Ceritasilat Novel Online

Kisah Para Naga 2 4

Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall Bagian 4


yang diajukan untuk melawan locianpwe Koai Tung Sin Kay" Hu Pangcu nampak sangat yakin dengan
kemampuan Sin Kay.
"Baiklah, kami akan menyiapkan lawan bagi locianpwe Koai Tung Sin Kay" Ceng Liong kemudian nampak
berpaling dan bercakap sejenak dengan Sian Eng Cu dan Pengemis Tawa Gila serta beberapa sesepuh. Tetapi
sebelum Sian Eng Cu dan beberapa tokoh pendekar
memberi pendapat, tiba-tiba terdengar suara:
"Saudara Ceng Liong, saat ini adalah tugasmu untuk
melawannya. Dan aku yakin, engkau sanggup
mengerjakannya" Suara Kwi Beng terdengar sangat
kokoh dan meyakinkan. Akibatnya banyak orang yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memandangnya, heran dan kaget akan keyakinan tokoh
muda Siauw lim Sie tersebut.
"Terima kasih saudara Kwi Beng, taruhannya sangat
mahal" "Anak muda, jangan bertindak tanggung dan
setengah-setengah. Lohu tahu, engkau telah disiapkan suhumu dan juga Kiong Siang Han Locianpwe, bahkan
suhuku juga yakin engkau sanggup memikul tugas ini.
Lakukanlah" Sian Eng Cu meyakinkannya.
"Tidak ada lagikah jago dari kalian yang berani
meladeni Koai Tung Sin Kay?" terdnegar suara Hu
Pangcu yang agak arogan
"Hahahahaha, sebentar Hu Pangcu, seseorang sudah
lebih dari siap menempurnya" Pengemis Tawa Gila
berseru menjawab.
"?an yang akan melawan Hu Hoat thian Liong Pang
adalah Kiang Ceng Liong, majikan baru Lembah Pualam Hijau" sambung Pengemis Tawa Gila yang membuat
Ceng Liong tidak punya pilihan lagi. Mau tidak mau dia menetapkan hati untuk memikul tanggungjawab besar
yang sangat menentukan itu. Meskipun diiringi tatapan keraguan dari beberapa orang yang selama ini
meragukan kemampuannya. Tetapi ucapan pengemis
Tawa Gila yang selanjutnya membuatnya berketetapan
hati untuk maju:
"Anak muda, bersamamu setidaknya ada Siauw Lim
Sie, Bu Tong Pay dan restu guru besar kami Kiong Siang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Han dan nama Lembah Pualam Hijau. Tidak sepantasnya engkau ragu"
"Baik Hu Kauwcu, smeoga tecu berhasil"
Dan dengan tenang kemudian Ceng Liong melangkah
maju, bahkan langsung menghadapi Koai Tung Sin Kay
dan memberi salam:
"Locianpwe, kita bertemu kembali. Baik-baikkah
keadaanmu orang tua?"
"Hm, anak muda, tadi engkau masih bisa lolos. Tapi
kali ini, lohu harus meringkusmu untuk memudahkan
urusan kami di Tionggoan ini" Koai Tung Sin Kay berkata seram, meski bibirnya tidak kelihatan mengucapkan satu kalimatnya. Tetapi suaranya yang seakan
memberitahukan bahwa dia sebelumnya mengalahkan
Ceng Liong membuat banyak orang kebat-kebit. Tapi
Ceng Liong yang sudah memiliki perhitungan sendiri
sudah berkata: "Mudah-mudahan tecu sanggup menahan seranganmu
locianpwe"
"Baiklah, silahkan memulai anak muda. Jangan
dianggap aku kurang sopan mulai menyerang generasi
yang lebih muda"
"Baik, maafkan aku locianpwe" dan dengan suara itu, Ceng Liong kemudian membuka serangan kearah Koai
Tung Sin Kay. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sadar sedang berhadapan dengan tokoh sakti, Ceng
Liong langsung membuka serangan dengan
menggunakan jurus-jurus Giok Ceng Chap Ca Sin Kun.
Bahkan tidak tanggung-tanggung Giok Ceng Sinkang
juga langsung dikerahkan sampai setengah bagian. Dan, demikian juga dengan Koai Tung Sin Kay, yang sudah mengenal Ceng Liong, sudah tidak memakai basa-basi
lagi untuk menandingi dengan menggunakan tongkatnya.
Bahkan tidak menunggu lama, selain mencecar
dengan tongkatnya, sesekali juga dia menyerang dengan menggunakan Jari Tangan Beracun Putih. Hanya, kali ini Ceng Liong sudah lebih dari cukup memperoleh
pengalaman menghadapi datuk maha lihay ini. Dia tidak membiarkan dirinya diserang sedemikian rupa, dan
berani berbalik menyerang dengan menggunakan Giok
Ceng Chap Ca Sin Kun.
Serangan dengan ilmu kebanggaan keluarganya mau
tidak mau membuat orang merasa kagum, karena sudah
lama tidak lagi nongol dan kelihatan di rimba persilatan.
Kali ini, mereka kembali menikmati salah seorang ahlinya memainkan ilmu itu dengan sangat hebatnya. Gesit,
kokoh dan tajam dalam menyerang, dan bahkan tidak
takut diadu dengan Koai Tung Sin Kay yang memakai
tongkat dalam ilmu tongkat yang ampuh Koai tung kwi eng (tongkat aneh bayangan hantu) yang juga diselingi dengan totokan totokan pek tok ci.
Akan sangat memalukan keluarga dan Lembah Pualam
Hijau jika Ceng Liong tidak mampu menghadapi tongkat dan totokan-totokan itu. Apalagi, dia sudah
menggunakan ilmu kebanggaan keluarganya, yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengangkat derajat keluarganya tinggi-tinggi di dunia persilatan Tionggoan.
Dan memang, sekali ini, terutama setelah
mematangkan pemahamannya atas dirinya dan
penggunaan ilmu-ilmunya berdasarkan petunjuk gaib
yang diperoleh lewat pesan orang tua aneh yang ditemui sebelumnya, Ceng Liong menarik keuntungan besar. Dia bahkan kini mampu memaksimalkan kehebatan ilmu
keluarganya, dan berani menempur Koai Tung Sin Kay
dengan penuh ketabahan.
Hal yang semakin lama membuat Koai Tung Sin Kay
menjadi sangat heran, karena Ceng Liong yang
dihadapinya kali ini mengapa menjadi jauh lebih cepat dan lebih alot. Jika ada orang sanggup membedakan
atau menilai tingkat kehebatan Ceng Liong saat ini, maka pastilah Koai Tung Sin Kay orangnya. Baru beberapa jam sebelumnya, pagi menjelang siang mereka bertempur
seru. Meskipun mampu memberi perlawanan seru dank
eras, tetapi Ceng Liong lebih banyak terdesak dalam pertempuran tersebut. Tetapi kini, anak muda itu
nampak sangat kokoh, percaya diri dan memberi
perlawanan yang luar biasa kuatnya terhadapnya. Hal yang menimbulkan rasa kagum dan penasaran di
dadanya. Karena sebagaimana jago silat lainnya, Koai Tung Sin Kay sangat penasaran dan tertarik jika mendapat lawan yang mampu membuatnya bekerja keras. Dan kali ini,
seorang anak muda bernama Ceng Liong yang beberapa
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
jam sebelumnya bisa ditaklukkannya dengan susah
payah, kali ini sanggup mengimbanginya.
Dan herannya, kali ini, anak muda lawannya itu,
dengan berani dan tidak takut-takut lagi, menangkis dan mendorong tongkatnya. Bahkan tidak takut berbenturan karena tangan itu sudah dipenuhi hawa Giok Ceng
Sinkang yang luar biasa kuatnya. Kondisi ini menambah rasa penasaran Koai Tung Sin Kay, dan karenanya
dimainkannya semua jurus "Tongkat Aneh Bayangan
Hantu" secara tuntas, bahkan diselingi dengan totokan-totokan beracun dari Pek Tok Ci.
Tapi itupun tidak membuat Ceng Liong bergeming dan
ketakutan, sebaliknya diapun bersilat dan memainkan Giok Ceng Chap Ca Sin Kun dengan bersemangat.
Bahkan untuk mengimbangi ilmu tongkat ampuh itu,
langkah kaki Ceng Liong juga dilandasi oleh ginkang Lembah Pualam Hijau, Jouw Sang Hui Teng yang
membuat keringanan tubuhnya juga meningkat pesat.
Terutama setelah Mei Lan membuka rahasia pesan yang ditujukan kepada Gadis manis itu. Karena itu, dalam hal kegesitanpun, meski belum sehebat Mei Lan, tetapi
sudah sangat cepat dibandingkan pertarungan dengan
datuk iblis ini sebelumnya.
Singkatnya, baikkecepatan, keberanian, ketabahan
dan kekokohan Ceng Liong dirasakan meningkat pesat
oleh sang datuk iblis tersebut. Tetapi, justru keadaan itu menggembirakan Koai Tung Sin Kay yang selama
beberapa tahun sejak keluar dari hukuman penjara atas
"janji" pertarungan mereka puluhan tahun lalu, belum TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
lagi mendapatkan lawan yang menggembirakan dalam
sebuah pertarungan.
Semakin lama bertarung, Koai Tung Sin Kay sendiri
semakin bersemangat, karena dipaksa untuk
mengeluarkan jurus jurus dan ilmu-ilmu yang
dimatangkan dan dilatihnya untuk membalas dendam
terhadap generasi guru Ceng Liong, 4 Dewa Tionggoan.
Sementara Ceng Liong, juga semakin kokoh dan tabah
begitu mengetahui kali ini dia bisa mengimbangi
kehebatan Koai Tung Sin Kay, dan bahkan racun Pek Tok Ci, juga tidak lagi menjadi ganjalan yang berbahaya baginya.
Secara otomatis, kekuatan khikangnya juga menanjak
hebat, dan karena itu disekitar tubuhnya racun-racun pek tok ci sudah bisa ditawarkan. Sementara kekuatan
tangannya, juga semakin meyakinkan karena sanggup
menghadapi dan menangkis tongkat Koai Tung Sin Kay
tanpa takut terluka. Keduanya bersilat dan menghabiskan jurus demi jurus dari ilmu andalan masing-masing sambil mengintip lawan melakukan kesalahan untuk dicecar
dengan serangan-serangan berbahaya.
Tetapi sampai keduanya menghabiskan jurus-jurus
dari ilmu yang mereka mainkan, tetap tidak ada
perubahan keseimbangan pertarungan. Saling serang
dan bertahan terus terjadi silih berganti, dan membuat Koai Tung Sin Kay semakin bersemangat dan semakin
senang. Adalah Ceng Liong yang kemudian berganti jurus
serangan dengan mulai menyerang dengan kecepatan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tinggi menggunakan Soan Hong Sin Ciang. Pukulanpukulannya menjadi secepat Tongkat Bayangan Hantu
lawan dan mencecar Koai Tung Sin Kay dengan pukulan-pukulan cepat ditunjang ilmu ginkangnya.
Bahkan tidak lama kemudian Ceng Liong juga
memadukan Soan hong Sin Ciang dengan hawa pedang
pasangannya, Toa Hong Kiam Sut yang memenuhi
tangannya. Jika dalam pertempuran sebelumnya Ceng
Liong terdesak ketika mengadu ilmu dengan
menggunakan ilmunya ini, kali ini dia sanggup bertahan dan meladeni kecepatan tongkat lawan dan bahkan
berkali-kali mendesak lawan yang keripuhan oleh
serangan-serangan tajam yang kini berani menerima dan beradu dengan totokannya Pek Tok Ci.
Bahkan, kakek itu menjadi heran, karena anak muda
itu, Ceng Liong, kini mampu mendesaknya dengan
menggunakan ilmu tersebut. Bukan hanya berani
menerima tongkat dan totokannya, bahkan terus
menerus menyerang tak hentinya dan membuat
permainan tongkatnya sedikit goyah dan memberi
kesempatan Ceng Liong untuk melakukan desakan yang
lebih berbahaya.
Tidak mau jatuh di bawah angin, Koai Tung Sin Kay
mengganti ilmunya dan kini memainkan Koai tung cimjip-liong-hiat (Tongkat aneh Serbu Masuk Guha Naga).
Ilmu yang disempurnakan dan ditekuni akhir-akhir ini, kembali diumbar dan dianggapnya cocok menghadapi
serangan Ceng Liong yang membahana dan datangnya
sangat cepat. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Ilmu tongkatnya mengibaratkannya sebagai seorang
sakti yang berani menerobos Goa Naga yang berbahaya, dan tongkatnya memang dengan cepat mampu
membendung serangan-serangan cepat dan membadai
dari Ceng Liong. Tetapi, seiring dengan itu, perlahan, hawa panas membakar yang dihasilkan oleh pengerahan tenaga dalam Ceng Liong mulai ikut berperan. Dan
karena itu, mau tidak mau Koai Tung Sin Kay harus
meningkatkan penggunaan tenaga dalamnya, dan
perlahan dia sadar, bahwa entah bagaimana, Ceng Liong yang dihadapinya pagi tadi, berbeda dengan yang
bertarung dengannya kali ini.
Entah, mungkin orang yang sama, mungkin juga
berbeda. Yang pasti, Ceng Liong kali ini seperti
mengalami peningkatan hebat dalam bersilat, dan yang sanggup membuatnya kelabakan, padahal pagi tadi, dia masih sanggup mendesak anak muda ini. Tapi sekarang, beberapa kali dia bahkan yang didesak dan terdesak oleh anak muda yang hebat ini.
Karena itu, dengan terpaksa, diapun mulai menguras
ilmu-ilmu hebat yang disempurnakan dan diciptakannya selama beberapa tahun terakhir sebagai bekal untuk
melakukan pembalasan. Tapi ilmu tersebut nampaknya
sudah harus digunakan saat ini.
Serang menyerang dengan menggunakan ilmu
andalan baik Ceng Liong dan Koai Tung Sin Kay semaki tajam, semakin cepat dan semakin menggiriskan. Bahkan mereka yang meragukan Ceng Liong awalnya, mulai
terbuka matanya menyaksikan bagaimana anak muda itu TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menandingi dan bahkan beberapa kali mendesak si Maha Iblis Koai Tung Sin Kay.
Diam-diam mereka menjadi malu sendiri, dan mulai
tumbuh rasa percaya mereka dan kekaguman mereka.
"Pantas anak itu sejak awal selalu tenang dan percaya diri, rupanya memang membekal ilmu yang tidak lumrah di usianya" gumam orang-orang yang tadinya sirik.
Sementara Ceng Liong terus berusaha mendesak lawan, tetapi sebagaimana pelajaran yang diterimanya, dia
berusaha untuk menghapus dan meniadakan "dendam",
"sakit hati" atau "emosi" lainnya dalam mencecar lawan.
Sedapat mungkin, dia menempatkan lawan dalam
posisi "orang yang perlu diperbaiki" atau "orang yang perlu dibantu" untuk mengetahui dan mengenal makna
kehidupan. Karena kesadaran itu, maka Ceng Liong
seperti dalam motivasi membantu Koai Tung Sin Kay
untuk menemukan makna kehidupannya, dan bukannya
menyerang untuk memusnahkannya. Dan dengan
kesadaran itu, maka Ceng Liong justru sanggup
menemukan intisari ilmu-ilmunya dan menemukan
penggunaannya secara tepat dan efisien.
Apakah Ceng Liong akan memukul roboh Koai Tung
Sin Kay jika kesempatan itu datang" Hal juga yang
dipikirkan Ceng Liong dalam mengatasi kebuntuan
pemahamannya atas pesan gaib itu. Tidak, pukulan itu bukan dengan maksud membunuh, melukai atau
merusak. Tetapi untuk menghidupkan, untuk
menunjukkan adanya jalan lain, jalan kehidupan, bukan jalan yang merusak ciptaan sang "pengasih".
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Biarkan hati yang menuntun jenis pukulan dan
kekuatannya, karena hati yang "mengerti" akan
mengetahui jenis pukulan seberat apa yang tepat bagi orang yang tepat. Dan disinilah kebingungan dan
kebuntuan Ceng Liong dan juga tek Hoat dalam
memaknai dan memahamkan pesan rahasia itu.
Padahal, memukul tanpa maksud membunuh,
menyerang tanpa maksud merusak, tetapi mebentuk,
membangun dan memperbaiki bahkan menghidupkan,
sama dengan membiarkan hati menentukan jenis
pukulan atau kekuatan pukulan yang bagaimana yang
memampukan orang untuk mengenali bahwa pukulan itu
atau jeweran itu adalah untuk kebaikan.
Bukan tidak mungkin pukulan itu akan merupakan
pukulan mematikan, tetapi tidak semua orang jahat layak dihukum dengan hukuman mati, terlebih bila mereka
menyediakan dan menyisakan nurani dan pikiran
menyesal untuk berbalik.
Orang-orang dan penonton pastilah tidak peduli
dengan apa yang dipahami dan dipikirkan Ceng Liong.
Yang jelas, mereka membutuhkan kemenangan dan jika
perlu kemampuan Ceng Liong untuk menundukkan dan
meniadakan iblis yang mengerikan itu. Itu pandangan umum yang berlaku di kalangan kelompok pendekar.
Bahwa seseorang akan dihargai sebagai pahlawan bila sanggup membatasi, membunuh dan menumpas
penjahat yang hebat. Tapi, tidaklah semua pandangan umum adalah kebenaran universal. Siapa yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengetahui bahwa seorang penjahat juga memiliki
keluarga, keturunan dan bukan tidak mungkin sisi baik.
Jika memungkinkan sisi baik itu ditonjolkan, mengapa pula harus membinasakan" Bukankah semua manusia
memiliki kandungan sisi baik dan buruk" Dan bukankah pendekar dan penjahat hanya soal takaran berbeda sisi baik dan sisi buruk dalam hidupnya" Jadi, adalah hak siapa sebenarnya untuk menentukan bahwa benar si
penjahat harus dibunuh dan si pendekar harus umur
panjang. Sementara itu, pertarungan meningkat semakin seru
lagi. Ketika Koai Tung Sin Kay memutuskan untuk
menggunakan Ilmu Tongkat yang diciptakannya
belakangan, Lui-tai-hong-tung (Tongkat Kilat dan Badai).
Tongkatnya bergerak-gerak dan penyaluran hawa tenaga dalamnya yang membuat keluar hawa bagaikan kilat dan badai yang menyerbu Ceng Liong.
Tetapi, pada saat bersamaan, panas yang keluar dari tubuh Ceng Liong juga semakin menyengat bersamaan
dengan penyaluran hawa pedang ditangannya. Bahkan
gerakan-gerakan keduanya yang menggunakan pukulan
Kilat dan Badai seakan akan saling beradu "keributan"
dan membuat para penonton menjadi terkejut


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemukan kenyataan betapa menakutkannya kedua
orang tersebut dalam puncak penggunaan kedua ilmu
masing-masing. Tetapi, harus diakui, perbawa tongkat memang lebih
menentukan, karena lebih panjang, sehingga dalam
jangkauan yang sama, pengguna tongkat akan lebih
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
diuntungkan. Karena itu, Ceng Liong menjadi kehilangan kesempatannya dalam menggunakan atau penggunaan
Soan Hong Sin Ciang, dan sering jadi pihak terserang.
Lama kelamaan Ceng Liong menyadarinya, meskipun
hawa pedang ditangannya masih sanggup membuat
tongkat terpeleset, tetapi kesempatannya dalam
menyerang jadi menyusut. Karena itu Ceng Liong
kemudian merubah ilmunya, dan kini menggunakan ilmu warisan Kiong Siang Han, Pek Lek Sin Jiu yang malah disempurnakannya dan memiliki kehebatan yang berbeda dengan Kiong Siang Han ataupun Tek Hoat jika
memainkannya. Terutama pada jurus terakhir, yang bahkan Kiong
Siang Han sendiri dilarang pencipta ilmu itu untuk
melatihnya. Baru pada generasi Tek Hoat dan Ceng Liong jurus kedelapan diijinkan untuk dilatih dan dipergunakan.
Dan keduanya, meski saling mengetahui kehebatan
masing-masing, juga mencapai hasil yang berbeda dalam hal peyakinan mereka terhadap ilmu mujijat tersebut.
Hawa panas yang menyengat menjadi semakin
bertambah ketika kemudian Ceng Liong memainkan Pek
Lek Sin Jiu. Karena hawa yang dilatihkan dan malah
diperkuat Kiong Siang Han semakin kuat dalam
tubuhnya, dan sekarang mendorong dan memperkuat
hawa panas yang mengalir dari tubuhnya.
Karena itu, ketika Ceng Liong memainkan jurus
pertama "Halilintar Membelah Angkasa", sebuah ledakan yang sama memekakkannya dengan ketika Tek Hoat
memainkannya membuat orang-orang tersentak. Tetapi
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Koai Tung Sin Kay yang sudah menduganya, sudah
mempersiapkan diri dan mampu menangkal ledakan
memekakkan itu, meski jurus serangannya melenceng
ketika dentuman-dentuman keras itu memapas dan
menangkis jurus serangannya.
Dan Ceng Liong tidak menunggu diserang, sebaliknya
malah mengambil inisiatif menyerang dengan membuka
jurus kedua "Halilintar Menerjang Angin" dan mengejar Koai Tung Sin Kay yang juga sudah menyerang dengan
jurus ketujuh "Tongkat Sakti Menjinakkan Badai".
Kembali benturan hebat terjadi dan akibatnya keduanya terdorong mundur, tetapi dengan cepat kembali bersiap ditengah hawa panas membara yang melingkupi arena
pertarungan tersebut.
Kiang Ceng Long yang kembali sanggup mendesak
Koai Tung Sin Kay sudah membuka serangan dengan
jurus "Halilintar Menghujam Bumi", dan otomatis
meningkatkan hawa panas dalam penggunaan ilmu
tersebut. Tetapi, Koai Tung Sin Kay kembali
membuktikan bahwa namanya bukanlah pepesan
kosong. Meskipun ikut tersiksa dan terpaksa meningkatkan
kekuatan sinkangnya dalam mengatasi rasa panas, dia tetap sanggup bertahan dan meningkatkan
kemampuannya dan mempersiapkan jurus-jurus
pamungkas dalam ilmunya Tongkat Kilat dan Badai. Ilmu itupun membuktikan kehebatannya dengan sanggup
menahan kemampuan dan kehebatan Pek Lek Sin Jiu
bahkan sampai jurus kelima "Halilintar Membelah Awan Menghajar Mentari", dengan tetap bertarung ketat.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Hentakan dan dentuman Pek lek Sin jiu kembali
mewarnai pertarungan malam hari yang seharusnya
hening di huhan itu. Dan kedua orang yang bertempur masih saling tukar pukulan dan saling berkelit karena pukulan masing-masing, kini penuh terisi hawa sinkang yang sangat mematikan. Baik pukulan pek lek Sin jiu Ceng Liong, maupun Tongkat kilat dan Badai Koai Tung Sin Kay.
Hanya, Koai Tung Sin Kay sangat paham, bahwa inti
ilmu Pek lek Sin jiu ada di jurus ketujuh, dan dia
menyiapkan diri untuk menyambut jurus tersebut dengan jurus pamungkas yang juga diciptakannya. Yakni jurus kesepuluh, jurus terakhir dari Tongkat kilat Badai, yakni
"Tongkat Sakti Mendorong Badai Menggugurkan
Gunung". Jurus ini sangatlah ampuh, dan radius 10-15 meter
masih sanggup mempengaruhi orang yang memiliki
kepandaian tanggung. Dan justru jurus itu dipersiapkan untuk menghentak dan menandingi jurus ketujuh Pek lek Sin Jiu "Sejuta Halilitar Merontokkan Mega". Baru
menyiapkannya, suara bagaikan guguran gunung sudah
mengaung-ngaung ketika tongkat sakti Koai Tung Sin
Kay dibolang-balingkan dan menghasilkan deru angin.
Keadaan itu juga mempengaruhi para penonton yang
dengan terpaksa kembali meluaskan arena pertarungan karena hembusan dan deru angina bukan cuma
menyerang telinga, tetapi juga menyakiti kulit mereka.
Bahkan tokoh-tokoh utamapun pada mengundurkan
langkah mereka, karena paham bahwa jarak tertentu
cukup berbahaya bagi mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pengenalan mereka atas jurus ketujuh Pek lek Sin jiu yang nampak disiapkan Ceng Liong tambah membuat
mereka waspada. Jurus ketujuh bila dikombinasikan
dengan badai dari tongkat koai tung Sin Kay pasti akan sangat merusak. Itulah sebabnya bahkan para penonton sudah menyiapkan diri lebih dahulu dengan
mencipatakan dan menjaga jarak aman dari efek pukulan dan jurus sakti yang sednag disiapkan oleh kedua orang yang sedang bertempur.
Pengerahan tenaga Ceng Liong memang semakin
memperluas sengatan hawa panas dari tubuhnya, tetapi berbeda dengan Koai Tung Sin Kay, Ceng Liong tidak
meledakkan halilintar dari tangannya. Sebaliknya, hawa panas dan kesiuran hawa panas tersebut, nyaris tidak mengeluarkan suara yang berarti, namun telinga dan
mata batin Koai Tung Sin Kay tergetar.
Dan Koai Tung Sin Kay paham apa artinya. Karena itu, diapun membentengi dirinya dengan kekuatan batin dan dengan mengeluarkan suara gerangan bagai Naga Sakti, dia kemudian mendahului Ceng Liong melayangkan
serangan dengan jurus pamungkasnya itu. Saat yang
sama, nampak Ceng Liong menjulurkan kedua tangannya yang berkilat dan diselimuti oleh cahaya menyilaukan mata.
Tidak takut dia menghadapi kilatan cahaya yang juga keluar dari tongkat sakti Koai Tung Sin Kay. Dan
akibatnya sungguh luar biasa, ledakan petir dan halilintar dari tangan Ceng Liong memang tidak memekakkan
telinga, tetapi menyerang telinga dan mata batin Koai TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
tung Sin kay, bahkan menyentakkan banyak orang yang berada disekitar pertempuran tersebut.
Dan akibatnya, banyak orang yang berdiri termangumangu oleh efek mengerikan yang dikeluarkan oleh
kedua orang yang sedang bertempur. Sementara itu,
Koai tung Sin kay yang sempat gembira karena nyaris tidak merasakan kerugian berarti, kecuali sengatan panas dan gangguan pada telinga dan mata batinnya, namun
bisa cepat diatasinya, menjadi tercekat ketika melihat Ceng Liong menyiapkan jurus kedelapan.
Bukankah tidak ada jurus kedelapan" Mengapa pula
Ceng Liong nampak masih dalam posisi menyiapkan
jurus selanjutnya" Padahal jurus pamungkas yang
dikeluarkannya tadi diciptakan untuk menandingi ilmu semacam Pek Lek Sin jiu yang sangat merusak itu. Tapi, tentu tidak ada waktu memadai bagi Koai Tung Sin Kay untuk memahami benar tidaknya ada jurus kedelapan.
Yang jelas, jurus itu sedang disiapkan untuk
menyerangnya, dan bisa dipastikan jurus ituakan lebih mematikan dan lebih berbahaya dibandingkan jurus
ketujuh. Apa boleh buat, jurus pamungkasnya yang
terakhirpun disiapkan "Mo-jin-hoan-eng Hoatsut (Sihir Iblis menukar bayangan)".
Ilmu mematikan yang dilandasi Ilmu Sihir ini, juga
merupakan salah satu ciptaan Koai Tung Sin Kay untuk mengalahkan musuh-musuh utamanya, 4 Dewa
Persilatan Tionggoan. Tidak disangka, hari ini harus dipertunjukkan ke khalayak karena desakan yang sangat mengganggu dan sangat berbahaya dari Ceng Liong.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dengan terpaksa, Koai Tung Sin Kay memusatkan
perhatiannya dan pada saat dia sanggup memusatkan
perhatian dan pikirannya dalam jurus pamungkas
berlandaskan sihir itu, bagi orang banyak dan juga sesaat bagi Ceng Liong, Koai Tung Sin Kay bagaikan berubah menjadi pengemis raksasa. Tetapi, hanya sesaat bagi Ceng Liong untuk tahu apa yang terjadi, dan pada saat peralihan tersebut, Koai Tung Sin Kay telah mendahului untuk menyerang.
Dan disitulah letak keuntungan Koai Tung Sin Kay,
sebab meskipun hanya sedetik, tetapi penyaluran
kekuatan sinkang Ceng Liong mengalami penurunan,
tetapi masih tetap sangat berbahaya. Dan karena
konsentrasi buyar sejenak itulah, maka keampuhan Pek lek Sin jiu di jurus ke delapan justru berkurang dan membuat Koai tung Sin Kay mampu menjajarinya.
Tetapi meskipun berkurang, efeknya tetap lebih
dahsyat daripada jurus ketujuh, dan Koai tung Sin Kay sampai merinding memikirkan bila anak muda ini berlatih 2-3 tahun lagi dengan kekuatan seperti sekarang.
Benturan yang terjadi memang tidak mengeluarkan suara memekakkan, tetapi menampar dan memukul langsung
pendengaran batin orang-orang.
Bahkan tokoh sekelas Sian Eng Cu dan pengemis
Tawa Gilapun masih sempat goyah oleh terjangan bunyi yang dihasilkan pertarungan itu. Dan akibatnya, Koai Tung Sin Kay terdorong hanya 1 langkah kebelakang,
sementara Ceng Liong sendiri bergoyang-goyang dan
sempat doyong ke belakang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan kini, dalam puncak pengerahan kekuatan masingmasing, Koai Tung Sin Kay menatap tajam Ceng Liong.
Dia masih belum tahu, apakah anak muda itu masih akan menyerangnya, sementara dia sendiri sudah bersiap
dalam jurus kedua dari Ilmu pamungkasnya. Hanya, dia merasa heran, karena nampaknya Ceng Liong sama
sekali tidak tersentak dan tidak terpengaruh oleh
kekuatan sihirnya.
Bahkan sesaat nampak Ceng Liong bergerak singkat
dan untuk pertama kalinya dia mempesiapkan
penggunaan jurus Pek Hong Cao-yang-sut Sin Ciang
(Tangan Sakti Awan Putih Memanggil Matahari). Dengan cepat dikedua tangannya mengepul asap putih, dan
dengan asap putih yang pekat tersebut, kekuatan sihir lawan dengan mudah dipecahkannya.
Dia tidak melihat Koai Tung dalam profil raksasa dan dengan wibawa besar, tetapi melihatnya sebagaimana
biasanya. Hal ini membuat Koai Tung tercekat,
bagaimana tidak" Benarkah anak muda ini kebal sihir"
Atau sudah demikian matangkah anak ini hingga sihirpun tidak sanggup menguasainya atau mempengaruhinya"
Bahkan jurus yang disiapkanpun nampaknya tidak kurang berbahaya dibandingkan dengan pek lek Sin jiu.
Dan, kembali keduanya bergebrak, tidak dengan
kecepatan tinggi, tetapi mata penonton tidak lagi
sanggup menangkap jalannya pertarungan. Mereka
nampak bergerak lambat, tetapi juga terasa cepat,
karena mata fisik mereka memang terpengaruh oleh
kekuatan sihir yang saling mempengaruhi dalam
penggunaan kedua ilmu mujijat tersebut.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan dalam benturan yang terjadi kemudian, Koai tung Sin Kay sadar, bahwa kekuatannya sudah berkurang
banyak, sementara Ceng Liong justru semakin
menyebarkan hawa panas yang sangat menyengat. Dan
perlahan mulai menembus batas kekebalan ilmu dan
tenaga dalam Koai tung Sin Kay. Dan dalam kondisi ini, Ceng Liong tiba-tiba teringat sebuah ilmu pamungkas yang belum pernah digunakannya.
Kali ini, dia berkeinginan menjajalnya untuk
menghentikan pertarungan mereka, sebab bila
dilanjutkan, bisa dipastikan Koai Tung akan menderita besar karena semakin terkuras dan mulai tertembus
hawa panas Ceng Liong. Berpikir soal itu, maka Ceng Liong tiba-tiba kembali memusatkan perhatiannya
dengan tidak mengendurkan persiapan melontarkan
jurus kedua dari Ilmu pamungkasnya.
Karena betapapun dia mengerti, bahwa orang seperti
Koai Tung Sin Kay pasti menjaga gengsi dan nama
baiknya, dan Ceng Liong tidak ingin menghancurkan
nama orang dan tidak mau mempermalukan orang tua
itu didepan banyak orang. Kendatipun keduanya
berhadap hadapan sebagai lawan saat itu.
Dan ketika Ceng Liong menyaksikan betapa Koai tung
Sin Kay bersiap melontarkan serangan perlawanan, tiba-tiba dia mengerahkan ilmu mujijat lainnya "Tatapan Naga Sakti", sebuah totokan melalui tatapan mata. Dan celaka bagi lawan, karena tidak terantisipasi oleh Koai Tung Sin Kay. Tiba-tiba saja, lengan Kakek Tua sakti itu terasa kesemutan, dan belum sadar apa yang terjadi, Ceng
Liong sudah menyerangnya dengan jurus saktinya.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Koai Tung Sin Kay tersentak, dia tidak sanggup
mengangkat tangan kanan yang harusnya menjadi alat
penyalur kekuatan penangkis. Akhirnya dengan terpaksa dia bergerak mundur dengan mengajukan tangan kiri
dengan kekuatan seadanya. Tapi, aneh, serangan Ceng Liong ternyata berkurang banyak tenaganya, dan ketika berbenturan dia tidak mengalami luka yang berarti,
bahkan hanya terdorong satu langkah ke belakang.
Dia menatap anak muda itu dengan mata yang aneh,
padahal dia sudah pasrah untuk terluka parah dan malah bersedia mati ketika Ceng Liong melontarkan pukulan.
Tapi, pukulan penuh tenaga sakti itu, tiba-tiba berubah melunak ketika berbenturan dengan tangannya, dan
bahkan ikut terhuyung ke belakang meski hanya satu
langkah. Keduanya kemudian saling tatap, sekian lama sampai
kemudian Ceng Liong berkata:
"Locianpwe, terima kasih sudah mengalah kepadaku
yang muda meskipun hanya dengan setengah jurus"
Sementara itu, Koai Tung Sin Kay yang masih heran
mengapa tangannya tiba-tiba terserang totokan dan
sampai sekarang masih susah bergerak seperti tersadar dari mimpi buruk. Jika menghendaki, dia sebenarnya
sudah lumat dalam pertempuran tadi oleh sebuah jurus pamungkas Ceng Liong.
Tapi anak muda itu, justru mengampuninya, bahkan
masih melindungi muka dan gengsinya dari malu yang
lebih besar dengan hanya mengatakan dia kalah
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
setengah jurus. Padahal, sebetulnya dia kalah mutlak, karena bila menghendaki anak muda itu malah sanggup menjatuhkannya, menjatuhkan dirinya dan juga nama
besarnya. Tapi, justru tidak dilakukan anak muda itu. Hanya
kepenasarannya membuatnya bertanya, meski tanpa
nada kemarahan selain nada kepenasaran:
"Anak muda, dengan jurus apa engkau
menyerangku?"
"Locianpwe, hanya kebetulan saja. Biarlah suatu saat tecu akan menjelaskan kepada engkau orang tua"
"Baik, kuingat janjimu memberitahuku suatu saat"
Dan setelah menghela nafas sesaat, orangtua sakti itu kemudian berpaling kearah Hu Pangcu Pertama sambil
berkata: "Lohu tidak sanggup menangkan anak muda itu.
Bahkan dia sanggup mengalahkanku"
Hanya kalimat singkat itu yang dikeluarkan Koai Tung Sin Kay yang kemudian ngeloyor mundur ketempat Kim-i-Mo Ong dan Bouw Lek Couwsu yang juga masih
bingung dengan cara dan proses kekalahan yang diderita Koai tung Sin Kay. Tetapi, melihat wajah yang kusam dan penuh penasaran dari Koai Tung Sin Kay, tiada
seorangpun dari keduanya yang punya keberanian untuk menyapa dan bertanya apa yang terjadi dengan kakek
sakti itu. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sementara itu, mendengar bahwa Kiang Ceng Liong
memenangkan pertempuran meskipun caranya mereka
tidak sanggup ikuti, tetap menghadirkan kegembiraan diantara kelompok pendekar. Terdengar sorakan-sorakan gembira diantara mereka dan sebagian besar pendekar mulai semakin meyakini keampuhan lembah pualam
hijau yang tokohnya sanggup mengalahkan Koai Tung
Sin Kay yang merupakan Hu Hoat paling tangguh dari
Thian Liong Pang.
Mereka yang awalnya sirik dan memandangnya
remeh, menjadi sangat malu dan mulai mengakui bahwa anak muda itu memang memiliki isi yang sangat lebih dari cukup untuk dibanggakan. Tetapi, tokoh-tokoh
sekelas Sian Eng Cu, Pengemis Tawa Gila, Ciangbunjin Bu Tong Pay, Kun Lun Pay dan tokoh utama lainnya, juga sungguh tak menyangka bila Ceng Liong sudah demikian saktinya.
Sian Eng Cu hanya meramalkan pertarungan seimbang
antara Ceng Liong dengan Koai Tung Si Kay yang
dilihatnya masih seusap diatas Kim-I-Mo Ong dan Bouw Lek Couwsu. Tapi luar biasa, anak muda itu bahkan
dilihatnya sanggup mengalahkan telak Koai tung Sin Kay, tetapi berbelas kasihan pada jurus terakhir. Dia sudah mengenal Ceng Liong yang pernah mengampuni dan
melepaskan Bouw Lim Couwsu, dan sadar bahwa sekali
ini, Ceng Liong melakukannya lagi.
Dan ini semakin melahirkan rasa suka dan bangga
serta hormatnya kepada anak muda itu. Cuma saja, dia sama sekali tidak mengerti, bagaimana caranya anak
muda itu mengalahkan Koai tung Sin Kay. Tapi, dia
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
memuji pengamatan gurunya yang tidak salah menilai
anak muda itu. Di tempat lain, setelah menenangkan diri dengan
mengerahkan Sinkang Giok Ceng Sinkang yang memang
memiliki kegunaan salah satunya mengobati sendiri luka dalam dan menyegarkan semangat, Ceng Liong nampak
menghadapi Hu Pangcu. Dan beberapa saat kemudian,
dia direndengi oleh Kaypang Hu Pangcu dan Sian Eng Cu.
Setelah saling tatap sejenak, terdengar Ceng Liong
berkata: "Hu pangcu, sudah cukup jelas hasil akhir dari
pertandingan kita. Apakah perjanjian kita tetap
dipertahankan dan dipegang?"
"Sudah tentu, Thian Liong Pang akan memegang janji.
Malam ini, kita tidak akan bergebrak, dan besok kami akan persilahkan rombongan kalian untuk keluar dari hutan ini. Tetapi setelah itu, kami tidak menjanjikan apa-apa, sebagaimana perjanjian, pertandingan ini hanya untuk membiarkan rombongan kalian keluar dari hutan.
Selewatnya, kami tidak menjamin tidak akan menyerang"
"Hm, baik. Terima kasih, karena kalian masih
berkemampuan memegang janji Hu Pangcu, mudah2an
benar kalian taat sampai besok dengan janji itu"
"Sebab jika tidak, belum tentu siapa memburu siapa
malam ini" Hu Kawcu Kay Pang Pengemis Tawa Gila


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mendengus. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Hm, tidak usah memperkarakan masalah itu. Yang
jelas Thian Liong Pang memegang janji untuk tidak
menyerang malam ini hingga esok di batas keluar dari hutan ini. Seterusnya kami tidak dapat menjanjikan apa-apa, karena memang kami kalah dalam pertandingan
tadi" "Bagus Hu pangcu, kami sudah tahu jika engkau
memang tidak menggerakkan apa-apa untuk
mengganggu rombongan kami sejauh ini. Masalah besok, kita lihat dan hitung besok saja. Hanya, rombongan
pendekar ini, juga memiliki keberanian bukan hanya
untuk melintasi hutan ini, tetapi juga untuk balik
mengejar Thian Liong Pang pada saatnya" Sian Eng Cu ikut bicara.
"Hm, kita lihat besok saja Tong Tayhiap" dengus Hu
Pangcu pertama.
"Satu hal lagi Hu Pangcu" Ceng Liong menukas
"Apa lagi yang ingin kau katakan Kiang Ceng Liong?"
"Perjanjian menyebutkan kami bebas berjalan sampai
keluar dari hutan ini, dan setelah itu kita tidak terikat perjanjian apa lagi. Benarkah demikian?"
"Benar, tepat sekali"
"Jika demikian, bolehkah tidak ada yang bergerak dari tempat ini sampai pada esok pagi dan kemudian kita
sama bergerak?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apakah permintaan itu tidaklah berlebihan?"
"Rasanya tidak" Ceng Liong menukas
"Baiklah, kami menghormati kemenangan kalian. Kita
bergerak bersama besok pagi-pagi benar dari tempat ini.
Selamat malam semua" dan setelah itu Hu Pangcu
Pertama ngeloyor pergi dan kembali bergabung dengan rombongan Thian Liong Pang.
Sementara itu, dengan dipimpin Hu Pangcu Kaypang
dan Sian Eng Cu dan juga Ceng Liong yang kini akhirnya bisa diterima semua pihak dan memandangnya penuh
kekaguman, dilangsungkan pertemuan. Sekian lama
pertemuan tersebut memperbincangkan banyak hal serta strategi buat besok pagi, dan setelah itu akhirnya semua beristirahat.
Tetapi, ke-6 pendekar muda, yang menjadi tulang
punggung para pendekar masih melanjutkan pertemuan.
Terutama mendengar apa yang dilakukan Tek Hoat dan
Kwi Song yang menjejaki apa yang dikerjakan Thian
Liong Pang pada akhir-akhir pertempuran adu tanding tadi. Dan ternyata Thian Liong Pang menepati janjinya, tidak menyerang selama pertandingan berlangsung.
Episode 6: Diburu, Memburu
Rombongan para pendekar yang kini semakin susut,
dari mendekati sekitar lebih 150 an orang kini jumlahnya susut lebih 100an orang saja. Yang sehat paling banyak TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
berjumlah 100 orang, selebihnya terluka dalam
pertempuran sehari sebelumnya.
Tetapi setelah beristirahat sepanjang malam,
rombongan tersebut bergerak kembali, dan nampak lebih bugar. Tetapi, ketegangan masih tetap melingkupi,
karena di belakang, semua sudah tahu bahwa kekuatan besar yang lebih 5 kali kekuatan mereka sedang
mengejar. Tetapi, bila sehari sebelumnya mereka
khawatir, hari ini nampak mereka lebih optimist.
Terutama ketika melangkah keluar dari hutan lebat
tersebut dan keluar ke lembah, semakin mendekati titik aman kedua.
Dan, anehnya, ketika berjalan bergegas selama lebih kurang lebih setengah jam dengan dikejar gerombolan Thian Liong Pang, rombongan para pendekar kini bahkan menunggu lawannya. Tempat dimana mereka menunggu
tepat di mulut keluar lembah karena areanya cukup luas, dan di samping kiri berjarak 200 meteran dari tempat berdiri para pendekar berdiri terdapat sebuah hutan.
Tapi hutan tersebut tidak cukup lebat. Di belakang
para pendekar adalah jalan terusan menuju ke sebuah kota yang sudah lumayan ramai, karena menjadi daerah perhubungan beberapa kota dan desa di seputaran
Gunung Siong San, masih berjarak kurang lebih 1 jam berjalan kaki.
Dan, tidak menunggu berapa lama, rombongan
pengejar tiba. Dan Hu Pangcu Pertama bersama dan
diapit kedua Hu Pangcu lainnya sudah tiba lebih dahulu, langsung berhadapan dengan Hu Pangcu Kaypang dan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sian Eng Cu. Adalah Hu Pangcu Kay Pang yang
menyambutnya dengan tawa khasnya:
"Hahahahaha, Samwi Hu Pangcu Thian Liong Pang,
rupanya kalian sudah tidak sabar mendapat gebukan
kami" "Benar, kami tidak sabar untuk membasmi kalian" Hu
Pangcu Ketiga yang lebih berangasan, Tibet Sin mo Ong, yang duluan mendengus.
"Agar Samwi ketahui, hari ini adalah keputusan Para pendekar Tionggoan untuk mulai bergerak membasmi
Thian Liong Pang sampai ke akar-akarnya" Pengemis
Tawa Gila kembali berkata.
Dan kali ini, Hu Pangcu Pertama berdetak hatinya.
Sejak awal, dia sudah curiga, untuk apa kawanan
Pendekar Tionggoan ini menunggu mereka di lembah ini, kendati mereka tahu sedang dikejar. Apa pula andalan dan keyakinan mereka" Hal ini membuatnya berhati-hati.
Hu Pangcu ini memamng memiliki kecerdikan lebih.
Dan fakta bahwa lawan yang dikejar menunggu mereka, membuatnya curiga dan mulai memperhitungkan hal lain yang mungkin tidak diduganya.
"Hm, jangan membual Pengemis Tawa Gila,
memangnya apa yang kalian andalkan melawan Thian
Liong Pang?" Apa engkau tidak menyaksikan jumlah dan kekuatan kami?" Hu Pangcu Pertama sambil
memalingkan wajahnya kearah jumlah kawanan Thian
Liong Pang yang sudah menghampiri.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Jumlahnya nampaknya lebih dari 500an, bahkan
mungkin 600 an orang, jauh melampaui jumlah para
pendekar yang hanya berkisar 100an orang lebih. Tetapi, Hu Pangcu Pertama menjadi makin heran, karena tidak terbersit ketegangan di wajah Pengemis Tawa Gila dan Sian Eng Cu memandang jumlah kawanan mereka yang
6 kali lebih besar. Bahkan terdengar Sian Eng Cu
berkata: "Hu Pangcu, sekali lagi kami tegaskan. Hari ini adalah titik kebangkitan Pendekar Tionggoan untuk membasmi Thian Liong Pang. Menghadapi jumlah berapa banyakpun bukan soal, karena itu bagian dari perjuangan. Hanya, ingin lohu sarankan dan ingatkan kepada Hu Pangcu,
tidak ada dimanapun, kejahatan akan mengalahkan
kebenaran. Maka, kami menyarankan agar Thian Liong
Pang bertobat dan melepas ambisinya menguasai Rimba Persilatan Tionggoan"
"Hahahaha, Sian Eng Cu, khotbahmu makin mirip
dengan orang-orang yang sudah siap untuk
meninggalkan dunia ini. Terdengar manis, tapi di telinga kami menjadi lelucon" terdengar Tibet Sin Mo Ong
"Khotbah seperti itu memang layak ditujukan bukan ke anak buah kalian, tetapi ke pentolan Thian Liong Pang macam kalian. Tapi, lohu juga yakin, kalian tidak akan sanggup mengambil keputusan"
"Karena keputusannya hanya satu, membasmi
penentang Thian Liong Pang" Hu Pangcu Pertama
berkata singkat.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik, kalian sudah boleh menyerang" Tukas Sian Eng Cu ringan dan kembali membuat Hu Pangcu Pertama
Thian Liong Pang kaget dan makin heran, apa yang
diandalkan kaum pendekar ini" Dan semakin heran,
karena dia tidak menemukan 3 anak muda pendekar
lainnya selain Kwi Song, Kwi Beng dan Giok Lian di
rombongan pendekar.
Tapi, betapapun, pertarungan memang harus
dilakukan, ketika tangan kanannya diangkat ke atas, jarak antara rombongan Thian Liong Pang yang tadinya berjarak sekitar 200 meteran, dengan cepat susut,
semakin lama semakin susut sampai kemudian
benturanpun terjadi.
Tepat menjelang benturan terjadi, terdengar siulan
keras dari mulut Hu Pangcu Kay Pang, Pengemis Tawa
Gila. Dan, Hu Pangcu Pertama yang sejak awal mulai
merasa was-was, menjadi sedikit tersentak ketika
terdengar sorak sorai di belakang dan juga samping
barisannya, tepatnya dari arah hutan.
Tetapi, tiada satupun yang bisa dilakukannya lagi,
karena benturan antara kedua barisan sudah terjadi.
Dan, terlebih, lawannya sehari sebelumnya, Souw Kwi beng sudah memapaknya dan segera melibatnya dalam
pertempuran seru di tengah-tengah medan pertempuran.
Hal yang sama juga dialami oleh kedua Hu Pangcu
Thian Liong Pang yang diladeni lawan mereka malam
sebelumnya dan melibas mereka dalam sebuah
pertarungan seru diantara ratusan anak buah masingmasing pihak. Tetapi, di barisan terdepan kelompok para TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
pendekar, adalah Barisan 6 Pedang Lembah Pualam
Hijau yang sangat ampuh, serta juga 18 Arhad Siauw Lim Sie yang membentuk barisan ampuh Lo Han Tin Siauw
Lim Sie. Akibatnya banyak pasukan lawan yang terjebak dalam
keampuhan kedua barisan tersebut, dan bahkan menjadi korban dalamnya. Sementara sisa-sisa lawan yang
berhasil menembus, menjadi lawan dari para pendekar yang menjadi bersemangat melihat munculnya kawan-kawan mereka yang lain.
Kelompok pendekar yang menyerang dari belakang
dan samping sebetulnya adalah hasil kerja keras Sian Eng Cu dan Pengemis Tawa Gila. Jauh hari mereka
menyadari, bahwa bukan tidak mungkin perjalanan turun dari Siauw Lim Sie akan menjadi bencana. Tetapi,
menyadari bahwa penghadangan lawan bisa dirubah
menjadi keuntungan, membuat mereka menggunakan
ketika yang tepat untuk meminta bantuan Kay Pang, Bu Tong Pay, Kun Lun Pay dan sejumlah besar perguruan
lain untuk bekerja membasmi Thian Liong Pang.
Kecepatan mengirim informasi ala Kaypang cukup
dimengerti dunia persilatan. Mimpipun, pihak Thian Liong Pang tidak menduga, bahwa lawan sudah juga
menyiapkan diri, dan mereka tertipu alias memperlama waktu ketika perang tanding kemarin. Padahal, Ceng
Liongpun baru diberitahu di pertengahan perang tanding dan karenanya tampil sangat percaya diri. Terutama
karena sadar, bahwa saat untuk melawan Thian Liong
Pang secara terbuka sudah tiba.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Pasukan penyerang terdiri dari hampir 250 pendekar, yang lebih setengahnya merupakan anak buah Kay Pang yang datang dengan dipimpin Pangcu Kaypang secara
langsung. Bahkan bersamanya juga turut serta 8 orang lain dari Cap It Ho Han yang kemudian bergabung
dengan 3 orang lainnya yang mengawal Tek Hoat dan
kemudian secara bersama menyerbu dari barisan
samping. Kemudian juga Kun Lun Pay, Bu Tong Pay, Tiam Jong
Pay, dan perguruan lain, serta tokoh silat lain yang mengerahkan tenaga sampai pasukan bantuan mencapai
lebih 250 orang. Jumlah yang sangat berarti, karena semua menyadari sewaktu waktu perguruannya bisa
diterjang dan diserang oleh Thian Liong Pang yang
nampaknya berambisi kelewat besar.
Bila dihitung, sebenarnya lawan masih memiliki
keunggulan jumlah. Tetapi, lebih setengah dari pasukan Thian Liong Pang adalah perampok dan tokoh silat
rendahan. Sementara 7-8 bagian kelompok pendekar
adalah orang-orang yang terlatih dalam Ilmu Silat secara lebih baik. Baik dari kalangan Pendekar yang turun dari Siong San maupun yang menyusul datang, semuanya
adalah tokoh-tokoh pilihan di perguruannya.
Ditambah lagi, baik Cap it hohan, Barisan 6 Pedang, Siauw Lim Sie Lo Han tin, sanggup menahan terjangan musuh dalam jumlah besar. Sementara sebaliknya,
tokoh-tokoh besar Thian Liong Pang mampu dihadapi da ditandingi oleh tokoh-tokoh dari kalangan pendekar.
Ketiga Hu Pangcu kembali berhadapan seru dengan tiga TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
anak muda sakti yang mereka hadapi pada hari
sebelumnya. Sementara Ketiga Hu Hoat Thian Liong Pang juga
ditandingi oleh tiga anak muda lainnya dan tidak mampu berbuat apa-apa untuk mencederai banyak orang.
Karena itu, keunggulan Thian Liong Pang hanya terletak pada keunggulan jumlah, namun secara kualitas, mereka jelas kalah jauh, kalah unggul. Apalagi, karena Cap It Hohan dan Barisan 6 Pedang tidak segan-segan
membunuh dan mengurangi jumlah lawan.
Datuk-datuk lainnya dari Thian Liong Pang seperti See Thian Coa Ong, Liok te Sam Kwi dan kawanan mereka
lainnya ditandingi oleh tokoh-tokoh utama pendekar.
Disana ada Sian Eng Cu, Pengemis Tawa Gila,
Ciangbunjin Kun Lun Pay, Bu Tong Pay, Jin Sim Todjin, Wakil Ciangbunjin Thian San Pay, Tiam Jong Pay, dan masih banyak pendekar lainnya yang bertempur
bersama. Jumlah penyerbu Thian Liong Pang dengan cepat
menyusut, sementara di kalangan pendekar korban yang jatuh kurang begitu banyak, kecuali karena keroyokan dan pembokongan. Tetapi pertarungan berdepan
membuat banyak korban di pihak Thian Liong Pang,
karena lawan-lawan mereka, kecuali Pendeta Siauw Lim Sie dan Bu Tong Pay, tidak pantang melakukan
pembunuhan. Bahkan di pihak Barisan 6 Pedang yang
menggiriskan dan Cap It Hohan, sudah puluhan musuh
yang menjadi korban, sampai kemudian kedua barisan
itu ditandingi oleh Barisan Warna Warni Thian Liong Pang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Tetapi akibatnya, banyak anggota Thian Liong Pang
yang berkepandaian tinggi yang tersedot memperkuat
barisan tersebut. Kondisi ini celakanya, tidak dapat cepat dikenali Hu Pangcu Pertama, karena dia dilibat secara ketat oleh Kwi Beng yang memang khusus diminta
membuat Hu Pangcu Pertama terlibat dalam pertarungan ketat dengannya.
Di arena yang lain, nampak pertarungan kembali
berulang. Antara Tek Hoat melawan Kim I Mo Ong,
antara Mei Lan melawan Bouw Lim Couwsu dan antara
Ceng Liong melawan Koai Tung Sin Kay. Hanya, kali ini, Koai Tung Sin Kay anehnya tidak lagi menunjukkan
wajah jumawa, tetapi nampak mereka seperti berlatih saja. Dan lebih aneh lagi ketika kemudian Ceng Liong mendengar lawannya berbicara kepadanya:
"Anak muda, aku tahu engkau bermaksud
menyelamatkan mukaku kemaren. Padahal jelas engkau
memenangkan pertempuran itu. Tapi, tolong engkau
jelaskan, dengan Ilmu apa engkau menotokku. Setahuku, baik kakekmu, maupun Kakek buyutmu, tidak memiliki
ilmu yang mampu menotokku tanpa aku mengetahuinya"
"Ach, maafkan locianpwe. Kelihatannya karena
locianpwe tidak bersiap secara cukup saja maka siauwtee bisa memasukkan totokan itu"
"Engkau tidak usah merendah anak muda. Betapapun,
caramu menjaga mukaku telah membuatku banyak
berubah dalam menilaimu. Aku tahu, engkau memiliki
ilmu lain yang luar biasa" Ceng Liong termenung sejenak.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Terjadi perang batin dalam hatinya untuk memutuskan apakah harus membuka rahasia itu atau tidak.
Terlebih, karena dia sendiri belum sanggup menguasai ilmu mujijat dan sangat aneh itu secara penuh. Kadang sanggup dikeluarkannya, tetapi lebih sering gagal.
Tengah dia termenung terdengar kakek itu berkata lagi:
"Anak muda, aku tidak ingin memaksamu. Tapi,
tolonglah orang tua sepertiku untuk memuaskan
keingintahuan atas penyebab kekalahanku. Tiada lagi nafsuku untuk mengalahkanmu. Jika tidak sangat
terpaksa, akupun tidak akan berada dalam barisan Thian Liong Pang" dan suara kakek itu terdengar memohon,
membuat Ceng Liong semakin tidak enak hati.
"Tapi locianpwe, siauwtee pun sebenarnya belum
mampu menguasainya secara sempurna. Hanya
kebetulan" Ceng Liong meragu, tapi membuat Koai Tung semakin penasaran atas Ilmu tersebut yang bahkan
belum terkuasai secara sempurna. Belum sempurnapun
sudah sanggup mengalahkannya, apalagi bila dikuasai secara sempurna.
"Tidak apa anak muda, aku hanya ingin tahu dengan
apa dan bagaimana engkau mengalahkanku"
"Locianpwe, tapi bersediakah engkau orang tua untuk tidak menyebarkan berita mengenai ilmu itu
kesiapapun?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Aku berjanji anak muda, bahkan engkau akan beroleh keuntungan lain setelah memberitahuku soal itu" Koai Tung berjanji.
"Baiklah locianpwe, siauwtee sebenarnya
menyerangmu dengan ilmu "Tatapan Naga Sakti", ilmu
dorongan tenaga dan tutukan melalui sinar mata.
Sayangnya siauwtee belum mampu menguasainya secara
sempurna" "Anak muda, apakah engkau sedang tidak berdusta?"
Koai Tung sampai terkesiap dan berhenti menyerang
Ceng Liong. Ditatapnya Ceng Liong dengan wajah
keheranan, takjub dan susah meyakini bahwa anak muda didepannya adalah mahluk biasa.
Betapa tidak, sudah 20 tahun terakhir dia mendapat
firasat akan hadirnya ilmu luar biasa semacam ini. Karena terutama, sebagai tokoh besar, dia pernah mendengar jejak ilmu ini dari para pengikutnya dan murid utamanya yang menerima informasi dari banyak penjuru dunia.
Ilmu itu menurut sepengetahuannya teramat sulit dan susah dikuasai siapapun.
Bahkan ilmu sejenis di Siauw Lim Sie, tidak pernah
kedengaran ada yang mampu menguasainya. Bahkan
tidak juga Kian Ti Hosiang. Bisa berguna bagi ilmu sihir, tetapi kehebatannya adalah mengeluarkan serangan dan tutukan yang tidak akan diduga siapapun, karena berasal dari sinar mata. Dan, dia sudah mengalami dan
merasakannya dan bahkan mungkin korban pertama di
Tionggoan. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Anak muda, jadi benarkah bahwa ilmu itu memang
ada?" tanyanya meragu
"Benar locianpwe, cuma aku belum sempurna melatih
dan menguasainya" jawab Ceng Liong ragu.
"Dan, apa namanya tadi, Tatapan Naga Sakti. Hm,
luar biasa. Tidak kecewa aku kalah ditanganmu" Koai Tung menggumam perlahan, tapi tiada nafsu
kepenasaran dimatanya. Dan kemudian terdengar dia
berkata lagi: "Anak muda, terima kasih atas informasimu. Jangan
takut, tidak akan ada siapapun yang mendengarnya dari mulutku. Tapi, kuminta engkau berhati-hati. Di balik organisasi ini, masih ada tokoh-tokoh yang lebih hebat lagi, setingkat gurumu, 4 Dewa Tionggoan.
Mereka menaklukanku dan Kim-I Mo Ong untuk bekerja
berterang, sementara mereka bergelap.
Betapapun aku masih terikat perjanjian sampai 2


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tahun kedepan membantu mereka sampai aku lepas dari janji pertarungan. Semakin jelas bagiku, masa kini sudah menjadi milik kalian, bukan kami lagi. Terima kasih atas informasimu, dan berjaga-jagalah, badai ini masih akan panjang" setelah berbicara sambil berbisik seperti itu, Koai Tung Sin Kay kemudian berkelabat berlalu. Ceng Liong memandangi kepergian orang tua sakti itu dengan pikiran berkecamuk.
Luar biasa, mulanya dia berpikir untuk menghadapi
orang-orang semisal Koai Tung Sin Kay inilah dia
bersama 4 kawan lainnya disiapkan guru-guru mereka
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
masing-masing. Ternyata, malahan, masih ada tokoh
lebih gila lagi yang berdiri dibalik temaram Thian Liong Pang.
Mungkin adalah sutradara dan pemain utama yang
membuat Tionggoan kisruh dalam badai berdarah. Dan, lawan mereka di Thian Liong Pang, malah nyaris sejajar dengan kemampuan gurunya. Bukankah ini berita yang
sangat luar biasa"
Sementara itu di arena lain, baik Tek Hoat maupun
Mei Lan, juga bertarung tetapi tidak seseru dan sengotot dalam pertempuran mereka sebelumnya. Pertempuran
mereka kurang serius dan terkesan yang penting terlibat dalam pertempuran itu dan bukannya menganggur.
Serangan-serangan mereka yang sudah saling kenal
sebelumnya, cenderung nampak seperti latihan saja.
Kim I Mo Ong dan Bouw Lek Couwsu, betapapun
mereka sangat penasaran dengan pertarungan sehari
sebelumnya, tapi tidak punya semangat hari ini. Karena disamping mereka, ratusan orang juga ikut bertempur dan menghilangkan selera bertarung mereka lebih jauh.
Karena itu, Mei Lan dan Tek Hoat, juga lebih banyak bertarung santai dan lebih tepat berlatih dengan orang setingkat. Ketika Ceng Liong memandangi arena
pertarungan itu, diapun paham apa yang terjadi dan
tidak mengkhawatirkan.
Dan ketika memandangi keseluruhan medan, hatinya
tertusuk melihat ratusan orang rebah dengan jiwa
melayang, puluhan lainnya terbaring merintih karena menderita luka. Sementara angkara pertempuran terus TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
menerus terjadi. Teriakan, bentakan dan jeritan
kesakitan terjadi susul menyusul dari semua sudut arena.
Sementara itu, Hu Pangcu Pertama yang dilibas oleh
Kwi Beng lama kelamaan menjadi geram dan gusar.
Betapa tidak, ketika sempat melihat arena, ternyata lebih banyak, jauh lebih banyak anak buahnya terbantai, dan jumlah mereka sudah susut banyak. Sungguh, dia
kembali menghadapi kenyataan betapa misi kali ini
mendekati kegagalan.
Terlebih, kedua Hu Pangcu lainnya juga terlibat
perkelahian yang seru dan tidak mampu keluar dari
pertarungan itu dengan santai. Dan yang membuat
semangatnya nyaris runtuh, dia melihat anak buahnya tinggal setengahnya, atau mungkin bahkan kurang dari setengahnya. Kegarangan Barisan 6 Pedang dan Kay
Pang Cap it ho han sungguh membuatnya murka.
Belum lagi Siauw Lim Sie Lo Han Tin yang meski tidak membunuh, tetapi mampu menghadapi semua serangan
lawan. Barisan-barisan itu memang dihadapi Barisan
Warna Warni, tetapi barisan itu menyedot banyak
tenaga, dan akibatnya banyak anak buah mereka yang
menjadi korban sia-sia. Dan, tiba-tiba Hu Pangcu
Pertama menyadari, nampaknya misi mereka akan
segera berubah: dari misi memburu lawan, kini misi
mereka harusnya adalah menyelamatkan diri.
Tapi, sungguh banyak kehilangan dan kekalahan kali
ini, dan belum tentu lawan akan membiarkan mereka
mengundurkan diri dengan nyaman. Otaknya yang cerdik TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mulai memikirkan bagaimana menonggalkan arena
tersebut. Sungguh mengesalkan.
Tiba-tiba Hu Pangcu Pertama bersuit, nampaknya
sebuah isyarat bagi kawanan Thian Liong Pang. Dan,
memang demikianlah adanya. Meskipun jumlah mereka
sudah susut, tetapi jumlah mereka masih tetap banyak.
Setidaknya masih mendekati 300an orang, sementara di pihak pendekar lebih sedikit jumlahnya, tapi kemampuan mereka jelas jauh lebih kuat.
Karena itu, sambil mengundurkan diri kearah hutan,
pertempuran tetap terus terjadi. Bahkan terus terjadi dengan korban yang bertambah banyak dari saat kesaat di kedua belah pihak. Dan kemudian dengan berlindung dibalik kerumunan anak buahnya, ketiga Hu pangcu
akhirnya meloloskan dirinya bersama beberapa pentolan Thian Liong Pang lainnya.
Mereka meninggalkan arena dan melarikan diri dengan jumlah yang kurang dari 150-an orang saja. Dan
sebagaimana diduga oleh Hu Pangcu Pertama, kawanan
pendekar pasti akan memburu mereka. Dan siang hari
itu, benarlah terjadi demikian. Dari keadaan diburu lawan, kondisi para Pendekar berbalik memburu Thian Liong Pang. D
an nampaknya lonceng kematian bagi Thian Liong
Pang sudah dibunyikan. Lebih 200an orang kaum
pendekar dari puluhan perguruan bergabung untuk
bertekat membasmi Thian Liong Pang dari ambisi mereka menguasai Rimba Persilatan Tionggoan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Liong Ko, tunggu sebentar", suara seorang gadis
menghentikan langkah Ceng Liong, dan membuatnya
menunggu sang gadis yang dari suaranya sudah
dikenalnya. Siangkoan Giok Lian. Dan tidak lama
kemudian, sang gadis sudah berdiri berhadapan
dengannya. "Ada apa Lian Moi, setahuku engkau bergabung
dengan Lan Moi, kemanakah dia?"
"Yang kau cemaskan nampaknya hanya dia seorang
Liong Ko?" Giok Lian berkata dengan mata menggoda
"Ach, jangan berlebihan Lian Moi" Ceng Liong sedikit tersipu. Dia memang berbeda dengan Kwi Song dan Tek Hoat dalam berhadapan dengan anak gadis, cenderung
pemalu dan pendiam. Lebih mirip dengan Kwi Beng,
kakak kembar Kwi Song.
"Sudahlah Liong Ko, aku sekedar bercanda "..
hahaha, coba lihat, mukamu sampai memerah begitu.
Aku tanggung, Lan Moimu juga pasti sedang
merindukanmu" Giok Lian enak saja mempermainkan
Ceng Liong karena dia sudah paham benar adanya "rasa"
antara Ceng Liong dan Mei Lan. Pasangan yang cocok, pikirnya. Bahkan pasangan yang akan menjadi sahabat sejatinya pada masa depan. Tetapi, Giok Lian menjadi sedikit tersentak ketika melihat, meski hanya sekilas, lintasan kesedihan di mata Ceng Liong.
"Liong Ko, sudahlah, jangan dimasukkan dihati. Aku
sudah pamitan dengan Lan Moi untuk segera menuju ke markas Bengkauw. Ada baiknya Ayah dan Bengkauw
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melibatkan diri dalam menumpas Thian Liong Pang.
Sekaligus melaporkan kejadian-kejadian terakhir kepada ayah. Bagaimana pendapatmu Liong Ko?"
Sejenak Ceng Liong pulih kembali, dan dengan segera berkata:
"Baik sekali maksudmu Lian Moi. Aku mendukungmu
sepenuhnya. Alangkah baiknya bagi dunia persilatan bila Bengkauw bahu membahu memberantas para perusuh
itu" "Lan Moi juga setuju Liong Ko. Dan karena itu aku
memisahkan diri dengan Lan Moi untuk menuju ke Heng San. Tapi sekaligus, aku ingin menagih satu janjimu Liong Ko?"
Degh ". Sekejap wajah Ceng Liong menegang. Hanya
sekejap, karena dia tahu belaka apa yang dimaksudkan oleh Giok Lian dengan janji itu.
"Jika bisa, malah bukan cuma 1, yaitu janjimu Liong Ko, tetapi, juga urusan lain" Giok Lian menegaskan
sambil tersenyum melihat Ceng Liong yang "menegang"
dan sebentar "kikuk".
"Hm, baiklah Lian Moi. Apa yang ingin kamu ketahui
sebetulnya, dan yang mana kedua hal yang ingin kamu ketahui dariku" tukas Ceng Liong setelah menenangkan diri dari debaran jantungnya yang berdetak lebih cepat.
"Liong Ko, engkau menjanjikan menceritakan sesuatu
mengenai keadaan enci Giok Hong. Menjelang aku
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
kembali ke Bengkauw, aku mencarimu untuk berita itu, sebelum kusampaikan kepada Ayahku"
Ceng Liong menarik nafas sejenak. Dan kemudian,
sambil menatap Giok Lian dia berkata:
"Baiklah Lian Moi. Tapi sebaiknya kita mencari tempat yang agak baik untuk bercakap-cakap"
Keduanya kemudian berkelabat meninggalkan tempat
itu, dan menemukan sebuah tempat lain di luar hutan tempat mereka bertemu. Di bawah sebuah pohon yang
agak rindang, kemudian Ceng Liong berhenti dan
mempersilahkan Giok Lian untuk duduk dan
mempercakapkan hal yang dianggap "sangat serius" oleh Ceng Liong.
"Baiklah Lian Moi, kita boleh bercakap disini" Ujar Ceng Liong setelah mereka dalam posisi yang enak untuk berbicara.
"Tetapi, sebelum aku menceritakan apa yang kutahu
mengenai kakakmu, bolehkah aku tahu hal kedua yang
ingin engkau ketahui dariku?"
Giok Lian nampak menimbang nimbang sejenak.
Nampak sedikit ragu, tapi akhirnya dia mengangguk:
"Baik, tidak mengapa Liong Ko. Tapi ?".", kembali
Giok Lian sedikit meragu
"Tidak mengapa Lian Moi, katakanlah"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apa engkau tidak akan marah Liong Ko, karena
masalah ini sebenarnya menyangkut masalah pribadimu"
"Sejauh masih dalam batas kewajaran, tidak ada yang perlu dijadikan alasan buat marah Lian Moi"
Nampak sesaat kembali Giok Lian tenggelam dalam
kebimbangan, sampai kemudian dia menetapkan
keputusannya dan berkata:
"Liong Ko, maafkan bila aku mencampuri urusan
pribadimu. Tapi, terus terang, sebagai sahabat dekat Lan Moi, aku ". aku " aku harus menyatakannya kepadamu"
"Hm, apa maksudmu Lian Moi" Ceng Liong mau tidak
mau menjadi tegang juga
"Aku harus mengatakan bahwa sebagai sesama
wanita, aku sangat mengerti kegalauan Lan Moi" Giok Lian tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.
"Maafkan, kalau aku kurang paham Lian Moi" Ceng
Liongpun jadi keki
"Begini Liong Ko, aku juga kan seorang gadis, seorang wanita. Jadi, aku ". aku mengerti dengan keadaan Lan Moi itu" Giok Lian berharap Ceng Liong mengerti dengan sendirinya. Padahal, dia kurang tahu, jika Ceng Liong sendiri setengah mati menebak-nebak, apa dan kearah mana percakapannya.
Meskipun setengahnya dia sudah menebak, tetapi,
tentunya tidak akan semudah itu dia berkeberanian
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengutarakan tebakannya. Karena dia sendiri
sesungguhnya dalam keadaan bingung, selain tidak pasti akan Mei Lan, juga masih terkendala dengan urusan
sendiri bersama Giok Hong.
"Aduuuh, Liong Ko, masakan engkau tidak mengerti
juga?" Giok Lian menjadi gemas sendiri
"Maafkan aku Lian Moi, apa yang seharusnya
kumengerti?"
"Sehari-harinya engkau begitu tegas dan berwibawa
Liong Ko, tapi masakan dalam urusan segini engkau jadi linglung begitu?"
"Lian Moi, apa benar aku nampak sebegitu linglungnya dengan apa yang engkau maksudkan?"
Giok Lian sampai berdiri dan menghentakkan kakinya
saking gemasnya.
"Ach, Liong Ko, masakan harus kukatakan terus
terang. Betapapun Mei Lan itu sudah kuanggap adikku, dan tidak akan aku mempermalukannya?"
Ceng Liong jadi bertambah kikuk. Disuruh menebak,
padahal dia hanya paham setengahnya, dan malah takut jangan-jangan tebakannya salah. Nanti disangka gede rasa pula.
"Apa maksudmu Lian Moi, sungguh aku kurang
paham" TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Giok Lian memandangi Ceng Liong lama. Dan lama
kelamaan, dia jadi sadar bahwa Ceng Liong sama
bingungnya dengan dirinya.
"Aduh, atau apa mungkin aku yang tolol ya" Giok Lian jadi menggumam sendiri.
"Apa maksudmu Lian Moi?"
"Begini Liong Ko ".. " Giok Lian menenangkan dirinya yang ikut-ikutan jadi tegang.
"Engkau dan Lan Moi itu ?" engkau mengerti kan?"
sambil memandangi Ceng Liong dan menunjuk-nunjuk
Ceng Liong, dan wajahnya sungguh lucu menggemaskan.
"Mengerti apa?" Ceng Liong justru tambah keki malah
"Sebenarnya engkau sayang sama Lan Moi atau tidak
?" Plong, akhirnya dalam ketidaksadarannya, kalimat yang susah dikeluarkannya, justru menerobos keluar
dalam kegemasannya atas "ketololan" Ceng Liong. Dan dipandanginya wajah Ceng Liong dengan harap-harap
cemas. Betapa dia selalu menjadi tempat pelampiasan
kepenasaran Mei Lan, dan betapa kasihnya dia atas Mei Lan sehingga berusaha sendiri untuk menjajaki
kemungkinan menyatukan hati kedua sahabat yang
sangat dikasihinya itu. Padahal, diapun awalnya begitu menyukai Ceng Liong, hanya ketika melihat Mei Lan yang sudah keduluan menunjukkan perasaannya, akhirnya dia mundur. Dan perlahan dia mulai menilai Tek Hoat dan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Kwi Song yang perlahan mulai mengisi kemesraan dalam hatinya itu.
Sejenak wajah Ceng Liong menegang, dan Giok Lian
yang memandangnya menjadi cemas. Tetapi, bagaimana
mungkin Ceng Liong memiliki keberanian memarahi Giok Lian. Selain wajah polosnya yang cemas memandanginya dengan harap-harap cemas, kejadian dirinya dengan
kakak gadis itu, terlebih mengenaskan lagi, dan
membuatnya tidak mungkin memarahi Giok Lian. Karena itu, akhirnya keduanya saling memandangi dalam situasi yang sungguh-sungguh aneh dan menggemaskan.
Kedua orang muda yang dalam ukuran umum sudah
selayaknya menikah, membicarakan masalah perasaan
orang lain dan menanggapinya dalam kepolosan masing-masing. Akibatnya keadaan mereka menjadi tegangtegang lucu, dan keduanya jadi terdiam dalam seribu kata sambil menimbang cermat, kalimat apa yang pantas untuk dikemukakan. Dan kediaman mereka akhirnya
dipecahkan oleh tarikan nafas berat dari Ceng Liong.
"Maafkan aku Liong Ko jika masalah ini membuatmu
tidak senang" Giok Lian merasa sedikit bersalah.
"Tidak Lian Moi, sama sekali tidak. Engkau tidak salah, tapi masalahnya tidak semudah yang engkau bayangkan.
Betapa aku menyayangi Lan Moi, tidak kuragukan. Tapi, aaaaach, ada sesuatu yang lain yang membuatku susah dan serba salah untuk bertindak" wajah Ceng Liong
menjadi sangat mengenaskan. Dimatanya kembali
terbayang kemungkinan apa yang terjadi antara dirinya TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dengan Giok Hong. Dan masih pantaskah dia
memimpikan hidup berbahagia dengan Mei Lan"
"Jadi, apakah dengan demikian Lan Moi akan terus
terombang-ambing dalam impiannya itu Liong Ko?" Giok Lian menuntut.
"Lian Moi, engkau tidak tahu ?" engkau tidak tahu,
betapa beratnya aku menanggung masalah ini.
Seandainya ?"." Suara dan ucapan Ceng Liong
mengambang "Liong Ko, apa maksudmu?" atau, apakah memang
sudah ada orang lain dalam hidupmu?"
"Aku tidak jelas, aku tidak tahu. Ini sungguh
membingungkan dan membuatku serba salah Lian Moi"
tegas Ceng Liong yang semakin kebingungan.
"Maafkan, tapi aku juga menjadi bingung Liong Ko.
Harus bagaimana aku menjelaskannya kepada Lan Moi"
Kembali keduanya tenggelam dalam lamunan dan
pikiran masing-masing. Ceng Liong sebentar sebentar menarik nafas panjang, sampai kemudian dia
memandang Giok Lian dan akhirnya berkata:
"Baiklah Lian Moi, engkau memang perlu tahu. Karena semuanya terkait dengan pertanyaan kedua yang ingin engkau tanyakan"
Sontak Giok Lian terkejut, dan dengan segera
bertanya dengan muka terkejut:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Apa maksudmu Liong Ko?" apa engkau ingin berkata
bahwa semuanya ada kaitan dengan enci Giok Hong?"
"Benar sekali"
"Liong Ko, apa engkau bersedia menjelaskannya
secara lebih rinci?" Ada hubungan apa engkau dengan enci Giok Hong?" Giok Lian bertanya dengan harap-harap cemas. Bahkan dengan keterkejutan yang jelas sangat sulit disembunyikan lagi.
"Ya, engkau harus tahu Lian Moi. Sikapku memang
terkait dengan keberadaan encimu yang sedang engkau cari-cari itu"
"Tapi, bagaimana pula keterkaitannya. Aku sungguh
tidak mengerti Liong Ko"
"Untuk mengerti, engkau harus mendengarkan
ceritaku Lian Moi, dan kuharap engkau bisa mengerti ceritaku secara keseluruhannya".
Pada akhirnya Ceng Liong menceritakan bagaimana
dia bersama Giok Hong membantu Tek Hoat dan Kay
Pang menempur See Thian Coa Ong. Bagaimana mereka
membebaskan Kim Ciam Sin Kay, Pangcu Kay Pang dan
melawan kawanan pengemis yang memberontak.
Bagaimana mereka memancing dan menempur See
Thian Coa Ong dan berkelahi bahu-membahu, dan
bagaimana kemudian mereka berdua terluka oleh
pukulan See Thian Coa Ong (Diceritakan di Bagian I
Kisah Para Naga ini).
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan juga Ceng Liong menceritakan bagaimana ketika
dia siuman, dia tidak mengetahui lagi keberadaan Giok Hong sejak itu. Dan bahkan mencari-carinya hingga saat ini, tetapi tetap saja jejaknya tidak ditemukan.
"Jadi, sejak terluka di tangan See Thian Coa Ong,
kemudian enci Giok Hong terluka dan menghilang. Begitu maksudmu Liong Ko?"
"Benar Lian Moi, bahkan pihak Kay Pang yang merasa
berhutang budi, juga telah mengerahkan seluruh
kekuatannya untuk mencari encimu. Tapi hingga
sekarang masih belum ketemu juga"
"Apakah benar-benar enci tidak meninggalkan jejak


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedikitpun di goa itu Liong Ko?"
"Aku sudah bolak-balik puluhan kali menyusuri goa itu, tetapi tidak ada sedikitpun jejak dan petunjuk
keberadaan encimu itu"
"Ach, enci, apa gerangan yang terjadi atas dirimu?"
Giok Lian nampak terguncang dan bersedih untuk
keberadaan encinya yang hilang tanpa jejak itu. Cukup lama dia terisak, tanpa Ceng Liong sanggup berbuat
apapun, termasuk membujuk gadis yang sedang sedih
itu. Cukup lama keadaan mereka seperti itu, sampai
kemudian Giok Lian akhirnya menyadari dirinya,
mengeraskan hati dan pada akhirnya kemudian
memandang kearah Ceng Liong dan berkata:
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Liong Ko, masih ada satu hal yang membebaniku.
Jika engkau tidak keberatan, apa kaitannya kehilangan kakakku dengan Mei Lan?"
Ceng Liong tidak kaget lagi, karena dia merasa Giok Lian juga berhak mengetahui keberadaan kakaknya dan kaitannya dengan sikapnya yang nampak "plin plan"
terhadap Mei Lan. Dan bahkan pertanyaan itu memang
sudah ditunggunya, karena pasti Giok Lian akan
menanyakannya. "Lian Moi, justru ceritaku mengenai kakakmu belum
sampai pada titik yang lebih mengejutkan lagi.
Bahkanpun untuk diriku sendiri", jawab Ceng Liong
dengan nada bergetar.
"Liong Ko, apa maksudmu?"
"Lian Moi, ketika aku bersama encimu terpukul dan
terlontar kearah goa itu, kami terpukul oleh pukulan beracun yang mengandung hawa "racun dewa asmara".
Racun khas See Thian Coa Ong yang sangat berbahaya
itu. Pernahkah engkau mendengar prihal racun itu?"
"Rasanya, baru sekali ini aku mendengarnya Liong Ko"
"Barangsiapa yang terkena dan teracuni oleh racun
dewa asmara, maka hanya ada dua cara untuk terlepas dari racun tersebut. Tanpa kedua cara itu, maka korban dipastikan meninggal kurang dari 24 jam"
"Apa dan bagaimana caranya Liong Ko?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Pertama, mendapatkan obat pemunah racun dari See
Thian Coa Ong sendiri, sebagai satu-satunya pemilik racun dan tentu saja pemunahnya"
"Dan yang kedua?"
"Ini ".. ini, rada sulit Lian Moi ".. tapi, ya begitulah"
"Begitulah bagaimana?"
"Menurut Kim Ciam Sin Kay, cara kedua adalah
dengan ?" dengan" Sungguh sulit Ceng Liong
menyebutkannya "Dengan cara apa Liong Ko" Giok Lian yang penasaran menjadi geregetan melihat keadaan Ceng Liong
"Yaaaa". Menurut Kim Ciam Sin Kay, dengan,".
Dengan". menyalurkan hasrat "asmara" itu".
"Tapi, apa maksud dari hasrat asmara itu Liong Ko"
Giok Lian bertanya bingung. Dan kebingungannnya
membuat Ceng Liong juga tambah bingung. Tapi
dicobanya juga menjelaskannya:
"Maksudnya antara laki-laki dan perempuan Lian Moi"
"Ya ".. antara laki-laki dan perempuan, kenapa
memang?" "Berhubungan, laki-laki dan perempuan"
"Berhubungan apa?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Ya begitu ".. ada hubungannya Lian Moi" Ceng Liong tambah keki dan gagap menjelaskannya. Karena
memang sulit baginya untuk menjelaskannya.
"Aduh Liong Ko, kamu ini gimana sich" Ya memang
ada hubungannya, tapi hubungan yang bagaimana
maksudku?"
"Begini Lian Moi, racun itu membuat orang yang
terkena menjadi terangsang nafsunya"
"Jadi?"
"Yaaaa, begitulah menurut Pangcu Kaypang, cara
kedua adalah menyalurkan nafsu asmara itu, baru bisa terlepas dari ancaman racun mematikan itu".
"Artinya, engkau dan enci ".. engkau dan enci "..
sudah, sudah ".. melakukannya. Melakukan itu?" Giok Lian nampak risih, kaget dan malu melanjutkan
kalimatnya. "Menurut Kim Ciam Sin Kay, nampaknya demikian
adanya" "Menurut Pangcu Kaypang memang begitu.
Menurutmu sendiri bagaimana?"
"Aku sembuh jelas bukan oleh See Thian Coa Ong Lian Moi, karena dia juga terpental jauh oleh gabungan
pukulanku dengan Giok Hong. Jadi rasanya memang
kami, aku dan kakakmu itu, sudah .... sudah ....
melakukannya" Ceng Liong terbata-bata dan melanjutkan TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Selebihnya aku tidak tahu lagi Lian Moi,karena begitu aku sadar, aku sendirian dalam goa. Aku baru tahu
keracunan racun itu ketika Pangcu Kaypang
menyembuhkanku dan menemukan sisa dan jejak racun
itu dalam darahku"
"Hm, aku percaya padamu Liong Ko. Tapi, akupun
bingung harus berprihatin untuk siapa. Buat enciku atau buat Lan Moi ".. kasihan" wajah Giok Lian nampak
seperti berbeban berat. Sungguh sulit dia menyalahkan Ceng Liong, apalagi kakaknya. keduanya menjadi korban kelicikan orang. Karenanya dia sungguh bingung,
bagaimana menangani masalah semacam ini.
Disatu sisi, dia ingin menjodohkan Mei Lan dengan
Ceng Liong, dan tahu keduanya saling mencinta. Tetapi, disisi lain, nampaknya encinya telah melakukan
hubungan yang membuat keduanya mau tidak mau
harus terangkap sebagai suami-istri.
"Lian Moi, sekarang engkau paham kiranya mengapa
aku nyaris tidak mungkin memikirkan masalah percintaan dan perjodohan. Karena, apabila benar analisa Pangcu Kaypang, berarti aku sudah tidak bebas lagi. Meskipun aku sadar mencintai Lan Moi, tapi sungguh tidak layak itu kulakukan sebelum bertemu dengan encimu dan
mendapat kejelasan mengenai semua kekisruhan yang
kuhadapi ini"
"Ach, kasihan engkau Liong Ko. Kasihan enci dan
kasihan Lan Moi. Nasib sungguh sungguh sedang
mempermainkan kalian" keluh Giok Lian. Dan kemudian disambungnya kembali,
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Tapi, sudah berapa lama enci Hong tidak munculkan
dirinya lagi" Kuhitung-hitung sudah lebih dari 3 tahun.
Dan selama ini, tidak setitikpun kabar yang kudapatkan mengenai keberadaannya. Dan bila enci Hong tidak
pernah muncul selamanya, apakah engkau juga akan
seperti ini selamanya?"
"Selama tidak ada kejelasan mengenai masalah ini,
bagaimana mungkin aku punya muka dan punya hak
untuk menjadi pasangan Lan Moi" Suatu hal yang takkan mungkin kulakukan Lian Moi. Aku harus menemukan
kakakmu dulu baru bisa memutuskan semuanya.
Kuharap engkau mengerti dengan posisiku ini Lian Moi"
"Tentu Liong Ko, aku sangat mengerti. Aku prihatin
untukmu dan untuk Lan Moi. Sejujurnya, akupun tidak tahu harus melakukan apa menghadapi persoalan kalian.
Bahkan untuk menjelaskan masalah ini kepada Lan Moi, akupun tidak tahu bagaimana caranya".
"Lian Moi, perkenankan aku menunggu waktu yang
tepat untuk menjelaskan kepada Lan Moi dan bahkan
Tek Hoat. Betapapun, kepada mereka aku berhutang
nyawa sejak kecil. Tanpa keduanya, tidak tahu apakah aku masih berada di dunia ini atau tidak. Selebihnya, keduanya sudah merupakan adik angkat bagiku, dan
karena itu, aku harus menjelaskan posisiku kepada
mereka berdua"
"Engkau benar Liong Ko. Hal itu memang sangat
bijaksana. Biarlah kepada ayah dan Bengkauw, untuk
sementara belum mengetahui masalah ini sampai
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
semuanya jelas pada saatnya. Dan biarlah kita
membicarakan masalah ini kelak, dikemudian hari"
"Oh ya, sebelum kita berpisah, apakah tidak salah bila kukatakan bahwa adikku yang satunya lagi, sedang
memperhatikanmu lebih dari biasanya Lian Moi?" Ceng Liong berkata untuk memastikan sesuatu.
"Entahlah koko, tapi biarlah waktu yang akan
menjawabnya" Giok Lian menjawab dengan wajah
tersipu-sipu. Tapi sudah cukup jawaban itu bagi Ceng Liong.
"Baiklah Liong Ko, sudah waktunya kita berpisah. Aku harus segera menuju Bengkauw Pusat, banyak hal perlu kulaporkan. Jagalah dirimu baik-baik, dan tolong tetap berusaha menemukan enciku", Giok Lian akhirnya
menjura kearah Ceng Liong dan sekejap kemudian telah berkelabat menghilang kearah hutan.
"Hati-hati Lian Moi, sampaikan salamku untuk
orangtuamu"
Ceng Liong melangkahkan kakinya dengan pikiran
penuh. Penuh tanda tanya. Ketidak mengertian,
pertimbangan, dan jelas kebingungan. Dan bahkan juga dengan penuh kegetiran. Dibenaknya penuh dengan rasa heran betapa cepatnya para tokoh Thian Liong Pang
menghilang, padahal selama 2 hari ini dia membuntuti terus menerus, tetapi mengapa bisa secara tiba-tiba mereka kemudian menghilang.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Benar beberapa kali dia dihadang sekelompok orang,
yang memang nampaknya sengaja dikorbankan. Tetapi,
hanya dalam waktu singkat dia mampu melumpuhkan
mereka. Dan waktu singkat yang terbuang itu, masakan mampu dimanfaatkan para pentoalan Thian Liong Pang
untuk menyingkir darinya"
Belum lagi bila dia menimbang, dari arah yang lain ada kawan-kawannya yang juga melakukan pengintaian dan
perburuan yang sama untuk mengetahui rahasia markas utama Thian Liong Pang. Entahkan Lan Moi sanggup
tuntas melakukan tugas pengintaian ini" Ceng Liong
berpikir dan menduga-duga dalam hatinya.
Tugas mengalahkan Thian Liong Pang dan
membasminya harus dilakukan tuntas. Karena jika tidak, bisa dipastikan korban-korban akan kembali berjatuhan.
Dan Thian Liong Pang akan melakukan pembalasan yang bisa saja secara acak dan meminta korban lebih banyak.
Apalagi setelah mereka belajar dari kekalahan terakhir mereka sejak di bawah kaki gunung Siong San dan
kemudian diburu para pendekar.
Ceng Liong sulit membayangkan apa yang akan terjadi jika tugas mereka ini tidak segera dituntaskan. Meskipun, disisi lain, Ceng Liong juga rada gelisah, karena ternyata di pihak lawan masih ada jago lain yang misterius dan tersembunyi. Benar-benar ampuh Thian Liong Pang ini.
Tetapi, selain persoalan Thian Liong Pang, anak muda berjubah hijau ini, juga sedang mumet dengan beberapa persoalan pribadi lainnya. Dia masih penasaran dan sedih mengingat dimana keberadaan dan bahkan keselamatan
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ayah dan ibunya. Dan diam-diam anak muda ini menarik nafas panjang, merasa betapa masa kanak-kanaknya
terkorbankan oleh gejolak rimba persilatan.
Dan bahkan orang tuanya direnggutkan dari sisinya.
Dan hingga sebesar ini, dalam waktu yang sangat lama, dia tidak mengetahui dimana dan bagaimana keadaan
orang tuanya. Bukan cuma itu, adiknya, kakeknya, dan pamannyapun, entah bagaimana keadaannya.
"Betapapun semua itu harus diselesaikan" desis Ceng Liong. Tapi, bagaimana mungkin" Dengan tumpukan
persoalan Thian Liong Pang yang baru setengah beres, apakah dia punya waktu dan kesempatan
menyelesaikannya"
Benar-benar sangat memusingkan, dan benar-benar
menguras tenaga dan emosi. Belum lagi mengingat
bisikan orang tua di Siauw Lim Sie, yang nampaknya
masih kerabat Lembah Pualam Hijau, bahwa keluarganya terlibat dalam kekisruhan dunia persilatan. "benarkah?"
apakah mungkin" Siapa dan bagaimana". Wajah Ceng
Liong tambah suram dan berkerut.
Dan disamping itu, dibenaknya juga berganti-ganti
wajah dua orang nona, Siangkoan Giok Hong dan Liang Mei Lan, menari-nari dan meminta perhatian ekstra
darinya. Wajah Giok Hong yang cantik manis namun
misterius dan tidak jelas nasib dan keberadaannya dan wajah Liang Mei Lan yang tidak kalah cantiknya dan
menanti keputusannya.
Tapi mungkinkah dia sanggup memutuskan apa yang
tepat untuk dilakukannya bagi urusan pribadinya" Tidak, TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
bukan, urusan Giok Hong malah bukan urusan pribadi
lagi. Urusannya jauh lebih besar dan melebar, karena menuntut pertanggungjawabannya. Tapi, bagaimana
menyelesaikan dan menanganinya sementara gadis itu
bahkan tidak diketahuinya berada dimana"
Bagaimana dia akan bertindak dan bersikap sementara nasib gadis itupun malah dia sama sekali tidak tahu dan tidak mengerti" Dan bagaimana pula
pertanggungjawabannya terhadap Mei Lan yang jelasjelas mencintainya namun sulit diladeninya dewasa ini"
Sungguh, diapun jelas merasa yakin, bahwa cintanya
jatuh atas Mei Lan.
Tapi, apakah itu mungkin" Adilkah perasaannya itu
seandainya benar dugaan Kim Ciam Sin Kay bahwa dia
telah menjadi suami Giok Hong" Dan bahkan dugaan Sin Kay itu, hampir 100% juga dipercayainya. Seorang
sehebat Pangcu Kay Pang terlalu mengada-ada untuk
mendustainya. Sungguh sebuah pergumulan yang sangat berat.
Bahkan masih juga ditambah dengan urusan Lembah
Pualam Hijau. Lembah yang kini dipimpinnya, diwarisi dari leluhurnya dan telah kehilangan kejayaannya setelah dengan lapang dada dia melepaskan jabatan Bengcu di Siauw Lim Sie. Lembah yang juga menuntut
perhatiannya, tangungjawabnya, sementara dia sendiri terlilit begitu banyak persoalan yang berskala besar, berskala rumit.
Baik bagi dirinya pribadi, maupun bagi orang banyak.
Dan ketika terlepas dari tanggungjawab membantu
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
keluarga neneknya dan kemudian di Siauw Lim Sie dan menghadapi Thian Liong Pang, kini dia berkesempatan memikirkan semua pesoalannya. Dan tanpa disadarinya dia merasa dirinya begitu kesepian, begitu merana dan merasa begitu menumpuk apa yang mesti dikerjakannya.
Bahkan untuk sekedar menikmati indahnya rasa
cintapun, masih harus dengan disusupi rasa bersalah atas orang lain. Entah nasibnya yang jelek, atau nasib sedang mempermainkannya. Dan dalam kegalauan,
tenggelam dalam pemikiran kusut mengenai nasib
dirinya, keluarganya dan tanggungajwabnya atas dunia persilatan itu, Ceng Liong berjalan perlahan. Berjalan dalam kegalauan.
=======================
"Plak, plak" pagi yang cerah dibuka dengan benturanbenturan pukulan dan jeritan-jeritan tanda sebuah
perkelahian sedang terjadi. Dari jeritan-jeritan tadi bisa dibedakan, atau diketahui bahwa yang sedang berkelahi adalah seorang wanita dengan seorang pria. Hanya saja, perkelahian yang nampak sangat cepat dan benturan
yang juga sangat berat tadi, dilakukan tidak dengan maksud melukai dan membunuh lawan.
Keduanya, pastilah sedang berlatih, dan disudut Lian Bu Thia, nampak seorang lelaki lainnya, sepertinya lebih matang dan dewasa dari kedua orang yang sedang
berlatih, menonton dengan mata tak berkedip. Maklum, sebagai insan persilatan, melihat orang berlatih dan berkelahi adalah kesenangan yang tak terhindarkan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Terutama mencermati ilmu ilmu yang terlontar dan
dipergunakan orang.
Bila dicermati lebih jauh lagi, pertempuran yang
merupakan latihan tersebut, meskipun hanya berupa
latihan, tetapi ilmu, tenaga dan ginkang yang dikerahkan, bukanlah kelas kacangan. Bahkan bukan cuma kelas
tinggi semata, tetapi kelas yang sangat tinggi dan luar biasa. Bagi mata ahli, permainan silat kedua orang itu adalah pemandangan luar biasa.
Dimainkan dengan pesat, tepat dan ukuran-ukuran
yang membuktikan bahwa kedua anak muda tersebut
sudah dan telah menguasai ilmu-ilmu mereka dengan
matang. Terbukti keduanya mampu mengontrol
penggunaan kekuatan sesuka hatinya dan perbenturan
yang tidak melukai lawan.
Tetapi, dari penggunaan jurus-jurus, cara berkelit dan selanjutnya gerakan-gerakan silat lainnya, membuktikan keduanya adalah pesilat kelas kakap. Meskipun ilmu
keduanya nampaknya berbeda, bahkan sang wanita
nampak memiliki gerakan-gerakan yang terasa asing bagi persilatan Tionggoan. Tak pelak lagi, mereka akan
termasuk kategori kelas utama seandainya keduanya
terjun ke rimba persilatan Tionggoan.
Jurus-jurus si Pemuda bukanlah jurus-jurus biasa.
Tetapi, bila menggunakan jurus biasapun, nampak
menjadi sangat hebat perbawanya, dan membuktikan
bahwa anak muda itu sudah bukan orang sembarangan.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Sama ampuhnya dengan sang wanita yang bersilat
dengan gaya dan jurus-jurus asing, meski jejak dasar silat Tionggoan masih terasa. Gerakan-gerakannya
termasuk kokoh dan aneh, gerakannya yang gesit
terkadang licin seperti ular, terkadang mengembang
seperti seekor burung. Kadang dia menggunakan varian gerakan yang dikenal di Tionggoan, tetapi, kadang juga terkesan sangat aneh dan bukan seperti dari Tionggoan.
Bahkan, belakangan terkesan berbau "sihir" yang
kental, meskipun tidak mampu mengecoh si pemuda.
Dalam hal tenaga dalam, si anak gadis juga tidak bisa dikatakan kalah, meski kurang ulet, tetapi dalam hal variasi gerakan dan tipuan, dia lebih kaya dan variatif.
Demikianlah perkelahian itu berlangsung terus, sampai kemudian terdengar si anak gadis berkata:
"Toa suheng, engkau juga kelihatannya harus ikut
berlatih. Ayo, kita berlatih bersama" dan seiring dengan itu serangkum angin serangan sudah mengarah ke si
pemuda yang dipanggil Toa Suheng yang sebelumnya
hanya menonton pertempuran latihan tersebut. Dan
secara otomatis si pemuda itu juga mengelak, sambil kemudian berkata:
"Baik sumoy" dan bergeraklah si pemuda dan ikut
terjun dalam latihan bertiga. Saling serang dan saling desak antara mereka, tanpa ada yang berkawan. Yang
paling dekat akan menerima serangan dari lawannya.
Dan ternyata, pemuda itupun bukanlah orang
sembarangan. TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Meskipun belum sehebat si anak muda satu lagi dan


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

belum secepat si anak gadis, tetapi kematangan dan
perhitungannya nampak sudah sangat tinggi. Karena itu, diapun sanggup bertahan dan berada dalam pusaran
pertempuran itu dengan tidak terlampau kerepotan.
Apalagi, kedua lawannya, sering membantunya
seandainya dia terlampau didesak oleh salah satu lawan.
Akhirnya, pertempuran itu menjadi sangat seru,
dengan kesiur angin pukulan yang berkibar disekitar mereka. Ruang latihan itupun menjadi ribut dengan
suara teriakan dan benturan pukulan mereka bertiga, sebuah pertempuran yang ramai dan seru. Karena ilmu-ilmu yang digunakan kemudian adalah ilmu-ilmu langka dan terpilih, dan herannya dilakukan dalam tingkat
kemahiran yang luar biasa.
Meski demikian, perkelahian itu bisa dipastikan tidak akan melukai siapapun, karena nampak dimanfaatkan
untuk mematangkan penguasaan ilmu masing-masing.
Karena itu, dari sebaliknya tegang, ketiganya justru saling mengagumi, dan pancaran kegembiraan
membayang dari mata masing-masing.
Sementara itu, sepasang mata yang nampak juga
"ahli", mengintai pertempuran tersebut. Beberapa kali dia tersenyum puas untuk kemajuan ketiga anak muda itu.
Dan setelah sekian lama, dan dia melihat ketiga anak muda itu sudah cukup dalam menjalankan latihan hari itu setelah menyelesaikan proses akhir berguru selama 2
tahun terakhir, maka orang tua itu kemudian berbisik.
Nampaknya saja seperti berbisik, tetapi tujuannya, yakni TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
ketiga anak muda yang sedang bertarung terkenyak. Di telinga mereka mengiang sebuah suara:
"Latihan hari ini sudah cukup. Selamat, kalian bertiga mengalami kemajuan setelah bertekun selama 2 tahun
terakhir ini. Bersiaplah, kalian menghadapku di ruangan pertemuan segera"
Suara itu lenyap ?" tetapi ketiganya dengan segera
menjura kearah yang mereka anggap arah datangnya
suara itu dan berucap:
"Baik pangcu"
Tidak berapa lama kemudian, ketiga orang yang
tadinya sedang berlatih silat itu, sudah memasuki
ruangan pertemuan dengan pakaiannya masing-masing.
Dan begitu menghormati pangcu dan kemudian
dipersilahkan duduk, terdengar suara sang Pangcu:
"Posisi kita semakin lama semakin terjepit. Cukup
banyak korban jatuh di kalangan anak buah kita. Kita harus mempertahankan dan setidaknya menahan
serbuan mereka sebelum mendekati markas kita di luar kota Kwi Cu, sebab bila sampai markas disana bisa
dicium musuh, maka jalan masuk ke markas utama bakal susah dipertahankan" Demikian ucap seorang tua, paling banyak berumur 65 tahunan nampak gagah namun
sedang galau memikirkan sesuatu.
Dihadapannya sudah berdiri 3 orang yang
dipanggilnya menghadap tadi, yang nampaknya adalah
anak buahnya. Yang pertama, seorang yang seperti biasa TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
nampak terus berdiam diri, bahkan bergerakpun terkesan susah. Tetapi, dari pandang matanya mudah ditebak,
orang ini sangatlah berisi. Anak muda ini paling banyak berumur 35 tahun, bernama Thio Su Kiat, dan telah
menjadi muridnya selama lebih dari 20 tahunan.
Bahkan sejak mulai mengenal derasnya dunia, anak
muda ini hanya mengenal guru dan ibu gurunya sebagai pengganti orang tuanya. Itulah sebabnya rasa hormat terhadap guru dan ibu gurunya, sama dengan baktinya kepada orang tuanya. Dan dari gerak-gerik pemuda
matang ini, sangatlah terasa bahwa dirinya adalah
seorang anak muda yang berisi.
Sementara kedua orang lainnya, adalah seorang
pemuda yang belum mencapai usia 30 tahun. Tetapi,
meskipun demikian, anak muda ini mengesankan dirinya sebagai seorang yang jago dan mahir ilmu silatnya.
Bahkan dalam latihan tadi, dia masih mengatasi anak muda yang satunya lagi, yang usianya bahkan
melebihinya. Langkah kaki yang sangat ringan, mantap dan
keteguhan membayang dari sinar matanya. Bahkan sinar matanya malah masih lebih tajam dibandingkan dengan Thio Su Kiat, murid dari si orang tua yang tadi berbicara.
Dan anak muda inilah yang juga pertama kali menimpali ucapan orang tua tadi:
"Ucapan pangcu sangat masuk akal. Meskipun, sangat
sulit dipercaya, kekuatan yang dikerahkan sudah
sedemikian besar, tetapi masih juga gagal dalam
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
melaksanakan misi tersebut" Kesan angkuh sungguh sulit disembunyikan dari nada suara tersebut.
"Hm, dugaanmu benar. Lebih tidak masuk di akal,
berdasarkan laporan, para pemimpin barisan kita,
dikalahkan oleh pihak musuh"
"Maksud pangcu?" si kerudung hitam mengejar
"Mereka, dikalahkan dalam adu kepandaian secara
jantan dan jujur"
"pangcu, apa benar begitu?" si kerudung putih yang
dari suaranya adalah seorang anak gadis juga ikut
mengejar, penasaran.
"Laporannya benar demikian. Tidak diragukan. Dan
justru karena itu, maka saatnya kalian kuutus turun ke gelanggang. Kalian berdua harus membuktikan bahwa
didikan guru kalian lebih 10 tahun terakhir ini tidaklah sia-sia. Terutama 2 tahun terakhir kalian meninggalkan markas besar ini"
"Baik pangcu" kedua orang yang berkerudung itu
serentak menjawab.
"Nah kalian dengarkan tugas kalian masing-masing.
Sebagaimana kalian ketahui, markas di Luar Kota Kwi Cu, seperti gambaran tadi adalah tempat vital yang tidak boleh diketahui siapapun. Kutugaskan engkau untuk
melindungi markas itu atas namaku" Sambil menunjuk si anak muda
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Jika mendesak, buat kamuflase, seakan-akan tempat
itu bukan markas kita. Semua tokoh utama Partai kita, sebaiknya diperintahkan masuk ke markas utama dan
menyusun lagi rencana dari awal. Apakah ada
pertanyaan terhadap tugasmu?"
"Pangcu, apakah kita juga harus mempersiapkan
perlawanan terhadap serbuan seandainya para penyerbu datang meluruk markas di Kwi Cu?"
"Sebetulnya, di Kwi Cu kita tidak memiliki cukup
banyak anak buah. Karena markas di Kwi Cu terutama
berfungsi untuk menghubungkan semua informasi dari
luar ke markas utama. Jika memang terjadi serbuan itu, usahakan untuk mempertahankannya, bila tidak mampu
lagi, sebaiknya dimusnahkan saja. Kabar terakhir, sudah 4 markas di Selatan dihancurkan, dan nampaknya
gerakan mereka bergeser kearah markas di Kwi Cu.
Tetapi, sejauh ini, mereka belum mencium keberadaan markas tersebut. Apakah cukup jelas?"
"Jelas Pangcu, dipertahankan jika mungkin. Jika tidak, dimusnahkan"
"Baik, rasanya sudah cukup waktunya untukmu.
Sebaiknya engkau segera menyiapkan dirimu dan segera bertolak menuju Kwi Cu. Dan ingat, semua tokoh utama diharuskan untuk segera berkumpul di markas besar kita ini. Sampaikan hal ini sebagai perintah langsung dariku"
"Baik Pangcu, hamba mohon diri bertugas"
"Pergilah"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan tidak berapa lama kemudian si Pemuda sudah
berlalu dari ruangan tersebut. Wibawa dan
kepemimpinan si orang tua sungguh hebat, susah
terbantahkan. Bahkan analisis dan kesimpulan serta
keputusannya juga sangat hebat. Dia paham belaka,
bahwa kedudukan mereka sudah sangat rawan. Hal ini
jelas sangat tidak menguntungkan
Sepeninggal Kerudung Hitam, Pangcu Thian Liong
Pang nampak memandang kearah sang wanita untuk
beberapa saat. Sampai kemudian terdengar dia berkata:
"Engkau"
"Siap Pangcu"
"Engkau kutugaskan untuk sedapat mungkin
mengalihkan perhatian para pendekar dari arah Kwi Cu kearah lain. Aku menugaskanmu untuk pekerjaan ini,
karena kecepatanmu masih lebih baik. Dan selain itu, kepandaianmu juga tidak berada di bawah kakakmu.
Sedapat mungkin engkau menghalangi perjalanan
mereka menemukan markas kita di Kwi Cu, dan untuk itu terserah engkau memilih apa dan bagaimana tindakanmu yang terbaik. Jika mungkin, engkau juga bisa menjajal kepandaian tokoh utama mereka. Terutama tokoh dari
Lembah Pualam Hijau yang kabarnya memiliki kesaktian hebat dan memimpin penyerangan. Tapi diatas
semuanya, perhatikan tugas utamamu, bukan
menambah permusuhan dan membunuh lawanmu, tetapi
sekedar mengalihkan perhatian mereka. Engkau paham
dengan tugasmu?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Paham pangcu"
"Ada hal lain yang ingin engkau tanyakan?"
"Pangcu, apa maksud pangcu menyuruh hamba untuk
tidak menambah permusuhan dan membunuh orang
lagi?" Wajah sang Pangcu nampak agak gelap dan wajahnya
sedikit sayu mendengar pertanyaan itu. Sang wanita
sempat menangkapnya dan merasa sangat bersalah.
Karena itu segera dia berkata:
"Maaf bila pertanyaanku kurang berkenan pangcu"
"Tidak, pertanyaanmu tidak salah. Tapi, engkau
kutugaskan sekaligus kuperintahkan untuk tidak
melakukan pembunuhan, kecuali sangat terpaksa untuk membela dirimu. Ingat baik-baik pesanku itu"
"Baik pangcu"
"Nach, engkau sudah boleh berangkat. Ingatkan anak
buahmu untuk tidak sembarangan melakukan
perkelahian atau terutama pembunuhan atas pihak
lawan" "Baik pangcu, akan kuingatkan mereka nantinya"
Dan dengan kalimat itu, si wanita kemudian
meninggalkan tempat pertemuan untuk selanjutnya
melakukan tugas sebagaimana yang diperintahkan
Pangcu Thian Liong Pang. Sebetulnya, dia sendiri kurang TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
mengerti mengapa kali ini ada perintah tambahan untuk tidak melakukan pembunuhan, padahal biasanya tidak
ada perintah tambahan seperti itu. Lebih mengherankan lagi ketika melihat sinar mata Pangcu yang agak sayu ketika dia menanyakan hal tersebut. Ada apakah
gerangan" Sungguh sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, setidaknya saat ini.
Ruangan tersebut kembali berkurang satu orang. Dan
hening untuk beberapa saat, sampai kemudian sang
pangcu memanggil:
"Kiat Ji"
"Ada apa suhu"
"Kali ini aku ingin menugaskanmu untuk urusan yang
menurutku sangat penting. Penting bagi suhumu ini"
"Apa yang harus tecu lakukan untuk suhu, silahkan
suhu ungkapkan. Sedapat mungkin tecu akan
melakukannya"
Beberapa saat sang Pangcu terdiam. Cukup lama
bahkan dia berdiam diri, dan sepertinya sedang
memikirkan sesuatu yang sangat berat untuk
diungkapkan keluar. Tapi tiba-tiba dia seperti menyadari sesuatu:
"Ach, Kiat Ji, lebih baik kita bicara di tempat lain. Toch itu bukan urusan Pang ini, tetapi lebih merupakan urusan keluarga. Ayolah, kita bicara di tempat lain saja. Engkau ikuti aku"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Baik suhu"
Thio Su Kiat kemudian mengikuti gurunya keluar dari ruang pertemuan, ruangan yang biasanya digunakan
Gurunya, untuk memberikan perintah, berdiskusi strategi Pang mereka ataupun menemui tokoh-tokoh utama
Thian Liong Pang. Gurunya nampak berkelabat cepat
tetapi masih bisa diikutinya, dan dari jalanan, bisa diketahuinya jika gurunya menuju ke tempat rahasia, dimana selama ini gurunya berdiam.
Mereka melalui beberapa tempat yang agak
tersembunyi dan bahkan terkesan rahasia dan memang
tidak dijaga atau tidak terjaga, dan kemudian tiba di bawah sebuah pohon yang sangat besar. Dan di
belakang pohon besar yang melindungi sebuah pintu
masuk Gua, terdapatlah tempat suhunya biasa mengaso ataupun melatih diri.
Selama ini dia sudah beberapa kali datang ketempat
ini, bahkan beberapa kali melatih dirinya di bawah
bimbingan gurunya di tempat itu. Bahkan bila subonya berada di tempat itu, maka dia juga berlatih ditempat itu bersama keduanya.
Tidak berapa lama kemudian, mereka memasuki gua
yang pintunya sulit ditemukan karena terhalang oleh pohon besar itu. Suasana dan keadaan dalam Gua
sungguh tidak bedanya dengan sebuah ruangan pribadi lainnya, lengkap dengan perabotannya. Bahkan di
beberapa tempat nampak beberapa buku bacaan yang
cukup tebal, menandakan bahwa sang Pangcu ini
sebenarnya memang adalah seorang yang terpelajar.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Dan disudut lain, terdapat sebuah tempat khusus
untuk meditasi, tempat yang biasanya digunakan Pangcu ini untuk melalukan siulian. Tempat yang sekaligus juga digunakan untuk melatih dan memperdalam kekuatan
sinkangnya. Apalagi, karena keadaan dan suasana dalam Gua itu, entah dengan cara apa, justru terasa sangat dingin.
Su Kiat sendiri tidak pernah memahami, mengapa Goa
tersebut terasa sangat dingin, apakah yang
menyebabkannya, dia sendiripun tidak pernah tahu.
Apalagi karena gurunya memang tidak pernah
memberitahunya. Keadaan tersebut menurut gurunya
sangat tepat untuk melatih kekuatan sinkang.
"Kiat Ji, duduklah"
"Baik suhu"
"Kiat Ji, sudah berapa lama engkau mengikutiku dan
ibu gurumu, engkau tahu sendiri. Bahkan, engkau tahu banyak hal, yang justru dengan sengaja aku dan kami rahasiakan dari banyak orang. Aku memanggilmu kali ini, karena firasatku agak kurang enak"
"Apa maksudmu suhu?"
"Kiat Ji, tiba-tiba suhumu sadar, bahwa keadaan dan keruntuhan Pang ini ada didepan mata"
"Tapi suhu, bukankah masih bisa kita upayakan jalan lain?"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
"Kiat Ji, engkaupun tahu kalau suhumu sendiri tidak memiliki ambisi sebesar itu. Tapi, sudah tentu, tidak ada jalan mundur dan menghianati rekan-rekan di benak
gurumu ini. Meskipun demikian, dampaknya tidaklah
boleh merembet ke keturunan gurumu ini"
"Benar suhu, pikiran itu sungguh bijaksana"
"Akupun tahu, bila sejak lama engkau bahkan tidak
begitu setuju dengan pendirian dan ambisi Pang ini.
Engkau bahkan lebih dekat pendirianmu dengan leluhur gurumu ketimbang gurumu sendiri"
"Ach, suhu bukan maksud tecu demikian"
"Kiat Ji, bagiku engkau sudah tidak lebih dari anak sendiri. Tidaklah mungkin aku tidak mengenalmu luar dan dalam. Bahkan pengenalanku atas dirimu, masih
lebih dalam dibandingkan kedua anakku itu"
"Budi suhu dan sunio sungguh sedalam lautan"
"Maksudku tidak melibatkanmu dalam semua urusan
luar Pang dan menjadi pengawal pribadiku, dalam
maksud agar engkau tidak telribat dalam kekisruhan ini kelak"
"Tecu mengerti maksud suhu sejak lama" Su Kiat
terharu, meskipun dia tahu dan mengerti hal ini sejak lama.
Nampak sang Pangcu kembali memandangi muridnya
dengan sangat haru. Bukan apa-apa, anak yang
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
dipungutnya sejak berusia 5 tahun ini, memang sangat dekat dan sangat disayanginya. Terlebih karena sebab tertentu, kedua anaknya justru kemudian diangkat murid oleh tokoh-tokoh hebat tertentu dan lebih banyak berada jauh darinya.
Bahkan, terkadang dia merasa, dipisahkannya dia
dengan anak-anaknya seperti oleh sebuah unsur
kesengajaan. Tetapi, entahlah. Apalagi, dengan aturan Pang yang nyelimet dan ambisius, urusan keluarga
disisihkan, dan struktur hubungan harus sesuai dengan aturan, tanpa mengenal hubungan keluarga. Itulah
sebabnya, dia memutuskan muridnya menjadi pengawal
pribadinya dan tidak dilibatkan dalam urusan dan aturan Pang. Dan putusannya sejak dulu itu, baru sekarang
dirasakannya manfaatnya.
Saat-saat ketika firasatnya menyatakan, bahwa
sesuatu yang buruk sangat mungkin akan terjadi. Dia sadar betul, bahwa keluarga leluhurnya yang digdaya itu tidak akan tinggal diam, bahkan diapun sadar, akan
banyak tokoh hebat yang akan terlibat. Dia telah
membiarkan dirinya main-main dengan api, dan sangat mungkin api itu akan membakar. Padahal, memang api
itu, disengaja untuk dikobarkan untuk keuntungan
beberapa orang tertentu. Sang pangcu nampak menarik nafas panjang, dan kemudian terdengar dia kembali
berkata: "Kiat Ji, waktu pertempuran para jago gaib sudah
kurang dari 2 tahun lagi. Apa yang disiapkan tokoh-tokoh tertentu nampaknya sulit diatasi, dan Pang ini sangat mungkin dikorbankan. Tapi, aku tidak ingin engkau
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
sebagai pewarisku, dan kedua anakku menjadi korban
dari pertarungan mengerikan itu. Karena itu, aku ingin menyampaikan banyak hal penting untuk engkau
kerjakan malam ini. Hal-hal yang harus engkau kerjakan, yang utama saat ini adalah engkau membawa pesanku
kepada anakku di markas Kwi Cu itu, dan beritahu dia untuk tidak membunuh lawan. Dan setelah
menyampaikan pesanku itu, engkau membayangi
adiknya dan membantunya secara diam-diam. Hal lain
kita bicarakan malam hari nanti, dan setelah itu, engkau harus menyempurnakan dirimu dan berdiam disini
selama semalaman, dan hari ketiga engkau harus segera turun gunung melakukan tugasmu itu. Pahamkah
engkau?" "Tecu paham suhu"
Episode 7: Majikan Kerudung
Putih Sampai memasuki kota Ye Ceng, yang mengarah ke
Kwi Cu, rombongan pendekar sudah terbagi-bagi dalam beberapa kelompok. Meskipun komunikasi cepat antar
kelompok itu dapat dilakukan dengan bantuan anak
murid Kaypang yang memang tersebar di hampir semua


Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 Karya Marshall di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kota di Tionggoan.
Tetapi, setelah melakukan pengejaran sampai ke kota Ye Ceng dan membasmi 3 markas Thian Liong Pang di 3
kota yang mereka lewati, akhir-akhir ini semangat
kelompok pendekar mulai menurun. Terutama karena
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
selama 2 minggu terakhir tiada terdengar kabar pasti, dimana markas utama Thian Liong Pang.
Kabar yang ada semua tidak mengandung kepastian,
dan juga kemana para tokoh yang hilang bersama Kiang Hong beberapa tahun berselang, masih tetap sangat
kabur dan tidak ada kejelasan.
Malam itu, Sian Eng Cu dan Pengemis Tawa Gila
sedang melakukan pertemuan dengan beberapa tokoh
pendekar. Termasuk dalamnya Beng San Siang Eng, dan juga nampak si Maling Sakti, tokoh yang membantu
pengintaian lawan dan memberi tahu letak 3 markas
Thian Liong Pang yang sudah dibasmi kawanan
pendekar. Sian Eng Cu memimpin kelompok pendekar gabungan
Kun Lun Pay, Bu Tong Pay, dan kawanan pendekar lain dari Cin ling Pay. Sementara Pengemis Tawa Gila
memimpin kawanan murid Kay Pang, dan kelompok
lainnya dipimpin oleh Wakil Ciangbunjin Thian San Pay dan Tiam Jong Pay. Sementara Beng San Siang Eng
bersama Yo Cat memimpin kawanan pendekar yang
biasa berkelana menjadi satu kelompok tersendiri.
Sedangkan Ciangbunjin Siauw Lim Sie, Ciangbunjin Bu Tong Pay dan Kun Lun Pay sudah kembali ke gunung
masing-masing. Mereka menunggu berita untuk
bergabung apabila markas Thian Liong Pang sudah bisa ditemukan, sambil mengurus urusan keseharian di Partai masing-masing.
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Di salah satu penginapan terbesar di kota Ye Ceng, nampak sedang berbicara dengan serius lima orang,
yakni Sian Eng Cu, Pengemis Tawa Gila, Beng San Siang Eng dan Maling Sakti. Seperti biasanya, mereka
menganalisis kondisi terakhir dari pengejaran dan
pelacakan yang dilakukan kawanan pendekar dengan
pencarian jejak dipercayakan kepada anak murid Kay
Pang: "Temuanku menunjuk ke arah Kwi Cu, kota yang
sangat mungkin menjadi markas besar kawanan Thian
Liong Pang. Tetapi, informasi ini masih sangat dini untuk diyakini" Maling Sakti memulai pembicaraan diantara kelima tokoh pendekar itu.
"Memang sangat aneh. Bila benar mereka di Kwi Cu,
maka termasuk hebat mereka bisa menyembunyikan
jejak. Terlebih, karena memang arah larinya tokoh Thian Liong Pang memang kearah Kwi Cu. Tetapi, menjelang
kota Ye Ceng ini, tiba-tiba kita kehilangan jejak. Tokoh-tokoh utama mereka tiba-tiba menghilang. Bahkan para pendekar muda kita, juga ikut kehilangan jejak mereka sampai sekarang" Sian Eng Cu bergumam.
"Sangat mungkin memang ini adalah usaha mereka
menghilangkan jejak, dengan mengaburkan pandangan
kita untuk tidak ke Kwi Cu" Pengemis Tawa Gila menyela.
"Benar, hal itu sangat mungkin" Sian Eng Cu kembali berkata.
"Tapi, bisa juga terjadi, mereka sengaja menggiring kita ke Kwi Cu, untuk mengaburkan arah sebenarnya dari TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
markas utama mereka" Pouw Kui Siang ikut angkat
bicara. "Hal itu juga sangat mungkin, dan menjadi hal yang
perlu segera kita teliti. Karena moral para pendekar semakin menyusut setelah kita tidak menemui titik
terang dalam 2-3 minggu terakhir ini" Sian Eng Cu
nampak berpikir keras, sementara Pengemis Tawa Gila juga tidak memperdengarkan tawa khasnya.
Maklum, keadaan mereka memang semakin ruwet.
Bila Thian Liong Pang diberi waktu cukup untuk
mengkonsolidasikan kekuatan mereka, maka gelombang
serbuan mereka bisa semakin berbahaya kelak.
Tetapi sementara itu, di luar gedung penginapan
tempat mereka bercakap-cakap, nampak sesosok
bayangan berkelabat susah diikuti pandangan mata. Dan, nampaknya arahnya sangat pasti, mendekati ruangan
dimana para pemimpin pendekar itu sedang bercakapcakap. Dan ketika semakin mendekat, di dalam ruangan,
orang pertama yang menyadari kehadirannya yang
nampak tidak disembunyikan adalah Sian Eng Cu dan
kemudian Pengemis Tawa Gila. Dengan cepat Sian Eng
Cu memberi isyarat untuk tutup mulut kepada semua
kawan-kawannya, dan kemudian berkata:
"Saudara yang di luar, bila memang berkepentingan
silahkan masuk. Jika tidak, maafkan bila kami mengejar keluar"
TIRAIKASIH WEBSITE HTTP://KANGZUSI.COM/
Untuk beberapa lama sepi, tetapi semua yang dalam
ruangan menjadi berdebar-debar. Apalagi karena semua sudah berkonsentrasi penuh dan sadar, bahwa
pendatang yang berada di luar belum melakukan gerakan apa-apa. Tetapi setelah senyap beberapa saat, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang sangat jelas dan didorong oleh kekuatan yang luar biasa. Sian Eng Cu sendiri
sampai tercekat, karena maklum bahwa orang yang
datang tidak berada di bawah kemampuannya.
"Cuwi enghiong, maafkan bila kedatanganku
mengganggu. Tapi ada hal penting yang perlu
kusampaikan. Maafkan keadaanku, dengan terpaksa
harus dalam keadaan sulit dikenal, meskipun Tong
Locianpwe bisa menjamin keberadaanku" Dan begitu
suara tersebut selesai, dalam ruangan tersebut sudah bertambah dengan seorang tokoh berpakaian serba
hitam dan bahkan topeng kain hitam menutupi
wajahnya. Kedatangannya sungguh luar biasa, dan dari cara
datangnya mudah ditebak, tokoh ini adalah seorang
tokoh luar biasa. Dan seperti ucapannya, dia memang dengan cepat bisa dikenali keberadaannya dan statusnya oleh Sian Eng Cu.
"Hahahaha, kita kedatangan seorang tokoh Lembah
Pualam Hijau, masakan kami masih harus meragukan
itikad baik saudara?" Sian Eng Cu menyambut dengan
sangat gembira. Karena sudah beberapa kali dia
Pendekar Sakti 1 Pendekar Bodoh Karya Kho Ping Hoo Harimau Mendekam Naga Sembunyi 19

Cari Blog Ini