Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo Bagian 4
"Bibi yang baik, kami baru akan mengetahui apakah
mereka itu benar-benar jahat kalau kami sudah mendengar
bibi menceritakan siapa mereka dan mengapa mereka
menawan Andika." Kata Ki Tejoranu.
Nyi Lasmi lalu menceritakan tentang penyerbuan orangorang Wengker ke Karang Tirta, membunuh lurah dan
sekeluarganya dan menculiknya. Ia tidak merasa perlu untuk
menceritakan tentang bekas suaminya, Ki Suramenggala,
hanya menceritakan bahwa ia tidak mau ketika hendak diselir
seorang tumenggung di Wengker.
"Karena penolakanku itu, tumenggung itu menyuruh anak
buahnya membawa aku ke Wura-wuri untuk diserahkan
penguasa di sana."
250 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Akan tetapi, mengapa Bibi dibawa ke sana?" tanya Kim
Lan yang sudah mengetahui pula akan adanya Kerajaan
Wura-wuri. "Karena Kerajaan Wura-wuri memusuhi anakku, maka agar
aku dijadikan sandera untuk memaksa anakku menyerahkan
diri. Aahhh, betapa jahatnya mereka itu, padahal mereka
adalah bangsaku sendiri, sedangkan kalian yang bangsa
asing begini baik kepadaku."
Mendengar ini, Kim Lan dan Tejoranu bicara dalam bahasa
Cina sampai beberapa lamanya, kemudian Ki Tejoranu
berkata kepada Nyi Lasmi "Bibi, kami tadi menanggapi
pendapat Bibi tadi.
Begini, Bibi Lasmi yang baik. Di bagian mana di dunia ini,
bangsa apa pun juga, sama saja keadaannya. Ada yang baik,
tentu ada pula yang jahat. Bangsamu, bangsa negara ini,
banyak yang baik budi. Sedangkan bangsa kami, bangsa
Cina, juga amat banyak yang jahat, bahkan jahat sekali.
Ketahuilah bahwa kami berdua sampai merantau di negara ini
karena melarikan diri dari kejaran orang-orang jahat sekali di
negara kami. Yang jahat itu bukan bangsanya, Bibi, melainkan
orangnya, pribadinya masing-masing tanpa melihat
kebangsaannya. Memang sudah demikian semestinya di
dunia ini, Bibi. Ada yang baik, pasti ada yang buruk, seperti
ada terang pasti ada gelap. Kalau tidak ada baik, tidak ada
251 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pula sebutan buruk, sebaliknya kalau tidak ada buruk, juga
tidak ada pula sebutan baik. Kalau terang terus, tentu tidak
ada gelap, dan kalau gelap terus, juga tidak ada terang. Baik
buruk itu saling mengadakan, dan kita manusia berhak untuk
memilih, kalau memilih menjadi alat Thian (Tuhan) tentu
prilakunya baik, sebaliknya, kalau memilih menjadi alat Setan,
tentu prilakunya buruk atau jahat."
Nyi Lasmi memandang kagum. "Pendapat seperti itu keluar
dari pikiran Nak Kim Lan ini" Semuda ini telah memiliki
kebijaksanaan seperti itu, sungguh mengagumkan sekali!"
"Aih, Bibi, aku juga hanya mendengar dari apa yang
diajarkan guruku, dan guruku itu seorang pendeta Buddha."
kata Kim Lan yang sudah pandai menangkap arti ucapan
bahasa daerah, akan tetapi kalau harus bicara yang panjangpanjang ia masih merasa kaku. Karena itu tadi ia minta
kakaknya yang bicara karena kakaknya yang sudah tujuh
tahun berada di Nusa Jawa tentu saja lebih fasih bicara
bahasa daerah. "Engkau murid seorang pendeta Buddha" Ah, di sini juga
banyak pendeta Buddha dan pendeta Hindu. Akan tetapi
sungguh menyedihkan, aku melihat banyak pendeta Buddha
atau Hindu masih saja melakukan perbuatan yang buruk dan
jahat." 252 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekarang Ki Tejoranu sendiri yang menjawab langsung.
"Keadaan seperti itu pun sama saja, Terjadi di Cina, negara kami, Bibi. Kalau di sini terdapat Agama Buddha dan Agama Hindu, di
Cina terdapat Agama Buddha dan Agama To. Di sana juga terdapat banyak para pemeluk kedua agama itu, bahkan juga Pendeta Buddha atau Pendeta To berprilaku sesat dan jahat!
Kembali di sini bukan agamanya yang salah. Agama apa pun mengajarkan manusia untuk menjadi baik, saling tolong dan membangun dunia ini menjadi tempat yang indah tenteram penuh kedamaian dan kebahagiaan. Jadi yang jahat itu manusianya, oknumnya dan hal itu dapat terjadi kepada orang itu karena dia tidak menghayati agamanya, tidak menghormati agamanya, bahkan mencemarkan agamanya."
"Guruku pernah berkata kepadaku, Bibi," Kim Lan menyambung dengan ucapan yang cadel (pelo) akan tetapi cukup jelas. "Katanya, kalau ada seorang beragama Buddha melakukan pencurian, maka sesungguhnya dia itu bukan umat Buddha, melainkan maling yang mengaku-aku sebagai umat Buddha. Kalau ada orang beragama To melakukan kejahatan maka sesungguhnya dia bukan umat Agama To, melainkan seorang penjahat yang mengaku-aku beragama To. Kalau dua orang itu benar-benar beragama Buddha, maupun Agama To atau agama apa pun juga, sudah pasti dia tidak melakukan
253 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kejahatan karena agamanya melarangnya melakukan
kejahatan."
Nyi Lasmi mendengarkan dengan kagum. "Wah,
mendengar kalian bicara, aku teringat akan puteriku. Anakku
Puspa Dewi selain digdaya juga seringkali bicara tentang
kehidupan dan kebenaran seperti itu."
"Aih, puteri Bibi juga seorang pendekar rupanya!" seru Kim
Lan. "Aku tahu bahwa di sini. seperti juga di Cina sana, terdapat
banyak wanita yang sakti mandraguna dan gagah perkasa.
Kalau begitu, bagaimana Bibi dapat ditawan penjahat"
Apakah puteri Bibi tidak mampu mengalahkan mereka tadi?"
tanya Ki Tejoranu.
"Hemm, kalau puteriku berada di Karang Tirta ketika para
penjahat itu menyerbu, tentu mereka semua sudah roboh oleh
Puspa Dewi. Sayangnya, ketika itu ia sedang pergi ke kota
raja Kahuripan. Akan tetapi kalau ia pulang, tentu ia akan
melakukan pengejaran dan mencariku."
Melihat Nyi Lasmi masih tampak lemas, The Kim Lan lalu
berkata. "Bibi Lasmi, sebaiknya Bibi mengaso dulu untuk
memulihkan kekuatan tubuh Bibi. Maafkan kami, karena kami
kakak beradik baru saling bertemu setelah berpisah selama
254 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tujuh tahun, sekarang ingin sekali kami membicarakan urusan
pribadi kami."
Nyi Lasmi tersenyum dan mengangguk, lalu duduk
bersandar pada sebatang pohon sambil memejamkan
matanya. Hatinya yang kembali tenang, kelelahan, kantuk
karena selama beberapa malam tidak dapat tidur, membuat ia
sebentar saja tertidur.
Ki Tejoranu mengajak adiknya duduk agak menjauh dari
Nyi Lasmi agar tidak mengganggu wanita yang sedang pulas
itu. Ki Tejoranu lalu menceritakan semua pengalamannya
sejak dia terpaksa melarikan diri menjadi buronan dari
pengejaran para jagoan yang dikirim Bangsawan Bong untuk
membalas dendam atas kematian puteranya, Bong Kongcu di
tangannya. Dia menceritakan pula bahwa dia nyaris tewas di
tangan gurunya sendiri, Pek I Kiam-sian (Dewa Pedang Baju
Putih), Souw Kiat dan kedua orang paman gurunya bernama
Gan Hok dan Giam Lun.
"Masih baik nasibku, karena Thian (Tuhan) masih
melindungiku sehingga dalam keadaan terluka parah itu
muncul Gusti Patih Narotama yang sakti sehingga aku dapat
diobatinya sampai pulih kembali tenagaku." Dia menceritakan
peristiwa itu dan Kim Lan mendengarkan dengan kagum.
Setelah kakaknya berhenti bercerita, ia berseru kagum.
255 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, hebat sekali Ki Patih Narotama itu, Lan-ko (Kakak
Lan)! Kalau tidak ada dia, belum tentu hari ini aku dapat
bertemu denganmu. Aku ingin sekali berjumpa dengan Ki
Patih Narotama untuk menyampaikan sendiri terima kasihku."
"Hal itu mudah dilakukan, Adikku. Gusti Patih Narotama
telah menerima aku sebagai seorang sahabat dan kalau kita
pergi ke kota raja Kahuripan dan menghadapnya, tentu kita
akan diterima dengan baik. Sekarang, ceritakan
pengalamanmu sejak kita saling berpisah sampai hari ini kita
bertemu di sini, Kim Lan."
Gadis itu lalu bercerita. Ketika rumah orang tua mereka
diserbu orang-orangnya Bangsawan Bong dan ayah ibu
mereka terbunuh, Kim Lan yang ketika itu berusia dua belas
tahun melarikan diri dari pintu belakang dengan ketakutan.
Ketika akhirnya ia dapat keluar dari dusun dan tiba di jalan
dekat hutan, tiba-tiba ia melihat ada seorang laki-laki tinggi
besar lari mengejarnya. Kim Lan menjadi ketakutan dan lari
semakin kencang, akan tetapi sebentar saja laki-laki itu,
seorang di antara para jagoan yang menyerbu rumahnya,
dapat menangkapnya. Kim Lan meronta-ronta, namun ia tidak
berdaya dan laki-laki itu sambil tertawa-tawa memondongnya
sambil memuji kecantikan gadis cilik itu dengan kurang ajar.
Tiba-tiba muncul seorang hwesio (pendeta Buddha) yang
kepalanya gundul, berjubah longgar dan memegang sebatang
256 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tongkat pendeta. Menghadang di depan jagoan itu sambil
minta agar penjahat itu melepaskan Kim Lan.
Penjahat itu marah dan menyerangnya dengan golok, akan
tetapi dengan mudah hwesio tua itu merobohkan si jagoan
yang lari terbirit-birit meninggalkan Kim Lan.
Hwesio itu adalah Ho Kong Hwesio, seorang tokoh Siauwlim-pai yang tinggi ilmunya. Dia menolong Kim Lan dan
selanjutnya Kim Lan menjadi muridnya.
Setelah berusia sembilan belas tahun. Kim Lan tamat
belajar. Ia segera pergi ke kota raja Nanking untuk mencari
keterangan di mana adanya kakaknya, yaitu The Jiauw Lan
yang kini bernama Ki Tejoranu.
Ia mendengar bahwa kakaknya telah menjadi buronan
karena membunuh Bong Kongcu. Juga ia mendengar akan
nasib tunangan kakaknya, yaitu Mei Hwa, yang dipaksa
menjadi selir Bangsawan Bong.
Ia mendengar betapa tunangan kakaknya itu membunuh
diri tak lama setelah dipaksa menjadi selir Bangsawan Bong.
Kim Lan menjadi marah dan pada suatu malam, ia berhasil
memasuki gedung keluarga Bangsawan Bong dan membunuh
pembesar itu. Kota raja menjadi gempar dan Kim Lan melarikan diri.
Ketika ia mendengar bahwa kakaknya melarikan diri ke Nusa
257 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jawa ia lalu menumpang perahu dagang yang berlayar ke
selatan dan tiba di Nusa Jawa. Ia merantau dan mencari
kakaknya, bertanya-tanya kepada orang-orang Cina yang
dijumpainya kalau kalau ada yang bertemu dengan kakaknya.
Juga ia pesan kepada mereka bahwa kalau mereka bertemu
dengan kakaknya itu, agar diberitahu bahwa ia telah berada di
Tanah Jawa dan untuk sementara tinggal di sekitar kaki
Gunung Kawi. "Demikianlah, Lan-ko. Tadi aku melihat Bibi Lasmi ini
dibawa dengan paksa oleh gerombolan orang itu, maka aku
lalu turun tangan menolongnya. Sungguh membahagiakan
sekali melihat engkau muncul, Lan-ko!"
Ki Tejoranu menghela napas panjang.
"Terima kasih kepada Thian (Tuhan) bahwa kita berdua
dapat bertemu dalam keadaan selamat, Adikku. Siapa
mengira bahwa kita berdua telah kehilangan ayah ibu dan kini
berada di Tanah
Jawa, jauh sekali dari tanah air kita" Kita tidak berani
pulang karena pasti ada banyak orang akan membunuh kita,
terutama sekali setelah engkau menewaskan Pembesar Bong.
Pemerintah tentu menganggap kita berdua orang-orang jahat
yang harus dihukum. Semua ini gara-gara keluarga Bong yang
jahat itu!"
258 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudahlah, tidak perlu kita sesali nasib. Lan-Ko. Bagaimana pun juga, kita sudah membalas sakit hati kita, engkau sudah membunuh Bong Kongcu, dan aku sudah membunuh Pembesar Bong. Berarti kematian ayah ibu dan kematian Enci Mei Hwa telah terbalas."
Kakak dan adik ini bercakap-cakap melepaskan kerinduan hati mereka dan setelah Nyi Lasmi terbangun dari tidurnya, barulah mereka berdua menghampirinya.
"Bibi Lasmi, bagaimana sekarang keadaan badanmu?"
tanya Kim Lan. Nyi Lasmi kini dapat tersenyum dan ia berkata, "Wah, badanku terasa segar dan kuat kembali, Kim Lan. Terima kasih atas pertolongan kalian kakak beradik yang berbudi baik!"
"Bibi, mari kami antar bibi pulang ke Karang Tirta. Kita harus dapat sampai di sebuah dusun sebelum gelap." kata Ki Tejoranu. Saat itu sudah menjelang sore dan semua kuda sudah dibawa gerombolan tadi dan ada yang melarikan diri ketika terjadi perkelahian sehingga mereka terpaksa berjalan kaki menuju dusun terdekat di mana mereka dapat melewatkan malam dengan mondok di rumah keluarga petani.
*** 259 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada suatu pagi yang cerah, Nyi Lasmi, Ki Tejoranu, dan
The Kim Lan berjalan santai menuju ke selatan. Perjalanan
sore itu lambat sekali karena selain mereka berjalan kaki, juga
Nyi Lasmi adalah seorang wanita lemah. Andaikata Ki
Tejoranu melakukan perjalanan berdua dengan Kim Lan, tentu
mereka dapat menggunakan kepandaian mereka untuk berlari
cepat. Telah dua malam mereka menginap di dusun-dusun yang
mereka lewati dan pagi ini, mereka berjalan dan tiba di jalan
umum di luar dusun yang sepi. Di kanan kiri jalan berbatu-batu
itu terdapat hamparan tanah persawahan yang kering
kerontang karena waktu itu adalah musim kemarau. Tanah
yang luas itu retak-retak dan tidak dapat ditanami. Para petani
tidak dapat menggarap sawah, menanti datangnya hujan.
Daerah itu jauh dari sungai, maka mereka hanya
mengharapkan air hujan untuk mengairi tanah persawahan
mereka. Biarpun matahari masih muda, namun panasnya sudah
menyengat badan dan memancing keluarnya keringat.
Terutama sekali Nyi Lasmi merasa lelah setelah melakukah
perjalanan selama dua hari itu, walaupun seringkali mereka
terpaksa mengaso karena kelemahan dan kelelahan Nyi
Lasmi. 260 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka melangkah santai, tidak bercakap-cakap. Agaknya bahan percakapan mereka telah habis dibicarakan selama dua hari itu. Mereka termenung, agaknya tenggelam ke dalam kenangan mereka masing-masing.
Tiba-tiba Ki Tejoranu dan The Kim Lan memandang jauh ke depan dengan alis berkerut. Mereka berdua dapat mendengar derap kaki banyak kuda walau pun belum dapat melihat mereka karena jalan di depan itu membelok ke kanan dan pandang mata terhalang pepohonan.
"Hati-hati!" kata Ki Tejoranu kepada adiknya dalam bahasa Cina.
"Aku siap!" jawab Kim Lan.
Mereka lalu mengajak Nyi Lasmi berhenti di bawah sebatang pohon trembesi.
"Bibi Lasmi, duduklah di sini. Kita mengaso." kata Kim Lan.
"Apa yang terjadi?" tanya Nyi Lasmi yang dapat melihat ketegangan pada wajah kakak beradik itu.
"Bibi duduk saja di sini. Ada serombongan orang berkuda lewat. Mudah-mudahan bukan orang jahat." kata Ki Tejoranu, lalu dia bersama adiknya berdiri di tepi jalan, di depan Nyi Lasmi untuk melindungi wanita itu.
261 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rombongan itu muncul di jalan tikungan. Mereka terdiri dari
belasan orang dan kakak beradik itu segera mengetahui
bahwa mereka, adalah musuh ketika melihat bahwa dua orang
pimpinan gerombolan yang membawa Nyi Lasmi tadi berada,
di antara mereka. Namun kakak beradik ini tidak menjadi
gentar dan mereka siap siaga menghadapi segala
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kemungkinan. Memang, dua orang warok dari Kerajaan Wengker, Ki
Wirobento dan Wirobandrek, berada di antara orang-orang itu.
Ketika mereka dikalahkan Ki Tejoranu dan Kim Lan, dua orang
ini segera pergi ke Kerajaan Wura-wuri yang sudah tidak jauh
lagi dan segera menyerahkan surat yang ditulis Adipati
Linggawijaya kepada Adipati Wura-wuri, dan menceritakan
bahwa Nyi Lasmi, ibu kandung Puspa Dewi, dirampas oleh
seorang pemuda dan seorang gadis Cina.
Mendengar ini, Nyi Dewi Durgakumala, permaisuri Wurawuri guru Puspa Dewi itu menjadi marah. Ia ingin sekali dapat
menangkap Puspa Dewi, muridnya yang berkhianat terhadap
Wura-wuri, akan tetapi maklum betapa sukarnya menangkap
gadis perkasa itu. Kalau ibu kandungnya dapat ditangkap,
tentu gadis itu akan menyerahkan diri.
Maka, Adipati Bhismaprabhawa dan permaisurinya, Nyi
Dewi Durgakumala segera mengutus Tri Kala yaitu Kala
Muka, Kala Manik, dan Kala Teja, diperkuat lagi dengan Ki
262 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gandarwo yang sakti, membantu rombongan utusan Kerajaan
Wengker itu untuk menangkap kembali Nyi Lasmi.
Rombongan itu berhenti di depan Ki Tejoranu dan Kim Lan.
Ki Wirobento yang tinggi besar itu dengan suara parau
menuding ke arah kakak beradik itu.
"Mereka inilah jahanam yang merampas tawanan kami dan
yang duduk di bawah pohon itulah Nyi Lasmi yang harus kami
antarkan ke Wura-wuri!"
Ki Gandarwo melompat dari atas kuda, di kuti yang lain.
Beberapa orang anak buah mereka lalu membawa kuda itu
menjauh agar binatang-binatang itu tidak menjadi ketakutan
dan kabur. Dengan lagak gagah Ki Gandarwo melangkah
maju memandang Ki Tejoranu dan Kim Lan, lalu membentak
dengan suara nyaring berwibawa.
"Siapakah kalian berdua yang berani mati merampas Nyi
Lasmi yang menjadi tawanan kami?"
Ki Tejoranu memandang orang itu penuh perhatian.
Seorang pria muda yang gagah dan tampan, berpakaian
mewah, di pinggangnya tergantung sebatang pedang dan
tubuhnya tegap. Usianya sekitar dua puluh delapan tahun.
"Namaku Tejoranu dan ini adikku bernama The Kim Lan!"
"Hemm, engkau seorang Cina?" Ki Gandarwo bertanya.
263 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, aku berasal dari Negeri Cina."
"Mengapa kalian orang-orang Cina berani merampas
tawanan kami?"
"Kami melihat seorang wanita dipaksa dan di luar
kehendaknya dibawa rombongan dari Wengker. Melihat hal
yang sewenang-wenang ini, tentu saja kami harus
menolongnya. Kalianlah yang merampas kemerdekaan
orang." "Keparat! Kalian mencampuri urusan keluarga orang lain!"
Ki Gandarwo membentak dan belasan orang itu mulai
mengepung. Melihat betapa kakak beradik yang menolongnya itu
terancam pengeroyokan, Nyi Lasmi bangkit berdiri dan
berkata kepada mereka.
"Ki Tejoranu dan Kim Lan, pergilah kalian dari sini dan
jangan mencampuri urusan ini. Biarkan mereka menawanku,
aku akan menghadapi mereka. Jangan kalian berdua
mengorbankan nyawa untukku!"
Mendengar ucapan Nyi Lasmi, Ki Tejoranu dan Kim Lan
menjadi semakin bersemangat. Wanita yang lemah itu
ternyata memiliki watak yang gagah!
264 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan khawatir, Bibi Lasmi. Kami akan menghajar orangorang jahat yang sewenang-wenang ini!" kata Kim Lan.
Ki Gandarwo, senopati muda Wura-wuri itu adalah seorang
mata keranjang. Diam-diam dia telah menjadi kekasih gelap
Sang Permaisuri Wura-wuri, Nyi Dewi Durgakumala sehingga
memiliki kekuasaan besar di Wura-wuri. Kini, melihat Kim Lan,
timbul berahinya. Banyak sudah dia mendapatkan wanitawanita cantik, akan tetapi belum pernah dia bertemu dengan
seorang gadis Cina yang cantik seperti Kim Lan ini. Maka,
timbul keinginan hatinya untuk menangkap gadis itu dan
dijadikan kekasihnya.
Melihat gadis itu bersikap gagah, dia semakin kagum. Dia
memberi aba-aba kepada kawan-kawannya.
"Tangkap atau bunuh saja pemuda Cina itu! Gadis ini aku
yang tangkap!"
Setelah berkata demikian, Ki Gandarwo lalu menerjang ke
arah Kim Lan, kedua lengannya yang kekar itu dikembangkan
lalu kedua tangannya menyambar untuk menangkap gadis itu
dari kanan kiri.
Tentu saja dia memandang ringan Kim Lan karena dia
adalah orang terkuat di Wura-wuri, tentu saja di bawah Nyi
Dewi Durgakumala yang sakti mandra-guna.
265 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wuuussss. .!" Ki Gandarwo terkejut karena kalau tadi
tampaknya gadis itu tidak akan mampu menghindarkan diri
dari kedua tangannya yang menyambar dari kanan kiri, tibatiba saja gadis itu melesat bagaikan bayang-bayang dan dia
menangkap angin belaka! Melihat bayangan gadis itu
berkelebat ke sebelah kirinya, dia menubruk lagi ke kiri. Sekali
ini Kim Lan menggunakan kedua tangannya untuk menangkis
dari samping. "Dukkk. .!!" Ki Gandarwo semakin terkejut. Tangkisan itu
membuat kedua lengannya terasa tergetar hebat! Kiranya
gadis ini benar-benar kuat dan memiliki kedigdayaan! Pantas
saja dua orang warok dari Wengker itu dan anak buah mereka
tidak mampu mengalahkannya.
"Haaai ittt!" Kini Ki Gandarwo tidak memandang ringan lagi
dan dia tahu bahwa kalau dia ingin menang, dia harus
menyerang sungguh-sungguh. Mengikuti bentakannya itu,
tangan kirinya mencengkeram ke arah muka Kim Lan dan
tangan kanannya menyusul dengan pukulan ke arah perut!
Serangan ini hebat sekali karena dilakukan dengan
pengerahan tenaga yang amat kuat.
Kim Lan mengenal serangan maut yang berbahaya, ia
mengandalkan kelincahan gerakannya untuk memutar ke kiri
mengelak cengkeraman ke arah mukanya dan dari samping
266 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya membuat gerakan setengah lingkaran menangkis
pukulan ke arah parutnya.
"Plakk!" Begitu tangan Ki Gandarwo tertangkis, Kim Lan
mundur dua langkah lalu kaki kirinya mencuat dengan cepat
menendang ke arah perut lawan.
"Plakk.. !" Biarpun Ki Gandarwo sudah mengelak dan
miringkan tubuhnya, tetap saja kaki kecil gadis itu
menyerempet pinggulnya sehingga dia terhuyung walaupun
tidak terluka! Marahlah Ki Gandarwo. Dia mencabut pedangnya dan dua
orang anak buah membantunya mengeroyok Kim Lan.
Kim Lan mencabut pedangnya dan ia segera memutar
pedangnya menyambut serangan tiga orang pengeroyoknya.
Biarpun Ki Gandarwo merupakan lawan tangguh dan dua
orang yang membantunya juga bukan orang lemah, namun
Kim Lan yang memiliki gerakan yang gesit sekali itu dapat
mengimbangi serangan mereka dengan serangan balasan
yang tidak kalah dahsyatnya sehingga terjadilah perkelahian
yang seru. Sementara itu, Tri Kala juga sudah menerjang dan
mengeroyok Ki Tejoranu.
Melihat tiga orang senopati Wura-wuri ini menerjang
dengan senjata mereka, Kala Muka menggunakan keris, Kala
Manik menggunakan klewang dan Kala Teja menggunakan
267 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ruyung dan gerakan mereka cukup hebat, Ki Tejoranu cepat
mencabut sepasang goloknya dan dia pun melawan matimatian! Kakak beradik itu masing-masing dikeroyok tiga orang yang
tangguh. Pertempuran itu berjalan seru dan ketika dua orang
senopati Wengker, yaitu Wirobento dan Wirobandrek melihat
betapa sampai puluhan jurus teman-temannya belum juga
mampu merobohkan dua orang Itu, mereka segera memnberi
isyarat kepada anak buah mereka untuk maju mengeroyok.
Lima orang anak buah menerjang Ki Tejoranu dan lima
orang lagi mengeroyok Kim Lan sehingga kini dua orang
kakak beradik itu masing-masing menghadapi pengeroyokan
delapan orang! Tentu saja mereka berdua menjadi kerepotan dan
terkepung ketat.
"Kita larikan Nyi Lasmi ke Wurawuri!" kala Wirobento
kepada Wirobandrek. Melihat dua orang kakak beradik itu
terkepung ketat sehingga tidak mungkin lagi melindungi Nyi
Lasmi yang berdiri dengan muka pucat, mengkhawatirkan
keselamatan dua orang penolongnya, dua orang senopati
Wengker ini segera berloncatan menghampiri dan Nyi
Lasmi tidak mampu menghindar ketika Wirobento
menangkapnya, memanggul tubuhnya dan melarikan diri
268 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikawal Wirobandrek. Keduanya lalu menunggang kuda dan
melarikan Nyi Lasmi, hendak membawanya ke Wura-wuri
untuk diserahkan kepada Adipati Wura-wuri seperti
diperintahkan Adipati Linggawijaya.
Belum jauh mereka membalapkan kuda meninggalkan
tempat pertempuran, tiba-tiba kuda yang mereka tunggangi
berhenti, meringkik dan mengangkat kaki depan ke atas. Dua
orang senopati Wengker itu terkejut dan melihat bahwa ada seorang lakilaki gagah berdiri menghadang di tengah jalan. Laki-laki itu
mengangkat kedua tangannya ke depan seolah mendorong
dan ada angin menyambar dan itulah agaknya yang membuat
dua ekor kuda itu meringkik seperti ketakutan! Dua orang itu
terpaksa melompat turun dari atas punggung kuda dan
Wirobento membawa Nyi Lasmi turun. Dua ekor kuda itu lalu
melarikan diri ketakutan!
Mereka bertiga memandang ke arah pria itu. Seorang pria
yang bertubuh tegap gagah, usianya sekitar tiga puluh tiga
tahun, berpakaian dari kain yang indah namun bentuknya
sederhana, wajahnya yang tampan itu tersenyum penuh
pengertian dan sepasang matanya mengeluarkan sinar
mencorong penuh wibawa.
269 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu melihat pria itu, Nyi Lasmi segera menjatuhkan diri
berlutut menghadapnya dan berkata, "Gusti Patih Narotama.. "
Wirobento dan Wirobandrek juga pernah melihat Patih
Kahuripan ini dan mereka merasa terkejut bukan main.
Akan tetapi mereka adalah senopati yang tentu saja
mengandalkan kesaktian sendiri. Walaupun mereka sudah
mendengar akan kesaktian Ki Patih Narotama, mereka belum
pernah bertanding melawannya, maka mereka segera
melangkah maju dan tanpa banyak cakap lagi mereka sudah
menyerang Ki Patih Narotama. Wirobento menyerang dengan
pecutnya yang berujung besi, sedangkan Wirobandrek
menyerang dengan sepasang kolor merahnya.
Ki Patih Narotama melompat ke belakang sehingga
serangan mereka luput.
"Tahan! Siapakah Andika berdua dan siapa pula wanita itu"
Mengapa Andika berdua melarikannya?"
"Andika Ki Patih Narotama" Harap jangan mencampuri
urusan kami! Ini adalah urusan keluarga Gusti Permaisuri
Wura-wuri, dan ingatlah, Ki Patih Narotama. Kehadiranmu di
sini sudah merupakan pelanggaran wilayah Wura-wuri!"
"Hemm, siapa pun adanya Andika berdua, dan di mana pun
aku berada, kalau aku melihat dua orang laki-laki bertindak
kasar memaksa seorang wanita lemah ikut pergi di luar
270 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kehendaknya, aku pasti tidak akan tinggal diam dan
menentangnya. Bebaskan wanita ini dan pergilah kalian. Aku
tidak ingin berurusan dengan kalian!"
"Keparat, Ki Patih Narotama. Dalam suasana tidak ada
perang Andika mengacau di sini. Ketahuilah, kami adalah
Senopati Wirobento dan Wirobandrek dari Kerajaan Wengker.
Kami melaksanakan perintah Kanjeng Adipati Wengker untuk
mengantarkan wanita ini ke Wura-wuri dan menyerahkannya
kepada Kanjeng Adipati Wura-wuri dan Gusti Permaisuri.
Maka, harap Andika mundur dan jangan mencampuri urusan
ini!" Ki Patih Narotama lalu bertanya kepada Nyi Lasmi. "Bibi,
Ceritakan, apa yang sesungguhnya terjadi" Jangan takut, aku
akan melindungimu."
Nyi Lasmi yang masih berlutut lalu berkata, "Gusti Patih,
Paduka mungkin lupa kepada hamba. Hamba adalah Ibu
kandung Puspa Dewi yang tinggal di Karang Tirta menumpang
di rumah keluarga Ki Lurah Pujosaputro yang dulu paduka
angkat menggantikan Suramenggala."
"Ah, benar. Sekarang aku ingat. Jadi Andika penduduk
Karang Tirta. Bagaimana dapat dibawa dua orang senopati
Wengker ini?"
271 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aduh, ketiwasan (celaka), Gusti. Gerombolan jahat dari
Wengker, utusan Suramenggala, telah.. "
Tiba-tiba Wirobento dan Wirobandrek menggereng dan
keduanya sudah menubruk ke arah Nyi Lasmi untuk
membunuh wanita itu. Akan tetapi tiba-tiba tubuh Ki Patih
Narotama berkelebat dan menyambut terjangan dua orang itu.
"Werrr.. des! Desss.. ! " Dua orang senopati Wengker itu
terpental dan roboh terbanting sampai terguling-guling saking
kuatnya tangkisan Ki Patih Narotama yang mengandung angin
sekuat badai menerpa mereka!
Biarpun tidak terluka karena memang Ki Patih Narotama
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak berniat membunuh mereka, dua orang senopati itu
terkejut bukan main dan maklum bahwa mereka sama sekali
bukan tandingan ki patih yang sakti mandraguna itu, mereka
segera bangkit dan melarikan diri.
Ki Patih Narotama menghampiri Nyi Lasmi. "Bibi, sekarang
ceritakan semua apa yang telah terjadi."
"Ampun, Gusti.. . hamba mohon sudilah kiranya Paduka
menolong dua orang yang membela hamba dan sekarang
dikeroyok banyak orang. Hamba khawatir.. "
"Hemm, di mana mereka?"
272 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Di sana, Gusti!" Nyi Lasmi menuding ke arah tempat
perkelahian tadi. "Hamba takut terlambat, Gusti. Yang
mengeroyok banyak sekali...!"
"Mari kita ke sana!" Ki Patih Narotama memegang lengan
Nyi Lasmi dan wanita itu menahan jeritnya ketika merasa
betapa tubuhnya terbawa seolah terbang cepatnya. Kedua
kakinya tidak menyentuh tanah.
Sebentar saja mereka sudah tiba di tempat perkelahian itu
dan Ki Patih Narotama melihat betapa seorang laki-laki tinggi
kurus bermuka pucat kuning menggunakan sepasang golok
mengamuk, dikeroyok delapan orang! Dan tak jauh dari situ,
tampak seorang gadis Cina dengan gagahnya melawan
delapan orang pengeroyok lain. Ki Patih Narotama terkejut
mengenal laki-laki itu.
"Ki Tejoranu!" serunya dan Ki Patih yang sakti mandraguna
ini lalu melepaskan Nyi Lasmi, kemudian tubuhnya menerjang
ke arah pertempuran Kaki tangannya bergerak seperti
berubah menjadi banyak saking cepatnya dan para
pengeroyok itu kocar-kacir.
Mereka yang terkena tamparan atau tendangan Ki Patih
Narotama seperti disambar petir roboh terguling-guling. Akan
tetapi Ki Patih Narotama membatasi tenaganya sehingga tidak
sampai membunuh mereka.
273 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gusti Patih Narotama! Kedatangan Paduka tepat pada
waktunya!" kata Ki Tejoranu girang karena tadi dia dan
adiknya sudah kewalahan dan terdesak hebat.
Mendengar seruan kakaknya, The Kim Lan memperhatikan
dan gadis ini terkejut akan tetapi juga kagum bukan main.
Walaupun ia sendiri pasti akan menang kalau menghadapi
para pengeroyok itu satu lawan satu, akan tetapi dikeroyok
delapan, ia tadi juga sudah kewalahan dan lelah sekali. Kini ia
melihat sepak terjang pria yang disebut Ki Patih Narotama
oleh kakaknya dan ia hampir tidak percaya kalau tidak melihat
sendiri. Ki Patih itu dengan tangan dan kakinya, membuat
para pengeroyok itu kocar-kacir dan tidak ada senjata para
pengeroyok yang sempat menyentuh tubuhnya. Seolah-olah
dari gerakan tangan kakinya itu menyambar hawa yang amat
kuat dan yang membuat senjata para pengeroyok itu mental
kembali ketika bertemu dengan angin pukulan pria yang sakti
mandraguna itu.
Ki Gandarwo yang tadinya sudah mendesak Kim Lan dan
sudah membayangkan bahwa sebentar lagi dia akan dapat
meringkus gadis Cina itu dan sudah meneriaki kawankawannya agar jangan membunuh melainkan menangkap
nya, kini menjadi marah sekali ketika melihat kawan-kawannya
kocar-kacir oleh sepak terjang pria yang baru datang dan tidak
dikenalnya itu.
274 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berteriak lantang dia menerjang dan pedangnya
menyambar ke arah leher Ki Patih Narotama. Kim Lan sendiri
tadi sudah merasakan ber-tanding melawan senopati Wurawuri ini dan tahu bahwa Ki Gandarwo itu cukup tangguh.
Pedangnya berbahaya sekali.
Akan tetapi kini, Ki Patih Narotama seolah-olah tidak
melihat sambaran pedang itu. Ketika pedang sudah
menyambar dekat lehernya, tiba-tiba tangan kirinya yang
terbuka miring dihantamkan menyambut pedang dengan
gerakan seperti membacok.
"Trakkk.. .! Bukk. .!" Pedang itu bertemu dengan tangan Ki
Patih Narotama patah menjadi dua potong dan sebuah
tendangan mengenai perut Ki Gandarwo yang terpental dan
terbanting jatuh bergulingan. Sambil menyeringai Ki Gandarwo
bangkit lalu melarikan diri! Tri Kala yang sudah lama menjadi
senopati Wura-wuri, tentu saja mengenal kesaktian Ki Patih
Narotama. Mereka sudah merasa gentar akan tetapi mereka masih
mengharapkan kedigdayaan Ki Gandarwo untuk melawan Ki
Patih Narotama. Akan tetapi melihat betapa dalam
segebrakan saja Ki Gandarwo sudah roboh terguling-guling,
Tri Kala menjadi semakin ketakutan dan mereka pun cepat
melarikan diri menyusul Ki Gandarwo yang sudah lari terlebih
dulu. Anak buah mereka pun berlomba menyelamatkan diri.
275 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Tejoranu menyembah sambil berdiri menghadapi Ki
Patih Narotama.
"Gusti Patih Narotama, kami merasa gembira dan
beruntung sekali Paduka datang menolong. Kalau tidak, kami
kakak beradik tentu akan tewas di tangan orang-orang
Wengker dan Wura-wuri itu."
"Nona ini adikmu?" tanya Ki Patih Narotama sambil
memandang kepada The Kim Lan, Gadis itu merangkap
kedua tangan depan dada dan membungkuk memberi hormat.
"Benar, Gusti Patih, saya adalah The Kim Lan, adik
kandung kakak The Jiauw Lan atau Ki Tejoranu ini." kata Kim
Lan dengan sikap hormat dan sepasang matanya yang bening
tajam itu menatap wajah Ki Patih Narotama dengan sinar mata
penuh kagum. Ki Patih Narotama mengangguk-angguk. "Aku sudah
mendengar tentang dirimu dari Ki Tejoranu setahun yang lalu.
Nanti saja kita bicara, Ki Tejoranu, sekarang aku ingin
mendengar dulu cerita Bibi Lasmi ini. Bibi, sekarang
ceritakanlah, apa yang telah terjadi?"
"Gusti Patih, malapetaka menimpa keluarga Ki Lurah
Pujosaputro di Karang Tirta. Gerombolan penjahat dari
Wengker itu datang menyerbu kelurahan Karang Tirta dan
dengan kejam mereka membunuh Ki Lurah Pujosaputro dan
276 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluarganya. Kemudian mereka menangkap hamba dan
hamba dilarikan ke Kadipaten Wengker."
"Hemm, orang-orang Wengker memang banyak yang jahat.
Mengapa orang-orang Wengker membunuh Ki Lurah
Pujosaputro sekeluarga, Nyi Lasmi?"
"Tadinya hamba juga tidak tahu, Gusti. Akan tetapi setelah
tiba di Kadipaten Wengker, baru saya tahu bahwa gerombolan
penjahat itu adalah orang-orang yang disuruh Suramenggala!
Suramenggala marah dan membalas dendam, Gusti. Dia
menyuruh bunuh Ki Lurah Pujosaputro sekeluarga dan
menculik hamba dan dia sekarang menjadi tumenggung di
Wengker dan puteranya, Linggajaya telah menjadi Adipati
Linggawijaya di Wengker."
"Jagad Dewa Bathara.. ! Sudah kuduga sejak dulu bahwa
pemuda itu adalah seorang yang berbahaya sekali. Kiranya
dia telah berhasil menjadi adipati di Wengker. Lalu
bagaimana, Nyi Lasmi?"
"Hamba dihadapkan Suramenggala yang hendak memaksa
hamba untuk kembali menjadi selirnya. Akan tetapi hamba
menolak. Setelah beberapa hari hamba menolak dan mogok
makan, akhirnya hamba dikawal serombongan orang
Wengker, hendak diserahkan kepada Adipati Wura-wuri agar
277 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dijadikan sandera untuk memaksa Puspa Dewi menyerahkan
diri kepada mereka."
"Hemm, licik sekali. Anakmu itu memang telah berbalik
membela Kahuripan dan menentang Wura-wuri di mana dia
telah dijadikan Sekar Kedaton karena gurunya yang telah
menjadi ibu angkatnya, Nyi Dewi Durgakumala telah menjadi
permaisuri di Wura-wuri. Kalau engkau menjadi tawanan di
Wura-wuri, bukan tidak mungkin Puspa Dewi akan
menyerahkan diri untuk menyelamatkanmu Teruskan
ceritamu, Nyi Lasmi."
"Ketika hamba dibawa dengan paksa oleh gerombolan dari
Wengker itu, muncul Ki Tejoranu dan Kim Lan ini. Mereka
menolong hamba dan membuat gerombolan Wengker
melarikan diri. Lalu kakak beradik ini hendak mengantarkan
hamba kembali ke Karang Tirta, akan tetapi setelah tiba di
sini, muncul orang-orang Wengker dan orang-orang Wura-wuri
mengeroyok mereka. Hamba ditangkap dan dilarikan
Wirobento dan Wirobandrek, senopati Wengker itu dan
Paduka membebaskan hamba."
Kembali Narotama mengangguk-angguk.
"Setelah aku mendengar semua yang telah terjadi, mari kita
semua pergi ke Karang Tirta. Kalian juga, Ki Tejoranu dan
278 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nona Kim Lan, karena aku ingin mendengar bagaimana kalian
kakak beradik dapat berkumpul."
Berjalanlah empat orang itu meninggalkan tempat itu
menuju ke Karang Tirta. Dalam perjalanan itu, Ki Tejoranu dan
Kim Lan secara bergantian menceritakan pengalaman mereka
sampai mereka dapat saling bertemu. Setelah mereka selesai
bercerita, Ki Patih Narotama berseru gembira.
"Ah, jadi kalian juga baru saja saling berjumpa, yaitu ketika
menolong Nyi Lasmi" Sungguh menggembirakan, aku ikut
merasa gembira melihat kalian kakak beradik dapat berkumpul
kembali." Hening sejenak dan mereka berjalan terus, tidak terlalu
cepat karena di situ terdapat Nyi Lasmi yang lemah. Beberapa
kali Kim Lan mengerling ke kanan, ke arah Ki Patih Narotama
yang melangkah sambil menundukkan mukanya.
Gadis ini merasa kagum bukan main kepada Ki Patih
Narotama, bukan hanya karena tadi ia melihat betapa sakti
mandraguna ki patih ini, akan tetapi juga melihat wajah dan
sikapnya yang demikian agung penuh wibawa, pandang
matanya yang lembut penuh pengertian namun mengandung
ketajaman yang seolah dapat menjenguk ke dalam hatinya,
dan senyumnya yang membuat wajah Ki Patih itu tampak
demikian jantan dan gagah.
279 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum pernah selamanya ia bertemu dengan seorang pria
seperti Ki Patih Narotama ini dan seketika, pada pertemuan
pertama tadi, hati gadis ini sudah terkagum-kagum dan timbul
perasaan mesra terhadap pria perkasa ini. Ki Patih Narotama
berjalan sambil menundukkan mukanya. Dia sendiri tadi
beberapa kali bertemu pandang dengan gadis ini dan diam
diam dia terkejut karena dia melihat betapa pandang mata
gadis asing ini mengandung kagum dan cinta!
Setelah ragu-ragu dan hatinya maju mundur beberapa
lamanya, akhirnya Kim Lan memberanikan diri membuka
mulut dan berkata dengan suara agak gemetar.
"Gusti Patih Narotama.. "
Ki Patih Narotama menoleh ke kiri dan mereka saling
bertemu pandang. Sejenak pandang mata bertaut, akan tetapi
Kim Lan segera menundukkan mukanya yang menjadi
kemerahan. Wajah itu menjadi semakin manis ketika la
menunduk malu-malu dengan kedua pipinya menjadi
kemerahan seperti buah tomat masak.
"Engkau ingin bicara apakah, Nona Kim Lan?" tanya
Narotama dengan sikap sabar ketika dia melihat gadis itu
tersipu. Kim Lan menghela napas untuk menenangkan hatinya, lalu
ia berkata lirih. "Gusti Patih, saya sudah mendengar banyak
280 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentang paduka dari kakak saya. Paduka telah mengobatinya
dan menyelamatkan nyawanya ketika kakak saya terluka
parah oleh guru sendiri. Kemudian tadi, kalau tidak ada
Paduka yang menolong, kami kakak beradik tentu tewas
dikeroyok banyak orang. Budi pertolongan Paduka yang
menyelamatkan nyawa kami itu, sampai mati pun tidak
mungkin dapat saya lupakan, maka saya. . saya ingin
menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada
Paduka, Gusti."
Walaupun ucapan gadis itu agak cadel dan gaya
bahasanya juga kacau, namun Ki Patih Narotama dapat
menangkap maksudnya. Dia pun melihat betapa sinar mata
gadis itu menunjukkan bahwa ucapan terima kasih itu bukan
basa-basi belaka, melainkan keluar dari hatinya.
Dia tersenyum. "Ah, Nona. Tidak perlu engkau berterima
kasih kepadaku. Semua pertolongan datang dari Sang Hyang
Widi, hanya melalui alat yang di pilih-Nya. Yang menolong
kalian berdua adalah Sang Hyang Widi, kebetulan aku yang
dipergunakan oleh-Nya sebagai alat-Nya. Bukankah engkau
dan Ki Tejoranu juga dipergunakan oleh-Nya untuk
menyelamatkan Nyi Lasmi" Mari kita bersama mengucap puji
syukur kepada Sang Hyang Widi Wasa."
Mendengar ini, Kini Lan menjadi semakin kagum dan
terharu sekali. Sungguh, belum pernah ia bertemu dengan
281 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang pria sehebat ini, sakti mandraguna, lembut
berwibawa, dan bijaksana pula,
"Aduh, Gusti Patih Narotama. Paduka adalah seorang yang
mulia sekali." katanya dan suaranya bercampur isak tangis.
Ki Patih Narotama melirik heran melihat gadis itu menangis
perlahan, akan tetapi dia diam saja.
Ki Tejoranu yang berada di belakang, berjalan di samping
Lasmi, juga memandang ke arah adiknya dan diam-diam
kakak ini dapat merasakan isi hati adiknya. Adiknya kagum
kepada Ki Patih Narotama! Dia tidak merasa heran karena
siapa yang tidak akan kagum kepada pria yang tampan dan
gagah perkasa itu" Apalagi wanita! Akan tetapi yang membuat
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dia mengerutkan alisnya adalah dugaannya bahwa adiknya itu
bukan sekedar kagum, melainkan jatuh cinta!
Ki Tejoranu mendengar Nyi Lasmi yang berjalan di sebelah
kirinya menghela napas panjang. Dia menoleh dan
memandang. Wanita itu pun memandang kepadanya lalu
tersenyum dan Nyi Lasmi mengedipkan matanya sambil
menudingkan telunjuknya kepada Kim Lan, lalu kepada Ki
Patih Narotama!
Ki Tejoranu mengangguk. Nyi Lasmi mengetahui pula akan
isi hati Kim Lan. Maklum, wanita itu sudah berusia tiga puluh
tujuh tahun dan tentu lebih berpengalaman, apalagi ia seorang
282 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wanita, tentu lebih halus perasaannya dan dapat merasakan
hati wanita lain.
Ketika memasuki sebuah dusun yang cukup besar, Ki Patih
Narotama mengajak tiga orang itu singgah di rumah ki lurah.
Dia disambut dengan penuh hormat dan ketika Ki Patih
Narotama mengatakan bahwa dia membutuhkan tiga ekor
kuda, lurah itu segera menyediakannya. Karena Nyi Lasmi
tidak biasa menunggang kuda, muka Narotama hanya minta
tiga ekor. Nyi Lasmi lalu berboncengan dengan Kim Lan.
Perjalanan mereka lalu dilanjutkan dengan menunggang kuda
sehingga selain lebih cepat juga tidak begitu melelahkan.
Dusun ini sudah termasuk wilayah Kahuripan.
*** Dengan hati panas karena amarah, Puspa Dewi berlari
secepat terbang me-nuju ke Kadipaten Wengker. Ia bukan
seorang gadis yang bodoh, bukan gadis yang nekat dan
hanya mengandalkan ke-pandaiannya sendiri. Ia tahu benar
betapa besar bahayanya mendatangi Kadipaten Wengker di
mana terdapat banyak sekali orang yang sakti mandraguna.
Baru Linggajaya yang kini menjadi Adipati Linggawijaya
seorang saja sudah merupakan lawan yang amat tangguh
baginya, ia sudah mendengar pula bahwa Dewi Mayangsari,
isteri mendiang Adipati, Adhamapanuda yang kini menjadi
permaisuri Linggawijaya, juga memiliki kesaktian yang tinggi.
283 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum lagi di sana terdapat Resi Bajrasakti guru Linggawijaya.
Baru tiga orang ini saja kalau maju bersama mengeroyoknya,
kecil sekali harapannya untuk dapat menang. Apalagi
Kadipaten Wengker memiliki pasukan perajurit yang banyak
jumlahnya. Pendeknya, memasuki Kadipaten Wengker amat
berbahaya bagi keselamatannya. Ia bukan Puspa Dewi
setahun yang lalu sebelum digembleng oleh Maha Resi
Satyadharma. Kini ia adalah seorang gadis yang waspada dan
tidak menuruti nafsu hati saja. Ia memang harus menolong
ibunya, kalau perlu berkorban nyawa. Akan tetapi kalau ia
nekat begitu saja menyerbu kadipaten, sebelum bertemu
ibunya ia akan dikeroyok dan kalau ia tewas, berarti ibunya
tidak akan tertolong!
Kalau terjadi demikian, pengorbanannya tidak ada artinya
sama sekali. Ia tidak mau mengambil resiko itu. Ia harus dapat
menjaga diri agar ia dapat menolong ibunya. Maka, Puspa
Dewi melakukan penyelidikan di luar kota raja Kadipaten
Wengker. Di malam hari, dalam gelap, ia menangkap seorang
perajurit Wengker, menyeretnya di belakang semak-semak
yang gelap lalu memaksanya mengaku di mana adanya Nyi
Lasmi. Karena ketakutan, perajurit itu mengaku bahwa Nyi Lasmi
ditahan di rumah Tumengung Suramenggala. Akan tetapi
penjagaannya rapat sekali karena Tumenggung
284 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suramenggala takut kalau kalau puteri Nyi Lasmi yang
bernama Puspa Dewi akan datang menolong ibunya. Bahkan
di situ telah dipasang jebakan-jebakan untuk menjebak Puspa
Dewi, demikian perajurit itu membuat pengakuan, sama sekali
tidak mengira bahwa yang menangkapnya itu adalah Puspa
Dewi sendiri! Tentu saja Puspa Dewi berlaku hati-hati. Hatinya masih
tenang mendengar ibunya dalam keadaan selamat dan
ditahan di rumah Tumenggung Suramenggala yang menurut
keterangan perajurit itu akan menjadi selir Suramenggala lagi.
Setelah mengorek keterangan dari perajurit jaga itu. Puspa
Dewi melepaskannya dan tidak mengganggunya karena dia
hanya seorang perajurit jaga yang tidak tahu menahu tentang
penculikan atas diri Ibunya. Setiap malam ia menangkap
seorang perajurit jaga. Pada malam ke tiga, ketika ada
penjaga sedang meronda, Puspa Dewi berkelebat dekat dan
sekali tampar perajurit jaga itu terpelanting pingsan. Puspa
Dewi menyeretnya ke tempat gelap dan setelah orang itu
siuman ia menghardik dengan suara yang dibuat besar seperti
suara laki-laki.
"Kalau engkau ingin hidup, hayo katakan dengan
sebenarnya di mana adanya Nyi Lasmi yang ditawan oleh
Tumenggung Suramenggala!"
285 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perajurit penjaga yang merasa tubuhnya menjadi setengah
lumpuh dan kini lehernya merasa ditempeli pedang yang
tajam, tentu saja menjadi ketakutan.
"Ampunkan saya.. " katanya dengan tubuh menggigil dan
suara gemetar. "Nyi Lasmi.. tadi siang dibawa pergi.. tidak berada di sini
lagi..." "Apa" Jangan bohong kau!" Kini Puspa Dewi tidak meniru
suara pria karena terkejut, Suaranya terdengar seperti biasa,
suara wanita. Pedangnya menempel semakin ketat dan orang
itu menjadi semakin ketakutan. "Ampun. . saya tidak
berbohong. Saya melihat sendiri. . Nyi Lasmi dibawa pergi,
dikawal Senopati Wirobento dan Wirobandrek yang memimpin
selosin perajurit. ."
"Hayo katakan ke mana ia dibawa!"
"Saya. . saya hanya mendengar bahwa ia akan diserahkan
kepada.. Kadipaten Wura-wuri.. "
"Ke Wura-wuri.. "l?" Puspa Dewi menggunakan tangan kiri
untuk mencengkeram lengan orang itu sehingga dia berteriak
kesakitan. "Katakan yang benar, Jangan bohong! Mengapa ia
dibawa ke Wura-wuri!"
286 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saya. . saya tidak tahu.. saya hanya mengetahui dari
teman-teman. Ketika siang tadi saya melihat Nyi Lasmi
dikawal empat belas orang itu keluar dari kadipaten, saya
bertanya dan teman-teman yang bilang bahwa ia akan
diserahkan kepada Kadipaten Wura-wuri. ."
Puspa Dewi menampar dengan tangan kirinya ke arah
leher orang itu yang seketika pingsan. Ia segera
meninggalkan tempat itu dan langsung saja ia meninggalkan
daerah Wengker dan menuju ke arah Kadipaten Wura-wuri. Ia
kini dapat menduga mengapa ibunya akan diserahkan kepada
Kadipaten Wura-wuri. Ia dapat membayangkan apa yang akan
dilakukan gurunya yang juga ibu angkatnya, Nyi Dewi
Durgakumala yang kini menjadi permaisuri Wura-wuri.
287 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid VII GURUNYA itu tentu akan mempergunakan ibu kandungnya
sebagai sandera untuk memaksa ia datang menghadap! la
tidak tahu apa yang akan dilakukan Nyi Dewi Durgakumala
terhadap dirinya kalau ia terpaksa datang menghadap.
Gurunya yang telah menganggap ia sebagai anak sendiri itu
amat menyayangnya. Hal ini ia ketahui benar. Akan tetapi ia
telah mengkhianati Wura-wuri dan tentu saja hal ini membuat
gurunya itu marah sekali dan ia tidak akan merasa heran
kalau gurunya itu membencinya karena pengkhianatannya ini.
la tidak dapat membayangkan mana yang lebih kuat antara
rasa sayang dan rasa benci yang terkandung dalam hati Nyi
Dewi Durgakumala terhadap dirinya.
Seperti juga kalau ia memasuki Wengker, memasuki Wurawuri juga berarti memasuki sarang harimau. Seorang diri saja,
tidak mungkin ia dapat melindungi dirinya sendiri, terutama diri
ibunya kalau ia berada di kota raja Wura-wuri dan dianggap
sebagai musuh dan dimusuhi.
Akan tetapi, bagaimana pun juga masih ada harapan, yaitu
rasa kasih dalam hati gurunya terhadap dirinya. Mungkin
gurunya akan mengajukan dua pilihan, yaitu mengabdi kepada
Wura-wuri dengan setia, atau ia dan ibunya akan dibunuh!
Apa pun yang akan terjadi, akan dihadapinya karena berbeda
dengan di Wengker, di Wura-wuri ia masih mempunyai
288 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harapan besar meng-ingat akan kasih sayang Nyi Dewi
Durgakumala terhadap dirinya.
Dengan cepat Puspa Dewi lalu melanjutkan perjalanannya
tanpa ragu lagi menuju ke Wura-wuri. Apa pun yang akan
terjadi, akan dihadapinya. Yang penting, ibu kandungnya
harus dapat diselamatkan!
* * * "Aku harus menyelamatkannya!" Ucapan ini berulang kali
dibisikkan mulut yang manis itu dan kedua kakinya yang
mungil melangkah dengan cepat. Gadis itu bertubuh ramping,
tingginya sedang, rambutnya panjang terurai sampai di
pungggung, rambut yang hitam berombak. Rambut yang hitam
itu membuat kulit lehernya tampak lebih putih mulus.
Wajahnya bulat telur, matanya lebar bersinar terang penuh
semangat, hidungnya mancung, ujungnya agak menjungat
memberi kesan lucu, mulutnya berbentuk indah dan bibirnya
menggairahkan. Pakaiannya dari sutera halus dan di
punggungnya tergantung sebatang pedang dengan gagang
dan sarung terukir indah.
"Aku harus menyelamatkan Ibu Lasmi untuk menebus
kesalahan ayah sehingga selama belasan tahun Ibu Lasmi
hidup menderita! Aku yang akan membawanya pulang!"
289 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikian, Niken Harni, gadis itu, berkata kepada dirinya
sendiri. Niken Harni adalah scorang gadis yang pemberani. Ketika
muncul Puspa Dewi sebagai kakak tirinya dan mendengar
cerita tentang Nyi Lasmi, isteri ayahnya yang pertama, diamdiam ia sudah merasa penasaran kepada ayahnya dan
merasa iba kepada Nyi Lasmi. Maka, ketika rombongan
keluarga mereka tiba di Karang Tirta dan mendengar musibah
yang menimpa Ki Lurah Pujosaputro sekeluarga, dan
hilangnya Nyi Lasmi diculik orang-orang Kadipaten Wengker,
ia marah sekali. Ketika mendengar bahwa Puspa Dewi sudah
pergi melakukan pengejaran ke Wengker, ia pun diam-diam
pergi tanpa pamit untuk menyusul Puspa Dewi dan berusaha
untuk membebaskan Nyi Lasmi. Ia sengaja tidak pamit karena
kalau ia pamit, tentu ayah dan kakeknya akan melarangnya!
Bagaikan seekor anak harimau yang baru pertama kali
keluar dari sarang orang tuanya, Niken Harni sama sekali
belum berpengalaman dan ia hanya mengandalkan
keberaniannya saja, juga ia merasa bahwa ia telah memiliki aji
kanuragan yang cukup tangguh. Ayahnya sendiri yang
menggemblengnya sejak kecil mengatakan bahwa ia berbakat
besar dan saat itu semua ilmu ayahnya telah ia kuasai
sehingga menurut ayahnya, tingkat ketang-guhannya tidak
berada di bawah ayahnya sendiri! Ia memiliki kepercayaan
290 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang besar sekali akan kemampuannya sendiri, maka ketika
akhirnya pada suatu siang ia tiba di kota raja Wengker,
dengan berani ia memasuki pintu gerbang kadipaten yang
dijaga belasan orang perajurit Wengker seperti memasuki
rumah sendiri! Ia sama sekali tidak mengira bahwa
mbakayunya, Puspa Dewi, kemarin malam telah
meninggalkan Wengker, tidak tahu bahwa para pimpinan
Wengker, yaitu Adipati Linggawijaya, Dewi Mayangsari, Resi
Bajrasakti, dan Tumenggung Suramenggala baru saja pagi
tadi mendapat berita yang membuat mereka terkejut dan
marah sekali. Wirobento dan Wirobandrek pulang dan
memberi laporan bahwa usaha mereka mengantar Nyi Lasmi
ke Wura-wuri telah gagal karena muncul Ki Patih Narotama
yang melindungi wanita itu!
"Hei, berhenti!" tiba-tiba Niken Harni mendengar bentakan
dan tahu-tahu ada dua belas laki-laki berpakaian seragam
telah menghadang di depannya, dipimpin oleh seorang lakilaki berusia empat puluh tahun yang mukanya hitam sekali,
kumisnya sekepal sebelah dan matanya melotot lebar.
Tubuhnya tinggi besar dan kokoh. Juga anak buah mereka
yang terdiri dari laki-laki berusia antara tiga puluh sampai
empat puluh tahun itu rata-rata bertubuh besar dan kokoh,
akan tetapi wajah mereka tidak ada yang tampan! Memang
sudah terkenal bahwa orang-orang Kadipaten Wengker
291 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bertubuh jelek dan sikapnya kasar. Agaknya kegagahan, kekasaran, dan kekuatan, bukan ketampanan, yang menjadi
kebanggaan mereka. Kalau wanitanya biasa-biasa saja, ada
yang cantik dan ada juga yang buruk.
Kalau gadis biasa, menghadapi dua belas orang laki-laki
yang menyeringai memperlihatkan gigi yang besar-besar dan
pandang mata beringas itu, tentu sudah menjadi takut dan
lemas, seperti seekor anak domba dikepung srigala. Akan
tetapi Niken Harni bukan anak domba, melainkan anak
harimau! Harimau muda yang belum mengenal takut! Melihat
mereka menyeringai menjijikkan dan menghadangnya, ia
berdiri tegak, kedua kakinya agak ter-pentang, kedua
tangannya bertolak pinggang, kepala dikedikkan, matanya
mencorong, hidungnya kembang kempis, semua ini pertanda
bahwa Niken Harni sedang jengkel atau marah.
"Huh, kalian ini segerombolon anjing srigala mau apa
menggonggong dan menghadang perjalananku?"
Dua belas orang penjaga itu bukan marah, melainkan
terkejut dan heran sekali melihat gadis yang asing, gadis
muda belia yang cantik jelita ini, berani bersikap dan bicara
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
seperti itu terhadap mereka!
Pimpinan mereka yang berkumis tebal itu tertawa bergelak
menoleh kepada anak buahnya yang berada di belakangnya.
292 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hua-ha-ha-ha-ha! Kawan-kawan, kalian lihat dan dengar ini"
Lucu sekali!" Dua belas orang itu tertawa semua. Kalau bukan
gadis muda cantik jelita yang memaki mereka segerombolan
srigala, tentu mereka sudah marah sekali dan mungkin
mereka akan langsung membunuhnya.
"Eh, bocah denok montrok-montrok, ayu kuning manis
merak ati! Kalau kami segerombolan srigala, memang kami
sedang kelaparan dan kebetulan sekali engkau, seekor domba
betina muda berdaging lunak dan berdarah hangat. Hemhmm.. !" Si Kumis Tebal itu menjilat-jilat bibirnya dan Niken
Harni melihat betapa dua belas orang laki-laki kasar itu semua
menjilati bibir mereka sendiri, seolah mereka itu memang
segerombolan srigala yang mengilar untuk merobek-robek
tubuh domba, me-gunyah dagingnya dan menjilati darahnya!
Mengkirig (meremang) juga ia, akan tetapi ia makin marah.
"Kalian jahanam bosan hidup! Hayo kembalikan Ibu Lasmi
kepadaku!" Dan tiba-tiba gadis itu sudah menerjang dan
mengamuk. Bagaikan lesus (angin puting beliung) tubuhnya
berputaran, kedua pasang kaki tangannya menyambarnyambar dan dua belas orang itu berteriak dan berpelantingan! Mereka itu hanyalah perajurit-perajurit biasa dari
Wengker yang hanya mengandalkan penampilan angker dan
tenaga kasar belaka, maka menghadapi terjangan Niken Harni
yang memainkan ilmu silat yang cukup tangguh, tentu saja
293 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka kocar-kacir. Apalagi mereka sudah terkejut dan nyali
mereka terbang mendengar gadis itu menuntut
dikembalikannya ibunya, yaitu Nyi Lasmi. Tak salah lagi, ini
tentu gadis yang kemunculannya ditakuti Tumenggung
Suramenggala, yang kabarnya sakti mandraguna, puteri Nyi
Lasmi. "Puspa Dewi.. !" Dua belas yang semua telah merasakan
tamparan atau tendangan gadis itu yang membuat mereka
terpelanting berseru ketakutan lalu melarikan diri untuk
melapor kepada Tumenggung Suramenggala!
"Huh, tikus-tikus pengecut!" Niken Harni mengejek sambil
tersenyum dan membusungkan dadanya yang sudah
menonjol itu dengan bangga karena di situ terdapat banyak
juga orang yang menyaksikan sepak terjangnya itu. Ia lalu
memasuki kota raja Wengker dengan niat mencari rumah
Tumenggung Suramenggala karena ia mendengar di Karang
Tirta bahwa biang keladi penculikan itu adalah Tumenggung
Suramenggala. Mendengar laporan para perajurit jaga bahwa Puspa Dewi
memasuki Kadipaten Wengker, tentu saja Tumenggung Suramenggala menjadi terkejut dan ketakutan. Ia tahu betapa
saktinya puteri Nyi Lasmi itu, maka cepat dia berlari ke istana
Adipati Linggawijaya dan dengan muka pucat dan napas
294 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terengah-engah melapor kepada puteranya tentang
munculnya Puspa Dewi yang ditakuti.
"Aha, ia berani datang" Bagus, kebetulan sekali, Kanjeng
Rama, aku tinggal menangkapnya saja!" kata Adipati Linggawijaya yang sekarang memanggil ayahnya dengan sebutan
"kanjeng rama" seperti lajimnya keluarga "bangsawan". Harta dan pangkat biasanya memang mempengaruhi sikap orang
sehingga ucapan dan gerak- geriknya berubah sama sekali,
disesuaikan dengan harta atau pangkatnyat.
"Puspa Dewi berani datang ke sini" Hemm, seperti ia
sendiri saja wanita sakti di dunia ini! Kakangmas Adipati,
biarlah aku yang akan membunuh gadis sombong itu!" kata
Dewi Mayangsari kepada suaminya.
Linggawijaya tersenyum maklum. Ia maklum akan
kesaktian isterinya. Akan tetapi dia tidak yakin isterinya akan
mampu mengalahkan Puspa Dewi. Pula, dia tidak ingin Puspa
Dewi dibunuh. Teringat akan kejelitaan Puspa Dewi, timbul
berahinya. "Tidak, Diajeng. Tidak pantas kalau untuk menangkap
scorang gadis pengacau saja engkau yang harus turun tangan
sendiri, seolah-olah di Wengker sudah tidak ada yang mampu
melawan Puspa Dewi! Biarlah, aku akan memimpin seregu
peraju-rit pengawal istana untuk menangkapnya."
295 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bunuh saja dia!" Dewi Mayangsari berseru karena diamdiam ia membenci Puspa Dewi yang kabarnya cantik dan
sakti, apalagi gadis itu telah menjadi satu di antara sebab
utama gagalnya persekutuan yang menentang Kahuripan
setahun yang lalu.
"Sabarlah, Diajeng. Aku sendiri juga membencinya dan aku
sendiri yang akan membunuhnya kalau saatnya tiba. Akan
tetapi kita tidak boleh melupakan kenyataan bahwa ia adalah
Sekar Kedaton Kadipaten Wura-wuri karena Nyi Dewi Durgakumala, permaisuri kerajaan itu adalah gurunya yang amat
menyayangnya sehingga ia diangkat menjadi puterinya. Akan
tetapi lebih menguntungkan kalau kita menangkapnya dan
menyerahkannya kepada Wura-wuri."
Dewi Mayangsari menghela napas panjang. Bagaimanapun
juga, ia mengerti bahwa ucapan suaminya itu memang benar.
Kebencian pribadi memang kalau perlu harus dikesampingkan
demi kepentingan kadipaten yang harus menggalang
persatuan dengan para kadipaten lain agar kedudukan
mereka kuat untuk melawan Kahuripan.
"Sesukamulah, Kakangmas." katanya.
Adipati Linggawijaya lalu membawa seregu pasukan
pengawal sebanyak dua belas orang. Tumenggung
Suramenggala yang ingin melihat sendiri gadis yang
296 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditakutinya itu tertangkap ikut pula menyertainya. Tidak
ketinggalan Wirobento dan Wiroban-rek yang baru datang
melaporkan bahwa Nyi Lasmi dirampas dan dilindungi Ki Patih
Narotama. Empat belas orang ini bergegas pergi mencari
gadis yang baru saja memasuki kota dan merobohkan dua
belas orang penjaga di gapura itu. Pada waktu itu, Resi
Bajrasakti tidak berada di kadipaten, maka dia tidak tahu akan
urusan itu. Linggawijaya sengaja tidak memberitahu kepada
guru dan penasehatnya itu, karena dia khawatir kalau-kalau
kakek itu akan memperkuat pendapat istrinya, yaitu bahwa
Puspa Dewi sebaiknya dibunuh saja.
Sementara itu, Niken Harni yang bertanya kepada orangorang yang dijumpai-nya di jalan, mendapat keterangan di
mana rumah Tumenggung Suramenggala. Cepat ia menuju ke
rumah itu. Melihat tempat tinggal orang yang dicarinya itu
merupakan gedung besar dan di gapura pekarangan yang
luas depan gedung itu terdapat empat orang perajurit yang
berjaga, ia langsung saja melangkah masuk!
"He, siapakah Andika" Tidak boleh sem-barangan masuk
ke sini tanpa ijin!" bentak kepala jaga yang tubuhnya tinggi
kurus. Empat orang penjaga itu sudah berdiri menghadang di
depan Niken Harni dengan sikap galak.
297 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Niken Harni yang dihadang mengerutkan alisnya, berdiri
tegak bertolak pinggang dengan kedua tangan lalu bertanya.
"Ijin siapa?"
"Ijin dari kami tentu saja!" bentak Si Tinggi Kurus.
"Hemm, memangnya kamu yang mempunyai rumah ini?"
Kepala jaga itu tertegun juga dan sejenak dia bingung tak
dapat menjawab.
Seorang temannya yang menolongnya, menjawab. "Rumah
ini milik Gusti Tumenggung Suramenggala. Andika siapakah
dan apakah Andika ingin menghadap Gusti Tumenggung?"
Penjaga ini khawatir kalau-kalau gadis yang membawa
pedang di punggungnya ini mempunyai hubungan dengan
Tumenggung Suramenggala sehingga kalau mereka bersikap
kurang hormat, mungkin saja akan di marahi majikan mereka.
Mendengar ucapan ini, kemarahan Niken Harni mereda.
"Bagus, kalau begitu cepat engkau melapor kepada
Tumenggung Sura-menggala, suruh dia keluar sekarang juga
untuk menemui aku. Aku ingin bicara dengan dia!"
Mendengar ucapan yang amat meremehkan Sang
Tumenggung itu, kepala jaga yang tinggi kurus menjadi
penasaran sekali.
298 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, Andika ini siapakah, berani memandang rendah Gusti
Tumenggung dan menyuruh beliau keluar?"
Niken Harni yang sejak tadi memang sudah jengkel dan
tidak senang terhadap kepala jaga tinggi kurus itu,
membentak, "Kamu tidak pantas mengenal namaku!"
Si Tinggi Kurus marah, akan tetapi Niken Harni
menggerakkan tangan kirinya sambil menghardik, "Pergilah,
tikus busuk!"
"Plakk.. !" Si Tinggi Kurus mengaduh dan terpelanting
roboh, lalu bangkit duduk terengah-engah sambil meraba
pipinya yang membengkak.
"Hayo, mau tidak kalian menyuruh Suramenggala keluar"
Atau minta kutampari semua?"
Seorang penjaga berkata, "Akan tetapi. .beliau tadi keluar. .
" "Hemm, kamu tidak bohong?"
"Tidak sungguh mati, saya bersumpah, beliau tidak berada
di rumah.. "
"Kalau begitu, beritahu di mana adanya Nyi Lasmi!" Niken
Harni membentak.
"Nyi Lasmi.. ?" Orang itu terbelalak. "Saya.. saya tidak tahu. . "
299 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bohong.. !"
"Kami tidak tahu.. . Nyi Lasmi tidak berada di sini... "
"Plak-plak-plak. .!" Niken Harni menyerang dengan cepat dan tiga orang itu pun terpelanting seperti orang pertama.
"Biar aku cari sendiri!" kata Niken Harni sambil melangkah menyeberangi pekarangan menuju gedung besar itu. Akan tetapi, baru saja ia tiba di bawah anak tangga pendopo, dari dalam berlarian keluar dua belas orang perajurit pengawal dipimpin oleh seorang perwira pasukan pengawal yang berusia sekltar empat puluh tahun, bertubuh pendek gendut dan mukanya penuh bopeng (bekas cacar).
"Berhenti!" bentak perwira itu sambil mencabut goloknya.
Dua belas orang anak buahnya berdiri di belakangnya dan sudah siap pula dengan senjata golok mereka. "Dari mana datangnya seorang gadis liar yang berani mengacau di sini"
Siapa namamu?"
"Katakan dulu siapa namamu!" kata Niken Harni sambil memandang angkuh.
Perwira pengawal itu memandang ringan kepada gadis cantik itu dan dia ingin menyombongkan dirinya, apalagi di depan dua belas orang anak buahnya. Bagaimana pun juga, dia terkenal kuat di antara para pengawal Tumenggung Suramenggala.
300 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mau tahu namaku" Aku Jayeng, dikenal dengan julukan
Sardula Krastala (Macan Kuat)! Menyerahlah, daripada aku
menggunakan kekerasan!" Hayo mengaku siapa namamu!"
"Namamu Macan Cebol" Ketahuilah, aku disebut Liman
Sakti (Gajah Sakti)! Nah, apakah seekor harimau cebol berani
berlagak di depan seekor gajah sakti?" Niken Harni tersenyum
mengejek. Disebut macan cebol, perwira yang bernama Jayeng itu
marah sekali. Melihat gadis itu tidak memegang senjata, dia
pun ingin memperlihatkan kegagahannya dan menyarungkan
kembali goloknya.
"Bocah kurang ajar!" Setelah membentak marah dia lalu
melompat dan menerkam ke arah Niken Harni. Dia benarbenar melakukan gerakan menerkam, agaknya hendak pamer
bahwa dia pantas mendapat julukan Macan Kuat. Niken Harni
bergerak cepat, menggeser kaki ke kiri sambil
mencondongkan tubuhnya sehingga tubuh pendek gendut
yang menubruknya itu lewat di sampingnya dan sekali
mendorong dengan tangan kirinya ke punggung lawan,
perwira itu terbanting menelungkup.
"Bresss.. !" tubuh pendek gendut itu terbanting keras dan
ketika dia bangkit dengan marah, darah mengucur keluar dari
hidungnya. Agaknya ketika terbanting menelungkup,
301 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hidungnya menghantam tanah berbatu dan mimisen
(mengeluarkan darah)! Makin marahlah Jayeng. Kini dia tidak
ingin menangkap dan main-main lagi, sambil mengeluarkan
bentakan nyaring dia menyerang dengan pukulan yang kuat
ke arah dada Niken Harni. Kembali gadis itu menggunakan
kecepatan gerakannya untuk menghindar ke kanan dan
secepat kilat kakinya mencuat ke arah perut yang gendut itu,
"Wuuuutt.. ngekk!" Yang berbunyi ngek itu adalah hawa
yang keluar dari mulut Jayeng ketika perutnya yang gendut
disambar kaki mungil namun amat kuat itu. Kini tubuhnya
roboh terjengkang, dan dia bangkit sambil memegangi
perutnya yang terasa mulas! Akan tetapi kemarahannya
memuncak membuat dia tidak merasakan lagi kenyerian itu.
"Srat t.. !" Dia mencabut goloknya dan tanpa banyak cakap
lagi dia sudah menyerang gadis yang bertangan kosong itu
dengan bacokan golok ke arah leher Niken Harni! Serangan
ini cukup berbahaya bagi Niken Harni. Gadis Itu tidak berani
main-main mel hat betapa cepat dan kuatnya serangan golok
itu. Ia melompat menghindar ke belakang dan cepat
mencabut pedangnya. Jayeng yang merasa penasaran dan
marah sekali karena merasa dipermainkan dihina di depan
anak buahnya, melihat gadis itu melompat ke belakang,
mengira bahwa lawannya itu mulai ketakutan. Maka dia pun
mengejar dan memutar goloknya dengan buas.
302 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Trangg.. !" Golok bertemu pedang dan Jayeng tersentak
kaget karena tangannya yang memegang golok tergetar. Akan
tetapi dia menyerang lagi lebih hebat, mengerahkan semua
tenaganya. "Cringgg.. !" kembali pedang di tangan Niken Harni
menangkis dari samping, tidak langsung sehingga gadis itu
tidak terlalu banyak menggunakan tenaga namun sudah
membuat bacokan lawan melenceng. Niken Harni membalas
dengan cepat dan Jayeng menjadi kewalahan. Terpaksa dia
memutar goloknya membentuk perisai melindungi tubuhnya.
Perkelahian menjadi semakin seru. Setelah Jayeng
mempergunakan golok, ternyata Niken Harni tidak mudah
mengalahkannya. Hal ini karena adalah memang ayahnya,
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Prasetyo atau Senopati Yudajaya, lebih menekankan
pelajaran silat tangan kosong, terutama kecepatan gerakan
kepada puterinya karena ilmu itu dimaksudkan untuk dapat
membela diri. Bukan untuk menyerang atau membunuh lawan.
Betapapun juga, karena gadis ini memang memiliki gerakan
yang jauh lebih ringan dan cepat dibandingkan lawannya,
maka Jayeng yang merasa repot dan dia hampir tidak
mendapat kesempatan untuk menyerang. Serangan gadis itu
datang bertubi-tubi, pedangnya menjadi sinar bergulunggulung membuat Jayeng merasa pusing.
303 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pergilah!" bentak Niken Harni dan ketika pedangnya
berkelebat ia tidak menyerang ke arah tubuh lawan, melainkan
ke arah tangan Jayeng yang memegang golok.
"Singgg.. crat !" Punggung tangan Jayeng terluka berdarah
dan goloknya terlepas. Dia cepat membungkuk untuk mengambl goloknya, akan tetapi Niken Harni mengangkat lutut
kanannya ke arah perut lawan.
"Ngekk!" Jayeng mengaduh dan membungkuk, menekan
perutnya dan pada saat itu, tangan kiri Niken Harni
menyambar ke arah tengkuknya.
"Kekk!" Tubuh pendek gendut itu terguling dan seketika
klenger (pingsan)!
Melihat pemimpin mereka roboh tak bergerak lagi, barulah
dua belas orang perajurit pengawal Itu serentak menge-pung
dan menyerang Niken Harni. Tadi mereka diam saja karena
selain mereka mengira bahwa Jayeng akan dapat mengalahkan gadis itu, juga Jayeng tidak memberi aba-aba
kepada mereka untuk mengeroyok. Kini, mereka menghujani
Niken Harni dengan bacokan golok mereka. Niken Harni
mengamuk. Pedangnya menyambar-nyambar dan tangan kiri
dibantu kakinya membagi-bagi tamparan dan tendangan.
Delapan orang pengawal roboh dan yang empat
orang lagi menjadi gentar. Mereka masih hendak menyerang,
304 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan tetapi begitu Niken Harni menggerakkan pedang,
diangkat ke atas mengancam, empat orang itu lari lintangpukang! Mereka yang ter-luka juga saling menolong dan
meninggalkan pekarangan di depan pendopo. Jayeng juga
sudah dipapah anak buahnya meninggalkan tempat itu.
Niken Harni melompat ke dalam pendopo dan terus
memasuki pintu depan gedung. Ketika melihat beberapa
orang wanita berpakaian pelayan, ia menghardik.
"Hayo katakan, di mana Nyi Lasmi?"
"Hamba. . hamba tidak tahu, Den Ajeng.. " kata mereka
ketakutan. "Hemm, biar kucari sendiri!" Gadis itu dengan berani terus
memasuki gedung dan memeriksa semua ruangan dan kamar.
Setiap kali bertemu pelayan wanita, ia bertanya, akan tetapi
jawaban mereka selalu tidak tahu. Akhirnya ia memasuki
ruangan dalam yang luas dan di situ berkumpul isteri dan para
selir Tumenggung Suramenggala. Para wanita ini tadi sudah
ketakutan karena mendengar bahwa Puspa Dewi mengamuk
dan mencari ibunya.
Ketika Niken Harni memasuki ruangan itu, mereka semua
merasa heran karena mereka sama sekali tidak mengenal
gadis ini. Bukan Puspa Dewi yang tentu saja sudah mereka
305 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenal baik, melainkan seorang gadis lain yang belum pernah
mereka lihat. Niken Harni yang merasa jengkel karena tidak menemukan
Nyi Lasmi yang juga belum pernah dilihatnya, melihat para
wanita yang berpakaian mewah itu.
"Hei, apakah kalian ini keluarga Suramenggala?"
"Benar, kami adalah keluarganya, isteri-isterinya.. "
Niken Harni menggerakkan tangannya ke arah sebuah
meja dari kayu yang berada di sudut ruangan.
"Wuut .. brakkkkk!" Semua wanita menjadi ketakutan.
"Hayo katakan, di mana adanya Nyi Lasmi" Kalau kalian
tidak mau mengatakan, bukan meja yang akan kupukul
pecah!" Para wanita itu menjadi pucat melihat betapa meja
dari kayu tebal itu pecah berantakan terkena pukulan tangan
yang mungil Itu.
"Sungguh mati, kami tidak tahu. Kami hanya tahu bahwa
Nyi Lasmi dibawa keluar dari rumah ini." kata Isteri pertama Ki
Suramenggala. "Dibawa ke mana?"
"Kami tidak tahu. Hanya Tumenggung Suramenggala yang
mengetahuinya."
"Mana dia Si Suramenggala?"
306 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia sedang keluar. Kalau nanti dia sudah kembali,
tanyakan saja kepadanya." kata isteri Ki Suramenggala yang
mengharapkan suaminya segera datang membawa bala
bantuan untuk menghadapi gadis yang liar dan galak ini.
"Sebaiknya Andika menunggu di sini sebentar. Tak lama lagi
dia tentu pulang."
Niken Harni tidak menjawab, dan setelah menggeledah
semua kamar dan tidak menemukan wanita yang mengaku
bernama Nyi Lasmi, ia lalu keluar dan duduk di atas kursi yang
berada dl pendopo! Ia duduk dengan tenang dan santai,
benar-benar hendak menanti kembalinya Tumenggung
Suramenggala untuk dipaksa mengakui di mana adanya Nyi
Lasmi! Karena pendopo itu luas menghadap pekarangan,
maka semilir angin mendatangkan kesejukan, ditambah lagi ia
merasa lelah setelah berkelahi, maka begitu berhembus angin
semilir, ia mulai mengantuk. Ia sendiri puteri seorang senopati,
cucu seorang tumenggung Kahuripan, maka ia sudah terbiasa
dengan gedung-gedung besar seperti itu dan merasa seperti
di rumah sendiri!
Beberapa orang pelayan wanita dan pengawal berindapindap ke pintu dan mengintai. Mereka terheran-heran melihat
gadis yang galak itu duduk di atas kursi, menyandarkan
mukanya di atas meja di depannya, berbantalkan kedua
lengannya dan jelas tampak sedang tidur! Niken Harni
307 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang lelah dan mengantuk sekali. Selama dalam
perjalanan dari Karang Tirta ke Wengker, ia hampir tidak
pernah mengaso dan kurang sekali tidur. Lapar, lelah, dan
ngantuk membuat ia cepat dapat pulas dengan enaknya
walaupun sambil duduk! Biarpun ia tertidur, tangan ka-nannya
masih memegang pedangnya yang diletakkan di atas meja.
Para pengawal yang melihat ini, tetap saja tidak berani
sembarangan turun tangan. Apalagi menyerang, bahkan
mendekat pun mereka tidak berani. Tadi mereka masih
beruntung karena di antara mereka tidak ada yang dibunuh
gadis galak ini, hanya dilukai saja. Kalau gadis itu marah,
mungkin saja ia mengamuk dan membunuh siapa saja yang
mengganggunya. Para pengawal dan penghuni gedung tumenggungan itu
merasa lega ketika mereka melihat Tumenggung
Suramenggala dan serombongan orang itu memasuki
pekarangan. Apalagi rombongan perajurit pengawal kadipaten
itu dipimpin sendiri oleh Sang Adipati Linggawijaya! Seorang
pengawal segera berlari menyambut dan melaporkan bahwa
gadis yang mengamuk itu kini tertidur di dalam pendopo.
"Tertidur. .?" Adipati Linggawijaya bertanya heran.
"Benar, Gusti. Gadis itu tertidur pulas di pendopo." kepala pengawal yang gendut pendek, Jayeng, melapor.
308 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Adipati Linggawijaya lalu melangkah menuju ke pendopo
menyeberangi pekarangan itu. Tumenggung Suramenggala
yang takut terhadap Puspa Dew! Itu mengikuti dari belakang.
Dua belas orang perajurit pengawal pil han dari kadipaten juga
mengikuti dari belakang dengan siap siaga.
Setelah tiba di anak tangga pendopo, Linggawijaya
memandang terheran-heran kepada gadis yang tertidur di atas
kursi itu. Gadis itu sama sekali bukan Puspa Dewi! Juga Ki
Suramenggala memandang heran.
"Bukan ia. ." Bisiknya.
Adipati Linggawijaya mengangguk dan tersenyum.
Menghadapi Puspa Dewi, dia masih meragukan apakah dia
akan mampu mengalahkan gadis yang dia tahu amat sakti itu,
maka dia membawa seregu pengawal pilihan. Akan tetapi
gadis itu bukan Puspa Dewi dan tentu saja dia memandang
rendah. Dan timbul kegembiraan hatinya melihat rambut hitam
panjang terurai berombak dan kulit yang putih mulus itu.
Wajah gadis itu belum tampak akan tetapi dia merasa hampir
yakin bahwa gadis itu tentu cantik sekali. Dia memberi isarat
kepada Tumenggung Suramenggala dan selosln perajurit agar
tinggal saja di bawah anak tangga. Lalu dia mendaki anak
tangga dengan ringan memasuki pendopo.
309 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan jalan mengitari meja itu dia dapat melihat wajah
Niken Harni dan jantung Adipati Linggawijaya berdebar. Cantik
manis dan masih amat muda, lebih muda daripada Puspa
Dewi! "Nimas yang ayu merak ati, bangunlah!" Ucapan Adipati
Linggawijaya mengandung getaran kuat sehingga Niken Harni
yang pulas itu seperti disentakkan dan ia terbangun. Sebagai
seorang gadis puteri senopati yang terlatih, begitu terbangun
dia sudah melompat berdiri dan siap melintangkan pedangnya
di depan dada. Sebagian rambutnya yang terurai
menutup mukanya sebelah kiri dan Adipati Linggawijaya
terpesona. Cantik menggairahkan nian gadis ini!
Dengan alis berkerut, mata mencorong tajam walaupun
masih ada bekas kantuk di matanya, Niken Harni
menudingkan telunjuk kirinya ke arah muka Linggawijaya.
"Engkau Suramenggala?"
Linggawijaya menggeleng kepala sambil tersenyum melihat
sikap galak seperti kuda liar ini.
Melihat pria Itu menggeleng, Niken Harni menyambung,
"Ah, benar juga. Ki Surameng-gala itu sudah tua dan engkau
masih muda! Lalu siapa engkau?" Baru sekarang Niken Harni
mendapat kenyataan bahwa laki-laki muda yang berdiri di
depannya ini mengenakan pakaian yang amat mewah dan
310 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
indah, lebih mewah daripada pakaian kakeknya yang
tumenggung. Dan wajah itu tampan gagah sekali!
"Aku" Aku adalah Linggawijaya, Adipati Wengker."
Sepasang mata yang jeli dan indah itu terbelalak sehingga
sisa kantuknya menghilang. "Adipati Wengker" Hemm,
tampan juga!"
Kini Linggawijaya yang melebarkan matanya. Tidak salah
dengarkah dia" Gadis itu begitu saja memuji ketampunannya.
"Nimas, terima kasih atas pujianmu bahwa aku tampan!"
katanya gembira.
"Wih! Jangan ge-er (gede rasa), ya" Aku sama sekali
tidak memuji, hanya terheran.
Aku mendengar bahwa pria di Wengker, itu rata-rata buruk
mukanya, akan tetapi engkau yang jadi adipatinya tidak
buruk!" Wajah Linggawijaya agak kemerahan, akan tetapi dia tidak
marah, bahkan merasa betapa lucunya gadis yang bersikap
galak dan ugal-ugalan ini.
"Nimas, engkau cantik manis merak ati, juga gagah dan
lucu sekali. Bolehkah aku mengetahui, siapa nama Andika dan
mengapa Andika membikin ribut di Wengker?" pertanyaan itu
lembut, bahkan merayu.
311 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Niken Harni cemberut. "Namaku Niken Harni.
Sesungguhnya aku tidak ingin membikin ribut. Akan tetapi
mereka itu tidak mau mengatakan di mana adanya Nyi Lasmi,
maka terpaksa kuhajar!"
"Niken Harni, nama yang indah sekali, sesuai benar dengan
orangnya. Kalau orang-orangku bersikap tidak semestinya,
aku yang mintakan maaf, Nimas Niken. Akan tetapi mengapa
Andika mencari Nyi Lasmi?"
"Mengapa aku mencari Nyi Lasmi" Tentu saja aku
mencarinya! Ia adalah Ibuku yang dibawa lari orang-orang
Wengker yang jahat!"
Linggawijaya terbelalak heran. Apakah Puspa Dewi
mempunyai adik" Mustahil! Setahunya Nyi Lasmi hanya
mempunyai seorang anak saja, yaitu Puspa Dewi!
"Anak Nyi Lasmi" Benarkah ia itu Ibumu" Bagaimana
mungkin?" "Eh, engkau tidak percaya, Adipati Linggawijaya" Kaukira
aku berbohong"
Selama hidupku aku tidak pernah berbohong kecuali...
kecuali dulu ketika masih kecil!"
"Hemm, ketika kecil suka bohong, ya?"
312 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tentu saja! Kalau aku melakukan kesalahan, aku
berbohong agar jangan dihukum Ayah."
"Akan tetapi, Nimas Niken Harni. Setahuku, Nyi Lasmi tidak
mempunyai anak lain. Puterinya hanya seorang saja, yaitu
Puspa Dewi."
"Mbakayu Puspa Dewi itu kakakku, Kakak tiriku."
"Tidak mungkin!"
"Heh, Adipati Wengker, jangan main-main engkau! Aku
tidak berbohong. Aku memang anak tiri Nyi Lasmi!"
"Nimas, aku bilang tidak mungkin bukan tidak percaya
kepadamu, aku hanya merasa bingung dan heran sekali
karena aku mengenal benar Nyi Lasmi itu. Ia adalah Ibu tiriku!"
"Eh" Ibu tirimu" Mana mungkin...!"
"Hemm, agaknya Mbakayumu Puspa Dewi belum
menceritakannya kepadamu. Ketahuilah bahwa Nyi Lasmi
pernah menjadi isteri Ayah kandungku selama lima tahun."
"Benarkah" Siapa itu Ayah kandungmu?"
"Ayahku adalah Tumenggung Suramenggala!"
