Ceritasilat Novel Online

Ilmu Golok Keramat 16


Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung Bagian 16


Ilmu Golok Keramat Karya dari Chin Yung   Tiong Jong, kan jangan marah, apa kau ingin tahu duduknya urusan? Ho Tiong Jong masih terus berjalan tanpa menoleh.   393 Tiong Jong, betul-betul kau marahan sama encimu? tanya Ie Ya dengan suara merdu.   Baru si pemuda menoleh kepadanya, sambil tertawa getir ia berkata, Enci ie, sebaiknya kau jangan ganggu aku lagi.   Pergilah kau mengundang kawan kawanmu.   Ngaco kata Ie Ya.   Siapa yang hendak mengundang kawan? Aku mengundang kawan-kawan untuk apa ? Untuk mencelakakan Co lopek.   Hi hi hi....   Ie Ya tertawa, Aku yang bergelar Li lo-sat, kalau mau, tak usah mengundang kawan-kawan, Co Kang Cay sudah lama celaka ditanganku, Kenapa mesti menanti kedatanganmu dahulu ? IHo Tiong Jong melengak, perkataannya Ie Ya benar juga, kalau memang ia hendak membikin susah kepada Co Kang Cay tidak perlu menanti kedatangannya.   Tapi kenapa barusan kau hendak menyerang Co lo-pek dan perlakukan padanya dengan tidak mengenal aturan? ia menanya.   Itulah karena menuruti hatiku yang sedang angin-anginan, aku gemas padamu dan situa bangka yang jadi sasaran-..   Hei, enci le, kau gemas padaku, kenapa co lopek dibuat sasaran? Ie Ya membungkam wajahnya kemerah-merahan.   Kenapa enci ie? tegur s i pemuda.   Karena aku...   ...   tidak tega, bukan? Oh, kau Tiong Jong...   ooOOoo SAMBIL berkata seraya turun dari kudanya dan kini dengan menuntun tunggangan- nya ie Ya berjalan di sisinya sianak muda.   Ho Tiong Jong sambil berjalan matanya melirik-lirik pada si cantik dengan wajah bersenyum-senyum karena merasa geli dalam hatinya.   394 Ia tahu, bahwa iblis cantik ini ada jatuh hati kepadanya, beberapa kali ia sudah mengulurkan pertolongannya, tentu bukan tidak ada sebab musababnya.   Dan ini dapat dipahami oleh Ho Tiong Jong, cuma saja ia tak dapat membagikan cintanya kepada wanita ketiga, ia tidak ingin Ie Ya menjadi cemas dalam cita-citanya sebab ia menghadapi dua jelita Giok Cin dan Hong Jie saja sudah cukup memusingkan kepalanya, Dua dua ada besar cintanya terhadap dirinya, ia tak dapat memilih yang satu dan mengabaikan yang lainnya, sebab itu berarti akan parahnya orang punya hati juga untuk mengambil dua-duanya, ia merasa ragu ragu akan keikhlasan masing-masing, kalau ia melihat Giok Cin ada begitu besar cemburunya ketika di Po-kay-san.   Disamping tabeatnya yang jujur dan polos wajahnya yang tampan dan pengawakannya yang kuat tegap Ho Tiong Jong orangnya Jenaka, suka membanyol dan bikin orang ketawa.   oleh karenanya Giok Cin dan Hong Jie menjadi lengket padanya.   Ie Ya juga sebenarnya sudah lama menaruh hati pada si pemuda, cuma ia tidak mempunyai kesempatan untuk mengutarakan isi hatinya dan lagi ia merasa bahwa dirinya ada lebih tua dari Ho Tiong Jong.   Cuma, bagaimana juga wajahnya Ho Tiong Jong yang cakap dan kelakuannya yang Jenaka, tak dapat ia singkirkan dalam lamunannya mencicipkan kebahagiaan hidup.   Demikianlah ketika berjalan berendeng, Ie Ya melihat IHo Tiong Jong saban-saban ketawa kepadanya seperti yang merasa geli hatinya, lantas menegur.   Hei, Tiong Jong, kenapa kau cengar-cengir saja? Tidak apa apa, hanya aku merasa geli, kau marah padaku tapi yang menjadi korban mengapa orang lain Habis bagaimana? Kau harus hajar aku.   AKU, aku....ti.....   ....dak tega, bukan? Kalau kau menghajar aku dengan telengas, tentu saja bisa bikin aku semaput.   kau menghajarnya harus...   Harus apa..? memotong Ie Ya dengan senyuman mesra.   Harus menggigit...   Gigit apanya? 395 .......   pipinya,...   Gila kau....   Ie Ya melotot matanya, tapi mulutnya yang mungil menyungging senyuman-Diam-diam hatinya nona le merasa bahagia dengan banyolan si pemuda.   Dilain pihak Ho Tiong Jong tertawa ngakak enak sekali.   Aduh.....   tiba tiba ia menjerit, sambil usap-usap tangannya Kok encie Ie nyubit? Enak, ya? ini baru cubitan sementara.   Kalau cubitan aseli.   Mulutmu akan Kucubit kalau kau berani lagi kau omong ngaco.   sakit nanti encie Ie? Aku tidak perduli...   Aduh......   kejamnya.....   Nih, Kejam,.....   Ie Ya ulur tangannya hendak mencubit lagi.   Ho Tiong Jong berkelit sambil ketawa ngakak.   Ie Ya juga teturutan ketawa, mereka kini adalah baik lagi dan bercakap-cakap dengan gembira dalam perjalanannya.   Bagaimana bahagia hatinya Ie Ya berjalan berendeng dan bercakap-cakap dengan pemuda pujaan-nya itulah dapat kita bayangkan sendiri.   Tiba tiba Ie Ya seperti ingat sesuatu, Eh Tiong Jong, mari kita berhenti sebentar duduk meneduh diatas batu itu dibawahnya pohon, aku hendak cerita yang penting padamu.   Mari, mari...   sinona seraya tuntun tangannya si pemuda.   Ho Tiong Jong menurut saja dituntun oleh sicantik, sebentar lagi mereka sudah pada duduk diatas batu dibawahnya pohon yang rindang.   Ada kabar apa enci ie? tanya si pemuda.   Dari halnya adik Giok Dia kenapa, enci le ? Tiong Jong, aku mau tanya padamu, apa benar benar kau tidak berbuat yang menyusahkan adik Giok.   Ho Tiong Jong geleng gelengkan kepala, Adik Giok sangat baik, aku merasa hutang budi kepadanya, bagaimana aku dapat berbuat yang memuaskan dirinya.   396 Ya, adik Giok telah mengalamkan kesulitan dari ayahnya sendiri.   Ketika aku meninggalkan tempatnya adik Giok masih belum apa-apa, entah sekarang bagaimana nasibnya? Ayahnya sangat kejam, dalam murkanya bukan mustahil ia bisa membunuh mati anaknya yang sangat dimanjanya itu.   Ho Tiong Jong kaget bukan main, Enci ie, dari sebab apa Seng Eng sampai begitu marah.   tanyanya.   Dalam kamar hartanya dia kehilangan satu benda wasiat, entah benda apa itu, Menurut pendapatan Seng Eng, hanya adik Giok Cin yang dapat keluar masuk dalam kamar harta itu, orang lain tak mungkin oleh karenanya adik Giok yang dituduh sudah menyunglap benda wasiat itu.   Habis, apa katanya adik Giok? tanya sipemuda sangat gelisah, Adik Giok tidak mengaku bahwa ia pernah membawa-bawa benda wasiat itu, Katanya benar ia pernah jalan sama-sama dengan kau dan ditotok urat tidurnya olehmu dalam rumah penginapan, tapi dalam badannya tidak membawa benda wasiat yang dimaksudkan itu.   ow, lantaran kehilangan benda itu saja Seng Eng sampai hati membunuh anaknya sendiri.   kata Ho Tiong Jong sambil kertak gigi.   Ie Ya melihat kegelisahan Ho Tiong Jong, rasa cemburunya hidup lagi.   Sambil tertawa dingin berkata.   Tiong Jong, kau jangan sampai begini gelisah akan nasibnya adik Giok, mungkin dia sekarang sudah mati ditangannya sang ayah.   Ho Tiong Jong beringas mendengar perkataan mati .   Matanya melotot pada ie Ya hingga si nona tergetar hatinya, karena merasa seram, ia belum pernah melihat sebelumnya Ho Tiong Jong unjuk sikap yang demikian beringasan.   Tiba-tiba saja tubuh si pemuda melesat dan lari meninggaikan si nona.   Ie Ya kelabakan, ia berteriak teriak sambit menyusul dengan naik kuda.   Hei, kau hendak ke mana, Tiong Jong? Aku hendak pergi membelah batok kepalanya Seng Eng, itu ayah berhati binatang seorang ayah yang demikian kejam terhadap anaknya, untuk apa dikasih tinggal enak- enakan hidup didunia? Ho Tiong Jong menjawab sambil terus lari pesat.   Kau berhenti dahulu, aku akan kasih tahu kabar penting teriak Ie Ya.   397 Ho Tiong Jong menurut dan telah hentikan larinya, menunggu sampai kuda putihnya si nona datang dekal, Begitu sampai Ie Ya lantas turun dan memburu pada Ho Tiong Jong.   sambil menyekal kedua tangannya.   Ho Tiong Jong, tindakanmu sebagai seorang gagah aku sangat bangga, Tapi, kau harus waspada.   Menurut keterangan, Seng Eng dengan mengepalai anak buahnya sedang mendatangi kesini hendak mencari kau.   Terima kasih, encie Ie.   jawab si pemuda, sambil memegangi erat-erat kedua tangan yang putih halus dari si cantik.   Kau tak perlu mengucapkan terima kasih kepada diriku yang tidak berharga.   jawab Ie Ya dengan suara tergetar Dengan menyampaikan hal ini kepadamu sebenarnya aku sudah berarti berkhianat kepada Perserikatan, tapi tak apa, itu aku tanggung sendiri...   Ie Ya berkata dengan kedua matanya mengembeng air.   Hatinya Ho Tiong Jong pilu, ia merasa sangat berterima kasih kepada nona ie, yang sangat ditakuti orang, sebab iblis cantik telengas tapi terhadap dirinya ada sangat menyayang.   Ho Tiong Jong paham akan pengorbanannya Ie Ya itu disebabkan cintanya yang besar kepada dirinya.   Bab 18 .   KUIL KONG BENG SIE DIBAKAR Ie Ya ada satu nona cantik, tubuhnya langsing dan menggiurkan tidak heran kalau banyak yang tekuk lutut padanya.   Lain dari itu, kedudukannya sebagai kepala dari golongan wanita iblis ada sangat tinggi.   Tapi herannya, begitu banyak pemuda yang tertarik hatinya dan bersedia mengorbankan segala apa asal cintanya disambut oleh Ie Ya, si nona ternyata tidak menghiraukan itu semua, seolah-olah dianggap sepi saja.   Hanya terhadap dirinya kelihatan ada lain, Si cantik telah jatuh cinta benar kepadanya, buktinya dari tempat yang jauh ia datang khusus mencari dirinya untuk mengabarkan bahaya yang mengancam padanya.   Ia ada seorang gelandangan, apakah pantas mendapat cintanya satu nona yang demikian cantik menarik seperti Li-losat Ie Ya? Tapi kenyataannya memang ada begitu.   Diam-diam ia merasa heran, kenapa dirinya ada demikian beruntung dicintai oleh banyak wanita cantik? Entahlah, siapa diantaranya yang nanti akan menjadi pasangannya seumur hidup? Melihat kecintaannya Ie Ya yang demikian besar, Ho Tiong Jong berduka dalam hatinya, karena ia tak dapat menyambut dengan semestinya.   Hatinya sudah ditempati oleh dua jelita terlebih dahulu.   Dengan menghela napas ia berkata pada si nona.   398 Encie Ie, kau tidak boleh berkata demikian merendah.   Aku Ho Tiong Jong, sebegitu jauh masih bernapas tidak akan melupakan budimu yang besar.   Nah coba terangkan, Seng Eng itu dengan anak buahnya berjalan kejurusan mana untuk mengetahui tempatku? Harap enci Ie menjelaskan? Ie Ya sebenarnya tadi keterlepasan membuka rahasia, hatinya agak menyesal, sukur, Ho Tiong Jong tidak menanyakan hal-hal yang lebih penting.   Kepalanya yang tadi terus ditundukkan, tampak sekarang didongakan dan memandang sipemuda dengan sorot mata mesra.   Hatinya Ho Tiong Jong tergetar ia tidak berani mengadu pandangan mata dengan sijelita, karena takut akan menimbulkan urusan cinta lagi yang runyam, maka ia sudah angkat kepalanya mengawasi awan diangkasa.   Tiong Jong, begitu kau muncul dikota, lantas anak buahnya Seng Eng yang sangat banyak sudah mendapat tahu jejakmu dan mengabarkan pada kepalanya...   Ie Ya berkata sambil terus memandang pemuda lamunannya yang berdiri didepannya, yang masih tetap memegangi kedua tangannya, ia kelihatannya segan untuk menarik tangannya yang dicekal erat-erat oleh sipemuda.   Kedua saling pegang dengan yang satu tidak mau menariknya terlebih dahulu.   Dua pasang mata kebentrok ketika si cantik sambil mendengarkan keterangan tadi-Dua-dua tergetar hatinya.   HO Tiong Jong mengelah napas, Sambil lepaskan cekalannya pada tangan si nona, Ho Tiong Jong berkata.   Pergilah kau jauh-jauh dahulu enci, sebentar aku meninggalkan tempat ini untuk pergi ke Seng-kee-po bikin huru-hara disana.   Ie Ya terkejut tercampur girang, ia terkejut karena sipemuda hendak membuat huru bara di Seng-keepo, satu perbuatan yang berbahaya sekali, sebab disana banyak orang- orang yang berilmu silat tinggi sedang Ho Tiong Jong hanya sendirian.   Ia girang, karena pikirnya, tidaklah sia-sia iapun sudah payah datang kesitu mengisiki pada sipemuda, sebab Ho Tiong Jong kelihatan ada memperhatikan ia punya keselamatan.   Ya, Tiong Jong, kata Ie Ya dengan suara halus aku tidak berani pastikan adik Giok sekarang apa masih hidup apa sudah mati, kau kesana jangan datang-datang bikin onar saja, selidiki dulu tentang dirinya Giok Cin, kau jangan sembarangan mencari urusan 399 dengan anak buahnya Seng Eng.   Kalau adik Giok masih hidup sebaiknya kau serahkan saja itu benda yang kau ambiL...   Kau keliru, enci Ie, memotong sipemuda dengan roman muka kurang senang, Aku sama sekali tidak pernah mengambil benda itu.   Aku menotok urat tidurnya adik Giok dalam rumah penginapan karena aku tidak mau dia mengikuti aku....   Kenapa tidak mau diikuti Giok Cin? menyelak Ie Ya dengan heran.   Aku tidak mau dia bersusah hati menyaksikan aku menemukan kematiannya.   Ho Tiong Jong selanjutnya lantas menuturkan dengan ringkas, halnya ia jalan sama- sama dengan Seng Giok Cin untuk mencari pemunah racun dalam dirinya, akan tetapi ternyata gagal Karena kuatir si nona nanti terus-terusan mengikuti padanya dan akan bersusah hati menyaksikan saat ajalnya sampai, maka ia telah menotok urat tidur sinona.   Kemudian ia pergi meninggalkannya.   Halnya benda yang dimaksudkan itu betul betul ia tidak tahu sama sekali.   Ie Ya angguk-anggukan kepalanya Ya, sebenarnya mengherankan sekali, karena Seng pocu tetap menuduh kau yang mengambilnya benda pusaka itu.   Ho Tiong Jong kertek gigi.   Hatinya sangat gemas pada orang tua itu, karena dirinya yang tidak dosa salah dituduh mencuri benda pusaka.   Nah baiklah, Biar aku nanti kesana untuk memberikan keterangan agar mereka jelas bahwa aku bukan pencurinya benda pusaka itu.   Kalau aku tidak datang sendiri kesana, siapa yang dapat menerangkannya bukan? Tiong Jong, kau tak dapat kesana.   Kenapa begitu? Sebab kau mengambil benda itu.   keteranganmu itu hanya aku sendiri yang percaya penuh, sedang mereka itu orang-orang tua kejam, mana mau mengerti dengan keteranganmu.   Kau datang kesana, sama saja ular mencari penggebuk.   Mana mereka mau melepaskannya lagi? jangan kau jangan kesana.   Putusan sudah tetap enci Ie, biarkan aku harus menerjang goa harimau dan gunung golok, aku sedikitpun tidak merasa gentar? jawab Ho Tiong Jong dengan ketawa getir.   Ie Ya menjadi kewalahan.   400 Akhirnya mereka berdua balik dahulu ke rumahnya Co Kang Cay untuk memesan pada si orang tua, supaya ia menjaga diri baik-baik.   Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      jangan sembarangan keluar, paling baik berdiam saja sembunyi didalam kamar rahasia, sebab kini orang-orangnya Seng Eng tersebar luas untuk mencari jejaknya.   Kemudian muda-mudi itu telah berangkat kearah utara.   Ie Ya tahu bahwa orang-orang dari Perserikatan Benteng Perkampungan sudah bersatu hati untuk mencari Ho Tiong Jong yang disangkanya telah mencuri benda pusaka itu.   Pikirnya keadaannya Ho Tiong Jong sangat berbahaya, meskipun ia berani dan berilmu silat tinggi, mana dapat melawan banyak orang yang juga bukan orang-orang berkepandaian rendah.   Ia mencari akal bagaimana baiknya untuk meringankan bahaya yang mengancam atas dirinya Ho Tiong Jong, pemuda yang menjadi impian itu? Ia sendiri telah terikat dengan sumpah Ketika Ie Ya masuk dalam komplotannya Khee Po-cu (Khee Ciang), telah mengangkat sumpah bahwa ia akan bersetia terhadap golongannya, tidak akan menyeleweng yang berakibat untuk kerugian golongannya itu.   Oleh sebab itu, Ie Ya tak dapat menyertai Ho Tiong Jong menyatroni Seng-keepo.   Kesulitannya ini dijelaskan kepada Ho Tiong Jong, dan anak muda itu telah mengasih nasehat, memang sebaiknya Ie Ya jangan ikut campur urusannya, karena nanti akan menempuh bahaya untuk membikin bersih namanya Seng Giok Cin yang dituduh bersekongkol dengannya sudah memberikan itu benda pusaka kepadanya.   Demikianlah, setelah melewati kota Yang-cie mereka lalu berpisahan.   Ho Tiong Jong sangat risau hatinya, cepat-cepat ingin menemui Seng Giok Cin, gadis cantik jelita yang menjadi buah hatinya.   Apa adik Giok masih hidup? Entahlah.   Mungkin dia sudah mati karena kekejaman ayahnya yang bersifat binatang itu.   Hmmm..   ia menggeram sendirian, tangannya dikepalkan erat-erat dan giginya kedengaran bercatrukan saking menahan amarahnya.   Dalam perjalanan ini, Ho Tiong Jong sangat berhati-hati.   Ia tidak berani sembarangan menyikat makanan dan minum arak.   Ia gunakan jarum perak untuk mengetahui apakah makanan dan arak itu tidak ada racunnya.   Kalau misalnya ada mengandung racun, 401 jarum perak itu berubah hitam, Benda ini ia dapat dari Tok kay, semasa ia galang- gulung dengan Si pengemis berbisa itu.   Mampir di rumah penginapanpun ia tidak tidur nyenyak, kuatir kena dibokong oleh orang-orangnya Seng Eng.   Terutama ia menjaga betul-betul terhadap kemungkinan diserang dengan obat pulas, ia mengaso hanya sebentaran didalam rumah penginapan sebab begitu letihnya hilangan, sudah lantas meneruskan perjalanannya meskipun diwaktu malam.   la lakukan perjalanan dengan berkuda, Suatu malam ia meninggalkan rumah penginapan, setelah menempuh perjalanan tujuh puluh lie kira-kira, saat itu sudah jam tiga malam.   Keadaan sangat dingin, diwaktu terang tanah pikirnya ia sudah akan sampai di rumahnya Seng Eng.   ELAGI ia enak jalankan kudanya, tiba-tiba ia melihat sebuah kuil, ia berpikir, kini sudah dekat dengan tempat tujuannya, sebaiknya ia mampir mengaso dahulu dalam kuil ini, jejaknya sudah tentu telah diketahui oleh anak buahnya Seng Eng dan mereka tentu dengan menggunakan burung dara sudah memberi kabar kepada ketuanya.   ia ingin membuat anak buahnya Seng Eng terkejut melihat ia ada masuk kedalam kuil.   Ketika ia sampai dipekarangan belakang kuil lantas turun dari kudanya.   Pikirnya ia mengasoh dibelakang kelenteng saja, supaya jangan bikin repot pada kawan dari penghuninya.   Tidak tahunya setelah ia meninggalkan kudanya yang terus mencari rumput,jalan belum berapa lama ia melihat ada seorang hweshio yang sedang berlutut di bawah sebuah pohon yang rindang.   Cepat ia menghampiri.   ia lihat orang sedang bersujud, tak berani datang mengganggu hanya diam saja berdiri disitu, Menunggu sampai si hweshio habisan bersujudnya.   Tapi ia tidak menunggu lama, karena si hweshio sudah berlututnya dan ketika melihat dirinya lantas menanya.   Ow, sicu malam- malam berkuda datang ke sini tentu kesasar jalan, bukan? Mari, mari masuk kedalam....   Terima kasih suhu, Kedataaganku ini hanya membuat repot suhu saja.   Oo, tidak, tidak....   mari masuk, Tahu sendirilah, kami disini tidak berpenghasilan apa- apa, mengandal orang punya dermaan dan orang orang yang datang kesini membantu 402 sedikit untuk membeli minyak dan hio.   Aku bernama Kong Ci, kedatangan sicu membuat hatiku girang.   Dan nama sicu, siapa ? Ho Tiong Jong senang terhadap hweshio yang ramah tamah ini.   Aku she Ho bernama Tiong Jong, jawabnya.   Bagus...   Ho sicu jalanlah duluan.   Ho Tiong Jong menurut, diikuti dari belakangan oleh Kong Ci.   Nah, ini harus waspada, Apa maunya dia mengikuti dibelakang, bukannya jalan di depan? Demikian pikirnya Ho Tiong Jong.   Tengah ia menduga-duga, tiba tiba mendengar si hwesio berteriak.   Sicu, awas itu ada ular berbisa.   Betul saja ada ular tidak jauh dari padanya sedang legat-legot datang menghampiri.   Belum Ho Tiong Jong bergerak, ular itu sudah nyamber dan menggigit pahanya si anak muda.   Tapi heran, Ho Tiong Jong bukan saja tidak terluka, malah si ular jahat tadi terpental dari tubuhnya.   Kenapa? inilah tidak herani selainnya daging Ho Tiong Jong kuat seperti baja, juga kebanyakan kena racun tempo hari, hingga si ular bukan saja tak dapat menggigit dagingnya ia sendiri kaget bukan main hingga terpental sendirinya.   Racun ketemu racun, tak dapat berbuat suatu apa, seperti yang ketakutan, ular tadi cepat-cepat telah mabur kedalam pepohonan.   Ular itu sangat berbisa, semacam ular belang.   Orang yang kena gigitnya bisa terus pingsan seketika itu juga dalam tempo tujuh hari tak sadarkan diri.   Kalau setelah siuman, tiga hari lagi si korban menderita dari reakei racunnya terus mati tidak ada obatnya lagi.   Ho Tiong Jong sendiri tidak takut ular tadi akan tetapi Kong Ci kelihatan merasa jerih.   Apa mau ular tadi seperti yang penasaran telah muncul lagi dan kini coba menyambar pada Kong Ci hingga si hweshio menjerit kaget.   Untung Ho Tiong Jong dapat lihat dengan satu kebutan lengan bajunya saja ular itu sudah mental balik kegerombolan tadi dan kini ia kabur serta tidak berani muncul lagi.   403 Berbahaya...   terdengar si hwesio berkata, mukanya tampak pucat.   Sukur ada sicu yang menolong, kalau tidak, tentu aku akan menjadi makanan ular kurang ajar itu tadi, Terima kasih Ho sicu.   ltu tidak apa.   kata Ho Tiong Jong merendah Perbuatan tadi hanya dengan cara kebetulan saja.   Kalau tidak mendengar jeritan suhu tentu aku juga tidak bisa berbuat apa2.   Diam-diam si hweshio mengagumi sipemuda yang bukan saja kebal dagingnya, tapi juga kepandaian silatnya tentu ada sangat tinggi.   Dilain saat mereka sudah berada didalam kuil.   Kong Ci dengan hormat telah berkata.   Ho sicu, harap kau beristirahat sebentar, aku hendak sembahyang pada sang Buddha yang sudah melindungi aku tadi- Setelah berkata, dengan tersipu-sipu ia menghampiri tempat sembahyang dan berlutut.   Ho Tiong Jong yang melihat kelakuannya si hweshio, tapi ia diam-diam merasa senang karena Kong Ci sangat ramah tamah dan jujur kelihatannya.   Tanpa merasa ia sendiri menghampiri dan berlutut bersama-sama Kong Ci-Kong Ci ketika berbangkit ia juga mengikuti bangun berdiri, akan tetapi kepalanya dirasakan sangat pening napasnya sesak dengan tiba-tiba.   Kepala gundul.   bentaknya, ketika ia rubuh lemas, Kau berani main gila pada tuan mudamu, awas kau berbareng ia hendak menyerang, tapi tenaganya sudah lemas.   la tidak bisa sekehendak hatinya yang sangat marah.   Ha ha ha...   Ho Tiong Jong, kan sudah terjatuh dalam tanganku, ha ha ha...   Bukan main marahnya Ho Tiong Jong, ia masih mencoba merangkak mendekati bangku panjang, dengan sisa tenaganya yang ada ia angkat bangku dilontarkan kepada Kong Ci.   sambil membentak.   Hweshio jahat, makan nih hasil perbuatanmu.   Bangku panjang meluncur dengan cepatnya kearah Kong Ci.   Hmm...   Ho Tiong Jong, kau bisa berbuat apa? sambil tangannya diulur menyambuti bangku yang diluncurkan sipemuda, ia tidak mengira tenaganya Ho Tiong Jong istimewa, sekalipun ia dalam keadaaan lemas, masih dapat meluncurkan bangku itu dengan kekuatan yang cukup membikin tangannya Kong Ci tergetar dan merasa kesemutan tubuhnya sendiri terdorong mundur terhuyung- 404 huyung.   Ia jadi ketakutan setengah mati, apalagi melihat Ho Tiong Jong dapat berdiri dan jalan sempoyongan menghampiri padanya, semangatnya sudah terbang, tapi untung sianak muda hanya dapat melangkah beberapa tindak saja dan lantas rubuh.   Melihat kejadian ini, hatinya yang tadi ketakutan dan semangatnya sudah terbang sekarang sudah berbalik kegirangan dan semangatnya berkumpul kembali.   Kini ia bisa ketawa ngakak, perlahan lahan ia menghampiri tubuhnya sipemuda yang telah pingsan, sambil tolak pinggang ia berdiri didekat Ho Tiong Jong, berkata pada orang yang sedang tidak ingat orang Aku hweshio miskin maka tak dapat menolak uang hadiah yang disediakan oleh Seng pocu, bagi siapa yang dapat menangkap dirimu.   Kini aku yang beruntung ah, uang sebanyak sepuluh ribu tail entah bagai mana aku dapat menggunakannya.   Ha ha ha ia tertawa bergelak-gelak.   Uang sepuluh ribu tail sudah berbayang didepan matanya.   Kiranya ia sudah dapat membikin rubuh Ho Tiong Jong dengan menggunakan obat tidur yang tidak ada baunya sama sekali.   Pantasan sipemuda tidak curiga, hanya datang-datang ia merasakan kepalanya pusing dan badannya merasa sangat lemas.   Demikianlah, meskipun bagaimana hati2-nya Ho Tiong Jong, kalau sedang apes akhirnya ia kena juga dikerjai Kong Ci Hweshio yang temaha itu.   Tengah ia enak ketawa, mendadak tubuh Ho Tiong Jong bergerak dan mengirim pukulan dengan angin telapak tangannya, sehingga si kepala gundul terpental sampai setumbak jauhnya.   Ketika ia jatuh, ia tidak bergerak lagi pura-pura mati, takut dikejar oleh Ho Tiong Jong dan jiwanya dihabisi.   Sebenarnya ia tak usah ketakutan, karena Ho Tiong Jong sudah rubuh lagi dan tak ingat orang, karena pengaruhnya obat tidur si kepala gundul masih bekerja.   Kong Ci setelah sesaat memperhatikan Ho Tiong Jong tidak bergerak, hatinya mulai berani lagi.   Perlahan-lahan ia menghampiri bantalan untuk orang sembahyang ia duduk diatasnya bersemedi mengumpulkan pula jalan napasnya, yang tadi merasa sesak kena angin pukulan Ho Tiong Jong yang hebat.   Ia terluka didalamnya, Diam-diam ia menghela napas dan berkata sendiri.   Ya, tidak begiru mudah untuk dapat sepuluh ribu tali.   Hampir-hampir saja jiwaku melayang oleh Ho Tiong Jong.   405 Sambil berkata ia menelan pil untuk mencegah luka didalam menjalar lebih luas.   Apa mau, seiring ditelannya pil dan menjalankan pernapasannya, tiba-tiba ada meluncur dua buah batu kecil sebesar jari jempol menghantam ia punya jalan darah Tay-ih hiat dan Thian su hiat, jalan pernapasan menjadi mandek lagi, kemudian dirasakan seluruh badannya gatal dan-...   ia terus-terusan ketawa seperti yang dikitik- kitik urat ketawanya.   Karena kecapaian ketawa, tenaganya menjadi habis dan ia jatuh pingsan-Sebentar lagi tampak ada dua hweshio lain yang masuk kedalam ruangan itu, mereka semuanya kena diserang obat tidur yang masih bekerja dalam ruangan itu.   Kiranya yang melontarkan batu tadi adalah Li-lo-sat Ie Ya.   Ketika melihat ketiga hweshio sudah pada rubuh maka si nona baru berani keluar dari tempat persembunyiannya.   Sambil menekap hidungnya dengan setangan, ia masuk kedalam ruangan dan mengambil Ho Tiong Jong keluar diletakkan disebuah pohon kecil yang terdapat disamping kuil itu.   Setelah mana ia balik lagi dan sembunyi dibaliknya pintu.   Tidak lama kemudian masuk satu hweshio tua diiringi oleh tiga hweshio muda.   Melihat keadaan Kong Ci dan dua orang lainnya hweshio tua itu mengerutkan alisnya dan berkata pada satu hweshio muda yang bernama Kong Goan.   Kong Goan, mereka rupanya kena obat tidur, Kau angkat suhengmu, Kong Ci, yang lainnya boleh menolong dua orang lainnya di bawa kebelakang dan dikasih obat kita supaya mereka pada sadar kembali.   Entah apa yang terjadi dalam ruangan ini- Berkat ketajaman hidungnya, diam-diam si hweshio tua sudah mendapat tahu bahwa didalam ruangan itu ada disebar obat tidur bikinan gerejanya itu yang tidak dapat dibade oleh sang korban, ia heran, karena senjata itu jadi makan tuan, bukannya orang lain yang menjadi korbannya.   Tiga hweshio muda itu telah menjalankan tugasnya masing-masing.   Setelah dua saudara seperguruannya sadar lebih dahalu, Kong Goan yang berbadan tinggi telah mengangkat Kong Ci hendak menyusul kawannya.   Tapi tiba-tiba terdengar ia menggerendeng sendirian.   Apa benar suheng telah kena obat tidur? Tidak bisa jadi kalau melihat keadaannya.   Dia seperti telah berkelahi dengan orang? Gerendengannya Kong Goan dapat didengar oleh si hweshio tua, siapa sekali lompat saja sudah berada dihadapannya Kong Goan yang sedang hendak membawa Kong-Ci kedalam.   406 Tahan katanya, sambil datang dekat dan memeriksa keadaannya Kong Cie.   hweshio tua itu telah geleng kepalanya setelah memerikea keadaan muridnya.   Memang tidak salah apa yang kau katakan, Kong Goan- katanya.   Kemudian ia menepuk punggungnya Kong Cie tiga kali.   Segera si hweshio temaha sudah siuman daripingsannya.   ia kembali tertawa-tawa tak sudahnya.   cepat si hweshio tua membuka totokan pada urat ketawaan-nya dan sekarang Kong Cie dengan ketakutan telah menghadap gurunya.   Kong Cie, kata si hweshio tua, kau telah melanggar larangan, dengan sembarangan telah menggunakan obat tidur Lian hun hiong, Kau sebetulnya hendak membunuh siapa? Lekas cerita terus terang, kalau berdusta sedikit saja, akan menghukummu dengan hukuman paling berat, mengerti.   Kong Cie menggigil tubuhnya, ia takut benar kepada gurunya yang bengis dan tak pernah mengampuni pada muridnya yang nyeleweng dari peraturannya.   Terdengar ia mengalah napas, kemudian dengan suara lemah berkata.   Suhu, tecu harap suhu jangan marah dulu, sebenarnya tecu sangat menyesal sekali telah melakukan ini perbuatan yang melanggar peraturan suhu.   Lekas cerita, tak perlu berputar-putar bentak si hweshio tua dengan bengis.   Duduknya urusan, yalah tecu ada mempunyai sahabat bernama Lauw Tek Cong, yalah orang bawahannya Louw Thungcu yang termasuk dalam Persekutuan Benteng Perkampungan.   Menurut katanya, Seng Pocu dari Seng-kee-po ada kehilangan satu benda wasiat dan yang dituduh sebagai pencurinya adalah seorang anak bernama Ho Tiong Jong.   Dia minta tecu membantunya.   Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Karena katanya, kalau bisa menangkap Ho Tiong Jong dalam keadaan hidup dan benda wasiat itu bisa didapatkan kembali, maka orang yang berpahala itu akan mendapat hadiah sepuluh ribu tail perak.   Tecu mendengar itu telah gelap mata dan janjikan pada Louw Tek Cong akan membantu sehingga berhasil.   Apa mau Ho Tiong Jong telah datang sendiri kesini sebelumnya tecu bersusah payah mencari-carinya.   Karena Ho Tiong Jong ini ada berkepandaian sangat tinggi.   Saya tidak ungkulan menangkapnya dengan jalan kekerasan maka tecu sudah pasangkan obat Liap hun hiong.   Tecu mohon belas kasihan suhu, mengingat akan perhubungan kita antara guru 407 dan murid sudah begitu lama, memberi ampun kepada tecu dan tecu berjanji selanjutnya tidak berani melanggar larangan suhu.   Kong Cie berkata sambil berbuat,jidatnya sampai membentur lantai mengharap belas kasihan sang guru.   hweshio tua itu hatinya tergetar, merasa kasihan juga melihat kelakuannya sang Murid yang memang sangat disayang olehnya, Tapi ia tak dapat membebaskan murid yang melanggar peraturan itu demikian saja.   Untuk menjaga tata tertib supaya dipegang teguh oleh murid-muridnya, maka mau tidak mau harus ia menghukum Kong Ci sebagai contoh untuk yang lain-lainnya.   Kong Ci, perbuatanmu sungguh tidak tepat dengan namamu Kong Cie (menolong seluas-luasnya).   Baiklah, hukuman mati kau dapat bebas akan tetapi tak terluput dari hukuman hidup kemudian ia meneruskan kata katanya kepada Kong Goan- Kong Goan kau bawa suhengmu ini dan jebloskan dalam tahanan lm mo teng, tiap hari boleh kasih makan nasi jelek dua mangkok dan secangkir air putih.   Biarlah dia dalam tahanan dapat memikirkan kedosaannya dan menjadi insaf.   Terima kasih suhu, suhu sudah bermurah hati mengasih tinggal hidup pada tecu yang berdosa ini.   tiba-tiba Kong Ci memotong bicaranya sang suhu, terus angguk- anggukan kepalanya hingga jidatnya membentur lantai.   Hatinya sang guru tidak tega melihat muridnya yang tersayang itu akan menjalani hukuman, tapi ya, apa boleh buat, ia harus ambil tindakan tegas sebagai contoh untuk murid yang lainnya .   Kong Ci, kau laki laki dalam tahanan memikirkan akan dosamu dan insaf, supaya hukumanmu mendapat keentengan.   demikianlah katanya sang murid dibawa oleh Kong Goan yang menjadi sutenya.   Lie lo sat Ie Ya dibalik pintu mendengar tegas pembicaraan diantara guru dan murid itu.   ia terkejut ketika mendengar disebutnya obat tidur Liap hun-hiong, karena ia tahu bahwa obat ajaib ini adalah bikinannya Tay Hong Hosiang, satu hweshio yang gentayangan didalam kalangan Kang-ouw di kenal termasuk golongan hitam (golongan yang menjalankan kejahatan).   Ajaibnya obat itu karena kalau dibakar tidak memberi rasa bau apa-apa.   Setelah asap itu masuk kedalam hidung, tak ampun lagi sang korban akan jatuh pingsan.   Tay Hong Hmtang berkepandaian sangat tinggi ia memiliki ilmu silat rahasia dari Siauw limpay.   Sayang dengan kepandaiannya yang tinggi ini, karena ia tergolong seorang murid murtad.   408 Nona Ie heran apakah dalam kuil itu semua ada anak muridnya Tay Hong Hosiang, makanya ada mempunyai obat tidur Llap-hun-hiong yang manjur itu.   ooOOoo HATINYA nona Ie gelisah, ia ingin membawa Ho Tiong Jong menyingkir dari situ, akan tetapi melihat sikap si hweshio seperti yang mempunyai kepandaian yang tinggi.   Pikirnya kapiran pekerjaannya itu, sebab tentu akan dikejar olehnya.   Tapi mengingat lagi, kalau tidak berani meneejang bahaya, sampai kapan ia dapat meloloskan diri? Maka ia nekad dan akan membawa sipemuda pergi kalau sudah ada kesempatan baik.   Kong Ci digiring oleh Kong Goan diikuti juga oleh suhunya.   Ketika mereka berjalan hendak melewati pintu belakang mana ada bersembunyi Ie Ya, tiba-tiba Kong Ci berkata, Suhu, pada saat apa tecu boleh keluar dari hukuman? Hmm....   bagus kau menanya demikian, tapi terlebih dahulu tanya pada diri sendiri dahulu, apa kau katakan dalam sumpahmu untuk tidak sembarangan menggunakan obat Liap-hun-hiong ? Kong Ci berubah pucat mukanya, Ya, jawabnya, suhu sudah dapat mengampuni jiwa, mana tecu lupa akan kata-kata dalam sumpah itu ialah, Menggunakan obat Llap hun-hiong tanpa ijin dari suhu, dengan rela hati menerima hukuman mati- hweshio tua itu adalah Tay Hong Hongsiang, ia ingin menjadi orang baik dan telah menjadi kepala dalam kuil itu, muridnya banyak juga.   Tay Hong Hosiang setelah mendengar muridnya mengatakan kata kata sumpahnya, lalu berkata pada sang murid, Kong Ci, kata-kata sumpah itu betul demikian bunyinya.   Kau dari sebab disayang olehku, masakau sudah berani sembarangan menggunakannya obat tidur itu, kau sama sekali tidak mengindahkan kata sumpahmu itu.   Aku tidak berani berdusta pada sang Budha.   Kalau kau mau tahu, saat apa kau boleh keluar dari hukuman, adalah pada saat kematianku, inilah berarti bahwa aku telah mewakili hukuman matimu, kau mengerti ? Kong Ci kaget bukan main, badannya menggigil seperti orang diserang penyakit panas dingin.   Tapi Tay Hong Hosiang tidak perduli perubahan itu hanya terus mendorong ia jalan lebih jauh.   409 Lie-lo sat Ie Ya mendengar bicaranya Tay Hong Hosiang diam-diam berpikir, Kong Ci itu ada satu murid yang nyeleweng, untuk apa dikasih tinggal hidup? Lebih baik dia di hukum mati.   pada waktu ia hendak meninggalkan tempa tpersembunyiannya, ia dibikin kaget oleh kata-kata nya Tay Hong Hosiang seperti yang sedang berdoa.   Sahabat, jangan sembunyi-sembunyi unjukkanlah dirimu.   Aku Si padri tua selamanya menyambut tetamunya dengan tidak ada kecualian tinggi rendahnya kedudukan yang datang.   Ie Ya terkejut dibelakang pintu, ia pikir hweshio tua ini benar lihay lantas saja mendapat tahu ada orang sembunyi dibalik pintu, ia lebih kaget lagi ketika Tay Hong Hosiang menyambung perkataannya.   Aku menghukum muridku dengan cara ini apakah itu termasuk mengeloni murid sendiri? Betul-betul Lie lo-sat Ie-Ya tidak habis mengerti dengan kepandaiannya si hweshio tua yang bisa menebak apa yang dipikirkannya barusan, ia seolah-olah dewa saja yang dapat mengetahui orang punya isi hati-Karena mana, Ie Ya tak dapat bersembunyi lebih lama, ia lantas unjukkan diri dihadapannya Tay Hong Hosiang, yang saat ini ada bersama-sama dengan dua muridnya yang lain, yalah Kong Cie dan Kong Goan di sampingnya si murid nyeleweng Kong Cie.   Kawanan hweshio itu kaget melihat yang muncul dari belakang pintu ada satu wanita jelita yang jarang tandingannya, Lincah dan gesit sekali ia lompat keluar dari tempat sembunyinya, kemudian menjura pada Tay Hong Hosiang sambil berkata.   Ie Ya dengan julukannya Lie lo sat datang berjumpa dihadapan Taysu sekalian.   Oh, kiranya nona Ie, kata Tay Hong Hosiang pelahan, tapi kedengarannya seperti lonceng ditelinganya Ie Ya disebabkan tenaga dalamnya yang hebat sekali-Ie Ya kaget, pikirnya.   Hweshio tua ini tidak boleh dibuat gegabah, aku harus hati-hati untuk melayaninya supaya dapat membawa Ho Tiong Jong keluar dari sini dengan selamat...   Matanya Tay Hong Hosiang mengawasi dengan tajam, tapi tidak mengandung maksud lain dari pada menakeir orang punya kepandaian sampai dimana.   Tapi sebaliknya dengan Kong Ce si murid nyeleweng dan sute nya itu, begitu melihat Ie Ya yang cantik jelita, lantas saja hatinya berdebaran, Pikirannya, cantik betul ini wanita telengas, tidak surup dengan julukannya..   410 Mereka suheng dan sute memang biasa diluaran suka main perempuan dan main mabok mabokan, Sampai sebegitu jauh Tay Hong Hosiang sebagai gurunya, bukannya tidak tahu kelakuan dua muridnya ini, akan tetapi karena mereka sangat disayang si hweshio tua telah pura pura tidak tahu saja.   Cuma tempo-tempo dengan jalan memutar ia memberikan nasehat supaya mereka yang sudah masuk kalangan agama jangan melupakan kesujudannya, Tapi nasehat itu, masuk dikuping kanan keluar di kuping kiri.   Mereka terus melakukan perbuatannya yang terkutuk, tapi dengan yang lebih hati- hati pula jangan sampai kena diketahui oleh gurunya.   Ie Ya mengerti kedua kelakuan dua hweshio cabul itu, dilihat dari tingkah lakunya dan cengar cengir seperti monyet kena terasi kata orang Jakarta.   Ia sebal melihatnya, lalu menanya pada Tay Hong Hosiang.   Numpang tanya, apakah obat Liap hun-hiong itu bikinan Taysu? Hahaha, terdengar sihweshio tua berkakakan ketawa, tidak salah pertanyaan nona barusan.   Aku Tay Hong Hosiang, sebenarnya sudah lama ingin kembali menjadi orang baik-baik makanya juga telah mendirikan kelenteng disini.   Cuma sayang tabeat busukku masih terus saja melengket didadaku, Oleh karena nya aku tidak dapat kembali ke Siauw lim-sie karena aku kuatir ditertawakan oleh saudara-saudara disana.   Tidak apa, kalau memang ada ingatan umuk kembali kejalan yang baik, aku rasa dalam sedikit waktu lagi Taysu akan berhasil dengan maksud Taysu.   Mudah-mudahan perkataan nona itu mendapat perhatian sang Buddha, Nah sekarang kita bicarakan apa yang terjadi disini.   Urusan apa? tanya si nona cepat, Barusan yang membuat onar dalam kuil ini tentu adalah nona sendiri, Nona menggunakan muridku Kong Ci, ini sama juga tidak memandang mata padaku.   Ie Ya kaget sekali mendengar kata-katanya si hweshio tua, Pikirrya, celaka, ini kepala gundul bangkotan mau cari urusan dengannya.   Apakah ia ungkulan melayaninya, itulah masih dalam pertanyaan.   jikalau mengingat kegagahan dan kemashuran nama Tay Hong Hosisng dalam kalangan Kangouw.   411 Dengan suara sabar dan tenang Ie Ya menjawab Taysu, kau ada seorang beragama yang sudah banyak tahun membaca kitab suci tentunya juga tidak akan turun tangan terhadapku seorang perempuan tidak ada gunanya.   Sejak dahulu aku ada memegang peraturan, siapa saia yang menghina muridku aku akan bikin perhitungan kesalahan dari muridku, hanya aku saja sebagai gurunya yang dapat menghukumnya tidak memperkenalkan orang lain mengacak-acak peraturanku.   Maka sekarang, kau dengan sengaja datang kemari membuat onar, harus kau berani mempertanggung-jawabkan perbuatanmu itu.   Ooo,jadi Taysu tidak perkenankan aku berialu dari sini ? Kecuali kalau kau tahan menyambuti sepuluh jurus seranganku ? Ie Ya pikir, ia tidak dapat lolos sebelum unjuk sedikit kepandaian maka ia berkata.   Baiklah, kalau Taysu mau lihat seorang muda berlaku kurang ajar didepan orang tua.   Bagus,bagus.....   memang sudah lama aku mendengar munculnya seorang wanita bernama dengan gelar Li-losat, yang beroperasi di sekitar Sungai Kuning, sekarang aku beruntung menghadapinya dan dapat mencoba kepandaiannya.   Ie Ya kertek gigi mendengar si hweshio tua berkata demikian.   Silahkan Taysu menyerang menantang, Ie Ya saat itu sudah siap sedia memasang kuda-kudanya untuk menyambut serangannya si hweshio tua.   Awas, serangan pertama teriak Tay Hong Hosiang.   Ia menyerang dengan telapakan tangannya yang kurus, tapi Ie Ya menggunakan kelincahannya untuk menyingkir dari serangan lawan.   Bagus....   kata Tay Hong Hosiang, ketika melihat serangan pertamanya dapat dihindarkan oleh si nona.   Awas, serangan kedua teriaknya pula.   Kali ini serangannya disambuti dengan telapakan tangan juga, tampak telapakan tangan Ie Ya mengeluarkan sinar hijau, yalah ilmu Telapakan tangan Api Setan yang ia yakinkan sudah lama.   412 Itulah ada ilmu nyeleweng yang ampuh, maka Tay Hong Hosiang yang sudah lama dalam kalangan Kaugouw tidak berani gegabah untuk mengadukan telapakan tangannya dengan api setan itu, maka ia menarik serangannya.   Taysu, sudah dua jurus teriak Ie Ya.   Si hweshio tua terkekeh-kekeh ketawa.   Serangan ketiga, awas teriaknya lagi.   Kali ini Tay Hong Hosiang telah menggunakan tenaga dalamnya menyerang, tampak tangannya didorong mengeluarkan angin hebat sekali, Ie Ya tidak mau kalah ia coba kekuatan si hweshio tua menyambut dengan kedua telapakan tangannya digabung menjadi satu.   Kesudahannya sungguh tidak enak bagi Ie Ya, sebab si iblis telengas sudah terdorong tujuh-delapan tumbak.   Ie Ya merasakan dadanya seperti menyesak, tapi ia tahan dan berdiam sejenak untuk memulihkan tenaganya.   Kemudian ia loloskan ikat pinggangnya, dengan senjata mana ia menyerang hweshio tua itu.   Tapi ternyata Tay Hong Hosiang sangat tinggi kepandaiannya susah diukur, sebab dengan mudah saja ia telah berkelit kesana sini untuk menghindarkan serangan ikat pinggang si nona yang sangat diandalkan sebagai senjatanya yang ampuh dalam setiap pertempuran.   Untung Ie Ya dapat bertahan sampai sepuluh jurus dari serangannya si hweshio tua kemudian ia melompat keluar dari kalangan pertempuran ia menjura seraya berkata.   Taysu, sudahlah Ie Ya mengaku kalah...   Tay Hong Hosiang ketawa.   Bagus katanya.   kau telah dapat tahan sampai sepuluh jurus dari seranganku bukannya urusannya yang mudah.   Aku persilahkan kau boleh berlalu dari sini.   Nah pergilah...   Tapi Ie Ya tinggal berdiri terpaku ditempatnya.   Kenapa kau tinggal berdiri saja, bukannya lantas berlalu? tanya si hweshio itu, ketika menyaksikan si nona berdiri menjublek.   Maaf Taysu, aku baru mau pergi dari sini, kalau Taysu suka bermurah hati untuk memberikan pemunah obat tidur bagi Ho Tiong Jong yang menjadi korban murid Taysu ialah Kong Ci suhu.   413 Tay Hong Hosiang kerutkan alisnya.   Oo, itu tidak apa, dalam tempo enam jam ia akan siuman sendirinya, obat itu tak membikin luka apa apa pada tubuhnya Tiong Jong.   sampai disini ia berkata, ia memikir pula bahwa benar obat itu akan membuat si korban siuman dengan sendirinya, akan tetapi tenaga si korban akan hilang dan kaki tangannya menjadi lumpuh, maka ia lalu menanya pada Ie Ya.   Ya, nona Ie sebenarnya kau ini ada sangkut paut apa dengan Tiong Jong, karena kelihatannya kau sangat memperhatikan padanya? Aku tidak ada hubungan apa-apa dengan dia, jawab Ie Ya agak kikuk, Aku pernah bersumpah dengan Khu Pocu, bahwa aku tidak akan membuat nama jelek pada keluarga Khoe, tapi sekarang aku telah menolong Tiong Jong, bagaimana baiknya ya.   Tay Hong Hosiang heran.   Sedang Kong Ci yang mendengarnya ketawa nyengir, pikirnya, Hmmm....   sekarang kau kebingungan.   Kau menolong Tiong Jong bukan tidak ada maksudnya, tentu kau menyintai dia.   Kemudian ia berkata pada gurunya Suhu, perempuan ini sangat tidak hormat kepada kita, maka sebaiknya tecu memberi dia hajaran supaya dia tahu rasa Oh, suhu jangan salah mengerti Ie Ya buru-buru berkata pada Kong Cie.   Aku terpaksa menolong dia karena tempo hari aku pernah ditangkap olehnya.   Tiong Jong sangat gagah, aku tak dapat meIawannya.   Maka itu waktu aku pernah bersumpah akan melindungi dirinya dalam sepanjang perjalanannya, asal dia mengampuni aku, Dia telah setuju, maka aku terpakea melindungi dia.   Suhu tentu bisa menimbang, bahwa dalam kalangan Kang ouw bukankah aku si gagah dapat berkuasa atas si lemah? Aku memang ada orang dari Perserikatan Benteng (Perkampungan)..   Tay Hong Hosiang mendengar keterangannya Ie Ya telah kerutkan alisnya dan berpikir sejenak, kemudian berkata pada muridnya.   Hei Kong Goan, kau ambil itu obat bubuk Hoti hun-sau (obat mengembalikan jiwa), cepat cepat berikan kepada nona Ie.   Sambil menyuruh muridnya, ia berpaling kepada Ie Ya dan berkata.   Nona Ie.   obat bubukku itu meskipun tak dapat memunahkan sekaligus racun Liap hun hiong, karena obat pemunahnya yang aseli tapi boleh diharap dalam tempo satu tahun Ho Tiong Jong akan sembuh kembali seperti semula...   Li-lo-sat Ie Ya kelihatan kurang puas.   Tapi dalam hatinya pikir, lebih baik ia terima saat itu untuk membikin Tiong Jong mendusin dahulu, selanjutnya bagaimana nanti 414 akan dipikirkan pula..   Mengingat itu, maka ia tidak mengucapkan apa apa kepada Tay Hong Hosiang.   Hal mana membuat Kong Cie Hweshio menjadi sangat mendongkol hatinya ia lalu berkata pada gurunya, Suhu, perempuan ini tidak mengenal aturan, sebetulnya kita tak usah ambil perduli kepadanya, Masa dikasih bantuan tidak mengucapkan terima kasih, perempuan apa dia...   Li-io sat Ie Ya mendelik matanya sejenak, tapi lantas putih kembali wajahnya yang ramai dengan senyuman.   Ie Ya sebagai Ketua dari golongan wanita Iblis, telah malang melintang di sekitar Sungai Kuning dengan tiada seorangpun yang berani membentur padanya.Begitu galak adanya ia, tapi dalam kelenteng ini ia dapat bersabar dan menyesuaikan diri, karena kekuatannya kalah jauh.   Cuma saja si ceriwis Kong Tie kelakuannya yang tengik membuat ia sebagai kepingin muntah, apalagi perkataannya yang paling belakangan membuat Ie Ya menjadi hilang sabar.   Tampak ia tertawa manis sekali.   Ie Ya sekali tertawa manis, artinya ia sudah marah, lebih manis lagi, tertawanya lebih meluap-luap amarahnya dan sedikit sekali orang yang tahu akan tabeatnya yang aneh ini.   Kong Cie yang melihat si nona cantik di-depannya ketawa manis, dikiranya takut padanya, maka lagaknya sudah menjadi-jadi saja tengiknya.   Hm.....Ie Ya menggeram, Perkataanmu benar-benar tidak ada sungkannya, kalau saja aku tidak memandang Lo taysu, malam ini aku sudah hajar kau sampai tahu rasa.   Kau jangan keterlaluan ya Memang kau tidak tahu aturan, siapa takut padamu? Menantang Kong Tie dengan jumawa dan membawa aksinya yang tengik.   Tay Hong Hosiang melihat muridnya ingin menempur si nona, tampak mengkerutkan alisnya.   Ilmu Golok Keramat Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Pikir Ie Ya.   Mau apa ini si kepala gundul tua? Apa dia mau menangkap aku? Gelagat kelihatannya tidak menguntungkan Terus ia berkata pada Tay Hong Hosiang, Taysu, hal bertanding sudah biasa dikalangan Kang ouw.   Taysu juga jangan sungkan-sungkan terhadapku.   Tapi, nah itu dia Kong Goan suhu datang membawa obat.   Nona Ie.   sebaiknya kau bertanding dulu memberi hajaran pada muridku, supaya dia tahu rasa, setelah ia babak belur kau barulah ia menerima obat, bagaimana? 415 Li-lo sat lo Ya kerutkan alisnya yang lentik indah, cantik sekali rupanya saat itu.   Ia mana takuti Kong Tie Hwesio yang ceriwis, hatinya sudah benci, maka keelokan- nya makin menonjol saja.   Ketawanya malah makin manis menarik hati.   Terima kasih, Taysu, katanya dengan tersenyum, atas perintah Taysu mana Ie Ya dapat menolak? Nah Kong Tie suhu, marilah apa kau sudah siap sedia? Kong Tie memang dari setadian sudah siap sedia, ia pikir, meskipun namanya Ie Ya sudah sangat tersohor, rasanya dia ungkulan menjatuhkannya, Nanti, setelah ia peroleh kemenangan barulah ia dapat mempengaruhi sinona jelita ini, Siapa tahu muslihatnya akan berhasil dan dapati sicantik, biarpun umurnya dipendeki beberapa tahun rasanya ia rela asal dapatkan Ie Ya yang menggiurkan segala-galanya.   Aku sudah siap sejak tadi, nona.   Silahkan.   kata Kong Tie jumawa.   Ie Ya tidak sabaran, lantas saja ia menyerang kearah bahunya lawan.   Tapi Kong Tie cukup gesit untuk menghindarkan diri, ia sebenarnya sudah belajar silat dua puluh tahun lamanya, makanya ia jadi sangat sombong.   Diantara muridnya Tay Hong Hosiang, ada tiga orang yang tersayang dan dapat pelajaran tinggi, yalah pertama Kong Ci, kedua Kong Tie dan ketiga Kong Goan.   Antara tiga orang ini, adalah Kong Goan yang tertinggi kepandaiannya.   Kong Ci dan Kong Tie karena suka main perempuan dan main mabok-mabokan, maka tenaga dalamnya kurang sempurna.   Serangan susulan dari Ie Ya mengejutkan Kong Tie hingga ia mundur tiga tindak.   Tay Hong Hosiang marah melihat murid-nya keteter, ia sesalkan Sang muridnya tidak mau belajar dengan betul, sehingga serangan Ie Ya yang mudah saja ditangkisnya membuat ia mundur beberapa tindak.   Dalam bingungnya, Kong Tie dibikin terkejut ketika Ie Ya telah perlihatkan serangan dengan telapak Api Setan, yang mengeluarkan sinar warna hijau, ia tidak berani menerjang bahaya, karena serangan dengan telapakan tangan hebat itu, bisa membuat jiwanya melayang menemui raja akherat, maka sambil menangkis ia sambil mundur hingga gurunya yang melihat kejadian itu menjadi sangat murka, wajahnya pucat seketika dua mencaci muridnya.   416 Hei, Kong Tie, murid busuk.   Kau lantaran malas belajar dan suka berfoya foya inilah hasilnya ketemu tandingan berat, Kau rasakan sendiri.   Hmmm...   sayang aku punya nama yang harum jatuh karena murid semacam kau yang tidak berguna ini.   Kong Tie semakin bingung mendengar gurunya memaki kalang kabutan.   Kong Tie.   terdengar pula Tay Hong Hosiang memaki, kali ini, kalau kau tidak mati, aku akan jebloskan dirimu kedalam tahanan Im mo tong untuk menemui suhengmu kau mengerti? Perkataannya sang guru bukannya membuat semangatnya terbangun.   tapi ternyata ia berkelahi makin kacau.   Tidak heran kalau ia kedesak terus-terusan oleh Ie Ya yang tidak mengasih kesempatan padanya..   Wajahnya Ie Ya sudah kelihatan pucat, karena menahan amarahnya pada lawannya yang jumawa dan ceriwis itu.   Segera suatu pukulan kearah dada yang menentukan tak dapat di tangkis olen Kong Tie, ia merasakan dadanya sesak dan matanya berkunang- kunang.   Hatinya ketakutan, karena pikirnya ia sudah kena pukulan Api Setan dari telapakan tangannya Ie Ya.   Tanpa malu-malu ia telah menjerit.   Oh, suhu tolongilah jiwa murid mu akan melayang...   sambil sempoyongan memegangi dadanya yang barusan kena dihajar Ie Ya.   Sang guru sama sekali tidak bergerak dari tempat berdirinya.   Di lain pihak Ie Ya geli melihat lawannya menjerit minta tolong.   Ia segera lompat mundur dan segera sudah berada ditempatnya Tay Hong Hosiang.   Taysu, katanya, maafkan Ie Ya kurang hormat membuat Kong Tie suhu barusan menjerit minta tolong.   Tay Hong Hosiang ketawa-tawa.   Nona Ie tidak apa.   jawabnya, memang sepantasnya murid yang tidak berguna itu mendapat pelajaran dari kau.   Saat itu tampil kemuka, Kong Goan Hweshio yang merasa penasaran atas kelakuan Kong Tie, ia berkata pada suhunya.   Suhu Biarlah tecu mau minta pelajarannya beberapa jurus pada nona Ie....   Tay Hong Hosiang memang tahu bahwa muridnya yang lain, maka ia ingin juga menyaksikan bagaimana Kong Goan akan menandingi Lie lo-sat Ie Ya yang termasyur namanya maka ia menjawab.   Aku tidak keberatan kau maju, harap kau suka hati-hati- Ie Ya tidak menampik untuk bertanding dengan Kong Goan.   417 Silahkan mulai, suhu katanya, ketika mereka sudah berhadapan satu dengan lain- Kong Goan tak sungkan-sungkan lagi telah turun tangan, Angin pukulannya ternyata ada sangat hebat,jauh bedanya dengan Kong Tie.   Lawan yang sekarang lain gerakannya gesit dan lincah juga tenaganya ada jauh lebih kuat, hingga sukar kalau dilawan keras dengan keras, maka Ie Ya telah memberikan perlawanannya dengan sangat hati-hati.   Beberapa tipu pukulan dari Siauw-lim-pay telah dikeluarkan oleh Kong Goan-Ie Ya menggunakan ilmu mengentengi tubuhnya yang mahir, ia setiap kali menghindarkan pukulan Kong Goan yang berat dengan bagus sekali, hingga Tay Hong Hosiang yang melihatnya telah angguk-anggukan kepalanya.   Diam-diam dia mengakui bahwa Lie lo sat Ie Ya kepandaiannya tak dapat dipandang enteng.   Beberapa jurus telah dilewati, Ie Ya masih tetap memberikan perlawanan dengan roman yang tenang sekali, hingga Kong Goan Hwesio mengeluh dalam hatinya.   Perempuan ini, kepandaiannya tinggi, pantasan banyak orang sungkan mencari urusan dengannya, demikian pikir Kong Goan.   Nona Ie.   tiba-tiba Kong Goan berkata.   Kepandaianmu benar-benar hebat, Nah permisi aku menaruh bungkusan obat dahulu, kemudian kita bertempur lagi....   Kiranya Kong Goan bertempur dengan sebelah tangan yalah tangan kanan, sebab tangan kirinya mencekal bungkusan obat.   Ia tadinya memandang sangat enteng pada Ie Ya makanya juga ia menempur dengan satu tangan saja, siapa kiranya wanita yang dijadlkan lawannya itu bukannya wanita sembarangan yang hanya tahu dua tiga jurus saja dari serangannya yang dahsyat.   Oleh karena itu ia minta pertandingan sebentar untuk ia menaruh dulu bungkusannya.   Ie Ya lompat mundur dan berkata, Silahkan Kong Goan setelah menaruh bungkusan obatnya, lantas menghadapi pula Ie Ya.   Suhu, sebaiknya kau boleh keluarkan senjatamu untuk bertanding kata Ie Ya dengan manis bersenyum.   Kong Goan mendelik matanya, ia merasa dipandang rendah oleh sinona.   Baiklah katanya, Nah sekarang aku mau mencoba dahulu dengan tangan kosong apakah aku bisa menjatuhkan nona atau tidak? Ia berkata berbareng menyerang dengan gaya pukulan yang banyak perubahannya,jari tangannya saban-saban diulur, hendak menotok jalan darah yang berbahaya pada tubuhnya Ie Ya.   418 Pelahan-lahan kelihatan Ie Ya seperti di kurung oleh gaya pukulan Kong Goan-Kong Goan seperti yang sudah berlaku nekad akan mengambil jiwanya si nona.   Melihat jalannya pertandingan Tay Hong Hosiang diam-diam merasa girang dan kuatir.   Girang karena menyaksikan muridnya benar-benar telah meyakinkan pelajarannya dengan betul, ilmu pukulan pukulan yang diwariskan tidak percuma, sebab Kong Goan dapat menjalankan semua jurus jurus pelajarannya dengan baik sekali.   Kuatir, oleh karena ia sudah lama mensucikan diri untuk menebus dosa, tidak bisa melihat Kong Goan itu membunuh sasarannya, Pantangan membunuh ia sudah pegang lama, selama ia berbalik pikir ingin menjadi orang baik-baik.   Kong Goan diatas angin, tapi karena terus-terusan ia mengeluarkan tenaga keras, maka ia jadi lelah juga.   Melihat perubahan itu, Ie Ya mengambil over serangan.   Dengan tenaga lunak ia saban-saban menyerang lawannya.   Satu kali kedua kekuatan tenaga beradu, membuat Kong Goan merasa kaget, sedang Ie Ya telah mundur dikiranya kalah tenaga, maka dengan cepat ia memburu dan menyerang dengan hebat.   Ie Ya memutar badannya setengah lingkaran, menangkis perlahan, kemudian berkelit hingga serangannya Kong Goan mendapat tempat kosong.   Kong Goan hweshio tertawa dingin, pikirnya ia pasti menang, maka ia sudah menyimpan separuh tenaganya.   Tapi tiba-tiba suhunya berteriak.   Kong Goan awas.   Belum sampai ia engah ternyata sudah teriambat, sebab Lie lo sat sudah menyerang laksana kilat dengan telapakan tangan, Api Setan Kong Goan mundur sempoyongan dua tindak, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh si nona, untuk dengan kecepatannya yang luar biasa, ia sudah menyambar obat bubuk tadi dan melesat keluar kuil.    Pendekar Gila Dari Shantung Karya Kho Ping Hoo Kemelut Blambangan Karya Kho Ping Hoo Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini