Beruang Salju 32
Beruang Salju Karya Sin Liong Bagian 32
Beruang Salju Karya dari Sin Liong Muka Yeh-lu Chi berobah merah padam, katanya. "Baik! Baik! Sekarang katakanlah, apa yang kau inginkan? Dengan cara bagaimana aku harus menghadapi dirimu, sehingga engkau merasa puas?" Mendengar pertanyaan Yeh-lu Chi seperti itu, segera juga Cing Pang An tertawa mengejek lagi, katanya. "Jika memang engkau ingin melayaniku dengan cara yang wajar dan juga tidak mempergunakan ilmu sesat, mari kita bertempur lagi. Walaupun aku harus membuang jiwa disini, aku puas, karena aku hendak melakukan perbuatan dan tindakan mulia, guna mencegah banjir darah yang bisa saja terjadi di dalam lingkungan Kay-pang disebabkan kekuasaan yang mabuk hormat, di mana hendak mengunjuk gigi menentang pemerintahan yang ada! "Dengan demikian, walaupun aku terbinasa, aku tidak menyesal, karena aku membuang jiwaka tidak percuma. Karena ingin menyelamatkan saudara-saudara Kay-pang lainnya agar tidak terseret oleh ambisi dari ketuanya yang mabuk hormat itu......!" Setelah berkata begitu, Cing Pang An memperdengarkan beberapa kali suara tertawa dingin, malah dia telah mengempos dan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, bersiapsiap untuk menerima serangan Yeh-lu Chi. Waktu itu Yeh-lu Chi pun merasa gusar sekali, karena dengan berkata begitu ternyata Cing Pang An bermaksud menghasut anggota-anggota Kay-pang. Sebagai seorang pangcu dari perkumpulan pengemis yang memiliki kecerdikan dan juga kebijaksanaan yang sangat besar, Yeh-lu Chi tidak menjadi kalap dari kegusarannya. Segera juga ia berkata. "Baik! Baik! Mari kita bertempur lagi, sampai kau rubuh dengan hati yang puas.....!" Sambil berkata begitu, Yeh-lu Chi telah memasang kuda-kuda ke dua kakinya, dengan sepasang tangan dilintangkan di depan dadanya, katanya. "Nah, kau majulah, marilah kita main-main lagi sampai seratus jurus......!" Cing Pang An tidak berlaku sungkan-sungkan karena cepat sekali dia melompat menerjang, di mana sepasang tangannya telah menyerang dengan seluruh tenaga lweekangnya. Akan tetapi Yeh-lu Chi telah memperdengarkan suara tertawa mengejek, karena tadi mereka telah bergebrak dan Yeh-lu Chi telah mengetahui bahwa kepandaian Cing Pang An memang masih berada di bawah kepandaiannya. Karena dari itu, sekarang walaupun serangan yang dilancarkan Cing Pang An sangat hebat, tokh dia tidak menjadi gentar. Dengan sikap yang tenang sekali, tampak Yeh-lu Chi telah menggerakkan ke dua tangannya yang diangkat sebatas dada, dengan sikap ke dua tangan yang sejajar dan telapak tangan menghadap ke arah lawan, kemudian dia mendorong ke depan. Cara mendorongnya itu tidak cepat dan tampaknya tidak kuat, dia menggerakkan ke dua tangannya itu perlahan-lahan. Akan tetapi justru tampak betapa dari telapak tangan Yeh-lu Chi telah mengalir keluar kekuatan yang luar biasa hebatnya, tenaga tangkisan ini membuat tenaga serangan dari Cing Pang An mendjadi punah. Dalam keadaan seperti itu Cing Pang An yang amat takjub dan heran bercampur kaget, tidak bisa membendung diri lagi. Karena cepat sekali dia telah terkena terjangan tenaga dalam dari Yeh-lu Chi yang telah menerjang padanya. Tidak ampun lagi tubuh Cing Pang An telah terjungkal dan bergulingan beberapa kali. Malah belum lagi dia sempat buat mengatur pernapasan dan juga berdiri pula, dia telah memuntahkan darah segar beberapa kali. Tampak mukanya pucat pias dan tubuhnya menggigil menahan rasa sakit di dadanya, di mana tangan kanan dari Cing Pang An telah memegangi dadanya tersebut. Dalam keadaan seperti ini, Yeh-lu Chi tidak tinggal diam, karena dia menyadari bahwa lawannya ini seorang yang licik. Waktu melihat lawannya telah dapat dirubuhkan, segera dia melompat sambil menggerakkan tangan kanannya, karena dia bermaksud ingin menotok jalan darah yang bisa membuat Cing Pang An jadi tidak berdaya. Akan tetapi waktu jari tangan dari Yeh-lu Chi meluncur akan mengenai sasarannya, dan waktu itu Cing Pang An memang sudah tidak berdaya buat mengelakkan dirinya, tiba-tiba dari kelompok pengemis telah melompat tiga sosok bayangan dengan gerakan yang sangat gesit sekali. Malah salah seorang yang melompat dari sebelah kanan, telah menggerakkan tangan kanannya menghantam dengan pukulan jarak jauh. Rupanya pukulan itu dilancarkan disebabkan dia sudah tidak keburu buat mencegah serangan pangcu pengemis tersebut, karena jarak mereka masih terpisah beberapa tombak. Disebabkan itulah, dia menyerang dengan ilmu pukulan jarak jauh, bermaksud mencegah Yeh-lu Chi meneruskan serangannya itu. Memang apa yang dilakukan orang tersebut berhasil. Karena Yehlu Chi seketika merasakan berkesiuran angin serangan yang kuat di punggungnya. Cepat-cepat Yeh-lu Chi membatalkan totokannya dan memutar tangannya, tanpa memutar tubuhnya dia telah menangkisnya. sehingga terdengar suara benturan yang kuat, walaupun orang yang menyerang itu dari jarak jauh! Begitu terdengar bentrokan tersebut, seketika Yeh-lu Chi menerima serangan dari dua orang lainnya, dari depan dan samping kirinya. Ke dua sosok tubuh inipun menyerang dengan hebatnya. Sehingga Yeh-lu Chi jadi tidak memiliki kesempatan buat menotok Cing Pang An lagi. Dengan mendongkol tampak Yeh-lu Chi melayani ke tiga orang lawannya yang baru tersebut, di mana setiap kali datang serangan dari lawannya yang mengeroyoknya, tampak Yeh-lu Chi telah menghadapinya dengan kekuatan yang dahsyat. Sambil bertempur Yeh-lu Chi telah mementang matanya lebarlebar mengawasi dan memperhatikan keadaan ke tiga orang lawannya tersebut. Yang membuat Yeh-lu Chi tambah mendongkol dan tidak mengerti, dia melihatnya bahwa ke tiga orang itu berpakaian sebagai pengemis, sama halnya seperti Cing Pang An. Seketika Yeh-lu Chi menyadari, bahwa di dalam pertemuan dan rapat besar Kay-pang ini telah kemasukan banyak sekali musuh yang menyamar sebagai pengemis. Cuma saja yang membuat Yeh-lu Chi tidak mengerti, bagaimana mereka bisa memperoleh kode dan tanda-tanda isyarat buat masuk dalam pertemuan rapat besar Kay-pang. Sedangkan setiap anggota Kay-pang diharuskan menyebutkan beberapa tanda isyarat setiap kali mereka ingin memasuki wilayah lingkungan tempat rapat itu berlangsung. Dan juga mereka semuanya diperiksa dengan ketat oleh beberapa orang pengemis tua kepercayaan dari Yeh-lu Chi. Dan sekarang telah terlihat bahwa yang berhasil menyelusup ke dalam rapat besar Kay-pang ini berjumlah tidak sedikit. Waktu Cing Pang An terancam bahaya, justru telah muncul ke tiga orang kawannya, yang menyamar sebagai pengemis pula. Tentu disamping mereka berempat, telah banyak lagi musuh-musuh yang berhasil menyelusup ke dalam rapat besar ini dengan menyamar sebagai pengemis. Sambil bertempur menghadapi ke tiga orang lawannya yang baru, Yeh-lu Chi telah berpikir keras. Sedangkan tokoh-tokoh tingkatan tua dari Kay-pang, jadi sangat marah. Mereka melihat bahwa banyak musuh yang telah berhasil menyelusup ke dalam rapat besar ini dengan menyamar sebagai pengemis. Dengan begitu, sulit buat mencari jejak mereka dan juga untuk mengetahui yang mana-mana saja di antara ratusan ribu pengemis itu, ternyata adalah pihak lawan. Sedangkan Yo Ko dan para orang-orang gagah yang berkumpul di tempat tersebut, telah menghela napas beberapa kali dengan wajah yang muram. Mereka telah melihat perkembangan. Tampaknya bahwa pihak kerajaan penjajah telah sengaja mengirim orang-orangnya buat menyelusup masuk ke dalam rapat besar Kay-pang dan menimbukan kekacauan. Dilihat dari perkembangan yang terjadi, tampaknya pihak kerajaan penjajah itu mengerahkan orang-orangnya tidak sedikit, karena ada tanda-tanda bahwa pihak kerajaan memang akan menumpas Kay-pang, jika saja perkumpulan pengemis tersebut menentang kebijaksanaan raja Boan-ciu tersebut. Yo Ko telah memberitahukan kepada semua orang-orang gagah yang berada di tempat tersebut, agar mereka bersiap-siap, karena tampaknya memang Kay-pang menghadapi kesulitan yang tidak ringan. Waktu itu Cing Pang An telah tertawa dingin, walaupun dia terluka di dalam tubuh yang cukup parah, akan tetapi dia berusaha memperlihatkan sikap yang gagah. Walaupun mulutnya masih berlumuran darah malah yang membuatnya jadi mengerikan sekali. "Hemm, kau lihatlah Yeh-lu Chi, betapa kami sebagai anggotaanggota Kay-pang, telah banyak yang menentang kebodohanmu, yang ingin menjerumuskan kami ke jurang bahaya yang membawa malapetaka tidak kecil buat Kay-pang! Kami tidak mau memusuhi pihak Boan-ciu, karena dari pemerintah yang seperti Kaisar yang sekarang ini tentu rakyat Tiong-goan dapat hidup lebih baik lagi!" Sambil berkata begitu, berulang kali memperdengarkan suara tertawa mengejek. Cing Pang An Bukan main gusarnya hati semua orang-orang gagah yang berkumpul di tempat tersebut. Malah Yo Him sendiri sesungguhnya hampir saja tidak dapat menahan diri, dan dia bermaksud untuk melompat ke tengah gelanggang guna menghajar Cing Pang An. Akan tetapi Swat Tocu telah menahannya mencegahnya agar dapat menahan diri dulu. Di saat itu Yeh-lu Chi sendiri telah diliputi kemendongkolan, kemarahan dan juga rasa mendelu yang hebat. Dia berulang kali membentak dan berusaha mendesak ke tiga orang lawannya. Dalam keadaan seperti ini, Yeh-lu Chi telah mengempos dan mengerahkan seluruh kepandaiannya. Akan tetapi ke tiga orang lawannya ternyata bukan lawan yang empuk. Mereka bertiga memiliki kepandaian yang cukup tinggi, setiap tenaga serangan mereka hebat dan dahsyat, dan daya pertahanan diri mereka kuat bagaikan perbentengan yang sulit ditembus oleh setiap serangan Yeh-lu Chi. Karena dari itu, walaupun telah berlangsung lebih dari duapuluh jurus, akan tetapi Yeh-lu Chi, sebagai Pangcu dari Kay-pang, masih belum berhasil merubuhkan ke tiga orang lawannya itu. Semua anggota Kay-pang yang menyaksikan peristiwa seperti ini heran dan bingung. Heran karena mereka menduga di dalam tubuh perkumpulan mereka telah menyelusup banyak sekali musuh yang menyamar sebagai pengemis. Bingung, karena mereka belum lagi mengetahui apa yang harus mereka lakukan dalam menghadapi urusan seperti ini. Waktu itu, beberapa orang tokoh Kay-pang sudah tidak bisa menahan diri. Malah di antara mereka tampak dua orang telah melompat ke tengah gelanggang. Mereka adalah Kan Tianglo, di mana dia segera menyerang hebat kepada salah seorang lawan Pangcunya. Dan seorang lawannya adalah Sun Tianglo, dari cabang daerah Kay-pang. Ke dua pengemis yang menduduki jabatan sebagai Tianglo ini memiliki kepandaian tidak rendah, di dalam kalangan Kang-ouw jarang ada orang yang bisa menandingi kepandaian mereka. Dengan datangnya bala bantuan seperti ini, Pangcu Kay-pang itu hanya menghadapi seorang lawan, dia bisa mendesak hebat lawannya yang seorang ini. Sedangkan ke tiga orang pengemis yang diduga adalah musuh yang tengah menyamar, telah menghadapinya dengan mempergunakan kepandaian yang hebat juga. Waktu itu telah terjadi pertempuran yang seru pada ke tiga pasang lawan tersebut. Angin serangan mereka berkesiuran menderu-deru. Disamping itu juga terlihat, bahwa Pangcu Kay-pang, dihadapan para anggota Kay-pang dan orang-orang gagah, tidak mau memperlihatkan kelemahannya. Beberapa kali dia berusaha mempersingkat waktu untuk merubuhkan lawannya. Usaha dari Yeh-lu Chi memang hampir berhasil, akan tetapi celakanya lawannya licin seperti belut, karena dari itu, setiap kali serangan dari Yeh-lu Chi hampir mengenai sasaran, lawannya masih sanggup mengelakkan diri. Begitulah pertempuran pada ke tiga pasang manusia tersebut telah berlangsung sampai limapuluh jurus lebih, dan waktu itu hanya tampak bahwa mereka terlibat dalam pertempuran yang panjang sekali. Sedang pertempuran itu berlangsung, tiba-tiba di dalam keadaan yang hening dan hanya terdengar suara menderu angin serangan orang-orang yang tengah bertempur tersebut, meledak suara tertawa berkakakan yang sangat keras dan nyaring menggetarkan sekitar tempat tersebut. Semua orang yang berkumpul di dalam rapat besar Kay-pang jadi berdetak hati mereka, karena terkejut dan heran. Didengar dari suara tertawa yang begitu hebat, tentunya orang yang mengeluarkan suara tertawa tersebut memiliki lweekang yang sangat tinggi sekali. Sedangkan pengemis-pengemis dari tingkatan muda telah memandang sekeliling mereka, tampaknya mereka memang ingin mengetahui tokoh sakti mana yang telah hadir di dalam rapat besar kaum mereka. Berbareng dengan habisnya suara tertawa yang keras dan nyaring itu, tampak sesosok tubuh yang tinggi besar melesat keluar. Itulah seorang pengemis yang tinggi besar dan agak gemuk. Dia telah tertawa lagi sangat keras. Dilihat dari gerakan tubuhnya yang begitu lincah luar biasa, ginkangnya sangat tinggi sekali. Semua orang jadi menduga-duga entah siapa orang yang bertubuh tinggi besar ini, yang menyamar sebagai pengemis itu? Yo Ko sendiri seperti mengenali suara tertawa orang tersebut, akan tetapi dia belum dapat memastikan entah siapa orang tersebut, karena Yo Ko sendiri merasa lupa-lupa ingat disebabkan dandanan dari orang bertubuh tinggi besar itu sebagai pengemis. Orang yang bertubuh tinggi besar itu telah berkata dengan suara yang tawar. "Hemmmm, Yeh-lu Chi, memang bagus tindakan dan ambisimu yang ingin menghasut Kay-pang buat menentang pemerintah kerajaan yang ada..... "Baiklah! Jika memang engkau masih berusaha buat menentang pemerintah dan mengajak serta menghasut pihak Kay-pang untuk memusuhi kerajaan, hemm, hemm, aku sebagai salah seorang angota Kay-pang, yang pertama-tama menentang niatmu yang buruk, yang akan menyeret Kay-pang ke tepi jurang kehancuran.....!" Waktu itu lawan Yeh-lu Chi telah melompat mundur, sehingga Yehlu Chi bisa berhadapan dengan orang bertubuh tinggi besar itu yang diawasinya dengan sorot mata yang tajam sekali. "Siapa kau? Tentunya kau bukan anggota Kay-pang. Lihatlah, cara berpakaianmu saja tidak benar. Tidak ada seorang anggota Kaypang yang berpakaian seperti itu, dengan mempergunakan ikat pinggang berwarna putih!" Mendengar teguran Yeh-lu Chi, pengemis bertubuh tinggi besar tersebut tertawa bergelak-gelak lagi. Pengemis-pengemis dari tingkatan bawah merasakan tanah yang mereka injak bergetar sangat keras sekali, seperti juga terjadi gempa bumi. Dalam keadaan seperti ini, segera juga Yeh-lu Chi menyalurkan tenaga lweekangnya, dia berseru nyaring, buat menindih suara tertawa pengemis bertubuh tinggi besar tersebut. Sedangkan Yo Ko segera teringat pada seseorang, dia menepuk lututnya. "Akhhh, mungkinkah dia?!" Menggumam Yo Ko. "Siapa?!" Tanya Yo Him yang mendengar gumam ayahnya tersebut. "Siapa lagi jika bukan Tiat To Hoat-ong!" Menyahuti Yo Ko. Yo Him memperhatikan pengemis bertubuh tinggi besar tersebut. Memang jika diperhatikan baik-baik dan seksama, maka akan terlihat tanda-tanda bahwa pengemis bertubuh tinggi besar tersebut mirip dengan keadaan Tiat To Hoat-ong. Hanya saja disebabkan dia menyamar sebagai pengemis, karena dari itu, tidak bisa orang segera mengenalinya. Sedangkan Yo Ko sendiri mengenalinya dari suara tertawanya itu, dan juga telah dapat memperbandingkan keadaan bentuk tubuh orang itu yang sama dengan bentuk tubuh Tiat To Hoat-ong, yang membuat dia bisa menduganya bahwa pengemis bertubuh tinggi besar tersebut tidak lain dari Tiat To Hoat-ong. Yo Him setelah mengangguk. memperhatikan beberapa saat, akhirnya "Ya, memang jika dilihat dari keadaan bentuk tubuhnya dan gaya bicaranya, pengemis ini tidak lain dari Tiat To Hoat-ong! Hm, ternyata dia sendiri yang memimpin anak buahnya buat manyamar sebagai pengemis-pengemis dan menyelusup ke dalam rapat besar Kay-pang.....!" Setelah berkata begitu, Yo Him menoleh kepada ayahnya, katanya. "Thia-thia, apakah aku boleh turun ke gelanggang menghadapinya?!" Yo Ko menggeleng perlahan. "Biarkan saja Yeh-lu Pangcu yang mengurus persoalan rumah tangga Kay-pang ini! Jika memang kelak Kay-pang menghadapi ancaman yang hebat, barulah terpaksa kita mencampurinya! Selama Yeh-lu Pangcu masih sanggup buat menghadapi keadaan dan situasi seperti sekarang, kita orang luar tidak bisa mencampurinya dulu.....!" Waktu Yo Ko berkata sampai di situ, pengemis bertubuh tinggi besar yang diduga adalah Tiat To Hoat-ong yang tengah menyamar dan telah mencoreng-corengkan wajahnya dengan segala cairan warna hitam dan merah, membuat sulit dikenali, telah berkata dengan sikap yang angkuh dan congkak. Suaranya nyaring menggetarkan keras sekali, seperti juga menggetarkan tempat tersebut, di mana waktu berkata-kata seperti itu, Tiat To Hoat-ong mempergunakan tenaga lweekangnya yang sempurna. Karena suaranya itu bagaikan apa yang disebut sebagai raungan harimau dan pekik dari rajawali, di mana suaranya menggetarkan dan menggoncangkan perasaan dari para pengemis yang pada golongan empat karung ke bawah. "Hemmm, Yeh-lu Chi, sekarang aku ingin tegaskan! Sebagai salah seorang anggota Kay-pang, aku berhak untuk mengetahui, sampai di mana kemampuan Pangcu kami ini memimpin kami! Karenanya, sekarang ingin kutanyakan, jika memang engkau bermaksud mengajak kami buat menentang pemerintahan Boan-ciu, apakah engkau telah mcmiliki pegangan buat menghadapi kekuatan angkatan perang kerajaan?!" Yeh-lu Chi tidak segera menyahuti, dia mengawasi pengemis tinggi besar tersebut dengan sorot mata yang sangat tajam kemudian katanya. "Hemmm, dengan bertanya seperti itu engkau seakanakan memang anggota Kay-pang! Akan tetapi kami telah mengetahui bahwa kau adalah orang-orang Boan-ciu yang menyelusup ke mari karena dari itu, jangan sekali-kali engkau berpikir dapat mengadu domba dan memecah belah kami satu dengan yang lainnya!" Orang yang bertubuh tinggi besar, yang diduga adalah Tiat To Hoat-ong yang tengah menyamar itu, memperdengarkan suara tertawanya yacg sangat nyaring, katanya. "Baiklah! Engkau tidak bersedia menjawab pertanyaanku, karena dari itu tidak ada harganya aku menghormati dirimu sebagai Pangcu kami lagi!" Baru saja orang bertubuh tinggi tersebut berkata sampai di situ, Yeh-lu Chi dengan sengit telah berkata. "Hemm, engkau tidak perlu menghasut seperti itu, karena walaupun bagaimana kami dari pihak Kay-pang tidak bisa berhianat terhadap tanah air sendiri dan berteman dengan musuh untuk menginjak-injak negara sendiri! Walaupun kami harus membuang jiwa, kami puas, karena kami akan berusaha untuk tetap bersetia kepada negeri kami, kami mati dengan terhormat......!" Pengemis bertubuh tinggi besar itu tertawa bergelak. Dia melirik kepada Kan Tianglo dan Sun Tianglo, di mana ke dua Tianglo inipun sudah tidak bertempur terus, ke dua lawannya telah melompat mundur. Setelah mengawasi sekian lama, barulah pengemis bertubuh tinggi besar tersebut berkata dengan suara nyaring. Beruang Salju Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Walaupun Kaypang merupakan perkumpulan yang cukup besar dan kuat dengan anggotanya yang cukup banyak, akan tetapi tetap saja tidak bisa dipersamakan dengan kekuatan kerajaan, di mana pihak kerajaan memiliki laksaan kekuatan tentara perangnya. Dengan demikian, jika Kay-pang bentrok dengan pihak kerajaan, niscaya Kay-pang akan hancur dan dibasmi musnah oleh pihak kerajaan!" Waktu berkata begitu, tampak pengemis bertubuh tinggi besar tersebut bicara dengan bersemangat sekali, karena dia tampaknya memang bermaksud membakar semangat dari pengemispengemis lainnya. Banyak di antara pengemis-pengemis golongan empat karung ke bawah telah kasak kusuk. "Dan cobalah kalian pikirkan!" Teriak pengemis bertubuh tinggi besar yang diduganya adalah Tiat To Hoat-ong yang tengah menyamar itu. "Jika saja pihak kerajaan membasmi Kay-pang, dan kita musnah, bukankah hal ini harus dibuat sayang, di mana Kaypang telah didirikan dengan bersusah payah dan akhirnya harus musnah di tangan pangcu kita yang sekarang, yang tidak bisa melihat keadaan dan telah menyeret kita ke tepi jurang kehancuran. Sambil bertanya begitu, dan berkata dengan suara yang sangat nyaring, tampak pengemis bertubuh tinggi besar yang diduga adalah Tiat To Hoat-ong tersebut telah menyapu sekelilingnya dengan sorot mata yang sangat tajam. Rupanya banyak juga pengemis-pengemis yang tergerak hatinya. Yeh-lu Chi menyadari, jika memang pengemis bertubuh tinggi besar tersebut berbicara terus, niscaya akan menyebabkan banyak pengemis yang terpengaruh oleh kata-katanya ini. Dan itu berarti memecah belahkan kekuatan Kay-pang, yang akan menderita kerugian tidak kecil buat Kay-pang sendiri. Karena dari itu, walaupun bagaimana tampak Yeh-lu Chi berusaha untuk mencegah pengemis bertubuh tinggi besar tersebut berbicara lebih jauh. Waktu dilihatnya pengemis bertubuh tinggi besar itu ingin meneruskan perkataannya lagi tanpa membuang waktu Yeh-lu Chi telah menjejakkan kakinya, tubuhnya dengan ringan telah melompat. Gerakan yang dilakukannya sangat luar biasa sekali, sehingga tubuhnya melesat sebat dengan sepasang tangan yang bergerak menghantam dengan dahsyat. Akan tetapi pengemis bertubuh tinggi besar tersebut juga rupanya sudah mengetahui bahwa Yeh-lu Chi suatu waktu akan menyerangnya seperti itu. Dia memang sudah bersiap dan berwaspada, karenanya, begitu serangan Yeh-lu Chi menyambar datang, cepat sekali pengemis bertubuh tinggi besar tersebut membentak dengan suara mengguntur. Tanpa menantikan serangan Yeh-lu Chi tiba, dia telah menghantam lebih dulu dengan kekuatan yang sangat hebat sekali. Tenaga serangan yang dipergunakan benar-benar sangat dahsyat sekali. Dan setiap serangan yang dilakukan pengemis bertubuh tinggi besar tersebut berlainan sekali dengan cara menyerang ke empat pengemis terlebih dulu, Cing Pang An, karena serangan pengemis bertubuh tinggi besar mendatangkan hawa yang panas sekali. Yeh-lu Chi sendiri terkejut menerima serangan yang mengandung hawa begitu panas, cepat-cepat ia berusaha untuk menghindarkan diri dan membatalkan serangannya sendiri. Akan tetapi tampaknya pengemis bertubuh tinggi besar tersebut tidak mau sudah sampai di situ saja. Cepat sekali dia telah menyerang dengan cepat dan beruntun dengan tenaga dalam yang kian panas dan hebat menerjang kepada Yeh-lu Chi. Akan tetapi Yeh-lu Chi sendiri memang bukan orang yang terlalu lemah. Dia murid tunggal Ciu Pek Thong, disamping itu juga diapun sebagai Pangcu dari Kay-pang, karena dari itu, kepandaiannyapun tidak bisa diremehkan. Hanya saja tenaga serangan dari lawannya yang seorang ini membuat Yeh-lu Chi jadi heran dan takjub disamping perasaan kaget. Sebab disamping kuatnya tenaga dalam itu, yang mungkin bisa menindih kekuatan tenaga dalamnya sendiri, serangan dari pengemis bertubuh tinggi besar tersebut mengandung hawa yang panas bukan main, sehingga membuat dia seperti terbakar. Cepat luar biasa Yeh-lu Chi berteriak sambil menyingkir. Melihat cara menyerang pengemis bertubuh tinggi besar itu, sepasang alis Yo Ko jadi bergerak, karena segera dia mengenali, bahwa cara menyerang dari pengemis bertubuh tinggi besar tersebut adalah ilmu Soboc, semacam ilmu yang hebat sekali dan hanya dimiliki oleh Tiat To Hoat-ong! Maka dari itu, Yo Ko berpikir. "Yeh-lu Chi tidak mungkin sanggup menghadapi Tiat To Hoat-ong. Tampaknya pergolakan di tempat tersebut akan meledak hebat sekali, karena Tiat To Hoat-ong yang telah memimpin rombongannya. Tentu saja kawan-kawan Koksu dari Mongolia tersebut pun bukan orang sembarangan, karena dari itu, aku harus cepat-cepat turun tangan, buat menyelesaikan urusan ini, tidak menanti sampai jatuh korban yang terlalu banyak.....!" Karena bepikir begitu, tanpa berkata suatu apapun juga tampak Yo Ko tahu-tahu telah melompat dari tempat duduknya. Tubuhnya bergerak ringan, dan dengan mempergunakan tangan tunggalnya yang sebelah kiri, Yo Ko mengibas. Kibasan yang dilakukan oleh Yo Ko ternyata memiliki arti yang sangat penting sekali buat Yehlu Chi. Waktu itu Yeh-lu Chi tengah diserang oleh Tiat To Hoat-ong, dan dia juga tengah berusaha menghindarkan diri dari terjangan yang mengandung maut tersebut. Akan tetapi justru memang terlihat, tenaga Soboc yang dilancarkan oleh Tiat To Hoat-ong merupakan serangan yang sulit dihadapinya. Dan bertepatan di waktu Yeh-lu Chi merasa dirinya terdesak seperti itu, Yo Ko telah mendatangi, dan kibasan tangannya itu justru bertepatan untuk menangkis dan memunahkan tenaga sarangan Tiat To Hoat-ong. Ilmu Soboc, yaitu tenaga serangan yang sangat panas sekali. Walaupun Yo Ko hanya mengibas, akan tetapi lweekang yang dimiliki Yo Ko sangat sempurna sekali. Di jaman itu, boleh dibilang sudah tidak ada orang yang sanggup menandingi kesempurnaan tenaga dalam Yo Ko, bahkan itupun juga terlihat jelas, betapa akibat kibasan lengan baju yang sebelah kiri, telah membuat pukulan ilmu Soboc tersebut jadi punah, sehingga Yeh-lu Chi tidak terancam lebih jauh. Dalam keadaan seperti ini terlihat jelas, betapa pengemis bertubuh tinggi besar tersebut diliputi kemurkaan yang sangat. Sejak tadi dia memang telah melihat Yo Ko berada di dalam rombongan para orang gagah lainnya, akan tetapi rupanya pengemis bertubuh tinggi besar itu, yang sebenarnya tak lain dari Tiat To Hoat-ong yang tengah menyamar, tidak merasa gentar. Karena memang dia telah membawa anak buahnya yang tidak sedikit jumlahnya. Di samping itu, semua anak buahnya juga memiliki ilmu dan kepandaian yang tinggi sekali. Dalam keadaan demikian, di mana serangan ilmu Sobocnya telah dipunahkan oleh Yo Ko hanya dengan mempergunakan kibasan tangan kirinya, membuat Tiat To Hoat-ong jadi murka dan penasaran. "Hem orang she Yo!" Katanya dengan suara yang bengis. "Rupanya engkau ingin menjadi pemberontak yang tidak kenal selatan! Baik! Hari ini aku bersama-sama dengan kawan-kawan yang tahu melihat kebaikan dari pemerintahan yang ada sekarang, ingin membuka mata kalian! Orang she Yo ini akan kami binasakan.....!" Tiat To Hoat-ong bukan hanya sekedar berkata begitu saja, disertai dengan bentakan yang sangat bengis, ke dua tangannya telah bergerak bergantian. Dari ke dua telapak tangannya itu bergantian mengalir keluar hawa pukulan yang mengandung sifat yang sangat panas sekali bagaikan api. Yo Ko tidak jeri menghadapi ilmu Soboc Tiat To Hoat-ong tersebut. Sambil tertawa dingin, Yo Ko telah berkata mengejek. "Hemmm, sungguh harus dibuat kasihan, seorang Koksu yang memiliki kemuliaan begitu tinggi dan selalu berdiam di dalam istana yang mewah, ternyata demikian rela dan ikhlas buat menjadi seorang pengemis yang mesum dan kotor? Sungguh membuat kagum semua orang rimba persilatan...... Sungguh mengagumkan sekali!" Dan setelah berkata begitu, Yo Ko sengaja memperdengarkan suara tertawa mengejek beberapa kali. Dengan tidak mengucapkan makian atau bantahan, cepat sekali dua tangannya bergerak lebih hebat. Yo Ko pun tidak tinggal diam. Dengan tangan tunggalnya dia menghadapi setiap serangan yang dilakukan Tiat To Hoat-ong. Dengan hanya gunakan tangan tunggal ternyata Yo Ko bisa menghadapi setiap serangan Tiat To Hoat-ong yang dipunahkan dengan mudah. Malah setiap kali terdapat kesempatan tentu dia akan balas menyerang. Jika serangan dari Tiat To Hoat-ong yang mempergunakan tenaga Soboc nya bersifat panas, justru Yo Ko memiliki kekuatan yang bisa dikeluarkan sekehendak hatinya, sebentar dingin, sebentar panas, sebentar keras, dan sebentar lagi lembut. Dengan demikian membuat Tiat To Hoat-ong sementara waktu tidak bisa berdaya menghadapi Yo Ko. Walaupun Tiat To Hoat-ong belakangan ini berhasil menembus tingkat pelajaran ilmu Sobocnya sampai pada tingkat kesembilan, akan tetapi justru lweekangnya masih kalah setingkat dibandingkan dengan Yo Ko. Waktu itu Yo Ko dalam enam-tujuh jurus juga telah memperhatikan cara menyerang lawannya. Setiap kali Tiat To Hoat-ong menggerakkan tangannya, di mana telah terpantul kekuatan tenaga dalam yang sangat hebat sekali dan sangat panas. Tampak Yo Ko berkelit menjauhi diri. Setiap serangan yang dilakukannya juga mengandung bermacammacam kekuatan dan membuat ilmu mujijat dari Tiat To Hoat-ong yang begitu hebat, yaitu Soboc, tidak bisa mendesak Yo Ko. Sedangkan Yo Ko sendiri, bisa menghadapi setiap serangan yang dilancarkan dari Tiat To Hoat-ong dengan mudah, sehingga tidak terlihat tanda-tanda bahwa dia terdesak. Akan tetapi tetap saja di dalam hatinya Yo Ko sendiri terkejut melihat kemajuan yang telah dicapai oleh Tiat To Hoat-ong. Jika memang dua atau tiga tahun yang lalu Yo Ko harus menghadapi ilmu Soboc Tiat To Hoat-ong dalam tingkatan setinggi ini, tentu tidak mudah buat Yo Ko merubuhkannya. Akan tetapi karena Yo Ko selain memiliki otak yang sangat cerdik dan ilmu yang telah sempurna, diapun dapat berpikir dengan baik sekali, di mana dia tidak menuruti bisikan hatinya buat menyerang terlalu hebat kepada Tiat To Hoat-ong. Dia hanya menerima setiap setiap serangan lawannya, buat mengawasi dengan pengamatan yang cermat dan mencari kelemahan dari lawannya itu, agar dia dapat turunkan tangan kelak buat melumpuhkan Koksu negara tersebut. Suatu kali, ketika Tiat To Hoat-ong tengah menghantam sekaligus dengan ke dua telapak tangannya, serta hawa panas yang meluncur dari ke dua telapak tangannya itu hebat luar biasa menerjang kepada tubuh Yo Ko, tampak Yo Ko sama sekali tidak bergerak dari tempatnya sendiri. Berani sekali Yo Ko telah menantikan serangan itu lebih dekat. Berbareng dengan tibanya serangan tersebut, tiba-tiba Yo Ko menggerakkan lengan jubahnya yang sebelah kanan, yang kosong itu, buat melibat ke dua tangan Tiat To Hoat-ong. Apa yang dilakukan oleh Yo Ko dengan sikap yang begitu berani, menyebabkan Tiat To Hoat-ong sendiri kaget tidak terkira. Pendeta ini ingin menarik pulang ke dua tangannya, namun terlambat. Sepasang tangannya telah kena dilibat oleh lengan jubah sebelah kanan. Seketika tangan kiri Yo Ko juga telah menghantam dengan kuat sekali. Incaran yang dilakukan oleh Yo Ko justru batok kepala dari pendeta itu. Apa yang dilakukan oleh Yo Ko memang berada di luar dugaan Tiat To Hoat-ong. Mimpipun tidak bahwa Yo Ko bisa melakukan gerakan seaneh itu, di mana lengan jubah kanannya yang kosong telah berhasil melibat sepasang tangan Tiat To Hoat-ong, dan tangan kiri dari Yo Ko menyambar dengan kuat sekali ke arah batok kepalanya. Dengan demikian segera juga terlihat betapa topi rombeng yang dikenakan oleh Tiat To Hoat-ong yang tengah menyamar itu telah kena disampok terlepas jatuh ke tanah, sehingga terlihat kepala si pendeta yang gundul pelontos dan licin itu. Dengan murka Tiat To Hoat-ong mengerahkan tenaga dalamnya. Dia menarik pulang ke dua tangannya dari libatan lengan jubah sebelah kanan dari Yo Ko. Dan usaha Tiat To Hoat-ong memang berhasil, dia bisa melepaskan ke dua tangannya dan bisa melompat mundur. Dengan begitu maksud Tiat To Hoat-ong buat mencegah Yo Ko menyusuli dengan serangan berikutnya. Akan tetapi Yo Ko sendiri memang tidak berdiam diri saja, cepat luar biasa dia melompat sambil bersiul nyaring. Tangan kirinya diulurkan, dia bermaksud menotok dengan mempergunakan jari telunjuknya, dengan totokan jari telunjuknya, tangan yang memantul dari jari telunjuknya tersebut sangat hebat dan kuat sekali mengincar jalan darah Ciang-tu-hiat dari Koksu negara tersebut. Akan tetapi Tiat To Hoat-ong walaupun melompat mundur, dia tetap saja bersiap dan berwaspada. Melihat Yo Ko mendesaknya seperti itu, dia telah menggerakkan sepasang tangan kanannya sambil mengeluarkan bentakan yang nyaring, menangkis totokantotokan itu dengan kekerasan. Tenaga dalam yang dipergunakan oleh Tiat To Hoat-ong juga sangat hebat sekali, karena dia telah mempergunakan enam bagian dari kekuatan tenaga dalamnya, sehingga ia berhasil menyingkirkan dan menyelamatkan dirinya dari totokan lawannya tersebut. Ke dua tokoh rimba persilatan yang masing-masing memang memiliki kepandaian sangat tinggi dan lweekang yang sempurna, telah bertempur dengan waktu yang cukup lama. Masing-masing telah mengeluarkan seluruh ilmu dan kepandaian yang mereka miliki. Dalam keadaan seperti itu terlihat betapa Yo Ko masih berusaha mendesak Tiat To Hoat-ong dengan beberapa kali serangan, lalu dia melompat mundur. "Hemmm, memang telah kuduga bahwa engkau adalah Koksu Boan-ciu yang hina-dina.....!" Kata Yo Ko mengejek. "Tidak pernah kusangka bahwa seorang Koksu yang memiliki kedudukan begitu mulia di negerinya bersedia buat menyamar sebagai pengemis yang bau busuk..... "Hahaha, sungguh sebuah sandiwara yang sangat hebat sekali! Entah apa maksud dari yang mulia dengan penyamaran ini? Dan entah berapa banyak kawan dari yang mulia telah ikut menyamar sebagai pengemis-pengemis bau busuk?!" Sambil mengejek, Yo Ko telah mengawasi tajam. Belum pernah Yo Ko segusar seperti ini. Sekarang justru menyangkut tentang negeri dan tanah airnya, di mana Tiat To Hoat-ong berusaha membujuk para pengemis agar bertekuk lutut dan mengakui orang Boan-ciu sebagai bapak mereka. Karena dari itu, kegusaran yang meledak dihati Yo Ko hebat sekali dan dia telah bertekad hendak membasmi Tiat To Hoat-ong musuh bebuyutan tersebut. Swat Tocu sendiri yang menyaksikan jalannya pertempuran itu, sebenarnya tangannya sudah gatal bukan main, karena dia sendiri sebenarnya bermaksud ingin melompat ke tengah gelanggang buat menyerang Tiat To Hoat-ong. Akan tetapi jika memang dia melakukan hal itu, jelas Yo Ko akan menyesalinya dan pendekar itu akan tersinggung oleh turun tangannya. Karena dari itu, Swat Tocu telah berdiam diri saja beberapa saat. Kemudian setelah melihat sekian lama Yo Ko masih belum juga berhasil merubuhkan Tiat To Hoat-ong, tampak Swat Tocu telak membentak. "Tiat To Hoat-ong, mari main-main dengan Lohu.....!" Diapun telah melompat ke tengah lapangan. Akan tetapi Tiat To Hoat-ong tidak melayani tantangan Swat Tocu. Dia hanya mende ngus mengejek. Dengan perhatian yang tercurah keseluruhannya terhadap serangan-serangan Yo Ko, Tiat To Hoat-ong tengah memusatkan seluruh kekuatannya. Karena dia ingin mengerahkan seluruh kepandaiannya buat dapat balas mendesak Yo Ko. Akan tetapi dalam keadaan seperti itu, Tiat To Hoat-ong tidak mudah untuk mencapai keinginannya itu, karena memang terlihat jelas, betapa Yo Ko semakin lama menyerang semakin hebat. Tenaga dalam Yo Ko pun terlatih sempurna sekali, karenanya Tiat To Hoat-ong tidak gampang buat memunahkan seluruh serangan Yo Ko. Disamping memang bermaksud hendak balas menyerang kepada Yo Ko. Walaupun tangan kanan Yo Ko buntung, tokh tetap saja lengan bajunya yang kosong itu hebat sekali. Jika memang dipakai mengibas, maka lengan baju tersebut bagaikan lempengan baja belaka. Akan tetapi yang lebih berbahaya lagi justru jika memang lengan baju yang kanan itu bermaksud akan melibat tangan Tiat To Hoat-ong. Ancaman bahaya bertambah besar buat si Koksu, karena walaupun bagaimana memang tampak jelas, sekali saja tangannya kena dilibat oleh lengan baju Yo Ko, niscaya dia akan dibuat tidak berdaya. Karena Yo Ko telah memusatkan seluruh tenaga dalamnya buat merubuhkan Tiat To Hoat-ong. Waktu itu Swat Tocu semakin tidak sabar saja, dengan suaranya yang nyaring dia berseru. "Yo hiante, mundurlah..... biarlah aku yang menghantamnya mampus.....!" Yo Ko tersenyum. "Biarlah aku yang menghajarnya dulu..... manusia seperti ini tidak pantas dibiarkan hidup terus.....!" Sahut Yo Ko kemudian. "Akan tetapi tanganku telah gatal sekali, Yo Hiante, berilah kesempatan kepadaku!" Yo Ko berdiam sejenak, akau tetapi serangannya telah meluncur hebat. Sampai akhirnya Yo Ko berseru. "Baiklah!" Dan dia mendesak Tiat To Hoat-ong dengan ancaman tangan kirinya disusul dengan lengan baju yang sebelah kanan yang kosong itu, memaksa Tiat To Hoat-ong harus melompat mundur tiga langkah. Mempergunakan kesempatan itu, tampak Yo Ko telah menjejakkan ke dua kakinya, tubuhnya melompat mundur. Dia pun segera memutar tangan kirinya, maksudnya melindungi kalau-kalau Tiat To Hoat-ong membarenginya menyerang dirinya. Akan tetapi Tiat To Hoat-ong yang tampaknya telah letih karena dia terlalu mengempos seluruh tenaga dalammya waktu menghadapi Yo Ko, hanya berdiri di tempatnya mengatur jalan pernapasannya. Swat Tocu tidak membuang waktu lagi, cepat sekali dia telah mencelat dan segera menyerang dengan dahsyat. Berbeda dengan Tiat To Hoat-ong yang ilmu Soboc nya mengandung sifat dan hawa panas seperti api, maka Swat Tocu memiliki pukulan yang mengandung hawa dingin bagaikan es. Memang waktu di istana pangeran Ghalik mereka pernah bertemu dan bertempur, diakhiri dengan kekalahan Tiat To Hoat-ong. Dan sekarang mereka bertemu lagi, akan tetapi kepandaian dan kekuatan tenaga dalam Tiat To Hoat-ong telah mengalami kemajuan pesat. Bertempur empat atau lima jurus, Swat Tocu diam-diam merasa kagum di dalam hatinya, karena memang dia tidak menyangkanya bahwa Tiat To Hoat-ong bisa mengalami kemajuan sepesat itu. Di antara berkesiuran angin serangan mereka, Swat Tocu memperhatikan cara menyerang Tiat To Hoat-ong. Diantara berkesiuran hawa serangan yang panas dari telapak tangan Tiat To Hoat-ong, tiba-tiba Swat Tocu telah menekuk ke dua kakinya dia mengambil sikap berjongkok. Kemudian sambil mengeluarkan seruan yang sangat nyaring sekali, dia menghantam dengan lweekangnya yang berhawa dingin seperti es, sehingga hawa panas itu seperti ditindih oleh dinginnya hawa pukulan Swat Tocu. Gempuran yang hebat dari Tiat To Hoat-ong dan tangkisan yang begitu dahsyat dari Swat Tocu telah bertemu di tengah udara, dan benturan yang terjadi itu sangat hebat sekali. Akan tetapi yang bercelaka justru adalah para pengemis yang berasal dari tingkatan empat karung ke bawah, karena mereka menggigil kedinginan dan kepanasan, sehingga mereka merasakan diri mereka seperti tengah meriang menggigil, akan tetapi bukan kedinginan, justru kepanasan! Karena dari itu, banyak pengemis-pengemis yang dari tingkatan rendah itu telah berusaha menjauhi diri dari gelanggang pertempuran tersebut. Mereka menyadari, jika saja mereka terlalu lama dalam keadaan seperti itu, dikuasai oleh hawa dingin dan panas yang tidak menentu, seketika itu juga mereka akan terluka di dalam yang parah. Dan jika sampai terjadi hal seperti itu, sulit buat mereka mengharapkan bisa terus hidup di dalam dunia ini. Swat Tocu sudah tidak memperdulikan segala apapun juga, dia mengempos seluruh kekuatannya. Swat Tocu merupakan tokoh tua yang sakti dan memiliki kepandaian yang luar biasa, dan sekarang menghadapi Tiat To Hoat-ong. Walaupun mereka bertempur telah sekian banyak jurus, masih belum bisa merubuhkannya, membuat Swat Tocu jadi penasaran sekali, hingga dia jadi tambah mengerahkan tenaga dalamnya agar Tiat To Hoat-ong secepat mungkin dapat dirubuhkannya. Sedangkan Tiat To Hoat-ong yang pernah menelan pil pahit dari Swat Tocu, yaitu di dalam istananya pangeran Ghalik pernah dilukai hebat, maka sekarang tidak berani ceroboh. Karena dari itu, setiap serangan dan tangkisannya selalu diperhitungkannya dengan cermat sekali. Dengan cara bertempur seperti itu Tiat To Hoat-ong bisa mempertahankan dirinya tidak sampai cepat-cepat dirubuhkan Swat Tocu. Yo Ko yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut jadi mengerutkan sepasang alisnya. Karena dia telah melihatnya bahwa kepandaian Swat Tocu sebenarnya menang satu tingkat dari Tiat To Hoat-ong. Hanya saja yang membuat Yo Ko tidak mengerti, mengapa sejauh itu tokoh sakti dari pulau Salju tersebut tetap tidak bisa merubuhkan Tiat To Hoat-ong? Dan diam-diam Yo Ko jadi lebih memperhatikan cara bertempurnya Tiat To Hoat-ong, sebab biar bagaimana memang dia ingin mencari kelemahan Koksu negara tersebut. Sedangkan Yeh-lu Chi yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut menyadari jika saja dia sendiri yang harus menghadapi Tiat To Hoat-ong, tentu dalam beberapa jurus saja dia akan dirubuhkan dengan terluka parah atau terbinasa. Karena itu, Yeh-lu Chi telah memperhatikan dengan seksama pertempuran yang tengah berlangsung itu. Dalam keadaan seperti itu terlihat Tiat To Hoat-ong tengah mengerahkan seluruh kepandaiannya buat berusaha menindih lawannya. Setiap serangan yang dilakukannya dengan disertai tenaga lweekang yang kuat sekali, semakin lama semakin panas, terasa, di sekitar gelanggang pertempuran itu sejauh empat tombak lebih, seperti dibakar kobaran api. Dengan begitu, justru pengemis-pengemis yang berada di dalam lingkaran lima tombak lebih tidak bisa bertahan dari serangan hawa panas tersebut. Demikian juga halnya dengan pukulan Inti Es dari Swat Tocu yang dingin, sehingga menimbulkan hawa yang sangat dingin sekali, dan telah membuat pengemis-pengemis tersebut merasakan sebentar panas dan sebentar dingin. Dalam keadaan begitu terlihat Swat Tocu pun tidak tinggal diam, dia telah memusatkan seluruh kepandaiannya, dengan mengeluarkan suara tertawa yang nyaring, dia menyerang dengan dahsyat sekali berulang kali, karena memang Swat Tocu telah menang di atas angin. Dia menang satu tingkat dari kepandaian Tiat To Hoat-ong, maka dia bisa mengendalikan lawannya yang berangsur-angsur telah berada di bawah angin dan lebih banyak menangkis atau mengelakkan diri dibandingkan dengan membalas menyerang. Yo Ko yang melihat jalannya pertempuran tersebut yakin, jika saja tidak terjadi perobahan dalam pertempuran tersebut, tentu dalam duaratus jurus mendatang Tiat To Hoat-ong akan dapat dirubuhkan oleh Swat Tocu. Beruang Salju Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sedangkan pertempuran tersebut masih berlangsung dengan seru, dan bagi anggota Kay-pang, pertempuran yang mereka saksikan tersebut merupakan suatu pertempuran yang baru pertama kali disaksikan. Demikian menakjubkan dan juga sangat menegangkan sekali, karena justru ke dua orang yang tengah bertempur itu adalah dua orang tokoh sakti yang masing-masing memiliki kepandaian yang sama-sama tinggi dan sempurna. Kwee Ceng, Oey Yong, dan para orang-orang gagah lainnya yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut berulangkali menghela napas. Mereka merasa sayang, betapa Tiat To Hoat-ong yang memiliki kepandaian begitu tinggi, ternyata memiliki perangai yang buruk dan kejam. Kalau saja kepandaian yang begitu sempurna seperti yang dimiliki Tiat To Hoat-ong dipergunakan buat melakukan kebaikan, niscaya banyak yang bisa dilakukannya. Dalam keadaan seperti itu, para orang-orang gagah telah bersiapsiap hendak menghadapi segala kemungkinan. Mereka yakin, dengan beraninya Tiat To Hoat-ong menghadapi Yo Ko atau Swat Tocu, dia tentunya sudah memiliki andalan lagi. Karena dari itu, jika memang dalam waktu dekat ini terjadi perobahan dan Tiat To Hoat-ong akan perintahkan para pengikutnya, yang entah berapa banyak telah berhasil menyelusup ke dalam rapat besar Kay-pang tersebut buat menyerbu maju, tentu mereka telah bersiap-siap menghadapinya. Dikala itu Yo Him sendiri sudah tidak bisa menahan diri. Dia mengenali salah seorang dari ke tiga orang kawan Cing Pang An adalah Lengky Lumi, salah seorang musuh buyutannya. Dengan segera Yo Him telah menjejakkan kakinya, tubuhnya telah mencelat ringan meninggalkan tempat duduknya, setelah dia membisiki sesuatu kepada Sasana dan gadis itu menganggukangguk beberapa kali. Waktu sepasang kakinya menginjak tanah, Yo Him telah membentak pengemis yang diduga adalah Lengky Lumi yang tengah menyamar. "Lengky Lumi, aku tidak menyangka bahwa engkau rela untuk berpakaian mesum dan menjadi pengemis.....!" Pengemis tersebut menoleh, waktu melihat Yo Him, dia memperdengarkan suara tertawa dingin. "Bagus! Rupanya kita bisa bertemu disini!" Serunya. Dan dia tanpa banyak bicara telah melompat dengan gerakan yang ringan menyerang Yo Him. Sedangkan Yo Him sendiri yang bermaksud untuk menempur Lengky Lumi tersebut, tidak berlaku sungkan-sungkan, di mana dia menyambuti serangan lawannya dengan keras dilawan keras, sehingga tenaga serangan dari Lengky Lumi telah disambuti dengan kekerasan. Hebat sekali cara menyerang yang dilakukan oleh Yo Him. Setelah dia berhasil menangkis serangan Lengky Lumi, karena mendadak sekali, dengan serentak sepasang tangan Yo Him bergerak menghantam hebat luar biasa. Sasana menyaksikan pertandingan yang terjadi dengan penuh perhatian. Dia mengetahui siapa adanya Lengky Lumi. Seorang jago Mongolia yang memiliki kepandaian yang sangat tinggi dan sulit sekali ditandingi oleh sembarangan lawan. Sebagai puteri dari pangeran Ghalik, Sasana juga telah mengetahui sampai berapa jauh keganasan jiwa dan hati Lengky Lumi, karena dari itu si gadis sangat berkuatir sekali, kalau-kalau Yo Him akan lengah dan kena dirubuhkan dan dilukai oleh lawannya. Akan tetapi setelah lewat beberapa jurus dan Sasana melihat Yo Him yang berhasil mendesak lawannya, si gadis jadi lebih tenang. Dia mengawasi jalannya pertempuran tidak sedebar seperti hatinya tadi. Sedangkan Yo Him tidak hentinya mendesak hebat kepada Lengky Lumi. Walaupun Lengky Lumi memiliki kepandaian yang tinggi, tokh dia tidak bisa menandingi kepandaian putera dari Sin-tiauwtay-hiap. Setelah lewat belasan jurus lagi, segera juga terlihat Lengky Lumi jadi kacau permainan silatnya, dia terdesak hebat sekali. Karena merasa dirinya terdesak, cepat-cepat Lengky Lumi merobah cara bertempurnya dan sekarang dia berlaku lebih nekad serta kalap, di mana setiap kali dia membalas menyerang tanpa memikirkan lagi keselamatan dirinya. Tubuh Lengky Lumi telah mandi keringat dan dia mengeluh di dalam hatinya. Memang sejak dulu dia telah mengakuinya bahwa Yo Him memang memiliki tenaga dan kepandaian yang lebih tinggi dari kepandaiannya sendiri. Karena dari itu, walaupun dia telah mengempos dan mengeluarkan seluruh kepandaiannya, justru dia masih terdesak dengan hebat. Pengemis yang seorang lainnya, yaitu Gochin Talu yang menyamar pula, telah melihat bahwa Lengky Lumi terdesak hebat sekali, karena dia telah tidak sanggup buat balas menyerang dan main mundur belaka. Gochin Talu tidak bisa membuang-buang waktu terlebih lama lagi. Waktu melihat Lengky Lumi tengah terhuyung akibat menangkis serangan yang dilancarkan Yo Him, cepat-cepat Gochin Talu telah melompat dengan sebat, dia telah menyerang punggung Yo Him. Pukulan yang dilakukan Gochin Talu telah memaksa Yo Him tidak bisa meneruskan serangannya. Pemuda itu telah memutar tangannya, dia bermaksud mencengkeram tangan Gochin Talu. Akan tetapi serangan Gochin Talu hanya gertakan berlaka, dia menarik pulang tangan dan tenaganya cepat sekali. Baru kemudian tangannya yang satu telah bergerak menghantam lagi, karena Gochin Talu menyadarinya bahwa kepandaian Yo Him sangat tinggi dan tak boleh dibuat main-main. Dalam keadaan itu, Lengky Lumi juga telah menerjang maju lagi buat menyerang. Begitulah Yo Him telah dikeroyok oleh ke dua orang lawannya. Memang kepandaian Yo Him berada di atas dari kepandaian Lengky Lumi maupun Gochin Talu, akan tetapi dikeroyok berdua, kesempatan buat menindih salah seorang lawannya terbatas sekali. Setiap kali Yo Him tengah mendesak Lengky Lumi, maka Gochin Talu mati-matian berusaha menyerang dengan dahsyat sekali kepadanya, sehingga perhatian Yo Him terpecah lagi dan harus melayani serangan Gochin Talu. Demikian juga sebaliknya, jika Yo Him berusaha untuk merubuhkan Gochin Talu dengan serangan-serangan yang mematikan, maka Lengky Lumi akan menyerangnya dengan dahsyat serta Gochin Talu jadi bisa memiliki kesempatan mengatur pernapasannya, karena memang waktu itu tampak Yo Him harus menghadapi serangan Lengky Lumi. Akan tetapi Yo Him sendiri menyadari, bahwa dia tidak bisa selamanya bertindak seperti itu dalam pertempuran tersebut. Jika memang dia menghadapi dengan mengulur waktu seperti itu, tentu akhirnya Yo Him akan berkurang tenaga dan napasnya akan jadi pendek, sedangkan Lengky Lumi dan Gochin Talu berdua bisa bertempur secara bergantian. Akhirnya Yo Him telah merobah cara bertempurnya. Jika sebelumnya Yo Him membalas menyerang dengan dahsyat, bahkan selalu berusaha mendahului buat menyerang kepada ke dua orang lawannya dengan mempergunakan kekuatan yang dahsyat sekali, sekarang justru dia telah menutup diri. Dia membela diri dengan ketat sekali, setiap serangan ke dua lawannya itu dihadapi dengan pertahanan yang gigih. Dengan cara seperti itu, telah membuat Lengky Lumi dan Gochin Talu tidak bisa terlalu mendesaknya, karena setiap serangan mereka selalu dapat dipunahkan. Sedangkan Lengky Lumy berdua dengan Gochin Talu telah mendelu dan murka, mereka penasaran sekali. Di dalam hati mereka beranggapan, dengan merobah cara menyerangnya menjadi sikap menutup diri dengan pertahanan seperti itu, menandakan bahwa Yo Him telah mulai terdesak. Dan ke dua orang ini jadi terbangun semangatnya, mereka telah menyerang semakin hebat. Sesungguhnya Yo Him memang sengaja mengambil sikap demikian, karena dia justru ingin membiarkan ke dua lawannya menyerang terus menerus kepadanya dan mereka akan kehabisan tenaga pada akhirnya. Dengan begitu waktu ke dua lawannya itu habis tenaga dan kekuatannya, barulah Yo Him akan membuka serangan lagi dengan hebat. Disebabkan itu pula Yo Him juga menantikan dengan sabar. Setiap serangan lawannya dihadapi dengan tenang dan pertahanan yang gigih sekali. Sedangkan Lengky Lumy semakin tidak sabar, berulang kali dia mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur. Dia menyerang bertubi-tubi, setiap kali dia menyerang tenaganya berkesiuran menderu-deru. Demikian juga halnya dengan Gochin Talu, dia mulai tidak sabar. Hanya saja cara menyerang dari Gochin Talu lebih tenang jika dibandingkan dengan Lengky Lumi. Di antara berkesiuran angin yang begitu cepat dan kuat sekali, Yo Him masih sanggup buat mempertahankan kedudukan dirinya. Dia dapat mempertahankan kedudukannya dengan baik tanpa pernah terdesak. Sedangkan ke dua lawannya semakin bernafsu menyerang. Yo Him jadi girang hatinya dia selalu memunahkan serangan lawannya dengan tersenyum simpul. Waktu itu pertempuran yang tengah berlangsung antara Tiat To Hoat-ong dengan Swat Tocu semakin hebat. Ke duanya menggerakkan tangan mereka semakin lambat. Akan tetapi semakin lambat gerakan tangan mereka, tenaga yang mereka pergunakan itu semakin kuat, sehingga tubuh mereka bergoyanggoyang seperti akan rubuh. Yang luar biasa, sepasang kakinya mereka seperti telah tertanam dalam di dalam tanah, sama sekali tidak bergoyang walaupun tubuh mereka bergoyang seperti itu. Swat Tocu yang memperoleh kenyataan seperti ini, beberapa kali berusaha mengempos seluruh kekuatannya, karena dia tidak mau jika harus binasa atau terluka bersama dengan lawannya. Swat Tocu bermaksud hendak merubuhkan lawannya. Dalam keadaan demikian, segera juga Swat Tocu telah mengerahkan tenaga dinginnya itu semakin kuat. Seluruh tubuh Tiat To Hoat-ong seperti dilapisi oleh lapisan es. Setiap butir keringat yang mengucur keluar dari pori-pori kulitnya, segera menjadi es. Akan tetapi disebabkan Tiat To Hoat-ong memiliki ilmu sehebat Soboc, yang memiliki sifat sangat panas seperti api, maka dia masih tertolong jiwanya. Jika tidak, tentu tubuhnya telah dilapisi oleh es yang tebal sekali, yang akan membuat darahnya membeku dan tidak bisa beredar dengan lancar. Tiat To Hoat-ong sendiri tidak tinggal diam, karena dia melihatnya jika dia hanya menyambuti dan menerima serangan Swat Tocu niscaya akhirnya dia yang bisa rubuh. Walaupun setiap tenaga serangannya itu bisa dipunahkan oleh Swat Tocu, akan tetapi dia tidak pernah berputus asa. Dan dia telah berulang kali menyerang hebat sekali, dengan penuh kenekadan, karena mengetahui bahwa pertempuran kali ini merupakan pertempuran yang menentukan. Jika satu kali saja dia dirubuhkan oleh Swat Tocu, niscaya dia akan terluka di dalam yang parah sekali, yang akan biasa membuatnya binasa. Dalam keadaan seperti itu, Yo Ko juga sudah tidak bisa tinggal diam, sambil mengeluarkan seruan nyaring, tiba-tiba Yo Ko telah melompat dan menyelak ditengah-tengah Swat Tocu dan Tiat To Hoat-ong. Dia tidak mempergunakan tangan kirinya, hanya tangan kanannya yang kosong tersebut buat mengibas. Cara mengibasnya itu disertai dengan kekuatan tenaga dalam yang hebat. Justru dengan caranya seperti yang itu Yo Ko berhasil memunahkan tenaga Tiat To Hoat-ong maupun tenaga Swat Tocu yang sejak tadi berhimpitan. Yo Ko telah menghadapi Tiat To Hoat-ong sambil tersenyum mengejek. "Hemmm, aku ingin sekali meminta pengajaran darimu, karena dari itu, maafkanlah aku telah mengganggu kegembiraan kalian.....!" Setelah berkata begitu, tanpa menantikan lagi jawaban dari Tiat To Hoat-ong, tampak Yo Ko telah mengibaskan lengan baju sebelah kanan yang kosong itu. Segera terlihat tubuh Tiat To Hoat-ong terhuyung lagi, karena waktu itu sebenarnya Tiat To Hoat-ong tengah mengerahkan tenaga dalamnya buat mengatur jalan pernapasannya. Sebab dia masih merasa letih sekali, dan sekarang telah tiba serangan dari Yo Ko, membuat dia jadi terhuyung mundur hampir kejengkang. Beruntung dia memang memiliki latihan lweekang yang sempurna, sehingga dirinya tidak sampai perlu jatuh terguling. Dalam keadaan seperti itu Yo Ko tidak tinggal diam. Dia sebagai seorang tokoh rimba persilatan yang memiliki nama sangat menggetarkan sekali, dan mengetahui bahwa Tiat To Hoat-ong lah yang merupakan sumber keributan yang ada selama ini. Kemelut Di Majapahit Karya Kho Ping Hoo Kidung Senja Di Mataram Karya Kho Ping Hoo Walet Besi Karya Cu Yi