Ceritasilat Novel Online

Antara Aku Kau Dan Sabun 3

Antara Aku Kau Dan Sabun Karya Agan Kempot20 Bagian 3



I don't need a reason I just want you baby Alright alright

Day after day

Kono saki nagai koto zutto Douka konna boku to zutto Shinu made stay with me We carry on&

Bokura ga deatta hi wa futari ni totte ichiban me no kinen no subeki hi da ne Soshite kyou to iu hi wa futari ni totte niban me no kinen no subeki hi da ne

Kokoro kara aiseru hito Kokoro kara itoshii hito

Kono boku no ai no mannaka ni wa itsumo kimi ga iru kara

Wherever you are, I'll always make you smile Wherever you are, I'm always by your side Whatever you say, kimi wo omou kimochi I promise you "forever" right now

Kami berdua hanya diam sambil mendengarkan lagu yang selalu kami dengarkan bersama setiap kali kehabisan bahan pembicaraan, setelah beberapa menit ada seseorang yang berdiri di depan pintu lalu gua berjalan membuka pintu CKREK

" Selamat siang" kata seorang peria itu " Iya, ada yang bisa saya bantu Pak?"

" Saya dari Spidol, ini VIRTUAL.NET milik Bapak Harrys ?" " Iya benar"

" Bisa bertemu dengan Bapak Harrysnya ?" " Iya saya sendiri pak "

" Kalo gitu saya pinjam servernya sebentar buat pasang jaringan" " Oke pak"

Gua Tarik salah satu kursi komputer client dan duduk di samping Kanza memperhatikan beberapa orang teknisi spidol memasang sambungan Internet, Kanza hanya senyum-senyum sendiri melihat gua.

" Gila" gua menoyor kepalanya

" Ihh apaan sih maen toyor-toyor aja" Protes dia " kenapa coba senyum-senyum gitu ?"

" Kirain kamu bakalan nutup mulutnya kaya waktu aku panggil pake nama itu" " Engga lah kan lo pernah bilang gua harus bisa terima"

" Hehe bagus deh kalo gitu "

" Iya, eh udah jam 11 nih makan yu" ajak gua mengalihkan pembicaraan " Hayu"

Gua memesan kopi untuk teknisi yang sedang memasang jaringan dan membeli 2 bungkus nasi di warteg yang ada di samping warnet. Lalu kita kembali lagi ke warnet dengan Kanza yang membawa nasi dan Gua membawa Gelas berisi kopi hitam untuk Teknisi.

Engga butuh waktu lama makanan kami habis, Setelah memastikan semua bisa terhubung dengan internet teknisi spidol pamit. Dengan bermodal tutorial dari Youtube gua memasang billing di semua komputer dengan Kanza yang duduk di server sambil sesekali teriak " GANBATTE" Dasar cewe aneh, gua lagi pasang billing bukan lagi main futsal

Note:

gua cuma ngurus pemasangan PC, Kabel, dan tempat. sisanya Bokap dan pihak spidol yang ngurus sampe bisa online

Operator Galau

2 Bulan kemudian

Engga sulit untuk mencari orang yang bersedia bekerja sebagai Operator Warnet, selain kernya nyantai juga mereka gua bebaskan bermain Game selama engga mengganggu pekerjaan. Warnet buka 24 Jam, karena pengunjung yang selalu ramai gua menambah 15 Unit komputer dan 2 orang Operator tambahan.

Vina duduk di server untuk pembayaran Billing, pengetikan, scan, burning, dan Andi

melayani pengunjung : walau ada CCTV yang terpasang di beberapa tempat tapi gua selalu meminta Andi untuk memperhatikan motor-motor yang terparkir di luar.

Untuk bagian shift malam adalah Arez dan dan Kiki, Arez dan Andi sengaja gua pisah karena mereka berdua mengerti komputer jadi saat ada komputer warnet yang error mereka bisa mengatasinya. Sedangkan untuk bagian servisan dari luar seperti komputer, laptop dan printer mereka membawanya ke lantai atas untuk gua perbaiki.

Hari minggu sekitar jam 08:00 dari rumah gua sengaja datang ke warnet untuk mengambil helm yang ketinggalan,

Mengapa kau pergi, Mengapa kau pergi Di saat aku mulai mencintaimu, berharap engkau jadi kekasih hatiku, Malah kau pergi jauh dari hidupku,

Menyendiri lagi, Menyendiri lagi, Di saat kau tinggalkan diriku pergi, Tak pernah ada yang menhiasi hariku, Di saat aku terbangun dari tidurku,

Suara lagu galau terdengar sayup-sayup dari speaker Server saat gua memasuki warnet. Walau masih pagi, hari minggu warnet udah dipenuhi pengunjung yang sedang asik bermain game online, Gua lihat Andi sedang duduk di server seperti engga menyadari kedatangan gua.

" Kenapa lo ?"

" & & & " Andi menoleh gua lalu menggeleng-geleng kepalanya " Lagunya ganti dong jangan yang galau gitu"

" Iya Har" Kata Andi sambil menggerakan mouse mengganti lagu di winamp, gua ambil helm lalu duduk dibangku dekat server

gua : " Muka lo kaya baju sebulan belum di setrika" Andi : " Galau gua Har"

Gua : " Galau kenapa ?"

Gua : " Kalian berantem lagi ?"

Andi :" Engga, Tapi sikap dia makin beda aja" Gua : " Lagi bete kali cewe lo"

Andi : " Awalnya gua juga mikir gitu gua gak mau neting, tapi waktu dia ke WC waktu di rumah gua, gua iseng liat-liat isi Hp nya. Nah di situ gua nemu jawabannya" Gua : " Apa ?"

Andi : " Gua baca semua SMS dia sama cowo, disitu mereka manggil ABI-UMI" Gua : " Lagi becanda kali mereka"

Andi : " Nyesek gua bacanya waktu liat cewe gua perhatian banget ama tuh orang, malahan tuh cowo mau ngenalin ke orang tuanya minggu depan"

Gua : " trus lo tanyain ?"

Andi : " Ia gua desek dia sampe ngaku kalo mereka udah jadian sekitar sebulan" Gua : " Kok bisa ? pedahal dia ngekos deket rumah lo"

Andi : " Gua gak pernah liat ada cowo yang mampir ke kamar dia selain gua, cowonya orang Jakarta jadi palingan mereka kenal di sosmed"

Gua : " Trus lo putusin dia ?"

Andi : " Engga Har"

Gua : " Sekarang gini, lo tau dia udah beda, lo udah tau dia selingkuh, lo tau dia udah gak perhatian lagi, lo tau banyak kesalahan dia tapi kenapa lo masih gak mau mutusin dia ?"

Andi : " Lo ingetkan bulan kemaren gua bikin dia nangis gara-gara salah paham, sampe dia pernah bilang satu hal bisa ngalahin seribu hal. Nah disitu gua ngerti yang dia maksud mungkin seribu kali gua bikin dia seneng gak ada artinya waktu gua bikin dia nangis"

Gua : " Tapi kan masalahnya udah kelar, kalo cewe lo bilang seribu hal gak ada artinya waktu lo ngelakuin kesalahan berati lo punya seribu alesan buat ninggalin dia" Andi : " Ia tapi gua punya satu alesan buat pertahanin hubungan kita"

Gua : " Apa karena dia cantik ? Dia perhatian ? Dia selalu ngertiin lo ? Tapi kan sekarang udah engga lagi"

Andi : " Bukan, tapi gua masih sayang dia Har. Gua sayang banget ama dia, gua udah nabung buat lamar dia tahun depan"

Gua : " Hadeuuuhhh sekarang gini, lo udah pernah PAKE dia ?" Andi : " Gua gak pernah PAKE dia"

Gua : " Kalo seibaratnya cewe lo kenapa-napa ama selingkuhannya gimana ?" Andi : " Gua percaya dia bisa jaga diri"

Gua : " Yaudah terserah lo aja kalo gitu, gua cabut dulu kalo ada yang nyariin gua di Net telpon aja"

Andi : " Mau kemana lo pagi-pagi udah rapih bener ?" Gua : " Mau ke rumah Ijem"

Har, Ris atau Mas adalah panggilan Karyawan di Warnet, gua mengikuti saran Kanza untuk menerima dipanggil dengan nama selain BOBI

Gua melangkah keluar Warnet sambil memikirkan curhatan Operator Galau, yah gua sering memanggil dia seperti itu karena engga Cuma tadi melihat dia galau di warnet. Seandainya gua yang ada di posisi dia, apa gua mampu mempertahankan hubungan hanya karena satu alasan sedangkan gua punya banyak alasan untuk mengakhiri hubungan itu ?

Entahlah& gua Cuma berharap apa yang menimpa Operator Galau engga kejadian dalam hubungan gua, setelah menjemput Kanza kita melanjutkan perjalanan ke rumah Ijem.

Ijem + Budi = ?

Kalian masih ingat dengan Ijem si Janda Semok yang jualan bakso di kantin. Sekarang dia sudah engga lagi berstatus Janda karena dia sudah menikah tahun lalu dengan Pak Budi, sekitar jam 10:00 WIB gua dan Kanza sedang dalam perjalanan ke rumah Pak Budi untuk melihat anaknya yang baru berumur sekitar satu minggu, setelah sempat kesasar digang-gang sempit akhirnya kita sampai disebuah rumah yang terletak dipemukiman padat. Kami turun dari motor dengan membawa kado yang berisi keperluan Bayi,

TOK& TOK& . Assalamu alaikum Gua ketuk sebuah pintu berwarna hitam. " Waalaikum Salam" Jawab seseorang dari dalam rumah CKREK pintu dibuka,

" Wah ada murid kesayangan bapak nih, ayo masuk ke dalem" Kata Pak mengajak kami masuk

Gua dan Kanza melepas sepatu dan masuk ke dalam rumah yang berukuran engga terlalu besar tapi dengan perabotan yang lengkap, Ijem yang sedang merebahkan badannya di samping Bayi terlihat senang saat kami datang. Pak budi pergi ke dapur menyiapkan minuman, gua dan Kanza duduk disamping Bayi yang sedang tertidur lelap. Kanza : " Lucu banget dede nya" Kata Kanza sambil telunjuknya mengelus-ngelus pipi Bayi Gua : " anaknya cewe, gua takut sama kaya emaknya"

Ijem : " Biarin Mas Bob biar cantik kaya Mamahnya" Kata Ijem Gua : " " Ini bibirnya kok merah Jem ?"

Ijem : " Itu dikasih cabe tadi mas bob" Gua :" Owh gua kira lo kasih lipstick"

Pak Budi : " Bobi ini ngawur aja" Kata Pak Budi yang baru datang sambil membawa dua gelas teh manis dan meletakannya di lantai dekat kami

Ijem : " Kapan kalian nyusul ?"

Gua dan Kanza saling bertatapan lalu tersenyum " Lulus sekolah" kami menjawab serentak " Kompak bener HAHAHA" Kata Budi dikuti kami yang ikut tertawa

kami ngobrol-ngobrol sambil becanda bersama, walau kami seorang murid, guru, dan penjual bakso tapi saat sedang ngobrol semua terlihat sama engga memandang profesi kami. Sekitar jam 13:00 kami pamit pulang.

Sepanjang jalan Kanza terus membicarakan apa yang akan kita lakukan nantinya setelah lulus sekolah, Gua sudah buka usaha untuk kuliah dan nikah sedangkan Kanza dia sudah mempersiapkan diri menjadi Ibu Rumah Tangga. Walau mempunyai Pembantu di rumahnya Kanza engga pernah manja, dia sering ikut masak dan bersih-bersih rumah karena dia menganggap Bi Romlah sudah seperti keluarga dia sendiri.

Sekitar jam 13:45 kami sampai di rumah gua, karena ini hari minggu Bokap dan Nyokap ada di rumah. Setelah gua kenalkan dengan orang tua beberapa minggu lalu Kanza jadi sering mampir ke rumah, dia udah seperti bagian dari keluarga kami sedangkan gua ? gua engga pernah sekali pun bertemu dengan kedua orang tua Kanza. Bukan karena Kanza yang melarang, dia sudah memperbolehkan gua untuk bertemu tapi gua yang menunggu waktu yang tepat dimana gua sudah lulus sekolah dan memiliki penghasilan cukup untuk meyakinkan mereka bahwa gua siap untuk menikahi Kanza.

Kanza berjalan ke dapur membantu nyokap memasak, sedangkan gua ke belakang rumah untuk mengambil buah-buah mangga yang sudah matang. Setelah makan siang, gua dan Kanza duduk-duduk dibangku kayu yang berada dibawah pohon mangga sambil mengupas mangga yang tadi gua petik.

Kanza : " Seandainya kita punya anak mau kamu kasih nama apa ? Gua : " Hmmmmm MARKONAH aja"

Kanza : " Ihh gak ada yang lebih bagus apa namanya ?" Gua : " Itu kalo cewe, kalo cowo namanya SAUD atau MIANG atau& " Kanza : " BOBI" kata Kanza melanjutkan

Gua : " Itu kan nama gua Za "

Kanza : " Tapi nama asli kamu kan Harrys" Gua : " Heuu jangan dah pokonya jangan" Kanza : " Terus kasih nama apa dong ?"

Gua : " Udah entar aja nama mah, makan dulu mangganya" Kata gua setelah selesai mengupas mangga

Hari mulai sore, gua mengantar Kanza pulang sampai depan Gerbang sepeti biasa dan gua langsung pulang engga mampir dulu karena udah magrib. Kami memang masih duduk dibangku sekolah, tapi kami punya banyak harapan dan kami telah merencanakan semua yang akan kita lalui setelah kelulusan. Kami sadar semua telah ditentukan oleh yang Maha Kuasa, tapi engga ada salahnya kami berencana dan biarkan Tuhan yang menentukan hasilnya.

Panik

Beberapa minggu menjelang Ujian Nasional, hari ini gua datang ke sekolah lebih pagi karena ada tugas yang belum dikerjakan. Setelah tugas beres dengan hasil mencontek gua keluar kelas ke tempat biasa Kanza menunggu gua datang. Jam digital di Hp menunjukan pukul 6:45, biasanya jam segini gua yang baru datang dengan Kanza yang menunggu di sini tapi kenapa justru gua yang duduk disini sedangkan Kanza belum keliatan dari tadi. Gua coba mengirim pesan

to Kanza :" Kok belum dateng ?" Gua menatap hp yang gua genggam menunggu balasan 5 menit..

10 menit.. 15 menit&

TETTT bel berbunyi

Gua berjalan ke lapangan untuk mengikuti Upacara, selama upacara setiap kali mendengar suara gerbang dibuka gua menoleh tapi lagi-lagi bukan orang yang gua tunggu yang masuk melainkan guru-guru yang baru datang. Selesai apel gua telpon Kanza tapi engga diangkat, sepertinya dia masih tidur karena percuma aja gua telpon Hp dia silent kalau tidur. Ini bukan pertama kalinya Kanza engga masuk sekolah karena kesiangan, selama kelas XII dia udah tiga kali gak masuk dengan alasan susah dibangunin

Selama pelajaran pertama gua habiskan dengan melamun, semua yang dijelaskan guru samasekali engga gua cernah. Pelajaran kedua, Piccolo datang seperti biasa menagih tugas yang dia berikan. Setelah mengumpulkan tugas gua kembali duduk di bangku sambil sesekali melihat hp tapi belum juga ada balasan dari semua SMS yang gua kirim. " kita ulangan Harian" Kata Piccolo

" Yah Pak, baru abis TO" Protes salah seorang siswa

" & & & .." Tanpa mempedulikan protes siswa Piccolo membagikan soal, Luas daerah yang dibatasi oleh parabola y = 4x " x2, y = "2x + 8, dan sumbu Y = FU*CK Rasanya begitu malas mengerjakan soal-soal ini, bahkan kolom nama engga gua isi. Gua hanya membalikan soal dan menggambar DIRLI dengan rambut keribow dibelakangnya.

DRET& & DRET& .. DRET& hp gua bergetar lama ada panggilan masuk, gua ambil hp di saku celana dan ternyata itu panggilan dari Kanza. Dasar Kanza, pasti tadi susah dibangunin lagi . Piccolo yang dari tadi terus mengawasi kelas membuat gua engga bisa mengangkat telepon, Lalu Kanza menelpon lagi, tapi tetap engga gua angkat sampai panggilan ke 5 baru gua meminta izin ke WC tapi Piccolo engga memperbolehkan, dengan kepala yang sedikit menunduk gua diam-diam mengangkat telpon.

Gua : " Gua lagi ulangan" kata gua sambil bisik-bisik ditelpon Kanza : " Halloo" Suaranya terdengar engga asing tapi bukan suara Kanza Gua : " Ini siapa ?"

Kanza : " Ini Bi Romlah mas, Nenk Kanza masuk rumah sakit"

Gua : " JANGAN BECANDA LO" Gua teriak dan membuat semua melirik ke arah gua

" BOBI TUTUP TELPONNYA" Kata piccolo yang berteriak di depan tapi gua engga mempedulikannya, lalu dia bangun dari meja guru dan melangkah

Kanza : " Bibi serius mas, sekarang Bibi lagi di rumah sakit. tadi mau nelpon orang tua Nenk Kanza tapi gak ada pulsa jadi minjem Hp Nenk Kanza terus bibi liat ada banyak SMS dari mas Bobi jadi Bibi sekalian telpon"

Gua : " EMANG KANZA KENAPA ?" Gua kembali berteriak, seketika Piccolo menghentikan langkah kakinya menatap gua penuh tanya

Kanza : " Mas Bobi ke sini aja"

Gua : " RUMAH SAKIT MANA ?" Kanza :" Entar bibi SMS"

Gua : " Iya"

TUT TUT TUT telpon diputus sepihak Gua menundukan kepala sambil berdiri dan melangkahkan kaki " Bob" Darno memanggil gua tapi engga gua jawab

" MAU KEMANA KAMU ?" Kata Piccolo yang berdiri di depan gua

" ..............." gua hanya diam sambil menunduk melewatinya tapi Piccolo memegang pergelangan tangan kiri gua, gua memutar badan dan mengangkat kepala" LEPASIN BANG*SAT" gua teriak sambil meronta melepaskan tangan tapi Piccolo semakin kencang memegang pergelangan tanggan kiri gua dengan tangan kanannya,

BUG.. piccolo menampol wajah gua dengan tangan kirinya,

BRUK tas yang gua genggam di tangan kanan jatuh ke lantai. Gua menonjok wajah Piccolo sekeras-kerasnya sampai dia melepaskan tangannya lalu mencengkram lehernya sampai dia kesulitan bernapas " LO DENGERKAN TADI ? UDAH JELAS GUA MAU KE RUMAH SAKIT" lalu gua lepaskan lehernya dan mengambil tas yang ada dilantai, Gua menggelenggeleng kepala saat melihat Darno yang sedang berdiri di meja dengan tas yang dia genggap seolah memberikan isyarat agar dia tetap melanjutkan ulangan.

Gua lari meninggalkan kelas dengan tergesah-gesah ke tempat parkir, karena satpam yang berjaga digerbang kenal baik dengan gua jadi bisa dengan mudah keluar tanpa harus memberikan surat Izin.

Halaman Akhir

Gua melaju dengan kecepatan penuh ke rumah sakit yang bi Romlah beri tahu lewat SMS, kenapa Kanza bisa masuk Rumah sakit ? apa dia sakit ? tapi kemarin dia engga ngeluh sakit atau ada tanda-tanda sakit. Begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang melintas di otak sampai beberapa kali gua hampir menabrak kendaraan karena engga konsentrasi bawa motor. Setelah memarkirkan motor gua langsung lari dengan tergesa-gesa menuju tempat di mana Bi Romlah menunggu.

Huh Hahhh Huuh Hahh.. napas gua terengah-engah, Bi Romlah langsung berdiri dari tempat duduk yang ada di dekat pintu masuk saat melihat gua datang. " Kanza di mana Bi"

" & & & & ." Dia hanya diam sambil sesenggukan, lalu dia berjalan membuka pintu

CKREK

beberapa suster yang sedang bertugas menoleh ke arah kami yang baru masuk, Bi Romlah berjalan dengan gua yang mengikutinya dibelakang menuju sebuah ranjang yang berada di pojok ruangan.

Gua engga melihat senyuman manis yang biasa dia lontarkan, Kanza hanya diam tanpa memanggil nama gua seperti setiap kali kita bertemu. Rasanya begitu sakit melihatnya, dada ini terasa begitu sesak saat Bi Romlah membuka Kain putih yang menutupi bagian wajah Kanza. Air mata tak dapat terbendung lagi saat melihat wajahnya yang pucat dengan lukaluka di dekat mata.

" Z ZA& " gua coba memanggilnya " Mas Bob, neng Kanza udah engga ada" " & & & & "

Mendengar Bi Romalah bicara seperti itu gua sedikit memutar badan dan menatap Bi Romlah seolah engga percaya dengan apa yang dia ucapkan, ini pasti bohongkan ? jawab ini pasti BOHONG teriak gua dalam hati.

" Tadi pagi& . Tadi pagi neng Kanza bangun kesiangan terus dia bawa motor takut telat kalo naik angkot, pedahal biasanya neng Kanza paling gak mau bawa motor ke sekolah. Kata tukang dagang yang jualan di deket SD dia bilang ada anak SD yang nyebrang sembarangan, anak SD itu ampir ketabrak motor yang lagi ngebut tapi yang bawa motor ngebuang ke kanan, dari arah berlawanan ada neng Kanza lagi ngebut jadi motor mereka adu domba, neng Kanza mental dari motor trus kepalanya duluan yang ngebentur jalan. Warga yang ada disekitar sekolah SD langsung lariin neng Kanza sama orang itu ke sini" Kata Bi Romlah menjelaskan

" Terus yang nabraknya gimana Bi ? ORANGNYA MANA ?" Tanya gua sambil menggoyang-goyang bahu Bi Romlah

" Yang nabraknya udah dibawa pulang duluan Mas, dia meninggal waktu dalam perjalanan ke rumah sakit" Setelah mendengarkan penjelasan gua lepas bahu Bi Romlah dan kembali menatap wajah Kanza.

" ZA& ."

" & & & "

" Za& bangun, za& " " & & & ."

" Za& jangan tinggalin gua Za" " & & & ."

" Za& Kanza& . Kanza& " ditengah isak tangis gua terus memanggil Kanza dengan suara semakin pelan sampai gua sendiri engga bisa mendengarnya.

Gua gak tau harus berbuat apa, Gua hanya bisa nangis. Semua kenangan bersama Kanza seperti diputar secara bersamaan.

BOBIII suara dia memanggil gua masih terngiang ditelinga, rasanya seperti mendengar dia memanggil nama gua

Saat kita pertama kali bertemu, saat kita menghabiskan waktu bersama, dan saat kita menentukan halaman akhir kisah yang kita buat. Tapi kenyataannya rencana yang kita rangkai engga sama dengan rencana yang telah Tuhan siapkan untuk kita.

Mata gua terbelalak saat sebuah tangan memegang bahu sebelah kanan, gua sedikit memutar badan dan menolehnya " Kamu Bobi ?" Tanya seorang bapak-bapak yang menggunakan jas hitam sambil menggendong anak kecil bersama seorang peremuan yang menutup mulutnya sambil menangis.

" & & .." gua hanya manggut-manggut, entah kapan mereka datang sepertinya lamunan tadi membuat gua engga menyadari kedatangannya. Dari wajahnya Bapak-bapak ini sedikit mirip dengan Kanza tapi ibu-ibu disampingnya dia terlihat orang sunda asli, sepertinya ini nyokap tiri dan adiknya.

" tolong ikhlasin kepergian Kanza" Kata bokapnya dengan suara bergetar dan mata yang berkaca-kaca

" I. iya.. om" gua jawab dengan terbata-bata sambil masih sesenggukan

Engga lama kemudian bokapnya meninggalkan kami, sedangkan nyokapnya berdiri disamping gua sambil menggendong anaknya.

" Mah mah, kaka tidur ya ?" Tanya anak kecil itu sambil menunjuk-nunjuk Kanza " Iya, kaka lagi tidur" Jawab Nyokapnya

" Kok mamah nangis ?" Tanya adiknya sambil mengusap-ngusap air mata nyokapnya " & & & & ." Nyokapnya hanya diam dan tangisannya semakin deras

Setelah semua urusan di rumah sakit beres gua ikut ke rumah orang tuanya yang berada di daerah Jakarta Selatan, beberapa orang kerabat dan saudara Kanza menyambut kedatangan mobil Ambulance yang baru datang di rumah Duka.

Gua berjalan mengikuti beberapa orang yang membawa Kanza ke ruang tengah, Rumah ini terlihat begitu besar dan rapih. Gua duduk di samping Kanza yang sedang terbaring dengan wajah yang tertutup oleh kain putih, lalu gua ambil Al-Qur an yang disediakan dan ikut membaca surat Yasin bersama beberapa orang.

Sekitar jam 15:00 dari Masjid beberapa mobil dan motor mengikuti sebuah mobil berwarna hitam yang membawa Kanza menuju TPU yang terletak engga jauh dari sini, Gua duduk di bangku belakang mobil bersama nyokap dan Adiknya yang sedang tidur. Gua hanya diam sedangkan nyokapnya terus mengusap air matanya dengan sapu tangan yang terlihat sudah basah.

" Tinggal Veryn"

" & & & & & " Gua menolehnya seolah bertanya " Maksudnya" " Dulu Kanza begitu menyayangi Sebastian" nyokapnya mulai bicara " & & & & & "

" Tapi Sebastian meninggal di usia 3 tahun saat Kanza baru masuk SMP. Kanza jadi pendiem, dia kehilangan keceriaannya sampai akhirnya dia punya adik baru yang Kanza sendiri kasih nama Veryn"

" & & & & & ..." Gua hanya diam mendengarkan nyokapnya bercerita " Maaf ibu jadi banyak cerita" Kata dia sambil mengusap air matanya " Engga apa-apa bu"

" Ibu sering denger cerita tentang Nak Bobi dari Kanza" " & & & & ." Gua kembali diam

" Ibu bersyukur Kanza ketemu orang yang tepat" " Maksudnya bu ?"

" Papah itu orangnya keras, dia ngelarang Kanza pacaran. Tapi waktu malem itu Kanza terus terang kalo dia udah lama pacaran sama Nak Bobi, awalnya Papah marah tapi Kanza minta Papah buat dengerin cerita dia dulu"

" Emang Kanza cerita apa aja Bu ?"

" Banyak yang Kanza ceritain, sampe Papah ngizinin buat pacaran" " & & & & "

" Maafin Kanza ya nak Bobi kalo selama ini banyak ngerepotin" " I iya bu udah saya maafin"

Sekitar jam 16:00 gua ikut menggotong keranda Jenazah ke sebuah liang lahad yang berada di tengah-tengah TPU, rasanya engga rela saat melihat Kanza harus sendirian di dalam sana dengan Papan yang menghimpit tubuhnya. Satu orang menginjak-nginjak tanah dan 2 orang menurunkan tanah dengan cangkul dari atas. lantunan Do a dan isak tangis mengiringi kepergiannya.

Saat ombak menghapus nama yang kita tulis di pasir, kita akan bisa menulisnya lagi. Tapi saat Tuhan memanggil, kita hanya bisa mendo akannya.

Terima kasih untuk warna-warna indah yang kamu berikan dalam hari-hariku Terima kasih kamu telah mengangkatku dari lubang kelamnya masalalu Terima kasih kamu mengajarkanku memaafkan orang yang selama ini aku benci Terima kasih karena kamu aku bisa meninggalkan kebiasaan buruk yang selama ini melekat dalam diriku

Terima kasih Tuhan, Engkau telah mempertemukan aku dengan seseorang yang membuat hidupku lebih baik, tapi kenapa&

Kenapa Engkau harus memanggilnya secepat ini,

Kenapa Engkau hanya mengijinkan kami untuk membuat rencana sedangkan Engau tidak memberikan kesempatan untuk kami mewujudkannya.

" Bengong aja" Kata Kanza yang baru keluar dengan sebuah tas yang dia gendong " Engga kok, gua suka bunganya boleh gua petik ?"

" Jangan"

" Kenapa ? harus bayar ya"

" Bukan, kalo kamu petik ntar layu bunganya" " Ya gua taro pot lah biar gak layu"

" Kalo kamu gak bisa jagainnya gimana ?" " Tinggal ke sini terus minta bunganya lagi " " Kamu gak boleh segampang itu"

" Maksudnya ? "

" Gini gini, kamu kan suka bunganya kalo bunga itu layu kamu jangan segampang itu ganti sama yang baru" Kanza coba menjelaskan

" Ribet bener Cuma bunga juga yu ah berangkat" Ajak gua sambil berdiri

Za& maaf& maaf& maaf aku terlalu bodoh, aku baru mengerti sekarang saat aku kehilangan kamu. Saat kita menyukai sesuatu, jangan semudah itu menggantinya. Begitu juga saat kita mencintai seseorang, jangan semudah itu membuka hati untuk yang lain. Dulu aku memang sering berganti-ganti pasangan, karena aku emang engga memiliki perasaan kepada mereka. Sedangkan kamu, aku sangat sangaaat menyayangimu.

Inilah halaman akhir dari kisah yang telah kita tulis selama ini, Walau terasa sangat sulit menerimanya tapi aku harus bisa menerima kenyataan. Sama seperti yang pernah kamu ucapinkan Za ? Aku harus bisa terima kenyataan apapun dan sesakit apapun kenyataan itu.

Seandainya suatu saat nanti Tuhan kembali mempertemukan aku dengan seseorang yang mungkin akan menjadi istri dan seorang ibu untuk anak-anakku kelak, Kanza Azzahra akan tetap selalu ada di hatiku. Aku berharap semua kenangan tentang kita engga akan pernah terhapus oleh usia dan waktu.

Season II

Bagian 1

Setelah kepergian Kanza hari-hari yang gua lalui di sekolah hanya dihabiskan dengan menyendiri, gua yang usil dan engga bisa diam berubah jadi sosok pendiam. Kadang temanteman di kelas coba membuat lelucon agar gua engga terlihat sedih tapi itu engga ada gunanya, karena gua tetap sibuk dengan lamunan. Kadang teman-teman yang gagal membuat gua tertawa jadi ikut diam dan menatap gua dengan penuh harap agar gua engga terus menerus larut dalam kesedihan, tapi gua coba tersenyum ke arah mereka untuk menutupi apa yang gua rasakan. Walau pun gua sendiri engga tahu apa arti senyuman itu, karena jelas sangat bertolak belakang dengan apa yang gua rasakan.

Setelah bell pulang gua berjalan naik ke lantai 3, masih di tempat yang sama, diwaktu yang sama namun dengan suasana yang sangat berbeda.

Gua hanya diam sambil menyandarkan badan di bangku tempat biasa menghabiskan waktu dengan Kanza, kadang gua seperti masih melihat dia ada di sini, gua masih bisa melihat jelas senyumannya, senyuman yang selalu gua rindukan setiap harinya. Suaranya memanggil nama gua dengan berteriak seperti terngiang di telinga setiap kali memikirkannya.

Setelah beberapa menit larut dalam lamunan beberapa orang pekerja yang sedang membangun lantai 4 sekolah turun untuk istirahat, diam-diam gua naik ke atas dan duduk di ujung beton sambil mengayun-ngayunkan kaki.

Dari atas sini terlihat beberapa siswa yang sedang asik ngobrol-ngobrol di bawah pohon rindang yang berada dekat lapangan upacara. Lalu satu persatu dari mereka mulai pergi sampai sekolah terlihat begitu lengang hanya tinggal beberapa orang siswa yang sedang berjalan menuju gerbang untuk pulang.

" Za& boleh gak aku nyusul kamu ? aku pengen lompat" gua mulai bicara sendiri "................"

"Engga boleh ya ? " " & & & & .."

" Za& Gimana kabarmu di sana ?" " & & & & "

"Kamu pasti baik-baik aja ya di sana, aku kesepain Za" ".............."

" Za.. aku kangen, kamu kangen gak ?" " & & & .."

" Za... jawab dong" gua terus bicara sendiri sambil menatap awan di atas sana yang sedang berjalan tertiup angin

" BEGO"

" & & & .." Gua langsung diam saat mendengar suara yang engga asing yang terdengar dari lantai 3 di bawah gua

" Ngomong sendiri kaya orang gila" Lanjutnya " & & & .."

Tanpa meladeni ucapannya gua berdiri dan turun ke lantai 3, dari kejauhan terlihat Dian yang sedang menatap gua yang sedang berjalan ke arahnya. Lalu gua menoyor kepalanya " Lo gak ngerti" kata gua sambil berdiri menatapnya.

" kaka yang engga ngerti" Protes dia sambil merapihkan poninya " Lo gak tau gimana rasanya"

" aku emang gak pernah pacaran jadi aku gak tau gimana rasanya di tinggalin pacar, tapi aku tau gimana rasanya kehilangan orang yang aku sayang"

" Anak kecil tau apa sih"
Antara Aku Kau Dan Sabun Karya Agan Kempot20 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" Aku udah gede kakaaaaa"

DRET DRET DRET DRET& .

Hp gua bergetar ada panggilan masuk dari Warnet Gua " Hallo"

Vina " Mas, bisa ke warnet sekarang !" Gua " Ada apaan ? kok kayanya panik bener" Vina " Mas sini aja, saya juga gak tau ini kenapa" Gua " Iya saya ke sana"

Tut tut tut.... gua tutup telpon sepihak

" Mau ke mana Ka ?" Tanya Dian saat gua berjalan meninggalkannya " Ada urusan" gua jawab tanpa menolehnya

Baru turun ke lantai 2 ada Piccolo yang baru keluar dari perpus manggil gua, lalu gua berhenti dan melihat dia berjalan mendekat.

" & & & & .." Gua hanya diam sambil menatapnya seolah isyarat " ada apa?"

" Sebelumnya, saya mau minta maaf soal kejadian tempo hari, saya kebawa emosi jadi main pukul kamu"

" & & & & .."

" Saya turut berduka, saya-"

" Udah pak" belum selesai Piccolo bicara gua memotong " Saya udah maafin bapak, saya juga minta maaf udah gak sopan"

" Yang salah Bapak bukan kamu, Kalo bapak di posisi kamu mungkin bapak juga bakalan ngelakuin hal yang sama, kamu sing sabar ya, Allah engga pernah tidur" " Iya Pak saya pulang dulu ya lagi ditungguin"

" Iya hati-hati"

Lalu gua lanjut berjalan turun ke parkiran untuk ngambil motor, sepanjang jalan perasaan gua campur aduk, apa maksud " Allah engga pernah tidur ?" gua terus memikirkan perkataan Piccolo sampai gua berhenti di parkiran Warnet yang kosong pedahal biasanya penuh motor pelanggan. Lalu gua turun dari motor dan berjalan masuk ke dalam.

" Kok sepi ?" Tanya gua ke Vina yang lagi sendirian duduk di server " Tadi koneksi gangguan pak"

" Terus sekarang udah normal ?" " Udah pak tapi"

" Tapi apa ?"

" Komputernya gak bisa nyala"

" Maksudnya gak bisa nyala gimana ? Arez kemana emang ?"

" Arez meriang pak, jadi dia gak bisa masuk, udah saya coba nyalain semua tapi monitornya tetep gak ada tampilan"

" Masa sih "

Gua coba berjalan dan menekan satu persatu tombol power computer, lalu gua berjalan dan melihat semua computer yang nyala namun engga ada respon dari monitor. Gua coba periksa listrik tapi semua engga ada masalah, lalu gua coba buka casing computer untuk memastikan apa ada yang konslet atau RAM yang bermasalah.

" Wah kipasnya copot Vin" Kata gua saat melihat fanprossesor yang menggantung dengan kabel yang masih menempel di motherboard, " MAS PROSSESORNYA KOSONG" kata Vina yang berdiri di samping gua terkejut sambil menunjuk tempat prossesor yang kosong

" Ya Allah.. ini mah kita kebobolan" gua lanjut buka semua casing computer dan mendapati RAM dan Prossesor yang udah engga ada di tempatnya.

" Coba liat CCTV Vin"

" Kan lagi rusak pak"

" Tadi kamu ninggalin warnet kosong engga ?"

" Td waktu gangguan kan saya balikin kombalian yang pada maen paket tapi kertas abis waktu ada yang print, jadi berhubung saya kenal beberapa orang yang masih di net jadi saya keluar bentar beli kertas soalnya stok abis. Tapi waktu saya balik lagi tinggal ada Emba-emba yang print sama cowonya yang nungguin saya beli kertas, terus dia lanjut print makalah gitu. Nah pas lagi ngeprint ada cowo rada gondrong masuk, kayanya dia temen dua orang ini. Trus dia keluar lagi bawa tas si cowo yang masih duduk di PC nomor 17, abis prinan beres mereka berdua juga ninggalin warnet mas. Saya bebersih sambil nunggu koneksi normal, trus waktu udah normal anak-anak yang pada di luar nungguin koneksi normal saya panggil. Tapi mereka bilang komputernya engga pada bisa nyala, saya coba cabut kabel powernya trus pasang lagi tapi emang nyala cuma gak ada tampilan di monitornya, saya coba nyalain semua komputer tapi semuanya sama aja. trus saya telpon Mas"

Mata Vina berkaca-kaca setelah menceritakan kronologi kejadian, gua coba menenangkannya sambil menyeka air matanya yang mulai membasahi wajah cantik seorang mahasiswa semester 2 yang umurnya Cuma 1 tahun lebih muda dari gua.

" Ini bukan salah kamu, ini musibah, mungkin kita kurang bersedekah atau mungkin emang waktunya sial aja"

" Tadi waktu saya rapihin keyboard sama mouse gak tau kalo computer abis dibobol, baud nya aja masih pada nempel"

" Mereka udah ahli, saya pernah denger di Bekasi banyak warnet yang kasusnya sama kaya gini, eh udah nyampe sini aja"

" Terus gimana dong mas ?"

" Kamu jangan bilang siapa-siapa ya, kalo ada yang mau maen bilang aja lagi perbaikan, Arez, Andi, Kiki entar saya kasih tau juga"

" Trus sekarang gimana ?"

" Yah mau gimana lagi, mendingan kamu buatin saya kopi gih" " iya mas"

Lalu Vina berjalan naik kelantai 2, gua duduk di bangku server dan memutar lagu yang pertama kali gua dan Kanza dengar saat Warnet ini baru dibangun. Setelah kepergian Kanza hanya lagu ini yang selalu gua putar, lagu ini seolah memberikan ketenangan tersendiri I'm telling you I softly whisper Tonight tonight You are my angel

Aishiteru yo

Futari wa hitotsu ni Tonight tonight I just say&

Wherever you are, I'll always make you smile Wherever you are, I'm always by your side Whatever you say, kimi wo omou kimochi I promise you "forever" right now

I don't need a reason I just want you baby Alright alright

Day after day

Kono saki nagai koto zutto Douka konna boku to zutto Shinu made stay with me We carry on&

Wherever you are, I'll always make you smile Wherever you are, I'm always by your side Whatever you say, kimi wo omou kimochi I promise you "forever" right now

Wherever you are, I'll never make you cry Wherever you are, I'll never say goodbye Whatever you say, kimi wo omou kimochi I promise you "forever" right now

Bokura ga deatta hi wa futari ni totte ichiban me no kinen no subeki hi da ne Soshite kyou to iu hi wa futari ni totte niban me no kinen no subeki hi da ne

Kokoro kara aiseru hito Kokoro kara itoshii hito

Kono boku no ai no mannaka ni wa itsumo kimi ga iru kara

Wherever you are, I'll always make you smile Wherever you are, I'm always by your side Whatever you say, kimi wo omou kimochi I promise you "forever" right now

Sayup-sayup lirik lagu ini membuat kenangan tentang kita seolah diputar kembali. " Za& . Aku harus gimana ?"

Tanpa sadar gua mengajukan pertanyaan, belum hilang kesedihan di tinggal Kanza sekarang gua harus mengalami masalah lain. Warnet ini adalah usaha yang gua rencanakan untuk mencari uang yang akan gua gunakan untuk melamar Kanza, apa karena Kanza yang pergi jadi usaha ini Bangkrut. Engga-engga, gua jangan mikir yang aneh-aneh, semua ini cobaan. Iya gua yakin semua ini cobaan. Allah engga mungkin ngasih cobaan di luar batas kemampuan hambanya, gua yakin gua bisa lewatin masa-masa sulit ini.

Tapi uang dari mana buat beli 35 Unit Prossesor AMD Phenom"! dan 4 GB Ram yang ilang, sedangkan uang modal pembuatan warnet aja baru kembali 80%. Apa yang harus gua lakukan ? aaarrrghhh pikiran gua makin gak karuan,

Za& kalo kamu ada di sini pasti kamu bisa langsung nenangin aku, Za.. please hug me now

Bagian 2

" Mas ini kopinya" Kata Vina sambil meletakan kopi di meja server " Makasih, eh kamu kenal yang print tadi gak ?"

" Engga mas, mukanya kaya bukan asli sini kayanya mereka pendatang soalnya tadi sempet denger ngobrolnya pake bahasa daerah gitu"

" Hmmmmm orang pendatang ya" Gua coba diam sambil memikirkan cara untuk mengatasinya

" Lapor polisi aja mas"

" Gak usah, polisi juga butuh duit buat buka kasus" " Trus mas mau cari sendiri orangnya ?"

" Kalo di cari juga gak mungkin, kita kan gak punya barang bukti kalo mereka yang ngambil. tapi kamu yakin kan gak ada orang lain selain yang print itu ?"

" Iya mas, tinggal mereka aja, saya yakin banget tuh mereka bertiga sekongkol ampe niat banget gitu"

" Masalahnya, mereka bukan niat tapi emang liat keadaan yang ngedukung, apa lagi tadi sempet gangguan kan"

" Iya Mas, salah saya juga sih ninggalin warnet waktu gangguan"

" Udah, jangan nyalahin kamu terus. Mendingan sekarang tenangin diri dulu entar kita cari solusinya"

" Tapi itu kira-kira abis berapa mas kerugiannya ?" " Kurang lebih untuk 1 Unit PC sekitar 1 jutaan"

" Wah berati sekitar 35 jutaan ya, gaji saya berapa tahun tuh bisa segitu"

" Udah jangan kamu ambil pusing, kita masih beryukur mereka nyisain Motherboard sama Harddisknya, coba kalo yang ngambil itu sambil ngapa-ngapain kamu trus semua komputer di bawa kan itu lebih parah"

" Ihh mas masa saya yang jadi contoh, si Andi aja yang di Apa-apinnya "

" Yah kan itu misalnya, lagian kalo maling motor atau rampok kayanya mereka juga mikirmikir dulu soalnya di luar ada pos polisi yang di sebrang jalan, kalo maling di dalem mereka gak keliatan"

" Udah mas laporin aja ke polisi"

" Dibilang gak usah, entar orang pada gak mau maen ke warnet lagi loh" " Kok pada gak mau ?"

" Ya mereka takut kalo di curigain yg maling"

" Owh gitu ya mas, berati mendingan kita pura-pura gak terjadi apa-apa gitu ?" " Iya, kamu ngerti kan ?"

" Iya mas saya ngerti"

Karena bingung mencari dana untuk menutupi kerugian warnet gua coba untuk searching google bagaimana cara mendapatkan uang cepat tapi yang muncul selalu togel dan semua yang berbau judi itu bukan menyelesaikan masalah tapi menambah masalah nantinya, cari uang cepat itu gampang tapi yang halal itu yang susah.

Setelah beberapa menit mencari-cari solusi akhirnya gua putuskan untuk iseng login game yang sejak kepergian Kanza engga gua mainkan lagi, walau gua gak terlalu focus dalam game lagi tapi di dalam game gua cukup makmur dengan gold dan barang-barang mewah yang sengaja gua koleksi selama ini.

Vina yang duduk di samping hanya diam melihat gua yang sedang asik memainkan karakter game berjalan-jalan di pasar kota naga (Pusat kota game), ada sebuah chat World yang menarik perhatian gua. Yah tentu menarik perhatian pemain yang lain juga, karena dia mencari-cari item game yang bisa di beli lewat real. Buru-buru gua pergi ke bank untuk melihat item yang dia cari, dan rupanya gua memiliki 4 buah item itu. Item ini adalah hasil lucky box yang dulu sempet gua dapatkan namun engga gua pakai atau gua jual, karena gua emang hobi mengkoleksi barang-barang mahal seperti ini.

Isen gua mengirim private message ke orang yang mencari item itu Gua : " kaka, udah dapet tome nya ?"

xxx : " Belum, kaka jual gak ?" Gua : " Gua ada, tapi mau beli berapa ?"

xxx : " Harga pasaran aja kaka, itu biasanya 3,5 juta kan kalo in Rp ?" Gua : " 3,5 kalo borong, kalo satuan 5 jutaan"

xxx : " Emang kaka punya berapa buah ?"

Gua : " Saya ada 4 tome, kalo mau borong saya kasih 13,5 juta" xxx : " Tapi aku butuhnya Cuma satu kaka"

Gua : " Yaudah kalo gitu ini satu gua jual 5 juta mau ?" xxx : " Engga bisa kurang lagi itu ?"

Gua : " Kalo mau lebih murah silahkan cari yang laen, kalo mau 5 juta hari ini juga kaka bisa beli punya saya"

xxx : " Iya deh, aku beli aja itu"

Gua : " Oke, mau ketemuan atau transfer ?"

xxx : " Transfer aja biar gak ribet, kaka punya +12 gak ?" Gua : " Ada, mau beli berapa +12 nya ?"

xxx : " +12 nya aku beli 10 juta mau gak ?"

Gua : " Hah 10 juta ? Murah amat biasanya aja 15 juta orang jual" gua pura-pura kaget pedahal gua cuma denger gosip kalau +12 harganya 15 juta rupiah tapi itu belum tentu benar atau tidaknya, terlebih harga bisa naik dan turun sewaktu-waktu.

xxx : " Yahh kaka ayo dong, kan aku beli 2 barang sekaligus jadi entar aku bayar 15 juta sama tome nya"

Gua : " Tapi jangan kasih tau yang laen kalo gua kasih harga segitu, takut dikira ngerusak harga pasar"

xxx : " Beres kaka, mana nomor rekeningnya" Gua : " BCA xxxxxxxxxxxx An xxxxxxxxx" xxx : " Oke, bentar kaka aku transfer dulu"

Engga lama kemudian orang yang tadi mencari barang AFK, gua sempet curiga karena orang ini begitu gampang soal jual beli item game dalam bentuk real. pedahal biasanya kalau kita bukan orang ternama di game engga mungkin orang langsung percaya apa lagi dia engga menanyakan nomor hp atau data pribadi gua, bisa aja gua nipu dia dengan cara engga memberikan item itu setelah dia transfer tapi mendapatkan kepercayaan orang lain itu gak mudah apa lagi di dunia maya.

Xxx : " Kaka udah aku transfer" Gua : " Bentar gua cek dulu" xxx : " Oke kaka"

Vina : " Itu 15 juta duit beneran Mas ?" Tanya vina yang dari tadi hanya diam melihat gua bermain

Gua : " Iya Vin, bentar ya saya ke ATM dulu" Vina : " Iya mas"

Lalu gua keluar rumah untuk cek saldo di ATM yang engga jauh dari rumah, dia benarbenar mengirim uang 15 juta. Ini orang kaya atau kebanyakan duit yang gampang banget ngirim uang sebanyak ini pedahal barang yang dia butuhkan masih ada di gua.

Beberapa menit kemudian gua kembali duduk di depan PC untuk transaksi +12 dan Scroll of tome yang dia cari tadi, kami sepakat untuk melakukan taransaksi item di dekat NPC Bank selatan. Sekitar 5 menit kemudian karakter perempuan dengan nick game yang tadi chat dengan gua datang, karakternya terlihat kuat dan mewah dengan equip yang rata +10 yang mengenakan pakaian pakaian serba putih dengan tunggangan termahal di dalam game. Xxx : " Kaka ini aku yang tadi, udah ada kan barangnya ?"

Gua : " Ada, terima tred"

xxx : " Oke"

Gua pun memberikan Equip grade tertinggi yang udah +12 dengan item langka yang tadi dia cari, kenapa bisa disebut item langka ? karena kemungkinan dapet item ini hanya 0,001% dan gua beruntung dalam 5 priode Lucky Box bisa mendapatkan 4 buah. Sebenarnya harga Equipnya aja bisa sampe 1 juta rupiah tapi karena gua engga membutuhkan equip itu jadi dengan Cuma-Cuma gua berikan.

Xxx : " Makasih kaka, entar kalo aku butuh apa-apa aku cari kaka lagi" Gua : " Oke, sama-sama"

Lalu setelah melakukan transaksi karakter itu turun dari tunggangan dan terbang meninggalkan gua sendirian di dekat NPC Bank, karakter archer yang baru naik Rank 8. Sepertinya dia akan mentransfer +12 tadi ke senjatanya yang terlihat masih baru, gua klik NPC bank untuk melihat item apa lagi yang bisa di jual.

8 Equip +10

5 Equip +11

3 Scroll of tome

Dan ratusan Cek yang harganya @10.000.000 gold kalau di jual ke NPC, Vina : " Wow itu barang-barang yang laen bisa di jual juga mas ?" Gua : " Bisa, entar tinggal cari yang mau belinya"

Vina : " Alhamdulillah, kayanya gampang banget dapet duit dari game" Gua : " Kalo gampang semua orang yang maen game jadi orang kaya" Vina : " Itu mas gampang bener Cuma itungan menit dapet duit 15 juta" Gua : " Hehehe do ain aja biar semua barang-barang game saya laku" Vina : " Aminnn, mas laper engga ?"

Gua : " Liat kamu saya jadi laper" Vina : " Ih mas kanibal ya ?"

Gua : " Hahaha engga lah, ngawur kamu. Pesenin saya makan gih di warung depan sekalian sama kamu juga"

Vina : " Saya belum laper mas, tapi kalo mau beliin saya gak nolak hehe" Gua : " Jiaahh, yaudah sono beli entar saya berubah pikiran loh" Vina : " Hehe iya mas"

Vina berjalan keluar warnet, gua masih duduk di server sambil melihat-lihat item tadi yang masih tersimpan di NPC Bank. Sepertinya gua bisa menggunakan item-item ini untuk menutup kerugian-kerugian warnet, walau pun untuk mendapatkan itu semua sangat sulit tapi Cuma ini yang bisa menghasilkan uang.

Gua selalu percaya dibalik musibah selalu ada hikmahnya, seperti sekarang. Gua selama ini bermain game karena untuk hiburan, tapi siapa sangka kalau bisa mendapatkan uang banyak dari game

Bagian 3

Sekitar 4 hari tutup, warnet kembali buka seperti semula. Uang dari penjualan item game online masih tersisa cukup banyak, hasilnya gua yang sempat ingin pensi dari game online malah kembali kecanduan game tapi bedanya bukan hunting xp atau rusuh di dalam game melainkan gua sibuk nempa Equip setiap hari. Equip game yang engga laku di jual di real gua jual di dalam game, lalu gold yang gua kumpulkan di jual. Harga gold @Rp. 2.000/Juta lumayan menjanjikan karena dalam sehari gua bisa menghasilkan rata-rata 300 juta gold. Karena mencari pelanggan engga mudah jadi gua menjual gold pada sebuah website yang menampung gold walau harganya jadi turun @Rp. 1.500/ juta.

Meski warnet udah buka kembali dan gua punya banyak uang hasil jualan item game tapi itu sama sekali engga bisa membuat gua bahagia, bukan gua engga bersyukur tapi rasanya ada yang kurang. Setiap kali ingat masa-masa yang gua lalui bersama Kanza dada ini terasa begitu sesak, setiap kali gua duduk di lantai atas sekolah gua selalu ingin lompat tapi ada sesuatu yang menahan gua untuk engga melakukan itu. Bukan gua takut mati, semua yang bernyawa pasti mati tapi gua takut kalau sampai cita-cita yang pernah gua rencanain dengan Kanza jadi sia-sia.

Hari yang paling ditakutkan semua siswa telah tiba, hari ini gua datang lebih awal karena akan mengikuti Ujian Nasional. Ada yang bilang tempat duduk waktu Ujian itu ikut menentukan kelulusan tapi nyatanya biar pun gua duduk di pojok belakang tetap aja engga bisa nyontek, bukan karena gua gak suka curang tapi sebelum Ujian dimulai gua udah dapet bocoran jawaban dari salah seorang siswa yang katanya dia dapet dari Bokapnya salah seorang guru di sekolah, jadi gua gak perlu repot-repot nyontek .

Walau dapet bocoran tapi gua tetap membaca kembali semua soal, tapi untungnya ada Bocoran karena dari semua soal hanya sekitar 25% yang gua ngerti sisanya gua gak bisa jawab karena memang gua engga pernah belajar selama menjelang Ujian bahkan gua engga pernah ikut pelajaran tambahan.

Pengawas melarang gua untuk meninggalkan ruangan karena ujian baru berlangsung 30 menit, jadi dengan rasa bosan dan ngantuk gua harus menunggu waktu habis. Untung menghilangkan kebosanan gua membalikan soal dan mulai mencoret-coret, kalau biasanya gua mencoret-coret kertas dengan gambar tapi kali ini gua engga membuat gambar di balik soal melainkan sebuah target.

Pemasukan Pokok :

1 Unit @ Rp. 50.000 / Hari x 35 Unit = Rp. 1.750.000

1 Hari @ Rp. 1.750.000 x 30 Hari = Rp. 52.500.000 Pengeluaran :

Listrik : Rp. 4.000.000 / Bulan Koneksi : Rp. 4.000.000 / Bulan Sparepart : Rp. 500.000 / Bulan

Gaji : Rp. 2.000.000 / Orang x 4 orang = 8.000.000 Biaya tak terduga : Rp. 1.000.000

Total : 17.500.000 Sampingan dari game :

1 hari penjualan gold @Rp. 300.000 x 30 Hari = Rp. 9.000.000

Pemasukan 52.500.000 + 9.000.000 = 61.500.000 Pengeluaran Rp. 17.500.000

Total pendapatan : Rp. 44.000.000

Itu adalah khayalan tingkat tinggi , karena kenyataannya warnet engga 24 jam penuh pengunjung bahkan kadang koneksi suka gangguan sekitar 1 4 jam, walau hanya sekitar 1 3 kali gangguan perbulannya tapi itu menurunkan pendapatan. Tapi dari itu semua sekitar 60% gua dapatkan tiap bulannya, tapi engga ada salahnya kan kita membuat target yang harus kita capai walau pun kita engga mungkin bisa 100% mencapainya.

Setelah Bell berbunyi gua meninggalkan ruangan dengan cengengesan engga jelas, bukan gua gila tapi karena gua membayangkan dapat penghasilan seperti yang gua coret-coret tadi. Mungkin kalau gua bisa mencapai target segitu setiap bulannya dalam waktu satu tahun bisa membeli sebuah rumah : Sambil masih melamun gua engga langsung pulang melainkan naik ke lantai 3 seperti biasa.

Gua sandarkan badan di bangku sambil memejamkan mata, suasana berubah jadi mellow. Za& . Andai kamu masih ada di sini, mungkin aku bakalan jadi orang paling bahagia di dunia ini. Punya penghasilan tetap dengan jumlah yang mencukupi serta memiliki seorang istri sepertimu, tapi kenyataannya takdir berkata lain. Aku sadar bumi itu luas, tapi menemukan kembali orang sepertimu pasti sangat sulit atau mungkin engga akan ada yang sepertimu.

Andai kamu dilahirkan kembali ke dunia, walau di tempat yang berbeda dan dengan tubuh yang beda aku harap aku bisa kembali memilikimu meskipun usia kita pasti sangat jauh selisihnya. Aku engga peduli dengan semua itu karena perasaanku akan selalu sama, aku akan tetap menyayangimu, mencintaimu, dan mengagumimu, dan aku harap kamu pun demikian.

DRET DRET DRET DRET Hp gua bergetar ada panggilan masuk dari nomor asing Gua " Hallo"

xxx " Hallo, charnya beneran mau di jual ?"

Ternyata dari orang yang melihat iklan yang gua pasang di internet, beberapa hari lalu gua sempat memasang iklan di sebuah forum jual beli untuk menjual salah satu ID game yang biasa gua gunakan untuk rusuh dan hunting item di dalam dungeon. Harga yang gua pasang cukup mahal sesuai dengan Equip dan level 103.

Gua " Masih, ini dengan siapa saya bicara ?"

Xxx " Saya Mia, saya ingin beli char Assasinnya. Bisa nego gak ?" Gua " Mau nego berapa ?"

Mia " 45 Juta"

Gua " Wah turun jauh bener, 50 dah saya lepas" Mia " Saya ada uangnya segitu kaka" Gua " Kalo gitu 45 tanpa Tome gimana ?"

Mia " Iya engga apa-apa saya punya pan gu buat gantinya" Gua " Oke sip, mau transfer atau ketemuan ?" Mia " Ketemuan aja, kamu orang Bogor kan ?" Gua " Iya, trus mau ketemuan di mana ?" Mia " Cibubur aja, entar aku SMS lokasinya" Gua " Sip"

Lalu kami mengakhiri percakapan di telpon, beberapa menit kemudian ada SMS masuk dari Mia yang memberitahu untuk ketemuan sore hari di sebuah mol di daerah Cibubur. Gua berdiri dan melangkahkan kaki untuk pulang karena waktu udah menunjukan pukul 13:20.

Bagian 4 Klik > Ketemuan -> ?

Biasanya setiap kali ketemuan gua memilih resto tapi kali ini gua menunggu di tempat yang berbeda yaitu sebuah toko buku. Sambil menunggu Mia yang masih kejebak macet gua lihatlihat deretan buku yang tersusun rapih, dari mulai novel sampai komik tapi satu buku yang menarik perhatian gua adalah buku tentang bisnis. Walau gua sempat ingin melanjutkan kuliah jurusan IT tapi buku yang gua baca membuat gua tertarik mengambil jurusan ekonomi, entah ini yang disebut labil atau Cuma karena efek baca buku ini.

DRET DRET DRET.. sekitar 30 menit membaca-baca buku, ada panggilan masuk Gua " Udah nyampe ?"

Mia " Udah nih, aku baru masuk toko buku. Kaka di mana ?"

Gua lihat ke arah pintu masuk, di sana ada seorang perempuan cantik dengan kulit putih dan rambut panjang sedang menerima telepon, dia terlihat begitu anggun dengan dres yang dikenakan tapi gua sedikit risih karena rambutnya diikat dengan kacamata dan menggunakan tas gendong

Gua " lo pake dres coklat ?" Mia " Iya ka"

Tututut.. gua mengakhiri panggilan sepihak dan berjalan ke arahnya. Lalu dia tersenyum saat gua berjalan mendekat.

" Ka bobi ?" Tanya dia saat gua berdiri di depannya " Iya, ke atas yu biar enak ngobrolnya" ajak gua

Lalu dia mengikuti gua ke sebuah resto yang berada di lantai dua pedahal tadi gua sendiri yang milih toko buku tapi ujung-ujungnya ke resto juga , setelah memesan makanan kami memilih meja yang berada di dekat jendela. Dia selalu tersenyum setiap kali gua menatapnya, walau gua sering lihat gamer perempuan tapi dia orang pertama yang membuat gua bertanya Apa benar dia gamer ? karena dari penampilannya dia gak terlihat seperti seorang gamer, dia lebih cocok seperti model.

" ini ka cek dulu" kata dia sambil memberikan tas gendong yang tadi dia pakai

" Apa ini ?" Tanya gua saat mengambil tasnya " Liat aja"

Tanpa menunggu perintah selanjutnya gua buka resleting tas, di dalamnya terdapat laptop, tas kecil, dan sebuah amplop coklat yang berisi uang, gua keluarkan laptop dan menyalakannya. Lalu gua aktifkan wifi dan mulai membuka notepad untuk memberikan data ID game, setelah selesai mengetik gua putar laptop dan menenjukannya.

" AkuRinduKanza hihi paswordnya lucu, pasti LDR ya ?" Tanya dia setelah melihat data yang gua tunjukan

" & & & & .." Gua diam, rasanya waktu seperti berhenti saat mendengar dia bicara tadi. Gua emang selalu mengganti password setiap kali akan menjual ID game, tapi kali ini gua justru engga menggantinya, karena itu yang gua rasakan.

" Ka ? aku salah ngomong ya"

" Eh engga, gua emang LDR Cuma beda ama yang laen" " Beda gimana maksudnya ? Kalo kangen mah samperin atuh ka" " Beda aja, kalo bisa juga gua samperin"

" Emang kenapa ka ? Apa dia orang luar negri ?" " Bukan"

" Terus bedanya apa ka ?"

" Engga apa-apa, itu cek dulu char nya" Kata gua coba mengalihkan pembicaraan " Lengkap ka, ini kalo aku totalin bisa abis ratusan nih buat equip sama ++ nya" " Gua nempa sendiri"

" Hah yang bener ka ?"

" Iya, gua juga jualan gold sama +11 +12" " wihhh aku aja nempa ke +5 gak tembus-tembus" " ke +5 mah gampang, spotnya sama kalo kita perhatiin" " Ajarin aku nempa dong ka" " Iya entar gua ajarin"

" Asiiiikkkk, eh ya kalo jual gold ke temen aku aja" " Dia nampung berapa ?"

" Sama kaya pasaran @2.000/jutanya" " Dia butuh berapa gua ada banyak gold" " Dia butuh sekitar 20 Milyar gold" " Njirr.. banyak amat buat apaan dia ?"

" Buat beli bahan senjata legendaris, dia udah ngumpulin setengahnya" " Wah niat banget dah, itu kan bisa abis sekitar 400 jutaan kalo gak salah"

" Dia udah abis 1 Milyar lebih ka buat 1 ID itu aja, aku aja mikir-mikir ngabisin duit segitu buat game"

" Yah maen game gak usah dibawa terlalu serius, entar nyesel ujung-ujungnya"

" Ia juga sih tapi mau gimana lagi kalo pengen jadi nomor 1 di server ya kudu ngabisin banyak duit pastinya"

" Pasti temennya ketua guild penguasa ya ?"

" Buka ka, guildnya gak punya wilayah tapi isinya serem-serem, katanya tunggu tahun depan guildnya bakalan bikin ancur tuh guild penguasa"

" Pasti dendam di PK in ya"

" Engga, tapi dulu dia yang bantu ngembangin tuh guild tapi waktu dia levelnya 100 gak naiknaik dia malah di keluarin gara-gara dikira gak aktif, jadi dia mau bales dendam deh" " Wah seru nih kayanya, gua aja bosen liat warna map itu-itu aja"

" Emang kaka char nya di guild mana ?"

" Char gua banyak ampir disemua guild besar ada, tapi gak ada di guild penguasa" " Kenapa emangnya ka ? Aku aja rencananya beli char kaka biar bisa masuk tuh guild penguasa"

" Di sana banyak aturan, udah gitu peraturan multak" " Tapi kan digajih tiap minggunya"

" Itu yang gua gak suka, gua males jadi alat pencari duit di game gua lebih suka ngasilin duit trus duitnya buat gua sendiri hahaha"

" Kaka enak pinter nyari duit di gamenya, kalo yang engga pinter pasti milih di gajih" " Emang sih setiap orang berhak nentuin gimana cara nikmatin gamenya" " Iya ka, btw kaka kerja atau masih kuliah ?"

" Gua masih kelas 3 SMA emang tampang gua udah tua ya ? " " Jangan bohong ka kok gak keliatan kaya anak sekolah ya " " Penampilan bisa menipu, lo sendiri pasti udah kuliah ya ?" " Kok kaka tau ? iya aku udah kuliah tapi baru semester 2" " Gua kan calon dukun"

" Yang bener ka ? berate bisa ngeramal aku dong" " Ebusett giliran bilang calon dukun malah percaya " " Hehehe"

" Eh ngobrol trus, itu makanan dingin dianggurin" " Oya ampe lupa ada makanan, ayo dimakan ka"
Antara Aku Kau Dan Sabun Karya Agan Kempot20 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keasikan ngobrol kami sampai lupa kalau dari tadi makanan engga disentuh samasekali di meja, sambil makan sesekali gua mencuri pandang. Mia ini orangnya begitu cepat akrab dengan orang yang baru dia kenal, cara makan dia rapih jauh berbeda dengan Kanza tapi justru itu yang membuat Mia terlihat sama dengan yang lain.

Setelah makanan habis kita keluar dari mol, karena Mia tadi berangkat di antar bokapnya jadi gua mengantar dia pulang dengan mobil yang gua pinjam dari bokap karena motor lagi kurang enak buat dipakai. Sepanjang jalan Mia banyak cerita tentang kesehariannya, rasanya aneh pedahal kita bertemu karena game tapi kenapa yang dia bicarakan malah hal lain. Mia orangnya cerewet tapi biasanya orang cerewet lebih suka didengarkan dari pada ngedengerin, untungnya Mia bukan orang seperti itu dia justru terlihat serius menanggapi setiap kali gua balik bercerita.

Sekitar 40 menit kita memasuki sebuah perumahan mewah lalu kita berhenti di depan gerbang sebuah rumah. Mia meminta gua untuk mampir dulu, walau awalnya gua sempet menolak tapi karena baru jam 19:15 jadi gua menuruti mampir di rumahnya.

Rumahnya begitu sepi karena engga ada seorang pun yang gua temui selain pembantunya, Mia mengajak gua naik ke lantai atas. Gua coba menolak karena takut timbul fitnah apa lagi gua baru kenal dia, tapi dia lagi-lagi membujuk gua sampai gua menurutinya.

Kamarnya luas, dengan sofa kecil dan TV berada di dekat pintu lalu di belakangnya ada lemari dan meja computer yang berada di dekat ranjang. Mia berjalan menyalakan computer yang sepertinya tempat dia menghabiskan waktu bermain game, sambil menunggu loading windows gua pandangi foto-foto yang menempel di dinding. Lalu gua berjalan ke sebuah bingkai foto berukuran besar, foto yang ada di dalam bingkai itu menarik perhatian gua.

Bagian 5 Kesepian

Gua hanya diam menatap foto itu lalu Mia berjalan dan ikut memperhatikan foto yang terpampang di tempok kamar, " Ada apa Ka ?" Tanya dia kemudian " Itu siapa ?" Gua balik bertanya

" Ya aku lah ka"

" Iya gua tau kalo yang itu , tapi yang di sampingnya" " Owh itu Mamah"

" & & & " DEG jantung gua berdetak cepat, Rasanya engga percaya dengan apa yang gua lihat, apa benar ini dia ? atau mungkin Cuma mirip. " Kalo boleh tau namanya siapa ? " " Ibu Fauziah"

" Kok gak mirip ya ?"

" Dia Mamah tiri ka jadi gak mirip"

" & & & " Gua kembali diam, benar... nama dan wajahnya sama, jadi dia di sini selama bertahun-tahun nelantarin keluarganya. Emosi gua naik, kebencian gua yang udah terkubur kembali muncul meluap-luap. Rasanya gua ingin bunuh dia dan suaminya biar anaknya ikut ngerasain gimana rasanya kehilangan orang tua dengan cara menyakitkan, Atau gua perkosa terus bunuh anaknya ? pikiran gua semakin kacau, otak gua terus memikirkan bagaimana caranya balas dendam.

" Ka, kok diem, kaka kenal Mamah ?"

" Engga, di mana Mamahnya kok gak ada di rumah ?"

" Mamah, Papah, sama adikku liburan gak pulang-pulang ke rumah ka" "Maksudnya ?"

" Waktu aku baru masuk SMA, Aku diajak liburan ke Surabaya tapi aku nolak, soalnya liburannya tiga hari. Aku gak mau gara-gara liburan ampe gak masuk sekolah tiga hari, apa lagi aku lagi seneng-senengnya baru jadi anak SMA. Waktu perjalanan pulang, Papah, Mamah sama adik aku yang masih kecil ngalamin kecelakaan, Mamah sama adik aku meninggal di tempat terus papah meninggal waktu dalam perjalanan ke rumah sakit"

" & & & ." Badan gua mendadak lemas, gua mundur beberapa langkah dan duduk di sofa kecil dekat ranjang sambil menundukan kepala. Beberapa detik lalu gua berniat jahat kepada mereka tapi justru mereka udah meninggal, Gua kehilangan nyokap tapi seengganya gua masih ada bokap yang ngerawat gua sampai punya mamah baru dan calon adik gua yang baru 5 bulan. Emosi yang tadi meluap-luap berubah jadi rasa sedih, bukan karena nyokap meninggal tapi gua membayangkan gimana rasanya seandainya gua yang ada di posisi Mia. " Kaka kenapa ?"

" Engga apa-apa, kamu berati tinggal di sini ama siapa ?" " Aku sendirian"

Mia menceritakan banyak hal sejak kepergian orang tuanya, walau dia di sini sendirian tapi setiap bulan Om Reinir yang ngurus perusahaan alm bokap nya mengirim uang dan sesekali mampir. Sejujurnya biar pun gua cowo tapi gua benci kesepian, apa lagi tinggal di rumah besar sendirian seperti ini. Satu hal yang gua tau, penderitaan Mia lebih dari apa yang gua rasain. Dan gua baru ngerti apa yang di ucapkan Piccolo tempo hari, bahwa Tuhan engga pernah tidur.

Sekitar jam 22:00 gua pamit pulang karena jarak dari sini ke rumah butuh waktu sekitar satu jam lebih, sepanjang jalan gua terus melamun. Bukan Mia yang gua pikirkan tapi Kanza. Sesampainya di rumah gua lihat ada beberapa SMS masuk dari Mia

" Ka, udah nyampe mana ?"

" Kaka kalo udah nyampe SMS ya" " Kaka"

" Ka"

" Kaka oi kaka"

" Langsung tidur ya ?" " Kakaaaa"

Gua coba bales : To Mia " Baru nyampe"

DRET DRET gak lama ada balesan

: From Mia " Syukur deh kalo udah nyampe, maen bareng yuk ka : To Mia " Besok lagi aja ya, ngantuk"

: From Mia " Yah kakaaaa, yaudah deh met istirahat ya "

Gua letakan hp di ranjang dan coba memejamkan mata tapi engga juga merem, bukan ngantuk sebenarnya yang bikin gua engga mau maen game bareng tapi karena teringat Kanza, Gua ngerasa bersalah karena tadi udah sempat kebawa emosi pedahal dulu gua udah bilang kalau gua udah maafin mereka tapi kenyataannya walau udah maafin mereka kebencian ini masih ada walau hanya sedikit.

kehadiran Kanza mengajarkan gua untuk memaafkan mereka, gua harap kehadiran Mia bisa menghilangkan semua kebencian yang masih tersisa. Mia engga salah apa-apa, yang salah orang tuanya. Gua gak mau sampai orang yang gak bersalah harus kena imbasnya.

Bagian 6 Rencana Usaha

Kedekatan gua dengan Mia masih sebatas game, dia seperti bertukar dunianya dengan dunia game yang dia mainkan. Gimana gua gak bilang kaya gitu, kegiatan dia sehari-hari selain ngampus adalah main game, dia bisa menghabiskan waktu seharian duduk depan komputer. Mungkin dengan bermain game dia ngerasa engga kesepian di rumah, di real dia sendirian tapi di dalam game dia memiliki banyak teman dan hampir semua orang di dalam game mengenalnya. Engga seperti Mia, di dalam game gua hanya memiliki beberapa teman dekat, nama gua juga engga terlalu terkenal tapi hampir semua player yang dapet julukan GG mengenal gua. Karena mereka adalah para pelanggan tetap gua.

Usia Mia satu tahun di atas gua, tapi dia tetap memanggil gua dengan Kaka karena di dalam game sebutan untuk player lelaki adalah kaka atau koko dan untuk player cewe cece atau cici . Tapi anehnya di real pun dia tetap memanggil gua kaka, gua sempat meminta dia cukup panggil Bobi tapi dia bilang lebih nyaman menggunakan panggilan itu dibanding menyebut nama, yah tentu dia nyaman tapi gimana dengan gua ? harusnya gua yang memanggil dia kaka tapi mungkin kalau dia tahu gua adalah anak dari Ibu tirinya cerita akan berbeda, gua lebih memilih untuk merahasiakan itu. Entah sampai kapan gua akan terus menutupi kebenarannya, gua harap semua akan tetap seperti ini sampai waktunya gua cerita yang sebenarnya.

Pagi hari sekitar jam 05:00 gua duduk di lantai kamar mandi seperti biasa, gua tatap sabun batang yang berada di dekat bathub. Rasanya udah lama gua gak manjain DIRLI dengan sabun, Pedahal gua pernah bilang kalau gua pengen tinggal pelarian dengan sabun tapi itu haya alasan. Soalnya sejak dekat dengan Kanza gua engga pernah main-main dengan sabun lagi, seandainya sabun bisa protes mungkin dia bakalan nuntut gua kepengadilan sabun karena dia cemburu dengan Kanza.

Sebelum berangkat sekolah untuk hari terakhir UN gua pandangi motor yang penuh kenangan yang gua museumkan di garasi, motor yang hampir empat tahun menemani gua. Motor ini masih sering mogok pedahal gua udah berkali-kali bawa ke bengkel tapi tetap aja engga juga bener. Sambil menunggu motor baru turun gua jadi kemana-mana minjem mobil bokap soalnya motor bokap itu motor gede sedangkan gua kurang suka pake motor gede

Siang hari setelah Ujian selesai semua siswa berkumpul di lapangan. Beberapa orang terlihat kecewa karena gua engga mau ikut dengan mereka, yang paling terlihat kecewa adalah Darno.

" Ah gak asik lo masa gak ikut pilokan" Protes Darno

" Iya lo Bob, ikutlah" Kata salah seorang siswa yang ikut membujuk gua " Gua mau ke Jakarta

" & & & ." Beberapa siswa yang tadi sempat membujuk gua terdiam " Mau ngapain lo ?" Tanya Darno

" Nemuin seseorang"

" Wihh gebetan baru nih, cepet banget lo move on" " Hehehe" Gua Cuma nyengir

Semua siswa yang ikut pilokan mulai berangkat meninggalkan sekolah, mereka berniat melakukan pilokan di curug yang engga jauh dari sini. Gua juga ikut meninggalkan sekolah menuju warnet, tulisan yang menempel di ruko sebelah warnet menarik perhatian gua. Buruburu gua telpon nomor yang tercantum di dalamnya.

Gua " Rukonya beneran dijual Pak ?" xxx " Iya benar"

Gua " Saya Harrys yang punya warnet sebelah, saya mau beli rukonya" xxx " Wah mas Harrys, saya kira siapa"

Gua " Bapak di mana biar enak ngobrol langsung" xxx " Saya lagi di Bandung, entar besok saya ke warnet mas" Gua " Oke pak"

Setelah beberapa menit berbincang-bincang di telepon, gua berjalan dan masuk ke dalam warnet.

" Gimana Ujiannya mas ?" Tanya Vina yang lagi duduk di server " Gampang"

" Pasti dapet bocoran ya ?" " begitulah, Arez mana ?" " Di atas mas lagi nyervis, mau saya panggilin ?" " Gak usah, buatin kopi dong"

Sambil menunggu Vina membuatkan kopi gua pakai komputer server buat cari-cari informasi tentang usaha yang akan gua garap di ruko sebelah. Awalnya bokap mengontrakan ruko itu ke seorang bapak-bapak asal Bandung buat jadi distro, tapi dia malah membelinya. Sayangnya usaha distro itu engga terlalu laris, sampe dia harus menjual kembali ruko yang baru dia beli tahun lalu.

Beberapa menit kemudian Vina turun dari tangga dengan segelas kopi yang dia bawa, gua yang tadi sibuk browsing jadi terpaku melihat Vina yang lagi berjalan. Dengan kemeja biru muda dan jeans hitam, kulitnya yang putih dengan rambut lurusnya digerai. Gua baru sadar kalau ternyata Vina sangat cantik .

" Ada apa mas ?" Tanya dia sambil meletakan kopi di meja server " Engga apa-apa, kamu rapih banget mau kemana ?" " Ah mas ini gimana sih, saya emang kaya gini tiap hari juga " " Hah kok saya baru sadar ya "

" Baru sadar gimana maksudnya mas ?" " Hahaha"

" Hih mas ini aneh"

" Eh menurut kamu ruko sebelah enaknya buat buka usaha apa ?" Gua coba mengalihkan pembicaraan

" Rukonya mas beli ?" " Iya Vin"

" Hmmmm& bobok aja temboknya mas terus sambungin deh ke warnet jadi ada dua ruangan warnetnya"

" Ah warnet semua, di deket sini ada 2 warnet baru loh" " Terus kalo gitu mau mas pake buat usaha apa ?" " Saya juga bingung, gimana kalo buka servis komputer aja ya" " Ide bagus mas, apa lagi sambil jualan aksesoris sama sparepart komputernya" " Kalo tukang servis pasti sama itu juga Vin "

Sambil nikmatin kopi buatan Vina kita terus membicarakan tentang usaha baru yang bakalan gua garap, dengan modal 80% tabungan yang gua punya semoga cukup buat beli ruko dan buka usaha penjualan komputer, laptop, aksesoris dan sparepartnya. Warnet punya saingan, tapi warnet gua punya keunggulan di tempat yang nyaman, komputer lancer dan spek lumayan, koneksi, dan pelayanan kami membuat pelanggan cukup puas jadi kami engga kehilangan pelanggan walau punya 2 saingan dengan komputer spek tinggi.

Setelah kopi buatan Vina habis, sekitar jam 13:00 gua yang masih mengenakan seragam putih abu-abu dari warnet berangkat ke Jakarta karena ada yang udah menunggu gua di sana .

Bagian 7 Melepas Kerinduan

Sore hari di Ibu kota, langit sore ini berwarna orange seperti mangga yang udah mateng. gua telusuri jalan setapak yang cukup jauh sampai langkah kaki ini terhenti di sebuah bunga Kamboza yang sangat tinggi dan terlihat berusia lebih tua dari gua. Lalu gua duduk di rumput yang berada engga jauh dari bunga itu dan meletakan bunga yang tadi gua beli di dekat gerbang di rumput.

Gua tatapi batu nisan yang terlihat masih baru, lalu mengusap-usapnya perlahan dengan tangan kanan sama seperti saat gua mengusap-usap kening Kanza setiap kali dia meminta gua menemaninya tidur.

Gua buka tas dan mengeluarkan surat Yasin kecil yang sengaja gua bawa, lalu perlahan gua mulai membaca do'a. Air mata yang dari tadi gua bendung tak tertahankan lagi dan menetes. Gua udah ikhlasin kepergiannya tapi rasa gak bisa dibohongi.

Gua kangen suara teriakannya yang kadang suka membuat gua berhalusinasi mendengarnya, gua kangen senyumannya manisnya,

gua kangen tamparannya,

gua kangen pengen ngabisin waktu bareng lagi kaya dulu.

Aku baru beres UN, semua temen-temen ngerayain tapi aku engga mau rayain tanpa kamu. kamu pernah bilangkan, kalau kamu pengen engga lulus sekolah biar bisa terus sama aku ? Kamu gak ikutan UN& Kamu juga gak bisa ikut Ujian susulan, kamu gak bakalan lulus. Tapi apa kamu bakalan tetep ada buat aku ? engga kan za, aku aku tetep sendirian, aku kesepian tanpa kamu. Aku selalu coba menutupi kesedihan di depan semua teman-teman, tapi aku tahu mereka juga sadar tawa dan senyuman yang sering aku lontarkan itu hanya untuk menutupi kesedihan.

Maaf aku masih belum bisa membiasakan diri tanpa kamu, aku tahu aku harus bisa terima kenyataan sama seperti yang sering kamu ucapin. Tapi mungkin butuh waktu lama, tapi aku bakalan berusaha lebih keras buat engga terus-menerus seperti ini.

Za.. aku ketemu kaka tiriku, tapi dia gak tahu kalau aku adik tirinya. Maaf ya Za, aku sempet kebawa emosi waktu tahu dia anak orang yang bawa lari nyokap dulu, tapi kamu tenang aja aku gak bakalan jahatin dia. Justru aku pengen deket sama dia, kamu jangan cemburu ya dia itu kaka aku jadi aku gak mungkin punya perasaan lebih.

Maaf ya Za, aku nangis, kamu pasti marah kalau liat aku jadi ceneng kaya gini. Aku Janji aku gak bakalan nangis lagi kalau ke sini.

Usahaku semakin maju, biar banyak cobaan aku tetep gak mau nyerah. Kamu masih inget kan kita punya banyak cita-cita, aku pengen wujudin semua cita-cita itu walau pun sendirian tapi aku tetep nganggep kamu selalu ada. Bukan kamu gentayangan za, aku percaya orang yang udah meninggal itu udah tenang di alam Barzah. Setiap kali aku mau nyerah aku kembali bersemangat setiap kali inget ucapan-ucapan kita dulu, walau kamu engga ada di sisiku tapi kamu selalu ada di hatiku za kamu selalu jadi pendorong buat aku melangkah.

Entah berapa lama gua ngomong sendirian, langit yang tadi cerah terlihat mendung. Gua lihat Jam menunjukan pukul 17:30, setelah menaburkan bunga gua coba beranjak pergi dengan kaki yang terasa berat karena gua masih pengen lebih lama di sini tapi gua gak mau sampe kemagriban di TPU.

Sekitar pukul 19:00 setelah makan gua lanjutkan perjalanan ke pusat perbelanjaan, gua membeli Motherboard, VGA card, Prossesor, RAM, Laptop, mouse, keyboard, dan beberapa sparepart serta aksesoris komputer lainnya.

Gua berencana mengambil keuntungan sedikit dari penjualan, bukan gak mau untung atau mau ngerusak harga pasar. Tapi gua yakin kalau gua menjualnya dengan harga engga jauh beda dari sini semua orang yang ada di bogor lebih memilih belanja di tempat gua ketimbang jauh-jauh ke sini.

Sekitar pukul 22:00 gua sampai di warnet, Andi dan Kiki membantu gua membawa semua barang-barang yang tadi gua masukan ke dalam mobil.

" Belum pulang Vin ?" Tanya gua saat melihat Vina yang lagi asik maenin Hp yang sedang di carger di lantai atas

" Hehe belum Mas, kok gak ngajak-ngajak sih kalo mau belanja"

" Tadinya mau entar aja kalo udah dibeli rukonya, tapi berhubung sekalian ke Jakarta aja" " Huh alesan"

" Kamu dari siang belum pulang ?" " Belum mas"

" Pantes bau, ada yang belum mandi ternyata"

" Enak aja, aku udah mandi tadi cuma baju aja yang gak ganti. Mas tuh yang belum mandi bajunya aja belum ganti"

" Baru juga balik ini baru mau mandi" " Entar sakit loh mas kalo mandi jam segini"

" Ciyeee vina perhatian bener" Sindir Andi yang baru naik ke atas " Apaan sih Bang" Protes Vina dengan wajah terlihat malu

Setelah semua belanjaan udah dipindahin ke lantai atas, gua mandi di WC kusus karyawan yang berada di lantai atas. Beberapa menit kemudian setelah berganti pakaian gua turun ke bawah sambil memikirkan gimana caranya mempromosikan toko.

Vina, Andi dan Kiki yang lagi asik becanda di server tiba-tiba diam waktu lihat gua berjalan ke arah mereka. Lalu mereka tertawa , gua lihat beberapa pelanggan yang lagi maen deket server ikut tertawa.

" Pada ngetawain apa sih ? " Tanya gua sambil kebingungan " " gua Tanya Andi malah makin ngakak

Gua lihat kemeja yang gua pake kancingnya gak miring, tapi saat gua lihat ke bawah ternyata gua pake kemeja tapi bukan dengan Jeans seperti biasanya melainkan pake kolor pendek dengan Dirli yang sedikit timbul buru-buru gua tutup bagian depan dan kembali ke atas buat pake celana.

Gua orangnya suka lupa, tapi ini untuk pertama kalinya gua lupa pake celana . Setelah Dirli tertutup dengan aman gua kembali turun ke bawah. Mereka yang tadi abis ngetawain gua Cuma cengengesan gak jelas, kayanya mereka takut gua marah tapi justru gua malah mengajak mereka ngobrol-ngobrol ringan dan kembali tertawa dengan kekonyolan kiki yang menurut gua ini anak cocok buat jadi pelawak.

Beginilah kami, selama mereka bekerja di sini gua gak pernah menganggap mereka bawahan, gua menganggap mereka adalah rekan bukan anak buah.

" Har tadi ada yang nungguin lo tuh" Kata Andi ditengah obrolan " Siapa ? kok gak ngabarin gua"

" Itu tuh" kata Andi sambil melirik Vina " Ihh apaan sih Bang fitnah aja"

" & & " Gua kernyitkan Dahi karena gak ngerti apa yang Andi maksud " Vina gak bawa motor Mas, katanya pengen balik bareng" kata Kiki menjelaskan " Owh bilang dong, kirain apaan" " Hehehe" Vina terlihat malu

Sekitar pukul 23:00 gua mengantar Vina pulang, sepanjang perjalanan Vina terus menceritakan kesehariannya di kampus. Gua jadi tertarik buat lanjutin di kampusnya dan masuk kelas karyawan karena sehari Cuma satu pelajaran.

Setelah beberapa menit gua parker mobil di pinggir jalan dan lanjut berjalan kaki masuk ke dalam gang. Di sini suka ada preman yang mabok jadi takut kalau Vina bakalan di gangguin. Sambil berjalan kami kembali ngobrol-ngobrol.

" Mas tadi abis ke makam Kanza ya ? " " Kok tahu ?"

" Feeling aja mas, tadi kan bilang belanja sekalian ke Jakarta. Mas kan gak punya kerabat di Jakarta"

" Wihhh jangan-jangan kamu bisa baca pikiran orang nih" " Mas ini ngaco aja, jangan galau terus mas"

" Kamu gak ngerti, orang kaya Kanza itu langka"

" & & & & " Vina diam sambil sambil terus berjalan " ada Aku mas" kata dia pelan " Tadi kamu ngomong apaan ?"

" Engga, aku gak ngomong apa-apa mas"

Kayanya gua salah denger atau gua yang ngarep dia ngomong kaya gitu, entahlah.

Bagian 8 Pipi Bolong

Selama menunggu pengumuman kelulusan gua menghabiskan waktu di Tempat Servis yang udah mulai buka satu minggu lalu, gua juga menambah satu orang karyawan untuk jadi Operator Warnet karena Vina bantu gua ngurus tempat servis.

Walau dipasang sepanduk besar dengan design yang semenarik mungkin tetap aja tempat servis sepi, minggu pertama hanya ada 3 orang pembeli. Mereka semua hanya membeli mouse, tapi gua masih maklumi itu. Mungkin belum ada yang tahu kalau di sini ada tempat servis jadi masih sedikit pengunjung.

Gua juga masih main game online, karena dari situ gua dapet penghasilan tamabahan yang lumayan banyak. Ditengah asik main game ada seseorang yang datang ke toko. Dengan rambut di ikat, kulitnya yang putih dibalut kemeja kotak-kotak hijau dengan celana jeans membuatnya terlihat dewasa. Senyumannya yang manis dengan lesung pipit disebelah kirinya membuat gua terpesona.

" Bisa benerin Laptop aku ka ?" Tanya dia

" Bisa" Gua jawab lalu dia meletakan Tas yang berisi laptop di atas etalase kaca " kerusakannya apa ?" lanjut gua bertanya sambil mengeluarkan laptop dari dalam tas " Cuma install ulang aja, bisa ditunggu ?"

" Bawa CD Drivernya ?"

" Aduh lupa naronya ka, kalo ga ada CDnya gak bisa ya ?" " Bisa kok Cuma jadi agak lama soalnya download Drivernya dulu" " Gak apa-apa ka, aku udah biasa nunggu " Kata dia lalu tersenyum

Vina yang tadi gua suruh beli makan siang baru datang, setelah menaruh makan siang Vina langsung ngajak ngobrol pelanggan pertama hari ini, gua gak tau kalo Vina akrab dengan dia atau jangan-jangan dia sering mampir ke warnet.

Setelah memindahkan semua data yang ada di my dokumen gua langsung install ulang Laptopnya dengan Win 7 bajakan sambil menunggu loading gua panggil Vina yang lagi asik ngobrol buat menyantap makanan yang tadi dia beli,

" Sini makan bareng" Ajak Vina

" Makasih teh, aku udah makan"

Sambil menyantap makanan sesekali gua curi pandang dia yang lagi nonton berita di TV yang gua pasang di ruang tunggu toko,

Ehm&

Sepertinya Vina menyadari kalau gua dari tadi merhatiin dia, " Kamu kenal dia Vin ?" tanya gua dengan suara pelan " Kenal mas dia sering main ke net. Mas kenal dia ?" " Kenal"

" Tapi saya liat mas kaya nganggep dia orang asing" " Ah so tahu kamu, saya Cuma gak mau dibilang genit aja" " Owh gitu, tapi mas masih suka ama cewe kan ?"

" UHUK& " gua langsung keselek ngedenger pertanyaan konyol Vina " Duh pelan-pelan mas makannya" Kata dia sambil memberikan segelas air " Pertanyaan kamu konyol, saya masih suka cewe lah " " Hehehe becanda mas becanda "

" Iya iya, ayo abisin makannya ngobrol terus"

Setelah makanan habis gua lanjut download Driver laptop, sedangkan Vina kembali mengajaknya ngobrol. Sambil nunggu instalan dan download driver gua membuat sebuah brosur, gua berencana menyebar brosur ini untuk menarik pelanggan. Sekitar 2 Jam laptop udah beres dan bisa dijalankan dengan baik, " Berapa ka ?"

" Rp. 55.000 aja"

" yang bener ka, masa murah banget, waktu itu aja aku nyervis di deket Pemda Rp. 125.000" " Harga promosi"

" Emang kalo harga normalnya berapa ka ?" " Harga normal Rp. 75.000"

" Tetep aja harganya masih jauh murah ka "

" Gua gak nyari untung banyak, tapi nyari pelanggan banyak"

" Owh gitu, makasih ya" Kata dia sambil memberikan uang lalu berjalan dengan menjinjing tas laptop di tangan kirinya

" Heh kembaliannya"

" & & & " Dia berhenti lalu berbalik badan " Ambil aja buat kaka" " Lo ngasih duit 56.000 "

" Hehehe " dia Cuma nyengir Lalu kembali berjalan " & & .." Gua hanya diam memperhatikan dia berjalan keluar toko

Bagian 9 Peningkatan

Usaha promosi yang gua lakukan membuahkan hasil, sekarang setiap hari gua dan Vina disibukan dengan pengunjung yang datang untuk memperbaiki Komputer / laptop, membeli sparepart dan aksesoris komputer. Selain servis di Toko gua juga menawarkan Jasa Maintenance di beberapa tempat.

Hari Sabtu sekitar jam 08:30 gua meminta bantuan Arez untuk memasang meja dan 40 unit komputer di sebuah sekolah SMP Negeri yang jaraknya cukup jauh dari toko. Karena ini bukan hari libur jadi banyak siswa SMP yang memperhatikan kita saat membawa satu persatu komputer ke dalam Lab. Ruang komputer ini cukup luas, adanya AC dan Infokus yang menempel di langit-langit membuat ruangan ini begitu nyaman untuk digunakan sebagai lab komputer.

Sekitar 3 jam dengan bantuan dari pihak sekolah 40 meja selesai dirakit, meja-meja ini butuh tenaga dan kesabaran untuk merakitnya sampai tangan gua kapalan dibuatnya .

Setelah memastikan semua meja terpasang kokoh, gua memutuskan untuk istirahat untuk memulihkan tenaga. Gua dan Arez menyantap makanan yang dibawakan pihak sekolah. Ditengah asik makan salah seorang guru yang tadi membantu kami datang dan mengajak kami ngobrol-ngobrol.

" Makan Pak" Gua menawarinya makan " Mangga, saya udah tadi di kantor" " Kalo boleh tau, bapak ngajar komputer ?" " Bukan, saya guru BP"

" Owh saya kira bapak guru TIK"

" Justru kami lagi nyari guru TIK soalnya guru TIK lama ogah-ogahan ngajarnya" " Tinggal ganti aja pak"

" Kami nyari yang ngerti komputer juga bukan sekedar ngerti pelajarannya aja" " Emang kenapa harus ngerti komputer pak ?"

" Soalnya biar dia ngajar sekaligus bisa ngerawat komputernya, kamu mau jadi guru di sini ?" " & & & " Gua dan arez saling bertatapan lau arez manggut-manggut seolah meminta gua menerima tawarannya " Saya lulus SMA aja belum pak " lanjut gua kemudian " oh saya kira kamu udah kuliah"

" Belum pak, ini lagi nunggu kelulusan"

" Oh gitu, kalo udah lulus ngelamar jadi guru di sini aja" " Emang lulusan SMA boleh pak ?"

" Buat guru TIK boleh aja"

" Gimana ya" gua coba memikirkan dan membayangkan seandainya gua jadi seorang guru, tapi gak ada gambaran karena gua selama ini gak pernah kepikiran jadi guru " Tapi gajinya kecil"

" Bukan soal gaji pak"

" Terus apa yang bikin kamu keliatan ragu ?" " Saya gak punya gambaran"

" Maksudnya ?"

" Kayanya itu bukan bidang saya pak tapi gimana entar aja deh"

" Iya saya juga ngerti, yaudah kamu pikirin dulu aja kalo tertarik tinggal hubungi saya" " Siap pak"

Sekitar 30 menit istirahat kami lanjut mengeluarkan CPU dan monitor dari dalma dus lalu memasangnya di meja-meja yang udah tersusun rapih, setelah semua komputer terpasang di mejanya masing-masing gua ke kantor untuk mengurus administrasi dan meminta arez mencoba semua komputer itu dan memastikan semuanya berjalan lancar.

Karena sekolah ini gak di shift alias masuk pagi semua jadi Cuma terlihat beberapa siswa yang lagi eskul di lapangan, gua berjalan sambil melihat-lihat bangunan sekolah yang terlihat megah dan elit. Setelah menerima sisa pembayaran sebesar 25% sesuai INVOICE, gua kembali ke Lab untuk melihat hasil kerjaan hari ini.

Melihat semua komputer bisa dijalankan dengan baik gua dan Arez membenahi peralatan dan pamit pulang karena hari mulai sore, Arez ini orangnya pendiem jadi kadang gua suka lupa kalo di mobil ada dia . Sekitar jam 15:30 gua parkir mobil di depan tempat servis dan masuk ke dalam, sedangkan Arez langsung pamit pulang karena ada urusan keluarga. " Udah beres Mas ?" Tanya Vina yang lagi nyapu lantai

" Udah, tadi ada yang nyariin gak ?"

" Ada mas ?"

" Siapa ?"

" Yang nyervis laptop"

" Saya nyervis laptop banyak "

" Itu mas yang waktu itu ngasih uang tips cibu" " Owh dia, rusak lagi laptopnya ?"

" Engga, dia nganter temennya nyervis laptop tapi saya bilang mas lagi ada job di luar jadi laptopnya dia tinggal di sini"

" Ditanyain gak rusaknya apa ?"

" LCD nya pecah katanya minta diganti aja sekalia dicek takut ada kerusakan yang lain" " Yaudah entar besok saya benerin, kamu udah makan ?" '

" Udah mas"

" Kapan ?"

" Tadi siang "

" Sekarang udah mau magrib, entar temenin saya makan ya" " Iya mas"

Setelah menaruh peralatan ke dalam toko gua pulang ke rumah karena gak bawa salinan, sekitar jam 19:30 gua kembali ke warnet dengan motor baru karena bokap mau pakai mobil untuk mengantar nyokap. Biasanya gua buka tempat servis dari jam 09:00 21:00 Tapi karena gua udah kecapean dan mungkin Vina juga cape seharian jaga toko sendiri jadi gua meminta VIna menutup toko jam 18:00.

Gua duduk di bangku dekat server sambil menyeruput Kopi buatan Vina yang lagi siap-siap di lantai atas, sekitar 15 menit kemudian Vina turun ke bawah. Gua dan kiki hanya diam melihat dia berjalan ke arah kami, Vina terlihat begitu cantik dan senyumannya begitu manis, entah kenapa gua merasa seperti terhipnotis dengan senyumannya.

Bagian 10 Ini Dinner ?

" Yuk berangkat" Ajak Vina " & & & & .."

" Mas hayu, tadi nyuruh buru-buru" " O.. Oh iya yu" mendadak gua jadi salting

Gua berjalan keluar warnet di ikuti Vina dibelakang, tapi langit yang tadi siang begitu cerah sekarang malah gerimis. Karena gua bawa motor jadi kita duduk di bangku yang ada di luar warnet menunggu gerimis reda. Gua lihat Vina terlihat kecewa tapi dia berusaha menutupinya dengan tersenyum setiap kali gua menatapanya.

Semakin lama gerimis bukannya reda malah turun hujan yang sangat deras dengan petir besar menggelegar, Vina takut dengan petir jadi gua mengajaknya naik ke lantai atas.

Kenapa cuaca begitu engga mendukung, atau Kanza cemburu dengan Vina jadi dia nangis dan membuat cuaca yang tadi cerah jadi hujan lebat. Engga-engga, Kanza bukan Gumiho. selama menunggu reda gak banyak yang kita bicarakan, gua asik dengan lamunan sedangkan Vina sibuk beramin game di hp nya.

Udah satu jam, tapi hujan masih sangat deras mengguyur Bogor, kayanya besok bakalan ada berita yang mengatakan Bogor mengirim banjir ke Jakarta pedahal Bogor sendiri gak pernah banjir . Sekitar jam 21:00 karena perut udah mulai keroncongan gua turun ke bawah dan menggunakan payung untuk memesan mie goreng yang ada di sebrang warnet, beberapa menit menunggu gua kembali ke lantai atas.

" Udah jangan bete gitu" kata gua sambil membuka dua bungkus mie goreng yang tadi gua bawa

" Engga kok mas" " Saya tau kamu bete"

" Engga mas, saya laper" kata dia coba beralibi " yaudah kalo gitu makan ya mie gorengnya selagi anget" " Hehe iya mas"

Selama makan gua coba menggoda Vina sampai dia terlihat engga bete lagi,

Sekitar jam 22:30 udah gak terdengar suara petir tapi hujan masih mengguyur walau engga sederas tadi. Hari udah malem jadi gua meminta Vina untuk menghubungi orang tuanya, gua sedikit kaget waktu dia malah bilang mau nginep di warnet.

Gak mungkin gua tega nyuruh Vina tidur di sofa lantai atas jadi gua memintanya tidur di kamar yang biasa gua gunakan kalau males pulang ke rumah, sedangkan gua tidur di sofa.
Antara Aku Kau Dan Sabun Karya Agan Kempot20 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sekitar jam 02:00 Vina keluar dari kamar dan membangunkan gua, dia bilang takut tidur sendirian jadi dia meminta gua untuk menemaninya. Awalnya gua sedikit ragu tapi karena gua bener-bener ngantuk jadi tanpa pikir panjang langsung jalan dan merebahkan badan di ranjang. Entah karena selimut atau karena ada Vina disamping gua rasanya malam yang tadinya dingin jadi terasa hangat.

Gua bangun jam 10:00, bukan liat jam yang bikin gua syok tapi gua kaget waktu lihat kenapa gua gak pake baju, atau gua ngelindur dan nidurin Vina buru-buru gua telpon tempat servis dan meminta Vina datang. Setelah cuci muka dan merapihkan pakaian beberapa menit kemudian Vina datang, sepertinya tadi pagi dia pulang dulu karena bajunya ganti. " Semalem kita abis ngapain Vin ?"

" Hehehe" Vina malah nyengir

" Saya serius Vin kok saya gak pake baju ?" " Mas lupa sih semalem abis ngapain "

" Saya gak inget apa-apa, jangan-jangan saya gak sadar ngapa-ngapain kamu" " Huh mas ini pagi-pagi udah ngeres"

" Kalo saya bangun liat kamu gak pake baju juga saya bakalan lebih ngeres "

" Aduh mas malah mikir ke sana, gini loh mas ! semalem saya bangun soalnya dingin banget, saya liat selimutnya ada di lantai, terus mas gak pake baju. Kayanya mas gerah jadi ngelindur ngelepas bajunya"

" Terus abis itu ?"

" Saya pake lagi selimutnya, abis dingin banget sih. apa lagi mas gak pake baju takut masuk angin"

" Owh gitu, syukur deh kalo kamu gak saya apa-apain" " Mas gak ngapa-ngapain saya kok"

" Takut hilaf aja "

" Saya percaya mas gak bakalan kaya gitu"

" Kenapa kamu percaya ? kamu kan gak tau semua tentang saya"

" Saya emang belum lama kenal mas, tapi dari sikap sama perlakuan mas ke semua karyawan saya percaya mas orang baik "

" " Gua hanya membalasnya dengan senyuman, lalu Vina pamit kembali ke toko karena gak ada yang nungguin.

Lagi dan lagi, ada yang menilai gua dari sikap. Selama ini gua emang memperlakukan semua sama rata tanpa ada pilih kasih, walau pun kadang gua ngerasa semakin ke sini gua semakin dekat dengan Vina.

Bagian 11 Lulus

Setelah berhari-hari engga masuk sekolah akhirnya gua kembali menginjakan kaki di tempat yang hamper tiga tahun gua habiskan waktu untuk main-main, karena selama tiga tahun gua samasekali engga serius dalam hal belajar. Gua bahkan gak pernah buka buku pelajaran di luar kelas.

Kadang beberapa guru sempat gak percaya kalau gua bilang gak belajar karena gua bisa menjawab setiap kal guru memberikan pertanyaan gara-gara gua tiduran di meja, gua emang gak suka baca tapi gua mengingat semua perkataan-perkataan yang gua dengar. Termasuk semua yang pernah Kanza ucapkan, gua masih bisa mengingatnya juga gua masih bisa tahu gimana suaranya saat dia mengatakannya.

Sekitar jam 7:30 gua parkir mobil yang baru gua beli beberapa hari lalu, bukan mau sombong atau pamer mobil baru tapi motor bannya bocor. Berhubung tukang tambal ban itu jauh dari rumah jadi dari pada ngedorong motor yang ngebuang waktu apa lagi Darno udah crewet nyuruh buru-buru dateng ke sekolah.

Beberapa siswa kelas x dan Xi yang baru selesai mengikuti Apel terlihat memperhatikan gua yang baru keluar dari mobil, gua engga mempedulikan mereka dan langsung berjalan ke tempat Darno yang dari tadi bawel nyuruh gua buru-buru dateng.

" Lama banget lo" Kata Darno yang lagi duduk-duduk di bawah pohon rindang deket lapangan upacara

" Ban motor gua bocor"

" Terus lo ke sini naik angkot ?" " Lo ngeledek gua ?"

" HAHAHAHA lupa gua kalo rumah lo di pedaleman mana ada angkot" " Kampret, gak usah di jelasin segala"

" HAHAHAHA" beberapa anak kelas XII yang lagi ikut duduk di bawah pohon ikut nertawain gua

" Ada apaan lo nyuruh gua buru-buru ?" " Gua kangen ama lo Cyiiiinnn" " Najis, gua kira ada apaan"

" Dari abis UN lo gak pernah dateng ke sekolah " " Dateng juga mau ngapain mendingan nyari duit" " Yaelah, emang buat apa lo duit banyak-banyak"

" Buat beli rumah, buat ditabung, biar entar gua meried gak bebanin bonyok" " & & & & " Darno dan yang lain diam

" Biar calon istri gua udah gak ada, tapi gua yakin kalo gua gak berjodoh dengan Kanza pasti gua bakalan ketemu ama jodoh gua entar"

" Gua gak yakin lo secepet itu move on" " Gua gak bakalan move on"

" Terus gimana caranya lo gak move on tapi bisa nyari gantinya"

" Move on itu bukan Cuma nyari yang baru, kalo kita masih mikirin orangnya masih peduli masih suka ngenang itu sama aja belum move on"

" Yang jadi pertanyaan gua, siapa yang bisa gantiin posisi Kanza ?" " Entah, gua juga gak tau"

Ditengah obrolan 4 orang anak kelas XI lewat di depan kami, gua hanya kenal satu dari tiga orang itu.

" Apa dia ?" Tanya Darno setelah mereka lewat " Dia jadi cantik gitu ya "

" Dari dulu juga udah cantik , lo kebanyakan sama computer sih" " Kampret"

" HAHAHAHA" Darno dan yang lain kembali ngakak

Selama ini gua selalu ditemani orang yang begitu sempurna di mata gua sampai menganggap orang lain terlihat biasa aja, tapi sekarang mungkin gua udah mulai terbiasa tanpa kanza dan bisa membuka mata untuk yang lain.

Setelah menunggu cukup lama semua siswa diminta masuk ke kelas masing-masing untuk pengumuman kelulusan, beberapa siswa terlihat tegang.

" Harrys" Bu Guru memanggil nama pertama yang berarti pemilik nilai tertinggi di kelas

" WIDIIIHHH" beberapa siswa serentak seperti gak percaya nama gua dipanggil pertama, " Makan-makan" Kata Darno saat gua berjalan maju ke depan kelas,

" Selamat ya" kata Ibu Guru sambil memberikan amplop

" & & " Gua hanya tersenyum dan mengambil amplop itu lalu berjalan keluar kelas

Apa bangganya dapet pringkat pertama dengan nilai gak murni, bocoran emang hanya 70% tapi mungkin sisanya hanya keberuntungan karena gua asal membulatkan lembar jawaban waktu UN. Menunggu yang lain selesai dibagikan gua berjalan ke tangga menuju lantai tiga tapi waktu mau naik ke lantai tiga Dian berdiri di depan gua seolah meminta untuk berhenti. " ada apa ? bukan di kelas malah kelayaban"

" Engga ada guru ka, liat dong amplopnya"

" Nih" Gua memberikan amplop yang masih tersegel rapat " Aku buka ya?"

" Buka aja"

" & & .." Dia membuka amplop itu perlahan dan mengeluarkan selembar kertas yang berisikan hasil sekolah gua selama tiga tahun " WOW nilainya gede banget ka"

Melihat Dian yang terkejut gua liat kertas yang dia pegang, tapi kembali gua gak ngerasa bangga

" Mau lanjutin kemana ka ?" " Entah, kenapa emang ?"

" Jutek amat sih ka, aku kan Cuma nanya "

" Kalo gua kasih tau apa lo bakalan lanjutin ke tempat yang sama lagi ?" " Engga kok" " Terus ?"

" Kecuali kalo kaka yang minta " " Inisiatip dong masa harus diminta aja" " Takut kaka risih aku ngikutin terus" " & & & " Gua diam memikirkan perkataannya " Ka"

" Iya"

" Aku salah ngomong ya ?" " Engga kok "

" & & & " Sekarang Dian yang diem dia hanya membalasnya dengan senyuman.

BRUG& Dian langung memeluk gua, pelukannya begitu erat dan hangat. Gua coba melepaskan pelukannya tapi sekarang bahunya gemetar dan terdengar suara tangisannya yang dipindamkan di bahu kiri gua.

Gua gak tahu harus berbuat apa, gua gak tahu kenapa dia nangis, gua hanya bisa membelai rambutnya coba menanangkannya. " Aku gak mau jauh-jauh dari kaka" Bisik dia ditengah isak tangisnya. Dada ini terasa begitu sesak, mendengar apa yang dia katakannya.

Dian melepaskan pelukan sambil buru-buru menyeka air mata yang membasahi pipinya, " Maaf ka" Lanjut dia kemudian.

" & & & .." gua hanya diam, kenapa rasanya gua gak rela dia melepaskan pelukannya

Part 12 P E N S I

" Abis ini kaka mau ke mana ?" " Ke Jakarta, mau ikut ?" " Kaka serius ngajak aku ?" " Iya, mau gak ?"

" Bentar ka"

Dian langsung berlari ke dalam kelasnya yang engga jauh dari tangga. Kurang dari satu menit Dian keluar kelas dengan membawa tasnya.

" Ayo ka selagi gak ada guru" ajak dia sambil menarik-narik tangan kiri gua meminta buruburu turun ke bawah

" Lo kan belum pulang, entar kalo di hukum gimana ?" Tanya gua sambil jalan menuruni anak tangga

" Sesekali Bolos gak apa-apa, lagian dari pagi gak ada guru di kelas juga ngapain atuh" " Entar ketagian loh kalo bolos"

" Engga tenang aja, aku kan gak mau bandel kaya kaka" " Eh busett gua udah gak bandel kok "

" Iya aku tahu, maksudnya kaya kaka waktu SMP dulu "

Sepanjang jalan dian terus-terusan meminta gua jalan cepat ke tempat parkir tapi gua engga menurutinya karena kalau buru-buru gitu yang ada narik perhatian orang lain. Sesampainya di parkiran Dian terlihat bingung,

" Kok ke parkiran mobil ka ?" " Gua gak bawa motor"

" Kaka bawa mobil ?" tanya Dian dan gua balas dengan anggukan, lalu kami lanjut berjalan menuju mobil berwarna merah yang sengaja gua parkir di ujung.

Dari sekolah kami gak langsung berangkat ke Jakarta tapi behenti dulu di warnet, setelah memarkikan mobil gua masuk ke dalam toko komputer diikuti Dian di belakang. Vina lagi melayani pembeli sedangkan Andi lagi sibuk mencoba printer yang mau dibeli. Vina : " Lulus mas ? eh tumben bareng Dian"

Gua : " Lulus, dia bolos tuh"

Andi : " Parah lo har anak orang diajarin bolos" Dian : " Engga kok, orang gak belajar di sekolah juga" Vina : " Oh kirain beneran bolos"

Gua meninggalkan Dian yang lagi asik ngobrol dengan Vina, gua nyalakan komputer dan menghubungi seseorang.

Tuut Tuuut Tuttt Ckrek Xxx " Hallo"

Gua " Udah di transfer ?"

Xxx " Udah tadi pagi, coba cek dulu"

Melihat saldo yang bertambah 400 juta Lalu gua kirim data semua ID lewat email. Awalnya gua sempat ragu waktu ada yang mau memborong semua ID gua tapi karena gua udah mulai sibuk dengan pekerjaan dan di dalam game juga harga gold udah mulai turun jadi gua hanya dapet penghasilan sedikit. Selagi ada yang mau memborong dan setelah memikirkan matangmatang gua memutuskan untuk menjual semua ID game. Untungnya yang borong ID gua udah biasa langganan kalau beli item atau gold jadi dia gak harus ketemuan buat transaksi.

Setelah transaksi selesai gua langsung berangkat, Dian yang duduk di samping gua sepanjang jalan sibuk dengan Hp nya. Kadang dia suka ketawa-ketawa sendiri, senyum-senyum sendiri, marah-marah gak jelas

" Kaya orang gila"

" Abis ceritanya seru ka"

" Emang enak baca cerita di hp ?" " Engga sih tapi ceritaya seru jadi aku pengen lanjutin" " Cerita apaan sih ?" Gua jadi penasaran

" Kaya novel ka Cuma orangnya nulis di forum gitu" " Emang ada forum kusus novel-novel gitu ?" " Ada ka, jadi orangnya nulis cerita gak langsung tamat" " Kaya sinetron dong "

" Yah bisa dibilang gitu, kaka nulis cerita aja ka" " Ogah"

" Kenapa ?"

" Gua gak ada waktu buat nulisnya"

" Yah kan sehari 1 episode atau sesempetnya aja" " Emang apa yang mau ditulis coba kalo gua bikin cerita" " Kaka cukup liat aku, entar dapet inspirasinya" " Jiahh langsung ngeblank otak gua yang ada" " Ih kaka jahat banget sih "

" hahahahaha" ngelihat Dian cemberut gua selalu ketawa, entahlah dari dulu dia malah terlihat lucu kalo cemberut gitu

" Huh kaka malah ketawa, ini masih lama apa ka ?" " Bentar lagi"

" Emang mau kemana sih ka ? dari tadi Cuma bilang bentar lagi nyampe terus" " Udah jangan bawel"

" & & & " Dian kembali cemberut, Andai gua gak bawa mobil pengen rasanya gua cubit pipinya kalo tiap lagi cemberut. Sama seperti yang sering gua lakukan beberapa tahun lalu.


Kisah Para Pendekar Pulau Es Karya Kho Dewa Arak 21 Dendam Tokoh Buangan Pendekar Majapahit Karya Kusdio

Cari Blog Ini