Lima Jago Luar Biasa 16
Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong Bagian 16
Lima Jago Luar Biasa Karya dari Sin Liong "Kenapa tertawa?" Tanya Ciu Pek Thong cemberut tidak senang melihat Tiang Kie Giok tertawa seperti itu. "Lucu!" Menyahut Tiang Kie Giok. "Lucu!" Apanya yang lucu?!" "Gelaran lojinke!" "Nah kau memanggil dengan sebutan Lojinke lagi!" Kata Ciu Pek Thong. Tiang Kie Giok tertawa geli. Mengapa Lojinke takut dipanggil dengan sebutan Lojinke?" Tanyanya. "Bukan, bukan! Tetapi semua sahabatku memanggil dengan sebutan Loo Boan Tong dan kau boleh memanggilku begitu juga!" Kata Ciu Pek Thong. "Baiklah jika begitu!" 516 Diwaktu itu tampak jelas betapapun Ciu Pek Thong masih memiliki sifat kekanak-kanakannya, dan dalam kejengkelan karena nyonya Oey Yok Su mengatakan kitab Kiu Im Cin Keng itu palsu, maka dia telah menemui seorang kawan buat bermain-main, kegembiraannya jadi terbangun lagi. "Ayo Loo Boan Tong, kau ajarkan aku ilmu silatmu!" Kata Tiang Kie Giok tidak sabar. "Tunggu dulukau ceritakan dulu mengapa kau berlatih diri disini seorang diri?!" Tanya Ciu Pek Thong. "Keluargaku telah dibinasakan oleh musuhku!" "Mengapa begitu?" "Karena semula musuhku itu ingin melamarku untuk mejnadi isterinya, akan tetapi lamarannya ditolak ayah, dan aku telah menikah dengan orang lain. Musuhku itu menaruh dendam dan akhirnya membinasakan seluruh keluargaku dengan main keroyok, sedangkan aku berhasil bisa meloloskan diri dari tangan mereka, sehingga kau berlatih keras ilmu yang pernah diwariskan ayahku!" "jadi kau mempelajari ilmu silat hanya sekedar buat membalas sakit hati?" "Ya!" "Jika begitu, tidak bagus!" "Apanya yang tidak bagus?" "Tidak bisa aku mewariskan kepandaianku, karena kelak engkau bisa mempergunakan kepandaian tersebut buat membinasakan orang lain!" 517 "Kalau begitu, engkau ingkar janji, Loo Boan Tong!" Teriak Tiang Kie Giok. Ciu Pek Thong jadi agak bingung, dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Kita atur begini saja.!" Katanya kemudian. "Jika memang kau mau berjanji tidak akan mempergunakan kepandaianku itu buat menuntut balas dendam, aku bersedia menurunkan beberapa macam kepandaianku!" Tiang Kie Giok tertawa. "Baiklah aku berjanji tidak akan mempergunakan ilmu yang diturunkan Loo Boan Tong buat menuntut balas!" "Bagus! Jika begitu, aku bersedia menurunkan beberapa kepandaianku!" Setelah berkata begitu, Ciu Pek Thong memandang sekelilingnya, dan akhirnya dia berkata. "Tempat ini memang sangat baik buat latihan! Nah sekarang kau bersilatlah, biar aku lihat sampai seberapa tinggi kepandaian yang kau miliki!" Tiang Kie Giok pun gembira sekali, dengan bersemangat dia telah mulai bersilat. Dari jurus pertama sampai jurus terakhir, Tiang Kie Giok bersilat sangat baik sekali. "Menurut pengelihatanku, kepandaian yang kau miliki sudah cukup tinggi!" Kata Ciu Pek Thong. "Apakah mungkin musuhmu itu memiliki kepandaian yang lebih tinggi lagi?!" "Ya!" Menyahuti Tiang Kie Giok. Ciu Pek Thong mengerutkan alisnya, dia berpikir beberapa saat, kemudian dia menurunkan belasan jurus buat Tiang Kie Giok dan kemudian diperintahkannya Tiang Kie Giok untuk melatihnya. 518 Akan tetapi waktu Tiang Kie Giok akan berlatih terdengar langkah kaki yang perlahan sekali. Ciu Pek thong memiliki pendengaran yang tajam sekali, dia segera dapat mendengar suara langkah kaki itu. "Ssttt, ada orang datang!" Bisik Ciu Pek Thong, dan dia melesat kearah datangnya suara langkah kaki itu. Tiang Kie Giok kagum sekali melihat kegesitan dan ketajaman pendengaran Ciu Pek Thong. Waktu itu tampak jelas, betapapun memang Ciu Pek Thong liehay sekali. Karena belum lagi ia hinggap ditanah, sepasang tangannya telah digerakkan, dia menghantam kedepannya. "Wuutt!" Terdengar berkesyuran angin yang kuat sekali. "Bukk!" Terdengar suara benturan yang keras, rupanya orang yang didepan itu, yang terlindung oleh gerombolan pohon bunga telah menangkis serangan tersebut, sehingga menimbulkan suara benturan yang sangat keras itu. Dan yang membuat Ciu Pek Thong terkejut, orang yang menangkis serangan itu tidak terpental. Jurus yang dipergunakan oleh Ciu Pek Thong sebenarnya merupakan salah satu jurus penyerangan yang mengandung kekuatan tenaga dalam dasyat sekali, dengan demikian biasanya seorang yang memiliki kepandaian tanggung- tanggung tentu akan terpental rubuh olehnya. Akan tetapi justru orang itu dapat menangkisnya dan tidak terpental. 519 Ciu Pek Thong mementang matanya lebar-lebar. Dan dia melihat dibalik semak-semak belukar itu sesosok tubuh melangkah mendekati. Dialah seorang laki-laki dengan tubuh yang kecil dan pendek sekali. Dilihat sepintas lalu, dia seperti seorang anak kecil berusia sembilan atau sepuluh tahun. Hanya saja wajah orang bertubuh pendek kecil itu yang memperlihatkan usia sebenarnya, mungkin telah lima puluh tahun lebih. Matanya juga memancarkan sinarnya yang tajam sekali. Melihat orang itu, Tiang Kie Giok jadi mengeluarkan suara tertahan. "Loo Boan Tong, dialah musuhku yang kuceritakan tadi!" Teriak Tiang Kie Giok jadi gugup. Ciu Pek Thong sendiri setelah bengong sejenak, manggut- manggut beberapa kali , katanya "Bagus! Bagus! Loo Boan Tong justru ingin sekali mencoba kepandaiannya!" Seperti biasanya Loo Boan Tong memang selalu tergila- gila mempelajari ilmu yang hebat dan tinggi. Dan karena sekarang melihat orang dihadapannya memiliki kepandaian yang tinggi, hatinya tertarik sekali. Sedangkan orang bertubuh kecil pendek tersebut telah memperdengarkan suara tertawa dingin, dan katanya. "Hemm, dilihat dari tampangmu, kau tentunya adik dari Ong Tiong yang!" Ciu Pek Thong terkejut. 520 "Ihh, bagaimana kau bisa mengetahuinya?!" Tanyanya dengan suara tersendat. Orang itu tertawa. "Kau heran?!" Tanyanya, ! "Hemm, Ong Tiong Yang hanya menghormati seorang dalam rimba persilatan ini. kau tahu siapa yang dihormatinya itu?!" Cia Pek Thong menggeleng. "Tidak!" Sahutnya sambil mementang matanya lebar-lebar, hatinya tertarik sekali. "Siapa orang itu?" "Aku!" "Kentutmu bau!" Teriak Ciu Pek Thong jadi sengit mendadak. "Kepandaian apa yang kau punya sehingga Suhengku harus menghormati dirimu?!" Orang itu tertawa. "Kau tidak percaya?!" Tanyanya dengan sikap bersungguh- sungguh. "Tidak percaya!" Jawab Ciu Pek Thong. "Hemm, dengan cara bagaimana kau baru bisa mempercayainya?!" Tanya orang itu. Ciu Pek Thong tidak segera menyahuti, dia telah mengawasi orang itu dengan sepasang alis yang mengkerut dalam-dalam, seperti juga dia tengah berpikir keras. "Cepat kau katakan, dengan cara bagaimana kau baru mempercayai akan keteranganku itu?!" Tanya orang tersebut. "Siapa namamu?" "Perlu kujelaskan?" 521 Ciu Pek Thong mendongkol bukan main, sahutnya sengit. "Ya, beritahukanlah!" "Hemm, namaku saja kau tidak mengethuinya, dengan cara bagaimana kau dapat mengatakan kau tidak bisa mempercayai keteranganku! Tentunya urusan Suhengmu sama sekali kai tidak mengetahuinya!" Ciu Pek Thong tambah mendongkol. "Ayo kau beritahukan siapa namamu?!" Densak Ciu Pek Thong lagi. "Aku she Siangkoan bernama Hu!" "Siangkoan Hu?" Tanya Ciu Pek Thong sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian dia seperti berpikir keras lagi, tahu-tahu dia telah menarik satu lembar jenggotnya yang tumbuh panjang, kemudian katanya. "Tidak! tidak! aku tidak percaya! Namamu saja baru pertama kali ini kudengar, kau bukan orang yang luar biasa didalam dunia persilatan. Tentunya kau hanya bicara besar saja!" "Aku bisa membuktikannya!" Kata Siangkoan Hu dengan sikap bersungguh-sungguh. "Membuktikan dengan cara apa?!" Tanya Ciu Pek Thong yang jadi tertarik lagi. "Aku akan memperlihatkan kepadamu sesuatu yang tentunya kau kenali sebagai barang milik Suhengmu!" Kata Siangkoan hu. Dan dia telah mengeluarkan secarik kain, dan dibeberkan kain yang tidak begitu besar, dikibas-kibaska dihadapan Ci Pek Thong. Ciu Pek Thong tercengang, karena segera dia mengenali itulah saputangan milik Suhengnya. 522 "Darimana kau memperoleh barang itu? tentunya kau memperoleh dengan jalan mencuri!" Teriak Ciu Pek Thong setelah tersadar dari bengongnya. Siangkoan Hu tertawa. "Mencuri? Ini justru hadiah dari Ong Tiong yang kepadaku, menandakan bahwa dia sangat menghormati aku!" Menyahuti Siangkoan Hu dengan sikap yang kocak sekali. Ciu Pek Thong tidak mempercayai keterangan orang she Siangkoan tersebut. "Jika kau tidak percaya juga, aku tidak bisa mengatakan apa-apa!" Kata Siangkoan Hu. Sedangkan Ciu Pek Thong sudah tidak bisa menahan diri lagi, karenanya dengan segera dia telah melompat dan menggerakan kedua tangannya. "Aku akan menguji kepandaianmu, sehingga kau berani mengatakan bahwa Suhengku itu menghormati dirimu, manusia pendek!" Dan setelah berkata begitu, sepasang tangan Ciu Pek Thong menyerang dengan sebat sekali. Dari kedua telapak tangan telah mengalir kekuatan tenaga yang menderu- deru hebat sekali. Siangkoan Hu rupanya menyadari juga bahwa Ciu Pek Thong bukan sebangsa manusia lemah. Dia memiliki kepandaian yang tinggi, karena dari itu, dia telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat bengis dan telah menggerakkan tangan kirinya, dia menangkis lagi. Anehnya tenaga serangan Ciu Pek Thong yang begitu kuat dan dahsyat telah dapat dihadapinya dengan baik, dimana 523 tenaga serangan Loo Boan Tong seperti lenyap tidak karuan parannya. Dalam keadaan seperti itu, Ciu Pek Thong tidak tinggal diam. Begitu serangan tenaga dalamnya telah punah tidak karuan parannya, dia mengerahkan lagi semangat dan tenaganya, dimana dia telah membentak dan menyerang lagi. Malah tenaga serangannya kali ini jauh ;ebih hebat, sehingga batang-batang pohon disekitar Siangkoan Hu begoyang-goyang karena diterjang oleh kekuatan yang luar biasa dahsyatnya. Sedangkan Siangkoan Hu sendiri kali ini, melihat cara menyerang Ciu Pek Thong pun tidak berayal lagi. Dia telah memasukkan carikan kain itu kedalam sakunya dan mengangkat kedua tangannya untuk mebalas menyerang. Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sama sekali tidak bermaksud untuk menghindarkan diri, dan malah menyambuti dengan serangan pula, sehingga kekuatan yang hebat dari Ciu Pek Thong telah saling bentur dengan tenaga yang kuat juga dari Siangkoan Hu. Yang membuat Ciu Pek Thong sangat penasaran, justru kembali tenaganya lenyap tidak karuan paran, seperti juga Siangkoan Hu dapat menyedap kekuatan dan tenaganya. Dengan penasaran Ciu Pek thong membuat penyerangan untuk ketiga kalinya, diaman Ciu Pek Thong sekarang telah mempergunakan tenaga lunak dan keras yang digabungkan memjadi satu. Jika tadi dia menyerang dengan berhenti-henti dan jika serangannya gagal barulah dia membarengi dengan serangan berikutnya. Sekarang tidk menanti sampai derangannya gagal, Ciu PeK Thong telah menyusuli lagi dengan serangan lainnya. 524 Siangkoan Hu mengeluarkan seruan tertahan, tampaknya dia terkejut juga. Sejak tadi dia emang telah menduga tentunya kakek dengan jenggot putih yang panjang ini adalah adik seperguruan Ong Tiong Yang. Akan tetapi yang tidak disangkanya justru kepandaian dari Ciu Pek Thong demikian gebat. Melihat datangnya serangan yang demikian beruntun kepada dirinya, Siangkoan Hun tidak berani mempergunakan kekerasan lagi, dia tidak menangkis melainkan berkelit mengelakkannya. Sebat dan gesit sekali gerakannya, karena dengan cepat dia berhasil menghindarka diri dalam tiga jurus. Ciu Pek Thong yang melihat demikian segera memperhebat tenaga serangannya, sepasang tangannya itu bertubi-tubi telah menyambar kediri lawannya. Siangkoan Hu memang terdesak, karena akhirnya dia hanya main mundur belaka. Ciu Pek Thong yang melihat demikian tidak mau membuang-buang waktu lagi, dia telah menyerang lagi dua jurus. Jalan keluar buat mengkindarkan diri dari serangan yang dilancarkan oleh Ciu Pek Thong sama sekali tidak dapat dilakukan oleh Siangkoan Hu, karenanya jalan satu-satunya hanya menangkis. "Bukk!" Kuat sekali dia menangkis. 525 Benturan tenaga Ciu Pek Thongdengan tenag tangkisan yang dilakukan oleh Siangkoan Hu saling bentrok ditengan udara mengeluarkan suara yang menggelegar. Akan tetapi kesudahannya membuat Ciu Pek Thong tertawa senang karena tubuh Siangkoan Hu bergoyang-goyang seperti akan terjengkang kebelakang. Cuma saja disebabkan kuda-kuda kedua kakinya memang sangat kuat, orang she Siangkoan tersebut tidak sampai rubuh. Ciu Pek Thong melihat dia mulai mendapat angin, segera dia membarengi dengan menyerang lagi, tenaga serangannya juga jauh lebih kuat dibandingkan dengan tenaga serangan sebelumnya. Siangkoan Hu telah menangkis serangan Ciu Pek Thong dengan kekerasan. "Dukkk!" Tubuh Siangkoan hu seperti layang-layang putus dari benang, telah terpental ke udara. Dengan demikian telah membuat Siangkoan Hu kehilangan keseimbangan tubuhnya, dia berusaha berjumpalitan beberapa kali ditengah udara. Waktu tubuh Siangkoan Hu meluncur turun, diwaktu itulah tampak Ciu Pek Thong tidak membuang-buang waktu telah menyerang lagi dengan cepat. Siangkoan Hu mengeluh. Angin serangan yang menyambar kepada dirinya sangat hebat, waktu itu tubuhnya tengah melayang ditengah udara, dan dia tidak dapat menyambut dengan kekerasan. Tidak ampun lagi dada Siangkoan Hu kena terhajar dan tubuhnya bergulingan. Itupun masih untung karena serangan Pek Thong tidak berhasil mengenai telak, hanya menyerempet, 526 sebab mati-matian Siangkoan Hu telah berusaha untuk mengelakkan diri dari serangan lawannya. Setelah terpelanting dan bergulingan ditanah beberapa tombak, Siangkoan Hu berdiri dan memutar tubuhnya, dia bermaksud melarikan diri. Ciu Pek Thong yang nakal telah berkata. "Ayo, aku ingin melihat sampai seberapa tinggi kepandaianmu, sehingga Suhengku menurutmu Suhengku telah menghormati dirimu!" Membarengi dengan perkataan tersebut, tampak Ciu Pek Thong telah menjejakkan kakinya, tubuhnya seperti bayangan telah berkelebat kedekat Siangkoan hu. Gerakan Ciu Pek Thong yang gesit seperti itu menyebabkan Siangkoan Hu tidak bisa menjauhkan diri lebih jauh lagi, karena disaat itu Ciu Pek Thong telah menyerangnya lagi, sehingga Siangkoan Hong mau tidak mau harus mengerahkan dan mengempos semangatnya untuk menangkis. Satu kali lagi Siangkoan Hu terjungkal terpelanting bergulingan ditanah. Ciu Pek Thong sangat nakal, waktu lawannya terguling seperti itu, dia telah melompat mendekati. Siangkoan Hu tiba-tiba saja menjerit kesakitan, karena pipinya telah dicubit keras sekali oleh Ciu Pek Thong. "Inilah penghormatan pertama dariku!" Kata Ciu Pek Thong sambi; tertawa. Diwaktu itu Siangkoan Hu berusaha untuk melonpat berdiri lagi. Akan tetapi sebelum dia sempat bertiri tegak, Ciu Pek Thong telah mencubit pahanya. Sama seperti tadi, Siangkoan Hu telah menjerit kesakitan, karena diwaktu itu Ciu Pek Thong telah mencubit pahanya tersebut dengan keras. 527 Sedangkan Ciu Pek Thong yang nakal ini tertawa gelak- gelak, tanyanya. "Apakah engkau masih ingin minta dihormati?" Loo Boan Tong bukan hanya berkata seperti itu saja, sebab dengan cepat sekali dia telah melompat lagi, tangan kanannya digerakkan, dia telah menempeleng dengan keras beberapa kali muka Siangkoan Hu. Siangkoan Hu kesakitan, diapun perasakan pandangan matanya berkunang-kunang. Dian-dian Siangkoan Hu mengeluh. Sama sekali dia tidak bermimpi bahwa Ciu Pek Thong memiliki kepandaian yang demikian tinggi. Sedangkan Ciu Pek Thong masih belum puas, tahu-tahu tangan kanannya telah diulurkan, dia telah menyambar ikat pinggang orang she Siangkoan tersebut dimana sekali hentak, orang she Siangkoan itu telah terlempar ketengah udara. Siangkoan Hu mengeluarkan seruan kaget dan ketakutan, karena tubuhnya terpental sangat keras dan cepat sekali. Dia merusaha mengurangi daya luncuran tubuhnya, karena jika tidak, kepalanya tentu bisa membentur pohon. Usaha dari Siangkoan Hu berhasil, dia bisa hinggap diatas tanah dengan kedua kakinya. Ciu Pek Thong yang masih mendongkol padanya, segera menyusulnya dan mendupak dengan kaki kanannya. Dupakan yang dilakukan Ciu Pek Thong membuat tubuh Siangkoan Hu jadi terjungkal rubuh pula. 528 Sedangkan Ciu Pek Thong berdiri tegk ditempatnya dan dia tidak mengganggunya lagi, ia membiatkan Siangkoan Hu merangkak berdiri. "Hemm, apakah sekarang engkau berani mengatakan bahwa suhengku sangat menghormati dirimu? Suhengku itu memiliki kepandaian sepuluh kali lipat lebih tinggi dari kepandaianku!" Siangkoan Hu tidak segera menyahuti dia menyusut darah yang mengalir dari bibirnya. Sedangkan Tiang Kie Giok telah menghampiri Ciu Pek Thong, katanya. "Loo Boan Tong hajar lagi orang itu, dialah yang telah membinasakan seluruh keluargaku!. Ciu Pek Thong mengangguk. "Engkau saja yang menghajarnya!" Katanya menganjurkan kepada wanita she Tiang tersebut. "Aku?!" Tiang Kie Giok jadi heran. Ciu Pek Thong tersenyum, katanya. "Kau tidak perlu jeri padanya, pergilah kau pukul padanya sesuka hatimu, tidak nanti dia berani membalas. Jika dia berani menangkis dan menyerang padamu, biarlah tangannya akan kukutungkan!" Mendengar perkataan Ciu Pek Thong seperti itu semangat Tiang Kie Giok terbangun dan keberaniannya jadi kumpul lagi. Dengan langkah kaki yang lebar dia telah menghampiri Siangkoan Hu, diapun telah mengayunkan tangan kanannya, dimana dia telah meninjunya sekuat tenaganya. Siangkoan Hu yang melihat wanita itu menyerangnya, dia cepat-cepat mengangkat tangan kanannya, maksudnya ingin menangkis serangan Tiang Kie Giok, justru tangan Ciu Pek 529 Thong telah berkelebat, dia telah menotok tanga dari Siangkoan Hu, sehingga tangan orang she Siangkoan itu turun kembali. Sedangkan hantaman tangan Tiang Kie Giok telah mengenai telak sekali muka orang she Siangkoan tersebut. Tidak ampun lagi, darah segar mengucur dari orang she Siangkoan tersebut. Siangkoan Hu menjerit kesakitan, tubuhnya terhuyung. Tiang Kie giok yang memperoleh angin dan semakin berani telah menyerang lagi. Kali ini serangannya tetap pada muka Siangkoan Hu. Dia menyerang dengan sepenuh tenaganya. Dalam keadaan seperti itu, Siangkoan Hu tentu saja tidak membiarkan dirinya dihajar lagi, sedangkan perasaan sakit akibat serangan pertama dari Tiang Kie Giok belum lagi berkurang. Dengan gusar dia berseru sambil menerjang. Akan tetapi Ciu Pek Thong cepat luar biasa telah menggerakkan kedua tangannya, dia mencengkram kedua lengan Siangkoan Hu. Dengan demikian Siangkoan Hu tidak bisa bergerak lagi dan juga tidak bisa menggerakkan kedua tangannya. Sedangkan serangan yang dilakukan oleh Tiang Kie Giok telah meluncur datang, menghantam muka lagi dengan keras dan sangat kuat. "Bukk!" Kepalan tangan Tiang Kie Giok telah hinggap dengan telak sekali. Darah kembali mengucur dengan deras sekali, dan Siangkoan Hu mengeluh kesakitan. Akan tetapi dia sama sekali 530 tidak bisa memberikan perlawanan dan juga tidak dapat menggerakkan kedua tangannya karena dia telah tercengkram kuat sekali oleh Ciu Pek Thong. "Ayo serang terus, biar dia kapok!" Berseru Ciu Pek Thong dengan suara nyaring. Sedangkan Tiang Kie Giok sendiri semakin bersemangt sekali. Cepat bukan main dia menggerakkan kedua tangannya silih berganti. Terdengarlah suara "Plakk, plokk, bukk!" Berulang kali. Segera terlihat muka Siangkoan Hu telah berlumuran darah segar. Disaat itu Ciu Pek Thong baru melepaskan cengkeramannya. Dia telah mendorong tubuh Siangkoan Hu samoai orang itu terjerunuk kedepan hampir saja terjerembab. Sedangkan Tiang Kie Giok nampaknya masih juga belum puas, karena dia telah bermaksud untuk menghampiri dan menyerang lagi. Akan tetapi Siangkoan Hu yang menyadari bahwa bahaya mengancam dirinya, dan juga jika dia tidak cepat-cepat angkat kaki, niscaya dia akan menderita lebih lama lagi, telah buru- buru memutar tubuhnya dia telah mementangkan kakinya lebar-lebar melarikan diri. Dalam keadaan seperti itu terlihat sekali orang she Siangkoan tersebut sangat ketakutan. Tiang Kie Giok bermaksud untuk mengejarnya, akan tetapi Ciu Pek Thong telah memanggilnya mencegah dia mengejarnya. Tiang Kie Giok tidak berani membantah, dia telah kembali kedekat Ciu Pek Thong, kemudian dia berlutut dihadapan Ciu 531 Pek Thong. "Terima kasih atas bantuan Loo Boan Tong!" Katanya. Ciu Pek Thong cepat-cepat mengelak, dia telah perintahkan wanita itu untuk bangun berdiri. "Akan tetapi kau terlalu keras memukul mukanya, kukira tulang hidungnya telah remuk!" Kata Ciu Pek Thong. "Itupun aku tidak segera membunuhnya dengan menikamkan pedangku!" Menyahuti Siang Kie Giok. Sedangkan Ciu Pek Thong menghela nafas. "Orang itu sebenarnya memiliki Iwekang yang tinggi dan kepandaian yang lumayan, akan tetapi dia mempelajari ilmunya dengan jalan yang tersesat, karena dari itu, walaupun dia memiliki kepandaian yag tinggi namun dia tidak bisa mengambil manfaat yang lebih banyak lagi!" Tiang Kie Giok mengawasi Ciu Pek Thong beberapa saat, kemudian tanyanya. "Bagaimanakah caranya membuat Iwekang yang sempurna dan tinggi?!" "Itu mudah, aku akan mengajarimu, sahut Ciu Pek Thong. Bukan main girangnya Tiang Kie Giok. Dia kemudian mengucapkan terima kasih lagi. Sedangkan Ci Pek Thong telah menghafal beberapa baris pelajaran Iwekang, dia telah memberitahukan inti-inti pelajaran Iwekang yang harus diingat sebaik-baiknya oleh si wanita she Tiang tersebut. Disaat itu Tiang Kie Giok dengan penuh perhatian mendengarkan terus keterangan yang diberikan oleh Ciu Pek Thong, karena dia memang yakin bahwa Ciu Pek Thong tengah mewariskan kepandaian yang sangat tinggi. 532 Akan tetapi selesai menghafal seperti itu, Ciau Pek Thong perintahkan si wanita menghafal sendiri, dan jika ada bagian yang tidak teringat oleh Tiang Kie Giok, dia tidak mau menjelaskan lagi. "Apa yang kau ingat, kau pelajari, itulah rejekimu, karena aku tidak akan memberitahukan lebih lanjut lagi!" Kata Ciu Pek Thong. "Nah, aku telah memberitahukan cara berlatih Iwekang tingkat tinggi, engkau juga telah menerima pelajaran beberapa jurus dariku, maka dari itu tentunya kau tidak akan melibat diriku lagi bukan?!" Tiang Kie Giok cepat-cepat menyahuti. "Akan tetapi Loo Boan Tong, aku." Namun belum lagi Tiang Kie Giok menyelesaikan perkataannya itu, Ciu Pek Thong telah memutar tuuhnya, dia menjejakkan kakinya dan telah lari dengan cepat sekali. Ciu Pek Thong memiliki ginkang yang telah sempurna, karena dari itu Tiang Kie Giok tidak akan sanggup buat mengejarnya. Tiang Kie Giok membanting-manting kakinya karena Ciu Pek Thong telah lenyap dari pandangan matanya, tampaknya Tiang Kie Giok sangat menyesal sekali sebab Ciu Pek Thong berlalu begitu cepat. "Jika saja dia mau berdiam lebih lama bersamaku, tentu aku akan memperoleh petunjuk yang lebih banyak lagi darinya!" Begitulah pikiran TiangKie Giok. Akan tetapi walaupun dia sangat menyesal Ciu Pek Thong berpisah begitu cepat dengannya namun dia tidak berdaya buat menyusulnya. Sekian lama Tiang Kie Giok berdiri bengong tertegun tanpa bergerak, sampai akhirnya dia membanting-banting 533 kakinya sambil menangis. Sebelumnya dia membayangkan bahwa Ciu Pek Thong akan menurunkan kepandaian yang jauh lebih tinggi lagi kepadanya, dan setelah memberikan pelajaran ilmu Iwekang, dia telah berlalu. Tiang Kie Giok menangis sekian lama, sampai pada akhirnya menghibur dirinya sendiri, bahwa Ciu Pek Thong cukup baik hati memberikan pelajaran tenaga dalam tingkat tinggi. Kelak dikemudian hari Tiang kie Giok memang berlatih diri dengan giat, sehingga dikemudian hari dia menjadi seorang pendekar wanita yang mempunyai kepandaian tinggi sekali. CIU PEK THONG yang berlari-lari dengan cepat sekali, telah meninggalkan hutan trsebut, dia seperti tengah dikejar setan karena dia kuatir kalau-kalau Tiang Kie Giok mengejarnya. Setelah berlari sekian puluh lie da menoleh kebelakang, ternyata tidak ada yang mengejarnya dan Tiang Kie Giok tidak terlihat batang hidungnya, Ciu Pek Thong jadi bernafas lega. Diapun telah berhenti berlari dan mengaso dibawah sebatang pohon. Lama dia duduk termenung dibawah pohon tersebut, sampai akhirnya dia mengumam. "Aku mau pergi kemana? Apakah kembali saja ke Ciong Lam San?!" Setelah menggumam seperti itu tampak Ciu Pek Thong menggeleng-geleng beberapa kali, sampai akhirnya dia menggumam lagi. "Tidak bisa! Tidak bisa! Mana mungkin aku kembali ke Ciong Lam San, menyebabkan aku menderita malu saja?!" Setelah menggumam seperti itu, Ciu Pek Thong menghela nafas beberapa kali. Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo 534 Angin silir sangat perlahan sekali, sesungguhnya hawa udara pada saat itu sangat panas sekali. Akan tetapi Ciu Pek Thong tetap duduk ditempatnya tanpa bergerak, karena pikirannya tengah melayang-layang tidak menentu dalam kebimbangan. Setelah termenung sejenak lamanya lagi, akhirnya Ciu Pek Thong bangun berdiri dan berjalan semau hatinya, dia membiarkan kedua kakinya itu melangkah kemana kedua kaki itu menghendakinya karena Ciu Pek Thong memang tidak memiliki tujuan. Sedang dia berjalan seperti itu, disaat itulah terlihat betapa didepannya telah berlari-lari empat sosok tubuh. gerakan keempat orang itu sangat cepat sekali, dan kegesitannya itu memperlihatkan bahwa keempat orang itu mempunyai ginkang yang cukup tinggi. Karena dari itu, setelah memperhatikan sejenak lamanya, Ciu Pek Thong tertarik buat menggoda keempat orang tersebut. Dia berdiri ditempatnya tanpa bergerak ditengah-tengah jalan. Tidak lama kemudian keempat orang itu telah tiba didekat Ciu Pek Thong. Ternyata mereka empat orang laki-laki dengan wajah bengis dan matanya memancarkan sinar yang tajam sekali. Dilihat dari tampangnya, jelas keempat orang ini bukan sebangsa manusia baik-balk. Karenanya, Ciu Pek Thong semakin keras keinginannya buat mempermainkan keempat orang itu. dia telah berdiri dengan bertolak pinggang. Keempat orang itu berhenti berlari, dan salah seorang diantara mereka berusia tiga puluh tahun lebih telah mendekati Ciu Pek Thong. 535 "Mengapa kau menghadang di tengah jalan seperti itu? cepat menyingkir! Tuan-tuan besarmu ingin lewat!" Bentaknya. Ciu Pek Thong tertawa jenaka, dia telah menyehuti. "Jika memang kalian ingin lewat mengapa harus banyak rewel seperti itu, pergi menggelinding! Mengapa kalian harus berdiam disitu? Bukankah jalan ini bukan milik kakek moyangmu dan juga jalan inipun masih lebar?!" Ditegur seperti itu, keempat orang tersebut berubah wajahnya, nbahkan mereka berempat telah memperlihatkan sikap yang bengis sekali. "Ohh, engkau memang sengaja menghadang kami? rupanya kau memang belum kenal siapa kami ini bukan?!" Kata orang yang pertama tadi sengan suara yang bengis sekali. Ciu Pek Thong tertawa dingin. "Hemm, aku memang tidak kenal siapa kalian, dan akupun tidak tertarik buat berkenalan dengan manusia-manusia seperti kau!" Katanya. Mendengar jawaban Ciu Pek Thong seperti itu, orang tersebut tambah gusar, dia telah membentak. "Mulutmu terlalu kurang-ajar, akan kurobek.!" Sambil membentak orang tersebut melompat menghampiri Ciu Pek Thong, dia mengulurkan tangannya, maksudnya ingin diulurkan guna merobek mulut Ciu Pek Thong. Ciu Pek Thong tertawa mengejek. Serangan seperti itu mana dipandang sebelah mata olehnya? Karenanya, begitu tangan orang tersebut menerjang kepadanya, dia telah mengibaska tangan kanannya. 536 "Takkk!" Terdengar benturan keras sekali, karena tangan Ciu Pek Thong telah membentur pergelangan tangan orang tersebut. Seketika orang tersebut menjerit-jerit kesakitan, karena begitu terbentur dengan tangan Ciu Pek Thong, penyerang itu merasakan pergelangan tangannya seperti hancur atau patah. Dia telah berjingkrak-jingkrak beberapa kali. Ciu Pek Thong tertawa dingin, katanya. "Jika memang begitu, kau mencari penyakit sendiri! Lebih baik kalian secara baik-baik meminta kepada Yaya (engkong/kakek) kalian agar membagi jalan sedikit! Tentunya kalian tidak akan mengalami penderitaan dan kesengsaraan.!" Akan tetapi keempat orang itu telah gusar dan penasaran, terlebih lagi orang yang pergelangan tangannya tadi terkena tangkisan tangan Ciu Pek Thong. Sekarang rasa sakitnya mulai berkurang dan dia telah menyerang lagi. Tadi dia menyerang denga hanya menggunakan dua bagian tenaga dalamnya karena menduga Ciu Pek Thong merupakan penduduk disekitar tempat tersebut dan seorang yang telah berusia lanjut belaka. Akan tetapi siapa sangka justru Ciu Pek Thong merupakan salah seorang tokoh rimba persilatan yang mempunyai kepandaian sangat luar biasa sekali. Karena dari itu, orang tersebut telah terkena batunya! Berbareng mereka berempat telah melompat dan menyerang kepada Ciu Pek Thong empat jurusan. Akan tetapi Ciu Pek Thong sendiri tetap