Ceritasilat Novel Online

Dendam Sejagad 19


Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung Bagian 19



Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya dari Khu Lung

   

   "Omitohud!"

   Kembali Hoat hian taysu berseru.

   "dari pembicaraan li sicu, dapat disimpulkan bahwa kau memang kejam dan buas, apa gunanya mesti menyangkal lagi"

   "Hmmm, mengapa aku harus banyak berbicara dengan kalian?"

   Seru Keng Cin sin sambil tertawa dingin..

   "bila kalian menganggap aku kejam dan buas, mau apa sekarang? Apa yang hendak kalian perbuat."

   "Terus terang kuberitahukan kepada kalian, aku hanya kejam terhadap manusia laknat yang berhati rendah dan busuk"

   "Kalian sebagai pendeta agung dari perguruan tinggi, tidak seharusnya gara-gara denganku, hmmm! Nampaknya kalian memang bermaksud tertentu? "Kalau toh ingin menghadapiku, katakan saja blak- blakan, buat apa mesti menggunakan ucapan yang membosankan?"

   "Hingga kini kau belum mau mengakui kesalahan sebaliknya malah menuduh kami menfitnahmu, hmmm.... rupanya li sicu memang tak bisa ditolong lagi"

   "Bukannya membaca buku dan berdoa didalam kuil Siau lim si, kalian malah menjelajahi dunia persilatan. tampaknya kalian sendiri sama berniat mencari gara-gara untuk mengacaukan dunia"

   Balas Keng Can sin sambil membentak.

   "Omitohud"

   Sekali lagi Hoat hian taysu berseru.

   "Perkataan li sicu memang betul, pinceng sekalian sebagai pendeta sudah puluhan tahun hidup mengasingkan diri dari keramaian dunia dan tidak mencampuri urusan orang lain, tapi setelah mendengar ulah sicu belakangan ini, kami kuatir umat persilatan akan menjadi kacau dan tak karuan, Oleh sebab itu atas prakarsa dari sembilan partai besar, pinceng bertiga khusus datang kemari untuk melenyapkan bibit bencana ini dari dunia persilatan". Keng Cin sin tertawa seram.

   "Kebesaran jiwa serta kewelasan hati taysu bertiga sangat mengagumkan hatiku, tapi kalian keliru, kalian salah menuduh Hiat mo bun yang sesungguhnya bercita- cita menegakkan keadilan dalam dunia persilatan, mengapa kalian tidak menghimpun kekuatan untuk menindak Ban sia kau yang banyak melakukan kejahatan? Mengapa kalian tidak menghadapi Thi kiong pang, Jian khi pang dan Huan mo kiong yang lebih banyak melakukan kekejaman serta kebrutalan? "Mumpung sekarang belum terlambat, kuanjurkan kepada kalian agar cepatlah sadar dan kembali ke jalan yang benar"

   Didalam kenyataan, Keng Cin sin tak pernah menyangka kalau ke sebelas orang-orang Hiat mo bunnya telah mati atau terluka akibat 1089 kerubutan jago-jago lihay tersebut, dia tak mengira kalau sekarang dirinya berdiri seorang diri.

   Dengan sinis Hoat khong taysu berseru.

   "Ban sia kau memang keji dan banyak melakukan kejahatan tapi kami harus menghadapimu terlebih dulu sebelum menghadapi mereka, kau tak perlu banyak berbicara?"

   "Sebagai pendeta agung dari Siau lim pay, semestinya kalian bermata jeli dan pandri membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, tapi kenyataannya kalian bermata tapi tak berbiji, kalian terus menerus menuduh orang-orang Hiat mo bun sebagai kaum laknat, baiklah, kalau toh demikian aku pun tak akan banyak ribut lagi dengan kamu semua."

   "Hiat mo bun merasa tak bersalah, kebersihan kami akan disaksikan sendiri oleh Thian, suatu waktu kalian akan mengetahui kebenaran kami, Maaf aku tak bisa menemani kalian lebih lama lagi..."

   Selesai berkata, dia lantas melejit ke udara dan meluncur ke depan dengan kecepatan tinggi.

   "Li sicu, apakah kau akan kabur dengan begini saja?"

   Bentakan keras segera bergema.

   Hoat hong taysu mengebaskan ujung bajunya, segulung tenaga pukulan segera meluncur ke depan dan menghadang jalan pergi Keng Cin sin.

   Sungguh dahsyat pukulan itu, bagaikan terbentuk selapis dinding baja yang kuat, Keng Cin sin tak mampu melanjutkan perjalanannya.

   Menghadapi hal demikian.

   Keng Cin sin mendengus dingin, tubuhnya bersalto beberapa kali kemudian balik kembali ke posisi semula dengan suatu gerakan indah.

   "Rupanya kalian memang bermaksud menyusahkan aku!"

   Bentaknya kemudian sambil melotot dengan sorot mata tajam.

   "Hari ini kau akan menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatanmu selama ini"

   Seru Hoat khong taysu ketus.

   Mendadak...

   Keng Cin sin mendongakkan kepalanya, lalu tertawa panjang dengan suara yang keras dan memekikkan telinga..

   Suara tertawa itu mendengung sampai ke tengah udara, begitu keras dan nyaring sehingga menggetarkan seluruh jagad.

   Kemudian setelah berhenti tertawa Keng Cin sin berkata lagi dengan suaranya yang dingin dan kaku.

   "Aku dengar ilmu silat Siau lim pay menjagoi seluruh dunia persilatan, hari ini Pun Buncu akan mencoba apakah berita itu benar atau tidak..."

   "Sebentar lagi kaupun akan masuk neraka, akan kami buktikan untukmu..."

   Ejek Hoat hong taysu.

   "Hmmm.. tak usah tekebur lebih dulu, ditambah dengan kekuatan tiga kali lipat pun jangan harap bisa menaklukkan aku"

   "Suheng, akan kubinasakan dulu manusia tekebur ini!"

   Teriak Hoat hong taysu marah.

   Sambil membentak, sepasang telapak tangannya dilontarkan bersama-sama ke depan.

   Segulung angin puyuh yang maha dahsyat seperti sambaran kilat cepatnya langsung menggulung ke depan dan menghadang jalan pergi Keng Cin sin di empat arah delapan penjuru.

   Menyusul serangan tersebut, seperti elang kelaparan mencari mangsa, dia langsung menerjang ke tubuh Keng Cin sin.

   Hoat hong taysu sebagai satu diantara lima tianglo Siau lim pay boleh dibilang memiliki kepandaian silat yang luar biasa, kemampuan nya tak dapat dibandingkan dengan jagoan persilatan setarafnya.

   Tubrukkan yang dilakukan saat ini amat dahsyat dan cepat seperti sambaran petir.

   Keng Cin sin yang menyaksikan kejadian mana merasa terperanjat juga dibuatnya, buru-buru sepasang telapak tangannya di lontarkan ke depan melepaskan sebuah pukulan yang maha dahsyat, langsung menyongsong datangnya terkaman dari Hoat hong taysu.

   Sebenarnya Hoat hong taysu berniat untuk membunuh musuhnya dalam sekali gebrakan, namun melihat datangnya ancaman yang begitu dahsyat, buru-buru dia gunakan ilmu bobot seribu untuk memaksa badannya mendarat di permukaan tanah sebelum waktunya.

   Sementara itu Keng Cin sin berniat untuk memberi pelajaran kepada pendeta sombong ini, sepasang telapak tangannya di putar lalu disentil ke depan, segulung angin pukulan yang sangat aneh menerjang kembali ke arah mana Hoat hong taysu sedang meluncur ke bawah.

   Baru saja ujung kaki Hoat hong taysu menyentuh tanah, dia merasa segulung angin pukulan yang maha dahsyat dan menyesakkan napas telah menekan ke arah dadanya.

   Ia betul-betul terperanjat, mimpipun dia tak menyangka kalau Keng Cin sin memiliki tenaga dalam yang begitu sempurna dengan perubahan jurus serangan yang begitu cepat.

   Cepat-cepat dia menghimpun tenaga dalamnya dan mengayunkan sepasang lengannya ke muka, segulung tenaga pukulan yang sangat kuat segera meluncur ke muka menyongsong datangnya ancaman lawan.

   Blaaammm....! Ketika dua gulung tenaga pukulan itu saling beradu satu sama lainnya, segera berkumandanglah suara ledakan dahsyat yang memekikkan telinga, angin berpusing menyambar ke empat penjuru, daun pasir beterbangan memenuhi seluruh angkasa.

   Akibat dari bentrokkan kekerasan ini, Hoat hong taysu merasakan darah panas dalam dadanya bergolak keras, tak kuasa lagi tubuh nya mencelat sejauh enam depa lebih dari posisi semula.....

   Namun disaat kakinya menginjak kembali ke tanah, segera dia maju menyerang lagi, kali ini tangan dan kakinya dipergunakan bersama-sama.

   Di dalam waktu singkat enam pukulan dan lima tendangan kilat telah dilepaskan olehnya.

   Semua pukulan maupun tendangan yang dilancarkan pendeta tua bertubuh kurus kecil ini hampir semuanya dilakukan dengan kecepatan bagaikan sambaran petir, hawa serangannya memancar ke empat penjuru bagaikan sayatan angin tajam, deruan angin yang memekikkan telinga menyelimuti seluruh angkasa.

   Serangkaian serangan bertubi-tubi ini bukan hanya dilakukan dengan kecepatan luar biasa, bahkan setiap gerakan disertai dengan tenaga dalam yang amat sempurna.

   Dengan gerakan tubuh yang luwes, gesit tapi lincah, Keng Cin sin menghindar ke sana kemari dengan gerakan yang aneh tapi sakti, sementara sepasang tangannya digerakkan kian kemari memunahkan seluruh serangan nya.

   Betapa gusar dan mendongkolnya Hoat hong taysu setelah menyaksikan berapa jurus serangan kilatnya menemui sasaran kosong, dia membentak dengan suara keras bagaikan guntur membelah bumi, lalu menerjang lagi ke depan secara gencar, kali ini dia menyerang lebih buas lagi.

   Bagaikan malaikat raksasa yang kelebihan lengan, bayangan tangan, bayangan kaki di kombinasikan dengan hawa serangan yang menyayat badan memenuhi seluruh angkasa, demikian dahsyat dan hebatnya ancaman tersebut membikin hati siapa pun menjadi keder dan ngeri rasanya.

   Keng Cin sin mendengus dingin, mendadak dia melancarkan serangan balasan, tiba-tiba saja sepasang telapak tangannya menciptakan bayangan tangan yang menyelimuti angkasa bagaikan sarang laba-laba, begitu ketat, rapat dan gencarnya serangan balasan ini sehingga seluruh angkasa seolah-olah sudah terjaring oleh ancamannya tersebut ....

   Hawa pukulan segulung demi segulung menghambur kemuka seperti amukan ombak samudra yang menyapu semua benda, akan bergidik orang bila menyaksikan keadaan tersebut.

   Serangan demi serangan yang dipancarkan beruntun dan bersambungan satu sama lainnya mengandung inti silat yang amat mendalam dan lebih-lebih menggetarkan hati orang.

   Hoat hong taysu betul-betul terdesak hebat sehingga harus mundur berulang kali sambil berkaok-kaok marah.

   "Kena.!"

   Suatu bentakan nyaring yang memekikkan telinga tiba-tiba berkumandang dari mulut Keng Cin sin.

   Ditengah sambaran angin pukulan yang memenuhi angkasa, tiba- tiba badannya mendesak ke sisi kiri Hoat hong taysu dengan suatu gerakan aneh, telapak tangannya bagaikan sambaran kilat menghajar langsung bahu kiri pendeta tersebut.

   "Duuuukkk. .. !"

   Dengan kerasnya pukulan tersebut bersarang telak ditubuh lawan, tak ampun Hoat hong taysu terhajar sampai mundur sejauh tujuh delapan langkah dengan sempoyongan. Sambil tertawa dingin Keng Cin sin segera berkata.

   "Hmmm, ilmu silat aliran Siau lim pay ternyata cuma begini saja, huuuh! Berani amat berbicara sesumbar dihadapanku!"

   Diantara tiga pendeta Siau lim pay ini, ilmu silat yang dimiliki Hoat hian taysu terhitung paling tinggi, dalam beberapa jurus pertarungan tadi, sudah melihat Keng Cin sin dapat berputar kesana kemari dibawah serangan gencar adik seperguruannya Hoat hong taysu.

   Kendatipun sekilas pandangan orang akan mengira gadis itu terdesak hebat dan terjerumus dalam posisi yang amat berbahaya, namun bagi seorang ahli silat dapat dilihat betapa hebat dan lihaynya perempuan tersebut dalam menghadapi teteran musuh.

   Terutama sekali jurus serangan yang di pakai untuk menghajar Hoat hong taysu barusan, gerakan tubuhnya hakekatnya seperti sambaran setan saja, tak terlukiskan rasa ngeri dan tercekatnya pendeta itu.

   Perlu diketahui, Lima sesepuh dari Siau lim pay ini merupakan tokoh angkatan tua dalam kuil Siau lim si, namun tak pernah mereka sangka kalau kemampuan mereka berhasil dikalahkan oleh lawannya secara begitu mudah.

   Bila kejadian semacam ini sampai tersiar didalam dunia persilatan, jelaslah sudah hal tersebut akan merusak nama baik serta pamor Siau lim pay di mata masyarakat.

   Tak heran kalau hawa napsu membunuh segera menyelimuti wajah Hoat hian taysu, mendadak serunya dengan suara dalam.

   "Sute berdua, tenangkan dulu pikiran dan nantikan perintah selanjutnya"

   "Aku rasa kalian Siau lim sam ceng (tiga pendeta dari Siau lim pay) boleh maju bersama-sama"

   Ucap Keng Cin sin dingin.

   "sebab ditempat kuburan ini, selain tujuh lembar sukma gentayangan tak mungkin ada orang lain yang mengetahui kejadian ini, siapa tahu dengan kerja sama kalian bertiga nanti, kalian dapat berhasil membunuhku? -ooo0dw0ooo-

   Jilid 33 MENCORONG sinar pembunuhan yang menggidikkan hati dari balik mata Hoat khong taysu, serunya dengan cepat.

   "Untuk menghadapi manusia jahat yang tidak berperi kemanusiaan macam kau, tentu saja kami tak usah mengikuti peraturan dunia persilatan"

   Keng Cin sin mendengus dingin dengan nada sinis dan menghina, katanya kemudian.

   "Aku memang tahu, kalian manusia-manusia yang tergabung dalam sembilan partai besar dunia persilatan, pada hakekat nya cuma memakai kedok kebajikan dan kebenaran, padahal yang betul hanya manusia manusia rendah yang munafik, hmmm! Tentu saja manusia-manusia seperti ini tak usah menuruti peraturan dunia persilatan"

   Semenjak musibah yang menimpa dirinya, Keng Cin sin sudah amat membenci terhadap manusia dalam masyarakat ini, dia tahu setiap orang pasti memakai kedok kehalusan dan kejujuran untuk menutupi kejelekan serta kebusukan hatinya....

   Itulah sebabnya dia bersumpah akan menumpas habis setiap manusia laknat dan manusia jahat yang ada dalam dunia ini.

   Justru karena itu, terhadap mereka yang jahat dan munafik, dia selalu bertindak kejam, tak berperasaan dan tidak mengenal peri kemanusiaan.

   Sekarang, andaikata dia tahu kalau ke sebelas orang anggota perguruan Hiat mo bunnya sudah dibunuh orang, sudah pasti dia tak akan bersikap sungkan-sungkan terhadap ke tiga orang pendeta dari Siau lim pay ini.

   "Omitohud!"

   Puji syukur Hoat hian siansu.

   "Li sicu, ucapanmu barusan betul-betul keterlaluan!"

   "Apanya yang keterlaluan?"

   Jengek Keng Cin sin dingin.

   "toh perbuatan maupun tindakan kalian yang sesungguhnya memang demikian? Nama kosong, pura-pura sok suci, memakai cara yang rendah dan kotor untuk menggerutui orang.... Huuuh! Pokoknya dunia persilatan hampir dipenuhi oleh kaki tangan kalian, apa yang 1096 bisa kalian kerjakan pun tidak lebih hanya memutar balikkan kenyataan, mengadu domba, menghasut"

   "Tutup mulut!"

   Bentak Hoat khong taysu amat gusar.

   "kau jangan menfitnah orang semaunya sendiri, apa buktimu menuduh kami berbuat demikian?"

   Yaa, manusia memang seringkali tak tahu malu, padahal belum lama berselangpun mereka telah mengerubuti sebelas orang jago dari Hiat mo bun secara beramai-ramai, bahkan bekerja sama dengan Bu lim jit hun (tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan) tokoh paling bengis, keji dan licik dari dunia persilatan.

   Bukan cuma begitu, disaat mereka berhasil memusnahkan Hiat mo bun tadi, merekapun berniat jahat dengan niat melenyapkan pula Bu lim jit hun yang telah membantu mereka.

   "Apa buktinya?"

   Keng Cin sin tertawa dingin dengan sinis.

   "sewaktu terjadi pengerubutan atas Bun ji-koan su pada dua puluh tahun berselang di bukit Soat san, bukankah orang-orang dari sembilan partai besarpun turut ambil bagian? Bahkan kalian telah memfitnah dan menjebak dirinya, hmmm! Bukankah mula-mula kalian menyuruh Thi kiam kim ciang (pedang baja telapak tangan emas) memf itnah nya lebih dulu, kemudian menyuruh putrinya mempersiapkan rencana Bi jin ki (siasat perempuan cantik) ..... Putri Ceng It huang atau si pedang baja telapak tangan emas bukan lain adalah ketua Ban sia kau Ceng Lan Hian yang termashur karena kecabulan dan jalangannya saat ini, konon selesai menghadapi diriku nanti, kalau hendak melenyapkan Ban sia kau dari muka bumi?"

   "Hmm! Katakan saja kenyataan bukan ucapanku ini?"

   "Terus terang saja kukatakan kepada kalian manusia-manusia yang menganggap dirinya sebagai orang-orang sembilan partai besar, jangan menganggap diri sendiri paling bersih, ketahuilah setiap perbuatan busuk yang pernah dilakukan didunia ini, tidak mungkin akan selalu dapat dirahasiakan."

   "Sebagai akhir kata, aku ingin memperingatkan kepada kalian. Jika tak ingin perbuatan kalian diketahui orang, lebih baik janganlah melakukan"

   Oleh ucapan dari Keng Cin sin ini, paras muka tiga orang pendeta tua dari Siau lim pay itu berubah menjadi hijau membesi, mereka betul-betul dibikin terkejut dan ngeri atas perkataan tersebut, anehnya mengapa perempuan ini bisa mengetahui kenyataan tersebut? Dengan kejadian tersebut, maka niat mereka untuk melenyapkan Keng Cin sin dari muka bumi pun semakin menjadi-jadi, sebab mereka tahu tetap membiarkan Keng C in sin hidup didunia ini berarti memelihara bibit bencana untuk kemudian hari.

   Sekarang kenyataan sudah berada didepan mata, maka demi keselamatan pamor serta nama baik sendiri, mereka harus melenyapkan orang-orang yang tahu akan kejadian tersebut.

   Selesai perempuan ini, masih ada Leng hun koay seng Ku See hong yang mengetahui hal ini, tapi bisa jadi ia sudah mampus oleh rencana busuk Ban sia kau, Jian khi pang, atau dengan perkataan lain asal perempuan inipun dilenyapkan, maka selamatlah mereka.

   Bagaimana mungkin Keng Cin sin dapat mengetahui kejadian yang sebenarnya di bukit Soat san yang pernah menimpa Bun ji koan su....? Rupanya setelah Bun ji koan su Him Ci seng mengalami tragedi di bukit Soat san sehingga hidup dalam keadaan cacat, maka dia menyimpan kembali kitab pusaka Cang ciong pit kip bagian atas kedalam kuil Ngo siang bio lagi.

   Namun dia kuatir jiwanya keburu meninggal sedang dendam berdarahnya tidak di ketahui orang, maka dalam separuh bagian kitab pusaka Cang ciong pit kip tercatat pula tinggalkan semua kisah tragedi yang pernah dialaminya dengan catatan mengharapkan bantuan dari orang yang beruntung mendapatkan kitab pusaka itu untuk membalaskan dendam sakit hatinya serta menegakkan kembali keadilan serta kebenaran di dalam dunia persilatan.

   Selain dari pada itu, Bun ji koan su telah meninggalkan pula beberapa buah tanda pengenal dari beberapa orang tokoh sakti dari dunia persilatan, dia berharap orang yang berhasil mmemperoleh tanda pengenal itu berusaha untuk mengendalikan beberapa tokoh persilatan tersebut serta mendirikan suatu organisasi yang tangguh untuk mencapai cita citanya.

   Itulah sebabnya dalam waktu, singkat Keng cin sin telah berhasil mengumpulkan tokoh-tokoh sakti seperti Bian ih siusu Hoa Siong si, tiga gembong iblis dari pulau Tang hay dan lain-lainnya serta membentuk organisasi Hiat mo bun.

   Dalam pada itu, hawa pembunuhan yang amat tebal dan menggidikan hati kini sudah mencorong keluar dari balik mata Hoat hian taysu, sekalipun dia tidak turut hadir dalam pertarungan berdarah dibukit Soat san tempo dulu, namun Siau lim pay jelas-jelas terlibat dalam peristiwa berdarah itu.

   Mendadak Keng Cin sin berkata dengan suara dingin.

   "Jika taysu sekalian tidak segera turun tangan, jangan salahkan kalau aku tak akan menemani lebih lama lagi"

   Hoat hian siansu tertawa dingin.

   "Li sicu kalau toh kau mendesak terus menerus, terpaksa kami harus turut perintah", Telapak tangan kirinya segera di kepalkan kemuka, segulung tenaga pukulan segera meluncur kedepan dengan kecepatan luar biasa..."

   Keng Cin sin tertawa ringan, telapak tangannya yang putih bersih ditolak pula ke depan pelan-pelan, hawa serangan musuh segera berhasil dipunahkan.

   Disaat itulah...

   Bayangan manusia berkelebat memenuhi angkasa, Hoat hian taysu, Hoat khong taysu dan Hoat hong taysu dengan membentuk sudut segitiga langsung menerjang kemuka.

   Sewaktu berada ditengah udara, tiba-tiba ketiga orang itu menolakkan telapak tangan nya kedepan, angin pukulan yang sangat tajam segera meluncur ke muka secepat guntur dahsyatnya bukan alang kepalang dan cukup menggetarkan perasaan siapa pun yang memandangnya....

   Terlihat pasir dan debu beterbangan di seluruh angkasa, udara menjadi panas dan sesak sekali.

   Sambil tertawa dingin, Keng Cin sin mengeluarkan ilmu silat maha dahsyatnya, dengan ke lima jari tangan kirinya yang dipentangkan lebar-lebar mendadak ia melepaskan tiga kali cengkeraman ke arah tubrukan ke tiga musuhnya, sementara telapak tangan kanannya didorong ke muka secepat kilat.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Weeesss...! Weeesss!"

   Deruan angin pukulan yang memekikkan telinga segera bergema memenuhi seluruh angkasa...

   Anehnya, ternyata seluruh tubuh Keng C in sin tidak terpengaruh oleh desakan ke enam hawa pukulan yang maha dahsyat tersebut, dia masih tetap berdiri tegak bagaikan batu karang.

   Rupanya ke enam pukulan dahsyat yang dilepaskan tiga orang pendeta dari Siau lim pay itu sudah terpancing oleh gerakan tangan Keng Cin sin sehingga meleset dari sasarannya dan meluncur ke tengah udara, dengan begitu secara otomatis diapun tidak terpengaruh oleh angin serangan musuh.

   Hoat Hian taysu,, Hoat khong taysu serta Hoat hong taysu yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi amat terperanjat, mereka tak dapat menebak gerak serangan apakah ini.

   Di ringi bentakan yang menggelegar memenuhi angkasa, kembali ke tiga orang itu bergerak maju seperti sukma gentayangan, jari tangan, bacokan tangan, tumbukan sikut dan tendangan kilat malang melintang di arahkan semua ke seluruh badan Keng Cin sin, agaknya mereka telah mengembangkan serangkaian serangan kilat.

   Didalam waktu singkat bayangan telapak tangan sudah menyelimuti seluruh angkasa, kiri kanan atas maupun bawah hampir 1100 semuanya tertutup olah bayangan telapak tangan yang berlapis- lapis.

   Keng Cin sin tertawa nyaring, suaranya keras, merdu tapi menggidikkan hati siapapun yang mendengarnya...

   Ditengah gelak tertawa tersebut, mendadak saja tubuhnya berputar kencang.

   Di dalam perputaran inilah sepasang telapak tangannya melontarkan serentetan angin pukulan yang kuat dan berlapis-lapis, begitu dahsyatnya serangan tersebut bagai kan gelombang samudra yang meluncur tiba tiada hentinya, sungguh dahsyat dan mengerikan keadaannya.

   Rupanya di dalam pertarungan tubuhnya yang sangat gencar tersebut secara beruntun dia telah melancarkan dua puluh empat buah serangan dan sembilan buah tendangan kilat.

   Di dalam waktu yang relatif sangat singkat inilah, angin pukulan dan bayangan tendangan seperti bayangan ombak di tengah samudra meluncur tiba dengan hebatnya, begitu dahsyatnya membuat berdirinya bulu roma setiap orang.

   Keadaan Keng Cin sin saat ini benar-benar ibaratnya malaikat raksasa berlengan banyak, angin pukulan bayangan kaki di kombinasikan dengan hawa serangan yang menyayat badan membuat suasana semakin mengerikan..

   Ditengah amukan angin pukulan yang menderu-deru ketiga orang pendeta dari Siau lim pay itu sama-sama mendengus tertahan...Dengan tubuh sempoyongan mereka bertiga sama-sama tergetar mundur sejauh enam tujuh langkah...

   Jubah yang mereka kenakan itu kini sudah tercabik-cabik menjadi hancur dan beterbangan terhembus angin.

   Paras mukanya hijau membesi, diantaranya Hoat hong taysu yang paling parah keadaannya, kulit wajahnya sampai mengejang keras karena menahan rasa sakit, sementara sorot matanya memancarkan sinar kebencian dan perasaan dendam yang meluap- luap, seakan-akan hendak menembusi tubuh Keng Cin sin.

   Sudah jelas kawanan sesepuh dari Siau lim pay ini merasa amat sakit hati karena harus menderita kekalahan total ditangan seorang angkatan muda.

   sedemikian menderitanya mereka hingga jauh lebih enakan mati.

   Dengan suara sedingin es Keng C in sin berkata.

   "Sekali lagi aku hendak memberitahukan kepada kalian, Hiat mo bun adalah kawanan manusia penegak keadilan dan kebenaran dalam dunia persilatan, kami bukan manusia-manusia pengecut yang munafik dan tak tahu malu. Mengingat kalianpun termasuk manusia-manusia penegak keadilan dan kebenaran, hari ini aku tak akan mempersoalkan fitnahan kalian terhadap diri kami lebih lanjut, namun jika kalian berani berbuat huru-hara lagi dikemudian hari, hmmm untuk membela diri, terpaksa kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami untuk menuntut keadilan dari kalian."

   "Terus terang saja kukatakan kepada kalian, sembilan partai persilatan dari daratan Tionggoan sekarang hanya terdiri dari manusia-manusia tak becus, Kepandaian silat kalian sudah tidak termasuk hitungan lagi didunia saat ini, apabila kalian masih saja mencari gara-gara, suatu ketika akan tumpaslah perguruan kalian itu, sebaliknya bila kalian masih bersedia melakukan kebenaran dan berjuang, untuk mencapai kemajuan, siapa tahu kalau suatu ketika perguruan kalian akan menjadi tenar kembali?"

   "Nah, aku yakin kalian pasti mengerti, dengan kepandaian silat yang kalian bertiga miliki itu, masih belum sanggup untuk menghadapi diriku, sekarang kita tak perlu melangsungkan lagi suatu pertarungan yang tak berguna, nah, selamat tinggal!"

   Seusai berkata, dia lantas melesat ke depan dan meluncur ke arah perkampungan yang tak jauh letaknya dari sana.

   Kali ini ke tiga orang pendeta dari Siau lim pay itu tak berani lagi menghalangi kepergian Keng Cin sin, jelas mereka sadar kalau kemampuan yang mereka miliki masih belum sanggup untuk melebihi musuhnya.

   Mendadak Hoat hian taysu seperti teringat akan sesuatu, setelah menghela napas sedih dia berkata.

   "Sute berdua, kini dunia persilatan sudah terancam oleh bahaya besar, kita harus secepatnya mengundurkan diri dari tempat yang berbahaya ini dan selekasnya kembali ke siong san!"

   "Hoat hian suheng, bagaimana dengan orang-orang dari delapan partai besar lainnya"

   Kata Hoat khong taysu sedih.. Hoat hian taysu menghela napas sedih.

   "Aku pikir orang-orang dari delapan partai besar tidak akan menuruti perkataan kita, aaai..! Sekalipun kita orang-orang Siau lim pay mundur dari sini, namun disaat Hiat mo buncu sudah mengetahui keadaan yang sebenarnya, sudah pasti dia tak akan melepaskan kita dengan begitu saja."

   "Sekarang, kita tak boleh berdiam terlalu lama lagi disini, ayo secepatnya tinggalkan tempat ini sebelum mengambil keputusan lain...."

   Tiga orang pendeta dari Siau lim pay itu tak berani berayal lagi, secepat kilat mereka meluncur meninggalkan tempat tersebut menuju ke arah kota.

   Ditengah keheningan yang mencekam tanah pekuburan tersebut, mendadak berkumandang suara gelak tertawa yang amat menyeramkan, kemudian terdengar seseorang berseru.

   "Kita tujuh bersaudarapun harus selekasnya meninggalkan tempat ini, kalau tidak bila kuntilanak itu sampai datang kembali, bisa jadi seluruh tanah pekuburan ini akan dibongkar olehnya dan menyeret kita keluar dari neraka tingkat delapan belas"

   "Lo toa"

   Terdengar suara lain berkata.

   "mengapa sih kau begitu takut kepadanya! Dengan kemampuan kita tujuh bersaudara, masa tidak mampu untuk menaklukkan dirinya!"

   Sang Lo toa segera tertawa tergelak, teriaknya.

   "Lo liok, kau lupa kita tujuh orang dua belas lembar sukma sudah kehilangan beberapa lembar sukma? Masa kita dapat bertarung mati-matian lagi dengannya? bila setiap orang dengan dua belas lembar sukma berada dibadan, separuh dari kita tujuh bersaudara sudah sanggup untuk membinasakan dirinya"

   Seseorang yang lain segera tertawa cekikikan, kemudian berseru dengan keras.

   "Lo toa, kita tak usah mengibul lagi, ke tiga orang keledai gundul dari Siau lim pay toh gagah dan keren, tapi nyatanya berhasil dibikin keok secara gampang, bagaimana mungkin kita tujuh bersaudara mampu untuk mengungguli dirinya?"

   "Lo jit, kau si setan romantis"

   Umpat sang lo toa sambil tertawa tergelak.

   "tampaknya kau tertarik oleh kecantikan wajahnya sehingga membantu dia berbicara? Ayo jalan! Kita harus selekasnya meninggalkan tempat ini, siapa yang tidak takut mampus boleh tetap berdiam disini!"

   "Aduuuh, tahun ini aku berusia tujuh puluh tahun, aku masih ingin hidup bersenang-senang selama belasan tahun lagi"

   Ditengah pembicaraan tersebut, dari balik tujuh buah kuburan yang porak poranda, tiba-tiba muncul tujuh sosok mayat hidup, ada yang kehilangan sebuah kaki, ada yang kehilangan sebuah mata, kehilangan sebuah telinga dan ada pula yang kehilangan sebuah lengan.

   Di ringi gelak tertawa aneh yang menyeramkan, mayat-mayat hidup itu secepat sambaran kilat meluncur dari kompleks tanah pekuburan itu dan berlalu dari sana.

   Dalam pada itu, Keng Cin sin dengan gerakan secepat sambaran petir telah memasuki bangunan rumah gedung itu.

   Namun baru saja dia menembusi gedung lapisan ke empat, apa yang terlihat membuatnya menjadi tertegun dan melongo.

   Mayat-mayat berlepotan darah bergeleparan diatas permukaan tanah...Kematian dari orang-orang itu sungguh mengenaskan sekali, membuat siapa saja yang melihat hal ini menjadi bergidik dan merasa seram ....

   Padahal perempuan itu sudah banyak membinasakan kaum laknat dan manusia-manusia jahat dikolong langit, mayat yang bergelimpangan sudah merupakan pemandangan biasa baginya, betapa pun seram dan ngerinya suatu keadaan tak mungkin akan menimbulkan rasa kaget atau ngeri lagi baginya.

   Tapi kali ini, Keng Cin sin nampak begitu terperanjat dan tertegun setelah menyaksikan tujuh delapan sosok mayat yang terkapar ditengah halaman dalam keadaan kepala hancur, isi perut berceceran, apa yang sebenarnya terjadi? Padahal mayat-mayat yang tergelepar di atas tanah sekarang, tak seorangpun yang dikenal olehnya.

   Rupanya dia kaget karena menyaksikan bangunan rumah yang sebelumnya tak pernah dikunjungi manusia itu sudah berubah menjadi ajang pertempuran, kalau dilihat dari suasana seram yang menyelimuti tempat tersebut, dapat diketahui kalau pertarungan tersebut berlangsung antara orang-orang tak dikenal itu dengan orang-orang Hiat mo bun pimpinannya.

   Yang paling dia kuatirkan sekarang adalah keselamatan dari orang-orang Hiat mo bun, sebab ditanah pekuburan tadi ia telah bersua dengan Bu lim jit hun (tujuh sukma gentayangan dari dunia persilatan) serta tiga pendeta agung dari Siau lim pay, itu berarti orang-orang yang telah ditemuinya barusan pasti turut serta dalam pertempuran berdarah ini.

   Padahal orang-orang itu berhasil meninggalkan tempat itu tanpa cedera, dari sini dapat disimpulkan pula kalau pihak Hiat mo bun telah menderita kekalahan total.

   Sekarang suasana dalam perkampungan yang luas itu sunyi senyap tak kedengaran sedikit suarapun, suasana terasa begitu menyeramkan dan menggidikkan hati.

   Tiba-tiba Keng Cin sin mendongakkan kepalanya lalu berseru dengan suara nyaring.

   "Iblis darah menggetarkan dunia persilatan.... Tengkorak Manusia menggetarkan setan gentayangan..... Dari kejauhan sana bergema suara pantulan dari teriakannya itu dan menggema tiada hentinya di angkasa. Namun suasana tetap sepi, tiada jawaban apapun yang terdengar .... Keng Cin sin sangat terperanjat, gumannya kemudian.

   "Aneh, mungkinkah mereka semua telah mengundurkan diri dari tempat ini? Atau mungkin mereka sudah tertimpa musibah?"

   Berpikir demikian, sekali lagi dia berteriak dengan suara lantang.

   "Hiolo kumala memunahkan amisnya darah... Umat persilatan menghormati bunga bwee, Kengerian berubah ketenangan, Kegelapan hilang muncul ah terang. Kegagahan menggetarkan angkasa, Panji sakti bagaikan sang surya!"

   Secara beruntun dia meneriakkan keenam patah kata sandi dari Hiat mo bun itu dengan suara yang lantang dan nyaring, suaranya begitu keras hingga mendengung di seluruh angkasa.

   Namun suasana dalam ruangan itu masih tetap sepi hening, seram dan mengerikan hati...

   Hanya suara angin lembut yang menerpa lewat menggoyangkan dedaunan dan ranting, hingga menerbitkan suara gemerisik yang sangat lirih..

   Keng Cin sin merasakan hatinya berat sekali, pelan-pelan dia mulai ke depan, mengitari halaman gedung ruangan kelima dan melangkah masuk melalui pintu bulat kecil.

   Tiba-tiba terendus bau amisnya darah yang amat tebal menyelimuti seluruh angkasa disekitar tempat itu.

   Sejauh mata memandang, yang nampak hanya mayat-mayat yang bergelimpangan dalam keadaan mengerikan serta senjata tajam yang berserakan diatas tanah.

   Mayat yang tergeletak disekitar sana berjumlah dua puluhan sosok, suatu jumlah yang tidak kecil.

   Dibawah sinar matahari senja yang merah membara, noda darah yang melumer diatas tanah terasa lebih menyala dan menggidikkan hati orang yang memandangnya.

   Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu, Keng Cin sin mengawasi setiap mayat yang tergeletak ditanah itu tanpa berkedip.

   Namun mayat-mayat yang ditemukan pun bukan jenasah dari orang-orang Hiat mo bun.

   Agak lega Keng Cin sin menyaksikan hal tersebut, dia berharap moga-moga anggota Hiat mo bun bisa mundur dari situ dengan aman dan berharap selamat.

   Mendadak......

   Sepasang mata Keng Cin sin terhenti di atas tiga sosok mayat yang berdiri kaku disisi gunung-gunungan samping gedung tersebut.

   Sambil menjerit kaget dia menerjang ke muka dengan cepatnya, sementara sorot matanya memancarkan sinar kepedihan yang luar biasa...

   Dia merasa sedih dan sangat berduka.....

   Rupanya ke tiga sosok mayat itu tertancap oleh tiga batang pedang panjang, setiap pedang menembusi bagian yang mematikan ditubuh mereka, sementara wajah mereka masih mengenakan topeng tengkorak lambang Hiat mo bun.

   Dengan suara gemetar Keng C in sin segera berseru.

   "Ang yang kui si (utusan setan merah menyala) Sin Kiu si, Lik im pok si, Hay lo tocu Su siok su, kalian bertiga..... kalian bertiga telah pergi ...."

   Ternyata ke tiga sosok mayat tersebut adalah tiga gembong iblis dari pulau lautan timur.

   Walaupun Keng Cin sin tahu bahwa tiga Iblis dari pulau lautan timur sombong, buas, kejam dan tak berbelas kasihan, namun bagaimanapun jua mereka adalah anggota setia dari Hiat mo bun, maka secara otomatis kematian mereka menimbulkan juga perasaan sedih yang mendalam bagi perempuan itu.

   Pelan-pelan Keng Cin sin, mengalihkan pandangan matanya ke arah sekitar situ, lebih kurang lima kaki dari tempat semula lagi-lagi ditemukan dua sosok mayat yang berada dalam keadaan sangat menyedihkan.

   Sambil berpekik keras Keng Cin sin segera menubruk ke depan, teriaknya dengan suara pilu.

   "Ciu Jian hiong , Ban Tun Jiang, kalian Tiang pek siang to juga turut tewas..."

   Perasaan terkejut dan sedih yang mencekam perasaan Keng Cin sin sekarang benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata.

   Sekarang dia mulai merasakan betapa seriusnya persoalan ini, dia cukup mengetahui tentang kelihayan ilmu silat yang dimiliki kelima korban tersebut, namun kenyataannya mereka toh tewas juga ditangan orang, ini berarti mereka yang lainpun...

   Keng Cin sin tidak berani berpikir lebih jauh...

   Mendadak tubuhnya melejit ke tengah udara dan langsung menerjang ke arah bangunan kecil disisi sebelah selatan.

   Tapi disaat tubuhnya melayang turun ke dalam halaman gedung tersebut dan melihat apa yang tertera disitu, dadanya terasa sakit dan sesak sekali seolah-olah di hantam dengan martil yang beratnya beberapa ribu kati.

   Suasana didalam gedung mungil itu sudah hancur dan porak poranda tiada berwujud lagi, pepohonan dan aneka bunga tersebar dimana-mana, sementara tiga puluhan sosok mayat terkapar ditengah halaman tersebut.

   Tepat dimuka pintu ruang mungil tersebut tergeletak sesosok mayat dengan dandanan anggota Hiat mo bun, sedang disisi pintu terkapar pula dua sosok mayat anggota Hiat mo bun, topeng tengkorak yang mereka kenakan sudah terlepas dan jatuh ke tanah.

   Mereka berdua adalah seorang lelaki kekar yang berjenggot hitam serta seorang kakek berwajah hitam yang kurus dan pendek.

   Kedua orang ini bukan lain adalah Kanglam siang hui, Pek lek jiu Ho Kian dan Thian kun tee ciang Khong Tang lun.

   Keng Cin sin segera berteriak keras.

   "Oooh Thian. mengapa kau begitu kejam? kau tumpas Hiat mo bun sebelum cita- citanya terwujud..."

   Saking sedihnya, dia sampai terisak dan tak mampu melanjutkan kembali kata-katanya.

   Kini, dia betul-betul membenci sekalian manusia-manusia laknat yang tidak berperi kemanusiaan itu.

   Perasaan Keng Cin sin sekarang boleh dibilang telah dipenuhi oleh perasaan sedih, gusar dan dendam yang berlipat-lipat.

   Sepasang matanya memancarkan sinar pembunuhan yang menggidikkan hati, dia bersumpah hendak membunuh semua manusia yang terlibat didalam peristiwa berdarah ini.

   Berapa saat kemudian, Keng Cin sin dapat menenangkan kembali hatinya, dengan sedih dia bergumam.

   "Dari sebelas anggota Hiat mo bun, kini sudah kuketahui ada sembilan orang yang tewas, yang belum ditemukan sekarang hanya Sian ih siusu Hoa Siong si, adik Khi serta Siang hong kek Hoo Gi dari Kang lam Siang hou, mungkinkah merekapun..."

   Tiba-tiba......

   Keng Cin sin menangkap suara gemerisik yang sangat lirih, dengan sorot mata yang mencorongkan sinar tajam ia segera berpaling ke arah sisi barat dekat dinding ruangan, disini tergeletak pula sesosok tubuh manusia yang bermandikan darah.

   Waktu itu, tubuh yang terkapar ditanah itu mulai bergerak-gerak, walaupun sangat lirih.

   Bagaikan sukma gentayangan Keng Cin sin segera memburu ke depan, lalu membalikkan mayat tersebut dengan ujung kakinya.

   Wajah manusia itu penuh berpelepotan darah, rambutnya terurai kusut namun tak dapat menutupi matanya yang besar, alis matanya yang tebal serta wajahnya yang bulat..

   "Aaaah, rupanya Siang hong kek Hoa Gi!"

   Pekik Keng Cin sin dengan perasaan pedih.

   Yaa, benar! Dia adalah Sian hong kek Hoo Gi dari Kang lam siang hou, sebenarnya Keng Cin sin mengira orang ini lolos dari musibah tersebut, tak tahunya dia justru muncul dihadapan matanya dalam keadaan yang mengerikan.

   Tiba-tiba....

   Tubuh Sian hong kek Hoo Gi yang kaku itu mengejang keras dengan penuh penderitaan.

   "Aaah, dia belum putus nyawa"

   Kembali Keng Cin sin menjerit kaget.

   "Saudara Ho, saudara Ho!"

   Sambil berteriak keras Keng cin sin merogoh kedalam sakunya dan mengeluar kan dua butir pil berwarna putih bersih dan sebuah botol porselen, kemudian dicekokkan ke dalam mulutnya yang tertutup rapat.

   Kemudian sepasang tangannya secepat kilat menguruti delapan nadi penting di seluruh tubuh Sian hong kek Ho Gi.

   Akan tetapi Sian hong kak Ho Gi masih tetap tergeletak kaku di tanah, bergerakpun tidak.

   Keng Cin sin tahu kalau isi perutnya sudah berhenti bekerja karena hawa murninya terlalu lama tersumbat, sekalipun ada pil Kiu coan si mi yok wan yang dapat menyelamatkan orang dari kematian, namun daya kerja obat tersebut sudah tak dapat menyebar lagi keseluruh anggota tubuhnya.

   Tiba-tiba Keng Cin sin berseru tertahan dengan cepat dia memasuki ruangan mungil itu langsung menuju ke ruang dalam.

   Setelah mengambil secawan air putih, dia balik kembali ke sisi tubuh Sian hong kek dan mengeluarkan sebuah kotak kemala kecil dari sakunya...

   Segulung cahaya warna warni yang tebal segera membumbung tinggi ke angkasa ....

   Rupanya dia telah memasukkan mutiara Thian hong im yang sin cu tersebut ke dalam air bersih tadi.

   -ooo0dwooo- BAB 51 TAK lama setelah mutiara mestika Thian hong im yang sin cu tersebut di masukkan kedalam air bersih, mendidihlah air didalam cawan itu sebelum akhirnya berubah menjadi merah membara.

   Tak lama kemudian, air bersih di dalam cawan tersebut sudah berubah menjadi merah darah, Keng Cin sin segera menjepit keluar mutiara tersebut dari dalam cawan dan menyimpannya kembali kedalam kotak kemala dan disimpan kedalam sakunya.

   Sementara air merah darah tadi dicekok kan kemulut Sian hong kek Ho Gi belum lama berselang.

   Keng Cin sin pernah pula menggunakan cara yang sama dimana ditambah pula dengan beberapa macam bubuk obat untuk membuat cairan kental berwarna merah untuk menyembuhkan Ku See hong dari siksaan ilmu Hou kut jian hui im kang.

   Sekarang, Walaupun hawa murni Sian hong kek Ho Gi belum putus, namun luka yang dideritanya parah sekali.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   kendatipun demikian mutiara Thian hong im yang sin cu memang benar-benar maha dahsyat.

   Coba kalau bukan begitu, mungkin isi perut Sian hong kek Ho Gi yang sudah hancur dan terluka parah itu akan mempercepat kematiannya.

   Sementara itu suatu kejadian aneh telah terjadi, paras muka Sian hong kek Ho Gi yang berwarna merah membara itu mendadak mengejang keras, kemudian dari lubang hidungnya seperti terdapat dengusan napas kembali.

   Lalu terdengar dia mendengus tertahan, sepasang matanya yang terpejam rapatpun pelan-pelan membuka kembali, dengan serentetan sorot mata yang lemah dia mengawasi Keng Cin sin.

   Itulah sorot mata penuh kebencian dan perasaan seram .....

   Buru-buru Keng Cin sin berseru dengan cemas.

   "Saudara Ho! Saudara Ho! Kau masih kenal denganku? Aku adalah manusia berkerudung warna warni dari Hiat mo bun "

   Tampaknya Sian hong kek Ho Gi sudah tidak mendengar ucapan dari Keng cin sin lagi, atau mungkin matanya sudah tak dapat menangkap bayangan manusia lagi, dia masih tetap memandang kearah depan dengan wajah termangu-mangu.

   Dengan gelisah Keng Cin sin kembali berseru.

   "Dengar...... dengarkah kau dengan suaraku?"

   Mendadak Sian hong kek Ho Gi sudah gerakkan bibirnya dan menyahut dengan suara lirih.

   "Kau .... kau adalah nona Im? Mengapa kau mendatangi neraka ini?"

   "Apakah kau ...... kaupun sudah mati?"

   Keng Cin sin tahu kalau dia mengira dirinya sebagai Im Yan cu dan dia mengira dirinya sudah mati serta bertemu dengannya didalam neraka, dengan perasaan yang amat sakit karena pedih, serunya agak gemetar.

   "Saudara Ho! Kau masih hidup, aku adalah manusia berkerudung warna warni, Buncu dari perguruan Hiat mo bun..."

   Ketika mendengar ucapan tersebut, paras muka Sian hong kek Ho Gi yang semula menyeramkan itu terlintas suatu perubahan wajah yang sangat aneh, bibirnya tampak bergetar lalu berbisik dengan lirih.

   "Ooh, kau.. kau adalah Buncu, pembunuh-pembunuh bedebah.."

   Agaknya Sian hong kek Ho Gi sangat di pengaruhi oleh gejolak perasaan, sekujur tubuhnya gemetar lagi dengan kerasnya, sementara paras mukanya kembali mengejang keras penuh penderitaan.

   Kata-kata selanjutnya pun turut tersumbat.

   Buru-buru Kong Cin sin berseru.

   "Saudara Ho, untuk sementara waktu ini legakan dulu perasaanmu, aku datang untuk menyembuhkan lukamu ....."

   Suara gemerutuk mulai kedengaran dari dalam tenggorokkan Sian hong kek Ho Gi, kemudian dia berkata lagi diiringi helaan napas yang sedih dan lirih.

   "Aku sudah.... sudah tiada harapan lagi. .. aku sangat gembira dapat bersua kembali denganmu ...."

   "Saudara Ho, kau ... kau pasti akan sehat kembali ...."

   Seru Keng Cin sin cemas.

   "Buncu!"

   Suara Sian hong kek Ho Gi kedengaran lebih gemetar lagi.

   "kau tak usah membuang waktuku dengan percuma, menggunakan kesempatan yang amat singkat ini, ingin kuberitahukan kepadamu, siapa-siapa saja musuh besarmu..."

   Keng Cin sin pandai sekali dalam ilmu pertabiban, tentu saja diapun tahu meski Hoa Tuo, si Tabib sakti dari jaman Sam kok menitis kembalipun mustahil bisa menyelamatkan selembar jiwanya.

   Sekarang dia bisa sadar karena mengandalkan hawa murni yang masih dimilikinya serta kasiat dari pil kiu coan sa mia sin wan dan air mustika mutiara Thian hong im yang sin cu, seandainya kasiat dari kesemuanya itu sudah punah, tentu saja pengaruh obat mana tak bisa mencegah cakar maut malaikat elmaut untuk mencabut nyawanya.

   Dengan perasaan pedih bertanya Keng Cin sin.

   "Katakanlah, siapa musuh-musuh kita? Apakah sebelas saudara kita sudah mengalami musibah semua?"

   "Sungguh tak disangka sembilan partai besar yang menganggap diri sebagai partai bersih pun bisa bertindak begitu kotor, munafik dan tak tahu malu..." . kata Sian hong kek Ho Gi sambil menahan rasa dendam.

   "Haaah, sembilan partai besar dari daratan Tionggoan?."

   Keng Cin sin amat terperanjat.

   "Benar.... ciangbunjin dari sembilan partai besar..."

   Ditambah dengan manusia aneh yang menyebut dirinya Bu lim jit hun sekalian tujuh delapan puluh jago lihay, kami sebelas saudara mungkin sudah gugur sembilan orang, tapi pihak lawanpun banyak yang jatuh korban, cuma pembunuh dan dalangnya tidak mampus."

   "Bin ih siausu Hoa Siong si beserta saudara cilik Kho It khi telah menerjang keluar dari kepungan dengan membawa luka yang parah, tidak kuketahui bagaimanakah nasib mereka sekarang."

   "Aku pasti akan memberikan pembalasan yang setaraf dan kematian yang sama kejamnya terhadap pembunuh-pembunuh keji yang rendah, tak tahu malu dan munafik itu"

   Sian hong kek Ho Gi mendehem dua kali, Kemudian berkata.

   "Sekarang aku baru memahami betapa jelek dan busuknya kawanan manusia yang mengaku dirinya sebagai pendekar sejati itu, sama-sama memperlihatkan wajah mereka yang buas dan liar. Aaai, mereka telah mempergunakan cara yang rendah dan tak tahu malu untuk menyergap kami."

   "Dunia persilatan memang penuh dengan kemunafikan dan kelicikan, setiap orang selalu menggunakan tipu muslihat yang busuk untuk memperkaya diri, mencari nama dan kedudukan, tindak tanduk mereka sukar diduga sebelumnya. Buncu! Sekarang kau harus hidup sebatang kara, sedang didalam dunia persilatan hanya tinggal Leng hun koay seng Ku See hong seorang yang dekat denganmu, sedang sisanya, ... sisanya hampir semuanya merupakan musuhmu, dapat .... dapatkah kau membalas dendam..?"

   Selembar nyawa Sian hong kek Hoo Gi pun mengikuti sang waktu makin lama makin menyusut pendek, cengkeraman malaikat elmaut sudah semakin mendekatinya.

   Dengan napas yang tersengkal-sengkal dan tenggorokkan mengorok keras, dia berbisik lagi, dengan suara semakin lirih.

   "Buncu, sebelum ajalku tiba, ada beberapa persoalan ingin kutanyakan kepadamu, betulkah kau adalah Keng C in sin yang di kenal oleh Ku See hong dan selama ini di anggap telah mati?"

   Keng Cin sin sangat terperanjat, dia tak habis mengerti mengapa anak buahnya ini bisa tahu kalau dia adalah Keng Cin sin? Namun setelah menghela napas sedih sahutnya juga.

   "Saudara Ho, akulah Keng Cin sin!"

   Sekulum senyuman segera menghiasi wajah Sian hong kek Ho Gi yang mengenaskan itu, kembali dia berbisik dengan suara yang lirih sekali.

   "Buncu, Leng hun Koay seng Ku See hong sangat mencintai dirimu, dia menganggap kau belum mati, aku tahu, dihati kecilmu pasti ada rahasia besar yang sukar diutarakan, namun bagaimanapun juga kau harus mengutarakan keadaanmu yang sebenarnya kepada dia, berdiri disatu garis yang sama, dengan begitu kalian baru dapat membasmi kaum jahanam dan kaum laknat dari muka bumi."

   "Nona Keng Cin sin, kenapa hubunganmu dengan Ku See hong .......?"

   "Saudara Ho"

   Tukas Keng Cin sin sedih.

   "aku belum dapat menyatakan identitasku kepadanya, karena sekarang aku harus mencari dulu semacam obat ....."

   Siau hong kek Ho Gi yang mendengar perkataan tersebut menjadi sangat terperanjat tapi justru karena itu pula darahnya semakin membeku sehingga tak dapat mengalir kedalam isi perutnya, seketika itu juga jantungnya berhenti berdetak dan matanya membalik keatas, tampak ajalnya sudah tiba.

   Namun sesaat menjelang ajalnya tiba, mendadak dia berbisik lagi dengan lirih.

   "Ku See hong telah terjebak oleh tipu muslihat orang-orang Ban sia kau...."

   Berbicara sampai disitu, sepasang kakinya segera menjejak keras-keras ke depan, seluruh tubuhnya mengejang keras dan darah mengucur keluar dari ujung bibirnya.

   Seorang lelaki sejati yang gagah perkasa ini, akhirnya harus meninggalkan dunia yang penuh kekejian untuk kembali ke alam baka dan beristirahat untuk selamanya.

   Kini segenap kekuatan Hiat mo bun telah punah, korban yang berjatuhan cukup besar dan parah, tak terlukiskan rasa sedih dan pedih yang dialami Keng Cin sin saat ini ...

   Dengan membawa pengharapan yang besar dia mendirikan perkumpulan Hiat mo bun, maksudnya ingin menegakkan keadilan dan kebenaran dalam dunia persilatan demi kesejahteraan umat persilatan, sungguh tak disangka sebelum cita-citanya yang luhur itu tercapai, segenap kekuatan partai nya harus ditumpas orang dan punah dengan begitu saja.

   Pukulan hatin yang demikian beratnya ini benar-benar telah meninggalkan bekas luka yang mendalam sekali didalam sejarah perjalanan hidupnya.

   Sekarang Keng Cin sin tak dapat mengendalikan rasa sedih dalam hatinya, air mata jatuh bercucuran dari kelopak matanya dan membasahi pipinya ....

   Kesedihan yang tak bersuara ini terasa jauh lebih membekas dalam hatinya dari pada isak tangis yang keras, sebab perasaan pedih yang dialaminya saat ini benar-benar tak terlukiskan lagi dengan kata-kata.

   Pancaran sinar dendam, benci dan marah yang mengerikan hati mencorong ke luar dari balik matanya, dia mengawasi wajah Sian hong kek Ho Gi yang sudah menjadi mayat itu tanpa berkedip.

   Dari balik sorot mata mana, terkandunglah pelbagai perasaan yang bercampur aduk tak karuan.

   Diantaranya terselip perasaan dendam dan benci....

   Penderitaan....

   Kemarahan....

   Kenangan.

   Hawa napsu membunuh yang berkobar kobar ....

   Mendadak....

   Keng Cin sin mendongakkan kepalanya dan memperdengarkan suara tertawa panjangnya yang keras dan menusuk pendengaran.

   Sedemikian kerasnya suara tertawa itu sehingga seluruh langit dan bumi seakan-akan turut bergetar keras, suasana betul-betul mengerikan sekali.

   Suara tertawanya itu begitu keras dan menggidikkan hati...

   Suara tertawa itu penuh dengan kebencian yang meluap-luap....

   Tapi terdengar pula begitu memedihkan hati sehingga sanggup mencabik-cabikkan perasaan setiap orang.

   Dari gelak tertawanya itu, kita dapat merasa kan bahwa dalam dunia persilatan bakal terjadi suatu tragedi yang paling mengerikan didalam sejarah dunia persilatan selama ini.

   Sementara itu, matahari senja sudah condong ke arah barat, sinar matahari kemerah-merahan memancar ke seluruh angkasa.

   Mendadak...

   Segulung angin lirih berhembus lewat dan memecahkan keheningan yang mencekam sekeliling tempat itu...

   Tahu-tahu dalam ruangan tersebut telah menyelinap masuk seorang perempuan berambut putih yang berwajah bersih bagaikan kemala, didalam bopongan perempuan tersebut, terdapat pula seorang gadis yang berwajah cantik.

   Tak perlu diduga lagi, ke dua orang ini bukan lain adalah Seng sim cian li Hoa Soat kun serta Im Yan cu yang telah terkena obat perangsang Im hwee si hun wan.

   Setelah mengetahui siapa yang datang, buru-buru Keng Cin sin mengendalikan gejolak perasaannya lalu menegur dengan lirih.

   "Bolehkah aku tanya, apakah kau adalah Seng sim cian li Hoa Soat kun locianpwe beserta muridnya Im Yan cu?"

   Seng sim cian ti Hoa Soat kun amat terkejut setelah mendengar teguran itu, segera pikirnya.

   "Heran, bagaimana mungkin dia bisa mengetahui akan hal ini ....?."

   Dengan nada suara yang dingin bagaikan es, sikap yang merupakan kebiasaan bagi nya, dia menghela napas panjang lalu menjawab.

   "Hiat mo buncu, mungkin kau sudah mengetahui maksud kedatanganku kemari"

   "Hoa locianpwe, apakah Leng bun kuay seng Ku See hong telah berkunjung ke rumah penginapan Yang tang?"

   Rupanya Keng Cin sin mengira Hoa Soat kun bisa datang mencarinya atas petunjuk dari Ku See hong, sebab hanya Ku See hong seorang yang tahu kalau gedung terpencil ini merupakan pusat hubungan dari perkumpulan Hiat mo bun.

   "Sudah seharian penuh lo nio belum berhasil menemukan bajingan cilik she Ku itu"

   Sahut Seng sim cian li Hoa Soat kun dengan suara dingin. Mendengar perkataan itu Keng Cin sin sangat terkejut, dalam benaknya segera terlintas kembali kata-kata terakhir dari Sian hong kek Ho Gi.

   "Jangan-jangan Ku See hong benar-benar sudah terkena siasat busuk dari bajingan Ban sia kau..."

   Demikian dia mulai berpikir.

   Rupanya Sian hong kek Ho Gi yang sesaat menjelang ajalnya mendengar kalau Ku See hong sedang pergi mencari obat-obatan, mendadak saja ia teringat akan kisah pertemuan antara Ku See hong dengan Thi bok sin kiam Cu Pok, ditambah pula sejak musibah yang menimpa Hiat mo bun barusan, ia semakin menaruh perasaan was-was terhadap jalan pemikiran orang persilatan.

   Atas dasar itulah dia lantas menduga kalau Ku See hong sudah ditipu oleh kaum laknat, maka dari itu sebelum ajalnya tiba dia pun menyatakan kalau Ku See hong sudah terjebak oleh siasat busuk musuh.

   Tatkala Seng sim cian li Hoa Soat kun menyaksikan Keng C in sin hanya membungkam diri dalam seribu bahasa, dengan suara dingin dia berkata lagi.

   "Hiat mo buncu, apakah kaupun sudah tahu kalau muridku ini telah keracunan?"

   Tentu saja Keng Cin sin memahami maksud hatinya, buru-buru jawabnya.

   "Locianpwe, atas pemberitahuan dari Ku See hong, aku sudah tahu kalau Im Yan cu telah keracunan, sayangnya aku hanya sanggup memperpanjang saat kambuhnya saja, dan tak mampu menyembuhkan secara tuntas. ."

   "Aku telah berjanji dengan Ku See hong, paling lambat besok pagi untuk berjumpa dengannya dirumah penginapan Yang tang, pada saat itulah kita akan bersama-sama menyelesaikan persoalan ini....."

   Ketika mendengar perkataan tersebut, sekilas perasaan sedih sempat menghiasi wajah Seng sim cian li Hoa Soat kun, jelas kesedihan yang dikarenakan perasaan kecewa. Keng Cin sin menghela napas sedih, kemudian katanya.

   "Hoa locianpwe, aku sudah berjanji kepada Ku See hong untuk menyembuhkan luka racun dari tubuh adik Im Yan cu, sudah pasti akan kulakukan hal ini dengan sebaik-baiknya"

   "Bukankah sudah kau katakan bahwa kau tak mampu untuk menyembuhkannya, sama sekali?"

   "Kepandaianku memang masih belum lengkap untuk menyembuhkan luka beracunnya, namun setiap benda yang ada didunia ini pasti ada cara untuk memecahkannya. Aku pikir didalam kitab pusaka Ban sia cinkeng sudah pasti akan tercantum obat penawar dari racun cabul tersebut."

   "Maksudmu, kau hendak mengunjungi markas besar Ban sia kau dan berusaha untuk mencuri kitab Ban sia cin keng itu?"

   "Yah, kejadian telah berkembang menjadi begini rupa, terpaksa aku harus menempuh cara ini"

   Sungguh terharu perasaan Seng sim cian li Hoa Soat kun setelah mendengar perkataan itu, pikirnya.

   "Sudah pasti perempuan ini mempunyai hubungan yang mendalam sekali dengan Ku See hong, kalau tidak mengapa dia bersedia untuk menyembuhkan luka beracun dari im Yan cu, bahkan bersedia pula mempertaruh kan jiwanya untuk mengunjungi markas besar Ban sia kau dan berusaha mencuri kitab pusaka Ban sia cin keng milik Ceng Lan hiang ...."

   Berpikir demikian, dia menghela napas panjang, kemudian katanya pelan.

   "Terima kasih banyak atas petunjukmu barusan, kalau dalam kitab pusaka Ban sia cin keng tercantum resep obat penawar untuk memunahkan pengaruh racun cabul tersebut, soal mengunjungi perkumpulan Ban sia kau, aku pikir tak perlu merepotkan dirimu lagi."

   "Hoa cianpwee, aku sudah mengabulkan permintaan orang tentang hal ini, jadi aku tak ingin mengingkari janji"

   "Bolehkah aku tahu bagaimana hubunganmu dengan Ku See hong. ..?"

   Keng Cin sin menghela napas sedih.

   "Panjang sekali untuk diceritakan tentang kepedihan hatiku ini, harap Hoa cianpwee jangan menyinggungnya kembali, terus terang saja kukatakan, dahulu dia adalah kekasihku, tapi sekarang aku sudah tak dapat mencintainya lagi, oleh sebab itu aku hanya bisa berusaha dengan sepenuh tenaga untuk membantunya hidup senang dan bahagia, dengan begitu hatiku akan turut merasa puas"

   Berubah hebat paras muka Seng sim cian li Hoa Soat kun setelah mendengar perkataan ini, serunya terkejut.

   "Jadi kau adalah Keng Cin sin, kekasih pertama dari Ku See hong..."

   Keng Cin sin pun merasa terkejut sekali setelah mendengar perkataan itu, pikirnya kemudian.

   "Heran, mengapa diapun bisa mengetahui namaku..."

   Tapi dengan cepat dia mengangguk, sahutnya sedih.

   "Benar, aku adalah Keng Cin sin, harap locianpwe jangan memberitahukan hal yang sesungguhnya kepadanya"

   "Mengapa?"

   Tanya Seng sim cian li Hoa Soat kun tidak mengerti. Air mata segera bercucuran membasahi wajah Keng Cin sin.

   "Hoa locianpwe! harap kau jangan menanyakan persoalan ini, sebab kesemuanya itu hanya akan menambah kesedihan dan kepedihan didalam hatiku saja"

   Pada dasarnya Seng sim cian li Hoa soat kun memang seorang yang patah hati, tentu saja diapun dapat merasakan kesedihan yang mencekam perasaan Keng Cin sin sekarang. Oleh sebab itu dia lantas mengalihkan pokok pembicaraannya ke soal lain, katanya.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
"Nona Keng, kau dapat memperpanjang kambuhnya dari racun cabul yang mengeram dalam tubuh muridku ini sampai berapa lama?"

   "Kurang lebih lima belas hari"

   "Masalah ini tak bisa ditunda-tunda lagi, harap nona Keng segera turun tangan menolong muridku ini"

   "Hoa locianpwe, sekarang kita harus pergi ke rumah penginapan Yang tang dan menanti kedatangan Ku See hong lebih dulu"

   "Sekarang dia telah pergi ke mana?"

   "Ku See hong sedang mencari sebatang rumput Im cu cau, rumput tersebut sangat langka dan sukar dicari didunia ini, bisa jadi ia sudah ditipu oleh kaum laknat"

   "Siapakah yang menyuruh dia pergi mencari rumput tersebut.. ?"

   "Soal ini aku sendiripun tidak jelas tapi bisa jadi kaum laknat dari Ban sia kau apabila kita tidak berhasil menemukannya di rumah penginapan Yang tang, masalahnya menjadi semakin sukar diduga lagi, namun bila dia terkena siasat licik dari Ban sia kau, sudah pasti jiwanya terancam bahaya maut"

   "Baiklah, mari kita menanti kedatangannya di rumah penginapan Yang tang sampai besok, bila dia tak datang juga, kita segera menyusulnya ke markas besar Ban sia kau"

   Maka Seng sim cian Hoa soat kun bersama Keng Cin sin berangkat ke rumah penginapan Yang tang untuk menunggu kedatangan Ku see hong. -oooo0dw0oooo-

   Jilid 34 KU SEE HONG roboh tak sadarkan diri setelah terkena bubuk pemabuk milik Ceng Lan hiang.

   Entah berapa lama sudah lewat...

   Dalam keadaan samar-samar dan antara sadar tak sadar, Ku See hong merasa didalam mulutnya seakan-akan sedang menghisap sebutir buah anggur yang manis dan segar.

   Cairan yang harum dan segar memercik dan mengalir melalui kerongkongannya.

   Dia mengira masih berada dalam impian, namun mulutnya memang benar-benar dipenuhi oleh cairan yang harum baunya.

   Selain itu terendus pula bau harum semerbak yang menusuk penciumam.

   Dia merasa pikirannya masih kabur, keadaan tersebut bagaikan dalam impian seperti lamunan, seperti juga kenyataan.

   Dia tak dapat memastikan secara pasti, sebab benaknya terasa kosong dan hampa.

   Lama...

   lama kemudian, impian yang indah tersebut mendadak lenyap tak berbekas.

   Ku See hong merasakan ingatannya mulai jernih kembali, tiba- tiba ia teringat bagaimana dia telah berjumpa dengan ketua Ban sia kau yang cabul lagi kejam, Ceng Lan hiang.

   Mendadak benaknya seperti disambar oleh geledek ditengah hari bolong, dengan cepat Ku See hong membuka matanya kembali....

   Apa yang kemudian terlihat olehnya hampir saja membuatnya menjerit keras.

   Ternyata seluruh pakaian yang dikenakan kini sudah dilepas orang, sekarang dia sedang berbaring ditengah sebuah pembaringan yang harum baunya dan indah bentuk nya dalam keadaan telanjang bulat, sekeliling pembaringan dilapisi oleh kain tirai berwarna kuning yang halus dan lembut.

   Seluruh ruangan tidur itu dihiasi dengan aneka warna yang dapat membangkitkan napsu birahi, gambar-gambar porno dan lain sebagai nya, pokoknya siapa saja yang berada disitu pasti akan terpaku dan terpesona.

   Ku See hong tahu dimanakah dia berada sekarang, dengan sorot matanya yang tajam dia mengawasi sekejap sekeliling tempat itu, ternyata tak seorang manusiapun yang nampak.

   Dia mencoba untuk menarik hawa murninya dan bangkit berdiri, namun seluruh tubuhnya lemas seakan-akan tak bertenaga, hawa murninya tak mampu dihimpun kembali.

   Menyaksikan kenyataan ini, dia menghela napas sedih, lalu berpikir dihati.

   "Habis sudah riwayatku kali ini! Habis sudah riwayatku kali ini! Aku benar-benar sudah terjatuh ketangan perempuan jalang itu. Ooh, mengapa dia tidak memberi kematian yang utuh kepadaku! Mengapa dia...."

   Berpikir sampai disitu Ku See hong tak berani berpikir lebih jauh, dia mencoba untuk membalikkan badannya namun sama sekali tak mampu berkutik.

   Ternyata jalan darahnya sudah ditotok orang, dan ilmu menotok jalan darah yang digunakan sedemikian luar biasanya sehingga dapat membuat kesadaran orang tetap jernih, namun tubuhnya tak mampu mengerahkan sedikit tenagapun.

   Mendadak...

   Serentetan gelak tertawa yang amat jalang bergema memecahkan keheningan ruangan itu...

   Lalu terendus segulung angin harum menerpa lewat, dari luar pembaringan berkelambu kuning dimana Ku See hong berbaring sekarang, tahu-tahu sudah muncul seorang perempuan cantik bagaikan seekor ular, dengan suatu gerakan cepat dia langsung menubruk ke atas pembaringan di mana Ku See hong berada.

   Selembar wajah perempuan cantik yang memikat hati segera muncul pula di depan mata Ku See hong.

   "Bocah sayang, kau telah mendusin"

   Teguran lembut di ringi senyuman yang memukau muncul di depan mata.

   Gelak tertawa yang jalang itu membuat Ku See-hong tanpa terasa berpaling, dalam sekejap mata itulah Ku See-hong dapat menyaksikan banyak sekali tempat terahasia dari wanita.

   Ia segera mendengus dan buru-buru memejamkan matanya rapat-rapat...

   Ternyata perempuan cantik yang telanjang bulat bagaikan seekor ular itu bukan lain adalah ketua Ban shia kau Ceng Lan hiang.

   Rambutnya yang panjang terurai bagaikan sebuah air terjun, payudara yang montok dengan sepasang puting susunya yang merah tertutup oleh rambut yang panjang itu sehingga setengah terlihat setengah tertutup, namun justru karena itulah dia nampak lebih merangsang napsu birahi kaum pria...

   Kulit tubuh perempuan itu lembut, halus dan putih bersih, sedemikian halusnya ibarat patung yang terbuat dari batu porselen saja...

   Tapi yang paling menggairahkan hati lelaki adalah bagian bawah perutnya yang menonjol keluar bagaikan sebuah kuburan, terutama rumput lebat berwarna hitam yang tumbuh di sekitar kuburan membuat hati pria terasa mendidih saja.

   Ku See-hong sempat menyaksikan gundukan tanah pekuburan dengan rumput nan lebat itu, diapun sempat menyaksikan dua bukit tinggi di atas dada perempuan tersebut, semuanya merupakan pemandangan yang menggelorakan napsu birahi, oleh karenanya buru-buru dia memejamkan matanya rapat-rapat.

   Sekali lagi Ceng Lan hiang tertawa jalang.

   "Engkoh bagus, bukankah kau sudah berpengalaman beberapa kali menyaksikan keindahan tubuh perempuan? Mengapa sih kau masih kelihatan malu?"

   Sementara pembicaraan berlangsung, tiba-tiba saja Ku See-hong merasakan ada dua lembar bibir yang empuk dan lembut menempel di bagian bawah perutnya...

   Ternyata Ceng Lan hiang yang ramping tapi padat berisi itu sudah menindihi tubuhnya yang telanjang bulat itu diatas tubuh Ku See-hong yang bugil.

   Ku See-hong malu sekali, kalau bisa dia ingin menghajar perempuan itu sampai mati, namun berhubung seluruh badannya lemas tak bertenaga, maka sedapat mungkin dia hanya bisa bergeser ke kiri.

   "Perempuan jalang yang tak tahu malu kau... kau bunuhlah aku saat ini juga"

   Teriaknya. Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh.

   "Aduuuuh... saudara cilikku, mana cici tega untuk melukai dirimu?"

   "Coba kau lihat, bukankah luka yang kau derita sudah cici sembuhkan dengan susah payah selama dua hari belakangan ini?"

   "Dua hari dua malam kita sudah hidup berdampingan dalam keadaan bugil tanpa busana, tahukah kau bahwa cici sudah tak tahan lagi untuk melihat pemuda yang begitu tampan dan gagah macam dirimu ini? Tahukah kau kalau aku sudah kebelet untuk segera... akhirnya lukamu telah sembuh hari ini, yaa tak apalah, biar terlambat sedikit asal puas kedua belah pihak, ayolah cepatan sedikit, telukku sudah siap menanti datangnya perahumu untuk berlabuh..."

   Berbicara yang sebenarnya, Ceng Lan hiang memang sangat cantik dan memiliki perawakan badan yang memukau hati kaum pria, tapi diapun belum pernah menyaksikan pemuda setampan Ku See-hong, apalagi kegagahan dan kekerenannya cukup mendatangkan daya pikat bagi kaum wanita.

   Sewaktu di kerubuti Thi bok sin kiam Cu Pok sekalian manusia laknat, Ku See-hong memang menderita luka parah, namun berkat perawatan yang halus dan penuh kasih sayang dari Ceng Lan hiang, luka itu lambat laun menjadi sembuh.

   Selama dua hari tidur bersama dalam keadaan bugil, sesungguhnya Ceng Lan hiang sudah tak tahan, namun berhubung luka pemuda itu belum sembuh, terpaksa dia harus menahan napsu birahinya.

   Tadipun dia sedang mencium Ku See-hong dan menindihi tubuhnya untuk mencari kepuasan sebelum pergi membersihkan badan.

   Sebagai manusia jalang yang besar napsu birahinya, sekarang dia benar-benar tak mampu lagi untuk mengendalikan rangsangan napsu birahi yang menggelora dalam hatinya, wajahnya berubah menjadi merah dan matanya mulai bersinar-sinar....

   Begitu selesai berkata, seperti angin puyuh saja Ceng Lan hiang langsung menubruk tubuh Ku See hong dan menindihinya.

   Pada dasarnya Ceng Lan hiang adalah seorang wanita yang amat jalang, begitu besar nafsu birahinya sehingga boleh dibilang tiada tandingannya di dunia ini.

   Selama beberapa hari belakangan ini dia sudah tidak melakukan permainan tersebut maka tidak heran kalau dia begitu terangsang hawa nafsu birahinya setelah menyaksikan tubuh Ku See hong yang telanjang dan penuh dengan otot tersebut.

   Begitu hawa nafsunya berkobar, keadaan tersebut ibarat gelombang samudra yang melanda tepian, begitu dahsyatnya sehingga sukar terbendung lagi.

   Di saat seorang wanita sudah berada dalam keadaan terangsang dan bila kebutuhannya akan kepuasan sudah mencapai pada puncaknya, maka sering kali dia akan lebih gila daripada kaum pria.

   Dia akan melupakan segala sesuatunya kecuali mencari kepuasan, tiada persoalan lain yang akan terpikirkan olehnya, begitu juga keadaan Ceng Lan hiang sekarang, kendatipun dia memiliki kepandaian silat yang sangat lihay, toh tak akan terlepas juga dari keadaan semacam itu.

   Apalagi dia memang seorang perempuan histeris.

   Keadaan Ceng Lan hiang saat ini benar-benar mengerikan sekali, namun cukup merangsang nafsu birahi kaum lelaki yang sempat menyaksikan adegan tersebut....

   Di dalam keadaan seperti ini, Ku See hong hanya bisa merasa benci dan malu......

   Sekuat tenaga dia berusaha meronta dan melepaskan diri dari tindihan perempuan itu, sebab perempuan jalang yang berada di hadapannya sekarang adalah istri gurunya yang berkhianat, bahkan dia adalah ibu kandung dari Him Ji im yang pernah berhubungan suami isteri dengannya.

   Tentu saja dia tak boleh berbuat demikian dengannya...

   tidak heran kalau dia meronta seperti orang gila, berteriak-teriak keras sambil mengumpat...

   Namun sayang sekali seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga, apalagi jalan darahnya sudah tertotok.

   Sementara itu Ceng Lan hiang makin lama semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh pemuda itu, makin memeluk semakin kencang, sehingga hampir saja Ku See-hong tak dapat bernapas.

   Sementara seluruh tubuh Ceng Lan hiang yang indah dan mempersona hati itu gemetar keras, bukan cuma begitu, bahkan bergoyang kian kemari tanpa aturan.

   Sedang Ku See-hong pun merasakan rontaan yang makin lama semakin menghebat, dia berteriak semakin menjadi-jadi...

   Mendadak, pada saat itulah...

   Ku See-hong merasakan dua lembar bibir lembut yang semula menempel di atas perutnya itu mulai bergeser terus ke arah bawah...

   Tak lama kemudian, dua senjata sudah saling beradu satu sama lainnya...

   Sambil menggoyangkan pinggulnya kian kemari, Ceng Lan hiang tertawa cekikikan sambil mengumpat.

   "Sialan kau! Mengapa bendamu itu begitu tak berguna...!"

   Rupanya Ku See-hong dengan mengandalkan keteguhan imannya berusaha untuk mengendalikan perasaannya yang bergolak keras, oleh sebab itu senjatanya tetap berada dalam keadaan lembek tak berkekuatan...

   Dalam keadaan demikian, sudah barang tentu Ceng Lan hiang tidak mampu untuk melaksanakan hajatnya...

   Tiba-tiba Ku See-hong merengek.

   "Ceng kaucu, kumohon janganlah berbuat demikian denganku? Mau bukan? Tahukah kau, perbuatan ini berdosa sekali?"

   Sesungguhnya Ku See-hong amat benci dan mendendam terhadap perempuan ini, dia tahu setelah terjatuh ke tangannya maka tak ada gunanya melawan dengan kekerasan.

   Maka sambil menahan kobaran hawa amarah dan bencinya, dia memohon kepada perempuan itu agar tidak berbuat demikian.

   Ceng Lan hiang segera mengerdipkan matanya berulang kali, kemudian sambil tertawa katanya.

   "Saudara Cilikku, buat apa kau mesti berbicara begitu serius? Kau toh tahu, inilah kebahagian yang paling dicari oleh setiap manusia?"

   Ooo0dw0ooo BAB 52 Sembari berbicara, Ceng Lan hiang dengan sepasang matanya yang menggiurkan tiada hentinya mengawasi sekujur badan Ku Seehong, terutama bagian vitalnya.

   Berpapasan dengan sorot matanya yang begitu hangat dan merangsang serta menyaksikan bagian tubuhnya yang memikat hati, Ku See hong merasakan darahnya mendidih, hampir saja senjata andalannya menegang.

   Dia lantas berpikir di dalam hati.

   "Perempuan cabul ini memang benar-benar mempunyai daya pikat yang merangsang hati pria, tidak heran kalau suhu yang berkepandaian silat begitu tinggipun terpukau oleh senyumannya yang merangsang, berbicara sesungguhnya,coba kalau aku tidak mengetahui jelas akan dosa dan kebejatan moralnya, siapa yang akan menduga kalau perempuan cantik bak bidadari dari kahyangan ini sesungguhnya adalah seorang perempuan yang amat jalang? Aaai... Thian memang benar-benar suka mempermainkan umatnya... Dipandang secara telanjang oleh perempuan itu, lama kelamaan Ku See hong mulai tak tenang, dengan wajah merah membara serunya dengan gelisah.

   "Tahukah kau... apa hubunganku dengan suamimu dan putrimu...?"

   Ceng Lan hiang segera tertawa terkekeh-kekeh, tukasnya cepat.

   "Siapapun dirimu, buatku adalah sama saja, sudahlah, kau tak perlu mempersoalkan hal ini, ayo, cepatan sedikit..."

   Dengan sepasang kakinya yang telanjang Ceng Lan hiang mengempit tubuh bagian bawah Ku See hong, sehingga membuat pemuda tersebut sama sekali tak mampu berkutik.

   Ku See hong tidak menyangka sama sekali kalau perempuan tersebut begitu jalang dan tak tahu malu, dalam keadaan demikian, ia benar-benar kasihan dan sedih untuk nasib gurunya, dia sedih mengapa gurunya bisa mempersunting perempuan semacam ini dan Him Ji im bisa mempunyai seorang ibu seperti ini...

   Segulung hawa panas menerjang ke atas secara tiba-tiba, mendadak Ku See hong merasakan jalan darahnya yang tertotok menjadi bebas...

   Kenyataan tersebut kontan membuat hatinya bergetar keras, sambil membentak gusar teriaknya.

   "Kau perempuan cabul, benar-benar perempuan yang tak tahu malu..."

   Rupanya Ceng Lan hiang sedang melakukan rangsangan untuk menggairahkan napsu birahi lawan jenisnya, sekarang tangan kanannya justru sedang mencomot...

   dan mempermainkannya dengan penuh gairah.

   Ku See hong membentak keras, telapak tangan kanannya segera menyapu ke depan keras-keras.

   "Plaaaakkk..."

   Benturan nyaring berkumandang memecahkan keheningan.

   Tubuh Ceng Lan hiang yang sedang menggeliat ke sana ke mari seperti seekor ular itu sudah terhajar telak sehingga mencelat ke belakang dan terlempar keluar dari pembaringan.

   Disaat melancarkan pukulan tadi, Ku See hong turut melompat pula meninggalkan pembaringan tersebut, matanya yang tajam segera memandang sekejap sekeliling tempat itu.

   Tampak olehnya diatas meja dekat dinding tergeletak pakaian lelaki, dengan cepat dia menyambar pakaian tersebut dan mengenakannya dengan terburu-buru.

   Namun sewaktu dia memandang kembali ke arah Ceng Lan hiang yang tergeletak di tanah, tampak olehnya perempuan itu sudah mengenakan pula satu stel pakaian berwarna putih, sepasang payudaranya yang besar masih kelihatan menonjol ke luar, sedang rambutnya yang terurai menutupi sebagian payudara tersebut.

   Dia berdiri dengan sekulum senyuman menghiasi wajahnya, begitu cantik dan menawan seperti bidadari dari kahyangan.

   Pakaian berwarna putih yang dikenakan tidak tertutup rapat, sehingga bagian rahasia dari kaum wanita masih setengah terlihat, ini semua menambah merangsang pandangan pria.

   Ku See hong terkejut sekali, dia tak mengira kalau serangannya barusan tidak berhasil melukainya barang seujung rambutpun, padahal dia mana tahu kalau serangan tersebut dilancarkan kelewat cepat, dengan kekuatannya yang belum pulih serta kepandaian silat Ceng Lan hiang yang begitu lihay, tentu saja serangan tersebut tidak sampai melukai lawannya.

   Dengan cepat Ku See hong mengenakan kembali pakaiannya, kini jalan darahnya sudah bebas, tenaga dalamnya pun sudah pulih kembali seperti sedia kala, keberaniannya otomatis bertambah besar.

   Melihat Ceng Lan hiang berjalan mendekat, dengan suara menggeledek ia segera membentak.

   "Perempuan jalang! Berhenti kau...!"

   Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh.

   "Kau benar-benar tidak mengerti bermain cinta, tidak tahu pula bagaimana menyayangi perempuan, untung saja aku menerima seranganmu, coba kalau berganti orang lain, mungkin tubuhku sudah hancur berantakan"

   "Aaaai... kau memang mempunyai wajah yang menawan hati, membuat aku merasa tak tega saja untuk mencelakaimu sedang kaupun begitu tak tahu diri, kau harus mengerti, setiap lelaki yang sudah cici penujui, tak seorangpun yang bisa lolos dari sepasang tanganku, tentu saja tidak terkecuali kau sendiri, aku lihat lebih baik kau menyerah saja untuk bermain cinta denganku, kalau tidak..."

   "Perempuan jalang bedebah, aku akan membinasakanmu"

   Bentak Ku See hong lagi.

   Ditengah bentakan keras, telapak tangan kanannya segera diayunkan ke depan melepaskan sebuah pukulan yang maha dahsyat ke depan, segulung hawa pukulan yang menusuk tulang segera menggulung ke luar menyusul gerak serangan tadi.

   Namun Ceng Lan hiang hanya mengebaskan telapak tangan kirinya, tahu-tahu serangan tersebut sudah hilang lenyap tak berbekas.

   Sambil tertawa genit Ceng Lan hiang segera berseru.

   "Saudara cilik, kau memang lelaki yang tak berperasaan."

   "Siapa bilang aku lelaki tak berperasaan?"

   Ku See hong membentak gusar.

   Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   

   "kau lah perempuan jalang yang tidak setia, berkhianat kepada suami dan banyak melakukan kejahatan ....."

   Ucapan mana bukan disambut dengan amarah oleh Ceng Lan hiang, sebaliknya perempuan itu malah tertawa cekikikan.

   "Saudara cilik, saudara cilik... tahukah kau siapa yang telah memungut selembar jiwamu?"

   Sambil berkata pelan-pelan dia berjalan mendekati Ku See hong! Bagaikan melihat ular beracun atau kalajengking yang berbahaya, Ku See hong segera mundur beberapa langkah dengan ketakutan, bentaknya keras-keras.

   "Bila kau tidak berhenti lagi, aku akan...."

   Ceng Lan hiang tertawa cekikikan.

   "Terus terang saja kuberitahukan kepada mu, ilmu silatmu masih terpaut jauh sekali dariku, lagipula kaupun tak nanti bisa lolos dari tempat ini, kau tahu berada dimanakah dirimu sekarang?"

   "Haaahh..... haaahh..... haaahhh tempat ini adalah istana Cung Kiong tian dalam markas besar Ban sia kau siapa yang sudah berada disini, maka kecuali aku sendiri yang mempersilahkan dia pergi, hanya jalan kematian saja yang tersedia!"

   Ku See hong sangat terperanjat sesudah mendengar perkataan itu, segera pikirnya.

   "Jika kepandaian silatku tak mampu menandinginya, berarti aku betul-betul sudah terperosok kedalam sarang harimau"

   Sementara dia masih melamun Ceng Lan hiang sudah maju dua langkah lagi dengan lemah gemulai, tiba-tiba saja tangannya menepuk bahu anak muda tersebut, namun tidak menotok jalan darahnya.

   Dengan perasaan terperanjat Ku See hong segera mundur beberapa langkah ke belakang.

   Ceng Lan hiang memutar biji matanya berulang kali, lalu sambil mengerling genit bisiknya.

   "Saudara cilik Ku, cici sudah dua hari bermesraan denganmu di atas ranjang, masa kau tidak berperasaan sama sekali? Coba lihatlah, aku toh merasa tak tega untuk melukaimu?"

   "Kau sudah melakukan...."

   "Belum"

   Tukas Ceng Lan hiang lembut.

   "Sekarang baru siap-siap melakukan untuk pertama kalinya.."

   Rupanya Ku See hong mengira selama dua hari ini dia sudah diperkosa olehnya.

   Namun dia merasa sangat lega setelah mendengar perkataan itu, coba kalau dia telah melakukan hubungan dengannya, sudah pasti ia tak punya muka lagi untuk hidup terus di dalam dunia ini, bisa jadi dia akan segera bunuh diri.

   Sementara itu Ceng Lan hiang sedang dikejutkan oleh keteguhan iman Ku See hong.

   Perlu di ketahui, dia mempunyai daya pikat yang amat besar bagi pandangan kaum lelaki, bahkan tidak sedikit diantara kaum pria yang bersedia main cinta satu kali saja dengannya meski harus dibayar dengan nyawa.

   Tapi kenyataannya pemuda ini sama sekali tidak terpengaruh oleh segala rangsangan pikatannya yang beraneka ragam, pemuda itu seolah-olah berhati baja saja.

   Kembali dia tertawa jalang, serunya.

   "Oooh, rupanya kau hendak meniru Liu Hee hui si sastrawan banci itu..."

   "Kau perempuan laknat, jangan dianggap kau paling cantik, padahal kau lebih jelek dari pada perempuan terjelek dikolong langit sekalipun"

   Mendengar perkataan tersebut, Ceng Lan hiang segera berkerut kening, hawa pembunuhan segera menyelimuti wajahnya, namun hanya sebentar saja sudah lenyap tak berbekas.

   "Saudara cilikku, bagian mana sih dari tubuh cici yang tak dapat memuaskan hatimu?"

   Serunya sambil tertawa.

   "coba kau lihat, tubuh cici begitu mulus dan bahenol, payudaraku begitu padat dan kenyal, boleh dibilang tiada duanya didunia ini, terutama sekali lubang sorgaku, ..ooh, sekali mencoba pasti akan disukai untuk selamanya, apalagi untuk memberi kesegaran bagimu, selama beberapa hari terakhir ini aku tak pernah menjamah lelaki lain.."

   "Aaai, kau memang tolol, ada kenikmatan sorgawi di depan mata kau enggan menikmatinya"

   "Kau.. kau benar-benar tak tahu malu!"

   Bentak Ku See hong keras-keras. Ceng Lan hiang tertawa dingin.

   "Kau sendiri yang tak tahu diri, baik.. bila kau bersikeras enggan menuruti perkataanku, terpaksa aku akan mempergunakan kekerasan."

   Rupanya gagal menggunakan cara yang lunak, dia hendak memaksa dengan kekerasan. Pada dasarnya Ku See hong memang seorang yang cerdik, dia menjadi amat terperanjat setelah mendengar perkataan itu, satu ingatan segera melintas dalam benaknya.

   "Kepandaian silat yang dimiliki perempuan jalang ini masih jauh diatas kepandaianku, lagi pula obat-obatan yang dimilikinya lihay sekali, apabila aku sampai bentrok dengannya, mungkin tiada kebaikan yang akan kuperoleh, satu-satunya cara menggunakan siasat untuk membunuhnya..."

   Berpikir sampai disitu, Ku See hong segera menyusun siasat dalam hati kecilnya, kemudian setelah menghela napas sedih katanya.

   "Hari ini aku orang she Ku sudah terjatuh ketanganmu, biar mati juga tidak menyesal karena kau memang pernah melepaskan budi kepadaku"

   Ceng Lan hiang tertawa jalang.

   "Saudara cilik she Ku, kau tak perlu kuatir, cici tidak akan mempergunakan tenaga Im-kang untuk mencelakai dirimu"

   Rupanya Ceng Lan hiang memang perempuan siluman yang paling cabul dikolong langit, sebagai ketua Ban sia kau, maka setiap orang yang ingin bergabung dengan perkumpulan tersebut sudah pasti akan digaet olehnya dan diajak bermain cinta paling tidak satu kali setiap malam.

   Namun setiap orang yang pernah berhubungan cinta dengannya, tanpa disadari telah terkena pula semacam hawa im kang yang sengaja dilepaskan perempuan itu.

   Setiap orang yang sudah terkena hawa im kang, maka satu jam setelah berhubungan kelamin, racun dingin itu akan mulai bekerja.

   Sang penderita akan merasakan jalanya peredaran darahnya seperti muncul berjuta-juta ekor semut yang menggigit hati dan tulang nya, tak terlukiskan rasa sakitnya waktu itu.

   Apabila sang penderita tidak selekasnya minum obat penawar buatannya, maka satu jam kemudian dia akan mati tersiksa.

   Akan tetapi, apabila racun itu mulai bekerja dan pada waktunya menelan obat penawar buatan Ceng Lan hiang, meski dapat memunahkan racun yang mungkin menyerang isi perut dan jantungnya, namun orang tersebut sudah tak dapat melakukan hubungan senggama untuk kedua kalinya dengan perempuan tersebut.

   Sebab obat penawar itu khusus dipakai untuk memunahkan hawa Yang-khi dimiliki kaum pria, padahal bila hawa yang-khi kaum pria sudah menderita kerugian, bila melakukan senggama lagi, hal ini bisa mengakibatkan kematian.

   Sekarang setelah Ceng Lan hiang mendengar perkataan dari Ku See hong, dia mengira masalah inilah yang dimaksudkan, maka itulah Ceng Lan hang segera memberikan jaminannya untuk tidak melakukan hal tersebut.

   Padahal berbicara yang sebenarnya, Ceng Lan hiang memang tak ingin Ku See hong menderita kerugian, karena pemuda itu mempunyai daya perangsang yang kuat bagi kaum wanita, kecuali dia sudah bosan bermain cinta dengannya dan ingin mencari rangsangan baru, sesungguhnya dia tak ingin mengisap sari kelakian Ku See hong bahkan dia rela menderita sedikit kerugian 1137 asal bisa menambah kekuatan Ku See hong hingga permainan mereka lebih menggairahkan lagi...

   Hal ini bisa terjadi karena Ku See hong telah memperoleh cintanya, kalau tidak Ceng Lan hiang yang kejam dan cabul itu tak nanti akan membiarkan dirinya di caci maki seenaknya oleh si anak muda itu.

   Tentu saja asal dia mempergunakan obat perangsang maka ia sudah akan memperoleh beberapa kali kepuasan seks dari pemuda itu, namun ia tak tega berbuat demikian.

   Ya, makhluk yang bernama manusia kadangkala sangat aneh, walaupun Ceng Lan hiang terhitung seorang manusia yang cabul dan jalang, toh dia terhitung seorang wanita, bagaimanapun jua dia akan tertarik dan mencintai juga seorang pria.

   Yang sial adalah Ku See hong, karena dialah yang dipilih perempuan jalang tersebut untuk menjadi kekasihnya.

   Ku See hong segera mengatur siasat dibalas dengan siasat, sambil tertawa dingin katanya.

   "Huuuh... siapa yang percaya kau perempuan yang sudah terbiasa mempermainkan lelaki seenaknya bisa menaruh perhatian khusus terhadap aku orang she Ku?"

   Menyaksikan Ku See hong yang begitu merangsang, Ceng Lan hiang kembali terangsang, dia merasa antara kedua belah pahanya mulai basah.

   "Oooh... saudara cilikku yang tampan, mengapa sih kau tidak mau percaya kepadaku?"

   Serunya merayu.

   "Apa yang kau inginkan? Ayolah cepatan sedikit, aku sudah benar-benar tak tahan."

   Belum selesai dia berkata, Ku See hong sudah dipeluk lagi kencang-kencang, bahkan tangannya bergerak cepat melepaskan pakaian yang menutupi badannya.

   Pakaian berwarna putih itu segera terlepas dan jatuh ke tanah, tubuhnya yang putih mulus dengan segala lekukan yang menggairahkanpun segera terlihat di depan mata.

   Tubuhnya yang bugil memang sungguh indah, terlalu merangsang napsu pria yang melihatnya, bila lelaki lain yang menghadapi kejadian seperti ini, mungkin mereka rela mampus meski dapat merasakan kenikmatan sorga dunia dengannya hanya semalam saja.

   Tapi Ku See hong memang melebihi siapapun, dia masih tetap duduk tenang tak bergerak.

   Kini otaknya sedang berputar terus mencari akal, bagaimana caranya membinasakan perempuan itu...

   Pelan-pelan sorot matanya dialihkan ke samping dan akhirnya berhenti di atas dinding sebelah kiri...

   dimana pedang Hu thian seng kiamnya tergantung.

   Waktu itu birahi Ceng Lan hiang sudah memuncak, sambil membusungkan payudaranya yang menongol seperti dua bukit kecil, dia menggesek- gesekkan payudaranya itu di atas dada Ku See hong, sepasang tangannya memeluk pinggang pemuda itu kencang- kencang sedang tenggorokannya memperdengarkan suara yang aneh, pinggulnya digoyangkan kian kemari dengan penuh napsu...

   Melihat keadaannya sekarang, dia seperti sungai kekeringan yang mengharapkan datangnya air yang akan membasahinya.

   Mencorong sinar pembunuhan yang menggidikkan hati dari balik mata Ku See hong, pikirnya.

   "Sekaranglah kesempatan yang terbaik bagiku untuk turun tangan..."

   Mendadak ia mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya ke tangan kanan, sementara tangan kirinya pura-pura bermesraan meraba punggung dan pinggang perempuan itu, pelan-pelan tangan kanannya digeserkan ke arah kepalanya dan meraba rambutnya yang panjang.

   Pelan-pelan...

   pelan-pelan...

   Akhirnya telapak tangan kanannya itu sudah bergeser ke atas jalan darah Pek hui hiat di atas kepala Ceng Lan hiang.

   Perlu diketahui, jalan darah Pek hui dan Yong swan merupakan dua jalan darah kematian di tubuh manusia.

   Betapapun sempurnanya tenaga dalam seseorang, bila kedua buah jalan darahnya itu tertotok atau terhajar pelan saja, niscaya orang itu akan tewas.

   Jalan darah Yong swan-hiat terletak diantara kaki kita, tentu saja Ku See hong tidak dapat menyerang jalan darah Yong swan hiat tersebut.

   Sementara itu, telapak tangan kanan Ku See hong sudah meraba jalan darah Pek hui hiat dikepala perempuan itu, ketika dilihatnya perempuan itu belum merasa, hawa murni yang sudah dipersiapkan diatas lengan kanannya itu tiba-tiba saja dipancarkan keluar....

   Terdengar jeritan ngeri yang memilukan hati bergema memecahkan keheningan..Namun yang roboh terjungkal ke atas tanah bukan Ceng Lan hiang, melainkan Ku See hong sendiri.

   Perlu diketahui, Ceng Lan hiang adalah seorang manusia yang amat licik dan lihay, bagaimana mungkin perahunya akan karam didalam pecomberan! Sewaktu Ku See hong berlagak bermesraan dengannya tadi, ia sudah menduga kalau Ku See hong hendak menyerangnya secara diam-diam, sebab dia tahu mustahil pemuda itu akan tunduk pada kemauannya dengan begitu cepat.

   Bahkan sewaktu dia menggesek-gesekkan tubuhnya diatas badan pemuda tersebut, dia pun menemukan senjata andalan Ku See hong masih berada dalam posisi lembek dan amat lunak.

   Ini menunjukkan kalau Ku See hong sedang memusatkan pikirannya untuk menghimpun tenaga dalam.

   Maka Ceng Lan hiang pun memeluk pinggang pemuda itu kencang-kencang, padahal yang dipeluk justru jalan darah Siau yong hiatnya.

   Disaat Ku See hong hendak mengerahkan hawa murninya itulah, mendadak Ceng Lan hiang miringkan kepalanya ke samping dan sepasang tangannya menekan ke pinggang keras-keras.

   Kontan saja Ku See hong merasakan tenaga murninya buyar hingga roboh terjengkang ke tanah, berada dalam keadaan begini, dia hanya melototkan matanya bulat-bulat, sebab dia menduga dirinya pasti tewas kali ini.

   Tapi Ceng Lan ping tidak melancarkan serangan keji ke arah Ku See hong, sewaktu pemuda itu dapat memulihkan kembali tenaga dalamnya dan melompat bangun, perempuan itu sudah mundurkan diri sejauh enam depa lebih.

   Sambil terkekeh-kekeh Ceng Lan hiang segera berseru.

   "Kau memang benar-benar tak becus, mengapa sih kau terjatuh? Masa tenaga untuk memelukpun tak punya? Padahal kau begitu kuat dan perkasa, tak nyana kalau senjatamu begitu lembek dan terkulai lemas.... haaaahh.... haaahhh.... haaaahhh...."

   Kembali dia tertawa terkekeh-kekeh penuh kejalangan.

   Kalau dilihat dari sikapnya itu, dia seperti tidak merasa kalau Ku See hong barusan hendak melancarkan serangan keji terhadap dirinya.

   Padahal Ku See hong mana tahu kalau perempuan jalang ini makin keji dan buas makin manis senyuman yang menghiasi wajahnya, bahkan sikapnya pun seakan-akan tak pernah terjadi suatu peristiwa apapun.

   Mendengar ucapan tersebut, Ku See hong merasakan hatinya bergetar keras, segera pikirnya.

   "Jangan-jangan dia menotok jalan darah Siau yong hiat ku tanpa sengaja...."

   Berpikir demikian, dia lantas tertawa jengah sembari berkata.

   "Yaa, belakangan ini kesehatan badanku makin hari semakin bertambah lemah."

   Ceng Lan hiang menghela napas panjang.

   "Aaai... tampaknya kesehatan badanmu benar-benar terganggu akibat dikerubuti kawanan manusia laknat itu, untung aku membawa beberapa macam obat yang dapat menambah tenaga untukmu, obat tersebut sesungguhnya amat mahal dan tak ternilai harganya sehingga aku sendiripun merasa sayang untuk memakainya, tapi biarlah ku korbankan sebutir untukmu sekarang, setelah menelan pil tersebut niscaya tubuhmu yang lemah akan menjadi kuat, sekalipun melakukan hubungan senggama beratus- ratus kali pun tak nanti akan merugikan kekuatan hawa murnimu"

   Sembari berkata dia mengambil pakaiannya yang tergeletak ditanah, merogoh ke dalam saku dan mengeluarkan sebutir pil berwarna merah darah. Buru-buru Ku See hong berseru.

   "Jangan! Jangan! Sekalipun aku orang she Ku tidak becus, aku tak ingin meminjam kekuatan obat-obatan untuk..."

   Sambil tertawa ringan Ceng Lan hiang segera menukas kata- katanya yang belum selesai.

   "Berbicara sesungguhnya, entah mengapa sejak cici berjumpa denganmu, seluruh hatiku seakan-akan sudah tercomot olehmu, apakah kau mengira aku membohongi dirimu?"

   "Kau dan aku sudah pernah tidur bersama dalam keadaan sama-sama bugil, meski belum sampai melakukan hubungan senggama, namun hubungan tersebut sudah cukup menggairahkan hati, tapi bila enggan melanjutkan pemainan sampai babak terakhir, akupun tak ingin memaksamu."

   "Sekarang terimalah dulu obat ini, bila kau enggan maka segera akan kuhantar kau keluar dari sini, asal kau dapat teringat akan budi kebaikanku, aku pun sudah merasa cukup puas"

   Selesai berkata, sambil tertawa kepada Ku See hong dia mengangsurkan pil tersebut ke depan.

   Senyumannya yang manis itu entah sudah membinasakan berapa banyak lelaki didunia ini..Senyumannya itu memang lain dari pada yang lain, alis matanya yang melentik matanya yang jeli, bibirnya yang kecil mungil dan sepasang lesung pipinya yang menawan hati, cukup membuat hati pria menjadi rontok..

   Namun yang membuat orang terperanjat adalah kecantikannya tidak menimbulkan perasaan muak bagi yang memandang, sebaliknya justru memiliki daya tarik yang membuat pria menjadi tak mampu untuk mempertahankan diri, hingga secara tak sadar menjadi terpikat oleh kecantikannya.

   Sekalipun Ku See hong memiliki kemampuan yang melebihi orang, namun senyuman yang diperlihatkan olehnya itu benar-benar membetot sukmanya, sehingga tanpa di sadari dia mengulurkan tangan kanannya untuk menyambut pil tersebut.

   Disaat tangan kanan Ku See hong hampir menyentuh pil itulah...

   Dari balik mata Ceng Lan hiang yang jeli mendadak memancar keluar serentetan cahaya yang aneh sekali, di ringi suara tertawa jalangnya yang menusuk pendengaran, dia menyentilkan jari tangannya dan pil berwarna merah itupun meluncur ke depan di ringi suara letupan lirih.

   Di ringi letupan tersebut, selapis bubuk merah menyebar kemana-mana dan menciptakan selapis kabut merah yang segera menyelimuti sekeliling tempat itu....

   Ku See hong hanya mendengar suara tertawa genit, kesadarannya segera menjadi jernih kembali....

   Di dalam gugupnya, dia mengira Ceng Lan hiang hendak melancarkan sergapan ke arahnya, dia menarik napas panjang dan hawa murni yang dimilikinya segera di himpun menjadi satu, dia bersiap sedia menyambut datangnya serangan tersebut dengan kekerasan.

   Sungguh tak disangka Ceng Lan hiang tidak berniat membunuhnya, ketika bubuk merah itu menyebar ke angkasa, kebetulan sekali terhisap masuk ke dalam tubuhnya.

   Begitu mengendus bau harum yang aneh, Ku See hong segera sadar kalau keadaan bakal runyam.

   Sekalipun reaksi yang kemudian dilakukan cukup cepat, begitu mengendus bau harum buru-buru dia menutup pernapasannya, sayang keadaan masih tetap terlambat.

   Perlu diketahui.

   ..

   pil dari Ceng Lan hiang itu dibuat secara khusus dan mempunyai kasiat yang amat keras, barang siapa mengendus bau bubuk itu sedikit saja, niscaya racun itu akan bersarang ke dalam tubuhnya.

   Walaupun dia memiliki kepandaian silat yang bagaimanapun baiknya, jangan harap dapat lolos dari ancaman mana.

   Pil merah itu tak lain adalah Tong hun si kut mi wu (kabut pemabuk membuat sukma terangsang dan tulang lemas).

   Seperti namanya, obat ini termasuk sejenis obat perangsang yang dapat mengacaukan pikiran orang, asal orang mengendus bau obat tersebut maka napsu birahinya akan memuncak, kejernihan otaknya hilang dan segera berkeinginan untuk melangsungkan hubungan senggama...

   Tapi kabut bubuk Tong hun si kut mi wu ini jauh berbeda dengan daya pengaruh Im hwee si kut wan, karena obat perangsang ini tidak memiliki sifat beracun yang membahayakan jiwa manusia.

   Asal orang itu sudah melakukan hubungan senggama, maka daya kerja tersebut akan lenyap dan hilanglah sudah seluruh racun obat tersebut.

   Ceng Lan hiang memang tidak berniat mencelakai Ku See hong, apa yang menjadi keinginannya tak lebih hanya ingin memuaskan napsu birahinya belaka.

   Di samping itu dia memang tertarik dan cinta kepada Ku See hong, ia tak tega mencelakai pemuda tersebut, itulah sebabnya dia mengampuni anak muda itu.

   
Dendam Sejagad Legenda Kematian Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

   
Coba kalau bukan demikian, berapa lembarpun jiwa yang dimilikinya sudah pasti habis ludas semenjak tadi.

   Walaupun demikian, namun bila seseorang sudah menghisap udara yang mengandung obat perangsang Tong hun si kut mi wu, maka mau tak mau sang penderita harus melakukan hubungan senggama, bahkan selesai melakukan hubungan dia akan tertidur pulas sampai beberapa jam lamanya, semakin sempurna tenaga dalam yang dimiliki seseorang semakin pendek jangka waktu tidurnya.

   Daya kerja obat perangsang Tong hu si kut mi wu benar-benar cepat sekali penyebarannya.

   Dalam waktu singkat Ku See hong merasakan tubuhnya menjadi lemas, seluruh tenaga dalam yang dimilikinya sukar terhimpun kembali...

   Yang lebih celaka lagi adalah saat itulah...

   Segumpal hawa panas yang aneh tiba-tiba muncul dari bawah pusarnya dan menyebar ke mana-mana.

   Bersamaan dengan munculnya hawa panas tersebut, kesadaran otaknyapun turut menjadi hilang.

   Sekarang Ku See hong hanya bisa berusaha mempertahankan kejernihan pikirannya yang semakin memudar, matanya melotot besar, tubuhnya gontai, sementara sepasang tangannya berusaha untuk menekuk....

   nya yang semakin menegang keras.

   Benda itu sudah berubah bentuknya sekarang mana jelek, tak sedap lagi dipandang.

   Ceng Lan hiang yang menyaksikan kejelekan benda itu, kontan saja tertawa terkekeh-kekeh penuh kejalangan.

   Sedemikian gembiranya dia sampai seluruh tubuhnya bergoncang keras mengikuti gelak tertawanya yang berderai-derai.

   Seperti orang kalap Ku See hong menjerit keras, dengan sempoyongan dia berjalan ke dinding sebelah kiri, dimana Hu thian seng kiamnya tergantung...

   Rupanya dia ingin bunuh diri guna menjaga kebersihan nama baiknya.

   Berbicara yang sesungguhnya, bila dia sampai mengadakan hubungan senggama dengan Ceng Lan hiang, maka peristiwa yang memalukan ini akan membuatnya kehilangan muka untuk terus hidup di dunia ini...

   Sambil tertawa dingin Ceng Lan hiang segera berseru.

   "Kau hendak membunuh diri? Mari, mari... biar ku ambilkan bagimu..."

   Sambil berkata dia maju ke depan dan mengambilkan pedang Hu thian seng kiam yang tergantung di atas dinding tersebut.

   Tapi Ku See hong sudah tak mampu menahan diri lagi, tubuhnya terjatuh ke atas tanah.

   Sambil mengangkat kepalanya dia mulai berteriak keras.

   "Bu... bunuhlah aku... bunuhlah aku..."

   Ceng Lan hiang tertawa terkekeh-kekeh.

   "Nih, ambil ah pedang tersebut, bukankah kau ingin bunuh diri... ?"

   Sambil berkata dia menyodorkan pedang Hu thian seng kiam tersebut hingga jarak satu depa di hadapan anak muda tersebut.

   Sementara itu Ku See hong sudah tak sanggup menahan bekerjanya obat perangsang dalam tubuhnya, dia berteriak keras 1146 dan sekuat tenaga menerjang ke muka, dengan cepat tangan kanannya menyambar pedang Hu thian seng kiam tersebut...

   Gelak tertawa jalang kembali berkumandang memecahkan keheningan...

   Tiba-tiba Ceng Lan hiang mundur dua langkah ke belakang.

   "blaaak!"

   Tak ampun Ku See hong terguling kembali ke atas tanah dengan napas tersengkal-sengkal.

   Daya kerja obat perangsang yang kuat telah memunahkan sama sekali kejernihan pikirannya, sekarang dia hanya tahu untuk memuaskan kobaran api birahinya yang semakin memuncak.

   Tiba-tiba terdengar Ku See hong menjerit keras.

   "Ayo... ayo cepatan sedikit... oh ayo cepatan sedikit..."

   Sekarang ucapannya telah berubah, kini dialah yang mendesak Ceng Lan hiang agar cepat-cepat memuaskan napsu birahinya yang berkobar, padahal kesadarannya sudah punah jadi dia sendiri tidak tahu apa yang telah diutarakan.

   Coba kalau dia masih bisa menangkap suara sendiri, mungkin dia akan bunuh diri saking malunya.

   Sesungguhnya Ceng Lan hiang sendiripun sudah tak mampu menahan diri lagi, memandang wajah Ku See hong yang tampan serta bendanya yang jelek tapi keras seperti baja itu, dia tertawa terkekeh- kekeh lagi.

   "Saudara cilik, sekarang kau sendiri yang meminta kepadaku, jangan salahkan diriku lagi heehh... heeehh... heehh"

   "Kau... cepatlah sedikit..."

   Kembali Ku See hong menjerit keras. Ceng Lan hiang tertawa cabul.

   "Baiklah, sekarang cici akan memberi kepuasan yang paling syahdu untukmu..."

   Bersamaan dengan ucapan tersebut, di ringi dengan tertawa yang mengikik dia segera memeluk tubuh Ku See hong dan membaringkannya ke atas pembaringan.

   Kemudian pelan-pelan dia melepaskan pakaian yang dikenakan olehnya...

   Walaupun Ku See hong mengerti kalau perempuan itu sedang melepaskan pakaian, namun karena daya kerja Tong hun si kut mi wu membuatnya tak berpikir lebih lanjut, dia hanya tahu birahinya memuncak dan mengharapkan pelepasan dengan secepatnya.

   Dengan sepasang mata melotot besar seperti kucing yang mengincar tikus, Ku See hong mengawasi sekujur badan Ceng Lan hiang yang telanjang itu tanpa berkedip.

   Andaikata tubuhnya tidak lemas tidak bertenaga, mungkin Ku See hong tidak akan menunggu sampai Ceng Lan hiang melepaskan pakaian sendiri...

   Dalam waktu singkat perempuan itu sudah berada kembali dalam keadaan telanjang bulat, tak sehelai benangpun yang melekat diatas tubuhnya.

   Kemudian Ceng Lan hiang mulai membentangkan kedua belah pahanya, diantara belahan paha itu nampak...

   Sambil tertawa cabul perempuan itu segera menerjang ke atas tubuh pemuda itu..

   Tampaknya suatu pertarungan sengit akan segera berlangsung diatas pembaringan tersebut.

   Tapi sayang, disaat yang amat kritis itulah justru muncul manusia tak tahu diri yang mengacaukan suasana syahdu dari Ceng Lan hiang...

   Mendadak, pada saat itulah...

   Terdengar seseorang berseru dengan suara merdu.

   "Ceng kaucu, ada orang menyerbu ke dalam kamar bacamu, secara beruntun dia telah melukai beberapa orang jago lihay, kepandaian silatnya amat hebat..."

   Mendengar seruan itu, Ceng Lan hiang segera membentak keras.

   "Cun hwa, siapa suruh kau berteriak-teriak? Kalian Su wa berjaga-jaga saja di sekitar ruang Cun kiong tian, jangan biarkan siapa pun memasuki ruangan ini"

   Ceng Lan hiang sedang diliputi napsu birahi, bahkan daging empuk sudah di depan mata, bagaimana mungkin dia akan melepaskan kesempatan emas ini dengan begitu saja? Tidak heran kalau dia lantas mengucapkan kata-kata tersebut...

   Baru selesai dia berseru, terdengar suara seorang pria berseru pula dengan parau.

   "Kaucu perkasa menggetarkan dunia persilatan dan tiada keduanya di dunia"

   Ooo0dwoooo BAB 53 CENG LAN HIANG segera mendengus dingin.

   "Ciu hu kaucu, mau apa kau menyusul kemari?"

   Ternyata orang yang muncul diluar ruangan tak lain adalah si Pedang ular perak Ciu Heng thian.

   Sebenarnya dia adalah gendak kesayangan Ceng Lan hiang, namun semenjak lengannya dikutungi Ku See hong, Ceng Lan hiang makin bersikap dingin kepadanya.

   Apalagi sekarang Ceng Lan hiang berhasil mendapatkan Ku See hong, sudah barang tentu dia semakin tidak memandang sebelah matapun terhadapnya, bahkan bisa jadi hubungan senggama mereka berikutnya merupakan hari naas bagi si pedang ular perak Ciu Heng thian....

   Sementara itu si Pedang ular perak C iu Heng thian kembali berseru lantang.

   "Salah satu daerah terlarang kita Bun ki kek, sudah dimasuki orang, sembilan pelindung hukum yang berjaga di pagoda tersebut sudah punah dibunuh lawan, kehebatan orang itu tak mampu aku orang she Ciu hadapi"

   Ceng Lan hiang makin terkejut setelah mendengar perkataan itu, segera tanyanya dingin.

   "Siapakah orang itu?"

   "Hiat mo buncu...... manusia berkerudung warna warni!"

   Mencorong sinar pembunuhan yang amat mengerikan dari balik mata Ceng Lan hiang setelah mendengar nama itu disebut, serunya penuh kebencian.

   "Perempuan sialan, pun kaucu akan mencincang tubuhmu sehingga hancur berkeping-keping, kalau belum terlaksana hal ini sukar rasanya untuk menghilangkan rasa benci dalam hatiku"

   Kemudian sambil berpaling kepada Ku See hong, katanya lagi dengan suara penuh kecabulan.

   "Saudara cilik, enci akan pergi sebentar saja, sekarang berbaringlah dulu dengan tenang"

   Seraya berkata jari tangannya yang putih halus segera menotok beberapa buah jalan darah penting didepan dada Ku See hong, tanpa bersuara tergeletaklah pemuda itu lemas di pembaringan.

   Dengan cepat Ceng Lan hiang mengenakan pakaian putihnya kemudian ditutup dengan pakaian berwarna merah, setelah itu secepat sambaran kilat dia menerobos ke luar melalui ruang sebelah kanan.

   Terdengar Ceng Lan hiang berkata dengan suara sedingin es.

   "Su-wa (empat boneka), kalian masuk ke dalam ruang Cun Kiong tian dan lindungi kesayanganku, tapi ingat, siapa berani mencicipi buah terlarang dia kuhukum mati"

   "Baik, silahkan kaucu berlalu!"

   Sahut serentetan suara yang merdu. Menyusul kemudian Ceng Lan hiang berkata lagi dengan suara sedingin es.

   "Ciu hu kaucu, kau jangan termangu-mangu saja disini, ayo segera berangkat"

   Waktu itu, sipedang ular perak Ciu Heng thian tidak mengetahui lelaki mana lagi yang sedang digumuli oleh perempuan cabul ini, menyaksikan sikap Ceng Lan hiang yang dingin seperti es, entah mengapa timbul suatu perasaan dengki dan cemburu yang besar sekali.

   Sebenarnya dia ingin melihat siapa gerangan lelaki yang sedang digumuli kaucunya ini, namun setelah mendengar perkataan tersebut, terpaksa dia harus menuruti perintah dan bersama-sama Ceng Lan hiang berangkat ke pagoda Bun ki kek.

   Ku See hong yang tertotok jalan darahnya oleh Ceng Lan hiang sama sekali tak mampu berkutik, namun kesadarannya yang semula sudah terpengaruh oleh bubuk perangsang Tong hun si kut mi wu pun mereda kembali akibat pengaruh totokan tersebut.

   Ketika menyaksikan keadaan sendiri yang telanjang, terutama benda jeleknya yang menegang bagaikan tombak, rasa malunya benar-benar tak terlukiskan dengan kata-kata, apa mau dikata tubuhnya justru tak mampu berkutik, sehingga terpaksa dia hanya bisa melototkan sepasang matanya bulat-bulat.

   Perlu diketahui, bubuk perangsang Tong hun si kut mi wu merupakan sejenis obat perangsang yang mustajab sekali, walau pun beberapa buah jalan darahnya sudah tertotok oleh Ceng Lan hiang sekarang sehingga hawa sesat tersebut menjadi terbendung.

   


Rahasia Peti Wasiat -- Gan K L Pendekar Bayangan Setan -- Khu Lung Romantika Sebilah Pedang -- Gu Long/Tjan Id

Cari Blog Ini