Ceritasilat Novel Online

Pedang Asmara 12

Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo Bagian 12


TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Daya tarik antara pria dan wanita adalah hal yang wajar dan alami. Daya tarik ini amat penting bagi perkembangbiakan manusia, karena tanpa daya tarik, tidak akan ada pendekatan dan penyatuan antara pria dan wanita. Cinta kasih antara pria dan wanita selalu mengandung berahi. Nafsu berahi pun merupakan suatu alat yang kita bawa sejak lahir, alat untuk mendorong pria dan wanita untuk saling mendekati dan saling menumpahkan rasa berahi itu lewat persatuan tubuh sehingga terlahirlah manusia manusia baru sebagai penyambung keturunan.
Namun, nafsu berahi yang hanya merupakan alat pelengkap itu tidak boleh sekali-kali dibiarkan liar dan binal, karena kalau demikian halnya, maka nafsu berahi yang sebetulnya hanya alat pelengkap atau pelayan, berubah kedudukannya menjadi penguasa. Dan kalau sudah demikian halnya, maka kita menjadi hamba nafsu berahi! Celakalah kalau sudan demikian. Nafsu berahi, seperti nafsu akan hal lainnya atau kesenangan lainnya, selalu mendesak pelampiasan dan pemuasan. Nafsu hanya ingin dipuaskan, terus menerus, berkali kali Bahkan makin dilampiaskan semakin haus menuntut lebih, tiada hentinya dan tiada habisnya, menyeret kita ke dalam jurang kesengsaraan sebagai akibat kemudian.
Hanya kekuasaan Tuhan yang akan memperkokoh batin kita sehingga selalu sadar akan muslihat nafsu dan mampu mengatasi gelora yang dibangkitkan nafsu-nafsu, mampu mengendalikan nafsu yang seperti kuda kuda liar itu sehingga nafsu menempati kedudukan semula menurut kodratnya, yaitu sebagai pelayan atau prabot bagi manusia dalam hidupnya di dunia ini.
"Hong ko, engkau benar. Kita harus mengenal batas, kita harus berhati-hati, jangan sampai kita terseret melakukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pelanggaran sebelum kita menikah". kata Siang Bwee dan ia pun memegang tangan San Hong dan menariknya berdiri. Wajah gadis ini menjadi cerah sekali, bagaikan sekuntum mawar yang mekar indah setelah disiram embun dan dimandikan sinar matahari pagi.
"Aku berbahagia sekali, Koko."
"Aku juga, Bwee-moi."
"Terutama sekali karena kejujuranmu, dan kebersihan hatimu. Kautahu, andaikata kita terseret, melakukan pelanggaran karena kita tidak mampu mempertahankan diri dari godaan nafsu, aku pasti akan amat membenci diri sendiri dan juga amat membenci engkau."
"Tidak mungkin, Bwee-moi. Aku mencintaimu, karenanya aku pun menghargaimu dan menghormatimu sebagai seorang gadis."
'Terima kasih, Hong-ko! Keadaan kita sungguh aneh, bukan" Pertemuan kita memang aneh. Begitu kita berkenalan, kita sudah tidak ragu ragu lagi untuk mengaku bahwa kita berjodoh. Di depan ayah aku mengaku bahwa engkau adalah pilihan hatiku, dan di depan Kaisar engkau mengaku bahwa aku adalan calon islerimu."
"Akan tetapi engkau melakukannya untuk menyelamatkan aku dari ancaman ayahmu yang hendak membunuhku."
"Hemmm, dan engkau pun mengaku kepada Kaisar hanya untuk menghindarkan aku dari kehendak Kaisar yang hendak menjadikan aku sebagai selirnya atau selir pangeran."
"Tidak itu saja, Bwee-moi. Memang di dalam hatiku, sudah timbul rasa cinta padamu sejak pertemuan awal kita.
dan kalau aku mengatakan hal itu kepada Kaisar, maka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sesungguhnya memang demikianlah harapan hatiku. Aku cinta padamu sejak kita pertama kali berjumpa."
Siang Bwee tersenyum mengejek dan matanya
mengerling penuh kenakalan.
"Dan kaukira aku bagaimana" Apa kau kira aku hanya iseng saja ketika di depan ayahku mengatakan bahwa engkau adalah calon jodohku menurut pilihan hatiku"
Hanya untuk menyelamatkanmu" Bagaimana aku demikian bersusun payah untuk menyelamatkan dirimu, bukan saja dari ancaman ayah, akan tetapi juga untuk mencarikan obat kepada Tung Kiam" Apakan semua itu kulakukan hanya karena aku kasihan kepadamu, orang yang baru saja kukenal" Hong ko, sebodoh bodohnya orang, tentu akan mengerti bahwa semua itu tidak mungkin kulakukan kalau aku tidak cinta kepadamu sejak awal pertemuan kita."
San Hong menggenggam tangan gadis itu penuh kemesraan dan dengan hati yang mekar bahagia. "Bwee-moi, aku dapat merasakan dan aku pun mengerti, hanya saja, aku tidak pernah mau percaya akan dugaanku, bahkan sampai sekarang pun aku masih terheran heran dan hampir tidak dapat percaya bahwa; seorang gadis seperti engkau dapat jatuh cinta kepada seorang laki-laki macam aku.
Bwee-moi, engkau puteri tunggal seorang tokoh besar, seorang datuk persilatan yang terkenal di seluruh dunia, engkau cantik jelita, engkau lihai dan engkau kaya raya.
Sedangkan aku" Aku seorang pemuda dusun yang yatim piatu dan miskin, dari keluarga sederhana, petani miskin...."
"Itulah, Koko, sikapmu itulah, kerendahan hatimu itulah yang amat menarik hatiku. Seorang bodoh yang mengakui kebodohannya adalah seorang jujur yang bijaksana.
Sebaliknya, seorang pintar yang menyombongkan kepintarannya adalah seorang goblok, seperti kura-kura dalam batoknya. Sikapmu yang jujur, polos, rendah hati,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gagah dan adil, di balik mana tersembunyi kepandaian tinggi, itulah yang menarik hatiku dan membuat aku jatuh cinta padamu."
Wajah San Hong menjadi merah. "Sudah, sudah, Bwee-moi. Bisa-bisa kepalaku menjadi mekar dan membengkak, seperti gelembung yang ditiup terus akhirnya meledak kalau engkau selalu memujiku. Sekarang, ke mana kita akan pergi. Terus pulang ke rumah ayahmu" Aku ingin sekali tahu tempat tinggalmu, Bwee-moi."
"Dan membiarkan engkau dihajar oleh ayahku" Tidak!
Sebelum aku melihat bahwa engkau akan mampu menahan semua serangan ayah, aku tidak akan mengajakmu pulang."
"Kalau begitu, selamanya pun kita tidak akan dapat minta persetujuan ayahmu untuk menjadi suami isteri. Aku takkan dapat mengalahkan dia!"
"Engkau harus berlatih, Hong-ko. Sekarang engkau telah mendapatkan ilmu dari Tung Kiam. Nah, engkau harus melatih ilmu itu baik-baik karena itu merupakan satu di antara bekalmu untuk menghadapi ayah kelak."
"Mengapa aku harus melawan ayahmu" Setelah kini aku tahu bahwa pembunuh jahat di dusun Po-lim-cun itu bukan ayahmu, aku tidak ingin bermusuhan dengan ayahmu.
Apalagi, dia adalah ayahmu! Dan aku tidak berani melawannya."
"Hong-koko, engkau belum mengenal betul watak ayahku. Dia seorang ayah yang baik, juga seorang datuk yang menjunjung tinggi kegagahan, akan tetapi juga amat keras kepala mempertahankan namanya! Dia tidak mau kalah oleh orang lain. Oleh karena itulah, maka ketika dia melihat pembunuhan masal yang dilakukan Hek I Siangmo itu, dia mengakuinya sebagai perbuatannya. Hal itu hanya untuk menunjukkan bahwa dia tidak kalah oleh Hek I
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Siangmo. Mungkin saja dia telah menghajar pula Hek 1
Siangmo itu. Juga menghadapi engkau atau siapa saja yang menyatakan ingin menjadi mantunya, dia tentu akan mencari mantu yang dianggapnya pantas menjadi mantunya, dan tentu dia akan menentukan pilihannya itu dengan jalan menguji ilmunya."
"Maksudmu, kalau aku menghadapnya dan
meminangmu, dia akan mengujiku pula?"
"Bukan hanya engkau, siapa saja! Dan karena di dunia ini sukar mencari orang muda yang akan mampu menandinginya, maka kalau dia menghendaki, tentu semua yang datang melamar akan dikalankan dan selama hidup aku tidak akan dapat memperoleh jodoh."
"Wah, kalau begitu bagaimana baiknya?"
"Akan tetapi, dia seorang ayah yang baik kataku tadi.
Dia amat sayang kepadaku, maka tentu dia sekali waktu akan mengalah, membiarkan orang yang dia suka lulus ujian dan dapat menjadi suamiku. Akan tetapi kalau orang itu tidak dia suka, tentu orang itu akan dikalahkan dan dinyatakan gagal ujian dan tidak boleh menikah dengan aku."
"Aduh, kalau begitu tentu akan gagal, bagaimana mungkin aku dapat lulus ujian" Lo-cianpwe Nam Tok pasti takkan mau meluluskan, karena dia membenci aku. Aku telah menuduhnya menjadi pembunuh penduduk dusun Po lim-cun termasuk orang tuaku."
Gadis itu menggeleng kepala. "Aku sendiri tidak dapat menentukan, Hong koko. Sukar sekali menelusuri jalan pikiran ayahku, mungkin dia suka kepadamu dan mungkin pula benci. Kalau dia suka menerimamu sebagai mantunya, hal itu mudah sekali, tentu dia akan mengalah. Akan tetapi kalau dia membenci..... "
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku tentu akan mampus! Dan memang lebih baik mati daripada gagal menjadi jodohmu, Bwee-moi."
'Ihhh! Omongan macam apa itu" Bukan ucapan seorang laki-laki yang jantan, begitu mudah putus asa! Pendeknya, ayah suka atau benci padamu, engkau harus mampu menandinginya. Ilmu silatmu cukup hebat, dan kalau engkau mau mempelajari ilmu-ilmu dari para datuk lainnya, aku yakin engkau akan dapat menanggulangi ayah dan akan mampu bertahan sampai ayah merasa kewalahan dan tidak ada pilihan lain kecuali menerimamu sebagai calon mantu dan juga sebagai wakilnya menghadapi para murid tiga orang datuk lainnya."
"Menghadapi para murid tiga orang datuk lainnya" Apa maksudmu, Bwee-moi?"
"Mari kita duduk dan dengarkan ceritaku, Hong-ko."
kata gadis itu dan mereka lalu duduk di atas rumput, saling berhadapan dan masih saling berpegang tangan. Gadis itu lalu bercerita tentang empat Datuk Besar yang seorang di antaranya adalah ayahnya itu.
Empat orang datuk besar itu sudah dikenal oleh seluruh orang kang-ouw (dunia sungai telaga, dunia persilatan) Sebagai empat orang sakti yang menguasai dunia persilatan di empat penjuru. Di Utara terdapat Pak-ong (Raja Utara) Ji Hiat, di timur ada Tung-hai Kiam-ong Cu Sek Lam atau lebih dikenal sebagai Tung Kiam (Pedang Timur). Di Selatan terdapat Nam-san Tok-ong Ang Lek Ki yang lebih dikenal dengan julukan singkat Nam Tok (Racun Selatan), dan di barat terdapat See-thian Mo-ong Kok Bong Ek yang terkenal dengan sebutan See Mo (Iblis Barat).
Karena masing-masing dikenal sebagai datuk besar, maka terjadilah persaingan di antara mereka dan karena masing-masing memiliki watak yang amat aneh, sesuai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan kedudukan mereka sebagai datuk besar, maka mereka tidak mau saling mengalah. Mereka lalu membuat perjanjian untuk berkumpul dan bertemu setiap tiga tahun sekali, dan dalam pertemuan inilah mereka lalu mengadu ilmu masing masing untuk menentukan siapa di antara mereka yang paling hebat!
Anehnya, mereka tidak mau saling membunuh, paling banyak hanya mencoba mengalahkan lawan dengan melukai saja Mereka bukan tidak mau saling bunuh karena sayang atau karena tidak tega sama sekali bukan! Keempat datuk besar itu tidak segan-segan untuk membunuh siapa saja dengan darah dingin. Akan tetapi, mereka tidak mau saling bunuh karena kalau demikian halnya, maka mereka tidak akan memiliki tandingan lagi. Kecuali kalau di empat penjuru iu muncul datuk baru yang mengalahkan datuk besar yang lama, maka tentu saja datuk baru yang lebih unggul itu yang menjadi saingan mereka. Karena mereka merasa kurang puas juga kalau tidak unggul mutlak dalam pertempuran, maka akhirnya mereka menentukan bahwa dalam setiap pertemuan dan pertandingan, masing-masing akan mengajukan murid sebagai jago dan murid-murid inilah yang diadu sampai kalau perlu mempertaruhkan nyawa! Jadi Empat Datuk Besar itu hanya mengadu ilmu melalui murid-murid mereka. Kalau perlu mereka maju sendiri, akan tetapi tetap menjaga agar jangan sampai saling bunuh.
"Demikianlah, Koko. Mereka itu memang orang-orang aneh, sampai mereka sudah tua, tetap saja pertandingan tiga tahun sekali itu dilaksanakan terus! Sudah berganti-ganti mereka itu saling mengalahkan, juga sudah banyak murid yang tewas dalam setiap pertandingan. Sukar dikatakan siapa yang akhirnya menjadi datuk yang nomor satu! Dan setahun lagi, mereka kembali akan mengadakan pertemuan,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan dalam kesempatan itu, masing-masing akan mengeluarkan jago muda, yaitu murid atau anak sendiri, untuk mewakili mereka memperebutkan kemenangan antar murid! Nah, kalau engkau bisa menjadi wakilnya dan merenggut kemenangan untuk ayah, tentu ayah akan sayang sekali kepadamu dan tidak ragu-ragu lagi menerimamu sebagai mantu."
"Hemmin, hanya itu saja syaratnya?"
"Tentu saja tidak begitu mudah, kalau mudah namanya tentu bukan watak ayah. Mungkin engkau masih harus menghadapinya sendiri, dapat bertahan terhadap serangan-serangannya."
San Hong mengerutkan alisnya. "Hemmm, mana mungkin?"
"Mengapa tidak" Engkau masih muda dan ayah sudah tua."
"Jadi aku harus belajar dulu sampai tua sebelum boleh berharap untuk dapat menjadi suamimu?"
Siang Bwee tertawa dan mencubit lengan kekasihnya.
"Hi-hi-hik, kalau engkau belajar sampai tua, aku pun menjadi nenek-nenek ompong yang selalu menunggu pinanganmu! Jangan kau khawatir, Koko. Kalau ayah suka kepadamu, dia akan mengalah. Biarpun demikian, mulai sekarang engkau harus belajar dengan baik. Dan aku akan mengusahakan agar engkau dapat menerima pula ilmu-ilmu dari para datuk lainnya."
"Hemmm, menurut ceritamu tadi, datuk-datuk yang lain adalah See-thian Mo-ong dan Pak-ong. Bagaimana aku bisa mendapatkan itu dari mereka?"
"Serahkan saja kepadaku! See Mo dan Pak Ong boleh jadi jahat sekali, paling jahat di antara Empat Datuk Besar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Akan tetapi kalau kita mempergunakan akal, tentu akan berhasil. Tidak selalu kita harus mempergunakan tenaga otot dan kekuatan tubuh, bukan" Kalau tenaga dan kekuatan sudah tidak mampu menolong kita, kita harus mengandalkan kecerdikan akal pikiran."
"Sesukamulah, Bwee-moi. Aku hanya menurut saja.
Sekarang, ke mana kita narus pergi?"
"Kita sudah berada di kota raja, mencari Pak Ong lebih mudah dan lebih dekat daripada mencari See Mo. Akan tetapi, aku ingin engkau berlatih ilmu-ilmu dari Tung Kiam itu, lebih dahulu, Koko. Tempat ini sepi, lekaslah engkau berlatih. Mari kutemani, aku akan menyerangmu dengan ilmu tongkat Hwe-liong-jio-cu dan ilmu pukulan Hek-in Pay-san. Mari!" Gadis itu menariknya berdiri dan Siang Bwee sudah mengambil sebatang tongkat.
"Baik, Bwee-moi, kau mulailah dengan seranganmu!"
kata San Hong sambil siap dengan pedangnya, yaitu Pek-lui-kiam. Kalau menghadapi tongkat di tangan Siang Bwee, dia harus mempergunakan pedang. Dengan pedang pun, ketika pertama kali mereka berlatih, dia selalu kewalahan.
Ilmu tongkat gadis itu memang hebat bukan main. Akan tetapi setelah dia menerima petunjuk dari Tung Kiam bagaimana harus menghadapi ilmu tongkat itu, dan dari Siang Bwe dia pun menerima petunjuk tentang rahasia dan kehebatan ilmu tongkat Hwe-liong Jio-cu, maka dia mampu menandinginya dan melindungi dirinya dengan pedang.
Bahkan dia mampu mencari lowongan pada ilmu tongkat itu untuk membalas.
"Awas, Koko, sekali ini aku akan menyerang secepatnya!" kata Siang Bwee dan tiba-tiba tubuhnya berkelebat, tongkatnya sudah meluncur dalam serangan yang amat kuat dan cepat. Namun San liong sudah siap siaga dan dia sudah tahu ke mana arah serangan tongkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu. Gerakan tongkat itu memang aneh dan perubahannya tidak tersangka-sangka, namun San Hong sudah mempelajarinya dari Siang Bwee dan mengenal ciri-ciri khas gerakan tongkat itu, maka dia pun cepat menggerakkan pedangnya dan nampak sinar pedang berkilat ketika dia menangkis. Siang Bwee benar-benar membuktikan kata-katanya, ia menyerang bertubi-tubi dengan amat cepatnya. Dengan dahsyat, tongkat di tangannya menyerang dengan jurus-jurus pilihan dan ia bahkan berusaha keras untuk memperoleh kemenangan dalam serangannya. Kalau ia tidak yakin bahwa kekasihnya sudah menguasai pertahanan dengan sebaiknya terhadap ilmu tongkatnya ini, tentu dara ini tidak berani menyerang seperti itu. Ilmu tongkat itu terlalu berbahaya untuk main-main. Namun, ia sudah yakin bahwa San Hong akan mampu bertahan. Hal ini perlu dibuktikan sehingga kelak kekasihnya tidak akan mudah dikalahkan oleh ayahnya kalau ayahnya menyerang dengan ilmu tongkat itu.
Setelah dapat menghalau semua jurus serangan Siang Bwee dengan baik sekali, mulailah San Hong membalas dengan jurus ilmu pedang yang pernah dia pelajari dari Tung Kiam. Walaupun ilmu yang diterimanya dari Tung Kiam hanya selama satu minggu, namun jurus-jurus itu merupakan jurus pilihan yang khusus diciptakan datuk besar itu untuk melawan ilmu tongkat Hwe-liong Jio-cu!
Dan Siang Bwee segera merasakan tekanan yang hebat.
Terpaksa ia mengerahkan seluruh tenaga dan kecepatan tubuhnya untuk melindungi dirinya dan diam diam ia terkejut. Ilmu yang diajarkan oleh Tung Kiam itu memang dapat menjadi bahaya bagi ayahnya! Hanya dengan pemusatan ilmu tongkat itu menjadi pertahanan sajalah ia mampu menahan semua desakan. Sampai habis jurus-jurus dari Tung Kiam dipergunakan San Hong, ia dapat bertahan dengan selamat walaupun amat terdesak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Cukup, Koko. Sekarang, mari kau hadapi Hek-in Pay-san!" kata gadis itu sambil melempar tongkatnya ke samping. San Hong juga melepaskan pedangnya dan begitu gadis itu menerjangnya dengan pukulan tangan kosong, dia pun mengelak dan segera memainkan ilmu yang dipelajarinya dari Tung Kiam, yang khusus diciptakan untuk menghadapi ilmu pukulan dari Nam Tok itu.
Hek-in Pay-san merupakan ilmu pukulan yang
mengandung tenaga sinkang yang amat hebat, bahkan mengandung hawa beracun sehingga amat berbahaya. Ang Leng Ki dikenal dengan sebutan Nam-san Tok-ong (Raja Racun Gunung Selatan) atau disingkat Nam Tok (Racun Selatan), akan tetapi dia tidak pernah mempergunakan racun secara kasar seperti para tokoh lain yang menggunakan julukan Racun. Bahkan senjatanya berupa tongkat itu tidak diberi racun, bahkan gagangnya terbuat dari emas yang bersih dan terukir indah. Bagi seorang yang setinggi Nam Tok kedudukannya, penggunaan racun secara kasar itu sungguh merendahkan martabatnya! Akan tetapi, tidak percuma dia memiliki julukan Raja Racun, karena memang dia ahli mempergunakan. Keahliannya ini sudah sedemikian mendalam sehingga dia mampu
mempergunakan hawa beracun dalam pukulannya, seolah-olah racun sudah mengalir di tubuhnya dan setiap saat dapat dia pergunakan tanpa mempergunakan racun dari luar. Demikian pula dengan pukulan Hek-in Pay-san.
Pukulan ini sendiri sudah mengandung hawa beracun yang amat berbahaya! Besar kecilnya bahaya dalam pukulan itu tergantung dari besar kecilnya tenaga yang dipergunakan ketika memukul. Biarpun belum sehebat ayahnya, namun Siang Bwee juga sudah mempelajari ilmu ini dari ayahnya, maka serangan-serangannya juga amat kuat dan berbahaya.
Namun, San Hong yang sudah mengenal pula ilmu pukulan itu, dapat menghindarkan diri dengan baik. Sebetulnya,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan semua ilmu yang dia pelajari dari Thay-san Ngo-sian, dia pun akan mampu menghadapi ilmu pukulan dari Nam Tok itu. Lima orang gurunya adalah orang-orang yang berilmu tmggi pula, dan penggabungan dari ilmu mereka membuat San Hong telah menjadi seorang pemuda gemblengan yang lihai. Namun, ilmu pukulan Hek-in Pay-san amat rumit dan aneh sehingga kalau dia belum mengenal ilmu itu atas petunjuk Siang Bwee, akan berbahaya pula karena sekali terkena pukulan yang mengandung hawa beracun itu, akan celakalah dia. Kini, setelah dia peroleh petunjuk Siang Bwee sehingga mengenal benar ciri-ciri gerakan ilmu pukulan itu, dia dapat menghindarkan diri lebih mudah lagi, bahkan kini dia mulai membalas dengan serangan pukulan yang dia pelajari dari Tung Kiam. Dan Siang Bwee mulai terdesak!
"Cukup, Hong-ko.....!" Siang Bwee berseru sambil melompat mundur dan San Hong menahan pukulannya.
Gadis itu memandang dengan wajah berseri, "Ah, tadinya kusangka bahwa engkau tidak sungguh-sungguh berlatih diri selama ini, Hong-ko. Kiranya engkau telah memperoleh kemajuan pesat sekali!"
"Semua ini berkat kebaikanmu, Bwee-moi. Bagaimana, apakah dengan bekal ilmu ini aku akan dapat bertahan menghadapi ayahmu?"
"Aih, masih jauh sekali, Koko! Engkau masih harus belajar banyak, dan mari kita lanjutkan perjalanan. Kita cari Pak-ong! Akan tetapi sebelum kita dapat bertemu dengan dia, engkau harus berhati-hati karena ada suatu hal yang membuatku khawatir bukan main."
"Apakah itu" Apakah karena datuk utara itu jahat sekali dan amat berbahaya?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kalau menghadapi dia, serahkan saja kepadaku. Akan tetapi yang kukhawatirkan adalah anaknya!"
"Wah, apakah anaknya itu amat jahat?"
"Aku tidak tahu benar apakah ia jahat atau tidak, bagaimanapun juga, anak Pak Ong mana tidak jahat" Akan tetapi, ia amat berbahaya."
"Kaumaksudkan ia amat lihai?"
"Tentang kelihaiannya, tidak banyak selisihnya dengan kepandaianku walaupun tiga tahun yang lalu aku pernah kewalahan melawannya. Akan tetapi yang kukhawatirkan adalah bahaya karena ia amat cantik! Aku khawatir engkau akan terpikat oleh kecantikannya, Koko."
"Hushhh, kaukira aku ini laki-laki mata keranjang"
Bwee-moi, di dunia ini bagiku hanya ada engkau satu-satunya wanita yang kucinta, dan bagiku tidak mungkin ada wanita yang lebih cantik darimu."
Siang Bwee kelihatan senang mendengar ini. "Koko, aku hanya berkelakar. Tentu saja aku percaya kepadamu dan aku sudah mengenal watakmu, kalau tidak, mana mungkin aku dapat jatuh cinta padamu" Akan tetapi, aku bicara sebenarnya kalau kukatakan bahwa Ji Kui Lan itu amat berbahaya. Selain cantik, juga ia lihai, telah mewarisi ilmu-ilmu ayahnya, dan hatinya kejam. Karena itu, engkau harus berhati-nati berhadapan dengannya."
"Aku akan berhati-hati, Bwee-moi, jangan khawatir."
Mereka lalu pergi sambil bergandeng tangan, menuju ke arah utara untuk mencari Pak Ong! Tentu saja San Hong hanya dapat percaya secara membuta kepada kekasihnya walaupun diam-diam dia merasa ngeri untuk bertemu dengan datuk besar utara itu yang menurut kekasihnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memiliki kepandaian setingkat Nam Tok akan tetapi jauh lebih kejam lagi!
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Siangkoan Kun Hok berusia lima puluh lima tahun, namun karena tubuhnya yang tegap dan kokoh kuat, wajahnya yang peramah, dia nampak jauh lebih muda dari usia yang sebenarnya. Siangkoan Kun Hok adalah seorang bekas perwira kerajaan, banyak membuat jasa ketika dia bertugas dalam pasukan karena dia seorang pemberani dan berilmu tinggi. Namun, melihat betapa atasannya banyak melakukan korupsi yang sama sekali berlawanan dengan jiwa kepahlawanannya, dia mengundurkan diri dan pulang ke tempat asalnya, yaitu di kota Yu-sian, bersama keluarganya. Di kota ini dia lalu membuka sebuah perguruan silat yang diberi nama Siangkoan Bu-koan, mengajarkan ilmu silat keluarganya kepada murid-murid dengan imbalan uang untuk menyambung biaya kehidupan keluarganya. Namun dia selalu memilih murid, bukan asal dapat membayar saja, karena selain dia hanya mau menurunkan ilmu kepada murid yang berbakat, juga dia tidak ingin ilmunya diterima oleh orang yang berwatak jahat.
Biarpun ilmu silat yang dikuasai Siangkoan Kun Hok merupakan ilmu silat keluarga Siangkoan, namun dasarnya adalah Ilmu silat dari Siauw-lim-pai yang bercampur dengan ilmu silat Kun-lun-pai. Memang kakek Siangkoan Kun Hok adalah seorang tokoh Siauw-lim-pai, sedangkan nenek buyutnya adalah murid wanita yang pandai dari Kun-lun-pai. Suami isteri inilah yang dalam hal ilmu silat, saling belajar, saling meminta dan memberi, dan keduanya inilah yang telah dapat menggabungkan kedua aliran dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menciptakan ilmu silat yang mereka namakan ilmu silat keluarga Siangkoan!
Kokoh kuat merupakan dasar dari Siauw lim-pai, dan gagah dan indah ilmu silat itu seperti ilmu silat dari Kun-lun-pai, Kemudian, ilmu ini pun turun temurun dan akhirnya dikuasai oleh Siangkoan Kun Hok.
Siangkoan Kun Hok hidup bersama seorang isterinya dan seorang puterinya, yaitu seorang anak perempuan bernama Siangkoan Leng. Siangkoan Kun Hok
mengajarkan ilmunya kepada isterinya yang kini juga menjadi seorang ahli yang lihai, dan kepada puterinya yang berusia sembilan belas tahun itu. Seperti juga suaminya, isteri Siangkoan Kun Hok yang berusia empat puluh tahun itu nampak segar dan jauh lebih muda dari usianya, karena tubuhnya yang sehat dan hatinya penuh dengan kebajikan.
Siangkoan Leng sendiri sejak kecil digembleng oleh ayah ibunya, dan kini ia menjadi seorang gadis berusia sembilan belas tahun yang amat menarik. Wataknya pendiam dan halus, manis budi. Tubuhnya ramping dan mungil, wajahnya manis sekali. Rambutnya yang panjang itu agak ikal, dan di dagu kirinya terdapat sebuah tahi lalat yang membuatnya menjadi semakin manis. Kulitnya putih halus kemerahan.
Keluarga ini tinggal di tepi jalan raya di kota Yu-sian dan nama mereka terkenal sebagai keluarga yang sopan, baik, dermawan, dan juga disegani. Rumah itu sederhana saja, akan tetapi di bagian belakangnya terdapat lian-bu-thia (ruangan berlatih silat) yang luas, dindingnya terbuka dikelilingi taman yang segar. Di Kinilah para murid berlatih silat.
Pada suatu pagi yang cerah, dari dalam lian-bu-thia (ruangan berlatih silat) di rumah keluarga Siangkoan itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sudah terdengar bentakan-bentakan berirama dari belasan orang anak murid yang sedang berlatih silat.
"Haiiittt-hah, naiiittt-hah, haiiittt..... ciaaaaattt!'"
Berulang-ulang teriakan berirama ini terdengar sampai keluar rumah. Bagi penduduk kota Yu-sian, teriakan-teriakan di pagi hari itu tidak asing lagi. Mereka tahu bahwa di dalam rumah itu serombongan murid sedang berlatih silat.
Dari teriakan-teriakan itupun dapat di ketahui bahwa yang sedang berlatih silat adalah murid murid yang masih remaja. Dan memang benar demikian. Mereka iti adalah anak-anak berusia antara sepuluh sampai tiga belas tahun, para pelajar tingkat permulaan. Untuk melatih anak anak yang baru mulai belajar ini, Siang koan Kun Hok menyerahkannya kepada murid-muridnya yang sudah pandai. Murid-murid pertengahan dilatih di bawah bimbingan Siangkoan Leng, puterinya, dan hanya murid-murid tingkat teratas saja dia latih sendiri, dibantu oleh isterinya.
Seperti biasa, pagi-pagi sekali murid-murid tingkat terendah ini sudah berlatih, dipimpin oleh seorang murid tingkat tertinggi yang bernama Tang Hu. Pemuda berusia dua puluh lima tahun ini bertubuh tinggi kurus dan dia merupakan seorang di antara lima orang murid utama yang tingkatnya hanya berada di bawah tingkat Siangkoan Leng, bahkan Tang Hu ini paling pandai di antara para murid utama. Dia pendiam dan rajin, sikapnya serius dan agak keras ataupun dia juga gagah dan selalu membela kebenaran dan keadilan.
Pada waktu itu, Siangkoan Kun Hok, isterinya dan puterinya sedang berada di ruangan belakang, menikmati hidangan makan pagi sebelum mereka memulai dengan pekerjaan hari itu. Baru saja mereka selesai makan pagi,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tiba-tiba keorang murid kecil memasuki ruangan itu dan memberi hormat kepada Siangkoan Kun Hok.
"Suhu, di lian-bu-thia muncul seorang tamu tak diundang yang sekarang sedang cekcok dengan Tang-suheng."
Mendengar laporan ini, Siangkoan Kun Hok
mengerutkan alisnya. Dengan sikap tenang dia pun bangkit dan berjalan menuju ke lian-bu-thia, diikuti isterinya dan puterinya yang juga merasa tertarik mendengar laporan murid kecil itu. Ketika mereka tiba di pintu lian-bu-thia, mereka mendengar Tang Hu itu sedang berbantahan dengan seorang pemuda lain dan Siangkoan Kun Hok memberi isyarat kepada isteri dan puterinya untuk berhenti di luar pintu dan mendengarkan perbantahan itu.
"Tidak perlu banyak cakap lagi, aku sedang sibuk!"
terdengar Tang Hu berkata dengan nada kesal. "Pendeknya, di sini tidak ada aturan seorang yang ingin belajar silat diperbolehkan menguji dulu kepandaian para pengajarnya.
Tinggal engkau pilih saja. Kalau memang ingini belajar, narus mendaftarkan, memperkenalkan diri kepada suhu dan mentaati semua peraturan di bu-koan (perguruan silat) ini.
Atau kalau engkau tidak suka dan merasa sudah pandai, tidak perlu lagi belajar kepada kami!"
Tamu yang masih muda itu berkata dengan suara yang halus namun tegas dan mengandung ejekan, "Sobat yang baik, membeli barang bagaimana bisa tahu akan mutunya kalau tidak diuji lebih dulu" Betapa banyaknya di dunia ini terdapat perguruan-perguruan silat, akan tetapi ternyata hanya dibuka oleh orang-orang yang mengaku pandai akan tetapi sebetulnya tidak ada artinya dan mereka membuka perguruan silat hanya untuk mengelabui orang dan mencari uang mudah saja. Nah, aku tidak mau kecelik seperti itu.
Maka, kalau aku tidak diperbolehkan menguji guru dari bu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
koan ini, yaitu Siangkoan Lo-enghiong (orang tua gagah Siangkoan) sendiri, biarlah aku menguji saja kepandaian muridnya yang terpandai. Kalau memang ilmu silat yang diajarkan di sini hebat seperti yang disohorkan orang, aku mau belajar dan mau membayar berapa saja! Akan tetapi kalau ternyata hanya nama kosong, aku pun tidak akan mengganggu lebih lama lagi."
"Hemmm, engkau datang ke sini untuk belajar silat ataukah untuk menantang pi-bu (mengadu ilmu silat)"
Sudahlah, kalau hendak menantang suhu, tidak ada gunanya. Selain engkau pasti kalah, Juga suhu tidak akan sudi melayani tantangan seorang pemuda sombong.
Pergilah, sobat, aku sedang sibuk bekerja melatih adik-adik kecil ini!" kata Tang Hu, suaranya juga sudah keras karena dia kehabisan kesabaran lagi.
Pada saat itulah Siangkoan Kun Hok melangkah masuk ke dalam lian-bu-thia.
Tadi dia memandang kepada pemuda itu dan
mendengarkan ucapannya. Seorang pemuda yang usianya sedikit lebih tua daripada Tang Hu, berpakaian mewah dan pesolek seperti putera seorang bangsawan atau seorang hartawan besar. Wajahnya tampan dan sikapnya halus, tubuhnya sedang dengan kulit yang putih. Dia mengenakan pakaian mewah dan sebuah topi bulu yang indah, dengan sabuk emas. Jelas bahwa pemuda ini bukan pemuda kota Yu-sian, dan bukan pemuda biasa. Kata-katanya juga lancar dan halus, bahkan memiliki dasar yang kuat.
"Tang Hu, apakah yang terjadi" Siapakah, orang muda ini?" kata Siangkoa Kun Hok yang masuk ke lian-bu thia diikuti isterinya dan puterinya.
Kok Tay Ki, atau Kok Kongcu, pemuda itu, cepat memandang. Sinar matanya yang tajam mencorong itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sebentar menyapu wajah Siangkoan Kun Hok, lalu isteri guru silat itu, dan paling akhir menatap wajah Siangkoan Leng. Sinar mata kagum muncul dalam pandang matanya, akan tetapi hanya sebentar karena kembali sudah memandang kepada Siangkoan Kun Hok. Sementara itu, melihat gurunya muncul, hati Tang Hu menjadi besar dan dia pun cepat melapor.
"Suhu, orang sombong ini menantang pibu kepada teecu untuk membuktikan apakah ilmu silat Siangkoan Bu-koan cukup berharga untuk dia pelajari. Tentu saja teecu menolak dan..... "
"Mengapa menolak, Tang Hu" Permintaan orang muda ini cukup pantas. Nah, layanilah dia selama beberapa jurus dan perlihatkan semua jurus pilihan yang pernah kaupelajari di sini."
Ucapan Siangkoan Kun Hok itu membuktikan betapa tajamnya pandang mata guru silat yang bekas perwira ini.
Sekali lihat saja dia sudah dapat menduga bahwa pemuda tampan yang datang ini bukan orang sembarangan, bukan pemuda biasa yang ingin belajar silat, melainkan mungkin seorang pemuda yang sudah pandai dan yang hendak menguji kepandaiannya sendiri. Dia pun tertarik dan ingin melihat bagaimana perkembangan selanjutnya, ingin dia mengenal pemuda ini lebih lanjut. Perlu diketahui bahwa sudah sejak satu tahun ini Siangkoan Kun Hok dan isterinya merasa gelisah dan prihatin. Puteri mereka, Siangkoan Leng, sejak usia tujuh belas tahun, sudah menimbulkan keinginan dalam hati mereka untuk melihat puteri dan anak tunggal mereka itu berumah tangga, menikah dan mempunyai keturunan. Akan tetapi, Siangkoan Leng yang sudah dilamar banyak pemuda itu selalu menolak, mengatakan bahwa ia belum melihat seorang pemuda yang menarik hatinya, dan belum berniat untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berumah tangga. Siangkoan Kun Hok dan isterinya mengenal watak anak mereka yang pendiam itu. Tentu Siangkoan Leng mendambakan seorang pemuda yang gagah perkasa dan yang mampu mengalahkan ilmu silatnya sendiri, dan tentu saja yang tampan dan ter-pelajar! Ingat akan hal ini, begitu melihat pemuda yang pada pagi hari itu muncul, entah bagaimana sudah tiba di lian-bu-thia, Siangkoan Kun Hok lalu membuat penilaian. Seorang pemuda yang tampan sekali, juga dari ucapannya itu mudah diduga bahwa dia seorang yang cerdik dan agaknya terpelajar, melihat pakaiannya tentu dia berharta. Hanya tinggal melihat bagaimana ilmu kepandaiannya. Siapa tahu, pemuda ini lihai dan mampu menandingi Siangkoan Leng, dan terutama sekali, siapa tahu pemuda ini kemudian suka menjadi jodoh puterinya! Inilah sebab rahasia yang tersembunyi dalam hati Siangkoan Kun Hok dan yang mendorong dia bersikap sabar, bahkan melayani pemuda itu yang ingin menguji kepandaian Tang Hu!
Tang Hu nampak terheran-heran mendengar perintah suhunya yang menyuruh dia melayani pemuda sombong itu beberapa jurus dengan mempergunakan jurus-jurus pilihan!
Akan tetapi, dia pun melihat terbukanya kesempatan untuk memberi sekedar hajaran kepada pemuda ini yang ingin belajar silat saja mesti pakai menguji segala! Apalagi Siangkoan Leng, yang disebutnya sumoi (adik seperguruan) walaupun sumoinya itu lebih lihai dari dia karena dia lebih tua, hadir di situ menyaksikan. Sudah sejak lama diam-diam dia jatuh cinta kepada sumoi-nya ini.
Tang Hu lalu menyuruh semua adik-adik seperguruan untuk keluar dari lian-bu-thia. Mereka adalah murid-murid baru, tidak semestinya kalau menyaksikan apa yang akan terjadi. Hal ini dibenarkan olen Siangkoan Kun Hok yang menyuruh mereka semua itu pulang dan mengatakan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahwa sore nanti saja diadakan latihan lagi. Murid-murid itu pun berhamburan keluar dari lian-bu-thia. Isteri Siangkoan Kun Hok menutupkan daun pintu lian-bu-thia itu. Hanya jendela-jendelanya saja yang terbuka, jendela yang menembus ke kebun dan taman di belakang dan sebelah kiri.
Diam-diam Kok Kongcu girang bukan main. Tak disangkanya akan demikian mudahnya baginya untuk mencoba ilmu keluarga Siangkoan yang terkenal itu. Dari Yu-sian Siang-houw dan para tokoh sesat yang semalam menjamunya, dia mendapat keterangan bahwa Siangkoan Kun Hok, isterinya dan puterinya memang amat lihai.
Bukan hanya lihai ilmu silatnya saja yang membuat keluarga Ini disegani dan ditakuti, akan tetapi juga terutama sekali karena sebagai seorang bekas perwira di kota raja, Siangkoan Kun Hok mempunyai hubungan yang luas dan erat dengan para pejabat tinggi sehingga dia mempunyai pengaruh besar dan amat dihormati. Kini, setelah melihat Siangkoan Leng, dia menjadi semakin kagum dan girang.
Gadis itu sungguh manis dan mungil. Akan tetapi bukan wataknya untuk mengagumi wanita secara berterang, maka dia pun bersikap acuh saja, seolah-olah dia sama sekali tidak tertarik. Dia pun maklum bahwa kalau ternyata ilmu silat keluarga ini memang hebat, dia harus mempelajarinya dan untuk keperluan itu, sungguh tidak baik kalau begitu bertemu dia menanam permusuhan atau menimbulkan kebencian kepada mereka. Maka, biarpun kini Tang Hu sudah berdiri di depannya, dia pura-pura belum siap dan dia menjura dengan sikap hormat ke arah Siangkoan Kun Hok, dan berkata dengan lembut.
"Harap Lo-cian-pwe suka memaafkan saya, akan tetapi benarkah dugaan saya bahwa Lo-cian-pwe yang bernama Siangkoan Kun Hok?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Guru silat itu tersenyum dan mengangguk, mengelus jenggotnya yang dipelihara pendek. "Benar, orang muda, aku adalah Siangkoan Kun Hok."
Sekali lagi Kok Kongcu memberi hormat. "Ah, kalau begitu harap maafkan saya sekali lagi. Sudah banyak saya mendengar akan nama besar Lo-cian-pwe dan nama besar keluarga Siangkoan dengan ilmu silatnya yang hebat. Saya ingin sekali ikut mempelajari ilmu silat di Siangkoan Bu-koan, akan tetapi agar dapat yakin, saya ingin mencobanya dan membuktikannya sendiri."
"Baiklah, kami sudah mengerti. Murid kami Tang Hu sudah siap untuk melayanimu, orang muda." Kata Siangkoan Kun Hok dengan sikap ramah.
"Maaf, Lo-cian-pwe," Pemuda tampan itu membantah dengan sikap tetap sopan. "Rasanya tidak akan puas hati saya kalau tidak mencoba kehebatan ilmu silat keluarga Siangkoan ini dari Lo-cian-pwe sendiri, agar saya dapat mengenal benar kehebatannya, bukan hanya dari seorang murid.
Ucapan ini membuat Tang Hu menjadi merah mukanya karena marah. Dia merasa dipandang rendah. Kalau tidak ada gurunya di situ, tentu dia sudah marah dan menerjang pemuda itu.
"Jangan khawatir, orang muda. Tang Hu adalah seorang di antara murid utama kami, dia sudah menguasai semua dasar ilmu silat keluarga Siangkoan. Dari dia pun engkau sudah akan melihat bagaimana mutu dari ilmu silat kami."
kata Siangkoan Kun Hok yang tidak bicara bohong karena memang Tang Hu merupakan seorang murid kepala dan dalam hal ilmu silat, agaknya hanya sedikit di bawah tingkat Siangkoan Leng saja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sobat, engkau ini datang hendak memperlihatkan ilmumu ataukah hendak menjual omongan" Engkau belum pantas untuk menguji kepandaian Suhu. Aku pun sudah cukup! Nah, bersiaplah!" tantang Tang Hu kepada pemuda tampan itu.
Kok Kongcu adalah seorang pemuda yang amat tinggi hati, walaupun keangkuhan ini hanya berada di dalam hatinya karena di luarnya dia mampu bersikat ramah dan halus. Ketinggian hatinya bukanlah kosong belaka karena memang jarang di dunia persilatan mendapatkan seorang pemuda yang mampu menandinginya. Tingkat ilmu silatnya sudah sedemikian tingginya sehingga dia merasa dirinya sudah tidak ada lagi tandingannya! Kini, mendengar ucapan Tang Hu, dia tersenyum.
"Bukan begitu, kawan. Aku hanya merasa sangsi apakah gerakanmu akan tepat sehingga tidak menonjolkan kehebatan ilmu silat keluarga Siangkoan yang amat terkenal itu."
"Manusia sombong! Katakan saja kalau engkau tidak berani! Kalau berani, bersiaplah!" Tang Hun sudah menjadi marah sekali.
"Kenapa tidak berani" Aku hanya ingin melihat sampai di mana kehebatan ilmu silat keluarga Siangkoan, bukan untuk berkelahi. Nah, aku sudah siap sejak tadi, mulailah!"
Tang Hu ragu-ragu karena melihat betapa pemuda itu sama sekali tidak memasang kuda-kuda, melainkan berdiri biasa saja, bukan sikap seorang ahli silat. Jangan-jangan pemuda ini sama sekali tidak pandai silat, pikirnya. Kalau begitu, tentu otaknya agak miring, hendak menguji ilmu silat perguruan Siangkoan! Dia orang yang sejak kecil digembleng oleh gurunya menjadi seorang pendekar, tentu saja tidak mau menyerang orang yang sama sekali tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengerti ilmu silat. Akan tetapi, pendapat Siangkoan Kun Hok lain lagi. Melihat betapa pemuda tampan itu menghadapi Tang Hu tanpa memasang kuda-kuda, hal ini bahkan menimbulkan dugaan keras bahwa pemuda itu sudah memiliki tingkat tinggi sehingga memandang rendah lawan. Biarpun tidak memasang kuda-kuda, namun dia melihat betapa kedua kaki pemuda tampan itu agak berjingkat.
'Tang Hu, mulailah menyerang dan jangan ragu-ragu!"
Dia berseru kepada muridnya.
Mendengar ucapan suhunya, barulah Tang Hu
berbergerak. Namun, dia tidak bergerak terlalu cepat atau terlalui kuat. Dia khawatir kalau sampai dia merobohkan lawan dengan luka yang berat, tentu suhunya akan marah kepadanya.
"Lihat seranganku!" bentaknya mendahului serangannya, yaitu pukulan tangan kiri sebagai tonjokan ke arah dada, disusul sambaran tangan kanan dari samping yang menampar ke arah pinggir kepala.
"Wuuut..... wuuuuuttt.....!" Dua serangan itu mengenai angin kosong saja karena dengan amat mudahnya, Kok Kongcu mengelak dengan geseran kaki, nampaknya bukan seperti gerak silat, namun nyatanya, serangan itu luput.
Tang Hu melanjutkan serangannya, kini tubuhnya agak merendah, kedua tangan menyodok ke arah perut. Ketika lawan mundur mengelak, kakinya menyambar dengan tendangan yang cukup dahsyat. Namun, sekali lagi serangan ini pun hanya mengenai udara hampa saja. Tahu-tahu Kok Kongcu sudah menghindar dengan gerakan biasa, tidak seperti gerakan silat.
Siangkoan Kun Hok mengerutkan alisnya. Pemuda itu seorang yang sombong, atau seorang yang memang ahli dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berilmu tinggi! "Tang Hun, lakukan serangan yang benar dan perlihatkan kekuatan ilmu silat kita, jangan membikin malu kami!" teriaknya.
Tang Hun memang menunggu perintan ini. Kini, dia membuang semua kekhawatiran dan dia mengerahkan tenaganya sehingga gerakannya mendatangkan angin, tanda bahwa kaki tangannya terisi tenaga sin-kang yang cukup kuat. Kemudian, mulailah dia menyerang dengan dahsyat, bukan saja menggunakan jurus pilihan, melainkan juga mengerahkan seluruh tenaganya!
Namun, tetap saja Kok Kongcu bersikap sembarangan dan biarpun dia tidak melakukan gerak silat, namun semua serangan itu dapat dielakkannya dengan amat mudah!
Padahal, Tang Hu menyerang bertubi-tubi dan sebentar saja, belasan jurus lewat dengan cepatnya tanpa sebuah pun pukulan atau tendangan menyentuh ujung baju Kok Kongcu! Sian koan Kun Hok terbelalak kagum! Dia tadi melihat betapa serangan muridn itu, cukup baik dan cukup kuat. Akan tetapi, bagaimana mungkin semua serangan itu gagal hanya disambut elakan elakan biasa yang digerakkan bukan dengan ilmu silat" Seolah-olah pemuda itu hanya main-main saja, menggeser kaki ke sana-sini, memutar tubuh dan terhuyung dan akibatnya, semua serangan muridnya gagal. Demikian hebatkah ilmu silat pemuda tampan itu"
Kok Kongcu hanya mengelak terus tanpa membalas memang disengaja. Dia datang untuk mempelajari ilmu silat keluarga Siangkoan, maka dia hanya mengelak sambil memperhatikan dan menilai jurus-jurus yang dimainkan Tan Hu. Dan dia mengenal dasar-dasar ilm silat Sieuw-lim-pai dan Kun-lun-pai! Maka, dia pun dapat menebak bahwa ilmu silat keluarga Siangkoan ini adalah ilmu silat campuran antara Siauw-lim-pai da Kun-lun-pai.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tang Hu sendiri tadinya merasa penasaran, kemudian terkejut karena betapapun dia mengerahkan tenaga dan kecepatan, namun pukulannya selalu luput! seolah-olah tubuh lawan itu demikian ringannya sehingga sebelum serangannya tiba, tubuh itu sudah terdorong menghindar oleh angin pukulan itu sendiri. Mulailah dia ragu-ragu apakah lawannya itu hanya kebetulan saja, ataukah ilmu silatnya sendiri yang tidak beres, ataukah memang lawan itu berilmu tinggi! Dia merasa penasaran sekali dan membentak.
"Sobat, kalau engkau memang berkepandaian, balaslah seranganku dan jangan lari-lari menghindar saja!"
Kembali sebuah serangan Tang Hu datang menyambar.
Namun, kembali Kok Kongcu menghindar dengan tarikan bagian atas tubuhnya ke belakang lalu kakinya bergeser ke kiri.
"Aku hanya ingin menguji ilmu, bukan untuk menjatuhkanmu, sobat!" jawab Kok kongcu.
Tang Hu merasa dipermainkan. "Kalau begitu engkau pengecut! Kalau engkau tidak mau membalas, engkau seorang pengecat besar!"
Baru saja Tang Hu mengeluarkan teriakan ini, tiba-tiba tubuhnya terpelanting dan dia terbanting keras. Dia bahkan tidak melihat jelas bagaimana hal itu dapat terjadi. Akan tetapi Siangkoan Kun Hok dan anak isterinya melihat betapa pemuda tampan itu menggunakan kedua lengan untuk mendorong dari samping dengan gerakan yang tiba-tiba dan kuat bukan main sehingga tubuh Tang Hu terpelanting.
Melihat ini, keluarga itu terkejut dan diam-diam Siangkoan Leng menjadi marah. Ia menganggap pemuda tampan itu keterlaluan, sombong dan memandang rendah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
suhengnya. Memandang rendah Tan Hu sama saja dengan memandang rendah ilmu silat keluarga Siangkoan dan tiba tiba sebelum ayah dan ibunya mencegah, ia sudah meloncat ke tengah ruangan itu sambil berseru nyaring, "Tang-suheng, kau mundurlah!"
Melihat sumoinya maju, dan karena dia tahu bahwa sumoinya memang lebih lihai darinya, Tang Hu segera mundur. Kini dara itu berdiri berhadapan dengan Kok Kongcu dan wajahnya menjadi merah kali karena marah.
Matanya yang indah dan jeli itu mengeluarkan sinar berkilat ketika ia berkata, "Tang-suheng agaknya kurang latihan maka kalah olehmu. Sekarang biar aku mewakili keluarga Siangkoan untuk mengadu ilmu. Awas, lihat seranganku. Tanpa memberi kesempatan lagi kepada lawan untuk menjawab ia lalu menyerang dengan dahsyat sekali.
Ia menggunakan kedua kakinya menendang susul menyusul dengan gencar dan setiap tendangan selain cepat datangnya, juga mengandung tenaga yang kuat, bertubi-ubi datangnya.
Kedua kakinya itu seolah-olah menjadi kitiran angin yang menyambar-nyambar bergantian.
Melihat puterinya maju dengan marah itu, nyonya Siangkoan hendak menegur dan mencegah, akan tetapi lengannya disentuh suaminya dan ketika ia menengok, suaminya memberi isyarat dan mengangguk. Siangkoan Kun Hok kini tertarik sekali, dan kagum kepada pemuda itu yang biarpun tidak memperlihatkan gerak silat, namun ternyata amat lihainya sehingga mampu mempermainkan Tang Hu seperti itu! Mulai dia, menduga bahwa tentu pemuda ini seorang pendekar yang berkepandaian tinggi dan yang datang ke Siangkoan Gu koan bukan untuk mencari permusuh atau membuat keributan, melainkan karena tertarik akan nama keluarga Siang koan dan ingin menguji! Dan kalau benar dugaannya dan sampai puterinya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tidak mampu mengalahkan pemuda itu, alangkah baiknya kalau pemuda itu dapat menjadi jodoh puterinya! Agaknya isterinya dapat menduga akan isi hatinja maka wanita itu pun kini memandang arah pertandingan itu dengan penuh perhatian.
"Ilmu tendang yang hebat.....!" Kok Kongcu berseru, bukan memuji kosong belaka, melainkan dia kagum akan ilmu tendangan yang dilakukan gadis itu untuk menyerangnya. Kalau disertai tenaganya maka ilmu tendangan itu akan menjai hebat sekali! Ingin dia dapat mempelajari ilmu tendangan ini, maka ketika gadis itu menyerangnya dengan tendangan bertubi-tubi, dia pun selalu mengelak sambil memperhatikan gerakan itu.
Tendangan itu memang indah dan hebat, cepat sekali dan karena dimainkan oleh seorang gadis yang manis, yang bentuk tubuhnya indah, maka selain memperhatikan gerakan itu, juga Kok Kongcu menikmati penglihatan yang mendebarkan hatinya. Gadis ini manis, dan ilmu tendangannya hebat, pikirnya.
Akan tetapi, pujian itu bagi Siangkoan leng seperti ejekan, maka ia merasa semakin penasaran dan juga marah, la tadi tidak melihat pemuda itu bersilat, gerakannya seperti gerakan biasa yang kebetulan saja dapat mengelakkan semua serangan Tang Hu. Bahkan kini pun, ketika ia menggunakan ilmu tendangan Ngo-heng-twi yang merupakan satu di antara ilmu andalan dari keluarga Siang-Koan, pemuda itu pun mengelak dengan gerakan biasa saja.
Namun anehnya, semua tendangan Ngo-heng-twi merupakan satu di antara ilmu yang amat diandalkan oleh keluarganya dan juga tidak mudah mempelajarinya.
Bahkan para murid tingkat pertama seperti Tang Hu sekalipun, belum dapat menguasainya secara sempurna, tidak sebaik yang telah ia kuasai. Dan pemuda ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghadap tendangan-tendangannya dengan tenang saja, bahkan masih sempat tersenyum senyum.
Sementara itu, Siangkoan Kun Hok kini merasa yakin bahwa pemuda tampan itu memang hebat! Kini dia pun mengerti mengapa pemuda itu tidak pernah membalas, hanya mengelak saja dan tidak menangkis. Tentu pemuda yang aneh itt benar-benar mengagumi ilmu tendangan Ngo-heng-twi dan ingin mempelajarinya maka dia hanya mengelak dan tidak me nangkis karena kalau ditangkis, gerakai ilmu tendangan itu tentu akan menjad kacau.
"Haiiiiittt.....!!"
Siangkoan Kun Hok terkejut bukai main melihat puterinya kini mempergunakan tendangan yang paling hebat di antara jurus-jurus tendangan Ngo-heng-twi yaitu tendangan dengan kedua kaki yang menggunting dari kanan kiri, dilakukan sambil melompat ke udara. Tendangan terbang ini berbahaya bukan main, sukar untuk dielakkan karena kedua kaki membuat gerakan dari kanan kiri seperti gunting!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus sekali!" Kok Kongcu memuji dengan kagum dan dia pun tahu bahwa untuk menghadapi serangan tendangan seperti itu, terpaksa dia harus menangkis. Dia tidak menangkis, melainkan kedua tangannya menyambar dan..... kedua kaki itu telah dapat ditangkapnya dan sekali Kok Kongcu membuat gerakan mendorong ke atas, tubuh Siangkoan Leng melayang ke atas! Namun, gadis ini memiliki ilmu meringankan tubuh yang baik, maka ketika tubuhnya terlempar ke atas, ia tidak menjadi gugup, bahkan ketika tubuhnya meluncur turun, ia membuat kedua kakinya meluncur di bawah dan kedua kaki itu bagaikan dua batang tombak menghujam dari atas ke arah kepala Kok Kongcu! Tentu saja serangan ini hebat bukan main dan merupakan serangan maut, membuat Kok Kongcu terkejut juga dan kagum akan tetapi, dia tidak gugup menghadapi ancaman serangan yang tiba-tiba datangnya dari atas itu.
Kembali kedua tangannya bergerak cepat dan sebelum
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kedua kaki itu menginjak kepalanya, kedua tangannya telah menyambut telapak kedua kaki itu dan kini Siangkoan Leng berdiri di atas kedua tangan Kok Kongcu yang berada di dekat pundak!
Siangkoan Leng menjadi girang. Pemuda itu
menggunakan kedua tangan menyangga tubuunya dan dengan posisinya berada di atas itu, terbukalah kesempatan baginya untuk menyerang tanpa pemuda itu akan mampu mengelak atau menangkis. Ia pun membungkuk dan hendak menampar kepala pemuda itu. Akan tetapi tiba-tiba ia tidak tahan untuk tidak tertawa geli dan tubuhnya menggeliat-geliat sehingga ayah ibunya yang menonton, juga Tang Hu, terbelalak heran Mereka tidak tahu betapa gadis itu tiba tiba merasa kedua telapak kakinya seperti digelitik! Dan pada saat ia tertawa dan menggeliat itu, Kok Kongu mendorongkan kedua tangannya. Tak dapat ditahan lagi, tubuh Siangkoan Leng terlempar ke depan dan dengan berpoksai (bersalto) tiga kali, gadis itu dapat tiba di atas tanah dengan kaki lebih dulu, dengan luncuran yang indah.
Akan tetapi, wajahnya berubah kemerahan karena ketika kedua kakinya menginjak tanah, ia merasa betapa kedua kakinya itu tidak bersepatu lagi ! Ia mengangkat muka dan melihat betapa kedua sepatunya itu telah "tertinggal" di kedua tangan pemuda tampan itu.
Kok Kongcu tersenyum mengejek dan sekali
menggerakkan tangan, kedua buah sepatu itu melayang dan tiba tepat di depan kedua kaki Siangkoan Leng, membelakangi gadis itu seolah-olah diletakkan oleh seorang pelayan, siap pakai sehingga memudahkan gadis itu untuk mengenakannya kembali. Perbuatan ini saja sudah membuktikan betapa lihainya pemuda itu yang menguasai tenaga lontarannya sedemikian rupa sehingga sepasang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sepatu itu seolah tidak dilemparkan, melainkan ditaruh dengan hati hati.
Siangkoan Leng menjadi merah padam mukanya.
Bermacam perasaan mengaduk hatinya. Ada rasa takjub, kagum, akan tetapi juga penasaran dan hal ini membuatnya malu dan marah. Tangannya meraba punggung dan
"singgg" nampak sinar berkelebat dan gadis itu sudah mecabut pedangnya
"Leng Leng, tahan dulu" Tiba-tiba ayahnya berseru dan ketika dia itu menengok, Siangkoan Kun Hok sudah melompat ke depan dan memberi isyarat kepada Siangkoan Leng untuk mundur, gadis itu masih penasaran, akan tetapi tidak membantah, lalu menyarungkan kembali pedangnya dan ia lari ke arah ibunya, duduk di dekat ibunya sambil menundukkan mukanya.
Sementara itu, Siangkoan Kun Hok sudah berdiri berhadapan dengan Kok Kongcu yang masih tetap tenang saja. Pemuda yang sudah bertanding berturut-turut ini nampak biasa saja, sama sekali tidak berpeluh dan pernapasannya pun biasa. Hal ini tidak terlepas dari pandang mata Siangkoan Kun Hok dan guru silat ini menjadi semakin kagum. Mereka saling pandang sejenak, kemudian sambil tersenyum guru silat itu berkata.
"Orang muda, sesungguhnya siapakah engkau" Harap suka memperkenalkan diri siapa namamu dan dari mana asalmu."
Kok Kongcu memberi hormat sambil tersenyum. Dia telah menemukan sesuatu, yaitu ilmu tendangan itu. Perlu dia mempelajarinya dan menguasainya dengan baik, tentu besar manfaatnya untuk menambah bekalnya menghadapi wakil para datuk besar lawan ayahnya kelak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Maafkan aku, Lo-cian-pwe. Aku hanyalah seorang pemuda kelana yang sudah yatim piatu. Namaku Kok Tay Ki tidak memiliki tempat tinggal tetap."


Pedang Asmara Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemuda ini memang amat terkenal julukannya, yaitu Kok Kongcu putera See Mo, akan tetapi nama lengkapnya jarang ada yang mengenalnya. Oleh karena itu. Kok Kongcu tidak ragu-ragu untuk memperkenalkan namanya.
Akan tetapi dia sengaja mengaku yatim piatu. Karena kalau sampai guru silat ini mengetahui bahwa dia adalah putera See Mo, belum tentu dia mau mengajarkan ilmu ilmunya, selain hal itu akan mendatangkan kecurigaan saja.
"Kok Tay Ki.....?" Siangkoan Kun Hok mengingat-ingat akan tetapi tidak merasa kenal nama itu. "Hemmm, sekarang katakanlah terus terang, apa yang mendorongmu berkunjung ke tempat kami?"
''Sudah kukatakan tadi, Lo-cian-pwe. Saya datang untuk mempelajari ilmu silat karena saya mendengar betapa lihainya ilmu silat keluarga Siangkoan."
"Hemmm, begitukah" Akan tetapi, orang muda, engkau telah memiliki ilmu kepandaian yang demikian tinggi.
Kalau boleh kami mengetahui, siapakah gurumu?"
Siangkoan Kun Hok merasa curiga juga kalau kalau pemuda ini murid seorang yang pernah menjadi musuhnya.
"Ah, Lo-cian-pwe, saya hanya mempelajari ilmu silat begitu saja, tidak dari seorang guru tertentu. Saya merantau dan selalu ingin mempelajari suatu ilmu yang baik. Jadi, guru saya banyak sekali akan tetapi saya hanya mempelajari sambil lalu saja."
Siangkoan Kun Hok mengangguk-angguk. Kalau benar demikian, sungguh luar biasa sekali pemuda ini! "Dan bagaimana pendapatmu dengan ilmu-ilmu kami yang di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mainkan oleh Tang Hu dan juga oleh Siangkoan Leng tadi?"
"Saya amat kagum melihat ilmu tendangan yang dimainkan olen nona itu tadi. Kalau boleh.... saya mohon Lo-cianpwe sudi mengajarkan ilmu itu kepada saya. Saya bersedia membayar berapa saja yang Lo-cian-pwe kehendaki."
Siangkoan Kun Hok tentu akan tersinggung sekali kalau saja bukan pemuda itu yang mengatakan demikian. Akan tetapi, dia tahu bahwa pemuda itu bukan sengaja hendak menyinggungnya, melainkan bersungguh-sungguh untuk mempelajari ilmu tendangan Ngo-heng-twi.
"Akan tetapi, orang muda. Tadi Ngo heng twi yang dimainkan anakku ternyata tidak mampu mengalahkanmu.
Untuk apa. engkau memmpelajari ilmu tendangan yang tidak mampu menandingimu?"
"Ilmu tendangan itu hebat, Lo-cianpwe. Sayang nona Siangkoan masih belum menguasainya secara sempurna.
Kalau ia sudah menguasainya dengan sempurna, tentu saja akan repot sekali menghadapinya. Saya ingin sekali mempelajari. Namanya Ngo-heng-twi" Sungguh tepat.
Kalau saya tidak keliru menilai, tendangan ini diciptakan dengan dasar ilmu tendangan Siauw lim pai dan Kun lun-pai. Benarkah itu, Lo-cian-pwe?"
Siangkoan Kun Hok terkejut. Pemuda ini benar hebat, penglihatannya demikian tajam dan agaknya dia seorang yang ahli benar tentang ilmu-ilmu silat sehingga nampu mengenal dasar Siauw-lim-pai dan Kun-lun-pai dalam tendangan Ngo-heng-twi tadi!
"Memang ilmu silat keluarga kami memiliki dasar kedua aliran persilatan itu. Akan tetapi, selain ilmu tendangan Ngo-heng-twi, kami masih mempunyai suatu ilmu yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi andalan kami, yaitu ilmu pedang Ngo-heng-kiamsut. apakah engkau ingin pula mencobanya untuk melihat apakah ilmu pedang kami itu cukup bagus untuk kaupelajari?" dalam pertanyaan ini terkandung tantangan halus yang dapat dirasakan Kok Kongcu. Dia pun tertarik.
Siapa tahu, ilmu pedang itu pun berguna baginya, maka dia pun mengangguk.
"Baik sekali, Lo-cian-pwe. Tadi pun puterimu sudah hendak memperlihatkan ilmu pedang itu, sayang dicegah.
Kalau sekarang Lo-cian-pwe sendiri hendak
memperlihatkannya, itu tentu lebih baik lagi, dapat membuka kedua mataku."
Diam-diam Siangkoan Kun Hok merasa girang. Dia memancing dan menantang, dan pemuda ini menyambut.
Hal ini lebih meyakinkan hatinya bahwa memang dugaannya tidak keliru. Dia berhadapan dengan seorang pemuda hebat.
"Bagus, kalau begitu, silakan kau mengeluarkan senjatamu, atau kalau tidak bersenjata, boleh engkau meminjam sebuah di antara senjata kami di sudut sana itu."
Kok Kongcu memang sengaja tidak membawa senjata.
Dia meninggalkan huncwe, suling dan yangkim di dalam kamar hotel. Kini dia menghampiri rak senjata di sudut dan memilih sebatang tombak biasa bergagang bambu yang agaknya biasa dipergunakan oleh murid-murid kecil perguruan itu untuk berlatih silat tombak! Dengan tombak bergagang bambu ini dia menghampiri Siangkoan Kun Hok yang menanti di tengah ruangan. Melihat pemuda itu memegang tombak yang amat sederhana itu, diberi gagang bambu agar cukup ringan untuk para murid kecil, wajah Siangkoan Kun Hok berubah kemerahan. Pedangnya yang ampuh dan ilmu pedang Ngo-heng-kiam-sut hendak dihadapi dengan tombak kanak-kanak itu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Orang muda, harap jangan main-main. Itu adalah tombak untuk kanak-kanak, pilihlah senjata lain. Tombak yang jauh lebih baik juga tersedia di sana, yang bergagang besi." katanya penuh teguran karena pilihan itu dianggap keterlaluan sekali.
Kok Kongcu mengangkat tombaknya ke atas. "Tombak ini baik sekali, Locian-pwe, ringan dan enak dipakai. Aku lebih senang menggunakan ini daripada senjata yang lain itu. Pula, Lo-cian-pwe hendak memperlihatkan Ngo heng kiamsut dari keluarga Siangkoan kepadaku, bukan hendak menyerangku untuk membunuh!"
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Jilid XXII Tentu saja Siangkoan Kun Hok tidak dapat membantah dan dia pun lalu memasang kuda-kuda dan berseru, "Orang muda, bersiaplah dan sambut seranganku" setelah berkata demikian, pedangnya membuat gerakan melengkung ke atas dan pedang itu menyambar dengan serangan yang dahsyat.
Melihat serangan ini, Kok Kongcu menggerakkan tombaknya untuk menangkis. Ketika gagang tombak menyambar dari bawah untuk menangkis, Siangkoan Kun Hok terkejut dan mengurangi tenaganya karena dia tidak ingin membikin putus tombak itu, apalagi sampai melukai Kok Kongcu.
"Crakkk!"
Siangkoan Kun Hok terkejut sekali dan karena bukan pedangnya yang membacok gagang tombak, melainkan gagang tombak itu sendiri yang menyambar dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghantam pedang sehingga gagang tombak itu patah menjadi dua potong!
"Hemmm.... !" Serunya dan dia melangkah ke belakang.
Bagaimana pun juga, biar pemuda itu tidak terlalu memandang rendah dan suka memilih pengganti senjata yang lebih kuat. "Sudah kukatakan tadi, tombak itu kurang kuat lebih baik engkau mengambil senjata 1agi sebagai gantinya."
Akan tetapi, Kok Kongcu malah melontarkau tombak yang sudah buntung ke arah rak sudut. tombak itu melayang dan meluncur turun, dan dengan tepatnya memasuki lubang pada rak itu, tepat tempatnya semula!
Kini yang beradu di tangan Kok Kongcu hanya gagang tombak atau sepotong bambu yang panjangnya sama dengan sulingnya. Memang inilah yang dia kehendaki. Dia sudah terbiasa menggunakan huncwe atau suling sebagai senjata, maka potongan gagang tombak dari bambu ini sungguh merupakan pengganti suling yang tepat sekali.
"Lo-cian-pwe, saya akan menggunakan gagang tombak ini sebagai senjataku, melayani permainan pedang Lo cianpwe. silakan!" berkata demikian dia menggerakkan tangan kanannya dan potongan bambu itu kini berputar putaran cepat sekali di antara jari-jari tangannya sehingga lenyap bentuk bambunya berubah menjadi sinar yang
mengeluarkan suara berdengung-denguug! Siangkoan Kun Hok terbelalak, kini dia tidak merasa dipandang rendah karena dia tahu bahwa lawannya memang berilmu tinggi dan agaknya memang ahli mempergunakan sepotong bambu sebugai senjata. Maka dia pun memutar pedangnya di atas kepala.
"Kok Tay Ki, jagalah seranganku ini!" teriaknya dengan suara mengandung kegembiraan dan kekaguman, dan guru
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
silat itu lalu menggerakkan pedangnya dengan mantap, cepat dan kuat.
Kok Kongcu cepat mengelak, namun sinar pedang itu sudah mengejarnya dengan kecepatan yang lebih daripada sambaran pertama. Pemuda itu kagum dan juga gembira.
Dia pun mempercepat gerakannya dan sudah berhasil mengelak berturut-turut menghadapi serangan pedang yang bertubi-tubi sampai tujuh kali Serangan yang ke delapan tak mungkin dapat dia elakkan begitu saja, maka sambil bergerak mengelak, bambu di tangannya menyambar ke samping dan ujung bambu itu menotok ke arah pergelengan tangan yung memegang pedang
"Hemmm.....!" Siangkoan Kun Ho terkejut dan kagum.
Nyaris pergelangan tangannya lebih dulu kena ditotok ujung tongkat sebelum pedangnya mendekati lawan. Dia memutar pergelangan tangannya dan pedangnya membuat gerukan berputar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Trangg !" Pedangnya menyimpang dan serangannya kembali gagal. Guru silat itu semakin kagum. Kini, serangan ilmu pedangnya yang memang hebat itu membuat Kok Tay Ki tidak berani bersikap sembarangan lagi.
Pemuda itu diharuskan membuka kedoknya dan
memperlihatkan wajah yang sesungguhnya, seolah-olah demikian. Kini Kok Tay Ki tidak lagi bergerak biasa seperti orang yang tidak mengerti ilmu silat, melainkan kini dia mulai bersilat dengan gerakan aneh. Biarpun demikian, hanya kalau dia sudah terdesak hebat sajalah pemuda itu membalas dengan serangannya yang aneh dan berbahaya.
Tahu-tahu ujung tongkat pendek itu meluncur dan menotok ke arah jalan darah yang herbahaya. Semua serangan ini dia lakukan hanya untuk menghentikan desakan lawan. Dia lebih banyak mengelak sambil memperhatikan jalannya jurus-jurus serangan lawan dengan penuh perhatian. Dan dia pun mengambil keputusan untuk mempelajari pula Ngo-heng-kiamsut yang di anggapnya cukup dahsyat untuk menjadi ilmunya cukup pantas untuk dipelajarinya.
Setelah Kok Tay Ki berhasil membendung gelombang serangan pedang dari Siangkoan Kun Hok selama tiga puluh jurus, seperti terbukalah mata tiga orang yang menjadi saksi peristiwa itu. Terutama sekali Siangkoan Leng dan Tang Hu. Mereka berdua harus mengakui bahwa mereka masing-masing tidak akan kuat bertahan kalau harus menghadapi gelombang serangan demikian dahsyatnya dari pelatih mereka. Dan pemuda itu mampu bertahan hanya dengan menggunakan senjata sepotong bambu! Padahal, Siangkoan Kun Hok mempergunakan seluruh jurus pilihan dan tenaga sinkang yang dimilikinya!
Juga isteri Siangkoan Kun Hok berkali-kali menarik napas panjang dan mengangguk-angguk.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Leng Leng, pemuda itu hebat..... ayahmu masih belum mampu menandinginya....."
Siangkoan Leng hanya mengangguk, akan tetapi kini wajahnya berubah kemerahan dan ia merasa betapa jantungnya berdebar keras. Hanya ibunya yang pernah mendengar pengakuannya sendiri bahwa ia hanya mau menjadi isteri seorang yang memiliki ilmu silat yang melebihi dirinya. Dan sekarang, pemuda itu sukar hanya lebih pandai daripada dirinya, bahkan lebih lihai daripada ayahnya! Dan pemuda itu, harus diakuinya, amat tampan dan halus sikapnya. Mengingat betapa tadi dua kali kakinya dipegang, bahkan yang kedua kalinya, kedua sepatunya terlepas di tangan pemuda itu, ia merasa semakin malu, akan tetapi juga girang!
Pertandingan itu berjalan sampai lima puluh jurus. Tiba-tiba Kok Kongcu berseru, "Sudah cukup, Locianpwe!" Dia meloncat keluar dari kepungan sinar pedang dan berdiri tegak dengan sepotong bambu di tangan. Dia nampak masih segar dan sama sekali tidak kelihatan lelah. Ketika tiga orang penonton itu memandang kepada Siangkoan Kun Hok mereka terkejut dan jelaslah bagi mereka bahwa biarpun dalam adu silat itu tidak ada yang kelihatan kalah, namun kelihatan dengan jelas siapa yang lebih unggul.
Siangkoan Kun Hok kelihatan letih sekali wajahnya berkeringat dan pernapasannya pun agak memburu. Dia tadi telah mengerahkan seluruh tenaganya. Gerak Kok Kongcu sedemikian cepatnya sehingga dia pun terbawa cepat dan tak pernah mengendurkan tenaganya. Ketika dia melihat betapa lawannya itu sama sekali tidak nampak letih, diam-diam guru silat ini menjadi semakin kagum.
Pada saat itu pun dia sudah menentukan pilihannya. Kalau pemuda ini belum menikah, dia akan menariknya untuk menjadi mantunya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sambil menghapus keringatnya setelah menyimpan kembali pedangnya, Siangkoan Kun Hok bertanya,
"Bagaimana, orang muda, apakah engkau masih beranggapan bahwa ilmu pedang kami pantas untuk kaupelajari?"
Kok Kongcu sudah melepaskan bambunya dan dia pun cepat memberi hormat sambil berkata, "Sungguh ilmu pedang yang amat hebat, Lo-cian-pwe dan kalau Lo-cianpwe memperbolehkan, saya ingin sekali mempelajari ilmu pedang dan ilmu tendangan dari ilmu silat keluarga Siangkoan."
Mendengar ini, hati Siangkoan Kun Hok girang, akan tetapi dia berpura-pura mencela. "Akan tetapi, baik ilmu tendangan maupun ilmu pedang kami tidak mampu mengalahkanmu"
"Tidak demikian, Lo-cian-pwe. Kalau saja nona Siangkoan sudah dapat menguasai ilmu tendangan itu dengan sempurna, dan kalau Lo-cian-pwe tadi tidak sungkan dan mengalah terhadap saya, tentu saya tidak akan mampu menandinginya. Saya sungguh ingin mempelajari kedua ilmu itu, tentu saja kalau Lo-cianpwe tidak merasa keberatan."
Siangkoan Kun Hok menghela napas panjang. Dia tahu bahwa pemuda ini hanya merendahkan diri. Dia maklum benar bahwa dia bukanlah lawan pemuda lihai ini dan kalau tadi pemuda ini membalas serangannya, tentu dia sudah roboh.
"Baik, marilah kita masuk ke ruang dalam. Aku ingin sekali bicara denganmu mengenai hal ini." Setelah berkata demikian, Siangkoan Kun Hok memberi isyarat dengan matanya kepada isterinya. Keluarga itu lalu bersama Kok Kongcu memasuki ruangan dalam, sedangkan Ta Hu yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tahu diri, tinggal di lian-bu thia, masih duduk melamun dengan hati risau. Dia merasa betapa dirinya kecil dan tidak berharga kalau dibandingkan dengan pemuda tampan tadi.
Baik mengenai ketampanan, atau kemewahan! apalagi kepandaian silat. Dan dia pur tahu diri, merasakan benar bahwa di. tidak pantas mendampingi sumoinya sebagai suami. Yang pantas adalah seorang pemuda seperti Kok Tay Ki tadilah. Dan dia pun merasa berduka.
Berbahagialah orang yang dapat menerima apa adanya sebagai anugerah Tuhan Allah Yang Maha Kuasa. Apa adanya ini dapat saja berupa wajah dan keadaan diri sendiri, atau apa saja yang terjadi menimpa diri tanpa membedakan baik buruk. Orang yang dapat menerima apa adanya sebagai suatu yang wajar, bagai suatu yang sudah dikehendaki Tuhan, tidak akan mengeluh. Tidak akan menyambut gembira kalau dirasa enak dan menyambut dengan kecewa kalau dirasa tidak enak. Hati dan pikiran yang bijaksana akan menyambut setiap peristiwa dengan waspada, mengucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan kalau dianggap menguntungkan lahir dan batin, sebaliknya kalau dianggap merugikan lahir dan batin tidak mengeluh, tidak mencela siapapun, melainkan meneliti diri sendiri, mencari kesalahan atau kekeliruan apa gerangan yang telah dilakukannya. Segala hal yang terjadi, bahkan yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi, berjalan dengan wajar. Tuhan Maha Adil! Kita seringkali lupa diri, lupa bahwa kita ini pembuat dosa dan kesalahan yang sudah tidak dapat dihitung lagi banyaknya sehingga kalau ada hal tidak baik menimpa diri kita, kita mengeluh bagaikan seorang yang tidak pernah merasa bersalah! Kalau setiap hal yang kita anggap buruk dan merugikan menimpal diri kita, kita seyogianya meneliti diri, introspeksi terhadap segala perbuatan kita, dan kita akan merasa bahwa semua ini sudah sewajarnya dan seadilnya. Kalau hal buruk itu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menimpa diri, hanya ada dua hal, yaitu sebagai hukuman atas dosa kita atau pun sebagai ujian terhadap keimanan kita. Kita tidak sepatutnya berkeluh kesah, bahkan harus memperkuat iman kita terhadap kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Maha Kasih, tidak akan menyiksa manusia. Kita sendirilah, perbuatan kita sendiri, hati dan akal pikiran kita sendiri, nafsu-nafsu kita sendiri., yang mendatangkan penyiksaan terhadap diri kita.
Tang Hu berduka karena hatinya dilanda iri! Timbulnya dari keinginan hatinya memiliki Siangkoan Leng, lalu dia melihat betapa keinginannya itu tidak ada harapan, menimbulkan kecewa dan iba diri yang bersatu menjadi duka. Duka ini menjadi bertambah menyakitkan karena dia membanding-bandingkan keadaan dirinya dengan pemuda lain. Rasa iba diri makin mencekam.
Kesenian yang paling besar dan paling indah dalam kehidupan kita ini adalah menerima keadaan seperti apa adanya tanpa menilai, dengan penuh rasa syukur dan penuh kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kasih. Sekali kesenian hidup ini mendarah daging dalam diri lahir batin, maka kebahagiaan hidup bukan hanya menjadi istilah semata.
Di ruangan dalam, Kok Kongcu duduk dengan sikap hormat berhadapan dengan keluarga Siangkoan yang terdiri dari tiga orang itu. Mereka menghadapi sebuah meja segi empat. Siangkoan Kun Hok duduk berhadapan dengan Kok Kongcu, Siangkoan Leng duduk di sebelah kanan pemuda ini dan ibu gadis itu di sebelah kirinya. Kok Kongcu diam saja, duduk dengan sopan dan menundukkan mukanja walaupun seluruh perhatiannya tercurah kepada gadis yang duduk di sebelah kanannya. Siangkoan Leng juga menundukkan mukanya. Entah bagaimana, sekarang ia merasa malu untuk menatap wajah yang tampan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kok Tay Ki, kami harap engkau suka bicara secara terus terang kepada kami. Sesungguhnya, untuk apakah engkau ini mempelajari ilmu-ilmu silat keluarga kami kalau engkau sendiri sudah memiliki ilmu silat yang tinggi, bahkan lebih tinggi tingkat kepandaianmu dibandingkan kami" Apa sebenarnya yang menjadi keinginan?" Pertanyaan ini diajukan Siangkoan Kun Hok dengan suara bersungguh sungguh dan sepasang matanya menatap tajam wajah pemuda itu.
Kok Kongcu mengangkat mukanya dan dengan tenang dia menyambut tatapan mata tuan rumah itu, kemudian dia menjawab. "Lo-cian-pwe, sudah saya katakan tadi bahwa saya suka sekali akan ilmu silat dan saya mempelajarinya dari mana saja. Saya berkelana dan setiap kali mendengar ada seorang ahli silat pandai, saya berusaha untuk mempelajari ilmunya. Kebetulan saya mendengar akan nama besar Siangkoan Bu-koan maka saya sengaja datang untuk mempelajari ilmu keluarga Siangkoan untuk menambah pengetahuan saya."
"Ilmu silatmu sudah tinggi, untuk apa engkau terus mengumpulkan ilmu silat itu, orang muda?" Isteri Siangkoan Kun Hok membantu suaminya, bertanya untuk nengetahui apa latar belakang pemuda itu.
Kok Kongcu menarik napas panjang. "Di dunia ini terdapat banyak sekali lawan tangguh sehingga mempelajari ilmu silat sampai tua sekalipun, kiranya masih belum cukup."
"Maksudmu, banyak terdapat penjahat yang berilmu tinggi sehingga engkau akan mampu menentang dan membasmi mereka?" tanya Siangkoan Kun Hok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Di sudut hatinya, tentu saja Kok Kongcu tidak setuju dengan pertanyaan itu, akan tetapi dia mengangguk.
"Demikianlah, Lo-cian-pwe."
"Kok Tay Ki, tadi engkau mengatakan bahwa engkau sebatang kara dan yatim piatu. Apakah engkau sama sekali tidak mempunyai keluarga" Isteri atau tunangan juga tidak?"
Mendengar pertanyaan guru silat itu, di dalam hatinya Kok Kongcu tertawa dan sebagai seorang pemuda yang amat cerdik, dia pun tahu ke mana arah angin bertiup.
"Saya tidak berkeluarga, tidak beristeri atau bertunangan." jawabnya tegas.
Dia melihat betapa wajah suami isteri itu berseri, dan kepala Siangkoan Leng semakin menunduk sampai dagunya menempel di dada.
"Kok Tay Ki, ketahuilah bahwa di dalam perguruan kami terdapat suatu peraturan yang sudah ditentukan dan tidak boleh dilanggar sama sekali. Peraturan itu antara lain adalah bahwa ilmu silat keluarga Siangkoan hanya boleh diajarkan kepada murid atau kepada anggauta keluarga.
Melihat tingginya tingkat kcpandaianmu, tidak mungkin kalau engkau diterima sebagai murid di sini. Mana ada muridnya lebih pandai dari gurunya" Kalau engkau ingin mempelajari ilmu pedang Ngo-heng-kiam dan ilmu tendangan Ngo-heng-twi, satu-satunya jalan bagimu adalah menjadi anggauta keluarga kami!"
Tentu saja Kok Kongcu tahu apa yang dimaksudkan tuan rumah, akan tetapi dia sama sekali tidak mengerling ke arah Siangkoan Leng, bahkan pura-pura terbelalak heran dan bertanya, "Lo-cian-pwe, apa yang kaumaksudkan"
Menjadi anggauta keluarga Siangkoan" Saya tidak mengerti....."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kok Tay Ki, kami hanya mempunyai seorang anak saja, yaitu puteri kami Siangkoan Leng ini. Leng Leng berusia sembilan belas tahun dan belum bertunangan. Kami akan senang sekali kalau engkau suka menjadi suami puteri kami, dan kalau engkau menjadi mantu kami, tentu saja engkau boleh mempelajari ilmu silat keluarga Siangkoan."
Kok Tay Ki pura-pura terkejut, wajahnya berubah kemerahan dan sinar matanya berseri gembira. "Ah, sungguh merupakan kehormatan dan kebahagiaan besar bagi saya! Akan tetapi..... apakah.... apakah nona Siangkoan sudi bersuamikan saya.....?" Baru sekarang dia menoleh kepada Siangkoan Leng. Gadis itu makin menunduk dan mukanya merah sekali.
"Leng Leng, engkau sudah mendengar semuanya. Ayah ibumu sudah setuju bagaimana jawabanmu?" Isteri Siangkoan Kun Hok bertanya kepada puterinya.
Dengan muka yang merah sekali Siang koan Leng tersipu dan senyum-senyum urung, mengerling sekali ke arah Kok Kongcu, "Ihhh..... Ibu.....! Bagaimana Ayah dan Ibu sajalah.....!" Dan gadis itupun bangkit lalu berlari sambil menutup mukanya menuju ke kamarnya! Melihat ini, Siangkoan Kun Hok tertawa dengan hati puas dan lega, juga isterinya tersenyum karena ayah dan ibu ini sudah mengenal benar watak puteri mereka. Kalau puteri mereka itu tidak setuju dengan tegas ia akan menolaknya. Sikapnya tadi sebaliknya jelas menunjukkan bahwa Siangkoan Leng setuju menjadi calon isteri pemuda tampan yang amat lihai itu.
"Ha-ha-ha! Kok Tay Ki, kami sekeluarga, ayah ibu dan anak sudah setuju, tinggal engkau seorang. Bagaimana jawabmu" Sukakah engkau menjadi mantu kami, menjadi suami Siangkoan Leng?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kok Kongcu yang pandai mengambil hati lalu tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya dan dia menjatuhkan diri berlutut di depan suami isteri itu sambil berkata,
"Bagaimana saya berani menolaknya" Ini merupakan anugerah yang amat besar bagi saya, merupakan kebahagiaan dan kehormatan besar. Saya menerima dengan senang hati, hanya saya mohon agar pernikahan dilangsungkan setelah saya berhasil mempelajari ilmu-ilmu keluarga Siangkoan agar saya dapat belajar tanpa terganggu."
"Tentu saja, kami pun tidak tergesa-gesa. Akan tetapi setelah semua pihak setuju, mulai saat ini engkau telah menjadi calon mantu kami dan engkau boleh menyebut kami ayah dan ibu. Dan tentu saja engkau boleh mulai mempelajari ilmu-ilmu yang kaukehendaki."
Dengan masih berlutut, Kok Tay Ki memberi hormat dan menyebut, "Ayah Ibu, terimalah hormat anak mantumu!"
Suami isteri itu gembira sekali. Sambil tertawa Siangkoan Kun Hok lalu memegang kedua pundak Kok Kongcu menariknya bangun. "Duduklah, Tay Ki sungguh kami merasa gembira sekali. Kedatanganmu seolah-olah dituntun oleh Tuhan dan kami merasa beruntung sekali mendapatkan seorang calon mantu seperti engkau!"
Dalam kegembiraannya memperoleh seorang mantu yang sudah lama mereka idamkan, suami isteri itu agaknya terlengah dan tidak menyadari betapa keputusan mereka memilih mantu sungguh amat tergesa-gesa. Baru saja pemuda itu muncul, seorang yang sama sekali tidak mereka kenal, dan begitu datang langsung mereka angkat sebagai calon mantu Mereka hanya melihat keadaan lahiriah saja tanpa menjenguk dan menyelidiki keadaan batin pemuda itu. Demikian pula dengan Siangkoan Leng. Gadis ini
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hanya tertarik oleh kecermelangan lahir belaka, melihat ketampanan, kehalusan sikap, dan ketinggian ilmu kepandaian Kok Kongcu tanpa menyelidiki bagaimana watak orang yang akan dijadikan teman hidup selamanya itu. Keluarga Siangkoan ini agaknya lupa bahwa yang gemerlapan belum tentu emas. Buah yang indah menarik kulitnya belum tentu baik isinya. "Ayah dan Ibu terlalu memuji. Saya hanyalah seorang yang bodoh dan sebatang kara, dan sayalah yang berbahagia besar sekali mendapat kemurahan dan menerima budi kebaikan Ji-wi (Anda berdua) yang berlimpah. Saya mohon agar dapat mempelajari Ngo-heng-kiam dari Ayah sendiri, dan mempelajari Ngo-heng-twi dari..... kalau boleh, dari adik Siangkoan Leng."
Suami isteri itu saling pandang dan tersenyum bahagia.
"Tentu saja boleh, dan tentu Leng Leng akan senang sekali mengajarkan Ngo-heng-twi kepadamu."
Kok Kongcu yang memiliki pendengaran amat tajam, dapat mendengar suara gerakan orang di luar ruangan itu.
Dia mengira bahwa tentu Leng Leng yang mencuri dengar percakapan itu dan ketika langkah lembut itu meninggalkan tempat. itu, dia tersenyum. Kok Kongcu rupanya dapat mendengar, tidak dapat melihat, maka dia tidak tahu bahwa yang disangkanya Leng Leng itu sesungguhnya adalah Tang Hu! Pemuda inilah yang mencuri dengar dan dapat dibayangkan betapa hancur perasaannya. Pemuda ini memasuki ruangan belakang, kemudian meninggalkan rumah gurunya dari pintu samping, tanpa pamit. Dia mengeram diri di dalam kamar di rumahnya dan melempar tubuh ke atas pembaringannya, menelungkup dan menangis! Dunia bagaikan kiamat rasanya bagi Tang Hun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Wahai engkau cinta asmara betapa engkau mempermainkan manusia
membuat mereka menjadi tokoh tokoh sandiwara memaksa mereka menangis atau tertawa
di atas panggung kehidupan dunia
~o-Dewikz-o0o-Budi.S-o~
Pak-ong Ji Hiat bersama Ji Kui Lan dan Bu Tiong Sin membeli sebuah rumah yang pekarangannya luas di kota Shu nyi, sebelah timur laut kota Yen-cing (Peking).
Tadinya, datuk besar ini hendak membeli rumah di kota raja Peking, akan tetapi dengan cerdiknya Tiong Sin dapat membujuknya agar tidak tinggal di kota raja.
"Teecu (murid) mengetahui benar bahwa nama besar Suhu sudah amat terkenal di kota raja. Dan di sana banyak terdapat banyak sekali jagoan istana dan panglima-panglima yang memiliki ilmu kepandaian tinggi. Kalau mereka itu tahu bahwa Suhu berada di kota raja, tentu mereka itu akan membikin repot saja. Sebagai seorang datuk besar yang terkenal, tentu Suhu akan mendapatkan banyak permusuhan dari para jagoan."
"Huh! Siapa takut menghadapi para jagoan itu" Mereka itu seperti segerombolan anjing peliharaan para bangsawan dan hartawan, terlalu banyak makan enak dan minum arak, gemuk-gemuk akan tetapi tidak terlalu kuat. Mana aku takut?"
"Tentu saja teecu percaya bahwa tidak akan ada seorang pun jagoan yang mampu menandingi Suhu." kata Tio Sin.
"Akan tetapi, Suhu, di antara mereka terdapat panglima-panglima yang memiliki pasukan besar."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ha-ha-ha, tikus-tikus itu! Takut apa" Aku tidak takut sama sekali! Selama. tinggal di utara, mereka pun tidak ada yang berani mengganggu aku. Di kota raja pun mereka tidak akan berani mengusirku kalau mereka menyayang nyawa mereka!"
"Ayah, kenapa Ayah berkeras" Apa yang dikemukakan Suheng memang benar sekali. Ayah tentu mampu menandingi setiap orang jagoan kota raja, akan tetapi kalau mereka itu maju bersama pasukan yang ribuan orang jumlahnya bahkan puluhan atau ratusan ribu, bagaimana Ayah seorang diri akan mampu melawannya" Kalau Ayah tinggal di luar kota raja, seperti dahulu, tentu mereka tidak akan mengganggu. Akan tetapi kalau tinggal di kota raja, lalu mereka itu mengganggu, memang membikin repot saja!" kata Kui Lan sambil memandang ayahnya dengan alis berkerut dan mulut cemberut.
Pak Ong terkenal galak dan kejam, Akan tetapi dia mempunyai satu kelemahan, yaitu apabila menghadapi puterinya, dia selalu tidak dapat membantah. Dia terlalu sayang dan terlalu memanjakan puteri yang menjadi anak tunggal ini, juga yang menemani hidupnya semenjak ibu gadis itu meninggal dunia.
"Hemmm, lalu ke mana kita harus tinggal?" akhirnya dia bertanya dengan wajah kesal.
"Serahkan saja kepada Suheng dan aku. Kami yang akan mencarikan sebuah tempat tinggal yang baik untuk kita."
Pak ong menurut saja dan akhirnya, atas usul Tiong Sin, mereka membeli sebuah rumah di kota Shu-nyi. Ketika meninggalkan utara, Pak-ong dan puterinya membawa banyak emas sehingga dengan mudah saja mereka membeli rumah dan semua prabotnya, dan hidup sebagai seorang penduduk baru yang kaya raya di kota itu. Tak seorang pun
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mengetahui bahwa kakek yang tinggi kurus itu adalah Pak-ong Ji Hiat, seorang diantara Empat Datuk Besar dunia persilatan. Pak Ong ternyata telah menjadi korban gerakan orang Mongol yang dipimpin oleh Jenghis Knan. Dia dan puterinya terpaksa lari mengungsi! Betapapun lihainya seorang datuk besar, menghadapi pasukan besar Mongol, tentu saja dia tidak mampu berbuat sesuatu untuk melawan dan jalan terbaik hanyalah ia mengungsi, kecuali kalau dia mau menghambakan diri kepada pasukan Mongol. Biarpun dia seorang datuk besar yang condong sebagai tokoh sesat, Pak Ong adalah seorang yang tinggi hati dan dia tidak sudi menghambakan diri kepada orang Mongol, maka dia pun memilih lari mengungsi.
Setelah menjadi murid Pak Ong, Tiong Sin memperoleh kemajuan pesat sekali. Bukan hanya karena dia memang cerdik dan memiliki bakat yang baik, akan tetapi juga karena Pak Ong melatihnya dengan sungguh-sungguh.
Datuk besar ini selain sayang kepada Tiong Sin yang pandai mengambil hati, juga dia didesak selalu oleh puterinya yang makin lama semakin mendalam perasaan cintanya kepada Tiong Sin.
Tiong Sin memang cerdik sekali. Dia sengaja membujuk gurunya agar tidak tinggal di kota raja dan walaupun alasannya itu juga kuat, namun bukan itulah yang ditakutinya. Yang dia takuti alah Yeliu Cutay, ayah angkatnya! Ayah angkatnya itu menjadi seorang pejabat tinggi yang memiliki kekuasaan di kota raja. Kalau ayah angkatnya itu nengetahui bahwa dia berada di kota raja, tentu akan dikerahkannya pasukan untuk menangkapnya.
Terhadap ayah angkatnya itu, tentu saja dia tidak takut ama sekali. Akan tetapi, kota raja adalah tempat yang berbahaya, selain banyak terdapat ahli-ahli silat tingkat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tinggi, juga terdapat pasukan keamanan yang besar jumlahnya.
Kini mereka tinggal di kota Shu-nyi dan Tiong Sin jarang keluar rumah. Dia tekun berlatih, dan diam-diam dia pun makin tergila-gila kepada sumoinya. Gadis itu amat manis dan memiliki bentuk tubuh yang menggairahkan. Dia sendiri seorang pria yang haus wanita, dan sekarang, berada di dekat Kui Lan dan Pak Ong, dia tidak berani berkutik.
Dia sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk bermain-main dengan wanita, dan untuk diam-diam pergi meninggalkan mereka untuk bermain-main dengan wanita, dia tidak berani, takut kalau ketahuan Kui Lan. Oleh karena itu, dalam keadaan kehausan itu dan setiap hari bergaul dan dekat dengan seorang gadis manis seperti Kui Lan, dia merasa tersiksa sekali. Seolah-olah seorang yang kehausan melihat air jernih dekat sekali akan tetapi tidak bisa diminumnya!
Dia tidak berani mencoba-coba menggoda Kui Lan dengan Pedang Asmara karena dia ngeri membayangkan akibatnya. Dia belum tahu apakah Kui Lan cinta padanya, juga tidak tahu apakah Pak Ong tidak akan marah kalau dia mengetahui bahwa puterinya diganggu. Sampai pada suatu hari terjadilah perubahan yang mendatangkan kegembiraan besar dalam hati Tiong Sin.
Ketika itu, pada suatu sore, Pak Ong memanggilnya.
Gurunya itu sedang duduk di taman rumah mereka ketika Tiong Sin datang menghadap. Taman itu luas dan di tengah-tengah terdapat petak rumput yang cukup luas, merupakan tempat yang baik sekali untuk berlatih silat, di udara terbuka, walaupun mereka memiliki juga sebuah ruangan tertutup untuk berlatih silat di bagian belakang rumah itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tiong Sin, menurut keterangan Kui Lan, engkau telah memperoleh kemajuan pesat karena engkau berlatih dengan tekun setiap hari. Sudah beberapa bulan aku tidak melihat kemajuanmu. Coba, sekarang engkau mainkan ilmu silat tangan kosong Hek-ma Sin-kun (Silat Sakti Kuda Hitam), kerahkan semua tenaga dan kecepatanmu"
"Baik, Suhu." kata Tiong Sin dengan gembira. Memang selama ini dia tiada hentinya berlatih silat, bukan saja karena dia ingin cepat memperoleh kemajuan, akan tetapi juga atas desakan Kui Lan! Hampir tidak ada waktu luang baginya selalu dia berlatih silat atau berlatih sinkang, bahkan sampai jauh malam, lalu bangkit dan mulailah dia bersilat ilmu silat yang amat aneh, yang mula mula membuat Tiong Sin selalu ingin tertawa karena geli. Ilmu silat ini yang memiliki pasangan kuda-kuda aneh dengan pinggul diacungkan ke atas digoyang-goyang sedikit, presis pinggul seekor kuda yang sedang dalam berahi Akan tetapi setelah dia bersilat, gerakannya liar dan dahsyat seperti seekor kuda yang mengamuk dan marah. Kedua tangannya menghantam dengan ganas kakinya menendang-nendang dan ketika dia mainkan Kui-ma Sin-tui (Tendan Sakti Kuda Setan) maka tendangan tendangan yang bertubi-tubi dan aneh namun berbahaya melayang. Kadang kadang kakinya menyepak seperti kaki kuda. Kalau tempat itu tidak ditilami rumput tebal, tentu debu sudah mengebul tinggi. Banyak rumput yang jebol berserakan, dan angin pukulannya membuat ranting pohon kembang di sekeliling tempat itu bergoyang seperti dilanda angin keras!
"Coba mainkan Toat-beng Tiam-hoat (Ilmu Menotok Pencabut Nyawa)!" kata Pak Ong dan wajah kakek ini berseri, matanya bersinar-sinar. Puterinya tidak membohong. Pemuda ini benar-benar telah memperoleh kemajuan pesat sekali. Agaknya, dibandingkan dengan Kui
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lan sendiri, pemuda itu tidak kalah pandai! Bahkan pemuda itu memiliki kecerdikan yang akan dapat membuat dia mampu memperkembangkan ilmu yang sudah
dikuasainya. Mendengar perintah itu, Tiong Sin mengubah gerakan silatnya dan kini kedua tangannya meluruskan dua buah jari sedangkan yang lainnya ditekuk, dan kedua tangan itu menusuk-nusuk dengan totokan-totokan yang
mengeluarkan suara angin bercuitan dan terasa hawa yang dingin. Totokan Toat-beng Tiam-hoat memang didasari sinkang yang dingin dan amatlah berbahaya bagi lawan.
Pak Ong merasa puas sekali dan setelah muridnya itu menghentikan permainan silatnya sampai jurus terakhir lalu berlutut di depannya, dia meraba kepala muridnya itu dan saking girangnya dia melontarkan kata-kata pujian. "Bagus sekali, muridku! Kalau begini kemajuanmu, kelak engkau tidak akan membikin malu aku! Engkau tentu akan mampu mengalahkan para murid tiga orang datuk lainnya! Dan kalau engkau menang, engkau akan kujodohkan dengan Kui Lan ha-ha-ha!"
Dua orang muda itu saling pandang Tadinya Tiong Sin merasa terkejut karena mengira bahwa Kui Lan akan marah Akan tetapi, dia melihat betapa wajah gadis itu berubah merah dan mulut yabg manis itu tersenyum! Matanya mengerling ke arahnya dengan lirikan yang genit menarik.
"Aihhh, Ayah! Enak saja Ayah menjodohkan orang!
Belum juga bertanya kepada yang bersangkutan apakah dia mau menjadi mantumu!" kata gadis itu.
Pak Ong menoleh kepada Tiong Sin "Tidak mau"
Apakah minta kuhancurkan kepalanya" Hayo Tiong Sin, jawab! Maukah engkau kelak kujodohkan dengan Kui lan?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiong Sin memberi hormat. "Teecu menerimanya sebagai suatu kehormatan dan anugerah yang
membahagiakan hati, Suhu, hanya..... teecu khawatir Sumoi yang tidak sudi....."
"Ha ha-ha, ia mesti mau, mesti mau, ha-ha-ha! Hayo, Kui Lan, jawablah sejujurnya. Engkau mencinta suhengmu ini sejak pertama kali bertemu, bukan" Ha-ha-ha!"
Kalau gadis lain menghadapi godaan seperti ini, tentu akan tersipu malu dan melarikan diri. Akan tetapi tidak demikian dengan Kui Lan. Wajahnya memang menjadi kemerahan, akan tetapi ia mengerling ke arah Tiong Sin dan menjawab dengan suara tegas.
"Harus dia buktikan dulu bahwa dia akan dapat menangkan murid para datuk lainnya, barulah dia berharga untuk menjadi jodohku."
"Ha-ha-ha, nah, kau dengar sendiri, Tiong Sin.
Bagaimana jawabmu?"
"Teecu akan berusaha sekuat tenaga dengan taruhan nyawa untuk mempertahankan nama dan kehormatan Suhu. " kata pemuda itu dengan sikap gagah.
Kakek itu tertawa lalu pergi sambil berkata. "Nah, kalian dapat saling melatih, dapat saling mengisi agar kelak kalian sanggup menghadapi musuh!"
Setelah kakek itu pergi dan mereka berdua saja di dalam taman, Tiong Sin merasa betapa hatinya besar dan gembira sekali. Setelah kini suhunya bermaksud menjodohkannya dengan Kui Lan, maka lain lagi persoalannya. Dia tidak usah takut-takut lagi untuk bergaul lebih akrab, untuk mendekati gadis yang setiap malam menjadi buah mimpi itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Keduanya berdiam diri, bagaimanapun juga, ucapan-ucapan Pak Ong membuat mereka rikuh dan salah tingkah, tidak tahu harus berkata apa. Bahkan Kui Lan yang tabah, pendiam dan berwatak aneh itu pun kini agak tersipu.
Selama ini, ia seorang gadis yang angkuh, tidak pernah mau didekati pemuda, apalagi menjadi sasaran pengakuan cinta.
Mungkin akan dibunuhnya kalau ada pemuda yang berani mengaku cinta kepadanya. Bahkan ia suka mempermainkan dan mengejek pemuda yang dari pandang matanya jatuh cinta kepadanya. Ia pun tahu bahwa suhengnya ini amat tertarik kepadanya, akan tetapi karena belum pernah menyatakan cinta, ia pun belum yakin apakah Tiong Sin mencinta dirinya. Andaikata sebelum ini Tiong Sin berani menyatakan cinta, besar kemungkinan ia pun akan memandang rendah! Akan tetapi Tiong Sin tidak pernah mengaku cinta, dengan pandang mata pun tidak! Inilah yang membuat hatinya tertarik sekali, juga penasaran. Dan sekarang, ayahnya yang memiliki penglihatan tajam itu sudah tahu bahwa diam-diam ia mencinta Tiong Sin, dan menjanjikan ikatan jodoh antara mereka.
Ketika ia mengangkat muka memandang, ia melihat betapa pemuda itu pun sedang menatap wajahnya.
Keduanya saling pandang dan sejenak pandang mata mereka bertemu dan bertaut. Betapa tajamnya pandang mata pemuda itu, pikir Kui Lan, dan betapa tampan gagah wajahnya. Ia pun menunduk kembali.
"Sumoi.....terdengar suara Tiong Sin, lirih, "engkau.....
tidak marah kepadaku?"
Kembali Kui Lan mengangkat muka memandang.
Biasanya, pergaulan mereka cukup akrab dan murah senyum. Akan tetapi sekarang, karena rasa malu, Kui Lan tidak tersenyum. "Mengapa harus marah" Hanya kulihat engkau ini sungguh lancang sekali, Suheng."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiong Sin terkejut. Apakah gadis ini tidak setuju dan menjadi marah karena dia tadi secara tidak langsung menyatakan cintanya dengan mengatakan setuju akan perjodohan itu" Dia disebut lancang sekali, lancang karena menerima usul perjodohan"
"Maaf, Sumoi. Aku..... aku tidak mengerti." Biarpun dalam hatinya dia merasa mendongkol, namun wajahnya tidak memperlihatkan perasaan ini, bahkan dia merendahkan diri walaupun hatinya berbisik gemas. "Awas kau kalau sudah tunduk kepadaku!"
"Engkau lancang, Suheng, menerima begitu saja syarat yang diajukan ayah. Apa kaukira mudah saja mengalahkan murid-murid tiga orang datuk besar lainnya itu" Mereka itu amat lihai dan rata-rata mereka sudah mewarisi ilmu kepandaian guru masing-masing. Karena itu aku tadi mengatakan kepada ayah bahwa engkau harus dapat membuktikan dulu bahwa engkau akan mampu menangkan murid tiga orang datuk besar lainnya." Bukan main lega rasa hati Tiong Sin mendengar ucapan itu. Kiranya gadis itu tidak menyesal karena dia mengaku suka berjodoh dengannya, melainkan menyesal karena dia berani dan sanggup untuk menandingi para murid tiga orang datuk besar lainnya. Berarti bahwa gadis itu mengkhawatirkan dirinya, takut kalau kelak dia tidak sanggup menang. Maka Tiong Sin tersenyum.
"Sumoi, aku yakin kelak akan dapat memenangkan mereka. Aku sama sekali tidak khawatir!"
"Hemmm, jangan sombong, Suheng."
"Sama sekali tidak sombong. Aku mempunyai seorang suhu yang sakti, dan di sini terdapat engkau, seorang sumoi yang selain lihai juga amat baik hati yang akan selalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjadi teman berlatih. Tentu aku akan memperoleh kemajuan berkat suhu dan engkau."
Gadis itu menarik napas panjang tidak marah karena ucapan pemuda itu secara tidak langsung memujinya.
"Suheng, engkau sungguh tidak tahu mereka! Tiga orang datuk besar itu memiliki ilmu setingkat dengan ayah, dan murid-murid mereka pun lihai sekali. Aku khawatir kalau kelak engkau tidak mampu mengalahkan mereka dan...." Ia tidak melanjutkan, akan tetapi Tiong Sin yang cerdik dapat menduga bahwa sambungan ucapan itu tentulah "..... dan kita tidak dapat saling berjodoh."
Tiong Sin merasa girang dan yakin bahwa gadis ini mencintanya dan amat mengharapkan perjodohan antara mereka Gadis ini mencintanya. Ayahnya setuju kalau mereka berjodoh. Menanti apa lagi"
"Sumoi, jangan khawatir. Suhu sudah mengajarkan bagaimana aku memainkan pedang berdasarkan ilmu golok Swat-in-to (Golok Salju) dari suhu. Dengan
menggabungkan ilmu golok itu dengan Ilmu pedangku Thay-san Kiam-sut, maka aku telah berhasil menciptakan ilmu pedang yang hebat. Engkau hendak melihatnya" Mari kita berlatih, Sumoi, kau-pergunakan golokmu dan aku mempergunakan pedangku. Marilah!"
Kui Lan menjadi gembira. Ini merupakan berita baru baginya. Pantas sudah lama pemuda itu tidak pernah mengajaknya berlatih silat menggunakan senjata, hanya berlatih dengan tangan kosong saja. Kiranya diam-diam Tiong Sin telah menciptakan suatu ilmu pedang yang baru, yaitu penggabungan antara Swat-in-to dengan Thay-san Kiam-sut yang sudah dikuasainya sebelum menjadi murid ayahnya. Gadis ini pun menggerakkan tangan kanan dan ia sudah menghunus goloknya yang tipis dan ringan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari, aku sudah siap, Suheng!" katanya sambil memasang kuda-kudanya yang aneh dan menggairahkan, yaitu kuda-kuda berdasarkan Hek-ma Sin-kun, dengan pinggul yang digoyang-goyang!
Tiong Sin tersenyum. Kalau selama ini dia tidak mau mengajak sumoinya berlatih silat dengan senjata, adalah karena dia tidak ingin membahayakan keadaannya. Dia mengenal benar pengaruh yang hebat dari Pedang Asmara terhadap wanita. Kalau dia menghunus pedang itu dan berlatih melawan Kui Lan. tentu gadis itu akan terpengaruh dan kalau sampai terjadi pelanggaran, ketika itu dia takut dan ngeri membayangkan kemarahan suhunya. Akan tetapi sekarang lain lagi. Dia tidak akan ragu lagi, bahkan dia sudah mengambil keputusan untuk memuaskan
kehausannya, akan melepas rindunya terhadap Kui Lan tanpa rasa takut.
"Singgg.....! " Nampak sinar berkilat ketika pedang itu dicabutnya, sinar kehijauan yang amat indah dan tidak menyilaukan mata. Melihat pedang telanjang itu, tiba-tiba pandang mata Kui Lan berubah redup, akan tetapi ia sudah mengeluarkan teriakan nyaring.
"Suheng, awas serangan golokku!" golok tipis itu menyambar bagaikan kilat cepatnya, akan tetapi Tiong Sin yang sudah mengenal baik ilmu golok Swat-in-to, dapat mengelak dengan tepat. Hanya angin dingin yang dibawa golok itu yang terasa olehnya. Ilmu golok dari Pak Ong ini memang hebat sekali, selain cepat dan kuat, juga mengandung sinkang yang berhawa dingin. Makin pandai orang yang memainkannya, makin dinginlah hawa sambaran senjata itu.
Kembali golok itu menyambar dan menyerang bertubi-tubi. Karena ingin melihat suhengnya yang kini menjadi tunangannya itu cepat memperoleh kemajuan, maka Kui
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lan menyerang dengan sungguh-sungguh, mengerahkan seluruh kepandaian dan tenaganya. Tentu saja ia melakukan hal ini dengan berani tanpa khawatir karena ia sudah yakin benar bahwa pada saat itu tingkat kepandaian Tiong Sin sudah sebanding dengan tingkatnya sendiri.
Tiong Sin menggerakkan pedangnya dan sinar hijau bergulung-gulung menyambut sinar putih dari golok tipis itu. Tiong Sin maklum akan keampuhan pedangnya, maka dia menjaga agar jang sampai golok di tangan sumoinya itu patah oleh pedangnya. Tangkisannya dilakukan dengan bagian pedang yang tidak tajam, yaitu dengan miringkan pedangnya sehingga berulang kali terdengar bunyi berdenting nyaring disusul bunga api berpijar-pijar menerangi cuaca yang mulai suram. Dia juga membalas dengan pedangnya, tidak takut kalau sampai pedangnya melukai sumoinya karena dia tahu bahwa tubuh sumoinya, dari pinggang sampai leher, dilindungi oleh baju dalam terbuat dari benang emas yang kebal, dapat menahan tusukan senjata pusaka yang ampuh sekalipun.
Terjadilah serang menyerang dan setelah lewat tiga puluh jurus, mulailah Kui Lan terdesak! Gadis ini diam-diam merasa kagum sekali. Ia sudah mengerahkan seluruh tenaganya dan memainkan semua jurus pilihan, namun suhengnya yang sudah hafal akan semua jurus Swat-sin to, dapat menghindarkan diri dengan elakan maupun tangkisan. Sebaliknya, setelah kini Tiong Sin menyerangnya, ia makin lama menjadi semakin bingung karena dalam gerakan pedang lawan itu, nampak jelas gerakan Swat-sin-to, akan tetapi juga lain sekali perkembangannya. Ini yang membuat ia merasa bingung dan segera ia hanya mampu memutar golok melindungi tubuhnya, terdesak dan tidak mampu membalas. Sementara itu, juga jantungnya berdebar dan terguncang keras dan ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perasaan mesra dan sayang yang amat luar biasa di dalam hatinya terhadap pemuda itu, ada rangsangan birahi yang membuat kedua matanya menjadi semakin redup.
Tiong Sin melihat perubahan ini dan tiba-tiba, ketika pedangnya menusuk dada dan ditangkis golok, dia mengerahkan tenaga, pedangnya mengandung tenaga menempel, lalu pedang itu diputar sedemikian rupa sehingga gadis itu berseru kaget dan goloknya terlepas dari tangan dan sebelum ia mampu menangkis, tiba-tiba saja pedang di tangan Tiong Sin sudah menempel di leher dan dadanya melintang di antara kedua buah dadanya. Dan Tiong Sin menggunakan tangan kirinya untuk memegang lengan kanan gadis itu, menariknya mendekat dan berkata lirih.
"Bagaimana, Sumoi" Apakah engkau belum mengaku kalah?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tubuh gadis itu gemetar, mukanya merah sekali, matanya setengah terpejam napasnya terengah dan dadanya bergelombang, mulutnya berbisik lirih, "..Ya aku..... aku menyerah..... aku mengaku kalah....." Pada saat itu, Tiong Sin merangkulnya dan mencium mulutnya. Gadis itu merintih dan kedua lengannya lalu merangkul leher Tiong Sin, membalas ciuman itu dengan penuh gairah. Tubuhnya terasa panas sekali bagaikan terbakar api gairah berahi dan mulutnya mengeluarkan suara merintih yang tidak jelas artinya.
Tiong Sin sudah seringkali membayangkan peristiwa ini.
Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan. Diambilnya golok gadis itu, lalu sambil berangkulan mereka memasuki rumah dengan hati-hati melalui pintu belakang agar tidak terlihat oleh Pak Ong walaupun Kui Lan bersikap tidak peduli lagi.
Mereka berdua masuk ke .kamar Tiong Sin dan gadis itu bukan hanya menyerah saja dirinya digauli Tiong Sin, bahkan membalas dengan asmara yang membara. Tiong Sin memang cerdik. Dia membawa gadis itu ke kamarnya, bukan ke kamar gadis itu agar kalau sampai Pak Ong menyalahkannya dia dapat mengambil alasan bahwa sumoinya yang datang ke kamarnya, bukan dia mendatangi sumoinya di dalam kamar gadis itu!
Sebetulnya akal ini tidak perlu. Sejak mereka berlatih tadi, Pak Ong sudah mengintai dari jauh. Datuk besar ini terlampau lihai untuk dapat dikelabui begitu saja. Dia melihat mereka berdua ketika bertanding tadi dan dia pun merasa kagum melihat permainan pedang muridnya itu yang sungguh dapat mengatasi permainan golok puterinya.
Pemuda itu memang boleh diandalkan dan diam diam dia merasa gembira karena dia sudah membayangkan betapa
"jagoannya" atau muridnya ini akan memperoleh kemenangan sehingga dia akan mendapatkan muka terang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
di antara para datuk besar. Maka, ketika melihat betapa latihan itu berakhir dengan permainan cinta antara puterinya dan muridnya, Pak Ong hanya senyum lebar dan pergi ke kamarnya! Sikap Pak Ong ini bukan karena dia menyayang puterinya dan membiarkan puterinya berbuat apa saja yang disukainya, melainkan didasari cinta kepada dirinya sendiri, mementingkan nama besar dan kesenangan hatinya sendiri. Andaikata pemuda itu bukan Tiong Sin yang dia harapkan akan dapat mewakilinya mengalahkan para murid datuk lain, tentu akan dibunuhnya pada saat pemuda itu berani mencium puterinya! Bagi seorang datuk besar yang berjiwa sesat seperti Pak Ong, apa yang dilakukan puterinya itu bukan hal yang sesat karena dihubungkan dengan kepentingannya sendiri. Andaikata kelak Tiong Sin mengecewakan dan kalah, mudah saja membunuh murid dan calon mantu itu. Pendeknya, bagi seorang manusia seperti Pak Ong, apapun yang terjadi dan menyangkut dirinya haruslah mempunyai satu arah saja, yaitu menguntungkan dirinya!
Watak seperti yang dimiliki Pak Ong ini, tanpa kita sadari, seringkah hinggap pula pada batin kita. Kalau kita mau membuka mata dan dengan waspada melihat keadaan apa adanya, melihat ke inti persolan, menguak dan menjenguk lebih dalam lagi, akan nampaklah oleh kita sendiri betapa kita pun hampir selalu mementingkan diri sendiri. Sungguh pun akal pikiran kita yang memang pandai dan penuh tipu muslihat selalu mengelak dan bahkan selalu mencari alasan menutupi kepentingan diri sendiri itu dengan kepentingan orang lain! Betapa banyaknya di antara kita beranggapan bahwa apa yang kita lakukan adalah demi kebaikan anak kita, demi keuntungan anak kita. Padahal, karena yang mempertimbangkan dan berpendapat demikian itu adalah kita, maka di balik semua itu sesungguhnya kita mementingkan perasaan kita sendiri. Kita selalu ingin anak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kita memilih sesuatu atau seseorang yang cocok dengan selera kita, yang kita senangi. Kalau anak kita memilih sesuatu, apalagi seseorang calon jodoh, yang tidak mencocoki selera kita, maka kita rasa tidak senang!
Bukankah ini juga merupakan suatu bentuk pementingan diri sendiri" Hampir setiap detik, setiap hubungan dengan orang lain, kita dasari dengan pementingan diri sendiri.
Inilah sumber segala pertentangan di dunia ini. Mengapa kita tidak pernah belajar memperhatikan kepentingan orang lain dan sesekali meniadakan kepentingan diri sendiri secara sungguh-sungguh, bukan secara munafik"
Hanya cinta kasih yang akan dapat mengalahkan ke-akuan ini, mengalahkan pementingan diri sendiri. Kalau ada kasih sayang, maka segala tindakan kita yang ada hubungannya dengan orang lain itu, tentu kita lakukan demi kepentingan orang yang kita kasihi, sama sekali tidak ingat untuk kepentingan atau kebutuhan sendiri. Cinta kasih, bukan nafsu berahi!
Di dalam hatinya, Ji Kui Lan memang sudah amat tertarik kepada suhengnya yang baru itu, karena memamg Tiong Sin seorang pemuda yang menarik hati, tampan dan gagah, juga berbakat sekali dalam ilmu silat. Dan gadis anak tunggal Pak Ong ini sejak kecil dididik oleh seorang manusia aneh. seorang datuk besar yang sesat dan yang berhati kejam, mau menang sendiri saja, dia tidak terikat atau tidak mau terikat oleh segala macam hukum apa saja, baik hukum manusia, hukum adat, tidak mengenal apa yang dinamakan tata-susila. Yang menjadi hukum adalah kehendaknya yang harus ditaati orang lain. Tidak mengherankan kalau Kui Lan juga menjadi seorang gadis yang berwatak aneh sekali. Ia memang manis dan jelita, menarik dengan bentuk tubuh yang indah menggiurkan. Ia galak, kadang pendiam, akan tetapi wataknya berubahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ubah, kadang dingin seperti es dan kadang panas seperti api. Karena ia memang sudah tertarik kepada Tiong Sin, maka amat mudah ia terpengaruh oleh Pedang Asmara.
Dengan penuh kepasrahan, bahkan dengan gairah yang berkobar, ia menyerahkan dirinya Kepada Tiong Sin sebulatnya.
Golok Naga Kembar 5 Rahasia Peti Wasiat Karya Gan K L Jodoh Rajawali 30

Cari Blog Ini