Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 14


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 14



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   "Tam Cianpwee, formasi itu dibentuk di mana?"

   Tanyanya.

   Tam Sen tertawa terbahak-bahak karena dia sudah tahu dari Tam Goat Hua mengenai urusan Han Giok Shia dengan putranya itu.

   Wajah Han Giok Shia kemerah-merahan ketika mendengar Tam Sen tertawa, lalu buru-buru menunduk dalam-dalam, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandangnya sejenak, baru kemudian menyahut "Nona Tam, lega kan lah hatimu! Kalau Ek Hui tidak memiliki kemampuan itu, bagaimana mungkin aku menyuruhnya pergi menempuh bahaya?"

   Wajah Han Giok Shia bertambah merah.

   "Tam Cianpwee...."

   Cit Sat Sin Kun tersenyum.

   "Kenapa aku?"

   Ternyata mendadak Han Giok Shia teringat akan pesan orang aneh dalam goa.

   "Ada seseorang menitip pesan kepada Cian-pwee!"

   Sahutnya, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tercengang.

   "Oh, ya? Siapa orang itu?"

   Han Giok Shia segera menyahut, karena ingin cepat-cepat ke Cing Yun Ling untuk menemui Tam Ek Hui.

   "Aku pun tidak tahu siapa orang itu."

   Jawab Han Giok Shia. Kemudian dia menutur mengenai apa yang dialami nya, Namun baru menutur setengah, air muka Cit Sat Sin Kun-Tam Sen sudah berubah. Setelah Han Giok Shia usai menutur, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen bertanya dengan suara dalam.

   "Dia... dia bilang apa saja?"

   "Dia menyuruhku menyampaikan kepada Tam Cianpwee, bahwa dia mau ke mari."

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, kemudian mendadak jatuh terduduk di kursi.

   Kejadian itu membuat semua orang terheran-heran, Sebab Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkepandaian amat tinggi.

   Dia memiliki ilmu Hian Bu Sam Na dan Cit Sat Sin Ciang, yang merupakan ilmu silat tingkat tinggi Lagipula Lweekangnya sudah tinggi sekali, sehingga dalam rimba persilatan sulit 1117 dicari tandingannya, kecuali Liat Hwe Cousu, Tong Hong Pek dan Sui Cing Siansu, Yang !ain misalnya si Nabi Setan-Seng Ling, ..

   Hek Sin Kun atau ketua Hui Yan Bun, Kim Kut Lau, Yu Lao Pun dan jago tangguh lainnya dalam rimba persilatan dibandingkan dengan mereka, kepandaian Cit Sat Sin Kun-Tam Sen masih lebih tinggi setingkat Menghadapi Pat Liong Thian Im, dia masih dapat meloloskan diri walau menderita luka parah, maka tidak seharusnya dia begitu terkejut mendengar pesan itu, Oleh karena itu, Tong Hong Pek segera bertanya.

   "Saudara Sen, sebetulnya siapa orang itu?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen diam saja, namun perlahan-lahan wajahnya berubah normal kembali "Sudahlah! Aku tidak usah bilang!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerutkan kening.

   "ltu mana boIeh, Dia mau ke mari, bagaimana aku tidak boleh tahu?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Kalau dia ke mari, biar aku yang menghadapinya, kalian tidak perlu turut campur "

   Tong Hong Pek tahu jelas bagaimana sifat Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   Kalau dia tidak mau bilang, percuma bertanya lagi.

   Oleh karena itu, dia tidak bertanya lagi, sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen buru-buru berjalan keluar.

   Setelah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen meninggalkan ruang besar, Han Giok Shia berkata kepada Lu Leng.

   "Saudara Lu, aku mau jalan-jalan ke Cing Yun Ling sebentar"

   Tadi ketika tahu mengenai jejak Tam Ek Hui, Han Giok Shia tampak girang sekali, dan itu tidak terlepas dari mata Lu Leng, Maka Lu Leng tahu bahwa gadis itu dan Tam Ek Hui merupakan sepasang kekasih, teringat akan dirinya sendiri, wajahnya langsung berubah muram, kemudian manggut-manggut sambil bangkit berdiri.

   sedangkan Tong Hong Pek segera memanggil salah seorang muridnya generasi kedua untuk membawa Lu Leng pergi menemui para saudara seperguruannya tingkatan tua.

   Lu Leng tidak mengucapkan apa pun, langsung berjalan keluar, Hari ini di Cing Yun Ling tidak terjadi apa-apa.

   Para tamu yang berdatangan semuanya diatur di kamar tamu untuk beristirahat Kedatangan Lu Leng membawa suatu badai, hanya beberapa orang yang tahu, yang lain tidak tahu sama sekali, Hari mulai gelap.

   Lu Leng seorang diri duduk di pinggir tempat tidur sambil memandang sebuah lampu minyak.

   Dalam waktu satu hari, dia sudah berkenalan dengan para saudara seperguruannya, juga menerima penghormatan dari para murid Go Bi generasi ketiga.

   -ooo0ooo- Hingga malam, pikirannya tetap hambar Di siang harinya dia terus berusaha mengendalikan diri, agar tidak sering memandang Tam Goat Hua.

   Namun ketika hari sudah mulai malam, di saat sendirian, bayangan Tam Goat Hua mulai muncul di pelupuk matanya.

   Gadis itu tidak berbeda dengan dua tahun lalu, hanya bertambah cantik, sepasang rantai pun tetap melekat di lengannya, Lu Leng mulai mengenang ketika bersamanya meloloskan diri dari istana Setan, kemudian di rumah makan mempermainkan Yu Lao Pun dan lain sebagai-nya.

   Hatinya mulai berduka, Dia menghela nafas panjang dan kemudian membaringkan dirinya ke tempat tidur, namun sama sekali tidak bisa pulas.

   Ketika larut malam, di saat Lu Leng membalikkan badannya menghadap dinding, mendadak merasa ada serangkum angin di dalam kamarnya, kemudian segera merasa di dalam kamarnya bertambah satu orang.

   Lu Leng segera membalikkan badannya, sekaligus bangun duduk, tampak Tam Goat Hua berdiri di dekatnya.

   Lu Leng sama sekali tidak menduga bahwa di saat ini Tam Goat Hua akan datang di kamarnya.

   Dia segera meloncat turun, lalu perlahan lahan mendekatinya.

   Setelah berhadapan dia menundukkan kepala seraya bertanya.

   "Mau apa kau ke mari?"

   Tam Goat Hua bersikap wajar dan tersenyum.

   "Adik Leng, apakah begini saja kau tidak mempedulikanku?"

   Dalam hati Lu Leng, entah bagaimana rasanya.

   "Pedulimu juga bagaimana?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Adik Leng, dalam hatimu membenciku? Tidak apa-apa bilang saja!"

   Lu Leng tersenyum getir "Untuk apa aku membencimu? Aku... aku tidak membenci siapa pun."

   Berkata sampai di situ, tak tertahan lagi air matanya meleleh. Tam Goat Hua melangkah maju seraya berkata.

   "Adik Leng, aku tahu bahwa hatimu sedang berduka, namun aku justru mengira kau tidak berduka."

   Tam Goat Hua datang di kamar itu tentunya ingin menjelaskan kepada Lu Leng, tapi tidak tahu harus menjelaskan apa, Lu Leng tertawa.

   "Ha ha! Aku berduka atau tidak, tentunya kau tidak memusingkannya, percuma dibicarakan!"

   Hati Tam Goat Hua terasa pedih, dan matanya mulai bersimba air.

   "Adik Leng, kau... kau... aaah! Adik Leng, kau anggap aku adalah gadis yang gampang berubah?"

   Lu Leng memalingkan kepalanya.

   "Tidak, pada waktu itu aku hanya merupakan anak kecil, tidak terhitung apa-apa."

   Katanya perlahan Tam Goat Hua manggut-manggut.

   "Adik Leng, aku tahu bahwa kau pasti membenci kami. Tapi kenapa kau tidak mau meninggalkan Go Bi Pai?"

   Pertanyaan ini membuat Lu Leng berusaha mengendalikan diri, lalu mendadak membalikkan badannya seraya menyahut "Kakak Goat, sesungguhnya aku tidak mau meninggalkanmu."

   Dugaan Tam Goat Hua tidak meleset, bahwa Lu Leng tidak mau meninggalkan Go Bi Pai, itu hanya dikarenakan masih ingin mendekatinya. Tam Goat Hua diam, sejenak kemudian barulah berkata.

   "Adik Leng, aku menganggapmu sebagai adik, kau menganggapku sebagai kakak, Bagaimana?"

   Lu Leng hanya tersenyum getir, tidak menjawab.

   Tam Goat Hua tahu bahwa dalam hati Lu Leng amat mencintainya, maka tidak bersedia menjadi kakak adik.

   Lama sekali barulah Lu Leng menyahut "Kakak Goat, kau tidak usah mempedulikanku.

   Aku berduka dalam hati, itu tidak akan membuat diriku kehilangan gairah hidup, Kau menghendaki aku gembira, itu tidak mungkin, kalaupun kau rela bersamaku, itu pasti percuma, Sebab aku tahu dalam hatimu amat mencintai guru, bagaimana mungkin aku bisa gembira?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang.

   "Kau memang berpengertian, Adik Leng. Kakak harap kau jangan terlampau berduka dalam hati!"

   Lu Leng manggut-manggut.

   "Aku pasti berusaha!"

   Tam Goat Hua tidak banyak bicara lagi, lalu membalikkan badannya.

   "Kakak Goat, selamat bahagia!"

   Ucap Lu Leng.

   "Adik Leng, asal kau gembira, kami pun akan gembira! Gurumu bilang kepadaku, dia akan menyerahkan kedudukan ketua kepadamu, bahkan dia pun menyuruhku memilih, tapi aku beritahukan kepadanya, bahwa aku mencintainya, Adik Leng, kau mengerti ?"

   Lu Leng tersenyum getir.

   "Aku mengerti."

   Ketika berbicara, Tam Goat Hua tidak membalikkan badannya, maka usai berbicara, dia langsung pergi melewati koridor.

   Lu Leng tetap berdiri di dalam kamar, Matanya terus memandang bayangan Tam Goat Hua, ketika membelok ke kiri, gadis itu mendadak berseru kaget.

   "Hah!"

   Suara seruan itu tidak begitu keras dan hanya setengah, sepertinya ada orang mencegahnya. Lu Leng tertegun, lalu segera berseru memanggilnya.

   "Kakak Goat! Ada apa?"

   Tam Goat Hua baru membelok, tidak mungkin dia tidak mendengar suara seruan Lu Leng, Akan tetapi, Lu Leng berseru berulang kali, Tam Goat Hua tidak menyahut Lu Leng termangu-mangu, merasa telah terjadi sesuatu atas diri Tam Goat Hua.

   Maka dia langsung melesat keluar menuju tempat Tam Goat Hua membelok tadi, Tampak dua sosok bayangan berkelebat menyongsongnya, masing-masing membawa golok, Ternyata kedua orang itu adalah saudara seperguruannya yang sedang meronda.

   "Kalian melihat kakak Goat?"

   Tanya Lu Leng. Kedua orang itu tertegun.

   "Tidak."

   Jawab mereka hampir serentak. Mendengar jawaban itu, hati Lu Leng semakin gugup, karena dia tadi melihat Tam Goat Hua membelok di tempat itu, bagaimana mungkin kedua orang itu tidak melihatnya? Setelah berpikir, Lu Leng bertanya lagi.

   "Tidak melihat siapa pun?"

   Kedua orang itu tertawa.

   "Kalau ada orang, bagaimana mungkin kami tidak melihatnya?"

   Lu Leng tahu bahwa pasti telah terjadi sesuatu, Badannya langsung bergerak.

   "Ser", dia melesat ke atap rumah. Dia melihat ke sana ke mari, tapi tempat di sekitarnya tampak sepi, tiada suara apa pun. Lu Leng menggeleng-gelengkan kepala, rasanya semua itu hanya merupakan halusinasinya saja. Namun setelah berpikir lagi, dia sadar bahwa semua itu kenyataan bukan merupakan halusinasL Maka, dia segera meloncat turun, Dilihatnya kedua orang itu masih ada di situ, Lu Leng kembali ke kamarnya, Sampai di sana, dia terus berpikir, kalau Tam Goat Hua tidak mengalami sesuatu, tentunya juga tidak mungkin begitu cepat menghilang di belokan itu, Berpikir begitu, Lu Leng cepat-cepat berhambur keluar Sampai di luar dilihatnya kedua orang tadi sedang dalam keadaan seperti orang membacok, namun tak bergerak sama sekali. Melihat keadaan itu, Lu Leng segera tahu bahwa kedua orang itu telah tertotok jalan darahnya. Lu Leng segera mendekati mereka, kemudian menepuk bahu masing-masing agar jalan darah kedua orang itu terbuka, Kedua orang langsung mengayunkan go!oknya, Lu Leng cepat-cepat mencelat ke belakang, untung Lu Leng berkepandaian tinggi dan di atas mereka. Kedua orang itu tampak tertegun "Lu Sutee, tadi kau juga yang menotok jalan darah kami?"

   Lu Leng menyahut "Bukan, Kalian tidak melihat siapa yang menotok jalan darah kalian?"

   Wajah kedua orang itu memerah.

   "Tidak...."

   Ketika kedua orang berkata sampai disitu, mendadak Lu Leng merasa ada serangkum angin di belakangnya, Angin itu penuh mengandung tenaga.

   Lu Leng terkejut dan langsung membalikkan tangannya, sekaligus mengeluarkan jurus U Ci Kong Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), menyerang ke belakang, Ser! Braaak! Sebuah daun jendela hancur, namun di belakangnya justru tidak tampak siapa pun.

   Seandainya gerakan orang itu amat cepat, bagaimana mungkin Lu Leng terlambat menyerang? padahal tadi Lu Leng bergerak laksana kilat Kecuali orang itu menggunakan pukulan jarak jauh menyerangnya, kalau tidak, tak mungkin orang itu dapat menghilang begitu cepat Kedua orang itu segera berkata.

   "Lu Sutee, lebih baik kami melapor kepada ketua."

   Lu Leng mengangguk.

   "Baik."

   Dia lalu pergi mengejar, namun sudah mengejar ke sana-sini tiada hasi!nya.

   Mendadak lonceng berbunyi, tampak pula obor menyala terang, Ternyata sebagian besar murid-murid Go Bi Pai sudah keluar dengan membawa obor dan memeriksa ke sana-sini, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mencelat keluar di antara mereka, lalu mendekati Lu Leng.

   "Anak Leng, ada urusan apa?"

   Tanyanya.

   "Guru, Nona Tam baik-baik saja?"

   Tong Hong Pek tertegun mendengar pertanyaan Lu Leng itu.

   "Kenapa dia?"

   Tanyanya.

   "Dia khawatir hatiku terlampau berduka, maka menemui ku menjelaskan, bahwa dia tidak mencintai-ku. Dia lalu pergi tapi ketika membelok, aku mendengar dia berseru kaget Aku segera keluar, tapi dia sudah tidak kelihatan."

   Mendengar penuturan itu Tong Hong Pek mengerutkan kening, kemudian membalikkan badannya dan langsung melesat pergi.

   Lu Leng mengikutinya dari belakang.

   Tak lama sampailah mereka di depan kamar Tam Goat Hua.

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung berseru-seru memanggilnya.

   "Goat Hua! Goat Hua!"

   Terdengar suara Tam Goat Hua di dalam kamar "Hah", kemudian menyahut "Apakah telah terjadi sesuatu?"

   Tong Hong Pek dan Lu Leng saling memandangi setelah itu Tong Hong Pek menyahut.

   "Tidak ada apa-apa, hanya kami melihat ada orang menyelinap ke mari. Karena kami khawatir kau dicelakainya, maka kami menengokmu."

   Terdengar Tam Goat Hua tertawa.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Hi hi! Bagaimana mungkin aku akan dicelakai orang?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan tangannya ke arah Lu Leng, agar Lu Leng pergi mencari tamu tak diundang itu.

   Dalam hati Lu Leng terasa heran sekali, karena tadi ketika Tam Goat Hua menikung di koridor, jelas dia mengeluarkan suara kaget Lagi pula di saat Lu Leng melesat keluar, dia sudah tidak kelihatan, begitu cepat gerakannya.

   Akan tetapi, kini terdengar suara Tam Goat Hua di dalam kamar, bahkan juga bilang dirinya tidak apa-apa, sudah pasti Lu Leng percaya.

   Mereka berdua lalu pergi.

   Tong Hong Pek segera memerintahkan kepada para murid Go Bi Pai agar segera mengadakan pemeriksaan lagi.

   Kini para tamu sebagian besar sudah mendusin.

   Yang mempunyai hubungan erat dengan Go Bi Pai langsung bergabung ikut memeriksa ke sana ke mari.

   Akan tetapi, sama sekali tiada hasilnya.

   Tong Hong Pek gusar sekali dalam hati dan membatin, tak disangka ada orang berani kemari membuat ulah.

   Tak seberapa lama kemudian, hari sudah mulai terang, dan semua orang mulai pergi menyiapkan segalanya.

   Hari pertama, masih begitu banyak tamu hadir.

   Di antara para tamu, banyak pula yang tidak mempunyai hubungan dengan Go Bi Pai, namun mereka datang hanya ingin menyaksikan keramaian saja.

   Di antaranya terdapat si Walet Hijau-Yok Kun Sih, yakni ketua Hui Yan Bun Sore harinya, tampak Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau muncul mendadak dengan langkah lebar.

   Para jago tangguh, begitu melihat kehadiran mereka, langsung mengerutkan kening, karena nama kedua orang itu dalam rimba persilatan tidak begitu baik, bahkan banyak yang menaruh dendam pada mereka, Namun memandang muka tuan rumah, maka para jago itu tidak berani bertindak sembarangan Di saat bersamaan, muncul Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dengan wajah dingin.

   "Mau apa kalian ke mari?"

   Tanyanya. Wajah Hek Sin kun tampak biasa. Dia tersenyum dingin seraya menyahut dengan suara lantang.

   "Hari ini hari baik Goat Hua! Dia adalah keponakan kami, kenapa kami tidak boleh kemari?"

   Saat itu para tamu di Cing Yun Ling sedang bercakap-cakap satu sama lain, namun sebagian besar dari mereka mendengar suara Hek Sin kun.

   Seketika mereka berhenti bercakap-cakap.

   Mengenai indentitas Hek Sin Kun dan Kim Kut lau memang misterius, namun amat membingungkan, sebab Tam Goau Hua adalah keponakan mereka.

   Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah tak sedap dipandang, kemudian membentak.

   "Pergilah kalian!"

   Kim Kut Lau tertawa gelak.

   "Haha ha! Kakak ipar, Kami tidak mau pergi, kau mau apa?"

   Para tamu yang berdiri tak jauh dari situ, di antaranya menaruh dendam pada mereka berdua, Diam-diam mereka bergirang dalam hati, sebab apabila Cit Sat Sin Kun-Tam Sen turun tangan, mereka berdua pasti tidak dapat meloloskan diri.

   Memang benar.

   Begitu Kim Kut Lau usai berkata, wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berubah menjadi bengis, Dia mengepal tinju sampai mengeluarkan suara "Krek", Namun Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tetap acuh tak acuh.

   "Kakak ipar, kami membawa suatu barang untukmu, kau mau terima sekarang?"

   Kata Hek Sin Kun.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, bahkan membatalkan niatnya menyerang mereka dengan ilmu Hian Bu Sam Na.

   Kemarin setelah dia mendengar apa yang dituturkan Han Giok Shia dan Lu Leng, hatinya menjadi tidak tenang, hampir seharian dia memeriksa tempat itu, bahkan turun gunung untuk menjaga di formasi Kiu Miau Tin semalaman Ketika hari mulai terang, barulah dia kembali ke Cing Yun Ling, Walau belum bertemu Tong Hong Pek, namun dia sudah mendengar ada orang menyelinap ke tempat itu semalam, hanya bagaimana jelasnya dia masih belum tahu.

   Di saat dia baru mau pergi menemui Tong Hong Pek, justru muncul Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.

   Setelah tertegun sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen bertanya.

   "Barang apa?!"

   Kim Kut Lau tertawa.

   "Ha ha! Kakak ipar, tadi kau mengusir kami, bukankah tidak akan memperoleh barang itu?"

   Kim Kut Lau berkata sambil mengangkat bahu, sikapnya itu amat kurang ajar sekali, Wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak kehijau-hijauan, kemudian dia membentak keras.

   "Barang apa?"

   Suara bentakannya bergema, Ternyata dia menggunakan Lweekang.

   Dua puluh tahun lalu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen bermukim di pulau Hwee Ciau, Tindakannya antara sesat dan lurus, kepandaiannya amat tinggi.

   Dua puluh tahun kemudian, lweekangnya otomatis bertambah tinggi, maka suara bentakannya bagaikan geledek menggelegar di siang hari bolong.

   Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau para jago tersentak semua, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau berada di hadapan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   Tampak badan mereka bergoyang-goyang tergetar oleh suara bentakan itu.

   Setelah badan mereka berhenti bergoyang, barulah mereka berdua merasa agak lega, namun wajah mereka justru berubah menjadi pucat pias.

   Ternyata mereka mendengar suara siulan Tong Hong Pek, lalu tampak sosok bayangan berkelebat ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, yang tidak lain Giok Bin Sin Kun-Tong Hong 1132 Pek.

   "Saudara Sen, ada apa?"

   Ketika melihat Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau, kening Tong Hong Pek langsung berkerut seraya membentak "Mau apa kalian ke mari?"

   Wajah Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau yang sudah pucat itu bertambah pucat, lalu mereka cepat-cepat menyurut selangkah ke belakang.

   "Kami ke mari memberi selamat padamu...."

   Wajah Tong Hong Pek berubah menjadi bengis dan membentak lagi.

   "Siapa yang menghendaki kalian berdua ke mari memberi selamat?"

   Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tergolong orang yang cukup berkedudukan dalam rimba persilatan, namun Tong Hong Pek justru membentak-bentak mereka di hadapan para jago.

   Dapat dibayangkan betapa gusarnya mereka berdua, namun hanya tersirat di wajah.

   Akan tetapi, berselang sesaat, wajah mereka berubah normal kembali, sebab berhadapan dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, tentunya mereka tidak berani melampiaskan kegusaran.

   Tong Hong Pek maju selangkah, seketika juga Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau menyurut mundur tiga langkah.

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menghardik "Cepat pergi! Hati-hati selanjutnya jangan bertemu aku!"

   Hek Sin Kun tersenyum getir "Kami menyerahkan barang, lalu segera pergi."

   Hek Sin Kun mengeluarkan sepucuk surat, kemudian dilemparkannya ke arah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menjulurkan tangan kirinya untuk menyambut surat tersebut Tong Hong Pek berdiri di sjsinya, melihat di sampul surat itu tertulis alamat "Kepada Tam Sen", Tong Hong Pek tertegun ketika melihat tulisan itu, dia dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen saling me-mandang, kemudian Tam Sen mengeluarkan surat tersebut sekaligus membacanya.

   "Mendengar putri Anda akan menikah, menantu adalah Tong Hong Pek. Setelah mendengar berita tersebut jadi girang bukan main, Anda dan menantu, jangan saling merebut, pakailah cermin tembaga itu! Seusai mereka membaca, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung meremas-remas surat itu. Kemudian dia mendongakkan kepala, Dilihatnya Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau masih berdiri di situ. Tangan Hek Sin Kun memegang sebuah cermin tembaga. Wajah Tong Hong Pek kelihatan gusar sekali, namun ketika dia mau turun tangan, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen cepat-cepat mencegahnya, kemudian menatap mereka berdua seraya bertanya.

   "Dia berada di mana?"

   Kim Kut Lau tersenyum licik.

   "Kami tidak tahu,"

   Sahutnya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatap Tong Hong Pek sejenak, setelah itu menghela nafas panjang sambil mengibaskan tangannya.

   "Kalian berdua pergilah!"

   Kim Kut Lau tertawa.

   "Ha ha! Baik, kami pergi!"

   Begitu melihat tulisan itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, sudah menduga siapa penulisnya.

   Sedangkan Cit Sat Sin Kun amat kacau hatinya dan tegang, sebab orang itu akan muncul dan dia harus menghadapinya, Maka dia segera mengusir Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.

   Tong Hong Pek mendongakkan kepala, dilihatnya Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau berjalan pergi dengan langkah lebar, sedangkan cermin tembaga itu berada dekat kakinya.

   Para tamu yang menaruh dendam pada mereka berdua, sama sekali tidak berani turun tangan, karena memandang muka tuan rumah.

   Tapi wajah mereka tampak tidak senang, Mendadak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, membentak.

   sifatnya memang begitu, apa yang dipikirkan pasti segera dilaksanakannya.

   "

   "Berhenti!"

   Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tertegun, lalu v segera berhenti dan membalikkan badan.

   "Ada urusan apa?"

   "Kalian berdua berani ke mari, tanpa mohon pamit sudah mau pergi begitu saja?"

   Sahut Tong Hong Pek dingin. Air muka mereka berdua berubah, lalu berkata dengan serentak "Kami ke mari hanya mengantar surat, maka setelah surat itu sampai kami harus segera pergi."

   Tong Hong Pek tertawa.

   "Ha ha! Mau pergi silahkan, tapi harus merangkak!"

   Wajah Kim Kut Lau berubah hebat.

   "Kau bilang apa?"

   Tanyanya dengan suara gemetar Tong Hong Pek melangkah ke depan lalu membentak.

   "Kalian tidak dengar? Kusuruh kalian merangkak meninggalkan tempat ini! Kalau tidak, aku pasti turun tangan!"

   "Tuan Tong Hong, kami masih terhitung tingkatan tua, kau...."

   Sahut Hek Sin Kun dengan suara dalam, Namun ucapannya belum selesai, mendadak badan Tong Hong Pek berkelebat Di saat hampir bersamaan terdengar suara "Plak! Plak"

   Menyusul terdengar lagi suara "Bum"

   Tampak Hek Sin Kun m dan Kim Kut Lau berpencar Suara "Bum"

   Itu ternyata suara pukulan Hek Sah Ciang yang dilancarkan Hek Sin Kun, Namun cepat sekali Tong Hong Pek berkelit, maka pukulan itu meleset dan menghantam sebuah batu sehingga batu itu hancur berantakan.

   Ketika semua orang memandang Hek Sin Kun, tampak pipi Hek Sin Kun membengkak kebiru-biruan, mulut mengeluarkan darah dan giginya copot dua buah.

   Ternyata tadi Tong Hong Pek menamparnya, dan karena gerakannya amat cepat sehingga Hek Sin Kun tak dapat berkelit, Hek Sin Kun menarik nafas dalam-dalam.

   "Merangkak tidak?"

   Bentak Tong Hong Pek. Kim Kut Lau menyahut dengan wajah tak sedap di pandang.

   "Tuan Tong Hong, kau terlampau mendesak orang."

   Tong Hong Pek tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Aku tidak pernah mengampuni siapa pun! Mau merangkak tidak?"

   Saat itu, Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun sungguh salah tingkah! Kalau mereka berdua menuruti Tong Hong Pek, tentunya Tong Hong Pek tidak akan turun tangan lagi, Akan tetapi, di hadapan begitu banyak jago rimba persilatan mereka berdua harus merangkak meninggalkan Cing Yun Ling, lalu di mana mereka menaruh wajah? Kalau tidak merangkak, mereka berdua pasti celaka di tangan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, bahkan kemungkinan besar nyawa mereka pun akan melayang, Bagian 24 Ketika mereka berdua ke Go Bi Pai, sikap mereka begitu gagah berani karena mempunyai dekingan, Namun kini orang yang mereka andalkan itu justru tidak kelihatan sama sekali, Mereka berdua berdiri terpaku dengan wajah pucat pias.

   Tong Hong Pek tertawa dingin sambil mendekati mereka selangkah demi selangkah.

   "Kalian diam saja, apakah tidak mau merangkak?"

   Bentaknya. Mendadak Kim Kut Lau tertawa keras.

   "Ha ha ha! Tuan Tong Hong, percuma kau memperlakukan kami dengan cara begini, tiada artinya sama sekali! Dua tahun yang lalu ketika Liok Ci Khim Mo menimbulkan petaka dalam rimba persilatan, kenapa kau tidak muncul menegakkan keadilan?"

   "Benar katamu, aku memang senang menghina orang yang dapat dihina. Siapa suruh kepandaian kalian jauh lebih rendah dariku?"

   Sahut Tong Hong Pek dingin, Dia lalu menjulurkan tangannya mencengkeram ke arah mereka, Begitu melihat Tong Hong Pek menjulurkan tangannya, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau segera meloncat ke kiri dan ke kanan, Badan Tong Hong Pek segera berputar ke arah Kim Kut Lau sambil mengeluarkan jurus Wan Kauw Ceh Cih (Monyet Meloncat Mencengkeram), dan berhasil mencengkeram bahu Kim Kut Lau.

   Setelah itu dia bersiul panjang.

   Mendadak badannya mencelat ke atas sambil mencengkeram bahu Kim Kut Lau.

   Sudah tentu Kim Kut Lau terbawa ke atas pula, kemudian Tong Hong Pek melayang turun di hadapan Hek Sin Kun.

   Ketika kakinya baru menginjak tanah, Hek Sin Kun sudah melancarkan serangan, dengan jurus Tui Coan Mong Goat (Mendorong jendela Memandang Bulan), Hek Sin Kun menggunakan sembilan bagian tenaganya, maka betapa dahsyatnya pukulan itu.

   Akan tetapi, Tong Hong Pek justru malah berdiri tak bergerak jarak mereka amat dekat, sedangkan pukulan itu sudah mengarah dada Tong Hong Pek.

   Di saat bersamaan mendadak Tong Hong Pek menggerakkan tangan kirinya untuk menangkis serangan itu.

   Plak! Kedua pukulan itu beradu, menyusul terdengar pula suara "Krek! Krek! Krek! Ternyata tulang lengan dan bahu Hek Sin Kun telah patah, Hek Sin Kun menahan sakit sambil termundur-mundur, namun Tong Hong Pek segera maju mencengkeram bahunya.

   -ooo0ooo- Bab 52 Gerakan Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek begitu cepat, maka hanya dua tiga gebrakan saja Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau sudah jatuh ke tangannya, itu membuat para tamu terbelalak, kemudian terdengar tepuk sorak yang riuh gemuruh.

   Sedangkan Tong Hong Pek mendengus.

   "Hm! Mau merangkak tidak?"

   Tong Hong Pek mengerahkan tenaganya, membuat bahu Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau terasa sakit sekali.

   Namun walau merasa sakit, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau tetap tidak mau merangkak, malahan berkertak gigi.

   Tong Hong Pek mengangkat mereka berdua, lalu berjalan ke tepi sebuah tebing, Kelihatannya dia ingin melemparkan mereka ke bawah.

   Di saat itulah terdengar suara seruan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   "Saudara Tong Hong, lepaskanlah mereka!"

   Tong Hong Pek menolehkan kepala seraya bertanya.

   "Kenapa?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menggeleng-gelengkan kepala.

   "Pandanglah muka kakak mereka?"

   Tong Hong Pek mengerutkan kening.

   "Kau...."

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Hanya itu yang dicetuskannya, wajahnya tampak terperanjat dan langsung melepaskan cengkeraman-nya, maka Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau jatuh ke tanah.

   Jarak mereka hanya setengah depa dari tepi tebing, maka mereka berdua menarik nafas dalam-dalam, tak berani bergerak.

   Tong Hong Pek memelototi mereka, kemudian membentak "Masih belum mau enyah?"

   Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau bangkit berdiri, lalu saling memapah berjalan pergi dengan tertatih-tatih.

   Tak seberapa jauh mereka berdua berjalan, mendadak melihat segulung asap dan sosok bayangan tinggi besar berkelebat ke tempat itu lalu berhenti sambil memandang Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau.

   "Ternyata dengan cara demikian ketua Go Bi Pai menyambut tamu!"

   Semua orang melihat tangan orang tinggi besar itu memegang sebuah obor, ternyata si Duta Api 0bor.

   Dia muncul, Liat Hwe Cousu pasti menyusul pula, Semua orang tahu bahwa pernikahan tersebut pasti akan berlangsung tidak sederhana.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen terheran-heran dan tidak habis pikir, formasi yang dibentuknya di bawah sana khususnya untuk menghadapi Liat Hwe Cousu.

   "

   Walau hanya Tam Ek Hui yang menjaga di situ, tapi formasi itu amat lihay, tentunya meskipun tidak dapat melukai Liat Hwe Cousu, namun pasti dapat menahan mereka satu dua hari di sana.

   Kini bertambah Han Giok Shia, sedangkan kepandaian gadis itu sudah berada di atas Tam Ek Hui, maka formasi tersebut akan bertambah lihay.

   Akan tetapi bagaimana Hwa San si Duta Api Obor dapat tiba di Cing Yun Ling? Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen baru mau bertanya, mendadak si Duta Api Obor berseru.

   "Hwa San Liat Hwe Cousu datang!"

   Sebelum suara seruannya sirna, sudah tampak seorang berambut merah, berjubah merah dan wajah tampak aneh melayang menuju Cing Yun Ling. Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mendengus.

   "Hm! Liat Hwe Cousu, kau juga ke mari?"

   Wajah Liat Hwe Cousu tampak berseri-seri.

   "Saudara Tong Hong, selamat! Selamat!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama sekali tidak tahu apa yang terkandung di dalam hatinya, namun tahu Liat Hwe Cousu berkepandaian tinggi sekali, tidak dapat disamakan dengan Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau. Oleh karena itu, dia pun tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Terimakasih! Terimakasih!"

   Liah Hwe Causu membalikkan badannya menghadap Cit San Sin Kun, lalu berkata sambil tersenyum-senyum.

   "Formasi yang Anda bentuk itu cukup hebat lho!"

   Cit Sat Sin Kun tertegun mendengar ucapan itu.

   "ltu cuma merupakan formasi cakar ayam, tidak berarti sama sekali,"

   Sahutnya. Liat Hwe Cousu tertawa kering, t"He he he! sesungguhnya formasi itu cukup merepotkan diriku, namun muncul seseorang, dia yang membawa kami keluar dari formasi itu, Tam Tocu, kau tahu siapa dia?"

   Wajah Cit Sat Sin Kun tampak memutih.

   "Tentu tahu."

   Liat Hwe Cousu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Aku tidak mempersulit kedua muda mudi itu, legakanlah hatimu!"

   Usai berkata begitu, tangannya dikibaskan ke belakang seraya memberi perintah "Serahkan kedua orang itu kepada Tam Tocu, terima kasih atas penyambutannya!"

   Ketjka mendengar Tam Ek Hui dan Han Giok Shia sudah jatuh ke tangan Liat Hwe Cousu, hatinya menjadi gugup dan panik.

   Karena dia yang membentuk formasi itu untuk menghadapi Liat Hwe Cousu, tentunya akan membuat Liat Hwe Cousu mendendam, Kini putranya sudah jatuh ke tangannya, itu merupakan kesempatan baginya untuk mempermalukan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen di hadapan para tamu, Sudah lama sifat buruk Cit 1143 Sat Sin Kun-Tam Sen berubah baik, maka ketika mulai muncul kembali di rimba persilatan dia tidak mau menggunakan julukan Cit Sat Sin Kun lagi.

   Akan tetapi, dalam suasana begini, mau tidak mau dia harus bergebrak.

   Karena itu, dia memberi isyarat kepada Tong Hong Pek, mereka berdua lalu maju, Di saat bersamaan, muncul empat orang Iagi, yakni Tam Ek Hui dan Han Giok Shia serta dua Tongcu Hwa San Pai.

   Tam Ek Hui dan Han Giok Shia berjalan di depan, sedangkan kedua Tongcu itu berjalan di belakang, Wajah Tam Ek Hui tampan dan gagah, sedangkan Han Giok Shia cantik jelita dan tersenyum-senyum, kelihatannya mereka berdua sama sekali tidak dikuasai Liat Hwe Cousu.

   Menyaksikan itu, barulah Cit Sat Sin Kun menarik nafas lega.

   Liat Hwe Cousu justru tertawa.

   "Ha ha! Tam Tocu, kau kira aku akan turun tangan terhadap tingkatan muda?"

   Tam Sen tidak menyangka Liat Hwe Cousu akan bertanya begitu, maka dia tertegun kemudian tersenyum, sedangkan Tam Ek Hui dan Han Giok Shia segera menghampirinya.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera bertanya berbisik "Bagaimana rupa orang yang membawanya keluar dari formasi itu? Kalian melihat jelas rupanya?"

   Tam Ek Hui menyahut dengan suara rendah.

   "Ayah, amat panjang kalau dituturkan Aku masih ingin bertanya sesuatu kepada Ayah."

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengerutkan kening.

   "Nanti saja baru omong!"

   Tam Ek Hui dan Han Giok Shia segera mundur ke samping, kemudian terdengar Liat Hwe Cousu bertanya.

   "Waktu baik kapan?"

   Tong Hong Pek menyahut "Sore hari pukul empat, kedatangan Cousu sungguh kebetulan sekali! Karena belum terlambat!"

   Usai menyahut, Tong Hong Pek menyuruh orang untuk mengantar Liat Hwe Cousu ke ruang istirahat Si Duta Api Obor berjalan duluan, setelah itu barulah Liat Hwe Cousu, Tong Hong Pek, Tam Sen, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia mengikuti dari belakang menuju See Thian Hong.

   Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di See Thian Hong, pihak Hwa San Pai menuju ruang istirahat, sedangkan Tong Hong Pek, Tam Sen, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia menuju ruang besar Lu Leng menjaga di situ, agar tidak ada orang menyelinap ke sana, Begitu mereka berempat tiba, Lu Leng langsung menyongsong.

   "Apakah Goat Hua pernah keluar?"

   Tanya Tong Hong Pek. Diam-diam Lu Leng menghela nafas panjang, Tidak, dia terus berada di dalam kamar."

   Tong Hong Pek mengeluarkan suara "Ng", Mereka semua lalu duduk, kemudian Cit Sat Sin Kun menghela nafas.

   "Saudara Tong Hong, bukan aku omong kosong, di kolong langit ini yang mampu memecahkan formasi itu, selain aku hanya terdapat satu orang, tentunya Saudara Tong Hong tahu!"

   Tong Hong Pek manggut-manggut, wajahnya tampak serius sekali.

   "Itu... pertanda dia telah datang!"

   Kata Tam Sen.

   "Memang sudah datang, namun hingga saat ini dia masih belum memperlihatkan diri, entah apa maksudnya?"

   Sahut Tong Hong Pek dengan suara dalam. Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.

   "Aku tahu, selama ini dia amat membenciku, sedangkan aku... aaah! Saudara Tong Hong, selain kita harus berhati-hati, tiada jalan lain. Selama ini, mungkin dia telah berhasil menguasai ilmu Mit To Tay Hoat (Ilmu Iblis), kitab peninggalan ayahnya."

   Sepasang alis Tong Hong Pek yang bagaikan golok terangkat ke atas.

   "Saudara Tam, tentang Mit Mo Tay Hoat, aku cuma mendengarnya, tidak tahu bagaimana isinya, Konon terdapat ilmu silat yang amat di luar dugaan?"

   Tam Sen manggut-manggut.

   "Tidak salah, sebagian besar sudah tidak merupakan ilmu silat, melainkan ilmu sihir iblis, Dapat mengelabui penglihatan dan mengendalikan pikiran orang lain, Kita bilang dia belum muncul, tapi mungkin sudah berada di sekitar kita."

   Lu Leng, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia terheran-heran, karena ketika mendengar mereka berdua membicarakan orang tersebut, kedengarannya mempunyai asal-usul yang luar biasa.

   Di saat mereka bertiga mendengar tentang itu, seketika saling memandang, bahkan menengok ke sana ke mari pula, apakah terdapat orang lain di situ, Mereka berlima duduk di ruang besar Selain mereka berlima, memang tidak terdapat orang lain, Han Giok Shia yang tidak sabaran itu segera bertanya.

   "Yang Cianpwee bicarakan itu apakah Liok Ci Khim Mo?"

   Tong Hong Pek dan Tam Sen menggelengkan kepala.

   "Bukan."

   Tam Sen memandang Tam Ek Hui cukup lama, Pemuda itu amat cerdas, maka langsung bertanya.

   "Ayah, apakah orang itu punya hubungan dengan diriku?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun, lama sekali tidak bersuara, Kemudian dia bangkit berdiri dan berjalan mondar-mandir beberapa langkah, setelah itu barulah berkata.

   "Saudara Tong Hong, biar bagaimanapun begitu waktu tiba, harus segera mengadakan upacara pernikahan. Liat Hwe Cousu kelihatan memang tidak berniat baik, namun di hadapan begitu banyak orang, mungkin dia tidak berani turun tangan."

   Tong Hong Pek manggut-manggut, kemudian mereka berdua lalu masuk ke dalam.

   Tam Ek Hui cepat-cepat menggenggam tangan Lu Leng.

   Dia sudah mendengar dari Han Giok Shia mengenai semua kejadian mereka berdua, karena itu dia amat terharu terhadap Lu Leng, Bersamaan itu dia pun tahu bagaimana keadaan dalam hatinya.

   "Adik Leng...."

   Setelah memanggil dia pun tertawa sambil menepuk Lu Leng seraya melanjutkan "Kau amat cerdas, maka aku tidak usah banyak bicara, Ya, kan?"

   Lu Leng tahu apa yang dimaksudkan Tam Ek Hui, tidak lain adalah mengenai Tam Goat Hua, maka dia cuma tersenyum getir Tam Ek Hui dan Han Giok Shia bercakap-cakap sejenak, tak lama mereka berdua meninggalkan ruang besar itu.

   Lu Leng memandang punggung kedua orang itu, diam-diam menghela nafas panjang dan memejamkan mata, seketika muncul bayangan Tam Goat Hua.

   Walau Tam Goat Hua tidak mencintainya, namun dia tetap tidak bisa melupakannya, sedangkan gadis itu, justru mencintai gurunya, sebaliknya dalam hatinya, Lu Leng tetap mencintai Tam Goat Hua, Dia terus menghela nafas panjang, mendadak dia mendengar suara gadis berkata.

   "Tuan Tong Hong, pengantin wanita merasa malu, Sebelum waktunya, dia tidak mau menemuimu, kau jangan berkeras mau masuk."

   Lu Leng mengenali suara gadis itu, tidak lain pendamping pengantin wanila, dan itu membuat Lu Leng bergumam dalam hati.

   "Alangkah baiknya ucapan itu ditujukan kepadaku. Betapa bahagianya aku jika aku mempelai lelaki...."

   Lu Leng bangkit berdiri Dilihatnya tiga wanita melangkah ke dalam, Begitu melihat mereka, Lu Leng sudah tahu bahwa mereka bertiga adalah murid Hui Yan Bun, maka tidak bersuara.

   Ketiga wanita itu tidak memperhatikan Lu Leng, langsung duduk dan mulai bercakap-cakap.

   "Lewat hari ini, sudah tiada keramaian untuk ditonton lagi,"

   Ujar salah seorang dari mereka.

   "Belum tentu, sebab urusan ini amat aneh. Usia Giok Bin Sin Kun sudah lima puluhan, justru memperistri seorang gadis muda belia, Menurutku, mempelai lelaki seharusnya bocah Lu itu,"

   Sahut salah seorang temannya.

   Mendengar ucapan itu hati Lu Leng seperti tersayat Ketika baru mau melarang mereka bertiga omong sembarangan yang satu lagi sudah menghela nafas, Lu Leng segera menoleh untuk memandangnya.

   Dilihatnya gadis yang menghela nafas itu berusia tujuh belasan, Gadis itu cantik jelita, Lu Leng masih ingat ketika Yok Kun Sih, ketua Hui Yan Bun datang, Tong Hong Pek menyambutnya, gadis itu menyebut namanya Toan Bok Ang.

   Dua wanita lain tertawa serentak ketika mendengar helaan nafas itu, kemudian yang satu beitanya.

   "Paman guru kecil, kenapa kau menghela nafas?"

   Toan Bok Ang tertawa.

   "Kalian berdua cuma tahu perbedaan usia, namun tidak tahu soal cinta, Kalian harus tahu, cinta tidak mengenal usia."

   Kedua wanita itu tertawa cekikikan Toan Bok Ang langsung melotot "Apa yang kalian tertawakan?"

   Walau usia Toan Bok Ang masih muda, namun tingkatnya lebih tinggi dari kedua wanita itu, Maka, ketika melihat Toan Bok Ang melotot, mereka berdua berhenti tertawa.

   "Cinta itu amat aneh, jangankan mencintai orang yang lebih tua, bahkan akan pula mencintai sebuah pohon atau sebuah batu lho!"

   Kata Toan Bok Ang lagi. Mendengar ucapan itu, kedua wanita tersebut ingin tertawa, tapi tidak berani sehingga badan mereka bergoyang-goyang karena menahan tertawa. Ketika mendengar itu, hati Lu Leng pun terharu sehingga tanpa sadar dia berseru.

   "Memang benar apa yang Nona katakan!"

   Perlu di ketahui, Lu Leng duduk di sudut, maka mereka bertiga tidak melihatnya Namun suara Lu Leng amat mengejutkan mereka, maka mereka segera bangkit berdiri dan membentak "Siapa?"

   Lu Leng bangkit berdiri "Maaf, aku telah mengejutkan kalian bertiga!"

   Toan Bok Ang menatapnya, Wajah gadis itu langsung memerah dan segera menarik kedua wanita itu.

   "Mari kita pergi!"

   Lu Leng tidak mencegah, sebab saat ini hatinya telah hampa dan beku.

   Tak seberapa lama kemudian, hari mulai sore.

   Lu Leng ke ruang besar menyuruh para murid Go Bi Pai tingkatan muda untuk merapikan, kursi dan bangku, serta menyalakan lilin merah.

   sedangkan dia sendiri cuma berdiri di sudut termangu-mangu.

   Dia sendiri pun tidak tahu apa yang dipikirkannya, Dia terus memandang api Htfn merah yang menyala, pikirannya menerawang, di hadapannya seakan muncul begitu banyak tamu, sedangkan dirinya berubah menjadi mempelai lelaki, Mempelai wanita keluar, namun tidak mendekatinya, 1151 melainkan mendekati Tong Hong Pek "gurunya, sehingga dia berseru perlahan.

   "Kakak Goat! Kakak Goat!"

   Suara seruannya tidak keras, tentunya tiada seorang pun mendengarnya. Akan tetapi, mendadak terdengar suara tawa di sisinya.

   "Berduka ya?"

   Betapa terkejutnya Lu Leng, Dia segera menolehkan kepala, namun tiada seorang pun di situ., Lu Leng menggoyang-goyangkan kepala, karena curiga pikirannya sedang menerawang, maka mendengar suara itu.

   Saat itu, semua persiapan di ruang besar sudah hampir beres.

   Beberapa tamu sudah duduk di situ, sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Tara Ek Hui dan Han Giok Shia menyambut para tamu mempersilakan mereka duduk.

   Lu Leng tetap berdiri di situ tak bergerak.

   Ketika menyaksikan itu, dia menghela nafas panjang.

   Baru saja dia menghela nafas, mendadak terdengar suara itu lagi di belakangnya bernada dingin.

   "Anak yang tak berguna!"

   Lu Leng tertegun, sebab kali ini mendengar begitu jelas.

   "Siapa?"

   Tanyanya.

   "Apakah kau sudah tidak mengenali suaraku lagi?"

   Sahut suara itu.

   Sebetulnya Lu Leng memang merasa kenal akan suara itu, namun tidak ingat pernah mendengarnya di mana, Setelah suara itu bertanya begitu, barulah dia ingat, bahwa itu suara aneh di dalam goa.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
seketika hatinya tergerak, karena masih ingat akan sikap Tam Sen ketika mendengar penuturan Han Giok Shia, Sudah jelas orang yang menitip pesan itu adalah orang aneh tersebut.

   Kini, dia telah datang, Walau Lu Leng pernah bercakap-cakap dengan orang aneh itu, namun tidak tahu bagaimana rupanya, Setelah tertegun sejenak, dia segera menoleh ke belakang.

   Di saat itulah dia merasakan adanya serangkum angin berhembus pergi.

   Setelah menoleh, justru tiada seorang pun berada di belakangnya, Bukan main herannya Lu Leng, padahal kini dia telah berkepandaian tinggi, maka gerakannya amat cepat sekali.

   Untuk menoleh, dia cuma membutuhkan waktu sekejap, namun orang itu dapat pergi begitu saja, itu sungguh tak masuk akal Lu Leng tidak melihatnya, karena orang itu muncul di belakangnya, Dia segera menghimpun hawa murni, kemudian disalurkan ke jari telunjuknya, Orang aneh itu kawan atau lawan, dia 1153 tidak tahu jelas, maka bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan Di saat dia sedang menghimpun hawa murni, suara itu terdengar lagi di belakangnya.

   "Apa kah kau tidak pernah mendengar suatu pepatah ?"

   "Pepatah apa?"

   Lu Leng balik bertanya.

   "Jauh di mata dekat di hati! Bocah goblok!"

   Lu Leng tertegun Dia tahu bahwa itu ditujukan kepada dirinya, Kedengarannya dia masih mau terus mengejar Akan tetapi, satu jam lagi Tam Goat Hua dan Tong Hong Pek akan bersembahyangan Langit dan Bumi, secara sah dan resmi menjadi suami istri.

   Bagaimana mungkin masih "Jauh di mata dekat di hati", sudah pasti jauh sekali.

   Lu Leng tertawa getir beberapa kali justru di saat itu terdengar lagi suara orang aneh.

   "Bocah goblok! Apakah kau mengira aku sedang omong kosong? Dua jam kemudian, kau akan tahu bahwa aku tidak omong kosong, bahkan amat masuk akal pula."

   Lu Leng tidak begitu mengacuhkan perkataan orang aneh itu, hanya mengeluarkan suara "0h"

   Tapi kemudian tersentak.

   "Apa maksudmu?"

   Kemudian dia bergerak cepat membalikkan badannya, Kebetulan dia berdiri dekat pintu, Dilihatnya sosok bayangan 1154 berkelebat ke situ, ternyata seorang gadis. Ketika mendengar suara Lu Leng, gadis itu tampak terkejut.

   "Apa yang kumaksudkan?"

   Begitu melihat, wajah Lu Leng langsung memerah. Ternyata gadis itu Toan Bok Ang, murid kesayangan ketua Hui Yan Bun.

   "Tidak ada apa-apa!"

   Sahut Lu Leng.

   Kemudian Lu Leng menjulurkan kepalanya untuk memandang ke arah koridor Dilihatnya banyak orang berlalu lalang di koridor itu.

   Terutama para tamu kaum wanita, mereka ingin melihat mempelai wanita, Lu Leng tidak dapat membedakan siapa yang berbicara dengannya tadi Lu Leng mengerutkan kening sambil berpikir tentang ucapan orang aneh itu, kedengaran akan terjadi suatu perubahan nanti.

   Kalau begitu, apa pula perubahan itu? Karena sedang berpikir, justru melupakan keberadaan Toan Bok Ang yang ada di sampingnya, Bibir gadis itu bergerak seakan mau bicara, namun tak dapat dicetuskannya, Berselang sesaat, gadis itu memberanikan diri memanggil.

   "Lu Siauhiap!"

   Suaranya terlampau rendah, maka Lu Leng tidak mendengarnya.

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang, kemudian perlahan-lahan berjalan pergi.

   sedangkan Lu Leng mendadak teringat akan sesuatu, kalau orang aneh itu muncul dari koridor, kebetulan Toan Bok Ang muncul, pasti bertemu orang aneh itu.

   Setelah teringat akan itu, Lu Leng segera membalikkan badannya, kemudian berseru dengan suara rendah.

   "Nona Toan Bok Ang, harap tunggu sebentar!"

   Suara seruan Lu Leng membuat sekujur badan Toan Bok Ang tergetar, lama sekali baru membalikkan badannya, wajahnya berseri tampak gembira sekali.

   "Lu Siauhiap, kau kok tahu nama ku"

   Tanyanya. Lu Leng tersenyum.

   "Ketika kau dan gurumu bertemu guruku, aku berada di situ."

   Hati Toan Bok Ang berdebar-debar keras, lalu dia berkata dengan suara rendah.

   "Kau,., kau terus ingat?"

   Saat ini Lu Leng mendengar suara gadis itu agak bergetar-getar, itu bukan karena takut, melainkan karena terlampau gembira.

   "Tadi ketika Nona ke mari, apakah bertemu seseorang?"

   Tanyanya. Toan Bok Ang berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepala. Tidak."

   Sahutnya, Lu Leng kecewa sekali.

   "Kalau begitu, sudahlah!"

   Lu Leng berkata begitu, pertanda sudah tiada pembicaraan lagi, Akan tetapi, gadis itu justru tetap berdiri di situ, tidak pergi.

   Dia menundukkan kepaia, tapi lalu mendongak lagi untuk memandang Lu Leng.

   Bibirnya bergerak seakan ingin bicara, namun tidak mengeluarkan suara sedikit pun, hanya tersenyum, itu membuat Lu Leng menjadi salah tingkah, Fihak Hui Yan Bun datang memberi selamat, maka dia tidak boleh berbuat salah terhadap gadis itu, Oleh karena itu, ketika Toan Bok Ang tersenyum, dia pun ikut tersenyum, itu justru membuat Toan Bok Ang terpukau.

   Diam-diam Lu Leng menarik nafas, Ketika dia baru mau melangkah pergi, mendadak terdengar suara seorang wanita tua berseru sengit "Anak Ang!"

   Toan Bok Ang tersentak sadar, wajahnya berubah lalu memandang Lu Leng seraya menyahut.

   "Ya!"

   Kemudian dia membalikkan badannya dan langsung melangkah pergi.

   Lu Leng mendongakkan kepala, Ternyata yang berseru memanggil Toan Bok Ang adalah si Walet Hijau-Yok Kun Sih.

   Wajah Yok Kun Sih tampak gusar sekali, Bibir bergerak-gerak sepertinya dia sedang memarahi Toan Bok Ang.

   Gadis itu menundukkan kepala.

   Lu Leng berdiri agak jauh, maka sama sekali tidak mendengar apa yang dikatakan Yok Kun Sih, hanya melihat air mata gadis itu meleleh.

   Toan Bok Ang menangis, Mengapa? Pikir Lu Leng.

   Namun dia tidak terus memikirkan itu karena tidak menyangka bahwa itu justru berhubungan dengan dirinya.

   Lu Leng memandang ke koridor, memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di situ.

   Mendadak terdengar suara yang amat berisik di ruang besar, maka Lu Leng segera menoleh dan seketika juga mengerutkan kening.

   Temyata Liat Hwe Cousu sudah hadir di situ.

   sebetulnya tidak mengherankan hanya saja si Duta Api Obor yang membuka jalan, memegang sebuah obor besar, Asapnya memenuhi ruang besar itu, sehingga membuat para tamu lain merasa terganggu.

   Tidak tampak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, mungkin pergi menemani mempelai lelaki Tong Hong Pek.

   Terlihat Tam Ek Hui dan Han Giok Shia sedang ribut mulut dengan Liat Hwe Cousu.

   Lu Leng segera menghampiri mereka, kemudian terdengar suara Tam Ek Hui.

   "Liat Hwe Cousu, apakah obor itu boleh ditaruh di luar untuk sementara waktu?"

   Liat Hwe Cousu mendongakkan kepala tanpa menyahut Namun kedua Tongcu yang berdiri di belakangnya langsung membentak "Omong kosong! Cousu kami ke mana, Obor Suci itu pasti berada di situ! Bagaimana boleh taruh di luar? Siapa kau, kok banyak mulut?"

   Han Giok Shia yang berada di samping Tam Ek Hui sudah gusar hingga wajahnya tampak merah padam.

   Entah sudah berapa kali ingin melampiaskannya namun Tam Ek Hui mencegahnya dengan isyarat Seusai kedua Tongcu itu membentak, barulah Tam Ek Hui tertawa seraya menyahut.

   "Aku memang pernah mendengar hal itu, tapi apakah kalian berdua tidak melihat asap obor itu? Tidak sampai satu jam, ruang besar ini pasti dipenuhi asap obor itu, sehingga tidak tampak orang."

   Kedua Tongcu itu tertawa, Kelihatannya mereka memang ingin cari gara-gara. Tam Ek Hui masih berkata baik-baik, namun Han Giok Shia sudah tidak bisa menahan kegusarannya lagi.

   "Phui! Liat Hwe Cousu, apa tingkahmu itu? Kau begitu iseng, tidak takut akan ditertawakan orang?"

   Liat Hwe Cousu diam saja, sepasang matanya dipejamkan sedikit Namun ketika dibukanya kembali sorotnya tampak begitu tajam, sehingga membuat Han Giok Shia menjadi tertegun.

   Di saat itulah Liat Hwe Cousu justru tertawa dingin sambil duduk.

   Si Duta Api Obor menghampirinya, Kemudian setelah menancapkan obor besar itu dia mundur lalu berdiri di belakang Liat Hwe Cousu, Begitu juga kedua Tongcu itu, mereka juga berdiri di belakang Liat Hwe Cousu, Saat itu, para tamu yang duduk di ruang besar tersebut, amat tidak senang akan tingkah laku Liat Hwe Cousu, Mereka tahu, bahwa di antara Liat Hwe Cousu dan Tong Hong Pek terdapat sedikit pertikaian Lagipula Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pernah mempermainkan Liat Hwe Cousu, yakni ketika menolong Lu Leng dan Tam Goat Hua, maka Liat Hwe Cousu amat membenci Tong Hong Pek.

   Kali ini Liat Hwe Cousu datang dengan membawa si Duta Api Obor dan dua orang Tongcu memang berniat mengacau.

   Mendadak terdengar suara seruan di antara para tamu, Ternyata seruan Yok Kun Sih atau ketua Hui Yan Bun.

   "Tak disangka bahwa Hwa San Pai tergolong partai besar, tapi para muridnya justru tidak tahu aturan sama sekali, begitu pula ketuanya tak tahu kesopanan"

   Ketika berkata begitu, Yok Kun Sih sengaja meninggikan suaranya, maka semua tamu di ruang besar itu mendengarnya.

   Padahal para tamu memang sudah amat gusar terhadap Liat Hwe Cousu, namun tiada seorang pun yang berani berkata apa pun, hanya Yok Kun Sih seorang yang begitu suaranya mengalun, suasana di ruang besar itu berubah menjadi hening.

   Liat Hwe Cousu duduk membelakangi Yok Kun Sih, Dia sama sekali tidak menoleh.

   Salah seorang Tongcu berbadan pendek kecil dan memelihara sedikit jenggot, segera membalikkan badannya seraya menyahut dengan dingin "Kalau pihak Hui Yan Bun ingin tampil demi Go Bi Pai, silakan cabut obor itu!"

   Ucapan Tongcu itu membuat air muka Yok Kun Sih berubah, sebab bernada menantang.

   Di hadapan para tamu, kalau Yok Kun Sih tidak menerima tantangan itu, kedudukan Hui Yan Bun dalam rimba persilatan pasti merosot.

   Lagipula dia bersifat ingin menang sendiri.

   Akan tetapi, dia justru tidak bangkit berdiri, karena tahu jelas akan kepandaian Liat Hwe Cousu, Kalau sampai bertarung, tentunya Yok Kun Sih bukan lawannya.

   Lagipula seandainya dia tidak mampu mencabut obor besar itu untuk dilempar keluar, akhirnya pasti mempermalukan diri sendiri.

   seketika suasana di ruang besar berubah menjadi tegang mencekam, semua orang langsung memandang Yok Kun Sih.

   itu membuat Yok Kun Sih menjadi nekat.

   Dia langsung bangkit berdiri dengan wajah menghijau tertawa dingin sambil melangkah maju selangkah, terdengar suara "Krak", lantai yang diinjaknya telah hancur -ooo0ooo- Bab 53 Ilmu silat Hui Yan Bun mengutamakan ilmu Ginkang, namun saat ini Yok Kun Sih amat marah, maka ketika kakinya menginjak lantai, Lweekang yang dilatihnya puluhan tahun otomatis dikerahkan, sehingga lantai itu menjadi hancur 1161 Saat ini, para murid Hui Yan Bun justru paling tegang, Mereka pun ikut bangkit berdiri serentak, Yok Kun Sih langsung menghardik "Kalian duduk saja! Aku justru ingin melihat Hwa San Pai memiliki kepandaian apa!"

   Padahal sesungguhnya, Hui Yan Bun dengan Go Bi Pai tidak punya hubungan apa pun, hanya saja tadi dia mencetuskan itu, kemudian ditantang oleh salah seorang Tongcu, maka terpaksa harus maju menerima tantangan itu.

   Yok Kun Sih sudah berjalan empat langkah, namun Liat Hwe Cousu, si Duta Api Obor dan kedua Tongcu itu seakan tidak melihatnya.

   Ketua Hui Yan Bun tertawa aneh, Ketika dia baru mau melesat ke arah obor besar, mendadak terdengar suara seruan.

   "Harap Yok Cianpwee tunggu, Go Bi Pai ada orangnya!"

   Semua orang langsung memandang ke arah orang yang berseru itu.

   Ternyata seorang pemuda tampan, hanya wajahnya tampak muram, yang tidak lain Lu Leng murid Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   Begitu mendengar suara seruan itu, Yok Kun Sih tidak jadi melesat ke arah obor besar sedangkan Lu Leng berjalan mendekati Liat Hwe Cousu, lalu memberi hormat "Liat Hwe Cianpwee, bolehkah obor itu ditaruh di luar?"

   Tanyanya. Liat Hwe Cousu tetap diam.

   "Tidak bisa!"

   Sahut salah seorang Tongcu.

   Mendengar sahutan yang bernada tanpa kompromi itu, Lu Leng segera tahu bahwa mereka berniat cari gara-gara.

   Tadi Lu Leng bertanya hanya berbasa-basi saja, tidak berharap mereka mengabulkan maka dia tertawa dingin.

   Tadi Tongcu ini berkata, apabila Hui Yan Bun ingin tampil demi Go Bi Pai, boleh mencabut obor besar itu dibuang keluar! Kini dari pihak Go Bi Pai sudah ada yang tampil, apakah ucapan itu tetap berlaku?"

   Apa yang dikatakan Lu Leng, kedengarannya amat sederhana sekali.

   Akan tetapi, semua orang yang berada di ruang besar itu justru mengucurkan keringat dingin mencemaskannya, Karena usia Lu Leng belum mencapai dua puluh, sedangkan pihak Hwa San Pai itu, jangankan Liat Hwe Cousu, yang bertiga itu pun dalam latihan sudah melampaui usianya, Han Giok Shia dan Tam Ek Hui juga tidak menduga bahwa Lu Leng akan berkata begitu, maka mereka berseru serentak.

   "Adik Leng!"

   Lu Leng menggoyang-goyangkan tangannya, pertanda agar mereka jangan banyak bicara, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia saling memandang, kemudian ke belakang, 1163 Berselang sesaat, salah seorang Tongcu menyahut "Tentu boleh!"

   Lu Leng tertawa.

   "Ha ha! Kalau begitu, maafkan aku bertindak kasar!"

   Sembari berkata Lu Leng menggerakkan tangan kanannya dan jari telunjuknya juga ikut bergerak.

   jaraknya dengan kedua Tongcu dan si Duta Api Obor hanya satu depaan, Lagipula dia pun yakin bahwa Liat Hwe Cousu tidak memandang sebelah mata pun padanya.

   Oleh karena itu, ketika dia sedang berbicara, sudah mengerahkan Lweekang, kemudian mendadak menggerakkan jari telunjuknya dengan jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran Mengelilingi Bulan) Ser! Ser! Ser! Angin yang ditimbulkan oleh jari telunjuknya menerjang ke arah tiga orang itu.

   Ketiga orang itu berkepandaian tinggi.

   Kalau Lu Leng satu lawan tiga, sudah pasti bukan tandingan mereka bertiga, Akan tetapi saat ini, Lu Leng melancarkan serangan mendadak, justru menggunakan ilmu Kim Kong Sin Ci yang telah lama hilang itu.

   Si Duta Api Obor dan kedua Tongcu itu merasakan adanya tenaga yang amat dahsyat menyerang dada mereka.

   Ketiga orang itu memang tidak memandang sebelah mata pun terhadap Lu Leng, karena Lu Leng masih begitu muda, Maka, ketika melihat Lu Leng melancarkan serangan, mereka bertiga sama sekali tidak berkelit, bahkan si Duta Api Obor malah maju selangkah.

   Dalam waktu se kejap, angin dari telunjuk Lu Leng sudah berhasil menyerang bagian dada mereka, Barulah mereka bertiga tahu adanya gelagat tidak beres, namun sudah tidak bisa berkelit.

   Mendadak terdengar suara jeritan, ternyata kedua Tongcu itu terhuyung-huyung tiga langkah ke belakang lalu roboh.

   Si Duta Api Obor cuma mundur dua langkah, namun dia tidak sampai roboh, sebab Lweekangnya amat tinggi! Di saat bersamaan, Lu Leng justru mencelat maju lalu menyambar obor besar itu, Dia pun menduga si Duta Api Obor pasti menyerangnya.

   Oleh karena itu, ketika menyambar obor besar, Lu Leng menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan sudah siap menangkis serangan si Duta Api Obor, Dugaan Lu Leng memang tidak meleset.

   Ternyata si Duta Api Obor langsung menyerang, tapi Lu Leng berhasil menangkis dengan jurus Siang Hong Cak Yun (sepasang puncak Menembus Awan), Terdengar suara benturan, kemudian terdengar pula suara jeritan si Duta Api Obor, Dia terpental ke belakang tujuh delapan langkah, lalu membentur sebuah pohon.

   Lu Leng tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, maka langsung melemparkan obor besar itu keluar Setelah itu, dia menganggap semua urusan itu telah selesai, Kalaupun Liat Hwe Cousu gusar, tapi sudah tidak punya muka untuk mengambil obor besar itu lagi, sementara obor besar itu meluncur Ketika hampir keluar dari ruang besar, mendadak Liat Hwe Cousu bangkit berdiri Tanpa kelihatan bergerak, 1165 tahu-tahu badannya bagaikan segulung api menerjang ke arah obor besar itu, Disambutnya obor besar itu dan langsung kembali sekaligus menancapkan obor besar itu ke tempat semula, itu dilakukannya dalam sekejap.

   Lu Leng tertegun, sedangkan Liat Hwe Cousu sudah mendekati si Duta Api Obor Saat ini, tampak wajah si Duta Api Obor menghijau, badan gemetar dan keringatnya terus mengucur ..Ketika Liat Hwe Cousu baru mendekatinya, bibirnya kelihatan bergerak, kemudian menyemburkan darah segar "Uaaakh!"

   Setelah itu dia berkata.

   "Guru, balas... dendamku!"

   Liat Hwe Cousu baru mau memapahnya, namun si Duta Api Obor sudah jatuh tak bangun lagi.

   Saat ini, Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun sudah berada di ruang besar Ketika menyaksikan itu, mereka berdua terbelalak karena terlampau tertegun, Begitu pula para tamu yang berada di situ, termasuk Lu Leng sendiri juga terheran-heran.

   perlu diketahui, kedudukan si Duta Api Obor di Hwa San Pai hanya di bawah ketua, di atas dua belas Tongcu.

   Setiap generasi penerusnya, semuanya dipilih dari salah satu kedua belas Tongcu yang berkepandaian paling tinggi, kemudian si Duta Api Obor yang mau diganti itu akan menurunkannya ilmu Hian Bun Sin Ciang dan Hian Sin Hoat.

   Oleh karena itu, dapat dibayangkan betapa tinggi kepandaian si Duta Api Obor Maka tidak mengherankan kalau Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, para tamu dan Lu Leng sendiri menjadi tertegun, ketika melihat si Duta Api Obor roboh.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Tampak Liat Hwe Cousu berdiri tertegun di samping si Duta Api Obor.

   "Bagus! Bagus! Sobat dari mana membantu secara diam-diam, Hwa San Pai amat berterima kasih sekali!"

   Katanya kemudian.

   Semula Lu Leng pun menyangka ada orang membantunya, namun setelah berpikir sejenak, dia yakin tidak dibantu oleh siapa pun, sebab kematian si Duta Api Obor, dikarenakan terluka dalam, bukan terserang senjata rahasia.

   Karena itu, Lu Leng segera berkata.

   "Tidak ada orang membantuku, maka Liat Hwe Cianpwee tidak perlu bertanya lagi!"

   Liat Hwe Cousu membelalakkan matanya menatap Lu Leng, maka Giok Bin Sin Kun cepat-cepat berseru.

   "Anak Leng mundur!"

   Lu Leng tahu akan kepandaian Liat Hwe Cousu, maka segera mundur beberapa depa. Namun Liat Hwe Cousu sudah berkata dengan suara dalam.

   "Kau tidak usah mundur, kematian si Duta Api Obor, harus ketua yang turun tangan membalas dendamnya, ini merupakan peraturan Hwa San Pai turun temurun!"

   Berdasarkan kedudukan Liat Hwe Cousu, memang tidak pantas turun tangan terhadap Lu Leng yang masih muda itu, Akan tetap i, justru terdapat peraturan tersebut dalam partai Hwa San, maka secara langsung Liat Hwe Cousu boleh membunuh Lu Leng.

   sedangkan Lu Leng sudah berdiri di samping Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan sudah tidak banyak bicara lagi, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa ketika melihat Liat Hwe Cousu mengatakan begitu.

   "Liat Hwe! Ternyata kau ke mari memang sengaja mau cari gara-gara!"

   Katanya, Liat Hwe Cousu tertawa dingin.

   "Muridmu berkepandaian tinggi, kenapa kau harus mewakilinya untuk tampil?"

   Saat itu, semua orang masih terheran-heran terhadap Lu Leng yang membunuh si Duta Api Obor, Mereka semua tidak habis pikir.

   Padahal sesungguhnya, berdasarkan kepandaian Lu Leng, memang tidak masuk akal hanya sekali turun tangan langsung membunuh si Duta Api 0bor.

   Tapi buktinya dia mati di tangan Lu Leng, Kelak Lu Leng baru menyadari akan hal tersebut sehingga kepandaiannya menjadi maju pesat.

   Ternyata kematian si Duta Api Obor, justru dikarenakan ilmu Hian Bun Sin Ciangnya sendiri, sedangkan jurus siang Hong Cak Yun hanya membangkitkan ledakan tenaga Hian Bun Sin Ciang saja.

   Sesungguhnya ilmu Hian Bun Sin Ciang bukan berasal dari Hwa San Pai, melainkan berasal dari Siauw Lim Pai sekte barat, karena salah seorang murid Siauw Lim Pai bergabung dengan Hwa San Pai, kemudian diangkat sebagai si Duta Api 0bor.

   Ilmu Hian Bun Sin Ciang mengandung hawa "Yang", bertenaga keras, namun ilmu tersebut masih di bawah tingkat ilmu King Kong Sin Ci.

   Maka, ketika si Duta Api Obor menyerang dengan Hian Bun Sin Ciang, kebetulan Lu Leng menangkis dengan jurus Siang Hok Cak Yun, walau Lweekang Lu Leng tidak dapat dibandingkan dengan Lweekang si Duta Api Obor, tapi tenaga Kim Kong Sin Ci amat dahsyat, membuat hawa murni di tubuhnya meledak, sehingga si Duta Api Obor terluka dalam yang amat parah, akhirnya binasa.

   Ketika mendengar Liat Hwe Cousu harus turun tangan terhadap Lu Leng, Tong Hong Pek pun tertawa dingin.

   "Liat Hwe, tujuanmu terhadap diriku, namun justru ingin melampiaskannya terhadap tingkatan muda, Kedudukan dan keangkuhanmu dikemanakan?"

   Liat Hwe Cousu mendengus, sepasang matanya tetap menatap Lu Leng tanpa berkedip. Satu jam lagi upacara pernikahan akan dimulai, Cit Sat Sin Kun memberi isyarat kepada Tong Hong Pek, kemudian berkata kepada Liat Hwe Cousu.

   "Bagaimana kalau urusan itu kita selesaikan besok?"

   Liat Hwe Cousu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Masih menunggu sampai besok? Lewat satu jam saja kalian semua pasti mampus!"

   Hati Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tergerak Beberapa hari ini dia tercekam rasa cemas, karena akan muncul seseorang, Orang itu membawa Liat Hwe Cousu keluar dari formasi yang dibentuknya, Apakah mereka berdua akan bekerja sama? Setelah berpikir sejenak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertawa, lalu berkata sungguh-sungguh.

   "Uu memang bagus sekali. Sampai saatnya kalian boleh bergerak serentak Bukankah itu bagus sekali?"

   Liat Hwe Cousu tertawa dingin, kemudian duduk. Han Giok Shia segera berkata.

   "paman Tam, jadi orang besar itu masih di ruangan ini?"

   "

   Jangan khawatir aku punya akal!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen maju dua langkah, dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengikutinya.

   "Liat Hwe Cousu, tempat dudukmu memang berada di sini. Namun obor besar itu tidak boleh terus menyala di sini, Kalau memang obor besar itu harus selalu dekat dengan mu, lebih baik tempat dudukmu dipindahkan di dekat pintu lalu obor besar itu ditancap di sana, Jadi tidak mengganggu para tamu."

   Kata Tam Sen. Liat Hwe Cousu diam saja, namun kemudian mendadak bangkit berdiri. itu sungguh di luar dugaan semua orang.

   "Baik."

   Sahutnya, jawaban yang begitu cepat seakan urusan telah usai, namun Cit San Sin Kun-Tam Sen justru bertambah was-was.

   Karena Liat Hwe Cousu tahu, saat ini dia tidak yakin akan menang, maka mengalah selangkah itu pertanda tidak lama lagi pasti terjadi suatu perubahan Kalau tidak bagaimana mungkin Liat Hwe Cousu akan mengalah? Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga tidak banyak bicara lagi, langsung memerintah beberapa orang untuk memindahkan kursi tempat duduk Liat Hwe Cousu ke dekat pintu, Saat ini, kedua Tongcu itu telah bangun.

   Walau sudah terluka dalam, tapi mereka masih bisa bergerak.

   Yang satu membopong mayat si Duta Api Obor keluar dan yang satu lagi membawa obor besar itu, lalu ditancapkannya di dekat pintu, Kemudian Liat Hwe Cousu pun segera duduk di situ.

   Tampak beberapa orang membersihkan ruang besar ilu, Tak seberapa lama kemudian suasana di ruang besar itu berubah tenang kembali.

   Akan tetnpi, semua orang sudah merasa, pernikahan ini pasti disertai suatu badai, hanya saja belum mulai Tinggal setengah jam lagi upacara pernikahan akan di mulai, Terompet mulai berbunyi.

   sedangkan Tong Hong Pek sudah memakai pakaian pengantin berdiri di hadapan meja sembahyang, Tak seberapa lama kemudian tampak kedua pendamping pengantin wanita mendampingi pengantin berjalan keluar, pengantin memakai Hong Koan (Semacam topi pengantin 1171 menutupi kepala dan muka), pengantin mengenakan gaun merah, berdiri di hadapan Tong Hong Pek, Sementara terompet terus berbunyi, tiba-tiba terdengar seorang berteriak "Waktu baik sudah tiba!"

   Kemudian kedua mempelai mulai bersembahyang langit dan bumi.

   Saat ini, hari sudah mulai gelap, namun di ruang besar itu terang benderang, karena disinari oleh ratusan lilin yang menyala.

   Akan tetapi, di saat itu mendadak api lilin berubah seperti api setan, perubahan itu sungguh di luar dugaan semua orang! seketika ruang besar berubah menjadi remang-remang.

   Itu membuat wajah semua orang berubah menjadi pucat, termasuk wajah-wajah Tam Ek Hui, Lu Leng, Han Giok Shia dan Toan Bok Ang.

   Para tamu pun mulai bangkit berdiri Namun Cit Sat Sin Kun segera berkata.

   "Para tamu yang terhormat harap tenang! Pasti ada orang tertentu menaruh semacam obat pada lilin maka api lilin mendadak berubah menjadi kehijau-hijauan! Anda jangan panik, sebab itu hanya merupakan permainan anak kecil!"

   Mendengar himbauan itu lalu para tamu duduk kembali Tapi di saat bersamaan, mendadak pengantin wanita mengeluarkan tawa yang aneh, menggetarkan hati semua orang.

   Suara tawa yang membuat bulu kuduk berdiri itu memang keluar dari pengantin wanita, dan seketika membuat suasana di ruang besar berubah menjadi menakutkan! Semua orang merasa ada setan iblis berkeliaran di ruang besar itu.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersentak kemudian bersiul panjang.

   Namun meskipun suara siulan Cit Sat Sin Kun-Tum Sen mengalun, suara tawa pengantin wanita yang amat menyeramkan itu tetap terdengar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen merasa ada sesuatu yang tak beres, karena Tam Goat Hua secara rela menikah dengan Tong Hong Pek.

   Ketika Tam Goat Hua memberitahukan kepadanya, dia justru kurang percaya, Namun kemudian dia melihat putrinya amat mencintai Tong Hong Pek, maka merestuinya.

   Namun kenapa di saat bersembahyang pada langit dan bumi kenapa dia mengeluarkan suara yang menyeramkan itu? Oleh karena itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen langsung membentak dengan suara dalam.

   "Goat Hua, hari ini hari baik mu, kenapa kau mengeluarkan suara aneh?"

   Sedangkan Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek, begitu menyaksikan perubahan itu, langsung mundur selangkah.

   Di saat Cit Sat Sin Kun baru usai berkata, mendadak Tong Hong Pek berteriak keras, sekaligus menjulurkan tangannya untuk menyambar pengantin wanita.

   Tong Hong Pek bergerak begitu mendadak, tentunya amat mengejutkan semua orang, terutama Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   "Saudara Tong Hong!"

   Akan tetapi, dia sudah tidak keburu mencegah Tong Hong Pek, sebab Tong Hong Pek bergerak begitu cepat Pengantin wanita masih tertawa, namun mendadak secepat kilat mencelat ke belakang beberapa depa, Gerakannya amat aneh.

   Siapa pun menyaksikannya, namun justru tidak tahu apa sebabnya.

   Sambaran Tong Hong Pek jatuh di tempat kosong.

   itu membuatnya gusar sekali, dan berteriak keras lagi sehingga menyebabkan wajah para tamu berubah menjadi pucat pias.

   Ternyata Tong Hong Pek menghadang di depannya kemudian berseru.

   "Saudara Tam Sen, kita harus mengepungnya!"

   Ketika pengantin wanita mencelat ke belakang dengan gerakan yang begitu aneh, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pun yakin bahwa itu bukan Tam Goat Hua putrinya.

   Karena itu, begitu mendengar seruan Tong Hong Pek, dia langsung mengepungnya.

   Saat ini, semua lilin yang berada di ruang besar itu, telah berubah menjadi kehijau-hijauan, Sementara Liat Hwe Cousu yang duduk di dekat pintu, tampak gembira sekali.

   Sedangkan kaum rimba persilatan yang mempunyai hubungan baik dengan Go Bi Pai, segera bangkit berdiri, 1174 bahkan diantaranya sudah ada yang ikut mengepung pengantin wanita itu.

   Lu Leng sudah melesat ke samping Tong Hong Pek, Ketika melihat Lu Leng sudah maju, mereka yang ikut mengepung itu mundur kembali ke tempat duduk masing-masing.

   -ooo0ooo- Pengantin wanita itu kelihatannya sulit sekali meloloskan diri! Semua orang berpikir demikian, sebab bagaimana mungkin pengantin wanita itu dapat meloloskan diri dari kepungan Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Lu Leng? Tong Hong Pek menatap pengantin wanita yang mukanya ditutupi Hong Kuan, kemudian bertanya."

   "Siapa Anda? Goat Hua dibawa ke mana?"

   Terdengar suara tawa yang menyeramkan "Hik Hik Hik! Apakah kau sudah tak mengenaliku lagi?"

   Mendadak Tam Sen membentak keras.

   "Jangan macam-macam!"

   Tam Sen langsung menyambar Hong Koan yang menutupi kepala dan muka pengantin wanita.

   Dalam keadaan seperti itu, sudah pasti pengantin wanita tidak dapat berkelit Akan tetapi mendadak badannya membungkuk lalu melesat pergi.

   Bukan main indah dan cepatnya gerakan itu, sungguh di luar dugaan siapa pun! Sedangkan Tam Sen menyambar dengan ilmu Hian Bu Sam Na, mengeluarkan jurus Cing liong Luh Jiau (Naga Hijau Menjulurkan Cakar).

   Ketika melihat pengantin wanita dapat menghindari jurusnya itu, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tertegun.

   kemudian mundur selangkah dengan air muka berubah.

   "Saudara Tam! Siapa dia?"

   Ketika Tam Sen baru mau menjawab, pengantin wanita itu sudah menyahut dengan sengit "Tidak salah! Memang aku!"

   Usai menyahut, pengantin wanita itu melepaskan Hong Kuan di kepalanya.

   Di saat itulah tampak beberapa murid Go Bi Pai membawa beberapa batang lilin berjalan ke ruang besar itu, pengantin wanita itu membentak keras sekaligus mengayunkan tangannya, Tampak empat buah titik cahaya meluncur ke arah empat murid Go Bi Pai itu dan tepat mengenai sasarannya, sehingga mereka berempat roboh seketika.

   Para tamu tercengang, karena melihat gelagatnya pengantin wanita itu, memang sengaja mengacau pesta tersebut Lebih mengherankan kelihatannya Tong Hong Pek dan Tam Sen mengenali orang itu, bahkan tampak agak segan terhadapnya.

   Semua orang segera mengarahkan pandangan ke pengantin wanita yang telah melepaskan Hong Koan di kepalanya, Hati mereka langsung terasa dingin bahkan beberapa tamu wanita, tak tertahan mengeluarkan seruan kaget Sedangkan Tong Hong Pek dan Tam Sen mundur selangkah, Lu Leng malah terpaku di tempat sama sekali tidak bersuara.

   Tampak orang itu berambut kuning awut-awutan dan amat jarang pula, pipi sebelah kiri tiada daging-nya, pipi yang sebelah kanan kelihatan hijau, di atas bibir tampak bintik-bintik merah.

   Siapa yang menyaksikan orang itu, pasti mengira bahwa dia adalah setan iblis yang baru bangkit dari liang kubur Di ruang besar itu lilin menyala kehijau-hijauan, sehingga menambah seramnya suasana.

   Sementara Lu Leng terus memandang orang itu, Dilihatnya tampang orang itu memang amat menyeramkan namun setelah memandang agak lama, Lu Leng justru merasa heran, sebab kebetulan Lu Leng melihat sepasang matanya.

   Sepasang mata orang itu membuat Lu Leng teringat akan Tam Goat Hua, karena sepasang mata itu amat mirip mata gadis itu.

   Berselang sesaat, wanita aneh itu tertawa dingin.

   "He he! Kalian berdua tidak mengenali aku lagi?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas, kemudian menjura kepada para tamu seraya berkata.

   "Para hadirin jangan terkejut, karena ini urusan kami beberapa orang!"

   Para tamu terheran-heran. Mereka saling memandang dengan mata terbelalak seakan kebingungan dan semuanya membungkam, Wanita aneh itu tertawa melengking-lengking, lalu membentak.

   "Setan tua! Kenapa kau tidak memperkenalkan identitasku kepada kaum rimba persilatan itu?"

   Tam Sen tertawa getir dan manggut-manggut.

   "Kini kau telah muncul, tentunya aku harus memperkenalkanmu."

   Ketika dia baru mau memperkenalkan wanita aneh itu, mendadak Tong Hong Pek memanggil "Saudara Tam...."

   Tong Hong Pek baru mengucapkan itu, wanita aneh tersebut sudah membentak sengit.

   "Kau mau memperistri putrinya, maka dia adalah mertuamu! Kenapa kau masih menyebut saudara kepadanya? itu peraturan apa?"

   Tong Hong Pek hanya mengerutkan kening, sama sekali tidak menghiraukannya.

   "Saudara Tam, kalau kau merasa kurang leluasa, biar aku yang memperkenalkan nya,"

   Katanya, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen manggut-manggut Tong Hong Pek segera menghadap para tamu dan memperkenalkan orang aneh itu.

   "Para hadirin yang terhormat, ini adalah wanita aneh dari See Sia, putri Mo Liong Seh Sih bernama Seh Cing Hua! Dulu dia dijuluki Tok Ciu Lo Sat!"

   Usai Tong Hong Pek memperkenalkan orang aneh itu, wajah Liat Hwe Cousu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan beberapa tokoh tua berbagai partai tampak berubah.

   Dulu nama Tok Ciu Lo Sat amat terkenal dalam rimba persilatan terutama Mo Liong Seh Sih ayahnya, karena berkepandaian amat tinggi.

   Yang pernah bertemu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, pasti masih ingat akan kecantikannya yang memukau.

   Namun kini wajahnya justru berubah begitu buruk, itu sungguh diluar dugaan! Bagian 25 Kaum muda sama sekali tidak kenal Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hoa, maka mereka cuma terbelalak sambil mendengarkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melanjutkan "Dia adalah nyonya Cit Sat Sin Kun-Tam Sen!"

   Ucapan tersebut tidak mengejutkan kaum tua yang berada di ruang besar itu, sebab dulu memang banyak lelaki yang tertekuk lutut di hadapan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

   Akhirnya yang berhasil mencuri hatinya justru Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   setelah menikah, mereka berdua menetap di pulau Hwe Ciau To, jarang muncul di rimba persilatan dan kaum rimba persilatan pun jarang berkunjung ke pulau itu.

   Ketika Cit Sat Sin Kun muncul kembali dalam rimba persilatan, semua orang masih menganggap Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berada di pulau tersebut Namun mengenai urusan mereka suami istri, justru tiada seorang pun mengetahui nya.

   Kaum muda sama sekali tidak tahu akan urusan tersebut, namun mereka tidak begitu memikirkannya.

   Lain halnya dengan Tam Ek Hui, pemuda itu nyaris meloncat karena terlampau terkejut "Tong Hong Cianpwee barusan bilang apa?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tidak menyahut sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menghela nafas panjang.

   "Ek Hui, bukankah kau sering menanyakan ibumu? Nah, kini kau harus mengerti."

   Katanya. Mendadak Tam Ek Hui menerjang ke depan beberapa langkah. Han Giok Shia khawatir akan terjadi sesuatu atas 1180 dirinya, maka segera mengikuti dari belakang, Ternyata Tam Ek Hui menatap wanita aneh dan buruk rupa itu.

   "Kau... kau ibuku?"

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin "Binatang kecil, apakah aku tidak pantas?" -ooo0ooo- Bab 54 Tam Ek Hui memang sulit membuat dirinya sendiri percaya, bahwa wanita yang mirip setan iblis itu justru ibunya, dia terbelalak dengan mulut ternganga lebar, tak mampu mengeluarkan suara sedikit pun Cit Sat Sin Kun-Tam Sen mengibaskan tangannya seraya berkata.

   "Ek Hui, sejak kecil ibumu tidak begitu menyayangimu, cepatlah kau mundur!"

   Tam Ek Hui tidak berani membangkang, langsung mundur beberapa depa. Setelah Tam Ek Hui mundur, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata kepada Tok Cio Lo Sat-Seh Cing Hua.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Adik Cing, dari dulu aku sudah menasihatimu jangan mempelajari kitab iblis peninggalan ayahmu, tapi kau justru tidak mau mendengar, maka kini wajahmu menjadi seperti itu..."

   Tam Sen belum selesai berkata, Seh Cing Hua sudah tertawa aneh.

   "Bagaimana aku kini? Apakah tidak baik?"

   Katanya sambil tersenyum.

   "Kalau kau anggap tidak salah, tentunya aku tidak banyak bicara lagi Tapi kini Goat Hua berada di mana? Hari ini adalah hari pernikahannya, kenapa kau malah ke mari mengacau?"

   Mendengar kata-kata Tam Sen itu Tok Ci Lo Sat-Seh Cing Hua mendongakkan kepala, lalu tertawa melengking-lengking.

   "Hik hik hik! Hari pernikahannya? sungguh sepasang binatang tua yang tak tahu malu!"

   Yang dimaksudkan "

   Sepasang binatang tua", jelas Tam Sen dan Tong Hong Pek. Tam Sen dan Tong Hong Pek saling memandang, Mereka berdua tampak jengah, itu tersirat pada wajah masing-masing! Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata dengan dingin sekali.

   "Tong Hong Pek, dulu kau terus merayu diriku, agar menikah denganmu, namun aku tidak mengabulkannya, Kini kau sudah ada umur, justru berani mempermainkan putriku! Kalau pun setan tua itu setuju, tapi aku belum mati, maka kau hanya bermimpi di siang hari bolong!"

   "Aku dan Goat Hua saling mencinta, maka walau kau mau mencegah, Goat Hua pasti tidak akan menurutimu!"

   Sahut Tong Hong Pek.

   "Ha ha! Dia masih muda tidak tahu apa-apa, maka aku harus memperdulikannya!"

   Kata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua. Berkata sampai di sini, Seh Cing Hua berhenti sejenak, setelah itu baru dilanjutkan.

   "Dalam hatiku sudah ada pilihan untuk dia, Tidak mungkin aku akan membiarkannya menikah denganmu yang sudah ada umur! Aku yakin Goat Hua akan menuruti perkataanku!"

   Ketika berkata, boleh dikatakan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyerocos, maka orang lain tidak bisa menyelanya.

   Lu Leng yang berdiri di situ, kini sudah tahu bahwa Seh Cing Hua bukan orang lain.

   Dia adalah orang aneh di dalam goa yang pernah bercakap-cakap dengannya yang hanya terdengar suaranya tapi tidak tampak orangnya.

   Ketika mendengar Seh Cing Hua berkata begitu, hati Lu Leng tergerak, Sebab di saat hatinya amat berduka, Lu Leng pernah mendengar suaranya, yang seakan menyuruhnya jangan putus asa.

   Pada waktu itu, Lu Leng sama sekali tidak percaya, karena Tam Goat Hua sudah mau menikah dengan Tong Hong Pek.

   Namun kini dia tersentak sadar Wanita aneh itu bilang sudah ada pilihan dalam hatinya untuk Tam Goat Hua, sudah pasti dirinya.

   Berpikir sampai begitu, perasaan Lu Leng menjadi berkecamuk Dia merasa girang juga termangu karena tahu jelas bahwa Tam Goat Hua hanya mencintai Tong Hong Pek.

   Sementara wajah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tampak berubah, kemudian dia berkata dengan kening berkerut kerut.

   "Adik Cing, kau jangan mau menang sendiri!"

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa, Namun, sebelum tawanya lenyap, mendadak terdengar suara tangisan di tempat jauh, yang makin lama makin mendekat Mendadak si Walet Hijau-Yok Kun Sih memukul meja, lalu berkata.

   "Anak Ang, cepat hadang setan iblis itu!"

   Toan Bok Ang mengangguk.

   Namun ketika dia baru mau bangkit berdiri, tiba-tiba tampak sosok bayangan berkelabat di pintu yang ternyata si Nabi Setan-Seng Ling, Dia sudah melangkah ke dalam diikuti Sou Mia Su Seng Bou di belakangnya, Setelah masuk, si Nabi Setan-Seng Ling mengamati keadaan di ruangan besar itu dengan sorotan dingin, Ketika pandangannya membentur ke Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, dia tertegun.

   Dalam istana Setan Pak Bong San terdapat begitu banyak orang yang menyerupai setan iblis, Namun wajah mereka masih bisa dikatakan tidak begitu menyeramkan bila dibanding wajah Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

   Apalagi wanita aneh itu kini sedang tertegun, bagaimana menyeramkan wajahnya dapat kita bayangkan.

   Setelah mengamati seluruh ruang besar itu, si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Kenapa ruangan pesta ini kok berubah menjadi seperti ruang duka? Cit Sat Sin Kun, aku datang terlambat harap dimaafkan!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen diam saja, dan itu membuat kening si Nabi Setan berkerut Keningnya berkerut bukan karena hatinya tersinggung, melainkan dia merasa heran, sebab wajah setiap orang yang berada di ruang besar itu tampak serius sekali, bahkan di antara mereka kelihatan mau cari gara-gara.

   Ketika si.

   Setan-Seng Ling muncul, justru tidak keburu menyaksikan kejadian tadi, maka dia tidak tahu sama sekali.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatapnya dingin.

   "Hanya datang terlambat, itu tidak jadi masalah,"

   Sahutnya. Si Nabi Setan-Seng Ling menengok ke sana ke mari.

   "Oh! Di mana pengantin wanita? Aku ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepadanya."

   Tong Hong Pek segera menyahut "Kau mau tanya apa, tanyakan saja kepadaku!"

   Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa dingin.

   "Tempo hari ketika berada di istana Setan, Tam Goat Hua telah setuju menikah dengan anakku, Maka, kini aku mau bertanya kepadanya, kenapa dia ingkar janji?"

   Si Nabi Setan-Seng Ling berkata begitu, sedangkan anaknya bertampang begitu aneh, maka para tamu nyaris tertawa geli! Begitu pula Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dia pun nyaris tertawa geli, namun masih dapat menahan.

   Sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua langsung melotot, sehingga wajahnya bertambah menyeramkan "Anakmu yang mana ingin memperistri Tam Goat Hua?"

   Tanyanya kepada si Nabi Setan.

   Padahal si Nabi Setan-Seng Ling pernah bertemu Seh Cing Hua beberapa kali di masa lalu, Tapi kini dia sudah tidak mengenalinya lagi, karena wajah wanita itu telah berubah sedemikian buruk menyeramkan Si Nabi Setan-Seng Ling segera menunjuk Seng Bou, dan Seng Bou langsung membusungkan dadanya agar tampak lebih gagah.

   "Dia!"

   Sahut si Nabi Setan-Seng Ling. Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mendengus.

   "Hm! Anakmu itu tidak menyerupai manusia, bagaimana dia ingin memperistri Goat Hua?"

   Si Nabi Setan-Seng Ling mengerutkan kening.

   "Bagaimana dia tidak menyerupai manusia ?"

   Seh Cing Hua tertawa aneh.

   "He he he! Lihatlah tampangnya, apakah menyerupai manusia?"

   Usai dia berkata, badannya langsung bergerak ke arah Seng Bou.

   Betapa cepat gerakannya, sehingga amat sulit diuraikan dengan kata-kata.

   Badannya tampak seperti asap, tahu-tahu sudah berada di sisi Seng Bou.

   sedangkan Seng Bou hanya merasa ada serangkum tenaga yang amat dahsyat menekan kepalanya, Dia cepat-cepat menyingkir namun bahu kanannya terasa sakit sekali Dia menjerit, kemudian roboh pingsan.

   Di saat Seng Bou menjerit, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah kembali ke tempatnya.

   Semua orang melihat sebuah lengan tergeletak tak jauh dari Seng Bou, Ternyata lengan kanannya telah putus dan darah segar masih mengucur di bahu kanannya, Si Nabi Setan-Seng Ling juga menyaksikan itu.

   Gerakan Seh Cing Hua tadi memang sungguh cepat, sehingga dia tidak keburu melancarkan pukulannya.

   Wajah si Nabi Setan-Seng Ling menghijau, Dia langsung melesat ke sisi putranya itu, kemudian menotok jalan darah di bahunya, agar darah segar tidak terus mengucur Setelah darahnya berhenti mengucur, Seng Bou lalu siuman Si Nabi Setan-Seng Ling memapahnya bangun, lalu membentak.

   "Kau memang tak berguna, tidak seharusnya kau berkeras ingin memperistri Tam Goat Hua! Kini walau bekerja sama dengan Liok Ci Khim Mo, bukankah kau tetap rugi sendiri?"

   Pembicaraan si Nabi Setan ditujukan kepada putranya, namun kalimat yang terakhir justru ditujukan kepada semua orang yang berada di ruang besar itu.

   Ketika semua orang mendengar "Liok Ci Khim Mo", air muka mereka langsung berubah dan tampak tertegun.

   Usai berkata begitu, si Nabi Setan-Seng Ling membopong putranya berjalan keluar Namun baru saja dia melangkah dua tindak, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen pun maju selangkah seraya membentak 1187

   "Tunggu!"

   Si Nabi Setan-Seng Ling membalikkan badannya.

   "Aku memang melupakan satu hal."

   Sahutnya lalu menunjuk Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

   "Sobat ini siapa?"

   Seh Cing Hua tertawa dingin.

   "Aku? He he! Aku khususnya melalap segala macam siluman dan setan!"

   Si Nabi Setan-Seng Ling mendengus.

   "Hm! Tidak mau menyebut nama, mati akan menjadi setan tanpa nama!"

   Mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua bersiul aneh sambil mencelat ke atas, Bagaikan segulung asap hitam, dia berputar di udara lalu menerjang ke arah si Nabi Setan-Seng Ling! Si Nabi Setan-Seng Ling memang sudah siap, Dia segera membungkukkan badannya sedikit, sekaligus mengeluarkan jurus Hu Si Yeh Hang (Mayat Berjalan Di Tengah Malam), yaitu salah satu jurus Im Si Ciang yang amat beracun.

   Ketika dia mengeluarkan jurus tersebut, tersiarlah bau busuk yang amat menusuk hidung, membuat semua orang terasa mau muntah.

   Maka, beberapa orang yang berdiri di belakangnya langsung menyingkir jauh-jauh.

   Si Nabi Setan yakin bahwa serangannya pasti berhasil memukul dada Seh Cing Hua, maka dia bergirang dalam hati.

   Akan tetapi, mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua mengayunkan tangannya, tampak jarum halus berwarna merah meluncur ke arah telapak tangannya.

   Padahal seharusnya dia masih dapat menarik kembali tangannya sekaligus berkelit.

   Namun ketika melihat jarum merah itu, dia segera mengenali identitas pihak lawan.

   itu membuatnya terkejut sehingga terlambat menarik kembali tangannya.

   Di saat bersamaan, si Nabi Setan-Seng Ling mengerahkan Lweekang, sekaligus mengayunkan tangan kirinya ke arah jarum merah itu, Bum! Angin pukulannya berhasil memukul jatuh jarum-jarum merah itu.

   Tapi Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah berputar ke belakang si Nabi Setan-Seng Ling.

   Setelah berhasil memukul jatuh jarum-jarum merah, si Nabi Setan-Seng Ling mendadak merasa lehernya terjepit sesuatu, Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua telah berhasil mencengkeramnya dari belakang.

   Bukan hanya berhasil mencengkeram lehernya, bahkan juga sebelah tangannya pun berhasil menekan jalan darah Hong Hu Hiat di punggungnya.

   Si Nabi Setan-Seng Ling tak berani bergerak sedikit pun.

   sedangkan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh-kekeh.

   "He he he! Kalau kau mau jadi setan bernama, aku pasti menyempurnakanmu!"

   Semua orang menyaksikan itu.

   Hanya dua jurus Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah berhasil menundukkan si Nabi Setan-Seng Ling, itu sungguh mengejutkan! Tapi bagi yang kenal Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, sudah tidak merasa terkejut lagi, karena tahu wanita itu pasti sudah berhasil mempelajari kitab iblis peninggalan ayahnya.

   Walau sudah dikendalikan pihak lawan, namun wajah si Nabi Setan-Seng Ling tidak berubah sama sekali, maka tidak percuma dia menjadi datuk golongan sesat Seusai Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua berkata, si Nabi Setan-Seng Ling pun tertawa.

   "Ha ha! Tok Ciu Lo Sat, kau bersusah payah mempelajari kitab iblis peninggalan ayahmu, tapi setelah berhasil, kau justru akan mati! Bukankah itu sayang sekali?"

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa dingin, Ketika dia baru mau mengerahkan Lweekangnya untuk menghabisi nyawa si Nabi Setan-Seng Ling, mendadak terdengar seruan.

   "Seh Locianpwee jangan turun tangan!"

   Semua orang langsung menoleh ke arah datangnya suara, Ternyata yang berseru seorang pemuda tampan, yang tidak lain Lu Leng. Dia maju ke depan, kemudian memberi hormat kepada Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua seraya berkata.

   "Seh Locianpwee, aku punya dendam kesumat dengan orang ini, harap Seh Locianpwee sudi melepaskannya, agar aku bisa membalas dendam kedua orangtuaku!"

   Setelah Lu Leng bersahabat dengan Han Giok Shia, gadis itu menutur tentang kejadian di rumahnya.

   Maka, sejak saat itulah Lu Leng mengetahui bahwa si Pecut Emas-Han Sun tidak mencelakai kedua orangtuanya, sebaliknya malah menghadiahkan obat Kiu Coan Siau Hoan Tan.

   sedangkan Sebun It Nio mati di tangan Hwe Hong Sian Kouw karena kalah mengadu Lweekang, setelah sebelumnya terkena pukulan Im Si Ciang si Nabi Setan-Seng Ling, Oleh karena itu pembunuh yang sesungguhnya justru si Nabi Setan-Seng Ling, sedangkan yang membunuh ayahnya yakni Liok Ci Khim Mo.

   Sudah dua tahun lebih Liok Ci Khim Mo tidak muncul dalam rimba persilatan Tadi si Nabi Setan Seng Ling justru menyinggungnya, namun masih tidak tahu Liok Ci Khim Mo itu berada di mana, Kini si Nabi Setan-Seng Ling berada di depan matanya, maka bagaimana mungkin dia begitu gampang melepaskan nya? Lu Leng sudah usai berkata, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua masih belum menyahut.

   Yang tahu sifat Seh Cing Hua adalah Tong Hong Pek dan Tam Sen, maka mereka berdua mencemaskan Lu Leng.

   "Anak Leng, cepat mundur!"

   Seru mereka hampir serentak.

   Dulu Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua amat cantik jelita, namun amat sadis, Siapa berani berbuat salah atau menyinggung perasaannya, pasti tidak akan diampuni Oleh karena itu, dia memperoleh julukan tersebut.

   Seruan Tong Hong Pek dan Tam Sen membuat Lu Leng tertegun, namun Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera berkata.

   "Kau tidak usah mundur!"

   Nada suaranya amat lembut, maka Lu Leng tetap berdiri di tempat. Tong Hong Pek dan Tam Sen juga mendengar ucapan Seh Cing Hua tersebut, maka mereka berdua terheran-heran.

   "Bocah! Kau jangan mengganggapku begitu gampang menundukkannya, maka ingin membalas dendam orangtuamu! Kau harus tahu, dia berkepandaian amat tinggi dan sudah amat terkenal"

   Kata Seh Cing Hua lagi. Lu Leng manggut-manggut.

   "Aku tahu itu."

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menatapnya sejenak.

   "Kalau begitu, kau harus berhati-hati!"

   Pesannya.

   Kelihatannya Seh Cing Hua amat menaruh perhatian kepada Lu Leng, itu membuat Tong Hong Pek dan Tam Sen tidak habis pikir.

   Seusai berpesan, Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua segera mendorong si Nabi Setan ke depan.

   Ketika berada di tangan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, si Nabi Setan-Seng Ling berpikir sudah tiada harapan untuk meloloskan diri, Maka dia mengambil keputusan, apabila wanita itu mengerahkan Lweekang untuk menghabiskan nyawanya, dia pun akan mengeluarkan ilmu Koi Thi Siong Tek (Melepaskan Tubuh Melukai Lawan) agar mati bersama.

   Namun si Nabi Setan-Seng Ling justru tidak menyangka, begitu gampang Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menyerahkan dirinya kepada Lu Leng, Betapa gembiranya si Nabi Setan-Seng Ling, sebab dia sama sekali tidak memandang sebelah mata pun terhadap Lu Leng.

   Si Nabi Setan-Seng Ling segera meluruskan badannya, sedangkan Lu Leng sudah maju dua langkah Si Nabi Setan-Seng Ling tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Bocah, dulu kedua orangtuamu memang pernah terkena pukulanku! Kalau sekarang kau mau menuntut balas terhadapku, silakan keluarkan kepandaianmu!"

   Lu Leng berkertak gigi.

   "Kalau begitu, sambutlah seranganku!"

   Kini Lu Leng telah menguasai ilmu Kim Kong Sin Ci.

   Yang mengetahuinya tidak begitu banyak, Termasuk si Nabi Setan-Seng Ling, dia mengira Lu Leng menggunakan kesempatan di tempat ramai, maka ingin menuntut balas terhadapnya.

   Oleh karena itu, si Nabi Setan-Seng Ling sudah mengambil keputusan dalam hati, apabila Lu Leng menyerang, dia akan menangkapnya, Maka di saat Lu Leng sedang berbicara, dia mengerahkan Lweekangnya pada tangannya, siap menangkap Lu Leng.

   Lu Leng langsung menyerang si Nabi Setan-Seng Ling dengan jurus lt Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit), Saat ini Lu Leng memang .

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   berniat membalas dendam orangtuanya, maka ketika menyerang, dia menggunakan tenaga sepenuhnya.

   Jari telunjuk kanannya langsung bergerak, sehingga menimbulkan suara menderu-deru.

   Selain berkepandaian tinggi, pengetahuan si Nabi Setan-Seng Ling pun amat luas, Ketika melihat jurus serangan Lu Leng hanya menggunakan jari telunjuk, dia terkejut sekali.

   Namun kini dia telah mengerahkan Lweekang pada tangannya, dan sudah tidak mungkin ditarik kembali.

   Lagipula dia memiliki Lweekang yang amat tinggi, maka tetap meremehkan Lu Leng yang masih muda itu.

   Oleh karena itu, ketika Lu Leng menggerakkan jari telunjuknya dia tidak berkelit, sebaliknya malah maju dua langkah sambil menjulurkan tangannya, ke arah bahu Lu Leng dan di saat itu pula telapak tangannya mengeluarkan hawa pukulan Im Si Ciang.

   Lu Leng tidak berarti gegabah, Maka, ketika melihat si Nabi Setan-Seng Ling maju dua langkah, dia segera menyurut mundur dengan jurus tak berubah namun menggeserkan jari telunjuknya ke arah telapak tangan si Setan-Seng Ling, Gerakan mereka berdua amat cepat seketika terdengar suara benturan dan teriakan mereka, Wajah si Setan-Seng Ling tampak berubah hebat dan tangannya yang mengarah bahu Lu Leng mengeluarkan suara "Krek", Kemudian badannya bergoyang-goyang, akhirnya mundur selangkah.

   Semua orang yang berada di ruang besar melihat jelas, bahwa serangan Lu Leng telah berhasil mematahkan tulang lengan si Nabi Setan-Seng Ling, Kejadian itu sungguh di luar dugaan Lu Leng, Betapa gembiranya setelah berhasil mematahkan tulang lengan si Nabi Setan-Seng Ling, Ketika si Nabi Setan-Seng Ling mundur, dia membentak keras sambil menyerang.

   jurus kedua Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan) dilancarkannya dengan sepenuh tenaga.

   Tadi si Nabi Setan-Seng Ling menyerang Lu Leng dengan ilmu pukulan Im Si Ciang, Berdasarkan Lweekangnya, sudah pasti jauh di atas Lu Leng.

   Namun walau ilmu pukulan Im Si Ciang amat lihay, masih dapat dilumpuhkan dengan ilmu Kim Kong Sin Ci.

   Ternyata Kim Kong Sin Ci juga dapat memunahkan segala macam ilmu pukulan beracun, termasuk ilmu pukulan Im Si Ciang yang amat beracun itu.

   seandainya Lweekang Lu Leng sudah mencapai tingkat tinggi, jurus tadi tidak hanya mematahkan tulang lengan si Nabi Setan-Seng Ling, bahkan akan membalikkan hawa beracun Im Si Ciang menyerang dirinya, dan kemungkinan besar akan membuat si Nabi Setan-Seng Ling binasa seketika, Ketika melihat serangan jurus kedua Lu Leng, si Nabi Setan-Seng Ling segera tahu bahwa itu ilmu Kim Kong Sin Ci yang telah iama hilang dari rimba persilatan.

   Dia tidak berani menyambut serangan tersebut, melainkan cepat-cepat berkelit Maka tenaga jari telunjuk Lu Leng meleset dari sasaran dan membentur sebuah pilar Terdengar suara "Bum Bum"

   Ternyata pilar itu somplak.

   Lu Leng tidak menyangka kalau lawannya yang sudah terluka itu masih gesit.

   Ketika si Nabi Setan-Seng Ling berkelit Lu Leng membentak keras sambil mencelat ke atas.

   Akan tetapi, di saat bersamaan, si Nabi Setan-Seng Ling pun bergerak cepat menyerangnya dari bawah, Lu Leng bermaksud, setelah badannya mencelat ke atas, akan melancarkan jurus Cap Bin Li Cing (Menggali Sepuluh Arah) untuk menyerang si Nabi Setan-Seng Ling, karena jurus tersebut akan mengarah kesepuluh penjuru, maka si Nabi Setan-Seng Ling tidak akan bisa berkelit ke mana-mana.

   Akan tetapi, dia tidak menduga kalau si Nabi Setan-Seng Ling akan mendahului menyerangnya.

   Lu Leng sudah tidak keburu berkelit sedangkan jurus Cap Bin Li Cing belum dilancarkannya, Terasa serangkum angin menyambarnya, membuatnya merinding! Lu Leng memang berhati keras.

   Walau sudah tahu dirinya terkena hawa racun Im Si Ciang, namun dia berkertak gigi melancarkan jurus Cap Bin Li Cing, sesuai dengan rencananya semula.

   Kim Kong Sin Ci terdiri dari dua belas jurus, dan setiap jurusnya semakin aneh dan lihay.

   Cap Bin Li Cing adalah jurus kesepuluh Begitu jurus tersebut dilancarkan, tampak bayangan jari telunjuk berkelebat ke sana ke mari bagaikan sebuah jala menutupi kepala si Nabi Setan-Seng Ling.

   Ketika melihat pukulan yang dilancarkannya telah berhasil, si Nabi Setan-Seng Ling amat girang sekali.

   Akan tetapi, tidak disangkanya tenaga jari telunjuk Lu Leng telah menyerang ke arahnya.

   Si Nabi Setan-Seng Ling tahu akan kelihayan Kim Kong Sin Ci, maka dia segera berkelit, namun terlambat.

   Seketika dia merasa dada, perut, bahu dan bagian lainnya terhantam oleh tenaga yang amat dahsyat, bagaikan sebuah martil yang beratnya hampir seribuan kati, seketika darahnya bergolak dan matanya berkunang-kunang, kemudian menjerit.

   "Aaaakh!"

   Si Nabi Setan-Seng Ling terhuyung-huyung ke belakang beberapa langkah.

   Di saat bersamaan Lu Leng melayang turun, Namun begitu kakinya menginjak lantai, dia masih merasa melayang-layang sehingga nyaris tak kuat berdiri.

   itu karena pengaruh hawa beracun Im Si Ciang yang ada di dalam tubuhnya, Lu Leng tahu, dulu kedua orangtuanya tidak dapat bertahan terhadap hawa racun tersebut.

   Oleh karena itu, dia cepat-cepat menghimpun hawa murni untuk menekannya.

   Setelah itu, barulah dia memandang si Nabi Setan-Seng Ling, Wajah lawannya itu tampak pucat pias, badannya masih bergoyang-goyang dan mulutnya mengeluarkan darah.

   Kemudian dia bersandar pada sebuah pilar Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, lalu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Seng Ling, coba tanyakan pada dirimu sendiri, apakah masih kuat menahan tenaga jari telunjukku?"

   Saat ini, semua orang yang berada di ruang besar itu telah menyaksikan si Nabi Setan-Seng Ling berhasil memukul Lu Leng, Namun Lu Leng tetap berdiri di tempat, sedangkan si 1197 Nabi Setan-Seng Ling telah terluka dalam yang amat parah.

   Semua orang pun tahu bahwa si Nabi Setan-Seng Ling sudah lama terkenal, karena berkepandaian amat tinggi.

   Sudah lama kaum golongan putih ingin membasminya, namun justru tidak berani bertindak.

   Ketika Lu Leng bertarung dengannya, semua orang mencemaskan Lu Leng dan mengucurkan keringat.

   Tapi saat ini, Lu Leng justru melukainya hanya dengan dua jurus, Tentunya semua orang terheran-heran, kemudian serentak bertepuk sorak! Si Nabi Setan-Seng Ling menarik nafas dalam-dalam, setelah itu dia pun tertawa gelak.

   "Ha ha ha!"

   Dia tahu bahwa dirinya sudah terluka parah, namun demi menjaga nama, ditahannya rasa sakit itu untuk tertawa.

   Dia adalah datuk golongan sesat yang amat disegani, tapi justru dipecundang oleh seorang pemuda yang belum berusia dua puluh.

   Setelah mengeluarkan suara tawa, mulutnya menyembur darah segar lagi, Betapa terkejutnya si Nabi Setan-Seng Ling, tapi dia tidak mau mengaku kalah.

   Dengan ujung jubahnya dia menghapus noda darah di pinggir mulutnya, lalu berkata.

   "Lu Leng, kau telah terkena racun pukulan Im Si Ciangku, maka kalaupun kau dapat menghimpun hawa murni menekan racun itu, sepuluh hari kemudian, sepasang kakimu pasti tinggal tulang!"

   Mendengar ucapan itu, Lu Leng merasa hatinya sangat dingin, Namun di hadapan musuh besarnya, dia tidak mau menunjukkan kelemahan Lu Leng tertawa.

   "Sungguh?"

   Dia maju selangkah lalu mengangkat jari telunjuknya ke atas, Si Nabi Setan-Seng Ling sudah tidak kuat berdiri.

   Lu Leng kembali menyerangnya dengan Kim Kong Sin Ci jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), Namun dia hanya menggunakan lima bagian tenaganya sebab khawatir racun yang ada di dalam tubuhnya akan menjalar, kalau terlampau banyak menggunakan tenaga.

   Dilihat dari keadaan si Nabi Setan-Seng Ling, walau Lu Leng hanya menggunakan lima bagian tenaganya, sudah cukup untuk membinasakannya, -ooo0ooo- Bab 55 Si Nabi Setan-Seng Ling membelalakkan matanya.

   sorotan matanya penuh hawa membunuh, namun dia tidak punya tenaga untuk balas menyerang, Ketika angin jari telunjuk Lu Leng hampir mengenai dadanya, mendadak tampak sosok bayangan disertai angin pukulan yang amat dahsyat, menghantam angin jari telunjuk Lu Leng.

   Gerakan orang itu amat cepat dan angin pukulan amat dahsyat Blam! Terdengar suara benturan.

   Angin jari telunjuk Lu Leng tergeser ke kiri, Maka, angin pukulan itu melesat ke arah sebuah batu kemudian terdengar suara benturan lagi, Bum! Batu itu hancur berkeping-keping dan kepingan-kepingannya meluncur ke arah dinding sehingga menembus ke dalam, Lu Leng dan semua orang tertegun.

   Setelah orang itu berhenti, barulah semua orang melihat jelas siapa orang itu dan mereka terheran-heran.

   Ternyata orang itu Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   Dia bersiul panjang, lalu berkata sambil menatap Lu Leng.

   "Anak Leng, sungguh dahsyat tenaga Kim Kong Sin Cimu! jurus pukulanku tadi Hong Cien Sah Cing (Angin Berhembus Pasir Jadi Bersih) amat dahsyat, baru dapat menandingimu!"

   "Paman Tam terlampau memuji. Kenapa Paman Tam mencegahku membalas dendam terhadap si Nabi Setan-Seng Ling?"

   Cit Sat Sin Kun tersenyum.

   "Anak Leng jangan salah paham, Karena ada beberapa pertanyaan yang harus kutanyakan kepada-nya, maka aku terpaksa menggeserkan jurus serangmu dengan jurus pukulanku."

   Lu Leng tahu, bahwa tidak mungkin Cit Sat Sin Kun-Tam Sen akan membantu si Nabi Setan-Seng Ling menghadapinya.

   Namun dia tetap bertanya begitu, karena kejadian tadi amat mendadak.

   Kini dia sudah tahu akan maksud Cit Sat Sin Kun-Tam Sen.

   Maka hatinya menjadi lega dan kemudian dia mundur satu langkah, Namun mendadak dia merasakan adanya serangkum angin berhembus di sampingnya, Dia segera menolehkan kepalanya ke arah datangnya angin, ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sudah berdiri di situ.

   Begitu sampai di samping Lu Leng, wanita itu langsung menjulurkan tangannya untuk mencengkeram nadi Lu Leng.

   Sungguh cepat gerakannya, sehingga Lu Leng tidak dapat berkelit Betapa terkejutnya Lu Leng, karena nadinya sudah dicengkeram oleh Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

   Kalau wanita buruk rupa itu mau mencelakainya, sudah pasti Lu Leng tidak dapat meloloskan diri.

   Dilihat dari sikap Seh Cing Hua yang begitu baik terhadap Lu Leng, bagaimana mungkin saat ini dia ingin mencelakai Lu Leng? Setelah berpikir begitu, Lu Leng lalu diam, maksudnya agar tidak membangkitkan kegusarannya.

   Ternyata Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua memeriksa nadinya, kemudian tertawa dingin seraya berkata.

   "Lihay juga si Nabi Setan-Seng Ling!"

   Usai berkata, dia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam bajunya, sekaligus membukanya.

   Taaak! Kotak kecil itu terbuka.

   Ternyata di dalamnya terdapat suatu makhluk hidup, Rupa makhluk hidup amat jelek dan menyeramkan lebih dari rupa Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua sang majikannya.

   Binalang itu berbentuk gepeng, empat buah kakinya menjulur keluar, ekornya pendek, giginya runcing namun sepasang matanya amat indah dan berbinar-binar.

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua menggoyangkan kotak kecil itu dan seketika juga binatang aneh tersebut meloncat keluar.

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa aneh.

   "Setan tua! Kau kenal makhluk apa ini?"

   Tanyanya kepada si Nabi Setan-Seng Ling, Begitu melihat binatang aneh itu wajah Seng Ling bertambah pucat dan giginya bergemeretuk, Lama sekali barulah dia bersuara sambil tertawa getir "Nona Seh, kau memang hebat, Dari mana kau mendapatkan Kura-Kura Mayat ini?"

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh "He he he! Cukup luas pengetahuanmu! Aku bertanya lagi, apa makanan Kura-Kura Mayat?"

   Si Nabi Setan-Seng Ling berteriak mendadak, kemudian jatuh duduk di lantai dan sekujur badannya gemetar "Kalian... kalian cepat pukullah aku!"

   Para tamu saling memandang.

   Ternyata mereka tidak tahu tentang Kura-Kura Mayat tersebut, namun semuanya tampak terheran-heran.

   Lebih-lebih ketika melihat si Nabi Setan-Seng Ling begitu ketakutan, mereka semua tampak kebingungan.

   Dia menyuruh orang-orang memukulnya itu, agar dirinya tidak mati tersiksa.

   Mendadak Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua membentak.

   "Siapa pun tidak boleh turun tangan!"

   Semua orang yang berada di ruang besar itu boleh dikatakan tiada hubungan apa-apa dengan si Nabi Setan-Seng Ling.

   siapa pun tidak mau berbuat salah terhadap Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua, meskipun hanya memberi sebuah pukulan pada si Nabi Setan-Seng Ling.

   Si Nabi Setan-Seng Ling sudah tidak punya harapan.

   sekujur badannya terus gemetar seperti kedinginan kemudian dia pun berkata dengan suara bergemetar pula.

   "Kalian... kalian semua dari golongan lurus yang berhati gagah. Apakah... kalian tega melihat wanita siluman itu menyiksaku? Ini... ini terjadi di gunung Go Bi San, bukankah akan,., menodai nama baik Go Bi Pai?"

   Suara si Nabi Setan-Seng Ling amat menyedihkan Siapa yang mendengarnya pasti merasa iba, Kalau bukannya dia sering melakukan kejahatan, mungkin saat ini sudah ada orang memenuhi keinginan nya.

   Ketika Tong Hong Pek mendengar Go Bi Pai disinggung, keningnya pun tampak berkerut "Tok Ciu Lo Sat, cara bagaimana kau akan menyiksa setan tua itu, bolehkah kau menjelaskan?"

   Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua tertawa terkekeh.

   "He he he! Aku melakukan sesuatu pasti secara adil, Tentunya harus dengan cara yang sesuai terhadap orang yang bagaimana, pokoknya tidak akan mencemarkan nama baik Go Bi Pai."

   


Si Pisau Terbang Pulang -- Yang Yl Antara Budi Dan Cinta -- Gu Long Harimau Kemala Putih -- Khu Lung

Cari Blog Ini