Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 21


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 21



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   Begitu pula si Kaki Tunggal, dia pun tidak tahan akan suara geraman mereka bertiga.

   "Uaaakh!"

   Darah segar tersembur dari mulutnya, lalu dia roboh telentang di lantai Ketika melihat si Kaki Tunggal roboh, Giok Bin Sin Kun segera meludah ke arahnya.

   "Phui!"

   Ludah itu menghantam jalan darah Pek Hwe Hiat di kening si Kaki Tunggal sehingga tanpa bersuara lagi nyawanya langsung melayang.

   Kalau si Kaki Tunggal mengikat mereka pada pilar biasa, ketika mereka bertiga mengerahkan tenaga, pasti tercabut pilar tersebut Akan tetapi, si Kaki Tunggal justru mengikat mereka pada pilar yang amat besar, maka walau mereka bertiga mengerahkan tenaga, pilar besar itu tak bergeming sama sekali.

   Walau mereka bertiga telah diikat pada pilar besar dan tampak tak berdaya sama sekali, tapi justru masih mampu membinasakan si Kaki Tunggal.

   Tentunya hal itu amat mengejutkan semua orang, seketika semua orang menjadi kacau balau, berebut muodur menghindari mereka bertiga, Liok Ci Khim Mo membentak agar mereka diam, namun sia-sia.

   Mendadak Giok Bin Sin Kun bersiul panjang, kemudian mengerahkan tenaga lagi, Terdengar suara "Krek Krek", tali urat sapi terus berbunyi.

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen juga bersiul 1703 aneh, sekaligus mengerahkan tenaga, begitu pula Seh Cing Hua, tertawa aneh sambil mengerahkan tenaga, sehingga terdengar suara "Krek Krek Krek"! Liok Ci Khim Mo yang menyaksikan itu terkejut bukan main, Kalau mereka bertiga terlepas, entah berapa banyak anak buahnya akan menjadi korban, Oleh karena itu, dia segera memetik tali senar harpa Pat Liong Khim.

   Begitu mendengar suara harpa itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua saling memandangi kemudian menghela nafas panjang.

   Mereka bertiga memandang ke atas panggung dengan mata berapi-api, namun setelah itu, wajah mereka bertiga mulai tersenyura-senyum, pertanda mereka bertiga mulai terpengaruh Pat Liong Thian Im, sementara itu, Lu Leng yang berhasil meloloskan diri, terus melesat pergi laksana kilat Ketika sampai di mulut lembah, sebelum para penjaga di situ membuka mulut, Lu Leng sudah menyerang mereka dengan ilmu Kim Kong Sin Ci.

   Para penjaga itu menjerit dan roboh seketika, Lu Leng terus melesat pergi melalui jalan besar.

   "tak lama sudah sampai di pintu gapura. Empat penjaga di situ tertegun ketika melihat ada orang berkelebat ke pintu gapura, justru di saat bersamaan, terdengar pula suara seruan di belakang Lu Leng.

   "Jangan melepaskannya!"

   Lu Leng tidak menoleh untuk melihat siapa yang mengejarnya tapi terus melesat ke depan.

   "Berhenti!"

   Bentak salah seorang penjaga di pintu gapura itu, Akan tetapi, Lu Leng telah menyerangnya dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit).

   Penglihatan penjaga itu menjadi kabur, begitu pula seorang penjaga lainnya yang berdiri di situ.

   Mereka merasa ada serangkum tenaga yang amat dahsyat menerjang ke arah mereka, namun mau berkelit sudah terlambat Terdengar suara jeritan yang menyayat hati, ternyata kedua penjaga itu terpental dan nyawa mereka melayang seketika.

   Di saat bersamaan, kedua penjaga lainnya menyerangnya dari belakang, Lu Leng segera membalikkan badannya sekaligus mengeluarkan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang puncak Menembus Awan), Terdengar suara "Sret Sret".

   Kedua penjaga itu menjerit sambil terhuyung-huyung, kemudian roboh.

   Ternyata mereka berdua telah terluka parah, Ketika Lu Leng baru mau melesat pergi, mendadak merasa ada angin berdesir di sisinya, lalu tampak sosok bayangan melesat cepat sekali ke hadapannya, Lu Leng tertegun Semula dia mengira orang itu adalah Tong Hong Pek bertiga, Namun setelah berada di hadapannya, orang itu langsung melancarkan sebuah pukulan menyerangnya dan pukulannya amat aneh, Lu Leng terkejut lalu segera menangkis dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit), Orang itu mencelat ke belakang, Di saat bersamaan Lu Leng merasa ada serangkum angin pukulan yang amat dahsyat di belakangnya, 1705 Badan Lu Leng berkelebat menghindar "Masih tidak mau berlutut menyerahkan diri?"

   Bentak orang itu, setelah Lu Leng berdiri tegak, barulah melihat jelas bahwa di hadapannya berdiri dua orang berbadan sedang, namun sepasang matanya menyorot tajam, pertanda memiliki Lweekang yang amat tinggi.

   "Siapa kalian?"

   Bentaknya. Kedua orang itu bersiul panjang, kemudian menyahut See Kun Lun (Kun Lun Barat) Oe Ti Siang Khie (Sepasang Orang Aneh bermarga 0e). Kau tidak pernah mendengamya?"

   Lu Leng tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Memang pernah dengar! Kabarnya kalian berdua amat benih, namun sungguh di luar dugaan, kini kalian berdua menjadi kotor dan tak tahu malu! sebentar lagi guruku akan tiba di sini, maka lebih baik kalian berdua cepat-cepat meninggalkan tempat ini! Kalau tidak, kalian berdua pasti binasa!"

   Oe Ti Siang Khie tertawa terbahak-bahak.

   "Ha ha ha! Kau jangan bermimpi! Mereka bertiga sudah terpengaruh Pat Liong Thian Im hingga tak sadarkan diri, bahkan kemungkinan besar sudah pesiar ke alam baka!"

   Betapa terkejutnya Lu Leng mendengar ucapan itu.

   Dia segera menoleh ke belakang, jalan besar itu sunyi sepi tanpa bayangan seorang pun, seandainya Tong Hong Pek bertiga berhasil meloloskan diri, tentunya sudah menyusul ke mari 1706 Saat ini tidak tampak bayangan mereka bertiga, sudah pasti kedua orang itu tidak berdusta.

   Berpikir sampai di situ, kebencian Lu Leng memuncak, dan dia langsung mengeluarkan golok pusakanya Su Yang To.

   "Masih tidak mau tunduk?"

   Bentak Oe Lo Toa.

   Begitu mendengar suara bentakan itu, tanpa ayal lagi Lu Leng segera menyerang.

   Di saat bersamaan, Oe Lo Toa juga mengeluarkan sebatang tongkat pendek, untuk menyerang dengan jurus Sian Jin Ci Lu (Dewa Menunjuk Jalan), mengarah ke bagian dada Lu Leng, sedangkan di saat itu, Lu Leng pun telah menggerakkan golok pusakanya, dengan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba), ke arah lengan Oe Lo Toa.

   Betapa terkejutnya Oe Lo Toa.

   Dia cepat-cepat menarik serangannya Ternyata Lu Leng menggunakan Thian Liong Sam Sek (Tiga jurus Harimau Langit), ilmu warisan ayahnya.

   Akan tetapi, Oe Lo Toa juga berkepandaian tinggi, dia berhasil mengelak serangan itu.

   Namun Lu Leng bergerak cepat, maju selangkah sambil menyerang dengan jurus Nuh Hou Eng Cit (Harimau Marah Meloncat) dan jurus Wah Hou Seh Seng (Harimau Mendekam).

   Kini Lweekang Lu Leng sudah tinggi, maka kedahsyatan kedua jurus itu tidak di bawah Lu Sin Kong almarhum ayah Lu Leng.

   Lagi pula Lu Leng menggunakan golok pusaka, maka kedua serangannya itu bertambah dahsyat Oe Lo Toa juga tahu akan kedahsyatan serangan-serangan itu, Dia cepat-cepat mengangkat senjatanya, sekaligus mencelat ke belakang, namun terlambat.

   Terdengar suara 1707 dentingan nyaring, ternyata senjatanya telah kutung, sedangkan golok pusaka Su Yang To terus menyerang bahu Oe Lo Toa, Tiba-tiba terdengar suara jeritan, ternyata bahu Oe Lo Toa telah putus tersabet golok pusaka Su Yang To itu.

   Dalam tiga jurus, Oe Lo Toa sudah ter!uka, maka dia segera mundur beberapa langkah.

   Di saat Lu Leng ingin mengejarnya mendadak terdengar angin serangan di belakangnya, ternyata sebatang tongkat trisula meluncur ke arah punggung-nya.

   Lu Leng cepat-cepat maju selangkah, kemudian mendadak membalikkan badannya sambil menangkis dengan jurus Hou Cong Liat Hong (Harimau Menerjang Bagaikan Angin Kencang).

   Ketika melihat Oe Lo Toa terluka, Oe Lo Ji langsung menyerang punggung Lu Leng menggunakan senjatanya, itu merupakan senjata aneh, yang dibikin dari semacam kulit ular Senjata itu kebal terhadap berbagai macam senjata tajam, lagi pula terdiri dari tiga ruas, Lu Leng tidak tahu akan keanehan senjata itu, maka langsung menangkis dengan jurus tersebut, maksudnya ingin mengutungkan senjata tersebut.

   Akan tetapi, kulit ular itu tahan bacokan, malah sebaliknya Lu Leng merasa golok pusakanya terpental sedikit, dan ujungnya membelok menghantam lengannya.

   Plak! Lengannya terasa sakit sekali, sehingga golok itu terlepas dari tangannya.

   Perlu diketahui, kepandaian Oe Lo Ji lebih tinggi dari Oe Lo Toa, begitu pula Lweekangnya.

   Karena, Lu Leng tidak tahu akan keanehan senjata itu, maka dia tidak menduga ujung goloknya dapat bergerak ke sana ke mari, kemudian membelok menghantam lengannya Betapa terkejutnya Lu Leng, sebab di saat bersamaan ujung senjata Oe Lo Ji sudah meluncur ke arah dadanya.

   Apa boleh buat! Lu Leng terpaksa mencengkeram ujung senjata itu, kemudian mendadak disen-takkannya sekuat tenaga, Akan tetapi, Oe Lo Ji justru tak bergeming sama sekali, Ternyata dia telah mengerahkan ilmu memberatkan badan.

   Lu Leng mendongakkan kepala, tangan kirinya langsung menyerang.

   itulah jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit), Oe Lo Ji ingin melepaskan senjatanya untuk berkelit, namun sudah terlambat, karena angin serangan itu telah menghantam dadanya, Oe Lo Ji menjerit, kemudian roboh setelah terhuyung-huyung beberapa langkah, Lu Leng tidak memberi ampun kepadanya Ke-tika Oe Lo Ji roboh, dia langsung menendangnya.

   "Aaakh.,.!"

   Oe Lo Ji menjerit lagi, kemudian dari mulutnya menyembur darah segan Lu Leng membalikkan badannya, Ketika dia melihat Oe Lo Toa kabur, kegusarannya semakin bertambah.

   "Mau kabur ke mana?"

   Bentaknya sambil menerjang ke arahnya.

   Oe Lo Toa terkejut bukan main.

   Kemudian terdengar suara jeritan yang menyayat hati.

   Ternyata Oe Lo Toa terserang Kim Kong Sin Ci sehingga binasa seketika! Setelah membinasakan kedua orang itu, Lu Leng tertegun lama sekali, baru kemudian memungut golok pusaka Su Yang Tonya, kemudian mendadak berteriak sekeras-kerasnya, dan langsung melesat kembali ke istana Ci Cun Kiong.

   Dalam hati Lu Leng gusar sekali, maka gerakannya bertambah cepat laksana kilat.

   Akan tetapi, di saat bersamaan, terdengar suara seruan di belakangnya yang amat nyaring.

   "Adik Leng, tidak boleh!"

   Kemudian tampak sosok bayangan melesat amat cepat melewati sisinya, lalu menghadang di hadapannya, Saat ini Lu Leng hanya memikirkan gurunya dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen suami istri maka hatinya menjadi kacau balau, sehingga membuatnya tidak mendengar jelas suara seruan nyaring itu.

   Ketika melihat ada orang menghadang di depannya dia pun langsung mengayunkan golok pusakanya menyerang dengan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba), Dia menyerang dengan sepenuh tenaga, Maka, dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan itu.

   Lagi pula dia tidak berhenti jadi menyerang sambil melesat pergi seketika dia hanya melihat darah muncrat.

   Orang yang menghadangnya telah terluka oleh golok pusakanya, sedangkan dia sama sekali tidak memperhatikan siapa orang itu, karena dia sendiri terus melesat ke depan, Pada saat bersamaan, terdengar suara bentakan yang penuh kegusaran.

   "Jahanam! jangan kabur!"

   Tampak sosok bayangan menghadang di hadapan Lu Leng.

   Dia sama sekali tidak melihat orang itu, Namun begitu 1710 ada orang muncuI, Lu Leng langsung menyerang dengan jurus Wa Hou Seh Seng (Harimau Mendekam), Orang yang baru muncul itu, meloncat ke belakang dua depa, Ketika menyaksikan ilmu Ginkang itu begitu tinggi Lu Leng tertegun.

   Barulah dia melihat jelas siapa yang berdiri di hadapannya ternyata si Walet Hijau-Yok Kun Sih.

   Wajah Ketua Hui Yan Bun itu penuh kegusaran bahkan sepasang matanya berapi-api Lu Leng sangat terkejut menyaksikannya dan diam-diam menarik nafas dingin.

   Sesungguhnya dia tidak takut terhadap Yok Kun Sih, melainkan teringat akan orang yang dilukainya tadi.

   Yang bersama Yok Kun Sih, apakah masih ada orang lain? Berpikir sampai ke situ, Lu Leng segera menoleh ke belakang.

   "Jahanam! Turun tangan begitu jahat!"

   Bentak Yok Kun Sih sengit.

   Kemudian dia mengeluarkan sebuah cambuk panjang yang hitam mengkilap, langsung menyerang Lu Leng mengarah jalan darah Hwa Kai Hiatnya, Ketika menyaksikan serangan yang amat sengit , dan dahsyat itu, Lu Leng tahu dia telah menimbulkan petaka tadi Kalau tidak, bagaimana mungkin Yok Kun Sih menyerangnya begitu sengit dan dahsyat? Lu Leng sama sekali tidak berniat melawannya, Maka, dia hanya menangkis dengan golok pusaka Su Yang To memecahkan serangan Yok Kun Sih.

   Yok Kun Sih memang 1711 sudah marah besar, terbukti dia telah mengeluarkan Cambuk Naga yang tak pernah dipergunakannya selama dua puluh tahun ini Mendadak Yok Kun Sih mengeluarkan bentakan keras, Seiring dengan itu cambuknya bergerak membentuk lingkaran bundar dan langsung melilit golok pusaka Su Yang To milik Lu Leng, Bukan main terkejutnya Lu Leng, menyadari bertarung dengan cara begitu, merupakan pertarungan mati-matian.

   Kenapa Yok Kun Sih begitu gusar? Ketika Lu Leng mau mencelat mundur, mendadak terdengar suara rintihan yang amat memelas beberapa kali.

   Tentu saja Lu Leng jadi tertegun karena rupanya mengenali suara itu yang ternyata Toan Bok Ang.

   Ll Leng tadi sudah menduga, yang bersama Yok Kun Sih tak ada orang lain selain Toan Bok Ang.

   ini berarti, serangan tadi yang menggunakan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba), pasti telah melukai gadis itu.

   Sebab tadi dia juga sempat melihat adanya darah muncrat padahal gadis itu berkepandaian tinggi, lagipula memiliki senjata Sian Tian Sin So.

   Tidak seharusnya dia terluka parah.

   Namun kini setelah mendengar suara rintihannya Lu Leng segera menyadari kalau gadis itu terluka parah.

   Walau dalam hatinya tidak pernah mencintai Toan Bok Ang, tapi Lu Leng tidak membencinya.

   Ketika mendengar suara rintihan itu, jelas dia terkejut bukan main, sedangkan Yok Kun Sih terus menyerang begitu cepat Di saat La Leng tertegun, Cambuk Naga telah melilit golok pusaka Su Yang To.

   Meskipun golok pusaka Su Yang To amat tajam, tapi Cambuk 1712 Naga juga bukan senjata sembarangan.

   itulah sebabnya golok pusaka Su Yang To tidak dapat memutuskannya.

   Setelah Cambuk Naga berhasil melilit golok pusaka Su Yang To, Yok Kun Sih menyentakkan dengan sepenuh tenaga ke atas.

   Lweekang Lu Leng sebenarnya mampu mengatasi tenaga yang menghentak dari cambuk lawan, Namun karena hati dan pikirannya sedang kacau memikirkan Toan Bok Ang, membuat konsentrasinya terpecah Maka seketika golok pusaka Su Yang To tersentak lepas dari tangannya, Begitu golok pusaka Su Yang To tersentak ke atas, Lu Leng jadi terkejut.

   Cepat-cepat mencelat mundur seraya memandang ke tempat tadi dia melancarkan serangan seketika Lu Leng tertegun dan membelalak kaget.

   Dia sama sekali tidak percaya apa yang disaksikannya itu.

   Suatu kejadian tragis di depan matanya.

   Tampak Toan Bok Ang tergeletak di tanah bermandi darah.

   Rambutnya awut-awutan dengan wajah pucat pias.

   Napasnya terdengar memburu seperti hampir putus, Namun yang tak kalah mengejutkannya, mata Lu Leng sempat melihat lengan yang telah putus tergeletak di sisi gadis Hu.

   Luka di bahunya masih mengucurkan darah segar Dan gadis itu terus mengeluarkan rintihan Lu Leng sama sekali tidak menduga, serangannya tadi telah mengutungkan lengan Toan Bok Ang.

   Dia berdiri terpaku di tempat Matanya merasa berkunang-kunang, tidak tahu harus berbuat apa.

   Saat itulah sebuah serangan dahsyat yang dikerahkan dengan tenaga dalam tinggi meluncur ke arahnya, Tubuh Lu 1713 Leng pun terpental dengan punggung dirasakan sakit bukan main.

   Dan belum sempat dia bertindak mendadak matanya membelalak ngeri, ketika dilihatnya sesosok bayangan hitam tengah meliuk-liuk ke arahnya, Ternyata Yok Kun Sih tengah menyerangnya lagi dengan Cambuk Naga, Sesungguhnya Lu Leng masih bisa berkelit, namun setelah melihat Toan Bok Ang telah kutung lengannya karena serangan yang tak sengaja itu, hatinya merasa amat menyesal sekali, Kalau tangannya masih menggenggam golok pusaka Su Yang To, dia akan membacok lengannya sendiri Karena itu, ketika Yok Kun Sih menyerangnya lagi, dia sama sekali tidak berkelit.

   Si Walet Hyau-Yok Kun Sih dan Toan Bok Ang, setelah meninggalkan telaga Tong Ting, terus melakukan perjalanan siang malam.

   Tujuan mereka ingin berangkat ke seberang lautan demi menghindari pengejaran Liok Ci Khim Mo.

   Akan tetapi, sebelum tiba di pantai, mereka mendengar kabar bahwa Liok Ci Khim Mo telah membangun sebuah istana Bu Lim Ci Cun Ceh Kiong di gunung Tiong Tiau San, Liok Ci Khim Mo akan menyelenggarakan pertemuan besar-besaran pada hari Cit Gwee Cap Go, untuk menyiarkan bahwa dirinya adalah Bu Lim Ci Cun.

   Setelah memperoleh kabar berita itu, Yok Kun Sih yakin pasti ada golongan lurus berangkat ke sana, Tentunya akan terjadi suatu pertarungan.

   Karena itu, dia membatalkan keberangkatan ke seberang lautan, sebaliknya berputar mengambil jalan yang menuju ke gunung Tiong Tiau San.

   Kedua guru dan murid ini justru terlambat selangkah ketika hampir tiba di tempat tujuan, Ke-betulan di dalam istana Ci Cun Kiong telah terjadi peristiwa itu, Lu Leng seorang diri dapat lolos, dan kemudian berjumpa musuh tangguh pu!a, Ketika melihat Lu Leng bertarung dengan kedua lawannya, gadis itu segera mengeluarkan senjata Sian Tian Sin So.

   Namun Yok Kun Sih yang berdiri di sisinya, segera menariknya, kemudian membentak dengan suara rendah.

   "Kau mau berbuat apa?"

   Toan Bok Ang menyahut cemas.

   "Guru, lihat keadaannya pasti telah terjadi se-suatu, kita harus turun tangan membantunya!"

   "Tidak boleh!" * * * * Bab 80 Hati Toan Bok Ang cemas sekali, namun tidak berani membangkang terhadap gurunya. Tak seberapa lama kemudian, Lu Leng berhasil membinasakan kedua orang itu. Karena sudah tahil Tong Hong Pek dan Tam Sen suami istri dalam bahaya di aula istana tersebut maka tanpa banyak berpikir lagi Lu Leng langsung melesat ke arah istana Ci Cun Kiong dengan pikiran kacau, sedangkan Toan Bok Ang juga telah mengetahui bahwa Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit San Sin Kun-Tam 1715 Sen dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua telah terjadi sesuatu di dalam istana Ci Cun Kiong, Ketika melihat arah yang dituju Lu Leng justru kembali ke istana itu, dia amat mencemaskannya. Bukankah itu berarti Lu Leng hanya akan mengantarkan nyawa kalau lari ke istana itu? Maka tanpa menghiraukan larangan gurunya dia cepat-cepat meronta melepaskan dhi. secepat kilat melesat ke depan sambil berseru.

   "Adik Leng, jangan masuk!"

   Seandainya si Walet Hijau-Yok Kun Sih berkeras hati, tidak membiarkan Toan Bok Ang melesat pergi, tentunya tidak akan terjadi peritiwa yang tragis itu, Namun di saat bersamaan, Yok Kun Sih juga teringat akan kebaikan Lu Leng yang memberi kabar di telaga Tong Ting, Maka dia tidak tega melihat Lu Leng pergi mengantar mati ke istana itu, Karena itu, ketika Toan Bok Ang meroota, dia melepaskan tangannya agar gadis tersebut dapat melesat pergi.

   Toan Bok Ang melesat secepat kilat melewati Lu Leng.

   Namun pemuda itu tidak mendengar suara seruannya Karena pikirannya sedang kacau, dia tidak membedakan musuh atau kawan, langsung menyerang dengan golok pusaka Su Yang To.

   Kalau Toan Bok Ang tidak keburu berkelip niscaya badannya akan terpotong jadi dua dan binasa seketika, Namun malang, meskipun mampu mengelak ujung golok pusaka Su Yang To berhasil membacok bahunya.

   Maka lengannya buntung seketika, Toan Bok Ang terluka parah, dia langsung terkulai tak bangun lagi.

   sedangkan Lu Leng sama sekali tidak tahu yang dilukainya itu ternyata Toan Bok Ang.

   Maka dia terus melesat Sementara itu Yok Kun Sih sudah mengira, begitu muridnya menampakkan diri, Lu Leng pasti berhenti Ketika melihat golok pusaka Su Yang To berkelebat barulah dia menyadari ada yang tak beres.

   Segera dia melesat keluar Namun sudah terlambat Toan Bok Ang sudah terkulai berlumuran darah, Yok Kun Sih tahu muridnya bermaksud baik mencegah Lu Leng pergi ke istana itu, Tapi Lu Leng malah salah paham menurunkan tangan keji kepada muridnya, Dia pun tak sempat berpikir kalau sebenarnya hati Lu Leng sedang kacau dan mengira yang muncul anak buah Liok Ci Khim Mo.

   Maka terjadilah kesalahpahaman antara mereka.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Yok Kun Sih pun melesat dengan serangan mematikan.

   Terjadilah pertarungan sengit tadi.

   Kini pertarungan terjadi, tanpa bisa dielakkan lagi.

   Toan Bok Ang telah menderita luka parah, dengan lengan buntung, Lu Leng sendiri mengalami hal yang tak jauh berbeda.

   Kalau Lu Leng tidak makan Cit Sek Ling Che, mungkin saat ini tulang punggungnya sudah hancur, bahkan bisa jadi nyawanya telah melayang ke alam baka.

   Setelah terhantam Cambuk Naga, Lu Leng membalikkan badannya Cambuk Naga itu mengarah dadanya, sedangkan Lu Leng tidak berniat berkelit Dia berdiri tak bergerak sama sekali Ujung Cambuk Naga mendarat telak di dada Lu Leng, 1717 Pemuda itu terpental beberapa depa, kemudian terhuyung-huyung beberapa langkah ke belakang, akhirnya roboh di dekat Toan Bok Ang.

   Walet Hijau-Yok Kun Sih segera maju, tangannya bergerak hendak menyerang lagi.

   Setelah terhantam punggung dan dada oleh Cambuk Naga, Lu Leng telah menderita luka parah, Kini ujung Cambuk Naga itu mengarah ubun-ubunnya.

   Kalau terhantam, nyawa Lu Leng pasti melayang.

   Namun, mendadak Toan Bok Ang berguling ke arah Lu Leng, lalu memeluknya erat-erat.

   Gadis itu menarik nafas dalam-dalam, kemudian berkata setengah meratap.

   "Guru, aku... aku mohon Guru jangan... jangan turun tangan lagi!"

   Si Walet Hijau-Yok Kun Sih terkejut mendengar hal itu. wajahnya berubah menghijau lalu membentak "Anak Ang, kau begitu mencintainya, tapi dia telah sedemikian kejam terhadapmu! Apakah kau masih tidak menyadari!"

   "Guru, aku... aku mohon...!"

   Berkata sampai di situ, Toan Bok Ang mengeluh, Lalu terkulai pingsan di badan Lu Leng, Menyaksikan itu, hati Lu Leng merasa tersayat Tampak Yok Kun Sih mendekap tangannya bergerak lalu mengangkat badan Toan Bok Ang.

   Dengan cepat dia menotok jalan darah Hu Keng Hiat, Yun Bun Hiat, dan Tiong Hu Hiat di bahu gadis itu.

   Maka sesaat kemudian darah yang mengucur di bahu Toan Bok Ang pun terhenti Akan tetapi Yok Kun Sih sudah amat membenci Lu Leng, Dia menatap Lu Leng dengan mata berapi-api.

   "Binatang, kau masih mau bilang apa?"

   Bentaknya penuh kegeraman. Lu Leng amat berduka dalam hati mengalami kejadian yang diluar dugaannya ini "Tidak ada yang harus kubilang, Yok Cianpwee, silakan turun tangan!"

   Karena begitu gusarnya badan Yok Kun Sih bergemetar.

   Ketika mengangkat Cambuk Naga, tangannya pun bergemetar.

   sesungguhnya kini Lu Leng sudah terluka berat, bahkan tak ada niat untuk melawaa seharusnya Yok Kun Sih tidak boleh sedemikian gusar lagi Ternyata Yok Kun Sih bukan hanya gusar terhadap Lu Leng, melainkan juga membenci Toan Bok Ang.

   Semua kaum rimba persilatan tahu, para murid Hui Yan Bun terdiri dari wanita, dimana ketika memasuki perguruan tersebut harus bersumpah bahwa seumur hidup tidak boleh menikah.

   Siapa yang berani melanggar sumpah tersebut, maka akan menerima hukuman berat Pendiri Hui Yan Bun, adalah seorang pendekar wanita yang gagal dalam hal percintaan.

   Menganggap semua lelaki di kolong langit tiada seorang pun yang setia, Maka setelah mendirikan Hui Yan Bun, pendekar wanita itu membuat sebuah peraturan, yakni semua murid Hui Yang Bun tidak boleh menikah seumur hidup.

   sedangkan Toan Bok Ang justru melanggar peraturan tersebut Maka berdasarkan peraturan yang berlaku dalam Hui Yan Bun, Toan Bok Ang seharusnya sudah mati.

   Akan tetapi, antara Yok Kun Sih dan Toan Bok Ang, terdapat hubungan yang amat erat Lagipula semua murid Hui Yan Bun telah binasa, hanya tersisa kedua guru dan murid ini Karena itu, Yok Kun Sih merasa tak sampai hati turun tangan membunuh Toan Bok Ang, Siapa sangka, Toan Bok Ang malah kehilangan sebelah lengannya oleh golok pusaka Su Yang To.

   Tentu saja Yok Kun Sih jadi gusar bukan main.

   Tadi dia memang ingin membinasakan Lu Leng, namun Toan Bok Ang berusaha menyelamatkannya.

   Kini harus diceritakan kembali bagaimana me-rcka, guru dan murid ini berjumpa, dan mengapa Toan Bok Ang menghilang mendadak di dalam makam Nyonya Mo Liong Seh Sih.

   Setelah kejadian di Cing Yun Ling Go Bi San, Yok Kun Sih berpencar dengan Toan Bok Ang.

   Apa yang dialami Toan Bok Ang telah dituturkan di atas.

   sedangkan si Walet Hijau-Yok Kun Sih membawa yang lain bersembunyi di suatu tempat Akan tetapi, akhirnya Liok Ci Khim Mo berhasil mencari tempat persembunyian mereka, puluhan murid Hui Yan Bun binasa semua oleh Pat Liong Thian Im.

   Beruntung si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak muncul duluan, maka dia berhasil meloloskan diri Betapa sedihnya hati Yok Kun Sih, karena Hui Yan Bun hanya tertinggal dirinya seorang, ingin menuntut balas tapi tak berdaya, Akhirnya dia mengambil keputusan untuk menghindar Yok Kun Sih pergi tanpa tempat tujuan, yang penting dirinya dapat menghindari Liok Ci Khim Mo.

   Hari berikutnya, dia mendengar pembicaraan dua orang kaum rimba persilatan golongan hitam, bahwa Sou Mia Su Seng Bou putra si Nabi Setan-Seng Ling membawa seorang gadis menuju ke arah barat.

   Gadis itu adalah Toan Bok Ang.

   Bukan main girangnya hati si Walet Hijau-Yok Kun Sih.

   Dia segera memunculkan diri dan menangkap kedua orang itu, setelah bertanya dan mendapat jawaban tentang arah yang dituju Seng Bou, dia membunuh kedua orang tersebut lalu langsung berangkat menuju ke arah barat Walau Sou Mia Su Seng Bou melakukan perjalanan dengan rahasia sekali, namun bocor juga.

   Sedangkan si Walet HijauYok Kun Sih terus mengejar ke arah barat Akhirnya sampai di gunung Tang Ku Sat.

   Namun setelah tiba di gunung itu, dia justru berjumpa Liat Hwe Cousu, Begitu melihat si Walet Hijau-Yok Kun Sih, Liat Hwe Cousu bertanya dengan dingin, .

   "Yok Kun Sih, mau apa kau di sini?"

   Di antara si Walet Hijau-Yok Kun Sih dengan Liat Hwe Cousu memang tidak ada hubungan baik.

   Maka ketika Liat Hwe Cousu bertanya dengan sikap dingin dan angkuh, perasaan si Walet Hijau-Yok Kun Sih tersinggung dan gusar, Namun setelah terpikir olehnya bahwa keberadaan Liat Hwe Cousu di gunung Tang Ku Sat pasti punya suatu sebab lertentu, siapa tahu dia pun tahu akan jejak Toan Bok Ang, maka Yok Kun Sih terpaksa bersabar "Kau melihat muridku bernama Toan Bok Ang?"

   Mendengar pertanyaan tersebut Liat Hwe Cousu tampak tertegun Liat Hwe Cousu adalah ketua partai Hwa San yang amat terkenal, namun dia telah mengalami beberapa kali kerugian menghadapi Lu Leng dan Toan Bok Ang.

   Maka dia amat membenci mereka berdua, Lagipula, di dalam makam Nyonya Mo Liong Seh Sih, berdasarkan potongan ujung lengan baju, dia sudah dapat menduga siapa pencuri Panah Bulu Api itu, Dia pikir ingin pergi seorang diri merebut Panah Bulu Api tersebut agar dapat menghadapi Liok Ci Khim Mo.

   Liat Hwe Cousu walau bermusuhan dengan Liok Ci Khim Mo, namun hatinya terlampau egois! Keadaan rimba persilatan sedang kacau.

   Maka siapa yang dapat membasmi Liok Ci Khim Mo, pasti disanjung dan dihormati segenap kaum rimba persilatan.

   Sebab itulah Liat Hwe Cousu bermaksud memburu sendiri pencuri Panah Bulu Api.

   Maka dia sengaja mengurung Lu Leng dan Toan Bok Ang di dalam makam Nyonya Mo Liong Seh Sih, Kalau mereka berdua mati, tentang pengorbanan Mo Liong Seh Sih pun tiada yang tahu, Karena itu, semua jasa pasti berada pada Liat Hwe Cousu seorang.

   Namun si Walet Hijau-Yok Kun Sih tidak menanyakan yang lain, malah bertanya tentang jejak Toan Bok Ang.

   Tidak heran dia tertegun seketika.

   Tapi setelah berpikir sejenak, barulah dia sadar bahwa si Walet Hijau-Yok Kun Sih sama sekali tidak tahu akan kejadian itu.

   Maka dia segera menyahut dengan nada dingin pula, Tidak tahu!"

   Namun, si Walet Hijau-Yok Kun Sih agaknya sudah melihat wajah Liat Hwe Cousu berubah. setelah berpikir sejenak baru menyahut Tidak tahu", menimbulkan kecurigaannya.

   "Sungguh tidak tahu atau berpura-pura tidak tahu?"

   Liat Hwe Cousu terkejut dalam hati, kemudian menyahut dengan gusar.

   "Tentunya sungguh tidak tahu!"

   Yok Kun Sih tertawa dingin.

   "Liat Hwe tua, kini rimba persilatan boleh dikatakan telah dikuasai Liok Ci Khim Mo, partaimu sudah sulit dipertahankan lagi! Kalau tahu jejak muridku kau lebih baik memberitahukan saja!"

   Ucapan Yok Kun Sih membuat wajah Liat Hwe Cousu berubah.

   "Yok Kun Sih! Kenapa kau begitu cerewet?"

   Usai berkata, jubah Liat Hwe Cousu me!erabung. Ternyata Liat Hwe Cousu sudah menyerang Yok Kun Sih. Betapa geramnya Yok Kun Sih ketika melihat Liat Hwe Cousu menyerangnya "Bagus!"

   Bentaknya sambil melesat cepat untuk mengelak dari serangan itu.

   Hal itu membuat serangan Liat Hwe Cousu hanya mengenai tempat kosong, Tentu saja Liat Hwe Cousu menjadi bertambah gusar dan berang bukan main.

   Namun ketika kedua orangtua itu siap bertarung sengit, tiba-tiba berkelebat sesosok bayangan ke arah mereka.

   Yok Kun Sih dan Liat Hwe Cousu segera menoleh.

   Ternyata yang muncul itu adalah seorang gadis, berwajah cantik tapi tampak murung, Siapa gadis itu? Gadis itu mendarat dan langsung menjura memberi hormat kepada si Walet Hijau-Yok Kun Sih.

   "Yok Cianpwee, aku ingin bicara sebentar!"

   Yok Kun Sih menatap gadis itu dengan rasa penasaran "Kau mau bicara apa, bicaralah! jangan takut terhadap Liat Hwe Cousu!"

   Mendengar itu, Liat Hwe Cousu langsung mendengus dan tertawa dingin. sikapnya sungguh angkuh sekali "Yok Cianpwee, apa yang akan kukatakan amat bermanfaat bagi Cianpwee!"

   Hati si Walet Hijau-Yok Kun Sih tergerak, apakah gadis ini tahu akan jejak Toan Bok Ang? Lalu ia menatap Liat Hwe Cousu.

   "Liat Hwe tua, lebih baik kau tunggu aku di sini!"

   Liat Hwe Cousu membatin, si Walet Hijau-Yok Kun Sih berkepandaian tinggi Kalau sampai terjadi pertarungan tentu membutuhkan waktu untuk menga-lahkannya, Setelah berpikir begitu dia langsung melesat pergi "Kalau kau tidak mau bertarung sekarang, kita berjumpa lain kali!"

   Ujarnya sambil melesat 1724 Si Walet Hijau-Yok Kun Sih memang tidak berniat bertarung dengan Liat Hwe Cousu, maka tidak mengejarnya, dia bertanya kepada Tam Goat Hua.

   "Nona Tam, kau mau bicara apa denganku?"

   Tanya Yok Kun Sih kepada gadis itu yang ternyata Tam Goat Hua.

   "Apakah Yok Cianpwee sedang mencari Toan Bok Ang?"

   Tam Goat Hua malah balik bertanya Mendengar pertanyaan Tam Goat Hua itu Yok Kun Sih kaget bercampur gembira, Dia langsung saja mengangguk "Ya! kau tahu dia berada di mana?"

   Tam Goat Hua manggut-manggut "Aku melihat dia bersama Lu Leng, Liat Hwe Cousu dan kakek dari ibuku, mereka menuju ke.,.,"

   Ketika Tam Goat Hua berkata sampai di situ, air muka Yok Kun Sih kelihatan berubah.

   "Kau bilang apa, kakek dari ibumu?"

   Tam Goat Hua mengangguk "Nona Tam, benarkah Mo Liong Seh Sih masih hidup?"

   Tam Goat Hua kembali hanya mengangguk Si Walet Hijau-Yok Kun Sih jadi terbelalak seakan tak percaya sama sekali bahwa Mo Liong Seh Sih masih hidup di dunia ini.

   "Mereka berempat menuju ke mana?"

   Tam Goat Hua terdiam untuk beberapa saat lamanya, Tak jauh dari sini, hanya melewati dua tikungan sudah sampai di sana."

   Ujar gadis itu kemudian memberitahukan kepada si Walet Hijau-Yok Kun Sih.

   "Terimakasih atas petunjukmu,"

   Ujar wanita tua itu dengan hati diliputi rasa gembira.

   Badan Yok Kun Sih bergerak, melesat ke tempat yang ditunjuk Tam Goat Hua.

   Temyata setelah berjumpa Lu Leng, Tam Goat Hua pun langsung pergi.

   Namun gadis itu tidak meninggalkan gunung Tang Ku Sat, melainkan bersembunyi di sekitar istana iblis.

   Maka dia jelas melihat Liat Hwe Cousu, Mo Liong Seh Sih, Lu Leng, dan Toan Bok Ang menuju ke makam Nyonya Mo Liong Seh Sih, sesungguhnya Tam Goat Hua ingin sekali memanggil kakeknya itu, tapi kalau memunculkan diri, tentunya akan bertemu Lu Leng, padahal dia tidak ingin bertemu.

   Karena itu, terpaksa dirinya terus bersembunyi Setelah si Walet Hijau-Yok Kun Sih melesat pergi, Tam Goat Hua duduk berdiam diri, Dia mendongakkan kepala, menatap ke langit.

   Awan putih di langit bergerak perlahan Dalam hatinya muncul pula berbagai macam kerisauan Tanpa sadar air matanya mulai meleleh, Sejak kejadian itu, hampir setiap hari dirinya mengucurkan air mata, Menangis sedih.

   Kepergiannya ke gunung Tang Ku Sat, sebenarnya untuk menghindari semua orang, Tanpa disangka berjumpa Lu Leng di luar kehendaknya, karena dia benar-benar tak menginginkannya.

   Meskipun kalau mengingat 1726 peristiwa itu Lu Leng seharusnya jadi suami baginya, Namun hatinya justru mencintai Giok Bin Sin Kun-TongHong Pek, Tam Goat Hua termangu-mangu di situ dengan air mata bercucuran Hatinya kembali diliputi kegalauan.

   "Adik Leng! Adik Leng! Kau jangan mempersalahkanku, yang bila berjumpa segera menghindar seandainya kau mencintaiku haruslah kau paham akan isi hatiku!"

   Sambil menggumam begitu gadis itu memejamkan matanya, Hatinya merasa tertusuk-tusuk oleh sembilu. Berselang beberapa saat dia bangkit berdiri Namun pada saat itu mendadak terdengar suara bentakan "Omong kosong, kau mau cari mati?"

   Terdengar pula suara Toan Bok Ang yang terisak-isak.

   "Guru cuma melepaskan diriku, aku pasti tidak mau hidup. Guru, aku... aku amat mencintainya."

   Mendengar percakapan itu, Tam Goat Hua segera bersembunyi di belakang sebuah pohon Terdengar pula suara pukulan Ternyata si Walet Hijau-Yok Kun Sih menampar muridnya itu, Toan Bok Ang menangis.

   "Guru! Walau akan kau bunuh sekalipun aku tetap mencintainya dan ingin menikah jadi istrinya!"

   Begitu mendengar ucapan itu, wajah si Walet Hijau-Yok Kun Sih langsung berubah hijau.

   Hatinya semakin gusar dan marah.

   Tentunya Tam Goat Hua juga tahu akan peraturan Hui Yan Bun.

   Ketika ingin memunculkan diri untuk menasihati ketua Hui Yan Bun itu, Toan Bok Ang sudah berkata.

   "Guru, aku sungguh mencintai Lu Leng!"

   Ketika Toan Bok Ang menyebut nama Lu Leng, Tam Goat Hua langsung mengurungkan niat untuk keluar "Kau cuma cinta sepihak saja!"

   Ujar Yok Kun Sih sengit "Tidak! Tidak! Lu Leng sudah mengatakan bahwa dia amat mencintaiku. Di dalam makam itu, kami telah berjanji akan jadi suami istri."

   Mendengar itu, Tam Goat Hua jadi tertegun.

   Dia tahu jelas, Toan Bok Ang tidak akan membohongi si Walet HijaurYok Kun Sin itu berarti Lu Leng pernah menyatakan cinta padanya, dan bersedia memperistrinya pula.

   Padahal sesungguhnya, Lu Leng menyatakan begitu karena sudah tiada harapan meloloskan diri dari makam itu.

   Maka menyatakan hal itu agar tidak mengecewakan Toan Bok Ang.

   Gadis itu bisa meloloskan diri dari makam karena ditolong oleh gurunya dengan mengangkat lempengan besi penutupnya, Pada waktu itu, Lu Leng sedang memusatkan perhatiannya untuk menghimpun hawa murni.

   Maka apa yang terjadi sama sekali tidak diketahuinya, sedangkan Toan Bok Ang berdiri di bawah lobang yang ditutupi lempengan besL Dia kaget melihat cahaya menyorot ke dalam, Segera dia mendongakkan kepala dan melihat gurunya mengangkat lempengan besi itu, Dan tanpa membuang-buang waktu lagi 1728 dia melompat ke atas, Tak lupa gadis itu pun membawa lukisan yang telah dibikin jadi seutas tali.

   Ketika mengangkat lempengan besi tersebut, Yok Kun Sih sempat melihat Toan Bok Ang bersama Lu Leng di dalam makam itu, Hal itu membuatnya gusar bukan main.

   Maka setelah Toan Bok Ang keluar, dia pun menutup kembali lempengan besi itu.

   Meskipun hati Toan Bok Ang merasa gembira karena telah berhasil keluar, namun tanpa diberi kesempatan tangannya langsung dicengkeram oleh gurunya.

   "Bagaimana kau dan dia bersama berada di dalam makam itu?"

   Ketika Toan Bok Ang mulai jatuh cinta kepada Lu Leng, dia sama sekali tidak menyangka peraturan tersebut begitu ketat., Setelah jatuh cinta, gadis itu pun tidak peduli akan peraturan tersebut Lagipula dia tahu Yok Kun Sih amat menyayanginya.

   Maka kalau dijelaskan, gurunya pasti akan maklum.

   Akan tetapi, ketika menyaksikan wajah gurunya yang begitu bengis, Toan Bok Ang terkejut sekali.

   "Aku... aku...."

   Belum juga Toan Bok Ang menjelaskan Yok Kun Sih sudah membentak dengan sengit "Apa pantangan perguruan kita? Ketika memasuki Hui Yan Buh, kau telah bersumpah berat, apakah kau telah melupakan itu?"

   "Aku.,, aku tidak lupa, Guru! cepatlah Guru mengeluarkan Lu Leng dari makam itu!"

   Yok Kun Sih mendengus dingin.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Hm! Kau dengan dia sudah bermesra-mesraan?"

   Seandainya Toan Bok Ang menjelaskan bahwa mereka berdua belum saling mencinta, melainkan hanya karena dikurung oleh Liat Hwe Cousu di dalam makam, Yok Kun Sih pasti akan mengangkat lempengan besi lagi untuk menyelamatkan Lu Leng.

   Namun pertanyaan yang bernada tuduhan tadi telah membuat Toan Bok Ang tidak enak.

   "Guru, kami berdua... walau saling mencinta, namun masih tetap menjaga jarak. Sama sekali tidak...."

   "Omong kosong!"

   Bentak Yok Kun Sih sengit sekali Mata tuanya menatap tajam ke arah Toan Bok Ang.

   "Guru, aku memang mencintainya,"

   Ujar Toan Bok Ang coba menjelaskan Air muka Yok Kun Sih berubah hebat, kemudian mendadak menotok jalan darah Toan Bok Ang.

   Ditanknya pergi gadis itu dengan cepat.

   Toan Bok Ang tak mampu bersuara Setelah meninggalkan tempat itu, barulah Yok Kun Sih membuka jalan darahnya kembali Kini Toan Bok Ang baru tahu, gurunya sama sekali tidak berniat menyelamatkan Lu Leng, Gadis itu amat mencintai Lu Leng, bagaimana mungkin dia bisa pergi tanpa bersama Lu Leng? Karena itu, Toan Bok Ang pun ribut mulut dengan Yok Kun Sih.

   Ketika Tam Goat Hua mendengar bahwa Lu Leng bersedia memperistri Toan Bok Ang, diam-diam gadis itu menghela nafas panjang, kemudian mulai berpikir lagi.

   Di saat Tam Goat Hua sedang berpikir, terdengar Yok Kun Sih berkata.

   "Kau memang gadis rendah! Sampai di telaga Tong Ting, aku akan membuat perhitungan denganmu !"

   Toan Bok Ang tercengang.

   "Mau apa ke telaga Tong Ting?"

   Yok Kun Sih menengok ke sana ke mari, kelihatannya seperti takut orang lain mendengarnya. Kemudian dengan suara rendah dia berkata kepada muridnya.

   "Kini dalam Hui Yan Bun, hanya tersisa kita berdua, Maka kau harus baik-baik menjaga diri Pulau Huang Yap To adalah tempat tinggalku, kita kembali ke sana!"

   Toan Bok Ang mulai menangis.

   "Kalau Guru tidak menyelamatkan Lu Leng, aku tidak mau ikut Guru ke sana, Mati pun aku tidak mau ikut!"

   Dengan wajah membesi Yok Kun Sih membentak keras.

   "Gadis rendah, kalau tidak mau, aku harus memaksamu!"

   Mendadak Yok Kun Sih mencengkeram lengannya Lalu cepat ditariknya meninggalkan tempat itu, 1731 Toan Bok Ang menangis meraung-raung ketika ditarik pergi oleh gurunya, Menyaksikan itu, Tam Goat Hua berduka sekali Dia termenung di belakang pohon.

   Dia pun teringat akan perkataan Toan Bok Ang, sepertinya mengatakan Lu Leng terkurung di suatu tempat, sulit meloloskan diri.

   Teringat akan itu, Tam Goat Hua segera melesat ke tempat yang pernah dituju Liat Hwe Cousu dan lainnya.

   Akan tetapi, ketika tiba di tempat tersebut Lu Leng telah berhasil meloloskan diri dari ruang batu makam dan pingsan di tempat itu, Tam Goat Hua tertegun saat melihat Lu Leng terluka parah namun tidak membahayakan.

   Karena itu, dia tetap tidak memperlihatkan diri, Dia hanya meninggalkan pesan agar Lu Leng berangkat ke telaga Tong Ting, juga menyediakan buah-buahan untuk Lu Leng, sebelum akhirnya melesat pergi meninggalkan tempat itu, Ketika siuman Lu Leng kaget melihat pesan tersebut Dia justru menduga Tam Goat Hua yang mengalami kesulitan di telaga Tong Ting, sebab orang yang paling dicintainya adalah Tam Goat Hua! Lu Leng meninggalkan gunung Tang Ku Sat.

   Tanpa sepengetahuannya, Tam Goat Hua membuntutinya karena khawatir akan terjadi sesuatu atas diri Lu Leng, Ketika sampai di sungai Tiang Kang, Tam Goat Hua menolong Han Giok Shia dan kakaknya sehingga membuatnya berpisah dengan Lu Leng, Akan tetapi, Tam Goat Hua teringat akan telaga Tong Ting yang begitu luas, Sudah pasti Lu Leng sulit mencari si Walet Hijau-Yok Kun Sih dan Toan Bok Ang, maka dia menitipkan 1732 sepucuk surat pada seorang nelayan untuk disampaikan kepada Lu Leng, setelah sampai di pulau Huang Yap To, Toan Bok Ang terus menerus menangis sehingga karena begitu gusar, Yok Kun Sih langsung raembe1enggu-nya dengan rantai besi, Kalau tidak karena Liok Ci Khim Mo akan ke pulau itu, mungkin Yok kan Sih tidak akan melepaskannya.

   Semua kejadian itu telah dituturkan di atas, sementara itu, saking gusarnya Yok Kun Sih mengayunkan Cambuk Naga lagi ke arah Lu Leng, Bersamaan itu mendadak Yok Kun Sih mendengar suara senjata di belakangnya, kemudian terdengar pula suara bentakan.

   "Nenek peot, ternyata kau berada di sini!"

   Si Walet HijauYok Kun Sih tertegun.

   Dia sudah tahu ada orang membokongnya, maka cepat-cepat menyentak Cambuk Naga yang hampir merenggut nyawa Lu Leng, Cambuk itu disentakkan dengan keras ke belakang, Maka seketika itu pula terdengar jeritan menyayat orang kesakitan.

   "Aaaakh.,.!"

   Yok Kun Sih membalikkan badannya. Tampak seseorang berusaha kabur, sementara yang satu lagi telah roboh dengan mulut mengeluarkan darah.

   "Mau kabur ke mana?"

   Bentak Yok Kun Sih sambil badannya melesat memburu orang itu, Kedua orang istana Ci Cun Kiong itu sebenarnya hendak menangkap Lu Leng, Namun tak menyangka bertemu si Walet Hijau-Yok Kun Sih.

   Salah seorang langsung membokongnya, tapi Yok Kun Sih ternyata lebih cepat menyerang dengan cambuknya, Satu orang yang berusaha kabur langsung tercengang ketika melihat Yok Kun Sih tahu-tahu sudah berada di depannya, Bahkan wanita tua itu langsung melucutkan cambuknya.

   Dan,..

   Praats! Cambuk itu menghantam kepala lawan.

   Tanpa jeritan, orang itu langsung tewas seketika, Setelah membunuh kedua orang itu, si Walet Hijau-Yok Kun Sih membalikkan badannya.

   "Bocah busuk, mau apa lagi?"

   Bentak perempuan tua itu dengan tatapan mata tajam ke arah Lu Leng.

   Ternyata Lu Leng telah duduk, sedangkan Toan Bok Ang memeluknya erat-erat seakan tidak mau berpisah dengannya, Walau Yok Kun Sih membentak begitu keras, namun Lu Leng dan Toan Bok Ang seperti tidak menghiraukannya.

   Yok Kun Sih segera mendekati mereka, Dia melihat air muka keduanya begitu tenang, tanpa penyesalan sama sekali.

   Tentu saja hal itu membuatnya heran.

   Kemudian didengarnya suara ucapan Lu Leng.

   "Kakak Ang, aku... aku sungguh tidak sengaja !" * * * * Bab 81 Toan Bok Ang tersenyum, wajahnya pucat pias tapi sepasang matanya berbinar-binar.

   "Adik Leng, aku sudah menjadi bagian darimu, Kalaupun kau sengaja, aku... aku tidak akan menyalahkanmu!"

   Mendengar ucapan tulus dari mulut Toan Bok Ang, hati Lu Leng semakin merasa terharu.

   Kalau saja saat ini gadis itu memukul dirinya, Lu Leng tidak akan marah, bahkan mungkin justru merasa senang, Namun nyatanya Toan Bok Ang justru berkata seperti itu.

   Dipeluknya erat-erat tubuh Toan Bok Ang tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang, kemudian berkata dengan lembut "Adik Leng, jangan terlampau berduka, Asal kau ingat akan ucapanmu di dalam makam itu, kehilangan sebelah lengan pun aku tidak merasa sayang!"

   "Kakak Ang, aku pasti ingat Pasti ingat selama-lamanya!"

   Padahal apa yang diucapkan Lu Leng di dalam makam, semata-mata hanya agar tidak mengecewakan gadis itu, Setelah itu, entah berapa kali dia ingin menjelaskan namun tiada kesempatan Saat ini, bagaimana mungkin dia menjelaskannya? Menyaksikan keadaan Toan Bok Ang, dia mengambil keputusan dalam hati, biar bagaimanapun juga harus menggembirakan gadis itu, Toan Bok Ang tersenyum manis lalu memejamkan mata seraya berkata.

   "Adik Leng, itu sudah cukup. Asal begitu sudah cukup!"

   Mereka berdua saling memeluk. sementara si Walet HijauYok Kun Sih mengerutkan kening seraya membentak.

   "Anak Ang, kau tidak mendendam padanya?"

   Toan Bok Ang menyahut sambil memeluk Lu Leng erat-erat.

   "Guru, dia orang yang paling kucintai, Bagaimana mungkin aku mendendam padanya?"

   Lu Leng segera menyambung "Yok Cianpwee, tadi aku sedang memikirkan guru dan lainnya, sehingga pikiranku jadi kacau, tidak melihat jelas siapa yang menghadang di depan-ku.

   Dan tanpa pikir panjang aku langsung menyerang hingga mencelakai Kakak Ang, Walau Kakak Ang telah memaafkan namun aku tetap merasa berdosa dalam hatL Asal dapat menggembirakan hati Kakak Ang, apapun aku bersedia melakukannya."

   Yok Kun Sih tertawa dingin.

   "Anak Ang menghendakimu memperistrinya, kau bersedia?"

   Lu Leng menyahut tanpa pikir lagi.

   "Tentu bersedia!"

   Yok Kun Sih tertawa aneh, lalu berkata.

   "Kau memang pemuda yang pandai merayu! Kalau kau memperistrinya, lalu bagaimana Tam Goat Hua putri Cit Sat Sin Kun-Tam Sen itu?"

   Lu Leng tercengang mendengar ucapan Yok Kun Sih tentang Tam Goat Hua, cintanya terhadap Tam Goat Hua, memang tak pernah padam, Walau dia bersedia memperistri Toan Bok Ang, itu hanya karena merasa berdosa.

   Sedangkan Lu Leng dengan Tam Goat Hua, sudah boleh dikatakan sebagai suami istri, karena mereka berdua telah melakukan hubungan intim.

   Kalau dia memperistri Toan Bok Ang, lalu bagaimana Tam Goat Hua? Yok Kun Sih tertawa dingin lagi.

   "Anak Ang, sudah saatnya kau sadari"

   Ketika Yok Kun Sih menyinggung Tam Goat Hua, Toan Bok Ang tertegun Maka Yok Kun Sih berkata begitu ingin menyadarkan muridnya Toan Bok Ang pun langsung terdiam bungkam tak mampu menjawab.

   Seketika suasana jadi hening.

   Ketika orang itu sama-sama terdiam.

   Berselang beberapa saat, barulah Toan Bok Ang membuka mulut.

   "Adik Leng, kau tidak usah berduka!"

   Lu Leng cuma manggut-manggut, Toan Bok Ang melanjutkan "Adik Leng, aku begitu mencintaimu, bagaimana mungkin akan membuatmu berduka?"

   Berkata sampai di situ, air mata Toan Bok Ang jatuh berderai-derai.

   "Aku.,, aku pergj!"

   Lu Leng terkejut mendengar keputusan Toan Bok Ang.

   "

   Kakak Ang, kau mau ke mana?"

   "Aku akan melanglang buana, aku... aku tidak mau berjumpa kau lagi!"

   Sahut Toan Bok Ang dengan nada sedih. setelah itu isak tangisnya pun meledak lagi.

   "Adik Leng! Dengar, sesungguhnya aku benar-benar tidak ingin meninggalkanmu!"

   Lu Leng menatap ke arah Toan fiok Ang yang masih duduk di tanah.

   "Kakak Ang, kalau kau tidak ingin meninggalkanku kenapa harus pergi?"

   Sebelum Toan Bok Ang menyahut, Yok Kun Sih sudah menyelak dengan sengit "Anak Ang, bocah busuk itu tidak mau jadi suamimu! Apakah kau belum juga mau sadar? Kaum lelaki di kolong langit semuanya tidak setia.

   Kalau kau tak mau menyadari dirimu pasti akan celaka!"

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang, lalu bangkit berdiri Dengan sempoyongan dia berjalan menghampiri gurunya. Bagian 39 Lu Leng juga cepat-cepat bangkit berdiri.

   "Kakak Ang!"

   Saat itu Toan Bok Ang sudah hampir mendekati Yok Kun Sih, namun ketika mendengar seruan Lu Leng memanggilnya, dia langsung berhenti.

   Dibalikkan badannya lalu berlari ke arah Lu Leng lagi Melibat hal itu Lu Leng segera merentangkan kedua belah tangannya menyambut Toan Bok Ang memeluknya erat-erat.

   Si Walet Hijau-Yok Kun Sih mengerutkan kening dan wajahnya berubah tak sedap dipandang Kemudiao mendadak bersiul aneh dan berkata.

   "Toan Bok Ang, mulai saat ini kau bukan murid Hui Yan Bun Iagi! Hubungan kita sebagai guru dan murid putus!"

   Usai berkata, Yok Kun Sih menggerakkan cambuk Naga menghantam tanah, meninggalkan bekas panjang dan dalam.

   "Guru.,.!"

   Keluh Toan Bok Ang, sedih, Akan tetapi, si Walet Hijau-Yok Kun Sih telah melesat pergi laksana kilat Kedukaan dalam hati wanita tua itu sungguh tidak berbeda dengan yang dirasakan Lu Leng maupun Toan Bok Ang, Betapa tidak semenjak kecil gadis itu berguru kepadanya, Hubungan keduanya sudah bagaikan ibu dan anak, Namun kini harus berpisah lantaran berbeda keinginan Tadi saat Toan Bok Ang membalikkan badannya kembali ke arah Lu Leng, Yok Kun Sih sungguh ingin membunuhnya, Namun dia melihat Toan Bok Ang amat mencintai Lu Leng.

   Lagipula kini Toan Bok Ang telah cacat.

   Hatinya merasa tidak tega membunuhnya, maka cepat-cepat melesat pergi meninggalkan tempat itu dengan mata bersimbah air.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memandang tak ada yang saling mereka ucapkan.

   "Kakak Ang, tempat ini amat dekat dengan istana Ci Cun Kiong. jangan lama-lama kita di sini, lebih baik aku antar kau ke suatu tempat untuk beristirahat !N "Adik Leng, sebenarnya kau mau ke mana?"

   Wajah Lu Leng tampak gusar, mendadak merasa dadanya sakit sekali dan....

   "Uaaakh!"

   Tiba-tiba mulutnya menyemburkan darah segar.

   Lu Leng memang telah terluka dalam, terhantam Cambuk Naga, Tapi dia masih terus bertahan, bahkan ingin mengantar 1739 Toan Bok Ang ke tempat yang agak jauh, setelah itu maksudnya akan pergi dari istana Ci Cun Kiong lagi, Namun ketika Toan Bok Ang bertanya begitu, barulah dia ingat akan luka dalamnya, sehingga tak tertahan lagi dan langsung muntah darah.

   "Adik Leng, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bertiga berkepandaian amat tinggi, belum tentu mereka akan binasa di sana. Lebih baik... kau rawat dirimu dulu!"

   Usai berkata begitu gadis itu merintih menahan rasa sakit di bahunya, Melihat hal itu Lu Leng semakin cemas dan khawatir "Mari kita meninggalkan tempat ini dulu!"

   Ajaknya kepada gadis itu.

   Toan Bok Ang mengangguk Lu Leng memungut golok pusaka Su Yang To, kemudian bersama Toan Bok Ang meninggalkan tempat itu.

   Mereka berjalan sambil saling memapah, karena sama-sama sudah terluka parah.

   Berjalan kira-kira setengah mil, terdengar suara menderuderu di belakang raereka, Bukan main terkejutnya hati kedua rauda-mudi itu.

   Ketika keduanya menoleh, tampak empat orang melesat ke arah mereka, Untuk bersembunyi jelas sudah tidak sempat lagi.

   "Bocah busuk itu berada di depan, jangan sampai dia lolos!"

   Terdengar teriakan keras dari salah seorang di antara keempat orang itu.

   Sudah tidak keburu bersembunyi Lu Leng dan Toan Bok Ang terpaksa berhenti, kemudian mereka duduk bersandar 1740 pada sebuah batu, Toan Bok Ang menahan rasa sakit di bahu sambil mengeluarkan senjata Sian Tian Sin So.

   Mereka berdua menarik nafas dalam-dalam, sementara keempat orang itu sudah sampai di hadapan mereka.

   Ketika menyaksikan keadaan Lu Leng dan Toan Bok Ang, keempat orang itu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Bocah busuk itu telah terluka parah!"

   Salah seorang menghunus pedangnya kemudian mendadak menusukkannya ke dada Lu Leng! Lu Leng memang terluka parah, namun dia masih memaksa diri mengayunkan golok pusaka Su Yang To menangkis pedang itu, Tampaknya keempat orang itu bukan tokoh sembarangan.

   Begitu melihat golok Lu Leng segera tahu kalau itu golok pusaka.

   Bahkan mereka sempat melihat ayunan golok pusaka Su Yang To yang tidak begitu bertenaga itu.

   Orang itu tertawa, lalu maju selangkah seraya menekan punggung golok pusaka Su Yang To dengan pedangnya, Akibatnya golok Lu Leng tertekan ke bawah.

   ? Dan sambil tertawa gelak orang itu mendadak menjulurkan tangannya ke arah lengan Lu Leng, maksudnya ingin merebut golok pusaka Su Yang To.

   Melihat orang itu begitu dekat! Lu Leng tidak menyia-nyiakan kesempatan tangan kirinya langsung bergerak dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu jari Mengejutkan Langit), menyerang orang itu.

   jari telunjuk Lu Leng berhasil menotok jalan darah Hwa Kai Hiat di bagian dada lawannya, Walau Lu Leng telah terluka parah, namun ilmu Kim Kong Sin Ci masih tetap hebat itu terlihat jelas saat orang yang 1741 ditotoknya menjerit lalu roboh.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dan tewas seketika! Kejadian itu membuat tiga orang lain tertegun Salah seorang mengeluarkan senjatanya mendekati Lu Leng sambil membentak "Kau masih berani membunuh kawanku?"

   Tadi Lo Leng terpaksa menyerang orang itu dengan Kim Kong Sin Ci, hingga telah menguras tenaganya Orang itu mendekatinya dengan senjata di tangan, bahkan kedua kawannya pun menghunus senjata masing-masing dan mulai mendekat.

   Menyaksikan itu, Lu Leng menghela nafas panjang dalam hati dia membatin.

   "Tak disangka setelah Lweekangku bertambah tinggi malah akan binasa di tangan kaum golongan hitam ini!"

   Setelah dekat orang itu mengayunkan senjatanya ke arah Lu Leng, pemuda itu tahu, dirinya sudah tak bertenaga untuk menangkis dengan golok pusaka Su Yang To.

   Dia pasrah.

   Namun, ketika baru mau memejamkan mata, mendadak terdengar suara bentakan Toan Bok Ang.

   Gadis itu mengayunkan senjata Sian Tian Sin So, senjata tersebut milik pendekar Aneh Mo Liong Seh Sih yang dihadiahkan kepada Toan Bok Ang.

   seberapa hebat dan anehnya senjata itu tentu sudah dapat dibayangkan Begitu Toan Bok Ang mengayunkannya, di depan mata bergemerlapan cahaya putih bagaikan sambaran kilat Lelaki itu tertegun Dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi Yang dapat dirasakannya dadanya sakit bukan main, Kemudian mendadak saja mulut orang itu menyemburkan darah segar, lalu roboh dan tak bangkit lagi, Setelah membunuh lelaki itu dengan Sian Tian Sin So, Toan Bok Ang menarik kembali senjatanya, Dia benar-benar telah kehabisan tenaga, sementara dua lelaki lain justru berjalan selangkah demi selangkah menghampiri mereka, 1742 Lu Leng dan Toan Bok Ang tidak memandang kedua musuh itu, melainkan saling memandang.

   "Adik Leng, beginipun baik, jadi tiada kerisauan lagi!"

   Lu Leng menghela nafas panjang sambil menatap Toan Bok Ang.

   "Aku merasa sakit hati, karena dendam kedua orangtuaku belum terbalas, Kini malah harus mati di tangan manusia-manusia rendah ini."

   Toan Bok Ang berkata lembut "Adik Leng, kau tidak usah merasa sakit hati atau berduka perbuatan jahat pasti ada ganjarannya, Bagaimana mungkin Uok Ci Khira Mo terus malang melintang begitu? Dendam kedua orangtuamu, pasti ada yang mewakilimu membalasnya.

   Ketika Lu Leng ingin berkata lagi, kedua orang itu sudah berada di hadapan mereka.

   Namun ada yang aneh, Lu Leng tercengang melihat mereka yang sudah berdiri dengan masing-masing mengangkat senjata siap membacok ke arah Lu Leng dan Toan Bok Ang.

   Toan Bok Ang pun tak kalah terkejutnya melihat kedua orang itu.

   "Adik Leng, ini... ini apa yang telah terjadi?"

   Ternyata kedua orang itu berdiri mematung di tempat masing-masing.

   Wajah mereka memang geram dan diliputi kemarahan hebat Namun ternyata keduanya tak mampu bergerak sama sekalL Seperti patung! Tak lama kemudian baik Lu Leng maupun Toan Bok Ang mengetahui kalau kedua orang itu telah terbelenggu jalan darahnya akibat totokan.

   Maka menyadari hal itu Lu Leng segera berseru.

   "Orang tangguh mana yang menolong kami, harap beritahukan namanya!"

   Lu Leng berseru beberapa kali, tapi tetap tiada sahutan.

   "Adik Leng, jangan menyia-nyiakan kesempatan mari kita cepat pergi!"

   Lu Leng bangkit berdiri Karena ingin memapah Toan Bok Ang dia nyaris terjatuh. Toan Bok Ang tersenyum "Adik Leng, kau sungguh baik terhadapku."

   Lu Leng menyahut "Kakak Ang, kan yang amat baik terhadapku Aku telah mengutungkan sebelah lenganmu, tapi kau sama sekali tidak mempersalahkanku."

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang.

   Kemudian sambil saling memapah keduanya tertatih-tatih meninggalkan tempat itu.

   sebenarnya mereka pun menyadari pasti masih ada orang dari istana Ci Cun Kiong mengejar mereka, ingin keduanya secepat mungkin meninggalkan tempat itu.

   Namun apa daya, mereka telah sama-sama mengalami luka parah.

   Dengan bersusah payah mereka berjalan hampir satu mil, Mereka melihat lelaki dan seorang wanita berada di depan, 1744 Wajah Lu Leng dan Toan Bok Ang langsung berubah setelah melihat jelas kedua orang itu.

   Keduanya merasa girang bukan main karena kedua orang itu ternyata Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia tersentak kaget bukan main menyaksikan keberadaan Lu Leng dan Toan Bok Ang.

   "Apa gerangan yang telah terjadi?"

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Sulit dijelaskan dengan sepatah dua patah kata."

   Tam Ek Hui langsung bertanya kepada Lu Leng.

   "Kau pernah melihat Goat Hua?"

   Lu Leng tercengang mendengar pertanyaan Tam Ek Hui itu.

   "Tidak!"

   Sahutnya kemudian. Tam Ek Hui menghempaskan kaki ke tanah seakan merasa kesal sekali.

   "Goat Hua sungguh keterlaluan! Dia membawa kami pergi dari sungai Tiang Kang, setelah luka kami sembuh, dia pergi tanpa pamit. Kami terus mengejarnya kemarin kami melihat dia menuju ke jalan ini, tapi kami tidak berhasil mengejarnya "

   Setelah mendengar apa yang dikatakan Tam Ek Hui, Lu Leng menduga, tadi yang menotok jalan darah kedua orang itu, bisa jadi Tam Goat Hua.

   "Kalian mau ke mana?"

   Tanya Lu Leng kepada kedua orang itu.

   "Liok Ci Khira Mo menyebut diri sebagai Bu Lim Ci Cun, kami ingin pergi bertarung dengannya!"

   Han Giok Shia yang menyahut dengan geram Mendengar itu, hati Lu Leng seperti tersayat Mulutnya tampak mengeluarkan darah lagi.

   "Tidak usah,., ke sana!"

   "Mengapa?"

   Tanya Han Giok Shia kepada Lu Leng.

   "Kita bukan lawannya Bahkan guruku dan Cit Sat Sin Kun suami istri, saat ini entah masih hidup atau sudah mati,"

   Tutur Lu Leng memperingatkan Tam Ek Hui terkejut "Kedua orangtuaku berada di dalam istana Ci Cun Kiong?"

   Lu Leng segera menceritakan secara ringkas tentang dirinya yang menyamar sebagai pengemis, menyelinap ke dalam istana tersebut Dia bertemu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, dan Tok Ciu Lo Sat-Seh Cing Hua.

   Dia juga menjelaskan tentang Pat Liong Thian Im dan lain sebagainya.

   Sebelum Lu Leng selesai menceritakan, wajah Han Giok Shia sudah diliputi kegusaran Tam Ek Hui mengucurkan air mata.

   "Biar bagaimanapun kami harus ke sana melihat!"

   Ajak keduanya hampir bersamaan.

   "Maaf, menurutku, sekarang ke sana juga percuma,"

   Tukas Toan Bok Ang. Han Giok Shia yang memiliki sifat keras, langsung berteriak.

   "Apakah harus menyudahi begitu saja?"

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang.

   "Kalau sekarang ke sana, tentunya hanya mengantarkan nyawa, Lebih baik tunggu hari gelap dulu, baru kita pergi melihat keadaan di sana."

   Tam Ek Hui berpikir, memang masuk akal apa yang dikatakan Toan Bok Ang.

   Namun kedua orangtuanya dalam bahaya, bagaimana mungkin menunggu sampai hari gelap untuk menolongnya? Han Giok Shia lebih tidak sabaran.

   Mereka berdua saling memandang, tanpa mengucapkan apa-pun.

   sepertinya keduanya tahu maksud hati masing-masing, Maka mereka serentak bersiul panjang dan langsung bergerak cepat Han Giok Shia membopong Toan Bok Ang, sedang Tam Ek Hui membopong Lu Leng, Keduanya melesat meninggalkan tempat itu.

   Tak seberapa lama mereka sudah menempuh dua puluh mil lebih.

   Ternyata mereka membawa Toan Bok Ang dan Lu Leng menuju sebuah goa.

   Toan Bok Ang yang terluka bahunya segera diletakkan untuk diobati 1747

   "

   Kalian berdua tidak mau dengar nasihatku? Kalian akan menyesal!"

   Ujar Toan Bok Ang yang melihat Tam Ek Hui dan Han Giok Shia bekerja dengan terburu-buru sekali.

   "Walau sangat berbahaya, kami tetap harus menempuhnya!"

   Ujar Tam Ek Hui.

   Sementara itu Lu Leng tak mampu berkata apa-apa.

   Hatinya merasa berduka mengetahui kedua orang yang tengah menolongnya ini akan tetap pergi.

   Padahal jelas itu hanya mencari mati saja, Mendadak saja Tam Ek Hui dan Han Giok Shia berkelebat menuju mulut goa.

   "Adik Leng, Nona Toan! Kalian berdua baik-baik merawat luka di sini. Kalau hingga malam hari kami tidak kembali ke sini, berarti... selamanya tidak akan kembali lagi!"

   Ujar Tam Ek Hui, membalikkan badan memandang ke arah Lu Leng dan Toan Bok Ang.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang mengucurkan air mata.

   sementara Tam Ek Hui dan Han Giok Shia tak ingin membuang waktu, langsung melesat pergi.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang duduk tertegun, perasaan mereka tercekam.

   Goa itu tidak begitu dalam, mereka berdua dapat melihat keluar yang masih tampak terang, Keduanya terus menunggu dengan hati berdebar-debar tegang, Tak seberapa lama, hari pun sudah mulai gelap.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang tetap tidak mengeluarkan suara, Mereka berdua menipu diri sendiri meyakini bahwa di luar belum gelap, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia pasti akan kembali! Padahal sebenarnya di luar sudah gelap, Malam telah turun dengan hawa dingin dan kegelapan Toan Bok Ang tak dapat menahan lagi, dengan sedih ia menangis.

   "Mereka berdua pasti sudah celaka,"

   Ujarnya dengan terisak-isak, Wajah Lu Leng murung sekali, diam tak mengeluarkan suara.

   Toan Bok Ang menggeserkan badan mendekatinya kemudian memeluknya dengan lengan kiri, Lu Leng juga memeluknya erat-erat.

   Air mata mereka bercucuran, tak mampu mengucapkan apapun.

   "Kakak Ang, bagaimana luka di bahumu?"

   Toan Bok Ang tersenyum getir "Sudah tidak begitu sakit, hanya saja sekujur badan tak bertenaga."

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Aaakh! Kesalahanku telah membuatmu cacat seumur hidup."

   Toan Bok Ang tersenyum "Adik Leng, jangan berkata begitu lagi, Aku sama sekali tidak mempersalahkanmu."

   Lu Leng menarik nafas dalam-dalam.

   "Kakak Ang, mudah-mudahan kita bisa sembuh dalam waktu singkat!"

   Toan Bok Ang manggut-manggut "Ya, mudah-mudahan. Tapi setelah luka kita sembuh, kau mau apa?"

   "Biar bagaimanapun, aku harus pergi ke istana Ci Cun Kiong, menyelidiki keadaan mereka!"

   Toan Bok Ang manggut-manggut lagi, Tidak salah, namun kau harus berjanji padaku, jangan menimbulkan urusan lagi!"

   Lu Leng mengangguk "Oh ya, guruku bilang, tak lama setelah mendarat di Lam Hai, sempat bertemu Liat Hwe Cousu, Aku pikir Liat Hwe Cousu sudah tahu siapa pencuri Panah Bulu Api, maka kita harus ke Lam Hai juga,"

   "Adik Leng, aku ikut."

   Lu Leng mengangguk "ltu sudah pasti!"

   "Adik Leng, kau berkata jujur padaku, sebetulnya kau mencintaiku tidak?"

   "ltu sudah tentu,"

   Sahut Lu Leng sambil tersenyum, Toan Bok Ang menghela nafas panjang.

   "Adik Leng, aku tahu... sesungguhnya kau amat mencintai Nona Tam,"

   Lu Leng adalah pemuda jujur. Maka mendengar ucapan Toan Bok Ang itu dia tak mampu menjawabnya Toan Bok Ang menghela nafas panjang lagi.

   "Adik Leng, aku sama sekali tidak cemburu."

   Lu Leng menggenggam tangan gadis itu erat-erat.

   "Kakak Ang, Nona Tam telah ternoda olehku, Dia sama sekali tidak mencintai ku."

   Mendadak Toan Bok Ang tersenyum.

   "Sudahlah! jangan membicarakannya lagi!"

   Hari sudah semakin malara, Di dalam goa gelap gulita tak tampak apa pun.

   Saat itu Lu Leng mulai menghimpun hawa murni untuk mengobati luka dalamnya.

   Mendadak tampak sosok bayangan berkelebat di depan goa, kemudian terdengar pula suara langkah.

   Itu membuat Lu Leng dan Toan Bok Ang terkejut sekali Walau luka mereka sudah sembuh sebagian, namun kalau musuh tangguh muncul, tentu akan kesulitan mengadakan perlawanan.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang segera menahan nafas, agar tidak diketahui orang yang baru datang itu.

   Suara langkah itu amat ringan sekali, Tak lama sudah terdengar memasuki goa.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang duduk berdampingan, Keduanya berusaha melihat rupa orang itu, namun amat gelap sehingga tidak dapat melihatnya, 1751 Lu Leng dan Toan Bok Ang merasa orang yang memasuki goa semakin mendekat, bahkan menuju ke arah mereka, padahal dalam hati, mereka berharap orang itu tidak mengetahui keberadaan mereka di situ, Keduanya sama sekali tidak berani bergerak Mereka tentu khawatir kalau orang yang datang akan mengetahui keberadaan mereka di situ.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang merasa orang itu berhenti kira-kira satu depa di hadapan mereka, tetapi berdiam tak bergerak.

   Hening sekali di dalam goa.

   Toan Bok Ang berpikir, kalau orang itu musuh, tentunya sudah turun tangan, Apakah yang datang ini termasuk kawan? Tapi kalau kawan kenapa tidak bersuara menyapa? Berpikir sampai di sini, ketika Toan Bok Ang baru mau bersuara, mendadak terdengar suara helaan nafas panjang.

   Walau amat perlahan dan rendah, terdengar jelas hingga membuat Lu Leng dan Toan Bok Ang tertegun "Siapa kau?"

   Tanya Lu Leng dan Toan Bok Ang hampir bersamaan Namun belum sempat mendengar jawaban, tahu-tahu mereka terkejut mendengar suara langkah yang melesat keluar meninggalkan goa itu.

   Sungguh misterius kedatangan dan kepergian orang itu, hanya meninggalkan suara helaan nafas saja.

   Lama sekali barulah Toan Bok Ang bersuara.

   "Adik Leng, dia sudah pergi!"

   "Ya! Entah siapa orang itu?"

   Toan Bok Ang menarik nafas lega.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Entahlah! Adik Leng, apakah Tam Ek Hui dan Han Giok Shia?"

   "Bagaimana mungkin mereka?"

   Waktu sudah larut raalam, tapi Tam Ek Hui dan Han Giok Shia belum kembali.

   siapa pun dapat menduga, mereka pasti sudah celaka di istana Ci Cun Kiong, perasaan Toan Bok Ang tercekam, gadis itu mendekap di dada Lu Leng.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang terus menunggu hingga hari mulai pagi, sebelum hari mulai terang, Lu Leng dan Toan Bok Ang masih punya sedikit harapan.

   Namun setelah hari mulai terang, harapan itu pun sirna.

   Mereka tidak bisa berharap akan keselamatan Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, Mereka berdua bangkit berdiri ketika sinar mentari pagi menyorot ke dalam goa.

   Lu Leng berjalan keluar, Tapi baru beberapa langkah, Toan Bok Ang sudah berseru.

   "Adik Leng, luka kita belum sembuh. jangan keluar dulu!"

   "Aku ingin melihat-lihat di luar,"

   Ujar Lu Leng sambil menoleh ke arah Toan Bok Ang.

   Toan Bok Ang segera mengikutinya.

   Sebelum sampai di mulut goa, mendadak mereka tersentak dengan mata membelalak.

   Ternyata dekat mulut goa terdapat sebuah kotak giok di atas tanah, Di sisi kotak giok terdapat tulisan berbunyi "Cepat Lari!"

   Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memandang.

   "Pasti orang misterius semalam!"

   Ujar gadis itu. Lu Leng merasa dadanya sakit Dia berdiri mematung di tempat, Toan Bok Ang tercengang melihatnya.

   "Kenapa kau?"

   Lu Leng tidak mendengar pertanyaan Toan Bok Ang, dia tetap berdiri mematung, namun air matanya sudah meleleh Toan Bok Ang perlahan-lahan mendekatinya lalu bertanya dengan lembut "Adik Leng, mengapa kau berduka lagi?"

   Lu Leng menundukkan kepala, kemudian memandang gadis itu. Walau telah kehilangan sebelah lengan, gadis itu masih tampak cantik dan patut dikasihani. Lama sekali Lu Leng memandangnya, setelah itu perlahan-lahan mencium keningnya pu!a.

   "Aku... aku tidak berduka!"

   Usai berkata, Lu Leng menoleh ke tempat lain, tidak berani beradu pandang lagi dengan Toan Bok Ang yang memandangnya dengan penuh cinta kasih, Sebab, barusan Lu Leng telah berbohong, Sesungguhnya hatinya amat berduka, 1754 Ketika melihat kotak giok dan tulisan itu, Lu Leng langsung teringat akan seseorang.

   Orang itu adalah Tam Goat Hua yang amat dicintainya.

   Akan tetapi, di saat bersamaan, dia pun ingat dirinya telah mengurungkan lengan Toan Bok Ang, juga telah mengabulkannya, seumur hidup harus menggembirakan dan membahagiakan gadis itu.

   Berpikir sampai di situ, hatinya jadi kacau dan amat berduka, sehingga tak tertahan lagi air matanya meleleh.

   Toan Bok Ang tidak tahu bagaimana isi hati Lu Leng, Walau lengannya telah kutung oleh pemuda itu, namun dalam hatinya sama sekali tidak menyalahkan Lu Leng, Asal Lu Leng mencintainya, dia sudah merasa bahagia sekali, Karena itu, Toan Bok Ang mengira Lu Leng sedang memikirkan Tong Hong Pek dan lainnya.

   "Adik Leng, kau sendiri pun harus menjaga diri baik-baik. Kini orang yang mengetahui rahasia Panah Bulu Api tidak begitu banyak, Kalau kau tidak mempedulikan dirimu sendiri, itu amat menguntungkan Liok Ci Khim Mo."

   Perlahan-Iahan Lu Leng menoleh pada gadis itu.

   "Kakak Ang, benar katamu."

   Dengan ujung baju Toan Bok Ang menghapus air mata di pipi Lu Leng. Kemudian dia memandangi kotak giok itu.

   "Adik Leng, mungkin kotak giok itu ditinggalkan tokoh tua rimba persilatan. Bagaimana kalau kita lihat apa isi nya ?"

   Lu Leng mengangguk "Baik, kau buka saja!" * * * * Bab 82 Toan Bok Ang maju beberapa langkah, membungkukkan badan mengambil kotak giok itu, lalu dibukanya, Lu Leng mendekatinya, mereka berdua melihat isi kotak giok itu.

   Keduanya sama tercengang ketika melihat di dalam kotak giok itu berisi empat butir obat.

   Harum sekali obat tersebut.

   Di sisi kotak giok terukir beberapa huruf, Tok Liong Cai Sen TarT (Obat Mujarab Naga Beracun), Keduanya pun kaget membaca tulisan itu.

   Mereka berdua murid perguruan terkenal, tentunya amat berpengetahuan pula, Maka mereka tahu obat tersebut merupakan pusaka golongan sesat, yang berasal dari Tok Liong Pai (partai Naga Beracun), di daerah Miau, Konon di puncak Tok Liong Hong, terdapat sebuah goa yang dihuni seekor naga beracun.

   Setiap empat puluh sembilan tahun naga beracun itu muncul sekali, Maka pihak Tok Liong Pai mengambil air liur naga beracun dengan kotak giok, Ditambah beberapa macam bahan obat, menjadi suatu ramuan obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang juga membaca huruf-huruf yang terukir di atas kotak giok itu.

   Tulisan itu berbunyi "Kami mengucapkan selamat kepada Liok Ci Khim Mo, hormat dari Tok Liong Pai"

   Kini Lu Leng dan Toan Bok Ang tahu bahwa obat Tok Liong Cai Sen Tan merupakan kado dari Tok Liong Pai untuk Liok Ci Khim Mo.

   Liok Ci Khim Mo membangun istana Ci Cun 1756 Kiong di gunung Tiong Tiau San, sekaligus menyebut dirinya Bu Lim Ci Cun, Tentunya banyak golongan sesat yang pergi ke sana memberi selamat dan menghadiahkan berbagai macam kado, termasuk Tok Liong Pai.

   Toan Bok Ang dan Lu Leng tidak mengerti, bagaimana kado untuk Liok Ci Khim Mo bisa muncul di situ? Semula Lu Leng mengira yang menaruh kotak giok dan meninggalkan tulisan itu adalah Tara Goat Hua.

   Namun setelah melihat obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan, barulah dia tahu dugaannya meleset Tentunya orang yang membawa kotak giok ini telah mencurinya dari istana Ci Cun Kiong.

   Walau kepandaian Tam Goat Hua amat tinggi, namun tidak mungkin gadis itu dapat keluar masuk istana Ci Cun Kiong tersebut.

   Kalau begitu, siapa yang mengantar kotak giok dan meninggalkan tulisan itu? Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memandang.

   "Siapa kira-kira orang yang datang semalam?"

   Hati Lu Leng sedang kacau, Maka mendengar pertanyaan itu, dia menyahut sekenanya saja.

   "Tidak usah pedu!i siapa dia. Obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan berjumlah empat butir Kita masing-masing makan dua butir, tidak sampai matahari terbenam, luka kita pasti sudah pulih."

   Wajah Toan Bok Ang berseri, tapi kemudian berubah murung lagi.

   "Setelah makan obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan, kita bisa pulih sebelum matahari terbenam, itu memang baik sekali, Narmun... kau pasti akan pergi ke istana Ci Cun Kiong. Terus terang, aku lebih senang kita tetap berada di dalam goa ini."

   Toan Bok Ang berkata dengan memelas, membuat hati Lu Leng jadi sedih.

   "Kakak Ang, jangan cemas dan berduka, kalau aku pergi ke sana, tidak akan menimbulkan masalah."

   "Kalau kau tidak ke sana, bukankah lebih aman?"

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Guru dan Cit Sat Sin Kun suami istri, Tam Ek Hui dan Nona Han, semua telah pergi ke sana, Kita sama sekali tidak tahu bagaimana nasib mereka. Aku harus pergi menyelidiki keadaan mereka!"

   Toan Bok Ang mengerutkan kening.

   "Adik Leng, aku khawatir... sampai waktunya kau pasti menimbulkan masalah."

   Lu Leng sendiri pun tidak berani memastikan setiba di istana Ci Cun Kiong, akan melakukan apa. Karena itu dia diam saja, Toan Bok Ang menghela nafas panjang sambil memandangnya.

   "Adik Leng, kau berkeras mau ke sana, tentunya aku tidak akan melarangmu!"

   Lu Leng tersenyum getir "Kakak Ang, kau tahu perasaanku"

   Mereka lalu makan obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan, masing-masing dua butir, Kemudian keduanya duduk bersila menghimpun hawa murni Berselang beberapa saat, luka di bahu Toan Bok Ang sudah tidak dirasa sakit lagi, hingga ketika hari mulai senja, mereka berdua sudah pu1ih.

   Toan Bok Ang bangkit berdiri, dia mengayun-ayunkan senjata Sian Tian Sin So beberapa kali dengan sebelah tangannya.

   Mulutnya menyunggingkan senyum.

   "Adik Leng, rasanya badanku lebih ringan!"

   Lu Leng tahu, Toan Bok Ang berkata begitu agar dia tidak membuatnya cemas.

   Bagaimana mungkin seorang yang telah cacat dapat bergerak gesit dan badan jadi ringan? Lu Leng terharu mendengarnya, bahkan membuatnya tak mampu mengucapkan apa pun.

   Toan Bok Ang tersenyum sedih.

   "Adik Leng, aku berkata sesungguhnya."

   "Kakak Ang, kau... kau...."

   Tak mampu Lu Leng melanjutkan Matanya bersimbah air, tak mampu menahan rasa haru di hatinya, Toan Bok Ang segera mendekatinya.

   "Adik Leng, asal kau tetap bersamaku, aku merasa rela sekalipun harus kehilangan kedua belah lenganku !"

   Lu Leng membelai-belai rambut gadis itu dengan hati semakin haru.

   "Kakak Ang, aku ingin kau menungguku di sini saja,"

   Toan Bok Ang kelihatan sudah tahu Lu Leng akan berkata begitu, maka segera menyahut tanpa berpikir Iagi.

   "Tidak!"

   Lu Leng tampak terkejut mendengar sahutan gadis itu.

   "Kakak Ang, kau dengar perkataanku...."

   Toan Bok Ang menjulurkan tangannya, menutup mulut Lu Leng seraya berkata dengan tegas.

   "Biar kau katakan apa, aku tetap ikut kau!"

   Lu Leng menggenggam tangan gadis itu, berkata dengan lembut "Kakak Ang, kalau kita berdua sampai mengalami hal yang tak kita kehendaki siapa yang mencari Panah Bulu Api?"

   "Aku pergi denganmu Kalau sampai terjadi hal yang gawat aku kan dapat menyadarkanmu agar tidak bertindak ceroboh. Adik Leng, kau tidak usah banyak bicara lagi, Kalau aku tidak ikut, aku akan jadi gila menunggumu di sini!"

   Lu Leng jadi tertegun. Dia mulai berpikir keras bagaimana harus membuat Toan Bok Ang tidak ikut dengannya "Begitu juga baik, tapi kau harus mengabulkan satu permintaanku!"

   Ujarnya kemudian menatap ke arah Toan Bok Ang.

   "Permintaan apa?"

   "Seandainya terjadi sesuatu di istana Ci Cun Kiong, kau harus berupaya meloloskan diri."

   "Tidak, biar bagaimanapun kau yang harus berupaya meloloskan diri."

   Lu Leng berkata dengan gugup.

   "Kakak Ang, kalau kau mencintaiku kau harus menuruti perkataanku"

   Toan Bok Ang menaruh kepalanya di bahu Lu Leng, 1760

   "Tidak, Adik Leng! Kau sudah bilang seumur hidup akan menggembirakan dan membahagiakanku. Tanpa kau, bagaimana mungkin aku akan gembira dan bahagia?"

   Lu Leng berkata sambil menghempaskan kaki.

   "Kita ke istana Ci Cun Kiong, memang berbahaya tapi belum tentu akan terjadi sesuatu, kau kok tidak mau mengabulkan permintaanku?"

   Toan Bok Ang menggeleng-gelengkan kepala.

   "Kau menghendakiku berbuat apa, aku pasti mengabulkan hanya yang satu ini jangan disinggung lagi. Lu Leng menghela nafas, dia tidak banyak bicara lagi sementara hari sudah mulai malam. Mereka berdua memandang keluar. Tidak tampak seorang pun berada di luar goa, namun mereka berdua tetap menunggu dengan sabar, setelah hari sudah malam, keduanya mulai mengendap-endap meninggalkan goa itu. Begitu berada di luar goa, mereka langsung mengerahkan ilmu Ginkang melesat Tak seberapa lama sudah sampai di pintu gapura. Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi di belakang pohon, kemudian mengintip ke arah gapura istana itu. Ternyata mulai dari pintu gapura, setiap setengah rail dipasang sebuah lentera merah. Lentera merah itu bergantung di batang bambu yang cukup tinggi Dan tampaknya tidak jauh dari setiap lentera terdapat penjaganya. para penjaga itu setiap kali menggoyang-goyangkan lenteranya, sebagai pertanda bahwa di situ sang penjaga masih ada. ini merupakan kode isyarat bagi penjaga yang lainnya, Kalau lentera merah itu tidak 1761 bergoyang, berarti telah terjadi sesuatu bagi penjaganya, sesungguhnya bagi Lu Leng dan Toan Bok Ang tidak begitu sulit menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong, sebab mereka berdua berkepandaian tinggi. Namun melihat ketatnya penjagaan itu, apabila ingin menyelinap ke istana Ci Cun Kiong, mau tidak mau harus membunuh para penjaga, seandainya para penjaga tahu akan kehadiran mereka berdua, Liok Ci Khim Mo pasti muncul Cukup lama mereka melakukan pengintaian dengan hati-hati.

   "Adik Leng, lebih baik kita jangan pergi menempuh bahaya ini."

   "Kita sudah kemari, bagaimana mungkin batal di tengah jalan?"

   "Lihatlah! Begitu ketat Liok Ci Khim Mo mengatur penjagaan itu, bagaimana mungkin kita menyelinap ke sana?"

   "Kita masuk dari samping pintu gapura,"

   Usul Lu Leng sambil mengawasi ke arah samping, Toan Bok Ang akhirnya menyetujui juga.

   Banyak bicarapun tak ada gunanya, karena Lu Leng tak menghiraukannya.

   Keduanya melangkah hati-hati, Tampak ada empat orang menjaga di pintu gapura, Dalam kegelapan, tak dapat melihat jelas wajah mereka satu persatu.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi lagi di tempat gelap.

   Dan saat keempat penjaga itu lengah, mereka berdua maju lagi dua depa dan langsung bersembunyi di belakang batu, Keempat penjaga itu sama sekali tidak tahu akan keberadaan mereka di belakang batu.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memberi isyarat, lalu mendadak saja mereka mencelat ke atas dengan cepat setelah bersalto beberapa kali mereka memasuki gapura dan mendarat dengan ringan di dalam.

   Keduanya sempat menoleh ke arah keempat penjaga pintu, Tampaknya mereka tidak ada yang tahu kedatangan Lu Leng dan Toan Bok Ang.

   Namun, mendadak lentera merah yang di pintu gapura bergoyang dua kali, Keempat penjaga pun menggoyangkan lentera merah dua kali, disusul kemudian oleh goyangan lentera merah lain dan seterusnya.

   Meny aksi kan itu, Lu Leng mengerutkan kening, sebenarnya mudah baginya turun tangan terhadap keempat penjaga itu.

   Namun kalau tiada orang menggoyangkan lentera merah itu, jejak mereka pasti ketahuan.

   Lama sekali Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi di tempat gelap, tak terpikirkan harus menggunakan cara apa, agar dapat melewati penjaga itu, Mendadak Toan Bok Ang berbisik di telinga Lu Leng.

   "Adik Leng, aku punya akal."

   "Akal apa? Beritahukanlah!"

   Tanya Lu Leng dengan suara berbisik pula.

   "Setiap lentera merah pasti ada penjaga, kita bunuh tiga penjaga sisakan satu.,,."

   Lu Leng tersenyum getir "ltu apa gunanya?"

   "Kau dengarkan dulu! Para penjaga itu terdiri dari golongan hitam, tentunya takut mati. Yang satu itu jika melihat kita turun tangan langsung membunuh yang lain, pasti ketakutan setengah mati, Kita menotok jalan darah, memberitahukannya bahwa itu merupakan ilmu totokan istimewa. Kalau dalam waktu tiga jam tidak dibebaskan maka akan menderita selama tujuh hari tujuh malam, lalu binasa secara mengenaskan. Aku yakin dia percaya!"

   Lu Leng berpikir, merasa akal itu agak kurang baik, tapi masih boleh dicoba, Karena itu, dia pun manggut-manggut.

   Perlahan-lahan mereka berdua mendekati para penjaga gapura, Langkah mereka amat ringan tak mengeluarkan suara sedikit pun.

   jarak keduanya sudah sangat dekat, tapi keempat penjaga itu sama sekali tidak tahu akan kehadiran mereka, Dan ketika berjarak dua tiga depa, mendadak Lu Leng memunculkan diri, Keempat penjaga pintu itu tersentak kaget Namun belum juga sempat bersuara, Lu Leng telah menyerang dengan jurus Siang Hong Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan), Dua penjaga langsung roboh binasa, Setelah itu Lu Leng mengayunkan golok pusaka Su Yang To.

   sekejap saja satu penjaga telah terbabat dan belah dua oleh golok pusaka itu, Satu orang penjaga lagi jadi ketakutan setengah mati, Dia melangkah mundur dengan wajah pucat pasi.

   Dan belum sempat orang itu kabur, Toan Bok Ang telah menotok jalan 1764 darah Tay Pay Hiat-nya yang membuat sekujur tubuhnya berkesemutan.

   "Kini kau telah tertotok oleh ilmu totokan istimewa kami, Selain kami tiada orang yang mampu membebaskan totokan itu. Dalam waktu tiga jam, kau pasti akan binasa secara mengenaskan Kalau kau ingin hidup, harus tetap berdiri di sini menggoyangkan lentera merah itu. Dalam waktu tiga jam, aku pasti kembali ke sini membebaskan totokan itu!"

   Dengan ketakutan sekali penjaga itu hanya bisa manggut-manggut Melihat hal itu Toan Bok Ang segera mengajak Lu Leng untuk meneruskan langkahnya "Adik Leng, mari kita lanjutkan!"

   Mereka berdua langsung melesat tanpa menoleh.

   Kira-kira belasan depa kemudian, Lu Leng dan Toan Bok Ang menengok ke belakang, Tampak lentera merah yang pertama sudah bergoyang, seketika hati Lu Leng dan Toan Bok Ang berdebar-debar legang, sebab kalau lentera merah kedua tidak bergoyang, maka semua penjaga akan tahu, pasti telah terjadi sesuatu.

   Mereka terpaksa menunggu sambil menahan na-fas.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Dengan memasang mata tajam keduanya menatap lentera merah yang kedua, Sesaat kemudian lentera merah yang kedua pun bergoyang, Melihat hal itu keduanya menarik nafas lega.

   "Kakak Ang, ternyata penjaga itu takut mati, akalmu patut dipuji!"

   Toan Bok Ang menatap ke depan dengan kening berkerut tajam "Ya, tapi kalau bertemu seseorang yang tidak takut mati, kita bisa celaka !"

   "Mari kita jalan! Kalau tidak terpaksa jangan mempergunakan cara itu."

   Toan Bok Ang mengangguk mereka berdua lalu mulai melangkah, Mereka berdua berhasil melewati penjagaan lentera merah ketiga, Ketika sampai di tempat lentera keenam, mulai sulit melewatinya, sebab di kedua sisi merupakan tebing.

   Apa boleh buat, Lu Leng terpaksa membunuh tiga penjaga lagi, kemudian menotok jalan darah yang seorang serta mengancamnya, Wajah penjaga itu pucat pias mendengarnya tetapi menganggukkan kepala.

   Setelah melewati lentera merah yang keenam, tampaklah sekarang istana Ci Cun Kiong, Maka keduanya langsung melesat Tak lama kemudian keduanya telah berada di sekitar istana, suasana tampak gelap dan sepi sekali, Perlahan dan dengan hati-hati sekali mereka mendekati tembok, Kemudian mendadak keduanya melompat ke atas melewati tembok memasuki istana itu.

   Di dalam tembok ternyata ada pelataran tanah kosong, Melewati pelataran kosong itu barulah mereka bertemu ruang besar istana Ci Cun Kiong, Lu Leng pernah datang ke tempat itu sekali, maka sudah paham benar tempat itu.

   Lu Leng melesat ke sisi ruang besar Lalu memasang pendengaran dengan penuh perhatian Na-mun tak juga ada suara.

   Maka kemudian kedua muda-mudi itu memasuki ruang besar hingga ke belakang, Ketika baru mau mulai memeriksa tempat itu, mendadak tampak dua sosok bayangan berkelebat ke arah mereka.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang segera bersembunyi Gerakan kedua sosok bayangan itu amat cepat hingga sekejap sudah melewati mereka, Toan Bok Ang segera menggerakkan senjata Sian Tian Sin So ke arah punggung salah seorang itu, bergemerlapan senjata Sian Tian Sin So menembus punggung orang itu.

   Tanpa menjerit orang itu roboh binasa! Yang satu ingin melarikan diri, namun Lu Leng bergerak cepat menyerangnya dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), Tampaknya yang satu ini berkepandaian cukup tinggi.

   Cepat sekali berkelit sambil balas menyerang dengan sebuah pukulan.

   Akan tetapi, Kim Kong Sin Ci merupakan ilmu yang amat hebat, lagipula Lu Leng menggunakan tujuh bagian tenaganya, Tak mungkin orang itu mampu mengatasinya, Ketika tubuh itu sempoyongan terkena serangannya Lu Leng cepat-cepat menyerang lagi.

   Maka orang itu langsung menjerit-jerit aneh.

   Begitu mendengar orang itu berteriak aneh, Lu Leng dan Toan Bok Ang amat terkejut! Mereka berdua saling memandangi kemudian mendadak Lu Leng menotok jalan darah orang itu, Tapi di saat bersamaan, mendadak terdengar suara bentakan dari empat penjuru.

   "Kakak Ang, mari kita bersembunyi di atas tiang yang melintang di langit-langit ruang ini!"

   Toan Bok Ang tanpa membuang waktu langsung mencelat ke atas mengikuti Lu Leng. Keduanya bersembunyi di tiang 1767 yang melintang di langit-langit ruangan. Kebetulan berada di balik sebuah papan, bertulis "Bu Lim Ci Cun Ceh Kiong"

   Sehingga tak terlihat dari bawah. Sesaat kemudian muncul belasan orang, semuanya membawa obor Ketika melihat dua sosok mayat di lantai, mereka terkejut.

   "Cepat lapor kepada Liok Ci Khim Mo, ada musuh menyelinap di dalam istana!"

   Seru salah seorang di antara mereka.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang bersembunyi di balik papan itu, Keduanya merasa tegang sekali.

   Namun semua orang yang membawa obor itu tidak menemukan mereka, Namun begitu keduanya menyadari apabila Liok Ci Khim Mo muncul, jangan harap bisa selamat! Satu-satunya jalan bagi mereka cepat-cepat meninggalkan tempat itu.

   Keduanya tampak saling memberi isyarat, lalu membongkar kaca yang di atas kepala mereka, setelah itu sama-sama merayap ke sebelah melalui lobang itu, kemudian menutupnya kembali.

   Ternyata mereka sampai di sebuah aula besar, maka serentak melayang turun, Mereka berdua memang berhasil meloloskan diri dari bahaya, Namun suasana sangat gelap di dalam aula besar itu.

   SuIit mencari tempat untuk bersembunyi.

   Mereka berdua terus berjalan berdampingan Tanpa diduga sudah berada di sisi panggung batu.

   Ketika berada di sisi panggung batu, hati Lu Leng pun tergerak, Dia ingat hari itu, mendadak Liok Ci Khim Mo dan putranya muncul di atas panggung batu, Tentunya di tempat ini terdapat jalan rahasia.

   Di saat Lu Leng sedang berpikir, mendadak di dalam panggung batu terdengar suara langkah, Lu Leng segera menarik Toan Bok Ang bersembunyi di tempat yang gelap di samping panggung batu.

   Berselang sesaat, 1768 terdengar suara "Plak"

   Dan suasana terang seketika. Tampak dua orang membawa obor muncul di situ.

   "Ci Cun sudah tahu ada orang menyelinap ke mari, harap kalian tetap berjaga di tempat, tidak usah panik!"

   Seru salah seorang dengan tiba-tiba, membuat cemas hati Lu Leng, Kedua orang itu sama sekali tidak tahu Lu Leng dan Toan Bok Ang berada di situ, Begitu melihat kedua orang itu berjalan pergi, Lu Leng dan Toan Bok Ang segera masuk ke tempat kedua orang itu tadi keluar.

   Ternyata ruangan dalam panggung batu itu kosong, Tampak sebuah undakan batu menuju ke atas.

   Hari itu Lu Leng sudah melihat, di atas panggung batu dipasang lempengan besi berbentuk bundar guna menjaga jika ada serangan dari atas, Selain undakan batu yang menuju ke atas, juga terdapat sebuah terowongan rahasia, menembus ke dalam istana Ci Cun Kiong yang amat rahasia.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang saling memandang, lalu berjalan ke dalam melewati terowongan, semakin ke dalam semakin sunyi tidak terdengar suara apa pun, Berselang sesaat, mereka mendengar sayup-sayup suara petikan harpa.

   Tentunya itu suara Pat Liong Thian Im yang dimainkan Liok Ci Khim Mo.

   Karena Lu Leng dan Toan Bok Ang berada di dalam terowongan bawah tanah, maka Pat Liong Thian Im kedengaran amat lirih.

   Walau tetap membuat sukma mereka seperti terbetot, namun tidak akan terluka.

   Kedua muda-mudi itu terus berjalan dengan hati-hati, Setelah melewati puluhan depa, tampak ada tiga jalan di depan.

   Di setiap mulut jalan itu terdapat seorang penjaga dengan senjata tajam di tangan.

   Ketika melihat ada penjaga Lu Leng dan Toan Bok Ang ingin bersembunyi tapi sudah terlambat karena ketiga penjaga itu telah melihat mereka.

   "Siapa?"

   Bentak mereka, Lu Leng tahu sudah tidak bisa bersembunyi lagi, maka dia tetap melangkah ke depan, Lalu dia menyahut dengan tenang.

   "Aku!"

   Salah seorang menghampirinya dengan pedang terhunus, Matanya tajam menatap Lu Leng.

   "Siapa kau?"

   Lu Leng langsung menyerang orang itu dengan golok pusaka Su Yang To.

   "Aku adalah aku!"

   Sahutnya sambil tetap me-nyerang, Maka hanya sekali terdengar dentangan suara pedang saling beradu.

   pedang orang itu patah.

   sekejap kemudian lehernya telah putus tersambar golok pusaka milik Lu Leng.

   Dua penjaga lainnya tertegun.

   Toan Bok Ang tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, langsung mengayunkan Sian Tian Sin So menyerang salah seorang.

   "Aaaakh!"

   Orang itu menjerit dan roboh seketika, Yang satu lagi langsung menyerang Lu Leng dengan senjata rahasia, Dengan cepat Lu Leng menangkis menggunakan Kim Kong Sin Ci jurus Sam Hoan Toh Goat (Tiga Lingkaran Mengelilingi Bulan), Maka terpukul balik ketiga senjata rahasia itu, menembus dada pemiliknya hingga tewas seketika.

   Lu Leng membalikkan badannya.

   Melihat Toan Bok Ang telah berhasil merobohkan orang itu, Lu Leng mendekati nya.

   Ternyata orang itu belum mati Maka Lu Leng cepat mencengkeram bahunya seraya berkata dengan suara dalam.

   "Jangan gugup!"

   Orang itu menengok ke sana ke mari kemudian tertawa dingin.

   "Kalian berdua, jangan harap dapat meloloskan diri!"

   Ancamnya dengan mata melotot Lu Leng mendengus.

   "Hm! Kalaupun kami tidak dapat meloloskan diri kau pasti tidak dapat hidup!"

   Sekujur badan orang itu bergemetar.

   "Aku bertanya padamu, apakah Giok Bin Sin Kun dan Cit Sat Sin Kun suami istri sudah celaka?"

   Orang itu tampak terperangah, lalu tertawa gelak. Dengan gusar sekali Lu Leng melancarkan sebuah pukulan, seketika orang itu tewas tanpa terdengar jeritannya.

   "Adik Leng, bagaimana kita sekarang?"

   Lu Leng berkertak gigi kemudian mengerutkan kening. Dia tampak begitu geram.

   "Kenapa orang itu begitu mendengar aku menanyakan guruku dan Cit Sat Sin Kun suami istri, langsung tertawa gelak?"

   "Aku pun merasa heran, mungkin mereka bertiga masih hidup."

   "Mudah-mudahan begitu. sekarang kita menggeserkan mayat-mayat itu ke samping."

   Mereka berdua lalu menarik ketiga sosok mayat itu ke samping.

   "Kita menuju jalan yang di tengah saja!"

   Toan Bok Ang berbisik "Adik Leng, kita harus berupaya mencari jalan keluar!"

   Lu Leng manggut-manggut, lalu melangkah ke jalan yang di tengah, Toan Bok Ang segera mengikutinya, Ternyata jalan itu cuma beberapa depa, Tak jauh dari situ sudah terlihat ujungnya.

   Lu Leng tertegun.

   Kenapa jalan ini sedemikian pendek? Dia menjulurkan tangannya mendorong, terdengar suara "Krek", Ternyata dia mendorong sebuah pintu rahasia hingga terbuka, Terasa ada angin berhembus ke dalam.

   Saat mereka hendak melesat, terdengar suara orang berteriakteriak.

   Ternyata tak jauh dari ujung lorong itu ada sebuah taman.

   Maka Lu Leng segera menyadari cepat atau lambat jejak mereka pasti ketahuan.

   Lu Leng mengamati tempat itu, kemudian menarik Toan Bok Ang ke samping sebuah gunung-gunungan, Tinggi gunung-gunungan itu hampir empat depa, Lu Leng menyuruh gadis itu menunggu di bawah.

   Dia mencelat ke atas gunung-gunungan untuk bisa memandang ke seke1i1ing.

   seketika itu dia menarik nafas dingin.

   Ternyata dia melihat begitu banyak orang membawa obor mencari mereka.

   Lu Leng cepat-cepat meloncat turun.

   "Bagaimana?"

   Tanya Toan Bok Ang yang langsung mendekatinya. Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Kakak Ang, aku suruh kau jangan ikut, kau malah mau ikut! Kini...."

   Toan Bok Ang tersenyum sedih.

   "Apakah kita tidak dapat meloloskan diri?"

   "ltu belum tentu, hanya saja.,, agak tipis harapan bisa meloloskan diri, Tadi aku melihat banyak orang membawa obor mendekati tempat ini, Kemanapun kita kabur, pasti akan ketahuan."

   "Kalaupun jejak kita ketahuan, belum tentu kita tidak dapat menerjang keluar, kenapa harus putus asa?"

   Lu Leng tahu, ilmu Ginkang Liok Ci Khim Mo tidak begitu tinggi, belum tentu dapat mengejar mereka, lalu kenapa yakin tidak dapat meloloskan diri? Berpikir sampai di situ, Lu Leng menggenggam tangan Toan Bok Ang erat-erat.

   "Benar katamu."

   Ketika mereka berdua hendak menerjang keluar, mendadak terdengar suara di belakang gunung-gunungan itu.

   "Jangan sembarangan menerjang keluar!"

   Lu Leng dan Toan Bok Ang terkejut melihat sesosok bayangan yang tiba-tiba berkelebat keluar, Meskipun tidak melihat jelas siapa sosok bayangan itu, Lu Leng langsung menyerang dengan jari telunjuknya.

   Namun gerakan orang itu sungguh cepat, bagaikan segulung asap menghindari serangan yang dilancarkan Lu Leng sambil berseru dengan keras.

   "Saudara Lu, aku!"

   Lu Leng tersentak kaget ketika mengetahui kalau sosok bayangan itu ternyata Oey Sim Tit, putra kesayangan Liok Ci Khim Mo.

   "Kalau kau kenapa?"

   Tanya Lu Leng dengan rasa penasaran.

   "Perbolehkanlah aku mendekatimu, aku akan menjelaskannya!"

   Lu Leng manggut-manggut "Baiklah!"

   "Adik Leng, siapa dia?"

   Tanya Toan Bok Ang merasa heran, Lu Leng menyahut dengan suara rendah.

   "Dia adalah putra Liok Ci Khim Mo!"

   Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang mendengar hal itu. Ketika dia hendak bertanya lagi Oey Sim Tit sudah berada di hadapan mereka, Dia tampak gugup dan panik.

   "Aaah! Kenapa kalian tidak mau pergi? Malah ke mari lagi?"

   "Saudara Oey, apakah kau yang menghadiahkan keempat butir obat mujarab Tok Liong Cai Sen Tan?"

   Oey Sim Tit menganggukkan kepala.

   "Kalau kalian mendengar nasihatku, tentunya tidak akan menimbulkan kerepotan!"

   Lu Leng maju selangkah mendekati Oey Sim Tit 1774

   "Saudara Oey, kami berdua tidak akan melupakan budi baikmu. Tapi bagaimana kau tahu kami bersembunyi di dalam goa itu?"

   Oey Sim Tit tampak gugup untuk menjawab pertanyaan Lu Leng.

   "Apakah Tam Ek Hui dan Nona Han yang memberitahukan padamu?"

   Desak Lu Leng karena tak sabaran dengan jawaban Oey Sim Tit Oey Sim Tit manggut-manggut "Kini mereka berada di mana?"

   Ketika Oey Sim Tit baru mau menjawab, mendadak terdengar suara orang di dalam terowongan rahasia itu. Wajah Oey Sim Tit langsung berubah.

   "Kalian berdua cepat ikut aku!"

   Lu Leng tahu keadaan sudah gawat sekali Maka tanpa banyak bertanya lagi langsung menarik Toan Bok Ang mengikuti Oey Sim Tit, Tak lama mereka sudah sampai di sebuah tempat peristirahatan, Oey Sim Tit mengangkat batu penutup sebuah lobang.

   "Kalian berdua, bersembunyi dulu di dalam 1o-bang itu!" * * * * Bab 83 Toan Bok Ang penuh tanda tanya di dalam hati. Namun Lu Leng sudah menariknya ke dalam lobang yang dalamnya sekitar lima depa. setelah bersembunyi di dalam lobang itu, mereka berdua tidak berani bergerak "Adik Leng, kenapa putra Liok Ci Khim Mo itu sudi membantu kita?"

   "Hari itu di Cing Yun Ling Go Bi San, kalau dia tidak merebut Pat Liong Khim dari tangan ayahnya, mungkin para jago tangguh sudah binasa semua!"

   "Tak disangka mereka ayah dan anak, berbeda sama sekali!"

   Ketika mereka bercakap-cakap dengan suara rendah, terdengar suara langkah yang tergesa-gesa, Keduanya menghentikan percakapan itu, Dan sesaat kemudian terdengar seseorang bertanya.

   "Tuan Muda berada di sini, apakah melihat ada orang keluar dari terowongan bawah tanah ?"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Yang ditanya ternyata Oey Sim Tit. putra Liok Ci Khim Mo ini menggelengkan kepala.

   "Tidak, kalau ada orang ke mari, aku pasti melihatnya!"

   "Tapi mereka memang telah memasuki terowongan bawah tanah, selain tempat ini, tiada tempat lain yang dapat dilalui!"

   Ujar orang itu seolah tak mempercayai kata-kata Oey Sim Tit. Oey Sim Tit mengerutkan kening seraya berkata.

   "Kalau begitu, mungkin mereka telah kabur melewati belakangku maka aku tidak mengetahuinya!"

   "Ayahmu amat gusar karena tidak dapat menangkap kedua orang itu, Terdengar suara seorang lelaki dan seorang wanita, apakah benar Tuan Muda tidak melihat mereka?"

   Oey Sim Tit menyahut agak tergagap, karena dia memang tidak biasa berbohong.

   "Tidak melihat !"

   Orang itu melangkah pergi, Lu Leng dan Toan Bok Ang yang bersembunyi di dalam lobang menarik nafas lega, Akan tetapi, mendadak terdengar suara dentingan nyaring sekali, Hati Lu Leng dan Toan Bok Ang seakan ter-guncang hebat Namun buru-buru mereka berusaha menenangkannya.

   Sesaat kemudian terdengar pula suara Liok Ci Khim Mo yang penuh kegusaran "Lelaki dan perempuan itu, selain tempat ini tiada tempat lain untuk kabur! Kau pasti melihat mereka, tapi tidak mau memberitahukan! Ya, kan?"

   Begitu mendengar suara Liok Ci Khim Mo, hati Lu Leng dan Toan Bok Ang tegang bukan main, karena tidak bisa keluar dan tidak bisa bersembunyi di tempat lain, Mereka berdua betul-betul tegang dan panik.

   "Ayah, aku... aku sungguh tidak melihat mereka,"

   Ujar Oey Sim Tit menggeragap, Liok Ci Khim Mo mendengus.

   "Hm! Binatang! Urusan besar ayahmu, cepat atau lambat pasti berantakan di tanganmu!"

   Oey Sim Tit seg(tffc berlutut seraya berkata.

   "Ayah! Kenapa Ayah berkata begitu?"

   "Di mana lelaki dan perempuan tadi! Cepat beritahukan!"

   Hati Lu Leng dan Toan Bok Ang berdebar-debar tegang sekali "Aku... aku sungguh tidak tahu!"

   Ujar Oey Sim Tit lagi coba meyakinkan ayahnya, Liok Ci Khim Mo tertawa dingin.

   "Bagus! Kau tidak tahu ya sudahlah! Namun kelima orang yang di dalam penjara, nyawa mereka akan kuhabisi malam ini!"

   Oey Sim Tit berkata gugup.

   "Bukankah Ayah bilang, tunggu sampai Pek Gwee Cap Go (Tanggal lima belas bulan delapan), mereka berlima akan dijadikan tumbal?"

   Liok Ci Khim Mo tertawa dingin lagi.

   "Tidak salah ayah memang pernah mengatakan begitu, Namun, tidak sampai Pek Gwee Cap Go kau akan melepaskan mereka berlima!"

   Bagian 40 Lu Leng yang mendengar itu, merasa terkejut dan gembira.

   Gembira karena yakin kelima orang itu pasti Tong Hong Pek, Tam Sen, Seh Cing Hua, Tam Ek Hui, dan Han Giok Shia, Ternyata mereka berlima belum binasa, mungkin hanya terluka parah.

   Kalau tidak, bagaimana mungkin dapat dipenjarakan? Lu Leng merasa terkejut karena kedatangannya di istana Ci Cun Kiong ini, secara tidak langsung justru akan mencelakakan mereka berlima.

   Malam ini mereka berlima dalam bahaya.

   Terdengar Oey Sim Tit berkata.

   "Ayah, aku... aku tidak akan melepaskan mereka, Ayah tidak boleh...."

   Liok Ci Khim Mo mendengus.

   "Hm! Kalau kau tidak berniat melepaskan mereka, paling lama mereka dapat hidup dua puluh hari lebih, ada manfaat apa bagimu? sudahlah! jangan omong kosong!"

   Sejenak hening, Bapak dan anak itu saling terdiam, Namun kemudian terdengar lagi suara Liok Ci Khim Mo.

   "Kakak beradik keluarga Sun, pergilah segera ke penjara menghabiskan kelima tahanan itu! Lalu kita berpencar mencari lelaki dan perempuan itu lagi!"

   Hati Lu Leng berdebar-debar.

   Telinganya mendengar suara langkah semakin menjauh.

   Tangan Lu Leng segera mendorong ke atas perlahan-lahan batu yang menutupi lobang itu, Begitu dapat terbuka dia melompat ke atas.

   Tampak Oey Sim Tit berdiri termangu-mangu.

   "Saudara Oey, cepat! Cepat antar kami ke penjara itu!"

   Toan Bok Ang yang juga sudah naik ke atas langsung berkata.

   "Kenapa kau? Kok masih melamun di situ? Ayoh, cepat pergi!"

   Wajah Oey Sim Tit tampak murung sekali "Kalian berdua, kalau ayahku tahu,.,."

   Lu Leng menghempas kaki seraya berkata.

   "Saudara Oey! Kalau kau tidak mau membawa kami ke penjara menyelamatkan mereka berlima, Nona Tam pasti membencimu sampai ke tulang sumsum!". Lu Leng tahu dalam hati Oey Sim Tit amat mencintai Tam Goat Hua. Maka asal menyebut nama gadis itu, dia pasti bersedia membawa mereka berdua ke penjara tersebut. Ternyata benar! sepasang mata Oey Sim Tit tampak berbinar-binar.

   "Asal Nona Tam bersedia berterima kasih padaku, apapun pasti kulakukan! Tapi kalau sekarang ke penjara itu, pasti akan bertemu orang. Aku khawatir malah akan mencelakai kalian berdua."

   "Kita harus berhati-hati, Meskipun harus menembus bahaya, tetap harus ke sana?"

   Toan Bok Ang menoleh ke arah Lu Leng.

   "Adik Leng, menumtku semakin berhati-hati, justru semakin gampang diketahui orang. Walau banyak orang di dalam istana Ci Cun Kiong ini, belum tentu. semuanya mengenali kita, Lebih baik kita juga membawa obor, berjalan dengan sikap wajar."

   Lu Leng berpikir sejenak, Dalam membenarkan juga gagasan Toan Bok Ang.

   Lalu kepalanya mengangguk menyetujui.

   Mereka bertiga melesat pergi Sampai di sebuah tembok, ketiganya segera menyambar obor yang ditancapkan di situ, lalu melesat lagi.

   Orang lain tidak melihat jelas wajah Lu Leng dan Toan Bok Ang, Namun melihat Oey Sim Tit, orang-orang tampaknya tidak bercuriga.

   Lu Leng dan Toan Bok Ang terus melesat mengikuti Oey Sim Tit Walau bertemu banyak penjaga, tiada seorang pun yang menghadang mereka, Tak lama kemudian mereka sampai di depan sebuah kamar yang dibikin dari batu, Tampak dua lelaki bersenjata golok sedang berbicara kepada seorang penjaga.

   "Kami menerima perintah ke mari untuk menghabiskan nyawa ketiga tahanan itu!"

   Lu Leng bertiga berhenti Mereka tadi khawatir akan terlambat sampai di tempat tersebut Namun ternyata tidak, Lu Leng merasa lega, Kemudian ketiganya berjalan perlahan sambil sesekali menyelinap bersembunyi.

   Penjaga itu mengangguk kemudian membuka gembok kamar.

   Ketiga orang itu berusaha mendorong pintu kamar tersebut.

   Di saat pintu mulai terbuka sedikit, Lu Leng sudah melesat ke arah mereka dengan golok pusaka Su Yang To di tangan.

   Dia langsung melancarkan serangan secara bertubi-tubi, yaitu dengan jurus Thian Hou Sam Sek (Tiga jurus Harimau Langit).

   Darah muncrat ke mana-mana.

   Penjaga dan salah seorang yang menerima perintah dari Liok Ci Khim Mo telah tewas seketika, Satu lagi lebih gesit dapat berkelit dari sambaran golok pusaka Su Yang To, maka terhindar dari maut.

   Orang itu 1781 ingin berteriak, namun di saat bersamaan Toan Bok Ang dan Oey Sim Tit telah maju, Ketika melihat Oey Sim Tit, mulut orang itu jadi ternganga lebar, tak mampu berteriak, sedangkan Toan Bok Ang segera mengayunkan senjata Sian Tian Sin So menghantam dadanya.

   Akan tetapi orang itu masih dapat berkelip dengan cepat sekali lalu dia menatap Oey Sim Tit.

   "Tuan Muda, apa gerangan ini?"

   Oey Sim Tit diam saja, Lu Leng langsung menyabutinya.

   "Sun Te hengte (Kakak beradik marga Sun), apa kau ikut di dalam rencana busuk ini?"

   Orang itu terkejut.

   "Aku...."

   "Bagaimana keadaan kelima tahanan itu, cepat bawa kami pergi melihat mereka!"

   Orang itu merupakan jago tangguh golongan hitam, berakal dan licik. Maka mendapati keanehan di depan mata, dia sudah bercuriga, Namun keberadaan Oey Sim Tit di situ, membuatnya tidak berani melakukan kesalahan.

   "Ya! Ya!"

   Orang itu membalikkan badannya memasuki kamar Lu Leng mengikutinya dari belakang, tapi memberi isyarat kepada Toan Bok Ang.

   Dia manggut-manggut lalu menendang kedua mayat itu ke dalam kamar setelah itu, dia pun melambaikan tangannya ke arah Oey Sim Tit, Oey Sim Tit mengerutkan kening, kemudian berjalan ke dalam, Mereka lalu menutup kembali pintu kamar.

   Lu Leng mengikuti orang itu ke dalam, Tampak lampu minyak bersinar remang-remang.

   Ternyata kamar itu adalah sebuah penjara, Lima buah pilar besar berdiri tegar Di situlah terikat lima orang yang tampaknya terluka parah, Lu Leng mengenali mereka berlima.

   Betapa sedihnya Lu Leng ketika melihat keadaan mereka yang mengenaskan "Guru!"

   Ucap Lu Leng sambil memberi hormat.

   Bagaimana Tong Hong Pek bertiga di penjara di situ? Ternyata hari itu Liok Ci Khim Mo memetik tali senar harpa Pat Liong Khim lagi yang membuat Tong Hong Pek dan Tam Sen suami istri tak mampu melawan.

   Mutut mereka mengeluarkan darah.

   Ketiganya mati di bawah pengaruh kekuatan Pak Liong Thian Im.

   Namun ketika suara itu jadi kacau balau dan berhenti semua orang yang berada di situ tidak tahu apa yang telah terjadi "Binatang! Kau berbuat apa?"

   Tiba-tiba Liok Ci Khim Mo membentak hebat Semua orang mendongakkan kepala melihat apa yang terjadi. Ternyata putra Liok Ci Khim Mo menubruk ke arah Pat Liong Khim.

   "Ayah, lebih baik penjarakan mereka saja!"

   Seru Oey Sim Tit Wajah Liok Ci Khim Mo berubah kehijau-hijauan dan membentak dengan penuh kegeraman.

   "Jangan turut campur!"

   "Ayah, mereka kini sudah terluka parah. Apakah Ayah masih takut kalau mereka akan kabur? Bukankah Ayah pernah bilang, pada hari Pek Gwee Tiong Chiu (Tanggal lima belas bulan delapan), dari luar Tionggoan yaitu See Hek, Thian Tok (lndia), dan Persia akan banyak jago tangguh yang akan datang memberi selamat kepada Ayah? Kalau saat itulah Ayah menghukum mati ketiga orang itu, pasti akan membuat nama Ayah lebih terkenal!"

   


Pahlawan Gurun Karya Liang Ie Shen Lembah Nirmala -- Khu Lung Meteor Kupu Kupu Dan Pedang Karya Gu Long

Cari Blog Ini