Ceritasilat Novel Online

Raja Silat 16


Raja Silat Karya Chin Hung Bagian 16


Raja Silat Karya dari Chin Hung   Selesai berkata sapasang matanya dengan tidak henti2-nya berkelebat memandang ketiga orang itu bergantian. Sekalipun Thiat Sie sianseng belum selesai menghitungkan nasib mereka tapi mendengar perkataan itu segera sahutnya.   "Penjahat naga merah hanya seorang bajingan saja didalam Bu lim, kini kami bertiga berani mencari kau entah itu bencana atau bahagia kau takkan menjerikan hati siapapun, semua ini dikarenakan hati bajinganmu yang tidak jujur dan sudah memfitnah orang lain sehingga hidung hidung kerbau dari Bu tong pay mengejar kami terus. Hmm, kau mau menakutkan siapa lagi."   "Hmm, baiklah,"   Teriak penjahat naga merah itu sambil mendengus dingin.   "Mari kalian rasakan kelihayan dari permainan cambuk Cie Liong Pian ku ini, bila aku kecundang ditangan kalian sejak ini hari takkan muncul kembali didalam Bu lim"   "Bagus"   Sambung Thiat Sie siauseng dikalahkan oleh permainan cambukmu itu didalam tiga puluh jurus, bukan saja kami serahkan nyawa kami bahkan sejak ini hari didalam Bu lim kekurangan nama kami bertiga"   Si cangkul pualam yang mendengar percakapan mereka berempat diam diam pikirnya didalam bati.   "Salah, salah. Jika ditinjau dari permainan cambuk naga merah ini dia memang mempunyai kelihayan yang melebihi orang lain, seharusnyalah Thiat Sie sianseng itu hanya dikarenakan gusarnya tetapi dengan ucapannya ini berarti juga dia sudah terlaiu memandang rendah musuhnya"   Berpikir sampai disini dalam hati Lie Loo jie segera muncul keinginannya untuk membantu Tionggoan Sam Koay, ujarnya kemudian.   "Pertemuan malam ini sebetulnya merupakan urusan kami berdua dengan penjahat nga merah. siapa yang mau kalian kacau dengan jalan? Bilamana kalian benar benar punya minat untuk bertempur lawan bajingan tua ini kenapa kau sebelum ada rencana bertempur tidak janjikan lain waktu ditempat lain juga? Buat apa kalian mengganggu perjanjianku dengan dirinya ? ?"   Beberapa patah perkataan dari Lie Loo jie ini bila didengar kelihatan kalau mengandung nada teguran, si siucay buntung yang sifatnya agak keras dan kasar ketika mendengar perkataan itu didalam hatinya merasa tidak puas, baru saja dia membuka mulutnya membantah, Thiat Sie sianseng yang diantara mereka bertiga mempunyai pikiran amat cermat segera tahu maksud hati dari Lie Lo jie itu, dengan gugup dia membungkuk untuk memberi hormat.   Lie Loo jie loocianpwae tak tahu kejahatan hati diri penjahat naga merah itu sudab mencapai puncaknya, pada tahun yang lalu bukan saja sudah melukai pengemis tua diatas gunung Wu san bahkan setelah membinasakan ciangbunjin Bu tong pay Leng Cing Ci dan membiarkan mayatnya mengggeletak ditengah hutan dia memfitnah urusan itu kepada kami.   Hal ini membuat hidung hidung dari kerbau Bu tong Pay menjadi percaya benar benar dan mengejar kami terus untuk menuntut balas.   Dia berhenti sebentar untuk menghela napas panjang, kemudian sambungnya lagi.   "Ini hari mendadak kami menemukan tanda kepala kerbau yang cianpwee tinggalkan, waktu itulah kami baru tahu cianpwee sudah berjanji dengan penjahat naga merah untuk bertempur disini, kami bertiga memangnya sedang mencari dia maka segera kami bertiga berangkat kesini untuk mencari balas, sama sekali kami tidak punya maksud untuk mengganggu cianpwee, harap dimaafkan... dimaafkan. Beberapa perkataan ini seketika itu membuat Lie Loo jie berdiri tertegun, apa itu tanda kepala kerbau???? Tia benar."   Ujar gadis cantik pengangon kam bing itu mendadak ketika melihatnya Wajah ayabnya diliputi oleh perasaan amat bingung."   Wan jie serta le cici bisa menemui tempat ini semuanya dikarenakan bantuan tanda kepala kerbau itu kalau tidak mana mungkin kami tahu kalau Tia ada disini???"   Liem Tou yang mendengarkan omongan mereka itu diam diam merasa amat geli pikirnya "Bilamana bukannya tindakanku itu malam ini kau Lie Loo jie akan menemui kesulitan untuk keluar dari kuil Siang lian si ini".   Lie Loo jie segara termenung berpikir beberapa saat lamanya dia benar benar merasa tidak paham bagaimana bisa timbul urusan ini.   Mendadak makinya kepada penjahat naga merah itn dengan gusar.   Bajingan tua, kau sedang mempersiapkan permainan apa terhadapku aku orang? aku kira perbuatan itu tentu kau yang lakukan kalau tidak mana mungkin ada orang ketiga yang tahu?' Penjahat naga merah itu ketika mendengar Lie Loo jie menyalahkan peristiwa ini kepada dirinya dalam hati menjadi amat gusar sekali.   Sebetulnya perjanjian untuk bertempur didalam kuil Siang lian si ini adalah siasat liciknya, karena Thiat Bok Thaysu adalah susiok-nya dia bersiap siap untuk mengerubuti Lie Loo jie hingga binasa setelah itu Thian Pian Siauw cu serta Au Hay Ong Bo dari Kiam Thian Pay dia tidak akan takut lagi.   Siapa tahu siasatnya yang licik ini sudah diganggu oleh munculnya Tionggoan Sam Koay, gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw le bahkan kini Lie Loo jie malah melemparkan kesalahan itu kepadanya sudah tentu kegusarannya tidak bisa ditahan lagi.   Saking gusarnya penjahat naga merah ini tidak sanggup untuk mengucapkan sepatah kata pun hawa murninya segera dikerahkan keseluruh tubuhnya, telapak kirinya mendadak dibabat kearah Lie Loo jie dengan dahsyatnya segera terasalah segulung angin pukulan yang amat dahsyat membelah bumi.   Bersamaan waktunya pula cambuk Cie Liong Pian ditangan kanannya dengan amat cepat di sontek menotok dada Lie Loo jie.   Lie Loo jie ying melihat penjahat naga merah itu menyerang dirinya dengan tidak bersuara, segera berteriak "Bagus sekali!' Kuda kudanya segera diperkuat, bersamaan pula telapak kirinya didorong kedepan naenyambut datangnya serangan tersebut dia bersiap-siap untuk menerima serangan musuh dengan keras lawan keras.   Siapa tahu baru saja Lie Loo jie mendorong telapak tangannya mendadak terasa olehnya datangnya angin serangan amat aneh sekali, dalam hati dia menjadi amat terperanjat, dengan gusarnya dia berteriak keras, sinar golok segera berkelebat diikuti berkelebatnya bayangan abu abu, tubuhnya dengan amat cepat sudah melayang sejauh dua puluh kaki jauhnya.   Saking gusarnya selutuh tubuh Lie Loo jie kelihatan gemetar dengan amat keras.   Kiranya serangan telapak dari penjahat naga merah tadi adalah sebuah serangan kosong belaka, sedang serangan cambuk Cie Liong Pian yang disusul dari belakang merupakan serangan yang sungguh sungguh, menanti setelah Lie-Loo jie angkat telapak tangannya untuk menyambut datangnya serangan cambuk Cie Liong Piannya mendadak dengan menembus angin pu kulan menyambut datangnya serangan tersebut.   Jika bukannya Lie Loo jie mengubah gerakanannya yang berbenturan dengan ujung cambuk pasti akan menemui kerugian besar.   Lie Loo jie sama sekali tidak menduga kalau penjahat naga merah itu amat licik, setelah termenung sebentar dari dalam sakunya dia mengambil keluar lempengan besinya.   Golok tipis ditangan kanannya dengan menggunakan jurus "Pek Liong Hwee Thian"   Atau naga putih kembali ke langit berjalan kekedudukan Hong pintu ke Tong Kong menusuk dada penjahat naga merah itu. Ujung cambuk dari penjahat naga merah itu dengan cepat dikibaskan kedepan dengan menggunakan jurus "Yu Liong Tiauw Su"   Ntau naga berputar kehilangan kepala tepat menutupi dadanya, kaki kirinya segera bergeser satu langkah kedepan sedang cambuk dengan disertai angin serangan yang amat santar dengan datar membabat kedepan.   Lie Loo jie tidak mau memperlihatkan kelemahannya entah dengan menggunakan gerakan apa tiba tiba tubuhnya dengan mendatar melayang keatas dan dengan mudahnya berhasil menghindarkan diri dari serangan tersebut.   Begitu kakinya mencapai permukaan tanah golok tipis segera memainkan ilmu golok "Toa Loo Ciet cap Jie To Hoat"   Yang meliputi ilmu golok dari berbagai aliran, terlihat sinar yang menyilaukan mata memenuhi angkasa hanya didalam sekejap mata dia sudah melancarkan sembilan jurus banyaknya bahkan setiap jurus memiliki perubahan yang amat aneh sekali Liem Tou yang bersembunyi dibalik pohon Siong diam diam memuji atas kelihayan permainan goloknya.   "Ilmu golok yang bagus"   Penjahat naga merah itu agaknya juga tahu kelihayan musuhnya, ketika melihat serangan ter sebut segera dia tahu Lie Loo jie sudah mengeluarkan ilmu "Toa Loo To Hoat"   Yang dia pingin menjajalnya dia tidak berani berlaku ayal lagi cambuk Cie Liong Piannya diputar ke atas dengan menggunakan ilmu "Liong Hwee Pian Hoat"   Cambuk diputar sehingga berubah menjadi gulungan merah yang amat berkelebat diantara sambaran golok yang menyilaukan mata itu.   Pertempuran sengit antara Lie Loo jie serta penjahat naga merah saat ini dilakukan dengan amat cepatnya, didalam pandangan Tiongoan Sam Koay, gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie mereka hanya melihat bayangan berkelabat simpang siur tanpa bisa lihat lihat jurus jurus apa yang sudah mereka gunakan.   Tetapi Liem Tou yang sudah berhasil mempelajari kitab pusaka To Kong Pit Liok adalah lain, dia dapat melihat setiap jurus jurus serangan yang dimainkan kedua orang itu, bahkan setiap orang tidak ada jang mau mengalah masing masing dengan menggunakan jurus jurus yang ampuh untuk nengalahkan pihak lawannya, keadaaan waktu itu betul batul amat bahaya sekali.   Liem Tou yang menonton jalannya pertempuran tersebut diam diam dalam hati merasa amat terperanjat.   Dia tahu kepandaian silat dari mereka berdua seimbang apalagi kini bertemu musuh tangguh, untuk beberapa saat lamanya tentu tidak mungkin bisa diputuskan siapa yang menang, dia yang berdiri disamping dengan tenangnya mulai memperhatikan setiap jurus jurus serangan mereka kemudian secara diam diam mengingatnya didalam hati.   Kurang lebih seperminum teh kemudian Lie Loo jie serta penjahat naga merah itu sudah bertempur mencapai dua ratus jurus banyaknya.   Akhirnya Liam Tou dapat melihat juga gerakan dari penjahat naga merah itu semakin lama semakin perlahan, sebaliknya serangan dari Lie Loo jie semakin mengencang bahkan berkali kali berubah dengan, berbagai macam ilmu golok yang berbeda beda.   Liem Tou yang melihat akan hal itu diam-diam merasa amat girang pikirnya.   "Akhirnya Lie Loo jie bisa menangkan satu tingkat dari penjahat naga merah itu"   Pada saat yang amat tegang itulah mendadak .... Thiat Bok Thaysu yang berdiri dipinggiran memuji keagungan Bnuda.   "O-min-to-hud"   Dengan perlahan lahan dia mulai berjalan mendekati kalangan dimana Lie Loo- jie serta penjahat naga merah sedang bertempur dengan amat sengitnya, setelah terdengar puluhan hwee sio yang selama ini berdiam diri terus menerus mulai bersama sama memuji Budha.   "O ..Min ..To ..Hud .."   Mendadak mereka mulai membaca doa doa untuk kematian.   "Doa kematian"   Ini biasanya dibaca oleh para hweesio hweesio sebelum jenazah yang hendak dikebumikan itu dimakamkan, tapi bagaimana bisa dibaca pada saat ini???"   Kalau cuma itu masih tidak mengapa, bersamaan waktu itu juga didalam sekejap mata puluhan hweesio hweesio itu mulai menyebar disekeliling kuil Siang Lian Si itu, setiap termbok setiap pintu semuanya ada hweesio yang menjaga hanya saja mereka sama sekali tidak mencabut senjata tajam masing masing tetapi dengan tenangnya terus membaca doa kemattan itu.   Liem Tou yang melihat adanya perubahan secara tiba tiba ini segera merasa ada sedikit urusan yang tidak beres, ketika melihat ketengah kalangan lagi terlihatlah kekalahan penjahat naga merah sudah mulai kelihatan dengan nyata, permainan cambuknya mulai kacau sedangkan keringat dingin dengan sangat derasa mengucur keluar membasahi seluruh badannya.   Sambaran angin dari golok tipis Lie Loo jie pun semakin lama semakin dahsyat, bukan saja menimbulkan hawa sambaran yang menggidikkan bahkan puluhan kaki disekelilingnya dilindungi oleh sinar golok yang amat rapat itu.   Tapi Thiat Bok Thaysu semakin berjalan semakin mendekat, pada luarnya sekalipun kelihatan dia masih pejamkan matanya seperti tidak ada urusan padahal Liem Tou tabu setiao tindak dia maju kedepan berarti Lie Loo jie semakin bertambah bahaya lagi keadaannya.   Pada saat inilah sisiucay buntung, pengemis pemabok, Thiat Sie Sianseng, gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie sudah melihat adanya perubahan, secara mendadak itu, mereka tahu semua sudah terjatuh didalam ku rungan orang lain.   Tanpa terasa lagi mereka menjadi amat gusar, bersama sama dengan amat dahsyatnya menubruk kearah Thiat Bok Thaysu.   Thiat Bok Thaysu sama sekali tidak ambil perduli, hanya dengan perlahan lahan pujinya lagi.   "O mi to hud"   Sepasang mata dari Liem Tou segera berputar dengan amat tajamnya, mendadak dari aats ubun ubun Thiat Bok Taysu itu muncul segumpul hawa hitam yang amat tipis, dia tahu tentunya dia sedang mengerahkan ilmunya yang beracun, tanpa terasa lagi hatinya semakin me rasa terkejut.   Pikirannya dengan cepat berkelebat, tanpa pikir panjang lagi tenaga dalamnya dikerahkan segera terasalah segulung sambaran angin amat dahsyat menggulung keluar.   Ternyata Thiat Bok Thaysu amat libay sekali, hanva sedikit Liem Tou bergerak dia segera sudah berasa, bahkan tahu kalau musuhnya memiliki ilmu silat yang amat lihay, air mukanya segera berubah amat hebat, sepasang matanya yang semula dipejamkan rapat rapat kini dipentangkan lebar lebar dengan pandangan yang amat dingin bentaknya.   "Siapa!"   Seluruh jarinya yang smat tajam dengan cepat dipentangkan, bagaikan meluncurkan jarum jarum kecil dari ujung jarinya segera tampaklah segulung hawa hitam meluncur kearah po hon siong itu dengan cepat menyambut datangnya sambaran angin dari Liem Tou itu.   Mendadak Thiat Bok Thaysu mendengus dengan berat, sepasang telapaknya dibalik dengan menghadap keatas dia melancarkan dua gulung angin yang dahsyat membantu hawa hitamnya tadi, dengan paksa akhirnya berhasil juga menahan datangnya angin serangan dari Liem Tou tadi.   Pada waktu itulah senjata senjata tajam dari Tionggoaa Sam Koay, gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie sudah menubruk kearah tubuhnya.   Thiat Bok Thaysu yang baru saja turun tangan siapa akan tahu sudah bertemu dengan musuh yang tangguh didalam hatinya benar benar merasa amat terkejut bercampur gusar, sebetulnya dia ingin melemparkan kemangkelan ini pada tubuh ke lima orang tersebut, tetapi pukulan yang amat dahsyat dari Liem Tou tadi sudah membuat hatinya merasa sedikit jeri.   Akhirnya dia terpaksa manahan sabar, tubuhnya melayang mundur tiga kaki dari tempat itu dan berdiri tertegun.   Gadis cantik pengangon kambing yang melibat Thiat Bok Thaysu sudah berhasil dipaksa mundur sedang si penjahat naga merah itupun sudah dibuat kalang kabut oleh serangan gencar golok tipis ayahnya di dalam hati merasa amat girang sekali, dia tahu sipenjahat naga merah sudah berhasil dikuasai ayahnya.   Mendadak Thiat Bok Thaysu membentak dengan keras juga, tubuhnya yang kurus kering dan berwarna hitam gelap itu bagaikan kilat cepatnya sudah melayang kedepan, bersamaan pula waktunya hweesio hweesio yang berdiri ditempat keempat penjuru mulai membentak keras, mereka bersama sama mencabut keluar senjatanya mating masing kemudian dengan ganasnya mulai mengurung tempat itu.   Tionggoan Sam Koay, gudis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw le sama sekali tidak menduga kalau Thiat Bok Thaysu bisa melakukan hal ini dengan amat cepat, baru saja mendengar suara bentakannya bayangan manusia sudah berkelebat dengan amat rapat disekeliling tempat itu.   Ketika mereka berlima sadar kembali hendak mencabut keluar ssnjatanya untuk menangkis waktu sudah terlambat, sepasang telapak tangan dari Ihiat Bok Thaysu sudah berkelebat dihadapan mereka berlima siap untuk mencabut nyawanya.   Mendadak ...   , disaat yang amat kritis itu dari belakang tubuhnya secara tiba tiba terdengar suara dengusan yang amat berat, seketika itu juga beberapa orang merasakan telinganya amat panas sekali.   Thiat Bok Thaysu merasa amat gusar sekali selagi dia membentak keras, matanya dengan cepat kelihatannya memandang ke empat penjuru sedang air mukanya jelas memperlihatkan perasaan heran dan ragu ragunya.   Para hweesio yang maju menyerang kini sudah berada tepat dihadapan Tionggoan Sam-Koay, gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie, seketika itu juga terjadilah pertempuran sengit diantara mereka.   Sebaliknya pertempuran Lie Loo jie dengan si penjahat naga merah itupun telah mencapai pada puncaknya, terdengar Lie Loo jie membentak dengan amat kerasnya.   "Lepas !"   Terlihat sinar merah berkelebat, cambuk Cie Liong Pian ditangan penjahat naga merah itu segera terlepas dari tangannya dan melayang tersangkut diatas dahan pohon siong. Tetapi disaat yang bersamaan pula Thiat Bok Thayau sudah membentak keras "Tahan."   Para hweesio yang sedang bertempur segera menarik kembali senjatanya masing-masing dan mundur kebelakang.   Terdengar Lie Loo jie sembari tertawa panjang dengan amat nyaring ujarnya.   Bajingan tua, pada dua puluh tahun yang lalu untung kau cepat cepat bersembunyi sehingga aku tidak sempat bertemu muka dengan kau, tapi ini hari boleh dikata aku benar banar merasa puas."   Selesai berkata dia tertawa panjang dengan nyaring membuat penjshat naga merab saking jengkelnya mendengus tak henti hentinya. Seluruh tubuhnya seperti dikerumuni berjuta juta semut gemetar dengan amat kerasnya. Lama sekali barulah ujarnya.   "Sen.. senjata...senjata Loolap...Loolap sudah terlepas, kita.. .kita...coba coba lagi dalam ..dalam permainan ilmu pukulan".   "Ha ha ha.. .hey bajingan tua, jika kau merssa tidak puas marilah aku menyambut seranganmu kembali."   "Bagus"   Kuda kudanya ditekan kebelakang, mendadak telapak tangannya dengan disertai angin pukulan yang amat dahsyat menggulung kedepan. Tiba tiba Lie Loo jie menyingkir kesamping dua langkah, bentaknya.   "Tahan, biar aku bicara lebih dulu. Bajingan tua, malam ini aku tidak ada kesempatan buat bertanding kembali, jika kau benar benar ingin mengadu ilmu pukulan baiknya pada bulan lima tanggal lima kita bertemu kembali diatas puncak pertama didaerah Cing Jan."   Agaknya pertempuran tadi cukup melatih dirinya ysng untuk pertama kali sejak puluhan tshun yang lalu bertemu dengan musuh amat tangguh ketika mendengar Lie Loo jie berkata begitu hatinya menjadi amat girang.   "Baik, Loohu sampai waktunya pasti datang."   Mendadak Thiat Bok Thaysu yang berdiri disamping tertawa dingin.   "Sutit harap jangan percaya omongannya sehingga tidak terjatuh didalam siasatnya yang licin, menurut pendapat susiokmu pertempuran senjata tadi sedikit mencurigakan, bukannya sutit betul betul dikalahkan olehnya". Sipenjahat naga merah yang secara tiba tiba mendengar perkataan yang sama sekali tidak genah dari Thiat Bok Tbaysu ini tak terasa lagi sudah dibuat melengak, pikirnya didalam hati.   "Hmm... dia orang sedang menerangkan soal apa kepadaku dengan melalui kata kata itu"   Terpaksa dia bungkam dalam seribu bahasa. Lie Loo jie sendiripun merasa datangnya perkataan tersebut terlalu mendadak.   "Lalu menurut pendapat dari Thaysu kau orang merasa ada sebab sebab lain apa lagi"   Tanyanya dingin.   "Hey si cangkul pualam Lie Sang, namamu terkenal diseluruh dunia kangouw, tetapi aku orang sama sekali tidak menduga kalau namamu itu kosong belaka tidak sesuai dengan orangnya, urusanmu sendiri tidak tahu malah tanya orang lain, apa macamnya itu"   Maki Thiat Bok Tbaysu sambil melototkan matanya.   "Secara terang terangan kau orang sudah sembunyikan pembantu yang bersembunyi ditempat kegelapan lalu secara diam diam membokong orang lain kenapa kau sekarang mungkir kembali? he ...hee ... mungkin kau masih bisa mengelabuhi mata orang lain, tetapi jangan harap bisa lolos dari pandangan Loolap."   Lie Loo jie yang mendengar perkataan itu semakin dibuat bingung.   "Hmm jika kau memastikan disekitar tempat ini ada orang yang hadir akan tetapi dengan cara bersembunyi, sekarang saja coba engkau katakan siapa siapa orang yang hadir tanpa diundang. Ayoh jawab dan tunjukkan. Hmmm. Kalau bicara jangan sembarangan tanpa ujung tanpa ekor sehingga membuat semua orang kebingungan."   Siapa tahu dia berbicara mendadak dari luar kuil Siang Lian Si berkumandang datang suara derapan kaki yang amat santer sekali dari tempat kejauhan yang semakin lama semakin mendekat, pikiran Lie Looajie segera berputar, pikirnya.   "Eeeeei ..... apa sungguh sungguh ada beberapa orang yang hadir kesini ?"   Suara derapan kaki itu dengan amat cepatnya sudah sampai di depan kuil membuat para hweesio, Lie Loo jie maupun Tionggoan San Koay sekalipun yang mendengar suara aneh itu menjadi melengak semua dibuatnya.   "Hmmm. Silahkan kawan kawan tampakkan diri untuk bertemu dengan Loolap"   Seru Thiat Bok Thaysu dengan suara yang amat dingin. Baru saja dia selesai berkata mendadak . ."Braaak "   Dua buah pintu kuil yang semula tertutup rapat secara tiba tiba terbuka lebar lalu dari luar kuil menerjang masuk seekor binataeg yang agak samar samar.   Semua orang yang melibat masuknya seekor binatang ke dalam kuil dongan gerakan yang begitu ganas dalam hati diam diam merasa sangat terkejut sekali, walapun masing masing orang memiliki kepandaian silat yang amat lihay tetapi kejadian yang muncul diluar dugaan ini membuat hati mereka merasa keder juga, masing masing dengan cepat mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan.   Tetapi ketika binatang aneh itu sudah melewati pintu mendadak dia berhenti tidak bergerak sama sekali bahkan secara perlahan lahan ia mulai memperdengarkan suara dengusan yang sangat rendah, saat itulah semua orang baru dapat melihat kalau binatang tersebut adalah seekor kerbau.   Seketika itu juga Thiat Bok Thaysu maupun si penjahat naga merab menjadi tersipu sipu sedangkan Lie Loo jie serta Tionggoan Sam Koay bersama sama tertawa terbahak bahak.   "Oooh ... kiranya yang Thaysu maksudkan dengan orang yang bersembunyi ditempai kegelapan dan membuantu aku secara diam diam adalah manusia macam ini "   Ejek Lie Loo jie dengan cepat.   "Haaa, haaa ... kalau memangnya demikian bukankah Thaysu kau orang sudah terlalu pandang hina Sutemu sendiri"   Walaupun beberapa perkataan dari Lie Loo jie hanya bernada guyon tetapi dihadapan hweesio yang begitu banyak mana mau Thiat Bok Thaysu berdiam diri saja.   "Hey orang she Lie"   Bentaknya dengan amat gusar, kau manusia anjing ... jangan salahkan bencana yang menimpa kau orang saat ini adalah disebabkan kesalahanmu sendiri, ayoh pada cabut keluar senjata tajam kalian ... kita jangan kasih mereka lolos barang seorang pun."   Tubuhnya segera menubruk kedepan terlebih dahulu sambil meluncurkan satu pukulan menghajar tubuh Lie Loo jie, sedangkan para hweesio yang ada diempat penjurupun dengan disertai suara bentakan yang gegap gempita sehingga menggetarkan seluruh permukaan bagaikan menggulungnya air bah dengan dahsyatnya menghantam diri Tiongoan Sam Koay serta si gadis cantik pengangon kambing.   Melihat suasana tersebut Lie Loo jie segera tahu bahwa suatu pertempuran yang amat sengit bakal terjadi, buat dirinya sendiri dia orang sama sekali tidak kuatir tetapi hatinya merasa amat cemas terhadap diri Lie Siauw le serta si gadis cantik prngangoH kambing, teriaknya kemudian dengan suara keras.   "Wan jie, Ie jie...hati hati kalian menghadapi musuh."   Raja Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Saat ini angin pukulan dari Thiat Bok Thaysu sudah sampai, untuk menghindarkan diri tidak sempat lagi terpaksa dengan memperkuat kuda-kuda dia menerima datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras.   "Braak..."   Dua gulung angin pukulan yang amat dahsyat menghantam menjadi satu sehingga mengakibatkan getarnya seluruh permukaan.   Tampak tubuh Thiat Bok Thaysu cuma sedikit bergoyang sebaliknya Lie Loo jie terdesak mundur dua langkah kebelakang bahkan kedua belah lengannya mulai terasa amat linu sekali, tak tertahan dalam hati dia merasa bergidik juga, pikirnya.   "Bajingan tua itu tidak kusangka sekali dia orang bisa memiliki tenaga dalam yang demikian dahsyat... kelihatannya pertempuran malam ini agak merugikan pihakku. Baru saja dia berpikir sampai disitu mendadak-terasa segulung angin pukulan yang jauh lebih dahsyat dari tadi menghantam tubuhnya dengan amat keras, dia menjadi terkejut dan menggeliat kesamping. Kiranya dengan mengambil kesempatan itu Thiat Bok Thysu sekali lagi melancarkan serangannya yang amat dahsyat sedangkan mulut nya berteriak.   "Hey tua bangka kau orang masih tunggu apa lagi!!"   Sipenjahat naga merah yang mendengar teriakan dari paman gurunya ini tidak berani ber laku ayal lagi, ujung jubahnya dikebut kedepan dengan disertai hawa pukulan yang amat dahsyat dia melancarkan bokongan dari sebelah samping.   Melihat serangan gabungan dari mereka berdua dalam hati Lie Loo jie segera menjadi paham kembali, kiranya si penjahat naga merah sengaja mengundang dirinya untuk bertanding dikuil Siang Liang Si karena ditempat itu sudah diatur satu jebakan yang amat kejam sekali, dalam hati diapun sadar bahwa pertempurannya malam ini sangat mempengaruhi nama baiknya dikemudian hati, sedikit dia berbuat ceroboh maka nama besar yang didapatkannya selama puluhan tahun ini akan hancur berantakan sama sekali, bahkan nyawapun sukar untuk dipertahankan.   Karenanya dia tidak berani menghadapi dua orang musuh tangguh sekaligus hatinya terus menerus mengkuatirkan keselamatan si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie, secara diam diam dia melirik sekejap ke arah mereka.   Walaupun musuh musuhnya dengan saling berhadapan, ujung kakinya dengan cepat menutul permukaan tanah untuk menghindarkan diri dari serangan gabungan dari Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah.   Kelihatannya si gadis cantik pengangon kambing, Lie Siauw Ie serta Tionggoan Sam Koay sekalian sedang bertempur dengan sengitnya melawan hweesio hweesio itu, tetapi hal yang bikin benar benar hatinya merasa terperanjat ada lah kepandaian silat yang demikian tingginya dari pada hweesio hweesio itu, walaupun saat ini mereka berlima masih bisa mempertahankan dirinya tetapi jika waktu berlangsung lebih lama lagi urusan tentunya akan menjadi berubah.   Lie Loo jie yang melihat situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi dirinya segera memikirkan satu akal didalam benaknya saat ini dia tidak banyak bertingkah dengan Thiat Bok Thaysu sekalian, tiba tiba tubuhnya meloncat ke tengah udara lalu berjumpalitan dan berlalu dari sana.   'Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah mana mau melepaskan dia orang begitu saja dengan cepat mereka mengejar dari belakang, empat buah telapak tangan bersama sama melancarkan tenaga pukulan laksana menggulungnya ombak ditengah samudra.   Lie Loo jie segera mengerahkan tenaga murninya, mendadak dia bersuit panjang sehingga laksana pekikan naga sakti membuat suaranya bergema sampai beberapa li jauhnya, terhadap datangnya serangan dari kedua orang itu dia sama sekali tak menggubris, ujang kakinya menutul permukaan tanah lagi lalu meloncat naik ke atas wuwungan rumah.   "Ayoh pergi dari sini."   Serunya dengan keras.   "Kita cari tempat yang sunyi untuk menggebrak sepuas hati."   Diikuti dengan beberapa kali loncatan dia berlalu menuju ke halaman belakang dari kuil tersebut.   Ternyata Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah tidak berpikir panjang lagi dan mengikuti dari belakang, walaupua mereka berdua tidak percaya atas perkataan dari Lie-Loo jie itu tetapi dalam hati menganggap Lie Loo jie mau melarikan dirinya karena itu masing masing segera meloncat ke atas wuwungan rumah untuk melakukan pengejaran dengan sangat cepatnya, Lie Loo jie yang melihat akalnya termakan oleh pihak musuh hatinya merasa sangat senang sekali, dia berlari terus dengan sangat cepatnya menuju kedepan.   Kurang lebih seperminum teh kemudian sudah dirasakan mereka telah jauh meninggalkan kuil Siang Lian Si mendadak sambil putar badannya dia berhenti berlari dan pada saat itulah terlihat Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah sedang menyusul datang dari puluhan kaki dibelakang tubuhnya.   Lie Loo jie tidak ragu ragu legi, hawa murninya segera disalurkan dari pusar mengelilingi seluruh tubuhnya dengan disertai suatu pukulan angin yang sangat dahsyat dia melancarkan suatu pukulan menghantam ke arah depan sehingga membuat dua kaki disekeliling tempat itu segera terkurung didalam angin pukulannya.   Thiat Bok Thaysu yang pandawgan serta penglihatannya lebih tajam segera merasakan situasi yang berbeda, teriaknya dengan cepat.   "Awas !"   Bersama sama sipenjahat naga merah mareka berpencar menjadi dua dengan berdiri pada suatu arah yang berlawanan.   Tetapi saat ini Lie Loo jie sudah punya suatu pegangan yang kuat.   tubuhnya mendadak maju dua langkah ke depan dan gerakan itu khusus mencari penjahat naga merah tak menunggu sampai dia orang berdiri dengan tegak berturut turut dia melancarkan tiga pukulan gencar menghantam tubuhnya.   Si penjahat naga merah yang berada didalam situasi semacam ini boleh dikata berwda ditengah keadaan yang amat berbahaya, tetapi bagaimanapun dia bukanlah manusia yang memiliki kepandaian rendah dengan susah payah dia ber hasil juga menghindarkan diri dari dua buah serangan yang pertama tetapi ketika serangan yang ketiga menyusul dia tidak sanggup untuk menghindar kembali, terpaksa dengan keras lawan Keras dia menerima datangnya serangan tersebut.   Tetapi didalam keadaan amat gugup mana dia orang sanggup menerima datangnya serangan yang amat dahsyat itu.   "Braak,"   Ditengah suara bentrokan yang amat keras tubuhnya dengan sempoyongan mundur tujuh, delapan langkah kebelakang darah segar muncrat keluar dari mulutnya dengan kepala berasa pening sekali, jelas sekali dia sudah menderita luka dalam yang tidak ringan.   Thiat Bok Thaysu sama sekali tidak menyangka Lie Loo jie bisa memperlihatkan permainan ini, melihat si penjahat naga merah sudah mendapatkan kerugian yang tidak ringan, dengan amat gusarnya dia membentak keras, tubuhnya secara tiba tiba mendesak maju lebih dekat lagi lalu melancarkan pukulan menghajar tubuh Lie Loo jie.   Dalam hati Lie Loo jie memangnya tidak bermaksud mencelakai nyawa dari si penjahat naga merah itu karenana dia tidak perlu menambahi dengan satu pukukn kembali, melihat datangnya serangan yang begitu gencar dari Thiat Bok Taysu dia segera tertawa ter bahak-bahak dan mengundurkan diri dua kaki jauhnya kebelakang.   "Haaa ..haaa ..Thiat Bok Thaysu!"   Teriaknya dengan suara yang amat nyaring.   Pada dua tiga puluh tahun yang lalu sipenjahat naga merah pernah menggetarkan seluruh dunia persilatan, waktu itu aku betul hetul kagum atas nama besarnya tetapi siapa iahu.   siapa tahu dia cuma seorang manusia rendah yang tidak tahu malu.   Hadiahku pada malam ini bilamana ingin membalasnya aku siorang tua akan menantinya pada puncak pertama diatas Cing Jan bulan lima tanggal lima yang akan datang, selamat tinggal Selesai berbicara mendadak dia pntar tubuhnya, dengan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya "Liu Im Hwee Si"   Atau mengikuti awan terbang melayang dia berlalu dari tempat itu dengan cepatnya.   Menanti Thiat Bok Thaysu sadar kembali dari lamunannya hendak melakukan pengejaran Lie Loo jie sudah meninggalkan tempat itu amat jauh sekali.   Dia menjadi sangat gusar sekali, sambil mendepak depakkan kakinya ke atas tanah dia Orang memaki tak henti hentinya, terpaksa dia balik kembali untuk memeriksa keadaan luka dari penjahat naga merah.   Kita balik pada Lie Loo jie yang berhasil meloloskan diri dari gencetan Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah, hatinya yang terus menerus memikirkan keselamatan dari gadis esntik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie sewaktu dilihatnya Thiat Bok Thaysu tidak melakukan pengejaran, dengan cepat dia me mengerahkan ilmunya berlari balik kedalam kuil Siang Lian Si.   Beberapa saat kemudian kuil Siang Lian Si secara samar samar sudah muncul dihadapannya, saat itulah dia dapat mendengar suara pertempuran yang amat sengit diselingi dengan suara kesakitan yang menyayatkan hati berku- mandang datang dengan jelasnya, dia orang segera tahu pertempuran didalam kuil itu sudah mencapai pada puncaknya.   Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang lebih dahsyat dia berlari semakin cepat lagi menuju kearab kuil.   Mendadak ...Suara dengusan kerbau yang amat keras bergema memenuhi seluruh permukaan, suara itu semakin lama semakin keras,,dan semakin laa semakin mengerikan kedengarannya, jelas sang kerbau sudah dibuat kalap.   Sebetulnya sejak kerbau itu menerjang masuk kedalam kuil, Lie Loo jie sudah mengenal kembali kalau kerbau tersebut adalah kerbau yang diberikan kepada Liem Tou lalu menghilang secara mendadak itu, kini mendengus suara dengusan yang amat cemas dari kerbau itu dia orang segera tahu kalau gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw le sudah menemui bahaya, dengan semakin cepat lagi dia berlari kearah dapan.   Sebentar saja dia sudah tiba didalam kuil Siang Lian Si, ketika dia mendongakkan kepala tetlihatlah diatas wuwungan rumah terdapat bayangan manusia yang sedang berkelebat diselingi sambaran sinar golok yang gemerlapan.   Tionggoan Sam Koay.   gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw le mereka itu masing masing orang sedang melawan dua orang musuh.   Hanya didadam sekali pandang dia bisa melihat siapa menang siapa kalah, dengan disertai suara bentakan yang amat keras sesosok bayangan manunusia dengan cepatnya melayang keatas dan menuburk kearah Lie Siauw Ie, hanya dalam sekali gebrakan saja dimana angin pukulannya menyambar dua orang hweesio dengan disertai suara jeritan kesakitan tersapu jatuh dari atas wuwungan rumah.   "Suhu!"   Teriak Lie Siauw Ie kemudian setelah dilihatnya siapa orang yang baru saja me nolong dirinya.   Lie Loo jie mana ada kesempatan untuk menjawab, dia cuma mendengus perlahan sedang tubuhnya dengan amat cepat melayang kesamping tubuh si gadis cantik pengangon kambing itu, dengan menggunakan cara yang sama pula dia membereskan dua orang hweesio yang sedang mendesak putrinya mati matian itu.   "Ayah, coba kau lihat kerbau itu"   Teriak gadis cantik pengangon kambing itu, kemudian setelah si Lie Loo jie berhasil menyingkirkan ke dua orang hweesio itu.   Lie Loo-jie tidak menyahut, setelah dilihatnya baik si gadis cantik pengangon kambing maupun Lie Siauw Ie tidak menemui cidera segera dia memaki.   "Lihat kerbau, kerbau apa ? Suruh kalian jangan ikut turun gunung kenapa kamu orang tidak mau dengar omonganku !! Ayoh cepat pergi dari sini"   Tetapi sewaktu mendengar perkataan dari gadis cantik pengangon kambing tak terasa dia pun menunduk ke bawah, jika tidak masih melihat mengapa begitu dia melihat ke bawah terasa hatinya berdebar debar dengan amat keras nya, seluruh tubuhnya terasa mendingin.   Kiranya dibawah ruangan tersebut telah dipenuhi dengan mayat mayat yang bergelimpangan memenuhi seluruh permukaan tanah menyerupai sebuah selokan kecil.   Beberapa puluh hweesio lainnya yang masih hidup tampak sedang melarikan diri dikejar oleh kerbau tersebut dengan amat kencangnya.   Diantara terjangan serta injakkannya yang amat keras beberapa puluh hweesio tersebut hanya didalam sekejap saja sudah tinggal beberapa orang saja yang berlari dengan terbirit-birit sambil berteriak teriak ketakutan, Dengan perlahan pandangan Lie Loo jie beralih ketempat lain.   seketika itu juga dia menemukan juga kalau diatas pohonpun sudah di penuhi dengan hweesio yang sedang bersembunyi disana sambil mulutnya komat kamit membaca doa minta keselamatan.   Situasi yang benar benar sangat mengerikan ini membuat Lie Loo jie merasa agak tidak tega, baru saja dia hendak membentak kerbau itu untuk menghentikan gerakannya meudadak terdengar sipengemis pemabok membentak keras.   "Pergi"   "Bluuuk.. ."sipengemis pemabok itu dengan amat cepatnya berhasil menghajar jatuh seorang bweesio kebawah atap. Ketika..kerbau tersebut melihat adanya manusia yang jauh dari atas dengan cepat tubuhnya menerjang maju kedepan, ditengah injakan injakan yang anat keras serta suara jeritan ngeri yang menyayat hati, perut hweesio itu sudah pecah dan terkoyak koyak sehingga isi perut pada berhamburan, seketika itu juga hweesio itu menemui ajalnya. Terasa lagi Lie Loo jie gelengkan kepalanya, teriaknya kemudian dengan suara yang amat nyaring.   "Tiongoan Sam Hiap su!! biarkan mereka pergi saja."   Si siucay buntung, pengemis pemabok serta Thiat Sie Sianseng ketika mendengsr suara seruan dari Lie Loo jie dengan cepat meloncat mundur kebelakang membiarkan kelima orang hweesio tersebut berlari terbirit birit dari sana.   Le Loo jie segera membentak kembali.   "Su!!"   Agaknya dia punya maksud untuk menghentikan gerakan dari kerbau tersebit, siapa tahu setelah mendengar teriakan tersebut bukannya berhenti bergerak kerbau tersebut malah semakin mempercepat kejarannya kearah beberapa orang hweesio itu, Lie Loo jie menjadi keheran heranan.   "Haaa apakah kerbau ini sudah berubah sifatya?? sebetulnya kerbau adalah sama dengan anjing yang merupskan binatang paling setia terhadtp majikannya, kenapa kali ini pengalaman tersebut tidak cocok. Pada saat pikirannya berputar itulah kerbau tersebut berhasil menerjang seorang hweesio kembali, terdengar hweesio itu menjerit kesakitan darah segar segera mengucur - keluar dengan amat derasnya, pada punggunguya sudah bertambah dengan dua lubang besar terkena tanduknya kerbau itu, seketika itu dia juga jatuh binasa. Lie Loo jie semakin cemas lagi, berturut turut dia berteriak beberapa kali untuk berusaha menghentikan sang kerbau yang sudah kalap itu.   "Su.Su. Su."   Lalu gumamnya seorang diri.   "Jika tidak berhenti lagi, aku segera akan membinasakan dirinya,"   Tetapi kerbau itu sama sekali tidak mau mendengar bentakannya, dia masih meneruskan terjangannya.   Saat ini.   Lie Loo jie benar benar sudah tidak bisa menahan sabar lagi, bentaknya keras.   Binatang, hutang nyawa harus diganti nyawa kau jangan salahkan aku siorang tua akan turun tangan jahat kepadamu?"   Tubuhnya dengan cepat melayang turun ke-bawah telapak tangannya bagaikan kilat cepatnya sudah melancarkan serangan menghajar punggung ketbau itu.   Jika dibicarakan dari kehebatan serta kesempurnaan dari ilmu silat Lie Loo jie untuk menbinasakan kerbau itu sama gampangnya dengan mengsmbil barang dari sakunya sendiri saja, hal itu merupakan suatu pekerjaan yang sederhana sekali.   Siapa duga kerbau itupun mempunyai perasaan yang amat tajam sekali, baru saja Lie Loo jie melancarkan serangannya kedepan mendadak kerbau itu menarik punggungnya kembali kedalam, dengan disertai suara desiran yang berat kaki belakangnya melancarkan tendangan lalu kabur dengan amat cepatnya kedepan.   Hanya didalam beberapa kali lompatan saja dia sudah berada sangat jauh dari kakek itu membuat pukulan dari Lie Loo jie seketika itu juga menyambar permukaan tanah membuat pasir serta kerikil pada melayang memenuhi angkasa.   Beberapa saat kemudian kembali kerbau itu berhasil menyandak seorang hweesio yang sedang lari ketakutan.   "Binatang terkutuk"   Bentak Lie Loo jie dengan amat gusarnya.   Tubuhnya dengan cepat melayang kedepan mengejar dibelakang tubuh kerbau itu, dengan tepat mengarah pantat kerbau tersebut, dia melancarkan dua buah serangan dahsyat tanpa ada ampun.   Kerbau itu seperti dibelakang ada pantatnya, ternyata dengan cepat sudah menggelindingkan badannya keatas tanah dan dengan persis berhasil menghindarkan datangnya serangan tersebut.   Terdengar suara jeritan ngeri yang menyayatkan hati, angin pukulan dari Lie Loo jie bukannya berbasil membinasakan kerbau itu sebaliknya dengan tepat menghatam tubuh hweesio yang sedang lari ketakutan itu, darah segar segera muncrat dari tubuhnya dan seketika itu juga menemui ajalnya.   Kali ini Lie Loo jie benar benar dibuat kheki sampai wajahnyapun berubah menjadi pucat ke hijau hijauan, tangannya dengan cepat melayang kedepan, dua buah lempengan besi yang selamanya tidak pernah dipergunakan dengan meninggalkan suara desiran yang amat keras menyambar kedepan mengancam sepasang mata dari kerbau itu.   Kelihatannya lempengan besi itu segera akan menghajar sepasang mata dari sang kerbau itu, mendadak dia menolehkan kepalanya disertai suara ringkikan perlahan, lempengan besi terse but dengan tepatnya berhasil menghajar lehernya tetapi sama sekali tidak menimbulkan perubahan apapun bagi dirinya serangan itu lenyap bagaikan ditelan gelombang samudra.   Sekalipun Lie Loo jie mempunyai pengalaman yang amat luas dengan pengetahuan tentang kejadian aneh yang amat banyak kali ini benar berar dibuat tertegun juga oleh kejadian yang baru saja ditemuinya ini dengan mata terbelalak mulut melongo dia berdiri tertegun memandangi kerbau itu.   Sedangkan kerbau itupun tidak merasa takut lagi dengan cepat menghentikan larinya bahkan sepasang matanya yang bulat dengan gayanya mengejek memandangi dirinya.   Melihat hal itu Lie Loo jie semakin mendongkol, tetapi kali ini dia bergerak maju dengan langkah yang amat perlahan sekali, kemudian pikirnya.   "Hmmm. asalkan aku berhasil mendekati badanmu, tidak akan terlalu sukar lagi untuk menawan kau binatang."   Siapa tahu kejadian yang aneh sekali lagi muncul dihadapan mukanya ....   setiap kali dia maju satu langkah maka kerbau itu ikut mundur satu langkah kebelakang.   boleh dikata dia tidak bisa mengapa apakan dirinya.   Tidak terasa lagi Lie Loo jie merasa hatinya seperti dibakar, pikirnya dengan gemas.   "Aku si cangkul pualam Lie Sang sudah pernah manjagoi seluruh dunia persilatan selama puluhan tahun lamanya ternyata hari ini tidak sanggup untuk menguasai seekor kerbau saja. Aiii hal ini sungguh memalukan namaku yang sudah terkenal tersebut."   Berpikir akan hal ini nafsu membunuhnya menjadi timbul kembali, dengan cepat dia menyalurkan seluruh hawa murninya pada kedua belah telapak tangannya, dia bersiap siap menbinasakan kerbau tersebut didalam satu kali pukulan saja sehingga mukanya sedikit dapat terlindung Tiba-tiba .   ...Suatu suitan nyaring dari Thiat Bok Thaysu telah menembus awan berkumandang datang, Lie Loo jie menjadi kaget, disadari kembali apa yang akan terjadi, dengan cepat memrandang ke arah Tionggoan Sam Koay, si gadis cantik pengangon kambing serta Lis Siauw-Ie berseru dengan keras.   "Kalian kenapa tidak pergi dari sini !! Mau tunggu apa lagi haaa !!"   "Suhu, bagaimana dengan Liem Tou?"   Tanya Lie Siauw Ie mendadak ketika teringat kembali kepada diri Liem Tou.   "Apa ?"   Tanya Lie Loo jie keheranan.   "Kau sedang bicara apa ? Kau sudah bertemu dengan Liem Tou?"   "Benar,"   Sahut Lie Siauw Ie membenarkan.   "Semula dia berada diatas pohon siong tetapi sekarang telah ienyap, kemungkinan sekali dia bersembunyi ditempat lain. jika kita pergi semua bagaimana dia orang ?"   Perkauan dari Lie Siauw Ie ini diucapkan terlalu mendadak, membuat Lie Loo jie setengah percaya setengah tidak, untuk beberapa saat lamanya pikirannya berputar terus dengan amat kerasnya.   Tiba tiba ...   sepertinya dia sedang memahami sesuatu, dengan tanpa dia sadari kepalanya sudah ditolehkan ke arah kerbau itu mendatanginya dengan melotot.   Meiihat Lie Loo jie memandangi dirinya dengan mata melotot terdengar kerbau tersebut segera meringkuk keras lalu jejakkan empat buah kakinya kebelakang dan hanya dalam beberapa kali loncatan saja dia sudah mengelilingi satu kali dalam halaman itu lalu dengan kencangnya menerjang keluar dari pintu kuil.   Cuma didalam beberapa saat saja suara derapan kakinya makin lama semakin menjauh dan akhirnya lenyap dari pendengaran.   Saat ini suara suitan dari Thiat Bok Thaysu berkumandang kembali, agaknya sebentar lagi dia sudah akan tiba disana Dangan cepat Lie Loo jie mendesak Tiong goan Sam Koay.   sigadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw le untuk cepat meninggalkan tempat itu.   Tampak Thiat Si sianseng merangkap tangan nya menjura lalu ujarnya.   Cian pwee kalau memangnya memerintahkan kami berbuat demikian, boapwee sekali tidak akan berani membantah, selamat tinggal."   Selesai berkata bersama sama dengan kedua orang temannya mereka meioncat turun dari wuwungan runah kemudian dengan amat cepat nya berlalu dari sana, hanya di dalam sekejap saja mereka sudah lenyap dari pandangan.   Sebaliknya sigadis cantik pengangon Kambing serta Lie Siauw le yang sudah bertemu kembali dengan Lie Loo jie mana mau pergi dari sana seperti halnya dengan Tionggoan Sam Koay.   mereka tetap berdiri disana dengan ragu ragu.   "Wan jie, Wie jie kenapa kalian tidak pergi juga!!!"   Teriak Lie Loo jie kembali dengan keras."   Tenaga dalam dari Thiat Bok hweesio amat kuat sekali bahkan aku sendiripun tidak sanggup untuk menandingi dirinya apa kalian kira dengan kepandaianmu masih bisa bertahan terhadap serangan nya?"   Si gadis cantik pengangon kambing yang melihat Lie Loo jie menjadi marah dia segera memperlihatkan sifat alemannya, dia menganggap asalkan dia berbuat demikian tentu ayahnya akan segera menjadi gembira kembali.   Raja Silat Karya Chin Hung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Tia."   Ujarnya dengan nada aleman.   "Aku serta Ie cici memangnya mau ikut kau orang tua melakukan perjalanan."   "Tutup mulut."   Mendadak Lie Loo jie membentak dengan amat gusarnya.   "Apa yang sudah aku pesankan kepada kalian!! Haaa!! kenapa kalian sengaja tidak mau mendengarkan omonganku!! sekarang aku tidak mau mengurus kalian lagi, ayoh cepat pergi dari sini."   Suaranya keras nadanyapun amat kasar, sama sekali berbeda dengan sifatnya pada hari hari biasa. Sigadis cantik pengangon kambing menjadi sedikit melengak, lalu dengan mata memerah hampir hampir menangis serunya.   "Tia, kau tidak tahu, , . ."   Sebenarnya dia menceritakan suatu yang ditinggalkan didalam gua mereka, siapa tahu baru saja dia mengucapkan sepatah kata suara dengusan kerbau dari luar kuil sudah bergema kembali tak henti hentinya diikuti suara derapan kaki yang keras mulai mendekati dari arah jauh Beberapa orang itu tak terasa lagi sudah mengalihkan pandangannya keluar kuil sedangkan sigadis cantik pengangon kambing itupun dengan sendirinya menghentikan pembicaraan selanjutnya.   Didalam sekejap saja kerbau yang telah pergi tadi sudah menerjang masuk kembali kedalam kuil, tetapi pada tanduknya kali ini sudah tergantung seseorang.   Meiihat kejadian itu mereka bertiga jadi kebingungan dan merasa amat terkejut sekali, Mendadak....   "Touw titi, itu dia Touw titi,"   Teriak Lie Siauw Ie dengan amat keras.   Tubuhnya dengan cepat melayang turun dari wuwungan rumah dan dengan menyambut datangnya kerbau tersebut dia menerjang ke depan, agaknya dia bermaksud menyambar orang yang sudah tergantung pada tanduk kerbau itu Kiranya hanya dalam sekali pandang itulah Lie Siauw le sudah mengenal kembali, kalau orang itu adalah Liem Tou.   "Ie jie, jangan."   Teriak Lie Loo jie dengan terperanjat sewaktu dipandangnya Lie Siauw Ie menubruk ke arah kerbau tersebut.   Tetapi saat ini Lie Siauw Ie sudah berada kurang lebih beberapa depa dari kerbau itu, untuk mencegah sudah tidak sempat lagi kelihatan nya Lie Siauw Ie segera akan kena sambar oleh kerbau yang sedang menerjang ke arahnya dengan amat ganasnya itu.   Pada saat Lie Loo jie serta Lie Siauw Ie merasa terperanjat sehinga keriingat dingin mengucur keluar membasahi bajunya itulah tiba tiba kerbau itu mundur dua langkah kebelakang, de ngan bentakan rendah mendadak kerbau itu meloncat melalui atas kepala lalu menerjang kedalam ruangan kuil yang amat megah itu.   "Suhu .... suhu ..."   Teriak Lie Siauw Ie dengan amat cemas.   "Dia adalah Liem Tou, suhu kau tolonglah dirinya."   Tanpa menanti jawaban lagi dia pun berlari mengikuti kerbau tersebut menerjang masuk ke dalam ruangan megah itu.   Lie Loo jie tahu dia mau tidak mau harus turun tangan untuk memberi bantuan, melihat si gadis cantik pengangon kambing masih ada di-atas genteng cepat gapenya.   "Ayoh ikut aku turun ke bawah."   Si gadis cantik pengangon kambing dengan cepat melayang turun ke bawah mengikuti diri Lie Loo jie masuk kedalam ruangan megah itu.   Terasa keadaan didalam ruangan megah itu amat seram dan dingin sekali, suasananya amat sunyi dan gelap, cuma ada serentetan sinar yang amat samar memancar keluar secara samar samar dari patung Budha diatas meja sembahyangan Lie Loo jie yang terang terangan melihat Lie Siauw Ie dengan mengikuti kerbau itu menerjang masuk kedalam ruangan ternyata kini sudah lenyap tak tampak hatinya menjadi amat keheranan kepada sigadis cantik pengangon kambing ujarnya dengan suara perlahan- "cepat perhatikan lebih teliti lagi Lie Siauw Ie sudah pergi kemana!!"   Selesai berkata kepadanya segera berputar menyapu sekejap kearah sekeliling tempat itu.   mendadak disebelah kiri dekat ujung tembok dia melihat adanya sebuah genta besar yang tergantung ditengah udara genta itu cuma ditahan dengan seutas tali tanpa adanya rak untuk menyimpannya, barang barang yang diatur seperti ini memang sangat mencurigakan sekali tak terasa lagi Lie Loo jie menjadi curiga juga sarunya.   "Didalam kuil ini tantu ada barang barang yang mencurigakan sekali, awas jangan sampai kena terjebak."   Baru saja dia merasa amat curiga mendadak dari belakang badannya terdengar suara benturan yang amat karas sekali dua buah pintu ruangan itu mendadak sudah tertutup dengan sangat rapatnya diikuti suara tertawa yang sangat menusuk telinga bergema melalui seluruh ruangan tersebut.   Lie Loo jie segera bisa menangkap kalau suara itu berasal dari Thiat bok Thaysu, air mukanya berubah sangat hebat sambil menyambar tangannya si gadis cantik pengangon kambing dia meloncat ke kanan.   "Lie sicu kau orang tidak usah gugup, terdengar suara dari Thiat Bok Thaysu beigema datang.   "Kau telah memasuki kuil Siang Lian si-ku. Kau orang sudah tidak pandang sebelah mata-pun terhadap kuil Siang Lian si kami ini, kenapa sekarang menjadi gugup ?"   Tetapi . .Hee hee, urusnj yang terjadi didalam dunia memang sukar untuk diduga semula."   Selesai berkata dia kembali tertawa serak, diikuti suara keagungan Budha yang membetot-kan nyawa.   "Omintohud ..Omintohud."   Suaranya itu kedengarannya amat mengerikan sekali sehingga membuat bulu kuduk mereka berdua pada berdiri ditambah pula suasana didalam kuil itu amat menyeramkan seperti berada diakherat saja wembuat hati mereka berdua semakin bergidik.   Saat ini gadis cantik pengangon kambinglah yang merasa paling kaget bercampur ketakutan sambil menarik narik tangan Hek Loo jie tanya nya dengan suara yang amat lirih.   "Tia, kau dengar hweesio kurus kering itu ber bicara dari mana? kenapa kita tidak bisa melihat dirinya?"   Dalam hati Lie Leo jie tahu dirinya sudah terjerumus kedalam situasi yang sungguh sungguh membahayakan keselamatan jiwanya, oleh sebab itu seluruh perhatiannya sudah dipusatkan pada gerak gerik yang terjadi diruangan itu, terhadap perkataan itu dari gadis cantik pengangon kambing itu dia orang sama sekali tidak memberikan jawabannya.   "Sreet"   Tiba tiba dia orang mencabut keluar goloknya yang amat tipis dan dicekal kencang kencang ditangannya, sedangkan sepasang matanya dengan amat tajam sekali menyapu beberapa kali keseluruh ruangan.   Sikapnya yang amat tegang dari Lie Loo jie baru dilihat gadis cantik pengangon kambing untuk pertama kalinya, tak terasa diapun merasa hatinya berdebar dengan amat kerasnya, dalam hati dia berpikir.   "Apakah hweesio kurus dan hitam pekat itu benar benar lihay sekali?'' Ketika pikiran ini berkelebat didalam benak nya, mendadak dia teringat kembali terhadap keselamatan dari Lie Siauw Ie serta Liem Tou yang tersangkut diatas tanduk kerbau.   "sebenar nya mereka telah pergi ke mana ? apakah merekapun juga terjebak oleh alat rahasia yang ada didalam kuil ini?"   Teringat akan hal ini seperti juga baru saja disiram dengan sebaskom air dingin hatinya merasa berdesir, bisiknya kembali kepada Lie Loo jie.   "Tia, apakah didalam kuil ini benar benar ada alat rahasianya"   "Wan jie, kau jangan bertanya terus terusan"   "seru Lie Loo jie sewaktu mendengar gadis cantik pengangon kambing bertanya untuk kedua kalinya.   "Kita harus memperhatikan sekitar tempat ini apakah ada suatu perubahan yang mencurigakan" 17 Karya : Khu Lung aka. Lahirnya Dedengkot Silat diterjemahkan oleh Tjan Ing Djoe tahun 1969 Upload by Masrizki di Indozone Ebook by Dewi Kangzusihttp://kangzusi.com   /   Jilid 17: Terperangkap Di Dalam Kuil Siang Lian Si "Tia, Lalu Ie Cici apa mungkin sudah.."   "Tidak usah banyak tanya lagi, aku sudah tahu!' Potong Lie Loo jie dangan cepat. Berbicara sampai disitu dia segera menarik tangan si gadis cantik pengangon kambing untuk menyusup dengan cepatnya kedepan, dia bisa melihat pada dinding pintu itu ternyata telah terbuka sebuah pintu yang menghubungkan tempat itu dengan sebuah lorong yang sangat panjang sekali. Si gadis cantik pengangon kambing menjadi amat girang, dengan gerakan badan yang Cepat dia siap siap hendak menerjang masuk terlebih dulu ke dalam lorong.   "Jangan terburu buru, jangan sampai terkena bokongannya"   Mendadak teriak Lie Loo jle sambil menarik tangannya kebelakang. Tubuh gadis cantik pengangon kambing itu segera mundur baberaba laagkah kebelakang, dan pada saat itu pula terdengar Thiat Bok Thaysu tertawa kembali dengan amat seramnya.   "Hee .. hee ..heee .. sungguh hebat sekali kau orang, tidak kuduga si cangkul pualam Lie Sang jadi orang amat teliti sekali, tapi sekalipun begitu apa gunanya?? saat ini walaupun kau punya sayappun jangan harap bisa terbang lolos dari tempat ini."   Dengan perlahan pintu tadi ditutup kembali dengan rapatnya disusul dengan bergemanya suara lonceng yang berbunyi tak henti hentinya didalam ruangan tersebut.    Tiga Dara Pendekar Siauwlim Karya Kho Ping Hoo Perangkap Karya Kho Ping Hoo Darah Daging Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini