Ceritasilat Novel Online

Pengelana Rimba Persilatan 7


Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Bagian 7


Pengelana Rimba Persilatan Karya dari Huang Yi   Tanya Duan-mu Xiu-yin tertawa.   "Bukan, malam ini kau datang dengan tujuan baik, kau lebih hati-hati melakukan sesuatu hal dibandingkan dengan Shuang-jie-shu-sheng.   Paling sedikit kau tahu bagaimana menghindar yang berat, mengambil yang enteng, masalah ini sebenarnya tidak ada gunanya dibicarakan, dibicarakan juga tidak akan ada hasilnya, karena kau bisa tahu diri, tidak cukup punya kedudukan untuk membicarakannya."   "Ooo! Kau lihay sekali."   Kata Duan-mu Xiu-yin sepenuh hati.   "kau telah tahu seluruh masalah tuan besar Li, dia hanya minta aku membicarakan masalah Jin-ba-dou. Aku tahu, dalam masalahnya Jin-ba-dou, kedudukanku masih bisa menjadi seorang penengah, untuk melibatkan yang lainnya kedudukan aku tidak cukup pantas. Bagaimana pun, aku harus berterima kasih padamu yang telah memberi aku kesempatan kali ini, aku sungguh tidak biasa melakukan hal yang masing-masing punya rencana, sekarang aku akan kembali ke perumahan Han-bei dan melaporkan hasilnya, harap kau bisa berhati-hati."   "Terima kasih atas perhatianmu, aku akan hati-hati,"   Sambil tertawa dia bangkit berdiri mengantar tamu.   "Tuan besar Li sudah mempersiapkan, dia sudah memutuskan untuk melawan sampai terakhir, saat kau menerima penolakanku, keluar pintu kamar memberi tahu pada orang disebelah kamar, mengatakan perdamaiannya gagal, itulah saatnya dia tidak perdulikan lagi segala akibatnya melakukan perlawanan. Nona baik-baik di jalan, aku tidak antar lagi."   "Aku tahu kau ada di pihak yang benar."   Duan-mu Xiu Yin membalikan tubuh di pintu, wajahnya tampak ada tawa yang tulus.   "kau memberi kesempatan pada Shuang-jie-shu-sheng tidak hanya sekali, tapi dua kali. Aku tidak akan bodoh sampai digunakan oleh orang lain, maka-nya kau tidak perlu perdulikan aku, sampai jumpa."   "Hati-hati dijalan."   Di dalam kamar, dia merangkapkan tangan mengantar.   Nona Duan-mu membalikan tubuh berjalan menuju kamar sebelah, baru berjalan dua langkah, timbul keinginan membalikan kepala melihat ke belakang.   Pintu kamar tidak ditutup, tapi didalam kamar, Fu Ke-wei sudah tidak ada.   "Orang ini latihannya benar-benar sudah mencapai Tong-li (berdiri menembus)."   Dia tertawa pahit sambil bergumam Di pintu kamar sebelah dia mengetuk dengan kode perdamaiannya telah gagal, dia mengeluh, lalu pergi meninggalkan dengan lesu.   Di penginapan suara-suara semakin sunyi, semakin tidak ada orang yang bergerak lagi.   Bulan bintang tidak.   ada sinar, hanya ada sebuah lampu di pekarangan dengan sinar yang merah gelap.   Sisa panas di siang hari masih belum hilang, angin sedikit pun tidak berhembus.   Kemudian satu angin kecil berhembus, tidak tahu dari mana datangnya, api lampu mendadak bergoyang, lalu mendadak mati, angin ini datangnya terlalu misterius.   Sebuah bayangan hitam muncul di pekarangan, seluruh tubuhnya hitam, hitamnya membuat hati orang menjadi dingin, berdiri di sana seperti roh yang mendadak muncul.   "Tuan, di sebelah utara kota ada tempat peristirahatan, Hitam Jahat (Hei-sha) Shang-fei menunggu anda."   Bayangan hitam itu berkata pada pintu kamar Fu Ke-wei yang tidak tertutup rapat dengan menggunakan suara melengking.   "jika anda takut dan menolaknya, anda harus segera meninggalkan tempat ini, pergi ketempat lain, setelah pergi jangan kembali lagi. Jika tidak, seluruh jagoan Xiang-yang akan menggunakan seluruh kekuatan menghadapi anda, baik secara terang-terangan maupun secara gelap, anda selangkah pun akan sulit bergerak, setiap langkah pasti ada bahaya menunggu, minum seteguk air saja mungkin terjadi hal yang tidak diduga. Aku pergi dulu, datang atau tidaknya terserah anda."   Habis bicara, orangnya seperti elang terbang, langsung naik ke atas, seperti terbang keluar pekarangan, di tengah jalan membelok tajam naik ke atas genteng, sepertinya bukan seorang manusia, tapi seekor burung besar yang dapat terbang bebas, ilmu meringankan tubuhnya, sungguh menakutkan orang.   Fu Ke-wei membuka lebar pintu kamar, menggendong tangan melangkah keluar kamar.   "Jurus Naga Terbang Sembilan Besar yang hebat."   Sambil bicara sambil melangkah.   "cara demonstrasi begini sangat menakutkan orang, kelihatannya jika aku tidak diam-diam kabur ketempat jauh, mungkin akan mampus... baik!"   Sebuah bayangan abu-abu yang tipis, dari bawah tembok seperti setan menerjang datang, cepat laksana kilat, sepasang tangannya mendekati punggung Fu Ke-wei.   Tiba-tiba Fu Ke-wei berjongkok kebawah, sepertinya di belakang dia punya mata, sepasang tangan lawan yang hampir mengenai tubuhnya, tiba-tiba tidak mengenai sasarannya.   Tinggi tubuh tidak sampai dua chi, jurus Kaki Ekor Macan Fu Ke-wei menyerang dengan dahsyat, tidak ringan tidak keras mengenai lutut bayangan abu-abu di belakangnya, lalu mendorong, bayangan abu-abu itu pun terjatuh kebawah.   Dia membalikan tubuh menerkam seperti macan, berteriak keras sekali, kaki kanannya ditekukan dulu, seperti godam besar ribuan jin, buuk...   terdengar satu suara, sebuah lutut mengenai dadanya bayangan abu-abu, tubuhnya mengikuti membungkuk kedepan, satu telapak dipukulkan di telinga kanan bayangan abu-abu.   Dalam sekejap ini, senjata gelap berter-bangan.   Bayangan orang bergerak cepat tiba-tiba terdiam, senjata gelap menembak tembok seperti hujan mengenai daun teratai, kembang api bertebaran.   Bayangan abu-abu diam tergeletak di lantai, tapi Fu Ke-wei telah menghilang.   Di atas atap rumah dan di kegelapan pekarangan, ada lima bayangan hitam menerjang keluar mengikuti senjata gelapnya, siapa pun tidak mengetahui bagaimana menghilangnya Fu Ke-wei.   Hei-sha Shang-fei, salah satu dari Enam Jahat Xiang-yang, setelah naik ke atas atap rumah dengan ilmu meringankan tubuhnya yang luar biasa itu, segera menggunakan ilmu terbang di atap jalan di dinding, menggunakan atap rumah berjalan pergi ke selatan, dengan cepat sekali sampai di ujung jalan utara kota, baru meloncat ke bawah.   Di utara kota ada sepuluh lebih bayangan hitam menunggu, setelah orangnya datang, segera menyelusuri jalan ke utara dengan cepat sekali.   Di luar satu li, di sebelah kanan jalan ada bangunan peristirahatan, dan di malam hari ada tersedia air teh.   Di pintu bangunan berdiri satu bayangan hitam.   Sepuluh lebih bayangan hitam seperti terbang telah sampai.   "Berpencar dan sembunyi disekeliling."   Bayangan paling depan berteriak pelan.   "Tidak perlu lagi, apa kalian baru datang?"   Bayangan yang berdiri di pintu bangunan peristirahatan berteriak.   "ha ha ha ha! Tamu datang lebih dulu dari pada tuan rumah, saudara Hei-sha, Shang-fei, kalian sungguh kurang sopan, aku marga Fu sudah lama menunggu. Jangan tergesa-gesa, baik-baik istirahat dulu, supaya bisa menambah semangat, betul tidak?"   Empat belas orang, berbaris di tengah jalan, semua tampak tertegun, mereka hampir tidak percaya Fu Ke-wei bisa sampai terlebih dulu dari mereka.   "Saat aku menyampaikan pesan, apa kau benar ada di dalam kamar?"   Tanya Shang-fei terkejut.   "anda da......datang dari mana?"   "Omong kosong! Jika aku tidak di dalam kamar, bagaimana tahu tempat pertemuannya?"   Kata Fu Ke-wei dingin.   "di penginapan masih ada enam orang bangsat bisa jadi saksi, mereka diam-diam menyerang dengan senjata gelap."   "Mereka......"   "Demi undangan anda, aku tidak apa-apakan mereka. Tapi, bangsat yang tiarap di bawah tembok yang diam-diam menyerangku dengan keji, dia menyerang dari belakang menggunakan Cakar Setan Dingin, sangat menyebalkan sekali. Apakah dia itu Setan Jahat Sun-ren? Dia sedikit pun tidak ada rasa kasihan, hawa racun negatif Cakar Setan, dapat melukai orang dari jarak tiga chi lebih, telah digunakan secara diam-diam menyerang orang sangat jitu sekali, perbuatannya ini tidak salah kalau di bunuh."   "Kau apakan dia......"   "Dia tidak akan mati, tapi di bandingkan dengan Ba-fang-du-ti Jin-ba-dou, dia mungkin lebih parah sedikit, ada beberapa tulang iga yang patah harus diobati."   Empat belas orang itu melihatnya, jelas terkejut oleh perkataannya, juga sepertinya rada sedikit tidak percaya.   "Kelihatannya, kau ini adalah pesilat tinggi misterius yang berilmu hebat."   Kata Shang-fei menggigit gigi.   "bertarung adil denganmu, orang yang dapat mengalahkanmu tidak ada seberapa orang."   "Bagus, bagus."   Dengan waspada dia melihat pada empat belas orang yang mengepung-nya.   "di luar orang masih ada orang, di luar langit masih ada langit, ilmuku belum terhitung hebat. Anda mengundangku datang kesini, betulkah berniat menggunakan keahlian silat mengusir aku meninggalkan tempat ini?"   "Kau sedang mendesak kami melakukan hal yang luar biasa."   "Tidak berniat lagi bertarung dengan adil?"   Dia bertanya dengan nada dalam.   "Ini juga kau yang memaksa kami."   "Empat belas lawan satu?"   "Mungkin."   Kata Shang-fei.   "kau terlalu hebat, tidak bisa salahkan kami."   "Kalian melakukan ini, apakah pernah memikirkan akibatnya?"   "Kami sudah datang, sudah datang ya tergantung nasib. Tenang saja, kami tidak akan mendakwamu membunuh orang pada pemerintah. Aku percaya kau mungkin bisa membunuh beberapa dari kami, tapi kami percaya kau akan membayarnya dengan nyawamu."   "Ooo...! Orang penting kalian, sepertinya belum datang."   "Yang kau maksud saudara Li? Dia pergi mencari Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe untuk mencari penyelesaian, tidak sempat datang kesini. Empat belas di banding satu, kau masih merasa kurang?"   "Sebaliknya, aku merasa harus waspada. Orang banyak lebih kuat, masing-masing perbedaan silatnya tidak beda seberapa, lebih banyak satu orang pasti lebih dapat peluang. Makanya, aku tidak berniat menempuh bahaya bertarung dengan kalian empat belas orang, selamat jalan......"   Tapi, dia sudah terlambat satu detik, di saat dia mengatakan tidak berniat menempuh bahaya, empat orang yang paling dekat telah maju melakukan penyerangan.   Lawannya menyerang menggunakan telapak dan tinju, dia sedikit merasa di luar dugaan, di saat ragu-ragu inilah, dia sudah terlambat untuk mundur, dengan reflek dia mengerahkan tenaga dalam menahannya.   Begitu sepasang tangannya di buka, dia tahu dia akan celaka Dia pertama kali melihat empat orang menyerang, tidak menyangka sepuluh orang lainnya mendadak mengulurkan telapak tangan pada temannya, dengan kuda-kuda, tangan sepuluh orang itu masing masing di tempelkan pada bahu empat temannya itu.   Melihat keadaan begini, dia tahu habislah sudah.   Buuk...   paak...   beberapa suara keras terdengar, dia merasa seperti sepuluh ribu jin tenaga mengenai tubuhnya, sepasang lengannya seperti terkena geledek, tenaga dalam tertahan, tenaga dahsyat membalik.   Ilmu menyatukan tenaga dalam, adalah ilmu hebat yang jarang ada, ilmu ini harus di gunakan oleh orang yang telah berlatih tenaga dalam, jika salah seorang tenaga dalamnya kurang kuat, orang ini bukan saja akan celaka, tenaga yang terkumpul juga akan buyar.   "Mmm......"   Dia teriak dengan suara terbekam, tubuhnya terbang kebelakang oleh tenaga yang dahsyat, menuju ke arah bangunan peristirahatan yang berada dua zhang lebih dibelakang, seperti layang-layang putus tali, tangan dan kaki meronta-ronta terbang.   Di atas bangunan peristirahatan di tiang palang, turun satu bayangan hitam, tubuh itu turun dari atas kebawah sambil membentak, sepasang telapak tangannya memukul, menimbulkan angin pukulan yang kuat.   Buum...   terdengar suara keras, arah tubuh Fu Ke-wei yang jatuh berbelok setelah terkena serangan angin pukulan itu, roboh ke lantai di tengah bangunan.   Orang yang diam-diam menyerang tubuh Fu Ke-wei naik miring, sepasang kaki turun ke bawah, dengan kekuatan penuh menginjakan kakinya pada Fu Ke-wei.   Di saat hidup atau mati, orang yang semangat hidupnya kuat, bisa mendadak mengeluarkan tenaga tersembunyi yang sulit di bayangkan, seluruh tubuhnya timbul satu perubahan aneh.   Sekejap setelah dia jatuh, dia mengeluarkan satu siulan panjang yang bernada marah, tubuhnya berguling, tangan dan kakinya mendadak mengeluarkan tenaga kuat meloncat ke atas, tubuhnya seperti anak panah terlepas dari busurnya, dari bawah palang pembatas bangunan menerobos keluar, sejauh tiga zhang lebih, sekali loncat tiga zhang lebih, dua tiga loncatan telah menghilang di kegelapan malam, seperti bayangan setan yang menghilang.   Orang yang mengejar di belakang, hanya mengejar seratus langkah lebih, sesudah itu tidak terlihat bayangannya lagi.   Hari kedua, hari ketiga, pelayan penginapan Fu-tai tidak pernah melihat dia kembali kepenginapan.   Sore hari di hari ketiga, di utara kota Fan sekitar lima-enam li di Ji-li-dian-guan.   Satu li sebelah barat Ji-li, ada satu sungai kecil yang mengalir ke selatan, pantainya tumbuh subur rumput alang-alang yang cukup tinggi.   Ada seorang anak kampung sedang mencari anak kambing yang hilang, ketika mendekati pantai, tiba-tiba dia melihat di depan rumput alang alang, duduk seorang pemuda dengan wajahnya yang pucat, sepasang mata tertutup rapat, sepertinya sedang tidur.   Bajunya yang robek-robek sudah tidak bisa menutup tubuhnya lagi, otot dan dagingnya tampak merah seperti darah, berbeda sekali dengan wajahnya yang pucat putih.   "Aduh! Kau..   .kau ini manusia..   .atau setan"   Anak kampung itu berteriak terkejut, sempoyongan melangkah mundur.   "Aku manusia."   Kata si pemuda, pelan-pelan dia membuka sepasang mata yang tampak kelelahan.   "aku punya satu balok perak, tolong belikan aku makanan, paling bagus ada satu teko arak. Dan juga, kecuali orang di rumahmu, jangan sekali-sekali katakan aku ada disini. Jangan takut, kemarilah, saudara kecil!"   Anak kampung itu sudah tidak takut lagi, dengan wajah penuh pertanyaan pelan-pelan mendekat.   "Di rumahku ada arak, masakan juga bisa beli di Ji-li-dian-guan."   Anak kampung berkata.   "kau...kau tampaknya seluruh tubuhnya berlumuran darah..."   "Bukan, aku di lukai oleh perampok."   Dia menyodorkan sepuluh liang perak.   "paling baik suruh orang tuamu sediakan masakannya, jangan beli di Ji-li-dian-guan."   "Baiklah."   Anak kampung menerima perak.   "rumahku di depan tidak jauh, aku bawa kau kesana, baik tidak?"   "Aku telah mendapat luka yang parah, seluruh tubuh terasa lemas, tidak bisa berjalan."   "Ka......kalau begitu biar ayahku menggendongmu......"   "Tidak perlu, begitu bergerak tubuhku jadi sakit."   "Ha......hari hampir gelap......"   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Aku akan duduk disini sampai hari terang. Cepatlah pergi, terima kasih adik kecil."   Anak kampung menganggukan kepala, dengan cepat berlari pergi.   Hari keempat, pemilik penginapan Fu-tai, siap melapor pada kantor pemerintah mengenai tamunya yang hilang.   Hal ini sangat repot, tapi tidak melapor lebih repot lagi, siapa tahu telah terjadi perkara pembunuhan, kecuali mayatnya tamu selamanya tidak diketemukan.   Masalah keluarga Li menyelidik saksi, masih tetap di lakukan, tidak memperdulikan masalah Fu Ke-wei lagi.   Di dalam hati orang orangnya keluarga Li berpikir, si marga Fu tentu sudah tidak ada di dunia lagi! Jin-ba-dou dan Setan Jahat Sun-ren telah menjadi orang tidak berguna, saluran yang dikunci tidak ada orang yang bisa membukanya.   Jika si marga Fu benar-benar telah mati, dua orang ini juga hilang harapannya? Bagusnya tuan besar Li punya uang, juga dengan Wu-dang ada hubungan yang baik, dia telah mengutus orang membawa uang yang banyak pergi ke Wu-dang, mengundang para senior Wu-dang untuk datang menolong, dalam dua hari ini seharusnya sudah datang, harapan dia besar sekali.   Hari ini setelah lewat tengah hari, kabar dari Xu-zhou telah sampai di perumahan Han-bei.   Setelah hari gelap, restoran Xing-yuan yang tidak jauh di sebelah kiri dari gedung Dong-dao, adalah restoran yang ternama di kota ini, tamu yang keluar masuk adalah tuan besar yang ternama di kota ini, seratus langkah sebelah timur jalan, adalah rumahnya Hei-sha Shang-fei.   Hei-sha Shang-fei sering mengundang orang di restoran Xing-yuan.   Ruang makan di tingkat dua tampak luas sekali, ada tiga ruang berdampingan, ruang vip terpisah menggunakan penghalang, juga ada empat kamar vip kecil, untuk tamu yang datang membawa istrinya.   Di sekeliling ruangan digantung sepuluh lebih lentera, terang seperti siang hari.   Di sebelah timur ruang vip, wajah tuan rumah Hei-sha sudah tersenyum.   Tamu utama Tuan besar Li juga berseri-seri, sepertinya seluruh tubuhnya penuh kegembiraan.   Ada enam orang tamu pendamping, di-antaranya ada juga Luo Wen-jing.   Tamu restoran memenuhi ruangan, suaranya sangat ramai, orang didalam ruang vip jika bicara harus dengan suara keras.   "Saudara Shang, berita dari Xu-zhou telah sampai tadi sore."   Suara Tuan besar Li meninggi.   "berita yang di dapat dari perusahaan angkutan, memastikan orang itu marga Fu, namanya Xian, adalah bocah kecil yang pantas mati itu. Sedangkan surat yang datang dari kantor Nan-yang, mengatakan orang itu marga Wu namanya Ming, mereka harus mendapatkan dia untuk menjadi saksi, semua membuat aku bingung."   "Saudara Li, sebenarnya masalah ini tidak ribet."   Hei-sha dengan lagak sok berkata.   "bocah itu tentu saja tidak mau memperkarakan, mungkin dia telah melapor pada pemerintah, makanya dia menulis dengan nama palsu Wu-ming, buru-buru meninggalkan daerah Nan-yang, supaya tidak terlibat perkara, tinggal disini jadi saksi bukanlah hal yang menyenangkan. Beberapa hari lalu di gunung Xian, dia menitip surat pada putra anda, jelas ingin memeras saudara Li, dia sungguh pantas mati."   "Aku khawatir dia belum mati."   Kata Tuan besar Li dengan tidak tenang.   "jika dia kembali ke Nan-yang menjadi saksi, ini..."   "Saudara Li tenang saja! Setelah terkena serangan tenaga empat belas orang yang bergabung, putra anda juga tepat waktunya menggunakan jurus Telapak Menggoyang Gunung melakukan serangan maut, walau dia punya sembilan nyawa, juga tidak akan lolos dari maut."   "Tapi dia mati tidak terlihat mayatnya."   Nada bicara Tuan besar Li tetap tidak mantap.   "seharusnya, dia segera mati di tempat, kenyataannya dia masih bisa menghilang."   "Itu karena hari terlalu gelap, kami juga sedang kehabisan tenaga, tidak dapat segera mengejarnya, makanya dia dapat lari sampai di pinggir sungai, terjun ke sungai dan mati, jejak dan nasibnya sudah jelas.   Bicara soal ilmunya, tidak mati di tempat bukanlah hal aneh.   Saudara Li, tidak perlu khawatir lagi, tidak akan ada orang yang mengganggumu lagi! Ooo! Saudara Li, pendeta dao Qing-xi kapan bisa datang?"   "Besok pasti datang."   Kata Tuan besar Li.   "tadi siang aku menjenguk saudara Sun, luka patah tulangnya sudah bisa di sembuhkan, tapi mungkin dalam waktu singkat tidak bisa menggunakan cara mengurut membuka salurannya, aku berharap obat Wu-dang, Jiu-huan-dan dari pendeta dao Qing-xi, bisa menolong saudara Sun dan Jin."   "Seharusnya tidak akan ada masalah."   Suara Shang-fei dengan sangat percaya diri.   "pendeta dao Qing-xi adalah salah satu dari Sembilan Tetua Wu-dang, dulu pernah memegang jabatan Tujuh Insan Danau Pelepas Pedang, ilmu silatnya sudah sampai taraf dewa, pasti bisa menguraikan jurus anehnya bocah Fu itu."   "Itulah yang diharapkan."   "Di pihak Nan-yang tidak ada beritanya."   Shuang-jie-shu-sheng Luo Wen-jing mengalihkan pembicaraan.   "Dua orang tua itu telah meninggalkan kota Fan, sepertinya mereka tidak berani lagi mengacau. Aku dengan nona Duan-mu berniat pamit, besok akan pergi ke Wu-dang."   "Saudara Luo, mainlah beberapa hari lagi."   Tuan besar Li dengan tulus minta tamunya tinggal.   "Pendeta dao Qing-xi sudah dua puluh tahun tidak pernah meninggalkan Wu-dang, dia menyanggupi datang kesini, kau bisa mendekati dia, aku percaya pasti akan mendapat banyak manfaat."   "Benar!"   Kata Shang-fei ikut mendukung kata-kata Tuan besar Li.   "pendeta dao Qing-xi di dunia persilatan bukan saja senior dan terhormat, namanya juga termasyur, di hati orang sampai ribuan li, juga adalah dewa hidup yang semua orang tahu, ada kesempatan mendapat petunjuk dari dia, sungguh itu adalah satu kehormatan bagi kami ini, saudara kecil jangan melewatkan kesempatan ini."   Shuang-jie-shu-sheng tidak ada masalah dengan Wu-dang, tapi dia ada kesulitan lain.   Beberapa hari belakang ini, dia menyadari perbuatan Li Yong-kang tidak cocok dengan hatinya, semua orang yang berhubungan dengannya tampak misterius, di luar mengatakan telah mendapat bantuan dari para pendekar kebenaran, untuk menghadapi tantangan Nan-yang-ba-jie.   tapi di dalam hati dia sudah merasakan, dia telah diperalat oleh Tuan besar Li.   Tentu saja dia tidak mau membantu orang begini tapi dia tidak mau dianggap setia kawan.   Dan sekarang Nan-yang-ba-jie telah menarik orang yang diutus untuk menanyakan masalah, musuh berat si marga Fu itu juga telah dibunuh oleh kelompok Enam Jahat, masalahnya telah selesai, dia harus cepat-cepat meninggalkan tempat yang kacau ini.   Dia tidak begitu setuju dengan tingkah laku Tuan besar Li, juga tidak tahu kejadian sebenar-nya, lebih-lebih tidak menduga peristiwa berdarah di kabupaten Ye benar-benar melibatkan orang-orang yang tidak berdosa, dia mengira ini hanyalah masalah permusuhan antara Tuan besar Li dengan Nan-yang-ba-jie, penguasa dua daerah, saling terjadi perselisihan itu adalah hal yang biasa, cara yang digunakan kedua belah pihak masing-masing ada kekurangannya, itu tidak bisa terlalu disalahkan.   Tapi, Tuan besar Li bersatu dengan Enam Jahat diam-diam menyerang marga Fu, dia tidak mengatakannya di mulut, tapi didalam hati sangat tidak senang, saat ini jika tidak meninggalkan, tunggu kapan lagi? Dia sudah tidak ada keperluan tinggal untuk melerai perselisihan teman-teman dunia persilatan, sehingga, dia melepas kesempatan bertemu dengan tetua Wu-dang, dia bersikeras menyatakan besok meninggalkan Xiang-yang pergi keselatan.   0-0-0 Pesta makannya hingga larut malam, setelah puas baru bubar.   Di kota Tuan besar Li punya rumah lainnya, tempatnya di Tong-ti-fang, sebuah pekarangan yang luas, hanya beberapa keponakan keluarga Li yang tinggal di sana, biasanya di gunakan untuk menjamu para tamu penting.   Beberapahari ini, Shuang-jie-shu-sheng dan Duan-mu Xiu Yin, telah pindah dari Kebun Li di luar kota ke pekarangan besar di dalam kota, di dalam pekarangan masih tinggal sepuluh lebih teman baik yang datang siap untuk membantu menghadapi Nan-yang-ba-jie, melakukan sesuatu di sini lebih leluasa dibanding di Kebun Li, pergi juga lebih mudah dan cepat.   Jika di dalam kota ini tidak ada rumah tinggal, maka malam hari dia tidak akan muncul di restoran, di malam hari lalu lintas dalam kota dan luar kota terputus sama sekali.   Pasar malam telah lenggang, orang di jalanan juga semakin sedikit.   Kebanyakan toko telah tutup, lampu pintu rumah bersinar merah gelap.   Lentera besar yang tertulis merk toko, bergoyang-goyang ditiup angin sungai, bayangan orang yang berjalan juga jadi bergoyang-goyang, pandangan mudah menjadi keliru.   Tapi bagi pesilat tinggi dunia persilatan ini, pandangannya tidak mudah keliru.   Tuan besar Li berjalan di tengah, Shuang-jie-shu-sheng di sebelah kanan.   Seorang lagi yang julukannya Angin Putar Qin Bao-yuan berjalan di sebelah kiri, Qin adalah teman baiknya Tuan besar Li.   Tiga orang berjalan berdampingan, masing masing dalam keadaan setengah mabuk, sambil berbincang berjalan menuju Tong Ti-fang.   Bayangan orang memanjang, panjang sekali diatas jalan yang lebar.   0-0-0 Bab 8 Bandit Tai Qiao-zhuang yang setia, menyamar jadi seorang pengelana miskin, dia mengikuti dari belakang dua puluh langkah lebih, tubuhnya yang tinggi besar tampak sedikit terbungkuk lesu.   Seorang yang berdandan pelayan keluarga kaya, berjalan cepat sambil menundukan kepala, dia berpapasan dengan Tuan besar Li bertiga, sepertinya ada urusan penting yang harus diurus, hingga dijalan tidak memperdulikan orang lain.   Tiga orang pesilat tinggi dunia persilatan tidak melihat jelas wajah pelayan ini, bagaimana pun begitu melirik, sudah tahu bukan orang asing yang dikenal oleh dirinya, jadi tidak perlu di perhatikan.   Di jalanan orang yang ingin cepat-cepat pulang kerumah tidak sedikit, bagaimana bisa memperhatikan gerak-gerik setiap orang? Pelayan itu jalannya terburu-buru, sesaat setelah berpapasan dengan Tai Qiao-zhuang, Bandit Tai juga tidak memperhatikan wajah orang tersebut.   Perhatiannya Bandit Tai, terpusatkan pada Shuang-jie-shu-sheng yang berada di depan.   Mendadak...   matanya sedikit bergerak, dia seperti merasa ada gejala yang tidak normal.   Tiga orang di depan juga merasa muncul gejala yang mencurigakan, Angin Berputar Qin Bao-yuan yang berjalan di sebelah kiri, tiba-tiba tubuhnya sempoyongan, kakinya jadi kacau, bayangannya bergoyang di sinari lampu.   Pelayan tadi berpapasan dengan Angin Putar Qin Bao-yuan.   Tiga orang yang setengah mabuk, jalannya tetap normal.   Di dalam hati Bandit Tai timbul rasa was was, begitu terasa gejala yang tidak enak, dengan waspada dia melihat kebelakang, ingin melihat pelayan yang baru saja lewat.   Tapi dia sudah terlambat, setiap orang yang mengetahui belakangan pasti akan mengalami nasib sial, kepalanya mendadak jadi kaku, tidak dapat bergerak, kepalanya telah dikunci oleh sebuah jari tangan besar.   Satu tenaga besar, tanpa dapat dilawan, menarik kepala dia kebelakang.   Jika meronta, kepalanya mungkin akan seperti telur dipecahkan, bagaimana dia berani meronta? "Tahu diri sedikit Bandit Tai, jika ingin melawan atau menyerang, yang pertama harus kau pikirkan adalah kepalamu dulu."   Orang yang mengunci dia berkata dengan galak di sisi telinganya.   "sampaikan pesan ku pada Shuang-jie-shu-sheng, suruh dia dengan nona Duan-mu cepat-cepat meninggalkan Xiang-yang, jangan membantu lagi si marga Li, supaya nama baik dia tidak rusak, aku sedikit menyukai orang semacam dia. Ini adalah peringatan terakhir, tindakan selanjutnya akan menjadi serangan mematikan."   Dia merasakan tekanan di kepala tiba-tiba menghilang, cepat dia membalikan tubuh.   Aneh, di belakang tidak terlihat ada orang, jalan yang sepi, dalam jarak seratus langkah satu bayangan setan pun tidak ada.   "Iii...! Orang ini bisa bergerak lebih cepat dari gerak mataku? Apa mungkin?"   Bulu kuduk-nya jadi berdiri, dia berkata pada diri sendiri, sepertinya merasakan hawa setan, hawa kematian.   Dia mulai kehilangan percaya dirinya, dia curiga pada diri sendiri apakah telah kehilangan kemampuan dan reflek.   Dia mengusap kepalanya, masih dirasakan sedikit sakit, tidak di ragukan lagi kepalanya pernah di tangkap orang, orang ini benar-benar dalam waktu sekejap sudah seperti setan menghilang.   Dia tahu, jika lawan berniat mengambil nyawanya, dia pasti telah masuk ke alam akhirat! Bersamaan itu, dia juga sudah tahu siapa orang ini.   Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Shuang-jie-shu-sheng dengan Duan-mu Xiu-yin telah naik ke perahu penumpang yang menuju ke bawah.   Di lanjutkan dengan teman-teman yang di undang Tuan besar Li untuk membantunya, juga berturut-turut meninggalkan Xiang-yang.   Xiang-yang kembali jadi tenang, badai akhirnya berlalu.   Nan-yang-ba-jie telah menyatakan, tidak akan membuat masalah di tempat Tuan Li lagi, tapi jika orang-orang keluarga Li berani masuk ke He-nan, pasti akan dibunuh tidak ada ampun.   Sehingga, orang-orang yang membantu keluarga Li tidak ada alasan untuk tinggal lebih lama.   Pendeta dao Qing-xi dari Wu-dang tiba di hari ketiga setelah Shuang-jie-shu-sheng pergi, telat dua hari dari hari yang di perkirakan, dia ditemani oleh dua orang pendeta dao.   Perumahan Han-bei segera menjadi sibuk, tiga orang pendeta dao tua mendapat sambutan meriah dari para ular setempat.   Tapi, kemeriahan yang menggembirakan hanya berlangsung dua jam.   Dewa hidup yang latihannya telah mencapai puncaknya, mengatakan Jin-ba-dou telah terkena satu kuncian saluran yang aneh untuk mencegah racun, mungkin adalah ilmu Memindahkan jalan darah dan menguncinya, di dunia ini belum pernah dengar ada orang yang bisa membukanya, walau pun ketua Wu-dang sendiri yang datang kesini, juga tidak akan sanggup.   Jika memaksakan diri merasa mampu membukanya, sangat mungkin akan mengorbankan nyawa Jin-ba-dou, hanya seorang pesilat tinggi yang mempunyai ilmu ini yang berani membukanya.   Kunci saluran yang dialami oleh Setan Jahat Sun-ren juga sama, yang beda adalah Setan Jahat lebih parah, karena dia mengalami patah tiga tulang iganya.   Pendeta dao Qing-xi sangat royal, dia memberikan tiga butir Jiu-huan-dan, obat pusaka dari Wu-dang, dan menjamin dalam waktu sepuluh hari atau setengah bulan tulang iga yang patah akan sembuh seperti semula.   Kecuali menggunakan obat untuk mempertahankan hawa murni kedua orang itu, tiga orang pendeta dao tua dari Wu-dang ini tidak bisa berbuat apa-apa.   Tiga orang pendeta dao tua menyanggupi untuk tinggal selama tiga atau lima hari, mengawasi perubahan kedua orang sakit itu, sambil berharap dapat menemukan cara untuk membuka kuncian salurannya, jika diperlukan akan mencoba dipraktekkan, mengobati kuda mati sebagai kuda hidup, bagaimana pun dua orang ini telah menjadi barang tidak berguna, dapat memperpanjang sampai kapan, siapa pun tidak dapat menduganya.   Orang yang menguncinya telah mati, mau mencari kemana orang yang punya kemampuan membuka kuncian ini? Sebenarnya apakah di kunci oleh ilmu Memindahkan jalan darah, pendeta dao Qing-xi sendiri juga tidak berani memastikannya, tidak bisa mengatakan penyebabnya.   Di hari ketiga malam, Shang-fei membawa dua orang pengawal pribadinya, melangkah keluar dari gerbang besar perumahan, dia berjalan menuju utara, dia ingin pergi ke rumah Shi yang berada di sebelah barat gerbang utara kota baru, disana ada perumahan milik Dingin Jahat Shi Lin-jun salah satu dari Enam Jahat.   Perumahan Shi Ling-jun berdekatan dengan tempat peristirahatan Han-guang, terhitung sebuah rumah yang berpengaruh.   Menuju ke gerbang kecil utara, harus melalui sebuah jalan kecil.   Jalan kecil ini tidak ada pasar malam, tidak lama setelah hari gelap maka orang yang berjalan sudah jarang, lampu pintu juga sedikit yang menyala, jalannya juga berliku-liku, orang yang berjalan disana, kadang juga harus menyediakan lentera sendiri untuk penerangan jalan.   Tiga orang pesilat tinggi dunia persilatan itu biasa berjalan di malam hari tidak pernah membawa lentera.   Ketika sedang berjalan di mulut sebuah gang kecil di depan sekitar sepuluh langkah lebih, muncul satu lentera dengan sinarnya yang lemah, orang yang membawa lentera memakai mantel panjang, wajahnya samar-samar, sulit di lihat dengan jelas.   Aneh! Kenapa lenteranya tiba-tiba tertancap di dinding depan mulut gang? Tiga orang itu masih tidak merasa ada yang aneh, sambil berjalan mereka berbincang pelan, sampai dekat dengan lentera itu.   Orang itu berdiri di depan mulut gang, lentera itu tergantung jauh satu zhang lebih.   Di lentera tertulis empat huruf merah.   Gao-ping-qun-huan.   Karena lentera bergoyang dan berputar di tiup angin, bayangan gelap huruf merah pun bergerak terus pada wajah orang itu membentuk bayangan yang aneh, tampak menyeramkan.   Karena wajah orang itu sangat pucat.   Shang-fei yang jalan di depan jadi berhenti dalam jarak empat lima langkah karena terkejut, dia sampai mengeluarkan suara "Ih...!"   Dua orang pengawalnya juga mendadak ikut berhenti, orang yang di sebelah kanan maju dua langkah, sepasang tangannya di angkat bersiaga.   Orang itu berdiri di tengah mulut gang kecil, sinar lentera yang lemah menyorot miring, dia berdiri di tengah jalan menatap pada orang-orang itu, dapat dilihat wajah anehnya ada dalam bayangan, sepasang matanya yang bersinar aneh, sungguh mirip dengan mata setan di dalam cerita dongeng.   Bajunya hitam, tangannya di gendong di belakang, bayangan di belakangnya juga hitam, hingga jika diperhatikan di tengah jalan besar itu, hanya dapat melihat wajah anehnya dengan mata setan yang menakutkan.   Orang itu tidak bergerak juga tidak bicara, mata setannya tidak berkedip menatap pada tiga orang yang berdiri di hadapannya, jarak kedua belah pihak kira-kira dua zhang, berhadapan miring.   "Siapa?"   Tanya Shen-piao yang maju ke depan dengan siaga dan suara dalam.   Orang itu tidak ada gerakan, malah sepasang matanya juga tidak berkedip.   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Shang-fei adalah orang yang paling berani di antara Enam Jahat, saat ini dia malah merasa hawa dingin dari bawah mulai naik keatas, bulu kuduknya berdiri.   Satu suara siulan naga terdengar, dua orang pengawal itu dengan waspada mencabut pedang.   "Setan!"   Tiba-tiba Shang-fei berteriak terkejut.   Api lentera sekali meloncat, lalu mendadak padam.   Terdengar satu siulan setan yang membuat telinga tuli, angin dingin mendadak timbul, wajah setan yang menyeramkan itu mendadak hilang, di sekeliling tempat itu menjadi gelap gulita.   "Traang!"   Suara pedang jatuh ketanah.   Hei-zhong meloncat tiga zhang, sekuat tenaga menghindar dari benda yang mendekat, baru saja sebelah kakinya menyentuh tanah, dia segera akan mengerahkan tenaga meloncat lagi.   Tapi, dia merasakan sepasang kaki sudah tidak bisa di kendalikan, terdengar "Buug...!"   Satu suara keras, bersamaan tubuhnya jatuh berguling ke depan, sesaat diam sudah tidak sadarkan diri.   Lama, dua orang ronda malam yang sedang bertugas menemukan Shang-fei bertiga, dengan seluruh tubuhnya lemas tidak dapat bergerak, juga tidak dapat bicara, hanya sepasang matanya bisa membuka, menutup, berputar.   Peronda malam tentu saja kenal Shang-fei, segera mereka mengetuk pintu satu toko kecil, minta tolong disampaikan pada rumah Shang untuk membawa orang menggotongnya pulang.   Hari masih belum terang, di dalam rumah Jahat Dingin Shi Ling-jun juga terjadi mala petaka, dua orang pelayan yang pagi-pagi menemani majikan berlatih silat, menemukan majikan tidak pernah keluar kamar, di dalam hati timbul rasa curiga, buru-buru membangunkan pengurus dan pelayan ruangan dalam untuk memeriksanya.   Hasilnya, pintu kamar harus di buka dengan mendobraknya, beberapa orang pelayan yang masuk ke dalam, menemukan majikan tua Shi Ling-jun telah menjadi mayat hidup, istri kedua yang menemani tidur sedang tertidur lelap, dengan cara apa pun membangunkannya juga tidak bisa bangun, tapi setelah hari terang malah bangun sendiri, terhadap kejadian di dalam kamar kemarin malam, dia sama sekali tidak tahu.   Pagi harinya, Tuan besar Li mendapat kabar yang disampaikan oleh keluarga Shang, lalu orang keluarga Shi melaporkan berita buruk lagi.   Dalam waktu satu jam, dia mendapat berita buruk dari lima keluarga, kecuali Setan Jahat, lima Jahat lainnya dalam satu malam semua mengalami nasib buruk, keadaannya persis sama dengan yang di alami oleh Jin-ba-dou dan Setan Jahat Sun-ren.   Mengenai dua pengawal Hitam Jahat, keduanya hanya di pukul pingsan, pergelangan tangan kanan yang memegang pedang patah terkena pukulan orang, di kemudian hari dia hanya bisa menggunakan tangan kiri untuk memegang senjata.   Hitam Jahat tidak bisa bicara, tapi dua pengawalnya menceritakan dengan jelas kejadiannya.   Pokoknya, mereka bertemu dengan mahluk aneh, bagaimana caranya di pukul sampai pingsan, mereka tidak bisa menjelaskannya, tapi yang bisa di pastikan adalah, mahluk aneh itu tidak pernah menyentuh tubuhnya, hanya begitu saja terbaring, ceritanya hanya itu.   Tapi di dalam hati semua orang mengerti, orang yang di lumpuhkan bukan bertemu dengan mahluk aneh, tapi di lumpuhkan oleh si marga Fu, ternyata si marga Fu belum mati, dia datang membalas dendam dengan menyamar sebagai makhluk aneh.   Lima Jahat dalam waktu satu malam di lumpuhkan semuanya.   Tuan besar Li sangat terkejut dan ketakutan, dia segera menyeberang sungai tinggal di perumahan Han-bei.   Di sini orang-orangnya banyak, semua anak buahnya tukang pukul, pengawal dan ular setempat yang berguna semua mendapat perintah datang ke perumahan menunggu perintah, melakukan penjagaan yang ketat, berkumpul untuk berlindung.   Pendeta dao Qing-xi dengan dua keponakan seperguruannya jadi tidak dapat meninggalkan itu, jadi tidak leluasa pergi! Siang hari gerbang perumahan di jaga oleh para murid, jika malam tiba, penjaganya ditambah dua orang lagi, semua membawa senjata dan senjata rahasia berikut kentongan, seperti akan menghadapi musuh yang besar saja.   Tengah malam hari itu, satu bayangan hitam telah mendekati kebun Li yang dijaga ketat.   Karena majikan ada di perumahan Han-bei, penjagaan Kebun Li malah lebih ketat, pos penjagaan disekeliling Kebun Li, semua ditemani dengan seekor anjing pemburu yang galak.   Dua orang penjaga pintu gerbang berdiri di antara pintu gerbang, seekor anjing pemburu tiarap di bawah kaki penjaga yang sebelah kanan.   Malam ini tiba-tiba anjing pemburu berdiri, tenggorokannya mengeluarkan suara yang aneh! Penjaga dengan sigap menjongkok, mengulurkan tangan mengusap-usap kepala anjing.   Tidak salah, anjing pemburu telah menemukan sesuatu, dari leher sampai punggungnya, bulunya sudah berdiri, didalam kegelapan asalkan mengulurkan tangan mengusapnya, maka akan tahu tubuh anjing itu sudah ada perubahan, penjaga perlahan menepuk-nepuk punggung anjing pemburu, suara aneh yang keluar dari anjing pemburu itu segera berhenti.   "Ada orang mendekat."   Penjaga itu berkata pelan pada temannya, mereka mencabut pedang bersiap-siap.   Anjing pemburu yang bagus, bisa mencium bau dengan melawan arah angin dan mendengar gerakan di luar seratus langkah, dengan melihat bulunya berdiri, bisa di duga kira-kira jarak buruannya.   Setelah bulu di bawah pinggangnya berdiri, dia menampakan taringnya, itu artinya buruannya telah dekat, harus segera memerintah, anjing buruan yang bagus tidak akan menggonggong mengejutkan buruannya.   Penjaga itu akhirnya mengeluarkan satu teriakan pelan, anjing buruan seperti gila meloncat ke depan, lari dengan cepat menelusuri jalan menuju gang kecil.   Dua orang penjaga itu tidak mengikutinya, mereka membiarkan anjing pemburu mengusir orang yang mendekat.   Anjing pemburu berlari lebih dari tiga puluh langkah, tiba-tiba menyusup ke dalam hutan di sebelah kanan jalan, lalu tidak ada gerakan lagi, sepertinya hilang begitu saja.   "Iii...! Kenapa tidak terdengar serangan anjing pemburu?"   Kata seorang penjaga merasa aneh.   Didepan hutan sebelah kanan ada bayangan hitam berkelibat, dalam sekejap sudah berada dalam sepuluh langkah.   Orang yang bisa menjadi penjaga kebun Li, walau bukan pesilat tinggi dunia persilatan, paling sedikit juga orang yang berguna, yang pemberani.   Penjaga yang di sebelah kanan refleknya sangat cepat, melihat ada bayangan hitam, dengan sendirinya dia menyabetkan pedang melindungi dirinya, seharusnya bisa mendesak mundur bayangan hitam.   Siapa tahu bayangan hitam menghentikan tubuh, sekali pedang lewat, masih belum sempat berpikir, bayangan hitam dari celah pedang yang lewat menerjang masuk, satu suara telapak mengenai tubuh terdengar.   Telinga kiri penjaga itu terkena pukulan, roboh ke sebelah kanan.   "Iii......"   Penjaga di sebelah kiri hanya melihat bayangan orang berkelebat, terasa keningnya sudah terkena satu sabetan ranting pohon, sabetan ranting pohon datangnya melintang, tenaganya tepat, sehingga dia terpukul jatuh terlentang, setelah mengeluarkan suara ketakutan, dia langsung jatuh pingsan.   Tidak lama, orang yang mengaplus telah datang, mereka tidak saja mendapatkan dua orang yang pingsan, juga diatas pura gerbang yang ada tulisan kebun Li, menemukan pedangnya penjaga, di pegangan tergantung satu sampul surat.   Diatas surat tertulis empat baris huruf yang seserhana.   Kebaikan dibalas kebaikan, keburukan di balas keburukan, jika belum di balas, berarti waktunya belum tiba.   Bangkai anjing pemburu di ketemukan keesokan harinya, anjing itu mati di cekik oleh tali pengikat digantung di ranting pohon.   Kebun Li menjadi ribut, dan beritanya segera sampai di perumahan Han-bei.   Keesokan harinya, orang-orang perumahan Han-bei datang ke kebun Li membantu penjagaan, kekuatannya menjadi semakin kuat.   Malam itu, perumahan Han-bei dimasuki seorang berbaju hitam, dan tanpa diketahui telah memukul pingsan lima orang penjaganya.   Berturut-turut tiga malam, bermacam-macam usaha tuan besar Li, tapi selalu diserang orang, ada orangnya dipukul pingsan, ruangan toko dihancurkan.   Pabrik gula yang berada di pantai barat danau Xiang-yang, peralatannya dihancurkan semua.   Ini adalah satu-satunya usaha tuan besar Li yang bukan usaha di dunia persilatan.   Tuan besar Li terkejut dan marah, dia segera mengirim surat mengumpulkan teman baiknya, mengerahkan semua anak buahnya, menggeledah dan mencari si marga Fu, hingga membuat seluruh kota jadi gempar.   Berlanjut tiga hari lagi, setiap malam ada saja orang yang sial, orang yang mendapat serangan lukanya semakin parah, ada orang yang kaki tangannya jika bukan tulangnya patah pasti ototnya putus.   Desas-desus yang menyeramkan, seperti wabah penyakit menyebar di kelompok ular setempat, kebetulan peristiwa tabrakan kereta di kabupaten Ye juga akhirnya terungkap.   Kota Xiang-yang yang begitu besar, kemana mencari seorangyang tidak berakar? Sembilan puluh sembilan persen orang tidak pernah melihat wajah asli marga Fu itu, orang-orang yang mendapat serangan semua memastikan ini adalah ulahnya setan, ada sedikit orang hanya melihat ada bayangan hitam yang aneh sekelebat.   Ketakutan adalah racun yang menular dan bersifat merusak yang sangat kuat.   Ada beberapa orang pintar mencari alasan untuk lari menghindar, ada beberapa orang tiap hari merasa ketakutan, hari-harinya tidak tenang, setiap saat berpikir suatu saat bencana akan menimpa dirinya, ada beberapa mulai sembahyang menghormati dewa, setan, angin bertiup, rumput bergerak juga dapat membuat takut sampai mengeluarkan keringat.   Ada beberapa orang jadi was-was, semangatnya tambah hancur.   Enam Jahat Xiang-yang dan Jin-ba-dou, tetap saja tidak ada kemajuan, setiap hari harus disuapkan makanan cair, orangnya sudah kurus tidak berbentuk, tapi tidak mati.   Usaha pencarian sudah dilakukan, di dalam tegang di luar pun tegang, semangat yang tadinya menggebu-gebu semakin hari semakin berkurang, akhirnya hanya tinggal beberapa orang saja yang berani berkata akan mati-matian membela keluarga Li.   Tuan besar Li sudah merasakan keadaannya semakin memburuk, juga merasakan mala petaka yang lebih besar segera akan tiba, siasat musuh untuk membuat dia tidak punya teman sudah berhasil, sudah saatnya melakukan serangan mematikan pada dirinya.   Ibarat anjing yang terdesak bisa meloncati tembok, dia terpikir melakukan tindakan nekad.   Sore hari ini, di dalam ruang vip restoran Xing-yuan.   Tuan besar Li membawa dua orang teman mengundang kepala polisi setempat, Mistar Pengukur Langit Lie Chao-zhong yang ternama.   Setelah minum-minum, dari dalam dadanya Mistar Pengukur Langit mengeluarkan sebuah surat dari kantor pemerintah.   "Tuan besar Li, ini adalah copyan surat rahasia yang diserahkan pada kantor kepolisian, setelah melihatnya, tuan besar dapat memutuskan apakah memerlukan tenagaku."   Wajah Mistar Pengukur Langit sedikit pun tidak tertawa, dia menyodorkan surat itu.   "tuan besar tentu tahu, kepolisian dimana pun bisa menutup mata sebelah terhadap sebuah perkara, tapi terhadap organisasi Perkumpulan Er-le sama sekali tidak bisa. Pelapor rahasia menunjukan ketua cabang Hu-guang organisasi pemberontak Er-le telah menyusup ke dalam kota, anggotanya dari seluruh daerah datang berkumpul, jadi akan terjadi satu perubahan besar. Dalam surat rahasia itu walau tidak menyebut nama ketua cabang itu, tapi semuanya menunjuk ke arah tuan besar, orang-orang yang keluar masuk di perumahan Han-bei anda, semuanya telah di awas; oleh mata-mata kantor kami. Bapak Bupati sudah menerima perintah dari atas, agar dengan ketat menjaga jangan sampai para pemberontak masuk ke daerahnya dan melakukan penangkapan terhadap anggota pemberontak. Jika tuan besar ingin aku membantu, ada seratus kerugian tidak satu keuntungan pun, kepalaku ini, mungkin juga akan digantung di tiang gerbang kota untuk peringatan."   "Surat laporan rahasia ini......"   Tangan Tuan besar Li menerima surat itu dengan tidak mantap.   "Copyan surat pemerintah semacam ini datangnya sangat cepat sekali."   Mistar Pengukur Langit tertawa pahit.   "tidak perduli kantor kami atau kantor di luar kami, semua pengirimannya menggunakan surat bulu yang berarti surat kilat. Kantor Nan-yang kemarin sore menerima surat rahasia, hari ini pagi-pagi sekali sudah masuk ke ruang terima dengan tanda tangan di kantor kami. Tuan besar Li, kau telah bertemu dengan musuh yang paling menakutkan, seorang musuh yang berpengalaman luas, tahu seluk beluk kebiasaan pemerintahan. Dia telah melakukan satu langkah, langkah selanjutnya......aku sungguh tidak berani memikirkannya."   Yang disebut surat bulu, biasanya berupa surat bulu ayam, adalah pengiriman kilat surat pemerintah, di luar sampul surat disegel dan ditambahkan satu bulu ayam.   Di kantong tukang pos jika ada surat yang begini, bel ditubuhnya pasti akan berbunyi sangat cepat, orang dan kereta yang ada dijalan harus cepat menghindar, jika tidak pasti akan mendapat kerepotan yang maha besar, sampai pejabat di setiap tempat juga tidak berani menahannya.   "Kantor Nan-yang kemarin menerima surat lagi."   Polisi Lie menggelengkan kepala.   "isinya mengatakan, telah mengetahui pelakunya dalam peristiwa tergulingnya kereta di kabupaten Ye, yang sengaja melukai kuda penarik, sehingga menimbulkan kecelakaan yang mengerikan, juga model kereta ringan yang digunakan, supaya kantor kami membantu menyelidiknya, beberapa hari dekat ini, setiap kabupaten akan melaporkan jalur jalan dan waktunya kereta itu, cepat atau lambat pasti akan bisa menyelidiknya, keluarga kaya yang menggunakan kereta ringan mewah seperti itu tidaklah banyak. Tuan besar Li, di rumah anda sepertinya ada kereta semacam ini, apakah disimpan di perumahan Han-bei?"   "Ini......"   "Tuan besar Li adalah orang ternama setempat, orang hebat dunia persilatan, tentu tidak akan terlibat dalam peristiwa berdarah ini."   Mistar Pengukur Langit tertawa tawar.   "mengenai hal tuan besar Li mempersilahkan aku menyeli-diki seorang penjahat dunia persilatan yang dicurigai, walau menempuh bahaya besar, aku juga masih sanggup, bisakah menjelaskan asal usul orang itu?"   "Sudah tidak perlu."   Kata Tuan besar Li, akhirnya dia tidak bodoh.   "Saudara Li sibuk, aku tidak berani merepotkan, masalah ini tidak perlu dibicarakan lagi."   Dalam makan-makan ini tadinya Tuan besar Li yang mengundang, tapi dalam perasaan-nya, malah dia sedang makan pesta pemaksaan lawan.   Dia terpaksa menempuh bahaya, ingin menggunakan pemerintah melawan Fu Ke-wei, tapi dia malah melihat jalan ini tidak bisa digunakan, lawan telah lebih dulu melangkah memotong jalannya, dan juga telah menyiapkan jaring menunggu dia, memaksa dia berjalan ke arah kematian.   Jika dia menghubungi teman-temannya lagi, itu sama saja dengan memberi tanda menjual kepala, perhatian pemerintah menyelidiki organisasi pemberontak Er-le, tidak diragukan lagi pasti akan tertuju pada dirinya, Mistar Pengukur Langit pasti tidak akan berani menempuh bahaya membela dia, siapa tahu dia malah bisa mendapatkan hukuman penggal seluruh keluarga.   Di dalam hati dia sangat paham, Mistar Pengukur Langit polisi Lie sudah menekan dirinya, asalkan bapak Bupati lebih pintar sedikit, polisi sudah akan membawa orang pergi kerumahnya mencari kereta.   Situasinya berbahaya, sekarang dia harus mengandalkan kekuatannya sendiri menghadapi badai yang segera akan melanda.   Penginapan Fu Tai pada setengah bulan yang lalu, sudah melapor pada kantor polisi setempat, bersama dengan pejabat setempat, menyegel barang-barang tertinggal tamu yang hilang.   Didalam bungkusan ada uang perak seratus tiga puluh liang, beberapa stel pakaian mewah yang baru, rencananya setelah setengah bulan jika tamunya masih belum juga kembali ke penginapan, maka akan mengurus laporan pada kepolisian kabupaten.   Tapi pagi hari ini, Fu Ke-wei muncul di ruang penginapan.   Yang aneh adalah kepala polisi daerah polisi Zhang dengan tiga anak buahnya tiba bersamaan waktunya.   Fu Ke-wei dengan cepat menyelesaikan prosedur pengambilan kembali bungkusannya, dan membatalkan laporan orang hilang.   Para polisi yang biasanya arogan itu, terhadap tamu yang hilang ini, tidak diduga bersikap sangat ramah, malah sedikit merendah, kenapa bisa demikian, tidak ada orang yang tahu, semua membuat tamu penginapan lainnya merasa aneh dan tidak mengerti.   Ketika hampir tengah hari, seorang berdandan pelayan datang ke perumahan Han-bei mengantar surat, setelah menyerahkan suratnya pada penjaga pintu, tidak menerima tanda terima juga tidak menunggu jawaban, dia buru-buru pergi.   Itu adalah surat dari Fu Ke-wei untuk tuan besar Li, yang isinya minta bertemu, dengan nama pengirim Fu Li.   Diatas surat ditulis singkat, tepat tengah hari tiga hari dari sekarang, menyelesaikan masalahnya di Guan-qiu sebelah utara jembatan Bao-tai.   Guan-qiu hanyalah satu dataran panjang di pinggir sungai, dalam radius dua li hanyalah tanah liar yang penuh dengan tumbuhan liar.   Nan-yang-ba-jie dengan orang keluarga Li bertemu pertama kali disini, sesudah kalah terus melarikan diri.   Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe juga menunjuk tempat pertemuan mereka dengan keluarga Li di Guan-qiu, tapi kedua belah pihak tidak ada yang hadir.   Fu Ke-wei kembali menulis surat menunjuk Guan-qiu sebagai tempat pertemuan dengan keluarga Li, jadi ini terhitung ketiga kalinya.   Di dalam surat yang ditegaskan adalah.   Bertemu tepat tengah hari, lewat waktu tidak akan ditunggu.   Jam lima sore, Fu Ke-wei memakai baju mantel panjang berwarna hijau langit, dia menjadi seorang pemuda tampan, di tangan memegang satu kipas tilap bambu, dia melangkah keluar penginapan.   Dua laki-laki besar yang bertugas mengawasinya, melotot menghadang di jalan, sedikit pun tidak ada niat memberi jalan.   "Siapa yang merasa hidupnya terlalu nyaman dan ingin mendapat sedikit kesusahan, aku pasti akan mengabulkannya."   Katanya perlahan sambil mengipaskan kipas, dia tertawa dingin pada dua laki-laki besar.   "seperti yang sudah-sudah, akan di lumpuhkan, supaya dia seumur hidup terbaring diatas ranjang menjadi mayat hidup, tidak akan diberi ampun. Hey! Apa kalian berdua ingin jadi mayat hidup?"   Dua laki-laki besar itu bergidik, dengan ketakutan lalu memberi jalan.   Sampai di restoran Xu Lao-ren, Fu Ke-wei memesan makanan dan arak, dengan santainya makan minum sendiri.   Dia sedang menunggu, umpan telah dilepas, asal sedikit menggunakan akal, cepat atau lambat akan ada ikan yang memakan umpannya, ikan besar atau ikan kecil tidak bisa tahan akan daya tarik umpan.   Yang pertama mencium umpan adalah dua ekor ikan kecil, ikan kecil yang tidak di kehendaki.   Huo-bao-ing dan Bu-fei-khe, tetap dengan dandanan semula yang buruk, setelah masuk ke restoran dengan tidak sungkannya menarik kursi duduk di sebelah kiri dan kanan dia.   "Kalian berdua pasti tulang tuanya merasa gatal, dan tampangnya ingin dipukul."   Fu Ke-wei mengejek dua orang dunia persilatan yang aneh dan hebat.   "mungkin kalian berdua beberapa hari ini telah mendapatkan guru yang hebat, menghadapi pertempuran yang akan terjadi segera berlatih beberapa jurus hebat untuk menghadapi Tuan besar Li, betul tidak?"   "Kek kek kek! Tentu saja kami dua orang tua sudah lemah, tidak sehebat kau orang muda."   Huo-bao-ing tidak memperdulikan ejekannya, sambil tertawa dia memberi isyarat tangan pada Xu Lao-ren, untuk menambah gelas dan sumpit.   "jangan katakan aku orang tua yang tidak tahu berterima kasih, pertama-tama memang kami harus mengucapkan terima kasih, waktu itu saudara kecil telah menolong."   Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Bagus, bagus. Sebenarnya, waktu itu aku bukan khusus datang menolong kalian berdua."   "Aku tetap berterima kasih, Tuan besar Li sekarang sedang sibuk mengurus dirinya, tidak sempat mengurus kami berdua lagi, makanya......"   "Makanya kalian berdua tidak lagi bersembunyi kesana-kemari, jadi berani terang-terangan muncul didepannya!"   "Semua itu tentu saja berkat anda."   Bu-fei-khe melanjutkan.   "Tuan besar Li memang hebat, ada beberapa kali hampir saja menemukan kami."   "Jika Jin-ba-dou tidak terbaring, kalian berdua mungkin sudah ditemukan. Ah... sepertinya kalian telah lama mencari aku, ada apa?"   "Hanya penasaran saja."   Huo-bao-ing berkata.   "di Jiu Jiang, orang yang di dunia persilatan paling misterius, paling sulit ditebak yaitu Xie-jian-xiu-luo telah menghancurkan pusat perkumpulan Qing-lian, salah satu dari tiga perkumpulan besar pembunuh bayaran, ketua perkumpulan itu Zhan Fan-chen mendapat luka parah tidak tahu keberadaannya. Menurut Pedang Setan yaitu temannya saudara Hong menceritakan, Xie-jian-xiu-luo bermarga Fu namanya Ke-wei. Wajah dan usianya mirip denganmu, kau juga bermarga Fu, mengganti nama tidak mengganti marga, dan penguasa setempat ini, Tuan besar Li, juga hampir menjadi gila oleh ulahmu. Saudara kecil, apakah ini bisa dianggap kebetulan?"   "Mungkin, kau sendiri saja yang menebak."    Golok Sakti Karya Chin Yung Geger Solo Karya Kho Ping Hoo Drama Gunung Kelud Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini