Ceritasilat Novel Online

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 6

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Bagian 6


ying yang luar-biasa dinginnya yang bergerak dari paru-paru menuju dadanya.
Dinginnya benar-benar sangat tidak lumrah, hampir-hampir Yang Jing tidak dapat
menguasahinya. Tetapi beberapa saat kemudian, kerongkongannya mengeluarkan
suara seperti katak:"
"Kok?""kok".!!"
Bersamaan dengan suara seperti katak itu, dari mulut Yang Jing keluar uap
berwarna hijau tua yang berbau busuk, sesaat kemudian, berangsur-angsur
serangan hawa dingin itu reda dan akhirnya hilang. Tetapi mendadak, Yang Jing
merasakan dadanya panas sekali, dan makin lama semakin panas. Hawa panas itu
bergerak seperti ingin membakar jantungnya. Keringat berketel-ketel menetes
hampir di seluruh tubuh Yang Jing. Mukanya seketika berubah merah seperti
terbakar dari dalam. Melihat keadaan Yang Jing, Hong Yin menghampiri sambil
berkata: "Zheng dixiong bertahanlah " aku percaya engkau dapat bertahan " aku berjanji
membuatkan obat untuk menolak racun Yang yang bersemayam dalam jaringan
darah di dalam tubuhmu."
Lie Chuang Mu melihat keadaan Yang Jing, segera ia menghampiri HongYin,
mukanya memperlihatkan rasa kuatir yang besar, dan air mata menggenang di
pelupuk matanya.
"Hongxin Moli, bagaimana keadaannya?"
"Lie guniang, jangan panggil aku dengan julukan itu lagi, Hongxin Moli, si iblis betina sudah binasa, yang hidup sekarang adalah Wang Hong Yin."
"Hong Yin, maafkan aku" bagaimana keadaan pendekar muda itu, apakah engkau
sanggup menolongnya dari keganasan Yingyang dushe (racun ular ying-yang) yang
aku tahu persis tidak ada obatnya di dunia ini?"
"Lie guniang, racun Ying, kurasa tidak berbahaya lagi " obat yang kuberikan
sanggup menetralkan kekuatan racun dingin itu. Tetapi, soal racun Yang,
sesungguhnya aku belum memiliki obatnya, membutuhkan waktu sedikitnya dua
jam untuk membuatnya, sedangkan yang lainnya juga dalam keadaan sangat kritis,
terutama Sima Cinlong dan Siangkoan Mulan."
"Jangan pedulikan yang lainnya, tolonglah dia dahulu!"
"Lie guniang " semuanya membutuhkan pertolongan secepatnya " saat ini aku
sendiri bingung. Tolonglah bantu aku memasukkan pil-pil ini ke dalam mulut
mereka. Untuk pendekar muda itu, hidupnya saat ini sungguh-sungguh bergantung
pada Thian saja."
Lie Chuang Mu menjadi termangu-mangu, kakinya melangkah secara tak sadar
mendekati Yang Jing. Ia melihat sekujur tubuh Yang Jing basah oleh keringat.
Wajahnya merah membara. Air-matagadis ini menetes-netes dan terdengar ia
menangis tersedu-sedu.
Wang Hong Yin melihat keadaan Lie Chuang Mu menjadi sangat terheran-heran. Ia
mengenal betul pendekar wanita ini. Berdarah dingin, tidak pernah tersenyum, keras hati, dan luar-biasa lihainya.
"Aaah " apakah yang terjadi dengannya" Apakah ia memiliki perasaan seperti
perasaanku waktu berjumpa dengan Cin Long" Apakah ia telah jatuh cinta kepada
Tianpin-Er, pendekar sakti itu" Sungguh aneh "sangat aneh?"
Perlahan-lahan tangan Lie Chuang Mu terulur dan mengusap pipi Yang Jing. Tibatiba ia merasakan sengatan hawa panas yang amat dasyat sehingga
mengguncangkan isi perutnya. Seketika ia mencelat dan menjerit:
"Aaaah?""..!!!"
"Lie guniang, jangan sentuh dia " keadaannya sangat berbahaya, baik bagi dirinya juga bagi orang lain!!" Hong Yin berteriak memperingatkan.
Tetapi Lie Chuang Mu mendekat lagi seperti tidak mendengar peringatan Wang
Hong Yin. "Jing Di " kasihan kau!!" Katanya lirih sementara itu matanya tidak pernah
menengok ke arah lain. Seluruh konsentrasi tercurah ke arah Yang Jing. Kira-kira sepeminuman teh kemudian, ia melihat sesuatu yang luar-biasa terjadi pada diri
Yang Jing. Membuat gadis ini ternganga sambil mengucek-ngucek kedua biji
matanya. "Aduh " apakah yang terjadi dengan dirinya, mengapa bisa menjadi seperti ini?"
Apakah sesungguhnya yang terjadi" Tentu saja Lie Chuang Mu tersentak kaget
melihat perubahan mendadak pada tubuh Yang Jing. Peristiwa di Gurun Gobi pada
waktu tubuh Yang Jing hendak dikremasi oleh suku Mongol di Taiyangmiao dibawah
pimpinan Odgerel karena ia dianggap sudah mati terulang kembali di tempat ini. Kali ini, begitu hawa beracun yang bersifat panas membara menyerangnya, secara
otomatis hawa sakti ilmu Shen De Bufu Tuidong Yang bangkit memberikan reaksi.
Ilmu ini membuatnya mampu menghimpun hawa sakti yang murni dan bersih
dengan cara menyedot kekuatan inti Chi dari perut bumi. Ia mengosongkan dirinya
dan membiarkan arus tenaga Chi yang mujijat menerobos dan mengisi kekosongan
itu. Panasnya racun Yang bagaikan api yang bergerak liar seperti tersedot oleh
sebuah mulut yang tidak tampak, dan bergerak menuju tubuh Yang Jing seperti
gerakan angin puting beliung. Ketika menyentuh tubuh yang Jing, racun api itu
padam seketika. Beberapa saat kemudian, tubuh Yang Jing diselimuti oleh sinar
perak yang walaupun tipis tapi tampak bersinar gemilang. Matanya mencorong
sangat tajam walaupun bersinar lembut. Begitu hawa ajaib itu menerobos masuk,
seluruh hawa panas akibat racun ular itu ikut terbawa melayang dan menerobos dan berubaha menjadi tenaga sakti yang bersemayam di dalam diantan yang berubah
menjadi wadah yang cocok bagi hawa sakti itu. Seketika Yang Jing menjadi segara, wajahnya tenang, tubuhnya seperti berselimutkan cahaya yang tipis, dan langkah
ringan seperti kapas yang terbang ia berdiri dan melangkah mendekati Wang Hogn
Yin. Inilah pengerahan ilmu Shen De Bu Fu Tui Dong Yang pada tingkat yang sudah
sempurna. Perlahan-lahan Yang Jing melepaskan ilmunya, dan tubuhnya
berangasur-angsur kembali pada keadaan normal.
"Guniang " terima kasih untuk pertolongannya. Aku sudah sehat kembali."
Wang Hong Yin menjadi terheran-heran dan setengah tidak percaya.
"Zheng dixiong " kau?"
Yang Jing tersenyum:
"Hmm ?"
"Coba ulurkan tanganmu!"
Sambil tersenyum Yang Jing mengulurkan tangannya ke arah Wang Hong Yin.
Gadis ahli obat itu segera memeriksa detak jantungnya.
"Aaah"sungguh ajaib " detak jantungmu normal dan hawa beracun itu hilang tidak
berbekas."
"Itu berkat pertolongan dari tiga pil yang guniang berikan."
"Zheng dixiong (saudara Zheng), maukah kau menolongku menolong orang-orang
yang terluka itu, terutama Sima Cinlong. Kita perlu membawa mereka ke gubuk itu
satu persatu-satu. Terdapat tiga wanita yang terluka, dan satu pria."
Demikian Yang Jing membantu Hong Yin membawa orang-orang yang masih
pingsan itu ke dalam gubuk. Demikian juga Lie Chuang Mu tanpa diminta juga turut membantu. Hong Yin menuliskan bahan-bahan obat-obatan yang ia butuhkan, tentu
saja, di ambil dari akar-akaran, daun, jenis tumbuhan tertentu, serta merta Yang Jing dan Lie Chuang Mu turut sibuk membantu pengobatan. Hong Yin betul-betul
menunjukkan kehebatannya dalam menangani orang sakit. Keempat orang itu
siuman hampir dalam waktu yang bersamaan.
"Cin Long twako, jangan banyak bergerak dulu, keadaanmu masih sangat lemah
karena kehilangan banyak darah. Harus banyak minum obat yang kuberikan, tidak
boleh rewel." Hong Yin merawat Cin Long dengan perhatian besar dan penuh cinta
kasih murni. Cin Long menjadi sangat terharu dan merasa tersentuh hatinya melihat perubahan cara hidup gadis ini.
"Hong Yin?"
Wang Hong yin menatap Cin Long untuk menunggu kelanjutan perkataan pemuda
ini. Tetapi mata pendekar Hoashan itu menatapnya dengan penuh cinta kasih,
membuat wajahnya seketika merah.
"Twako "mengapa engkau menatapku seperti ini?"
"Hong Yin" kau "seperti seorang malaikat yang menolong manusia yang sedan
sekarang"hatimu mulia ..dan kau ?"
Cin Long tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Ia hanya mengenggam jarijemari Hong Yin dengan segenap hatinya. Hong Yin merasakan betapa tangan
pemuda yang ia kasihi itu bergetar, membuatnya sangat bahagia.
"Twako .. ada apakah denganku?"
"Hong Yin " kau "cantik sekali?"
Mendengar ini Wang Hong Yin sampai melotot tidak berani membuka suara,
wajahnya merah, tetapi mulutnya tersenyum dan anehnya " ada air-mata
tergenang di pelupuknya.
"Hong Yin " maafkan aku kalau perkataanku melukai hatimu atau membuatmu
merasa terhina."
"Twako " aku " tidak apa-apa " sebentar " aku hendak melihat keadaan yang
lainnya." Demikianlah Yang Jing bersama dengan Wang Hong Yin merawat Sima Cin Long,
Siangkoan Mulan, Bayarmaa, dan Mandadini di gubuk kecil di tengah hutan Jinxi. Di tempat inilah ia dapat mendengar lengkingan yang percaya dilakukan oleh Lie Sian dengan pengerahan ilmu Zhongbo-Yao-Jingshan (gelombang longitudinal
mengguncang bukit Jingshan). Jurus ke enampuluh delapan dari Shen-ta-lek-lingquan yang digerakkan dengan hawa sakti yang luar-biasa dasyat. Ia menjadi
terheran-heran juga mendengar suara lengkingan Shen-Ta-Lek-Ling-Quan dengan
hawa sakti luar-biasa hebatnya. Ia mengetahui tingkat hawa sakti Lie Sian tidak
mencapai taraf itu. Tetapi dengan keyakinan tebal bahwa lengkingan itu keluar dari mulut Lie Sian, segera Yang Jing melesat ke sumber lengkingan itu, tetapi ia tidak menemukan Lie Sian di tempat itu, melainkan Gan Juen Ai dan Shi Xinlong yang
keadaannya sudah lima-per-delapan mati.
Menjelang pagi hari, Xin Long mulai sadar kembali, walaupun masih nampak lemah.
Gan Juen Ai tertidur saking lelahnya sambil membiarkan kepala Xin Long berada di pangkuannya. Begitu Xin Long membuka matanya, matanya langsung dapat
menatap Juen Ai yang masih tertidur dengan pulasnya. Pendekar perkasa ini tidak
dapat menahan keharuan hatinya melihat kasih-sayang dara jelita itu. Begitu
menyadari ia berbaring di pangkuan Juen Ai, seketika ia tidak berani bergerak.
Jantungnya berdebar kencang. Tubuh Juen Ai seperti terasa sangat dekat sekali
bahkan rambutnya yang dibiarkan terurai itu seperti mengelus-elus wajahnya karena terpahan angin yang masuk melalui celah-celah dinding gubuk. Hidungnya mencium
keharuman yang khas yang keluar dari tubuh gadis yang sudah mengisi hatinya itu.
Sejenak ia meramkan matanya kembali.
"Ai Mei " terima kasih. Aduh, kasihan kau "badanmu nampak kurus, dan mukamu
lebih cekung " Ai mei "Ai mei " betapa baiknya engkau." Tidak terasa XinLong
menghela nafas dalam-dalam bila melihat keadaan Juen Ai. Dalam keadaan samarsamar, ia masih dapat menangkap tangisan Juen Ai:
"Long Twako, kalau engkau mati, akupun tidak ingin hidup lagi " Long Ko " Long
Ko." Jeritan dan tangisan itulah yang mengepos semangatnya untuk mempertahankan
hidupnya. Tangisan Juen Ai itulah yang membuatnya di luar-kesadan dan
kemampuan sebagai manusia, ia akhirnya dapat mengirimkan respon kepada Yang
Jing melalui hawa sinkang di alam bawah sadarnya.
Tiba-tiba ia merasakan ada sebuah tangan yang memegang urat nadinya. Ia
hendak menarik tangannya, tetapi ia tidak sanggup. Hawa sakti dalam tubuhnya
seolah-olah sudah lumpuh. Ia membuka matanya, betapa terkejutnya Xin Long
ketika melihat seorang gadis cantik jelita dan berpakain sangat sederhana sedang memegang urat nadi di tangannya yang tinggal satu itu. Gadis itu memberi isyarat agar ia tidak bergerak. Begitu ia hendak membuka suara, ia melihat dua pemuda
memasuki ruangan itu juga.
"Jing Di " kaukah itu?"
"Xin Long twako " syukurlah akhirnya engkau siuman. Kembali aku, Tianpin-Er,
sangat kagum kepada WANG YIXUEJIA (Ahli Medis she Wang). Terdapat tujuh
orang yang terluka parah bahkan Xin Long twako dan aku sendiri nyaris tewas kalau tidak ditolong oleh tabib sakti Wang Hong Yin."
"Jing Di " dimanakah Wang yixuejia sekarang, aku harus menyembah dan
menggucapkan terima kasih."
"Itu "Nona jelita yang sedang memeriksa urat nadimu, itulah Wang Yixuejia."
"Aaah " guniang, maafkan aku yang punya mata tetapi tidak bisa melihat."
"Shi taihiap perlahan " jangan menganggu nona Gan Juen Ai yang sedang tertidur
pulas. Berterima kasihlah kepadanya, bukan kepadaku, karena hanya oleh kasih
sayang di dalam hatinyalah yang memungkinkan Shi taihiap dapat bertahan hidup."
"Aaahh " Ai mei "sudah kuduga"sudah kuduga."
"Mari kita keluar dulu, perlahan-lahan, angkatlah Shi taihiap dan taruhlah di atas balai-balai itu."
BAB 21: SURAT WASIAT PENDEKAR SAKTI SIM HONG LONG
"Xin Long koko " Xin Long koko!! Dimanakah kau" Ah " jangan-jangan "."
Juan Ai tersadar dari tidurnya. Hatinya cemas dan bertanya-tanya karena tidak
mendapati Shi Xin Long di sampingnya. Dengan perasaan kuatir, ia melangkah
keluar. Hatinya semakin cemas, karena mendapati Xin Long terbaring di atas balai-balai seperti orang yang sudah mati. Dengan perlahan ia menghampiri, dan melihat.
Wajah pendekar pedang itu wajar-wajar saja, tetapi yang aneh, tidak ada tandatanda ia bernafas. Seolah ikut terhenti juga pernafasan Juen Ai, wajahnya seketika berubah pucat dan air-mata mulai menggenangi pelupuk matanya.
"Long Koko " Long Koko ". Bagaimanakah ini" Aduh " Wang guniang bilang
jiwamu sudah dapat diselamatkan " tetapi " mana bisa menjadi begini?"
Tanpa sadar, Juen Ai mengguncang-guncangkan tubuh yang sedang berbaring itu.
Air-matanya berderai-derai membasahi dada pendekar pedang dewa itu. Dalam
keadaan demikian, tiba-tiba Juen Ai disadarkan oleh suara halus di belakangnya.
"Adik Juen Ai, biarlah Shi Taihiap melepaskan simpul-simpul jalan darah yang
tersumbat dengan bantuan obat yang kuberikan dan cara mengatur sinkang yang di
ajarkan oleh Tianpin-Er. Ia tidak apa-apa, sungguhpun demikian, ia tidak boleh
menghentikan pengaturan hawa sakti di dalam tubuhnya untuk mendesak simpulsimpul jalan darah yang tersumbat oleh racun yang membekukan darahnya. Hawa
saktinya akan segera pulih kembali. "
Juen Ai membalikkan tubuhnya ke belakang, ia melihat Wang Hong Yin tersenyum
sambil menganggukkan kepalanya. Di samping kirinya berdiri seorang pria yang
gagah perkasa dan berparas tampan, hampir tidak ada cacatnya, Sima Cinlong.
Pendekar Hoashan ini juga tersenyum.
"Gan Lihiap, kurasa ada sesuatu yang hendak dibicarakan oleh Tianpin-Er
denganmu, ia berada di balik bukit sebelah utara tidak jauh dari sini. "
"Oh " Jing di sedang menungguku?" Juen Ai buru-buru mengusap air-matanya.
Matanya bersinar cerah, dan sebuah senyum penuh pengharapan terbentang di
wajahnya. Ia merasa senang dan gembira manakala bersenda-gurau dengan Yang
Jing yang sudah bagaikan adik kandungnya sendiri. Cinta seorang kakak kepada
adiknya bertumbuh subur di dalam hatinya. Tidak heran begitu ia mendengar Yang
Jing ingin berbicara dengannya, segera dara perkasa itu melesat menuju ke tempat yang dimaksud oleh Sima Cin Long. Ia menuju ke bukit kecil yang banyak ditumbuhi tanaman bambu kuning. Hutan bambu yang berada di bukit ini sangat lebat dan
indah pemandangannya. Tanahnya subur, udaranya bersih dan menyegarkan
pernafasan. Sebuah anak sungai yang berair jernih mengalir dari puncak dengan
membawa ribuan kubik air yang bergerak bagaikan mutiara bermandikan cahaya.
Tianpin-Er duduk di sebuah batu sambil memegang sebuah bambu kuning beruas
panjang yang lurus. Rupanya ia sedang membuat sebuah suling. Gerakan jarijarinya cepat, sehingga tidak beberapa lama, jadilah sebuah suling yang indah
bentuk dan panjangnya.
Wajahnya tampak masgul dan menyembunyikan perasaan yang sulit dijelaskan.
Dengan mata yang menerawang, ia memainkan lagu Chi Re Jiang Shan Li
(Hembusan angin musim semi membawa aroma harum bunga-bunga dan rumput).
Yang Jing memainkan lagu ini dengan mencurahkan perasaannya yang sedang
gelisah karena memikirkan nasib Lie Sian. Masih terbayang dalam benaknya saatsaat yang indah ketika ia berada di goa Baigongdian: mereka berlatih ilmu-ilmu
tingkat tinggi bersama-sama sambil bersenda-gurau seolah seluruh dunia itu hanya dihuni dan dimiliki mereka berdua.
"Lie Sian, apakah yang terjadi dengan dirimu" Mengapa tibat-tiba pergi begitu saja tanpa ada tanda-tanda kembali?"
Tiba-tiba Yang Jing tersentak sendiri dan segera sadar dari lamunannya:
"Kembali" Kembali kemana" Ke Baigongdian" He"he"he..lucu juga angananganku kali ini."
Merah dan jengah Yang Jing ketika memikirkan hal ini. Tetapi itu hanya sekejab,
karena ia segera larut dalam lamunannya kembali seperti ia ingin mendatangkan
dunia yang sudah lampau itu terbentang nyata dalam hidupnya hari itu. Alunan
suling semakin mengayu-ngayu penuh perasaan.
Sementara itu, Juen Ai sudah tiba di hutan bambu. Ia menjadi terpesona mendengar tiupan suling yang sangat indah dari kejauhan. Langkahnya menjadi perlahan
seketika, karena ia memiliki perasaan bahwa Yang Jinglah yang sedang meniup
suling itu. "Mengapa nada suling itu diselimuti oleh kesedihan" Apakah sesungguhnya yang
terjadi pada diri Jing Di?"
Juen Ai duduk di sebuah batu yang berjarak kurang lebih tigapuluh tombak dari
tempat Yang Jing. Letaknya agak tersembunyi, sehingga tidak terlihat oleh Tianpin-Er yang sedang tenggelam dalam alunan suling yang membawa jiwanya ke tempat
lain. "Aah " betapa lemahnya manusia. Darimanakah kelemahan itu" Apakah lahir dari
pikiran" Dapatkah aku disebut lemah apabila teringat kepada Lie Sian yang telah
menanamkan sesuatu yang indah, lembut, dan agung dalam jiwaku" Kelemahankah
itu" Shifuku yang belum pernah kulihat dan kujumpai. Lie Bing Zhi, menulis:
"Langit adalah cikal-bakal semua gerakan, sedangkan bumi adalah cikal-bakal
ketenangan, status diam, dan ketegaran. Hubungan antara sesuatu yang bergerak
dan yang tidak bergerak menghasilkan perkembangan yang ajaib di dalam alam
semesta. Begitu "gerakan" itu mulai muncul, saat itulah "Yang" dihasilkan, pada saat gerakan itu sampai pada keterbatasannya, muncullah "Ying." Begitu
"ketenangan/status diam tidak bergerak" itu mulai muncul, saat itulah "kelemahan"
dilahirkan, tetapi pada saat "ketenangan/status diam tidak bergerak itu sampai pada keterbatasannya, lahirlah "kekuatan" yang maha dasyat. Bintang bergerak di langit, membentuk delapan lingkaran merangkul bumi, tetapi ketenangan/status diam tidak
bergerak mengumpulkan delapan sifat itu dalam satu wadah dengan wujud: nengyuan (energi), suara, kekuatan, kelenturan, kecepatan, ketepatan, ketajaman, dan kelembekan."
"Ha"ha"ha"dasar Yang Jing manusia gila, melamun memikirkan Lie Sian,
merasa kesepian, rindu, susah, sehingga menjadi lemah, tetapi tiba-tiba pikiran dan hati nyerong ke tempat lain" terbawa ke persoalan lima lembar terakhir dari WULIN
XINWEN JISHI (KISAH DUNIA PERSILATAN) tulisan Lie Bing Zhi yang belum
terpecahkan maknanya " ha"ha"ha"ha?"
Yang Jing tertawa terbahak-bahak begitu memikirkan keadaan dirinya sendiri. Di
satu sisi ia merindukan Lie Sian, namun begitu lamunannya membawa dia kepada
pertanyaan: "Apakah ini merupakan sesuatu kelemahan?" Langsung jalan
lamunannya membelok ke arah lain tanpa ia sendiri menyadarinya.
"Ai cici mengapa duduk seorang diri di sana, pasti lagi melamun?"
"iih"dasar Putra Gurun, telinganya lebih tajam dari seekor kucing gurun Gobie."
Juen Ai segera melayang ke arah Yang Jing. Wajahnya cerah walaupun tampak
lebih kurus dan cekung dari biasanya. Sungguhpun demikian, sinar matanya sudah
mulai tampak hidup dan berseri-seri. Dengan mengenakan pakaian ringkas warna
kuning kesukaannya, ia sudah duduk di depan Yang Jing pada alas batu yang
sama.

Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jing Di, Sima dixiong mengatakan bahwa kau hendak membicarakan sesuatu yang
penting denganku di tempat ini."
"Juen Ai Cici, berjanjilah engkau akan berlaku tenang dan sabar mendengar
ceritaku " berjanjilah" baru aku bersedia berbicara!!"
"Jing Di, mulailah, aku berjanji." Wajah Juen Ai nampak tegang, karena ia
mengetahui pemuda sakti di depannya walaupun suka menggodanya, namun
sesungguhnya ia seorang pemuda yang sangat berhati-hati, berpikir panjang, dan
serious. "Ai Cici, negara membutuhkan campur tanganmu, dan Gan twako juga sangat
membutuhkan engkau saat ini. Cici hebat dalam siasat perang, karena mewarisi
ilmu itu langsung dari jendral Gan Bing. Perlu diketahui, ayahmu saat ini ?"
"Ada apakah dengan ayahku, Jing Di " apakah " ayahku ?"?"
Juen Ai tidak sanggup melanjutkan kata-kata, mulutnya ditutup dengan jarijemarinya yang kecil halus, dan air-matanya mulai menggenangi pelupuknya. Mata
itu terbelalak menatap Yang Jing, dan tubuhnya agak bergetar.
"Jing Di, katakanlah" aku siap mendengar apapun yang terjadi dengan ayahku."
Yang Jing menghela nafas panjang, matanya tajam dan berpengaruh menatap ke
arah Juen Ai. Sinar kekuningan kini terbersit dan mencorong tajam ke arahnya.
Juen Ai menjadi tertunduk begitu bertatapan dengan mata yang mencorong tajam
bagai mata seekor rajawali sakti itu
"Ai Cici, aku tahu " di dalam tubuhmu mengalir darah seorang pendekar yang
gagah perkasa, maka aku juga yakin Cici akan dapat menguasahi diri dan mau
bertukar pikiran denganku dan Xin Long twako "!!"
"Jing Di, aku sudah siap "!!"
"Jendral Gan Bing telah terculik oleh seorang tokoh iblis yang kesaktiannya sukar diukur dalam dan tingginya. Tokoh tua yang tidak diketahui berapa usianya, karena ia pernah menggegerkan dunia persilatan di masa pendekar Sim Hong Long masih
hidup, bahkan pendekar sekaliber Sim Hong Long yang kabarnya kesaktiannya di
atas Zhongyue San Laoshen (Tiga dewa tua dari Zhongyue) binasa di tangannya.
Yang lebih berbahaya lagi, ternyata ia juga seorang ahli racun yang hebat. Tokoh ini dijuluki: Singa Pencabut Nyawa, Wang Hong Sen. Dialah guru pangeran Zhu Wen
Yang, si Siucai Maut."
"Aaah " apakah tujuan mereka menculik ayahku?"
"sederhana sekali! Mereka ingin menghancurkan pertahanan militer di kota raja
Peking. Tanpa Jendral Gan Bing, pasukan khusus di kota raja, betapapun hebat dan berjumlah banyak pasukan kota-raja, apabila tidak ada komandao dari seorang
arsitek militer seperti jendral Gan Bing, pasukan itu akan lemah , cerai berai, dan mudah ditaklukan. Di lain pihak, pasukan pangeran Zhu Wen Yang, dipimpin oleh
seorang jendral yang pandai, yaitu mantan jendral Li Jinglong. Mantan jendral yang sakit hati ini bertekad menghancurkan pasukan dinasti Ming. Mereka berhasil
menggali minyak bakar dalam jumlah yang sangat banyak di terusan teluk Bohai.
Aku menduga, jendral Gan Bing ditawan di lembah buaya teluk Bohai."
"Jing Di, aku harus pergi ke sana untuk membebaskan ayahku, apapun
taruhannya!!"
Mata Juen Ai berapi-api menahan geram dan kekuatiran. Ingin segera menerobos
benteng teluk Bohai untuk mengetahui keadaan ayahnya, masih hidup atau sudah
dibunuh. "Ai cici, maafkan aku " aku berterus-terang, kepandaian cici masih belum
mencukupi untuk menentang kekuatan pangeran Zhu Wen Yang. Selain dia dan
gurunya yang merupakan tokoh-tokoh sakti yang sukar dilawan, mereka juga
dikelilingi oleh banyak sekali orang-orang sakti. Menurut tiga Laocianpwe dari kuil Zhongyue, Zhu Wen Yang telah mendatangkan jago-jago berilmu tinggi yang
berjumlah tidak sedikit. Bukan hanya terdiri dari tokoh-tokoh hitam, tetapi banyak kaum pendekar juga ditaklukan dan menyerah dengan suka-rela untuk membantu
pangeran ini mencapai cita-citanya, yaitu merebut kekuasaan dan membinasakan
kaisar Yongle."
"Jing Di, aku tidak takut " matipun aku juga tidak takut!!"
"Cici, aku percaya itu. Tetapi aku tidak menghendaki Cici mengantar nyawa di
lubang buaya secara sia-sia. Sekarang lebih baik, Cici segera menemui Gan twako
untuk mengatur strategi bagaimana mengatasi serangan pasukan pembrontak yang
otaknya di Lembah buaya, tetapi kekuatan pasukannya tersebar di mana-mana.
Banyak tokoh-tokoh hitam dari Jepang dan Korea, seperti Ya-Kun-Ta (sebenarnya
bernama: Yakirata) guru dari Miyoko, gadis Jepang yang bersenjata samurai yang
luar-biasa ganas dan tinggi ilmunya, dan Kim-Jung-Ho juga dipakai oleh pangeran
yang cerdik ini. Sedangkan suku bangsa di utara juga turut bermain kayu. Apakah
Cici masih ingat, Long twako terluka oleh serangan anak panah dari Yibasan,
seorang berbangsa Khitan, yang pandai mengatur strategi perang, dan juga berilmu tinggi. Ia murid seorang tokoh silat nomer satu di Khitan, namanya: Supuyan,
berjuluk: Iblis Tengkorak Darah. Aku tidak tahunya sejauh mana kelihaian ilmu tokoh yang paling ditakuti di Khitan ini. Dia menjadi penasihat Yelu Abahai yang
membantu pangeran Zhu Wen Yang. Yang kudengar, iblis ini berdarah dingin, dan
dapat membunuh lawannya dengan cara yang mengerikan sambil tertawa-tawa.
Gan twako juga memberitahukan, pangeran ini juga berhasil menarik bantuan dari
Xi-Hai-San-Kui (Tiga Iblis Pantai barat). Tiga setan yang suka mengganjang jantung lawannya mentah-mentah. Tiga tokoh ini merajai di wilayah pantai barat, sangat
ditakuti, dan selama ini tidak ada satu pendekar pun yang tertinggal hidup setelah bentrok dengan mereka."
"Jing Di, dunia persilatan dan politik agaknya sedang menghadapi ancaman yang
tidak main-main. Apa dayaku, aku hanya menjadi beban saja, karena kepandaianku
yang cetek dan tidak berarti."
"Cici, jangan memandang rendah ilmu sendiri. Selama ini Cici belum melihat
kehebatan ilmu sendiri. Kalau Cici tidak berkeberatan, aku ingin Cici dapat
berpasangan dengan XinLong twako dalam ilmu silat pedang."
"Hi"hi"hi"Jing Di kalau mengolok-olok sungguh menggelikan. Mana bisa aku
yang bodoh ini dapat berpasangan dengan Xinlong koko dalam ilmu pedang. Aya "
tapi kata Lie Sian Mei-mei, Jing Di termasuk jenis tuyul sakti " melalui polesan tanganmu, Cicimu ini akan berubah menjadi harimau yang tumbuh sayap."
"He"he"he"akan jadi lucu sekali " mana ada harimau bersayap. Cici " terus
terang ilmu pedang Shen Qi Cao Quan (dewa membabat rumput) yang dikuasahi
oleh Xinlong twako adalah rajanya ilmu pedang. Kehebatannya sukar diuraikan
dengan kata-kata. Andaikata twako dapat menguasahinya secara sempurna,
mungkin hanya, Daowang Buzhuo Thianshi Ying (Raja Pedang Menyergap
Bayangan Bidadari) dan bu-yi-dong-tu (pedang tanpa gerakan) yang dapat
mengimbanginya. Harus kukatakan dengan tulus terdapat beberapa kelemahan
pada cara Long twako memainkannya karena ia tidak dilatih langsung oleh Qicao
Mowang (Raja Pedang pembabat rumput). Nanti kalau twako sudah sehat, ingin aku
bermain-main barang beberapa jurus dengan ilmu pedangnya."
"Terus ada hubungan apakah ilmu pedang Long Ko dengan diriku?"
"Cici, aku sangat kuatir dengan gelombang gerakan dunia hitam yang dipimpin oleh Zhu Wen Yang dan Bu-di-san-mowang. Datuk-datuk persilatan yang sakti dan
berjumlah tidak sedikit telah menggabungkan diri di bawah pimpinan mereka karena telah ditaklukan oleh Singa Pencabut Nyawa, Wang Hong Sen dan Bu-di-san-Mowang. Sedangkan kaum pendekar saat ini yang dapat menghadapi mereka
berjumlah tidak seimbang dengan jumlah mereka. Keadaan ini sangat berbahaya.
Oleh sebab itu, aku minta dua hal kepada Cici: Pertama, catatlah pesan terakhir
pendekar Sim Hong Long yang tertulis secara gaib di dalam tubuh suling Hai-shelinjin ini. Aku sudah mengetahui bagaimana cara membukanya ketika suling ini
berbenturan dengan LuyunTu. Tulisan ini hanya dapat dibuka sekali saja kemudian
akan segera musnah. Maukah Cici?"
"Tentu saja!! Ayo kita mulai."
"Cici, mari kita mencari tempat yang aman " agaknya di bawah pohon-pohon
bambu itu cukup baik. Aku akan menggerakkan tenaga sakti dengan konsentrasi
penuh. Mudah-mudahan tidak terganggu."
Begitu sampai di bawah pohon-pohon bambu yang paling rimbun, Yang Jing segera
duduk bersilah dengan kedua tangan berada di depan dada seperti memegang
sebuah bola. Suling aneh itu di taruh dalam posisi berdiri di antara kedua kakinya.
Dari kedua telapak tangan yang seperti memegang bola itu mencuat sinar putih
yang berhawa panas membara. Sedetik kemudian hawa bergulung-gulung
mengelilingi tubuh suling. Tibat-tiba Yang Jing mendesah :
"Khip-thih Ying Sinkang (hawa sakti yang bersifat ying dengan kekuatan hisap
seperti magnet/khip-thih)".!!"
Dengan tanpa berkedip dan berdebar-debar, Juen Ai menatap tubuh suling itu lekat-lekat. Tiba-tiba menceruat sinar berwarna ungu dari tubuh suling itu, dan di tengah-tengah sinar ungu itu muncul sebaris kalimat. Segera Juen Ai menulis kalimat itu pada saputangan kuning miliknya. Setiap kata muncul dengan sangat cepat dan
segera berganti dengan kata lainnya, sedangkan kata-kata yang sudah muncul
segera hilang. Karena kemunculan kalimat itu terjadi begitu cepat, Juen Ai menjadi sangat tegang, sehingga mau-tidak-mau perhatiannya tercuarah pada kata-demi-kata yang muncul. Keringat membasahi wajah Yang Jing. Hal ini terjadi, karena ia mengerahkan "Khip-Thih Ying Sinkang" yang didalami oleh beberapa pertapa sakti
dari pegunungan Kunlun setelah mereka berlatih berpuluh-puluh tahun lamanya.
Dengan kekuatan sinkang ini, pertapa-pertapa sakti itu menyedot hawa murni dari
dalam perut gunung.
Tiba-tiba dahi Yang Jing berkerut dan alisnya bergerak-gerak, sepertinya ia
merasakan adanya gelagat yang tidak baik. Keringatnya semakin banyak
membasahi mukanya. Gerakannya menjadi semakin cepat, sehingga Juen Ai
menjadi kalang-kabut dalam menulis setiap kata-kata yang muncul
"Khip-thih-Ying-sinkang " murid siapakah anak muda itu " kepandaiannya hebat
" dan mengapa ia masih hidup walaupun sudah kurobohkan dengan pukulan
Yingyang dushe (racun ular ying-yang). Apakah hubungannya dengan Sim Hong
Long" Apakah Sim Hong Long masih hidup beberapa tahun, kemudian mengangkat
anak muda ini sebagai muridnya" Lebih dari seratus empatpuluh tujuh pasukan
pilihan yang turut menyerang Sim Hong Long melihat dengan jelas kematiannya!!
Ah " tidak mungkin, ia sudah kubinasakan dengan tanganku sendiri.
Pertahanannya porak poranda sehingga pusat penggerak hawa saktinya lumpuh
ketika kulayangkan ilmu Qian-Long-Lijin-di (naga hijau menaklukan bumi),
sedangkan pada saat yang hampir bersamaan isi dadanya hancur luluh oleh Rongling-Cui-Quan (Ilmu pukulan pelebur sukma), dan yang terakhir bagian leher sampai kepala luluh lantak oleh Kai-Kong-Qi-Cuan-Hun (membuka hawa, membuang
sukma). Tidak ada kemungkinan ia masih hidup beberapa saat. Tetapi yang aneh,
mengapa pemuda ini dapat menguasahi Khip-thih-Ying-sinkang, ilmu terakhir Sim
Hong Long yang belum sempat digunakan melawanku" Babo "babo"sungguh
aneh dan membuatku penasaran!!!"
Keduanya tidak sadar ada dua pasang mata lagi memperhatikan suling HaisheLinjin dengan cermat. Tetapi karena tubuh Juen Ai membelakangi mereka, mereka
tidak dapat membaca tulisan yang muncul dari tubuh suling itu.
"Qian, usahakan untuk dapat melihat atau merebut tulisan itu, karena itu merupakan pesan rahasia dari Sim Hong Long yang tentu saja memiliki sangkut-paut yang erat dengan diriku. Aku akan menghadapi pemuda itu, dan rebut sapu tangan kuning
itu!!" Seorang pemuda yang mengenakan pakaian ringkas berwarna hitam memberi
hormat kepada orang yang berbisik itu yang tidak lain adalah Singa Pencabut
Nyawa, Wang Hong Sen.
"Aku siap Lao Cianpwe!!"
Dua orang, yang satu masih muda yang satu lagi sudah putih semua rambutnya,
melesat dengan kecepatan yang sukar dilukiskan ke arah dua orang yang sedang
memusatkan tenaga dan ilmu untuk mengupas wasiat pendekar besar Sim Hong
Long yang termeterai secara gaib di dalam tubuh suling Hai-she-linjin.
Pemuda berpakaian hitam-hitam itu gerakannya sangat fantastis, dan hampir tidak
menimbulkan suara sama sekali. Sebelum Juen Ai sadar apa yang sedang terjadi,
tahu-tahu sapu tangan kuning di tangannya sudah berpindah tangan. Ia menjadi
terkejut sekali, tetapi perebut sapu tangan itu sudah kabur dengan sangat cepatnya.
Wajahnya saja tidak sempat terlihat oleh Juen Ai.
Yang Jing yang sejak tadi sudah mengetahu kehadiran dua orang berilmu tinggi di
balik pohon-pohon bambu itu, segera melakukan gerakan menyambut serangan
sosok bayangan putih yang mengembangkan dua tangannya ke arah kedua
selangkangannya. Sekali lirik saja, Tianpin-Er mengerti bahwa yang menjadi
sasaran adalah hai-She-Linjin, sedangkan gerakan tangan terbuka ke arah dirinya
hanya sebagai serangan pancingan. Dengan ilmu langkah ajaib Chin-Shih-Lu, Yang
Jing melenggok cepat sambil menyambar hai-she-Linjin.
Sosok bayangan itu tidak berhenti begitu sergapannya dapat dihindarkan oleh
Tianpin-Er, karena sekonyong-konyong ia merubah gerakannya, kali ini ia
menyerang dengan gerakan yang luar-biasa aneh. Udara di sekitar tempat Yang
Jing berdiri terasa disibak oleh tebasan pisau yang berhawa panas dan tajam tidak terperihkan. Arus Chi yang berkumpul di sekitar tubuh Yang Jing akibat pengerahan ilmu Khip-thih-Ying-sinkang seperti terpecah-pecah, karena gelombang serangan
bayangan itu bergulung-gulung , susul-menyusul, dan bermuatan Neng-yuan yang
luar-biasa kuat dan hebatnya.
"Singa Pencabut Nyawa, Wang Hong Sen!!!"
Yang Jing berseru nyaring menyakan rasa kegetnya, karena tidak dinyana iblis tua itu dapat muncul di tempat ini.
"Hai-she-Linjin " apa hubunganmu dengan SIm Hong Long?""!!"
Suara iblis tua itu dingin, kecil dan tinggi, sambil terus melancarkan serangan yang luar-biasa dasyatnya.
"Blaar " blaar " cuuuit " des "des"!!"
Yang Jing sadar, Neng Yuan yang dikuasahi oleh iblis tua ini sudah sulit diiukur lagi.
Gerakannya bagaikan kilat menyambar-nyambar. Setiap serangannya, tidak ada
satupun yang tidak mematikan. Tidak ayal lagi, Yang Jing segera membalas
serangan yang bertubi-tubi dengan JIU-GUI-SHEN CHENG-YING ZI-HE NA-XINLING (Dewa mabuk mengejar bayangan mengambil roh). Dengan ilmu ini, Yang
Jing bukannya menghindari serangan atau menjauhi si penyerang untuk menjaga
jarak untuk mencari kesempatan menyerang balik. Sama sekali tidak! Tianpin-Er
justru mengejar balik si penyerang. Kemanapun si penyerang bergerak, betapapun
cepatnya, Tianpin-Er justru menjadi seperti setan yang mengejar Wang Hong Sen.
Dari kedua tangan Yang Jing mengalir hawa sakti Khip-thih-Ying-sinkang yang
bersifat dingin. Serangan Wang Hong Sen menjadi terhambat dan berkurang daya
gempurnya karena sinkang ini seperti lintah yang menyedot hawa panas yang
merupakan inti utama dari hawa saktinya. Seketika ia berhenti menyerang dan
berdiri tegak di atas sebuah batu hitam sambil menatap Yang Jing dengan tajam.
"Hmm " orang muda yang berisi!!!
Kini Yang Jing dapat melihat dengan jelas wajah Singa Pencabut Nyawa yang
sangat ditakuti oleh banyak pendekar dan para datuk rimba persilatan. Wajahnya
putih bersih, tidak ada tanda-tanda termakan usia. Kulit wajah itu halus dan agak kemerahan, bahkan giginya masih lengkap, bersih dan terlihat kuat. Tetapi sinar
matanya sangat mengerikan. Mata itu hanya terdiri satu warna saja: Putih!!
Sungguhpun demikian, bersinar tajam.
"Orang muda " apakah engkau she Zheng?"
"Benar, aku she Zheng bernama yang Jing!" Jawab Yang Jing pendek sambil
mengerahkan ilmunya yang dasyat: Shen De Bu Fu Tui Dong Yang (Langkah Dewa
mendorong Samudra) untuk menjaga kemungkinan.
"Hm" wajahmu mengingatkanku akan seseorang!! Sambil berkata demikian, iblis
tua itu melayang pergi sambil meninggalkan getaran hebat. Batu hitam tempat ia
berdiri amblas ke dalam tanah sampai dalam sekali.
"Iblis tua yang sangat berbahaya " ilmunya sudah mencapai tingkat yang sangat
sempurna!!"
"Jing Di " tulisan itu digondol lari oleh bayangan hitam yang tadi datang bersama ilbis tua yang mengerikan itu ke arah utara!! Ayo kita segera mengejar!!"
Yang Jing menggeleng-geleng kepalanya, "Sangat berbahaya Cici, bukan karena
kau takut, sama sekali tidak, tetapi kita perlu berhati-hati " lihatlah!!"
Yang Jing segera memperlihatkan dadanya sebelah kiri.
"Aku tidak melihat apa-apa Jing Di!!"
"Coba rabahlah, Cici?"
Juen Ai merabah dada kiri Yang Jing, seketika ia menarik kembali tangannya,
karena ia merasakan aliran hawa sakti yang panas membara.
"Jing Di " !! Apakah engkau terluka?"
Tianpin-Er tertawa
"Iblis itu berhasil menyarang pukulan mautnya ke arah dada kiriku. Dia berpikir aku terluka bagian dalam, tetapi coba perhatikan baik-baik. Segera Yang Jing meraba
dada kirinya, kain bajunya di tempat itu hancur luluh membentuk serbuk-serbuk
halus dan berbau seperti kain terbakar. Tetapi Juen Ai tidak melihat tanda-tanda kulit dada sebelah kiti terluka atau melepuh.
"Juen Ai Cici, ketika ia menyerangku dengan ilmunya yang sangat dasyat, diamdiam aku sudah melindungi diri dengan "Nao-zi-bing-shi-mogui, xin-li-chu-wanmei
(Akal-budi menolak pengaruh iblis, hati menghasilkan kebenaran) ilmu keempat dari Xin-yin-liu-he-quan. Iblis itu benar-benar hebat luar-biasa. Ilmunya kelihatan sangat sederhana, tetapi di balik kesederhanaan ilmu itu tersembunyi kekuatan yang maha dasyat. Inilah yang sangat berbahaya."
"Cici, apakah engkau masih ingat tulisan pendekar Sim Hong Long walaupun media
tulisnya tadi sudah tercuri oleh seseorang" Apakah Cici mengenal wajah orang itu?"
"Gerakan orang berbaju hitam itu cepat sekali, bahkan tampaknya memiliki
kecepatan yang setingkat dengan si iblis tua tadi. Belum aku sadar apa yang
sedang terjadi, tahu-tahu sapu tangan kuning di tanganku sudah hilang, dan aku
melihat bayangan hitam yang sudah jauh melesat ke arah utara."
"Siapakah bayangan hitam itu gerangan. Pernafasannya datar dan beraliran putih.
Hawa sinkangnya bergerak halus dan kuat. Seorang yang berilmu tinggi muncul
lagi." "Jing Di, tulisan itu ?"" Aku tidak bisa membacanya!!"
"Tidak bisa membacanya" Tetapi bisa menuliskannya "aah"apa artinya?"
"Artinya, tulisan itu bukan ditulis dalam bentuk tulisan seperti yang kita biasa kenal."
"Apakah Cici masih bisa menulisnya kembali?"
"Akan kucoba!"
Juen Ai menulis kembali apa yang ia lihat pada beberapa lembar daun. Baru
beberapa tulisan, Yang Jing sudah terperanjat dan wajahnya pucat pasih.
BAB 22: KHIP-THIH-YING-KIAMSUT
Dalam terkejutnya, di luar kesadarannya Yang Jing mengangkat tangan kirinya ke
dekat dada. Dan Juen Ai melihat sehelai kain putih terlepas dari genggaman
pendekar muda itu. Juen Ai memungutnya, seketika ia tercekat, karena mengenal
kain putih yang berbentuk telapak tangan seperti bekas digunting dengan gunting
yang sangat tajam, adalah serpihan baju si Iblis Pencabut Nyawa, Wang Hong Sen.
Sepertinya bagian yang berasal dari dada kanan karena terdapat dua buah kancing
biru tua. Ketika Juen melihat bentuk telapak tangan itu, ia memastikan adalah
telapak tangan Yang Jing yang tercetak begitu rapi pada kain itu. Tidak terasa mata Juen Ai terbelalak.
"Jing Di " ini " ini " sobekan baju si iblis tua itu. Jadi kau "kau"juga berhasil menyarangkan pukulanmu di dadanya" Apakah dia terluka dalam sehingga pergi
meninggalkan kita dalam keadaan hidup setelah menanyakan nama marga/she
mu?" "Sedetik sebelum iblis itu menyarangkan pukulan mautnya ke arah dada kiriku,
secepat kilat aku memainkan sebuah jurus dari ba-quan-zi-shen (Delapan Jurus
Lingkaran Dewa) yang disebut Ba-shen-chuan-ti-yu (Delapan Dewa menggulir
mustika) mendahuluinya tidak kurang dari setengah jurus pada dadanya sebelah
kanan sambil melindungi diriku dengan Nao-zi-bing-shi-mogui, xin-li-chu-wanmei
(Akal-budi menolak pengaruh iblis, hati menghasilkan kebenaran). Tetapi, betapa
terkejutnya aku karena hawa pukulan ba-quan-zi-shen amblas begitu saja seperti
masuk kedalam telaga yang luas dan hawa sinkangku terasa merembes keluar
tersedot oleh kekuatan yang maha dasyat. Karena terkejut itulah, pukulannya
sekonyong-konyong sudah mengena dada kiriku. Hmm " Iblis itu benar-benar
memiliki kesaktian yang langka!!"


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah memberi penjelasan singkat, perhatian Tianpin-Er kembali tertuju kepada
salinan wasiat pendekar Sim Hong Longyang tertulis pada tiga lembar daun bambu.
Matanya terus menatap tulisan Juen Ai yang seperti coretan-coretan huruf asing. Ia memungut tiga lembar daun bambu itu, tangannya telihat gemetaran dan matanya
mencorong tidak berkedip.
"Oh " benarkah ini?"
Kembali Yang Jing terlihat lemas dan tampak bingung. Kerut-merut datang silih
berganti menghias dahinya., sepertinya ia berpikir keras. Sebentar-sebentar
tangannya dikepal, dan sering nampak segumpal uap putih mengepul dari tangan
yang terkepal itu.
"Jing di ada apakah" Huruf-huruf apakah ini"!!!
"Huruf Persia kuno. Aku pernah mempelajarinya dari koleksi kitab-kitab milik
laksamana Zheng Ho yang di taruh di Goa Baigongdian. Paman Zheng Ho yang
harus melakukan kunjungan ke banyak negara, seringkali mempelajari bahasa dan
budaya suatu bangsa yang hendak dikunjunginya terlebih dahulu agar dapat
berkomunikasi dengan baik."
"Jing Di " apakah engkau dapat mengertinya" Mengapa engkau tampak terkejut
dan bergemetaran?"
"Ai Cici " tentu engkau masih ingat perkataan si iblis tua itu sebelum pergi dari tempat ini, bukankah ia bertanya, "Apakah engkau she Zheng" " wajahmu
mengingatkanku akan seseorang." Bagaimana aku tidak terkejut, coba perhatikan
surat wasiat pendekar sakti Sim Hong Long ini:
"Katakanlah pada Lie A Sang, anak itu keturunan jendral Zheng Yen An. Puterinya berada di Emeishan bersama Kim-Jiu-sin-niko (Nikouw sakti telapak emas).
Jendral Zheng dibunuh oleh Wang Hong Sen di Wudangshan. Hong Sen selain
telah mengebiri diri sendiri, ia juga menghisap sari air susu wanita muda yang sedang mengandung anak pertama untuk menguasahi ilmu Qian-Long Lijin-di
(Naga Hijau menaklukan bumi), Kai-Kongqi Cuan-Hun(Membuka hawa,
membuang sukma), dan Rong-ling-Cui-Quan (Ilmu pukulan pelebur sukma), yang paling mengerikan adalah Rong-ling-cui-quan. Ketiga ilmu itu bersifat keras, memiliki daya hisap yang mematikan. Tidak ada kekuatan sinkang yang
bagaimanapun hebat dapat menggempur ketiga ilmu itu. Hanya " buatlah ia marah
"murka "menyerang sehebat-hebatnya " sampai mencapai titik keterbatasannya
" lalu ?"
Sampai di sini, tulisan itu terputus, rupanya Sim Hong Long keburu putus nafasnya sebelum mampu menyelesaikan surat wasiatnya.
"Jadi " ayahku adalah seorang jendral, dan namanya Zheng Yen An " betulkah
ini" Ia dibunuh oleh Wang Hong Sen?" Dan aku masih memiliki seorang saudara
perempuan yang berada di Emeishan. Apakah sesungguhnya yang terjadi dengan
keluargaku?"
Mata Yang Jing menerawang ke atas, tidak terasa ia menitikkan air-mata. Hatinya
pedih karena ia merasa bahwa terdapat sesuatu yang ganjil pada kematian
ayahnya. "Apakah yang sesungguhnya terjadi di balik kematian ayahku" Mengapa
keberadaanku dan Cici kandungku disimpan begitu rapat dan sangat rahasia oleh
kongkong" Aku harus menyelidiki misteri di balik kematian ayahku dan sekaligus
mencari ciciku, mungkin dia tahu duduk perkaranya. Aku perlu pergi ke
Wudangshan untuk bertanya kepada kongkong. Hmm " Singa Pencabut nyawa "
tanganmu berlumpuran darah keluargaku " aku menduga ada upaya
memusnahkan keluarga ayahku."
Juen Ai terus menatap Yang Jing yang wajahnya berubah-ubah, dari sedih,
penasaran, dan kemudian marah. Saat seperti itu, kembali Juen Ai melihat sekujur tubuh pendekar muda itu diselimuti oleh sinar seperti lapisan perak. Dari matanya terbersit cahaya dengan kilat yang sama, tajam, dan mengkilat sperti pedang yang baru diasah. Sorot mata itu penuh wibawa yang menghantarkan kekuatan yang
menundukkan. Sorot mata seorang yang tidak lumrah manusia lagi, seperti sorot
mata anak dewa. Hal ini selalu terjadi manakala hawa sakti Shen De Bu Fu Tui
Dong Yang (Langkah Dewa mendorong Samudra) bergolak hebat dari diantan yang
mendesak Chuan-Chu-shen-jing (jalan darah yang mengalir dari jantung ke arah
otak kecil), kemudian bergerak cepat ke arah hong-hu-hiat dibelakang pundak dan
punggung bagian bawah. Tidak beberapa lama, Juen Ai menjadi terbelalak ketika
melihat suling bambu di tangan Tianpin-Er sekonyong-konyong berhamburan
terbawa angin dalam bentuk serbuk berwarna hijau muda. Tiba-tiba Tianpin-Er
menggeliat, dan dalam waktu sekejab tubuhnya lenyap dari hadapan Juen Ai.
Sedetik kemudian, Juen Ai melihat sebongkah pohon bambu tercabut sampai ke
akar-akar, dan melayang ke atas dengan kecepatan yang maha dasyat. Dalam
sekejab, Juen Ai melihat bayangan putih menerjang bongkahan bambu itu, dan
terdengar suara:
"Craaas ".sweer ".!!!"
Bongkahan bambu bersama dengan akarnya itu kemudian turun perlahan-lahan
membentuk delapan bagian dan melayang jatuh dalam waktu bersamaan dan
dalam keadaan utuh. Tampak Tianpin-Er sudah berdiri di samping Juen Ai sambil
menghela nafas panjang-panjang. Wajahnya sudah kembali normal.
"Ai Cici, permintaanku yang pertama telah Cici penuhi dengan tulus hati, sehingga aku, Tianpin-Er dapat mulai menguak misteri yang menutupi kehidupanku dan
keluargaku, dan sekaligus dapat memulai penyelidikan bagaimana menghadapi
ilmu-ilmu dedengkot iblis, Wang Hong Sen. Dunia persilatan berada dalam keadaan
yang berbahaya: satu arah berurusan dengan buaya ganas, Budi San-mowang, di
arah lain menanti anaconda, seekor ular yang dapat melahap hidup-hidup
mangsanya, Wang Hong Sen. Aahh"sungguh sangat menguatirkan."
"Cici, sekarang tinggal satu lagi, apakah cici masih bersedia?"
Juen Ai kembali menatap Yang Jing dan beberapa saat kemudian menoleh kembali
ke arah pohon bambu tadi. Ia terheran-heran, ketika pohon bambu itu melayang
jatuh, keadaannya tampak masih segar, bahkan Juen Ai tidak melihat daun-daun
bambu itu rontok, tetapi kini ". Pohon bambu itu tinggal serbuk-serbuk hijau yang berhamburan ke pelbagai jurusan mengikuti angin yang menerpanya.
"Jing Di " i ih " ilmu apakah itu?" Tidak terasa ia bergedik dan bulu tengkuknya meremang membayangkan akibatnya apabila dilancarkan ke arah manusia yang
terdiri dari darah dan daging.
"Cici, maafkan Tianpin-Er yang tidak bisa menahan diri sehingga pohon bambu
yang indah dan menjadi penghias hutan ini menjadi korban Ba Quanzi Shen
(Delapan Lingkaran Dewa), lingkungan menjadi rusak dan kotor."
"Jing Di, aku mengerti dan dapat menyelami perasaanmu yang terguncang hebat
melihat kenyataan yang mengejutkan dan sekaligus menyeret alam pikiranmu ke
dalam lautan misteri yang sulit ditembus oleh akal. Selain itu, wahai Tianpin-Er, cicimu juga mengerti bahwa engkau juga terdiri dari darah dan daging. Seandainya ayahku berada di sini, ia pasti mengetahui dengan jelas siapakah ayahmu itu dan
bagaimana ia bisa terjatuh ke dalam tangan maut Wang Hong Sen."
"Cici, untuk itu kita harus menyelamatkan jendral Gan terlebih dahulu. Namun kita tidak bisa langsung ke sana, karena kekuatan kita sangat terbatas dibandingkan
dengan kekuatan mereka. Mereka bersatu di bawah satu pimpinan, sedangkan kita
yang berjumlah sedikit itupun masih tercerai-berai. Wang Hong Sen adalah momok
dunia persilatan yang sakti. Konon, kabarnya kesaktian Bu-Di-San-Mowang,
terutama Sima De Kun dan Lan Wu Kui tidak berada dibawah si Singa Pencabut
Nyawa. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kenekadan dan keberanian tanpa
upaya memperlengkapi diri, itu berarti kita membuang nyawa secara sia-sia dan kita berlaku bodoh."
"Aku mengetahui kesaktian Lie Sian dan sepasang Naga sakti: Hu koko dan Hsing
Li Fong lihiap, Xin Long twako, panglima Gan Bu Tong, dan kemungkinan besar
Sima Cin Long. Tetapi aku tidak tahu dimanakah Lie Sian sekarang, dan bagaimana
keadaan De Hu koko dan Hsing Li Fong lihiap. Mereka bertiga memiliki ilmu silat
yang sulit dicari tandingannya. Bagaimanapun juga, apabila kita maju satu demi
satu, itu seperti mengantar nyawa dengan sia-sia. Oleh sebab itu alangkah sangat baik apabila Ai cici dapat memperlengkapi diri dengan baik, bakat cici menjadi
seorang pendekar tangguh besar, maka kalau cici tidak keberatan, aku ingin
membagi sebuah ilmu pedang yang dapat menjadi pasangan serasi bagi ilmu
pedang Dewa Pembabat Rumput. Selain itu, aku bersedia membantu cici
mematangkan ilmu silatmu semampuku. Dengan demikian Xinlong twako dan Juen
Ai cici dapat menjadi sepasang pendekar pedang yang dapat saling mengisi dan
menolong."
"Ilmu pedang Shen Qi Cao Quan (dewa membabat rumput) dan Daowang Buzhuo
Thianshi Ying (Raja Pedang Menyergap Bayangan Bidadari) akan menjadi
pasangan yang luar-biasa hebat apabila dipadukan. Tetapi tidaklah mungkin Cici
dapat menguasahi ilmu pedang Bayangan Bidadari hanya dalam waktu yang
singkat. Walaupun demikian, selama beberapa hari ini aku menganalisa ilmu
pedang ini, dan hasil analisa itu kutuangkan dalam satu wujud ilmu pedang yang
memiliki sifat dan nature yang sama persis dengan Daowang Buzhuo Thianshi Ying,
tetapi memiliki perbedaan gender. Bila Daowang Buzhuo Thianshi Ying bergender
jantan, maka ilmu pedang yang akan kuajarkan kepada Cici bergender betina yang
kuberi nama: Khip-thih-ying-kiamsut. Coba Cici perhatikan:"
Yang Jing mengambil sebatang bambu yang beruas dua pangkal untuk dijadikan
sebagai pedang. Ia berdiri di tengah-tengah pohon-pohon bambu yang bergerak
cepat oleh karena hembusan angin. Ujung-ujung bambu itu berkelebat-klebat
membentuk barisan yang saling mengisi dan tertutup rapat. Bagaikan ratusan
pedang ujung-ujung bambu itu membabat, menusuk, menebas, dan pada saat yang
sama membacok. Semua lini tertutup oleh serangan-serangan yang luar-biasa
deras dan cepatnya, namun juga memiliki pertahanan yang bukan main. Sekilas
pandang, tidaklah mungkin bisa menembus celah-celah bambu untuk menerobos
masuk karena gerakan bambu itu cepat dan susul menyusul, lagipula, berjumlah
banyak sekali. "Cici, ilmu pedang ini disebut "Khip-thih-ying-kiamsut" karena memiliki daya hisap seperti magnet dan menerobos masuk dengan pengerahan ying sinkang. Tidak
memiliki jurus tertentu, tetapi memiliki gerakan alamiah seperti "qixing" (tujuh bintang). Qi xing yang menerima gerak, akan bergerak jauh lebih cepat dan kuat
dari gerak yang ia terima. Tampaknya ia diam, tetapi sesungguhnya dalam diamnya
ia telah melakukan gerakan yang digandakan oleh jarak dan percepatan yang tidak
terlukiskan tingginya. Perhatikan baik-baik! Bambu di tanganku menerima gerak dari ratusan bambu-bambu di atas itu. Karena ia menerima gerak, berarti di dalam
dirinya sudah terkandung semua gerakan yang dihisap oleh sifatnya yang seperti
"khip-thih". Betapapun cepat gerakan bambu-bambu di atas dan betapapun banyak
yang menimbulkan gerakan, khip-thih-ying-kiamsut akan bergerak berlipat-lipat lebih cepat dan lebih kuat dari gerak dan tenaga sumbernya sendiri. Akibatnya menjadi
seperti ini".."
"Ces".ces".ces".ces"!!"
Sungguh hebat sekali, ratusan bambu yang bergerak cepat dan susul menyusul
karena gerakan dan hembusan angin dari pelbagai arah, dalam waktu sekejab
setiap batang pada ruas tertinggi terdapat lubang tepat di bagian ujung yang sedang bergerak.
"iiih "mampukah aku bersilat dengan cara seperti itu" Gerakanmu seperti patung
yang tidak bergerak dan bambu di tanganmu juga terlihat lurus di depan seolah-olah tidak bergerak sama-sekali, tetapi begitu ratusan bambu itu sudah sangat dekat,
tahu-tahu bambu di tanganmu sudah mendarat di leher setiap bambu dan
melubangi mereka dalam waktu yang sedemikian tepat dan cepatnya."
"aduh Jing Di, mana mampu cicimu menguasahi ilmu mujijat seperti "Khip-thih-ying-kiamsut,"sedangkan ilmu pedang Hongmo Quan (pedang pelangi) yang diajarkan
subo Lanhoa Sin niang saja sampai hari ini tidak bisa kumainkan dengan baik,
apalagi Khip-thih-ying-kiamsut."
"Cici, dengan menguasahi Khip-thih-ying-kiamsut, Hongmo Quan ciptaan Lanhoa
Sinniang dan YingYang Sinshuang Quan(Jurus elang sakti im dan yang) ciptaan
Luliang Sinshuang (elang sakti dari Luliang) tidak akan menjadi kesukaran bagimu untuk memainkannya."
Juean Ai memandang Yang Jing sambil tersenyum, ia sangat terharu melihat kasih
sayang Yang Jing terhadap dirinya dan kakak misannya, Gan Bu Tong. Kasih
sayang yang lahir secara murni dari hatinya yang mulia tanpa dikotori oleh hal-hal lain. Sinar mata Tianpin-Er begitu halus dan murni ketika memandangnya.Tidak
terasa Juen Ai menarik nafas panjang.
"Jing Di, hatimu sangat mulia. Cicimu akan menjadi cici yang baik bagimu. Akan
bersedia menerima ajaran ilmu pedang itu, tetapi dengan satu syarat, dan Jing Di harus berani menerimanya."
"Katakanlah Cici, aku, Tianpin-Er, demi Thian yang hidup, akan berupaya memenuhi syarat itu karena aku tahu cici adalah seorang pendekar wanita yang berhati bersih, menyukai kebenaran, dan berjiwa gagah perkasa. Tidak nanti cici menyuruhku
berbuat sesuatu melanggar peraturan Hiapgie dari pada kaum Bulim."
"Hi..hi"hi"sungguh lucu kalau dipikir. Bukan sang shifu yang menentukan
syaratnya, eeh"malahan muridnya yang minta syarat "hi"hi" syarat mudah,
tetapi perlu bersumpah tidak akan menolak!"
"Perlu bersumpah " aduh "sungguh celaka " apakah itu akan menyalahi
peraturan hiapgie kaum Bulim?"
"Sama sekali tidak " tetapi akan menyentuh "beng jeng" (nama) keluarga Zheng."
Yang Jing meloncat seperti disengat kalajengking saking terkejutnya.
"Cici " kenapa sampai menyentuh soal beng jeng segala" Apakah syarat itu
serious sekali?"
Juen Ai menanggukkan kepalanya sambil tersenyum manis sekali. Ia juga
menggigit-gigit bambu muda dengan gigi-giginya yang putih berkilau dengan polah
seperti mempermainkan Yang Jing.
"Apakah Tianpin-Er akan mundur dan tidak berani berbicara lagi soal Khip-thih-ying-kiamsut?"
"Cici, Tianpin-Er tidak akan mundur setapakpun, nah katakan, syaratnya, hari ini juga aku akan melaksanakannya!"
"Jing Di, syaratnya" !!"
Juen Ai diam "dan diam ". Tersenyum dan tersenyum sambil tetap mengulum
ujung daun bambu muda dengan giginya. Sedangkan Yang Jing menunggu
setengah berjongkok dengan wajah sedikit tegang. Tetapi yang ditunggu tidak juga kunjung muncul, membuatnya semakin penasaran.
"Ai cici "ayo katakan " rasanya lama sekali dan berat untuk mengucapkannya.
Kalau syaratnya membebaskan ayahmu dari cengkraman Wang Hong Sen, aku
saat ini juga akan berangkat dengan taruhan nyawa."
"Jing Di, karena engkau tidak mau diangkat menjadi shifuku, maka aku hanya mau
belajar Khip-thih-ying-kiamsut dengan syarat kita mengadakan upacara " di
hadapan arwah jendral Zheng Yen An dan nanti setelah bertemu dengan ayah, kita
berdua berlutut dan mengadakan upacara yang sama sekali lagi."
Berdebar hati Yang Jing mendengar syarat yang menyinggung soal upacara segala.
Perlahan ia berjalan mendekati Juen Ai, tangannya gemetar dan wajahnya menjadi
sedih sekali. Ia menyangka bahwa Juen Ai mintanya menikahinya sebagai syarat.
"Ai cici " aku khan adikmu " dan upacara apa yang cici maksud?"
"Jawab dulu, apakah engkau bersedia?"
Karena ia sudah mengikat lidahnya dengan janji, adalah pantang bagi Yang Jing
untuk mengingkarinya walaupun apa yang akan terjadi.
"Cici " katakanlah, aku bersedia ?"
"Jing Di, aku meminta engkau bersedia mengangkat saudara denganku, sehingga
mulai saat ini aku menjadi cicimu dan engkau menjadi adikku " hmm, apakah
engkau bersedia."
"Ha"ha"ha"ha?"
Yang Jing tertawa terbahak-bahak dengan suara yang luar-biasa hebatnya, karena
dari suara tawanya itu terkandung hawa sakti Waikexue Xikuang Banqian Shengyin
(membedah arus, memindahkan suara).
"Ha..ha"ha"sebenarnya itupun sudah menjadi jeritan hatiku. Betapa rindu hatiku
untuk menjadi adikmu Juen Ai cici " aku sangat bahagia "aku bangga memiliki
Gan Juen Ai sebagai ciciku."
Mendengar perkataan Yang Jing yang seperti itu, Juen Ai sangat terharu, sampai "
sampai ia menitikkan air-mata walaupun wajahnya tersenyum. Saat itulah mereka
mengadakan upacara sembahyang untuk mengangkat saudara.
"Cici, Khip-thih-ying-kiamsut ini kuciptakan dengan cara mengawinkan tiga ilmu
yang memiliki sifat yang hampir sama: pertama, Yikong Jingzhi, yikong yidong
(gerak diam dan gerak bergerak) menurut Qi xing (tujuh bintang), kedua Daowang
Buzhuo Thianshi Ying (Raja Pedang Menyergap Bayangan Bidadari) dan ketiga
adalah bu-yi-dong-tu (pedang tanpa gerakan). Hanya satu jurus saja, tetapi memiliki gerakan, kecepatan, ketepatan, dan kekuatan yang beraneka ragam. Ketika ilmu ini berpasangan dengan ilmu pedang Shen Qi Cao Quan (dewa membabat rumput),
maka kecepatan, ketepatan, dan kedasyatannya dapat dikatakan melebihi Shen
Cao Quan karena ia menerima gerak, hawa sakti, dan kedasyatan ilmu pedang itu.
Tetapi, pada saat yang sama, ketika ia berpasangan dengan Shen Qi Cao Quan
(dewa membabat rumput) untuk melawan musuh, maka keunikan gerakan,
ketepatan, dan kedasyatan Khip-thih-ying-kiamsut akan Cici lihat dan rasakan
sendiri." "Jing Di, apa yang dikatakan Lie Sian mei-mei sungguh tepat, engkau seperti tuyul sakti yang mengetahui semua hal yang berbau ilmu silat " hi"hi"hi"Jing shifu,
teecu, Gan Juen Ai, siap melaksanakan perintah shifu dengan taat dan setulus hati.
Hari ini, walaupun aku adalah Cicimu, tetapi engkau adalah adikku tetapi sekaligus shifuku."
Serta-merta Juen Ai berlutut dengan memberikan soja kepada Yang Jing. Yang
diberi soja diam saja, tetapi begitu Juen Ai mengangkat kepalanya, ternyata Tianpin-Er sudah melesat hilang entah kemana, sebagai gantinya, disitu sudah tersedia
seekor kelinci yang membelalakkan mata kepadanya karena kedua telinganya di kat
dengan seutas tali, dan "diberdirikan" seperti sebuah patung."
"Ha"ha"ha"lucu sekali, puteri jendral Gan Bing mengangkat seekor kelinci
menjadi shifunya, dan berlutut tujuh kali di depannya " ha"ha"ha"betapa aneh
dan lucunya."
"Jing di "mengapa engkau mengodaku keterlaluan " sudah "sudah aku tidak
mau berlatih Khip-thih-ying-kiamsut " biar menjadi Juen Ai yang mlempem dan tak
berguna juga tidak apa-apa, asal tidak menyembah kelinci buduk itu!!"
"Ha..ha"ha"sudah menyembah kelinci "eeh"sekarang mau lari dari janjinya "
Sudahlah Cici, di antara kita tidak ada murid dan guru, yang ada adalah "didi (adik) dan "cici"."
Mulai hari itu, Yang Jing secara diam-diam melatih Juen Ai dengan ilmu pedang
Khip-thih-ying-kiamsut. Juen Ai tidak menyadari bahwa ia sedang melatih ilmu
pedang yang unik tetapi luar-biasa mujijat sifatnya. Hanya satu jurus, namun
memiliki sifat, nature, dan jiwa yang sulit untuk dipelajari. Perhitungan, pengetahuan ilmu gerak, dan rahasia gerakan tujuh bintang yang sangat rumit harus dikuasahi
sebagai syarat mutlak untuk menjiwai ilmu pedang Khip-thih-ying-kiamsut.
Tujuh hari telah berlalu. Suatu hari ketika Juen Ai sedang berlatih seorang diri di tempat yang sama, sekonyong dari balik rimbunan Bambu muncul tiga orang gadis
cantik yang berpakaian ringkas. Tiga orang itu datang-datang langsung mengurung
Juen Ai. Rata-rata mereka memiliki sorot mata yang tajam yang menandakan hawa
sakti di dalam dirinya sudah sangat hebat. Gadis pertama segera merangsek Juen
Ai dengan ilmu golok yang hebat yang disebut: Bai-xue-Mo-quan (ilmu golok darah
putih). Ilmu golok yang ganas dan tingkat berbahayanya semakin tinggi karena
rambutnya yang panjang itu juga turut menyerang untuk melakukan totokan-totokan
bagaikan kilat menyambar.
Saat itu, gadis kedua juga menyerang dengan ilmu pusaka biara Shaolin, Lohan
Mengirim pusaka. Hebat sekali serangan ini. Daya gempurnya sudah menyesakkan
pernafasan sebelum serangan itu datang mendekat. Tetapi yang luar-biasa, Juen Ai yang diserang hanya berdiri diam saja dengan bambu dua ruas dipegang
sedemikian rupa. Tetapi begitu kedua serangan itu sudah berjarak tiga dim darinya, tiba-tiba kedua orang itu terpakasa membatalkan serangan mereka, karena tiba-tiba bambu di tangan Juen Ai bergerak seperti tersedot oleh tangan dan golok mereka
sendiri, tetapi bukan ingin bersentuhan dengan golok atau kedua tangan mereka,
tetapi seperti kilat menyambar, tahu-tahu bambu itu nylonong masuk ke tempattempat yang terbuka dengan kecepatan, ketepatan, dan kekuatan yang sukar
dibendung. Betapapun mereka berdua ingin menghindar, bambu itu sudah
mendahului, setengah gerakan kemudian, kain di pundak kiri mereka berlubang
tanpa dapat dicegah lagi.
"Ai h " lihai sekali " kami belum kalah ".awas serangan!!!"
Gadis yang berdarah Mongol itu menjadi sangat penasaran, ia merangsek lagi


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan jurus Angin badai membelah gunung di mainkan di tangan kiri, sedangkan
tangan kanannya memainkan telapak sakti biksu Laosin.
"Hiaat " Hong-thai koah soa (Angin badai membelah gunung) "!!!"
Gerakan tangan kiri gadis itu sungguh-sungguh dasyat, karena dalam sekejab
tangan kiri yang halus itu berubah menjadi Sin Jiu (tangan sakti) mengeluarkan
suara berciutan dan kekuatan daya gempurnya hebat sekali. Lengan bajunya
berkibar-kibar, ketika tangan kiri membentuk serangan yang melingkar-lingkar
seperti angin puting beliung. Pada saat yang sama, tangan kanannya bergerak lurus ke depan dengan telapak terbuka lebar seperti biksu Laosin membuka tangan
saktinya. "Wus " sraat"sraat".!!"
Tetapi Juen Ai berubah menjadi luar-biasa lihai dan aneh gerakannya. Ia seperti
menggerakkan tangan seenaknya, tetapi semua serangan dari kedua ilmu biara
Shaolin itu, tidak sedikitpun bisa menyentuhnya.
Melihat kawannya tidak berdaya, dua orang gadis lainnya segera mengeroyok.
Wanita ketiga juga bersenjata golok, kecil saja, tetapi gerakannya seperti halilintar.
Ilmu golok yang disebut golok halilintar ini dipakai untuk mendesak Juen Ai, dengan gerakan teratur, mantap, dan memiliki jurus-jurus asing yang sangat tidak terduga perkembangan dan arah serangannya. Kini ketiga wanita itu menyerang sambil
mengeluarkan ilmu-ilmu simpanan mereka. Tidak ayal lagi, Juen Ai yang belum
menguasahi betul Khip-thih-ying-kiamsut, menjadi bingung meladeninya. Percaya
dirinya belum terpupuk dengan baik dengan ilmu ini, mengakibatkan ia selalu ragu-ragu. Tentu saja gerakan ragu-ragu dan kurang percaya diri ini menciptakan titik-titik berbahaya bagi dirinya karena ketiga wanita itu bukannya pesilat biasa saja.
Keringat mulai membasahi jidatnya, dan tiba-tiba saja ia balik menyerang dengan
mengerahkan YingYang Sinshuang Quan(Jurus elang sakti im dan yang). Ilmu
ciptaan Luliang Sinshuang (elang sakti dari Luliang) ini memang hebat, tetapi mana ilmu ini dapat bertahan menghadapi serangan ilmu-ilmu kelas satu dari biara
Shaolin. Lagipula, si golok maut yang dikombinasi dengan totokan-totokan deras
dari rambut panjang gadis satunya lagi luar-biasa dasyat dan ganasnya. Tidak
sampai lima jurus, Juen Ai sudah hampir tidak bisa bernafas. Permainana silatnya menjadi kacau balau. Ia mencoba memainkan kombinasi ilmu pedang Hongmo
Quan (pedang pelangi) dan YingYang Sinshuang Quan(Jurus elang sakti im dan
yang) untuk sekdar dapat bertahan, itupun tidak menolong sama sekali. Entah
berapa kali golok maut dan rambut hitam hampir mencium lehernya, angin dingin
dan tajam terasa mengiris urat-urat lehernya. Hanya dengan susah payah ia dapat
mengelak dari serangan itu sambil melemparkan dirinya ke belekang. Tetapi baru
saja ia bisa bangun sepasang tangan wanita keturunan Mongol itu sudah mengarah
ke dada dan pinggangnya. Sejenak ia tidak dapat bernafas, tetapi dengan nekad ia membuang dirinya ke belakang sehingga jatuh tersungkur menabrak pohon-pohon
bambu. Rasa nyeri menyerang isi dadanya. Ia tidak bisa bernafas lega, karena dari arah yang berlawanan, gadis berbangsa Khitan, menyerang dengan ilmu golok
halilintarnya. Pohon-phon bambu yang mengelilingi tubuh Juen Ai terbabat putus
menjadi potonga-potongan kecil yang meluncur ke arah Juen Ai bersamaan dengan
gerakan golok halilintar wanita Khitan itu. Hebat, dasyat, dan luar-biasa cepat
serangan ini. Mau tidak mau, Juen Ai segera lari lintang-pukang untuk
menyelamatkan diri, kalau tidak ingin tubuhnya disate dengan puluhan bambu yang
melesat ke arah dirinya.
"Hei " wanita-wanita gila, tidak ada hujan tidak ada angin datang-datang
menyerang seperti orang kerasukan setan. Ayo katakan apa salahku dan apa
maunya kalian."
Tetapi ketiga wanita itu diam saja, bahkan terus menyerangnya semakin dasyat.
Hawa pukulan dan sabetan golok itu menderu-deru mendirikan bulu roma. Juen Ai
sadar, kedua ilmunya tidak akan dapat menghadapi serangan ketiga wanita kosen
yang seperti kesurupan itu. Juen Ai yang merasa ditekan dan didesak habis-habisan berubah menjadi nekad. Ia mengambil keputusan menggunakan ilmunya yang baru,
Khip-thih-ying-kiamsut, semaksimal mungkin dengan mengabaikan resiko apa saja
untuk menyelematkan dirinya. Ia berpikir:
"Daripada aku mampus seperti keledai yang tidak berdaya, lebih baik binasa seperti harimau terluka. Hmm " majulah manusia gila!!" Juen Ai berkata dalam hatinya.
"Wanita-wanita jahanam, jangan dikira Gan Juen Ai takut dan jeri menghadapi iblis-iblis macam kalian. Ayo majulah, aku tidak akan mundur setapakpun!!"
"Seorang wanita hebat, bernyali harimau, berjiwa naga sakti!" Kata salah seorang dari wanita itu lirih.
Kini Juen Ai menjadi marah. Ia berdiri dengan gagahnya. Bambu ruas dua di
tangannya bergetar hebat karena pengaruh Ying Sinkang. Kemarahan ini
menimbulkan keputusan nekad. Sehingga, secara otomatis rasa takut dalam dirinya
hilang seketika. Sorot matanya menjadi tajam bagaikan sembiluh. Seketika ia
menjadi seperti seekor induk elang yang terganggu anak-anaknya. Ilmu pedang
Khip-thih-ying-kiamsut dipusatkan di seluruh urat-syarafnya, hawa Ying Sinkang
bergerak berdesakan dari dalam diantan . Ilmu pedang Khip-thih-ying-kiamsut
bukanlah ilmu pedang yang memiliki sifat menyerang, tetapi sebuah ilmu yang
apabila diserang akan memberikan efek balik serangan yang berlipat-lipat
kecepatan dan kekuatannya. Di sinilah letak kedasyatan dan keunikan ilmu pedang
Ilmu pedang Khip-thih-ying-kiamsut.
Ketika tiga wanita itu kembali mulai merangsek dengan lebih dasyat lagi, Juen Ai segera bereaksi dengan Ilmu pedang Khip-thih-ying-kiamsut. Begitu ilmu ini
dimainkan dengan sepenuhnya, bambu di tangannya berubah seperti besi sembrani
yang selalu nylonong ke tempat yang terbuka di antara kekuatan hawa sakti dan
kehebatan gerakan lawan-lawannya. Bambu itu seperti menghisap gerakan dan
sinkang lawannya bahkan seluruh gerakan di sekitarnya seperti berpadu dengan
bambu itu, sehingga baik gerakan maupun kekuatannya menjadi luar-biasa sekali.
Juen Ai dapat menghisap semua gerakan di sekitarnya, dan bambu di tangan
kanannya itu berklebat-klebat ke arah yang kosong, sehingga setiap serangan
mereka berdua selalu berhenti di tengah jalan, karena hawa sinkang yang
disalurkan sepertinya justru menyokong gerakan bambu di tangan Juen Ai.
Kini ketiga gadis yang bukan lain adalah Siangkoan Mulan, Bayarmaa, dan
Mandadini menjadi terdesak hebat. Pada detik-detik yang tidak menguntungkan
bagi mereka, tiba-tiba dari balik rimbunan bambu muncul dua orang lagi: seorang
wanita dan seorang laki-laki berpakaian hitam-hitam dengan wajah tertutup
selembar kain hitam. Langkahnya ringan seperti seekor rajawali emas. Rambut
panjang yang dibiarkan terurai itu berkibar-kibar terkena hempasan angin yang
sedang bertiup kencang di sekitar hutan bambu. Yang wanita memiliki bentuk wajah yang agung dan serius. Sebenarnya, wanita ini adalah seorang gadis yang memiliki kecantikan yang mempesona, tetapi sayang, wajah itu membeku, dingin, dan terlihat ditutup mendung kesedihan. Sinar matanya berkilat tajam. Tubuhnya langsing, lebih tinggi sedikit dari gadis kebanyakan,dengan postur atau bentuk yang luar-biasa
indahnya. Tiba-tiba kedua orang yang baru datang itu meloloskan pedang dari sarungnya.
Dalam jarak tujuh tombak mereka sudah melayang cepat seperti burung elang
menyambar. Keduanya tidak mengeluarkan suara sedikitpun, langsung menyerang
dengan dasyatnya.
"Hei " apakah kalian sudah gila!!! Belum selesai urusan dengan tiga wanita gila, kini datang manusia yang lebih gila " hentikan!! Mari kita berbicara!!"
Juen Ai berteriak marah dan penasaran. Tetapi sungguh tidak dinyana laki-laki dan perempuan yang baru datang itu tidak neggubris sedikitpun bahkan tidak
menghentikan serangannya. Juen Ai semakin penasaran.
"Hmm " kalau tidak dihajar, kalian iblis-iblis gila akan terus menganggap orang lain sebagai barang permaianan yang gampang dihina dan dibunuh!!"
Segera Juen Ai menghadapi serangan dasyat dari dua orang itu dengan Khip-thihying-kiamsut. Dua orang yang baru datang ini ilmunya lebih tinggi dan lebih dasyat dari tiga wanita tadi, lebih-lebih laki-laki yang berpakaian hitam-hitam dan wajahnya tertutup kain hitam itu. Gerakan pedangnya luar-biasa cepat dan dasyat. Anginnya menderu-deru seperti naga mengamuk, sehingga rumput-rumput dan pohon-pohon
bambu yang berjarak dua kaki dari pedangnya terbabat habis seperti dibabat oleh
seratus pedang. Sedangkan yang wanita menggerakan pedangnya tidak kalah
hebat dengan yang laki-laki. Suara berciutan yang diakibatkan oleh hawa sakti yang menyelubungi pedangnya membawa angin yang menggiriskan. Jurus-jurus yang
dilancarkan rata-rata jurus pilihan yang luar-biasa kuat dan tangguhnya. Juen Ai tidak berani ayal, perhatiannya secara penuh terpusat pada ilmunya yang baru Khip-thih-ying-kiamsut. Kepercayaan terhadap ilmu pedang ciptaan Tianpin-Er ini sudah semakin tebal, sehingga setiap gerakan yang ia mainkan nyaris menuju kepada
kesempurnaan. Setiap celah kosong walaupun tipis sekali dan hanya tersedia
beberapa detik, dimasuki oleh Khip-thih-ying-kiamsut tanpa dapat dicegah baik oleh si penyerang ataupun oleh Juen Ai sendiri. Gerakan bambu itu terjadi begitu
otomatis sesuai dengan arus hawa sakti dan gerakan dari lawannya. Semakin hebat
pedang laki-laki itu menyerang, semakin hebat pula ia terserang balik dan semakin kelihatan celah-celah kosong yang terbuka seolah memberi jalan bagi masuknya
bambu di tangan Juen Ai.
"Ai h " sungguh lihai " apa nama ilmu pedang ini?"
Juen Ai secara tidak sadar menyahut pertanyaan laki-laki itu karena suaranya
seperti ia kenal dengan baik.
" Khip-thih-ying-kiamsut!!"
Pada saat itu, pedang di tangan wanita itu yang bukan lain adalah Lie Chuang Mu
sudah menggelegar dekat sekali dengan pinggulnya. Tetapi betapa terkejutnya
pendekar wanita itu, karena tahu-tahu ujung bambu itu sudah menotol pundaknya
sebelah kanan, dan anehnya, seolah pedangnya sendiri yang menghantarkan
bambu itu ke arah pundah.
"iiih " !!!" Serunya sambil melompat jauh-jauh.
Juen Ai tersenyum senang melihat ilmu pedang Khip-thih-ying-kiamsut yang
diajarkan Yang Jing dapat meladeni serangan orang-orang itu tanpa terdesak.
Sayangnya, ilmu ini tidak dibekali dengan sifat menyerang. Ia hanya menyerang
apabila diserang, berputar apabila diputar, dan seterusnya, seperti sebuah pedang yang kehilangan pasangannya. Ketika sedang berpikir itulah, tiba-tiba tiga wanita lainnya turut menyerang. Serangan yang datangnya mendadak dan bergelombang
itu dasyatnya bukan main, karena empat wanita itu adalah ahli-ahli silat yang sudah tinggi sekali tingkatnya. Maka dapat dibayangkan betapa hebatnya apabila mereka
berempat menyerang sekaligus.
Tentu saja kini Juen Ai terdesak hebat sekali, karena ia sudah mulai kelelahan. Ilmu pedang Khip-thih-ying-kiamsut yang memiliki sifat unik ini tidak bisa berinisiatif untuk menyerang dan mematahkan perlawanan lawannya. Ia memang diciptakan untuk
menjadi pasangan ilmu pedang lain. Walaupun Khip-thih-ying-kiamsut hebat sekali
dan sukar ditembus oleh empat wanita, karena begitu diserang, bambu di tangan
Juen Ai menyerang balik dengan jauh lebih cepat dan selalu mengarah pada
tempat-tempat kosong, mengakibatkan mereka berempat tidak bisa berkutik. Tetapi
faktor lain menentukan akhir dari pertempuran ini, yaitu terbatasnya hawa sakti Juen Ai. Ia sudah mulai kelelahan, nafasnya sudah memburuh.
"Iblis-iblis gila " serang lah, jangan dikira Gan Juen Ai akan begitu mudah
menyerah " hmm " jangan harap "!!"
Empat wanita itu melihat Juen Ai sudah kehabisan tenaga segera menyerang
sehebat-hebatnya. Tidak ayal lagi Juen Ai terdesak hebat. Pada saat itulah, laki-laki bertopeng itu melompat sambil menangkis semua serangan. Ia bukannya
menyerang Juen Ai tetapi sebaliknya, kini ia membantu. Juen Ai menjadi bingung
sendiri, tetapi ia mengambil sikap tidak peduli, ia segera menyambut bantuan laki-laki bertopeng. Secara tidak sadar ia kini ia berdiri dengan bambu di tangan kanan, sedangkan laki-laki itu berdiri di sampingnya dengan pedang di tangan kiri. Ketika empat wanita kosen itu menyerang, segera Juen Ai memainkan Khip-thih-ying-kiamsut sedangkan yang laki-laki memainkan ilmu pedang yang luar-biasa
hebatnya. Begitu Khip-thih-ying-kiamsut berjumpa dengan ilmu pedang laki-laki,
bambu di tangan Juen Ai menjadi pasangan yang serasi dan menghasilkan sebuah
permainan pedang yang selain indah, tetapi juga luar-biasa hebat daya serang dan pertahanannya. Keempat wanita itu seperti dipermainkan oleh sepasang pedang
yang mencang-mencong, nylonong sana-sini, dengan tebasan, tusukan, dan
totokan ujung pedang yang sukar diterima oleh logika ilmu pedang. Pedang di
tangan kiri laki-laki itu seperti dewa sedang bermain-main dengan rumput
sedangkan bambu di tangan kanan Juen Ai seperti Dewa mengambil rumput-rumput
itu kemudian membersihkan bagian-bagian yang lowong. Sepuluh jurus kemudian,
keempat waniti sudah tidak berdaya sama sekali. Juen Ai yang tidak mau menyakiti keempat wanita itu karena merasa tidak memiliki permusuhan, hanya mebagi
tusukan-tusukan ke arah lengan mereka. Sehingga lengan baju mereka tampak
berlubang-lubang membentuk ruas ujung bambu.
"Aya " adik Juen Ai " Shi Taihiap, kami berempat mengaku kalah dan benarbenar takluk!!" Kata Bayarmaa dengan tersenyum.
"Adik Juen Ai maafkan aku, datang-datang menyerangmu kalang-kabut."
Juen Ai sampai terbelalak melihat perubahan sikap mereka berempat.
"Aduh ada permainan apakah ini" Dan siapakah Cici sekalian?"
"Namaku Bayarmaa, dan ini yang cantik dan galak luar-biasa adalah Siangkoan
Mulan, sedangkan itu yang centil agak pendiam adalah Mandadini, satunya lagi
adalah Lie Chuang Mu. Sedangkan yang laki-laki itu, yang "mengkhianati" kami
adalah ?" Juen Ai menoleh ke laki-laki yang berdiri di sampingnya, ia melihat matanya seperti tertawa geli. Tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak sambil membuka cadarnya.
"Ha..ha"ha"Ai mei mei, betapa senang hatiku melihat kemajuanmu yang luarbiasa hebat " ha"ha..h" Jing Di memang semacam Tuyul Sakti yang lihai "
hmm" aku harus memiliki kesempatan untuk bermain pedang dengannya "
harus!!" "Long koko " koko " aduh koko permainan apa ini." Juen Ai saking mangkelnya
segera memukul-mukul dada Xin Long sambil terus bertanya: "permainan apa ini "
permainan apa ini."
"Mei mei " jangan menyalahkan kami berlima, kami hanya menjalankan tugas
untuk menguji sampai dimana kemampuanmu menggunakan Khip-thih-yingkiamsut. Satu-satunya orang yang perlu disalahkan adalah si Tianpin-Er!! Ayo kita beramai-ramai mengepung dan mengeroyok itu si putra Gurun. Masing-masing kita
harus dapat menghadiahkan satu pukulan telak."
Tiba-tiba, mereka berlima melihat sesosok tubuh berkelebat ke arah gubuk.
"Iii " itu dia Tianpin-Er melarikan diri, ayo kita kejar!!!"
Tanpa menunggu jawaban dari lainnya, Xin Long segera menyambar tangan Juen
Ai dan segera berlari secepat terbang menyusul bayangan yang dipercaya sebagai
bayangan Yang Jing.
BAB 23: PERISTIWA MISTERIUS DI HUTAN JINXI
Bayangan itu berpakaian hitam-hitam, wajahnya juga tertutup kain hitam.
Gerakannya cepat bukan main menandakan ginkangnya sudah mencapai tingkat
yang tinggi sekali. Perawakannya tinggi dengan postur tubuh gagah. Sorot matanya mencorong bagai seekor elang. Tidak terlihat sebuah pedang pada punggungnya.
Ia melesat ke arah gubuk yang dibangun oleh Cinlong dan Hong Yin. Baru saja ia
menjejakkan kakinya di depan gubuk, enam orang yang mengikutinya dari belakang
sudah sampai pula di tempat itu. Rupanya ia terkejut juga melihat enam orang itu sudah dapat menyusulnya sedemikian cepat. Enam orang itu tidak kalah terkejutnya dengan si topeng hitam begitu mendapati bayangan yang mereka kejar ternyata
bukan Yang Jing. Dengan sikap waspada Xin Long bertanya:
"Siapakah saudara" Mengapa datang dengan mengenakan penutup muka?"
Orang itu tidak menyahud, tetapi menatap Xin Long dari ujung kaki sampai
rambutnya, dan berhenti pada lengan kanan Xin Long yang buntung. Sekejab sinar
mata itu tampak sayu.
"Apakah aku sedang berhadapan dengan Shi Xin Long, seorang pendekar dari
Tienshanbai?" Dia bertanya dengan suara yang terdengar gemetar.
Xin Long semakin terheran-heran mendengar orang itu dapat menyebut nama dan
asalnya dengan tepat. Dan ia menjadi lebih heran lagi, karena lengan kanan orang ini juga buntung seperti dirinya. Pada saat itu Juen Ai segera sadar, bahwa orang berbaju hitam ini adalah bayangan hitam yang melarikan sapu tangan kuning
miliknya yang berisi salinan surat wasiat pendekar Sim Hong Long.
"Engkau pasti manusia kurang ajar, sekutu si Iblis tua Wang Hong Sen dan
membawa lari sapu tangan kuning milikku. Ayo kembalikan sapu tangan itu!!"
"Aku datang ke tempat ini justru berurusan dengan sapu tangan kuning milikmu ini!!"
Sambil berkata ia mengeluarkan sapu tangan kuning itu dari balik bajunya.
"Kembalikan barang pribadiku itu!!" Juen Ai segera melayang hendak mengambil
sapu tangan itu. Tetapi gerakan orang itu sungguh luar-biasa cepat dan sigap. Dua dim sebelum tangan Juen Ai dapat menyentuh sapu tangan itu, tahu-tahu benda itu
sudah hilang di balik bajunya.
"Bedebah!! Sungguh tidak tahu malu, merampas barang pribadi seorang wanita!!"
Orang itu nampak agak gugup mendengar perkataan Juen Ai.
"Saudara, ada keperluan apakah engkau menyatroni tempat kami di tengah hutan
ini?" Xin Long mencoba menyabarkan diri, walaupun hawa amarah sudah memenuhi
dadanya mendengar orang ini begitu kurang-ajar membawa lari sapu tangan kuning
milik kekasihnya.
"Aku mencari orang yang dapat menterjemahkan catatan yang tertulis pada sapu
tangan kuning ini."
"Apakah catatan itu milikmu?"
"Sama sekali bukan."
"Dan ,mengapa engkau bersih-keras hendak mengetahui catatan pribadi orang lain
yang tidak ditujukan kepadamu ataupun memiliki sangkut-paut dengan dirimu" Dan
mengapa engkau berani mengambil sapu tangan itu yang jelas-jelas milik pribadi
seorang wanita baik-baik. Catatan bukan milikmu, dan sapu tangan itu juga bukan
milikmu, manusia macam apakah dirimu ini sebenarnya?"
Xin Long sudah menunjukkan kemarahannya, karena melihat orang ini bukan orang
baik-baik dan sangat "bocengli" (tidak tahu aturan)
"Beritahukan kepadaku, siapakah yang dapat menterjemahkan surat wasiat
peninggalan pendekar sakti Sim Hong Long." Jawab si topeng hitam singkat.
"Manusia kurang ajar yang patut dihajar"..!!"
Xin Long sudah tidak bisa menahan sabar lagi melihat cara orang ini berbicara,
segera ia menyerang. Rupanya orang itu juga tidak tinggal diam, segera ia
menyambut serangan itu dengan gerakan yang luar-biasa hebatnya.
"Hiaat " des..!!"
Xin Long terpelanting ke belakang dan dadanya agak sesak begitu tangan kirinya
berbenturan dengan tangan kiri orang itu, hal ini dapat terjadi karena Xin Long
masih belum sembuhbenar dari luka-dalam yang ia derita. Orang itu juga
mengalami hal sama, ia merasakan dadanya bergetar hebat.
"Koko " bagaimana keadaanmu, berhati-hatilah orang itu lihai sekali. Coba lihat, ia juga berlengan satu, juga sebelah kiri."
"Hmm " tenaga saktinya hebat" mungkin setingkat dengan De Hu " siapakah
gerangan orang ini."
Karena Xin Long adalah pendekar pedang, maka ia lebih suka melayani lawanlawannya dengan pedang.
"Keluarkan senjatamu!!"
"Senjataku adalah ini!" Kata orang ini sambil menunjukkan tangan kiri dan lengan kanannya yang kosong.
Xin Long tidak ragu-ragu lagi segera ia membuka serangan dengan ilmu
pedangnya. Dan orang itu pun tidak menunjukan tanda-tanda gentar melihat ilmu
pedang pembabat rumput yang dasyatnya bukan kepalang. Dengan ringan sekali ia
meladeni Xin Long dengan ilmu silat yang gerakannya seperti seekor naga bermainmain di angkasa. Hebat sekali daya gempur si topeng hitam, bahkan sinkangnya
merupakan sinkang yang sungguh luar-biasa.
Terjadilah pertempuran yang seru dan seimbang. Dua-duanya memiliki postur tubuh
yang sama gagah dan tinggi, sama-sama berlengan tunggal kiri, rambutnya juga
sama panjang, tetapi dengan ilmu silat yang berbeda sifat. Ilmu pedang pembabat
rumput memang sejenis ilmu pedang yang bertumpuh pada kecepatan dan
kekuatan hawa murni, sehingga sambaran pedangnya membentuk sinar berwarna
merah yang tajam melebihi ketajaman pedang itu sendiri. Gerakannya sukar diduga
dan selalu membawa kekuatan mujijat yang menggetarkan jiwa lawan. Kilatan
pedangnya selalu di kuti oleh suara seperti rumput-rumput yang terkikis dengan
sebilah pisau tipis yang tajam tidak terperihkan. Gerakan ujung pedangnya seperti naga menyusup-nyusup di antara ribuan pohon bambu. Sebentar nylonong ke kiri,
tetapi di saat lain, tahu-tahu sudah melenceng sambil mengikis ke arah yang
berlawanan dengan kecepatan dua kali dari gerakan yang pertama. Kadang-kadang
bergerak begitu lambat seperti orang memotong akar pohon yang ulet, tetapi
mendadak berubah gerakannya ke arah tidak kurang sembilan puluh delapan
derajat menyerong dengan kecepatan yang sangat sukar di kuti lagi oleh mata
biasa. Sifat ilmu pedang seperti inilah yang membuat si topeng hitam bersilat
dengan ekstra hati-hati.
Walaupun si topeng hitam ini lihai dan memiliki sinkang dan ginkang yang hebat,
namun ia menjadi tidak berdaya menghadapi Shen Qi Cao Quan (dewa membabat
rumput) yang diciptakan tokoh sakti dari Tienshanbai. Karena terdesak ia segera
mengubah cara bertempurnya, sambil melompat ke belakang dua tombak,


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendadak ia menyerang balik sambil melengking:
"Hiaaatt?"!!!"
Tangan kirinya bergerak lurus ke arah dada Xin Long dan tampak awan putih
seperti uap atau kabut menyeruak bagaikan kilat bergulung-gulung membawa daya
dan tenaga mujijat yang luar-biasa hebatnya. Xin Long terkejut setengah mati ,
karena ia merasakan pusat hawa sakti di dalam diantan seolah-olah dilumpuhkan
dari dalam. Ilmu itu belum dilancarkan, tetapi Xin Long sudah merasakan deburan
hawa sakti yang kuat. Sambil melompat ke belakang ia memandang gerakan
lawannya. Ia mendesis:
"Bai Yun Moshu (Ilmu Sihir awan putih) "!!! Apa hubunganmu dengan Zhu Wen
Yang!!" Karena si topeng hitam ini enggan menjawab pertanyaannya, Xin Long menjadi
marah. Ia mengambil keputusan untuk menghadapi pemuda ini dengan sepenuh
tenaganya. Hong Sin Kiam dipalangkan di depan dadanya, matanya mencorong
membawa perbawa yang menundukkan. Xin Long tidak berani ayal menghadapi si
topeng hitam ini karena terbukti ilmunya sangat dasyat dan berbahaya. Ia
menetapkan hatinya untuk memakai sifat keras dan lembut dari Shen Qi Cao Quan
untuk memporak-porandakan awan putih dan kekuatan magis di dalamnya. XinLong
berseru nyaring sambil menggerakkan Hong Sin Kiam dengan kecepatan yang tidak
terperihkan: "Hiaaaaaaaaaaaattt "..Fong Yun Bo di (angin dan awan menguliti tanah)"..!!"
"Suuut ".. cep!!! ". Long twako tahan dulu ".!!"
Pedang Hong Sin Kiam di tangan Xin Long tahu-tahu ditahan oleh tangan Yang Jing
dengan cara yang istimewa. Xin Long terkejut sekali melihat cara Yang Jing
menahan Hong Sinkiam sambil tersenyum seperti memegang sebuah sumpit saja.
Xin Long berpikir:
"Jing Di " manusiakah dirimu?""
Yang Jing tersenyum, senyum yang menyegarkan dan memperlihatkan keluhuran
pribudi yang dalam. Tidak ada kesan kesombongan dalam sikapnya bahkan
terkesan sangat rendah hati yang keluar dari dalam pribadinya secara wajar, polos, dan menyejukkan hati siapapun.
"Long ko, biarlah Cinlong twako menghadapi si topeng hitam ini, karena kesehatan twako belum pulih benar, perlu menghimpun tenaga sakti. Selain itu, ia perlu
mempraktekan ilmu warisan Zhongyue San Laoshen dalam pertempuran yang
sebenarnya."
"Aha " aku juga mendengar tiga ilmu rahasia tiga orang tua sakti dari kuil
Zhongyue yang dihadiahkan kepada Sima dixiong (saudara Sima) " kalau begitu
aku termasuk orang yang beruntung bisa menyaksikan kedasyatan ilmu itu." Kata
Xin Long dengan gembira.
"Long Koko, apakah engkau tidak cidera" Ingat Koko baru engkau baru
saja"bangkit" dari kematian, jadi jangan dulu memaksakan diri menggerakkan
tenaga. Koko " bagaimana pandangan dan perasaanmu terhadap adik angkatku,
Tianpin-Er?"
"Meimei" aku berfirasat Jing Di bukan saja adik angkatmu, tetapi sepertinya kalian berdua sungguh-sungguh saudara kandung. Coba perhatikan bentuk mulut, tatapan
mata, dan juga bentuk kepala, kalian berdua nyaris berasal dari satu perut."
"Ah " koko ada-ada saja. Kalau memang itu demikian aku akan sangat bahagia
sekali. Tetapi coba Koko perhatikan Enci Lie Chuang Mu yang berdiri di sana.
Bukankah ia lebih banyak keserupaan dengan Jing Di, bahkan postur tubuhnya juga
hampir sama."
"Hmm " Aku juga memperhatikan itu. Tetapi sepertinya, wajah nona itu banyak
miripnya dengan dirimu juga, Ai Mei. Kadang-kadang aku berpikir, mengapa Thian
menciptakan kalian bertiga begitu sama " sungguh aneh!!"
" Tentang Jing Di sendiri " aku secara tulus mengatakan: dia adalah pendekar sejati yang pemahamannya soal ilmu silat benar-benar tidak lumrah manusia lagi. Sukar
diukur tinggi dan dalamnya. Aku yakin pada masa kini, tidak ada satu tokohpun
yang memiliki kepandaian yang dapat disejajarkan dengan Tianpin-Er. Shi De Hu
dan Hsing Li Fong yang memiliki kepandaian luar-biasa hebatnya, kukira mereka
masih di bawah Tianpin-Er. Apakah engkau memperhatikan bagaimana ia menahan
hempasan Hong Sin Kiam" Padahal tenaga yang kugunakan sudah lebih dari tiga
perempat bagian dan jurus yang kulancarkan adalah salah satu jurus yang sangat
sulit dipecahkan oleh lawan dan termasuk paling lihai dari ilmu pedangku. Tetapi ia menjepit Hong Sin Kiam seperti menjepit sumpit saja. Benar-benar luar-biasa dan
sukar diterima secara akal. Dan yang lebih hebat, usianya masih sangat muda."
"Koko, Jing Di pernah menyinggung untuk bermain-main ilmu pedang denganmu.
Apakah Koko mau mempergunakan seluruh tenaga dan menguras seluruh isi Shen
Qi Cao Quan?"
"Ai mei, aku memang sedang menunggu kesempatan itu. Waktu di Tienshanbai, De
Hu juga pernah menyinggung soal itu. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimanakah cara Jing Di menghadapi serangan-serangan maut Shen Qi Cao
Quan yang kutahu sukar ditahan."
Sementara itu Sima Cin Long sudah berjalan tenang mendekati si topeng hitam. Di
dunia kangouw,pendekar muda ini memikul julukan Jiuwei Xinmo (Pedang sakti
berekor sembilan). Sehingga dengan muda diketahui bahwa ia memiliki ilmu pedang
yang lihai. Namun yang mengherankan, ia menghadapi manusia bertopeng hitam
yang kosen itu tanpa membawa pedang. Wajahnya yang kelewat tampan itu bukan
menunjukkan sikap seperti wanita, tetapi sebaliknya, ia gagah-perkasa seperti singa muda yang memandang dunia penuh dengan harapan.
"Aku dengar engkau mencari orang yang dapat mengerti catatan yang ditulis pada
sapu tangan kuning milik nona Gan Juen Ai yang dicuri oleh orang bertopeng hitam, apakah itu maksud dan tujuan kau datang ke tempat sepi ini?"
Sima Cin Long menghampiri orang bertopeng itu dengan sikap tenang. Wajahnya
yang tampan itu tersenyum sabar, pertanda hati pemuda ini tulus dan bersih. Kedua mata si topeng hitam terlihat berkedip-kedip menahan perasaannya. Mungkin ia
merasa malu mendengar penekanan Cin Long soal "Sapu tangan milik nona Gan
Juen Ai yang dicuri orang bertopeng hitam." Ia menjawab dengan suara yang agak
serak. "Benar, apakah kamu mengetahuinya?"
"Tentu saja aku tahu sebab yang mengerti tulisan semacam itu di Tiongoan hanya
segelintir orang saja sedangkan di tempat ini hanya seorang saja, yaitu: Tianpin-Er.
Itu pemuda yang paling muda." Cin Long melirik ke arah Yang Jing. Si topeng hitam menengok ke arah Yang Jing, sorot matanya sulit dijelaskan. Ia tidak tampak
terkejut, bahkan seolah ia sudah lama mengenal pendekar muda itu. Ia hanya
mendengus seperti orang menghela nafas panjang.
"Hmm " aku sudah menduga dialah orangnya yang mengerti jenis tulisan itu.
Tetapi aku tidak memiliki pilihan, mau tidak mau ia harus pergi bersamaku sekarang juga untuk menterjemahkan isi wasiat pendekar Sim Hong Long!!"
Sungguh sangat aneh, si topeng hitam terlihat menunjukkan kesedihan bahkan kini
sorot matanya tampak serba susah.
"Bagaimana kalau ia tidak mau menterjemahkan surat yang tertulis di sapu tangan
kuning itu?"
"Hmm " dengan terpaksa aku akan memaksanya!!"
"Apakah engkau yakin dapat memaksanya dengan kepandaianmu?"
"Kenapa tidak" Ia harus pergi menghadap guruku!"
"Aku tidak yakin, engkau dapat melakukan perkataanmu itu, bahkan gurumu sendiri, si Singa Pencabut Nyawa Wang Hong Sen juga belum tentu dapat memaksanya.
Tianpin-er walaupun paling muda di antara kami, tetapi di tempat ini kami hanya
dapat disebut murid-muridnya."
Tercengang juga si topeng hitam mendengar keterangan Cin Long.
"Jangan bermain badut di hadapanku, aku masih memiliki banyak urusan,
minggirlah kau!!"
Sambil berkata demikian, ia mencoba mendorong Cin Long dengan tangan kirinya
sambil mengerahkan tenaga saktinya yang hebat. Tetapi ia kecelik, bukannya Cin
Long yang terdorong mundur, melainkan dirinya sendiri yang gemetaran karena dari perut pendekar Hoashanbai ini mendesak hawa panas yang menghantam balik
sinkangnya seperti aliran listrik.
"Aya " berisi juga pendekar Hoashanbai ini. Hmm " aku ingat, bukankah engkau
adalah Sima Cinlong pewaris tiga ilmu rahasia Zhongyue San Lao Shen yang
sedang dicara-cari oleh orang persilatan termasuk Bu-di-san-mowang, dan
suhengku, pangeran Zhu Wen Yang." Si topeng hitam berkata lirih.
"Cin Long kau hebat " Tetapi jangan merasa senang dulu, hadapilah ini " Huuu!!!"
Sekejab setelah terdengar dengusnya, mendadak kurang lebih tujuh titik berwarna
pelangi: merah, jingga,kuning, hijau, biru, nila, dan ungu melesat seperti percikan api-api kecil ke arah tujuh jalan darah mematikan di tubuh Cin Long. Begitu sudah dekat sekali, Cin Long segera mengetahui bahwa tujuh titik itu adalah jarum-jarum sulam yang diluncurkan bersama-sama benang-benang sulamnya. Luncuran jarum-jarum itu hampir tidak menimbulkan suara. Dengan cekatan Cinlong menyampok
tujuh jarum itu dengan kebutan lengan bajunya. Tetapi sungguh tidak dinyana,
begitu tersampok, jarum-jarum itu membalik dengan arah yang berbeda-beda dan
benang-benangnya membentuk jaring-jaring yang bukan saja sangat ulet, tetapi
juga tajam sekali.
"Ai h " senjata itu berbahaya. Kejih sekali orang itu!! Cin Long twako berhati-hatilah ia mempergunakan otot Jit-kheng-tok-choa (ular pelangi tujuh racun) dengan
maksud membunuh!"
Karena didorong oleh rasa kuatir terhadap keslamatan orang yang dicintanya, Wang Hong Yin sekonyong-konyong berseru memperingatkan Cin Long. Sebagai putri
tunggal Cin-gan-Yi-sheng (tabib bermata Emas), Wang Bu Kuan di Minsan, Hong
Yin mengetahui otot Jit-Kheng-Tok-Choa adalah salah satu benda langkah yang
sanggup memotong baja tulen. Kehebatannya dapat disejajarkan dengan senjata
pusaka yang menjadi lambang ketua tertinggi kelompok Mokauw.
Jit-Kheng-Tok-Choa akan berubah menjadi senjata yang dasyat bila dibuat seorang
ahli dengan car melebur otot binatang ular itu dengan ramu-ramuan yang khusus.
Seorang ahli senjata beracun akan bertaruh nyawa hanya sekedar memperebutkan
Jit-kheng-tok-choa. Ular jenis ini sukar sekali ditangkap karena selain tubuhnya diselimuti oleh cairan mengkilat yang bercahaya seperti bulan, yang tingkat
kelicinannya sangat tinggi. Terlebih lagi, Jit-Kheng-Tok-Choa juga sangat cerdik dan gerakannya cepat sekali. Juga, membuat senjata dari otot ular itu membutuhkan
keahlian di bidang kimia dan senjata dengan baik.
Karena sifatnya yang elastis dan tajam, senjata ini sulit dilayani, karena begitu benang-benang itu disentuh tiba-tiba ia membelit seperti seekor ular, dan pada saat yang bersamaan jarum-jarum sulam itu akan meluncur seperti tujuh moncong ular
yang memagut dari berbagai jurusan.
Cin Long tersentak kaget mendengar peringatan Hong Yin mengenahi senjata
lawan. Tidak terasa keringat dingin membasahi wajahnya. Ia pernah mendengar
keganasan ular pelangi tujuh racun yang hidup di goa-goa kecil pegunungan Kunlun yang berdekatan dengan daerah yang jarang ditinggali manusia, Sinkiang. Ular kecil panjang menjadi musuh yang paling ditakuti oleh pemburuh-pemburuh perkasa dari
suku Uighur. "Cin Long twako " mulailah dengan Mei Hua Long Quan (Jurus Bunga Persik) "
ingat baik-baik sifat bunga persik:
Ringan bagai bayangan membentuk gerakan semu mengikuti angin
Terlihat seperti berwarna putih,tetapi merah, biru, dan kuningpun tidak
Bagian kiri berisi, sebelah kanan kosong.
Tetapi semua itu semu karena kosong dan berisi, dan mendadak berubah-rubah
Kadang-kadang yang kosong itu berisi, tetapi banyak kali, yang berisi itu kosong Inilah ilmu inti dari Huangying Ti Shensheng (Manusia setengah Dewa bertubuh semu)."
Yang Jing berbicara di telinga Cin Long dengan menggunakan Waikexue Xikuang
Banqian Shengyin (membedah arus, memindahkan suara). Suaranya jernih, jelas,
dan hanya mampir si telinga Cin Long saja. Apakah sebenarnya yang dikehendaki
Yang Jing" Mengapa ia menyebutkan sebuah ilmu silat yang terasa asing
namanya" Seminggu yang lalu, setelah ia memberikan teori dan contoh Khip-thih-ying-kiamsut kepada Juen Ai, Yang Jing segera melaksanakan salah satu permintaan Zhong Yue
San Laoshen, yaitu membantu SIma Cin Long memahami tiga ilmu ciptaan tiga
orang tua sakti itu. Karena Yang Jing telah menguasahi ilmu mujijat: Lijie Xishou Hexin wu-xue (Pemahaman dan peresapan sari ilmu silat), maka akan menjadi
sangat mudah apabila Yang Jing yang memberi petunjuk kepada Cin Long. Dengan
cara memberitahu tiga ilmu yang diberikan kepada Sim Cin Long, maka secara
otomatis Yang Jing menjadi mahir memainkan ilmu itu, dan itu berarti tiga kakek
dewa itu tidak melanggar sumpahnya sendiri.
Tujuan utama tiga manusia dewa itu mengadakan pertemuan di kuil Zhong Yue
adalah ingin memecahkan rahasia ilmu Xin-yin-liu-he-quan. Karena Yang Jing-lah
yang dapat memecahkan pertanyaan yang dimunculkan pujangga agung Khu Zhing
Fa, tiga kakek dewa itu hendak mewariskan tiga ilmu Xin-yin-liu-he-quan yang
sudah mereka kuasai kepada Tianpin-Er, tidak tahunya, justru Yang Jinglah yang
"mengajarkan" mereka bagaimana memahami dan memainkan tiga ilmu sisanya
dari enam jurus Xin-yin-liu-he-quan. Tiga kakek dewa itu menjadi serba susah
berurusan dengan pendekar muda ini. Mereka bahkan merasa yang layak disebut
manusia dewa itu adalah Yang Jing bukan mereka bertiga. Karena merasa tidak
pantas untuk tidak memberikan apa-apa kepada Yang Jing, karena itu berarti
mereka melanggar sumpah mereka sendiri, akhirnya mereka bertekad meminta
Yang Jing menolong Cin Long menguasahi tiga ilmu ciptaan mereka yang
menghabiskan waktu sepuluh tahun.
Itulah sebabnya, kurang lebih satu minggu ia memberikan masukan-masukan yang
berarti kepada Cin Long perihal tiga ilmu yang didapatkan dari Zhongyue SanLaoshen. Walaupun hanya sepersepuluh bagian yang dapat dimainkan oleh Cin
Long dengan baik dan mahir, tetapi bagian lainnya sudah dipahaminya tinggal
melatihnya. Kini CinLong bersilat dengan cara yang luar-biasa. Tubuhnya bergerak-gerak
seperti bayangan yang berjumlah lebih dari tiga orang. Yang hebat, setiap "Cin
Long" bersilat dengan jurus-jurus yang berbeda-beda. Arus hawa sakti yang
diakibatkan oleh ilmu ini bersifat halus, lembek, tetapi lentur dan ulet. Tujuh jarum sulam itu meluncur sana-sini dengan kecepatan yang membingungkan, tetapi tidak
satu pun yang dapat "hinggap" di tubuh Cin Long. Tubuhnya seolah-olah berubah
seperti tubuh maya. Setelah duapuluh jurus, gerakan Cin Long sudah sukar sekali
diikuti oleh mata. Karena hawa saktinya yang seperti itu, membuat Jit-Kheng-TokChoa tidak dapat menentukan arah serangan secara tepat. Mulailah si topeng hitam terdesak , karena ia merasakan serangan-serangan Cin Long seperti mencekik
leher dan jalan pernafasan lainnya. Permainan jarum sulamnya menjadi kacau.
Pada jurus ke empat puluh tujuh terdengar seruan:
"Kena"crek " crek " crek " des!!"
Tahu-tahu tujuh jarum itu sudah berpindah ke tangan Cin Long. Sungguhpun
demikian, tampak darah menetes deras dari beberapa bagian tubuh Cin Long akibat
kehebatan Jit-Kheng-Tok-Choa. Kurang lebih empat bagian tubuhnya "tercium" oleh
jarum maut di tangan si topeng hitam. Sedangkan si topeng hitam terjengkang ke
belakang tiga langkah dan dari mulutnya mengalir darah segar.
"Cin Long engkau hebat " aku belum kalah .., lain kali kita lanjutkan " selamat
tinggal!!"
Sambil berkata demikian, ia melayang cepat sekali sambil tangan kirinya
menyabitkan benda putih seperti senjata rahasia ke arah Shi Xin Long. Dengan
tenang, Xin Long menangkap "piauw" dengan tangan kirinya.
"Koko, apakah itu" Seperti kertas "!!"
Setiap orang mengerumuni Shi Xin Long karena ingin mengetahui benda itu.
"Sepertinya sepucuk surat yang ditulis dengan tergesa-gesa!! Hmm " apa maunya
orang misterius itu."
Segera Gan Juen Ai membuka surat itu yang ditulis secara sederhana dengan
sebaris kalimat pendek yang berbunyi:
"Long Heng, ampuni aku orang yang murtad " mintalah semua orang segera pergi
meninggalkan bukit ini karena para ahli silat tinggi bersama ratusan prajurit terlatih akan segera mengadakan pembersihan di tempat ini. Mereka sanga kuat, dengan
jumlah di pihakmu yang Cuma segelintir, jangan harap bisa keluar hidup-hidup
betapapun sakti. Percayalah " suatu hari kita bertemu kembali."
"Ah "sungguh sangat aneh. Dia menyebutku suheng" Siapakah dia
sesungguhnya" ". Kukira isi suratnya dapat dipercaya. Apa yang harus kita
lakukan sekarang?"
"Kita perlu segera pergi secara berpencar. SI Topeng hitam itu entah siapa
gerangan, yang jelas ia ingin membantu kita. Tidak ada salahnya kita mengikuti
nasihatnya. Xin Long twako dan Enci Juen Ai bergerak menyusuri sungai Huang Ho,
kemudian terus ke selatan untuk membantu para pendekar yang segera membantu
panglima Gan Bu Tong. Cin Long twako dan Enci Hong Yin mengambil jalan hutan,
terus menuju kota Hui untuk bergabung dengan pendekar Hoashanbai lainnya. Aku
akan mencoba mencari tahu di mana jendral Gan Bing disekap."
"Jing Dixiong!!" Siangkoan Mulan, Bayarmaa, Mandini hampir berbareng berbicara
dan mendadak berhenti juga hampir bersamaan. TIdak terasa merasa muka mereka
seketika menjadi merah karena jengah. Akhirnya, Siangkoan Mulan yang berbicara:
"Jing dixiong, berkat tangan sakti WANG YIXUEJIA (Ahli Medis she Wang) dan
kemuliaan hatimu, aku, Siangkoan Mulan seolah baru bangkit dari kematian.
Engkau bahkan telah membuka mata bathinku, sehingga aku dapat melihat apa itu
perbuatan baik dan jahat. Oleh sebab itu, kami bertiga telah bertekad untuk
membantumu dengan taruhan nyawa kami."
"Siangkoan guniang, tidak perlu mempertaruhkan nyawa bagiku. Aku sudah cukup
berbahagia melihat jiwi bertiga telah membuat keputusan untuk beralih ke jalan
hidup yang berbeda. Saat ini kelompok pendekar dari Taishanbai dibawah pimpinan
Golok Tiga Jurus, Sia Kok Sin juga bergerak untuk mencegah merajalelanya kaum
hekto yang menunggang gerakan politik berdarah Pangeran Zhu Wen Yang. Dia
seorang pendekar yang berjiwa kesatria dan membenci kejahatan. Jikalau jiwa
bertiga bersedia, akan sangat berguna apabila dapat membantu pendekar muda
dari Tayshanbai ini."
"Jing dixiong " " Bayarmaa memanggil Yang Jing dengan suara lirih hampir tidak
terdengar oleh orang lain.
"Jing dixiong " berhati-hatilah, lembah buaya teluk Bohai sudah diubah menjadi
neraka yang sangat berbahaya bagi orang luar yang tidak mengetahui seluk-beluk
tempat itu. Bahkan hanya beberapa gelintir orang saja yang tahu benar tempat itu, sedangkan sebagian besar hanya tahu kulitnya saja."
"Nona Bayarmaa, aku akan berhati-hati " terima kasih, nona baik sekali."
Wajah tiga gadis itu kelihatan sekali rasa kecewanya. Sorot mata mereka bertiga
menatap dengan pandangan yang lembut dan penuh perasaan kepada Yang Jing.
Bahkan Siangkoan Mulan yang berhati keras tampak memejamkan mata menahan
perasaannya terhadap pendekar muda ini. Gan Juen Ai yang memiliki perasaan
halus dapat menangkap getaran yang khusus dari pandangan tiga gadis itu ketika
menatap Yang Jing.
"Jing di " Jing Di " memang tidak salah apabila tiga dara cantik rupawan itu
menaruh hati padamu. Aku dapat mengerti perasaan mereka. Adikku " mogamoga engkau dapat menemukan Lie Sian kembali." Dia berkata dalam hatinya.
Demikian akhirnya mereka segera meninggalkan gubuk di tengah hutan itu dengan
perasaan yang bermacam-macam. Masing-masing orang memiliki perasaan yang
khusus terhadap diri Yang Jing, dan hanya mereka saja yang mengetahui.
"Yin Mei, Jing Di memang seorang pendekar yang hebat luar dan dalam. Hatinya
mulia, wajah tampan dan gagah perkasa, dan kepandaiannya " hmm "sungguh
sukar sekali untuk menilainya. Tiga ilmu dari Laocianpwe dari Zhongyue dipaparkan di hadapanku sebagai seorang ahli. Bahkan sampai segi-segi yang detil yang aku


Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri hampir lupa, dilukiskan dengan gerakan-gerakan yang luar-biasa mujijat.
Sungguh " luar-biasa " dan aneh "seperti bukan manusia lagi."
"Koko " yang lebih hebat pada dirinya selain ilmu silatnya, menurutku: Jing Di
seorang yang rendah hati " ia sanggup belajar sesuatu yang hebat dari orang atau manusia yang paling rendah sekalipun. Entah berapa kali ia berkata: "Enci Hong Yin
" di dalam dirimu tersembunyi mutiara hidup yang sangat indah dan berharga
sekali bagi dunia persilatan dan bagi Cin Long twako, padahal ia tahu aku "matan"
wanita jalang yang tidak tahu malu dan menjijikan "dan ?"
Mendadak Cin Long menutup mulut Hong Yin yang sangat indah itu dengan kedua
tangannya, sambil tersenyum ia meneruskan perkataan yang terputus itu:
"dan ..telah lahir baru " dan berubah menjadi seorang manusia sejati yang berhati mulia " dan " cantik jelita."
Kemudian pendekar Hoashanbai itu menengadakan kepalanya ke atas, dan
berbicara dengan lantang:
" Aha " perkataan Tianpin-Er sangat tepat, aku setuju " ha"ha"ha"Hong Yin
" Hong Yin " di dalam dirimu tersembunyi mutiara hidup yang sangat indah dan
berharga bagi dunia Kangouw dan bagi Sima Cin Long ". Ha"ha"ha"dan Sima
Cin Long pendekar miskin ini ternyata juga jatuh cinta "kepadamu seorang "
ha..ha"ha."
"Koko " jangan keras-keras ... itu orang-orang masih ada di sana."
"Aku tidak malu " mengapa harus malu "Hong Yin " disaksikan langit dan bumi
" hutan-hutan bambu "dan segala binatang di hutan ini " aku Sima Cin Long
mencintai Wang Hong Yiiiiinnnn."
Suara Cin Long begitu keras sampai menggema di mana-mana. Tentu saja Shi Xin
Long dan Gan Juen AI juga mendengar suara itu. Mereka tersenyum dan rada geli
juga. Sementara itu, Sima Cin Long, Gan Juen Ai, Tianpin-Er dan Lie Chuang Mu masih
berada di dekat gubuk itu. Mereka bertiga juga merasa heran melihat Lie Chuang
Mu masih berdiri diam di tempat itu. Wajahnya yang serius itu menyimpan misteri
yang setiap saat bisa meledak. Suasana menjadi sepi, karena mereka bertiga
merasakan ada sesuatu yang berkecamuk dalam hati wanita itu. Ketiganya
mengetahui bahwa wanita yang satu ini memiliki ilmu silat yang luar-biasa hebat dan lihai. Memang tidak ada orang yang mengetahui sampai di mana tingkat ilmu
silatnya, karena selama ini ia belum memperlihatkan ilmunya secara sungguhsungguh. Ada perasaan was-was juga dalam hati mereka bertiga.
"Long twako, mari kita bermain pedang barang beberapa waktu. Kalau twako tidak
berkeberatan gunakanlah empat jurus terakhir dari ilmu pedang Shen Qi Cao Quan
(dewa membabat rumput). Gunakanlah Hong Sin Kiam karena aku juga
menggunakan ini."
Sambil berkata demikian, Yang Jing mengeluarkan Hai She Linjin dari balik bajunya.
Dua detik kemudian, sorot matanya menjadi tajam karena hawa sakti mujijat Tian
Guo Shen Shou Ji Feng Bao (Dewa Langit menghimpun badai) sudah melingkupi
seluruh sumber kekuatan dalam dirinya. Xin Long tidak ragu-ragu lagi, segera ia
menyerang Yang Jing dengan seantero kekuatannya.
"Shen Qi Cao Shou-cang Zhu (Dewa membabat rumput menyimpan mutiara) ".!!!"
Inilah salah satu dari empat jurus yang paling dasyat dari ilmu pedang pembabat
rumput. Pedang Hong Sin Kiam sebentar lepas dari tangan Xin Long dan
melakukan gerakan yang hampir terbalik dari gerakan ilmu pedang pada umumnya.
Tetapi yang hebat setiap gerakan selalu meninggalkan goresan-goresan di udara
dalam bentuk mutiara berjejer-jejer. Setiap gerakan yang menciptakan goresan
berkilat itu di kuti oleh suara seperti angin yang dipermainkan oleh benda tajam yang bermuatan energi yang maha dasyat.
" San Lu bo (tiga bambu hijau) berputar mengitari Hong Xuan, hawa sakti di pusat pedang seharusnya mengarah ke jalan darah wan ren di (tandingan sepuluh ribu
Rahasia Peti Wasiat 4 Raja Naga 7 Bintang Karya Khu Lung Pendekar Sakti Suling Pualam 8

Cari Blog Ini