berdiri tenang ditempatnya. Sama sekali dia tidak berusaha untuk menyingkirkan diri. Dengan sorot mata yang tajam dan senyum dikulum, Ciu Pek Thong telah mengawasi datangnya serangan dari empat 537 jurusan itu dan waktu keempat serangan itu hampir mengenai dirinya, LooBoan Tong telah mengibaskan tangannya. Serangan angin yang luar biasa dahsyatnya telah menerjang kepada keempat orang itu. hebat kesudahannya! Karena disertai dengan jerit kesakitan, keempat orang itu telah terpental bergulingan ditanah. Mereka merangkak bangun dan wajah mereka berlumuran darah. Ada yang mengucur darah dari hidungnya, ada yang rontok giginya, dan ada juga yang berlumuran mulutnya dengan darah yang memerah. Disaat itu Ciu Pek Thong telah mengejek. "Jika memang kalian ingin mencari penyakit, ayo, ayo maju lagi, aku akan memberikan ganjaran yang setimpal seperti yang kau inginkan!" Sambil berkata begitu, Ciu Pek Thong melambai- lambaikan tangannya dengan sikap lucu. Sedangkan keempat orang tersebut, yang kesalita dan tertegun, memandang Ciu Pek Thong sesaat lamanya. Akan tetapi setelah bengong sekian lama dan diantara mereka saling memandang, rupanya mereka masih penasaran. Dengan berbareng mereka berempat telah menerjang lagi dengan sepasang tangan yang disaluri tenaga dalam yang hebat sekali. Dengan menimbulkan kesyuran angin yang sangat kuat, tampak keempat orang tersebut telah menerjang seperti sudah tidak memikirkan lagi keselamatan dirinya. Dan serangan yang dilakukan mereka bagaikan ingin membunuh Ciu Pek Thong, sangat telengas sekali. Ciu Pek Thong tetap berdiri tenang-tenang ditempatnya, sama sekali tidak bermaksud mengelakkan diri dari terjangan keempat orang lawannya. 538 Hanya saja waktu keempat orang itu telah dekat dengan serangan mereka, Ciu Pek Thong telah bergerak cepat sekali. Kali ini dia bukan mengibas dengan tangannya, hanya saja tubuhnya mencelat bagaikan bayangan belaka, dalam waktu yang sangat singkat, keempat orang lawannya kehilangan sasarannya dan mereka saling seruduk satu dengan lainnya. Membarengi dengan itu Ciu Pek Thong telah menggunakan kakinya untuk menyepak pinggul salah seorang lawannya. Orang itu memang tidak bisa menghindarkan diri dari dupakan kaki Ciu Pek Thong, tubuhnya terjerumus dan dia telah mencium tanah sehingga hidungnya berdarah. Sedangkan waktu itu Ciu Pek Thong tidak bertindak hanya sampai disitu saja, dimana dia juga telah mendupak seorang lawannya yang lain, sehingga orang itu terjungkal mencium tanah! Dengan mempergunakan kedua tangannya Ciu Pek Thong mendorong punggung sisa kedua orang lawannya, dan mereka rubuh bergulingan dengan punggung mereka masing-masing berbekas telapak tangan memerah, karena waktu mendorong, Ciu Pek Thong mempergunakan kekuatan Iwekangnya. Waktu itu tampak Ciu Pek Thong telah berdiri dengan bertolak pinggang sambil tertawa mengejek. "Memm, manusia-manusia tidak punya guna, dengan memilii kepandian tidak berarti seperti itu kalian telah berani bertingkah dan mengumbar ketelangasan kalian! Jika memang aku mau bertindak kejam, tentu jiw kalian sudah kukirim menghadap Giam Loo Ong!" 539 Setelah berkata begitu Ciu Pek Thong memperdengarkan berulang kali tertawa dingin. Sedangkan keempat orang lawannya merangkak bangun lagi, nyali mereka telah ciut. Baru saja Ciu Pek Thong ingin mengejek dan mem- permainkan keempat orang tersebut pula, tiba-tiba terdengar seorang berkata. "Jangan menghina anak-anak! Lawanlah diriku!" Suara itu bergema disekitar tempat tersebut, memang sangat keras, akan tetapi orang yang berkata seperti itu tak terlihat batang hidungnya. Sedangkan keempat orang lawan Ciu Pek Thong yang telah dihajar babak belur seperti itu tampak berobah menjadi girang. Malah salah seorang diantara mereka telah berseru. "Suhu cepat tolong kami!" Ciu Pek Thong segera dapat menduga bahwa orang yang bicara dari tempat yang jauh itu adalah guru dari keempat orang tersebut yang tentunya memiliki kepandaian lumayan karena dari jarak yang masih begitu jauh dimana orang tersebut masih belum lagi terlihat, ternyata dia telah dapat berseru jelas seperti itu, karenannya Ciuu Pek Thong mengawasi datangnya suara seruan tersebut. Tidak lama kemudian, dari arah mana tadi keempat orang itu datang, terlihat sesosok tubuh yang tengah berlari-lari mendatangi secepat terbang dan sekejap mata saja telah tiba ditempat tersebut. Ternyata orang itu memiliki potongan tubuh sangat tinggi, kurus dan mukanya empat persegi kasar dengan bola mata yang melotot besar, potongan mata longgar. 540 Dengan sikap yang bengis orang itu telah membentak. "Siapa kau sehingga begitu lancang telah berani mati menghina keempat muridku?" Ciu Pek Thong nyengir. "Kau mau mengetahui siapa adanya aku?!" Tanyanya. "Nah, kau beritahukan siapa namamu!" "Aku she Khu dan bernama Ban Sie!" Menyahut orang tersebut. Walaupun dia mendongkol sekali oleh sikap Ciu Pek Thong, akhirnya dia mengalah dan menyebut juga namanya. Ciu Pek Thong tertawa. "Hemm, orang she Khu, kau dengarlah baik-baik, aku she Ciu yang bernama Pek Thong. Muka orang itu tiba-tiba sekali berobah. "Kau Ciu Pek Thong?" Tanyanya tegas. Ciu Pek Thong mengangguk. "Benar!" Sahutnya tertawa mengejek. "Jadi. kau yang disebut sebagai Loo Boan Tong?!" Tanya orang itu lagi. "Tidak salah! Kau juga boleh menyebutku dengan panggilan seperti itu," Sahut Loo Boan Tong. Orang itu mementang matanya yang besar itu semakin besar sehingga tampaknya matanya itu semakin longgar saja. "Sesungguhnyakah kau loo Boan Tong?" "Tidak salah!" Mengangguk Ciu Pek Thong. 541 "Jadi kau adik seperguruan dari Ong Tiong Yang?" Tanya Khu Ban Sie lagi. "Ya," Mengangguk Ciu Pek Thong. "Kalau begitu engkaulah orang yang kucari-cari!" Kata Khu Bn Sie kemudian. "Mencariku? Untuk urusan apa?" Waktu bertanya begitu, Ciu Pek Thong memperlihatkan sikap terheran-heran. "Untuk meminta kitab Ciu Im Cin Keng!" Menyahut Khu Ban Sie. "Meminta kitab Ciu Im Cin Keng?! menegasi Ciu Pek Thong sambil mementang matanya. "Kukira tidak mudah untuk meminta kitab itu dariku!" Menyahut Ciu Pek Thog. "Jika kau tidak mau menyerahkan kitab Ciu Im Cin Keng itu kepadaku, nagianmu adalah kematian!" Kata Khu Ban Sie dengan suara yang bengis. Ciu Pek Thong tertawa keras, tertawa mengejek orang she Khu tersebut. "Hebat sekali sikap dan perkataanmu, apakah kau kira kepandaianmu itu melebihi kepandaianku sehingga bicara seenaknya seperti itu?!" Dan setelah berkata begitu, Ciu Pek Thong mengibaska tangannya, diapun telah bilang lagi. "Nah jika memang engkau ingin mengukur kepandaian denganku, majulah!" Ciu Pek Thong juga memperlihatkan sikap bersiap-siap untuk menerima serangan. Khu Ban Sie tidak segera menerjang maju. 542 "Apakah kau benar-benar mencari kesulitan buat dirimu sendiri dan tidak mau menyerahkan kitab Kiu Im Cin Keng kepadaku?" Tanyanya. Ciu Pek Thong menggeleng. "Tidak! sahutnya tegas. "Walaupun senandainya engkau ini seorang dewa yang turun dari langit sekalipun, kitab Kiu Im Cin Keng itupun tidak akan kuberikan!" Muka Khu ban Sie berobah hebat, dia murka sekali dan darahnya jadi terasa meluap, katanya. "Jika demikian, engkau memang mencari kematian!" Bentaknya. "Khu Ban Sie tidak akan menyia-nyiakan keinginanmu itu dan tidak akan mengecewakan karenanya. Sambil berkata dengak sikap yang murka seperti itu, tambap Khu Ban Sie telah menjejakkan kedua kakinya, hampir sama sekali sulit diikuti oleh pandangan mata, tubuhnya telah mencelat gesit sekali, dia telah menyerang dengan hebat. Ciu Pek Thong berdiri tegak, dia melihat datangnya serangan, dan kemudian dia merngkapkan sepasang tangannya, dimana sepasang tangannya tersebut telah dikibaskan mendadak sekali. Tubuh Khu Ban Sie yang tengah menerjang itu jadi terpental balik dan terguling ditanah beberapa kali sambil mengeluarkan jeritan kesakitan. Ciu Pek Thong telah melompat dan mengulurkan tangannya, dia telah mencengkram jalan darah Kwie-tong- hiatnya Khu Ban Sie, sehingga Khu Ban Sie meraung kesakitan. Dengan mengerahkan sedikit tenaga dalamnya, dia telah menghentakkan dan melemparkan orang she Khu tersebut, 543 yang melayang ketengah udara lalu ambruk ketanah sengan meringis kesakitan. "Jika kau tidak mau cepat-cepat menggelinding pergi dari tempat ini, Loo Boan Tong tidak akan segan-segan memusnah- kan seluruh kepandaianmu ini!" Ancam Ciu Pek Thong. Khu Ban Sie meraskan seluruh tubuhnya sakit-sakit, dia menyadari betapa hebatnya kepandaian Ciu Pek Thong. Sambil merangkak bangun dia menoleh kepada keempat muridnya dan memberi isyarat agar mereka segera berlalu. Begitulah, guru dan keempat orang muridnya telah angkat kaki meninggalkan tempat tersebut. Ciu Pek Thong sendiri tertaw gelak-gelak. Dia puas bisa memberikan hajaran keras kepada manusia seperti Khu Ban Sie dan murid-muridnya. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil, Ciu Pek Thong melanjutkan perjalanan tanpa arah dan tujuan! TAMAT Surabaya, 25 Desember 2018 Sumber ebook . Koleksi Gunawan Aj Scan/foto image . Awie Dermawan Diunggah di . Lima Jago Luar Biasa Karya Sin Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kolektor Ebook (https.//www.facebook.com groups/Kolektorebook/)https.//www.facebook.com groups/Kolektorebook/ Sumber . Buku Koleksi Gunawan Aj Scan Image. Awie Dermawanhttps.//www.facebook.com groups/Kolektorebook/ Sumber . Buku Koleksi Gunawan Aj Scan Image. Awie Dermawan Pendekar Bunga Karya Chin Yung Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung Banjir Darah Di Borobudur Karya Kho Ping Hoo