Ceritasilat Novel Online

Harpa Iblis Jari Sakti 32


Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Bagian 32



Harpa Iblis Jari Sakti Karya dari Chin Yung

   

   "Tidak usah terburu-bum! Nona Toan, aku masih ingin bertanya satu hal padamu!"

   Biarawati tua itu pernah bertemu Toan Bok Ang di Gunung Tiong Tiau San, tidak heran dia tahu nama gadis itu.

   "Mau bertanya apa, cepatlah tanya!"

   Sahut Toan Bok Ang ketus, Biarawati tua itu berpikir sejenak, kemudian berkata.

   "Kau begitu kenal Seh Sih, dia juga membawamu ke dalam gudang pusaka, bahkan memberikan senjata andalannya padamu, pernahkah dia memperlihatkan kepadamu sebuah lukisan?"

   "Lukisan apa?"

   Tanya Toan Bok Ang. Biarawati tua menyahut.

   "Sesungguhqya itu tidak terhitung sebuah lukisan, tapi kalau kau pernah menyaksikannya tentunya kau akan teringat pada lukisan itu, lukisan itu dibuat dari benang laba-laba api, kelihatannya hanya merupakan titik-titik merah bundar dan bergaris saja!"

   Mendengar sampai disitu, diam-diam Toan Bok Ang tersentak dalam hati! Mengenai benda tersebut, dia memang pernah menyaksikannya! Tidak cuma pernah menyaksikannya, kini justru berada pada dirinya! Benda itu bukan pemberian Mo Uong Seh Sih, melainkan ketika Toan Bok Ang dan Lu Leng dikurung oleh Liat Hwe Cousu di dalam makam nyonya Seh Sih, tanpa sengaja ia menemukan lukisan yang tidak karuan itu! Ketika itu mereka berdua menggulung lukisan itu dijadikan tali untuk menggantung ke atas peti mati tembaga.

   Kemudian kebetulan Yok Kun Sih datang, menyelamatkan Toan Bok Ang dan sekaligus membawanya pergi, Oleh karena itu, lukisan yang digulung-gulung itu masih berada pada Toan Bok Ang.

   Gadis itu sama sekali tidak tahu bagaimana pentingnya lukisan tersebut, ia hanya merasa lukisan itu amat kuat dan alot sehingga dapat menggantung peti mati tembaga yang beratnya ribuan kati, Maka lukisan tersebut dibawanya, karena mungkin dapat dimanfaatkan sewaktu-waktu! Lagipula ketika berada di dalam makam nyonya Mo Liong Seh Sih itu merupakan saat-saat yang amat indah baginya! Karena itu diapun menganggap benda itu sebagai kenang-kenangan! Begitu mendengar pertanyaan yang diajukan biarawati tua itu, seketika dia tidak tahu bagaimana harus menjawab.

   Toan Bok Ang akhirnya ilmu, bahwa biarawati tua itu tidak menanyakan benda yang lain kecuali lukisan tersebut,..

   berarti lukisan tersebut amat penting dan berguna! Maka Toan Bok 2608 Angpun tidak mau menjawab dengan sejujurnya.

   Setelah mengambil keputusan tersebut, diapun menggeleng-gelengkan kepala seraya bcrkata.

   "Aku tidak pernah melihat lukisan itu!"

   Sepasang mata biarawawti tua itu menyorot tajam.

   "Nona Toan, kau berkata bohong! Kau tidak dapat menipu kami!"

   Kou Hun Siu segera berkata.

   "Cit Seng Li lukisan apa itu? Mengapa kau bertanya mendesaknya?"

   Biarawati tua itu puluhan tahun lampau merupakan perampok wanita yang malang melintang seorang diri, dia adalah Cit Seng Li-Lim Siok Hua.

   Kou Hun Siu dan dia punya hubungan yang amat baik, ketika tahu dia sudah jadi biarawati, Kou Hun Siu segera pergi menemuinya dan mengajaknya bergabung dengan Liok Ci Khim Mo! KebetuIan Cit Seng Li tidak berada di Gunung Tiong Tiau San, ia datang ke tempat ini untuk mengunjungi kawan lamanya, yaitu biarawati tua pendek kurus itu.

   Kou Hun Siu mencari Cit Seng Li hingga ditempat ini dan berkumpullah mereka bertiga disini! Cit Seng Li yang dipanggil Cit Seng Taysu segera menyahut dengan suara dalam.

   "Kou Hun Siu, cepat tangkap gadis itu! Sesudah itu barulah kita bicara!"

   Begitu mendengar Cit Seng Taysu berkata demi-kian, bukan main terkejutnya Toan Bok Ang.

   ia ingin langsung 2609 kabur, namun Kou Hun Siu telah memburunya! Toan Bok Ang mengeraskan hati, segera ia menyerang Kou Hun Siu dengan senjata Sian Tian Sin So.

   Ketika melihat senjata itu meluncur ke arahnya, Kou Hun Siu yang tahu akan kelihayan senjata Sian Tian Sin So itu, cepat-cepat berkelit! sedangkan Cit Seng Taysupun bergerak cepat mengayunkan tasbehnya, berhasil melilit ujung sen jata Sian Tian Sin So! Toan Bok Ang ingin menarik kembali senjatanya, namun Kou Hun Siu sudah maju.

   tampak kelima jarinya mencengkeram pinggang gadis itu, Toan Bok Ang tahu, kalaupun satu lawan satu dia masih tidak kuat melawan.

   Lagipula kelihatannya mereka bertiga tidak akan mentaati peraturan rimba persilatan, mungkin akan mengeroyoknya! Kalau diteruskan dirinya pasti akan celakai Oleh karena itu, setelah berhasil menarik kembali senjatanya, diapun berseru.

   "Tunggu!"

   Jari tangan Kou Hun Siu sudah hampir mencengkeram pinggangnya, ketika mendengar Toan Bok Ang berseru begitu, diapun berhenti "Ada urusan apa, bicara baik-baik saja! Lagipula aku tidak sanggup melawan kalian bertiga, apakah masih takut aku akan kabur?"

   Cit Seng Taysu berkata dengan dingin.

   "Kau memang tahu diri, ikut kami ke dalam kuil untuk bercakap-cakap!"

   Sejak mencukur rambut jadi biarawati, Cit Seng Li-Lim Siok Hua bersungguh hati menghadap Buddha, Sudah puluhan tahun ia tidak pernah menginjak rimba persilatan lagi, kelihatannya memang ingin bertobat! Walau Kou Hun Siu terus membujuknya agar bergabung dengan Liok Ci Khim Mo, dia justru menolak! Tapi, karena adanya urusan yang berkaitan dengan benda pusaka yang berada di dalam gudang pusaka Mo Liong Seh Sih, justru telah memupuskan ketobatannya yang puluhan tahun ilu! ia kembali lagi pada wajah aslinya! itu memang tidak dapat disalahkan sebab di dalam gudang pusaka itu memang tersimpan berbagai macam benda pusaka yang diimpi-impikan setiap kaum rimba persilatan! sehingga membuat Cit Seng Taysu yang sudah bertobat puluhan tahun lamanya - namun masih mempunyai sedikit kelam akan - akhirnya tetap tergiur juga, Dari sini dapat diketahui meskipun ajaran Buddha amat luas, lautan penderitaan tiada batas, memalingkan kepala adalah daratan! Melepaskan golok pem-bunuh, segera akan jadi Buddha! Akan telapi, sejak dahulu hingga kini, yang betul-betul bertobat cuma beberapa orang ? Kou Hun Siu langsung membawa Toan Bok Ang ke dalam kuil, mereka bertiga lalu duduk, membiarkan Toan Bok Amg berdiri di tengah-tengah.

   Cit Seng Taysu bertanya dengan sengit.

   "Nona Toan, kau pernah melihat lukisan itu?"

   "Akupun tidak tahu apa gunanya lukisan itu..."

   Sahut Toan Bok Ang. Ketika baru berkata sampai disitu, barulah Toan Bok Ang sadar bahwa ia telah kelepasan bicara. Ingin menarik kembali sudah pasti tidak mungkin terdengar Cit Seng Taysu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Kau masih ingin membohongi kami? Tidak bisa! Kau pernah melihat lukisan itu! Kini berada dimana?"

   Karena didesak dengan demikian, tentunya Toan Bok Ang tahu betapa pentingnya lukisan tersebut. maka iapun tetap tidak mau menjawab secara jujur Tidak tahu!"

   Cit Seng Taysu mengerutkan kening, walau sudah mendesaknya berkali-kali, namun Toan Bok Ang tetap menyahut Tidak tahu!" * * * * Bab 122 Kou Hun Siu yang berada disisinya, kelihatannya sudah tidak sabar lagu segera ia berkata.

   "Cit Seng Li, sebetulnya apa sih pentingnya lukisan itu? Mengapa kau terus menerus menanyakannya?"

   Cit Seng Taysu menyahut "Kau tidak tahu?! Dulu Mo Liong Seh Sih dan aku bersama-sama pergi ke daerah selatan.

   Saat itu usia kami masih muda, diapun amat baik terhadapku padahal waktu itu dia sudah punya rencana untuk membuat Lorong Rahasia di dalam istana Mo Kiong.

   Katanya, apabila Lorong Rahasia itu berhasil dibuat-nya, mungkin tiada seorangpun di kolong langit ini mampu melewatinya!"

   "Kalau begitu, apa hubungannya dengan lukisan itu?"

   Tanya Kou Hun Siu masih tidak mengerti apa yang dibicarakan Cit Seng Taysu. Cit Seng Taysu menyahut "Sesungguhnya dia sudah membuat sebuah lukisan..."

   Ketika Cit Seng Taysu berkata sampai disitu, mendadak Kou Hun Siu bertepuk tangan seraya berkata.

   "Aku sudah tahu!"

   "Kau tahu apa?"

   Biarawati tua pendek kurus itu langsung menyela, Kou Hun Siu menyahut dengan wajah berseri-seri.

   "Aku yakin lukisan itu pasti mengenai Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit! Kalau kita memiliki lukisan itu, tentunya dapat melewati Lorong Rahasia itu tanpa ada bahaya apa-pun!"

   Cit Seng Taysu mengangguk seraya menyahut "Betul!"

   Toan Bok Ang yang berdiri di tengah-tengah mereka, air mukanya langsung berubah ketika mendengar itu, Mimpipun gadis itu tidak menduga, bahwa lukisan yang digulung-gulung di dalam bajunya dan dianggapnya sebagai benda kenangan, ternyata adalah gambar situasi Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit! Berarti orang yang memiliki lukisan tersebut sama dengan memiliki semua benda pusaka yang berada di dalam gudang pusaka itu! Ternyata perubahan pada 2613 air muka Toan Bok Ang tidak terlepas dari mata Cit Seng Taysu, dia segera berkata.

   "Kau takut apa?"

   Toan Bok Ang menyahut terputus-putus.

   "Ti... tidak!"

   "Lukisan itu berada di mana sekarang? Cepat katakan!"

   Bentak Cit Seng Taysu, Keringat dingin mulai mengucur di sekujur badan Toan Bok Ang.

   "Aku,., aku sungguh tidak tahu!"

   Bagian 62 Cit Seng Taysu tertawa dingin.

   "Percuma kau bohongi kami! Kau harus tahu, disini terdapat semut beracun yang amat lihay, siapa yang tergigit pasti akan tersiksa tiga hari tiga malam, kemudian mati secara mengenaskan! Pikirkanlah baik-baik!"

   Toan Bok Ang merinding mendengar itu, kalau sembarangan menyebut suatu tempat, sudah pasti mereka akan mengajaknya ke tempat itu! "sebaiknya aku memberitahukan secara jujur saja!"

   Pikirnya. Tapi setelah gadis itu berpikir bolak balik, apabila semua benda pusaka itu jatuh ke tangan mereka, tentunya mereka akan bertambah jahat! Setelah berpikir sejenak, barulah ia berkata.

   "Aku bicara terus terang saja! Seh Locianpwee telah menghadiahkan lukisan itu padaku!"

   Apa yang dikatakan Toan Bok Ang, sungguh menggembirakan Kou Hun Siu dan kedua biarawati tua itu. Kou Hun Siu berkata duluan "Kalau begitu, lukisan itu berada di mana se-karang? Cepat katakan!"

   Toan Bok Ang menyahut "Tapi Seh Locianpwee tidak memberitahukan padaku mengenai kegunaan lukisan itu, akupun tidak pernah berpikir kalau lukisan itu merupakan peta rahasia Lorong Rahasia Menembus Langit, karena itu aku...."

   Kou Hun Siu dan kedua biarawati tua itu segera bertanya.

   "Kenapa kau?"

   Sembari berkata Toan Bok Ang juga memikirkan suatu rencana, lukisan itu pasti tidak boleh kurang sedikitpun mengapa tidak menyimpannya sehelai? Karena itu, diapun berkata lagi.

   "Aku anggap lukisan itu sebagai suatu benda mainan, maka kugunakan senjata Sian Tian Sin So untuk memotong-motong lukisan itu jadi sehelai-helai!"

   Cit Seng Taysu segera berkata.

   "ltu tidak masalah karena masih bisa disambung kembali! sekarang berada dimana lukisan yang sudah jadi sehelai-sehelai itu?"

   Toan Bok Ang merogoh ke dalam bajunya, kemudian dikeluarkannya sehelai-sehelai, namun secara diam-diam diapun menyimpan sehelai Setelah mengeluarkan barulah Toan Bok Ang berkata.

   "lnilah lukisan itu!"

   Kou Hun Siu segera maju dan mengambilnya, Cit Seng Taysu juga maju sambil menjulurkan tangannya menotok jalan darah Tay Pai Hiat Toan Bok Ang, sehingga gadis itu tidak bisa bergerak.

   Mereka bertiga lalu menyambung lukisan itu, berselang beberapa saat kemudian Cit Seng Taysu berkata.

   "Kelihatannya tidak benar, sepertinya ada yang kurang!"

   Kou Hun Siu segera menyahut "Geledah saja gadis itu!"

   Mendengar itu, Toan Bok Angpun berkeluh dalam hati! Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa, sedangkan Cit Seng Taysu sudah mendekatinya sekaligus merogoh ke dalam baju Toan Bok Ang, dengan gampang sekali ia mengambil sehelai sisa lukisan tersebut.

   Mereka bertiga mulai menyambung lagi, berselang beberapa saat terdengar Cit Seng Taysu berseru girang.

   "Disini! Seh Sih pernah berkata padaku, asal berhasil mencari sampai disini dan melakukannya berdasarkan ini, maka semua perangkap Empat puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit pasti akan berhenti!"

   Saat ini mereka bertiga terus memperhatikan lukisan yang telah disambung itu, sedangkan Toan Bok Ang yang tergeletak di lantai, mendadak melihat ada sepasang lengan diangkat ke atas perlahan-lahan.

   sepasang tangan itupun memegang sebatang paku Thian Lang Teng (Paku Srigala Langit)! Melihat itu, Toan Bok Ang mengira matanya lamur, namun setelah melihat dengan penuh perhatian ternyata yang mengangkat sepasang tangan itu adalah Kou Hun Siu! Kedua batang paku Thian Lang Teng yang hitam bergemerlapan, perlahan-lahan mengarah punggung Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus itu! Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang melihat itu, sehingga sekujur badannya jadi merinding! jelas Kou Hun Siu berniat jahat, ingin menyerakahi peta rahasia tersebut! Jalan darahnya tertotok oleh Cit Seng Taysu, ingin ia bersuara memperingatinya, namun tak dapat bersuara, Toan Bok Ang melihat dengan mata tak berkedip, sementara Cit Seng Taysu masih belum tahu bahaya sedang mengancam, dia masih menunjuk peta rahasia itu seraya berkata.

   "Disini, kalian lihat! Pusat penggerak semua perangkap berada disini, mau menemukan itu, harus turun dari sini! Namun masih harus melewati suatu formasi aneh, cara melewati formasi aneh itu, terdapat disini pula!"

   Kou Hun Siu segera menyahut "Tidak salah, esok kita berangkat ke sana!"

   Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus itu menyahut serentak "Bagus.,.!?"

   Ketika mereka berdua menyahut demikian, paku Thian Lang Teng di tangan Kou Hun Siupun ditekan ke bawah! Terdengar Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kurus itu berteriak aneh, kemudian badan mereka bertiga terpencar! Karena Kou Hun Siu turun tangan dengan menggunakan delapan bagian tenaga murninya, lagi pula kedua batang paku Thian Lang Teng mengandung racun dan cukup panjang maka paku tersebut menusuk tepat di jalan darah Leng Tay Hiat mereka! Setelah mereka bertiga terpencar, Cit Seng Taysu dan biarawati tua pendek kuruspun roboh gedebuk di lantai, Nafas biarawati tua pendek kurus putus seketika, sedangkan Cit Seng Taysu masih kuat bersuara.

   "Kou Hun Siu, kau... kau sungguh keji!"

   Kou Hun Siu tertawa gelak, dia tidak usah menyahut apaapa, karena sesuai Cit Seng Taysu berkata nyawanyapun melayang! wajahnya berubah kehijau-hijauan, sepasang matanya melotot, sungguh menyeramkan wajah Cit Seng Taysu setelah mati! Walau Toan Bok Ang telah menduga kejadian tersebut, tapi hatinya tetap merasa terkejut sekali! Kou Hun Siu tertawa dingin sambil memandang kedua sosok mayat itu, kemudian mengambil peta rahasia lalu melesat ke hadapan Toan Bok Ang.

   Begitu sampai di hadapan gadis itu, Kou Hun Siupun mengangkat sebelah tangannya, 2618 ingin memukul gadis itu! Betapa terkejutnya Toan Bok Ang! Tetapi setelah tangan Kou Hun Siu terangkat ke atas, mendadak Kou Hun Siu membatalkan niat jahatnya, ia hanya menepuk ringan di bahu gadis itu! Tepukan itu membebaskan jalan darah Toan Bok Ang yang tertotok, Toan Bok Ang segera bangkit berdiri.

   Kou Hun Siu menatapnya seraya berkata.

   "Bocah perempuan, berhubung kau pernah memasuki Lorong Rahasia itu, maka kau harus ikut ke sana!"

   Toan Bok Ang berusaha tenang.

   "Kou Hun Siu, kau telah terjebak oleh siasat busuk biarawati tua bangsat itu!"

   Kou Hun Siu tertegun mendengar jawaban Toan Bok Ang itu.

   "Apa maksud perkataanmu itu?"

   Tanyanya dengan wajah ragu-ragu. Toan Bok Ang menjelaskan "Peta rahasia ini merupakan urusan puluhan tahun lalu, kini Lorong Rahasia itu telah berubah!"

   "Bagaimana kau tahu itu?"

   Bentak Kou Hun Siu dengan sengit. Toan Bok Ang tidak menghendaki semua benda pusaka jatuh ke tangan Kou Hun Siu, maka iapun segera menyahut "Seh Locianpwee yang memberitahukan padaku!"

   "Ha ha! Bagus, kalau begitu kau pasti tahu jelas tentang Lorong Rahasia itu, maka harus ikut aku ke sana!"

   Jawab Kou Hun Siu sambil tertawa gembira. Mendengar jawaban Kou Hun Siu, Toan Bok Ang mengeluh dalam hatu mendadak Kou Hun Siu memegang tangannya, sambil tertawa licik ia berkata.

   "Bocah perempuan, tadi kau sudah menyaksikan tindakanku! Karena itu jangan macam-macam! Aku juga tidak akan terlampau serakah, kau pasti akan memperoleh sedikit benda pusaka yang ada di situ!"

   Toan Bok Ang telah menyaksikan tindakan Kou Hun Siu yang amat keji itu, mana mungkin ia mempercayainya? Akan tetapi Kou Hun Siu telah mencengkeram nadinya, kemudian menariknya keluar dari kuil itu.

   Malam itu juga mereka meninggalkan Gunung Cing Gu San, sepanjang jalan Toan Bok Ang tidak bisa berkutik sama sekali sebab dirinya telah dikuasai oleh Kou Hun Siu! Setelah melakukan perjalanan hampir sebulan lamanya, barulah mereka tiba di Gunung Tangkula San.

   Begitu tiba di Gunung Tangkula San, Kou Hun Siupun sering mengeluarkan peta rahasia yang telah disambung itu untuk diteliti sedangkan Toan Bok Angpun menjadi semakin heran dan tak habis pikir, karena arah yang mereka tuju bukanlah ke arah istana Mo Kiong, bahkan sebaliknya, makin lama semakin menjauhi istana tersebut! Saking tak tahan, akhirnya Toan Bok Ang bertanya.

   "Kau mau ke mana?"

   Kou Hun Siu tertawa dingin sambil menyahut "Kau masih berpura-pura dan ingin membohongiku ?"

   Mendengar sahutan itu, Toan Bok Angpun jadi tercengang, Namun Toan Bok Ang merupakan gadis cerdas, setelah berpikir sejenak, dia pun tahu kalau Kou Hun Siu tetap mengiranya tahu tentang Lorong Rahasia itu, Diam-diam Toan Bok Ang menghela nafas, kemudian berkata.

   "Kou Hun Siu, kau telah terjebak oleh biarawati tua bangsat itu!"

   Kou Hun Siu tertawa gelak.

   "Ha ha ha! Bocah perempuan, legakanlah hatimu! Sebab biarawati tua itu sama sekali tidak tahu kalau aku berniat jahat terhadapnya, karena itu tidak mungkin dia akan menjebakku! Ayoh, cepat jalan!"

   Dalam hati Toan Bok Ang tetap merasa heran dan tidak habis berpikir! Dia masih ingat arah yang menuju ke istana Mo Kiong! Tapi saat ini arah yang dituju Kou Hun Siu justru menuju ke arah belakang istana Mo Kiong! Kalau tujuannya mengarah pada Lorong Rahasia Menembus Langit, lalu mengapa menempuh jalan itu? Apakah masih terdapat suatu tempat Iain yang dapat menuju ke Lorong Rahasia itu? Walau berpikir begitu, namun Toan Bok Ang sudah tidak mau banyak bertanya lagi, ia hanya mengikuti saja kemanapun Kou Hun Siu berjalan.

   Malam harinya, mereka berdua bermalam di dalam gunung.

   Keesokan paginya, barulah mereka melanjutkan perjalanan Ketika tengah hari, Kou Hun Siu mengeluarkan peta rahasia itu lagi, lalu ditelitinya, Berselang sesaat dia mendekati sebuah batu besar, terdengar dia mengeluarkan seruan girang, wajahpun berseri-seri, sepertinya menemukan sesuatu yang amat menggembirakan hatinya, Toan Bok Angpun menjadi penasaran ia ikut maju dan memandangi batu besar itu, Tampak batu besar itu bentuknya amat aneh, tetapi di dalam gunung itu memang banyak batu besar yang berbentuk aneh, lalu mengapa Kou Hun Siu ketika melihat batu besar itu kelihatan begitu girang? Apakah batu besar itu, punya hubungan dengan Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit? Saat Toan Bok Ang sedang berpikir, Kou Hun Siupun menyimpan peta rahasia itu, Kemudian Kou Hun Siu mengerahkan tenaganya untuk mendorong batu besar tersebut.

   Toan Bok Ang yang berdiri disampingnya sama sekali tidak bersuara, sekujur badan Kou Hun Siu mengeluarkan suara "Krek Krek"

   Tak berapa lama.

   sekujur badan Kou Hun Siupun mengeluarkan uap putih, pertanda dia telah mengerahkan Lweekang hingga pada puncaknya, Batu besar itu tetap tak bergeming dari tempat-nya.

   Kou Hun Siu menoleh ke arah Toan Bok Ang, ia mendengus dingin dan berkata.

   "Bocah perempuan, kemarilah! Bantu aku mendorong batu ini!"

   Toan Bok Ang maju selangkah sambil menyahut dengan ketus.

   "Batu yang sedemikian besar banyak terdapat di Gunung Tangkula ini, hingga kapan akan habis didorong?"

   Wajah Kou Hun Siu langsung berubah.

   "Kau jangan berpura-pura, aku tidak percaya tua bangka Seh tidak memberitahukan padamu! Untuk menuju ke pusat penggerak semua perangkap, harus melalui sini! Apabila kita berhasil mendorong batu besar ini, tapi tidak tampak pusat penggerak itu, aku harus membuat perhitungan denganmu!"

   Mendengar itu, bukan main terkejutnya Toan Bok Ang, Setelah berpikir sejenak, Toan Bok Ang lalu bertanya.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Bagaimana kau tahu?"

   Kou Hun Siu tertawa dingin.

   "Jongkokkan badanmu dan lihat! punggung batu besar ini dengan kedua puncak yang di sebelah kiri dan kanan, kelihatannya satu garis. persis seperti yang tertera di dalam peta rahasia, aku bukan anak kecil lho! Ayoh, cepat bantu aku mendorong!"

   Toan Bok Ang tahu, ketika masih muda Mo Liong Seh Sih dan Cit Seng Taysu punya hubungan akrab, tentunya Mo Liong Seh Sih juga memberitahukan tentang rahasia peta tersebut kepada Cit Seng Taysu, Apabila rahasia tersebut dapat diketahui oleh Kou Hun Siu, pasti saat mereka meneliti peta tersebut di dalam kuii, Cit Seng Taysu pun telah menjelaskan mengenai rahasia itu, Berarti kemungkinan besar memang benar bahwa pusat penggerak perangkap Lorong Rahasia berada di bawah batu 2623 besar itu! Apabila Kou Hun Siu berhasil menemukan pusat penggerak perangkap tersebut, akibatnya pasti sulit dibayangkan! Tadi Toan Bok Ang melihat Kou Hun Siu telah mengerahkan seluruh tenaganya, namun masih tidak berhasil mendorong batu besar itu, Oleh karena itu, gadis itu berkata.

   "Betapa tingginya Lweekangmu, namun kau masih tidak berhasil mendorong batu besar itu! Maka kalaupun aku membantu, sudah pasti tiada gunanya!"

   "Kau tidak mau bantu?"

   Bentak Kou Hun Siu dengan mata menyorot bengis dan penuh hawa membunuh Ketika menyaksikan cahaya mata Kou Hun Siu, Toan Bok Angpun tidak berani membantah lagi.

   "Baik, aku akan membantumu!"

   Gadis itu maju dua langkah, lengannya yang tinggal sebelah itu ditaruh di sisi batu besar Ber-selang sesaat, sekujur badannyapun mengeluarkan suara "Krek Krek".

   Kelihatannya Toan Bok Ang telah mengerahkan seluruh tenaganya, namun sesungguhnya ia hanya mengerahkan Lweekangnya sampai di telapak ta-ngannya, ia tidak mengeluarkan untuk mendorong batu besar itu.

   sementara Kou Hun Siu masih terus mengerahkan Lweekangnya, akan tetapi batu besar itu tetap tak bergeming! Betapa penasaran nya Kou Hun Siu, mendadak ia membentak keras sambil mengerahkan Lweekangnya menerjang ke arah Toan Bok Ang! Ternyata Kou Hun Siu sudah tahu akan perbuatan gadis itu! Bukan main terkejutnya Toan Bok Ang, karena terjangan tenaga itu amat kuat dan dahsyat sekali! Tanpa banyak berpikir Iagt, lengan gadis itu 2624 langsung memeluk tonjolan batu besar yang di ujung.

   Akan tetapi terjangan tenaga itu justru bertambah kuat dan dahsyat! Toan Bok Ang mengeluh dalam hati, ia yakin dirinya pasti akan terluka dalam! Namun mendadak badannya berputar diterjang oleh tenaga itu! Toan Bok Ang menjadi terheran-heran, begitu pula Kou Hun Siu! Dia kelihatan tertegun! Kou Hun Siu memandang dengan penuh perhatian, seketika dia bersorak penuh kegembiraan! Ternyata Kou Hun Siu telah melihat secara jelas, tadi yang berputar bukan badan Toan Bok Ang melainkan batu besar itu, lantaran diterjang oleh tenaga Kou Hun Siu! Kini barulah Kou Hun Siu mengerti, mengapa batu besar itu tidak dapat didorong, ternyata harus diputar! Setelah mengetahui akan hal itu, Kou Hun Siu-pun segera membentak "Minggir kau!"

   Toan Bok Ang cepat-cepat mundur, sedangkan Kou Hun Siu terus memutar batu besar itu hingga beberapa kali putaran! Tak lama terdengarlah suara yang menggelegar batu besar itu telah roboh! Kou Hun Siu segera mendekat, ia tertawa gelak sambil menjulurkan tangannya ke bawah! Walau saat ini Toan Bok Ang berkesempatan untuk melarikan diri, namun dia justru berpikir, kepandaian Kou Hun Siu amat tinggi, belum tentu dia berhasil melarikan diri! Lagipula diapun tidak akan membiarkan Kou Hun Siu memperoleh semua benda pusaka yang disimpan di dalam gudang pusaka itu, ia harus.

   berupaya menggagalkannya! Karena itu bukannya melarikan diri, sebaliknya dia malah mendekat sekaligus melihat, Wajah Kou Hun Siu tampak kecewa, ia menarik kembali tangannya, Saat ini, Toan Bok Ang 2625 sudah melihat dengan jelas, ternyata di situ terdapat sebuah lubang yang tidak tampak dasarnya, jelas tadi Kou Hun Siu menjulurkan tangannya dan merogoh ke bawah, tapi ia tidak berhasil merogoh suatu benda apapun disitu, Setelah menarik tangannya, Kou Hun Siupun menatap Toan Bok Ang dengan mata tak berkedip, kemudian membentak sengit "Apakah telah kau ambil?"

   Toan Bok Ang menyahut "Kalau aku tahu di bawah batu besar itu terdapat suatu rahasia, biar aku mati tertembus ribuan pedang dan terbacok ribuan golok!"

   Mendengar sumpah berat itu, Kou Hun Siupun jadi diam, Dia menundukkan kepala seraya berpikir setelah itu mendadak melancarkan sebuah pukulan ke arah batu besar itu.

   "Bum!"

   Permukaan batu besar itu hancur, berterbangan kemana-mana, Kou Hun Siu memungut beberapa hancuran batu lalu dilemparkannya ke dalam lubang itu.

   "Ting!"

   Terdengar suara yang amat nyaring di dalam lubang tersebut, wajah Kou Hun Siu kembali berseri "Didasar lubang ini!"

   Toan Bok Ang berkata dingin.

   "Kalau berada di dasar lubang ini, ambil saja sendiri! Mengapa harus berteriak-teriak?"

   Kou Hun Siu mendengus dingin, dia mundur dua langkah dan tangannya bergerak, seketika terlihat cahaya halus berkelebat ternyata Kou Hun Si sudah berada ditangannya. Dia menatap Toan Bok Ang sambil tertawa dingin dan berkata.

   "Kau kira aku tidak punya akal untuk mendapatkannya?"

   Begitu melihat Kou Hun Siu mengeluarkan senjata Kou Hun Si Toan Bok Angpun menghela nafas panjang. Ketika mendengar suara "Ting"

   Di dalam lubang, Toan Bok Ang tahu di dalam lubang itu pasti terdapat suatu benda, maka dia memanasi hati Kou Hun Siu agar menggunakan ilmu melemaskan tulang untuk masuk ke dalam lubang itu! Apabila Kou Hun Siu masuk ke dalam lubang itu, Toan Bok Angpun punya akal untuk menutup lubang tersebut, agar Kou Hun Siu tidak dapat keluar lagi! Tetapi ketika melihat Kou Hun Siu mengeluarkan senjata Kou Hun Si, kandaslah harapan satu-satunya itu! Toan Bok Angpun berpikir, apakah Thian (Tuhan) akan membiarkan Kou Hun Siu memperoleh semua benda pusaka itu? sementara Kou Hun Siu telah mengulurkan senjata Kou Hun Si ke dalam lubang itu, Sebelum diulur habis, sudah terdengar suara "Ting Ting"

   Di dasar lubang tersebut! itu pertanda ujung senjata Kou Hun Si yang menyerupai kaitan, telah membentur suatu benda sehingga menimbulkan suara tersebut Mendadak tangan Kou Hun Siu bergerak ke atas, ternyata dia telah menarik senjata Kou Hun Sinya, Tampak cahaya hitam berkilat-kilat meluncur ke atas, terlihat pula cahaya yang keemasan terus berbunyi "Ting Ting"

   Tak henti-hentinya, Kou Hun Siu cepat-cepat menjulurkan tangannya menyambut kedua benda yang meluncur ke atas.

   Toan Bok 2627 Ang langsung memperhatikan ke situ tangan Kou Hun Siu telah memegang dua buah kunci, yang satu panjang dan berwarna hitam, dan yang lainnya agak pendek berwarna kuning keemasan.

   Setelah melihat kedua buah kunci itu, Kou Hun Siu jadi tertegun Kemudian ia memandang Toan Bok Ang seraya berkata.

   "Bocah perempuan, kau tahu tua bangka Seh membuat permainan apa?"

   Ketika melihat Kou Hun Siu telah memperoleh kedua buah kunci itu, hati Toan Bok Angpun tersentak! Namun saat mendengar pertanyaan yang diajukan Kou Hun Siu, hatinyapun tergerak dan sengaja bersikap misterius.

   "Bukankah kau sudah tahu semuahya?"

   Kou Hun Siu mendengus dingin, ia berkata dengan sengit "Bila tiba saatnya, aku tidak takut kau tidak memberitahukannya! Cepat ikut aku pergi!"

   "Mau kemana lagi?"

   Tanya Toan Bok Ang dengan ketus.

   "Setiba disana, kau pasti tahu!"

   Sahut Kou Hun Siu tak kalah sengit Toan Bok Ang tidak bicara lagi, ia langsung mengikuti Kou Hun Siu menuju ke depan.

   sepanjang jalan, tak henti-hentinya Kou Hun Siu meneliti peta rahasia yang dibawanya, lalu menengok ke timur dan ke barat jalan yang ditempuhnya amat sunyi, tak lama mereka sudah melewati dua puncak dan tiba di sutu tempat yang tiada jalannya, hanya terdapat batu curam dan dinding lembah.

   Di lembah itu, sama sekali tidak terdapat pohon maupun rumput Begitu melihat keadaan lembah tersebut Toan Bok Ang yakin Kou Hun Siu pasti akan segera pergi! Ternyata dugaan Toan Bok Ang meleset! Sebab Kou Hun Siu terus maju dengan penuh kegembiraan Berselang sesaat tibalah mereka di sisi sebuah dinding batu, Setelah diperhatikan dengan seksama, Kou Hun Siu langsung tertawa gelak dan berkata.

   "Memang di sini!"

   Toan Bok Ang memandang ke dinding batu itu, di situ terdapat sebuah lubang mirip lubang kunci, Kou Hun Siu segera memasukkan kunci besar warna hitam ke dalam lubang tersebut Setelah berputar beberapa kali, tiba-tiba di dinding batu itu muncul sebuah pintu batu! seketika terdengar suara air menderu-deru, ketika melihat ke dalam, ternyata ada sebuah lembah kecil di sana, Di dalam lembah kecil itu, terlihat air terjun yang cukup tinggi.

   Yang menderu-deru itu adalah suara air terjun tersebut! Di bawah air terjun, tampak ribuan roda kecil sedang berputar-putar diterjang air terjun! Menyaksi kan itu, Kou Hun Siu bersorak kegirangan.

   Kou Hun Siu segera menarik tangan Toan Bok Ang seraya membentak "Masuk!"

   Mereka berdua memasuki pintu batu, tak lama mereka sudah berada di dalam lembah kecil itu.

   Kou Hun Siu mengeluarkan peta rahasia, diperhatikannya peta itu dengan cermat sekali! Setelah itu Kou Hun Siu mendekati sisi air terjun, di situ terdapat batu yang berbentuk segi empat panjang, Di atas batu itu terlihat sebuah lubang kecil, Kou Hun Siu segera memasukkan kunci kecil warna kuning keemasan ke dalam lubang tersebut! Begitu kunci tersebut dimasukkan ke dalam lubang itu, seketika terdengar suara "Krek"

   Sebuah roda besar di bawah air terjun langsung tergeser ke samping kira-kira dua depa, Ternyata roda besar itulah yang menggerakkan semua roda kecil, sedangkan roda besar tersebut dapat terus menerus bergerak tanpa henti karena curahan air terjun yang menimpanya, Kini roda besar itu sudah tergeser dua depa jauhnya, otomatis tidak terkena curahan air terjun dan berhenti bergerak.

   Di saat bersamaan, semua roda kecilpun serentak ikut berhenti bergerak! Kou Hun Siu bersiul panjang saking girang, kemudian mencabut kunci kecil itu! Akan tetapi begitu kunci kecil itu dicabut, roda besar itupun bergeser ke bawah air terjun lalu bergerak lagi dan membuat semua roda kecil kembali bergerak! Kou Hun Siu mencoba beberapa kali, setelah itu ia membiarkan kunci kecil itu tetap berada di dalam lubang tersebut Kemudian Kou Hun Siu langsung menarik Toan Bok Ang meninggalkan lembah kecil itu.

   "Kini kita boleh pergi mengambil benda-benda pusaka itu!"

   Katanya, Setelah roda besar itu tergeser dari bawah air terjun, maka Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit sudah berubah jadi lorong biasa.

   Pada waktu bersamaan, Lu Leng dan Tam Goat Hua justru sedang menempuh bahaya melewati sepuluh pasang orang-orangan batu.

   Ketika Tam Goat Hua menggunakan rantai besinya menghantam lantai lorong di depannya, maka tidak terjadi apapun, sebab semua perangkap sudah tidak berfungsi lagi, Kalau mereka berdua mengetahui hal itu, pasti mereka segera memasuki gudang pusaka dan mengambil semua benda pusaka yang ada dan tidak akan terjadi apa-apa! Tetapi mereka berdua justru tidak menyangka kalau semua perangkap yang ada akan berhenti dan tidak berfungsi lagi, lagipula beberapa orang yang memasuki Lorong Rahasia itu masih belum ketahuan jejak mereka, sudah mati atau masih hidup, mereka berdua sama sekali tidak tahu! Mereka berdua bukan takut muii, melainkan tidak boleh mati! Hal inilah yang membuat mereka berdua merasa ragu-ragu untuk memasuki gudang pusaka itu, dan kesempatan emas pun hilang sia-sia! Sedangkan Kou Hun Siu terus menarik Toan Bok Ang menuju ke istana Mo Kiong, Walau terus ditarik, tapi gadis itupun terus berpikir mencari akal untuk menghadapi Kou Hun Siu, Setelah memasuki istana Mo Kiong, Toan Bok Ang telah memperoleh suatu akal.

   Mendadak ia tertawa dingin seraya berkata.

   "Kou Hun Siu, meskipun Cit Seng Taysu telah mati ditanganmu, namun dia masih bisa menuntut balas!"

   Hati Kou Hun Siu tersentak mendengar perkataan Toan Bok Ang, ia segera bertanya.

   "Bocah perempuan, kau mengeluarkan kentut apa?"

   Toan Bok Ang bersikap serius dan misterius, kemudian menyahut "Aku cuma berkata seorang diri, perduli amat denganmu!"

   Kou Hun Siu mendengus, ia tangan Toan Bok Ang sambil mengerahkan lweekangnya sehingga membuat gadis itu menjerit-jerit! Sebaliknya Kou Hun Siu malah tertawa, berselang sesaat barulah membentak keras.

   "Kau katakan tidak? Kalau kau tidak katakan, lenganmu yang tinggal sebelah ini akan kubuntungkan juga!"

   Toan Bok Ang menyahut terputus-putus.

   "Ba... baik, akan kukatakan...."

   Kou Hun Siu langsung mengendurkan tangan-nya, Toan Bok Ang menarik nafas 1ega. Saat ini mereka berdua sudah berada dtdepan pintu masuk Lorong Rahasia itu. Kou Hun Siu membentak lagi.

   "Jangan macam-macam! Cepat katakan!"

   Toan Bok Ang mengangguk "Baik, aku katakan agar kau tidak berniat mengambil benda pusaka itu! Terus terang, semua perangkap yang berada di dalam Lorong Rahasia dibagi jadi dua bagian! Yang berhenti itu, cuma merupakan sebagian saja!"

   Apa yang dikatakan Toan Bok Ang hanya dusta belaka, namun Kou Hun Siu justru menanggapi dengan serius, sebab Mo Liong Seh Sth pernah membawa Toan Bok Ang ke dalam gudang pusaka bahkan juga menghadiahkannya senjata Sian Tian Sin So.

   itu pertanda Mo Liong Seh Sih amat menyayanginya, maka apa yang dikatakan Toan Bok Ang, mau tidak mau Kou Hun Siu harus percaya.

   Air mukanya tampak berubah, kemudian ia bertanya.

   "Bagaimana cara menghentikan perangkap yang sebagian lagi?"

   "Tiada caranya! Kalaupun Seh Locianpwee masih hidup, juga tidak mampu menghentikannya!"

   Sahut Toan Bok Ang. Kou Hun Siu membentak "Omong kosong! Kalau begitu tiada seorangpun yang bisa memasuki gudang pusaka, termasuk tua bangka Seh itu?"

   Toan Bok Ang hanya berkata bohong, tak disangka Kou Hun Siu justru berhasil mengetahui kebohongannya, Tapi Toan Bok Ang tidak akan mundur, sebaliknya malah berkata lagi.

   "Asal dapat menghindari perangkap itu, tentunya bisa memasuki gudang pusaka!"

   Kou Hun Siu langsung tertawa gelak.

   "Ha ha ha!"

   Mendadak Kou Hun Siu mencengkeram jalan darah Nau Hu Hiat di belakang leher gadis itu, lalu membentak "jangan membuang waktu, bagaimana cara berjalan, sudah pasti kau tahu jelas! Cepat masuk!" * * * * Bab 123 Toan Bok Ang betul-betul mengeluh dalam hati, saat ini semua perangkap di dalam Lorong Rahasia telah berhenti, Mereka berdua masuk ke dalam setelah menikung beberapa kali tibalah mereka di tempat orang-orangan batu itu! Oleh karena itu Lu Leng dan Tam Goat Hua mendengar pembicaraan mereka, Setelah mendengar jelas, barulah mereka berdua bersembunyi di balik sebuah orang-orangan batu, Kalau semua perangkap tidak berhenti, saat Lu Leng dan Tam Goat Hua berada di belakang orang-orangan batu itu, pasti mereka berdua akan mati, sebab akan menyembur keluar ribuan jarum beracun dari punggung orang-orangan batu tersebut! Sementara setelah Toan Bok Ang mengatakan begitu, hati Kou Hun Siupun jadi tidak tenang dan was-was! Karena itu Kou Hun Siu terus memperhatikan langkah Toan Bok Ang dan mengikutinya dengan hati-hati sekali! Dan Lu Leng serta Tam Goat Hua berhasil melancarkan serangan serentak ke arahnya.

   Kini walau Toan Bok Ang telah terluka parah, namun ia masih dapat melihat dengan jelas semua kejadian itu! Gadis itu tahu, Kou Hun Siu pasti tidak akan mempercayai apa yang dikatakannya tadi, Tidak diragukan lagi, apabila sekarang ini Kou Hun Siu kabur, pasti ia kembali ke lembah kecil tersebut untuk mencabut kunci kecil yang ada di sana, Lembah kecil itu tidak begitu jauh dari istana Mo Kiong, lagipula Kou Hun Siu memiliki ilmu ginkang yang amat tinggi, Dalam waktu singkat pasti segera tiba disana, maka keadaan dalam Lorong Rahasia itu menjadi amat berbahaya sekali! Karena itu ketika Toan Bok Ang melihat Lu Leng dan Tam Goat Hua tenang-tenang saja, telah membuat Toan Bok Ang menjadi semakin panik dan cemas! Tapi karena lukanya maka ia tidak mempunyai tenaga untuk berbicara dan menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya.

   Toan Bok Ang menyuruh mereka berdua segera mundur, kalaupun dirinya tidak dibawa serta, dia juga akan merasa rela dan puas, Namun apa yang dikatakan Toan Bok Ang tadi malah membuat Lu Leng dan Tam Goat Hua terheran-heran! Sebab kini mereka berdua sudah berada di atas angin dan boleh memasuki gudang pusaka untuk mengambil benda pusaka yang dibutuhkan! Bagaimana mungkin mundur di saat seperti ini? Ketika melihat Lu Leng dan Tam Goat Hua tidak menghiraukan peringatannya, Toan Bok Ang bertambah panik dan cemas, akhirnya malah pingsan! Setelah gadis itu pingsan, hati Lu Leng dan Toan Bok Angpun tergerak, Lu Leng memandang Toan Bok Ang seraya berkata pada Tam Goat Hua.."Kakak Goat aku pikir pasti ada suatu sebab!"

   Tam Goat Hua mengangguk "Betul! Lebih baik kita menuruti perkataannya dulu, setelah mundur barulah kita berunding lagi, Kita tidak usah tergesa-gesa memasuki gudang pusaka itu!"

   "Ya!"

   Sahut Lu Leng. Tam Goat Hua segera menjongkokkan badannya, dia membopong Toan Bok Ang lalu bersama Lu Leng melesat ke luar Setelah tiba di luar pintu masuk, justru tidak terjadi apapun di dalam Lorong Rahasia itu, Lu Leng berkata dengan heran.

   "Kakak Goat, tidak kok terjadi apa-apa?"

   Tam Goat Hua tampak tertegun "Benar, tidak terjadi...."

   Belum juga Tam Goat Hua usai menyahut, di depan mata mereka mendadak berubah gelap, Lorong Rahasia itupun sudah tidak kelihatan! Di saat bersamaan lantai yang mereka injak juga bergerak, membuat mereka terjatuh ke bawah! Betapa terkejutnya mereka karena perubahan yang mendadak itu, namun mereka masih keburu saling menggenggam tangan, Badan mereka terus merosot ke bawah beberapa depa! Merekapun segera mengerahkan hawa murni, tiba-tiba terdengar suara seorang lelaki dan seorang wanita.

   "Adik Leng, kalian ya?"

   Mendengar suara itu, Tam Goat Huapun tahu itu adalah suara Tam Ek Hui, kakaknya, Betapa girangnya hati Tam Goat Hua.

   Tadi dia berniat mencelat ke atas, kini justru dibatalkannya, Tak seberapa lama, mereka sudah menginjak dasar Tampak sinar kehijau-hijauan, ternyata mereka berada di sebuah kamar rahasia, Terlihat pula Tam Ek Hui dan Han Giok Shia menghampiri mereka seraya langsung bertanya.

   "Di mana yang lain?"

   Tam Goat Hua menengok kesana-kemari, kamar rahasia itu hanya beberapa depa persegi.

   Di dinding terdapat dua butir mutiara yang memancarkan sinar kehijau-hijauan, di sisi kedua butir mutiara ada beberapa lubang kecil.

   setelah Tam Goat Hua menaruh Toan Bok Ang di bawah, baru dia menyahut "Panjang sekali kalau dituturkan, setelah kalian masuk kemari, kalian bertemu apa sih?"

   Tam Ek Hui menyahut "Tidak bertemu apapun, kami sepertinya melihat sesosok bayangan, kemudian lantai yang kami injak itu berputar-putar, 2636 setelah itu meluncur keluar dari sebuah pipa, tahu-tahu sudah berada di sini! Kami sudah menggunakan berbagai cara, tapi sama sekali tidak bisa keluar dari sini! Ohya, bagaimana kalian bisa kemari?"

   Tam Goat Hua sedang menotok jalan darah Toan Bok Ang, agar gadis itu siuman, dia menyahut "Panjang sekali bila diceritakan, biar adik Leng saja yang menceritakannya!"

   Lu Leng mengangguk, lalu menceritakan bagaimana Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan isterinya menotok jalan darahnya dan jalan darah Tam Goat Hua dan lain sebagainya.

   Seusai Lu Leng menceritakan itu, Toan Bok Angpun perlahan-lahan siuman, Begitu siuman, gadis itu langsung berkata.

   "Kini... kita berada di mana?"

   Tam Goat Hua menyahut "Keiika kau pingsan, kamipun cepat-cepat mundur dari Lorong Rahasia itu! Setelah mundur, Lorong Rahasia itupun berubah, kemudian kami jatuh di kamar rahasia ini!"

   Toan Bok Ang berusaha bangkit berdiri, lalu menengok kesana-kemari, ia menarik nafas lega.

   "Kelihaiannya... hanya terkurung di sini, tidak akan ada perubahan apa lagi, Untung kalian mendengar perkataanku!"

   Lu Leng memandangnya seraya berkata.

   "Kakak Ang, kami ingin bertanya padamu, mengapa kau mengharuskan kami mundur dari Lorong Rahasia itu?"

   Toan Bok Ang menyahut perlahan.

   "Panjang sekali dituturkan!"

   "Lukamu amat parah, tuturkan perlahan-lahan saja!"

   Kata Tam Goat Hua. Toan Bok Ang mengangguk.

   "Aku sudah membaik, Kou Hun Siu berhasil menemukan pusat penggerak perangkap-perangkap di lorong rahasia, kunci berada ditangannya! Dia... bisa menghentikan dan menggerakkan kembali semua perangkap itu!"

   Betapa terkejutnya semua orang mendengar itu, Lu Leng segera bertanya.

   "Bagaimana dia memperoleh itu?"

   Toan Bok Ang memandang Lu Leng seraya menyahut "Adik Leng, kau masih ingat ketika kita berada di dalam makam nyonya Seh Sih lalu menemukan sebuah lukisan?"

   Begitu mendengar Toan Bok Ang mengungkit tentang itu, wajah Lu Leng langsung berubah kemerah-merahan.

   "lngat!"

   Sahutnya, Toan Bok Ang menarik nafas da!am-dalam.

   "Lukisan itu adalah peta rahasia Lorong yang berperangkap itu!"

   Toan Bok Ang berhenti sejenak, kemudian menutur tentang semua kejadian. Semua orang mendengar dengan penuh perhatian, seusai Toan Bok Ang menutur barulah Lu Leng berkata.

   "Kalau begitu, Kou Hun Siu pasti akan menghentikan semua perangkap, lalu kemari mengambil benda pusaka!"

   Han Giok Shia berkata.

   "ltu sudah pasti, namun kita tidak bisa keluar, kau punya akal apa?"

   Tam Goat Hua menghela nafas panjang, setelah itu berkata.

   "Kalau semua benda pusaka itu jatuh ke tangan Kou Hun Siu, walau kita berhasil memperoleh panah Bulu Api dan membasmi Liok Ci Khim Mo, di dalam dunia persilatan tetap tidak akan aman!"

   Mereka berempat tampak termangu, berselang sesaat Lu Leng bangkit berdiri.

   "Kita tidak bisa terus diam menunggu mati, kita harus pikirkan suatu jalan untuk keluar dari sini!"

   Katanya.

   "Kami berdua sudah mencoba..."

   Sahut Tam Ek Hui, Berkata sampai di sini, mendadak wajah Tam Ek Hui kelihatan berseri, ia langsung bertanya kepada Lu Leng.

   "Adik Leng, golok pusaka Su Yang To ada padamu?"

   Lu Leng mengangguk.

   "Ada!"

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Tam Goat Hua segera berpesan.

   "Hati-hati, takutnya kalau berhasil membelah dinding ini, ternyata malah menggerakkan perangkap lain!"

   Ternyata ketika mendengar pertanyaan Tam Ek Hui, Tam Goat Hua sudah tahu kakaknya mau berbuat apa! "Walau agak bahaya, tapi memang harus mencobanya!"

   Kata Han Giok Shia. Toan Bok Ang menyambung.

   "Senjata Sian Tian Sin Soku, dapat membelah batu dan besi!"

   Tam Goat Hua manggut-manggut.

   "Kita memang tidak boleh terus diam menunggu mati, namun biar bagaimanapun haruslah berhati-hati!"

   Lu Leng mengangguk "Kita memang harus berhati-hati!"

   Usai berkata, Lu Lengpun menggerakkan golok pusaka Su Yang To keempat penjuru dinding, maksudnya ingin tahu dinding bagian mana yang gampang dibacok! Akan tetapi, dibalik dinding justru terdengar suara "Plak Plak"

   Semua orang jadi tertegun ketika mendengar suara itu, tapi sekaligus bergembira, Lu Leng segera berkata.

   "Kalau itu bukan guru, pasti adalah Paman dan Bibi Tam!"

   Usai berkata, Lu Lengpun mengerahkan Lwee-kangnya, kemudian mengayunkan golok pusaka Su Yang To membacok ke arah dinding.

   "Trang!"

   Ujung golok pusaka Su Yang To menembus dinding itu, di saat bersamaan terdengar pula suara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   "Anak Leng ya?"

   Bukan main girangnya Lu Leng, ia langsung berseru.

   "Guru ya? Guru tidak apa-apa?"

   "Aku tidak apa-apa!"

   Sahut Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   Begitu mendengar sahutan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Lu Leng bertambah girang, Langsung ia mengayunkan golok pusaka Su Yang To membacok ke dinding itu beberapa kali hingga dinding itu berlubang.

   Semua orang memandang ke situ, ternyata disana juga terdapat sebuah kamar rahasia, dan hanya terdapat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek seorang saja, Apa yang dialami Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sama seperti yang dialami Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, lantai yang diinjaknya bergerak dan berputar, akhirnya meluncur keluar ke kamar rahasia itu melalu sebuah pipa! Seusai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menutur, Lu Lengpun berkata dengan girang.

   "Kalau begitu, Paman dan Bibi Tam pasti belum mati, mungkin mereka juga terkurung di suatu tempat !"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut, kemudian bertanya pada Lu Leng bagaimana pengalamannya di dalam Lorong Rahasia bersama Tam Goat Hua.

   Lu Leng segera menutur tentang semua kejadian itu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut lagi setelah mendengar penuturan Lu Leng, lalu berkata dengan sungguh-sungguh.

   "Terlebih dahulu kita harus cari jalan keluar dari sini! Anak Leng, berikan golokmu padaku!"

   Lu Leng memberikan golok pusaka Su Yang To kepada Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, setelah menerima golok pusaka itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek pun bersiul panjang, Tampak badannya berkelebat-kelebat, terdengar pula suara Trang Trang Trang"

   Bunga api berpijar, ternyata Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek telah membacok tiga dinding disekitarnya, Akan tetapi ketiga dinding itu tidak berlubang, hanya somplak sedikit! Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membacok tiga kali lagi, dinding yang terkena bacokan langsung berlubang.

   Tong Hong Pek memandang ke dalam lubang itu, gelap gulita dan terdengar suara desiran angin dingin, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengambil sebuah obor dan disodorkan ke dalam lubang, begitu melihat di dalam lubang seketika Tong Hong Pek jadi tertegun Saat ini, kecuali Tam Goat Hua yang menjaga Toan Bok Ang, yang lainpun ikut memandang ke dalam lubang itu, Di bawah sinar obor terlihat di dalamnya kosong melompong, sedangkan di bawah kira-kira belasan depa, 2642 justru terdapat sebuah gundukan persis seperti sebuah puncak gunung yang muncul dari dalam bumi, juga terdapat sebuah pilar batu yang ujungnya cukup luas.

   Ujung pilar batu itu memang bisa dijadikan injakan kaki, tapi setelah menginjak disitu, bagaimana cara untuk keluar? setelah memandang sejenak, barulah Lu Leng berkata.

   "Guru, apakah guru melihat? Semua perangkap di Lorong Rahasia ini pembuatannya hanya memanfaatkan sebuah lubang di dalam tanah!"

   Bagian 63 Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut.

   "Tidak salah! Kau lihat pilar batu besar itu? Mana mungkin dibuat dengan tenaga manusia?"

   Setelah Lu Leng dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata begitu, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia juga merasa perkataan itu masuk diakal. Lu Leng berkata.

   "Kalau begitu berarti setelah kita berada di ujung pilar batu besar itu, kita sudah berada di luar jangkauan perangkap?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpikir, berselang sesaat baru menyahut "Benar katamu, namun belum tentu kita bisa keluar!"

   Lu Leng berkata lagi.

   "Bisa keluar atau tidak, lebih baik kita berada di ujung pilar besar itu dulu, toh tidak akan merugikan diri kita!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menoleh ke belakang, kemudian berkata.

   "Goat Hua, kau lihat kemari, apakah punya suatu pendapat?"

   Tam Goat Hua segera maju, gadis itu melihat ke bawah, lama sekali barulah berkata.

   "Kini kita terkurung di sini, kelihatannya tiada bahaya apapun! Menurutku, selain empat puluh sembilan buah orang-orangan batu, kakek tidak bermaksud mencelakai orang. ia hanya memperingatkan agar orang tahu bahaya dan segera mundur saja! Oleh karena itu, tempat ini tidak begitu bahaya!"

   Tam Goat Hua memang cerdas dan teliti, walau Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berpengalaman luas, namun masih minta pendapatnya di saat genting ini. Setelah mendengar Tam Goat Hua berkata begitu, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pekpun manggut-manggut.

   "Baik, mari kita meloncat ke ujung pilar batu besar itu dan melihat-lihat keadaan disana!"

   Usai berkata, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek langsung mundur selangkah, ia mengembalikan golok pusaka Su Yang To kepada Lu Leng lalu melesat ke arah ujung pilar batu besar itu, Semua orang memandang ke sana, tampak Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek meluncur ke bawah tujuh delapan depa, 2644 Akan tetapi setelah meluncur ke bawah tujuh delapan depa, mendadak badannya justru melambung ke atas perlahan lahan.

   Semua orang tahu, itu dikarenakan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengerahkan hawa murni nya, Hal ini membuat semua orang jadi kagum.

   Tak seberapa lama, badan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek sudah melayang turun di ujung pilar batu besar itu, Semua orang melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek melambaikan tangannya, ketika Lu Leng baru mau membuka mulut untuk bertanya bagaimana keadaan di sana dan apakah terdapat jalan keluarnya? Mendadak terdengar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggeram, kemudian tampak badannya merosot ke bawah! Setelah itu, di ujung pilar batu besar itu sudah tidak tampak Tong Hong Pek lagi! perubahan itu amat mendadak, sebelumnya tiada tanda apapun.

   sungguh diluar dugaan! Lu Leng yang berdiri dekat lubang dinding, begitu melihat Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek hilang mendadak, hatinya jadi gugup dan panik sekali! Berselang sesaat, Lu Leng berseru memanggil gurunya, lalu sepasang kakinya bergerak, Ternyata dia telah melesat ke bawah! Bukan main terkejutnya Tam Goat Hua, cepat-cepat ia menjulurkan tangannya menyambar, tapi ia hanya menyambar tempat kosong! Karena Lu Leng telah melesat ke bawah, Tam Goat Hua segera memandang ke sana, terlihat Lu Leng berdiri di ujung pilar batu besar itu sambil berteriak-teriak.

   "Guru! Guru! Guru...!!"

   Seperti apa yang dialami Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, mendadak badannya merosot ke bawah, orangnya sudah tidak kelihatan! Tam Ek Hui dan Han Giok Shia yang berada di atas terheran heran dan tidak habis berpikir. Tam Ek Hui berkata, 2645

   "Adik, apakah kau melihat jelas bagaimana mereka berdua menghilang?"

   Tam Goat Hua mengerutkan kening, kemudian menyahut "Sepertinya di ujung pilar batu besar itu terdapat semacam lantai yang bisa terbalik!"

   Tam Ek Hui menghela nafas panjang.

   "Aaah! Entah ada perangkap apa dibalik itu?"

   Tam Goat Hua berkata dengan sungguh-sungguh.

   "Kalian berdua disini menjaga Toan Bok Ang, aku mau ke bawa melihat apa gerangan yang telah terjadi!"

   Tam Ek Hui terkejut, ia berseru tak tertahan sambil menatap Tam Goat Hua.

   "Adik, mana boleh?"

   Tam Goat Hua tersenyum getir "Kakak, bukannya kau tidak tahu! Kalau terjadi sesuatu atas diri adik Leng, akupun... tidak mau hidup lagi!"

   Tam Ek Hui menarik nafas dalam-dalam kemudian manggut-manggut seraya berpesan.

   "Adik, hati-hatilah!"

   Tam Goat Hua mengangguk lalu melesat ke bawah mengarah ujung pilar batu besar itu.

   Sekejap dia sudah berada di ujung pilar batu besar itu, mendadak ujung pilar batu besar itu bergerak Tam Goat Hua memang sudah bersiap dari tadi! Begitu ujung pilar batu besar itu bergerak, diapun cepat-cepat 2646 menghimpun hawa murninya, sehingga badannya melambung ke atas! Di saat badannya melambung ke atas, diapun segera memandang ke bawah, ternyata ujung pilar batu besar itu telah terbuka, muncul sebuah lubang besar di situ, Pasti Tong Hong Pek dan Lu Leng jatuh ke dalam sana! Ketika badan Tam Goat Hua masih berada di udara, dia berteriak sekeras-kerasnya.

   "Kalian juga harus berhati-hati!"

   Usai berteriak, badannyapun meluncur ke bawah, tepatnya ke dalam lubang diujung pilar batu besar itu! Dia merasa di depan matanya jadi gelap gulita, sedangkan badannya terus meluncur ke bawah, Paling sedikit sudah tujuh delapan depa dalam nya, membuat sekujur badan Tam Goat Hua mengucurkan keringat dingin, tiba-tiba terdengar suara "Bum"

   Seketika jadi terang benderang di depan matanya, seperti melihat gumpalan awan yang beraneka warna, sehingga membuat Tam Goat Hua tidak dapat melihat keadaan disekitamya.

   Walau Tam Goat Hua memiliki kepandaian ting-gi, namun kini dia sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi, lagi pula badannya terus merosot sehingga tidak bisa berbuat apa-apa.

   Ketika Tam Goat Hua merosot ke bawah sekelilingnya gelap gu!ita, kemudian mendadak terang benderang lagi, setelah itu kembali gelap dan inilah yang membuat Tam Goat Hua tidak dapat melihat apapun.

   Tam Goat Hua hanya pasrah, diapun merasa bila cahaya yang terang benderang itu sirna, dirinya merosot lagi ke bawah beberapa depa! Tiba-tiba badannya membentur suatu benda yang amat lunak, badannya menekan benda itu ke bawah! Sebelum Tam 2647 Goat Hua tahu benda apa itu, sekonyong-konyong benda itu melembung, membuat badannya terpental! Meskipun tidak dapat melihat apa-pun, tapi Tam Goat Hua merasa dirinya telah terpental ke arah lain, Tak lama kemudian, kembali badannya membentur suatu benda yang lunak, seperti tadi benda lunak itupun melembung sehingga badannya terpental! Kali ini Tam Goat Hua coba meraba, ternyata dia berada di dalam sebuah pipa besar, badannya terus meluncur! sepasang tangannya meraih kesana-kemari, maksudnya untuk menahan badannya agar tidak terus meluncur Akan tetapi pipa besar itu amat licin, walau tangannya meraih dan menyambar kesana-kemari tetap tidak dapat menahan badannya! Matanya menjadi berkunang-kunang, pusing dan mual, sehingga tak tertahan dia menjerit sekeras-kerasnya! Badannya terus meluncur, sepertinya pipa besar itu tiada ujungnya! Makin lama Tam Goat Hua makin ketakutan, keringat dinginpun terus mengucur! Berselang beberapa saat kemudian, mendadak badannya membentur suatu benda keras! seandainya Tam Goat Hua tidak memiliki Lweekang tinggi, benturan itu pasti membuatnya pingsan! Setelah terjadinya benturan mendadak di depan matanyapun jadi terang benderang.

   Karena sekian lama berada di tempat gelap, begitu terkena cahaya yang terang benderang matanya menjadi silau sekali, cepat-cepat Tam Goat Hua memejamkan mata! Dia tahu badannya sudah berhenti meluncur, tapi tidak tahu berada dimana sekarang.

   Dt saat bersamaan, terdengar pula suara tiga orang.

   "Goat Hua, kau juga sudah kemari?"

   Tam Goat Hua mengenali suara-suara itu, tidak lain adalah suara Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Lu Leng, bahkan juga kedua orang tuanya! Betapa girangnya Tam Goat Hua, segera ia membuka matanya, ternyata dirinya berada di dalam sebuah lembah dan di sekelilingnya penuh rerumput pendek.

   Kedua orang tuanya, Tong Hong Pek dan Lu Leng berdiri dihadapannya! seketika Tam Goat Hua menangis terisak-isak.

   "Apakah kita bertemu di alam baka?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Omong kosong! Sang surya bersinar terang, masih omong yang bukan-bukan!"

   Tam Goat Hua menengadahkan kepa!a. Memang tidak salah, sang surya sedang bersinar terang benderang pertanda tengah hari, kemudian iapun bertanya dengan heran.

   "Kalau begitu, tempat apa ini? Bagaimana mendadak aku bisa sampai di sini? Aku jadi bingung sekali !"

   Lu Leng tertawa.

   "Kakak Goat, benturan itu tidak membuatmu pingsan kan?"

   Tam Goat Hua tercengang.

   "Eh? Bagaimana kau tahu aku membentur sesuatu?"

   Lu Leng berkata.

   "Apapun aku tahu! Melihat gumpalan awan yang beraneka warna, membentur benda lunak, kemudian terpental ke atas! Setelah itu meluncur di dalam sebuah pipa besar yang licin! Sungguh tidak enak rasanya kan?"

   Tam Goat Hua terbelalak ia memandang Lu Leng seraya berkata.

   "Ternyata kau keluar dengan cara begitu pu!a!"

   Lu Leng mengangguk seraya menunjuk ke sebuah batu besar yang ada di depan dan berkata.

   "Lihatlah ke sana, pasti kau akan mengerti!"

   Tam Goat Hua segera mendekati batu itu, ternyata permukaan batu itu amat licin dan di sana terukir beberapa huruf "Anda berani memasuki Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit, aku amat kagumi Anda memang tahu diri dan tahu bahaya, maka mau mundur dari situ! Di dalam gudang pusaka memang banyak tersimpan benda pusaka, tapi apakah begitu gampang memperolehnya?"

   Di bawah terukir sebuah nama, yakni "Seh Sih"

   Seusai membaca, Tam Goat Hua manggut-manggut dan berkata.

   "Kalau begitu, ujung pilar batu besar itu merupakan jalan keluar dari Empat Puluh sembilan Lorong Rahasia Menembus Langit!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Tidak salah! Kami berdua terkurung di dalam sebuah kamar, ibumu menggunakan bahan peledak yang dibawanya untuk menghancurkan dinding, kemudian meloncat ke ujung pilar batu besar itu dan akhirnya sampai di sini! Aku pikir kalianpun akan keluar dari situ, maka kami menunggu di sini! Memang benar, tak lama muncullah saudara Tong Hong, Lu Leng dan kau!"

   Tam Goat Hua berkata dengan cemas.

   "Kalau begitu, kakak dan nona Han Giok Shia tidak tahu tentang ini, apakah mereka berdua akan terus terkurung di sana?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Tadi anak Leng bilang, pusat penggerak semua perangkap itu telah ditemukan Kou Hun Siu, asal kita berhasil menemukan tempat itu, mungkin bisa...."

   Ketika Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata sampai disitu, mendadak terdengar suara.

   "Blam!"

   Di permukaan tanah muncul sebuah lubang, tampak seseorang terpental ke atas kira-kira dua depa, kemudian jatuh ke tanah.

   Semua orang segera memandang ke sana, ternyata orang itu tidak lain adalah Toan Bok Ang.

   Gadis itu memang sudah terluka parah, kini setelah terbentur lagi diapun jatuh pingsan.

   Semua orang tidak tahu apa yang terjadi di Lorong Rahasia, bagaimana Tam Ek Hui dan Han Giok Shia membiarkan Toan Bok Ang meloncat ke ujung pilar batu besar itu? Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua saling memandang, walau tidak berkata apa-apa, namun wajah mereka berdua tampak serius dan cemas! Mendadak terdengar suara "Blam Blam"

   Dua kali, semua orang langsung menoleh, seketika wajah mereka kelihatan berseri penuh kegirangan! Ternyata telah terpental keluar dua orang dari lubang tanah yaitu Tam Ek Hui dan Han Giok Shia! Mereka berdua jatuh di atas rumput, mata mereka masih terpejam rapat-rapat, sama sekali tidak tahu saat ini diri mereka berada dimana! Lu Leng segera berseru.

   "Kakak Tam, Nona Han! Kalian sudah lolos dari bahaya!"

   Tam Ek Hui dan Han Giok Shia membuka mata, menengok kesana-kemari dengan tertegun.

   Betapa girangnya Tam Goat Hua melihat semua orang terlolos dari bahaya.

   Walau sementara ini Toan Bok Ang masih dalam keadaan pingsan, namun ibunya telah menyalurkan sedikit hawa murninya ke dalam tubuh gadis itu untuk menyelamat kan nya, Tam Goat Hua segera menjelaskan tentang semua hal pada Tam Ek Hui dan Han Giok Shia, barulah mereka berdua paham akan apa yang telah terjadi! setelah itu Tam Goat Hua berkata lagi.

   "Kakak bagaimana sih? Aku suruh kau menjaga nona Toan, mengapa kau membiarkannya meloncat kesana?"

   Tam Ek Hui menyahut sambil tersenyum.

   "Bukankah kini sudah selamat? Tanpa setahu kami, secara diam-diam dia merangkak mendekati lubang dinding lalu meloncat ke bawah! Aku amat gugup dan langsung pula meloncat ke bawah menyambarnya, kami berdua mencapai ujung pilar batu besar itu!"

   Tam Goat Hua tertawa kecil "

   Ketika melihat Kakak meloncat ke bawah, nona Han pasti cemas sekali! Diapun cepat-cepat ikut terjun kesana!"

   Wajah Han Giok Shia memerah.

   "Nona Goat bilang apa? Ketika adik Leng meloncat ke bawah, bagaimana dengan kau?"

   Mendengar itu wajah Tam Goat Huapun memerah, cepat-cepat ia membalikkan badannya. Lu Lengpun segera berkata.

   "Kini kita semua harus bagaimana?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut.

   "Kita tunggu nona Toan siuman du!u, dia pasti akan mengajak kita ke tempat pusat penggerak perangkap! Kalau Kou Hun Siu masih berada disitu, kita kepung dia agar tidak bisa kabur!"

   Tam Goat Hua bertanya.

   "Bagaimana kalau dia tidak berada di sana?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Seandainya dia tidak berada di sana, tentunya dia mengira kita semua telah binasa di dalam Lorong Rahasia! Diapun akan menghentikan penggerak perangkap itu.

   Secara diam-diam kita menggerak kan nya kembali, sehingga dia akan mati di dalam Lorong Rahasia itu.

   Kita tunggu beberapa saat barulah menghentikan penggerak perangkap itu, lalu ke gudang pusaka.

   Beres, kan?"

   Betapa girangnya semua orang mendengar apa yang dikatakan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, karena akan menjadi lebih mudah bagi mereka untuk mengambil benda pusaka yang ada di dalam gudang pusaka tersebut! Dengan perlahan-Iahan Toan Bok Ang mulai siuman, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen segera memasukkan tiga butir obat mujarab ke dalam mulutnya, Berselang sesaat muka Toan Bok Ang mulai tampak kemerah-merahan, barulah semua orang memberitahukan tentang kejadian tadi, Toan Bok Ang berkata.

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Untuk mengetahui letaknya pusat penggerak perangkap, lebih dulu kita harus keluar dari lembah ini, barulah aku dapat mengenali jalannya menuju ke sana!"

   Mendadak Seh Cing Hua menjulurkan tangannya memegang bagian pinggang Toan Bok Ang, kemudian menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh gadis itu, seketika Toan Bok Ang merasa bertambah semangat lalu bersama Seh Cing Hua berjalan di depan meninggalkan lembah itu, sedangkan yang lain mengikuti dari belakang, Setelah berada di luar lembah, Toan Bok Ang menengok keempat penjuru, kemudian menunjuk ke arah timur seraya berkata.

   "Disana! Aku ingat kedua puncak gunung yang berhadapan itu! Tempat pusat penggerak perangkap berada di tengah-tengah kedua puncak gunung itu!"

   Mereka semua segera berangkat ke tempat itu, berselang beberapa saat, tibalah mereka di suatu lembah yang gersang.

   Begitu memasuki lembah tersebut sudah terdengar suara air terjun.

   Lu Leng dan Tam Goat Hua cepat-cepat melesat ke depan, setelah melewati pintu batu, merekapun tiba di sisi air terjun, Kelihatannya semua roda tidak bergerak sama sekali, sedangkan Kou Hun Siu tidak kelihatan batang hidungnya, Setelah Lu Leng dan Tam Goat Hua menunggu sejenak, barulah semua orang tiba di sana, Han Giok Shia segera berseru.

   "Masih belum mau menggerakkan perangkap? Mau tunggu kapan ?"

   Lu Leng segera menjulurkan tangannya, mencabut kunci kecil yang melekat di sebuah lubang, Begitu kunci kecil itu dicabut, roda besar yang disitupun tergeser ke arah air terjun lalu berputar sehingga membuat semua roda kecil ikut berputar.

   Bukan main kagumnya semua orang ketika menyaksikan pusat penggerak perangkap itu, Mo Liong Seh Sih sungguh merupakan orang jenius, karena mampu menciptakan pusat penggerak perangkap tersebut Mereka semuapun tahu dalam hati, apabila Kou Hun Siu berada di dalam Lorong Rahasia atau di dalam gudang pusaka, pasti sulit baginya untuk lolos dari bahaya! Kalau tidak berada di Lorong Rahasia atau di gudang pusaka, tentu dia akan terkurung di suatu tempat.

   Dihitung berdasarkan waktu, tidak mungkin dia telah berhasil mengambil semua benda pusaka dan telah meninggalkan Lorong Rahasia tersebut! Semua orang terus menunggu.

   Kira-kira setengah jam kemudian, Han Giok Shia bertanya.

   "Apakah sudah cukup waktunya?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Tunggu sebentar lagi!"

   Mereka menunggu lagi setengah jam, Han Giok Shia yang bertanya.

   "Sudah waktunya?"

   Tiada sahutan, semua orang hanya memandangnya sambil tertawa, Han Giok Shia tercengang, ia bertanya dengan kening berkerut "Mengapa kalian tertawa?"

   Tam Ek Hui menyahut "Semua orang mentertawakanmu yang tidak sabaran, dasar tidak bisa berubah!"

   Han Giok Shia berpikir sejenak, kemudian gadis itupun tertawa dan berkata.

   "Kelihatannya, seumur hidup aku tidak bisa berubah!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Aku pikir sudah waktunya kita menghentikan penggerak perangkap ilu!"

   Lu Leng segera memasukkan kunci kecil itu ke dalam lubang, roda besar itu langsung tergeser menjauhi air terjun dan semua roda kecilpun langsung berhenti berputar Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Saudara Tam suami isteri, harap menunggu di sini bersama Nona Toan!"

   Karena kali ini bila masuk ke Lorong Rahasia itu sudah tidak berbahaya lagi, Tam Sen tidak menentang, hanya Seh Cing Hua yang berkata.

   "Cukup kami berdua saja yang menunggu disini, Nona Toan harus ikut serta!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertegun, ia bertanya dengan heran.

   "Apa sebabnya?"

   Seh Cing Hua menyahut "Bila memasuki gudang pusaka, maka setiap orang boleh mengambil satu macam benda pusaka, mengapa dia tidak boleh ikut?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa.

   "ltu gampang! Aku akan mewakilinya untuk mengambil satu macam benda pusaka! Apakah kau kira aku akan menyerakahi benda pusaka itu?"

   Mendadak Lu Leng menyela.

   "Menurutku, cukup aku seorang yang menjaga di sini! Kalian bertujuh yang pergi, bukankah setiap orang boleh mengambil semacam benda pusaka?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa panjang lalu berkata sungguh-sungguh.

   "Betul! Aku yang akan menunggu di sini, kalian pergilah!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen tersenyum.

   "Lihatlah kalian ini, benda pusaka belum berada di tangan, malah sudah ribut tidak karuan! Kini semua perangkap sudah berhenti, kita bisa mengutus seseorang untuk masuk dan mengambil semua benda pusaka itu sehingga tidak ada masalah lagi! Mengapa harus ribut? sedangkan luka Nona Toan masih belum sembuh, lebih baik kalian yang berangkat ke sana!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek tertawa, setelah itu berkata dengan sungguh-sungguh.

   "Kalau begitu, biar mereka berempat yang muda yang masuk ke sana, kita menunggu di sini! Kalian berempat cepat pergi, cepat pulang!"

   Tam Ek Hui, Han Giok Shia, Lu Leng dan Tam Goat Hua mengangguk Tam Ek Hui dan Han Giok Shia melesat pergi duluan, setelah itu barulah Lu Leng dan Tam Goat Hua.

   Toan Bok Ang memandang punggung mereka, entah bagaimana perasaan di dalam hatinya, tak tertahan dia menghela nafas panjang! Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, Seh Cing Hua dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek saling memandang sejenak, kemudian Seh Cing Hua berkata pada Toan Bok Ang.

   "Nona Toan, kami dengar gurumu telah jadi biarawati dan tanggung jawab atas partai Hui Yan Bun tentunya jatuh pada dirimu! Ya, kan?"

   Toan Bok Ang menarik nafas dalam-dalam, menyahut "Ya!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Nona Toan, kedudukan partai Hui Yan Bun dalam dunia persilatan cukup tinggi. Bebanmu itu tidak ringan lho! Tapi semoga partai Hui Yan Bun akan bertambah cemerlang ditanganmu!"

   Setelah mendengar ucapan kedua orang itu, Toan Bok Angpun tahu kalau Cit Sat Sin Kun suami isteri mengetahui akan kedukaannya di dalam hati, maka mereka menghiburnya dengan ucapan itu. Diam-diam Toan Bok Ang menghela nafas.

   "Setelah Liok Ci Khim Mo dibasmi, mohon Cianpwee banyak-banyak beri petunjuk padaku!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Dalam dunia persilatan terdapat begitu banyak partai, urusan partai tentunya tidak boleh dicampuri orang luar! Nona Toan, kami percaya bila gurumu menyerahkan tanggung jawab itu padamu, sudah pasti tidak akan salah melihat orang! Sebentar, kami punya sedikit hadiah untukmu!"

   Toan Bok Ang yang amat cerdas itu, begitu mendengar apa yang dikatakan Tam Sen, sudah tahu kalau Tam Sen akan menghadiahkan suatu benda pusaka padanya! Percuma menolak! Lagi pula kelak dia harus mengembangkan partai Hui Yan Bun, memang ada baiknya memperoleh suatu benda pusaka! Oleh karena itu, Toan Bok Ang berkata.

   "Kalau begitu, aku ucapkan banyak-banyak terimakasih!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua saling memandang, kemudian Seh Cing Hua membelai-belai rambut Toan Bok Ang seraya berkata.

   "Anak baik, jangan berduka dalam hati, Urusan partai Hui Yan Bun amat penting, kau harus tahu itu!"

   Toan Bok Ang mengangguk air matanya mulai meleleh! Seh Cing Hua menyuruhnya agar jangan berduka, namun kelihatannya gadis itu tak dapat melakukannya! Yang dapat dilakukannya hanya menyimpan semua penderitaan dan kedukaannya di dalam hati, ia bertekad tidak akan memperiihatkannya.

   Hanya ada satu hal yang dapat menghilangkan penderitaannya, yaitu.

   bila Lu Leng mau memperisterikan dia, tetapi justru hal ini merupakan suatu impian kosong belaka dan mustahil Ketika melihat air mata Toan Bok Ang meleleh, Seh Cing Huapun tidak banyak bicara lagi, sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen, mereka berdua juga diam, Terutama Tong Hong Pek, dalam hatinya iapun merasa tidak enak.

   Tong Hong Pek juga telah mengambil keputusan.

   setelah membasmi Liok Ci Khim Mo, ia akan menyerahkan semua urusan Gobi Pay aliran tidak menyucikan diri kepada Lu Leng, lalu dia mencukur rambut jadi biksu, Saat ini mereka semua mengira akan segera memperoleh Panah Bulu Api dan berhasil membasmi Liok Ci Khim Mo, maka mereka memikirkan unisan-urusan lain setelah membasmi Liok Ci Khim Mo, sementara itu Lu Leng, Tam Goat Hua, Tam Ek Hui dan Han Giok Shia berempat yang melesat ke arah istana Mo Kiong, tak lama kemudian merekapun sudah tiba di istana Mo Kiong tersebut dan langsung menuju ke arah pintu masuk Lorong Rahasia! Meskipun mereka berempat tahu kalau semua perangkap telah berhenti berfungsi dan tidak mungkin ada bahaya, tetapi karena mereka masih teringat akan bahaya yang pernah mereka alami di dalam Lorong Rahasia, hatipun jadi tegang pula! Mereka berhenti sejenak di depan piniu, setelah itu baru masuk ke dalam.

   Setelah melewati beberapa tikungan mereka sampai di Lorong Rahasia dimana terdapat empat puluh sembilan orang-orangan batu yang berdiri angker di sisi kiri kanan Lorong Rahasia ilu.

   Walau mereka berempat tahu kalau semua perangkap sudah tidak berfungsi namun hati mereka tetap berdebar-debar, Mereka berjalan melewati orang-orangan batu itu, tak lama mereka sudah sampai diujung, Lu Leng berjalan paling depan, sesampai di bawah sebuah lubang, Lu Leng langsung mencelat ke atas.

   ia sudah berada di gudang pusaka, Tam Ek Hui, Han Giok Shia dan Tam Goat Hua juga segera mencelat ke atas, Sampai di gudang pusaka, mereka berempat pun memandang semua benda pusaka yang berada disitu, Tam Goat Hua menghitung dalam hati, mendadak ia mengeluarkan seruan "lh"

   Dan berkata.

   "Kok kurang satu macam?" * * * * Bab 124 Bukan main terkejutnya Lu Leng mendengar itu, langsung ia menghitung dan kemudian menyahut "lya! Berkurang satu macam...."

   Han Giok Shia berkata.

   "Pasti diambil Kou Hun Siu! sebetulnya benda pusaka apa itu?"

   Lu Leng menyahut "Aku hanya tahu benda pusaka itu disebut Te Sat Kang (Jala Bumi), apa gunanya justru tidak tahu sama sekali! Tanyakan saja pada guru dan paman Tam, mereka pasti tahu!"

   Mendadak Tam Ek Hui menyela, keningnya tampak berkerut-kerut.

   "Tidak benar! Kalau Kou Hun Siu yang kemari, mana mungkin dia cuma mengambil satu macam benda pusaka lalu pergi?"

   Lu Leng menyahut "Sulit di katakan, mungkin dia takut akan pesan Seh Locianpwee, walau semua perangkap sudah berhenti namun hatinya masih was-was, maka ketika sampai disni, dia cuma berani mengambil satu macam benda pusaka saja!"

   Semua orang tidak dapat menerka apa sebabnya, Berselang sesaat, Han Giok Shia maju selangkah kemudian mengambil semua benda pusaka yang ada di situ, sedangkan Lu Leng dan Tam Goat Hua memperhatikan lantai, menghitung sampai batu lantai yang ke sembilan, mereka lalu mengangkat batu lantai tersebut Ketika mereka mengangkat batu lantai itu, hati merekapun berdebar-debar tegang! Karena demi mencari ketujuh batang Panah Bulu Api, nyawa mereka nyaris melayang! Mereka berdua jongkok lalu saling memandang sejenak, barulah batu lantai itu diangkat Setelah batu lantai itu terangkat mereka berdua memandang ke dalam, memang benar di dalam lubang itu tersimpan tujuh batang panah.

   Mereka berdua menarik nafas lega, Han Giok Shia segera bertanya "Panah Bulu Api! Apakah itu adalah Panah Bulu Api?"

   Tam Goat Hua, Lu Leng dan Tam Ek Hui juga punya tanda tanya demikian dalam hati, sebab ketujuh batang Panah Bulu Api itu sama panjangnya, bahkan bentuknya juga amat aneh, Ujung panah terdapat bulu yang dibuat dari besi, kelihatannya seperti tujuh batang besi rongsokan! Mereka berempat memandang sejenak, setelah itu Lu Leng berkata.

   "Aku pikir pasti ini!"

   Ketika berkata, diapun sudah menjulurkan tangannya mengambil sebatang panah, walau kecil namun amat berat sekali! Lu Leng pun tahu bahwa itu bukan panah biasa! Tam Goat Hua dan Tam Ek Hui juga mengambil panah tersebut mereka berdua amat terkejut karena panah itu ternyata berat.

   Lu Leng berkata.

   "Kalau panah ini diambil sekaligus, mungkin kita tak dapat mengangkatnya! pantas di dalam peti mati nyonya Seh terdapat bekas cekung yang cukup dalam!"

   Mereka bertiga lalu mengambil ketujuh batang panah Bulu Api itu, mereka memandang sejenak ke dalam gudang pusaka, setelah itu barulah meninggalkan gudang pusaka tersebut.

   Kini mereka berempat sudah kembali ke tempat pusat penggerak perangkap, Han Giok Shia mengeluarkan benda pusaka yang diambilnya dari gudang pusaka, kemudian satu persatu ditaruhnya di tanah, semua jumlahnya ada enam macam.

   Dia pun berkata.

   "Telah hilang satu macam benda pusaka, yaitu jala Bumi! Mungkin telah diambil oleh Kou Hun Siu!"

   Mendengar itu, Giok Bin Sin Kun dan Cit Sat Sin Kun suami isteri kelihatan terkejut sekali.

   "Kalian tidak menemukan Kou Hun Siu?"

   Han Giok Shia menyahut "Tidak!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Mudah-mudahan dia terkurung di dalam Lorong Rahasia itu, dan belum keluar dari sana dengan selamat!"

   Tam Goat Hua bertanya.

   "Apakah lihay sekali jala Bumi itu?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut.

   "Aku juga pernah dengar dari orang, bahwa Jala Bumi itu dibuat dari sarang laba-laba yang amat beracun di dalam bumi, kelihatannya kecil tapi kalau ditebarkan mungkin dua depa lebih! Siapa yang terjaring di dalam Jala Bumi tersebut, sulit sekali meloloskan diri! Dalam waktu satu jam, orang itu pasti mati keracunan. Kalau Jala Bumi itu jatuh ke tangan Kou Hun Siu, tentunya bukan merupakan hal yang baik!"

   Tam Goat Hua dan yang lainnya amat terkejut, kecuali Seh Cing Hua yang masih terus memperhatikan panah Bulu Api di tangannya, kemudian diapun berkata.

   "Takut apa? Liok Ci Khim Mo masih bisa dibasmi, apalagi Kou Hun Siu!"

   Han Giok Shia berkata.

   "Aku sungguh tidak mengerti, bagaimana caranya panah yang begitu besar dan berat bisa ditaruh pada Busur Api yang begitu kecil?"

   Ketika Han Giok Shia mengatakan begitu, semua orang jadi tertegun dan termangu-mangu! Ternyata mereka teringat akan satu hal, kini panah Bulu Api sudah berada di tangan, tapi bagaimana dengan Busur Api itu? Dulu karena Panah Bulu Api tiada jejaknya, maka perhatian mereka dicurahkan pada Panah Bulu Api tersebut sedangkan Busur Api yang berada pada Oey Sim Tit tidak begitu mereka perhatikan Kini mereka telah memperoleh Panah Bulu Api, tapi keinginan untuk memperoleh Busur Api itu juga bukan merupakan hal yang gampang.

   Mereka tahu bahwa Oey Sim Tit tidak mungkin menyerahkan Busur Api itu kepada mereka, sesuai dengan pernyataan nya tempo hari, kalaupun ingin merebut langsung dari tangan Oey Sim Tit, bagaimana caranya? Sebab Oey Sim Tit berada di dalam istana Ci Cun Kiong, Setelah mereka tertegun beberapa saat, justru Han Giok Shia yang tidak berpikir sampai kesitu, dia bertanya dengan heran.

   "Eh? Ada apa sih?"

   Tam Ek Hui menyahut "Kini kita sudah memperoleh Panah Bulu Api, tapi tidak ada Busur Api, juga tiada gunanya!"

   Setelah mendengar apa yang dikatakan Tam Ek Hui, Han Giok Shiapun jadi tertegun.

   "Sedangkan Panah Bulu Api yang telah hilang ratusan tahun, akhirnya kita berhasil memperolehnya! Aku tidak percaya kalau kita tidak akan berhasil memperoleh Busur Api, lebih baik sekarang kita meninggalkan tempat ini dulu, setelah di sekitar istana Ci Cun Kiong, baru kita ambil keputusan!"

   Mendengar itu, semua orangpun merasa hanya jalan itu yang harus ditempuh, Giok Bin Sin Kun Tong Hong Pek memandang keenam macam benda pusaka yang berjajar di tanah, setelah itu ia berkata.

   "Giok Shia, kau pilih dulu satu macam!"

   Han Giok Shia menyahut sambil tersenyum.

   "Aku tidak akan berlaku sungkan, senjataku adalah Liat Hwe Soh Sim Lun, maka kupilih Roda Bundar itu!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek manggut-manggut "Tepat sekali pilihanmu, Roda Bundar itu merupakan benda pusaka aliran Buddha, disebut Liang Siang Lun (Roda Dua Arah)!"

   Han Giok Shia segera bertanya.

   "Apa gunanya Liang Siang Lun itu?"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menjelaskan.

   "Kalau Liang Siang Lun digunakan sebagai senjata, maka senjata rahasia apapun sulit mendekati badan! Apabila Liang Siang Lun berputar cepat, semua senjata akan hancur, kecuali senjata pusaka! seandainya Jit Lun di ujung senjatamu itu diganti dengan Liang Siang Lun, tentunya akan menambah kedahsyatan senjatamu!"

   Bukan main girangnya Han Giok Shia, langsung ia menjongkokkan badannya mengambil benda pusaka tersebut sedangkan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata pada Tam Ek Hui.

   "Ek Hui, giliranmu memilih benda pusaka itu!"

   Tam Ek Hui menyahut "Biar adik Leng duluan saja!"

   Seh Cing Hua langsung mendamprat "Dasar tak berguna, tidak seperti Giok Shia yang berlaku terbuka!"

   Tam Ek Hui segera menyahut "Kalau ibu mengatakan begitu, baiklah! Aku pilih benda pusaka itu!"

   Tam Ek Hui menunjuk sebuah lempengan besi yang panjangnya hampir satu depa, sedangkan lebarnya kurang lebih seperempat depa, kelihatannya seperti sebuah lempengan besi rongsokan.

   Setelah menunjuk, Tam Ek Huipun menjongkokkan badannya untuk mengambil lempengan besi itu.

   Mendadak Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berseru.

   "Tunggu!"

   Tam Ek Hui tertegun, cepat-cepat dia menarik kembali tangannya, Dia terheran-heran dalam hati, selain Liang Siang Lun hanya lempengan besi itu yang kelihatan tiada artinya, namun mengapa ayahnya malah berseru menyuruhnya jangan mengambil benda itu? Terdengar Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata.

   "Benda pusaka itu tiada manfaatnya bagimu, namun amat penting bagi Nona Toan yang kelak harus mengembangkan partai Hui Yan Bun, maka benda itu harus diberikan kepadanya dan kau pilih benda pusaka lain saja!"

   Tam Ek Hui mengangguk Tetapi Toan Bok Ang justru berkata.

   "Tam cianpwe, kakak Tam menginginkan lempengan besi itu, mengapa tidak boleh diberikan kepadanya? Kalau begitu percuma saja menyuruh dia memilih duluan!"

   Seh Cing Hua menyahut "Nona Toan, kau tidak perlu berlaku sungkan, Lempengan besi itu kelihatan seperti besi rongsokan, namun sesungguhnya disebut Seng Kim (Emas Pusaka), peninggalan See Thian Thay-Pek Kim Eng! Kalau berhasil mencari tukang besi yang pandai serta dapat membuka lempengan besi itu, maka isinya bisa dibuat dua belas bilah pedang tipis yang amat tajam, Kau memikul tanggung jawab partai Hui Yan Bun, tentunya kelak harus menerima murid! Apabila berhasil menerima dua belas murid, apabila setiap murid dilengkapi 2668 dengan sebilah pedang tipis tersebut, maka kelak partai lain tidak berani sembarangan mencari gara-gara dengan Hui Yang Bun lho!"

   Hati Toan Bok Ang tergerak ketika mendengar apa yang dikatakan Seh Cing Hua, ia langsung diam tak banyak bicara lagi.

   Gadis itu tahu, dirinya telah gagal dalam hal percintaan, selanjutnya perhatiannya harus dicurahkan pada pesan gurunya untuk mengembangkan partai Hui Yan Bun, Hanya itu yang harus dilaksanakannya! Apabila dia menolak pemberian itu, tentunya akan menyesal kelak! Oleh karena itu, dia menerima dengan penuh rasa terimakasih! Kemudian hari, lempengan besi itu berhasil dibuat jadi dua belas bilah pedang tipis, dan berhasil pula menerima dua belas murid perempuan, sehingga para muridnya dijuluki Thai Ling Cap Ji yan (Dua Belas Walet Dari Thay Ling)! Sementara Tam Ek Hui memandang kelima macam benda pusaka, dia tahu setiap kaum rimba persilatan selalu mengimpi-impikan benda-benda pusaka itu, sembarangan pilih satu macam, sudah amat berguna sekali, Tetapi saat itu dia tidak tahu ayahnya ingin memberi Toan Bok Ang benda pusaka apa, maka dia jadi ragu untuk memilih.

   Tam Goat Hua yang berdiri disisinya, tahu akan keraguan kakaknya, segera ia berkata.

   "Kakak, bukankah kau tidak punya senjata? Lebih baik kau pilih senjata yang agak mirip pedang itu!"

   Padahal sesungguhnya Tam Ek Hui juga ingin memilih benda pusaka itu, ia hanya merasa tidak enak membuka mulut Kini ketika mendengar Tam Goat Hua berkata begitu, dia segera manggut-manggut seraya menyahut.

   Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Baik, aku pilih benda pusaka itu!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengangguk, kemudian tampak ujung lengan bajunya bergerak, tahu-tahu senjata itu telah terangkat "Ek Hui, tahukah kau senjata apa ini?"

   Tam Ek Hui menyahut "Aku tidak tahu nama senjata itu, namun sudah pasti merupakan senjata pusaka!"

   Giok Bin Sin Kun menyentil senjata itu dengan jari tangannya, seketika terdengar suara "Ting"

   Yang amat nyaring, Setelah itu, barulah Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Senjata ini disebut Can Thian Cin (Jarum Langit), milik seorang pendekar aneh di jaman Dinasti Tang! Dengan senjata tersebut kita bisa menggunakan ilmu pedang maupun ilmu golok, Senjata ini memancarkan cahaya aneh dan tidak ada sarungnya, Kalau dibawa di malam hari, dari jauh akan tampak cahayanya, maka akan menimbulkan perhatian kaum rimba persilatan! Kau harus berhati-hati membawa senjata ini!"

   Tam Ek Hui mengangguk "Ya!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek mengibaskan lengan bajunya, senjata itu langsung melayang ke arah Tam Ek Hui. Tam Ek Hui segera menjulurkan tangannya menyambut senjata itu, sedangkan Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandangnya seraya berkata.

   "Perkataan tadi haruslah kau ingat selalu dalam hati!"

   Tam Ek Hui mengangguk lagi.

   "Ya, Ayah!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berpaling memandang Lu Leng, kemudian berkata.

   "Anak Leng, sekarang giliranmu!"

   Lu Leng segera maju ke depan.

   "Aku pilih Lan Tian Giok Sek ini!"

   Tiada seorangpun yang bersuara, Lu Leng lalu mengambil benda pusaka tersebut Lan Tian Giok Sek cuma merupakan sebuah kotak Giok, benda apa yang berada di dalam kotak giok itu sama sekali tidak dapat dilihat dari luar, di kotak Giok itu terukir beberapa huruf yaitu "Lan Tian Giok Sek", Semua orang hanya tahu, Lan Tian Giok Sek merupakan semacam buah, lima ribu tahun berbuah sekali! Konon siapa yang memakan Lan Tian Giok Sek, maka orang itu tidak akan mati selama-lamanya! Benar atau tidak, itu hanya kata orang saja! Yang benar, bagi orang yang belajar ilmu silat kalau makan Lan Tian Giok Sek, pasti menambah Lweekangnya, bahkan seumur hidup juga tidak takut akan racun apapun! Setelah mengambil kotak Giok itu, Lu Leng lalu mendekati Toan Bok Ang dan berkata.

   "Kakak Ang, benda pusaka ini kuhadiahkan padamu!"

   Air muka Toan Bok Ang agak berubah.

   "Ini... ini apa artinya?"

   Lu Leng menghela nafas panjang.

   "Kalau Kakak Ang menolak, itu pertanda Kakak Ang membenciku selama-lamanya!"

   Bagian 64 Mata Toan Bok Ang sudah bersimbah air, namun tetap berusaha agar air matanya tidak sampai meleleh.

   Padahal sesungguhnya saat ini dia ingin bicara banyak dengan Lu Leng, namun justru malah menghela nafas panjang, kemudian tidak membicarakan apa-apa, lama sekali barulah dia membuka mulut "Aku...

   bagaimana aku akan membencimu?"

   Lu Leng berkata.

   "Kakak Ang, kalau begitu, kau bersedia menerima Lan Tian Giok Sek ini?"

   Toan Bok Ang mengangguk "Ya!"

   Gadis itu tersenyum paksa, lalu mengambil kotak Giok itu dan disimpan di dalam baju nya. Lu Leng kembali ke tempatnya seraya memandang Tam Goat Hua, gadis itu segera berkata.

   "Kini giliranku?"

   Toan Bok Ang langsung berkata dengan sungguh-sungguh.

   "Kakak Goat, setelah kau pilih satu macam benda pusaka, jangan dihadiahkan padaku lagi!"

   Tam Goat Hua tertawa seraya menyahut "Tentunya aku tidak akan menghadiahkan kepada orang lain, aku pilih belati itu untuk dipasang pada ujung rantaiku!"

   Seh Cing Hua segera berkata.

   "Bagus! itu adalah belati Song Ciok Cit! Walau tidak dapat memutuskan senjata orang, namun juga tiada senjata lain yang dapat memusnahkannya! Lagi-pula dulu Tiang Pi Sin Mo (lblis Sakti Berlengan Satu) dari daerah Miau pernah merendam belati itu dengan tujuh puluh tiga macam racun selama empat tahun, maka siapa yang tergores oleh belati itu pasti tak tertolong!"

   Tam Goat Hua terbelalak dan mengeluarkan seruan tak tertahan "Hah? Ternyata begitu lihay?"

   Seh Cing Hua manggut-manggut.

   "Betul! Semakin lihay semakin bagus!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menatap Seh Cing Hua sejenak, kemudian berkata pada Tam Goat Hua.

   "Goat Hua, kau harus ingat! Kalau tidak terpaksa jangan menggunakan senjata itu dan tidak boleh sembarangan melukai orang!"

   Tam Goat Hua mengangguk "Ya, Ayah!"

   Saat ini benda pusaka yang tertinggi di atas tanah masih ada dua macam, yaitu lempengen besi dan buah aneh, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen memandang Toan Bok Ang lalu tersenyum seraya berkata.

   "Nona Toan, buah itu disebut Cing Ming Kuo! Bagaimana kemanfaatannya sulit dijelaskan kau ambil saja!"

   Toan Bok Ang tidak berlaku sungkan lagi, segera dia berkata.

   "Terimakasih atas pemberian Cianpwee bertiga!"

   Toan Bok Ang mengambil lempengan besi dan buah Cing Ming Kuo, kemudian disimpan ke dalam bajunya, Kini keenam benda pusaka itu telah dibagi-bagikan, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata.

   "Kalau benar Kou Hun Siu telah meninggalkan Lorong Rahasia dengan selamat dan membawa jala Bumi, setelah 2674 membasmi Liok Ci Khim Mo, jala Bumi itupun harus diberikan kepada Nona Toan!"

   Seh Cing Hua mengangguk "ltu memang harus!"

   Mendadak Lu Leng menghela nafas panjang, Saat ini mereka telah memperoleh Panah Bulu Api, bahkan semua benda pusaka itupun telah dibagi-bagikan, tapi justru mendadak Lu Leng menghela nafas panjang, Setelah Lu Leng menghela nafas panjang, semua orangpun mengerutkan kening dengan mulut mem-bungkam, Karena mereka tahu apa sebabnya Lu Leng menghela nafas panjang, kini perasaan mereka tercekam kembali! Kini mereka harus memikirkan suatu cara, untuk membasmi Liok Ci Khim Mo! Mereka hanya memiliki panah Bulu Api, Tanpa Busur Api, bagaimana caranya agar bisa mencapai tujuan? Semua orang tertegun, berselang beberapa saat barulah Lu Leng berkaca.

   "Guru, paman Tam! Sampai di sekitar Gunung Tiong Tiau San, sementara jangan memunculkan diri, biar aku seorang diri pergi ke istana Ci Cun Kiong menemui Oey Sim Tit!"

   Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek menggelengkan kepala.

   "ltu tidak perlu!"

   Lu Leng berkata.

   "Berdasarkan hatinya yang luhur, mungkin dia bersedia mendengar perkataanku Mendadak Tam Goat Hua menyela.

   "Adik Leng, kau masih belum tahu bagaimana sifat Oey Sim Tit? Boleh suruh dia mengerjakan apapun, tapi Liok Ci Khim Mo adalah ayahnya, Kau mau menyuruh dia mencelakai ayahnya sendiri, itu pasti tidak bisa!"

   Mendengar itu, Han Giok Shia segera berkata.

   "Kalau begitu, bukankah kita tidak akan berhasil membasmi Liok Ci Khim Mo?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Tentunya kita punya akal, setelah kita berada di sekitar istana Ci Cun Kiong, barulah kita berunding! Ci Cun Kiong telah musnah terbakar, sudah pasti Liok Ci Khim Mo bertambah berhati-hati, Kitapun harus waspada, jangan sampai jejak kita diketahui mereka!"

   Kalau berdasarkan ilmu silat, mereka yang berada di situ boleh dikatakan tiada lawan di kolong langit! Akan tetapi Pat Liong Thian lm yang dimiliki Liok Ci Khim Mo, sejak dahulu kala telah diakui sebagai ilmu yang tanpa tanding, siapapun tidak dapat lolos dari Pat Liong Thian Im sehingga membuat mereka selalu waspada! Setelah bercakap-cakap sejenak, berangkatlah mereka kembali ke daerah Tionggoan.

   Ketika tiba di sebuah kota kecil, merekapun menyamar dan berpencar melanjutkan perjalanan Setiap dua hari, barulah mereka berkumpul sekali sepanjang jalan dalam waktu dua bu!an, sama sekali tidak pernah terjadi suatu apapun, sampai mereka berada di sekitar gunung Tiong Tiau San.

   Ketika berada dalam perjalanan, setiap kali mereka berkumpul, pasti berunding bagaimana cara untuk memperoleh Busur Api tersebut Walau mereka amat cerdas, namun tetap tidak berhasil menemukan suatu cara yang terbaik untuk memperoleh Busur Api itu.

   Karena kalau ingin memperoleh Busur Api itu, harus menggunakan cara merebut! Semua orang tahu, tidak mungkin bisa membujuk Oey Sim Tit, agar dia menyerahkan Busur Api itu kepada mereka.

   seandainya membohongi Oey Sim Tit agar keluar dari istana Ci Cun Kiong, lalu mengepungnya, Meskipun dia memiliki ilmu ginkang yang amat tinggi, tentunya tidak akan berhasil meloloskan diri dan merekapun dapat memaksanya menyerahkan Busur Api tersebut1 itu memang bisa, namun semua orang tahu, apabila bertindak begitu berarti sama dengan mencelakai Oey Sim Tit, Perlu diketahui, entah sudah berapa kali Oey Sim Tit menolong mereka, kalau bukan dikarenakan Oey Sim Tit, mereka sudah pasti mati di bawah Pat Liong Thian Im! Oleh karena itu, walau mereka tahu dengan cara demikian mereka bisa memperoleh Busur Api, namun tiada seorangpun mau mengusulkan demikian.

   Hari ini ketika hari menjelang malam, mereka sudah tiba di sebuah lembah kecil Mereka duduk disitu dan tiada seorangpun yang bersuara.

   Berselang sesaat, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek bangkit berdiri Mereka berdua berjalan mondar-mandir sejenak, kemudian berbisik-bisik, Setelah itu Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek membalikkan badannya seraya berkata.

   "Sejak hari kita memusnahkan istana Ci Cun Kiong lalu melakukan perjalanan jauh menuju ke daerah See Hek, hingga kini sudah hampir setengah tahun, Apa yang terjadi dalam 2677 setengah tahun ini, tentunya kita bisa melihat dan yang jelas, istana Ci Cun Kiong pasti sudah dibangun kembali! Aku dan Saudara Tam akan ke sana menyelidiki kalian tunggu di sini, tidak boleh kemana-mana!"

   Usai Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek berkata, Han Giok Shiapun berseru.

   "Kita pergi bersama saja!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut dengan suara dalam.

   "Tidak boleh! Banyak orang justru tidak akan leluasa! Kami pasti segera kembali, setelah itu barulah kita ke sana bersama!"

   Setelah Cit Sat Sin Kun-Tam Sen berkata begitu, Han Giok Shiapun tidak berani banyak bicara lagi, Hanya terdengar Seh Cing Hua berkata.

   "lde itu memang cukup bagus, tapi mengapa aku harus menunggu di sini?"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen menyahut "Kalau kau juga ikut kami, anak-anak itu mungkin ada urusan!"

   Seh Cing Hua tertawa.

   "Kau anggap mereka masih kecil? Apabila mau kesana, kita bertiga harus pergi bersama!"

   Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek saling memandang, dari pada pergi semua, lebih baik bertiga saja! Karena berpikir begitu, Tong Hong Pek manggut-manggut.

   "Baiklah!"

   Setelah itu ia berpesan pada Lu Leng dan yang lainnya, agar tidak meninggalkan lembah itu.

   BaruIah mereka bertiga melesat pergi meninggalkan lembah tersebut.

   Setelah mereka bertiga melesat pergi, lembah itupun jadi hening, Toan Bok Ang yang duduk disebuah batu kecil bangkit berdiri perlahan-lahan, kemudian berjalan-jalan di dalam lembah itu.

   Ketika berada di lembah itu, Toan Bok Ang berusaha menghindar agar tidak bercakap-cakap dengan Lu Leng.

   Dia tahu, dalam hati Lu Leng menyimpan banyak perkataan yang akan dibicarakan padanya, namun Toan Bok Ang justru tidak memberi kesempatan padanya, Karena gadis itu tahu, Lu Leng masih ingin minta maaf padanya! Bukan Toan Bok Ang tidak mau memberi kesempatan pada Lu Leng, melainkan luka pada hatinya sudah amat dalam dan tidak boleh bertambah dalam lagi karena dia takkan dapat bertahan ! Tadi dia melihat Lu Leng meliriknya beberapa kali, seperti ingin mendekatinya, maka dia segera pergi.

   Baru berjalan beberapa langkah, diapun mendengar Lu Leng menghela nafas panjang.

   Toan Bok Ang tidak mengubrisnya, namun tak tertahan air matanya sudah meleleh Dalam beberapa hari itu, di hadapan semua orang dia berupaya menyimpan kesedihannya di dalam hati.

   Namun di saat seorang diri, tak tertahan lagi diapun menangis terisak-isak.

   Sementara hari semakin gelap, Toan Bok Ang menyukai 2679 hari gelap, sebab dihari gelap orang tidak akan mengetahuinya sedang menangis.

   Dia tidak menghendaki orang tahu dirinya sedang menangisi Akan tetapi, di saat gelap gulita tak terlihat apapun, mendadak terdengar suara Tam Ek Hui.

   "Nona Toan, kau berada di mana?"

   Toan Bok Ang segera berhenti menangis.

   "Aku berada disini!"

   Sahutnya.

   "Jangan berjalan terlampau jauh!"

   Kata Tam Ek Hui lagi, Toan Bok Ang menyahut "Ya!"

   Gadis itu ingin tahu Tam Ek Hui dan yang lainnya berada dimana.

   Karena terlampau gelap ia tidak bisa mengetahuinya, Dia cuma mendengar suara percakapan yang Hrih, itu membuat hati Toan Bok Ang semakin menderita, Karena Tam Ek Hui bersama Han Giok Shia, sedangkan Lu Leng bersama Tam Goat Hua, mereka jadi dua pasang duduk berdampingan Dirinya sendiri berada di tempat yang gelap, hanya didampingi pepohonan yang ada di silir Dia berjalan lagi ke depan beberapa depa, tiba-tiba dia teringat akan pesan Tam Ek Hui "Jangan jalan terlampau jauh".

   Mengapa harus bersama mereka? Bukankah akan menambah kedukaan hatiku? Karena berpikir begitu, diapun memandang ke arah mulut lembah.

   Walau gelap gulita tak tampak apapun, namun dia ingat itu adalah mulut lembah, 2680 Toan Bok Ang tahu, kalau dalam keadaan gelap gulita ia meninggalkan lembah itu, pasti tiada seorangpun yang tahu, Semula Toan Bok Ang berpikir akan meninggalkan mereka tanpa pamit, namun setelah berpikir berkali-kali, akhirnya ia mengambil keputusan untuk menuju ke istana Ci Cun Kiong! Dia berjalan perlahan-lahan dan ringan menuju ke mulut lembah.

   Tak seberapa lama, dia merasa dirinya sudah berada di luar lembah, Dia terus berjalan ke depan, Tak terasa Toan Bok Ang sudah berjalan empat lima mil, barulah dia mengerahkan ilmu ginkang melesat pergi.

   Tak lama dia sudah melesat hampir dua puluh mil, terasa agak enak dalam hatinya.

   Saat ini awan gelap tidak begitu tebal seperti tadi, sinar rembulanpun mulai menyorot menembus awan hitam yang tipis sehingga tempat disekitarnya terlihat agak jelas, Toan Bok Ang sudah berada di jalan besar, dia terus melesat ke depan, Tak seberapa lama, sudah terlihat gunung menjulang tinggi, seketika perasaan Toan Bok Angpun mulai tercekam Dia coba menghitung, kira-kira sudah hampir empat puluh mil ia meninggalkan lembah kecil itu, kini pasti tidak begitu jauh dari Isana Ci Cun Kiong, maka ia memperlambat langkahnya, Berselang beberapa saat, dia melewati sebuah tikungan gunung, Padahal disekitar tempat itu amat gelap, tidak terlihat apapun, Ketika menikung, keadaan di tempat itupun berubah! Lima enam mil di depan, terlihat terang benderang, sepertinya telah terjadi kebakaran! Toan Bok Ang memandang dengan penuh perhatian ternyata bukan kebakaran melainkan sejumlah obor yang tak 2681 terhitung banyaknya dan membuat tempat itu kelihatan seperti kebakaran.

   Di tengah-tengah tempat yang amat luas itu, berdiri sebuah istana yang amat megah! Toan Bok Ang pernah mendatangi istana Ci Cun Kiong beberapa kali, namun kini istana Ci Cun Kiong jauh lebih megah dari sebelum dibakar musnah oleh Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek.

   Entah berapa banyak undakan batu yang menuju ke istana Ci Cun Kiong itu, pada setiap undakan terdapat sebuah obor yang menyala terang, bahkan banyak pula para penjaga di situ! Bangunan di atas undakan batu itu tentunya tempat tinggal Liok Ci Khim Mo, pasti Oey Sim Tit juga berada di sana, Kecuali punya sayap, kalau tidak, sampai di Isana itu pasti tidak bisa kabur juga tidak akan bisa mendekati istana tersebut! Lagipula begitu banyak penjaga di situ, bila ingin menyelinap ke sana, sungguh bukan merupakan hal yang gampang! Berdasarkan keadaan disitu, pasti Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek, Cit Sat Sin Kun-Tam Sen dan Seh Cing Hua belum memperoleh apa-apa, mereka pasti tahu betapa sulitnya mengundurkan diri dari tempat itu! Disisi batu besar terdapat begitu banyak rumah, tentunya itu merupakan tempat tinggal para jago tangguh istana Ci Cun Kiong.

   Semua tempat itupun dikelilingi obor yang tak terhitung banyaknya, bagaimana mungkin bisa menyelinap tanpa terlihat para penjaga disitu? itu merupakan hal yang mustahil! Setelah menyaksikan keadaan disitu, diam-diam Toan Bok Ang menghela nafas panjang, Dilihat dari keadaan disitu, apabila Oey Sim Tit rela menyerahkan Busur Api itu, atau semua orang mengeraskan hati untuk merebutnya, itupun 2682 sulit tercapai.

   Kecuali Oey Sim Tit yang keluar! Kalau tidak, sulit sekali menemui nya! Ketika Toan Bok Ang menuju ke sana, ia tidak berpapasan dengan Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan lainnya, juga tiada kejadian apa-apa di sana, Toan Bok Ang yakin mereka bertiga tidak akan bertindak ceroboh, mereka pasti segera pulang untuk berunding, Karena berpikir begitu Toan Bok Angpun menunggu di situ, maksudnya setelah bertemu mereka bertiga, dia ingin berpamit! Akan tetapi walau sudah menunggu setengah jam lebih, Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek dan yang lainnya tetap tidak muncul! * * * * Bab 125 Betapa herannya Toan Bok Ang dalam hati, mereka bertiga berangkat duluan, mana mungkin hingga saat ini belum tiba di situ? Juga sudah sekian lama, mereka bertigapun tidak kelihatan mundur! Mungkinkah mereka bertiga sudah menaiki undakan batu itu dan akhirnya tertangkap? Toan Bok Ang menarik nafas, dia menunggu lagi dengan sabar Setelah menunggu beberapa saat, tetap tidak ada apaapa! Gadis itu langsung melesat maju kira-kira satu mil, sekarang ia sudah berada di bawah sebuah lentera merah.

   Ketika berada di bawah lentera merah, tiba-tiba ia melihat dua sosok bayangan melesat datang, Toan Bok Ang cepat-cepat bersembunyi di rumput alang-alang, sedangkan kedua sosok bayangan itu berhenti dibawah sebuah lentera merah.

   Saat ini, jarak kedua orang itu dengan Toan Bok Ang hanya beberapa depa saja! Toan Bok Ang melihat jelas kedua 2683 orang itu berpakaian ringkas dan membawa golok.

   Setelah berdiri sejenak di bawah lentera merah, salah seorang berkata pada temannya.

   "Sudah hampir subuh, sudah waktunya ganti orang. Kita pulang saja!"

   Temannya itu bersin beberapa kali lalu menyahut "Betul! padahal sesungguhnya tiada artinya menjaga di jalan ini, Ci Cun toh berada di atas undakan batu! jangan kata orang, nyamukpun sulit menerobos ke sana! Apa gunanya menjaga di sini?"

   Orang itu menyahut "Bukan begitu! Giok Bin Sin Kun-Tong Hong Pek yang sialan itu, setiap kali muncul di sini pasti banyak melukai teman-teman kita, ia justru tidak mampu melukai Ci Cun! Nah, bukankah teman-teman kita yang sial? Kini apabila kita melihat jejak mereka, kita harus segera memberi tanda, Ci Cun pasti akan muncul dan teman-temanpun tidak akan banyak yang berkorban!"

   Mereka berdua bercakap-cakap sejenak lalu melesat pergi.

   Di saat kedua orang itu melesat pergi, mendadak Toan Bok Angpun melesat ke arah mereka tanpa menimbulkan sedikit suarapun, tahu-tahu ia sudah berada di belakang salah seorang itu! Perlu diketahui, ilmu ginkang partai Hui Yan Bun memang amat terkenal dalam rimba persilatan sedangkan kini ilmu ginkang yang dimiliki Toan Bok Ang telah bertambah tinggi, 2684 meskipun sudah berada di belakang kedua orang itu, namun mereka berdua tidak mengetahuinya! Toan Bok Ang menutup pernafasannya dan terus mengikuti kedua orang itu.

   Setelah bertambah dekat, barulah perlahan-lahan ia mengangkat tangannya untuk menekan punggung salah seorang itu! Badan orang itu tampak tergetar, ternyata Toan Bok Ang menekan jalan darah Leng Tay Hiat sekaligus mengerahkan Lweekangnya, sehingga menyebabkan urat nadi di sekujur badan orang putus seketika, tanpa mengeluarkan suara orang itu langsung binasa! Yang seorang lagi sama sekali tidak tahu akan kejadian itu, ia hanya melihat badan temannya tergetar lalu roboh! Orang itu tertegun lalu bertanya dengan heran.

   "Eh? Kenapa kau? Mabuk ya? Kok tidak mau jalan lagi?"

   Toan Bok Ang menyahut dengan suara parau.

   "Temanmu sudah tidak bisa jalan!"

   Kedua orang itu berasal dari golongan hitam, nama mereka berduapun cukup terkenal Ketika mendengar suara Toan Bok Ang, ia tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres, ia membalikkan badannya.

   Akan tetapi, Toan Bok Ang memang sudah siap! Di saat orang itu baru membalikkan badannya, Toan Bok Angpun langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah mukanya.

   "Duuuk!"

   Sebelum orang itu menjerit, Toan Bok Ang sudah mencekik lehernya, kemudian dilempar ke rumput alang-2685 alang, Setelah itu Toan Bok Angpun menendang mayat yang seorang lagi ke rumput alang-alang, Orang yang terhajar mukanya ternyata belum mati, dia cuma pingsan saja! Saat Toan Bok Ang mendekati nya, kebetulan orang itu siuman, Toan Bok Ang menginjak kepalanya, membuat orang itu berkata terputus-putus.

   "Sobat dari mana, cepatlah pergi!"

   Toan Bok Ang menyahut dengan dingin.

   "Kalau mau pergi, tentunya tidak akan kemari!"

   Orang itu tertawa getir "Kau menahan diriku disini, sama sekali tiada gunanya!"

   Toan Bok Ang menyahut dengan suara dalam.

   "Jangan banyak omong kosong! Aku tanya kau, istana yang di atas undakan batu, siapa yang tinggal di sana?"

   
Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Orang itu memberitahu kan.

   "Ci Cun dan putranya! Selain itu masih ada Kou Hun Siu, Kim Kut Lau dan Hek Sin Kun, mereka bertiga melindungi Ci Cun dan putranya!"

   Hati Toan Bok Ang tersentak, segera ia bertanya lagi.

   "Bukankah Kou Hun Siu pergi ke Gunung Tangkula di daerah See Hek?"

   Orang itu tampak tertegun seperti tercengang karena Toan Bok Ang tahu akan hal tersebut Berselang sesaat, orang itu menyahut "Tidak salah, tapi sudah kembali! Bahkan membawa semacam benda pusaka yang disebut Jala Bumi! Kau cepat pergi, mungkin masih bisa selamat!"

   Toan Bok Ang mendengus dingin.

   "Bagaimana cara menaiki undakan batu itu, agar bisa menemui Liok Ci Khim Mo?"

   Orang itu menyahut "Baik! Aku akan bicara terus terang, agar kau membatalkan niatmu!"

   Mendadak Toan Bok Ang menekan punggung orang itu, membuat sekujur badannya mengucurkan keringat dingin. Setelah itu, Toan Bok Angpun berkata dengan dingin.

   "Aku menanyakan apa, kau jawab saja! Tidak usah omong kosong, kau pasti kusiksa!"

   Orang itu langsung manggut-manggut, kemudian berkata.

   "Kalau mau menaiki undakan batu itu, harus seizin Ci Cun! Kecuali Kou Hun Siu, Hek Sin Kun dan Kim Kut Lau bertiga, orang lain tidak boleh turun naik semaunya!"

   "Aku tidak percayai Apakah mereka tidak perlu dilayani?"

   Tanya Toan Bok Ang lagi.

   Orang itu menyahut "Tentu perlu, namun para pelayan kalau sudah naik ke atas, dilarang turun lagi! Di atas undakan ke seratus, para penjaga disitupun dibagi tingkatnya! Undakan batu berjumlah seratus lima puluh undakan.

   Setiap tiga puluh undakan dibagi jadi lima tingkat, orang yang di lima tingkat, apabila berani menginjak undakan ke tiga puluh satu pasti dibunuh tanpa ampun!"

   


Pendekar Sejati Karya Liang Ie Shen Kesatria Berandalan Karya Ma Seng Kong Lembah Nirmala -- Khu Lung

Cari Blog Ini