Ceritasilat Novel Online

Persekutuan Pedang Sakti 1


Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong Bagian 1


Persekutuan Pedang Sakti Karya dari Qin Hong   Persekutuan Pedang Sakti Lanjutan Pedang Karat Pena Beraksara Karya : Qin Hong Saduran : Tjan ID Sumber DJVU : DHS 1-20 Dewi KZ 21-tamat (Buku Sumbangan Anelinda.com   Aditya) Editor Keroyokan : aaa,lavender,dewiKZ,emo, ij, angon,raharga, sumahan,dll Final Editor & Pdf Ebook oleh : Dewi KZ      Tiraikasih Websitehttp://kangzusi.com   /http://dewi-kz.info   /   http://cerita-silat.co.cc/   http://kang-zusi.info   Daftar Isi :   Jilid 1   Jilid 2   Jilid 3   Jilid 4   Jilid 5   Jilid 6   Jilid 7   Jilid 8   Jilid 9   Jilid 10   Jilid 11   Jilid 12   Jilid 13   Jilid 14   Jilid 15   Jilid 16   Jilid 17   Jilid 18   Jilid 19   Jilid 20   Jilid 21   Jilid 22   Jilid 23   Jilid 24   Jilid 25   Jilid 26   Jilid 27   Jilid 1 Dalam kisah terakhir cerita Pedang karat pena beraksara, diceritakan Ban-kiam Hweecu berhasil membekuk Sah Thian Yu.   Namun dalam pembicaraan selanjutnya dikatakan kalau Ban-kiam hweecu telah menerima sepucuk surat yang ditanda tangani oleh seseorang yang mengaku bernama Sah Thian yu.   Kejadian ini tentu saja menimbulkan kecurigaan bagi pihak Ban-kiam hweecu, lalu disambut rasa keheranan oleh Sah Thian Yu sehingga tanpa terasa ia bergumam seorang diri: "Aneh, siapakah orang ini? Yaa....siapa orang ini?"   Sebelum ia berhasil dengan jawabannya, sambil tersenyum Ban-kiam Hweecu telah berkata lagi; "Kau tak usah memusingkan siapakah orang itu, siaute hanya berharap kau mengerti kalau kami sama sekali tidak acuh terhadap ancaman kalian, sebab racun yang mengeram dalam tubuh orang2 kami telah berhasil dipunahkan semua, bahkan siaute pun berhasil membereskan si pengkhianat tersebut."   Berbicara sampai disitu sorot matanya lantas dialihkan kewajah Sah Thian Yu.   Sebagai manusia licik tentu saja Sah Thian Yu dapat menduga jalan pemikiran orang, dalam hati kecilnya dia lantas berpikir: "Sudah jelas kau berusaha untuk menanti berita dari mulutku, heee...heee...   memangnya kau anggap aku orang she Sah mudah tertipu?" Belum lagi lawannya berbicara, Ban-kim hweecu telah berkata lebih jauh .   "Perkumpulan kami betul-betul tertimpa musibah besar Chin Tay seng congkoan pasukan pedang berpita hitam rupanya berniat menghianati perkumpulan dengan mencampurkan racun kedalam air minum kami, masih untung Thian melindungi kami, kini bangsat itu berhasil siaute bekuk, sekarang masalah racun yang mengeram dalam tubuh kami pun tak usah kau kuatirkan, bila saudara Sah tidak percaya, silahkan kau lihat benda apakah ini?"   Dari sakunya dia mengeluarkan Lou-bun-si, pelan-pelan diletakan keatas meja.   Berubah hebat paras muka Sah Thian-yu setelah menyaksikan benda tersebut, dia tertawa paksa, kemudian ujarnya: "Ternyata Lou bun-si sudah terjatuh ketangan Hweecu.   tak heran kalau...." "Itulah sebabnya siaute perlu menerangkan kepada saudara Sah bahwa anggota perkumpulan kami selain tidak keracunan lagi, penghianatpun berhasil dibekuk, sehingga pada hakekatnya kami tak usah menanggapi ancaman dari pihak Tok Seh-sia sekarang siaute sengaja mengundang kehadiran saudara Sah sesungguhnya tak lain berharap bisa membicarakan suatu kerja sama dengan dirimu."   Dengan perasaan tak tenang dan tidak percaya Sah Thian Yu berkata lagi; "Hweecu tidak usah takut dengan ancaman, itu berarti kalian benar2 berkeinginan untuk bekerja sama dengan pihak kami."   Berkilat sepasang mata Ban-kiam Hweecu setelah mendengar ucapan tersebut dia tertawa nyaring; "Haaa...haaa...   pihak Tok Seh-sia merencanakan suatu gempuran secara besar2an pada malam ini mereka tak usah pulang dalam keadaan utuh mengapa siaute mesti bekerja sama dengan mereka? Siaute hanya ingin mengajak saudara Sah pribadi mau bekerja sama dengan kami."   Sah Thian Yu tertawa kering. "Hweecu bersedia memandang tinggi aku seorang she Sah, sungguh Kejadian mana membuat siaute merasa bangga."   Ban-kiam Hwee cu tertawa dingin. "Heeehh.,. heeehh...heeehh ..apabila saudara telah bersedia untuk bekerja sama dengan perkumpulan kami, tentu saja siaute benar akan membantumu untuk membebaskan pengaruh racun jahat dari isi perutmu."   Berubah hebat paras muka Sah Thian yu secara tiba-tiba, katanya kemudian cepat: "Darimana Hweecu bisa tahu kalau isi perut siaute telah keracunan?"   Siaute pernah mendengar orang membicarakan tentang masalah ini, konon setiap anggota selat Tok-seh-sia telah diracuni oleh pemilik selatan dengan semacam sari racun yang sangat keji, kendatipun seseorang pandai mempergunakan racun, meski pandai pula memunahkan berbagai macam racun macam saudara Sah sekalian yang dinamakan berbagai macam racun macam Saudara Sah sekalian yang dinamakan Su tok thian ong sulit juga untuk membebaskan diri dari pengaruh racun keji itu.   Hanya entah berita ini benar atau tidak?"   Sah Thian Yu mengalihkan sorot matanya memandang sekejap kearah Lou-bun-si itu, kemudian setelah menghela napas sedih, dia membungkam dalam seribu bahasa.   "Semenjak tiga puluh tahun berselang nama besar saudara Sah sudah termashur diseantero dunia persilatan, mengapa sih kau bersedia menuruti perintah orang?"   Paras muka Sah Thian yu berubah menjadi sedih sekali. setelah tertawa getir. katanya.   "Pohon yang besar mudah mengundang angin, justru karena siaute termashur dalam permainan racun, akhirnya aku mesti sengsara pula karena racun tersebut.. ." Agaknya ucapan-ucapan dari Ban-kim hweecu itu telah membangkitkan kembali hawa amarah dan rasa mendongkol yang selama ini masih terpendam terus di dalam dadanya, sehingga akibatnya dalam pembicaraan pun perasaan tersebut kentara sekali. "Itulah dia,"   Kata Ban-kiam Hweecu.   "Tok Seh siacu malang melintang didunia persilatan dengan mengibarkan panji selat Tok seh sia, ini berarti diapun pandai sekali mempergunakan ilmu beracun, otomatis jago-jago yang dikumpulkan olehnya juga mereka yang pandai dalam mempergunakan racun, apakah saudara Sah dipaksa olehnya untuk makan racun?"   Sah Thian yu segera tertawa ter-bahak2, "Haaa.. haaa...kalau berbicara soal kepandaian silat yang sesungguhnya, siaute masih belum sampai dipaksa orang untuk menelan obat beracun."   Mendadak ia teringat kalau dirinya sekarang sudah dibekuk oleh Ban-kiam hweecu, andaikata dia dipaksa untuk menelan obat beracun, maka hal mana bisa dilakukan dengan mudah sekali, maka setelah berbicara sampai setengah jalan, diapun membungkam kembali dalam seribu bahasa.   "Kalau begitu dia meracuni dirimu secara diam2 disaat saudara Sah belum siap?"   Tanya Ban-kiam Hweecu kemudian. Sah Thian Yu menggelengkan kepalanya berulang kali, katanya dengan cepat.   "Dalam perguruan siaute terdapat sejenis racun yang tidak berwujud sama sekali, dalam sepuluh langkah orang bisa keracunan tanpa terasa, tapi setelah keracunan maka dalam jangka waktu2 tertentu racun tersebut akan kambuh dan menyiksa badan." "Betul, siaute pun pernah mendengar tentang racun jahat tanpa wujud tersebut"   Mendadak diatas wajah Sah Thian Yu.   tampil perasaan gusar dan mendongkol, katanya, "Racun jahat yang dilepaskan pemilik selat Tok Seh-sia kepadaku juga berbentuk tanpa wujud, sehingga hal ini membuat siaute yang jelas tahu kalau aku sudah keracunan, namun tidak berhasil mengetahui dimanakah racun tersebut bersarang, bahkan selama sepuluh tahun terakhir ini racun mana belum pernah kambuh walau hanya sekalipun." "Apakah saudara Sah merasakan racun itu masih bercokol terus dalam tubuhmu?" "Betul.   kalau racun biasa maka dia akan mengikuti aliran darah, bila racunnya sudah menyerang kejantung maka sang korban akan keracunan dan tewas berbeda sekali dengan racun yang mengeram dalam tubuh siaute, racun itu beredar keseluruh tubuhku mengikuti aliran darah, tapi tak pernah kambuh2 sehingga racun itupun makin sukar dibasmi." "Kalau toh racun tersebut tak pernah keracunan?"   Tak tahan Cho Kiu moay menyela.   Hawa amarah segera menghiasi wajah Sah Thian Yu, katanya dengan suara dalam: "Tentu saja berbeda, orang ini bertangan keji dan buas, lagi pula mau mengendalikan racun yang mengeram dalam tubuh sekarang, jadi bekerja atau tidaknya racun itu sesungguhnya dikendalikan olehnya dari kejauhan." "Aaah, masa begitu?"   Ban-kiam Hweecu keheranan. "Pernahkah hweecu mendengar tentang seseorang yang bernama Kim tok sian tou (Bocah dewa sembilan racun) Liu Jit poh?"   Ban-kiam hweecu manggut-manggut, "Siaute pernah mendengar tentang orang ini, agaknya dia telah mempelajari semacam ilmu jari beracun yang lihay sekali siapa yang terkena serangan maka jiwanja akan melayang dalam tujuh langkah saja.   Itulah sebabnya dia dinamakan Liu jit poh atau Liu tujuh langkah." "Orang itu adalah adik seperguruan aku orang she Sah." "Ooooh.   rupanya dia adalah saudara seperguraan saudara Sah.   tapi sudah lama sekali dalam dunia persilaian tidak mendengar lagi kabar berita tentang Liu jit poh, apakah dia sudah mencuci tangan dan tidak mencampuri urusan dalam dunia persilatan lagi ?' Sambil menggertak gigi menahan rasa dendam Sah Thian-yu berkata: "Liu sute telah meninggal dunia sejak delapan tahun berselang, ia tewas karena suatu persoalan telah menyinggung perasaan Tok-sah siacu, waktu itu siaute menyaksikan peristiwa tersebut dengan mata kepala sendiri, aku hanya sempat mendengar ia mengucapkan beberapa patah kata dan Liu sute tahu2 sudah tewas karena keracunan...."   Wi Tiong-hong yang selama ini hanya membungkam terus, tak tahan segera menimbrung setelah mendengar perkataan itu, "Hanya mengucapkan beberapa patah kata lantas dapat menimbulkan kematian bagi orang lain, belum pernah kudengar tentang berita semacam ini!"   Sah Thian yu mengalihkan sorot matanya menatap sekejap wajah Wi Tiong-hong kemudian katanya "Kau adalah Wi sauhiap?"   Wi Tiong-hong nampak tertegun sewaktu menyaksikan pihak lawan dapat menyebut nama sendiri. Ban-kiam hweecu segera berkata.   "Perkataan saudara Sah memang benar, memang saudara Wi...."   Sah Thian-yu manggut-manggut. "Tidak heran kalau Lou bun si bisa muncul ditempat ini." "Sah totiang, sebenarnya perkataan apa sih yang diucapkan adik seperguruanmu tempo hari?"   Tiba-tiba Cho Kiu moay bertanya "Ucapan tersebut tiada sangkut pautnya dengan racun yang bekerja dalam tubuhnya, waktu itu oleh karena Liu sute telah menyinggung perasaannya hingga membangkitkan amarahnya, lagi pula diapun berniat memperlihatkan kebolehannya didepan orang banyak, maka sambil menuding Liu sute ku, dia berkata begini: "Orang she Liu, kau telah membuat marah diriku, asal lohu menghitung dari angka satu sampai tiga, kau pasti akan mati karena keracunan." "Setelah dia menghitung sampai angka ketiga, apakah adik seperguruan benar-benar mati keracunan?"   Tanya Wi Tiong-hong dengan cepat.   "Benar.   sewaktu dia menghitung sampai ke dua, Liu sute masih tampak sehat sama sekali tidak menunjukan perobahan apa-apa, tapi begitu angka ketiga...tiba tiba Liu sute menjerit keras, dan setelah muntah darah hitam ia terjungkal dan tewas seketika." "Mungkin sekali dia sudah melepaskan semacam racun jahat didalam tubuh kalian dan itu baru akan bekerja serta menyebabkan kematian bila dipancing dengan macam yang lain."   Kata Ban-kiam hweecu kemudian.   "jadi racun tersebut mungkin hanja bekerja bila dia telah melepaskan racun kedua." "Hweecu memang lihay sekali. waktu itu sute pun berpendapat demikian, tapi tak berhasil mendapat tahu racun jenis apakah itu sehingga memiliki kelihayan luar biasa." "Dia berhasil menjaring semua ahli racun yang ada dikolong langit. apakah tak seorangpun diantara mereka yang dapat memikirkan cara terbaik untuk membebaskan diri dari pengaruh racun tersebut?" "Orang ini licik dan jahat sekali jalan pikirannya akan tetapi ilmu beracunnya memang setingkat lebih tinggi dari siapapun, dia pernah berterus terang kepada kami kalau ia sudah melepaskan racun keji ketubuh kami. bahkan diapun mengumumkan secara terbuka bahwa kami boleh saling mempelajari ciri dari racunnya itu apabila ada orang yang bisa memunahkan racun dari tubuh, maka dia akan segera membubarkan selat Tok seh sia." "Jadi maksudmu selain dia, tiada orang lain yang bisa memunahkan racun kejinya?" "Masih ada satu cara lagi." "Apa cara itu?" "Dengan Lou bun si."   Ban-kiam hwee cu segera tertawa. "Nah itulah dia Lou bun si dapat memunahkan berbagai macam racun yang ada dunia ini, buktinya racun dalam tubuh siaute pun." "Haaaa...haaa.. ."   Bahkan Sah Thian-yu tertawa terbahak-bahak. "Bukankah saudara Sah mengatakan Lau-bun-si bisa memunahkan racun tersebut?"   Ban-kiam Hweecu keheranan.   "Pemilik selat Tok seh sia pernah mengatakan barang siapa dapat memperoleh Lau-bun si, maka dialah yang dapat memunahkan racun dari tubuhnya." "Begitu seriuskah Tok seh siacu memandang benda yang bernama Lou bun si itu?" "Bahkan, Tok teh sia bertekad memperoleh dengan cara dan mengorbankan benda apapun!"   Tiba-tiba Ban kiam hweecu tertawa nyaring, "Haaa...haaa...haaa, kalau begitu dengan Lau-bun-si racun yang mengeram dalam tubuh saudara Sah pasti dapat dipunahkan." "Atas dasar apa kau berkata demikian?" "Pemilik selat Tok seh sia menguasai orang dengan racun karena keampuhan racun inilah mereka baru bisa menjagoi persilatan, padahal Lou bun si dapat menawarkan berbagai macam racun jahat ada di kolong langit hanya benda inilah yang merupakan satu-satunya benda yang bisa menandinginya, justeru karena itu dia baru berupaya untuk memperolehnya walau dengan pengobanan apapun.   sebab bila Lau-bun si tidak mendatangkan ancaman yang serius baginya, mustahil dia akan memandang serius benda itu."   Sah Thian yu menjadi tertegun setelah mendengar ucapan tersebut, kemudian manggut-manggut.   "Benar juga perkataan hweecu, memang perkataan ini sangat masuk diakal." "Apa salahnya kalau saudara Sah membuktikan sendiri.   hasilnya toh akan segera kita ketahui."   Sah Thian-yu memandang sekejap kearah Ban-kiam hweecu. lalu tanyanya;   "Apakah hweecu mempunyai maksud dan tujuan lain terhadap siaute?" "Tadi sudah siaute katakan kami hanya berharap saudara Sah suka bekerja sama dengan perkumpulan kami." "Jadi maksud hweecu. siaute diharapkan berbakti pada perkumpulan Ban-kiam hwee?"   Dengan cepat Ban-kiam hweecu menjura, "Soal berbakti tak berani siaute terima, apabila saudara Sah bersedia menggabungkan diri dengan perkumpulan kami, akan kusambut hal ini dengan senang hati."   Bicara sampai disini, dia berhenti sejenak kemudian sambungnya lebih jauh.- "Apalagi pemilik selat Tok seh sia sudah sangat berambisi untuk menguasai dunia persilatan dan memimpin umat persilatan, bukan siaute mengigau, kecuali perkumpulan ini rasanya tiada perkumpulan lain, yang mampu menentang kekuasaan mereka lagi.   apabila kita biarkan ambisinya tercapai hingga meracuni seluruh kolong langit.   berapa banyak manusia lagi yang akan menjadi korban ditangannya."   Sah Thian-yu menghela napas panjang.   "Betul, asal dia muncul dari selat Tok-seh-sia, mungkin umat persilatan di dunia tak akan dapat lolos lagi dari kekejiannya." "Kalau toh Sah totiang sudah mengetahui hal tersebut dengan jelas mengapa kau tidak segera menggabungkan diri dengan perkumpulan kami ?"   Ucap Cho Kiu moay.   Paras muka Sah Thian-yu berubah tiada hentinya, jelas dalam hati kecilnya timbul gejolak perasaan yang sangat besar, dia masih bimbang dan tak tahu bagaimana memutuskan.   Sambil tersenyum Ban-kiam hweecu segera berkata : "Baiklah, terlepas apakah saudara Sah bersedia atau tidak bergabung dengan perkumpulan kami, yang penting minumlah dulu cairan penawar racun dari Lou bun si."   Selesai berkata dia mengambil Lou-bun-si tersebut dan menuang air kedalam pena wasiat tadi, setelah itu air yang menetes keluar dari ujung pena ditampung kedalam cawan lain, semuanya ada sembilan tetes.   Setelah itu baru dia menyimpan kembali pena kemala tersebut seraya berkata: "Untuk menghadapi racun ganas biar tiga tetespun sudah cukup, tapi racun yang mengeram dalam tubuh saudara Sah mungkin berbeda dengan racun biasa, maka siaute telah melipat gandakan dua kali agar berkhasiat, nah saudara Sah, silahkan ka teguk habis air itu..."   Sah Thian-yu benar-benar merasa sangat terharu, sambil menjura katanya: "Bila Lou bun si dapat memunahkan racun yang mengeram dalam tubuh siaute, tak berani kusangkal, siaute pasti akan berbakti kepihak Hweecu, sekalipun Lou bun si tidak dapat memunahkan racun jahat yang mengeram dalam tubuh siaute, budi kebaikan Hweecu itu tidak pernah akan siaute lupakan."   Selesai berkata dia mengangkat cawan dan meneguk isinya sampai habis. "Sekarang saudara Sah boleh duduk bersemedi sambil mengatur pernapasan. seperminum teh kemudian akan ketahuan bagaimana hasilnya..."   Sah Thian-yu benar-benar tak berani banyak berbicara lagi, dia menurut dan duduk bersila diatas tanah sambil mulai mengatur pernapasan.   Setiap orang yang hadir dalam ruangan dapat mendengar kalau racun yang mengeram dalam tubuh Sah Thian-yu amat lihay, mereka tidak tahu apakah setelah menelan air Lou-bun-si tersebut.   racun itu bisa ditawarkan? Oleh sebab itu semua orang mengalihkan sinar matanya kewajah Sah Thian-yu, tak seorangpun yang berbicara.   Seperminum teh kemudian, pelan-pelan Sah Thian-yu baru menbuka matanya kembali.   Ban-kiam hweecu segera bertanya;   "Bagaimana perasaan saudara Sah sekarang?"   Sah Thian-yu menarik napas panjang panjang, sahutnya sambil menggeleng; "Siaute sendiripun tak dapat membayangkan bagaimanakah perasaanku sekarang, racun yang berada dalam aliran darahku sama sekali tidak menunjukkan segala sudah hilang.   namun terasa ada aliran hawa yang dingin melintas lewat dan beredar mengikuti darah...   aaaii.., menurut pendapat siaute, mungkin air Lou bun si pun sukar untuk memusnahkan racun yang mengeram didalam tubuh siaute...."   Ban-kiam hweecu menjadi tertegun. "Menurut ucapan saudara Sah, jadi Lou-bun-si tidak bisa memunahkan racun dalam tubuh saudara Sah?" "Aaaah, masa iya?"   Seru Hek bun kun Cho Kiu-moay tidak berdaya.   "aku tidak percaya kalau Lou bun si tak bisa memunahkan racun yang mengeram didalam isi perutmu." "Perkataan nona memang benar bukan saja nona yang tidak percaya, apabila Lou-bun-si tak bisa memunahkan racun, tidak mungkin pemilik selat akan memandang Lou-bun-si sebagai barang yang sangat berharga racun dalam peredaran darah siaute benar belum hilang." "Saudara Sah telah berbicara secara blak2an, tentu saja perkataanmu dapat dipercaya, siapa tahu Lou bun si masih mempunyai penggunaan yang lain, bila kita tidak mengetahui caranya, tentu saja tidak manjur."   Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Tiba-tiba Wi Tiong-hong teringat kembali akan Su Siau-hui, Lou-bun-si berasal dari lautan selatan, sudah pasti apa yang dia ketahui akan jauh lebih banyak ketimbang orang lain.   Berpikir sampai disini, tidak tahan dia lantas berseru: "Sayang sekali nona Su tidak berada disini, kemungkinan besar dia mengetahui bagaimana caranya menyembuhkan luka beracun semacam itu."   Ban-kiam hweecu segera mengangguk.   "Perkataan saudara Wi memang benar bagi orang awam hanya diketahui bila memasukkan air bersih kedalam Lou bun-si maka berbagai macam racun akan punah, tapi mungkin saja masih ada cara yang lain, kalau toh siaute sudah berjanji kepada saudara Sah untuk memunahkan racun yang mengeram dalam tubuhmu, cepat atau lambat hal ini pasti akan kulaksanakan." "Maksud baik hweecu sungguh mengharukan hati siaute..." "Siaute, masih ada satu hal yang ingin ditanyakan lagi kepada saudara Sah." "Tanyakan saja hweecu, asal aku orang she Sah tahu pasti akan kuutarakan dengan sejujurnya." "Siaute ingin bertanya, sesungguhnya siapakah pemilik selat Tok seh sia tersebut?"   Agaknya Sah Thian-yu tidak menyangka Ban-kiam Hweecu bakal mengajukan pertanyaan ini.   setelah tertegun sejenak dengan cepat dia menggeleng, "Kalau bicarakan mungkin Hweecu tidak percaya, selama sepuluh tahun aku mengikuti dia, bukan saja siaute tak mengetahui nama dan asal usulnya, bahkan raut wajah aslinya juga belum pernah kujumpai."   Ban-kiam Hweecu segera berkerut kening setelah mendengar perkataan itu.   "Oooh,...coba kalau perkataan ini bukan diucapkan saudara Sah, mungkin tiada orang percaya!" "Bukan cuma siaute saja, bahkan setiap orang yang bergabung dengan selat Tok seh-sia tiada yang tahu asal usul serta namanya." "Apakah orang yang paling dipercayapun tidak mengetahui siapakah dia?"   Sah Thian-yu segera menggeleng: "Tidak ada, dia hidup menyendiri dalam tempat terpisah, gerak geriknya pun rahasia dihari biasa sukar bertemu dengannya, bila sedang bertemu, dia selalu berwujud seorang kakek berwajah dirngin yang mengenakan jubah lebar berwarna hitam yang membawa tongat bambu, selama sepuluh tahun, dia selalu muncul dalam wujud demikian." "Apakah tiada orang yang pernah mengintipnya secara diam-diam?"   Tanya Cho Kiu Moay.   "Dia sangat keji dan buas.   orang yang dikumpulkan olehnya bila dibilang merupakan ahli racun dari kolong langit, satu dua tahun permulaan tentu saja masih ada yang mengintip gerak geriknya tapi orang2 tersebut jangan lagi memasuki rumahnya, baru melangkah masuk kedalam hutam bambu yang berada disekeliling sana pun tiba2 lenyap tak berbekas." "Sudah pasti dia telah mempersiapkan alat2 jebakan yang sangat lihay disekirar hutan bambu itu?"   Ucap Wi Tiong Hong.   "Pada mulanya kabar inipun hanya beredar sebagai berita sensasi, karena ada dua orang ahli racun tiba-tiba saja lenyap tak berbekas, jika dilihat dari kondisi mereka yang sudah diracuni mustahil mereka pergi tanpa sebab.   Lagi pula semua barang miliknya masih utuh didalam kamar tidurnya.   itu berarti orang itu sudah mati terbunuh.   maka semua orang pun mulai menaruh curiga.   jangan-jangan mereka terbunuh karena mengintip rahasia Siacu," "Kemudian?" "Kedua orang itu berasal dari wilayah Im-kui, mereka adalah ahli racun yang termashur sekali, ketika sementara orang saudara seperguruannya mendapat kabar tentang kematian mereka, maka setahun kemudian muncullah tujuh delapan orang jago lihay menyatroni selat Tok seh sia."   Semua orang yang berada dalam ruangan memasang telinga baik-baik mendengarkan penuturan tersebut.   tak seorangpun yang berbicara ataupun menimbrung.   Terdengar Sah Thian-yu berkata lebih jauh: "Siapa tahu Siacu telah memperoleh kabar itu sehingga menurunkan perintah agar semua orang menyembunyikan diri disekeliling hutan bambu.   dan cuma boleh melepaskan satu disamping dia sendiri menyambut tamunya langsung kedalam selat.   Dalam keterangannya dikatakan sudah lama dia mengagumi kemampuan kedua orang itu dalam mempergunakan racun, maka sengaja mengundangnya melakukan penyelidikan bersama-sama, siapa tahu mereka berdua telah salah memasuki hutan beracun, karena tak sempat menolong, akhirnya mereka tewas tanpa bekas.   Orang-orang yang datang itu hampir semuanya ahli racun yang sangat lihay, siapa pun tidak percaya kelau dikolong langit terdapat hutan beracun yang begitu lihay maka mereka pun menemani Siacu memasuki hutan bambu, setiap orang bersiap sedia.   -Siacu membawa mereka berjalan memasuki hutan, sambil berjalan dia berbicara terus dengan santai, siapapun tidak melihat adanya suatu keanehan, menanti mereka sudah memasuki hutan bambu tersebut, mendadak Siacu berhenti dan berpaling, lalu katanya sambil ketawa: 'Sekarang kalau boleh mencoba untuk mengundurkan diri.   cuma aku hanya akan menginginkan seorang saja diantara kalian yang hidup terus'." "Apakah dia menitahkan kalian yang bersembunyi disekitar tempat itu melancarkan serangan secara tiba-tiba?"   Tanya Wi Tiong-hong tiba2.   "Tidak, kami tidak boleh turun tangan melakukan penghadangan sebelum memperoleh perintahnya, disamping itu semua orang ingin melihat sebenarnya ada alat jebakan apakah dalam hutan beracun itu sehingga nampak lihay sekali? -Ketika orang2 tersebut mendengar ucapan Siacu tersebut, salah seorang diantara segera mendengus dingin dan menerjang kemuka lebih dulu.   Siapa tahu baru saja orang itu menggerakan badannya mendadak dia menjerit ngeri.   bagaikan terhisap oleh bumi saja, tahu-tahu seluruh badannya terhisap kedalam lumpur yang keras dan sepasang kakinya segera lenyap tak berbekas.   Tubuhnya menjadi pendek dengan cepatnya, tak lama kemudian perut, dada dan akhirnya kepala.   sekejap mata kemudian seluruh tubuhnya sudah berubah menjadi segumpal darah bercampur air.   Kemudian sekejap mata pula air darah itu terhisap oleh lumpur dan mengering, begitulah dalam waktu yang tak lama lenyaplah seseorang tak berbekas.   -Para jago lainnya yang menyaksikan kejadian tersebut menjadi amat terkejut dan bersama-sama mundur kebelakang, ternyata Siacu tidak mengejar, diapun tidak menurunkan perintah kepada kami untuk melakukan penghadangan, dia hanya berdiri tenang disana sambil menuding beberapa orang itu dari ke jauhan dan berseru: 'Kau jangan harap bisa kabur! Kaupun jangan harap bisa kabur! Hanya kau yang bisa kabur dari sini.   -Beberapa orang itu boleh dibilang sangat berpengalaman didalam menghadapi musuh pengalamannya luas, pengetahuannya dalam, mereka tahu kalau hutan tersebut sudah disebari racun yang sangat ganas, tentu saja mereka tak berani bergerak secara sembarangan.   oleh sebab itu orang-orang itu mundur mengikuti jalanan semula.   'Siapa tahu walaupun mengikuti jalanan semula, namun orang-orang yang kena dituding olehnya itu tak seorangpun yang berhasil meloloskan diri.   satu persatu mereka roboh terjungkal ke pasir dan berubah menjadi air darah, hanya orang yang ditunjuk sebagai satu-satunya orang yang dapat lolos saja benar-benar dapat kabur dari hutan bambu itu dengan selamat."   Berubah hebat paras muka Ban-kiam Hweecu setelah mendengar ucapan tersebut, serunya kemudian;   "Benar-benar sebuah berita yang belum pernah kudengar betul-betul suatu kejadian yang misterius dan luar biasa," "Tahukah Hweecu siapakah orang yarg berhasil meloloskan diri itu?"   Tanya Sah Thian-yu. "Siapakah dia ?"   Tanyanya kemudian. "Lan Hoa-hu!"   Jawab Sah Thian-yu. "Lan Hua-hu? Dia kan ayahnya Lan Kun pit?"   Pikir Wi Tiong-hong didalam hsti.   Sementara itu Ban-kiam hweecu telah mengangguk.   "Oooh, rupanya keluarga Lan dari Im-lam pun termasuk ahli racun yang kenamaan." "Sekarang semua orang baru tahu klaau tujuannya menyuruh kami semua bersembunyi disekeliling tempat itu sesungguhnya bukan menyuruh kami menghalangi kepergian musuh, melainkan suruh kami menyaksikan kelihayan dari hutan bambunya itu."   Kata Sah Thian-yu lebih lanjut. "Menurut perkiraan kami kemudian, bisa jadi lapisan pasir yang berada dalam hutan bambu itu merupakan racun yang paling keji diantara racun2 lainnya !" "Apa yang dimaksud dengan racun diantara racun ?"   Tanya Wi Tiong-hong "Racun diantara racun adalah istilah untuk kami yang biasa menggunakan racun dalam membahasai sejenis racun ganas yang sangat keji.   dahsyat dan tiada orang yang dapat memunahkannya atau dengan perkataan lain tiada orang yang bisa melukiskan racun macam apakah itu.   sehingga terpaksa kita melukiskannya sebagai racun diantara racun."   Ban kiam hweecu menghela napas panjang.   "Aaaei, mungkin nama dari selat, pasir beracun (Tok Seh sia) pun berasal dari sini. aaai! Bila seorang manusia rahasia yang begitu ganas dan buas benar-benar dapat menguasai seluruh dunia persilatan dan meracuni kolong langit, sudah pasti keadaannya tak akan bisa dibereskan secara mudah !"   Berbicara sampai disitu, dia merasakan hatinya makin lama terasa semakin berat, matanya terpejam rapat dan kepalanya pelan2 tertunduk ke bawah.   "Setelah mendengar penuturan dari Sah Totiang barusan, aku jadi teringat akan satu hal, entah benar atau tidak pendapatku itu!"   Kata Wi Tiong-hong. "Wi siauhiap. Apa pendapatmu ??"   Tanya Sah Thian-yu sambil menengok sekejap kearahnya.   "Tadi totiang pernah bercerita kalau adik seperguruamau si Bocah dewa sembilan racun telah mati keracunan setelah dituding olehnya sambil diumpat dengan beberapa patah kata.   sedangkan orang yang memasuki hutan bambu itupun baru tewas keracunan setelah dituding olehnya.   Menurut pendapat Hweecu tadi kemungkinan besar Tok seh siacu telah melepaskan sejenis racun ganas ketubuh kalian, sedang disaat melakukan gerakan menuding dia melepaskan lagi sejenis racun yang lain.   kedua macam racun ini bila dipadukan menjadi satu.   maka akibatnya akan timbul suatu reaksi lain."   Tapi menurut pendapatku, racun yang disebar dalam hutan bambu itu besar kemungkinannya sama dengan racun yang disebarkan ke dalam tubuh kalian, sedangkan diujung jari orang itu mungkin sekali telah mempelajari sejenis ilmu jari beracun yang sangat lihay.   sehingga ketika dua racun berpadu jadilah racun ganas yang amat lihay didunia ini." "Pendapat Wi sauhiap benar2 amat lihay.   Siaute sungguh merasa kagum!"   Seru Sah Thian-yu dengan wajah agak berubah. "Saudara Sah. ratjun yang mengeram dari tubuhmu belum hilang, bagaimanakah rencanamu sekarang?"   Sah Thian-yu menghela napas panjang. "Aaei, oleh karena nyawaku masih berada ditangan orang lain, tentu saja aku tak bisa bergerak dengan leluasa, jika masih ingin hidup. terpaksa aku harus kembali kemarkas."   Ban Kiam hweecu manggut-manggut.   "Kalau toh demikian, silahkan saudara Sah berangkat pulang!"   Berbicara sampai disini.   bibirnya lantas berkemak-kemik, rupanya ia meninggalkan pesan dengan ilmu menyampaikan suara.   oooOdwOooo SAH THIAN YU mengalihkan sorot matanya kewajah Ban Kiam hweecu lalu menunjukkan sikap agak tertegun.   selang beberapa saat kemudian dia baru mengangguk.   bangkit berdiri dan menjura.   ucapnya.   "Kalau begitu aku orang she Sah akan mohon diri lebih dahulu," "Tunggu sebentar saudara Sah.   kata Ban-kiam Hweecu sambil tersenyum.   Tadi sewaktu berada dihadapan Ban-kiam hweecu, meski dia menyembah-nyembah macam orang yang ketakutan serta menunjukkan wajah minta belas kasihan, tapi setelah keluar dari kuil dewa tanah sekarang, dia berjalan dengan langkah lebar dan mentereng, seakan akan sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap Thi-lohan Khong-beng Hweesio maupun si Naga tua barekor botak To Sam Seng sebagai wakil congkoan baru dari pasukan pedang berpita hitam.   Tapi hal ini memang tak bisa disalahkan, sekarang dia sedang menyaru sebagai Chin Tay-seng, congkoan dari pasukan pedang berpita hitam, mau tak mau dia mesti memperlihatkan juga gaya seorang congkoan.   Apalagi di dalam usaha membekuk Chin Tay-seng kali ini dialah yang terpilih sebagai pemimpinnya, sedang kedua orang wakil congkoan tersebut tak lebih hanya sebagai pembantu.   Setelah keluar dari pintu kuil.   Chiu Toa-nian segera menghentikan langkahnya, menanti kedua puluh orang pendekar pedang berpita hitam itu sudah keluar semua, dia baru mengulapkan tangannya kepada mereka.   Para pendekar pedang berpita hitam itu rata-rata sudah berpengalaman dan terlatih sekali.   maka dengan cepatnya mereka membentuk dua barisan didepan pintu gerbang kuil dan berdiri tak bergerak diam...   Dengan sorot mata yang tajam Ciu Toa-nian memandang sekejap kearah Thi-lohan Khong-beng Hwesio serta si Naga tua berekor botak To Sam seng, kemudian sambil tertawa seram ujarnya: "Saudara-saudara sekalian, tujuan kita kali ini adalah membekuk Chin Tay-seng yang telah mengkhianati perkumpulan dikuil Sik jiu-am, aku si orang she Ciu telah memperoleh perintah dari Kiamcu untuk menyamar sebagai Chin Tay seng, jadi harap saudara sekalian mengerti, bukannya aku orang she Ciu ingin menyaru sebagai Chin Tay seng.   adalah atas perintah dari Kiamcu aku menjadi congkoan pedang berpita hitam untuk memimpin kalian dalam operasi kali ini.   Dalam hal ini, aku rasa saudara sekalian tentu sudah memperoleh penjelasan dari Kiamcu dan sebenarnya tak perlu kuulangi kembali, tetapi aku orang she Ciu perlu mengingatkan kepada saudara sekalian yakni ilmu silat yang dimiliki pengkhianat Chin Tay-seng amat lihay bahkan jeauh diatas kepandaian aku orang she Ciu itulah sebabnya sengaja Kiamcu mengutus secara khusus dua orang wakil congkoan untuk mambantu usaha kita ini.   -Operasi kita kali ini selain berat tugasnya lagipula amat berbahaya.   aku orang she Ciu mendapat perintah untuk melaksanakan tugas sebagai seorang congkoan pedang Derpita hitam untuk melaksanakan tugas mana, harap saudara sekalian sudi melakukannya dengan ber-sungguh2, apabila ada yang berani membangkang perintah.   maka akan dijatuhi hukuman sesuai dengan peraturan yang berlaku, jadi aku harap saudara sekalian memakluminya terlebih dulu ..."   Thi-lohan Khong-beng hwasio dan si Naga tua berekor botak To Sam seng saling bertukar pandangan sekejap, kemudian masing2. berpikir dihati; "Bagus sekali, dari bersandiwara dia menjadi sungguhan dan ingin berbuat sebagai congkoan sesungguhnya,"   Tapi. berhubung hal ini memang sesui dengan maksud Ban-kiam Hweecu sendiri, tentu saja mereka berdua tidak banyak berbicara Ke dua puluhan jago pedang berpita hitam bersama-sama membungkukkan badan memberi hormat, kemudian serunya serentak.   "Kami akan menuruti perintah dari congkoan!"   Ciu Toa-nian keliharan sangat bangga, sambil tertawa seram katanya lagi.   "Kalau memang begitu bagus sekali kita boleh segera berangkat."   Selesai berkata, dia lantas mengulapkan tangannya ke arah Thi-lohan khong-beng Hwesio dan si Naga tua berekor botak To Sam Seng sembari berkata, "Hu-congkoan berdua silahkan,"   Walaupun dimulut dia berkata demikian orangnya sudah menuruni bukit terlebih dulu.   Thi-lohan khong-beng Hweesio dan si Naga tua berekor botak To Sam seng terpaksa harus ikut dibelakangnya, sedangkan kedua puluh orang pendekar pedang berpita hitam itu mengikuti pula dibelakangnya.   Sik jin-tian berada disebelah barat bukir Pit bu san.   jaraknya hanya tiga puluhan li, rombongan tersebut terdiri dari jago-jago persilatan yang berilmu, semuanya ringan dan berlangkah cepat.   oleh sebab itu tak selang berapa saat kemudian mereka sudah tiba ditempat tujuan.   Mendongakkan kepalanya tampak pintu gerbang kuil Sik jin tian dipertahankan secara kokog dan ketat.   dua puluhan pendekar pedang berpita hitam yang melarikan diri hampir semuanya berkumpul disitu.   mereka berdiri dengan pedang terhunus dan bersiap siaga menghadapi serangan, Ciu Toa-nian segera menghentikan langkahnya.   kemudian sambil tertawa kering katanya: "Aaaah.   rupanya mereka betul-betul berada disini semua.   ayo ikutilah aku!"   Sehabis berkata dia lantas berjalan menuju kedepan kuil dengan langkah lebar.   Thi-lohan Khong-beng Hweesio serta si Naga tua berekor botak To Sam seng mengira dia hendak mencari pahala, sehingga terburu-buru napsu meski langkah mereka mengikuti dari belakangnya, tak urung keningnya berkerut juga.   Agaknya Ciu Toa-nian sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap ke dua puluhan pendekar pedang hitam yang berkhianat tersebut.   dengan langkah lebar dia langsung berjalan menuju kehadapan orang-orang itu.   Sambil mengelus jenggot kambingnya dia lantas membentak keras -keras: "Kalian masih kenal dengan aku?"   Si Naga tua beretor botak To Sim seng yang menyaksikan kejadian tersebut hanya bisa menggelengkan kepalanya berulang kali, diam2 dia menghela napas sembari berpikir.   "Orang latah benar-benar orang latah, pada hakekatnya seorang manusia latah yang tak tahu diri. heran. mengapa Kiamcu bisa mengutus manusia semacam ini ?"   Siapa tahu peristiwa yang kemudian terjadi sama sekali diluar dugaan.   kawanan jago pedang berpita hitam yang tersebar didepan kuil dan bersiap siaga seperti menghadapi musuh tangguh itu sama-sama membungkukkan badannya memberi hormat setekah melihat Ciu Toa-nian, bahkan berseru dengan hormat sekali: "Hamba menjumpai congkoan."   Kejadian ini kontan saja membuat Thi-lohan Khong-beng Hweesio dan si Naga tua berekor botak To Sam-seng sama-sama berdiri tertegun, melongo dan tak tahu apa mesti dilakukan.   Walaupun sekarang Ciu Toa-nian menyamar sebagai Chin Tay-seng.   tapi meski pihak lawan tidak mengetahui duduknya persoalan, paling tidak kawanan jago pedang berpita hitam yang berkhianat itu adalah orang kepercayaan dari Chin Tay seng.   bukankah mereka kabur dari bukit Pit bu san bersama-sama ?"   Sekarang, mereka telah membentuk pos-pos penjagaan didepan kuil Sik jin tian.   penjagaan pun dilakukan amat ketat dan serius, ini menandakan kalau Chin Tay-seng memang berada didalam sana, tapi ..mengapa mereka bisa salah melihat orang ? Ciu Toa-nian memandang sekejap wajah orang-orang itu, wajahnya menunjukkan sikap bangga, lalu sambil mengelus jenggot kambingnya dia manggut-manggut seraya berkata.   "Bagus, bagus sekali !"   Berbicara sampai disini, dia lantas berpaling sambil serunya lantang.   "Harap kalian ikuti aku masuk ke dalam."   Benar-benar bikin kepala pusing, ternyata dia telah menganggap dirinya benar-benar adalah congkoan pedang berpita hitam.   Naga tua berekor botak To Sam seng betul2 tak kuasa menahan diri lagi, segera bisiknya: "Saudara Ciu kita harus perhatikan perangkap mereka." Ciu Toa-nian memandang sekejap ke wajah rekannya dengan sorot mata licik, kemudian tertawa terbahak-bahak.   Persekutuan Pedang Sakti Karya Qin Hong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Haaah ..haaah , ., haaah .   ...bukankah kau mendapat perintah dari kiamcu untuk membekuk pengkhianat, mengapa harus takut dengan perangkap mereka ? Pokoknya kalian congkoan berdua ikuti saja diriku segala sesuatunya akan kuatur sendiri ..."   Perkataan ini memang benar, Ban-kiam Hweecu memang secara jelas mengutusnya sebagai seorang congkoan.   tentu saja didalam segala persoalan dialah yang akan mengambil keputusan.   Begitu selesai berkata, Ciu Toa nian segera melangkah masuk ke dalam kuil Sik jin tian tersebut...   Thi-lohan khong-beng hwesio dan si Naga tua berekor botak To sam seng sama-sama saling berhadapan dengan wajah melongo, mereka tak mampu mengucapkan sapatah katapun.   karenanya terpaksa mengikuti dibelakangnya dan masuk kedalam ruangan kuil.   Kuil Sik jin tian tidak terlalu luas, setelah masuk kedalam pintu gerbang maka tampaklah dikursi sebelah kiri ruangan duduk seorang tosu kurut kecil yang membawa senjata kebutan.   Tentu saja Thi-lohan khong-beng hwesio dan si Naga tua berekor botak To sam seng kenal dengan tosu kecil itu.   sebab dia bukan lain adalah Hek sat seng kun Sah Thian-yu satu diantara empat racun raja langit.   Dibelakangnya mengikuti dua orang yang berdiri disebelah kiri dan kanannya, yang seorang adalah Tok Si Lian, sedangkan yang lain adalah Tok Hay ji.   Didepan pinta masuk berdiri pula empat orang tosu kecil berbaju hitam yang membawa pula senjata kebutan.   Naga tua berekor botak memperhatikan sekejap keadaan situasi disekitar tempat itu, dengan cepat dia merasa kalau kehadiran mereka didalam ruangan tersebut ibaratnya masuk kemulut harimau.   Ketika Hek sat seng kun Sah Thian-yu menyaksikan ketiga orang itu berjalan masuk ke dalam ruangan, ia segera bangkit berdiri dan tertawa terbahak-bahak, "Haaahh....haaah, haaah...   rupanya saudara Chin benar-benar telah datang, sudah cukup lama siaute menanti disini."   Ciu Toa-nian maju selangkah kedepan, menjura dan tertawa terbahak-bahak sahutnya: "Bila siaute datang terlambat harap saudara sudi memaafkan."   Walaupun dua patah kata itu cuma kata2 sopan santun, namun cukup membuat hati dirinya Thi-lohan Khong-beng hweesio tergetar...   Oleh sebab Thi lohan Khong beng taysu tahu kalau naga tua berekor botak bukan To Sam seng yang sebenarnya, melainian orang yang diutus Ban kiam hwe-cu untuk menyamar maka tanpa terasa dia berpaling dan memandang sekejap kearah naga tua berekor botak tersebut.   Waktu itu Ma koan tojin dan Thi lohan Khong beng hwesio mendapat perintah rahasia dari Cho Kiu moay mengundurkan diri dari rumah gubuk, sedangkan si Naga tua berekor botak masih tetap tinggal dalam ruangan karena masih ada tugas lain.   Tapi sewaktu mereka berdua tiba diluar rumah, ternyata didepan pintu sudah menunggu Naga tua berekor botak To Sam seng yang lain dan orang itu adalah Naga tua berekor botak To Sam seng yang sekarang ini.   (tentu nya pembaca masih ingat bukan).   Sebagaimana diketahui, Naga tua berekor botak To Sam seng yang berada sekarang ini tak lain adalah hasil penyaruan dari wakil congkoan pasukan pedang berpita putih Yu Seng, tapi diapun hanya tahu melaksanakan tugas atas perintah, bagaimana mungkin bisa mengetahui sampai kesitu."   Ketika Thi lohan khong beng hwesio berpaling kearahnya, diapun hanya bisa menggeleng kan kepalanya berulang kali.   Sementara itu Hek sat seng kun Sah Thian yu telah mengalihkan sorot matanya dan menjura kearah mereka berdua, kemudian tegurnya.   "Oooh.   rupanya khong beng taysu dan To Sam seng telah ikut kemari umuk bergabung dengan selat kami, siaute mewakili Siacu menyatakan kegembiraan kami untuk menyambut kehadiran kalian."   Dengan cepat Thi lohan khong beng taysu dan naga tua berekor botak To Sam seng merasakan kalau keadaan makin lama semakin tidak beres, belum lagi mereka menjawab.   Sambil tertawa seram Ciu Toa nian telah berkata lagi: "Mereka adalah dua orang wakil congkoan yang baru diangkat oleh Ban kiam hweecu, sayangnya sebelum melihat sungai Huanghoo belum juga mereka puas, oleh sebab itu siaute sengaja mengajak mereka mendatangi sungai Hoanghoo."   Perkataan dari Ciu Toa-nian ini menyolok sekali sehingga tanpa terasa Naga tua berekor botak To Sam seng menegur dengan kening berkerut: "Ciu Toa nian. apa maksudmu ?"   Ciu Toa-nian sama sekali tidak menggubris, dari dalam sakunya dia mengeluarkan selembar kertas putih dan diserahkan kepada Sah Thian-yu, kemudian sambil tertawa kering ujarnya, "Ban-kiam hweecu telah menerima surat dari saudara Sah! diapun sudah menduga kalau malam nanti saudara Sah pasti akan melancarkan serbuan.   sekarang orang-orang Pit bu san sudah mempunyai Lou bun si untuk memunahkan racun jahat.   jadi bisa diduga kalau malam nanti pasti akan dilakukan persiapan yang matang.   Thi-lohan yang mendengar perkataan tersebut menjadi amat terperanjat, segera bentaknya, "Ciu Toa-nian kau berani memberontak?"   Walaupun tubuhnya gemuk seperti segumpal daging namun gerak serangannya cepat sekali, dalam sekali kelewatan saja dia sudah menerjang kemuka dan menyambar kertas surat itu...   Begitu Thi-lohan melancarkan serangan si Naga tua berekor botak pun menggunakan gerak yang sama cepatnya menerjang kedepan...   Waktu itu Ciu Toa-nian sudah siap sedia.   sambil tertawa seram dia membalikkan badannya sambil menghantam tubuh Thi-lohan.   Begitu sepasang telapak tangan saling beradu, "Blaaamm!"   Terjadi benturan yang keras sekali.... Ciu Toa-nian menggeserkan kakinya ke samping, begitu berhasil berdiri tegak, ia lantas berseru dengan suara menyeramkan. "Rupanya wakil congkoan berdua benar-benar hendak melawanku,"   Thi-lohan Khong-beng hwesio sama sekali tidak menyangka kalau Ciu Toa-nian sebagai seorang jago pedang berpita hitam ternyata memiliki tenaga dalam yang begitu sempurna, akibat dari benturan tersebut tubuhnya terdengar mundur sejauh dua langkah lebih...   Bahkan napas pun terasa agak berat dan sesak, dia harus menarik napas panjang sebelum berhasil berdiri tegak.   Disaat kedua orang itu sedang beradu pukulan tadi, Sah Thian-yu telah menerima kertas putih itu dengan cepat dan memasukkannya kedalam saku, kemudian sambil tertawa seram katanya: "Taysu.   buat apa kau mesti terburu napsu? Padahal diserahkan kepada siaute pun sama saja."   Naga tua berekor botak To Sam seng melototkan sepasang matanya bulat-bulat, kemudian bentaknya keras-keras: "Ciu Toa nian, Kiamcu mengampuni selembar jiwamu dengan harapan kau bisa membuat pahala guna menebus dosa.   mengapa kau berani mengkhianati Ban-kiam hwee?"   Ciu Toa-nian segera tertawa licik, pelan-pelan dia membalikkan badannya lalu membentak: "To Sam seng. kau anggap siapakah aku ini?"   Sungguh aneh, bukankah dia diancam oleh Chin Tay-seng untuk menyaru sebagai Chin Tay seng? Dan kemudian minta ampun kepada Ban-kiam hweecu, bahkan sewaktu obat penyaruannya dihilangkan.   jelas terlihat kalau dia adalah Ciu Toa nian? Ban-kiam hweecu menitahkan kepadanya untuk menebus dosa membuat pahala dengan berusaha menangkap Chin Tay seng.   maka diapun menyaru sebagai Chin Tay seng datang ke kuil Sik jin tian tersebut.   Selama kejadian ini berlangsung, Thi-lohan Khong-beng taysu dan si naga tua berekor botak selalu mendampinginya, kalau dia bukan Jago pedang berpita hitam Ciu Toa-nian.   lantas siapakah dia?.   Naga tua berekor botak menatap wajahnya lekat-lekat.   kemudian membentak dengan suara dalam: "Jika kau bukan Ciu Toa-nian, lantas siapa kau?"   Mungkin Ciu Toa-nian menganggap ada Hek-sat keng kun Sah Thian-yu bertindak sebagai tulang punggungnya.   maka dia sama sekali tidak memandang sebelah matapun terhadap Naga berekor botak dua orang.   Pelan-pelan dia menyeka obat penyaruan dari atas wajahnya, kemudian sambil mendongakkan kepalanya dia berkata: "Wakil congkoan berdua, sudah kau lihat dengan jelas, siapakah aku ini?"   Tentu saja Thi-lohan Khong-beng hwesio dan Naga tua berekor botak To Sam-seng tahu dengan jelas, setelah membersihkan obat penyaru mukanya diapun dari Chin Tay-seng berubah menjadi Ciu Toa-nian, sudah barang tentu dia adalah Ciu Toa-nian.   "Bukankah kau adalah Ciu Toa-nian?"   Seru Naga tua berekor botak dengan gusar. Ciu Toa-nian segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.   "Haaah. , haaah. , haaahh, .. Bankiam Hweecu tidak lebih hanya seorang bocah kemarin sore, masih muda lagi tak tahu urusan hanya menggunakan sedikit siasat saja ternyata ia berhasil dikelabui Thi-lohan Khong-beng hweesio maupun Naga tua berekor botak To Sam seng hampir selamanya termasuk manusia kawakan yang sudah bertahun-tahun berkelana didalam dunia persilatan, tapinya tanya mereka pun tidak kenal siapakah aku."   Semberi berkata tiba-tiba dia melepaskan selembar topeng kulit manusia yang amat tipis dari atas wajahnya.   Ternyata diatas wajah Ciu Toa-nian masih mengenakan selembar topeng lagi, kejadian ini sungguh diluar dugaan siapapun.   Begitu topeng kulit manusia itu dibuka, paras muka Thi-lohan maupun Naga tua berekor botak menjadi bodoh.   Siapakah Ciu Toa-nian yang berada didepan mata ini ...? Ternyata dia bukan lain adalah congkoan pasukan pita hitam Chin Tay-seng yang diperintahkan penangkapannya oleh Ban-kiam Hweecu, Rupanya diatas topeng kulit wajahnya itu telah diberi wajah Ciu Toa-nian, kemudian diatas Wajah Ciu Toa-nian dilapisi lagi dengan penyaru muka sehingga berwujud sebagai Chin Tay-seng ...   Ketika obat penyaruan itu dihapus maka yang muncul adalah Ciu Toa nian, kemudian dibawah kedok Ciu Toanian terdapat pula wajah Chin Tay seng, dan inilah wajah asli dari Chin Tay seng.   Sambil tertawa licik Chin Tay seng berkata: "Sekarang, tentunya kalian sudah mengetahui siapakah diriku bukan? Nah, kalian hendak bunuh diri ataukah menunggu sampai aku turun tangan sendiri?" Dengan cepat Thi-lohan Khong-beng taysu mencabut keluar sebilah golok kecil panjang dua depa dari sakunya, lailu sambil tertawa keras katanya, "Chin Tay-seng, kau menyuruh pinceng menyerahkan diri dengan begitu saja? Paling tidak pinceng harus mencoba ilmu menotok jlaan darahmu lebih dulu sebelum mati dengan tenang !"   Pada saat yang bersamaan Naga tua berekor botak meloloskan sebilah pedang dari sakunya, kemudian sambil tertawa terbahak-bahak katanya: "Benar, menghadapi manusia yang mengkhianati perkumpulan, rasanya kita tak usah membicarakan soal peraturan dunia persilatan lagi."   Chin Tay-seng memandang sekejap kearah Naga tua berekor botak, lalu katanya, "Selama ini saudara To termashur karena ilmu cakar naga hitamnya. sejak kapan kau berganti memakai pedang?"   Naga tua berekor botak tertawa kering.   "Aku suka memakai senjata apa, perduli amat dengan kau, mana huncweemu! Ayo cepat keluarkan, percuma saja kita banyak berbicara."   Chin Tay-seng melihat Sah Thian-yu sama sekali tidak berniat untuk turun tangan, tapi dia tidak keder sebab dia percaya kemampuannya masih sanggup untuk menghadapi Thi-lohan dan Naga tua berekor botak.   Dari sakunya dia mencabut keluar huncweenya kemudian setelah tertawa seram serunya; "Siaute sudah bilang sedari tadi, tampaknya kalian berdua tak akan puas sebelum melihat sungai Huang-hoo, nah.   aku akan menyuruh kalian saksikan sungai Huang-ho tersebut!"   Sah Thian-yu tetap duduk dikursi sambil tersenyum, sembari menggoyangkan tangan berulangkali ia berkata; "Bila ada persoalan mari dibicarakan saja secara baik-baik, apa sih gunanya main kekerasan?"   Berbicara sampai disitu, sambil tertawa cekikikan dia memandang pula kearah Thi-lohan dan Naga tua berekor botak, kemudian tanyanya: "Bukankah kalian berdua datang bersama-sama saudara Chin? Apakah bukan sealiran?" "Kami datang untuk menangkap Chin Tay-seng, siapa sih yang kesudian sealiran dengannya?"   Jawab Naga tua berekor botak dengan cepat.   "Setiap qrang mempunyai cita-cita yang berbeda, bila saudara Chin lebih suka condong kepihak kami mengapa sih hweecu kalian mesti menganggap serius?" "Setiap perkumpulan mempunyai peraturan perkumpulan, setiap partai mempunyai disiplin partai, Sah totiang sendiripun terhitung jago persilatan, apakah kau tidak merasa kalau perkataanmu itu kelewat santai.?"   Seru Thi-lohan pula.   Sah Thian-yu segera tertawa ter-bahak2, "Berkecimpungan dalam dunia persilatan.   permainan apa sih yang belum pernah aku jumpai? Haa-haa-haaa....   Bankiam hweecu ingin mempergunakan siasat menyiksa diri untuk menipu aku orang she Sah? Huh...benar benar pikiran yawg terlalu kekanak- kanakan!"   Yang dimaksudkan melakukan siasat menyiksa diri tentu saja tak lain adalah Chin Thay-seng. Chin Tay-seng yang yang mendengar perkataan itu menjadi tertegun, lalu sambil membelalakkan matanya lebar dia berseru.   "Saudara Sah, apa maksudmu?"   Sambil mengebaskan senjata kebutannya, Sah Thian-yu berkata: "Sandiwara saudara Chin tak usah dilanjutkan lagi, coba bayangkan saja saudara Chin adalah seorang congkoan pedang berpita hitam dari Ban-kiam hwee.   kedudukan dalam perkumpulan Ban-kiam hwee boleh dibilang hanya berada dibawah seorang diatas ribuan orang, mana mungkin dengan kedudukan sedemikian tingginya kau akan bergabung dengan pihak kami?"   Merah padam selembar wajah Chin Tay-seng, buru-buru serunya dengan cepat.   "Siaute benar-benar...."   Tidak sampai ucapan tersebut selesai diutarakan, sambil tertawa Sah Thian-yu berkata lebih jauh; "Lagipula racun yang bersarang ditubuh seluruh anggota perkumpulan Ban-kiam hweecu yang berada dibukit Pit busan bisa lenyap dalam seharian saja, ini kejadian yang sukar dipercayai,..   apalagi setelah saudara Chin mempersembahkan perencanaan Ban-kiam hweecu dalam menghadapi kami, bila aku orang she Sah sampai mempercayai perkataanmu, bukankah hal ini sama artinya dengan menjerumuskan diri kedalam perangkap dan mencari kematian buat diri sendiri? Haaah .   , .haah , .   .lebih baik saudara Chin bertiga cepat pulang saja, sampaikan kepada kiamcu kalau aku orang she Sah masih beberapa tahun lebih tua dari padanya jadi aku tak ingin tertipu oleh akal muslihatnya."   Paras muka Chin Tay-seng segera berubah berulang kali saking gusarnya, seluruh badannya sampai gemetar keras, teriaknya dengan marah; "Tempo hari. bukankah kau juga yang mengirim orang?"   Kembali Sah Thian-yu mengebaskan kebutannya lalu berdiri. "Bukankah kalian berdua hendak membekuk Chin Tay-seng? Mengapa tidak segera menyeretnya pergi?"   Dia berseru.   oooOdwOooo SEBENARNYA Chin Tay seng adalah seorang manusia licik, tapi Sah Thian-yu bisa berubah pikiran pada saat dan keadaan seperti ini.   sesungguhnya hal ini merupakan sesuatu kejadian yang sama sekali diluar dugaan.   Sementara dia masih tertegun, mendadak kedua matanya menjadi sepat dan berat, kemudian menguap berulang kali, mengantuknya bukan kepalang.   Untuk beberapa saat Thi-lohan Khong-beng hweesio maupun si Naga tua berekor botak To Sam-seng dibikin melongo dan tidak habis mengerti.   Sebenarnya Chin Tay-seng benar-benar telah berkhianat kepada Ban-kiam hwee, ataukah seperti apa yang dikatakan oleh Sah Thian-yu Kiamcu sedang melaksanakan siasat menyiksa diri? Mendadak kedua orang itu mendengar suara Sah Thian-yu yang berbisik dengan ilmu menyampaikan suara: "Dia sudah terkena bubuk pemabok Jit poh mi hun san milikku, ayo cepat digusur pergi kau masih akan menunggu sampai kapan lagi?"   Sementara itu Chin Tay-seng telah mundur dengan sempoyongan, lalu sambil membelalakan matanya lebar-lebar dia berteriak kearah Sah Thian-yu: "Kau....!"   Thi-lohan Khong Beng hwesio dan si Naga tua berekor botak sama-sama dibikin tertegun, mereka tak berani berayal lagi dan buru-buru maju kedepan. satu dari kiri yang lain dari kanan segera membimbing Chin Tay-seng. "Saudara Chin."   Si Naga tua berekor botak berbisik, "tempat ini kalau toh tak mungkin kita tempati, masih ada tempat lain yang dapat kita diami, mari kita pulang saja!"   Dalam keadaan yang sangat mengantuk, tentu saja Chin Tay-seng tak bisa banyak berbicara lagi.   ia membiarkan tubuhnya dibimbing kedua qrang itu beranjak dari sana.   Terdengar Sah Thian-yu berseru lagi dari belakang sambil tertawa terbahak-bahak.   "Haaa..,haaa....percuma saja siasat menyiksa diri yang dipergunakan Ban-kiam hweecu tersebut, sebab dihadapan aku orang she Sah, siasat semacam ini sama sekali tiada gunanya, ayo mengapa kalian belum juga pergi?"    Keris Pusaka Nagapasung Karya Kho Ping Hoo Kemelut Blambangan Karya Kho Ping Hoo Wanita Iblis Pencabut Nyawa Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini