Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong Bagian 9
siap mencengkaram tubuh mereka.
"Tahan..." bentak Sun Han siang sambil melancarkan
beberapa pukulan dan meluncur kemuka.
Sementara Ketua perkumpulan bulu hijau masih berdiri
terperangah, manusia tembaga yang lain telah
menggunakan kesempatan baik itu sebaik2nya, ia
menyambar kemuka dan sambil menghimpit dua orang
rekannya dengan cepat kabur dari situ. "cepat kejar" bentak
Sun Han Siang. Dia segera mengajak cu Hong Hong untuk mengejar
manusia tembaga itu dan lari keluar dari ruangan markas
besar perkumpulan bulu hijau.
Tampaklah manusia tembaga itu sambil mengempit dua
orang rekannya sedang kabur dengan Cepatnya ditempat
kejauhan- "cianpweee, engkau hendak kabur kemana...?" teriak
Lam-kong Pak dengan suara keras, "pada saat ini kaum iblis
dan manusia sesat malang melintang dikolong langit,
sedang kaum pendekar dan golongan putih terdesak dan
selalu terdesak bahaya. Kita sudah sepantasnya bersatu
padu untuk menumpas bibit bencana bagi umat persilatancianpwee
kenapa engkau masih terus menerus
menyembunyikan diri?""
Manusia tembaga yang kabur didepan tetap tidak
menggubris ucapan tersebut, bahkan larinya semakin cepat
lagi. Sun Han Siang dengan suara keras segera berteriak:
"Lam-kong Liu... Lam-kong Liu... benarkah engkau
begitu tega hati.--?" mengapa engkau tidaK memperdulikan
kami berdua?""
orang itu masih tetap membungkam dalam seribu
bahasa, ia tidak menggubris teriakan orang2 dibelakangnya,
sambil mengempit dua oraag rekannya ia kabur terus
kedepan. Lam-kong Pak segera mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya untuk melakukan pengejaran, dalam
beberapa kali loncatan saja dia berhasil melampaui
manUsia tembaga itu dan menghadang jalan perginya.
"cianpwee engkau hendak lari kemana lagi?" bentaknya.
Dengan hati terperanjat orang itu menghentikan gerakan
tubuhnya, tiba2 ia membentak keras:
"Lihat senjata rahasia..."
Lam-kong Pak terkecoh oleh bentakan itu, dia tidak
sempat berpikir bahwa orang itu sedang mengempit dua
orang rekannya dalam setiap tangannya dalam keadaan
demikian mana mungkin ia bisa melepaskan senjata
rahasia" Ketika mendengar bentakan tersebut dengan cepat
tubuhnya berkelit lima langkah kesamping, menggunakan
kesempatan yang sangat baik itu dengan cepat manusia
tembaga tersebut kabur masuk kedalam hutan belantara.
Lam-kong Pak ikut menyusul kedalam hutan, tapi hutan
itu sangat lebat dan banyak semak2nya bahkan setiap
batang pohon mempunyai dahan yang besarnya bukan
kepalang, dalam waktu singkat ia sudah kehilangan jejak
orang itu. Sun Han Siang telah menyusul kesana pula, tapi
bayangan tubuh manusia tembaga itu sudah tak tampak
dalam penglihatan.
"lbu." kata Lam-kong pak kemudian. "mari kita berpisah
dan mencari jejaknya disekitar tempat ini, aku rasa mereka
pasti belum meninggalkan hutan ini, kita harus berhasil
menemukan mereka bertiga, sebab dua orang manusia
tembaga yang lain telah menderita luka dalam yang sangat
parah..." "Baik mari kita memisahkan diri...."
Dalam keadaan terburu2, Lam-kong Pak tidak sempat
menyapa kedua orang gadis itu lagi, ia segera menyusup
kedalam hutan dengan cepatnya, ketika mengejar sejauh
setengah li tampaklah hutan itu kian lama kianjadi gelap
dan tak nampak sesosok bayangan manusiapun disana.
Akhirnya sianak muda itu menghentikan langkah
kakinya dan kerahkan tenaga untuk memeriksa gerak gerik
disekitar tempat itu.
Secara lapat2 ia mendengar ada suara orang sedang
berbicara, namun ia tak sempat menangkap apa yang
sedang mereka bicarakan sebab jaraknya terlampau jauh.
Dengan langkah yang sangat berhati2 ia meneruskan
perjalanannya mendekati asal suara tadi, kurang lebih dua li
sudah dilewati namun hutan tersebut belum juga sampai
ujungnya, sementara suara pembicaraan kian lama
terdengar kian jelas.
Saat ini ia dapat mengenali salah satu suara pembicara
sebagai suara dari ketua perkumpulan bulu hijau sedang
yang lain mirip sekali dengan suara manusia tembaga yang
membawa kabur dua orang rekannya tadi.
Satu ingatan berkekebat dalam benak Lam-kong Pak ia
semakin ber-hati2 lagi mendekati tempat pembicaraan itu
dan sekarang secara lapat2 ia dapat melihat dua sosok
bayangan tubuh yang sedang berdiri saling berhadapan
pada jarak beberapa tombak dihadapannya. Terdengar
manusia tembaga itu sedang berkata:
"Mengenai soal perselisian dan sengketa yang terjadi
dimasa lampau aku mengetahuinya paling jelas dalam
peristiwa ini engkau tak dapat menyalahkan Lam-kong Liu"
"Hmm.. jadi kalau begitu engkaupun bukan orang luar"
seru ketua perkumpulan bulu hijau dengan suara dingin.
"sebenarnya siapakah engkau?" darimana kau bisa tahu
akan perselisihan yang terjadi diantara kami dimasa silam?"
Sambil tetap mengempit dua orang rekannya, manusia
tembaga itu menjawab dengan suara dalam:
"Tentang soal ini maaftah jika aku tak bisa menerangkan,
tapi aku benar2 bermaksud baik, apabila engkau bisa
berpikiran lebih terbuka, marilah kita berempat sama2
melepaskan kedok masing2 dan bertemu dengan muka
aslinya, dari peperangan kita beralih menjadi perdamaian"
"Tutup mulut" bentak ketua perkumpulan bulu hijau
dengan suara keras, "karena peristiwa ini aku telah
menderita selama puluhan tnhun lamanya, aku baru puas
jika telah membinasakan Lam-kong Liu dengan tanganku
sendiri usahamu yang licin dan pakai akal2an itu bakal siasia
belaka...."
Sambil berkata per-lahan2 dia maju kedepan, ia sudah
siap untuk melepaskan serangannya.
Manusia tembaga itu tampak terkesiap dan mundur
kebelakang dengan perasaan kaget.
Lam-kong Pak yang bersembunyi disekitar tempat itu tak
dapat berdiam diri lebih jauh, sambil tertawa dingin ia
segera melayang keluar dari tempat persembunyiannya.
"Saudara?" serunya dengan suara lantang, "engkau selalu
mengatakan tak akan melepaskan ayahku sebenarnya apa
sebabnya?" kalau engkau tidak mau menerangkan lebih baik
kita langsungkan pertarungan sengit ditempat ini"
Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa dingin,
"Heehhh... heeehh... heehhh... kalau aku ada niat untuk
membinasakan dirimu, engkau sibocah cilik tak akan bisa
hidup sampai ini hari... mengerti?"
"Aku tak sudi menerima kebaikanmu itu, kalau engkau
tidak bersedia melepaskan sikapmu yang bermusuhan
dengan ayahku lebih baik kita adu kekuatan untuk
menentukan siapa yang lebih unggul diantara kita "
Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa seram^.
"Haaahh-haaahh-haaahhh... jika engkau bisa mati tanpa
penasaran aku akan memenuhi keinginanmu itu"
Sambil berkata ia menggantungkan kembali senjata
payung sengkalanya keatas pundak lalu pasang kuda2 siap
bertempur, rupanya ia tidak ingin mencari kemenangan
dengan andalkan benda mustika dari dunia persitatan itu.
Lam-kong Pak sendiripun segera menyimpan kembali
senjata tanduk naganya. lalu pasang kuda2 siap menerima
serangan- Pertarungan sengit bakal berlangsung, nafsu mensbunuh
yang amat tebal menyelumuti seluruh hutan tersebut.
Disaat suasana jadi tegang dan pertarungan hampir
berlangsung tiba2 manusia tembaga itu berseru keras.
"Eeei bocah cilik, engkau tak usah begitu tahu diri, lebih
baik jangan engkau campuri urusan ini "
"Maksud baik cianpwee biarlah kuterima didalam hati
asal engsku bersedia memperiihatkan paras aslimu. maka
akupun akan sudahi persoalan sampai disini.
orang itu merasa serba salah, untuk beberapa saat
lamanya ia membungkam dalam serlou bahasa,
Melihat orang itu berdiam diri, Lam-kong Pak berkata
lagi: "Kalau memang engkau merasa keberatan, lebih baik
jadilah saksi bagi pertarungan kami berdua"
Lam-kong Pak telah bertekad untuk membongkar kedok
yang menyelubungi paras muka ketua perkumpulan bulu
hijau itu, dia tak ambil perduli resiko yang harus dipikul
olehnya, setelah mengucapkan kata2 tersebut ia bersiap
siaga melakukan serangan-Tiba2 ujarnya lagi kepada
manusia tembaaga itu:
"cianpwee, menggunakan kesempatan yang sangat baik
ini sembuhkanlah luka dalam yang diderita dua orang
rekanmu aku perCaya masih mampu untuk bertahan
sampai lima ratus gebrakan"
"Tak usah, aku sudah memberi obat kepadanya. dalam
tiga lima jam mendatang lukanya tak akan memburuk. aku
harus bertindak sebagai saksi dalam pertarungan yang akan
kalian langsungkan"
Lam-kong Pak tidak banyak bicara lagi.. sepasang
telapaknya disilangkan didepan dada dengan ilmu Sanghaoit-ciang-hoat laksana kilat dia lepaskan tiga buah
pukulan berantai dengan dasar tenaga dalam yang
sempurna dalam tubuh pemuda itu ditambah kasiat dari
buah merah yang dia salah makan cairan empedu dari naga
sakti yang dia minum serta peroleh tambahan tenaga dari
tiga sosok bayi hawa murni, bukan saja kekuatan tubuhnya
telah mencapai seperti enam puluh tahun hasil latihan
bahKan tanpa sadar semua kekuatan itu telah membentuk
suatu semangat juang yang luar biasa.
= OOOO^^OOOO= =
MESKI pun ilmu pukulan Sam-hao-it ciang- hoat yang
berhasil diciptakan olehnya tidak termasuk suatu
kepandaian yang sangat ampuh dikolong langit tapi setelah
dimainkan sendiri olehnya bukan saja kekuatan tenaganya
maha dahsyat bahkan memancarkan suatu wibawa yang
membuat orang jadi segan.
Ratusan jurus kemudian kedua orang itu mulai
bertempur sambil bergerak kian kemari, sekilas pandangan
tampaklah serangan yang dilancarkan kedua orang itu seolah2
tidak bersungguh hati bahkan mendatangkan
perasaan yang melihat, walaupun begitu manusia tembaga
itu adalah seorang ahli silat paras mukanya tampaklah kian
lama kian bertambah serius.
Walaupun pertarungan itu tidak mengejutkan hati
bahkan nampak enteng dan ringan, namun daun2 pohon
Siong yang ada disekitar gelanggang pertarungan ternyata
pada berguguran keatas tanah, dalam waktu singkat diatas
permukaan tanah telah tertumpuk daun pohon Siong
sampai beberapa cun tebalnya.
Lam-kong Pak dengan mainkan serangkaian ilmu
pukulan Sam-hao-it- ciang- hoat, walau pun berhasil
mempertahankan diri sampai dua ratus gebrakan lebih, tapi
selewatnya itu ia mulai terdesak di bawah angin memaksa
sianak muda itu mau tak mau terpaksa harus mengeluarkan
ilmu sakti payung sengkala.
Ketua perkumpulan bulu hijau sendiripun
menggunakanjurus2 serangan aneh untuk melayani
pertarungan itu.jurus serang yang dipergunakan olehnya
mirip sekali dengan jurus pukulan dari ilmu payung
sengkala. tapi dalam kenyataan mempunyai gerakan yang
lain dari pada yang lain, membuat orang sukar untuk
meraba arah tujuannya.
Kedua orang itu sama2 mengutamakan kecepatan dan
kemantapan untuk mengimbangi kecepatan lain, kedua
belah pihak sama2 bertempur tanpa menimbulkan desingan
suara, mereka sama2 mempunyai jalan pikiran yang sama
yakni tidak mengharapkan kedatangan Sun Han Siang
ditempat itu sehingga mengganggu jalannya pertarungan
tersebut. oleh sebab itulah, lima ratus gebrakan kemudian kedua
belah pihak mulai penat dan napasnya mulai ter-sengkal2,
mereka telah mengerahkan sisa tenaga yang dimilikinya
untuk meneruskan pertarungan tersebut.
Sementara itu. walaupun manusia tembaga yang
bertindak sebagai saksi merasa sangat gelisah. namun tidak
leluasa baginya untuk turut serta dalam pertarungan ini,
sebab ke dua belah pihak sedang melangsungkan suatu
pertarungan yang adil dan seimbang, jika ia sampai turut
campur maka salah satu pihak pastt akan merasa tak senang
hati. Tujuh ratus jurus sudah lewat tanpa terasa, kedua belah
pihak telah saling bertempur hingga hampir dua jam
lamanya, dengusan napas yang memburu kedengaran
makin lama semakin keras. bahkan keringat sebesar kacang
kedelai mulai membisahi jidat masing2.
Hal itu menunjukkan bahwa pertempuran sudah
mencapai pada puncaknya. siapa menang siapa kalah siapa
mati siapa hidup akan segera ditentukan dalam dua ratus
gebrakan berikut ini.
Kedua belah pihak sama2 berusaha untuk mencapai
kemenangan bagi pihaknya sendiri, semua sisa tenaga yang
dimilikinya dikerahkan keluar... bentrokan2 nyaring
berkumandang tiada hentinya..
Kedua orang sama2 membentak keras. sekuat tenaga
mereka lepaskan satu pukulan dengan tenaga penuh.,.
"Blaaamm... " desingan nyaring menggelegar diangkasa.
pusaran angin berpusing menggulung diseluruh gelanggang
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beberapa batang pohon besar yang tumbuh disekitar tempat
itu pada tumbang keatas tanah dengan menerbitkan suara
keras, dalam benturan itu kedua belah pihak terdorong
mundur sampai satu tombak lebih dengan tubuh
sempoyongan. Manusia tembaga itu segera berseru dengan
suara dalam: "Aku rasa pertarungan sudah cukup berlangsung seru.
sekarang kalian boleh berhenti bertempur"
Tapi kedua orang itu sama-sama tak mau mengalah
ataupun menyudahi pertarungan itu. dalam hati masing2
mempunyai suatu kepercayaan yang meyakinkan hati
mereka. siapapun diantara mereka berdua tak ada yang
memiliki kepandaian lebih lihay, atau dengan perkataan
lain mereka berdua sama mempunyai harapan untuk
mengalahkan lawan.
Sekali lagi kedua orang itu maju mendekat dengan
langkah yang amat lambat, kemudian sambil membentak
keras kedua belah pihak saling melepasksn ber-puluh2 buah
pukulan berantai dengan menggunakan segenap kekuatan
yang mereka miliki...
"Blaaamm... blaaamm.." benturan keras bergetar
memekikkan telinga, kedua orang itu mundur lima enam
langkah kebelakang dengan sempoyongan, paras muka
mereka berubah jadi merah darah dan wajahnya nampak
menyeramkan sekaliMelihat keadaan yang semakin parah dari kedua orang
itu. manusia tembaga tersebut segera letakkan kedua orang
rekannya keatas tanah, kemudian cdengan wajah serius
katanya: "Hey. kenapa kalian berdua masih juga tidak
hentikan pertarungan ini...?""
Sebelum ada jawaban yang diberikan tiba2 salah seorang
manusia tembaga yang berbaring diatas tanah telah
menyela: "Pertarungan yang sedang berlangsung pada saat ini
adalah suatu pertarungan yang seimbang dan adil
biarkanlah mereka bertempur sampai selesai"
Satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-kong Pak ia
merasa nada ucapan orang itu penuh mengandung anjuran
dan membangkitkan semangat dalam keadaan yang payah
dan kehabisan tenaga ucapan tersebut segera mendorong
kembali semangatnya untuk bertempur, sekali lagi ia
menerjang maju kedepan.
"Blaam... B la a mm... Blaammm.." benturan demi
benturan berlangsung memecahkan kesunyian tubuh kedua
orang itu bergetar keras dan mundur empat lima langkah
kebelakang akhirnya mereka sama2 roboh terjengkang
diatas tanah. Manusia tembaga yang berdiri berpaling kearah
rekannya yang berbaring diatas tanah kemudian serunya:
"Loo-te kau."
"Engkau tak usah kuatir." jawab manusia yang ada diatas
tanah dengan nada serius, "mati hidup sudah digariskan
oleh takdir engkau gelisah tak ada gunanya"
Sementara itu mereka berdua sudah sama-sama duduk
diatas tanah, badan bagian keatas terjengkaDg kebelakang
sepasang tangan menahan diatas permukaan dan kepalanya
berputar lemas diatas bahu nafas mereka memburu
bagaikan kerbau andaikata tidak memikirkan nama baik
mungkin mereka sudah merebahkan diri untuk tidur, sebab
kedua orang itu sama2 sudah terlampau lelah
Sementara itu Lam-kong Pak dan ketua perkumpulan
bulu hijau dengan susah payah telah bangkit kembali dari
atas tanah dengan sempoyongan mereka maju saling
mendekat lalu melancarkan satu seranganPukulan yang dilepaskan kali ini merupakan serangan
yang dilancarkan bersama dengan majunya sang badan
karena itu setelah kedua belah telapak saling menempel
siapa pun tak berhasil mendorong lawannya, telapak
mereka se-olah2 menempel jadi satu dan tak bisa
dipisahkan lagi.
Pertarungan semacam ini mirip sekali dengan pertarungn
tanpa aturan yang sering dilakukan oleh orang2 yang tak
mengerti akan ilmu silat bukan saja tidak pakai aturan
bahkan sangat menggelikan sekali tapi dalam kenyataan
kedua orang itu sudah mengerahkan sisa tenaganya yang
dimilikinya untuk melakukan pertarungan terakhir.
Meski pun kedua belah pihak sama2 sudah kehabisan
tenaga tapi dorongan terakhir yang dipancarkan olehnya
benar2 luar biasa angin pukulan yang tajam memancar
keluar dari balik telapak mereka begitu bebatnya pusingan
angin puyuh membuat tiga orang manusia tembaga yang
berada disisi kalangan pun tergetar mundur sejauh beberapa
langkah kebelakang...
Tapi setelah terjadi benturan yang keras tubuh mereka
berdua sama2 mencelat sejauh satu tombak lebih tujuh
delapan depa, badan mereka terbanting keatas tanah dan
roboh terkapar, siapapun tidak menggerakan tubuh lagi
bahkan napaspun bampir saja ikut berhenti.
MANUSIA tembaga yang berdiri disisi kalangan itu
menjerit kaget dan siap maju kedepan, tapi sebelum
perbuatan itu dilakukan tiba2 manusia tembaga yang duduk
diatas tanah itu berkata:
"Saudara, aku minta engkau menahan diri dan jangan
melakukan suatu apapun terhadap diri mereka, sekarang
engkau tak boleh maju kedepan-"
"Apakah engkau tega menyaksikan ia mati dalam
keadaan yang mengenaskan..?" tanya orang itu dengan
wajah serius. "Sekalipun mati diapun akan mati dengan gagah dan
terhormat, kematiannya pasti akan menggemparkan seluruh
kolong langit, kenapa engkau musti gelisah?""
Meskipun diluaran ia berkata begitu, namun kain hijau
yang menutupi wajahnya telah basah oleh air mata.
suarapun bertambah jadi agak parau.
Kemurungan dan kesedihan yang tebal menyelimuti
seluruh hutan, membuat suasana yang sunyi terasa semakin
menyeramkan. Tiba2 dua orang yang berbaring diatas tanah mulai
merangkak bangun dengan susah payah, Dengan suara
kagum manusia tembaga yang berdiri itu segera berseru:
"Loo-te. ketajaman matamu benar2 mengagumkan...."
"Heng-tay tak usah memuji diriku" sahut manusia
tembaga yang duduk ditanah. "bila tiada perubahan yang
lain dalam bentrokan yang terakhir itu kedua orang tersebut
pasti sudah menggunakan tenaga kelewat bataS jika begitu
maka mereka akan mati karena kehabisan tenaga..,."
Dalam pada itu ketua perkumpulan bulu hijau maupun
Lam-kong Pak telah bangkit kembali, tubuh mereka
sempoyongan tiada hentinya darah kental mengalir keluar
dari mulut dan hidung, bahkan telinga pun basah oleh
darah yang mengucur keluar.
Menyaksikan keadaan yang sangat mengerikan itu,
manusia tembaga yang berdiri segera berseru dengan nada
terperanjat, "Saudara, apa gunanya engkau adu jiwa tanpa
mendatangkan hasil apa2?" lebih baik sudahilah
pertarungan itu sampai disini saja...."
Lam-kong Pak terengah-engah, tiba2 serunya:
"barang siapa berani mencampuri urusan ini. aku akan
segera memukul ubun2ku sendiri untuk bunuh diri...."
Sementara berbicara, buih bercampur darah telah
memancar Keluar dari lubang hidung dan mulutnya,
keadaan benar2 mengerikan sekali.
orang itu saking terperanjat sampai berdiri tertegun,
sudah sekian puluh tahun lamanya ia hidup dikolong langit.
tapi belum pernah menyaksikan pertarungan yang
berlangsung begitu sengitnya.
Tiba2.. terdengar suara ujung baju tersampok angn
berkumandang datang, disusul munculnya beberapa sosok
bayangan manusia yang dipimpin oleh Sun Han Siang.
Ketika perempuan itu menyaksikan keadaan dari
putranya, paras mukanya kontan berubah jadi pucat pias
bagaikan mayat, air mata jatuh berlinang membasahi
seluruh tubuhnya.
Untuk beberapa saat ia berdiri menjublak karena
kejutnya, kemudian sambil berseru sedih ia menerjang
kearah Lam-kong Pak.
Manusia tembaga yang duduk diatas tanah itu mendadak
berseru dengan suara kera:
"Kalau engkau tak ingin menyaksikan putramu dituduh
sebagai manusia pengecut yang tak berani menghadapi
kenyataan, lebih baik cepatlah mundur dari situ"
Dengan hati terkesiap Sun Han Siang menghentikan
langkan kakinya, lama sekali dia mengamati orang itu,
kemudian baru menegur: "Siapa engkau?"
"Tak usah banyak bertanya." jawab orang itu dengan
hambar. "yang penting engkau harus segera mengundurkan
diri, jika engkau tak bersedia mendengarkan nasehatku
maka putramu akan mati dengan mata yang tidak
meram...^"
"Apakah engkau adalah Lam-kong Liu?" bentak Sun
Han Siang. "Bukan-"
"Kalau engkau bukan Lam-kong Liu^ dengan hak dan
kedudukan apakah engkau melarang gerak gerikku?""
orang itu tertawa dingin-"Aku tidak melarang tapi
memperingatkan...."
Belum habis orang itu berbicara, tiba2 Lam-kong Pak
menempelkan telapaknya keatas ubun2 sendiri dan
mengancam. "Ibu, aku harap engKkau bersedia memenuhi harapanku.
jika aku mati maka diapun tak akan hidup lebih jauh.
setelah kematian ini maka kakek ombak menggulung sudah
bukan merupakan suatu ancaman lagi, biarlah aku berada
dalam keadaan begini. sebab pertarungan kami berjalan adil
sekali, sekali-pun aku harus mengorbankan jiwaku demi
keamanan dunia persilatan, kematianku ini berharga sekali"
Setelah perkataan itu diutarakan keluar, semua orang
tertunduk dengan parasaan hormat dan kagum, tapi
menghadapi masalah besar yang mempengaruhi mati hidup
seseorang ini siapapun merasa tidak leluasa untuk buka
suara secara sembarangan. Hanya cu Hong Hong seorang
yang tidak mau tahu akan keadaan tersebut, lalu serunya .
"Huuh.. apa itu keadilan atau kebenaran, aku tidak
perCaya dengan kesemuanya itu.. bagaimanapun juga
mereka berdua tak boleh melanjutkan lagi pertarungan
ini...." Sambil berseru ia segera maju kedepan dan
mencengkeram tubuh Lam-kong Pak.
Pencuri tua Pek-li Gong yang menyaksikan tindakan
perempuan itu jadi amat gelisah, dengan andaikan gerakan
yang lincah ia lompat kedepan dan segera mencubit
pantatnya keras2.
cu Hong Hong menjerit kesakitan ia segera putar badan
dan menerjang kearah pengemis tua.
"cu Hong Hong" seru Pek Li Gong cepat "Engkau tak
boleh marah kepadaku, tahukah engkau jika
cengkeramanmu itu dilanjutkan maka bagaimanakah
akibatnya?"
"Hmm engkau si tua bangka sialan benar2 membuat
hatiku jadi gemas." seru cu Hong Hong gemas, "bukan
mencubit tempat lain kenapa engkau justru mengarah
pantatku?""
"Huuh... jangan mengira pantatmu wangi, apa lagi
dihadapan banyak orang mereka akan menjadi saksi bagiku
bahwasanya aku sama sekali tak bermaksud untuk
mempermainkan dirimu..."
Bicara sampai disini pencuri tua itu segera mencium jari
tangannya yang barusan digunakan untuk mencubit lalu
sambungnya kembali:
"Waduuh... .Sudah bau belum" aku rasakan jari
tanganku berbau sebangsa belirang dan bau minyak2kan
bau sekali"
"Bajingan tua jangan mencari kata2 yang tak sedap
didengar untuk menggoda aku, hati2 aku tak akan
melepaskan dirimu begitu saja." Pek-li Gong tertawa dingin.
"IHeehhh...heeehhh..,heeehh...cu Hong Hong engkau
benar2 sudah makan nasi dengan perCuma selama puluhan
tahun. pepatah mengatakan: Kalau punya otak tidak pernah
digunakan maka apa artinya hidup seratus tahun" coba
bayangkan setelah terjadi bentrokan yang terakhir keadaan
dari Lam-kong Pak dan ketua perkumpulan bulu hijau
sama2 gawat dan kritisnya tapi itu bukan berarti bahwa
mereka sudah tak ada harapan untuk hidup. jika engkau
bersikeras mencampuri urusan ini, Hooohh-hooohhh. .
.apakah engkau masih belum paham dengan tabiat bocah
muda itu....."
"orang lain tak akan kugubris tapi bagaimanapun juga
aku tak bisa menyaksikan putriku hidup menjanda"
Begitu perkataan tersebut diutarakan keluar ketua
perkumpulan bulu hijau segera mendengus dingin tubuhnya
kelihatan gemetar agak keras.
Tingkah lakunya itu bisa diketahui oleh siapapun yang
ada didalam kalangan terutama sekali Sun Han Siang dan
ketiga orang manusia tembaga itu, mereka hanya bisa
menggeleng sambil menghela napaS panjang tiada
hentinya. JelaS perkataan yang diucapkanoleh cu Hong Hong telah
melukai halus ketua perkumpulan bulu hijau.
"Kii... kita. kita a... boleh.. ber...bertempur lagi."
terdengar Lam-kong Pak berbisik
Hampir saja perkataan itu tak mampu diutarakan keluar
sebab buih berCampur darah mengalir keluar terus dari
mulutnya. cu Li Yap dan Pek li Hiang jadi kalap. mereka menjerit
Sedih dan segera menerjang kedepanMelihat perbuatan dua orang gadis itu malaikat raksasa
Loo Liang-jan jadi amat gusar, dia rentangkan sepasang
tangannya yang lebar untuk mendesak mundur gadis itu
sampai beberapa langkah kemudian Serunya lantang:
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Jangan mengira aku Loo-tua adalah Seorang manusia
dungu, lebih baik aku berbuat salah kepada nona berdua
dari pada membuatkan kalian berdua menjerumuskan Lamkong
sau-ya sebagai seorang manusia yang tidak berbudi...."
Dua orang gadis itu sudah kehilangan pikiran warasnya
mereka menerjang tubuh Loo Liang-jan secara kalap dan
masing2 melepaskan pukulan dahsyat kearah depan.
Namun Loo Liang jan sama sekali tidak melepaskan
serangan balasan- Blaaaammm Blaamm dua pukulan amat
dahysat dengan telak bersarang diatas dada Loo Liang-jan
yang tinggi besar, tubuhnya kontan mencelat sejauh satu
tombak lebih dan muntahkan darah segar.
Dua orang gadis itu berdiri tertegun, sementara hendak
menerjang kembali kearah Lam-kong Pak terlihatlah sianak
muda itu serta ketua perkumpulan bulu Hijau sedang
menghimpun sisa tenaganya yang dimilikinya untuk saling
menyerang kembali dengan hebatnya.
"Ploookk" dalam benturan yang kemudian terjadi dua
orang jago itu sama muntahkan darah segar yang
membasahi wajah masing2, dalam waktu singkat kedua
orang itu sudah terubah jadi manusia berdarah tubuhnya
roboh terkapar diatas tanah, mereka sama sekali tak
berkutik lagi keadaannya bagaikan orang mati.
Payung sengkala yang tergantung diatas punggung ketua
perkumpulan bulu hijau terjatuh diatas tanah ditengah
hutan belantara yang gelap. benda itu memancarkan sinar
merah yang menyilaukan mata.
Suasana berubah Jadi sunyi sepi dan tak kedengaran
sedikit suarapun yang kedengaran kecuali hembusan angin
yang mengoncangkan pohon hanya dengusan napas para
jago yang bergema diatas udara, keadaan pada waktu itu
betul2 mengenaskan.
Kecuali tiga orang manusia tembaga yang masih tetap
tenang dan tidak menunjukan perubahan apapun para jago
lainnya sama2 berdiri menjublak dengan perasaan kaget
siapapun tidak berani maju kedepan untuk melihat keadaan
yang sebenarnya.
Sun Han siang berteriak sedih, meskipun tidak sampai
bersuara tapi kelihatan sekali akan kesedihan hatinya dan
kesedihan tersebut dengan cepat merambat kepada yang
lain sampai2 Pek li Gong yang dihari biasa selalu tersenyum
simpulpun tak kuat untuk menahan diri dan akhirnya ikut
mengucurkan air mata.
Dengan sempoyongan dua orang gadis itu maju kedepan
akhirnya mereka roboh keatas tanah.
Suasana ditengah gelanggang jadi amat kalut, Pek-li
Gong lari menghampiri Pek-li Hiang sedang cu Hong Hong
lari kesamping cu Li Yap. sebaliknya Sun Han Siang
lambat2 dan sangat berhati2 sekali mendekati Lam-kong
Pak. Sambil maju kedepan diam2 ia berdoa dalam hatinya,
meskipun ia tak perCaya akan malaikat atau setan tapi
dikala seseorang sedang dirundung susah dan putus asa
maka satu2nya yang diharapkan bantuannya adalah Yang
Kuasa, dia berharap agar Thian- menaruh kasihan
kepadanya hingga satu2nya sanak yang dimilikinya itu
masih tetap hidup didunia.
Disamping itu, diapun amat membenci manusia tembaga
yang telah menghalangi jalan perginya. ia menganggap
orang itu pastilah Lam-kong Liu, ia membenci dirinya
dalam anggapan Lam-kong Liu terlalu mementingkan diri
sendiri, terlalu kejam karena ingin menjaga nama baiknya
maka dari itu ia tidak merasa sayang putranya tersiksa dan
menderita. "Berhenti" manusia tembaga itu membentak lagi, dia
bukan lain adalah manusia tembaga yang telah
menghalangi Sun Han Siang tadi.
Kali ini Sun Han Siang tak mau mendengarkan lagi,
sekalipun andaikata ada orang yang hendak membinasakan
dirinya pada saat itu diapun tak mau mengundurkan diri.
Lam-kong pak terkapar diatas tanah secara lapat2 ia
saksikan percikan darah menodai seluruh wajahnya ia
merasakan sakit hati dan perasaannya bagaikan di-iris2
pisau. "Berhenti..."
Bentakan orang itu dingin tegas dan nyaring jelas itu
diutarakan keluar setelah mengambil keputusan yang amat
berat. Sun Han Siang masih tetap tidak menggubris ucapan
orang itu, namun langkah kakinya pada saat ini kian lama
kian bertambah lambat, hampir saja ia kehilangan
keberanian untuk maju kedepanTapi.. bagaimanapun juga dia harus membuat terang
keadaan yang sebenarnya, dia ingin tahu apakah putranya
yang hanya satu itu masih hidup dikolong langit, ia
berharap dalam waktu yang amat singkat itu Thian- telah
bermurah hati dan tidak mengambil jiwa putranya.
"Berhenti engkau dengar tidak ucapanku itu?" bentakan
nyaring untuk kesekian kalinya bergema diangkasa.
Entah darimana munculnya hawa amarah. tiba2 sun
Han Siang meludah kearah orang itu. Manusia tembaga
tersebut sama sekali tidak menghindarkan diri, dengan
cepat ludah tersebut mampir kebawah dagunya, namun ia
tidak berusaha untuk membersihkannya. Sun Han Siang
mendengus dingin, katanya:
"Hmm engkau punya hak apa untuk mengurusi tingkah
laku dan gerak-gerikku?"
"Putramu sama sekali belum mati tapi jika engkau maju
untuk mengganggu dirinya. maka jiwanya tak ketolongan
lagi^.." sekujur badan Sun Han Siang gemetar keras. ia segera
bertanya dengan suara dalam: "Sungguhkah perkataanmu
itu?" "Hmmm kalau tidak percaya majulah kedepan dan
cobalah sendiri."
Tindakan tersebut ternyata manjur sekali, sekalipun Sua
Han Siang bernyali besar namun ia tak akan berani
menempuh bahaya untuk mempermainkan jiwa putranya,
untuK beberapa saat lamanya ia berdiri menjublak ditempat
semula. Dengan suara dingin manusia tembaga itu berseru
kembali. "Aku harap engkau segera mengundurkan diri dan
tunggu ditempat semula"
"Sampai berapa lama ia baru sadar dari pingsannya?"
"Aku bukan malaikat penolong darimana bisa tahu kalau
dia akan sadar sampai kapan?"
Sun Han Siang jadi gusar sekali. "Hmmm jadi engkau
hanya bicara secara ngawur?"
orang itu tertawa dingin.
"Heehh-heeehh-heehh... apakah aku sedang bicara ngaco
belo atau tidak tak lama kemudian engkau akan tahu sendiri
boleh kau tak mau dengarkan nasehatku berarti kamu akan
menyesal untuk selamanya "
Selama hidupnya Sun Han Siang hanya bertindak
menurut suara hati sendiri, tak sekalipun ia suka diperintah
orang, meskipun wataknya tidak sampai berangasan seperti
watak cu Hong Hong, namun diapun tak sudi bertekuk
lutut dengan begitu saja.
Tapi sekarang, demi putranya mau tak mau dia harus
bertekuk lutut, hal ini membuat perempuan itu sambil
menggigit bibir segera mengundurkan diri.
Suasana ditengah gelanggang kembali berubah jadi
hening dan sepi, dua orang gadis itu sudah disadarkan dari
pingsannya, tapi seperti orang kehilangan pikiran mereka
hanya duduk ter-manggu2 sambil memandang kearah Sun
Han Siang. Setengah perminum teh sudah lewat, namun ketua
perkumpulan bulu hijau maupun Lam-kong Pak yang ada
digelanggang masih menggeletak tak berkutik, bahkan sama
sekali tiada tanda yang menunjukkan bahwa mereka masih
hidup, Lama kelamaan cu Hong Hong tak kuat menahan sabar
lagi, dengan suara keras ia segera berteriak:
"Payung sengkala itu adalah benda milikku, perduli
bagaimanakah nasib kedua orang itu. pusaka dari dunia
persilatan itu sudah sepantasnya kalau diserahkan kembali
kepada pemiliknya"
Manusia tembaga itu mendengus dingin.
"Hmm engkau tak usah terburu napsu mereka masih
akan melangsung kan satu pertarungan lagi sebelum
menang kalah bisa ditetapkan.."
"Apa" mereka akan langsungkan satu pertarungan lagi?"
saking terperanjatnya Sun Han Siang sampai berdiri termagu2.
kawanan jago dari golongan putih lainnya pun tertegun,
hampir boleh dikata mereka tak perCaya dengan perkataan
tersebut. "Apakah kalian anggap aku sedang bergurau?" seru
manusia tembaga itu.
Belum habis ia berkata, dua orang jago yang
menggeletak diatas tanah itu mulai menggerakkan tubuh
mereka, semua orang yang hadir disana saling
berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
hampir saja mereka mengira bahwa orang itu telah
menggunakan ilmu sihir untuk mempengaruhi kedua orang
itu. = =ooooooooo= =
KETUA perkumpulan bulu hijau dan Lam-kong Pak
yang terkapar diatas tanah bergetar tiada hentinya,
kemudian dengan susah payah bangkit dan duduk bersila
diatas tanah. cu-li Yap dan Pek-li Hiang bersorak gembira, mereka
hendak menyerbu maju kedepan-Tapi Sun Han Siang
segera berseru dengan nada dalam:
"Mati atau hidup ditentukan oleh takdir, untuk
sementara waktu aku harap kalian suka bersabar diri"
Mendengar ucapan tersebut, terpaksa dua orang gadis itu
menghentikan gerakan tubuhnya, sementara cu Hong Hong
sendiri dengan perasaan tidak tenang garuk2 kepalanya
yang tiada gataL
Ketua perkumpulan bulu hijau telah mengetahui bahwa
payung sengkalanya terjatuh diatas tanah. tapi ia tidak
mengambilnya, sebab setelah benturan berikutnya ini
meskipun tidak sampai mati mereka harus berbaring
setengah harian lamanya. mengambil atau tidak bukan
persoalan yang penting karena akhirnya toh akan diambil
orang lain- Ia rela benda itu diambil orang dari atas tanah. dari pada
membiarkan orang lain mendapatkannya dari tubuhnya.
Dengan sempoyongan kedua orang itu bangkit berdiri.
bagaikan orang mabuk mereka maju mundur tidak
menentu. pada saat itulah dengan suara lantang tapi berat manusia
tembaga itu berseru:
"Pertarungan ini adalah pertarungan yang terakhir. kita
akan mengambil patokan siapa yang mundur paling jauh
dialah yang akan dianggap kalah, sang pemenang berhak
untuk mendapatkan payung sengkala tersebut."
Setelah ucapan itu diutarakan keluar, semua jago baru
merasa terperanjat. sekarang mereka baru tahu akan
maksud dari manusia tembaga tersebut. untuk
mendapatkan payung sengkala itu maka sesaorang harus
mampu menaklukan hati ketua perkumpulan bulu hijau.
Kendatipun maksud dan tujuannya adalah benar tapi
setelah terjadi bentrokan yang terakhir itu maka walaupun
mereka tak akan sampai mati paling sedikit kedua orang itu
harus berbaring selama tiga sampai lima bulan sebelum
semua tenaga dan kekuatannya pulih kembali seperti sedia
kala. pada jarak tiga langkah, kedua orang itu sama2 berdiri
tegak. keadaan mereka sudah menyerupai setan yang
mengerikan, hawa murni sudah tak dapat dihimpun
kembali. karenanya mereka terpaksa harus saling beradu
kekuatan dengan menggunakan gerakan biasa
Perasaan hati semua orang kembali tercekat. seluruh
hutan tercekam dalam suasana yang mendebarkan hati.
Lama kelamaan Sun Han Siang tak kuat menahan
tekanan, suasana yang amat menyeramkan itu dengan suara
berat ia berkata.
"Lam-kong Liu. kalau anak Pak tidak beruntung dan
menemui ajalnya. maka sepanjang hidup aku tak sudi
bertemu lagi dengan dirimu"
Manusia tembaga itu sama sekali tidak menjawab,
seluruh perhatiannya telah dipusatkan kearah PertarunganMendadak. . . .disaat yang paling kritis itulah dari dalam
hutan terhembus lewat bau belirang yang amat tebal.
"Aduuh.. celaka" teriak Pek-li Gong dengan terperanjat.
Semua orang kaget dan sorot matanya segera jelalatan
sekeliling tampat itu.
Asap tebal yang menyelimuti sekeliling tempat itu kian
lama kian menebal, dalam waktu singkat wilayah seluas
beberapa puluh tombak sudah terkurung semua oleh asap
tersebut. Dalam keadaan seperti itulah dari tempat kejauhan
berkumandang suara gemerisik yang amat lirih, se-akan2
ulat sutera yang sedang makan daun.
Walaupun gelagat tidak menguntungkan dan ancaman
bahaya muncul di empat penjuru. akan tetapi siapapun
tidak bergerak dari tempat semula, sebab pertarungan
terakhir dari Lam-kong Pak melawan diri ketua
perkumpulan bulu hijau ini jauh lebih penting daripada
keselamatan jiwa mereka sendiri.
Sementara itu dua orang jago tersebut per-lahan2
mendorongkan sepasang telapaknya kedepan ketika saling
menempel kedua belah pihak sama2 menggigit bibir sambil
mendengus berat, tubuh mereka bergentar keras kemudian
roboh terjengkang keatas tanah
Darah bagaikan pancuran menyembur keluar diri mulut
serta lobang hidung mereka berdua, manusia berbaju
tembaga yang duduk disisi kalangan segera bangkit berdiri
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan mengukur jarak mundur yang dilakukan oleh dua orang
itu, ternyata kedua belah pihak sama2 mundur satu langkah
kebelakang, hal ini membuktikan bahwa kekuatan mereka
adalah seimbang.
Meskipun menang kalah sukar dibedakan tapi ditinjau
dari darah yang mengalir keluar dari ketujuh lubang indera
mereka dapat dipastikan delapan puluh persen mereka tak
bisa hidup lagi.
Tiga orang manusia tembaga itu sama2
memperdengarkan helaan napas sedih lambat-lambat ketiga
orang itu menuju ketengah gelanggang.
Sun Han Siang serta cu Hong Hong tidak
memperdulikan segala sesuatu lagi, merekapun ikut
menerjang masuk ketengah gelanggang.
Tiba2 dari sekitar gelanggang yang terkurung oleh asap
tebal itu bergema datang suara keras yang amat
menyeramkan disusul seseorang berseru "Kalian semua
sudah jatuh kedalam Cengkeramanku coba kalian
periksalah keadaan disekitarmu..."
Semua orang kenal suara itu sebagai suara dari Kakek
ombak menggulung yang belum lama berselang telah
dipaksa mundur oleh ketua perkumpulan bulU hijau.
Sun Han Siang serta cu Hong Hong segera memeriksa
keadaan disekelilingnya, mereka saksikan Kobaran api telah
berkobar dengan besarnya dan menjilat setiap benda yang
ditemuinya, api mulai merambat keataS ranting pohon dan
membakar dahan pohon disekitarnya.
"Kreeseekskreeseeekk-kraak-buumm" Sebatang pohon
yang sangat besar dengan kobaran api tumbang keatas
tanah. Jarak antara para jago yang hadir dalam gelanggang itu
dengan Lam-kong Pak berdua yang menggeletak diatas
tanah masih ada dua tiga puluh langkah jauhnya sementara
semua orang masih terperangah menghadapi kejadian yang
sama sekali tak terduga itu batang pohon tadi tepat tumbang
disisi tubuh kedua orang itu.
Disusul pohon raksasa lainnya pun ikut tumbang, kayu
terbakar menciptakan lautan api disekitar sana yang dengan
cepat mengepung kedua orang itu ditengah kalangan.
Kobaran api yang menjilat setiap benda disekitar tempat
itu dengan cepat pula merambat kesegala penjuru semua
orang merasakan dirinya seakan2 berada ditengah tungku,
pakaian mereka mulai terjilat tapi membuat suaSana jadi
kalut dan kacau balau.
Sun Han Siang sangat menguatirkan keselamatan
putranya sambil menjerit sedih ia menerjang masuk
kedalam kurungan lautan api.
Tapi empat penjuru terkurang api mereka se-akan2
berada disebuah samudra api yang tiada batasnya dalam
keadaan begitu sukar mereka untuk temukan jejak ketua
dari perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak.
Suasana menjadi kritis dan ancaman jiwa setiap saat
bakal terjadi...
pada saat itulah tiba2 muncul sesosok bayangan manusia
yang menerobos masuk kedalam kurungan api, dengan
gerakan cepat orang itu bukan lain adalah Lak-gwee-soat
salju bulan keenam Tong Hui.
Baik pakaian maupun badannya sama sekali tidak
terbakar ataupun terjilat api. namun paras mukanya telah
berubah jadi merah padam bagaikan babi panggang.
Setibanya digelanggang, ia segera berteriak keras: "Jangan
gelisah. ikuti padaku dan mari kita tinggalkan tempat ini..."
cu Hong Hong tertawa dingin.
"Heehh...heeehhh...heeehh... masa engkau tak takut
terbakar?""
"Aku mempunyai obat pemadam api tapi jumlahnya
tidak terlalu banyak" seru Tong-Hui dengan suara keras,
"karena itu terpaksa kita musti menerjang keluar dari sini
ber-sama2, kalau ketinggalan seorang saja niscaya bakal
celaka. sebab aku tak berdaya untuk menolongnya
kembali." Semua orang percaya kalau salju bulan ke enam ini
benar2 memiliki obat anti api sebab diantara senjata
rahasianya yang ampuh terdapat pula sejenis peluru yang
disebut Ngo-luiyan-hwee-tan, bahan mepedak itu
dahsyatdaya penghancurnya karena itu dia pasti memiliki
obat anti kebakaran yang mujarab untuk digunakan setiap
saat. Diantara rombongan para jago itu hanya Sun Han Siang
serta dua orang gadis yang tak menggubris anjuran tersebut,
mereka tidak memikirkan nasib sendiri bahkan secara nekad
malahan menerjang masuk ketengah lautan api.
Menyaksikan tingkah laku ketiga orang perempuan itu,
dengan cepat Pek-li Gong berseru kepada malaikat raksasa
Loo Liang-jan serta Siang Hong Tie:
"cepat kita Cegah tingkah laku yang nekad dari ketiga
orang itu, kita rundingkan lagi persoalan ini setelah lolos
dari kobaran api yang makin menghebat ini"
Tanpa membuang banyak waktu, Loo Liang-jan
langsung menerjang kearah Sun Han Siang yang
kesadarannya sudah makin menurun akibat keCemasan
serta kekuatirannya.
Ketika Loo Liang-jan mencapai belakang punggungnya.
pemuda itu masih belum merasakan apa2. menunggu
tubuhnya sudah tertangkap dan dikempit oleh orang sheLoo itu, dia baru sadar. tapi keadaan sudah terlambat dan
tak bisa banyak berkutik lagi. Dengan mudahnya ia dirarik
kembali ketempat semula oleh malaikat raksasa.
Dipihak lain Pek-li Gong dengan gampang berhasil
menguasai Pek-li Hiang sedangkan Siang Hong Tie
menyeret kembali cu Li Yap.
dalam keadaan begitu tiada pilihan lain bagi para jago
untuk mengundurkan diri dari sana dengan mengikuti salju
bulan keenam Tong Hui, berangkatlah rombongan para
jago itu menerjang kearah wilayah kebakaran yang agak
tipis kobaran apinya.
Dari dalam sebuah kantung terbuat dari kulit menjangan,
Tong Hui mengambil segenggam bubuk berwarna hitam
dan segera disebarkan kearah kobaran api.. ^ceesss^
kobaran api disana seketika padam dan musnah tak
berbekas, diikuti beberapa sebaran berikutnya menciptakan
sebuah jalan kecil yang bisa dilewati rombongan para jago
itu untuk mengundurkan diri.
Begitulah, sambil menyebar bubuk obat mereka
undurkan diri dari tempat kejadian.
Kendatipun badan tak sampai terkapar atau terluka
tetapi berhubung jalan tembus itu Cuma beberapa tombak
dan lagi kedua belah sisi jalan merupakan kobaran api yang
dahsyat maka lama kelamaan terpengaruh oleh hawa panas
yang luar biasa, beberapa orang jago itu mulai pusing dan
ber-kunang2 hampir saja mereka jatuh tak sadarkan diri.
Untuk sementara waktu baiklah kita tinggalkan dahulu
rombongan para jago yarg berusaha meloloskan diri dari
ancaman kobaran dengan mendapat pertolongan dari Tong
Hui, sementara itu Lam-kong Pak dan ketua perkumpulan
bulu hijau telah sadarkan ketika batang pohon didekat
mereka kendatipun begitu sekujur badannya terasa lemah
dan sama sekali tak bertenaga untuk berbuat apa2.
Beberapa saat kemudian dengan susah payah mereka
berusaha bangkit kembali tapi akhirnya roboh kembali
keatas tanah, sementara itu pohon besar telah
bertumbangan disekitar mereka membuat kedua orang itu
sama sekali terputus hubungannya dengaa dunia luar.
Tiga otang manusia tembaga itu menjerit kaget
menyaksikan peristiwa itu dengan cepat mereka lancarkan
beberapa buah pukulan dahysat kearah kobaran api.
Tapi sayang kobaran api yang menjilat daerah disekitar
tempat itu terlalu hebat meskipun angin pukulan mereka
berhasil memadamkan sebagian kecil dari jilatan api
tersebut tapi dengan cepat kobaran api lain menutup celah
kosong itu bahkan kobaran api dari arah belakang
merambat kedepan makin cepat.
Akhirnya keadaan betul2 kritis sekali pada saat itulah
salah satu dari manusia tembaga itu menghela napas
panjang dan berseru sedih:
"Aaaai mungkin akulah yang mencelakai jiwanya..,."
Sambil berkata ia berusaha menerjang masuk kedalam
kobaran api yang sedang membara itu.
Dua orang rekannya dengan cepat bertindak. mereka
tarik lengan manusia tembaga itu kemudian sambil
menghimpit tubuhnya mereka bergerak menuju keluar
gelanggang menjauhi tempat kebakaran tersebut.
Pada waktu itu Lam-kong Pak serta ketua perkumpulan
bulu hijau yang terkepung diantara kobaran api telah putus
harapan dan tipis kemUngkinannya untuk hidup, mereka
sadar bahwa jiwa mereka telah terancam mara bahaya....
Karena putus harapan kedua orang itu tak ada yang mau
memperdulikan payung sengkala yang menggeletak diatas
tanah meskipun isi perutnya sudah terluka parah tapi
karena tenaga dalamnya masih utuh maka walaupun api
membakar disekelilig mereka namun kedua orang itu masih
sanggup mempertahankan diri.
Suatu ketika tiba2 Lam-kong Pak buka suara dan
berkata: "SeKarang kita sudah berada dalam keadaan yang kritis
dan setiap saat keselamatan jiwa kita terancam oleh maut,
dalam keadaan demikian sudah sepantasnya kalau kita
kesampingkan semua urusan pribadi maupun perselisihan
sebelumnya bukankah begitu?"
Pada waktu itu sianak muda tersebut tak mau pikirkan
persoalan lain karena tak ada gunanya memikirkan
kesemuanya itu misalnya saja bagaimana dengan
keselamatan ibu-nya, kedua orang gadis itu serta tiga orang
manusja tembaga itu?"
Sebelum ajalnya tiba, dia hanya ingin mengetahui
sesuatu yakni siapakah ketUa perkumpulan bulu hijau itu"
"Benar" terdengar ketua perkumpulan bulu hijau
menjawab, "semua perselisihan yang pernah terjadi diantara
kita memang sudah sepantasnya dikesampingkan, kita
harus berterima kasih kepada Thian- karena Beliau telah
mengatur segala sesuatunya ini buat kita"
Lam-kong Pak terperangah mendengar ucapan itu. "Apa
maksudmu?" tegurnya.
"Dewasa ini dikolong langit hanya engkau seorang yang
mampu bertarung seimbang dengan aku, dan Kita berdua
harus mati bersama ditempat yang sama pula, bukankah itu
berarti bahwa Thian telah mentakdirkan kita untuk
mengalami keadaan seperti ini" sebaliknya andaikata kita
berdua tidak mati bersama, melainkan mati bersama orang
lain, aku percaya kejadian ini pasti akan merupakan suatu
peristiwa yang amat disesalkan Sepanjang hidupku hingga
mati pun tak meram"
Batin Lam-kong Pak Sangat terpukul setelah mendengar
perkataan itu, dengan cepat sahutnya lantang:
"Benar tepat sekali pendapat orang gagah memang selalu
sama, sayang perkenalan kita berlangsung agak lambat"
"Tidak. sama sekali tidak terlambat, asal bisa bertemu
itu, namanya belum terlambat."
Lam-kong Pak menengadah keatas dan tertawa terbahak2.
Kobaran api sudah hampir menjilat tubuh mereka
berdua. tapi kedua orang itu sama sekali tak ambil perduli,
perasaan hati mereka pada saat ini hanya mereka berdua
yang memahami. Setelah tertawa ter-bahak2 beberapa saat lamanya
keadaan luka mereka semakin parah, tubuh mereka
sempoyongan hampir roboh. Lam-kong Pak segera berkata:
"Saudara sebelum ajal kita tiba dapatkah saksikan raut
wajah aslimu?""
"Boleh saja, tapi sebelum itu aku hendak ajukan suatu
pertanyaan lebih dulu. dan engkau harus memberi jawaban
yang sejujurnya."
"Tanyalah asal aku tahu. aku pasti tak akan membuat
engkau jadi kacewa"
"Apakah engkau tahu kalau kita masih mempunyai
sedikit harapan untuk hidup?"
"Aku pikir kesempatan hidup bagi kita sudah putus,
sekalipun ada dewa atau malaikat turun dari kahyanganpun
tak mungkin bagi kita untuk meloloskan diri dari jepitan
lautan api, sebab aku tak tahu sampai berapa ribu li luasnya
hutan belantara ini"
"Memang benar seandainya kita tak punya benda
mustika dunia persilatan, sudah tentu kita dapat pejam
mata sambil menantikan datangnya kematian ..."
"Kau maksudkan payung sengkala benda mustika itu?"
"Benar dengan payung tersebut ditangan, bukan saja tak
mempan dibakar tak mungkin pula kita jadi tenggelam,
masa pengetahuan seremeh itupun tak diketahui olehmu?"
Lam-kong Pak segera berpaling kearah payung sengkala
tersebut, ia lihat cahaya merah memancar keluar keempat
penjuru, jilatan api betul2 tak dapat mendekati wilayah
disekelilingnya.
Diam2 pemuda itu merasa tercengang bercampur
kagum, sebab seandai kata tiada benda mustika itu niscaya
kobaran api telah membakar hangus badan mereka.
"Aku rasa sekarang engkau harus unjukkan wajah aslimu
" seru pemuda itu kemudian.
"Lihatlah..."
Ia sambar rambut palsunya dan segera dilepaskan dari
atas wajah. sehingga tampaklah paras muka aslinya.
Padahal bagi Lam-kong Pak raut wajah tersebut sama
sekali tidak membuat hatinya tercengang, sebab ketika
masih berada dalam markas besar perkumpulan bulu hijau
tempo hari menggunakan kesempatan dikala Loo Liang-jan
sedang bertempur melawan ketua dari perkumpulan bulu
hijau. secara lapat2 ia telah melihat pula paras muka yang
asli dari orang ini.
Sekarang dibawah sorot cahaya api yang ber-kobar2
diempat penjuru, terlihatlah nyata paras muka asli orang
itu. Ia baru berusia lima puluh tahunan, alisnya panjang
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan mata yang jeli, hidung mancung mulut lebar,
kecuali kerutan dahinya membawa hawa sesat yang tipis.
semestinya muka orang itu termasuk tampan dan gagah.
"Sebenarnya siapakah engkau?"" sekali lagi Lam-kong
Pak menegur. "Bukankah engkau sudah saksikan paras muka asliku?""
"Tapi sama sekali aku tak kenali dirimu, terus terang saja
kukatakan sejak dulu aku sudah tahu akan paras muka
aslimu itu"
"Kapan sih engkau pernah melihat paras mukaku?""
"Tempo hari. sewaktu engkau sedang melangsungkan
pertarungan seru melawan Loo Liang-jan dalam markas
besar perkumpulan bulu hijau"
"Hmm... aku hanya menyanggupi kepadamu untuk
periihatkan paras muka yang asli aku toh tak pernah
menyanggupi engkau untuk beritahu siapakah aku?""
"Kalau begitu bolehkah aku tahu, kenapa engkau angkat
kakek ombak menggulung sebagai gurumu?""
"oooh ... tindakanku itu sih hanya merupakan tipu
muslihat belaka, dalam kenyataan dalam ilmu silat yang dia
miliki sama sekali bukan tandinganku"
"Lalu apakah maksud tujuanmu yang sebenarnya ?""
"Untuk menyelidiki dendam berdarah yang telah
berlangsung banyak tahun berselang"
"Jadi dia adalah musuh besarmu?""
"Benar, tapi hingga detik ini aku masih belum tahu
dengan jelas "
"Apa hubunganmu dengan cu Hong Hong?"
"Jangan kau sebut perempuan loote itu lagi..." tukas
ketua perkumpulan bulu hijau dengan geram, "kalau
engkau berani mengungkap namanya lagi aku akan
tinggalkan engkau dalam kepungan lautan api seorang diri."
Lam-kong Pak mendengus dingin.
"Hmm aku memang tak ingin keluar dari dalam keadaan
hidup, engkau tak usah mengancam atau menggertak diriku
dengan ancaman semacam itu, menurut apa yang kutahu
kecuali watak cu Cianpwee agak berangasan sebenarnya dia
adalah seorang perempuan yang baik akhlaknya."
"coba ulangi lagi perkataanmu itu" seru ketua
perkumpulan bulu hijau dengan menyambar payung
sengkalanya. Lam-kong Pak adalah seorang lelaki jujur ia tak mau
bertekuk lutut dihadapan orang lain, mendengar ancaman
tersebut dengan lantang ia berteriaK kembali: "Ia terhitung
seorang perempuan yang berhati baik"
"Blaaanmmm" ketua perkumpulan bulu hijau rentangkan
payung mustikanya, dengan suara dingin ia berseru:
"Dalam persoalan yang lain aku masih dapat bersabar
diri, tapi kalau engkau mengatakan dia adalah seorang
perempuan yang baik, maka aku tak dapat bersabar
diri....hehehe...hemm.. sekarang aku mau pergi dahulu"
"Pergilah cepat " jawab L^m-kong Pak tak kalah
ketusnya. "selama hidup aku tak akan merubah cara
berpikirKu, kalau engkau hendak merubah jalan pikiranku
maka itu berarti engkau sedang berhayal disiang hari
belong" Ketua perkumpulan bulu hijau tertawa dingin tiada
hentinya, ujung kakinya menjejak tanah dan tubuhnya
segera meluncur kearah udara, per-lahan2 badannya
melayang diudara mengikuti hembusan angin. dimana
payung sengkalanya tiba. kobaran api segera menyingkir
kesamping dan sama sekali tak mampu merusak atau
melukai orang serta payungnya. "Hey bocah muda,
sekarang kau...."
Sebelum teriakan dari ketua perkumpulan bulu hijau
berakhir. dengan suara tak kalah kerasnya Lam-kong Pak
menukas: "Kalau mau pergi cepatlah pergi, selama hidup jangan
harap engkau bisa merubah jalan pikiranku kalau baik
selamanya tetap baik kalau jahat selamanya tetap jahat."
Baru saja bicara sampai disitu, karena payung sengkala
telah beralih ketangan ketua perkumpulan bulu hijau, maka
kobaran api diempat penjurpun mulai merambat
kesekeliling tubuhnya.
Lam-kong Pak menggertak gigi menahan diri, walaupun
keringat telah membasahi badannya namun ia tetap
membungkam dalam seribu bahasa.
Ketua perkumpalan bulu hijau yang tubuhnya berhenti
ditengah udara jadi serba salah dibuatnya, ia tak tega
meninggalkan si anak muda itu sendirian, tapi kalau ia balik
kesisinya berarti ia telah mengaku kalah, untuk beberapa
saat lamanya jago tua itu jadi serba salah dan tak tahu apa
yang musti dilakukannya.
Tiba2 terdengar suara gemerisik yang nyaring
berkumandang datang, tampaklah kobaran api menyingkap
kesamping dan muncullah sesosok bayangan manusia.
Dengan satu gerakan tubuh yang cepat bagaikan
sambaran kilat ia menerjang kesamping tubuh Lam-kong
Pak dan sekali sambar tahu2 jalan darahnya kena
dicengkeram, orang yang barusan munculkan diri itu bukan
lain adalah Suma Ing musuh bebuyutan dari jago muda
kita. Setelah tahu siapa musuhnya yang munculkan diri diam2
Lam-kong Pak menghela nafas panjang. pikirnya.
"Andaikata aku mati ditengah kobaran api mungkin
kematianku masih meninggalkan sedikit nama bagus.
sebaliknya kalau aku sampai mampus ditangan bajingan
tengik ini sampai matipun aku tak akan mati dengan mata
pejam" "Haaahh...haaahh...haaahhh..." sementara itu Suma ing
tertawa ter-bahak2 dengan kerasnya, "Lam-kong Pak
engkau tak pernah menyangka akan terjadi peristiwa seperti
hari ini bukan?" semua jago yang hadir dalam hutan ini
telah musnah terkubur ditengah lautan api, tak seorangpun
yang dapat meloloskan diri dalam keadaan selamat, sedang
engkau... setelah merasakan siksaan yang paling keji
dikolong langit tubuhmu baru akan terkubur ditengah
lautan api, anggaplah kesemuanya itu sebagai pembalasan
yang setimpal."
Lam-kong Pak mendengus dingin.
"Mati atau hidup sudah digariskan oleh takdir kejadian
ini bukanlah suatu kejadian yang luar biasa Suma ing. aku
ingin bertanya kepadamu mengapa engkau bisa masuk
kedalam lautan api tanpa cedera ataupun menderita luka
barang sedikitpun juga ?""
Suma ing menyeringai seram,
"Heehhh-heeehh-heeehhh... salju bulan keenam Tong
Hui memiliki peluru sakti Ngo-kui-yan-hwee-tan. sudah
tentu dia pun memiliki obat pemadam api. aku berhasil
merampasnya satu bungkus, oleh sebab itulah aku bisa
keluar masuk ditengah kobaran api dengan leluasa"
Satu ingatan berkelebat dalam benak Lam-kong Pak
pikirnya. "Asal kawanan jago dari golongan putih bisa berada bersama2
Tong Hui kemungkinan besar jiwa mereka dapat
diselamatkan, entah bagaimana nasib dengan ketiga orang
manusia tembaga itu?" mungkin lebih banyak bahaya yang
mereka jumpai dari pada keuntungan-.."
Berpikir sampai disitu ia lantas bertanya
"Kebakaran yang terjadi kali ini apakah hasil karya dari
kakek ombak menggulung?""
"Bukan akulah yang mengajukan usul bagus ini dan aku
juga yang melepaskan kobaran api pertama"
Lam kong Pak merasa amat sakit hati sehabis mendengar
perkataan itu sampai sekarang dia masih belum berani
mempercayai kalau kebejatan moral Suma ing sudah
mencapai pada taraf yang tak dapat dlobati lagi, ia
pejamkan matanya rapat2 kemudian berkata:
"Suma ing engkau telah membunuh mati ibumu sendiri
dia kemungkinan besar telah membakar mati ayahnya
sendiri. bagaimanakah perasaanmu setelah melakukan
perbuatan semacam itu?""
Suma ing menengadah dan tertawa ter-bahak2"Haah-haah haah... perasaan" tentu saja ada perasaanku
adalah siapa berbuat kesalahan dia harus menerima
ganjarannya yang setimpal"
"Bila aku dan ibu yang mati. mungkin saja kami tak akan
menyalahkan dirimu, tapi apakah ayahpun berbuat sesuatu
yang menyalahi engkau?"
"Hmm terus terang kuberitahukan kepadamu." seru
Suma ing dengan penuh kebencian. "Aku membenci setiap
orang yang ada. tentu saja termasuk pula Lam-kong Liu
sendiri, kalau toh dia yang melahirkan diriku kenapa ia
melepaskan tanggung jawab untuk mendidik serta
memelihara aku.." aku percaya, seandainya dia belum mati
maka dia tak akan memaafkan perbuatanku, oleh sebab itu
aku tak usah mengharapkan balas kasihan dari orang lain,
aku pun tak usah mengharapkan pemberian maaf dari
orang lain- aku harus menggunakan segala macam
perbuatan serta tindakan yang dapat kulakukan untuk
membasmi dan melenyapkan setiap orang yang memusuhi
diriku." "Kalau memang begitu pendirianmu, sekarang juga
silahkan turun tangan sebab aku pun tak ingin membuang
waktu dengan percuma, akhlakmu sudah bejad dikolong
langit sudah tak ada obat mujarab yang bisa digunakan
untuk menyelamatkan dirimu lagi."
Suma ing sangat marah dan mendendam, sambil
menggertak giginya hingga berbunyi gemerincingan
serunya: "Aku akan menggigit dan merusak panca-indramu
dengan gigitan gigiku."
Lam-kong Pak sama sekali tak merasa terperanjat
mendengar ancaman tersebut sebab diapun telah menyadari
suatu ketika jika dirinya terjatuh ketangan bajingan ini
maka akibatnya sukar dilukiskan dengan kata2
Suma Ing rentangkan mulutnya hendak menggigit
hidung Lam-kong Pak. tiba2 ia hentikan gerakan tersebut
sambil berseru: "Aaah... tunggu sebeatar.^."
Kiranya selama ini ketua perkumpulan bulu hijau masih
belum pergi dari tempat itu, meskipun ia tak sudi takluk dan
mengaku kalah terhadap Lam-kong Pak, akan tetapi
diapUn merasa tak tega membiarkan sianak muda itu
disiksa oleh Sum Ing yang kejam.
Perasaan hatinya pada saat ini sukar dilukiskan dengan
kata2, ia merasa serba salah dan tak tahu apa yang mesti
dikerjakan, ia sangat membenci Lam-kong Liu. juga amat
mendendam terhadap cu Hong Hong, tapi apa sebabnya dia
hendak menolong Lam-kong Pak?"
Mungkinkah ia sangat kagum atas kegagahan serta
kejantanan Lam-kong Pak. atau mungkinkah ia Cuma berpura2
belaka?" = =000000000= =
SUMA Ing sendiri merasa amat terperanjat ketika
dilihatnya Ketua perkumpulan bulu hijiu dengan membawa
payung sengkala per-lahan2 melayang turun keatas tanah,
dengan tenang tapi tegang dia bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tidak diinginkan"Suma ing." seru Ketua perkumpulan bulu hijau dengan
suara berat dan mendalam, "lepaskan dia. dan akupun akan
mengampuni selembar jiwamu"
Suma ing mengamati raut wajah ketua perkumpulan
bulu bijau itu dengan pandangan tajam. ia saksikan raut
wajah kedua orang itu penuh berpelopotan darah, nada
suaranya lemah dan sama sekali tak bertenaga. tahulah
pemuda itu bahwasanya kedua orang jago tersebut sudah
pasti baru saja melangsungkan pertarungan sampai ribuan
jurus banyaknya.
Itu berarti pula kekuatan mereka sudah tak perlu ditakuti
lagi. yang dikuatirkan sekarang hanya daya hancur yang
kuat dari senjata payung sengkala. Suma ing segera tertawa
dingin. "Heeehh...heeehh...heeehh... untuk melindungi
keselamatan sendiripun engkau sudah tak mampu, dengan
andalkan kekuatan apa engkau hendak mencampuri urusan
orang lain?""
"Dengan meng andalkan senjata payung sengkala ini"
sahut Ketua perkumpulan bulu hijau ketus.
"Huuh... kalau engkau ingin bertindak dengan gunakan
kekerasan, itu berarti engkau menginginkan sesosok mayat
dari Lam-kong Pak"
Ketua perkumpulan bulu hijau mengerti kalau pada saat
itu tak mungkin baginya untuk turun tangan- dengan suara
berat dia segera menegur: "Apa yang hendak kau
lakukan?""
"Jika engkau inginkan persoalan ini secara baik, dan
engkaupun harus menyanggupi dahulu sebuah
permintaanku"
"cepat katakan"
"Dengan payung sengkala itu diatur dengan manusia,
engkau bersedia untuk melakukan atau tidak?"" seru Suma
ing dengan suara yang amat mendalam.
Begitu ucapan tersebut diutatakan keluar, bukan saja
ketua perkumpulan bulu hijau merasakan sekujur badannya
gemetar keras, bahkan Lam-kong Pak sendiripun sampai
membuka matanya dan menengok kearah Ketua
perkumpulan bulu hijau itu. Tanpa berpikir panjang ketua
perkumpulan bulu hijau berkata dengan suara berat,
"Baik kukabulkan permintaanmu itu. tapi akupun tahu
kalau engkau sibangsat cilik berhati kejam akan
kelicikannya tiada tandingan dikolong langit. perkataanmu
sama sekali tak dapat diperCaya dan ibaratnya kentut
busuk. bagaimana Caranya aku dapat memperCayai
perkataanmu itu?""
"Huuh.. engkau tak usah banyak bacot lagi, pokoknya
sebelum payung sengkala itu terjatuh ketanganku, aku tak
akan melepaskan Lam-kong Pak kalau engkau tidak
inginkan diri Lam-kong Pak maka payung sengkala itu pun
tak usah kau serahkan kepadaku"
Mendengar pembicaraan tersebut, dengan cepat Lamkong
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Pak berpaling kearah ketua perkumpulan bulu hijau
seraya berkata:
"Saudara, dengan diutarakannya maksud hatimu itu, aku
Lam-kong Pak sudah merasa amat berterima kasih sekali,
aku harap engkau tak usah mengorbankan diri begitu.
haruslah diketahui andaikata payung sengkala itu sampai
terjatuh ketangan iblis terkutuk ini. maka dunia persilatan
tak akan memperoleh hati yang tenang sepanjang masa, aku
tak mau dikarenakan keselamatanku hingga mendatangkan
bencana dan musibah bagi umat persilatan"
"Engkau keliru besar"sahut ketua perkumpulan bulu
hijau dengan suara berat, "dikolong langit tiada benda
mustika yang bisa langgeng, payung sengkala hanya
merupakan suatu benda sampingan yang tak mungkin bisa
dimiliki sampai mati. sekalipun setelah mendapat benda
mustika itu maka dia dapat malang melintang, toh hal itu
hanya bersifat sementara. akhirnya dia tak akan memiliki
benda itu untuk selamanya. tentang masalah ini engkau tak
perlu terlalu menguatirkan"
Suma Ing tertawa seram tiada hentinya pada saat itu kain
cadar yang menutupi wajahnya sudah dilepas hingga
mukanya yang menyeringai seram terlihat nyata.
Mata kirinya telah buta hidungnya telah hancur dan
tinggal dua lobang yang hitam dan besar kulit kepalanya
terkelupas dan wajahnya porak-poranda akibat terbakar
oleh air racun sam-wi-ceng-sui ditambah lagi gigi taringnya
yang menonjol keluar membuat tampangnya benar2
mengerikan sekali.
ujung baju kirinya terselip dibalik pakaiannya karena
lengan kirinya sudah kutung, tampang yang jelek seram dan
mengerikan inilah merupakan sebab utama mengapa dia
amat mendendam terhadap setiap umat manusia yang ada
didunia, ia tak pernah memeriksa kesalahan sendiri tak
pernah terlintas dalam benaknya kalau ganjaran seberat itu
diterima olehnya akibat perbuatannya sendiri.
"Suma Ing" kata ketua perkumpulan bulu hijau. "ada
sepatah kata ingin kunasehatkan kepadamu, jika engkau
tahu bahaya dan segera berpaling meninggalkan sesat
kembali kejalan yang benar. mungkin kehidupanmu akan
berakhir dalam keadaan baik. segala sesuatu yang terjadi
dikolong langit selalu ada sebab dan akibat, ada rejeki yang
muncul secara tiba2 tentu ada pula bencana yang datang
secara tiba2, jikalau engkau tak ingin ketimpa bencana
maka aku anjurkan kepadamu agar meninjau kembali
semua perbuatan yang telah kau lakukan selama ini." Suma
Ing tertawa sinis.
"Hmmm Hmmm seandainya psrkataan semacam ini
diutarakan oleh seorang pria yang benar2 budiman dan
berbudi luhur, kemungkinan besar nada suaranya lebih
sedap didengar, sayang seribu kali sayang engkau adalah
seorang manusia yang lain dimulut lain dihati, coba
bayangkan saja apa maksud ^^t^^^^ mendirikan
perkumpulan bulu hijau" berbuat kebajikan dan keadilan
bagi umat manusia" ataukah mendatangkan kebahagiaan
bagi umat persilatan?"
"Maksud dan tujuanku mendirikan perkumpulan bulu
hijau adalah untuK membalas dendam atas sakit hatiku
dimasa lampau untuk menyelidiki semua gerak gerik dan
tingkah laku dari musuhku, mau tak mau aku harus
merubah wajah menyembunyikan indentitas. Suma ing
engkau harus tahu, kendatipun aku yang mendirikan
perkumpulan bulu hijau, tapi aku tak pernah satu kali pun
lakukan perbuatan terkutuk yang mencelakai ataupun
merugikan sesama umat persilatan, tujuanku hanya
berusaha untuk menyembunyikan diri dari penyelidikan
orang saja"
"Siapakah engkau?""
"Andaikata engkau bersedia untuk bertobat dan
menyesali semua perbuatan yang pernah kau lakukan- aku
segera akan memberitahukan kepadamu siapakah aku yang
sebenarnya?"
Suma Ing tertawa seram.
"Semua orang dikolong langit sama2 menderita satu
penyakit yang tak bisa dlobati lagi, penyakit itu adalah
belum pernah rasakan penderitaan dan siksaan, bicara tak
pernah merasakan sakit atau gatal, yang diucapkan saja
kata2 yang manis dan gagah. Aku Suma Ing sudah kenyang
merasakan penderitaan dan segala macam siksaan hingga
keadaan berubah jadi manusia tidak mirip manusia setan
tak mirip setan adakah engkau anggap aku bersedia sudahi
persoalan ini sampai disini saja?"
"Bencana dan rejeki datang tanpa pintu engkau
sendirilah yang mengundang penderitaan diri sendiri, coba
bayangkan saja perbuatanmu manakah yang tidak terkutuk
dan disumpah orang" perbuatan bajik manakah yang
pernah kau lakukan-...?"
"Tutup mulut" hardik suma Ing penuh kegusaran, "aku
bukan datang kemari untuk mendengarkan nasehatmu,
ayoh cepat jawab engkau bersedia melakukan barter atau
tidak dengan aku?"
Lam-kong Pak selama ini membungkam tiba2 berkata:
"Setelah mendengar pembicaraan dari cianpwee barusan
akupun jadi sadar dan mengerti memang benar tujuan
cianpwee mendirikan perkumpulan bulu hijau adalah guna
menyelidiki musuh besarmu dan sama sekali tak pernah
melakukan perbuatan2 yang merugikan orang lain, oleh
sebab itulah aku nasehatkan kepada cianpwee agar jangan
mencampuri urusanku lagi, Suma Ing adalah saudara
seayah lain ibu dengan aku. bila aku sampai mati
ditangannya, tiada persoalan yang bisa kukatakan lagi,
cianpwee jangan se-kali2, menukar aku dengan payung
tersebut, janganlah karena tindakan ini sehingga menanam
bibit bencana bagi umat persilatan, jikalau sampai begitu
keadaannya maka aku akan menyesal dan sepanjang masa
mati tak meram"
Muka sianak muda itu memancarkan kegagahan dan
kejujuran. se-akan2 sama sekali tak pikirkan mati hidupnya
lagi, ia tahu lebih jelas andaikata ketua perkumpulan bulu
hijau membatalkan niatnya untuk mengadakan barter
dengan bajingan itu maka perbuatan apa yang bakal
dilakukan Suma Ing terhadap dirinya.
Tapi kesemuanya itu sama sekali tak menggoyahkan
keputusan hatinya, sebab ia lebih menitik beratkan pada
kepentingan umum daripada siksaan badaniah, sebab
penderitaan itu ada batas2nya.
Terdengar ketua dari perkumpulan bulu hijau berkata:
"Aku telah mengambil keputusan bulat. dan engkaupun
tak usah keras hati lagi, semua kejadian sudah digariskan
oleh takdir, sekalipun payung mustika ini sudah terjatuh
ketangan kaum durjana yang sesat, belum tentu ia dapat
memanfaatkan kedahsyatan mustika ini sebagaimana
mestinya."
"Suma Ing, ayoh serahkan dulu bubuk pemadam api itu
kepadaku" "Kita toh hanya berjanji kau serahkan payung dan aku
serahkan orang. persetujuan ini tidak diembel2 dengan
syarat lain, kenapa aku harus serahkan bubuk ini
kepadamu?"
"Kebakaran besar yang melanda hutan ini tak mungkin
padam dalam tiga sampai lima hari, setelah kuserahkan
payung mustika ini kepadamu. dengan payung itu engkau
bisa lolos dari medan kebakaran ini dalam keadaan selamat,
tapi bagaimana dengan kami berdua?""
"Baiklah kau harus letakkan dulu payung mustika itu
keatas tanah, setelah itu akupun akan letakkan bubuk
pemadam api ini ketanah, Kita saling mendekat dan
menyambut satu sama lainnya, setelah kuserahkan Lamkong
Pak kepadamu.Jika kita berdua yang satu ambil
payung yang lain ambil bubuk pemadam api bukankah cara
ini adil sekali?""
"Baik, kalau begitu kita lakukan begitu saja"
Dua orang itupun letakkan benda yang dipertukarkan
diatas tanah. Suma Ing sambil masih mencekal urat nadi
diatas pergelangan Lam-kong Pak perlahan2 maju
mendekat. Ketika ketua dari perkumpulan bulu hijau mengulurkan
tangannya untuK menerima Lam-kong Pak, tiba2 saja
Suma Ing yang sudah punya pikiran jahat melepaskan
cekalannya pada pemuda Lam-kong tersebut dan berbalik
mencengkeram urat nadi dari ketua perkumpulan bulu
hijau. Luka dalam yang diderita ketua perkumpulan bulu hijau
tidak kalah parahnya dengan luka yang diderita Lam-kong
Pak, apa lagi pada saat itu segenap perhatian ditujUkan
kearah pemuda Lam-kong karena kuatir Suma Ing main
licik ia sama sekali tak mengira kalau Suma Ing bisa
berontak menyerang dirinya.
Dalam keadaan sama sekali tak siap. tak mungkin
baginya untuk menghindarkan diri lagi, urat nadinya segera
kena dicengkeram.
Lam-kong merasa amat terperanjat, sementara ia hendak
kebaskan tangan Suma Ing untuk merampas payung
sengkala tersebut siapa tahu Suma Ing sudah punya rencana
masak dalam benaknya, sekali sentak ia bikin Lam-kong
Pak jadi lemas dan kehilangan segenap kekuatan tubuhnya.
Lam-kong Pakjadi geram bercampur mendongkol,
teriaknya dengan penuh kegusaran: "Suma Ing sebetulnya
engkau masih terhitung sebagai seorang manusia atau
tidak?" Suma Ing tertawa seram,
"Haahhh...haahhhh...haahhh.. dalam pandanganmu toh
aku sudah bukan seorang manusia lagi kenapa kalian mesti
menilai tinggi akhlakku.. . kalian maupercaya toh kesalahan
kalian sendiri."
Begitu ucapan terakhir meluncur keluar dari bibirnya ia
segera lepas tangan dan laksana kilat melancarkan dua
totokan dahsyat yang merobehkan dua orang jago itu.
Setelah dua otaag lawannya sudah menggeletak diatas
tanah ia baru pungut payung sengkala serta bubuk
pemadam api tadi sambil tertawa ter-bahak2, serunya.
"Setelah kalian berdua dilenyapkan dari muka bumi,
mulai detik itu juga aku Suma Ing akan malang melintang
dalam dunia persilatan, apapun yang kukatakan tak ada
yang mampu melarang...haah-haah haah..,."
Ia permainkan benda mustika itu, kemudian setelah
melirik sekejap kearah dua orang itu dengan wajah
menyeringai seram. lanjutnya:
"Keadaan kalian berdua ibaratnya sekali bersuara keras
bagaikan guntur sekali kalau hancur lebur jadi abu. Huuh
kalau manusia macam kalian sih belum terhitung sebagai
jago yang luar biasa... Hmm mulai sekarang hanya aku
Suma Ing yang akan malang melinlang di-mana2."
Setelah berhenti sebentar, ia memandang kearah Lamkong
pak dengan sorot mata penuh kebencian, sambungnya
dengan nada dendam.
"Lam-kong pak. perbuatan yang paling tak dapat
kumaafkan adalah tindakan yang membiarkan dua orang
gadismu merusak dan menghancurkan alat kelaminku
sehingga aku jadi impoten dan tak bisa berpungsi lagi...
engkau bikin aku sangat menderita dan hidup merana. Aku
sangat benci kepadamu."
Baik Lam-kong Pak maupnun ketua perkumpulan bulu
hijau sama2 pejamkan matanya, rasa sakit hati menyerang
perasaan mereka terutama sekali bagi ketua perkumpulan
bulu hijau, ia tak mengira kalau dirinya bisa kena dikibuli
oleh bocah kemarin sore.
"Sebenarnya aku hendak membantai kalian berdua pada
saat ini juga ." ujar Suma Ing kembali. "tapi sekarang aku
telah ambil keputusan untuk melaksanakan soal besar lebih
jauh hingga rintangan yang terakhir dikolong langitpun bisa
tersapu lenyap. pada waktu itu aku Suma Ing akan malang
melintang dikolong langit tanpa tandingan lagi"
Ia mengembangkan payung mustikanya lebar2 dan
setelah mengepit tubuh kedua orang itu sekali jejak
tubuhnya melayang keudara dan melepaSkan diri dari
lautan api. Dengan bantuan payung yang mengembang lebar
badannya melayang hingga ketinggian beberapa puluh
tombak dari permukaan tanah, dalam waktu Singkat lautan
api dibawah mereka sudah dilalui dengan cepat dan
mudahnya.... Payung mustika merupakan benda mustika yang langka
dikolong langit, benda itu dapat membawa orang melayang
diangkasa serta bergerak menurut kehendak hati.
Tentu saja untuk berbuat damikian seseorang
membutuhkan latihan yang cukup lama hingga tenaga
dalamnya benar2 mencapai pada puncaknya, sebab bagi
orang yang memiliki tenaga dalam yang rendah kendatipun
memiliki payung mustika tersebut tak mungkin benda
tersebut akan memberikan daya yang begitu besar.
Suma Ing bersuit panjang ditengah langit yang merah
karena kebakaran, tubuhnya melayang keluar dari lingkaran
yang berbahaya dan meluncur keatas tonjolan batu karang
setinggi beberapa tombak.
Sekarang ia benar2 mempunyai perasaan se-akan2 dunia
telah menjadi miliknya, sebab asal siasat kecilnya berjalan
pula dengan lancar hingga manusia lihay terakhirpun telah
disingkirkan maka dunia persilatan akan jatuh kedalam
kekuasaannya. Sesosok bayangan manusia meluncur datang dari
kejauhan, paras muka Suma Ing yang jelek dan
menyeramkan terlintas suatu senyuman yang mengerikan
hati, ia melayang turun dari atas batu karang tersebut.
orang yang baru saja munculkan diri itu bukan lain
adalah Kakek ombak menggulung, ketika ia lihat ketua
perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak sudah menjadi
tawanan, wajahnya nampak terperangah.
Meskipun kejadian ini merupakan suatu peristiwa yang
patut digembirakan, tetapi dari dasar hati kecilnya diam2
timbul kedengkian yang sangat tebal, pikirnya di-dalam
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hati: "orang ini berhati kejam dan sangat berbahaya sekali,
ditambah pula ambisinya untuk merajai dunia persiiatan
sangat besar. jika payung mustika itu sampai terjatuh
ketangannya maka itu berarti kedudukankupun akan
terancam bahaya, bagaimanapun juga aku harus berusaha
keras untuk singkirkan bajingan cilik ini dari muka bumi"
Keadaan dari dua orang itu ibarat anjing kelaparan
dibawah daging yang tergantung, masing2 pihak saling
mengincar lawannya, namun ke-dua2nya tak sampai perlih
atkan perasaan hatinya itu didepan mata. Terdengar Kakek
ombak menggulang tertawa ter-bahak2,
"Haah-haah-haah.. muridku. ternyata aku tak keliru
menyayangi engkau selama ini, mulai sekarang kita akan
memimpin dunia persilatan dan menguasahi seluruh kalong
langit." "Aah suhu, engkau terlalu memuji ketidak becusan tecu,
keberhasilan tecu selama ini tidak lain adalah hasil didikan
dari suhu. selamanya tecu tak berani melupakan budi
kebaikan suhu yang telah mendidik serta memelihara tecu
selama ini."
"Eeei eeei... muridku. engkau kok malahan bersikap
sungkan2 dengan aku, waah kamu ini..."
"Haahh- haahh haahh"
Dua orang itu saling berpandangan sambil tertawa terbahak2,
suaranya keras hingga menggetarkan empat
penjuru dan memantul ke-mana2, seakan-akan mereka
hendak menggunakan gelak tertawa itu untuk saling
mengadu kekuatanSetelah tertawa tergelak beberapa saat lamanya. mata
mereka sudah basah oleh air mata, namun mereka sama2
saling bertahan dan mengukur kekuatan masing2.
Dalam pandangan Suma Ing, gembeng iblis tua itu tidak
berhak untuk menguasai kolong langit. dia hanya pantas
untuk mengiringi kekuasaannya belaka.
Sedangkan dalam pandangan Kakek ombak
menggulung, Suma Ing terlalu kejam dan licik.
kemantapannya dalam bekerja kurang meyakinkan dan tak
mungkin bisa mengerjakan urusan besar. jika manusia
semacam ini tidak dilenyapkan maka pasti akan merupakan
bibit bencana dikemudian hari.
"Suhu " terdengar Suma Ing berkata, "kedua orang itu
semuanya merupakan musuh bebuyutanku yang tak
mungkin bisa diampuni lagi, harap suhu menjatuhkan
hukuman yang setimpal kepada mereka"
"Muridku " jawab kakek ombak menggulung dengan
cepat, "persoalan yang paling menggemhirakan bagi orang
persilatan adalah pembalasan dendam yang terakhir dengan
cepat, Lam-kong Pak telah membuat engkau jadi begini
rupa, sudah sepantasnya kalau berbuat sesuai dengan
keinginan hatimu. urusan balas dendam biarlah kuserahkan
kepadamu saja untuk melakukan sendiri"
"Baiklah kalau begitu aku akan menyiksa mereka lebih
dahulu dengan satu siksaan yang paling keji dikolong langit,
kemudian nyawa mereka baru dicabut"
"Sudah sepantasnya kalau engkau berbuat demikian,
Nah sekarang engkau boleh segera turun tangan"
"Aaah nanti dulu, tecu hendak serahkan dahulu benda
mustika ini kepada suhu" Sambil berkata dia angsurkan
payung mestika itu kedepan. Kakek ombak menggulung
segera tertawa ter-bahak2.
"Haaahh..haaahh..haaahh.. engkau benar2 merupakan
muridku yang baik, memang lebih baik aku yang simpan
payung ini, sebab barang ini jauh lebih aman-"
Belum selesai dia berkata, tiba2 Suma ing sentak payung
mestika itusehingga ujung senjata itu dengan tepat dan
persis menotok jalan darah Ji-keng-hiat diatas dada Kakek
Ombak menggulung.
Jago tua itu mendengus berat. tak ampun lagi tubuhnya
roboh terkapar diatas tanah.
"Haaahh..haaahh...haaahh... " Suma Ing tertawa seram.
"sekali pun engkau lebih licik,jangan harap bisa terlepas dari
perhitungan aku orang she Suma yang jitu. Hhm... hhmm..
aku tahu kalau dalam hati kecilmu sudah timbul ingatan
jahat. ketika untuk pertama kalinya engkau melihat bahwa
aku berhasil menangkap dua orang ini dan payung sengkala
tersebut terjatuh ketanganku. pandangan mata serta
perubahan mukamu telah beritahu kepadaku bahwa engkau
mengandung maksud tak baik. lblis tua engkau sudah
terlalu lama malang melintang dikolong langit, sekalipun
harus mati rasanya engkau bisa mati dengan mata
terpenjam rapat"
Kakek ombak menggulung pejamkan mata dan
membungkam, paras mukanya yang kurus kering sama
sekali tak terlintas rasa kaget ataupun terperanjat. Suma Ing
kembali tertawa dingin.
"Heeehh-heehh-heeehhh... iblis tua tenang amat
engkau?" pandai benar engkau menekan perasaan hatimu,
aku tak percaya kalau engkau sama sekali tak takut mati"
Kakek ombak menggulung tetap berbaring dengan mata
terpejam, paras mukanya tenang sekali.
Ketua perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak yang
meayaksikan kejadian itu diam-diam menghela nafas
panjang, dalam pandangan pemuda she Lam-kong kejadian
ini patut disesalkan olehnya.
Ia mempunyai beberapa kali kesempatan baik untuk
membinasakan penjahat tersebut tapi akhirnya timbul
perasaan tak tega dalam hati kecilnya hingga
mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti hari ini.
Dalam pandangan ketua perkumpulan bulu hijau, sejak
dahulu ia sudah tahu kalau Suma Ing berakhlak bejad dan
berhati busuk. tapi ia tak menyangka kalau kebusukannya
sudah mencapai taraf yang tak mungkin bisa diobati lagi.
Mereka tahu bahwa pertunjukan bagus belum selesai
bagaimana akibatnya masih belum dapat diduga, mulai
sekarang walaupun begitu ketua perkumpulan bulu hijau
telah ambil keputusan, ia harus menggunakan tipu muslihat
untuk menyelamatkan jiwanya serta jiwa Lam-kong Pak.
Pada saat ini dalam hati kecilnya telah timbul perasaan
simpatik terhadap Lam-kong Pak, mungkin karena
kegagahan serta kejujuran yang ditampilkan pemuda itu
sudah menghibakan hatinya, ia merasakan kematian bagi
dirinya tak perlu disayangkan tapi jika Lam-kong Pak
sampai mati maka kematiannya merupakan suatu
kahilangan yang amat besar bagi umat persilatanSuma Ing dengan memegang payung mustikanya
berjalan pulang pergi disekeliling tubuh tiga orang jago itu,
ia menyeringai senyum dan tertawa bangga tiada hentinya.
Terakhir manusia itu mendekati tubuh kakek ombak
menggulung dan berkata:
"Engkau harus kubantai lebih dahulu karena engkau
adalah orang yang paling berbahaya, aku tahu bahwa
diantara kita tak pernah terikat oleh dendam ataupUn sakit
hati, oleh sebab itu aku akan memberi kematian yang utuh
dan cepat kepadamu.."
Selesai berkata ia angkat payung mustikanya dan
menyodok jalan darah Bi-sim-hiat diatas jidat Kaket ombak
menggulung dengan ujung payungnya.
Dengan perasaan yakin pasti berhasil dari sikap yang
sangat tenang Suma ing hanya mengerahkan tenaga sebesar
dua tiga bagian dalam serangan tersebut, tatkala ujung
payung baru saja menempel diatas jidat Kakek ombak
menggulung mendadak jago tua itu melejitkan badannya
keatas sehingga ujung payung itu mengarah keatas
mulutnya. Dalam keadaan begitu tiba2 saja Kakek ombak
mengulung membuka mulutnya dan menggigit ujung
payung dengan gerakan Liong-coa-ki-liok atau naga ular
sama2 mendarat, pada saat yang bersamaan pula badannya
loncat bangun serta merampas payung mestika itu.
Bukan begitu saja. sebuah tendangan kilat yang amat
dahsyat segera disusulkan lebih jauh menghajar tubuh
Suma ing hingga mencelat sejauh tiga tombak dari tempat
semula dan tak bisa berkutik lagi.
Rupanya dalam tendangan itu, Kakek ombak
menggulung telah menotok pula jalan darah Hay-tee-hiat
ditubuh suma ing.
Serentetan gerak tubuh itu dilakukan dengan cekatan,
cepat dan manis sekali baik.
ketua perkumpulan bulu hijau maupun Lam-kong Pak
yang menyaksikan kejadian itu diam-diam memuji akan
kebagusan gerakkan tersebut.
Merekapun menyadari bahwa sejak pertama kali tadi
Kaket ombak menggulung telah berhasil menebak tepat
suara hati Suma Ing, apalagi sewaktu manusia durjana itu
hendak serahkan payung mustika tersebut kepadanya.
Dalam perhitungan Kakek ombak menggulung, apabila
Suma Ing benar2 melancarkan serangan maka yang dituju
pastilah beberapa buah jalan darah penting diatas dadanya,
oleh sebab itulah dia telah menggeserkan kedudukan jalan
darahnya dan pura2 roboh setelah kena ditotok.
Justru karena sudah adanya persiapan itulah meskipun
kena ditotok paras mukanya sama sekali tidak
menampilkan rasa kaget, terperanjat ataupun gelisah.
"Heeehhh...heeeehh ...heeehh...." Kakek ombak
mengulung tertawa seram tiada hentinya, "Suma Ing
permainan busukmu itu cuma dapat membobongi anak
kecil, bukannya aku sengaja bicara besar, kalau bicara
tentang akal muslihat maka dikolong langit dewasa ini tak
seorang manusiapun bisa menandingi diriku"
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar, diam2 ketua
perkumpulan bulu hijau mendengus dingin, pikirnya:
"Sekarang masih pagi untuk mengutarakan perkataan
semacam itu, tunggu saja tanggal mainnya aku pasti akan
mencari engkau untuk menjajal sampai dimana kelihayan
otakmu" Sementara itu Kakek ombak menggulung telah
mendekati Suma ing lalu menyepak badannya hingga
mencelat setinggi satu tombak keatas udara....pleeetaaak
badannya terbanting diatas tanah keras2 dan mencium
tanah, teriaknya.
"Hey keparat cilik engkau pandang terlalu tinggi diriku"
baiklah, akan kubantai dirimu lebih dahulu sebab aku
punya pandangan yang luar biasa pula atas dirimu. oleh
karenanya engkau harus dikirim lebih dahulu untuk
melakukan perjalanan"
Habis berkata, dia angkat payung mustikanya dan
ditusukkan kearah pusar Suma Ing.Tapi sebelum senjata itu
bersarang diatas jalan darah penting itu, tiba2 gembong iblis
tua itu tarik kembali payung mustikanya itu dan berpikir:
"Baik dia maupun kedua orang itu semuanya pandai
mainkan jurus silat payung sengkala, dan ilmu silat paling
ampuh dikolong langit dewasa ini yang dapat menandingi
kebagusan Koen-tun-ceng-ki milikku hanya jurus serangan
payung sengkala belaka, bagaimanapun juga aku harus
berusaha mempelajari Simhoat dari kepandaian tersebut,
jika kepandaian itu kugabungkan menjadi satu, bukankah
ilmu silatku akan mencapai puncak kesempurnaan yang
tiada tandingan lagi dikolong langit?"
Ujung payung mustikanya segera ditempelkan diatas
jalan darah Leng-tay-hiat diatas tubuh Suma ing, kemudian
sambil membebaskan jalan darah Hay-tee-hiatnya yang
tertotok ia bertanya:
"Suma ing, apakah engkau masih ingin hidup?""
"Engkau tak perlu membuang waktu dan pikiran dengan
percuma, benda yang kau inginkan tak mungkin bisa
diperoleh dari badanku"
Kakek ombak menggulung tak banyak bicara, kembali ia
totok jalan darahnya kemudian berjalan kesamping ketua
perkumpulan bulu hijau dan menggunakan ujung
payungnya menempel jalan darah sian-ki-hiatnya, setelah
itu ia bebaskan jalan darahnya yang tertotok dan berkata:
"Jikalau pikiranmu bisa bergerak sedikit lebih bebas dan
leluasa, kemungkinan besar dapat memberi sebuah jalan
kehidupan bagimu."
"Katakan sejak permulaan tadi pikiran, dan perasaan
hatiku sudah bergerak lebih leluasa"
"Katakanlah sim-hoat serta rahasia ilmu sakti payung
sengkala. aku percaya engkau pun menguasai kepandaian
maha sakti itu."
"Boleh, tetapi sebelum itu engkaupun harus menjawab
sebuah pertanyaanku lebih dulu."
"Tidak. engkau yang harus memberi jawaban lebih
dahulu kepadaku,"
Ketua dari perkumpulan bulu hijau segera pejamkan
matanya rapat2. dengan suara dalam ia berseru.
"Kalau begitu yaa sudahlah lebih baik turunlah tangan
secepat mungkin"
Kakek ombak menggulung menyeringai seram,
"Heehhmm-heehhmm-heehhmm tak nyana tulangmu
ternyata begitu keras. baiklah bagaimanapun juga engkau
toh tak akan nanti lepas dari cengkeramanku, ajukanlah
pertanyaanmu itu?"
"Pertama. engkau harus memberi air minum lebih
dahulu Kepadaku, karena darah yang mengalir keluar dari
badanku terlalu banyak. sekarang aku merasa haus sekali,
setelah hausku hilang pembicaraan baru dapat
dilangsungkan-"
Kakek ombak menggulung lepaskan tempat airnya dan
diletakkan ditepi mulutnya, tanpa sungkan2 ketua
perkumpulan bulu hijau segera menghabiskan air yang ada
itu hingga tanpa sisa.
Setelah berhenti sebentar, ia baru melanjutkan, "Baiklah
sekarang aku hendak ajukan pertanyaan kepadamu."
ia berpikir sebentar kemudian lanjutnya,
"Tempo dulu sewaktu Sun Han Siang ke-tempat cu Hong
Hong untuk mencuri kitab pusaka payung sengkala dan
didalam pertarungan itu cu Hong Hong kena dipukul
hingga terjatuh kedalam jurang menurut pengakuan Sun
Han Siang tenaga dalam yang digunakan pada waktu itu
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cuma lima enam bagian belaka, dengan tenaga dalam yang
dimiliki cu Hong Hong pada saat itu tak mungkin ia bisa
terjerumus kedalam jurang, apakah engkau yang turun
tangan seCara diam2?""
Sekujur badan Kakek ombak menggulung bergemetar
keras, dengan suara lantang ia membentak:
"Siapakah kau?""
"Tak usah banjak bertanya, aku sudah pasti bukan sanak
keluarga dari cu Hong Hong maupun Sun Han Siang aku
hanya ingin mengetahui latar belakang duduknya perkara
itu" Kakek ombak menggulung tertawa dingin.
"Heeeh-heehh-heeehh... dengan tenaga dalam yang kau
miliki saat ini, aku rasa dimasa lampau engkau bukan
seorang yang tak bernama, kenapa aku sama sekali tak
kenal dengan dirimu?""
"Dalam dunia persilatan yang begitu luas dan lebar. jago
berkepandaian tinggi tak terhitung banyaknya. apakab
engkau yakin kalau kenal dengan setiap manusia dikolong
langit?""
Kakek ombak menggulung tertawa seram tiada hentinya.
"Hmm bagaimanapun juga , sepantasnya kalau engkau
mempunyai nama bukan?""
"Aku she ciu bernama Hok dengan julukan kakek
penasaran berkain hijau."
Baik Kakek ombak menggulung maupun Lam-kong Pak
sama2 terperangah sesudah mendengar nama itu, sebab
baik nama maupun julukannya luar biasa istimewanya
bukan saja tak pernah terdengar bahkan kedengarannya
janggal sekali.jelas membuktikan bahwa nama tersebut
bukanlah nama aslinya.
Lam-kong Pak dengan Cepat dapat menyelami arti dari
jululan tersebut, kakek penasaran berkain hijau seakan-akan
memberi artikan kalau ia mengenakan kain hijau diatas
kepalanya itu berarti pula kalau orang ini mempunyai
seorang istri yang tidak setia dan sudah menyeleweng
dengan orang lainSatu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Lamkong
Pak, teringat olehnya bahwa ketua perkumpulan bulu
hijau pernah mencaci maki cu Hong Hong habis2an- suatu
kali ia pernah berkata kepada perempuan itu:
"Aku akan kumpulkan kalian lelaki perempuan jahanam
yang telah berbuat zinah dan penyelewengan, kemudian
akan turun tangan serentak...."
Teringat akan hal itu satu ingatan kembali berkelebat
dalam benak Lam-kong Pak yang membuat sekujur
badannya gemetar keras, ia teringat kembali akan cita2
ketua perkumpulan bulu hijau yang bersumpah tak akan
lepaskan ayahnya Lam-kong Liu, jangsn2 yang
dimaksudkan sebagai pria wanita jahanam yang telah
berbuat zinah itu adalah ayahnya serta cu Hong Hong?"
Aaah hal ini tak mungkin biaa terjadi, Cinta kasih antara
ayahnya dengan ibunya begitu mendalam. mana mungkin
ayahnya bisa mencintai cu Hong Hong lagi. tapi ia teringat
kembali akan makian dari cu Hong Hong yang memaki
ibunya sabagai seorang perempuan tukang rebut lelaki.
Ditinjau dari sini dapatlah mengambil satu kesimpulan
bahwa antara ayahnya Lam-kong Liu dengan cu Hong
Hong dimasa lampau pasti sudah pernah terikat oleh cinta
kasih. Kalau memang begitu bukankah itu berarti bahwa ketua
perkumpulan bulu hijau adalah suaminya co Hong Hong?"
Jikalau dugaannya tepat dan tidak meleset maka itu
berarti ketua perkumpulan bulu hijau adalah Siau-yan
Peng^ suaminya cu Hong Hong.
Setelah menghubungkan bukti yang satu dengan yang
lain Lam-kong Pak merasa makin menebak semakin benar.
tak kuasa lagi dia merasa amat terperanjat dari
perubahannya yang digunakan yakni ciu Hok atau balas
dendam bisa dia ambil kesimpulan bahwa ketua
perkumpulan bulu hijau telah ambil keputusan untuk tidak
lepaskan ayahnya mau-pun cu Hong Hong dari pembalasan
dendam. Tapi yang lebih aneh lagi. ternyata ketua
perkumpulan bulu hijau agaknya menaruh pandangan lain
terhadap ibunya, ia selalu memberi belas kasihan
kepadanya, apa yang sebetulnya terjadi?"
Sementara ia masih memikirkan itu, terdengar ketua
perkumpulan bulu hijau berkata: "Aku harap engkau
bersedia menjawab pertanyaanku ini."
"Ehmm tak ada salahnya untuk beritahukann persoalan
ini kepadamu. tempo hari aku serta suhengku. Boan-thiansengto, Bintang tersebut dilangit Liok Hoa Seng memang
berada disekitar tempat itu, orang yang menghantam cu
Hong Hong hingga terCebur kedalam jurang adalah
suhengku, sedang aku sendiri sama sekali tidak berbuat
apa2." "Tempo hari ketika Siau-yan Peng sedang bertarung
melawan seorang manusia berkerudung, kepandaian silat
yang dimiliki kedua orang itu seimbang, ketika Siau-yan
Peng dihantam oleh manusia berkerudung itu hingga
mencelat sejauh satu tombak. malahan kemudian ditolong
oleh manusia berkerudung itu membuktikan kalau dari sisi
kalangan ada orang yang turun tangan seCara diam2
apakah engkau dapat menerangkan duduk perkara ini?""
"Kejadian itupun merupakan hasil karya dari suhengku
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng"
"Tempo dulu jago angin dan guntur Lam-kong Liu
pernah dikerubuti orang banyak. kemungkinan besar diapun
disergap dan dicelakai orang dari balik layar, apakah
peristiwa itu juga merupakan hasil karya kakak
seperguruanmu?""
Kakek ombik menggulung menyeringai seram.
"Haahh-haahh-haahh.. terus terang kuberitahukan
kepadamu, kejadian tersebut adalah hasil karyaku."
Begitu pengakuan itu diutarakan keluar. Lam-kong pak
merasakan hatinya bergetar keras. rupanya tempo dulu ada
orang yang sengaja menyiarkan kabar bohong yang
mengatakan kitab pusaka payung sengkala dimiliki
ayahnya, atas tersiarnya berita sensasi itu dengan cepat
memancing perhatian serta pengincaran dari pelbagai
manusia- manusia yang yang terhitung sampah masyarakat
terdapat ayah Liu Hau Siang jago arak dari Lam-hay It-bun
Ko. Dewa harta bertangan keji serta Janda kawin tujuh kali
beberapa orang.
Sudah tentu jika ingin mengandalkan kekuatan dari
beberapa orang itu sulitnya bagi mereka untuk melukai
Lam-kong Liu dan hal ini tak mungkin bisa berhasil tak
tahunya Kakek ombak menggulung yang melancarkan
sergapan dari samping.
"sudah habiskah pertanyaanmu?"" tanya kakek ombak
menggulung kemudian.
"Apakah kakak seperguruanmu Bintang yang bertaburan
diangkasa Liok Hoa Seng masih hidup dikolong langit?"
tanya ketua perkumpulan^bulu hijau lagi.
"Sudah tentu... kepergianku kali ini sebenarnya hendak
mencari dia tapi sekarang setelah aku berhasil dapatkan
payung sengkata rasanya tiada kepentingan lagi untuk
mencari dirinya"
"Baiklah boleh saja kalau engkau ingin tahu sim-hoat
serta rahasia ilmu sakti payung sengkala..."
Bicara sampai disini diam2 ia salurkan hawa murninya
dan muntahkan serentetan panah air yang sangat tajam
langsung mengancam tubuh bagian atas bagian dada serta
bagian bawah kakek ombak menggulung, begitu dahsyat
pancaran panah air yang terbagi jadi tiga bagian itu hingga
secara lapat2 terasa tertekan hawa murni yang tajam.
Mimpipun Kakek ombak menggulung tak pernah
menyangka kalau pihak lawan bakal menggunakan cara
semacam itu untuk menghadapi dirinya, terpaksa ia tarik
diri dan mengundurkan diri sejauh satu tombak kebelakang,
Ilmu silat yang dimiliki ketua perkumpulan bulu hijau
mempunyai keistimewaan lain, ia dapat menyalurkan
tenaga dalam sewaktu berbicara.
Ketika pembicaran sedang berlangsung tadi, secara
diam2 luka dalamnya berhasil ditekan sedemikian rupa
sehingga tak dapat berkutik lagi. apalagi ia sudah
mempersiapkan diri untuk turun tangan- begitu loncat
bangun dari atas tanah, dengan suatu gerakan yang cepat
pula ia bebaskan jalan darah Lam-kong Pak yang tertotok.
Kendatipun sudah tertipu mentah2 oleh siasat lawan.
akan tetapi kakek ombak menggulung sama sekali tak jeri
menghadapi ke dua orang itu, ia tahu bahwa luka dalam
yang diderita kedua orang jago itu belum sembuh. ditambah
pula payung sengkala berada dalam genggamannya, tiada
persoalan lain yang perlu ditakuti lagi olehnya.
Kakek ombak menggulung tertawa seram tiada hentinya,
sambilper-lahan2 maju mendekat serunya:
"Sekalipun kalian berdua turun tangan bersama, belum
tentu kalian bisa menandingi kedahsyatan seranganku,
akhirnya toh hasilnya sama saja.-"
Belum habis ia berkata, tiba2 terdengarlah suara
gemerincingan yang amat nyaring berkumandang datang.
tahu2 tiga orang manusia tembaga itu dengan pakaian yang
ber-lubang2 tapi sama sekali tidak cedera telah berdiri
disamping tubuh Suma Ing.
Kakek ombak menggulung menyadari bahwa kekuatan
ilmu silatnya masih belum dapat menandingi kerubutan
lima orang jago lihay itu. terutama sekali luka dalamnva
yang diderita akibat tekanan pukulan payung sengkala dari
ketua perkumpulan bulu hijau belum lama berselang sama
sekali belum sembuh, tanpa berpaling lagi ia kabur ter-birit2
meninggalkan tempat itu.
pada saat Kakek ombak menggulung larikan diri dan
ketua perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak masih
berdiri terperangah. salah seorang diantara tiga manusia
tembaga itu mendadak menyambar tubuh Suma Ing dan
sambil tertawa ter-bahak2 berkelebat tinggalkan tempat
kejadian itu. Ketua perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak
hanya bisa saling berpandangan tanpa mengucapkan
sepatah katapun, setelah tertegun beberapa saat lamanya
akhirnya mareka sama2 tertawa ter-bahak2.
Gelak tertawa berlangsung beberapa waktu, suatu ketika
Lam-kong Pak muntah darah kental. tubuhnya mulai
bergoyang dan mundur kebelakang dengan sempoyonganKetua perkumpulan bulu hijau segera maju menghampiri
dengan niat hendak memeluknya, tapi Lam-kong Pak
mundur dua langkah kebelakang dengan cepat, serunya:
"Engkau menyebut diri bernama ciu Hok dengan julukan
kakek penasaran berkain hijau. aku tahu nama itu adalah
nama palsu. kalau engkau tak mau beritahu nama aslimu,
akupun tak mau terima bantuanmu ini."
"Hey bocah muda, engkau memang keterlaluan sekali,
aku bermaksud baik hendak menolong kamu."
"Biarlah maksud baik cianpwee kuterima dalam hati saja,
silahkan engkau berlalu dari sini"
Ketua perkumpulan bulu hijau melepas jubah luarnya
dan diberikan kepada pemuda itu. "Pakaianmu sudah rusak
dan robek sangat tak sedap dipandang, kenakanlah bajuku
ini" Lam-kong Pak sama sekali tidak menerima angsuran
pakaian itu, dengan suara dalam bertanya:
"cianpwee, kalau toh engkau tak mau utarakan asal
usulmu, akupun tak bisa memaksa, tapi kalau menurut
dugaanku kemungkinan besar engkau adalah Sian-yan Peng
loo-cianpwee suami dari cu Hong Hong"
Ketua perkumpulan bulu hijau tak mengaku tak
menyangkal dia hanya tersenyum belaka.
"cianpwee, aku ada satu persoalan hendak ditanyakan
kepadamu." ujar Lam-ong Pak kembali. "dan aku harap
cianpwee bersedia memberi jawaban yang sejujurnya"
"Tanyalah kecuali asal-usulku yang tak dapat
kuberitahukan kepadamu lebih2 dahulu dalam persoalan
lain aku pasti akan memberi jawaban yang bisa memuaskan
hatimu." "Aku masih ingat kalau cianpwee pernah gunakan ilmu
hipnotis Tong-beng-hok-goan-toa-hoat terhadap salah
seorang diantara tiga manusia tembaga itu, tolong tanya
manusia tembaga yang terpengaruh oleh ilmu hipnotis
Tong-beng-hok-goan-toa-hoat tersebut telah pulih kembali
kesehatannya?""
"Belum tenaga dalamnya hanya bisa pulih enam sampai
tujuh bagaian saja, apabila dia tidak menerima pertolongan
yane terakhir untuk membebaskan sama sekali pengaruh
ilmu tersebut terhadap tubuhnya maka kepandaian silat
yang dilatih olehnya tak akan berhasil mencapai puncak
kesempurnaan"
"Benarkah manusia tembaga itu adalah ayahku jago
angin guntur Lam-kong Liu?"
"Benar dia atau bukan aku sih kurang begitu jelas
pokoknya kalau bukan dia maka manusia tembaga itu
pastilah siau-yau sianseng sastrawan yang suka melancong
Lu It Beng"
"Segala sesuatu perbuatan tentu tingkah laku cianpwee
semuanya memberikan rasa kagum dan hormat bagiku. tapi
ada satu persoalan yang membikin hatiku jadi amat
kecewa" "Apa maksudmu?""
"Kalau toh cianpwee telah menyerupai manusia tembaga
itu untuk melaksanakan ilmu hipnotis Tong-bin-bok-goantoahoat maka sudah menjadi kewajiban bagimu untuk
bertindak sampai ke-akhirnya. kenapa engkau sengaja
tinggalkan satu bagian hingga kesembuhannya tak
sempurna" tindakan semacam ini sangat menyesalkan
hatiku. Menurut dUgaanku, sebab musabab cianpwee
sengaja menahan bagian terakhir dari ilmu penyembuhan
tersebut bukan lain adalah karena cianpwee takut jika
tenaga dalam ayahku pulih kembali seperti sedia kala lalu
memusuhi dirimu. kalau toh cianpwee tak bersedia
lepaskan ayahku. dan engkaupun tidak membiarkan tenaga
Kelelawar Hijau Lanjutan Payung Sengkala Karya S D Liong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dalamnya pulih seperti sedia kala, itu berarti bahwa
cianpwee hendak mencari kemenangan dengan akal licik.
nantinya siapa yang bakal menang dan siapa yang bakal
kalah yang jelas hasil dari pertarungan itu tetaptak adil,
bukankah tindakan dari cianpwee itu sangat mengecewakan
hati orang?""
"Bocah muda. mulutmu memang benar2 sangat tajam,
tapi sayang aku tak suka dengan permainan semacam itu"
"Aku sama sekali tak bermaksud memanasi hatimu,
kenyataan memang demikianlah keadaannya, manusia
gagah dan bijaksana seperti cianpwee ternyata bisa
lakukanperbuatan seperti ini, boleh dibilang kejadian itu
merupakan Suatu kejelekan diantara keindahan, inilah yang
patut disesalkan-.."
= =ooooooooo= =
"HAAAI HH...haaahh...haaahh...." Ketua perkumpulan
bulu hijau tertawa ter-bahak2 dengan nyaringnya. tubuh
mulai sempoyongan dan rupanya luka yang ia derita telah
kambuh kembail, serunya dengan wajah serius,
"Perduli bagaimanapun engkau panasi hatiku. aku pasti
akan penuhi rasa baktimu terhadap ayahmu...."
Bicara sampai disini. dari dalam sakunya dia ambil
keluar segulUng kertas dan diangsurkan kepada Lam-kong
Pak. lanjutnya:
"Dalam kertas itu tercantum kepandaian terakhir dari
ilmu penyembuhan Tong bin-hok-goan-toa-hoat. Nah
ambillah tapi aku ulangi kembali keputusanku,
bagaimanapun juga aku tak akan lepaskan Lam-kong Liu
dengan begitu saja, lain kali jikalau kita saling berjumpa
kembail, pada saat itulah aku akan melangsungkan suatu
pertarungan yang paling adil dengan dirinya"
Lam-kong Pak segera menjawab dengan serius:
"jikalau cianpwee anggap perbuatanku ini merupakan
suatu penampilan rasa baktiku kepada orang tua dan
bukannya berbicara atas dasar keadilan, maka lebih baik
kutampik pemberian dari cianpwee ini, harap cianpwee
terima kembali tulisan tersebut."
Perkataan itu sangat menyinggung perasaan ketua
perkumpulan bulu hijau, ia benar2 saja naik pitam.
hardiknya: "Bocah muda. engkau bosan hidup yaa?"
"Aku pernah mempelajari kitab ajaran dari para Nabi
suci dan memahami pula apa artinya kehidupan sebagai
seorang manusia cianpwee telah salah mengartikan
maksudku aku tak bersedia menerima rasa belas kasihan
dari orang lain".
"Lalu apa yang kau ingiakan ?"" bentak ketua
perkumpulan bulu hijau dengan suara keras.
"Asal cianpwee mengakui cara ini adalah suatu cara
yang paling adil, aku akan menerima pemberianmu itu "
Rasa dendam dan sakit hati yang tersimpan dalam hati
ketua perkumpulan bulu hijau sudah terpendam selama
puluhan tahun lamanya. jago lihay ini sebenarnya hendak
membinasakan Lam-kong pak serta Lam-kong Liu tapi
kemudian ia temukan bahwasanya Lam-kong pak adalah
seorang jago lihay yang luar biasa, karena itulah timbul
perasaan kasihan dalam hatinya dan setiap kali ia menaruh
belas kasihan kepadanya.
Selain itu secara diam2 ia menaruh rasa cinta da nsayang
terhadap Sun Han Siang, kendatipun perasaan tersebut
selalu tersembunyi didasar hatinya belaka. oleh sebab itulah
ia merasa tak tega untuk turun tangan terhadap Lam-kong
pak. Dan sekarang sianak muda itu menunjukkan kebandelan
yang sukar dikendalikan- hal ini membangkitkan hawa
amarahnya hingga sukar dibendung lagi segera hardiknya:
"Bocah muda. kalau engkau benar2 ingin mati, aku akan
segera penuhi harapanmu itu"
Lam-kong Pak silangkan tangannya didepan dada dan
menjawab tawa: "cianpwee pernah lepaskan budi kepadaku bagi orang
persilatan yang pernah menerima kebalkan orang maka
sudah sepantasnya untuk membalas kebaikan itu lebih dari
apa yang pernah diterima, jikalau cianpwee memang
hendak menyempurnakan diriku silahkan engkau segera
turun tangan aku tidak akan membalas walau sedikitpun
juga " "Bocah muda kau anggap aku benar2 tak berani untuk
membinasakan dirimu?" seru ketua perkumpulan bulu hijau
dengan suara dingin.
Lam-kong Pak pejamkan matanya rapat2 kemudian
menjawab dengan tenang:
"Aku tak akan menganggap keselamatan jiwaku sebagai
suatu permainan belaka itu berarti aku tak akan melakukan
perbuatan yang bagiku dianggap tak masuk akal"
Ketua perkumpulan bulu hijau mendengus dingin,
dengan langkah lebar ia maju kedepan telapaknya dengan
himpunan tenaga penuh siap dibacokkan keatas batok
kepala pemuda itu.
Kendatipun isi perutnya terluka parah tapi dalam
gusarnya yang tak terkirakan tenaga yang dihimpun cukup
tangguh dan mengejutkan hati.
Sambil berpeluk tangan Lam-kong Pak pejamkan
matanya rapat", tubuhnya sama sekali tak berkutik barang
sedikitpun juga , mukanya memancarkan kehalusan dan
keagungan, membuat orang lain tak berani memandang
rendah akan dirinya.
Ketua perkumpulan bulu hijau menghela nafas panjang.
ia tarik kembali telapaknya sambil mundur satu langkah
kebelakang bisiknya lirih.
"Bocah muda, selama hidup belum pernah aku takluk
kepada siapapun, tapi ini hari aku telah jatuh kecundang
ditanganmu"
"cianpwee tak usah merendahkan derajat sendiri, dari
sikap cianpwee yang tak tega membinasakan diriku sudah
jelas membuktikan bahwa cianpwee adalah seorang
pendekar tua yang berjiwa besar dan berpandangan luas"
"Bocah muda" ketua perkumpulan bulu hijau kembali
menghardik, "kalau engkau masih keras kepala dan
berpegang teguh pada pandangan sendiri jangan salahkan
kalau aku akan berubah pandangan dan lebih baik
Pedang Dan Kitab Suci 9 Pendekar Kembar Karya Gan K L Pedang Dan Kitab Suci 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama