Rahasia Benteng Kuno 2
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung Bagian 2
bah tersungkur dengan bagian pinggang jang tertusuk itu bertindak dibawah.
Air mukanja tampak makin putjat, sorot matanja buram, napasnja ter-engah2 dan berkata pula dengan ter-putus2.
"Aku .... aku, tiada punja permusuhan apa2 dengan kau, ken. kenapa kau benar2 men..... menusuk aku?.
"
Tjepat Kun-hiap memburu madju, ia berjongkok disamping sigadis, dengan penuh menjesal ia mendjawab.
"Nona, bukan maksudku untuk menjerang kau, tapi aku ........ aku telah salah tangan bagaimanakah keadaanmu?"
Napas sigadis tampak makin memburu, katanja lemah.
"Aku ....... aku tak bisa hdup lagi. Siapa ...... siapakah namamu, mendjadi setan djuga aku aku akan menuntut pada mu!"
"Aku bernama Wi Kun-hiap, tadi sudah pernah kukatakan,"
Sahut Kun-hiap.
"Ai, kukira lukamu tidak terlalu parah, djangan kuatir, biar kuperiksa lukamu dan akan kusembukan kau."
Belum selesai ia bitjara mendadak tubuh sigadis menggigil tengorakannja mengeluarkan suara ngorok beberapa kali dan waktu tubuhnja keledjat sekali, matanja mendelik, lalu tidak berkutik lagi.
Kun-hiap merasa berdosa, sama sekali tak tersangka olehnja tanpa sengadja telah mentjelakai seorang nona
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tjantik jang tidak dikenal.
Padahal ia baru sadja merantau dikangouw, dengan penuh semangat ia mengira membela segala keadilan, dan menolong sesamanja, siapa tahu belum apa2 ia sudah membinasakan seorang jang tak berdosa, bahkan gadis tjantik jang belum lagi dikenalnja.
Begitulah Kun-hiap berdjongkok disamping tubuh sigadis, keringatnja membasahi djidatnja, lama dan lama sekali barulah berdiri dengan rasa bingung.
Sekitarnja terasa sunji senjap, terkilas suatu pikirannja untuk tinggal pergi sadja, toh apa jang terdjadi itu tak dilihat orang lain.
Akan tetapi djiwa kesatrianya menentang lantas menentang pikiran pengetjut itu, ia merasa apapun jang akan terdjadi adalah pertanggungan-djawabnja.
Ia merasa tjemas, bingung dan penuh menjesal.
la, merasa telah sia2-kan adjaran orang tua dan mentjemarkan pedang pusaka warisan leluhur jang berada ditangannja itu.
Teringat pada pedangnja, segera ia bermaksud memasukkannja kembali kedalam sarung pedang.
Tapi ketika ia angkat sendjata itu, tiba2 dilihaatnja ujung pedang masih mengkilap bertjahaja tiada noda darah sebagaimana umumnja jika habis menusuk tubuh manusia.
Keruan Kun-hiap melengak heran.
Ketika ia pandang lagi kearag sigadis jang menggeletak ditanah, sekilas mendadak dilihatnja sebelah mata nona itu baru sadja dikatupkan, yaitu katupan mata jang baru saja digunakan melitrik orang.
Rupanja baruasan nona itu diam2 lagi mengintai dirinja, ketika dia berpaling memandangnja, lalu gadis itu tjepat2 menutup kembali matanja.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Untuk sedjenak Kun-hiap melengak heran pula, tapi segera ia menjadi paham duduknja perkara.
Kurang ajar, jadi gadis itu tjuma pura2 mati sdja.
Terang tusukkannja tadi sebenarnja tidak membinasakannja.
Tapi gadis itu sengaja merintih dan menjatuhkan diri untuk menipu dia.
Dan karena dia menjadi bingung dan gugup, sepintas ia kena tertipu.
Setelah mengetahui rahasia itu, Kun-hiap menjadi gusar, mendadak ia membentak "Kurangadjar! Kenapa kau pura2 mati untuk menipu aku?"
Nona itu bergelak tertawa sambil melompat bangun, katanja sambil bertepuk tangan.
"Hahahaha.! Sungguh lutju, sungguh menarik! Kau telah menjangka benar2 menusuk mati diriku, bukan?"
Kun-hiap tahu tiada gunanja banjak bitjara dengan gadis itu, sebab akibatnja akan kena di-olok2 lagi, maka tanpa menjawab ia putar pedangnja dan membabat kepinggang sigadis.
Serangannja ini dilakukan dengan sungguh2 dan tidak kenal ampun lagi.
,.Ai, tjelaka."
Seru nona itu sambiil meleset kesamping, gerakannja gesit dan enteng bagaikan daun kering tertiup angin.
Tadi tjara sigadis ber-pura2 terlulka, dan roboh binasa, gajanja sangat mirip dan pintar sekali, dan sekarang tjara menghindarkan serangan Kun-hiap itu djuga sedemikian tjepat dan indah gajanja, semua ini menjadarkan Kun-hiap bahwa ilmu silat sinona sebenarnja masih djauh diatas dirinja, djika dia terlibat terus berurusan dengan nona itu, maka achirnja pasti dia sendiri akan lebih banjak menelan pil pahit.
Sebab itulah, begitu ia menabas dan sigadis menghindar pergi,
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ segera iapun menarik kembali pedang dan terus tinggal pergi dengan tjepat.
"Hei, kenapa kau ngelojor pergi? Sekali kau angkat kaki, gagallah kau menjadi Piasu", tiba2 sigadis berseru. Kun-hiap benar2 dibikin serba runjam oleh perbuatan gadis itu. Terpaksa ia berheti, bentaknja dengan gusar.
"Sebenarnja kau mau apa lagi?"
Tiba2 wadjah gadis itu mengundjuk rasa penasaran, lalu sahutnja.
"Ai, kau sendiri jang menjerang aku dengan ganas, sekarang malah tanja aku mau apa? Sungguh terlalu kau ini!"
Karena kewalahan, terpaksa Kun-hiap menjimpan kembali pedangnja, ia meberi soja dan berkata.
"Baik, baik ilmu silat nona memang tinggi, mulutmu tajam pula, aku orang she Wi rela mengaku kalah." ~ diam2 ia merasa lebih suka ketemukan setan iblis jang bengis daripada berhadapan dengan seorang gadis jelita jang berbisa seperti ini.
"Kau benar2 telah mengaku kalah?"
Dengan tersenjum sigadis menanja.
"Benar! Dan habis perkara bukan?"
Sahut Kun-hiap dengan ketawa. Sigadis tampak memikir sejenak, lalu katanja.
"Tidak, belum habis!"
"Ha, belum habis?"
Teriak Kun-hiap sambil berdjingkrak.
"Apa Iagi jang kau kehendaki?"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Mengapa kau begini pelupa? Bukankah tadi kau sedang tjerita tentang pengalamanmu waktu berkenalan dengan Lo-sioksiok, lalu terputus ketika bitjara tentang pekerdjaanmu sebagai tukang kawal, betul tidak?"
"Ya,"
Sahut Kun-hiap dengan mendongkol.
Sebenarnia ia ingin mentjeritakan lebih landjut dan, lebih terang tentang pertemuannja dengan Thian-san- sin-kau Lo Pit-hi jang penuh teka-teki, itu, mengingafi sigadis katanja kenal baik dengan Lo Pit-hi, maka boleh djadi dari gadis itu akan dapat diketemukan sedikit djawaban atas teka-teki jang penuh rahasia itu.
Namun sekarang ia sudah kapok benar2 menghadapi kedjahilan si gadis, ia berharap dapat lekas2 meninggalkan orang.
Sebab itulah dengan ringkas tegas ia uraikan Iagi.
"Waktu aku ikut Susiok sampai dikota jang terletak tidak djauh dari sini, malamnja aku telah ketemu dengan Lo-tayhiap, tiba2 beliau memandangi aku dengan kesima dan ber-ulang2 menjatakan heran." ,,Heran tentang apa?"
Sela sigadis "Darimana aku bisa tahu?"
Teriak Kun-hiap dengan melotot.
"Lo-tayhiap sendiri jang mengutjapkan kata2 itu."
"Ai, mengapa kau main bentak segala? Emangnja kau anggap aku Iagi bertengkar dengan kau?"
Kata sigadis. Sungguh dongkol dan geli pula Kun-hiap, ia melandjutkan pula dengan menahan perasaannja.
"Dan, Lo-tayhiap lantas minta aku mengikut dia kesuatu tempat, katanja ada suatu urusan sangat penting jang kudu dirundingkan dengan aku"
"Aneh, ada urusan jang harus dirundingkan dengan kau?"
Sigadis menjela pula. Mengapa tak dibitjarakan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ begitu sadja, sebaliknja minta kau mengiktinja. Kemudian kau telah mengikutinja djuga? "ja, aku mengikut dia sampai didekat sebuah Kah- po,"
Tutur Kun-hiap lebih Iandjut.
"Beliau suruh aku menunggu ditengah rimba sana, sesudah tak lama kemudian, beliau kembali lagi, namun dalam keadaan terluka parah, Tatkala Itu adalah tengah malam gelap gulita dan hudjan pula, beliau melarang aku bertanja, tapi Iantas aku memajangnja ke Koh-po itu. Setiba didepan pintu bangunan kuno itu, seketika aku tertegun diIuar pintu beliau lantas berdjalan masuk sendiri kedalam Koh-po dengan sempojongan dan kemudian meninggaI dunia diserambi "
"Ha, Lo-sioksiok meninggal dunia?"
Sela pula sigadis.
"Ah, tidak, beliau takbisa mati."
"ja, beliau memang tidak mati, ia hanja pura2 mati,"
Sahut Kun-hiap. Maka tertawalah sigadis ter-kikik2, mungkin teringat kedjadian tadi, manakala ia pura2 mati maka Kun-hiap telah dibuatnja hingga kelabakan. Dengan mendolngkol Kun-hiap mendelik sekali kepada nona nakal itu. Lalu tuturnja pula.
"Didalam bangunan kuno itu masih banjak orang jang sedang saling tempur dengan sengit, rupanja Lo-sioksiok tidak ingin terlibat dalam pertarungan itu, maka beliau telah pura2 mati.
"Darimana kau tahu?"
Tiba2 sigadis menanja pula. Kun-hiap menghela napas kewalahan, sahutnja.
"Nona, harap kau djangan selalu ngotot padaku."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Hus, siapa ngotot dengan kau?"
Semprot sigadis.
"Kau bitjara tidak genah, tentu aku ingin tanja."
Kun-hiap terbungkam, selang sedjenak barulah, ia menutur lebih djauh.
"Kemudian aku dibawa kesuatu kamar diatas loteng Koh-po itu, achirnja Lo-tayhiap mengatakan maksudnja minta aku ikut padanja itu, jalah ingin aku mentjarikan seorang baginja,"
Tiba2 sigadis memberi hormat dengan berlenggang- lenggok hingga Kun-hiap dibuatnja bingung.
"Ada apa?"
Tanja sipemuda.
"Habis, nanti aku dituduh ngotot lagi,"
Suhut sinona.
"Nah, Wi-siauhiap, djika aku ingin tanja sesuatu, boleh tidak?"
Sungguh Kun-hiap serba runjam menghadapi seorang nona nakal dan genit itu, denqan mendongkol ia hanja mendengus sadja sekali.
"Aku ingin tanja, Lo-sioksiok suruh kau mentjarikan siapa?"
Tanja sinona pula.
"Entah, akupun tidak tahu, sebab waktu itu dia belum selesai mengutjapkan lantas menghembuskan napasnja jang pengabisan,"
Sahut Kun-hiap.
"Dia takkan mati,"
Kata sinona.
"Tapi dia sudah mati,"
Udjar Kun-hiap.
"Tidak, dia takbisa mati,"
Kata pula sinona.
"Mati! Sudah mati! Sekali lagi, dia sudah mati!"
Teriak Kun-hiap saking gemas.
"Hem, apa gunanja kau ber-teriak2"
Kata sinona dengan nada dingn.
"Aku tetap mengatakan dia tak akan mati."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Kun-hiap benar2 sangat gusar, segera katanja.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Majatnja masih berada didalam Koh-po itu, apakah perlu kubawa kau kesana untuk melihatnja?"
"Baik, tapi bagaimana kalau nanti terbukti kau sendri jang mengatja-belo?, tanja sigadis.
"Hal itu segera dapat dibuktikan, mana bisa aku mengatja-belo?"
Sahut Kun-hiap.
"Baiklah, mari kilta berngkat!"
Kata sigadis.
Tiba2 Kun-hiap merasa menjesal kenapa mesti berdebat dengan gadis itu, kalau dia berkeras mengatakan Lo Pit-hi takkan mati, terserah sadja kepada anggapannja, buat apa mesti ngotot.
Dan sekarang terpaksa ia harus mengirinja pergi kebangunan kuno itu.
Waktu ia melirik, ia lihat air muka sinona ke-merah2-an, matanja saju menawan, sungguh seorang gadis jang sangat tjantik.
Tiba2 timbul sematjam pikiran aneh dalam hati Kun- hiap.
Alangkah baiknja jika dia adalah seorang gadis bisu, maka aku bersedia mendampinginja selama hidup ini.
Ketika melihat sinona lagi memandangi dirinja dengan tersenjum, tjepat Kun-hiap berkata.
"Hajolah, kita berangkat!"
"Baik, silakan djalan didepan untuk menundjukan djalannja,"
Udjar sinona.
Tanpa bitjara lagi segera Kun-hiap berlari kedepan sambil berlompatan, dengan Ginkang jang tjulup tinggi ia lari tjepat kearah benteng kuno itu.
Sebagai pemuda jang masih dihinggapi penjakit suka menang, dengan sendirinya Kun-hiap tidak mau kalah tjepat daripada si
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ gadis, ia keluarkan tenaga seadanja untuk melesat kedepan hingga daIam sekedjap saja ia sudah sampai didjalanan besar.
Waktu ia merandek sejenak sambil menoleh kebelakang, ternjata sinona tidak tertampak.
Diam2 Kun-hiap bergirang.
Pikirnja.
,,Nah, tahu rasa kau, sekarang kau ketinggalan dibelakang tidak?"
La bermaksud mengusap keringat jang membasahi djidatnja, ketika ia mengangkat tangannja, tiba2 terendus bau harum jang sedap, tahu2 dari sebelahnja mendjulur tiba sebuah tangaan jang halus putih dengan memegang sehelai saputangan.
"Ini, buat mengusap keringatmu!"
Demkian, terdengar suara utjapan orang jang njaring merdu.
Keruan Kun-hiap melengak dan merasa kikuk.
Tadinja ia menjangka sigadis sudah djauh ditinggalkan dibelakang, eh, djebul orangnja berada disebelahnja sana.
Tanpa menghiraukan maksud baik, sigadis jang hendak memindjamkan satutangan itu, lekas2 Kun- hiap "tantjap gas"
Lagi kedepan setjepat terbang. Tapi segera bergema pula suara sigadis dibelakangnja.
"Eh, hati2, djangan berlari terlalu napsu, nanti bisa djatuh, Iho! Kalau perlu mengasolah sebentar!"
Keruan Kun-hiap makin mendongkol, Tanpa bitjara ia masih berlari terus. Tidak lama kemudian, tertampaklah Koh-po jang tinggi itu menegak dikaki gunung sana. Setelah berlari sampai didepan pintu benteng kuno itu, barulah Kun- hiap berhenti.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sedjak awal hingga achir sinona selalu mengintil dibelakang, Kun-hiap.
Tapi ketika berhenti, napas Kun- hiap kelihatan ter-engah2 sebaliknja sinorna sedikitpun tidak nampak letih atau memburu napasnja, sama sadja seperti orang berdjalan beberapa tindak djauhnja.
Dalam pada itu nona tjantik itu lagi mengamat-amati bangunan kuno itu, kemudian sambil melelet lidah ia berkata.
"Wah, seram sekali benteng kuno ini, mungkin didalamnja banjak setannja!" ,,Huh, masakah kau takut setan? Seharusnja setan jang takut kau!"
Kata Kun-hiap.
"Benar,"
Kata sinona dengan tertawa genit.
"Sekarang djuga sudah ada satu setan tjilik jang sangat ketakutan padaku."
Keruan Kun-hiap mati kutu. Ber-ulang2 ia di-olok2 dan digoda, baru sekarang ia ingin balas meng-olok2 atau segera sudah dibalas oleh sinonoa. Dengan mendongkol terpaksa ia berkata.
"Nah, marilah masuk kedalam!"
Waktu, daun pintu gerbang bangunan kuno itu didorong sigadis, maka terdengarlah suara mentjitjit, pintu lantas terpentang.
Dan belum beberapa langkah Kun-hiap dan gadis itu masuk kedalam hangunan Kuno itu, mendadak pintu gerbang itu menutup sendiri hingga menerbitkan suara keras.
Dengan terperandjat Kun-hiap dan sigadis berpaling, tiba-tiba mereka melihat ditempat jang gelap dekat pintu sana berdiri seorang wanita jang berbadju putih mulus, rambutnja jang pandjang terurai.
Dalam keadaan gelap menjeramkan tiba2 muntjul seorang wanita yang aneh bagaikan genderuwo, sudah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tentu Kun-hiap terkedjut.
Tapi segera ia mengenali wanita itu tak-lain-tak-bukan adalah Thay-san-yau-ki Pek Yu-yu.
Maka ia agak lega dan sengadja tinggal diam, ia ingin lihat apakah sigais nakal tadi ketakutan atau tidak.
Tapi waktu ia berpaling kearah sinona, diluar dugaannja air muka sinona ternjata tenang2 sadja, bahkan se-akan2 anggap tiada terdjadi sesuatu apa, hanja kelihatan ia merasa agak heran dan tiba2 terdengar ia membuka suara.
"Eh, Pek A-ih, mengapa kau berada disini?"
Seperti diketahui sedjak tadi Pek Yu-yu masih bersembunji didalam Koh-po itu, Ketika melihat Kun- hiap berdua masuk kesana, segera ia hendak menggunakan tjaranja menggertak dan menjergap Wan Kian-liong itu untuk mengenjahkan kedua muda-mudi itu.
Tapi baru sadja badju putih jang dia pentang dan segera hendak ditolak kedepan dengan tenaga dalam jang kuat, saat itulah ia mendengar teguran sinona tadi.
Karena itu, mendadak Pek Yu-yu urung bertindak, bahkan ia menurunkan kemhali badju putihnja sambil melangkah mundur.
Waktu ia menegas pula, kembali ia melangkah mundur lagi dan air mukanja mendadak berubah hebat.
Sungguh Kun-hiap hampir2 tidak pertjaja kepada matanja sendiri.
Thay-san-yau-ki Pek Yu-yu terkenal sebagai iblis wanita jang gapah dan kedji, ilmu siiatnja tinggi pula, biasanja sangat disegani dunia persilatan dari Sia-pay maupun Tjing-pay.
Siapa duga demi melihat sinona nakal tadi, mendadak ia mendjadi ketakutan malah.
Sebaliknja sinona nakal tadi telah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ memangga Pek Yu, sebagai "A-ih" (bibi), adakah hubungan kekeluargaan diantara mereka? Begitulah selagi Kun-hiap ter-heran2 dan tjuriga, saat itu terdengar Pek Yu-yu telah mendjawab dengan suara jang di-bikin2.
"O, kiranja Samkohnio adanja, selamat bertemu, sekarang engkau sudah sekian besarnja, hampir2 aku tidak kenal kau lagi!"
"Wah, untung Pek A-ih masih mengenali aku, kalau tidak, entah tindakan apa jang akan kau lakukan atas diriku?"
Udjar sinona dengan tertawa.
"Ah, djanganlah Samkohnio berkelakar,"
Demikian Pek Yu-yu mendjadi serba susah.
"Aku aku mohon diri sadja".
"Silakan, silakan! Aku tidak menghantar, ja!"
Sahut sinona cantik. Lalu Pek Yu-yu mundur lagi kebelakang, tapi baru setindalk tiba2 ia teringat sesuatu, lalu menanja.
"Samkohnio, apakah kau jang telah bergurau dengan kami barangkali?"
"Bergurau tentang apa?"
Balas tanja sinona dengan heran.
"Jaitu suruh kami berkumpul kesini,"
Tutur Pek Yu- yu.
"Tidak"
Sahut sinona sambil geleng kepala.
"Bagaimana sih duduknja perkara?"
"O, tiada apa2, tiada apa2!"
Iekas2 Pek Yu-yu menjahut sambil melangkah keluar pintu.
"Nanti dulu, Pek A-ih tjoba kembali sini!"
Tiba2 sinona meneriakinja.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sungguh aneh, biasanja orang lain jang ketakutan setengah mati kepada Pek Yu-yu dan tentu tunduk kepada perintahnja.
Sekarang Pek Yu-yu ternjata seperti tikus ketemu kutjing dia, betapapun ia tidak berani membantah peritah nona itu.
Maka ia lantas melangkah masuk kedalam lagi, ia mengeluarkan, surat dan diangsurkan.
"Samkohnio, silakan batja surat ini dan segera akan tahu duduknja perkara."
Begitu djeri kepada "Samkohnio" (sinona ketiga) itu hingga Pek Yu-yu tidak berani terlalu mendekat, maka dengan tenaga dalam jang kuat ia tolak kertas surat itu hingga terbang kearah sigadis.
Dengan segera kertas surat itu dapat diterima sinona dan dengan tjepat isinja telah dibatjanja.
Tiba2 air mukanja tampak ber-seri2 dan katanja dengan tertawa.
"He, menarik sekali! Sungguh menarik sekali permainan ini!"
"Djuga tidak terlalu menarik, Im-kautju sudah terluka parah, bahkan djiwa Lo Pit-hi dan Lui Tay-keh djuga sudah melajang!"
Demikian kata Pek Yu-yu.
"Haha, lebih2 menarik, lebih2 menarik! Ha, apa katamu? Lo-sioksiok sudah meninggal? Ngatjo kau!"
Sembari berkata sigadis terus mendesak madju.
Keruan Pek Yu-yu ketakutan, tjepat ia melesat keluar pintu sembari menarik daun pintu hingga tertutup rapat.
Rupanja ia terlalu gugup hingga tanpa merasa udjung badjunja terdjepit diantara daun pintu itu, ketika ia berlari pula setjepatnja, maka terdengarlah suara "bret", sebagian badjunja telah robek dan ketinggalan digigit daun pintu,
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sinona tjantik tertawa ter-pingkal2.
"Haha,haha! Aku tidak mengantar, ya! Tentu sadja Kun-hiap heran dan sangat terperandjat, dengan suara tak lampias segera ia menanja.
"Sia ............ siapakah kau sebenarnja?" ---ooo0dw0ooo--- D
Jilid 2 Sebenarnja pertanjaan Wi Kun-hiap itu sudah ditahan sedjak tadi, ketika dilihatnja Thay-san-yau-ki Pek Yu-yu sangat segan kepada sigadis ini, mestinja ia sudah ingin tanja, tapi belum ada kesempatan membuka suara.
Begitulah maka gadis itu telah berpaling dan tanja kembali.
"Tjoba katakan, siapakah aku ini?"
"Darimana aku bisa tahu? Makanja aku tanja kau!"
Sahut Kun-hiap dengan tersenjum pahit. Pelahan2 sigadis mendekatinja, dengan senjuman jang menggiurkan ia tanja pula.
"Tjoba lihat dan katakan, aku mirip siapa?"
Tapi Kun-hiap hanja berdiri terkesima tidak sanggup mendjawab.
Dia baru selengah harian bertemu dengan sigadis, tapi gadis itu sudah membuatnja kewalahan dan serba berabe.
Siapakah gadis itu? Pertanjaan ini sudah timbul entah berapa kali didalarn hatinja, namun sampai sekarang ketjuali diketahui gadis itu adalah nona ketiga (Sam-kohnio), maka ia tidak tahu apa2 tentang asal-
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ usul sigadis. Bahkan gadis itu adalah nona ketiga djuga tjuma didengarnja dari panggilan Pek Yu-yu tadi. Begitulah karena melihat Kun-hiap hanja mendjublek diam sa-dja, sigadis tertawa geli dan berkata pula.
"Patung, dimanakah djenazah Lo-sioksiok? Tjoba tundjukan padaku!"
"Diatas loteng"
Kata Kun-hiap.
"Tjoba tundjukan, buat apa berdiri terpaku disini?"
Udjar gadis itu.
Tanpa bitjara lagi segera Kun-hiap mendahului naik keatas loteng.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tidak lama.
sampahlah mereka d=depan kamar diraana Kunhiap meninggalkan Lo Pithi jang sudah tak bernjawa itu.
Pela-han2 Kun-hiap mendorong daun pintu, ia mendjadi kuatir djangan-djangan djenazah Lo Pit-hi mendadak hilang lagi, hal ini tentu akan mengakibatkan dia di-olok2 dan ditertawai lagi oleh gadis nakal ltu.
Tapi sjukurlah, baru daun pintu itu terpentang sedikit, sekilas lantas dilihatnja djenazah simonjet sakti dari Thian-san itu masih menggeletak didalam situ.
Maka dengan lagak seorang jang menang Kun-hiap lantas berseru.
"Nah, lihatlah, bukankah Lo-tayhiap meninggal disitu? Sekarang apa jang akan kau katakan lagi?"
Gadis -itu melangkah madju dan melongok kedalam kamar, ia mendjadi tertegun djuga dan takbisa mendjawab, sebab jang mati didalam kamar itu memang benar adalah Thian-san-sin-kau Lo Pit-hi, malahan sikapnja sebelum mati itu masih tetap, jaitu djarinja menuding kepodjok dinding kamar.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Melihat sigadis sekali ini tidak berani mendjawab, Kun-hiap merasa senang, segera ia mengadakan serangan balasan.
"Hm, tadi kau ngotot terus, katanja Lo-tayhiap tak bisa mati, nah, sekarang bagaimana?'* Tiba2 gadis itu mendengus, sahutnja.
"Huh, manusia banjak jang mirip, binatang djuga banjak jang sedjenis. Setan ini tampak nja memang mirip Lo-sioksiok, tapi darimana bisa tahu persis bahwa dia betul2 adalah Lo- siok-siok?"
Sungguh dongkol Kun-hiap tidak kepalang, sudah terang gamblang orang mati menggeletak didepan matanja, tapi gadis itu masih tidak mau kalah. Segera katanja pula dengan dingin.
"Ha, masih kau menjangkal dia bukan Lo-tayhiap? Habis siapa?"
Tapi gadis itu bersikap atjuh-tak-atjuh se-akan2 dunia ini dia kuasa, ia berpaling dan mendjawab dengan seenaknja.
"Siapa tahu......"
Baru sekian utjapannja, tiba2 dilihatnja lukisan jang terbingkai di dinding itu. Ia bersuara heran sekali dan katanja.
"Eh. apakah itu?"
Sedjak mula Kun-hiap selalu di-olok2 dan selalu kalah berdebat, dan baru sekarang ia merasa menang angin dan ada kesempatan untuk balas meng-olok2 sigadis, maka ia tidak mau lepaskan begitu sadja, segera ia kata lagi.
"Tadi kau bilang Lo-tayhiap takbisa mati, kenapa sekarang dia mati disini?"
Tapi sinona tidak menggubrisnja, sebaliknja terus mendekati lukisan itu dengan gaja lenggang-lenggok jang menggiurkan. Tiba2 ia berkata.
"Aha, kiranja lukisan ini menggambarkan kau!"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Bukan aku!"
Seru Kun-hiap dengan dongkol dan kaku. Nona itu geleng2 kepala, katanja.
"Bukan kau. habis siapa? Ehm, lukisan ini amat bagus, gajanja hidup dan mirip benar dengan orangnja. Eh, tanda tangan 'Hoan Su-tjay dari Gulam*. Pantas, Hoan Su-tjay adalah pelukis kenamaan dikolong langit ini, makanja lukisan ini sedemikian hidupnja. Tapi, ai, idak benar.
"
Sampai disini mendadak gadis itu menoleh dan memandang Kun-hiap dengan tertjengang, Kun-hiap sendiri sebenarnja djuga sangat heran dan mentjuri-gai lukisan aneh itu, tjuma dia sendiri sedang menghadapi hal2 jang aneh, bahkan terkadang ia tidak berkuasa sama sekali, maka ia belum sempat meneliti dan memikirkan sebab apakah lukisan itu menggambarnja dia sedemikian miripnja, padahal ia merasa tidak pernah dilukis siapapun djuga.
Kini demi mendengar utjapan gadis itu, baru diketahuinja bahwa lukisan itu adalah buah tangan pelukis "Hoan Su-tjay"
Jang termasjhur.
Hoan Su-tjay itu adalah seorang tokoh Bu-lim serta terkenal pula sebagai pelukis besar jang dikagumi.
Diam2 Kun-hiap merasa pula mengapa dirinja bisa dilukis disitu, kalau bukan dirinja, habis siapa lagi jang sedemikian miripnja dengan dia? Sungguh kalau bisa ia ingin tanja pelukisnja itu siapakah sebenarnja jang dimaksudkan didalam lukisan itu? Dalam pada itu sigadis telah berkata pula.
"Ja, orang jang dilukis 'ini memang bukan kau. Sebab sudah sedjak 27 tahun jang lalu Hoan Su-tjay menjimpan golok .dan pensilnja itu, tidak mungkin kau dilukis pada masa sebelum itu."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Memangnja sedjak tadi aku djuga mengatakan lukisan 'Ini bukan gambarku,"
Sahut Kun-hiap.
"Ja, padahal gambar ini memang mirip benar dengan kau, bukan?"
Sigadis menukas.
"Makanja djangan sok ngotot bahwa orang jang mati Ini djuga belum tentu adalah Lo-sioksiok."
Mestinja Kun-frap merasa dirinja sudah menang bukti dan ingin belas meng-olok2, siapa tahu achirnja kena diputar-balik oleh sigadis hingga dia tetap terdesak dipihak jang kalah. Keruan dongkolnja tidak kepalang, segera sahutnja.
"Ja, sudah, apakah jang mati itu Lo-tayhiap atau bukan, mosa-bodohlah, maaf, aku akan pergi sadja!"
Dan tanpa banjak tjintjong lagi ia lantas bertindak Keluar.
Sigadis hanja tersenjum sadja memandangi Kun-hiap dan tidak menahannja.
Setelah melangkah keluar, sekalian Kun-hiap merapatkan daun pintu, tapi baru beberapa langkah ia bertindak pergi, tiba2 didengarnja didalam kamar tadi ada suara tersedu-sedan orang, njata bigadis itu sedang menangis.
Kun-hiap sangat heran dan sangsi, setelah ragu2 sedjenak, pe-lahan2 ia lantas menggermet kembali keluar pintu kamar itu.
Koh-po atau kastil (benteng) kuno itu sudah sangat tua dan tak terawat, maka daun pintu itu banjak tjelah2 dan lubangnja.
Segera ia mengintip melalui tjelah2 pintu.
Ia lihat gadis tadi sedang ber-djongkok disamping djenazah Lo Pit-hi, dan memang betul sedang menangis, sebab air matanja kelihatan meleleh dipiplnja, anehnja gadis itu sedang me-raba2 badan Lo Pit-hi jang sudah tak ber-njawa itu, entah apa jang hendak ditjarinja.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Setelah diraba dan digagap sebentar, tiba2 gadis itu merogoh keluar sesuatu benda dari dalam badju djenazah simonjet sakti dari Thian-san itu.
Kun-hap sangat heran, tapi ia tidak djelas benda apakah jang diketemukan nona itu.
jang kelihatan hanja benda itu ke-hitam2an dan kira2 sebesar kepalan orang.
Setelah menemukan benda itu, sinona tidak menangis lagi, ia membolak-balik barang itu dan mengamat-amatinia hingga lama.
Dan baru sekarang Kua-hiap melihat djelas bahwa benda itu adalah sebuah kuda2an besi dan sangat bagus tjetakannja.
Sebentar kemudian, tiba2 nona itu tersenjum-slmpul dengan memandangi mainan kuda2an itu walaupun air matanja masih membasahi pipinja karena belum lagi diusap.
Lalu ia simpan mainan kuda itu kedalam badjunja dan pe-lahan2 berbangkit.
Kuatir kalau dipergoki, segera Kun-hiap bermaksud mendahului pergi.
Tapi tiba2 dilihatnja gadis itu mendekati lukisan jang terbingkai didinding ;tu.
Setelah memandangi sedjenek, se-konjong2 ia menoleh dan berkata dengan tertawa.
"Apa lagi jang hendak kau intip?"
Keruan Kun-hiap kaget, sama sekali tak terduga olehnja bahwa sebenarnja perbuatannja mengintip itu telah diketahui nona itu. Dalam gugupnja ia terus melangkah mundur dan bermaksud kabur lekas2.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tak terduga ada sebagian papan loteng 'itu sudah terlalu tua dan lapuk, dalam gugupnja Kun-hiap sama sekait tidak memperhatikan keadaan disekitarnja, maka ia mendjadi kaget ketika mendadak tempat jang di'indjak itu amblong kebawah sambil menerbitkan suara keras, tubuhnja djuga lantas kedjeblos.
Tjepat ia berusaha seb;sanja buat memegang papan loteng selagi tubuhnja bagian bawah sudah ter-katung2 diudara, tapi tjialat, papan loteng jang sudah lapuk itu tidak kuat menahan pegangannja, papan, itu sempal dan tubuhnja terus terbanting kebawah.
Dan untunglah karena pegangan terachir itu hingga daja turun-nja terhambat sedikit dan teibanting djatuhnja itu tidak terlalu hebat.
"Bluk"
Sekali Kun-hiap terdjatuh dilantai, tjepat ia dapat melompat bangun lagi dan tidak sampai terluka.
Tapi baru sadja Kun-hiap berdiri tegak, tahu2 sinona djuga sudah melajang turun dan berdiri didepannja.
Keruan Kun-hiap mendjadi malu dan serba kikuk seperti maling ketangkap leher, diam2 ia memikir entah apa jang akan diperbuat sinona kepada dirinja.
Seketika ia hanja mendjublek sadja seperti pesakitan jang tunggu vonnis hakim.
Sebaliknja sinona djuga sangat djahil, ia djusteru tidak lantas mendamperat atau menegur, tapi dia hanja ter-senjum2 sadja sambil mengamat-amati Kun-hiap dengan mimik wadjahnja jang nakal, djadi mirip seekor kutjing jang dapat menangkap seekor tikus ketjil, tikus itu tidak lantas ditjaplok, tapi digoda dan dipermainkan dulu sesuka hatinja.
Achirnja Kan-hap mendjadi dongkol djuga, segera ia bermaksud mendahului mendamperat sigadis, tapi
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ belum lagi ia membuka suara, tiba2 diluar gedung itu terdengar suara seruan orang jang kasar dan serak.
"Sam-moay! Sam-moay! Dimana kau?"
Suara itu serak dan petjah lagi djadi seperti genderang bobrok ditabuh, tapi terang suara kaum wanita.
Suara itu kalau dibandingkan suara sinona jang berdiri dihadapan Kun-h.ap ini sungguh boleh dikata langit dan bumi bedanja.
Maka sinona telah mencjawab suara seruan tadi.
"Dji-tji, aku berada disini!"
"Lekas keluar sini!"
Seni suara tadi.
Sinona tampak ogah2an, tapi toh tidak berani membangkang, setelah melirik sekedjap lagi kepada Kun-hiap, lalu ia melesat keluar dengan tjepat luar biasa.
Seketika Kun-hiap merasa seperti pesakitan jang baru bebas dari bui dengan perginja gadis itu.
Pikirnja.
"Kalau sekarang aku tidak tinggal pergi mau tunggu kapan lagi?"
Semula ia hendak keluar melalui pintu gerbang itu, tapi kuatir kalau dipergoki sigadis lagi, waktu ia memandang sekitarnja, dilihatnja disamping sana djuga ada sebuah pintu, tanpa pikir lagi segera ia membiluk kesana.
Tapi ia mendjadi terkedjut ketika melangkah kedalam ruangan samping itu, sebab disitu djelas kelihatan djuga menggeletak serangka majat.
Waktu ditegaskan, malahan orang mati itupun adalah kenalannja.
Ia masih ingat orang ini pernah berkundjung kerumahnja bersama para kesatria waktu ajahnja
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ merajakan ulang tahun ke-50 dahulu, jaitu Lui-tjengtju, Lui Tay-keh dari Lui-keh-tjeng.
Sudah tentu sama sekali tak tersangka oleh Kun-hiap akan dapat melihat djenazah Lui Tky-keh jang terkenal dikalangan Kan-gouw itu, keruan ia terperandjat.
Kemudian dilihatnja pula dilantai sebelah djenazah itu ada setjarik kertas, ia tjoba mendekati dan dapatlah membatja apa jang tertulis dlatas kertas surat itu.
Kiranja ruangan diraana Kun-hiap berada sekarang adalah bekas tempat berkumpulnja Pek Yu-yu, Nio Hoat dan Im Som semalam.
Setelah membatja surat berlubang karena- ditubles oleh kjas Im Som semalam itu, baru sekarang Kun- hiap mengetahui beberapa orang jang dilihatnja semalam itu adalah tokoh2 jang diundang kesitu oleh surat kaleng aneh itu.
Tapi kuii ia buru2 ingin meninggalkan Koh-po itu, maka tak semoat mempeladjari duduknja perkara jang penuh rahasia itu, segera ia bermaksud melangkah pergi.
Tapi diluar dugaan kakinja telah menjenggol siku tangan djenazah Lui Tay-keh, mendadak terdengar suara "klotak", suara djatuhnja sesuatu benda keras dari tangan djenazah itu.
Waktu Kun-hiap memandang kebawah, dilihatnja tidak djauh didepannja terdapat sebuah kuda2an besi sebesar kepalan, manusia.
Itulah dia mainan kuda2an besi jang mirip dengan apa jang diketemukan sigadis tadi dari djenazah Lo Pit-hi.
Sudah tentu Kun-hiap sangat heran, ia tidak tahu apa gunanja kuda2an besi itu dan mengapa b.sa tergenggam ditangan Lui Tay-keh.
Ia merasa dibalik mainan kuda besi ini tentu ada sesuatu jang tidak beres sebab benda jang serupa djuga diketemukan didalam
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ djenazahnja Lo Pit-hi oleh sinong jang terkenal dengan panggilan "Sam-kohnio"
Itu.
Segera Kun-hiap mendjemput kuda besi itu, ia merasa bobotnja tjukup lumajan, tanpa pikir lagi ia terus simpan didalam badjunja.
Lalu ia mendekati djendela, terus sadja ia melompat keluar dari situ.
Diluar situ rumput alang2 tumbuh sangat lebat dan tinggi melebihi manusia.
Dan selagi ia hendak mentjari djalan buat tinggalkan tempat itu, tiba2 cPdepan sana ada suara seruan sigadis tadi.
"Dji-tji (kakak kedua), aku akan masuk sebentar kesana, segera aku akan kembali lagi!"
Tapi suara wanita jang serak dan petjah itu telah mentjegah.
"Djangan, nanti kau akan bikin gara2 lagi!"
Diam2 Kun-hiap merasa sjukur dirinja tadi tidak grusah-grusuh bingga tidak dipergoki kedua orang itu, kalau kepergok, wah, tentu runjam.
Seorang gadis tadi sadja susah dilajani, apalagi ditambah seorang kawannja jang tentu djuga bukan wanita peramah, demikian kesimpulan Kun-hiap.
Ia tjoba mengintip kearah suara2 itu, ia lihat dibawah sebatang pohon besar berada dua wanita, jaitu sigadis jang telah dikenalnja dan seorang wanita berbadju hitam.
Wanita badju hitam itu berdiri membelakangi Kun-hiap hingga mukanja tidak kelihatan.
Sementara itu terdengar sigadis sedang berkata pula.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dji-tji, hanja sebentar sadja dan segera aku kembali!"
"Tidak, hajo lekas berangkat!"
Sahut siwanita badju hitam sambil tarik tangan sigadis terus diadjak pergi.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sekilas Kun-hiap melihat tubuh kedua wanita itu mendadak terapung keatas terus melajang kedepan setjepat angin, sungguh Kun-hiap tidak pertjaja bahwa didunia ini adalah orang memiliki Ginkang setinggi itu, ia kutjek2 mata sendiri dan memandang pula, tapi hanja sekedjap itu sadja kedua wanita itu sudah lenjap dari pandangannja.
Ber-ulang2 Kun-hiap menjatakan heran pada diri sendiri ia pikir djika sebentar ketemu Susiok pasti akan tanja keterangan tentang asal-usul kedua wanita aneh itu, sebab kalau kedua wanita itu bukan tokoh2 jang luar biasa, tidak mungkin memiliki kepandaian setinggi itu, malahan Thay-san-yau-ki Pek Yu yu djuga ketakutan demi ketemu gadis jang masih muda belia itu? Sedjenak kemudian, Kun-hiap keluar dari tempat sembunjinja dan melandjutkan perdjalanan.
Kira2 beberapa puluh meter djauh-nja, ia menoleh untuk memandang benteng kuno jang penuh teka-teki itu.
Sebenarnja Koh-po atau kastil kuno itu tiada sangkut-paut apa2 dengan dia, kedatangannja kesatu djuga atas adjakan Lo Pit-hu monjet sakti dari Thian- san itu minta dia mentjarikan satu orang, tapi sampai adjalnja tokoh itu tidak sempat menerangkan .siapa orang jang akan ditjari itu.
Maka kini demi memandang lagi Koh-po itu dari djauh, tiba2 timbul sematjam firasat aneh dalam hati Kun-hiap, kastil kuno itu bukan mustahil ada hubungan erat dengan dirinja.
Djalan pikirannja ini timbul dari sebab lukisan itu.
Memang banjak manusia jang sama, tapi kalau sedemikian miripnja, hal ini mau tidak mau menimbulkan rasa tjuriga.
Akan tetapi ada hubungan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ apa sih antara dirinja dengan kastil kuno itu, sudah tentu tiada seorangpun jang dapat memberi djawaban.
Begitulah kemudian ia memutar tubuh dan berlari terus.
Semalam ketika ia dibekuk oleh siorang berkedok, ia tidak sempat memberi tanda kepada sang Susiok, sebaliknja ia dapaat mendengar suara panggilan sang Susiok jang penuh rasa kuatir itu.
Kini siorang berkedok jang pendek ketjil itu.
entah menghilang kemana, maka urusan paling penting sekarang adalah mendjumpai sang Susiok jang sementara itu tentu lagi kalabakan mentjarinja.
Segera Kun-hiap mengeluarkan Ginkangnja, setjepat mungkin ia berlari dan dalam waktu singkat sadja sudah belasan li djauhnja Tidak lama kemudian hamp.r sampailah dia didjalanan jang menudju ke Li-keh-tjeng, dimana sang Susiok menitipkan barang kawalan nja itu.
Tapi pada saat itu djuga tiba2 didengarnja suara alat2 tiupan jang ramai, ketika dipandangnja, dari djauh kelihatan Suatu iring2an orang sedang mendatangi.
Iring2an jang didahului oleh lima-enam orang tukang tiup dan gembreng itu tampak membiluk kearah djalan ketjil jang menudju kekastil kuno ini.
Semula Kun-hiap menjangka iring2an itu tentu adalah iring2an kemanten desa dan sebagainja, maka ia tidak memperhatikan, dan tetap berdjalan kedepan.
Tapi sedjenak kemudian mendadak ia merasakan sesuatu jang agak djanggal.
Teringat olehnya urusan tentu tidak begitu sederhana seperti apa jang dipikirnja.
Sebab telah diketahui bahwa sepandjang puluhan li disitu terang tiada seorang pendudukpun, djalan ketjil
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ itupun tjuma menudju ke kastil kuno, mengapa iring2an kemanten melalui djalanan sepi ini? Sementara itu iring2an orang itu sudah makin dekat.
Ketika mereka melalui samping Wi Kun-hiap, perasaan pemuda itu mendjadi gopoh dan ber-debar2, walaupun hawa pada waktu itu tidak panas, tapi keringat se- akan2 bandjir datangnya membasahkujup badannya.
Sambil memandengi iring2an itu lewat didepannja, Kun-hiap tahu ada sesuatu jang tidak beres, tapi dalam keadaan begitu ia pun tdak berani banjak urusan.
Setelah menghirup napas pandjang2, lalu ia berlari lagi kedepan.
Tapi tidak lama kemudian, kembali terdengar pula sesuatu suara dari depan sana, sekali ini adalah suara derapan kaki binatang jang tjepat.
Waktu Kun-hiap mengangkat kepalanja, ia lihat dari djauh segumpal barang aneh sedang mendatangi, meski ia memperhatikan sampai matanja mendelik, tapi tetap tidak djelas machluk apakah diatas binatang jang ber- lari2 dari depan ttu.
Tengah Kun-hiap tercengang, machluk jang datangnja tjepat sekali itu tahu2 sudah mendekat.
Karena heran, segera Kun-hiap mentjurahkan perhatiannja untuk melihat apakah sebenarnja machluk aneh ini.
Dan setelah melihat djelas.
tanpa merasa ia tertawa geli sendiri.
Kiranja binatang jang mendekat setjepat terbang itu bukanlah machluk aneh apa2, tapi adalah seekor keledai biasa, tjuma warna bulu keledai ini putih mulus sebagai saldju, diatas punggung-nja menunggang seorang tinggi kurus dan berbadju hitam mulus, saking
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tinggi tubuhnja orang ini dan menunggangnja mungkur pula.
maka drri djauh tampaknja mendjadi sangat aneh dan susah diketahui benda apakah sebenarnja diantara warna putih dan hitam ini? Segera Kun-hip berd.ri kepinggir djalan untuk memberi djalan kepada keledai dengan pentmggangnja itu.
Maka dengan tjepat sekala keledai itu berlari lewat.
Tapi ketika keledai itu sudeh dua-tiga meter lewat dislsi Kun-hiap, se-kcnjong2 binatang itu dihentikan.
"srek", bagaikan memakai "rem angin"
Sadja.
keledai itu dapat mendadak menahan kakinja, dan tiba2 penunggang keledai itu mendjulurkan tubuhnja kearah Kun-hiap.
Ternjata tidak melulu tubuh orang itu sadja jang pandjang, bahkan lehernja djuga pandjang seperti leher burung bangau, dan karena tubuhnja mendelong kearah Kun-hiap hingga hidungnja hampir saling tjium dengan pemuda itu.
Keruan Kun-rrap kaget dan Iekas2 melangkah mundur.
Waktu ia memperhatikan, tiba2 ia merasa geli.
Ternjata potongan orang itu memang istimewa, tidak hanja tubuhnja djangkung dan lehernja pandjang, sebaliknja kepalanja sangat ketjil sehingga pantja- inderahnya jang tumbuh dibagian kepala itu saling ber- desak2an, saling ber-djedjal2 kuatir tidak kebagian tempat.
Dan setelah Kun-hiap terkaget mundur, barulah orang aneh itu menegakkan duduknja, lalu ia tanja.
"Apakah kau datang dari Koh-po sana?"
Karena pertanjaan jang mentjurigakan itu, Kun-hiap pikir orang kosen didunia persilatan teramat banjak, ada lebih baik djangan tjari penjakit dan pura2 bodoh sadja, maka djawabnja sambil geleng kepala.
"Koh-po
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ apa maksudmu? Entah, aku tidak tahu, aku hanja orang lalu disini!"
"Hm", demikian orang itu mendengus sekali.
"Botjah dungu, djalan ini hanja menudju ke Koh-po itu, kenapa kau djawab tidak tahu? Kau kira aku mudah dibohongi?"
"Djika kau sudah tahu, mengapa sengadja tanja?"
Sahut Kun-hiap dengan mendongkol. Tiba2 orang aneh itu tertawa ter-kekeh2, lalu katanya pula.
"Dan mereka sudah datang semua tidak?"
Kun-hiap melengak, ia tanja kembali.
"Siapa jang kau maksudkan?"
"Kau datang dari Koh-po itu, masih pura2 tidak tahu?"
Kata orang itu. Hati Kun-hiap tergerak, maka sahutnja.
"O, djadi kau inikah orang jang menulis surat kaleng untuk mengundang tokoh2 Bu-lim itu agar berkumpul disana? Mereka memang sudah datang semua!"
Orang itu tampak girang, segera tanja lag;.
"Dan semuanja sudah mereka bawa serta, bukan?"
Setiap pertanjaan orang itu selalu membingungkan Kun-hiap, maka dengan mendongkol ia mendjawab.
"Apa jang dibawa serta? Darimana aku bisa tahu? Apa sangkutpautnja dengan aku?"
Entah marah atau karena urusan lain, mendadak tubuh orang itu mendojong lagi kearah Kun-hiap. Tadi ketika hampir saling tjium, tjepat Kun-hiap telah mundur selangkah. Tapi aneh, sekarang djarak mereka kembali sedemikian dekatnja hingga hampir saling
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "ngok"
Lagi se-akan2 tubuh orang aneh itu bisa mulur mengkeret sadja. Keruan Kun-hiap kaget lagi dan tjepat melompat mundur pula. Orang itu menjeringai, katanja.
"Sudahlah, botjah, mengingat ajahmu, biarlah aku tidak bikin susah padamu."
Kembali Kun-hiap merasa heran. Djika orang aneh seperti ini pernah dilihatnja dulu, rasanja tak mungkin terlupa. Sebaliknja kalau tidak kenal, diarimana orang tahu tentang ajahnja segala?
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Dan selagi ia hendak tanja, tiba2 orang itu sudah mendepak keledainja dan dilarikan tjepat kedepan. Tapi baru beberapa meter djauhnja, mendadak keledai itu dihentikan, orang itu berkata pula kepadanja.
"Nak, selama beberapa tahun ini, Kim-kong-goan-hoat jang dilatih ajahmu itu tentu sudah madju pesat, bukan? Djika pulang nanti, sampaikanlah salamku."
Mestinja Kun-hiap djuga sudah putar tubuh hendak melangkah pergj, demi mendengar utjapan orang itu, kembali ia merandek.
Selama ini ajahnja terkenal sebagal "Kim-liong-kiam- khek", ter-hitung seorang ahli pedang paling ternama didjaman.
ini, sendjata andalannja berbentuk sebatang pedang jang pandjang dan lebar, semua orang tjukup mengetahui bentuk pedangnja jang agak berbeda daripada pedang biasa itu.
Tapi mengapa orang aneh tadi bertanja tentang "Kim-kong-goan" (gelang emas) segala, padahal selamanja ia tidak pernah melihat ajahnja bersendjatakan itu.
Tengah Kun-hiap tertegun, sementara itu keledai putih siorang aneh sudah dilarikan lagi dan hanja sebentar sadja sudah lenjap dari pandangan.
Dengan tetap tidak habis heran, Kun-hiap lalu menudju kearah nja sendiri, menudju kearah Li-keh- tjeng.
Sepandjang djalan ia-pun memikirkan terus tentang pesan Thian-san-sin-kau Lo Pit-hi jang setengah2 itu, jang diketahui tjuma disuruh menari seorang, tapi siapakah jang harus ditjarinja itu tidak djelas baginja.
Dasar Kun-hiap memang mempunjai kemauan keras apa jang menjangkut dirinja pasti akan ditjari tahu dengan djelas dan diselesaikan dengan baik.
Ia merasa
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ apa jang dialamnja itu sangat aneh, penuh teka-teki, dan kedjadian2 itu satu-sama-lain seperti mempunjai sangkut-paut jang erat, tjuma bagaimana sangkut-paut itu setjara terperintji ia sendiri tidak dapat mendjelaskan.
Begitulah sambil memikir sambil berdjalan, tidak lama kemudian, tertampaklah empat penunggang kuda sedang mendatangi lagi.
Setelah dekat, penunggang2 kuda itu lantas melompat turun serta memberi hormat kepada Kun-hiap.
Kiranja mereka adalah para Piauthau jang ikut dalam rombongan Wan Kian-liong itu.
Setelah ketemu Kun-hiap, dengan wadjah gugup keempat Piau-thau itu lantas berseru.
"Wah, baru ketemu disni! Wi-kongtju. lekaslah datang ke Li-keh- tjeng, Wan-tjongpiauthau sedang keselabakan setengah mati "
"Kelabakan urusan apa?"
Tanja Kun-h.ap.
"Sudah tentu tentang dirimu!"
Sahut para Piauthau.
"Sudahlah, lekas dikit, Wi-kongtju! Kepada ajahmu kita sudah menjampaikan berita kilat melalui kawan2 Bu- lim sepandjang djalan!"
"Ai, kembali mengganggu ketenteraman beliau lagi!"
Udjar Kun-hiap sambil mengerut ken.ng.
"Sudahlah, mari lekas Wi-kongtiu! Engkau sedang dinantikan, marilah tjepat!"
Seru para Piauthau itu.
Dan segera mereka menarik Kun-hiap keatas salah seekor kuda mereka terus dilarikan dengan tjepat.
Tidak lama kemudian, dari djauh sudah tertampak Li-keh-tjeng atau perkampungan keluarga Li jang ditudju itu.
Tapi aneh djuga, perkampungan jang besar
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ dan ramai itu ternjata sepi2 sadja dan tiada nampak ada orang memapak kedatangan mereka.
Setelah mendekati djalan masuk perkampungan itu, tetap keadaan sepi, padahal biasanja banjak orang mondar-mandir dengan ramai, sekarang perkampungan itu mirip tiada penghuninja.
Kun-hiap berlima saling pandang dengan heran.
Pada saat itulah tlba2 terdengar suara riuh ramai dibelakang perkampungan sana, suara meringkiknja kuda dan roda kereta.
Kun-hiap tjoba pandjat keatas pohon jang tinggi ditepi djalan, ia lihat dibelakang perkampungan sana terdapat berpuluh kereta besar sedang dilarikan ke arah barat, menjusul dibelakang kereta adalah penduduk perkampungan she Li itu banyak yang menggendong buntalan dan tangan menuntun chewan peliharaan.
Melihat gelagatnja itu terang antero penduduk perkampungan ini sedang mengungsi.
Dengan heran dan tjuriga tjepat Kun-hiap melompat turun, segera ia keprak kudanja kegedung tempat tinggal Li Siu-goan.
Tapi baru masuk pintu atau tiba2 Wan Kian-liong sudah kelihatan memapak keluar.
Luka sang Susiok itu belum lagi, sembuh, air mukanja murung, demi melihat Kun-hiap, terus sadja orang tua itu berkata.
"Sjukur lah kau sudah pulang, Kun-hiap. Semoga ajahmu dapat pula menjusul kemari dan tentu urusan akan mudah diselesaikan!"
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kembali Kun-hiap heran, ia sudah pulang dengan selamat buat apa mesti menghendaki kedatangan ajahnja lagi? Dan selagi ia hendak tanja, tiba2 dari ruangan dalam sudah keluar pula seorang tua jang masih gagah tegap.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tapi wadjahnja djuga kelihatan menanggung rasa kuatir dan murung Tjepat Kun-hiap memapak madju dan memberi hormat.
"Li-tjengtju, harap maaf telah banjak mengganggu!"
"Kun-hiap."
Kian-liong berkata.
"kita telah menimbulkan ben-jana bagi Li-tjengtju".
"Ah, WanJote suka bergurau sadja,"
Sahut Li Siu- goan dengan tertawa.
"utjapanmu itu membuat aku merasa malu diri. Djangan-kan kita adalah kenalan lama, biarpun tjuma sesama kawan persilatan djuga aku siap melakukan apa jang aku mampu berikan, kenapa Wan-lote mesti bitjara tentang bentjana segala?"
Kun-hiap mendjadi heran mendengar pertjakapan itu, ia menduga tentu sudah terdjadi sesuatu. Segera ia tanja.
"Apakah jang telah terdjadi?"
Selagi Wan Kian-liong hendak bitjara, namun Li Siu- goan sudah mendahului.
"Silahkan Wi-hiantit masuk keruangan dalam dan tentu akan djelas duduknja perkara."
Segera Kun-hiap ikut tuan rumah keruangan tengah jang luas itu, ruangan ini biasa dipakai berkumpul berpuluh, bahkan mungkin beratus orang Bu-lim djika mengadakan musjawarah dan dengan sendirinja dapat dibajangkan betapa megah dan luasnja.
Empat tiang nja sadja bulatan tengahnja serangkulan tangan orang, tingginja hampir sepuluh meter.
Dan baru sadja Kun- hiiap masuk kesitu, se gera ia melihat ada jang tidak beres, dua diantara tiang raksasa itu sudah meleset keluar dari batu penggandjelnja hingga atapnja ikut tergetar rusak dan genting sama petjah.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tentu sadja Kun-hiap terperandjat, ketika ia periksa sekelilingnja pula, ia lihat diatas sebuah tiang itu terdapat sesuatu jang luar biasa, suatu bagian tiang ini telah kena dipapas kulitnja dan ditempat jang rata itu lalu terukir delapan huruf jang berbunji.
"Serahkan baik2 barang kawalanmu dan segala sesuatu akan berdjalan beres!"
Gusar dan kuatir djuga Kun-hiap.
Dari tulisan itu, terang penjatron itu bermaksud merampas barang kawalan mereka.
Sedangkan barang kawalan mereka sudah djelas dittipkan kepada Kim-tiau Li Sau-goan, sigaruda mas, tapi penjatron itu toh tidak pandang sebelah mata kepada tuan rumah, hal ini menandakan bahwa penjatron itu sudah mempunjai rentjana rapi jang telah diperhitungkan.
Dan kalau dilihat dari tjara meninggalkan tulisan itu, penjatron telah menggeser dua tiang besar sehingga terlepas dari batu-alasnja, maka betapa hebat tenaganja sudah dapat dibajang- kan, pantas kalau penjatron itu berani berbuat seenaknja.
Sedapat mungkin Kun-hiap berlaku tenang, tanjanja kemudian "Perbuatan siapakah ini, sama sekali tidak pandang kehormatan Li-pepek?"
"Sungguh memalukan, siapa jarog berbuat, aku sendiri tidak mengetahui"
Sahut Li Siu-goan.
Kun-liiap bertambah heran, ia kenal tuan rumah ini bukanlah djago kerotjo, didalam rumahnja tentu djuga tidak sedikit orang pandai, mengapa ada orang mengatjaukan rumahnja tanpa diketahui olehnja.
Maka dengan penuh tanda tanja ia pandang Li Siu-goan dengan ter-mangu2.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Siu-goan tampak serba kikuk, tuturnja kemudian.
"Tatkala itu aku berada dikebun belakang, diruangan sini tiada seorangpun. Waktu kami mendengar suara mentjurigakan dan memburu kemari, namun musuh sudah menghilang dan meninggalkan keadaan demikian ini."
Untuk sedjenak semua orang terdiam. Tiba2 Kian- liong berkata.
"Li-tjengtju, sebaiknja kami lantas berangkat sadja dengan barang kawalan kami, dengan demikian Li-tjengtju akan terlepas dari persoalan ini."
"Hahahaaha!"
Siu-goan tertawa lepas, sikapnja wadjar, tapi menentukan. Katanja kemudian.
"Wan-lote, pabila kalian berangkat pergi, lantas mukaku harus ditaruh kemana? Aku sudah mengungsikan sanak keluargaku, harta-benda disini djuga sudah kuringkas kelain tempat. Tinggal Lohu seorang sadja apa jang mesti kukuatirkan? Pendek kata djiwaku jang sudah tua bangka ini biarlah mendampingi sobat lama sampai detik terachir disini."
Makin bitjara makin semangat, mendadak tangannja melolos ke-pinggang, tahu2 sebatang Boan-koan-pit, sendjata adalannja jang sudah lama tak digunakan telah dilolosnja keluar.
Lalu ia meng-gores2 beberapa kali diatas pilar hingga tulisan jang ditinggalkan penjatron itu ditjoret dan tak terbatja lagi.
Melihat ketekadan tuan rumah itu, dengan terharu Kian-liong mendekati dan mendjabat tangannja, katanja.
"Li-tjeng-tju, atas budi kebaikan Li-tjengtju mungkin hidup Wan Kan-liong ini tidak mampu membalas, semoga pada djelmaan jang akan datang dapatlah membalas kebaikanmu ini!"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Lalu kedua orang saling berdjabat tangan dengan erat2, djabatan tangan dua kawan sedjati jang konsekwen menghadapi penjerbu, menghadapi bandit jang se-wenang2.
Sungguh kagum tak terkatakan Kun-hiap menjaksikan betapa gagah kesatria kedua orang tua itu.
Dan pada saat itulah.
tiba2 seorang tjenteng jang masih tinggal mendjaga rumah itu masuk memberi lapor.
"Tjengtju, diluar seorang wanita she Pek minta bertemu,"
"Wanita she Pek?"
Demikian Siu-goan menegas dengan ragu2. ,Ja, dia mengaku sebagai Thay-san-sin-ki!"
Lapor pula sitjenteng.
Kiranja jang dimaksudkan adalah Thay-san-yau-ki Pek Yu-yu.
Orang menjebutnja "Yau-ki", sigenit siluman, tapi ia sendiri suka mengaku sebagai "Sin-ki", siwanita sakti.
Keruan Li Siu-goan dan Wan Kian-liong terkedjut, begitu pula Kun-hiap.
Mereka saling pandang sekedjap dan sama memikir.
Apakah dia penjatro itu? Segera Siu-goan memberi perintah menjilahkan masuk tetamunja.
Tidak lama kemudian, tjenteng tadi telah membawa masuk Pek Yu-yu dengan lenggang-lenggoknja jang genit menggiurkan.
Siu-goan lantas memapak madju sambil sodja, katanja.
"Kami sudah siap sedia menantikan kedatangan nona Pek! Sebagai sesama orang Kangouw. sebenarnja kita tidak perlu main sembunji2 segala,
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ setiap persoalannja kami siap menghadapi dengan berhadapan."
Pek Yu-yu tampak bingung dan heran, sahutnja.
"Apakah maksud utjapan Li-tjengtju ini, sungguh aku merasa tidak mengarti?"
Tapi belum lagi Siu-goan bitjara lebih djauh, se- konjong2 tjenteng tadi berlari masuk pula dan memberitahu.
"Lapor Tjengtju, ketua Hoa-san-pay dan ketua Djing-sia-pay minta bertemu!"
Sungguh girang Siu-goan tak terkatakan demi mendengar kedatangan dua tokoh itu, mereka ialah Tji- kim-sin-to Njo Hoat dan Thian-go Lodjin.
Kedua tokoh ini terhitung djago kelas satu dari Tjing-pay, golongan jang baik.
Dengan hadirnja kedua tokoh ini, betapapun lihaynja musuh jang akan datang djuga tidak perlu ditakuti lagi.
Maka tjepatan sadja Siu-goan berkata.
"Lekas silakan masuk, lekas!"
Dan segera tjenteng itu berlari keluar untuk mengundang tetamunja.
Sebaliknja Pek Yu-yu mendjadi kuatir, sungguh tjelaka, di-mana2 selalu ketemukan orang jang ingin dihindarinya itu.
Tapi datam keadaan demikian iapun tak bisa tinggal pergi, terpaksa ia harus menghadapi apa jang akan terdjadi nanti.
Tidak lama kemudian tertampak Njo Hoat dan Tfran- go Lodjin telah datang dengan langkah lebar.
Perawakan kedua orang ini hampir sama2 tinggi-besarnja, jang seorang berdjenggot pandjang dan putih sebagai perak, jang lain berewok pekat sebagai duri landak.
Dan belum lagi mendekat, rupanja Njo Hoat sudah melihat keadaan diruangan situ, terus sadja ia berseru.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Li-lauthau (kakek Li), apa barangkali ada orang hendak bubut bulu garuda mas kau"
Li Siu-goan tersenjum getir, sahutnja. ,Ja, memang ada orang sengadja hendak tjari perkara padaku, kebetulan kedua Lauheng datang kemari, silakan duduk dan sebentar salakan menonton sadja!"
"E-eh, bagaimana kau Bisa bitjara begitu?"
Kata Njo Hoat dengan mendelik.
"Kukira kau bukan lagi garuda emas segala, tapi leb'h tepat disebut seekor elang kondor. Habis, kami sudah datang kedini, masakah kami disuruh menonton segala? Eh, benar tidak Lodjin?"
Njo Hoat adalah seorang berangasan, ditambah lagi persahabatannja dengan Li Siu-goan sangat kekal, sudah tentu ia siap sedia membantu dengan segenap tenaganja bila sahabatnja itu ada kesukaran.
Sebaliknja Thian-go Lodjin adalah seorang pendiam dan pandai berpikir pandjang.
Sedari masuk keruangam situ ia sudah melihat tergesernja kedua yang besar itu, diam2 ia telah terkedjut, sebab itulah ia tidak lantas mendjawab utjapan Njo Hoat tadi.
Ketika dilihatnja Pek Yu-yu sudah berada disitu, seketika air mukanja berubah, katanja.
"Li-tjergtju, setan ibbs dlkalangan Bulim sekarang bermuntjulan. namamu disini terlalu dikenal, boleh djadi ada sedikit iblis2 gentajangan jang sengadja tjari2 kesini, untuk ini rasanja kau perlu waspada."
Utjapan ini sudah terang ditudjukan kepada Pek Yu- yu. Keruan jang paling senang adalan Wan Kian-liong, ia sudah pernah ketjundanq ditangan iblis wanita itu, kini ada kesempatan, terus sadja ia ikut ber-olok2.
"Benar, Li-tjengtju, apa jang dikatakan Lodjin memang
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tepat, terhadap setiap tetamu jang berkundjung kemari, sebaiknja kau berlaku hati2 kepada segala kemungkinan!"
Sungguh gusar Pek Yu-yu tak terkatakan, tapi toh tjidak berani balas membuka suara, sebab kata2 orang tidak terang2an ditudjukan padanja, bila ia memberi reaksi, itu berarti ia sendiri mengakui dirinja adalah golongan setan iblis jang dimaksudkan itu.
Maka Li Siu-goan hanja terkekek beberapa kali sadja dan tidak menjalakan apa2 lagii, sudah tentu kedatangan Pek Yu-yu itu tidak disukainja, tapi toh orang sudah datang lebih dulu, dengan sendiri-nja tidak mungkin diusirnja lagi.
Dan kalau dia diam sadja.
harapan nja ialah supaja Pek Yu-yu kenal gelagat dan mohon diri sendiri.
Tak terduga Pek Yu-yu tetap diam2 sadja dan duduk ditempatnja.
Sesudah ambil tempat duduk masing2 lalu Tji-kim- sin-liong Njo Hoat mulai mengomel pandjang lebar tentang peristiwa dibenteng kuno jang penuh rahasia itu.
Iapun misuh2 karena telah dipermainkan pengirim surat kaleng itu, bahkan menjesalkan kematian Lui Tay-keh dan Lo Pit-hi tanpa diketahui siapa pembunuh- nja.
Sudah tentu tjerita itu tidak terlalu menarik bagi Wan Kian-liong dan Li Sui-goan karena mereka diluar garis dari kedjadian itu.
Sebaliknja Wi Kun-hiap jang berdiri dibelakang sang Susiok diam2 tergerak hatinja, ada maksudnja hendak memberitahu tentang apa jang diketahuinja.
jaitu bahwasanja sipengirim surat kaleng itu adalah "sipandjang"
Naik keledai jang aneh itu. Tapi karena dihadapannja adalah tokoh2 persilatan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ angkatan tua, ia tidak berani sembarangan membuka suara kalau tidak dimintai keterangan.
Dan selagi ia hendak membisiki sang Susiok, se- konjong2 dari djauh diarah tenggara sana berkumandang suara bunji burung kenari jang njaring merdu.
Kitjauan burung kenari itu terang adalah tiruan manusia, malahan Lwekang orang itu tentu sangat tinggi, sebab suara itu berkumandang dari tempat djauh.
Kitjauan burung kenari itu djuga sangat merdu dan terang hingga mirip burung ketjil itu menghinggap dipundak sipendengarnja, seperti burung piaraan jang sudah lulut.
Djika semua orang mendjadi ketarik oleh suara burung jang enak didengar itut adalah Pek Yu-yu jang lantas kelihatan tidak tenteram, air tnukanja berubah dan mendadak berdiri.
Karena semua orang sedang terpesona oleh kitjauan burung kenari jang merdu itu, maka kelakuan Pek Yu- yu itu tidak banjak menimbulkan perhatian mereka.
Selang sedjenak, suara burung kenari itu mendadak berhenti, lalu dari djurusan barat-laut bergema suara kitjauan burung kokokbeluk jang sangat menjeramkan hingga perasaan semua orang ikut gelisah dan pilu.
Lwekang Thian-go Lodjin dan lain2 tjukup tinggi, tapi tanpa terasa merekapun terpengaruh oleh suara burung hantu jang menjedihkan, itu.
Apalagi Kun-hiap jang paling tjetek Lwekangnja, hanja sebentar sadja mata sudah basah terpengaruh suara kokok-ieluk jang menjedihkan itu.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Suara burung hantu itu rupanja membuat Pek Yu-yu mendjadi ketakutan djuga, tiba2 ia berkata.
"Li-tjengtju, maaf, biar kumohon diri sadja!"
Dan tanpa menunggu djawaban tuan rumahnja, terus sadja ia memutar tubuh dan melangkah pergi dengan tjepat.
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sesudah suara burung hantu berhenti, tiba2 dari arah tenggara berbunji pula suara burung lajang2, suara merdu jang' menjegarkan hingga tanpa merasa Kun-hiap tertawa.
Mendengar suara tertawa Kun-hiap itu, Kian-liong menoleh, ia mendjadi heran melihat murid keponakan itu matanja mengembeng air mata.
"Kenapa kau, Kun- hiap?"
Baru ia tanja, tiba2 ia merasa pipi sendiri djuga basah, waktu diraba, ternjata ia sendiri djuga sudah meneteskan air mata. Keruan ia kaget, tanpa sebab mengapa dirinja telah menangis? "Tjelaka, suara burung itu tidak beres!"
Tjepat Kian- liong berseru".
Memangnja Thian-go Lodjin, Njo Hoat dan Li Siu-goan djuga sedang mendengarkan suara burung tadi dengan matjam2 perasaan, tjuma Lwekang mereka tjukup kuat, maka mereka masih dapat menguasai diri.
Ketika mendengar seruan Wan Kian-liong itu, mereka mendjadi tertegun dan merasa suara2 burung itu memang benar ada suatu jang tidak beres Sementara itu suara kitjauan burung lajang2 tadi sudah berhenti, sebagai gantinja dari arah barat-laut tadi berbunji pula suara burung meliwis, suara burung meliwis jang terpentjar dari induk rombongannja, suaranja sedih memilukan, djauh lebih mengharukan daripada suara burung hantu tadi.
Malahan suaranja
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ sekarang kedengaran semakin dekat hingga makin menggetarkan perasaan setiap pendengarnja. Saking tak tahan, achirnja Njo Hoat berteriak.
"Kawan dari manakah itu? daripada djual suara, disitu, mengapa tidak tundjukkan mukamu sadja!"
Mestinja Li Siu-goan hendak mentjegah Njo Hoat agar jangan menanggapi suara burung aneh itu, tapi sudah terlambat.
Benar sadja, begitu suara Njo Hoat lenjap, segera terdengarlah suara burung geredja jang njaring dan tjepat, suara burung geredja jang me-lontjat2 tjepat dan riuh ribut Se-konjong2 Njo Hoat seperti kesetanan, terus sadja ia berbangkit dan me-nari2 seperti orang gila.
Kalau jang menari itu seorang gadis djelita tentu akan menarik, tapi kini jang menari adaiah seorang laki2 kasar berewok matjam Njo Hoat, keruan tampaknja mendjadi seram dan lutju.
Tjepat Thian-go Lodjin membentak sekali, segera ia ulur sebelah tangannja menahan dipundak Njo Hoat.
Tapi tenaga Njo Hoat selisih tidak djauh dari Thian-go Lodjin hingga orang tua itu tidak dapat menahannja.
Segera Li Siu-goan lantas bertindak djuga, mendadak ia bersuit pandjang sekali sambil melontjat keatas.
"plak' tahu2 punggung Njo Hoat kena dihantamnja sekali. Tapi tenaga jang digunakan itu adalah tenaga kosong, djadi hanja keras diluar, tapi tidak luka didalam. Njo Hoat lantas tergentak madju dan ter- hujung2, dalam pada itu Li Siu-goan dan Thian-go Lodjin berbareng lantas bersuit pandjang dengan keras. Rupanja Lwekang Li Siu-goan memang kalah kuat
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ daripada Thian-go Lodjin sebab segera suara suitannja lantas tertelan oleh suara suitan Thian-go Lodjin jang lebih keras dan pandjang itu.
Maka Li Siu-goan lantas menghentikan suitannja, segera ia melangkah madju untuk memajang bangun Njo Hoat jang sementara itu mukanja kelihatan putjat dan semangatnja lesu.
"Njo-heng, kau tidak berhalangan, bukan?"
Tanja Siu- goan. Karena itu, Njo Hoat telah menghela napas lega, katanja.
"Ai, apakah aku habis mimpi?"
Siu-goan mendudukan Njo Haot keatas kursi.
Untuk sedjenak ia sendiripun tertjengang, ia tidak tahu orang kosen matjam apakah jang main suara burung itu? Dalam pada itu Tian-go Lodjin djuga sudah berhenti bersuit.
Suara burung geredja tadipun sudah lenjap sedjak tadi.
Habis itu tiada terdengar pergantian suara burung lain lagi.
Ditengah mangan itu mendjadi sunji sepi, jang terdengar hanja suara pernapasan Njo Hoat jang masih ter-engah2.
Sedjenak kemudian barulah Siu-goan membuka suara.
"Lodjin, apakah Pek-kim-tjin-djin Kongya Tjiau jang telah datang itu?*' Pek-kim-tjindjin Kongya Tjiau, sidewa beratus burung, adalah seorang ahli bahasa burung, ilmu silatnja djuga tinggi, dan aneh-nja setiap gerak-gerik ilmu silatnja itu ditirukannja menurut gaja burung. Watak Kongya Tjjau sangat aneh dan susah didekati
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ orang, setiap orang Bu-lim jang ketemu dia tentu akan pusing kepala dan mengerut kening. Tapi Thian-go Lodjin telah mendjawab.
"Kongya Tjiau hanja paham bahasa burung, tapi tidak pernah diketahui bahwa dia djuga dapat menirukan bunji kitjauan burung itu, apalagi suara burung itu terang berkumandang dari tempat beberapa li djauhnja, pula sekali membuka suara lantas Njo-heng masuk perangkapnja, rasa-nja Kongya Tjiau tiada memiliki kekuatan sehebat itu' Siu-goan terkedjut oleh keterangan itu.
"Habis, apakah seorang kosen jang djauh lebih lihay daripada Kongya Tjjau?"
Tapi Thian-go Lodjin diam sadja tanpa mendjawab.
Pada saat itulah baru semua orang mengetahui bahwa sedjak tadi Pek Yu-yu sudah tinggal pergi.
Keruan Njo Hoat dan Thian-go Lodjin agak terperandjat, sebab dengan menggelojor perginja Pek Yu-yu itu tanpa dirasakan oleh mereka, hal ini bukan disebabkan Ginkang Pek Yu-yu jang lihay, tapi adalah lantaran tadi mereka lagi tenggelam didalam pengaruh suara kitjauan burung itu hingga keadaan disekitar mereka itu tak diperhatikan Iagi.
Untuk sedjenak mereka lantas tjelingukan kian, kemari, dan untunglah tiada seoraag asingpun jang kelihatan berada diantara mereka.
",Djangan2 orang jang bersuara burung itu adalah orang jang meninggalkan tulisn diatas tiang itu?"
Demikian pendapat Wan Kian-liong. Mendadak Li Siu-goan mentjabut keluar sebentuk sendjata jang gemerlapan. Bentuk sendjata itu sangat
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ aneh, pandjangnja kira2 30 senti, besarnja serupa dengan Boan-koan-pit, udjung sendjata itu mirip tjakar elang mentjengkeram dan sangat tadjam. Nama sendjata itu adalah "Kim-tiau-hoan"
Atau tjakar garuda emas..Karena sendjata itu dapat digunakan menutuk dan mentjakar, djadi serba guna pula Li Siu-goan chusus mejakinkan 72 djurus ilmu permainan Kim- tiau-hoan jang lihay, dari itu ia.
mendapatkan djulukan pula sebagai sigaruda emas.
Sekali Siu-goan mengeluarkan sendjatanja jang istimewa itu, terus sadja ia sambitkan keatas medja hingga udjung sendjata jang berbentuk tjakar itu terus mentjengkeram permukaan medja dengan kentjang.
Pada saat itu djuga tiba2 terdengar angin berkesiur dan tahu2 ditengah ruangan Itu sudah bertambah seorang.
Begitu tjepat datangnja orang itu, pula sebelumnja tiada sesuatu suara atau tanda, maka semua orang mendjadi terkesiap.
Waktu diperhatikan, kiranja pendatang, itu adalah seorang nona djelita.
Dan orang jang pertama kaget adalah Kun-hiap, sebab segera dikenalnja nona, djelita itu tak lain-tak-bukan, adalah "Sam-koh-nio"
Jang telah diketemukan serta telah menggodanja dibenteng kuno jang misterius itu.
Sebenarnja Kun-hiap ingin menjembunjikan diri sadja daripada ketemu lagi dengan nona djahil itu.
Tapi sudah kasip, terpaksa ia tjuma melengos sadja kesamping dengan harapan semoga sigadis tidak memperhatikannja.
Tak terduga nona itu sudah lantas tertawa, katanja.
,.Aha, tak perlu kau pura2 tidak tahu, biarpun kau mengumpet djuga aku sudah melihat kau"
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Memangnja semua orang sudah terkesiap oleh datangnya sinona jang mendadak itu, kini mendengar utjapannja jang tak keruan djentrungannja, keruan semua orang tambah bingung. Segera Siu-goan membuka suara.
"Siapakah nona? Adakah sesuatu keperluanmu datang kemari?"
Tapi sigadis tidak mendjawabnja, sebaliknja, ia mendekati medja dan segera hendak mentjabut Kim Tiau-hoan jang menantjep di-atas medja itu.
Sendjata itu adalah persenjawaan Li Siu-goan, meski, ia tidak tahu apa maksud kedatangan, nona djelita itu, tapi sendjata andalannja itu sudah tentu tidak boleh senmarangan dipegang orang.
Sebab itulah, ketika melihat sinona hendak memegang Kim-tiau-hoan itu, tjepat Siu-goan mendahului hendak menahannja.
Dalam dugaan Siu-ggan pasti dia akan lebih dulu memegang sendjatanja sendiri itu, siapa tahu tangannya telah meraba tempat kosong, tahu2 Kim- tiau-hoan itu sudah diambil oleh tangan si nona.
Keruan Siu-goan terperandjat.
sungguh susah dibajangkan hanja dalam sekedjap dan setjepat itu Kim- tiau-hoan sudah djatuh ditangan nona itu.
Dan sesudah tertegun sedjenak, selagi ia hendak membuka suara, tiba2 nona itu sudah berkata.
"He, kiranja barang ini bukan Put-kiu-djin. Tapi buatannja sungguh sangat bagus sekal;!"
Mendengar itu, seketika wadjah Li Siu-goan berubah, apa jang mestinja akan diutjapkan mendjadi urung. Sungguh mendongkolnja tidak kepalang, masakah "Kim-tiau-hoan"
Jang merupakan sendjata andalannja dan disegani kawan dan lawan itu sekarang oleh nona
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ itu dianggap seperti "Put-kiu-djin"
Buatan dari bambu jang, biasanja hanja dipakai untuk menggaruk tempat gatal. Maka dengan muka bersengut iapun mendengus.
"Hm, emangnja kau kira Put-kiu-djin?"
"Eh; kalau bukan Put-kiu-djin, habis apa namanja barang ini? Kukira dapat djuga dipakai menggaruk gatal, bukan?"
Kata pula sinona.
Dan berbareng Kim- tiau-hoan jang dipegangnja itu terus ditjakarkan kemuka Li Siu-goan.
Sudah tentu sama sekali Siu-goan tak menduga akan serangan Sinona, apalagi gerakan nona itupun teramat tjepat, djangankan tidak menduga, biarpun tahu dan hendak berkelit djuga tidak keburu lagi.
Maka tahu2 sinar mengkilap berkelebat, kedua pipinja terasa didjawil pelahan oleh sendjata miliknja sendiri itu.
"Nah, ini namanja 'sendjata mentjium tuan', tahu?"
Demikian terdengar sinona meng-olok2 malah.
Seketika air muka Li Siu-goan berubah putjat pasi, dengan lemas ia mendjatuhkan diri diatas kursinja.
Ia tidak berkata apa2, soalnja.
ia mendjadi putus asa, ia merasa kepandaiannja jang dilatih berpuluh tahun uu kini ternjata sama sekali tak berguna, bahkan dibandingkan sinona masih selisih sangat, djauh.
"Nah, katamu ini bukan Put-kiu-djin?"
Dengan dengan tertawa sinona mengedjek lagi dan mendadak ia tantjapkan kembali sendjata Li Siu-goaa itu keatas medja pula, lalu ia menoleh dan tersenjum genit kepada Kun-hiap jang berada dibelakang Wan Kian-liong itu (Put-kiu-djin = tidak mohon bantuan orang.
Nama benda berbentuk garuk buatan dari bambu atau
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ gading-Gunanja, untuk menggaruk gatal dipunggung atau ditempat lain jang susah ditjapai tangan.) Dasar gadis manis, senjumnja itu benar2 sangat menggiurkan, lebih2 dekik dipipinja dikala tersenjum itu bisa membikin semaput siapapun jang memandangnja.
Tjoba kalau Kun-hiap tidak kapok sebelumnja karena pernah digoda, tentu dia akan kesemsem kepada nona tjantik itu, bahkan lekas2 ia melengos kearah lain, ia mendjadi kuatlr malah seperti ketemukan setan iblis jang menakutkan.
Dalam pada itu Wan Kian-liong mendjadi terperandjat djuga demi menjaksikan gerakan sigadis tadi, katanja kemudian mewakilkan tuan rumah.
"Siapakah nona? Sebenarnja ada keperluan apakah kedatanganmu ini?"
"Oooh, kalian masih belum tahu?"
Seru sigadis dengan gajanja jang genit.
"Kedatanganku ini adalah untuk 'timbang terima barang kawalanmu itu!"
Seketika Wan Kian-liong mendjadi putjat dan tak sanggup membuka suara lagi.
Ia insaf djika betul nona ini jang telah meninggalkan tulisan diatas tiang itu, maka terang barang kawalannja itu susah dipertahankan lagi Disebelah sana Kun-hiap mendjadi murka mendengar maksud nona itu, segera ia hendak mendamperat walaupun insaf dirinja bukan tandingannja.
Namun Thian-go Lodjin sudah keburu mentjegahnja,.
lalu ia menanja.
"Siapa nama nona?"
"Karena Thoan-go Lotjianpwe jang tanja, biarlah kuberitahukan terus terang,"
Sahut sigadis dengan tertawa.
"Aku she Tian, bernama Hui-yan."
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sekilas itu pikiran Th.an-go Lodj'in sudah lantas keliling ke-mana2 untuk meng-ingat2 siapakah gerangan tokoh Bu-lim she Tian jang terkenal itu, baik dan kalangan, Tjingpay maupun dari golongan Sia-pay.
Meski ada djuga satu-dua orang kenalannja she Tian.
tapi ilmu silat mereka hanja biasa sadja, lagipula tiada sama seperti sinona sekarang ini.
Tapi iapun tahu dunia ini terlalu luas, tidak sedikit terdapat orang kosen jang tak dikenalnja.
Maka ia tanja lagi.
"Nona Tian, djadi kedatanganmu ini hendak membikin susah Wan-heng? Tapi kukira waktu jang kau pilih ini agak tidak kebetulan."
"Hihihi, apakah kau maksudkan karena kebetulan kau berada disini?* sahut sinona dengan tertawa. Thian-go Lodjin hanja meng-usap2 djenggotnja jang pandjang itu dan tidak mendjawab.
"Tapi kau lupa, Lotjianpwe,"
Kata pula sinona jang mengaku bernama Tian Hui-yan itu.
"pohon kalau sudah tua tentu keropos, dan manusia jang sudah tua, hihi, rasanja djuga akan lapuk." ,.Hm, rupanja memang benar orang mengatakan banteng tjilik tidak takut harimau,"
Kata Thian-go Lodjin dengan tersenjum tawar."
"Siut", mendadak Tian Hui-yan menjendal sekali dan seutas sinar perak jang halus mendadak menjambar kemuka Thian-go Lodjin. Saking tjepatnja nona, itu bergerak hingga Thian-go Lodjin sampai tidak tahu sendjata apakah jang digunakan sinona. Hanja terdengar nona itu lantas berseru djuga.
"Biarlah kubeladjar kenal dulu dengan Thian-go Lodjin!"
Rahasia Benteng Kuno Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Tjepat Thian-go Lodjin mendojong kepalanja kebelakang sedikit, berbareng lengan badjunja mengebas hingga djalur sinar perak tadi kena dikurung kebawah. Maka terdengarlah suara "tak"
Sekali, lengan badju Thian-go Lodjin rapat nenutup diatas medja, sedang sinar perak tadi djuga lantas lenjap.
Sebagai gantinja sekarang tertampak djelas ditangan Tian Hui-yan memegang seutas rantai perak sebesar djari, pandjangnja kira 2 satu meter lebih, udjung rantai perak itu tertahan dibawah lengan badju Thian-go Lodjin diatas medja.
Untuk sedjenak kelihatan Tian Hui-yan agak terkedjut, tapi segera ia tenang kembali, lalu rantai perak jarig masih dipegangnja itu sedikit ditekan kebawah.
Karena itu, mendadak udjung rantai perak jang tertutup dibawah lengan badju Thian-go itu me- londjak2 hingga mirip ada beberapa ekor tikus jang terkurung dibawah lengan badju itu dan sedang berlari kiian kemari untuk mentjari djalan keluar Sekuat mungkin Tian Hui-yan kerahkan tenaganja untuk menjendal rantainja agar terlepas dari djepitan lengan badju Thian-go lodjin.
Sebaliknja lengan badju Thian-go itu meski benda lemas, tapi kini telah berubah mendjadi benda maha kuat karena saluran tenaga dalamnya.
Beberapa kali Tian Hui-yan menarik dan menjendal hingga udjung rantai dibawah lengan baju itu me-lonjak2 makin hebat, tapi tetap tidak berhasil dilolos keluar dari tindihan lengan badju, Lambat laun pipi Tiari Hui-yan kelihatan mulai bersemu merah, udjung hidungnja jang mantjung itu djuga sedikit berkeringat, suatu tanda bahwa ia sudah
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ tjukup keras mengerahkan tenaganja. Sebaliknja wadjah Thian-go Lodjin tampak tenang2 sadja, bahkan dengan dingin ia berkata "Nona Tian, sebaiknja lekas kau pergi dari sini sadja?"
Tapi Tian Hui-yan memang tidak gampang disuruh mengalah dengan tersenjum ia menjahut.
"Thian-go Lotjianpwe, urusanku belum lagi selesai, mana boleh akii tinggal pergi begini sadja?"
"Djika kau ngotot tak mau pergi sekarang, mungkin sebentar lagi akan susahlah bagimu untuk pergi,"
Udjar Thian-go Lodjin dengan dingin. Tiba2 Tian Hui-yan mengikik tawa, sekali tubuhnja menarik mundur, mendadak terdengar suara "krak,
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ krak"
Jang keras.
Kira-nja ia telah tarik sekuatnja rantai perak jang ditindih lengan badju Thian-go Lodjin itu, tapi karena tindihan itu terlalu kentjang hingga medja jang mestinja sangat kukuh itu tidak tahan lagi dan patah keempat kakinja.
Dan disaat kaki medja itu sudah patah, mendadak Tian Hui-yan menahan tangannja kebawah.
"siut", tahu2 rantai perak jang dipegangnja itu disendal kesamping hingga lolos keluar dari bawah lengan badju Thian-go Lodjin. Baru sekarang semua orang dapat melihat djelas bahwa pada udjung rantai perak itu terikat sebuah roda bergigi jang bergigi sangat tadjam. Sungguh sedjenis sendjata aneh jang tidak pernah ter tampak. Dari dimana rantai perak itu menjambar, segera terdengar suara mendesing jang njaring. Air muka Thian-go Lodjin rada berubah karena rantai lawan dapat ditarik lolos, tjepat lengan badjunja mengetes lagi membalik dan dikala rantai perak itu belum ditarik kembali oleh Tian Hui-yan, kembali lengan badjunja dapat melilitnja lagi dengan kentjang. Untuk sedjenak Hui-yan tampak terkesiap, ia tjoba menarik lagi sekuatnja, namun tak bisa terlepas lagi. Segera Thian-go Lodjin menarik lengan badjunja dengan maksud membetot sinona kedekatnja. Menurut perhitungan Thian-go Lodjin, bila sinona sudah terbetot madju, segera lengan badjunja jang lain akan bekerdja lagi untuk membelit badan lawan, dengan demikian nona itu tentu takbisa berkutik lagu sedangkan lengan badjunja itu djuga takkan melukainja, dan ini akan menghindarkan permusuhan lebih mendalam dengan
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ perguruan sinona jaag mungkin akan menuduhnja orang tua menghina anak muda.
Diluar dugaan, perhitungan ternjata meleset, meski ia sudah menarik, tapi tubuh sigadis tidak lantas ikut terbetot.
Keruan Thian-go terkesiap.
Meski sudah ditaksirnja ilmu silat nona itu memang sangat tinggi, tapi ia jakin Lwekangnja sendiri pasti lebih kuat daripada lawannja.
Siapa tahu tarikannja itu ternjata tidak berhasil membuat sigadis terseret madju, lekas2 ia kerahkan tenaga dalam lebih kuat untuk menarik lagi.
Dan kembali ia tertipu lagi, meski dia sudah menarik berlipat lebih kuat, sebaliknja Tian Huiyan sama sekali tidak melawannja, malahan terus membiarkan dirinja terbetot.
Sudah tentu Thian-go Lodjin tak menduga akan hal demikian, sedangkan tenaga jang dikerahkan sudah kadung dikeluarkan, keruan badan Tian Hui-yan terus sadja terbetot mentjelat dan menubruk kearahnja.
Djika Thian-go Lodjin tinggal diam, maka pasti tubuh sinona akan menumbuk kepalanja, dalam keadaan kelabakan, tjepat Thian-go mendojongkan tubuhkan kebelakang, maka terdengarlah suara "Buk"
Sekali, tokoh jang banjak pengalamannja itu telah hantamkan sebelah tangannya kelantai dari djauh hingga tubuhnja jang setengah terdjengkang itu tidak sampai; djatuh, hal ini berarti tidak sampai membuatnja kehilangan muka didepan orang banjak.
Sebaliknja setjepat angin Hui-yan lantas melajang lewat diatas kepalanja.
Namun begitu, tidak urung rambut Thian-go Lodjin jang sudah beruban itu djuga terkupas setjomot oleh roda diudjung rantai perak jang tadjam itu.
Dan bila kemudian Thian-go Lodjin dapat berdiri tegak lagi,
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ sementara itu sinona djuga sudah melompat beberapa meter djauhnja kesana Lalu ia memutar tubuh dan memberi hormat kepada Thian-go Lodjin, katanja.
"Maaf. maaf!"
Seketika Thlan-go Lodjin terkesima demi melihat setjomot rambut sendiri jang terbawa oleh sendjata nona itu.
Ia tahu.
djika mengadu tenaga dalam, dengan keuletan latihan sendiri jang berpuluh tahun lamanja, pasti sinona tidak mampu melawannja.
Tapi sekarang dia kena diselomoti hingga sinona mendapat kemenangan.
Dengan kedudukan Thian-go Lodjin sudah tentu pertandingan ini harus diachiri sampai disini.
Setelah tertegun sedjenak, kemudian ia menghela napas pandjang.
sekali lengan badjunja mengebas, tanpa bitjara lagi ia terus melesat pergi, dan hanja sekedjap sadja tubuhnja jang tinggi besar itu sudah menghilang diluar sana.
Thian-go Lodjin sudah pergi, ketinggalan orang2 jang masih berada diruangan situ hanja bisa saling pandang sadja dengan kebat-kebit.
"Nah, Thian-go Lodjin sudah kabur, tampaknja Tji- kim-sin-liong dan Li-tjengtju djuga enggan bergebrak dengan aku,"
Demikian kata Tian Hui-yan dengan tertawa.
"Sedangkan luka Wan-sinkiam sendiri rupanja belum sembuh, tampaknja barang kawalan-mu sudah waktunja untuk ditimbang-terimakan kepadaku, bukan?"
"Dan masih ada aku!"
Teriak Kun-hiap mendadak dengan gusar.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ "Aha, memang aku telah melupakan Wi-siauhiap djuga berada disini, ah, maaf, maaf!"
Demikian kata Hui-yan.
"Eh, apakah Wi-siauhiap pikir akan mempertahankan 'piau' jang kalian kawal ini?"
Kun-hiap sungkan untuk banjak bitjara lagi, terus sadja pedang Kim-liong-k'iam dilolosnja dan berbareng lantas menusuk kearah sigadis.
Tapi sedikit Hui-yan melangkah mundur, segera rantai peraknya menjendal keatas.
Dan belum lagi Kun- hiap sempat menarik kembali pedangnja, tahu2 pergelangan tangan sudah terasa kentjang, njata telah terlilit oleh rantai perak sinona, bahkan menjusul tubuhnja serasa dibetot oleh suatu tenaga raksasa, orangnja terus melajang seperti terbang keluar ruangan sana.
Wan Kian-liong terkedjut, tjepat ia menubruk madju.
Tapi Tian Hui-yan tidak melawannja lagi, dengan tertawa mengikik ia terus mundur djuga keluar ruangan setjepat meluntjur.
Dengan penasaran Wan-liong memburu, mendadak Hui-yan berhenti diluar sana, katanja dengan tertawa.
"Eh, tidak perlu hantar, tidak perlu hantar!"
Berbareng iapun angkat tangan memberi sodja.
Kontan sadja Kian-liong merasa serangkum tenaga maha kuat menumbuk kedadanja hingga mau-tidak mau ia tergentak mundur beberapa tindak.
Pada saat itulah kebetulan tubuh Kun-hiap jang melajang diudara itu djatuh keatas kepala Tian Hui- yan, dengan mengangkat sebelah tangannja keatas, dengan enteng sadja tubuh Kun-hiap telah disanggah oleh sinona.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Dengan gemas Kun-hiap terus mengajun pedangnja membabat, tapi sedikit menunduk, pedang itu menjambar lewat diatas kepada Tan Hui-yan, sebaliknja pedang itu hampir2 membatjok dibahu sendiri djika Kun-hiap tidak keburu menahannja kembali.
Dengan masih menjanggah tubuh Kun-hiap jang terapung di-udara, berkatalah sinona dengan tertawa.
"Wan-piauthau, tidak perlu kau kuatir, aku tjuma ingin bitjara sedikit dengan keponakan mu ini!"
Saat itu Wan Kian-liong sedang melongo ditempatnja.
Ia telah menjaksikan Thian-go Lodjin jang berpengalaman luas itu djuga kena diselomoti nona djahil itu hingga dalam gusarnja terus tinggal pergi tanpa pamit, tinggal dirinja sekarang apa jang bisa diperbuat? Terpaksa ia menjaksikan Kun-hiap digondol pergi sinona.
Sambil tetap mengangkat tubuh Kun-hiap dengan sebelah tangan, Tign Hui-yan terus berlari kedepan setjepat terbang.
Anehnja meski Kun-hiap tjoba meronta dan berusaha melepaskan diri tapi sedikitpun tak berdaja, rupanja bagian Hiat-to tertentu didada kena ditjengkeram tangan sinona hingga tenaga susah dikerahkan.
Saking murkanja achirnja Kun-hiap mendjerit.
"Kau hendak mengapakah diriku?"
"Tidak apa2, hanja ingin bitjara sedikit dengan kau,"
Sahut Hui-yan.
"Lepaskan aku!"
Teriak Kun-hiap pula.
"Baik!"
Sahut sinona.
http.//ebook-dewikz.com/
Tiraikasih Website
http.//kangzusi.com/ Sama sekali tak diduga Kun-hiap bahwa sekali nona itu bilang baik lantas benar
Golok Yanci Pedang Pelangi Karya Gu Long Amarah Pedang Bunga Iblis -- Gu Long Romantika Sebilah Pedang -- Gu Long/Tjan Id