Golok Sakti 17
Golok Sakti Karya Chin Yung Bagian 17
Golok Sakti Karya dari Chin Yung Tapi Kong Goan juga tidak mau tinggal diam, ia melesat menyusul, hingga si nona tidak sampai keburu melewati pintu keluar. "Nona Ie." Tegurnya. "Aku Kong Goan masih belum kalah, kenapa kau kabur siang-siang?" "Hmm." Ie Ya mengeram sambil tolak pinggang. "Aku barusan sudah berlaku murah tidak turun tangan kejam, tapi ternyata kau tidak tahu diri. Aku masih memandang mukanya Taysu, kan tahu?" "Ha ha ha..." Kong Goan tertawa. "kau jangan omong gede nah lihat aku unjuk kepandaian." Berbareng ia menyerang dua macam tipu pukulan- Tangan kiri menyerang dengan gelak tipu "Pencarkan bunga dengan cabang liu" Dan tangan kanannya menyerang dengan tipu "Orang sakti membunuh naga." Dua macam serangan yang amat lihay dan dilakukan secepat kilat. Ie Ya agak gugup, sebelumnya ia berdaya tahu-tahu bungkusan yang ada ditahannya sudah kena dirampas kembali oleh Kong Goan Hweshio. Si nona merasakan tangannya amat sakit. Saat itu Ie Ya mundur tiga tindak dan memerikea sikunya yang bertanda bekas tiga jari berwarna biru kehitam-hitaman ia terkejut, kiranya lawannya mahir dengan ilmu pukulan "Telapak tangan hitam", Baik juga lawannya tidak kejam, kalau tidak jiwanya sudah melayang atau sedikitnya, sikunya menjadi putus oleh serangan lawan yang demikian hebatnya. Tiba-tiba ia mendengar suara tertawanya Tay Hong Hosiang. "Nona Ie, kau tidak begitu merampas obat dari kita." Ie Ya sangat mendongkel hatinya. Ia sudah unjuk kepandaiannya demikian rupa, malah tadi dengan menyolok ia sudah dapat mengampuni jiwanya Kong Goan, tapi kelihatannya Tay Hong Hosiang tidak rela memberikan obatnya itu. Pikirnya, sulit ia dapat menolong Ho Tiong Jong. Ia periihatkan tertawanya yang manis luar biasa, itulah tandanya Ie Ya sudah sangat marah, ia memandang pada Kong Goan dengan sorot mata halus, tapi tajam dan membuat Kong Goan diam-diam merasa bergidik bulu tengkuknya. "Aku barusan lengah, lantaran kuatir Taysu turut campur tangan dalam urusan muridmu, sebab dua tangan melawan empat tangan mana bisa menang? Nah sekarang baik kita bertempur satu lawan satu, aku nanti dapat memperlihatkan kepandaianku yang istimewa." "Kau jangan omong gede." Menyelak Kong Goan dengan gusar. "Suhuku tidak nanti turun tangan mengeroyok kau meskipun beliau melihat aku dibinasakan olehmu. Nah, sekarang kau jangan banyak rewel lagi- mari kita bertempur lagi, untuk memastikan siapa yang lebih unggul. Kau boleh turun tangan jangan sungkan-sungkan terhadapku." Tay Hong Hosiang juga mendongkel mendengar katakatanya Ie Ya tadi, maka ia berkata pada muridnya. "Ya, Kong Goan, kau boleh bertempar dengannya jangan sungkansungkan lagi-" Kong Goan anggukkan kepalanya dengan pikiran lega suhunya mengijinkan ia turun tangan telengas, ia maju dua tindak dan lantas menyerang pada si nona dengan teIapakan tangannya. Lie-lo-sat Ie Ya kembali gunakan ilmu mengentengi tubuhnya yang istimewa untuk menyingkir dari serangan lawan- Kemudian, membarengi lawan tangannya menyerang tempat kesong ia menyerang, hingga Kong Goan terpaksa dari menyerang telah membela diri. Kedua pihak saling menyerang dengan seru, sepuluh jurus dengan cepat telah dilewati, pertandingan selanjutnya makin lama makin menarik hati, Kedua pihak telah mengeluarkan tipu-tipu pukulan simpanannya dan masing-masing tak mau mengalah terhadap lawannya. Betul mereka ada tandingan yang setimpal sekali- Dengan sangat hati-hati Kong Goan memberikan perlawanan atas serangan telapakan tangan Api Setan Lie losat Ie Ya yang ampuh. Ia tidak berani sembarangan memandang rendah lagi musuhnya, karena barusan ia sudah dapat pengalaman dan hampir-hampir ia rubuh di tangan si iblis wanita telengas. Si nona mengetahui musuhnya ada sangat gagah dan ulet, maka ia juga tidak segera dengan melakukan serangannya. Kalau tidak pasti- ia tidak melancarkan serangannya, karena itu berarti membuangbuang tenaga percuma saja. Tay Hong Hosiang duduk dikursi menonton didampingi oleh dua muridnya Kong Ci dan Kong Tie. dua hweshio yang hanya omongnya gede tapi kemampuannya tidak berarti- Mereka menyakeikan sutenya begitu kekeh memberikan perlawanan pada lawannya, bahkan merasa kagum dan diam-diam saja menyesalkannya memandang diri-nya yang sudah berlaku malas tidak belajar dengan sungguh-sungguh dari gurunya, hingga kepandaiannya kalah jauh apabila dibandingkan dengan kepandaiannya sang sute. Tay Hong Hosiang sementara menyaksikan jalannya pertempuran, diam-diam dalam hatinya dak dik dak juga menguatirkan muridnya akan menjadi pecundangnya Ie Ya. Dengan tidak terasa pertandingan sudah berjalan sampai dua ratus jurus. Betul-betul ada itu pertandingan yang hebat sekali dan mempesonakan dua-dua kelihatan masih kuat dan memperlihatkan perlawanan yang sama baiknya. Entah sampai berapa lama lagi pertandingan itu akan berjalan? Kong Goan Hweshio tidak percuma menjadi murid kesayangannya Tay Hong Hosiang, sebab seluruh kepandaiannya yang diajarkan oleh gurunya kepadanya, ia sudah dapat membuktikan semua itu telah diyakinkan dengan sebaik-baiknya, ia bertempur kali ini dengan sangat hati-hati dan tidak mengobral tenaganja dengan percuma oleh sebab mana sebagai lelaki ia ada lebih tahan lama bertempur, sebaliknya dengan Ie Ya kelihatan dengan tentu sudah mulai keteter dan lelah. XXVII. PENGARUHNYA GELANG BATU KUMALA. LI LO-SAT IE YA mulai kedesak. Tiba-tiba terdengar Kong Gosn membentak berbareng tubuhnya Ie Ya kelihatan sempoyongan. Ternyata ia kena pukulan telak. Kong Goan menggejar, satu pukulan keras mampir kena bahunya si nona, Ie Ya menjerit kesakitan, badannya tak tahan berdiri dan lantas rubuh semaput. "Bagus,bagus Kong Goan, kau betul-beul ada murid ku yang paling jempol" Terdengar si hweshio mengalem muridnya sambil unjukkan jari jempolnya. "Tapi lekas-Iekas kau berikan obat padanya, kuatir nanti dia cacat hidupnya, Nah ini ambil sebutir pil dari botol" Sambil keluarkan dari sakunya sebotol obat piL. Kong Goan menurut dan lalu menjemput sebutir kemudian diserahkan kepada Ie Ya untuk ditelannya. Bermula Ie Ya menolak, akan tetapi ketika dibujuk dan ia sendiri merasa tidak tahan dengan sakitnya pada bahunya yang barusan kena dipukul oleh Kong Goani maka ia terima juga dan lalu ditelannya. Ternyata obat pil itu benar benar manjur sebab dalam waktu sedikit saja Ie Ya rasakan rasa sakit dibahunya pelahan lahan telah hilang, hanya tinggal kesemutannya saja. Kemudian dengan roman bengis ia menyapa pada sekalian hweshio yang ada disini, lalu perdengarkan ketawa dingin- "Hmm..." Si nona menggereng. "kalian telah menghinakan aku, bagus,bagus. Satu hinaan yang aku tak dapat melupakannya, Kalau aku masih bernapas ada satu hari aku akan datang kesini lagi untuk membasmi kalian dan membikin rata ini kuil dari kawanan kepala gundul jahat." Mendengar perkataannya si nona, bukan main marahnya Kong Goan dan saudara saudara seperguruannya, tidak terkecuali Tay Hong Hosiang sendiri. Kepala kuil itu dengan mata mendelik telah berkata. "Hei kau ini betul-betul jahat hatimu, Baru saja ditolong jiwamu, lantas sekarang mengeluarkan perkataan yang bukan bukani betul-betul jahat" Ie Ya tertawa terkekeh kekeh, inilah tanda dari kemarahannya yang meluap luap. "Bagus, kau hweshio tua," Katanya dengan nada dingin. "kau kira dengan kepandaianmu sudah tidak ada yang berani membentur kau Hi hi hi-. kau keliru, Coba Tiong Jong tidak pingsan karena obat pulasmu yang celaka, tentu kalian tidak berani menghinakan aku." "Tiong Jong kenapa?" Memotong si hweshio tua. "Hi hi hi ...dengan satu Ho Tiong Jong saja cukup akan membasmi kalian kepala gundul yang jahat"jawab Ie Ya dengan suara mengejek. Tay Hong Hosiang tertawa bergelakgelak "Nona Ie." Katanya. "kalau kau sendiri, biarpun kau belajar lagi dua puluh tahun masih bukan tandinganku, Nah, kau barusan bilang Ho Tiong Jong yang dengan seorang diri dapat membasmi kuilku, aku kepingin lihat apa betul omonganmu?" "Tidak percaya? Kau boleh buktikan sendiri kalau Ho Tiong Jong siuman dari pingsan." Jawab Ie Ya dengan mantap. "Kong Goan- panggil sang suhu. "Ambil obat pemunah yang aseli- kasihkan pada Ho Tiong Jong supaya dia siuman dari pingsannya. Biarlah dia mengadu tenaga dengan aku apa benar seperti katanya nona Ie dan sangat gagah dan dapat membasmi kita semua. Lekas jalan." Kong Goan masih ragu-ragu karena kuatir ditipu oleh Ie Ya. Tapi gurunya melotot kepadanya dan berkata lagi. "Lekas pergi, kenapa? Apa kau takut? Kita malang melintang didunia kang-ouw tidak takut akan segala orang, masa oleh satu Ho Tiong Jong saja takut?" Kong Goan terpaksa menurut perintah, sebentar lagi ia sudah kembali dan atas pengunjukan Ie Ya, Kong Goan pergi ke tempat Ho Tiong Jong digeletaki. Di sana ia telah memberikan obat pemunah itu dicekeki kemulutnya. Tidak lama, Ho Tiong Jong sudah mendusin dan bebangkis beberapa kali- semangatnya pulih kembali- rasa mabok hilang. Matanya menyapu kesekitarnya dan melihat ada Kong Goan tidak jauh berdiri dari padanya. Cepat Ho Tiong Jong melompat bangun, Kong Goan kaget dan lompat mundur. Ho Tiong Jong mengawasi pada si kepala gundul. Pikirnya, barusan sudah kena ditipu Kong Cie Hweshio, maka kepala gundul yang berdiri didepannya ini tentu juga ada kambratnya dan kuil disitu diberdirikan bukan tempat orang mensucikan diri, tapi dipakai untuk melakukan kejahatan. dalam beberapa tahun ini entah berapa banyak korban sudah terjatuh dalam kuil busuk ini? Demikian ia menanya pada dirinya sendiri. Seketika itu matanya melotot mengawasi pada Kong Goan- "Kepala gundul," Bentaknya "Sudah berapa banyak kalian menjebak orang dan dibikin susah? sekarang kau disini berjumpa dengan aku si orang she Ho. jangan harap bisa berlalu lagi dari tempat ini sebelumnya mendapat persen tendanganku" Pemuda menutup bicaranya dengan satu serangan hebat. Kong Goan Hweshio miringkan badannya danpasang kudakuda yang dinamai Cit-seng.poo, (tindakan tujuh bintang)jarinya berbareng diulur untuk memotong sikunyu Ho Tiong Jong. "Bagus." Kata Ho Tiong Jong. "ilmu silatmu baik sekalisayang kau gunakan untuk kejahatani" Sambil berkata ia menyodorkan sikunya dengan sengaja untuk ditotok Kong Goan Hweshio ada murid tersayang dari Tay Hong Hosiang, kepandaiannya sudah tinggi- ia mahir dalam ilmu Telapakan tangan hitam "Cengkeraman Rajawali dan Dengan jari menaklukan naga. Pikirnya salah satu saja ilmu ini ia gunakan pasti akan dapat merubuhkan musuhnya. Maka ketika ia melihat Ho Tiong Jong menyodorkan sikunya yang diarah, dalam hatinya pikirnya. "Kau cari mati sendiri." Tapi ternyata tidak begitu gampang Kong Goan dapatkan makeudnya karena begitu -jarinya hampir menyentuh siku lawan, Ho Tiong Jong dengan gesit menarik pulang dan berbareng ia menyerang dengan telapakan tangannya. Kakinya juga tak tinggal nganggur dan melayang kepada Kong Goan-Serangan secepat kilat itu diluar dugaannya si kepala gundul, hingga saat itu ia rasakan pahanya sangat sakit dan tubuhnya terbang sampai dua tumbak jauhnya. Hebat tendangan Ho Tiong Jong, sebab Kong Goan terdengar merintih kesakitan tulang pahanya patah. Ho Tiong Jong mengawasi hweshio yang ia tendang terbang tadi dengan mata beringas "Kau bukankah kepala gundul yang membikin aku pingsan tadi kemana dia perginya, hayo kau lekas kasih tahu." Kong Goan Hwesho tidak menjawab, ia terus merintihrintih kesakitan- "Hei- kau diam saja? Lekas kasih tahu, ada siapa lagi kepala gundul jahat dalam kuil ini- boleh panggil keluar supaya dapat membalas sakit hatimu?" "Tiong Jong," Katanya Kong Goan dengan sangat gusar "Kau jangan pergi dahulu, sebentar kalau guruku datang kau boleh rasakan pembalasan atas perbuatanmu yang sudah melukai aku..." "Tidak perduli kau punya guru atau su-couwmu sekali aku si orang she Ho tidak akan gentar barang seujung rambut dan-.." Ho Tiong Jong berhenti bicaranya karena mendengar suara orang ketawa panjang, itulah suara ketawa dari seorang yang mempunyai tenaga dalam yang mahir sekali-Pemuda biar bagaimana juga agak terkejut mendengarnya. Cepat ia menoleh kebelakang, disitu ternyata sudah berdiri Tay Hong Hosiang tengah bersenyum-senyum kepadanya. Kong Goan Hweshio saat itu sudah menelan pil untuk menghilangkan rasa sakit, ia berkata pada gurunya "Suhu, maafkan tecu yang tidak berguna, barusan dijatuhkan oleh Ho Tiong Jong." "Tidak apa. memang kau bukan tandingannya. Biarlah aku yang akan membalas kekalahanmu," Demikian kata si hweshio tua kemudian ia berpaling kepada Ho Tiong Jong dan berkata. "Tiong Jong kau terlalu kejam terhadap muridku yang telah menolong kau dari pingsanmu." Ho Tiong Jong agak kaget mendengar perkatannya Tay Hong Hosiang. "Aku tidak tahu dia telah menolong aku, karena dia tidak mau omong ketika aku menyerang padanya?"jawab Ho Tiong Jong. "IHmm... kau memang satu pemuda sombong." Kata Tay Hong Hosiang^ "Aku bukan sombong. aku benci kepada kalian yang membokongku dengan obat tidur. Kalau benar kalian laki-laki boleh maju satu demi satu atau sekaligus menghadapi aku siorang she Ho, jangan membokeng orang." "Tutup mulut" Bentak Tay Hong Hosiang yang mendongkel hatinya. "Mari mari, ikut aku ketempat yang lebar. Aku memang hendak menjajal kepandaianmu yang disohorkan sangat jempolan" Ho Tiong Jong tidak takut. "Baiklah dimana saja kau menantang aku berkelahi aku akan iringi dengan senang hati." Sesampainya disatu tempat yang cukup lebar untuk berkelahi, tampak tidak jauh dari Ho Tiong Jong ada Li-lo sat yang sedang berdiri dengar muka marah, karena masih merasa ngilu bekas luka tadi bertanding dengan Kong Goan- "Hei- enci Ie Ya ada disini?" Kata Ho Tiong Jong ketika matanya menyapu kearah-nya. Perkataannya sipemuda disambut dengan anggukkan kepala, pikirnya malam itu pasti Ho Tiong Jong dapat menghajar si hweshio tua dan anak buahnya. Hatinya Nona Ie girang melihat si pemuda dalam keadaan segar, Matanya lalu melirik pada Kong Goan Hweshio, sambil tertawa geli ia berkata. "Kong Goan suhu, apa aku bilang? Kau kini rasakan kelihayannya Tiong Jong, bukan saja kau merasakan kesakitan, tapi tulang-tulang pahamu sudah remuk Rasakan sendiri enak tidak dalam keadaan begitu Hi hi hi" Kong Goan sangat g usar, matanya mendelik. "Budak hina, kau jangan banyak bacot, Kau juga boleh merasakan hadiahku barusan bukan?" Ho Tiong Jong kaget, Pikirnya, apa Ie Ya telah mendapat luka? ia mengawasi lebih teliti pada Ie Ya, lantas ia dapat kepastian bahwa Ie Ya tentu mendapat luka parah tulangnya, karena tampak telah mengucurkan banyak keringat disebabkan menahan rasa sakit pada lukanya itu. "Enci Ie, apa kau terluka oleh mereka?" Tanyanya dengan hati gelisah. Ie Ya pake akan bersenyum, kepalanya dianggukkan. Ho Tiong Jong menggereng. "Enci Ie, kau jangan banyak berjalan- Tunggu aku disitu, aku akan membalaskan sakit hatimu" Ia berkata dengan gagah. Golok Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "jangan jumawa Ho Tiong Jong," Kata Tay Hong Hosiang sambil tertawa dingini "Kau tidak perlu membuang banyak tempo bercakap-cakap dengan budak jahat itu. Nah. bersiaplah untuk menerima seranganku" "Hweshio tua,"jawab Ho Tiong Jong "kau yang jahat, tapi mengatakan orang lain jahat, sebenarnya api artinya perkataanmu itu?" "Dia budak jahat, seperti juga dengan kau. Sudah ditolong masih berani mengeluarkan perkataan yang bukan-bukan...." "Hwesio tua, Keluarkan kepandaianmu. Kau jangan banyak membusuki orang" Menantang Ho Tiong Jong dengan gagah. Tay Hong Hosiang yang selama malang melintang dalam kalangan Kangouw belum pernah mendapat hinaan seperti itu, bukan main marahnya. Dalam hatinya berpikir, malam ini ia harus membuka pantangan membunuh, ia harus mengambil jiwanya anak muda didepannya yarg sangat sombong itu. Kalau tidak diberi rasa, tentu ia akan mengelunjak terusterusan kepada orang yang lebih tua. Memikir ini lantas ia salurkan tenaga dalamnya ke telapakan tangannya. Berbareng dengan bentakan "awas" Ia menyerang hebat sekali- Angin pukulannya ada begitu dahsyat, apa lagi kalau orang kena pukulan telapakan tangannya yang dahsyat itu. Disekitar satu tumbak terasa sekali menyambarnya angin pukulan hweshio itu. Ho Tiong Jong terperanjat, ia tidak menduga kalau lawan tuanya ini ada mempunyai kepandaian demikian tinggipikirnya ini tidak boleh sembarangan. Serangan Tay Hong Hosiang tadi disambut dengan ilmu Kim ci Gin-ciang yang ia dapat pelajari dari Kho Kie, si orang aneh yang bisa masuk kedalam tanah. Tay Hong Hosiang tidak menduga sianak muda dapat memunahkan serangannya begitu mudah, diam-diam ia mengagumi juga kepandaiannya sang lawan yang muda belia. Pikirnya pantasan ia tekebur, Kalau begitu ia ada isinya? Mereka serang menyerang dalam jarak setumbak, keduanya melancarkan pukulannya dengan tidak sungkansungkan lagi tapi sangat hati-hati sebab masing-masing mengetahui lawannya ada berkepandaian sangat tinggi. Setiap kali Tay Hong Hosiang melancarkan serangannya, telah menerbitkan suara keras. Batu dan pasir pada beterbangan karena kesampok oleh anginpukulannya. Lihay sekali ilmu silatnya, Kalau saja yang menjadi lawan bukannya Ho Tiong Jong, terang-terang sudah dibikin terjungkal atau dibikin terbang tubuhnya kena angin pukulannya si hweshio tua yang luar biasa hebatnya. Melihat kepandaiannya lawan ada demikian tinggi, Ho Tiong Jong memberikan perlawanan lebih hati-hati lagi, jangan sampai kena dipecundangi mentah-mentah. Malah hatinya sudah mengambil keputusan, ia harus menang, ia mesti dapat menjatuhkan lawannya untuk mencuci hinaan atas diri-nya enci Ie nya. Sayang maksudnya tak tercapai, karena hweshio tua yang dihadapannya itu bukan sembarang jago silat, ia sangat lihay karena ia sudah menguasai ilmu Tat Mo Sin-kang (tenaga saki Tat Mo) dari Siauw lim-pay. Bagaimana juga Ho Tiong Jong coba mendesak dan menguasai musuhnya, ternyata telah gagal. Ketika ia hendak mencabut goloknya untuk dipakai bertempur, ternyata sudah terlambat. Karena serangan dahsyat dari Tay Hong Hosiang yang dibarengi dengan tenaga dalam yang ampuh membuat Ho Tiong Jong terpental sampai dua tumbak. Ia merasakan dadanya sesak dan darah hidup hendak keluar dari mulutnya. Ho Tiong Jong sebisa-bisa menelan lagi darah hidup yang hendak keluar dari mulutnya itu, sambil mendengarkan Tay Hong Hosiang berkata. "Hmm Ho Tiong Jong, kini kau tak dapat mengunjuk kesombonganmu lagi- pukulan barusan tidak sembarangan orang dapat menangkisnya. Dalam dunia Kangouw yang dapat menahan seranganku itu boleh di hitung dengan jari." "Kepala gundul" Bentak Ho Tiong Jong. "Aku Ho Tiong Jong baru terhitung kalah kalau sudah tidak bernapas lagi- Siapa takuti dengan pukulanmu, mari maju lagi" Ia menentang sambil menghunus goloknya. Tampak tubuhnya Tay Hong Hosiang melesat tinggi seperti burung garuda saja. dengan jubahnya yang berkibaran ditiup angin, ia turun dan berdiri tegak didepan Ho Tiong Jong yang sudah siap dengan goloknya. Ho Tiong Jong tidak banyak rewel lagi, lantas saja mulai menyerang dengan hebat, ilmu golok keramatnya yang terdiri dari delapan belas jurus telah dimainkan dengan bagus sekali- "Iiih...." Seru Tay Hong Hosiang heran. "Dari mana Tiong Jong dapat ilmu golok Siauw lim pay ini?" Tanyanya dalam hati. Pikirnya, ilmu golok keramat dari Siauw lim pay dimainkan begini bagus oleh Tiong Jong, sukar didapatkan keduanya diantara murid- murid. Siauw lim-pay dari tingkatan yang sepantaran dengan sipemuda . Meskipun demikian bagus dan hebat tipu-tipu serangan dari ilmu golok delapan belas jurus itu, menghadapi Tay Hong Hosiang ternyata tidak ada gunanya, sebab hweshio tua sudah mahir dengan ilmu pemunahnya dan setiap kali Ho Tiong Jong menyerang selalu mendapat sasaran kosong. Diam-diam ia menjadi heran, Pikirannya. "kepala gundul tua ini sangat hebat ilmu silatnya." Tapi Ho Tiong Jong tidak tahu bahwa lawan dihadapannya itu ada murid Siauw limpay yang pandai dan tinggi ilmu silatnya. Ie Ya dilain sudut berdiri menjublek, terpesona oleh kepandaian Ho Tiong Jong, pemuda itu ternyata lebih hebat jauh kepandaiannya dibanding dengan waktu tempo hari telah ketemu dengannya. Apa lagi kalau di ingat, Ho Tiong Jong maju dalam pertempuran itu adalah hendak membela pada dirinya, pikirnya ia rela dirinya mendapat luka oleh pukulannya Kong Goan Hweshio, lantaran membela si pemuda, sebab sekarang ia menyakeikan dengan mata kepala sendiri Ho Tiong Jong bertempur mati matian adalah untuk kepentingan dirinya. Melihat ilmu golok keramatnya tak dapat menyentuh ujung jubahnya saja si kepala gundul yang lihay, Ho Tiong Jong lantas merubah ilmu silatnya dengan Tok liong Ciang hoat dicampur dengan ilmu silat lain-nya, serangan yang dilancarkan olehnya sangat hebat dan indah sekali,jalannya begitu cepat dan sukar diduga lawan-Diam-diam Tay Hong Hosiang berpikir anak muda ini tidak dinyana sudah mencangkok banyak kepandaian dari berbagai partai,Baiknya saja ia yang melayani dan kalau saja orang lain, siang-siang sudah tentu akan menjadi pecundang Ho Tiong Jong. "Bocah" Bentaknya. "Kau sudah mencuri banyak ilmu serangan hebat dan berbagai partai, boleh dikatakan kau lihay juga, Nah sekarang kau kembalikan itu ilmu golok delapan belas jurus dari Siauw-lim-pay..." Ia berkata sambil merubah gerak serangannya lebih cepat dan lebih berat menindih musuh-nya, itukah ilmu "Tat Mo Sin kang" Yang jarang ia gunakan, kalau tidak terpaksa karena menghadapi musuh berat. Dari situ sudah terbukti bahwa Ho Tiong Jong masuk kelas berat, makanya Tay Hong Hosiang sudah mengeluarkan ilmu simpanannya itu. Kini Ho Tiong Jong benar dibikin terkejut. ia tak menduga sama sekali kalau hweshio tua ini ada tinggi kepandaiannya Diam-diam ia mengeluh dalam hatinya karena pengharapan ada sangat kecil untuk merebut kemenangan. Kalau bisa berakhir seri saja sudah bagus. Tapi bagaimana juga tentu si kepala gundul tidak mengampuni kepadanya karena ia sudah berkata sombong dihadapannya. Lie lo sat Ie Ya melihat jagonya keteter, bukan main cemas hatinya. Sayang ia tidak bisa bergerak, coba kalau ia tidak terluka, niscaya ia akan ceburkan diri membatu Ho Tiong Jong melawan Tay Hong Hosiang mati-matian. Ia hanya bisa menjerit-jerit saja memaki kalang kabut kepada Tay Hong Hosiang. Mendengar jeritan jeritan Ie Ya, membuat banyak hweshio dalam kuil itu sudah pada keluar datang menonton perkelahian yang sangat seru itu. Tekanan Tay Hong Hosiang makin dirasakan berat, Ho Tiong Jong sudah tidak tahan melayaninya, Pikirnya untuk mencegah kekalahannya ia harus kembali mainkan ilmu golok keramatnya yang dapat melindungi dirinya dari kekalahan Tapi kegesitannya Tay Hong Hosiang, ternyata ada lebih hebat dari matanya Ho Tiong Jong. Karena seketika ia menyerang dengan telapakan tangannya laksana kilat dan sipemuda tubuhnya sudah dibikin melayang sampai jauh tiga tumbak baru jatuh ia terhuyung-huyung dengan memuntahkan darah segar, matanya berkunang kunang dan ia tak tahan berdiri lama, lantas rubuh tidak sadarkan dirinya lagi-Li-lo sat Ie Ya menjerit. Ho Tiong Jong tampak menggeliat ditanah dengan didampingi oleh goloknya, tangannya mengeluarkan darah, rupanya kena goresan senjata tajam itu. Darah berceceran bekas tadi ia muntahkan dari mulutnya. Mukanya pucat seolah-olah ia sudah jadi mayat saat itu. Lie lo-sat Ie Ya dengan paksakan diri perlahan-lahan jalan menghampiri sipemuda, kemudian jatuhkan diri memeluk tubuh sipemuda dan menangis. "Tiong Jong, ah, kau... kau selalu menderita saja dalam hidupmu. Karena hendak mencuci maluku maka kau sudah berkorban begitu. Oh Tiong...." Li-lo-sat Ie Ya nangis menggerung-gerung. Sebenarnya ada sangat ganjil kejadian saat itu. dimana Ie Ya keluarkan tangisan menggerung-gerung, Karena Ie Ya yang terkenal dengan julukannya Wanita Telengas dan Kejam, belum pernah mengucurkan air mata, apa lagi menangis menggerung gerung seperti itu. Itulah karena rasa cintanya yang sangat besar terhadap dirinya Ho Tiong Jong yang kini menggeletak dalam keadaan setengah mati. Tangannya yang halus meraba-raba pipi-nya dan matanya yang tertutup coba dibukanya, sambil dengan suara pelahan ia memanggiL "Tiong Jong kau jangan tinggalkan aku... Tiong Jo.... ng..." Keadaan Ie Ya saat itu mengharukan sekali siapa yang lihat. Tiba-tiba terdengar suara bentakan keras. "Hayo kalian pergi dari sini!!" Itulah kata suaranya Tay Hong Hosiang yang menyuruh semua muridnya pada pergi meninggalkan tempat itu, hanya disitu ketinggalan ia dan muridnya yang tersayang, yalah Kong Goan Hweshio, bersama Ie Ya dan Ho Tiong Jong yang dalam pingsan- Lie Io sat Ie Ya yang sedang menangisi Ho Tiong Jong tidak merasa kalau Tay Hong Hosiang sudah berdiri didekatnya. Terdengar ia tertawa dingini "IHm kau juga ingin merasakan pukulanku seperti yang dirasakan oleh Tiong Jong ?" Li-lo sat Ie Ya susut air matanya, kemudian mengawasi pada Tay Hong Hosiang dengan sorot matanya yang gusar sekali- "Hweshio tua, kau boleh bangga dengan ilmu pukulanmu yang kejam itu, tapi ada satu hari aku Ie Ya akan datang kembali kesini akan membuat perhitungan." "Ha ha ha...." Tertawa Tay Hong Hosiang "Kau mau membuat pembalasan? Lagi dua puluh tahun kau belajar masih bukan tandinganku kau mengerti?" Ie Ya tak menjawab ia kertak gigi dan gigit bibirnya sampai berdarah saking menahan rasa gusarnya yang meluap luap, Sayang ia dalam terluka didalam tubuhnya, coba ia dalam keadaan segar, meskipun tahu dirinya tidak bakalan menang, ia pasti akan menerjang si hweshio tua dengan nekad. Sambil membongkekkan badannya mengambil golok wasiatnya Ho Tiong Jong, Tay Hong Hosiang telah berkata "Aaa... ini golok Lam thian to. memang tadinya ada milik keluarga Seng, tapi sekarang akan menjadi miliknya gereja Kong ben sie disini, Ha ha ha..." "Tak tahu malu" Membentak Ie Ya. "Sudah membunuh orangnya, sekarang mau merampas miliknya, apakah itu yang dinamai seorang pemeluk agama Buddha? Hmm..." Tay Ho Hosiang mendelik matanya. "Kau tangisi juga percuma dia tokh bakalan mampus, Bocah macam begini..." Kakinya berbareng diangkat hendak menendang tubuhnya sipemuda tapi mendadak kaki itu cepat ditarik pulang karena pandangan matanya kebentur dengan suatu benda yang keluar dari sakunya Ho Tiong Jong. Dekat tangannya yang berdarah ada nongol dari sakunya Ho Tiong Jong itu gelang batu kumala hijau yang membuat matanya si kepala gundul menjadi terbelalak heran. Entah apa sebabnya, dengan lantas saja jatuhkan dirinya dan menjemput keluar benda tadi dari sakunya Ho Tiong Jong. Setelah diselidiki dengan seksama bahwa benda itu ada yang tulen, maka seketika itu juga sambil menjunjung gelang batu kumala dengan kedua tangannya diatas kepalanya ia berlutut tambil mengucapkan rasa menyesal yang sangat besar, katanya. "Susiokcouw, maafkan tecu yang berdosa, Tecu tidak mengenali kalau Tiong Jong ada utusan susiokcouw, oh..^. tecu telah berbuat dosa besar sekali..." Kong Goan Hweshio yang berada tidak jauh diri situ, melihat gurunya dengan tiba-tiba berlutut sambil menjunjung gelang batu kumala, ia lantas mengerti dan ia juga turut berlutut sambil kemak kemik berdoa supaya perbuatan suhunya pun diampuni oleh susiok-cownya paman dari guru sang suhu. Kong Goan berlutut dengan susah payah, peluh mengucur deras, karena ia menahan rasa sakitnya ia di kena ditendang oleh Ho Tiong Jong. Lama keduanya suhu dan murid pada berlutut menghormat benda kepercayaan partai itu, hingga Ie Ya yang tidak lahu sebab-sebabnya menjadi keheran-heranan. Ia tidak berkata apa-apa karena perhatiannya terus ditujukan kepada Ho Tiong Jong yang keadaannya sangat berat. Entah, pemuda itu dapat ketolongan atau tidak jiwanya? Tapi dilihat keadaan lukanya demikian rupa, rupanya pengharapan ada kecil sekali- Hatinya si nona sangat gelisah, perasaan duka, menyesal dan marah mengaduk jadi satu dalam otaknya, hingga ia juga hampir pingsan tak dapat menahan perasaan demikian itu. Tak lama Tay Hong Hosiang diikuti oleh muridnya telah bangkit berdiri dan berkata pada Ie Ya. "Nona Ie,kau ada sahabat dari utusan susiokeouw kamikini kau juga terluka, betul-betul membuat hatiku sangat menyesal. Tapi Nona Ie, harap kau jangan kuatir jiwanya Tiong Jong sebab dia tidak apa-apa." Dengan tidak menanti Ie Ya menjawab lagi, Tay Hong Hosiang sambil membawa gelang batu kumala hijau tadi telah berlalu dan masuk kedalam ruangan kelenteng. Setelah ia berlalu, Ie Ya lalu memeriksa jalan darahnya Ho Tiong Jong, ia girang, karena jalan darahnya si pemuda ada normal, ia rupanya hanya pingsan saja, sekarang dapat ia pikirkan kejadian barusan dimana Tay Hcong Hosiang dengan muridnya telah beriutut menghormat kepada benda yang keluar dari saku bajunya Ho Tiong Jong. Perkataan si hweshio tua tadi ketika meninggalkan ia. apakah bermaksud hendak memberi pertolongan kepada Tiong Jong atau bagaimana, ia tidak tahu, ia terus menanti disitu sambil saban-saban mengusap-usap pipinya sipemuda yang telah memikat hatinya itu. "Dia cakap dan gagah, sungguh jarang didapatkan lelaki seperti dia." Demikian ie Ya berkata dalam hatinya sendiri. Ia memeluk pemuda tampan yang sedang pingsan itupelahan-lahan menempelkan mulutnya itu yang kecil mungil diatas pipi yang cakap itu, lalu rapatkan pipinya pada pipi si pemuda dan air matanya kelihatan bercucuran mengalir pada pipinya yang halus menyebrang kepipinya pemuda pujaannya itu. oh. Semua kecintaan yang tulus murni dari seorang wanita yang kejam telengas dinyatakan oleh air matanya dan oleh kelakuannya yang sangat menyayang dan memuja, Entah lah, bagaimana hatinya tiong long akan berdebaran atau seperti hendak lompat dari tempatnya, apabila ia hadapkan dalam keadaan sadar itu ciuman halus dari mulut yang kecil mungil dan pipi cantik yang halus ditempelkan kepada pipinya? Sebentar lagi Ie Ya terkaget dan lepaskan pelukannya pada tubuh si pemuda, ketika mendengar tindakan orang mendatangi Kiranya yang datang itu ada empat orang hweshio muda dengan membawa usungan untuk membawa Ho Tiong Jong, Sampai didepannya Ie Ya, salah satu antaranya empat hweihlo itu berkata. "Nona, atas perintah suhu, kami berempat hendak membawa Ho sicu kedalam untuk diberi pertolongan lukanya yang parah itu." "Terima kasih " Kata Nona Ie dengan penuh rasa sukur. "silahkan suhu sekalian membawanya dia ketempatnya Taysu." Empat hweshio muda itu dengan sebat sudah angkat tubuhnya Ho Tiong Jong dibaringkan diatas usungan, kemudian digotong oleh mereka berempat ke dalam kelenteng dengan diikuti oleh Ie Ya sambil mengucurkan air mata. Entahlah, air mata yang mengalir saat itu dari kedua tela kupan matanya yang indah itu, apa air mata kedutaan atau air mati kegirangan ? Ho Tiong Jong dibawa kedalam satu ruangan yang cukup besar, keadaannya sangat bersih, dimana hanya terdapat satu tempat pembaringan dari batu pas untuk seorang. Diatas pembaringan ini tubuhnya Ho Tiong Jong direbahkan- Lain dari itu ada satu meja dekat pembaringan ini, diatasnya ada satu koper entah isinya apa? Beberapa kursi ditaruh berjauhan dengan pembaringan dan meja tadi. Ie Ya duduk pada salah satu kursi tadi senang hweshio muda menanti disekitarnya IHo Tiong Jong berbaring. Kiranya itu ada pembaringan untuk orang dioperasi, sedang koper diatas meja itu berisi perkakas untuk melakukan pembedahan itu. Tak lama muncul Tay Hong Hosiang diantar oleh Kong Goan, Hanya satu hweshio yang menggotong Tiong Jong tadi dikasih tinggal terus dalam kamar itu, yang lainnya disuruh keluar. Kemudian Tay Hong Hosiang membuka jubahnya, tangannya menggunakan sarung tangan- . menyuruh Kong Goan untuk membuka pakaiannya Ho Tiong Jong untuk diperiksa di bagian tempat lukanya. Jago muda itu ternyata mendapat luka di bagian dadanya kedapatan ada tanda biru yang selang berubah menghitam. Golok Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Nona Ie. Kau tidak boleh datang dekat "kata Tay Hong Hosiang pelahan, ketika melihat si nona bangkit dari duduknya dan menghampiri. Kiranya si nona merasa kaget ketika pakaiannya sipemuda dibukai, curiga sipemuda akan di aniya oleh dua hweshio itu. Tapi Ie Ya tidak mau berlalu. "Maafkan Tay-su, bagaimana juga aku tak dapat ber-jauhan dengannya, Dia ada sahabatku yang paling baik..." Demikian ie Ya berkata dengan suara yang seperti mau menangis. Tay Hong Hosiang terharu mendengarnya ia merasa kasihan pada si nona yang juga perlu harus di tolong lukanya. Maka ia biarkan saja si nona mengikuti jalannya, ia membedah lukanya Ho Tiong Jong, Meski Ie Ya tidak pernah berkedip bila membunuh orang, kini ia melihat pemuda pujiannya dibedah, tak tahan merasa ngeri dan menutupi mukanya dengan tangannya, sambil terisak-isak menangis pelahan- Ternyata Tay Hong Hosiang rupanya sudah biasa membedah cara demikian, ia sangat sebat, sebab sebentar saja Ho Tiong Jong sudah dibalut lukanya setelah pada bagian yang dibedah diberi obat yang manjur. Setelah beres, memberi pertolongan pada Tiong Jong, lantas ia suruh muridnya yang ada disitu mengambil kursi. Kapan tempat duduk itu sudah berada didekatnya lantas berkata pada Ie Ya. "Nona Ie, kau juga harus kutolong. Kau duduklah dan buka bajumu." Ie Ya tampak bingung. Matanya mengawasi pada Tay Hong Hosiang kemudian pada Kong Goan dan sutenya, Tay Hong Hosiang lantas saja mengerti, sambil ketawa ia berkata. "Kong Goan dan Seng Hay keluar dulu sebentar " Dua orang itu tidak disuruh sampai dua kali, karena mereka juga lantas mengerti sendiri. Mereka lalu keluar dan merapatkan pintunya lagi Kini Tay Hong Hosiang tinggal berduan saja dengan Ie Ya, dikecualikan Ho Tiong Jong yang masih rebah pingsan. "Taysu, kau benar pintar." Si nona ketawa manis sambil menekap mulutnya yang mungil. Kemudian tanpa disuruh lantas menghampiri kursi dan duduk disitu. Tay Hong Hosiang hanya ketawa saja, Kiranya Ie Ya merasa malu barusan, kalau ia harus membuka baiknya disaksikan oleh dua hweshio muda tadi. Kini ia hanya berhadapan dengan Tay Hong Hosiang yang sudah lanjut usianya dan boleh dijadikan engkongnya, ia tidak malu-malu lagi. "Nona Ie, bukalah bajumu....!" Menyuruh Tay Hong Hosiang, ketika si nona masih diam saja duduk dikursinya. "Taysu, maafkan aku, Rupanya aku harus membuat Tay su berabe juga untuk menolong lukaku, karena aku sendiri tak dapat membukanya sendiri, karena tanganku dirasakan linu dan sakit..." "ooo, begitu...." Berbareng sihweshio tua mendekati Sinona dan membuka sebagian bajunya di bagian bahunya yang terluka. Bahu yang putih mulus dan lengan yang halus lunak lantas tertampak didepan matanya Tay Hong Hosiang. Ia kesima menyaksikan apa yang dilihatnya. Matanya ketika kebentrok dengan sepasang matanya si nona yang halus merayu dan senyumannya yang membuat ia melamun, tibatiba dirasakan hatinya tergoncang. "No..na..., Ie, kau ..." "Aku kenapa, Taysu ." Li lo sat Ie Ya sebagai iblis wanita yang banyak pengalaman dalam kalangan Kang-ouw sudah lantas dapat menangkap perkataan yang diucapkan dengan gaga gugu itu. Si kepala gundul kesima oleh kehalusan kulitnya, terpesona oleh kecantikan dan sorot matanya yang merayu. Tapi ia tidak keder menghadapi perubahan itu. "No... na... le, kau.... kau cantik sekali, Wanita yang paling cantik dalam dunia...kau..." "Aku sudah bosen mendengar kata kata semacam itu." "Tapi nona, memang benar kau cantik.." PENGORBANAN TENAGA DALAM Ie Ya kerengkan matanya yang galak sambil bersenyum simpul. hweshio tua itu berontak hatinya tiba-tiba timbul napsu jahatnya mengawasi pada si nona dengan mata beringas. "Aku cantik, habis kenapa?" Tanya Ie Ya tertawa. "oh, nona Ie. kau, kau, .." Ia sudah tak dapat mengendalikan napsu-nya, seketika itu ia menubruk sinona dan memeluknya mulutnya menciumi bahu dan lengan nona Ie dengan bernapsu. Bahu dengan lengan yang halus laksana kapas itu jadi sasaran mesra dari hidung dan mulutnya Tay Hong Hosiang, Herannya Ie Ya tinggal membiarkan saja si hweslo tua mengumbar napsunya menciumi bahu dan lengannya tapi ketika Tay Hong Hosiang tangannya mulai menggerayang hendak membuka kancing bajunya ia mencegah dan berkata dengan suara dingin. "Tay-su kau sadariah..." "Tidak. nona Ie..." Kata si hweshio tua dengan suara parau, karena tak dapat menahan getaran napsu birahinya.. "Tay Hong Taysu." Terdengar pula suara si nona berkata dengan suara halus tapi dingin "kau menyebutlah omitohud." Perkataan- omitohud, yang diucapkan si nona, seolah-olah kalajengking yang menggigit tangannya si hweshio tua sebab dengan gemetar seketika itu ia melepaskan pelukannya dan mundur dua tindak, matanya mengawasi pada si nona seperti yang ketakutan- "Tay-su." Melanjutkan si nona. "Dua puluh tahun sudah kau cuci tangan dan hendak kembali menjadi orang baik-baik apakah tidak sayang ketekunan itu menjadi punah karena bertindak? Apakah tidak akan menyesal seumur hidupnya, hanya kesalahan sendiri tak dapat menindas napsu jahat, membuat kesujudanmu memuji sang Buddha dua puluh tahun lamanya menjadi hilang seperti tersapu air banjir?" Tay Hong Hosiang menggigil tubuhnya. Satu demi satu perkataan Ie Ya seperti juga pisau yang menyayat hatinya, sangat perih, otaknya diliputi oleh kemenyesalan besar. sorot matanya menjadi layu dan malah tak berani memandang Ie Ya, yang saat itu masih tetap duduk dengan tenang dan bahu serta lengannya yang halus putih masih seperti tadi keadaannya telanjang yang dapat napsu birahinya si hweshio tua melonjak. Keadaan Tay Hong Hosiang saat itu seperti anak kecil yang sedang mendengari omelannya sang ibu. ia berdiri dengan kepala ditundukkan, tidak berani mengawasi pada si nona. Kecantikan Ie Ya bulu mata dan lengannya menggoncangkan napsunya kini lenyap seperti tersapu angin tak meninggalkan bekas. Apa yang ada dalam hatinya sekarang kemenyesalan besar, perasaan putus harapan akan menjali seorang suci. Pikirannya betul betul saat itu sangat kalut. Tiba tiba berkelebat dlotaknya suatu keanehan, ia lalu menanya. "Tapi nona Ie, eh, kenapa kau barusan diam saja ketika aku memelukmu ?" "Kenapa aku sudah dapat menebak akan jalan pikiranmu?" "Eh, apa artinya itu ?" "Kalau kau berotak dan menolak keras, kebuasanmu yang dulu akan merajalela dalam hatimu yang sudah mulai balik dalam kebenaran." Tay Hong Hosiang bungkam. "Nafsu buasmu harus di beri jalan supaya pikiranmu menjadi tenang dan nasehatku bisa masuk dalam pikiranmu." Kata pula Ie Ya, dengan tenang. Kembali Tay Hong Hosiang membisu "Nona Ie." Ia berkata kemudian. "bahumu dan lenganmu yang halus mulus tadi menjadi sasaran napsu iblisku, apakah kau tidak merasa jijik?" Ie Ya bersenyum manis. "Apa boleh buat, aku harus berkorban guna menolong orang jangan terjerumus kedalam dosa lagi....." "Apa artinya perkataanmu, nona Ie?" "Kalau nafsu buasmu tidak mereda karena pengorbananku itu dan kau berbuat yang melanggar batas, tidakkah sia-sia untuk waktu selama dua puluh tahun kau sudah bertobat?" "Nona Ie, oh, kau bukan saja rupamu yang cantik seperti bidadari tapi juga hatimu cantik dan suci." Tay Hong Hosiang mengawasi si gadis dengan mata welas asih dan penuh dengan perasaan terima kasih, Si nona mengerti apa yang dipikirkan oleh Tay Hong Hosiang, maka ia membiarkan wajahnya diawasi dengan tajam oleh jago Siauw lim sie itu. Keadaan hening beberapa lamanya. "Taysu bagaimana dengan maksudmu untuk mengobati lukaku?" Tiba-tiba si nona memecah kesunyian, sambil ketawa manis. "Oh. betul, betul... kenapa aku jadi lupa." Kata Tay Hong Hosiang dengan gugup, ia cepat-cepat memeriksa lukanya si nona yang sudah siap sejak tadi bahunya yang sudah mulai menghitam itu untuk diobati. Ie Ya ternyata tulang bahunya telah patah dan perlu disambung. Tay Hong Hosiang menggunakan keakhliannya untuk menyambung tulang itu. Tapi biar bagaimana Ie Ya merasakan sangat sakit. Peluh membasahi sekujur badan-nya bahna menahan rasa sakit, akan tetapi ia tidak mengeluh oleh karenanya. Ternyata wanita jagoan itu tahan sakit, sampai kemudian si hweshio tua sudah selesai mengerjakan pertolongannya. "Nona Ie." Kata Tay Hong Hosiang. "tulang bahumu yang patah sudah tersambung kembali, dengan pertolongan obatku yang aku bubuhi pada lukamu, dalam tempo tiga hari kau akan sembuh kembali sebagaimana semula lagi." "Tapi, Taysu, terpaksa aku membuat kau berabe lagi ..." "Urusan apa nona Ie ?" Ie Ya tidak menjawab, hanya matanya melirik pada bahunya yang masih telanjang. Kelakuan mana dapat dimengerti oleh Tay Hong Hosiang. "Maaf, nona Ie, mari aku tolong pakaikan bajumu lagi." Katanya, berbareng apa yang ia katakan, dan sebentar lagi tampak Ie Ya sudah memakai bajunya lagi dan berbangkit dari duduknya. Ia merasakan rasa sakit luka di bahunya, meskipun barusan ia rasakan setengah mati sakitnya ketika disambungkan tulangnya dan dlobati, tapi kini pelahan-lahan sudah hilang dan rasa semutan juga sudah mereda. "Terima kasih Taysu atas pertolonganmu." Kata sigadis sambil menjura. "Tak usah mengucapkan demikian. "jawab Tay Hong Hosiang. "hanya aku ada satu permintaan, entah apakah Nona Ie suka meluluskannya?" "Permintaan apa itu Taysu? Kalau sekira-nya yang pantas kenapa aku tidak mau meluluskannya?" "Itulah pernintaanku barusan terhadapmu nona Ie. Aku minta kau suka tutup rahasia." "Ow, hal itu jangan kuatir," Memotong Ie Ya. "Percayalah pada ketulusan hatiku, sebab sejak melihat Taysu insyaf dan merasa menyesal atas kelakuanmu tadi, aku sudah lantas anggap kejadian itu seperti tak pernah terjadi. Harap Taysu juga pikir begitu, karena itu hatiku akan menjadi tentram dan dengan penuh kesujudan Taysu dapat melanjutkan niatmu yang suci..." "Nona Ie." Kini si hweshio yang memotong "apakah kau benar berpikiran demikian? oh. benar-benar kau seorang wanita berhati mulia, tidak serupa dengan julukanmu yang diberikan oleh dunia Kangouw kepadamu." Ie Ya hanya bersenyum manis sambil anggukan kepala. Hatinya Tay Hong Hosiang kini menjadi lega dan kembali tenang seperti semula. Apa yang terjadi barusan ia melupakan semua, seperti apa yang dipikirkan juga Ie Ya. Maka ia lantas membuka pintu kamar dan menyilahkan Kong Goan masuk bersama Seng Hay. Tulang pahanya Kong Goan juga patah karena tendangannya Ho Tiong Jong, maka oleh gurunya ia juga dlobati seperti ia tadi, setelah selesai lalu semua perabotan yang dipakai disuruh dibenahi oleh Seng Tay. Tay Hong Hosiang sambil memakai pula jubahnya telah berkata pada Ie Ya. "Nona Ie, kau juga Tiong Jong sebentar, aku akan menemukan murid-muridku dan tidak lama aku akan kembali." "Baiklah. "sahut Ie Ya, sambil mengawasi si hweshio tua berjalan keluar diikuti oleh Kong Goan dan Seng Hay. Ie Ya menghampiri tempat pemuda Ho Tiong Jong berbaring. Ternyata wajahnya sipemuda tidak pucat lagi seperti semula ia melihatnya ini rupanya karena lukanya sudah diobati dan sudah diberi pil mujarab oleh Tay Hong Hosiang, Hatinya Nona Ie sangat girang. Pikirnya, ia tidak rugi bahu dan lengannya yang halus lunak menjadi sasaran nafsu buas nya Tay Hong Hosiang, karena Ho Tiong Jong yang sudah tertolong, dirinya juga sudah disembuhkan dan yang paling penting si hweshio tua sudah insyaf akan kekeliruannya dan tidak terjerumus kedalam dosa. Mari kita lihat apa yang Tay Hong Hosiang berbuat diluar kamar. Ia pergi kesebuah ruangan besar, di mana sudah berkumpul banyak hweshio-hweshio muda yang menjadi anak muridnya. Didepan mereka Tay Hong Hosiang angkat bicara, mengingatkan pada tempo dua puluh tahun berselang ditempat ini keadaannya masih hutan belukar. Setelan disitu dibangun kuil Kong beng sle, periahan-lahan diperbaiki keadaan disekitarnya, sehingga sekarang keadaannya sudah menjadi indah. Semuanya itu berkat kerja sama mereka yang sungguh-sungguh. Sampai waktu itu, mereka sudah bisa berdiri dtatas kaki sendiri, Tak tergantung pada dan dermaan orang dermawan- Sawah ladang untuk mereka bercocok tanam dan kelebihannya dijual, sudah cukup untuk mengongkosi penghidupan mereka. Dengan suara penuh kemenyesalan ia berkata dengan tandas. "Kita ini ada orang Siaw-lim-pay, sudah dua puluh tahun lebih aku dengan tekun memegang pantangan membunuh, apa mau malam ini aku sudah salah bertindak. Timbul napsu membunuhku sehingga hampir-hampir saja aku membunuh utusan dari su-couwku. Besar dosaku ini, Maka mulai saat ini aku akan pergi meninggalkan kalian mengasingkan diri untuk menebus dosa." Keadaan yang sunyi senyap telah berobah ramai kembali, bisik-bisik satu dengan lain-Mereka rupanya merasa heran dan tidak puas akan ditinggalkan oleh sang guru yang demikian baik hati dan menyayang pada mereka. Tay Hong Hosiang lantas ulap-ulapkan tangannya dan minta supaya mereka tenang lagi mendengarkan bicaranya. Ia menceritakan bahwa Beng Tie Taysu dari gereja Siauwfim sie adalah ia punya susiok, yang sangat sayang sekali pada dirinya. Ketika suhunya mau meninggal dunia telah memberi pesanan pada Beng Tie Taysu, supaya ia digembleng dengan ilmu ilmu silat yang tinggi keluaran Siauw limpay. Beng Tie Taysu telah memenuhkan pesanannya sehingga ia menjadi salah satu orang terpandai dan partai Siauw lim. cuma sayang sekali, setelah keluar dari perguruan, perjalanan hidupnya telah menyeleweng sebaliknya dari membikin harum nama partainya. Belakangan ia sadar akan perbuatannya yang tidak benar, akan tetapi ia merasa malu untuk minta ampun ke gereja Siauw-lim-sle, maka ditempat itu saja ia mendirikan kelenteng dan setiap malam bersujud kepada sang Budha untuk menebus dosanya, sebagai penutup bicaranya ia menandaskan "Tentu kalian tahu kelenteng ini telah berubah indah dan maju dari sebab jasanya Kong Goan yang rajin- Maka niatku akan mengangkat dia menjadi penggantiku setelah aku berlalu dari sini, Harap kalian mupakat, jikalau ada yang keberatan boleh majukan usul padaku untuk dipertimbangkan lagi." Keadaan menjadi sunyi senyap. Tidak ada satu hweshio yang mengeluarkan sepatah katapun, mereka semua berlutut ketika Tay Hong Hosiang meninggalkan ruangan itu dan menuju kekamar Ho Tiong Jong berada. Ie Ya menyambut padanya dengan berseri-seri. Rupanya Li lo-sat ie Ya juga dapat mencuri dengar akan putusannya Tay Hong Ho-siang yang hendak meninggalkan kuil itu, ia memang ada seorang wanita yang matang dalam pengalaman soal sedikit saja ia ingin dapat tahu, maka waktu Tay Hong Hosiang ke luar dengan dua muridnya ia juga ingin tahu apa maksudnya. Ketika pertemuan diakhiri, maka ia cepat-cepat sudah berlalu lebih dahulu dan menyelinap masuk lagi kedalam kamar Ho Tiong Jong. "Taysu, habis bagaimana dengan Tiong Jong?" Tanya si nona. Tay Hong Hosiang tertawa. "Nona ie, kau kelihatannya sangat gelisah kalau bicara tentang Tiong Jong, kenapa?" Li losat Ie Ya melengak ditanya demikian ia tidak pernah menduga bahwa akan mendapat pertanyaan seperti itu. Sebentar saja selebar wajahnya menjadi kemerahmerahan- ia merasa jengah, akan tetapi ia bukan wanita pemaluan yang tidak dapat menjawab pertanyaan demikian, sebab ia lantas tenangkan kembali hatinya yang bergoncang dan menjawab. Golok Sakti Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Taysu, kau jangan keliru menebak. Tiong Jong ada penolong jiwaku, maka aku merasa hutang budi kepadanya. Kalau dia sampai kenapa-napa, bagaimana aku bisa tinggal berpeluk tangan saja?" "Nona Ie, kau pintar menjawab..." "Habis harus bagaimana aku menjawabnya?" Tay Hong Hosiang mengawasi si nona sebaliknya Ie Ya juga pentang matanya balas mengawasi, hingga dua pasang mata kebentrok dan dua-duanya pada bersenyum. Itulah... artinya... T S. T.. "Nona Ie." Berkata lagi Tay Hong Hosiang dengan roman sungguh-sungguh. "aku berniat bukan saja menolong menyembuhkan Tiong Jong dari lukanya, tapi juga aku akan membuat tenaga dalamnya lebih sempurna lagi." "Aku mengucapkan terima kasih atas namanya Tiong Jong." Kata si nona. "Untuk mana aku memerlukan tempo tiga hari tiga malam berduaan dalam kamar dengan Tiong Jong. Dalam keadaan seperti itu tak boleh terganggu, karena kalau terganggu akan sia-sialah maksudku dan Tiong Jong jnga keadaannya bisa jadi tidak beres, Disini ada Kong Goan yang sedang mengikuti aku sudah lama dan ada lima saudaranya lagi, akan tetapi kalau mereka ketemu dengan pendekar ulung rasanya tak dapat mengatasinya." Tay Hong Hosiang berkata sampai disini telah menghela napas. "Taysu, bolehkah aku membantu ?" Tanya Ie Ya . "Terang kau harus membantu, cuma saja kau sendiri belum sembuh lukanya, seperti juga dengan Kong Goan, Bagaimana nanti kalau ada gangguan dari luar sementara aku sedang berada dalam kamar dengan Tiong Jong?" Ie Ya terdiam. ia mengerti, memang kekuatiran si hweshio tua beralasan- "Aku akan membuka pembuluh darah Tiong Jong melancarkan peredaran darah diseluruh tubuhnya dan memasukan aku punya tenaga dalam, selanjutnya Tiong Jong akan menjadi kebal dan tidak takut jalan darahnya kena totokan lawan, ini aku memeriukan tiga hari tiga malam bersama-sama dengan dia dalam kamar..." "Taysu," Menyelak si nona. "kau bermaksud hendak memindahkan tenaga dalammu kedalam tubuhnya Tiong Jong ?" Tay Hong Taysu bersenyum dan anggukkan kepalanya. "Taysu.,." Kata pula ie Ya dengan mata di buka lebar. "itulah ada pengorbanan tenaga dalam, Setelah kau habiskan tenaga dalammu untuk kebaikannya Tiong Jong, kau sendiri akan menjadi sangat lelah dan tidak bertenaga. Ah, Taysu, kupikir sebaiknya kau jangan lakukan pengorbanan sedemikian itu." "Kenapa tidak, nona Ie?"jawab Tay Hong Hosiang dengan suara mantap. Li-losat ie Ya bungkam. "Nona Ie," Kata pula Tay Hong Hosiang. "Tiong Jong ada utusan dari susiokcow, aku berdosa telah melukai utusan yang mulia maka aku sudah mengambil keputusan untuk memberikan tenaga dalamku yang telah aku latih banyak tahun, supaya Tiong Jong merupakan bintang yang cemeriang dalam dunia persilatan." "Kalau begitu, biariah aku dengan Kong Goan suhu menjaga bersama-sama pada kamar kedua, kamar kesatu boleh dijaga oleh lima suhu lainnya." "Bagus itulah yang saya harapkan-" Kata Tay Hong Hosiang. Kemudian ia panggil berkumpul Kong Goan dan lima sutenya, untuk mendengar pesannya, Mereka telah ditetapkan melakukan penjagaan seperti yang dikatakan nona Ie tadi, diberikan kebebasan untuk membunuh sesuatu orang yang hendak mengacau kedalam kamar dimana ia dengan Tiong Jong berada. Setelah beres mengatur orang-orangnya Tay Hong Hosiang menutup diri dalam kamar operasi bersama-sama Ho Tiong Jong kamar mana memang ada tempat bersemedi orang kuil dari Siauw-lim pay itu. Kamar ini berdinding batu yang kuat, pintunya meski dari kayu, tapi lebar dan kuat sekali, hingga apa yang terjadi diluar tak dapat kedengaran kedalam. Untuk sampai kekamar ini, orang harus melewati dahulu dua kamar lainnya, yang dijaga oleh lima hweshio muda, kamar kedua oleh Ie Ya dan Kong Goan- Dua orang yang tersebut belakangan telah mengambil keputusan akan membela mati-matian tempat jagaannya itu. Telah dimupakati oleh keduanya, Ie Ya akan melawan musuh dari jarak jauh dengan menggunakan senjata ikat pinggangnya, sedang Kong Goan dapat menempur musuh dengan jarak dekat, sebab ilmunya menggunakan telapakan tangan ada hebat sekali. Kalau pada beberapa saat berselang mereka menjadi musuh, kini telah menjadi sahabat yang akrab sekali, bersatu hati untuk melindungi Tay Hong Hosiang dan Ho Tiong Jong dalam kamar ketiga. Diluar tiga kamar itu masih ada penjagaan terdiri dari beberapa hweshio yang ilmu silatnya lumayan juga ialah mereka ditugas-kan untuk menyambut tetamu. Kalau ketemu orang jahat jika tidak sangat perlu, dilarang turun tangan karena ilmu kepandaiannya belum sempurna. Pada saat Tay Ho Hosiang menutup diri, jam mengunjukan sudahjam enam pagi tadi, tiga hari kemudian pada jam demikian Tay Hong Hosiang sudah selesai menyempurnakan tenaga dalamnya Ho Tiong Jong. Demikianlah, penjagaan yang diatur dengan sangat kuatnya itu, melewatkan dengan saat-saat dengan sangat tegang, Dua hari telah di lewatkan sampai jam dua belas tengah malam telah berjalan dengan tidak ada apa-apa. Mereka merasa lega hatinya. Hanya tinggal melewatkan malam besok, pada jam enam pagi, tugas mereda sudah beres dan Ho Tiong Jong sudah sempurna di gembleng tenaga dalam oleh Tay Hong Ho siang. Apa mau, pada besok malamnya kira2 jam sepuluh kelenteng itu mendapat kunjungan tetamu yang tidak diingini yang hendak mencari Ho Tiong Jong. Tamu itu sangat galak. Ketika dirintangi jalan masuknya, beberapa hweshio yang menghadang didepannya dengan mudah saja dirubuhkan oleh karenanya dalam kelenteng sebentar saja sudah menjadi gempar. Ie Ya curiga hatinya, bahwa tamu yang datang itu tentu ia ada dikirim oleh Perserikatan Benteng Perkampungan, untuk mencari Ho Tiong Jong. Teriakan-teriakan dari beberapa hweshio memperingati kawannya supaya berjaga-jaga, Kiranya tamu yang masuk itu telah menggunakan senjata gelap untuk mencelakakan orang. Yang menjadi sasaran senjata gelap-nya itu ada orang punya paha, hingga sang korban harus bergulingan menahan kesakitan Tamu itu sudah maju sampai kepenjagaan kesatu, dimana dua diantara lima hweshio yang menjaga disitu sudah kena dilukai sang tamu yang tidak diundang. Mereka menghadang dengan gagahnya, tiba-tiba tamu tidak diundang itu telah perdengarkan ketawanya yang dingin. "Kalian jangan coba menghadang, karena kalian bukan tandinganku, aku tidak mau membikin celaka orang yang tidak tersangkut, aku datang hanya untuk mencari Ho Tiong Jong. Lekas kasih tahu dimana orang she Ho itu?" Salah satu tiga hweshio itu bernama Seng ceng telah menjawab. "kedatanganmu sungguh tidak beraturan, telah membuat orang bergelimpangan karena senjata rahasiamu,.Hmm.... mencari orang kenapa begitu caranya?" "Aku tidak perduli, siapa saja yang menghalangi akan maksudku. mesti tahu sendiri akibatnya, jangan banyak rewel, lekas kasih keluar Ho Tiong Jong" Seng ceng dengan dua saudaranya tidak banyak rewel lagi, ketiganya lantas menyerang berbareng, Mereka menggunakan golok, pedang dan pentungan, Tapi ternyata tamu itu betulbetul lihay, Sebab setiap kali menggunakan telapakan tangannya, senjata kawanan hweshio itu satu demi satu dapat dipukul jatuh, ia tidak bersenjata, hanya menggunakan angin pukulan saja yang dahsyat, cukup membuat senjata lawan terpental dari cekatannya, KETiKA melihat tiga hweshio pada jatuh senjatanya, tamu itu tertawa bergelak- gelak. Bajak Laut Kertapati Karya Kho Ping Hoo Sekarsih Dara Segara Kidul Karya Kho Ping Hoo Banjir Darah Di Borobudur Karya Kho Ping Hoo