Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 17


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 17



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   "Aaaah, mungkin benda yang disimpan dalam hiolo itu adalah makanan"

   Demikian dia berpikir.

   "karena bau harum semerbak itu seperti bau buah apel, seperti juga buah li...' Makin tajam bau harum yang terendus Keng Cin sin, semakin lapar perut si nona tersebut, sehingga tanpa disadari dia lantas membuka penutup hiolo tersebut. Begitu penutup hiolo itu dibuka, bau harum yang semerbak terendus makin tajam, sementara semangatnya juga tiba-tiba saja bertambah segar... Biji matanya yang jeli dengan cepat melongok ke dalam hiolo tersebut ternyata isi hiolo itu hanya sebutir pil berwarna hijau. Melihat pil itu, Keng Cin sin menghela napas panjang, gumamnya. 'Pil ini sudah pasti hasil bikinan dari pertapa yang menghuni disini, aaaai... aku tidak pantas mengambil, benda yang bukan menjadi milik sendiri...' Bergumam sampai disitu, dia lantas menutup kembali hiolo tersebut dan diletakkan kembali.ke tempatnya semula.

   "Cri ngg.. !"

   Berkumandang suara gemerincingan nyaring memecahkan keheningan. Menyusul kemudian...

   "Bruuukkk!"

   Dari atas penutup hiolo tersebut tiba-tiba saja terjatuh sebuah lencana tembaga tipis yang panjangnya tiga inci.

   Dengan cepat Keng Cin sin mempberhatikan lencadna tembaga itu,a ternyata di atbas lencana itu nampak penuh dengan ukiran tulisan.

   Buru-buru dia mengambil lencana tembaga itu dan membaca tulisan yang tertera disana, terbaca olehnya tulisan tersebut ber bunyi demikian.

   "Pil yang berada didalam hiolo itu merupakan sebutir pil mestika Pit ku sin wan, bila kau telah menelannya maka dapat bertahan selama enam bulan tanpa lapar. Kuil ini merupakan kuil Ngo siang bio dari jaman kerajaan Go, kau bisa sampai disini hal ini membuktikan kalau kau berjodoh, lagipula tidak kemaruk oleh benda yang bukan menjadi miliknya. ini semua menunjukkan kalau kau berbudi luhur. Terimalah pil Pit ku sin wan tersebut sebagai hadiah dariku! Tapi seandainya kau mempunyai ingatan serakah dengan mengambii pil tersebut, maka sekarang kau sudah mati cukup lama, sebab didalam hiolo tersebut dilengkapi dengan berbagai alat rahasia, disaat kau mengambil pil tersebut maka semua alat rahasia yang berada didalamnya akan mulai bekerja.

   "Dari dalam hiolo itu akan memancar keluar jarum-jarum beracun, sekali pun ilmu silatnya amat lihay pun jangan harap bisa meloloskan diri dari ancaman.

   "Jarum itu amat beracun dan mematikan, bila bertemu dengan darah, betul tenaga dalam yang kau miliki amat sempurna, namun jangan harap jiwamu dapat diselamat kan. Kini, alat cahasia yang berada dalam hiolo tersebut telah hancur dan musnah dengan diletakkannya kembali penutup hiolo itu keatas hiolo tersebut, bila kau mendengar suara gemerincing, berarti alat rahasia itu sudah punah, sekarang kau boleh mengambil pil tersebut dengan berlega hati.

   "Dalam kuil ini penuh dengan benda mestika, bila kau punya jodoh, semua benda tersebut tentu akan kau temukan, baik-baiklah dipergunakan.

   "Orang pertama yang memasuki kuil ini, Bun ji koansu Him Ci-seng"

   Ketika selesai membaca tulisan yang tertera diatas lencana tembaga itu, Keng Cin sin merasa terkejut bercampur gembira.

   Ia terkejut karena hampir saja tewas di situ.

   Ia girang karenra pil Pit ku sit wan tersebut dapat menghilangkan rasa lapar yang sedang mencekam dirinya, bila pil tersebut sudah dimakan, berarti dia dapat mengobati lukanya dengan tenang ditempat tersebut...

   Sambil menghela napas sedih Keng C in sin bergumam.

   'Bun ji koan su Him Ci seng, bukankah ia adalah guru kekasihku Ku See hong? "Dia bilang kuil ini adalah kuil Ngo siang bio dari peninggalan kerajaan Go, itu berarti kuil ini didirikan oleh perdana menteri kerajaan Go, Ngo Cu siu.

   Konon kitab pusaka Cang ciong pit kip dibuat oleh Ngo Cu siu, jangan-jangan kitab pusaka tersebut memang disimpan ditempat ini? "Namun..bukankah Bun ji koan su locianpwee sudah memasuki kuil ini lebih dahulu? Bisa jadi kitab pusaka tersebut sudah dibawa pergi olehnya ...

   "Aaaai. coba kalau bukan begitu, dalam enam bulan mendatang aku bisa mempelajari ilmu silat maha sakti ditempat ini, kemudian pergi menuntut balas atas sakit hatiku...' Bergumam sampai disitu, dia lantas mengambil pil Pit ku sin wan tersebut dan dimasukkan ke dalam mulutnya lalu di telan ke dalam perut. Tapi begitu pil tersebut ditelan, ia segera menjerit kaget.

   "Aaaah, obat beracun, obat beracun.... Ternyata begitu pil Pit ku sin wan itu ditelan ke dalam perut oleh Keng Cin sin, dia segera merasakan perutnya teramat sakit seperti di sayat-sayat dengan pisau, darah yang mengalir didalam tubuhnya serasa mendidih dengan hebatnya, tak terlukiskan rasa sakit yang mencekam tubuhnya waktu itu. Akhirnya Keng Cin sin tak sanggup menahan diri lagi, seluruh tubuhnya menjadi panas bukan kepalang, ia tak mampu me- ngendalikan diri lagi, tubuhnya yang telan-jang mulai bergulingguling diatas tanah... Ia merintih kesakitan, mendengus terta-han, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat, bau busuk yang memuakkan memancar keluar dari sekujur badannya. Suhu udara yang membara dalam tubuhnya kian lama kian bertampah panas. sekarang dia tidak merintih lagi bahkan mulai menjerit-jerit seperti babi yang akan disembelih. Kini dia merasa benci, benci terhadap semua manusia yang ada didunia ini, membenci akan kebusukan serta kemunafikan mereka. Sampai-sampai manusia yang paling di hormati di duniapun ... Bun ji koan su Him Ci seng tak lebih hanya mengenakan kedok kebaikan, padahal sebetulnya adalah manu-sia licik yang berhati keji. Kalau bukan manusia keji, mengapa dia menggunakan lencana tembaga yang berisi tulisan itu untuk memancingnya agar menelan pil beracun tersebut dan mencelakai seorang manusia yang sama sekali tiada dendam atau sakit hati dengannya? Sekujur tubuh Keng Cin sin sekarang sudah tersiksa sekali, seluruh badannya se-akan-akan digigit oleh beribu ribu ekor semut beracun. Selurun darah dan dagingnya seperti dl letakkan di atas panggangan api dan digarang, dengan api yang membara. Tulang belulangnya seperti ditekan oleh semacam kekuatan yang amat besar sehingga hampir menjadi remuk dan hancur berantakan. Makin lama dia semakin tak mampu untuk mengendalikan siksaan dan penderitaan yang mencekam tubuhnya itu, hilanglah kesadaran gadis tersebut.... Kini, tubuhnya sama sekali tak berkutik lagi. Tapi dari rongga-rongga tubuhnya yang berpuluh-puluh ribu banyaknya itu nampak air keringat yang berbau busuk mulai meleleh keluar dengan amat derasnya. Entah berapa lama, Keng C in sin mulai mengeluh kemudian memperdengarkan suara helaan napas panjang. Ketika dia melompat bangun dari atas tanah, ternyata seluruh badannya tidak terasa sakit lagi, bahkan semangatnya nampak segar dan semua rasa lemas hilang lenyap tak berbekas. Dengan cepat dia menundukkan kepalanya dan memperhatikan kulit tubuhnya. Semua bisul-bisul bernanah yang semua menyelimuti seluruh tubuhnya kini sudah hilang lenyap tak berbekas sekalipun masih nampak sisa bintik-bintik berwaarna merah. Menyaksikan kesemuanya itu, setelah menghela napas panjang diapun bergumam.

   "Aaaaai, selembar nyawaku kembali berhasil dipungut dari dalam pintu neraka. Bun ji koan su locianpwe, maafkanlah daku tadi, aku telah salah menuduhmu..."

   Ternyata Pit Pit ku sin wan tersebut merupakan sebuah obat mestika yang berkasiat luar biasa, bukan cuma dapat menyembuhkan berbagai keracunan, dapat pula menambah tenaga dalam seseorang yang belajar silat.

   disamping dapat menghilangkan rasa lapar.

   Sejak diperkosa secara beramai-ramai oleh kawanan manusia laknat, seperti diketahui Keng Cin sin telah mengidap penyakit kelamin yang kotor, namun setelah menelan pil Pit ku sin wan tersebut, semua racun dalam tubuhnya telah tersapu hingga lenyap tak berbekas.

   Sekalipun selembar jiwanya berhasil diselamatkan, namun setiap kali memandang bintik-bintik merah bekas keracunan diatas tubuhnya, air matanya segera jatuh bercucuran.

   Seorang gadis cantik jelita, kini berubah menjadi buruk dan penuh dengan noda, bayangkan saja, bagaimana mungkin hatinya tidak merasa sedih...

   Suka akan kecantikan dan keindahan merupakan kelemahan setiap manusia, terutama kaum wanita, disaat mereka menemukan kalau tubuhnya berubah menjadi jelek, tak bisa dihindari lagi kalau hatinya menjadi sedih dan pilu.

   Sebab apabila seseorang memiliki seraut wajah yang tak bisa diterima oleh orang banyak, maka dia (pria) maupun dia (perempuan) tentu akan merasakan kesepian dan penderitaan..

   Entah orang itu memang berwatak lincah atau berwatak hambar, dalam hati kecilnya, sudah pasti akan timbul perasaan rendah diri.

   Sementara itu, fajar telah menyingsing kembali, sang surya memancarkan cahaya nya kemana-mana dan membuat suasana disekitar situ dapat terlihat jelas.

   Setelah kenyang mengucurkan air mata, Keng Cin sin menghela napas sedih, katanya.

   "Yaa, inilah yang dinamakan nasib, sekarang aku sudah seharusnya merasa puas, karena harapanku untuk melanjutkan hidup telah tercapai, aku punya harapan untuk bersua lagi dengan kekasih hatiku, memberitahukan semua musibah yang menimpaku, kemudian menghabisi nyawaku sendiri... 'Ilmu silat yang kumiliki amat rendah, tak mungkin aku bisa membalas sakit hatiku ini, yang terpenting bagiku sekarang andalah 968 mendapatkan sebuah pakaian dan menutupi badanku, sekalipun disini tak ada orang lain, namun bertelanjang bulat tetap merupakan aib bagi kaum wanita"

   Maka Keng Cin sin mulai melakukan pencarian di dalam kuil Ngo siang bio tersebut untuk mendapatkan pakaian, namun meski sudah di cari setengah harian, ia belum berhasil juga menemukan pakaian yang dibutuhkan....

   Akhirnya dia berhasil menemukan sebuah ruangan rahasia yang lain, ketika masuk ke dalam ruangan tersebut, dengan cepat dia menarik napas dingin...

   Ternyata di dalam ruangan itu hanya terdapat sebuah peti mati saja, selain itu tidak terdapat sebuah bendapun.

   Menyaksikan kesemuanya itu, Keng Cin sin menghela napas sedih, kembali dia ber-gumam.

   ' Sudah kucari seluruh ruangan kuil ini hampir setiap pelosok kuteliti, namun tak sebuah pakaianpun yang berhasil kutemu kan untuk menutupi tubuhku, apakah aku harus bertelanyang bulat terus menerus? Tanpa mengenakan pakaian, bagaimana mungkin aku bisa keluar dari sini untuk bertemu dengan orang..."

   Mendadak...

   Satu ingatan melintas didalam benaknya, ia segera bergumam lagi seorang diri.

   'Aku benar-benar seorang tolol, bukankah disitu terdapat peti mati? Biasanya di dalam peti mati, tentu terdapat pula pakaian..

   Walanpun dia tahu kalau pakaian dalam peti mati adalah pakaian milik orang yang telah mati, namun setelah berada dalam keadaan seperti ini, sekalipun benda milik orang matipun akan diambilnya juga untuk dipakainya menutupi tubuhnya.

   Sebab bila ia tak berhasil menemukan pakaian, berarti untuk selamanya dia tak akan keluar dari kuil .

   'Peti mati adalah tempat untuk menyimpan jenasah, betapapun besarnya nyali sese-orang, tak nanti mereka berani membongkar peti mati untuk mencari pakaian.

   Tapi keadaan Keng Cin sin sekarang sudah berada dalam keadaan apa boleh buat, dia tak akan memperduli soal-soal semacam itu lagi.

   Pertama-tama dia mencongkel dulu penutup peti mati itu, kemudian mengerah kan tenaga murninya dan mengangkat secara paksa .

   "Blaamm.... blaamm....!"

   Dua kali benturan nyaring bergema memecahkan keheningan.

   Ternyata penutup peti mati yang beratnya mencapai tiga empat ratus kati itu telah berhasil disingkap.

   Disaat penutup peti mati itu terbuka..

   serta merta tubuhnya turut melompat mundur ke belakang, dia kuatir mayat yang berada dalam peti mati itu berubah menjadi setan atau iblis yang melompat keluar dari peti mati untuk mencari mangsa.

   Siapa tahu suasana tetap hening sepi tanpa terdengar sedikit suara pun meski penutup peti mati itu sudah terbuka, setelah yakin keadaan aman, gadis itu baru berjalan mendekati peti mati itu serta melongok ke dalam, Begitu melihat Keng Cin sin merasa semakin keheranan lagi.

   Ternyata peti mati yang terbuat dari batu itu kosong melompong, bukan saja tak tampak jenazahnya, juga tidak tampak dasar dari peti mati tersebut.

   Atau dengan perkataan lain, dasar peti mati itu merupakan sebuah mulut lorong, sedangkan peti mati yang besar itu tak lebih hanya menutupi pintu masuk menuju ke lorong rahasia tersebut.

   Terdorong oleh rasa ingin tahu dan ingin melihat apa gerangan yang terdapat di dalam lorong rahasia tersebut, Keng Cin sin segera melompat ke dalam peti mati tersebut.

   "Pluuunggg ....!' Dengan aman dan selamat Keng C in sin berhasil menginjak didasar lorong seperti apa yang diduga olehnya, tempat itu memang merupakan sebuah lorong rahasia yang menjorok jauh ke dalam sana.

   Lorong tersebut panjangnya bukan kepalang, berdiri dalam lorong tersebut, Keng Cin sin merasakan angin berhembus amat kencang dan amat menusuk badan.

   Sekeliling dinding lorong penuh dengan butiran mutiara yang menerangi sekeliling tempat itu, maka semua benda yang berada empat kaki disekeliling lorong dapat terlihat amat jelas.

   Pelan-pelan Keng Cin sin berjalan menelusuri lorong rahasia tersehut, setelah berjalan kurang lebih belasan kaki lebih, mendadak dari depan sana terlihat cahaya emas berkilauan, gadis itu jadi terperanjat dan cepat cepat mengalihkan sorot matanya ke depan sana.

   Ternyata cahaya emas itu berasal dari kopyah emas dan seperangkat pakaian perang yang terbuat dari emas, benda-benda itu tersandar didinding, kopiah emas menutupi tulang kepala sesosok tengkorak sedang dibalik pakaian perang terbuat dari emas itupun merupakan seperangkat tulang manusia lengkap.

   Keng Cin sin menjadi amat kegirangan, pikirnya.

   "Nah, kali ini aku mendapatkan pakaian untuk menutupi badanku, sebentar akan ku cuci dulu pakaian perang emas itu, lakun kukenakan dulu untuk sementara waktu..."

   Berpikir demikian, Keng Cin sin lantas menghimpun tenaga dalamnya ketangan kanan lalu disapu pelan ke arah tulang belulang di bagian dada tengkorak tersebut.

   Dimana angin pukulan Itu berhembus lewat, kerangka manusia itu segera hancur berantakan dan bertumpukan tak karuan lagi wujudnya.

   Dia tahu, tulang belulang itu sudah terlalu lama hingga lapuk semua, itulab sebabnya meskipun didorong oleh sedikit kekuatanpun, tengkorak manusia itu menjadi berantakan.

   Keng Cin sin mengumpulkan tulang belulang itu dan ditumpuk menjadi satu kemudian melanjutkan perjalanannya ke depan, belum sampai sepuluh langkah, kembali di temukan kerangka manusia yang berkopiah dan berpakaian perang terbuat dari emas.

   Seperti juga apa yang dilakukan pertama kali tadi.

   Keng Cin sin memporak porandakan tengkorak manusia itu serta menyingkirkan nya ke samping lorong.

   Ternyata selanjutnya dia menemukan lagi berpuluh sosok tengkorak manusia, dimana satu persatu disingkirkan semua olehnya ke tepi lorong rahasia.

   Ujung dari lorong rahasia tersbebut merupakan dsebuah ruangan ayang terbuat dari bata.

   Ditengah batu ruangan terletak sebuah peti mati berwarna kuning emas, rupanya sebuah peti mati emas, dalam ruangan tidak nampak benda apapun kecuali peti mati tersebut.

   Melihat kesemuanya itu, Keng Cin sin segera berpikir.

   "Peti mati yang berada diatas merupakan peti mati palsu, makanya orang kuno memang suka berbuat demikian untuk mengelabuhi orang, ini berarti dibawah ruangan inilah merupakan kuburan yang sebenarnya untuk menyimpan jenasah... Tapi dengan cepat satu ingatan lain melintas dalam benak King Cin sin, dengan perasaan curiga pikirnya lagi.

   "Kuil kuno ini didirikan oleh perdana menteri Ngo Cun siu dari kerajaan Go, mengapa bisa berubah menjadi sebuah kuburan? Sedangkan kuburan disini mirip sekali dengan kuburan seorang kaisar dari jaman dahulu kala? Sungguh mencurigakan sekali..."

   Dia mencoba mengamati sekeliling peti mati tersebut, disana pun terdapat kerangka manusia yang mengenakan kopiah dan pakaian perang terbuat dari emas. Sekali lagi gadis itu berpikir.

   "Kalau ditinjau dari keadaan ditempat ini, seharusnya gua rahasia ini merupakan makam dari seorang kaisar pada jaman dahulu kala, sedangkan berpuluh sosok kerangka manusia berkopiah dan pakaian perang emas itu merupakan tulang belulang dari para Busu yang dikubur bersama-samanya."

   Ternyata menurut catatan Kuno.

   Apabila ada seorang raja meninggal dunia, sering kali dia akan mengajak sejumlah orang hidup untuk menemaninya mati bersama, kecuali para permaisuri, selir, dayang, taykam terdapat juga para pasukan pengawalnya.

   Bahkan ada pula raja yang mengurung sekalian para pekerja pembuat kuburan tersebut dan membuat mereka mati kelaparan didalam.

   Sementara itu, Keng Cin sin sedang berpikir lagi.

   "Tujuan kedatanganku kemari hanya ingin mencari berapa pakaian saja untuk menutupi badanku yang bugil, sekarang itu sudah menemukan pakaian perang berwarna emas ini, berarti urusannya sudah tercapai buat apa aku harus memperdulikan kerangka-kerangka manusia dalam kuburan emas tersebut"

   Bepikir sampai disitu, dia lantas membalik kan badan dan siap berlalu dari situ.

   Mendadak....

   Didalam benaknya teringat kembali akan catatan yang ditinggalkan Bun ji koan su Him Ci seng dalam lencana tembaga tersebut, bukankah telab diterangkan kalau didalam kuil ini masih terdapat banyak sekali benda mestika lainnya? Teringat akan hal ini, rasa ingin tahunya segera muncul kembali...

   Dengan cepat gadis itu berjalan mendekati peti mati emas tersebut, kemudian mengerahkan tenaga dalam ke dalam telapak tangannya dan berusaha untuk membuka penutup peti mati emas tersebut.

   Siapa sangka, walaupun dia telah mengerahkan segenap tenaga yang dimiliki pun belum berhasil juga untuk membongkar penutup peti mati emas itu.

   Keng Cin sin menjadi sangat keheranan, pada hal peti mati emas itu sangat kecil, penutup peti matinya paling banter cuma lima ratus kati, padahal tenaga murni yang dikerahkan keluar paling tidak mencapai seribu kati lebih, tapi anehnya mengapa peti mati emas itu sama sekali tak berkutik? Semakin dipikir dia merasa semakin tidak percaya, sekali lagi dia mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk mengangkat penutup peti mati emas tersebut ke atas, namun usaha tersebut kembali mengalami kegagalan total.

   Tanpa terasa Keng Cin sin menjadi tertegun dan termangu- mangu, ditatapnya peti mati emas tersebut tanpa mengeluarkan sedikit suarapun...

   Mendadak terlintas satu ingatan didalam benak gadis tersebut...

   Tiba-tiba saja Keng Can sin menemukan sebuah tombol rahasia yang berada disebelah kiri penutup peti mati emas tersebut.

   "Aaaah, jangan-jangan tombol rahasia tersebut dipakai untuk membuka peti mati tersebut?"

   Demikian dia berpikir. Berpikir sampai disitu, dengan cepat dia menekan tombol emas tersebut dengan jari tangan kanannya.

   "Cri ing...!"

   Suara gemerincingan nyaring bergema memecahkan keheningan...

   Dengan cepat Keng Cin sin merasakan pandangan matanya menjadi silau.

   Di hadapan mukanya tahu-tahu muncul selapis cahaya tajam yang berkilauan...

   Ternyata isi dalam peti mati emas itu adalah intan permata serta mutu manikam yang tak bernilai harganya.

   Benda-benda berharga tersebut begitu banyak jumlahnya sehingga pada hakekatnya bisa membeli sebuah kerajaan besar.

   Keng Cin sin tidak pernah meyangka kalau di dalam peti mati emas itu bisa tersimpan begitu banyak intan permata yang tak ternilai harganya itu.

   Sebagai seorang gadis yang menganggap emas bagaikan kotoran manusia, tentu saja Keng Cin sin tidak tertarik oleh kilauan permata, tiba-tiba saja dia menemukan di antara tumpukan intan permata tersebut terdapat pula dua buah kotak kemala yang gemerlapan.

   satu besar yang lain agak kecil.

   Keng Cin sin segera mengambil kotak kemala yang agak besar, disitupun terlihat tombol rahasianya, sewaktu ditekan tombol tersebut ....

   "Cri ing!"

   Segera bergema suara nyaring. Tiba-tiba Keng Cin sin menjerit keras dengan perasaan terkejut bercampur gembira.

   "Aaasah! Kitab pusaka Cang ciong pit kip, kitab pusaka Cang ciong pit kip ...."

   "Dendam kesumatku ada harapan untuk dituntut balas lagi, aku bersumpah akan membunuh habis semua manusia laknat tersebut dari muka bumi"

   Buru-buru dia membuka pula kotak kemala yang agak kecilan itu, sekali lagi gadis tersebut menjerit keras dengan pera-saan terkejut bercampur gembira...

   Ternyata didalam kotak kemala kecil itu terletak sebuah mutiara yang memancarkan panca warna yang indah dan amat menyilaukan mata, mutiara tersebut tak lain adalah mutiara Thian hiang lm yang sin cu yang tak ternilai harganya itu.

   Ternyata sewaktu Bun ji koan su Him Ci seng datang ke kuil Ngo siang bio dulu, dia hanya berhasil mendapatkan kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas, sedangkan kitab yang ditemukan Keng Cin sin sekarang adalah bagian bawahnya.

   Menyusul kemudian, secara tak disengaja Keng Cin sin berhasil mendapatkan pula kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas yang rupanya disimpan kembali didalam kuil tersebut oleh Bun ji koan su Him Ci seng dimasa dulu.

   Kalau dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas berisikan pelbagai ilmu pukulan, ilmu pedang serta kepandaian sakti lainnya.

   Maka pada bagian bawah berisikan berbagai cara untuk menyembuhkan penyakit serta cara untuk berhasil melatih kepandaian silat aliran lain.

   Bahkan didalamnya tercantumkan pula berbagai cara penggunaan serta kasiat dari mutiara Sakti Thian hong im yang sin cu tersebut.

   Setelah menemukan benda-benda mestika tersebut, pertama- tama Keng Cin sin mempe-lajari dulu ilmu penyembuhan dan mengguna kan kasiat dari mutiara Thian hong im yang sin cu tersebut untuk menyembuhkan noda-noda diatas kulit badannya.

   Dengan cepat dia berhasil memulihkan kembali wajah aslinya.

   ooo 00dw00 ooo BAB 45 KINI paras mukanya menjadi cantik kembali, kulit badannya menjadi putih mulus dan halus, keindahan dan kecantikannya bahkan jauh melebihi keadaan dulu.

   Sayangnya dia merasa tetap ternoda, sebab apa yang menimpa dirinya tak mungkin bisa dihilangkan dengan benda apa pun.

   Begitulah, hanya didalam wattu setengah tahun yang singkat, dia telah berhasil mempelajari seluruh kepandaian silat yang tercantum dalam kitab pusaka Cang ciong pit kip tersebut, kemudian mempergunakan mutiara Thian hong im yang sin cu untuk menambah kekuatan tenaga dalamnya ....

   Itulah sebabnya, ilmu silat yang dimiliki Keng Cin sin, hanya dalam setengah tahun yang singkat pun telah memperoleh kemajuan yang luar biasa pesatnya.

   Dari seorang anak gadis yang biasa, kini berubah menjadi seorang manusia luar biasa.

   Diam-diam ia bersumpah.

   Dia akan membasmi semua kejahatan dan kebejatan moral dan kemunafikan dari kolong langit, sekalipun harus melakukan suatu pembantaian yang akan mengucurkan darah segar.

   Padahal musibah yang menimpa dirinya benar-benar kelewat mengenaskan hati.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Seandainya anak gadis lain yang menga-lami tragedi seperti apa yang dialaminya sekarang, sudah dapat dipastikan mereka tak akan mempunyai keberanian lagi untuk melanjutkan hidup.

   Kini, walaupun Keng Cin sin telah berhasil menemukan Ku See hong, namun ia tak mempunyai keberanian untuk menuturkan musibah yang telah menimpa dirinya.

   Sebab dia merasa kejadian itu sangat memalukan, amat keji dan sulit untuk diutara kan.

   Selain daripada itu, dia merasa tubuhnya sudah ternoda, ia sudab tidak perawan, tidak suci lagi, naif bila tubah yang kotor itu harus dipersembahkan untuk kekasih hatinya.

   Akan tetapi ia tahu bahwa cintanya kepada Ku See hong sudah mendarah daging, dia ingin hidup berdampingan untuk selamanya disisi pemuda pujaan hatinya ini.

   Namun, setiap kali teringat akan tubuhnya yang telah ternoda, dia harus berusaha keras untuk mengendalikan rasa sedih dalam hatinya, dia harus membuang jauh-jauh ingatan tersebut.

   Dia tahu, selama hidup jangan harap dia punya muka lagi untuk bertemu dengan ke kasih hatinya, berjumpa dengan raut wajah aslinya.

   Sebab Ku See hong masih mencintainya dengan begitu dalam, seandainya pemuda tersebut tahu kalau dia adalah Keng Cin sin, maka dia tak pernah akan melepaskan dirinya dengan begitu saja.

   Disaat dia memahami musibah yang telah menimpa dirinya, bisa jadi pemuda itu akan semakin mencintai dirinya.

   Tapi, justru karena hal itu pula, Keng Cin sin semakin tak ingin mempersembahkan tubuhnya yang tak bersih lagi itu untuk pemuda kekasih hatinya.

   Maka dia selalu berusaha untuk menutupi wujud aslinya, membohongi kekasihnya, sekalipun harus menghantamnya, mendam-pratnya, dia tak ingin membuat pemuda tersebut tahu akan indentitas dirinya.

   Sedang dia selalu berusaha berdoa dan berharap agar kekasihnya bisa hidup berbahagia bersama gadis lain.

   Sekalipun dia sendiri harus menekan rasa sedih dan kosong yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Demikianlah, dengan penuh kesedihan dan perasaan yang hancur, Keng Cin sin menangis sejadi-jadinya dipuncak bukit tersebut.

   Suara tangisannya sungguh mengharukan hati orang, membuat hati siapa pun merasa iba.

   Setengah jam kemudian Keng Cin sin baru pelan-pelan menghentikan isak tangisnya itu.

   Dengan sepasang mata yang jeli dia mengawasi awan yang bergerak di angkasa, lalu gumamnya sedih.

   "Kehidupan manusia memang selalu berubah-ubah, seperti udara yang kadang kala cerah, kadangkala mendung, rembulan pun kadang-kadang purnama, kadang kala tinggal separuh...

   "Sekarang, aku telah memperoleh cinta kasihnya yang suci, sudah sepantasnya aku merasa puas, apa lagi yang kuharapkan sekarang? "Kini dia sudah mempunyai Him Ji im, Im Yan cu, hatinya sudah tidak kesepian lagi, bukankah tindakanku sekarang hanya suatu tindakan yang berlebihan saja..Sekalipun dimulut dia berkata demikian, namun titik air mata toh bercucuran juga membasahinya. Aaaaai.. dasar gadis yang bernasib malang, apa lagi yang bisa dia lakukan sekarang' Mendadak.. pada saat itulah.. Dari bawah punggung bukit dibawah bukit sana, tiba-tiba muncul belasan sosok bayangan manusia sambil mendengarkan suara pekikan panjang yang aneh secepat sambaran kilat mereka bergerak mendekat. Sebenarnya Keng Cin Sin, hendak menghindarkan diri dari beberapa orang itu, sebab dia sudah tidak memiliki sisa waktu yang terlalu banyak lagi. Namun, ketika ia mendengar suara pekikan aneh tersebut, tiba- tiba saja dari balik mata Keng Cin sin memancar keluar sinar pembunuhan yang menggidikkan hati.

   "Keparat dari Lam hay, manusia laknat dari Huan mo kiong, akhirnya kalian menghantar diri ke pintu neraka... Hmmm. rupanya otak yang mencelakai diriku... si pedang emas Cia Tiong giok telah datang sendiri... bagus bagus sekali hari ini juga aku akan menyuruh kalian merasakan siksaan yang paling keji didunia saat ini..!"

   Sreet, sreet, sreet...! Desingan angin tajam berkumandang memecahkan keheningan.

   Empat sosok bayangan manusia bermun-culan diatas puncak bukit itu disusul kemudian oleh delapan orang lainnya dari belakang.

   Dari ke empat orang yang berdatangan lebih dulu tak lain adalah si pedang emas Cia Tiong giok, Siang bin tok ci (kakek beracun berwajah duka) Mao Soh sat, Ceng bong mi tan (peluru pemabuk penggetar jagad) Cui khi sin serta seorang kakek jangkung bertubuh ceking, dia adalah Thamcu panji putih Hee Nay bok dari Huan mo kiong.

   Sedang, ke delapan orang lelaki setengah umur yang berada di dibelakangnya tak lain adalah para hiangcu dari golongan Huan mo kiong.

   Menyaksikan kehadiran orang-orang itu, Keng Cin sin merasakan darah yang mengalir didalam tubuhnya mendidih keras, dari sekian banyak orang yang hadir dihadapan nya sekarang, kecuali Thamcu Panji putih, yang lain adalah orang-orang yang pernah memperkosa dirinya.

   Teringat akan musibah yang menimpa dirinya, hampir saja Keng Cin sin menjadi kalap, dia mendongakkan kepalanya lalu menjerit dengan suara yang tinggi melengking dan mengerikan sekali ....

   Tidak sampat kawanan iblis dari Huan mo kiong itu sempat berbicara, secepat sambaran petir dia sudah menerjang ke arah delapan orang hiangcu tersebut dan secara ganas menggerakkan sepasang tangan dan kakinya melancarkan serangan-serangan buas dan keji.

   Mimpipun kawanan iblis dari Huan mo kiong tersebut tak pernah memyangka kalau manusia berkerudung warna warni yang berada dihadapan mereka sekarang tak lain adalah Keng Cin sin yang mempunyai dendam kesumat sedalam lautan dengan mereka.

   Sedang mereka pun tidak pernah menyang-ka kalau Keng Cin sin bakal melancarkan serangan secara begitu keji terhadap semua orang tanpa mengucapkan sepatah katapun.

   Sejak semula, ke delapan orang hiangcu tersebut sudah dibikin keder hatinya oleh kewibawaan manusia berkerudung warna warni itu, maka ketika dilihatnya orang itu menerjang datang secara tiba-tiba, serentak mereka menganyunkan sepasang telapak tangannya dan masing-masing melancarkan sebuah pukulan dahsyat.

   Menyusul kemudian delapan sosok bayangan manusia itu segera melompat mundur ke belakang dan masing-masing meloloskan senjata tajam yang di milikinya.

   Ilmu silat yang dimiliki Keng C in sin sudah mencapai tingkatan yang luar biasa, terhadap ilmu pukulan mereka tentu saja tak di pandang sebelab mata pun.

   Tampak tubuhnya berkelebat lewat dengan kecepatan luar biasa, tahu-tahu saja ia sudah mundur ke samping dua orang hiang-cu.

   Ilmu silat yang dimiliki kedua orang hiangcu itupun tidak lemah, serentak mereka membentak keras, senjata yang berada di tangan diayunkan cepat menciptakan selapis cahaya tajam yang berkilauan, kemudian mengurung seluruh tubuh Keng Cin sin dengan ketatnya.

   Akan tetapi, baru saja senjata tajam mereka digerakkan sampai ditengah jalan, tahu-tahu dadanya terasa sakit sekali....

   Dua kali jeritan ngeri yang mebnyayatkan hati dsegera berkumanadang memecahkanb ke-heningan, dua sosok nyawa segera melayang meninggalkan raganya.....

   Setelah membunuh dua orang, Keng C in sin baru seolah-olah sadar dari ingatan, dengan cepat serunya lantang.

   "Mengapa aku bertindak begitu bodoh? Mengapa mereka dibiarkan mampus dengan begitu ke enakan?"

   Ditengah teriakan keras, Keng Cin sin segera memungut sebilah pedang dari atas tanah, kemudian dengan penuh kebencian mencincang tubuh ke dua sosok mayat tersebut hingga hancur berkeping-keping, hancuran daging dan percikan darah segera berhamburan ke mana-mana.

   Untuk beberapa saat lamanya kawanan iblis dari Huan mo kiong itu dibuat tertegun dan termangu-mangu saking kagetnya oleh kecepatan gerak Keng Cin sin serta caranya membunuh orang yang begitu keji.

   Untuk beberapa saat lamanya, enam orang hiangcu lainnya menjadi lupa untuk melancarkan serangan ke arahnya.

   Keng Cin sin mengorek keluar hati, jantung serta isi perut mayat-mayat tesebut, kemudian setelah mencincang mayat-mayat itu sehingga hancur, dia baru mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.

   Dibalik suara tertawanya itu-terkandung nada benci, dendam, sedih dan puas.

   'Gelak tertawanya seperti tangisan setan Seperti juga lolongan serigala..

   amat menu-suk pendengaran dan sangat tak sedap.

   Mendengar suara tertawanya yang begitu menyeramkan, semua orang merasakan hatinya bergidik dan paras mukanya pada berubah hebat.

   Selesai tertawa seram, Keng Cin sin menghentikan sepasang matanya yang seram dan penuh hawa napsu membunuh itu diatas wajah ke enam orang hiangcu lain nya.

   Terhadap kawanan iblis dari Huan mo kiong ini, dia bertekad akan membasminya semua, tak seorangpun diantara mereka akan dibiarkan loldos dengan selamat.

   Ditatap olbeh sorot mata yang begitu mengerikan, ke enam orang hiangcu itu menjadi bergidik sehingga tanpa terasa bulu romanya pada bangun berdiri.

   Pelan-pelan Keng C in sin mengangkat pedangnya yang penuh berlepotan darah itu, kemudian selangkah demi selangkah pelan- pelan berjalan mendekati ke enam ortang hiangcu itu.

   Tanpa sadar, ke enam oramg hiangcu itu dengan serentak mundur ke belakang dengan ketakutan.

   "Kalian tak usah kuatir!"

   Seru Keng Cin sin kemudian dengan suara yang mengerikan.

   "aku tak akan membiarkan kalian mampus sedemikian cepatnya, aku akan menyuruh kalian merasakan betapa nikmatnya disiksa lantas mati secara pelan- pelan..' Dengan cepat si Pedang emas C ia Tiong giok mencabut keluar pedang emasnya, kemudian dengan suara nyaring membentak.

   "Manusia berkerudung warna warni, kau jangan bersikap kelewat tekebur...."

   Ditengah bentakan nyaring, pedanrg emas nya dengan membawa desingan angin tajam yang menggidikkan hati langsung meluncur ke arah belakang tubuh Keng Cin sin.

   Menghadapi serangan yang maha dahsyat tersebut, Keng Cin Sin segera tertawa seram.

   'Heeeehhh...heehhh...heeehh .

   Cia Tiong giok, giliranmu jatuh pada paling akhir, kau pun -- bakal merasakan siksaan yang paling keji lebih dulu sebelum menemui ajalmu...!"

   Di tengah seruan mana, tangan kirinya segera dikebaskan ke belakang, segulung desingan angin lembut dengan cepat memaksa Cia Tiong giok mundur sejauh dua kaki dengan sempoyongan.

   Tak terlukiskan rasa kaget pemuda itu, dia tak berani melancarkan serangan lagi.

   Karena dia tahu bahwa tenaga dalam yang dimiliki manusia berkerudung itu masih jauh diatas kepandaiannya, menyerang secara menggelap hanya akan merugikan diri sendiri.

   Mendadak terdengar salah seorang diantara ke enam orang hiangcu itu membentak dengan nada takut.

   "Siapakah kau? Dendam sakit hati apakah yang terjalin antara kau dengan kami...

   "Keng Cin sin segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.

   "Haaaahhh.. haaraahhh... haaaaathhh.. siapakah qaku? `Kalian sermua kenal dengan diriku, setelah kalian merasakan siksaan dan penderitaan, dikala ajal sudah didepan mata, aku baru akan memberitahukan kepada kalian antara aku dan kalian mempunyai dendam sakit hati..apa... heeehhh... heeehh... heehhh, dendam yang terjalin diantara kita lebih dalam dari samudra, mengerti!"

   Keenam orang hiangcu itu, serentak membentak keras, senjata mereka dengan menciptakan selapis cahaya tajam yang berkilauan tiba-tiba saja meluruk bersama ke arah manusia berkerudung itu. Keng Cin sin tertawa seram.

   "Heehhh.... heehhh... heeeehhh.. sekarang, aku akan memenggal kaki kalian lebih dahulu"

   Ditengah seruan tersebut, tubuh gadis tersebut menerjang ke muka dengan suatu gerakan aneh, pedangnya secara aneh membacok ke arah depan.

   Tiga kali jeritan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang memecahkan kehe- ningan...

   Percikan darah segar berhamburan ke-mana-mana, enam buah kaki dari tiga orang hiangcu terpapas kutung dari batas lutut, sambil menjerit- jerit seperti setan mereka bergulingan diatas tanah dengan tubuh kesakitan...

   Tiga orang Hiangcu lainnya menjadi ketakutan setengah mati, Apalagi setelah menyaksikan kelihayan dari Keng Cin sin, jurus pedang yang mereka lancarkan segera dibuyarkan, kemudian bersama-sama melompat mundur ke belakang...

   Tentu saja Keng C in sin tak akan membiarkan mereka kabur dengan begitu saja, sambil membentak nyaring, cahaya tajam segera berkelebatan lewat kembali ...

   Sekali lagi berkumandang tiga kali jeritan ngeri yang amat memilukan hati...

   Separang kaki dari ke tiga orang Hiang cu itu pun secara beruntun kena ditebas kutung oleh bacokan pedang tersebut sehingga berjatuhan.

   Kepandaian silat yang dimiliki Keng Cin sin sungguh mengerikan sekali, serangan yang dilancarkan untuk menebas kutung kaki-kaki mereka itu boleh dibilang hanya sekejap mata saja.

   Kecepatan geraknya boleh dibilang jarang di jumpai sebelumnya di dunia ini.

   Pek Ki thamcu Hee Jin bok membentak nyaring.

   "Manusia berkerudung warna warni, mengapa kau berhati keji dan tak berperasaan seperti ini?"

   "Heeeehhhh.. heeeehhh...heeeehhh...Pek ki thamcu Hee Jin bok, bila kau mengundurkan diri saat ini juga, aku bersedia untuk melepaskan selembar jiwa anjingmu, tapi bila kau masih saja tak tahu diri dan mengendon terus disini, akhirnya kaupun tak akan lolos dari kematian, cuma kematian yang kau peroleh biar kau dapatkan secara utuh dan nyaman"

   Perkataan mana diucapkan dengan nada sombong, dingin dan sangat tekebur.

   Pek ki thamcu He J in bok merupakan seorang gembong iblis yang sudah terbiasa bersikap sombong dan buas, kendatipun dia tahu kalau bukan tandingan Keng Cin sin apabila harus turun tangan seorang diri namun dia pun tak akan membiarkan dirinya dipandang hina oleh musuhnya, Apalagi dipihaknya masih terdapat empat orang jago lihay kelas satu.

   Maka deng;an suara yang menyeramkan dia tertawa dingin, setelah itu ujarnya.

   "Heeeehhh...heeehh...heeeehh.., jika ku tinjau dari sikapmu yang kenal dengan aku orang she Hee, besar kemungkinan kita pernah berkenalan dimasa lalu, hmm!! Akan kulihat sesungguhnya kau adalah manusia berkepala tiga berlengan enam macam apa. Sorot mata Keng Cin sin yang dingin dan sadis menyapu sekejap ke enam orang Hiangcu yang masih bergulingan di tanah sambil mengerang kesakitan itu, kemudian dengan tanpa perasaan barang sedikit pun pelan-pelan dia membalikkan tubuhnya. Dengan suara sedingin es dia berseru. 'Hee Jin bok! Bila kau tidak segera mengundurkan diri, maka aku akan membunuhmu lebih dulu!."

   Sembari berkata, tubuhnya yang menyeramkan itu bergerak selangkah demi selangkah menghampiri si Pedang emas Cia Tiong giok sekalian berempat...

   Ke empat orang itu hampir semuanya merupakan seorang iblis yang sudah sering terjun ke kuali panas, mendaki bukit golok dengan pelbagai kesulitannya, namun disaat mereka saksikan sepasang biji mata lawan yang mencorongkan sinar kebengisan, tak urung mereka mundur juga sejauh dua langkah.

   "Siapakah kau?"

   Si pedang emas Cia Tiong giok segera membentak keras. Keng Cin sin tertawa seram.

   "Heeeehhh... heeehhh... heehnh... siapa aku? kau tidak kenal dengan diriku ? ' Sebelum saat ajalmu tiba, tunggulah sejenak lagi, sampai waktunya kau akan tahu dengan sendirinya siapakah diriku ini? Harap kau jangan gelisah, aku pun akan memberi bagian pula untukmu agar kau turut merasakan bagaimana nikmatnya siksaan ini!"

   Si Pedang emas Cia Tiong giok benar-benar tak bisa menduga siapa gerangan manusia berkerudung tersebut? Sebab, pada waktu itu Keng Cin sin telah mengidap penyakit kelamin yang parah dan telah menjalar sampai ke seluruh tubuhnya, lagipula tubuhnya yang telanjang di taruh di atas sebuah sampan kecil yang dialirkan ke tengah samudra bebas, mustahil kalau gadis tersebut masih ada harapan untuk melanjut kan hidup lebih jauh.

   Apalagi racun penyakit kelamin yang di derita Keng Cin sin waktu itu sudah membuat nya tak sadarkan diri sepanjang hari, seluruh tubuhnya tak mampu berkutik lagi, pada hakekatnya keadaan tersebut tak ubahnya dengan sesosok mayat.

   Tapi Thian menakdirkan dia untuk tidak mati, kekuatan tubuh serta daya tahannya yang kuat membuat dia keluar sebagai pemenang didalam pergulatannya melawan maut, akhirnya dia berhasil mendapat penemuan luar biasa yang mengubahnya menjadi seorang manusia luar biasa.

   Sesungguhnya Keng Cin sin adalah anggota dari istana Huan mo kiong di laut selatan.

   orang yang telah mereka lupakan, bagaimana mungkin mereka bisa menduga kalau di dunia ini bisa muncul kembali se orang Keng Cin sin.

   Siang bin tok ci (kakek beracun berwajah sedih) Mao Soh san, Ceng tong mi tan (peluru pemabuk penggetar jagad) Ciu Khi sin sbudah beberapa kdali ingin melancarkan sergapan untuk membinasakan Keng Cin sin, malah Ciu Khi sin telah merogoh ke dalam sakunya siap mengeluarkan peluru pemabuknya untuk memabukkan dia.

   Tapi sepasang mata Keng Cin sin yang jeli dan tajam mengawasi gerak-geriknya terus dengan seksama, malah beberapa orang bajingan tersebut memang merupakan orang-orang yang diketahui secara pasti olehnya.

   Oleh sebab itu dia mendengus dingin, lalu dengan suara yang bernada memandang hina katanya.

   "Ceng bong mi tan Ciu Khi sin, kau tak usah memggunakan permainan busukmu lagi.

   "Siang cin tok ci Mao Soh san, kau hanya belajar ilmu beracun selama berapa hari saja, bagiku kepandaian tersebut sama sekali tak ada gunanya. Lebih baik, nantikanlah masibmu yang sadis dan mengerikan itu menimpa diri kalian semua!"

   Keadaaa pada saat ini hakekatnya ibarat bertemu setan di tengah hari bolong bagi kawanan manusia laknat dari Lam hay Huan mo kiong tersebut, kemunculan perempuan ini didalam dunia persilatan hanya berapa bulan saja, tapi anehnya mengapa dia bisa mengetahui semua nawa dari jago-jago Huan mo kiong tersebut secara jelas? Si pedang emas Cia Tiong giok tertawa seram, dengan wajah yang menyeringai licik dia berkata.

   "Kau memang hebat sekali, tak nyana kalau nama kami semua kau bisa sebutkan satu persatu, Tapi... kau pun harus mempertimbangkan dulu kemampuan itu, dengan kekuatanmu seorang, apakah mampu untuk menahan serangan kami berempat?"

   Keng Cin sin tertawa seram.

   "Aku adalah malaikat elmaut bagi manusia-manusia dari Huan mo kiong, tentu saja aku dapat menyebutkan nama kalian satu persatu untuk menerima kematian... hmmm! dalam pandangan mataku, kalian berempat tak lebih hanya empat gentong nasi yang tak berguna, terus terang saja kuberitahukan kepada kalian, tak lama kemudian aku akan meratakan istana Huan mo kiong kalian dengan bumi, kemudian menggunakan darah segar kalian untuk mencuci bersih semua kemaksiatan danr kemunafikan yatng telah menodai pulau Huan mor to. Setelah mendengar perkataan itu. Kemudian menyaksikan pula sorot matanya yang keji dan penuh perasaan dendam itu, sadarlah ke empat jago tersebut bahwa ucapan itu bukan gertak sambal belaka. Mereka seakan-akan merasakan seolah-olah istana Huan mo kiong berubah menjadi pulau dengan mayat-mayat yang berserakan 988 dimana-mana, seperti tiada darah segar menggenangi seluruh permukaan pulau itu dan mengalir ke laut..Membayangkan sampai disitu, tanpa terasa semua orang menghembuskan napas dingin, sekujur tubuh mereka gemetar keras menahan rasa menggidik yang mencekam seluruh perasaan mereka. Dengan perasaan tegang ke empat orang itu berdiri bersama berjajar-jajar, mereka ingin menggunakan kekuatan gabungan dari mereka berempat untuk menyambut serangan yang bagaimanapun dahsyatnya dari Keng Cin sin. Kini, tubuh Keng Cin sin sudah berada hanya beberapa kaki saja dari hadapan mereka, ia berdiri tegak disitu sambil tertawa dingin tiada hentinya.

   "Hmmm, kalian manusia-manusia laknat yang berhati licik, keji dan membunuh orang tak berkedip, hari ini tentunya kalian sudah merasakan bukan bagaimanakah ngerinya menghadapi kematian yang mengerikan...!"

   "Siapakah kau sebenarnya? Ayo cepat sebutkan namamu untuk menerima kema-tian!"

   Bentak si pedang emas Cia Tiong giok dengan suara menggeledek. Keng Cin sin tertawa dingin, suaranya rendah, berat dan menggetarkan sukma.

   "Bila kusebutkan namaku, mungkin kalian akan segera mampus karena ketakutan! "Kini, aku akan merenggut dulu selembar nyawa dari Pak ki thamcu Hee Jin bok, kemudian menyusul kalian bertiga!"

   Begitu selesai berkata, Keng Cin sin segera menggerakkan sepasang telapak tangannya yang putih bersih dan secara beruntun melancarkan serangkaian serangan gencar.

   Si Pedang emas Cia Tiong giok, Siang cin tok ci Mao san dan Ceng hong mi tan Cin Khi sin bertiga segera merasakan ada segulung tenaga pukulan yang dahsyat dan berat seperti ambruknya 989 bukit karang, menekan ke atas dada mereka dan hampir saja membuat mereka sesak napas.

   Serta merta ke tiga orang itu melompat mundur ke belakang.

   Berbeda sekali dengan Pek ki thamcu Hee Jin bok, apa yang dirasakan jauh berbeda dengan apa yang dirasakan ketiga orang itu, dia merasa adanya segulung tenaga hisapan kuat yang membuat kuda-kudanya hancur dan maju tanpa sadar sejauh beberapa langkah dengan sempoyongan.

   Sebaliknya Keng Cin sin seperti sesosok sukma gentayangan saja tahu-tahu sudah berdiri dihadapan Hee Jin bok, jari tangan nya yang putih bersih pelan-pelan disodok kan ke depan menotok jalan darah sim kan hiatnya.

   Pek ki thamcu Hee Jin bok benar-benar merasa terperanjat yang tak terkirakan, secepatnya dia melejit ke samping, sepasang telapak tangannya direntangkan ke kiri dan kanan, kemudian secepat kilat balik menghantam dua buah jalan darah kematian di tubuh Keng Cin sin.

   Perubahan ini benar-benar dilakukan dengan gerakan yang cepat sekali ...

   Tapi entah menggunakan gerakan apa, didalam berapa kali gerakan saja, tahu-tahu tubuh Keng Cin sin sudah berubah posisinya semula.

   Ketika Pek ki thamcu He Jin bok merasakan jurus serangannya mengenai sasaran yang kosong tadi, ia segera merasakan datangnya desingan angin dingin yang keras ke atas punggungnya.

   Dalam perasaan kaget dan terkesiapnya buru-buru dia berpaling ke belakang, segera dilihatnya jari tangan Keng Cin sin yang putih bersih itu sudah muncul didepan mata.

   Dia menjerit keras lalu menggeserkan tubunnya dengan sekuat tenaga ke samping arena.

   Siapa tahu baru saja tubuhnya berhasil berdiri tegak, jari tangan yang putih halus itu sudah muncul kembali hanya tiga inci di atas jalan darah Sim kan hiat diatas dadanya.

   Kenyataan ini benar-benar membuat Pek ki thamcu Hee Jin bok menjadi ketakutan setengah mati sehingga sukmanya serasa melayang meninggalkan raganya, satu ingatan segera melintas didalam benaknya, ia bertekad hendak beradu jiwa.

   Tubuhnya segera mundur ke belabkang, kemudian dmenggunakan kesaempatan terse-bbut dia melepaskan sebuah tendangan kilat dengan kaki kirinya mengarah selangkangan Keng Cin sin.

   Betapa gusarnya Keng Cin sin menyaksi kan He Jin bok melancarkan serangan dengan jurus yang begitu cabul dan tak tahu malu, dia mendengus dingin, hawa membunuh segera menyelimuti seluruh wajahnya.

   Tiba-tiba kaki kanannya bertekuk ke depan, tatkala tendangan dari Hee Jin bok menyambar lewat di atas pakaian lawannya jari tangan Keng Cin sin segera menyodok ke muka dan menghajar jalan darah sin kan hiat di atas dadanya.

   Suatu jeritan ngeri yang memilukan hati segera berkumandang memecahkan keheningan.

   Darah segar menyembur keluar diri mulut Pek ki thamcu Hee Jin bok, lalu tubuhnya roboh terkulai ke tanah, berkelejetan sebentar dan tewas seketika itu juga.

   Sedangkan Keng Cin sin tahu-tahu sudah berdiri kaku di hadapan si pedang emas Cia Tiong giok sekalian sambil tertawa dingin tiada hentinya, wajah yang sinis kaku memancarkan cahaya membunuh yang menggidikkan hati.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Ceng bong mi tan Ciu Khi sin tak dapat menahan diri lagi, mendadak ia bertindak, dengan cepat tangannya diayunkan ke depan, sebatang peluru sakti pemabuk sukma segera meluncurkan ke depan dengan kecepatan luar biasa.

   Sementara tubuh mereka bertiga pun bergerak mundur ke belakang secara bersama-sama.

   Tapi, ketika baru saja mereka berhasil untuk berdiri tegak, suara tertawa dingin yang mendirikan bulu roma itu tahu-tahu sudah berkumandang pula di hadapan mereka.

   Cia Tiong giok melintangkan pedang emasnya di depan dada lalu bentaknya keras-keras.

   Manusia berkerudung warna warni, dendam sakit hati apakah yang telah terjalin antara kami orang-orang Huan mo kiong dengan dirimu? Mengapa kau bersikap begitu keji dan tak berperikemanusiaan dengan membunuh sembilan orang anggota kami..."

   Sorot mata Keng Cin sin dingin kaku dan menggidikkan hati, dengan wajan kaku tanpa perasaan dia berkata seram.

   "Antara aku dengan kalian terikat dendam sakit hati yang lebih dalam dari samudra, Hmmmm! Bukan hanya kalian beberapa orang saja yang akan kubunuh, seluruh anggota Huan mo kiong di Lam hay akan kubantai semua hingga ludas"

   "Siapakah kau? Cepat katakan"' bentak si pedang emas Cia Tiong giok lagi.

   "bila kau benar-benar mempunyai dendam kesumat sedalam lautan dengan orang-orang Huan mo kiong kami, tentu saja kami akan melayanimu dengan sebaik-baiknya, cuma bila kau membunuhi orang kami tanpa sebab, maka kau harus menerima hukuman yang setimpal dari umat persilatan di dunia ini"

   Keng Cin sin mendengus sinis, dengan wajah menghina katanya. `Cia Tiong giok? Sejak kapan sih kau menjadi begitu gagah perkasa dan berjiwa adil? Mirip benar dengan perbuatan seorang pendekar besar yarg mengutamakan keadilan? Huuhhh..."

   Sekali lagi perempuan itu mendongakkan kepalanya dan mendengarkan suara tertawa anehnya yang seram dan menusuk pendengaran.

   Suara tertawa itu amat keras dan nyaring, menggetarkan gendang telinga ke tiga orang itu sehingga mereka rasakan seakanakan ada pedang tajam yang menggorek telinga nya.

   Tak tahan ke tiga orang itu melompat mundur sejauh dua langkah dengan wajah memucat.

   Mendadak Keng C in sin berhenti tertawa lalu dengan suara yang dingin menyeramkan, katanya.

   'Cia Tiong giok masih ingatkan kalian dengan seorang gadis yang telah diperkosa secara bergilir oleh kalian manusia-manusia laknat dari istana Huan mo kiong? Kalian manusia-manusia Iblis dari Huan mo kiong sudah terlalu sering memperkosa perempuan, mungkin untuk sesaat kalian tak bisa menduga siapakah diriku bukan? Baiklah.

   aku akan memberitahukan kepada kalian dengan lebih jelas lagi.

   perempuan itu telah kalian perkosa secara bergilir secara berulang kali.

   kemudian kalian letakkan tubuhnya di atas sebuah sampan kecil yang dialirkan ke tengah samudra luas"

   "Kau... kau adalah Keng Cin ......"

   Pedang emas Cia Tiong giok tak sanggup menahan diri lagi, ia menjerit kaget. Sekali lagi Keng Cin sin mendengarkan suara tertawa panjangnya yang aneh dan menyeramkan. -oo0dw0ooo-

   Jilid 30 CARA tertawanya itu seperti jeritan kuntilanak ditengah malam buta, seperti jeritan monyet diselat wu shia, begitu mengerikan, menyeramkan dan menggidik kan hati.

   Ditengah gelak tertawa itulah Keng Cin sin merobek kain kerudung bersulam tengkorak manusia itu.

   Kemudian tangannya yang lain segera mencakar pula raut wajah yang jelek dan menyeramkan itu.

   'Sreeet!" .

   Tahu-tahu ditangannya telah bertambah dengan selembar topeng kulit manusia ....

   Paras muka si Pedang emas Cia Tiong giok, Ceng hong mi tan Ciu Khi sin dam Siang bin tok ci Mao Soh sat segera berubah menjadi pucat pias seperti mayat, bibir mereka hijau membesi, sementara sepasang kaki mereka gemetar keras sekali.

   Dilihat dari sini, dapat diketahui betapa tegang, ngeri dan seramnya mereka bertiga.

   Keng Cin sin masih tetap berparas cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, rambut nya yang hitam terurai sebahu berkibar terhembus angin, diantara alis matanya yang indah nampak sepasang biji matanya yang murung dan sedih.

   Penampilan perempuan itu seperti teratai putih dalam kolam, masih nampak begitu suci bersih dan anggun.

   Kulit tubuhnya seperti juga dulu, begitu putih, bersih dan menawan hati.

   Hanya saat ini wajahnya dingin seperti es, bahkan disertai pula dengan selapis hawa pembunuhan yang menggidikkan hati.

   Sepasang matanya memancarkan sinar tajam menggidikkan, sorot mata itu memancarkan sinar buas, keji dan sadis yang membikin hati orang terasa bergidik bila memandangnya.

   Dengan suara sedingin es, Keng Cin sin berkata lagi.

   "Mimpi pun kalian tak pernah menyangka bukan kalau aku masih hidup segar bugar didunia ini? Heeh. heeeh...heeh.. sekarang tentunya kalian sudah tahu bukan perem-puan yang telah kalian gagahi secara bergilir, kini akan menuntut apa dari kalian laki-laki terkutuk? "Kalian anggap aku hanya akan merenggut jiwa anjing kalian saja? Haaa...haahha Tidak! Aku bukan hanya menginginkan jiwa kalian, aku akan melimpahkan semua penderitaan dan siksaan lahir batin yang telah dialaminya dimasa lalu ke atas tubuh kalian, bahkan akan menyuruh kalian merasakan penderitaan yang lebih hebat, siksaan yang berlipat ganda lebih dahsyat daripada apa yang pernah dialaminya dulu!"

   Ooo0dw0ooo BAB 64 KINI si pedang emas Cia Tiong giok sekalian sudah dicekam oleh perasaan tegang dan seram, mereka terbungkam dalam seribu bahasa, sebab apa yang diucapkan semuanya merupakan kenyataan.

   Dari mereka yang hadir ditengah arena sekarang, kecuali Pek ki thamcu Hee Jin bok seorang yang tak pernah memperkosanya, dalam kenyataan hampir semuanya pernah merasakan hangatnya tubuh gadis tersebut.

   Terutama sekali si pedang emas Cia Tiong giok, dialah orang pertama yang menghancur kan kehidupan yang suci, sedangkan Ceng hong mi-tan dan Siang bin tok eci merupakan orang yang mengusulkan agar gadis itu di gagahi secara bergilir oleh setiap manusia laknat yang berminat seperti seorang pelacur.

   Dengan mata kepala sendiri mereka saksikan bagaimana Hee Jin bok yang tidak ikut memperkosa gadis itupun mengalami nasib yang tragis, maka dari sini bisa dibayangkan betapa seram dan brutalnya siksaan serta penderitaan yang bakal dia limpahkan terhadap mereka semua.

   Enam orang Hiangcu yang masih berguling di tanah sambil mengerang kesakitan itu merasa makin ketakutan lagi setelah mbengetahui bahwad manusia berkeraudung warna warbni yang berada dihadapan mereka sekarang ternyata tak lain adalah Keng Cin sin, murid perempuan Kiongcu mereka.

   Kini mereka lebih putus asa, lebih ngeri dan ketakutan lagi.

   Mereka tahu, Keng Cin sin tak nanti akan merengggut nyawa mereka dengan begitu saja sehabis memotong sepasang kaki mereka, sudah pasti dia akan memberikan yang paling brutal dan paling kejam didunia ini untuk menyiksa lahir batin mereka sebelum akhirnya mencabut nyawa mereka Setelah sepasang kaki mereka dipenggal tadi, mereka masih tak ingin segera bunuh diri, mereka berusaha untuk mempertahan kan kehidupan mereka.

   Tapi sekarang, setelah menyaksikan ortang itu adalah Keng Cin sin, serta merta ingatan itupun turut lenyap tak berbekas dari dalam benak mereka.

   Daripada harus tersiksa dan menderita luar biasa sebelum mati, lebih baik menghabisi jiwa sendiri agar bisa lolos dari siksaan hidup tersebut.

   Salah seorang diantaranya keenam orang Hiangcu itu segera meronta bangun, meng-himpun segenap tenaganya kedalam telapak tangan kanan, kemudian sekuat tenaga dihantamkan keatas ubun-ubun sendiri.

   Jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memecahkan keheningan, orang itu telah menghabisi nyawa sendiri dengan batok kepalanya hancur lebur tak karuan lagi bentuknya.

   Menyusul kemudian jeritan ngeri berkumandang saling susul menyusul.

   Mengikuti jeritan ngeri tadi, enam orang hiangcu tersebut bersama-sama menghajar batok kepala sendiri sampai hancur, sementara nyawa mereka yang kotor dan penuh dosa itupun turut meninggalkan dunia yang ramai ini.

   Tak terlukiskan amarah Keng Cin sin menyaksikan orang-orang itu menghabisi nyawa sendiri, saking gusar dan mendongkolnya ia segera mendongakkan kepalanya dan tertawa seram.

   Saat itulah dalam benak si Pedang emas Cia Tiong giok bertiga terlintas satu ingatan yang sama.

   "Kabur!"

   Begitu ingatan tersebut melintbas lewat serentdak ketiga oranga itu membalikkabn badan dan melejit kearah udara.

   Arah yang diambil ketiga orang itu untuk kabur ternyata berlawanan semua, in.iah cara yang telah dilatih secara baik oleh setiap anggota istana Huan mo kiong di Lam hay.

   Dengan mengambil arah yang berlawanan didalam usahanya untuk melarikan diri, otomatis pihak lawan akan dibikin kebingungan, ini berarti paling tidak ada satu di antara mereka akan berhasil meloloskan diri dengan selamat.

   Keng Cin sin adalah anggota istana Huan mo kiong, sudah barang tentu dia pun mengetahui ciri khusus dari orang-orang Huan mo kiong untuk meloloskan diri dari bahaya tersebut.

   Pada saat ketiga orang itu akan menggerakkan badannya untuk melarikan diri ....

   Keng Cin sin tertawa dingin, tubuhnya secepat sambaran kilat menyelinap ke samping menghadang jalan pergi Ceng hong mi tan Cin Khi sin.

   Menyaksikan hal tersebut, Ceng hang mi tan Cin Khi sin berteriak keras.

   "Kalian cepat kabur, biar aku yang menghadang..."

   Sebelum dia sempat menyelesaikan perkataannya, segulung angin dingin sudah berhembus lewat, tahu-tahu jalan darah diatas tubuh Ceng hong mi tan Ciu khi sin telah tersambar oleh kebasan ilmu Hud hiat jiu hoat dari Keng Cin sin sehingga tertotok, tubuhnya kontan saja berdiri kaku seperti sebuah patung arca.

   Sementara itu, si pedang emas Cia Tiong giok dan Siang bin tok ci Mau Soh sat telah melarikan diri sejauh satu kaki lebih menuju kearah yang berlawanan.

   Ilmu meringankan tubuh Keng Cin-sin telah mencapai puncak kesempurnaan, kendatipun mereka sudah kabur lebih dulu menuju ke dua arah yang berlawanan, namun dia cukup menggerakkan tubuhnya, tahu-tahu perempuan tersebut sudah sampai dibelakang tubuh Siang bin tok ci Mao Soh sat, telapak tangan kanannya segera dikebas kan ke muka menotok jalan darahnya.

   Si pedang emas Cia Tiong giok segera memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya, dalam waktu sinrgkat dia sudah melesat sejauh lima kaki lebih dari posisi semula.

   Keng Cin sin berteriak keras, lalu tertawa terkekeh-kekeh dengan suara yang tajam memekikkan telinga.

   Tubuhnya seperti seekor bangau putih yang terbang diangkasa, dengan suatu lejitan kilat tahu-tahu dia sudah melayang diatas kepala si pedang emas Cia Tiong giok, kemudian dengan suatu gerakkan jumpalitan yang sangat indah, secara tepat sekali dia sudah menghadang jalan pergi pemuda laknat tersebut.

   Dengan nada menghina Keng Cin sin segera berkata.

   "Cia Tong giok! Katanya seorang lelaki jantan yang luar biasa? Tak tahunya penampilanmu pada hari ini sungguh memalukan, tak kusangka kalau kau cuma seorang pengecut yang bernyali begini kecil, Mengapa kau jadi ketakutan setengah mati setelah bertemu denganku? "'Bukankah kalian hendak menyerbu ke daratan Tionggoan untuk merajai dunia persilatan' Kalau kau ingin kabur sambil menggoyang-goyangkan ekor macam anjing perbuatan semacam ini benar-benar memalu kan sekali kalau memang mempunyai kepandaian mari kita bertarung dengan mati-matian"

   "Agaknya si pedang emas Cia Tiong giok mengetahui kalau keadaannya pada hari ini lebih banyak bahayanya daripada untung, 998 maka dia sudah nekad untuk beradu jiwa dengan perempuan tersebut. Dia tak percaya kalau dengan mengandal kan kepandaian silat yang dimilikinya itu, dia tak akan mampu bertahan sebanyak ratusan gebrakan dari lawannya? Sayang sekali jalan pemikirannya itu terlalu tinggi, dengan kepandaian silat yang dimilikinya sekarang, apabila dia bisa bertahan sebanyak lima gebrakan dibawah serangan gencar dari Keng Cin sin tanpa cedera, hal mana sudah dapat dikatakan hebat. Dengan suara menggeledek Si pedang emas C ia Tiong giok segera membentak nyaring.

   "Perempuan rendah!' Kau anggap aku jeri kepadamu? Pedang emas ditangannya segera diputar dengan kecepatan luar biasa lalu secepat kilat diayunkan kedepan membelah angkasa diantara kilatan cahaya tajam tahu-tahu dia sudah membabat ketubuh musuh dengan sekuat tenaganya. Dia telah bertekad untuk beradu jiwa, maka begitu melancarkan serangan, Jurus serangan yang dipergunakan olehnya adalah jurus serangan yang paling dahsyat dan keji.

   "Cia Tiong giok!, jurus seranganmu ini masih belum cukup sempurna.."

   Jengek Keng Cin sin sinis.

   Ditengah pembicaraan, tubuhnya sudah berputar dan keluar dari lingkaran cahaya pedang tersebut, kemudian telapak tangannya diayunkan kedepan, segulung tenaga serangan yang dahsyat merasuk ke dalam tulang segera menekan ke atas dadanya, memaksa Cia Tiong giok mundur sejauh dua langkah lebih.

   Dia tertawa seramn, cahaya pedangnya berputar bagaikan gulungan ombak ditengah sungai Tiangkang, dengan membawa hawa pedang yang dingin menusuk tulang, dia bendung sekeliling tempat tersebut dengan serapat-rapatnya.

   Sayang sekali Keng Cin sin bukan anak kemarin sore, kepandaian silat yang dimilikinya benar-benar amat lihay dan luar biasa sekali...

   Sekali lagi tubuh perempuan itu menerobos keluar melalui kurungan hawa pedang musuh yang berlapis-lapis itu dan menyelinap kesamping, lalu telapak tangan kirinya diayunkan ke depan menghajar jalan darah Thian ki hiat ditubuh lawan.

   "Cia Tiong giok, jurus serangan itu-itu lagi-lagi akan mendesakmu mundur sejauh tiga langkah!' ejeknya ketus. Si Pedang emas Cia Tiong giok memang menurut sekali dengan perkataannya, tiba-tiba dia membuyarkan serangan pedangnya dan mundur sejauh tiga langkah dengan sempoyongan. Oleh keadaan seperti itu, Cia Tiong giok benar-benar dibikin gusar setengah mati, pedang emasnya segera diayunkan ke atas menyambar ke bawah dengan kecepatan luar biasa, hawa pedangnya yang bergulung-gulung dan berlapis-lapis seperti bianglala diangkasa, semuanya mengancam ke atas jalan darah kematian ditubuh Keng Cin sin. Sementara itua telapak tangan kirinya juga tidak ambil diam, dengan cepat dia melepaskan segulung hawa serangan dingin yang maha dahsyat, hawa pukulan bagaikan amukan angin puyuh itu segera menggulung ke tubuh Keng Cin sin dan memaksanya miring ke samping untuk menghindar... Perlu diketahui, ilmu Pedang dari Lam hay Huan mo-kiong merupakan ilmu pedang yang tiada tandingannya didalam dunia persilatan dewasa ini. Setelah Cia Tiong giok mengeluarkan ilmu pedang gabungan dengan ilmu pukulannya yang luar biasa itu. maka kedahsyatannya menjadi berlipat ganda. Semua ancamannya boleh dibilang cukup menggetarkan sukma setiap orang. Hawa napsu membunuh segera menyeli-muti seluruh wajah Keng Cin sin, dengan suara dingin ujarnya kemudian.

   "Di dalam serangan yang akan kulancarkan kali ini, aku akan menggunakan tenaga pukulanku untuk memaksamu mundur sejauh satu kaki lebih ....!"

   Sembari berkata, telapak tangan kanannya berputar dan melontarkan pukulan dengan suatu gerakan yang sangat aneh, hawa pukulan seperti rentetan suara bunyi mercon yang meledak diangkasa, dengan cepatnya meluncur ke udara dan menyongsong kedatangan hawa pedang serta angin pukulan lawan yang luar biasa itu.

   "Blaammm...!"

   Suatu ledakan dahsyat yang memekikkan telinga segera berkumandang memecahkan keheningan.

   Si Pedang emas Cia Tiong giok mendengus tertahan, tubuhnya benar-benar terpental sejauh satu kaki lebih dari posisi semula.

   Hawa pukulan yang menyebar ke empat penjuru segera berputar kencang mencipta kan desingan angin berpusing yang menderu- deru.

   Tubuh Keng Cin sin berputar, dan berkelebat seperti sambaran bayangan setan, telapak tangan kirinya kembali diayunkan ke depan sembari membentak keras.

   "Sekarang, kau harus mundur lagi sejauh dua kaki!"

   Segulung hawa pukulan yang aneh dan lembut menyusul perkataan tersebut meluncur keluar seperti bendungan air sungai yang jebol.

   Hawa serangan yang memiliki kekuatan luar biasa itu, dengan membawa kekuatan dahsyat seperti gulungan ombak ditengah samudra segera menggulung tiba dari sudut-sudut yang aneh dan luar biasa, kemudian menyusup melalui setiap celah sempit diudara yang berada disekeliling sana....

   Hawa kekuatan yang mengerikan sungguh menggetarkan sukma setiap orang yang kebetulan menyaksikannya.

   Setelah termakan oleh pukulan yang maha dahsyat tadi, sesungguhnya si pedang emas Cia Tiong giok sudah merasakan hawa darah didalam dadanya bergolak keras, tak terlukiskan rasa terkesiapnya dan setelah melihat datangnya hawa serangan yang begitu dahsyat menerkam dirinya lagi.

   Sambil menjerit kaget, buru-buru dia melompat mundur sejauh dua kaki ke belakang.

   Serangan yang dilancarkan Keng Cin sin sekarang sungguh aneh sekali, kekuatan tersebut memaksa musuhnya hanya bisa melompat mundur ke belakang dan tak mungkin melejit ke samping untuk meloloskan diri dari ancaman mana.

   Begitulah, menyusul dilontarkannya serangan yang maha dahsyat tadi, Keng Cin sin ikut pula melompat maju ke depan, katanya kemudian sambil tertawa dingin.

   'Setelah melompat mundur kembali keposisi semula, maka kau pun tak usah pergi kemana-mana lagi.

   silahkan saja berdiri terus untuk selamanya disini! "

   Si Pedang emas Tiong giok tahu kalau nasib jelek telah berada didepan mata, dia mendengus gusar, pedang emasnya segera diputar menciptakan cahaya bintang yang segera mengurung seluruh jalan darah penting di tubuh Keng Cin sin.

   Melihat datangnya jurus serangan tersebut Keng Cin sin segera memutar tubuhnya dan menyelinap ke sisi kiri lawan.

   Waktu itu Cia Tiong giok masih tetap berdiri tegak di posisi semula, tiba-tiba pedang emasnya direndahkan ke bawah lalu melalui suatu sudut yang aneh dia berbalik menusuk jalan darah gi hi hiat serta seng tiong hiat ditubuh lawan.

   Perubahan jurus ini dilakukan dengan suatu gerakan yang aneh, ganas, buas dan membuat orang lain sama sekali tak menduganya.

   Sementara itu, selisih jarak antara ke dua belah pihak sudah semakin bertambah dekat, gerakan tubuh yang dilakukan juga semakin cepat, nampaknya Keng Cin sin segera akan terkena sambaran cahaya emas lawan..

   Mendadak terdengar suara benturan nyaring yang memekikkan telinga...

   Bersama itu juga, cahaya emas yang berkilauan di angkasa tadi lenyap tak berbekas.

   Entah terkena ilmu serangan apakah yang digunakan oleh Keng Cin sin, tahu-tahu pedang emas ditangan Cia Tiong giok sudah kena terhajar sampai jatuh ketanah, malahan jalan darahnya kena disambar pula sehingga tubuhnya berdiri kaku bagaikan sebuah patung arca.

   Selisih jaraknya dengan Cong hong mi tan Ciu Khi sin yang berdiri kaku itu tak lebih hanya delapan depa.

   Dengan kening berkerut dan wajah menunjukkan sikap buas dan kejam, Keng Cin sin berkata dengan suara dingin.

   "Sekarang, aku akan mempersilahkan kau untuk menyaksikan dulu, bagaimana caraku menjatuhi hukuman yang paling kejam atas diri Ceng hong mitan serta Siang bin tok ci! Seusai berkata, pelan-pelan Keng Cin sin berjalan menuju kesampinq Siang bin tok ci yang berada sejauh satu kaki di depan sana, telapak tangannya segera diayunkan dan segulung tenaga lembek segera mendorong tubuh Mao Soh sat tersebut menggelinding kearah dimana kedua orang rekan lainnya berdiri kaku. Ketika Keng Cin sin menggaet dengan ujung kaki kirinya, tubuh Siang bin tok ci Mao Soh sat pun berdiri kaku kembali disitu. Sekarang posisi dari mereka bertiga membentuk sudut segi tiga, enam buah mata saling berpandangan satu sama lainnya dengan jelas sekali ..... Perasaan tegang dan seram menghadapi saat kematian dengan jelas tertera diatas wajah-wajah mereka.. Sikap tersebut terlihat lebih jelas lagi dari balikkeenam sorot mata mereka yang sayu itu. Dengan pandangan yang tajam Keng Cin sin memperhatikan sekejap wajah ketiga orang itu, kemudian ujarnya sambil tertawa dingin.

   "Bagaimana? Dengan perbuatan kalian manusia-manusia laknat yang tak takut langit tak takut bumi, perbuatan jahat apa pun berani dilakukan semaunya sendiri, apakah sekarang menjadi ketakutan mengha-dapi saat kematian kalian. Mengapa tidak kaliaan pikirkan sekarang, disaat kalian hendak membunuh orang lain, bagai manakah perasaan korban-korban kalian menjelang saat ajalnya? "Inilah yang dinamakan pembalasan! Karena kalian terlalu kejam, terlalu buas dan tak berperi kemanusiaan, maka akupun tak akan membiarkan kalian mampus secara gampang dan enak.

   "Waktu itu, tentunya kalian tak pernah menyangka bukan, kalau aku bisa berumur begini panjang.

   "Terus terang kuberitahukan kepada kalian, mungkin roh-roh dari para perempuan lain yang mati karena kalian perkosa telah membantuku secara diam-diam, maka kini aku memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menjatuhkan hukuman atas diri kalian semua.

   "Aku bersumpah akan meratakan istana Huan mo kiong dengan tanah, akan kubantai setiap manusia laknat yang berada di situ hingga ludas, tak seorang pun diantara mereka yang akan kubiarkan hidup dengan bebas merdeka"

   Perasaan kaget, ngeri dan seram memancar keluar dari balik mata ketiga orang itu, paras muka mereka menjadi pucat pias seperti mayat'.

   Si pedang emas Cia Tiong giok paling seram keadaannya, noda darah meski membasahi ujung bibirnya, rambutnya kusut terurai tak karuan wajahnya menyeringai seram.

   Jalan darah mereka sekarang subdah tertotok, tdak mungkin bagia mereka untuk mbencaci maki kalang kabut.

   yang bisa mereka lakukan kini hanya memutar biji matanya kesana kemari dengan wajah mengerang keras .....

   Berada dalam keadaan seperti ini, mereka hanya bisa pasrah kepada nasib, terserah perbuatan dan siksaan apa saja yang akan dilimpahkan keatas bahu mereka.

   Dengan suara sedingin es, Keng Cin sin berkata lagi.

   "Tentu saja aku dapat menjatuhi hukuman kepada mereka sesuai dengan berat ringannya kesalahan yang telah mereka lakukan.

   "Kalian bertiga merupakan manusia-manusia keji yang berdosa paling besar, kalianpun harus tahu, hukuman macam apakah yang bakal kalian terima atas perbuatan yang pernah kalian lakukan selama ini!"

   Keadaan dari Keng C in sin pada saat ini tak ubahnya seperti seorang raja akhirat, seorang raja akhirat yang sedang memeriksa roh-roh berdosa..

   Pelan-pelan dia berjalan maju ke hadapan Ceng hong mi tan Cin Khi sin, kemudiam ujarnya sambil tertawa dingin.

   "Ciu Khi sin, kau dan Mao Soh san akan mengalami nasib yang sama.

   "Tentunya kalian tahu bukan kalau dalam dunia persilatan terdapat semacam ilmu-ilmu menyiksa badan yang dinamakan Khi im ciok meh (memintir urat memotong nadi)?"

   Begitu mendengar nama tersebut, paras muka Ceng hong mi tan dan Siangbin tok ci berubah hebat sekali, rasa kaget, seram dan benci bercampur aduk diatas wajah mereka. Keng Cin sin tertawa rendah, kembali ujarnya.

   "Kalian tak usah kuatir, aku tak mempergunakan ilmu Khi im ciat meh untuk menghukum kalian, tapi akan kugunakan ilmu menyiksa badan yang sepuluh kali lipat lebih keji dari ilmu Kim ciat meh itu untuk menghukum kalian semua.

   "Kepandaian tersebut merupakan hasil ciptaanku sendiri, aku menyebutnya sebagai ilmu Cui si san hun (Melumat mayat penghancur sukma).

   "Tentunya kalian merasakan kalau nama tersebut kelewat seram bukan.....? Hmm, seperti apa yang kalian saksikan dengan kebdua orang hiangdcu tadi, merekaapun merasakan iblmu melumat mayat penghancur sukma tersebut cuma saja mereka merasakan cincangan tersebut setelah menemui ajalnya, sedangkan kalian akan merasakan cincangan tersebut disaat kalian masih hidup"

   Setelah mendengar perkataan tersebut, Ciu Khi sin maupun Mao Soh sat merasakan hatinya amat terkesiap, wajahnya mengejang keras dan menunjukkan penderitaan serta siksaan batin yang luar biasa..Bibir mereka bergerak seperti ingin mengucapkan sesuatu, namun tak sepatah katapun yang mampu diutarakan keluar.

   Mereka seolah-olah hendak berkata begini.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Keng Cin-sin, mengapa kau bersikap begitu kejam dan tak berperikemanusiaan. Tampaknya Keng Cin sin memahami maksud hati mereka, ujarnya sambil tertawa dingin.

   "Untuk menghadapi manusia-manasia laknat seperti kalian, aku harus menggunakan cara yang paling keji pula untuk menyiksa kalian, dengan begitu semua dosa dan kesalahan yang pernah kalian lakukan baru memperoleh pembalasan yang setimpal! Dan didalam penitisan sekalian yang akan datang, tak berani melakukan kejahatan lagi.

   "Sewaktu kalian menyiksa diriku tempo hari, apakah kalian tidak merasa kalau perbuatan kamu semua itu jauh lebih kejam dan tak berperi kemanusiaan daripada yang kulakukan sekarang.

   "Tahukah kalian?. Semenjak aku kehila-ngan kesucian badanku, selama hidup aku tak dapat mencuci bersih aib serta noda yang melekat diatas tubuhku? Sekalipun aku telah membalas dendam kepada kalian sekarang. namun kebahagian hidupku kini telah kalian hancurkan? "Oleh sebab itu, kalian harus menerima siksaan dan penderitaan ini dengan berani, sebab dengan begitu maka roh kalian setelah mati nanti akan bebas dari siksaan dan penderitaan"

   Selesai mendengarkan perkataan itu, paras muka mereka yang pucat pias itu berubah semakin mengenaskan, kulit muka mereka mengejang keras penuh penderitaan, mata menjadi merah dan rambut terurai kaku, keadaan mereka sungguh mengerikan sekali.

   Si Pedang emas Cia Tiong giok pun sadear, apalagi setelah mendengar perkataan Keng Cin sin yang keji dan tidak berperasaan itu, dia mengerti bahwa siksaan yang akan diterima olehnya sudah pasti berrlipat kali lebith hebat daripadqa siksaan yang rdi terima rekan-rekannya.

   Tapi jalan darahnya sekarang tertotok, dia sudah tak mampu bergerak lagi, dalam keadaan begini, dia hanya berdoa dalam hati kecilnya, moga- moga ada orang yang datang kesitu dan menyelamatkan jiwanya.

   Keng Cin sin sendiri boleh dibilang sudah tidak mengenal belas kasihan lagi terhadap musuh-musuh besarnya itu, sebab penderitaan dan siksaan yang telah diterimanya selama ini benar-benar terlalu keji dan tak kenal ampun.

   Ujarnya kemudian sambil tertawa dingin.

   "Ceng hong mi tan, siang bin tok ci sekarang dipersilahkan kalian rasakan bagai mana nikmatnya ilmu Cui sui san hun tersebut!' Selesai berkata, sepasang telapak tangan nya beruntun menotok beberapa buah jalan darah di tubuh kedua orang itu, kemudian telapak tangan kanannya menambahi dengan sebuah tekanan berat keatas jalan darah Khi pay hiat mereka. Tentu saja Ceng hong mi tan dan Siang bin tok-ci tak mampu untuk menghindarkan diri dari serangan maut tersebut, mereka hanya bisa pasrah pada nasib dan menerima hukuman tersebut. Pada saat Keng Cin sin memberi tekanan dahsyat diatas jalan darah Khi hay hiat mereka itulah..... Kedua orang tersebut segera merasakan didalam urat nadi mereka seperti timbul suatu kekuatan yang seolah-olah mencabik-cabik seluruh isi perutnya, peredaran darah pentingnya jadi terrsmbat dan didalam tubuh mereka seakan-akan muncul berjuta- juta ekor semut gatal yang menggigit sekujur tubuh mereka, sakitnya bukan kepalang. Penderitaan semacam ini sungguh tak terlukiskan dengan kata- kata, seakan-akan terdapat sebilah pedang tajam yang mencong-kel urat dan otot tubuh mereka, kemudian mencincangnya sedikit demi sedikit. Peluh dingin sebesar kacang kedelai bercucuran keluar dengan cepatnya dari balik pori-pori diseluruh tubuhnya.... Wajah yang memucat kian memucat, matanya terbelalak lebar, bibirnya terkatup rapat, wajah mereka yang sesungguhnya sudah nampak mengerikan, kini berubah semakin seram. Keng Cin sin segera tertawa dingin, katanya kemudian.

   "Di dalam istana Huan mo kiong terdapat lima macam siksaan yang kejam, tentu saja kalian pun mempunyai cara ilmu menotok jalan darah untuk menyiksa orang, sekarang silahkan kalian bandingkan sendiri, bagai mana kah andaikata ilmu Cui si san hun milikku ini dibandingkan dengan berbagai macam alat siksaan didalam Huan mo kiong? "Sekarang, tentunya kalian sudah merasakan kenikmatan bukan? Terus terang kuberitahukan kepada kalian, apa yang kalian resakan sekarang tak lebih baru pembukaan, baru awal dari suatu penderitaan yang berkepanjangan, mengikuti berubahnya waktu, kalian akan merasakan penderitaan yang lebih nikmat dan lebih asyik!"

   Baru saja dia selesai berkata, kejangan diatas wajah ke dua orang itu sudah makin menghebat, penderitaan yang mereka rasakan pun berlipat ganda, peluh bercu-curan seperti air hujan, sementara suara rintihan dan erangan kesakitan merupai jeritan binatang buas.

   Ternyata, didalam tubuh mereka sekarang mulai merasakan suatu jenis siksaan yang lain.

   Kini, mereka rasakan hawa darah yang mengalir terbalik ditubuh mereka mulai bergolak kencang dan mengalir dengan derasnya menuju ke arah paru-paru.

   Tumbukan, terjangan dan pergolakan yang menghebat dari hawa darah tersebut membuat mereka merasakan penderitaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata, apa lagi setelah merasakan tenaga gelombang dahsyat yang menerjang tiada hentinya, membuat kedua orang itu merasakan kesakitan luar biasa.

   Bukan hanya begitu saja, kuilt dibadan ikut terasa tersayat-sayat pisau, tulang belulangnya menjadi linu dan sakit bagaikan mau retak dan hancur...

   Dari dalam urat nadi maupun jalan darahnya terasa pula rasa linu, gatal dan kaku yang menghebat, seolah-olah digigit oleh semut yang berjuta ekor banyaknya.

   Kalau penderitaan tersebut dapat dilukiskan maka siksaan tersebut mungkin beratus-ratus kali lebih hebat daripada siksaan di dalam neraka tingkat delapan belas.

   Sekarang, sepasang biji mata mereka melotot keluar dan memancarkan sinar lemah mohon belas kasihan, seolah-olah mereka sedang berkata begini.

   "Berbuatlah kebajikan untuk kami, berikanlah kematian yang utuh untuk kami... Keng Cin sin sama sekali tidak beriba hati, wajahnya masih dingin seperti es, katanya dengan suara menyeramkan. Kini, siksaan yang sebenarnya dari ilmu melumat mayat penghancur sukma sudah akan dimulai."

   "Sekarang, dari dalam tubuh kalian mulai merasakan suatu perasaan yang sukar ditahan bukan? Bukankah diantara daging dan kulit tubuh kalian seperti ada binatang yang sedang merambat sambil menggigit.? "Haahhh.. haaahhh... haaahhh... aku tahu, kalian merasakan adanya jarum yang sedang menusuk-nusuk tubuh bukan? Seolah-olah terdapat beberapa juta ekor ulat gatal yang sedang merambat lewat...?"

   Penderitaan yang dialami dua manusia laknat itu memang makin mencapai pada puncaknya, rasa sakit, gatal datang secara beruntun dan bersambungan, malahan makin lama semakin bertambah dahsyat ....

   Sesudah hening sesaat, Keng Cin sin berkata lagi dengan suaranya yang dingin menyeram kan.

   "Bagaimana? "Merasa kegatalan? Kalau begitu aku akan mengarukkan untuk kalian!' Selesai berkata, Keng Cin sin mengambil pedang emas milik Cia Tiong giok itu dari atas tanah dan mulai menusuk seluruh tubuh mereka. Dimana ujung pedang tersebut menyambar, pakaian robek dan darah segar bercucuran keluar. Dengan mengucurnya darah tersebut, tampaknya mereka merasa agak baikan, hanya rasa sakit yang tak terlukiskan dengan kata-kata muncul kembali secara beruntun. Kini, mereka seakan-akan merasa kalau garukan yang dilakukan dengan menggunakan ujung pedang tersebut kurang nikmat. Keng Cin sin tertawa dingin lagi, ejeknya.

   "Bagaimana? Kurang nikmat rasanya? Sayang sekali aku tak bisa menusukkan pedang ini lebih keras lagi, sebab dengan begitu maka permainan bagus akan segera berakhir .... hmmm, begini saja, garuklah dengan menggunakan sepasang tangan kalian"! Sembari berkata, Keng Cin Sin menggerak kan tangannya dengan cepat untuk membebaskan totokannya pada jalan darah sepasang lengan ke dua orang itu. Perlu diketahui, semua totokan jalan darah yang dilakukan oleh Keng Cin sin itu boleh dibilang dilakukan dengar suatu ilmu totokan khusus, sekarang boleh dibilang dia telah mengendalikan setiap alat didalam tubuh mereka. Seperti juga totokannya itu, serasang jalan darah diatas pipi mereka, hal ini dilakukan untuk mencegah mereka menggigit putus lidah sendiri dengan giginya hingga mati?. Ia menotok pula jalan darah bisu mereka agar mereka tak bisa berbicara namun hanya bisa mengerang kesakitan. Dan sekarang, dia telah membebaskan totokannya pada jalan darah diatas lengan mereka, itupun hanya dibatasi dengan sejumlah kekuatan yang cuma bisa dipakai untuk merobek kulit badan sendiri dengan garukannya, dalam keadaan begini mereka tak mampu untuk menghimpun tenaga dalam nya guna dipakai untuk bunuh diri. Begitu Keng Cin sin membebaskan totokannya pada jalan darah diatas lengan mereka, suatu kenyataan yang tak bisa di percayai dengan akal sebat pun mulai ber langsung didepan mata. Rupanya mereka berdua sudah tak mampu lagi untuk menahan rasa gatal yang menyiksa didalam tubuh mereka, begitu tangannya bisa bergerak, merekapun segera menggerakan sepasang tangannya yang berotot pada menonjol keluar dengan kelima jari tangannya yang terpentang seperti cakar garuda itu. Bahkan dengan cakar tersebut sekuat tenaga mereka mulai mencakari dada sendiri, garis-garis merah yang panjang segera bermunculan dimana-mana, sementara darah segar pun bercucuran membasahi tubuhnya.. Seluruh badan mereka mulai gemetar keras, hal ini menandakan kalau garukan mereka diatas dada tadi menimrbulkan kenikmattan yang tak terqkirakan bagi orrang-orang itu. Sekarang seolah-olah mereka sudah tak mampu untuk melawan pancingan itu lagi, sepasang tangannya mulai menggaruk dan mencakar bagian lain dari tubuhnya dengan penuh bernapsu. Dari dada kini beralih keperut, kemudian beralih lagi ke atas wajah sendiri... Dalam waktu singkat, seluruh tubuh mereka sudah tak ada yang utuh lagi, darah segar mengucur keluar dari mana-mana, kulitnya pada robek dan merekah, keadaan nya mengerikan hati. Keadaan seperti itu membuat tampang wajah mereka berubah menjadi menyeram kan, jauh lebih seram dari pada wajah setan iblis. Hampir kalap si pedang emas Cia Tiong giok setelah menyaksikan keadaan rekan- rekannya yang mengerikan hati itu, kalau bisa dia ingin berteriak-teriak keras atau kalau bisa kabur, dia ingin melarikan diri sekencang-kencangnya meninggalkan tempat yang terkutuk itu. Sayang sekali tubuhnya kaku dan sama sekali tak mampu berkutik, dia harus tetap berdiri diposisi semula sambil menyaksikan berlangsungnya siksaan yang terjadi yang belum pernah disaksikan olehnya selama hidup di dunia ini. Kenikmatan yang tak terlukiskan dengan kata-kata itu seakan- akan datangnya bagai kan sumber mata air, mengikuti garukan ke sepuluh jari tangan mereka, seperti gulungan ombak disamudra saja, makin lama datangnya semakin menghebat. Tapi .... kesemuanya itu hanya terjadi di luar saja. 'Dalam waktu singkat daging tubuh mereka dibawah kulit yang telah hancur bermun-culan diantara tulang belulang berwarna putih, rasa sakit yang luar biasa mulai bermunculan pula menyelimuti tubuh mereka berdua. Dimana kesepuluh jari tangan mereka menggaruk lewat pancuran darah segar berhamburan kemana-mana. Penderitaan baru sekali lagi mengurung mereka dan mencekam mereka berdua makin lama siksaan itu semakin kuat, semakin keras dan dahsyat. Penderitaan tak tertuliskan yang datangnya makin menghebat itu, membuat mereka tak sanggup lagi untuk mempertahankan diri. Dalam tubuh mereka seakan-akan muncul segulung daya tekanan dahsyat yang seperti hendak mengepres mereka jadi hancur, seperti hendak melumat tubuh mereka sehingga hancur berkeping-keping. Tulang belulang ditubuh mereka sudah linu dan sakit, bagaikan hendak retak dan hancur, lalu melumat menjadi hancuran kecil-kecil yang beribu- ribu banyaknya. Keadaan seperti ini, memang tak salah lagi jika dikatakan sebagai melumat mayat penghancur sukma. Mereka sendiri yang menghancur lumatkan tubuh sendiri hingga hancur, mereka sendiri pula yang melumat sukma sendiri sehingga punah dan buyar. Namun penderitaan yang berbeda dari setiap bagian tubuhnya itu bukan lenyap karena keadaan tersebut. malahan sebaliknya mengikuti datangnya sang waktu, makin lama semakin bertambah dahsyat, seolah-olah penderitaan itu baru akan berakhir apabila nyawa mereka sudah melayang meninggalkan raganya. Sepasang biji mata mereka sudah melotot keluar, dari balik mata tersebut memancar keluar sinar mohon pengampunan yang tak terlukiskan dengan kata-kata, sepertinya mereka mohon diberi kematian secepatnya. Keng Cin sin mendengus dingin, sorot matanya yang dingin dan keji hanya memandang sekejap ke tubuh mereka. Pada waktu itu, pakaian yang mereka kenakan sudah hancur tak berbentuk lagi, pada hakekatnya mereka sudah berada dalam keadaan telanjang bulat. Darah kental membasahi seluruh tubuhnya dan mengucur keluar tiada hentinya, daging yang hancur, tulangnya yang menonjol keluar dicampur dengan bau amisnya darah, membuat udara disitu berbau busuk sekali. Menyaksikan kesemuanya ini, Keng C in sin seperti memperoleh sedikit kepuasan, ujar nya kemudian sambil tertawa dinginb.

   "Silahkan kaldian menggaruk taerus tubuh kaliban sampai hancur, silahkan menggaruk seluruh bagian badan kalian sampai punah, darah yang mengucur keluar pun sampai habs, sebelum kalian mampus karena kehabisan darah..."

   Berada dalam keadaaa demikian, ia benar-benar kejam sekali.

   Ya, keadaannya sekarang ibarat seekor binatang buas yang terluka, ganas sekali tiada perasaan belas kasihan.

   walau hanya sedikitpun juga.

   Beginikah wataknya yang sebenarnya? Tidak, tentu saja tidak! siksaan dan penderitaan hebat yang pernah dialaminya yang membuat dia berubah menjadi begini rupa.

   Cuma, tindakan keji dan buas seperti itu, hanya khusus ditujukan kepada musuh- musuh besarnya.

   khususnya terhadap manusia-manusia laknat yang pernah menodainya.

   Ceng hong mi tan dan Siang bin tok ci kembali memandang kearah Keng Cin sin dengan sorot mata minta ampun.

   Dibalik sorot mata tersebut, penuh diliputi perasaan yang sedih yang tak terlukiskan.

   Mereka seperti merasa menyesal sekali, menyesal yang tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Yaa mereka memang sangat menyesal, menyesal atas perbuatan yang pernah mereka lakukan selama ini, sayang sekali keadaan sudah terlambat.

   Baru pertama kali ini mereka menyadari kalau perbuatan yang telah mereka lakukan selama ini sesungguhnya merupakan suatu perbuatan yang amat terkutuk, merekapun merasakan pula bahwa selama ini mereka sudah terlalu banyak melakukan kejahatan dan kebuasan.

   Sorot mata Ceng hong mi tan dan Siang bin tok ci yang penuh memohon belas kasihan itu tiba-tiba berubah menjadi rasa penyesalan yang amat mendalam.

   Sepasang tangan mereka yang menggaruk seluruh badan itu pun pelan-pelan terkulai lemas, mungkin mereka sudah tak bertenaga lagi untuk menggaruk, seakan-akan juga mereka telah menyadari akan makna yang sebenarnya dari suatu kehidupan, kegembiraan yang muncul didalam hati seakan-akan telah menutupi siksaan hidup dari tubuhnya.

   Yaa, dalam hati kecil mereka mbemang muncul keddua perasaan seamacam itu hampibr bersamaan waktunya.

   Saat menjelang berakhirnya kehidupan mereka didunia ini, untuk pertama kalinya mereka merasa menyesal dan bertobat.

   Sekarang mereki sadar, kehidupan manusia didunia ini adalah suatu kehidupan yang tak adil.

   Tapi kematian selamanya berlaku adil terhadap setiap insan manusia di dunia ini.

   Sebab, cepat atau lambat maut akan te'tap menggapai kepadamu, entah kau sedang berada didalam rombongan orang banyak atau sedang bersembunyi disuatu tempat yang rahasia, tiada manusia didunia ini yang bisa terhindar dari kematian.

   Dan disaat ajal sudah hampir tiba, dia pun tak akan memberikan pilihan apa-apa kepadamu.

   Yang ada hanya perbedaan antara mati dalam ketenangan dan mati dalam kesadisan.

   Begitulah kehidupan manusia didunia ini, tak sedikit mereka yang jahat seringkali menjadi sadar dan menyesal atas dosa-dosanya setelah merasakan siksaan dan penderitaan menjelang saat tibanya ajal yang akan merenggut nyawa mereka..Hanya sayang, pada waktu itu selalu terlambat, karena kehidupan mereka akan segera berakhir.

   Di dalam keadaan seperti inilah Ceng hong mi tan Ciu Khi sin dan Siang bin tok ci Mao Soh sat mengakhiri kehidupan mereka yang penuh dosa dan kejahatan itu, mereka tewas karena kehabisan darah, tubuh mereka yang kaku pun segera roboh terkapar ditanah dan tak berkutik lagi untuk selamanya.

   Hanya bedanya saja, menjelang saat kematian tersebut, mereka tidik memperde-ngarkan jeritan kesakitan lagi.

   mereka mati di dalam ketenangan dan kedamaian.

   Dengan wajah yang dingin kaku tanpa perasaan, Keng Cin sin memaadang sekejap ke atas mayat mayat yang menggeletak kaku di tanah itu.

   Sesaat kemudian ....

   Pelan-pelan dia membalikkan badannya, sorot mata yang tajam bagaikan sembilu kini dialihkan ke atas wajah si pedang emas Cia Tiong giok.

   Begitu sepasang mata pedang emas Cia Tiong giok bertemu dengan sepasang mata nya, ia merasakan kengerian dan keseraman yang jauh melebihi kematian, dari dalam tubuhnya seakan-akan darah mulai bercucuran keluar...

   Sorot mata Keng Cin sin itu, bagaikam beribu bilah pedang tajam yang menusuk hatinya...

   "Sekarang, tiba giliranmu untuk menerima bagian hukuman yang setimpai dengan dosa-dosamu!"

   Kata Keng Cin sin dingin. Ucapan yang kaku tanpa perasaan, menimbulkan perasaan yang mengerikan dihatinya, membuat bulu kuduknya pada bangun berdiri. Kembali Keng Cin sin berkata.

   "Kau adalah pentolan dari semua dosa dan penderitaan ini, maka pembalasan yang harus kau rasakan berlipat kali lebih keji dari pada mereka semua.

   "Aku ingin bertanya kepadamu, siksaan apakah yang merupakan siksaan paling buas di dunia ini? "Apakah siksaan seperti mereka itu? Menderita hebat kemudian mati ...? Tidak, bukan! Penderitaan yarg mereka rasakan itu hanya bersifat sementara, bukan suatu penderitaan yang selamanya..."

   Dari perkataan tersebut, dengan cepat si pedang emas Cia Tiong giok dapat menarik kesimpulan siksaan dan penderitaan macam apakah yang akan diberikan kepadanya itu? Ia membenci, dia benar-benar membenci.

   Dia tidak menyesali melainkan membenci kepada diri sendiri, dia membenci kepada sendiri mengapa tidak melimpahkan siksaan yang lebih hebat terhadap perempuan tersebut dimasa lalu.

   kesemuanya itu segera terpancar keluar dari balik matanya yang melotot besar itu....

   Sorot matanya dipenuhi dengan perasaan marah, menyesal, benci dan mendendam.

   Kembali Keng Cin sin berkata dengan suara sedingin es.

   "Gara-gara perbuatanmu, hidupku menjadi tersiksa, menjadi menderita untuk selama-lamanya, kau telah memberikan penderitaan yang berkepanjangan kepadaku, oleh sebab itu sekarang aku pun akan memberikan penderitaan sepanjang hidup untukmu. Aku tetap akan mempertahan hidupmu, agar selama hidup kau merasakan siksaan dan penderitaan tersebut. ' Heehhh...heeehhh ...heehhh... tahukah kau, penderitaan dan siksaan macam apakah yang akan kulimpahkan kepadamu?"

   Mendengar kalau ia tak akan dibiarkan mati, si Pedang emas Cia Tiong giok segera berpikir.

   "Bajingan perempuan. asal kau membiar kan aku hidup, maka dendam kesumat ini pasti akan kutuntut kembali disuatu saat, aku hendak menghancur lumatkan dirimu, akan kucincang tubuhmu menjadi berkeping-keping, agar sebelum ajalmu tiba, kau akan merasakan siksaan dan penderitaan yang lebih hebat lagi daripada apa yang pernah kau terima dulu..."

   Keng Cin sin seperti dapat membaca suara hatinya itu, sambil tertawa dingin ia berkata.

   "Cia Tiong giok, lebih baik mati nyaman daripada hidup tersiksa bukan? Jika kau berpendapat demikian maka anggapanmu itu keliru besar, aku akan membuatmu setengah mati setengah hidup, agar selama hidup kau tak akan bisa membalas dendam lagi"

   Mendengar perkataan ini, Cia Tiong giok menjadi lemas dan sedih, dia tak tahu hukuman semacam apakah yang bisa membuatnya setengah hidup setengah mati? Mencorong sinar kebuasan dan penuh dendam yang meluap dari balik mata Keng Cin sin, katanya kemudian keras-keras.

   "Aku akan merusak kesadaran otakmu, lalu kupotong kaki- kakimu itu. Akan kupotong otot dan nadi pada sepasang tanganmu. Kupotong lidahmu agar tak bisa berbicara. Ku korek gendang telingamu agar kau tuli untuk selamanya. Kupotong hidungmu agar kau nampak seram. Lalu kucokel sebuah biji matamu. Dan kuhancurkan raut wajahmu itu. Kemudian kuberi sebuah pukulan beracun keatas tubuhmu, agar setiap hari kau merasa tersiksa untuk satu jam lamanya"

   Selesai mendengar perkataan itu, si pedang emas Cia Tiong giok segera menjerit keras bagaikan orang bgila, hatinya bdetul-betul hancaur remuk hinggab tak berwujud lagi.

   Siksaan semacam ini benar-benar kelewat keji dan sama sekali tak berperi-kemanusiaan.

   Siksaan semacam ini benar-benar merupakan siksaan yang paling brutal di dunia ini.

   Dari sini dapat diketahui betapa bencinya Keng Cin sin terhadap orang itu, sebab kebersihan tubuhnya dan kebahagiaan hidupnya telah dihancurkan olehnya.

   Dengan suara yang menyeramkan ia segera berteriak.

   "Sekarang, aku akan menghancurkan pikiranmu, agar kau menjadi orang sinting, orang yang tak berotak"

   Ditengah bentakan, jari tangan Keng Cin sin yang putih itu secara beruntun menotok tiga kali keatas belakang kepalanya.

   Menyusul kemudian...

   Keng Cin sin mengayunkan tangan kanannya, sekilas cahaya emas berkelebat lewat disusul jeritan kesakitan yang memilukan ha-ti berkumandang memecahkan keheningan.

   Kaki kiri Cia Tiong giok sebatas lutut telah terbabat putus oleh pedang emas itu hingga seluruh tubuhnya roboh terjungkal ke tanah.

   Keng Cin sin tak menginginkan dia mati, maka dengan cepat dia menotok beberapa buah jalan darah disekitar kaki kirinya itu, agar darah yang mengucur keluar segera berhenti.

   Kemudian....

   Dengan suatu gerakan cepat Keng Cin sin memotong semua otot yang berada di tangannya, agar dia tak bisa bunuh diri.

   Dia pun memotong lidahnya agar dia tak dapat berbicara.

   Kemudian secara beruntun dia memotong telinganya, menyodok pecah kendang telinga tersebut, memotong hidungnya dan mencokel mata kirinya.

   Dengan pedang dia pun mencincang wajahnya yang tampan sehingga hancur tak berwujud.

   Akhirnya dia melepaskan sebuah pukulan beracun Jian tok im- kang di atas tubuhnya.

   Ilmu pukulan beracun ini tak akan membuat orang menjadi mampus, tapi akan mendatangkan siksaan dan penderitaan yang luar biasa, setiap hari akan kambuh selama satu jam.

   Gelak tertawa yang seram dan menusuk pendengaran segera berkumandang memenuhi seluruh angkasa.

   Akhirnya Keng C in sin berangkat meninggalkan tempat itu.

   Walaupun dia telah melampiaskan perasaan dendam dan bencinya, namun semua perbuatannya itu tidak mendatangkan manfaat apa-apa terhadap kesucian tubuhnya.

   Didengar dari gelak tertawanya yang menyeramkan, dapat disimpulkan betapa sedih dan pilunya hati perempuan itu.

   Mayat yang hancur berserakan dimana-mana, darah kental melapisi seluruh permukaan tanah, hanya sesosok tubuh yang masih berkelejitan tiada hentinya, Itulah tubuh dari si pedang emas Cia Tiong giok, sekarang dia sedang menjalani siksaan hidup yang paling keji dan paling brutal ..

   ...

   Walaupun dosa dan penderitaan tersebut harus diterimanya sebagai buah dari semua kejahatan dan kebusukan yang pernah dilakukannya selama ini.

   Tapi kebrutalan, kekejaman, kesadisan serta kebuasan yang tertera didepan mata sekarang, cukup membuat orang merasa tak tega dan ngeri.

   Siapa pun akan merasakan bulu romanya pada bangun berdiri setelah menyaksikan keadaan disitu, siapapun akan merasakan hatinya tercekat dan seram melihat kesemua nya itu.

   Kini si pedang emas Cia Tiong giok sedang bergulingan diatas tanah sambil mengerang kesakitan.

   Rambutnya terurai kalut, wajahnya penuh dibasahi oleh darah segar, wajahnya yang jelek dan menyeramkan jauh lebih mengeri kan dari pada wajah setan iblis.

   Sementara dari mulutnya terdengar bunyi aah, aah, uuh....

   tiada hentinya.

   Suara tersebut cukup mengibakan hati siapapun yang mendengarkan, cukup menimbulkan rasa kasihan orang.

   Yaa, beginilah akhir dari seoraug yang terlalu banyak melakukan kejahatan.

   Dia bergulung krian kemari, bertguling menuruniq bukit tersebutr untuk merasakan siksaan dan penderitaan sepanjang masa hidupnya.

   Sinar keemas-emasan telah condong ke langit barat, saatnya senja memenuhi seluruh angkasa.

   Menyusul kemudian ...

   Kabut kegelapan yang tebal menutupi seluruh udara yang membentang di atas jagad raya.

   Bukit Im cu san....

   Suasana terasa sepi dan tak kedengaran sedikit suarapun, angin gunung berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan ranting pohon dan dahan, bayangan daun serta suara gemerisik dari semak belukar, mendatangkan semacam suasana yang menakutkan.

   Di saat seperti inilah, tampak sesosok bayangan manusia meluncur mendekat dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat.

   Dia berdiri diatas puncak bukit dan menghela napas sedih, gumamnya lirih.

   "Sudah berjam-jam lamanya kucari, namun tak sebatang rumput Im cu cau pun yang kutemukan, bukit Im cu san yang begini luas pada hakekatnya telah kucari semua dengan teliti... aaai, mungkinkah aku telah salah jalan atau tersesat? Atau mungkin bukit ini bukan bukit Im cu san?"

   Orang ini tak lain adalah Leng hun koay seng (Sastrawan aneh bersukma dingin) Ku See hong yang berpisah dengan Keng Cin-sin.

   Untuk mendapatkan rumput Im cu cau, dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh yang sempurna serta melakukan perjalanan siang malam tak hentinya, ia berangkat kemari.

   Namun, kendatipun seluruh bukit Im cu san sudah hampir dicari semua, kolam Im cu tham yang dimaksudkan Thi bok sin kiam Cu Pok belum juga ditemukan.

   Malam itu awan tipis dan bintang amat jarang, suasana disekeliling tempat itu sunyi senyap dan tiada kedengaran sedikit suara pun.

   Tapi dibalik kesemuanya itu, secara lamat-lamat justru secara mengandung hawa pembunuhan yang mengerikan hati.

   Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat, Ku See hong mengawasi sekeliling tempat itu...

   Dimana-mana batu gunung berdiri berserakan dengan pepohonan cemara yang menjulang ke angkasa, keadaannya sangat menyeramkan.

   Ditengah kegelapan malam, sekeliling situ seolah-olah penuh dengan bayangan setan yang setiap saat bakal muncul saja.

   Kesemuanya itu mendatangkan semacam perasaan seram, ngeri dan memedihkan hati.

   Mendadak mencorong sinar tajam yang memancarkan sinar kebencian dari balik mata Ku See hong, serunya tiba-tiba.

   "Jangan jangan Thi bok sin kiam Cu Pok sengaja membohongi aku agar dia dapar meloloskan diri ..... Mendadak...... Serentetan suara tertawa dingin yang menyeramkan bergema memecahkan kehe-ningan dan memotong gumamannya itu.. Suara tertawa dingin yang amat mengerikan hati bagaikan segulung angin dingin yang berhembus keluar dari gudang salju. Dengan suara dalam Ku See hong membentak keras.

   "Setan dedemit dari mana yang telah hadir disini? Mengapa tidak segera menampakkan diri!' Baru selesai dia membentak, dari beberapa puluh kaki dihadapannya muncul sesosok bayangan manusia yang meluncur tiba dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat. ooo00dw00ooo BAB 44 KU SEE-HONG menjerit kaget.

   "Haah, rupanya kau! Sudahkah kau temukan rumput Im cu cau tersebut...?"

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   Rupanya orang yang baru saja munculkan diri itu adalah Thi bok sin kiam Cu Pok. Sambil mencibirkan bibirnya dia perdengar kan suara tertawa seram yang penuh kelicikan, katanya.

   "Ku sute, sudah lama rupanya kau sampai disini, oleh karena aku kuatir sute tak berhasil menemukan rumput Im cu cau tersebut, maka aku khusus datang kemari untuk memberi petunjuk, baru saja sampai disini, aku telah bertemu dengan sute. 'Coba kalau sute tidak mengeluarkan suara dari kejauhan sana aku pasti mengira kau sebagai setan dedemit atau orang jadi- jadian"

   Ku See hong segera mendengus dingin.

   "Hmm, benarkah ditempat ini terdapat rumput Im cu cau?"

   Tegurnya kemudian. kembali Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa licik.

   "Sute mengapa kau jadi banyak curiga sih? Masa aku akan bergurau denganmu? Apalagi kita toh melakukan suatu usaha barter? "Rumput Im cu cau berada di sebelah sana, aku akan segera membawamu ke situ. cuma... apakah sute telah menurunkan isi bait lagu dari Dendam sejagad tersebut di atas kertas?"

   "Asalkan rumput Im cu cau tersebut telah kutemukan, sudah pasti bait lagu Dendam sejagad akan kuserahkan kepadamu seperti apa yang telah kita janjikan"

   Mendengar ucapan mana, Thi bok sin kiam Cu Pok nampak agak tertegun, kemudian katanya sambil tertawa.

   "Boleh aku bertanya kepada sute, apakah bait lagu tersebut telah kau salin diatas kertas?"

   "Belum! "

   Paras muka Thi bok sin kian Cu Pok segera berubah sangat hebat, tapi hanya sebentar saja sudah lenyap tak berbekas, kembali dia berkata lagi.

   "Ku sute, mengapa kau begitu tak memegang janji?..

   "Seandainya bait lagu Dendam sejagad tersebut telah kusalin, memangnya kalian hendak membegalnya? "Boleh saja bila kau menginginkan bait lagu tersebut, tapi kalian harus mendapatkan rumput im cu cau lebih dulu dan mengobati pengaruh racun Im hwee si hun wan dan nona Im Yan cu, asal racun tersebut sudah punah, pasti bait lagu tersebut akan kuserahkan kepadamu' Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa seram.

   "Heeehhh... heeehhh... heeehhh... Ku sute begitu menaruh curiga terhadap orang lain, kau anggap orang lain juga bersedia untuk mempercayai dirimu?"

   "Aku orang she Ku bukan manusia laknat sepertimu, yang sukanya melakukan penghianatan terhadap perguruan dan bicaranya mencla-mencle tak bisa dipercaya!"

   Mendengar perkataan itu, paras muka Thi bok sin kiam Cu Pok segera berubah menjadi hijau membesi, serunya sambil tertawa seram.

   "Mana, mana! Ku sute memang orangnya kelewat jujur dan berhati mulia..."

   "Tak usah banyak berbicara lagi, sekarang lebih baik segera membawa aku untuk mencari rumput Im cu cau tersebut"

   Thi bok sin kiam Cu Pok tertawa dingin.

   "Heeehhhh...heeehhh...heeehhh...Ku sute, mengapa kau harus terburu napsu? "Baiklah, ikutilah aku!"

   Apa yang dipikirkan oleh Ku See hong sekarang adalah secepatnya mendapatkan rumput Im cu cau dan menyembuhkan racun cabul yang mengeram didalam tubuh Im Yan cu.

   Boleh dibilang dia sudah kehilangan kecerdasan otak maupun ketelitian, kalau tidak sudah pasti akan dirasakan olehnya akan kelicikan serta kebohongan orang tersebut.

   Sementara itu, Thi bok sin kiam (pedang sakti kayu besi) Cu Pok telah berangkat menuju ke depan dengan kecepatan bagaikan sambaran petir.

   Ku See hong mengikuti terus secara ketat di belakangnya, dia membuntuti dari jarak tiga kaki di belakang Thi bok sin kiam Cu pok.

   Ditengah kegelapan malam, terasa angin gunung berhembus kencang dan menggoyangkan daun ranting pohon di sekeliling tempat itu, bayangan aneh seperti dedemit bermunculan di sana sini dan seolah- olah sedang menantikan korban yang datang untuk menghantar kematian.

   


Rahasia Bukit Iblis -- Kauw Tan Seng Legenda Bulan Sabit Karya Khu Lung Legenda Kematian -- Gu Long

Cari Blog Ini