Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen Bagian 12
Lek mengikuti dari belakang
meloncat keluar pula dari ruangan.
Setibanya disisi jendela si telapak baja gelang emas
Poei Ceng Yan putar badan mengirim sebuah pukulan
kebelakang. 919 Cahaya lilin yang menerangi ruang tengah seketika
padam, suasana diliputi kegelapan.
Nyioo Su Jan yang pertama tama meloncat keluar dari
ruangan segera melayang ke atas atap dan berlari
kedepan. Pos pos penjagaan yang tersebar disekitar kantor
cabang perusahaan ini kebanyakan diatur sendiri oleh
Nyioo Su Jan. darimana-kah arah suara tadi muncul tentu
saja Nyioo Su Jan mengatakan sangat jelas, dengan
cepat ia berkelebat kesana.
Gerakan Nyioo Su Jan boleh dikata cukup cepat
namun kedatangannya terlambat setindak, ketika ia tiba
disitu tampaklah seorang pengawal berbaju hitam telah
menemui ajalnya diujung tembok, dimulutnya masih
menggigit sempritan bambu tersebut kencang kencang.
Terdengat ujung baju tersampok angin berkumandang
datang, berturut turut Poei Ceng Yan segera membalik
tubuh pengawal tadi, ditemuinya orang itu sudah
menemui ajalnya beberapa waktu.
Liem Toa Lek pun menemukan orang itu merupakan
salah satu pembantu yang paling pandai didalam kantor
cabang kota Kay Hong, tak tertahan lagi ia bertanya,
"Poei Hu Cong Piauw tauw, dimanakah letak lukanya?"
Ternyata diatas badan pengawal itu sama sekali tidak
tampak adanya bekas luka.
920 "Ia dihantam oleh sebuah pukulan Iweekang yang
amat dahsyat, isi perutnya telah hancur!".
"Orang ini sangat pandai, pengetahuan maupun
pengalamanpun amat luas Untuk membinasakan dirinya
bukan suatu pekerjaan gampang. Aku pikir orang itu
tentu memiliki kepandaian silat yang sangat lihay ."
Sementara itu Nyioo Su Jan telah terpaling kearah
ruangan dimana digunakan Kwan Tiong Gak untuk
mencari rahasia peta pengangon kambing, suasana
tampak amat tenang seolah olah sama sekali tidak
menjumpai gangguan.
"Su Jan, amankah ruangan yang ditempati Cong Piauw
tauw?" bisik Poei Ceng Yan dengan nada lirih.
"Kalau ditinjau dari kematian pengawal ini, aku rasa
orang itu adalah seorang jago yang memiliki kepandaian
silat sangat tinggi."
"Eeee! Aku sedang bertanya kepadamu Bagaimana
dengan keselamatan Cong Piauw-Tauw?" tukas Poei
Ceng Yan dengan alis berkerut.
"Tidak ada perubahan. Empat penjuru Bangunan yang
digunakan Cong Piauw tauw telah ditanam empat orang
ahli panah, aku sudah beritahukan kepada mereka,
perduli, di luaran telah terjadi perubahan macam apapun
mereka tidak diperkenankan munculkan diri atau ikut
campur. Kecuali ada orang hendak menerjang masuk
kedalam kamar Cong Piauw tauw, mereka baru boleh
unjukan diri dan melepaskan anak panah mencegah,
921 orang itu telah mengeluarkan tanda bahaya, kita bisa
dengar rasanya merekapun bisa mendengar pula."
Dengan perasaan sangat puas Poei Ceng Yan segera
mengangguk. "Namun" sambung Nyioo Su Jan lebih jauh. "Datang
datang orang itu sudah turun tangan membunuh orang,
agaknya kedatangannya membawa kegusaran. Apa
mungkin setelah membunuh seseorang ia lantas
mengundurkan diri kembali".?".
"Mari kita melakukan pemeriksaan!."
Nyioo Su Jan menyapu sekejap keempat penjuru, lalu
ujarnya lagi, "Kalian dilihat orang-orang yang kita atur
disekeliling tempat ini agaknya sama sekali tidak
bergerak, kedatangan kita kemari pun cukup cepat
seharusnya kita menemukan sesuatu jejak"."
"Mungkinkah dikarenakan mendengar suitan tadi, ia
merasa jejaknya konangan Dan dalam keandaan
mendongkol lantas turun tangan membinasakan orang
itu lalu mengundurkan diri?" nimbrung Liem Toa Tek
memberikan pendapatnya,
"Seharusnya tidak mungkin"."
Sinar matanya di alihkan keatas sebuah bangunan
rumah tidak jauh dari mereka berdiri, tiba-tiba sambil
tertawa dingin tegurnya, "Kawan, dalam sebuah
hantaman kau telah mencabut jiwa seseorang, hal ini
menunjukan kalau kepandaianmu sangat luar biasa dan
922 bukan seorang manusia tak bernama, seorang lelaki
sejati, seorang enghiong hoo-han buat apa bermain
sembunyi-sembunyi macam kura kura?" Apakah kau
tidak merasa telah merendahkan martabatmu sendiri."
Mendengar teguran itu, Poei Ceng Yan serta Liem Toa
Lek sama sama mengalihkan sinar matanya kearah
bangunan rumah yang sedang diplototi oleh Nyioo Su Jan
itu. Kiranya halaman belakang merupakan sebuah
halaman kosong yang sangat besar, ruangan dimana
Kwan Tiong Gak berdiam saat ini merupakan sebuah
bangunan yang berdiri sendiri ditengah halaman.
Disamping itu dekat ruangan tadi hanya ada sebuah
gudang yang terletak kurang lebih satu tombak lebih lima
depa dari ruangan pertama.
Seandaianya pihak lawan setelah membinasakan
gerakan yang paling cepat meloncat masuk kedalam
gudang itu dan bersembunyi di bawah wuwungan rumah,
maka jejaknya akan susah ditemui lagi.
Dugaan Nyioo Su Jan sedikit pun tidak salah, bahkan
ucapannya barusan telah memberikan reaksi.
Dari atas wuwungan rumah bangunan itu muncullah
sesosok bayangan manusia dan lambat lambat berjalan
mendekat. Liem Toa Lek serta Nyioo Su Jan segera memisahkan
diri kedua belah sisi kemudien baru alihkan sinar
matanya kearah orang itu.
923 Tampaklah pihak lawan mengenakan pakaian singset
warna hitam, wajahnya dikerudungi dengan kain hitam.
Badannya sedangan sedang dipunggung tersoreng
sepasang senjata roda bergigi "Jet Gwat Siang Loen."
Melihat senjata yang sangat aneh itu otak Poei Ceng
Yan segera berputar kencang, ia berharap dengan
menggunakan sedikit tanda itu berhasil mengetahui asal
usul perguruannya,
Tiba tiba si orang berbaju hitam itu berhenti
melepaskan sepasang senjata roda bergiginya dan
tertawa dingin.
"Apa maksud kalian mengundang cayhe munculkan
diri?" "Aku ingin minta keterangan tentang satu hal apakah
orang ini menemui ajalnya ditanganmu?" seru Nyioo Su
Jan dingin. Sepasang mata orang berbaju hitam itu dengan tajam
melirik sekejap kearah mayat sang pengawal yang
menggeletak diatas tanah lalu menggeleng.
"Bukan!"
"Bukan perbuatanmu?" seru Nyioo Su Jan tertegun.
Siorang berbaju hitam itu kembali tertawa dingin.
924 "Selama cayhe berkelana dalam dunia persilatan,
orang yang telah kubunuh bukan satu dua orang saja.
Sekarang lebih banyak membinasakan seseorang juga
tidak mengapa kenapa aku harus bicara bohong?"
Mendengar jawaban itu Poei Ceng Yan segera
mendehem berat dan rangkap tangannya menjura.
"Siauw te Poei Ceng Yan Hu Cong Piauw tauw dari
perusahaan ekspedisi Hauw Wie Piauw kiok, Katakan ada
urusan apa silahkan diutarakan kepada cayhe."
"oooouw"." sitelapak baja gelang emas sudah lama
cayhe mendengar nama besarmu."
"Kawan siapa namamu?"
"Kalau cayhe suka menyebutkan siapakah namaku,
seharusnya tak perlu mengerudungi wajahku dengan
kain hitam lagi."
"Kawan! sekalipun kau tidak suka memberitahukan
namamu, namun maksud kedatanganmu bisa disebutkan
bukan?"" ujar Poei Ceng Yan setelah termenung
sebentar. "Cayhe ingin berjumpa dengan seseorang"
"Siapa?"
"Kwan Tiong Gak, Cong Piauw tauw baru perusahaan
kalian." 925 "Oooouw".! Kwan Cong Piauw tauw ada urusan,
kalau-kalau mau bicara katakan saja kepada siauwte!"
"Beritahu kepadamu?" jengek siorang berbaju hitam
dingin. "Aku takut kau tak bisa ambil keputusan sendiri."
"Katakanlah lebih dahulu, mungkin sekali aku orang
she Poei memberi keputusan yang memuaskan bagimu."
"Tidak bisa jadi, cayhe datang membawa sepucuk
surat, kalau bisa berjumpa dengan-dia sendiri jauh lebih
baik,kalau Kwan Cong Piauw tauw tidak ingin menjumpai
diriku, cayhepun tak perlu utarakan lagi maksud
kedatanganku ini."
"Jikalau kedatanganmu adalah membawa surat,
kenapa tidak datang saja pada pagi hari"ditengah malam
buta datang berkunjung dengan menyoreng senjata,
apakah kau tidak merasa"."
"Waktumu amat singkat, sebelum kentongan kelima
nanti cayhe harus buru buru meninggalkan kota Kay
hong." "Tolong tanya, sudah berapa lama kau tiba disini?"
tiba2 Nyioo Su Jan menimbrung dari samping.
"Tak bisa terhitung lama, hanya setindak lebih pagi
dari kedatangan Cu wi sekalian."
"Begitu mendengar suara cayhe segera berdatangan
kemari, tetapi orangku ini sudah menemui ajalnya
terhantam pukulan dahsyat, kalau kedatanganmu jauh
926 lebih pagi dari kami seharusnya menemui sang
pembunuh bukan?"
Siorang berbaju hitam itu termenung beberapa saat
lamanya, lalu mengangguk.
"Sekalipun cayhe berhasil menjumpai orang itu,
agaknya akupun tidak seharusnya memberitahukan hal
ini kepada kalian."
Ucapan orang ini Nyioo su Jan sama sekali tidak
marah. Ia tertawa hambar.
"Kawan! Walaupun ucapanmu ketus dan dingin tidak
enak didengar tetapi cayhe merasa kagum atas
watakmu, tidak semacam sahabat yang telah membunuh
orang ini, setelah berbuat lantas bersembunyi tidak
berani berjumpa. Hmm! Sungguh memalukan sekali."
Baru saja ia menyelesaikan kata katanya mendadak
terdengar suara tertawa dingin yang sangat
menyeramkan berkumandang memecahkan kesunyian.
"Heee". heee". heee". hal ini harus salahkan
sepasang matamu sudah buta, aku berdiri disini sudah
lama sekali, namun matamu tak dapat melihatnya, Hal ini
bisa salahkan siapa?"
Agaknya suara itu muncul bagaikan disisi telinga saja,
membuat orang yang mendengar merasakan bulu
kuduknya pada bangun sendiri.
927 Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan sekalian segera
berpaling, tetapi tak nampak sesosok bayangan
manusiapun kecuali kegelapan ditengah malam buta.
"Eeei".! apa yang telah terjadi?"." Bisik Liem Toa Lek
lirih. "Suara itu kedengarannya sangat dekat, tetapi kok
tidak kelihatan sesosoK manusia pun?"
Poei Ceng Yan tidak menjawab, sebalik nya dengan
suara lantang kembali berseru.
"Kawan, kau bisa menggunakan ilmu menyampaikan
suara untuk mengirim ucapan mu itu, ini menandakan
kalau ilmu silatmu sangat lihay. Kenapa tidak berani
munculkan diri untuk bertemu?"
"Untuk menjumpai cayhe tidak sulit, asalkan Kwan
Cong Piauw tauw mau menjawab pertanyaanku." kata
orang itu lagi dengan suara menyeramkan.
Kali ini, beberapa orang itu, mendengarkan suara
tersebut dengan penuh perhatian. Mereka menemukan
apabila suara tadi berasal dari ujung dinding sebelah
depan. Diam diam Poei Ceng Yan menggempol napas serunya
kembali. "Kawan! kalau kau ingin menjumpai Piauw tauw kami
tidak susah. Asalkan kau bisa membereskan kami.
Dengan sendirinya Cong Piauw tauw kami bisa
munculkan diri untuk berjumpa denganmu."
928 "Kalau begitu Cong Piauw tauw kalian masih berada
didalam kantor cabang kota kay hong itu," seru orang
tua dengan seramnya.
Poei Ceng Yan segera tertawa dingin.
"Perduli dia berada dimana. kalau kau ingin
menjumpai dirinya maka hadapi dulu aku orang she
Poei!." "Poei Hu Cong Piauw tauw" Bentak orang itu gusar,
"agaknya kau ingin sekali bergebrak melawan cayhe!"
"Kawan terlalu serius, hanya saja kecuali kau berhasil
menyelesaikan aku orang she Poei, rasanya tidak susah
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk menjumpai Kwan Cong Piauw tauw "."
Terdengar ujung baju tersampuk angin, dari ujung
dinding beberapa tombak dihadapan mereka melayang
turun sesosok bayangan manusia.
Orang itu dengan gerakan burung walet menutul air
laksana kilau melayang datang dan berhenti dua tombak
dihadapan beberapa orang itu.
Dia adalah seorang manusia berjubah panjang,
bertangan kosong dan menutupi selembar wajahnya
dengan kain hitam. Tidak terlihat ia menggembol senjata
tajam. Setelah orang itu munculkan diri, Nyioo Su Jan segera
alihkan sinar matanya menyapu sekejap wajah orang itu
lalu wajah si lelaki berbaju hitam yang membawa senjata
929 sepasang roda bergigi, tegurnya, "Benarkah kalian
berdua tidak saling mengenal?"
"Tentu saja tidak saling mengenal" teriak orang
berjubah panjang itu murka, "Buat apa aku membohongi
dirimu." "Cayhe lihat kalian berdua sama sama menutupi wajah
kalian dengan kain hitam"."
"Kau ingin mencari bukti?" tukas sang lelaki bersenjata
roda bergigi sambil tertawa dingin.
"Ingin kuketahui asal usul kalian berdua!"
"Tidak susah untuk mengetahui asal usul ku, nah!
Periksalah sendiri dari permainan senjataku ini!" seru
lelaki tadi seraya ayunkan sepasang roda bergiginya.
Tiba tiba Liem Toa Let maju selangkah kedepan, ia
segera loloskan goloknya dan di lintangkan didepan
dada, "Kawan!" tegurnya dingin. "Kalau kau ingin turun
tangan, mari cayhe layani kemauanmu ini."
"Siapa kau, apa kedudukanmu dalam perusahaan ini?"
"Cayhe Liem Toa Lek. Piauw su dari perusahaan
cabang kota Kay Heng. Harap kau pun sebutkan
namamu"."
930 "Menangkan dulu tepisan roda bergigi ini kemudian
baru tanya namaku."
Tiba tiba tangan kirinya didorong kedepan, sebuah
roda bergigi segera menotok dada lawan.
Dengan jurus "Hua Hun Im Yang" atau Menggaris
pisah Im dan Yang. Lem Toa Lek memutar goloknya
menciptakan selapis cahaya ke-perak perakan
menghantam senjata roda lawan dengan gerakan
melintang. Gerakan orang itu sungguh cepat sekali, dengan cepat
ia tarik kembali senjata roda yang ada ditangan kiri,
sedang senjata roda ditangan kanan laksana kilat dibabat
keluar. Sepasang senjata roda bergigi Jiet Cwat Siang Loen,
merupakan senjata istimewa yang jarang ditemui dalam
Bu Lim, senjata semacam ini paling mengutamakan
mengunci dan membabat senjata lawan.
Tetapi kali ini sang lelaki tersebut tidak mau
mengeluarkan keistimewaan ini untuk membabat golok
Liem Toa Lek, kejadian ini benar benar berada diluar
dugaannya. Selagi otaknya diliputi keheranan, sepasang senjata
lelaki itu secara beruntun telah didorong kedepan
menciptakan selapis cahaya berkilauan serta desiran
angin tajam. 931 Jilid 24 LIEM Toa Lek terperanjat saat inilah baru tahu silelaki
itu sengaja berbuat demikian jasteru ingin memancing ia
masuk jebakan bukannya keistimewaan itu sengaja
dibuang. Tampak bayangan senjata roda berkelebat silih
berganti dan menerjang datang dari empat bagian
delapan penjuru.
Baru baru Liem Toa Lek menggerakkan golok
ditangannya berputar menciptakan selapis cahaya tajam
melindungi seluruh badan.
"Sebagai seorang Cong Piauw Su yang mengepalai
sebuah kantor cabang bagaimana pun juga kepandaian
silatnya bukan termasuk kelas rendah.
Tetapi siorang berbaju ringkas itu telah mengerahkan
seluruh kepandaiannya, angin desiran tajam menggulung
keluar dari sepasang senjata roda yang berputar tiada
hentinya itu, Liem Toa Lek beserta goloknya seketika
terkurung didalam bayangan roda lawan.
"Sementara itu Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan
dapat melihat keadaan tidak menguntungkan pihaknya
permainan senjata roda lawan sangat lihay dan bila
mana pertarungan ini dilanjutkan lebih jauh Liem Toa Lek
pasti akan menderita kekalahan!
Diam diam Nyioo Su Jan melirik sekejap kearah si
orang berjubah panjang, ketika itu jago tadi dengan
932 bergendong tangan sedang menonton jalannya
pertarungan ditengaa kalangan.
Wajahnya tertutup oleh kain kerudung hitam sehingga
susah dilihat bagaimanakah perubahan wajahnya pada
saat itu, namun dari sikapnya berdiri dapat ditarik
kesimpulan kalau ia ada maksud berpeluk tangan
menonton harimau berkelahi.
Nyioo Su Jan segera berbisik lirih ke pada rekannya,
"Hu Cong Piauw tauw, kau perhatikan siorang berjubah
panjang itu. Aku hendak membantu Liem Piauw su.
Agaknya mereka berdua bukan berasal dari satu jalan.
Ada dua orang kemungkinan sekali ada orang ketiga, kita
harus paksa mundur salah satu di antaranya lebih
dahulu." Poei Ceng Yan termenung sebentar,akhirnya ia
mengangguk. "Kau harus berhati hati!" Sambil tertawa Nyioo Su Jan
mengangguk, ia segera melangkah kesisi kalangan dan
berteriak keras, "Kantor cabang kota Kay Hong bukan
tempat untuk beradu kepandaian. Kepandaian sahabat
dalam permainan senjata roda sangat lihay, sayang kau
sudah salah memilih tempat untuk berkelahi."
Sementara itu permainan sepasang roda bergigi "Jiet
Gwat Siang Loen" dari siorang berbaju ringkas itu makin
dahsyat dan makin gencar, seketika memaksa
perputaran cahaya golok Liem Toa Lek makin lama
semakin menyusut.
933 Agaknya siorang berbaju ringkas itu ada maksud
mempermainkan lawannya, ia tidak turun tangan keji
terhadap orang she Liem sebaliknya mempermainkan
senjata roda itu makin lama makin gencar dan memaksa
cahaya golok Liem Toa Lek makin lama makin
menyempit. Ketika itu Nyioo Sn Jan sudah berada didekat
kalangan, sepasang senjata Pan Koan pit dicekal
ditangan siap turun tangan.
Tiba tiba seorang berpakaian singset itu merentakan
sepasang rodanya kekedua belah samping perutnya,
"Kawan, Apabila kau ada maksud membantu, kenapa
tidak turun tangan saja secara berbareng "
Dalam hati kecil Nyioo Su Jan pada Kaktu itu sedang
memikirkan bagaimana cara nya mencari alasan untuk
ikut turun tangan, dengan berkumandangnya suara
teriakkan itu ia segera meloncat masuk kedalam
kalangan. "Saudara besar benar ucapanmu"."
Sepasang pit dengan dahsyat segera di-tutul ke
depan,Si orang berbaju singsat itu menggetarkan
sepasang senjata rodanya menerima serangan sepasang
Pan Koan Pit dari Nyioo Su Jan tampaklah bayangan roda
selapis demi selapis berkelebat mengurung tubuh Nyioo
Su Jan serta Liem Toa Lek kedalam kurungan.
Poei Ceng Yan yang melihat kejadian ini jadi tertegun
diam diam pikirnya dalam bati.
934 "Kepandaian silat yang dimiliki Nyioo Su Jan tidak
lemah. Dalam perusahaan Hauw Wie Piauw kiok lapun
boleh disebut seorang Piauw su memiliki nama
cemerlang, tapi permainan sepasang senjata roda serta
perubahan jurus dari orang ini sungguh aneh dan luar
biasa sekali, sekali pun sudah ditambah Nyio Su Jan
seorang pun masih belum kelihatan ada perubahan".
keadaan tetap seperti Liem Toa Lek bergerak searang
diri".sungguh lihay, sungguh lihay"."
Terasa bayangan senjata roda berkelebat silih
berganti, deruan angin tajam memecahkan kesunyian.
Nyioo Su Jan serta Liem Toa Lek pada waktu yang
bersamaan merasa desakan tenaga tekanan amat
dahsyat menekan mereka, senjata pit serta golok kena
dipaksa sehingga harus menangkis dengan repotnya,
mereka dipaksa berada dibawah angin.
Poei Ceng Yan yang menonton jalannya pertarungan
dari sisi kalangan, hingga kini masih belum berhasil juga
menemukan perubahan dari permainan senjata lawan.
Tak terasa ia menghela napas, pikirnya.
"Kalau ditinjau dari kejadian ini hari agaknya para jago
Bu-lim yang berkumpul didalam kota Kay Hong saat ini
merupakan jago jago lihay semua."
setelah melihat pertarungan itu selama beberapa
jurus, Poei Ceng Yan mulai paham Bilamana pertarungan
ini dibiarkan lebih jauh maka Nyioo Su Jan serta Liem
Toa Lek-tak akan terhindar dari mara bahaya, sekali pun
935 diri sendiri ikut terjun kedalam kalangan pun belum tentu
bisa menolong situasi
Satu satunya harapan yang ada dalam benaknya saat
ini adalah menantikan kemunculan Kwan Tiong Gak,
serta mengenal asal usul duri orang orang ini.
Berpikir sampai disitu, tak terasa lagi ia membentak
keras. "Tahan!"
Walaupun selama ini si lelaki berbaju ringkas yang
bersenjatakan sepasang roda gigi berbasil merebut posisi
diatas angin, namun ia selalu bersabar dan tidak
turunkan tangan keji.
Kini, mendengar suara bentakan dari Poei Ceng Yan,
ia segera menarik kembali senjatanya dan mundur lima
langkah kebelakang.
"Ada urusan apa?" tegurnya.
"Permainan sepasang roda bergigi Cing Kang Jiet Gwat
Siang Lun saudara betul betul luar biasa, ini hari boleh
dihitung cayhe sudah membuka mata serta memperoleh
banyak pengalaman."
"Poei Hu Cong Piauw tauw terlalu memuji." Sahut
lelaki itu sambil tersenyum.
"Dengan andalkan permainan roda cayhe entah
bisakah menjumpai Kwan Cong Piauw tauw dari
perusahaan kalian?"
936 "Seandainya kau suka melaporkan nama, caybe tentu
akan berusaha untuk melaporkan kehadiranmu."
Orang berbaju ringkas itu seketika tertawa terbahakbahak.
"Poei Hu Cong Piauw tauw, kau tidak sudi
mengundang Kwan Cong Piauw tauw untuk bertemu
dengan cayhe. Aku takut di-kemudian hari kalian akan
merasa amat menyesal,"
"Kenapa?" Poei Ceng Yan merasa tercengang.
"Karena kantor perusahaan kalian sedang berada
dalam kancah suatu gelombang badai yang amat besar."
"Oooouw".,!" seru Poei Ceng Yan sambil melirik
sekejap kearah manusia berkerudung lainnya. "Kalau
didengar dari nada ucapanmu. agaknya saat ini sudah
terdapat banyak sekali kawan kawan kangouw yang
mengurung kantor cabang perusahaan kami?".
Selama ini si manusia berjubah panjang tetap
bergendong tangan berdiri disisi kalangan, sikapnya
seolah olah menunjukan perikatan yang sedang terjadi
dalam kalangan sama sekali tiada hubungan dengan dia
orang. "Jikalau Poei Hu Cong piauw thaw tak bisa
mempercayai perkataanku, terpaksa cayhe mohon diri!".
937 "Kawan!" seru Poei Ceng Yan cepat cepat setelah
mendehem sejenak. "Setelah membawa maksud datang
kemari, kenapa buru-buru hendak berlalu?"
Ucapan ini diutarakan sangat keras. agaknya ia
sengaja berbuat demikian agar Kwan Tiong Gak yang
bersembunyi dalam ruangan dapat ikut mendengar.
Kiranya Poei Ceng Yan merasa urusan beruban
semakin tegang, dan ia mengerti keadaan seperti ini tak
dapat diselesaikan dengan kekuatan sendiri.
Si orang berjubah panjang yang selama ini berdiri tak
berkutik, tiba tiba melirik sekejap kearah bangunan kecil
itu, ujarnya dingin.
"Kwan Tiong Gak, kau anggap dengan bersembunyi
didalam bangunan kecil itu lantas bisa meloloskan diri
dari bencana ini?" Suasana dalam bangunan kecil tetap
sunyi tak kedengaran sedikit suara pun.
Poei Ceng Yan yang melihat kejadian itu hatinya jadi
serba salah, pikirnya.
"Toako tidak menyahutnya ini menandakan untuk
sementara waktu ia tak ingin munculkan diri, kalau aku
buka suara mencegah perbuatannya bukankah hal ini
sama artinya beritahu kepadanya kalau Kwan Toako
memang benar bersembunyi dalam ruangan itu "
Terpaksa ia pura pura berlagak pilon dan
membungkam dalam seribu bahasa.
938 Ketika si orang berjubah panjang itu tidak mendengar
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
suara jawaban dari dalam ruangan, ia segera tertawa
dingin. "Kwan Tiong Gak, kau bersikap sembunyi sembunyi
seperti cucu kura kura. Apakah tidak takut ditertawakan
orang?" Sembari berbicara tiba tiba badannya meloncat
kedepan menerjang kearah bangunan rumah tersebut.
Melihat kejadian itu Poei Ceng Yan terperanjat, selagi
ia siap meloncat kedepan untuk menghadang, tiba tiba
terdengar suara desiran tajam bergema mamenuhi
angkasa, anak panah bagaikan hujan gerimis
beterbangan menyambar datang.
Nyioo Su Jan benar benar sangat handal disekeliling
bangunan rumah itu ia sudah tanam banyak sekali ahli
panah namun di luaran orang lain tak akan tahu disana
sudah di persiapknn jago.
Si orang berjubah panjang itu segera ayunksn tangan
kanannya kedepan. serentetan cahaya hijau menyambar
lewat. Tahu-tahu anak panah yang berada disekeliling
tempat itu pada rontok ke atas tanah.
"Kawan!" seru Poei Ceng Yan sambil mendengus
dingin, "Tempat ini adalah perusahaan Hauw Wie Piauw
kiok kami selamanya tidak memperkenankan orang lain
bertingkah di sini!".
939 Sembari berkata ia segera menerjang ke depan
dengan dahsyatnya.
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, si lelaki
berpakaian singsat yang membawa senjata sepasang
roda itu tahu tahu sudah mendahului Poei Ceng Yan
menghadang jalan pergi orang berjubah panjang itu.
serunya dingin,
"Perkataan dari Poei Hu Cong piauw tauw sedikitpnn
tidak salah, perusahaan Hauw Wie piauw kiok selamanya
tidak memperkenankan orang lain jual lagak disini".
Perubahan yang telah terjadi secara mendadak ini,
seketika membuat Poei Ceng Yan, berhenti dan berdiri
melengak. Dalam perkiraan Poei Ceng Yan. sekalipun mereka
berdua tidak datang bersama sama namun tujuannya
tentu sama. Siapa sangka kedua orang ini bukan saja
tidak saling mongenal bahkan ada tanda tanda hendak
saling bergebrak.
Walaupun Hu Cong Piauw tauw dari perusahaan Hauw
Wie Piauw kiok ini tidak dapat memahami maksud tujuan
kedua orang ini, namun dalam hati ia paham seandainya
kedua orang ini saling bergebrak maka situasi tersebut
akan sangat menguntungkan dirinya.
Karena berpendapat demikian, iapun tidak turun
tangan menghadang.
940 Terdengar si orang berjubah panjang itu tertawa
dingin. "Saudara, kau tak usah jual lagak, kau bisa
mengelabui orang orang Hauw Wie piauw kiok namun
tak bakal bisa mengelabui cayhe"
"Mau bicara katakanlah sampai puas, tetapi jangan
harap kau bisa maju selangkah lagi!".
"Jadi kau hendak menghadang jalan pergi ku?"
"Sedikitpnn tidak salah" sahut orang berbaju ringkas
itu seraya ayunkan sepasang tangannya"Kalau kau ingin agar cayhe mundur, dari sini rasanya
hanya ada satu cara saja yaitu kalahkan dulu permainan
sepasang roda bergigi ini."
"Haaaa". haaa,". haaaa". apakah kau merasa
bahwa permainan sepasang rodamu itu sudah tiada
tandingan dikolong langit?"
"Jadi kau tidak percaya" Mari.,., mari kita coba-coba
saja buktikan, perkataan siapa yang benar."
"Boleh!" jengek si orang berjubah panjang itu sambil
tertawa dingin. "Namun sebelum kita bergebrak, cayhe
ingin terangkan dulu dua persoalan .,"."
"Cepat katakan. Kau tak usah ulur waktu lebih lama
lagi, karena hal ini tidak akan mendatangkan keuntungan
bagimu." 941 "Kenapa?"
"Karena sebentar lagi, kemungkinan besar bala
bantuan cayhe akan tiba disini" jawab siorang berbaju
singset sambil memantang keadaan cuaca.
"Sama, sama,,". sama, sama". kau tak bisa
menggertak diriku"."
Terdengar ia merandek sejenak, lalu samBungnya
lebih jauh. , "Setelah kita saling bergebrak maka pertarungan ini
adalah suatu pertarungan yang menentukan mati hidup
kita. Kalau bukan kau yang mati maka akulah yang
binasa, jikalau saudara tidak ingin jadi setan bodoh, lebih
baik tanya dulu siapakah namaku."
"Semisalnya kau suka menyebutkan namamu, aku
akan pentang telinga untuk mendengarkan."
"Ada satu soal lagi harus kau ketahui dulu, setelah aku
beritahukan namaku, maka kaupun harus ucapkan pula
siapakah namamu."
"Bagus sekali!" seru Poei Cerg Yan di dalam hati.
"Kedatangan kedua orang ini sudah cukup menimbulkan
keonaran, kalau bala bantuan mereka tiba disini semua,
kerepotan akan semakin menjadi"."
Melihat jarak yang begitu dekat antara kedua orang itu
dengan ruangan diman Kwan Tiong Gak berada, orang
942 she Poei ini yakin apabila Cong Piauw tauw nya dapat
menangkap pembicaraan mereka berdua dan saat ini
tentu sedang menyusun suatu rencana.
"Aku lihat usulmu itu tak usah dijalankan lagi"
terdengar siorang berbaju singset berseru dingin.
"Jikalau kau sampai menemui ajalnya ditanganku,
kaupun tak usah tahu siapakah diriku."
Kedua orang itu bersitegang beberapa saat lamanya,
suasana meruncing dan agaknya suatu pertarungan
sengit tak akan terhindar. Namun sampai detik ini
mereka hanya cek-cok mulut belaka tanpa seorang pun
yang ingin turun tangan lebih dahulu.
Nyioo Su Jan yang melihat kejadian itu diam diam
mengerutkan dahi, pikirnya dalam hati, "Kedua orang ini
sama sama mengenakan kerudung hitam diatas
wajahnya, muncul pula dalam waktu bersamaan disini.
Peristiwa ini boleh dikata sangat kebetulan sekali, di
tambah pula sikap mereka yang bicara saja tanpa ada
yang ingin turun tangan terlebih dahulu agaknya
keadaan sedikit, tidak beres apakah perbuatan inipun
merupakan siasat dari mereka berdua ."
Karena berpikir dsmikian. Ia lantas berbisik pada Poei
Ceng Yan. "Poei Hu Cong Piauw tauw keadaan agaknya sedikit
tidak beres. Kita harus berusaha mendekati ruangan itu
untuk bergabung dengan Giok Liong serta Ih Coen
sekalian, Seandainya terjadi suatu perubahan secara tiba
tiba kita dapat melayani dengan lebih baik."
943 "Perkataanmu sedikitpun tidak salah." Poei Ceng Yan
mengangguk. Sembari memperhatikan situasi disekitarnya perlahan
lahan mereka mengundurkan diri kesisi ruangan.
Sementara itu siorang berjubah panjang serta silelaki
berpakaian singset sedang berdiri saling berhadap
hadapan dengan demikian tak seorangpun yang bisa
pecahkan perhatian.
Dengan cepatnya Poei Ceng Yan serta Nyioo Su Jan
telah berkumpul jadi satu dengan Thio Toa Hauw
sekalian, segera ia memberi pesan kepada orang she
Thio itu. "Suruh mereka lebih banyak persiapan senjata
rahasia, kalau bukan keadaan terpaksa jangan turun
tangan mencari gara gara."
Thio Toa Hauw mengangguk, ia segera bungkam
dalam seribu bahasa.
Sementara disisi belah sini Poei Ceng Yan sekalian
memperketat penjagaan, ditengah kalangan telah terjadi
perubahan. Siorang berbaju singset yang berdiri berhadap
hadapan dengan orang berjubah panjang itu setelah
menanti beberapa saat tidak juga melihat pihak lawan
meuunjukan suatu tindakan. ia tak bisa menahan sabar
lagi. 944 "Saudara, berhati hatilah!" tiba tiba ia membentak,
sepasang tangan segera diayun ke depan melancarkan
serangan. Dengan sebat orang berjubah panjang itu berkelit
kesamping, telapak kanan diayun ke depan balas
melancarkan sebuah serangan.
Tenaga dalam yang dimiliki orang ini amat sempurna,
kekuatan angin pukulan yang menggulung keluar
barusan benar benar dahsyat menimbulkan suara deruan
yang memekikan telinga.
Sepasang senjata roda dari orang berbaju singsat itu
segera di pentang kesamping lantai meluncur kedepan,
dengan membentuk selapis cahaya tajam ia menahan
datangnya babatan musuh.
Siorang berjubah panjang tertawa dingin ujung
bajunya segera dikebas kedepan men-ciptaken
serentetsn cahaya putih menotok dada orang berbaju
singsat itu. Melibat datangnya cahaya putih, siorang berbaju
singsat menggetarkan senjata ditangan kirinya
membentuk selapis cahaya hijau menahan datangnya
terjangan cahaya lawat.
Ketika sinar matanya dialihkan kearah depan, maka ia
temukan di ditangan orang berjubah panjang itu ssat ini
telah bertambah dengan sebilah golok lemas terbuat dari
baja tipis. 945 Kiranya orang berjubah panjang ini menyembunyikan
golok lemasnya dibalik ujung baju, setiap saat bilamana
ia kebutkan ujung bajunya itu maka golok lemas segera
meluncur keluar bagaikan sebatang senjata rahasia.
Setelah ia mencekal kembali goloknya, sang tubuh
meloncat kedepan diiringi kelebatan cahaya golok ia
terjang kedepan.
Serangan macam ini boleh dihitung merupakan suatu
kebiasaan yang jarang ditemui cahaya golok menggulung
kedepan laksana gulungan ombak yang turun dari atas
air terjun. Menjumpai pihak musuh lihay, orang berbaju singsat
itu segera merentangkan sepasang senjata roda bergigi
"Jiet Gwat Siang Loennya," dengan menciptakan selapis
bayangan roda, ia tahu terjangan musuh dengan keras
lawan keras. Tampak cahaya golok menggulung tiada hentinya
menghantam bayangan roda yang berlapis lapis, kadang
kala diselingi oleh bentrokan-bentroksn nyaring diiringi
percikkan bunga-bunga api.
Pertaiungan ini benar-benar amat seru masing-masing
pihak menggunakan seleruh kelihaian yang dimiliki saling
terjang menerjang saling desak mendesak dengan keras
lawan keras. Dipandang dari luaran saat ini tinggal kelebatan
cahaya golok serta gulungan bayangan senjata roda
946 belaka, susah bagi orang luar untuk orang luar untuk
melihat jelas jurus serangan serta gerakan tubuh kedua
orang itu. Mendadak, terlihat orang beriupah panjang itu
menerobos keangkasa, setelah berjumpalitan ditengah
udara badannya melayang satu tombak jauhnya dari
kalangan, begitu sepasang kaki mencapai tanah Sekali
lagi ia enjotkan badan lenyap ditelan kegelapan.
Sedangkan silelaki bersenjata roda bergigi itu perlahan
lahan menyimpan kembali senjatanya dan berjongkok
melakukan pemeriksaan.
Mengikuti tindakan lelaki itu, Poei Ceng Yan pun
alihkan sinar matanya kebawah. tampak diatas
permukaan tanah berbelepotan bekas darah, agaknya
siorang bersenjata galok itu telah mengundurkan diri
dengan membawa luka.
"Sekarang dapatkan cayhe menjumpai Kwan Cong
Piauw tauw?" terdengar siorang berpakaian singsat itu
bertanya kembali sambil memandang wajah Poei Ceng
Yan. "Tentang soal ini ". tentang soal ini."
"Poei Hu Cong Piauw tauw, kalau bicara tak usah
gelagapan, bisa atau tidak cukup kau putuskan dengan
sepatah katamu."
947 "Begini saja" Besok pagi kau datang ke mari lagi,
siauw te tentu akan mengaturkan suatu kesempatan
pertemuan bagimu. Bagaimana?"
"Besok pagi?" jengek siorang berbaju ringkas itu
sambil tertawa dingin. "Aku takut waktu sudah tidak
kecandak lagi."
"Ia campur tangan pukul mundur siorang berjubah
panjang itu" pikir Poei Ceng Yan didalam hati. "Kalau
ditinjau dari pertarungan yang begitu sengit bahkan
siorang berjubah panjang itupun telah terluka hingga
mengucurkan darah, aku rasa pertarungan ini bukan
suatu kesengajaan. "."
Sementara berpikir sampai disitu, ia lantas berkata
lambat. "Agaknya didalam hati Heng thay ada suatu kesulitan"
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Entah dapatkah kau terangkan dulu ucapanmu itu"
Kembali silelaki bersenjatakan sepasang roda bergigi
itu tertawa dingin.
"Hmm! saudara berusaha untuk menghindarkan diri
dari ucapan caphe. ini menandakan kalau kau tidak
bermaksud membiarkan cayhe berjumpa dengan Kwan
Cong Piauw tauw. Kalau memang begitu, disini cayhe
mohon diri lebih dahulu."
Setelah bsrbicara hendak pergi, ia lantas putar badan
berlalu. 948 "Heng thay harap tunggu sebentar, silahkan
mendengarkan dulu sepatah dua patah kata cayhe." buru
buru Poei Ceng Yan berseru
"Cayhe datang kemari dengan membawa maksud
yang tulus dan mulia, jikalau Kwan Cong Piauw tauw
tidak ingin menjumpai diriku. Akapun tak bisa berbuat
apa apa lagi-kecuali berlalu dari sini."
"Harap Heng thay menanti sejenak di ruang tengah."
bisik Poei Ceng Yan kembali dengan suara lirih. "Biarlah
cayhe melayani dirimu sebagai seorang tuan rumah."
"Maksud kedatanganku kemari hanya bertujuan
mencapai Kwan Cong Piauw tauw belaka" ujar si lelaki
bersenjatakan sepasang roda setelah termenung
sebentar. "Bahkan urusan ini amat penting dan sangat
mendesak, waktu tak bisa diulur lebih lama lagi,
seandainya cayhe tidak bisa menjumpai Kwan Cong
Piauw tauw sebelum kentongan keempat, lebih baik tak
usah bertemu lagi."
"Baik! Aku orang she Poei akan berusaha dengan
segala kemampuan untuk menyelesaikan masalah ini,
harap Heng thay menanti sejenak di ruang tengah."
"Kalau demikian adanya, aku rasa Kwan-Cong piauw
tauw masih berada didalam kantor cabang ini bukan?"
tiba tiba silelaki itu berseru setelah mendehem ringan.
"Aku orang she Poei akan berusaha untuk mencarinya
kembali sebelum kentongan keempat bilamana kau tidak
949 berhasil juga menjumpai dirinya, terpaksa cayhepun
akan-membiarkan kau berlalu."
"Baiklah! Cayhe akan menanti sejenak di sini."
"Nyioo Su Jan membawa jangan untuk sahabat" Nyioo
Su Jan segera berseru.
Ia menyebut namanya lebih dahulu, tak lain bertujuan
agar si lelaki itu pun suka menyebutkan namanya pula
namun agaknya lelaki tersebut ada maksud
menghindarkan diri dari hai tersebut. setelah
mengucapkan kata-kata terima kasih ia lantas
meubungkam dan berjalan keruang tengah mengikuti
dibelakang Nyioo Su Jan.
Seorang pembantu muda segera menghidangkan air
teh, beberapa orang itupun secara terpisah ambil tempat
duduknya masing masing.
Setelah semua orang duduk, siorang berkerudung itu
berkata kembali.
"Saat ini waktu berharga melebihi emas Poei Hu Cong
Piauw tauw silahkan cepat-cepat berusaha untuk mencari
baik Kwan Cong Piauw tauw kalian!"
"Baik! Cayhe segera psrgi." Poei Ceng Yan bangong
berdiri dan melangkah keluar.
"Tidak perlu".!" Tiba tiba terdengar suara deheman
keras berkumandang memecahkan kesunyian, tahu-tahu
950 Kwan Tiong Gak dengan langkah lambat telah munculkan
diri di dalam ruangan.
Si orang berkerudung itu dengan cepat bangun berdiri.
"Saudarakah yang bernama Kwan Cong Piauw tauw?"
sapanya. "Sedikitpun tidak salah, caybe Kwan Tiong Gak."
Buru buru orang berkerudung hitam itu melepaskan
kain kerudung hitamnya dan memperkenalKan diri,
"Cayhe Seng Thian Kie menemui Kwan Cong Piauw
tauw." "Seng heng tak perlu banyak adat!" Kwan Tiok Gak
segera menjura balas memberi hormat.
Sambil tertawa Seng Thian Kie ambil tempat duduk
kembali, ujarnya, "Cayhe mendapat perintah dari suhu
datang memberitahukan suatu berita penting ntuk Kwan
Loociapwee",
"Suhumu"." Kwan Tiong Gak termenung sejenak,
"Suhu adalah "Hwie Loen Ong" atau si Raja Roda
Terbang." "Aaaakh! Maaf, maaf. Kiranya murid kesayangan dari
si Raja Roda Terbang. Tidak aneh kalau permainan
sepasang senjata roda mu luar biasa!"
"Kwan Loocianpwee terlalu memuji"."
951 ia merendek sejenak, lalu tambahnya, "Kemarin
malam suhuku baru saja tiba dikota Kay Hong, dan
berhasil mendengar kabar berita yang tidak
menguntungkan diri Kwan Cong Piauw tauw, karena itu
sengaja suhuku mengutus cayhe datang kemari untuk
memberi bisikan."
"Maksud baik gurumu, aku orang she Kwan merasa
sangat berterima kasih sekali!"
"Sewaktu boanpwee tiba disini tadi, sebenarnya ada
maksud mohon berjumpa secara baik baikan, tetapi aku
menemukan ada orang yang menguntit kedatanganku
serta membinasakan seorang peronda dari perusahaan
kalian. Kalau kutinjau dari penjagaan yang ketat agak
nya perusahaan kalian sejak semula sudah mengadakan
persiapan."
"Perusahaan yang membuka pengawalan barang
banyak mengingat permusuhan dengan orang. mau tak
mau kami harus bertindak sangat hati-hati".," kata Kwan
Tiong Gak. Setelah mengeluh jenggotnya, ia menambahkan.
"Entah kabar berita apa yang hendak gurumu
sampaikan kepada cayhe?"
"Suhu minta boanpwee sampaikan kepada Kwan Cong
Piauw tauw bahwa malam ini Pada kentongsn keempat
serta kentongan kelima ada orang yang hendak datang
menyerbu kantor perusahaan kalian!".
952 "Kenapa waktunya ditentu antara kentongan keempat
kentongan kelima."
"Justru disinilah letak kekejian mereka, dengan
diundurkannya waktu tersebut hampir menjelang pagi
maka serangan mereka akan membuat orang tidak siap
dan merasa diluar dugaan."
"Ehmm! Perkataanmu sedikitpun tidak salah" Kwan
Tiong Gak mengangguk. "Pada saat saat menjelang pagi,
mereka yang melakukan perondaan memang sudah
mulai kelihatan lelah dan mengantuk!"
"Menurut guruku, beliau berkata bahwa sewaktu
mereka menyerbu kedalam perusahaan kalian nanti,
tindakan yang akan dilakukan amat keji dan ganas. Maka
dari itu beliau suruh aku datang kemari memberi laporan
kepada Kwan Cong Piauw tauw agar bisa mempersiapkan
diri lebih dahulu."
"Maksud baik suhuku sangat kami terima dihati,
silahkan saudara menyampaikan rasa terima kasihku
kepada gurumu sekembalinya dari sini, katakan saja
dalam lima hari kemudian aku orang she Kwan tentu
akan datang berkunjung kerumah kalian."
Seng Thian Kie segera tersenyum. . "Besok sebelum
hari gelap. suhuku sudah akan meninggalkan kota Kay
Hong" ujarnya
"Begitu cepat?" kelihatannya Kwan Tiong Gak dibikin
tertegun. 953 Tiba tiba Seng Thian Kie mengambil kembali kerudung
hitamnya dan dikenakan ke keatas wajah, katanya,
"Waktu sudah hampir tiba!"
"Ebmmm"." Kwan Tiong Gak segera berpaling
sekejap kearah Liem Toa Lek dan berkata, "Sampaikan
perintah mereka perketat penjagaan berusaha
menumpukkan seluruh kekuatan pada anak panah serta
sambitan senjata rahasia, mereka dilarang unjukan diri
untuk bergebrak dengan pihak lawan."
Liem Toa Lek menjura dan segera berlalu dari
ruangan. Sementara itu Seng Thian Kie telah membungkus
kembali wajahnya dengan kerudung hitam, namun ia
duduk kembali kekursinya. "Seng si heng"."
"Boanpwee mendapat perintah dari suhu untuk datang
kemari, Kwan Cong Piauw tauw menaham serangan
musuh." "Tentang soal ini" cayhe tidak berani menerimanya".
"Tadi Seng heng membantu kita pukul mundur
seorang musuh tangguh"." Sela Poei Ceng Yan dari
samping. "Kalau begitu bagus sekali, sudah lama kudengar
permainan sepasang roda dari si raja roda terbang telah
mencapai puncak kesempurnaan, aku rasa Seng si heng
sudah memperoleh warisan seluruh kepandaian".,,.!"
954 Maksud dari ucapan ini jelas menunjukkan bahwa ia
hanya pernah mendengar nama besar dari si raja roda
terbang belaka, tindakan siroda terbang mengutus
muridnya mengirim kabar sudah merupakan suatu
tindakan yang luar biasa, ia begitu sudi menempatkan
muridnya untuk membantu memukul musuh"
Agaknya Seng Thian Kie pun dibikin tertegun.
"Apakah Kwan Cong Piauw tauw tidak, kenal dengan
dengan guruku?" tanyanya.
"Kami hanya pernah mendengar nama hebatnya saja.
tapi belum parnah saling mengenal".
"Tentang soal ini. Tentang soal ini"."
"Semisalnya gurumu ada urusan hendak disampaikan
kepadaku, silahkan Seng si heng utarakan secara blak
blakan." "Suhu beritahu kepada boanpwee untuk tetap tinggal
disini membantu Perusahaan kalian pukul mundur musuh
tangguh, setelah itu cayhe harus segera meninggalkan
tempat ini kembali menghadap suhu kemudian bersama
sama meninggalkan kota Kay Hong", Kwan Tiong Gsk
termenung beberapa saat lamanya, kemudian ia berkata,
"Seng Si heng, tahukah kau asal-usul dari musuh
tangguh yang akan datang menyerang kami setelah
kentongan keempat nanti?"
955 "Tentang soal ini, suhu tidak memberi petunjuk
kepada boanpwee, boanpwepun tidak berani mengambil
analisa sendiri" kata Seng Thian Kie cepat cepat seraya
menggeleng. Kwan Tiong Gak mengangkat cawan teh nya dari meja
dan diteguk setegukan, lain sambil tertawa ujarnya, "Aku
orang she Kwan teringat akan satu persoalan, harap
Seng Si heng suka menyampaikannya kepada gurumu
sepeninggalnya dari sini."
"Urusan apa?"
"Selama beberapa hari ini cayhe terus-menerus
mengadakan menyelidiki dan mempelajari peta mustika
pengangon kambing itu, kini sebagian besar sudah
berhasil kupahami hanya ada sedikit bagian bagian saja
yang belum berhasil kupahami, entah seberapa banyak
yang telah diketahui gurumu tentang peta pengangon
kambing ini"."
"Tentang soal ini boanpwe merasa kurang paham,
camun boanpwee pernah mendengar suhu memutuskan
kisah tentang peta pengangon kambing itu, agaknya ia
mengetahui sedikit tentang peta mustika itu"
"Kalau begitu bagus sekali, harap Seng Si heng suka
menyampaikan undangan cayhe kepada suhumu untuk
bersama-sama mempelajari isi peta mustika tersebut."
"Kwan Cong Piauw tauw, benarkah ucapanmu ini,"
seru Seng Thian Kie tiba-tiba sambil bangun berdiri.
956 "Suhumu mungkin tahu bahwa aku orang she Kwan
selama hidup tidak pernah bicara bohong."
"Boanpwee akan segera sampaikan ucapan ini kepada
suhu. namun maukah ia datang kemari boanpwee tidak
berani memastikan."
"Suhumu mau datang kemari atau tidak, harap Seng
Si heng suka memberikan suatu jawaban kepadaku"
"Baik! Setelah cayhe berjumpa dengan suhu perduli
bagaimanapun tentu akan balik lagi memberi jawaban
untuk Kwan Cong Piauw tauw."
Sekali berkelebat badannya segera melayang keluar
dari ruangan itu.
Nyioo Su Jan pun segera ikut gerakkan badan siap
mengejar keluar dari ruangan. namun perbuatannya ini
berhasil dicegah oleh Kwan Tiong Gak.
"Su Jan! Tak usah kau kejar dirinya" seru orang she
Kwan setelah pasang telinga beberapa saat lamanya.
"Diantara ucapan orang ini terselip hal-hal yang
mencurigakan, dan keanehan tersebut tanpa terasa telah
ia perlihatkan dalam perubahan air muka, kenapa Cong
Piauw tauw tidak membiarkan hamba pergi mengejar diri
nya untuk mengetahui asal-usul yang benar?"
"Kepandaian silat yang dimiliki Seng Thian Kie tidak
lemah, bahkan merupakan seorang manusia yang teliti
dan cermat dalam bertindak, Seandainya kau menguntit
957 perjalanannya kemungkinan besar jejakmu segera
konangan."
"Benarkah Cong Piauw tauw hendak mengundang si
raja roda terbang datanglah kemari." Kwan Tiong Gak
tidak menjawab, sebaliknya ia memberi perintah.
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Coba kalian pergi memeriksa sebentar setiap bagian
dan setiap pelosok dari kantor perusahaan kita,
kemungkinan besar sebelum terang nanti kita benar
benar akan melangsungkan suatu pertarungan sengit."
"Cong Piauw tauw! apakah kau percaya akan ucapan
dari Seng Thian Kie itu?"
"Si Raja Roda terbang mengutus murid nya datang
membantu kita, tentu saja iapun membawa maksud
maksud tertentu." kata orang she Gak sambil tersenyum,
"masing mesing pihak membawa maksud maksud
tertentu, terpaksa kita pun harus menghadapinya dengan
adu kecerdikan."
"Aaakh! kalau begitu hamba segera pergi mengatur
penjagaan lebih dahulu."
Selesai bicara, orang she Nyioo ini segera melangkah
keluar dari dalam ruangan.
"Toako! agaknya kau sudah mempunyai rencana yang
masak," bisik Poei Ceng Yan lirih.
Kwan Tiong Gak segera tersenyum.
958 "Sewaktu ada di kebun belakang tadi, kalian sudah
menjumpai berapa orang?"
"Dua. Seorang adalah Seng Thian Kie sedang yang lain
memakai jubah panjang ia mengundurkan diri setelah
dikalahkan. Oleh permainan sepasang roda orang she
Seng itu."
"Nah! Itulah dia, Seng Thian Kie bantu kita pukul
mundur musuh tangguh, tujuannya tidak lain sedang
mencari hati dengan kita orang. Bukankah begitu?"
Aaaakh "! Benar ia mebaiki kita dan berusaha
berkenalan dengan Toako tidak lain karena ia ingin
mengelabui rahasia dari peta pengangon kambing itu."
Kembali Kwan Tiong Gak tersenyum.
Disekitar kota Kay Hong sudah berkumpul jago jago
lihay dari kalangan Bu lim, siapakah diantara mereka
yang bukan datang dikarenakan ingin mendapat rahasia
peta pengangon kambing itu?"
"Menurut apa yang siauw te ketahui, agaknya si Raja
Roda terbang adalah seorang manusia yang susah
dihadapi. Toako mengundang ia datang kemari bukankah
sama arti mencari kerepotan buat diri sediri?"
"Ia datang kemari untuk bersama sama diriku
menyelidiki rahasia peta pengangon kambing asalkan aku
tidak mengingkari janji tentu saja ia tak akan mencari
gara gara dengan diriku."
959 "Jadi Toako ada benar-benar ada maksud
membagikan peta pengangon kambing itu dengan si Raja
Roda terbang?"
"Saudara Poei," ujar Kwan Tiong Gak dengan wajah
serius. "Perusahaan Hauw Wie Piauw kiok kita sudah ada
banyak tahun tersohor di kolong langit sudah banyak
dagangan besar yang kita terima, dan banyak badai
kekacauan yang kita hadapi, jago jago tersohor kalangan
Liok lim yang ada di lima keresidenan sebelah Utara
kebanyakan pernah bergebrak dengan siauw heng,
namun kebanyakan urusan-urusan itu akan selesaikan di
suatu tempat dengan kuda jempolan serta sebilah
golok"."
"Aku tahu," tukas Poei Ceng Yan cepat, "Untuk
mendirikan merek emas perusahaan Hauw Wie Piauw
kiok ini, toako telah mengorbankan banyak pikiran serta
tenaga." Perlahan lahan Kwan Tiong Gak menghela napas
panjang. "Aaaaai"., Tetapi keadaan situasi yang kita hadapi ini
hari jaub berbeda dengan keadaan tempo dulu,
bentrokan bentrokan yang bakal terjadi sudah tak bisa
kita hadapi dengan kekuatan sendiri. Maka dari itu mau
tak mau kita harus mengundang bantuan tenaga luar
untuk menyelesaikan peristiwa ini, mau tak mau kita
harus menggunakan sedikit akal untuk menghadapinya."
"Toako. Jadi kau hendak bekerja sama dengan si Raja
Roda Terbang untuk memukul mundur musuh tangguh?"
960 seru Poei Ceng Yan seperti telah memahami akan
sesuatu. Kwan Tiong Gak tertawa.
"Saat ini masih susah bagi kita untuk memahami
perubahan situasi yang akan datang terpaksa harus
melangkah setindak kemudian baru ambil rencana untuk
tindakan selanjutnya."
Ia merandek sejenak, lalu tambah, "Coba kau beri
bisikan kepada Su Jan sekalian agar mereka bertindak
lebih hati-hati, kalau si Raja Roda Terbang ada kabar
segera bawa mereka menghadap kemari."
Poei Ceng Yan mengiakan dan segera melangkah
keluar, setibanya didepan pintu mendadak teringat
olehnya akan sesuatu. Ia segera berhenti dan bertanya
kembali, "Toako, bagaimana dengan Thay Heng Tuo
Shu" Apakah perlu kita beri kabar kepadanya?"
"Persoalan itu baru kita pikirkan setelah si Raja Roda
Terbang datang kemari serta ditinjau dulu bagaimana
perubahan situasi selanjutnya."
"Aaaakh!"." tidak banyak bicara lagi Poei Ceng Yan
pun segera berlalu dari ruangan itu.
Beberapa saat kemudian tampak Nyioo Su Jan muncul
dengan tergesa-gesa ujarnya, "Cong Piauw tauw. si Raja
Roda Terbang serta muridnya mohon bertemu!".,"
961 "Suruh mereka masuk kedalam". Sembari berkata ia
bangun berdiri dan berjalan keluar dari ruangan.
"Kwan heng kau tak usah repot repot menyambut diri"
terdengar suara yang amatnya nyaring berkumandang
dari depan pintu.
"Oooouw ". Sungguh kekar dan seram orang itu "
Tampak orang itu memiliki alis tebal mata besar
dengan wajah bercambang, di badannya memakai baju
ketut berwarna hitam yang memancarkan cahaya
berkilauan. Kedua ujung bajunya sebatas sikut. Celana
panjang pun berwarna hitam serta memancarkan cahaya
berkilauan, Entah setelan pakaian ini terbuat dari bahan
apa". Poei Ceng Yan sudah lama mendengar nama besar si
raja roda terbang namun si raja roda pribadi amat jarang
berkelana dalam dunia persilatan, karena itu sangat
jarang orang orang Bu-lim yang pernah menjumpai
dirinya, tanpa terasa lagi ia memperhatikan orang itu
beberapa kejap lebih banyak, Kwan Tiong Gak
mendehem sembari menjura ia memperkenalkan diri,
"Cayhe Kwan Tiong Gak." Si orang berbaju hitam itupun
segera menjura balas memberi hormat.
"Cayhe si raja roda terbang Swan Cwan."
"Sudah lama kukagumi nama besar anda, beruntung
ini hari kita bisa saling berjumpa".
962 "Kwan Cong Piauw tauw terlalu memuji, sudah lama
aku dengar nama besar Golok Sakti Genta Emas yang
menggetarkan delapan penjuru. Dalam hati aku orang
she Kwan pun merasa amat kagum. Hanya saja harap
kau suka memaafkan kedatangan cayhe yang memakai
pakaian ringkas sebab sebentar lagi permainan busuk
akan dimulai",
Kwan Tiong Gak yang banyak pengalaman selama ini
merasa terheran heran dengan pakaian yang dikenakan
orang itu, ia tidak tahu baju macam itu terbuat dari
bahan apa, namun iapun tidak ingin bertanya secara
gegabah. mendengar ia mengungkapnya sendiri segera
menimbrung, "Pakaian yang dikenakan, sungguh aneh
sekali, aku pikir benda ini tentu mempunyai asal usul
yang amat besar."
Sembari berkata ia mempersilahkan tamunya ambil
tempat duduk. Setelah duduk Swan Cwan segera tertawa.
"Padahal pakaian ini tak bisa dikatakan suatu benda
mustika yang sangat berharga, benda ini bukan lain
adalah kulit ular kerak baja "That Kia Coa Pie" hadiah
dari seorang sahabat yang sudah lama tinggal
dikeresidenan Im Kwee,"
"Aaaakh kiranya kulit ular kerak baja "Thiat Kia Coa
Pie", sudah lama aku dengar benda ini kerasnya luar
biasa bisa bisa digunakan untuk menahan bacokan golok
serta tusukan pedang, entah benarkah demikian?"
963 "Memang demikian adanya. " sahut si Raja roda
terbang Swan Cwan setelah meneguk air tehnya. "Tetapi
benda itu baru bisa menunjukan kehebatan tersebut
bilamana sudah memiliki suatu tahun tertentu, apalagi
mendapatkan benda ini tak bisa langsung dibuat pakaian.
kulit itu harus direndam dulu dalam minyak. "Ci Ma"
selama tiga tahun, kemudian setelah dikeringkan,
beberapa lama dibawah terik matahari, barulah kulit
tersebut bisa di gunakan untuk bikin pakaian"
"Tidak menjumpai satu urusan, kecerdikan tidak
tambah setingkat, apabila bukan ada penyesalan dari
Kwan heng. siauw te pun tak bakal tahu akan persoalan
ini!" Sembari berbicara sepasang matanya tanpa terasa
telah meneliti badan si Raja Roda terbang tersebut.
Senjata roda bergigi dari si Raja Roda terbang sudah
amat tersohor dikolong langit Kwan Tiong Gak ingin
sekali melihat bagaimanakah bentuk dari roda terbang
teitebut. Kwan Tiong Gak ingin sekali melihat bagaimanakah
bentuk dari roda terbang tersebut.
Namun ia hanya dapat melihat si Raja Roda Terbang
Swan Cwan memakai mantel-hitam yang amat besar
menutupi hampir separuh bagian tubuhnya, susah bagi
orang lain untuk mengetahui dimanakah ia simpan
senjata roda terbangnya yang terkenal itu,
964 Walaupun Kwan Tiong Gak tidak berhasil menemukan
macam apakah senjata roda terbangnya, tetapi ia dapat
melibat adanya sebuah sabuk hitam yang melilit pada
pinggangnya, dengan pengetahuan Kwan Tiong Gak
yang luas, ia segera dapat mengenal sebagai semacam
senjata tajam yang bersifat lunak.
Ketika itulah terdengar si raja roda terbang tertawa
terbahak bahak.
"Haaa ". haaa ". .haa ".sewaktu siauw te melakukan
perjalanan lewat kota Kay Hong, tanpa sengaja telah
kutemukan banyak sekali jago Bu lim yang kumpul di
kota ini. timbul rasa ingin tahuku dalam hati dan segera
diam diam aku melakukan penyelidikan. Hasil aku
temukan kalau orang orang itu sebenarnya datang untuk
mencari setori dengan diri Kwan heng,"."
"Bukan. Mereka bukan lagi mencari setori dengan aku
orang she Kwan melainkan dsebabkan selembar peta
pengangon kambing."
"Peta pengangon kambing?" tanya si raja Roda
terbang. Karena membicaraan telah dialihkan ke pokok
persoalan tanpa terasa lagi air muka pun berubah serius.
"Benar. Sebuah peta lukisan yang menunjukkan
tempat tersimpannya sejumlah harta karun. Cwan heng.
Rasanya kau pernah mendengar berita ini bukan?".
"Benar. Siauw te pernah mendengarnya" Swan Cwan
mengangguk. "Katanya harta karun itu meliputi jumlah
965 yang amat banyak sehingga nilainya susah diduga.
Kwan- heng"
"kau telah melakukan penelitian sebanyak beberapa
hari tentu banyak rahasia yang telah kau dapatkan bukan
tentang harta karun itu-?"
"Aaaai.,".! Kalau dibicarakan sungguh menyesal
sekali, walaupun sudah lama siauw te melakukan
penyelidikan serta mempelajari rahasia peta pengangon
kambing itu, namun saat ini hanya kupahami sebagian
saja. Nanti aku masih membutuhkan petunjuk petunjuk
yang berharga dari Cwan heng."
"Haaa. ". haaa,".,ha?a". Kwan heng, kita baru
untuk pertama kalinya saling berjumpa. ternyata Kwan
heng mengundang sianwte uutuk bersama sama
menyelidiki serta mempelajari rahasia peta pengangon
kambing itu. Hal ini benar benar membuat siauw te
tercengang dan sedikit tidak percaya!".
"Cwan heng! Antara dirimu dengan siauw te tidak
pernah saling kenal dan masing-masing hanya pernah
mendengar nama masing-masing namun kau begitu
perhatikan keselamatan kami dengan malam-malam
mengirim muridmu datang memberi bisikan bahkan tidak
mengikat permusuhan dengan orang lain. Hal ini pun
membuat siauw te merasa amat berterima kasih sekali".
"Aaaakh".! haaa". haaa".mana mungkin inilah yang
disebut antara Enghiong sering terjalin ikatan batin yang
kuat." 966 Pada saat itulah tiba tiba terdengar dua kali suara
suitan panjang berkumandang datang memecahkan
kesunyian. Si Raja Roda Terbang segera bangun berdiri, ujarnya,
"Sudah waktunya bagi mereka untuk datang, suitan tadi
mungkin merupakan tanda dari kehadiran mereka."
"Sedikit pun tidak salah, suitan itu memang
merupakan tanda bahaya yang menandakan mereka
telah menemukan pihak lawan mandekati perusahaan
Hauw Wie Piauw kiok kami."
"Kwan heng, kau bersiap sedia hendak menghadapi
serangan lawan dengan cara apa?"
"Hingga kini siauw te masih belum tahu jago jago lihay
manakah yang telah datang, aku bermaksud hendak
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berjumpa dulu diri mereka kemudian baru menyusun
rencana selanjutnya."
"Bagus! Memang seharusnya perapatan lebih dulu
kemudian baru kekerasan, dengan demikian tidak sampai
merosotkan pamor Kwan heng. ayoh kita jalan! siauw te
temani Kwan heng meninjau dulu malaikat mana yang
telah datang menyambang."
"Cwan heng adalah tetamu, mana boleh ikut
melibatkan diri dalam pergolakan ini?"
"Haaa". haaa". ha".jikalau suruh cayhe tetap
bertahan dalam ruangan-ini tanpa keluar, rasanya
akupun tak perlu datang kemari."
967 "Aku dengar katanya besok sebelum sang surya
lenyap dari jagad, kalian berdua hendak meninggalkan
tempat ini?"
"Sedikitpun tidak salah, besok sebelum malam tiba,
kami memang ada maksud meninggalkan kota Kay
hong." "Apakah Cwan heng serta muridmu tidak dapat tinggal
beberapa hari lagi disini?"
"Tidak dapat ". Swan Cwan menggeleng.
Tiba tiba terdengar suara langkah manusia
berkumandang datang memotong ucapan Swan Cwan
yang belum selesai diutarakan.
Ketiga semua orang berpaling, tampakKh Nyioo Su Jan
dengan langkah terburu buru sedang melangkah masuk
kedalam ruangan!
"Bagaimana Su Jan" apakah kalian sudah berhadapan
muka dengan mereka?" tegur Kwan Tiong Gak ketika
dilihatnya orang she Nyioo itu munculkan diri.
"Sedikitpun tidak salah, kami telah saling berjumpa
muka dengan mereka. saat ini ruang belakang kantor
kita sudah terkepung, agaknya jumlah mereka yang hadir
malam ini tidak sedikit."
"Siapakah mereka?"
968 "Mungkin pemimpin mereka belum tiba kemari, tak
seorangpun yang buka suara menjawab pertanyaanku,
namun mereka telah menyampaikan satu pesan, katanya
sepertanak-nasi kemudian, tentu akan muncul seseorang
yang hendak mengadakan pembicaraan dengan Cong
Piauw tauw."
"Sepertanak nasi kemudian" sekarang sudah jam
berapa?" "Kentongan keempat baru saja lewat."
"Sepertanak nasi lagi bukankah sudah memasuki
kentongan kelima dan hari sudah terang tanah?"
"Tidak salah, kecuali mereka bermaksud turun tangan
setelah terang tanah, sungguh-membuat orang merasa
tidak mengerti apa maksud mereka yang sebenarnya?"
Tiba tiba terdengar Swan Cwan tertawa hambar.
"Hmm, mereka Ingin turun tangan setelah terang
tanah, sungguh suatu pemikiran yang gila!"
"Cwan heng, sebenarnya apa yang telah terjadi?"
Tanya Kwan Tiong Gak seraya berpaling.
"Mereka berbuat demikian sama arti memandang
rendah perusahaan kalian, hal ini mengartikan bahwa
dengan waktu antara kentongan kelima sampai terang
tanah nanti mereka berkemampuan untuk membasmi
seluruh orang yang ada didalam kantor ini,"
969 "Ehmm! ". .kalau mereka benar benar mempunyai
cara pemikiran seperti ini, memang tindakan tersebut
rada sedikit gila"."
Ia berpaling kesamping dan tambahnya.
"Su Jan, cari pemimpin mereka yang bisa mewakili
berbicara, tanyakan kepada mereka pihaknya hendak
turun tangan secara bagaimana?" silahkan dimulai saja,
kami bisa menerimanya dengan tangan terbuka."
Agaknya Kwan Tiong Gak pada saat ini sudah diumbar
oleh hawa amarah, sewaktu berbicara kendati tetap
mempertahankan ketenangannya, namun dari sepasang
mata memancarkan cahaya tajam yang menggidikkan.
"Aku segera laksanakan tugas ini" Nyioo Su Jan segera
menjura kemudian putar badan berlalu.
Sementara itu Poei Ceng Yan, Liem Toa Lek sekalian
telah mengundurkan diri untuk memperketat pos
penjagaannya masing masing
Halaman belakang dari kantor perusahaan tersebut
terlalu luas, dengan jumlah pengawal yang sedikit pihak
perusahaan Hauw Wie Piauw kiok rada repot juga dalam
pembagian penjagaan.
Terdengar Swan Cwan mendehem perlahan kemudian
berkata. "Kwan heng, sudah lama kudengar akan kelihayan
ilmu menyambit senjata rahasia genta emasmu. Malam
970 ini mungkin siauw te akan buka mata untuk mengagumi
permainanmu itu. Kenapa kita tidak menyambut saja
kedatangannya sembari memberi sedikit pelajaran buat
mereka.?" Jilid 25 "BIARKAN dulu mereka melakukan persiapan
kemudian kita baru turun tangan." kata Kwan Tiong Gak
sambil tertawa.
"Haaa". haaas".sungguh bersemangat!". Ditengah
suara gelak tertawa yang amat nyaring, Nyioo Su Jan
munculkan diri kembali dengan langkah lebar, setelah
menjura ujarnya, "Lapor Cong Piauw tauw. hamha telah
menyampaikan perkataan tersebut kepada mereka, dan
bertanya apakah rencana mereka selanjutnya?"
"Lalu apa jawab mereka?".
"Kata mereka, dalam berminum teh kemudian segera
akan menyerang masuk kedalam kantor kita. seandainya
Cong Piauw tauw tidak ingin banyak orang yang terluka
serta kehilangan nyawa, maka silahkan Cong piauw tauw
munculkan diri menjumpai mereka serta membicarakan
pertukaran syarat!"."
"Apakah kau telah menjumpai pemimpin mereka?"
"Hamba telah bertanya, tapi mereka berusaha untuk
menghindarkan diri dari pertanyaan ini. Mereka hanya
berkata bahwa pemimpinnya telah tiba, kalau Cong
Piauw tauw ingin tahu silahkan keluar untuk berjumpa
sendiri." "Baik, kita segera keluar menjumpai mereka."
Seorang lelaki berpakaian ringkas segera berjalan
menghampiri dan menberikan senjata serta senjata
rahasia Kwan Tiong Gak.
971 Setelah menggembol senjata rahtsia serta goloknya.
Kwan Tiong Gak tertawa ujarnya;
"Cwan heng silahkan duduk sebentar di ruang tamu,
siauw te akan pergi keluar sebentar untuk melihat
macam apakah mereka itu."
"Tujuan kedatangan aku orang She Swan adalah
berharap bisa membantu diri Kwan Cong Piauw tauw.
jikalau Kwan heng terlalu memandang ringan diriku.
Lebih baik kami mohon diri saja".
"Maksud baik Swan heng membuat siauw te merasa
sangat terharu, namun antara kita tidak saling kenal,
membiarkan Cwan heng pun terikat oleh perselisihan ini
aungguh membuat siauw te merasa tidak tentram."
"Haaa.haaa". haaa".kita berjumpa bagaikan sahabat
lama. Kwan heng sudah bersahabat dengan aku orang
she Swan sudah cukup membuat cayhe merasa sangat
bangga dan gembira."
"Baik, kalau begitu akupun tak akan bertindak
sungkan sungkan lagi dengan diri Cwan heng!".
Mereka berdua melangkah keluar dari ruangan diikuti
Seng Thian Kie dari belakang.
Nyioo Su Jan segera berebut jalan lebih dahulu
selangkah didepan, katanya.
"Cayhe akan membawa jalan buat ciu wie sekalian."
Setelah melewati ruang tengah mereka langsung
menuju kehalaman belakang
"Su Jan!" kembali Kwan Tiong Gak berseru sehabis
memandang cuaca. "Suruh mereka pasang obor
penerangan!"
Nyioo Su Jan mengiakan. Ia segera memberikan
perintah kepada anak buahnya.
972 Tidak selang beberapa saat kemudiaa cahaya api
berkedip ditengah kegelapan, seketika suasana
disekeliling tempat itu dibikin terang benderang.
Setelah keadaan dibuat terang. Kwan Tiong Gak
segera menjura, serunya lantang.
"Cayhe Kwan Tiong Gak mendengar laporan dari
bawahanku bahwa ada sahabat malam malam datang
berkunjung, aku orang she Kwan tidak berani kehilangan
rasa hormat sengaja datang menyambut, jikalau kalian
ada maksud bertamu kenapa tidak segera munculkah
diri" Aku orang she Kwan menanti kalian disini."
Sebelum pihak lawan memberi jawaban! Swan Cwan
telah merebut bicara.
"Cayhe si Raja Roda Terbang Swan Cwan mempuyai
ikatan persahabatan yang erat dengan Kwan Cong Piauw
tauw, perduli siapakah pihak kawan yang telah datang,
aku orang she Swan telah bulatkan tekad untu
mencampuri urusan ini. Hmmn".! Ditinjau dari
keberanian kalian mencari gara-gara dengan pihak
perusahaan Hauw Wie Piauw Kiok, aku pikir tentu bukan
manusia bangsa tempe semua. Kini Kwan Cong Piauw
tauw sudah munculkan diri menyambut kedatangan
kalian, kenapa sahabat sekalian masih juga bersembunyi
macam cucu kura kura?"
Dari tengah kegelapan segera berkumandang datang
suara tertawa dingin yang manggidikkan hati.
"Orang she Kwan. kau tak usah kucing menangisi tikus
pura pura menunjukkan berperasaan welas, kita adalah
malam gelap pa lentera, pukul genta mendengar suara,
apa maksud dari kau orang she Swan tidak lebih adalah
siasat Suma Can yang diketahui oleh orang jalan
sekalipun, berusaha mendapatkan harga menggunakan
cara yang berbeda namun Lie Poa yang kau orang she
973 Swan pakau terlalu belebihan,Hmmnn! Kwan Tiong Ga
bukan lentera yang kekurangan minyak, kau ingin coba
mencari untung dengan mencampuri air keruh ini" Aku
ingin lihat perbuatan mu sama saja dengan bermimpi
disiang bolong". "
Swan Cwan segera tertawa terbahak bahak memotong
ucapan selanjutnya orang itu, tukasnya, "Sudah cukup
sahabat, kau tak usah menggunakan kata kata yang
tajam untuk mencari gara gara. Aku orang she Swan
sudah pernah melakukan perjalanan dalam Bu lim selama
separuh umurku. Kau harus tahu aku paling tidak doyan
untuk makan permainanmu Itu, sudahlah ". setelah
gelap malam sang surya segera akan menyingsing,
waktu mu tidak terlalu banyak lagi. Kiri kanan depan
belakang dari kantor perusahaan Hauw Wie Piauw-kiok
sudah ditanam puluhan jago lihay, anak panah, senjata
rahasia sudah cukup untuk membuat kalian kelabakan
dan kerepotan setengah mati, namun Kwan Cong Piauw
tauw berjiwa besar menyambut kedatangan kalian, kalau
kini kalian tidak sudi unjukan diri. apakah tidak terlalu
merusak pamor kalian sendiri."
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, seorang
lelaki berbaju serba hitam secara mendadak munculkan
diri dihadapan ke dua orang itu.
Ketika dilihatnya gerakan orang itu amat gesit dan
cepat laksana kilat, baik si Raja Roda Terbang maupun
Kwan Tiong Gak segera menyadari bahwa musuh mereka
adalah seorang jago berkepandaian lihay. Sekalipun
begitu mereka tetap berdiri tak bergerak, hanya secara
diam-diam hawa murni disalurkan mengelilingi badan
siap menghadapi segala kemungkinan.
Orang itu memakai pakaian ringkas berwarna hijau,
sepasang tangannya kosong tidak membawa senjata.
974 Hanya saja diatas wajahnya telah memakai sebuah
topeng yang berwajah amat mengerikan.
"Kawan" jengek Swan Cwan dingin seraya maju
melangkah kedepan. "Tak usah jual lagak lagi disini.
lepaskan topeng yang kau kenakan itu "
"Hm! Orang she Swan. Kalau kau benar benar punya
kepandaian silahkan segera turun tangan melepaskan
sendiri topeng yang kukenakan ini."
"Itu sih bukan suatu persoalan yang terlalu sulit, aku
rasakan menemui kami dengan memakai topeng tentu
mempunyai kesulitanmu sendiri bukan?"
"Cwan heng." sementara itu terdengar Kwan Tiong
Gak berseru seraya manjura ke-arah orang itu. "Biarlah
siauw te bercakap-cakap dulu beberapa patah kata
dengan orang ini."
"Apa yang hendak kau utarakan kepada ku?" seru
orang berbaju hijau itn dengan suara dingin.
"Kalau kudengar nada suaramu, agaknya kita pernah
saling berjumpa muka?"
"Aku rasa soal itu tidak terlalu penting."
"Baik! Kalau begitu silahkan sahabat mengutarakan
maksud kedatanganmu."
"Aku rasa Kwan Cong Piauw-tauw sudah paham
sendiri!" "Tidak salah, aku paham, namun aku tetap berharap
bisa mendengar dari mulutmu sendiri."
"Soal Itu gampang sekali," kata siorang berbaju hijau
dengan suara dingin. "Seandainya Kwan Cong Piauw
tauw suka menyerahkan peta mustika pengangon
kambing itu kepadaku Kami segera akan membubarkan
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
diri." "Ooow! Ternyata dugaanku tidak salah kalau benar
benar datang dikarenakan peta pengangon kambing itu."
975 "Urusan telah diterangkan jelas, lagipula sudah ada
didugaan Kwan Cong piauw-tauw, bagaimana
seharusnya" Aku pikir tentu anda sudah mengambil
keputussn bukan?"
"Sebelum menjawab aku orang she Kwan ingin
menerangkan dulu akan satu persoalan," ujar Kwan
Tiong Gak sambil tertawa, "peta mustika pengangon
kambing itu mamang benar ada disaku aku she Kwan
bahkan sekarangpun kubawa. Jikalau cuwi sekalian ingin
mendapatkannya, silahkan pamerkan dulu sedikit
kepandaian silat kalian."
"Sungguhkah ucapanmu ini?" seru si Orang berbaju
hijau sambil tertawa hambar.
"Apakah saudara merasa kurang percaya?"
"Pepatah dalam dunia kangouw mengatakan:
Mendengar dengan telinga lebih baik melihat dengan
mata! Aku pikir kaupun tahu bukan akan maksudku?"
Dari dalam sakunya Kwan Tiong Gak segera
mengambil keluar peta pengangon kambing itu dan
diayunkan ketengah udara serunya, "Kawan, kau pernah
menjumpai peta pengangon kambing?"
"Belum pernah."
"Benda yang ada ditangan cayhe inilah yang sedang
kau cari."
Sembari berkata ia masukkan kembali benda itu
kedalam saku. Siorang berbaju hijau itu mengejek sinis tiba tiba
serunya. "Kwan Cong Piauw tanw, sekarang kau harus berhati
hati." Mendadak ia angkat tangannya, dengan suatu gerakan
yang cepat laksana sambaran kilat ia babat batok kepala
Kwan Tiong Gak.
976 Melihat gerakan tubuh sedemikian cepatnya Kwan
Tiong Gak sangat terperanjat.
"Sungguh dahsyat serangan ini!" pikirnya dalam hati.
Situasi amat mendadak. Kwan Tiong Gak tidak sempat
mencabut keluar goloknya dari belakang punggung,
dengan cepat ia segera berkelebat lima langkah
kebelakang. Sepasang kepalan orang berbaju hijau itu secara
berani laksana bayangan tubuh saja meluncur kembali
mengancam seluruh tubuh Kwan Tiong Gak tidak
menanti ia berdiri tegak.
Berturut turut Kwan Tiong Gak terdesak mundur
berulang kali, serangan kepalan si orang berbaju hijau
itupun mendesak dan mengikuti terus menerus, dalam
sekejap mata sudah mengirim delapan buah serangan
gencar. Kedelapan buah jurus serangan ini dilancarkan dalam
waktu yang bersamaan walaupun dilancarkan secara
terpisah namun kedelapan serangan berantai itu laksana
sebuah serangan belaka.
Agaknya si orsng berbaju hijau itu marasa peristiwa
ada diluar dugaan melihat Kwan Tiong Gak berhasil
menghindarkan diri dari kedelapan buah serangan
berantainya, ia merandek sejenak kemudian berseru
memuji, "Nama hebat anda ternyata bukan nama kosong
belaka." Padahal, sekalipun Kwan Tiong Gak berhasil
menghindarkan diri dari kedelapan jurus serangan
tersebut, saking lelahnya keringat, lelah menancur keluar
membasahi seluruh tubuhnya, asalkan si orang berbaju
hijau itu melancarkan dua buah serangan gencar lagi
maka Kwan Tiong Gak segera akan terluka oleh serangan
lawan. 977 Terdengar Kwan Tiong Gak mendehem ringan lalu
berkata, "Kawan, kedelapan buah serangan berantaimu
benar-benar hebat, laksana guntur membelah bumi
saja." "Terlalu memuji, terlalu memuji!"
badannya miring kesamping kemudian menerjang
kembali kedepan.
Kali ini Kwan Tiong Gak telah membuat persiapan, ia
tidak ingin membiarkan lawannya meneter dia terus
menerus. Tangan kanan segera diangkat meloloskan golok
emasnya dari sarung, kemudian diantara ayunan tangan
ia menciptakan selapis cahaya golok melindungi seluruh
tubuhnya. Sambaran golok amat dahsyat secara samar samar
membawa desiran angin, tajam yang mengidikan.
Tiba tiba si orang berbaju itu menarik kembali gerakan
tubuhnya yang menerjang kedepan dan segera berhenti.
Jelas ia telah dibikin terkesiap oleh kehebatan desiran
golok lawan, dan kini tidak berani menerjang lagi
kedepan secara serampangan.
Si Raja Roda terbang Swan Cwan sendiri sewaktu
melibat permainan golok Kwan Tiong Gak sangat
dahsyat, Iapun dibikin melengak pikirnya, "Kehebatan
permainan golok emas Kwan Tiong Gak benar benar luar
biasa, desiran angin serangan tajam dan dingin, jelas
ilmu goloknya telah berbasil mencapai puncak
kesempurnaan. ."
Siorang berbaju hijau itu tidak berani berlaku gegabah
lagi. dari dalam pinggangnya ia segera meloloskan
sebuah cambuk panjang berwarna hitam pekat.
978 Menemui cambuk tersebut Kwan Tiong Gak segera
merasakan hatinya tergetar keras, Serunya tanpa terasa,
"Aaaach! Tui Hun Sio Fian".?".
"Sedikit pun tidak salah" tukas siorang berbaju hijau,
ia segera melepaskan kain kerudung yang menutupi
wajahnya sehingga di bawah Sorotan sinar obor dapat
ditangkap raut muka bentuk kudanya yang berwarna
hijau menyeramkan.
Melihat orang itu si Raja Roda Terbang Swan Cwan
segera tertawa terbahak bahak.
"Haa". haa. ,haaa". aku kira malaikat dari mana
yang datang berkunjung, tidak disangka ternyata kau
orang haaa". haaa sudah dua puluh tahun lamanya kita
tidak pernah saling berjumpa!"
"Siauwte pun tidak menyangka Swan heng bisa
mencampurkan diri dalam air keruh kali ini. Kita sudah
saling kenal selama tiga puluh tuhan lamanya. Bila saat
ini Swan heng ingin mengundurkan diri masih sempat."
"Walaupun perkataanmu tidak ralat, namun antara
siauw te dengan Kwan Cong Piauw tauw sudah ada janji
lebih dahulu" seru Swan Cwan seraya menggeleng
"Ucapan seorang lelaki sejati berani laksana bukit karang.
mana boleh bicara mencla mencle?" Seandainya Tong
heng suka mengingat diatas persahabatan Kita selama
tiga puluh tahun, silahkan kau orang memberi muka
kepada siauw te dan segera meninggalkan tempat ini
bersama sama anak buahmu"
Si Cambuk sakti Pencabut nyawa kontan tertawa
dingin tiada hentinya.
"Kwan Tiong Gak tidak lebih hanya seorang pengawal
barang, perduli siapapun asal suka keluar uang ia tentu
jual nyawa buat orang itu. nama besar Swan heng dalam
dunia kangouw sudah tersohor agaknya kau tidak usah
979 membuang nama besar yang kau dapatkan dengan
susah payah itu karena suatu urusan sepele ". "
"Selamanya siauw te bekerja sesuai dengan janji. Aku
tidak tahu Kalau orang yang datang adalah Tong heng,
namun aku sudah menyanggupi Kwan Cong Piauw tauw
lebih dahulu ". maka dari ini walau Tong heng tidak mau
kasi muka kepadaku, terpaksa kita maju selangkah
sambil merencanakan langkah selanjutnya."
"Hmmnn! Kwan Tiong Gak sudah membayar berapa
banyak kepadamu?" jengek si Cambuk sakti Pencabut
nyawa dengan suara dingin.
Kontan Swan Cwan tertegun dibuatnya "Apa maksud
dari ucapan Tong heng?"
"Kwan Tiong Gak telah bayar berapa kepadamu"
Siauw te rela membayar dirimu dengan harga satu kali
lipat lebih banyak. Asalkan Swan heng bekerja kerena
uang aku juga seharusnya kau membantu pihak mana
yang keluar uang lebih banyak bukan?"."
Sekali lagi Swan heng menggeleng.
"Bukannya siauw te memandang rendah diri Tong
heng. harga yang dibayar Kwan Cong Piauw Tauw
kepadaku tidak mungkin bisa kau bayar."
"Mungkin kau terlalu pandang rendah diriku. Hmmm!
berapa harga yang kau minta silahkan diutarakan saja."
"Separuh dari harta karun yang tercantum dalam peta
pengangon kambing, menurut penilaianku secara
kasaran mungkin bisa mencapai sepuluh laksa tahil
emas, bagaimana" kau bisa membayar aku sejumlah
itu?" Mendengar ucapan itu si Cambut Sakti Pencabut
Nyawa berdiri tertegun, akhirnya ia berkata, "Kalau
begitu kau Swan heng sudah pastikan diri akan
mencampuri pertikaian ini?"
980 "Kalau Tong heng memang berkeinginan demikian,
aku pun tak bisa berbuat apa-apa lagi."
Tiba tiba si Cambuk Sakti Pencabut Nyawa
menggerakkan pergelangan tangannya, cambuk hitam
yang ada di tangan dengan membawa desiran angin
serangan yang tajam menciptakan diri jadi selapis
bayangan cambuk yang tebal laksana mega.
Si Raja Roda Terbang pun segera meloloskan golok
lemas sepanjang lima enam koen yang ada di
pinggangnya. Diantara getaran golok lemas, bunga-bunga golok
berkelebat memenuhi angkasa.
ia telah mengerahkan hawa Iweekangnya ke dalam
senjata tersebut membuat sebilah golok lemas seketiak
keras laksana toya.
Sambil melangkah satu tindak ke depan menghadang
di hadapan Kwan Tiong Gak ujarnya dingin.
"Tong heng, apa yang ingin kau ketahui sekarang
sudah kau ketahui, mau maju atau mundur seharusnya
kau cepat ambil keputusan "
"Jadi knlau begitu, Cwan heg silahkan ambil keputusan
untuk mencampurkan diri dalam pertikaian ini?"
"Peta pengangon kambing boleh dikata separuh
sebagian sudah menjadi milik siauw-te, manusia mati
demi harta, burung mati demi makanan, jikalau Tong
heng tidak suka kasi muka kepadaku dan melepaskan
satu jalan bagiku, terpaksa kita harus tentukan kelihayan
kita didalam pertarungan ilmu silat."
"Oooouw".jadi Cwan heng bukan saja akan
mencampuri urusan ini bahkan hendak turun tangan
dalam pertarungan pertama?"
"Inilah yang dinamakan burung bodoh terbang lebih
dahulu, yang membawa bendera jalan didepan, asalkan
981 cambuk pencabut nyawa dari Tong heng bisa
menangkan golok lemas ditanganku ini, maka Cong
Piauw-tauw pun pasti akan turun tangan mengganti
kedudukanku."
"Cwan heng!" seru si cambuk sakti pencabut nyawa
kembali setelah mendehem ringan. "Tahukah kau siapa
yang bertindak sebagai pemimpin didalam perebutan
peta pengangon kanbing malam ini?"
"Hm". haaaa". haaaa"." si Cambuk Sakti Pencabut
Nyawa Tong Si Yen "siapapun kenal, orang orang Bu lim
mana yang tidak mengerti"
"Kau salah," tukas Tong Si Yen dengan suara
perlahan. "Sampai dimanakah kemampuan siauw te,
dalam hati sekali aku paham walaupun aku tak akan jeri
terhadap Kwan Tiong Gak namun untuk merebut peta
pengangon kambing tersebut dari tangannya mungkin
bukan suatu pekerjaan yang gampang."
"Jadi kalau begitu masih ada orang yang menjadi
atasanmu" Lalu siapakah orang itu sehingga kau Tong Si
Yen pun tunduk kepadanya dan suka menjalankan
perintah yang ia berikan?"
"Perkataanmu tidak salah, jago jago lihay dalam Bu
lim tidak banyak yang bisa memaksa siauw te turun
perintah dan melaksanakan perintahnya, tanpa
membantah siauw te pun percaya dengan kemampuan
orang itu bukan saja siauw te tunduk kepadanya. Bahkan
pun kau si Raja Roda Terbang pun aku rasa akan tunduk
seratus delapan puluh derajat.!"
"Hm Siauw te percaya masih punya beberapa kerat
tulang keras ".
Sebelum menyelesaikan kata katanya, dari tempat
kegelapan tiba-tiba berkumandang datang suara tertawa
982 dingin yang sangat menyeramkan disusul suara teguran
keras- "Sungguh besar nyalimu, ingin kuhitung sebenarnya
dihadapanmu benar-benar punya berapa kerat tulang
yang sangat keras."
Suara itu seolah olah muncul dari tempat yang sangat
jauh, tetapi ketika ia menyelesaikan kata kata tersebut,
tubuhnya sudah berada kurang lebih lima depa dari sana.
Dibawah sorotan cabaya obor. tampaklah seorang
nenek tua berbaju kuning berambut putih munculkan diri
dari kegelapan. di-tangannya membaawa sebuah tongkat
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berkepala naga yang besar dan berat.
Dia bukan lain adalah Liong Popo berjalan terkenal
diseluruh kolong langit.
Disisi kiri dan kanan Liong Popo berjalan dua orang
perempuan setengah baya yang kira kira telah berusia
tiga puluh tiga, empat tahunan, mereka memakai baju
warna hijau, rambut dikepang dua dan mencekal sebilah
pedang tajam. Merekalah yang tersohor sebagai dua dayang kiri dan
kanan, sejak umur dua tiga belas tahun kedua orang
wanita ini telah ikut Long Popo berkelana dalam dunia
persilatan dibawah serangan sepasang pedang mereka
entah sudah berapa banyak jago Bu Lim yang menemui
ajalnya. Selama ini kedua orang tersebut selalu mengikuti
Liong Popo dan tidak pernah kawin. sekalipun usianya
telah mencapai setengah baya tetapi mereka tetap
berstatus perawan, Rambutnya panjang dan dikepang
jadi dua. Liong popo ini tersohor akan kekejiannya di dalam
dunia kangouw, setiap kali bertindak atau bekerja selain
mengikuti napsu serta pikiran sendiri, jadi kalau
983 dibicarakan ia termasuk manusia setengah sesat dan
setengah lurus.
Lima belas tahun berselang, pada saat-saat nama
besar Liong Popo tersohor dimana mana mendadak ia
melenyapkan diri dari keramaian Bu lim selama lima
belas tahun. orang Bu lim tak pernah mendengar kahar
beritanya lagi, tidak disangka malam ini nenek tua
tersebut bisa munculkan diri dikota Kay Hong, Kwan
Tiong Gak serta si Raja roda terbang Swan Cwan
mimpinpun tidak menyangka orang itu adalah Liong
Popo, tanpa terasa lagi kedua orang itu sama sama
dibikin tertegun,
Liong Popo perlahan lahan mengetukkan tongkat
berkepala naganya keatas tanah, lalu sambil memandang
si Raja Roda Terbang Swan Cwan serunya.
"Kau kemari! "
Suara ini tidak begitu keras, tetapi mempunyai daya
pengaruh yang sangat besar. Tanpa terasa Swan Cwan
telah maju dua langkah kedepan. seraya menjura
tanyanya penuh rasa hormat, "Liong Popo ada urusan
apa?" Inilah yang dinamakan Manusia punya nama. Pohon
punya bayangan. Walaupun si Raja Roda Terbang Swan
Cwan adalah seorang jago yang sombong dan tinggi hati,
namun dibawah pengaruh Liong Popo tanpa ia rasa ia
sudah menunduk kalah.
"Kau yang bernama si Raja Roda terbang Swan
Cwan?" Seru Liong Popo sambil tertawa dingin.
"Benar cayhe adanya!"
"Orang yang bekerja untukku apakah tulangnya tidak
keras semua?"
"Cayhe tidak tahu kalau Tong seng bekerja untuk
popo!" 984 Liong popo tersenyum ujarnya. "Selama banyak tahun
bersedia, keberangkatanku sudah banyak berkurang,
sekarang coba kau katakan, setelah mengetahui
pekerjaan ini adalah urusanku, apa yang hendak kau
lakukan?" Dibawah desakan Liong Popo. Swan Cwan merasa
serba susah untuk menjawab pertanyaan itu, namun
teringat akan kekejian serta keganasan Liong Popo
terpaksa sahutnya
"Kalau cayhe tahu bahwa dia bekerja untuk Popo,
tentu aku tak akan berani buka suara mengejek "
"Sekarang kau sudah tahu, apa yang hendak kau
kerjakan mulai detik ini?"." seru Liong Popo kembali
dengsn wajah serius.
"Potong kepala tidak lebih membuat batok kepala
terpisah dari badan"." pikir Swan Cwan didalam hati.
"Kau begitu mendesak diriku, bukankah tindakan ini
sangat keterlaluan"."
Berpikir sampai disitu, tanpa terasa lagi semangat
jantannya berkobar kembali, diam-diam ia melakukan
persiapan dan balik tanya nya.
"Popo siap hendak menghukum cayhe dengan cara
Bagaimana?"
"Selamanya aku paling tidak suka mendesak orang
kepojokan aku akan memberi peluang bagimu untuk
memilih sendiri."
"Cayhe pentang telinga mendengarnya baik-baik!"
"Lepaskan golok lemasmu dan berlalu bersama sama
anak buahmu."
"Masih ada jalan lain?" seru Swan Cwan setelah
melengak sejenak.
"Bantu aku menyelesaikan persoalan ini dan hadapi
orang orang Hauw Wie Piauw Kiok!"
985 "Masih ada jalan ketiga?"
"Ada! terima sepuluh jurus serangan toya berkepala
nagaku atau sepuluh jurus seorangan gabungan dari
sepasang budak kanan kiriku!"
Mendengar keputusan itu. Swan Cwan mulai
menimbang didalam hatinya.
"Untuk menerima sepuluh jurus serangan toya kepala
naganya bukan suatu pekerjaan gampang, sebaliknya
untok menerima sepuluh jurus serangan gabungan
sepasang dayang kiri kanannya, aku mungkin masih
sanggup." Satelah ambil keputusan ia lantas berkata.
"Kalau cayhe berhasil menerima kesepuluh jurus
serangan gabungan dari sepasang dayang kiri kanan,
popo bermaksud hendak apakah diriku lagi?"
"Aku segera tinggalkan tempat ini." jawab Liong Popo
dengan wajah dingin. Memandang diatas wajahmu
selama tiga tahun tak akan mencari gara gara lagi
dengen perusahaan Hauw Wie Piauw kiok."
"Baik! caphe ingin menjajal taruhan Ini."
Melihat si Raja Roda Terbang sudah ambil keputusan,
Liong Popo lantas berpaling sekejap kearah dua orang
perempuan setengah baya yang ada disisi kiri kanannya.
"Kalian keluar layani orang itu! Hmm! dia tidak tahu
tebalnya tanah dan tingginya langit, seturusnya kalian
kasi sedikit pelajaran kepadanya, bila perlu cabut
sekalian jiwanya."
Suasana berubah makin tegang, diam-diam Swan
Cwan tarik napas panjang panjang, golok lemasnya
segera dilintangkan didepan dada siap menghadap
segala sesuatu.
Kedua orang perempuan setengah baya itupun
perlahan-lahan maju kedepan, pedangnya segera
986 diloloskan dari dalam sarung dan secara terpisah dari kiri
dan kanan mendesak Swan Cwan.
Langkah kaki kedua orang perempuan itu sangat
lambat dan selama ini tak pernah mengucapkan sepatah
katapun. Namun dari keseriusan wajahnya secara lapat
lapat memancarkan hawa napsu membunuh yang
berkobar. "Tahan!" tiba tiba Kwan Tiong Gak berebut maju dua
langkah kedepan.
Kedua orang perempuan yang sedang mendesak maju
kedepan segera menghentikan gerakannya dan sama
sama menengok kearah orang she Kwan itu.
"Cwan heng!" ujar Kwan Tiong Gak sambil mencabut
keluar golok emasnya. "Persoalan ini merupakan urusan
pribadi perusahaan Hauw Wie Piauw kiok kami, tidak
mungkin bagi kami untuk membiarkan Cwan heng
bertarung dalam pertempuran pertama, silahkan Cwan
heng mengundurkan diri. biar siauwte menerima dulu
pertarungan ini."
Wajah kedua orang perempuan itu amat kering.
mereka memandang sekejap kearah Kwan Tiong Gak
namun tidak mengucapkan sepatah katapun.
Perlahan lahan Kwan Tiong Gak maju ketengah
kalangan, kemudian sambil melintangkan goloknya
dldepan dada ia berkata, "Cayhe-Kwan Tiong Gak
merupakan Cong Piauw tauw dari perusahaan Hauw Wie
Piauw kiok. Ingin sekali aku menerima petunjuk tinggi
dari nona berdua"
"Kwan Tiong Gak. apakah kau percaya dirimu jauh
lebih hebat dari ilmu silat Hwee Loen Ong?" seru Liong
Popo sambil tertawa dingin.
Kwan Tiong Gak tertawa hambar.
987 "Sepasang pedang kiri dan kanan sudah pernah
menggemparkan dunia persilatan pada dua puluh tahun
berselang, puluhan tahun berlatih tekun aku rasa
kepandaian kalian kini sudah mencapai puncak
kesempurnaan, mana mungkin cayhe merupakan
tandingan mereka."
"Hmmnn kiranya kau masih mengetahui kekuatan
sendiri!" "Popo!" ujar Kwan Tiong Gak kembali sambil
lintangkan goloknya kembali didepan dada. "Sungguh
banyak tahun kau mengundurkan diri dari keramaian Bu
lim, aku rasa kemunculanmu malam ini di kota Kay Hong
tentu membawa maksud tertentu, apakah kau tidak akan
selesai sebelum memperoleh benda yang ingin kau
dapatkan itu?"
"Hm ". .! Sudah ada puluhan tahun lamanya aku tidak
pernah berkelana didalam dunia kangouw. ambisiku
sudah banyak meluntur. asalkan kau suka menyerahkan
peta pengangon kambing itu kepadaku, akupun tidak
ingin banyak melakukan pembunuhan disini."
"Perintah dari Popo sudah seharusnya cayhe penuhi."
kata Kwan Tiong Gak setelah termenung sejenak. "Tetapi
"." "Tetapi kenapa".!" teriak Liong Popo gusar.
"Popo setelah mendapat tahu peta pengangon
kambing itu ada di tanganku, tentu tahu bukan bahwa
peta ini bukan milikku."
"Hm! Perduli siapakah pemilik peta pengangon
kambing ini, pokoknya sekarang ada dldalam sakumu,
lebih baik cepat kau serahkan keluar dari pada banyak
korban yang harus berjatuhan."
"Waktu yang diberikan terlalu cepat, untuk beberapa
saat aku orang she Kwan sudah mengambil keputusan,
988 entah apakah Popo bisa memberi waktu beberapa hari
kepada cayhe nntuk berpikir?"
"Tidak bisa. setiap kata yang telah ku ucapkan tidak
pernah ditarik kembali dan selamanya aku tidak pernah
memberi keringanan kepada siapa pun."
"Seandainya beruntung cayhe dapat meloloskan diri
dari serangan gabungan sepasang budak kiri kanan,
dapatkah Popo lepaskan diri cayhe?"
"Tidak dapat, seandainya kau bisa lolos dari serangan
gabungan sepasang dayang kiri kananku, kaupun harus
mencoba dulu bagaimana kehebatan permainan tongkat
kepala naga aku sinenek tua. kalau tidak cepat cepatlah
serahkan peta pengangon kambing itu kepadaku, tetapi
seandainya karena kau serahkan peta mustika itu
kepadaku mengakibatkan dirimu memperoleh
penindasan. Aku mengabulkan untuk memberi bantuan
kepadamu."
Sewaktu si Raja Roda Terbang Swan Cwan datang
pertama kali tadi, semangatnya berkobar kobar, tetapi
sejak munculnya Liong Popo disitu ia membungkam
dalam seribu bahasa.
"Popo!" Terdengar Kwan Cong Gak mendehem ringan.
"Jikalau kau tidak ingin melepaskan aku orang she Kwan,
terpaksa cayhe harus menempuh jalan mengadu jiwa."
"Kurang ajar, kalian mau memberontak!" maki Liong
Popo sambil mengetukan tongkatnya keras keras keatas
tanah. "Seorang Cong Piauw tauw kecil berani benar
bersikap karang ajar kepadaku. Eeeei. ". kenapa kalian
belum juga turun tangan" Apa yang kalian tunggu lagi?"
Sepasang dayang kiri dan kanan segera mengiakan
dan turun tangan melancarkan serangan, dua rentetan
cahaya putih laksana kilat menusuk tubuh Kwan Tiong
Gak, Cong Piauw tauw dari perusahaan Hauw Wie Piauw
989 kiok inipun segera menggerakkan golok emasnya
menyongsong serangan tersebut dengan gerakan "Hong
Hoo Kee Say" yaitu Menyegel Menteri menggantung
Jendral. cahaya tajam berkilauan memenuhi angkasa
menangkis datangnya kedua bilah serangan pedang itu,
sedang sang badan mundur dua langkah kebelakang.
Sepasang dayang kiri dan kanan sewaktu itu melihat
serangannya tidak mengenai sasaran serangan kedua
segera menyusul datang.
Sepasang pedang meluncur kedepan menciptakan
bunga bunga pedang yang amat banyak mengurung
seluruh tubuh Kwan Tiong Gak dalam lautan cahaya
pedang mereka. Selama terjun kedalam dunia persilatan Kwan Tiong
Gak entah sudah betapa banyak kali bertemu musuh
tangguh, namun belum pernah ia jumpai ilmu pedang
yang demikian cepatnya seperti permainan pedang
kedua orang dayang ini.
Walaupun Kwan Tiong Gak telah memutar golok
emasnya sedemikian rupa sehingga menciptakan selapis
cahaya tajam yang melindungi seluruh tubuhnya, namun
dibawah tekanan serta desakan sepasang pedang kedua
orang perempuan tersebut. permainan goloknya mulai
keteter dan kedesak habis habisan.
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiba tiba pedang panjang dari budak kiri
mengeluarkan sebuah jurus aneh. ujung pedang
bergeletar menciptakan titik titik cahaya perak
menerobos masuk kedalam pertahanan.
Sewaktu Kwan Tiong Gak bermaksud menangkis
dengan goloknya. Tahu tahu senjatanya sudah kena
terkunci oleh permainan pedang budak kanan.
Dalam keadaan terburu buru. Ia segera tarik napas
panjang panjang dan mundur dua langkah kebelakang.
990 Walaupun reaksinya sangat cepat. Namun tetap
terlambat selangkah, Pedangnya menyambar tangan kiri
membuat baju terobek dan darah segar mengucur keluar
dengan derasnya.
Kwan Tiong Gak terperanjat, golok emasnya segera
diputar kedepan, sedang sang badan mengikuti gerakan
tersabet menyingkir lima depa kesamping. Tetapi pedang
panjang budak kanan tidak mau melepaskan dirinya
begitu saja. bagaikan bayangan badan menguntit terus
menggurat punggung Kwan Tiong Gak.
Baru saja orang she Kwan itu melayang turun keatas
tanah, serangan pedang lawan telah meluncur mendekat.
Dalam keadaan terburu buru ia membungkuk
kedepan. golok emasnya dengan gerakan "Wan Teh Huan
In" atau dibawah pergelangan menggulung awan
menusuk keatas.
Menyingkir balas menyerang dilancarkan dalam waktu
yang hampir berbareng.
Namun pedang panjang budak kanan laksana kilat
cepatnya telah menyambar di-atas pinggangnya.
Ujung pedang meninggalkan hawa dingin yang
menggidikkan, merobek pakaian Kwan Tiong Gak dan
melukai kulit punggungnya, darah segar kembali
mengucur keluar membasahi seluruh badan.
Sudah dua puluh tahun lamanya Kwan Tiong Gak
berkelana didalam dunia persilatan dan pernah
menjumpai beratus ratus kali pertarungan sengit, namun
belum pernah ia jumpai keadaan seperti ini hari,
serangan gabungan dari kedua orang dayang kiri kanan
telah membuat badannya menderita luka luka kulit.
Si Raja Roda Terbang Swan Cwan ketika dilihatnya
Kwan Tiong Gak dua kali menderita luka dibawah
serangan gabungan sepasang budak kiri kanan, dalam
991 hati merasa terkesiap bercampur gusar, pikirnya, "Jikalau
tidak beruntung Kwan Tiong Gak terluka ditangan
sepasang budak ini, mereka pasti tak akan melepaskan
diriku." Karena berpikir demikian iapun segera menggetarkan
golok lemasnya seraya berkata dingin, "Sepasang budak
kiri kanan selamanya bertarung dua lawan satu. Hm
Seandainya satu lawan satu belum tentu bisa
menaklukan kami dengan gampang."
Seraya berseru ia segera menerjang ke-depan.
Sementara itu dengan jurus "Kie Hong Teng Ciauw"
atau burung hong terbang ular membumbung Kwan
Tiong Gak memutar goloknya sedemikian rupa
menciptakan selapis cahaya golok yang tajam menangkis
datangnya serangan pedang dari sepasang budak kiri
kanan. Jurus serangan ini datangnya sangat ganas, desakan
sepasang dayang kiri kananpun seketika tertahan oleh
cahaya golok tersebut.
Setelah berhasil menahan serangan gabungan dari
sepasang dayang itu, Kwan Tiong Gak kembali
membentak keras, "Hati hati".".
Mendadak golok emas diputar keras lalu dibabat
kearah depan. Gerakan ini sepintas lalu kelihatan tak memakai
aturan, padahal justru dibalik kekacauan tersebut
tersembunyi suatu daya serangan yang sangat dahsyat.
Melihat datangnya bacokan golok tersebut sangat
kaku, sepasang dayang kiri kanan sama sekali tidak
dipikirkannya didalam hati.
Baru saja mereka siap melancarkan serangan,
mendadak terasalah beribu ribu kuntum cahaya golok
992 bagaikan selapis awan mengurung daerah seluas
beberapa depa disekeliling tempat itu.
Sepasang dayang kiri kanan sama sama terkesiap
sambil melindungi badan mereka segera mengundurkan
diri kebelakang.
Kemudian dengan jurus. "Tok Liong Jut Hiat" atau
Naga Beracun Keluar Gua pedang mereka secara
berpisah menerjang kedepan.
Kedua orang itu maju dan menyerang dengan jurus
yang sama, hanya satu dari kiri yang lain dari kanan.
Hawa pedang laksana gulungan ombak ditengah
samudra menciptakan segulung tekanan hawa yang amat
dahsyat mengguling keluar.
Kwan Tiong Gak membentak keras goloknya kembali
membabat kearah depan.
Gerakannya kali ini kembali kelihatan kaku dan ketolol
tololan, namun di balik kekuatan tadi tersembunyilah
sesuatu kekuatan dahsyat,
Ketika sepasang dayang kiri kanan merasa tubuh serta
permainan pedang mereka terkurang dibawah putaran
golok lawan buru-buru berubah jurus dari menyerang
jadi melarikan diri. sambil putar pedang melindungi
badan mereka meloncat kebelakang.
Dua buah jurus golok yang kelihatan sederhana dan
kaku ini benar-benAr hebat bagaikan terjangan air yang
jatuh dari air terjun, mendatangkan suatu perasaan
bergidik bagi orang yang melihat.
bukan saja kedua orang dayang kiri kanan merasakan
tekanan berat itu. Sekalipun Liong Popo serta Hwie Loen
Ong yang ada diatas kalanganpun dapat merasakan
kelihayan ini. Sementara itu se pasang dayang kiri kanan telah kena
didesak mundur sejauh satu tombak lebih oleh
993 kehebatan permainan golok itu, mereka berdua tertegun
disana sambil saling bertukar pandangan.
Serangan gabungan mereka berdua entah sudah
pernah menghadapi berapa banyak jago lihay, namun
belum pernah kedua orang perempuan itu menemui
permainan golok sehebat permainan golok Kwan Tiong
Gak ini. Lama sekali kedua orang dayang itu berdiri tertegun
akhirnya mereka persatukan pedang mereka dan maju
kembali kedepan.
"Tahan!" mendadak Liong Popo membentak keras
seraya mengetukkan tongkatnya ke atas tanah.
Tubuh sepasang dayang kiri kanan yang sedang
menerjang kedepan segera berhenti kemudian bersama
sama meloncat kesisi Liong Popo.
"Kwan Tiong Gak." seru Liong Popo sambil tertawa
dingin. "Nama besarmu ternyata bukan nama kosong
belaka, permainan golokmu barusan betul betul luar
biasa!" "Locianpwee terlalu memuji." sahut Kwan Tiong Gak
tertawa hambar.
"Hmmm! permainan golokmu barusan mungkin bisa
mengelabui orang lain, tapi tak akan berhasil mengelabui
diriku." "Apakah Locianpwe menemukan suatu titik
kelemahan?" seru orang she Kwan tertegun.
"Permainan golokmu barusan membuktikan kalau kau
tidak begitu hapal dengan ilmu golok tersebut, jikalau
aku yang turun tangan rasanya tidak mudah bagimu
untuk memperoleh kesempatan mengeluarkan permainan
terhebat"."
"Perusahaan Hauw Wie Piauw kiok tiada ikatan
dendam maupun sakit hati dengan Liong Popo, cayhe
994 pun tiada niat untuk melukai orang, sebelum jiwaku
benar benar terancam aku tidak ingin mengeluarkan ilmu
tersebut."
"Apa nama dari kedua jurus ilmu golokmu barusan?"
"Suatu ilmu golok yang telah hilang dari peredaran,
pengetahuan loocianpwe sangat luas, tentunya sudah
mengetahui sejak tadi bukan?"
"Hmmm".! sekalipun aku tidak kenal kedua jurus ilmu
golok itu, belum tentu kau bisa melukai diriku."
perlahan lahan ia angkat tongkat kepala naganya dan
selangkah demi selangkah mendekati Kwan Tiong Gak.
Agaknya Kwan Tiong Gak menyadari apa bila ilmu silat
Liong Popo sangat luar biasa, melihat ia gerakkan toya
berjalan mendekat ia segera tarik napas panjang
panjang. Goloknya lambat lambat disilangkan di depan dada
berdiri dalam suatu posisi tertentu menanti serangan
lawan. Tampak tubuh Liong Popo makin lama berjalan makin
mendekat, wajah yang semula menunjukan keangkuhan
mendadak berubah penuh rasa terkejut, tubuh yang
sedang maju kedepan seketika berhenti.
Kiranya dengan ilmu silat yang dimiliki Liong Popo,
mendadak ia merasakan gaya pertahanan yang
diperlihatkan Kwan Tiong Gak mempunyai suatu
pertahanan alam yang sangat kuat, perduli diserang dari
arah mana pun susah untuk mencapai tujuan.
Sementara itu setelah Kwan Tiong Gak
memperlihatkan posisi pertahanannya, perlahan lahan air
muka pun berubah jadi sangat serius.
Hawa pembunuhan secara lapat lapat memancarkan
keluar dari goloknya.
995 Lama sekali mereka berdiri saling berhadap hadapan,
perlahan lahan Liong popo mulai mengundurkan diri
sejauh satu tombak dan berseru keras, "Mari kita pergi".
Sekali loncat ia segera berlalu terlebih dulu dari sana.
Kiranya sewaktu kedua orang itu berdiri saling
berhadap hadapan tadi, dengan teliti Liong popo telah
memperhatikan posisi dari Kwan Tiong Gak. ia merasa
gaya tersebut sangat aneh, perduli diserang dari sudut
manapun susah untnk menembusi penahanan tersebut.
Liong popo adalah seorang jago kawakan melihat
Kwan Tiong Gak memperlihatkan suatu pertahanan aneh,
teringat pula dua jurus serangan yang polos namun lihay,
hatinya jadi sedikit bergerak, tanpa banyak bicara lagi ia
kontan tarik kembali semua pasukannya.
Dengan berlalunya Liong popo maka sepasang dayang
kiri kanan serta si cambuk sakti pencabut nyawapun
segera berlalu dari situ.
Dalam sekejap mata tak tertinggal seorang pun di
halaman tersebut".
Agaknya Hwie Loen Ong merasa kejadian ada diluar
dugaan, sembari memandang arah lenyapnya Liong popo
ia bergumam seorang diri, "Sungguh aneh sekali!
sungguh aneh kenapa secara tiba-tiba Liong popo
mengundarkan diri?"
Sebaliknya Kwan Tiong Gak sama selali tidak
manunjukan perasaan diluar dugaan, ternyata tetap
mendukung gerakan orang orang gagah dalam
memperjuangkan nasibnya, Walaupun dengan jalan
mengorbankan diri dan Nasibnya, wanita itu telah
melakukannya dengan penuh rasa sadar, guna menolong
sesama bangsa, Itulah yang membuat sekalian kesatria
jadi terperanjat dan kagum. Termasuk diantaranya
adalah Bwe Han Ku Tojin dan puteri Hoasan itu. Mereka
996 sungguh tak menduga bahwa Hong houw itu begitu
mulia hatinya. Sedang Pek sian Tie hendak berlalu dari hutan tempat
pemakaman Hong houw.tiba-tiba Tan Thian Kui telah
mendekati sambil berlari lari dengan selembar surat
berada di tangannya.
"Suheng! Ada Eng hiong tiap (kartu undangan
kesatria). Bacalah dari siapa dia?" , Surat itu berbunyi
sebagai berikut:
"Dengan kehendak langit dan bumi. pada tanggal
purnama cap jie gwee, kami hendak mengadakan sebuah
perayaan, pembukaan Go bie pay yang jaya. Mohon
kedatangan para tokoh kang ouw maupun golongan Bulim
untuk merestui dan memberkati hari perayaan kami
itu. tertanda Tan Thian Ong"
"Apa" Dari mana sute dapatkan surat undangan ini?"
tanya Pek Sian Tie cepat.
"Seekor burung, dan burungku sien sien-ya dulu, yang
memberikan ini kepadaku, tepat pada waktu ramai
ramainya pedang tadi. Tan Thian Hong adalah adikku,
dia hendak menjadi ciangbujin" Masya Allah. Bahagiaku
tiada terkira, suheng. Mari kita pergi sekarang"!
Bukankah Pek Siao Yu tentunya itu, adalah adikmu" "
Pek Sian Tie melongo, demikian pula, sekalian yang
mendengar, juga ikut tertegun.
Tapi sebaliknya mereka juga tahu, bahwa pendirian
partai persilatan Go bie pay itu pastilah atas dorongan
kakek sakti Boe Hian Siansu dan Thian hwa Hong hong.
sebab itu sebelum ini, mereka mendengar bahwa tadi
997 locianpwe itu bermaksud mendirikan partai itu. Oleh
karena itu. hampir semuanya serempak berkata, bahwa
mereka pasti akan memenuhi undangan itu.
TAMAT
Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Elang Terbang Di Dataran Luas 8 Golok Halilintar Karya Khu Lung Harpa Iblis Jari Sakti 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama