," Po Kwan berkata dengan kening

berkerut. "Ini urusan besar suhu, Urusan nama

baik. Kalau dua locianpwe itu mendengar dari

orang lain jangan-jangan malah runyam. Teecu

pikir sebaiknya suhu ceritakan pula kejadian ini1154

kepada pimpinan Gobi, kenapa tidak suhu

lakukan."

"Aku ingin kalian mendengar lebih

dulu," Peng Houw kagum akan kedewasaan

muridnya yang satu ini "Kalian adalah orang
orang paling dekat denganku, Po Kwan, karena

itulah kalian harus lebih dulu tahu. Kalian

adalah seperti anak-anakku sendiri!".

"Terima kasih, kami mendapat

kehormatan. Tapi betapapun suhu harus

segera menceritakannya kepada pimpinan

Gobi." Po Kwan terharu.

"Ya, akan kuceritakan. Sekarang kalian

sudah tahu dan harap berhati-hatilah karena

siapa tahu kalian sebagai muridku akan

menjadi korban dari urusan pribadi-ku ini!".

"Teecu tidak takut" Siao Yen kembali

melengking. "Biarkan wanita itu datang dan

teecu damprat habis-habisan, suhu.

Mendengar ini hati teecu sudah mendidih!"

"Hm, Hong Cu lenyap. la telah

meninggalkan tempat itu dan agaknya untuk

sementara waktu ia tak akan muncul. Yang1155

berbahaya adalah Sin-hong-pang dan See
ouw-pang itu, mereka pasti mencari-cari."

"Kenapa tak suhu bunuh saja orang
orang itu. Mereka orang-orang tak tahu diri.

suhu. Kalau teecu tentu sikat dan basmi habis.

Untuk apa memberi ampun, hanya memusuhi

dan mengejar-ngejar kita saja!"

Sang suhu menarik napas dalam,

menggeleng. "Tidak, permasalahan bakal

bertambah panjang, Siao Yen, lagi pula mereka

hanya orang-orang yang terhasut.. Mereka tak

bersalah, sumber utamanya adalah Hong Cu.

Namun karena Hong Cu dipermainkan Chi

Koan maka si buta inilah yang harus

bertanggung jawab dan mengakui

perbuatannya."

"Tapi si buta itu tak mungkin mengakui
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu. Justeru ia gembira melihat kau terfitnah,

suhu. Salah-salah ia bakal mendompleng dan

memojokkan kau pula. Hanya Hong Cu yang

harus dimintai mengembalikan semua ini.

Dialah pertama-tama yang bisa membersihkan

nama suhu!"1156

"Benar., Siao Yen tidak salah. Urusan

mereka urusan pribadi, suhu. Urusanmu

dengan Hong Cu adalah urusan yang lain lagi.

Kau harus meminta wanita ini membersihkan

namamu dan Chi Koan nomor dua".

"Kalian tidak salah, semua benar. Tapi

Hong Cu telah pergi dan fitnah ini terlanjur

menempel di tubuhku. Kalau aku tidak

bertemu wanita itu paling tidak si buta Chi

koan harus kumintai pertanggungjawabannya.

Betapapun kalian sudah tahu dan berhati
hatilah, ekor daripada semua ini pasti

mengenai kalian pula. Sekarang aku sudah

menceritakannya kepada kalian dan besok

akan kuceritakan kepada pimpinan Gobi,

cukup dan kallan boleh beristirahat."

Dua anak itu kasihan memandang suhu

mereka. Siao Yen terisak dan mencium kaki

gurunya sementara Po Kwan berlutut dan

membisikkan kata-kata bergetar. Pemuda ini

menyatakan bahwa apapun akan dibelanya

sang suhu, ia meneteskan air mata. Dan ketika

Peng Houw t?rharu dan mengusap kepala

muridnya itu maka Naga Gurun Gobi inipun1157

cepat-cepat mengulapkan tangan agar dua

muridnya pergi karena iapun tak tahan dan

menjadi basah matanya oleh kesetiaan dan

cinta kasih murid-muridnya ini, kakak beradik

yang seolah anak sendiri baginya.

"Sudahlah. sudahlah, aku cukup

babagia kalian dapat mengerti kesulitanku, Po

Kwan. Sekarang pergilah dan kalian istirahat!"'

Dua kakak beradik itu mundur. Hari itu

Naga Gurun Gobi Peng Houw tak keluar kamar.

Pendekar ini bersila dan menenangkan semua

himpitan batinnya seorang diri. Dan ketika

keesokannya barulah dia keluar memberi tahu

pimpinan Gobi yang juga dua susioknya itu

maka tertegunlah dua hwesio ini mendengar

itu.

"Omitohud, Chi Koan menghamili gadis

Sin-hong-pang? Dan gadis itu menimpakan

kesalahannya kepadamu? Bukan main,

berbahaya sekali. Kita harus menangkap dan

membersihkan semua ini secepatnya, Peng

Houw, atau Gobi bakal tersangkut!"

"Hm , suheng tak perlu takut. Peng

Houw memang anak murid Gobi, akan tetapi1158

dia tidak melakukan itu. Kalau dia terfitnah

justeru secara moral kita harus

memperjuangkan nama baiknya agar bersih

kembali, suheng. Biarkan mereka berkata apa

saja tapi kita sudah tahu duduk persoalannya.

Gadis itulah yang licik, berbuat tidak fair!"

"Jiwi-susiok (paman berdua) tak usah

khawatir. Kalau sekiranya aku mengganggu di

sini aku siap pergi. Itulah sebabnya kemarin

aku ragu-ragu menerima tawaran ji-wi. Aku

memiliki persoalan serius, isteri belum ketemu

malah tertimpa persoalan lain".

"Omitohud, tidak apa. Sebagai murid

Gobi maka Gobi berkewajiban melindungimu,

Peng Houw. Tak usah pergi dan tinggal saja di

sini. Kami tetap menghormati dan

menghargaimu apalagi setelah kau bicara ini,

hanya kenapa tidak kemarin."

"Teecu ingin membicarakannya dulu

dengan dua murid teecu, minta pertimbangan.

Baru setelah itu jiwi-susiok kuberi tahu"

Ji-hwesio mengangguk-angguk. Dialah

hwesio paling waspada dan cepat mengerti

keadaan. Meskipun kedudukannya hanya1159

sebagai wakil pimpinan akan tetapi acap kali

buah pikiran hwesio ini lebih unggul dibanding

suhengnya, seperti kekhawatirannya dulu

tentang Chi Koan misalnya, yang akhirnya

merugikan dan merusak Gobi. Maka ketika ia

mendahului suhengnya menahan pendekar ini,

sang suheng akhirnya mengangguk-angguk

dan mengerti maka Peng Houw merasa lega

atas kata-kata ji-susioknya (paman kedua) ini.

Terhadap hwesio ini ia merasa lebih

mendapatkan kecocokan.

"Terima kasih kalau jiwi-susiok masih

menerima aku di sini. Selanjutnya terserah

jiwi, bagaimana sikap atau reaksi Gobi kalau

untuk urusanku ini kalian terlibat".

"Kami tetap di belakangmu. Gobi

berkewajiban melindungi dan membela

muridnya, Peng Houw, apalagi kalau benar.

Tak usah khawatir dan kami akan memberi

tameng kewaspadaan kepada semuu murid.

Fitnah ini tak boleh termakan mereka!"

Pemuda ini lega. Pertemuannya

dengan pimpinan Gobi berakhir dengan baik,

ia merasa enteng dan ringan sekali. Dan ketika1160

selanjutnya ia berada di situ menjaga Gobi,

ganti pimpinan Gobi memerintahkan delapan

murid untuk pergi ke delapan penjuru mencari

isteri dan anak pendekar itu maka Peng Houw

menggembleng muridnya di bawah

pengawasan langsung untuk menguasai Soan
hoan-ciang dan ilmu meringankan tubuh

sementara secara diam-diam tanpa diketahui

dua anak itu ia memberikan tenaga saktinya

sedikit deml sedikit sebagai tanda terima kasih

atas kejujuran dan kesetiaan kakak beradik itu.

Dan Po Kwan serta Siao Yen tentu saja bakal

terkejut karena di tubuh mereka telah

bersemayam tenaga mujijat Hok-te Sin-kang

yang amat dahsyat itu, tenaga yang diam-diam

membuat tubuh guru mereka sendiri lemah

karena dioperkan kepada muridnya!

***

Suasana di Sin-hong-pang seperti orang

berkabung. Siang-mauw Sian-li, Wanita . cantik

itu menggeletak lemah di pembaringan. Dua

kali wanita ini muntah darah dan murid-murid1161

yang menjaga menangis. Mereka tak dapat

menolong apa-apa sementara Ning Po, laki-laki

gagah ketua See-ouw-pang itu bersila di tepi

pembaringan dengan muka pucat dan

khawatir.

Di seberang laki-laki ini duduk

terhalang meja pendek tampak pula seorang

pemuda mengerjap-ngerjapkan sepasang

kelopaknya yang kosong, tangan kiri menekan

ibu jari kanan Siang-mauw Sian sementara

tangan kanan bergerak-gerak perlahan seakan

mendorong. Siapa lagi si buta ini kalau bukan

Chi Koan! Dan ketika ia menarik napas

berulang-ulang seraya melepaskan

tekanannya pada ibu jari kanan wanita itu

pemuda ini berkata,

"Gagal, tak mungkin ditolong lagi. Aku

telah berusaha sekuat tenaga, Ning-pangcu,

akan tetapi dia, nyawanya tak mungkin

kuselamatkan!"

Terdengar jerit dan pekik tertahan.

Gadis di kaki Siang-mauw Sian-li tiba-tiba

tersedu-sedu, disusul oleh yang lain dan saat

itu tubuh ketua Sin-hong-pang mengejang-1162

ngejang. Seperti bicara atau menangis wanita

ini gemetaran menuding nuding, sayang

telunjuknya ke atas dan orang tak tahu apa

yang dia maksud. Akan tetapi ketika ketua See
ouw-pang melompat maju dan menyambar

kekasihnya ini maka Ning-pangcu berseru

menggigil.

"Aku di sini, apa yang ingin kau katakan.

Kami telah berusaha sekuatnya menolongmu,

Sian-Li akan tetapi kami tak dapat berbuat

lebih!"

"Chi Koan.. . Chi Koan....!"

"la ada di sini...!"

"Kau hendak bicara apa," si buta

menjulurkan leher dan tiba-tiba memencet

ujung kaki Siang-mauw Sian-li.

"Aku di sini, Sian-li. Bicaralah."

Wanita itu megap-megap mengatakan

sesuatu. Si buta mendorong minggir ketua See
ouw-pang dan menempelkan telinga ia

mendengarkan kata-kata wanita itu.

Terdengar kata-kata "kau bangsat.. !" lalu

kepala wanita itu terkulai. Ning-pangcu tak

mendengar ini karena tangis dan sedu-sedan1163

para murid meledak gaduh. Siang-mauw sian li

menghadapi saat-saat terakhir dan itulah yang

dikatakan kepada pemuda ini. Tangannya

seolah hendak mencengkeram namun si buta

menangkis. Cepat dan tidak kentara Chi Koan

telah menusuk ibu jari Siang-mauw Sian-li

hingga wanita itu tersentak. Sekejap wanita itu

melotot namun roboh dan menghembuskan

napasnya yang terakhir. Dan ketika si buta
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melepaskan tangannya dan mundur menjauh,

kepala menunduk seolah berduka maka tangis

dan sedu-s?dan wanita Sin-hong-pang tak

dapat dicegah lagi.

"Sian-li meninggalkan kita, ia wafat!"

"Dan ini karena pukulan Peng Houw.

Ah, keji dan jahat sekali Naga Gurun Gobi itu,

Bo-cici. Kita kehilangan ketua!"

'Ya, kita kehilangan ketua. Kita

kehilangan orang yang kita cintai, ooh-huu
huuuu " dan tangis serta sedu-sedan yang kian

menggila lagi akhirnya membuat suasana

berkabung benar-benar pecah dan ketua See
ouw-pang terkejut dan termangu-mangu

melihat wajah pucat itu tak bergerak-gerak1164

lagi, dingin dan kaku namun tiba-tiba ketua

See-ouw-pang ini melengking. Ia mencelat dari

duduknya dan berkelebat keluar, suara

ledakan disusul deru dan desing mengerikan

telinga. Dan ketika di luar Sin-hong-pang

terdengar pohon-pohon bergemeratak, roboh

dan tum-pang-tindih maka debum pohon
pohon Cemara membuat laki-laki ini semakin

kesetanan dan berteriak-teriak.

"Peng Houw, kau membunuh

kekasihku. Kau merenggut nyawa calon

isteriku Sian-li.Ah, kubunuh kau... . kuhajar

kau. krakk-buummm!" dan pohon-pohon yang

tumbang dihajar ruyung di tangan ketua See
ouw-pang ini akan berlanjut lagi kalau saja

tidak berkelebat bayangan si buta yang

mencengkeram dan menahan pundak laki-laki

itu.

"Pangcu, sadarlah. Jenasah kekasihmu

perlu diurus dan jangan membuang tenaga sia
sia di sini kalau hanya merobohkan pohon
pohon belaka."

"Akan tetapi jahanam keparat Peng

Houw!"1165

"Aku tahu, masuk dan simpan

senjatamu kembali, ,pangcu. Lihat semua

murid menunggumu dan jangan buat mereka

lebih bingung lagi." Chi Koan memotong

dan.cepat sekali si buta ini menyimpan ruyung

di punggung si empunya. Tana daya ketua See
ouw-p ini dilumpuhkan dengan mudah, ia

terbengong akan tetapi tiba-tiba menangis

tersedu-sedu, melompat dan meraung dan

akhirnya menubruk kembali jenasah ketua Sin
hong-pang. Dan ketika laki-laki itu mengguguk

untuk akhirnya roboh pingsan, pukulan itu tak

kuat diterimanya maka dua remaja tanggung

termangu-mangu di sudut sementara satu di

antaranya melirik dan mulai jelalatan merayapi

wajah-wajah cantik dari murid-murid Sin
hong-pang itu. Beng San!

"Sst, jangan meliar. Tunjukkan duka

dan simpatimu, sute. Lihat suhu

mendengarkan kita."

Beng San terkejut. Siauw Lam, sang

suheng menegur dengan menyenggol

lengannya. Memang anak-anak ini mengikuti

guru mereka dan hari itu mereka ada di Sin-1166

hong-pang. Pertemuan mereka sebenarnya

tidak sengaja, suatu kebetulan belaka. Tapi

karena "kebetulan" berlanjut dengan

tewasnya Siang-mauw Sian-Li, wanita yang

mula-mula hanya terkena pukulan ringan

maka tak ada yang tahu bahwa secara licik dan

keji si buta itu memperberat bekas pukulan

Hok-te Sin-kang yang dilancarkan Peng Houw

dengan Hok-te Sin-kang yang dimiliki lewat

bantuan tenaga dalam!

Memang Chi Koan benar-benar

seorang buta yang keji. Waktu itu, setelah

dibuat pingsan oleh Peng Houw yang

meninggalkan pertempuran maka wanita ini

sadar setelah ketua See-ouw-pang membuka

mata lebih dulu. Tubuh yang malang
melintang di situ sadar satu per satu, baik

murid Sin-hong-pang maupun See-ouw-pang

akhirnya bangun berdiri. Mereka yang selamat

membantu teman-temannya yang terlempar

ini. Dari semua itu hanya sang ketua yang agak

berat, hal ini tidak aneh karena pukulan

mereka juga berat terhadap Peng Houw. Hok
te Sin-kang mementalkan itu dan menyerang1167

balik tuannya sendiri. Akan tetapi karena Peng

Houw mengendalikan tenaganya dan seberat.

apapun takkan ada yang tewas, paling hanya

sesak atau nyeri ulu hati maka Siang-mauw

Sian-li maupun Cheng liong-pian Ning Po

terkena itu. Namun wanita ini lebih berat, Ia

tersedu-sedu ketika , duduk dan ditolong

murid-muridnya. Dan karena serangan malu

lebih kuat daripada serangan fisik maka Siang
nauw Sial-li tak dapat ditenangkan meskipun

telah dibujuk kekasihnya sendiri.

"Aku tak dapat melupakan hinaan ini,

aku tak dapat melupakan sakit hati ini. Ah, aku

tak akan menghadapi pemuda itu lagi kalau

ilmuku belum tinggi, Ning-twako. Aku akan

mengasingkan diri dan biar bertapa seumur

hidup sampai kelak dapat membalas dan

membunuhnya!"

"Hm, tenanglah, sadarlah," ketua See
ouw-pang batuk-batuk dan gemetar memeluk

pundak wanita ini., "Akupun tak dapat

melupakan sakit hati dan hinaan ini,, Sian-li.

Kalau kau hendak bertapa marilah kuiringi dan

kita muncul lagi kalau ilmu kita sudah benar-1168

benar tinggi. Bangkitlah, sebaiknya kita

pulang."

Akan tetapi wanita ini tiba-tiba roboh.

Siang-mauw Sian-li teringat Hong Cu dan

mendadak ia dicekam kenyerian di dada

sebelah kirinya. Sakit oleh pukulan batin

kiranya lebih hebat daripada sakit oleh

pukulan benda keras. Dan ketika wanita itu

terguling dan pingsan maka ketua See-ouw
pang menjadi sibuk dan dicarilah kereta untuk

membawa wanita ini.

"Kita ke Sin-hong-pang, secepatnya

saja. Cari kereta dan bergegas pulang!"

Seakan menjawab kata-kata ini

mendadak terdengar derap kaki kuda dan

munculah sebuah pedati dengan seekor kuda

penariknya. Di depan pedati itu duduk dua

remaja tanggung dan mereka juga terkejut

melihat rombongan ini. Kuda dihentilkan dan

berlompatanlah murid-murid Sin-hong-pang

maupun See-ouw-pang, justeru dikira rampok

dan dua anak di depan itu membentak. Cepat

sekali mereka berloncatan dan yang satu

sudah menyambar bagai garuda mematuk1169

korban. Dua murid See-ouw-pang dan satu

murid Sin-hong-pang diterjang, mereka hanya

melihat bayangan biru berkelebat. Dan ketika

ketiganya menjerit dan roboh berpelantingan,

kagetlah yang lain maka Ning-pangcu buru
buru berseru bahwa mereka bukan perampok,

diam-diam terkejut karena serangan anak

berbaju biru itu cepat sekali, seperti kilat

menyambar.

"Berhenti, kami bukan rampok.

Mundur semua dan jangan membuat saudara

cilik ini salah paham!"

Siauw Lam, pemuda baju biru itu

tertawa dingin. Di dalam pedati gurunya duduk

bersila, beberapa hari ini melakukan

perjalanan setelah keluar dari Gobi. Ada dua

persoalan ynng membuat gurunya berpikiran

kusut satu adalah tentang Peng Houw

sementara yang lain adalah kakek lihai

bermata putih itu, Pek-gan Hui-to Jiong Bing

Lip. Maka ketika seorang laki-laki gagah

berkelebat di depannya sementara orang
orang yang lain mundur dan mengelilingi

kereta maka Siauw Lam yang nenjadi wakil1170

gurunya ini tak takut sedikitpun dan sikapnya

memandang rendah dan sombong. Tarikan

bibirnya membuat Cheng-liong-pian Ning Po

berkerut, anak yang tinggi hati dan angkuh.

"Maafkan kami," ketua See-ouw-pang

itu cepat menjura. "Kami bukan perampok

atau pengganggu perjalanan orang lain sobat

muda. Kami hanya ingin mencari kereta untuk

membawa seseorang yang luka. Aku adalah

ketua See-ouw-pang, ini murid-murid kami cari

Sin-hong-pang dan See-ouw-pang."

Siauw Lam terkejut. Tentu saja

sikapnya berubah apalagi ketika pintu gerobak

diketuk. Gurunya turun dan tertegunlah

semua orang melihat seorang buta tampan

mencari-cari jalan mendekati tempat itu, Beng

San bergerak dan sudah menuntun gurunya.

Dan ketika Siauw Lam terkejut melangkah

mundur, gurunya batuk-batuk namun

tersenyum mengetuk-ngetukkan tongkat

maka Ning-pangcu masih tak sadar bahwa ia

berhadapan dengan Chi Koan yang lihai itu.
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hm-hm, ada apa. Kau rupanya

membuat ribut dengan orang-orang gagah,1171

Siauw Lam, mereka ternyata dari Sin-hong
pang dan See-ouw-pang. Eh, cepat minta maaf

kalau di depanmu adalah ketua sendiri."

Siauw Lam cepat minta maaf,

membungkuk. Saat itu gurunya

mendorongnya minggir dan kini berhadapan

dengan laki-laki gagah itu sendiri. Ning-pangcu

terkejut karena si buta ini adalah guru pemuda

baju biru itu, padahal pemuda itu Sudah hebat

dan ia sendiri ragu apakah mampu

menghadapi. Maka ketika si buta mengulum

senyum dan maklumlah dia bahwa di

depannya ini bukan orang sembarangan cepat

ketua See-ouw-pang itu membungkuk

menjawab perkataan lawan.

"Tak usah, tak usah minta maaf. Kami

yang bersalah. Anak buah kami yang

sembrono, siauw-enghiong. Siapakah namamu

dan kami orang-orang Sin-hong-pang dan See
ouw-pang ingin meminjan kereta. Ketua Sin
hong-pang butuh pertolongan cepat!"

"Aku Chi Koan," si buta tenang-tenang

menjawab. "Apakah maksudmu yang

terhormat Siang-mauw Sian-pangcu, sakit apa1172

dan kenapa begitu terburu-buru. Mungkin aku

dapat menolong."

"Chi Koan? Kau, eh. . musuh besar Naga

Gurun Gobi itu? Kau pemuda yang difitnah itu?

Ah, kebetulan. Baru saja pemuda itu pergi, Chi
siauwhiap, dan kami menjadi korban!"

Ning-pangcu menjadi kaget sekaligus

girang. Tentu saja Ia tak termakan oleh segala

omongan Peng Houw dan menganggap Naga

Gurun Gobi itulah yang tak bertanggung

jawab. Kini Chi Koan yang difitnah datang,

kiranya inilah pemuda itu. Maka ketika

melompat dan Chi Koan menjadi terkejut,

sedetik ia megerahkan Hok-te kangnya maka

hampir saju ia mengibas laki-laki itu ketika

lengannya disambar dan dicengkeram.

Akan tetapi ketua See-ouw-pang tak

melakukan apa-apa, cengkeraman itu sebagai

tanda girang dan sekejap Chi Koan terkejut. la

kaget oleh kata-kat? fitnah itu, fitnah tentang

apa. Dan ketika ia tertegun dan diam berhati
hati, dua muridnya melompat maju maka

ketua See-ouw-pung ini sudah langsung bicara,

menjelaskan.1173

"Peng Houw, jahanam terkutuk itu

melepas fitnah. Hong Cu dihamilinya, Chi
Siauw hiap, akan tetapi kau yang dikatakannya.

Katanyu kau yang menghamili gadis itu,

padahal kakek tabib itu menjadi bukti dan

saksi. Dan kau, ah.. tiba-tiba saja datang ke sini.

Kalau tadi kalian tak terlambat tentu dapat

membuntu dan menghadapi pemuda

sombongitu. Naga Gurun Gobi itu melukai

Siang-mauw Sian-li!"

"Hm-hm!" Chi Koun mengejap
ngejapkan kelopak matanya yang kosong,

sedetik telah tahu apa yang terjadi, otaknya

yang cerdas memang luar biasa. "Kiranya

kalian bertemu Naga Gurun Gobi itu, pangcu,

dan urusan berkisar pada gumadis bernama

Hong Cu. Hm hamil, dan aku yang dituduh. Tak

apa, fitnah memang kejam tapi di mana

sekarang si Hong Cu itu. Aku siap menerima

perbuatan musuhku itu kalau nama baik Sin
hong-pung harus dijaga. Mana dia,

pertemukan aku dengan Hong Cu."

"Hong Cu telah pergi, menangis dan

memendam sakit hati. Apa maksudmu dengan1174

menerima perbuatan musuh itu, siauw hiap.

Apakah maksudu menghibur gadis itu

menggantikan Peng Houw.

"Maksudku jelas, menikahinya. Kalau

Sin-hong-pang dicoreng seperti ini biarlah

kulindungi gadis itu agar anaknya berbapak,

pangcu, jangun sampai melahirkan tanpa ayah.

Peng Houw sungguh keji tapi aku

pengampun!"

"Ah ah, kau sungguh seorang mulia.

Dan Naga Gurun Gobi itu jahanam terkutuk!"

"Sian Li! " semua menengok dan

terkejut. Siang-mauw Sian-li, ketua Sin-hong

pang itu ternyata siuman lagi dan terhuyung

mengepalkan tinjunya. Ramai-ramai di

gerobak itu tak melihat wanita ini sadar, Siang
mauw Sian-li bangun dan melihat murid
muridnya dan murid See-ouw Pang

mengelilingi gerobak kecil. la melengking dan

memaki Peng Houw hingga semua menoleh.

Cheng-liong-pian Ning Po tentu saja terkejut

dan girang, melompat menyambar lengan

kekasihnya ini. Tapi ketika wanita itu menepis

dan si buta menggerak-gerakkan kedua1175

telinganya, diam-diam lega bahwa Hong Cu tak

ada di situ maka ?hi Koan yang licik ini telah

pura-pura memasang kebaikan dan

jebakannya tadi kena. Kesediaannya untuk

menjadi suami Hong Cu tentu saja

mengharukan semua orang. Si buta ini kiranya

seorang mulia! Dan ketika Siang- -mauw Sian-li

mendengar itu dan memaki Peng Houw,

tergetar dan tentu saja terharu oleh kesediaan

pemuda itu maka wanita itu menangis dan

tiba-tiba melompat memanggil semua murid
muridnya.

"Mei Bo, kita kembali ke Sin-hong
pang!"

Cheng-liong-pian Ning Po terkejut. La

melihat kekasihnya itu terhuyung namun,

memaksa diri bergerak. Semua murid Sin

hong-pang berkelebat dan menyusul gurunya.

Akan tetapi ketika di luar hutan Siang-mauw

Sian-li mengeluh dan tampak sempoyongan

maka Ning-pangcu berkelebat dan telah

menyambar punggung wanita itu.1176

"Kau lelah, kau terpukul batinmu.

Sebaiknya menumpang pedati Chi-siauw hiap

saja dan kita selamat pulang ke rumah."

"Benar, begitu sebaiknya," si buta tahu
tahu muncul dan berada di antara dua orang

ini . "Gerobakku kosong dan cukup untuk

bertiga, pangcu, naiklah dan biar murid
muridku menghela. Kalau boleh aku

memeriksa denyut nadimu dan kutolong kalau

bisa".

Wanita itu tersedu-sedu. Ia sesak napas

dan marah serta malu. Kekalahannya yang

total sungguh menyakitkan, ia benar-benar

bukan tandingan Naga Gurun Gobi itu. Maka

ketika Chi Koan menyen tuh lengannya dan

cepat memeriksa denyut nadi, di saat itulah si

buta ini mengerahkan sinkang dan "menusuk"'

Secara lembut maka Siang-mauw Sian-li tiba
tiba tersedak dan semakin sesak napas karena

rongga dadanya diserang pemuda itu lewat

pencetan nadi jantung.

"Ugh!"

Chi Koan menekan pundak. Dengan

jarinya yang lain ia memasukkan lagi hawa1177

serangannya ke belakang punggung. Dengan

begini dari muka dan belakang Wanita itu

digencet! Dan ketika wanita itu megap-megap

dan Chi Koan melepaskan tekanannya maka di

tubuh Siang-mauw Sian-li telah terdapat Hok
te Sin-kang yang bakal merusak isi dadanya.

Hawa pukulan itu telah bersemayam!

Ketua See-ouw-pang terkejut melihat

kekasihnya terjatuh dan kebiru-biruan. Wajah

wanita itu pucat hijau dan tiba-tiba

melontakkan darah. Hok-te Sin-kang telah

mulai menghantam. Dan ketika dengan pura
pura Chi Koan berlutut dan memegangi kaki

wanita ini, padahal diam-diam mengerahkan

Hok-te Sin-kang-nya lagi untuk menyerang dari

bawah maka inilah sumber malapetaka bagi

ketua sin-hong-pang itu karena sejak itu

lukanya yang ringan menjadi berat dan semua

orang tentu saja menyangka bahwa sebab dari

semuanya itu adalah awal pertandingannya

dengan Naga Gurun Gobi!

Siang-mauw Sian-li tersedak dan

kejang-kejang. la sendiri terkejut karena tiba
tiba seluruh dadanya berat, napas begitu sukar1178

dan ia roboh lagi. Dan ketika Ning-pangcu

menjadi terkejut karena kekasihnya pingsan

maka Chi Koan memanggil dua muridnya agar

membawa wanita itu ke dalam pedati.

"Sebaiknya dibawa ke dalam saja,

biarkan aku menolongnya nanti. Harap Ning
pangcu naik dulu menemani aku."

Laki-laki itu gugup.ia sendiri telah

mengerahkan sinkangnya akan tetapi sambil

memegangi ibu jari kaki si buta itu menolak.

Dengan berpura-pura menolong dari bawah

Chi Koan menghalau semua kekuatan ketua

See-ouw-pang itu. Dan karena pada dasarnya
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

laki-laki ini percaya kehebatan Peng Houw, diri

sendiri mengakui bahwa tingkatnya jauh di

bawah maka akhirnya dengan muka pucat dan

wajah gemetaran lelaki ini menyerahkan

keselamatan kekasihnya kepada Chi Koan,

orang yang diketuhui memang berkepandaian

tinggi.

"Aku tak mampu mengobati luka
lukanya. Tolong sembuhkan dan ringankan

penderitaannya, Chi-siuwhiap, dan kuserahkan

dia kepadamu!"1179

Bagai seekor ayam memasuki mulut

buaya maka bebaslah si buta itu melakukan

apa saja. Dengan mengangguk-angguk dan

bersikap begitu serius semua orang akan

terkecoh olehnya. Chi Koan memang cerdik.

Dan ketika di dalam perjalanan ini ia berkutat

"menolong" Siang-mauw Sian-li, bersila dan

mati-matian menyelamatkan wanita itu maka

yang dilakukan si buta justeru sebaliknya yang

membuat keadaan wanita itu semakin parah!

Akan tetapi siapa yang menyangka

buruk. Siang-mauw Sian-li selamanya belum

pernah bertemu muka dengan si buta itu, juga

ketua See-ouw-pung. Dan karena mereka

membenci Peng Houw bukannya si buta maka

segala gerak-gerik si buta itu menjadi bebas

dan demikian bebasnya hingga melakukan apa

saja dengan begitu gampang dan sama sekali

tak diduga kalau justeru ia membunuh wanita

itu secara perlahan-lahan!

Bukan tanpa alasan kalau Chi Koan

melakukan ini. Pertama, tentu saja masalah

Hong Cu. Baru kali ini ia berhadapan dengan

suci dari gadis itu dan inilah kiranya ketu Sin-1180

hong-pang itu. Kalau ia dapat membunu

wanita ini maka kebencian dan kemarahan

Hong Cu terhadap Peng Houw bertambah.

Siapapun tahu bahwa Siang-muuw Sian-li baru

saja bertanding dengan Naga Gurun Gobi itu,

kalau ia akhirnya tewas maka kesalahan tentu

ditimpakan kepada pemuda itu! Kedua, Chi

Koan menmang diam-diam ingin menuju

Telaga See-ouw. Perjalanannya itupun sedang

ke sana, maka ketika tiba-tiba mereka bisa

bertemu di tengah jalan maka ini adalah hal

bagus yang membuat kegembiraannya

bertambah. Sesungguhnya si buta ini hendak

mencari pengaruh di sana, melihat keadaan

dan mencari sesuatu yang menguntungkan,

ingin berlindung di balik orang-orang selatan,

menyembunyikan diri dan mengerahkan

orang-orang itu kalau Peng Houw hendak

menangkapnya. Maka ketika tiba-tiba ada

kejadian begini kebetulan di mana ketua Sin
hong-pang dan See-ouw-pang bertanding

dengan Peng Houw tentu saja Chi Koan tak

menyia-nyiakan kesempatan dan akal serta

semua tipu liciknya di keluarkan.1181

Ini adalah langkah awal untuk memulai

sesuatu yang bagus. la adalah pemilik Hok-te

Sin-kang, seperti juga Peng Houw yang

mewarisi ilmu itu. Maka ketika ia tadi melihat

betapa sebenarnya pukulan Peng Houw masih

penuh pengendalian maka si buta ini maklum

bahwa Peng Houw memang tidak berniat

membunuh atau mencelakai wanita ini. Siang
mauw Sian-li hanya terpukul batinnya oleh

kekalahan yang menyakitkan, juga tentang

sumoinya yang hamil. Maka ketika diam-diam

ia menyalurkan pukulannya ke arah tepat di

mana wanita itu tadi terpukul maka Chi Koan

hendak memperberat atau memperburuk apa

yang sesungguhnya tidak dilakukan Peng

Houw. Tengkuk wanita ini diraba. Chi Koan

mendapatkan bekas pukulan di situ. Dan

karena iapun pewaris Hok-te Sin-kang dan

mudah saja baginya meneruskan bekas

pukulan Peng Houw maka itulah yang

dilakukan dan segera ia memperberat luka

wanita ini dengan tusukan hawa saktinya

secara diam-diam. Siapa orang di dunia ini

yang tahu. Maka ketika dengan licik dan culas1182

ia memperberat keadaan wanita ini maka

sesampainya di Sin-hong pang Siang-mauw

Sian-li justeru sudah tidak mampu bangun lagi.

Wanita itu pucat kebiruan. Anak murid gelisah

dan pagi itu Siang-mauw Sian li bagai mayat

hidup. Sudah berulang kali wanita ini hendak

bicara akan tetapi gagal, tenggorokannya sakit

dan kering. Tentu saja begitu karena Chi Koan

menotok pangkal batang tenggoroknya.

Dengan begini wanita itu tak akan mampu

bicara kalaupun memaksa maka pita suaranya

akan pecah, disusul nyawa melayang!

Dan ketika pagi itu wanita ini

menggapai-gapai dan menyebut Chi Koan,

Siang- mauw Sian-li mulai sadar bahwa dirinya

dipermainkan orang maka ia bermaksud

memberi tahu agar si buta itu diusir pergi

namun celakanya ketua See-ouw-pang salah

paham. Di antara sadar dan tidak wanita ini

mulai merasakan sesuatu yang tidak wajar,

yakni setiap ibu jarinya dipencet masuklah

hawa panas ke tubuhny Hawa ini menusuk dan

menggigit membuat ia kesakitan. Sayang

karena ia tak dapat bersuara maka ah-uh-ah-1183

uh itulah yang terdengar. Siang-mauw Sian-li

sadar diserang secara diam-diam dan tentu

saja ia kaget, perasaan kaget ?an marah yang

tentu saja membuat sakitnya kian berat. Dan

ketika ia melihat si buta itu tersenyum-senyum

sementara ia berjengit kesakitan oleh tusukan

hawa sakti, maklumlah dia bahwa si buta itu

bermaksud amat keji maka tak kuat menahan

lagi ia menggapai dan memanggil-manggil

kekasihnya, ketua See-ouw-pang. Di situ ia

bermaksud memberi tahu bahwa si buta

memperberat keadaannya, namun karena ia

tak dapat bersuara kecuali menyebut-nyebut

Chi Koan maka ketua See-ouw-pang mengira si

buta dipanggil dan bergeraklah pemuda itu

mendekatinya, menempelkan telinga. Kalau

saja Siang-mauw Sia-li dapat bergerak tentu

dihantumnya kepala pemuda itu. Sambil

memberikan telinganya si buta lagi-lagi

memencet ibu jari kaki, membuat ia berjengit

dan sadarlah wanita ini bahwa sesungguhnya

kematiannya dikehendaki si buta. ia kaget dan

marah akan tetapi tak dapat berbuat apa-apa.1184

Maka ketika ia memaksa diri

meneriakkan kata-kata itu, yang sayangnya

hanya berupa desis lirih maka makian "kau

bangst" disusul oleh pecahnya pita suara

wanita itu dan menghembusnya napas

terakhir. Siang-mauw Sian-li tak kuat lagi

menahan kemarahannya dan wanita ini tewas

dengan cara menyedihkan. Ujung hidupnya

benar-benar dipenuhi dendam dan kebencian,

bukan saja terhadap Peng Hou melainkan juga

si butu itu. la benci Chi Koan yang

membunuhnya secara licikk. la tak merasa

memusuhi pemuda itu dan si buta

menghendaki nyawanya, sungguh mati

membawa luka menganga. Dan ketika semua

murid menangis dan berkabung, Sin-hong
pang kehilangan ketuanya maka bersandiwara

demikian liciknyu Chi Koanpun ikut

meruntuhkan air mata, padahal sumber

penyebab adalah dia!

"Kami turut berduka cita, sungguh

menyedihkan sekali. Ah, menyesal aku tak

dapat menolongnya, Ning-pangcu. Maafkan1185

aku dan kami turut berduka cita sedalam
dalamnya."

Di depan mayat itu Chi Koan memberi

hormat bersama dua muridnya. Siauw Lam dan

Beng San termangu-mangu akan tetapi dua

anak ini berpikiran sendiri-sendiri. Siauw Lam

tentu saja terheran-heran kenapa suhunya

berbaik dengan Sin-hong-pang, padahql Hong

Cu jelas memusuhi suhunya dan gadis itu

meninggalkan suhunya dengan marah di kota

Ho-kian. Sementara Beng San, yang waktu itu

belum menjadi murid dan tak tahu hubungan

gurunya dengan gadis Sin-hong-pang itu tentu

saja terheran-heran namun juga kagum bahwa

suhunya mau mengawini gadis yang dihamili

lelaki lain!

"Hebat suhu ini," demikian bisiknya.

"Kalau aku tentu tak sudi!"

Demikianlah dua anak ini berpikiran

lain-lain. Siauw Lam berkerut terheran-heran,

juga geli, adalah Beng San yang mendecak

penuh kagum. Di antara keduanya tentu saja

Siauw Lam lebih tahu daripada sang sute,

karena anak inilah yang sejak lama ikut Chi1186

Koan, sejak nasih di Gobi. Dan ketika Sin-hong
pang berkabung dan Mei Bo sebagai pengganti

pimpinan sementara gadis itulah murid tertua,

maka Ning-pangcu untuk beberapa hari
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berada di tempat ini menemani makam

kekasihnya.

"Chi-siauwhiap tak usah buru-buru

perg?. Kalau tak ada suatu keperluan mohon di

sini dulu dan nanti ku undang ke See-ouw-pang

karena dua minggu lagi akan ada pertemuan

tahunan kami para orang-orang selatan."

"Hm, apakah tak mengganggu

pangcu?" Chi Koan terkejut girang, tak

menyangka adanya pertemuan orang-orang

gagah di See-ouw-pang. "Kalau pangcu masih

berduka dan tak ingin diganggu sebenarnya

kami ingin pamit...!"

"Tidak, jangan. Tak ada yang

merepotkan kami, dan Justeru kehadiranmu

membawu suatu rencana bagiku, aku ingin

memperkenalkan siauwhiap kepada tokoh
tokoh selatan!"

"Hmn, semua orang menganggapku

buruk, aku dicap bukan orang baik-baik...!"1187

"Aku yang membantah itu, siauwhiap,

kau tidak seperti dikatakan orang luar. Kau

berbudi, kau gagah. Justeru sepak terjangmu

berlawanan dengan Naga Gurun Gobi Peng

Houw!"

"Ah, terima kasih, pangcu terlalu

memujiku.'

"Tidak menuji, melainkan kenyataan.

Lihat betapa kau begitu mati-matian

menyelamatkan kekasihku. Kau mulia dan baik

hati. Sungguh tak kusangka bahwa omongan di

luar ternyata beda jauh dengan

kenyataannya!"

Chi Koun tersenyum-senyum,

wajahnya kemerah-merahan. Pemuda buta

yang tampan ini tiba-tiba semakin tampan dan

halus sekali kalau sudah seperti itu. Gerak
geriknya merendah dan sikapnya lembut.

Siapa menyangka bahwa di balik semua itu

terdapat duri ganas yang amat berbahaya.

Pemuda ini seakan srigala berbulu domba.

Maka ketika Mei Bo gadis itu terisak dan

menangis lirih tiba-tiba dia berkata pahwa Sin-1188

hong-pang juga tak keberatan menerima

pemuda ini beberapa hari lagi

"Chi-siauwhiap sudah menolong ketua

kami mati-matian, kami murid-murid Sin
hong-pang sungguh merasa berhutang budi.

Kalau beberapa hari ini siauwhiap berkenan

menambah sedikit kepandaian kami tentu

kami para murid semakin berterima kasih

sekali. Bagaimana menurut Ning-pangcu."

"Benar, tak ada jeleknya. Setelah

ketuamu tewas kalian harus melatih diri lebih

keras, Mei Bo. Lawan amat kuat dan sakti

sekali. Kalau Chi-siauwhiap mau menurunkan

sedikit kepandaiannya tentu aku turut

bersyukur!"

"Ah, kepandaianku biasa-biasa saja...!"

"Tapi kau tandingan Naga Gurun Gobi.

Meskipun kami belum melihat kalian

bertanding namun berita itu telah menyebar

ke mana-mana, siauwhiap, dan kami percaya

itu. Kau pewaris Bu-tek-cin-keng!"

"Hmm berita sudah ke mana-mana,

aku jadi malu. Meskipun begitu tetap juga aku

kalah, pangcu. Peng Houw lebih hebat."1189

"Ia mewarisi kesaktian sesepuh Gobi.

Kami dengar mendiang Ji Leng Hwesio

memberikan seluruh sinkangnya kepada

pemuda itu!"

"Benar, dan aku kalah. Sinkangku tentu

saja kalah matang dibanding mendiang ketua

Gobi itu. Tapi sudahlah, Peng Houw tetap

hebat dan aku sudah pernah dikalahkannya.

Sebagai seorang ksatria aku harus mengakui

itu."

Chi Koan menutup dengan kata-kata

gagah dan ini tentu saja semakin membuat

kagum dua orang itu. Sebagai orang kang-ouw

mereka telah mendengar pertandingan akbar

dua jago muda ini, betapa si buta itu akhirnya

tertangkap dan dibawa ke Gobi. Konon Chi

Koan ini mendapat nama kurang baik

sementara Peng Houw dipuji-puji sebagai

pendekar gageh perkasa. Akan tetapi karena

dalam kenyataannya dua orang itu berbeda

sikap, Chi Koan lembut dan halus serta suka

menolong sementara Peng Houw amat

sombong dan telah membunuh Siang-mauw

Sian-li maka ketua See-ouw-pang ini naupun1190

orang-orang lain justeru menganggap

sebaliknya sepak terjang dua pemuda ini.

Chi Koan akhirnya menerima tinggal di

situ dan diam-diami ia girang bukan main

mendapat simpati Mei Bo. Dari suara dan

langkah halus gadis itu segera dia tahu bahwa

gadis di depannya ini Cantik. Hatinya sudah

mulai tergetar dan sambil menunggu

pulangnya Ning-pangcu iapun tak mau menyia
nyiakan kesempatan. Malam itu ketua See
ouw-pang dan Mei Bo mengundangnya makan

malam,khusus bertiga. Dan ketika di sini ia

ditanya bngaimana mula-mula ia dikejar dan

dianggap jahat oleh pimpinan Gobi,, bagai

mana ia sampai bermusuhan dengan Peng

Houw maka dalam pertanyaan yang hati-hati

itu ia menjawab seolah jujur dan tak usah

takut-takut.

"Ning-pangcu tak usah takut-takut

menanyakan itu. Meskipun ini urusan

pribadiku namun baiklah kuceritakan kepada

kalian bagaimana duduk persoalan

sebenarnya. Semua ini tentu saja bermula dari

Peng Houw. Dia, hmm.. !" Si buta menarik1191

napes dan menghentikan sejenak berkerut
kerut, sikap yang membuat haru dan iba.

"Sejak kecil sesungguhnya aku telah

bermusuhan dengan si Peng Houw itu, berawal

dari guru kami masing-masing mendiang Beng

Kong dan Lu Kong Hwesio".

"Menarik, ah, dari situ kiranya. Coba

teruskan, siauwhiap, rasanya kehidupanmu

waktu itu penuh penderitaan!" Mei Bo

menyambung.

"Terima kasih, memang betul.

Simpatimu mengharukan aku, adik Mei Bo,

kehidupanku memang selalu sengsara sejak

bergaul dengan Peng Houw ini. Ia suka

memfitnah, melapor ini-itu pada paman

guruku Lu Kong. Dan ketika suatu saat kami

sama-sama membawa ang-sio-bak maka itulah

puncak derita yang merobah nasibku sampai

kini."

"Hm, maaf, kupotong sebentar.

Kudengar bahwa kau menjadi murid Tujuh

Siluman.. Langit, ,siauwhiap. Apakah itu tidak

benar.".1192

"Benar, justeru inilah. Dan itu

bersumber dari makanan berjiwa itu, pangeu,

ang-sio-bak sialan itu. Peng Houw

membawanya ke dalam dan memberikannya

kepadaku, padahal kalian tahu bahwa para

hwesio tak diperkenankan makan makanan

berjiwa!"

"Hm-hm, lalu beagaimana. Dari mana

Peng Houw mendapatkan itu."

"Aku tak tahu, tapi yang jelas dia

hendak mencelakakan aku. Karena begitu aku

menerimanya maka dilaporkanlah bahwa aku

membawa barang haram. Para pimpinan

marah-marah, aku dihajar. Dan ketika itulah

datang Tujuh Siluman Langit yang lalu

menolongku. Aku dibawa dan menjadi murid

mereka itu betapapun akhirnya aku kembali ke

Gobi menemui guruku pertama, mendiang

beng Kong Hwesio..!",

"kami dengar itu. Akhirnya kau tetap

juga murid Gobi!"

"Tapi Peng Houw selalu mencari-cari

kesalahan. Gara-gara Bu-tek-cin-keng maka1193

aku sengsara seumur hidup, aku dianggap

mencuri."

"Hm, benar,, Dunia kang-ouw gempar

saat itu. Bagaimana asal mulanya hingga

terjadi seperti itu, Chi-siauwhiap, dan jujur

benr engkau tak segan menelanjangi diri

sendiri" Ning-pangcu menjadi kagum karena

dari omongan ini tampak bahwa si buta tak

segan-segan membuka borok sendiri. Hal itu

demikian lugas dan jujur. Maka ketika ia

memuji dan tentu saja semakin kagum, Mei Bo

bersinar-sinar dan haru memandang wajah

gagah tampan itu maka Chi Koan batuk-batuk

tersenyum pahit.

"Pangcu, agaknya tak usah menutup
nutupi apa yang telah didengar orang banyak.

Berita itu tentu saja membuat gempar, tapi tak

banyak yang tahu apa yang sesungguhnya

terjadi, siapa salah siapa benar!"

"Betul, kami orang luar hanya
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendengar Simpang-siur. Lalu kalau begitu

bagaimana cerita sebenarnya. Bagaimana kau

dianggap pencuri."1194

"Ini gara-gara Peng Houw juga, dialah

penyebar fitnah pertama itu. Padahal Bu-tek
cin-keng, hmm.... . aku tak mencurinya

melainkan mendapatkannya dari mendiang

guruku langsung. Perlu kalian ketahui bahwa

kitab itu mula-mula berada di tangan

mendiang sesepuh Gobi, Ji Leng Hwesio. Dan

karena paman guruku Lu Kong meninggal

dunia maka guruku itulah yang berhak dan

menerim Bu-tek-cin-keng dari mendiang Ji

Leng Hwesio. Dan guruku lalu memberikannya

kepadaku, itu saja. Tapi Peng Houw yang

rupanya tamak dan berhasil menghasut Ji Leng

Hwesio ternyata mencari dan hendak

merampas Bu-tek-cin-keng, tentu saja

kupertahankan. Dan...... dan terjadilah

peristiwa besar itu. Aku ditangkap dan di

keroyok sampai akhirnya mataku dibuat buta".

"Aihhh, kasihan sekali. Keji dan jahat

benar si Peng Houw itu. Terkutuk!" Mei Bo

gadis Sin-hong-pang menjerit kecil melepas

seruan. Suaranya begitu spontan dan Chi Koan

berdebar. Gadis ini semakin mudah digaet!1195

Tapi ketika ia pura-pura tertawa.m pedih dan

menggelengkan kepalanya lalu berkata,

"Tidak, sudah nasibku. Semua sudah

terjadi, adik Mei Bo, dan aku tak menyesal atau

dendam kepada Peng Houw. Kalau satu saat

aku membalas maka bukan karena sakit hati

melainkan semata menegakkan kebenaran

dan keadilan."

"Hebat, suara seorang ksatria! Ah, aku

jadi semakin kagum kepadamu, Chi-siauwhiap,

dan orang seperti kau ternya-ta ?ijelek
jelekkan di luar. Ah, akan kukatakan kepada

orang-orang selatan bahwa kau tidaklah

seperti digambarkan!"

Ning-pangcu sampai meremas meja

saking kagum dan hormatnya. Chi Koan

demikian gagah dan penuh keksatriaan hingga

kata-kata dan sikapnya begitu simpatik. Siapa

tidak angkat topi.

Dan ketika si buta itu tersenyum
senyum dan menggeleng serta mengangguk

maka pembicaraan dibelokkan ke soal Hong

Cu.1196

"Dan sekarang fitnah ini datang dan

ujudnya yang lain. Aku dikatakan menghamili

Hong Cu. Hm, kalau saja gadis itu ada di sini

biarlah dia ceritakan yang sebenarnya, pangcu,

tapi kalau aku dituntut biarlah kuterima itu.

Perbuatan P?ng Houw dapat kuterima, ia telah

beristeri dan memiliki anak, tentu enggan

mengakui ini. Kalau Sin-hong-pang ingin

membersihkan nama akupun siap

menggantikan Peng Houw. Kasihan Hong Cu!"

Mei Bo terisak. Semakin didengar

semakin kagumlah dia akan kegagahan dan

kemuliaan si buta ini. Tanpa disengaja tipa-tiba

kedua kaki mereka. bertemu di bawah meja,

gadis ini terkejut dan seperti kesetrum dan

jantungnya terguncang sejenak. la tak tahu

bahwa saat itu Chi Koan mengerahkan ilmu

pengasihnya lewat kekuatan batin, ?isalurkan

lewat ujung kaki dan masuklah ilmu

pengasihan ini ke tubuh Mei Bo. Pada dasarnya

gadis itu sudah merasa suka, kagum. Maka

ketika tiba-tiba ia disengat dan diserang dari

bawah maka dalam pandangan Mei Bo si buta1197

itu adalah orang yang pantas dikasihani dan

patut mendapatkan cintanya!

Gadis Sin-hong-pang ini jatuh hati.

Cerita si buta sudah habis dan makan

minumpun dilanjutkan. Jantung gadis ini

berdebar-debar. Semakin dipandang semakin

menarik saja wajah tampan itu. Kelopak itu

mengerjap-ngerjap mengharukan. Dan ketika

perjamuan selesai dan Ning-pangcu bangkit

berdiri maka Chi Koan diantar ketua See-ouw
pang ini kembali ke kamarnya. Akan tetapi

bagai tidak sadar tiba-tiba gadis Sin-hong-pang

itu berseru,

"Biar aku saja yang mengantar, harap

pangcu beristirahat!"

Ning-pangcu terkejut. Chi Koan

meraba-raba dengan tongkatnya dan gadis itu

sudah menyambar pemuda ini. Mei Bo lebih

berhak karena tuan rumah. Dan karena ketua

See-ouw-pang itu juga percaya dan menaruh

hormat pada si buta, betapapun ia tak

menduga jelek maka si buta akhirnya diantar

gadis cantik ini.1198

"Hm, merepotkan. Orang buta selalu

merepotkan orang lain. Aku dapat memanggil

murid-muridku, nona, atau..!"

"Tidak, marilah!"' dan genggaman

lembut yang menutup pembicaraan itu tentu

saja disambut girang oleh si buta. Ilmunya

bekerja dan tak lama kemudian gadis itu

berjalan di antara lorong-lorong. Di sini Chi

Koan tiba-tiba balas menggenggam dan

meremas gadis itu. Lalu ketika mereka tiba di

kamar dan Chi Koan membalik dan menangkap

tahu-tahu gadis itu jatuh ke pelukannya. Sejak

tadi Mei Bo gemetar dan panas dingin.

"Siauw-hiap...!"

"Sst, ehh!" Chi Koan sudah mendorong

pintu kamar dan gadis itu tersedu-sedu

menubruk dirinya. Ilmu pengasih yang

dipasang amatlah kuat dan gedis ini tak tahan

lagi. Cinta dan tubuhnya panas terbakar. Dan

ketika ia tak tahu apa yang dilakukan karena

secepat itu Chi Koan mengusap dan membelai

seluruh tubuhnya maka murid Siang-mauw

Sian-li ini roboh telungkup.1199

"Aku. .. aku kasihan kepadamu. Kau. ah.

kau mengagumkan, siauwhiap, jahat sekali

orang yang memfitnahmu itu. Daripada kau

melindungi enci Hong Cu lebih baik kau

melindungi aku. Aku...aku siap menyerahkan

segala-galanya kepadamu".

"Hm, matikan dulu lampu kamar. Aku..

hm, akupu siap meberikan segala-galanya

kepadamu, Mei Bo. Aku.aku cinta padamu...!"

"Siauw-hiap..!"

"Sst, panggil aku Chi-twako!"

"Ya-ya, Chi-twako, ah.. akupun cinta

kepadamu!" lalu ketika lampu padam dan Chi

Koan melepaskan gadis ini dari segala rindu

berahi akhirnya malam itu di kamar ini mereka

berdua memadu cinta tak perduli yang lain
lainnya lagi. Tak tahu betapa sepasang mata

terbelalak keheranan dan kaget, mata seorang

pemuda yang melihat itu dari sisi jendela dan

inilah mata Beng San! Anak itu terheran-heran

dan kaget bagaimana seorang gadis secantik

Mei Bo menubruk dan menciumi gurunya,

seorang buta. Dan ketika lampu kamar itu

padam dan pemuda ini berdebar panas dingin1200

mendadak saja dia ingin mengintip dan ingin

tahu apa yang terjadi di dalam. Akan tetapi

sebuah tangan kuat tiba-tiba

mencengkeramnya

"Masuk...!" bisikan itu membuat Beng

San terkejut. "Jangan ganggu kalau suhu sudah

begitu, Beng San nanti gawat!"

"Tapi. .. tapi cici itu...!"

"Sst,,itu sudah biasa. Dulupun Hong Cu

juga begitu dan tergila-gila kepada suhu. Kalau

kau ingin kita cari saja yang lain, di sini masih

banyak murid-murid cantik!"

"Maksudmu?"

"Kau suka seperti suhu?"

Anak ini menelan ludah, tak menjawab.

"He, suka atau tidak. Kalau tidak cepat

masuk, kalau suka mari kita cari yang cocok.

Malam ini dingin dan enak juga berselimutkan.

wanita!"

"Maksudmu?"

"Bodoh! Kau suka atau tidak? Kalau

suka mari cari yang lain, jangan melotot seperti

monyet!"1201

"Hm, ya-ya, baiklah. Tapi... tapi aku

belum biasa!"

"Ha.. sebentar lagi biasa, Ayo

menyelinap ke kamar itu dan pilih yang cantik
cantik. Jangan gemetar!"

lalu ketika Siauw Lam menyambar dan

menyeret sutenya maka Beng San melongo

melihet sesuatu yang baru kali ini diperlihatkan

suhengnya. Betapa suhengnya itu melayang

ringan di atas sebuah jendela besar,

menggelantung dan akhirnya memberi tanda

agar dia melayang naik pula. Dan ketika

pemuda ini berjungkir balik dan memandang

ke dalam maka jantung Beng San berdegup

kencang karena di balik kamar besar itu

tidurlah malang-melintang murid-murid SinKabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hong-pang yang pakaiannya awut-awutan.

Sebagian besar menyingkap paha!

(Bersambung jilid XX.)

Koleksi Kolektor Ebook1202

"KABUT DI TELAGA SEE - OUW"

( Lanjutan Kisah Prahara Di Gurun Gobi )

Karya Batara

Jilid XX

*

* *

"NAH, suka atau tidak?"

Pemuda ini menggigil

"He, suka -atau tidak!"

"Ya-ya, aku, .. aku suka. Tapi bagaimana

mendapatkannya?"

"Ha-ha, pilih dulu yang mana kau

suka!"

"Yang baju kuning itu. Hm, cantiknya

bukan main, suheng. Pahanya gempal padat.

Aku suka itu!" Beng San menuding.

"Baik, kutotok dulu dan aku pilih yang

hijau. Kau padamkan lampu!" Siauw Lam

tertawa melihat sutenya gemetaran, dan tepat

ia memberi tanda pemuda itupun berkelebat

masuk. Bersamaan itu lampu padam. Namun1203

karena pemuda ini sudah tahu di mana dua

gadis itu berada, Secepat itu menotok dan

melumpuhkan lawan maka dengan mudah

Siauw Lum memanggul dan membawa keluar

dua murid Sin-hong-pang ini, lampu kenbali

menyala terang.

"Nah, kau yang kuning, aku yang hijau.

Bagiku sama cantiknya, Sute, masalah mulus,

ha-ha .. dua-duanyu mulus!"

Beng San menerima itu dengan

gemetar bingung. "Tapi... tapi aku... !"

"Kita bawa ke. kamar, kita main

bersama. Kalau kau belum tahu lihat dan

contohlah aku...!"

"Ke kamar?"

"Ya, kamarku, sute. Contoh dan lihatlah

aku. Barang semulus begini jangan di sia
siakan. Ayo, kembali dan ikuti aku!"

Beng San menelan ludah. Baru kali itu

ia memondong dan memeluk seorang gadis.

Tubuh lembut dan hangat itu membuatnya tak

keruan, nafsu dan darahnya mendidih. Namun

karena ia belum biasa dan t?k tahu caranya,1204

sang suheng tertawa geli maka baru di kamar

tahu apa yang harus dikerjakan.

Mula-mula Siauw Lam menjejali dua

gadis itu dengan sebutir pil kuning muda. Dua

gadis ini menggeliat dan mengeluh. Lalu ketika

pemuda itu menciumi dan mulai membuka

pakaian korbannya maka Beng San melotot

melihat betapa suhengnya tak malu-malu pula

melepas pakaian sendiri. Selanjutnya gadis itu

membalas, tampak tidak sadar dan kemudian

terdengarlah rintih dan erang tertahan. Dan

ketika selanjutnya pemudu itu terbakar oleh

pemandangan yang baru kali itu selama hidup

disaksikan maka Beng San mendengus dan

kamar itu menjadi saksi bisu perbuatan biadab

dua anak muda ini. Guru dan murid sama saja,

sama-sama bejat!.

Malam itu benar-benar merupakan

malam pengalaman bagi Beng San. Siauw Lam

sendiri tidak begitu asing karena sudah biasa

melakukan hal ini. Kalau tidak atas dasar suka

sama suku maka obat perangsang itulah yang

digunakan. Sang gadis pasti roboh dan

menyerahkan segala-galanya. Dan ketika1205

malam itu keduanya tenggelam dalam nafsu

berahi, Beng San demikian semangat dan lupa

diri maka menjelang pagi Siauw Lam terpaksa

mencegah sutenya bermabok-mabokan lagi.

Beng San bagai memperlakukan gadis itu

seperti isteri sendiri, padahal anak orang!

"Lepaskan, cukup. Kalau kita masih di

sini esok masih ada waktu, sute. Sekarang

kembalikan mereka dan jangan sampai

diketahui orang."

"Tapi .. tapi aku senang!"

"Jangan bodoh, kesenanganmu

menggelincirkan. Ingat bahwa ini murid Sin
hong pang, sute , lagi pula suhu dan kita datang

secara baik-baik. Kalau kita ketahuan dan suhu

marah jangan tanya dosa. Mampus kau nanti!"

Beng San terkejut. la sadar dan

mengkerut nyalinya. .Wajah gurunya

membuat ia takut. Dan ketika dengan terpaksa

ia melepas gadis itu, diam-diam tertarik dan

berkobar melihat kekasih suhengnya maka

Siauw Lam tertawa berkata kepadanya.

"Jangan khawatir, malam nanti dapat

bertukar pasangan. Kalau kau tertarik dan suka1206

kepada gadis ini maka nanti kita ambil lagi,

sute. Kita dapat bermain sepuas-puasnya lagi!"

"Sungguh?"

"Tentu saja!" dan ketika Siauw Lam

meloncat dan membawa gadis baju hijau dan

Beng San membawa gadis baju kuning maka

bak mendapat durian runtuh anak muda ini

mendengar bahwa sang suhu masih tinggal

beberapa hari lagi di situ, tepatnya menunggu

dua minggu lagi saat adanya pertemuan

tahunan tokoh-tokoh selatan, menerima

undangan ketua See-ouw pang di mana

mereka nanti akan berkumpul dan bertemu

para tokoh-tokoh itu.

"Ha- ha, sungguh rejeki besar. Ah, apa

namanya , suheng. Mendapat rejeki kok begitu

nomplok. Aduh, kita habiskan semua gadis
gadis di sini, kita cicipi mereka satu per satu!"

"Hush, mana mungkin. Jumlah mereka

seratus lebih, sute, kalau kita masing-masing

mendapat limapuluh berarti kita harus tinggal

di sini limapuluh hari. Tak mungkin, keok kita

nanti!"1207

"Tapi, tapi puas. Ah, baru pertama ini

aku menikmati hal begitu menggembirakan

dan seumur hidup tak bakal kulupakan!"

Beng San benar-benar lupa daratan.

Bagai orang di gurun kering pemuda ini seakan

mendapat limpahan air segar. Tidak tanggung
tanggung, seratus sumurpun akan dihabiskan.

Tapi karena Siauw Lam ada di situ dan pemuda

inilah yang mengerem sutenya, bisa-bisa

sutenya itu gila birahi maka duabelas malam

berturut-turut pemuda ini menghabiskan

gadis-gadis Sin-hong-pang. Semuanya dibuat

tidak sadar, hanya paginya para korban ini

kesakitan dan merintih. Bagian paling pribadi

berdarah.

Dan ketika mula-mula mereka diam

saja, menganggap malam itu mendapat mimpi

buruk maka masing-masing merahasiakan ini

dan tidak bercerita satu sama lain. Dan hal itu

barangkali tertutup rapat kalau saja pada

malam terakhir Beng San tidak mengganggu

gadis cilik bernama Pui Ti. Gadis ini masih

berusia di bawah umur, belum duabelas tahun.

Merupakan murid terkecil dan kerjanya di1208

belakang, dulu termasuk pelayan pribadi

mendiang Siang-mauw Sian-li. Tapi sejak

wanita itu tewas dan Mei Bo menggantikan

pimpinan maka gadis ini melayani

pimpinannya.

Beng San tak akan bertemu gadis ini

kalau saja tidak kebetulan dipanggil suhunya.

Chi Koan sendiri memadu kasih dengan Mei

Bo, tentu Saja tak menduga bahwa muridnya

nommor dua melahap murid-murid Sin-hong
pang. Si buta itu sendiri s?buk dilayani Mei Bo,

gadis itu berada dalam cengkeramannya dan

ternyata pandai sekali bermain cinta. Diam
diam Chi Koan tertegun. Sebagai lelaki yang

sudah berpengalaman tentu saje dia tahu

bahwa kekasihnya ini bukan seorang gadis Suci

Mei Bo telah tidak perawan. Namun knrena

gadis itu pandai bermain cinta dan Chi Konn

sendiri butuh hiburan, bukan maksudnya

untuk tetap di situ maka siang itu Pui Ti

membawa makan minumnya, disuruh Mei Bo.

Dan kebetulan Chi Koan memanggil muridnya

nomor dua ini untuk menggosok tongkatnya

yang diam-diam terisi sebatang pedang lentur.1209

Sebulan ini tongkat itu telah kasar dan kotor,

dan si buta tak mau menyuruh orang lain

menggosok tongkatnya itu, kecuali murid
muridnya sendiri.

"Bersihkan tongkatku dan gosok

sampai mengkilat. Jangan dibawa ke mana
mana, Beng San, ingat itu dan kerjakan baik
baik."

Beng San mengangguk. Saat itulah Pui

Ti keluar dan jantung pemuda ini berdesir,

bukan apa-apa melainkan semata melihat

wajah gadis cilik itu. Begitu mirip dengan Siao

Yen! Dan karena ia masih menaruh cinta dan

wajah gadis cilik ini mengingatkannya akan
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siao Yen maka iblis tiba-tiba mengusiknya dan

saat itulah pemuda ini ingin mendekati dan

mencari tahu siapa dan di mana gadis ini

berada.

Tidak sukar bagi murid si buta ini

mengetahui apa yang ingin diketahuinya.

Gadis cilik itu ternyata berkamar di belakang,

sebelah dapur umum Sin-hong-pang. Dan

ketika sambil menggosok ia membayangkan

gadis itu, alangkah nikmatnya bercumbu1210

dengan Siao Yen maka jantung di dada pemuda

ini berdegup dan timbullah keinginan bahwa

malam itu ia akan menyambar gadis ini.

Terjadilah apa yang direncanakan. Pemuda ini

sudah memasuki kamar gadis cilik itu ketika

malam mulai dingin. Tanpa banyak kesukaran

ia menotok dan melumpuhkan korbannya. Dan

karena dua belas hari ini ia sudah begitu biasa,

Beng San tak begitu takut atau berhati-hati

maka pemuda ini tak memadamkan lampunya

padahal saat itu berkelebat bayangan lain yang

kebetulan melihat dirinya. Mei Bo, pimpinan

Sin-hong-pang itu!

Mula-mula wanita ini terbelalak

melihat sesosok laki-laki berindap menuju

kamar Pui Ti. Waktu itu ia hendak memanggil

gadis ini memijat tubuhnya. Belasan hari

melayani si buta membuat wanita itu

kecapaian. Saat itupun ia baru saja selesai

melayani Chi Koan, hendak ke kamar mandi

dan kebetulan melewati gadis cilik itu, sekalian

hendak menyuruhnya memijat tubuh yang

lemas capai. Chi Koan laki-laki hebat yang

membuat ia kagum. Bagai seekor kuda jantan1211

saja si buta itu mengimbangi permainan

cintanya, kuat dan tak kenal lelah. Dan ketika

akhirnya dia sendiri yang kecapaian dan

henduk mintu dipijat maka dilihtnya bayangun

pemuda itu dan tentu saja wanita ini terkejut.

"Beng San" hampir ia memaggil. Akan

tetapi wanita ini menahan seruannya segera

mengenal pemuda itu dan justeru terheran dia

mengikuti secara diam-diam. Pandang

matanyu belum memancarkan kecurigaan

Namun ketiku pemuda itu berkelebat masuk

dan tak lama kemudian membawa Pui Ti, gadis

itu terkulai pingsan maka wanita ini berdetak.

Curigapun timbul!.

Namun wanit ini tak mencegat ataupun

membentak. Justeru mengikuti pemuda itu

dimana Beng San kembali ke kamarnya sendiri.

Dengan bergegas menahan nafsunya pemuda

itu meletakkan gadis ini di pembaringannya,

menciumi dan tak lama kenudian sudah

mencopoti semua pakaian gadis cilik itu. Dan

ketika Mei Bo terbelalak dan kaget serta marah

melihat pemuda itu membuang pakaian

sendiri, maklumlah dia apa yang akan terjadi1212

maka wanita ini tak tahan dan iapun

mendobrak pintu kamar.

"Jahanam keparat!" bukan main

kagetnya Beng San "Kau hendak memperkosa

seorang anak kecil, Beng San. Bedebah

terkutuk!"

Beng San terkejut dan pucat pasi. Ia

sama sekali tak menyangka perbuatannya

diketahui, ditendang dan terlempar

bergulingan sementara Wanita itu Suduh

menyambur pelayannya. Beng San telah

memberikan obat perangsang sebagai

kebiasuannya, gadis itu merintih dan

mengeluh karena Beng San sudah membuka

totokan. Maka ketika pemuda ini terkesiap dan

menyambar pakuiannya sendiri, wanita itu

tentu saja mengenalnya maka sejenak pemuda

ini tak mampu berkt? apa-apa dan meloncat

bangun dengan sikap bingung dan menyesal,

Mei Bo telah membalik dan menutupi tubuh

gadis cilik itu dengn pakaian seadanya, berapi
api memandang pemuda ini. telunjuk

menuding.1213

"Kau...! Hayo menghadap gurumu

,kulaporkun ini. Atuu aku membunuhm? dan

Sin-hong-pang akan mengadu jiwa

denganmu!"

Beng San berketruk gigi dengan

pandang mata bersalah dan juga marah. la

menyesal bukan main kenapa begitu ceroboh.

Keberhasilannya duabelas hari berturut-turut

membuat ia lengah, padahal sebenarnya

sudah cukup berhati-hati membawa

korbannya ke situ, tidak di kamar Pui Ti. Dan

ketika ia bingung serta gugup harus berbuat

apa, ia tahu bahwa wanita ini kekasih gurunya

maka tahu-tahu terdengar suara batuk-batuk

dan gurunya sudah di situ, disusul suhengrya

Siau Lam

"Hm, kau memalukan, berbuat dosa

besar. Untung perbuatanmu diketahui Mei Bo,

Beng San, kalau para murid tentu lebih banyak

yang tahu. Sekarang jelaskan sikapmu kenapa

hendak mengganggu gadis itu. Cepat atau aku

membunuhmu tanpa banyak bicara!"

"Ampun. pemuda ini menjatuhkan. diri

berlutut.Teecu... teecu teringat kekasih teecu,1214

suhu. Gadis ini mirip Siao Yen. Teecu

kemasukan iblis dan mengaku salah: Mohon

ampun namun teecu siap

mempertanggungjawabkan perbuatan ini!"

Mei Bo terkejut girang. Kepandaian si

buta yang tahu-tahu berada di kamar dan

menegur muridnya membuat ia terkejut

namun gembira. Betapapun ia masih tak

menduga bahwa sesungguhnya guru dan

murid merupakan srigala-srigala buas.

Chi Koan mendengar ribut-ribut itu

dengan telinganya yang tajam, sementara

Siauw Lam melihat bayangan pimpinan Sin
hong-pang ini di kamar sutenya, lalu pintu yang

didobrak keras. Dan ketika wanita itu menjadi

girang dan melihat sikap yang keras, tentu saja

Chi Koan harus menegur muridnya maka Mei

Bo membentak merasa mendapat dukungan.

"Benar, kebetulan gurumu ada di sini.

Sekarang kau tak dapat lari, Beng San, apa

maksudmu mempertanggungjawabkan tadi.

Memandang muka gurumu yang mulia dan

baik hati kami Sin-hong-pang tak akan banyak1215

menuntut asal kau menerima hukuman

setimpal!"

Beng San menoleh, lalu menengok

suhengnya. "Harap suheng bantu aku.

Kita..eh..aku..!"

"Kau bersalah, belum menjawab

pertanyaan itu. Kalau kau jelaskan sikapmu

dan maksudmu bertanggung jwab barangkali

suhu meringankan hukumanmu sute. Aku tak

dapat berbuat banyak karena kau

mencemarkan nama baik suhu!"

Ia sadar. Beng San segera tanggap

bahwa gurunya dianggap orang baik-baik oleh

Sin-hong-pang den See-ouw-pang. Untung

Ning-pangcu dari Telnga See-ouw itu sudah

pulang. Maka mengangguk dan membentur
benturkan jidatnya segera ia berkata

"Teecu mengaku salah, teecu mengaku

berdosa. Dan karena teecu hampir saja

mengganggu gadis ini biarlah sekarang juga

teecu menyatakan bahwa ia adalah calon isteri

teecu. Kelak kalau ia besar teecu akan

mengawininya. lnilah pertanggungjawaban

teecu!"1216

"Hm, muridku telah menjawab,

bagaimana pendapatmu. Apakah cukup

pertanggungjawaban ini Mei Bo.. Kalau kurang

boleh tambah."

"Tidak," Mei Bo memandang muka si

buta. "Pertanggungjawaban itu sudah cukup,

Chi-twako, tapi kami Sin-hong-pang tentu saja

akan memasang pengumuman. Sejak ini Pui Ti

calon isteri Beng San!"

Pemuda itu tak dapat berkutik. Beng

San menerima gadis pelayan ini dengan

terpaksa, diam-diam mengumpat. Dan ketika

Mei Bo membawa gadis itu setelah diberi obat

penawar maka si buta tentu saja marah-marah

kepada muridnya. Beng San dimaki habis
habisan.

"Tolol..goblok, Siapa mengajarimu

untuk berbuat sebodoh ini. Aku datang dan

dimuliakan di tempat ini, Beng San, kau

merusaknya dengan tindakanmu yang begitu

brutal. Tahukah kau apa jadinya kalau aku

tidak cepat-cepat datang!"

"Ampunkan teecu, teecu sembrono.

Tapi maaf. .. bukankah teecu dapat1217

menghadapi wanita itu, suhu. Bukankah suhu

tak sungguh-sungguh dengan Mei Bo. Maksud

teecu..!"

"Dari mana kau tahu!" bentakan itu

membuat Beng San mengkeret. "Siapa bilang
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku main-main saja, Beng San, dari mana kau

tahu itu!"

"Ampunkan teecu,semua ini teecu tahu

dari suheng. Dan..... dan suheng jugalah yang

membakar teecu dengan urusan wanita! "

Beng San menyeret Siauw Lam dan tak

ada lain jalan untuk mengalihkan kemarahan

gurunya itu. Memang semua ini bermula dari

sang suheng, Siauw Lam itulah yang

mengajarinya. Dan ketika Chi Koan tertegun

dan memandang muridnya maka Siauw Lam

tersenyum kecut tertawa lirih. Hubungannya

yang lebih lama dengan sang suhu membuat

sang suhu harus menahan diri.

"Maaf, itu benar. Tapi semua ini

bermula dari Beng San juga, suhu. Waktu itu ia

mengintai suhu yang bermesra-mesraan

dengan Mei Bo. Daripada birahinya melenceng1218

lebih baik kucarikan jalan keluar. Inilah

keteranganku."

Chi Koan terkejut juga. Tiba-tiba

sadarlah dia bahwa anak seusia Beng San

bukan seorang bocah lagi. Mereka ini hampir

duapuluh tahun. Maka ketika menaha

marahnya dan bertanya apa saja yang telah

dilakukan murid-muridnya maka Siauw Lam

menyeringai.

"Kami tidak melakukan apa-apa, hanya

mencontoh suhu. Daripada kami kesepian

sendiri maka kamipun mencari mainan".

"Berapa orang yang kalian jadikan

korban!"

"Duapuluhan, suhu, setiap malam.

Kami bagi dua dan sute begitu bersemangat".

"Duapuluhan orang? Kalian masing
masing seorang?"

"Ya, dan sute begitu senang. Tapi

malam ini sute hilang kontrol dan tak kuduga

mengganggu seorang perawan kencur!'

Siauw Lam tertawa, tak malu-malu dan

Beng San menyeringai juga. Suhengnya

memang lebih. dekat dengan suhunya itu, jadi1219

juga lebih berani. Dan ketika Chi Koan berubah

namun agi-lagi harus m?nahan marah maka

baru malam itulah ia tahu sepak terjang murid
muridnya. Tapi semua itu dialah yang memberi

contoh, mereka hanya meniru. Dan ketika si

buta ini menarik napas dalam dan mengepal

tinju, tak boleh mereka ribut-ribut di situ maka

tiba-tiba ia merasa terancam oleh muridnya

nomor satu ini. Siauw Lam terlalu banyak tahu!

"Baiklah," katanya. "Tapi besok kita

pergi. Di See-ouw-pang kalian tak boleh

sembrono dan ingat bahwa kita dianggap

orang baik-baik. Kalau sampai ada apa-apa dan

kalian merusak kedudukanku maka betapapun

aku tak akan mengampuni. Camkan dan jangan

gegabah. Dan kau!" si buta menunjuk

muridnya nomor dua. "Beberapa hari lagi kau

harus melenyapkan gadis cilik itu, Beng San.

Masa aku bermenantukan pelayan!"

Beng San mengangguk dan

mengiyakan. Matanya bersinar lagi mendapat

perintah , berarti ia akan mendapatkan gadis

itu lagi. Dan ketika malam itu mereka

beristirahat dan lagi-lagi sebuah1220

ketidaksenangan muncul di hati Chi Koan maka

si buta ini mulai menjaga jaraknya dengan

Siauw Lam, diam-diam merasa lebih dekat

dengan Beng San namun sebagai murid baru ia

masih harus menguji lagi. Sepak terjang dan

ceplas-ceplos Siauw Lam kadang-kadang dirasa

membahayakan dirinya, seperti peristiwa

malam itu misalnya, di mana Beng San ikut
ikutan d?n diajari suhengnya. Namun karena

Siauw Lam adalah muridnya utama dan tak

mungkin "membuang" begitu saja maka Chi

koan mencari akal dan strategi bagaimana

baiknya.

***

See-ouw-pang memiliki keramaian.

Hari itu, tepat jatuhnya kumpulan tahunan

orang-orang gagah mak? tokoh-tokoh selatan

bermunculan. Ning-pangeu ketua See-ouw
pang sibuk. Hilir-mudik perahu di Telaga See
ouw ramai sekali. Hampir sepuluh menit sekali

perahu para murid menjemput dan mengantar

tamu. Ada yang sebuah berisi tiga sampai1221

sepuluh penumpang namun tak kurang juga

berisi hanya satu dua orang. Namun justeru

yang berisi sedikit inilah tanda tamu-tamu

penting, termasuk ketika seorang buta diantar

dua pemuda di belakangnya, pemuda-pemuda

tampan gagah berpakaian biru dan hijau. Inilah

Chi Koan dan dua muridnya. Pagi itu mereka

telah berada di telaga dan begitu terlihat tiba
tiba dua perahu menyongsong. Mereka yang

sudah diperintah ketuanya itu memang

menunggu-nunggu, begitu muncul langsung

?ipapak. Dan ketik? pendayungnya

berloncatan turun menjura dan membungkuk

dalam-dalam maka mereka berseru,

"Chi-taihiap (pendekar Chi) dan jiwi
kongcu sudah ditunggu-tunggu. Selamat

datang, pangcu sudah tak sabar. Silakan naik

ke perahu kami dan jiwi (kalian berdua)

memakai perahu itu, ini untuk Chi-taihiap!"

Kedatangan atau sambutan ini

memang menarik. Di sebelah kiri dan kanan

perahu itu terdapat perahu-perahu lain yang

menjemput tamu-tamu undangan. Belasan

orang berada di situ dan sebagian sudah ada1222

yang melompat ke perahu-perahu See Ouw
pang; satu di antaranya berisi dua orang kakek

dengan seorang gadis cantik.

Gadis ini mengelabang rambutnya

ditaruh depan dada, bajunya bersulamkan

benang emas dan dari dandanannya tampak

bahwa ia seorang gadis cukup atau

terpandang, di punggungnya tersisip sebatang

pedang beronce hitam,ikat pinggangnya hitam

dan ada tahi lalat hitam pula di sudut

hidungnya, manis dan cantik, juga gagah. Dan

karena semua orang juga menoleh ke arah Chi

Koan dan muridnya ini sambutan itu dinilai

istimewa maka gadis di dalam perahu ini

mendengus dan mengeluarkan kata-kata

perlahan, tidak keras akan tetapi mereka yang

berada dekat tentu saja mendengar.

"Huh, apa-apaan See-ouw-pang ini,

orang asing saja begitu dihormat, sedangkan

suhu dan susiokku disambut biasa-biasa. Awas

kalau nanti aku bertemu Ning-pangcu,

kuprotes dia!"

Chi Koan tertegun. la agak jauh namun

telinganya yang tajam tentu saja dengar,1223

bukan apa-apa ia melainkan semata

kedatangannya ada yang tidak suka, hal yang

tentu saja tak diingini. Dan karena iapun tak

tahu siapa yang bicara dan siapa "suhu dan

susiok" itu maka tiba-tiba ia mengetuk pundak

Beng San berbisik perlahan.

"Siapa gadis yang bersama suhu dan

susioknya itu. Berapa orang mereka.?

Beng San memandang. Hadirnya

Seorang gadis cantik dan merupakan satu
satunya di situ tentu saja sudah menjadi

perhatianya secara khusus sejak tadi. Hanya

karena sang suheng menjawil dan

mengingatkannya membuat ia sadar. entahlah

sejak ia tahu hubungan pria wanita tiba-tiba

saja dadanya selalu bergemuruh. la begitu

haus dan lahap menikmati wajah-wajah cantik,

apalagi seperti gadis di atas perahu itu. Maka

ketika suhunya bertanya dan iapun balas

berbisik maka ia mengatakan bahwa berahu

itu hanya berisi dua kakek dan gadis cantik itu,

tentu saja beserta pendayungnya.1224

"Mereka hanya tiga orang, ditambah

pendayungnya. Ada apa, suhu, aku tak tahu

siapa mereka."

"Baik, kalau begitu minta saja agar kita

semua seperahu.. Kalian tak usah sendiri
sendiri."

Beng San mengerutkan kening. ta

segera berkata bahwa perahu kedua tak usah

dipakai saja, biar buat lain orang. Dan ketika

murid See-ouw-pang itu terkejut dan Siauw

Lam juga mengerutkan kening maka

penjemput ini agak berkerut

"Wah, ini pesan pangcu, mana aku

berani. Guru kalian diminta di perahu ini,

kongcu, sementara kalian di perahu itu. Nanti

kami kena marah!"

"Tidak,,!" Chi Koan berkata, "nanti aku

yang bicara dengan ketuamu karena kami tak

ingin diistimewakan. Banyak sahabat lain di

sini, merekapun butuh penghormatan dan

penghargaan".

Kalau orang sudah tahu siapa si buta ini

tentu bakal terheran-heran mendengar
Kabut Di Telaga See Ouw Karya Batara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

omongannya itu. Chi Koan demikian lembut1225

dan halus tutur katanya , sikapnya begitu bijak

dan penuh pengertian padahal sesungguhnya

semua ini hanya sandiwara belaka untuk

mengelabuhi orang-orang di situ. Sebab bagi

mereka yang sudah tahu siapa si buta ini tentu

bakal curiga dan malah waspada. Tak biasanya

pria ini seperti itu. Dan karena Chi Koan

sengaja bertutur kata lembut agar kesan baik
baik ditangkap orang-orang sekitar itulah

maksudnya maka orang-orang di perahu

merasa kagum dan hormat. Akan tetapi dua

orang murid See-ouw-pang itu masih merasa

ragu dan takut.

" Chi-taihiap, kami takut salah. Pang-cu

nanti menghukum kami!"

"Aku yang akan mengatakan. Kalau

ketuamu marah aku yang akan bicara.

Sudahlah bawa kami menyeberang dan

biarkan perahu kedua untuk cuwi-enghiong

disini. Kami bukan kaisar, tak perlu

berlebihan!" dan tidak banyak cakap

memegang lengan Beng San si buta ini sudah

minta dituntun ke perahu pertama, gerak
geriknya begitu mengharukan dan orang-1226

orangpun iba. Siapa tak iba melihat si buta ini

tertatih memasuki perahu, salah injak dan

hampir saja terguling. Dan ketika terdengar

dengus mengejek dan itulah si gadis

berpedang di punggung maka Beng San

mengerutkan kening karena betapapun tiba
tiba ia merasa marah. Akan tetapi gurunya

menekan pergelangan tangannya, berseru

pendek, "Bawalah kami menyeberang!" lalu

ketika perahu bergerak disusul perahu kedua,

ternyata orang ini tak berani memberikan

perahunya kepada orang lain maka perahu

yang ditumpangi gadis dan dua kakek itu

bergerak dan ikut meluncur, membelah ombak

kecil Telaga See-ouw.

Siapakah kakek dan gadis ini? Mereka

bukan orang-orang sembarangan. Beng San

maupun Siauw Lam tak akan mengenal dua

kakek itu karena mereka tokoh-tokoh selatan

yang jarang ke utara. Inilah Siang-liong-tah

(Sepasang Naga Menara) yang amat terkenal di

Kang-lam, memiliki ilmu andalan yang

berdasarkan kekuatan kaki namun bukan

berarti senjata tajam ataupun tangan kosong1227

tak bisa. Gadis itu adalah murid mereka

bernama Lan Hoa, berwatak keras dan tinggi

hati merasa sebagai murid-murid tokoh

terkenal. Memang harus diakui bahwa di

daerah Kang-lam dua orang kakek ini tiada

tandingan. Sekali mereka telah mainkan Liong

Pendekar Kembar 17 Penghianat Budiman Kelas Dua Di Malory Towers Karya Enid Badai Awan Angin Pendekar Sejati Beng

Cari Blog Ini