Ceritasilat Novel Online

Kisah Para Naga 2 14

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 14


"Anak muda, kelihatannya kekuatan sinkangmu
berbeda jauh dengan Kiong Siang Han locianpwee.
Apakah sinkang "perjaka abadi" andalannya itu tidak diturunkan dan diwariskannya kepadamu"
"Suhu kurang berkenan mengajarku dengan ilmu itu
locianpwee"
"Hahahahaha, orang tua itu rupanya masih mengasihi
cucuku. Hang Liong Sip Pat Ciang akan sangat ampuh
dengan sinkang perjaka abadi itu anak muda"
Dan selanjutnya Siangkoan Tek kembali menyerang Tek Hoat, kali ini tidak lagi dengan pukulan jarak jauh.
Tetapi dengan mencelat, tubuhnya yang tinggi besar
telah melontarkan sebuah serangan kearah Tek Hoat.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dilain pihak, Tek Hoat sendiri sudah menduga bahwa
selanjutnya dia pasti bakal dicecar serangan kakek itu.
Dan tentu dia sudah sangat siap dan tidak mandah saja diserang orang yang dia tahu sangat lihay itu. Benar, karena segera nyata bahwa Kakek Siangkoan Tek.
Sang Kauwcu Bengkauw bukanlah nama pepesan
kosong, dan sangat pantas menjadi Kauwcu Bengkauw
yang kesohor itu. Tubuhnya yang tinggi besar tidak
menghalanginya untuk bergerak pesat dan malah sangat lincah. Pada serangan pertamanya nampaknya dia telah memainkan Kang See Ciang (Tangan Pasir Baja) yang
mengingatkan Tek Hoat kepada Giok Lian.
Hanya, kali ini, Kang See Ciang dimainkan oleh orang nomor satu dari Bengkauw, Siangkoan Tek, seorang
tokoh yang bahkan memiliki kesaktian setingkat Kiang Cun Le sejak pertarungan puluhan tahun lalu. Lebih dari itu, Kakek ini sudah tentu mewarisi ilmu lihay yang hanya dimiliki oleh Kauwcu Bengkauw, yang bahkan
membuatnya yakin bahwa dia akan sanggup menebus
kekalahannya beberapa puluh tahun sebelumnya.
Sadar bahwa lawannya bukanlah lawan ringan, Tek
Hoat bersilat secara sangat hati-hati dan memainkan ilmu-ilmu suhunya dengan penuh konsentrasi. Dia
memainkan Sin Liong Cap Pik Ciang atau 18 Ilmu
Pukulan Naga Sakti dan memapak pukulan-pukulan Kang See Ciang lawan dengan pengerahan tenaga yang cukup memadai.
Dari segi pengalaman, Tek Hoat memang masih kalah
meskipun dia sudah cukup sering dan matang bertarung TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan lawan-lawan berat sebelumnya. Karena itu, pada tahap-tahap awal, dia seperti keteteran meladeni
serangan-serangan membadai dari Siangkoan Tek.
Tetapi, lama-kelamaan dia mulai sanggup menemukan
irama perkelahiannya sendiri dan mulai mampu
mengimbangi dan memberi perlawanan berarti terhadap kakek itu. Memang awalnya, Siangkoan Tek hanya
penasaran untuk menguji Tek Hoat, tetapi lama
kelamaan, dia sadar, bahwa anak muda ini, seperti juga cucunya, ternyata sudah maju sangat jauh dalam
pendalaman ilmu silat.
Karenanya, meski bersifat menguji, tetapi Siangkoan Tek tetap menaruh perhatian serius dan harus
mempertahankan nama baiknya. Sayangnya, Tek Hoat
juga bukan lawan mudah untuk dikuasai dan
dipermainkannya. Tek Hoat yang sekarang juga sudah
berkembang sangat jauh, terutama setelah ditempah
terakhir oleh Kiong Siang Han, Kiang Sin Liong dan
terakhir oleh Kiang In Hong atas permintaan Kolomoto Ti Lou. Jika pertempuran ini berlangsung 2 bulan
sebelumnya, maka Tek Hoat mungkin akan jatuh
dibawah angin, tetapi sekarang ini, Tek Hoatpun sudah maju jauh dalam kematangan penguasaan ilmunya.
Bahkan ketika Siangkoan Tek tidak lagi merasa
percaya diri menggunakan Kang See Ciang dan
menggantinya dengan ilmu Koai Liong Sin Ciang, Tek
Hoatpun masih sanggup melayaninya. Bahkan secara
mengagumkan dia memainkan pendalamannya sendiri
atas Soan Hong Sin Ciang dan Toa Hong Sin Ciang yang bahkan membuat Kiang Sin Liong kagum.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Perbawa Soan Hong Sin Ciang memang menjadi makin
menakutkan dimainkan dan didalami secara berbeda oleh Tek Hoat. Karena itu, pukulan-pukulan Koai Liong Sin Ciang tetap tidak mampu mendesak Tek Hoat, apalagi
karena kadang-kadang sebagai variasi Tek Hoat
menyelingi dengan Pek Lek Sin Jiu. Terutama ketika
terobosan pukulan tangan kosong lawan mengancamnya
dan harus ditangkisnya.
Lama-kelamaan Siangkoan Tek sadar, kalau lawan
muda yang ingin diujinya ini tenryata memang memiliki bekal yang luar biasa. Tidak disangkanya jika bisa
muncul anak muda lain yang selihay cucunya yang
memang dididik secara luar biasa oleh kakek dan
neneknya itu. Siangkoan Tek sadar, jika dia memaksakan
pertarungan untuk mencari kemenangan, maka dia
sendiri akan memperoleh malu. Karena menang atau
kalah, ditilik dari segi usia, lebih banyak rugi baginya.
Menang adalah hal biasa karena usianya jauh lebih
banyak, jika kalah, akan lebih memalukan lagi bagi
dirinya yang merupakan tokoh tertinggi di kalangan
Bengkauw. Meski dia memiliki keyakinan terhadap ilmu simpanan Bengkauw yang diyakinkannya selama belasan tahun
terakhir, yakni menggabungkan Tenaga Jit Goan Sinkang dengan Tenaga Inti Bumi. Hasil yang dipikirkan oleh kakek buyutnya sebelum menurunkan rahasianya
kepadanya dan juga kepada cucunya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan dengan dorongan tenaga yang berlipat dan jauh
lebih sempurna, dia kemudian yakin bahwa tingkatannya sudah menyusul atau mungkin melampaui kawan-kawannya dari Lam Hay Bun maupun Kiang Cun Le.
Tetapi, tentu dia tidak ingin mempertontonkannya
sekarang ini, karena waktunya masih belum tiba.
Pertarungan semakin seru dan menegangkan, apalagi
ketika Koai Liong Sin Ciang dimainkan bersama dengan ilmu langkah ajaib dari Bengkauw Jiauw-sin-pouw-poan-soan (Langkah Sakti Ajaib Berputar-putar). Tek Hoat bagaikan diserang dan dikelilingi oleh bayangan pukulan-pukulan mengerikan dari lawan, kemanapun dia bergerak bayangan merah terang seperti membayanginya.
Hal yang membuat Tek Hoat terpaksa mengerahkan
Pek Lek Sin Jiu dan menggetarkan tangannya sehingga terdengar ledakan memekakkan telinga:
"Blaaaaaaaar"
Tetapi Kakek Sakti Siangkoan Tek tidak tergetar surut oleh benturan dengan kekuatan Yang-Kang yang
dikeluarkan Tek Hoat. Dia hanya mendengus:
"Hm, Pek Lek Sin Jiu, bagus-bagus orang muda"
Dan nampaknya dengan memainkan ilmunya bergerak
cepat, menghadirkan kesulitan bagi Tek Hoat untuk
mencecarnya dengan ledakan-ledakan petir yang
memekakkan telinga itu. Karena itu, akhirnya Tek Hoat kembali memainkan Soan Hong Sin Ciang yang bergaya
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lebih lemas dan memanfaatkan kecepatan gerak untuk
mengimbangi Kakek itu.
Secara tiba-tiba, lengan tangannya sanggup
menciptakan jalur hawa pedang yang mengancam kakek
yang terus mendesaknya itu. Dan karena itu,
pertarungan mereka kembali berlangsung imbang, saling desak dan saling bertahan. Kecepatan bergerak lawan diimbangi dengan pengerahan kekuatan dan kecepatan
Tek Hoat dalam bergerak menurut ilmu Soan Hong Sin
Ciang. Kembali Siangkoan Tek kagum atas kemampuan Tek
Hoat dalam menyesuaikan diri dan memilih jurus yang tepat untuk mengatasi dan bertahan dari serangannya.
Tiba-tiba, Siangkoan Tek merubah caranya bertempur.
Jika sebelumnya dia masih bertahan menggunakan ilmu-ilmu khas Bengkauw dan bertujuan untuk menguji lawan, kini seperti berubah menjadi serangan-serangan yang sanggup mendatangkan maut. Entah apa yang dipikirkan Siangkoan Tek, terlebih ketika dia memilih jurus-jurus pamungkas yang dikuasainya untuk menyerang Tek
Hoat. Bahkan jurus maut dari Koai Liong Sin Ciang juga
dipilih dan dilontarkan dengan pengerahan tenaga yang mendadak meningkat hingga tujuh bagian tenaga
dalamnya: "Haiyaaaaaaaaaaat"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dengan cepat Siangkoan Tek bergerak dalam ilmu
Jiauw-sin-pouw-poan-soan untuk mengirimkan serangan maut kearah dada dan perut Tek Hoat. Inilah jurus
"Naga Menyelam menyambar ikan" dari Koai Liong Sin
Ciang yang didukung pergerakannya oleh ilmu langkah ajaib. Selain cepat dan tepat, jurus ini tidak memberi lawan jalan keluar karena areal pergerakannya ditutup oleh arus tenaga saktinya.
Tek Hoat juga sadar, bahwa lawan kelihatannya
memanfaatkan serangan terakhir ini untuk melakukan
pertukaran tenaga atau adu kepalan. Tidak akan ada
kesempatan menghindar selain adu tenaga, padahal
justru kesempatan itu yang memang ingin dimanfaatkan Siangkoan Tek, yakni memanfaatkan keunggulan
tenaganya yang lebih kokoh dan dilatih jauh lebih
matang. Selain, ada tipuan tersembunyi yang bisa
dilontarkannya sesaat sebelum adu tenaga itu terjadi.
Jurus Koai Liong Sin Ciang ini, adalah salah satu ilmu ampuh dari Bengkauw, dan jika tidak diterima secara benar oleh lawan, akan menimbulkan cacat sebelah
dalam tubuh. Benarkah memang Siangkoan Tek berniat
mencederai Tek Hoat yang dilihatnya sebetulnya memiliki kemampuan yang bahkan sudah mampu menjajarinya,
tetapi bertarung terlalu hati-hati saat itu"
Tetapi, sesaat sebelum terjadi adu pukulan yang akan dilanjutkan dengan sebuah pukulan mematikan dari
Kauwcu Bengkauw Siangkoan Tek, tiba-tiba terdengar
sebuah suara: TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kong-kong, engkau keterlaluan"
Dan bersamaan dengan itu, sebuah bayangan merah
lainnya dengan pesat telah menangkis serangan
Siangkoan Tek dan bahkan kemudian keduanya,
Siangkoan Tek dan si bayangan merah, memisah dalam
gaya yang hampir sama. Dan bersamaan dengan itu, Tek Hoat juga telah menarik ilmunya dan mundur berdiri
disamping Mei Lan mengawasi siapa gerangan orang
yang menahan serangan Siangkoan Tek dan kemudian
sanggup mementalkan pukuan kakek sakti itu kebelakang dan memberinya kesempatan untuk mundur dari arena
pertempuran: "Lian moy, engkau?"
"Enci Lian, kiranya engkau" Tek Hoat dan Mei Lan
kaget dan gembira melihat ternyata yang datang adalah kawan lama mereka. Si gadis sakti dari Bengkauw
Siangkoan Giok Lian.
"Hahahahahaha, memang benar. Memang benar ?"
anak gadis jika sudah waktunya, akan lebih memihak
keluar. Bukankah benar demikian yang senantiasa terjadi Cun Le" Bahkan Siangkoan Tek juga sudah mengetahui
jika Kiang Cun Le sudah sejak tadi sadar atau
menghentikan samadhinya akibat pertempuran
didepannya itu.
"Kong-kong, engkau?" Siangkoan Giok Lian ternyata
adalah gadis yang menahan serangan Siangkoan Tek
kakeknya, sudah menuding kakeknya dengan penuh rasa penasaran.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hahahahaha, cucuku, sudahlah. Aku sudah tahu
kalau engkau sudah berada disekitar tempat ini.
Kakekmu harus yakin apakah engkau memang hanya
sekedar mendustai kakekmu perihal anak muda gagah
ini, ataukah hanya alasanmu untuk kembali berkelana di dunia persilatan demi nama baik Bengkauw ?" Hm"
Kakek itu nampak tersenyum-senyum menggoda
memandang cucu perempuannya yang bagaikan
kebakaran jenggot itu.
"Tapi, jurus itu kan terlampau berbahaya kong-kong"
Giok Lian penasaran
"Hahahaha, engkau lupa kalau pujaan hatimu itu
adalah murid Kiong Siang Han Locianpwee. Selain dia masih sanggup memapak dengan jurus Naga Terbang Ke
Langit, dan jikapun dia tidak bisa, kakekmu ini bisa membuktikan apakah engkau benar-benar
menyayanginya atau tidak"
"Kong-kong, engkau keterlaluan" Giok Lian menjadi
salah tingkah dengan ucapan ucapan kakeknya.
"Keterlaluan" Bukankah pemuda itu yang selalu
engkau impikan bahkan ketika sedang tidur" Dan bahkan minggat dari markas Bengkauw dengan alasan yang
tidak jelas" Hayo berani engkau tidak mengaku?"
Ucapan Siangkoan Tek yang tanpa tedeng aling-aling
dan memang sudah demikian sifatnya sejak dulu,
membuat Siangkoan Giok Lian benar-benar mati kutu.
Diakuinya bahwa rasa cintanya memang membuatnya
tidak betah di markas Bengkauw, terlebih setelah kakek TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
buyutnya menyelesaikan tugas terakhir mewariskan
peyakinannya yang terakhir dalam memadukan Jit Goat Sinkang dengan Tenaga Inti Bumi.
Membuatnya tidak enak makan dan tidak enak minum,
dan karena Giok Hong masih belum muncul juga, maka
kakeknyalah, Siangkoan Tek, yang menjadi sasaran keluh kesah dan rindu dendamnya. Kebetulan, kedua dara
Bengkauw ini memang merupakan cucu kesayangan
sang Kauwcu, selain berbakat sangat baik, juga memang sudah dimanjakannya sejak kecil.
Tetapi, betapapun, membuka rahasia seorang gadis
didepan umum, memang benar-benar sangat
memalukan. Dan sudah tentu membuat Giok Lian salah
tingkah. Dia benar-benar terpancing ketika melihat
kakeknya menggunakan jurus maut yang bisa
mencelakakan Tek Hoat, dan secara otomatis, dia
bereaksi tanpa memikirkan akibat lebih jauh. Akibatnya, kakeknya memilik kesempatan mengerjainya dihadapan
umum. Benar-benar runyam bagi Giok Lian.
Untunglah ada Mei Lan ditempat itu, dan melihat
keadaan Giok Lian yang salah tingkah, dia sadar bahwa gadis Bengkauw itu benar memang mencintai kakaknya.
Dan untunglah, dia juga tahu benar, bahwa kakaknya
memang menaruh hati kepada dara Bengkauw itu.
Karena itu, adalah tugasnya untuk membantu calon
kakak iparnya itu dari keadaan yang bakal semakin
merepotkan. Apalagi, karena Tek Hoat, kakaknya yang biasanya kreatif dalam berbicara, tiba-tiba menjadi sangat bodoh bicara. Keki, senang, gemas dan sangat bahagia tentunya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Merasa kasihan dengan Giok Lian, akhirnya Mei Lan
yang melangkah maju mendekati Giok Lian dan
kemudian memeluk pundaknya sambil bertanya:
"Sudahlah enci Lian, bagaimana kabarmu sekarang?"
"Baik Lan Moi" bisiknya lirih, masih malu karena
rahasia hatinya sudah dibeberkan kakeknya. Bahkan
dengan disaksikan Tek Hoat sekaligus, sungguh sungguh membuatnya keki dan gemas kepada kakeknya.
"Hahahaha, cucuku, biasa-biasanya engkau yang
membuat kakekmu ini pusing tujuh keliling. Tanggung, kali ini kakekmu yang membuatmu pusing seribu keliling.
Tapi biar tuntas sekaligus, maka kakekmu harus tahu juga yang lainnya. Jangan enak di dianya saja" Setelah berkata demikian, perlahan-lahan Siangkoan Tek yang biasa bicara terbuka itu, memandang kearah Tek Hoat:
"Hm, anak muda, namamu benar Liang Tek Hoat?"
"Benar locianpwee" jawab Tek Hoat singkat dan
dengan dada berdebar-debar menebak apa gerangan
mau kakek ini. "Engkau putera Pangeran Liang di Kotaraja,
benarkah?"
"Benar lociapnwee"
"Hm, tidak jelek. Pangeran itu patriotik dan bersahabat dengan kawan-kawan dari dunia persilatan. Kalau begitu, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
engkau tentu mendengar perkataanku tentang cucuku
itu. Benar kan?"
"Benar locianpwee, siauwtee mendengarnya"
"Aku terbiasa berkata jujur dan jantan. Akulah wali cucuku sekarang, dan aku ingin perjalananku kali ini membuat masa depannya segera jelas" Siangkoan Tek
kini berbicara dalam wibawa seorang Kauwcu, seorang dengan tingkat tinggi di dunia persilatan.
"Benar locianpwee, seharusnya demikian" jawab Tek
Hoat dengan dada semakin berdebar kencang.
"Syukur jika engkau setuju. Bersediakah engkau
menjawab satu pertanyaanku anak muda?"
"Pertanyaan yang mana locianpwee?" Tek Hoat secara
tiba-tiba menjadi gagap, sampai Mei Lan serta Giok Lian memandang kasihan kearahnya.
"Bersediakah engkau?" tegas Siangkoan Tek
"Siauwtee bersedia jika memang tahu jawabannya
locianpwee dan tidak melanggar kepantasan"
"Bagus, jawaban seorang kstaria. Engkau tentu tahu
jawabannya, masakan engkau tidak tahu. Soal
kepantasan, pasti tidak melanggar. Jawabannya hanya engkau yang tahu" tegas Siangkoan Tek, memandangi
Tek Hoat dan Giok Lian sekilas.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, Giok Lian dan Mei Lan nampak saling
memegang tangan, saling menguatkan. Terutama Giok
Lian yang sadar kearah mana percakapan kakeknya
dengan Tek Hoat. Tetapi, betapapun, kakeknya yang
memang sangat mencintainya ini telah mengajarkannya sejak kecil, untuk berani membicarakan hal-hal yang sangat penting. Artinya tidak berusaha memendam dan tidak menyembunyikannya, termasuk urusan asmara.
Lamunan dan kegelisahan Giok Lian kembali dipecahkan oleh suara kakeknya:
"Liang Tek Hoat, aku sudah membuka perasaan hati
cucuku dihadapanmu, bahkan dihadapan banyak orang.


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Maka akupun ingin mengetahui, apakah engkau memiliki perasaan yang sama kepada cucuku itu. Kuharap engkau menjawabnya secara jujur dan jantan"
"Kong-kong, masakan harus memaksa dan
menekannya begitu" Siangkoan Giok Lian protes, karena betapapun dia merasa malu diperlakukan demikian.
"Diam" bentak kakeknya
"Tanyakan dan belajar kepada kelarga Lembah Pualam
Hijau bagaimana menyembunyikan persoalan-persoalan
semacam ini. Dan aku tidak ingin tugas dan
tanggungjawabku atasmu justru akan menimbulkan
masalah bagimu dan bagi anak muda ini kedepan"
Siangkoan Tek sekilas memandang kearah Kiang Cun Le yang nampak menarik nafas panjang mendengar
penjelasan Siangkoan Tek.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Betapapun dia merasa tersinggung, tetapi benarlah
ucapan Siangkoan Tek itu. Dan dia membayangkan
beban yang ditanggung kakaknya, Kiang Siong Tek dan bahkan adik perempuannya Kiang In Hong dalam kasus
asmara yang menghadirkan tragedy bagi Lembah Pualam Hijau.
Dan kebetulannya, Siangkoan Tek adalah kawan
dalam urusan seperti ini, meski lawan dalam urusan adu kepandaian yang diwarisi dari leluhur mereka. Dan dia tahu belaka, semua kejadian pahit di masa lalu Lembah Pualam Hijau.
Siangkoan Giok Lian terdiam, belum pernah dia
menemukan kakeknya seserius ini dalam mengurusi
sesuatu hal. Bahkan belum pernah dia menerima
bentakan seperti ini sebelumnya selain dalam latihan silat. Karena itu, dia jadi merasa bahwa kali ini kakeknya senar sedang sangat serius dalam urusan jodohnya.
Lamunannya kembali terusik oleh kalimat selanjutnya dari kakeknya:
"Liang Tek Hoat, bagaimana" apakah jawaban itu bisa aku dapatkan saat ini?"
"Locianpwee, ini ".. ini ".! Gagap Tek Hoat
menjawab, sambil memandang kearah Giok Lian dan
terutama adiknya untuk memperoleh sedikit saja
bantuan. Tetapi, Mei Lan malah menundukkan mukanya.
"Aku memerlukan jawaban, bukan gagap ini atau itu.
Tek Hoat, bersikaplah jantan, sebagaimana aku
memulainya tadi"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ucapan inilah yang menyinggung harga diri seorang
Liang Tek Hoat. "Mengapa tidak diutarakan?" pikirnya.
Mau sekarang, mau nanti, toch memang dia harus
mengatakannya. "Bukankah memang wajah sang gadis
selalu menghiasi mimpinya" Bukankah dia selalu ingin bersama gadis itu"
Bukankah selalu ada rasa mesra dan tentram bila
melihatnya" Bukankah hari harinya memang menjadi
terasa lesu tanpa gadis itu" Dan karena itu, mengapa pula takut untuk mengucapkannya sekarang"
"Locianpwee, akupun mengasihinya. Dengan segenap
hati dan perasaanku" dan setelah mengucapkan itu,
plong rasanya dada Tek Hoat. Beban terberat yang
ditahan tahannya seumur hidup seperti lalu dengan
sendirinya, dan kini dia merasa tenang dan tentram.
Sebab, bukankah kaek itu sudah mengatakan bahwa
dirinya selalu terbawa dalam mimpi cucunya" Selalu
namanya terucap dalam masa gelisah cucunya" Dan
bahwa dirinya menjadi alasan utama Giok Lian tidak
betah di markas Bengkauw" Dan bukankah gadis itu
adalah Siangkoan Giok Lian, dan gadis itu juga kebetulan adalah mimpi tidurnya" Accccccccccccchhhhhhh, CINTA!
Mendengar jawaban Tek Hoat, bukan Siangkoan Tek
yang paling bahagia, tetapi justru cucunya Siangkoan Giok Lian. Setelah kakeknya tanpa tedeng aling-aling membuka perasaannya dihadapan banyak orang lain dan dihadapan Tek Hoat, sungguh harga dirinya bagaikan
diinjak-injak. Tapi dia tahu kakeknya, bahkan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengenalnya sangat, dan dia tidak patut
menyalahkannya.
Dia tahu kakeknya sangat menyayangi dan bahkan
sering memanjakannya. Dan kini, mendengar bahwa Tek Hoat meski dibawah todongan kakeknya juga mengakui
mencintainya, ada lagikah perasaan lain yang lebih
membahagiakan daripada mendengar ucapan itu" Mei
Lan yang tahu perasaan "calon kakak iparnya" itu
barusan berguncang, sudah dengan cepat dan juga
tanggap memeluk Giok Lian, sambil berbisik:
"Kionghi enci, aku senang sekali bisa memiliki engkau sebagai kakak iparku"
"Terima kasih adikku" ucap Giok Lian dengan airmata berlinang dipipinya.
Sementara itu, Siangkoan Tek sendiri selain merasa
gembira, juga merasa bangga dengan Tek Hoat.
Sungguh jantan dan jujur. Dia tahu persis, bahwa
tidaklah muda mengambil keputusan berbicara soal
perasaan hati dihadapan banyak orang. Tapi, dia sudah banyak bicara dengan Cun Le, dan menyaksikan begitu banyak hati yang lebur dan hancur karena masalah cinta yang tidak dikomunikasikan.
Atau karena cinta yang dipendam dan diutarakan pada waktu yang tidak tepat, sehingga menghadapi tantangan banyak pihak, termasuk keluarga terdekat. Dan
Siangkoan Tek sangat tidak ingin itu terjadi atas cucu terkasihnya itu. Setelah menahan nafas panjang,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
perlahan dia mendekati Tek Hoat, kemudian menepuknepuk pundaknya sambil berkata:
"Anak muda, aku mungkin rada keterlaluan. Tapi
suatu saat engkau akan mengerti mengapa. Karena
kalian berada di jalur terdepan untuk mengungkap
beberapa rahasia dunia persilatan yang berhubungan
dengan keadaan seperti engkau tadi. Aku kagum
kepadamu" "Terima kasih locianpwee"
"Aku tahu, masih akan panjang perjalanan kalian.
Tetapi, aku sudah lega memasrahkan Lian jie
bersamamu. Bengkauw tidaklah seketat Lembah Pualam
Hijau dan mungkin Kaypang dalam urusan demikian.
Tetapi, kalian berdua, pertaruhkan dan perjuangkan
masa depan kalian. Aku merestui pilihan kalian tersebut"
Siangkoan Tek berdiam diri sebentar. Kemudian
melanjutkan dengan berpaling kepada Siangkoan Giok
Lian: "Lian jie, kuijinkan engkau mengembara kali ini
dengan tidak diancam ditarik pulang ke makas. Kongkong mungkin akan semakin jarang melihatmu, tetapi
dari jauh kongkong selalu mendoakan kebahagiaanmu"
dan pecahlah tangis Giok Lian, dara Bengkauw yang
gagah perkasa itu. Dengan cepat dia menghambur dan
berlutut dibawah kaki Siangkoan Tek yang dengan cepat mengelus-elus kepalanya penuh kasih sayang.
"Kongkong, Lian Ji akan selalu menyayangimu dan
akan selalu mengunjungimu pada waktu-waktu yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dating. Lian jie berjanji membawa enci Hong untuk suatu saat bertemu dengan kongkong"
"Hm, jika benar engkau menyayangi kongkongmu,
maka sediakan seorang cucu lelaki buatku di masa tuaku ini, dan kembalikan Hong ji untuk bertemu meski
mungkin untuk yang terakhir"
"Baik kong-kong, Lian jie berjanji memenuhinya"
"Baik, sekarang berdirilah. Sebab aku ingin
mengajukan sebuah permintaan kepada sahabatku yang
bijaksana itu (sambil menuntun Giok Lian berdiri dan memandang kearah Kiang Cun Le)"
Terdengar Kiang Cun Le batuk-batuk dan kemudian
mengelus jenggotnya sambil kemudian berkata:
"Bengkauw Kauwcu, sungguh pintar engkau mengatur
perjodohan cucumu. Entah bantuan apa pula yang
engkau butuhkan dari orang tua sepertiku?"
Nampak Siangkoan Tek termenung sejenak, seperti
ragu untuk memohon. Tetapi setelah beberapa saat,
akhirnya dia berkata:
"Toako, meski kita selalu berlawanan dalam adu
kesaktian sejak dahulu, tetapi kita tetap memelihara persaudaraan sebagai saudara angkat. Maka
kumohonkan kesediaanmu untuk mengajak mereka
bercakap banyak hal yang menjadi ganjalan pada masa lalu agar mereka lebih mengerti apa yang mereka hadapi TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kelak. Tidak berani aku memintamu menjadi wali bagi cucuku"
Perkataan Siangkoan Tek sungguh mengejutkan.
Tidak banyak yang tahu kalau Siangkoan Tek justru
pernah mengangkat persaudaraan pada masa lalu. Dan
justru karena itu, pantaslah tidak pernah Lembah Pualam Hijau menganggap Siangkoan Tek membokong Kiang
Cun Le. Bahkan Giok Lianpun heran kalau kakeknya ternyata
adalah adik angkat dari Kiang Cun Le, dan kini memohon bantuan bagi masa depannya. Hanya Lamkiong Bu Sek
yang nampak tenang-tenang saja, kelihatannya ipaun
tahu dan paham dengan episode hidup kedua orang
saudara angkat itu.
"Adikku, aku memenuhi permintaanmu. Biarlah akan
kupilih waktu semalam suatu saat nanti untuk bercakap berdua dengan kedua cucumu itu (Janji Cun Le ini
dipenuhinya suatu saat pada saat-saat jeda pertempuran di Kwi Ciu). Bahkan akan kusiapkan diriku untuk
mengajukan lamaran atas namamu kepada Pangeran
Liang yang gagah itu. Aku yakin Pangeran Liang masih akan memandang emas diwajahku untuk tidak menolak.
Apalagi anak gadis secantik dan segagah cucumu itu"
"Hm, baiklah terima kasih toako. Tidak kuharapkan
sebanyak dan sebesar itu rejeki yang bisa engkau
berikan buatku sebenarnya"
"Masih juga engkau berhitung sejauh itu bagi hbungan kita?" tegur Cun Le halus.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Maafkan toako, tetapi karena sejujurnya aku khawatir dengan pertarungan perarungan kedepan yang
melibatkan banyak tokoh yang terlampau kosen"
"Jangan katakan bahwa engkau mulai takut Siangkoan
Kauwcu" terdengar akhirnya Lamkiong Bu Sek nimbrung bicara
"Hahahaha, Kalau berada bersama sahabat dari Lam
Hay, tiba-tiba semua ketakutanku dengan sendirinya
berlalu bersama angin"
"Syukurlah, kukira engkau sudah mulai memupuk rasa
takut karena semakin tua. Untungnya meski semakin tua tetapi semangatmu masih belum ikut menua" sambung
Lamkiong Bu Sek lagi.
Siangkoan Tek menemukan kembali keriangannya.
Dan setelah itu dia berpaling kearah ketiga anak muda yang masih berdiri memandang kearah mereka. Kembali dia memandangi cucu mestikanya itu dan juga
memandang kearah Tek Hoat, sambil kemudian berkata:
"Cucu-cucuku, waktunya bagi kalian pergi dari tempat ini. Ada urusan dan tugas yang harus kalian anak muda tangani, tapi ada juga tugas dan urusan yang harus kami orang tua tangani. Toakoku sudah menjanjikan sesuatu bagi kalian, tunggulah, dia bukan orang yang suka ingkar janji. Doaku menyertai kalian semua" sambil berkata demikian, Siangkoan Tek menyuruh anak-anak muda itu untuk berlalu dari tempat itu.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara ketiga Kakek Sakti itu masih melanjutkan
percakapan mereka, tentu untuk urusan yang bukan
sepele. Karena jarang-jarang tokoh besar seperti mereka bertemu di tempat terbuka. Apakah percakapan mereka itu"
Episode 20: Berkunjung (Lagi)
Ke Kuil Siauw Lim Sie
Keheningan akhirnya datang. Padahal, masih ada 3
orang tua, kakek-kakek yang baru beberapa saat lalu memandangi berlalunya 3 orang muda dari tempat
mereka tersebut. Tetapi memang tidak lama kemudian
ketiga orang tua itu, kembali tenggelam dalam pikiran, perasaan dan pergulatan pemikiran masing-masing.
Sudah jelas, mereka bertemu bukan karena kebetulan.
Tetapi, ketiganya, seperti sedang saling menunggu, siapa gerangan yang akan memulai memecahkan keheningan
dengan "suaranya". Tetapi, sampai sudah cukup lama
mereka bertiga ditinggalkan oleh ketiga anak muda tadi, masih juga belum ada tanda-tanda salah seorang dari mereka akan membuka percakapan.
Bahkan sepertinya mereka membiarkan keheningan
tersebut berlangsung dan membiarkan diri mereka larut dalam keheningan tersebut.
Suara yang dominan adalah aliran air dan
gemericiknya yang berlangsung terus menerus, terus dan bagaikan berirama. Semilir anginpun sesekali menimpali dan bahkan membelai wajah ketiga orang tua itu,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sampaipun kumis dan jenggot serta misai mereka
bergerak-gerak manakala tiupan angin cukup kuat.
Dan masih sesekali terdengar nyanyian para jangkrik ataupun sesekali siulan burung dan ditingkahi binatang-binatang yang bahkan tak muncul dan kelihatan
wujudnya. Begitulah sampai beberapa lama ketiga tokoh besar dunia persilatan itu menikmati keheningan.
Padahal, baru beberapa waktu sebelumnya dua diantara mereka bertanding catur dan adu mulut.
Dan baru beberapa saat berlalu ketika salah seorang dari mereka memaksa kakek yang bersamadhi untuk
sadar dan siuman dari samadhinya. Setelah tinggal
mereka bertiga ditepi sungai kecil atau tepatnya kali yang mengalir di bebatuan besar itu, justru mereka
menenggalamkan pikiran mereka kepada keheningan.
Padahalnya lagi, bukanlah pemandangan dari tempat
mereka benar-benar indah. Biasa saja. Arus air yang mengalir sekedar mengikuti barisan batu yang
memanjang kebawah, bahkan seperti tak ada habishabisnya. Sementara aliran air sendiri tidaklah begitu banyak yang mengalir, tetapi gemericiknya memang
sangat jernih dan sedap di telinga, sungguh alami.
Sementara sekitar mereka, hanya pepohonan semata,
meskipun tidak tepat disebut rimba lebat, tetapi tetap saja adalah hutan. Pepohonannya memang tidaklah yang besar-besar, sedang-sedang saja dan karenanya sinar matahari masih mampu menerobos kebawah. Jikapun
ada yang berkesan adalah, paduan irama alam yang
begitu mempesona. Begitu alamiah dan menghanyutkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Terutama apabila dinikmati dan diresapi dengan
mencoba menyatu atau menyatukan alam pikiran dengan irama alam tersebut. Maka akan terasa dan akan
mungkin menikmati keasrian alam semesta yang masih
belum terjamah oleh kerakusan manusia.
Tetapi, ketiga tokoh tua itu, memang bukan
bermaksud bertemu untuk kemudian mengadu seberapa
lama mereka sanggup berdiam diri. Bukan. Mereka bukan adu kemampuan lama bersamadhi, tetapi bertemu untuk membicarakan masalah yang nampaknya bukanlah
ringan. Karena itu, setelah lama membiarkan diri mereka
tenggelam dalam keheningan semesta alam, akhirnya
perlahan-lahan, adalah Kiang Cun Le yang membuka
mata dan kemudian memandang kedua kawannya yang
sedang berdiam diri. Nampak dia menarik nafas panjang, dan kelihatannya dia cukup yakin, bahwa kedua
kawannya itupun sebetulnya sudah siuman sejak lama:
"Terima kasih atas kesediaan jiwi berdua. Lamkiong
Tocu dan Siangkoan Kauwcu" terdengar suara Kiang Cun Le yang sangat jernih dan bening, tetapi juga terdengar lembut. Sungguh berbeda dengan suara Siangkoan Tek, Bengkauw Kawcu dan Lamkiong Bu Sek yang
sebelumnya terdengar tegas namun sangtlah berwibawa.
"Jika engkau menyapaku sebagai Siangkoan Kauwcu,
maka kupastikan apa yang akan disampaikan bukanlah
masalah biasa" terdengar Siangkoan Tek berujar
menanggapi cara menyapanya oleh Kiang Cun Le. Wajar, karena keduanya pernah mengangkat saudara pada
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
puluhan tahun silam. Dan dalam urusan pribadi, mereka saling memanggil kakak-adik, tetapi menjadi sangat
formal jika menyangkut urusan dunia persilatan.
"Benar, lohupun merasa yakin kalau undangan anda
pasti bukan menyangkut urusan kecil. Meskipun bisa
menebak, tetapi pastinya tidak sanggup menebak
keseluruhannya" Lamkiong Bu Sek menambahkan.
"Benar...... benar, jiwi berdua sangat benar. Sangat benar juga dugaan Lamkiong Tocu. Urusan ini, bukanlah urusan kecil. Sebaliknya, malah urusan besar yang juga akan menyangkut janji pertempuran yang melibatkan
perguruan kita semua" sahut Kiang Cun Le
"Benar ...... benar, lohupun merasakannya" Lamkiong Bu Sek nampak mulai ikut prihatin, dan kemudian
terdengar dia melanjutkan:
"Keadaan dunia persilatan di Tionggoan memang
sedang sangat panas. Dan keadaan ini, mau tidak mau akan berpengaruh dengan sangat terhadap janji
pertemuan kita yang tinggal beberapa tahun kedepan"
Sejenak mereka bertiga terdiam, sampai Siangkoan
Tek menimpali kembali:
"Tetapi, bukan hanya karena akan mempengaruhi
perjanjian kita maka kita bertemu. Bukan begitu" Hanya, maafkan jika sekiranya lohu telah lancang dan salah menebak"
Lamkiong Bu Sek nampak memandang serius bergantiganti baik kearah Siangkoan Tek maupun Kiang Cun Le.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi, dia sendiri tidak langsung menanggapi perkataan Siangkoan Tek, tetapi nampak menunggu Kiang Cun Le
untuk menimpali apa yang dilontarlan Siangkoan Tek.
Dan memang benar, Kiang Cun Le yang mengundang
pertemuan mereka bertiga, paham benar bahwa
pertemuan mereka bertiga bukan sekedar antisipasi
keadaan dunia persilatan yang mempengaruhi janji
pertempuran antara Dunia Persilatan Tionggoan melawan gabungan Lam Hay Bun, Bengkauw dan Pendekar dari
India. Bukan sesederhana itu.
Jika hanya karena itu, maka tidak perlu rasanya
berlelah-lelah mengundang kedua rekannya ini dalam
sebuah pertemuan di tempat terpencil seperti ini.
Terlebih, tempat ini, justru terhitung sangat dekat dengan konsentrasi tokoh-tokoh yang bertikai di


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tionggoan: "Siangkoan kauwcu, benar tebakanmu. Meski masih
sangat samar, tapi rasanya baik lohu maupun Lamkiong Tocu telah merasakan ketidakberesan yang akan sangat merepotkan Lembah Pualam Hijau dan Lam Hay Bun"
terdengar Kiang Cun Le berujar, sementara Lamkiong Bu Sek begitu mendengar kalimat terakhir Kiang Cun Le
nampak mengangguk-angguk. Adalah Siangkoan Tek
yang kemudian menyambung:
"Apakah kerepotan tersebut memang demikian
mendesak dan begitu mengganggu" Maafkan, meski
hanya mendengar masukan anak buahku, tetapi
mendengar langsung dari jiwi berdua adalah jauh lebih baik"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sangat ...... sangat merepotkan" terdengar Lamkiong Bu Sek berkata. Nampaknya Tocu Lam Hay Bun ini
terhitung orang yang susah untuk berkata-kata dan
menjelaskan apa yang dimaksudkan dalam pikirannya.
"Benar perkataan Lamkiong Tocu, masalah ini
sangatlah merepotkan. Bahkan bisa berujung pada
kesalahpahaman yang parah, baik terhadap Lam Hay
Bun maupun terhadap Lembah Pualam Hijau" Kiang Cun
Le yang kemudian menegaskan.
"Bagaimana hasil penyelidikan dan temuan jiwi sendiri sejauh ini?" Siangkoan Tek mengejar terus.
"Sulit menolak fakta, meski juga masih sangat sulit untuk membuat kesimpulan saat ini" jawab Kiang Cun Le
"Betul, betul, masih sangat sulit untuk disebutkan"
timpal Lamkiong Bu Sek
"Satu hal yang pasti, simbol-simbol dan kekuatan
Lembah Pualam Hijau dan Lam Hay Bun nampak
membekas dalam banyak aktifitas Thian Liong Pang.
Salah seorang tetua Siauw Lim Sie terluka oleh Giok Ceng Sinkang tingkat tinggi, Barisan Warna Warni khas Lam Hay Bun, juga berkali-kali digunakan mereka. Dan hanya tokoh-tokoh tingkat tinggi dari Lam Hay Bun dan Lembah Pualam Hijau yang sanggup membuat hal itu
terjadi" Terdengar Kiang Cun Le berkata dnegan nada prihatin.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apakah mungkin, apakah .......?" Siangkoan Tek yang memotong ucapan Kiang Cun Le tergagap tak sanggup
melanjutkan kalimatnya.
"Lohu paham maksud Siangkoan Kauwcu, hanya
masih dalam dugaan. Masih sulit untuk dipastikan"
"Betul, betul, sangat sulit memastikannya" Lamkiong Bu Sek terdengar juga memastikan keraguan Kiang Cun Le untuk menyimpulkan apa yang sedang terjadi.
Terlebih karena kakek ini memang nampak susah
berkata-kata panjang.
"Jika memang demikian, kerumitannya memang
sangat memusingkan"
"Sangat memusingkan Siangkoan Kauwcu"
"Dan sudah pasti, akan mempengaruhi perjanjian
pertempuran kelak"
"Pastilah demikian"
"Jika begitu, bagaimana kita mengaturnya nanti?"
"Untuk itulah lohu mengundang jiwi dalam
membicarakan persoalan tersebut"
"Selain juga mencoba menanggulangi dampak buruk
dari perbuatan Thian Liong Pang bagi Lam Hay dan
Lembah Pualam Hijau"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kembali ketiganya berdiam diri sejenak. Sampai
kemudian Siangkoan Tek yang memutuskan keheningan
itu: "Jika Bengkauw memang sanggup membantu, maka
lohu juga akan menerjunkan diri dalam kekisruhan ini.
Bahkan cucuku Giok Lian sudah lama membangun
kerjasama dengan murid-murid Pualam Hijau, Siauw Lim Sie, Kay Pang dan Bu Tong"
"Sudah tepat pilihan itu Kauwcu. Biarlah Bengkauw
membantu melalui cucumu, dan usahakan Bengkauw
belum banyak melibatkan diri dalam kekisruhan tersebut"
terdengar Kiang Cun Le
"Apakah memang tenagaku tidak dibutuhkan?"
Siangkoan Tek penasaran
"Bukan, bukan begitu Kauwcu. Kita masih belum tahu
arah terakhir dari kekisruhan ini. Tetapi, jika memang Kauwcu berkeras, biarlah Kauwcu bergerak bersama lohu atau bersama Lamkiong Tocu, agar tidak memancing
orang untuk memanfaatkan posisi Bengkauw dalam
kekacauan ini"
"Begitupun baik" Siangkoan Tek mengangguk,
sementara Lamkiong Bu Sek juga nampak menganggukangguk setuju dengan usulan tersebut. Betapapun
Siangkoan Tek merasa tidak enak hati untuk tidak terlibat atau dilibatkan dalam kondisi dimana dunia persilatan Tionggoan bergolak dan melibatkan teman teman
seangkatannya. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baiklah, kita sepakati demikian saja. Terserah
Siangkoan Kauwcu memilih berjalan dan menyelidiki
dengan siapa saja. Bisa bersama lohu, bisa juga bersama Lamkiong Tocu"
"Kita lihat nanti saja sesuai perkembangan" sahut
Siangkoan Tek "Baik, begitu juga baik" tukas Lamkiong Bu Sek.
"Jika demikian, lohu ingin kita membicarakan
pertandingan kita kedepan kelak" Kiang Cun Le
membuka topik baru
"Apa yang ingin diusulkan saudara Kiang?" Bertanya
Lamkiong Bu Sek
"Pertempuran akibat ulah Thian Liong Pang akan
berakibat besar bagi banyak pihak. Terutama bagi Lam Hay, Pualam Hijau, Bu Tong dan Siauw Lim serta Kay
Pang. Kita masih belum tahu akhir dari gejolak ini.
Karena itu, ada beberapa hal ingin lohu kemukakan bagi jiwi"
"Apa gerangan yang ingin Kiang hengte usulkan?"
Kembali Lamkiong Bu Sek bertanya
"Benar, kemukakanlah biar terang bagi kita semua"
tambah Siangkoan Tek.
Kiang Cun Le menarik nafas panjang untuk kemudian
dengan nada berat melanjutkan perkataannya:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Pertama, jika memungkinkan dan kita sepakati,
pertempuran kedepan kita lakukan setahun atau 2 tahun setelah redanya gejolak yang ditimbulkan oleh Thian Liong Pang. Ini semata usul lohu, sementara
keputusannya biarlah ditentukan kita bersama" setelah berkata Kiang Cun Le mengawasi baik Lamkiong Bu Sek maupun Siangkoan Tek. Nampak Lamkiong Bu Sek
mengangguk-angguk dan menyetujui usulan Kiang Cun
Le, karena betapapun pihaknya juga terlibat dalam kisruh yang ditimbulkan Thian Liong Pang. Tetapi, berbeda
dengan Siangkoan Tek yang segera merespons:
"Apakah tidak terlalu lama" Selain, kita masih belum tahu kapan berakhirnya gangguan Thian Liong Pang?"
"Benar Siangkoan Kawcu. Jika menilik keadaan,
masalah Thian Liong Pang akan segera bisa diatasi,
karena banyaknya bantuan dari kalangan persilatan
Tionggoan. Tetapi, semua yang terlibat butuh waktu
untuk melakukan pertandingan lanjutan kita, termasuk pihak kami maupun Lam Hay Bun" terang Kiang Cun Le
"Hm" terdengar Siangkoan Tek mendengus, seperti
masih kurang setuju.
"Benar, tetapi betapapun waktu 2 tahun terasa lama.
Lohu mengusulkan waktu setahun setelah masalah Thian Liong Pang dibereskan.
"Sebetulnya, Lam Hay juga merasa keberatan. Tapi
jika bisa mengambil jalan tengah, biarlah 1 setengah tahun kedepan kita tetapkan pertemuan itu" saran
Lamkiong Bu Sek
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baiklah, jika memang waktu setahun lebih dirasa
cukup, biarlah kita tetapkan pertempuran nanti
berlangsung sesuai waktu tersebut. Rasanya Lam Hay
dan Lembah Hijau akan cukup waktu mempersiapkan
diri" Kiang Cun Le akhirnya menyepakati waktu
pertempuran tersebut.
"Jika tidak salah, Kiang hengte menyebutkan ada
beberapa hal, masih ada lagikah yang ingin
dikemukakan?" Tanya Lamkiong Bu Sek.
"Benar Lamkiong Tocu" sahut Kiang Cun Le
"Pada pertemuan selanjutnya, Lembah Pualam Hijau,
Kay Pang, Bu Tong dan Siauw Lim Sie telah menyiapkan angkatan mudanya untuk maju mewakili Tionggoan.
Harap tidak mengurangi rasa hormat kami terhadap
kawan-kawan Lam Hay, Bengkauw dan Thian Tok"
Ucapan Kiang Cun Le mengagetkan baik Lamkiong Bu
Sek maupun Siangkoan Tek sekalipun. Betapa tidak,
wakil Tionggoan akan dimajukan justru adalah orangorang muda. Apakah tidak keliru"
"Maksud Kiang hengte?" Tanya Lamkiong Bu Sek
"Maksudku jelas. Wakil dari Tionggoan adalah Duta
Agung Lembah Pualam Hijau yang masih muda, cucuku
sendiri, disertai oleh murid-murid 4 manusia dewa
Tionggoan"
"Hengte?" Lamkiong Bu Sek nampak mengeras
wajahnya. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Sabar Lamkiong Tocu, bukan maksud kami untuk
tidak menghormati pertempuran tesebut. Tetapi kakekku bersama orang tua seangkatannya telah memutuskan
demikian. Baik Kaypang, Bu Tong dan Siauw Lim tidaklah akan berani membantah keputusan sesepuh
perguruannya itu"
"Hm, sungguh berani, sungguh berani" terdengar
Siangkoan Tek bergumam. Selain penasaran, diapun
sebenarnya menyesal, karena baru merampungkan ilmu
rahasia lain dari leluhurnya. Tetapi, diapun memiliki keyakinan terhadap cucunya Giok Lian. Hanya saja, tadi diapun telah melihat murid Kiong Siang Han luar biasa lihaynya.
"Tidak berani Siangkoan Kauwcu, tetapi itulah titah leluhur perguruan kami" sahut Kiang Cun Le datar.
"Lohu mengerti, lohu mengerti. Tapi, kekuatan anak
muda murid Kiong locianpwee tadi memang luar biasa.
Lamkiong tocu, sejujurnya, lohu tidak berani mengklaim akan menang melawan anak muda tadi"
"Tetapi, semuda itu, apakah benar mereka sudah
sanggup mengimbangi kita?" Bertanya Lamkiong Bu Sek penasaran.
"Rasanya tidak meragukan. Kekuatan iweekang dan
keteguhannya tadi sudah tidak berada dibawah tingkatan kita lagi. Selain itu, cucuku, juga sudah sanggup
merendengi tingkatanku" tegas Siangkoan Tek
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tegasnya Siangkoan Tek setuju bahwa pertempuran
berikut biarlah diwakilkan pada generasi lebih muda?"
Lamkiong Sek bertanya.
"Bukan demikian, lohupun masih bersemangat buat
maju" "Benar, lohupun demikian, tapi biarlah anak-anak
muda kita persiapkan juga" Lamkiong Bu Sek akhirnya menyatakan persetujuannya, meski dengan syarat masih akan majunya mereka yang lebih tua. Apalagi, diapun mempunyai keyakinan terhadap generasi muda Lam Hay
yang kini sedang dilatih khusus setelah perjalanan
mereka di Tionggoan beberapa waktu lalu.
"Baiklah, jika memang demikian, satu hal lagi ingin lohu sampaikan. Berdasarkan penyelidikan lohu,
keterlibatan banyak sekali jago luar biasa dan bahkan dari angkatan lebih tinggi sangat mencnegangkan dan mengagetkan. Lohu mendapati jejak penulis dan pemilik lembar yang kita perebutkan, seorang pendekar tua dari sebrang lautan, sudah berada di Tionggoan bersama
muridnya yang juga luar biasa lihaynya. Bahkan, dari Thian Tok, angkatan-angkatan sepuh juga kelihatannya menjejakkan langkah ke Tionggoan. Belum lagi beberapa tokoh angkatan diatas kita yang turun dari Himalaya karena rangsangan lembar pusaka ketiga itu. Sungguh merepotkan" Kiang Cun Le berkata dengan suara
ditekan, nampak benar dia risau dengan keadaan
tersebut. "Maksud Kiang hengte?" Nampak Lamkiong Bu Sek
tertegun TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Lohu menemukan jejak Bu Hok Lokai (Pengemis Tua
Tidak Beruntung) ketika dalam perjalanan ketempat ini.
Kita tahu bersama, bahwa tokoh aneh ini sudah
mengasingkan diri, dan dia hanya sedikit saja dibawah angkatan kakekku Kiang Sin Liong. Kehebatannya juga hanya berselisih sedikit saja. Anehnya, orang tua aneh ini, juga-ikut-ikutan mengerubuti lembar ketiga itu"
"Jika demikian, jangan-jangan jejak yang kutemukan
juga menunjuk ke tokoh sepuh yang seangkatan dengan Bu Hok Lokai (Pengemis Tua Tidak Beruntung) itu?"
Lamkiong Bu Sek nampak tertegun dan kaget.
"Maksud Lamkiong Tocu?" Bertanya Siangkoan Tek
yang juga tak kalah kaget mendengar terlibatnya tokoh-tokoh tingkat sepuh yang diketahui sudah lama tidak campur tangan urusan dunia persilatan. Bu Hok Lokai saja, sudah lebih 40 tahun menyepi, dan usianya sudah 100 tahunan. Dan jika tokoh sekaliber ini juga kembali meramaikan dunia persilatan, "gula" apa gerangan yang telah memancing mereka" Benarkah lembar ketiga itu
memang demikian mujijatnya sehingga menarik tokohtokoh itu"
"Semula lohu menyangka, sebagaimana Bu Hok Lokai,
tokoh ini juga sudah lama menyepi. Bahkan sudah lebih kurang 30 tahun tak kedengaran kabar beritanya. Tetapi, tahu-tahu lohu menemukan Hiat-ciu-leng (panji tangan berdarah). Panji kebesaran yang pernah mengganas
dahulu di luar tembok besar. Tetapi, jika seorang
sekaliber Bu Hok sampai muncul, bukan tidak mungkin Hiong Say Tiang Pek San (Singa Jantan dari Tiang Pek San) juga munculkan diri. Jika Hiat Ciu Leng muncul, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pastilah pemiliknya si Singa Jantan muncul. Hanya,
mungkinkah setelah 30 tahun, dan tidak ada lagi
jejaknya di Tiang Pek San justru malah muncul disini"
Aneh, aneh"
"Tidak aneh Lamkiong tocu, nampaknya daya tarik
lembar ketiga itu secara luar biasa telah disebarluaskan seseorang. Akibatnya, para tokoh yang telah
menyembunyikan diri dan menyepi pada berhamburan
keluar. Sungguh meresahkan" ujar Kiang Cun Le
"Puluhan tahun silam, pengganas-pengganas ini
menepi dan kemudian menyepi karena kalah seurat dari tokoh-tokoh Tionggoan. Bagaimanakah kesaktian mereka setelah menyepi selama puluhan tahun" Sungguh susah dibayangkan" Lamkiong Bu Sek menambahkan
"Jika kondisinya benar demikian, maka tidak mungkin lagi bagiku untuk kembali ke markas. Waktunya kembali berkelana" gumam Siangkoan Tek.
"Baiklah, sulitlah bagi kita untuk terus mengeluh.
Keadaan memang semakin meruncing. Kehadiran tokohtokoh besar yang telah menyepi tambah meruwetkan.
Sebaiknya kita awas dengan kondisi ini" Kiang Cun Le berkata
"Benar, dan bahaya didepan mata sebaiknya cepat
dibereskan" tambah Siangkoan Tek
"Waktunya kita bergerak. Secepatnya lebih baik"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar, sebaiknya kita berpisah disini dan mengawasi pihak-pihak yang sudah siap berperang" tambah Cun Le yang kemudian bersiap-siap berangkat. Pertemuan
merekapun kemudian dilanjutkan dengan percakapan
akhir sambil siap-siap berpisah dan akhirnya memang berpisah ........ beberapa saat kemudian mereka berpisah dalam jalan masing-masing.
Tempat itupun kembali hening dan teduh dalam irama
alam. ===================
Di tempat lain, seorang anak muda berpakaian hijau
nampak seperti sedang menunggu. Dia bukan lain Kiang Ceng Liong, anak muda yang sedang menunggu kawan-kawannya yang ditugaskan ke Tiam Jong Pay untuk
mengantarkan harta rampasan Thian Liong Pang dari
perguruan tersebut.
Sementara itu, di tempat yang tidak terpisah jauh,
nampak Barisan 6 Pedang berjaga-jaga sebagaimana
tugas mereka mengawal Duta Agung Lembah Pualam
Hijau. Ceng Liong yang sedang menunggu, nampak
bolak balik seperti sedang memikirkan sesuatu.
Pengalaman beberapa hari terakhir sungguh
memusingkannya, dan dalam beberapa hari terakhir,
terasa benar bahwa tugas sebagai Duta Agung Lembah
Pualam Hijau berkenaan dengan masalah yang dihadapi, baik internal Lembah maupun terkait dengan Thian Liong Pang sungguh sangat memusingkannya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Betapa tidak, dalam beberapa hari, terutama sejak
mengetahui rahasia Thio Su Kiat dan Kiang Li Hwa yang sebelumnya merupakan pentolan Thian Liong Pang,
banyak hal tak terduga lainnya yang susul menyusul
terjadi. Hentakan-hentakan tersebut sungguh memukul keseimbangan emosinya, terutama karena hal-hal tak
terduga yang terjadi selama beberapa hari tersebut.
Meskipun, hentakan hentakan tersebut membuatnya
menjadi semakin matang dan menjadi semakin kokoh
dalam kedudukannya sebagai Duta Agung Lembah
Pualam Hijau. Dalam kesulitannya, seperti terbayang-bayang wajah guru sekaligus kakek buyutnya, Kiang Sin Liong yang begitu sabar dan begitu mempercayainya.
Bahkan kepundaknya masalah kehormatan Lembah
Pualam Hijau dan nama baik keluarganya dipasrahkan.
Nama baik Lembah yang telah memupuk nama di dunia
persilatan selama lebih kurang 100 tahun terakhir.
Tetapi, disamping itu, diapun mengalami betapa
tekanan-demi tekanan itu membuatnya hampir tidak
awas dengan persoalan lain.
Karena semua konsentrasinya diarahkan pada
perjuangan melawan Thian Liong Pang dan mengurusi
masalah Lembah Pualam Hijau yang ternyata banyak
menghadirkan kejutan yang sungguh sungguh
mencengangkan.

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hm, sungguh sulit diduga ...... sulit diduga" terdengar Ceng Liong bergumam perlahan. Sementara keningnya
berkernyit tanda dia sedang memikirkan banyak hal yang teramat penting. Apa yang sebenarnya sulit diduga" Apa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pula yang dialami anak muda yang ditumpuki begitu
banyak tanggungjawab oleh Lembahnya dan dunia
persilatan Tionggoan"
Beberapa hari sebelumnya, berbeda dengan
kedatangan kedatangan Ceng Liong yang pertama ke
Siauw Lim Sie, kali ini sebelum menginjakkan kakinya di Kuil Siauw Lim Sie di Siong San, Ceng Liong telah
didahului oleh Barisan 6 Pedang.
Sebagaimana biasanya, dalam kunjungan resmi Duta
Agung, maka Barisan 6 Pedang biasanya mendahului
Duta Agung dan menyampaikan permohonan bertemu
dengan seseorang atau pimpinan perkumpulan tertentu.
Begitupun hari itu, Barisan 6 Pedang telah mendahului Kiang Ceng Liong yang memiliki maksud tertentu untuk mendatangi dan mengunjungi kuil Siauw Lim Sie. Apa
maksud kunjungan tersebut"
Begitu mendekati pintu atau gerbang Kuil Siauw Lim
Sie, Barisan 6 Pedang telah menjura kepda Pendeta
penyambut tamu sambil berkata:
"Duta agung Lembah Pualam Hijau mohon bertemu
dengan yang mulia Ciangbunjin Siauw Lim Sie"
"Amitabha, sebuah kehormatan menerima kunjungan
Duta Agung, perkenankan kami melaporkan kedalam"
dan salah seorang Pendeta tingkat rendahan yang
berjaga di Gerbang kuil sudah dengan cepat memasuki Kuil Siauw Lim Sie. Dan tidak butuh waktu yang cukup lama, karena tidak lama kemudian dari dalam Kuil Siauw Lim Sie bermunculan tokoh-tokoh utama Siauw Lim Sie.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Bahkan di barisan depan, turun tangan menyambut
secara langsung adalah Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang nampak semakin tua dan berwibawa. Begitu menampak
kedatangan rombongan itu, Barisan 6 Pedang sudah
dengan cepat menjura memberi hormat sambil berkata:
"Mewakili Duta Agung Lembah Pualam Hijau mohon
bertemu yang terhormat Ciangbunjin Siauw Lim Sie"
"Siancai ... siancai, amitabha. Sungguh gembira
menyambut kedatangan Duta Agung Lembah Pualam
Hijau" dan begitu mengucapkan demikian, Ciangbunjin Siauw Lim Sie menjura. Tepat pada saat sesosok
bayangan hijau yang dengan cepat telah berkelabat
dihadapan Barisan 6 Pedang dan menyambut
penghormatan Ciangbunjin Sauw Lim Sie dengan cara
yang tidak kurang hormatnya dengan penyambutan tuan rumah.
"Mari, mari Duta Agung ....." Kong Sian Hwesio,
Ciangbunjin Siauw Lim Sie telah dengan cepat
mengundang dan mempersilahkan Kiang Ceng Liong,
Duta Agung Lembah Pualam Hijau untuk memasuki Kuil
Siauw Lim Sie. Sebuah Kuil keramat yang punya sejarah sangat panjang dalam dunia persilatan di Tionggoan.
"Ciangbunjin, nampaknya keadaan Siauw Lim Sie dan
Ciangbunjin sendiri mengalami perubahan yang baik
akhir-akhir ini?" Kiang Ceng Liong berbasa-basi sambil melangkah memasuki Kuil Siauw Lim Sie.
"Siancai .... siancai, Amitabha, puncho tidak lagi
banyak mengurusi urusan di luar kuil Duta Agung. Selain TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
itu, dengan semakin tersudutnya Thian Liong Pang, Kuil kamipun menjadi semakin tenang meskipun terus dalam kondisi siaga"
"Mudah-mudahan masalah dengan Thian Liong Pang
dapat diselesaikan sesegera mungkin Ciangbunjin"
"Siancai .... kabarnya tanda-tanda ditemukannya
markas mereka semakin kuat. Apakah benar demikian
Duta Agung?"
"Sungguh tajam pengamatan Ciangbunjin?"
"Amitabha, punco selalu mendapatkan informasi dari
para murid yang bergabung dengan rombongan
pendekar, Duta Agung"
"Nampaknya memang demikian. Tetapi, jika
Ciangbunjin berkenan, biarlah kita melanjutkannya
secara lebih tertutup. Karena ada hal-hal lain yang mesti dibicarakan dengan Ciangbunjin"
"Amitabha, jika Duta Agung memiliki keperluan
demikian, biarlah puncho menyediakan waktu di malam hari. Biar lebih tenang dalam membahas hal hal penting tersebut"
Kiang Ceng Liong nampak bernafas lega sambil
kagum. Meksipun belum menyampaikan apa
keperluannya, tetapi dalam tanggapan Kong Sian
Hwesio, hal yang mau disampaikannya pastilah suatu hal yang teramat penting. Begitupun anak muda perkasa itu menjadi lega.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Karena memang hal yang ingin dibahasnya adalah
masalah yang teramat penting, baik bagi nama baik
Lembah Pualam Hijau, maupun bagi pertikaian dunia
persilatan Tionggoan dengan Thian Liong Pang.
Pengalamannya dulu hari, megajarkannya, bahwa meski sebagai Duta Agung, tetapi dia masih belum banyak
membuktikan kapasitasnya sebagai Duta Agung.
Karena itu, dia ingin membahas dan meminta bantuan
Kakek Tua, Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang banyak
dihormati kaum pendekar ini untuk memecahkan banyak persoalan yang terkait Lembah Pualam Hijau dan juga terkait masalah Thian Liong Pang. Memperoleh kepastian itu, Kiang Ceng Liong diam-diam menarik nafas lega.
Setidaknya perjalanannya ke Siauw Lim Sie bisa
memperoleh hasil baik .....
Dan, percakapan berdua pada malam hari, memang
membuat Ciangbunjin Siauw Lim Sie tersebut sangat
terperanjat. Di ruangan samadhinya yang terjaga sangat ketat, Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang nampak semakin tua itu benar-benar kaget dengan uraian Ceng Liong:
"Siancai .... siancai ..... benar-benar mengagetkan"
"Begitulah Ciangbunjin, bahkan hingga sekarangpun
masih banyak hal yang tetap belum jelas buatku"
"Ditilik dari keadaannya, masih akan banyak hal lain yang mengejutkan. Duta Agung benar-benar harus siap menghadapi semuanya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar Ciangbunjin, bukan hanya indikasi keterlibatan warga Lembah Pualam Hijau yang mengagetkan. Tetapi, bahwa masih tetap banyak rahasia dibalik Thian Liong Pang yang membuatku tetap awas"
"Punco mendapatkan firasat aneh, bahwa nampaknya
banyak sekali keterlibatan tokoh asing dan bahkan tokoh tersembunyi. Dan hal ini pastilah akan sangat
merepotkan, terutama karena teramat sulit untuk
menentukan atau menebak apa kepentingan tokoh-tokoh tersebut"
"Dalam kondisi begini, nampaknya sulit bagi
Ciangbunjin untuk tidak terlibat dalam bagian akhir dari kekisruhan dengan Thian Liong Pang"
"Maksud Duta Agung?"
"Maksudku, biarlah keinginan Ciangbunjin untuk tidak lagi terlibat dalam kekisruhan dunia persilatan ditunda dulu. Dewasa ini, hanya Ciangbunjin Siauw Lim Sie dan Bu Tong Pay yang masih memiliki wibawa untuk
meredakan keadaan di dunia persilatan. Lembah Pualam Hijau, dengan keterlibatan warganya, akan sangat sulit meredakan emosi para pendekar. Selain itu, sebagai
Duta Agung, akupun masih terlampau muda"
"Siancai .... siancai, Duta Agung terlampau merendah"
"Apalagi, sebagai Pemimpin persilatanpun, sudah
kutanggalkan pada pertemuan di Kuil Siauw Lim Sie yang lalu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Amitabha, siancai ... siancai. Benar-benar satu pilihan mendesak. Tapi biarlah punco mempertimbangkannya
untuk beberapa hari kedepan" Ciangbunjin tua yang
sudah ingin menyepi itu, nampak terpaksa harus
mempertimbangkan pilihan yang disodorkan Ceng Liong.
"Terima kasih Ciangbunjin"
Beberapa saat mereka termenung, sampai Kong Sian
Siansu bertanya lagi:
"Jika tidak keliru, masih ada yang ingin disampaikan Duta Agung?"
"Hm, sungguh tajam firasat Ciangbunjin" Ceng Liong
sambil tersenyum
"Siancai ... siancai, terima kasih atas pujian Duta Agung"
"Hanya, apakah permohonanku kali ini pantas atau
tidak, mohon Ciangbunjin memaafkan terlebih dahulu"
"Engkau terlampau sungkan Duta Agung"
"Betapapun, permohonanku untuk mengundang
Ciangbunjin turun gunung dan demi kepentingan Lembah Pualam Hijau sudah terasa berlebihan. Ditambah lagi, keterlibatan orang Lembah kami bahkan ikut merugikan nama baik Siauw Lim Sie. Dan sekarang, masih ada lagi yang bahkan ingin kuminta bantuan atau pertolongan
Ciangbunjin yang terhormat"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tidak apa Duta Agung, saling tolong dan kerjasama
antara kita sudah terjalin puluhan tahun lebih. Jika ada yang mampu punco lakukan, pasti akan dilakukan. Prihal keterlibatan orang Lembah kalian, punco sudah bisa
memahami keadaan yang sekarang. Sudah tiada masalah lagi"
"Ciangbunjin, sebetulnya permohonanku tidaklah
sangat berat. Hanya meminta perkenan dan semoga
tidak melangkahi tata tertib di kuil ini"
"Apa gerangangn jika punco boleh diberitahu?"
"Ada beberapa hal yang harus kuketahui lebih jelas, sebagaimana surat yang ditujukan kepadaku secara
sangat rahasia. Tetapi, orang yang harus memberitahuku justru sudah lama, puluhan tahun dan hingga kini sedang menyucikan diri di kuil Ciangbunjin"
"Amitabha ...... memang sangat menyulitkan. Pendeta itu telah menutup diri dan meminta untuk tidak
diganggu" "Aku mengerti Ciangbunjin, hanya mohon ijin
Ciangbunjin untukku bisa melakukan percakapan lewat
"cara" yang lain"
Beberapa saat, Ciangbunjin Siauw Lim Sie menatap
Kiang Ceng Liong. Rupanya, dia paham maksud Ceng
Liong dengan mengatakan bercakap dengan "cara" lain tersebut. Sekaligus dia kaget. Sudah bisakah Duta Agung muda ini"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Duta Agung, benarkah sudah sanggup
melakukannya?"
"Kebetulan, bahkan Kian Ti Hosiang, Locianpwee yang terhormat itu pernah membantuku untuk itu"
"Siancai siancai, amitabha, semuda ini bahkan engkau sudah sanggup melakukannya. Bahkan puncopun baru
beberapa waktu belakangan ini mencoba melakukannya
dengan jauh lebih baik. Punco ingin mengusulkan,
bolehkah kita berlatih bersama selama beberapa waktu Duta Agung?"
"Ach, khawatir belum mampu lebih baik daripada
Ciangbunjin"
"Engkau terlalu merendah Duta Agung, jika sampai
leluhur kami ikut membantumu berarti engkau adalah
bakat yang langka"
"Ciangbunjin terlampau memuji"
"Baiklah, biarlah terhitung hal ini engkau membantu punco untuk berlatih dalam ilmu tersebut" tawar Kong Sian Hwesio
"Baiklah, jika Ciangbunjin meminta, khawatir tidak
menghormati Ciangbunjin"
"Mari, mari Duta Agung"
Tak lama kemudian, keduanyapun mulai memusatkan
konsentrasi dan tenggelam dalam keheningan. Tidak
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lama waktu yang dibutuhkan keduanya untuk tiba
ditahap menyatu dalam keheningan, dan tidak berapa
lama kemudian keduanya sudah sanggup melakukan
komunikasi lewat kekuatan batin.
"Siancai ...siancai, sungguh luar biasa Duta Agung.
Dalam usiamu sekarang engkau bahkan sudah
melampaui kesanggupan punco dalam penggunaan ilmu
batin ini. Bahkan nampaknya kemampuanmu sudah jauh
meninggalkan punco di bidang ini"
"Ach, ciangbunjin terlampau memuji. Menurut suhu
dan juga locianpwe Kian Ti Hosiang, ilmu ini secara ajaib melekat dalam diriku, entah bagaimana caranya.
Merekapun tidak sanggup menjelaskannya mengapa"
"Amitabha, sungguh luar biasa jika begitu"
"Benar, tetapi tanpa bimbingan locianpwe Kian Ti
Hosiang dan juga seorang jago dari sebrang lautan, tecu tidak akan sampai pada batas kemampuan ini"
"Luar biasa, sungguh luar biasa, uh" hanya beberapa saat kemudian Ciangbunjin Siauw Lim Sie ini sudah
terengah-engah, dan kontak batin itupun terputus.
Kiang Ceng Liongpun dengan cepat menarik kembali
pengerahan kekuatan batinnya, dan dibandingkan
Ciangbunjin Siauw Lim Sie keadaannya nampaknya biasa saja. Hal ini mendatangkan perasaan kagum yang luar biasa dalam hati Ciangbunjin Siauw Lim Sie.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Amitabha, sungguh membanggakan semuda ini Duta
Agung telah sanggup mencapai tahapan luar biasa itu"
"Terima kasih atas pujian Ciangbunjin. Jika
Ciangbunjin mengijinkan, beberapa ajaran Locianpwee Kian Ti Hosiang bisa kusampaikan, toch juga bagi murid muridnya di Siauw Lim Sie"
"Terima kasih Duta Agung, hanya jika tidak
memberatkan Duta Agung saja maka punco bersedia"
"Sangat mungkin dalam tahap akhir pertikaian ini, ilmu ini akan banyak manfaatnya Ciangbunjin" Ceng Liong
dengan cerdik menemukan alasan. Karena sebenarnya
bukan Kian Ti Hosiang yang terutama menyempurnakan
kemampuannya ini, melainkan Kolomoto Ti Lou langsung yang membimbing dan membuka jalan kearah
kemampuannya itu.
Bahkan, diapun semakin sanggup melakukannya
dalam jarak jauh, meski telah diperingatkan suhunya Kiang Sin Liong untuk tidak terlampau memaksakannya.
Akhir-akhir ini, Ceng Liong sendiri merasa halangan dan keterkurasan tenaganya dalam kontak jarak jauh
semakin berkurang, tetapi dia tetap mematuhi larangan gurunya.
"Baik sekali jika demikian Duta Agung" Ciangbunjin
Siauw Lim Sie akhirnya setuju, apalagi ketika mengetahui bahwa toch yang menurunkan ilmu itu salah satunya
adalah Ciangbunjin Siauw Lim Sie pada beberapa
generasi sebelumnya, Kian Ti Hosiang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, Ceng Liong sendiri memang
memanfaatkan ketika yang tepat ini untuk kembali
melatih dan memperdalam kemampuannya itu.
Sebagaimana diketahui, keampuhan ilmu pamungkasnya, Tatapan Naga Sakti, memang sangat juga dipengaruhi
oleh kemampuan kekuatan batinnya. Sementara Siauw
Lim Sie banyak dikenal sebagai salah satu tempat terbaik untuk pemusatan konsentrasi dan kekuatan batin.
Begitulah, akhirnya keduanya kembali masuk dalam
keheningan dan perlahan-lahan Kiang Ceng Liong
menurunkan teori-teori yang dipelajari dari Kolomoto Ti Lou.
Dia tidak ragu menurunkannya, karena menurut orang
tua aneh itu, pelajaran itu bukanlah pelajaran rahasia.
Hanya, tidak akan semua orang memiliki dasar yang
cukup dan bahkan kemampuan untuk mendalaminya
hingga sempurna. Bahkan Kolomoto Ti Lou sendiri
membutuhkan banyak waktu untuk mencapai
kemampuannya yang sekarang.
Dan kali ini, kemajuan Kong Sian Hwesio memang
tidaklah sedikit, bahkan kemampuannya bertahan dalam keheningan lewat komunikasi batin sudah bertahan
sangat lama dibandingkan sebelumnya. Setelah sekian lama, pada akhirnya Ceng Liong meminta ijin untuk
melakukan komunikasi semacam untuk berkomunikasi
dengan paman kakeknya yang telah menjadi pendeta di Siauw Lim Sie.
Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang mengerti, bahwa
selain telah berjasa menyempurnakan kemampuan
komunikasi batinnya, Ceng Liong juga tidak akan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melanggar tata tertib di Siauw Lim Sie. Lagipula, jikapun Ceng Liong melakukannya dari jarak jauh, siapa bisa menahannya" Padahal, Ceng Liong telah memberinya
kehormatan untuk meminta ijin terlebih dahulu.
Tetapi, satu hal lain yang juga membuat Ciangbunjin tua dan bijaksana ini menyetujui adalah ketika Ceng Liong menyebutkan bahwa komunikasi ini juga akan
menentukan dikembalikannya Kitab Pusaka Siauw Lim Sie yang tercuri dalam insiden beberapa tahun lalu dan
melibatkan pengguna Sinkang Giok Ceng Sinkang.
Karena itu, tidak ada gunanya melarang Ceng Liong,
sebaliknya keuntungan dipihaknya tidaklah sedikit.
Setidaknya, sebelum dia lepas ajal, pusaka yang
tercuri bisa didapatkan kembali. Maka dia akhirnya
mengijinkan Ceng Liong untuk melakukannya. Setelah
memperoleh ijin tersebut, Ceng Liong sendiri kemudian tenggelam dalam pendalaman ilmunya tersebut, dan
melakukannya bersama dengan Ciangbunjin Siauw Lim
Sie di ruang samadhi yang tenang itu. Baru menjelang subuh, akhirnya Ceng Liong menghentikan latihannya
tersebut, tidak berbeda lama dengan Ciangbunjin Siauw Lim Sie. Menjelang subuh, baru Ceng Liong kembali
memasuki kamarnya, dan kemudian beristirahat.
Siangnya dia tidak bertemu dengan Ciangbunjin Siauw Lim Sie yang perlu mengembalikan semangat dan
kekuatannya, sementara Ceng Liong memanfaatkan
waktunya untuk berbicara dan menurunkan beberapa
kemampuan kepada Barisan 6 Pedang. Karena
setidaknya dia masih akan menghabiskan waktu 2 hari berdiam di Siauw Lim Sie, maka adalah keuntungan bagi TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Barisan 6 Pedang dalam meningkatkan kemampuan
pribadi mereka masing-masing. Sementara Ceng Liong
mempersiapkan diri untuk bercakap dengan paman
kakeknya pada malam hari nanti.
Tetapi, ketika pada sore harinya dia kembali ke
pembaringannya, kewaspadaan dan firasatnya


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membisikkan sesuatu. Bahkan seperti ada suara yang
berdenging ditelinganya: "sekrang saatnya". Dengan
segera Ceng Liong sadar apa maksudnya. Karena dalam latihannya semalam, dia memang telah mencoba
menggugah paman kakeknya yang dulunya memakai
nama Kiang Siong Tek sebelum menjadi Pendeta di
Siauw Lim Sie. Dengan cepat dia kemudian menuju pembaringan dan
mulai berkonsentrasi untuk menghubungi paman
kakeknya tersebut. Dan benar saja, tidak beberapa lama, di telah berhadap-hadapan dengan seorang kakek yang nampak setua atau bahkan lebih tua dari kakeknya
sendiri Kiang Cun Le. Kakek tua itu memandangnya
dengan wajah agungnya, tetapi tidak tersembunyikan
rasa kasih dipancaran wajahnya, bahkan seperti juga mengandung rasa kasihan. Sekian lama dia memandangi Kiang Ceng Liong tanpa berbicara sepatah katapun,
sampai kemudian Ceng Liong yang mendahului menjura:
"Menghadap paman kakek Kiang Siong Tek"
"Sudahlah, lupakan nama dan sebutan itu cucuku.
Sekarang aku adalah seorang pendeta yang menyucikan diri dan seharusnya tidak lagi berhubungan dengan dunia luar"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tecu mengerti, karena itu mohon maaf telah
mengganggu ketenangan paman kakek"
"Bisa dimengerti. Ach, memang ulah Tek Hong benarbenar telah melahirkan kepusingan yang luar biasa"
"Paman Kakek Tek Hong telah mengirimiku sebuah
surat" "Benar, dia telah menyebutkannya dulu hari. Jika
memang sudah saatnya, dia akan melakukan segala
sesuatu untuk mencuci bersih nama Lembah Pualam
Hijau. Ah, itulah jika masih belum melepaskan diri dari semua ikatan dunia"
"Paman kakek Tek Hong menyebutkan untuk menemui
paman kakek disini. Banyak hal yang bisa dipahami,
termasuk menjernihkan urusan dengan Siauw Lim Sie ini"
"Masalah dengan Siauw Lim Sie terhitung mudah
diselesaikan. Yang sulit diselesaikan adalah urusan Thian Liong Pang dan berkerumunnya tokoh-tokoh besar untuk memperebutkan sesuatu yang sebenarnya sia-sia. Ini
yang kurang diperhitungkan paman kakekmu itu. Dia
menyangka hanya akan melibatkan perguruan se
Tionggoan dan Lam Hay, tidak tahunya banyak tokoh
misterius yang bahkan membonceng kekisruhan ini.
Kasihan Tek Hong"
"Maksud paman kakek?" bertanya Ceng Liong
penasaran "Sudahlah, memang begitu takdirnya"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ceng Liong terdiam. Sekilas dia mengerti, tetapi
seutuhnya masih tetap gelap baginya untuk mendugaduga lebih jauh. Hanya, dia mengerti, bahwa paman
kakeknya yang pendeta ini pastinya memiliki ketajaman penalaran kedepan seperti juga kakeknya.
"Baiklah cucuku, apa yang ingin engkau tanyakan
sebenarnya?"
Setelah berpikir beberapa saat, Ceng Liong menjawab tegas:
"Sebenarnya tidak ada lagi paman kakek"
"Siancai .... siancai, amitabha. Sungguh tepat pilihan Cun Le, tetapi jauh lebih hebat lagi bakat dan
keuntungan yang engkau peroleh cucuku. Sungguh
beruntung dimasa penuh kesulitan bagi Lembah Pualam Hijau kemudian tampil generasi termuda sepertimu"
"Terima kasih atas pujian paman kakek"
"Hm, tetapi, betapapun engkau harus hati-hati.
Rintangan terbesar bagimu bukanlah dari luar, tetapi justru dari dalam keuargamu sendiri kelak. Tidak ada yang bisa merubah takdir, tetapi awas dengan
lingkungan sekitarmu"
"Maksud paman kakek?"
"Kelak engkau akan mengerti sendiri cucuku"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baiklah paman kakek, satu hal saja yang masih
mengganjal" ucap Ceng Liong setelah menarik nafas
panjang, sangat panjang setelah berusaha keras
memahami ungkapan dan ucapan-ucapan kakeknya yang
menjangkau jauh kedepan dari kehidupannya bahkan.
"Aku tahu cucuku, masalah kitab pusaka itu bukan"
Masalah itu sebenarnya masalah kecil. Kitab Pusaka itu tidaklah dilarikan jauh dari Siong San. Dan sesuai janji Tek Hong, suatu saat akan datang utusannya, dari
Lembah Pualam Hijau untuk mendamaikan urusan ini.
Ah, betapapun, darah jantan dan perwira keluarga
Lembah Pualam Hijau masih kental mengalir didarahnya"
"Bagaimana cara mengambilnya dan dimana harus
mengambilnya paman kakek?" bertanya Ceng Liong
"Cucuku, sebagaimana kukatakan, Kitab Pusaka itu
tidak pernah dibawa keluar dari Siong San. Tek Hong tidak akan berani dan sampai hati mempermalukan
saudaranya di Kuil ini. Dia hanya mengutip 3-4 halaman kitab itu sebagai pertanggungjawaban bagi Thian Liong Pang. Dan kitab aslinya disimpan disebuah tempat, dan penyimpanan itu telah berada dipembaringanmu"
Pendeta tua itu berkata dalam kepastian.
"Terima kasih paman kakek, aku mengerti tugasku"
"Baiklah cucuku, betapapun ini satu-satunya
kesempatan bagiku untuk bertemu denganmu. Meskipun
hanya dalam pertemuan melalui komunikasi semacam
ini. Tetapi, itupun sudah keuntungan besar buatku.
Kabarnya engkau menguasai sebuah ilmu yang begitu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dahsyat, yang bahkan masih lebih dahsyat dari ilmu
sejenis di kuil ini, benarkah demikian?"
"Benar paman kakek, suhu, kakek buyut yang mulamula menyadari kemampuanku itu. Kemudian
disempurnakan juga oleh locianpwe Kian Ti Hosiang, dan belakangan dibantu oleh Kolomoto Ti Lou, pemilik 3
lembar pusaka yang diperebutkan itu. Orang tua itu
berasal dari seberang lautan, tetapi lihay luar biasa.
Mungkin tidak disebelah bawah kemampuan Kakek buyut dan locianpwe Kian Ti Hosiang"
"Engkau salah cucuku, mereka memang sepantaran.
Bahkan kakek itu masih sedikit lebih tua dibanding kakek buyutmu. Locianpwe Kian Ti Hosiang penah
mengkomunikasikan hal itu kepadaku. Bahkan
memintaku untuk mendalami teori ilmu yang terdapat
dalam dirimu yang tersebar dalam sedikit Kitab Pusaka di kuil ini yang jumlahnya sangat banyak itu. Apakah
engkau sudah tahu seluk beluk ilmu tersebut?"
"Kakek kolomoto Ti Lou telah membeberkan
kepadaku, terutama sejarah Ilmu itu dalam
penggunaannya di Jawadwipa dan negeri sekitarnya,
sebuah Negeri yang berada jauh di seberang lautan
Paman Kakek"
"Sejarah ilmu itu di Negeri sebrang tidaklah kuketahui.
Tetapi, penggunaan tenaga dalam dan bahkan tenaga
batin lewat tatapan mata, memang pernah ada dalam
sejarah dunia persilatan Tionggoan. Hanya, ilmu itu muncul hanya sekali, kurang lebih 500 tahun sebelumnya dan hanya sekali digunakan. Seterusnya, tiada lagi orang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
yang mampu menguasai dan menggunakannya sampai
kemudian muncul dalam dirimu"
"Mirip sekali dengan di seberang lautan paman kakek.
Ilmu itu telah dikenal lebih 500 tahun sebelumnya dan hanya sekali dua kali digunakan sampai kemudian bisa dikuasai lagi oleh kakek itu, Kolomoto Ti Lou. Dan dia menyebutkan, justru cucumu ini punya bakat aneh dan dikaruniakan alam untuk menguasai lebih sempurna
dibandingkan dengannya"
"Benar, menurut catatan di sebuah kitab kuno Siauw
Lim Sie, penguasaan ilmu itu berdasarkan jodoh dan
karunia alam. Justru karena itu, nyaris tidak ada lagi, sampai kedirimu yang bisa menjejaki penguasaan atas ilmu tersebut"
"Benar demikian, juga menurut kakek Kolomoto itu"
"Baiklah cucuku, sudah sejauh mana engkau sanggup
menggunakannya?"
"Setelah bertemu dengan Kakek Kolomoto Ti Lou,
cucumu sudah sanggup menggunakannya. Sebelumnya
masih kadang bisa dan terkadang tidak bisa. Tetapi
sekarang, kekuatan Iweekang sudah bisa disalurkan
dengan sesuka hati. Dan bahkan bisa digunakan untuk mempengaruhi semangat dan pikiran orang, atau di
Thian Tok disebut sebagai Ilmu Sihir"
"Amitabha, dilihat dari perkembangannya, maka
penguasaanmu atas ilmu itu sudah melebihi separohnya cucuku. Bahkan sudah mendekati penggunaan penguasa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ilmu itu pada 500 tahun berselang. Jika diperhitungkan, maka engkau sudah sanggup bertahan berhadapan
dengan ahli-ahli sihir dari Thian Tok yang pernah
berkunjung ke Tionggoan. Apa yang kurang adalah,
bagaimana menyatukan kekuatan Iweekang dan
Kekuatan Batin untuk disalurkan secara bersamaan. Cara ini akan meningkatkan penguasaanmu atas penggunaan
ilmu tersebut hingga ketingkat yang lebih tinggi. Dan pada tahap ini, bahkan ilmu silatmu juga akan
mengalami peningkatan"
"Apakah memang masih mungkin demikian paman
kakek?" "Amitabha, paman kakekmu ini tidak menguasai ilmu
silat. Tetapi menguasai ilmu kebathinan dan menguasai sejarah dunia persilatan Tionggoan melalui bacaan atas buku-buku itu atas permintaan locianpwee Kian Ti
Hosiang" "Apa dan bagaimana melakukannya paman kakek"
Mohon petunjuk"
"Cucuku, ilmu kebathinanmu juga sudah cukup tinggi.
Engkau perlu waktu untuk sering memperdalamnya. Dan kemudian mencoba berkonsentrasi mengerahkan
kekuatan iweekang dalam landasan yang sama dengan
kekuatan bathin. Semakin cepat engkau
mengerahkannya, berarti semakin mahir engkau atas
penyalurannya melalui tatapan matamu. Kulihat,
kecepatan itu masih kurang dalam dirimu, dan itu hanya mungkin melalui latihan samadhi meningkatkan lagi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kemampuan konsentrasi dan pengerahan kekuatan
batinmu" "Terima kasih paman kakek, cucumu mengerti
sekarang" "Baguslah jika engkau mengerti sekarang ini. Hanya, biarlah paman kakekmu mengingatkan. Ilmu tersebut
adalah ilmu yang teramat langka, yang bahkan di kuil inipun belum ada yang sanggup menguasainya dengan
sempurna. Tidak mungkin menyebutkan itu ilmu pusaka Siauw Lim Sie, juga bukan ilmu dari seberang lautan.
Nampaknya kedua varian ilmu itu berakar pada paham
yang sama, yakni menyalurkan kekuatan tenaga dalam
dan tenaga batin melalui medium suara. Hampir sama
dengan Sai Cu Ho Kang tingkat sempurna. Cuma,
mengantisipasi serangan lewat pandangan mata, jauh
lebih rumit dan jauh lebih tak terduga. Karena itu, akan sangat senang jika ilmu itu tidak pernah engkau gunakan dalam pertempuran. Kecuali jika teramat mendesak dan memaksa. Lewat penguasaan ilmu itu, tokoh-tokoh
misterius yang sekarang banyak berkelana di Tionggoan juga akan tercekat kaget. Jadi, berhati-hatilah melatih dan mempergunakannya"
"Terima kasih atas peringatan paman kakek"
"Itu adalah karunia alam buatmu. Kulihat, engkau
berpotensi menguasainya secara sempurna memang.
Baiklah, sekali lagi, hati-hati menangani persoalan hidupmu kelak. Dan engkau sudah tahu menyikapi
masalah Tek Hong. Dia memiliki takdirnya sendiri dan telah memilih jalannya. Selesaikan urusan dengan Siauw TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Lim Sie dan sampaikan permohonan maaf paman
kakekmu kepada Ciangbunjin. Budha memberkatimu"
Ketika kembali tersadarkan, Ceng Liong cepat
memeriksa pembaringannya. Benar, dibawah bantal
pembaringannya ada sebuah kertas bergambar petunjuk menuju kesuatu tempat. Petunjuk itu cukup jelas,
mengarah kesebuah tempat yang hanya berjarak
beberapa kilometer dari Kuil Siauw Lim Sie.
Ceng Liong segera sadar, bahwa pembuat peta itu
pastilah dia yang mengambil Kitab Pusaka, dan
tulisannya mirip dengan tulisan surat yang diterimanya melalui Rongga rahasia Lembah Pualam Hijau. Tetapi, Ceng Liong tidak keburu nafsu. Sebaliknya, menunggu malam tiba, dia kembali beristirahat, kemudian
menjelang malam kembali berlatih menurut tuntutan
paman kakeknya, dan baru tengah malam kemudian dia
memutuskan menuju ke tempat penyimpanan Kitab
Pusaka Siauw Lim Sie yang tercuri oleh pamannya pada beberapa tahun berselang.
"Menghadap Duta Agung" lamunan Ceng Liong
seputar perjalanannya terakhir ke Siauw Lim Sie
dibuyarkan oleh beberapa orang yang dengan cepat
datang menghadap dan mengormatnya.
"Duta Luar dan Duta Hukum, ehm, saudara Nenggala,
bagaimana keadaan kalian, apakah baik-baik saja?" Ceng Liong yang terjaga dari lamunannya segera menyapa
balik orang-orang yang menemuinya. Karena mereka
yang mampu lolos dari penjagaan Barisan 6 Pedang
pastinya bukan tokoh sembarangan. Karena jika bukan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
anggota keluarga utama Lembah Pualam Hijau, jangan
harap bisa masuk ke lingkaran Duta Agung.
"Syukurlah, berkat restu Duta Agung, kami semua
baik-baik saja" adalah Thio Su Kiat yang menjawab pertanyaan Ceng Liong.
"Bagaimana Duta Luar, apakah engkaupun baik-baik
saja?" Ceng Liong bertanya kepada Kiang Li Hwa, karena entah bagaimana bibinya ini jadi lebih banyak berdiam diri. Meskipun, diwajahnya yang cantik dan masak itu, jelas membayangkan campuran perasaan yang susah
untuk diurai. Ada rona bahagia, bangga, cemas sekalipun was-was membayang dari sinar matanya.
"Semuanya baik Duta Agung"
"Hm, terima kasih atas bantuanmu saudara Nenggala.
Apakah ditemukan sesuatu yang penting sesuai dengan tujuanmu melakukan penyelidikan?" Ceng Liong bertanya kepada Nenggala untuk membuyarkan keadaan Nenggala
yang bagaikan menjadi orang asing di tengah para tokoh Lembah Pualam Hijau itu.
"Terima kasih atas perkenan Duta Agung untukku
bergabung dengan utusan Lembah Pualam Hijau
memasuki Tiam Jong Pay. Hanya dengan menyebut
utusan Pualam Hijau, kami diperkenankan mengakses
tempat-tempat yang dulunya digunakan oleh paman
guruku" Nenggala menyahut dengan tidak meninggalkan rasa kagumnya atas prestasi dan kedudukan Lembah
Pualam Hijau di dunia persilatan Tionggoan dewasa ini.
Dan kekagumannya atas kemampuan dan kebijaksanaan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ceng Liong yang kendati masih lebih muda darinya, juga tidaklah tersembunyikan.
"Menarik jika demikian. Apakah jejak yang dituju
saudara Nenggala sudah mulai menemukan titik terang?"
tanya Ceng Liong lagi.
"Paman guruku menggunakan tempat itu untuk
beberapa tahun, selain untuk mengawasi Tiam Jong Pay dan sumber keuangan Thian Liong Pang. Nona Li Hwa
banyak membantuku, apalagi setelah menjadi murid
paman guruku, diapun dengan demikian terhitung adik seperguruanku" tidak lupa Nenggala memuji Li Hwa yang tertunduk mendengarkan ucapan Nenggala. Selanjutnya Nenggala melanjutkan:
"Nampaknya, paman guruku menjadi salah satu
pembantu atau bahkan pentolan dari Thian Liong Pang.
Menurut Nona Li Hwa, dia bersekongkol dengan kakek
Mahendra dan nenek Gayatri untuk tugas tertentu,
terutama yang terkait dengan sumber dana dari Tiam
Jong Pay. Dan kelihatannya paman guruku
memanfaatkan peluang tersebut untuk menyembunyikan
diri dari kejaran guru dan kakek guruku sekaligus terus melatih diri. Tiam Jong Pay memang tempat yang tepat untuk menghilangkan jejak"
"Jika memang demikian, persoalan Thian Liong Pang
memang akan banyak menyita tenaga dan pengorbanan.
Karena jika seorang seampuh paman perguruan saudara Nenggala juga melibatkan diri, maka bukan tidak
mungkin ada tokoh hebat lainnya yang bersembunyi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dibalik kegelapan Thian Liong Pang" Ceng Liong
mendesis khawatir.
"Benar Duta Agung, setidaknya masih ada 2-3 atau
bahkan lebih tokoh sehebat guruku itu yang nyaris tidak pernah campur tangan di aktifitas Thian Liong Pang.
Tetapi, mereka sesekali bertemu dan menentukan apa
yang sebaiknya dikerjakan" tambah Duta Luar, Kiang Li Hwa.
"Hm, mudah-mudahan kita cukup memiliki kekuatan
untuk menghadapi mereka. Betapapun, saat-saat terakhir sudah didepan mata. Sudah terlampau terlambat untuk menunggu lebih lama lagi" Ceng Liong menegaskan.
"Bagaimana dengan perjalanan Duta Agung sendiri ke
kuil Siauw Lim Sie" Adakah sesuatu yang bisa menjadi pegangan kedepan?" bertanya Nenggala
"Syukurlah, persoalan Siauw Lim Sie dan Lembah
Pualam Hijau sudah bisa kuselesaikan. Hutang lama yang melibatkan Lembah Pualam Hijau sudah bisa diselesaikan secara damai tadi. Bahkan permohonanku agar
Ciangbunjin Siauw Lim Sie ikut turun gunung guna
menghadapi Thian Liong Pang juga sudah disanggupi.
Betapapun, ikutnya Ciangbunjin Siauw Lim Sie akan
menambah semangat juang kaum pendekar"
"Benar, betapapun Siauw Lim Sie merupakan
perguruan dengan usia tertua dan memiliki wibawa
panjang dimata para pendekar" cetus Duta Luar, Li Hwa.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jika perkiraanku tidak salah, dalam sehari atau dua hari ini Ciangbunjin Siauw Lim Sie akan melakukan
perjalanan menuju Kwi Cu. Kabar bahwa serangan akan dilakukan sudah menyebar, dan nampaknya Paman
Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu Tayhiap sudah
memutuskan untuk memasuki Kwi Cu" kata Ceng Liong.
Nampak Kiang Li Hwa terkesiap sejenak, meski kemudian wajahnya jadi biasa kembali. Tetapi, sekilas sudah cukup bagi Ceng Liong. Betapapun dia tahu, bahwa Kiang Li Hwa merupakan bekas pentolan Thian Liong Pang.
Hanya, dia tidak tega untuk menekan bibinya itu,
meskipun dia sebenarnya punya kuasa untuk melakukan hal tersebut.
Dilain pihak, bukannya Hiang Li Hwa tidak mengerti
kesulitan Duta Agung, yang meski posisi di Lembah
adalah atasannya, tetapi secara kekeluargaan justru adalah keponakannya. Hanya, dia merasa sangat
bersyukur dan kagum atas kebesaran jiwa Ceng Liong, bukan hanya menganggapnya sebagai anggota keluarga
Pualam Hijau, bahkan telah memberinya tanggungjawab yang sangat besar untuk mewakili Lembah yang
dibanggakannya, juga dibanggakan ayahnya.
Bagaimanapun, dia memang telah memilih, meski dia
tetap tidak mau melakukan penghianatan. Kecuali yang melibatkan keluarganya.
"Duta Agung, markas di Kwi Cu bukanlah markas
utama. Bukan tidak mungkin mereka akan
melepaskannya dan berkonsentrasi di markas utama"
desisnya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, aku mengerti" singkat kalimat Ceng Liong,
karena diapun didera keraguan dan posisi salah tingkah untuk melanjutkannya. Dia mengerti pergolakan jiwa Li Hwa, karena bahkan untuk mengucapkan kalimat
barusan, sudah pasti dilakukan melalui pertimbangan masak.
"Sumoy, aku mengerti pertimbanganmu. Kelihatannya,
memang markas di Kwi Cu akan ditinggalkan. Tetapi,
bukankah lebih penting menyelamatkan tokoh-tokoh
yang disandera, karena bagaimanapun diantara sandra itu ada keluarga Pualam Hijau juga. Sementara markas utama, rasanya dengan konsentrasi pendekar sebanyak itu, tidak lama lagi akan jatuh rahasianya. Ingat, supplay makanan dan keluar masuk orang, meski melewati jalan rahasia, tetapi tetap akan bocor juga" adalah Thio Su Kiat yang akhirnya memecah kebuntuan dengan
mengajukan usulan. Meksipun, usul itu sebenarnya
adalah cara halus mempertunjukkan markas Thian Liong Pang kepada Nenggala dan Ceng Liong jika mereka ikut bersama.
Li Hwa memandang Su Kiat sejenak. Dia mengerti,
bahwa jalan itu memang cara halus untuk membongkar
jalan rahasia dan arah ke Markas Utama Thian Liong
Pang. Apalagi, dalam statusnya yang baru saat ini, belum terdeteksi oleh Thian Liong Pang. Ini tentunya memberi kemudahan baginya memasuki markas Thian Liong Pang.
Tetapi repotnya, dia bagaimanapun masih
beranggapan bahwa itu merupakan sebuah
pengkhianatan dan mendatangkan rasa tidak enak
baginya. Dan Ceng Liong, juga Su Kiat dan Nenggala
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bukannya tidak mengerti pergolakan jiwa Li Hwa. Mereka paham benar dan karenanya mereka tidak mendesak Li
Hwa lebih jauh untuk segera mengambil keputusan.
Padahal, mereka ingin sekali, terutama Ceng Liong
dan Nenggala, untuk mengetahui markas tersebut
dengan kepentingan yang berbeda. Terlebih bagi Ceng Liong, di markas itulah keluarganya, ayah dan ibunya untuk banyak tahun ini ditahan dan tidak pernah
bertemu dengannya lagi. Dan, Li Hwa sudah tentu
memahami pergolakan batin Ceng Liong terkait dengan keinginan mengetahui jalan ke markas rahasia Thian
Liong Pang. Sungguh runyam.
Waktu terus berlalu, sementara ke-empat orang yang
bercakap-cakap itu tenggelam dalam pergolakan batin masing-masing. Bahkan Thio Su Kiat nampak mondar-mandir mencari pembenaran untuk pilihan yang
diusulkannya. Di lain tempat, Ceng Liong dan Nenggala, juga tenggelam dalam pertimbangan pertimbangan sulit dan rumit.
Seperti juga pergolakan batin Li Hwa yang masih
menimbang cara dan jalan apa yang mesti ditempuhnya.
Di satu sisi, dia mempertimbangkan perjuangan Lembah Pualam Hijau dan beberapa anggota keluarga yang
tersandra, selain tentu nama baik dunia persilatan
Tionggoan. Tetapi, di pihak lain, dia memperhitungkan jasa gurunya, orangtuanya dan rasa satria untuk tidak mengkhianati Thian Liong Pang.
Sungguh sebuah pilihan yang teramat sulit baginya.
Apalagi, untuk waktu yang lama, gadis ini tidak hidup TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dalam lingkungan bergaya dan berwatak kependekaran, kecuali ajaran-ajaran ayahnya dan perasaan bangga
yang dipendamnya atas prestasi keluarganya di Lembah Pualam Hijau.
Adalah Nenggala yang sangat peduli dengan
pergolakan batin Li Hwa, karena itu anak muda itu
berkali-kali melirik perubahan wajah Li Hwa dan
berkhawatir dengan keadaan tersebut. Dan karena itu, adalah dia juga yang kemudian memecahkan keheningan dan ketegangan akibat pergolakan batin masing-masing mereka yang berhadapan:
"Saudara Ceng Liong, jika memang terasa sengat
berat, kelihatannya jauh lebih baik kita tidak mendesak nona Li Hwa. Mungkin kita masih bisa menemukan cara lain untuk menyusup dan mengenali tempat dan makas
utama Thian Liong Pang itu"
Nampak Kiang Ceng Liong juga mengerti. Apalagi setelah melirik keadaan Li Hwa, diapun sadar bahwa pilihan
apapun terasa sulit bagi Li Hwa. Dan dia tidak ingin menggunakan kekuasaannya sebagai Duta Agung untuk
mendesak Kiang Li Hwa yang dulunya adalah pentolan
Thian Liong Pang tersebut. Karena itu, sambil menarik nafas panjang Ceng Liong berkata:
"Anda benar saudara Nenggala. Adalah kurang
bijaksana mendesak Duta Luar untuk mengerjakan hal
tersebut" Tetapi, mendengar percakapan Nenggala dan Ceng
Liong itu, adalah Li Hwa yang kemudian justru menyadari beberapa hal yang memang perlu untuk dikerjakan. Dia TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memang memandang penuh ucapan terima kasih kepada
Nenggala, anak muda yang mulai menarik perhatiannya.
Dia sadar, anak muda itu bermaksud untuk mengurangi tekanan atas dirinnya, dan juga bersyukur bahwa Duta Agung tidak berkeras untuk meminta tanggungjawabnya dengan mengkhianati Thian Liong Pang.
Begitupun, adalah dia sendiri yang menyadari, bahwa ketika pilihan sudah dilakukan, resiko akan selalu
menghadang. Adalah pengecut untuk menolak memikul
resiko atas keputusan dan pilihan yang sudah diambil dan diputuskannya itu. Apalagi, beberapa keluarga
dekatnya, justru menjadi sandra dalam tragedi dan
persoalan yang dihadapinya.
Dan terlebih lagi, ayahnya juga tidak pernah menolak dan bahkan mendukung langkahnya sekarang dalam
surat yang disampaikan kepadanya secara rahasia.
"Jangan-jangan, bahkan ayah yang merancang semua
jalan ini ......?", pikirnya galau. Tetapi begitupun, toch sekarang keputusan harus datang darinya dan harus dia yang memutuskan melakukan sesuatu.
Karena markas rahasia Thian Liong Pang tidak akan
mudah untuk diteroos phak lawan dalam waktudekat,
dan hanya ornag tertentu saja yang sanggup
melakukannya. Dan dia, adalah salah satu yang mampu melakukannya.
"Duta Agung, aku akan melakukannya" desisnya
perlahan, tetapi jelas terdengar oleh semua yang berada disekitar tempat itu. Nenggala memandang Li Hwa tak percaya. Pergolakan dalam batinnya tentu berbeda
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan Ceng Liong. Nenggala sudah menemukan dalam
dirinya, bahwa dia mencintai gadis ini, dan tentu resiko yang membayang akibat kesediaan Li Hwa bukanlah
resiko kecil. Memasuki markas Thian Liong Pang untuk membuka pengetahuan bagi pihak pendekar atas jalan
masuk ke markas itu. Jika ketahuan berkhianat, maka sulitlah membayangkan nasib apa yang akan dialami oleh Li Hwa, dan Nenggala sudah tentu tidak akan
membiarkan Li Hwa menghadapi resiko itu sendirian.
"Li Hwa ...... engkau .....?" kalimat Nenggala terputus di tengah jalan, terutama karena pada saat bersamaan Li Hwa memandangnya dengan mata penuh kepastian atas
keputusan yang telah diambilnya.
"Ya, kak Nenggala, keputusan itu harus diambil"
Dan Nenggala tidak tahu harus mengatakan apalagi.
Disatu sisi dia sadar atas bahaya yang mengancam Li Hwa, tetapi disisi lain, dia gembira dan bangga bahwa keputusan Li Hwa adalah keputusan yang
mengutamakan orang banyak dengan resiko negatif yang banyak akan ditanggung wanita itu.
Sementara Ceng Liong sendiripun bukan tidak kurang
kagetnya. Bahkan untuk bersikappun dia jadi gamang.
Entah gembira entah prihatin. Tetapi ketika menyaksikan kemantapan dalam sikap dan pilihan Li Hwa, mau tak
mau diapun menjadi kagum. Padahal, memasuki sarang
Thian Liong Pang guna membebaskan sandera
merupakan pekerjaan yang luar biasa sulit, bahkan
nyawa menjadi taruhan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Apalagi, karena disarang yang sangat dikenal oleh Li Hwa itu, berdiam tokoh-tokoh maha sakti yang sudah
tentu dalam keadaan siaga dewasa ini. Satu-satunya
peluang Li Hwa adalah, bersikap sebagai seorang Majikan Kerudung Putih. Tapi relakah dia melepas Li Hwa
memasuki sarang Thian Liong Pang" Ceng Liong mau tak mau menjadi ragu. Bahkan keraguannya nyaris sama
dengan Nenggala dengan motivasi yang berbeda:
"Duta Luar, apakah engkau yakin dengan
keputusanmu?" Ceng Liong bertanya dengan nada ragu.
"Sudah kuputuskan untuk melakukannya Duta Agung,
sambil berharap keringanan Duta Agung atas apa yang telah terjadi yang melibatkan ayahanda. Selain itu, akupun memilii satu permintaan kepada Duta Agung,
harap diluluskan untuk melakukan tugas ini"
"Hm, baiklah. Persoalan ayahmu sudah ada
keputusannya sendiri. Bahkan yang memutuskannya
adalah ayahmu sendiri. Selain itu, apa permintaanmu kali ini?" tanya Ceng Liong
"Perkenankan aku kembali menjadi Majikan Kerudung
Putih, karena hanya dengan cara ini kesempatan
memasuki sarang itu kumiliki"
"Engkau benar, betapapun perubahanmu menjadi
Duta Luar Lembah Pualam Hijau masih sangat terbatas.
Baiklah, permintaanmu kurestui. Hanya, untuk tugas kali ini, biarlah Thio Su Kiat mendampingimu. Karena
identitas kalian berdua masih belum terlacak oleh Thian TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Liong Pang. Duta Hukum" Ceng Liong berpaling dan
memandnag Thio Su Kiat
"Siap Duta Agung"
"Kali ini, aku menugaskanmu untuk mendampingi
Majikan Kerudung Putih guna menyongsong bahaya
memasuki markas Thian Liong Pang"
"Siap melaksanakan tugas Duta Agung"
"Baiklah, kita tetapkan demikian saja. Biarlah aku
bersama saudara Nenggala membayangi kalian. Bisakah demikian saudara Nenggala?" tanya Ceng Liong
memandang kearah Nenggala.
"Begitu juga baik saudara Ceng Liong" sudah tentu
Nenggala menyanggupi. Betapapun, perjalanan beberapa hari terakhir ini sudah semakin yakin dan pasti hatinya, bahwa Li Hwa juga memiliki rasa yang sama dengannya.
Siapa yang bisa melepas pujaan hati memasuki daerah berbahaya tanpa membayangi"
Saat semua sudah setuju dengan tugas masingmasing, tiba-tiba terdengar Thio Su Kiat bersuara
"Duta Agung, ada satu hal yang penting dan jangan
terlupakan"
"Apa maksudmu Duta Hukum?" bertanya Ceng Liong
"Bukankah dalam waktu dekat rombongan pendekar
akan menyebur Kwi Cu?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Benar, menurut informasi dari Kay Pang, paman
Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu Tayhiap telah
mengeluarkan keputusan itu. Makanya Ciangbunjin Siauw Lim Sie akan segera bergabung"
"Duta Agung, kesempatan memasuki sarang Thian
Liong Pang akan semakin besar. Dugaanku, pihak Thian Liong Pang akan mengerahkan beberapa tokohnya untuk mengamati pertarungan di Kwi Cu nantinya. Dan
kesempatan ini yang terbaik bagi sumoy untuk bekerja"
"Benar, pendapat suheng masuk diakal" Kiang Li Hwa
menyela mengemukakan pendapatnya menyetujui usulan
Thio Su Kiat. "Hm, nampaknya benar. Tetapi, ada satu kelemahan"
terdengar Ceng Liong berkata sambil berpikir keras.
"Apa maksudnya Duta Agung?" tanya Su Kiat
"Bukan tidak mungkin Majikan Kerudung Putih akan
mendapat tugas pengawasan tersebut" jelas Ceng Liong.
"Benar Duta Agung, tetapi aku bisa mengatur, saat
tiba di markas adalah saat bersamaan dengan
penyerangan di Kwi Ciu. Untuk itu butuh bantuan Duta Agung mengaturnya dengan pihak pendekar" terdengar
Su Kiat kembali berkata.
"Benar, aku bisa mengatur jadwal tersebut. Tetapi,
tergantung informasi dari Duta Agung seputar saat
penyerangan itu" Li Hwa menegaskan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Pihak Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu Tayhiap telah menetapkan penyerangan 5-6 hari kedepan" tegas Ceng Liong.
"Baik, jika demikian kami berdua sumoy akan
memasuki markas sesaat sebelum penyerangan itu
terjadi" Su Kiat berkata.
"Dan nampaknya, jauh lebih baik saudara Ceng Liong
berada diantara kelompok pendekar ketika penyerangan terjadi" terdengar Nenggala mengusulkan.
"Benar, akan mendatangkan kecurigaan Thian Liong
Pang jika tidak menemukan Duta Agung diantara
kelompok penyerang" terdengar Majikan Kerudung Putih.
"Benar, tetapi, agak sulit bagiku melepas kalian
berdua memasuki markas Thian Liong Pang"
"Aku akan bisa melakukannya saudara Ceng Liong.
Tetapi, saling menjaga komunikasi antara kita berdua sangat penting untuk saling memberi bantuan" kembali Nenggala.
"Baiklah, aku percaya saudara Nenggala bisa
melakukannya. Aku hanya akan menampakkan diri pada
saat penyerangan dan memancing perhatian Thian Liong Pang, setelah itu akan berusaha bergabung dengan
saudara Nenggala" Ceng Liong akhirnya memutuskan.
"Baiklah, kita tetapkan begitu saja. Masing-masing
melaksanakan tugas dengan tetap terus saling memberi kabar. Apalagi, Kwi Cu dan markas Thian Liong Pang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tidaklah terpisah oleh jarak yang terlalu jauh" Su Kiat menambahkan.
Akhirnya keempat anak muda itu berpisah. Adalah
Kiang Li Hwa yang kembali menggunakan pakaian
sebagai Majikan Kerudung Putih dan Thio Su Kiat yang kemudian berlalu lebih dahulu. Kemudian disusul tidak lama oleh Nenggala yang bertugas untuk mengawasi dari kejauhan pekerjaan Li Hwa dan Su Kiat. Sementara Kiang Ceng Liong sendiri bertugas untuk menjembatani
pekerjaan berbahaya yang akan dilakukan Li Hwa dan Su Kiat dengan para pendekar.
Karena juga saat penyerbuan tinggal menunggu waktu
semata, maka Ceng Liong tidak menunggu lama
ditempat itu. Dia telah memperoleh jaminan bahwa
Ciangbunjin Siauw Lim Sie akan hadir, dan dia juga telah memperoleh jaminan bahwa sandera di pihak Thain
Liong Pang akan diurusi dari dalam. Benar, masih banyak hal mengganjal dibenaknya. Baik seputar keselamatan orang tuanya, juga mengenai jago-jago misterius di
pihak Thian Liong Pang dan juga masalah Lembah
Pualam Hijau. Sejujurnya, dia sendiri masih belum tahu apa yang
sebaiknya dilakukan, terutama terhadap keterlibatan paman kakeknya di pihak Thian Liong Pang. Jika melihat gelagatnya, mestilah ada suatu rahasia yang dia sendiri sulit untuk menguraikannya, mengapa sampai soerang
paman kakeknya bisa berada di pihak lawan.
Tapi, lebih aneh lagi, ternyata dari pihak paman
kakeknyalah yang berinisiatif menghubunginya untuk
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menyelesaikan perselisihan dunia persilatan. Dan, dari seorang paman kakeknya yang lain, yang bertapa di
Siauw Lim Sie, tidak ada keterangan soal yang
digelisahkannya. Kecuali bahwa paman kakeknya telah menegaskan, bahwa paman kakeknya yang berada di
pihak lawan telah memutuskan apa yang terbaik yang
akan dilakukannya.
"Dia telah memilih untuk menjalankan takdirnya"
begitu ucapan paman kakeknya yang memiliki kekuatan batin yang hebat selama bertapa di Siauw Lim Sie.
Tetapi, cukupkah itu untuk menenteramkan hati seorang Kiang Ceng Liong" Sama sekali tidak. Dan dia berharap memperoleh jawaban dalam waktu dekat.
=====================
Sementara itu, di Kwi Cu lebih kurang 300 pendekar
yang intinya adalah anak murid Bu Tong Pay, Kay Pang, Siauw Lim Sie dan beberapa perguruan lainnya, serta juga tokoh-tokoh pendekar pengelana sudah sedang
dalam peningkatan moral bertanding dan menyerbu
lawan. Terlebih, karena cerita mengenai kekejaman dan ambisi Thian Liong Pang telah didramatisasi sedemikian rupa, sehingga perjuangan melawan Thian Liong Pang
berubah menjadi perang melawan kejahatan.
Hampir semua tokoh-tokoh utama Dunia Persilatan
Tionggoan tumplek di kota Ye Cheng dan telah
mempersiapkan diri untuk menuju ke Kwi Cu. Bahkan,
beberapa kekuatan inti telah memasuki Kwi Cu secara diam-diam, terutama anak murid Kay Pang yang
bertugas sebagai pencari jejak. Sesekali, para pendekar TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
muda juga memasuki Kwi Cu untuk melakukan
pengintaian. Beberapa hari terakhir markas para pendekar yang
semangat mengalami jatuh mental bertarung akibat
lamanya penyelidikan mencari markas Thian Liong Pang menerima kehadiran banyak jago dari berbagai
perguruan. Bahkan Thian San Pay mengirim calon
Ciangbunjinnya yang masih muda namun sudah sangat
lihay, Tik Hong Peng murid Nenggala yang mewarisi ilmu pedang mujijat Thian San Pay. Selain itu, juga jago-jago Kun Lun Pay, Cin Ling Pay, Tiam Jong Pay, Perkumpulan silat lain, juga telah mengirim sejumlah utusan untuk bergabung.
Suasana bahkan menjadi lebih meriah dan semakin
membakar semangat ketika kemudian pada akhirnya
Ciangbunjin Bu Tong Pay diiringi beberapa tokoh utama Bu Tong Pay datang bersamaan dengan Ciangbunjin
Siauw Lim Sie yang juga diiringi beberapa tokoh utama Kuil terkenal itu dan Pendekar muda Kiang Ceng Liong yang diiringi oleh Barisan 6 Pedangnya yang termasyhur.
Maka lengkaplah kumpulan para pendekar Tionggoan
berkumpul di Ye Cheng. Dengan kehadiran ke 3
perguruan terkemuka lainnya, maka lengkaplah 4 besar, perkumpulan dan perguruan terkemuka di Tionggoan,
karena sebelumnya Pangcu Kaypang juga telah berada di Ye Cheng bersama tokoh-tokoh utama Kay Pang.
Bahkan, beberapa waktu terakhir, pangcu Kaypang
tersebut memimpin langsung anak muridnya untuk


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memberi wejangan dan petunjuk dalam mencari jejak.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sekaligus telah mendiskusikan rencana penyerangan
dengan Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu Tayhiap.
Bahkan juga pernah mengundang bercakap secara
pribadi dengan tokoh muda murid sesepuh Kaypang,
Liang Tek Hoat yang juga ikut mengangkat nama
Kaypang dalam beberapa peristiwa terakhir.
Adalah Pangcu Kaypang inilah bersama dengan
Pengemis Tawa Gila, Sian Eng Cu Tayhiap bersama
beberapa tokoh lain yang langsung menyambut
kehadiran Ciangbunjin Siauw Lim Sie, Ciangbunjin Bu Tong Pay dan Duta Agung Lembah Pualam Hijau. Dan
kegembiraan bertemu sobat-sobat seangkatan dan
bernama besar ini tidaklah tersembunyikan dari ekspresi wajah Kim Ciam Sin Kay, Kim Put Hoan, Pangcu Kaypang angkatan terakhir:
"Hahahahahaha, selamat datang sahabat-sahabatku.
Yang mulia Ciangbunjin Siauw Lim Sie, Kong Sian
Hwesio, engkau semakin nampak tua dan semakin
berwibawa .... mari .... mari"
"Amitabha, siancai .... siancai, Pangcu Kaypang masih tetap bersemangat. Selamat bertemu, selamat bertemu"
Ciangbunjin Siauw Lim Sie juga menjura ke para
pendekar yang menyambut kedatangan rombongan
mereka. Sementara itu, setelah saling menjura, Pangcu Kaypang kemudian menghormat kearah Ciangbunjin Bu
Tong Pay, Ci Hong Todjin:
"Selamat datang Ciangbunjin Bu Tong Pay, Ci Hong Todjin. Engkaupun nampak semakin gagah dan terus
bersemangat di usia tuamu"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Omitohud, Pangcu Kaypang yang memimpin ribuan
pengemis, seusiamu masih aktif sungguh sangat pantas dikagumi" Ciangbundjin inipun kemudian menjura kepada para pendekar yang bersemangat menyambut
kedatangan mereka. Semetara itu, paling akhir, Pangcu Kaypang yang sangat disegani ini, kemudian menjura
dan menghampiri Kiang Ceng Liong:
"Duta Agung Lembah Pualam Hijau, hahahaha,
engkau nampak semakin hebat, semakin matang dan
makin berwibawa. Mari .... mari, kedatangan kalian
benar-benar membangkitkan semangat para pendekar.
Semua sudah siap mengerahkan tenaga untuk
pertempuran melawan Thian Liong Pang"
"Selamat bertemu Pangcu Kaypang, Kim Ciam Sin Kay
locianpwee. Semoga locianpwee sehat-sehat selalu"
sebagaimana kedua petinggi Siauw Lim Sie dan Bu Tong Pay, Kiang Ceng Liong juga memberi hormat kepada
semua pendekar yang berada ditempat itu. Rata-rata
kelompok pendekar semakin penasaran dengan
keberadaan Kiang Ceng Liong, terutama setelah dia
meletakkan jabatan sebagai Bengcu Persilatan
Tionggoan. Hebatnya sesudah itu, anak muda itu
dikabarkan melakukan banyak pertarungan yang
menakjubkan, tetapi nyaris tak ada dari kelompok
pendekar itu yang menyaksikan dan meyakinkan mereka atas kabar itu. Tentu selain Sian Eng Cu dan Pengemis Tawa Gila serta kakak beradik She Liang dan Kakak
beradik kembar she Souw. Mereka semua sadar sampai
dimana kehebatan Ceng Liong saat ini. Dan adalah
percakapan Ciangbunjin Siauw Lim Sie dan Pangcu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kaypang yang membuat banyak orang semakin
penasaran dan terperanjat:
"Hahahaha, Duta Agung, betapapun kehadiranmu
memberi peluang dan kemungkinan yang lebih besar
bagi kemenangan pihak kita. Jangan engkau terlampau merendahkan diri" demikian Pangcu Kaypang.
"Sianca.... siancai, benar ucapan Pangcu, kita yang tua-tua akan banyak berharap dari tindakan dan
keperwiraan Duta Agung dan pendekar muda lainnya"
timpal Ciangbunjin Siauw Lim Sie.
"Ach, ucapan dan pujian jiwi locianpwee terlampau
berlebihan. Jika bukan karena dukungan 4 Perkumpulan terbesar dan juga kawan-kawan dari perguruan lain serta para pendekar yang gagah, mana mungkin kita akan
berhasil" ucap Ceng Liong merendahkan diri.
"Omitohud, ucapan Duta Agung sungguh tepat.
Perjuangan bersamalah yang membuat upaya kita akan
berhasil. Meskipun, tanggungjawab kalian yang mudamuda memang bukanlah kecil kali ini" timpal Ciangbunjin Bu Tong Pay.
"Hahahahaha, sudahlah, sudahlah. Adalah lebih baik
kita melanjutkan percakapan dalam ruangan. Setelah
kedatangan kedua Ciangbunjin yang mulia dan Duta
Agung Lembah Pualam Hijau, maka sudah saatnya kita
memutuskan langkah yang mesti dikerjakan. Mari ....
mari" Pangcu Kaypang akhirnya berinisiatif mengundang dan mempersilahkan ketiga tamu agungnya untuk
memasuki ruangan. Sian Eng Cu Tayhiap dan Pengemis
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tawa Gila mengikuti semata, sebab setelah atasan
mereka hadir, maka tanpa perintah mereka enggan
untuk bergerak terlebih dahulu.
Malam itu juga, persiapan-persiapan terakhir
dilakukan. Dan pada pertemuan terakhir, kembali para pendekar muda, Kiang Ceng Liong, Liang Tek Hoat, Liang Mei Lan, Souw Kwi Beng, Souw Kwi Song dan bahkan
Siangkoan Giok Lian bertemu. Pertemuan pertama
adalah pertemuan yang dipimpin oleh Sian Eng Cu
Tayhiap, Pengemis Tawa Gila dan termasuk juga Topeng Setan, membahas taktik penyerbuan dan siapa-siapa
yang akan memimpin kelompok-kelompok penyerbu.
Bahkan pertemuan itu juga membahas jejak terakhir
dari Markas Thian Liong Pang di Kwi Cu. Kiang Ceng
Liong telah memberitahu bahwa markas utama bukanlah yang di Kwi Cu, tetapi Kwi Cu merupakan landasan yang baik untuk menyerang markas utama Thian Liong Pang.
Pengetahuan Ceng Liong menjadi sangat membantu, dan karena itu gelombang kaum pendekar yang akan menuju ke Kwi Cu akan dibagi dalam beberapa kelompok.
Selain itu, juga dibicarakan pengawalan perjalanan
kelompok pendekar menuju Kwi Cu, yang dipercayakan
kepada Barisan-Barisan utama yang dimiliki oleh Lembah Pualam Hijau, Siauw Lim Sie dan Bu Tong Pay.
Pertemuan itu, juga menyepakati kalau penyerangan
akan dilakukan 2 hari menjelang, dan rombongan
pendekar akan berjalan menuju Kwi Cu pada malam itu juga.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Jika pertemuan para pendekar terkesan serius, maka
pertemuan para pendekar muda yang entah bagaimana
memiliki perasaan bagaikan bersaudara saja, justru
dalam keadaan riang gembira. Meskipun demikian, tidak bisa disangkal kalau kedekatan Giok Lian dengan Tek Hoat telah mengorbankan perasaan seorang anak muda
yang lain, Souw Kwi Song yang juga sebenarnya
menaruh hati kepada gadis manis dari Bengkauw
tersebut. Tetapi apa boleh buat, nampaknya kedua kawannya
itu memang sudah saling menruh hati, dan tinggalah Kwi Song yang berusaha untuk menahan hati, dan sesekali dipandangi dengan penuh kasihan oleh kakaknya, Kwi
Beng. Episode 21: Penyerangan Kwi
Cu Malam semakin senyap, suasana semakin sepi. Kecuali suara-suara binatang malam yang meningkahi
kesenyapan malam yang pekat. Pertemuan para
pendekar sudah sejam lebih berakhir, dan tokoh-tokoh utama pemimpin para pendekar, juga sudah dalam
istirahatnya masing-masing.
Tentu saja, karena memang esok adalah waktu yang
ditetapkan untuk menuju Kwi Cu, tempat dimana
serangan ke Thian Liong Pang dilanjutkan. Otomatis, semua membutuhkan istirahat lebih setelah gong
serangan ditabuh dan diumumkan resmi dalam
pertemuan para pendekar siang tadi. Semua sudah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sepakat, bahwa siang, esok hari, rombongan akan
bergerak kearah Kwi Cu.
Lebih dari itu tokoh-tokoh besar dari Siauw Lim Sie, Bu Tong Pay, Kay Pang dan Lembah Pualam Hijau juga telah memberikan persetujuan dan masukannya. Karena
betapapun, ke-4 perkumpulan dan perguruan besar
itulah yang diharapkan menjadi tiang utama pergerakan dan serangan terhadap Thian Liong Pang. Dan kini,
semua sudah siap, sudah mempersiapkan diri menuju
Kwi Cu, tempat dimana pertempuran lebih jauh akan
terjadi. Sudahkah semua beristirahat" Ternyata tidak. Ketika malam sudah semakin jauh, sudah melampaui
Pendekar Naga Mas 8 Kisah Para Pendekar Pulau Es Karya Kho Ping Hoo Bukit Pemakan Manusia 22

Cari Blog Ini