"Jadi engkau anak Suramenggala yang jahat itu" Kebetulan
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekali kalau engkau anak Suramenggala. Hayo katakan di
mana adanya Nyi Lasmi yang diculik Suramenggala!"
313 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tenanglah, Nimas Niken Harni. Agaknya engkau tidak
mengetahui persoalannya dan hanya mendengarkan satu
pihak saja yang menjelek-jelekkan kami. Sarungkan
pedangmu. Engkau berhadapan dengan sahabat, bukan
musuh. Mari kita bicara dari hati ke hati dan kuperkenalkan
engkau kepada Ayah kandungku." Ucapan Linggawijaya
demikian lembut dan mengandung bujukan kuat sehingga
biarpun tadinya ia ragu-ragu, akan tetapi akhirnya Niken Harni
menyarungkan pedangnya.
"Baik, aku akan mendengarkan apa yang hendak kau
bicarakan."
Adipati Linggawijaya lalu menoleh dan memberi isarat
kepada Ki Suramenggala untuk memasuki pendopo. Para
pengawal tinggal di bawah.
Setelah Tumenggung Suramenggala berada di situ, Adipati
Linggawijaya memperkenal kan. "Nimas Niken Harni, inilah
Ayahku, Tumenggung Suramenggala, suami Nyi Lasmi.
Kanjeng Rama, ini adalah Nimas Niken Harni yang mengaku
sebagai anak tiri Ibu Lasmi."
"Ah, benarkah?" Tumenggung Suramenggala yang tadi
sudah mendengarkan percakapan mereka, memandang gadis
itu dengan senyum ramah. "Niken Harni, bagaimana ceritanya
bahwa Andika adalah anak tiri Diajeng Lasmi?"
314 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nimas, mari kita duduk dan bicara dengan enak dl ruangan
dalam." ajak Linggawijaya dengan suara lembut dan sikap
halus. Niken Harni yang masih hijau dan sama sekali belum
berpengalaman, hanya melihat sikap dan kata-kata orang
untuk menilai baik buruknya orang itu, semakin tertarik dan ia
menganggap pemuda yang telah menjadi Adipati Wengker itu
seorang yang amat baik dan ramah, sopan pula. Maka
bagaikan seekor domba yang tidak menyadari bahwa ia
digiring me-masuki rumah jagal, ia mengikuti ayah dan anak
itu masuk ke ruangan dalam.
Setelah berada di ruangan dalam yang cukup mewah dari
gedung tumenggungan itu, Niken Harni dipersilakan duduk
menghadapi sebuah meja besar dan dua orang ayah dan
anak itu duduk di seberang meja.
"Nah, apa yang hendak engkau bicarakan dengan aku, dan
katakan di mana adanya Nyi Lasmi sekarang!"
"Sabar, Nimas. Mari kuceritakan dari permulaannya agar
engkau mengetahui duduknya perkara. Kurang lebih enam
tujuh tahun yang lalu, Ayahku ini menjadi lurah di Karang Tirta.
Nyi Lasmi ketika itu tinggal dl Karang Tirta sebagai seorang
janda dengan seorang anak, yaitu Puspa Dewi. Kami saling
mengenal dengan baik karena tinggal sedusun. Kemudian, Nyi
Lasmi menjadi isteri Ayahku, maka dengan sendirinya Nyi
Lasmi adalah Ibu tiriku. Selama lima tahun Nyi Lasmi menjadi
315 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anggota keluarga kami sampai setahun lebih yang lalu
terpaksa Nyi Lasmi ber-pisah dari kami."
"Hemm, aku sudah mendengar. Ki Sura-menggala dicopot
sebagai lurah oleh Gusti Patih Narotama dan diusir keluar dari
Karang Tirta, bukan?"
"Benar, akan tetapi peristiwa itu terjadi karena ayahku
difitnah oleh beberapa orang dusun yang iri hati dan hendak
merampas kedudukannya sebagai Lurah. Mereka itu antara
lain Ki Pujo-saputro yang kemudian berhasil menjadi lurah.
Ayahku difitnah sehingga Ki Patih Narotama tertipu dan
mengusir Ayah dan sekeluarga kami. Atas bujukan Ki Pujosaputro pula, Ibu tiriku, Nyi Lasmi, tidak ikut keluarga kami
yang plndah ke sini. Nah, tentu saja Ayahku merasa sakit hati
kepada Ki Pujosaputro dan setelah Ayahku menjadi
tumenggung di Wengker ini, Ayah lalu mengirim orang-orang
untuk mem-balas dendam, membunuh Ki Pujosaputro
sekeluarga dan mengajak Ibu Lasmi ke sini karena ia memang
isteri Ayah."
Mendengar cerita yang diucapkan Linggawijaya dengan
gaya meyakinkan itu, Niken Harni menjadi ragu.
"Kalau begitu, benar Ibu Lasmi berada di sini" Di mana ia"
Aku ingin bertemu dan menanyakan kebenaran ceritamu itu
kepadanya!"
316 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nanti dulu, Nimas. Ceritaku belum selesai. Sudah kuceritakan tadi bahwa Ibu Lasmi mempunyai seorang puteri, yaitu Puspa Dewi. Nah, ketika guru Puspa Dewi yang bernama Nyi Dewi Durgakumala menjadi permaisuri di Wurawuri, Puspa Dewi dengan sendirinya menjadi Sekar Kedaton (Puteri Istana) karena ia telah dianggap anak sendiri oleh Nyi Durgakumala. Maka, ketika terjadi perang antara Wura-wuri bersama kadipaten lain termasuk Wengker ini, Puspa Dewi sebagai Sekar Kedaton Wura-wuri menjadi wakil Wura-wuri untuk bekerja sama dengan kadipaten lain dalam usaha kami merobohkan Kahuripan. Akan tetapi ternyata kemudian bahwa Puspa Dewi telah membalik, membela Kahuripan dan mengkhianati persekutuan kami, ter-utama mengkhianati Kerajaan Wura-wuri."
"Hemm, sudah sepantasnya kalau Mbakayu Puspa Dewi membela Kahuripan karena ia adalah seorang kawula Kahuripan!"
"Engkau benar, Nimas. Akan tetapi jangan lupa bahwa ia sudah diangkat menjadi Sekar Kedaton Wura-wuri dan menjadi wakil Wura-wuri untuk menentang Kahuripan. Akan tetapi kemudian ia membalik dan ini berarti pengkhianatan bagi Wura-wuri. Tentu saja gurunya, Nyi Dewi Durgakumala marah sekali dan ia sudah mengancam akan menangkap murid atau anak angkat yang berkhianat itu untuk dihukum.
317 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka, setelah Ibu Lasmi berada di sini dan mendengar akan
ancaman dari Wura-wuri terhadap puterinya Itu, Ibu Lasmi
gelisah sekali. Akhirnya, setelah kami sekeluarga
merundingkannya, Ibu Lasmi lalu mengambil keputusan
untuk pergi ke Wura-wuri, menemui Nyi Dewi
Durgakumala, disertai surat dari aku dan Kanjeng Rama
Tumenggung Suramenggala, dan mintakan maaf untuk Puspa
Dewi. Nah, begitulah ceritanya, Nimas."
"Jadi sekarang ini Ibu Lasmi tidak berada di sini?"
"Beliau sedang pergi ke Wura-wuri, dikawal oleh sepasukan
perajurit."
"Wah, kalau begitu aku akan menyusul kesana!"
"Nanti dulu, Nimas. Kami kira, hal itu amat tidak tepat dan
bahkan dapat membahayakan Ibu Lasmi. Kalau engkau pergi
ke Sana lalu terjadi kesalahpahaman, tentu usaha Ibu Lasmi
mintakan maaf atas kesalahan Puspa Dewi menjadi gagal dan
bukan mustahil beliau sendiri akan dijatuhi hukuman."
"Eh, lalu bagaimana baiknya?"
"Nimas, menurut perhitungan kami, dalam satu dua hari ini
Ibu Lasmi pasti pulang ke sini. Sebaiknya kalau engkau
menanti saja kembal nya di sini. Bagaimanapun juga engkau
bukan orang lain bagi kami, masih terhitung sanak keluarga.
Kita berdua sama-sama anak tiri Ibu Lasmi, bukan?"
318 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hemm... kau pikir begitu sebaiknya?"
"Tidak ada jalan lebih baik, Nimas. Mari kita makan dan
selagi menanti para pelayan mempersiapkan makanan, kami
ingin sekali mendengar tentang hubunganmu dengan Ibu
Lasmi. Bagaimana duduknya perkara sehingga beliau kau
sebut sebagai Ibu tirimu?"
Niken Harni sudah benar-benar terpengaruh oleh
sikap dan kata-kata Lingga-wijaya. Tumenggung
Suramenggala sejak tadi hanya mendengarkan dan tidak mau
ikut bicara, khawatir kalau-kalau dia salah omong. Dia
mendengarkan dan merasa girang dan kagum sekali akan
kecerdikan puteranya.
"Begini ceritanya. Ibu Lasmi dulu adalah isteri dari Ayahku.
Ketika itu, Ibu Lasmi tinggal di dusun dan Ayah bekerja di kota
raja Kahuripan. Di kota raja Ayah menikah lagi dengan Ibuku.
Hal ini membuat Ibu Lasmi meninggalkan dusun bersama
pute-rinya, yaitu Mbakayu Puspa Dewi. Ayahku, dan seluruh
keluarga Ibuku mencari-carinya tanpa hasil. Baru setelah
Mbakayu Puspa Dewi datang mencari Ayah, kami tahu bahwa
Ibu Lasmi berada di Karang Tirta. Kami semua pergi ke
Karang Tirta dan ternyata terjadi peristiwa hilangnya Ibu
Lasmi. Mbakayu Puspa Dewi melakukan pengejaran, dan aku
menyusulnya. Apakah Mbakayu Puspa Dewi belum tiba di
sini?" 319 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Linggawijaya sudah mendengar pelaporan para perajurit yang dipaksa mengaku oleh Puspa Dewi dan perajurit terakhir yang ditangkap gadis itu melaporkan bahwa dia terpaksa memberitahu bahwa Nyi Lasmi dikawal pasukan ke Wurawuri. Maka, Linggawijaya dapat menduga bahwa tentu Puspa Dewi langsung melakukan pengejaran ke Wura-wuri.
Bagaimanapun juga, Puspa Dewi merupakan ancaman dan kalau sekarang dia dapat menahan Niken Harni, dia dapat mempergunakan gadis ini sebagai sandera.
"Ya, Puspa Dewi adikku itu sudah sampai di sini dan mendengar bahwa ibunya pergi ke Wura-wuri, ia menjadi khawatir dan pergi menyusulnya. Maka dari itu, Niken Harni, adikku yang manis, engkau menunggu saja di sini. Aku yakin besok atau lusa, Ibu Lasmi dan Adik Puspa Dewi tentu akan datang ke sini. Baru engkau dapat melihat sendiri betapa baik dan akrabnya hubungan kami satu sama lain."
Niken Harni mengangguk-angguk. Memang dalam hatinya ia merasa bingung. Kalau menurut cerita mbakayu-nya itu, Ki Sura-menggala dan Linggawijaya ini adalah orang-orang jahat. Akan tetapi sekarang ia melihat kenyataan bahwa pemuda ini sungguh halus tutur sapanya, baik budi bahasanya, tampan menarik pula. Mana yang benar"
320 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Biarlah aku menanti di sini dan melihat bagaimana
hubungan antara kalian." katanya seperti menjawab
pertanyaan hatinya sendiri.
Bukan main girangnya hati Linggawijaya dan
Suramenggala. Tumenggung itu memesan para isterinya dan
para pelayan untuk bersikap ramah dan baik terhadap Niken
Harni, kemudian dia memperkenalkan keluarganya itu kepada
Niken Harni. Tentu saja gadis ini semakin senang melihat
keramahan mereka dan menganggap bahwa keluarga ini
benar-benar baik hati. Sebuah kamar yang indah disediakan
untuknya, dan keluarga itu mengadakan pesta untuk
menyambut kedatangan gadis ini.
Gembira juga hati Niken Harni diajak makan minum
semeriah itu. Kemudian, setelah makan minum sampai puas,
ia di persilakan membersihkan diri mandi, lalu diberi
kesempatan untuk mengaso, tidur di kamar yang disediakan
untuknya. Karena memang ia merasa lelah dan lapar, juga
pakaiannya dan tubuhnya kotor oleh debu, maka sekarang
setelah makan dan mandi, sebentar saja Niken Harni sudah
tertidur pulas dalam kamar itu!
Menjelang sore hari Niken Harni terbangun. Ia merasa
tubuhnya segar. Seorang Isteri selir Tumenggung
Suramenggala memasuki kamar dan menaruh seperangkat
pakaian di atas meja. Ia melangkah dengan hati-hati agar
321 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan membangunkan gadis itu. Akan tetapi Niken Harni
sudah terbangun dan ia cepat bangkit duduk.
"Bibi, apakah itu?" tanyanya kepada wanita yang tadi sudah
diperkenalkan kepadanya sebagai seorang di antara isteriisteri Tumenggung Suramenggala.
Wanita itu terkejut karena tidak mengira gadis itu sudah
terbangun. "Ah, engkau sudah bangun?" katanya sambil
mengambil pakaian tadi dari atas meja. "Nak Niken Harni, ini
kami sediakan pakaian pengganti untukmu. Mandi dan
berganti pakaianlah agar engkau merasa segar. Hari telah
hampir senja."
"Wah, terima kasih, Bibi. Sungguh Andika sekalian di sini
amat baik kepadaku, membuat aku menjadi sungkan."
"Mengapa sungkan, Niken" Bagaimana pun juga, biarpun
bukan langsung, engkau masih terhitung sanak keluarga kami.
Nah, sekarang mandi dan bertukar pakaianlah. Kami
menantimu di ruangan makan."
"Makan lagi?" seru Niken Harni.
Wanita itu tersenyum. Manis sekali walaupun usianya
sudah hampir empat puluh tahun. "Tentu saja, Niken. Tadi kita
makan siang, dan nanti makan malam."
322 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, sudah setengah hari aku tertidur?" Niken Harni
berseru kaget dan ia lalu berlari ke kamar mandi sambil
membawa pakaian pengganti itu. Selir Ki Sura-menggala itu
tertawa dan diam-diam ia merasa suka kepada gadis yang
lincah dan bersikap polos itu.
Tak lama kemudian, dengan pakaian yang baru dan bersih,
dan rias wajah seder-haha, hanya rambut panjang yang habis
dikeramas itu disisir dan digelung, kulit muka yang putih mulus
itu dilapisi bedak tipis dan bibir yang merah alami tanpa gincu
itu hanya dibasahi dengan lidah, sinom (anak rambut) halus
melingkar di pelipis dan dahi, Niken Harni tampak cantik manis
bukan main! Semua orang, terutama Linggawijaya yang sudah
datang lagi setelah tadi pulang ke kadipaten, memandang
kagum. Kalau dibiarkan, mungkin Linggawijaya akan mengilar
seperti seekor srigala kelaparan melihat seekor domba muda
yang dagingnya lembut dan darahnya hangat! Sambil
tersenyum manis kepada semua orang yang sudah berkumpul
di ruangan dalam depan kamarnya, Niken Harni memasuki
ruangan itu. Adipati Linggawijaya bangkit berdiri menyambut Niken
Harni dan berkata dengan ramah dan lembut. "Diajeng Niken
Harni, mari kita makan malam bersama, sejak tadi sudah
disediakan untuk kita."
"Sang Adipati. . "
323 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ahh, mengapa engkau menyebut aku begitu" Kita ini
bagaimanapun juga masih terhitung kakak beradik, bukan"
Engkau anak tiri Nyi Lasmi, akupun juga, maka engkau adalah
Adikku dan sepatutnya engkau menyebut aku kakangmas!"
tegur Linggawijaya.
"Hemm, baiklah, Kakangmas Adipati Linggawijaya!" kata
gadis itu sambil tersenyum lucu, seolah-olah ucapannya itu
hanya gurauan saja. "Akan tetapi, Kakang-mas, mengapa
semua anggota tidak ikut makan seperti siang tadi?" katanya
ketika melihat bahwa Linggawijaya hanya mengajak ia sendiri
memasuki ruangan makan.
"Tidak, Diajeng. Siang tadi kami memang sengaja
mengadakan penyambutan kepadamu sehingga seluruh
keluarga hadir dan ikut dalam perjamuan makan. Akan tetapi
malam ini, aku ingin kita makan berdua karena banyak yang
ingin kubicarakan denganmu."
Niken Harni tidak membantah lagi karena tentu saja ia
sebagai tamu hanya menurut saja kepada apa yang telah
diatur oleh pihak tuan rumah. Dan Linggawijaya bukan tuan
rumah sembarangan, melainkan Adipati Wengker, orang
nomor satu di kadipaten itu!
Biarpun dia ingin sekali memiliki tubuh gadis ini, namun
Linggawijaya tidak mau mempergunakan pembius. Dia ingin
324 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
agar Niken Harni menyerahkan diri kepadanya dengan suka
rela. Dia tahu bahwa gadis ini masih hijau, tentu akan mudah
dia jatuhkan dengan rayuan mautnya!
Mereka makan minum sambil bercakap-cakap. "Diajeng
Niken, tadi engkau sudah menceritakan tentang hubunganmu
dengan ibu kita Nyi Lasmi. Akan tetapi engkau belum
menceritakan dengan jelas siapa nama Ayahmu dan siapa
pula Ibu kandungmu. Mengingat bahwa kita masih saudara,
Nurseta Satria Karang Tirta Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
maka sudah sepatutnya kalau aku mengetahui lebih banyak
tentang orang tuamu."
Sambil makan Niken Harni menceritakan keadaan orang
tuanya. "Ayahku adalah senopati muda Kahuripan bernama
Senopati Yudajaya, sebelum menjadi senopati bernama
Prasetyo. Adapun Ibu kandungku bernama Dyah Mularsih,
Puteri dari Eyang Tumenggung Jayatanu di Kahuripan. Kami
semua tinggal di kota raja."
"Wah, kiranya engkau keturunan senopati dan
tumenggung! Pantas saja engkau begini cantik, agung, dan
sakti!" Linggawijaya memuji.
Niken Harni tersenyum, senang menerima pujian itu. Gadis
mana yang tidak akan berbunga-bunga hatinya kalau
mendapat pujian, apalagi pujian yang keluar dari mulut
325 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang pemuda yang selain tampan dan sakti, juga seorang
adipati" "Ih, Kakangmas, bisa saja memuji orang. Engkau sendiri
seorang raja, seorang adipati, yang berkuasa penuh di
Wengker. Aku telah mengenalmu sebagai kakak, akan tetapi
engkau belum memperkenalkan aku kepada keluargamu.
Kakangmas Adipati. Isterimu tentu cantik jelita seperti
bidadari!"
"Ah, jauh dari persangkaanmu, Diajeng. Isteriku yang
bernama Dewi Mayangsari sudah tua, dibandingkan dengan
engkau, ia jauh kalah cantik!"
Kedua pipi Niken Harni berubah kemerahan. Pujian ini
sudah terlalu, pikirnya. Masa ia dipuji lebih cantik dari is-teri
adipati itu"
"Hemm, jangan bohong, Kakangmas."
"Tidak, Diajeng. Dewi Mayangsari. permaisuriku itu sudah
janda, usianya sudah hampir tiga puluh tahun sedangkan
usiaku baru dua puluh satu tahun!"
"Akan tetapi selir-selirmu tentu masih muda-muda dan
cantik jelita!"
"Salah lagi, Diajeng. Aku sama sekali tidak mempunyai
seorang selir pun!"
326 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ihh! Mana mungkin" Engkau seorang adipati! Sedangkan
ayahmu yang hanya seorang tumenggung saja begitu banyak
selirnya! Jangan bohong, ah!"
"Sungguh, Diajeng. Aku berani sumpah. Aku sungguh tidak
mempunyai seorang pun selir. Siapa sih yang mau menjadi
selir seorang seperti aku ini?"
"Wah, jangan terlalu merendahkan dirimu, Kakangmas.
Siapa yang mau menjadi selirmu" Engkau seorang adipati,
masih muda, tampan dan gagah perkasa! Aku yakin, setiap
orang gadis akan senang sekali menjadi selirmu!"
Hati Linggawijaya girang sekali. Pancingannya mengena!
"Akan tetapi dl sini tidak ada seorang pun gadis yang
cantik, Diajeng."
"Kalau begitu Andika bisa mencari di lain tempat!"
Percakapan terhenti, agaknya Lingga-wijaya tidak dapat
menjawab, padahal sebenarnya dia mulai mengerahkan Aji
Pameletan Guna Asmara yang dia pelajari dari Lasmini, bekas
selir Ki Patih Narotama yang dulu pernah berlangen-asmara
dengan dia ketika masih menjadi selir Ki Patih Narotama. Kini
Lingga-wijaya mulai mengerahkan ajian itu untuk
mempengaruhi Niken Harni. Setelah merasa bahwa
pengerahan Aji Pengasihan atau Aji Pameletan itu sudah
327 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencapai kekuatan puncak, baru dia bicara lagi. Ketika Itu
mereka telah selesal makan.
"Diajeng Niken Harni, dalam ruangan ini hawanya kurang
enak. Mari kita bicara di dalam taman. Taman tumenggungan
ini luas dan indah sekali, dan malam ini terang bulan,
tahukah engkau?"
Dengan sepasang pipi berwarna kemerahan, Niken Harni
memandang wajah adipati itu dengan mata berseri dan mulut
tersenyum manis. Ada sesuatu yang membuat jantungnya
berdebar. Ia merasa tertarik dan suka sekali kepada pemuda
ini! Ia tidak menyadari bahwa ini adalah pengaruh rayuan
ditambahi aji pameletan yang di kerahkan Linggawijaya untuk
mempengaruhinya. Ketika pemuda itu mengajaknya keluar, ke
taman, ia pun hanya mengangguk dan tersenyum. Bahkan
ketika mereka berdua memasuki taman yang memang teratur
indah, di malam terang bulan, tangan kanan Linggawijaya
memegang tangan kiri-nya dan menggandengnya, Niken
Harni tidak menolak. Hatinya berbisik, apa salahnya
bergandengan tangan antara adik dan kakak"
Taman itu memang indah. Dihias lampu warna-warni di
sana-sini dan berbagai macam bunga berkembang, semerbak
harum. Ditambah lagi dengan sinar bulan, maka suasananya
sungguh indah dan menggairahkan. Linggawijaya mengajak
Niken Harni berjalan-jalan sampai ke tengah taman di mana
328 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdapat sebuah pondok kecil mungil. Mereka duduk di atas
bangku panjang di luar pondok, menghadapi kolam ikan emas,
yang selaln tampak ikan berbagai warna berenang-renang,
juga ditumbuhi beberapa tangkai bunga teratai merah.
Mereka duduk bersanding. Linggawijaya bersikap hati-hati,
dan dia sudah melepaskan pegangan tangannya. Niken
Harni duduk diam seperti terpesona. Ia masih merasakan
daya tarik yang amat kuat keluar dari pemuda itu, daya tarik
yang penuh cinta kasih. Akan tetapi ia menganggap hal itu
sebagai kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Pendidikan moral yang ketat dan tinggi dari ayah, Ibu, dan
kakeknya membentuk benteng pertahanan yang kokoh kuat
walaupun benteng itu pada saat ini agak goyah oleh daya aji
pameletan yang kuat.
"Diajeng, mari kita lanjutkan pembicaraan kita di ruangan
makan tadi. Sam-pai di mana pembicaraan kita?"
Niken Harni mengingat-ingat, lalu tersenyum dan berkata.
"Engkau mengatakan bahwa di sini tidak ada seorang pun
gadis yang cantik, dan aku berkata bahwa engkau dapat
mencari di lain tempat, Kakangmas."
Linggawijaya menggeleng kepala. "Biarpun di lain daerah
terdapat banyak wanita cantik, akan tetapi aku tidak suka,
Diajeng. Aku tidak dapat jatuh cinta kepada mereka. Ahh,
329 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau saja ada seorang gadis seperti engkau, Diajeng,
seorang saja yang mau menjadi teman hidupku, aku akan
hidup berbahagia selamanya." Setelah berkata demikian,
kembali tangan kanan Linggawijaya meng-genggam tangan
kiri Niken Harni. Gadis ini sama sekali belum pernah bergaul
dekat dengan pria, maka ia tidak menya-dari betapa pemuda
di sampingnya itu telah terbakar nafsu berahinya sendiri.
Biarpun jantungnya berdebar dan merasa aneh, Niken
Harni masih membiarkan saja tangannya dipegang dan diamdiam ia merasa iba kepada pemuda yang mengaku masih
sanak dengannya itu.
"Kakangmas, jangan putus asa. Aku yakin bahwa engkau
pasti akan dapat menemukan seorang gadis yang pantas
untuk menjadi selirmu."
"Tidak, Diajeng. Aku hanya menginginkan engkau seorang!
Engkaulah yang pantas menjadi kawan hidupku!"
Melihat kini sinar mata pemuda itu memandang kepadanya
seolah mata seekor harimau yang hendak menerkamnya,
Niken Harni terkejut sekali.
"Kakangmas! Ingatlah, aku ini Adikmu! Kita masih
bersaudara."
"Tidak mengapa, Diajeng. Kita berlainan Ibu berlainan
Ayah. Kita tidak sedarah daging. Diajeng Niken Harni, aku
330 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cinta padamu, Diajeng. Begitu melihatmu, aku jatuh cinta
padamu. Engkau seorang yang pantas menjadi selirku. Mari,
Diajeng..!"
Kini Linggawijaya merangkul dengan penuh keyakinan
bahwa gadis itu pasti tidak menolaknya karena telah
terpengaruh aji pameletannya. Memang pada saat itu, hati dan
pikiran Niken Harni telah terpikat dan kacau, namun jiwanya
yang bersih menolongnya. Hati nuraninya mengatakan tidak
dan menolak kemesraan yang akan dilakukan pemuda itu
terhadap dirinya.
Ia cepat meronta melepaskan diri dari rangkulan
Linggawijaya dan melompat berdiri agak menjauh. "Tidak! Aku
tidak mau menjadi isterimu, Kakangmas. Aku tidak mau
menjadi isteri siapapun juga saat ini!" bentaknya dan ia mulai
marah. Akan tetapi nafsu dalam diri Linggawijaya telah berkobar
membakar dirinya. Apa pun yang terjadi, dia harus memiliki
gadis itu. "Diajeng, jangan menolak aku!" bentaknya dan dia sudah
menubruk dengan cepat sekali. Niken Harni marah dan
hendak memukul, akan tetapi tiba-tiba tubuhnya tak dapat
bergerak ketika Linggawijaya menepuk tengkuknya. Tentu
saja di bandingkan kesaktian Linggawijaya, kepandaian gadis
331 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini tidak ada artinya. Ia terkulai lemas dan kaki tangannya tidak
dapat digerakkan dengan tenaga besar. Linggawijaya
merangkulnya dan pemuda ini merasa penasaran sekali.
Bagaimana mungkin aji pameletannya gagal menunduk-kan
gadis ini" Sebetulnya dia igin menun-dukkan gadis ini agar ia
menyerahkan diri dengan suka rela, akan tetapi karena hal itu
tidak mungkin, terpaksa dia akan menggunakan kekerasan!
Bukan hanya karena berani yang membuat dia ingin
menguasai Niken Harni, akan tetapi terutama untuk
menggunakan sebagai perisai untuk memaksa Puspa Dewi
tidak memusuhinya!
"Diajeng Niken Harni yang cantik manis, sekarang engkau
akan menjadi Isteriku!" kata Linggawijaya dan dia
memondong tubuh itu lalu melangkah menuju pintu pondok.
"Jahanam! Jahat engkau! Terkutuk!" Niken Harni hendak
meronta, namun tenaganya tidak dapat ia kerahkan.
Linggawijaya merasa senang sekali ketika merasa betapa
tubuh yang padat dan hangat itu meronta-ronta dengan lemah
dalam pondongannya. Saking girangnya, dia tertawa bergelak
sambil melangkah ke pintu pondok dan dorongan kakinya
membuat daun pintu pondok itu terbuka lebar. Dalam pondok
itu telah terdapat sebuah lampu gantung yang bernyala cukup
terang karena memang sebelumnya Linggawijaya telah
mempersiapkannya."
332 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akan tetapi, tiba-tiba suara tawa Linggawijaya terhenti dan
matanya terbelalak memandang ke dalam pondok. Dari dalam
pondok itu tampak awan hitam melayang-layang dan
berputaran menghadang sampai ke pintu pondok!
Linggawijaya adalah seorang sakti. Melihat kejadian aneh ini,
dia dapat menduga bahwa tentu ini perbuatan manusia.
"Hei, siapa yang berani main-main menggangguku" Aku
adalah Sang Adipati Lingga-wijaya dari Kerajaan Wengker!"
dia membentak dengan suara mengandung tenaga sakti yang
dahsyat sehingga suara ini saja mempunyai daya yang ampuh
untuk melumpuhkan lawan.
Akan tetapi awan hitam itu tidak bergeming dan kini
terdengar suara yang nyaring menusuk telinga. "Linggawijaya,
bebaskan gadis ini!" Nada suaranya memerintah dan suara itu
kecil tinggi dan parau, suara seorang wanita tua.
"Jahanam, siapa engkau" Kalau bukan iblis, perlihatkan
dirimu!" Linggawijaya yang selalu mengagulkan kepandaian
dan kesaktiannya sendiri itu, membentak dan memaki.
Terdengar suara tawa cekikikan, makin lama semakin
nyaring dan Linggawijaya terkejut bukan main ketika merasa
betapa suara tawa itu mengguncang jantungnya. Cepat dia
melepaskan tubuh Niken Harni yang jatuh terduduk di bawah
333 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak tangga pondok, lalu Linggawijaya mengerahkan tenaga
saktinya untuk melindungi jantung dan perasaannya.
Perlahan-lahan awan hitam itu menipis dan tampaklah
sosok tubuh seorang wanita tua. Makin lama sosok itu
semakin jelas dan Linggawijaya melihat seorang wanita tua
berusia sekitar lima puluh tahun, masih ada bekas. kecantikan
Pendekar Aneh Dari Kanglam 3 Balada Pendekar Kelana Karya Tabib Gila Kisah Sepasang Rajawali 30
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama