Bentrok Rimba Persilatan 8
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung Bagian 8
Bentrok Rimba Persilatan Karya dari Khu Lung
Ketika Boen Ching mendongakkan kepalanya kearah Cu Khek Ci Yun, tampak sepasang matanya memandang lurus ke depan bagaikan sedang memikirkan sesuatu urusan yang rumit Boen ching tak berani mengajak berbicara, ia hanya mengikutinya dari belakang.
Sebenarnya dia belum merasakan adanya sesuatu didalam hatinya, begitu cu Khek ci Yun bertanya kepadanya, dia baru merasa hal ini sesungguhnya sangat penting sekali, urusan ini tentu bukanlah demikian mudahnya.
***.
*** Hari kedua ketika matahari telah terbenam mereka telah berada didalam gunung Lu San, dan bermalam semalam di alam terbuka, untuk kemudian mencari gua kuno itu.
cu Khek ci Yun membawa Boen ching masuk ke dalam suatu lembah yang sangat sempit dan gelap.
setelah berjalan beberapa li kemudian melewati lagi celah yang sangat sempit setelah berjalan agak lama, didepan mereka terbentang sebuah gua.
Begitu masuk kedalam gua, nampak suasana dalam gua itu sangat terang, sedang dinding sekitar gua itu penuh dengan ukiran gambar manusia, baik yang baru duduk maupun berdiri, memegang pedang atau dengan kepalan, ukiran itu dibuatnya sangat hidup sekali, diam2 Boen ching menjadi terkejut, atas kehebatan hasil karya Tan coe coen ini.
Setelah maju kedepan beberapa langkah, nampak didepannya terdapat sebuah kolam, di tengah kolam terdapat batu yang berwana putih.
Sedang air terjun dengan deras dari atas dan jatuh di pinggir batu putih itu yang segera berubah menjadi kabut dingin yang menutupi sekeliling batu putih itu.
Sebelum Boen ching berjalan mendekati tempat itu, telah merasakan hawa dingin yang merasuk tulang, dia menjadi agak terkejut.
cu Khek cie Yun setelah duduk diatas tanah, ia memerintahkan Boen ching disampingnya, kemudian ujarnya.
"Kakek gurumu pernah mengalami penderitaan jalan api menuju neraka, diatas Han Sien Leng Uh ini."
Hati Boen Ching menjadi tertegun, Han Sien Lung Uh ini ternyata dapat menyebabkan orang mengalami jalan api menuju neraka, urusan ini belum pernah terpikirkan olehnya.
Cu Chek Cie Yun berkata lagi.
***.
*** "Ini juga bukan merupakan suatu hal yang aneh, jika tak punya kemauan yang keras sudah tentu akan mengalami penderitaan tersebut, kau sebenarnya tak sesuai untuk berlatih diatas Han Sien Leng Uh ini tetapi aku ada satu cerita yang hendak kukatakan kepadamu"
Boen ching termenung sejenak. kemudian ujarnya.
"Toa Supek. aku telah berpikir selama dua hari lamanya, apa yang di ucapkan Toa supek waktu berada di gunung oei San aku masih belum bisa mengetahui bagaimana baiknya."
Cu Khek Cie Yun menganggukkan kepalanya, sambil tertawa ujarnya.
"Kau sangat jujur, tetapi ceritaku ini kau tak boleh beritahukan kepada suhumu. karena ada hubungannya dengan dia, engkau dapat menyetujuinya bukan??"
Boen ching menjadi ragu2 sejenak.
nampak Cu Khek Cie Yun wajahnya nampak serius, akhirnya dia menganggukan kepalanya juga.
Cu Khek Cie Yun berkata lagi.
"Dua puluh tahun yang lalu, aku juga masih seorang pemuda dan mengikuti kakek gurumu berdiam didaerah Sie Pek, sehingga sering berjalan didaerah gurun"
Ia berhenti sejenak, kemudian lanjutnya.
"Engkau harus tahu, pada saat itu aku juga berusia lebih dua puluh tahun, dengan usiamu sekarang ini seimbang."
Sambil berkata kedua matanya memandang terpesona pada butir-butir air yang jatuh dari atas sumbernya, agaknya dia sedang memikirkan masa silam, dan pada saat itu juga padang rumput gurun, kuda, pedang dan seorang pemuda.
cu Khek ci Yun setelah termenung sejenak kemudian lanjutnya.
"Aku telah bertemu dengan seorang gadis, ia sangat suka kepadaku, aku juga merasa sangat suka kepadanya.
Kami berdua kemana pun selalu bersama, dia adalah putri dari ***.
*** Thian San Sen Eng atau Elang Sakti dari gunung Thian san, akhirnya kami berdua menikah."
Boen ching menghela napas lega, pikirnya.
"Kiranya cu Khek ci Yun sedang menceritakan kisahnya semasa masih muda, dia mempunyai istri dan telah menikah, bukankah itu sangat bahagia?"
Cu Khek ci Yun memejamkan matanya, kemudian terusnya.
"Nak, engkau jangan kira aku telah selesai bercerita, masih belum, masih terlalu banyak."
Kemudian lanjutnya lagi.
"Kita hidup bersama, dia juga sangat cantik tetapi akhirnya kakek gurumu menikahkan suhumu kepada Seh Ta Hoa, kau tentunya mengetahui urusan ini bukan- Pada hari itu, aku baru merasakan bahwa aku mengawini dia adalah karena dibanyak tempat dia menyerupai suhumu dan dalam hatiku yang benar2 aku cintai adalah suhumu."
Hati Boen ching menjadi tergetar, Seh Tu Hoa telah menikahi suhunya, ia tahu Tong long Hekpun diam-diam mencintai suhunya, sungguh tak disangka Toa supeknya inipun diam-diam mencintainya, tetapi urusan itu tak ada seorangpun yang mengetahuinya.
Cu Khek Ci Yun dengan perlahan melanjutkan ceritanya lagi.
"Sebelum itu aku sendiri juga tak mengetahuinya, engkau tentu dapat mengetahui bukan ? Akhirnya aku bagai mana, terpaksa diapun mengetahuinya juga dan ia meninggalkan aku seorang."
Sehabis berkata dengan lemas ia menundukkan kepalanya.
Boen ching dengan terrmagu-mangu termenung, manusia memangnya sangat sukar untuk memahami perasaan dirinya sendiri.
Terdengar Cu Khek Cie Yun melanjutkan lagi.
***.
*** "Apakah yang dikatakan dari dulu itu aku sungguh sedikitpun tidak mengetahuinya.
Tak mungkin pada saat itu aku hanya tak berani untuk mengetahuinya, sehingga menyebabkan terjadinya peristiwa seperti itu, wajah dan sikap suhumu sangat berwibawa dan agung, aku tak berani untuk mengetahui perasaanku sendiri."
Sehabis berkata mendadak ia mendongakkan kepalanya dan berkata kembali.
"Nak.
engkau sekarang persis seperti aku dahulu, janganlah karena ia mirip seseorang atau karena telah melepas budi kepadamu, lalu pura-pura mencintainya, hal ini terhadap kau, terhadap dia, semuanya tidak baik,"
Hati Boen Thing kembali tergetar, bayangan dari Shie Siauw in dan Bwee Giok krm.bali memenuhi dalam benaknya.
cu Khek cie Yun lantas berkata lagi.
"Aku dapat melihat, engkau terhadap sumoaymu dan Bwee Giok semuanya tak bersungguh hati, dalam hatimu sebenarnya ada siapakah?"
Boen ching menjadi terkejut berpikir olehnya Pek Hian Ling, tetapi Pek Hian Ling tak pernah terpikir dalam benaknya..
cu Khek cie Yun dengan nada yang sungguh-sungguh berkata.
"nak.
jangan kau menipu dirimu sendiri, engkau masih belum bertemu dengan siapa lagi ?-? Urusan ini tak ada gunanya untuk dirahasiakan coba kau pikirkan sekali lagi.."
Boen ching setelah termenung sejenak, sahutnya.
"Toasupek. agaknya sudah tak ada orang lain lagi"
Cu Khek cie Yun menghela napas, sahutnya.
"Waktu itu aku seperti engkau, karena aku merasa tak mungkin aku akan mencintai suhumu, karena dia adalah siauw sumoay ku, aku menganggapnya sebagai adik kandungku sendiri, apalagi kehendak kakek gurumu aku juga mengetahuinya, dimana beliau akan menjodohkan suhumu ***.
*** pada Seh Tu Hoa, aku sudah tentu tak mungkin menyetujuinya."
Boen ching setelah termenung sejenak, masih saja bayangan dari Shie Siauw in dan Bwee Giok yang terlintas didalam benaknya, dia terus berpikir, orang yang mungkin bisa terjadi.
Tiba-tiba ....
sebuah bayangan terlintas dalam benaknya, sedang bayangan dari Shie Siauw in dan Bwee Giok lenyap dari ingatannya, dia menjadi termangu-mangu, bayangan itu ternyata adalah gambar gadis cantik yang ada pada cermin "Thien Tuen"
Cu Khek chie Yun nampak wajah Boen ching berubah, lalu tanyanya.
"Sudah teringatkah ?"
Boen ching menutup rapat kedua matanya, dia sungguh tak berani memikirkannya, ini sungguh tak mungkin akan terjadi, itu semuanya hanya angan-angan belaka, hanya satu gambaran saja, selamanya belum pernah ia bertemu dengan orang itu.
Boen ching setelah termenung sejenak.
perlahan-lahan ia mengeluarkan cermin Thien TUen dari dalam sakunya dan diberikan kepada Cu Khek Cie Yun.
Cu Khek Cie Yun telah menerimanya, ia memandang sejenak kemudian ujarnya.
"Nak^ sekarang dihatimu sedang memikirkan apa?" .
Boen ching membuka kedua matanya, ujarnya.
"Toa supek, aku selamanya belum pernah bertemu muka dengan gadis itu, tetapi selain dia aku tak dapat memikirkan yang lain lagi, Sampai sekarang dia tak dapat hilang dari ingatanku lagi."
Cu Khek Cie Yun tersenyum, tanyanya.
"Cermin ini kau dapatkan dari mana ?" ***. *** Boen ching lalu menceritakan bagaimana ia mendapatkan cermin itu dan dia tertolong oleh cermin itu dan sebagainya sampai selesai. Cu Khek Cie Yun manggut2, lalu ujarnya.
"Ini bukannya tidak mungkin, gadis ini sangat cantik, apalagi dapat dilihat bahwa gadis ini adalah orang yang sangat baik, tetapi ... ."
Ia berhenti sejenak dan tertawa tergelak-gelak.
kemudian lanjutnya.
"Gambar ini dilukis sangat hidup sekali sehingga menyerupai sungguh-sunguh.
Tetapi gadis ini sekalipun belum mati kiranya pada saat sekarang sudah merupakan seorang nenek-nenek yang sudah sangat tua."
Boen ching menjadi termangu-mangu dan menganggukkan kepalanya.
Urusan ini iapun percaya tetapi dia lebih percaya ada lain gadis yang mirip seperti gadis cantik yang ada didalam cermin tersebut.
cu Khek cie Yun menghela napas, ujarnya.
"Ini bukanlah merupakan cinta yang benar2 cinta yang murni, akan diketahui pada saat-saat kau menghadapi hal-hal yang kritis, adakalanya orang karena dicintai menjadi mencintainya .
"
Boen ching memandang pada cu Khek cie Yun, yang dipandang dengan tersenyum ujarnya.
"Aku sekarang ini hanya menghormati dan sayang pada suhumu seorang, tetapi aku mencintai istriku, istriku pada saat ini karena dia sangat baik terhadapku.
Sakarang ini kau sudah dipengaruhi oleh lamunan yang bukan-bukan, hal ini kalau diteruskan akan membuat dirimu menjadi menderita.
Diantara Siauw In dan Bwee Giok engkau dapat memilih satu diantara mereka, coba kau pikirkan sekali lagi."
Boen ching berdiam diri sedang kepalanya di tundukkan rendah-rendah.
oooodwoooo ***.
*** BAHAYA DAN REJEKI SUKAR DIRAMAL.
BOEN CHING termenung sejenak, sambil tertawa cu Khek cie Yun berkata.
"Urusan dalam hatimu ternyata telah kau ketahui, kalau begitu tak mungkin kau akan menderita dalam api menuju neraka lagi.
cobalah kau kalau memangnya tak tahan benar terhadap hawa dingin,janganlah terlalu dipaksakan.."
Sehabis berkata dia mengembalikan cermin pualam itu kepada Boen ching, dan menyuruh dia masuk kedalam "Han Sien Leng Uh"
Boen ching meenasukkan kembali cermin pusaka itu kedalam saku dengan perlahan-2 ia berjalan menuju kedalam "Han Sien Leng Uh"
Ia makin berjalan mendekati tempat itu, makin merasa dinginnya hawa sekitar tempat itu, saking tak tahannya hampir-hampir tubuhnya menggigil, dengan diam-diam ia mengatur pernapasan dan menjalankan hawa murninya berputar satu kali keseluruh tubuhnya, setelah itu baru dapat sedikit bertahan terhadap hawa dingin itu.
Begitu makin mendekati pada tepi kolam, ia merasa hawa dinginnya lebih hebat, tetapi kemudian pikirannya bergerak lagi, empat iblis sakti telah muncul, apakah dirinya akan dihina dan dipermainkan oleh empat orang iblis sakti itu setiap kali bertemu muka dengan mereka? kepandaian dan tenaga dalam ciangbunjin dari enampartai besar bukankah dirinya dapat melawannya, sudah tentu tak mungkin dengan demikian diselesaikan- Dia menggigit bibir menahan rasa yang sangat dingin itu, tubuhnya melompat dan berputar setengah lingkaran ditengah udara kemudian turun diatas batu putih.
***.
*** Ia menurunkan pedang dan buntalannya dan diletakkan disampingnya, kemudian bersila mengatur pernapasan- Baru saja mulai, Boen ching sudah merasakan hawa dingin yang merasuk tulang disekitar tempat itu, dia hanya berpikir menjalankan pernapasan untuk menjaga kehangatan diri tubuhnya.
Boen ching yang bersila mengatur pernapasan tanpa terasa telah mengikuti ilmu yang diajarkan suara genta untuk berlatih ilmu tenaga dalamnya.
Begitu dia berlatih, juga telah lewat berapa lamanya, dia hanya merasakan hawa murni didalam tubuhnya dari atas mengelilingi kebawah dan naik kembali, sebenarnya waktu ia berlatih tenaga dalam tadi ia hanya merasa bahwa dalam tubuhnya ada suatu hawa yang panas tetapi kini dari suatu benda yang tak berwujut terasa menjadi benda yang benar- benar berubah menjadi suatu benda yang berwujud.
Kini ia tak merasa hawa yang dingin lagi disekitar tempat itu, dia menghela napas lega.
ketika mendongakkan matanya memandang kearah gua, tampak suasana didalam gua itu sangat gelap sekali.
ia tahu bahwa waktu itu adalah ditengah malam buta dia mencoba memandang sekitar tempat itu, tetapi sedikitpun tak dapat melihat apa-apa, ia menutup kembali matanya dan beristirahat sebentar, kemudian membuka kembali matanya tetapi tetap tak dapat melihat apa-apa.
Boen ching terpaksa menutup kembali matanya sekali lagi ia melatih tenaga dalamnya.
Kabut dingin sekitar itu mulai menurun, dia pun mulai merasakan lagi dinginnya hawa tempat itu, segera ia menutup sepasang matanya, lama kemudian dia telah berada dalam keadaan lupa akan segala apapun juga.
***.
*** Ketika untuk kedua kalinya ia membuka matanya nampak cu Khek ci Yun telah berada di sampingnya, dengan tersenyum ujarnya.
"Kau telah bersemedi selama tiga hari tiga malam, makanlah sedikit terlebih dahulu.
baru bersemedi lagi, sungguh tak kusangka kau demikian rajinnya dalam menjalankan latihan"
Dalam hati Poen ching merasa menyesal sahutnya.
"Aku telah sadar satu hali, akan tetapi ditengah malam buta."
Cu Khek ci Yun tersenyum, dan tak mengucapkan sepatah katapun, ia hanya menyuruh Boen ching bersantap.
Boen ching merasa sangat lapar sekali perutnya, ia lalu bersantap dengan lahapnya, begitu selesai ia mulai lagi menjalankan latihannya.
Ketika tersadar untuk ketiga kalinya, tampak di empat penjurunya sangat gelap sekali suasana, dia menutup matanya sejenak.
kemudian membuka lagi tetap tak dapat melihat apa-apa, dalam hatinya segera timbul suatu pikiran, pikirnya.
"Kalau aku dapat melihat didalam kegelapan juga merupakan suatu kepandaian yang tunggal, mengapa aku tidak mau melatihnya?"
Pada saat itu tepat ada suatu sinar bintang yang memacarkan sinarnya masuk kedalam gua, Boen ching dengan menggunakan sinar bintang yang memancarkan pada dinding gua untuk memandang, nampak pada dinding gua itu agaknya seperti seorang yang memegang pedang.
Ia berusaha keras untuk memandanginya lagi, setelah memandang sekian lamanya, kedua matanya terasa mulai menjadi pedas, ia menutup kembali matanya, begitu mata nya tertutup, sekonyong-konyong merasa bahwa gerakan dari ***.
*** jurus pedang yang terukir pada dinding itu agaknya dirinya pernah mengenalnya.
Sambil mengikuti bergeraknya sinar bintang, Boen ching berturut-turut melihat dan mempelajari lima buah jurus pedang.
Demikianlah berturut-turut selama sepuluh hari, Boen ching selalu melatih melihat diwaktu malam dimana suasananya sangat gelap.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setelah lewat sepuluh hari ini dia telah dapat memandang dengan jelas, waktu malam bagaikan pagi hari saja, sedang ilmu pedang yang terukir pada dinding gua itu ternyata adalah ilmu "Ngo Heng Kiam IHoat"
Seluruhnya terdiri dari seratus dua puluh jurus, dan tepat meliputi Kiam, Bok, swei, Hwee, Toh setiap dua puluh empat jurus inti sari dari Ie Bok Kiam Hoat tertera di dalamnya.
Demikianlah sekejap mata sebulan telah berlalu, Boen ching, juga merasa tenaga dalamnya mendapat kemajuan yang hebat, dalam hati cu Khek ci Yun juga merasa sangat girang.
ia hanya merasa heran, Boen ching mengapa tidak sampai masuk dalam lamunan yang bukan-bukan kalau dilihat dari keadaannya, Boen ching tentu akan masuk dalam lamunan yang bukan-bukan karena dia dapat merasakan urusan yang tersembunyi didalam hatinya sehingga dapat menghindarkan dirinya menderita jalan api menuju neraka dan tetap dalam keadaaa segar bugar dan sadar.
Mana cu Khek ci Yun tahu kalau cermin Thian Tuen itu adalah merupakan barang pusaka jaman dahulu, hawa segar dan nyaman yang dipantulkan dapat menghindarkan diri kejahatan dan lamunan yang bukan-bukan Hari kedua, baru Boen ching berlatih tenaga dalamnya sekonyong-konyong dia dikagetkan dengan suatu suara yang sangat perlahan dan ringan- Dalam keadaan yang gelap gulita itu ia nampak suara bayangan manusia dari seseorang berdiri membelakangi ***.
*** dirinya didalam gua, ketika orang itu menoleh, Boen ching menjadi sangat terkejut, ternyata orang itu adalah Han Ing Khek, Seh TU Hoa adanya.
Pada saat itu adalah ditengah malam yang buta, didalam gua itu sangat gelap sekali, Seh TU Hoa agaknya tak dapat melihat apapun dikanan kirinya terpaksa dengan tenang ia berdiri disana.
Di sebelan kirinya timbul pula suara yang sangat ringan.
ketika Boen ching mendongak kan kepalanya memandang, kiranya adalah cu Khek cie Yun, terdengar ia bertanya.
"Apakah anak ching disana? Kau turun akan berbuat apa?"
Seh TU Hoa tampak sangat terkejut, ia balikkan tubuhnya dan berkata.
"Aku, Seh Tu Hoa "
Mendengar nama itu, cu Khek ci Yun menjadi sangat terkejut, tanyanya.
"Kau......."
Dia tak menyangka kalau Seh Tu Hoa ternyata dapat datang ketempat ini, entah dia datang dari tempat mana. seh Tu Hoa dengan dingin berkata.
"Tak kau sangka bukan, kalau aku dapat mencarimu hingga sampai disini". Boen ching mendengar perkataan itu menjadi termangu-mangu, pikirnya.
"Seh Tu Hoa ini sungguh sangat lihay, pada saat itu sifatnya yang kegila-gilaan agaknya telah lenyap semuanya, bahkan agaknya memang sengaja menguntit sampai disini"
Cu Khek ci Yun tidak berkata, terdengar Seh Tu Hoa dengan berkata.
"Dua puluh tahun yang lalu aku terhadap suhu memang sudah menaruh rasa curiga, kiranya sungguh kau menyembunyikan kepandaian yang ditingggalkan oleh suhu"
Sahut cu Khek ci Yun.
"Seh Tu Hoa, kau jangan berbicara seenaknya, suhu? kau masih dengan tebal memanggilnya sebagai suhu, gua ini aku ***.
*** juga datang untuk kedua kalinya, kau cukup cerdik, kiranya sejak dulu kau telah menguntit aku kemari, kepandaian di gua ini kita lima orang masing-masing telah belajar sebagian, jika kau seorang diri ingin mendapatkannya.
Hm...hal ini tidak mungkin akan terjadi,"
Seh Tu Hoa mendengus dengan dinginnya, ujarnya.
"Aku juga tidak tertarik akan ilmu-ilmu silat yang tertera didalam gua itu, tetapi aku tidak terima karena kau telah menyembunyikannya"
Cu Khek ci Yun pun tertawa dingin, ujarnya.
"Seh Tu Hoa, sudah dua puluh tahun lamanya, Kau masih tetap seperti waktu dulu, dimatamu tak ada seorangpun yang kau pandang, aku adalah murid kepala dari perguruan kita, orang yang dapat berhasil didalam perguruan kita ini hanyalah Boen ching seorang, maka kepandaian didalam gua ini adalah dia yang harus mendapatkannya"
Seh Tu Hoa termenung sejenak. ia berjalan keluar dari gua, sambil ujarnya.
"Sekarang tidak leluasa untuk berbicara, besok pagi pada saat matahari pertama kali memancarkan sinarnya masuk kedalam gua ini, aku akan datang kembali"
Sehabis berkata tubuhnya berkelebat keluar dari dalam gua dan berjalan pergi.
cu Khek cie Yun memandang mulut gua itu, kemudian dengan perlahan ia menghela napas.
Boen ching mengambil kembali buntalan dan pedangnya tubuhnya meloncat dan berputar setengah lingkaran ditengah udara dengan tepat turun kembali dihadapan cu Khek cie Yun, ujarnya.
"Toa Supek.
baik-baik sajakah kau ?"
Dalam hati cu Khek cie Yun sangat terkejut, ia sudah tahu gerakan yang baru saja digunakan oleh Boen ching itu adalah gerakan dari ilmu "Shen Au Ban Li", begitu mendengar suaranya, ia baru tahu kalau yang datang ternyata adalah ***.
*** Boen ching, begitu tubuhnya turun dihadapannya kemudian tanyanya.
"Anak.
sejak kapan kau telah melatih memandang didalam keadaan gelap ? "
Boen ching merasa sangat terharu, ia segera menceritakan kejadian yang dialaminya satu bulan yang lalu itu.
cu Khek cie Yun mendengar cerita ini menjadi termenung sejenak.
lalu sambil tertawa ujarnya .
"Demikianpun baik, sebelum hari menjadi terang, kau harus berusaha sekeras tenaga untuk mengingat semua jurus ilmu silat yang tertera pada dinding gua ini kalau tak dapat mengingatnya, sebelum hari menjadi terang semuanya harus dimusnakan "
Boen ching menjadi tertegun, ia tak berbicara apapun seluruh benda yang ada didalam gua itu adalah hasil jerih payah dari Tan coe coen, kalau dengan demikian dimusnahkan bukankah terlalu sayang ? ? "Musnahkan sekalian Han Sien Leng Uh itu, begitu tonggak pada dinding gua itu hilang, maka kabut dinginnya akan lenyap pula, pada saat itu She Tu hoa takkan mendapatkan sesuatu apapun juga."
"Seh Tu Hoa aku yang membimbingnya menjadi besar, sifatnya aku mengetahui seluruhnya, dia mempunyai kecerdasan yang sangat hebat, tapi pandangannya terlalu licik, apalagi mudah menyesal atas perbuatannya."
Boen ching segera memusatkan seluruh perhatiannya, Ie Bok Kiamnya dicabut keluar dari dalam sarungnya dan mengerahkan tenaga pada pedangnya itu. Sambil menghafalkan memusnahkan "Ngo Heng Kiam Boh"
Yang tertera pada dinding gua itu. Tak lama kemudian fajarpun mulai menyingsing, pada waktu itu juga Boen ching sudah berhasil mengingat sebagian ***. *** besar saja dari ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat"
Itu sebab sisanya dengan terburu-buru ia memandang sepintas lalu dan dimusnakan sekalian- Selagi ia memusnahkan gambar yang terakhir, Seh Tu Hoa telah muncul diikuti dengan Shie chiau Nio dan pemuda berpakaian putih itu.
Seh Tu Hoa yang nampak diatas tanah penuh dengan runtuhan puing-puing, wajahnya segera berubah hebat, matanya melotot keluar memandang kearah Boen ching, sedang tubuhnya tidak bergerak sedikitpun, agaknya dia sedang memikirkan harus berbuat bagaimana Boen ching membalikkan tubuhnya menuju kearah Han Slen Leng Uh, nampak hal itu tubuh Seh Tu Hoa segera berkelebat menghalangi jalan pergi dari Boen ching.
cu Khek cie Yun segera maju kedepan dan melancarkan serangan kearah Seh Tu Hoa, sambil membentak.
"cepat menyingkir tempat ini adalah tempat suhu berlatih pada waktu itu, janganlah kau berbuat tidak sopan didalam gua ini".
Seh Tu Hoa tertawa tergelak.
tangan kirinya menyambar mencengkeram pergelangan tangan cu Khek cie Yun, sedangkan tangan kanannya bagaikan puyuh mencengkeram punggung Boen ching.
Dia dalam satu jurus melancarkan serangan kekanan dan kekiri, gerakannya cepat bagaikan kilat, cu Khek cie Yun terdesak musdur, denagan cepat ia berganti jurus, pada saat ini Shie chiau Nio pun telah maju menyerang cu Khek cie Yun dengan pedangnya.
Boen ching yang diserang punggungnya tanpa membalikkan tubuhnya melancarkan tendangan ujung kakinya mengancam jalan darah "ci Tie To pada tubuh Seh Tu Hoa ia mejadi sangat terkejut dengan gerakan Boen ching ini, ia telah ***.
*** mengetahui bahwa lweekangnya tentu mendapatkan kemajuan yang sangat pesat.
kecepatan dari tendangan yang dilancarkannya ini memaksa dia untuk segera merubah jurus serangannya.
Tangan kanannya sedikit direndahkan dan balik mencengkeram kaki Boen ching.
Boen ching segera menarik kembali kaki kanan nya.
sedang tubuhnya melayang dan tepat hinggap diatas batu putih itu.
Waktu Seh Tu Hoa pertama kali bertemu dengan Boen ching, ia teringat kembali atas cinta kasih yang diberikan Shie Yun Ku kepadanya pada dua puluh tahun yang lalu, sehingga ia menurunkan ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Itu kepada Boen ching, tetapi kemudian setelah Suheng-te-nya berturut2 muncul kembali ia yang semula mengajarkan ilmunya kepada Boen ching adalah karena ia tak mengetahui urusan dahulu, sedangkan Boen ching kini telah mengetahui seluruhnya, apalagi yang paling ditakuti adalah Boen ching telah mendapatkan petunjuk dari orang yang berilmu tinggi, sehingga terhadap kehebatan dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih,"
Bahkan melebihi dari dia.
Segera tubuhnya berkelebat dan menubruk maju, sedangkan tangannya melancarkan serangan gencar.
Baru saja kaki Boen ching menginjak diatas batu putih tubuhnya telah memutar secepat kilat, sambil balikkan tubuhnya ia mencabut pedangnya dan ditusukkan ke arah pelipis Seh Tu Hoa.
Seh TU Hoa nampak jurus pedang Boen ching ini datangnya sangat ganas, hatinya menjadi sangat terkejut, segera ia melancarkan untuk mematahkan serangan Boen ching ini sedangkan badannya merebut hinggap diatas batu putih itu.
***.
*** Belum saja kaki Boen ching berdiri tegak.
dengan meminjam tenaga tubuhnya, secepat kilat ia melancarkan tujuh kali tendangan berturut-turut.
Seh Tu Hoa meskipun tidak merasa jeri, tetapi diam2 dia juga merasa sangat terkejut, kepandaian Boen ching ternyata demikian hebatnya padahal hanya berpisah selama beberapa hari saja, kalau dipandang sungguh sukar untuk dipercaya.
Dengan sekuat tenaga ia melancarkan pukulan, terus melancarkan delapan kali serangan gencar.
Boen ching menjadi sangat terkejut ia tahu kalau dia masih bukan tandingan dari Seh Tu Hoa, kerahkan ilmu ginkangnya Hui Sie Yu Seh melayang dan berkelebat menghindari delapan kali serangan Seh Tu Hoa itu dan yang ke atas tonggak dekat dinding itu.
Begitu Seh Tu Hoa masuk kedalam gua ia telah mengetahui, ini adalah Han Sien Leng Uh yang sejak lama ia dengar, dan tak menyetujui kalau Han Sien Leng Un ini juga dimushankan, tubuhnya secepat kilat meloncat menubruk berturut-turut melancarkan beberapa kali serangan kearah Boen ching.
Dengan satu kali Boen ching berdiri diatas tonggak batu itu dalam satu bulan ini, lweekangnya telah mendapatkan kemajuan yang sangat besar sekali dengan cermin Thian Tuen didalam tubuhnya telah membantu tidak sedikit kepadanya, apalagi bakatnya melebihi orang biasa, kini nampak yang dilancarkan oleh Seh Tu Hoa adalah Ilmu "Lok Yap ciang"
Dan Boen ching pernah melihatnya pada dinding gua, sehingga sekali saja ia memandang segera pedangnya digetarkan, ber turut2 ia melancarkan delapan kali serangan, ilmu yang digunakan nya adalah ilmu "Lie IHwee Kiam Hoat."
Berapa jurus yang dilancarkannya itu tepat sekali merupakan lawan dari ilmu Lok Yap ciang Hoat"
Meskipun lwekang Seh Tu Hoa jauh lebih tinggi darinya tapi juga terdesak olehnya hingga mundur dari atas batu putih.
***.
*** Boen ching yang dalam satu jurus berhasil merebut kemenangan, sedang ditangan kirinya segera disabetkan berturut-turut melancarkan jurus "Lieh Hwee Yong Kiem"
Atau api santar melelehkan emas "Ling Yun Hong Jiet"
Atau mega puncak memegang matahari dan soh Puh Sih Jiet atau tiga kali bersembunyi dari penelanan matahari semua jurus ini adalah jurus-jurus dari "Lam Hwee"
Melawan Sie Kiam dari ilmu "Nge Kiam Hoat."
Seh Tu hoa dalam keadaan ini menjadi sangat terkejut, sungguh tak disangka olehnya, kalau Boen ching berhasil melatih ilmu "
Lie Kiam Hoat "
Meskipun lwekangnya tinggi tetapi kejadian dari Tan coe coen waktu itu tak dapat dia untuk menandingi, setiap benda tentulah ada lawannya dari benda lain ia menjadi gugup, selama puluhan tahun ini ia hanya rajin belajar ilmu yang diturunkan Tan coe coen kepadanya, begitu mendapat lawan dari ilmunya ia menjadi bingung tak karuan, hampir-hampir saja terdesak mundur dari atas batu putih itu.
IA TERDESAK mundur selangkah, hatinya telah mengetahui kalau tidak keras jurus-jurus lihay dari "Thay Thien Kioe Sih"
Boen ching jauh lebih paham dari dirinya, sedang ilmu silat yang dipelajarinya waktu itupun kini telah tak dapat digunakan lagi terpaksa ia mengeluarkan ilmu pukulan "Koen Yuen cing Hoat"
Hati Seh Tu Hoa segera bergerak, ia tahu hanya dengan menggunakan ilmu "Koen Yuen ching Hoat"
Saja baru dapat dengan cepat memperolehkan kemenangan-Kedua tangannya berturut-turut melancarkan serangan, pukulan itu sebentar santar sebentar perlahan, dengan- tak henti-hentinya kearah Boen ching.
Boen ching memalangkan pedangnya, tapi belum saja ia mulai melancarkan serangan pedangnya telah terpukul hingga terpental.
***.
*** Boen ching menjadi sangat terkejut, sekonyong-konyong ia teringat kembali ketika untuk pertama kalinya ia bertemu dengan Seh Tu Hoa, ia pernah menggunakan ilmu pukulan aneh semacam itu.
Tiba-tiba terdengar jeritan kaget dari Shie chiau Nio, sebenarnya Seh Tu Hoa sedang menahan pedang dari Boen ching kini terpaksa ia menoleh memandang, nampak cu Khek cie Yun sedang melancarkan serangan gencar, Shie chiau Nio dan putranya yang bertahan agaknya mulai tak dapat tahan lagi menghadapi serangan musuh.
Rambutnya sudah tak karuan lagi dibuatnya.
Seh Tu Hoa menjadi sangat terkejut, Wu Tu Siancoen- cu Khek cie Yun adalah murid kepala dari perguruannya, sebenarnya lweekang yang dimilikinya seimbang dengan lweekang dari Seh Tu Hoa, tapi kemudian Seh Tu Hoa mengalami kejadian yang aneh, sehingga kepandaianrya mengalami kemajuan pesat dan membumbung melebihi kepandaian cu Khek cie Yun sendiri, meskipun demikian kepandaian dari cu Khek cie Yun juga tak rendah, sekalipun Shie ciau Nio dan puteranya mengerubutinya, tapi ia tetap saja dapat membuat dua orang itu sekali-kali menghadapi bahaya.
Seh Tu Hoa tak sempat meladeni Boen ching lebih lama lagi, terpaksa ia balikkan tubuhnya melancarkan serangan kearah cu Khek cie Yun, cu Khek cie Yun tahu lweekang dari Seh Tu Hoa sangat tinggi, ia tak berani menyambutnya dengan menggunakan telapak tangannya, ia balikkan tangan nya mencabut pedangnya dan memaksa mundur Seh Tu Hoa.
Boen ching memungut pedangnya kembali, tubuhnya melayang melancarkan tendangan, sekali tendangannya ini telah berhasil mematahkan tongkat gua dari Han Sien Leng Uh itu.
Ketika Seh Tu Hoa menoleh memandang tampak meskipun Han Son Leng Uh itu masih tetap ada, tapi kabut dinginnya ***.
*** telah lenyap.
ia menjadi sangat gusar, tubuhnya meloncat menerjang kearah Boen ching.
Boen ching segera melayangkan tubuhnya menubruk maju, pedangnya diluruskan balik menyambut kedatangan Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa dengan dingin mendengus.
"Kun Yun ciang Hoatnya"
Telah dilancarkan keluar, Boen ching dengan cepat menarik kembali pedangnya, tubuhnya berguling, berturut-turut sebanyak tiga kali dan menghindar dari serangan Seh Tu Hoa ini.
Tangan kiri Seh Tu Hoa menyambar lagi dan mencengkeram punggung Boen ching, Boen ching segera melancarkan tendangan terbang ke pelipis Seh Tu Hoa, sedang pedang cu Khek ci Yunpun ditusuk kearah belakang otak Seh Tu Hoa tangan kirinya dengan cepat ditarik kembali, sehingga membuat Boen ching membentur pedang dari cu Khek ci Yun.
Tiga orang itu seluruhnya merupakan tokoh-tokoh yang berkepandaian tinggi, semua gerakan ini dilakukan secepat kilat dan dikerjakan dalam waktu sekejap mata saja.
Waktu Boen ching tadi ditarik oleh Seh Tu Hoa, diapun melancarkan jurus "Yang Thien, Seng cen"
Atau menjungkirkan bintang2 dilangit dari ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Tubuhnya yang berada ditengah udara mengadakan pemusaran, dengan menggunakan tenaga pinjaman ini kaki kanannya bagaikan kilat menendang kearah ketiak Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa segera mendatarkan tubuhnya, tapi bahu kirinya tetap terkena tendangan kaki kanan Boen ching itu, tubuhnya sedikit tergetar dan Seh Tu Hoa merasakan kehilangan seluruh keseimbangan tubuhnya terjatuh kedalam kolam.
***.
*** Boen ching segera berdiri tegak tubuhnya melayang dengan cepat keluar dari dalam gua kepada cu Khek cie Yun ujarnya.
"Toa Supek, cepat kita pergi dari sini"
Shie ciau Nio nampak Boen ching yang telah dicengkeram oleh Seh Tu Hoa tapi malah berhasil menarik tubuh Seh Tu Hoa hingga jatuh kedalam kolam, hatinya menjadi merasa sangat terkejut, segera ia melancarkan serangan menghalangi jalan mundur dari Boen ching.
Pada saat ini lweekang dari Boen ching telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, meskipun masih belum dapat menandingi Seh Tu Hoa tapi sudah tidak dibawah dari Shie chian Nio, ia memasukkan kembali pedangnya kedalam sarung dan mementangkan lima jarinya bagaikan cakar sekali menyambar mencengkeram pedang ditangan Shie chiau Nio dalam satu gebrakan saja, ternyata ia berhasil merebut pedang ditangan Shie chiau Nio itu.
Shie chiau Nio yang pedangnya berhasil direbut Boen ching dalam satu gebrakan saja itu, menjadi sangat terkejut, jurus Boen ching yang baru saja digunakan ini adalah jurus yang lihay dari Lie Hwee Kiam Hoat itu jurus Lieh Yen Nu Sen atau api santar membumbung tinggi, sedang kepandaiannya merupakan kepandaian dari "Sie Kiam"
Ditambah lagi dengan lwekang Boen ching jauh lebih tinggi, dia tak sempat untuk menghindar lagi dalam satu jurus saja pedangnya telah berhasil direbut oleh Boen ching.
Tubuh Boen ching berkelebat keluar, Seh Tu Hoa memegang punggungnya sambil berdiri, dengan gusar ia berpekik nyaring dan menerjang kearah Boen ching.
Dalam hati cu Khek ci yun juga terkejut atas kemajuan yang dicapai Boen ching dalam sekejap saja, dua orang itu berlari keluar dari celah sempit tersebut, Seh Tu Hoa, Shie chiau Nio dan Seh Tu Hong atausipemuda berpakaian putih itupun mengejar dari belakang.
***.
*** Boen ching balikkan tangannya mencabut pedangnya dan meniemparkan pedang rampasan itu kearah orang yang sedang mengejar dibelakang.
Seh Tu Hoa dengan tangan sebelah menyambut, dan diserahkan kepada Shie chiau Nio sedang dia mengejar lagi ke arah orang cu Khek ci yun setela b berlari masuk kedalam lembah gunung itu, pada Boen ching ujarnya "Anak, jalanlah terlebih dahulu, aku akan bertahan sebentar."
Boen ching dengan cepat menjawab.
"Toa Supek..jangan, mari kita jalan bersama."
Dia tahu tenaga dalam Seh Tu Hoa terlalu tinggi jika dirinya tak dapat lari, bukankah sejak tadi telah binasa ditangannya.
cu Khek ci yun sebagai murid tertua dari perguruannya mana mau melarikan diri karena dikejar oleh sutenya sendiri segera ia membalikkan tubuhnya dan berdiri tegaki pedangnya dicabut keluar, kepada Seh Tu Hoa dengan dingin ujarnya.
"Seh Tu Hoa sudah dua puluh tahun lamanya, dua puluh tahun yang lalu karena permohonan ampun dari Sumoay baru aku melepaskan kau, tetapi ternyata sampai sekarang tetap saja kau tidak menyesal atas perbuatanmu itu."
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Boen ching yang nampak cu Khek ci yun berhenti bertari, terpaksa menghentikan langkahnya pula, bagaimanapun juga, cu Khek ci yun adalah murid tertua, biasanya sangat angker dan berwibawa, Seh Tu Hoa setelah berdiri tenang sejenak.
baru ia berkata.
"cu Khek ci yun, ini tidak mungkin terjadi, engkau kira aku tak dapat mendengarkan perkataanmu kah??"
Sehabis berkata ia tertawa dingin kemudian lanjutnya. ***. *** "Biasanya diantara kita suheng-te, aku hanya menghormati kau seorang, tetapi kini, engkau juga mempunyai rahasia, menyembunyikan kepandaian ilmu silat peninggalan suhu."
Cu Khek ci yun dengan dingin menjawab.
"Tahukah kau apa yang diucapkan oleh suhu sebelum beliau menghembuskan napasnya yang terakhir??."
Seh Tu Hoa menggelengkan kepalanya, ujar cu Khek ci yun lagi.
"Suhu mendidik dan membimbing kau sejak kecil hingga besar, dia mengharapkan setelah bertempur mengalahkan Thian Jan Shu, menyuruh aku membawa kau kedalam gua ini dan mewariskan seluruh kepadaian kepadamu."
Seh Tu Hoa menjadi termangu-mangu, ia tak berkata sepatahpun, pada masa hidupnya Tan coe coen terhadap dia memang tak ada celanya dan sayang sekali kepadanya tetapi ini semua adalah urusan yang lalu sampai kini kalau teringat kembali ia merasakan sangat sedih sekali.
Terdengar cu Khek ci yun berkata lagi.
"Tetapi coba kau pikirkan, dengan tindak tandukmu seperti ini, apakah kau masih mempunyai hak untuk memasuki gua itu dan menyuruh aku membawamu masuk kesana???"
Seh Tu Hoa tidak menyangka kalau kepandaian yang ada dalam gua itu sebenarnya ditinggalkan untuk dia, meskipun demikian dia sebaliknya malah tak dapat memaksa cu Khek ci yun, bagaimana juga, dia meninggalkan Shie Yun ku telah melakukan suatu pekerjaan yang amat salah.
cu Khek ci yun mendengus, ujarnya.
"Engkau pikirlah sendiri, aku akan pergi."
Mendadak Seh Tu Hoa berteriak. ***. *** "Tahan, engkau boleh pergi, tetapi Boen ching tahan disini."
Cu Khek ci yun dengan dingin tertawa besar sejenak kemudian ujarnya.
"Murid dari sumoay apakah kau juga akan menghalangi kepergiannya, hal ini kau tak dapat melakukannya, urusanmu sudah sampai demikian parahnya, apa kau masih mau belajar kepandaian yang ada dalam gua ini?"
Seh Tu Hoa dengan dingin sahutnya.
"Aku pasti akan menahan dia, aku mempunyai banyak sekali perkataan yang akan kutanyakan kepadanya, terus terang saja pada saat ini setiap orang yang ada didunia kangouw tak kupandang sebelah matapun juga, tetapi dia terlalu menakutkan, dibandingkan dengau aku dahulu, jauh lebih menakutkan lagi."
Cu Khek ci yang dengan dingin ujarnya.
"Dua puluh tahun ini kami suheng-te belum pernah bergebrak. jika kau mempunyai kegembiraan, mari kita bertanding, lihat dalam dua puluh tahun ini kepandaianmu telah mengalami kemajuan beberapa tinggi nya."
Seh Tu Hoa tertawa dingin sahutnya.
"Aku kira kau bukanlah tandinganku"
Dalam hati cu Khek ci yun merasa sangat gusar sekali, baru akan membuka mulut memaki sambil tersenyum ujar Boen ching.
"Toa supek tak usah capaikan diri, biarlah aku akan mencoba-coba kepandaiannya"
Cu Khek ci yun memandang sekejap padanya dengan kepala mata sendiri dia pernah melihat Boen ching melemparkan tubuh Seh Tu Hoa hingga jauh sekali, iapun ingin melihat kepandaian yang baru dipelajarinya dari dinding gua itu dan kemajuan lweekang yang dicapainya itu ***.
*** bertambah berapa jauhnya apalagi Seh Tu Hoa mengatakan dia hanya takut pada Boen ching seorang, ia ingin melihat Boen ching menggunakan ilmu kepandaian apa untuk mengalahkan Seh Tu Hoa, setelah berpikir sampai di situ, lalu dengan perlahan ia menganggukkan kepalanya tanda menyetujuinya.
Boen ching maju dua langkah kedepan, kedua matanya memandang tajam kearah tubuh seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa dengan dingin mendengus ujarnya.
"Aku tak akan membunuh mati kau, bagaimanapun juga aku tak mungkin akan membunuh kau tetapi aku akan memusnahkan seluruh kepandaian yang kau miliki, dan membuat kau untuk selamanya tak dapat melatih ilmu silat. Dalam hati Boen ching diam-diam merasa sangat terkejut, ternyata dia dengan menyombongkan diri telah menerima tantangan dari Seh Tu Hoa, sudah tentu dalam hatinya telah mempunyai perhitungan, dengan tawar sahutnya.
"Aku akan menjalankan pernapasan selama lima belas menit, dan pada saat aku selesai menjalankan pernapasan itulah aku akan mengalahkan kau". Untuk menambah lweekangnya hingga ratusan kali lipat dia akan menjalankan pemutaran balikan jalan darahnya dan mengalirkan hawa murni dalam tubuhnya, setelah itu akan menerima serangan yang dilancarkan oleh Seh Tu Hoa. oleh karena sampai kini Seh Tu Hoa masih belum tahu, maka ia perlu memberi peringatan kepadanya. Seh Tu Hoa dengan dingin memandang kearah Boen ching, dia tak percaya Boen ching mempunyai ilmu sakti yang demikian hebatnya. Kemudian dengan perlahan ia duduk bersila di atas tanah dan menjalankan pernapasannya . ***. *** Boen ching setelah membuat mengalirnya hawa murni dalam tubunya satu lurus dan satu terbalik, terasa seluruh tubuhnya mulai merasa sangat panas, baru ia selesai menjalankan pernapasannya tubuhaya telah terpental sedang tangannya menyambar kearah Seh Tu Hoa. Pada saat ini seluruh tubuhnya merasa sangat panas sekali bagaikan akan meledak didalam tubuhnya. Seh Tu Hoa tertawa dingin, sebelah tangannya membalik dan membalas menyerang ke tubuh Boen ching. Boen ching menarik kembali tangannya, dari sebelah dadanya kedua tangannya dengan lurus melancarkan serangan bersama-sama dengan cepat telapak dua orang itu bertemu. Seh Tu Hoa terasa kuda-kudanya menjadi gempur dan tergetar mundur sebanyak dua tindak kebelakang, hatinya menjadi sangat terkejut, belum dia memikirkan lebih jauh lagi, Boen ching bagaikan angin puyuh yang berputar menubruk lagi dari atas, Seh Ta Hoa menjadi terkejut dengan ilmu "Kuen Yuen ciang nya"
Berturut-turut ia melancar kan beberapa serangan sebentar perlahan menyerang dengan hebatnya ketubuh Boen ching.
Hati Boen ching bagaikan sedang dibakar, tak sanggup ia untuk tidak mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyerang, diapun tak mengetahui kepandaian yang diwariskan melalui suara genta itu kepandaian apa, tetapi hal itu membuat dia menjadi kalap.
dia hanya tahu terus menyerang, apa yang dipikirkan dan diingat hanyalah menyerang musuh melulu, dan mengeluarkan seluruh jurus- jurus silat yang didinding gua untuk menyerang Seh Tu Hoa.
Seh Tu Hoa berturut-turut mengeluarkan suara pekikan gusar, tetapi Boen ching bagaikan kemasukkan roh jahat, kekuatan dalam tubuhnya bagaikan tak ada habis-habisnya, setiap serangan bukan saja menggunakan jurus-2 yang lihay ***.
*** dan aneh, bahkan kehebatan lwekangnya juga tanpa bandingan.
Semula Seh Tu Hoa masih dapat dengan paksa untuk melawannya, tetapi akhirnya ia benar-benar tak tahan lagi, terpaksa ia terus menerus mundur kebelakang.
cu Khek ci Yun yang berdiri disamping nampak hal inipun merasa sangat terkejut, ketinggian dan kehebatan dari lwekang yang dipunyai Boen ching sukar sekali baginya untuk mempercayainya.
Tetapi bagi Boen ching, dia hanya tahu terus melancarkan serangan, kalau tidak ia tak tahan terhadap penderitaan akibat bergolaknya darah dalam tubuhnya.
Seh Tu Hoa terdesak hingga sama sekali tak dapat melancarkan serangan balasan, terus saja ia mundur kebelakang, kehebatan dan keanehan dari Boen ching membuat dia menjadi takut, meskipun Serangannya menggunakan ilmu yaug dipelajari darinya, akan tetapi waktu ia akan mengangkat tangan untuk memunahkan serangan tersebut, ternyata Boen ching telah berganti dengan jurus yang lain, saking terdesaknya ia terus mundur kebelakang.
Ditengah kalangan dua orang bergebrak dan saling menyerang dengan gencarnya, sehingga hanya melulu bayangan tangan yang sangat menyilaukan mata, angin kencang berhembus di sekitar tempat itu membuat batu bergelimpangan dan pasir berterbangan.
Seh Tu Hai tiba-tiba menjerit kaget, tubuhnya meloncat dan berputar, bagaikan telah kalap dibuatnya, dengan cepat dia lari menuju ke atas puncak gunung.
Boen ching menarik napas panjang-panjang tubuhnya melayang pula, dua orang itu yang satu didepan yang lain dibelakang bagaikan kilat lari terus menuju keatas puncak gunung.
***.
*** cu Khek cie Yuri menjadi terkejut, iapun turut mengejar, sedang shie chiau Nio menjadi termangu-mangu berdiri mematung, lweekang Boen ching ternyata dapat memperoleh kemajuan sedemikian cepatnya, hal ini membuat hatinya menjadi merasa jeri dan ngeri.
Seh Tu Hoa yang berlari didepan bagaikan terbang saja terus berlari, Boen ching pun mengejar tiada henti2 nya.
Tak lama Seh Tu Hoa telah mencapai diatas suatu gunung, dia balikkan tubuhnya berturut-turut melancarkan dua puluh kali serangan, tiupan angin kencang yang menyambar dan menerjang ketubuh Boen ching.
Boen ching bersiul nyaring, serangan tangannya bagaikan bayangan berkelebat, kedua tangannya bersama-lama menyerang kedepan dengan keras menerima seluruh serangan yang lancarkan oleh She TU Hoa diikuti dengan membalas melancarkan serangan, sebentar menyerang menggunakan telapak tangan sebentar lagi dirubah menjadi serangan dengan jari telunjuk.
ia balik menyerang sebanyak sepuluh jurus.
Seh Tu Hoa terdesak oleh serangan ini berturut-turut mundur kebelaking, sebenar nya ia adalah seorang yang tinggi hati, pada saat ini benar-benar dibuat Boen cning menjadi kalap.
segera ia melancarkan ilmu "Thay Thien- Kioe Sih"
Dengan jurus "Thien ciang To Hay"
Boen ching dengan dingin mendengus, ia balik mencekal lawan- Seh Tu Hoa yang tangan kanannya balik dicekal dia menjerit dengan hebat dan melemparkan tubuh Boen cbing kedalam jurang yang sangat dalam. Boen ching terhadap jurus Thian Tee Ie Weh"
Sangatlah hapal sekali, nampak hal ini sedikitpun ia tidak menjadi kalut, malah sebaliknya membiarkan dirinya terlempar oleh lawan-Tubuhnya baru saja melayang ke udara tiba2 ia melancarkan pula jurus "
Thian Tee le Weh"
Ia mau membuat ***. *** Seh Tu Hoa sadar bahwa ia masih belum berhak untuk tidak memandang sebelah matapun kepada orang-orang didalam dunia kangouw. Baru saja jurus "Thian Tee Ie Weh"
Ini dilancarkan, tubuh Seh TU Hoa balik terlempar ketengah udara.
pada saat ini tubuh dua orang itu sedang berada ditengah udara.
tiba-tiba hawa murni dalam tubuh Boen ching menjadi lenyap seluruhnya, tubuhnya menjadi menggigit lima jari tangan kanannya menjadi tak bertenaga.
Seh Tu Hoa segera memberatkan tubuhnya dan melayang turun ketanah, sedang tubuh Boen ching begitu menyentuh tanah, wajahnya berubah menjadi pucat dengan terhuyung- huyung ia mundur dua langkah ke belakang dan jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam itu.
Seh Tu Hoa menjadi sangat terkejut, Boen-ching sebenarnya telah unggul tetapi entah karena apa ternyata dapat menjadi demikian- cu Khek cie Yun pun segera mengejar ke tempat itu, ketika ia mencapai puncak itu telah dapat melihat adegan tersebut, sebenarnya hatinya kuatir kalau Boen ching melemparkan tubuh Seh Tu Hoa ke dalam jurang, tetapi sekarang ternyata Boen ching sendiri malah yang terjatuh ke dalam jurang itu, dengan terburu-buru ia mendekati jurang itu, nampak jurang tersebut dalamnya sukar diukur, wajahnya segera berubah menjadi pucat pasi.
Kepada Seh Tu Hoa bentaknya.
"Engkau menggunakan kepandaian apa menyerang pada Boen ching ?"
Pada waktu berkelana didalam dunia kangouw.
Seh Tu Hoa telah belajar bermacam-macam ilmu silat yang aneh, sehingga cu Khek ci Yun bertanya demikian-Wajah Seh Tu Hoa pun pucat pasi, sahutnya.
"Aku tidak menyerangnya dengan menggunakan ilmu apapun ......" ***.
*** Habis berkata dengan terhuyung-huyung dia meninggalkan puncak gunung tersebut.
cu Khek cie Yua seorang diri berdiri ditepi jurang, angin gunung bertiup mengibarkan jubahnya, tetapi diapun hanya dapat meneteskan air matanya, terbayang wajah Boen ching yang pucat pasi, agaknya waktu jatuh kedalam jurang ia sedang menderita luka dalam, kiranya lebih banyak bahaya daripada selamat.
Dia berdiri ditepi jurang dengan termangu-mangu, kemudian dengan perlahan turun dari puncak gunung itu.
oooXooo PADA saat itu Seh Tu Hoa telah pergi tanpa bekas, sedang yang bertari naik keatas puncak gunung itu adalah Shie chiau Nio dengan putranya, ia hanya dengan perlahan meninggalkan tempat itu.
Shie chiau Nio dan putranya nampak cu Khek cie Yun berjalan pergi dari samping mereka, dengan cepat mereka lari ke atas puncak.
tampak diatas puncak gunung itu hanya tertinggal hembusan angin gunung, sedang Seh Tu Hoa danBoen ching semuanya telah tidak nampak.
Dua orang itu menjadi termangu-mangu, entah tadi telah terjadi kejadian apa .....
ooodwooo BOEN CHING dengan perlahan-lahan sadar kembali, ia merasakan seluruh tubuhnya merasa kaku tak bertenaga, dengan samar-samar dia masih teringat apa yang telah terjadi setelah ia menjalankan pernapasan untuk memulihkan jalannya tenaga murni didalam tubuhnya, ia teringat hal itu terjadi untuk pertama kalinya karena didesak oleh suara genta, kedua kalinya dirinya sendiri yang mencoba, tetapi ketika mencoba untuk kedua kalinya inilah, setelah normal kembali, ternyata merasakan selurah urat nadinya sedang ***.
*** berputar, bagaikan seluruh tulang dalam tubuhnya akan terlepas seluruhnya.
Dia menjadi sangat terkejut, teringat kembali dirinya ketika jatuh dari atas puncak, selanjutnya bagaimana? dan tak dapat mengingatnya kembali, tetapi kini berada dimana? Dengan perlahan ia membuka kedua matanya sekonyong-2 kedua matanya hampir melotot keluar dan hampir-hampir pula dan bangkit berdiri.
Seorang gadis cantik berada disampingnya, wajahnya berseri seri ..kiranya gadis itu tak ada perbedaan sedikitpun dengan gambar dari gadis cantik yang ada dibalik cermin "Thian Taen"
Yang dibawanya itu. Gadis itu sambil tersenyum ujarnya.
"Engkau bagaimana?, kau mau bagaimana katakanlah, jangan bangun berdiri, kau telah menderita luka dalam yang parah sekali."
Boen ching dengan termangu-mangu memandang terpesona pada gadis itu.
dia tak percaya kalau hal ini terjadi sungguh-sungguh, tetapi dari tubuhnya terasa sakit yang amat sangat, ini menunjukkan kalau hal itu memang sungguh-sungguh telah terjadi.
Gadis itu yang dipandang sedemikian rupa itu menjadi malu, pipinya menjadi merah dadu, ia menundukkan kepalanya.
Boen ching pun merasa dia telah berlaku kruang sopan, katanya lirih.
"Terima kasih atas pertolongan yang nona berikan kepadaku."
"Bukan aku yang menolong kau, ibukulah yang menolong kau, ibuku segera akan kembali, engkau sadar kembali tak dapat dihitung cepat, setelah pingsan tiga hari lamanya"
Dengan terkejut Boen ching menagaskan. ***. *** "Tiga hari .?? aku telah jatuh pingsan selama tiga hari lamanya ..?"
Gadis itu mendongakkan kepalanya sambil tersenyum ujarnya.
"Jangan berteriak. kau belum sembuh benar, ibuku sebenarnya mengatakan kau baru akan sadar kembali lima hari kemudian"
Boen ching melirik memandang sekejap pada gadis itu, nampak ketika ia menundukkan kepalanya sungguh mirip dan tak ada perbedaan sedikitpun dengan gambar dicermin nya itu.
Sampai waktu tersenyum pun sungguh mirip sekali.
Gadis itu juga sedang termenung, dua orang itu termenung lama sekali, tanpa terasa Boen ching telah memecahkan kesunyian itu dengan bertanya.
"Dapatkah nona memberitahukan nama nona?"
Dia mendongakkan kepalanya dan melirik kearah Boen ching, agaknya dia tak mau berkata, Boen ching yang dilirik itu tanpa terasa ia menundukkan kepalanya, pikirnya.
"Inipun benar, mengapa aku demikian tololnya.
Dengan seenaknya ingin mengetahui nama orang"
Tetapi terdengar gadis itu tetap menyebutkan namanya, ujarnya.
"Aku bernama Sek Giok Siang"
Boen ching menarik napas panjang-panjang, dengan menahan rasa sakit ia mengambil cermin yang disimpan didalam sakunya dan diberikan kepada Sek Giok Siang.
Sek Giok Slang hanya memandang sekejap pada gambar gadis pada cermin itu, tapi tak menerimanya, Boen ching jadi sedikit jengah, tanyanya dengan perlahan- "cermin pualam ini apa milik dari nona Sek?"
Sepasang mata Sek Giok Siang memancarkan sinar yang sayup, dengan tertawa tawar sahutnya.
"Bukan, bukan milikku " ***. *** Boen ching tak dapat berbuat apa-apa lagi, terpaksa ia memasukkan kembali cermin itu kedalam sakunya, ia heran mengapa Sek Giok Siang terhadap gambar gadis pada cermin pualam itu, sedikitpun tak menunjuk kan perasaan apapun, bagaikan tak mengenal nya. Dia mendongakkan kepalanya kembali, nampak sek Giok Siang bagaikan sedang memikirkan sesuatu urusan, dengan termangu-mangu memandang keluar gua. Boen ching menundukkan kepalanya, ia pun termenung. Tak lama, seorang wanita berusia pertengahan masuk kedalam gua itu. Sek Giok Slang segera bangkit berdiri, teriaknya.
"ibu, kau telah kembali"
Wanita berusia pertengahan itu sedikit menganggukkan kepalanya, kepada Sek Giok Siang ujarnya.
"Kalau ia telah sedar kembali suruh dia pergi dari sini."
Boen ching menjadi tertegun, Sek Giok siang pun tak mengucapkan apa-apa, dengan paksakan diri Boen ching bangkit kembali, kepada wanita berumur pertengahan itu ujarnya.
"Terima kasih atas budi pertolongan yang cianpwee berikan, aku Boen ching dengan ini mohon diri, dilain kesempatan kalau ada jodoh kita berjumpa kembali."
Wanita berusia pertengahan itu bagaikan tak mendengar apa yang sedang diucapkan oleh Boen-ching itu, dengan membelakangi punggung ia berdiri tegak.
Boen ching memandang sekejap pada Sek Giok Siang, kemudian dengan perlahan ia berjalan keluar dari dalam gua, sedang dalam hatinya ia merasa sangat heran, wanita berusia pertengahan ini mengapa demikian dinginnya terhadap orang asing, bahkan wanita berusia pertengahan ini sangat mirip dengan Sek Giok Siang, selain perbedaan dalam usianya, ***.
*** bahkan pada gambar dicermin pualam itu juga tak ada perbedaan sedikitpun jua.
Setelah ia berjalan keluar dari dalam gua, dengan sempoyongan ia berjalan kedepan, dia pernah melamunkan gadis pada gambar cermin pualam itu, sedang sekarang gambar yang semula merupakan hal yang khayal itu telah berubah menjadi manusia benar-benar.
Boen ching setelah berjalan entah berapa jauh, diapun tak mengetahui telah berjalan sampai dimana, ia hanya merasa setelah tak kuat untuk berjalan lagi baru duduk untuk beristirahat sejenak.
Tiba-tiba seseorang muncul dihadapannya, ketika ia mendongakkan kepalanya memandang ternyata Sek Giok Siang, dia merasa sedikit heran, teriaknya.
"Nona Sek "
Sek Giok Siang menganggukkan kepalanya, kepada Boen ching tanyanya.
"cermin pualam itu kau dapatkan dari tempat mana ? ?"
Boen ching setelah termenung sejenak. lalu menceritakan sikap yang aneh dari Ouw Yang Bu Kie, ketika melihat cermin pualam itu, akhirnya ujarnya lagi.
"Aku mencurinya dari gudang penyimpanan harta dari Chang Sun Loei."
Sek Giok Siang dengan perlahan menganggukkan kepalanya, ujarnya.
"Ibuku tak suka melihat cermin pualam itu lagi, jika ada seorang yang bernama Ouw Yang Bu Kie menanyakan diri kami, kau jangan sekali-kali memberitahukan tempat kami, maukah??"
Sambil tertawa jawab Boen ching.
"Aku tentu takkan memberitahukan jejak kalian kepadanya"
Sek Giok Siang menganggukkan kepalanya, kemudian ujarnya.
"Aku pergi sekarang "
Sehabis berkata ia balikkan tubuhnya dan berjalan pergi.
***.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
*** Boen ching nampak Sek Giok siang meninggaikan tempat itu, hatinya merasa sedikit sayang, tapi kalau teringat apa yang dikatakan oleh cu Khek cie Yun kepadanya, yang mengatakan janganlah karena gambar manusia, maka seseorang dengan demikian menaruh rasa cinta, dalam hatinya segera menjadi agak terperanjat.
sek Giok siang setelah berjalan dua tindak, ujarnya.
"Ilmu "chie Jie Jiet Hong"
Kumpulkan tenaga menjadi pelangi janganlah kau pergunakan lagi, kalau tidak jalannya darah pada tubuhmu akan menjadi berjalan terbalik dan menyerang tubuhmu sendiri, sehingga kau akan menemui ajalnya."
Setelah berkata ia berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Boen ching menjadi termangu-mangu, pada saat ini ia baru pertama kalinya mengetahui kalau ilmu yang digunakan untuk menambah tenaganya menjadi lipat ganda dengan jalan membalikkan jalan mengalirnya hawa murni dalam tubuhnya itu bernama "chie Jie Jiet Hong".
Kalau dilihat hal ini, dapat diduga kalau kepandaian silat Sek Giok Siang pun tidak rendah, hanya tak mengetahui dirinya bagaimana ?-? Sambil termenung bolak kalik, dengan sembarangan ia menelan beberapa butir pil "Liong Hun Sin Tan", setelah beristirahat sejenak, dia berjalan lagi kedepan dan tak mengetahui apakah hubungannya antara Sek Giok Siang dengan ibunya dengan Ouw Yang Bu Kie.
Boen ching terus berjalan kedepan, entah telah melewati berapa jauh lagi, tiba-tiba nampak dari atas gunung dimukanya berlari turun sebuah bayangan dengan cepatnya, ketika ia mempertajam pandangannya nampak yang sedang lari itu adalah Hoa Suan adanya, hatinya menjadi sangat girang sekali, teriaknya.
***.
*** Hoa Suan yang nampak Boen cning berada disana, dia menjadi termangu-mangu, dengan cepat dia berlari mendekati, teriak nya.
"Boen Toako, engkau berada disini"
Boen ching yang nampak Hoa Suan, hatinya merasa menyesal, baru akan berbicara, dari atas gunung nampak mengejar datang dua orang ketika setelah dekat ia memandang kedua orang itu, kiranya adalah si Elang emas dari gurun pasir Kong Sun Sek dan Pek Hian Ling.
Kong-sun- sek nampak Boen ching berdiri disana, dengan tertawa besar ujarnya.
"Kiranya engkau telah bersembunyi ditempat ini, kepandaianmu sungguh sangat tinggi sekali, ketika pergi kegunung siong san kau telah meninggalkan aku si orang tua."
Boen ching memandang pada dua orang itu, kemudian memandang pula pada Hoa-suan, terdengar Pek Hian Ling mendengus pada Hoa suan bentaknya dengan nyaring.
"Kamu masih ingin lari kemana"
Hoa-suan dengan dingin balas membentak.
"Kamu pihak Thian-san-pay tak menyelidiki terlebih dahulu, ternyata masih mau mengerubuti Boen Toako-ku"
Kong-sun-sek tertawa tergelak. ujarnya.
"Urusan ini pada saat ini tak perlu kita perebutkan, bagaimanapun juga kita masih merupakan kawan bukan lawan benarkah ?"
Boen ching hanya tersenyum tawar, pada saat ini lukanya belum sembuh, ia tahu dirinya masih belum bisa bergebrak kepada Hoa suan tanyanya.
"Adik Suan, mengapa kau ribut dengan mereka itu ?"
Dengan tertawa sahut Hoa-suan- "Aku mencari kamu tetapi tak dapat menemukannya, sebaliknya malah bertemu dengan Supek-mu, dia menerima aku sebagai muridnya." ***.
*** "Dia minta aku pergi mencari kau terlebih dahulu, katanya kau mempunyai banyak urusan"
"oh ..."jawab Boen ching dengan keheranan, tanya lagi.
"Apakah Sam Supekku, Tong Hong Hek?"
Hoa-suan menganggukkan kepalanya, ujarnya lagi.
"Mereka ini mencarimu keseluruh tempat, aku tambah melihat tambah tak tahan akhirnya bertemu juga dengan mereka berdua, tak dapat melawan sudah tentu harus lari, tak terkira malah dapat bertemu dengan Toako ditempat ini.."
Dalam hati Boen ching pun ikut bergembira kepada Hoa- suan lalu ujarnya.
"Kalau begitu kau sekarang Sutee-ku"
Pek Hian Ling dengan gusar, ujarnya.
"Hei ....kau harus dapat memberikan hajaran pada Sute mu itu, aku pernah menolong jiwamu sekali, Sutemu itu malah dihadapanku memaki seenaknya padaku"
Boen ching hanya tersenyum, dia sebenar nya tak tahu harus berbuat bagaimana baiknya.
Kong-sun-sek tertawa besar, ujarnya..
"Keponakan yang baik, aku suka sekali padanya, kau bilang dia tak sopan aku bilang dia malah bersemangat jantan aku kira sudahlah"
Pek Hian Ling menjadi cemas, teriaknya.
"Paman Kong Sun, kenapa kau ??"
Perkataan Kong-sek-sun ini sebenarnya hanya untuk menolong Boen ching untuk lepas dari dalam belenggu, kemudian lanjutnya.
"Aku sekarang mengkhawatirkan atas keselamatan ayahmu, pada wajahnya meskipun tak pernah kelihatan sesuatu apapun, tetapi sebenarnya ia sangat benci sekali terhadap pihak Kong-tong-pay " ***.
*** Boen ching memandang sekejap pada Kong sun-sek, urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan shu telah diketahui oleh semua orang didunia kangouw, Thian- San-Pek Hong-Siang sudahlah harus mempercayai apa yang diucapkan tentang peristiwa sepuluh tahun yang lalu.
Kong-sun-sek dengan wajah yang sungguh-sungguh berkata pada Boen ching.
"Pek Hong siang telah pergi ke Khong tong, pada wajahnya meskipun tidak menunjukkan hal-hal yang luar biasa, tetapi makin dia berbuat demikian urusannya malah makin serius."
Pek Hian Ling menjadi cemas ujarnya.
"Paman Kong Sun, kau sejak tadi telah mengetahuinya mengapa tak kau katakan kepadaku?"
Kong Sun sek tertawa sahutnya.
"Kau jangan kuatir jika ayahmu benar-benar tidak karena urusan yang demikian seriusnya, sehingga naik ke Khong tong, dia tidak akan mungkin lupa membawa pergi pusaka dari Thian San pay "Thian Liong suo"
Itu, pada waktu itu Thian Jan Shupun tewas dibawah senjata Thian Liong suo ini, apakah Bu Kie cie mempunyai nyali demikian besar untuk melawan kehebatan dari Thian Liong suo itu?"
Mendengar perkataan ini rasa cemas pada wajah Pek Hian Ling menjadi lenyap.
terdengar Kong Sun sek berkata lagi.
"Tetapi aku masih tetap tak mengetahui maksud hati dari ayahmu".
Sehabis berkata kemudian tanyanya kepada Boen ching.
"Perjanjian diloteng oei Hok Lo, orang2 di dunia kangouw telah mengetahui semuanya ciangbunjin dari enam partai besar telah bersatu padu, entah mereka sedang mempersiapkan apa, entah apakah Siauw hiap telah mempunyai persiapan?"
Boen ching tersenyum sahutnya. ***. *** "Terima kasih atas perhatian cianpwee, aku kira pada saat itu cianpweepun akan menghadiri pertemuan itu bukan?"
Kong Sun sek tertawa besar, ujarnya.
"Anak muda, kau kalau bicara jangan terima enak. pertemuan Bulim semacam itu tak perlu mengikutkan aku si orang tua, bukankah aku hanya akan mengantarkan nyawaku lebih cepat"
Boen ching pun tersenyum ujarnya.
"Apa cianpwee tidak mengetahui kalau empat iblis sakti yakni setan arak. paras elok, harta dan kedudukan akan menghadiri pula pertemuan itu?"
Wajah Kong Sun sek segera berubah jawabnya.
"Kalau perkataanmu ini memang benar, aku kira enam buah hiolo kuno peninggalan Thian Jan Shu ituakan jatuh ketangan mereka berempat". Boen ching memandang sekejap pada Pek Hian Ling, kemudian katanya.
"Apakah Thian Liong su dari Thian San pay tidak akan muncul pula?"
Pek Hian Ling mendengus sahutnya.
"Kau jangan berkata dengan seenak dan seringan demikian, Thian San pay meskipun mempunyai senjata pusaka Thian Liong suo, tetapi tidak mungkin akan digunakan untuk merebut hioloo-hioloo itu kalau salah menggunakan bukankah akan menghilang kan nyawanya sendiri"
Dengan dingin Hoa Suan berkata.
"Pada saat pertemuan ini seluruh anak murid, Tan coe coen akan hadir seluruhnya, aku kira senjata pusaka Thian Liong suo mu itu juga tak lebih barang yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
tidak ada orang yang akan menakutinya"
Dengan suara gusar ujar Pek Hian Ling.
"Kalau begitu bolehlah dengan demikian aku akan melihat kau mempunyai kepandaian apa untuk menahan senjata ***. *** pusaka Thian Liong Suo ku itu, janganlah setelah kalah lalu minta bantuan dari ching Toakomu"
Hoa Suan baru akan membalas memaki, dengan cepat Boen ching membentak.
"Adik Suan "
Hoa Suan segera menutup mulutnya tak berani berkata- kata, dalam hati Boen ching juga sedang merisaukan pertemuan di oei Hok Lo pada malam Tiong Chiu, entah sampai pada saat itu harus berbuat bagaimana, dirinya meskipun mendapat kemajuan pesat dalam hal tenaga dalam, tetapi jika melawan empat iblis itu bukankah tetap tak dapat berbuat apa-apa.
Sambil tertawa besar ujar Kong Sun Sek.
"Setan arak.
paras elok harta dan kedudukan empat orang iblis sakti, kalau ikut terjun dalam pertemuan itu, ini memang sangat merepotkan, apalagi dibawah tangan empat orang iblis sakti itu selamanya tidak meninggalkan mangsanya dalam keadaan hidup, hidup, aku kira aku siorang tua, sampaipun untuk menonton dipinggiranpun tak berani"
Pek Hian Ling juga tertawa sahutnya.
"Paman Kong Sun, aku lihat pertemuan Bulim itu tentunya akan sangat ramai sekali, dirumahku ada senjata pusaka Thian Liong Suo, pun kita tak menginginkan menambah hioloo itu, apakah tidak boleh kita hanya menonton disamping, aku tidak percaya kalau kita punya senjata pusaka Thian Liong Suo, keempat orang iblis sakti itu masih berani mengganggu kita"
Kong sun Seh tertawa besar, sahutnya.
"Setan arak, Paras elok, harta dan kedudukan empat orang iblis sakti, telah mengundurkan diri selama tiga puluh tahun lamanya hingga kini ketinggian dan kehebatan dari kepandaian mereka tak ada yang mengetahuinya, senjata pusaka Thian Liong Suo apa dapat menundukkan mereka, juga sukar untuk memastikannya"
Pek Hian Liong mendengus, jengeknya. ***. *** "Apa dapat dibilang mereka lebih hebat dari Thian Jan Shu ???"
Kong sun sek tertawa besar dan tak menjawab, dia tahu pada waktu itu Thian Jan Shu tewas dibawah senjata pusaka Thian Liong Suo adalah sebagian besar terlalu memandang ringan pada pihak lawannya, jika tidak demikian, kiranya Thian Jan Shu waktu itu tidak mungkin akan mati karena hal ini.
setan arak paras elok, harta dan kedudukan, empat orang iblis sakti, meskipun kepandaiannya jauh dibawah kepandaian Thian Jan Shu, tetapi empat orang iblis sakti itu kalau tidak memandang ringan pada pihak lawan, tidak mungkin dengan mudah dapat ditundukkan dibawah senjata pusaka Thian Liong Suo.
Boen ching tiba-tiba teringat pada ilmu silat peninggalan Thian Jan shu, meskipun seluruhnya terdapat tujuh buah hioloo kuno, tetapi pada enam partai besar hanya terdapat enam buah hioloo saja, sedang hioloo yang satunya lagi telah ditenggelamkan kedalam Telaga Naga Dingin, jika dirinya mendapat hioloo ini, dengan rajin selama dua bulan mempelajarinya bukankah mungkin akan menambah kepandaian sendiri.
Tetapi dia telah berjanji dengan Bwee Giok haruslah pergi ketelaga thay-Ouw dahulu ? Pek Hian Ling nampak Boen ching sedang termenung, tanpa terasa mengajukan pertanyaan, tanyanya.
"Hei .. engkau sedang memikirkan apa ?"
Boen ching tertawa, sahutnya.
"Suhuku sedang menanti aku di telaga Thay-Ouw, aku harus pergi ke sana terlebih dahulu"
"ooh ..."
Kata Kong Sun Sek sambil tertawa.
"Sungguh kebetulan sekali, dengan Pangcu dari perkumpulan Elang sakti, Siauw Siang Kiam Khek, Bwee Hong aku pernah ***. *** mengenalnya, kita juga lebih baik mengunjungi satu kali, tetapi entah Boen siauwhiap bagaimana dapat berkenalan dengan Bwee Pang cu ? "
Boen ching tertawa, sahutnya dengan nada yang perlahan.
"Aku tidak pernah bertemu dengan Bwee Pangcu, tetapi aku kenal dengan Siauw-pangcunya."
"ooh .."
Ujar Kong Sun Sek.
ia tidak berbicara apa- apa lagi.
Per Hian Ling mendengus, dia tahu puteri dari pangcu perkumpulan Elang sakti Bwee Hong yakni Bwee Giok baru saja keluar dari perguruan, juga merupakan seorang gadis cantik yang ternama, ternyata Boen ching mengenalnya.
Hoan Suan paling benci kalau Pek Hian Ling tidak tahu aturan, nampak dia tanpa urusan telah mendengus, diapun juga balas mendengus.
Pek Hian Ling segera mendelik kearah Hoa Suan, Hoa Suanpun tak mau menunjukkan kelemahannya, dia balik melototkan matanya ke arah Pek Hian Ling, nampak hal ini Kong sun sek menjadi mengerutkan alisnya, tetapi tetap berdiam diri.
Boen ching tersenyum-senyum, ujarnya.
"Kalau begitu, mari kita berangkat."
Empat orang itu setelah berjalan entah berapa jauhnya, mendadak Kong Sun Sek mengeluarkan suara tertahan, tanyanya kepada Boen ching.
"Kalau aku lihat keadaan wajahmu, agak nya kau sedang menderita luka dalam benarkah?"
Sambil tertawa jawab Boen ching.
"Ah--- tak mengapa"
Begitu Kong Sun Sek berkata, Hoa Suan dan Pek Hian Ling pun mengambil perhatian, dengan cemas tanya Hoan Suan- "Boen Toako, siapakah yang telah memukul kau hingga terluka dalam?."
Pek Hian Ling malah berkata. ***. *** "Kau telah terluka dalam demikian parahnya, mengapa tak kau katakan? masih pura-pura berlagak jantan, sampai matipun agaknya tak mau berkata terus terang."
Boen ching tertawa pahit ujarnya.
"sekarang sudah banyak baikan, hanya kurang istirahat saja tak mengapa"
Pek Hian Ling lanjutnya.
"Kalau begitu lekaslah beristirahat"
Hoan Suan ketika mendengar ucapan Pek Hian Ling ini, segera merasa agak heran, ia memandang sekejap pada Pek Hian Ling. Terdengar ia mendengus dan lanjutnya lagi.
"Aku pernah menolongmu, sudah tentu tak mengijinkan kau mati"
Sehabis berkata ia mendelik kepada Hoa Suan. Ujar Kong Sun Sek.
"Boen Siauwhiap. aku lihat kau lebih baik beristirahat terlebih dahulu, kesehatan tubuh sendiri haruslah kau jaga baik-baik, juga agar jangan sampai orang lain yang menguatirkanmu"
Boen ching nampak dengan perkataan ini Kong Sun Sek telah menegornya, terpaksa ia hanya menganggukkan kepalanya, ia telah pingsan selama tiga hari, kekuatan tubuhnya sebenarnya telah tak tahan tetapi dengan menelan pil "Liong-Hiat Sin Tan"
Dengan paksa ia bertahan untuk sementara waktu. Ujarnya kemudian kepada Kong Sun Sek.
"Kalau begitu cianpwee boleh berangkat terlebih dahulu, dengan nona Pek, aku dengan Hoa Sute akan segera menyusul"
Kong Sun Sek agaknya tak mau menerima, sahutnya.
"Ini perkataan apa, apa kau kira aku tak dapat menanti dirimu" ***.
*** Boen ching nampak Kong San Sek demikian nampak memperhatikan dirinya, terpaksa ia menganggukkan kepalanya tanda menyetujui nya.
Dia mencari sebuah batu yang agak bersih, kemudian duduk bersila menjalankan pernapasannya, waktu didalam gua kuno ia telah biasa menjalankan pernapasan secara demikian, begitu ia duduk bersemedi, mulai lagi dengan menjalankan latihannya, sekali duduk telah menghabiskan waktu selama tiga jam lebih pada saat ini ia telah merasakan luka dalamnya telah sembuh seluruhnya, barulah ia bangkit berdiri.
Pek Hian Ling yang berada disampingnya segera berkata.
"Yang kau pelajari kepandaian dari perguruan mana, toch? mengapa sekali duduk demikian lamanya apa lukamu sudah sembuh?"
Boen ching tertawa, tak mengucapkan sepatah katapun dalam hati Kong Sun Sek diam2 merasa sangat terkejut, dia telah lama berkelana didunia kangouw, dengan sikap Boen ching semacam ini dapatlah disimpulkan bahwa kehebatan lweekangnya jauh melebihi dirinya, entah selama berpisah Boen ching telah mendapatkan ilmu macam apa lagi sehingga lweekangaya demikian maju dengan pesatnya.
Tetapi perkataan ini ia juga tidak enak untuk menanyakannya, terpaksa ia hanya memandang kearah Boen ching.
Terdengar Hoa Suan berkata pada Boen ching.
"Suhu, supeh mereka mungkin akan menghadiri pertemuan diloteng oei Hok Loo, entah benar tidak ?"
Boen ching menggelengkan kepala, sahutnya.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mungkin tidak benar"
Hoa Suan mengerutkan alisnya, ujarnya lagi.
"Tetapi suhu memberitahukan kepadaku, menyuruh aku mengikuti kau terlebih dahulu baru setelah selesai ***.
*** mengadakan pertemuan diloteng oei Hok Loo pada bulan delapan malam Tiong chiu, suhu akan mulai menurunkan ilmunya kepadaku."
Mendengar perkataan Hoa Suan itu, jawab Boen ching.
"Mungkin Tong Hong Supek dapat mengikutinya, kaujangan kuatir."
Pek Hian Ling mendelikkan matanya kearah Hoa Suan yang berada disampingnya itu menjadi mendongkol.
tetapi ia dengan Boen ching adalah suhengte, sehingga tak mempunyai cara apa2 untuk menariknya pergi dari tempat tersebut.
Empat orang itu bangkit berdiri dan melanjutkan perjalanan lagi.
Se-konyong2 terdengar suara tertawa dingin seorang sastrawan berusia pertengahan muncul dihadapan mereka.
Boen ching menjadi terkejut, ternyata adalah Ouw Yang Bu Kie, entah bagaimana ia dapat mencarinya kembali, mengapa ia kembali datang ke gunung Lu San ini, beberapa kali secara kebetulan dapat meloloskan diri dari cengkeremannya, tetapi ini hari ada empat orang di sana, kiranya sukar bagi dirinya untuk melolos kan diri.
Pek Hian ling sama sekali tidak mengenal pada Ouw Yang Bu Kie, mendengus, bentaknya.
"Siapa kau?"
Meskipun Kong Sun Sek belum pernah bertemu dengan Ouw Yang Bu Kie, tetapi mengetahui kalau orang ini bukan sembarangan orang, dia menarik tangan Pek Hian Ling kebelakang kemudian tanyanya.
"Saudara entah siapa, maafkan aku Kong Sun Sek tidak mengenalnya."
Ujar Ouw Yang Bu Kie dengan dingin.
"Aku datang bukan untuk mencari kau, kau pun tak berhak untuk menanyakan namaku" ***.
*** Kong Sun sek juga terhitung sebagai orang yang mempunyai nama2, belum pernah dipandang ringan sedemikian rupa, baru ia akan membalas memaki, terdengar Boen ching telah berkata dengan suara yang perlahan-"Ini adalah setan paras elok.
Ouw Yang Bu Kie"
Baru perkataannya diucapakan, saking kagetnya sampai telapak tangan Kong Sun Sek mengeluarkan keringat yang dingin, sedang Pek Hian Liong pun tak berani berkata seucap katapun.
Selain Boen ching, ketiga orang lainnya belum pernah bertemu dengan Ouw Yang Bu Kie, tetapi terhadap nama Setan arak.
Paras elok.
harta dan kedudukan, empat orang iblis sakti mereka sudah sering mendengarnya, sehingga begitu mendengar perbuataan ini menjadi sangat terkejut bukan buatan- Dengan dingin Ouw Yang Bu Kie bertanya kepada Boen ching.
"Siapakah yang memukul genta pada waktu itu?"
Boen ching mendengar Ouw Yang Bu Kie bertanya kepadanya, ia menjadi tertegun, pikirnya.
"Entah waktu itu Ouw Yang Bu Kie dengan Toan Bok cie jien pergi menguntit orang itu telah menemukan apa, entah dia telah bertemu dengan orang yang membunyikan genta itu tidak?"
Dengan perlahan dia menggelengkan kepala nya, jawab nya.
"Mana aku tahu?"
Ouw Yang Bu Kie selangkah demi selangkah berjalan mendekati Boen ching, ujarnya.
"Selama satu bulan ini, entah ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Mu itu telah kau latih bagaimana hebatnya, tidak ada halangan untuk diperlihatkan sekali lagi"
Boen ching hanya tertawa tawar, sahutnya. ***. *** "Ini tidaklah menjadi soal, hanya tempat ini tidak sebahaya waktu berada digunung oei San"
Ouw Yang Bu Kie tertawa besar, ujarnya.
"sukar diduga, kiranya kau juga mempunyai kegembiraan-"
Sehabis berkata dia menengok keempat penjuru, katanya kemudian kepada Boen ching.
"Gunung Lu San ini bukannya tidak ada tempat yang bahaya, bagaimana kalau kita daki pada puncak sebelah kanan, nomor pertama?"
Boen ching mendongakkan kepalanya memandang puncak yang ada disebelah kanan itu, tingginya melewati mega, dia tertawa ujarnya.
"Sungguh cocok sekali dengan seleraku"
Ouw Yang Bu Kie tertawa tergelak, dia bergerak berjalan menuju kearah sana, Boen ching pun menggetarkan tubuhnya mengikuti dari belakangnya.
Sebenarnya Boen ching memang mendapatkan didikan langsung oleh Ie Bok Tocu didalam hal ginkang, dan ginkangnya dapat melebihi dari siapapunn juga, apalagi kini lweekangnya telah mendapatkan kemajuan yang pesat, dia yang berlari dibelakang Ouw Yang Bu Kie dengan jarak yang selalu tetap tanpa dapat tertinggal jauh setengah langkahpun.
Ouw Yang Bu Kie mengeluarkan suara tertahan, ujarnya.
"Ginkang mu kiranya juga mengalami kemajuan"
Meskipun dua orang itu sedang lari naik, tetapi setiap ucapannya dengan jelas masuk kedalam telinga Boen ching.
Boen ching balas menjawab.
"Bagainana kalau kita berdua mengadu ilmu, Ouw Yang Bu Kie yang mendengar setiap perkataan yang diucapkan oleh Boen ching masuk ketelinganya juga dengan sangat jelas, hatinya menjadi sangat terkejut, lweekang dari Boen ching kiranya juga mea dapatkan kemajuan yang sangat pesat, ia tertawa besar, sahutnya dengan nyaring.
***.
*** "Baik kita berdua beradu ginkang, lihat siapa yang terlebih dahulu mencapai ke puncak gunung itu".
Baru perkataannya selesai diucapkan tubuhnya telah melayang dan lari dengan cepat kearah puncak gunung itu.
Boen ching bersiul panjang, tubuhnya berkelebat dengan menggunakan ilmu "Shan Au Ban Li"
Yang dipadukan dengan gerakan tubuh "Hui Sie Yu Seh"
Tubuhnya bagaikan daun kering yang sangat ringan melayang kearah puncak gunung.
Ginkang dari ie Bok-Tocu menjagoi seluruh dunia kangouw, Boen ching yang mendapatkan didikan langsung dari Ie Bok Tocu, karena lweekangnya lemah ketika pertama kali terjun kedalam dunia kangouw, sehingga tak dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya, sedang pada saat ini lweekang Boen ching tidaklah dibawah IeBok Tocu sendiri, begitu ilmu ginkang nya dikerahkan, belum ujung kakinya menempel ketanah, tubuhnya telah melayang naik.
Ujung kaki Boen ching sedikit menutul diatas batu dan mengejar naik, dua orang itu ternyata bersamaan waktu mencapai diatas puncak gunung itu.
Ouw Yang Bu Kie waktu permulaan naik masih dapat berada didepan Boen ching sekejap mata dua orang itu telah menerebosi mega, begitu mencapai tempat ini, Boen ching telah berhasil berada disamping Ouw Yang Bu Kie.
Dalam hati Ouw Yang Bu Kie merasa sangat terkejut dan gusar, Boen ching didalam pandangannya sama sekali tidak dipandang sebelah matapun olehnya, tetapi kini ternyata ginkangnya berada diatas dari dirinya, dengan cepat ia menarik napas panjang-panjang tubuhnya bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya meluncur keatas puncak gunung.
Ouw Yang Bu Kie dengan dingin mendengus, meskipun dua orang itu bersama-sama mencapai diatas puncak gunung itu, tetapi Boen ching telah menginjakkan kakinya terlebih dahulu, ***.
*** dan kini dalam hal bertanding untuk mencapai puncak gunung sudah terang ia mengalami kekalahan- Dengan tangan sebelahnya ia melakukan serangan kearah dada Boen ching, Boen ching nampak dalam hal ginkang dia tidak terkalahkan oleh Ouw Yang Bu Kie, hatinya menjadi sangat girang, kepercayaan pada diri sendiri makin tumbuh, lima jarinya membalik mencekal kearah Ouw Yang Bu Kie dengan menggunakan ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Ia berusaha untuk mengalahkan Ouw Yang Bu Kie.
Nama Ouw Yang Bu Kie termasuk sebagai empat orang iblis sakti, kehebatan dari lweekangnya tidak usah begitu dikatakan, dengan gerakan yang dari ilmu ginkang Boen ching baru dapat ditimbang dalam pertandingan tadi, dan kini Ouw Yang Bu Kie setelah mengeluarkan ilmunya "chieh Hun Pak ciang,"
Untuk melawannya ilmu "chieh Hun Pat ciang"
Dari Ouw Yang Bu Kie ini, seluruhnya menggunakan telapak kiri sedang jurus serangannya pun sangat aneh sekali.
setelah ber-turut2 melancarkan tiga kali serangan, Boen ching saking terdesaknya hingga tak mendapat kesempatan untuk melakukan serangan balasan- Dalam hati Boen ching sangat terkejut, sekalipun dia sangat paham dan hafal terhadap ilmu "Thay Thien Kioe Sih"
Yang mempunyai perubahan yang sangat banyak tetapi baginya kesempatan untuk membalas melakukan serangan pun tidak diberi, sehingga bagaimanapun juga ia berusaha juga tak dapat berbuat apa2 terhadap Ouw Yang Bu Kie.
Tetapi dalam hati Ouw Yang Bu Kie makin merasa terkejut, jika sebulan yang lalu, dalam dua jurus saja Boen ching tentu akan mengalami kekalahan, tetapi kini berturut2 dia melancarkan serangan, Boen ching ternyata masih tidak nampak akan kalah, dalam satu bulan ini kemajuan dari lweekang Boen ching ternyata satu kali lebih hebat dari dahulu, jika demikian terus, dalam waktu pendek saja ***.
*** kepandaian Boen ching akan jauh melebihi dirinya, ini sungguh sangat mengejutkan sekali.
Dia menggigit bibitnya, Boen ching terlalu menakutkan dan harus dibasmi, segera dia melancarkan jurus "Hong cong Lie Ie"
Atau suara genta menggema hebat, ber-turut2 melancarkan sepuluh kali serangan, seluruhnya diarahkan pada jalan darah penting ditubuh Boen ching.
Boen ching menjadi sangat terkejut, kepandaian dari Ouw Yang Bu Kie ternyata belum dapat dipandang ringan, dia sendiri masih tidak mengapa, tetapi mana dia dapat menyuruh Kong sun sek, Pek Hian Ling serta Hoa Suan mengawani dirinya ?? apalagi dalam hal ginkang dirinya tidak dibawah Ouw Yang Bu Kie jika berjalan selangkah terlebih dahulu, pastilah dapat lolos dari tangan Ouw Yang Bu Kie.
Dia tak berani menerima serangan dari Ouw Yang Bu Kie itu, tubuhnya melayang dengan menggunakan ilmu "Shen Au Boe Li dan lari turun kebawah gunung.
Ouw Yang Bu Kie mana mau melepasnya, dengan cepat dia lari mengejar, tubuhnya bagaikan seekor rajawali rakasa yang melayang turun dari puncak gunung mengejar kearah Boen ching..
-oo0dw0oo- BOEN CHING SEORANG diri berlari bagaikan terbang, sedang Ouw Yang Bu Kie tak henti2nya mengejar dengan kencangnya.
Setelah berlarian, dia tidak mengetahui pula telah sampai dimana, Boen ching hanya berputar disekitar jalan gunung itu, tetapi waktu lebih panjang lagi, dia bagaimanapun juga baru sembuh dari luka parahnya, mana dapat bertahan berlari kencang sedemikian jauhnya dengan tenaga penuh.
***.
*** Gerakan tubuhnya mulai menjadi perlahan, Ouw Yang Bu Kie yang menguntuti dibelakang nya tertawa dingin, dengan sekuat tenaga ia mengejar ke depan- Boen ching diam2 berpikir, jika demikian terus menerus tentu dia akan dapat dikejar oleh Ouw Yang Bu Kie, dan pada saat itu tentu dirinya dalam keadaan sangat letih sukar di tahan, dengan keadaan waktu itu jika sampai terkejar, bukankah lebih baik sekarang juga berhenti terlebih dahulu.
Dia segera menghentikan gerakan tubuh nya dan balikkan tubuhnya menghalang Ouw Yang Bu Kie dengan dingin tertawa besar tubuhnya melayang menubruk maju.
Boe ching balikkan tubuhnya mencabut keluar pedangnya, dan kemudian dengan pedangnya itu menusuk ke arah Ouw Yang Bu Kie dengan ilmu "Ngo Heng Kiam Hoat", tubuhnya berkelebat kesana kemari setiap langkahnya mengikuti tempat kedudukan "Ngo Heng"
Dengan jurus pedangnya yang merupakannya kebalikan dari ilmu pedang biasanya, dimana pedang itu menyambar bagaikan angin taufan mengulung tubuh Ouw Yang Bu Kie.
Dia dengan tangan kosong menerima lima enam kali serangan, sedang pada mulutnya memuji.
"Jurus pedang yang sangat bagus"
Perkataannya baru diucapkan keluar, kipas emasnya telah dikeluarkan, diantara buka dan tutup nampak gambar tengkorak berwarna merah yang mengeramkan, diikuti dengan dikeluarkannya ilmu "cong Thian Llok Shan". Ngo Heng Kiam Hoat"
Yang digunakan Boen ching sekarang ini adalah ilmu yang digunakan Tan coen waktu melawan Thian Jan Shu tempo hari, kekuatan dan kehebatannya luar biasa, tetapi sayang leweekangnya tidak dapat menandingi Ouw Yang Bu Kie, apalagi tidak hafal, diantara berkelebatnya bayangan kipas, kakinya terdesak mundur hingga salah menginjak tempat kedudukan- ***.
*** Ouw Yang Bu Kie tertawa dingin, kipas emasnya dibuka dan ditekan kebawah kemudian menyapu ke arah pinggang Boen ching.
Boen ching segera menarik kembali pedang nya dan menghalau serangan kipas Ouw Yang Bu Kie ini.
Tetapi kipasnya tiba-tiba menutup dan menotok kearah pedang ditangan Boen ching, tangan kanan Boen ching cepat melancarkan serangan, tetapi pedang ditangannya tetap tertutul oleh kipasnya, sedang kipas emasnya mengikuti gerakkan ini menekan kebawah, kemudian memotong kearah urat nadi di pergelangan tangan Boen ching.
Dalam hati Boen ching merasa sangat terkejut dengan terburu-buru ia mundur kebelakang.
Ouw Yang Bu Kie tertawa tergelak kipasnya dikembangkan dan menyambar kesembilan jalan darah terpenting didepan tubuh Boen ching.
Jurus Ouw Yang Bu Kie ini dilakukan dengan sangat cepat sekali, hampir saja Boen ching tidak tahan untuk melawannya, bahkan dia tak dapat melihat dengan jelas jurus yang digunakan Ouw Yang Bu Kie untuk menyerangnya itu.
Ia membalikkan tubuhnya bersiap melari kan diri, Ouw Yang Bu Kie dengan dingin tertawa panjang, sinar emas yang berkelebat bagaikan pelangi melayang mengitari Boen ching sedang pada mulutnya membentak.
"Kau masih ingin pergi?"
Boen ching dengan gusar membentak.
tangan kirinya dengan sekuat tenaga melancarkan serangan, dan menyambar kipas emas yang berada ditangan kanan Ouw Yang Bu Kie.
Ouw Yang Bu Kie dengan dingin mendengus, tangan kirinya menyambar mencekal tangan kiri Ouw Yang Bu Kie, sedang pedangnya bagaikan kilat cepatnya menggores ke leher 0uw Yang Bu Kie.
***.
*** Kipas emasnya segera dikembangkan, baru akan memukul jatuh pedangnya untuk kemudian baru membereskan orangnya mendadak.
dalam hatinya tergerak.
kipasnya ditutupnya kembali dan ditempelkan diatas pedang Boen ching, dalam hatinya pikirnya.
"Aku akan melihat lweekangmu sebenarnya seberapa tingginya"
Pedang Boen ching yang ditempelkan oleh kipas emasnya Ouw Yang Bu Kie, hatinya menjadi sangat terkejut, seluruh tenaga dalamnya telah dikerahkan pada kipas emasnya perlahan-lahan tetapi tak henti-hentinya menyerang kearah Boen ching.
Boen ching tak dapat berbuat apa-2 lagi, terpaksa hanya dengan sekuat tenaga memberikan perlawanannya .
Begitu pedang dan kipas beradu, Ouw Yang Bu Kie segera telah dapat mengukur bahwa tenaga lweekang yang dimiliki Boen ching masih lebih rendah lima bagian dari dirinya, tetapi dia mengetahui sebulan yang lalu lweekang yang dimiliki Boen ching tidak sampai dua bagian saja dari dia.
kini ternyata bertambah demikian banyaknya, apalagi Boen ching mempunyai ilmu silat yang sangat lihay, jika membiarkan dia hidup demikian terus menerus, kiranya tak sampai setahun kemudian dianya sendiripun tak dapat bertahan serangannya.
Baru Ouw Yang Bu Kie akan menurunkan tangan jahatnya, sekonyong-konyong kipas emasnya mengendor dan dengan perlahan-lahan mundur kebelakang.
Sebenarnya Boen ching telah merasa sukar untuk menghindarkan diri dari kematian tetapi keadaan ternyata berubah dengan cepatnya, ia mengikuti arah pandangan dari Ouw Yang Bu Kie dimana dia memandang, tanpa terasa dia menjadi termangu-mangu, gadis yang mirip dengar gambar pada cermin pualam itu, Sek Giok Siang telah berdiri mematung disana.
***.
*** Tubuh Ouw Yang Bu Kie nampak sedikit gemetar, selangkah demi selangkah ia mundur kebelakang.
Boen ching dengan termangu memandang ke arah wajah Sek Giok Siang, nampaknya gadis itu baru saja menangis, air mata pada wajahnya masih belum mengering, ia sedang memandang termangu-mangu pada Ouw Yang Bu Kie dan Boen ching dua orang.
Tiba-tiba Ouw Yang Bu Kie dengan menutupi wajah menjerit keras kemudian dengan kaiap lari pergi.
Boen ching menjadi tertegun, ia memandang terpesona pada Sek Giok Siang, nampak dia berdiri melawan datangnya angin yang bertiup, sedang kedua matanya memandang awan putih yang melayang di tengah udara, agaknya dia tidak memperdulikan sikap Ouw Yang Bu Kie yang lari pergi dengan kalap itu.
Boen ching merasa heran mengapa Sek Giok Siang dapat berada ditempat ini dengan tiba-tiba, dia berjalan mendekati sek Giok Siang dengan tenang ia berdiri disamping nya, dia tak mengetahui karena urusan apa sehingga menyebabkan Sek Giok siang melelehkan air matanya.
Dengan perlahan Sek Giok- Siang menundukkan kepalanya, kepada Boen ching tanyanya dengan perlahan.
"Kenapa kau berada ditempat ini?"
Sahut Boen ching dengan suara yang sangat halus.
"Nona Sek, apakah telah terjadi sesuatu urusan pada dirimu?"
Sek Giok Siang menggelengkan kepalanya, setelah termenung sejenak tanyanya pada Boen ching.
"Aku hanya berjalan sampai disini, siapa orang tadi itu, agaknya dia takut padaku hingga melarikan diri."
Boen ching menjadi tertegun pikirnya. ***. *** "Kiranya Sek Giok Siang ini tidak mengenal pada Ouw Yang Bu Kie."
Setelah berpikir sejenak lalu sahutnya.
"Dia bernama Ouw Yang Bu Kie"
Sek Giok Siang dengan suara perlahan menganggukkan kepalanya, kemudian balik kan tubuhnya berjalan lagi.
Boen ching menjadi termangu disana, dia tidak berani mengejarnya untuk bertanya, bayangan sek Giok Siang perlahan-lahan hilang dari pandangannya, dengan tenang ia berdiri disana sedang pada benaknya timbul wajah Sek Giok Siang yang sedang tertawa, sedih dan mengucurkan air mata.
Sek Giok Siang mengapa dapat berbuat demikian-.? Dia sebenarnya akan lari mengejarnya, tetapi diapun merasa agak takut, takut terhadap pnrkataan yeng diucapkan oleh cu Khek ci Yun kepadanya, dia tadi dapat melibatkan diri dalam bayangan lamunannya diri sendiri.
Dia berpikir bolak balik hingga lama tetapi akhirnya dia berpikir pula, jika ia sama sekali tidak mengenal Sek Giok Siang, setelah bertemu dengan keadaan ini dapat berbuat bagaimana ? pada saat itu dia dapat menggunakan seluruh tenaganya untuk memberi bantuan kepadanya.
Boen ching menjadi melamun tak karuan, kemudian dia berjalan mengikuti dimana sek Giok siang tadi melaluinya .
Dengan sekuat tenaga ia lari, tak lama telah nampak bayangan pungung dari Seh Giok-siang, dia lari mengejar mendekat.
Dengan suara perlahan tanyanya kepada Seh Giok Siang.
Bentrok Rimba Persilatan Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Nona Sek.
apa kau memerlukan bantuanku kah ??".
Seh Giok- siang hanya menggelengkan kepalanya, kemudian berjalan kedepan lagi.
Boen ching menjadi ragu-ragu, sejenak ia mengetahui geraknya ini membuat Sek Giok siang menaruh rasa curiga ***.
*** kepadanya, dia maju selangkah kedepan, katanya pula pada Sek Giok siang.
"Nona Sek.
tawaranku ini adalah keluar dari dalam hati sanubariku ".
sek Giok Siang memandang ke arah Boen ching, ujarnya.
"Urusan ini kaupun tak akan mempunyai daya untuk menolong aku, ibuku sakit keras dan telah meninggal dunia".
Selesai berkata dia berjalan kedepan lagi.
Boen ching menjadi termangu-mangu di sana, bayangan dari wanita berusia pertengahan dengan wajah yang sangat cantik itu muncul kembali pada benaknya, dia merasa heran ibu dari Sek Giok Siang demikian sehat nya mengapa dengan demikian mudahnya telah meninggal dunia.
Dia merasakan sesuatu yang sangat mendadak.
sebenarnya dia akan maju menghibur padanya, tetapi terpikir olehnya mungkin Sek Giok siang tidak menyukai dirinya, dengan diam- diam terpaksa ia mengundurkan diri.
Dia berjalan menuju ketengah gunung, entah telah melewati berapa jauh terus hingga cuaca menjadi gelap.
Boen ching memandang kekanan dan kekiri sejenak.
setelah itu ia mencari suatu gua yang bersih dan masuk ke dalamnya umtuk beristirahat.
Hari kedua, baru udara menjadi terang Boen ching telah meningalkan gunung Lu San, dan mulai melanjutkan perjalanannya menuju Telaga Thay Ouw.
Selama tiga hari melakukan perjalanan, kini Boen ching telah tiba di Telaga Thay-Ouw, dia memandang air dari telaga itu, tak tahu harus berbuat bagaimana untuk memberi kabar pada markas perkumpulan Elang Sakti itu, waktu itu adalah cah We yang mencari dirinya dan menyambutnya kedalam markas.
***.
*** Dia berjalan mendekati sebuah perahu nelayan, kepada pemilik perahu itu katanya.
"Aku bernama Boen ching, ingin bertemu dengan siauw Pang-cu dari perkumpulan Elang Sakti, dapatkah kau menolong aku pergi kesana?"
Wajah orang itu segera berubah, dengan membungkukkan badannya ia memberi hormat, ujarnya.
"Kiranya adalah Boen Siauw hiap.
aku segera pergi memberi kabar".
Selesai berkata ia mendayung perahunya ke dalam telaga, dalam hati diam-diam Boen ching berpikir, orang itu tentunya orang dari perkumpulan Elang Sakti, jika dilihat hal itu dapat membuatkan pengaruh dari perkumpulan Elang Sakti tidaklah kecil.
Tak lama sebuah perahu besar muncul, Bwee Giok dengan menyamar sebagai seorang pria berdiri dujung perahu, sambil memberi hormat pada Boen ching ujarnya.
"Boen heng datang dari tempat jauh, siauwte tidak mengetahuinya hingga tak dapat menyambut secara layaknya harap suka dimaafkan"
Boen ching yang nampak Bwee Giok, teringat olehnya apa yang dikatakan oleh cu Khek ci Yun kepadanya waktu berada didalam gua kuno itu, tanpa terasa wajahnya menampilkan rasa gembira, dengan cepat sahutnya.
"Bwee heng, mengapa demikian menggunakan banyak aturan segala"
Bwee Giok menyilahkan Boen ching naik ke atas perahu, Boen ching tak dapat menahan perasaannya lagi dengan terburu buru ia bertanya kepada Bwee Giok.
"Apa suhuku telah mempunyai kabar?"
Bwee Giok menggelengkan kepalanya, ujarnya. ***. *** "Ie Bok Tocu mungkin telah lewat dari tempat ini atau mungkin tidak dapat mencarinya, tak usahlah kau kuatirkan"
Boen ching menjadi termenung, Bwee Giok yang nampak Boen ching termenung, dengan tertawa ujarnya.
"Boen Toako, apa tak mau memberi muka kepadaku, berdiam beberapa hari didalam perkumpulan kami?"
Boen ching sambil tertawa sahutnya.
"Nona Bwee, aku masih mempunyai urusan hendak menjelajahi kegunung Siong San, urusan sangatlah penting sekali, tak dapat tinggal lebih lama lagi ditempat ini"
"Oh -- -"Jawab Bwee Giok, ia telah dapat menebak ia akan berbuat apa, dengan suara perlahan tanyanya kepada Boen Ching.
"Apakah karena urusan hioloo peninggalan dari Hay Gwat Thaysu?"
Boen Ching menganggukkan kepalanya.
Bwee Giok berpikir sejenak, dia mengetahui urusan ini sangatlah penting sekali, dia tak mungkin dapat mencegah kepergian dari Boen Ching dan menyuruhnya jangan pergi.
Setelah berpikir bolak balik sambil tertawa ujarnya.
"Ayahku juga karena ada urusan tidak berada dalam markas, sekalipun demikian tak ada salahnya kalau aku mengawani kau menuju kegunung Siong San kau pikir bagaimana?"
Boen Ching menjadi tertegun, dia tak enak untuk menolaknya, terpaksa ujarnya.
"Nona Bwee demikian baiknya, aku Boen Ching entah harus berkata apa baru baik, hanya janganlah karena urusanku ini hingga menghalangi urusan dalam perkumpulan nona Bwee"
Bwee Giok tersenyum, ujarnya.
"Kau tentunya masih belum melupakan paman Tong ku bukan? Urusan dalam perkumpalan ada dia disini, tak usah merepotkan aku lagi?jika kau sangat tergesa-gesa, kita dapat berangkat sekarang juga"
Boen Ching terpaksa hanya tersenyum saja dengan demikian dua orang itu melakukan perjalanannya menuju kegunung Siong San .
***.
*** Sepuluh hari telah berlalu dua orang itu baru naik ke gunung Siong San, sekonyong-konyong muncul seorang kakek sambil tertawa katanya kepada Boen Ching.
"waktu kau telah menang, tetapi kali ini kau naik ke gunung Siong san, aku tak mungkin akan tertipu lagi oleh akalmu yang licik itu.
Boen Ching begitu nampak orang itu, hatinya diam-diam merasa terkejut, yang datang ternyata adalah Siauw Bian Hui Yuen atau si kera terbang berwajah riang, Yoen Fu.
Entah dengan bagaimana Yuen Fu ini menguntit hingga sampai ke gunung Siong san ini, belum dia menjawab Yuen Fu dengan tertawa telah berkata lagi.
"Boen Ching kau kali ini naik kegunung Siong san tak usah ditanyakan lagi tentunya karena hioloo yang ditinggaikan oleh Hay Gwat Thaysu itu bukan, sekarang kau harus memberi tahukan kepadaku dimana adanya Hioolo itu."
Boen Ching dengan tawar menyapu sekejap pada wajah Yuen Fun Yuen Fu terkenal dengan nama sebagai sikera terbang yang berwajah riang, wajahnya tambah riang sudah tentu makin mengandung apa2 yang tidak beres, kemudian ujarnya.
"Apakah hanya karena beberapa ucapanmu itu saja lalu menyuruh aku memberitahukan kepadamu?"
Yuen tertawa besar, ujarnya.
"Kau ternyata juga sangat menyenangkan"
Selesai perkataannya itu, tangannya menyambar ke arah Boen Ching.
Bwee Ciok tahu kepandaian Yuen Fu sangat tinggi, hampir- hampir sejak muncul dalam dunia kangouw belum pernah ia mendapatkan lawannya, tubuhnya yang menubruk mendekat itu dilakukan secepat kilat, tak dapat disalahkan lagi kalau julukannya sebagai sikera terbang.
***.
*** Boen Chingpun mengetahui keistimewaan daripada Yuen Fu ini, begitu tubuh Yuen Fu mendesak mendekat, tubuhnya balik mundur cepat.
Yuen Fu sambil tertawa tergelak maju mendekat, Boen Ching sangat hapal dengan ilmu "Tay Thien Kioe Sih"
Ilmu inipun juga mengutamakan pertarungan jarak dekat dia nampak kuku Yuen Fu bagaikan cakar, tak dapat dikatakan sebagai lawan yang ringan, dia menghentikan gerakan tubuhnya dan balik membalas menyerang, lima jarinya balik mencekal kearah Yuen Fu.
Yuen Fu sambil memajukan tubuhnya lebih dekat lagi ia tertawa tergelak, selamanya belum pernah ada orang yang berani melawannya dengan pertarungan jarak dekat, kini ternyata Boen Ching berani melakukannya tanpa terasa diapun mengagumi atas keberanian nyalinya.
Lima jarinya dari mencakar berubah menjadi totokan dan menyapu keurat nadi pergelangan tangan Boen Ching.
Boen Ching terasa matanya silau, tangan kanannya telah terkena serangannya, dalam hati diam-diam merasa terkejut, pikirnya nama dari Yuen Fu ini sungguh bukanlah merupakan nama yang kosong belaka.
Tetapi pada saat ini lweekangnya telah mengalami kemajuan yang pesat sekali, bukanlah bandingannya ketika waktu tempo hari, tangan kanannya ditekan kebawah sedikit dan balik mencekal tangan kanan Yuen Fu.
Dalam suara tertawanya tubuhnya telah berkelebat dan berada dibelakang tubuh Boen Ching dimana dia melakukan serangan lagi.
Boen Ching nampak gerakan dari Yoen Fu ini ternyata demikian cepat dan gesitnya jika dilawannya dengan mudah sungguh bukanlah merupakan pekerjaan yang enteng.
Dia balik mencengkeram kearah Yuen Fu dia tertawa tergelak, dengan mudah malah mencekal tangan kanan Boen Ching tidak menanti Yuen Fa mengerahkan tenaganya bagaikan kilat cepatnya ia balik mencekal urat nadi pada pergelangan Yuen Fu, diikuti dengan bahu kanannya sedikit bergetar, ternyata ia telah ***.
*** menggunakan jurus "Ling Coa Cien Sian".
Yuen Fu yang terkena getaran tenaga bahu kenannya menjadi terlempar terbang ke tengah udara dan menubruk kepohon yang berada disebelah kirinya.
Dalam hati Yuen Fu merasa sangat terkejut karena sesaat dia terlalu memandang ringan pada pihak lawan, hingga masuk perangkap dan terpancing oleh tipu muslihat Boen Ching.
Sepuluh jurus belum sampai, ia telah terlempar oleh Boen Ching kearah -pohon besar, jikalau tidak mati juga sedikitnya akan terluka parah, hanya satu-satunya jalan baginya yaitu mengerahkan tenaga murninya untuk menjaga diri.
Sekonyong-konyong terdengar suara tertawa tergelak, sebuah bayangan dari dalam hutan dengan sangat cepat menerima tubuh Yuen Fu yang sedang melayang itu, kemudian meletakkannya diatas tanah dan berjalan mendekati Boen Ching.
Boen Ching nampak orang yang baru datang itu pada tangan kirinya membawa sebuah gentong arak yang besar, ternyata tak salah lagi dia adalah Setan arak, Toan Bok Cie Jien, diam-diam dalam hatinya merasa sangat terkejut.
Toan Bok Cie Jien tertawa tergelak tak berkata dengan perlahan ia berjalan mendekati Boen Ching.
---ooo0w0ooo--- BOEN CHING nampak Toan Bok Cie Jien mendadak muncul ditempat itu, mau tak mau dalam hatinya timbul rasa terkejut.
Dengan perlahan, sambil tertawa Toan Bok Cie Jien berkata.
"Urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu telah menggetarkan setiap orang didalam dunia kangouw, ciangbunjin dari enam partai besar jejaknya tidak jelas, sedang kau datang kembali kegunung Siong San, hal ini bukankah sudah jelas sekali ?"
Boen Ching sambil tertawa ujarnya.
"Apakah dapat dikatakan dengan nama besarmu itu kaupun ternyata ikut ***. *** memperebutkan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu.. Toan Bok Cie Jien memandang tajam kepada Boen CHing sejenak dengan tertawa sahutnya.
"Mereka tiga orang mau memperebutkan nama, dalam hatiku sendiri juga sangat paham, kepandaian dari Thian Jan Shu jauh melebihi kita berempat orang, sekalipun empat orang bergabung juga tak mampu untuk menandinginya."
Ia berhenti sejenak, kemudian terusnya.
"Berbicara terus terangpun tak mengapa, aku ternyata kini juga telah datang kemari, sudah tentutak usah diragukan lagi juga karena urusan tujuh buah hioloo kuno tersebut."
Hati Boen Ching menjadi tergetar,jika empat iblis sakti ini turut serta dalam perebutan ini, kiranya diri sendiri tak mudah untuk menghadapi mereka itu.
Si Kera terbang berwajah riang, Yuen Fu yang berdiri disamping, nampak Toan Bok Cie Jien juga hadir disana, diam-diam merasa terkejut.
Dia paham akan kekuatan sendiri bukanlah tandingan dari Toan Bok Cie Jien, tetapi mana dia mau dengan demikian mudah melepaskannya.
Dia berbatuk batuk perlahan, sambil tertawa katanya kepada Toan Bok Cie Jien "Toan Bok heng, tahukah kau siapa saja yang mengetahui tentang urusan ini pada hari ini?"
Toan Bok Cie Jien dan Thian Jan Shu hanya tertera beberapa tahun saja, sehingga dapat dihitung setingkat, Yuen Fu selamanya congkak dan ganas, tetapi karena takut membuat marah pemimpin dari empat iblis sakti ini sehinga terpaksa ia membahasai dia dengan sebutan cianpwee.
Toan Bok Cie Jien dengan dingin tertawa terkekeh-kekeh, ujarnya.
"Siapakah kau ?"
Si Kera terbang berwajah riang, Yuen Fu mendengar Toan Bok Cie Jien dengan cara demikian menanyakan namanya, ***.
*** hatinya sebenarnya merasa kurang senang, didalam Bulim ia juga dapat dihitung sebagai orang yang disegani, Setan arak ternyata malah balik bertanya kepadanya, bukankah tingkatnya dengan Boen Ching pun dibikin menjadi rendah? Tetapi dengan paksaan diri dia tertawa dan sahutnya.
"Aku adalah Yuen Fu, didalam dunia kangouw dengan julukan Si Kera terbang berwajah riang adalah cayhe sendiri."
Toan Bok Cie Jien tertawa tawar, ia memandang sekejap kearah Boen Ching, kepada Yuen Fu ujarnya.
"Engkau demikian cara mengatakannya, bukankah sengaja ingin mencari seteru dengan ku?"
Yuen Fu tersenyum, ujarnya.
"Cianpwee janganlah menaruh rasa curiga, tetapi menurut apa yang aku ketahui tiga bersaudara dari Chie Lan Kong pun sangat memperhatikan tentang urusan tujuh buah hioloo kuno peninggalan Thian Jan Shu ini, pertemuan diloteng Oei Hok Lo pada dua bulan yang akan datang pasti tidaklah dapat kekurangan mereka bertiga orang. sedang ini hari Boen Ching menuju kegunung Siong San,jika urusan ini diketahui pula oleh mereka tak urung merekapun akan ikut serta."
Kedua alis Toan Bok Cie Jien menjadi berdiri, nama dari Chie Lan Kong waktu itu pernah menggetarkan seluruh sungai telaga, tapi setelah munculnya Thian Jan Shu, dimana ia naik ke istana Chie Lan Kong untuk mengacau, dengan mengandalkan kepandaiannya yang sangat tinggi itu dengan paksa ia menutup pintu dari istana Chie Lan Kong dan tak memperkenankan mereka ikut campur dengan urusan dunia kangouw lagi.
Pernah tersentil berita, waktu Thian Jan Shu menuju keistana Chie Lan Kong telah terjadi suatu pertempuran yang amat dahsyat, tiga bersaudara Chie Lan dipukul luka, sekalipun dia belum pernah bertempur dengan mereka bertiga, tapi dapatlah diduga dari pertempuran yang terjadi waktu melawan Thian Jan Shu, tingginya kepandaian ***.
*** yang mereka miliki, didalam hatinya menduga dengan sendirinyapun jauh lebih lihay lagi.
Tiga bersaudara Chie Lan telah menutup sendiri selama hampir empat puluh tahun, bukanlah suatu waktu yang sangat pendek, kiranya tingginya kepandaian yang mereka miliki sukar sekali untuk diduga.
Setelah ia mengerutkan alisnya, dengan tertawa besar ujarnya.
"Nama dari tiga bersaudara Chie Lan sudah lama aku dengar,jika mereka tiga orang datang kemari, paling sedikit juga harus minta sedikit penghajaran dari mereka bertiga."
Sehabis mengucapkan perkataan itu, ujarnya lagi kepada Boen Ching.
"Hay Gwat sebelum mati tentunya telah memberitahukan kepadamu hioloo yang satu itu disembunyikan ditempat mana, cepat kaupimpin aku pergi ketempat itu."
Darah Ksatria Harkat Pendekar -- Khu Lung Pendekar Setia Karya Gan KL Laron Pengisap Darah -- Huang Yin /Tjan Id