Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 28


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 28



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   "Apakah sicu adalah Lu Leng?"

   Lu Leng mendengus dingin.

   "Hmm! Kau memang sudah tahu namaku!"

   Thian Hang Taysu berkata.

   "Orang yang menyucikan diri selalu berwelas asih, Mengingat dulu kau juga adalah murid Gobt Pay, maka akupun berbaik hati melepaskanmu meninggalkan tempat ini! Kalau tidak, aku pasti menangkapmu untuk diserahkan kepada Bu Lim Ci Cun!"

   Mendengar itu, kegusaran Lu Leng langsung memuncak Akan tetapi, dia tidak segera melampiaskan kegusarannya, ia kemudian mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci dan bersiap-siap untuk menyerang, kemudian berkata dengan dingin.

   "Kau sungguh tak tahu malu, berdasarkan derajat apa kau berani menyebut dirimu adalah ketua kaum padri Gobi Pay? Orang lain akan melepaskanmu, tapi kau justru tidak bisa lolos dari tanganku!"

   Thian Hang Taysu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! sungguh besar mulutmu, dengar-dengar kau memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci, hingga Si Setan Seng Lingpun terluka di tanganmu! Baik, kau boleh coba!"

   Lu Leng sudah mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci sampai sembilan bagian, ketika Thian Hang Taysu usai berkata, diapun berkata membentak "

   Kalau begitu, sambutlah seranganku!"

   Badan Lu Leng terangkat sedikit, lalu menyerang dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit).

   "Bum!"

   Tenaga jarinya mengarah Thian Hang Taysu, badan padri itu berkelebat mengelak Akan tetapi angin serangan itu amat cepat, walau Thian Hang Taysu berhasil berke!it, namun bahunya tidak terluput dari angin serangan itu, Badan Thian Hang Taysu tampak sempoyongan mundur setengah langkah, angin serangan itu terus menerjang ke depan dan terdengar suara yang amat dahsyat "Blam!"

   Tembok yang berada di depannya telah ber1u-bang, Dapat dibayangkan, betapa hebatnya Kim Kong Sin Ci itu! Semula Thian Hang Taysu menganggap Lu Leng masih muda, sudah pasti bukan lawan nya! Namun ketika menyaksikan serangan tersebut, hatinyapun jadi tersentak kaget! Kini padri itu tidak berani meremehkan Lu Leng lagi, badannya berkelebat sekaligus mengayunkan senjata bulan sabitnya.

   Tampak senjata itu ber-kelebat-kelebat 2293 memancarkan cahaya, ternyata Thian Hang Taysu telah menyerang tiga jurus.

   "Sreng!"

   Mendadak Lu Leng mencabut golok pusakanya, terlihat cahaya kehijau-hijauan menyambar-nyambar balas menyerang dengan tiga jurus pula! Lu Leng mengeluarkan ilmu Thian Hou Sam sek (Tiga jurus Harimau Langit), Terdengar suara.

   "Trang! Trang! Trang!"

   Kedua senjata itu beradu tiga kali, menimbulkan suara benturan yang memekakkan telinga, Di saat bersamaan, Thian Hang Taysu merasa tangannya mendadak jadi ringan, cepat-cepat ia mencelat mundur dan terlihat ujung senjatanya yang berbentuk bulan sabit telah terpapas kutung oleh golok pusaka itu.

   Bukan main terkejutnya Thian Hang Taysu, ia segera mengambil tiga butir tasbeh yang melingkar di lehernya, sekaligus disambitkan ke arah Lu Leng! Ketiga butir tasbeh itu bergemerlapan kemerah-merahan, meluncur laksana kilat mengarah Lu Leng! Lu Lengpun bergerak cepat untuk mengelit serangan, golok pusaka di tangannya pun diayunkan ke arah salah sebutir tasbeh itu.

   "Trang!"

   Tampak percikan bunga api, biji tasbeh itu telah terbelah dua! Namun terdengar Thian Hang Taysu bersiul aneh, tampak empat butir tasbeh meluncur lagi menyerang Lu Leng, Bukan main cepatnya luncuran keempat butir tasbeh itu! Apa 2294 boleh buat, Lu Leng terpaksa mencelat ke atas, keempat butir tasbeh itu meluncur melewati kakinya, Lu Leng tidak menunggu Thian Hang Taysu menyerangnya lagi dengan senjata rahasia itu, ia langsung menggeram sambil menyerang dengan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba), orang berikut golok pusaka itu menerjang ke arah Thian Hang Taysu.

   Pada waktu bersamaan, Thian Hang Taysupun menyerang Lu Leng dengan dua butir tasbeh, Setiap jurus Thian Hou Sam Sek dapat menyerang dan bertahan terhadap serangan yang mendadak oleh karena itu Lu Leng tidak berkelit lagi, namun terus melancarkan serangan tersebut Kedua butir tasbeh terpental terkena sambaran golok pusaka, sedangkan Lu Leng terus menerjang ke arah Thian Hang Taysu.

   Hal ini sungguh diluar dugaan padri tersebut, sehingga membuatnya tertegun, di saat itulah golok pusaka tersebut sudah menyambar bahunya.

   Tanpa banyak pikir lagi, Thian Hang Taysu langsung mengangkat senjatanya untuk menangkis! Padri itu lupa, golok di tangan Lu Leng merupakan golok pusaka yang amat tajam.

   "Trang!"

   Terdengar suara benturan, senjata di tangan Thian Hang Taysu terbabat kutung, sedangkan golok pusaka di tangan Lu Leng terus menyambar bahu padri itu.

   Thian Hang Taysu berteriak aneh, ia cepat-cepat mencelat mundur Kini Lu Leng sudah berada di atas angin dan ia bertekad tidak akan melepaskan padri itu, dia maju ke depan sambil menyerang dengan jurus Wa Hou Seh Seng (Harimau Mendekam), 2295 Padri itu sudah tidak keburu berkelit maupun meloncat ke belakang, maka perutnya tertusuk oleh golok pusaka itu.

   Terdengar suara jeritan Thian Hang Taysu, ia mundur beberapa langkah, sekujur badannya sudah berlumuran darah serta perut robek terkena golok pusaka, Setelah menjerit Thian Hang Taysu masih ingin menyerang, dia mengangkat tangannya, namun mendadak badannya sempoyongan lalu roboh di lantai.

   "Buuuuk!"

   Sejak bertarung dengan orang, Lu Leng tidak pernah turun tangan sadis, Tapi setelah Liat Hwe Cousu mati, diapun amat membenci para anak buah Lipk Ci Khim Mo, sehingga begitu turun tangan, tidak memberi ampun lagi! Ketika melihat Thian Hang Taysu roboh, Lu Leng memandangnya seraya tertawa dingin dan berkata .

   "Orang macam kau, apakah berderajat jadi ketua para padri Gobi Pay?!"

   Usai berkata Lu Leng lalu berjalan pergi, membiarkan Thian Hang Taysu terus merintih-rintih di lantai, Baru meninggalkan aula besar, ia sudah melihat dua padri kabur saking ketakutan. Lu Leng segera membentak sengit "Berhenti!"

   Kedua padri itu telah menyaksikan kekalahan Thian Hang Taysu yang begitu mengenaskan, mana mungkin mereka berdua berani mengabulkan seruan Lu Leng.

   Kedua padri itu langsung berhenti dengan kaki gemetar.

   Lu Leng maju ke hadapan mereka, dengan tiba-tiba ia mengayunkan golok pusaka di tangannya, seketika tampak empat buah daun telinga melayang turun, Kedua padri itu tidak berani menjerit, hanya menutup telinga masing-masing yang berlumuran darah dengan sepasang tangan, wajah mereka meringis kesakitan.

   Lu Leng berkata dengan dingin "Sekarang aku masih ada urusan namun aku akan segera kembali! Setelah aku kembali nanti, kalau masih ada orang di Tong Thian Hong, satupun tidak akan kulepaskan!"

   Kedua padri itu manggut-manggut, lalu berjalan pergi dengan penuh ketakutan.

   Lu Leng memandang punggung mereka, kemudian mengeluarkan tawa gelak yang bergema-gema.

   Ternyata rasa dongkolnya dalam hati sejak kematian Liat Hwe Cousu, saat ini sedikit terlampiaskan Setelah tertawa gelak, Lu Lengpun segera meninggalkan Cing Yun Ling, menuju atas sesuai dengan petunjuk Tam Goat Hua.

   Tak terasa haripun sudah mulai gelap, untung bulan yang bergantung di langit bersinar terang, Lu Leng masih dapat melanjutkan perjalanan Hingga tengah malam Lu Leng sudah berada di tengah-tengah gunung, suasananya amat sunyi.

   Lu Leng berhenti, memperhatikan keadaan di seke1i!ing-nya.

   Sesuai dengan apa yang diceritakan Tam Goat Hua, gadis itu bertemu monyet berbulu perak di tempat ini, Kedua ekor monyet berbulu perak itu pasti sering muncul ditempat ini, sebaiknya menunggu munculnya kedua ekor binatang itu, lalu menguntitnya agar dapat sampai ke tempat tinggal Tiat Sin Ong! pikir Lu Leng, Kalau tidak, walau berhasil mencari tempat tinggal orang tua itu, belum tentu ia bersedia menemuinya, Setelah berpikir begitu, Lu Leng segera berbaring di sebuah batu besar Karena ia melakukan perjalanan terus menerus agar sampai dengan cepat, maka ia menjadi sangat lelah dan tak lama kemudian ia telah tertidur dengan pulas, Entah pulas berapa lama, mendadak ia dikejutkan oleh suara yang amat lirih.

   Lu Leng membuka matanya, suara lirih itu mirip suara langkah, Lu Leng yakin, itu pasti suara langkah monyet berbulu perak.

   Dia tidak bergerak, hanya melirik ke arah suara ilu.

   Di bawah sorotan sinar rembulan, tampak dua sosok bayangan panjang, Lu Leng berpikir, apakah kedua ekor monyet berbulu perak akan membawanya ke tempat tinggal Tiat Sin Ong, ataukah sebaliknya akan membawa Tiat Sin Ong ke tempat ini? Di saat Lu Leng sedang berpikir, tampak kedua sosok bayangan panjang itu mulai mendekatinya, Saat itu pula mendadak Lu Leng melihat adanya keganjilan, sebab kedua sosok bayangan itu tidak memiliki lengan yang panjang menyentuh tanah, bahkan gerakgeriknya juga tidak menyerupai monyet! Pasti itu bukan bayangan monyet melainkan manusia! Betapa terkejutnya Lu Leng, ketika dia baru mau membalikkan badannya, karena terlambat sudah! Tampak sehelai kain sudah menutupi mukanya, Lu Leng tidak sempat menjulurkan tangannya karena hidungnya sudah mencium bau wangi yang amat aneh! Lu Leng masih ingin menutup pernafasannya, namun matanya sudah merasa gelap, dia segera pingsan tak sadarkan diri! Entah berapa lama kemudian, Lu Leng siuman perlahanlahan.

   samar-samar ia melihat bayangan merah dan bayangan hijau, entah apa itu! Di saat bersamaan, diapun merasa 2298 badannya tidak bisa bergerak, Setelah melihat dengan penuh perhatian, barulah dia terkejut setengah mati, Ternyata sepasang tangan dan kakinya telah dirantai, bahkan rantai itupun dipantek pada sebuah balok yang amat besar sehingga sekujur badannya tidak bisa bergerak sama sekali! Dirinya berada di atas punggung kuda.

   sedangkan bayangan merah dan hijau didepannya, tidak lain adalah dua orang yang mengenakan jubah merah dan jubah hijau, Lu Leng coba meronta, tapi ia merasa tenaganya masih belum pulih sehingga tidak bisa bergerak sama sekali, Lu Leng menarik nafas dalam-dalam kemudian bertanya dengan sengit.

   "Siapa kalian?"

   Begitu Lu Leng bersuara, kedua orang yang menunggang kuda di depan segera menoleh ke belakang.

   Ternyata mereka berdua adalah seorang lelaki dan wanita, ia merasa belum pernah bertemu dengan mereka, usia mereka sekitar lima puluhan, Di pinggang lelaki itu terselip sebuah golok yang tidak lain adalah golok pusaka milik Lu Leng, Ketika mereka berdua menoleh ke belakang, Lu Lengpun bertanya lagi.

   "Sebetulnya siapa kalian berdua, mengapa merantail diriku di sini?"

   Lelaki itu tertawa terkekeh, sahutnya.

   "Tuan muda Lu, kau sudah siuman? Lebih baik jangan bergerak, agar kau tidak mengalami siksaan dalam perjalanan!"

   Lu Leng membentak gusar.

   "Kalian akan membawaku ke mana?"

   Lelaki itu memperdengarkan suara tawa yang tak sedap didengar, setelah itu barulah menyahut "Kami berdua adalah suami istri, ingin pergi ke istana Ci Cun Kiong! Kebetulan kami bertemu denganmu, maka kau akan kujadikan hadiah agar kami bisa masuk ke dalam istana Ci Cun Kiong!"

   Bagian 53 Mendengar itu betapa gusarnya Lu Leng tak terkatakan lagi, akhirnya ia membentak dengan sengit "Kalian berdua amat tak tahu malu!"

   Wajah wanita berpakaian merah langsung berubah ia balas membentak.

   "Bocah busuk! Rupanya kau benar-benar sudah bosan hidup! Apakah ingin lebih cepat pergi menghadap Giam Lo Ong (Raja Akhirat)?"

   Kelihatannya wanita itu jauh lebih bengis dari suaminya, sebetulnya Lu Leng ingin mencacinya, namun perjalanan menuju ke istana Ci Cun Kiong masih membutuhkan waktu kira-kira dua puluh hari! Dalam waktu dua puluh hari, ia masih punya kesempatan untuk meloloskan diri! Kalau sekarang mencari mereka, pasti dirinya akan disiksa! Oleh karena itu Lu Leng berusaha menekan hawa kegusarannya dan tidak bersuara lagi, Wanita tua itu mendengus dingin "Hmm! Bagus! Rupanya kau tahu diri juga!"

   Lu Leng bertanya.

   "Bagaiman kalian tahu diriku adalah Lu Leng?"

   Wanita tua itu tertawa terkekeh-kekeh, ia menyahut "Ketika kami sampai di Cing Yun Ling, kau baru meninggalkan tempat itu, maka kami terus menguntitmu! Kau sendiri yang tertidur seperti orang mati, kau mau salahkan siapa, hah?!"

   Diam-diam Lu Leng menghela nafas, ia menyesal karena salah mengenali dua sosok bayangan yang dikira adalah kedua ekor monyet berbulu perak itu, sehingga ia diam saja tak mau bergerak! Kalau tidak, bagaimana mungkin begitu gampang kedua orang itu menangkapnya? Mendadak Lu Leng tertawa seraya berkata.

   "Meskipun kalian membawaku ke istana Ci Cun Kiong, kalianpun tidak akan memperoleh pahala apa-apa!"

   Wanita tua itu tertawa aneh.

   "Jangan pura-pura bodoh! Kaum rimba persilatan di kolong langit tahu siapa kalian. Kalian adalah orang-orang buronan, apabila membawa salah seorang di antara kalian ke istana Ci Cun Kiong baik masih hidup maupun sudah mati sudah pasti akan memperoleh suatu pahala di sana!"

   Lu Leng segera bertanya.

   "Siapa beberapa orang itu?"

   Wanita tua itu menyahut "Salah seorang diantaranya adalah kau!"

   Lu Leng bertanya lagi.

   "Yang lain?"

   Wanita tua itu memberitahukan.

   "Tong Hong Pek, Liat Hwe Cousu, Cit Sat Sin Kun suami istri, anak-anaknya, cucu Si Pecut Emas Han Sun, Yok Kun Sih dan beberapa jago tangguh dari partai besar yang berhasil meloloskan diri!"

   Lu Leng tertawa gelak.

   "Ha ha ha! kalau begitu, imbalan kalian berdua pasti besar sekali!"

   Kedua suami istri itu saling memandang, lalu bertanya.

   "Apa maksud ucapanmu itu?"

   Lu Leng memandang mereka serta menyahut sambil tersenyum-senyum.

   "Kalian berdua dengan cara licik telah berhasil menangkapku, Apabila kalian terus berjalan ke depan, pasti akan bertemu guruku dan Cit Sat Sin Kun suami istri! Apabila kalian berhasil pula menangkap mereka bertiga lalu melanjutkan perjalanan menuju ke istana Ci Cun Kiong, bukankah kalian akan memperoleh imbalan yang amat besar?"

   Ketika mendengar Lu Leng berkata begitu, air muka wanita dan lelaki tua itu tampak berubah. Wanita tua itu bertanya dengan sengit "Mereka bertiga menunggu di mana?"

   Lu Leng menyahut "Dari sini menuju ke gunung Tiong Tiau San paling banyak melewati tiga buah jalan, juga masih ada dua jalan yang berliku-liku! Nah, mereka bertiga menunggu di sana, kalianpun bisa menangkap mereka!"

   Padahal sesungguhnya, saat ini Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun suami istri berada di mana, Lu Leng sama sekali tidak tahu, Dia mengatakan demikian semata-mata hanya untuk menakuti mereka berdua, Kedua orang itu tidak tahu bahwa Lu Leng berdusta, mereka berdua kelihatan bimbang.

   Lama sekali barulah wanita tua itu berkata dengan suara rendah.

   "Tua bangka, di antara mereka bertiga, tiada seorangpun yang dapat kita lawan lho!"

   Lelaki tua itu mengerutkan kening, tidak menyahut. Lu Leng bahkan tertawa.

   "Kalian berdua ingin bergabung ke sana, tentunya harus memeras tenaga, mengapa kini malah ingin mundur?"

   Betapa gusarnya wanita tua itu, mendadak ia mengangkat sebelah tangannya yang kehitam-hitaman, kelihatannya ingin menyerang Lu Leng, Bukan main terkejutnya Lu Leng ketika melihat tangan yang kehitam-hitaman itu, entah ilmu pukulan apa yang dilatih wanita tua itu! pikirnya.

   Akan tetapi mendadak wanita tua itu menurunkan tangannya ia batal menyerang Lu Leng bahkan tertawa terkekeh seraya berkata.

   "Aku sudah punya akal!"

   Lelaki tua itu bertanya dengan girang.

   "Akal apa?"

   Wanita tua itu menunjuk Lu Leng serta menyahut "Akal itu berada pada diri bocah ini!"

   Lelaki tua itu tampak tidak mengerti. Wanita tua itu memberitahukan.

   "Cit Sat Sin Kun dan teman-temannya mempunyai pandangan yang berbeda terhadap bocah ini, kalau bertemu mereka, hanya...."

   Berkata sampai di situ, mendadak wanita tua itu mencabut golok pusaka yang ada di pinggang lelaki tua, kemudian diayunkan ke arah muka Lu Leng! Ketika hampir mengenai muka Lu Leng, golok pusaka itupun berhenti.

   Lu Leng tahu wanita tua itu tidak akan mencelakai dirinya, namun menyaksikan Lweekang wanita tua itu, semangat Lu Leng sempat gentar juga.

   Terdengar wanita tua itu berkata.

   "Dengan golok pusaka mengancam leher bocah ini, mana mungkin mereka tidak akan memberi jalan?"

   Lelaki tua itu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Tidak salah! Tidak salah!"

   Mendadak pada wajah wanita tua itu tersirat kebencian, kemudian ia berkata dengan sengit "Kalau bertemu Tong Hong Pek, harus menuntut balas atas kekalahan tempo hari di tangan Beng Tu Lojin, agar dapat melampiaskan rasa benci selama dua puluh tahun ini!"

   Ketika mendengar ucapan itu, Lu Leng terkejut sekali dalam hati! Dia pernah dengar dari Cit Sat Sin Kun, dulu banyak kaum rimba persilatan dari golongan sesat yang roboh di tangan Beng Tu Lojin! Namun yang kehilangan jejak mereka dapat dihitung dengan jari Diantaranya terdapat dua orang, yang berasal dari daerah Miau yaitu Cang Cit Mo (Tujuh iblis daerah Miau), mereka pernah melakukan penyerangan ke gunung Gobi San.

   Ketika itu, Beng Tu Lojin memimpin para muridnya untuk membunuh lima iblis dari daerah Miau tersebut, yang dua masih muda bernama Liok Mo (iblis Hijau) Ban Khong dan Ang Mo (lblis Merah) Yo Sai Hoan, mereka berhasil melarikan diri! Para murid Gobi Pay terus mengejar sampai ke daerah Miau, namun begitu berada di daerah Miau, kedua orang itupun hilang entah ke mana.

   Sejak itu, kedua orang tersebut tiada kabar beritanya.

   Ketika Cit Sat Sin Kun mengungkit tentang kedua orang itu, ia yakin bahwa kedua orang itu masih hidup dan bersembunyi di suatu tempati Cit Sat Sin Kun pernah berpesan pada Lu Leng, apabila bertemu lelaki dan wanita yang berpakaian merah serta hijau ia harus berhati-hati karena mereka berdua mahir menggunakan racun! Kini Lu Leng tertangkap lantaran kurang berhati-hati, yang menangkapnya justru adalah dua iblis daerah Miau yang amat jahat! Teringat akan itu, Lu Leng pun tertawa dingin seraya berkata.

   "Aku kira kalian berdua siapa, tidak tahunya adalah dua ekor ikan yang terlepas dari jala, yaitu iblis Merah dan iblis Hijau!"

   Air muka wanita tua itu berubah, langsung mengayunkan golok pusaka yang ada di tangannya menggores muka Lu Leng dua kali.

   "Sret! Sret!"

   Lu Leng tetap diam, wajahpun tidak berubah sama sekali, iblis Merah Yo Sia Hoan berkata dengan sengit "Bagaimana kalau memang kami berdua?"

   Lu Leng menyahut "Begitu bertemu guruku, kalian berdua harus girang!"

   Iblis Merah Yo Sia Hoan segera bertanya....

   "Girang kenapa?"

   Lu Leng tertawa gelak.

   "Pada dasarnya kalian berdua bergelar Miau Cang Cit Mo, berpisah selama dua puluh tahun lebih dengan mereka, Kini kalian akan bertemu kembali, bukankah itu amat menggembirakan?"

   Saat ini badan Lu Leng terikat di balok besar, mati hidupnya berada di tangan kedua orang itu.

   Tetapi dia masih dapat berbicara sambil tertawa-tawa tanpa ada rasa takut sama sekali! sebaliknya Yo Sai Hoan dan Ban Khong tampak gusar bukan main, sedangkan Lu Leng malah tertawa terus.

   Mereka berdua saling memandang sejenak, kemudian membentak.

   "Bocah busuk! Sampai di istana Ci Cun Kiong, lihat apakah kau masih bisa tertawa tidak?"

   Lu Leng menyahut "Pada saat itu aku akan tertawa lebih besar! Lihat kalian berdua pasti akan membungkuk-bungkukkan badan dihadapan Liok Ci Khim Mo, memanggilnya Ci Cun, bukankah itu sangat menggelikan?"

   Iblis Hijau Ban Khong dan iblis Merah Yo Sai Hoan langsung melotot, wajah merekapun berubah kehijau-hijauan saking gusar tetapi tidak dapat melampiaskan.

   Mereka berdua tidak turun tangan menyerang Lu Leng, setelah melotot mereka berduapun berkasak kusuk merundingkan sesuatu.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Lu Leng tidak bisa mendengar pembicaraan mereka, Berselang sesaat, barulah mereka menunggang kuda ke depan.

   Lu Leng tetap berada di punggung kuda itu, melaju mengikuti mereka, Malam harinya ketika sampai di sebuah rimba, barulah mereka berhenti Ban Khong mendekati Lu Leng, lalu memasukkan sedikit makanan ke dalam mulutnya, setelah itu berjalan pergi.

   Lu Leng menekan kegusarannya dengan menelan makanan yang ada dalam mulutnya, kemudian ia coba menghimpun hawa murni namun masih tetap merasa lemah.

   Ban Khong dan Yo Sai Hoan bermalam di rimba itu, keesokan harinya melanjutkan perjalanan lagi, Belasan hari kemudian mereka sudah mendekati gunung Tiong Tiau San, hanya kira-kira berjarak empat lima ratus mil perjalanan jalanan disitu agak rata, mungkin dua tiga hari lagi akan tiba di istana Ci Cun Kiong, Dalam belasan hari ini Lu Leng selalu berusaha menghimpun hawa murninya, tapi badannya tetap lemas tak bertenaga, Petang harinya ketika sedang melakukan perjalanan mendadak terdengar suara derap kaki kuda di belakang mengejar mereka, tak lama terdengar pula suara bentakan.

   "Siapa kalian? Mau kemana?"

   Ban Khong segera menyahut "Mau pergi menemui Bu Lim Ci Cun!"

   Pemimpin rombongan itu berkata.

   "Kami akan ke istana Ci Cun duluan untuk melapor, cianpwe berdua melanjutkan perjalanan perlahan-lahan saja!"

   Usai berkata, kuda-kuda itupun berlari laksana kilat, sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan tampak puas sekali, Yo Sai Hoan menoleh ke belakang seraya berkata.

   "Binatang kecil, dimana adanya gurumu?"

   Lu Leng mengeluh dalam hati, sudah mengetahui jejak Panah Bulu Api dan segera akan memperolehnya, namun dirinya justru jatuh ke tangan kedua orang itu! Sampai di istana Ci Cun Kiong, ia pasti akan celakai Dia menyesal sekali, tidak seharusnya singgah di Cing Yun Ling, akhirnya ditangkap oleh kedua iblis itu! Ketika hari mulai malam, dari depan muncul beberapa penunggang kuda, Lu Leng yang terikat di balok dapat melihat dengan jelas para pendatang itu, yang paling depan adalah Kiong Bu Hong! Begitu melihat orang tersebut Lu Lengpun menghela nafas dalam hati.

   padahal Lu Leng masih berharap bisa meloloskan diri pada kesempatan terakhir! Maka begitu melihat Kiong Bu Hong, han-curlah harapannya! Karena sudah dekat dengan istana Ci Cun Kiong, lagi pula Kiong Bu Hong sangat licik dan banyak akalnya, berarti tiada harapan lagi baginya untuk meloloskan diri! Setelah kemunculan Kiong Bu Hong, Ban Khong dan Yo Sai Hoanpun segera menghentikan kuda masing-masing, Kiong Bu Hong sudah berada di hadapan kedua orang itu, ia memandang mereka berdua seraya bertanya.

   "Yang datang sobat dari mana?" * * * * Bab 108 Sesungguhnya Ban Khong dan Yo Sai Hoan tidak kenal Kiong Bu Hong berhubung saat ini sudah mendekati istana Ci Cun Kiong, maka mereka sudah mengira bahwa Kiong Bu Hong adalah orang dari istana tersebut, bahkan kedudukannya 2309 cukup tinggi. Oleh karena itu, Ban Khong segera memberi hormat seraya menyahut "Aku adalah salah seorang dari Tujuh iblis Daerah Miau yaitu iblis merah Ban Khong!"

   Begitu Ban Khong selesai memperkenalkan diri air muka Kiong Bu Hong tampak berubah, namun dalam sekejap sudah kembali seperti biasa, Ban Khong yang ingin bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, justru tidak memperhatikan air muka Kiong Bu Hong yang berubah tadi, sebaliknya Lu Leng yang terikat di balok, dapat melihat keanehan air muka Kiong Bu Hong, hal ini membuatnya tercengang.

   Apa sebabnya air muka Kiong Bu Hong berubah begitu aneh? Apakah Kiong Bu Hong dan Miau Cang Cit Mo punya suatu dendam? Tanya Lu Leng dalam hati.

   Tapi kelihatannya mereka sama sekali tidak pernah bertemu! Sementara Kiong Bu Hong cepat-cepat balas memberi hormat.

   "Selamat datang! Oh ya, yang ini...."

   Iblis Hijau Yo Sai Hoan segera menyahut "Aku adalah Yo Sai Hoan!"

   Kiong Bu Hong tertawa gelak, segera berkaia.

   "Apabila Bu Lim Ci Cun tahu akan kedatangan kalian berdua, beliau pasti menyambut dengan hangat!"

   Ban Khong tertawa.

   "Kami kemari juga membawa sebuah hadiah yang tak berarti untuk Ci Cun!"

   Ketika berkata, Ban Khong menunjuk ke belakang, sebetulnya Kiong Bu Hong sudah melihat dari tadi, yang terikat di balok besar itu adalah Lu Leng, musuh besar Liok Ci Khim Mo yang sedang dicari-cari.

   Karena itu, ketika Ban Khong menyebut namanya wajah Kiong Bu Hong tampak berubah! perlu diketahui, selain memiliki hati licik dan banyak akal busuk, Kiong Bu Hong juga amat berambisi sekali Sebelum Kim Kut Lau datang ke istana Ci Cun Kiong, di dalam istana tersebut boleh dikatakan dialah yang punya hak besar, berada di atas ribuan orang! Namun setelah kemunculan Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun berdua di istana itu, dia menjadi tersingkir.

   sebaliknya Kim Kut Lau malah selalu mendampingi Liok Ci Khim Mo, dimanapun Liok Ci Khim Mo berada, sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan, merupakan dua iblis dari daerah Miau yang amat terkenal Walau pernah dikalahkan Beng Tu Lojin, namun kaum rimba persilatan golongan sesat amat kagum pada mereka.

   Sesampai di istana Ci Cun Kiong nanti, mereka berdua pasti akan memperoleh pandangan khusus dan istimewa! Karena itu Kiong Bu Hong terlebih dahulu harus mempertimbangkan, apakah ia dapat memanfaatkan kedua orang itu? Tetapi Kiong Bu Hong segera membatalkan niatnya karena ada dua orang dari perguruannya yang mati di tangan Miau Cang Cit Mo, sehingga menimbulkan pertikaian! Selain itu, setelah kedua orang itu tiba di istana Ci Cun Kiong, mereka akan tahu bahwa kedudukan Kiong Bu Hong masih di bawah Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun, maka apakah Kiong Bu Hong masih dapat mempengaruhi mereka? Kiong Bu Hong betuI-betul licik, sebelum membawa mereka berdua memasuki istana Ci Cun Kiong ia sudah memikirkan apa yang akan terjadi, sehingga diam-diam dia sudah punya rencana sendiri Walau demikian di wajahnya sama sekali tidak tampak perubahan sedikitpun, ia bahkan tersenyum-senyum seraya berkata.

   "Hadiah dari kalian berdua pasti amat menyenangkan hati Ci Cun, aku adalah Kiong Bu Hong, salah satu pemimpin di 2311 istana Ci Cun Kiong! Harap kalian berdua banyak-banyak memberi petunjuk padaku kelak!"

   Ban Khong tertawa gelak seraya menyahut tanpa sungkan-sungkan lagi.

   "Ha ha ha! Mana berani! Mana berani!"

   Betapa gusarnya Kiong Bu Hong dalam hati, tapi wajahnya tetap tidak berubah sedikitpun ia lalu mengibaskan tangannya ke belakang, Tujuh delapan orang yang berada di belakangnya langsung membalikkan kuda masing-masing, meninggalkan tempat itu menuju ke istana Ci Cun Kiong, Kiong Bu Hong berkata kepada Ban Khong dan Yo Sai Hoan.

   "kalian berdua ikut aku!"

   Setelah berkata, Kiong Bu Hong memacu kudanya ke depan diikuti oleh Ban Khong dan Yo Sai Hoan dari belakang dengan penuh kegembiraan kuda yang membawa Lu Leng juga ditarik mengikuti mereka, sedangkan Lu Leng yang terikat di balok besar di atas punggung kuda, masih berharap bisa meloloskan diri, Tetapi ternyata racun yang digunakan Miau Cang Cit Mo amat lihay sekali sehingga setelah sekian lama Lu Leng tetap tak dapat menghimpun hawa murninya, dan badannya tetap lemas tak bertenaga, Lu Leng menghela nafas panjang lagi dalam hati, kini dia hanya memiliki sebuah harapan terakhir yaitu Oey Sim Tit! Apabila kedatangannya di istana Ci Cun Kiong diketahui oleh Oey Sim Tit, kemungkinan besar pemuda itu akan menolongnya, Selain itu, sudah tiada harapan lain 2312 baginya untuk meloloskan diri dari cengkeraman Liok Ci Khim Mo! Berselang beberapa saat, Kiong Bu Hong, iblis Meruh dan iblis Hijau sudah melakukan perjalanan lima enam puluh mil.

   sedangkan orang-orang yang inenyer(ai Kiong Bu Hong tadi sudah tidak kelihatan, sebab mereka kembali duluan ke istana Ci Cun Kiong untuk melapor! Jalanan yang dilalui makin lama makin lebar dan bagus, jelas jalanan itu baru dibuat Di pinggir kiri kanan jalan tersebut, banyak terdapat bangsal yang baru dibangun untuk tempat beristirahat para anak buah Liok Ci Khim Mo.

   Menyaksikan itu hati Lu Leng makin berduka, bukan karena dirinya akan jatuh ke tangan Liok Ci Khim Mo lagi, melainkan karena melihat bagitu banyak pesilat tangguh dari golongan hitam yang bergabung dengan istana Ci Cun Kiong! ini berarti menambah kekuatan di pihak istana Ci Cun Kiong, sedangkan Busur Api berada di dalam istana tersebut! Wulau panah Bulu Api sudah ada jejaknya, namun belum tentu ia bisa mempero1ehnya.

   Kalau hal ini terus berlanjut, apakah mungkin baginya untuk membasmi Liok Ci Khim Mo? pikirnya, Dan tanpa sadar air matanya sudah bercucuran Tak seberapa lama kemudian, tampak Kiong Bu Hong menarik tali les kudanya secara mendadak, ia berhenti di depan sebuah bangsat besar iblis Merah Ban Khong tercengang, segera ia bertanya.

   "Mengapa saudara Kiong tidak maju ke depan lagi?"

   Kiong Bu Hong tersenyum, dia meloncat turun dari kuda seraya menyahut "Harap kalian berdua turun, tunggu di dalam bangsal itu!"

   Kening iblis Hijau tampak berkerut, tanyanya dengan nada tidak senang.

   "Mengapa?"

   Kiong Bu Hong memberitahukan sambil tersenyum.

   "Ci Cun telah membuat peraturan, siapa orang gagah yang ingin bergabung dengan Ci Cun, sebelum tiba di istana Ci Cun Kiong harus menunggu sejenak di bangsal itu, kemudian orang yang bertindak sebagai petunjuk jalan membawa hadiah untuk menemui Ci Cun! Setelah melihat hadiah tersebut barulah Ci Cun akan memastikan mengundang kalian ke dalam istana atau tidak!"

   Iblis Hijau Yo Sai Hoan segera bertanya.

   "Kami berdua tidak dikecualikan?"

   Kiong Bu Hong mencaci dalam hati, sungguh licin kalian berdua! Namun mulutnya justru menyahut.

   "Kalian berdua tidak usah menunggu terlalu lama sebab Ci Cun pasti bersedia menemui kalian! jadi tidak perlu merusak peraturan, agar tidak menyinggung perasaan Ci Cun."

   Ban Khong dan Yo Sai Hoan saling memandang, kemudian mendengus sambil meloncat turun dari kuda. Ban Khong menjulurkan tangannya menyambar Lu Leng, kemudian dibawa ke dalam bangsal, Kiong Bu Hong melirik Lu Leng, setelah itu ia berkata.

   "Muka bocah itu agak kekuning-kuningan, apakah terkena racun?"

   Yo Sai Hoan tertawa terkekeh serta menyahut "Tidak salah!"

   Mendadak kening Kiong Bu Hong tampak berkerut, lalu berkata.

   "Aku ingin mengatakan sesuatu, entah leluasa atau tidak?"

   Yo Sai Hoan bertanya, seraya melotot "Mau mengatakan apa?"

   Kiong Bu Hong tertawa.

   "Berdasarkan nama kalian berdua, begitu sampai di istana Ci Cun Kiong, sudah pasti Ci Cun amat membutuhkan tenaga kalian berdua! selanjutnya aku pasti jadi anak buah kalian, saat itu baru aku berani mengatakannya!"

   Ucapan itu bernada memuji Ban Khong dan Yo Sai Hoan, tidak heran meraka berdua tampak gembira sekali, Pada dasarnya mereka berdua memang amat angkuh, lagi pula dari dulu Miau Cang Cit Mo sudah malang melintang di dunia persilatan dan tak pernah terjungkal di tangan siapapun Mereka hanya pernah dikalahkan oleh Beng Tu Lojin, maka mereka amat angkuh serta tak memandang sebelah mata pada siapapun! Sebelum mereka berdua datang di istana Ci Cun Kiong mereka sudah mengambil suatu keputusan, apabila Pat Liong Thian Im tidak selihay apa yang mereka dengar merekapun 2315 akan mengambil alih kedudukan Liok Ci Khim Mo! Oleh karena itu, apa yang diucapkan Kiong Bu Hong, amat cocok dengan kemauan mereka, Ban Khong dan Yo Sai Hoan tertawa terkekeh-kekeh, memandang Kiong Bu Hong seraya berkata.

   "Kalau begitu, katakanlah!"

   Ketika melihat kedua orang itu mempercayai perkataannya, Kiong Bu Hong sangat senang dalam hati, katanya.

   "Ci Cun membenci bocah itu sampai ke tulang sumsum, dia memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci dan entah sudah berapa banyak saudara kami dilukainya! Kini sepasang tangan dan kakinya sudah dirantai, sudah pasti dia tidak bisa melarikan diri. Kalau kalian berdua memberinya obat penawar, bukankah kalian berdua akan kelihatan lebih gagah tanpa tanding?"

   Mendengar itu, Ban Khong dan Yo Sai Hoan diam saja, Walau Lu Leng dirantai dan rantai itu dipantek pada balok besar, namun dia masih mendengar jelas apa yang dikatakan Kiong Bu Hong, seketika dia tercengang dalam hati sebab Kiong Bu Hong bukan orang yang baik hati, bahkan pernah pula dilukai Lu Leng.

   Tapi kini, dia justru mengusulkan pada iblis Merah dan iblis Hijau agar memberinya obat penawar! Kedengarannya memang mementingkan diri kedua iblis tersebut, bahkan juga masuk akal! Akan tetapi, Lu Leng tahu bahwa Kiong Bu Hong pasti mempunyai suatu rencana tertentu yang belum bisa diraba apa maksudnya, Lu Leng hanya berharap, hati kedua iblis itu akan terpengaruh oleh perkataan Kiong Bu Hong, sehingga bersedia memberinya obat penawar, Karena setelah makan obat penawar, tenaganya pasti pulih dan rantai yang mengikat dirinya tidak 2316 jadi masalah lagi! Ketika melihat Ban Khong dan Yo Sai Hoan agak ragu, Kiong Bu Hongpun berkata lagi "Perlu diketahui, Ci Cun akan menggunakan Pat Liong Thian Im untuk menyiksa bocah itu hingga ?mati! Kalau dia sudah terkena racun mungkin akan segera mati oleh Pat Liong Thian Im, hal itu tidak akan menyenangkan Ci Cun, harap kalian berdua dapat mengerti?!"

   Iblis Merah Ban Khong bertanya.

   "Bukankah tadi kau bilang, akan membawa bocah busuk ini pergi menemui Ci Cun dulu?"

   Kiong Bu Hong mengangguk "Ya! itu merupakan peraturan yang telah ditetapkan Ci Cun, aku tidak bisa apa-apa!"

   Ban Khong berkata.

   "Kalau begitu kau harus berhati-hati sebab setelah dia makan obat penawar, dalam waktu setengah jam Lweekangnya akan pulih Iho!"

   Kiong Bu Hong menyahut "Dalam waktu setengah jam, bocah itu sudah berada di dalam istana Ci Cun Kiong!"

   Ban Khong manggut-manggut, Kemudian mendadak ia mengibaskan tangannya, jari telunjukpun menyentil Taak!"

   Terdengar suara letusan, seketika tampak asap tipis kebiru-biruan mengarah kepala Lu Leng.

   Bukan main terkejutnya Kiong Bu Hong menyaksikan itu, dia sering bertemu kaum rimba persilatan golongan sesat, namun tiada seorangpun mampu berbuat seperti apa yang dilakukan Ban Khong barusan! Mengibaskan tangan dan jari telunjuk menyentil lantas tampak asap tipis yang kebiru-biruan, padahal sebelumnya tidak terlihat apapun! Sementara Lu Leng yang dipantek pada balok besar sama sekali tidak bisa bergerak! Ketika melihat asap tipis itu mengarah kepadanya, diapun pasrah.

   Disaat bersamaan, hidungnya sudah mencium bau yang amat aneh yang membuat sekujur badannya tergetar-getar.

   Tak lama, asap tipis itupun sirna terhembus angin.

   Ban Khong berkata.

   "Aku sudah membelinya obat penawar, kau boleh bawa dia pergi!"

   Kiong Bu Hong terperangah.

   "Dia... dia belum makan obat penawar...."

   Ban Khong tertawa memberitahukan.

   "Obat penawar itu tidak usah dimakan, dia cukup mencium saja!"

   Kiong Bu Hong manggut-manggut.

   "Oooh! Kepandaian Anda begitu tinggi, aku tidak pernah menyaksikan seperti yang baru saja terjadi!"

   Kali ini Kiong Bu Hong berkata berdasarkan suara hatinya, tidak bermaksud menyanjung Ban Khong dengan berlebihan Ban Khong tertawa Ha! Ha! Kemudian berkata.

   "Kami berdua selalu menggunakan racun yang berlawanan Tadi asap tipis kebiru-biruan itu, bagi orang yang belum terkena racun asap kuning, begitu terhisap asap tipis kebiru-biruan itu pasti akan mati secara mengenaskan! Tapi bagi orang yang sudah terkena racun asap kuning, asap tipis kebiru-biruan itu justru merupakan obat penawamya! itu cuma kepandaian rendah, saudara Kiong Bu Hong tidak usah memuji!"

   Mendengar itu, Kiong Bu Hongpun mengucurkan keringat dingin, Apabila kedua iblis itu ingin mencelakai orang siapa yang dapat menjaga diri tentunya akan terkena racun mereka! Karena terkejut, maka Kiong Bu Hong yang tidak berani terlalu lama bersama mereka segera berkata.

   "Harap kalian berdua menunggu di sini, dalam waktu satu jam aku pasti kembali menjemput kalian menemui Ci Cun!"

   Ban Khong dan Yo Sai Hoan manggut manggut, mereka berdua duduk di dalam bangsat itu.

   Kiong Bu Hong segera menyambar balok besar itu, sekaligus meloncat ke punggung kuda, dan kuda itupun langsung berlari cepat meninggalkan tempat itu, sementara Lu Leng yang sudah menghisap asap tipis kehijau-hijauh itu tak lama kemudian sudah mulai merasakan bahwa hawamurni pada nadi Jin Toknya mulai tersambung.

   Namun dia masih tidak tahu apa rencana Kiong Bu Hong, maka dia tidak berani terlalu berharap, hanya hatinya merasa agak lega, Apabila tenaganya sudah pulih, gampang baginya untuk melepaskan diri dari rantai yang mengikat itu, Mungkih sebelum tiba di istana Ci Cun Kiong, dia sudah bisa meloloskan diri! Setelah berpikir demikian diapun memejamkan mata untuk menghimpun hawa murninya, tidak perduli Kiong Bu Hong memacukan kudanya dengan kencang sekali.

   Tak sampai setengah jam, Lu Leng mulai merasa sudah tidak ada masalah lagi dengan hawa murninya, Akan tetapi di saat bersamaan, Kiong Bu Hong justru menghentikan kuda itu secara mendadak, Hati Lu Leng tersentak apakah sudah tiba di istana Ci Cun Kiong? Dia segera membuka matanya, seketika diapun jadi tertegun.

   Kalau dihitung, kini sudah waktunya Kiong Bu Hong berada di sekitar istana Ci Cun Kiong, Ketika Lu Leng membuka matanya, ia melihat sebuah lembah yang penuh batu-batu aneh, gelap dan amat sunyi, Lu Leng mengerutkan keningnya, Tiba-tiba Kiong Bu Hong melemparkan Lu Leng beberapa depa jauhnya, Setelah jatuh di tanah, Lu Leng melihat Kiong Bu Hong melesat ke arahnya, Melihat itu, Lu Leng cepat-cepat menghimpun hawa murninya lagi, ia berharap sebelum Kiong Bu Hong berada dihadapannya, dia sudah dapat melepaskan diri dari rantai yang mengikatnya.

   Ketika Lu Leng baru mulai menghimpun hawa murninya, Kiong Bu Hong sudah melayang turun dihadapannya sekaligus mencabut sebilah belati yang amat tajam, langsung mengarah tenggorokannya dan menekan belati itu, Apabila Kiong Bu Hong mengerahkan tenaga, Lu Leng pasti mati seketika! Lu Leng tertawa getir seraya berkata.

   "Tak kusangka akan mati ditanganmu!"

   Kiong Bu Hong tertawa dingin "Bocah, aku justru menolongmu! Kau kira aku mencelakaimu ?"

   Lu Leng memandang belati yang berada di tenggorokannya, kemudian tertawa gelak dan berkata.

   "Memang jagad ini luas sekali, dan penuh dengan kejadian-kejadian aneh. Beginikah caranya menolong orang?"

   Kiong Bu Hong tertawa dingin lagi.

   "Bocah busuk, ajal mu sudah berada di depan mata, masih bisa tertawa?"

   Lu Leng tidak menyahut, hanya coba menerka maksud dan tujuan Kiong Bu Hong, Dia mengusulkan pada kedua iblis untuk membelinya obat penawar Namun kini ia diancam dengan belati, jika Kiong Bu Hong memang ingin memperalat dirinya, maka ia tidak akan dicelakai seujung rambutpun! setelah berpikir demikian Lu Leng jadi berani, ia tertawa panjang seraya berkata "Orang gagah tidak takut mati, maka aku tidak akan gentar menghadapi ajal ku!"

   Kiong Bu Hong tertegun kemudian mendadak tertawa dan berkata.

   "Lu siauhiap memang amat gagah, aku kagum sekali!"

   Lu Leng tertawa dingin.

   "Kau tidak usah macam-macam, kalau kau berniat menyelamatkan diriku, cepatlah geser belati yang di tenggorokanku!"

   Kiong Bu Hong berkata.

   "Lu Siauhiap, kau adalah orang yang penuh pengertian, apakah perlu kujelaskan lagi?"

   Lu Leng menyahut dengan dingin.

   "Kalau kau menghendaki aku melakukan sesuatu yang tak dapat kulakukan, kau jangan memimpikannya!"

   Kiong Bu Hong tersenyum.

   "Aku tahu Lu siauhiap berhati bajik, tentunya aku tidak akan menyuruhmu melakukan sesuatu yang bukan-bukan! Aku hanya ingin meminjam tanganmu untuk membasmi iblis Merah dan iblis Hijau itu!"

   Mendengar itu, seketika Lu Leng tertegun.

   Dalam hatinya sama sekali tidak menduga, Kiong Bu Hong akan mengajukan permintaan tersebut! Karena tadi, Kiong Bu Hong masih tertawa-tawa berbicara dengan Ban Khong dan Yo Sai Hoan.

   Namun tidak sampai setengah jam, dia justru menghendaki Lu Leng turun tangan membunuh kedua orang itu! Setelah tertegun cukup lama, Lu Lengpun bertanya.

   "Mengapa?"

   Kiong Bu Hong memberitahukan.

   "Miau Cang Cit Mo punya dendam dengan perguruan kami!"

   Lu Leng berkata sungguh-sungguh.

   "Dengan tenagaku sendiri, mungkin aku tidak mampu melawan mereka berdua!"

   Kiong Bu Hong menggeleng-gelengkan kepala.

   "Aku tidak bisa membantumu, lagi pula apabila kau mengabulkan permintaanku kau masih harus bersumpah berat! jangan beritahukan kepada siapapun tentang urusan kita ini, barulah aku akan melepaskanmu !"

   Ketika sedang berbicara dengan Kiong Bu Hong, Lu Leng terus menghimpun hawa murninya, Kini sama sekali sudah tiada masalah! Akan tetapi, Lu Leng masih tidak berani bergerak Karena belati tersebut masih berada di tenggorokannya, kalau Lu Leng bergerak sedikit, Kiong Bu Hong pasti akan menusuk lehemya, dan nyawanya akan melayang! Lu Leng berpikir sejenak, ia tertawa dingin seraya berkata.

   "Siasatmu ini sungguh-sungguh hebat! seandainya aku berhasil membunuh kedua iblis itu, berarti mewakilimu membalas dendam! Kalau aku gagal, kaupun tidak akan rugi apa-apa!"

   Kiong Bu Hong tertawa.

   "Lu siauhiap memang orang yang mengerti, itu yang disebut siasat melempar sebuah batu mendapatkan dua ekor burung!"

   Lu Leng mendengus dingin.

   "Hmm!"

   Kiong Bu Hong segera berkata lagi.

   "Namun terhadap Lu Siauhiap, siasat itu amat berguna sekali! Kalau kau tiba di istana Ci Cun Kiong, kau pasti mati! Tapi kini, kau masih bisa mengadu nasib!"

   Lu Leng menyahut dengan dingin.

   "Seandainya kau melepaskan diriku, namun aku tidak pergi membereskan kedua iblis itu, bukankah akan menyusahkanmu?"

   Kiong Bu Hong tertawa gelak.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Lu siauhiap merupakan pendekar yang gagah, di kolong langit ini siapa tidak tahu akan sifatmu? Kalau sudah mengabulkan tentunya tidak akan mengingkari janji!"

   Mendengar itu, Lu Leng jadi diam, Apa yang dikatakan Kiong Bu Hong memang tidak salah! Kalau sudah mengabulkan, sudah pasti akan pergi menempuh bahaya membasmi iblis Merah dan iblis Hijau! Kalau tidak, tentunya dia tidak dapat meninggalkan tempat ini! Ketika Lu Leng diam tak bersuara, Kiong Bu Hong justru berkata lagi sambil tersenyum.

   "Lu siauhiap sudah mengambil keputusan?"

   Tiba-tiba Lu Leng teringat pada Oey Sim Tit, segera ia berkata.

   "kau bilang setelah aku tiba di istana Ci Cun Kiong pasti mati, itu belum tentu!"

   Kiong Bu Hong memang amat cerdas, Begitu mendengar ucapan Lu Leng sudah tahu maksudnya, ia tertawa seraya berkata.

   "Lu Siauhiap, setelah Liat Hwe Cousu mati, kegusaran Ci Cun ternyata masih belum reda. ia mengurung Tuan Muda Oey di ruang rahasia bawah tanah, hingga kini belum dibebaskan! Dia tidak akan tahu bahwa kau telah tiba di istana Ci Cun Kiong!"

   Lu Leng tertegun selain menerima permintaan Kiong Bu Hong, kelihatannya sudah tiada jalan lain! Bertarung dengan iblis Merah dan iblis Hijau, bisa menang bisa kalah, Lu Leng sama sekali tidak berani memastikannya, Namun biar bagaimanapun memang lebih baik mengadu nasib sesuai dengan apa yang dikatakan Kiong Bu Hong tadi, dari pada harus mati di istana Ci Cun Kiong.

   Berpikir sampai disini Lu Leng menghela nafas panjang seraya berkata.

   "Baiklah! Aku mengabulkan permintaanmu!"

   Kiong Bu Hong berkata.

   "Lu Siauhiap, apabila kau tertangkap lagi oleh kedua iblis itu, aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa!"

   Lu Leng langsung membentak "Jangan omong kosong!"

   Kiong Bu Hong tertawa.

   "Ha ha ha.,.!"

   Setelah itu, diapun menarik belati dari tenggorokan Lu Leng. Disaat bersamaan, Lu Lengpun mengerahkan Lweekangnya dan terdengar suara.

   "Brak! Brak! Braak....,, Rantai yang membelenggu tangan dan kakinya putus seketika dan dirinya pun terlepas dari balok besar itu, ia langsung bangkit berdiri! Bukan main terkejutnya Kiong Bu Hong karena mendadak Lu Leng sudah berada di hadapannya, seketika wajahnya berubah pucat pias! Lu Leng mendengus.

   "Hm! Legakan hatimu, kini aku tidak akan mencelakaimu!"

   Kiong Bu Hong cepat-cepat meloncat mundur beberapa langkah, setelah hatinya agak tenang, barulah berkata.

   "Lu Siauhiap, biar bagaimanapun kali ini aku terhitung telah menyelamatkan dirimu!"

   Lu Leng menyahut dengan dingin.

   "Jangan banyak omong kosong!"

   "Lu Siauhiap, aku punya suatu cara untuk membantumu!"

   Lu Leng bertanya.

   "Cara apa?"

   Kiong Bu Hong segera mengeluarkan sebuah kedok kulit manusia dari dalam bajunya, kemudian menyahut 2326

   "Lu siauhiap pakai kedok ini lalu pergi ke bangsal itu, mengakulah sebagai orang Ci Cun Kiong! Ban Khong dan Yo Sai Hoan pasti tidak akan mencurigaimu gunakan kesempatan itu untuk turun tangan!"

   Terhadap kedua iblis itu memang tidak usah memakai peraturan rimba persilatan! Pikir Lu Leng dan sekaligus menerima kedok kulit manusia tersebut.

   Kedok kulit manusia itu sungguh istimewa buat-annya tidak cuma beralis dan berjenggot bahkan tampak hidup pula seperti muka orang.

   Lu Leng segera memakai kedok kulit manusia itu.

   Kiong Bu Hong langsung berkata.

   "Bagus sekali! Keluar dari lembah ini tujuh delapan mil, bangsat itu sudah terlihat!"

   Lu Leng manggut-mangguL Kiong Bu Hong berkata lagi.

   "Pakailah kudaku ini!"

   Lu Leng tidak banyak bicara, langsung melesat ke punggung kuda, seketika kuda itu berlari kencang meninggalkan lembah tersebut!"

   Kurang dari dua mil, mereka sudah keluar dari lembah itu, Disana ada sebuah sungai kecil, pada permukaannya yang kering Lu Leng dapat melihat disana tercermin seraut wajah orang tua, yang sama sekali tidak mirip Lu Leng.

   Walau demikian, hati Lu Leng tetap merasa tegang, karena kepandaian Ban Khong dan Yo Sai Hoan yang sangat tinggi, juga karena sekujur badan mereka penuh racun.

   Setelah berhenti sejenak di pinggir sungai barulah Lu Leng melanjutkan perjalanan lagi menuju ke arah barat, tak lama ia sudah sampai di jalan besar Dari sana ia sudah melihat 2327 bangsat itu, Lu Leng menepuk pantat kudanya agar berlari lebih kencang, Berselang sesaat sampailah dia di depan bangsat itu, setelah menghentikan kudanya, Lu Lengpun langsung meloncat turun! Tampak Ban Khong dan Yo Sai Hoan duduk di dalam bangsal, memandang ke arahnya dengan dingin, Lu Leng berjalan ke dalam bangsal dengan langkah lebar, kemudian bertanya lantang.

   "Apakah Anda berdua adalah iblis Merah dan iblis Hijau?"

   Iblis Merah Ban Khong balik bertanya dengan dingin.

   "Siapa kau?"

   Lu Leng maju selangkah, seraya menyahut.

   "Ci Cun mengundang kalian berdua ke Ci Cun Kiong!"

   Ban Khong dan Yo Sai Hoan saling memandang, kemudian bertanya.

   "Di mana saudara Kiong?"

   Lu Leng maju dua langkah lagi, sedangkan Ban Khong dan Yo Sai Hoan berdiri serentak, kelihatannya mereka berdua telah merasakan adanya keganjilan, Lu Leng menyahut.

   "Saudara Kiong masih ada urusan lain, maka aku yang diutus untuk menjemput kalian berdua!"

   Saat ini jarak mereka hanya dua tiga meter saja, jarak yang amat dekat sekali! Ban Khong bertanya.

   "Bagaimana sebutan Anda?"

   Lu Leng menyahut sambil membuka kedok kulit yang dipakainya.

   "Aku tidak pernah ganti marga maupun nama, margaku Lu, namaku Leng!"

   Ketika menyebut namanya, Lu Leng sudah mengerahkan Lweekangnya, langsung menyerang mereka berdua dengan jurus Siang Hong, Cak Yun (Sepasang Puncak Menembus Awan), terdengar suara ledakan dua kali mengarah dada kedua orang itu! Jurus tersebut menggunakan sembilan bagian tenaga, walau Ban Khong dan Yo Sai Hoan telah mencurigai sikap orang yang ada dihadapannya, namun mereka berdua sama sekali tidak menduga, Lu Leng akan kembali kesana! Karena itu, mereka berdua tidak bersiap, ingin berkelit tapi sudah terlambat.

   Angin serangan itu telah menerjang dada mereka! Betapa dahsyatnya angin serangan itu, kendati mereka berdua berkepandaian amat tinggi, namun begitu terserang oleh angin tersebut, mata mereka berkunang-kunang dan termundur-mundur! "Duk! Duk!"

   Punggung iblis Merah Ban Khong dan iblis Hijau membentur tiang bangsat yang ada di situ, Kalau orang lain sudah pasti akan mati atau terluka parah! Akan tetapi kedua iblis itu memiliki Lweekang yang amat tinggi, sebelum punggung membentur tiang, mereka berdua sudah mengerahkan Lweekang.

   "Braaak!"

   Tiang bangsat roboh saat itu juga, membuat debu mengepul sehingga tidak tampak apapun! Kejadian itu sungguh di luar dugaan Lu Leng, cepat-cepat ia mengibaskan tangannya menghalau batu-batu yang akan menimpa dirinya.

   Disaat bersamaan diapun melihat cahaya berkelebat-kelebat, Lu Leng mengenalinya yaitu golok pusakanya yang terselip di pinggang Ban Khong! Lu Leng sangat senang dalam hati, ia segera menyerang ke arah sana dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit)! Padahal saat ini debu dan reruntuhan bangsat itu masih mengepul, sehingga tidak bisa melihat siapapun, iblis Merah Ban Khong tidak menyangka, golok pusaka yang direbutnnya justru menunjukkan tempat mereka.

   Mendadak iblis Merah Ban Khong menjerit, ternyata pinggangnya telah terserang oleh angin pukulan yang dilancarkan Lu Leng, Walau iblis Merah Ban Khong berkepandaian amat tinggi, tapi terserang dua kali oleh Kim Kong Sin Ci, diapun tak dapat bertahan lagi, ia terpental bagaikan layangan putus! Begitu melihat badan iblis Merah Ban Khong terpental melayang ke atas, Lu Leng segera mencelat ke atas memburu nya,sesungguhnya Lu Leng ingin menghabiskan Ban Khong dulu, setelah itu baru menghadapi Yo Sai Hoan, Akan tetapi, ketika Lu Leng melesat ke atas, mendadak terdengar suara bentakan Yo Sai Hoan menerjang ke arah Lu Leng! * * * * Bab 109 Lu Leng cepat-cepat berkelit, tampak Yo Sai Hoan mengibaskan sepasang tangannya, terdengar suara, 2330

   "Serrt! Serrrt...."

   Seketika terlihat dua gulung asap hitam meluncur Kalau Lu Leng tidak cepat berkelit tadi, niscaya sudah terkena asap hitam itu! Tentunya Lu Leng tahu asap hitam itu merupakan asap yang amat beracun, maka setelah berkelit dia masih mundur beberapa langkah, Di saat bersamaan, iblis Merah Ban Khong yang terpental itu, jatuh di tanah, Dia berusaha bangkit kembali.

   Tetapi mendadak Lu Leng melesat ke arahnya! Pada saat yang sama iblis Hijau Yo Sai Hoan juga menerjang ke arah Ban Khong, namun tetap terlambat selangkah dari Lu Leng, Ketika Lu Leng hampir mendekati iblis Merah Ban Khong, Si iblis Merah justru tertawa sambil mengibaskan tangannya, Tampak segulung asap hitam meluncur ke arah Lu Leng! Lu Leng tahu walau iblis Merah Ban Khong sudah terluka parah, namun kepandaiannya menggunakan racun tetap tidak berkurang, sehingga ketika melesat ke arah iblis Merah Ban Khong, Lu Leng sudah bersiap-siap, Begitu melihat asap hitam meluncur ke arahnya, diapun bergerak cepat berkelit sekaligus maju ke depan, bahkan juga melancarkan sebuah serangan dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), Dalam deruan angin serangan itu, terdengar suara jeritan iblis Merah Ban Khong.

   "Aaaakh...."

   Badannya terpental melayang ke atas, Lu Leng berkata dalam hati, meskipun iblis Merah Ban Khong berkepandaian amat tinggi, namun ia sudah terkena tiga serangannya, sudah pasti dia tidak bisa bertahan.

   Lagi pula melihat keadaannya 2331 ketika terpental ke atas, badan iblis Merah Ban Khong kelihatan lemas, jelas dia sudah pingsan.

   Lu Leng kembali mencelat ke atas, lalu membalikkan badannya sekaligus melancarkan sebuah serangan ke arah iblis Hijau Yo Sai Hoan, iblis Hijau Yo Sai Hoan terpaksa harus berkelit, kesempatan ini digunakan Lu Leng untuk menjulurkan tangannya menyambar golok pusaka yang terselip di pinggang iblis Merah Ban Khong! Setelah berhasil menyambar golok pusaka tersebut Lu Lengpun mengayunkannya ke arah dada iblis Merah Ban Khong.

   Dada iblis Merah Ban Khong tertembus golok pusaka dan darah segarpun mengucur deras.

   "Duuk!"

   Iblis Merah Ban Khong roboh.

   Ternyata dia sudah jadi mayat! iblis Hijau Yo Sai Hoan melesat ke arah mayat itu, sepasang matanya berapi-api, ia merogoh ke dalam bajunya mengeluarkan lima buah kantong kulit kecil Lu Leng tahu kantong-kantong kulit kecil itu berisi berbagai macam racun ganas, yang digunakan iblis Merah Ban Khong dan iblis Hijau Yo Sai Hoan untuk malang melintang di dunia persilatan! Lu Leng kelihatan tidak gentar karena tadi begitu turun tangan dia telah berhasil merebut kembali golok pusakanya, sekaligus membunuh iblis Merah Ban Khong pula, itu membuat dirinya bertambah semangat.

   sehingga diapun maju sambil menggerakkan golok pusaka itu menggunakan jurus Go Hou Phu Yo (Harimau Lapar Menerkam Domba), tampak golok pusaka itu berke1ebat-ke lebat memancarkan cahaya mengarah bagian dada iblis Hijau Yo Sai Hoan! iblis Hijau Yo Sai Hoan berdiri di tempat, sepasang matanya membara.

   Mendadak dia mengangkat salah sebuah kantong kulit kecil itu untuk menangkis golok pusaka tersebut! Melihat itu Lu Lengpun berpikir, tidak mungkin iblis Hijau Yo Sai Hoan tidak tahu akan ketajaman golok pusakanya, dia berani menangkis golok pusaka tersebut hanya menggunakan kantong kulit kecil itu, sudah pasti ada sesuatu, Apabila kantong kulit kecil itu tersobek, tentunya dia akan menggunakan racun untuk mencelakai Lu Leng! Karena itu, Lu Leng cepat-cepat menarik kembali golok pusakanya sambil mundur! iblis Hijau Yo Sai Hoan berteriak aneh sambil terus mengejar Lu Leng, Kantong kulit kecil itu menderu-deru bersuara.

   Lu Leng tahu ia tidak boleh tersentuh oleh kantong kulit itu, langsung ia menghimpun hawa murninya serta mencelat mundur beberapa depa jauhnya, Tiba-tiba terdengar suara "Bum!"

   Bangsal itu roboh! Hal ini sangat mengejutkan anak buah Liok Ci Khim Mo yang ada disana, Beberapa kali Lu Leng memasuki Ci Cun Kiong, namun ia berhasil meloloskan diri, maka Lu Leng dianggap sebagai musuh besar pihak Ci Cun Kiong, Siapa yang berhasil menangkapnya dalam keadaan mati atau hidup, akan memperoleh hadiah besar! Karena itu begitu melihat Lu Leng, orang-orang yang baru muncul itupun langsung mengepungnya! Ketika melihat banyak orang muncul, padahal tempat itu amat dekat istana Ci Cun Kiong, maka Lu Leng berpikir dalam hati, kalau ia bertarung terlalu lama maka ia akan semakin sulit untuk meloloskan diri, Saat belasan orang itu mengepungnya, diapun mengeluarkan siulan panjang, lalu 2333 mencelat ke atas dua tiga depa tinggi nya.

   pandangan belasan orang yang mengepungnya jadi kabur mendadak, sebab Lu Leng hilang entah kemana, Ketika mereka mendongakkan kepala, mereka jadi tertegun karena sudah berada di udara.

   Di saat belasan orang itu tertegun, terdengarlah suara iblis Hijau Yo Sai Hoan, Tangannya yang membawa kantong kulit kecil itu menerjang ke arah belasan orang tersebut Belasan orang itu tidak tahu akan kelihayan iblis Hijau Yo Sai Hoan, lagi pula mereka tidak mengenalnya, kawan atau lawan masih belum tahu jelas.

   Mereka melihatnya menerjang dengan membawa kantong kulit kecil, hal ini membuat belasan orang itu mengiranya adalah musuh, sehingga beberapa orang langsung menyerangnya dengan pedang dan golok.

   "Serrt! Serrrt! Serrrt!"

   Kantong kulit kecil itu tersobek.

   Terlihat asap tipis menerjang keluar, asap tipis itu beraneka warna, sungguh indah sekali! Mereka semua tidak tahu akan kelihayan asap tipis beraneka warna itu, sebaliknya mereka malah bertepuk tangan sambil bersorak riang gembira, menganggap asap tipis beraneka warna itu sebagai barang mainan.

   Beberapa orang diantaranya masih memandang Lu Leng yang berada di udara.

   Lu Leng yang masih berada di udara, tahu jelas asap tipis beraneka warna itu pasti merupakan racun yang amat ganas dan mereka yang bersorak sorai itu pasti tiada satupun yang bisa hidup! Lu Leng tidak berani merosot turun di tempat itu, terpaksa ia berjungkir balik melayang turun di tempat lain, Terdengar iblis Hijau Yo Sai Hoan berteriak-teriak, bergerak bagaikan angin puyuh mengejar Lu Leng, Di belakang iblis Hijau Yo Sai Hoan juga terdengar suara teriakan, ternyata belasan orang itupun ikut mengejar Lu Leng, namun beberapa langkah kemudian, terdengar pula suara jeritan yang menyayat hati.

   Satu persatu mereka roboh di tanah, mereka mati secara mengenaskan! Lu Leng tertegun menyaksikan itu, namun ia melihat iblis Hijau Yo Sai Hoan mengejarnya.

   Dia Pikir kalau saat ini turun tangan membunuh iblis Hijau itu, tentu akan memancing orang-orang istana Ci Cun Kiong kemari, lebih baik memancing iblis Hijau Yo Sai Hoan ke tempat lain! Setelah berpikir demikian, diapun mencelat ke belakang beberapa depa, menuding iblis Hijau itu seraya membentak "lblis Hijau, ketika berada di gunung Gobi San, aku kurang waspada sehingga terkena racun kalian! Dulu kalian pernah lolos dari tangan Sucouku, kali ini jangan harap bisa lolos dari tanganku!"

   Betapa gusarnya iblis Hijau Yo Sai Hoan, wajahnya berubah hijau membesi dan sepasang matapun membara penuh hawa membunuh.

   Dia tidak banyak bicara, hanya berteriak aneh lalu menerjang ke arah Lu Leng, Di saat menerjang, tangan iblis Hijau Yo Sai Hoanpun dikibaskan ke depan, seketika tampak asap kuning meluncur ke arah Lu Leng bagaikan segulung awan kuning! Lu Leng memang sudah siap.

   Begitu iblis Hijau Yo Sai Hoan menerjang, dia pun segera mencelat ke belakang sehingga terhindar dari terjangan itu! Hal ini membuat iblis Hijau Yo Sai Hoan semakin gusar, kembali ia berteriak aneh sambil menerjang ke arah Lu Leng sekaligus menyebarkan racun yang berwarna-warni, kelihatan indah sekali.

   Lu Leng membalikkan badannya, kemudian melesat pergi.

   Dia tahu iblis Hijau Yo Sai Hoan amat membencinya, tentunya iblis Hijau itu akan terus menerus menyebarkan racun ke arahnya, dan lama kelamaan racun yang dibawa iblis Hijau akan habis, sedangkan Lu Leng terus memancingnya ke tempat lain, agak jauh dari istana Ci Cun Kiong, Selain jauh dari istana Ci Cun Kiong, racun yang dibawa iblis Hijau Yo Sai Hoanpun akan habis, saat itulah Lu Leng akan menghabiskannya! Lu Leng terus melesat ke depan.

   sedangkan iblis Hijau Yo Sai Hoanpun terus mengejarnya sambil berteriak-teriak aneh, sepasang tangannyapun dikibaskan ke arah Lu Leng menggunakan racun.

   Akan tetapi, dia tetap tidak berhasil menyusul Lu Leng, Kedua orang yang satu di depan, yang lain di belakang, sudah melesat pergi tiga empat puluh mil, Lu Leng menoleh melihat ke belakang, tampak iblis Hijau Yo Sai Hoan masih terus mengejarnya, namun ia sudah tidak menyebarkan racun lagi.

   Mendadak Lu Leng berhenti sambil membalikkan badannya sekaligus mengayunkan golok pusakanya.

   Saat itu iblis Hijau-Yo Sai Hoan terus menguntit Lu Leng dengan kecepatan yang tidak terkira, sehingga jarak mereka semakin dekat Begitu Lu Leng berhenti sekaligus menyerang, maka serangan itu tepat mengarah pada badan Yo Sai Hoan.

   Buru-buru iblis Hijau-Yo Sai Hoan menghentikan langkahnya, tapi...

   srrr! golok pusaka di tangan Lu Leng tetap berhasil merobek pakaiannya.

   Apabila iblis Hijau-Yo Sai Hoan tidak berhenti tepat pada waktunya, niscaya badannya akan tersambar golok pusaka tersebut! Ketika melihat iblis Hijau-Yo Sai Hoan masih berhasil menghentikan langkahnya, Lu Leng merasa kagum juga dalam 2336 hati, Dia maju selangkah sambil menyerang dengan jurus It Ci Keng Thian (Satu Jari Mengejutkan Langit), ternyata dia menggunakan tangan kiri, Saat ini jarak mereka hanya dua tiga depa, terdengar suara seperti ledakan.

   "Bum!"

   Angin serangan yang amat dahsyat mengarah iblis HijauYo Sai Hoan, iblis Hijau itu berteriak aneh, badannya sempoyongan ke belakang, darah segar menyembur keluar dari mulutnya, Saat itu juga tampak tangan kiri iblis Hijau-Yo Sai Hoan dikibaskan ke depan, seketika terlihat asap yang kemerah-merahan menyambar ke arah kepala Lu Leng, Bukan main terkejutnya Lu Leng, cepat-cepat ia mencelat ke belakang, saking cepat justru membawa angin, sehingga asap yang kemerah-merahan itu terbawa angin mengejarnya! Lu Leng ingin menutup pernafasannya, tetapi...

   terlambat! ia mencium bau aneh yang membuatnya nyaris terkulai seketika! Buru- buru ditancapkannya golok usaka ke tanah untuk menahan dirinya, dia berhasil dan mendongakkan kepala melihat keadaan iblis Hijau- Yo Sai Hoan.

   Tampak iblis Hijau-Yo Sai Hoan sudah tergeletak di tanah, nafasnyapun sudah memburu.

   Lu Leng tahu serangannya tadi berhasil melukai iblis HijauYo Sai Hoan, kecuali dia telah berhasil melatih ilmu Kim Kong Put Hwai, barulah dia dapat bertahan! Kalau tidak, saat ini sebelah kakinya pasti sudah menginjak ke pintu akhirat! Tetapi dirinyapun tidak luput dari bahaya karena diapun sudah terkena racun.

   Lu Leng tersenyum getir, dia berusaha berjalan perlahan-Iahan mendekati iblis Hijau-Yo Sai Hoan, begitu sampai dihadapannya ia langsung membentak 2337 Bagian 54

   "Cepat serahkan obat penawar!"

   Badan iblis Hijau-Yo Sai Hoan bergerak sedikit, kelihatannya ingin bangkit berdiri, namun tidak berhasil, iblis Hijau-Yo Sai Hoan menatap Lu Leng, kemudian tertawa gelak seraya menyahut terputus-putus.

   "0bat... penawar? Kau... kau bermimpi!"

   Sesungguhnya Lu Leng tahu tiada gunanya bertanya, jawaban iblis Hijau-Yo Sai Hoanpun telah diduga sebelumnya, Mendadak badan Lu Leng sempoyongan termundur-mundur beberapa langkah.

   Kalau tidak ditahan dengan golok pusaka, dari tadi dia sudah roboh! Pada saat bersamaan, diapun merasa sepasang tangan dan kakinya kesemutan.

   Terdengar iblis Hijau-Yo Sai Hoan tertawa ter-kekeh-kekeh, lalu berkata tersendat-sendat "Sepasang...

   tangan dan kakimu, sudah...

   sudah merasa kesemutan kan? Kau...

   kau telah terkena racun penghancur tulang! Rasa itu...

   akan menjalar sampai ke bagian dada, kemudian,., kau...

   kau akan mati berubah jadi...

   segumpal cairan darah...."

   Lu Leng berusaha membentak keras.

   "Diam!"

   Iblis Hijau-Yo Sai Hoan masih tertawa terkekeh-kekeh.

   "Di kolong langit ini... tiada... seorangpun yang... dapat menolongmu!"

   Sementara Lu Leng merasa kesemutan itu mulai menjalar, mendadak iblis Hijau-Yo Sai Hoan tertawa gelak, lalu tenggorokannya mengeluarkan suara.

   "Krek!"

   Badannya bergoyang beberapa kali, setelah itu diam dan tidak bersuara lagi! Ternyata iblis Hijau-Yo Sai Hoan sudah binasa, Melihat itu Lu Leng merasa puas dalam hati! Mendadak ia teringat, bahwa dirinya sendiri juga tidak akan luput dari kematian, bahkan akan mati secara mengenaskan itu membuatnya tidak bisa tertawa.

   Lu Leng terus berusaha berdiri, agar badannya tidak roboh, Namun rasa kesemutan itu semakin menjalar ia sudah tidak kuat bertahan, akhirnya roboh juga di tanah.

   sementara Sang Surya mulai condong ke barat, membuat pemandangan di tempat itu amat indah sekali! Akan tetapi sekujur badan Lu Leng kini sudah tidak bisa bergerak! Lu Leng menyaksikan pemandangan yang amat indah itu, kemudian menghela nafas panjang, setelah itu diapun memejamkan matanya, Semua kejadian lampau bagaikan asap, namun masih bermunculan di pelupuk matanya, tanpa sadar diapun menyebut nama Tam Goat Hua perlahan-lahan....

   Sayang saat ini Tam Goat Hua tidak berada di sekitar situ, sehingga ia tidak mengetahui keadaan Lu Leng.

   Ternyata ketika Tam Goat Hua dan Toan Bok Ang meninggalkan Lu Leng, mereka berdua menuju ke depan 2339 tanpa tujuan, sepanjang jalan, kedua gadis itu sama sekali tidak mengeluarkan suara, malam harinya, barulah Toan Bok Ang berkata.

   "Kakak Tam, aku takut akan berpisah denganmu!"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Tam Goat Hua manggut-manggut seraya menyahut.

   "Perpisahan di kolong langit ini adalah wajar!"

   Ketika Tam Goat Hua berkata demikian, teringat pula akan nasibnya yang malang, air matapun meleleh tak terbendung! Melihat Tam Goat Hua bersedih, Toan Bok Ang berusaha menghibur "Kakak Tam, kita semua adalah orang yang bernasib malang, juga pernah ingin mati! Tapi justru menyadari tidak bisa mati begini saja! Kakak Tam, jangan menangis lagi!"

   Tam Goat Hua menyeka air matanya.

   "Adik Toan, kau benar, kita memang tidak harus berduka lagi! Tapi begitu teringat, hati tidak terluput dari rasa duka!"

   Toan Bok Ang menghela nafas panjang. Tam Goat Hua bertanya.

   "Adik Toan, kau mau ke mana?"

   Toan Bok Ang menyahut "Kini setelah kupikirkan, benar juga apa yang dikatakan guruku, aku tahu maksud guruku! Kalau aku tidak mati, hatiku pasti akan mengerti!"

   Tam Goat Hua manggut-manggut "Karena itu, kau ingin pergi mencari gurumu?"

   Toan Bok Ang mengangguk "Ya!"

   Tam Goat Hua berkata.

   "Bumi begitu luas, ke mana kau mencari beliau?"

   Mata Toan Bok Ang mulai bersimbah air, sahut-nya.

   "Guru amat baik terhadapku, aku percaya beliau pasti menungguku di rimba itu dimana kami berpisah disitu! Kakak Tam, kau mau ikut aku ke sana?"

   Tam Goat Hua berpiki sejenak, kemudian menggelengkan kepala.

   "Aku tidak mau kesana!"

   Toan Bok Ang menggenggam tangan Tam Goat Hua erat-erat, kelihatannya merasa berat sekali berpisah dengannya, Berselang sesaat, barulah ia berkata.

   "Jaga dirimu baik-baik!"

   Usai berkata Toan Bok Angpun melesat pergi, tak lama sudah hilang di tempat yang gelap.

   Setelah Toan Bok Ang pergi, Tam Goat Hua masih berdiri termangu-mangu di tempati Dia pikir Toan Bok Ang bernasib malang, namun masih punya seorang guru yang bisa dicari! Namun dirinya sen-diri? Walau masih punya orang tua, saudara dan orang yang dicintai, bahkan juga punya orang yang mencintainya, tapi dia justru tidak ingin bertemu seorangpun di antara mereka! Lebih baik seorang diri, berkelana kemana-mana, Di malam yang gelap itu dia terus berjalan seorang diri hingga pagi hari, setelah embun membasahi rambutnya, barulah dia beristirahat sejenak di atas pohon, Setelah pulas sebentar, diapun meloncat turun dari pohon untuk melanjutkan perjalanan lagi, Tiba di sebuah kota kecil, dia sarapan dan menyiapkan sedikit makanan kering, untuk bekal diperjalanan, Malam harinya, ketika berjalan-jalan di tempat yang gelap, mendadak ia teringat pada Lu Leng yang sedang menuju ke gunung Gobi San mencari Tiat Sin Ong, entah sudah bertemu atau beluro, ia juga tidak tahu apakah Tiat Sin Ong bersedia menyerahkan Panah Bulu Api kepadanya atau tidak? Walau tidak ingin menemui Lu Leng lagi, namun mengenai Panah Bulu Api itu ia tidak bisa meng-abaikannya begitu saja, sebab kalau tidak berhasil memperoleh Panah Bulu Api tersebut, sudah jelas mereka tidak dapat membasmi Liok Ci Khim Mo! Padahal yang membuat dirinya mengalami hal yang amat memalukan itu adalah perbuatan Liok Ci Khim Mo, maka dendam itu harus dibalas! Karena berpikir begitu, maka Tam Goat Hua mengambil keputusan untuk berangkat ke gunung Gobi San! ia tidak ingin berjumpa dengan Lu Leng, ia hanya ingin menemui Tiat Sin 2342 Ong saja, Apabila Tiat Sin Ong tidak bersedia memberitahukan atau menyerahkan Panah Bulu Api itu, maka dia akan memohon pada orang tua tersebut! Berhubung tidak ingin bertemu Lu Leng, maka Tam Goat Hua menempuh jalan yang sepi menuju ke arah gunung Gobi San, sesungguhnya percuma dia menempuh jalan yang sepi, sebab Lu Leng sudah menempuh hampir tiga ratus mil.

   Kalaupun Tam Goat Hua menempuh jalan besar, itupun belum tentu mereka akan bertemu.

   sebaliknya apabila dia menempuh jalan besar, justru akan bertemu iblis Merah dan iblis Hijau yang membawa Lu Leng dalam keadaan terpantek di balok, Apabila melihat Lu Leng dalam keadaan begitu, sudah pasti Tam Goat Hua akan turun tangan meno-longnya, dan berdasarkan kecerdasannya dia pasti berhasil menolong Lu Leng, Tam Goat Hua terus melakukan perjalanan siang malam, sepuluh hari kemudian dia sudah berada di bawah Cing Yun Ling, yang membuat hatinya amat berduka sekali! Setelah termenung sesaat, barulah dia naik ke atas Cin Yun Ling, padahal baru dua hari yang lalu Lu Leng meninggalkan tempat itu.

   Ketika Tam Goat Hua tiba di Cing Yun Ling, masih terdapat beberapa orang yang siap meninggalkan tempat itu.

   Tam Goat Hua segera turun tangan menangkap mereka, untuk mencari tahu apa yang terjadi, barulah ia tahu bahwa dua hari yang lalu, Lu Leng pernah datang di tempat itu, bahkan juga tahu tentang iblis Merah-Ban Khong dan iblis Hijau-Yo Sai Hoan.

   Gadis itu tahu siapa kedua iblis itu, apabila Lu Leng bertemu mereka berdua, sudah pasti akan celakai Oleh karena itu, Tam Goat Hua segera menuju ke tempat tinggal Tiat Sin 0ng.

   Ketika hari mulai malam sampailah dia di sekitar tempat 2343 yang dituju, Tampak dua ekor monyet berbulu perak berkelebat kehadapannya, Begitu melihat gadis itu, kedua ekor monyet berbulu perakpun berjingkrak gembira, Tam Goat membelai-belai kedua ekor monyet berbulu perak itu, lalu menuju ke depan, tampak Tiat Sin Ong duduk di kursi batu, Tam Goat Hua segera memberi hormat dan memanggil orang tua itu.

   "Tiat Locianpwee!"

   Akan tetapi, Tiat Sin Ong tetap memejamkan matanya, bahkan juga tidak bersuara, Tam Goat Hua berpikir, Tiat Sin Ong memang ingin hidup tenang, mungkin tidak suka akan kedatangannya yang mengganggu.

   Saat ini, Tiat Sin Ong sedang bersamedi, bagaimana mungkin membangunkannya? Setelah memanggil beberapa kali, Tiat Sin Ong tetap tidak menyahut, maka Tam Goat Hua tidak memanggilnya lagi.

   Dia bermain dengan kedua ekor monyet berbulu perak hingga hari mulai gelap, Tiat Sin Ong tetap duduk tak bergerak di tempat, menyaksikan itu.

   Tam Goat Huapun memberanikan diri untuk meraba hidungnya, ternyata masih bernafas, Tam Goat Hua memanggilnya beberapa kali, namun Tiat Sin Ong tetap tidak bergerak Akhirnya Tam Goat Hua terpaksa duduk di atas batu lain, Tak lama kemudian iapun tertidur pulas karena terlalu capai dalam perjalanan Ketika tengah malam, mendadak Tam Goat Hua terbangun karena mendengar suara-suara aneh! setelah ia mendengar dengan lebih seksama iapun makin heran sekaligus ngeri, karena suara itu begitu memilukan, dan seperti latihan ilmu sesat.

   Namun iapun sadar bahwa ia bersama Tiat Sin Ong 2344 yang membuatnya menjadi lega dan tidak terlalu khawatir lagi.

   Sembari berpikir, Tam Goat Huapun menengok ke arah Tiat Sin Ong yang masih duduk bersamedi.

   Begitu menengok, Tam Goat Hua jadi tertegun Ternyata kedua ekor monyet berbulu perak berlutut di hadapan Tiat Sin Ong, suara yang memilukan itu justru keluar dari mulut kedua ekor monyet berbulu perak, Tam Goat Hua tahu kedua ekor monyet berbulu perak memiliki perasaan yang amat tajam, tanpa sebab tidak mungkin mereka mengeluarkan suara yang amat memilukan itu! Apakah telah terjadi sesuatu atas diri Tiat Sin Ong? Gadis itu segera meloncat ke arah Tiat Sin Ong, sesampai di hadapan orang tua itu Tam Goat Hua memandang dengan penuh perhatian Terlihat olehnya wajah Tiat Sin Ong yang berwarna kemerah-merahan dan sangat aneh! Begitu melihat warna itu, bukan main terkejutnya Tam Goat Hua, karena warna itu merupakan suatu cahaya terakhir! Tam Goat Hua segera memanggil "Tiat Locianpwee! Tiat Locianpwee!"

   "Perlahan-lahan Tiat Sin Ong membuka sepasang matanya, lalu berkata.

   "Kau lagi? Mau apa kau kemari?"

   Suara Tiat Sin Ong amat lemah dan lirih, Kalau tidak mendengar dengan penuh perhatian, sudah pasti tidak akan terdengar dengan jelas! Tam Goat Hua segera bertanya.

   "Tiat Locianpwee, bagaimana keadaanmu?"

   Wajah Tiat Sin Ong tampak tenang sekali, sebaliknya Tam Goat Hua malah mengucurkan air mata, Tiat Sin Ong memandangnya sambil tersenyum seraya berkata.

   "Gadis bodoh! Mengapa menangis? Manusia bagaikan sebuah pelita, kalau minyak sudah habis, tentunya akan padam! Di dunia ini mana ada manusia yang tidak mati? Sudah tiga hari tiga malam aku tidak makan dan tidak bergerak! Saat ini hanya karena Lweekangku amat tinggi maka aku masih bisa bertahan serta tidak cepat mati!"

   Tam Goat Hua menyeka air matanya lalu bertanya.

   "Tiat Locianpwee sudah bertemu Lu Leng?"

   Wajah Tiat Sin Ong tampak tertegun, ia balik bertanya.

   "

   Siapa maksudmu?"

   Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua, ia segera menjelaskan "Lu Leng adalah cucu murid Beng Tu Lojin, dia adalah pemuda ganteng berusia sekitar dua puluh tahun! Apakah dia tidak bertemu Locianpwee?"

   Tiat Sin Ong menggeleng-gelengkan kepala.

   "Tidak! Selain kau, aku tidak pernah bertemu orang ke dua!"

   Tam Goat Hua amat gugup.

   "Hah? Kalau begitu dia ke mana?"

   Tiat Sin Ong tidak menyahut.

   Tam Goat Hua mendongakkan kepala dan memandangnya, namun Tiat Sin Ong sudah mulai memejamkan matanya, Tam Goat Hua jadi berpikir, jangan-jangan telah terjadi sesuatu yang tak diinginkan terhadap Lu Leng.

   Tapi ketika ia melihat keadaan Tiat Sin Ong, hatinya bertambah gugup dan panik! Karena di kolong langit ini, hanya Tiat Sin Ong seorang yang tahu jejak Panah Bulu Api.

   Kalau sampai Tiat Sin Ong mati, maka jejak Panah Bulu Api akan hilang begitu saja, tanpa ada seorangpun yang mengetahui nya.

   Karena itu dia tidak memikirkan lagi apa yang terjadi atas diri Lu Leng, cepat-cepat ia berkata kepada Tiat Sin Ong.

   "Tiat Locianpwee, cepat buka mata, aku ingin menanyakan sesuatu yang amat penting!"

   Walau Tam Goat Hua memanggil berulang kali, namun Tiat Sin Ong tidak memperlihatkan reaksi apapun sehingga membuat gadis itu mulai putus asa! Tetapi mendadak Tiat Sin Ong membuka matanya.

   "Kau ingin bertanya apa padaku?"

   Tam Goat Hua segera menyahut.

   "Panah Bulu Api! Tiat Locianpwee, Panah Bulu Api berada di mana?"

   Mendadak wajah Tiat Sin Ong tampak berseri-seri, sahutnya.

   "Apakah kakek luarmu... yang menyuruhmu bertanya padaku? Dulu.,, aku... aku bergurau... dengannya...."

   Tiat Sin Ong tahu, Mo Liong Seh Sih adalah kakek dari ibu Tam Goat Hua, namun orang tua itu tidak tahu bahwa Mo Liong Seh Sih telah membunuh diri di makam isterinya demi Panah Bulu Api tersebut! Ketika mendengar suara Tiat Sin Ong makin lama makin perlahan dan lirih, Tam Goat Hua segera berkata.

   "Tiat Locianpwee, cepat beritahukan!"

   Tiat Sin Ong memberitahukan "

   Setelah aku merasa bosan, maka kuberikan kepada... orang lain!"

   Mendengar itu, Tam Goat Hua nyaris menangis.

   "Diberikan kepada siapa?"

   Tiat Sin Ong menyahut dengan suara yang hampir tidak terdengar lagi "Kuberikan... kepada... tua bangka,., Thian Sun.,,!"

   Usai berkata begitu, Tiat Sin Ongpun menghembuskan nafasnya yang terakhir, sudah tidak bernafas lagi.

   Kedua ekor monyet berbulu perak yang tadi sudah berhenti mengeluarkan suara rintihan, begitu melihat nafas Tian Sin Ong putus, mulai mengeluarkan suara rintihan yang amat memilukan.

   Terus menerus mereka bersujud di hadapan jenazah Tiat Sin Ong dengan air mata bercucuran! Setelah itu, kedua ekor monyet berbulu perak menggotong mayat Tiat Sin 2348 0ng.

   Mereka memandang Tam Goat Hua sambil mengeluarkan suara rintihan beberapa kali, lalu melesat ke dalam hutan Tam Goat Hua tahu bahwa kedua ekor monyet berbulu perak itu akan mengubur kan Tiat Sin Ong di suatu tempat, dia berdiri termangu-mangu disitu.

   Lama sekali barulah menghela nafas panjang sambil berpikir Ketujuh batang Panah Bulu Api diberikan kepada tua bangka Thian Sun.

   Yang dimaksudkan tua bangka Thian Sun, tentunya adalah Thian Sun Sianjin yang berdiam di gunung Tiang Pek San! * * * * Bab 110 Dulu ketika Beng Tu Lojin meninggal, Thian Sun Sianjin juga melawat ke gunung Gobi San, namun ia tidak pernah kembali ke gunung Tiang Pek San.

   Hal ini merupakan suatu teka teki dalam rimba persilatan Hingga ketika Lu Leng terdampar di pulau Hek Ciok To dan melihat tulisan peninggalan Tian Sun Sianjin, barulah ketahuan bahwa Thian Sun Sianjin dan Pian Liong Sian Po, bertarung di pulau itu, Akhirnya mereka berdua mati bersama disana, dan teka teki tersebut terungkap, namun dimana adanya ketujuh batang Panah Bulu Api, masih tiada seorangpun yang mengetahui nya? Karena Tiat Sin Ong telah memberikan ketujuh batang Panah Bulu Api kepada Thian Sun Sianjin, maka hanya Thian Sun Sianjin seorang yang tahu dimana adanya ketujuh batang Panah Bulu Api tersebut, tapi sayang sekali Thian Sun Sianjin justru telah meninggal! Seandainya ketujuh batang Panah Api berada pada murid Tiang Pek Pay, sedangkan murid Tiang Pek Pay sangat lemah dan tidak dapat menjaganya, berarti sudah direbut oleh orang lain dan tidak akan berada di gunung Tiang Pek San.

   Hanya ada satu kemungkinan yakni Thian Sun Sianjin membawa serta ketujuh batang Panah Bulu Api ke pulau Hek Ciok To! Tetapi, Lu Leng pernah tinggal di pulau tersebut selama tiga tahun, bagaimana mungkin ia tidak menemukan ketujuh batang Panah Bulu Api itu? Berpikir sampai disitu, hati Tam Goat Hua menjadi dingin ia betul-betul putus asa! Setelah berpikir sejenak, barulah Tam Goat Hua meninggalkan tempat itu sekaligus meninggalkan gunung Gobi San.

   Sepanjang jalan, Tam Goat Hua kembali berpikir Setelah menerima ketujuh batang Panah BuIu Api, Thian Sun Sianjin lalu menggunakannya untuk apa? Tidak seharusnya Thian Sun Sianjin menerima ketujuh batang Panah Bulu Api itu! Setelah meninggalkan gunung Gobi San, pada hari ke dua menjelang petang barulah Tam Goat Hua teringat pada Lu Leng.

   Lu Leng belum bertemu Tiat Sin Ong, apakah mungkin telah terjadi sesuatu atas dirinya? Mungkin bertemu iblis Merah dan iblis Hijau! Berpikir sampai disitu, Tam Goat Huapun cepat-cepat melanjutkan perjalanannya.

   Keluar dari gunung Gobi San, Tam Goat Hua bertemu sekelompok kaum rimba persilatan yang ingin pergi ke Cing Yun Ling.

   Tam Goat Hua tidak bertarung dengan mereka, S ia hanya bertanya pada mereka mengenai iblis Merah-Ban Khong dan iblis Hijau-Yo Sai Hoan, barulah ia tahu bahwa Lu Leng telah ditangkap oleh kedua iblis itu, dipantek pada sebuah balok besar dan dibawa ke istana Ci Cun Kiong sebagai hadiah untuk Liok Ci Khim Mo! Mendengar itu, Tam Goat Hua langsung mengejar dengan hati tercekam dan amat cemas! Sayang sekali perjalanannya terpaut tiga hari dengan iblis Merah dan iblis Hijau, mungkinkah Tam Goat Hua tidak berhasil mengejar mereka.,.?! Sementara itu, Lu Leng masih tergeletak di tanah sama sekali tidak bisa bergerak, haripun dengan perlahan-lahan berubah menjadi hitam karena tertutup oleh awan mendung.

   Tak lama haripun mulai gelap, awan mendung mulai sirna, Lu Leng yang tergeletak di tanah terus memandang ke arah langit Tampak bintang-bintang mulai bermunculan.

   Saat ini, dia sudah tidak tahu apa yang disebut kedukaan, ia hanya merasakan hampa dan merana saja! Dia tergeletak seorang diri disitu selama hampir tiga jam, alam di sekitarnya terasa amat sunyi dan sepi, Semula, ketika teringat dirinya akan mati secara mengenaskan hatinya merasa berduka sekali! Namun lewat tiga jam kemudian, sekujur badannya sudah kesemutan, dan menimbulkan suatu rasa malas dalam hatinya, ia ingin tidur seketika agar tidak bangun lagi! sekarang dia tidak merasa berduka maupun menderita lagi, walau masih ada rasa penasaran dalam pikirannya, yaitu belum membasmi Liok Ci Khim Mo dan dendam kedua orang tuanya masih belum terbalas! Malam semakin larut.

   Ketika menjelang tengah malam, selain merasa jantungnya masih berdetak, ia sudah tidak merasakan yang lain, sedangkan bintang-bintang di langit masih gemerlapan, betapa indahnya bintang-bintang itu! Lu Leng justru memejamkan mata, ia tidak mau memandang bintang-bintang di langit itu! Tanpa sadar, dari kedua matanya mengalir air mata, diam-diam menghela nafas 2351 panjang dalam hati.

   Perlahan-lahan kesadarannya mulai kabur, dan ber-angsur-angsur jadi setengah pingsan.

   Walau demikian dia masih dapat berpikir! Aku sudah hampir mati! Aku akan segera meninggalkan dunia....

   Setiap manusia memang harus mati, tidak akan terlepas dari malaikat maut! Karena itu, Lu Leng berharap ajal cepat-cepat datang menjemputnya! Saat ini rasa kesemutan sudah mendekati bagian dadanya, dalam keadaan setengah pingsan Lu Leng masih merasa jantungnya berdetak, pertanda dia belum mati, Dia sendiripun tidak tahu entah berapa lama kemudian sayup-sayup terdengar suara ayam berkokok Ketika mendengar suara kokok ayam itu, Lu Lengpun merasa heran dalam hati, Apakah hari sudah terang? Dirinya masih hidup atau sudah berada di alam baka, dan di sana juga ada ayam yang berkokok? Lu Leng berusaha membuka matanya, namun ia segera memejamkannya kembali karena silau oleh sorot matahari ia tertegun karena dirinya masih belum mati dan tidak berubah menjadi segumpal darah walau sudah menderita semalaman Lu Leng memikirkan beberapa kemungkinan namun tidak terpikirkan suatu kemungkinan yang masuk akal kecuali satu, yaitu dia mungkin tidak akan mati! Timbullah sedikit harapan di dalam hatinya, semangatnya menjadi bangkit lagi, ia berusaha membuka sepasang matanya, Terlihat olehnya segala sesuatu yang ada di sekitarnya tetap seperti biasa, cuacapun amat bagus! Lu Leng menarik nafas dalam-dalam beberapa kali, badannya tetap tidak bisa bergerak .

   Tanpa terasa seharipun sudah lewat, hari berubah menjadi gelap dengan perlahan-lahan, sedangkan Lu Leng belum kehilangan seluruh kesadarannya, Dia memang belum mati dan hanya bagian dada yang tidak merasa kesemutan, 2352 sedangkan sekujur badannya sama sekali tidak bisa bergerak! Tidak mati dan tidak hidup tergeletak di tanah.

   Diam- diam Lu Leng menarik nafas.

   Kalau begini terus, hanya akan semakin menderita saja, padahal akhirnya juga akan mati! Ketika mulai larut malam, mendadak terdengar suara lolongan srigala di kejauhan.

   Lu Leng mendengar dengan penuh pehatian, namun lolongan itu berangsur-angsur hilang dengan sendirinya.

   Dia segera menoleh, tak jauh dari tempatnya masih tetap tergeletak mayat iblis Hijau-Yo Sai Hoan.

   Lu Leng menarik nafas dalam-dalam, dalam hati ia tahu kalaupun di sekitar tempat itu tiada srigala, namun dalam keadaan seperti ini pasti akan memancing kedatangan hewan-hewan tersebut Dia terus menunggu, tak lama kemudian, terdengar suara lirih di tempat yang tak begitu jauh, Lu Leng tertegun Ia memandang ke arah datangnya suara, di sana muncul dua buah titik cahaya terang, sedang menuju ke arahnya.

   Menyaksikan itu, dinginlah hati Lu Leng, memejamkan mata tak mau melihat lagi.

   Berselang sesaat, terdengar suara "Krek! Krek! Krek!"

   Seperti suara tulang hancur Lu Leng membuka matanya, tampak seekor srigala yang amat besar berada tak jauh dari tempatnya.

   Masih terdapat dua ekor srigala besar lain yang sudah melalap habis mayat iblis Hijau-Yo Sai Hoan, lalu mendekati Lu Leng, bahkan duduk disitu pula, Lu Leng tahu ketiga ekor srigala itu baru menyantap mayat iblis Hijau-Yo Sai Hoan, sudah pasti perut ketiga ekor binatang itu tidak begitu lapar lagi.

   Untuk sementara mereka tidak akan menyantap dirinya, Tetapi siapa tahu kapan ketiga ekor srigala itu akan menyantap Lu Leng? Dia ingin memejamkan matanya agar tidak melihat keadaan di sekitarnya, dan tidak mau berpikir apa yang akan terjadi Tapi yang terjadi adalah sebaliknya, ia menatap lekat-lekat pada 2353 ketiga binatang tersebut yang juga menatapnya dengan tajam.

   Selang beberapa saat, mendadak ketiga ekor srigala itu mengaung melolong panjang dan, seekor diantaranya langsung mencakar Lu Leng! Saat ini sekujur badan Lu Leng tidak bisa bergerak, tidak dapat melawan sama sekali! "Serrt!"

   Dada Lu Leng terasa sakit sekali, ternyata baju bagian dadanya telah tersobek, Bagian dada itupun telah tercakar sehingga mengucurkan darah.

   Lu Leng berkeluh dalam hati, Habislah aku kali ini! Mendadak di depan matanya muncul cahaya keperak-perakan, sedang ketiga ekor srigala itupun tiba-tiba mundur beberapa langkah.

   Lu Leng jadi tertegun, segera ia memandang ke sisinya.

   seketika dia bersorak kegirangan dalam hati, Kini baru ia mengerti, walau dirinya sudah terkena racun penghancur tulang namun masih dapat bertahan selama dua hari satu malam, ternyata karena benda itu! Benda yang memancarkan cahaya keperak-perakan itu tidak lain adalah sebuah mutiara.

   itu adalah mutiara Soat Hun Cu, pemberian Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   Perlu diketahui kegunaan Soat Hun Cu memang untuk memusnahkan segala macam racun.

   Lu Leng pernah menggunakan Soat Hun Cu untuk memusnahkan racun yang amat ganas, sehingga membuat Soat Hun Cu berubah menjadi hitam, Lu Leng menganggap Soat Hun Cu telah kehilangan kegunaannya, maka walau tetap disimpan di dalam baju, namun tidak pernah memperhatikannya, Ternyata Soat Hun Cu merupakan benda mustika yang istimewa yang tidak mungkin akan kehilangan kegunaannya! Hanya saja karena 2354 waktu itu terlampau banyak menghisap racun ganas, maka membutuhkan waktu untuk pulih seperti semula.

   Saat ini, di puncak Lian Hoa Hong, kedua ekor binatang beracun tidak berani mendekati Lu Leng, sesungguhnya bukan merupakan suatu keajaiban apa-apa, melainkan disebabkan oleh Soat Hun Cu tersebut ! Lu Leng sudah terkena racun penghancur tu!ang, seharusnya dia sudah mati, namun nyawanya masih panjang karena kebetulan mutiara Soat Hun Cu itu telah pulih kegunaannya.

   Kalau Lu Leng mengetahui hal ini sebelumnya, di saat badannya masih bisa bergerak pasti ia akan cepat-cepat menggunakan mutiara Soat Hun Cu untuk menghisap racun penghancur tulang sehingga racun tersebut akan punah dan diapun tidak usah tergeletak tak bergerak disitu, Lu Lengpun tidak teringat bahwa dia menyimpan mutiara Soat Hun Cu pada bagian dadanya, maka racun penghancur tulang tidak menjalar sampai ke-situ! Meskipun sekujur badannya tidak bisa bergerak, namun dia tidak akan mati! Saat ini, bajunya di bagian dada tersobek oleh srigala, barulah dia tahu.

   nyawanya tidak melayang disebabkan oleh mutiara Soat Hun Cu tersebut! Kebetulan mutiara Soat Hun Cu jatuh di bawah lengan kiri nya, ia merasa nyaman dan senang, karena sebentar lagi lengan kirinya pasti sudah bisa bergerak Tetapi ia melupakan ketiga ekor srigala itu yang menjadi marah akibat mutiara tersebut! Salah seekor melolong, lalu mendadak mencakar paha Lu Leng yang kakinya masih kesemutan, sehingga ia tidak merasa sakit sedikitpun walaupun pahanya mengucurkan darah! Bukan main gugupnya hati Lu Leng, kalau lengan 2355 kirinya masih belum bisa bergerak, kemungkinan besar dia akan mati di bawah cakaran srigala itu! Lu Leng berusaha agar lengan kirinya menindih mutiara Soat Hun Cu, dan...

   berhasil! Lengan kirinya terasa semakin nyaman, walau untuk sementara masih belum bisa bergerak, sedangkan kedua ekor srigala yang lain menyeringai memperlihatkan giginya yang panjang, kemudian menggigit kaki Lu Leng! Yang seekor lagi justru menerjang ke arah tenggorokannya, kali ini nyawa Lu Leng betul-betul berada di ujung tanduk, Di saat bersamaan mendadak dia merasa lengan kirinya sudah bisa bergerak, cepat-cepat dia mengangkat tangan kirinya sekaligus melancarkan sebuah pukulan ke arah srigala yang menerjang kearahnya! Srigala itu terpental dengan mulut mengucurkan darah, begitu roboh srigala itu pun binasa.

   Semangat Lu Leng bertambah, ia segera melancarkan dua pukulan ke arah kedua ekor srigala yang sedang menggigit kakinya, Mereka terpental oleh pukulan yang dilancarkan Lu Leng! Akan tetapi kedua ekor srigala itu tidak binasa, setelah terpental, malah bertambah ganas menerjang Lu Leng! Kini sebelah tangan Lu Leng sudah bisa bergerak ia tidak merasa takut lagi terhadap kedua ekor srigala itu.

   Salah seekor srigala sudah menerjang mendekati Lu Leng, namun Lu Leng langsung menjulurkan kelima jarinya mencengkeram kepala srigala itu! Kelima jari Lu Leng menembus kepala srigala tersebut.

   Tanpa mengeluarkan suara, srigala itu binasa seketika! setelah itu, Lu Lengpun bergerak cepat melancarkan sebuah pukulan ke arah srigala lain.

   "Plak!"

   Kepala srigala itu terpukuI, remuk seketika dan roboh binasa! Lu Leng menarik nafas lega, kemudian ia memungut 2356 mutiara Soat Hun Cu untuk digosok-gosokkan pada sekujur badannya sehingga sekujur badannya terasa nyaman sekali! Berselang beberapa saat kemudian sekujur badannya sudah bisa bergerak, Lu Leng segera menyimpan mutiara Soat Hun Cu lalu duduk bersila untuk menghimpun hawa murninya Keesokan harinya, wajah Lu Leng tampak segar, Ternyata dia sudah pulih seperti sediakala, Dia mengenang kembali kejadian dua hari yang lalu, sungguh menyerupai sebuah mimpi buruk! Lu Leng termenung sejenak, setelah itu barulah memungut golok pusakanya, Diapun berpikir, ketika berada di gunung Gobi San ia belum bertemu Tiat Sin Ong, sebaliknya malah bertemu iblis Merah dan iblis Hijau yang membuat nyawanya nyaris melayang, dan entah sudah berapa banyak waktu yang tersita disitu! Kini sesudah pulih ia harus segera kegunung Gobi San! Setelah mengambil keputusan tersebut, diapun segera berangkat menuju ke barat Ketika hari mulai petang, dia sudah sampai di sebuah kota kecil ia mampir di sebuah rumah makan, baru saja duduk ia sudah melihat Kiong Bu Hong bersama dua orang lain berjalan masuk.

   Lu Leng tidak takut pada Kiong Bu Hong, namun saat ini dia tidak mau menimbulkan masalah.

   Kebe-tulan dia duduk di sudut, segera ia menoleh ke tempat lain, sehingga Kiong Bu Hong tidak melihatnya, Setelah ketiga orang itu duduk, barulah Lu Leng melirik ke arah mereka, Ternyata Kiong Bu Hong bertiga sama sekali tidak memperhatikannya, lebih baik segera meninggalkan mereka! pikir Lu Leng, Ketika dia baru mau bangkit berdiri, terdengar salah seorang itu berkata dengan suara rendah.

   "Pemimpin Kiong, mengenai gadis liar Tam Goat Hua itu berdasarkan tenaga kita bertiga tentunya kita dapat melawan dia, tetapi mengapa pemimpin Kiong malah melepaskannya?"

   Mendengar itu hati Lu Leng tersentak Cepat-cepat ia pasang kuping untuk terus mendengar pembicaraan mereka, Terdengar Kiong Bu Hong tertawa gelak.

   "Kalian tahu apa? Tentunya aku punya alasan!"

   Kedua orang itu berkata serentak "Kami tahu pemimpin Kiong pasti punya alasan, harap menjelaskannya!"

   Kiong Bu Hong tertawa, setelah itu barulah menjelaskan.

   "Dengan tenaga kita bertiga, walau dapat melawannya, namun tahukah kalian? Tuan muda kita amat mencintainya! Kalaupun kita berhasil meringkusnya dan dibawa ke istana Ci Cun Kiong, dalam hati tuan muda pasti tidak akan senang! Meskipun Ci Cun tidak begitu puas terhadap tuan muda, tapi mereka tetap adalah ayah dan anak! Sudah pasti Ci Cun berpihak pada anaknya! Kalian mengerti?"

   Kedua orang itu tertawa"rtelak serta menyahut "Pemimpin Kiong sungguh cerdik!"

   Kiong Bu Hong berkata.

   "Ci Cun pasti akan mati! setelah dia mati, otomatis ilmu Pat Liong Thian Im akan diwariskan kepada tuan muda, maka mana boleh kita berbuat salah terhadapnya?"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Kedua orang itu berkata.

   "Kelihatannya Tam Goat Hua menuju ke istana Ci Cun Kiong, entah mau apa dia kesana ?"

   Ketika mereka membicarakan Tam Goat Hua, Lu Leng sudah terkejut dalam hati, Namun setelah mendengar pembicaraan mereka ia menjadi tahu bahwa mereka tidak bertarung dengan Tam Goat Hua, barulah Lu Leng berlega hati! Kini mendengar dari kedua orang itu bahwa Tam Goat Hua menuju ke istana Ci Cun Kiong, hatinyapun tersentak, ia terus mendengar dengan penuh perhatian Terdengar Kiong Bu Hong tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Aku sudah tahu mengapa dia ke istana Ci Cun Kiong!"

   Kedua orang itu segera bertanya.

   "Apakah... dia sudah bersedia menikah dengan tuan muda?"

   Kiong Bu Hong menyahut "Tentu bukan, seumur hidup dia tidak akan menikah dengan tuan muda!"

   Kedua orang itu kelihatan tidak mengerti, mereka bertanya lagi.

   "Kalau begitu, karena apa?"

   Kiong Bu Hong menyahut "Demi Bocah Lu Leng itu!"

   Ketika mendengar Kiong Bu Hong menyinggung namanya, hati Lu Leng langsung tegang, Kiong Bu Hong menambahkan "Tam Goat Hua pasti mendengar bahwa Lu Leng ditangkap oleh iblis Merah dan iblis Hijau, maka dia menuju ke istana Ci Cun Kiong untuk menolongnya! Dia justru tidak tahu aku telah menggunakan suatu siasat, membuat Lu Leng bertarung dengan kedua iblis itu! sedangkan Tam Goat Hua yang pergi ke istana Ci Cun Kiong, juga tidak tahu bahwa tuan muda telah dikurung oleh Ci Cun.

   Karena itu dia pasti akan celakai Apabila tuan muda tahu dia tidak bisa menyalahkan kita! Ha ha ha! siasat orang lain untuk seekor burung dengan mempergunakan tiga buah batu, tapi aku malah sebuah batu tiga ekor burung!"

   Seusai Kiong Bu Hong berbicara, kedua orang itu terus memuji nya.

   sebaliknya justru menggusarkan Lu Leng, bahkan amat mengejutkannya pula! Setelah berpikir sejenak, tangannya meraba gagang golok pusaka, dia bangkit berdiri lalu menghampiri Kiong Bu Hong, Kiong Bu Hong yang sedang merasa puas, sama sekali tidak menyadari akan keberadaan Lu Leng disisinya, Kiong Bu Hong mengira pelayan rumah makan biasa, yang segera dibentaknya.

   "Cepat ambilkan lagi seguci arak yang paling bagus!"

   Lu Leng menyahut dengan dingin.

   "Pemimpin Kiong, jangan terlampau banyak minum!"

   Walau Kiong Bu Hong licik dan banyak akal busuk namun begitu mendengar suara Lu Leng mendengung di telinganya, bukan main terkejutnya dia, sampai-sampai dia terlonjak dan langsung meloncat bangun dari kursinya, Lu Leng tertawa dingin.

   "Pemimpin Kiong, tidak perlu begini!"

   Saat ini, kedua orang yang bersama Kiong Bu Hong juga terkejut sekali ketika melihat kemunculan Lu Leng, ketika mereka berdua baru mau melancarkan serangan, Lu Lengpun tertawa dingin seraya membentak.

   "Siapa berani bergerak?"

   Kedua orang itu saling memandang, kemudian diam tak berani bergerak sama sekali sedangkan wajah Kiong Bu Hong sudah berubah kelabu, berkata terputus-putus.

   "Ternyata... adalah saudara Lu, kau... kau ingkar, tidak dapat dipercayai"

   Lu Leng bertanya dingin.

   "Siapa yang ingkar tidak dapat dipercaya?"

   Kiong Bu Hong menarik nafas dalam-dalam.

   "Aku dan kau sudah berjanji, aku menghendakimu membasmi kedua iblis itu!"

   Ternyata Kiong Bu Hong mengira kepandaian kedua iblis itu amat tinggi, walaupun Lu Leng memiliki ilmu Kim Kong Sin Ci tapi juga akan celaka ditangan kedua iblis itu! Karena itu ketika melihat Lu Leng berdiri di hadapannya tanpa kurang apapun, Kiong Bu Hong mengira Lu Leng tidak menepati janji.

   Kiong Bu Hong memang tidak tahu, apa yang diduganya tidak meleset Walau Lu Leng berhasil membasmi kedua iblis itu, tapi dirinya juga terkena racun aneh! Kalau tidak memiliki mutiara Soat Hun Cu, nyawa Lu Leng pasti sudah melayang! Lu Leng memberitahukan dengan dingin.

   "Tidak salah, iblis Merah-Ban Khong dan iblis Hijau-Yo Sai Hoan sudah mati di bawah tanganku!"

   Begitu mendengar kata-kata Lu Leng, Kiong Bu Hong bertambah terkejut dalam hati, ia bangkit berdiri dengan tubuh agak bergetar "Lu Siauhiap...

   sungguh merupakan pendekar muda yang gagah perkasa, aku kagum sekali! Kami...

   kami masih ada urusan lain, mau mohon pamit!"

   Ketika berkata, suara Kiong Bu Hongpun bergetar Usai berkata, dia segera berjalan pergi. Tetapi Lu Leng segera membentak keras.

   "Pemimpin Kiong! Kalau kau tahu gelagat, lebih baik duduk kembali !"

   Kiong Bu Hong tertawa getir "Lu Siauhiap....,"

   Lu Leng membentak Iagi.

   "Jangan banyak omong! Mau duduk kembali tidak?"

   Kiong Bu Hong tahu jelas kekuatan mereka bertiga, kalau terjadi pertarungan mungkin mereka bertiga bukan tandingan Lu Leng! Apa boleh buat, dia terpaksa duduk kembali. Lu Leng bertanya.

   "Dimana kalian bertiga bertemu nona Tam?"

   Kiong Bu Hong menyahut "Jaraknya kira-kira tujuh delapan mil dari sini!"

   Lu Leng bertanya lagi.

   "Betulkah dia menuju ke istana Ci Cun Kiong?"

   Kiong Bu Hong yang sudah tidak berani macam-macam menyahut dengan jujur "Kelihatannya memang menuju ke sana!"

   Lu Leng berpikir sejenak, kemudian berkata dengan dingin.

   "Pemimpin Kiong, kalau kau menghendakiku tidak turun tangan terhadapmu maka kau harus membawaku menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong!"

   Mendengar itu, wajah Kiong Bu Hong langsung berubah pucat pias dan berkata tersendat-sendat "Ini... ini... apabila Ci Cun mengetahuinya, apakah.,, tidak akan celaka?"

   Lu Leng tertawa panjang, kemudian mengangkat jari tengah tangan kanannya sekaligus mengerahkan tenaga Kim Kong Sin Ci, walau tidak dilancarkannya namun sudah amat mengejutkan! Setelah itu, dia berkata perlahan-lahan.

   "Pemimpin Kiong, tanya pada diri sendiri, apakah kau sanggup menahan serangan Kim Kong Sin Ciku?"

   Kiong Bu Hong tertegun, diapun memikirkan suatu akal, Kalau di tempat ini bertarung dengan Lu Leng, sudah pasti bukan tandingannya! Akhimya dia manggut-manggut seraya berkata.

   "Lu Siauhiap, tidak sulit bagiku membawamu ke dalam istana Ci Cun Kiong! Tapi sampai di sana, dirimu malah sulit selamat!"

   Lu Leng tahu bahwa amat berbahaya menyelinap ke dalam istana Ci Cun Kiong! Namun demi menolong Tam Goat Hua, maka ia harus pergi ke sana! Lu Lengpun berkata dengan dingin.

   "Sampai di istana Ci Cun Kiong, kalau terjadi sesuatu pada diriku, kaupun pasti mati dihadapanku!"

   Mendengar itu, diam-diam Kiong Bu Hong menarik nafas dingin, Mendadak Lu Leng membentak.

   "Ayoh, jalan!"

   Kiong Bu Hong dan kedua orang itu saling memandang lalu bangkit berdiri, ternyata kedua orang itu adalah orang kepercayaan Kiong Bu Hong.

   Ketika Kiong Bu Hong berdiri, Lu Leng segera menjulurkan tangannya mencengkeram nadi Kiong Bu Hong, sedangkan kedua orang itu sama sekali tidak berani berbuat apa-apa! Mereka berempat berjalan ke luar, sampai di luar pintu rumah makan tampak tiga ekor kuda di lambat kan disitu, Lu Leng dan Kiong Bu Hong menaiki seekor kuda, sedangkan kedua orang itu seorang seekor Setelah berada di punggung kuda-kuda itu, mereka segera memacu kuda-kuda itu berlari kencang menuju ke tempat dimana Kiong Bu Hong bertemu Tam Goat Hua.

   Berselang beberapa saat tibalah mereka di tempat tujuan, tetapi Tam Goat Hua sudah tidak berada disitu, Saat ini hari sudah menjelang senja, Lu Leng yang duduk di punggung kuda bersama Kiong Bu Hong dan tetap mencengkeram nadinya, berkata.

   "Cepat lanjutkan perjalanan!"

   Kiong Bu Hong menyahut "Lu Siauhiap, kita melanjutkan perjalanan ke istana Ci Cun Kiong, Kemungkinan besar Nona Tam sudah celaka di sana!"

   Mendengar itu betapa cemasnya hati Lu Leng, ia membentak dengan penuh kegusaran.

   "Kalau terjadi apa-apa atas diri nona Tarn, orang pertama yang akan kubunuh adalah kau!"

   Wajah Kiong Bu Hong berubah kelabu, dengan suara rendah ia berkata.

   "Lu Siauhiap, itu,., itu tiada hubungannya dengan diriku!"

   Mendadak Lu Leng mengayunkan tangannya menampar Kiong Bu Hong.

   "Plak!"

   Tamparan yang keras itu membuat mata Kiong Bu Hong berkunang- kunang, namun dia sama sekali tidak berani menjerit Ternyata dia tahu penyakit apabila menjerit, Lu Leng pasti akan menampamya lagi.

   Lu Leng membentak "Bukankah itu merupakan siasatmu? Satu batu tiga ekor burung? Bagaimana tiada hubungannya dengan dirimu?"

   Kiong Bu Hong diam saja sedangkan ketiga ekor kuda itu terus melaju ke depan, Ketika hari mulai malam, mereka tiba di jalan yang baru dibangun itu, Pada bangsat yang berada di kiri kanan jalan sudah bergantung lentera yang menyala, bahkan tampak pula para penjaganya.

   Ketiga ekor kuda itu terus berlari kencang melewati bangsat-bangsat itu.

   Lu Leng menyembunyikan mukanya pada punggung Kiong Bu Hong agar tidak terlihat oleh para penjaga yang berada di dalam bangsat Begitu para penjaga melihat bahwa yang lewat adalah Kiong Bu Hong, maka mereka tidak berani menahannya, Tak lama kemudian, tibalah mereka di bangsat yang paling besar.

   Bangsal yang rusak berat itu kini sudah diperbaiki dengan rapih, di sana bergantung empat buah lentera yang menyala terang dan tampak seseorang berada di dalam bangsal itu.

   Ternyata dia adalah Hek Sin Kun! Ketika Lu Leng, Kiong Bu Hong dan kedua orang itu baru mendekap Hek Sin Kunpun bangkit berdiri sekaligus menyapa.

   "Saudara Kiong sudah kembali?"

   Kiong Bu Hong terpaksa menghentikan kudanya, diapun menyahut dengan paksa.

   "Ya, sudah kembali!"

   Saat ini Lu Leng sudah tidak mencengkeram nadi Kiong Bu Hong, karena khawatir Hek Sin Kun melihatnya, namun telapak tangannya masih memegang bahu Kiong Bu Hong, bahkan mukanya agak menempel di punggung itu.

   Dalam kegelapan, memang sulit melihat wajahnya dengan jelas.

   Tetapi mendadak Hek Sin Kun bertanya.

   "Saudara Kiong, siapa yang berada di belakangmu?"

   Kiong Bu Hong tertawa kering beberapa kali, kemudian menyahut "Hek Sin Kun, apa maksudmu bertanya demikian? Kalau kukatakan di belakangku adalah Lu Leng, apakah kau percaya?"

   Begitu mendengar Kiong Bu Hong berkata begitu, bukan main terkejutnya Lu Leng, ia segera mengerahka 2367 Lweekangnya, Di saat bersamaan, terdengar Hek Sin Kun tertawa dan berkata.

   "

   Saudara Kiong jangan bercanda!"

   Setelah mendengar perkataan Hek Sin Kun, barulah Lu Leng menarik nafas lega, untung tadi dia tidak keburu turun tangan! Ternyata Kiong Bu Hong memang amat cerdas sekali, jawabannya tadi sama dengan maju untuk mundur! Lu Leng berpikir sejenak, kemudian berbisik pada Kiong Bu Hong.

   "Tanya padanya, apakah nona Tam kemari?"

   Kiong Bu Hong diam, lama sekali barulah membuka mulut "Hek Sin Kun, apakah ada suatu urusan besar sehingga kau berada di sini?"

   Hek Sin Kun menyahut "Aku justru ingin bertanya padamu, kata beberapa saudara yang berada di sekitar istana Ci Cun Kiong, mereka telah melihat nona Tam! Maka aku menjaga di sini menunggunya! Apakah kalian juga melihatnya?"

   Mendengar itu Lu Leng menjadi senang dan lega dalam hatinya, karena ternyata Tam Goat Hua belum sampai ke tempat ini. sedangkan Kiong Bu Hong segera menyahut.

   "Tidak!"

   Hek Sin Kun manggut-manggut lalu kembali ke dalam bangsal dan duduk didalamnya. Kiong Bu Hong segera melarikan kudanya, belasan depa kemudian Lu Leng berkata dengan suara dalam.

   "Nona Tam belum kemari, sungguh merupakan keberuntunganmu! Tapi aku tetap mftmperingatkanmu, kalau kelak kau masih berani menggunakan siasat busuk untuk mencelakai orang-orang yang datang dengan maksud membunuh Liok Ci Khim Mo, kau pasti akan mati tanpa kuburan!"

   Betapa bencinya Kiong Bu Hong dalam hati, tapi dia justru tidak berani menyahut.

   Mendadak Lu Leng menekan punggungnya, ternyata Lu Leng meminjam tenaga tekanan itu untuk meloncat turun, Begitu turun, diapun langsung melesat ke samping dua depa jauhnya, Ketika tahu Lu Leng sudah meloncat turun, barulah Kiong Bu Hong menarik nafas lega, Tanpa membuang-buang waktu lagi ia langsung memacukan kudanya ke depan bagaikan terbang! * * * * Bab 111 Lu Leng yang telah melesat ke samping sekitar dua depa jauhnya, cepat-cepat bersembunyi di semak-semak yang ada di pinggir jalan, Dengan berindap-indap ia mendekati bangsat besar itu.

   Tak lama, dia sudah berada di sisi bangsat tersebut Tampak Hek Sin Kun duduk diam di dalam, Lu Leng segera menutup pemafasannya serta berhenti disitu, sedangkan Hek Sin Kun yang duduk di dalam sama sekali tidak tahu akan kehadirannya, Selang beberapa saat kemudian terdengar derap kaki kuda, kira-kira tiga empat puluh ekor kuda berlari kencang dari arah istana Ci Cun Kiong, Sesampai di bangsal besar itu, mereka serentak turun seraya memberi hormat kepada Hek Sin Kun.

   Hek Sin Kun segera bertanya.

   "Apakah kalian semua ingin ke depan menggantikan para penjaga lain?"

   Semua orang itu menyahut "Ya!"

   Hek Sin Kun berkata.

   "Kalian pergi ke depan, beritahukan kepada para penjaga disana agar mereka kembali saja, termasuk kalian, jalanan itu tidak usah dijaga lagi!"

   


Naga Kemala Putih -- Gu Long Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung Legenda Kematian -- Gu Long

Cari Blog Ini