Ceritasilat Novel Online

Tangan Berbisa 17


Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id Bagian 17


Jie Hiong Hu merayu.

   "juga tidak mau"

   Berkata Kim Hong.

   "Apa yang kau kehendaki ?"

   "Aku menghendaki kotak ini dan sebelas kunci lainnya."

   Berkata Kim Hong.

   "Huh "

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkerut alis.

   "Baik Mm, kemana orang ? Bawa dia kemari."

   Dia mengganti taktik baru Membarengi perintah Jie Hong Hu dua anak buah golongan Kalong menenteng papan salib, papan Salib itu sangat besar, diatas papan salib terikat seorang gadis berbaju merah, tangannya terikat, kedua kakinya juga terikat, kepalanya ditundukkan-Munculnya papan salib itu sangat mengejutkan Kim Hong, itulah Yo In-jie.

   Papan Salib diletakkan di depan Jie Hiong Hu, Jie Hiong Hu menjulurkan tangan, ditujukan kearah ubun-ubun Yo in-jie, dengan suara tawa yang menghina ia berkata.

   "Nah Sudah kau lihat? Berani kau bergerak sedikit? Hilanglah sudah jiwanya."

   Didalam situasi yang seperti ini, Kim Hong tidak berdaya. ia diam.

   "Bagaimana?"

   Bertanya Jie Hiong Hu.

   "Sudah mau menyerahkan kunci mas itu?"

   Yo In-jie memandang kearah Kim Hong, berkata.

   "Kim Hong koko, lekas lari"

   "Lari?"

   Berkata ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu.

   "Mau lari kemana lagi? Kim Hong sedang mencari jalan untuk menghadapi persoalan ini."

   Ketua golongan Kalong menjulurkan tangan meminta kunci mas kepada Kim Hong dan berteriak.

   "Serahkan kunci itu."

   Kim Hong masih mematung ditempatnya.

   "Kau tidak mau menyerahKan kunci tersebut?"

   Bertanya Jie Hiong Hu.

   "Tidak."

   Berkata Kim Hong.

   "Baik "

   Berkata ketua golongan Kalong . Jie Hiong Hu. la memandang kepada kedua orang anak muridnya dan berkata.

   "Lucuti bajunya."

   Tipu berikutnya dijalankan Dua anak muridnya menghampiri Yo In-jie, menyobek-nyobek baju si gadis. Dalam keadaan seperti itu, tidak mungkin dapat diperpanjang, dengan air mata bercucuran ia berteriakteriak.

   "Tidak tahu malu---tidak tahu malu....."

   Secepat itu pula, Kim Hong mengeluarkan suara teriakan.

   "Stop Hentikan perbuatan itu"

   Kedua anak murid golongan Kalong memandang kearah pemimpinnya meminta intruksi.

   "Hentikan"

   Berkata ketua golongan kalong. Kemudian ia menoleh kearah Kim Hong, mengulurkan tangan dan berkata.

   "Serahkan kunci itu."

   "Baik,"

   Berkata Kim Hong menyerah.

   "Bebaskan dahulu sumoayku."

   Lalu ketua golongan Kalong tertawa dan bekata.

   "Aku tidak takut pada kalian- Baik lebih baik kau menyerahkan kunci lebih dulu."

   Dalam keadaan yang seperti itu, Kim Hong tak berdaya, ia melempar kunci masnya, ketua golongan Kalong menyambuti lemparan kunci mas itu, diperhatikannya beberapa Waktu dan ia tertawa berkakakan. Kim Hong membentak.

   "Lekas bebaskan sumoayku."

   Ketua golongan Kalong memandang pada kedua muridnya dan berkata "Bebaskan."

   Yo In-jie mendapat kebebasan, cepat2 menarik kembali pakaiannya, dia menangis berkata .

   "Kim Hong koko, aku mencari akan dirimu."

   Dia menghampiri Kim Hong.

   Kim Hong menjulurkan kedua tangannya siap sedia menyambuti in-jie.

   Tiba-tiba, iga Kim Hong dirasakan ditotok lenyap semua kekuatannya, dia jatuh ngeloso.

   Yo In-jie menotok jalan darah Kong- hong- hiat Yo in-jie meloncat, wajahnya yang sedih itu berubah segera.

   kini ceria dan riang, ia tertawa, menepuk tangan dan berkata.

   "Ha-ha........"

   Wajah Kim Hong menjadi pucat, dia berteriak.

   "in-jie permainan apa lagl nih?"

   Yo In-jie menggunakan tangannya dia mengusap wajahnya, maka copotlah selembar kulit tipis, turut copot pula kulit in-jie disana berdiri seorang gadis lain, itulah Patkiong- cu dari golongan Kalong.

   "Aaaa..,"

   Kim Hong ditipu mentah-mentah.

   Kemarahan Kim Hong meluap-luap.

   lagi2 ia dipermainkan oleh golongan Kalong.

   Lain perasaan datang meranggang, itulah perasaan lega dan tenang, karena Yo In-jie masih belum jatuh kedalam tangan golongan Kalong.

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu alias Jie Biauw Kow tertawa terbahak-bahak.

   "Ha, ha ...dengar, Cin Hong, hubunganmu dengan penguasa rumah penjara rimba persilatan gunung Tay-pasan sangat baik, karena itu aku tidak bisa melepaskan dirimu."

   Kita menyebut Jie Hiong Hu alias Jie Biauw Kow, karena sudah hampir tiba.

   apabila malam telah berlangsung, terjadilah seorang wanita yang bernama Jie Biauw Kow.

   Bersamaan itu pula lenyaplah Jie Hiong Hu, ini keistimewaan manusia wadam.

   Hati Kim Hong terCekat, dia mendelikan mata dan membentak.

   "Apa yang kau tahu? Mungkin kau belum tanu kalau penguasa rumah penjara digunung Tay-pa-san itu adalah ... dia adalah ayahku. Berani kau mengganggu selembar rambutku, daging-dagingmu akan dikeping-kepingkan olehnya."

   Sibanci Jie Hiong Hu Jie Biauw Kow terbelalak inilah berita baru "ouw"

   Ia mengeluarkan suara tertahan.

   "Penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san adalah ayahmu?"

   "Tidak salah,"

   Berkata Kim Hong.

   "Lekas bebaskan aku. Dan serahkan kembali kunci emas naga itu."

   Selaput hawa pembunuhan meliputi wajah ketua golongan Kalong, dengan geram dia berkata.

   "Biarpun kau sudah menjadi putra penguasa rumah penjara rimba persilatan, pekerjaan hari ini tidak diketahui olehnya, kalau saja kau sudah kubunuh mati, siapa yang tahu kau mati dibawah tanganku?"

   Kim Hong tertawa dingin. katanya.

   "Mengapa tidak tahu? Ayahku sudah memperhatikan adanya rombongan kalian yang hendak mengambil kotak Sim-kie-ie-hat, maka aku diutus olehnya untuk melihat-lihat keadaan- Hari ini kematianku pasti bukan ditangan orang lain, mana mungkin kalian tidak tahu, siapa yang membunuhku?"

   Ketua golongan Kalong tertegun sebentar, tiba-tiba ia tertawa lagi.

   "Ha-ha, biarpun ia tahu, sesudah aku mendapatkan kotak ajaib itu, sesudah aku mendapat obat pel panjang umur, dan mempelajari dua balas macam ilmu mujijat tersimpan disana siapa lagi yang kutakuti? Dua penguasa rumah penjara juga tidak kutakuti."

   Sukma Kim Hong dirasakan mau terbang, inilah kejadian yang menyulitkannya, dia berseru.

   "Dengar, ayahku segera tiba. Apa kau masih mempunyai waktu melatih ilmu kepandaian silat yang tercatat didalam kotak ajaib?"

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata.

   "Apa ayahmu tahu, kalau sekarang kau berada didalam kuburan ini? IHm ...hmm . .. dengarlah, inilah markas pusat golongan Kalong. Sesudah berhasil menipumu ketempat ini, rencanaku berikutnya adalah merenggut jiwa anjingmu itu. Hati.....hmm....."

   Sambil berkata, sibanci Jie Hiong Hu-Jie Biauw Kow melangkahkan kaki, perlahan-lahan diangkat tinggi kaki tersebut, hendak diterapkan keatas wajah Kim Hong......

   Kalau saja telapak kaki itu ditancapkan ketempat batok kepala Kim Hong, ludeslah semua harapan Kim Hong, otaknya pasti berceceran, jiwanya pasti melayang.

   Tiba-tiba ........

   "Pangcu ..."

   Tamu Tidak Diundang dari Luar daerah yang palsu mengeluarkan suara tertahanMendengar seruan sang penasehat, ketua golongan Kalong yang banci itu menarik kembali tangannya, menolehkan kepala dan- bertanya.

   "Ada apa?"

   Kedudukan simanusia imitasi adalah penasehat golongan Kalong. Dengan patuh Tamu dari Luar daerah palsu itu berkata.

   "Tidak salahnya membunuh si Cin Hong tapi bukan sekarang, baik juga mengurungnya, mungkin kita bisa menggunakan untuk digunakan sebagai sesuatu."

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berpikir sebentar, akhirnya ia menganggukkan kepala, setuju kepada usul sang penasehat, katanya.

   "Baiklah"

   Menoleh kearah seorang anak buah ia memberi perintah.

   "Ambil urat sapi, dia harus diikat keras-keras, harus berhati-hati agar tidak bisa meloloskan diri dia bukan Cin Hong yang masih upilan, ilmu kepandaiannya telah majusatu lompatan besar, mungkin bisa menjebolkan totokan-totokan- kalau gunakan urat sapi berbahaya"

   Anak buah golongan Kalong itu segera menjalankan perintah ketua, dia menggulungkan urat sapi keseluruh tubuh Kim Hong.

   Ketua golongan Kalong duduk kembali di kursi kebesarannya, mengeluarkan kotak ajaib, dikumpulkan dua belas kunci emas mulai dari kunci tikus, dibukanya terusmenerus, sehingga pada kunci emas yang kesepuluh tibatiba ia mengeluarkan jeritan kaget.

   "Eh, kunci emas ini mungkin tidak beres."

   Tamu dari luar daerah imitasi mendekat dan berkata.

   "Kunci emas ini telah kudapat dari ketua partay Bu-tongpay."

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata.

   "Mungkin kunci emas palsu."

   "Palsu?"

   Berkata tamu dari luar daerah palsu itu.

   "Dimana letak Kepalsuannya?"

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata "Setiap kumasukan kunci emas ketempat lobang, terdengar suara klik, hanya kunci mas kesepuluh ini tidak mengeluarkan suara."

   Tamu dari luar daerah yang palsu berkata "Mungkinkah Yoe Hoa Liong sudah mengetahui rencana, dia telah membawa kunci mas palsu yang dikantongi padanya ?"

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berkata.

   "Yoe Hoa Liong memiliki otak yang bercabang kemungkinan tadi besar sekali."

   "Pangcu tidak bisa meneruskan pembukaan kotak ajaib itu?"

   Bertanya tamu tidak diundang dari luar daerah.

   "Kita harus menemukan Yoe Hoa Liong, Meminta kunci mas yang asli."

   Berkata Jie Hiong Hu.

   Seperti yang sudah kita ketahui, kotak ajaib bisa dibuka dengan dua belas kunci mas satupun tidak boleh salah.

   Maka isi dari kotak ajaib tersebut yang berupa dua belas butir obat panjang umur dan dua belas macam pelajaran ilmusilat luar biasa didapatkan olehnya.

   Tentu saja, kalau kunci- kunci mas itu adalah anak kunci mas yang asli.

   Dimisalkan ada sesuatu kekurangan maka kotak ajaib itu bisa meledak menghancurkan seluruh isi ruangan, Adanya kunci mas palsu yang diragukan.

   membuat ketua golongan Kalong tidak bisa meneruskan usahanya, Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu berata.

   "Yoe Hoa Liong masih berada didalam rumah penjara rimba persilatan, kita harus memintanya .

   "

   Tamu dari luar daerah yang palsu berkata.

   "Bagaimana caranya bisa memasuki tempat itu?"

   "Sudah kurecanakan- Hamid beserta ketiga kawankawannya sedang menantang penguasa rumah perjara rimba persilatan itu, entah bagaimana dari hasil pertempurannya?"

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Disaat mana, tiba-tiba seorang anggota golongan Kalong berlari masuk. lalu beri hormat pada Jie Hong Hu dan berkata.

   "Pangcu. Hamid cianpwee berempat sudah kembali."

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu meletakkan kotak ajaib dibawah laci meja, ia ber-gegas2 hendak menyambut kedatangan rombongan yang baru datang itu.

   Disaat ini, empat orang berpakaian kembang-kembang berjalan masuk, mereka adalah orang-orang dari luar daerah.

   Seorang dari ke empat orang itu adalah kakek-kakek, tiga lainnya adalah laki-laki setengah umur.

   Rambut mereka merah, mata mereka berwarna biru, mempunyai badan tinggi.

   Kedatangan keempat orang itu mendapat penyambutan dari semua golongan Kalong, semua memberi hormat patuh.

   Lebih-lebih kakektua yang bernama Hamid itu, langsung mendekati tempat duduk ketua golongan Kalong, dan menduduki tempar ketua tertinggi.

   Ketua golongan Kalong mengalah, duduk disampingnya.

   Kim Hong mengkerutkan alis, dia heran dan tidak tahu keempat orang dari luar daerah itu adalah jago-jago ternama.

   Tapi nama golongan kalong juga hebat, mengapa harus tunduk dibawah kekuasaannya? Ketua golongan Kalong mendampingi Hamid, dia berkata.

   "Hamid cianpwe sudah menantang rumah penjara digunung Tay-pa San? Bagaimana hasilnya?"

   Hamid memang menemukan sesuatu yang murung, mendapat pertanyaan itu, dia mendelikkan mata, dengan tidak senang berkata.

   "Kau kira aku bisa kalah?"

   Jie Hiong Hu membungkukkan badan berkata.

   "Hamid cianpwee adalah jago silat nomor satu dari daerah See-hek. apa lagi ilmu Tay-yang-sin-kang sangat luar biasa, tentu saja tidak bisa dikalahkan orang. Betapa hebatpun ilmu kepandaian penguasa rumah penjara itu, mana mungkin bisa menandingi cianpwee?"

   "Jangan banyak Cingcong"

   Berkata Hamid mendamprat.

   "Aku belum menempur jago silat itu, daerah Tionggoan betul-betul luas, kukira belum tentu bisa mengalahkan dia."

   Jie Hiong Hu memperlihatkan sikapnya yang sangat serius, dia berkata.

   "Hamid cianpwee dan ketiga suheng belum pergi kesana?"

   Hamid berkata.

   "Sudah. Tapi penguasa rumah penjara di gunung Tay-pasan telah memberi pengumuman istirahat untuk satu bulan- Huh Aku tidak perduli, langsung menerjang masuk. ternyata Penguasa rumah penjara di gunung Tay-pa-san tidak ada di tempatnya."

   "Wah? "Jie Hiong Hu-Jie Biauw Kouw terbelalak.

   "Betul-betul penguasa rumah penjara sudah turun gunung?"

   Menurut keterangan yang ia dapat dari Kim Hong, penguasa rumah penjara di gunung Tay-pa San adalah ayah bocah ini, dikatakan sedang turun gunung, dia tidak percaya, baru sekarang ia yakin, karena itu rasa takutnya menjadi-jadi, cepat-cepat menggapaikan tangan kepada seorang anak buahnya dan berkata.

   "Hui, lekas bawa bocah ini ke penjara di bawah air. Baik-baik menjaganya."

   Hatinya mengkirik takut Anak buah golongan Kalong itu menjalankan perintah, menggendong Kim Hong untuk diajak berangkat. Hamid memperhatikannya dan bertanya.

   "Siapa anak itu?"

   Jie Hiong Hu berkata.

   "Dia adalah putra dari Penguasa rumah penjara di gunung Tay-pa-san."

   "Apa guna kau menangkapnya?"

   Bertanya Hamid. Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu mennjadi bingung, dia berkata.

   "Bocah ini--- bocah ini selalu memusuhi golongan kita. Maka meringkusnya, kalau perlu kita bisa membunuhnya."

   Orang tua berambut merah segera menggapaikan tangan kearah anak buah golongan Kalong itu dan membentak.

   "TUnggu dulu. Bawa dia kemari"

   Anak buah golongan Kalong tersebut memandang kearah Jie Hiong Hu.

   Jie Hiong Hu menganggukkan kepala, suatu tanda bahwa ia mengijinkan adanya permintaannya itu.

   Anak buah golongan Kalong segera meletakkan Kim Hong ditanah, dan berdiri disamping sisinya.

   Tertawa cengar-cengir, ketua golongan Kalong bertanya.

   "Ada petunjuk baru?"

   Hamid menganggukkan kepala dan berkata "Sesudah mengetahui ini anak penguasa rumah penjara, aku mau menjajalnya dahulu Kalau saja aku bisa memenangkan orang ini, tentu saja bisa memenangkan Rumah penjara rimba persilatan---"

   Tiba-tiba Hamid teringat sesuatu, Hamid mengalihkan pembicaraan, ia berkata lagi "Perjalananku ke daerah Tionggoan telah mendapat penemuan baru, ternyata daerah Tionggoan tidak persis apa yang kau katakan, bukan tidak becus semua, mengambil contoh, kejadian disaat kemarin, disaat aku menerjang masuk ke dalam rumah penjara rimba persilatan di gunung Tay-pa-san, aku telah menemukan tokoh silat hebat."

   "ouw?"

   Berkata Jie Hiong Hu.

   "Tay Giam ong yang dimaksudkan?"

   "Bukan-"

   Berkata orang tua berambut merah Hamid.

   "Seorang kakek bersifat kegila-gilaan, dia bersama seorang gadis kecil itu, itulah dia yang berhasil meloloskan diri dari telaga Tay-pek tie, mereka kebetulan bertemu denganku. entah apa yang diucapkan oleh si gadis ciik, tiba-tiba si kakek gila menerjang......"

   "Bagaimana hasilnya?"

   "Aku tidak dikalahkan. Tapi kenyataannya jauh berbeda lagi, kalau penyakit gila orang itu sudah sembuh, menurut perkiraanku. orang yang seperti si kakek gila bisa menjadi orang tawanan rumah penjara rimba persilatan, kukira betul-betul penguasa rumah penjara yang memiliki kepandaian hebat."

   "Ouw......kakek yang cianpwee temukan adalah kakek gelandangan, dia adalah putra Dewa persilatan Kiat Hian- Dia ditipu orang memasuki rumah penjara Tay-pa San, entah dengan cara bagaimana, menggunakan penguasa rumah penjara tidak berada ditempatnya, dia melarikan diri."

   Orang tua berambut merah Hamid berkata "Aku tidak sependapat dengan rencanamu itu, para jago dari daerah kami, Tay-wan-kok hanya ingin menggunakan tipu silat asli menempur jago-jago Tionggoan, tapi kau menggunakan keliCinan dan akal bulus, cara ini tidak bisa menundukkan orang."

   "Boanpwee menerima salah."

   Berkata Jie Hiong Hu.

   "Sekarang, lekas bebaskan totokan anak muda itu. Beri kesempatan dia istirahat sebentar."

   Ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu memberi perintah kepada anak buahnya membuka kembali ikatan urat sapi yang membelenggu kebebasan Kim Hong, sesudah itu dia turun tangan dan membebaskan totokannya pula, menendang pundak Kim Hong dia berkata.

   "Cin Hong, baik-baik kau istirahat, sebentar lagi kau bisa merasakan kehebatan ilmu kepandaian asli dari daerah Taywan- kok, ilmu Tay-yang Sin-kang yang hebat."

   Sebelum Kim Hong mengetahui asal-usul dirinya dia bernama Cin Hong karena itu sebagian besar dari orangorang masih memanggilnya dengan panggilan Cin Hong.

   Kim Hong bisa menduga, Hamid beserta tiga lelaki berambut merah itu adalah jago-jago pilihan dari daerah Tay-wan-kok, kalau saja ia hari ini dikalahkan, mungkin pamor daerah Tionggoan juga turutjatuh maka dia segera menenangkan dirinya, membenarkan peredaran jalan darah.

   Ini waktu, Hamid memandang ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu, dia bertanya.

   "Kau pernah menempur anak muda ini?"

   Jia Hiong Hu menjawab .

   "Dihulu. Itu waktu ilmu kepandaiannya biasa-biasa saja. Sesudah mendapat petunjuk dari beberapa tokoh silat, dia mendapat kemajuan yang pesat. sekarang belum pernah dicoba, menurut apa yang kutahu. im Liat Hong sudah dilukai olehnya."

   Hamid menoleh kearah Lam-kek sin-kun im Liat Hong, orang yang dipandang menundukkan kepala. Hamid menoleh lagi kearah Jie Hiong Hu dan berkata.

   "coba kau jajal dia."

   Jie Hiong Hu membawakan sikap yang malu-malu, terjadi perobahan besar.

   Kalau sebelumnya ia galak dan garang, kini ia menjadi seorang pemalu dan lincah.

   Dengan suara keCil ia berkata "Disaat ini mungkin tidak bisa, seperti apa yang cianpwee ketahui...."

   Suara Jie Hiong Hu yang terakhir adalah suara wanita.

   Terjadi perobahan pada banci lihay itu, banyak yang tidak diketahui oleh umum, kala siang dia menjadi lelaki, kalau malam dia jadi perempuan-Sudah Waktunya dia menjelma jadi betina, Hamid tertawa berkakakan.

   "Ha, ha...apa sudah waktunya?"

   "Iya........"Berkata Jie Biauw Kow. Kini namanya harus menggunakan Jie Biauw Kow. karena waktu wanitanya sudah tiba.

   "Sekarang sudah malam."

   "Ha ha...."

   Orang tua berambut merah Hamid tertawa lagi.

   "sangat menyenangkan sekali, kalau berkawan dengan orang yang seperti kau ini, sebentar kau menjadi jantan, sebentar berubah perempuan. He he he....."

   Ketiga laki-laki berambut merah juga ikut tertawa.

   Tapi saat ini, Kim Hong sudah selesai mengatur peredaran jalan darahnya.

   Ia berhasil memulihkan tenagatenaga yang luntur.

   Dengan sepasang sinar mata yang bercahaya terang menghadapi orang-orang itu.

   Hamid menghentikan tertawanya, dia memandang kearah Kim Hong, berpandangan beberapa saat.

   Akhirnya Hamid berkata.

   "Anak muda, aku hendak mencoba mencoba ilmu kepandaianmu, bertandinglah dengan muridku, siapa yang kalah? Kalau kau berhasil memenangkannya, kau mendapat kebebasan."

   "Baik."

   Jawab Kim Hong menerima tantangan.

   "Aku bersedia menempur."

   Hamid menoleh kearah tiga laki-laki berambut merah yang dibawa olehnya, itulah muridnya, ia berkata.

   "Brey, lawan dia"

   Laki-laki yang bernama Brey itu adalah jago kenamaan dari daerah Tay-wan-kok juga segera ia menghampiri Kim Hong dengan sikap bersitegang. Kim Hong selalu siap sedia, mendapat penyambutan yang saperti itu, dia bertanya.

   "Bagaimana caranya kita bertanding?"

   Brey berkata tawar.

   "Kalau betul kau bisa mengalahkan Lam-kek Sin-kun im Liat Hong didalam tiga gebrakan, ini membuktikan ilmu kepandaianmu cukup hebat. Begini saja kuatur, kita menempur tangan tiga kali, kalau aku kalah, aku menyerah."

   "Baik."

   Jawab Kim Hong.

   "Kapan boleh mulai?"

   "Sekarangpun boleh.

   "Jawab Brey. Kim Hong mengerahkan tenaganya, didorongnya kedepan, itulah salah satu tipu dari jurus Tiga Pukulan Maut. Kekuatan ini bisa membelah gunung, bisa menghancurkan batu, apa lagi dibantu oleh tenaganya yang tidak kunjung padam, tidak bisa disamakan dengan tiputipu biasa, kalau saja gerakkan oleh penguasa rimba persilatan, pasti orang ini jatuh. Sayang, kekuatan Kim Hong belum bisa disamakan dengan ibunya maka kekuatannya pun merosot. Brey mempunyai kedudukan kelas dua didalam jago-jago daerah Tay-wan-kok, pengalamannya sangat banyak, tampak pukulan Kim Hong yang tanpa desiran angin, dia bisa mengetahui sampai dimana kehebatan kepandaian ini. Wajahya berubah. Benar-benar dia tidak berani memandang ringan- Dengan bersungguh-sungguh hati dia juga mendorong kedua tangan, memapak pukulan itu. Pukulan haWa panas meluncur keluar dari telapak tangan Brey "Bluaarr..."

   Seolah-olah terjadi gempa bumi, ruang rahasia dibawah tanah kuburan itu bergoyang sebentar.

   Tubuh Kim Hong terdorong mundur kebelakang, tangannya seperti terbakar, panas dan sakit.

   Brey juga tidak mendapat kemenangan mutlak, dadanya tergebuk, darahnya bergejolak, dia juga mundur kebelakang sampai empat langkah, Si KAKEK RAMBUT MERAH Hamid bangkit dari tempat duduknya, dia membentak.

   "Bagaimana?"

   Brey menggeleng-gelengkan kepala. berkata.

   "Aku belum dikalahkan. Dia hebat Tapi aku masih kuat"

   Sesudah itu dia menyedot napas dalam, maju pula ke depan-"Bang......."

   Terjadi benturan pukulan pula, Kim Hong merasakan dirinya seperti mau dilebur api, panas, sakit, nyeri, terdorong mundur dan membentur pilar.

   Buk Kim Hong jatuh duduk.

   Jatuhnya Kim Hong bukan berarti kemenangan Brey, jago daerah Tay-wan-kok itu juga menyemburkan darah, matanya dipelototkan, dia sangat galak.

   Kim Hong sudah meletik bangun, dia menerjang pula.

   Saat yang sama, Brey sudah bersiap siaga, keadaannya lebih baik, dari sudut yang lebih menguntungkan- dia memukul Kim Hong.

   "Bung......."

   Lagi-lagi tanah bergetar, akibat dari beradunya kekuatan raksasa itu. Kim Hong jatuh menggeletak, pingsan tak sadarkan diri Lagi-lagi Brey memuntahkan darah, dia menudingkan jarinya kearah Kim Hong, tertawa berkakakan dan berkata.

   "Ha, ha......aku menang Lihat Lihat dia sudah....."

   Rubuh Brey juga jatuh roboh.

   Disaat Kim Hong sadarkan diri, dia mendapatkan dirinya terikat pada sebuah pilar, dia tertawan di dalam ruangan di bawah tanah, air menggenangi sebatas dada.

   Kim Hong disekap didalam tawanan air Rasa dingin air membuat luka-lukanya nyeri, tapi akibat dari pukulan Brey yang panas berapi membuatnya agak nyaman- Timbul pikiran untuk melarikan diri, Kim Hong berontak.

   tubuhnya mengejang.

   dia telah ditotok orang.

   Teringat kata kata Jie Hong Hu, sebagai ahli waris rumah penguasa rumah penjara, Kim Hong bisa meyakinkan dan membebaskan totokan yang mengekangnya.

   Kim Hong telah mendapatkan kemajuan pesat, ilmunya berlipat ganda, ia belum menjajal bagaimana untuk membebaskan totokan-totokan yang dijatuhkan kepada dirinya, hal ini mungkin saja bisa dilakukan.

   Yang menjadi gangguan ialah sesudah berhasil membebaskan totokannya, bisakah ia memutuskan tali urat sapi? Kim Hong mengosongkan pikirannya, mencurahkan daya imannya, menjebol peredaran darah yang tersumbat.

   Detik-detik berlalu....Waktu sangat cepat berlalu, suatu ketika.

   telinga Kim Hong yang tajam bisa menangkap datangnya suara derap langkah kaki, walau sangat perlahan, derap langkah kaki itu mendatangi kearahnya.

   Kim Hong terkurung diruangan dibawah tanah, tergenang oleh air.

   Diatas Kim Hong terbuka sebuah papan, menuruni tangga-tangga batu, dari atas sana bertindak jalan seseorang.

   "Aaaa Mungkinkan ibu yang datang menolongku?"

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Hati Kim Hong berdebar-debar, menantikan reaksi itu.

   Dugaan Kim Hong tidak mengenakan sasaran, orang yang baru datang bukanlah penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san Suma Siu Khim, orang yang datang itu lebih muda dari ibu Kim Hong, itulah selir ketiga dari ketua golongan Kalong Jie Hiong Hu, namanya Lim Keng Hee.

   Lim Keng Hee adalah selir tercantik dari Jie Hiong Hu, Seperti apa yang kita ketahui Jie Hiong Hu itu adalah seorang wadam istimewa.

   Menjadi laki disaat siang hati, dan menjadi wanita disaat malam hari.

   Membutuhkan wanita disiang hari dan membutuhkan pria pada malam hari.

   Walau mendapat Cinta kasih yang berlebih-lebihan, tidak mungkin Lim Keng Hee mendapat kepuasan- Karena itu, sesudah bertemu dengan Kim Hong, timbul daya pemberontakannya .

   Sekarang.

   Lim Keng Hee telah mendatangi kamar tahanan dibawah tanah, dengan maksud menolong Kim Hong.

   Wajah Lim Keng Hee yang cantik sudah berada didepan wajah Kim Hong, air mulai menggenangi tubuhnya yang montok.

   dengan suara yang merdu perlahan- wanita itu bertanya.

   "Adik Cin Hong, bagaimana keadaanmu?"

   "cici Lim Keng Hee...."

   Panggil Kim Hong perlahan.

   "Kau tidak takut diketahui orang ?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Apa boleh buat."

   Jawab Lim Keng Hee.

   "Dengan menolong kebebasanmu, aku bersedia berkorban."

   "oh....."

   "Eh,"

   Berkata Lim Keng Hee.

   "Apa maksud kedatangannya?"

   "Kedatangan siapa?"

   Bertanya Kim Hong heran.

   Wajah Lim Keng Hee juga memperlihatkan keheranannya, ia berkata "Kulihat Tamu tak diundang dari luar daerah imitasi itu baru keluar dari tempat ini, Tingkah lakunya sangat mencurigakan, dia telah meninggalkan dirimu,.

   aku kaget sekali,.

   karena itu aku terlambat datang menolong mu."

   "Tamu tak diundang dari luar daerah initadi datang kemari?"

   Bertanya Kim Hong heran- Tentu saja, didalam keadaan pingsan, dia tak tahu, siapa yang telah menolong menyembuhkan luka-luka dalamnya.

   "Kau tidak tahu?"

   Bertanya Lim Keng Hee.

   "oh Mungkin kau masih berada dalam keadaan tak sadarkan diri. Dia baru saja keluar dari tempat ini, kuketahul dengan pasti. Entah apa maksud tujuannya?"

   "Apa maksud tujuan Tamu tidak diundang dari luar daerah imitasi keluar dari kamar tahanan Kim Hong?"

   Hal ini betul-betul membingungkan si pemuda.

   juga membingungkan Lim Keng Hee, dia hendak menolong Kim Hong, tentu saja takut diketahui orang, terlebih- lebih pula Tamu tidak diundang imitasi yang berkepandaian silat tinggi itu.

   Kim Hong memikir sebentar dan berkata.

   "Mungkin dia yang mengikat diriku di tempat ini?"

   "Salah "Berkata Lim Keng Hee.

   "orang yang melakukan perbuatan itu adalah anak buah biasa."

   Kim Hong tidak habis mengerti, Lim Keng Hee bertanya "Eh, bagaimana dengan lukamu?"

   Kim Hong berkata.

   "Aku tidak menderita luka."

   "Bohong Kau sudah terkena serangan ilmu Tay-yang sinkang darijago daerah Tay-wan-kok yang bernama Brey itu."

   "Aku tidak terluka."

   Mengulangi keterangan Kim Hong.

   "Aku hanya jatuh pingsan karena tidak tahan panasnya kekuatan Tay-yang Sin-kang."

   "Ah.......tidak mungkin. Itu waktu lukamu berat, menurut keterangan Hamid, didalam tiga hari kalau tidak mendapat obat pel Sin-tan- tidak mungkin kau berumur panjang."

   Kim Hong mendelikkan mata selebar-lebar ia tidak mengerti. Ya Kalau tidak ada Tamu tidak diundang dari luar daerah imitasi yang menolong, Kim Hong tidak bisa bertahan hidup lebih dari tiga hari. Lim Keng Hee berkata.

   "Lekas gUnakan kekuatanmu, coba luka-luka itu."

   Betul-betul Kim Hong menjalankan berputaran peredaran jalan darahnya dengan lebih gencar, sangat lancar. Tidak ada sesuatu gangguan. ia tersenyum dan berkata.

   "Tidak apa- apa, kau jangan kena obrolan kakek rambut merah itu. Eh, orang-orang dari luar daerah itu banyak sekali. Apa maksud kedatangannya? Bagaimana hubungan mereka dengan golongan Kalong ?"

   Mengetahui Kim Hong kalau betul-betul tidak menderita luka, hati Lim Keng Hee agak gembira, ini sangat mengherankan dirinya, telah disaksikan dengan pasti bahwa Kim Hong itu sudah menderita luka hebat, mengapa bisa lenyap mendadak? "Mereka adalah jago-jago istimewa dari negara Tay-wankok,"

   Berkata Lim Keng Hee memberi keterangan- "Hamid adalah jago nomor satu, diwaKtu Jie Hiong Hu lari dalam pengembaraan menyelamatkan dirinya dinegara Tay-wankok.

   Disana pernah mendapat petunjuk ilmu silat dari Hamid itu, maka ilmu kepandaiannya bertambah-tambah, ia datang kedaerah Tionggoan dengan rencana yang sudah diatur oleh Hamid, untuk menaklukkan daerah Tionggoan."

   Kim Hong berkata.

   "Kuharap saja ibuku dapat mengalahkan orang tua berambut merah itu."

   "Ibumu"? bertanya Lim Keng Hee heran, Kim Hong memberi keterangan.

   "Ya. ibuku adalah penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San- Namanya Suma Siu Khim."

   "Tadi kau katakan penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San adalah ayahmu."

   "Aku mengelabui mereka,"

   Lim Keng Hee memancarkan sepasang sinar matanya yang girang, mengeluarkan pisau yang dibawa, ia berkata.

   "Mari...Biar kupotong belenggu yang mengikat kebebasanmu."

   "Jangan-"

   Berkata Kim Hong.

   "Kalau sampai Jie Hiong Hu mengetahui perbuatanmu, kau bisa mendapat celaka."

   Lim Keng Hee meneruskan usahanya, seutas demi seutas dipegangnya tali urat sapi itu, dia membebaskan belenggubelenggu Kim Hong sambil mengerjakan perbuatan tadi, ia berkata.

   "Jie Hiong Hu adalah nama disiang hari, kini namanya harus diganti denganJie Biauw Kow.Jangan kuatir, dia sedang menemani murid Hamid yang bernama Kasefu itu."

   Singkatnya cerita, Lim Keng Hee berhasil membebaskan Kim Hong dari belenggu didalam kamar tahanan dibawah tanah.

   Mereka keluar dari tempat itu.

   Kini mereka berada didalam sebuah lorong, didepan pintu kamar tahanan itu berjongkok dua orang anggota golongan Kalong, mereka tertidur nyenyak.

   Memandang kepada orang itu, Lim Keng Hee berkata.

   "Penjaga-penjaga ini memang sangat malas disaat aku tiba, mereka tertidur, sampai sekarang."

   Tentu saja Lim Keng Hee tidak tahu, kedua penjaga itu bukan tertidur.

   mereka telah ditotok oleh Tamu Tidak Diundang dari Luar Daerah imitasi.

   Disini letak kemisteriusannya Tamu tidak diundang imitasi.

   sebentar ia seperti memihak kepada golongan Kalong, sebentar pula seperti berpihak dipihak Kim Hong.

   Kim Hong bertanya.

   "cici Lim Keng Hee. dimanakah kotak ajaib disembunyikan oleh Jie Biauw kow?"

   Lim Keng Hee berkata.

   "Tidak tahu. sekarang harus berusahalah untuk membebaskan diri. Jangan mempunyai pikiran sampai disitu."

   Kim Hong berkata "Kotak ajaib itu sangat penting sekali...."

   Mereka sudah menembusi lorong dibaWah tanah itu, begitu keluar mereka terkejut, disana mendatangi seseorang.

   Itulah tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu.

   Lim Keng Hee tertegun, tubuhnya gemetaran, gagallah usahanya.

   Ia Tidak tahu bahwa Tamu Tidak Diundang yang palsu itu telah berdiri dipihaknya.

   Tamu Tidak Diundang dari luar daerah menghampiri mereka, ia berkata perlahan- "Harus berhati-hati lewat diruang depan, murid si Hamid yang bernama Paul itu sedang berada disana.

   "Apa?"

   Lim Keng Hee berteriak heran, ia tidak mengerti sikapnya Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu ini.

   "Sekarang kau tidak mempunyai kesempatan untuk mendengar cerita."

   Berkata Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu.

   "Lain kali saja kuberitahukan padamu."

   Sesudah itu ia berjalan pergi. Kim Hong memandang kearah Lim Keng Hee yang masih gemetaran, ia bertanya.

   "cici Lim Keng Hee, apa artinya kata-kata tadi?"

   "Aku juga tidak tahu."

   JaWab Lim Keng Hee.

   "Siapakah Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu ini?"

   "Kecuali Jie Hiong Hu, tidak ada yang tahu dari mana asal usulnya,"jawab Lim Keng Hee. Seperti apa yang Kim Hong ketahui, dia telah berjumpa dengan dua Tamu tidak diundang dari luar daerah, Satu asli dan satu palsu. Yang asli berpihak kepada panji kebenaran, berpihak kepada dirinya, dan yang palsu berpihak kepada golongan Kalong, mengekor dibelakang Jie Hiong Hu. Yang berpihak kepada golongan Kalong adalah Tamu tidak diundang imitasi. Kini Tamu tidak diundang yang imitasi ini berganti arah pula. Permainan apa yang hendak dilakukan? Mendapat peringatan Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu, ia berjalan lebih hati-hati. Betul saja, disaat mereka hendak melewati ruangan tengah, tiba-tiba terdengar satu suara bentakan-"Siapa yang benda di depan?"

   "Aku"

   Jawab Lim Keng Hee terkejut.

   "Lim Keng Hee"

   Suara itu datangnya dari sebelah kamar, itulah suara Paul.

   "Ha-ha-ha...."

   Paul tertawa.

   "Aku sedang bercakapcakap dengan cabo golongan Kalong ini, sedang kuperbincangkan, kecuali kau, tidak ada wanita yang kupetujui. Ayo kemari"

   Lim Keng Hee menoleh kearah Kim Hong memberi isyarat agar si pemuda menyembunyikan diri, sesudah itu, dengan menenangkan hatinya ia menjawab kearah kamar.

   "Saudara Paul, jangan bergurau, aku mempunyai urusan penting....."

   Terdengar suara bentakan Paul yang marah.

   "Urusan penting apa? Kalau aku memberi perintah Jie Biauw Kow menemani aku, berani dia membantah? Apalagi kau? Lekas masuk"

   "sebentar."

   Jawab Lim Keng Hee.

   "Jangan tunggu-tunggu lagi."

   Berkata pula Paul didalam kamar.

   "Lekas"

   Lim Keng Hee berkata.

   "Bukankah saudara Paul sudah dikawani?"

   Paul berteriak.

   "cabo ini tak guna, dia mempunyai bau busuk."

   Sesudah Kim Hong mempersilahkan dirinya dengan baik. Lim Keng Hee mendorong pintu kamar itu, ia berjalan masuk. Terdengar lagi suara Paul.

   "Lekas "

   Lim Keng Hee memberi isyarat kepada Kim Hong, ia memasuki kamar itu. Terdengar suara berkakakan didalam kamar, terdengar pula suara.

   "cabo genit, lekas pergi Aku tidak membutuhkanmu lagi."

   Beberapa saat kemudian, dari dalam kamar itu berjalan keluar seorang perempuan golongan Kalong, dia adalah kawan tidur yang disediakan untuk para tamu dari daerah Tay-wan-kok itu.

   Tentu saja, kalau dibandingkan dengan Lim Keng Hee wanita anggota golongan Kalong itu jauh tidak menarik, maka Paul tidak membutuhkannya lagi.

   Wanita itu sedang mengenakan pakaian dengan tergesagesa, menundukkan kepala berjalan keluar.

   "creet....."

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Kim Hong menjulurkan jarinya, menotok rubuh wanita tersebut.

   "ouw....."

   Wanita itu menjeluarkan jeritan tertahan, dan tubuhnya menggeloso.

   cepat-cepat Kim Hong maju kedepan, menyanggah jatuhnya tubuh orang itu.

   Dengan-pelahan-lahan diletakkannya di tanah.

   Di dalam kamar, ternyata Paul mempunyai pendengaran yang hebat, suara teriakan tertahan dari wanita yang sudah digerayangi olehnya membuat ia terkejut, ia berkata.

   "Eh, mengapa cabo tadi berteriak?"

   Terdengar suara Lim Keng Hee cekikikan.

   "Kau sudah menyepaknya pergi, tentu saja dia bersedih."

   "Ha ha..."

   Paul tertawa.

   "Siapa yang suruh dia tidak memakai parfum banyak2? Mengapa dia berbau busuk? Haha... hayo, lekas buka baju,"

   "Tidak"

   Terdengar suara Lim Keng Hee, Terdengar lagi suara Paul berkata.

   "Ha- ha. takut apa? Semua orang ingin beginian, semua orang dari daerah Taywan- kok semua seperti ini berbulu."

   Masih tidak terdengar suara Lim Keng Hee.

   "Ha-ha...."

   Suara Paul tertawa sangat puas.

   "Lekas"

   Kim Hong memasang kuping betul-betul, tidak terdengar suara Lim Keng Hee Tiba-tiba terdengar suara orang yang berteriak.

   "Eh, kau... ."

   Suara itu terputus, dan seterusnya tidak terdengar lagi suara ini. Disaat pintu terbuka, Lim Keng Hee muncul disana, ia membereskan bajunya menggapaikan tangan kearah Kim Hong dan berkata.

   "Kemari bawa orang itu"

   Lim Keng Hee menunjuk kearah wanita yang disediakan untuk Paul.

   Kim Hong menjinjing perempuan anggota golongan Kalong itu, diletakkannya didalam kamar, disana Paul sudah menggeletak.

   ternyata sudah ditotok oleh Lim Keng Hee.

   Kim Hong masih belum puas.

   dengan gemas dan ganasnya menotok jalan darah Cin-kau ia membentak.

   "Kau, manusia dari luar daerah berani mengganggu daerah Tionggoan, kini akan kuberi sedikit hajaran- Untuk selanjutnya. kau tidak berkepandaian silat lagi."

   Kim Hong menotok dan memunahkan semua ilmu kepandaian Paul. Lim Keng Hee membentak membanting-bantingkan kaki dan berkata "Lekas Kita harus meninggalkan tempat ini."

   Setelah membaringkan wanita golongan Kalong disebelah Paul, Kim Hong dan Lim Keng Hee meninggalkan ruangan tersebut.

   Tidak terjadi gangguan, sehingga tiba di ruang depan, sesudah mendapat peringatan Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu, Kim Hong dan Lim Keng Hee saling pandang.

   "Tunggu sebentar,"

   Berkata Lim Keng Hee Dia meninggalkan Kim Hong, dan menyerap-nyerapi kamar.

   Betul saja, diruangan depan itu duduk seorang tua berambut merah, itulah jago nomor satu dari luar daerah Tay-wan-kok yang bernama Hamid.

   Kini Lim Keng Hee menghampiri Hamid dan berkata "Hamid cianpwee, kau seorang diri saja?"

   "Ya,"

   Jawab Hamid sangat singkat.

   "Mengapa Hamid cianpwee tidak istirahat?"

   Bertanya lagi Lim Keng Hee.

   "Aku sedang menunggu kembalinya mereka."

   "JoosS cianpwee dan Mobilson cianpwee yang Hamid cianpwee maksudkan?"

   "Ngg......."

   Hamid mengeluarkan suara dari hidung.

   "Kemana mereka pergi?"

   Bertanya Lim Keng Hee.

   "Yang seorang sedang pergi menyerap-nyerapi kabar dirumah penjara batu digunung Bu-san. Seorang lagi pergi kegunung Lui San mencari istrinya yang melarikan diri. Menurut perhitunganku sudah waktunya mereka kembali."

   "Mengapa cianpwe tidak menunggu di dalam?"

   "Didalam keadaan sangat lembab. Aku tidak biasa."

   "Ilmu kepandaian Tay-yang Sin-kang cianpwee bisa menghanguskan setangkai pohon. Dengan ilmu kepandaian sehebat ini mungkinkah masih takut dingin?"

   "Ha-ha..."

   Hamid tertawa.

   "Budak tolol, betapapun lihay ilmu seseorang, ada juga yang harus ditakutinya?"

   "Masakan ilmu Tay-yang sing-kang takut hawa lembab?"

   "Bah Siapa yang takut kepada hawa lembab? ilmu kepandaian yang seperti Jie Biauw Kouw juga tidak kutakuti sifatnya lebih lembab dan lebih dingin, tapi masih berani dia menerima seranganku?"

   "oo....keadaan didalam kamar itu tak begitu dingin, mengapa cianpwe harus menunggu ditempat ini?"

   Hamid kalah berdebat, untuk bebarapa waktu dia terdiam.

   "Hamid cianpwee...."

   Panggil lagi Lim Keng Hee, ia sedang berusaha memanCing Hamid menyingkir dari ruangan tersebut.

   "Hai,"

   Hamid kewalahan.

   "Mengapa kau banyak usil?"

   "Boanpwee heran,"

   Kata Lim Keng Hee.

   "Mengapa Hamid cianpwee belum istirahat?"

   "Mengapa kau juga tidak istirahat?"

   Bertanya Hamid. Lim Keng Hee berkata "Aku tidak biSa tidur, Brey suheng merintih-rintih. aku merasa terganggu."

   "Apa?"

   Hamid terkejut.

   "Apa yang menyebabkan Brey merintih-rintih?"

   "Entahlah"

   Lim Keng Hee memaparkan sepasang tangannya "Biar kulihat apa yang telah terjadi."

   Betul-betul Hamid meninggalkan ruangan itu, menuju kedalam.

   Sesudah betul-betul menyaksikan Hamid pergi jauh.

   Lim Keng Hee menggapaikan tangan kearah Kim Hong, cepatcepat mereka melarikan diri dari dalam kuburan yang lembab itu.

   Berhasilkah Kim Hong dan Lim Keng Hee melarikan diri? Tidak begitu Cepat disaat itu, dari luar berlari datang empat orang, empat orang ini dibawah pimpinan seorang kakek bercodet, dibelakangnya adalah Sulek.

   Alwi, dan Dokucan.

   Kim Hong bergerak cepat, mengayun tangan dan memukul mereka.

   Kakek bercodet terserang oleh pukulan Kim Hong.

   Kim Hong bergerak cepat tanganya diayun kembali, sudah waktunya kena giliran.

   kini memukul kearah Sulek.

   Alwi dan Dokucan.

   orang tua bermuka codet adalah jago nomor satu dari daerah Tay-wan-kok, namanya Mobilson, urutannya hanya berada dibawah Hamid dan Jooss.

   Kedatangannya Kedaerah Tionggoan adalah untuk mengembangkan dan menjajakan ilmu kepandaian mereka.

   Begitu memasuki daerah Tionggoan, dia bertemu dengan Suma Siu Khim dan hampir terpukul jatuh.

   Kini menuju kearah markas besar golongan Kalong, mana disangka, kalau dari dalam markas besar itu muncul seorang musuh.

   Pukulan Kim Hong adalah ciok-kok-thian- keng, salah satu dari tiga pukulan maut yang terlihay.

   Pukulan-pukulan itu sudah dijuruskan kearah Mobilson, Sulek.

   Alwi dan Dokucan.

   orang tua bercodet Mobilsan bergerak cepat, walau didalam keadaan tidak terduga, dia mendorong tangan menerima pukulan Kim Hong.

   Hal ini berarti menolong jiwa Suiek.

   Alwi dan Dokucan.

   "Pang...."

   Kim Hong terpukul mundur, kepalanya dirasakan sangat berat membentur Lim Keng Hee, dua-duanya jatuh kebelakang.

   Yang beruntung, si codet Mobilson sudah menderira luka, karena itu pukulan Tay-yang-sin-kangnya tidak sehebat apa yang dimiliki, ia juga termundur sampai empat langkah.

   Disaat yang sama, Alwi, Sulek dan Dokucan sudah menghadapi Kim Hong, juga merintangi jalan maju Lim Keng Hee.

   Alwi.

   Sulek dan Dokucan adalah jago-jago dari luar daerah, untuk menghadapi seorang diantaranya, mungkin bisa saja Kim Hong bertahan, tapi untuk sekaligus bertahan melawan tiga jago itu, tidak mungkin Kim Hong bisa menerjang.

   Keadaan sangat krisis....

   Terlebih lebih krisis lagi, karena disaat ini Mobilson, siorang tua berambut merah yang bercodet, terhuyunghuyung maju ke depan Kim Hong dipaksa mundur ke belakang.

   Tiba-tiba.....

   "Siiuuuuutt. ....."

   Dari lubang kuburan gerbang golongan Kalong muncul seseorang, dia menggunakan kerudung, inilah Tamu tidak diundang dari luar daerah Ada dua orang tokoh silat yang menggunakan nama Tamu tidak diundang dari luar daerah.

   Yang satu tulen, yang Satu imitasi.

   Yang tulen mengabdikan diri kepada kebenaran.

   Yang palsu mengekor di kalangan golongan Kalong....

   Yang ini adalah tiruan- Tangan Tamu tidak diundang dari luar daerah imitasi terayun, dari sana berhamburan beberapa gelintir jarumjarum.

   Dibarengi oleh terdengarnya jeritan-jeritan Sulek.

   Alwi dan Dokucan.

   masing- masing jatuh berkelojotan- Tentu saja keadaan yaag berada diluar dugaan, kalau Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu itu bisa membela Kim Hong, mana mungkin pemuda kita bila melarikan diri? Maka Sulek.

   Alwi dan Bokucan jatuh terbokong.

   Lim Keng Hee menarik Kim Hong dan berkata.

   "Mari kita lari"

   Disaat yang sama, Tamu tidak diundang dari luar daerah melemparkan sebuah bungkusan kearah Kim Hong. dia berkata "Terima bingkisan ini."

   Kim Hong menyambutinya, bersama-sama dengan Lim Keng Hee melarikan diri.

   Disana masih ada seorang yang belum terkalahkan, itulah Mobilson, tangannya terayun, memukul kearah Kim Hong.

   Pusat perhatian Kim Hong sedang dicurahkan ketempat bungkusan yang dioper oleh Tamu tidak diundang dari luar daerah, dia agak lengah, karena itu ia alpa terhadap penyerangan Mobilson.

   Lim Keng Hee selalu siap sedia, dia menghadang di depan Kim Hong, menghadang datangnya pukulan itu.

   "Aduuuhhh.,..."

   Tubuh Lim Keng Hee terlempar jauh, dari mulutnya bersembur darah hidup, Dia terkena serangan Mobilson disaat Mobilson hendak meneruskan penyerangannya Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu sudan bergerak datang, ke dua jago ini bertarung, Kim Hong tercekat, ia lompat menghampiri Lim Keng Hee, terdengar suara rintihan nyonya ketua golongan Kalong itu.

   "Adik Kim Hong lekas kau lari seorang diri."

   Tanpa banyak suara, Kim Hong menggendong tubuh Lim Keng Hee, mereka melarikan diri meninggalkan Mobilson yang mulai bergebrak dengan Tamu tidak diundang dari luar daerah.

   Itu waktu, Sulek.

   Alwi, dan Dokucan sudah dijatuhkan, maka, tidak ada orang yang mengejar.

   Dengan kecepatan lari Kim Hong, mereka sudah jauh meninggalkan tempat itu, meletakkan Lim Keng Hee dibaiik tanah kuburan, ia bertanya.

   "cici Lim Keng Hee, bagaimana keadaanmu?"

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Lim Keng Hee tertawa meringis, dia berkata terputusputus.

   "Tidak... tidak apa... walaupun aku segera menghembuskan napasku... aku,.. aku puas ...."

   Kim Hong berkata.

   "cici Lim Keng Hee,jangan berkata seperti itu. Lukamu segera sembuh."

   Napas Lim Keng Hee sudah menjadi agak lemah, dan berkata lagi.

   "Lukaku....iukaku tidak bisa ditolong..."

   "Akan kuusahakan."

   Teriak Kim Hong.

   "sebelum aku mati... aku hendak ..."

   Suara Lim Keng Hee terputus.

   "Jangan berpikir jauh seperti itu."

   "Aku hendak mengajukan satu permintaan-"

   Berkata Lim Keng Hee.

   "Katakanlah."

   Kau tidak malu berkawan dengan orang yang seperti aku, bukan,?"

   Cepat-cepat Kim Hong berkata "Mengapa harus malu?"

   Lim Keng Hee berkata dengan air mata berlinang-linang "Karena aku .. karena aku... adalah istri dari seorang manusia aneh.,. manusia banci... manusia yang bisa berubah menjadi wanita dan laki-laki....."

   "Jangan memikir yang bukan-bukan,"

   Berkata Kira Hong.

   "cici Lim Keng Hee, aku percaya kesucianmu. Kau tidak salah."

   "Masih... ingat.., ceritaku?"

   Berkata Lim Keng Hee dengan sinar mata redup.

   "Ingat....ceritera riwayat hidupku yang sedih? Aku mengharapkan bisa merasakan seorang pemuda idaman,pemuda yang normal. Bukan laki-laki, perempuan yang seperti Jie Hong Hu. aku... entah kesalahan apa yang sudah diperbuat oleh kedua orang tuaku? Aku harus kawin dengan Jie Hiong Hu, sesudah kau tahu rahasia ini kuharap saja kau tidak memandang rendah kepadaku....."

   Buru-buru Kim Hong berkata.

   "Sesudah kujelaskan, tidak pernah memandang rendah kepada cici."

   Lim Keng Hee tersendat sebentar, sesenggukkan ia berkata.

   "Maksudku... maksadku... sabelum aku mati bisakah kau...."

   "Kau tidak akan mati,"

   Kata Kim Hong. Lim Keng Hee menangis semakin sedih, katanya lagi "Seluruh isi jeroanku sudah bancur... kau...kau ..."

   "Katakanlah apa yang kau mau?"

   Lim Keng Hee berkata.

   "Adik Cin Hong ...anggaplah aku sudah gila...sebelum aku mati, kuharap kau bisa menciumku."

   Kim Hong tertegun, tapi cepat- cepat pula ia mengecupi seluruh tubuh Lim Keng Hee.

   "cici Lim Keng Hee,"

   Ia berkata.

   "aku She Kim, bukan she Cin. Penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San adalan ibuku, bukan ayahku, tadi aku menakut-nakuti mereka..."

   Mendapat ciuman Kim Hong yang sementara itu, Lim Keng Hee tersenyum sebentar, Dia puas napasnya tersendat, dan sampai disinilah berakhir riwayat hidupnya.

   Lim Keng Hee menghembuskan napasnya yang penghabisan didalam pelukan Kim Hong.

   Kim Hong memanggil-manggil nama wanita itu, tiada penyahutan, membuktikan bahwa Lim Keng Hee sudah tiada napas lagi, akhirnya Kim Hong menjadi bersedih dia memanggilnya berulang-ulang .

   "cici... cici... Lim Keng Hee, cici Lim Keng Hee. ..."

   Disaat itu, tiba-tiba tampak satu bayangan mendatangi tempat itu, inilah bayangan sitamu tak Diundang dari luar daerah yang palsu, badannya berlepotan darah, memandang kearah Kim Hong dan bertanya.

   "sudah mati?"

   Kim Hong melepaskan pelukannya, meletakkan tubuh Lim Keng Hee, ia menganggukkan kepala dan berkata.

   "Dia mati. karena menolong diriku, isi dalamnya hancur dipukul oleh sicebol itu..."

   Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu memeriksa urat nadi Lim Keng Hee betul-betul sudah berhenti, memandang Kim Hong dan membentak marah "Mengapa tidak kau beri makan obat kepadanya?"

   Kim Hong menundukkan kepala berkata "Aku tidak mempunyai obat luka yang parah ini."

   Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu menghardik lagi "Kau tidak membuka bungkusan yang kuberikan itu?"

   "Belum,"

   Jawab Kim Hong.

   "Mengapa tidak kau buka?"

   Berkata Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu yang penuh penyesalan.

   "Apa?"

   Kim Hong terbelalak.

   "Disini tersedia obat untuknya?"

   Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu berkata.

   "Itulah kotak ajaib."

   Kim Hong mengeluarkan bungkusan yang diberi dari Tamu Tidak Diundang dari luar daerah, ia berkata mengeluh.

   "ob, tidak kusangka kalau disini terdapat kotak ajaib. Tapi ....bukankah, kunci mas yang kesepuluh itu belum diketemukan?"

   "Ini termasuk salah satu dari rencanaku."

   Berkata Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu.

   "oh......."

   Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu menghela napas, berpikir sebentar dan ia berkata.

   "Di dalam kotak ajaib terdapat dua belas butir obat Tiang-seng-pu-lo-tan, konon menurut cerita bisa menghidupkan orang yang baru mati, bisa menambah latihan tenaga dalam, tapi dua belas butir obat Tiang-sengpu- lo-tan milik dua belas partai besar, dimisalkan kalau diambil satu atau dua butir, bagaimana penilaianmu?"

   Kim Hong terkejut, dia berkata.

   "Sulit boanpwe menjawab. Tapi kalau boanpwe mempunyai seperdua belas dari bag ian itu, boanpwe bersedia diserahkan kepada cianpwee."

   Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu berkata.

   "Bukan untuk kugunakan send iri, maksud aku Untuk digunakan kepada nona Lim Keng Hee. Beri saja sebutir obat Tiang-seng-pu-lo-tan mungkin bisa mengembalikan jiwanya."

   Hati Kim Hong tergerak. cepat-cepat membuka bungkusan yang berisi kotak ajaib itu, ia berkata.

   "Demi menolong jiwanya. obat bagian oey-san-pay itu biar menjadi tanggung jawab ku."

   "Lekas,"

   Berkata Tamu tidak diundang dari luar daerah.

   "Lekas buka kotak ajaib itu."

   Kim Hong sudah mengeluarkan kotak ajaib itu, tapi dia ragu-ragu dan bertanya.

   "Ei, bagaimana persoalan kunci mas yang kesepuluh itu?"

   Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu berkata.

   "Kunci yang kuserahkan kepada Jie Biauw Kow adalah kunci palsu, yang berada disini adalah kunci yang asli, buka saja."

   Kim Hong tidak ragu-ragu lagi, mulai dari kunci mas yang pertama, dimasukkan kedalam lubang-lubang kotak ajaib, satu persatu diputar.

   Dan, krek, krek, krek...

   sehingga kunci yang terakhir, kotak ajaib itupun terbuka Keadaan Tamu tidak diundang yang palsu yang sebelumnya sudah murung, secara tiba-tiba saja menjadi segar, memanjangkan lehernya dan bertanya.

   "Bagaimana?"

   "Aaaaaa......"

   Berbarengan terdengar suara teriakan Kim Hong yang kaget.

   "Mengapa?"

   "cianpwee lihat sendiri. Kukira kotak ini bukan kotak ajaib."

   Pada kotak yang sudah terbuka itu, terdapat lekukanlekukan- tapi..... isinya kosong "Kosong?"

   Berteriak Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu. Wajah Kim Hong menjadi murung kembali, dia berkata.

   "Boanpwe kira, dua belas butir obat Tiang-seng pu-lo-tan dan catatan-catatan kitab pelajaran silat sudah diambil oleh ketua golongan kalong."

   Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu menggelengkan kepala, dia berkata.

   "Tidak mungkin. Sesudah dia membunuh mati wakil ketua dari dua belas partay, sesudah mengambil kotak ajaib, belum pernah aku meninggalkan dirinya Belum pernah membuka, apa lagi mengingat kunci mas yang kesepuluh itu adalah kunci yang palsu sengaja aku serahkan kepadanya. Kalau Ssja dia berani membuka kunci set terjadi perobahan, kotak ini bisa meledak."

   Dengan dingin Kim Hong bertanya.

   "Heran, menurut cerita orang, di dalam kotak ajaib berislkan dua belas butir obat Tiang-seng-pu-lo-tan dan dua belas macam ilmu mujijat, kemanakah obat-obat dan catatan ilmu-ilmu itu? Mungkinkah satu tipu muslihat untak mengelabui orang?"

   "Kesucian si Dewa persilatan Kat Thian Bin jangan disangsikan, hal itu tidak bisa terjadi."

   "Inilah yang Sedang kubingungkan-"

   "Siapa yang mengambil kotak ajaib ini dari dasar telaga Tay-pek tie?"

   "orang itu tidak perlu disangsikan, orang yang mengambil kotak ajaib dari telaga Tay-pek tie adalah aku pribadi........"

   "oh ... ."

   Kim Hong menjadi bingung.

   Permainan apa yang dilakukan oleh Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu ini? Sebentar memihak kepada golongan Kalong sebentar memihak kepadanya? Dan kini terjadi pula perobahan ajaib yang tidak mungkin bisa terjadi.

   Dugaan Kim Hong jatuh kepada tipu muslihatjago samaran yang berada didepannya, pertama-tama, sengaja mengambil isi dari pada benda-benda berharga yang berada didalam kotak ajaib, sesudah itu diserahkan kepadanya.

   Seolah-olah hendak menjadi orang baik.

   Mau mengambil hatinya? Inilah rencana tertentu.

   Tiba-tiba saja Kim Hong tertawa berkakakan.

   "Ha ha ha........."

   "Apa yang kau tertawa kan?"

   Bertanya Tamu tidak diundang dari luar daerah imitasi. Secepat itu pula, tangan Kim Hong bergerak, dia memegang pergelangan tangan Sijago silat misterius, dengan dingin ia berkata.

   "Hei, sandiwaramu lumayan juga Sayang Kau terlalu memandang rendah diriku, kalau saja kau tidak menyerahkan catatan-catatan ilmu silat peninggalan dua belas partay dan obat Tiang Seng-pu-lo-tan, jangan harap kau bisa hidup keluar dari tempat ini."

   Keadaan Tamu tidak diundang dari luar daerah sangat lemah, sesudah terpukul oleh Mobilson, dia menderita luka dibeberapa tempat.

   Karena itu dengan mudah dia bisa dibekuk orang, Dituduh seperti itu dia tidak marah, hanya tertegun sebentar, dengan suara tenang dan datar dia berkata.

   "Sama..... cocok"

   Kim Hong membentak.

   "Apa yang sama? Apa yang cocok?"

   "Inilah tabiat-tabiat yang dimiliki oleh ayahmu."

   Berkata Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu.

   "Dia penuh curiga. Kau juga penuh curiga. Dia banyak menyebar Cinta, kau juga banyak menyebar Cinta. Demikian ayahmu, demikian pula anaknya. sangat sama. Mirip sekali. cocok setali tiga uang."

   "Kau kenal kepada ayahku?"

   Bentak Kim Hong. Dengan dingin, Tamu tidak diundang dan luar daerah berkata.

   "Lebih daripada kenal. Huh......"

   "Huh apa?"

   Bentak Kim Hong marah.

   "Apa kesalahan ayahku?"

   "Apa kesalahan ayahmu?"

   Berkata jago misterius itu.

   "Tanya sendiri kepadanya , dia bukan dewa, apa diwajibkan aku patuh dan hormat kepadanya?"

   "Kau siapa?"

   Bentak Kim Hong.

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Tanya kepada ibumu, siapa aku.

   "berkata Tamu Tidak Diundang dari luar daerah yang palsu.

   "Kau kenal dengan ibuku?"

   Hal ini berada diluar dugaan Kim Hong.

   "Mengapa tidak kenal?"

   Berkata Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu.

   "Dia Sudah menjadi penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa San? Anggapannya tak ada orang yang tahu? ha ha ha..."

   Kim Hong menjadi heran, dia bertanya.

   "Tapi ibuku tidak kenal kepadamu. Kalau dia kenal, Sudah tentu dia beritahu."

   "Tidak kenal?"

   Ulang tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu. Ha ha..., apa betul? Apa betul dan tidak kenal, apa sengaja melupakan diriku. coba tanya lagi, pasti dia ingat."

   "Berpikir sebentar, tiba-tiba setitik pikiran berkelebat, Kim Hong berkata.

   "Mungkinkah kau adalah Suheng dari ibuku?"

   "Aku lebih suka disebut orang sebagai murid Suma Cin,"

   Berkata tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu.

   "Daripada disebut suheng dari ibumu."

   Dugaan Kim Hong tidak salah Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu adalah SUheng dari ibunya, namanya cie Hoa Hong Menurut Cerita Suma Siu Khim sang suheng cie Hoa Hong adalah seorang baik.

   Tapi dari kenyataan yang Kim Hong saksikan, tindak tanduk tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu ini sangat menyulitkan dirinya, karena itu ia berkata.

   "Betul-betul aku tidak mengerti ?"

   Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong berkata.

   "Apa yang tidak dimengerti ?"

   "Kau memalsukan seseorang, kau berkomplot dengan golongan Kalong, terakhir kau berkhianat pula kepada golongan Kalong Apa maksud tujuanmu?"

   Cie Hoa Hong berkata.

   "Kau tidak mengerti maksud tujuanku, karena aku sudah menyerahkan kotak ajaib kepadamu?"

   "Ya. Betul-betul tidak mengerti."

   Cie Hoa Hong melirik kearah mayat Lim Keng Hee, Walau hanya sebentar, cukup menyuruhkan perasaannya, seraya menghela napas berkata.

   "Sedikit banyak ada hubungannya dengan nyonya ini "

   "Apa hubunganmu dengan cici Lim Keng Hee?"

   Bertanya Kim Hong.

   Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong berkata "Lim Keng Hee adalah seorang Wanita yang baik seorang wanita suci.

   Terus terang kukatakan kepadamu, sesudah meninggalkan ibumu, aku berkelana dirimba persilatan selama duapuluh tahun, aku hidup dengan kekosongan hati belum pernah terganggu, tapi...sesudah bertemu dengan Lim Keng Hee.

   kelelakianku hidup kembali, walau dia tak tahu betapa Cintaku kepadanya, tapi hanya hatiku seorang diri yang tahu."

   "Aaaa..."

   Berteriak Kim Hong kaget.

   "Mengapa kau tidak memberi tahu kepadanya?"

   Ternyata cie Hoa IHong menyintai Lim Keng Hee Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong berkata.

   "Masih belum waktunya, Lim Keng Hee adalah seorang wanita suci, aku takut, lebih takut lagi kalau bisa mengganggu usahaku."

   "Eh, apa usaha supek?"

   Kim Hong harus memanggil Supek kepada cie Hoa Hong, mengingat cie Hoa Hong adalah suheng dari ibunya. cie Hoa Hong berkata.

   "Tujuanku menyatmar jadi tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu ada dua maCam yang pertama adalah mengambil kotak ajaib ini"

   Napas cie Hoa Hang menjadi sangat sengal, suaranya lemah, ia mengambil sesuata, ditelannya segera, itu obat penguat badan-.. Dan sesudah makan obat tersebut, cie Hoa Hong menjadi kuat kembali, ia berkata "Sebelum aku mati ..."

   "Apa? kau juga mau mati?"

   Berteriak Kim Hong.

   "Lukaku lebih berat dari Lim Keng Hee, aku terkena pukulan Hamid sampai dua kali, hanya obat inilah obat yang terakhir, sebelum aku mati, tolong sampaikan pesan kepada seseorang, namanya Bok Siu..."

   "Piauw-peng-klam-khek Bok Siu?"

   Berkata Kim Hong terkejut. Ternyata Piauw-peng-kiam-khek Bok Siu adalah murid dari Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu.

   "Dia adalah muridku,"

   Berkata cie Hoa Hong.

   "Dia adalah putri tunggal dari panglima perbatasan, aku pernah menjadi guru pelatih pada tentara ayahnya. aku kenal kepadanya Negara Tay-Wan-kok adalah negara yang kuat, laki dan wanita berkepandaian silat, disaat aku memasuki negara tersebut. aku menemukan sibanci Jie-hong Hu dan jago nomor satu Hamid dan Jooss serta Mobilson. aku tahu sifat-sifat Jie Hiong Hu, atas desakan dan ajakan Jie Hiong Hu, Hamid, Jooss dan Mobilson telah berkomplot, mereka hendak menguasai daerah Tionggoan- Maka itu aku beritahu kepada panglima perbatasan, seperti apa yang kuduga Jie Hiong Hu mendirikan partay Kalong, karena itu aku menggunakan nama Kebesaran tamu tak diundang dari luar daerah mengabdikan diri kepadanya, sehingga suatu hari pertemuanku dengan ayahmu. sesudah pertemuan dengan ayahmu, hingga Jie Hiong Hu mengetahui bahwa aku adalah Tamu Tak diundang dari luar daerah yang palsu, tapi, tak menganggap sesuatu apa...."

   "Bila supek bertemu dengan ayah?"

   Berteriak Kim Hong kaget. Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong berkata.

   "Itu waktu kau juga ada, disaat aku sama sikakek ie-oe saling tarik urat, kau dan Leng Bie Sian datang, aku terpaksa menempur ayahmu."

   "Eh...Tamu tidak diundang dari luar daerah itu yang diartikan sebagai ayah ?"

   Berteriak Kim Hong kaget.

   "Ehm,"

   Cie Hoa Hong memandang Kim Hong.

   "Mungkinkah ayahmu belum mau mengaku?"

   "Apa yang di aku?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Dia belum membuka tutup kerudungannya. Dia tak menyebut bahwa dia adalah ayahmu?"

   "Maksudmu. Tamu tidak diundang dari luar daerah yang asli itu adalah ayah?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Ya, Tamu tak diundang dari luar daerah Kim Hoong adalah ayahmu."

   "Tidak mungkin-...tidak mungkin-.."

   Berkata Kim Hong.

   "Apa yang tidak mungkin?"

   Bertanya cie Hoa Hong.

   "Mana mungkin Tamu tidak diundang dari luar daerah yang asli menjadi ayahku?"

   "Ha ha...."

   Cie Hoa Hong terrawa.

   "Betul-betul tamu tak diundang dari luar daerah adalah ayahmu."

   Kim Hong berkerut alis, ia berkata.

   "Terus terang kukatakan, aku sudah berhasil menemukan ayahku. itulah yang bernama oey-ceng, itu waktu aku tidak tahu, ia menyerahkan kipas Han-Siong-Giok-tlok. Dan sesudah dibuktikan ibuku, betul-betul dia adalah ayahku."

   "Tidak salah lagi. Tamu tak diundang dari luar daerah asli itu adalah ayahmu namanya Kim Hoong."

   "Tidak mungkin."

   Berkata Kim Hong.

   "Tamu tak diundang dari luar daerah yang asli sudah tertawan didalam rumah penjara rimba persilatan yang baru."

   "Mengapa kau keras kepala."

   Bertanya cie Hoa Hong.

   "Apa buktinya?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Karena urusan ibumu dan ayahmu. telah bertahuntahun kuikuti dirinya, mungkin orang lain tidak tahu, siapa nama asli Tamu Tidak Diundang dari luar daerah tapi aku cie Hoa Hong tahu. Tamu Tidak Diundang dari luar daerah adalah Kim Hoong, siapa berhasil mendidiknya, aku juga tahu, aku tahu orang yang menjadi gurunya."

   "Siapa gurunya?"

   Bertanya Kim Hong.

   "Kongsun Bwee Kun-"

   Berkata cie Hoa Hong.

   "orang yang berhasil mendidik ayahmu berkepandaian silat tinggi adalah Kongsun Bwee Kun adalah kekasih sikakek gelandangan Kiat Hian, Kongsun Bwee Kun gagal kawin dengan sikakek gelandangan karena bujukan orang, dia berhasil kena ajakan dan desas-desus, sesudah meninggalkan daerah Tionggoan dia lari kenegara Taywan- kok, disana dia kenal kepada jago Tay-wan-kok Jooss, dan akhir Kongsun Bwee Kun menikah dengan Jooss. Kemudian mengetahui kalau langkahnya itu adalah langkah yang salah, dia kena bujukan orang, tidak seharusnya dia meninggalkan sikakek gelandangan Kiat Hian, Karena itu dia juga meninggalkan suaminya kembali kedaerah Tionggoan, menyucikan diri menjadi biarawati, dia mengganti nama menjadi Pan Su Lonnie. Hal ini betulbetul terjadi belum lama, seperti apa yang sudah kau katakan Jooss sedang pergi kegunung Lui-san mencari istrinya lagi, istri Jooss yang melarikan diri adalah Kongsun Bwee Kun"

   Kim Hong semakin hebat, ia bertanya.

   "Pan su Lonnie Kong-sunBwee Kun menetap digunung Lui-san?"

   Cie Hoa Hong menganggukkan kepala seraya berkata.

   "Dia pernah menetap untuk beberapa waktu, Karena dia malu kepada sikakek gelandangan Kiat Hian, tidak berani bertemu dengan sikakek gelandangan Kiat Hian maka dia tidak menetap disuatu tempat yang pasti. Kini dimana ia menetap? Aku tidak tahu"

   Sampai Cerita ini, baru Kim Hong mengerti, apa yang menyebabkan Sifat gilanya si kakek gelandangan Kiat Hian, ternyata Kiat Hian tergila-gila Kongsun Bwee Kun, walau Kongsun Bwee Kun sudah menjadi biarawati, mengganti nama menjadi Pan Su Lonnie, Kiat Hian masih mencaricarinya tidak berhasil, karena itu ia sakit ingatan.

   Lagi-lagi korban asmara Terdengar elahan napas panjang cie Hoa Hong berkata lagi.

   "Umur mereka sudah hampir mencapai delapan puluhan tahun, tapi kepada kekasihnya masih tetap tidak bisa dilupakan, dalam soal ini aku tidak bisa menandingi sifat mereka........"

   Kim Hong bertanya.

   "Apa yang menyebabkan Kongsun Bwee Kun cianpwee meninggalkan Kiat Hian cianpwee?"

   Cie Hoa Hong berkata ."Fitnah itu keluar dari mulut Yap Yok Hong.

   Yap Yok Hong adalah nenek ubanan yang kau jumpai digunung Lie-Liang San itu.

   Yap Yok Hong hendak kawin kepada kakek gelandangan Kiat Hian, maka dia membuat fitnah jahat sengaja dikatakan kalau Kiat Hian sudah menikah dan mempunyai anak, itulah yang menyakiti hati Kongsun Bwee Kun, tanpa menyelidiki kebenaran dari cerita tersebut, tanpa menyadari akibatnya Kongsun Bwee Kun meninggalkan sang kekasih..."

   "Apa Yap Yok Hong berhasil kawin dengan Kian Hian cianpwe?"

   "Kau kira Kiat Hian mau mengawini Yap Yok Hong?"

   "ouw......"

   "Karena itulah urusan mereka berantakan, berceceran,"

   "Eh, kau katakan kalau Tamu tak diundang dari luar daerah yang asli itu sebagai ayahku, siapa pula laki-laki yang menggunakan nama samaran Oey Ceng?"

   Cie Hoa Hong berkata.

   "Aku belum melihat laki-laki yang menggunakan nama samaran Oey Ceng itu, maka aku tidak bisa memberitahukannya. Tapi yang pasti Oey Ceng bukanlah ayahmu."

   "Tidak mungkin. Ibu mengatakan dia adalah ayahku. Dari mana dia mendapatkan kipas wasiat Hian-siang-Gioktiok? "Mana kutahu!"

   JaWab cie Hoa Hong.

   "Kalau kau mempunyai pegangan kuat bisa memenangkan penguasa rumah penjara yang baru mengapa kau tidak menantang, menyelidiki sendiri ?"

   "Aku tidak bisa memenangkan pertandingan itu. Ilmu silat penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru sangat misterius, aku bukan tandingannya."

   Sesudah itu, ceritakan bagaimana dia bersama-sama lakilaki yang menggunakan nama samaran Oey Ceng itu memasuki rumah penjara yang baru, menantang penguasa rumah penjara tersebut, terakhir dikalahkan.

   cie Hoa Hong berpikir beberapa saat, sesudah menghela napas ia berkata.

   "Kalau kau berhasil memakan obat Tiang-seng-pu-lo-tan, keajaiban bisa berubah, aku kira kau mempunyai kekuatan untuk mengalahnya....."

   Disebutnya nama obat Tiang-Seng-pu-lo-tan yang berada di dalam kotak ajaib, kecurigaan Kim Hong kambuh kembali, dia bertanya.

   "Kau mengaku suheng dari ibuku yang bernama cie Hoa Hong, apa buktimu?"

   Cie Hoa Hong membuka tutup kerudung mukanya, disana tampak sebuah wajah yang cukup tampan- ditengahtengah dari kedua alis terdapat tahi lalat hitam, menunjukkan jarinya pada tahi lalat hitam itu, dia berkata.

   "Bisakah memberi tanda ini sebagai bukti?"

   Kim Hong berkata.

   "Aku harus bertanya dulu kepada ibu."

   "Sebelum kau mengaku aku sebagai supekku, apa yang hendak kau lakukan?"

   "Aku hendak membawa kau kepada ibu, disana dia bisa membuktikannya."

   "tidak mungkin, Sudah terlambat, seperti juga keadaan Lim Keng Hee, aku bisa terbaring di tempat ini. Terbaring untuk selama-salanya."

   Kim Hong terkejut, hampir dia berteriak.

   "Betul-betul sudah tidak bisa ditolong lagi?"

   "Aku terpukul oleh Hamid, keadaan lukaku lebih hebat dari Lim Keng Hee, aku tidak mati, karena bantuannya obat-obat ini, tapi obat terakhir sudah kumakan habis, tidak mungkin dapat ditolong lagi."

   "Betul-betul tidak bisa ditolong lagi?"

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Bertanya Kim Hong.

   "Kecuali mendapat obat Tiang-seng-pu-lo-tan,"

   Berkata Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu itu.

   Kim Hong masih belum yakin, siapa dianya orang yang menggunakan nama samaran Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu ini.

   Apa bukan mungkin sebagai tipu muslihat? Siapakah Tamu tidak Diundang dari luar daerah yang palsu? Dia mengaku sebagai suheng dari rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san- Apa buktinya? Betulkah namanya cie Hoa Hong? Apa betul-betul dia sudah hampir mati? Napas Tamu tidak Diundang dari luar daerah yang palsu lemah kembali, ia berkata rendahan.

   "Mungkin kesalahanku. Itu waktu saat aku memasuki telaga Tay-pek tie, terlalu cepat mendapatkan kotak ajaib. Sekarang kupikir kembali mungkin kotak ajaib ini adalah kotak ajaib yang palsu. Kotak ajaib yang asli masih terpendam ditelaga Tay-pek-tie. Karena salah mengambil kotak ajaib tidak mungkin mendapat pel obat Tiang sengpu- lo-tan, tidak mungkin jiwaku diperpanjang pula........"

   Kim Hong berkata.

   "Menurut cerita Lim Keng Hee cici. Sesudah Jie Hiong Hu mendapatkan kotak ajaib selalu dibawa-bawa olehnya, mengapa kau mengatakan kau yang menemukan didasar telaga Tay-pek-tie?"

   "Ya Akulah yang mengambil kotak itu. Kuambil dari dasar telaga Tay-pet-tie."

   "Betul-betul cianpwee yang mengambil kotak ajaib didasar telaga Tay-pek-tie?"

   Bertanya Kim Hong.

   "tidak perlu kau ragukan. Akulah yang mengambil kotak ajaib dari telaga Tay-pek-tie kuserahkan kepada jie Hiong Hu, tapi tidak begitu tolol, kuganti kunci mas yang kesepuluh dengan kunci mas yang palsu, maka diapun tidak membukanya"

   "Mengapa kotak ajaib sudah kosong?"

   "Inilah yang membingungkan diriku."

   "Mengapa cianpwee mau bernaung dibawah panji kebesaran partay Kalong?"

   "Dalam soal ini, ada sebab-sebab penting mengambil bagian juga urusan ayahmu. Terus terang kukatakan sedikit banyak aku tidak puas kepada ayahmu, aku memalsukan dirinya dan bernaung dibawah panji golongan Kalong itulah suatu pembalasan, dengan harapan ini agar ayahmu menjadi marah, biar dia menempur ibumu digunung Taypa- san, tapi tidak berhasil, ayahmu kukuh kepala....."

   Baru sekarang Kim Hong mengerti, siapa adanya tamu tak diundang dari laar daerah yang asli, siapa adanya Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu? Tapi.....Siapa pula Oey Ceng? Menurut pengakuan ibunya, Oey Ceng adalah nama samaran dari ayahnya.

   Persoalan ini yang membingungkan Kim Hong, satu bayangan lagi hadir ditempat itu, Kim Hong terkejut dan bersiap siaga, tiba-tiba ia berteriak "Aaaa ...

   ibu"

   Orang yang datang adalah penguasa rumah penjara rimba persilatan gunung Tay-pa San Suma Siu Khim Tanpa menghiraukan anaknya, Suma Siu Khim berkata.

   "Lekas, lekas mencari tempat bersembunyi. Mereka sudah datang"

   Sesudah itu, memandang kearah Tamu tak diundang yaog palsu cie Hoa Hong, Suma Siu Khim berkata.

   "Suheng, aku datang......"

   Tamu tak diundang dari luar daerah yang palsu betulbetul adalah cie Hoa Hong. Dia sudah berada diambang pintu kematian- matanya dikatupkan, mendengar suara Suma siu Khim, ia mementangkan matanya lebar-lebar, hampir tidak percaya, ia bertanya;

   "Sumoay, betul-betul kau?"

   Suma Siu Khim berkata;

   "Bukan waktunya kita bicara, lekas cari tempat persembunyian-"

   Kim Hong mengangkat cie Hoa Hong, mereka melarikan diri. cie Hoa Hong cepat berkata;

   "Kesitu Buka baju itu"

   Menurut petunjuknya, Kim Hong mengangkat sebuah batu besar, disana terdapat goa, bersama-sama memasuki goa tersebut. Sesudah membaringkan cie Hoa Hong di dalam goa tersebut, Suma Siu Khim dan Kim Hong memandangnya dengan lirih. Suma siu Khim berkata.

   "Aku dari kota Lie wie mengejar sicodet merah itu hingga disini, belum lama, aku melihat kau menempur seseorang. Lagi urusan orang-orang dari Tay-wan-kok. itu waktu aku tidak tahu kalau kau, kulihat kau terpukul, kulihat kau melarikan diri sehingga sampai disini, ternyata kau adalah cie suheng....."

   Sesudah itu, Suma Siu Khim menoleh kearah Kim Hong dan berkata.

   "Kau jaga mulut goa, kudengar seperti ada orang yang datang."

   Meninggalkan ibunya dan cie Hoa Hong, Kim Hong menuju kemulut goa. tidak lama kemudian, dari jauh, dari luar goa tersebut terdengar Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong;

   "Hamid cianpwe, disini ada segumpal darah"

   Berbareng terdengar pula suara yang lain;

   "Ya Disini juga ada bekas tanda darah"

   Disusul dengan suara yang lain pula.

   "tidak salah lagi Mereka melarikan diri tempat ini. Lekas ikuti tanda darah itu, kejar mereka"

   Itulah suara sikakek rambut merah bercodet Mobilson MENDENGAR suara Mobilson, hati Kim Hong tercekat, mengintip keluar goa, disana terdapat enam orang sedang menuju kearahnya.

   Keenam orang itu berada dibawah pimpinan orangorang berambut merah, mereka adalah Hamid, Mobilson dan lain-lainnya.

   Mengetahui rombongan Hamid sedang menuju ketempat ini, hati Kim Hong semakin tercekat.

   Disini masih ada ibunya, sang ibu pernah menempur Mobilson, itu waktu Mobilson harus menderita sedikit luka, tapi selisih silat mereka tidak terlalu jauh.

   Sesudah datang bantuan Hamid dan kawan-kawan, mungkinkah sang ibu mempunyai kekuatan untuk mengalahkan begitu banyak jago kelas satu?"

   Kaki Kim Hong sudah dilejitkan, bersiap keluar untuk menampili pergi rombongan Hamid.

   Tapi hal itu gagal dilakukan, mengingat bahaya yang lebih besar.

   Darah cie Hoa Hong yang bertetesan dijalan menjadikan pedoman mereka, memberi petunjuk kepada rombongan itu, dimana sang buronan menyembunyikan diri.

   sebentar kemudian, terdengar suara Mobilson berteriak girang.

   "Ha Disini ada bekas tetesan darah. Mereka lari kearah sini."

   Terdengar suara Alwi yang berteriak girang.

   "ada goa... Tentu bersembunyi disana"

   Terdengar suara Sulek berkata.

   "Biar teecu yang masuk menangkapnya."

   Terdengar suara Hamid berkata.

   "Tunggu dulu"

   "Tungga apa lagi?"

   Inilah suafa Mobilson- Terdengar suara Hamid.

   "Mobilson sute, apa betul-betul dia sudah terluka?"

   Terdengar suara Mobilson.

   "tidak perlu diragukan. Ia telah kena pukulanku, lihat... Dia sudah muntah darah segar. Inilah bukti."

   Hamid ragu-ragu sebentar dan bertanya.

   "Goa itu tertutup oleh batu besar. mengapa dia masih mempunyai kekuatan geser batu-batu besar? Bobot batu besar itu paling sedikit seribu kati."

   Terdengar suara Mobilson- "Jangan lupa, menyertainya adalah sibocah Cin Hong."

   Terdengar suara Hamid.

   "Im Liat Hong, coba kau lihat"

   Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong mengiakan, perlahanlahan menuju kearah goa.

   Didalam goa Kim Hong menahan napas, ia sedang memaki Hamid yang licik, tidak mau menyuruh orang sendiri, tapi membiarkan si Im Liat Hong dan golongan Kalong yang mengantarkan jiwa.

   "Hah tidak perduli, siapa yang masuk. akan kupukul sampai remuk."

   Kemudian bgrpikir Kim Hong.

   Suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong semakin dekat, derap langkah kaki bergeser, keadaan menjadi tegang, Kim Hong menunggu didalam goa.

   Goa itu cukup dalam, sebentar kemudian Lam-kek Sinkun Im Liat Hong tidak meneruskan langkahnya, terdengar ia berteriak dalam.

   "Cin Hong kalau betul-betul pria sejati, hayo Keluar.. Jangan main petak-umpat ditempat gelap"

   Hati Kim Hong tercekat, sangkanya tempat persembunyiannya sudah diketahui oleh Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong, maka gagallah rencana membikin pembokongan, dia bermaksud menerjang keluar, tiba-tiba pundaknya terasa dipegang orang, itulah Suma Siu Khim yang membisiki anaknya.

   "Jangan ladeni"

   Betul-betul Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong bersifat menggertak, ia takut mendapat bokongan, karena itu berteriak-teriak.

   Menunggu beberapa waktu, tidak ada reaksi, Lam-kek sin-kun Im Liat Hong semakin berani, putusannya.

   tidak ada orang, Maju lagi tiga langkah dan berkata.

   "Cin Hong, lebih baik kau keluar. dengan nama ayahmu sebagai penguasa rumah penjara rimba persilatan, mereka tidak berani mengganggu dirimu. Keluar Aku berpura-pura kalah kau boleh melarikan diri. Setuju?"

   Suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong jadi agak melemah, seolah-olah hendak mencari persahabatan- Kim Hong menolehkan kepala, memandang kearah ibunya yang berdiri dibelakang.

   Suma siu Khim menggeleng-gelengkan kepala, itulah suatu tanda jangan ladeni Lam kek Sin-kun Im Liat Hong.

   Terdengar lagi suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong.

   "Cin Hong, kuberitahu kepadamu, aku memasuki golongan Kalong bukan sejujurnya, aku tidak tahu kalau Jie Hiong Hu si banci itu hendak berlaku jahat, apa lagi sesudah kedatangan orang-orang dari luar daerah, mereka petantang-petenteng, sangat sombong, aku tidak bisa menyaksikan sikap mereka yang seperti itu maksudku hendak meninggalkan golongan Kalong, tapi tak ada kesempatan- Hayo, keluarlah, aku tidak mengganggu."

   Hati Kim Hong terharu, pengalamannya masih cetek. menoleh lagi, memandang kearah sang ibu, seolah-olah berkata.

   "Bagaimana, kukira dia betul-betul."

   Suma Siu Khim masih tetap menggelengkan kepala.

   sebentar kemudian, terdengar suara Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong tertawa seram? "Maknya dirodok, bocah ini tidak berada didalam, aku ketakutan kepada bayangan sendiri.

   Biarpun disertai bapaknya pemilik rumah penjara rimba persilatan aku tidak takut"

   Mata Kim Hong mulai melihat satu bentuk tubuh yang besar, ada bayangan yang memasuki kearah dekatnya. Disaat Kim Hong hendak mengayun tangan gerakan Suma Siu Khim lebih cepat.

   "crat!! dia menotok jatuh Im Liat Hong dengan sepasang matanya yang memancarkan cahaya. Suma Siu Khim membentak.

   "Im Liat Hong kenal kepada suaraku?"

   Dalam keadaan samar-samar Lam-kek Sin-kun melihat seorang yang mengenakan pakaian warna hitam, suaranya adalah suara penguasa rumah penjara rimba persilatan digunung Tay-pa-san, ia berteriak kaget.

   "Kau.......Laucu rumah penjara?"

   Suma Siu Khim menganggukkan kepala dan berkata.

   "Bagus Kukira kau tidak berani berteriak keras, berteriak berarti mati."

   Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong adalah seorang iblis jahat, tapi dihadapan Suma siu Khim tidak Ubahnya seperti seekor tikus bertemu kuCing, tidak ada perlawanan sama sekali, dia berkata memohon.

   "Laucu, aku tidak pernah mengganggu dirimu.........."

   "Hmm......."

   Berdehem Suma siu Khim.

   "Apa yang tadi kau katakan?"

   Disaat ini dari luar goa terdengar suara Sulek berkata.

   "Im Liat Hong mengapa tidak bersuara?"

   Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong memandang kearah Suma Siu Khim, meminta petunjuknya. Suma Siu Khim berkata perlahan.

   "Beri tahu kepadanya kau menemukan sebuah benda ajaib, Suruh mereka masuk"

   Lam-kek Sin-kun Im Liat Hong segera berteriak keras.

   "Saudara Sulek. ada sesuatu yang sangat ajaib lekas kalian masuk"

   Sebelum Sulek menjawab terdengar suara Hamid bergeram diluar.

   "Apa yang kau saksikan?"

   Im Liat Hong menjawab.

   "SuSah disebut. Masuklah.. Saksikan bersama-sama."

   Terdengar suara Hamid.

   "Coba kau gambarkan benda ajaib apa yang kau temukan?"

   Lam-keK Sin-kun Im Liat Hong memandang kearah Suma siu Khim lagi, meminta petunjuk berikutnya. Suma Siu Khim berkata.

   "Kau beri gambaran sebuah rumput leng-cie, tapi jangan disebut leng-cie."

   Mengikuti petunjuk itu, Im Liat Hong berteriak keluar goa.

   "Hamid cianpwe, disini ada sebuah rumput yang aneh, bentuknya seperti jamur, ada selembar daun putih, seperti telapak tangan....."

   "ouw......."Berkata Hamid ogah-ogahan- "Mungkin semacam rumput lengci. Tapi kau belum menemukan musuh?"

   Im Liat Hong menjawab.

   "Belum, goa ini dalam sekali."

   Hamid berkata.

   "Masuklah kedalam. Kalau ada berita lain, beritahu lagi kepadaku."

   Suma siu Khim gagal membawakan rencananya, ternyata Hamid tidak tertarik kepada rumput Leng-ci. Sesudah itu, ia membisiki ditelinganya Im Liat Hong beberapa patah kata. Im Liat Hong berteriak keluar.

   "ouw.... aduh...."

   Terdengar suara Mobilson diluar goa.

   "Im Liat Hong? Mengapa?"

   Sesudah berteriak menjerit, Im Liat Hong merintih.

   
Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Aku keracunan. Tangan dan kakiku tak bisa digerakkan Nah, tentu rumput ajaib ini.. Lekas kalian bantu"

   Mobilson berkata diluar goa.

   "Kau keluar dulu."

   Im Liat Hong merintih lagi.

   "tidak bisa Kakiku tidak bisa digerakkan lagi."

   Terdengar suara Mobilson.

   "Heran, mengapa kau begitu tidak becus?"

   Im Liat Hong berteriak.

   "Rumput ajaib ini sangat hebat, sudah ku usahakan, aduh.....aduh....."

   Permainan sandiwara Im Liat Hong memang agak lumayan, ia berhasil memanCing orang datang.

   Tanpa suara, tiada desiran angin, stsuatu bayangan memasuki lorong goa yang gelap itu.

   Suma Siu Khim mempunyai mata yang lihay, ia memukul kearah Si bayangan- Tepat dan cepat Bayangan itupun menjulurkan kedua tangannya dan terjadi benturan dua kekuatan- Bang Berbareng.

   batu-batu di dalam goa rontok berguguran, terjadi hujan abu.

   sebentar kemudian, sesudah keadaan itu mereda.

   Suma Siu Khim menempel di dinding goa.

   tidak bergerak dan bayangan hitam itu sudah terpukul keluar goa lagi.

   Menyaksikan keadaan sang ibu, Kim Hong mendekati dan berteriak "Ibu, bagaimana keadaanmu ?"

   Im Liat Hong yang terbaring juga bisa menyaksikan keadaan Suma Siu Khim, dia terus berteriak.

   "Aaa,..kau....Seorang wanita ."

   Suma siu Khim mengurut peredaran jalan darahnya sebentar, mengeluarkan keluhan napas panjang, ia berkata perlahan.

   "tidak apa-apa, Hamid itu memang lebih lihay dari Mobilson. Tapi aku tidak kalah darinya. Lihat Ibumu masih kuat bicara, sampai sekarang Si Hamid masih belum terdengar suaranya."

   Bersamaan dengan ini, diluar goa terdengar suara Hamid;

   "Mobilson sute, awasi musuh didalam goa ada dua orang. Yang satu adalah sibocah Cin Hong, seorang lagi berbaju hitam wajahnya tak terlihat jelas....."

   Mobilson menyambung suaranya "Ha ....Itulah Wanita yang pernah kujumpai dahulu, istri penguasa rumah penjara?"

   Hamid bertanya heran.

   "Berita dari mana yang kau dapat? Masakan ada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang mempunyai istri?"

   Mobilson berkata.

   "Wanita itu mengaku sebagai ibu Cin Hong, Cin Hong mengatakan, penguasa rumah penjara adalah ayahnya, kalau bukan istri dari Penguasa rumah peajara, siapa lagi?"

   Terdengar suara gerungan Hamid, kemudian dengan dingin berkata.

   "Bah Kalau betul penguasa rumah penjara mempunyai istri begitu hebat, lebih baik kita pulang mudik saja sudah"

   Mobilson bertanya.

   "Menurut pendapatmu?"

   Dengan dingin Hamid berkata.

   "Kukira dia adalah penguasa rumah penjara pribadi."

   Dengan heran Mobilson bertanya.

   "Seorang wanita yang menjadi penguasa rumah penjara."

   Hamid berkata;

   "Apa kau pernah kau melihat, kalau si penguasa rumah penjara seorang laki-laki?"

   Mobilson berkata.

   "Dimisalkan betul, kalau orang ini adalah penguasa rumah penjara rimba persilatan....."

   Hamid memotong pembicaraan kawannya;

   "tidak perlu menempur secara berkeras, perjalanan kita kedaerah Tionggoan, yang penting untuk menyingkirkan orang ini, lebih baik begini saja, kita atur....."

   Tidak menceritakan rencana Mobilson dan Hamid, di luar goa.

   Dan mengikuti cerita didalam.

   Suma siu Khim memagsang telinga panjang-panjang, tidak ada reaksi yang lebih penting, dengan lega hati ia menarik tangan Kim Hong memasuki goa lebih dalam, tiba di riepan Tamu tidak diundang dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong, dia menundukkan kepala, memegang urat nadi suheng itu, ia berkata sedih.

   "Betul-betul tidak bisa ditolong."

   Dua butir air mata menetes turun, Suma siu Khim bersedih atas kematian sang suheng. Kim Hong juga memeriksa jalan pernapasan sang supek. betul-betul sudah gugur, dimedan pertempuran.

   "Ibu."

   Ia berkata.

   "Dia seorang jago silat."

   Suma Siu Khim tidak bisa bicara, suatu waktu, sang suheng pernah menaruh Cinta kepadanya, tapi itu Waktu orang yang diCintainya adalah Kim Hoong, hingga terjalin Cinta segi tiga, dan terakhir mereka pun berceceran- Kini dia harus menghadapi kenyataan- orang yang menyintai dirinya itu telah menghembuskan napasnya yang penghabisan.

   cie Hoa Hong berkorban untuk menolong Kim Hong, putra dari wanita yang pernah diCintai olehnya.

   Disaat ini, dari luar goa berhembus angin masuk berasap tebaL Lam-kek Sin-kun Im Liat Hiong yang tertotok dalam goa itu terbatuk-batuk, tahulah rencana busuk apa yang sedang direncanakan oleh rombongan dari luar daerah Tay-wankok itu, dia berteriak keluar "Hamid cianpwee....jangan kalian-, aeih....."

   Lam-kek Sin-kun Im Liat-Hong tidak bisa meneruskan kata-katanya, ia terbatuk-batuk di-asap seperti itu. Terdengar suara Alwi diluar goa yang tertawa terbahakbahak.

   "Sulek. masih ingatkah dimasa kecil kita, suatu waktu bertemu tikus memasuki Liang, maka sang tikus diasap. keadaannya seperti apa yang sekarang dihadapi, ha ha......"

   Suma Siu Khim sudah cepat-cepat mengebumikan jenazah cie Hoa Hong, menarik tangan Kim Hong, berkata .

   "Ayo, mari kita berangkat, jangan biarkan mereka mengasap tikus-tikus ditempat ini."

   Suma Sui Khim mengajak Kim Hong memasuki Lubang goa yang Lebih dalam, Kim Hong memandang ibu itu dan bertanya.

   "Lubang goa ini ada tembusannya?"

   "ada,"

   Berkata Suma Siu Khim berjaLan Lebih cepat.

   "Bagaimana ibu tahu?"

   "Supekmu yang memberi tahu, tembusan lobang goa ini adalah puncak gunung Tay-pek san"

   "Aaaa..."

   Kim Hong berteriak girang.

   "Sekalian kita bisa ketelaga Tay-pek-tie, melihat rahasia kotak ajaib yang sebenarnya."

   Suma Siu Khim berkata .

   "Bukan saja melihat-lihat, aku hendak menyuruh kau menyelam kedasar telaga, mengambil kotak ajaib yang asli Kukira kotak ajaib yang asli maSih tenggelam didasar yang dalam."

   "Ibu hendak mendapatkan kotak ajaib?"

   "Dahulu tidak, tapi sekarang sangat kubutuhkan- seperti apa yang kau ketahui, ketiga jago dari daerah Tay-wan-kok yang bernama Hamid,Jooss dan Dokucan itu mempunyai kekuatan hebat, kalau saja mereka bergabung, celakalah aku......"

   "Tapi........kotak ajaib adalah hak milik bersama dari dua belas partay besar. Mana boleh ibu mengangkangi sendiri?"

   "Apa hanya golongan Kalong saja yang boleh mengangkanginya ?"

   "Golongan Kalong adalah orang dari jurusan fanatik, tidak bisa disamakan dengan kita."

   "Ibumu juga bukan dari golongan kesatria."

   Suma Siu Khim menutup pembicaraan itu.

   Hati Kim Hong bersedih, menundukkan kepala dan menetes air mata.

   Suma Siu Khim dan Kim Hong meninggalkan Im Liat Hong yang diasap didalam goa, mereka merayap naik berliku-liku setengah hadan, akhirnya tembus juga dimulut goa lain itulah goa timbunan, mereka berada dipuncak gunung Tay-pek San- Setelah Suma Siu Khim dan Kim Hong muncul digoa tembusan, hari baru saja menjadi pagi, pedut masih mengumpul, puncak itu masih dengan salju yang memutih.

   Menyaksikan keindahan alam yang begitu indah.

   Suma Siu Khim menoleh kearah sang putra, dengan maksud memberi petunjuk yang lebih berharga, tampak olehnya, kedua kelopak mata Kim Hong yang menjadi basah, Suma Siu Khim terkejut dan bertanya.

   "Eh, mengapa kau bersedih?"

   Kim Hong menjawab.

   "Aku bersedih atas kematian cici Lim Keng Hee, kematian supek dan kata kata ibu tadi....."

   "ouw....."

   Suma Siu Khim berkata.

   "Jangan menganggap sesuatu itu terlalu baik. Seseorang yang hidup didalam dunia, kadang-kadang harus menyeleweng dari kematian, agar tidak bisa terjerumus kedalam kekangan-kekangan yang tidak rela "

   "Ibu."

   Kim Hong menghela napas.

   "Aku hendak pergi kepuncak Tay-pek hong."

   "Apa yang hendak kau kerjakan dipuncak Tay-pekhong?"

   Kim Hong menjaWab.

   "Melihat-lihat sesuatu yang belum juga kuketahui."

   Suma siu Khim menganggukkan kepala dan menoleh kearah lubang goa, menggerakan tangan, maka "belegur"

   Terjadi gempa bumi kecil ia menutup lubang goa itu dengan tenaga dalamnya yang luar biasa.

   Kim Hong meleletkan lidah, betul-betul sang ibu memiliki kekuatan tenaga dalam hebat tenaga super sakti, kalau saja tenaga dalam ini dijatuhkan kepada seseorang, apa tidak remuk redam? sesudah menutup goa tembusan itu, Suma Siu Khim berkata.

   "Mungkin juga Hamid memasuki goa, kalau kita balik kemulut goa yang pertama, mungkin kita mendapat giliran, kita yang menjadi kuCing, mengasap tikus didalam goa."

   "Betul"

   Berteriak Kim Hong girang.

   "Mari kita memutar."

   Suma Siu Khim tertawa dan berkata.

   "Hanya satu kemungkinan- Tapi bukannya pasti. Si Hamid itu adalah rambut merah berakal bulus, mana mau dia menyerempet bahaya, paling-paling menyuruh ketiga anak buafhnya yang masuk kedalam goa."

   "Aaaa . percumalah kita balik kesana."

   Suma Siu Khim menganggukkan kepala, dia berkata.

   "Mari kita kepuncak Tay-pek-hong, melihat sesuatu yang kau sendiri tidak ketahui itu."

   Ibu dan anak merembet diantara lereng-lereng gunung, melewati puncak Ngo-lo-hong, tidak lama kemudian mereka sudah tiba dipuncak Tay-pek-hong.

   Kim Hong merembet-rembet dan mencari-cari pada rumput-rumput yang menghijau, pada suatu tempat batu cadas dia berteriak.

   "Ini dia.. Ibu Lekas lihat"

   Suma siu Khim mendatangi ketempat putera itu, memandang kearah batu cadas tadi.

   disana terdapat tulisan-tulisan, tulisan itu digoreskan dengan tenaga dalam, tulisan yang dibagian kanan agak rusak.

   yang dikiri berupa tulisan baru, suatu bukti bahwa tulisan itu tidak tertera pada waktu yang bersamaan, tulisan yang di kanan lebih lama dari tulisan dikiri lebih baru.

   Tulisan yang dikanan berbunyi seperti berikut.

   "Kutunggu rembulan yang turun, kutunggu kuli angin yang dingin, bagaimana keadaan malam ini? Dimana bayanganmu?"

   Tulisan yang disebelah kiri berbunyi lain, demikian bunyinya.

   "Rambut kita sudah putih, jaman kita sudah selam. Apa yang hendak diimpi-kan? Kerjaku memukul alat bok-kie."

   Alat bok-khie adalah alat pemukul kentongan sembahyang yang khusus tersedia bagi biarawati.

   Memeriksa huruf diatas batu tulisan itu.

   Suma Siu Khim menganggukkan kepala.

   Sebagai seorang wanita yang cerdik, dia bisa membedakan yang disebelah kanan adalah tulisan pria yang disebelah kiri adalah tulisan halus, tulisan tangan seorang wanita.

   Dari kata-kata yang tertera pada surat itu Suma siu Khim bisa menduga-duga, apa yang terjadi diantara kisah Cinta pasangan itu, yang laki-laki adalah seorang yang mempunyai perasaan halus, Cintanya tak pernah terpadamkan- Yang wanita baru saja datang, sesudah meninggalkan kata-kata itu, pergi lagi dan menyucikan diri.

   Suma Siu Khim teringat kepada nasib dirinya sendiri, kisah diantara kasih remajanya dengan Kim Hoong hanya berselang beberapa Waktu, mereka telah melahirkan seorang putera.

   tapi mereka belum melakukan perkawinan-Suma Siu Khim terharu, dia bersedih dan bertanya.

   "Siapa yang tulis?"

   Kim Hong menjawab.

   "Yang laki-laki adalah sikakek gelandangan Kiat Hian, tulisan yang perempuan adalah tulisan Kongsun Bwee Kun."

   Menoleh dan memandang kearah putera tersebut, Suma Siu Khim bertanya.

   "Eh, bagaimana kau tahu?"

   Kim Hong berkata.

   Tangan Berbisa Karya Khu Lung/Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "Sikakek gelandangan yang memberitahu kepadaku, setiap tahun, pada suatu hari dia pasti mengunjungi kesini, karena dia tertawan dirumah penjara rimba persilatan, maka dia meminta pertolonganku, hari itu aku terlambat datang, menuju kerumah penjara yang baru. maka meminta tolong In-jie melihat-lihat kalau-kalau ada tanda balasan, tentunya Yo In-jie sesudah melihat adanya tanda baru ini, dia sudah kembali kerumah penjara kita, dan memberitahu akan akan adanya jawaban dari Kongsun Bwee Kunmemberitahu kepada kakek gelandangan Kiat Hian."

   Dengan heran, Suma Siu Khim bertanya.

   "Bagaimana kau tahu, kalau Yo In-jie sudah datang kepada Kiat Hian-"

   Kim Hong menyedot napas dalam-dalam, ia berkata perlahan.

   "Aku tahu kejadian ini dari mulut Hamid disaat ibu meninggalkan rumah penjara, pernah mengirim tantangan, menerjang masuk. dan disaat itu sikakek gelandangan Kiat Hian melarikan diri, mereka pernah bergebrak dan bertempur, sepasang sinar mata Suma Siu Khim menjadi liar kembali, dengan marah ia berkata.

   "Hai, berani dia melarikan diri dari rumah penjaraku?"

   Kim Hong menghela napas dan berkata.

   "Ibu mendirikan rumah penjara rimba persilatan karena hendak memanCing ayah. Karena itu ibu telah banyak orang dipenjarakan hanya karena egoistis. Mementingkan diri sendiri. Pikirlah, apa tidak keterlaluan ?"

   "Aku tidak peduli, aku harus menangkapnya kembali, dipenjarakan dan diberi hukuman yang lebih berat. Kalau tidak bagaimana aku mempunyai muka menjadi penguasa rumah penjara rimba persilatan?"

   Kim Hong memandang kearah ibu itu, dia berkata dengan penuh rasa kuatir.

   "Ibu, aku mempunyai firasat tidak baik, perbuatanmu yang ugal-ugalan ini bisa membawa akibat yang buruk. Mungkin pula karena inilah, ayah tidak mau menjumpaimu."

   "Siapa yang sudi dengan ayahmu,"

   Berkata Suma siu Khim.

   "Dia mau datang, atau tidak, terserah kepadanya."

   "kalau betul ibu mempunyai pikiran yang seperti itu, mengapa tidak membubarkan rumah penjara rimba persilatan?"

   Kemarahan Suma siu Khim tidak kepalang, tangannya terayun.

   "Pang...."

   Menempeleng pipi sang putra dengan suaranya yang melengking, membentak.

   "Kau dilahirkan dari mana? Berani melawan ibu sendiri?"

   Butiran air mata turun menetes dari kedua kelopak mata Kim Hong, ia menatapnya sebentar, tiba-tiba loncat turun berlari pergi meninggalkan sang ibu.

   Suma siu Khim hanya mempunyai seorang putra, dalam kemarahan, ia menempeleng Kim Hong, melihat putra itu cukup besar, ia mengejar.

   ilmu meringankan tubuhnya lebih hebat dari sang putra, sebentar saja ia berhasil menyeret sang putra ditariknya tangan putra itu, dan membentak.

   "Mau lari kemana? Huh Hanya memukul kau satu kali, kau sudah tidak mau ibu lagi?"

   Kim Hong menangis Sedih, dia berkata;

   "Ibu, didalam anggapanmu. keculi kau seorang, mungkinkah jiwa semua orang itu bukan jiwa manusia?"

   Suma siu Khim tertegun, beberapa saat tidak bisa menjawab pertanyaan putra tersebut, Tiba-tiba diapun turut menangis.

   "Ibu gunakanlah sedikit aturan,"

   Bujuk Kim Hong perlahan- "Jangan kau menyebut-nyebut aturan,"

   Berkata Suma Siu Khim masih menangis.

   "Didalam riunla ini memang tidak ada aturan, kalau ada aturan sudah seharusnya, sudah aturannya, kalau ayahmu itu datang menjumpai aku."

   Suma siu Khim mendirikan rumah penjara rimba persilatan karena hendak memaksa Kim Hoong datang menjumpainya.

   Suma siu Khim menjadi ugal-ugalan, menawan banyak orang, adatnya keras dan berangasan itu disebabkan karena patah hati.

   Teringat kepada nasibnya yang sedih, tangis Suma siu Khim semakin panjang.

   Kim Hong terharu atas jawaban sang ibu entah bagaimana, ia harus bisa membantu usaha merangkapkan perjodohannya, ingin sekali sang ayah muncul ditempat itu, agar mereka bisa kumpul menjadi satu.

   Melenyapkan bencana rumah penjara rimba persilatan- Teringat kepada ayahnya, Kim Hong bisa mengenang kembali keterangan Tamu tidak di-undang dari luar daerah yang palsu cie Hoa Hong, dikatakan, kalau Tamu tidak diundang dari luar daerah yang asli adalah ayahnya yang betul.

   Karena itu, Kim Hong menarik lengan bajunya dan berkata.

   "Ibu Jangan menangis Kuberitahukan sesuatu."

   "Sesuatu apa?"

   Suma siu Khim masih ter-isak-isak. Kim Hong berkata.

   "Menurut cerita cie Hoa Hong supek. orang yang menggunakan nama samaran Tamu tidak diundang dari luar daerah yang asli itulah baru ayahku."

   Mata Suma Sia Khim dipentangkan lebar-lebar, dengan tidak percaya ia berkata.

   "Ia berkata seperti itu ?"

   Kim Hong menganggukkan kepala lalu berkata;

   "cie Hoa Hong supek menjamin kebenaran ini, dikatakannya juga , orang yang melatih ilmu silat kepandaian ayah adalah tunangan si-kakek gelandangan Kongsun Bwee Kun- Kini sudah menyucikan diri menjadi biarawati. mengganti nama menjadi Pan-su Lonni. itulah tulisan tangannya."

   Kim Hong menunjuk kearah tempat batu diatas bertuliskan tadi. Suma Siu Khim mengedip-ngedipkan matanya. Khim Hong berkata lagi.

   "Alasan cie Hoa Hong Supek menggunakan nama samaran tamu tidak diundang dari luar daerah menyelundup masuk menjadi anggota golongan Kalong, adalah memanCing keluar ayah. Maka dengan harapan ayah bisa menyerang ke rumah penjara rimba persilatan, disana bisa menjumpai ibu."

   Hal ini berupa satu berita baru. Suma Siu Khim mengoceh.

   "Keterangan supekmu tidak perlu disangsikan lagi. Mungkin juga Tamu tidak diundang dari luar daerah yang asli itu adalah ayahmu. Tapi...siapa lagi yang bernama Oey Ceng? Mengapa dia memiliki ilmu wasiat Han-tiong-Gioktiok ?"

   Kim Hong mengangkat pundak berkata.

   "Ini juga membingungkannya, kalau hendak ingin mendapat kenyataan, mengapa kita tidak pergi kerumah penjara yang baru digunung Bu-san?"

   Suma Siu Khim berkerut alis, lalu menggelengkan kepala dan berkata.

   "tidak mungkin- Rumah penjara digunung Tay-pa-san sudah belasan tahun, sedangkan sejarah rumah penjara yang baru di gunung Bu-san baru dua bulan. Kalau saja aku datang menantang, bukankah mengakui keunggulannya?"

   Mendengar kata-kata ibu yang seperti itu, Kim Hong tak sepaham, ia menggelengkan kepala, berkata.

   "ibu kukuh pendapat."

   "Persoalannya, siapa yang lebih lama. Dia harus memimpin rimba persilatan,"

   "Ibu merasa nama penguasa rumah penjara digunung Tay-pa San tercemar kalau ibu menantang rumah penjara gunung Bu-san?"

   "Tentu saja. Seharusnya dia menantang kerumah penjaraku."

   Kim Hong berpikir sebentar, tiba-tiba dia menepuk paha, berkata segera.

   "Betul!! Mengapa kita tidak menggunakan cara yang seperti ini? ini tidak perlu menggunakan nama dari penguasa rumah penjara, ini boleh mengggunakan nama


Duri Bunga Ju -- Gu Long Harimau Kemala Putih -- Khu Lung Iblis Sungai Telaga -- Khu Lung

Cari Blog Ini