Ceritasilat Novel Online

Bentrok Rimba Persilatan 17


Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 17



Bentrok Rimba Persilatan Karya dari Khu Lung

   

   Setelah lewat beberapa saat lamanya, ternyata Siang Yang Seng tak dapat menahan sabar terlebih dahulu, kePada Boen Ching tanyanya.

   "Bagaimana ?-? apakah aku telah menebak dengan jitu ? ?"

   Boen Ching tertawa, sahutnya.

   "Benar sih memang benar, tetapi juga dapat dikatakan salah."

   Senyuman yang menghiasi dibibir siang Yang Seng segera lenyap.

   dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Boen Ching ternyata dapat memberikan jawaban semaCam itu, didalam hatinya merasa sangat gusar sekali, setelah mendengus, tanyanya dengan keras.

   "Bagaimana dapat berbicara demikian ?"

   Boen Ching tersenyum bukannya memberikan jawabannya malahan sebaliknya dia balik bertanya.

   "Mengapa cianpwee pasti akan menebak aku akan pergi mencari diri Goei Lam Yu?"

   Siang Yang Seng mendengus dengan dingin, ujarnya.

   "Bukankah kau yang memberitahukan sendiri, bagaimana dapat menyalahkan diriku?"

   Boen Ching mengulapkan tangannya.

   "Kalau begitu maksud dari cianpwee adalah mengatakan bahwa aku pasti mengetahui kalau cianpwee pasti dapat menebaknya dengan tepat, benarkah ??"

   Siang Yang Seng menjadi tertegun, diam-diam pikirnya.

   "Mana ada urusan semaCam ini, sudah mengetahui kalau pasti akan mengalami kekalahan didalam pertaruhan ini, ***.

   *** masih berbicara demikian, tetapi entah apakah arti dari perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching ini."

   Berpikir sampai disini tanyanya kemudian.

   "Artimu mengatakan bahwa pertaruhan ini tidak adil?" . Boen Ching tertawa sahutnya.

   "Aku bukannya merasakan tidak adil terhadap diriku, tetapi sebaliknya merasakan tidak adilan terhadap diri cianpwee, entah cianpwee apakah dapat menerima jawabanku ini ?"

   Siang Yang Seng mengerutkan alisnya, ujarnya kemudian.

   "Kau katakanlah keluar."

   Terhadap perkataan yang diucapkan oleh Boen Ching ini dia merasakan sedikit heran dan Curiga, dia tak dapat berpikir lainnya lagi, dia hanya mengetahui mengapa Boenching menguCapkan perkataan secara demikian.

   Boen Ching tertawa, sahutnya.

   "Sejak sebelumnya aku telah dapat menduga kalau cianpwee pastilah akan mengatakan bahwa aku akan pergi mencari diri Goei Lam Yu, benarkah?? tetapi sejak sebelumnya pula aku telah mengambil keputusan bahwa apa bila aku mendengar cianpwee memberikan jawaban kalau aku hendak pergi mencari Goei Lam Yu, maka aku tak akan pergi mencari dirinya lagi."

   Siang Yang Seng menjadi sadar kembali, dia tertawa besar jika dilihat secara demikian Boen ching-lah yang telah memegang kunci kemenangan didalam pertaruhan ini, apa bila dirinya menganggap dirinyalah yang memegang kunci kemenangan tersebut, bukan lah terlalu menggelikan? Wajah pemuda berbaju putih itu berubah menjadi sangat dingin sekali, dia berdiri mematung tak bergerak.

   akhirnya Boen Ching juga telah memegang kemenangan didalam pertaruhan ini, dan ternyata dirinya harus melepaskan dia pergi dengan mudahnya.

   ***.

   *** Tanya Boen Ching kemudian.

   "cayhe sekarang apakah boleh pergi dari sini ?"

   Siang Yang Seng tertawa besar, sahutnya.

   "Aku selalu menjaga diriku untuk jangan sampai terjerumus kedalam jebakanmu itu, ini hari aku mengaku kalah, kau pergilah."

   Boen Ching segera membungkukkan tubuhnya memberi hormat kePada Siang Yang Seng sambil tertawa ujarnya.

   "Terima kasih cianpwee "

   Sehabis berkata segera tubuhnya melayang pergi dan berlari kearah depan.

   Siang Yang Seng memandang bayangan punggung dari Boen Ching menjauh dari dirinya, senyuman yang menghiasi diatas bibirnya telah lenyap dengan panjang dia menghela napas.

   Bayangan punggung dari Boen Ching makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pandangan, mendadak suatu pikiran berkelebat didalam benak pemuda berbaju putih itu, ujarnya dengan keras.

   "SuSiok Kau telah menang mengapa masih melepaskan dia pergi dari tempat ini."

   Dalam hati Siang Yang Seng menjadi tergetar, tanyanya dengan nada yang kurang perCaya.

   "Apa ?"

   Ujarnya pemuda berbaju putih itu lagi.

   "Sebenarnya dia sudah mengambil keputusan untuk pergi mencari diri Lam Yu Kongcu, sejak sebelumnya dia telah menduga kalau kau pastilah akan menebak diri Goei Lam Yu."

   Dalam hati Siang YLng Seng menjadi sadar kembali, pikirnya.

   "Tidak salah, Boen Ching memangnya telah menduga kalau aku pasti akan menduga diri Goei Lam Yu, tetapi sejak ***.

   *** sebelumnya dia telah membuat perhitungan yang masak.

   apa bila diriku menebak diri Goei Lam Yu dia harus berbuat bagaimana, sedang kini dia bukankah pergi mencari diri Goei Lam Yu?? dirinya tak pernah menebak salah "

   Berpikir sampai disini, dari matanya memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, ketika dia mendongakkan kepalanya, bayangan dari Boen Ching telah lenyap dari pandangan. Siang Yang Seng menghela napas panjang- panjang, dengan tawar ujarnya.

   "Hei -- -- biarlah "

   Sehabis berkata dia tersenyum, ujarnya lagi .

   "Tetapi apa bila aku meminta dia untuk tinggal ditempat ini bukankah dia telah menebak benar?"

   Selesai berkata dia tersenyum lagi, didalam sekejap mata ini dia tak mengetahui sebenarnya siapa kah yang benar.

   Didalam hal yang sebenarnya, Boen chinglah yang benar, tetapi dalam keadaan sekarang ini dialah yang benar, dan Boen Ching kini yang menang, membuat dia terpaksa pergi mencari diri Goei Lam Yu, dan tak dapat berbuat apa-apa lagi terhadap dirinya.

   "cap Sah Lang Dia yang benar ataukah aku yang benar?"

   Pemuda berbaju putih itu sendiri merasa sedikit bingung, terpaksa dia menggelengkan kepalanya, ujarnya kemudian.

   "Tetapi Boen Ching telah pergi dari sini "

   Siang Yang Seng tertawa besar, ujarnya.

   "Selama hidupku, boleh dihitung ini hari mengalami kekalahan yang paling mengenaskan.

   "

   Selesai berkata dia tertawa besar lagi, kePada pemuda berbaju putih itu ujarnya lagi.

   "Aku akan pergi, bila kau melakuka npekerjaan lagi haruslah dipikirkan masak- masak terlebih dulu " ***.

   *** selesai berkata tubuhnya berkelebat dan berlari pergi menuju kearah yang berlawanan dengan arah yang dituju oleh diri Boen ching.

   Boen Ching yang melanjutkan perjalanannya mengejar diri Goei Lam Yu, mendadak ditengah suatu pegunungan yang sangat sunyi berkumandang datang suara bertalunya genta.

   dalam hati Boen Ching merasa tergetar, segera ia menghentikan langkah kakinya.

   Suara genta itu sekali lagi berkumandang datang, siapakah sebenarnya orang yang membunyikan genta tersebut.

   Tetapi dia mengetahui kalau orang itu pastilah mempunyai hubungan yang sangat erat sekali dengan diri Goei Lam Yu.

   Dia mengikuti arah berasalnya suara genta tersebut dengan Cepat berlari kearahnya.

   Suara genta itu makin lama semakin cepat, secara mendadak dalam hati Boen Ching merasakan kalau Goei Lam Yu pastilah telah berada ditempat itu, dengan sekuat tenaga dia berlari menuju kearah dimana berasal suara genta tersebut.

   Tak sampai beberapa saat lamanya, sampailah dia ditengah sebuah pegunangan yang sangat sunyi sekali.

   Boen Ching sendiri juga tak mengetahui Pada saat ini dia berada ditengah pegunungan apa, keadaan pegunungan tersebut tinggi rendah tak merata, jalannya pun berbelok- belok, sedang Pada saat ini suara genta itupun terdengar sangat dekat sekali.

   Ketika dia berbelok Pada satu tikungan, mendadak terdengar suara bentakan yang sangat gusar cepat sekali berkelebat dan melenyapkan dirinya, sedang dihadapannya kelihatan Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali sedang berdiri membelakangi dirinya.

   sebuah kereta kuda tampak berhenti disamping jalan tersebut.

   ***.

   *** Boen Ching sama sekali tidak pernah menduga kalau Goei Lam Yu ternyata dapat membawa diri Bwee Giok ketempat semaCam itu, apa bila bukannya dirinya dipancing oleh suara dari genta tersebut, kira-kira sangat kecil sekali kesempatannya untuk bertemu kembali dengan diri Goei Lam Yu.

   Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali membalikkan tubuhnya dan memandang tajam kearah Boen ching.

   Boen Ching dengan perlahan mencabut keluar pedang Cing Hong Kiamnya, sedang sepasang matanya dengan sangat tajam memandang kearah diri Goei Lam Yu.

   Goei Lam Yu tertawa dingin, tanyanya kemudian.

   "Kau mengejar sampai disini hendak berbuat apa ?"

   Sahut Boen Ching dengan tak kalah dinginnya.

   "cepat kembalikan diri Bwee Giok kepadaku, setelah itu aku tak akan mengurusi dirimu lagi."

   Bwee Giok dari dalam kereta kuda itu berjalan keluar, dengan sangat terkejut sekali memandang kearah kedua orang itu, ketika mendengar perkataan tersebut, dengan sangat heran sekali tanyanya kePada diri Goei Lam Yu.

   "Adik, ada urusan apa ?? siapa kah Bwee Giok ??"

   Boen Ching tampak Bwee Giok ternyata tidak mengetahui siapakah sebenarnya dirinya itu, didalam hatinya merasa sangat berduka sekali, hampir-hampir dia tak dapat menguasai dirinya sendiri, dengan menahan rasa gusarnya bentaknya kePada diri Goei Lam Yu.

   "cepat kau punahkan ilmu pembingung nyawa yang kau kenakan terhadap dirinya "

   Pedang Cie Hong Kiam ditangan kanan Goei Lam Yu tampak sedikit digerakkan, dengan sangat dingin sekali sahutnya.

   "Dia adalah kakakku, dan bernama Goei Hong Ing, aku tidak mengetahui kau sedang berbicara tentang apa ." ***.

   *** Bwee Giok yang berdiri disamping tidak mengetahui sebenarnya kedua orang itu sedang membicarakan tentang apa, terpaksa dengan sangat heran sekali memandang segala gerak gerik dari kedua orang itu.

   Kegusaran didalam hati Boen Ching makin memuncak.

   dengan keras ujarnya lagi.

   "Goei Lam Yu.

   apabila kau masih berpura-pura tidak tahu, aku kira kau janganlah menyesal kemudian"

   Goei Lam Yu tertawa dengan kerasnya, ujarnya.

   "MENYESAL....? Aku selamanya berbuat segala sesUatu tak pernah mengenal kata-kata menyesal, sampai pun tidak membunuh dirimu, karena ternyata kau adalah lawan ku yang paling tangguh ."

   Boen Ching dengan mencekal pedangnya erat-erat dengan perlahan berjalan mendesak kearah diri Goei Lam Yu.

   Bwee Giok yang berdiri disamping dengan keras berteriak.

   "Kalian jangan berkelahi lagi, ada urusan mengapa tidak diselesaikan dengan berbicara saja "

   Dalam hati Boen Ching sekalipun merasa sangat sedih sekali terhadap keadaan dari Bwee Giok ini, tetapi dia tetap tak berhenti bergerak juga .

   Goei Lam Yu tertawa-tawar, ujarnya kePada Bwee Giok.

   "cici aku tidak mengetahui dia sedang berbicara apa, dia minta seorang yang bernama Bwee Giok dari diriku"

   Selesai berkata dia tertawa mengejek dan memandang kearah Boen ching, mungkin artinya adalah.

   "Sekalipun kau telah mengetahuinya lalu apa gunanya, sekalipun aku telah menyebutkan nama Bwee Giok dihadapanmu juga tak ada gunanya ." ***.

   *** dalam hati Boen Ching merasa sangat berduka sekali, pikirannya dengan cepat berputar, hal yang paling utama dihadapannya sekarang ini adalah bagaimana caranya membuat ilmu hitam pembingung nyawa yang mempengaruhi diri Bwee Giok menjadi lenyap sepasang alisnya dikerutkan, kePada Goei Lam Yu ujarnya.

   "Kau jangan menganggap terlalu mudah, Pada saat datang kemari ditengah jalan kau telah membunuh seorang anak kecil yang merupakan cucu dari Pada Kick Thian ie Sin?"

   Pada waktu Boen Ching berbicara itu, tampak dari wajah Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, dia tersenyum ujarnya lagi.

   "Kioe Thian ie Sin segera akan mengejar datang kemari, aku seCara kebetulan bertemu dengan dirinya."

   Selesai berkata dia tertawa dingin dan memandang kearah diri Bwee Giok.

   Tubuh Goei Lam Yu segera bergerak dan menghadang dihadapan dari Bwee Giok dengan muka yang masam ujarnya.

   "Boen ching, Pada saat ini apa bila kau masih tidak mau mengerti dan mengundurkan dirimu, janganlah menyalahkan kalau aku kurang sopan terhadap dirimu lagi."

   Boen Ching dengan tajam memandang ke arah Goei Lam Yu, sedang sinar matanya bergerak dengan tak henti- hentinya.

   Goei Lam Yu dengan dingin tertawa panjang, dan meninggalkan diri Bwee Giok untuk mendesak kearah Boen ching.

   Mendadak....

   ditengah angkasa angin bertiup dengan kencangnya, sedang awan gelap menggulung dengan sangat Cepatnya memenuhi seluruh jagat.

   ***.

   *** Wajah dari Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, dia mendongakkan kepalanya memandang ketengah angkasa, kemudian dengan cepat membalikkan tubuhnya sambil mengempit diri Bwee Giok lari ketengah pegunungan.

   Hati Boen Ching menjadi Cemas, dengan keras dia membentak.

   tubuhnya bergerak dan mengejar kearah diri Goei Lam Yu, sedang Pada mulutnya dengan keras bentaknya.

   "Goei Lam Yu, kau akan lari kemana ?"

   Goei Lam Yu sambil lari kearah depan, sambil merobek jubah panjangnya, dan menutupi sepasang mata dari Bwee Giok.

   tetapi gerakan tubuhnya masih tetap bergerak seCepat kilat, dan melayang menuju ke arah depan- Di dalam hati seCara mendadak Boen Ching menjadi sadar, kiranya ilmu hitam pembingung nyawa itu takut terhadap sinar yang sangat tajam, tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya melayang kedepan mengejar diri Goei Lam Yu.

   Di dalam sekejap mata saja ditengah udara tampak kilat menyambar dengan hehatnya dan hujanpun turun dengan derasnya.

   Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki oleh Boen Ching ini sejak kecil telah mendapatkan didikan langsung dari ie Bok Tocu, di tambah lagi dengan Goei Lam Yu menghempit diri Bwee Giok.

   didalam sekejan mata saja dia berhasil mengejar diri Goei Lam Yu.

   Dari sepasang matanya Goei Lam Yu memancarkan sinar yang sangat gusar sekali, dia terus berlari menuju keatas puncak dari gunung tersebut.

   Boen Ching tak mau lepas-lepasnya mengejar dari belakang tubuhnya, makin lama tubuhnya makin mendekat terhadap diri Goei Lam Yu dan akhirnya jaraknya tak lebih dari tiga kaki saja.

   Goei Lam Yu melayangkan tubuhnya mendaki keatas puncak gunung itu, secara mendadak dia membalikkan ***.

   *** tubuhnya melancarkan serangan tendangan kearah diri Boen ching.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Ditengah hujan yang turun bagaikan ditumpahkan saja itu, jalanan diatas pegunungan tersebut sangat licin sekali, ditambah lagi penuh batu-batu kerikil yang sangat tajam, luas sekelilingnya tak lebih hanya tiga kaki saja, Boen Ching yang didesak terus menerus itu terpaksa hanya mundur terus kebelakang, dan melayang ke atas sebuah batu besar yang agar merendah dibawah puncak tersebut.

   Begitu ujung kaki Boen Ching mengenai diatas batu besar tersebut, segera dia menutul dengan kerasnya, sedang pedang Cing Hong Kiamnya dengan hebat menyerang kearah Goei Lam Goei Lam Yu sedikitpun tidak mau memberikan kesempatan baginya, ditengah turunnya hujan yang deras itu dia dengan sangat dingin sekali tertawa panjang, pedang Cie Hong Kiamnya Pada saat balik menyerang itu dengan cepat telah berhasil mendesak Boen Ching untuk mundur ketempat semula.

   Sekali lagi Boen Ching melayang turun ke atas permukaan batu besar itu, dengan mencekal pedangnya erat-erat dia memandang tajam kearah Goei Lam Yu bersiap-siap untuk sekali lagi mengadakan serangan dahsyat ke arah Goei Lam Yu.

   Sepasang mata Goei Lam Yu dengan sangat dingin sekali memandang kearah Boen ching, dengan dingin ujarnya.

   "Lebih baik kau jangan terus menerus menguntit diriku, kau haruslah mengerti sifatnya adalah paling gemar untuk memusnahkan sesuatu sehingga siapapun tak akan berhasil mendapatkan benda tersebut".

   Seluruh tubuh Boen Ching menjadi tergetar dengan hebatnya, perkataan tersebut membuktikan kalau Goei Lam Yu memberi tahukan kepadanya bahwa apabila dia sampai ***.

   *** terdesak untuk melepaskan diri Bwee Giok.

   dia pun tidak akan sampai membiarkan dia sampai terjatuh ketangannya, bukankah hal ini sama dengan gertakan agar dirinya terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk meminta kembali diri Bwee Giok? SeCara mendadak sekali dalam hatinya terasa sangat berdesir, untuk sesaat dia tak tahu harus berbuat bagaimana baiknya.

   Dengan perlahan-lahan Goei Lam Yu melietakkan diri Bwee Giok keatas tanah.

   Bwee Giok setelah berhasil berdiri tegak di atas tanah, segera dia mengulurkan tangannya membuka kain yang menutupi sepasang matanya itu.

   Dalam hati Goei Lam Yu menjadi sangat terkejut sekali, segera teriaknya.

   "cici cepat kau menutupi sepasang mata mu."

   Bwee Giok menjadi tertegun, dia tidak mengetahui apa maksud dari perkataan Goei Lam Yu itu, Pada saat itulah tiba-tiba kilat menyambar dengan hebatnya, serentetan sinar yang sangat terang sekali berkelebat ditengah udara, sehingga membuat diatas mega yang sangat hitam itu bergerak berpulut-puluh sinar keperak-perakan.

   Goei Lam Yu dengan cepat menutupi sepasang mata dari Bwee Giok.

   tetapa terlambat, Bwee Giok telah menjadi termangu-mangu.

   Boen Ching dengan cepat menggerakkan tubuhnya sekali lagi melancarkan serangan, Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali membentak.

   pedang Cie Hong Kiamnya digetarkan dan dilancarkan kedepan, terlihat serentetan sinar hijau serta merah terbentur satu sama lainnya, Goei Lam Yu dengan sangat gusar sekali melancarkan serangan sedang kan Boen Ching dengan menggunakan sekuat tenaga menyerang pula, dengan cepat tubuh Boen Ching tergetar dengan hebatnya dan berturut-turut mundur lima langkah kebelakang, Pada ***.

   *** saat mundur kebelakang, sambil terhuyung-huyung itulah hampir- hampir saja dia tak dapat berdiri tegak.

   Mendadak terdengar Bwee Giok berteriak dengan kerasnya.

   "ching Toako "

   Semangat Boen Ching menjadi bangkit kembali, sekalipun baru saja mengalami kekalahan, tetapi saking girangnya hampir saja air matanya menetes keluar dari kelopak matanya, dengan nada yang agak gemetar teriaknya pula.

   "Nona Bwee"

   Bwee Giok menggerakkan kakinya bersiap hendak berlari menuju kearah Boen ching, mendadak Goei Lam Yu menggerakkan pedang Cie Hong Kiam nya menyabet kedepan sambil dengan gusar bentaknya.

   "Jangan bergerak..."

   Bwee Giok menghentikan langkah kakinya, sedang Boen Ching mengangkat kepalanya tampak sekalipun Goei Lam Yu telah mendapatkan kemenangan tapi air mukanya berubah sangat jelek sekali, sepasang mata nya memancarkan sinar yang gusar sekali, bagaikan seekor binatang yang sedang terluka.

   Dalam hati Boen Ching merasa sangat girang sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau sekilas sinar yang berkelebat saja telah berhasil membuat Bwee Giok menjadi sadar kembali.

   Goei Lam Yu dengan sangat dingin sekali ujarnya kePada diri Bwee Giok.

   "Bagus Apakah kau telah lupa akan sUmpahmU Pada waktu yang lalu ??"

   Bwee Giok mendengus, sahutnya.

   "Pada waktu itu aku hanya menyanggupi untuk kau mengenakan ilmu pembingung nyawamu itu, dan untuk menggantikan nyawa dari suhUku sekalian, tetapi aku belum pernah menyanggupi sesUatu dari dirimu." ***.

   *** Goei Lam Yu mendengus dengan dingin, ujarnya lagi.

   "Apakah boleh dikata dikarenakan sumpahmu itu lalu aku telah menyetujuinya? kau telah menyanggupi untuk selama hidupmu mengikuti diriku."

   Boen Ching menarik napas panjang tubuhnya melayang ke depan, dari atas turun kebawah, dan menerjang kearah Goei Lam Yu dengan hebatnya.

   Goei Lam Yu sekali lagi tertawa dingin, kedua orang itu bergebrak lagi dengan hebat nya, Pada saat kedua bilah pedang tersebut saling terbentur satu dengan lainnya, Boen Ching telah merasakan tidak tahan lagi, sedang Goei Lam Yu tertawa dengan seramnya, segulung hawa yang sangat kuat sekali hampir- hampir membuat pedang panjang ditangan Boen Ching terlempar jatuh.

   Dalam hati Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau hanya berpisah selama beberapa hari saja kepandaian yang dimiliki oleh Goei Lam Yu ini telah mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya.

   Sekoyong-konyong, tekanan tersebut sedikit menjadi kendor, dia menjadi tertegun, Pada saat ini Goei Lam Yu telah melepaskan pedangnya.

   Ketika ia mementangkan matanya untuk memandang, tampak Pada saat ini Bwee Giok telah menggerakkan langkah kakinya meninggalkan tempat tersebut.

   Dengan sangat cepat sekali Goei Lam Yu lari mengejar kearah dimana Bwee Giok berlari.

   Sudah tentu Boen Ching tak dapat berayal lagi, segera diapun menggerakkan tubuhnya mengejar kearah Goei Lam Yu.

   ***.

   *** Bwee Giok terus lari kearah depan, baru saja dia berbelok Pada sebuah tikungan gunung, telah berhasil di kejar oleh Goei Lam Yu serta Boen ching, Pada saat ini Boen Ching serta Goei Lam Yu yang telah berlari menjadi sejajar dan mengejar dengan kencangnya kearah Bwee ciok.

   Jubah panjang dari Goei Lam Yu yang telah robek itu ditengah hujan yang turun dengan demikian derasnya hanya menambahkan keseraman serta ketegangan dari suasana tersebut.

   Boen Ching mana mau membiarkan Goei Lam Yu berhasil mengejar diri Bwee Giok.

   Pada saat ini dia berhasil berlari sejajar dengan diri Goei Lam Yu, mendadak tubuhnya melintang ke depa, pedang Cing Hong Kiamnya dengan mendatar diulurkan kedepan menyerang ke arah Goei Lam yu.

   Goei Lam yu sebenarnya terkenal karena ilmu Hiat Mo kang serta pedang Cie Hong kiamnya ayng telah menggetarkan seluruh dunia kangouw, kini ditambah lagi telah mendapatkan kitab rahasia Hay Thian Kaim boh, bagaikan seekor harimau yang dengan tiba-tiba tumbuh sayapnya, dengan cepat dia melintangkan pedangnya mencukil keatas tubuh pedang Boen Ching tersebut.

   Gerakan pedang dari Boen Ching berutur-turut berubah beberapa kali dan beturut-turut melancarkan puluhan jurus serangan.

   Goei Lam yu juga tak mau memperlihatkan kelemahannya, kedua orang itu saling serang menyerang dengan menggunakan pedangnya masing-masing, tetapi dengan demikian gerakan meluncur dari kedua orang itu pun menjadi bertambah lambat sehingga dapat mempertahankan jarak tertentu dengna diri Bwee Giok.

   Boen Ching serta Goei lam yu memang sebenarnya boleh dikata seimbang, Pada saat ini kedua orang itu sambil ***.

   *** mengejar sambil saling melancarkan serangan, sudah tentu mereka tak mempergunakan seluruh perhatiannya untuk dipusatkan guna bergebrak tersebut, oleh sebab itulah sangat sukar sekali untuk menentukan siapa ayng menanga dan siapa yang mengalami kekalahan.

   Kedua orang itu, satu didepan sedang yang lain di belakang, didalam sekejap mata saja telah berpindah sebanyak puluhan puncak pergunungan, mendadak wajah dari Bwee Giok berubah dengan hebatnya dan menhentikan langkah kakinya.

   Goei Lam Yu serta Boen Ching pun Pada saat yang bersamaan menghentikan pertempuran mereka, ketika mereka mengalihkan pandangannya tampak di hadapan mereka Pada saat ini telah terdapat sebuah jurang yang sangat dalam sekali dan tak mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanannya kearah depan-Dalam hati Boen Ching merasa sangat terkejut sekali, sedang Goei Lam Yu tertawa dingin dengan tak henti- hentinya.

   Bwee Giok dengan sangat terkejut sekali membalikkan tubuhnya, Goei Lam Yu tertawa besar dengan sangat nyaring sekali, segera dia membalikkan tubuhnya sambil melancarkan serangan, tubuh pedangnya dirapatkan dan tahu-tahu telah mendekati tubuh Boen ching.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, pedang Cing Hong Kiamnya disambar kedepan, dimana segera terdengar suara menyambarnya angin taufan serta menggeletarnya suara gemuruh menyambut datangnya serangan tersebut.

   Dimana pedang Cie Hong Kiam menyapu, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanan Boen Ching segera tergetar melayang, dan jatuh kesamping, Boen Ching dengan terhuyung-huyung mundur kebelakang, telapak tangan ***.

   *** kanannya terasa tergetar dengan hebatnya sehingga mengalir darah segar.

   Goei Lam Yu tertawa dingin, dia membalikkan tubuhnya mendesak kearah Bwee Giok.

   Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, sambil menahan rasa sakitnya dia memungut kembali pedang panjangnya, Pada saat suara sultan yang sangat nyaring tersebut berkumandang ditengah udara, pedang Cing Hong Kiamnya telah terlepas dari tangannya, sehingga berubah menjadi segulung, sinar ke hijau-hijauan menerjang kearah dimana Goei Lam Yu berdiri.

   Inilah merupakan jurus yang terlihay dari ilmu Ie Bok Kiam Hoat, yakni Kiam coan Thian Hwee.

   Bwee Giok tampak Goei Lam Yu mendesak terus kearahnya, dia terus menerus mengundurkan dirinya kebelakang.

   Goei Lam Yu makin mendesak lebih dekat lagi, Bwee Giok dengan cepat mundur dua langkah kembali kearah belakang, tetapi Pada saat itulah kakinya telah menginjak tempat kosong, tubuh Goei Lam Yu dengan cepat menubruk kearah depan, tetapi Pada saat itu pula pedang Cing Hong Kiam dari Boen Ching telah menyambar tiba.

   Dia menjadi sangat terperanjat, dengan cepat dia membalikkan tubuhnya melancarkan serangan, sedang tangan kirinya menyambar kearah tubuh Bwee Giok.

   Tetapi pedang Cing Hong Kiam itu berputar dengan hebatnya membuat Goei Lam Yu menjadi sangat terkejut sekali, tangan kirinya dengan cepat ditarik kembali dan menepuk kearah pedang Cing Hong Kiam itu.

   Begitu kaki Bwee Giok menginjak tempat kosong tubuhnya dengan Cepat jatuh kedalam jurang, sedang tubuh Boen Ching dengan cepat menubruk kearah depan- ***.

   *** Kedua orang itu bersamaan waktunya merendahkan tubuhnya, terdengar suara jeritan kaget dari Bwee Giok saja yang makin lama makin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.

   Air muka Goei Lam Yu berubah menjadi sangat berduka sekali, dia berdiri termangu-mangu disana, wajahnya yang menyeramkan itu telah lenyap.

   Pada saat ini hanya tinggal perasaannya yang sangat berduka sekali.

   Boen Ching yang bardiri disamping jurang tersebut, saking tak tertahannya air matanya bercucuran dari kelopak matanya.

   Dia hampir- hampir lupa Pada keadaan disekitar tempat tersebut, bahkan terhadap dirinya sendiripun telah terlupakan, air mata nya bagaikan kacang kedelai menetes keluar, sehingga mengeluarkan suara yang agak nyaring.

   Goei Lam Yu memandang kebawah jurang tersebut, dengan tak bertenaga sedikitpun memasukkan kembali pedang Cie Hong Kiamnya kedalam sarungnya, dia mendongakkan kepalanya memandang kearah angkasa, terasa oleh nya didalam hatinya Pada saat ini kosong melompong, sedang impian indahpun telah lenyap tanpa bekas dari dalam hatinya.

   Setelah dia memasukkan pedang nya kedalam sarung, tanpa terasa dia mengeluarkan senyuman yang tak beres dan memandang kearah diri Boen ching.

   Bwe Giok telah jatuh kedalam jurang dan menemui kematiannya, untuk sesaat dia tak mempunyai niat untuk menghadapi diri Boen ching, diapun mentertawakan kebodohan dirinya, mengapa dia tidak mengambil kesempatan ini untuk membunuh diri Boen ching??? tetapi sekalipun dia berpikir seCara demikian, tetapi hanyalah Pada saat ini dia tidak mempunyai tenaga sedikitpun untuk pergi membunuh diri Boen ching, terpaksa dia hanya tersenyum seorang diri dan memandang ke bawah jurang yang sangat dalam itu.

   ***.

   *** Goei Lam Yu setelah memandang beberapa saat lamanya, dengan perlahan-lahan dia berjalan meninggalkan tempat itu.

   Boen Ching seorang diri berjongkok dibawah hujan yang sangat deras itu, entah telah lewat beberapa saatnya, dengan perlahan-lahan dia barulah menjadi sadar kembali, dia menyesal mengapa kepandaian yang dimilikinya demikian rendahnya sehingga tak berhasil menolong diri Bwee Giok? Apabila dia memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali sehingga tanpa bandingannya, bukankah Bwee Giok tak akan mendapatkan penderitaan yang demikian hebatnya Dia sendiri tidak mengetahui mengapa setelah dirinya berhasil memahami tenaga khie kang chiet Kong Kang Khie, didalam dunia kangouw ini ternyata masih juga terdapat orang-orang berkepandaian tinggi yang demikian banyaknya, hampir-hampir ia merasa curiga terhadap kepandaian yang dimiliki Thian Jan Shu dimana dianggap jago nomor wahid didalam dunia ini.

   "chiet Kong Kang Khie" - - chiet Kong Kang Khie -Dia terus berpikir dengan kerasnya.

   Mendadak suatu pikiran berkelebat dengan Cepatnya didalam benaknya, dia bagaikan sedang terpikirkan sesuatu perasaan yang sangat aneh sekali Pada waktu dia berhasil di desak mundur oleh pedang pemuda berbaju putih itu.

   Air matanya berhenti mengalir, dengan terpesona dia memandang kearah depan, hujan masih turun dengan derasnya, dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk menangkap perasaan yang sangat aneh tersebut sebenarnya berasal dari mana ? Bayangan tubuh dari Thian Jan Shu sekali lagi terbayang didepan matanya, Boen Ching dengan perlahan-lahan mendongakkan kepalanya keatas.

   ***.

   *** Didalam sekejap mata saja mendadak dia seperti mendengar suara tertawa besar dari diri Thian Jan Shu, sedang bayangan tubuhnya mendadak lenyap dari pandangannya, tetapi suatu suara yang aneh berkumandang masuk kedalam telinganya, dimana tujuh buah suara yang berbeda bergema dengan sangat hebatnya keseluruh angkasa..

   Secara mendadak Boen Ching seperti telah menyadari tentang sesuatu hal, sinar matanya berkedip-kedip.

   dengan perlahan- lahan dia bangkit berdiri.

   "chiet Kong Kang Khie". bukankah itu sebagian dari Pada ilmu "chiet Kong Kang Khie-- -?"

   Ooodwooo MAYAT DARI THIAN SAN CHIET KIAM BOEN CHING dengan perlahan bangkit berdiri, secara mendadak dia telah berhasil mengetahui kegunaan serta keistimewaan dari Pada tenaga khiekang "chiet Kong Kang Khie"

   Tersebut, tujuh buah suara yang tinggi rendahnya sangat berbeda-beda itu, dipersatukan dengan ketujuh buah telapak tangan yang masing-masing dalamnya juga berbeda pula itu, sepuluh bagian membuktikan kehebatan dari "chiet Kong Kang Khie"

   Itu, tenaga "chiet Kong Kang Khie"

   Ini bukan saja digunakan untuk melindungi tubuhnya, bahkan untuk menggetarkan pihak musuh sehingga mendapatkan kemenangan- Mendadak suatu suara tertawa dingin berkumandang dari belakang tubuhnya, Boen Ching dengan perlahan-lahan menolehkan kepalanya, tampak orang yang baru saja datang itu ternyata adalah cong Lam Lok Yang Hong adanya.

   Lok Yang Hong dengan sangat tenang sekali berdiri, dibawah hujan yang turun dengan derasnya itu, dia tetap ***.

   *** memakai baju berwarna kuning, sambil tertawa dingin dia memandang kearah diri Boen ching.

   Boen Ching menarik napas panjang- panjang, dengan perlahan-lahan dia memungut kembali pedang Cing Hong Kiam dari atas tanah, dan memasukkan kedalam sarung untuk kemudian bertindak maju ke depan, sama sekali tidak menggubris diri Lok Yang Hong.

   Lok Yang Hong dengan cepat melintangkan tubuhnya dihadapannya untuk menghalangi perjalanan pergi dari diri Boen ching.

   Boen Ching menghentikan langkah kakinya, sambil mendongakkan kepalanya memandang kearah diri Lok Yang Hong.

   Lok Yang Hong tertawa tawar, kePada Boen Ching ujarnya.

   "Boen-heng, aku mempunyai suatu perkataan yang hendak ditanyakan kePada dirimu, entah kau mempunyai niat atau tidak untuk memberikan jawabannya."

   Boen Ching tidak mengetahui apakah maksud dari kedatangan dari Lok Yang Hong ini, dengan sangat tajam sekalidia memandang kearahnya, sepatah katapun tak diucapkan keluar.

   Lok Yang Hong tahu bahwa Boen Ching telah menyetujuinya, sambil tertawa ujarnya kemudian- "Kau dengan diri Goei Lam Yu sebenarnya kawan atau lawan??"

   Sehabis berkata dia tersenyum dengan sangat misterius sekali Been Ching termenung berpikir, kemudian dengan tawar sahutnya.

   "Kalau kawan bagaimana?? Kalau lawan bagaimana ??"

   Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak.

   ujarnya.

   ***.

   *** "Boen-heng, tak perlu untuk disembunyikan lagi, tadi aku telah melihat Goei Lam Yu lewat dan turun gunung, Boen-heng harap berlega hati, urusan ini pastilah aku tak akan mengungkatnya didepan orang lain-"

   Boen Ching tersenyum, dia tahu Lok Yang Hong pastilah telah salah paham, dia kira dirinya telah mengalami kekalahan yang sangat menyedihkan ditangan Goei Lam Yu, tetapi tentang hal ini diapun tak ingin berbicara lebih banyak lagi.

   Lok Yang Hang tersenyum, ujarnya lagi.

   "Goei Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh, sedang kau merupakan ahli waris dari Thian Jan Shu, kalian berdua selamanya bagaikan air dengan api yang tak mungkin untuk bisa hidup bersama, sedangkan aku terhadap kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh itu pun mempunyai niat, apabila kita berdua dapat bekerja sama untuk mendapatkan Hay Thian Kiam Boh tersebut, kau kira bagaimana?"

   Sehabis berkata dengan sinar mata yang tajam ia memandang kearah wajah dari Boen Ching menanti jawabannya.

   Boen Ching tersenyum, terhadap segalanya dia telah tak mempunyai niat, dia hanya menginginkan dapat melatih kepandaian dirinya, dia perCaya bahwa dirinya apabila berhasil memahami tenaga khiekang "ciet Kong Kang Khie"

   Tersebut, sudah tentu dia dapat menggantikan kedudukan Thian Jan Shu waktu itu.

   Bwee Giok telah jatuh kedalam jurang, dari suara jeritan kaget yang terdengar itu saja dia pastilah tak mempunyai kesempatan untuk lebih lama hidup didalam dunia ini, dia selamanya belum pernah menyayangi dirinya, sedang Bwee Giok terhadap dirinya demikian memperhatikan, apa lagi Pada saat digunung Siong san dimana Bwee Giok sambil mengalirkan air matanya mengatakan kalau selamanya dia tak akan melupakan dirinya, Pada saat ini dia hanya dapat melatih ***.

   *** menjadi seorang jago berkepandaian tinggi yang tanpa bandingan untuk membalas budi dari Pada Bwee Giok Apabila dirinya sejak semula telah berhasil melatih inti sari dariPada ilmu khiekang clet Kong Kang Khie itu, Pada saat ini tak mungkin berubah menjadi demikian rupa, sedang Bwee Giokpun tak mungkin menemui kematiannya ditengah gunung yang demikian sunyinya ini.

   Dia memandang kearah Lok Yang Hong, dengan sangat tawar sekali dia menggeleng kan kepalanya.

   Sekalipun dia mempunyai niat untuk pergi mencari diri Goei Lam Yu, untuk menanyakan dengan jelas apakah dia telah membunuh mati cucu dariPada Kioe Thian IeSin, sehingga dapat mempertanggung jawabkan perjanjiannya, tetapi dia tak mempunyai niat untuk berjalan bersama-sama diri Lok Yang Hong ini.

   Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya berjalan kearah depan.

   Lok Yang Hong dengan tak mengucapkan sepatah katapun membiarkan Boen Ching lewat, tetapi sepasang matanya dengan sangat tajam sekali memandang kearah Boen ching, ujarnya.

   "Kau tidak menginginkan juga tidaklah mengapa, tetapi perlu aku memberitahukan kePada dirimu, Pada saat ini Goei Lam Yu sedang melanjutkan perjalanannya menuju ketengah gurun pasir.

   "

   Tubuh Boen Ching menjadi berhenti sejenak.

   dalam hati pikirnya.

   "Kalau demikian adanya itulah paling bagus, bukankah aku telah mempunyai perjanjian dengan diri tiga pendeta serta satu iblis itu ? sedang suhukupun kemungkinan sekali masih berada didalam kuil Pie Lu Si, aku harus berkunjung satu kali kesana ." ***.

   *** Lok Yang Hong tampak Boen Ching menghentikan langkah kakinya, dia tersenyum, ujarnya lagi.

   "Apabila kau mempunyai kegembiraan, tidak usah ragu- ragu lagi berkunjunglah ke gurun pasir ."

   Sehabis berkata dia tertawa keras dan meninggalkan tempat tersebut.

   Boen Ching menoleh memandang bayangan punggung dari Lok Yang Hong, dia mengetahui bahwa Lok Yang Hong pasti juga akan pergi kesana, kemungkinan sekali disana pun akan terjadi lagi suatu pertem-puran dari jago-jago dari seluruh dunia kangouw.

   Dia menarik napas panjang, dan turun dari puncak gunung tersebut.

   Disebelah sungai Huang Ho, pasir kuning meliputi seluruh permukaan, dari ujung sampai ujung yang terlihat hanyalah pasir yang sangat panas ditambah lagi dengan bertiupnya angin yang sangat kencang.

   Seekor kuda berwarna putih yang sangat kuat sekali berjalan mendatangi dengan kencangnya, diatas kuda tersebut duduklah seorang pemuda berbaju hijau, wajah dari pemuda itu penuh dengan debu, sedang rambutnyapun tertiup angin sehingga menjadi kacau, sepasang tangannya diletak kan diatas dagunya, agaknya dia sedang memikirkan suatu hal yang sangat sulit sekali.

   Orang itu adalah Boen Ching, dia sedang melakukan perjalanannya menuju kearah utara, sambil melakukan perjalanan tersebut, dengan amat rajin sekali melatih kepandaian silatnya, hampir-hampir membuat dia lupa akan segala-galanya, setiap harinya kiranya terjerumus kedalam melatih ilmu silat.

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   ***.

   *** Segulung angin serta pasir bertiup dengan kencangnya, membuat antara rambutnya yang kacau itu penuh diliputi dengan pasir kuning.

   Dari kejauhan mendadak berkumandang datang suara keleningan yang sangat nyaring sekali, dengan cepat dia menjadi sadar kembali dari lamunannya, segera dia mendongak kan kepalanya memandang kearah kejauhan, tampak sebaris unta berjalan dengan sangat perlahan sekali.

   Boen Ching mengeluarkan suara tertahan begitu tampak barisan unta tersebut, bagai kan secara mendadak dia teringat akan sesuata hal, dia dengan seorang diri tertawa, pikirnya.

   "Setelah sampai disitu, aku haruslah mencari keterangan jalan untuk menuju ke kuil Pie Lu Si tersebut."

   Secara mendadak tampak seekor burung elang raksasa muncul dari tengah angkasa, segera tampak barisan unta tersebut menjadi berpencar, dan melompat kesamping.

   Boen Ching merasa sangat heran sekali, tetapi dia tak dapat berpikir lebih jauh lagi, elang raksasa tersebut begitu munculkan dirinya, segera terdengar suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, Boen Ching menjadi mengerutkan alis nya, tetapi sepatah katapun tak diucapkan keluar.

   Tampak sebuah bayangan manusia berwarna keungu- unguan berkelebat dari kejauhan dan makin lama makin mendekat.

   Pada saat itu dia telah dapat melihat dengan jelas kiranya bayangan manusia tersebut adalah seorang kakek tua berbaju ungu, wajahnya sangat merah mengkilap, tubuhnya tinggi besar, bagaikan bertiupnya angin saja berkelebat dengan cepatnya mendatang.

   Begitu kakek tua berbaju ungu itu memunculkan dirinya, segera dia membinasakan ke sepuluh unta tersebut.

   ***.

   *** Boen Ching begitu tampak gerakan tubuh serta gerakan telapak tangan yang dilakukan oleh kakek tua itu, serta demikian cepatnya, didalam hatinya merasa sangat terkejut sekali, serangan telapak tangan itu dia bagaikan pernah melihatnya disuatu tempat, tetapi untuk sesaat dia tak dapat mengingat nya kembali.

   Mendadak terdengar suara suitan yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, seorang kakek yang rambutnya telah memutih seluruhnya mengejar datang, dalam hate Boen Ching merasa berdebar dengan kerasnya orang yang baru saja datang itu ternyata adalah Thian San Sin Eng, Suma Ie adanya' Dia tidak mengetahui mengapa Suma Ie mendadak dapat munculkan dirinya ditempat itu, dengan cepat dia mengeprak kudanya berjalan kearah sana.

   Si kakek tua berbaju ungu itu begitu tampak munculnya Suma Ie ditempat tersebut, dia bagaikan sedikit merasa diluar dugaan, dengan cepat segera membalikkan tubuhnya dan berdiri tegak, sepasang mata nya dengan sangat tajam sekali memandang ke arah wajah Suma Ie.

   Tetapi agaknya Suma Ie juga tak berani berlaku gegabah, kedua orang itu berdiri saling berhadap-hadapan, sedang barisan unta itupun telah terpukul hingga terpencar dan morat marit tak karuan.

   Boen Ching berjalan dan mendekati kedua orang itu, Suma Ie setelah memandang tajam beberapa saat lamanya kearah Boen Ching barulah ujarnya.

   "Kiranya adalah kau!"

   Kakek tua berbaju unga itupun dengan segera miringkan kepalanya memandang kearah Boen Ching.

   Boen Ching segera turun dari kudanya, kePada Suma Ie sambil membungkukkan tubuhnya memberi hormat ujarnya.

   ***.

   *** "Boen Ching memberi hormat kePada cianpwee''.

   Si kakek tua berbaju ungu itu tampak ternyata Boen Ching telah kenal dengan diri Suma Ie, sinar matanya berkedip-kedip dengan tajamnya, dengan cepat dia membalik kan tubuhnya melarikan diri.

   Suma Ie dengan dingin mendengus, bentak nya.

   "Ini hari kau masih ingin melarikan diri!"

   Sambil berkata tubuhnya bergerak mengejar kearah dimana si kakek tua berbaju ungu itu lari, Boen Ching segera menggerakkan tubuhnya menghalangi perjalanan pergi dari diri si kakek tua berbaju ungu itu.

   Si kakek tua berbaju ungu itu sama sekali tidak pernah menyangka kalau gerakan tubuh dari Boen Ching ternyata demikian cepatnya, dia menjadi terperanjat, dengan cepat mundur kebelakang, segera berdiri tegak dengan tajam memandang kearah Boen Ching.

   Suma Ie pun juga tidak pernah menyangka kalau kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching ini ternyata mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, tanpa terasa diapun menjadi termangu-mangu.

   Si kakek tua berbaju ungu itu segera menenangkan pikirannya, terpikir olehnya bahwa dirinya berhenti ditempat itu kemung-kinan sekali malah akan mendapat kan serangan dari kedua orang itu, apalagi pemuda dihadapannya ini memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi sekali, dirinya sudah tentu bukanlah tandingannya.

   Berpikir sampai disini segera tubuhnya bergerak, dari melayang menubruk kearah diri Boen Ching, sepasang telapak tangannya ditepukkan kedepan, sehingga berubah menjadi berpuluh-puluh bayangan telapak bersama-sama menggencet diri Boen Ching.

   ***.

   *** Dalam hati Boen Ching menjadi tergerak, dia segera teringat, bukankah serangan merupakan tujuh buah telapak tangan yang tertera Pada tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu? Berpikir sampai disini, dalam hatinya merasa sangat heran sekali.

   Pada saat ini Suma Ie yang berdiri di samping berteriak.

   "Hati-hati !"

   Sambil berteriak tubuhnya melayang ke depan, jari telunjuk dan jari tengah dari tangan kanannya dengan cepat menotok kearah punggung dari kakek tua berbaju ungu itu.

   Sepasang telapak tangan dari Boen Ching dengan cepat dilancarkan kedepan, dengan menggunakan gerakan tubuh "Sie, Liu Eng Hong"

   Dia menyambut serangan yang dilancarkan oleh kakek tua berbaju ungu ini.

   Si kakek tua berbaju ungu yang dari belakang tubuhnya diserang oleh pihak musuh, dia tak berani melancarkan serangan kearah Boen Ching lagi, tubuhnya dengan cepat bergetar sedang telapak tangannya dengan cepat menyerang diri Suma Ie.

   Suma Ie dengan gusar mendengus, tangan kanannya dari serangan totokan berubah menjadi serangan telapak, dengan tangan sebelah dia menyambut serangan tersebut.

   Tubuh Boen Ching dengan cepat mundur ke belakang, dia tahu Suma Ie sebagai cianpwee dalam Bu-lim, sudah tentu tak ingin kalau dirinya Pada saat ini turun tangan memberikan bantuannya kePada dirinya, terpaksa dia hanya mengundurkan dirinya kebelakang.

   Tiba-tiba kakek tua berbaja ungu itu melancarkan serangan dengan hebatnya, gerakan serangannya mendadak berubah menjadi tujuh buah warna yang berbeda- beda, Boen Ching menjadi sangat terkejut sekali, sedang Suma Ie dengan berat ***.

   *** mendengus dan berturut-turut mundur kebelakang beberapa langkah.

   Sinar mata dari Boen Ching bergerak dengan tajamnya, dengan cemas ujarnya kemudian.

   "Suma cianpwee, biarlah boanpwee yang menghadapi dirinya !"

   Dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau ilmu tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Ternyata dapat muncul ditubuh kakek tua berbaju ungu ini.

   Suma Ie dengan dingin mendengus, biarpun dikarenakan dia terlalu memandang rendah terhadap musuh, sehingga dia menyambut serangannya cuma dengan sebelah tangan, tetapi bagaimana juga di bawah pandangan orang lain dia telah mengalami kekalahan.

   Sebenarnya dia tidak ingin mengijinkan, tetapi begitu tampak air muka dari BoenChing berubah demikian berat serta seriusnya, bahwa dari sinar matanya tampak niatnya yang kukuh, tanpa terasa dia mundur dua langkah kebelakang dan membiarkan Boen Ching maju kedepan menggantikan kedudukannya.

   Boen Ching berjalan kehadapan kakek tua berbaju ungu itu, dengan dingin tanyanya.

   "Chiet Kong Kang Khie yang kau latih itu berasal dari mana ?"

   Dalam hati Suma Ie menjadi tertegun diam-diam pikirnya. Kiranya adalah Chiet Kong Kang Khie"

   Dia menarik napas panjang-panjang, sama sekali dia tak pernah menduga kalau tenaga khiekang Chiet Kong Kang Khie dapat di latih olehnya.

   Si kakek tua berbaju ungu itu tertawa besar, ujarnya.

   ***.

   *** "Anak kecil, pandanganmu sungguh sangat tajam sekali, sehingga dapat melihat kalau yang kugunakan ini adalah Chiet Kong Kang Khie, kalau memangnya demikian adanya, aku akan membiarkan dirimu pergi dari sini".

   Boen Ching tertawa dingin ujarnya "Chiet Kong Kang Khie ??? Aku kira kau telah berhasil mempelajarinya??? Yang kau dapatkan sekarang ini tak lebih hanyalah kulitnya saja, bagaimana dapat kau berbi-cara, telah dapat memahami seluruh nya?"

   Wajah dari kakek tua berbaju ungu itu berubah dengan hebatnya, dia tetawa dingin, dengan menggunakan Chiet Kong Kang Khienya dia menyerang kearah Boen Ching.

   Tujuh buah sinar yang berlainan segera muncul memenuhi angkasa, Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, Pada saat diab mengerutkan aldisnya, sepasanga telapak tanganbnya dengan mendatar telah didorong kedepan, segulung sinar keperak-perakan yang sangat tipis melindungi seluruh tubuh dari Boen Ching, sedang ketujuh buah sinar yang berbeda itu telah berhasil dilenyapkan.

   Suma Ie begitu tampak hal ini menjadi sangat terperanjat, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau tenaga khiekang yang dilatih oleh Boen Ching ternyata telah mencapai kesempurnaan, sehingga membuat ketujuh buah sinar yang berlainan itu diubah menjadi suata sinar keperak-perakan.

   Si kakek tua berbaja ungu yang tampak hal inipun bertambah terkejut lagi, dia hanya merasakan seluruh tenaga khiekang yang dimiliki didalam tubuhnya telah berhasil dibekukan, sedang suatu hawa yang sangat dingin sekali menembus kedalam seluruh tubuhnya, dia tahu ini hari dia telah menemui lawannya yang sangat tangguh.

   Dari mulut Boen Ching tersungging senyuman yang mengejek, sepasang telapak tangannya ditarik kembali, ***.

   *** sedang tubuh dari kakek tua berbaju ungu itupun dengan cepat roboh keatas tanah.

   Dalam hati Suma Ie menjadi sangat tegang sekali, dengan cepat tanyanya.

   "Bagaimana, kau telah membunuh dirinya? Boen Ching berdiam diri, dia hanya menggelengkan kepalanya.

   Sums Ie berjalan kedepan, dia tampak seluruh jalan darah yang berjumlah tiga puluh enam buah itu telah ditotok oleh Boen Ching, dia menarik napas panjang, sedang dalam hatinya terasa berdesir.

   Kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching tak terkira ternyata telah mencapai Pada taraf yang tak pernah diduga, didalam sekejap mata saja dia telah berhasil membuat seluruh jalan darah dari kakek berbaju ungu itu tertotok seluruhnya, kelihatannya Boen Ching telah berhasil mendapatkan rahasia dari tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu.

   Tetapi yang membuat hatinya berdesir bukanlah hal ini, dia hanya merasakan bahwa sikap Boen Ching sekarang jauh lebih berbeda, jauh lebih pendiam, ditambah lagi dengan rambutnya yang awut-awutan tak karuan serta wajahnya yang penuh dengan pasir, entah Pada saat ini dia telah berubah menjadi seperti apa.

   Sbuma le dengan tdermangu-mangu baerdiri tegak, sbejenak kemudian barulah membalik kan tubuhnya, sambil tersenyum ujarnya kePada Boen Ching.

   "Boen Siauwhiap kini telah mendapatkan kepandaian dari Thian Jan Shu, aku disini mengucapkan selamat kePada dirimu."

   Boen Ching tersenyum, sahutnya.

   ***.

   *** "Terima kasih, loocianpwee cukup memanggil Boen Ching saja kePada diriku.' Suma Ie menjadi mengerutkan alisnya, ujarnya.

   "Sebenarnya toa supekmu adalah menantuku, sekalipun aku tak mempunyai kemampuan apa-apa, tetapi bagaimanapun juga kau dengan diriku masih mempunyai sedikit hubungan, kau bagaimana ? apakah mempu-nyai sesuatu urusan yang membingungkan ?"

   Boen Ching menundukkan kepalanya berpikir keras, sejenak kemudian barulah sahutnya.

   "Terima kasih atas perhatian dari diri cianpwee suhuku Pada saat ini terjerumus di dalam gunung pasir, sekarang aku hendak pergi kesana untuk menolong diri mereka."

   Suma Ie tertawa ujarnya.

   "Kiranya adalah urusan mengenai diri Yun Ku, aku lihat kau sedikitpun tak berse-mangat, entah telah ter jadi urusan apa, maka aku barulah mengajukan pertanyaan untuk bertanya kepadamu, ilmu meringan kan tubuh dari suhumu boleh dikata menjagoi seluruh dunia kangouw, dia tak dapat mendapatkan kemenangan itu masih mungkin dapat terjadi, tetapi apabila kalau hal itu tak mungkin dapat terjadi, kau tak usahlah demikian kuatirnya."

   Boen Ching tampak Suma le demikian memperhatikan dirinya, terpaksa dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya, Sums Ie tampak Boen Ching menjadi demikian, dia menduga pastilah urusan bukanlah demikian saja, tetapi dia tak enak untuk bertanya lebih jauh, terpaksa ujarnya.

   "Untung saja ini hari kau berada disini, kalau tidak dia mungkin akan berhasil melarikan dirinya lagi ." ***.

   *** Boen Ching juga tahu kalau Suma Ie tak akan percaya, tetapi dia tak ingin berbicara lebih banyak lagi, takut kalau sampai membuat Suma Ie menjadi tak senang hati, bagaimanapun juga dia juga merupakan seorang cianpwee, terpaksa sambil tersenyum tanyanya.

   "Entah siapakahr orang ini ? Chtiet Kong Kang Kqhie nya entah dridapatkan dari mana?"

   Sums Ie mendengus, ujarnya.

   "Chiet Koig Kang Khie, aku juga tidak tahu."

   Sehabis berkata dia mengangkat pundaknya, dan termenung berpikir keras, sejenak kemudian barulah sahutnya.

   "Kau juga dapat dihitung bukan orang luar, kuberitahukan kepadamu pun juga tidak mengapa !"

   Sebenarnya Boen Ching terhadap hal ini sedikitpun tidak mengambil perduli, tetapi Pada saat ini dikarenakan ilmu tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Ternyata dapat muncul Pada tubuh si kakek tua berbaju ungu ini, dia mau tak mau harus mencurahkan perhatiannya kearah sana.

   Terdengar Suma Ie berkata lagi "Pada sepuluh tahun yang lalu Thian Jan Shu meninggalkan ilmu silatnya, semua orang hanya mencurahkan seluruh perhatian nya kePada ketujuh buah hioloo kuno tersebut, tetapi telah melupakan suara benda yang tak kalah pentingnya juga."

   Sehabis berkata dia mendengus lagi. Semangat dari Boen Ching secara mendadak menjadi bangkit kembali, mengungkat peristiwa sepuluh tahun yang lalu diatas puncak gunung "Hwee Ing"

   Pada saat itu diapun juga berada di dalam kalangan, terhadap peristiwa inipun sangat menarik perhatiannya, dia tidak mengetahui Thian Jan ***.

   *** Shu selain telah meninggalkan tujuh buah hioloo kuno tersebut masih meninggal kan benda berharga apa lagi! Ujar Suma Ie lagi.

   "Benda tersebut adalah tujuh buah telapak tangan yang menghadap Pada jenazah Thian San Chiet Kiam, perhatian semua orang hanya terpusatkan Pada ketujuh buah hioloo kuno tersebut saja, sedangkan benda lain yang tidak kalah berharganya yaitu mayat dari tujuh orang tersebut telah berhasil dicuri oleh orang lain."

   Dalam hati Boen Ching menjadi sadar kembali, kiranya Pada saat Thian Jan Shu dengan gusar melancarkan serangan itu, tanpa dia sadari ilmu "Chiet Kong Kang Khie"

   Nya telah ditinggalkan Pada tubuh dari Thian San Chiet Kiam.

   Suma Ie mendengus lagi, ujarnya.

   "Pek Hong Siang takut kehilangan muka hingga kini dia tak berani untuk mengucap kan keluar, tetapi mayat dari ketujuh orang itu tetap tak dapat dicari kembali, Pada satu bulan yang lalu, aku barulah mendengar kalau telah dicuri oleh orang !"

   Dia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya lagi.

   "Dia disebut sebagai Cu Khek Loojien, dengan menggunakan barisan unta yang sering lewat ditempat ini untuk melatih ilmu pukulannya."

   Boen Ching mengeluarkan suara tertahan, dan mendongakkan kepalanya memandang ke samping.

   Sums Ie dengan perlahan mengerutkan alisnya, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berkelebat mendatang.

   0rang yang baru saja datang itu ternyata adalah seorang pemuda berbaju kuning, dan tak lain adalah Cong Lam Lok Yang Hong adanya, begitu dia tampak diri Boen Ching segera tertawa besar ujarnya.

   ***.

   *** "Boen-heng !! Sungguh sangat beruntung sekali, ini hari ternyata kita berdua dapat bertemu lagi ditempat ini."

   Boen Ching dengan dingin mendengus, sepatah katapun tak di ucapkan keluar. Terdengar Suma Ie dengan dingin membentak.

   "Siapa kau??"

   Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, sahutnya.

   "Kurang sedikit saja aku tak melihatnya, kiranya ditempat ini masih ada kau orang tua, aku tidak mengenal dirimu, siapakah kamu ?'' Suma Ie mana pernah dipandang demikian rendahnya oleh orang lain, dia tertawa panjang dengan dinginnya, ujarnya.

   "Anak kecil, didalam pandanganmu apakah tidak melihat aku orang tua, hati-hati sedikit dengan mulutmu, aku lihat kau sudah bbosan hidup didadlam dunia ini! aSelama hidupnyab Lok Yang Hong tak pernah memandang sebelah matapun kePada orang lain, sampaipun Suma Ie sendiri juga tak mengenalnya, tampak dia mengedip- ngedipkan matanya, ujarnya.

   "Sungguh sangat galak, makin tua makin jadi agaknya !"

   Dia tampak Boen Ching yang berdiri disamping sedikitpun tak ada hubungannya dengan dirinya, dalam hatinya makin menjadi mendongkol.

   Tubuh Suma Ie dengan cepat berkelebat berturut-turut dia melancaikan lima kali serangan mengancam tubuh Lok Yang Hong.

   Tampak sepasang telapak tangan Lok Yak Hong dengan cepat dibalik, ditengah suara tertawa besarnya yang sangat nyaring itu dia menyambut seluruh serangan yang mengan- cam dirinya itu, tetapi kekuatan dari tenaga pukulan Suma Ie ***.

   *** jauh lebih berat dari apa yang diduga sebelumnya, saking tak tahannya dia terdesak mundur tiga langkah ke belakang.

   Boen Ching yang berdiri disamping mendadak membuka mulut, ujarnya.

   "Lok Yang Hong ! Dengan perbuatanmu ini hari, apa bila tidak memberikan sedikit hajaran terhadap dirimu, kau tak akan menjadi sadar kembali."

   Wajah dari Lok Yang Hong segera berubah dengan hebatnya, dia tertawa panjang dengan dingin, ujarnya.

   "Aku kira tak demikian mudahnya, coba kau lihat, siapa yang telah datang !?"

   Sehabis berkata dia menunjuk kearah samping.

   Boen Ching segera menoleh memandang, tampak seorang lelaki dan seorang gadis dengan sangat cepat sekali berlari mendatang, yang-yang datang itu ternyata adalah pemuda berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce adanya, gerakan tubuh dari kedua orang itu bagaikan kilat cepatnya telah berkelebat masuk kedalam tengah kalangan.

   Lok Yang Hong tertawa dingin, ujarnya ; "Lawanmu telah tiba, dua lawan dua saja kau tentu akan menemui kekalahan, apa lagi Pada saat ini harus tiga lawan dua ?"

   Boen Ching menolehkan kepalanya menyapu sekejap kearah Liauw Cing Ce serta pemuda berbaju putih itu, tampak wajah dari Liauw Cing Ce berubah menjadi pucat pasi, tetapi sepatah katapun tak diucapkan keluar, bHatinya menjadid tergerak, terpaikir olehnya babhwa kedua orang itu tentulah dikarenakan kitab rahasia 'Hay Thian Kiam Boh' sehingga bekerja sama dengan Lok Yang Hong.

   Lok Yang Hong tertawa, ujarnya lagi kePada diri Boen Ching.

   ***.

   *** "Bagaimana ? Apakah kau juga hendak ikut serta didalam kerja sama kami ini ? Apakah hendak menghianati diri kami ?"

   Dia berhenti sejenak kemudian, lanjutnya lagi .

   "Diantara dua golongan yang berbeda, seorang budiman pastilah akan memilih satu dari antara dua !"

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Suma Ie mengalihkan sinar matanya memandang kearah ketiga orang itu, dalam hatinya terasa berdesir, Pada waktu dekat ini di dalam Bu lim telah munculkan dirinya jago-jago berkepandaian tinggi dari angkatan muda, dia sendiri sekarang barulah merasa kan kalau dirinya sebenarnya telah terlalu tua untuk terjun kembali didalam dunia kangouw.

   Boen Ching tertawa tawar, kePada Lok Yang Hong ujarnya.

   "Kau memangnya mempunyai cara seperti ini, tetapi kau tidak mengetahui kalian hendak maju satu persatu apakah hendak maju bertiga sekaligus ?"

   Selesai berkata dia menggunakan sinar matanya yang sangat tajam itu menyapu ketiga orang tersebut.

   Suma Ie mengetahui kalau kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching sangat tinggi sekali, tetapi diapun dapat melihat bahwa ketiga orang itu seluruhnya merupakan jago-jago yang berkepandaian tinggi dari dalam Bulim, sama sekali tidak pernah menyangka kalau Boen Ching berani mengucapkan kata-kata untuk menantang satu melawan tiga.

   Segera dengan dingin ujarnya.

   Orang berbaju kuning itu biarlah aku yang menyelesaikannya.

   Pemuda berbaju putih tertawa tergelak, ujarnya.

   "Boen Ching, kau terlalu menyombongkan dirimu, cukup aku seorang saja yang menghadapi dirimu sudahlah cukup untuk memberes kan kau." ***.

   *** Sehabis berkata dia membuka jubah luarnya yang berwarna putih itu sehingga tampak kedua belas pedang pendeknya yang terselip dipinggang itu.

   Boen Ching tertrawa-tawar, dengtan perlahan-lahqan dia berjalanr kedepan.

   Pemuda barbaju putih itu tampak sikap dari Boen Ching seperti itu, bagaikan sama sekali tidak memandang sebelah matapun kePada dirinya dalam hatinya tampak terasa menjadi sangat gusar sekali, tubuhnya dengan cepat mundur kebelakang, Pada saat tangan kanannya digetarkan, kedua betas pedang pendek itu telah berubah menjadi suatu sinar melingkar yang sangat menyilaukan mata dengan sangat hebatnya menyerang kearah tubuh Boen Ching.

   Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, pedang Cing Hong Kiam ditangan kanannya dengan segera dicabut keluar dari dalam sarungnya, tubuhnya dengan cepat menerjang ketengah lingkaran sinar yang menyilaukan mata itu Pada saat pedang panjang mencukil kedepan, kedua belas pedang pendek itu telah berhasil dipukul mental seluruhnya.

   Pemuda barbaju putih itu menjadi sangat terkejut sekali, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau didalam sekejap mata saja Boen Ching telah berhasil memukul jatuh kedua belas pedang pendeknya itu, kesempurnaan tenaga dalamnya yang dimiliki oleh Boen Ching ditambah lagi dengan kehebatan didalam permainan silat sungguh tak pernah terpikirkan olehnya., Suma Ie yang tampak kepandaian silat yang dimiliki Boen Ching demikian tingginya, tanpa terasa lagi hatinya menjadi sangai girang sekali, dia tampak tengah menggunakan jurus pedang itu ternyata Boen Ching telah memasukkan pula inti sari dari Pada ilmu "Thay Thian Kioe Sih"

   Nya dia sama sekcali tidak berani menyangka kalau dengan usia yang masih demikian mudanya itu Boen Ching ternyata dapat memiliki kepandaian yang demikian sempurnanya, sungguh dapat ***.

   *** dibandingkan dengan seorang leluhur dalam pendirian sebuah partai besar.

   Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri ditengah kalangan.

   Pemuda berbaju putih itu dengan agak cemas bercampur malu memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu.

   Dengan gusar dia mendengus, sepasang tangannya digetarkan, kedua belas pedang pendeknya itu segera berubah menjadi dua belas buah sinar melingkar yang sangat menyilaukan mata, sekali lagi menyerang kearah Boen Ching.

   Boen Ching tertawa tawar, ujung pedang nya disabetkan kedepan, berturut turut dia memukul mental lima bilah pedang pendek itu, sisanya tujuh bilah pedang pendek itu dengan menggunakan ujungnya itu berturut-turut dia memukul hingga pedang tersebut terpencar keempat penjuru.

   Boen Ching sebanyak dua kali ini telah berhasil memukul pecah kedua belas pedang pendek dari pemuda berbaju putih itu, jurus-jurus serangan yang digunakan didalam penyerangan tersebut, ternyata tak seorang pun yang hadir didalam kalangan itu mengetahui apakah sebenarnya jurus pedang tersebut dan berasal dari mana.

   Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce yang tampak akan hal itu, dalam hatinya tanpa terasa menjadi sangat terkejut sekali.

   Sejak Boen Ching melihat Bwee Giok terjatuh kedalam jurang, dengan sangat gusar sekali dia melatih dan menyelidiki ilmu silatnya, dia membuat ilmu "Sie Liu Eng Hong"

   "Thay Thien Kioe Sih"

   Serta jurus-jurus Pedang lainnya yang digunakan dan dianggapnya lihay, itu dilebur menjadi satu dan diciptakan menjadi suatu rangkaian jurus yang baru, Pada saat ini dia mencoba menggunakan jurus tersebut dan ternyata mendapatkan hasil yang diluar dugaan, sudah tentu dalam hatinya merasa sangat girang sekali.

   ***.

   *** Tubuh pemuda berbaju putih itu dengan cepat berkelebat dan memungut kembali kedua belas pedang pendeknya itu, wajahnya Pada saat ini berubah menjadi putih kehijau- hijauan, dengan sangat gusar dia memandang kea rah diri Boen Ching.

   Dia hampir-hampir tidak mau percaya kalau orang yang berdiri dihadapannya Pada saat ini adalah Boen Ching adanya, kepandaian yang dimilikinya ternyata demikian lihaynya, jika dibandingkan Pada waktu bertemu muka itu sungguh sangat berbeda sekali, bahwa keanehan jurus serangannyapun dia belum pernah melihat nya.

   Lok yang Hong juga termangu-mangu berdiri mematung disana, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau kelihayan dari kepandaian yang dimiliki oleh Boen Ching ini ternyata telah mencapai Pada taraf yang demikbian sempurnanyad, kiranya diantaara ketiga oranbg itu tak ada orang lain lagi yang dapat berhasil melawan diri Boen Ching..

   Dia termenung berpikir keras, untuk sesaat tak dapat mengucapkan sepatah katapun juga.

   Dengan dingin ujarnya kePada Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce.

   "Aku lihat lebih baik kalian bertiga maju berbareng saja."

   Sinar mata dari Liauw Cing Ce bergerak dengan tajamnya, dia memandang sekejap ke arah pemuda berbaju putih itu, terdengar pemuda berbaju putih itu sambil tertawa telah berkata. Lok Yang hong, lebih baik kita cepat pergi saja !"

   Lok Yang Hong dengan dingin mendengus, diapun ingin pergi dari tempat itu, tetapi Suma Ie dengan sangat angkernya berdiri di samping sedang memandang kearahnya dengan tajam, sudah tentu tidak mungkin dia akan ***.

   *** membiarkan dirinya dengan sangat mudah meninggalkan tempat tersebut.

   Terdengar Suma Ie dengan dingin ujarnya.

   "Kalian bertiga lebih baik tinggal disini saja, menanti setelah suhu kalian datang barulah berbicara lagi''.

   Perkataan tersebut baru saja selesai diucapkan, terdengar suara tertawa kalap yang sangat nyaring sekali berkumandang datang, tampak sebuah bayangan manusia dengan sangat cepat sekali berkelebat mendatang.

   Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang kearah orang itu yang ternyata tak lain dan tak bukan adalah Goei Lam Yu adanya.

   Goei Lam Yu begitu melayangkan tubuhnya ketengah kalangan, dia memandang sekejap kearah Ciee Khek Loojien, kemudian ujarnya "Aku dengar orang ini adalah Ciee Khek Loojien, apakah benar ?"

   Sambil berkata dia mendongakkan kepalanya menyapu sekejap kearah lima orang yang berada ditengah kalangan tersebut. Suma Ie dengan dingin tertawa panjang ujarnya.

   "Bertambah lagi dengan seorang pemuda !"

   Goei Lam Yu mengerutkan alisnya, sahutnya.

   "Kiranya Thian San Sin Eng, Subma Ie juga berdada disini, sunagguh tak kusangbka ternyata demikian banyaknya jago berkepandaian tinggi yang berkumpul ditempat ini."

   Lok Yang Hong begitu tampak munculnya menjadi sangat girang sekali, dia pernah mendengar bahwa setelah dia berhasil mendapat kan kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh, tenaga dalam yang dimilikinya telah mendapatkan kemajuan ***.

   *** yang sangat pesat sekali, apabila menggunakan dirinya untuk menghadapi diri Boen Ching agaknya juga tak ada persoalan apa-apa.

   Terdengar Goei Lam Yu telah melanjutkan ucapannya.

   "Barulah ini aku dengar bahwa didalam dunia Pada saat ini ada dua orang yang paham akan ilmu tenaga khiekang 'Chiet Kong Kang Khie' yang satu adalah Boen Ching sedang yang lain adalah dia, dia telah memegang rahasia dari Pada mayat Thiat San Ciet Kiam, sedang ketujuh buah telapak tangan yang terdapat Pada ketujuh buah jenazah itu pun tak ada perbedaannya dengan ketujuh telapak tangannya yang terdapat Pada tujuh buah hioloo kuno itu, ini hari dapat bertemu dia, sungguh sangat girang sekali !"

   Sehahis berkata dia berjalan mendekati Chiee Khek Loojien, dan mengulurkan tangannya bersiap untuk membebaskannya dari sebuah totokan.

   Dengan nada yang sangat berat sekali bentak Boen Ching.

   "Berhenti !'.

   Goei Lam Yu tertawa dingin, dia meneruskan gerakannya menjongkok dan membebaskan jalan darah yang tertotok dari orang tua berbaju ungu tersebut.

   Boen Ching dengan dingin mendengus, lima jari dari tangan kanannya bagaikan kilat cepatnya telah mencengkeram kebelakang leher dari Pada Goei Lam Yu.

   "Sreeet !"

   Pedang Ciea Hong Kiamnya telah dilepaskan dari dalam sarungnya, dari tangan kanannya beralih ke tangan kirinya menusuk ke iga Boen Ching.

   Sinar pedang berkelebat memenuhi angkasa, terdengar suara yang sangat nyaring sekali, segera terlihat tubuh dari kedua orang itu terpisah.

   ***.

   *** Wajah dari Goei Lam Yu berubah menjadi pucat pasi, tampak tangan kanannya telah mencekal diri Chiee Khek Loojien.

   Sedang, wajah dari Boen Ching berubah menjadi sangat serius sekali, lima jari dari tangan kanannya telah rmerebut pedang tCie Hong Kiam dqitangan Goei Larm Yu, lima jari nya dengan sangat kencang sekali mencekal Pada tubuh pedang Cie Hong Kiam tersebut, wajahnya sedikitpun tak menampilkan perasaan apa-apa.

   Kedua orang itu merupakan jago-jago yang berkepandaian tinggi dalam kalangan tersebut, satu kali serangan ini, dalam hati masing-masing telah mempunyai perhi-tungan yang masak, sekalipun Goei Lam Yu telah berhasil merebut Ciee Khek Loojien tersebut, tetapi pedangnya yang digunakan untuk melancarkan serangan kearah Boen Ching sebaliknya telah berhasil direbut, didalam hal yang sesungguhnya dia telah kalah satu tingkat, dan terkalahkan dari tangan Boen Ching.

   SEBENARNYA didalam hatinya dia menganggap bahwa jurus serangannya kali ini pastilah akan berhasil menolong orang serta melukai pihak musuh, tetapi ternyata akhirnya dirinya mengalami kerugian yang demikian besarnya, tanpa terasa dalam hatinya merasa sangat terkejut sekali.

   Goei Lam Yu dengan perlahan-lahan menepuk keatas jalan darah Ciee Khek Loojien untuk melepaskannya dari totokan.

   Boen Ching dengan tenang berdiri tegak beberapa saat lamanya, dia tertawa tawar, tangannya diayunkan mengembalikap pedang Cie Hong Kiam tersebut kearah Goei Lam Yu.

   Goei Lam Yu dengan cepat menyambut pedang Cie Hong Kiamnya itu, sekalipun didalam hatinya merasa sangat beruntung karena Boen Ching mau mengembalikan pedangnya itu, tetapi dengan perbuatan secara demikian ***.

   *** dimana Boen Ching melemparkan pedangnya kearah dirinya, terhadap dirinya sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang sangat memalukan sekali.

   Wajahnya segera berubah dengan hebat nya, dengan dingin ujarnya kePada diri Boen Ching.

   "Perpisahan selama beberapa hari saja, ternyata kepandaian silat yang kau miliki telah mendapatkan kemajuan yang demikian pesatnya, sungguh sukar sekali untuk menduganya"

   Lok Yang Hong berdiri disamping, hatinya menjadi sangat girang sekali, apabila BoenChing serta Goei Lam Yu meneruskan pertempurannya.

   dirinya bukankah hanya merapakan nelayan yang tinggal memungut hasilnya sambil duduk?? Boen Ching menyapu sekejap kearah Lok Yang Hong sekalian, dengan dingin ujarnya kePada diri Goei Lam Yu.

   "Kiranya jurus-juris pedang yang terdaphat didalam kitab rahasia Hay Thian Kiam Boh tersebut hanyalah demikian saja."

   Sebenarnya didalam hati Goei Lam Yu menganggap bahwa kepandaian yang dimilikinya Pada saat ini telah mencapai taraf kesempurnaan sehingga semua orang yang hadir dalam kalangan ini tak seorang pun yang dapat melawan dirinya, tetapi sunggguh tak disangka olehnya kalau kepandaian yang dimilikinya oleh Boen-Ching ternyata jauh lebih tinggi satu tingkat dari kepandaian yang dimiliki dirinya.

   Pada saat ini mau tak mau dia harus menaruh rasa jeri terhadap diri Boen Ching, dia miringkan tubuhnya memandang sekejap diri Lok Yang Hong, kemudian ujarnya.

   "Apakah kau datang kemari dikarenakan kitab rahasia "Hay Thian Kiam Boh"

   Yang terdapat dalam tubuhku?" .

   Lok Yang Hong tertawa terbahak-bahak, ujarnya.

   ***.

   *** "Perkataan yang kau ucapkan sedikitpun tidak salah, tetapi Pada saat ini lebih baik kita jangan mengungkat urusan ini terlebih dahulu, kau bereskan dahulu urusan diantara kau dengan diri Boen Ching, baru lah kita ber bicara lagi ."

   Goei Lam Yu tertawa besar, ujarnya kePada diri Lok Yang Hong.

   "Sudah kita bereskan, lalu bagaimana dengan kita ?"

   Lok Yang Hong tampak Ciee Khek Loojien itu sedang melemaskan otot-ototnya dia menarik napas panjang, Goei Lam Yu telah mendapatkan kitab rahasia "Hay Thian Kiamboh"

   Dan telah memahaminya, sedang Boen Ching pun telah memahami ilmu tenaga khie kang "Chiet Kong Kang Khie"

   Dari ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu tersebut, dalam hal ini saja dirinya tiga orang sudah sangat jelas sekali berada dibawah angin.

   Dia tertawa dingin, ujarnya lagi.

   "Benarkah ? kau kira telah beres, tetapi aku kira tak akan beres seperti apa yang kau duga .

   Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang kearah kedua orang itu, dengan sangat tawar sekali ujarnya kemudian.

   "Kalian lima orang mengapa tidbak mau bekerja dsama untuk membaereskan diriku bterlebih dahulu barulah berbicara lagi ?"

   Sehabis berkata dengan sinar mata yang sangat mengejek dan memandang rendah menyapu sekejap kearah kelima orang itu.

   Dalam hati kelima orang itu bersama-sama menjadi sangat terperanjat, Suma Ie pun merasa sangat diluar dugaan.

   Perkataan dari diri Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong apabila tidak mencapai persesuaian bukannya Pada saat itu membuat dirinya menjadi nelayan untung yang sadang menanti hasilnya ***.

   *** saja, tetapi ternyata Boen Ching telah mengeluar kan kata- kata seperti itu.

   Dalam hati diam-diam dia menyalahkan diri Boen Ching, sekalipun kepandaian yang dimilikinya boleh dikata tidak rendah, tetapi jika dilihat dari pandangannya tak mungkin dia akan berhasil menahan serangan gabungan dari lima orang sekaligus, sekalipun dia misalnya dapat satu melawan lima orang, juga tak dapat demikian sombongnya dan tak memandang sebelah matapun kePada pihak lawannya.

   Tetapi dia tidak tahu pikiran Boen Ching Pada saat ini, Boen Ching telah tak dapat menahan perasaan dalam hatinya yarg sangat ingin sekali bergebrak dengan orang lain, di tambah lagi dengan golakan yang sangat hebat didalam hatinya, begitu dia turun tangan, mau tak mau dia menjadi pusat perhatian orang dari Pada nanti lebih baik sekarang juga membuka mulut.

   Goei Lam Yu menoleh memandang ke arah Boen Ching dan tertawa dingin, ujarnya.

   "Perkataanmu sungguh sangat besar sekali, ternyata mau satu melawan lima orang, aku Goei Lam Yu selamanya belum pernah bertemu dengan seorang sombong yang seperti dirimu ini .' Boen Ching hanya tertawa dingin tak henti-hentinya, sepatah katapun tak diucap kan keluar.

   Dalam hati Lok Yang hong menjadi sangat girang sekali, karena inilah merupakan hal yang diharap-harapkan, dia berdiri disamping dan ujarnya.

   "Sifat serta tindak tanduk dari Thian Jan Shu waktu itu telah didapatkan keseluruhannya oleh Boen Ching, Pada saat ini ke tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu itu bukan saja telah meninggalkan ilmu tenaga khiekang 'Chiet Kong Kang Khie' bahkan telah meninggalkan pula sifat sombong serta ingin menang dari Thian Jan Shu waktu itu." ***.

   *** Goei Lam Yu dengan dingin memandang ke arah diri Boen Ching, dia juga tidak jelas Pada saat ini Boen Ching sedang memikirkan tentang apa, dia mbenjadi ragu-ragdu, Boen Ching aapakah sungguh-sbungguh demikian bodohnya ?"

   Dia menolehkan kepalanya, kePada Ciee Khek Loojien ujarnya.

   "Jenazah dari Thian San Ciet Kiam apakah juga berada ditempat itu ?"

   Ciee Khek Loojien menganggukan kepala nya, ujarnya.

   "Kongcu apakah hendak ikut aku pergi ke sana ?' Goei Lam Yu tidak percaya kalau Boen Ching sungguh- sungguh mempunyai niat untuk satu melawan orang, ia mengangguk kan kepalanya dan siap hendak mengikuti Ciee Khek Loojien pergi.

   Mendadak terdengar Thian San Sin Eng Suma Ie dengan gusar membentak.

   "Tahan ! Dengan demikian saja apakah kau hendak pergi ?"

   Goei Lam Yu dengan dingin tertawa panjang, ujarnya kearah Ciee Khek Loojien.

   "Mari kita pergi!"

   Suma Ie mempunyai maksud untuk mencegah, terdengar Boen Ching telah berkata.

   "Suma cianpwee bukankah juga hendak mendapatkan kembali jenazah dariPada Thian San Chiet Kiam? Kita mengapa tidak melepaskan mereka untuk pergi !"

   Suma Ie yang tampak Ciee Khek Loojien telah dirampas oleh diri Lam Yu Kongcu, di dalam hatinya sudah merasa sangat tidak senang, kini mendengar Hoen Ching berkata demikian, dalam hatinya bertambah gusar dengan sangat gusar sekali ujarnya.

   ***.

   *** "Kau pergilah membawa kembali jenazah dari Thian San Chiet Kiam."

   Sambil berkata dia mendengus dengan gusarnya, ujarnya lagi.

   "Aku tidak mempunyai kepandaian semacam itu !"

   Sehabis berkata dia membalikkan tubuh nya tanpa mengucapkan kata-kata lagi berjalan pergi.

   Terpikir olehnya bahwa kiranya Boen Ching adalah seorang yang sangat sombong sekali, dirinya mengapa harus mengawani dirinya, bukankah biar dia seorang diri pergi untuk merasakan penderitaan.

   Boen Ching memandang kearah Thian San Sin Eng, Suma to yang meninggalkan tempat itu pergi, dia tahu dirinya telah melukai hati Suma Ie, tetapi urusan telah merubah menjadi demikian, diapun tak dapat berbuat apa-apa lagi.

   Ketika dia mendrongakkan kepalatnya lagi, tampaqk Goei Lam Yu trelah berjalan sangat jauh sekali, sedang Lok Yang Hong, pemuda berbaju putih itu serta Liauw Cing Ce sedang lari mengejar kearahnya.

   Boen Ching termenung berpikir keras beberapa saat lamanya, kemudian dengan cepat dia naik keatas punggung kudanya, dan lari mengejar kearah lima orang itu.

   Kelima orang itu dengan sangat cepat sekali berlarian didepan.

   Sedang Boen Ching dengan seorang diri menunggang kuda mengejar dari belakangnya, keenam orang itu dengan sangat cepat sekali melanjutkan perjalanannya ditengah pasir yang mengu-ning, di dalam sekejap mata saja telah berjalan sejauh lima puluh li.

   Didepan matanya tampak telah muncul suatu bukit.

   Kelima orang itu dengan cepat masuk kedalam bukit tersebut dengan melalui sebuah gua, Boen Ching dengan cepat turun dari kudanya dan mengikuti lainnya masuk ke dalam gua tersebut.

   ***.

   *** Begitu dia masuk kedalam gua tersebut, tampak kelima orang itu dengan tak mengucap kan sepatah katapun juga berdiri didalam gua tersebut, didalam gua itu tak tampak apa-apa, tanpa terasa dia menjadi tertegun, apakah boleh dikata kelima orang itu ditengah jalan telah bersepakat untuk bekerja sama untuk menghadapi dirinya?-? Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan perlahan-lahan dia mencabut keluar pedang Cie Hong Kiamnya, dan ujarnya kearah Boen Ching.

   "Kau sungguh-sungguh seorang diri datang kemari, aku kira kau terlalu sombong sedikit."

   Boen Ching dengan langkah yang sangat perlahan sekali berjalan masuk ke dalam gua itu"

   Sedikitpun dia tidak menampil kan perasaan jerinya, dia hanya tertawa tawar ujarnya kePada Goei Lam Yu.

   Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Aku masih mempunyai urusan yang sangat banyak sekali yang hendak diberes kan dengan dirimu ."

   Tampak tangan kanan dari pemuda berbaju putih itu ditarik, jubah panjangnya, yang berwarna putih itu telah dilepas, sehingga terlihat kedua belas pedang pendeknya.

   "Pada saat aku mengejar dirimu itu, kau apakah telah membunuh mati cucu dari Kioe Thian Ie- Siu ? ?"

   Dari sepasang mata Goei Lam Yu memancarkan sinar yang sangat tajam sekali, sambil tertawa besar ujarnya.

   "Kau sambutlah terlebih dahulu serangan ku lni ."

   Sehabis berkata pedang Cing Hong Kiamnya digerakkan, Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu, sinar yang berwarna merah memancar keluar dan menyerang tubuh Boen Ching.

   Boen Ching dengan dingin tertawa panjang, sinar berwarna hijau ke merah-merahan segera memancarkan keluar memenuhi angkasa, tampak berpuluh-puluh sinar pedang ***.

   *** yang menyilaukan mata mengelilingi seluruh kalangan, dua sinar pedang yang berwarna hijau serta merah dengan cepat berbentur satu dengan lainnya sehingga terdengar suara yang sangat nyaring sekali, tubuh Boen Ching terlihat mundur ke belakang tetapi dengan cepat dapat berdiri tegak kembali, sedang Goei Lam Yu.

   ternyata berhasil dibuat terpental hingga satu kaki lebih jauhnya oleh serangan Boen Ching ini.

   Sisanya empat orang dalam hatinya menjadi tergetar, Boen Ching ternyata berhasil membuat jurus dari "Thay Thien Kioe Sih"

   Di salurkan kedalam jurus pedangnya, sehingga dengan sangan ringan sekali berhasil membuat tubuh Goei Lam Yu beserta pedangnya terlempar demikian jauhnya tanpa terasa lagi hati mereka menjadi berdesir.

   Tak menanti berbicara lebih banyak lagi, pemuda berbaju putih itu dengan diri Goei Lam Yu sekali lagi bekerja sama melancarkan serangannya, Boen Ching dengan sangat nyaring bersuit panjang, terlihat segulung sinar keperak-perakan yang sangat menyilaukan mata memenuhi sekeliling tempat tersebut.

   Boen Ching dengan menggunakan tangan kosong ternyata telah menyambut datangnya serangan gabungan tersebut.

   Dalam gua itu segera terdengar saara benturan yang sangat dahsyat sekali, membuat dinding disekitar tempat itu ber goyang tak hentinya.

   Pada saat sinar ke perak-perakan tersebut melayang, tubuh dari ketiga orang itu berpisah kembali, Pada tangan pemuda berbaju putih itu hanya tinggal mencekal dua batang pedang pendeknya saja, sedang sisanya sepuluh batang ternyata telah terpaku diatas dinding gua tersebut.

   Air muka dari Goei Lam Yu pun berubah menjadi pucat pasi, kedua orang itu dengan sinar mata yang sangat dingin bercampur gusar memandang kearah Boen Ching.

   ***.

   *** Boen Ching sendiripun merasakan dalam hatinya merasa sesak napasnya, untuk pertama kalinya dia mencoba menggunakan tenaga getaran dengan hawa khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Untuk menggerakkan kedua belah bilah pedang pendek, sekalipun hasil getaran tersebut mencapai hasilnya tetapi sama sekali tak pernah dia duga kalau dirinyapun akan merasakan getaran yang demikian hebatnya.

   Dia menarik napas panjang-panjang dengan sinar mata yang sangat dingin sekali memandang sekejap ke arah kelima orang itu.

   Pemuda berbaju putih itu tak enak untuk sekali lagi melancarkan tubuhnya untuk mencabut pedang-pedang yang terpaku dengan kencangnya diatas dinding gua tersebut, dengan sinar mata yang sangat gusar sekali dia memandang kearah Boen Ching, sedang dalam hatinya dengan perlahan sebutnya.

   "Chiet Kong Kang Khie --! Chiet Kong Kang Khie --- --!"

   Seluruh partai dan perguruan yang terdapat didalam dunia ini semuanya memiliki ilmu tenaga khiekangnya masing- masing, tetapi yang dapat menggetarkan pihak musuh sehingga bisa melukai pihak musuh kiranya hanyalah ilmu tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Saja, dipandang dari keadaan sekarang ini, kelihatannya sikap yang congkak dari Boen Ching terhadap kelima orang itu juga beralasan.

   Ciee Khek Loojien memandang sekejap ke arah Boen Ching, didalam hatinya Pada saat ini telah timbul rasa jerinya dengan keras ujarnya.

   "Jenazah dari Thian San Chiet Kiam Pada saat ini berada ditempat kediamanku, sedang jaraknya dari tempat ini kurang lebih tiga puluh li lagi, dan terdapat warna ungu sebagai tanda, kalian berlima apabila ada orang silahkan untuk pergi sendiri, siapa yang mendapatkannya terlebih dahulu dialah yang berhak mendapatkan benda tersebut !" ***.

   *** Wajah dari Goei Lam Yu berubah dengan hebatnya, denigan tenang dia berdiri ditempat asal, sepatah katapun tak diucap kan keluar.

   Boen Ching menyapu sekejap kearah orang-orang yang berada dalam gua tersebut, diapun tak mengucapkan sepatah katapun juga, dia tak tahu dirinya harus berbuat bagaimana, tetapi masih tidak mengetahui dia harus berbuat bagaimana untuk melakukan pekerjaan tersebut.

   xxdwxx MENANG kalah tak dapat ditentukan, Boen Ching dengan tenang berdiri tanpa mengucapkan sepatah katapun, Pada saat ini dia berdiri didekat pintu keluar, dia tidak berani bergerak, yang lain pun tak ada yang berani untuk berebut keluar dari gua tersebut terlebih dahulu.

   Tetapi diantara itu, Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta pemuda berbaju putih siapa pun ingin sekali untuk keluar setindak terlebih dahulu, pemuda berbaju putih itu tampak Boen Ching berbuat demikian, didalam hatinya merasa sangat girang sekali tubuhnya segera melayang menubruk kearah sepuluh bilah pedang pendeknya yang terteta Pada dinding gua tersebut.

   Boen Ching tidak pergi, hal ini malahan memberikan kesempatan baginya untuk mencabut kembali pedang pendeknya yang menancap diatas dinding gua tersebut, apabila Boen Ching tidak memberikan kesempatan baginya untuk mencabut kemba-li pedang pendeknya dan terus lari keluar.

   Tetapi begitu dia melayangkan tubuhnya, pikiran Boen Ching menjadi bergerak, tubuh nyapun ikut melayang keatas mendesak ke arah pemuda berbaju putih itu.

   ***.

   *** Goei Lam Yu begitu tampak Boen Ching melayangkan tubuhnya keatas, dengan cepat dia berkelebat keluar dari dalam gua dan lari kearah utara dengan cepatnya.

   Lok Yang Hong tak mau kalah, dengan cepatnya diapun ikut mengejar dari belakang tubuhnya Liauw Cing Ce dengan perlahan membentak, pedang panjangnya dicabut keluar dari dalam sarungnya, dan menyerang kearah tubuh Boen Ching.

   Tubuh Boen Ching ditengah udara berputar setengah lingkaran, kemudian melayang turun keluar dari dalam gua itu.

   Pemuda berbaju putih itu setelah mencabut pedang pendeknya dari atas dinding, dengan cepat dia melayangkan tubuhnya keluar dari dalam gua dan mengejar ke arah dimana Goei Lam Yu serta Lok Yang Hong pergi.

   Liauw Cing Ce menjadi tertegun, tampak ternyata Boen Ching tak mempunyai niat untuk pergi mengejar, diapun dengan cepat mengikuti dibelakang tubuhnya dan melayang ke luar dari dalam gua untuk mengejar kawan-kawan lainnya.

   Ciee Khek Loojien menarik napas panjang-panjang diapun menanti Boen Ching keluar dari dalam gua.

   Tetapi mendadak tubuh Boen Ching membalik kePada Ciee Khek Lojien, dia tertawa dingin, ujarnya.

   "Kau orang ini dosamu sungguh sangat besar sekali, ternyata terhadap urusan nyawa dari manusiapun tak menganggapnya sebagai suatu urusan, dan mengambil keluar jenazah dari Thian San Chiet Kiam untuk melatih ilmu silat, coba kau bilang patut diampuni tidak ?"

   Ciee Khek Loojien tertegun, dia mengira Boen Ching tentunya juga akan pergi ikut merebut jenazah dari Thian San Chiet Kiam tersebut, kalau memangnya Boen Ching pribadi tidak menginginkan, diapun tidak mungkin akan membiarkan Goei Lam Yu sekalian untuk mendapatkannya, apa lagi dia ***.

   *** memerlukannya untuk merebut kembali dan diserahkan kePada diri Thian San Sin Eng.

   Tidak menanti dia berpikir lebih panjang lagi, Boen Ching telah tertawa tawar, ujarnya.

   "Aku tak mempunyai waktu lagi, terpaksa aku hanya dapat memunahkan seluruh kepandaian silatmu saja !"

   Sehabis berkata dia tersenyum lagi.

   Dalam hati Ciee Khek Lojien menjadi tergetar, selama hidup dia menggantungkan hidupnya dengan kepandaian silat yang dia miliki itu, sehingga dia mau menempuh bahaya untuk mencuri jenazah dari Thian San Chiet Kiam, setelah dengan tak mudah melatih kepandaian silat tersebut, mana dapat di punahkan oleh Boen Ching dengan demikian mudahnya.

   Dengan sangat dingin sekali ia memandang kearah Boen Ching, sedang pedang panjangnya dengan perlahan-lahan dicabut keluar, dalam hatinya dia telah mengambil keputusan untuk mengadakan perlawanan yang terakhir kalinya.

   Boen Ching dengan dingin mendengus, pedang Cing Hong Kiamnya bagaikan kilat cepatnya telah dicabut keluar dari dalam sarung nya, didalam sekejap mata saja dia telah ber turut-turut melancarkan tiga kali serangan gencar.

   Ciee Khek Loojien dengan cepat menarik napas panjang- panjang, dan mengangkat pedangnya menyambut serangan tersebut.

   Tetapi mana bisa dia berbuat sesuatu terhadap diri Boen Ching, tenaga dalam yang dimiliki Boen Ching Pada saat ini telah mencapai Pada taraf kesempurnaan yang sukar dijajaki oleh orang lain, sedang rahasia tenaga khiekang "Chiet Kong Kang Khie"

   Pun telah dipahami hampir sebagian besar, tiga kali serangannya ini sekalipun dilakukan dengan sangat cepat dan ringan sekali, tetapi setiap serangan tersebut telah ***.

   *** mengandung tenaga dalam yang sangat dahsyat sekali, dan tak mungkin dapat disambut dengan sangat ringan sekali.

   Ciee Khek Loojien sekalipun telah mengganakan seluruh tenaga yang dimikinya untuk menyambut serangan tersebut, tetapi Pada serangan yang ketiga, pedang panjangnya telah dapat dipatahkan menjadi dua bagian oleh pedang Cing Hong Kiam ditangan Boen Ching.

   Dengan ter huyung-huyung dia mundur beberapa langkah kebelakang.

   Boen Ching dengan sangat dingin sekali memandang ke arah Ciee Khek Loojien, dia tak tahu kalau Goei Lam Yu sampai berhasil memboyong pergi jenazah dari Thian San Chiet Kiam, diantara keempat orang itu tak mungkin dapat menghindarkan diri dari perebutan.

   Sepasang mata Ciee Khek Loojien dengan terpesona memandang kearah Boen Ching, dalam hatinya Pada saat ini penuh diliputi dengan kegusaran yang memuncak, pernuda dihadapannya ini tak lebih baru berusia dua puluh tahunan, kini ternyata dengan mence-kal pedang panjang yang tajam sedang menakuti dirinya, sepasang matanya bergerak tak henti-hentinya, diam-diam dalam hatinya mengambil keputusan, apabila Boen Ching sekali lagi bertindak, dia akan menggunakan seluruh tenaga yang dimiliki nya untuk mengadu jiwa.

   Boen Ching dengan sangat dingibn sekali memanddang kearahnya, asedang kakinya bbergerak maju setindak lagi kearah depan.

   Ciee Khek Loojien memandang pedang Cing Hong Kiam ditangan Boen Ching itu, Pada saat ini dalam hatinya benar- benar merasa jeri, pikirannya menjadi tergerak, dia masih mempunyai cara untuk mengundurkan dirinya kebelakang.

   ***.

   *** Berbuat secara demikian sekalipun tidak baik untuk dipandang, tetapi hal itu jauh lebih baik lagi dari Pada harus menjadi seorang yang cacad.

   Dengan cemas ujarnya kePada Boen Chirig.

   "Tahan ! .' Boen Ching dengan menghentikan langkah kakinya, dengan tanpa mengucapkan sepatah katapun memandang ke arah Ciee Khek Loojien. Ciee Khek Loojien yang melihat sinar mata dari Boen Ching yang demikian tajamnya itu, tanpa terasa lagi dalam hatinya menjadi berdesir. Keringat dingin mengucur keluar membasahi dahinya, dia menarik papas panjang-panjang sehingga rasa mangkel dalam hatinya agak berkurang sambil mengedip-ngedipkan matanya, ujarnya lagi kePada Boen Ching.

   "Kau lepaskan diriku, aku mempunyai suatu urusan yang hendak kusampaikan kePada dirimu !"

   Dengan dingin ujar Boen Ching.

   "Kau mempunyai urusan apa, silahkan bicara saja !"

   Ciee Khek Loojien tertawa besar, sahutnya.

   "Urusan ini kau pastilah ingin mengetahuinya, setelah mengetahuipun juga mempunyai kegunaan bagi dirimu, tetapi kau harus menyanggupi untuk melepaskan diriku !"

   Dengan tawar ujar Boen Ching.

   "Maksudmu setelah aku mengetahui akan urusan ini mempunyai kegunaan bagi diriku, tetapi apabila tidak mengetahuinya juga tidak ada halangannya bukan?"

   Sehabis berkata dia tertawa dingin lagi. Ujar Ciee Khek Loojien lagi. ***. *** "Apabila kau tidak mengetahui, kemungkinan sekali mempunyai bahaya terhadap nyawamu."

   Boen Ching mana mau kau mempercayai segala perkataan yang diucapkan oleh Ciee-Khek Loojien itu, sambil tertawa dibngin dia maju ldagi satu tindaka kedepan.

   Dengabn keras teriak Ciee Khek Loojien.

   "Apabila kau tak ingin mendengar, kau tak mungkin akan mendapatkan jenazah dari Than San Chiet Kiam !"

   Boen Ching segera menghentikan langkah kakinya, dengan dingin ujarnya lagi.

   "Kiranya demikian adanya, kalau begitu apa yang kau ucapkan tadi sudah tentu perkataan yang membohongi diri orang lain."

   Ciee Khek Loojien tertawa licik, sahutnya.

   "Benar ! apabila kau menyanggupi untuk melepaskan diriku, maka aku akan memberitahukan tempat sesungguhnya dari ketujuh buah jenazah dari Thian San Chiet Kiam tersebut kePada dirimu .' Boen Ching mengerutkan alisnya, dia sama sekali tidak menginginkan untuk melepaskan Ciee Khek Loojien ini, tetapi diapun tak mungkin untuk tidak mengetahui tempat sesungguhnya dari jenazah Thian San Chiet Kiam tersebut.

   Dia menghembuskan uapasnya, sambil tertawa ujarnya.

   "Kau bicaralah, setelah kau mengucapkan kata-kata tersebut aku Pada kemudian hari pastilah akan melepaskan dirimu !"

   Ciee Khek Loojien memancarkan sinar mata yang sangat tajam, ujarnya.

   ***.

   *** "Bukan saja kau harus melepaskan diriku, bahkan haruslah tak dapat melukai diriku sedikitpun juga, dan tak boleh memunahkan ilmnu silatku, apalagi untuk membunuh diriku".

   Boen Ching termenung berpikir keras, sejenak kemudian dengan tawar dia menganggukkan kepalanya, sahutnya.

   "Boleh ! Aku menyanggupi seluruhnya".

   Ciee Khek Loojien sama sekali tidak pernah menyangka kalau Boen Ching dapat menyanggupi dengan demikian saja, dia sebalik nya malah sedikit merasa tidak percaya, dengan perasaan yang ragu-raga dia memandang kearah Boen Ching, ujarnya.

   "Sungguhkah?' Boen Ching segera menyahut.

   "Sudah tentu sungguh-sungguh, bagai mana aku dapat menipu dirimu ?"

   Ciee Khek Loojiren tertawa, ujatrnya lagi.

   "Jenqazah dari Thianr San Chiet Kiam aku sembunyikan dibawah pohon besar, pohon tersebut terletak didepan rumahku, kau pergilah kesana tentunya akan mendapatkan nya."

   Boen Ching tertawa ujarnya.

   "Demikian sangat bagus sekaii, kau mengantarkan aku kesana, setelah aku melihat benar-benar terdapat benda- benda tersebut sudah tentu aku akan melepaskan dirimu !"

   Wajah dari Ciee Khek Loojien berubah dengan hebatnya, ujarnya.

   "Kau tidak menepati janji !"

   Sambil tertawa sahut Boen Ching.

   "Bagaimana aku tidak menepati janji?? Pertama kali tadi kau dengan kata-kata yang bohong menipu orang lain, kali ini ***.

   *** sudah tentu juga tak dapat dipastikan kata-kata yang benar, bagaimana aku dapat mempercayai dirimu ???"

   Ciee Khek Loojien tahu bahwa apabila dirinya ikut pergi, Boen Ching mungkin dapat melepaskan dirinya, tetapi Goei Lam Yu sekalian apakah dapat melepaskan dirinya ???? Wajahnya berubah dengan hebatnya, dia menarik napas panjang-panjang, baru saja bersiap hendak mengangkat bicara, tubuh Boen Ching telah mendesak dekat kearah tubuh nya.

   Berturut-turut dia melancarkan tujuh kali serangan mengancam diri Boen Ching, tampak hal ini Boen Ching tertawa nyaring ujarnya.

   "Sungguh sayang kau telah salah menggu-nakannya, seharusnya demikianlah !"

   Perkataannya baru saja masuk kedalam telinganya, terasa suatu tekanan hawa murni yang sangat dahsyat sekali menekan keatas tubuhnya, otaknya menjadi terasa sangat berat sekali, dan dengan segera dia jatuh tak sadarkan diri roboh keatas tanah.

   Boen Ching sambil mengempit tubuh Ciee Khek Loojien, tersebut, saat ini pemuda berbaju putih itu, Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta Liauw Cing Ce berdiri tegak didepan rumah kayu tersebut.

   Boen Ching segera meletakkan tubuh Ciee Khek Loojien keatas tanah, tak seberapa waktu lagi tampak dia dengan perlahan- lahan sadar dari pingsannya.

   Goei Lam Yu tertawa dingin ujarnya.

   "Ternyata Boen-heng sangat cerdik sekali, dan tak sampai tertipu oleh dirinya !"

   Boen Ching tertawa tawar, dia berjalan menuju kearah pohon besar tersebut.

   ***.

   *** Ketika itu Ciee Khek Loojien dengan per lahan bangkit dan duduk diatas tanah.

   Tampak Boen Ching berjalan menuju kearah pohon besar tersebut, dengan cemas ujarnya.

   "Jenazah dari Thian San Ciet Kiam aku sembunyikan didalam pohon besar tersebut!"

   Pikiran Goei Lam Yu segera tergerak, tubuhnya segera berkelebat mengejar kearah Boen Ching, dengan keras teriaknya.

   "Boen heng tahan ! Urusan ini bagaimana dapat didapatkan oleh Boen-heng seorang !"

   Sambil berkata telapak tangan kanannya dengan cepat menepak keafah punggung Boen Ching.

   Dengan cepat Boen Ching menggerakkar tubuhnya berputar dan berdiri dibelakang pohon besar itu.

   Pemuda berbaju putih serta Lok Yang Hong pun tak mau ketinggalan, satu dari kiri dan yang lain dari sebelah kanan dengan cepat melayangkan tubuhnya menggencet diri Boen Ching ditengah, ketiga orang itu dengan sinar mata yang sangat gusar sekali memandang ke arah diri Boen Ching.

   Liauw Ching Ce dengan tenang berdiri disamping, melihat hal itu pemuda berbaju putih tersebut, dengan keras teriaknya.

   "Sumoay, kau bunuh tua bangkotan itu terlebih dulu, baru kita berbicara lagi.'' Boen Ching tertawa tawar, dia tak mengucapkan sepatah katapun.

   Ciee Khek Loojien menjadi sangat cemas sekali, ujarnya.

   ***.

   *** "Boen Ching adalah bencana yang paling bahaya diantara kalian, mengapa kalian tidak membereskan dirinya terlebih dulu, baru kemudian menghadapi diriku?"

   Liauw Cing Ce merasa sangat tidak puas sekali terhadap diri Ciee Khek Loojien tersebut, segera dia mencabut keluar pedangnya dan mendesak kearah orang tua berbaju ungu itu.

   Ciee Khek Loojien dengan tajam memandang kearah Liauw Cing Ce, Pada saat pedang panjangnya telah putus menjadib dua bagian, seddang dalam hatianyapun dia sadabr bahwa dirinya bukanlah lawan dari anak murid Mie Cong Bun ini, satu-satunya jalan bagi dirinya hanyalah dengan keras melawan keras ! Pada saat ini pedang panjang dari Liauw Cing Ce telah siap untuk dilancarkan ke depan Ciee Khek Loojien dengan termenung memandang kearah Liauw Cing Ce, dari sinar matanya tampak memancarkan perasaan yang putus asa, tetapi dengan cepat pula sinar matanya tersebut beralih memandang kearah Boen Ching dengan tajamnya.

   Dalam hatinya secara tiba-tiba timbul suatu niat jahat, dengan tawar ujarnya.

   "Kalian hendak membunuh diriku, sudah tentu aku tidak dapat menahannya, tapi Pada saat aku belum binasa masih mempunyai suatu urusan yang hendak kusampaikan kePada kalian, Boen Ching ini tak dapat tinggalkan hidup lebih lama lagi apabila dia hidup terus didalam dunia ini lebih lama lagi, kalian janganlah melepaskan dirinya !"

   Sehabis berkata dia memejamkan sepasang matanya, tak mengucapkan sepatah katapun.

   
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dalam hati Boen Ching terasa menjadi berat, Pada saat Ciee Khek Loojien belum binasa ternyata dia dapat melancarkan serangan dengan cara demikian untuk memancing keempat orang itu membinasakan dirinya, dalam ***.

   *** hatinya secara mendadak terasa suatu perasaan yang tidak tenteram.

   Liauw Cing Ce tampak Ciee Khek Loojien berbuat demikian, sebaliknya dia malah tak dapat turun tangan lagi.

   Tubuh Goei Lam Yu dengan cepat berkelebat, Pada saat pedang panjangnya berkelebat itulah Ciee Khek Loojien telah binasa dibawah pedangnya.

   Sinar mata Liauw Cing Ce bergerak, dia sama sekali tidak pernah menyangka kalau Goei Lam Yu dapat turun tangan dengan demikian kejamnya, mana besar Lam Yu kongeu kelihatannya bukanlah nama kosong belaka, sungguh tak malu dia diangkat sebagai pimpinan kawanan iblis.

   Liauw Cing Ce menundukkan kepalanya termenung berpikir keras, sedang Lok Yang Hong sambil tertawa ujarnya.

   "Nona Liauw, kau tak perlu berpikir lebih panjang lagi, masih ada seorang Boen Ching yang belum berhasil kita bereskan !b"

   Liauw Cing Ced mendongakkan kaepalanya, tampabk Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri tegak ditengah kalangan, tetapi ternyata Goei Lam Yu, Lok Yang Hong serta pemuda berbaju putih itu memandang dirinya demikian pentingnya.

   Dia memandang kearah Boen Ching, dalam hatinya merasa sangat bingung sekali, haruskah dia juga ikut serta ketiga orang itu untuk bekerja sama mengerubuti diri Boen Ching seorang ? dia merasakan bahwa apabila harus berbuat demikian sebenarnya adalah kurang pantas.

   Ujar pemuda berbaju putih itu kearahnya.

   "Sumoay ! kau masih berpikir apa lagi?"

   Liauw Cing Ce bertindak maju dua langkah kedepan dan berdiri disisi belakang tubuh Boen Ching, sedang sepasang ***.

   *** tangannya sekali mengangkat pedang bersiap melancar kan serangan.

   Goei Lam Yu tertawa tawar, ujarnya kePada diri Boen Ching.

   "Dalam hatimu aku kira juga telah membuat perhitungan yang masak, kita berempat bekerja sama, aku kira dengan sangat cepat sekali akan berhasil membinasa kan dirimu di tengah kalangan, atau kau memilih tidak melawan lagi?? Bagaimana??"

   Boen Ching sendiri juga mengetahui dengan keadaan situasi dihadapannya saat ini, apabila dirinya begitu turun tangan, keempat orang itu pastilah akan bersamaan waktunya turun tangan, menyerang dirinya.

   Dirinya masih kemungkinan sekali dapat memukul mundur mereka apabila keempat orang maju secara bergilir, tetapi apabila mereka berempat bergabung menjadi satu bersama- sama melancarkan serangan, selain hanya dengan menggunakan tenaga getaran untuk mendapatkan kemenangan.

   Dia tertawa-tawar, ujarnya.

   "Pada saat ini apabila kita hendak berusaha untuk memutuskan menang kalah diantara kita, aku kira masih belumlah saatnya."

   Goei Lamp Yu mengerutkan alisnya, ujarnya.. Waktu masih panjang, kau tak usahlah ragu-ragu untuk mengutarakan pendapat mu."

   Boen Ching tersenyum, sahutnya.

   "Bagaimana kau rdapat mengetahuti kalau di dalaqm pohon yang bersar ini sungguh-sungguh terdapat jenazah dari Thian San Chiet Siam? Ciee Khek Loojien kalau memangnya telah ***.

   *** berkata bohong satu kali mengapa tak dapat berbuat untuk kedua kalinya??"

   Sinar mata Goei Lam Yu berkedip kedip, sahutnya.

   "Tentang urusan ini kau tak perlu untuk menguatirkan lagi, setelah kau binasa sudah tentu kami juga akan mengetahui dengan sendirinya, perkataan yang diucapkan itu benar atau palsu.' Boen Ching mengerutkan alisnya, dia tahu bahwa Pada saat ini Goei Lam Yu telah me nganggap dirinya sebagai musuh tangguh yang harus dibasmi, bagaimanapun juga dia tak mungkin dapat mengendorkan kepungan dari keempat orang itu.

   Pada saat sepasang matanya memandang keadaan situasi disekeliling tempat tersebut, pedang Cing Hong Kiamnya telah dicabut ke luar, bersamaan waktunya pula lima belas bilah pedang dari empat orang itu bersamaan menyerang ketubuhnya.

   Ditengah suara tertawa panjangnya yang sangat nyaring itu tubuh Boen Ching telah berkelebat bersembunyi kebelakang pohon besar tersebut.

   Pada saat tubuhnya berkelebat dengan cepatnya itu, pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat menggurat keatas tubuh dari pohon besar itu, tampak pohon besar tersebut segera rubuh keatas tanah yang dengan sangat cepat sekali menghalangi gerakan pedang dari keempat orang itu, sedang ditengah dari pohon besar itu segera muncul tujuh buah kulit manusia yang telah dikeringkan.

   Tubuh Boen Ching dengan capat melayang mundur kebelakang, sedang keempat orang itupun melayang turun keatas tanah dan berdiri Pada empat kedudukan yang ***.

   *** berbeda, membuat ketujuh buah kulit manusia yang telah kering itu terkurung ditengah kalangan.

   Sekalipun diri Boen Ching juga dapat melihatnya dengan sangat jelas sekali, diatas ke tujuh lembar kulit manusia tersebut, Pada setiap lembarnya terdapat sebuah telapak tangan yang sangat jelas sekali.

   Goei Lam Yu tertawa dingin, ujarnya.

   "Tua bangkotan ini ternyata tak berani menipu kami untuk kedua kalinya !"

   Boen Ching dengan mencekal pedangnya berdiri tegak, dia memandang sekejap kearah empat orang itu, lama kemudian barulah tersenyum, sepatah katapun jaga tak diucap kan keluar, dia tahu bahwa Pada saat ini boleh dikata dia pun baru saja keluar dari lingkungan itu yang sangat berbahaya sekali, asalkan bukan ditengah kepungan keempat orang itu apalagi kalau tak terdapat benda yang menarik perhatian keempat orang itu, dia dapat percaya bahwa dirinya tak mungkin dapat dikalahkan dari tangan keempat orang itu.

   Goei Lam Yu tertawa dingin, dengan tenang dia berdiri tegak, tak bergerak sedikit pun juga.

   Selama ini dia selalu menganggap bahwa didalam dunia kangouw Pada saat ini selain Boen Ching seorang, orang- orang lain tak seorangpun yang membuat dia menjadi kuatir, sesuai dengan perkataan yang diucapkan oleh Ciee Khek Loojien, apabila Boen Ching tidak binasa, kiranya diantara ke empat orang itu tak mungkin dapat berbuat apa-apa lagi.

   Dia tertawa dingin, ujarnya kePada diri Boen Ching.

   "Kalau memangnya mayat dari Thian San Chiet Kiam telah muncul, kau bolehlah meninggalkan tempat ini !"

   Lok Yang Hong merasa sangat heran sekali, mengapa secara mendadak Goei Lam Yu dapat mengatakan hendak melepaskan diri Boen Ching ? Padahal menurut dirinya tak ***.

   *** terdapat sedikit alasanpun yang kuat untuk melepaskan diri Boen Ching pergi dari tempat ini, kepandaian yang dimiliki Boen Ching sekarang ini saja telah cukup membuat hatinya menjadi bergetar, tetapi dia percaya bahwa dengan tenaga gabungan keempat orang itu kemungkinan sekali masih dapat mengalahkan diri Boen Ching, tetapi juga belum tentu mempunyai pegangan yang cukup kuat, tetapi entah mengapa Goei Lam Yu sekarang malah berbuat secara demikian? Goei Lam Yu tampak Boen Ching dengan sangat tenang sekali berdiri tegak ditempat itu, segera dia memutarkan tubuhnya, kePada Lok Yang Hong sekalian ujarnya.

   "Pada waktu yang lalu, ciangbunjin dari tujuh partai setelah melancarkan satu kali pukulan mendapatkan sebuah hioloo, tetapi akhirnya tak seorangpun yang mendapatkan hasilnya, ini hari kita harus mengubah dengan cara yang lain, membuat mereka itu dibagi menjadi empat bagian sehingga setiap orang berhak akan seper empatnya, entah bagaimana menurut pendapat kalian ?"

   Sehabis berkata dia bmengulurkan peddangnya mengguraat keatas jenazbah dari Thian San Chiet Kiam tersebut..

   Didalam sekejap saja, ketiga orang lainnya segera dapat mengetahui maksud tujuan dari Goei Lam Yu, sekalipun Boen Ching sendiri juga tahu kalau Goei Lam Yu sedang mendesak dirinya masuk kembali kedalam lingkaran kepungannya, tetapi padahal yang sebenarnya dia tidak mengijinkan dirinya masuk kembali kedalam lingkaran kepungan.

   Pedang Cing Hong Kiamnya dengan cepat dilancarkan keluar menyerang tubuh Goei Lam Yu.

   


Imbauan Pendekar -- Khu Lung Pedang Dan Kitab Suci -- Khu Lung Legenda Pendekar Ulat Sutera -- Huang Ying

Cari Blog Ini