Anak Harimau Karya Siau Siau Bagian 14
Mengetahui siapa yang datang, dengan perasaan terkejut
Lan See giok berpaling ka arah Hu-yong siancu sembari
berkata. "Bibi yang datang adalah Be Siong pak. orang
menyebutnya Say go yong, dia adalah juru pikir Oh Tin
http://kangzusi.com/
san. orangnya licik dan banyak akal muslihatnya, sebentar bibi mesti berhati-hati terhadapnya."
Dengan tenang Hu-yong siancu mengangguk tanda
mengerti, di samping itu diapun mulai memperhatikan si
kakek bungkuk yang waktu itu berdiri hormat di atas
sampan. Kakek bungkuk itu berperawakan pendek dan kecil, dia
mengenakan jubah panjang berwarna putih. bermata segi
tiga dan memelihara jenggot kambing, sorot matanya
diliputi perasaan kaget dan gelisah tapi senyuman penuh di bibir, jelas seorang manusia berwajah licik.
Ketika kawanan lelaki kekar yang memberi sambutan di
kedua sisi tanggul melihat kemunculan Be Siong pak.
suasana seketika berubah menjadi amat hening.
Be Siong pak segera menjura kepada Lan See giok dari
kejauhan. lalu dengan wajah penuh senyuman licik dia
berkata: "Hamba Be Siong pak gembira sekali, mendengar
kedatangan kembali sau pocu. bila penyambutan agak
terlambat harap sau pocu sudi memaafkan"
Lan See giok tertawa tergelak. dia batas memberi hormat
seraya merendah.
"Tidak berani. tidak berani. banyak tahun tak bersua muka, Be to enghiong masih tetap nampak segar bugar"
Be Siong pak sama sekali tak berani melirik kearah Huyong siancu, Si Cay soat maupun Ciu Siau cian, ketika
mendengar perkataan dari Lan See-giok tersebut, Ia segera tersenyum sambil menyahut dengan hormat:
"Kesemuanya ini tak lain berkat puji syukur dari sau pocu.."
http://kangzusi.com/
Sambil berkata dia memandang sekejap ke arah Hu-yong
siancu yang memegang kemudi serta Cay soat dan Siau cian yang memegang dayung. lalu buru-buru serunya kepada
kawanan lelaki kekar yang berada di sisi tanggul.
"Ayo kemari dua orang untuk mengganti kan kedua
nona ini."
"Tidak usah Be lo-enghiong.." cegah Lan See giok .
Belum selesai is berkata, tiba-tiba dari arah ruang tamu telaga emas telah berkumandang suara keleningan kecil
yang amat ramai. .
Paras muka Lau See giok berubah hebat sekilas sinar
tajam melintas dibalik matanya.
Hu-yong siancu segera mengerti, sudah pasti Manusia
buas bertelinga tunggal Oh Tin-san yang telah datang,
Dari ujung lorong air itu muncul sebuah perahu
berkepala naga emas, perahu itu meluncur datang dengan
kecepatan tinggi, ternyata orang yang berada di ujung
geladak adalah seorang gadis genit bergaun panjang, waktu itu dia sedang menggapai kearah ke mari dengan wajah
penuh kegelisahan.
Be Siong pak yang menjumpai hal itu segera berteriak
keras: "Nona telah datang untuk menyambut kedatangan sau
pocu" Lan See giok segera berpaling, betul juga ternyata Oh Li cu yang datang, hal ini membuat hatinya amat kecewa, tapi ia toh bertanya juga.
"Sejak kapan nona kembali ke benteng?"
Waktu itu Be Siong pak sedang sibuk memerintahkan
orang untuk menggantikan pemegang dayung, jadi ia tidak
http://kangzusi.com/
melihat akan perubahan wajah Lan See giok, kini Setelah
berpaling meski di jumpai pula perubahan aneh pada wajah pemuda itu, dia mengira hal tersebut dikarenakan tak
bersua dengan lo pocu, karenanya hal mana tak dipikirkan ke dalam hati.
Sahutnya kemudian dengan hormat. "Baru senja kemarin tiba di benteng."
Lan See giok terkejut juga oleh kecepatan Oh Li cu
pulang ke benteng, tapi ia tidak memberi tanggapan lebih jauh. hanya tanyanya kemudian sewaktu tidak menjumpai
kehadiran Oh Tin-san di atas perahu naga emas tersebut:
"Mana Lo-pocu?"
"Semenjak Sau pocu meninggalkan benteng, keesokan
harinya lo pocu dan hujin turut meninggalkan benteng
pula.." Lan See giok terkejut dan segera berkerut kening, timbul perasaan gelisah, mendongkol dan tak tenang yang
akhirnya meletus menjadi api kemarahan, berkilat sorot
matanya. Oleh pandangan sang pemuda yang menggidikkan hati
itu, Bee Siong-pak gemetar keras dan cepat-cepat
menundukkan kepala nya kembali..
Baru sekarang Hu-yong siancu mengerti, apa sebabnya
selama setahun lebih ini mengapa jejak Oh Tin san suami
istri tidak nampak, lantas kemana perginya Oh Tin san
berdua" Inilah yang membuat pusing kepalanya.
Dalam pada itu, Hu-yong siancu yang melihat Lan See
giok memperlihatkan sikap yang kurang wajar segera
mendehem dan ujarnya dengan tenang,
"Anak Giok, nona Oh tiba!"
http://kangzusi.com/
Ketika mendengar sebutan "anak Giok." Be Siong pak
segera mengangkat kepalanya dan memandang sekejap
wajah anggun perempuan itu dengan terkejut, ia nampak
agak termangu. Lan See giok segera menyadari akan kekhilafannya,
cepat dia memusatkan kembali pikirannya
sambil mendongakkan kepala, waktu itu perahu naga emas telah
berada lima kaki dihadapannya.
Tampak Oh Li cu sedang mengulapkan tangannya
berulangkali dengan wajah gembira bercampur gelisah,
dibalik matanya yang genit, dia seakan akan hendak
memperingatkan kepada pemuda itu agar jangan banyak
bicara. Ketika Oh Li cu menyaksikan Hu-yong siancu juga
berada di atas kapal tersebut, dengan kejut bercampur
girang ia segera bersorak gembira.
"Aaah, bibi! Baik. baikkah kau?"
Kemudian dengan sikap yang amat tulus dia memberi
hormat kepada perempuan tersebut.
Tentu saja peristiwa ini membuat Be Siong pak tertegun,
ia betul-betul dibuat semakin kebingungan.
Lan See giok, Siau clan dan Cay soat saling. menyapa
pula dengan Oh Li cu, ada yang memanggil enci Oh, ada
pula yang menyebut enci Cu. suasana betul-betul riang
gembira. Dengan senyum ramah menghiasi wajahnya Hu-yong
siancu menyapa pula.
"Baik baikkah kau nona Oh!"
http://kangzusi.com/
Setelah perahu naga emas itu bersandar di sisi sampan
kecil. Oh Li cu mempersilahkan Hu-yong siancu sekalian
naik ke atas kapalnya.
Hu-yong siancu pun tidak menampik, tidak melihat
bagaimana gerakan tubuhnya tahu-tahu dia sudah
melambung ke tengah udara.
See-giok, Cay soat dan siau cian segera menyusul pula di belakangnya dan melayang ke atas perahu.
Untuk kedua kalinya Be Siong pak dibuat termangu,
apalagi kawanan lelaki yang berkerumun di sekeliling situ, mereka benar-benar terkesima dibuatnya, mimpi pun
mereka tidak mengira kalau dalam dunia persilatan terdapat ilmu meringankan tubuh yang begitu sempurna dan
hebatnya. Menanti Siau cian serta Cay soat telah meninggalkan
tempat duduknya. maka dibagian buritan sampan kecil itu
segera muncul sebuah gambar kepala setan yang bertaring.
lambang khas dari pihak Lim-lo pah pimpinan Toan Ki tin.
Paras muka Be Siong pak serta Oh Li cu segera berubah
hebat. saking kagetnya mereka berdua sampai menjerit
tertahan, sebaliknya kawanan lelaki yang berada di kedua tanggul menjadi gaduh.
Hu-yong siancu dapat menyaksikan semua nya itu
dengan jelas. sambil tertawa hambar segera ujarnya kepada Oh Li-cu.
"Kemarin malam anak Giok sedang pulang ke benteng
dengan naik sampan kecil. ketika tiba di tengah te1aga, ia saksikan di situ berlabuh beratus buah kapal perang, anak Giok mengira kapal-kapal itu milik benteng kalian, siapa tahu setelah mendekat baru diketahui sebagai pasukan
kapal perang dari Lim lo pah, akibatnya terjadilah
http://kangzusi.com/
bentrokan kekerasan, namun alhasil anak Giok berhasil
menghajar Toan Ki tin hingga terluka parah, malam itu
juga Toan Ki tin telah memimpin pasukannya kembali ke
telaga Tong ting. itulah sebab nya kami datang dengan
memakai sampan kecil milik mereka"
Baru saja Hu-yong siancu menyelesaikan kata katanya.
para lelaki kekar yang berada di sekitar sana telah bersorak sorai penuh kegembiraan. ada yang berlarian menyampai
kan berita itu kepada rekan rekannya, ada pula yang lari ke loteng benteng dan menyiarkan kabar tersebut ke seantero benteng.
Tak heran kalau dalam waktu singkat berita tentang
dirobohkannya Toan Ki tin oleh sau pocu telah tersebar rata di seluruh benteng Wi-lim-poo:
Be Siong pak berpikir agak tertegun, setelah berulang kali mengalami rasa terkejut bercampur gembira, manusia yang
paling pandai mengumpak ini sekarang betul-betul
kebingungan sehingga dia tak tahu bagaimana mesti
mengucapkan selamat kepada Lan See-giok.
Dengan sorot mata penuh rasa terima kasih Oh Li cu
memandang sekejap ke arah Lan See giok, demi
keleluasaan mereka dalam berbincang, tampaknya dia
sengaja hendak menyingkirkan Be Siong-pak dari situ,
maka serunya kemudian dengan gembira.
"Be congkoan untuk merayakan kemenangan sau pocu,
seluruh isi benteng harus ikut merayakan nya, terselenggaranya pesta tersebut kuserahkan pertanggungan jawabnya kepadamu, sedang sau pocu sudah lelah karena
bertempur semalaman, biar aku yang menjamunya dalam
benteng, jadi dia tak akan menghadiri pesta kalian."
http://kangzusi.com/
Be Siong pak merasa semangatnya bangkit kembali
setelah mendengar ucapan tersebut, cepat dia meluruskan
yang bungkuk serta mengiakan.
Oh Li cu mempersilahkan Hu-yong siancu dan Lan See
giok sekalian naik ke perahu naga emasnya diiringi suara dentingan bel berangkatlah perahu tersebut menuju ke
dalam benteng. Hu-yong siancu duduk dikursi utama milik Oh Tin san
sambil memperhatikan sekejap ruang perahu yang
gemerlapan itu kemudian tanyanya dengan penuh
perhatian. "Nona Oh, ketika semalam kau kembali, apakah sudah
kau tanyakan arah kepergian lo-pocu dan hujin?"
Dengan cekatan Oh Li cu yang duduk di kursi sebelah
kiri memandang sekejap ke arah beberapa orang lelaki
berpakaian ringkas yang berada tak jauh dari situ, lalu
jawabnya dengan hormat.
"Berhubung ayah pergi dengan tergesa gesa sehingga
tidak memberi pesan yang jelas, maka tak seorangpun yang tahu kemanakah mereka berdua telah pergi"
Hu-yong siancu tahu kalau Oh Li cu merasa kurang
leluasa untuk berbicara di sini, maka diapun mengangguk
serta tidak banyak bertanya lagi.
Siau cian dan Cay soat duduk termenung sambil
mengawasi bangunan rumah di air sepanjang perjalanan.
tampaknya mereka tertarik oleh keadaan bangunan di situ, Setelah melewati lagi dua pintu gerbang, dia menembusi
sebuah jembatan besar sampailah mereka dalam benteng,
perahu naga emas pun berlabuh di depan bangunan rumah
Oh Li cu. http://kangzusi.com/
Oh Li cu mengajak Hu-yong siancu. Cay soat dan Siau
cian memasuki gedung bagian belakang, banyak dayang
segera munculkan diri serta menyambut kedatangan
mereka. Sedangkan Lan See giok sendiri segera teringat dengan
pengalamannya dimasa Lampau disaat dia sedang berdua
dengan Oh Li cu. waktu itu keadaannya sungguh berbeda
dengan keadaan sekarang.
Setelah Oh Li cu menjelaskan keadaan yang dialaminya
semalam. diapun menitahkan dayang untuk menyiapkan
hidangan lezat. tapi berhubung ada kaum dayang turut
hadir di situ maka mereka tidak membicarakan soal jejak
yang menyangkut Oh Tin san.
Seusai bersantap, dengan alasan sau pocu perlu
beristirahat, semua dayang diperintahkan agar mengundurkan diri.
Setelah Oh li cu mempersilahkan Hu-yong siancu
sekalian memasuki kamarnya untuk beristirahat.
Ketika memasuki kamar Oh Li cu. Lan See giok segera
dibuat tertegun, ternyata dalam semalam, saja kamar tidur Oh Li cu telah dirubah dari warna merah menjadi warna
biru, hal ini mendatangkan suasana yang nyaman bagi
siapapun yang memandang,
la mengerti apa yang telah menyebabkan Oh Li cu
berubah begini, sebaliknya Hu-yong siancu, Cay soat, dan Siau cian selain merasa ruang itu nyaman, sama sekali tidak tahu kalau Oh Li cu telah merubah sama sekali corak
dekorasi dalam ruangannya
Kalau Siau cian menemukan perubahan yang menyolok
dari watak Oh Li cu maka Cay soat justru memperhatikan
http://kangzusi.com/
pandangan penuh rasa cinta dari Oh Li cu terhadap engkoh Giok nya.
Lain halnya dengan Hu-yong siancu, dia cuma
menguatirkan jejak Oh Tin san suami istri, sebab hal ini menyangkut soal dendam kesumat Lan See giok.
Selesai menghidangkan air teh. Oh Li cu baru
mengeluarkan sepucuk surat dari bawah pembaringannya
dan diserahkan kepada Hu-yong siancu.
Hu-yong siancu tahu pasti ada yang tak beres maka surat
itu segera diteliti dengan seksama.
Pada sampul bagian depan, tertera beberapa huruf yang
cukup besar. "Ditujukan untuk anak Cu pribadi."
Biarpun Hu-yong siancu melihat sampul surat telah
robek, tak urung ia bertanya lagi kepada Oh Li cu dengan suara rendah.
"Sudah nona Oh baca isi suratnya?"
"Sudah" Oh Li cu mengangguk dengan hormat. "anak Cu telan melihat dengan seksama, silahkan bibi untuk
memeriksa sekali lagi-."
Dari panggilan "bibi" kepadanya, Hu-yong siancu segera memahami apa maksud Oh Li cu berbuat demikian, maka
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dia pun tidak menampik lagi dan memeriksa isi surat
tersebut. Tapi wajahnya berubah hebat sambil mengangkat
kepalanya cepat ia bertanya.
"Tahukah nona Oh tujuan mereka ke sana?"
Dengan cepat Oh Li cu menggeleng, "Anak Cu bodoh,
tak dapat kutebak maksud tujuan mereka," sahutnya lirih.
http://kangzusi.com/
Hu-yong siancu segera memberi tanda kepada Lan See
giok. Siau cian serta Cay- soat untuk ikut membaca isi surat tersebut.
Lan See-giok paling menguatirkan jejak Oh Tin san,
maka ia menghampiri perempuan tersebut lebih dulu dan
membaca iri surat tersebut, tapi wajahnya segera berubah.
Dalam surat tersebut hanya tercantum beberapa huruf
yang garis besarnya mengatakan bahwa mereka telah
berangkat ke luar lautan, menuju ke tempat kediaman Wan
san popo untuk membalas dendam. bila Oh Li-cu telah
kembali maka dia diminta untuk mengurusi masalah
benteng dan paling lambat setengah tahun kemudian pasti
akan kembali. Seusai membaca surat tersebut, Lan See giok segera bertanya kepada Oh Li-cu.
"Apa hubungan antara Wan San popo dengan Oh Tinsan?" "Wan-san popo adalah guru dari ibu..bukan guru dari ibu angkatku Say kui hui."
Lan See giok berkerut kening sambil termenung, lalu
sambil menoleh ke arah Hu-yong siancu katanya.
"Bibi, menurut pendapat Anak Giok, kepergian Oh Tin san, suami istri ke bukit Wan san tak lebih karena dua
alasan, pertama karena dia mulai gugup dan panik sehingga berusaha untuk menghindari suhu To Seng cu kedua diapun
ingin memperdalam ilmunya di bukit Wan san agar di
kemudian hari bisa mencari bibi untuk membalas
dendam.." Siau cian, Cay soat serta Oh Li cu segera mengangguk
tanda setuju dengan pendapat itu.
Berbeda sekali dengan Hu-yong siancu, katanya.
http://kangzusi.com/
"Kalau menurut pendapatku, tujuan mereka yang
terutama mungkin menghadapi To seng cu Cia locianpwe"
Tergerak hati Cay soat. dia seperti teringat akan sesuatu, segera bisiknya kepada Lan See giok.
"Engkoh Giok, ucapan bibi memang benar, kau sudah
lupa dengan perkataan Lam hay lo koay tahun berselang
sebelum pergi meninggalkan suhu, bukankah dia bilang
sampai berjumpa di rumah kediaman Wan san popo . . . ?"
Sekali lagi paras muka Lan See giok berubah setelah
mendengar ucapan tersebut, kepada Hu-yong siancu
kembali ia berkata.
"Bibi, Lam hay lokoay memang telah berkata begitu,
menurut pendapat anak Giok, tidak kembalinya suhu
hingga kini bisa jadi sudah termakan perangkap mereka,
kita sudah seharusnya berangkat ke Wan san dalam waktu
singkat." Hu-yong siancu termenung sesaat, lalu sahutnya dengan
tenang. "Lebih baik menunggu sampai si naga sakti pembalik
sungai Thio lo enghiong pulang kembali, kita baru
berunding sebelum memutuskan untuk mengambil suatu
tindakan, siapa tahu Thio lo enghiong masih lebih tahu
daripada kita?"
Lan See giok merasa perkataan ini ada benarnya juga,
maka diapun segera mengusulkan.
"Bagaimana kalau sekarang juga anak Giok pergi ke
dusun kaum nelayan" Siapa tahu Thio loko dan Thi gou
telah kembali?"
http://kangzusi.com/
"Jangan!" cegah Hu-yong siancu. "saat ini segenap anggota benteng sedang bergembira atas kedatanganmu,
kau tak boleh pergi secepatnya . . . "
"Bibi, biar aku saja yang menjemput Thio loko" buru-buru Cay soat menyela.
Oh Li cu yang mendengar perkataan tersebut segera
berubah wajahnya. dengan gelisah ia berkata.
"Bibi, jangan kalian ajak si naga sakti pembalik sungai Thio locianpwe datang ke-mari, sebab selama ini Thio
locianpwe dan pihak Wi-lim-poo bersikap bermusuhan"
Lan See giok tahu bahwa apa yang dikatakan Oh Li cu
memang benar, maka katanya kemudian:
"Lebih baik aku saja yang pergi. sebab Thio loko berniat menjumpaiku secepatnya."
"Kalian tak usah pergi semua," ucap Hu-yong siancu dengan kening berkerut. "biar aku seorang diri pergi ke situ, karena aku masih ada masalah yang perlu dirundingkan
dengan Thio lo enghiong."
Cay soat menguatirkan keselamatan Siau-thi-gou, cepatcepat dia berkata pula.
"Kalau begitu, biar aku dan bibi pulang lebih dulu, sebab di rumah aku masih ada kudaku dan perlu secepatnya
menengok keadaan adik Thi gou."
Hu-yong siancu merasa seorang diri memang sulit
mengurusi dua ekor kuda sekaligus, maka diapun
mengangguk. "Baik. biar anak Soat yang ikut aku pulang, aku seorang diri memang tak akan mampu mengurusi dua ekor kuda
sekaligus."
http://kangzusi.com/
"Tapi Thio loko ada urusan yang ingin segera
dibicarakan denganku.." kata Lan See-giok agak gelisah.
"Besok, kau boleh mencari kesempatan untuk mengajak nona Oh berpesiar ke luar benteng. aku akan menunggu
kedatangan kalian di rumah kediaman Thio lo enghiong"
usul Hu-yong siancu.
Lan See giok mengangguk sambil mengiakan, Oh Li cu
pun memerintahkan dayangnya untuk mempersiapkan
perahu, Tengah hari itu, Hu-yong siancu dan Cay soat dihantar
oleh See giok bertiga berangkat meninggalkan benteng Wilim-poo menuju ke dusun kaum nelayan.
Mereka baru kembali ke dalam benteng setelah
menyaksikan sampan yang di tumpangi Hu-yong-siancu
berdua telah berada ratusan kaki dari benteng.
Untuk pertama kali ini Siau-cian hidup berpisah dari
ibunya, terutama sekali tinggal dalam lingkungan yang
masih asing baginya, timbul suatu perasaan yang tak
terlukiskan dengan kata-kata di dalam hatinya, untung Lan See-giok selalu mendampinginya sehingga tidak sedikit
kesulitan yang dapat di atasi.
Oh Li cu cukup mengetahui akan bobot Siau cian dalam
perasaan Lan See-giok, terhadap kelembutan, ketenangan
sikapnya yang jarang berbicara dia selalu memperhatikan
secara bersungguh-sungguh .
Sesungguhnya Lan See-giok sudah mengetahui akan
perasaan hati Siau cian dan selalu menaruh perhatian
khusus terhadapnya, tapi berhubung selama ini adik
Soatnya yang binal selalu hadir di situ, maka ia tak berani memperlihatkan perhatian yang berlebihan.
http://kangzusi.com/
Tapi sekarang setelah Hu-yong siancu dan Si Cay soat
pergi, rasa perhatian tadi otomatis tertera nyata di atas wajahnya.
Oh Li-cu ternyata cukup tahu diri, ia mengerti andaikata tiada belas kasihan dari Siau cian dan bantuan dari Hu-yong siancu, jangan harap ia akan tercapai cita-citanya
sepanjang hidup
Betul kakak kandungnya Tok Nio-cu telah "menjamin"
kepadanya berulang kali bahwa selama Lan See giok masih
hidup di dunia ini. dia pasti punya akal untuk memenuhi
pengharapannya. tapi persoalan di dunia, terlalu banyak
perubahannya, siapa yang bisa menduga keadaan dimasa
mendatang"
Siau cian segera menemukan kalau Oh Li cu berdiri
seorang diri di belakangnya. maka diapun mengalihkan
pembicaraan ke soal lain. tapi biarpun kedua orang itu
berbincang sambil tertawa, namun kedua belah pihak samasama tak mampu menyembunyikan kemurungan yang
melekat di wajah mereka, Lan See giok melihat hal ini
dengan jelas. dia merasa berkewajiban untuk mengusahakan agar enci Ciannya menjadi gembira.
Setelah masuk ke pintu gerbang suara gelak tertawa dan
orang bertaruh kedengaran di mana-mana, satu ingatan
segera melintas dalam benaknya, kepada Siau-lian si dayang yang berada di belakangnya ia pun berseru: "Siau-lian, aku hendak melihat lihat keadaan di ruang tamu telaga emas."
Siau - lian mengiakan dengan hormat, sampan kecil
itupun melaju lebih cepat.
Selamanya Oh Li cu tak pernah membangkang
keinginan Lan See-giok, karenanya dia tak banyak
berbicara, sedangkan Siau-cian yang melihat Oh Li cu tidak
http://kangzusi.com/
memberi pendapat apa-apa tentu saja lebih tak leluasa
untuk menghalangi.
Tatkala sampan muncul di lorong air yang lebar, para
pengawal yang berada di luar ruang tamu telaga emas telah melihat kedatangan mereka, seorang diantaranya segera
berlarian memasuki ruangan yang lebar itu.
Suasana gaduh yang semula mencekam ruangan itu
seketika menjadi tenang, tapi menyusul kemudian meledak
kembali tempik sorak yang gegap gempita.
Menyusul suara bangku ditarik, berpuluh puluh manusia
dengan aneka macam pakaian telah bermunculan dari
ruangan sambil bersorak sorai menyambut kedatangan
sampan kecil itu.
Be Siong pak yang bungkuk diiringi ke empat komandan
kapal perang sama-sama menampilkan diri pula dari
ruangan dan menyambut kedatangan sau cengcu nya
dengan hormat. Sekulum senyuman segera menghiasi ujung bibir Lan
See giok, dengan mata berkilat dia mengulapkan tangannya berulang kali-Dalam keadaan begini, Siau cian dan Oh Li cu tak
mampu berbicara lagi, terpaksa mereka mengalihkan
perhatiannya ke wajah manusia-manusia yang berjajar di
tepi dermaga dengan wajah memerah dan sorot mata yang
setengah mabuk itu.
Tiba-tiba di tepi tanggul, Lan See giok segera berbalik
badan dan berkata sambil tertawa.
"Cici berdua silahkan naik ke daratan lebih dulu!"
http://kangzusi.com/
Ditatap begitu banyak manusia, Siau cian merasa
pipinya memerah, apa lagi oleh sikap Lan See giok
sekarang, ia semakin tersipu sipu dibuatnya,
Sementara dia masih ragu, Oh Li cu. telah menuntun
tangannya sambil berkata dengan senyuman dikulum.
"Adik Cian adalah tamu sedang adik Giok adalah tuan rumah, sudah sepantasnya, adik Cian yang naik lebih dulu."
"Tentu saja, tentu saja?" Lan See giok segera menimpali,
"mana ada tuan rumah naik lebih dulu?" "
Sementara berbicara, tidak kelihatan gerakan apapun,
tahu-tahu tubuhnya sudah, naik ke daratan.
Seketika suasana dicekam keheningan lagi, Be Siong pak
dan ke empat komandan pasukan. ditambah puluhan lelaki
kekar lainnya sama-sama memandang dengan tertegun.
Bukan saja mereka terkejut oleh kehebatan Siau cian.
terutama sekali oleh kecantikan wajahnya, mereka benarbenar dibuat terkesima.
Sebagai tuan rumah, Lan See-giok pun memperkenalkan
Be Siong-pak beserta ke empat komandan pasukan itu
kepada si nona "Dia adalah satu-satunya putri kesayangan Hu-yongsiancu Han lihiap, nona Ciu siau cian adanya"
Seruan tertahan sekali lagi bergema di seluruh arena,
malah ada diantara mereka yang maju sampai berapa
langkah agar bisa mengamati wajah putri cantik itu lebih jelas lagi.
Sebaliknya Be Siong-pak dan ke empat komandan
pasukan itu sama-sama terkesiap buru-buru mereka
memberi hormat kepada gadis tersebut..
http://kangzusi.com/
Dalam hati kecilnya Siau cian menggerutu karena
kelancangan mulut adik Gioknya tapi di luar dia tetap
merendah kepada Be Siong-pak sekalian dengan senyuman
dikulum bagaikan mengiringi seorang kaisar mereka
mengiringi Lan See-giok sekalian memasuki ruangan.
Di meja bagian tengah terdapat lima buah tempat yang
semula memang dipersiapkan buat Lan See-giok sekalian,
maka mereka bertiga pun menempati tempat masingmasing. Begitulah perjamuan pun berlangsung amat meriah
sehingga matahari condong ke barat, saat itulah Lan See
giok sekalian baru kembali ke gedung mereka.
Tiba di gedung kediaman Oh Li-cu Lan See giok sudah
mabuk oleh arak, sedang wajah Siau cian juga berubah
menjadi merah padam karena pengaruh alkohol, untung
saja tenaga dalam yang mereka miliki cukup sempurna
sehingga tak sampai roboh tak sadarkan diri seperti
kebanyakan orang lainnya.
Oh Li cu mengajak Lan See giok berdua menuju ke
kamar tidurnya dan memberi mangkuk kuah hati teratai
kepada mereka, pengaruh arak seketika bilang sebagian
besar. Mendadak Lan See giok teringat akan sesuatu, semenjak
tiba di benteng Wi-lim-poo dia merasa tak pernah bertemu dengan Thio Wi kang si muka monyet, dengan nada tak
mengerti segera tanyanya.
"Apakah Thio Wi kang tidak berada dalam benteng?"
Oh Li cu berkerut kening lalu menjawab dengan sedih:
"Menurut Be congkoan, suatu malam entah mengapa, tiba-tiba Thio Wi-kang memasuki ruang pribadi lo-pocu,
setengah jam kemudian mendadak terdengar jeritan ngeri
http://kangzusi.com/
bergema dari ruangan tersebut, lalu muncul Thio Wi-kang
dengan sempoyongan dan akhirnya, roboh tewas, mimik
wajahnya memperlihatkan rasa ketakutan yang luar biasa,
seakan akan bertemu setan saja."
Lan See giok merasa amat tergetar perasaannya. dengan
nada tidak mengerti tanyanya kemudian. "Apakah ada jago-jago lihay yang di tempatkan di gedung pribadi pocu untuk menjaga keamanan di situ ?"
Oh Li-cu menggeleng.
"Pintu gedung terkunci rapat, pada hakekatnya tak
nampak seorang manusiapun."
"Darimana Be congkoan bisa tahu kalau Thio Wi kang
kaburnya dari dalam gedung pribadi pocu?", tanya Siaucian dengan tidak mengerti
"Be congkoan sendiripun mendapat keterangan tersebut dari seorang dayang."
Dengan kening berkerut Lan See-giok segera termenung,
lama kemudian dia bergumam.
"Heran, mengapa ditengah malam bisa Thio Wi-kang
memasuki gedung kediaman pocu" Bila gedung itu tidak
dijaga orang mengapa pula Thio Wi-kang bisa mati cara
mendadak.."
"Pernahkah kau memasuki gedung untuk melakukan
pemeriksaan"! tanya Siau cian tiba-tiba sambil menengok
kearah Oh Li-cu.
Oh Li-cu segera mengangguk, "Aku bersama Be
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
congkoan telah melakukan pemeriksaan semalam"
"Adakah sesuatu yang kau temukan?" tanya -Lan See-giok penuh perhatian.
Oh Li cu segera menggeleng.
http://kangzusi.com/
"Kecuali gerendel jendela sebelah kiri sudah dibongkar,
tidak kujumpai sesuatu yang aneh."
Mendadak ia seperti teringat akan sesuatu, dengan suara
lirih kembali dia berbisik:
"Seingatku, dulu Thio Wi-kang adalah anggota benteng Wi-lim-poo ini."
Tergerak perasaan Lan See-giok dan Ciu Siau cian oleh
perkataan itu, tanpa terasa bisiknya:
"Apa kau bilang"
Oh Li-cu menghela napas sedih:
"Aaaai, masalah telah berkembang jadi be-gini, aku rasa akupun tak usah menyimpan rahasia ini bagi Oh Tin-san
suami istri lagi."
Lan See-giok dan Ciu Siau cian kembali saling
berpandangan sekejap sesudah mendengar perkataan ini.
Oh Li cu mengalihkan sorot matanya dan memandang
ke tempat kejauhan sana, lama kemudian dia baru berkata:
"Peristiwa ini terjadi pada lima belas tahun berselang, waktu itu aku baru berusia empat-lima tahunan. waktu itu pemilik benteng Wi lim poo bukan Oh Tin san suami istri, menurut apa yang masih ku ingat, waktu itu pocunya
adalah seorang kakek bermuka merah yang berusia tujuh
puluh tahunan, orang menyebutnya Phoa -yang-ong.
"Suatu tengah malam, aku terbangun dari tidurku oleh suara kasak-kusuk orang yang berbicara bisik-bisik, ketika aku membuka mataku, kujumpai Be congkoan, Thio wi-kang dan Oh Tin san suami istri sedang berunding secara
serius. "Waktu itu aku tidak mendengarkan dengan seksama,
tapi masih sempat kudengar Thio Wi kang dan Be
http://kangzusi.com/
congkoan berbisik demikian: - - dengan berbuat demikian, siapa pun tak akan menyadari apa yang terjadi. sedang WI lim poo akan menjadi milik-mu - - - "
"Benar juga, tak sampai berapa hari kemudian Phoa yang ong ditemukan tewas, maka atas dukungan banyak orang
Oh Tin san pun menjadi majikan baru dari benteng Wi-lim
Poo." Mendengar kisah tersebut Lan See-giok berkerut kening
dengan mata berkilat, katanya dengan amarah meluap.
"Tidak kusangka benteng Wi-lim-poo masih menyimpan
suatu dendam kesumat yang lebih dalam dari samudra,
mendingan kalau aku, Lan See-giok tidak mengetahui
rahasia tersebut. setelah kuketahui hari ini. Aku bertekad akan menyelidiki persoalan ini sampai tuntas - - "
Siau cian menunggu sampai Lan See-giok menyelesaikan
kata katanya, kemudian ia baru menengok kearah Oh Li-cu
sambil bertanya:
"Ketika Oh Tin-san suami istri meninggalkan surat
untukmu, apakah Be Siong-pak ikut mengetahui?"
Oh Li-cu segera menggeleng:
"Aku rasa dia tak tahu, karena surat itu diam-diam
diserahkan kepadaku oleh seorang dayang yang paling
dipercaya oleh Say-kui hui"
"Sewaktu Oh Tin-san suami istri pergi, adakah seseorang yang melihatnya?" kembali Siau cian bertanya pelan.
Sekali lagi Oh Li-cu menggeleng,
"Dalam soal ini aku tidak bertanya"
Tapi sesudah berhenti sejenak, seperti memahami
sesuatu diapun bertanya.
http://kangzusi.com/
"Apakah adik Cian curiga Oh Tin-san suami istri masih berada di dalam benteng?"
"Orang luar sama-sama mencurigai Oh Tin-san suami
istri sedang melatih sejenis ilmu silat secara diam-diam!"
sela Lan See giok dari samping.
Siau-cian kembali berkata pula:
"Bila Oh Tin-san suami istri tidak bersembunyi di dalam gedungnya, ini berarti gedung tersebut tentu ada
sesuatunya."
Ucapan ini agaknya sangat mengena di hati Oh Li-cu.
tiba-tiba dia mengusulkan:
"Ucapan adik Cian benar, akupun merasa gedung itu
amat mencurigakan, bagaimana kalau kita menyelidikinya
sekarang juga.."
Tidak sampai perkataan dari Oh Li-cu itu selesai
diutarakan, Siau-cian telah menggelengkan kepalanya
seraya menukas:
"Tidak, dalam masalah ini kita harus bertindak ditengah malam buta. tapi kau harus tetap berada disini untuk
menghadapi segala kemungkinan yang tak diinginkan."
Oh Li-cu merasa perkataan tersebut ada benarnya juga,
andaikata sampai terjadi sesuatu yang tak diinginkan, dia memang perlu untuk bertindak cepat, apalagi kepandaian
silat yang dimilikinya amat terbatas, keikut sertaannya
justru malah merupakan beban bagi mereka berdua.
Dalam pada itu, Lan See-giok mulai mencurigai Oh Tinsan tetap berada dalam gedungnya, atau sekalipun sudah
mengunjungi bukit Wan san. bisa jadi secara diam-diam ia telah kembali ke situ.
http://kangzusi.com/
Terbayang akan Oh Tin san, pemuda itu jadi ingin sekali
berangkat sekarang juga,
Tapi diapun tahu, dalam menghadapi persoalan
semacam ini. bukan saja tak boleh gegabah, bahkan harus
memegang rahasia rapat-rapat. karena
itu diapun menanyakan letak dan situasi dalam gedung tempat
kediaman Oh Tin-san tersebut kepada Oh Li cu dengan
sejelas jelasnya.
Menjelang kentongan pertama. Lan See -giok kembali ke
kamar sebelah timur untuk beristirahat. sudah dua malam ia pernah tidur di situ. dalam ruangan terdapat pintu yang
berhubungan langsung dengan kamar tidur Oh Li cu.
Untuk menghindari pembicaraan orang, Siau Cian dan
Oh Li cu tidur bersama,
Menyusul datangnya malam. suasana dalam benteng Wi
lim poo juga mulai dicekam keheningan, kecuali suara
tambatan sampan di lorong air, tidak kedengaran suara lain di sekitar sana.
Lan See-giok segera turun dari pembaringannya, Siau
Cian dan Oh Li-cu pun muncul dari kamarnya.
Mereka bertiga berunding sebentar. kemudian anak
muda itu membuka jendela belakang.
Suasana di luar kamar amat hening dan tak kedengaran
sedikit suara pun, diam-diam Lan See giok memberi tanda
kepada Siau cian. kemudian melompat keluar melalui
jendela itu. Siau cian segera mengikuti dibelakangnya dan melayang
keluar tanpa menimbulkan sedikit suarapun. gerakan
tubuhnya enteng bagaikan selembar daun kering.
http://kangzusi.com/
Lan see giok berdiri menempel di atas dinding sambil
memperhatikan sekejap situasi di sekeliling situ, kemudian sambil menarik tangan Siau cian melayang ke muka.
Oh Li cu yang mengamati dari balik jendela diam-diam
merasa terkejut, ia dapat melihat bahwa ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siau cian ternyata tidak kalah dengan kemampuan Si Cay soat. murid dari To Seng cu tersebut,
bahkan kehebatannya masih setingkat lebih atas.
Sementara dia termenung, Lan See giok dan Siau cian
telah lenyap dari pandangan mata, maka diapun
menggelengkan kepala sambil menghela napas sedih,
kemudian merapatkan kembali jendela belakang.
Dalam pada itu, Lan see giok dan Siau cian dengan
menelusuri tempat kegelapan telah tiba di depan pintu
gedung kediaman Oh Tin-san.
Walaupun Lan See giok pernah dua hari berdiam dalam
benteng Wi-lim-poo tersebut namun belum pernah
mengunjungi gedung kediaman Oh Tin-san ini, untung ada
petunjuk dari Oh Li-cu, sehingga sedikit banyak ia telah mempunyai gambaran atas keadaan di situ.
Dengan pandangan mata yang tajam mereka berdua
memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu. setelah yakin tiada, sesuatu tempat yang mencurigakan. mereka baru
melompat ke udara dan melayang masuk ke balik gedung
dengan melompati pagar pekarangan
Sebuah halaman seluas tujuh kaki terbentang dibalik
pagar pekarangan, di sisi dinding berdiri rak-rak bunga yang tumbuh aneka warna, sedangkan dibagian tengah terdapat
sebuah lorong yang menghubungi ruang gedung
http://kangzusi.com/
Dengan menarik tangan Siau-cian, Lan See giok
mengikuti petunjuk dari Oh Li-cu mengitari ruang samping dan langsung menuju ke halaman belakang.
Di halaman belakang terdapat sebuah beranda. dari situ
susah melihat keluar sehingga suasananya amat gelap,
hampir boleh dibilang tak nampak sesuatu apapun di situ.
Tapi hal semacam ini tidak menyulitkan Lan See giok
maupun Siau cian, dengan ketajaman mata mereka biar
gelap pun mereka dapat melihat segala sesuatunya seperti melihat disiang hari bolong saja.
Untuk berjaga jaga terhadap sesuatu yang tidak
diinginkan. diam diam Lan See giok menghimpun tenaga
dalamnya ke dalam le-ngan, kemudian diikuti Siau cian
mereka melompat masuk ke dalam gedung dengan langkah
yang sangat berhati hati.
Mereka mencoba untuk memasang telinga serta
memperhatikan suasana di seputar situ, namun suasana
hening dan tak kedengaran sedikit suara punMendadak Siau cian menjawil lengan anak muda itu,
dengan perasaan tergerak Lan See giok berpaling, ia segera menjumpai gadis tersebut sedang menuding ke arah jendela depan sebelah kiri dengan hati-hati.
Jendela sebelah kiri itu dalam keadaan terbuka, yang
membuat Lan See giok curiga adalah jendela kiri itu hingga kini masih tetap berada dalam keadaan terbuka walaupun
peristiwa Thio wi-kang memasuki gedung tersebut sudah
hampir setahun lamanya. apa gerangan yang terjadi"
Kalau ditinjau dari keadaan tersebut, sudah jelas tiada
orang yang berani memasuki gedung tersebut lagi, tapi..
bukankah semalam Oh Li cu dan Be congkoan telah
http://kangzusi.com/
melakukan pemeriksaan kemari" Apa kah mereka lupa
menutupnya kembali"
Berpikir sampai di situ. satu ingatan kembali melintas di dalam benaknya, iapun berbisik kepada Siau cian,
"Enci Cian"
Dihembus udara panas dari anak muda tersebut, apalagi
telinganya tersentuh bibir yang panas, Siau cian merasakan timbulnya rasa hangat yang menjalar hingga ke lubuk
hatinya, dengan wajah memerah dia menggosok telinga
sendiri seraya menyahut.
"Ada apa?"
Memandang wajah Siau cian yang begitu cantik, hampir
saja Lan See-giok tak mampu mengendalikan diri. tapi
untung dia masih teringat akan keadaan, sambil
menenangkan kembali pikirannya, sekali lagi dia berbisik.
"Agaknya di dalam ruangan ada orangnya"
Walaupun Siau-cian juga sempat menaruh, curiga bahwa
di dalam ruangan terdapat orang, tapi benarkah ada orang ia tak bisa memastikan. Selain itu diapun tak berani
mengemukakan keluar kuatir ditertawakan
pemuda tersebut. Sekarang, setelah mendengar perkataan dari pemuda itu,
dia baru mengangguk tanda setuju dan pelan-pelan berjalan mendekati jendela tersebut.
Setelah tiba di sisi jendela dan memeriksa keadaan di
seputar situ. paras mukanya berubah hebat dan cepat-cepat bersembunyi di balik jendela, bisiknya kemudian.
"Jendela ini bersih dan tak nampak debu yang
menempel, ini menandakan kalau ada orang yang sering
masuk keluar melalui jendela ini, perduli dalam ruangan
http://kangzusi.com/
ada orang nya atau tidak. kita wajib meningkatkan
kewaspadaan kita!"
Lan See giok mengangguk berulangkali dan kembali
memperhatikan jendela itu sekejap, lalu setelah menghimpun tenaga dalamnya ke ujung jari, pelan-pelan ia mendongkel jendela tadi.
Setelah terbuka lebar. dia semakin terkejut. rupanya
diatas dinding terdapat sebuah pintu kecil. sebuah anak
tangga menghubungkan pintu tadi melalui meja dan
menuju ke dasar tanah.
Dengan perasaan terkejut mereka berdua saling
berpandangan sekejap, mereka seperti hendak bilang. sama sekali tak disangka dalam kamar tidur Oh Tin san suami
istri ternyata masih terdapat ruang rahasia.
Teringat akan Oh Tin san. berkobar kembali napsu
membunuh di dalam dada Lan See giok. dia segera
mendorong pintu jendela dan melayang masuk ke dalam
ruangan. Dengan perasaan terkejut Siau Cian segera menyusul
dibelakangnya dan mengawasi sekeliling tempat itu dengan penuh perhatian, ditemukan pada ujung pintu kamar
terdapat sebuah gembokan kunci yang besar, jelas tak
mungkin ada orang yang memasuki ruangan tersebut .
Sedang Lan See giok telah menaiki anak tangga dan
menerjang kearah pintu rahasia diatas dinding.
Siau cian kuatir terjadi sesuatu atas diri pemuda itu,
cepat dia menyusul dibelakangnya, menarik pemuda itu dan memberi tanda agar dia lebih berhati hati.
Suasana dibalik pintu rahasia itu gelap gulita sehingga
tak nampak kelima jari tangan sendiri. mereka berdua harus
http://kangzusi.com/
berdiri cukup lama di situ sebelum matanya dapat
menyesuaikan diri dengan situasi di sana.
Akhirnya secara lamat-lamat mereka dapat melihat anak
tangga itu membelok ke kanan dan begitu sempitnya
sehingga cuma dapat dilewati satu orang dengan
menghimpun tenaga dalamnya melindungi dada Lan See
giok berjalan di muka sedang Siau cian mengikuti dari
belakang, mereka berdua bergerak dengan berhati hati
sekali Setelah berjalan sejauh tujuh delapan kaki, kembali
mereka jumpai sebuah pintu yang berada dalam setengah
terbuka, tempat itu pun hanya bisa dilalui seseorang dengan jalan miring.
Lan See giok segera menggenggam tangan Siau cian
yang lembut seolah-olah hendak berkata di dalam mungkin
ada orangnya. Memasuki pintu ruangan tempat itu berupa sebuah
lorong sempit berbentuk bulat, lorong itu terbagi menjadi dua, yang belok ke kanan bertanah datar, sedangkan yang
belok ke kiri merupakan undak-undakan yang menjurus ke
atas. Mereka berdua saling berpandangan sekejap, kemudian
memutuskan untuk belok ke kanan.
Lorong yang semula sempit kini semakin melebar, tak
sampai lima kaki, muncul kembali sebuah pintu bulat, di
atas pintu tergantung empat buah lentera yang tak disulut, lentera-lentera itu bergoyang sendiri terhembus angin.
Memasuki ke dalam ruangan, ternyata tempat itu
merupakan sebuah ruang besar berbentuk bulat. di sana
terdapat meja dan kursi secara lengkap, bentuknya mirip
sebuah ruang tamu.
http://kangzusi.com/
Setelah memandang sekejap suasana di dalam kamar
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tersebut, Siau cian segera berbisik kepada pemuda itu:
"Kemungkinan besar tempat ini merupakan tempat
diselenggarakannya rapat rahasia dari Oh Tin san."
Lan See giok manggut-manggut dan menambahkan:
"Bisa jadi tempat ini merupakan ruang rapat dari Phoa yang ong, pemilik benteng Wi lim poo yang lampau, karena itu Thio Wi kang mengetahui akan rahasia tempat ini."
Siau cian mendekati meja di depannya dan mencoba
untuk meraba, di atas permukaan meja telah dilapisi selapis debu, maka diapun berbisik:
"Aneh, kalau dilihat dari keadaan disini, agaknya tak ada orang berdiam di sini .."
Belum selesai dia berkata, mendadak sekujur badan LanSee giok bergetar keras, dengan sorot mata yang tajam
bagaikan sembilu dia awasi dinding batu dibelakang meja
dengan pandangan terkejut.
Siau cian segera ikut berpaling, apa yang kemudian
terlihat membuat perasaannya turut bergetar keras, ternyata diatas dinding itu tertera beberapa huruf besar yang
berbunyi: "Disini dimakamkan jenasah Wi lim pocu Phoa yang
ong Kian Hui hong" Kedua orang itu saling berpandangan sekejap sementara dihati kecilnya timbul perasaan seram, mereka berdua tidak menyangka kalau di balik kamar
rahasia Oh Tin san suami istri ternyata berbaring pula
sesosok jenasah.
Pada saat itulah.
"Kraaakkkk.."
http://kangzusi.com/
Pintu kecil yang berada di sebelah kiri membuka dengan
sendirinya .. Lan See giok dan Siau cian menjadi sangat terperanjat,
dengan cepat mereka menyembunyikan diri di belakang
sebuah tonggak batu dan berdiri saling berdempetan sambil mengawasi pintu kecil itu dengan pandangan terkejut.
Dibalik pintu kecil itu merupakan sebuah lorong yang
sempit pula, hanya keadaan di situ lebih gelap lagi.
Tiba-tiba muncul setitik cahaya lentera dari balik pintu kecil tadi, kemudian dari sebuah tikungan lebih kurang lima kaki dari pintu tadi pelan-pelan muncul sesosok tubuh
manusia. Berhubung cahaya lenteranya sangat redup maka hanya
nampak wajahnya yang pucat dengan sepasang mata yang
melotot ke atas, sepintas lalu kelihatan seperti sebutir kepala tanpa tubuh saja.
Tak terlukiskan rasa terperanjat Lan See giok dan Siau
cian setelah menyaksikan peristiwa ini, keringat dingin
bercucuran ke-luar dengan derasnya.
Lan See giok menggenggam tangan nona Ciu semakin
kencang, dengan sorot mata penuh rasa terkejut diawasi
kepala manusia berambut putih itu semakin mendekati
pintu rahasia. Untuk sesaat sulit baginya untuk membedakan apakah
dia manusia ataukah setan.
Walaupun demikian
dia toh mengalihkan juga pandangan matanya dan melirik sekejap kearah batu nisan
diatas dinding tersebut.
Dalam pada Ciu Siau cian membelalakkan matanya
lebar-lebar, mukanya pucat pasi, tangannya basah oleh
http://kangzusi.com/
keringat dingin yang mengucur keluar dengan derasnya,
sekarang dia sudah tidak merasakan sakit lagi akibat
genggaman Lan See giok yang begitu kencang.
Lambat laun sepasang mata diatas kepala manusia tadi
mulai berkedip kedip dan bergerak kian kemari, agaknya
dia sedang memeriksa apakah di ujung lorong rahasia
tersebut terdapat hal-hal yang mencurigakan
Lentera yang berada di tangannya juga turut bergoyang
kian kemari menerangi sekitar lorong sempit tersebut ..
Sekarang Lan See giok dan Siau cian sudah dapat
memastikan kalau kepala yang mereka saksikan tadi
sesungguhnya tak lebih hanya seorang kakek kecil yang
membawa lentera.. Tiba-tiba . . .
Sekali lagi Lan See giok merasakan hatinya bergetar
keras, kembali dia menggenggam tangan Siau cian erat-erat.
Siau cian sendiripun dapat melihat dengan jelas, ternyata kakek kecil berlentera itu tak lain adalah Be Siong pak, congkoan dari benteng Wi lim Poo.
Be Siong pak berjalan sangat lamban sering-kali dia
mendongakkan kepalanya memperhatikan bagian atas
dinding dengan seksama, entah apa yang sedang dicarinya"
Lan See giok dan Siau cian saling berpandangan sekejap
lagi, dihati kecil mereka telah paham, saat ini mereka sudah dapat menyimpulkan kalau Thio Wi kang pasti tewas
ditangan Be Siong pak.
Tapi mengapa" Dalam keadaan demikian ini, mereka
berdua tak berhasrat untuk memikirkannya kembali, atau di dalam kenyataan memang tiada kesempatan bagi mereka
untuk berpikir ..
http://kangzusi.com/
Karena waktu itu Be Siong pak sudah muncul dari balik
pintu kecil dan berdiri mengawasi lenteranya sambil
termenung, di atas wajahnya yang berkeriput nampak jelas kekecewaan yang amat mendalam.
ooo0dw0ooo BAB 29 TIBA-TIBA.. Berkilat sepasang, mata Be Siong pak, dia seperti teringat akan sesuatu, sambil mendongakkan kepalanya, ia berjalan menuju ke tonggak batu dimana Lan gee giok dan Siau
Cian sedang menyembunyikan diri.
Lan gee giok sangat terkejut oleh tindakan mana, untuk
menghindari jejaknya jangan sampai ketahuan lawan, serta merta dia menyentilkan jari telunjuknya ke depan ..
"Wuuuusss!"
Lentera yang berada ditangan Be Siong pak seketika itu
juga menjadi padam.
Be Siong pak terkejut sekali, sambil menjerit ngeri dia
melompat mundur sejauh berapa depa dan..
"Praangg-.!" lenteranya terjatuh ke lantai dan hancur berantakan.
Seketika itu juga suasana di dalam ruangan menjadi
gelap gulita hingga susah untuk melihat ke lima jari tangan sendiri, suasanapun makin terasa menyeramkan.
Be Siong pak berdiri sambil menempel di atas dinding,
dari dengusan napasnya yang memburu serta, sepasang
matanya yang melotot besar seperti lentera, dapat diketahui betapa seram dan ngerinya orang itu sekarang.
http://kangzusi.com/
Dalam pada itu Lan See giok sedang menyesal atas
perbuatannya memadamkan lentera ditangan Be-Siong pak,
sebab dengan berbuat demikian maka dia tak akan berhasil menyelidiki tujuan lawan datang kesana.
Walaupun demikian, bila dipikirkan kembali, rasanya
memang tiada jalan lain untuk terhindar dari perjumpaan
dengan Be Siong pak selain memadamkan lentera yang
berada di tangannya itu.
Siau cian sendiripun tidak berniat mengomeli si anak
muda itu, sebab dia mengerti hanya dengan berbuat
demikianlah mereka baru dapat bertindak lebih jauh.
Dalam pada itu, Be Siong pak telah berhasil
mengendalikan ketegangan yang mencekam perasaannya,
setelah dicekam perasaan takut dan ngeri tadi, kini dia
sudah dapat menduga kalau ruang rahasia tersebut telah
kedatangan jago lihay, sebab padamnya lentera di
tangannya tadi kelewat aneh.
Dengan sinar mata diliputi perasaan terkejut dan ngeri
dia mencoba untuk mengawasi bagian-bagian dalam
ruangan yang mungkin bisa dipakai sebagai tempat
persembunyian ..
Lan See giok dan Siau cian sudah pernah minum cairan
Leng sik giok ji, karenanya tenaga dalam mereka telah
mencapai tingkatan yang paling sempurna, itulah sebabnya Be Siong pak tidak berhasil menyaksikan sinar mata mereka berdua.
Mendadak Be Siong pak membentak dengan suara yang
menggeledek seperti guntur:
"Siapa di situ?"
Ditengah bentakan keras, sinar matanya yang buas dan
penuh hawa pembunuh itu ditujukan ke arah tonggak batu
http://kangzusi.com/
besar di mana Lan See giok dan Siau cian sedang
menyembunyikan diri.
Lan See giok berdua merasa amat terkejut. mereka tak
mengira kalau ketajaman mata Be Siong pak demikian
hebatnya sehingga di dalam ruangan yang gelap gulita sulit melihat ke lima jari tangan sendiripun jejak mereka bisa ditemukan.
Terdengar Be Siong pak membentak sekali lagi:
"Sobat, bila kau tidak segera unjukkan diri, jangan salahkan bila aku bertindak kurang hormat kepadamu."
Semenjak tahu kalau Be Siong pak telah bersekongkol
dengan Thio Wi kang dalam usaha membunuh majikannya
Phoa yang ong Kian Hui hong tadi, sesungguhnya Lan See
giok sudah bertekad hendak melenyapkan manusia ini dari
muka bumi. Maka setelah mendengar suara tantangan dan bentakan
dari Be Siong pak sekarang, anak muda tersebut menjadi
naik darah, baru saja dia hendak munculkan diri, lengan
kirinya telah dicekal Siau cian erat-erat.
Biarpun gerakan mereka amat lirih, namun hal ini segera
diketahui oleh Be Siong pak.
Dasar manusia licik, tanpa membuang waktu lagi Be
Siong pak segera membentak keras dan melontarkan
sepasang telapak tangannya ke depan..
Segulung angin pukulan yang maha dahsyat langsung
meluncur ke depan dan menerjang ke arah tonggak batu di
mana Lan See giok dan Siau cian menyembunyikan diri.
Lan See giok mendengus marah, ujung tangan kanannya
dikebaskan ke muka segulung angin pukulan yang tak kalah kuat-nya segera menggulung pula ke depan.
http://kangzusi.com/
"Blaaammm!"
Suatu benturan yang amat keras segera menggema
memecahkan keheningan.
Akibat dari bentrokan itu, tubuh Be Siong pak segera
terlempar ke arah dinding belakang.
"Duuuk!"
Punggungnya yang bungkuk dan menonjol keluar itu
menumbuk di atas dinding keras-keras.
Be Siong pak segera mendengus tertahan, tubuhnya
mundur dengan sempoyongan sedang pandangan matanya
berkunang kunang, sadarlah dia bahwa seorang jago
tangguh telah berada di depan mata, hanya tidak di ketahui olehnya siapa gerangan jago lihay tersebut.
Dengan perasaan terkejut bercampur ngeri ia bersandar
diatas dinding, hawa murninya dicoba untuk mengitari
badan, ternyata tidak dijumpai sesuatu hambatanpun, ini
membuat nya merasa terkejut bercampur gembira.
la terkejut karena kesempurnaan tenaga dalam yang
dimiliki lawan telah mencapai tingkatan yang bisa
digunakan menurut kehendak hati sendiri,
la gembira karena tubuhnya yang sama sekali tidak
cedera walaupun sudah terkena sebuah pukulan yang maha
dahsyat. Sadar, kalau kepandaian silatnya masih bukan tandingan
lawan, timbullah ingatan dalam hati kecil Be Siong pak
untuk memanfaatkan kegelapan yang mencekam tempat
tersebut untuk melarikan diri.
Dia yakin pihak lawan pasti tidak hapal dengan situasi di tempat tersebut sehingga mustahil bagi mereka untuk
mengejarnya. http://kangzusi.com/
Maka diapun menghimpun tenaga dalam nya ke dalam
telapak tangan, lalu sambil maju tiga langkah ke depan,
sambil membentak sepasang telapak tangannya didorong
sekali lagi ke muka.
Padahal sedari tadi Lan See giok sudah, melihat sorot
mata Be Siong pak yang berkeliaran kian kemari, dari
sikapnya yang berdiri tak bergerak, pun tidak melakukan
terjangan tersebut pemuda itu sudah menduga, bahwa
lawannya bermaksud hendak melarikan diri. . .
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, serangan
yang jauh lebih dahsyat dari-pada serangan permulaan tadi telah dilontarkan kembali ke arahnya.
Maka sambil tertawa dingin dia melepaskan sebuah
pukulan pula dengan ayunan tangan kanannya,
"Blaaammmm!"
Benturan nyaring menggelegar di angkasa, membuat
seluruh ruangan dipenuhi oleh desingan angin pukulan
serta debu yang beterbangan di angkasa, begitu tebalnya
debu sehingga hampir saja Lan See giok dan Siau cian tak mampu membuka matanya.
Dimana angin pukulan menyambar lewat, suasana
dalam ruangan pulih kembali dalam keheningan,
Lan See giok mencoba untuk memasang telinga, tiba-tiba
ia berseru tertahan:
"Aduuh celaka!"
Bersamaan dengan selesainya perkataan ini, tubuhnya
telah menerjang keluar pintu ruangan.
Siau cian ikut memperhatikan situasi di seputar sana,
namun bayangan tubuh Be Siong pak sudah tidak nampak
lagi di dalam ruangan, nona ini sadar niscaya Be Siong pak
http://kangzusi.com/
telah memanfaatkan tenaga pantulan yang dihasilkan dari
serangan tadi untuk melarikan diri, maka diapun
menggerakan tubuhnya dan mengejar dibelakang Lan See
giok. Belum sampai di pintu dinding, dari depan sana sudah
kedengaran suara gemerincingan yang amat nyaring.
Lan See giok dan Siau cian semakin gelisah lagi, mereka
percepat gerakan tubuhnya menuju ke pintu dinding, masih untung pintu rahasia tersebut belum merapat sama sekali, masih terbuka lebih kurang seluas tiga depa saja.
Lan See giok berdua tidak menyia-nyiakan kesempatan
yang sangat baik ini lagi, mereka berdua segera menerobos masuk me lalui celah pintu yang masih terbuka dan
menelusuri anak tangga menuju ke depan situ,
Tapi di kamar ataspun sudah tidak nampak lagi
bayangan tubuh dari Be Siong pak.
Lan See giok sama sekali tidak menghentikan gerakan
tubuhnya, dengan sebuah gerakan "burung walet menembusi tirai" dia menerobos langsung menuju ke
beranda depan. Dari situ ia sempat melihat sesosok bayangan manusia
sedang kabur menyelamatkan diri.
Lan See giok tahu kalau orang itu adalah Be Siong pak,
sambil mendengus gusar ia berkelebat ke muka seperti
hembusan angin dan berputar menuju ke halaman depan.
Dari desingan angin yang menyambar lewat, Be Siong
pak sudah tahu kalau pengejar telah tiba dibelakangnya
dengan perasaan terkejut dia segera berpaling.
http://kangzusi.com/
Tapi apa yang terlihat membuatnya sangat terperanjat
sampai paras mukanya berubah hebat, tak kuasa lagi
diiringi jeritan ngeri yang memilukan hati dia berteriak: Kata "pocu" belum sempat diutarakan, telapak tangan kanan Lan See-giok sudah menghajar punggungnya yang
bungkuk secara telak.
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Duuuuuuuuukkkkk ."
Tubuh Be Siong pak yang termakan serangan tersebut
segera mencelat jauh ke depan, diiringi jeritan ngeri yang menyayat hati dia muntah darah segar, namun ia masih
berusaha untuk kabur terus menuju ke halaman depan.
Bayangan manusia berkelebat, Siau cian telah menyusul
tiba, ia segera menarik tangan See giok dan berdua
menyelinap ke tempat kegelapan lalu kembali ke rumah
kediaman Oh Li cu.
Gerakan tubuh mereka sedemikian cepatnya sehingga di
dalam waktu singkat mereka telah tiba ditempat tujuan.
Bersamaan waktunya mereka tiba di situ, Oh Li cu juga
sedang melompat keluar dari balik kamarnya.
Wajah Oh Li cu kelihatan gugup, mukanya pucat pasi,
tapi setelah melihat Lan See giok dan Siau cian kembali
dengan selamat, dia nampak jauh lebih lega.
Sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu, Siau cian telah
menempelkan jari tangannya di ujung bibir pertanda agar
jangan bicara dulu. Suara kentongan titir kedengaran di
bunyikan bertalu talu dari seberang gedung situ.
Menyusul kemudian suara bentakan bersahut-sahutan,
dari empat penjuru bayangan manusia bermunculan.
http://kangzusi.com/
Lalu kedengaran pula jeritan-jeritan kaget kawanan
perempuan, ada puluhan orang dayang muncul dari balik
gedung. Oh Li cu seperti memahami akan sesuatu, sambil
menunjuk ke depan sana buru-buru dia berseru:
"Ayo cepat, kita menuju ke gedung tempat kediaman lo pocu ..!"
Selesai berkata, bersama lama Siau cian dan See giok
mereka berangkat ke depan.
Dalam keadaan demikian Oh Li cu tak sempat lagi untuk
menanyakan kisah perjalanan kedua orang rekannya
memasuki gedung tempat kediaman Oh Tin san, sebaliknya
Lan See giok berduapun tak sempat menceritakan
pengalaman mereka kepadanya. . .
Sebelum mereka bertiga tiba ditempat tujuan, Oh Li cu
telah melihat sesosok bayangan manusia tergelepar diatas lantai depan pintu gedung tempat kediaman Oh Tin san.
Sementara itu berpuluh puluh sampan telah bermunculan dari segala penjuru gedung, ada yang
menyandang golok, ada yang membawa anak panah,
semuanya menunjukkan wajah penuh ketegangan.
Oh Li cu mendekati sang korban, tapi setelah
mengetahui siapa yang terbunuh dengan terkejut ia
menjerit: "Aaaah, kenapa bisa dia?"
Sambil berseru ia mendongakkan kepalanya dan
mengawasi Lan See giok yang berwajah hijau membesi dan
Siau cian yang tetap tenang dengan pandangan penuh tanda tanya.
http://kangzusi.com/
Siau cian segera maju ke muka dan pura-pura mengawasi
pula sang korban menggunakan kesempatan tersebut dia
menyikut Oh Li cu agar bersikap lebih waspada.
Setelah itu dengan wajah terkejut bercampur keheranan
ia baru pura-pura berseru:
"Hei, bukankah dia adalah Be congkoan?"
Sesungguhnya Oh Li cu benar-benar merasa tegang dan
di luar dugaan, persis seperti apa yang dirasakan Lan See giok dan Siau cian ketika pertama kali mengetahui Be Siong pak muncul dalam ruang rahasia, namun setelah diingatkan kembali oleh Siau Cian, gadis itu segera berhasil
mengendalikan gejolak emosinya.
Cepat-cepat dia mengangguk sambil sahutnya:
"Ya, betul! ia memang Be congkoan!"
Sambil menjawab dia maju dua langkah ke muka dan
memeriksa jenasah Be Siong pak dengan seksama.
Be Siong pak tergeletak dengan mata terbelalak lebar dan mulut melongo, keadaannya sangat mengerikan hati.
Dalam pada itu, puluhan sampan yang berdatangan dari
segala penjuru benteng, tapi setelah mereka menyaksikan
keadaan sang korban yang ternyata adalah Be cong-koan
mereka sendiri, semua lelaki kekar itu jadi tertegun dan berdiri melongo.
Diiringi suara bentakan-bentakan keras. akhirnya ke
empat komandan kapal perang juga muncul di situ dengan
menumpang sampan kecil.
Begitu mendarat, ke empat orang itu memberi hormat
lebih dulu kepada Lan See giok, kemudian baru memeriksa
keadaan luka yang diderita Be Siong pak.
http://kangzusi.com/
Tak lama kemudian, komandan kapal perang "naga
perkasa", mendongakkan kepala nya kembali dan berkata kepada Lan See giok dengan sikap hormat:
"Lapor sau pocu, kematian Be congkoan saat ini tidak jauh berbeda dengan keadaan Thio Wi kang setahun
berselang!"
Sebagai seorang pemuda yang berbelas kasihan, Lau See
giok mulai bertanya kepada diri sendiri setelah menyaksikan keadaan Be Siong pak tersebut, pantaskah ia
membunuh orang itu"
Karenanya setelah mendapat keterangan dari komandan
kapal perang "naga perkasa" dia hanya manggut-manggut tanpa memberi komentar apa pun..
Sebaliknya Siau cian segera merasakan hatinya tergerak,
cepat ia menimbrung:
"Komandan Ciang,. masih ingatkah kau jam berapa Thio Wi kang menemui ajalnya malam itu?"
Komandan kapal perang "naga perkasa" mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap letak bintang, kemudian
menjawab: "Keadaannya tak berbeda jauh dengan keadaan saat ini!"
"Apakah gedung kediaman Lo pocu dilengkapi dengan
sesuatu alat rahasia?" tiba-tiba Lan See giok bertanya,
"mengapa Thio Wi kang dan Be congkoan harus memasuki gedung kediaman lo pocu di tengah malam buta begini."
Ketika mengucapkan kata-kata tersebut, selapis hawa
amarah menghiasi wajahnya, sementara sorot mata yang
tajam dialihkan ke wajah ke empat komandan itu.
Buru-buru ke empat orang itu menyahut
"Hamba sekalian kurang tahu!"
http://kangzusi.com/
"Apakah kalian menganggap tindakan Be congkoan
memasuki gedung kediaman Lo pocu, ditengah malam buta
begini merupakan tindakan yang dibiarkan ?"
"Menurut peraturan Loo pocu, jika hal ini sampai terjadi maka orang itu pantas dijatuhi hukuman mati"
Lan See giok manggut-manggut, katanya kemudian.
"Baiklah, sekarang kita tak usah membicarakan soal
keadaan di dalam gedung kediaman Lo pocu tersebut, kita
harus menunggu sampai Lo pocu pulang dan memperoleh
persetujuannya lebih dulu sebelum melakukan pemeriksaan
yang seksama didalam gedung itu. "
Ke empat komandan tadi kembali menyetujui.
Maka Lan See giok pun berpaling kearah Oh Li cu,
sambil bertanya pula:
"Bagaimana pendapat enci Cu ?"
"Segala sesuatunya terserah pada keputusan adik Giok"
Oh Licu segera menjawab
Lan See giok mengangguk, Ke empat komandan kapal
perang itu ia berkata kemudian: "Sekarang perintahkan orang untuk memindahkan jenasah Be congkoan dari sini,
saudara-saudara yang lain dipersilahkan kembali ke posnya masing-masing dan mulai sekarang, setiap bangunan di
dalam benteng ini harus diberi penerangan secukupnya serta perketat penjagaan, masalah kedudukan congkoan yang
lowong, untuk sementara waktu biar dijabat oleh komandan Ciang dari kapal perang naga perkasa dengan wakil
komandan Ong, Seng dan Nyoo kalian berempat harus
bekerja sama di dalam mengatasi pelbagai masalah dalam
benteng ini."
http://kangzusi.com/
Ke empat komandan itu sama-sama mengiakan, sedang
kawanan lelaki lainnya sama-sama berdiri dengan wajah
serius. Lan See giok memandang sekejap lagi ke seluruh
ruangan, lalu setelah mengangguk ramah kepada semua
orang, dia baru beranjak pergi dari situ diikuti Siau Cian dan Oh Li cu.
Sedang ke empat komandan tadi saling berunding
sebentar, kemudian baru menjalankan perintah sesuai
dengan apa yang dikata kan Lan See giok tadi.
Baru sekarang Lan See giok dapat meresapi apa yang
dimaksud dengan "kekuasaan" itu, dan mengapa pula sementara orang saling memperebutkan kekuasaan hingga
mempertaruhkan jiwa raga serta segala harta miliknya.
Tiba kembali di gedung kediaman mereka, lentera telah
dipasang di mana-mana hingga suasana diliputi terang
benderang. Setelah mengambil tempat duduk di ruang utama, Lan
See giok memerintahkan agar semua dayang berkumpul di
situ. Dua puluhan orang dayang dengan wajah gugup samasama berkumpul di ruang utama, sementara sorot mata
mereka mengawasi Lan See giok dan Oh Li cu secara
bergantian dengan pandangan terkejut, takut
dan keheranan. Lan See giok menunggu sampai semua dayang itu
berkumpul di situ, kemudian dengan suara dalam ia baru
berkata: "Aku minta semua dayang yang selama ini melayani lo pocu dan hujin segera tampil ke depan."
http://kangzusi.com/
Sebelas orang dayang segera munculkan diri dari barisan
dengan wajah pucat dan sikap tegang dan tak tenang.
Sebagai perempuan yang pintar, sejak semula Siau cian
sudah memahami maksud hati pemuda itu, sebaliknya Oh
Li cu meski belum paham, namun iapun bisa menduga
kalau hal ini ada hubungannya dengan persoalan yang
mereka hadapi malam ini.
Dengan kening berkerut dan mata bersinar tajam, Lan
See giok mengawasi ke sebelas dayang itu sekejap,
kemudian ia baru bertanya dengan suara dalam:
"Tahun berselang, dalam saat apakah pocu dan hujin
pergi meninggalkan gedung kediamannya?"
"Kentongan ke empat, ketika mendekati fajar," sahut para dayang cepat-cepat.
"Sewaktu lo pocu dan hujin hendak berangkat, apa yang mereka pesankan kepada kalian?" tanya Lan See giok lebih lanjut.
Kawanan dayang itu segera termenung untuk beberapa
saat, akhirnya salah seorang dayang berbaju kembang
melirik sekejap ke arah Oh Li cu dengan pandangan gugup
dan takut. Lan See giok segera tahu kalau dayang itulah yang
menyerahkan surat kepada Oh Li cu, maka ia bertanya
lebih jauh: "Siapa yang suruh kalian pindah dari gedung kediaman Lo pocu dan berkumpul di gedung kediaman nona?"
"Be congkoan!" sahut segenap dayang bersama sama Lan See giok manggut-manggut sambil melirik sekejap
kearah Siau cian dan Oh Li Cuhttp://kangzusi.com/
"Menurut Be congkoan" timbrung Oh Li cu kemudian,
"ia berbuat, demikian agar para dayang tidak mengusik barang-barang milik lo pocu, itulah sebabnya mereka
dikumpulkan di sini."
Sekali lagi Lan See giok manggut-manggut ia tahu hal
tersebut hanya merupakan bagian dari siasat busuk Be
Siong pak, maka kepada para dayang iapun bertanya lebih
jauh. "Sewaktu Thio Wi kang memasuki kamar pribadi Lo
pocu malam itu, siapakah diantara kalian yang melihat
perbuatannya itu?"
Para dayang segera saling berpandangan dengan wajah
bimbang, sampai lama sekali belum juga ada yang
menjawab. Berhubung Lan See giok merasa apa yang diharap
ternyata memang mirip dengan apa yang diduga, diapun
mengulapkan tangannya seraya berseru kemudian:
"Sekarang kalian boleh pergi tidur!".
Bagaikan mmemperoleh pengampunan, serentak kawanan dayang itu memberi hormat sambil mengiakan.
kemudian bersama sama mengundurkan diri dari situ.
Sedangkan Lan See giok, Siau cian serta Oh Li cu masuk
kembali ke ruang dalam.
Dalam pada itu di jendela belakang ruang dalam telah
disulut setitik cahaya lentera.
Lan See giok mendekati jendela dan membukanya, ia
saksikan setiap jarak tiga kaki telah didirikan sebuah tiang dengan lentera yang besar. hal mana membuat suasana,
menjadi terang benderang.
http://kangzusi.com/
Selain itu, di sisi setiap lampu tersebut berdiri pula dua orang pengawal yang melakukan penjagaan, di lorong-lorong air tampak pula sampan bersimpang siur melakukan
perondaan. Menyaksikan kesemuanya itu, Lan See giok manggutmanggut dengan perasaan puas, kepada Siau cian dan Oh
Li cu yang berada dibelakangnya ia berkata
"Penjagaan dalam keadaan beginilah baru bisa dibilang sebagai suatu penjagaan yang ketat."
Siau cian serta Oh Li cu manggut-manggut pula sambil
memuji tiada hentinya.
Lan See giok menutup kembali jendelanya, kemudian
sambil berpaling kearah Oh Li cu dia bertanya:
"Terhadap tindakan Be Siong pak memasuki gedung
kediaman Oh Tin san, apakah kau merasa agar di luar
dugaan?" Oh Li cu segera mengangguk.
"Yaa, memang aneh sekali," sahutnya keheranan,
"peristiwa ini memang sama sekali di luar dugaanku."
Lan See giok tertawa hambar, lalu secara ringkas ia
menceritakan pengalamannya sampai menemukan Be
Siong pak memasuki kamar rahasia, akhirnya sambil
memandang wajah Oh Li cu yang diliputi perasaan kaget,
ia bertanya lagi:
"Dibalik kamar Oh Tin san ternyata terdapat kamar
rahasia, sebelum kejadian ini apakah kau sudah tahu?"
Oh Li cu segera menggelengkan kepalanya berulang kali,
jawabnya lirih:
"Pada hakekatnya aku tidak mengetahui akan persoalan ini, tapi jika ditinjau keadaan tersebut, bisa jadi soal tahu
http://kangzusi.com/
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
atau tidaknya Oh Tin san akan kamar rahasia di dalam
kamarnya masih menjadi sebuah tanda tanya besar."
"Bukankah dahulu Oh Tin san juga termasuk anak buah Phoa yang ong atau dia bukan?" tanya Siau cian tidak mengerti.
Oh Li cu termenung sebentar, kemudian menjawab:
"Kemungkinan besar dia hanya sebagai tamu agung saja waktu itu, atau turut serta di dalam merencanakan atau
merundingkan suatu persoalan, bisa jadi dia tidak
mengetahui akan rahasia tersebut."
"Bila kita himpun semua keterangan yang ada kemudian menarik kesimpulan, kalau toh Thio Wi kang dan Be Siong
pak adalah bekas anak buah Phoa yang ong pocu yang
terdahulu, berarti merekapun sering turut di dalam
perundingan rahasia yang diselenggarakan dalam ruang
rahasia tersebut.
"Thio Wi kang dan Be Siong pak tentu mengetahui juga
kalau di dalam ruang rahasia itu tersimpan harta mestika yang tak ternilai harganya sehingga menimbulkan sifat
kemaruk pada diri mereka.
"Oh Tin san bisa mmemperoleh bantuan dari Thio Wi
kang dan Be Siong pak untuk melaksanakan pembunuhan
atas diri Phoa yang ong. sudah bisa dipastikan masalah
harta karun yang berada di dalam ruangan rahasia tersebut merupakan alasan mereka yang terutama.
"Mungkin juga Thio Wi kang serta Be Siong pak tidak menyangka kalau Oh Tin san tetap akan berdiam dalam
gedung milik Phoa yang ong setelah meneruskan jabatan
sebagai pocu dalam benteng itu, akibatnya merekapun tak
pernah mmemperoleh kesempatan untuk memasuki ruang
rahasia itu. http://kangzusi.com/
"Secara kebetulan Oh Tin san suami istri berangkat
keluar lautan, kali ini enci Cu juga belum pulang dari
berpergian, kesempatan semacam ini memang merupakan
kesempatan terbaik bagi mereka untuk melakukan
penyelidikan atas letak harta karun tersebut.
"Thio Wi kang maupun Be Siong pak sama-sama
mempunyai maksud jahat dan kedua belah pihak samasama berniat mengangkangi segenap isi harta karun dalam
ruang rahasia itu bagi kepentingan pribadinya. Maka
sewaktu malam itu Thio Wi kang mulai bertindak
memasuki ruang rahasia untuk menyelidiki letak harta
karun tersebut, dibunuhlah orang itu oleh Be Siong pak
hingga akhirnya tewas di tengah halaman gedung.
"Sedang mengenai soal apakah Oh Tin san tahu tentang rahasia tersebut, rasanya masalah ini sudah bukan
merupakan persoalan yang serius lagi .."
Oh Li cu manggut-manggut berulang kali, tapi ia toh
bertanya lagi dengan nada tidak mengerti:
"Tapi kali ini, mengapa Be Siong pak memasuki ruang rahasia lagi secara diam-diam?"
Sebelum pemuda itu menjawab, Siau Cian sudah
menjelaskan terlebih dulu:
"Berdasarkan kesimpulan yang kuambil setelah melihat keadaan waktu itu, Be Siong pak pasti belum berhasil
menemukan harta karun yang berada dalam ruang rahasia
itu, adapun tujuannya memasuki gedung itu lagi, pastilah disebabkan
kepulangan adik Giok, maka dengan menyerempet bahaya dia hendak melakukan penyelidikan
sekali lagi dengan harapan kali ini berhasil menemukan
sesuatu yang aneh!"
http://kangzusi.com/
"Yaaa, tampaknya setiap orang yang melakukan
kejahatan, pada akhirnya memang tak akan lolos dari
pembalasan.." gumam Oh Ii cu dengan suara lirih.
"Yaaa benar," sahut Lan See giok, "bisa di bayangkan, berapa banyak pikiran, tenaga serta biaya yang dihabiskan Phoa yang ong sewaktu mendirikan bangunan benteng ini
dulu, cukup ruang rahasia tersebut, entah berapa banyak
materi yang telah dihabiskan.."
Tampaknya Oh Li cu sangat berharap bisa menyaksikan
keadaan ruang rahasia tersebut, ia segera mengomel:
"Coba kalau adik Giok tidak mengumumkan larangan
kepada setiap orang untuk memasuki gedung tersebut
sebelum kepulangan Oh Tin san suami istri, sekarang juga kita dapat memasuki lorong rahasia itu lagi untuk
melakukan pemeriksaan."
Lan See giok tertawa.
"Sebenarnya ada tiga alasan bagiku untuk melarang
setiap orang memasuki gedung itu:
"Ke satu, dengan kesempatan setahun yang tersedia bagi Be Siong pak. nyatanya dia belum berhasil menemukan
benda yang dicari, dari sini membuktikan kalau rahasia
dalam ruangan tersebut tak mungkin bisa dipecahkan di
dalam satu dua hari saja.
"Ke dua, sekarang kita sudah tahu kalau Oh Tin san
suami istri telah pergi ke tempat kediaman Wan san popo, dan lagi kita pun akan berangkat dalam dua hari
mendatang, mungkin kepergian kali ini akan mencapai satu bulan malah setengah tahun lamanya, bila keadaan dalam
gedung tersebut keburu bocor, sedang kita tak ada disini, bukankah ini sama berarti memberi kesempatan kepada
sementara oknum untuk menunggangi peluang tersebut"
http://kangzusi.com/
"Ketiga, saat ini segenap anggota benteng sama-sama
membicarakan masalah gedung tersebut, semua orang
curiga, tak tenang dan takut akan hal-hal yang tahayul,
apalagi dengan kepandaian yang begitu hebat dari Be Siong pak serta Thio Wi kang pun akhir nya ditemukan tewas
dimuka gedung, bayangkan saja, siapakah diantara mereka
yang berani melakukan penyelidikan lagi di dalam gedung
tersebut, apalagi merekapun belum mengetahui tentang
rahasia ruangan rahasia itu.
"Menurut pandanganku, lebih baik tunggu saja sampai kita kembali dari bukit Wan san baru melakukan.
penyelidikan secara diam-diam, kemudian hasil penyelidikan tersebut kita umumkan kepada segenap
anggota benteng, apa tindakan ini tidak bagus?"
Mendengar sampai di situ, Siau cian dan Oh Li cu samasama mengangguk sambil memuji.
Begitulah, berhubung besoknya mereka masih harus
menempuh perjalanan untuk melaksanakan tugas, mereka
bertiga segera kembali ke tempat masing-masing untuk
beristirahat. Tanpa terasa fajar sudah mulai menyingsing di ufuk
timur. Pertama tama Oh Li cu mengutus orang untuk
memberitahu kepada ke empat komandan kapal perang
bahwa sau pocu hendak keluar benteng untuk melakukan
pemeriksaan apakah kapal-kapal perang pihak Lim lo pa
telah mengundurkan diri semua dari telaga Phoa yang oh,
kemudian memerintahkan pula kepada komandan Ciang
agar tengah hari nanti mengirim sebuah kapal pengangkut
untuk membawa kembali kuda milik sau pocu yang ada di
pantai telaga barat.
http://kangzusi.com/
Selesai sarapan, Lan See giok, Siau cian dan Oh Li cu
dengan memerintahkan dua orang dayang untuk mendayung sebuah sampan kecil, segera berangkat
meninggalkan benteng.
Waktu itu matahari sudah bersinar cerah, sinar matahari
yang lembut menyinari seluruh permukaan telaga dan
memercikkan cahaya keemas emasan yang menyilaukan
mata. Keluar dari padang ilalang, sampan di kemudikan
menuju ke arah barat laut.
Setengah jam kemudian, di ujung langit sana muncul
bayangan gunung dan hutan yang lebat.
Berdiri di ujung geladak, Lan See giok bergumam agak
murung. "Entah si naga sakti pembalik sungai Thio loko serta Thi gou sudah kembali belum?"
Siau cian termenung sejenak, kemudian sahutnya:
"Menurut perhitungan ibuku, seharusnya kemarin
malam mereka sudah tiba disini!"
Lan See giok ingin selekasnya mengetahui jejak gurunya
serta membalaskan dendam bagi kematian ayahnya, dia
berharap si naga sakti pembalik sungai bisa memberi kabar gembira kepadanya.
Sampan masih melaju ke depan dengan kecepatan tinggi
.. Lambat laun di depan situ muncul bayangan tanggul,
kemudian tampak kaum wanita sedang mencuci pakaian,
gadis-gadis nelayan membetulkan jala serta anak-anak yang sedang berlarian ..
Ketika menjelang pantai tersebut. Lan See giok
menyaksikan pula di sisi sebaris kapal dimana ia pernah
http://kangzusi.com/
menyembunyikan diri dulu hampir sebagian besar perahu
telah turun ke telaga untuk menangkap ikan, kini hanya
tertambat satu dua buah sampan belaka.
Peristiwa malam itu, ketika ia menyembunyikan diri
dibalik sampan melintas kembali dalam benaknya.
Ia seolah-olah menyaksikan wajah To Seng cu yang
ramah dicekam perasaan murung dan kesal ..
Diapun seakan akan menjumpai wajah si naga sakti
pembalik sungai dicekam kegelisahan ..
Diapun seperti melihat adik seperguruan nya Si Cay soat
sedang terkejut, gelisah dan tegang ..
Akhirnya Lan See giok tersadar kembali dari
lamunannya. Ketika ia mendongakkan kepalanya kembali,
ternyata jaraknya dengan tepi pantai tinggal sepuluh kaki.
Setelah menambat sampan di pantai, mereka bertiga
segera melompat naik ke atas daratan, sedangkan kedua
orang dayang itu kembali ke telaga untuk menantikan
datang nya kapal pengangkut yang dikirim komandan
Ciang. Kemudian Lan See giok bertiga di pantai telaga itu
segera disambut oleh sekelompok, anak-anak kecil yang
datang mengerubung.
Mendadak dari belakang mereka kedengaran suara
teriakan keras:
"Hai, coba lihat, enci Soat telah datang!"
Ketika Lan See giok mendongakkan kepalanya, dia
melihat ada sesosok bayangan merah sedang meluncur
datang dari balik hutan bambu di depan sana, orang itu
adalah adik Soat, dan dia tak menyangka anak-anak di
dusun itu masih tetap mengenal Si Cay soat.
http://kangzusi.com/
Berpikir demikian, tanpa terasa dia berpaling dan
memandang sekejap kearah bocah-bocah itu.
Ketika Lan See giok berpaling, kembali terdengar bocahbocah itu berteriak keras:
"Aaaah, rupanya dia, yaa rupanya dia .. haaahh..
haaahh.. dia kan bocah tanggung yang dihajar enci Soat
sampai lari terbirit birit?"
Teriakan ini kontan saja membuat paras muka Lan See
giok menjadi merah padam.
Si Cay soat tersenyum manis ke arah pemuda itu,
kemudian kepada Siau cian dan Oh Li cu katanya sambil
tertawa: "Begitu kudengar suara teriakan adik-adik kecil ini, sudah kuketahui tentu kalian yang telah datang."
Sambil berkata dia menuding ke arah sekelompok bocah
yang mengelilingi mereka berempat.
Siau cian sangat menguatirkan ibunya, dia segera
bertanya dengan penuh perhatian:
"Adik Soat, mana ibuku?"
Si Cay soat tertawa, agaknya dia sedang mentertawakan
Siau cian yang tak bisa berpisah dengan ibunya, kemudian sahutnya sambil tertawa riang:
"Bibi sedang - berunding dengan Thio loko."
Mendengar jawaban ini, kembali Lan See giok bertanya
dengan gelisah:
"Mana adik Thi gou?"
Belum habis dia bertanya, dari balik hutan sudah
kedengaran suara teriakan dari -Thi gou yang penuh dengan kegembiraan:
http://kangzusi.com/
"Heei .. engkoh Giok .. engkoh Giok.."
Mendengar teriakan itu Lan See giok mendongakkan
kepalanya, tampak Siau thi gou yang hitam kulitnya sedang berlarian mendekat dengan cepat.
Baru pertama kali ini Siau cian serta Oh Li cu berjumpa
dengan Siau thi gou.
Ketika mereka saksikan bocah itu mengenakan pakaian
hitam sehingga membuat kulit tubuhnya yang memang
hitam bertambah hitam, di mana cuma nampak ke dua biji
matanya yang bulat besar saja, tanpa terasa mereka samasama tertawa geli.
Begitu mendekat, Siau thi gou langsung memeluk Lan
See giok dan berseru dengan girang bercampur marah:
"Engkoh Giok, cepat amat perjalananmu aku dan Thio
loko tak pernah berhasil menyusulmu!"
Lan See giok tertawa terbahak bahak.
"Haahh..haaahhh..haaahhh..aku kan menunggang kuda,
sudah barang tentu jauh lebih cepat dari pada kalian!"
"Padahal biar hujan badai pun kami tetap menempuh
perjalanan, tapi kenyataannya tidak mampu menyusulmu.."
Sebelum Siau thi gou menyelesaikan perkataannya, Si
Cay soat telah menimbrung dengan tak sabar:
"Sudah, sudahlah, ayo kita balik dulu ke rumah sebelum berbicara lagi."
Selesai berkata dia mengajak Lan See giok sekalian
menuju ke hutan bambu.
Thi gou berjalan pula di depan dengan langkah lebar,
setelah menembusi hutan bambu, di depan sana muncul
beberapa buah bangunan rumah kecil.
http://kangzusi.com/
Tiba di depan rumah mereka menembusi sebuah
halaman kecil dan masuk ke dalam ruangan, waktu itu Hu
yong siancu sedang berbicara dengan si naga sakti pembalik sungai, ketika melihat kedatangan See giok, kedua orang itu segera muncul untuk menyambut.
Dalam sekilas pandangan saja, Lan See giok dapat
melihat si naga sakti pembalik sungai yang bertubuh kekar itu, hanya di dalam waktu tujuh bulan saja wajahnya
kelihatan sudah jauh lebih tua dari semula
Saat ini, meskipun wajahnya masih tetap segar dan
penuh semangat, namun diatas wajahnya yang tua masih
tetap tersisa keletihan yang mencekam.
Bertemu dengan Lan See giok, si naga sakti pembalik
sungai segera berkata sambil tersenyum:
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ketika aku tiba kemarin tengah malam, kudengar dari putraku Ji keng yang mengatakan, saudara cilik serta adik Soat telah tiba dua hari berselang."
Lan See giok maju ke depan dan memberi hormat, lalu,
sahutnya dengan hangat.
"Siaute dengar dari adik Soat, katanya ketika engkoh tua ke situ, siaute baru saja turun gunung."
"Haaaahh..haaaaahhh..haaaahh
.. maka itulah, selangkah sudah terlambat, selanjutnya selalu ketinggalan ."
Selesai berkata kembali dia tertawa terbahak bahak.
Dari gelak tertawa si naga sakti pembalik sungai, Lan
See giok bisa merasakan bahwa kegembiraan orang itu
sudah jauh berkurang ketimbang dahulu.
Setelah masuk ke dalam ruangan, Lan See giok memberi
hormat dulu kepada bibinya, kemudian baru http://kangzusi.com/
memperkenalkan Oh Li cu kepada si naga sakti pembalik
sungai. Pada dasarnya si naga sakti pembalik sungai adalah
kenalan lama dari pemilik benteng Wi lim poo yang
terdahulu setelah mendengar penjelasan dari Hu yong
siancu tentang asal usul Oh Li cu yang sebenarnya, diapun menghela napas panjang.
Begitulah, dalam kesempatan tersebut Lan See giok
kembali menanyakan keadaan gurunya.
"Thio loko, selama setengah tahun ini, apakah kau
berhasil mendapat kabar tentang suhu"
Begitu menghadapi pertanyaan ini, paras muka si naga
sakti pembalik sungai segera dicekam kemurungan lagi.
"Anak Giok" Hu yong siancu segera menimbrung,
"situasi yang kita hadapi saat ini amat kalut, boleh dibilang menyangkut pula tentang mati hidupnya semua perguruan
dan partai besar di dalam dunia persilatan, soal bertemunya kau dengan Keng hian sian tiang dibukit Bu tong, juga telah kubicarakan dengan Thio lo enghiong.."
Pelan-pelan si naga sakti pembalik sungai mengangkat
kepalanya, kemudian menyela dengan sedih:
"Waktu itu aku bermaksud untuk menenangkan pikiran
dan perasaan kalian bertiga, dalam keadaan demikian
terpaksa engkoh tua harus memakai taktik semacam itu
untuk menghadapi kalian ."
Berbicara sampai di situ dia melirik sekejap ke arah Lan See giok, Si Cay soat dan Siau thi gou yang menanti dengan harapan serta kegelisahan, kemudian terusnya:
"Namun surat itu benar-benar tulisan dari Cia locianpwe sendiri, dia orang tua memerintahkan kepadaku untuk
http://kangzusi.com/
menghantar surat tersebut ke Hoa san dan menyerahkan
kepada kalian bila setengah tahun kemudian masih belum
juga nampak dia orang tua kembali.
"Tampaknya Cia locianpwe telah menduga bahwa di
dalam perjalanannya menuju ke luar lautan kali ini,
masalahnya tidak akan segampang masalah beradu
kepandaian biasa, karena itu dia telah persiapkan surat
tersebut guna menenteramkan hati kalian bertiga, dari pada mempengaruhi usaha kalian berlatih ilmu silat "
Belum selesai perkataan itu diutarakan, Siau thi gou
sudah mengucurkan air mata dan bertanya sambil
menangis: "Thio lo koko, sudah setahun lebih suhu belum juga
kembali, apakah dia tak akan kembali lagi?"
Siau cian teringat pula bagaimana To Seng cu
menghadiahkan pedang kepadanya serta mewariskan ilmu
silat kepadanya, karena itu diapun ikut menangis.
Sebaliknya Oh Li cu yang melihat semua orang
menangis, hatinya ikut sedih hingga air mata bercucuran
membasahi pipinya.
Akibatnya Hu Yong siancu dan si naga sakti pembalik
sungai tak bisa membendung pula kesedihan yang
mencekam perasaan mereka, sepasang mata mereka pun
turut berkaca kaca.
Lama kemudian, si naga sakti pembalik sungai baru
dapat menghibur sambil manggut-manggut.
"Tak usah kuatir Adik Thi gou, Cia locian-pwe adalah seorang tokoh persilatan yang memiliki kepandaian silat
sangat tangguh, belum ada manusia di dalam dunia ini yang mampu menandingi dia orang tua.."
http://kangzusi.com/
Siau thi gou agak tidak percaya, mendengar ucapan itu
dia segera membantah.
"Kalau memang begitu, kenapa suhu belum juga
kembali?" Hu yong siancu ada maksud untuk menghibur Siau thi
gou, dia segera menyela:
"Thi gou, biarpun jejak Cia locianpwe masih belum jelas hingga kini, namun kami sudah memastikan bahwa dia
terkurung di bukit Wan san.."
"Apa" Terkurung dibukit Wan san?" tanya Lan See giok dengan paras muka berubah.
Si naga sakti pembalik sungai manggut-manggut:
"Yaa, inilah hasil kesimpulan yang berhasil kami tarik berdasarkan kata-kata yang diucapkan To Seng-cu Cia
locianpwe sebelum berangkat tempo hari, benarkah dia
tersekap di bukit Wan san, hal ini belum bisa dipastikan seratus persen."
"Apa yang dikatakan suhu sebelum berangkat?" tanya Lan See giok dan Si Cay-soat hampir bersamaan waktunya.
"Sebelum berangkat Cia locianpwe telah berkata
kepadaku bahwa kali ini Lam hay lo-koay telah mewakili
Wan san-popo mengundang dirinya untuk berkunjung ke
bukit Wan-san sambil membicarakan rencana mereka untuk
menyatukan segenap perguruan dan partai silat yang ada di dunia ini, bila Cia Locianpwe tidak datang dan kemudian
terjadi peristiwa besar dalam dunia persilatan maka Cia
locianpwe tidak diperkenankan untuk turut mencampurinya. "Dengan tekad hendak melenyapkan semua bencana dari muka bumi akhirnya berangkat lah Cia locianpwe menuju
http://kangzusi.com/
bukit Wan-san untuk turut menghadiri pertemuan puncak
yang kali ini diselenggarakan Wan san popo sebab Lamhay-lokoay dan Su-to cinjin telah berada ditempat
kediaman Wan San-popo, maka tidak mungkin Cia
locianpwe pergi ke Hay-lam.
"Berdasarkan hal inilah Han lihiap dan aku segera
menyimpulkan bahwa Cia locianpwe telah disekap di bukit
Wan san atau dikarenakan pelbagai alasan, ia tak bisa
meninggalkan tempat tersebut untuk sementara waktu."
Lan See giok berusaha keras untuk mengendalikan
amarah yang berkobar di dalam dadanya, kemudian
bertanya lagi dengan tenang.
"Thio loko, kali ini kau buru-buru pergi ke Hoa san untuk menjumpai siaute, apakah maksudmu hendak
memberitahukan kepada siaute tentang berita ini?"
Si naga sakti pembalik sungai sudah dapat menangkap
hawa napsu membunuh yang menyelimuti wajah Lan See
giok, maka dia segera menggeleng sambil menjelaskan.
Semua perbuatan yang kulakukan hampir semuanya
menurut pesan yang ditinggalkan Cia locianpwe. sesungguhnya kedatanganku ke Hoa san tempo hari adalah
hendak berpesan kepada saudara cilik agar turun gunung
dan mulai mencari pembunuh ayah mu, bila urusan telah
selesai kau diminta pergi ke wan san untuk bersama Cia
Locian-pwe memecahkan pelbagai masalah lain"
Dengan kening berkerut dan amarah membara Lan See
giok segera berkata.
"Siaute telah berhasil menyelidiki bahwa pembunuh
ayahku adalah Oh Tin-san, dan kebetulan sekali diapun
berada dibukit Wan san, membalas dendam bagi kematian
ayahku. Menolong guru dari kesulitan, agaknya kedua hal
http://kangzusi.com/
tersebut dapat kita laksanakan bersama sama, menurut
Siaute masalah ini tak bisa ditunda tunda lagi, kita harus berangkat secepatnya"
Si naga sakti pembalik sungai cukup mengetahui
bagaimanakah perasaan Lan See giok saat ini, maka diapun mengangguk:.
"Ucapan saudara cilik memang benar, kita harus
berangkat secepatnya. tapi aku sudah pernah berangkat ke bukit Wan san dan diam-diam melakukan penyelidikan di
situ tatkala kembali dari bukit Hoa san setengah tahun
berselang."
Berkilat sepasang mata Lan See giok setelah mendengar
ucapan tersebut, dengan wajah terkejut bercampur girang
segera timbrungnya:
"Apakah kau berhasil mendapat kabar tentang suhu?"
Dengan wajah serba susah si naga sakti pembalik sungai
menerangkan: "Wan san terletak ditengah samudra yang dikelilingi dua ratus empat puluhan pulau kecil, bukan hanya begitu,
ombak samudra amat besar dan mengerikan, kepulauan itu
pun berderet-deret, ada yang lebat dengan pepohonan. ada pula yang gersang tak nampak tumbuhan apapun, ada pula
yang tenggelam disaat air pasang dan muncul kembali
disaat surut, keadaannya berbahaya dan amat rumit, sudah beberapa bulan lamanya aku melakukan pemeriksaan
namun akhirnya tanpa hasil .."
Timbul kembali kegelisahan dalam hati Lan See giok
setelah mendengar ucapan ini, tanpa terasa dia menyela:
"Menurut pendapatmu itu, bagaimanakah kita mesti
berbuat" Apakah tahu sukar dan kemudian mengundurkan
diri.." http://kangzusi.com/
"Ooooh, tentu saja kita harus pergi, biar gunung golok kuali berminyak mendidih pun tetap akan kita datangi,
untuk membunuh Oh Tin san dan menolong Cia
locianpwe, kita harus bertindak tanpa memperhitungkan
bagaimanakah resikonya . . . ."
Berbicara sampai disini, dia memandang sekejap ke arah
Lan See giok dengan tenang, kemudian sambungnya:
"Cuma saja, kita harus mempunyai suatu rencana yang cermat dan matang, dengan demikian kita baru punya
harapan untuk berhasil di dalam perjalanan kali ini. . ."
"Engkoh tua, rencana apakah yang kau miliki" Ayo cepat diarahkan keluar. . ." seru Si Cay soat tidak sabar.
Dengan pandangan hangat si naga sakti pembalik sungai
memandang sekejap ke arah Si Cay soat, kemudian
sambungnya: "Sudah beberapa kali aku dan Han lihiap merundingkan persoalan ini, menurut pen-dapat kami, jika kita hanya
mengandalkan kekuatan beberapa orang saja untuk mencari
letak pulau tersebut, akhirnya pasti akan mengalami nasib seperti usahaku dulu, gagal total, Sebaiknya bila dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan kemampuan Lam hay
lo koay dan Si to cinjin di tempat kediaman Wan san popo, andaikata bertemu dengan mereka, selain engkoh Giok mu
seorang, yang lainnya sudah pasti bukan tandingan mereka.
. ." Mendadak berkilat sepasang mata Lan See giok,
teriaknya keras-keras.
"Engkoh Thio, aku punya akal!"
Teriakan yang sangat tiba-tiba itu segera membuat
ruangan tersebut dicekam keheningan, semua sorot mata
orang sama-sama ditujukan kearah anak muda tersebut.
http://kangzusi.com/
Dengan keyakinan yang sudah mantap, si naga sakti
pembalik sungai bertanya:
"Kau mempunyai akal apa" Tak ada salahnya bila
saudara cilik kemukakan disini agar engkoh tua dan Han
lihiap bisa turut mengetahuinya ."
Dengan wajah gembira Lan See giok segera berkata.
"Berbicara soal kekuatan yang dimiliki Wi lim poo saat ini, mereka mempunyai ratusan buah kapal perang dan
anggota sebanyak dua ribuan lebih, asal kita mengerahkan segenap kekuatan untuk berangkat ke bukit Wan-san, satu
diantaranya pasti akan berhasil menemukan letak pulau
tersebut. Di samping itu kita dapat menyebarkan perhatian dari
Wan-san popo, dengan kemampuan yang ada, hasil yang
bakal diperoleh tentu akan lebih besar malahan bisa jadi sebelum kapal-kapal kita mengurung pulau Wan-san, Oh
Tin-san suami istri sudah terpancing keluar lebih dulu"
Bersamaan dengan selesainya ucapan itu Siau cian, Cay
soat dan Oh Li cu sama-sama berteriak tanda setuju.
Si naga sakti pembalik sungai memandang sekejap
kearah Hu-yong siancu sambil tertawa misterius, kemudian baru menyahut:
"Ternyata apa yang dikatakan saudara cilik sekarang persis seperti hasil perundinganku dengan Han lihiap."
Kemudian ia berhenti sejenak sambil melirik kearah Oh
Li cu, lalu terusnya.
"Cuma hal ini tergantung pada persetujuan nona Oh,
apakah ia setuju atau tidak."
Oh Li-cu segera tersenyum.
http://kangzusi.com/
"Boanpwe tidak mempunyai kemampuan apa-apa, sebab
kekuasaan tertinggi di dalam benteng Wi lim poo saat ini berada ditangan adik Giok, segala sesuatunya tergantung
pada perintahnya sedang boanpwe hanya akan turut
perintah saja "
Ucapan ini begitu diutarakan, semua orang sama-sama
dibikin tertegun, agaknya mereka tidak menyangka kalau
Oh Li cu bisa tanpa kekuasaan semacam ini.
Menyaksikan mimik wajah yang diperlihatkan semua
orang, Oh Li cu kembali tertawa sambil melanjutkan:
"Adik Giok mempunyai wibawa dan simpatik yang
sangat mendalam di benteng Wi lim poo, seperti sambutan
yang diberikan segenap anggota benteng kemarin, tentunya bibi serta adik berdua telah menyaksikan dengan mata
kepala sendiri hingga tak usah boanpwe tuturkan lagi, asal adik Giok menurunkan perintahnya sekarang, niscaya
segenap anggota benteng akan melakukan perintah tersebut dengan segera, dalam hal ini boanpwe berani menjamin."
Hu yong siancu berkerut kening, dengan perasaan kuatir
katanya tiba-tiba:
"Yang kita kuatirkan sekarang justru ulah dari Be Siong pak, siapa tahu dia bermain gila secara diam-diam?"
Siau cian segera tertawa cekikikan sambil menyela:
"Saat ini, mungkin jenasah Be Siong pak sudah lama
menjadi kaku .."
Begitu ucapan mana diutarakan, selain Lan See giok dan
Oh Li cu, semuanya sama-sama berseru kaget dengan
wajah berubah: "Kenapa?" Hu yong siancu segera bertanya dengan wajah tidak mengerti.
http://kangzusi.com/
Oh Li cu tersenyum, secara ringkas ia lantas
menceritakan kisah yang dialami Lan see giok sekalian
pada malam itu .
Sewaktu selesai mendengar kisah mana, si naga sakti
pembalik sungai segera menepuk pahanya sambil berseru
dengan gembira:
"Bagus sekali kalau begitu, besok, kita bisa segera berangkat, dengan melewati sungai tiangkang, melalui Kim-leng, Go-siong langsung menuju samudra dan mencapai
pulau Wan-san"
Tiba-tiba Hu yong siancu menyela sambil tersenyum.
"Kalau toh kita sudah mengambil keputusan untuk
berbuat demikian, aku rasa kita tak perlu terburu napsu lagi, yang pertama kita mesti lakukan adalah membuat para
komandan dan anggota Wi lim poo tahu bahwa mereka
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hendak melakukan perjalanan jauh, kemudian mereka
harus mempersiapkan pula kebutuhan bagi ratusan buah
kapal perang tersebut dalam melakukan perjalanan jauh.
aku rasa untuk kedua hal ini kita memerlukan waktu cukup lama. di samping itu kita sendiri toh mesti mempunyai
persiapan juga, sebab di dalam perjalanan menuju ke Wansan kali ini. meski hanya membutuhkan waktu setengah
bulan, tapi siapapun tak bisa memastikan kalau kita tak
akan mengunjungi Hay lam."
Tidak sampai Hu yong siancu menyelesaikan katakatanya, dengan wajah memerah si naga sakti pembalik
sungai telah mengangguk berulang kali.
"Benar, benar sekali, kalau begitu kita laksanakan sesuai dengan perkataan Han lihiap tadi, tapi kita harus
menggunakan alasan apa untuk menggerakkan kapal-kapal
perang dari benteng Wi lim-poo tersebut?"
http://kangzusi.com/
"Apakah Thio locianpwe akan turut serta di dalam
perjalanan kali ini?" tiba-tiba Oh Li-cu menyela:
"Tentu saja harus ikut." sela Lan See giok.
"Kalau begitu, jika kita tidak mempunyai sebuah alasan yang cocok dan bisa diterima dengan akal sehat, niscaya
perbuatan kita ini akan menimbulkan kecurigaan dari para komandan kapal perang Wi-lim-poo!"
"Ucapan nona memang benar" Si naga sakti pembalik sungai segera manggut manggut dengan kening berkerut.
Oh Li-cu tertawa hambar.
"Harap Thio locianpwe jangan menyebutku dengan
nama margaku yang sebenarnya, sebab dengan panggilan
tersebut, tentu akan mudah memancing kecurigaan orangorang Wi lim-poo"
"Baik, baiklah" sahut naga sakti pembalik sungai sambil mengangguk berulang kali. "aku memang sudah makin tua, sehingga kian tua kian bertambah pikun saja,"
Oleh ucapan tersebut, semua orang segera tertawa geli.
Hu yong siancu segera mengulapkan tangan nya
mencegah semua orang tertawa lebih lanjut, setelah itu
katanya dengan serius:
"Biarpun aku dan Thio lo enghiong berhasil memikirkan cara tersebut, namun kami selalu merasa bahwa cara
tersebut kurang begitu terbuka dan jujur. . ."
"Untuk menghadapi kawanan manusia yang licik busuk
dan berbahaya semacam itu, buat apa kita mesti
membicarakan soal jujur, atau tidak apalagi Oh Tin san
adalah musuh besar pembunuh ayahku. Dengan cara
apapun aku bertekad membinasakan dirinya"."
http://kangzusi.com/
"Anak Giok" ujar Hu yong siancu dengan sungguh-sungguh. "biarpun orang lain licin dan banyak tipu
muslihatnya. Namun jangan mengurangi kejujuran dan
kelurusan kita di dalam bertindak, apalagi kitapun harus memikirkan
pertanggungan jawab kita terhadap keselamatan segenap anggota Wi- lim-poo yang kita ajak
berangkat bersama-sama itu. . ."
Merah dadu selembar wajah Lan See-giok, namun ia
sadar bahwa perkataan itu memang benar, karenanya
diapun membisu di dalam seribu bahasa, terdengar Huyong siancu berkata lebih jauh.
"Sekarang sudah ada kenyataan bahwa Be Siong-pak
hendak menyelidiki gedung kediaman bagian dalam, apa
salahnya jika kita manfaatkan kesempatan ini untuk
membongkar rahasia kematian dari Phoa yang ong Kian
pocu dimasa lampau" Kita dapat beralasan hendak
menangkap pembunuh keji itu di Wan-san, bahkan
kemudian setelah persoalan itu kita bisa mengajak para
komandan bersama-sama melakukan pembuktian di dalam
kamar rahasia tersebut aku yakin segenap anggota Wi limpoo pasti bisa kita tundukkan."
Mendengar sampai di situ, si naga sakti pembalik sungai
yang pertama-tama bertepuk tangan lebih dulu tanda setuju, menyusul kemudian Lan See-giok sekalian juga manggut
manggut sambil memuji:
"Kalau memang begitu, kita boleh mulai bekerja
sekarang" kata naga sakti pembalik sungai kemudian
dengan gembira.
Hu yong siancu segera berpaling kearah Lan See giok
dan Oh Li cu, kemudian tanyanya:
"Apakah kalian sudah mengirim kapal besar datang
kemari?" http://kangzusi.com/
Lan See giok memandang kearah matahari yang
ditengah angkasa. kemudian menyahut:
"Yaa, aku mengirim sebuah kapal kemari, mungkin saat ini sudah tiba disini."
"Langkah pertama kita harus mengangkut kuda-kuda itu pulang ke benteng!" kata Hu yong siancu kemudian.
"kedua, nona Oh harus mengatur kedua orang dayang agar pulang menyampaikan perintah kepada komandan kapal
agar besok pagi berangkat, di samping itu menyebar luaskan tentang sebab-sebab kematian Phoa yang ong si pocu di
masa lalu kemudian secara diam-diam sebarkan pula kabar
yang mengatakan kemungkinan besar Oh Tin san suami
istri akan terbunuh di luar lautan. usahakan agar anggota benteng mengetahui tentang berita ini.."
Setelah berhenti sejenak, ia baru memandang sekejap
semua orang yang hadir dan menambahkan:
"Sekarang secara terpisah kita lakukan persiapan untuk memenuhi barang-barang yang dibutuhkan, besok tengah
hari kita naik perahu dari sini dan bersama-sama kembali ke benteng Wi lim poo."
Baru selesai dia berkata, dua orang pelayan telah muncul menyiapkan makan siang.
Dengan gembira si naga sakti pembalik sungai segera
berseru. "Mari kita bersantap dulu, selesai bersantap kita baru melaksanakan tugas masing-masing"."
Dalam kesempatan itu Hu yong siancu berpaling kearah
Oh Li-cu dan berpesan:
http://kangzusi.com/
"Nona Oh, malam nanti kau bersama anak Cian dan
anak Giok boleh menginap di tempatku sana, sebab aku
masih ada urusan dan malam ini tak dapat kembali .."
Belum habis ia berkata, Thi gou telah berteriak dengan
marah. "Tidak, tidak. malam ini semua orang tak boleh tidur bersama engkoh Giok, aku si Thi gou yang akan tidur
bersama engkoh Giok.."
Atas teriakan ini, si naga sakti pembalik sungai segera
tertawa terbahak-bahak kegelian.
Sedangkan Si Cay soat dengan kening berkerut segera
mengomel: "Thi gou, siapa sih yang menyuruh kau mengaco belo
tidak karuan ..?"
Sebaliknya paras muka Siau cian dan Oh Li cu berubah
menjadi merah padam, mereka tertunduk malu meski
matanya sempat memandang sekejap ke arah Lan See giok
yang berdiri jengah pula di situ.
ooo0dw0ooo BAB 30 HU YONG SIANCU sendiri hanya tersenyum sambil
membungkam diri, agaknya dia merasa tidak mampu untuk
memberi penjelasan kepada Siau thi gou yang polos tapi
menyenangkan ini.
Dari mimik muka semua orang, Siau thi gou menyadari
kalau dia sudah salah berbicara, tak heran kalau enci
Soatnya mengumpat dan menegurnya.
http://kangzusi.com/
"Siau thi gou" kata si naga sakti pembalik sungai kemudian dengan gembira, "di kemudian hari, bila kau tetap bersikeras demikian, pokoknya kau pasti akan
disediakan makanan-makanan yang lezat.." sambil berkata sekali lagi ia tertawa tergelak.
Merah dadu selembar wajah Si Cay soat, kontan saja ia
mengomel: "Thio loko. jenggotmu saja sudah memutih
semua. Tapi sifatmu masih saja seperti adik Gou."
Hu yong siancu tertawa, selanya kemudian: "Kalau
memang begitu biarlah Thi gou dan anak Giok tidur di
rumahku sedang nona Oh tinggal dirumah kediaman Thio
lo enghiong."
"Bibi, anak Cu masih harus menengok enci ku Be Cui
peng.." sela Oh Li cu segera, baru sekarang Hu yong siancu teringat kembali akan Tok Nio-cu, maka diapun bertanya
dengan cemas. "Saat ini Gui hujin berada dimana?"
"Dia berdiam di sebuah rumah nelayan dalam dusun
ini." "Kalau begitu cepat kau undang dia ke mari" seru naga sakti pembalik sungai dengan cepat.
Tapi Oh Li cu segera menggeleng, katanya sambil
tersenyum: "Tidak usah, biar kita bersua kembali besok pagi diatas perahu saja."
Hu yong siancu dan naga sakti pembalik sungai tahu
kalau diantara mereka kakak beradik pasti masih ada
persoalan pribadi yang hendak dibicarakan, karena itu
merekapun tidak kukuh dengan pendirian "Enci Cu, tolong titip salam buat enci Peng, katakan kepadanya bahwa hari
http://kangzusi.com/
ini siaute belum berkesempatan untuk pergi menengok nya"
kata Lan See giok pula sambi1 tertawa.
Oh Li-cu tertawa penuh rasa terima kasih sambil
mengangguk, setelah berpamitan kepada semua orang. ia
berangkat lebih dulu.
Kemudian Hu yong siancu juga memberi pesan-pesan
kepada Siau cian.
Tatkala Lan See giok dan siau cian, berpamitan dengan
Hu yong siancu serta naga sakti pembalik sungai, tiba-tiba Siau thi gou mengurungkan niatnya untuk pergi bersama
pemuda itu. Melihat hal ini. Naga sakti pembalik sungai segera
tertawa terbahak-bahak, teriaknya dengan gembira.
"Haaahh.. haaahhh.. haaahhh.. Thi gou memang tepat
sekali bila kau berada disini saja, nah pergilah untuk
mencari Sam keng untuk bermain bola dengan mereka"
Siau thi gou bersorak gembira dan segera berlarian keluar dari ruangan.
Lan See giok dan Siau cian tahu sudah pasti Si Cay soat
yang secara diam-diam menghalangi niat Siau thi gou
tersebut, kalau tidak, tak mungkin Siau Thi gou akan
berubah pendirian ditengah jalan.
Berpendapat demikian, tanpa terasa dia memandang
sekejap ke arah Si Cay soat sambil tertawa penuh rasa
terima kasih. Setelah keluar dari halaman rumah, untuk menghindari
perhatian orang maka kedua orang itu menempuh
perjalanannya dengan menelusuri jalan setapak dibelakang dusun,
http://kangzusi.com/
Waktu itu matahari sedang bersinar cerah ditengah
angkasa. langit cerah dan angin berhembus sepoi-sepoi.
Lan See giok dan Siau cian menelusuri jalan yang
dikelilingi pemandangan alam indah, perasaan mereka
terasa lebih lapang dan gembira.
Tak sampai satu jam kemudian, sampailah mereka di
dusun nelayan yang lain, ketika Siau cian membuka kunci
pintu dan masuk ke dalam halaman, ditemukan rumahnya
berada dalam keadaan bersih dan tak ada sedikit debupun
yang menempel di situ, dia tahu tentu ibunya sudah pulang lebih dulu untuk membereskan rumahnya.
Bagi Lan See giok, kali ini merupakan kesempatan yang
pertama baginya dapat bersama-sama enci Ciannya tanpa
diganggu oleh kehadiran pihak ketiga, sudah lama dia
impikan kesempatan seperti apa yang dialaminya hari ini.
Siau cian pergi menyiapkan air teh, lalu berdua duduk di ruang dalam sambil berpandangan tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Siau cian yang dipandang sedemikian rupa oleh pemuda
itu kontan saja merasakan hatinya berdebar dan
perasaannya tidak tenang.
Dia tak tahu mengapa bisa begitu, semakin tenangtenang suasananya dia merasa hatinya semakin gugup.
Maka nona itupun bangkit berdiri dan berjalan mondar
mandir dalam ruangan dengan perasaan gelisah yang tak
terlukiskan dengan kata-kata mencekam benaknya, apa
yang digelisahkan"
Ia sendiri pun tak mampu mengutarakannya keluar.
Lan See giok yang menyaksikan keadaan tersebut
menjadi amat keheranan, dengan kening berkerut tegurnya
kemudian: http://kangzusi.com/
"Enci Cian, apakah kau sedang memikirkan bibi?"
Tergerak perasaan Siau cian, ia segera berhenti dan
manggut-manggut, sahutnya:
"Yaa, entah sampai kapan ibu baru akan kembali?" .
Ia duduk di depan pembaringan dan meneguk air teh
dengan perasaan tak tenang.
Lan See giok segera teringat akan sesuatu, cepat-cepat
dia bertanya: "Enci Cian, sebenarnya bibi kemana sih?"
"Setiap satu dua bulan sekali, ibu tentu akan pergi ke Kwan im an di Khu leng."
Dengan perasaan terkejut agak berubah wajah Lan See
giok, ia bertanya lagi.
"Bukankah kuil Kwan im an merupakan tempat tinggal
kaum rahib.?"
"Benar.." Siau cian mengangguk sedih, "Pemimpin kuil itu merupakan seorang nikou kenalan ibu semasa masih
berkelana di dalam dunia persilatan dulu."
Sebelum Siau cian menyelesaikan kata katanya, dengan
kening berkerut Lan See giok segera bangkit berdiri.
Menjumpai hal tersebut, dengan perasaan terkejut
bercampur gelisah Siau cian, segera menegur:
"Adik Giok, mau apa kau?"
"Hmm, aku hendak memperingatkan nikou tersebut, jika ia berani membujuk bibi memasuki kuil tersebut, akan
kubakar Lam hay toa si Kwan im an itu sampai rata dengan tanah.."
Kontan saja Siau cian tertawa cekikikan.
http://kangzusi.com/
"Coba kau lihat tampangmu yang gelisah itu, biarpun pengalaman ibu selama ini tidak menguntungkan dan selalu menderita, toh dia masih mempunyai anak, sebelum
harapannya terkabul, masa dia akan menjadi nikou?"
Tergerak hati Lan See giok mendengar ucapan itu, dia
segera teringat kembali dengan pengalaman bibinya yang
masih menjadi tanda tanya baginya.
Maka dengan wajah lebih tenang ia duduk kembali di
tempat semula, kemudian dengan nada mendatar ia
bertanya: "Enci Cian, mengapa sih bibi begitu benci dengan Pek Im hong dari Lim lo pah tersebut?"
Terbayang kembali pengalaman tragis yang dialami
ibunya. segera timbul perasaan murung dan pedih dalam
hati Siau cian, perasaan tak tenang yang semula mencekam perasaannya kini turut lenyap pula tak berbekas.
Dengan kening berkerut dan pandangan sedih dia
memandang sekejap ke arah pemuda itu, bukan menjawab
dia justru balik bertanya:
"Apakah kau mengetahui tentang pengalaman sedih
yang dialami ibu sepanjang hidupnya?"
Anak Harimau Karya Siau Siau di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lan See giok tidak leluasa untuk mengatakan tak tahu,
maka sahutnya kemudian:
"Sewaktu masih kecil dulu, aku sering kali mendengar ibuku membicarakan tentang persoalan ini, cuma saja aku
sudah tak dapat mengingatnya kembali.."
Agaknya Siau cian mengetahui dengan jelas sampai
dimanakah hubungan antara ibunya dengan orang tua Lan
See giok, maka dengan perasaan tak paham ia bertanya:
"Apa cerita ibumu dulu. . ."
http://kangzusi.com/
Lan See giok tidak menyangka Siau cian akan bertanya
demikian tapi ia segera berpikir lain, jawabnya segera:
"Sebelum meninggal ibuku berpesan agar aku jangan
melupakan bibi Wan!"
Siau cian segera menghela napas sedih:
"Aaai.. semasa masih gadis dulu, nama ibu sudah
termasyhur di seantero dunia persilatan, tatkala mencapai usia sembilan belas tahun ia telah bertemu dengan seorang pemuda tampan yang mempergunakan sema-cam senjata
berbentuk aneh, orang itu adalah Gurdi emas peluru perak paman Lan yang namanya menggetarkan seluruh dunia
persilatan."
"Ibu dan paman Lan merasa jatuh hati dalam pandangan pertama, ditambah pula mereka punya urusan untuk
bersama-sama pergi ke Ciong-lay-san, maka hubungan yang
makin erat menumbuhkan benih cinta, kemudian ibu
mengetahui bahwa paman Lan sesungguhnya sudah
menjalin cinta yang mendalam dengan Ki lu lihiap Ong yan hoa jauh sebelum mereka berdua saling berkenalan."
"Mungkin ibu beranggapan bahwa ia tak pantas merebut kekasih orang lain, tapi menurut ibu sebenarnya ia kuatir paman Lan tak akan memperoleh kebahagian di kemudian
hari, maka diapun memutuskan untuk meninggalkan
paman Lan.."
Tergerak perasaan Lan See giok setelah mendengar
sampai di situ, tiba-tiba dia menimbrung:
"Enci Cian, menurut
pendapatmu bagaimanakah keputusan bibi waktu itu" Apakah tindakan yang
diambilnya itu benar?"
http://kangzusi.com/
Siau cian memandang sekejap kearah Lan See giok
dengan pandangan cinta, kemudian sambil tertawa paksa
dia menggeleng:
"Aku tidak tahu, aku hanya mengetahui bahwa sejak ibu dan ayah kawin, hatinya selalu menderita."
"Enci Cian, maafkan kegegabahanku, sebenarnya siaute ingin sekali mengetahui alasan bibi sampai kawin dengan
ayahmu Ciu ki san.."
Senyuman yang semula menghiasi wajah Siau cian
seketika hilang lenyap tak berbekas, katanya kemudian
dengan sedih: "Membicarakan persoalan ini, sebenarnya hal tersebut akan melukai perasaan hatiku, namun akupun mempunyai
hal-hal yang pantas dibanggakan, yaitu sejak ibu kawin
dengan ayah, ia memang seorang istri yang setia, betul
bahwa ibu seringkali bertemu dengan paman Lan semenjak
kematian ayahku, namun aku tahu ibu selalu menjaga
kesucian tubuhnya.."
Tiba-tiba Lan See giok merasakan hatinya bergetar keras, bibirnya bergetar tanpa terasa, namun ia toh merasa kurang leluasa untuk bertanya kepada gadis itu darimana ia bisa tahu"
Tampaknya Siau cian dapat meraba suara hati si anak
muda tersebut, ia segera menjelaskan:
"Pada mulanya, setiap kali ibu pergi keluar dia selalu kembali dengan cepat, tapi lambat laun ia baru pulang
menjelang tengah malam, waktu itu aku merasa amat
menderita dan marah, ada suatu waktu aku sengaja
menguntit Ibu secara diam-diam, ingin kulihat sebenarnya rahasia apakah yang dia miliki.."
http://kangzusi.com/
Diam-diam Lan See giok mencemaskan ayah dan
bibinya, dengan penuh perhatian ia bertanya:
"Tentunya bibi telah pergi ke kuil Kwan im an bukan?"
"Tidak" Siau cian menggeleng, "Ibu memasuki hutan yang lebat itu dan menuju ke suatu tempat yang sangat
gelap, dari situlah melayang turun seorang lelaki setengah umur berdandan sastrawan, dia mempunyai wajah yang
tampan dengan sedikit kumis, meski rambutnya mulai
berubah, namun tidak menutupi ketampanan nya semasa
masih muda dulu.."
"Dia.. dia adalah ayahku!" ucap See giok emosi.
Siau cian mengangguk, lanjutnya:
"Waktu itu aku sangat gusar, kalau bisa ingin kubunuh sastrawan tampan itu, di samping akupun sangat membenci
ibu, aku tidak merasakan lagi kelembutan ibuku.
Pendekar Sejagat 4 Bakti Pendekar Binal Karya Khu Lung Pedang Pusaka Buntung 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama